Ceritasilat Novel Online

Indigo 1

Indigo Karya Rezanyonyo Bagian 1


?"rezanyonyo Indigo Salam kenal untuk semua teman-teman SFTH, ijinkan ane untuk berbagi cerita dan mohon kritik dan saran dari teman-teman semua karena mungkin masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan cerita ini. ( maaf copas karena ane gak pandai menulis kata )
mungkin aneh rasanya membaca cerita seorang anak yang bisa dikatakan "indigo" banyak kesan mistisnya tapi dibalik itu ada kisah cintanya juga kok cekidot yuk baca cerita ane cerita tentang aku
halo nama gue reza, gue adalah anak laki laki satu satunya dari pasangan suami istri yang hidup amat sangat bahagia
namun, gue berbeda 180 derajat dengan kakak perempuan gue yang super bawel dan super gak mau diem. sedangkan gue adalah pribadi yang introvert dan pemalu
suatu hari saat gue duduk dibangku kelas 3 SMA, gue dijemput oleh ayah gue dengan wajah yang sendu. ternyata, mamah gue orang yang paling gue sayangi meninggal dunia karena kecelakaan yang menimpanya di bandung saat akan menjemput kakak gue. gue sendiri tinggal jauh dari orangtua gue, gue tinggal bersama nenek gue di makassar sedangkan orangtua gue di depok. gue sendiri dititipin sama nenek gue di makassar karena selama gue sekolah di depok gue seperti orang gila yang kadang sering ngomong sendiri. makanya keluarga memutuskan gue tinggal di makassar karena nenek gue cukup "ngerti" dengan keanehan gue ini.
setelah kejadian itu gue jadi pribadi yang lebih pendiam lagi karena gue ngerasa bener-bener sendirian setelah mamah gue meninggal dunia.
setahun setelah itu tepatnya semester 2 kakak gue menikah dengan seorang pria bernama danar yang ternyata adalah seorang psikopat. dimana gue bisa saksiin sendiri kakak gue dalam posisi mengandung diseret dari lantai 2 ke bawah hanya karena kepergok jalan dengan temen lamanya dan tidur dengan sosok laki laki yang ternyata itu gue sementara gue cuma bisa diem aja
setelah kejadian itu gue berusaha ikhlas dan gue fikir mungkin emang udah takdirnya kali kakak gue meninggal dengan cara seperti itu. dia meninggal karena pendarahan hebat saat melahirkan anak pertamanya yang diberi nama Raka Putra. lain halnya dengan ayah gue yang jadi depresi dan sering sakit sakitan setelah kehilangan orang orang yang dicintainya.
dianggap orang gila waktu itu gue berumur 5 tahun dan gue masih ingat betul gimana mamah dan ayah memperlakukan gue layaknya gue orang gila. gue dibawa ke psikiater sampe ke "orang pinter" karena gue sering kepergok ngomong sendiri padahal gue inget betul gue ngobrol dengan anak laki laki seumuran gue.
ayah : "pak tolong ini anak saya sering kepergok ngomong sendiri, apa anak saya gila atau gimana ya ?"
dukun : "anak bapak ini mempunyai kemampuan lebih, dia dapat berinteraksi dengan makhluk halus dan dia ini termasuk anak indigo".
ayah : "apakah anak saya ini berbahaya ?"
dukun :" tidak, anak bapak tidak berbahaya cukup diberi pengertian saja agar dia mampu untuk membedakan yang mana manusia dan yang mana yang bukan manusia"
semenjak itu, ayah mulai mengerti dengan kondisi gue yang bisa dikatakan "beda" dengan anak anak seumuran gue. tapi ayah berusaha untuk tidak membedakan gue dengan menyekolahkan gue di sekolah umum seperti anak anak kebanyakan.
waktu itu kelas 3 SD gue pulang dengan keadaan baju kotor dengan tanah merah kecoklatan dan muka yang agak sedikit bengap hingga ayah marah melihat kondisi gue seperti itu.
Ayah : "apa apaan kamu za " pulang sekolah baju kotor begitu " habis jadi jagoan kamu ?" hardik ayah dengan mata merah menyala
Gue : "aku dikatain orang gila yah sama temen temenku, aku malu saat aku pulang aku dijegat dan aku dihajar oleh mereka yang mengataiku orang aneh. apa salahku yah " aku tidak melukai mereka sama sekali tapi mengapa mereka selalu melukaiku ?" sambil menitikkan airmata Ayah : "tidak mungkin mereka memukulimu hanya karena keanehanmu, kamu pasti yang mulai. dasar anak nakal"
ayah pun tanpa babibu mengambil gespernya dan mulai mencambukiku, perasaan sedih marah dan kecewa melebur menjadi satu. seketika saat gue sedang merasakan perihnya punggung dicambuk oleh ayah, gue melihat anak kecil yang biasa bermain dengan gue sedang melihat ayah gue dengan tatapan kebencian yang mendalam, dan gue pun berteriak
Gue : "ayah tolong berhenti pukul aku, teman temanku tidak suka melihatmu memperlakukanku seperti ini, aku tidak salah ayah"
ayah semakin membabi buta memukuli dan menghardik gue "anak nakal". setelah itu gue tidak sadarkan diri selama 3 hari dan gue cuma merasa bahwa gue hanya tertidur beberapa menit.
ketika gue membuka mata gue, gue berada disebuah ruangan yang bersih dan banyak peralatan medis. ya, gue berada di rumah sakit. dan gue lihat astrid kakak kesayangan gue bahagia melihat gue tersadar dari apa yang disebut "koma".
selang seminggu kepulangan gue dari rumah sakit, gue kembali ke sekolah dan kali ini bener bener menyakitkan buat gue dimana gue disorakin sama anak anak satu kelas dikatain "orang gila" Fajar : "hey liat si gila udah masuk sekolah lagi"
semuanya tertawa terbahak bahak dan serempak menghardik gue orang gila
hingga salah seorang guru bernama bu asih menghampiri gue dan menanyakan soal "keanehan" gue.
Bu Asih : "za kamu yang sabar ya, mereka semua gak berniat jahat kok sama kamu, cuma menurut mereka kamu aneh karena suka berbicara sendiri"
Gue : "aku gak berbicara sendiri bu asih, aku berbicara dengan temanku, namanya guruh" Bu Asih : "kalo boleh ibu tau, guruh itu anak kelas berapa ?"
Gue : "dia sekelas kok bu, dia duduk dibangku belakang"
akhirnya bu asih geleng geleng kepala mendengar pengakuan gue, yang mungkin menurut bu asih adalah gue bener bener orang gila
sekolah baru dan teman baru
semakin hari semakin sulit rasanya berdampingan dengan yang tidak terlihat oleh orang awam. banyak orang yang menganggap gue gila sampe sebesar ini gue gak punya temen yang real karena kebanyakan dari mereka takut bertemen sama gue yang mereka anggap gila ini.
sekarang gue udah kelas 1 SMP dan gue tetep melanjutkan sekolah di sekolah formal yang jelas makin banyak "temen" baru yang berbeda beda wujudnya.
ada john remaja seumuran gue yang duduk dibangku belakang dengan wajah sendu, ada daniel yang berwajah pucat pasi berdiri mematung disamping papan tulis memandang kaku kearah bangku murid, ada mang ucup yang setia duduk didepan toilet pria dan masih banyak lagi.
suatu hari john mengajak gue ngobrol saat jam pelajaran pak adam guru fisika tergalak disekolah gue lagi mengajar. saat itu gue belum tahu kalo dia bukanlah manusia seperti gue hingga akhirnya gue ditegur oleh pak adam dan kembalilah gelar gue sebagai "orang gila" di sekolah yang baru ini.
John : "hey reza, aku tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh pak adam. bisa kau jelaskan lagi padaku ?"
gue : "dengarkan saja pak adam sedang menerangkan, jangan bertanya padaku akupun kurang faham"
john pun mengulurkan tangannya kepada gue dan memperkenalkan namanya.
John : "aku john, aku duduk dibarisan paling belakang jika tak keberatan bolehkah kamu pindah ke belakang dan duduk bersamaku ?"
Gue : "diamlah john, aku sedang belajar" hardikku dengan suara agak meninggi
semua mata tertuju kepada gue, terutama pak adam. dia langsung menghampiri bangku tempat gue duduk dan memaki gue
Pak Adam : "reza apa yang kamu lakukan barusan ?"
Gue : "maaf pak tadi john bertanya padaku karena dia kurang faham dengan apa yang bapak terangkan"
Pak Adam : "siapa john ?"
Gue : "itu pak dia duduk dibelakang, ada kan namanya di absen ?"
Pak Adam : "gila kamu, dibelakang gak ada siapa siapa, coba kamu lihat adakah yang namanya john disana ?"
gue pun menengok ke belakang dan melihat john yang sedang tersenyum dan melambaikan tangannya kepada gue.
Gue : "tuh si john malah dadah dadah pak sambil nyengir"
reaksi pak adam sama persis dengan bu asih guru gue waktu SD, dia cuma bisa geleng geleng sambil bergumam "dasar orang gila"
John dan Natasha pagi menunjukkan pukul 06.30 WIB ayah menyuruh gue bergegas karena pagi itu ayah harus apel pagi bersama anak buahnya.
Ayah : "za cepat, nanti ayah terlambat atau ayah tinggal kamu !" bentak ayah berteriak Mamah : "yah gak usah teriak teriak mungkin dia sedang bersiap siap, namanya juga anak kita dalam masa pertumbuhan"
Ayah : "coba mamah tengok ke kamarnya, suruh dia cepat cepat !"
mamah langsung bergegas menuju kamar gue agar ayah tidak lagi murka kepada gue. maklum, gue adalah anak laki laki satu satunya yang harus mewarisi sikap "kemiliteran" ayah. tok tok tok ...
Mamah : "za, udah belum " ayah udah nunggu kamu daritadi, kamu mau bareng ayah atau ditinggal ?"
Gue : "bareng mah bentar aku pakai sepatu dulu !"
setelah selesai gue langsung bergegas menemui ayah dan langsung berangkat menuju sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempat ayah bekerja.
sesampainya di sekolah, ada seorang wanita cantik yang menghampiri gue. sambil berjalan dia tertunduk lesu dengan kulit pucat pasi persis seperti noni belanda zaman dahulu namun berambut hitam pekat. gue pun menyapanya, tapi dia hanya jawab dengan anggukan kepala.
Gue : "halo murid baru ya ?" Natasha : *geleng kepala*
Gue : "kalo murid lama kok kayaknya aku baru liat kamu ya ?" Natasha : *diam*
Gue : "ya udah aku duluan masuk kelas ya, salam kenal aku reza" sambil tersenyum
gue pun berlari menuju kelas yang adanya di paling pojok sambil berteriak memanggil nama john, "teman" sekelas gue.
Gue : "john .... john .... john" dengan semangatnya
namun semua teman teman dikelas menganggap gue gila dan gue cuek aja dengan mereka karena pada kenyataannya john itu ada.
Gue : "john john tadi aku ketemu perempuan cantik deh kayaknya di bawah, itu siapa ya " kamu kenal gak " aku baru kali ini liat dia"
John : "hmmm dia natasha" wajahnya terlihat sendu Gue : "kenapa john " kok sedih begitu ?"
John : "dia sama seperti aku, dia sudah lama jadi penghuni sini cuma memang dia dari semasa hidupnya senang menyendiri"
Gue : "oh ya Tuhan dia hantu juga" mata gue terbelalak karena terkejut John : "kita bukan hantu" matanya menyeringai karena dia menolak dibilang hantu Gue : "oh iya maaf maaf, aku lupa kalian sama sepertiku hanya saja kalian tidak berkembang" John : "natasha itu gadis yang baik, kelasnya di sebelah ruang guru. dia memang pendiam dan suka sekali menyendiri sambil membaca buku. ayahnya seorang pengusaha berketurunan belanda dan ibunya adalah warga pribumi makanya dia berambut hitam pekat tidak seperti anak anak lain yang kamu lihat, dia meninggal dalam keadaan menyedihkan dihina dan diejek bahwa dia adalah anak pribumi tidak pantas bersekolah di sekolah ini. waktu dia lagi menuruni anak tangga di ujung sana, dia didorong oleh jennifer yang murni darah belandanya kental. dia terjatuh dan tak pernah terbangun lagi"
Gue : "lalu kenapa dia masih disini " bukankah orang meninggal itu adanya disurga ?" John : "kami disini dengan cerita masing masing yang menyebabkan kami tidak dapat pulang dengan tenang, natasha sendiri dia tidak merasa dendam dengan siapapun yang telah mengejeknya justru dia ingin membuktikan bahwa ibunya adalah wanita baik baik bukan seperti yang dituduhkan kepadanya. sedangkan aku, aku meninggal karena dibantai oleh tentara jepang yang jahat setahun setelah kematian natasha"
tiba tiba sosok natasha sudah ada dihadapan gue dan mengulurkan tangannya ke arah gue.
Natasha : "Natasha Soedjono Betje"
Gue : "halo natasha aku reza, duduklah bersamaku disini"
Natasha berlalu dan menghilang begitu saja sedangkan teman teman gue sedang menggunjingkan tentang "kegilaan" gue yang sedaritadi mereka perhatikan ngobrol sendiri.
Ada kakek kok disana ! sepulang sekolah, gue langsung bergegas pulang ke rumah karena gue fikir gue udah kesorean takut ayah pulang lebih dulu dan murka karena gue pulang telat. sesampainya gue didepan pintu rumah, ada sesosok laki laki tua yang menyambut gue dengan senyuman hangat dan menyapa gue.
Kakek : "baru pulang za ?"
Gue : "hah iya kek, kakek siapa ya ?"
Kakek : "kakek ini kakekmu za, kakek dari makassar. sudah sana masuk langsung mandi mamah dan ayahmu belum pulang"
Gue : "oh kakek, acid kemana kek ?" Kakek : "dia masih dikampusnya"
gue pun berlalu dari hadapan kakek dan bergegas mandi sore, benar saja gak lama mamah dan ayah datang dan untungnya gue sempet mandi sore untuk menutupi keterlambatan pulang gue. ketika gue bergegas turun menyambut ayah dan mamah gue, gue melihat kakek sedang duduk di sofa ruang tamu dan gue pun menunjukkan kepada orangtua gue bahwa kakek datang. Gue : "maaah yaaah ada kakek" teriak gue
mamah dan ayah saling bertatapan aneh namun berusaha memaklumi keanehan gue.
Ayah : "kakek siapa za ?" tanya ayah keheranan Gue : "itu kakek yang di makassar yah" Mamah : "mana ?"
Gue : "tuh mah lagi duduk di sofa"
akhirnya ayah dan mamah mengajak gue ke kamar mereka dan menunjukkan sebuah foto.
Mamah : "ini za ?" sambil menyodorkan sebuah foto
Gue : "iya mah, kakek ini. dia tadi yang nyambut eza pas pulang dan nyuruh eza mandi" jawab gue dengan polosnya
Ayah menghela nafas dan kemudian berbicara
Ayah : "za, kakekmu ini udah meninggal jauh sebelum kamu lahir" Gue : "jadi ?" mata gue terbelalak seakan gak percaya
Mamah : "iya nak, kakek udah meninggal lama. ini kakek dari mamah suaminya nenek sunar yang di makassar"
Gue : "tapi mah masa sih udah meninggal " kakek masih duduk di sofa kok" Ayah : "za, kamu harus kontrol kemampuan kamu ini. gak semua yang kamu lihat itu manusia. ada sebagian dari mereka yang berasal dari alam yang lain, mereka berusaha mengelabui kamu" Gue : "tapi ayah... "
Mamah : "mulai sekarang kalo ada orang asing yang ngajak kamu ngobrol jangan ditanggapi ya za, mamah gak mau anak mamah dianggap orang gila sama orang orang"
Gue : "kenapa sih mah " kenapa aku banyak berteman dengan hantu ?" Mamah : "karena kepolosan kamu nak, kamu belum bisa membedakan yang mana manusia dan yang mana yang bukan jadi mereka senang berteman dengan kamu"
Dan akhirnya gue ngerti kalo gue ini adalah salah satu anak yang istimewa karena bisa berkomunikasi dengan makhluk dari alam lain.
Perpisahan dengan John dan Natasha
setelah 2 tahun bersama dalam satu kelas, akhirnya memang harus dipisahkan oleh waktu. waktunya telah tiba, gue semakin beranjak dewasa sedangkan john dan natasha akan menjadi murid yang abadi di sekolah itu.
Gue : "john, aku mau pindah ke makassar dan akan melanjutkan sekolah disana" ucapku sedih John : "kau tidak akan bertemu kami lagi ?" katanya dengan mata berbinar Gue : "suatu saat aku akan kesini lagi dan menemui kalian, dan kalian akan bangga melihatku sudah berubah tumbuh menjadi pria dewasa dengan gelar sarjana yang kupunya kelak" Natasha : "selamat berjuang za, jangan lupakan kami disini. jika kau sedih panggil saja nama kami, kami akan datang untuk menghiburmu"
Gue : "hmmmm baiklah"
hari itu gue lalui dengan terasa berat karena harus berpisah dengan kedua "sahabat" gue yang setia menemani gue ditengah kondisi anak anak lainnya menganggap gue gila. gue pun pulang ke rumah dengan wajah sedih yang membuat kakak, mamah dan ayah gue bertanya tanya ada apa dengan gue "
Acid : "za eza adikku sayang kenapa pulang pulang sedih begini ?"
Gue : "sedihlah udah bakalan masuk SMA dan gak ketemu lagi sama john dan natasha" Acid : "oh temen yang gak keliatan itu yah ?" acid mengejek gue
Gue : "biar mereka gak keliatan tapi mereka gak nyebelin kayak kakak !"
gue pun berlalu dari hadapan acid yang super nyebelin bagi gue hari itu. mamah dan ayah pun segera bergegas mengunjungi gue di kamar kesayangan gue.
Mamah : "sedih ya berpisah sama john dan natasha ?" Gue : *menganggukan kepala*
Ayah : "jangan sedih za, mereka punya dunianya sendiri begitupun kamu, kamu harus tetap berjalan tanpa mereka"
Gue : "tapi yah siapa nanti yang ngehibur eza kalo eza sedih dikatain lagi orang gila sama temen temen eza ?"
Ayah : "ayah ngerti perasaan kamu za, tapi memang sudah begitu takdirnya. kamu harus hidup berkembang sedangkan mereka akan tetap bertahan seperti itu saja, fahami mereka tidak seperti kamu za" jawab ayah sambil duduk disebelah gue
Mamah : "lusa kamu berangkat ke makassar ya za, bukannya mamah mau menjauhkan kamu dengan sahabat sahabat kamu tapi mamah berfikir kamu akan lebih baik disana karena nenek akan lebih memahami kamu"
setelah percakapan itu, ada yang terasa aneh dengan badan gue yang tiba tiba menggigil dan merasa gelisah hingga malam tiba pun gue masih merasa seperti itu.
tiba tiba gue merasa kepanasan seperti kamar gue penuh dan sesak karena banyak orang. ketika gue membuka mata ternyata john, natasha, aadrian, kevin, mang ucup dan masih banyak lagi yang gak bisa gue sebutin satu per satu ada dikamar gue, mereka mengucapkan salam perpisahan sama gue.
Kevin : "senang kenal denganmu za, setidaknya aku bisa bercerita semua bebanku kepadamu, aku merasa lebih baik dari sebelumnya"
John : "selamat tinggal sahabatku, semoga kita masih bisa bertemu dilain waktu"
hingga tiba giliran natasha yang mengucapkan salam perpisahan kepada gue yang membuat gue cukup terkejut.
Natasha : "selamat tinggal reza, mungkin suatu saat jika kau rindu aku bisa kau sebut namaku sambil membayangkan wajahku. ketika kamu menjadi dewasa nanti kau akan berubah menjadi pria yang menyebalkan dan aku akan tetap segini segini saja. dan harus ku akui bahwa aku menyukaimu za"
merekapun tiba tiba menghilang dan gue masih terpaku dengan posisi yang sama karena terkejut dengan pengakuan natasha malam itu.
cinta pertama si gila buran sudah berlalu dan akhirnya gue masuk ke sekolah yang baru, sebuah sekolah menengah umum negeri di kota makassar. ada banyak pemandangan aneh disini mulai dari sejenis tentara yang kepalanya selalu copot ketika dia berteriak dengan bahasa asing di gerbang sekolah, perempuan tua yang mengenakan gaun biru duduk didepan kelas, perempuan berseragam putih abu yang selalu menjatuhkan dirinya ke lantai bawah dan yang paling seram adalah makhluk berbulu tinggi besar dengan mata merah menyala dan taring yang menembus lantai yang selalu setia menjaga toilet wanita
ada seorang kakak kelas menghampiri gue ketika gue sedang duduk di kantin sekolah sambil memalingkan wajah dari penglihatan makhluk tinggi besar yang setia menjaga toilet wanita itu. dan kakak kelas itu mengajakku berkenalan
Egi : "hai, kamu yang katanya gila itu ya " aku egi" sambil mengulurkan tangannya Gue : "aku gak gila kok, aku berbicara dengan apa dan siapa yang aku lihat" jawab gue ketus Egi : "eh iya maaf gak maksud gitu juga, kenalan dulu dong namanya siapa ?" Gue : "Reza" sambil menjabat tangannya
setelah perkenalan itu gue semakin dekat dengan wanita yang bernama egi ini. dia berpacaran dengan teman sekelasnya yang bernama Rico yang juga menjadi teman nyata gue di sekolah yang baru ini. Namun, suatu hari
Egi : "za aku mau nanya boleh ?" Gue : "ada apa gi ?"
Egi : "ada gak kamu liat yang aneh dalam diri aku ?" Gue : "maksudnya ?"
Egi : "ya kamu liat gak siapa jodoh aku " atau apa gitu " kira kira aku akan menikah gak sama rico ?"
Gue : "kamu yakin pengen tau ?" Egi : "iya please, aku pengen tau"
Gue : "hmmmm baiklah. kamu akan menikah dengan oranglain, anak kamu perempuan tapi .... " Egi : "tapi apa za ?"
Gue : "kebahagiaan kamu gak akan lama, kamu akan meninggal di usia muda karena salah satu diantara kita berlima"
Egi : "maksudnya za " aku mati dibunuh ?" Gue : "entahlah yang aku liat seperti itu"
Egi terlihat sedih kala itu dan memutuskan untuk menjauh, sedih sudah pasti karena diam" gue sendiri menyukainya. walaupun agak sableng dia anak yang manis juga
seminggu bertatapan gak saling berbicara itu membuat gue merasa kesiksa dan akhirnya gue beranikan diri untuk memintanya berbicara dengan datang ke kediamannya.
Gue : "Permisi tante, eginya ada ?"
Mamah Egi : "egi ada dikamarnya, dia lagi agak kurang enak badan. maaf dengan siapa ya ?" Gue : "bisa ketemu sebentar " aku reza temannya egi"
Mamah Egi : "sebentar ya tante tanya egi dulu"
mamahnya egi pun berlalu dari hadapan gue dan 15 menit kemudian muncullah egi dengan wajah muramnya.
Gue : "hai gi "
Egi hanya membalas sapaan gue dengan senyum kecutnya seolah dia bener bener benci banget sama gue.
Gue : "gi maafin aku ya"
Egi : "maaf buat ?" balesnya jutek
Gue : "ucapan aku tempo hari, mungkin bikin kamu kefikiran"
Egi : "kamu gak salah za, aku begini bukan karena ucapan kamu. aku sebel sama ekspresi kamu yang datar itu" sambil tertawa geli
Gue : "ekspresi aku " emangnya kenapa " ada yang salah ?"
Egi : "kamu itu istimewa reza, tapi masa kamu gak peka dengan apa yang waktu aku tanyain waktu itu ?"
Gue : "maksudnya ?"
Egi : "kamu gak tau kalo aku cuma pura pura nanya kayak gitu " anak indigo macam apa kamu" sambil tertawa
Gue : "pura pura gimana ?" tanya gue dengan polosnya
Egi : "aduh rezaaaaa aku itu cuma pengen tau ekspresi kamu saat aku tanya soal aku bakalan nikah apa gak sama rico, aku kira kamu bakalan kayak gimanaaaa gitu soalnya si rian bilang sama aku kalo kamu suka sama aku" jawabnya nyerocos
muka gue memerah padam ketika egi berbicara begitu
Gue : " aah si rian malu maluin aku aja sih aduuuh"
Egi : "aku juga suka za sama kamu, tapi gimana ya aku takut sama rico. kamu tau kan kasarnya dia gimana"
Gue : "ya udahlah gi gak usah dibahas, aku kesini kan cuma mau mastiin aja kalo kamu gak marah sama aku"
Egi : "aku gak pernah marah kok za sama kamu"
Egi mengecup pipi gue dan gue dihadapi dengan gemeteran yang luar biasa dahsyatnya sampe berasa tulang lutut gue ini udah rontok.
malemnya gue sampe gak bisa tidur dan tiba tiba aja bayangan wajah natasha dan john kembali menghiasi otak gue. gue merasakan bahagia dan gelisah yang luar biasa sampe akhirnya john bener bener muncul dihadapan gue.
John : "apa kabar za ?" tanyanya
Gue : "baik john, apa yang sedang kamu lakukan disini ?"
John : "aku dan natasha merindukanmu, kita disini sejak tadi pagi. apakah kamu sedang jatuh cinta ?"
Gue : "entahlah john, aku bingung. aku senang berdekatan dengannya tapi aku sendiri belum pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun jadi aku tak tau perasaannya seperti apa. sedangkan dia sendiri sudah punya pacar" jawabku sedih
John : "dia menyukaimu za, itu dibuktikan dengan kemarahan natasha. dia cemburu karena kau dicium olehnya"
Gue : "siaaaaal jadi kalian membuntuti aku ?" John tersenyum dan menghilang.
keesokan paginya, seperti biasa nenek membangunkan gue dengan suara cemprengnya yang khas sambil mengguyur gue dengan sedikit air.
Nenek : "Rezaaaaaaa bangun ! ayok sekolah tuh didepan sudah ada temanmu"
Gue terperanjat terbangun dan langsung menengok ke jendela. Ada egi yang tersenyum manis dan melambaikan tangannya ke arah gue. Gue pun bergegas mandi dan pakai seragam sekolah gue. hari itu gue bareng dengan egi, wanita yang gue kagumi.
Egi : "za semalem aku mimpi buruk" egi membuka obrolan Gue : "mimpi apa gi ?"
Egi : "aku mimpi dicekik sama perempuan berkulit putih dan kepalanya berdarah darah" Gue : "sempet liat wajahnya ?" tanya gue antusias
Egi : "gak yang jelas gue liat kepalanya keluar darah banyak banget dan aku takut za" Gue : "mungkin itu natasha" jawab gue bergumam
Egi : "siapa natasha ?"
Gue : "dia anak yang gak berkembang dari alam lain, berdosa banget aku kalo bilang dia hantu dan dia akan marah. terakhir dia bilang dia menyukai aku, ya yang dia liat aku sekarang suka sama kamu. mungkin dia cemburu"
egi tertawa geli Gue : " kok ketawa ?"
Egi : "aku di cemburuin hantu ya ampuuuun hahahahaha" Gue : "ya begitulah"
Egi : "tapi ya karena udah kepalang aku dicemburuin gitu, aku suka sama kamu mau gak kamu jadi pacar aku ?"
Dada gue berdegup kencang dan gue gak sanggup untuk bilang apa apa karena belum pernah ada wanita se frontal ini bilang suka dan mau jadi pacar gue.
Egi : "zaaaa jangan ngelamun ! jawab ih !" katanya manja
Gue : "kamu kan udah punya rico gi, terus kalo kita pacaran gimana sama rico " ketauan bisa matilah aku dihajar orang satu sekolah" jawab gue polos
Egi : "diem diem aja za jangan sampe orang pada tau kalo kita pacaran" Gue : "emang kenapa sih kamu mau jadi pacar aku ?"
Egi : "kamu tuh baik, polos dan unik za, aku suka banget cara kamu memperlakukan aku gak kayak rico yang kasar banget sama aku"
Gue : "ya udah jalani ajalah ya, tapi kamu jangan heran kalo aku dianggap gila sama orang orang" Egi : "asiiiiikkkkk makasih ya za aku gak akan nganggep kamu aneh dan gila kok, karena dibalik keanehan dan kegilaan kamu itu. kamu rezaku yang baik hati dan tidak sombong" katanya sambil mencium pipi gue.
Pagi itu sepanjang jalan gue dan egi menikmati perjalanan menuju sekolah dengan status baru "sepasang kekasih" dan ini pertama kalinya gue merasakan bahwa ada orang yang care dan sayang sama gue selain keluarga gue walaupun gue hanya jadi yang kedua
Mamah :') seminggu setelah jadian sama egi gue mulai merasakan hal yang baru, merasakan layaknya bukan anak yang aneh dan gila. ada egi, rian, rico dan joni yang jadi "the power ranger" di kehidupan gue
lucu sih emang persis the power ranger karena emang pada dasarnya kita yang berbeda beda selera warna dan cuma gue yang paling kecil yang berasal dari kelas satu bisa gabung dengan kakak kelas dan geng gue ini paling terkenal karena kegilaan gue yang jarang bisa ngomong sama orang disekitar gue dan gue memilih ngobrol sama orang yang gak nampak disamping maupun dibelakang orang orang yang ngajak gue ngobrol
suatu hari gue denger acid kakak kesayangan gue kabur dari rumah karena hasutan selingkuhannya yang namanya grandy. gue marah tapi gue gak bisa berbuat apa apa karena gue jauh dengan mereka, gue lebih mengurung diri di kamar karena gue melihat bayangan kecelakaan mobil yang didalamnya ada mamah gue. gue shock dan hampir 2 minggu gue gak masuk sekolah tapi nenek gak marah sama gue karena nenek mengerti akan kemampuan gue.
Nenek : "za makan dulu nak !" kata nenek dibalik pintu kamar Gue : "iya nek nanti aja aku belum lapar"
Nenek : "boleh nenek masuk ?"
Gue : "masuk aja nek, gak aku kunci kok"
nenek pun bergegas menghampiri gue yang sedang telungkup lesu sambil menenggelamkan wajah gue ke bantal, nenek mengusap rambut gue.
Nenek : "za apa yang kamu lihat nak ?"
Gue : "mamah nek, aku lihat mamah kecelakaan waktu nenek bilang acid kabur dari rumah" Nenek : "kamu sedih ?"
Gue : "sedih nek, aku gak mau mamah kenapa kenapa, aku sayang mamah" airmata gue kembali menetes
Nenek : "terus kamu liat apalagi ?"
Gue : "aku liat acid bilang hamil dia nikah sama oranglain tapi bukan sama orang yang menghamilinya, lalu acid juga meninggal"
Nenek : "za semua orang yang hidup di dunia ini akan meninggal, yang membedakan hanya waktu dan caranya saja. kamu diberi kemampuan seperti ini bukan untuk membuat kamu sedih tapi membahagiakan orang yang sebenarnya pada hari itu adalah hari terakhirnya" ujar nenek sambil mengelus punggung gue yang masih telungkup
gue terbangun dan memeluk nenek, gak lama kemudian ada suara lembut dari lantai bawah mengucap salam dan memanggil nama gue.
Egi : "assalamualaikum, rezaaaaa"
gue pun bergegas meninggalkan nenek dan turun ke lantai bawah untuk menemui suara wanita itu.
Gue : "waalaikumsalam, eh egi ada apa ?"
Egi pun memeluk gue sambil menangis, sontak gue pun bingung dan bertanya ada apa dengan dia.
Gue : "kenapa gi " kok nangis ?"
Egi : "kangen kamu za, katanya udah hampir dua minggu kamu gak masuk karena sakit, kamu sakit apa sih kenapa gak kasih kabar ke aku ?"
Gue : "aku gak sakit kok, aku cuma lagi stress aja. ya udah masuk yuk, kenalan sama nenek aku didalem"
Nenek menyambut ramah egi dan tersenyum ketika melihat egi menggandeng tangan gue seakan nenek ngerti bahwa dihadapannya cucunya sedang kasmaran walau dengan kekasih oranglain.
Gue : "duduk gi, ini nenek aku namanya nenek sunar dan neeek ini egi dia ..." belum selesai gue menerangkan siapa egi nenek udah nyerocos duluan
Nenek : "pacar kamu kan " nenek tau nenek faham nenek juga kan pernah muda" sambil tersenyum
egi tersipu malu diperlakukan seperti itu oleh nenek dan dia hanya menggelayut manja di bahu gue karena malu dengan nenek gue.
Egi : "tuhkan gimana aku gak meleleh sama kamu za, perlakuan kamu begini sama aku. beda dengan rico makanya aku lebih khawatir saat si uniknya aku ini hampir dua minggu gak masuk sekolah dengan alasan sakit" kerlingnya manja
Gue : "hehehehe maaf aku gak ngabarin kamu, karena ini masalah keluarga aku gi" Egi : "kamu liat apalagi za " ceritain dong sama aku"
Gue : "aku liat mamah kecelakaan pas nenek bilang kakakku astrid kabur dari rumah" tanpa sadar gue meluk egi didepan nenek gue dan sontak egi cuma bisa diem mematung karena perlakuan gue Nenek : "heh anak muda jangan mentang mentang kalian lagi kasmaran nenek disini dianggap kambing budeg !" gerutu nenek
gue dan egi sontan tertawa berbarengan karena ucapan nenek, dari situlah mereka mulai akrab. dan yang gue denger mereka sempet ngegosipin gue saat gue pamit ke kamar mandi.
Nenek : "reza itu anaknya manja, dia udah sebesar itu belum bisa makan sendiri masih harus disuapin dan tidurpun masih sama nenek"
Egi : "iya sih nek aku juga tau itu, tapi dia lucu kok makanya aku suka sama dia"
setelah panjang lebar, egi pamit pulang dan sejak saat itu nenek mulai menerima kenyataan bahwa cucu semata wayangnya ini sudah mulai beranjak dewasa.
tiga hari kemudian ketika gue mulai masuk sekolah, kejadian yang sempat terbayangkan itu terjadi. mamah meninggal dalam sebuah kecelakaan beruntun di wilayah cipatat kabupaten bandung saat dalam perjalanan menjemput anak perempuan kesayangannya, acid.
tanpa babibu lagi ayah langsung memesan tiket keberangkatan ke makassar untuk menjemput gue. ayah langsung mendatangi sekolah gue dan memohon izin kepada guru gue bahwa mamah gue meninggal dan gue gak bisa ikut pelajaran di sekolah selama beberapa hari ke depan. Bu lina wali kelas gue langsung menghampiri gue yang lagi asik belajar mata pelajaran kesukaan gue, sejarah. Bu Lina : "reza ikut ibu ke kantor" panggilnya dengan wajah yang serius
gue pun membuntuti bu lina menuju ruang guru, dan disana gue bertemu dengan ayah gue. ayah langsung memeluk gue ketika melihat gue yang "katanya" menurut ayah gue lebih mirip dengan mamah.
Gue : "ada apa yah ?" tanya gue
Ayah : "kamu harus ikut ayah nak, kamu harus pulang ke depok" jawab ayah sambil terlihat menahan kesedihannya
Gue : "ada apa sih yah " ada hubungannya dengan mamah " acid ?" Ayah : "iya, kamu pasti sudah tau. mamah kamu meninggal nak"
antara marah dan sedih bercampur jadi satu karena apa yang sempat terlihat benar benar terjadi dan gue bener bener harus kehilangan mamah gue. hari itu juga guem ayah dan nenek pulang ke depok untuk mengurus kematian mamah sedangkan acid gak terlihat batang hidungnya di pemakaman mamah.
Diam diam gue ambil HP ayah dan coba menghubungi acid, tidak ada jawaban. akhirnya gue sms bahwa gue yang akan menelponnya dan akhirnya diangkat juga.
Acid : "halo za" suaranya parau
Gue : "halo anj*ng lu cid, lu kemana aja " gara gara lu mamah begini !" Acid : "kamu kok kasar begini " ada apa dengan mamah ?"
Gue : "gue muak sama lu cid, pulang lu kalo lu mau tau keadaan mamah ! dan gue pastikan mamah menyesal punya anak kayak lu !"
Acid : "mamah kenapa za " kamu jangan emosi dulu denger penjelasan kakak !" bentaknya Gue : "mamah kecelakaan gara gara mau jemput lu ke bandung, anj*ng andai lu gak berhubungan dengan lelaki br*ngs*k itu mungkin gak akan begini jadinya !"
Acid : "kakak pulang za" suaranya terdengar seperti menahan tangis
tuuuut..... tuuuuut.... tuuuuut..... telfon itu diputus acid
Selamat datang keponakanku :')
waktu berlalu begitu cepat, hampir 5 bulan setelah meninggalnya mamah gue kembali beraktifitas seperti biasa di makassar dan kakak gue yang gue salahkan atas meninggalnya mamah gue sudah menikah dengan pria asal makassar yang bernama danar prasetyo dan mereka tinggal di depok. gue kembali bersama "the power ranger" gue dan gue berubah drastis menjadi orang yang dingin dan kaku. semakin hari penglihatan gue semakin jelas, banyak makhluk aneh yang mendatangi gue, ada yang minta tolong ada yang cuma nangis meraung raung dan banyak lagi semakin bikin gue gak karuan.
suatu hari di kantin sekolah
Egi : "za kenapa sih kamu diem terus, gak cape kamu tenggelam dalam kesedihan kamu sendiri ?" Gue : "aku masih belum bisa ikhlas gi"
Egi : "aku pengen rezaku yang kemaren kemaren lagi, yang ceria walaupun banyak beban berat dipundaknya tapi masih bisa senyum buat aku"
Gue : "sorry gi kalo menurut kamu aku udah berubah tapi rasa sayang aku ke kamu gak pernah berubah kok "
Egi : "kalo gitu nanti pulangnya bareng yah, aku pengen main ke rumah kamu biar kamu leluasa cerita sama aku"
Gue : "ya udah iya"
gue berlalu dari pandangan egi dan langsung masuk kelas. sepulang sekolah gue jalan bareng sama egi yang jelas gak gandengan tangan sebelum nyampe komplek rumah gue karena yang ada gue bisa ribut sama rico pacar egi kalo ketauan gue pacaran sama pacarnya dia dan joni orang yang jelas jelas suka banget sama egi dari awal di ospek dulu.
sesampainya dirumah, nenek menyambut hangat gue dan egi dan menyebutnya "si cantik" dan pandangan gue kealihkan dengan sosok perempuan di balik nenek gue yang gue yakini itu adalah mamah, gue pun menanyakannya pada nenek.
Gue : "nek, ada mamah ya ?"
Nenek : "gak usah dibahas, ajak ke dalem dulu si cantik kasian capek kan jalan kaki"
gue dan egi bergegas masuk ke dalam rumah dan langsung menyuruhnya duduk di sofa sedangkan gue bergegas ke kamar dan ganti pakaian. gue pun menghampiri nenek dan langsung bertanya lagi tentang keberadaan mamah yang daritadi gue liat ada dibelakang nenek
Gue : "nek, itu mamah kan ?"
Nenek : "iya, gak apa apa dia cuma mau jenguk anaknya aja dan pengen tau siapa si cantik ini" Gue : "ini pacar aku mah, cantik kan dia ?"
egi tersipu malu dan langsung menyembunyikan paras cantiknya dibelakang tubuh gue yang kurus kering kerontang ini
Egi : "tante salam kenal ya dari aku, aku emang belum kenal sama tante tapi aku yakin tante mamah yang baik, anaknya juga baik kok sama aku tante"
Nenek : "hussssh jangan ikut ikutan gila kayak cucu nenek, sayang loh cantik cantik cantik gila" goda nenek
Egi : "aaaah nenek gak apa apa aku gila, pacarku gila tapi dia menggemaskan kok aku gila karena dia nih nek diem mulu kerjaannya sedihnya sendirian aja "
bak kesurupan dewa cinta hari itu gue bersikap romantis se romatis romantisnya ke egi dan dia meleleh dengan perlakuan gue kepadanya
gak lama telfon rumah berdering, nenek pun mengangkat telfon itu dan menunjukkan sikap panik dan yang muncul adalah bayangan acid berdarah darah
Nenek : "halo assalamualaikum"
Acid : *gak tau bercakap apa dengan nenek* Nenek : "kamu dimana sekarang ?" Acid : *gak tau bercakap apa dengan nenek*
Nenek : "ya udah nenek sama reza kesana mungkin besok, kamu yang sabar ya sayang" Acid : *gak tau bercakap apa dengan nenek*
Nenek : "ya udah, wa alaikumsalam"


Indigo Karya Rezanyonyo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gue pun langsung mencecar nenek dengan pertanyaan pertanyaan yang mengganjal otak gue semenjak nenek mengangkat telfon itu.
Gue : "acid ya nek ?"
Nenek : "iya acid, dia berantem sama suaminya perutnya kontraksi terus daritadi pagi katanya" Gue : "malem ini kita harus kesana nek, aku harus dapet tiket pesawat kesana" jawab gue panik Nenek : "apa yang kamu liat za ?"
Gue : "acid diseret dari lantai atas nek dan dia berdarah darah gitu"
Egi : "aduh serem banget emang kak acid lagi hamil ?" tanya egi sambil menunjukkan ekspresi ngeri Gue : "iya acid hamil 8 bulan kalo bener sih itungannya sekarang"
Egi : "ya udah kamu hati hati ya za" sambil mencium pipi gue dan gue pun membalas mencium keningnya
sore itu gue menuju bandara untuk beli tiket pesawat perjalanan ke jakarta lalu malam harinya gue langsung terbang ke jakarta dan langsung menuju depok kediaman acid.
sesampainya didepok gue dibukakan pintu oleh acid yang ternyata badannya tak seber"isi" dulu, cuma perutnya aja yang keliatan menonjol karena sedang mengandung buah hatinya yang akan jadi keponakan gue.
Gue : "anak kamu laki laki cid" ucap gue keceplosan
acid cuma tersenyum lalu dia menyuruh gue dan nenek masuk ke dalam rumahnya.
Nenek : "suamimu mana ?"
Acid : "gak ada nek, dia emang jarang pulang ke rumah" Gue : "besok dia pulang"
Gue pun berlalu dari hadapan acid dan menuju kamar yang udah disiapkan acid buat menyambut kedatangan gue dan nenek. tapi entah kenapa malam itu gue pengen banget tidur sama acid, gue kangen wangi badannya dan kangen dipeluk dia waktu gue tidur seperti waktu gue masih SMP dulu.
Gue : "cid aku tidur sama kamu yah " aku kangen dipeluk kamu cid" pinta gue dengan lembut Acid : "sini sini, aku juga kangen dek sama kamu. udah lama banget gak meluk kamu semenjak mamah gak ada" jawabnya sayu
Gue : "jangan bahas mamah cid"
Acid : "maaf ya dek gara gara aku kamu jadi kehilangan mamah"
gue pun memeluk acid malam itu dan tertidur, pagi harinya gue kaget dengar suara teriakan acid, nenek dan suara seorang pria yang keliatan sangat marah besar. gue pun menghampiri mereka dan benar aja yang gue liat acid sedang tersungkur dibawah dengan kondisi berdarah darah yang keluar (maaf) karena akan menghadapi proses persalinan.
Gue : "apa apaan nih " lu apain kakak gue ?" bentak gue dengan geram karena melihat kakak gue diperlakukan layaknya binatang
Acid : "liat kamu liatkan dia adik aku bukan oranglain" bentaknya sambil menahan sakit Nenek : *menangis meraung raung*
Gue pun bergegas menghampiri acid dan menggotong tubuh kecilnya untuk segera membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, gue menemani acid diruang persalinan dan gue sendiri melihat bagaimana dia berjuang melawan rasa sakitnya dan berusaha sekuat tenaga untuk gak menyerah dengan keadaan.
setelah 1 jam diruang persalinan, keponakan gue terlahir ke dunia ini. dan gue yang pertama kali menggendong keponakan gue dan kakak gue meminta gue untuk mengumandangkan adzan di telinga anak pertamanya.
Acid : "dek adzanin anakku dan beri dia nama raka" pinta acid
gue pun mengadzaninya karena kakak gue sendiri yang minta, setelah itu suster membawanya ke ruang bayi dan gue diminta keluar dari ruangan itu karena ternyata acid mengalami pendarahan yang hebat dan kondisinya kritis
selang 30 menit, dokter keluar dan menepuk pundak gue
Dokter : "maaf kami tidak dapat berbuat apa apa, kami sudah tidak dapat berbuat apa apa lagi, nyawa nyonya astrid tidak dapat tertolong karena banyak kehilangan darah sewaktu proses persalinan tadi"
badan gue serasa lemas dan gak bertulang, jantung gue berdegup kencang dan rasanya gue pengen bilang kalo dokter salah, kakak gue masih hidup.
ternyata Tuhan berkehendak lain, astrid memang harus meregang nyawa saat proses persalinan tadi. dan gue, gue hanya bisa diam pasrah sambil menangis di pojokan sudut kamar ruang persalinan acid dengan di selimuti rasa bersalah yang amat sangat besar semuanya perlahan pergi
waktu seakan berlalu begitu cepat meninggalkan kenangan tentang acid begitu cepat. tak terasa setahun berlalu dan kini gue menghadapi kenyataan bahwa sebentar lagi egi bakalan lulus dan gue sama dia harus mengakhiri hubungan yang manis ini karena suatu alasan
suatu waktu di kantin sekolah
Egi : "za bisa kita ngomong ?" tanya egi serius
Gue : "kita " kamu aja kali yang pengen ngomong. aku sih udah tau apa yang pengen kamu omongin, ya udah terserah aku sih ikut apa kata kamu aja. toh aku kan cuma pelampiasan kamu doang kan gi" ucapku jutek
Egi : "apaan sih kamu ngomongnya begitu " aku sayang tuh beneran sayang sama kamu, bukan karena aku jenuh sama rico terus aku ngelampiasinnya ke kamu" dengan nada agak sedikit kasar Gue : "ya udah biasa aja, ntar yang lain pada tau kalo kita ada hubungan yang celaka itu kamu bukan aku, pulang sekolah dateng aja ke rumah kita omongin dirumah, aku males pulang bareng kamu" sambil berlalu dari hadapan egi
bel pulang telah berbunyi, itu artinya gue bisa pulang. dan gue bergegas pulang biar gak barengan sama egi karena selain gue takut sedih gue belum siap kehilangan orang orang yang gue sayangi satu per satu.
tidak lama setelah gue sampai dirumah, egi datang dengan raut wajah yang menunjukkan keberatannya untuk mengutarakan keinginannya pisah dengan gue.
Egi : "assalamualaikuuum" suaranya agak terdengar parau
Nenek : "waalaikumsalam cantik, reza ada didalam kamarnya. masuk aja gih" ucap nenek sambil menggendong jagoan gue si raka yang gendut
Kemudian egi naik ke lantai dua yang tepatnya cuma ada kamar gue disitu, dia masuk kamar dan langsung memeluk gue yang lagi tiduran di tempat tidur
Egi : "zaaaa maafin aku yaaaa" ucapnya sambil menahan tangis Gue : "buat apa gi ?"
Egi : "buat semuanya, buat waktu kamu yang kesita cuma untuk sayang sama aku tapi aku cuma nganggep kamu yang kedua. bukan karena aku gak sayang tapi aku takut sama rico" Gue : "aku ngerti kok gi, udah kamu gak usah sedih kan kita masih bisa temenan kan ?" Egi : "maafin" pintanya manja
Gue : "sejahat jahatnya kamu memperlakukan aku, aku gak pernah sedikitpun pengen marah sama kamu gi karena aku tau kamu butuh perhatian dari aku dan aku sadar aku gak berarti apa apa buat kamu. sekarang hapus airmata kamu, kita ke dapur yuuk aku mau masak buat kamu"
gue dan egi pun beranjak dari kamar menuju dapur, gue masak makanan kesukaan dia "Pallu Mara", semenjak mamah meninggal gue bertekad untuk belajar masak dan kelak gue pengen istri gue gak kerepotan ngurus gue karena gue sendiri bisa memanjakan diri dengan kegiatan memasak
Gue : "cobain dulu deh gi" sambil menyodorkan kuah ke depan bibir egi
Egi : "kamu aja ah aku curiga sama masakan kamu kali ini, ini kan dalam rangka perpisahan bisa aja kamu mau racuni aku" menatap gue dengan tatapan paling menyebalkan sedunia Gue : "sejak kapan aku suka makan daging dan ikan " baso aja aku cuma makan sayurnya doang" Egi : "hehehehe iya iya gak usah ngambek aku becanda kok,sini...." sambil menarik tanganku yang sedaritadi memegang sendok
Gue pun menyuapinya dengan sedikit harapan bahwa hari ini bukanlah perpisahan Egi : "enaaaaak ya ampun kamu jago juga ya ternyata"
Gue hanya bisa tersenyum pahit dan akhirnya obrolan itu berakhir di meja makan dengan meluapnya emosi nenek yang mendengar pernyataan bahwa egi akan menikah dengan orang lain setelah kelulusan.
Nenek : "reza ini semenjak ditinggal mamanya memang belajar masak dan hasilnya alhamdulillah dia bisa masak dan masakannya ngalahin masakan nenek" nenek memulai obrolan dengan memuji gue
Gue : "apaan sih nek" sahut gue ketus
Nenek : "gak apa apa za, biar pacarmu ini tau kalo pacarnya jago masak. oh iya setelah lulus kamu nerusin kuliah atau langsung kerja gi ?"
Egi : "aaaa...kkkkuuuu emmmmmhhh..."
sebelum egi selesai menjawab gue langsung menjawab pertanyaan nenek dengan sejujur jujurnya bahwa egi akan menikah dengan oranglain yang tentunya membuat nenek marah besar
Gue : "egi bakalan nerusin karirnya di dapur nek sebagai seorang istri"
Nenek : "apa " kalian akan menikah maksudnya " za kamu masih kelas 2 SMA dan baru aja mau mulai kelas 3"
Gue : "bukan sama aku nek, tapi sama rico pacarnya dia. aku ini hanya kekasih keduanya, dia akan segera menikah dengan rico setelah pesta kelulusan"
Nenek langsung menaruh sendok dan garpu yang sedang dipegangnya dan mengusir egi dari rumah, begitu marahnya nenek hingga dia berbuat kasar kepada egi dan sejak saat itu semuanya kembali seperti dulu.
Di bangku kelas 3 tanpa ada teman yang nyata, semua mencibir gue sebagai orang gila. karena memang gue akui dulu waktu pacaran secara sembunyi sembunyi dengan egi dia yang mengalihkan perhatian gue dari makhluk makhluk aneh yang berusaha mengajak gue berkomunikasi.
Quote: dan perlahan yang pergi memberikan kesan yang berarti di hidup gue miss you *egi** ******* *****
sanggup " Hari ini di kelas tiga semester dua, gue berteman dengan kesepian. semua orang disekolah mencibir gue mulai dari orang gila sampe anak setan tapi apa daya gue cuma bisa tersenyum ketika mereka berkata seperti itu
sepulang sekolah dengan tertunduk lesu gue berjalan kaki ke rumah dan gue menemukan banyak "makhluk" aneh di sepanjang jalan mulai dari cewek dengan tali tambang di lehernya, cewek yang ketabrak mobil tapi badannya tembus, nenek nenek yang mukanya ancur sebelah, dan banyak lagi
sesampainya di rumah, nenek langsung menghampiri gue dan bertanya ada apa dengan gue. sedangkan ditangannya, ada kertas undangan yang sampul depannya foto egi, tapi gue gak liat rico disana
Nenek : "kamu kenapa za ?" tanya nenek dengan antusias
Gue : "gak apa apa nek, aku cuma lagi bete aja dijalan tadi nemuin hal yang aneh aneh lagi semenjak gak ada egi. terus itu apa nek " undangan dari egi ya ?"
Nenek : "iya tadi egi kesini, dia sempat minta maaf sama nenek dan nangis, dia minta nanti sore ketemu di taman depan komplek"
Gue : "okeh nek makasih ya, aku masuk dulu ganti baju"
Gue pun menarik surat undangan itu dan langsung masuk kamar. Ketika gue buka surat undangan itu yang gue rasain adalah bayangan perempuan lain yang sama sekali gak gue kenal. dia senyum sama gue dan menggandeng tangan gue di ........... pelaminan , ya gue menikah tapi dengan siapa " gue cuma bisa diem dengan tangan yang bergetar hebat.
gue gelisah dan menggigil hebat setelah itu gue gak merasakan apa apa lagi. ternyata gue pingsan sampe jam lima gue belum sadar hingga akhirnya egi yang datang ke rumah gue karena ketika menelfon ke rumah nenek bilang gue sakit.
gue sadar sekitar jam 10 malem dan begitu gue bangun, egi ada disebelah gue. matanya sembab seakan menandakan kekhawatirannya menyebabkan dia berlinang airmata sedari tadi.
Egi : "zaaaaa maafin aku kamu jadi sakit gini" ucap egi menyesal
Gue : "bukan karena kamu kok gi, aku emang lagi kurang enak badan aja" sambil tersenyum kepadanya
Egi : "boleh gak aku peluk kamu sebentar aja ?" Gue : "boleh"
Egi memeluk gue dan kembali menangis di pelukan gue, malam itu egi pamitan pulang dan gue kembali ke alam mimpi gue. Selama tiga hari gue sakit dan gue gak bisa melakukan apa apa selain cuma berbaring. setiap dokter yang dipanggil oleh nenek gue bilang bahwa gue sehat tapi lain halnya dengan apa yang gue rasa. Hingga akhirnya gue ngerti bahwa kemampuan gue bertambah peka, dan jika ada makhluk berenergi negatif mendekati gue maka responnya ke badan gue adalah gue langsung drop sakit. Dan pernah sesekali waktu pembagian raport semester awal gue jatuh pingsan karena gak kuat melihat para "penjaga" orangtua murid.
Sejak saat itu gue merasa gue gak sanggup dengan keadaan seperti ini, dan hal ini gue cuma bisa ceritain sama nenek gue.
Gue : "nek, aku capek begini terus semakin hari mereka banyak yang pengen gangguin aku" Nenek : "sabar za, suatu hari ketika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan dengan yang membuat kamu nyaman dan jauh lebih nyaman, kemampuan kamu itu akan berkurang karena kamu akan berusaha untuk mengontrol itu untuk mengurangi rasa ketakutan dia"
Gue : "dia " siapa nek ?"
Nenek : "nanti setelah kamu selesai kuliah kamu akan tahu siapa dia dan ketika kamu memutuskan hubungan dengan dia maka duniamu akan hancur rasanya"
Gue : "kuliah " apa aku akan kuliah nek ?"
Nenek : "iya kamu akan kuliah jauh dari sini dan jauh dari ayahmu juga" Gue hanya bisa terpaku dengan jawaban nenek, karena gue gak yakin dengan apa yang di deskripsikan nenek walaupun sebelumnya gue melihat jelas bayangan wanita itu Ternyata gue hanyalah sampah :')
waktu terus berlalu hingga tak terasa ternyata gue udah mendekati waktunya kelulusan, dan jujur waktu UN gue berusaha semampu gue untuk gak dapet bayangan kunci jawaban
Pengumuman kelulusan udah mejeng di papan mading dan cuma gue yang teriak teriak sendiri pas tau gue lulus, ya karena gue cuma sendiri di sekolah ini. Gue gak punya temen sama sekali, dan baju seragam gue pun polos aja gak ada coretan apapun kenang kenangan dari temen temen satu angkatan gue. Bahkan sampe sekarang gue sering dianggap hode atau gak nyata karena gue gak punya temen baik di fb maupun twitter gue
Hari itu ayah datang dari depok dengan wajah yang sumringah, dia berharap anaknya masuk fakultas kedokteran sedangkan gue sendiri berasal dari kelas IPS ayah bilang ayah bisa mengusahakannya dengan arti gue harus lewat jalur "belakang"
Gue pun berdebat sama ayah gue dan bikin nenek gue sedih karena melihat perkelahian kami. Akhirnya gue memutuskan untuk kabur dan kuliah dengan uang tabungan acid di Bogor. Gue masuk fakultas hukum di salah satu universitas di kota hujan. Dan menemukan hal yang baru disana.
Gue berkenalan dengan seorang anak indigo juga bernama Radit tapi dia lebih freak dari gue. dia berani ngomong apa yang bakalan terjadi sama orang yang dia liat meskipun dia gak kenal sama orang itu. Di kampus yang baru gue menemukan benih benih cinta yang baru yang diisi oleh wanita yang bernama siska
Siska : "hai kamu reza anak hukum ya ?" Gue : "iya, siapa ya ?"
Siska : "Kenalin gue siska anak ekonomi, kita seangkatan kok" jawabnya lembut Gue : "oh gitu, eh iya tau darimana nama gue reza ?"
Siska : "dari evy, dia adik kelas kamu smp dulu dia sepupu aku." jawabnya sambil tersenyum Gue : "ooooh"
Siska : "ada waktu gak hari ini ?"
Gue : "ada paling sore tapi, kenapa emangnya ?" Siska : "pengen ngajak jalan aja gitu hehehe biar kenal" Gue : "oke deh paling jam 5an, mau janjian dimana ?" Siska : "ketemu di *** aja yah"
Gue : "oke" Siska pun berlalu dari hadapan gue sambil tersenyum lembut sedangkan gue berusaha menenangkan diri gue yang sedaritadi sebenernya gue gugup.
Waktu menunjukkan jam 5 sore dan waktunya gue meluncur ke *** untuk nonton bareng siska. gue meluncur dengan motor yang gue pinjam dari radit
sesampainya di tempat janjian siska langsung menyodorkan gue tiket masuk bioskop, okelah gue fikir ini anak baik. dan awalnya gue takut ketika masuk ke bioskop karena semua menampakkan dirinya dengan tubuh gosong di hadapan gue
Gue : "ada apa sih lu ngajakin gue nonton begini ?" tanya gue keheranan
Siska : "gue sih pengen kenal aja soalnya dari awal gue tertarik sama lu yang gak pernah keliatan bersosialisasi dengan oranglain di kampus kecuali radit"
Gue : "oooh tapi lain kali jangan ketemuan ditempat kayak gini ya , gue gak suka" jawab gue ketus
seminggu setelah itu siska mengutarakan perasaannya ke gue bahwa dari awal dia suka sama gue dan gue merasa ragu karena gue yakin dia belum tau tentang "keanehan" gue ini dan emang sengaja selama kuliah gue menyembunyikan ekspresi gue kalo melihat hal hal yang aneh dengan berdiam diri sambil mendengarkan lagu. akhirnya tanpa terelakkan lagi gue jatuh cinta kepada siska karena intensitas gue ketemu dia lebih sering dan perlahan tapi pasti "keanehan" gue ini kembali bersembunyi seperti layanya waktu egi datang dan menawarkan diri menjadi pengisi hari hari gue
tapi setelah setahun berhubungan dengannya, ternyata dia gak tulus sama gue. Dia cuma pengen tau apakah gue ini indigo dan dimata dia sama temen temennya gue adalah orang aneh dan siska udah punya pacar yang satu fakultas dengan dia dan pria itu duduk disampingnya saat itu. itu gak sengaja gue denger ketika di kampus dan kemudian dia pindah duduk dipangkuan lelaki itu.
Siska : "aduuuuh kalian tuh gak tau yaaaa reza itu anak yang aneh tauuu *ngakak* dia itu gak pernah berbicara dengan oranglain pokoknya unsos banget deh kecuali sama anak semester akhir itu si radit jangan jangan mereka homoan lagi *ngakak*"
Temen Siska : "iih padahalkan dia ganteng tau masa sih homo ?" sahutnya dengan merasa jijik Cowoknya siska : "lagian kamu mau aja beb pura pura jadi pacar anak aneh itu" Siska : "*ngakak* namanya juga penasaran honey makanya aku bela belain deh pacaran sama dia walaupun sebenernya sih jijik dan kayaknya bener dia homo soalnya waktu aku pura pura pengen nyium dia, dia malah menghindar gitu"
Temen SIska : "ih ganteng ganteng homo" hardiknya
Cowok Siska : "makanya pacaran sama yang pasti pasti aja deh beb pasti jantan seperti aku" sambil mencium tengkuk siska
Siska : "iyalah honey aku cuma milih kamu" berbalik dan mengecup bibir kekasihnya itu
Seminggu berlalu dan gue gak pernah mau ketemu siska walaupun dia udah memohon segimana pun yang gue tau dia itu akting. akhirnya dengan bantuan radit dia bisa menemui gue di kosan gue dan sebenernya gue udah muak dengan muka lugunya itu
Siska : "yaaang kamu kenapa sih ngehindar gitu dari aku " aku tuh sedih kamu kayak gini, kamu ada masalah " cerita sama aku jangan diemin aku begini"
Gue : "udahlah ka, mending lu pulang dan mandi karena gue gak suka ada wanita kotor dihadapan gue yang mohon mohon sama gue sedangkan dia baru aja tidur sama lelaki lain, munafik" Siska : "maksud kamu apa yaaang ?"
Gue : "lu pengen tau kan gue indigo apa gak " gue homo apa gak " gue tau lu punya pacar anak ekonomi gue tau lu dua hari ini gak pulang ke rumah dan tidur sama lelaki k*par*t itu dan sekarang lu mohon mohon sama gue supaya gue gak diemin lu " makan tuh sayang !" Siska : *diem*
Gue : "gue emang gila ka, gue emang sampah tapi lu gak berhak memperlakukan gue seperti ini, pergi lu dari sini !"
Siska menangis karena kesalahannya dan gue cuma bisa diem karena gue menahan emosi gue yang sedari tadi udah meledak ledak dan di kepala gue cuma ada bayangan bagaimana si cowoknya siska itu meniduri siska
hari itu gue lewati dengan penuh kemarahan hingga gue gak sadar bahwa gue kembali "gila" Gue : "apa lu liatin gue " gak suka sama gue " pergi lu dari sini, t*i !" gue toyor kepala "makhluk" yang ada dihadapan gue dan ternyata tangan gue menembusnya
ada yang mau berimajinasi disini " Bonus sebelum ane lanjutin cerita lagi
mungkin banyak yang bilang dia ini wanita indigo, ya emang benar tapi gak murni. lebih banyak imajinasi yang bermain didalam kehidupannya sehingga jin ikut ambil andil dalam permainan karakter ciptaannya ini. Dan hanya Peter yang terlihat ada bukan keempat kawannya yang lain.
disini gak ada sosok apapun tapi karena imajinasinya kuat, dia menggambarkan sosok peter disini walau kenyataannya ada, peter gak ada dalam foto ini.
disini dia bilang itu yanshen sosok yang lucu yang kalo gak salah giginya ompong, pada kenyataan yang terlihat sebenarnya ada seonggok daging yang bentuknya gak karuan dengan mata merah menyala, ini adalah sosok sekelas jin ifrit.
sebelah kanan makhluk sekelas jin ifrit dan sebelah kiri itu sosok peter baru keliatan dan sama persis dengan sosok ilustrasi diatas . risa bercerita bahwa peter dan kawan kawan itu mati karena dibantai oleh pasukan nipon pada masa belanda terusir dari indonesia dengan menggunakan pedang, kenyataannya peter mati tertembak dibagian dada sebanyak tiga kali, dan memang dibelakang lehernya itu ada bekas luka memanjang karena tembakan dari arah samping oleh tentara nipon.
sayang teteh risa saraswati gak mau mengakuinya Semakin hari semakin gila !
seminggu, dua minggu, tiga minggu berlalu dari kejadian itu akhirnya bisa lepas dari "sandiwara" yang akhirnya dia sendiri menyadari kalo dia jatuh cinta sama gue
gue tetap tumbuh menjadi seorang anak indigo yang menggilai musik. gitar, ya gue suka banget bermain gitar
" If you leave me tonight, i'll wake up alone, don't tell me I will make it on my own. don't leave me tonight, this heart of stone will sink 'til it dies, if you leave me tonight. don't leave me tonight. "
malam itu gue nyanyikan lagunya secondhand serenade yang judulnya Stay Close, Don't Go
tiba tiba gue denger suara perempuan mengikuti nyanyian gue dan ternyata itu dalam wujud kakak gue, acid. yang kefikiran sama gue adalah gue nangis, gue pengen menumpahkan semua rasa kangen gue sama dia
Gue : "cid ini beneran kamu ?" Acid : *senyum*
Gue : "cid aku kangeeeeen aku kangeeeeen banget sama kamu cid" sambil meneteskan airmata Acid : "jangan sedih za"
Gue : "gimana gak sedih cid, kamu gak ada mamah gak ada aku cerita sama siapa kalo aku sedih " aku kangen ayah, tapi ayah pasti masih marah sama aku cid"
Acid : "pulang, minta maaf sama ayah dan jelaskan semuanya"
Gue : "gak bisa cid, aku gak bisa pulang aku gak bisa ninggalin kuliah, aku pengen buktiin aku bisa jadi seperti yang ayah inginkan tanpa merubah aku"
Acid : "jangan egois za, pulang"
Gue : "acid aku capek begini terus, kalo kamu ketemu Tuhan disana bilang sama Tuhan tolong cabut kemampuanku ini cid, aku lelah aku lelah melihat apa yang gak seharusnya aku lihat" Acid : "syukurilah"
Acid menghilang begitu saja dan akhirnya kegilaan gue menjadi semenjak itu, gue jarang masuk kuliah bukan karena gue sakit tapi gue lebih suka cerita dengan apa yang gue liat sampe gue lupa waktu.
Dan gue lebih senang menyendiri di tempat yang mungkin orang bilang sepi tapi buat gue " tempat itu rame serame ramenya dengan segala makhluk dari bentuk yang halus sampe bentuk yang kasar
Gue lebih sering berinteraksi dan gak sadar menunjukkannya di muka umum, gue mulai gak bisa mengontrol diri gue lagi. gue gak bisa lagi membedakan yang mana yang manusia dan yang mana yang bukan. mungkin karena fikiran gue semakin kalut saat itu
Super Saiya semakin hari gue semakin bertambah dewasa terbukti dengan tumbuhnya jenggot dan kumis di wajah gue dan yang terjadi adalah gue semakin gak bisa mengontrol itu semua setelah lulus kuliah, gue gak langsung pulang ke makassar atau ke depok menemui ayah gue, tapi gue bekerja dulu di sebuah mall di kota hujan sebagai seorang public relations
baru beberapa bulan disana gue ngerasa gak betah karena gue banyak bertemu yang aneh aneh, mulai dari penunggu disana sampe khodam keturunan atau khodam conjure-an para pengunjung yang datang ke mall itu dan bentuknya macem macem ada yang macan item, loreng, putih, ular, dayang kerajaan, lelaki tua berjubah hitam dan lain lain
akhirnya gue resign dan disinilah gue mulai ketemu dengan sosok baru yang bener bener membuat gue bisa ngontrol kemampuan gue.
Suatu hari radit bikinin gue akun twitter yang akhirnya gue dikenalin via sosmed sama si cewek ini, namanya dhila. dia sahabatnya gebetan radit yang namanya icha, anak bandung.
berawal dari ulangtahun gue yang 23 tahun dia mention gue dengan ucapan selamat ulangtahun, akhirnya gue berusaha untuk bangkit dan melupakan siska dengan kehadiran sosok dhila. Bahkan ketika gue kehilangan ayah dia yang emang polos banget nanya kenapa ayah gue ngekost padahal yang dia tau cerita dari radit gue ini orang yang cukup berada padahal maksud gue 2x2 adalah tempat peristirahatan ayah yang terakhir
Dan ternyata saat gue liat wajahnya via avatar twitternya dia yang gue liat saat gue buka surat undangan dari egi akhirnya gue mulai membuka hati gue buat dia.
Gue belajar bersosialisasi dengan dia walau lewat sosmed dan bertukar nomer handphone, sampe akhirnya pada tanggal 10-11-12 gue jadian sama dhila
Dhila : yaang kamu udah makan belum " kamu lagi apa sayangku " Gue : udah kok sayaang, aku lagi nonton tv aja dirumah. kamu udah makan yaang " Dhila : udah juga kok yaang, yaang besok telfon aku ya sepulang kuliah aku kangen denger suara kamu
Gue : siap sayangku hari gue terasa berbunga bunga waktu itu dan hal konyol kembali gue lakuin secara gak sadar begitu ada makhluk sejenis poci berdiri ngebelakangin gue
Gue : "ah elah gak lucu lu mau nakut nakutin gue dit ! hahahaha gue lagi seneng tau" dan gue pun kebiasaan noyor kepala itu makhluk
Lagi lagi makhluk itu menghilang dari hadapan gue dan baru gue sadar kalo itu setan Keesokan harinya dengan semangat gue telfon kesayangan gue itu sepulang dia kuliah, oh iya dia mahasiswi fakultas kedokteran di sebuah universitas swasta di jakarta
Gue : "halo assalamualaikuuum"
Dhila : "waalaikumsalam tuaaaan hihihi seneng deh ditelfon kamu yaang"
Gue : "hehehe apa daya yaang aku cuma bisa nelfon kamu, karena aku lagi sibuk nyiapin diri. lusa aku berangkat ke makassar buat ngurusin perusahaan ayah disana"
Dhila : "yaaah kamu lama dong disana yaang terus kapan kita ketemu ?"
Gue : "kalo disana udah beres aku langsung pulang kok nonaa, kita ketemu hehehe biar aku juga bisa jagain kamu dan sebelum itu aku mempersiapkan diri buat ketemu kamu" Dhila : "hmmm ya udah deh kalo gitu, kamu jaga diri disana ya jangan sampe sakit jangan lupa makan dan istirahat dan satu lagi, jangan menel !"
Gue : "hahahaha siap sayangku ya udah aku mandi dulu ya, temennya radit bakalan datang nih gak enak kalo aku belum mandi"
Dhila : "cewek apa cowok yaang ?"
Gue : "cowok kok hehehe kamu mah belum apa apa udah cemburu yeeeh" Dhila : "hehehehe ya udah sana kamu mandi, muaaaah assalamualaikum" Gue : "waalaikumsalam"
Sore tepatnya jam 4, gue bertemu dengan sosok yang udah lama gue kenal. Namanya Putra dan yaaa dia mantan kakak gue, acid. ah ya Tuhaaaan rasanya dunia ini begitu sempit
Putra : "za, lu kok ada dua ya ?" tanyanya heran
Gue : "maksud lu put ?" gue pun heran juga dengan pertanyaan dia Putra : "itu dibelakang lu, wajahnya lu tapi kok agak lebih tua dia pake jas gitu" Gue : "ooooh hahahaha iya put itu gue beberapa tahun kedepan, dia emang suka nunjukin kalo ada anak indigo lagi ngobrol sama gue, jadi malu kan gue. nah lu sendiri ngapain bawa bawa cewek se cute itu disamping lu " lucu deh kayak anak anak gitu mukanya rada persis sama lu" Putra : "itu adik gue hahahaha"
akhirnya kita bercanda bercanda sampe lupa waktu dan dari situlah tercipta genk "Super Saiya" yang akhirnya jadi nama band gue dengan personil gue (gitar) radit (vocal) dan putra (drum) yang berisikan anak anak dengan kemampuan yang istimewa
Kembali ke Makassar waktu berlalu dan kesepian gue udah mulai terisi dengan adanya super saiya dan nona kesayangan gue (walau gue gak begitu mengingat dia untuk sekarang)
Gue memutuskan untuk segera pindah ke makassar karena nenek butuh bantuan gue untuk mengurus perusahaan almarhum dan almarhumah kedua orangtua gue. sedih sih waktu berangkat karena belum bisa ketemu dengan dhila tapi ya udahlah nenek butuh gue selain jadi penerus pengurus perusahaan keluarga juga butuh gue jadi om yang baik buat raka, keponakan jagoan gue yang umurnya udah menginjak sekitar 3-4 tahun waktu itu
dia tumbuh menjadi anak yang baik dan gendut walaupun iba rasanya ketika dia bertanya "nenek mamah mana ?" atau "nenek papah itu kayak apa ?" tapi dia berhasil jadi anak yang baik dan menggemaskan karena diumurnya yang masih kecil dia fasih nyanyiin lagu greenday, coldplay dan lain lain yang gak tau darimana dia belajar
Raka : "ooooom banguuuun udah siaaaaang" Gue : "iya genduuut sebentar om masih ngantuk" Raka : "ooooom tante dhila es es mees"
Gue pun bergegas bangun sebelum anak itu cari muka sama pacar gue karena umur segitu dia udah bisa baca dan tulis walaupun kadang suka typo
Raka : "ooom tante dhila itu kayak gimana sih " aka pengen liat dong om mukanya ?" tanyanya lugu
gue pun bergegas buka handphone dan menunjukkan foto kesayangan gue padanya dan dia berdecak kagum
Raka : "ooom kalo mamah begitu gak mukanya om " aku pengen liat mamah, pasti cantik ya om ?" matanya berbinar menyiratkan kerinduan seorang anak kepada ibunya
Gue ngelirik ke kanan dan gue liat acid bertatapan sama dengan raka, akhirnya gue putuskan buat membuka "mata"nya agar dia bisa melihat sosok ibunya yang dia belum ketahui seperti apa sejak dia lahir ke dunia.
Gue : "tuh mamah kamu dut" menunjuk ke arah dimana acid berada Raka : "ooom aku bisa peluk mamah gak om ?"
Gue : "bisaaaa, peluk aja gih sana !" ucap gue sambil senyum
Perasaan gue terharu banget liat keponakan gue yang berusaha tegar walaupun dia masih sekecil itu dia melepaskan kerinduannya kepada mamahnya, acid kakak gue.
Gue pun bergegas mandi dan ganti baju, sedangkan raka gue suruh dia untuk gak keluar kamar gue sebelum gue balik dari kantor supaya nenek gak marah karena gue udah ngebuka "mata"nya.
Gue bekerja di kantor perusahaan keluarga gue dan menggantikan ayah, hari itu gue pergi ke lapangan untuk mengecek bagian lapangan.
Dan disana gue ketemu egi, yaaa egi mantan gue yang sekarang statusnya sudah menjanda karena suatu hal dia berpisah dengan rico dan dia udah punya anak satu, perempuan
Egi : "ezaaaaa ini kamuuuu ?" sapanya keheranan Gue : "iya kenapa ?" jawab gue ketus
Egi : "ya ampuuuun zaaaa kamu beda banget, gimana ya liat kamu pake jas begini, gimana kabarnya sekarang ?"
Gue : "ya begini ajalah, udah punya anak berapa gi ?" tanya gue sekenanya Egi : "satu dan perempuan persis seperti yang kamu liat dan aku udah menjanda sekarang"
Gak terasa gue jadi akrab lagi sama egi dan itu menimbulkan kecemburuan dhila sama egi sampe dia bener bener benci sama egi karena menurutnya egi itu janda gatel yang berani beraninya mengganggu pacarnya
Quote: banyak kejadian yang gak bisa gue ceritain satu per satu mengenai hubungan gue sama dhila, sosok yang gue kagumin dan gue sayangin. ane mohon maaf atas ketidak nyamanan ini sebatas rindu
detik demi detik berlalu meninggalkan sejuta pertanyaan dalam benak gue (ceileeeh ) kapan gue akan bertemu dengan kekasih gue " kapan gue bisa jaga dia " ah ya Tuhaaaan otak gue mulai diserang virus rindu *fakta LDR*
Dhila : sayangku, kamu jangan lupa makan yah Gue : iya yaaang kamu juga, jaga diri baik baik ya disana Dhila : kangen kamu pengen ketemu sama kamu pengen disayang Gue : sama, aku juga kangen aku juga pengen ketemu dan aku juga pengen disayang tapi kerjaan aku disini numpuk
Dhila : ya udah kamu fokus dulu yaang, jangan sampe keteter nanti juga waktunya ketemu kita bakalan ketemu yah yaang
Gue : siap nona aku kerja dulu ya nanti kalo udah pulang aku telfon aku kangen aku kangen aku kangen sama suara kamu
Dhila : siap tuan hari itu gue lalui dengan kerinduan tapi apalah daya jarak yang memisahkan dan yang menang telak atas keadaan
tiba tiba egi datang Egi : "ezaaaaa" sedikit agak berteriak gue pun menoleh Gue : "apa gi ?"
Egi : "gak apa apa hehehehe pengen jalan sama kamuuuh"
Gue : "heh kebiasaan kamu tuh udah punya pacar juga masih aja pengen jalan sama aku, ntar pacar kamu marah sama aku"
Egi : "kan kita gak pacaran kayak dulu za tapi kalo kamu masih mau sama aku sih yaa ehem" mengeluarkan rayuan pulau kelapa :matagenit
tak terasa waktu cepat berlalu dan gue jalan pada sore hari itu dengan egi ke sebuah cafe di makassar lalu tiba tiba
rindu rindu serindu rindunya namun engkau tak mengerti pilu pilu sepilu pilunya namun engkau tak peduli
bunyi handphone gue berdering kencang membuat gue kaget bukan kepalang satu cafe langsung merhatiin gue karena nada dering handphone gue yang terlampau tua dibanding usia gue
Dhila : "halo assalamualaikum tuaaan" sapanya manja Gue : "waalaikum salam nona"
Dhila : "kamu kemana aja sih katanya mau nelfon kalo udah pulang, kamu udah pulang belum ?" Gue : "belum sayangku aku lagi makan malem dulu sama si egi nih, kamu lagi apa ?" Tak dinyana tak disangka dhila langsung marah besar sama gue
Dhila : "kamu ngapain sih jalan sama dia ?" tanyanya dengan nada penuh emosi Gue : "dia mau ketemu doang yaang katanya dia mau nikah lagi dalam waktu dekat" Dhila : "aku gak mau tau pokoknya kamu harus cepet pulang ! aku gak suka kamu deket deket sama si janda gatel itu " bentaknya
Gue : "ya udah iya iya aku pulang ya udah kamu gak usah marah marah gitu yaang" tuuut tuuuut tuuuut telfon pun di tutup tanpa pamit
meninggalnya nenek :') akhirnya gue pun pulang dengan tergesa gesa karena pacar kesayangan gue ngamuk sesampainya dirumah gue liat nenek sedang meringis kesakitan dan gue liat wajahnya udah mulai memucat, semakin lama gue memandang wajahnya semakin terlihat tubuhnya terbungkus kain putih
Gue : "rakaaaaa genduuuut ini nenek kenapa ?" teriak gue
Raka : "nenek jatuh om" jawabnya dengan wajah yang tak kalah pucatnya karena ketakutan Gue : "jatuh dimana " kok bisa ?"
Raka : "dikamar mandi om"
Pendekar Muka Buruk 15 Pengemis Tua Aneh Ouw Bin Hiap Kek Karya Kho Ping Hoo Mustika Lidah Naga 7 2

Cari Blog Ini