La Barka Karya Nh Dini Bagian 4
kata, 198 La Barka 2.indd 198 "Rina, kau belum mengetahui kabar besar hari ini. Atau lebih
tepat "kabar-kabar" besar, karena ada beberapa."
Kawanku kembali ke meja, mengatur keju di atas nampan
kayu untuk menyuguhkannya kepada kami. Lalu duduk di tem"
patnya sambil tersenyum-senyum memandangku.
"Apakah kabar-kabar itu?"
"Aaah, kau tidak akan dapat menduganya," jawab Monique,
sengaja mengulur waktu agar semakin tegang.
"Baik. Ceritakan sekarang, cepat. Seharian aku di rumah,
ingin juga mendengar berita sensasi."
"Daniel akan kawin seminggu lagi. Kedua orangtuanya berang"
kat dengan dia ke Abijan hari Rabu."
"Lalu kabar lainnya?"
"Apa?" seru kawanku, keningnya naik sambil memandang
kepadaku. "Kabar itu tidak mengejutkanmu" Dan kau meminta
kabar lainnya?" "Benar, kabar itu tidak mengejutkan bagiku. Apa kabar yang
lain?" "Kau pikir itu biasa buat seorang laki-laki yang baru saja ber"
cerai, bahkan belum ada sebulan?" sela Christine.
"Mungkin itu tidak biasa," jawabku. "Tetapi dalam hal ini
barangkali Daniel tergesa. Kalian tentu tidak mengira selama ini
Daniel hidup seperti malaikat sewaktu berpisah dengan istrinya
berbulan-bulan, bukan" Seorang laki-laki seperti dia?"
"Rina memang benar," kata Christine yang mengalihkan pan"
dang kepada kawanku. "Monique tidak dapat berpikir bahwa Daniel selama ber"
jauhan dengan dia mungkin mempunyai seorang kekasih. Kau
ingat?" aku menoleh kepada kawanku. "Berkali-kali aku mencoba
meyakinkanmu, ketika aku baru saja tiba di sini. Bagaimanapun,
199 La Barka 2.indd 199 sekarang kau telah bercerai dengan dia, tidak ada soal yang perlu
dipikirkan mengenai dia."
Lama kami berdua berpandangan. Apakah Monique masih
mencintai Daniel" Hal ini tidak dapat dibenarkan. Seseorang
dapat tetap memiliki semacam ikatan dengan bekas pasangan
hidupnya, meskipun ia kemudian berpisah didasari sebab yang
seburuk-buruknya pun. Ikatan itu dapat merupakan kasih atau
dengki, tetapi suatu tali yang kadang-kadang tersentak meng"
gugah ingatan sewaktu hidup bersama.
Ataukah kawanku merasa tersinggung harga dirinya karena
perkawinan bekas suaminya itu" Seakan-akan tidak ada keme"
rana"an sedikit pun dari pihak Daniel oleh ketergesaannya.
Pa"da waktu itu, aku tidak mengetahui apakah Monique atau
Christine atau kawan lain yang mendengar berita tersebut juga
berpikir seperti aku, yang dengan secara tidak sadar menafsirkan
ketergesaan Daniel sebagai tanda telah terlalu lanjutnya per"
gaulannya dengan seorang perempuan lain. Tetapi aku tidak
sampai hati mengeluarkan pikiran tersebut kepada Monique.
"Tentu saja," kata Monique dengan suara setengah putus asa.
"O ya, lalu kabar lain, kau tahu di mana Yvonne sekarang?"
"Dia menyewa apartemen di St. Maxim, bukan?"
"Tidak. Dia tinggal di rumah Margot. Kau kenal dia, penjual
bingkai dan lukisan di Fr"jus."
"Kawan Francine?"
"Ya, kawan Francine. Dialah yang mencarikan tempat Margot
berlibur, lalu Yvonne hanya membayar gas, listrik, air, sambil
menjaga rumah itu. Baik hati kawanmu Francine, bukan?"
"Dia juga kawanmu," kataku
"Kalau aku dapat menarik kesimpulan," sela Christine lagi,
"Francine sengaja atau tidak, hendak memecahkan kekawananmu
dengan Sophie maupun dengan Yvonne."
200 La Barka 2.indd 200 "Aku juga berpikir seperti Christine," kataku pula.
"Ah, jangan terlalu dibesar-besarkan begitu," sahut Monique.
"Francine tidak sejahat itu. Benar, ia panjang lidah, kadangkadang mengesalkan hati. Tapi sampai kepada perbuatan-per"buat"
an yang jahat, ah, tidak."
"Pada pendapatmu, garis besarnya, Francine hanya mau me"
nolong" Sewaktu Xavier harus pergi dari sini, ia menyilakan
Sophie tinggal berdua di rumahnya. Lalu dengan Yvonne, dia
pulalah yang menjadi perantara Margot."
"Ya, begitulah."
Mungkin kawanku benar, atau kuharap kawanku benar. Da"
lam hati aku mengira, Monique tidak akan dapat bersahabat
dengan Yvonne seperti semula karena kejadian lampau yang
berhubungan dengan Jacques. Terhadap Sophie aku tidak berani
menduga, karena seperti kata Monique, pergaulannya bersama
Jean banyak tergantung dari kebaikan Sophie. Segalanya memang
tidak bisa ditentukan hanya dengan mendengar berita. Monique
mempunyai cara berpikir sendiri, entah kenaifan entah kebaikan
hati, tetapi keduanya sering-sering tidak kupahami. Yang jelas
bagiku, Monique ingin tetap bekerja. Dan pengalamannya sebagai
penjual di toko pakaian Francine cukup menjamin kelangsungan
pekerjaan itu, yang juga berarti kelangsungan hubungannya de"
ngan Francine. Malam itu aku selalu ingat kepadamu. Tiga minggu telah
berlalu, namun suratmu belum juga muncul. Sejak kita berpisah,
baru kali itulah aku benar-benar merasakan kesepian yang me"
ngilukan seluruh jasmani dan rohaniku. Kucoba membayang"kan
kemesraan pandangmu untuk mengusir tancapan mata Robert
yang terlalu sering kutangkap. Bersendiri di dalam kamarku, se"
galanya semakin terasa senyap dan kosong.
201 La Barka 2.indd 201 Tiba-tiba aku sadar bahwa di antara kau dan Robert amat
banyak persamaannya. Tidak banyak berbicara di depan orang.
Cara memandang yang lembut tetapi kurasakan seolah mene"
lanjangi seluruh tubuh dan hatiku. Beberapa kali aku melihatnya
tertawa, mulut yang bergaris menggugah itu melindungi gigi
teratur dan sehat. Begitu manis dan sepadan tanpa meninggalkan
kejantanan yang nyata. Barangkali aku bersalah telah menyetujui
usulnya untuk pergi bersama-sama ke kolam renang.
Dalam percakapan mengenai apa-apa yang kukerjakan setiap
harinya, kukatakan terus terang bahwa aku jarang ke kolam
renang karena terlalu jauh bagi anakku untuk berjalan kaki
ke sana. Dulu sewaktu Monique masih mempunyai mobil, lain
halnya. Kemudian aku beberapa kali meminta tolong kepada
Ren" untuk dijemput. Lalu kuceritakan akhirnya Francine yang
cemburu. Christine menyela untuk mengatakan bahwa anakanaknya sering kali berenang di tempat yang sama. Dengan sertamerta Robert mengusulkan akan menjemput dan mengantarkan
kami pulang lain kali kalau kami turun ke Draguignan. Kudengar
Christine menyetujui pikiran itu. Akhirnya, kami berjanji buat
besok pagi kalau udara tetap cerah.
Ternyata udara amat cerah keesokannya. Dalam hati aku sete"
ngah mengharapkan perubahan cuaca agar mendapatkan alasan
pembatalan janji. Kepada Monique aku berkata malas pergi ke
kolam hari itu. Sebagai jawabnya, seperti biasa dia hanya mem"
bodohkan aku. Kuakui tinggal terus-menerus di rumah barangkali kurang
baik buat anakku. Meskipun bermain dengan air di kebun, ia
tidak mendapatkan kepuasan seperti kalau bermain di dalam
kolam yang besar. Bagiku amat penting bila orangtua mendidik
anaknya membiasakan diri di dalam air, di laut, di pinggir pantai
202 La Barka 2.indd 202 maupun di kolam-kolam renang yang tersedia untuk anak-anak.
Selain itu, setengah hatiku sebenarnya menginginkan pertemuan
lagi dengan Robert. Jadi akhirnya aku memutuskan akan pergi
sambil menunggu apa yang bakal terjadi.
Pukul setengah dua Robert menjemput kami. Dari La Barka
kami mampir ke rumah mereka, menjemput kedua adiknya. Dan
siang hingga sore itu berlangsung dengan kelancaran yang semula
kuragukan. Robert dan adik-adiknya peramah serta selalu menge"
tahui percakapan atau perbuatan apa yang dapat mengisi waktu.
Aku hampir sama sekali tidak campur tangan untuk mengawasi
anakku. Bergantian mereka bermain mengajaknya berpindah dari
kolam satu ke kolam lain. Ketika tiba waktunya untuk makan
makanan kecil atau seiris roti dengan mentega bagi anakku,
karena anak-anak di Prancis biasa makan sesuatu sekitar pukul
empat, seperti kalau di negeriku waktunya minum teh, Robert
tanpa memberitahuku membawanya ke kafe di dalam gedung itu.
Mereka kembali membawa dua botol minuman cokelat susu dan
beberapa roti manis terbungkus plastik.
Dengan terus terang tetapi selembut mungkin, kukatakan
kepada Robert bahwa aku tidak suka ia membelanjakan uang
saku"nya untuk kami berdua. Dia hanya tersenyum-senyum sam"bil
menjawab bahwa ia juga mempunyai tabungan pribadi, hasil dari
kerjanya di waktu-waktu liburan sekolah. Tetapi aku men"desak
untuk mendapatkan janjinya, agar pada masa-masa yang akan
datang kami akan membagi pengeluaran uang dengan se"baikbaik"nya. Aku tidak senang oleh kelakuannya yang bertindak
seperti seorang pelindung. Apalagi karena dia telah membayar
karcis masuk kami ke gedung kolam renang, yang me"rupakan
jumlah cukup besar bagi seorang mahasiswa.
Kejadian itu tidak meretakkan kenyamanan hari. Kami di"
203 La Barka 2.indd 203 antar pulang. Dan seperti berangkatnya, kedua adik Robert di"
antar lebih dahulu. Kulihat Christine membukakan pintu dan
kami hanya saling tersenyum serta melambai dari jauh.
Di La Barka, Robert menolongku membawa tas hingga ke
dalam rumah. Lalu kami berjanji pergi ke kolam lagi keesokan
harinya jika udara baik. Kejadian itu berulang beberapa kali. Semakin erat aku ber"gaul
dengan anak-anak Christine, semakin aku menghargai mereka.
Dari anak-anak itulah orang dapat melihat kesanggupan sese"
orang mendidik dan membesarkan bayi menjadi manusia yang
baik. Dari anak-anak pula kita dapat mengetahui bagaimana
orang"tua mereka, cara hidup serta tanggapan orangtua mereka
terhadap masyarakat. Anak-anak Christine selalu bersikap sopan, berbicara dengan
kalimat seperlunya. Tetapi mereka juga tidak melepaskan ke"bia"
saan anak-anak yang menunjukkan sifat-sifat kemudaan, per"
nyataan-pernyataan yang langsung atau spontan, keberanian
yang kadang-kadang melewati batas.
Namun, dengan anak-anak Christine orang dapat berbincang.
Orang dapat menjelaskan atau memaparkan suatu pendapat,
karena ia yakin bahwa suaranya tidak sia-sia, dapat singgah dan
tinggal di hati pemuda-pemuda itu. Seorang ibu seperti Chris"
tine patut mendapat pujian dan kekaguman. Walaupun seorang
diri mendidik tiga anak, tapi kini nyata kelihatan bahwa kede"
wasaan segera akan merengkuh mereka. Anak laki-laki selalu
membutuhkan kehadiran bapaknya, atau laki-laki dewasa lain
yang dengan secara teratur berada di dekatnya untuk dijadikan
semacam sanjungan maupun contoh, yang merupakan titik ter"
akhir arti kehidupannya. Dengan perceraiannya, Christine
se"olah-olah menantang keadaan yang menyongsong seluruh
204 La Barka 2.indd 204 keluar"ga"nya. Ataukah ada laki-laki lain yang menempati tokoh
itu" Laki-laki yang sering-sering datang ke rumah mereka, yang
dengan teratur menjalankan peranan seseorang yang mengetahui
segalanya tentang kehidupan, lebih dari Christine"
Robert merupakan kebanggaan hasil didikan seorang ibu
yang baik. Meskipun belum ada kabar mengenai lamaran yang
telah diajukan, Robert berharap menemukan pekerjaan yang dia
idamkan. Genap sebulan tidak kuterima berita darimu. Kesibukanku
sehari-hari hendak kutambah guna melupakan kegelisahan hatiku. Beberapa kali aku turut menonton bioskop ke Draguignan
bersama Christine dan anak-anaknya. Monique tidak begitu suka
menonton, tinggal di rumah menjaga anakku. Kali yang lain
pada hari libur, Robert membawa mobil ibunya, lalu bersama
kawan-kawannya, kami ke pantai. Jika udara sejuk dan berangin
kami tidak ke kolam renang, Robert datang dengan seorang adik"
nya berboncengan sepeda Solex. Lalu bergantian mereka mem"
bawa anakku mengelilingi kebun, kadang-kadang keluar hingga
ke rumah tetangga yang dari La Barka hanya kelihatan puncak
atapnya. Anakku tampak gembira jika melihat anak-anak Christine
datang. Lebih-lebih jika mereka membawa sepeda Solex. Bagi
dia amat menarik berpindah dari satu tempat ke tempat lain
de"ngan sepeda bermotor. Ia duduk di atas boncengan dengan
kedua kakinya terkait ke depan, lengannya merangkul pinggang
pengemudi erat-erat. Bila berhenti, dengan suaranya yang lucu
ia meminta berjalan lagi. Aku selalu takut membiarkannya
dibawa-bawa oleh anak-anak Christine demikian. Tetapi mereka
semuanya tenang-tenang saja dan kembali selalu dengan rasa
puas. 205 La Barka 2.indd 205 Christine sendiri juga berkali-kali datang untuk makan ber"
sama kami. Kadang-kadang malas pulang, lalu menelepon ke
rumahnya, tinggal tidur di salah sebuah kamar. Bertiga dengan
Monique dan Christine, aku menemukan hidup kekawanan yang
dekat, hampir persaudaraan. Tetapi itu bukan obat mujarab guna
menangkis rasa kesepian yang semakin merajai hatiku.
Pada suatu hari, Monique membuka surat yang dia terima
dari Jean. Tampak olehku wajahnya bersinar. Jean akan singgah
di Le Havre. Kapalnya memerlukan perbaikan-perbaikan di sana
selama beberapa hari. Sementara itu, barangkali ia akan men"
dapat kesempatan pergi ke Paris. Monique memutuskan untuk
menemuinya di sana. Akhir-akhir itu ia telah banyak mengambil
liburan dari toko Francine. Tetapi ia berkata kepadaku bahwa
satu-satunya jalan untuk tidak kehilangan Jean adalah selalu
menghadang di tempat-tempat di mana kekasih itu berada serta
mempunyai waktu untuk berlena-lena.
"Kesepian seorang laki-laki lain dari kesepian kita, perempu"
an," katanya menambahkan. "Kita dapat menahan sampai ke batas
histeris pun kalau memang benar-benar kita menghendakinya.
Seorang laki-laki lain halnya. Apalagi seperti Jean, yang belum
atau tidak berkeluarga, artinya tidak mempunyai tanggung jawab
kewajiban rohaniah terhadap seorang perempuan. Selalu ada
setan atau kemauan jelek dalam dirinya yang berhasil mendesak
ke arah perbuatan itu."
Berdasarkan pendapat tersebut, ia berangkat ke Paris. Yang
lebih memudahkan baginya untuk meninggalkan pekerjaannya
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ialah gajinya dihitung harian oleh Francine. Telah setahun
Monique bekerja di toko itu, tetapi ia merasa lebih bebas dengan
pembayaran cara demikian. Meskipun dari Francine ia tidak men"
dapat jaminan memiliki pekerjaan tetap, Monique tampaknya
206 La Barka 2.indd 206 tidak terlalu memusingkannya. Hubungan dengan keluarga yang
erat dan saling berkasihan menjamin dia terlindung dari desakan
kebutuhan keuangan. Jarang aku melihat kerukunan demikian
erat pada keluarga-keluarga Barat lain. Betul Monique tidak
pernah terang-terangan meminta uang kepada ibu, kakak atau
adiknya. Ia selalu berkata meminjam. Tetapi di antara mereka
telah ada pengertian dan rasa kewajiban. Monique sendiri juga
berusaha untuk melunasi, meskipun pembayarannya terlantar
hingga berbulan-bulan, bahkan tidak jarang sampai terlupakan.
Bersendiri dengan anakku, La Barka semakin terasa besar
dan lengang. Boleh dikatakan Joseph tidak pernah masuk ke
dalam rumah. Kecuali pada waktu-waktu terjadi kerusakan yang
harus dibetulkan, atau untuk mematikan listrik pada hari-hari
angin ribut dan hujan besar. Kami hanya bertemu dengan dia di
kebun atau di dekat garasi.
Pada hari keberangkatan Monique ke Paris, Ren" menele"
pon"ku. Ia mengusulkan agar sore itu aku dan anakku makan di
rumah Francine bersama beberapa kawan lain. Tetapi aku men"
jawab bahwa aku berangkat ke Marseille untuk terus ke Cassis
memenuhi undangan bekas majikanku. Yang sebenarnya, hanya"
lah aku tidak menginginkan beramai-ramai berkumpul dengan
mereka. Apalagi di rumah Francine. Tentulah akan hadir pula
Sophie dan Yvonne. Sorenya Christine ganti menelepon. Ia terperanjat katanya
sewaktu mendengar dari Ren" bahwa aku akan ke Marseille,
karena itu tidak termasuk rencana yang kami bicarakan bersama.
Aku tertawa meyakinkan temanku. Christine juga diundang ma"
lam itu ke rumah Francine. Kalau aku berubah pikiran, Christine
akan datang mengambilku. Kujawab bahwa aku tetap tidak mau
datang, serta kuminta supaya ia tidak mengatakan rahasia ini
207 La Barka 2.indd 207 kepada mereka. Sebagai tambahan kukatakan aku sedang ingin
menyendiri. Lalu kuceritakan sedikit kesusahan hatiku karena
menunggu kabar yang tidak kunjung tiba. Dia setuju. Dan aku
yakin bahwa dia juga memahami. Monique tentulah telah men"
ceritakan pokok-pokok kehidupanku kepadanya.
Sesudah menidurkan anakku, malam itu kutulis surat kedua
kepadamu yang kualamatkan ke kantor pusat surat kabarmu.
Setelah dengan susah-payah menaklukkan keraguan yang besar,
akhirnya aku juga menulis kepada seorang kawanmu yang ku"
kenal, yang menurut katamu mengetahui hubungan kita berdua.
Bukan kebiasaanku mengganggu orang ketiga untuk melancarkan
pengenalan maupun kelangsungan percintaan kita. Tetapi wak"tu
itu aku betul-betul tidak mempunyai jalan lain. Beribu kekha"
watiran bersimpang siur di dalam kepala maupun hatiku. Kau
bekerja di daerah perang, di negeri yang kau sebut busuk oleh
watak-watak manusia yang renta. Apakah yang terjadi denganmu
maka demikian lama kau tidak menulis kepadaku" Kecelakaan
apakah yang menyebabkan kediaman itu" Ataukah oleh kehadir"
an perempuan lain maka kau melupakan diriku" Tidak dapatkah
kau membayangkan betapa aku menunggu berlalunya hari demi
hari" Setiap hari pukul sebelas, pengantar surat yang datang selalu
kuharapkan membawa kartu pos atau sampul dari kau. Minggu
dan hari-hari libur lain kubenci karena tidak ada pengantar surat
yang bekerja. Seandainya terjadi pertempuran atau kecelakaan dengan kau
sebagai korbannya, tentulah berita itu termasuk di surat kabar
serta acara berita di televisi. Hilangnya seorang wartawan pada
waktu ini merupakan kabar besar yang tidak dapat diabaik"an
begitu saja. Dengan pikiran-pikiran seperti itulah aku memutus"
kan buat menulis kepada George, kawanmu sepekerjaan yang
208 La Barka 2.indd 208 tinggal di kantor pusat. Kuberikan alamatku di La Barka. Aku
mengharap ia dapat memberi keterangan-keterangan mengenai
segala sesuatu yang terjadi. Kutambahkan bahwa aku memerlukan
kabar itu, amat memerlukan, meskipun itu berupa sesuatu yang
menyakitkan. Sebenarnyalah aku memerlukan kepastian mengenai dirimu,
mengenai hubungan kita, mengenai keyakinanku bahwa kau
termasuk masa depanku. Aku belum juga dapat memberikan
ke"putusan kepada suamiku mengenai perceraian kami. Sangat
kubutuhkan berita-berita darimu yang datang secara teratur. Aku
akan menjadi kuat karenanya. Dengan surat-suratmu yang selalu
mesra dan lindung, aku dapat menginsafkan diri bahwa aku tidak
memerlukan orang lain untuk menangkis segala rasa sepiku,
karena aku memiliki dirimu.
Kehadiran Robert kadangkala kutakutkan. Hingga waktu
ini ia tidak pernah menunjukkan sikap mendesak. Kelakuannya
selalu benar dan sopan. Ia bahkan belum pernah datang seorang
diri, ataupun lama duduk berduaan saja. Di antara kami sering
hadir anakku, Monique, atau adik-adik Robert. Tetapi aku bukan
seorang wanita yang tidak perasa. Aku tidak takut kepadanya.
Yang kuragukan adalah kekuatanku sendiri. Aku tahu, diam-diam
Robert menunggu saatnya. Ia juga mengerti bahwa aku tertarik
kepadanya, seperti pula aku memaklumi ia menaruh perhatian
yang cukup besar kepadaku. Aku tidak merasakan perbedaan
umur antara aku dan dia. Pada waktu-waktu dia mengajakku
ke"luar bersama kawan-kawannya, selalu ada seorang atau dua
adik"nya. Kami berangkulan dan berpegangan tangan dengan
kelumrahan pergaulan yang umum di negeri ini. Dengan bebas
aku tidak merasa asing berada di antara anak-anak muda itu.
Barangkali ini disebabkan oleh tanggapan mereka terhadapku,
209 La Barka 2.indd 209 mungkin pula ini disebabkan kehadiran Robert di dekatku. Dari
Christine aku mengetahui bahwa Robert bukan jenis pemuda
yang mengurung diri, berarti ia mempunyai banyak teman,
baik laki-laki maupun perempuan. Sejak kami berkenalan, ia
sering datang ke La Barka, tetapi ia juga sering bergerombolan
bersama kawan-kawan sebayanya, kulihat di kafe atau di jalanjalan di Draguignan ketika aku berkesempatan turun ke kota
bersama anakku. Kalau ia juga melihatku, ia tidak pernah lupa
mendekat serta memberi salam dengan sopan. Lalu pada waktu
berikutnya, bila ia datang ke La Barka, tanpa kuminta selalu ia
menerangkan dengan siapa-siapa saja ia duduk di kafe maupun
berjalan di trotoar. Semula kelakuannya itu kuanggap lucu dan
tidak kumengerti. Tetapi lama-kelamaan, ketika ia semakin se"
ring datang ke rumah, dan kebetulan hanya aku dan anakku
yang ada, aku mulai menerka maksudnya yang sebenarnya.
Kutunjukkan sikap setengah-setengah. Kadang-kadang bah"
kan kelakuan yang dingin. Kau ada di antara Robert dan aku.
Selalu kuingat saat-saat kita berdua, kalimat-kalimat senda atau
serius yang kauucapkan. Surat-suratmu kubaca hampir setiap
malam sebelum berangkat tidur. Aku hafal di sudut halamanhalaman mana kautuliskan sesuatu hal maupun perkataan yang
menyentuh hatiku. Kemudian, meskipun dua bulan berlalu tan"
pa kabar darimu, disusul dengan pekan dan hari-hari yang sepi,
aku kepayahan menguatkan diri dengan kenang-kenangan yang
demikian menyatu dalam diriku.
Masa liburan akan segera habis. Menurut suratmu terakhir
yang kuterima, kau juga akan segera kembali ke negeri ini. Sebab
itulah aku memberanikan diri mengganggu George untuk me"
minta beberapa keterangan yang dia ketahui.
Hari berikutnya, angin bertiup keras dan dingin. Telah agak
210 La Barka 2.indd 210 lama angin mistral tidak menurun. Akhir-akhir itu kami boleh
dikatakan dimanjakan oleh alam yang memberi musim panas
sesuai dengan namanya. Kami puas ke pantai dan ke kolam
renang. Badan anakku berwarna tembaga dan bersinar, sedang"
kan aku sendiri menjadi hitam. Tubuh kawan-kawan di keliling
kami tidak lagi putih kepucatan. Orang-orang di jalan yang kami
jumpai tampak lebih sehat karena seluruh badannya berwarna
kecoklatan. Jendela-jendela terus kubiarkan tertutup. Melalui dinding
dan atapnya yang terbuat dari fiber glass, matahari mengirimkan
kehangatan yang nikmat. Kami sepagi itu tinggal di sana. Anak"
ku sebentar-sebentar turun ke kebun melalui tangga samping di
mana pintu terbuka. Ia bermain dengan dua ekor kucing Monique
yang kini bertambah besar dan gemuk. Setelah menyelesaikan
kerja dapur dan cucian, aku menunggui anakku.
Siang setelah makan, aku membuat tempat tidur darurat di
atas sebuah kursi malas untuk anakku. Dengan demikian dia da"
pat tidur di bawah sinar matahari tanpa kesejukan angin di luar.
Aku sendiri berbaring di sampingnya, di atas kursi lain.
Belum lama aku berada di sana, kudengar bunyi sepeda Solex
naik ke La Barka. Aku cepat-cepat berdiri, keluar ke kebun, agar
mereka tidak membangunkan anakku. Robert bersama seorang
adik"nya. Aku tidak turun hingga ke tempat parkir. Kulihat me"
reka berbicara sebentar, lalu adik Robert mengemudikan sepeda
itu berlalu sambil melambai kepadaku. Robert naik mendekati
teras. "Anakku tidur di teras," kataku sebelum menyalaminya.
Dia langsung mencium pipiku, lalu aku mendahuluinya kem"
bali ke teras. "Aku mau juga tidur seperti anakmu begitu," katanya kemu"
211 La Barka 2.indd 211 dian ketika dia lihat anakku tidur nyenyak di bawah sinar yang
nyaman. "Ada kursi malas satu lagi di belakang tangga. Ambillah! Kau
mau selimut juga seperti dia?" tanyaku.
Meskipun di teras udara nyaman, tetapi bagi orang yang tidur,
apalagi buatku sendiri, kupikir selimut yang tipis pun diperlukan
untuk menutupi kaki. Ketika aku kembali dari tingkat atas, kulihat Robert telah
berbaring di atas kursinya di samping tempat kami. Kubuka seli"
mut yang kubawa dari atas, tetapi ia bangkit serta mengambil"nya
dari tanganku. "Tidak usah, katanya, lalu dia lipat kembali selimut itu. Ia
mem"baringkan diri. Dia tutupkan lipatan selimut di atas perut"
nya. "Aku sering sakit perut karena kedinginan," katanya.
Lama kami berbaring tanpa berbicara sepatah pun. Kupandang
tamasya di depan rumah yang kelabu kebiruan. Rumpunan bukit
terlihat samar dan beku. Di jalan raya kadang-kadang meluncur
mobil dan truk, kelihatan kecil kehitaman. Lalu mataku meng"
arah ke atas teras. Daun-daun di sana telah banyak yang berganti
warna. Musim panas akan segera berlalu. Anak-anak akan masuk
sekolah pertengahan bulan nanti. Aku belum juga mengetahui
keputusan apa yang akan kuambil untuk masa depan. Seandainya
aku tidak mempunyai anak, tidak akan seberat itu benar memu"
tuskan kembali ke tanah airku dan mencari pekerjaan di sana.
Entah mengapa, aku mulai tidak mengharapkan mendapat
kabar baik darimu. Kalau semula aku hendak menetap di negeri
ini setelah perceraianku, itu disebabkan oleh kehadiranmu serta
pemikiran terhadap masa depan anakku. Tetapi sejak surat-surat"
ku kepadamu yang kualamatkan ke kantor pusatmu juga tidak
212 La Barka 2.indd 212 ter"balas, aku kembali ke kepada sifat kebanyakan bangsaku yang
pasrah. Ini tidak berarti bahwa aku tidak lagi mencintaimu.
Perasaanku terhadapmu tetap sama, hanya aku juga memiliki
perasaan lain yang dapat tersinggung kepekaannya. Lepas dari
kekhawatiran-kekhawatiran mengenai keselamatan dirimu, rasa
martabatku terluka karena kau tidak mempedulikan aku.
Tidak kudengar alun napas teratur selain yang keluar dari
hidung anakku. Aku melirik ke arah Robert. Aku terkejut karena
mengetahui bahwa ia juga tidak tidur, matanya terbuka, berkedip
mengawasi dahan-dahan anggur rambatan di atas kami. Aku
menoleh untuk dapat benar-benar mengawasinya.
Dilihat dari samping begitu, dia mirip seorang wanita remaja.
Beberapa anak rambut yang ikal jatuh ke dahi dan di depan
kupingnya. Tiba-tiba ia bergerak memiringkan tubuh menghadap
kepadaku. Kami tersenyum bersama-sama. Dia raih tanganku,
dibawa ke atas dada serta digenggam. Ia kembali berbaring seperti
semula sambil wajahnya menatap ke atas.
"Rina," katanya perlahan, seolah melamun atau berpikir.
"Mengapa kau bernama Rina?"
Ya, mengapa aku bernama Rina" Aku sendiri tidak pernah
memikirkannya. Nama yang tertulis di surat kelahiran, yang ku"
terima dari Ibu Biara, panjang serta tidak kuanggap bagus. Itu
pun kalau benar-benar merupakan surat kelahiran. Ketika kuting"
galkan pondok yatim piatu untuk bekerja dan hidup sendiri, Ibu
Biara menggambarkan perkiraannya mengenai asal-usulku.
Aku dibawa ke rumah itu oleh seorang guru desa. Katanya
orangtuaku hanyut terlanda banjir. Di kemudian hari, ketika aku
agak besar, memang sering mendengar cerita kedahsyatan banjir
itu. Tidak jarang pula di hari-hari itu orang mengunjungi rumah
kami untuk menyerahkan tiga atau empat penghuni baru. Dan
213 La Barka 2.indd 213 kami anak-anak yang lebih besar, semakin bertambah pekerjaan,
yaitu mengawasi maupun menolong adik-adik angkat tersebut.
Kami merupakan keluarga besar, masing-masing di kemudian
hari mempunyai surat-surat keterangan lengkap yang diusahakan
oleh Ibu Biara. Perlukah ini kukatakan kepada Robert" Barangkali ia tidak
sung"guh-sungguh hendak mengetahui mengapa aku bernama
Rina. Itu adalah salah satu cara guna mengisi waktu saja.
"Dan kau, mengapa kau bernama Robert?" aku ganti ber"
tanya. "Kata orang, karena kakekku bernama Robert."
"Ooh." Aku kehilangan sambungan percakapan. Beberapa saat kami
saling berdiam diri. "Apa artinya Rina" Biasanya orang-orang Asia menamakan
anaknya karena ada maksudnya, ada artinya."
"Namaku yang sesungguhnya panjang, seperti kebanyakan
nama-nama lain di negeriku. Rina itu hanya sebagian darinya.
Untuk panggilan sehari-hari."
"Apa namamu yang panjang?"
"Tidak bagus. Di negeriku seperti nama seorang laki-laki."
"Katakanlah!"
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sugiharino. Lalu "o" di belakang itu kuganti dengan "a" setelah
aku besar, biar kedengaran sedikit kewanitaan."
"Rino," katanya seorang diri, seperti suaranya semula, berpikir
atau termenung. "Kau benar, Rina lebih bagus. Apa artinya?"
"Sugiharino" Aku tidak tahu betul. Sugih itu berarti kaya,
sedangkan rino berarti hari. Barangkali orangtuaku mengharapkan
supaya aku berumur panjang."
Tiba-tiba aku berpikir kembali kepada cerita Ibu Biara. Kalau
214 La Barka 2.indd 214 betul seperti kataku bahwa orangtuaku mengharap umurku
panjang, keinginan mereka telah terkabul dengan keselamatanku
serta tinggalku di rumah yatim piatu.
"Jadi, Rina berarti hari." Ia menoleh ke arahku sambil ter"
senyum. "Hari-ku," dan tanpa kusangka dia cium tanganku di
geng"gamannya. Gerak yang biasa. Tidak kuanggap sebagai sesuatu yang aneh.
Tetapi darahku tersirap. Pandangnya yang redup menelusup hati"
ku. Dengan suara yang sebiasa mungkin aku menyahut.
"Hari-mu" Ya, Hari-mu yang tua. Jangan lupa, aku tujuh tahun
lebih tua dari kau!"
"Aaah, diamlah!" dengan nyata ia memperlihatkan kegusar"
annya. "Mengapa" Yang sebenarnyalah aku lebih berumur darimu,
bukan?" "Ya, tapi aku tidak suka kau selalu mengatakan berulangulang."
"Karena kau ingin melupakannya, barangkali?"
"Karena kuanggap itu sebagai kompleks rendah diri kalau kau
berulang kali mengatakannya."
Kami berpandangan, matanya serius dan bibirnya menunjuk"
kan garis keras. Belum pernah aku melihat wajahnya sedemikian
kaku. Rendah diri" Benarkah dengan umur yang bertambah aku
merasa rendah diri terhadap kelilingku" Melihat gadis-gadis dan
wanita-wanita muda yang begitu cekatan serta berpakaian me"
nuruti mode tanpa memikirkan kelanjutan usia, memang kadangkadang aku iri hati. Tetapi sampai kepada kompleks rendah diri
ku"kira tidak. Badanku tidak tinggi, juga tidak pernah sampai pa?"
da kegemukan yang melewati batas seperti Yvonne. Aku dapat
215 La Barka 2.indd 215 mengenakan mode pakaian yang sama seperti gadis-gadis remaja
serta wanita-wanita muda lain. Kalau aku dengan sengaja meng"
ulangi jumlah umurku kepada Robert, itu hanyalah untuk meng"
ingatkan adanya garis perbedaan antara dia dan aku. Itu adalah
satu-satunya cara agar dia menjauhiku, atau berpikir lebih pan"
jang lagi sebelum melangkah pada keakraban yang bersifat lain.
"Kau benar," sahutku berdusta. "Apalagi dengan pergaulan
ber"sama kalian anak-anak muda, aku kadang-kadang merasa diri
semakin bertambah tua. Padahal sebaliknyalah yang mestinya
terjadi." "Ditambah lagi kau tidak beralasan sama sekali memiliki rasa
rendah diri itu. Kau kelihatan jauh lebih muda dari umurmu.
Dan percayalah, ini bukan aku sendiri yang mengatakannya."
Betul, aku juga mendengar dari orang-orang lain. Dengan
bangga aku mengakuinya. "Siapa saja yang mengatakannya?"
"Ibuku, adik-adikku."
"Kalian membicarakan aku?"
"Sering sekali. Kau tahu, adikku yang kecil jatuh cinta kepada"
mu." "Yang mana" Pascal atau Dominique?"
"Ah, kau tidak ingat namanya. Pascal."
"Betul?" "Ya, tapi kukatakan bahwa dengan saingan seperti aku, dia
lebih baik mengalah."
"Kau pasti benar?"
"Ya." Matanya yang mengulum senyum tiba-tiba bersinar. Mengi"
rimkan api hangat menyapu dadaku. Kucoba tersenyum kepada"
nya, tetapi kelihatan ia tidak mempedulikan.
216 La Barka 2.indd 216 "Kata ibuku, kekasihmu lama tidak mengabarimu."
"Ia mengatakannya kepadamu" Kapan?"
"Tadi malam. Kukira kau akan datang makan ke rumah
Francine, sebab itu aku juga bersedia diundang. Tapi kau tidak
datang. Kutanyakan kepada ibuku, lalu ia menceritakan sedikit."
Kubalikkan tubuhku. Kutatap kembali bukit-bukit di kejauhan
yang seakan hendak kugapai sebagai pegangan. Menghadapi
Robert aku selalu menemukan kekerasan, tidak seperti pada
waktu berhadapan dengan Ren". Tetapi hatiku lebih sering meng"
khianatiku, berdebar oleh munculnya bayangan pemuda itu,
oleh perhatiannya yang lembut, pandangnya yang sering berubah
penuh nafsu dan mendesak.
Anakku terbangun, menolongku keluar dari persoalan yang se"
dang kami bicarakan. Kubiarkan ia bersama Robert di teras. Di da"
pur kuambil susu dan makanan kecil untuk dia. Kembali ke teras
kubawa sekalian minuman air jeruk buat Robert dan aku sendiri.
Setelah menghabiskan makanan, anakku turun ke kebun.
Biasanya sore hari begitu ia menjemput Joseph dari pekerjaannya
di sudut kebun, lalu bersamanya masuk ke dalam kandang anjing
guna memberi makan, lalu memasukkan kembali kambing di
samping kandang anjing. Aku tidak perlu mengkhawatirkan ke"
sibukan anakku, karena Joseph tidak akan melepaskannya seorang
diri sebelum dia pulang ke pondoknya di belakang garasi.
Angin agak mereda, tetap dingin, semakin tajam karena
surut?"nya matahari. Punggung bukit yang sebelah kanan, dari La
Barka tampak kuning memancar kemerahan. Warnanya seperti
disaring jatuh bertelau-telau pada beberapa bagian kabut yang
bergantungan. Jalan-jalan yang semula tampak jelas dari tempat
dudukku, kini menghilang terlapis oleh kabut itu. Malam akan
menjadi lebih dingin. 217 La Barka 2.indd 217 Aku mengetahui Robert terus-menerus memandangiku. Aku
juga mengetahui hasratnya untuk meneruskan kembali pokok
pembicaraan yang telah terputus. Tetapi aku bersikap pura-pura
tidak mengindahkan. Sikap yang sesungguhnya bodoh, karena
dengan Robert, orang tidak akan dapat menghindar begitu saja.
"Kau lihat bagaimana indahnya senja dari sini" Pada waktu
matahari bersinar penuh, lebih terang dan lebih berwarna-warni,"
kataku. Jawabnya terdengar tidak jelas. Aku menoleh kepadanya.
"Kau tidak memandangnya," tuduhku.
"Aku hanya memandang hidungmu yang kecil itu." sahutnya.
Aku tersenyum menanggapi suaranya yang jenaka. Ia
mengikutiku ke dapur, mengawasi kesibukanku mencuci gelasgelas yang telah kami gunakan.
"Pukul berapa adikmu datang mengambilmu?"
"Pukul enam kira-kira. Dia akan menelepon dahulu. Mengapa"
Kau bosan dengan aku?"
Aku tertawa sambil menjawab,
"Tentu saja tidak. Kupikir kalian barangkali mau makan se"
adanya dengan kami."
"Kau kira tidak terlalu merepotkan?"
"Tidak. Jadi, kalian menemani kami. Ada film bagus di televisi
malam ini." "Lebih baik aku menelepon ke rumah. Kalau tidak, ibuku
akan menunggu untuk makan bersama."
Selesai mengatur gelas-gelas, aku hendak membuka lemari
es, melihat makanan apa yang akan kami sediakan malam itu.
Robert mencegatku, serta-merta merangkulkan lengannya ke
ping"gangku. Aku menengadahkan muka. Wajahnya lembut dan
tampan, hampir tersenyum. Dia edarkan pandangnya ke ram"
218 La Barka 2.indd 218 but"ku, lalu menancap ke mata. Ia menunduk mengecup ujung
hidungku. Sambil tersenyum berkata,
"Sudah lama aku ingin mencium hidungmu, kupingmu.
Keduanya mungil." Direngkuhnya tubuhku erat, mulutnya menyentuh telinga
kiriku. Lalu dibuainya aku di dalam pelukannya. Kupejamkan
mataku dan kutahan napasku. Aku takut ia menerka jantungku
yang kegilaan berteriak mengabarkan sambutanku. Ah, tunjuk"
kan"lah jalan atau cara kepadaku untuk menolak ajakan ini.
Keluh yang berkhianat meloncat dari mulutku. Bersamaan de"
ngan itu kutolakkan perlahan badannya. Tetapi tangannya tetap
memenjarakanku. Kami berpandangan.
"Sadarkah apa yang kaukerjakan, Robert?" Suaraku kurasakan
palsu dan mencurigakan. Robert tidak segera menjawab. Matanya redup memandang
kepadaku. "Kukira aku mencintaimu," katanya sederhana.
Oleh kebiasaan, aku hampir mengejeknya lagi dengan me"
nonjolkan umurku yang jauh lebih tinggi. Tetapi aku terbentur
pada wajahnya yang muda dan bersungguh-sungguh. Kalaupun
itu tidak benar, aku tidak seharusnya melukainya. Tetapi aku
harus berbuat sesuatu, mengatakan sesuatu untuk menguatkan
diri. Kucoba melepaskan rengkuhan lengannya dari pinggangku,
namun sia-sia belaka. "Rina, dengarlah! Aku mengerti persoalanmu. Kutanyai se"
mua orang mengenai halmu. Oh, bukan salah mereka kalau
me?"nga"takan segalanya kepadaku. Akulah yang mendesak. Kau
menunggu kabar dari seseorang yang kau kira akan berperanan
penting di masa depanmu. Rina, aku juga tinggal dekat Paris.
Mengapa kau berkeras hati menunggu sesuatu yang tidak tentu"
Aku mencintaimu, dan aku tidak mau kau bersedih hati."
219 La Barka 2.indd 219 Ketika dia lihat aku diam, akhirnya dia melepaskan aku.
"Christine atau Monique yang mengatakannya kepadamu?"
"Monique. Ibuku tidak banyak mengetahui halmu. Tetapi
itu bukan salah Monique. Akulah yang mendesaknya. Karena
kulihat kau sering tampak suram, walaupun bergaul atau tertawa
bersama kawan-kawan kita. Kupikir tentulah ada sebab-sebab
yang pasti." "Monique tahu bahwa kau mencintaiku?"
"Kukatakan kepadanya. Tetapi kuharap kau tidak marah
kepada Monique." Aku tidak menjawab, terduduk di bangku panjang di samping
meja makan. Robert duduk di sebelahku, tanganku dia pegang
lalu dicium. "Kau percaya kepadaku, bukan?"
Kupandangi wajahnya yang muda. Melihat aku tersenyum, ia
tampak gembira. Kubiarkan dia sejenak mencium bibirku. Cara"
nya bertindak dengan tenang tanpa suara, amat menyenangkan
hatiku. Perasaan tersinggung karena sikap Christine maupun
Monique segera menghilang. Pemuda ini bersifat serius dan mem"
perhitungkan perbuatannya. Dia tentulah mempunyai alasan
tersendiri mengapa memilihku daripada gadis-gadis sebayanya.
Aku tidak mendorong maupun menyetujui kehendaknya yang
kurasakan padat memanas. Ketika tangannya menurun dari
leher menyentuh dadaku, dengan daya luar biasa aku berhasil
meretakkan pengaruhnya yang kusadari amat membahayakan.
Dengan sekali gerak aku berdiri hendak menjauhinya. Ta"
ngan"nya sempat memegang lenganku serta ditariknya aku per"
lahan terduduk di pangkuannya. Aku tidak berani menantang
pandangnya. "Kau tidak dapat membayangkan, betapa aku mencintaimu,"
220 La Barka 2.indd 220 katanya sambil memegang daguku untuk mengarahkan wajahku
agar menghadapinya. "Kau mencampuradukkan antara cinta dan nafsu."
Robert menggelengkan kepala seolah putus asa.
"Aku ingin supaya kau tetap pada pendirianmu mengenai
perceraian yang kaurencanakan semula. Kau dapat mencari peker"
ja"an di Paris atau sekitarnya. Sebelum tahun penelitian dimulai,
aku carikan apartemen, kalau kau mau."
Kini betul-betul kutatap pandangnya. Tidak kudapati kemuda"
an, tetapi kebijaksanaan. Sedangkan sinar yang meluap dari
nafsunya pun belum menghilang. Jari-jarinya mengusap bibirku.
Ia meneruskan, "Kawanku banyak di kawasan Universitas di Paris. Ada per"
kiraanmu, di mana kau akan bekerja?"
"Aku punya saudara yang bekerja di Kedutaan, barangkali dia
dapat memasukkan aku ke sana."
"Kedutaan. Biasanya di daerah chic. Di Paris, di mana?"
"Paris enam belas."
"Metronya?" "Muette." "Anakmu dapat kaumasukkan ke taman kanak-kanak. Berapa
umurnya" Tiga setengah?"
"Belum. Baru 3 tahun lebih sedikit."
"Tapi taman kanak-kanak sekarang menerima anak-anak dari
dua tahun. Terutama kalau ibunya bekerja."
Sebentar kami berhenti berbicara. Sebenarnya yang bekerja di
Kedutaan bukan saudaraku, melainkan seseorang yang mengenal
baik salah seorang saudara angkatku di biara. Nama dan alamat"
nya kusimpan sejak aku meninggalkan Indonesia beberapa bu"
lan lalu. Barangkali saudara angkatku telah menghubungi serta
221 La Barka 2.indd 221 menga"ta?"kan aku akan memerlukan pertolongannya. Itu merupa"
kan cadangan yang kusimpan baik-baik. Tapi kalau aku dapat
menemukan pekerjaan tanpa bantuannya, bagiku lebih baik. Na"
mun aku tak mau membicarakan hal itu dengan Robert. Aku tak
mau terlalu menjanjikan sesuatu. Kau dengan segala kenanganku
terhadap dirimu masih terlalu kuat menceng"keramku.
?"" Monique pulang kusambut dengan amat gembira. Aku mulai
khawatir akan kehilangan keseimbanganku dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari di dalam rumah yang demikian besar.
Lebih-lebih karena kehadiran Robert.
Mengenai pemuda itu, aku kadang-kadang mengharapnya,
kadang-kadang kutunggu panggilan teleponnya. Antara ya dan
tidak, setengah sadar aku menginsafi perhatian yang kutujukan
terhadap pemuda itu. Mengenal sifatnya sejak beberapa waktu,
aku percaya ia tidak akan berputus asa mengulangi seranganserang"annya untuk menaklukkan atau memilikiku. Tetapi aku
juga tahu bahwa semua ada batasnya. Aku tidak mau kehilangan
dia.
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Diam-diam aku mulai merindukan dia, meskipun perasaan
itu masih samar. Kau ataukah Robert yang kukehendaki sessung"
guhnya" Bukan sifatku untuk dapat merindukan laki-laki yang
mana saja. Bagiku dari lubuk hatiku yang dalam, kau tetap me"
rupakan tonggak kokoh yang terpancang tanpa seorang pun
dapat mengambilnya. Yang kukehendaki ialah suatu kehadiran
yang dapat kunikmati dan kusentuh.
Monique kelihatan bertambah muda sewaktu tiba kembali
di La Barka. Wajahnya segar, jelas menunjukkan keriangan dan
222 La Barka 2.indd 222 kepuasan. Jean hanya sehari di Paris. Kemudian dia ajak Monique
tinggal bersamanya di kapal selama empat hari. Tidak banyak
yang diceritakan sahabatku. Tetapi orang dapat menerka bahwa
ia berbahagia. Sebaliknya mengenai halku, kukabarkan seadanya tanpa ku"
singgung kemarahanku semula terhadap dia dan Christine karena
telah mengungkapkan hidupku kepada Robert. Juga ku"kata"kan
sikapku yang sebenarnya terhadap pemuda itu. Dengan setengah
hati, Monique membenarkan aku. Baginya aku sedang berlibur dan
aku harus bahagia. Kalau dengan Ren" aku kemudian ber"jauhan,
Robert bahkan lebih baik lagi. Menurut pandangan Monique,
perempuan tidak dapat hidup tanpa pergaulan dengan laki-laki.
Tetapi aku hanya terdiam, tidak menambahkan sesuatu pun.
Hari Minggu berikutnya telah direncanakan keluarga dari
Cannes datang seharian. Christine ke pantai bersama beberapa
kawan, dan Robert dapat menggunakan mobilnya. Ia datang
pagi-pagi mengabarkan hasil lamarannya. Bersama kedua adik"
nya kemudian kami menonton film di Draguignan, lalu makan
siang di kebun rumahnya yang kecil tetapi elok. Senang hatiku
menyaksikan betapa ketiga orang muda itu menjamu dan mela"
yaniku. Ini juga hasil didikan Christine. Meskipun suguhan be"
rupa makanan amat sederhana, tetapi itu semuanya memerlu"kan
tata dan aturan pekerjaan yang harus dipikirkan terlebih dahulu.
Sorenya, Robert mengantarkan aku kembali ke La Barka.
Aku tidak mau memberi terlalu banyak pekerjaan kepada orangorang di rumah guna mengawasi anakku. Sewaktu kami datang,
Monique dan saudara-saudaranya sedang ramai membicarakan
Yvonne. Kulihat Jacques juga ada di antara mereka. Aku menya"
lami Maman yang kutemui di teras sedang memberi susu dan roti
manis kepada anakku. 223 La Barka 2.indd 223 "Bagus filmnya" Selamat sore, Robert," Maman ganti mencium
pipi Robert. "Biasa, saya senang film koboi begitu," jawabku.
"Makan di mana siang tadi?"
"Di rumah Christine, anak-anak muda yang memasak," kataku
sambil memandang dan tersenyum kepada Robert.
"Eh, manja benar Anda dilayani tiga pemuda tampan."
Kulihat Robert duduk di samping anakku dan bercakap-cakap
dengan dia. Aku menempatkan diri bersama Maman.
"Mengapa mereka begitu hangat bicaranya di kamar duduk"
Saya dengar nama Yvonne disebut-sebut."
"Oh, cerita gila itu" Jacques datang pagi tadi setelah Anda
berangkat. Anak-anaknya ke pantai dengan Yvonne, tapi dia
tidak mau bersama mereka. Jadi, ia kemari. Yvonne memberinya
surat buat Monique. Isinya pendek, meminta kembali harga uang
kain jendela yang dipasang di kamarnya sewaktu dia di sini."
"Kain merah" Katanya dulu itu sebagai hadiah kepada
Monique." "Monique juga mengatakan begitu."
"Kalau saya tidak salah, Yvonne bahkan mengatakan hal
tersebut di depan Jacques juga. Waktu itu kami sedang makan
barangkali, pokoknya kami bertiga sedang bersama-sama."
"Tepat seperti yang dikatakan Monique tadi. Katanya lagi,
Monique semula akan mengganti harga kain itu. Tetapi Yvonne
menolak." "Sekarang ia yang memintanya kembali," kataku seperti
kepada diriku sendiri. "Ya, barangkali Yvonne sangat memerlukan uang."
Monique yang malang. Padahal kekawanan lima belas tahun
dengan Yvonne semula sangat dia banggakan! Benar kata Maman,
224 La Barka 2.indd 224 Yvonne amat terdesak oleh kebutuhan uang" Lalu hasil dustanya
kepada Andre yang berupa ribuan franc, ke manakah larinya
sudah" Atau"kah ada sebab lain, sebab yang mendorong Yvonne
untuk semakin melukai atau menyinggung perasaan Monique"
Kawan"ku baru kembali dari perjalanan yang menggunakan biaya
tidak sedikit. Meskipun dia tentu juga masih mempunyai uang
secukupnya, tetapi pengeluaran istimewa itu tidak termasuk
rencana. Ingin aku mengusulkan pertolonganku untuk itu.
"Lalu Monique akan membayarnya?"
"Saya kira Jacques yang memutuskan akan membayarnya.
Entah, itu tadi usulnya, tetapi Monique bergigih tidak mau.
Jacques juga keras kepala. Katanya dia tinggal sebulan di sini,
jadi berhak pula meninggalkan kain jendela untuk rumah."
Jacques memang betul. Kuhargai sikapnya.
"Anda belum mendengar kabar lainnya" Mengenai Sophie?"
"Belum. Mengapa dia?" tanyaku.
"Dia sendiri tidak-apa-apa. Sudah pergi dari rumah Francine,
kabarnya kembali ke Marseille. Yang mengesalkan adalah omong"
annya mengenai La Barka."
Aku tidak begitu menangkap maksud Maman. Kutunggu lan"
jutan ceritanya. "Josette bertemu seorang kawan yang sudah lama tidak dia
lihat. Pendeknya mereka berbincang menyebut nama La Barka,
karena Josette juga akan kemari atau sering kemari untuk akhir
pekan. Lalu kawannya bertanya apakah itu La Barka yang terletak
di dekat desa Trans-en-Provence" Kawan itu melanjutkan bahwa
kata kawannya yang bernama Sophie, rumah itu dijadikan oleh
pemiliknya semacam rumah rendez-vous, tempat kekasih-kekasih
bertemu, tempat orang-orang berpacaran. Bayangkan, betapa
Josette merasa tersingggung mendengar itu. Ia lalu menjelaskan
225 La Barka 2.indd 225 bahwa itu adalah rumah adik perempuannya dan dia tahu betul
apa yang terjadi di sana. Kalau Sophie telah mengabarkan hal
yang demikian, itu disebabkan oleh sakit hatinya telah diper"sila"
kan pergi sewaktu Daniel datang. Lalu ditambahkan oleh Josette,
Sophie-lah yang mempergunakan La Barka sebagai apa yang
di"tuduhkan. Josette lalu bercerita mengenai David, mengenai
Jacques serta Xavier. Monique yang malang. Dengan kebaikan budinya ia tidak
pernah berhenti mengundang kenalan dan kawan tinggal di ru"
mah"nya guna menghirup sekedar udara desa yang nyaman dan
tenang atau menikmati matahari Prancis Selatan yang setia.
Sebagai balasan, orang mencantumkan julukan yang tidak semesti"
nya, orang pun meminta kembali hadiah yang telah diberikan.
Itu baru dua hal yang kudengar. Mungkin ada beberapa lain yang
tidak sampai kepadaku. Hingga beberapa hari, Monique kelihatan sukar melepaskan
diri dari suasana risau itu. Pada waktu-waktu kami bersama, sering
ia mengajukan pertanyaan yang itu-itu juga. Mengapa Sophie
berbuat demikian" Jelas kusaksikan betapa wanita muda itu telah
mengecewakan sahabatku. Aku juga melihat bahwa Monique
berusaha keras untuk menolak kenyataan tesebut. Terus terang
kukatakan kepadanya bahwa kali itu dialah yang bersikap bodoh.
Aku tidak menyalahkan dia memiliki sayang tersendiri terhadap
Sophie. Tetapi itu bukan alasan untuk memaafkan perbuatan
se"demikian rendah. Untunglah yang mendengar hal tersebut
bukan orang lain, melainkan Josette, saudaranya sendiri, artinya
seseorang yang sepenuhnya dapat dipercaya. Seandainya orang
lain, Monique akan mengesampingkan berita itu seperti angin
lalu. Sambil turut memikirkan kesusahan kawanku, aku pun tidak
226 La Barka 2.indd 226 lupa bahwa diriku juga tenggelam dalam persoalan yang serba
bimbang. Ketika aku hampir tidak mengharapkan lagi, tiba-tiba
surat George datang berupa sampul tebal. Seperti seorang anakanak yang ketahuan berbuat kesalahan, aku menyingkir ke sudut
teras. Dengan gugup, kubuka untuk membacanya.
George baru kembali dari tinjauannya ke Timur Tengah.
Sebab itulah suratku terlambat dibalas. Keterangan-keterangan
yang bisa dia kumpulkan tidak banyak menolong. Ditambahkan
bahwa kau sakit keras beberapa bulan lalu, semacam depresi atau
stres. Kau dibawa ke atas kapal rumah sakit tentara Amerika
yang berlabuh di pangkalan tidak jauh dari Saigon. Keluar dari
sana, kabarnya kau pergi ke Prancis, menengok kedua anakmu
yang kautitipkan di asrama sekolah di Marseille. Kemudian kau
ke ibu kota. Mampir ke kantor pusat surat kabar, hanya untuk
mengembalikan kewajiban yang diserahkan kepadamu, lalu kau
keluar dari pekerjaanmu. George tidak tahu di mana kau berada
sekarang, demikian pula kawan dan bekas rekan-rekan sekerjamu.
Menurut kabar desas-desus yang sampai kepadanya, kau berada
di Paris dan tinggal serumah dengan seorang wanita yang jauh
lebih muda darimu yang kau kenal di Marseille. George tidak
tahu apa pekerjaanmu sekarang. Katanya ia akan meneleponku
begitu ada hal baru yang dia dengar.
Surat itu kubaca lagi, dan sekali lagi dan sekali lagi. Setiap
ber"henti, aku coba menenangkan hati untuk dengan lebih jelas
mengerti dan menerima apa yang dikatakan kawan kita di dalam
suratnya. Naluri kewanitaanku telah lama mengatakan bahwa
aku tidak akan menerima kabar yang baik lagi darimu. Tetapi
ke"pedihan seakan-akan menghanyutkanku ke alam ketidak"
sadar"an. Kepalaku pusing. Segalanya seperti berputar. Tergagap
paru-paruku menghendaki udara baru yang segar dan hening.
227 La Barka 2.indd 227 Mataku kupejamkan agar terhindar dari gulungan sekitar yang
bagaikan hendak menimpaku. Perlahan-lahan kuhitung tarikan
napas satu hingga sepuluh, hingga dua puluh. Ketika kubuka
kembali mataku, kurasakan tubuhku lunglai tanpa semangat.
Kusadari peluhku bertitik di dahi dan tengkuk. Perlahan aku
berdiri, berjalan mendekati jendela. Di depannya kutarik napasku
panjang-panjang. Seketika itu juga, aku tidak berani mengambil kesimpulan.
Tetapi beberapa waktu kemudian, aku mencoba mengatur jalan
pikiranku. Jadi, jelas kini bahwa kau telah gugur dari hidup masa
depan yang kita rencanakan berdua. Masa lalumu tidak banyak
kuketahui, seperti juga aku tidak banyak menceritakan masa
laluku kepadamu. Lima tahun perkawinan, kau bercerai. Dua
anak"mu laki-laki tinggal bersama ibunya di Marseille, kemudian
sete"lah besar tinggal di sekolah menengah yang juga menerima
pondokan. Dengan tulisan-tulisanmu yang berharga, akhirnya
kau dapat mencapai nama baik di kalangan kewartawanan. Pada
taraf itulah kita bertemu 2 tahun lalu di salah satu undangan
makan malam. Kau tidak menarik hatiku ketika itu. Kuanggap
kau adalah laki-laki yang dingin dan hanya menaruh perhatian
kepada pekerjaanmu, karena pada waktu itu kau kelihatan sama
sekali tidak mempedulikanku.
Tetapi pada kesempatan-kesempatan pertemuan yang menyu"
sul, ternyata kau masih ingat namaku, asal-usulku, bahkan ke"
ge"maranku terhadap lukisan-lukisan bergaya Cina. Entah kau
sengaja atau tidak, ketika suamiku bertugas ke luar Saigon, kau
datang ke rumahku dengan alasan untuk bertemu dengan dia.
Dari saat itulah perkenalan kita menjadi dekat. Kemudian di"
susul kesempatan-kesempatan lain yang selalu lebih intim dan
228 La Barka 2.indd 228 mendalam. Dan puncak dari segalamya adalah liburan kita ber"
dua di negeri Swiss beberapa bulan lalu.
Hanya dua tahun. Begitu mengecewakan. Apalagi keakhiran
itu dengan cara yang sama sekali di luar batas pemikiranku.
Kecelakaan yang selama itu kukhawatirkan terhadapmu ternyata
berupa penyakit. Depression nerveuse, penyakit saraf yang semakin
sering kudengar menguasai korbannya. Tetapi kau, yang tampak
sedemikan tenang dan penuh keseimbangan dalam semua hal,
akhirnya terserang pula. Apakah pengaruh lingkungan kehidup"
an sehari-hari yang kaulihat" Suasana perang dan damai yang
bercampur aduk dibungai dengan sifat manusia yang hendak sa"
ling menelan" Masing-masing merupa atau membentuk golongan
yang menjadi kanker busuk. Tetapi aku tidak pernah menerima
berita tanpa pendalaman pengetahuan. Bangsa itu kukasihani
karena hidup mereka di negeri yang terbelah. Dan kini kau ter"
sangkut menjadi korbannya. Kelanjutan hidupmu kemudian
tidak begitu penting bagiku. Setelah sembuh dari penyakit itu,
kau memerlukan seseorang yang dapat selalu hadir dengan segala
perhatiannya. Kalau kebetulan orang itu adalah seorang wanita
muda yang berumur jauh di bawahmu, kusebut itu nasib.
Hal ini juga pendapat George, yang meneleponku beberapa
hari kemudian. Dia katakan bahwa menurut kawan-kawan yang
bertemu denganmu sewaktu datang ke kantor pusat, kau keli"
hatan seperti seorang yang tidak mengenal mereka. Atau lebih
terang lagi, kau seakan-akan menghindari mereka. George tetap
belum mengetahui di mana tempat pekerjaanmu yang baru.
Tetapi menurut kabar-kabar yang dia dengar, kawan-kawan me"
ngira barangkali kau bekerja pada sebuah perusahaan imporekspor. Hanya itu. Dengan menyesal, ia menambahkan tidak
da"pat menolongku lebih lanjut. Lalu dengan baik hati ia juga
229 La Barka 2.indd 229 tidak lupa menanyakan kabarku sendiri. Secara singkat aku men"
ceritakan apa yang terjadi, tanpa menyinggung rinciannya.
"Mengenai wanita lain, itu bukan salahnya," kata George
kemudian. "Dia baru datang dan memerlukan seseorang. Kau
perempuan, barangkali tidak dapat mengerti hal ini. Ketika ia
mencari dan yang dia temui kebetulan adalah wanita itu, ya jadi"
lah! Kalau kau kebetulan berada di dekatnya, tentulah hal itu
tidak terjadi." George mengatakannya berulang-ulang, seolah-olah ia pun
hendak menyalahkan aku, mengapa aku tidak berada di sana, di
dekatmu di saat kau benar-benar memerlukan.
"Dia tahu aku tinggal dua ratus kilometer dari Marseille.
Kalau ia datang memang mau menemuiku, tentulah dapat," aku
mem"bela diri. "Kau pasti bahwa dia mempunyai alamatmu di Trans?"
"Dia bahkan menulis kepadaku satu kali ke sana."
"Rasa-rasanya tidak mungkin! Dulu pada waktu-waktu ber"
bicara tentang kamu, ia tampak begitu terikat padamu."
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Justru itulah yang tidak kukehendaki: terikat padaku. Yang
kuinginkan justru masing-masing dari kita merasa tetap bebas,
tanpa pengikatan serta keharusan. Segala yang kita kerjakan hen"
daknya keluar dari rasa kesungguhan kasih maupun cinta yang
wajar, tanpa melebihi sifat-sifat manusia biasa. George entah
hendak menyenangkan hatiku atau membujukku, tetap ber"
pendirian bahwa kau tidak bersalah, kau tidak melupakanku. Dia
mengira kau telah kehilangan atau lupa alamatku, sehingga tidak
dapat menghubungi aku. Berbagai alasannya itu selalu kutangkis.
Aku juga memiliki harga diri. Dengan perasaan hancur pun ma"
sih dapat kupertahankan. Bagiku kalau seorang laki-laki meng"
hendaki, ia tetap dapat menemukan jalan bagaimanapun buat
meng"hubungi perempuan yang dia cintai.
230 La Barka 2.indd 230 "Menurut desas-desus yang didengar kawan-kawan di kantor,
wanita itu mencengkeramnya dengan kuat. Ia benar-benar ada di
bawah pengaruh wanita itu," kata George lagi.
Mungkin itu pun merupakan sebab pula mengapa kau tidak
berusaha menghubungiku. Berdua dengan Monique, aku merenungkan benar apa yang
kualami, apa yang telah dia alami. Masing-masing dari kami kehi"
langan kepercayaan terhadap cinta dan kekawanan. Monique
yang menghormati kesedihanku berusaha melupakan kerisauan
hatinya dalam perkara Sophie maupun Yvonne. Sehari-hari tidak
lupa ia meneleponku dari toko, menyuruh aku keluar beramairamai dengan Robert dan adik-adiknya.
Aku dibawa ke Cannes atau Nice menonton pertunjukanpertunjukan. Berkali-kali aku menekankan keputusanku kepada
diri sendiri bahwa aku tidak peduli lagi kepadamu. Masa bodoh
dengan kau! Atau kukatakan kepada Monique bahwa aku bukan
tokoh perempuan yang selalu menangisi cinta yang hilang. Na"
mun meskipun demikian, aku juga belum sanggup benar-benar
menyentakkan kau dari lubuk hatiku. Segalanya terbayang de"
ngan sendirinya. Semua perkataan yang pernah kauucapkan ke"
padaku mendengung dan mendapatkan persetujuan dari balik
kalbuku. Sekali-sekali kau hanyut menghilang jika Robert me"
labuhkan pandangnya yang melumatkan seluruh dayaku, jika
pemuda itu mencuri beberapa kebebasan untuk menggugah api
nafsu"ku. Tetapi kau tetap ada dalam diriku. Kehadiran yang
tidak tersentuh, ditambah dengan dasar setia dari ajaran yang
kuterima, kau memenjarakan aku di lingkungan yang tidak pasti
hingga di mana garis akhirnya.
Belum lagi kejadian itu mengendap turun di dasar hari-hari
yang berlalu, datang lagi kabar lain yang menyentuh atau setidak231
La Barka 2.indd 231 tidaknya merebut perhatian Monique. Ibu Daniel, meskipun
tidak lagi mempunyai ikatan kekeluargaan, ternyata masih tetap
berhubungan dengan Maman. Telah menjadi persetujuan bersama,
jika bekas mertua Monique kembali ke Prancis dari Afrika akan
dijemput Josette di lapangan udara Nice, dan diantar hingga ke
Draguignan. Pada suatu malam, ibu Daniel menelepon dari Abijan
ke rumah Maman, mengabarkan suaminya meninggal mendadak.
Jenazah akan dibawa dengan pesawat terbang langsung ke Paris lalu
akan dimakamkan di sana berkumpul di makam keluarganya.
Kematian yang tiba-tiba selalu membangkitkan berbagai
ucap"an. Apalagi jika hal itu menimpa salah seorang kenalan
Monique, meskipun pada waktu hidupnya dapat dikatakan selalu
merugi"kannya. Monique mempunyai kelemahan untuk mencerna
sesuatu kejadian terlalu mendalam, terlalu meributkan suatu
hal yang sebenarnya biasa dan wajar. Ketika Josette menelepon
dari Cannes mengabarkan meninggalnya ayah Daniel, di rumah
hadir Jacques dan anak-anaknya yang pulang dari dari pantai
Fr"jus, ingin makan malam di La Barka. Kemudian disusul
Francine yang mengantarkan Monique dari toko. Aku setengah
kehe"ranan, hadir di antara mereka yang ramai membicarakan
almarhum, bagaimana Monique berulang kali menyebutkan
betapa laki-laki setengah umur itu kelihatan segar dan sehat se"
waktu mengabarkan hendak berangkat menghadiri perkawinan
anaknya. Bagi Monique, laki-laki itu amat berbahagia. Kepergiannya ke
luar Prancis atas biaya Daniel merupakan puncak kebahagiaan.
Sebagai pekerja di tempat pemotongan ternak, dan istrinya
pelayan rumah makan kemudian penunggu toko kebutuhan da"
pur, akhirnya suami-istri itu dapat mengirim anaknya ke seko"lah
tinggi teknik untuk menjadi arsitek. Semua itu adalah hasil kerja
232 La Barka 2.indd 232 keras bertahun-tahun. Kini Daniel telah menjadi orang. Per"
kawinan pertama yang gagal akan diperbaiki dengan per"kawinan
lain yang dilangsungkan di luar negeri. Monique menambahkan
betapa nyata kedua orangtua itu membanggakan anak mereka.
Laki-laki itu berhenti di setiap kafe di Draguignan di mana ber"
kumpul kenalannya, lalu mengulang-ulang kabar yang sama.
Kini ia telah meninggal. Konon disebabkan oleh demam
dua hari dan sakit kepala yang keras. Semula disangka malaria,
ternyata dalam surat pemakaman dituliskan dokter sebagai akibat
darah yang menggumpal di kepala atau kongesti otak. Beberapa
kenalan dokter lainnya menduga penyakit lain lagi. Manakah
yang benar dari semua itu" Monique dan kawan-kawannya tidak
berhenti juga membicarakannya. Seolah-olah mereka bahagia
menemukan suatu pokok pembicaraan yang tidak ada jalan
keluarnya. Berkeras kepala mereka berpegang kepada hal yang
satu: mengapa orang yang sedemikian bahagia harus meninggal
seketika itu" Ketika ditanya pendapatku, terus terang aku tidak segera
menjawab. Apakah jalan pikiranku sebagai orang Indonesia akan
diterima mereka yang menganut agama yang dulu juga kuanut,
tapi yang agak kuabaikan berangsur dengan bertambahnya penge"
tahuan hidup serta umur" Aku masih mempercayai adanya hari
akhir. Aku juga masih percaya kehadiran Tuhan. Kalau orang
bertanya mengapa aku mempercayai keduanya, kukira aku tidak
akan sanggup menjawabnya. Beberapa perasaan timbul pada
manusia dan tinggal padanya tanpa ia mengetahui dari mana
ia datang serta mengapa itu terjadi. Kematian bagiku juga salah
satu dari hal yang demikian. Itu ada dan dapat terjadi. Datangya
bisa dengan perlahan, berangsur maupun sekonyong-konyong. Di
dalam rumah, di atas tempat tidur yang disebabkan oleh penyakit,
233 La Barka 2.indd 233 maupun di jalan atau di luar tempat kediaman oleh kecelakaan
biasa atau kecelakaan yang sekeji-kejinya. Itu semua bagiku me"
rupakan satu jalan untuk sampai kepada kematian, keakhiran
hidup sementara yang harus mencapai batasnya. Di negeriku, jika
ada kenalan yang meninggal karena suatu kecelakaan, kebakaran
atau hanyut di sungai yang meluap, orang yang mendengar selalu
mengelus dada sambil bertanya-tanya perbuatan apa yang telah
dia kerjakan maka Tuhan memberinya kematian yang demikian
keji. Dalam hal ayah Daniel, itu dapat ditafsirkan sebagai hukuman,
tetapi barangkali juga sebaliknya sebagai anugerah.
Kalau benar seperti kata Monique, sewaktu berangkat orang
tua itu amat bangga dan berbahagia, lalu menghadiri perkawinan
anaknya tanpa halangan, diajak bertamasya ke hutan belukar di
luar kota Abijan untuk berburu binatang liar, selalu diundang ke
sana kemari oleh kenalan-kenalan anaknya; itu semua merupakan
tambahan puncak kebanggaan atas hasil kerjanya yang bertahuntahun. Jadi, ia berada di taraf terakhir arti hidupnya. Waktu itu ia
melihat dan mengecap hasil karyanya. Tuhan dapat menganggap
itu sebagai sesuatu yang cukup. Dia mengakhiri kehidupan bapak
yang bahagia itu. Ada penafsiran lain. Ayah Daniel demikian bahagia, terlalu
mabuk oleh kebanggaan dapat mengecap hasil yang sedemikian
besar sehingga ia lupa bersyukur kepada Tuhan. Tidak sejenak pun
barangkali ia mengingat bahwa semua itu juga disebabkan oleh
uluran tangan Tuhan. Mungkin kebanyakan orang menyebutnya
peruntungan. Untuk menghukumnya, Tuhan mengakhiri hidup
laki-laki itu. Kematian ada bagi setiap makhluk. Itu kuanggap sebagai se"
suatu yang wajar, karena sesuatu yang mulai selalu harus ada
234 La Barka 2.indd 234 akhir"nya. Seperti dalam banyak hal, pada mulanya orang menye"
sali keakhiran tersebut. Tetapi dalil alam mengimbanginya de"
ngan kesembuhan atau kebahagiaan.
Sedapat mungkin, aku mencoba mengutarakan pikiranku ke"
pada Monique serta tamu-tamunya. Aku tidak hendak mengata"
kan bahwa kematian adalah hal yang baik. Semua itu kuulang,
tergantung pada penafsiran masing-masing. Bagiku sendiri, kata
mati itu memiliki arti perhentian sementara, karena akan ada
kehadiran lain yang menunggu.
"Dalam hal ini, Anda menyatakan tidak percaya akan adanya
hari kiamat," kata Jacques.
"Saya percaya, tetapi itu akan datang kelak, suatu waktu kalau
Tuhan telah menentukan."
"Jadi, menurut kau, seorang yang meninggal akan lahir kem"
bali?" Monique ganti menyela.
"Seperti dalam ajaran-ajaran Hindu kalau begitu," Jacques
menyahut lagi. "Ya, begitulah. Benar seperti kata Jacques, seperti dalam ajar"
an Hindu. Barangkali ini disebabkan oleh pendidikan yang telah
saya terima, tetapi barangkali pula oleh kehidupan keliling yang
saya lihat sampai waktu ini. Bagi saya itu adalah ajaran yang
paling dapat diterima akal, karena tergantung kepada ketinggian
atau tingkat perbuatan yang telah dikerjakan oleh masing-masing
makhluk." "Terus terang itu adalah filsafat yang menarik. Jadi, kita
ber"usaha untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin guna
tabungan hari kemudian," Jacques berkata kepada Monique.
"Padahal kau Katolik, Rina. Mengapa kaukatakan pendidikan
yang kauterima?" "Katolik tetapi di Jawa," jawabku. "Agama Islam atau Katolik
235 La Barka 2.indd 235 di sana selalu atau kebanyakan bercampur dengan mistik Jawa.
Boleh kau sebut pula sisa-sisa dari tradisi atau adat."
"Apakah semua orang berpikir seperti kau di sana?" Francine
akhirnya bertanya. "Barangkali tidak. Bahkan mungkin aku seorang diri, atau
hanya sebagian kecil."
"Jadi, kau bukan wakil mereka dari Jawa. Kami anggap suara"
mu nihil," kata Monique, seolah hendak mengakhiri persoalan
tersebut. Maman dan Josette berangkat ke Paris guna menghadiri pe"
ngu?"buran ayah Daniel. Oleh satu dan lain hal, Monique tidak
turut. Selain untuk menghindari pertemuannya dengan istri
Daniel yang baru, juga Francine mengeluh karena tenaga penjual
di toko"nya waktu itu tidak cukup.
Model-model pakaian musim gugur mulai masuk dan dijual.
Tokonya merupakan satu-satunya yang mendatangkan pakaian
terbaru dari Paris dan kota-kota besar di pantai Selatan. Kepergian
Maman dan kakak Monique itu pun hanya sebagai tanda tidak
ada keretakan perasaan setelah perceraian berlangsung di antara
anak-anak mereka. Kabar yang dibawa kembali sebagai oleh-oleh dari Paris ialah,
bahwa istri Daniel ramah dan tampak baik. Dia akan melahirkan
anak pertama di bulan Desember. Sekali lagi berita yang kuanggap
biasa ini mengagetkan Monique. Dari semula aku menduga ada
sesuatu yang tidak semestinya sehingga mempercepat perkawinan
itu. Tetapi aku tidak berniat mengutarakannya kepada Monique,
yang seperti biasa mengira semua orang bersifat seperti orangorang suci.
Sekali lagi kawanku tampak terpukul. Aku percaya hatinya ter"
himpit oleh berbagai rasa sepi atau tersia. Dia menjadi pendiam.
236 La Barka 2.indd 236 Malam setelah menerima kabar itu ia masuk ke kamarnya
lebih sore dari biasanya. Kebetulan acara di televisi juga tidak
me"narik. Aku membiarkannya naik; kutunggu waktu mengantuk
sambil membaca di ruang tamu. Tetapi pikiranku tidak tenang.
Kuulang kembali deretan keputusan yang sejak beberapa hari itu
mulai kuatur. Ketika sampai di La Barka, aku mempunyai rencana hidup
masa depan yang tertentu. Kini rencana tersebut hancur terpecahbelah oleh kejadian yang menimpamu, atau menimpaku pula
secara tidak langsung. Semula kuharapkan tidak menyertakan
kehidupan kita berdua di dalam buku harian ini, tetapi sedikit
demi sedikit kita terlibat di dalamnya. Dengan sadar kusertakan
pendirian maupun pendapatku mengenai apa yang kulihat dan
kudengar. Tetapi mengenai diri kita berdua, selalu kuusahakan
agar aku tidak terlalu banyak menceritakannya.
Kini tidak mungkin lagi. Lebih-lebih setelah Jacques datang
dengan anak-anaknya, disusul Francine sambil mengantarkan
Monique, seraya mempercakapkan kematian bekas mertua
Monique. Ketika selesai makan mereka minum kopi. Francine berkata
bahwa Sophie kirim surat dari Paris. Sophie mengabarkan diri"
nya kini tinggal bersama seorang wartawan yang baru pulang
dari Vietnam, dia kenal di Marseille beberapa waktu lalu. Aku
berusaha untuk tidak mencampuri, menunggu kesempatan hingga
Francine akhirnya menyebut namamu. Seketika itu juga tidak
ada perasaan luka yang menyakitkan. Seperti itu pula perasaanku
ketika surat George datang, ketika dia meneleponku. Tetapi
kemudian, kemudian sekali, setelah lewat keesokan harinya, aku
rasakan hatiku tersayat. Bersamaan dengan itu pula, aku mulai melihat dengan tenang
237 La Barka 2.indd 237 rasa antipati yang tidak kumengerti terhadap Sophie. Ruparupa"nya naluri kewanitaanku sekali lagi telah berkata dengan
sebenarnya. Jadi, aku dikalahkan oleh seseorang seperti Sophie.
Terus terang kuakui, wanita itu, selain jauh lebih muda dariku,
juga memiliki kelenaan tubuh yang sama sekali berbeda dengan"
ku. Tinggiku hanya satu meter lima puluh lima. Tetapi wajahku
tidak buruk, dengan daya tarik bangsa Asia yang khas. Selain itu,
aku juga mempunyai daya tanggap untuk bercinta yang hangat,
meskipun itu hanya aku tunjukkan kepada laki-laki yang mengena
di hatiku, tidak seperti Sophie, sebagai alat memperkaya diri.
Kekecewaan yang telah ada dalam hatiku betambah besar
ketika mendengar cerita Francine. Tetapi ini tidak kubagikan ke"
pada Monique, karena ia tidak mengetahui siapa namamu. Barang"
kali disebabkan oleh hal inilah, maka aku tidak memikirkannya
seketika itu juga. Aku memuji diriku sendiri karenanya. Lebihlebih dengan menyusulnya berita yang dibawa Maman serta
Josette, yang dengan nyata merebut pikiran kawanku.
Aku bisa mengerti. Perkawinan Daniel yang tadinya dianggap
sebagai ejekan, telah menyentuh harga dirinya. Kini dengan
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ba"kal lahirnya seorang anak Daniel, menyebabkan timbulnya
pera"saan diri sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya. Aku tidak
mengatakan dapat memahami perasaan Monique, bagaimana
kesepian yang dia derita karena tidak dapat mempunyai keturunan
itu hanya dapat dibayangkan oleh orang lain, oleh perempuan
lain yang juga tidak dapat mempunyai anak. Bagiku, seorang
anak saja kuanggap cukup, karena sukarnya hubungan suami-istri
yang kualami. Seandainya dengan suamiku aku memiliki kehi"
dupan penuh dengan kelembutan cinta seperti dulu yang selalu
kuidamkan, barangkali hingga delapan atau dua belas anak pun
akan kuterima kedatangannya dengan senang hati.
238 La Barka 2.indd 238 Kadang-kadang aku merenungkan kemungkinan nasib lain,
seandainya orangtuaku masih ada dan aku tidak dipungut di biara.
Orangtuaku tentulah petani biasa, seperti kebanyakan orang desa,
penduduk tepi Sungai Brantas yang sering banjir itu. Tentulah
aku tidak akan sampai kepada pendidikan yang mencapai taraf
per"tengahan, tidak akan kawin dengan orang asing, juga tidak
akan dapat bertemu dengan kau. Pada waktu-waktu demikian,
pikiranku menjadi lunak, lalu kembali pada pokok ajaran yang
kuterima untuk menyerah dan menerima seadanya. Sampaisampai kepada rasa terima kasih kepada suamiku, sengaja atau
tidak, telah merenggutku dari kedataran hidupku, sehingga me"
nyebab"kan aku bertemu denganmu. Sebagai anak-anak yang
ingin ber"budi baik, aku tiba pada keputusan untuk berusaha mem"
per"baiki apa yang telah retak, mendekatkan diri secara berangsur
kepada suamiku. Tetapi alangkah sukarnya bagiku. Kurasa bukan hanya dari
pihakkulah kesalahan telah timbul, melainkan juga dari pihak
suamiku. Inikah maksud yang dikandungnya ketika ia datang di
La Barka, disertai usul agar kami tidak jadi bercerai dalam arti
yang sesungguhnya" Aku bukan perempuan yang puas dengan
terka-terkaan. Kalau aku berbuat sesuatu, inginku berdasarkan
sesuatu yang dapat kuyakini. Dengan sifat yang demikian pula,
aku tidak hendak menderita kepahitan hati yang berlarut-larut
oleh pengkhianatan cinta.
Akhir pekan, Monique akan bermalam di Cannes sampai hari
Senin. Ia bertanya apakah aku juga ingin turut" Dia memerlukan
lingkungan kekeluargaan agar hatinya menemukan kesegaran
yang wajar. Aku tidak ingin pergi dari La Barka. Tetapi kuusulkan
kepadanya supaya membawa anakku. Dengan senang hati ia me"
nyetujui. Kami berdua memiliki cara masing-masing untuk meng"
239 La Barka 2.indd 239 hilangkan kesedihan yang memberati hati. Monique dengan
cara terus-menerus membicarakannya, sedangkan aku diam dan
se"dapat mungkin tinggal seorang diri untuk mencernakan beban
di dada. Ia berangkat Sabtu siang bersama kenalannya yang kebetulan
mengadakan perjalanan dengan mobil melalui kota di mana
ibu"nya tinggal. Christine mengundangku makan malam, tetapi
kutolak. Katanya anak-anak akan melihat film di Draguignan,
kalau aku turut, pulangnya dapat makan di rumahnya. Tetapi
aku benar-benar tidak ingin mengumpul atau bertemu mereka.
Karena curiga, ia bertanya apa yang terjadi. Di telepon aku lebih
mudah mengeluarkan isi hati. Tetapi waktu itu aku berpendapat
lebih baik tidak mengatakan sesuatu pun. Hanya kujawab bahwa
badanku kurang sehat, dan aku ingin bersendiri.
Sore dan petang berakhir dengan kelambanan yang mengesal"
kan. Kucoba mengikuti acara di televisi, tetapi kutinggalkan sebe"
lum film habis. Aku naik ke kamar, berbaring sambil membaca.
Baru setengah halaman selesai, kudengar sepeda motor mendaki
kebun, mendekati rumah. Tentulah Robert dengan adiknya. Ka"
rena malas turun, kubuka jendela kamarku. Yang kulihat hanya"
lah Robert seorang diri. Mendengar bunyi jendela terbuka, ia
menoleh. "Kau tahu pukul berapa sekarang?" tegurku.
"Baru pukul sembilan," jawabnya dengan tenang.
Dia berdiri tepat di bawah jendela, wajahnya menengadah.
Kedua tangannya di dalam saku jaket.
"Pukul sembilan orang-orang di negeriku sudah tidur."
"Kau tidak di negerimu, jadi kau belum tidur."
Kami berpandangan. Inilah yang kutakutkan dari siang tadi.
Dengan sadar atau tidak aku gelisah menunggu berlalunya jam
240 La Barka 2.indd 240 demi jam. Setengah ya setengah tidak, kuharapkan kedatangan
Robert, tetapi tidak seorang diri. Ketika Christine menelepon
serta mengatakan mereka akan menonton, hatiku setengah ke"
cewa karena tahu bahwa mereka tidak akan datang. Kini Robert
ada di bawah. "Kau bukakan pintu?"
"Baik kita bercakap-cakap begini saja, kau di luar aku di
kamar." "Kau akan membangunkan anakmu."
"Ia tidak di sini."
Dengan menyesal aku baru menyadari akibat kalimatku itu.
"Di mana dia" Di kamar lain?"
Aku tidak menjawab. Kukenakan baju kamarku, lalu turun.
Kami tidak saling memandang ketika ia masuk. Dia mencium
pipiku selintas sambil mengucapkan selamat malam.
"Mengapa kau tidak menelepon dulu sebelum kemari?" kataku
menyesalinya. "Kau tidak akan membiarkan aku datang tentu saja."
Dia tidak duduk, hilir-mudik seperti hendak menenteramkan
pikiran, lalu berbalik menghadapiku. Aku mencoba tersenyum,
sadar bahwa mukaku berkilauan oleh krem pembersih yang selalu
kuoleskan sehabis mencucinya.
"Kau benar. Dengan muka dan pakaian sehabis mandi, aku
tidak mau menerima tamu."
"Aku bukan tamu."
Tiba-tiba wajahnya berseri dengan senyumnya. Ditariknya
kursi lain, lalu duduk di sampingku. Dia tidak kupersilakan ma"suk
ke ruang tamu karena kukira akan tinggal hanya beberapa menit.
Di teras udara dingin, langit yang kelam tidak menampakkan
bintang maupun bulan yang muda.
241 La Barka 2.indd 241 "Bagus film yang kalian lihat?" tanyaku untuk mengisi wak"tu.
"Mereka berangkat setelah makan malam tadi. Aku tidak
turut." "Christine juga?"
"Ibuku ke Toulon dengan kawan-kawannya. Barangkali ada
undangan." "Mengapa kau tidak turut adik-adikmu?"
"Karena aku mau kemari."
Tentu saja. Aku juga mengetahuinya, tetapi pertanyaanku
itu menolong mengulur percakapan. Oleh malam yang selalu
me"miliki daya tarik, oleh suara Robert yang rendah dan dekat,
dadaku berdebar tanpa kusadari. Kesepian dan kerinduan begini
menimpa kepekaan rangsangan yang semakin menunjam. Robert
mencari tanganku, kami berpegangan. Tanpa melepaskan pula
pandangku. Mungkin di situ terlihat pergulatan pedih yang ter"
jadi di dalam diriku. Kepanasan yang membakar kedua matanya
kutantang dengan berani. Apakah yang kumenangkan dari segala
ini" Sebutan seorang kekasih tersia yang hendak tetap setia"
Ataukah perempuan setia yang menunggu hingga kekasihnya
kem"bali dari perempuan lain"
Tanpa menuruti kehendak yang diperintahkan kepala, lengan"
ku yang bebas telah terjulur menyentuh serta membelai wajah
Robert. Bibirnya terpaku di dalam telapak tanganku, matanya
me"nutup, ujung lidahnya yang tajam menyala menggugah kelem"
butan kulitku. Napasnya hangat kurasakan di antara jari-jariku,
mengusap dan mengelus keberahian yang bangkit menyeluruh.
Tanganku menjadi kaku. Dia raih leherku, mulutnya mencari
bibirku. Aku tidak menolaknya, terhanyut oleh kenikmatan yang
meraja. Kubiarkan tangannya membelai dan meraba, membuat
aku mengawang meresapi kesadaran bahwa dikehendaki oleh
laki-laki yang juga kukehendaki.
242 La Barka 2.indd 242 Malam itu Robert menjadi kekasihku. Kemudaan yang dimiliki"
nya pasti dan jantan, namun penuh kelembutan. Gerakannya serba
lambat, pandangnya tidak berhenti menilik dan mengintaiku,
mencari serta menemukan kebaruan yang menggugahku. Sekali
dua kali, ketika di dalam kamar, aku menunggunya selagi keluar
menempatkan sepeda motor di samping garasi, bayanganmu
muncul mencegatku ke arah perbuatan itu. Tetapi Robert segera
datang. Dengan laki-laki seperti dia, aku tidak lagi mempunyai
tempat untuk mengundurkan langkah. Ia telah terlalu mengerti
betapa aku merindukannya, menghendaki dan menanggapi
belai"annya. Meskipun barangkali aku berhasil memperlihatkan
sikap"ku semula yang dingin, ia akan sanggup memaksaku untuk
menerimanya. Dia menderita, seperti juga dia mengerti aku men"
derita oleh perasaan yang sama.
Hingga subuh mulai menyorotkan hari baru di papan-papan
jendela, berdua kami belum juga tertidur. Seolah diburu waktu,
hendak kupuaskan kehausan yang mencekik perasaan selama ini.
Robert menjadikan diriku suatu benda yang tujuannya hanya
untuk dibelai, dielus dengan ketelitiannya yang tenang. Ya,
malam itu aku bernapas dengan kebaruan. Seolah-olah hendak
kumuntahkan kau dari dalam diriku, karena selama ini menyekat
di tenggorokan dan menghalangiku menyerukan kebebasan.
Ketika akhirnya aku tertidur, tak sedikit pun aku teringat lagi
kepadamu. Robert mencintaiku malam itu.
Hari Minggu dan Senin. Selama dua hari aku hidup di antara
mimpi yang lena dan kenyataan. Tidak pernah aku mem"bayang"
kan pergaulan sepasang manusia yang masing-masing mem"pu"nyai
umur saling berjauhan akan demikian sepadan dalam gerakan
ber"pasangan. Aku tiba-tiba khawatir akan datangnya sesuatu
mala"petaka karena telah mengecap saat-saat hening dengan laki243
La Barka 2.indd 243 laki seperti Robert. Karena kebahagiaan itu meluap-luap dalam
hatiku, aku tidak menyadarinya. Satu kali namamu terlintas di
kepalaku. Kemudian menghilang tanpa kuenyahkan.
Menyesalkah aku telah berbuat ini" Tentu saja aku menyesal.
Di negerimu orang berkata, kalau seseorang perempuan berbuat
selingkuh satu kali, pasti ia akan mengulangi lagi. Mengapa da"
lam ungkapan itu dikatakan "seorang perempuan?" Laki-laki juga
tidak lepas dari kesalahan yang satu itu. Ucapan itu seakan-akan
membenarkan tingkah laki-laki jika mengkhianati pasangan
hidupnya, dan mengutuk wanita yang berbuat demikian. Seolaholah menjadi haknya bila seorang laki-laki mengecap kenikmatan
tubuh lain selain kekasih atau istrinya. Perasaan-perasaan yang
dipunyai laki-laki dapat juga dirasakan oleh perempuan.
Kalau aku menyesali kejadian yang kualami, itu bukanlah
karena aku ingin membela diri dari perbuatan tersebut. Yang
kusesalkan ialah menghindar dari persoalan-persoalan manusia
lain di luar kita berdua. Kita telah sepakat untuk tidak saling
melupakan, saling memberi kebebasan bergerak sampai-sampai
kepada bercinta dengan orang lain, pasangan yang kita pilih untuk
sementara. Tanpa melupakan, dan tetap saling berhubungan.
Kaukatakan sendiri, bahwa cinta kita adalah puisi, berbungakan
pengertian dan kekawanan yang langgeng. Ataukah pada suatu
hari nanti kau akan muncul dengan tiba-tiba" Dan sementara itu
aku harus menghisap kesepianku setandas-tandasnya" Barangkali
aku bukan tokoh wanita setia yang menerima nasib dengan kepala
menunduk. Sesalku akan memburu selama beberapa hari. Tetapi
itu akan menghilang bersama kesibukan yang melingkupiku.
Robert akan berangkat akhir pekan ke Rambouillet. Bersama
dia, tak ada hambatan untuk saling mengerti. Di hadap"an orangorang lain, kami bergaul seperti di masa-masa yang lewat, tanpa
menunjukkan keakraban yang lebih dari kekawanan biasa.
244 La Barka 2.indd 244 Seperti seorang yang bertanggung jawab, ia mulai mencari
tawaran-tawaran apartemen yang dapat dibaca dalam halam"anhalaman iklan di surat kabar. Beberapa kali ia datang menun"juk"
kan kepadaku satu atau dua apartemen yang barangkali me"na"rik
bagiku. Tetapi aku tidak begitu memperhatikannya. Suamiku te"
lah menulis kabar, bahwa untuk sementara, jika aku datang, akan
dapat menempati apartemen yang disewakan oleh kantor"nya.
Meskipun letaknya jauh dari Paris, tetapi kendaraan amat praktis.
Aku belum mengatakan hal tersebut kepada Robert. Se"dang kucari
waktunya yang sesuai, karena aku tahu ia tidak akan menyetujui
aku tinggal bersama dengan suamiku. Seperti orang-orang muda
lain, ia amat cemburu dan merasa kurang di"perhatikan.
Sebelum dia berangkat, aku harus bertemu dengan Christine.
Tidak kuketahui dengan pasti apakah yang dia pikirkan menge"
nai Robert dan aku. Benar Robert pulang sebentar pada hari
Minggu, esok paginya setelah malam percintaan kami. Tetapi
tan"pa memberitahukan di rumah bahwa ia tidur di La Barka, dan
akan kembali lagi ke La Barka sampai hari Senin. Robert hanya
mengatakan kepada adik-adik dan ibunya bahwa ia tinggal ber"
malam di rumah seorang kawannya.
Lebih baik aku berterus terang kepada Christine. Menurut
pendapatku, kalau Christine terpaksa mendengar hal kami ber"
dua, itu haruslah datang dariku sendiri. Kuanggap ini sebagai ke"
wajiban antara kawan. Aku tidak dapat memperkirakan aki"bat
sikap terus terangku. Mungkin Christine marah, itu hal yang biasa
dan paling lumrah. Bagi dia, Robert merupakan pun"cak harapan
dalam segala lapangan. Kalau akhirnya seorang perempuan seperti
aku berhasil campur tangan, barangkali akan menghancurkan
kema"juan-kemajuan yang dapat dicapai pemuda itu. Tentulah
seorang ibu seperti Christine berhak mengatakan kemarahannya.
245 La Barka 2.indd 245 Demikianlah, tanpa memberitahukan pula hal itu kepada
Monique, aku berjanji bertemu dengan Christine di rumahnya.
Tidak mudah menghindarkan Robert dari pertemuan ini. Tetapi
pada suatu hari, aku berhasil meninggalkan dia di La Barka ber"
sama seorang adiknya dan anakku. Kukatakan aku akan mengun"
jungi dokter di desa Trans. Dengan sepeda Solex, Pascal mengan"
tarkan aku turun sampai di perhentian bus.
Lama aku tidak berjumpa dengan Christine. Hasil ujian kedua
anaknya membikin dia tampak lebih muda.
Tidak mudah bagiku membuka persoalan yang ingin kukata"
kan. Sejak berhari-hari kukarang dan kurangkai, dari mana me"
mulainya. Aku diberati oleh perasaan bersalah ditambah oleh
kekhawatiran terhadap reaksi Christine. Tetapi ketika aku datang
di rumahnya, dan dia menujukkan sikap terbuka, ramah me"na"
nyakan di mana anakku, dengan langsung aku dapat melicin"kan
tenggorokanku. Christine bahkan menolongku untuk sampai ke"
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada hal yang hendak kubicarakan.
"Anakku kutinggal dengan Pascal dan Robert di La Barka.
Kau tahu, tidak mudah meninggalkan anakmu yang sulung be"
gitu saja." "Robert?" matanya kulihat menyipit sambil melirikku. Lalu
melanjutkan, "Kucurigai dia benar-benar. Terlalu sering menanya"
kan hal-hal mengenai dirimu. Katakanlah apa yang terjadi!"
"Apa yang terjadi?" tanyaku dengan bodoh, kutelan ludahku
sebelum meneruskan, tetapi Christine memotongku.
"Ya, apa yang kaulakukan: guna-guna atau macam lain dari
negerimu?" Ketika kulihat ia tersenyum, dengan lega aku mengerti bahwa
ia hanya bergurau. "Kau dapat mengira sendiri, Christine. Tanpa guna-guna,
246 La Barka 2.indd 246 tanpa ini-itu, tanpa jimat-jimat dari Pulau Jawa. Tetapi kalau
kau bertanya apa yang telah terjadi, kujawab: semuanya. Sebab
itulah aku kemari bertemu sendiri dengan kau."
Kalimat-kalimat itu kukatakan seterang dan secepat mungkin,
karena aku takut akan terlupa maupun tersela lagi. Kutarik napas"
ku dalam-dalam, dengan aneh kutemukan kembali perasaan ke"
bebasan di rumah itu. Sebentar Christine tidak berkata, kami berpandangan.
"Semuanya?" akhirnya ia berkata. "Ceritakanlah!"
Lalu kuceritakan segalanya kepada Christine. Taraf-taraf per"
tama di mana aku tetap menolak ajakan Robert, pergaulan ke"
kawanan, hingga ke pekan yang baru lewat. Semuanya kukatakan
seadanya, tanpa aku mencoba membenarkan maupun menyalah"
kan diri. Christine tetap memandangiku, kedua lengannya terlipat
bersidekap, diletakkan di atas meja kebun. Kadang-kadang aku
menatap matanya, kadang-kadang aku menghindarinya.
"Kupikir, kau harus mengetahui hal ini dariku, karena kelak
akhirnya kau juga akan mendengarnya dari orang lain. Terserah
apa pendapatmu, tetapi ini telah terjadi."
"Dan kau pikir, apa yang akan kuperbuat?"
"Terus terang, aku tidak tahu."
"Bodoh!" suaranya ditekan sambil memaki. "Kau lebih bodoh
dari yang kusangka."
Dia bersandar di kursinya sambil tetap memandangiku. Aku
menatapnya tidak mengerti.
"Robert sudah besar dan tahu apa yang dia lakukan. Kau kira
aku akan memukulnya karena itu?" kata Christine menerus"kan.
"Tentu saja tidak. Tetapi barangkali kau akan marah kepadaku,
atau melarangnya agar tidak menemuiku lagi."
247 La Barka 2.indd 247 "Aku tidak akan mengerjakan hal semacam itu. Kau bahagia
dengan dia?" "Ya." "Baik. Kukatakan sekarang dengan terus terang. Kukira
Robert benar-benar jatuh cinta kepadamu."
"Bagaimana mungkin"!" aku tidak dapat mencegah keheran"
anku sendiri. "Aku hanya mengatakan seadanya. Jika kami membicarakan
kau, perceraianmu, hidupmu kelak, berpisah atau serumah de"
ngan suamimu, Robert selalu membelamu. Pendeknya kau selalu
benar baginya. Menurut pendapatku sendiri, dia lebih baik ber"
gaul intim dengan kau daripada dengan perempuan lain yang
tidak kukenal. Setidak-tidaknya dengan kau, aku tahu perempuan
apa yang kuhadapi." "Karena kau anggap aku sebagai lawanmu?"
"Bukan lawan, melainkan sedikit seperti saingan begitu."
Aku tidak menyahut lagi, memikirkan arti kalimat Christine.
Kalau ia menganggapku sebagai saingan, berarti Robert mempu"
nyai perasaan yang lebih bersungguh-sungguh daripada yang ku"
perkirakan. Tetapi aku tidak mau terlalu membayangkan yang
bukan-bukan. "Datangku kemari untuk mengatakan semua ini kepada"mu.
Tetapi tampaknya kau tidak terkejut. Semula aku mengkha"watir"
kan reaksimu." "Dari permulaan aku mengetahui Robert menaruh sesuatu
kepadamu. Hal semacam itu tidak dapat disembunyikan kalau
tinggal serumah. Seumpama ia tinggal di asrama, barangkali aku
akan terkejut. Sejak waktu akhir-akhir ini aku mulai bertanyatanya sendiri, mengapa dia tidak memiliki kawan wanita yang
tetap seperti anak-anak muda lain."
248 La Barka 2.indd 248 "Barangkali di dekat Rambouillet ada seseorang."
"Menurut pikiranku, tidak. Selama berlibur, tidak sekali pun
dia menulis surat, dan tidak sekali pun menerima surat dari anak
perempuan." "Bagaimanapun, kedatanganku ini juga akan memberitahukan
kepadamu, bahwa barangkali aku akan tetap serumah dengan
suamiku. Paling tidak, buat sementara, hingga aku mendapat
pekerjaan." "Kau jadi berangkat minggu depan?"
"Ya. Anakku harus kudaftarkan ke sekolah. Juga ada urusanurusan lain."
Kami masih berpandangan. Ingin kubuka kepala kawanku
agar aku dapat mengetahui apa yang sesungguhnya tertera di da"
lamnya. Benarkah Christine berpikir seperti apa yang dia kata"kan"
Tidak adakah perasaan menyesal maupun kemarahan terhadapku"
Mengenal sifatnya yang sederhana dan langsung, aku dapat mem"
percayai kata-katanya. Tetapi aku masih merasa bersalah.
"Hubunganku dengan Robert kukira tidak akan memanjang.
Setelah kami berpisah, tentulah segalanya kembali seperti sedia"
kala." "Kukira kau tidak mengenal Robert."
"Setidak-tidaknya aku tidak akan mengambil langkah pertama
untuk menghubunginya. Christine, Robert masih amat muda.
Aku tidak mau dia merasa berkewajiban untuk tetap bergaul
denganku. Biar dia merasakan kebebasan memilih."
"Dia mengetahui mengenai keputusanmu dengan suamimu?"
"Tidak." "Akan kaukatakan?"
"Belum ada waktu yang baik untuk itu. Barangkali kau bisa
menolong?" 249 La Barka 2.indd 249 "Ah, tidak. Katakanlah sendiri. Dia akan mengambil prakarsa
yang baik atau tidak, biar dia sendiri yang memutuskan."
Christine tetap memandangiku, terang tidak ada pengucapan
kesal di wajahnya. Seluruhnya menunjukkan kebijaksanaan yang
luas dan teduh. Hal itu semakin memberanikan hatiku.
"Aku senang kepadamu, Rina," katanya kemudian. "Dan
kuhargai keterusterangan yang kauberikan kepadaku. Kalau kau
memerlukan nasihat dariku, aku hanya dapat memberimu satu:
jangan terlalu kau siksa dirimu. Kau telah menemukan Robert,
itu penting buat keseimbangan rohanimu. Mengapa kau sudah
hendak meninggalkannya!"
Kalimatnya yang terakhir bukan merupakan pertanyaan.
Aku pasti bahwa Christine juga telah mengerti maksudku yang
sebe"narnya. Aku tidak menyahut, mendengarkan saja. Sambil
mengikuti suaranya yang mantap, aku teringat riwayat Christine
di tahun-tahun permulaan ketika bercerai dari suaminya. Kun"
jungan dokter hewan yang jauh lebih muda daripadanya, per"
kenalan kekasihnya itu dengan anak-anaknya yang masih kecil,
sehingga kebaikan orang muda itu berpengaruh kepada Robert,
Pascal, dan Dominique. Kalau mereka tumbuh menjadi laki-laki
muda seperti sekarang, itu sebagian adalah berkat keseimbangan
rohani dan lingkungan kekeluargaan yang dia bangun bersama
dokter hewan itu. Sampai Robert memilih sekolah peternakan,
itu pun merupakan contoh pengaruh baik yang dapat diberikan
kepada keluarga Christine.
"Suamimu tidak bercampur-tangan samasekali mengenai pen"
didikan anak-anakmu?" aku bertanya.
"Samasekali tidak. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya,
juga karena pengawasannya kepada kawannya serumah yang
baru. Betul, dia cemburu sekali. Bayangkan, dua puluh satu tahun
250 La Barka 2.indd 250 perbedaan umur, tidak seperti kau atau aku yang bergaul dengan
pemuda tujuh hingga sepuluh tahun di bawah kita."
"Tetapi mengenai keuangan dia tetap menyokong, bukan?"
"Pengadilan memutuskan demikian. Itu sudah sewajarnya.
Se"tiap bulan datang kiriman darinya cukup buat hidup seharihari. Oh, bukan merupakan jumlah yang besar. Tetapi aku juga
bekerja. Sejak dua tahun ini Robert tidak termasuk lagi dalam
tanggungannya." "Katanya Robert sering mendapatkan pekerjaan di luar seko"
lah." "Benar. Robert bukan pemuda yang sempit pikiran. Se"tiap ada
kesempatan, ia menyopir truk pengangkut makanan atau daging
ke Paris. Kadang-kadang menjadi penunggu bayi atau kanakkanak di rumah-rumah orang. Untuk itu, dia tidak me"man"dang
harga diri. Liburan tahun lalu dia mendapat tabungan lumayan
hanya karena menjadi pelayan kafe."
Kini pengertian Christine yang dia tunjukkan terhadap diriku
dapat kupercaya sepenuhnya. Selain dasar sifat berwawasan, ia
juga pernah mengalami sendiri memiliki kekasih yang lebih muda
umurnya. Ia telah menarik manfaat. Sekarang dia mendo"rong"ku
untuk melepaskan perasaan bersalah, agar tetap bergaul dengan
anaknya. Justru dia mengharapkan Robert akan dapat pula
mem"beriku segala kebaikan seperti yang telah diberikan orang
ke"padanya. Menurut ceritanya, dokter hewan itu kini te"lah ber"
keluarga serta tinggal di daerah lain, namun tetap berhubungan
dengan Christine dalam keakraban yang setulus-tulus"nya.
Sorenya, Christine mengantarkan aku hingga desa Trans, lalu
aku naik berjalan kaki, karena aku tidak menghendaki Robert
mengetahui aku telah bertemu dengan ibunya. Jalan itu mendaki
dan sempit berpinggirkan ilalang serta berbagai kembang rumput
lain. Bondongan hutan cemara yang kelihatan memagari langit di
251 La Barka 2.indd 251 sana-sini tampak bersemburatkan warna kemerahan senja. Cer"cahcercah sinar matahari tersebar di celah-celah rumpunan anggur di
sebelah kanan jalan, meluas ke lembah Sungai Nartuby.
Dengan kesenyapan yang nyaman itu tiba-tiba aku tidak ter"
ingat kepada Robert, melainkan kepadamu. Ya, kukira aku telah
da"pat menyentakkan dirimu dari hatiku. Ternyata aku masih
men?"cintaimu. Apakah aku memerlukan waktu lebih lama untuk
benar-benar sembuh dari keakrabanku terhadap kau" Ataukah
akan kusandang perasaan itu sebagai cinta yang sesungguhnya"
Aku tidak tahu. Yang kubutuhkan adalah keha"diran. Robert ter"
lalu muda, dan aku mengkhawatirkan peng"ikat"annya kepadaku ke"
lak hanya berupa suatu kewajiban. Bagai"manapun juga, aku tidak
akan terlalu menggantungkan diri ke"pada Robert. Akan ku"te"kan"
kan sekali lagi kepadanya agar kebe"basan tetap menjadi pokok
pergaulan kami berdua. Kalau dia memang menginginkan, dia
bisa mengirim berita pada waktu-waktu persinggahannya ke Paris.
Kau juga berada di kota itu. Hatiku tidak sepi dengan harapan
yang meskipun samar, namun kehadirannya tetap dan teguh,
untuk sekali waktu nanti kita dapat bertemu muka kembali.
Entah di jalan, di trotoar atau di teras kafe, maupun di sebuah
toko buku atau piringan hitam. Barangkali kau akan berpura-pura
tidak melihatku. Barangkali kau akan menghindariku. Mungkin
pula kau akan tersenyum, memandangiku dengan pengamatan
yang selalu mengusap hatiku.
Jalan terus menanjak. Dari tempatku mulai kelihatan kelokan
yang menuju ke pekarangan La Barka.
Aku bergegas mempercepat langkah.
----- selesai-----252 La Barka 2.indd 252 Tentang Pengarang Nurhayati Sri Hardini atau lebih dikenal de"
ngan nama Nh. Dini adalah salah satu penga"
rang wanita Indonesia yang sangat pro"duk"tif. Ia
mulai menulis sejak tahun 1951, ketika masih
duduk di bang"ku kelas II SMP. Pendurhaka ada"
lah tulisannya yang pertama di"muat di majalah
Kisah dan mendapat sorotan dari H.B. Jassin;
se"dang"kan kumpulan cerita pendeknya Dua Dunia diterbitkan
pada tahun 1956 ketika dia masih SMA.
Nh. Dini pernah menjadi pramugari Garuda Indonesia Airways,
la"lu menikah dengan Yves Coffin, seorang diplomat Prancis, dan
di"karuniai sepasang anak, Marie Claire Lintang dan Pierre Louis
Pa"dang. Setelah lebih dari 20 tahun melanglang buana, di antaranya
ting"gal di Jepang, Kamboja, Filipina, Amerika Serikat, Belanda,
dan Prancis, pada tahun 1980 Dini kembali ke Indonesia. Sejak
itu, pengarang yang mendapat "Hadiah Seni untuk Sastra, 1989"
da"ri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ini aktif dalam Wa"
hana Lingkungan Hidup dan Forum Komunikasi Generasi Muda
Ke"luarga Berencana.
253 La Barka 2.indd 253 Enam tahun kemudian (1986), Dini mendirikan Pondok Baca
Nh. Dini, sebuah taman bacaan untuk anak-anak yang sampai
seka"rang terus berkembang dan bercabang-cabang.
Sejumlah novelnya diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka
Utama, an"tara lain seri Cerita Kenangan: Sebuah Lorong di Kota"ku
(1986), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1987), Langit dan Bumi
Sahabat Ka"mi (1988), Sekayu (1988), Kuncup Berseri (1996), Kema"
yoran (2000), Je"pun Negerinya Hiroko (2001), Dari Parangakik ke
Kampuchea (2003), Dari Fontenay ke Magallianes (2005), serta La
Grande Borne (2007); dan novel-novel lain yaitu Pada Sebuah Ka"
pal (1985), Pertemuan Dua Ha"ti (1986), Namaku Hiroko (1986),
Kebe"rangkatan (1987), dan Tirai Me"nurun (1993).
Novel-novelnya yang diterbitkan penerbit lain adalah La
Barka (Gra"sindo, 1975), Tanah Baru, Tanah Air Kedua (Gra"sindo,
1983), dan Jalan Bandungan (Djambatan, 1989). La Barka kemu"
dian diterbitkan ulang oleh PT Gramedia Pustaka Utama (2010),
begitu juga Jalan Bandungan (2009).
Nh. Dini juga menulis novelet yang berjudul Hati yang Damai
(1961); kumpulan cerita pendek, antara lain Tuileries (1982), Segi
dan Garis (1983), Monumen (2002), Istri Konsul (2002), Pencakar
La"ngit (2003), Janda Muda (2003); serta biografi Amir Hamzah
ber?"ju"dul Pangeran dari Seberang (1981). Dia juga menerjemahkan
La Peste kar"ya Albert Camus (Sampar, 1985), Vingt Mille Lieues
sous le Mers karya Jules Verne (20.000 Mil di Bawah Laut"an,
2004), dan Le Charretier de la Providence (Tukang Kuda Kapal
Provi"dence, 2009) karya Georges Simenon.
La Barka Karya Nh Dini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tahun 1988, Nh. Dini memenangkan hadiah pertama lom"
ba pe"nulisan cerpen dalam bahasa Prancis se-Indonesia yang di"
seleng?""ga"rakan oleh surat kabar Le Monde, bekerja sama dengan
Ke"dutaan Pran"cis di Jakarta dan Radio France Internationale, cer"
254 La Barka 2.indd 254 pen?"nya berjudul Le Nid de Poisson dans la Baie de Jakarta (Sarang
Ikan di Teluk Jakarta). Tahun 1991 dia menerima penghargaan
"Bhakti Upapradana" (Bidang Sas"tra) dari Pemerintah Daerah
Jawa Tengah. Dia juga berkeliling Aus"tra"lia untuk memberikan
cera"mah di berbagai uni"versitas atas biaya Australia-Indonesia
Institute. Tahun 1998, Nh. Dini diundang Pemerintah Kota Toronto,
Ka"nada, untuk membaca karya sastra bersama pengarang-penyairdra"mawan dari Jepang, Korea, Filipina, dan Thailand, di yayasan
kebu"dayaan kota tersebut. Tahun 1999, selama tiga bulan Nh.
Dini ting"gal di Prancis atas biaya pemerintah Prancis, untuk mela"
kukan riset penulisan lanjutan Seri Cerita Kenangan.
Tahun 2000, Nh. Dini menerima "Hadiah Seni" dari Dewan
Ke?"se"nian Jawa Tengah dan tahun 2003 menerima "SouthEast
Asia Writers" Award" di Bangkok, Thailand.
Sejak tahun 2002, sampai empat tahun kemudian, Nh. Dini
ting"gal di Graha Wredha Mulya, Sendowo, Yogyakarta, dan
meng?""isi hari-harinya dengan menulis, mengurusi Pondok Baca,
merawat tana"man, dan melukis.
Menjelang akhir tahun 2006, Nh. Dini bergabung ke Wisma
Lansia Langen Werdhasih di Lerep, sebuah desa yang tenang di
lereng Gunung Ungaran, kira-kira 30 km di selatan kota Sema"
rang. Di awal bulan November 2007, Dini diundang mewakili
Indo?""ne"sia untuk mengikuti "Jeonju 2007 Asia-Africa Literature
Festival", di Korea Selatan, yang dihadiri oleh kurang-lebih 100
perngarang da"ri Asia-Afrika, termasuk dari Timur Tengah (a.l.
dari Mesir, Jordania, dan Arab Saudi). Di Seoul, sebagai bagian
dari acara festi"val tersebut, Dini berceramah di depan gabungan
maha"siswa dan do"sen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Uni"
versitas Hankuk dan Universitas Pusan.
255 La Barka 2.indd 255 Tahun 2008, Dini menerima Hadiah Francophonie dari
negara-negara yang mempergunakan bahasa Prancis sebagai
bahasa resmi dan bahasa kedua. Pada bulan Oktober 2009, Dini
di"un?"dang menghadiri Ubud Writers and Readers Festival di
Ubud, Bali. Kesempatan berada di Bali juga ia gunakan untuk
mene"rima undang"an berceramah di Universitas Udayana, IKIP
PGRI, dan Centre Culturel Fran"ais (CCF, Pusat Kebudayaan
Pran"cis), di Denpasar.
256 La Barka 2.indd 256 Buku La Barka berisi catatan harian Rina,
perempuan yang dibesarkan di sebuah
yayasan yatim piatu. Perkawinannya dengan
lelaki Prancis memberinya harapan akan
kehidupan keluarga yang tenang dan berkecukupan, yang tidak pernah dia miliki.
Namun harapannya meleset.
Kelahiran anak yang biasanya menjadi
perekat hubungan suami-istri, justru menjadi
neraka baginya karena ternyata suaminya
tidak menyukai kanak-kanak.
Merasa perkawinannya gagal, sambil menunggu proses perceraian, Rina pergi ke
Provence, di Prancis Selatan. Di sana dia
tinggal di La Barka, rumah Monique, sahabatnya.
Di rumah itulah buku harian Rina akhirnya
tidak hanya berisi curahan batinnya kepada
kekasihnya, melainkan juga cerita tentang
tamu-tamu yang bergantian datang berkunjung atau menginap, masing-masing
dengan sifat dan perilaku berbeda, serta berbagai peristiwa yang terjadi di sana.
Di La Barka, Rina juga bertemu dengan
Robert. Lelaki terpelajar yang hampir
sepuluh tahun lebih muda darinya itu terpikat
oleh pesona ke-Timur-annya.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building Blok I Lantai 4-5 Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 La Barka Bourne Supremacy 6 Wiro Sableng 167 Fitnah Berdarah Di Tanah Agam Api Di Bukit Menoreh 16
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama