Ceritasilat Novel Online

Kadal Bunting 4

Kadal Bunting Karya Glitch Bagian 4


by : Glitch.7 terparkir dihalaman, tapi dia masih bisa melihat pintu rumah yang terbuka.
Olla membuka pagar yang tidak dikunci, lalu masuk kedalam dan berhenti diambang pintu rumah. Dia melihat ruang tamu yang kosong, namun dimeja ruang tamu terlihat ada 2 kaleng minuman beralkohol yang sudah terbuka.
Perasaan curiga langsung memenuhi isi hati Olla, membuatnya memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah dan pada akhirya dia sampai disalah satu kamar rumah itu.
Gw pribadi sebenernya males pake banget nget nget nget harus ngetik kejadian yang satu ini, tapi ya mau gimana lagi, demi ente-ente yang haus akan fakta cerita disini, mau gak maulah gw ketik kejadian ini dengan perasaan euneug.
Spoiler for MadaFakaYuMoron:
Quote: Olla mendekati pintu kamar yang sedikit terbuka, dia bisa mendengar dengan jelas suara deru nafas dua orang yang sedang berpacu dalam merenggkuh kenikmatan...
Olla ragu-ragu, apakah harus membuka pintu lebih lebar dan melihat apa yang sedang terjadi didalam sana atau pergi meninggalkan rumah itu dan membiarkan rasa takutnya menang.
Tapi Olla berpikir, sudah terlanjur, dia sudah berada ditempat yang memang akan membuat hatinya luluh lantak tak bersisa lagi...
Olla menendang pintu kamar itu agar lebih terbuka... Dan...
Indra penglihatannya seketika nyaris kabur... Karena kenyataan yang dia lihat melebihi apa yang dia takuti...
......... Kekasih yang dicintanya itu berada diatas kasur... Posisinya tiduran dan diatasnya....
by : Glitch.7 ......... ......... ......... Diatasnya ada seorang Pria Bule yang sedang mengeksekusi Devan... .........
......... ......... Syiit momen lebih parah dari part WahAyu yang gw ketik adalah part ini.
Olla akhirnya benar-benar kehilangan kesadarannya.
Apa yang ada diotak gw saat mendengar cerita yang gw dengar ini dari Bernat " Gw gak percaya, otak gw belum bisa menerima kenyataan yang harus dialami Olla dalam kisah cintanya yang pahit itu.
Dia berusaha sekuat tenaga menepis kenyataan pahit yang harus dia lihat waktu itu setelah tersadar dari pingsannya, dia berharap apa yang dilihatnya hanya sebuah mimpi buruk.
Setelah kejadian itu, Olla menjadi depresi, kenyataan pahit yang lebih parah itu harus dia terima dengan hati yang gak akan bisa ikhlas.
Gak bisa gw jelasin secara detail gimana hancurnya perasaan Olla dan berantakkannya keseharian dia setelah kejadian itu, karena Bernat cerita ke gwpun hanya bilang, hancur sehancur-hancurnya kehidupan Olla ketika itu.
by : Glitch.7 Keluarga Olla bersyukur anak bungsunya masih bisa lulus smp dengan nilai tinggi dan masuk kesalah satu sma favorit kota gw dengan psikologi yang labil dan bisa dikatakan cukup stres.
Pada saat kenaikkan kelas 1 sma, Olla kembali menemukan cowok yang menyita perhatiannya dan membuat dia jatuh cinta lagi. Umur yang cukup berbeda jauh sekitar 4 tahun lebih tua dari Olla membuat cowok barunya ini sangat dewasa dan bisa membimbing Olla menjadi cewek yang baik dan menjalani hari-harinya kembali normal.
Soal gaya pacaran dengan si cowok dewasa ini, Olla menjadi lebih mahir dalam hal IYKWIM, dan sekali lagi, tentunya tanpa eLeM. Hanya sebatas pegang sana-sini dan ngemut-ngemutlah, hehehe... Kampret!.
Hubungannya dengan si Dewasa cukup lama sampai akhirnya si Dewasa harus pindah kota ke D.I.Y awal tahun ini (awal 2003 pada saat itu).
Si Dewasa meminta putus sebelum pindah, alasannya hanya karena dia yakin gak akan bisa menjalani hubungan LDR. Olla jelas gak terima, dia beranggapan bahwa kalo memang saling percaya dan yakin, jarak gak akan jadi halangan untuk mereka berdua (kek Neng Wulan aja kamu La, Ehm).
Memang harus diakui, patah hati yang kedua ini gak ada apa-apanya bagi Olla dibandingkan dengan yang sebelumnya. Tapi apakah ente pernah merasakan trauma karena patah hati " Kalo belum ya syukur deh, dan gw harap ente gak akan pernah merasakannya.
Olla terkena "Brokenheart Syndrome". Jaman itu gak ada istilah ini, emang sindrom inipun baru dipakai oleh dunia kedokteran beberapa tahun lalu, entah kapan tepatnya, tapi tahun 2003 gw rasa belum ada istilah penyakit ini. Gw pakai istilah itu karena biar ente semua bisa lebih gampang memahami kondisi Olla pada waktu itu.
Oke kembali kecerita lagi. Tapi gw aus, bentar sruput kopi dulu gais....
Olla yang sudah merasakan manisnya jatuh cinta dua kali, harus juga merasakan pahitnya dari kedua cinta yang sama.
by : Glitch.7 Stres kembali merasuki otak Olla, kenapa kembali " Karena memang kenyataannya Olla belum sembuh benar dari sakit hati dan stres dari pengalamannya yang pertama. Boleh dibilang, saat pacaran kedua dengan si Dewasa, Olla dalam tahap penyembuhan, bersama si Dewasa itu Olla bisa bahagia. Tapi saat yang diharapkan bisa membuat Olla kembali baik dan kuat, si Dewasa memilih pergi meninggalkannya.
Sindrom patah hatinya ini membuat dia stres dan memilih berlibur untuk mencari ketenangan bersama teman-temannya sampai akhirnya bertemu dengan seorang cowok yang bernama Reza Agatha.
Nah... Nah... Naaahh!!! Kampretnya, si cowok barunya itu dikasih mahkota oleh Olla. Upacara serah terima mahkota dilakukan pada saat malam mos digedung 2 sekolah lantai 2. Ehm, gak perlu diflashbacklah ya.
Stres brokenheart syndrome normal bahagia langsung depresi. Wow banget, dari bahagia langsung depresi, gak pake yang namanya stres dulu. Dan gwlah yang harus menyusun puzzlepuzzle hati Olla saat ini.
*** Spoiler for Buka Hatimu: Gw sudah sampai dirumah sakit bersama Bernat, kemudian menuju ruangan dokter spesialis psikologi. Sesampainya disana, ternyata Olla sudah dipindah ke ruang rawat inap. Gw dan Bernatpun menuju ruang rawat inap dengan no kamar 201.
Kami berdua masuk kedalam kamar rawat inap kelas 1 ini, gw melihat Papahnya Olla duduk dibangku sebelah tempat tidur, melihat anak bungsunya yang sedang terbaring lemah.
Gw mendekatinya, ketika gw sudah berada disampingnya, Olla menatap gw dengan ekspresi muka yang sedih. Olla meminta Papahnya dan Bernat meninggalkan kami berdua.
Setelah pintu tertutup kembali dan Papahnya Olla juga Bernat berada diluar, Olla memegang tangan kiri gw yang berada disisi tempat tidur.
by : Glitch.7 Quote: "Maafin aku... Maafin aku Za..." ucapnya lemah
"Udah ya, jangan mikirin yang berat-berat dulu, aku gak apa-apa, aku yang harusnya minta maaf sama kamu..." ucap gw sambil tersenyum dan mengelus pipinya dengan tangan kanan "Aku yakin, kamu pasti udah denger cerita masa lalu aku dari Bernat..." "........." gw hanya tersenyum
"Za, maaf aku udah senekat ini. Aku cuma gak mau kehilangan kamu Za... Aku gak mau kehilangan orang yang udah aku cintai lagi..."
"........." gw terdiam
"Za... Aku sayang sama kamu, aku relain semuanya untuk kamu... Aku korbanin perasaan aku untuk jadi yang kedua, aku berusaha ikutin mau kamu dengan backstreet disekolah, aku berikan apa yang aku jaga selama ini, yang gak aku berikan kepada dua mantan aku sebelumnya... Semuanya aku lakuin untuk kamu Za... Aku gak pernah nuntut kamu mutusin Wulan dan jadiin aku satusatunya yang ada dihati kamu... Aku gak minta itu... Aku cuma minta kamu terima aku dihati kamu Za... Walaupun jadi yang kedua, aku udah cukup bahagia... Tapi kalo kamu tetap gak bisa terima aku... Aku lebih baik pergi dari kamu... Dari semuanya... Dari dunia ini...".
Quote: Berbagai Cara Telah Aku Lakukan Untuk Hidupmu... Hingga Aku... Mengorbankan hidupku...
Buka Hatimu... Bukalah Sedikit... Untukku... Sehingga Diriku... Bisa Memilikimu...
Betapa Sakitnya... Betapa Perihnya Hatiku... Selalu Dirimu... Tak Menganggapku Ada...
by : Glitch.7 78. SEBUAH PERMINTAAN Quote: "Aku sayang kamu Za..."
"La... Boleh aku minta waktu untuk mikirin ini ?"
"Apa yang harus kamu pikirin lagi " Kita jalanin seperti sebelumnya..." "Tapi Ak..." brruuughhh
"Eh... Za... Kamu kenapa " Paaah! Papaah...!". ***
Gw terbangun diatas tempat tidur sebelah tempat tidur Olla. Yap, gw masih diruang kelas 1 rawat inap rumah sakt ini. Diruangan rawat inap ini memang ada dua tempat tidur, satunya dipakai Olla dan satunya lagi dipakai gw.
Gw jatuh pingsan ketika sebelumnya mengobrol dengan Olla. Bernat menceritakan kepada gw kalo hasil pemeriksaan dokter mengatakan gw pingsan karena belum mendapatkan asupan makanan dari siang hari, ditambah beberapa luka dan rasa sakit yang gw terima dibeberapa bagian tubuh.
Gw lihat Olla sedang terduduk ditempat tidurnya dan menengok kearah gw. Papahnya Olla ada disebelahnya, dan...
Dia... Dia ada disini " Gw tepuk pipi gw agak kenceng untuk memastikan kalo ini bukan mimpi. Kerasa pipi gw sakit karena gw menepuk pas dibagian benjut karena pukulan Bernat sebelumnya. Quote: "Udah siuman sayang ?" ucapnya dengan tersenyum tapi matanya terlihat jelas habis menangis
"Eh " Kok kamu bisa ada disini " Aku dimana ?" Gw seperti amnesia bingung dengan keadaan sekarang
"Masih pusing gak ?" pertanyaan gw gak digubris
by : Glitch.7 "Sedikit sih... Sekarang jam berapa ?" tanya gw sambil bangkit dan mencoba duduk diatas kasur "Jam 7 malam Yank... Kamu beneran udah gak pusing ?" jawabnya sambil membantu gw bangun "Iya udah baikkan, cuma ini muka ama tangan kerasa banget perihnya".
Gw diperbolehkan pulang setelah Papahnya Olla memanggil dokter jaga, pingsan yang gw alami enggak terlalu berdampak parah hingga harus dirawat, setelah itu gw diminta pulang oleh Papahnya Olla, karena dia khawatir akan kondisi gw yang perlu istirahat dan asupan makanan.
Gw melihat senyum manis Olla ketika gw dan Wulan berpamitan dengannya. Gw gak melihat Bernat, mungkin dia pulang dulu ketika gw baru bangun tadi.
*** Gw dan Wulan sudah berada dimobil Wulan, ngomong-ngomong sejak kapan cewek gw bisa nyetir. Dia gak pernah cerita, ah gak apa-apalah, kan nanti bisa ngajarin gw jadinya.
Kami berdua langsung menuju rumah nenek gw. Sesampainya disana gw langsung masuk kamar dan menuju kamar mandi. Gw bersih-bersih tanpa membasahi lengan yang masih diperban.
Selesai bersih-bersih, gw lihat Wulan berada diatas kasur gw, dia sedang membuka tasnya dan mengeluarkan box makanan. Wulan langsung meminta gw untuk makan.
Karena gw lagi enggak dalam kondisi fit, ya Wulan memaksa untuk menyuapi gw. Eum... Makanannya enak banget, ditambah perut yang lapar makin napsu gw untuk menghabiskan masakan Mamahnya Wulan ini.
Selesai makan dan minum, Wulan menutup pintu kamar gw yang tadi terbuka, karena diluar hujan dan cukup berisik karena rintikannya jatuh diatas seng penutup halaman parkir rumah.
Kami berdua duduk diatas kasur berhadap-hadapan, acara televisi yang dipilih Wulan tidak kami hiraukan.
Quote: "Lan, kok kamu bisa datang ke rumah sakit tadi ?" tanya gw
by : Glitch.7 "Olla yang nelpon aku, dia ngabarin tadi sore, terus aku langsung minta tolong sopir Papah jemput ke Jakarta..."
"Kok Olla bisa nelpon kamu ?"
"Aku yang awalnya sms dia waktu senin. Aku save nomor dia dihp aku, waktu aku pegang hp kamu di warung tenda malam minggu yang lalu..."
"Jadi kamu sempat sms-an sama Olla selama empat hari ini ?"
"Gak setiap hari, cuma sms-an waktu senin sama kemarin aja... Maaf aku gak bilang sama kamu, waktu hari minggu aku pulang subuh ke jakarta, siangnya aku beli hp sama nomor baru, buat sms Olla, dan aku non-aktifin nomor yang lama...".
Oke, sekarang gw paham, jadi Wulan beberapa kali sempat sms-an sama Olla dengan no.hp barunya. Pantes no.hpnya yang gw tau gak aktif.
Kemudian Wulan cerita, kalo senin dia nelpon ke no.hp Olla, membicarakan soal hubungan gw dan Olla, Wulan menanyakan sejak kapan Olla jadi selingkuhan gw sampai kecerita Olla sms gw dimalam minggu dan diketahui oleh Wulan.
Hari rabu kemarin, Wulan sms ke Olla menanyakan kabar gw, tapi Olla bilang enggak tau soal kabar gw, karena dia bilang ke Wulan belum masuk sekolah dari senin kemarin.
Setelah itu sampailah dikejadian hari ini. Wulan memang gak tau awalnya gw datang kerumah Olla sampai tadi ke rumah sakit. Dia ditelpon oleh Olla ketika gw dan Bernat masih dirumah Olla.
Olla menelpon waktu dia sudah berada di kamar rawat inap sebelum gw dan Bernat datang. Tapi Olla gak sempat memberitahukan gw karena gw sudah pingsan duluan.
Kemudian cerita Wulan berlanjut ketika gw sudah pingsan, dia datang ke rumah sakit setelah gw baru pingsan 30 menit. Olla menceritakan kejadian hari ini kepada Wulan, sempat terjadi adu mulut diantara mereka berdua ketika Wulan mendengar tangan gw disayat cutter oleh Olla. Untungnya saja ada Papahnya Olla dan Bernat tadi, mereka berdua ditenangkan dan kembali bicara baik-baik.
by : Glitch.7 Oh ya, Wulan memberitahu gw kalo Bernat pulang terlebih dahulu mengambil pakaian untuk Papahnya Olla dan Olla sebelum gw siuman.
Quote: "Mmm... Gitu ceritanya, pantesan kamu bisa sampe rumah sakit tadi. Terus kamu bilang sama Papah mau jenguk aku ?"
"Enggak, aku gak bilang sama Papah kalo kamu sakit, aku bilang mau jenguk temen... Kalo aku bilang jenguk kamu, pasti Papah ikut, terus aku mau jelasin apa kalo ada Olla juga disitu ke Papah ?"
"Ii.. Iya sih... Mm... Lan maafin aku ya, aku ketemu Olla hari ini karena emang mau jenguk dia aja awalnya, tapi malah begini jadinya... Jujur aku kaget waktu liat Olla stres dan sampai nekat gini..." "Kamu masih sayang sama dia ?"
"Aku gak tau Lan, aku kasihan sama dia, bukan sayang... Apa kamu udah tau cerita masa lalu dia Lan ?"
".... Ada apa dengan masa lalunya ?" ekspresi Wulan sedikit curiga. Spoiler for Miss You:
Akhirnya gw pun menceritakan soal masa lalu Olla kepada Wulan yang gw dapat dari Bernat tadi sore. Gak ada sedikitpun yang gw tutupi tentang kisah cinta pahit yang Olla alami kepada Wulan, semuanya gw ceritakan.
Wulan sama sekali tidak menyela cerita yang keluar dari mulut gw. Dia mendengarkan dengan seksama, sampai akhirnya gw selesai bercerita, raut muka Wulan berubah sedih, dan butiran airmatanya mengalir membasahi pipi lalu memeluk gw.
Dia sandarkan kepalanya kedada ini. Gw mengusap rambutnya yang halus dan wangi. Gw mengecup rambut bagian atasnya itu. Lalu meminta maaf lagi kepadanya.
by : Glitch.7 Quote: "Aku bukan nyerah..." ucap Wulan yang masih berada dipelukkan gw tiba-tiba "Hah " Maksudnya ?"
"Iya... Aku bukan nyerah karena harus ngelepas kamu Za..." ucapnya kali ini sambil melepaskan pelukkan dan kembali duduk tegak berhadapan dengan gw
"Ngelepas " Aku " Kamu ngomong apa ?" tanya gw semakin bingung
"Eza sayang... Aku mau kamu jadi cowok yang berarti buat pacar kamu... Bisa buat dia bahagia, apalagi sampai nyelamatin hidupnya..." kali ini dia memegang wajah gw dengan airmatanya yang makin mengalir cukup deras dari sebelumnya
"Lan... Kamu enggak maksud untuk..."
"Iya... Aku relain kamu sama Olla. Aku mau kamu buat dia bahagia dan membuat hidupnya jadi kembali ceria Za..." tangisnya semakin menjadi
"Enggak... Aku gak mau putus dari kamu Lan... Aku gak bisa jalanin ini semua sama Olla... Aku cinta ka..."
"Sssttt.... Jangan kamu bilang itu ke aku" potong Wulan sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir gw
"........." "Za, kamu tau cinta aku sebesar apa untuk kamukan " Sayang aku sebesar apa ke kamu selama ini... Dan aku juga tau rasanya jadi Olla... Sekarang kamu dengar baik-baik ya Za... Kamu jalanin semuanya dengan Olla tanpa aku. Buat dia bahagia, buat dia lebih menghargai hidupnya lagi... Karena... Olla gak akan pernah bisa sekuat aku Za... Olla gak akan bisa merelakan kamu demi orang lain seperti aku... Aku sayang dan cinta ke kamu, dan akan selalu begitu selamanya. Perasaan ini dan hati ini udah milik kamu Za... Tapi maaf, hubungan kita harus aku akhiri sekarang... Dan bukan berarti cinta dan sayang aku udah habis untuk kamu".
Spoiler for Only 21+: by : Glitch.7 Quote: Before you left me...
Wulan lalu mencium gw sebelum mulut ini mengeluarkan kata-kata permohonan untuk tetap bersama...
Diawali dengan ciuman yang lembut...
Lalu ritmenya naik menjadi saling berpagutan dan memainkan lidah... .........
......... ......... Wulan turun kebawah... Kepinggang dan membuka celana gw... Gw biarkan dia bermain dengan jojo...
Lama dia bermain-main dengan lidahnya dibawah sana... ..........
.......... Lalu gw menariknya keatas sebelum jojo menembakkan cairan cintanya dimulut Wulan... .........
......... ......... "Give me the best for the last!" ucapnya terdengar memohon ditelinga kanan gw
by : Glitch.7 ......... ......... ......... "Zaaa... Aassshhh..." .........
"Gantian aku dibawah Za..." .........
......... ......... "Za... Cum inside me please!" Lirih terdengar dan gw berikan apa yang dia mau.
Then I kiss your eyes and thank God we're together And I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and ever...
by : Glitch.7 79. KEMBALI HADIR Jatuh cinta memang indah rasanya, membuat bahagia, senang dan kadang sampai membuat sebagian orang enggak bisa berpikir logis.
Apa yang gw alami dengan hubungan percintaan gw dari dua orang gadis di masa sma begitu aneh. Seenggaknya itu yang gw rasakan.
Wulan adalah gadis pertama dari dua gadis terakhir yang gw maksud di masa sma. Memang dia bukan cinta pertama gw, Dini adalah pacar pertama gw, tapi bukan dia cinta pertama yang ada didalam hati ini. Ada nama lain yang pernah menyita perhatian gw, ketika gw masih memakai seragam merah-putih, dan pada saat itu, masih terlalu kecil bagi gw untuk mengerti arti kata cinta.
Perasaan aneh yang muncul pertama kali didalam hati seorang bocah ingusan waktu itu gak bisa gw ungkapkan. Hanya dengan sekedar memandanginya aja sudah membuat gw senang, melihatnya berada dikelas tanpa berani menyapanya duluan sudah membuat gw semangat untuk masuk sekolah.
Gadis polos yang manis, baik hati dan dia selalu menjadi juara kelas. Soal kecantikan itu relatif, tapi gadis yang masih sd waktu itu memang beda dimata gw. Dia tipe gadis yang gak bosen untuk dipandang orang disekitarnya. Bukan karena memiliki postur yang seperti gitar spanyol, tapi ada aura dalam dirinya yang membuat orang lain tersenyum saat melihatnya.
Apa yang ada dipikiran kalian jika mendengar "Cinta Pertama" " Gw memilih kata suka sebagai definisi cinta pertama gw. Yap, gw merasakannya saat masih bocah ingusan. Hanya suka " Gak masalah, seenggaknya karena gw masih bocah dan hati ini masih murni tulus mengungkapkan apa yang diinginkan, sama halnya ketika seorang bocah merengek minta mainan yang dia inginkan pada saat melihat barang tersebut. Perasaan bocah itu murni ingin memiliki apa yang dia lihat dan dia inginkan kemudian memintanya kepada orang tua.
Gw akui, gw memang buruk dalam hal mengingat wajah seseorang yang pernah gw kenal, bahkan gadis cantik sekelas Echa pun, otak gw gak bisa ingat. Memang sih, perubahan Echa drastis, jadi masih wajar kalo gw lupa-lupa lupa... Bukan lupa-lupa inget hahaha.
Sekarang pertanyaannya, siapa nama gadis yang menjadi cinta pertama seorang kadal bunting "
by : Glitch.7 Oke biar gampang, gw masuk kedalam cerita lagi di masa sma ini ya gais, jangan lupa sruput dolo kopinya .
*** Setelah malam terakhir bersama Wulan dirumah gw, jojo sempat berpesan kepada empunya.
Spoiler for Jojo jangan bersedih: Quote: "Bos..."
"Ya Jo... Gw tau apa yang lo mau omongin..."
"Gak bisa gini Bos, biar kata ane udah secelup dua celup ama Jella (Jeje Olla), JeLan tetap gak bisa ane tinggalin hiks..."
"Ikhlas Jo... Gimanapun Empunya JeLan udah memilih..." "Berat bos, Hiks... Mancurnya gak ada duanya bos... Hiks..." "Kampreeettttt..."
"Lah Bos, ane ma gak punya hati, realitanya ane emang soal begituan bos..." "Eh iya juga sih Jo... Tapi tetap aja lo kampret... Ini urusan hati manusia, lo diem aja dah..." "Sip bos, tapi bilangin ke Neng Wulan ya Bos..."
"Apalagi ah elah...!"
"Kalo ada sumur diladang boleh ane menumpang mandi... Kalo ane makin panjang, coba tolong "maen lagi"..."
"Aaasssyuu kamu Jooo!!!".
by : Glitch.7 Sialan emang si Jojo, bisa-bisanya tuh pantun dipelintir kek gitu... Leh uga, Ngoahahahaha.
Wulan sebuah nama sebuah cerita, nama yang akan selalu ada dihati gw selain Dini. Tapi sial bagi gw, kebanyakan nama cewek euy dihati. Kampret emang si Kadal satu ini.
Kaulah yang membuka mata hatiku Lan, dari seorang laki-laki yang belum pernah benar-benar mengerti apa arti dari sebuah pengorbanan hingga sampai kau lepaskan aku demi cinta seorang gadis lain kepadaku.... Terimakasih untuk kamu yang sekarang sudah menjadi salah satu anggota PDGI.
Hari berganti, bulan pun ikut berganti, dan sekarang sudah Desember 2003. Quote: "Sayang, nanti... Eh maaf lupa hihihi..." ucapnya
"Ck... Kebiasaan, jangan pake panggilan itu lagi, udah berkali-kali juga diingetin ah..." jawab gw ketus
"Iya iya maaf... Kan maksudnya biar kamu juga gak lupain dia..." ucapnya lagi sambil menggoda gw dengan mencolek dagu ini dengan jari lentiknya
"Masih mau dibahas " Aku pulang aja ya..." kali ini gw bangkit dari sofa ruang tamunya
"Iiih... Maaf deh maaf, becanda Zaa... Huu ambekkan..." tangannya menahan tangan gw agar kembali duduk
"........." gw membuang muka kearah lain
"Sini sini cium dulu biar gak marah..." tangannya memegang wajah gw agar berhadapan dengannya cuuppp... capcipcupcepcop lah kita.
......... by : Glitch.7 "Tadi mau ngomong apa ?" tanya gw ketika udah cukup basah dan kebas bibir ini dicapcipcupcepcop olehnya
"Iiishh... Aku masih pengen nyium malah dilepasin... Tanggung tauu..." "Yeee malah ngomongin gituan... Ntar si Papah keluar kamar berabe ah..."
"Hehehe... Biarin siih, udah sering ke"gep" jugakan " Hihihi..." makin ngasal gini pikirannya hadeuuuh
"Udah ah, mau ngomong apaan tadi ?"
"Iya soal tahun baru... Nanti kita mau jalan-jalan kemana ?" "Blom kepikiran, masih lama juga ah..."
"Iisshh dia ma gitu mulu... Susah diajak jalan-jalannya, kita ke singapore ya " Gimana " Pasti keren fireworks disana...."
"Kakah Ollah yang sekseeh... Minum obatnya dulu giih..." ucap gw dengan nada dibuat-buat "Kok minum obat " Kan udah tadi pulang sekolah..." jawabnya heran
"Kirain belom diminum... Tapi kenapa masih belom normal yak " Apa salah minum obat ?" "Iiih kok ngomongnga jahat gitu sih "!" mukanya bete kesel sebel
"Ya abisnyaa... Enteng banget ngomong mau ke singapore... Dikira cuma 2x naek angkot kali..."
"Duh pacarkuuu... Nyebelin banget siih, kan ada aku... Gak usah mikirin kayak gituan deh... Paspor, tiket pesawat, penginapan, semuaaanya biar aku yang urus, Okey ?" ucapnya dengan gaya yang kocak.
Memang kalo si gadis pemilik tubuh seksi ini udah punya keinginan, susah buat ditahan apalagi ngelarangnya. Kebuktilah ya perjuangannya dapetin ini gw punya hati kek gimana kemarenby : Glitch.7 kemaren. ***
Spoiler for Lady Antabellum:
Suatu hari disekolah, gw lupa tepatnya, tapi masih dibulan Desember, beberapa minggu sebelum tahun baru kalo gak salah.
Gw sedang makan roti pemberian Kinan, dia (Kinan) memang sering memberi gw roti buatan keluarganya, memang gak setiap hari, tapi dalam seminggu mungkin bisa gw terima 3 sampai 4 roti darinya.
Lagi asyik menikmati roti rasa keju ini sendirian, masuklah Airin n' the genk. Dia melirik kearah meja gw, lalu berbalik jalan menuju ketempat gw duduk ini.
Wah ada apaan nih cewek tumben mau nyamperin gw, soalnya gw emang sama sekali jarang bertegur sapa dengannya. Gak ada satu kegiatan dikelas atau tugas kelompok yang membuat kami saling komunikasi.
Tapi kali ini berbeda, dia sudah duduk dibangku Topan disebelah gw. Wajahnya menatap gw yang sedang mengunyah roti didalam mulut.
Quote: "Lagi apa ?" tanya Airin
"Lagi bikin anak..." jawab gw asal "Iiih dasar otak mesum!"
"Lah lagian da tau nih lagi makan roti, masih nanya..." ucap gw sambil menunjukkan roti ditangan kedepan wajahnya
"Huuh... Kamu tau gak kenapa aku gak pernah ngobrol sama kamu ?" "Kesel mungkin..."
by : Glitch.7 "Itu tau, kenapa gak nyoba nyapa duluan sih "!" "Males... Daripada dijutekkin mulu..."
"Bener ya... kamu tuh emang ngeselin...".
Apalah artinya ngajak ngobrol kalo ujung-ujungnya bikin dongkol. Dasar aneh nih cewek satu, pikir gw. Tapi gak lama kemudian, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, gw masih bisa lihat dari temlat gw duduk karena enggak terhalang oleh teman-teman yang belum pada balik kekelas.
Gw lihat dia mengambil buku, mungkin sebuah diary, kemudian membukanya dan mengambil selembar kertas.
Airin kembali berjalan kearah gw dan menaruh selembar kertas itu didepan meja gw, lalu dia berbalik badan dan melangkah pergi kembali tempat duduknya didepan sana.
Bebarengan dengan itu, Vera masuk ke kelas dan menuju kearah gw. Gw melihat lembaran yang ada dimeja ini, ternyata bukan kertas...
Quote: "Ih foto siapa ini Za ?" ucap Vera yang sudah berdiri disamping gw dan mengambil lembaran foto didepan gw
"Gak tau... Itu punya Ai"
"Airin ?" ucap Vera sambil memperhatikan foto yang dia pegang "Hah " Iya sih itu punya Airin..."
"Kamu satu sekolah ya waktu SD sama Airin ?" tanyanya yang masih memperhatikan selembar foto itu
"Satu SD " Enggak ah, aku gak pernah kenal Airin sebelumnya deh..."
"Terus, ini yang berdiri disamping Airin bukannya kamu ya " Mirip banget kok sama kamu..." kali ini Vera memperlihatkan foto yang dia pegang dan menunjuk ke bocah laki-laki yang berdiri bersebalahan dengan bocah perempuan dibarisan depan.
by : Glitch.7 Gw perhatikan dengan seksama foto itu, gw fokus kepada bocah laki-laki yang ditunjuk Vera tadi diantara siswa/i SD yang terfoto berbaris berlatar sebuah sekolah dasar.
Gw akui ternyata itu memang foto diri gw waktu sd, lalu gw lihat kesebalah diri gw yang terfoto, ada seorang bocah cewek, manis, rambutnya dikuncir 2 arah kanan-kiri. Gw perhatikan lagi, lalu hati dan otak gw menyimpulkan bahwa dia adalah cinta pertama yang membuat gw selalu semangat masuk kekelas dulu.
Boy it's been all this time And I can't get you off my mind And nobody knows it but me
I stare at your photograph Still sleep in the shirt you left And nobody knows it but me
I should've been chasing you I should've been trying to prove That you were all that mattered to me
I should've said all the things that I kept inside of me And maybe I could've made you believe
That what we had was all we'd ever need
by : Glitch.7 80. NANTANG KENTANG Hari Sabtu dibulan Desember 2003.
Hari ini gw pulang sekolah gak bareng sama Olla, dia menberitahu gw pas istirahat kalo dia akan ikut keluarganya ke Tangerang karena ada keperluan keluarga.
Gw baru saja akan menghidupkan mesin si Bandot ketika pundak gw ada yang menyolek dari belakang, gw menengok dan seorang gadis manis berdiri kearah gw sambil tersenyum. Quote: "Hai Za, pulang sendiri " Kok gak sama Kak Olla ?" tanyanya
"Eh Rin, enggak nih, Olla lagi ada perlu sama keluarganya ke Tangerang... Kamu belum dijemput ?" "Hari ini aku gak dijemput Za, cowokku udah pulang ke kota asalnya kemarin..." "Ooh... Berarti gak tahun baruan bareng dong " Kasian banget hahahaha...." "Dih malah ngeledek... Eh aku boleh ikut bareng kamu pulangnya ?" "Yee malah mau nebeng dasar..." ledek gw lagi
"Ih masa tega sih biarin aku pulang sendirian, nanti kalo ada yang nyulik gimana coba ?" ucapnya sambil cemberut
"Ya gak gimana-gimana, nanti aku titip pesen sama yang nyulik, jangan lupa kasih kamu makan dan minum palingan... Hahahaha...".
Namanya juga cewek, kalo diledekin terus malah nyubit, perut gw jadi sasarannya, hadeuh.
Kami berdua sudah berada diatas si Bandot dan menuju salah satu kedai bakso. Yap, Airin mengajak gw untuk mengantarnya makan bakso dulu sebelum pulang.
Setelah sampai dikedai Bakso, kami berdua memilih duduk dipojok karena meja lainnya sudah cukup penuh oleh pengunjung lain. Kami duduk bersebalahan, setelah dua mangkuk bakso disajikan
by : Glitch.7 didepan kami, gw dan Airin mulai menyantap makanan ini.
Quote: "Za, liburan minggu depan mau kemana ?" tanya Airin disela-sela makanan yang kami nikmati
"Mmm... Gak tau sih, cuma Olla ngajakin aku tahun baruan ke singapore..." jawab gw setelah menelan bakso yang kenyal
"Iiih ikut doong Za... Ajakin aku ya.. Ya... Ya.. ?" tiba-tiba Airin menjadi antusias mendengar ucapan gw
"Laah maen mau ikut aja, aku aja belum tentu mau, lagian belum pasti..." "Iih.. Singapore loch Za... Masa gak mau sih " Kurang baik apa coba Olla ama kamu ?"
"Laah kenapa kamu yang antusias sih " Lagian gak minat sebenernya, males aja jalan jauh-jauh gitu... Ngomong-ngomong kamu ada rencana liburan kemana " Cowokmu kan lagi pulang kampung..."
"Ih payah kamu tuh... Hmm.. Kalo aku sih paling ikut keluarga, belum tau mau kemana sih, Papah belum bilang ada rencana kemananya, kenapa emangnya " Mau ngajak aku jalan ya tahun baru nanti " Hihihi..."
"Enggaklah... Mau kena amuk Olla Rin, ngajak jalan cewek orang " hahahaha.." "Hihihi... Ya kali aja gitu mau sembunyi-sembunyi...".
Lah malah ngasih kode ke gw dia, mau diselepet apa nih anak ama Jojo " Hahaha...
Selesai makan, kami berdua keluar kedai bakso, lalu Airin melihat sebuah apotik disebrang jalan, dia meminta gw menunggu didepan kedai ini. Kemudian Airin menyebrang jalan menuju apotik, dia bilang mau beli obat, entah obat apa.
Tapi yang gw lihat agak aneh, kok sampai diparkiran apotik dia sempat berbicara dengan tukang parkirnya, seperti sudah kenal, lalu gak lama tukang parkir itu masuk kedalam apotik, Airin hanya menunggu diparkiran. Selang beberapa menit, tukang parkir keluar dari apotik sambil membawa
by : Glitch.7 plastik dan memberikannya kepada Airin, kemudian Airin kembali berjalan ketempat gw menunggu.
Kami berdua melanjutkan perjalanan, kali ini gw arahkan si Bandot kedaerah kabupaten, rumah Airin memang lumayan jauh dari sekolah dan kotamadya. Sekitar 30 menit gw baru sampai didepan rumah Airin, dan tanpa bisa menolak ajakannya, gwpun masuk kedalam rumahnya.
Rumah Airin cukup nyaman dengan kesan sederhana, sepertinya Papahnya Airin menyukai gaya rumah minimalis dan ditambah dengan banyaknya furniture dari bahan kayu jati.
Gw duduk disalah satu bangku panjang yang berbahan kayu jati, Airin sudah kembali dari dapur dengan membawakan gw segelas jus alpukat dingin. Dia duduk disamping gw kemudian mempersilahkan gw meminum jus buatannya itu, kemudian dia pamit sebentar untuk kekamarnya.
Gw meminum jus alpukat buatannya, lumayan seger tenggorokkan setelah naik motor dengan cuaca yang cukup panas tadi, padahal ini bulan desember.
Kok lama-lama gw ngerasa makin gerah, gw buka jaket yang gw kenakan lalu tubuh gw malah makin merasa kegerahan. Akhirnya gw membuka 1 kancing seragam atas gw lalu mengipas-ngipas dada ini dengan buku yang gw ambil dari tas.
Tidak lama kemudian Airin kembali keruang tamu, dia berjalan mendekati gw sambil tersenyum. Tapi... Ini mungkin yang dinamakan godaan syahwat, beneran nih anak gak mikir apa kalo gw bisa aja memperkaosnya, pakaian yang dia kenakan sungguh terlalu, gw gak tau nama model baju atau dress yang dia kenakan, pokoknya dia menggunakan pakaian terusan sampai keatas lutut dan tanpa lengan, gw belum tau dia pakai celana apa gak, soalnya setelah pakaiannya cuma sampai diatas lutut, gw langsung bisa melihat pahanya yang mulus kinclong.
Airin sudah duduk disebelah gw. Ini godaan banget, mana hawanya panas eh ditambah ada cewek yang seksi dengan pakaiannya disebelah gw, makin gerah aja gw dibuatnya. Quote: "Za.. Gerah ya ?"
"Eh.. Ii..iya, kok cuacanya panas ya, padahal kayaknya udah mulai mendung tuh langit diluar" jawab gw sambil melihat kejendela luar
"Ya udah abisin dulu itu jusnya... Siapa tau bisa bikin adem..."
by : Glitch.7 "Iya Rin, makasih... Tapi ini kamu pake pakaian gini kegerahan juga ?" tanya gw lalu meminum jus alpukat lagi
"Iya nih aku juga kegerahan..." godaan banget, Airin mengipas-ngipas baju bagian bawahnya, lo tau " Itu ujung bajunya yang dipaha, dia lagi duduk eh dikipas-kipas tuh bajunya yang bagian bawah, busyeeett dah, kagak pake celana, makin jelas gw liat paha bagian dalemnya
"Laah... Rin... Ngipasnya kok yang itu, emang gerah apa itu dalemnya ?" Sengklek sekalian otak gw da begini ma
"Mau ngipasin Za ?" ucapnya Na KaL.
Spoiler for only for 21++:


Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Quote: "Za... Sini..." Airin menarik tangan gw agar mendekat "........." gw nurut aja dah
Airin mencium bibir gw lalu tangannya yang memegang tangan kiri gw diarahkan kepahanya... Capcipcupcepcop ria tak bisa dihindari...
Eh tangannya udah melepaskan semua kancing seragam gw...
Gw gak mau tinggal diam, tangan kiri gw arahkan kearah "JeRin" yang masih tertutup segitiga berwarna pink dengan bahan licin...
......... ......... ......... Airin sudah berada didepan Jojo... Silahkan berkenalan dulu Rin...
by : Glitch.7 ......... Seluuurruppsss... Jiiirrr seruputannya lihai juga nih .........
Gila bahaya kalo dia gw biarkan maen sedotan lama-lama... Bisa gawat... Gw coba tarik tangannya keatas, bermaksud gantian, biar dia gw buat tereak.... Wah kacau... Tangan gw ditepis lalu wajahnya menengadah keatas, kearah gw
"Diem! Aku pingin tau "ini" sekenceng apa kalo muntahin lava kamu..." ucapnya lalu kembali menyeruput Jojo...
Gila nih anak... Leh-uga Rin... Monggo deh keluarin, gw juga belom pernah diseruput ampe Jojo olab di Yu punya komuk...
......... ........ ........ Deuusss... Deusss... Deusss... Olab Jojo, lavanya mendarat tepat diwajah Airin... Rambut, Alis, kening, hidung dan bibirnya sukses dihiasi lava... "Fiiiuuuhhh..." gw mengeluarkan napas dari mulut
"Hihihi... Enak gak ?" ucapnya sambil mencolek lava yang ada dihidungnya lalu menjilatnya dengan jari tengah
by : Glitch.7 "Pengalaman banget kamu Rin..."
"Mmm... Jam terbang gak bisa bo'ong dong... Hihihi..." jawabnya sambil mencolek lava lainnya.
Gw sudah selesai bersih-bersih dikamar mandi, lalu keluar dan melihat Airin juga yang sudah membersihkan wajahnya diwastafel dapur.
Airin mengajak gw duduk dikursi meja makan, kami duduk bersebalahan. Dia menawarkan gw makan tapi rasanya gw masih kenyang setelah makan bakso.
Quote: "Rin, udah sering ?" tanya gw sebelum meminum air mineral digelas yang disediakan oleh Airin "Cukup sering Za, kenapa " Mau nilai aku buruk ?"
"Enggak... Gak apa-apa, cuma cukuplah buat aku terkejut, kamu udah pengalaman banget..." jawab gw sambil tersenyum
"Aku males bahas soal itu..."
"Oke deh maaf ya, oh ya... Kamu sakit apa ?" "Sakit " Enggak ah, aku gak sakit..."
"Loch terus tadi ke apotik beli obat buat siapa ?"
"Ooh maksud kamu ini ?" Airin mengambil plastik lalu mengeluarkan isinya "Apaan itu ?"
"Balon... Buat pertandingan selanjutnya sama kamu... Berani ?" jawabnya sambil tersenyum nakal.
Hohohoho... challenge accepted! ".....Eh ada harim salah nendang Maklum aja kalo nyumput, Eh si Airin malah nantang Belum aja gw serupuut..."
by : Glitch.7 81. ALUR HANCUR I Spoiler for only for 21++:
Quote: Kami berdua sudah berada dikamarnya... .........
......... Airin kembali bermain dengan Jojo dibawah sana... Kali ini gw gak boleh lagi kebobolan seperti sebelumnya... .........
Dia harus tau bagaimana "sundulan" Jojo bisa membuatnya menggelinjang... .........
Gak gw biarkan dia bermain terlalu lama dibawah sana...
Kali ini dirinya sudah berada dipangkuan gw... Dress yang dia kenakan hanya menutupi bagian perut dan pinggangnya saja...
......... Gw mainkan duo dribble miliknya... "Terusiin... Isep yang kuat Za..."
Rambut gw dijambak kearah duo dribllenya agar wajah gw semakin tertekan... .........
by : Glitch.7 "Sshhh.... Cukuupp... Aku gak tahan lagi..." ucapnya melepaskan wajah gw dari duo dribblenya lalu mendorong tubuh gw agar tidur terlentang...
......... Srek... Dia merobek pembungkus Balon, lalu memasangkannya kepada Jojo... Duh apaan ini pikir gw, kok berminyak yak.... Gak enak banget, Jojo gw serasa pengap dan tercekik... .........
......... Kembali dia naik kepangkuan untuk mengenalkan JeRin kepada JoTa.... (Jojo AgaTha)... .........
Like a Rodeo... Shes screamin' on the top... "Aahhh......" ucapnya berisik
......... ......... 15 menit kemudian, dia meminta gw yang diatas... .........
......... ......... Pacu dan pacu... Berpacu dalam "melodiii"...... .........
by : Glitch.7 "Za... Eeugggghhh..."
"Aaaww... Perih Rin..." kukunya mencakar punggung gw... "Sssttt... Diema ah... Ssshhh..."
......... ......... "Lepasiiin... Lepasiin duluu..." ucapnya Seerrrrr..... Cerrrrr.... Anjir nyembuuurrrr... .........
"Bentar... Huufftt... Lemess... Istirahat dulu ya Za..."
Lah " Istirahat " Alamakjaaang, gimana nasib JoTa ini... Kampret dikasih kentang gw ama Airin... Aeelaahh...
Dia masih terkulai lemas tiduran dikasur. Sedangkan gw hanya duduk disebelahnya melongo gak jelas memikirkan nasib Jojo yang kena tanggung. Gw bangkit dari kasur melepas Balon dan keluar kamar untuk menuju kamar mandi.
Didalam kamar mandi gw bersih-bersih, kemudian punggung gw kembali merasakan perih, gw lihat punggung gw dari cermin, dan terlihat empat garis bekas cakaran disisi kanan kiri punggung gw, oke total delapan cakaran kucing meong yang bersebrangan menghiasi punggung indah ini.
Spoiler for Jojo ngambeuk:
Quote: "Sabar Joo... Tenang dulu... Sloww..."
by : Glitch.7 "Gak gini juga keleess...." "Iye paham, paham..."
"JeRin mancur, lah ane bos " Jadi mengkerut begini... Aelaah bos boss.." "Nanti Jo ya, minta ama Neng JeLa aja dah..."
"Bilangin ama neng Airin, jangan kenal ane lagi dah!... Ini namanya Habis mancur Kentang ditabur..."
"........." Gw cuma bisa nyentil nyentil Jojo agar diam.
Gw sudah berpakaian lengkap dan berada diruang tamu rumah Airin, gak lama kemudian Airin keluar kamar dengan hanya menggunakan handuk lalu menghampiri gw dengan berdiri didepan meja ruang tamu.
Quote: "Za.. Kamu mau kemana ?" tanya Airin
"Aku mau pulang ya... Udah sore nih, kan rumahku jauh dari sini..." "Iih kok pulang, kan kamu belum "selesai"... Emang gak mau diberesin dulu apa ?" "Enggak deh Rin, udah gak tinggi lagi nih..."
"Iiih... Maaf deh maaf... Aku bukannya egois, tapi tadi lemes banget, abisnya kamu jago banget bikin aku keluar..." ucapnya kali ini duduk disebelah gw dan memeluk lengan kiri ini "Ya udah gampanglah, aku pulang dulu ya..." ucap gw sambil bangkit dari kursi "Zaa..."
Cuuppp... Airin mengecup bibir gw
by : Glitch.7 "Makasih ya.. Maafin aku tadi, aku utang 1 pertandingan sama kamu..." ucap Airin kali ini tersenyum manis sekali.
Gw sempat menanyakan kenapa kok setelah minum jus alpukat buatannya jadi kepanasan gak jelas, Airin gak menjawab, dia hanya tersenyum jahil dan terkekeh. Kemudian gw lanjut kepertanyaan berikutnya, apa dia gak malu minta tolong orang lain untuk beli balon di apotik... "udah biasa, kenal ama cowokku, jadi kalo beli minta tolong tukang parkir..." jawaban yang spektakuler.
Gw pun pamit dari rumahnya, Airin hanya mengantar sampai ambang pintu, ya gak mungkin juga ampe luar pager ma, tuh anduk kalo copot bisa diperkaos dia sama tukang cilok yang lewat. ***
Bulan September 2003 alur mundur. Spoiler for Dan:
Dan& Bukan maksudku, bukan inginku melukaimu Sadarkah kau di sini ku pun terluka Melupakanmu, menepikanmu Maafkan aku&
Sepenggal lirik lagu dari Band SO7 itu ditulis dalam secarik kertas berwarna ungu olehnya. Hanya bagian lirik itu saja. Dan dibawah kanan ujung kertas dia tempelkan tanda bibirnya menggunakan lipstik berwarna merah terang.
Quote: "Aku gak akan lupain kamu, tapi saat ini, aku harus bisa... Maafin aku... Aku sayang kamu Za..." ucapnya lirih sambil melipat kertas ungu itu dan menaruhnya diatas meja dan ditindih oleh hp gw "Aku masih bisa memilih, aku ingin ka..."
"Ssstt... Udah, aku gak mau bahas ini lagi. Besok, tolong kamu sampaikan pesan aku sama dia ya..." ucapnya memotong omongan gw dan menempelkan jari telunjuknya dibibir gw
by : Glitch.7 "........."
"Aku sayang kamu..." ucapnya lagi sambil memegang wajah gw cuupp... kening gw dikecup sebentar olehnya
"Aku pulang, berikan yang terbaik untuk dia...".
Gw hanya bisa melihatnya masuk kedalam mobil dan perlahan meninggalkan halaman parkir rumah Nenek. Bersamaan dengan mobilnya yang sudah tidak terlihat lagi, hujanpun kembali turun dimalam terakhir saat bersamanya.
Gw mengambil gitar lalu duduk disofa teras depan kamar ditemani segelas kopi. Tidak lama, Nenekpun pulang dari pengajian sambil menggunakan payung. Gw menyambut Nenek dengan mencium tangannya, lalu Nenek memeluk gw.
Seolah-olah dia tau ada sesuatu pada diri cucu tersayangnya ini. Nenek memeluk gw cukup lama sambil mengelus lembut rambut gw. Tapi tidak lama, Nenek melepas pelukannya dan mengatakan, "Jalani hidup dengan baik, niscaya Tuhan menyertai langkahmu Za...".
Gw tau maksud Nenek, dia pasti melihat wajah gw yang lebam dipipi dan pelipis yang dibalut perban. Mungkin dipikiran Nenek gw habis berkelahi disekolah. Seenggaknya dia gak melihat perban yang melilit lengan kanan gw karena gw memakai sweater saat itu.
Nenekpun masuk kedalan rumah, dan gw kembali duduk disofa teras. Gw petik senar gitar untuk masuk memainkan intro lagu yang sepenggal liriknya tertulis diselembar kertas ungu tadi.
Dari Wulan untuk gw. Lagu inipun gw nyanyikan dengan perasaan yang hancur, dengan diiringi nada-nada rintikan hujan yang menyentuh tanah diluar sana, semakin menambah sakit rintihan hati ini.
-Seandainya saat itu aku memilih kamu dan melepaskannya... Seandainya saat itu aku tidak menuruti keinginanmu... Seandainya saat itu kamu tetap bertahan... Tapi sayang, aku hanya bisa berandai-andai.Quote: Dan kamu tau " Aku sengaja membiarkan dia seperti itu, agar dia mengerti bahwa
by : Glitch.7 pengorbanan kamu nyata, agar dia lihat dalam diri ini sebesar apa kamu berkorban untuk dia. Dan pada akhirnya kamu juga tau, siapa yang dia pilih...
by : Glitch.7 82. ALUR HANCUR II September 2003 3 hari setelah the last night with kamu.
Olla sudah masuk sekolah kembali, sudah 2 hari dia bersekolah mulai selasa kemarin. Dan Rabu sore ini gw menjemput dia dirumahnya.
Gw parkirkan si Bandot didepan pagar, tidak seperti biasa yang gw bawa masuk sampai lahan parkir rumahnya, karena gw pikir pasti langsung berangkat lagi.
Gw baru sampai teras ternyata Papahnya Olla sudah berada diambang pintu rumah, beliau tersenyum melihat gw dan gw pun mencium tangannya, lalu tidak lama muncullah gadis cantik dan seksi dari dalam rumah.
Olla dan gw langsung pamit kepada Papahnya, karena jam sudah hampir menunjukkan waktu tayang film yang akan kami tonton sore ini.
Kami sudah berada disalah satu mall dan menuju kelantai paling atas. Sesampainya didalam gedung bioskop, gw mengantri untuk membeli tiket, berharap semoga masih dapat bangku penonton dibagian tengah. Syukur-syukur paling atas, bukan apa-apa, gw pernah nonton dapet bangku paling depan layar, selesai nonton sukses membuat gw pegel leher dan mata perih.
Akhirnya kami berdua dapat bangku ditengah-tengah. Lumayanlah enggak bikin mata perih, paling cuma kehalangan kepala penonton didepan kami yang lumayan juga membuat kesel. Masih kepake gak tu pala " Kalo kagak, biar ditebas aje ma cerulitnya si Gusmen, hahaha.
110 menit durasi film yang kami tonton selesai juga, lalu kami berdua berniat mencari makan diluar mall, tapi seperti kebanyakan penonton lainnya, Olla ingin buang kecil dulu ke toilet bioskop, gw bilang ke dia menunggu diluar gedung bioskop.
10 menit cukup lama menunggu orang ke toilet, 20 menit udah lama nih, 30 menit kelamaan gais. Gile setengah jam dia baru keluar gedung bioskop. Gw lihat dia menghampiri gw sambil tersenyum dan meminta maaf karena antrian di toilet wanita tadi cukup banyak.
Kami berdua sekarang sudah makan disatu resto makanan khas Yogyakarta dengan model resto lesehan. Rasanya enak dan manis makanan yang gw santap diresto ini. Cukup membuat gw kenyang dan kamipun beranjak pulang setelah membayar pesanan kami tadi.
by : Glitch.7 Sekarang sudah pukul 8 malam, 30 menit sudah gw berada disofa ruang tamu bersama kedua orangtuanya dan tentu saja Olla. Kami hanya mengobrol santai, tidak ada obrolan yangs serius, sampai akhirnya kedua orangtua pamit keluar untuk makan malam, gw dan Olla sempat diajak, tapi karena kami berdua masih merasa kenyang setelah menyantap makanan khas Yogyakarta tadi, kamipun memilih tinggal dirumah.
Olla langsung memeluk lengan kanan gw ketika suara pagar tertutup dan bunyi mesin mobil orangtuanya lama-lama menghilang.
Quote: "Za.. Mau minum es teh ?" tanyanya sambil melihat gelas air mineral gw sudah habis
"Enggak La makasih... Udah kenyang, nanti minum trus malah kembung juga..."
"Mmm... Ya udah, kalo mau minum es bilang ya..." ucapnya lagi kali ini sambil menyandarkan kepalanya ke bahu gw
"La... Aku mau ngomong sama kamu... Soal Wulan..."
"Aku dengerin Za..." jawabnya sambil tetap menatap meja didepan kami dan kepala yang bersandar dibahu ini.
Gw menceritakan kepada Olla soal masa lalu Olla yang gw katakan juga kepada Wulan, intinya Olla sekarang mengetahui kalo Wulan juga tau masa lalu Olla. Kemudian gw menceritakan kalo Wulan merelakan gw tetap bersama Olla, tanpa dirinya diantara kami berdua, seperti sekarang.
Berat rasanya menceritakan apa yang Wulan harapkan ke gw dan harus gw ulangi lagi kepada Olla. Bisa saja gw tidak menceritakannya kepada Olla soal harapan Wulan kepada gw, tapi itu bukan keinginan Wulan. Gw harus memberitahu Olla karena itu pesan Wulan kepada gw.
Selesai gw bercerita, Olla masih terdiam dibahu gw, tangannya menggenggam erat lengan kanan gw ini, tidak lama kemudian Olla menangis lalu membenamkan wajahnya kedada gw.
by : Glitch.7 Rambutnya yang panjang sepunggung itu gw belai lembut, lalu gw kecup kepalanya yang berada didada ini.
Quote: "Sekarang, kamu tau, kalo aku gak akan buat Wulan kecewa dengan membiarkan hidup kamu hancur... Aku akan berusaha ngebahagiain kamu... Maaf kalo aku harus perlahan-lahan membuka hati ini untuk kamu..." ucap gw yang masih membelai rambutnya
"........." Olla masih membenamkan wajahnya didada gw dan masih terisak
"Bantu aku untuk buat hati ini memberikan cinta kepada kamu juga La..." ucap gw lagi
Dan pelukkan Olla makin erat memegang punggung gw.
Kejujuran yang gw katakan kepada Olla adalah jalan terbaik, agar dia tau kalo hati gw masih mencintai Wulan. Sekarang dia tau juga kalo didalam hati ini belum bisa menerima namanya. Bahkan kalo gw bandingkan, nama Vera mungkin lebih beruntung, karena hati ini lebih bisa menerima nama Ve dibanding namanya, tapi gw akan berusaha untuk mencintainya. Ya, gw akan berusaha membahagiakan dia setulus hati ini, bukan dengan kebahagian semu seperti sebelumnya. ***
Oktober 2003. Sudah sebulan lebih mungkin saat ini hubungan gw dan Olla berjalan setelah Wulan mengakhiri hubungannya dengan gw. Olla dan gw pun disekolah sudah tidak backstreet. Sekarang hubungan kami berdua sudah diketahui teman-teman lainnya.
Kinanti, Vera, Gusmen cs, Rekti dan sang ketua osis yang baru, Echa, semuanya mengetahui kalo gw memacari mantan ketua osis sekolah ini. Tidak ada masalah sepertinya dari pihak lain yang mengetahui hubungan kami berdua, mungkin hanya Vera yang sedikit cemburu. Tapi dia tau apa yang ada didalam hati gw. Seenggaknya dia masih mempunyai kesempatan, mungkin itu yang ada dibenaknya.
by : Glitch.7 Hubungan kami berdua disekolah seperti layaknya orang berpacaran, pulang bareng, istirahat bareng walaupun gak setiap hari begitupun kalo jemput pagi hari, tergantung gw bisa kerumahnya dulu atau enggak karena telat. Tapi yang pasti kami selalu pulang bersama.
Suatu hari ketika bel pulang berbunyi, gw seperti biasa membereskan buku dan alat tulis lalu bersama teman lainnya keluar kelas dan menuju parkiran motor.
Gw sudah melihat Olla berdiri disamping si Bandot seperti biasanya jika kami pulang bareng, langkah kaki gw pun berhenti tepat didepannya yang sedang tersenyum itu.
Quote: "Mau langsung pulang atau makan dulu La ?" tanya gw sambil memakai helm pemberiannya dulu
"Mm.. Za, hari ini aku pulang bawa mobil sendiri, aku gak pulang bareng kamu..." jawabnya sambil memasang wajah yang sedih dan menyesal
"Oh " Tumben La, kok gak bilang pas tadi istirahat ?" tanya gw yang mencoba menghidupkan mesin si Bandot
"Iya, aku mau ada perlu dulu, kerja kelompok dirumah Tia, maaf aku lupa sms dari malam dan lupa juga pas tadi istirahat mau bilang ke kamu... Maaf ya Za... Kamu gak marahkan ?" Kali ini tangannya memegang lengan kiri gw
"Ya enggaklah, masa aku marah cuma karena kamu mau kerja kelompok hahaha... Ya udah kamu hati-hati ya bawa mobilnya, jangan lupa makan siang nanti... Aku gak mau kamu sakit lagi" ucap gw yang sudah berbalik kearahnya dan membelai rambutnya
by : Glitch.7 "Eh.. Ii... Iya Za... Makasih ya.." wajahnya terlihat malu dan menunduk
"Hei... Kok malu gitu sih " Kan kita udah pacaran, hehehe.." ucap gw sambil memegang dagunya agar wajahnya kembali melihat gw
"Iiya.. Iya Za, aku cuma kaget aja kamu jadi gini... Maaf ya..." jawabnya dengan pipinya yang memerah
"Aku yang minta maaf kalo baru sekarang bisa memperlakukan kamu layaknya seorang pacar, maafin aku ya, aku sayang kamu La..." ucap gw lagi kali ini sambil mencium keningnya.
Setelah itu Olla pun pergi kearah parkiran mobil sekolah didekat gerbang depan, memang parkiran mobil dan motor disekolah gw beda tempat, kalo parkir motor untuk siswa/i berada dilapangan basket gedung dua yang posisinya dibagian area belakang.
Ketika gw sudah berada diatas si Bandot dan hendak pergi meninggalkan parkiran motor, datang seorang cowok yang cukup gw kenal wajahnya, menghampiri gw dan berhenti tepat didepan si Bandot.
Quote: "Za... Ada yang mau gw omongin sama lo..." ucapnya
"Soal apa ?" "Soal lo..." "Kalo maksud lo mau nanyain hubungan gw dengan Olla, gw udah resmi macarin dia sebulan ini... So, lo gak ada hak lagi buat ngelarang gw deketin dia"
by : Glitch.7 "Mending lo matiin mesin vespa lo dulu, turun dulu dan ikut sama gw"
Waah... Ngajak ribut lagi kayaknya si Cupu satu ini, okelah gw layanin dah.
"Oke... Sekarang mau kesebelah aula atau dibelakang sekolah ?" tanya gw sambil melepas helm dan mematikan mesin si Bandot
"Enggak... Lo ikut ke mobil gw"
"Eh " Lo mau ngeroyok gw " Gak usah jauh-jauh, dibelakang sekolah aja bawa temen-temen lo, satu-satu gw layanin ampe beres Jef..."
"Lo gak ngerti, udah ayo ikut dululah buruan...".
Jefri langsung menarik jaket gw dan meminta gw mengikutinya kearah parkiran mobil dan ikut masuk kedalam mobilnya. Kemudian setelah gw berada dibangku samping kemudi dan memakai safety belt, Jefri langsung memasukkan perseneling mobil ke gigi 1 dan mobilpun berjalan meninggalkan parkiran mobil sekolah ini.
by : Glitch.7 83. ALUR HANCUR III Jefri cukup kencang mengemudikan mobilnya, hingga tangan kiri gw harus memegang handle mobil diatas pintu. Ini anak sebenernya mau bawa gw kemana " Sampe buru-buru gini.
15 menit kemudian kami sudah berada disimpangan lampu merah, disisi kiri ada sebuah kedai kopi, Jefri menghentikan mobilnya lalu menunjuk kearah meja di kedai itu.
Quote: "Lu liat baik-baik Za, siapa yang lagi berduaan dimeja itu ?" ucapnya sambil menunjuk dua orang yang sedang berada dikedai kopi bagian luar
"... Siapa itu ?" tanya gw sambil memperhatikan cewek yang duduk membelakangi pandangan gw dan cowok yang menghadap kejalan kearah mobil ini
"Ck... Itu Olla! Pacar lo...!"
"Jiing.. Gw kenal dan tau siapa Olla, dan gw apal dia tadi pake cardigans pink... Itu bukan Olla!" Gw tarik kerah seragamnya
"Lu turun ama gw, biar lu percaya, ayo..." Jefri melepaskan cengkraman tangan gw lalu keluar dari mobil.
Gw mengikutinya melangkah masuk kedalam kedai cafe dan duduk disalah satu bangku dan meja yang masih kosong, mungkin hanya 4 meja dari dua orang yang Jefri tunjuk sebelumnya.
Jefri memesan dua gelas coffe latte panas, kemudian dia meminta gw memperhatikan dua orang tadi. Posisi duduk gw menghadap kearah meja dua orang itu, sedangkan posisi Jefri disebelah kiri gw, menghadap jalan raya.
Setelah gw memperhatikan dua orang tadi, gw langsung nyuntrungin itu si Cupu punya pala, pelan sih, tapi cukup membuatnya kaget dan menahan emosi.
Quote: "Heh somplak, kalo punya kacamata udah jelek beli yang baru, itu cewek siapee " Gw kagak kenal... Ah sompret bener lu..." ucap gw keki
by : Glitch.7 "Hah " Masa sih "... Eh, loch... Kok bukan Olla... Lah tadikan gw liat dia ama cowok dibonceng pake motor, trus temen gw sms kalo liat Olla ke kedai ini..." jawabnya sambil memperhatikan cewek yang tadi dikira Olla oleh Jefri
"Paraah lo ama temen lo, rabunnya udah akut... Masa lo gak kenal temen sekelas sendiri, Olla kan sekelas ama lo Jef... Hadeuh kacauuu..." ucap gw lagi sambil menerima coffe latte dari pelayan
"Sorry Za... Asli deh sorry banget, sompret emang temen gw. Cuma gw yakin pas pulang sekolah tadi, dia naik motor ama cowok dideket pangkalan angkot sebrang sekolah Za... Emang sih dia pake cardigans pink, beda sama itu cewek yang duduk disana..." ucapnya sebelum meminum coffe latte miliknya
"Ah udahlah, buktinyakan sekarang bukan Olla yang lo liat di kedai ini. Bisa jadi cewek yang naik motor juga tadi bukan dia, lo salah liat lagi... Dia tuh bawa mobil, kerumah Tia mau ngerjain tugas kelompok Jef"
"Lo liat dia bawa mobil " Kerumah Tia ?" "Iya kerumah Tia, gw gak liat dia bawa mobil sih..."
"Oke, kalo gitu coba gw telpon tia dulu nih sekarang..." kemudian Jefri mengeluarkan hpnya untuk menelpon Tia.
Satu kali panggilan sampai nada putus belum terjawab, dua kali jefri mencoba menelpon Tia masih juga belum diangkat. Akhirnya panggilan ketiga terdengar suara cewek yang menjawab telpon Jefri yang diloudspeaker.
Quote: Percakapan Via Line Telpon : Tia : Hallo Jef, ada apa "
Jefri : Eh Ya, lo lagi dimana " Tia : Dirumah, kenapa emang Jef "
by : Glitch.7 Jefri : Enggak sih gak apa-apa, cuma mau nanyain, lo kapan ngerjain tugas kelompok bareng kelompok lo "
Tia : Ini gw lagi ngerjain tugas kelompok bareng kelompok gw dirumah Jefri : Ooh gitu, eh iya, lo sekelompok ama siapa aja sih "
Tia : Kelompok gw tuh, Ratna, Diki, Budi, Olla sama Gw... Kenapa sih " Lo belom dapet kelompok emang "
Jefri : Ooh berlima ya, pada kumpul semua disitu sekarang " Enggak, gw da dapet kelompok juga, cuma gw lupa si Budi kelompok gw apa bukan hehehe...
Tia : Iya pada kumpul semua kok, ih dodol, masa temen kelompok sendiri lupa, si Budi kelompok gw kali
Jefri : Ooh ya udah deh kalo gitu, makasih ya Ya... Hehehe sorry ganggu, lanjut deh ngerjain tugasnya, nanti kelompok gw tinggal liat hasil kelompok lo hahaha....
Tia : Yee sialan, enak aja mau nyontek, gak bisa la yauu... Huuu... Boleh juga nih si Cupu aktingnya, bisa kejawab semua apa yang dia curigain hahaha.
Setelah menutup telpon, gw langsung meninju lengan Jefri pelan, dia pura-pura mengaduh lalu terkekeh. Gw langsung menggeleng-gelengkan kepala karena makin yakin kalo si Jefri siweur punya mata.
Akhirnya Jefri meminta maaf kalo dia udah salah sangka dan salah liat Olla. Gw pun membakar sebatang rokok lalu menikmati coffe latte teraktirannya ini. Kami hanya mengobrol santai seputar sekolah aja.
Tidak terasa sudah satu jam kami berada dikedai ini, lalu Jefri mengajak gw balik ke sekolah untuk mengantar gw mengambil si Bandot, tapi entah kenapa gw masih ingin berada dikedai ini sebentar lagi, akhirnya gw memesan 1 cangkir caffe latte lagi untuk menemani gw sendirian. Sudah tentu Jefri membayar 3 gelas caffe latte yang kami pesan setelah pamit duluan.
by : Glitch.7 Sejujurnya, gw masih memikirkan apa yang dikatakan Jefri soal salah liat Olla hari ini, walaupun sudah tau kalo Jefri salah, entah kenapa pikiran gw masih memikirkan Olla, apa gw perlu samperin kerumah Tia " Tapi gak enak, disangka gw over-protective, lagian gw gak tau rumah Tia dimana. Spoiler for I'm the stupid one:
Gw menikmati coffe ini dan sudah menghabiskan 3 batang rokok, lalu sebelum minuman gw habis, gw beranjak pergi karena gw lihat langit sudah mendung.
Gw berjalan keluar cafe dan berniat menyebrang jalan di zebra cross lampu merah untuk naik angkot kearah sekolah, gw melirik kekanan untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melintas. Satu jalur jalan raya gw sudah sebrangi, tinggal gw menunggu lampu merah menyala untuk menyebrangi lagi jalur kendaraan dari arah kiri kali ini. Gw berdiri menunggu kendaraan dari arah kiri pada berhenti karena lampu merah.
Dua motor dan tiga mobil berhenti diarah kiri gw, menandakan lampu merah sudah menyala. Gw berjalan menyebrangi jalan raya ini sambil menengok kekiri, takut kalo-kalo ada pengendara gila yang suka menerobos lampu lalu lintas.
Gw berhenti ditengah jalan. Tepat didepan mobil yang kacanya bening memperlihatkan seorang cowok yang sudah cukup dewasa sedang memegang setir mobil dan disebelahnya ada seorang cewek memakai cardigans pink sedang merangkulkan tangannya kepada si cowok.
Lo tau film AADC pertama " Sorry, gw lagi gak ngarang atau mendramatisir cerita, tapi kenyataannya hampir sama dengan adegan ketika si aktor cowok yang bernama Rangga melihat tokoh yang bernama Cinta sedang berada didalam mobil berdua dengan cowok lain, dan ketika Rangga menyebrang jalan dia melihat Cinta dan cowok lain itu sedang ketawa-ketiwi didalm mobil.
Bedanya, gw melihat cewek yang memakai cardigans pink kesukaannya sedang berada dimobilnya sendiri, hunda jes berwarna biru telor asin, dia duduk dibangku sebelah kemudi bersama cowok lain dan tangannya merangkul lengan kiri si cowok yang memegang kemudi.
Dia melihat gw seperti Cinta melihat Rangga " Enggak. Hanya cowok yang memegang kemudi bersamanya didalam mobil itu yang menatap gw. Karena wajahnya sedang menengok kearah si cowok, entah sedang berbicara apa.
Ketika gw lihat si cowok menengok kearah cewek itu, yang gw tau maksudnya pasti akan memberikan isyarat kalo ada cowok ditengah jalan yang sedang menatap mereka, gw langsung berlari kecil keujung jalan. Gw langsung asal memilih angkot yang sedang ngetemdan naik
by : Glitch.7 kedalamnya.
Tidak lama kemudian gw lihat kendaraan yang tertahan lampu merah tadi sudah berlomba memacu gas agar kembali jalan.
Bersamaan dengan itu, mobil hunda jes tadipun berjalan meninggalkan lampu lalu lintas disisi belakang angkot yang gw naiki.
"Dahulu terasa indah Tak ingin lupakan Bermesraan selalu jadi Satu kenangan manis
Tiada yang salah Hanya aku manusia bodoh Yang biarkan semua ini permainkanku Berulang ulang ulang kali
Mencoba bertahan sekuat hati Layaknya karang yang
Dihempas sang ombak Jalani hidup dalam buai belaka Serahkan cinta tulus di dalam takdir" Spoiler for Untuk Kamu:
Quote: Kamu pasti tau lagu itu untuk kamu bukan untuknya, dan part beriringan ini adalah jawaban atas pertanyaan kamu selama ini ke aku, aku lakuin itu semua sesuai dengan apa yang kamu pinta kala itu
by : Glitch.7 84. TANDA TANYA " Liburan semester pertama, tepat 4 hari sebelum tanggal 1 Januari 2004, sore ini gw sedang berada dirumah Rekti bersama Unang.
Kami bertiga membicarakan rencana tahun baruan bersama, Unang menyarankan agar kami tahun baruan ke ancol, sedangkan Rekti dan gw sama-sama menginginkan tahun baruan dilapangan depan rumahnya, membuat acara sendiri, bakar jagung, beli kembang api dan tentunya beberapa kaleng berisi racun yang bisa bikin tipsy.
Kemudian setelah belum ada kesepakatan antara ancol dan lapangan, kamipun mengalihkan pembicaraan soal cewek. Awalnya Unang yang bercerita tentang seorang cewek yang dia taksir disekolahnya, tapi si cewek yang mau digebet oleh Unang ini malah sudah memiliki kekasih yang berbeda sekolah dengan mereka.
Rekti masih berpacaran dengan Desi, adiknya Sherlin. Rekti sempat bercerita kalo beberapa bulan lalu, Sherlin meminta no.hp gw kepada Rekti, maka gwpun langsung mengingat cewek yang menelpon gw ketika berada dibalkon lab.komputer sekolah.
Lama kami membicarakan soal cewek yang ditaksir oleh Unang dan hubungan putus-nyambung antara Rekti dan Desi. Sebenarnya gw lebih banyak sebagai pendengar mereka, sampai akhirnya Rekti menanyakan soal hubungan gw dengan Olla.
Pertanyaan Rekti membuat gw tersenyum, lalu gw pun menceritakan kepada Kakak kelas gw yang satu ini dan didengarkan juga oleh Unang, gw ceritakan apa yang terjadi selama ini antara gw dan Olla.
========== Gw sedang merokok diwarung nasi uduk belakang sekolah, seperti biasa bersama Gusmen cs. Kami bersanda gurau dan tertawa ketika Olla datang dan langsung memeluk gw dari belakang. Tangannya melingkar ke dada ini dan wajahnya bersandar disisi pipi kanan wajah gw.
Quote: "Eza cakeepp... Hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu lagi yaa. maaf... Aku mau pergi sama Tia, dia minta anter aku beli alat make-up.... Gak apa-apa ya ?" ucapnya manja
by : Glitch.7 "Oh iya gak apa-apa, tapi tumben si Tia mau dandan... Aku gak pernah liat dia dandan deh..." jawab gw
"Iya, dia mau mempercantik diri katanya, kan da mau lulus, udah mau jadi gadis dewasa hihihii..."
"Ooh gitu, ya udah iya..."
"Makasihh... Aku kekelas dulu ya.. Daah"
Ccuupp... Olla berlalu setelah mengecup pipi gw.
Dari mulai Olla datang sampai pergi lagi, ketiga sahabat kelas gw menunjukkan muka yang sangat kentara sekali terlihat rasa tidak suka kepada Olla.
Kemudian gw menghisap rokok yang masih terbakar setengah batang diantara jemari gw ini, lalu Gusmen memulai obrolan diantara kami.
Quote: "Mau sampe kapan lo tutup mata Za ?" ucapnya tampak serius
"........." gw hanya menanggapinya dengan senyuman
"Bukan gw mau ikut campur hubungan lo sama tu cewek... Tapi gw lama-lama geudeuk juga liat tingkahnya Za..." ucap Gusmen lagi kali ini sambil mematikan rokok yang diinjaknya
"Bukan gini cara yang bener ngedidik cewek lo Za... Lo pahamlah maksud gw" timpal Sandhi
"Kalo lo cuma ngerasa takut sama sepupunya. Tuh Gorilla biar gw gorok lehernya!" Gusmen mulai emosi dengan suaranya yang meninggi, gw tau dia lagi gak bercanda
by : Glitch.7 "Gak ada urusan Za sama si Bernat, lo yang jalanin ama Olla, cuekin aja semua ancamannya, lo terancam apalagi sampe dipukulin ma tu Gorilla, kita bertiga gak tinggal diem kok, mau semua turun satu angkatan kelas 3 juga kita bertiga gak takut..." ucap Topan kali ini ikutan emosi
"Udah marah-marahnya ?" ucap gw sambil tetap tersenyum
"........." ketiga temen gw ini terdiam
"Gini sob..." ucap gw sambil bangkit kemudian pindah dan duduk diantara Gusmen dan Topan
"Kayak yang Topan bilang, ini urusan gw sama Olla, biar gw yang nyelesein sendiri dengan cara gw, gw gak takut sama Bernat, lo juga udah taukan cerita gw pas jenguk Olla dan berhadapan sama Bernat... Intinya bukan soal Bernat, tapi gw yang milih cara ini... Santai ya Sob, gw salut ama kepedulian lo bertiga, dan thanks banget nih, tapiiii... gw juga minta kalian bertiga liat apa yang gw mau lakuin dengan hubungan gw dan Olla nanti..."
"Jangan sungkan kalo lo butuh bantuan sob" ucap Gusmen sambil menepuk pundak gw
"Gak ada yang namanya susah dan senang sendiri. Satu terluka, kita semua terluka, satu bahagia, kita semua bahagia!" Ucap Sandhi menatap gw tersenyum sambil merangkul pundak Gusmen dan Topan yang berada dikanan-kiri gw.
Hanya dengan waktu kurang-lebih 5 bulan kami berempat saling mengenal satu sama lain disekolah ini, tapi cukup untuk membuat kami berbagi kesedihan dan kebahagian bersama-sama. Bukan prestasi dan sensasi yang kami cari, tapi rasa percaya diri dan saling peduli inilah yang ingin kami bagi.
by : Glitch.7 Kali ini Gusmen cs memang tau permasalahan gw dengan Olla, bukan gw yang menceritakan. Tapi karena Gusmen dengan mata kepalanya sendiri melihat pacar gw dengan seorang cowok yang tidak dia kenal berada di taman kota jam 9 malam sedang berciuman.
Kejadian itu dia lihat 3 hari setelah gw tidak sengaja memergoki Olla bersama cowok lain didalam mobilnya dilampu lalu lintas. Gw memang tidak langsung percaya dengan ucapan Gusmen, sampai gw akhirnya tidak bisa lagi mengelak atas apa yang ingin ditunjukkan Sandhi.


Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika itu kami berempat sedang latihan band disalah satu rental studio musik, kemudian ada cowok yang dimaksud Gusmen waktu itu bersama Olla berdiri disebrang jalan rental studio, dan tidak lama mobil hunda jess warna telur asin berhenti tepat disamping si cowok. Keluarlah Olla dari pintu kemudi dan menghampiri cowok itu lalu mereka berdua berpelukkan mesra, kemudian cowok tersebut masuk kedalam pintu kemudi dan Olla kembali masuk dari pintu sebaliknya.
Kejadian itu gw biarkan walaupun ketiga sahabat gw tetap ingin mengejar dan membuntuti mobil Olla. Gw tahan mereka dan berusaha untuk tidak emosi. Biarkanlah seperti itu.
Dan kejadian selanjutnya, akhir Oktober 2003. Kali ini si Cupu sepertinya sudah membeli kacamata baru. Gw terima sms dari si Cupu ketika bel pulang sekolah baru berbunyi. Isi smsnya adalah, dia meminta gw segera datang ke gerbang sekolah, gw turuti dan bergegas kegerbang sekolah. Pas sampai gw didepan gerbang, gw cukup jelas melihat kearah pangkalan angkot, disana terlihat pacar gw baru saja duduk diatas motor Ninjitsu 2 tak berwarna hijau, lalu bersamaan dengan mesin berisik yang keluar dari motor itu pula, sosok Olla yang gw lihat duduk dijok belakang perlahan menjauh dan tidak terlihat lagi oleh pandangan gw ketika berbelok kearah kota.
Keesokan harinya, ketika gw sedang fotocopy tugas diruko milik Bang Ucup, gw dilayani oleh Kang Dodo, karena memang sudah kenal dan cukup dekat, Kang Dodo juga tau kalo gw memacari Olla. Kang Dodo mengatakan kepada gw kalo dia sempat beberapa kali melihat Olla dijemput oleh cowok yang membawa motor ninjitsu 2 tak berwarna hijau, persis seperti apa yang gw lihat sehari sebelumnya.
========== Kembali dimana gw sudah menceritakan kejadian-kejadian diatas kepada Rekti dan Unang didepan rumah Rekti. Mereka berdua menggelengkan kepala lalu Rekti membuka obrolan lagi.
by : Glitch.7 Quote: "Gw yakin itu semua ada hubungannya sama luka lebam yang ada diperut lo" ucap Rekti
"Ya gitulah Ti..." ucap gw sambil menghembuskan asap rokok kebawah
"Luka " Lo kenapa lagi Za ?" tanya Unang
"Ini, luka baru 1 bulan yang lalu..." jawab gw sambil memegang perut bagian kiri dekat dengan tulang rusuk
"Kenapa bisa ampe parah gitu ?" tanya Rekti kali ini
"........." gw terdiam menatap langit sore dan memutar memori kejadian dibulan november.
*** Gw sedang berada dirumah ketika Bernat menelpon gw.
Quote: Percakapan Via Line Telepon :
Bernat : Za.. Dimana lo "
Gw : Rumah, napa Nat "
Bernat : Sama Olla "
Gw : Enggaklah, kan dia tadi siang bilang ke gw disekolah kalo mau ke Jakarta ama ortunya
Bernat : Benerkan dugaan gw, Olla da bohongin kita semua...
by : Glitch.7 Gw : Maksudnya " Bernat : Udah gini aja, sekarang lo kerumah Olla, gw baru mau balik dari Jakarta ama orangtuanya
Gw : Bentar, ada masalah apaan Nat "
Bernat : Olla pulang sekolah balik kerumah, terus bilang ke bokapnya kalo gak bisa ikut ke Jakarta karena mau jalan sama lo. Dia pergi dari rumah gak bawa mobil, katanya janjian sama lo didepan komplek, dan gw ama bokapnya Olla baru sadar, kalo
Gw : Kalo gw gak pernah jemput Olla didepan komplek... Udah gw paham, ya udah gw berangkat sekarang
......... Bernat : Za... Gw : Ya " Bernat : Kalo lu liat sepupu gw luka, beceng si Papah ada dibawah sofa ruang tamu...
Gw : Gw harap gak akan pernah nemuin barang itu...
Setelah menutup telpon, gw langsung bergegas mengganti celana pendek gw dengan celana jeans biru dan memakai jaket lalu bersama si Bandot menerobos jalan raya.
by : Glitch.7 15 menit gw sudah sampai didepan rumah Olla, gw memarkirkan si Bandot didepan pagar rumahnya, gw melihat mobil Olla ada dibalik pagar dan disampingnya terparkir motor ninjitsu berwarna hijau, dimana si Bandot biasanya terparkir.
Gw masuki pagar yang tidak digembok itu lalu berjalan menaiki tangga teras rumahnya. Gw lihat pintu rumahnya tertutup, gw buka dan untungnya tidak dikunci.
Gw masuk keruang tamu yang kosong, gw berjalan kearah kamar Olla yang setengah pintunya terbuka, gw enggak mendengar suara apapun.
Gw tengok kedalam dan melihat seorang cowok yang membelakangi gw sedang duduk dilantai tanpa mengenakan baju tapi masih mengenakan celana jeans abu-abunya.
Langkah kaki gw berjalan mendekatinya, lalu ketika gw tinggal 4 langkah lagi sampai tepat dibelakangnya, tiba-tiba tubuh cowok didepan gw ini bergetar lalu mengejang, dan suara yang keluar dari mulutnya seperti orang sedang berkumur.
Kepalanya mendongak keatas beberapa saat, gw masih terdiam berdiri melihat pemandangan yang cukup bikin nyali gw menciut. Tidak lama, apa yang ada dipikiran gw benar-benar terjadi. Tubuhnya jatuh terlentang kebelakang, dan sekarang gw benar-benar bisa melihatnya...
Tubuhnya masih mengejang lalu gw lihat dengan jelas, lengan kiri bagian otot terikat satu tali kemudian tangan kanannya melepaskan jarum suntik yang sudah tergletak dilantai.
Bersamaan dengan itu, pintu kamar mandi dalam kamar ini terbuka, gw melihat Olla keluar dengan pakaian lengkap. Olla kaget melihat gw berada didalam kamarnya, tapi dia lebih terkejut lagi ketika pandangannya tertuju kearah seorang cowok yang tergeletak tidak sadarkan diri berada 1 meter didepannya.
Quote: "Iiinndraaaaa..!!" Olla menghampiri cowok pesakitan itu yang ternyata bernama indra
"Draaa... Kamu kenapa " Bangun sayang!" ucapnya lirih sambil memangku kepala indra dipahanya
by : Glitch.7 "Ayo La, aku bantu... Kita bawa kerumah sakit" ucap gw yang sudah jongkok dan berada disamping Olla
"Pergiii Bangsaa*! Gw gak perlu bantuan lo!" teriak Olla tepat didepan wajah gw lalu mendorong tubuh gw sampai terjatuh
"........." gw terdiam tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya
"La, ayo aku bantu dia kerumah sakit..." ucap gw sambil bangkit dan kembali menghampirinya
Olla meletakkan kepala indra perlahan kelantai lalu berdiri menghampiri gw.
Plaakk!!! gilaa! Sumpah tamparannya keras banget mengenai pipi kiri gw
"Kamu kenapa sih "!" ucap gw sambil memegang pipi kiri yang terasa panas dan perih
Plaaakkk!!! kanan, ya kali ini pipi kanan gw digampar oleh punggung tangan kanan Olla dan gw yakin kuku jarinya yang panjang itu membuat goresan dipipi ini.
Kemudian Olla berbalik, berlari kearah dekat lemari samping kamar mandi, membuka pintu lemarinya dan mengambil stick golf yang mengkilat.
Dia menghampiri gw lalu mengayunkan stick golf itu kearah tubuh gw, sebelum pukulan stick golf berbahan besi itu mengenai tubuh, gw berhasil mundur dan mencoba menenangkan Olla.
Tapi apa yang terjadi, malah Olla makin beringas mengayunkan stick golf yang berada digenggaman tangannya itu kearah gw. Sampai akhirnya gw terpojok karena dinding kamarnya tepat berada dibelakang gw.
by : Glitch.7 Olla sudah bersiap mengayunkan stick golfnya dengan kedua tangan dan wajahnya terlihat sekali benci menatap gw.
......... ......... ......... Praakkk!!! by : Glitch.7 85. TERLALU PAHIT II Gw terduduk dengan hati yang berdegup kencang, menelan ludah karena melihat Olla yang masih dipenuhi emosi.
pluk... Gw ambil sesuatu yang jatuh diatas kepala, gw lihat ternyata pecahan tembok. Yap, gw berhasil menghindar ketika Olla mengayunkan stick golfnya dan menghantam tembok dibelakang ketika gw sudah menunduk dan langsung terduduk.
Gw lihat Olla nafasnya tidak teratur, antara emosi dan terus mengincar gw dengan ayunan stick golf ditanganya itu membuat dia kelelahan. Gw buru-buru menerjang stick golf itu, kemudian menariknya hingga terlepas dari tangan Olla.
Olla langsung duduk dilantai lalu menangis histeris dengan kedua telapak tangannya menutupi wajah.
Apa yang harus gw lakukan sekarang, menolong Indra dengan membawanya kedalam mobil Olla dahulu atau menenangkan Olla " Pikiran gw berkecamuk, gw tenangin Olla dulu, Indra bisa mati duluan. Kalo gw bawa Indra kemobil Olla dulu, siapa yang mau nyetir "
Gw langsung teringat Bernat, gw ambil hp disaku celana dan menelponnya. Quote: "Halo Za, gimana ?" ucap Bernat yang sudah mengangkat telponnya diujung sana "Nat, lo masih lama gak " Gw bingung disini..." gw cukup panik
"Bentar lagi Za, bentar lagi sampe, gw baru mau keluar tol nih..." "Buruan deh Nat, kebut gak pake lama... gw udah gak bisa ceritain lewat telpon" "Oke oke, pokoknya tunggu dulu disitu, gw bentar lagi sampe...".
Setelah gw menutup telpon, pikiran gw memilih untuk membawa Indra kemobil Olla dulu, seenggaknya Olla masih menangis dan gak mungkin macam-macam.
by : Glitch.7 Gw letakkan stick golf, lalu berlari kearah Indra dan berniat menyeretnya perlahan, bukan apa-apa, tubuhnya si Indra emang kurus, tapi dia jangkung gais, gw gak akan sanggup kalo harus menggendongnya.
Baru saja gw mengapitkan kedua tangan gw keketiak Indra dan berusaha bangun untuk menggesernya, gw dengar suara stick golf diseret.
Ketika gw menengok kesamping, ayunan stick golf sudah meluncur dengan mulusnya kearah gw. BUUGGHH!!!
"AAAARRGHHHH!!!"
Gw lepas tubuh Indra dan berteriak kesakitan...
Sumpah rasanya gak bisa gw ungkapin, rasa sakit karena hantaman besi disisi perut kiri gw benarbenar membuat gw menahan napas dan sukses membuat gw menitikkan airmata.
Gw tiduran dilantai dengan posisi menyamping kekanan, gw pegangi bagian sakit diperut kiri gw, perih banget ketika gw memegangnya, padahal masih tertutup oleh baju dan jaket.
Suara teriakkan gw hilang, karena rasa sakitnya membuat gw enggak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Mata gw terpejam berkerut keras, menandakan seseorang yang sedang menahan sakit parah.
Gw gak tau Olla dan Indra bagaimana, otak gw masih merespon rasa sakit yang tak kunjung hilang. Gw hanya menggertakkan gigi dan meremas kuat-kuat ujung jaket yang gw kenakan.
Entah sudah berapa lama gw menahan sakit dan masih memejamkan mata dengan pipi yang sudah basah.
Lalu gw mendengar derap langkah kaki beberapa orang masuk kedalam kamar ini, gw gak bisa lihat siapa dan bagaimana selanjutnya tentang Olla dan Indra.
Kemudian gw merasakan ada yang membopong tubuh gw, dan gw kembali berteriak kesakitan
by : Glitch.7 ketika tubuh ini diangkat.
Sekarang gw berada didalam mobil duduk dijok belakang, gw lemas, masih menahan sakit, gw sempat melihat Bernat menyetir mobil dibangku kemudi, dan disebelahnya ada seorang cewek yang entah siapa gw gak kenal dan belum pernah melihatnya sama sekali.
Sekarang gw sudah dibopong keluar mobil oleh Bernat, cewek tadi masuk kedalam rumah sakit lalu keluar lagi bersama dua orang perawat yang salah satunya membawa kursi roda. Bernat dan satu perawat lainnya membantu gw duduk dikursi roda.
====== Gw skip kehari ketiga setelah kejadian kacau dikamar Olla. Dimana saat ini gw sudah lebih baik setelah menerima perawatan dari rumah sakit dan hanya butuh 1 hari untuk dirawat inap waktu itu.
Gw sedang berada diteras rumah Nenek bersama Bernat dan Papahnya Olla. Mereka berdua datang setelah dua hari sebelumnya mengantar gw pulang dari rumah sakit.
Niat baik mereka gw halangi. Mereka berdua, terutama Papahnya Olla ingin meminta maaf secara formal kepada Nenek gw. Sebelumnya, Papahnya Olla meminta gw untuk dipertemukkan dengan Paman gw, tapi karena Paman gw berada di Bandung, maka niatnya diurungkan lagi.
Pada saat itu, gw mengatakan kalau sudah cukup permohonan maaf yang beliau sampaikan kepada gw saja, gak perlu meminta maaf kepada Nenek. Jelas gw gak mau kalau Nenek tau ada masalah seperti ini. Bisa stres dan bahkan sakit mungkin kalo Nenek gw sampai mengetahui hal ini. Akhirnya beliau mengerti dan gak menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Nenek. Setelah itu Papahnya Olla dan Bernat menceritakan satu hal penting kepada gw.
Indra, dia adalah si Dewasa yang memutuskan Olla dan pergi kuliah diluar kota. Itu artinya, Indra adalah mantan pacar kedua Olla.
Bagaimana ceritanya dia bisa kembali menemui Olla " Semuanya berawal ketika gw dan Olla selesai menonton film dibioskop terakhir kali.
by : Glitch.7 Ketidaksengajaan adalah kata yang pas mungkin untuk menggambarkan pertemuan mereka berdua. Masih ingat dibeberapa part sebelumnya gw menceritakan kalo gw menunggu Olla diluar gedung bioskop selama 30 menit karena dia ke toilet "
Nah ternyata, waktu yang dibutuhkan Olla hanya 10 menit didalam toilet dan sisa 20 menit lagi adalah pertemuan Indra dan Olla. Sudah pasti mereka bertukar no.hp dan mulai intens berkomunikasi lagi.
Kejadiannya sudah lama, dan semenjak itu mereka berdua sering bertemu sampai terakhir kali kejadian kacau dikamar Olla.
Skip... Dua hari kemudian gw berada dirumah Olla, menjenguknya yang belum masuk sekolah.
Kami berdua berada dikamarnya, Olla tiduran dikasur dengan wajah yang cukup pucat. Gw duduk disampingnya dan membelai rambutnya.
Spoiler for Jalan Terbaik:
Quote: "Aku minta maaf Za..."
"Udah, gak perlu minta maaf lagi, aku udah maafin kamu kok La" "Aku... aku gak tau kenapa bisa seburuk itu, aku bener-bener kalap waktu itu Za..." "Ssstt.. Udah ya, jangan dibahas lagi, inget sama kondisi kamu yang harus pulih..." "Aku sayang kamu..."
"Aku juga sayang kamu La..." "Za..."
"Ya ?" by : Glitch.7 "Aku... aku udah... udah pernah tidur sama Indra"
Degh! cobaan apa lagi ini " Jujur, gw memang sempat berpikir mereka berdua sudah melakukannya selama ini, tapi mendengarnya langsung dari mulutnya membuat emosi gw naik seketika. Gw tahan sekuat tenaga agar gw bisa menerima semuanya.
"Za.. " Kamu marahkan " Kamu bencikan sekarang sama aku ?" "......." gw menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan
"Bohong kalo aku gak marah sama kamu La, tapi untuk benci " Aku gak ada alasan untuk membenci kamu... aku cuma mau tanya satu hal sama kamu La... kamu sayang sama Indra atau hanya cari pelampiasaan "
"........." airmatanya mulai menetes "Aku mau kamu jujur" ucap gw
"Aku sayang dia... maafin aku..." jawabnya "Kamu mau aku mundur ?" tanya gw lagi
"........." dia menggangguk lalu pecah sudah tangisnya.
Karma " Cobaan " Ujian " Apapun itu masih sanggup gw terima. Rasa bersalah gw cuma satu. Gw telah lalai menjaga amanat Wulan. Gw gak mampu membahagiakkan Olla seorang diri. Gw menyalahkan diri ini atas apa yang udah terjadi.
Kesalahan terbesar gw adalah membiarkan Olla berselingkuh, padahal gw udah tau dari awal. Dan apa yang dikatakan Gusmen benar, gw terlalu lama menutup mata, lalu yang lebih parahnya, ucapan Sandhi terbukti sekarang, gw udah salah mendidik Olla.
Gw menempatkan diri gw sebagai Wulan selama bersama Olla, dan gw sadar, gw gak akan bisa menjadi seorang Wulan yang bisa mengetuk pintu hati orang yang dicintainya dengan membiarkan gw selingkuh dengan Olla.
by : Glitch.7 Tapi semuanya udah terjadi. Gak bisa merubah keadaan seperti semula. Dan pada akhirnya gw harus merelakannya.
Quote: "Za..." Olla menyadarkan gw dari lamunan setelah tangisnya reda "Eh... iya, kenapa ?"
"Aku mohon, maafin aku, aku gak tau harus cerita kesiapa lagi selain ke kamu..." Dia duduk berhadapan dengan gw
"Maksudnya ?" "Za... hiks... aku... aku... hiks..." airmatanya menetes lagi, tangan kirinya menutup mulutnya dan tangan kanannya.... tangan kananya memegangi perut
"Olla... jangan bilang kalo kamu..." gw melotot melihatnya "........." dia menganggukkan kepala
"Aku hamil Za..." Dia langsung menyandarkan kepalanya didada gw dengan diiringi isak tangis yang semakin menjadi.
Emosi gw menguap, hilang seketika mendengar ucapannya. Tubuh ini lemas, mata gw menatap dinding kamar yang dihiasi wallpaper bunga disamping kasurnya.
Gw peluk tubuhnya yang masih bergetar karena tangisnya itu, lalu gw cium rambutnya dan mengusap punggungnya lembut.
Quote: "Kamu gak perlu takut, kita hadapi ini semua bersama..."
"Za... Hiks... Alasan aku sayang dia dan milih dia karena ini..." wajahnya mendongak keatas melihat gw
"Oke, aku akan bantu kamu sebisa aku... Indra pasti akan tanggungjawab, percaya sama aku..." ucap gw yang sudah gak kuat menahan airmata.
"Maafin aku..."
by : Glitch.7 "Aku yang harusnya minta maaf gak bisa ngejaga kamu selama ini La...".
Semua telah berakhir Tak mungkin bisa dipertahankan Hanya luka jika kita bersama Karna jalan ini memang berbeda
Semua yang terjadi tak akan kembali
jalan kita memang berbeda Namun hati ini tak ingin kembali
Ku yakin kita akan bahagia Tanpa harus selalu bersama Tak perlu di sesali
Tak usah di tangisi by : Glitch.7 86. PENGORBANAN I Rekti dan Unang hanya bisa bengong mendengarkan cerita gw. Unang lebih gak habis pikir dan enggak percaya dengan cerita gw. Tapi apapun tanggapan sahabat rumah gw ini, mereka tetap mendukung gw selama ini. Dan cerita yang gw sampaikan adalah kenyataan yang gak bisa gw rubah.
Quote: "Dan sekarang dia sama Indra Za " tanya Unang
"Enggak sekarang, setelah Indra keluar mungkin 2 bulan lagi..." ucap gw
"Maksudnya " Keluar darimana ?" tanya Rekti kali ini.
Gwpun kembali melanjutkan cerita ini kepada dua sahabat gw itu. ***
Setelah gw mengetahui keadaan Olla yang sedang mengandung, gw berpikir keras. Bagaimana caranya untuk memberitahukan Papahnya Olla dan Bernat, bisa habis Olla dan si Indra.
Dengan memikirkan keadaan Olla, bukan berarti gw kuat dan merasa bisa nyelesaiin semuanya sendiri. Gw sadar, gw masih terlalu muda dan masih jadi anak sma kelas 1. Gw akui hati ini hancur, sakit dan ingin rasanya memaki Olla dan Indra.
Tapi hati gw lebih menyadarkan pikiran gw ketimbang rasa emosi yang biasanya merasuki pikiran dan terkadang membuat orang tidak lagi bisa memilah antara kebaikan dan kebencian.
Mendengar Olla yang telah hamil 1.5 bulan itu, hati gw terenyuh, gak bisa lagi gw menahan airmata dan sangat sedih melihatnya. Dia mungkin lebih tua 2 tahun diatas gw, tapi apa yang bisa dilakukan gadis sma kelas 3 dengan kondisi seperti itu ".
Quote: "Aku gak akan berani kalo harus cerita ke Papah dan Bernat Za..." ucap Olla yang duduk bersebrangan dengan gw
by : Glitch.7 "Gak ada pilihan lain La, Orangtua kamu harus tau... masalah ini gak bisa dibiarin terlalu lama"
"Tapi kamu tau sendiri, Papah gak suka sama Indra, hubungan aku sama Indra gak akan direstuin Za..."
"Aku bantu kamu, aku pasti bantu kamu ngomong... aku yakin Papah kamu ngerti masalah ini..."
"Kalo gitu aku minta sama kamu, coba kamu ngomong sama Bernat dulu... biar kita liat apa dia bisa kasih saran buat masalah ini atau gak..." ucap Olla memberi saran
"Oke, nanti aku coba ngomong sama Bernat..."
"Mudah-mudahan dia bisa bantuin kita Za...".
Oke tahap awal gw harus bicarin ini sama Bernat, si Gorilla itu harus bisa ngertiin masalah sepupu kesayangannya ini, kalo dia gak mau ngerti dan bantuin, bolehlah sekali-sekali gw tinju rahangnya nanti.
Beberapa hari setelahnya, masih dibulan November, gw meminta Bernat datang kerumah gw malam hari. Tentu saja sendirian tanpa Papahnya Olla.
Gw jelaskan dengan hati-hati dan tidak langsung masuk kepopok permasalahan. Awalnya gw menanyakan kondisi dan keberadaan Indra setelah kejadian dikamar Olla. Bernat menceritakan kalo Indra ternyata "dibuang" oleh keluarganya.
Keluarga Indra baru tau kalo anaknya itu seorang pecandu narkoba. Motor yang biasa dipakai oleh Indra pun sudah diambil lagi oleh Bokapnya. Sekarang indra tinggal dirumah saudaranya didaerah Jakarta.
Gw melihat kebencian yang terpancar dari cara Bernat menceritakan Indra. Gw berpikir keras, bagaimana caranya agar si Bernat mengerti kondisi sepupunya sekarang.
by : Glitch.7 Gak ada pilihan lain, gw masuk ketopik yang sangat sensitif, gw ceritakan kalo Olla sedang mengandung anak dari Indra. Usia kehamilannya baru menginjak 1.5 bulan dibulan November ini.
Reaksi Bernat langsung terkejut, gw hampir saja ditinju ketika gw mengucapkan kalo sepupunya sedang berbadan dua. Bernat jelas tidak percaya dengan ucapan gw. Tapi setelah gw menyuruhnya menelpon Olla untuk memastikan kebenaran cerita gw, dia percaya. Walaupun dia enggak sampai menelpon Olla.
Bernat yang gw tau beringas, gak ada rasa takut sama siapapun dan suka berbuat seenaknya disekolah, akhirnya harus mengeluarkan airmata didepan gw. Airmata yang keluar dari matanya itu adalah rasa kecewa, bersalah dan sedih karena selama ini dia ternyata tidak bisa menjaga Olla, menjaga keluarganya.
Setelah Bernat tenang, dia bertanya kepada gw, apa yang harus kami lakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Gw ceritakan kalo sekarang gak ada pilihan lain selain memberitahu Papahnya Olla. Bernat jelas ragu, Papahnya Olla sangat benci kepada Indra, dan lagi Papahnya Olla sangat menaruh harapan besar kepada gw untuk tetap jadi pacarnya Olla dan malah mungkin menantunya.
Gw bilang kepada Bernat, masalah ini gak bisa dibiarkan berlarut-larut, kondisi Olla masih labil, sedangkan dia sudah berbadan dua, dan itu bisa membahayakan kondisi Olla juga anak yang ada didalam kandungannya.
Pada akhirnya Bernat mengerti kondisi sepupunya itu. Sekarang waktunya kami menceritakan kepada Papahnya Olla.
Gw lupa kapan tepatnya, tapi yang jelas gw dan Bernat menghadap ke Papahnya Olla dihari minggu siang dirumahnya. Olla sengaja diungsikan dulu dari hari sabtu kerumahnya Bernat, takut kalo-kalo Papahnya Olla gak bisa nahan emosi.
Bernat yang memulai obrolan terlihat sekali kalo dia gugup, alhasil basa-basinya diketahui oleh Papahnya Olla. Papahnya Olla langsung to the point menanyakan kepada gw dan Bernat ada masalah apalagi sekarang. Bernat diam dan melirik kearah gw, seolah-olah menyerahkan apa yang mau kami sampaikan kepada gw.
Sebenarnya gw sendiri gak ada persiapan untuk memilih kalimat yang baik untuk menyampaikan kabar gembira atau duka ini, entahlah, yang jelas gak lama lagi Papahnya Olla akan menjadi seorang kakek.
by : Glitch.7 Quote: "Om, saya mau sampaikan kalo..." sial gw gugup, tiba-tiba gw blank
"........." tatapan mata Papahnya Olla tajam dan seperti mengintimidasi gw
"Ka... kalo... Olla... Olla sudah..."
"Sudah berbadan dua "!" ucap Papahnya Olla dengan nada yang cukup tinggi
Gw dan Bernat terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Papahnya Olla. Kami berdua terdiam.
"Saya kecewa sama kamu Za... saya pikir kamu bisa jaga anak saya. Tapi saya salah, kamu buat keluarga saya malu sekarang! Saya tau Olla cinta sama kamu, dan kamu juga tau, saya memberi restu hubungan kalian berdua, tapi bukan begini caranya!"
Dugh! wajah gw dihantam Papahnya Olla tepat dibagian hidung... langsung keluarlah darah dari hidung gw.
Sakit banget asli, mata gw langsung berair. Tangan gw memegangi hidung yang belum berhenti mengeluarkan darah.
Bernat langsung menghalangi Papahnya Olla ketika dia lihat Papahnya Olla sudah memegang beceng ditangannya.
Quote: "Om, sabar om, tenang dulu, ini salahpaham" ucap Bernat
"Minggir kau... biar kupecahkan kepala baji**an itu!!!"
by : Glitch.7 "Bukan Eza yang menghamili Olla Om!!!" Bernat meninggikan suaranya
"........." suasana hening sebentar
"Apa maksud kau ?" tanya Papahnya Olla kepada Bernat
"Tenang dulu om, saya ceritakan semuanya, tapi tolong itu pistol diturunin dulu... bisa mati konyol kami berdua" ucap Bernat dengan tubuh yang sedikit bergetar.
Setelah Bernat memastikan kalo beceng yang digenggam Papahnya Olla disimpan kebelakang pinggang Papahnya Olla, Bernat langsung menenangkan lagi emosi Omnya itu dan memintanya duduk kembali.
Kemudian dengan masih merasa gugup, Bernat menceritakan kejadian yang sebenarnya, dia menyebutkan siapa yang harus bertanggungjawab atas calon bayi yang ada didalam kandungan Olla.
Reaksi Papahnya Olla setelah mendengar nama Indra yang harus bertanggungjawab kepada anaknya itu, membuat laki-laki tua didepan gw ini semakin mengamuk. Dia angkat meja kaca yang ada didepan kami lalu membantingnya ketembok.
Berantakan sudah ruang tamu rumah ini. Gw lihat Papahnya Olla berdiri dengan nafas yang memburu, bahunya naik turun dan wajahnya merah padam karena emosi, mengisyaratkan kalo dia siap untuk membunuh orang.
Kemudian Papahnya Olla menanyakan alamat lengkap rumah saudaranya Indra yang di Jakarta kepada Bernat. Tapi Bernat balik bertanya, untuk apa Omnya itu ingin kesana. Dan jawabannya seperti apa yang gw pikirkan. Dia mau meledakkan kepala Indra.
Ketika Papahnya Olla akan berjalan menuju kamarnya. Gw memanggilnya agar mendengarkan apa yang gw ingin katakan.
by : Glitch.7 Quote: "Om, tolong denger dulu apa yang saya mau omongin. Setelah om mendengarkan saya, silahkan lakukan apapun yang mau om lakukan kepada Indra..."
"........." Papahnya Olla berbalik menatap gw, lalu duduk kembali disofa
"Oke, sekarang gini om... Coba tolong om pikirkan baik-baik, apa dengan om membunuh Indra akan membuat semuanya kembali seperti dulu ?" tanya gw
"Karena sudah hancur seperti ini, saya akan buat dia menemui ajalnya!" jawab Papahnya Olla penuh emosi
"Dan om rela melihat Olla semakin hancur ?" tanya gw lagi
"Kamu gak perlu mengajari saya! Kamu hanya anak abg bodoh yang belum tau kerasnya hidup di dunia ini!" Bentaknya kepada gw
"Benar, apa yang om katakan memang benar... Saya hanya bocah bodoh yang belum merasakan kerasnya hidup, tapi... saya tau bagaimana sakitnya terpisah dengan orangtua sejak kecil..."
"........." Papahnya Olla terdiam tanpa ekspresi
"Om pasti paham maksud saya. Saya masih beruntung, walaupun kedua orangtua saya pisah tapi mereka masih hidup sampai sekarang. Tapi anaknya Olla " Sampai kapan kita semua bisa menutupi cerita kalo ayahnya dibunuh oleh kakeknya pada saat dia masih didalam rahim ibunya..." Entah darimana gw bisa dapat keberanian berbicara seperti itu kepada Papahnya Olla
by : Glitch.7 "........." Bernat dan Papahnya Olla melotot menatap gw
"Eh, maksud saya, kalo sampai kejadian Om ledakkin kepala Indra..." ciut lagi nyali gw
"Dan masih banyak yang harus dipertimbangkan Om, salah satunya kondisi Olla, kita tau dia gampang stres dan depresi, itu pasti berpengaruh kejanin yang ada dikandungannya" ucap Bernat
"Apalagi kalo sampai Olla harus kehilangan Indra dan calon bayinya, saya yakin mentalnya akan hancur dan gak menutup kemungkinan dia bisa gila, dalam arti yang sebenarnya, dan om gak mungkin setega itukan ?" timpal gw mengatakan hal yang mungkin saja bisa terjadi.
Sesaat suasana hening diruang tamu ini. Tensi panas yang kami semua rasakan daritadi mulai menurun. Sudah terlihat jelas sekarang Papahnya Olla tidak lagi dilingkupi emosinya. Beliau menyenderkan punggungnya kebadan sofa dibelakangnya, menutup matanya lalu bernafas dengan pelan.
Tidak lama kemudian dengan posisi yang tidak berubah dan mata yang masih tertutup, beliau mengatakan satu hal yang akan membuat gw menebus pengorbanan Wulan selama ini.
by : Glitch.7 87. PENGORBANAN II Logika kadang benar dan kadang juga bisa salah, menurut gw tergantung emosi yang sedang kita rasakan ketika menghadapi masalah.
Setelah gw mendengar persyaratan yang harus dipenuhi oleh Indra dari Papahnya Olla, gw pikir gak berat, sama sekali gak berat seperti apa yang dibayangkan readers dimari, hehehe... Gw gak diminta untuk tanggungjawab atas janin yang ada didalam kandungan anak bungsunya itu. Yaiyalah, bukan gw yang nanem benihnya gais.
Mau taukan apa yang diucapkan Papahnya Olla kepada gw dan Bernat " Ini nih...
Spoiler for Request Om Rambo:
Quote: Saya minta anak itu masuk rehabilitasi dulu, setelah itu baru dia boleh meminta izin kepada saya untuk mempertanggungjawabkan anak yang ada didalam kandungan Olla...
Simple as that... Dan gak ada hubungannya sama sekali dengan gw.
Tapi sayang sekali, kalo kenyataannya harus berbeda dengan apa yang gw bayangkan saat itu. ***
Bernat menyuruh gw untuk memberitahu Olla perihal permintaan Papahnya itu. Maka saat itu juga gw dan Bernat pergi menemui Olla dirumahnya Bernat.
Sekitar jam 4 sore dihari yang sama, kami bertiga sudah duduk diteras rumah Bernat. Gw duduk berhadapan dengan Olla, sedangkan Bernat berada disisi kanan Olla terhalang meja teras.
Bernat menceritakan kepada Olla apa yang terjadi siang tadi dirumah Olla. Sampai gw harus memasang plester dihidung mancung ini, untungnya gak patah dan bengkok. Gak enak dong kalo nama panggilan gw berubah jadi Eza menyeng... Kampret!.
Setelah mendengar cerita dari Bernat, Olla menangis. Dia meminta maaf kepada gw dan Bernat, perasaan bersalahnya kembali bertambah dengan apa yang terjadi pada diri gw saat siang tadi.
Seperti biasa, memaafkan lebih baik rasanya daripada memperpanjang masalah. Cukup airmatanya keluar hampir setiap hari layaknya meminum obat dokter.
by : Glitch.7 Gw yakin, gak akan ada yang tega kalo liat Olla dalam kondisi seperti saat itu. Badannya kurus, pola makannya gak teratur, beban pikirannya menumpuk, calon ayah atas anak yang ada dirahimnya sedang diasingkan oleh keluarganya sendiri. Kurang berat " Cek lagi penyakit yang diderita Olla dan pendidikannya yang terancam pupus.
Tugas gw sepertinya hampir selesai, tinggal menunggu kabar aja dari Olla dan Bernat soal permintaan Papahnya kepada Indra.
Selang dua hari dari kejadian dihari minggu yang hampir mematahkan hidung gw, Olla menelpon ketika gw sedang berada diparkiran motor sekolah, dia meminta gw menemuinya dirumah Bernat, jelas gw langsung mengiyakan permintaannya itu. Toh gw juga perlu tau perkembangan masalah Olla dan Indra.
Ah iya, gw hampir lupa, Olla selama itu belum masuk sekolah, ya ada lah pasti sedikit campur tangan keluarga, kan Bokapnya Bernat Kepsek, jadi gak masuknya Olla bisa "dimaklumi" oleh pihak sekolah, satu lagi semenjak Bernat dan gw memberitahukan masalah Olla kepada Papahnya, Olla tinggal dirumah Bernat untuk sementara waktu.
Skip... Gw sudah berada dirumah Bernat untuk menemui Olla. Kami berdua berada diteras.
Quote: "Za, maaf ya aku bikin kamu cape gini, maafin aku... karena aku gak tau harus ngomong kesiapa lagi, Bernat aja kalo gak aku tahan kemarin, mungkin udah bikin nyawa Indra melayang..." "Gak apa-apa La, apapun itu selama aku bisa bantu, pasti aku bantu kamu kok..." "Makasih banyak Eza, aku bener-bener beruntung bisa kenal sama kamu..." "Oke cukup, gak pake nangis lagi, kering nanti tuh lama-lama..." "Iihhh.. dia ma masih aja candain truss..."
Alhamdulilah Ya Tuhan, dia belum lupa caranya tersenyum...
Okeylah kalau begitu, ada tugas lagi nih. Siang itu juga, gw dan Olla meminjam mobil Bernat untuk pergi ke ibu kota.
Ibu kota Jakarta, kota yang pernah ada dibenak gw untuk mendatanginya minimal seminggu sekali, untuk menemui dia yang dulu pernah singgah didalam hati dan sayang sekali, dasar belum jodoh... Gw ke kota ini bukan untuknya.
Gw lupa nama daerahnya, yang gw masih inget, Indra tinggal dirumah sodaranya didaerah timur. Gw dan Olla sudah berada didalam rumah yang cukup sederhana. Diruang tamu rumah ini, kami berdua disambut oleh Bibinya Indra.
by : Glitch.7 Setelah kami berbasa-basi, gw dan Olla masuk kedalam kamar yang ditunjukkan oleh Bibinya Indra. Dikamar inilah seorang cowok kurus dengan wajah yang tirus terbaring dikasur dengan selang yang ujungnya tertancap kepunggung tangan kananya.
Olla duduk disisi kasur dekat dada Indra, sedangkan gw berdiri disebelah Olla. Quote: "Sayang... aku kesini sama Eza" ucap Olla kepada Indra yang terbaring lemah
"Oh.. iya, halo bro, maaf gw belum bisa bangun nih karena masih sakit..." ucap Indra kepada gw dengan senyum yang terlihat bersahabat
"Enggak apa-apa... udah santai aja... sorry ya kalo ganggu waktu istirahat lo" ucap gw yang malah merasa gak enak
"Enggak kok, gw seneng malah kalo ada yang datang ketemu gw..." senyumnya gak pernah hilang menghiasa wajahnya
"Mmm... Aku beliin bubur dulu ya kedepan, kamu sama Eza dulu ya..." ucap Olla sambil bangkit dan mengangguk pelan ketika sudah berhadapan dengan gw lalu berjalan keluar kamar.
Pintu kamar sudah ditutup Olla. Sekarang tinggal gw dan Indra didalam sini. Sebelumnya, memang gw dan Olla sepakat untuk menemui Indra dan kali ini, gw yang harus bisa membujuk Indra, karena kemarin usaha Olla dan Bernat gagal, apalagi akhirnya malah Bernat tersulut emosi yang hampir saja mencekik leher Indra.
Indra menunjuk kursi yang ada dipojok kamar ini agar gw bisa duduk. Kemudian setelah gw menarik kursi dan menempatkannya didekat kasur, gw pun duduk lalu kami memulai percakapan.
Quote: "Gw tau, lo pasti sama dengan sodaranya Olla, mau ngasih tau soal permintaan Papahnya Olla kan " maaf bro, kalo emang itu maksud lo, jawaban gw masih sama, dan gw yakin lo juga udah tau dari Olla..." ucapnya to the point
"........" Gw hanya tersenyum


Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gw gak akan bisa sembuh... gw udah minta Olla untuk pergi dan tinggalin gw, biar dia bahagia tanpa gw" ucapnya lagi
Oke gw paham sekarang, kenapa Bernat ingin mencekik leher Indra.
"Gw bukan mau lari dari tanggungjawab, tapi pikir pake logika, gak akan ada orang yang bisa bahagia hidup bersama seorang junkies" ucapnya kali ini dengan wajah yang sendu
by : Glitch.7 "........." gw masih tetap tersenyum menanggapi ucapannya ".... bro " Lo paham gak ama omongan gw ?" tanyanya heran "Paham... udah selesai berlagak kayak bancinya ?" tanya gw balik "........." Indra terdiam tanpa sedikitpun menunjukkan ekspresi marah atau tersinggung
"Sekarang denger baik-baik khotbah gw Dra, Hahahaha..." ucap gw yang langsung membuat Indra terheran
"Gw percaya sama apa yang lo omongin barusan. Gw percaya lo gak bakal bisa sembuh, gw percaya Olla bakal bahagia dengan orang lain... Tapi semua itu gak akan terjadi kalo niat lo dari awal adalah berjuang untuk hidup yang lebih baik" ucap gw dengan tetap tersenyum
"Lo mau ngomongin soal logika sama gw " Hehehe... logika lo cuma sampah Dra... masalah lo bukan soal logika... gw tanya deh, siapa sekarang yang harus nanggung beban karena masalah ini ?" tanya gw kepada Indra
"Iya gw ngerti... Olla, dia yang harus nanggung semua ini..." jawabnya "Salah"
"Salah " Maksud lo ?" tanya Indra
"Orang tua lo" ucap gw dengan menatap tajam
"Hahahaha... lo ini bener-bener sok tau, ngerti apa lo soal orangtua gw " Mereka udah ngebuang gw broo, mereka udah gak nganggap gw anak lagi... gw udah gak punya siapa-siapa lagi sekarang!" emosinya mulai tersulut
"Lo tau kenapa mereka ngebuang lo ?" tanya gw lagi
"Jelas, karena gw pecandu, mereka malu sama kelakuan gw... logika lo dikemanain sih broo... hal kayak gini aja ditanyain..." masih emosi, wajarlah ya gais
"........." gw tersenyum dan menggelengkan kepala "Apalagi " Masih mau ngomong gw salah ?" nyolot juga ni anak
"Dra... cukup lo boongin diri lo sendiri, cukup lo gunain logika sampah lo itu, cukup udah lo nyembuiin perasaan lo selama ini..."
by : Glitch.7 "........." Indra kembali terdiam
"Gak ada orangtua yang biarin anaknya sengsara, gak ada orangtua yang buat anaknya menderita, stop udah lo pura-pura didepan gw Dra... udah saatnya lo gunain perasaan lo sekarang..." "........."
"Tanya sama hati kecil lo Dra, kenapa sebenernya mereka tega kayak gini ke lo... gw mau denger jawaban dari hati lo, bukan logika sampah lo itu..."
".... gw sadar, gw tau Za, mereka gini agar gw berpikir, apa yang udah gw jalanin selama ini salah... gw udah ngecewain mereka... gw udah buat semuanya berantakkan..." airmatanya mulai menetes
"Dan karena mereka ingin liat pendewasaan dalam diri lo Dra... Dari anak yang selama ini mereka sayang, mereka rawat, dan mereka penuhi semua kebutuhannya...
Sampai kapanpun keluarga adalah tempat dimana kita bisa kembali, gak akan ada tempat didunia ini yang bisa nerima kita apa adanya kecuali keluarga... Dari sinilah gunain perasaan lo. Karena logika gak akan pernah sanggup menerka apa yang akan Tuhan simpan untuk kita didepan nanti..." "........." suaranya terisak karena tangisnya yang pecah
"Tuhan gak akan ngasih apa yang lo mau, karena Dia lebih tau apa yang lo butuhin...". Indra menangis didepan gw, dia menyadari dirinya sudah terlalu jauh berada dilingkaran hitam.
Sekarang saatnya Indra bangkit, dia tanamkan dalam dirinya kalo dia bisa buktiin, bahwa pecandu masih bisa sembuh, masih bisa menggapai mimpi-mimpinya, masih bisa bertemu dengan keluarganya, masih pantas menerima kebahagian yang nyata dan terakhir... Tuhan masih bisa memaafkannya (*syarat & ketentuan berlaku).
Badik Sumpah Darah 3 The Proposal The Proposition 2 Karya Katie Ashley Serigala Bukit Maut 1

Cari Blog Ini