Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 11
"Lupa batok kepalamu." Memaki Yen Siu Hiat
didalam hati. Sengaja ia menarik persoalan yang
bukan2. Tidak pernah ada kejadian pada 5 tahun
yang lalu. Itu waktu ia masih berada digereja
Siauw-lim-sie, bagaimana bisa turut Yen Yu San
berkunjung ke Lie-ke-khung"
Pecahlah kebohongan orang ini ! Yen Siu Hiat
tidak mengutarakannya diluar, dengan hormat ia
menjawab : "Terima kasih. Paman berada didalam keadaan
segar bugar. Tadinya paman hendak datang
sendiri, berhubung ada halangan, maka mengutus
boanpwe mengajak Bapak Tabib ini, tabib Ciok
931 Thay Hu mahir didalam pengobatan segala macam
racun khususnya ilmu tusuk jarum."
"Oh".Silahkan duduk".Silahkan duduk..." Berkata Lie Kong Tie. Sampai disini, tidak perlu
diragukan lagi Lie Kong Tie ini adalah Lie Kong Tie
palsu. "Kami datang atas permintaan tuan Yen Yu San,
khusus melihat penyakit loya. Silahkan loya
membaringkan diri, biar kami periksa jalannya
urat nadi." Lie Kong Tie itu menjulurkan sebelah tangan.
Dan sang Bapak Tabib memeriksa urat nadinya.
Hanya menggunakan tiga jari, bertiarap lama
dipergelangan tangannya sambil memeramkan
mata. Beberapa saat kemudian, Bapak Tabib kita
Goan Tian Hoat melepaskan pegangannya dan
meminta lain tangan Lie Kong Tie.
Orang itu menyerahkan tangan sebelah kiri.
Seperti juga keadaan tadi, lama sekali Goan tian
Hoat memeriksa urat nadi.
Selesai memeriksa, Goan Tian Hoat melihat
lidah orang itu. Sandiwara mulai dimainkan, Lie Wie Neng
mengajukan pertanyaan : "Penyakit apa yang kami
derita ?" Si Bapak Tabib membawakan sikapnya yang
agung, per-lahan2 berkata :
"Kekuatan khungcu ini memang hebat, terbukti
dari obat2nya yang melebihi orang biasa,
932 peredaran darahnya lebih deras. Sayang ada
sedikit gangguan nadi, jalannya endut2an,
kelancarannya agak tidak normal. Inilah tanda2
dari keracunan"."
"Tepat !" Berteriak Lie Wie Neng girang. "Ayah
memang terkena racun yang bekerja lambat. Bapak
sudah bisa melihat adanya tanda2 itu, tentu bisa
mengobatinya bukan ?"
"Setiap tabib bisa mengobati para pasiennya
sesudah mengetahui penyakit apa yang diderita
oleh pasien itu," Berkata Bapak Tabib kita
berdiplomasi. "Bisakah Kongcu memberitahu,
racun apa yang dimakan ?"
"Iyaaa..." Turut berkata Sim Nio. "Semua tabib
juga berkata seperti itu. Buktinya, penyakit loya ini
seperti sediakala, belum sembuh juga."
Lie Kong Tie itu menghela napas berkata :
"Wie Neng, ajaklah Bapak Tabib ini ke kamar
istirahat. Jangan terlalu memusingkan penyakitku." Bapak Tabib mengurut jenggotnya yang putih
dan panjang, tertawa berkata :
"Motto tabib adalah menghilangkan penderitaan-penderitaan rakyat jelata. Selama
pengalaman2ku belum terlupa, walau tidak bisa
menyebut nama bisa racun yang loya derita, cara2
untuk menghilangkan keracunan itu tetap ada."
"Bapak bisa menghilangkan
Bertanya Lie Wie Neng. racun itu ?" 933 "Mengapa tidak ?" Berkata sang tabib tua
menantang. "Tolonglah. Tolong keluarkan racun yang
mengeram didalam tubuh ayahku itu," Berkata lagi
Lie Wie Neng. "Ada dua jalan yang bisa kutempuh.."
"Dua jalan ?" Tanpa menghiraukan Lie Wie Neng, tabib itu
berkata terus : "Cara pertama adalah cara pengobatan racun
tradisionil, meracuni si racun jahat memberikan
obat beracun kepada penderita agar bisa mengusir
racun pertama. Waktu ini cepat dan sederhana,
tapi resikonya besar."
"Aaaaa".." Berteriak Sim Nio melengking.
"Bagaimana kalau mematikan orang " Bukankah
sangat berbahaya ?" "Tentu saja berbahaya." Berkata si Bapak Tabib
kita. "Karena itu kukatakan mempunyai resiko
berat. Tapi jangan khawatir, sebelumnya tentu
kusiapkan sesuatu, kalau sampai terjadi krisis
yang seperti itu, bisa ditambah dengan lain obat
penawar racun." "Kongcu," berkata Sim Nio. "Kukira sangat
berbahaya." Bapak Tabib berkata : "Cara lain ialah:
Menggunakan keakhlianku, menusuk jarum mengeluarkan sisa racun. Cara ini membutuhkan
waktu sangat lama. Mungkin memakan waktu
belasan hari." 934 "Bagaimana hasilnya," Bertanya Lie Wie Neng.
"Hasilnya sama juga." Jawab si Bapak Tabib.
"Lebih baik Bapak gunakan cara menusuk
jarum itu," Lie Wie Neng memberi keputusan.
Dari dalam bundelannya Bapak Tabib itu
mengeluarkan kotak jarum, dibariskannya satu
persatu, dari yang paling besar sehingga paling
kecil, berjajar menyeramkan orang.
"Cara penggunaan tusuk jarum harus menggunakan ruangan tertutup, agar jangan
sampai masuk angin, ini berbahaya, tolong
menutup semua pintu dan jendela." Tabib itu
masih mainkan lidah. Lie Wie Neng segera menitahkan Yo Su Kiat
menutup semua pintu dan jendela2. Hal mana
sudah dijalankan segera. Langkah berikutnya, si Bapak Tabib memandang kearah Sim Nio, beralih kearah Lie
Wie Neng. "Kongcu," katanya, "Disaat aku menggunakan
jarum2 memberi pengobatan, sangat pantang
didampingi atau dihadiri oleh kaum wanita."
Wajah Sim Nio menjadi merah, ia mengajukan
protes : "Aku adalah nyonyanya. Kukira Bapak tidak
perlu ragu2. Dimisalkan terjadi sesuatu, bukankah
lebih baik didampingi olehku ?"
Suaranya penuh rayu dan menggiurkan, hal ini
jamak saja, mengingat Sim Nio sebagai istri muda
935 Lie Kong Tie, umurnya sebaya dengan Lie Wie
Neng. "Agaknya sulit mengubah kebiasaanku." Berkata si Bapak Tabib. "Kalau sampai terjadi
sesuatu, tanggung jawab tetap berada ditanganku,
bukan " Kalau hal ini menyulitkan nyonya, aku
bersedia mengundurkan diri saja."
Lie Wie Neng menengahi persoalan itu, katanya :
"Kalau betul Bapak Tabib tidak bisa didampingi
kaum wanita, baik juga kalau bibi menyingkir
kebelakang. Ada kita disini, keselamatan ayah
pasti terjamin." Sim Nio memandang Lie Kong Tie sebentar,
akhirnya ia menerima kenyataan, menganggukkan
kepala dan meninggalkan kamar.
Yo Su Kiat mengantarkan kepergian nyonya
muda itu, kemudian menutup pintu.
Gerak Goan Tian Hoat bagaikan kilat,
mengetahui Sim Nio sudah meninggalkan kamar,
ber-pura2 hendak membuat pengobatan, secepat
itu ia menotok jalan darah Lie Kong Tie palsu.
Tanpa bisa dielakkan oleh orang yang bersangkutan. Orang yang memang sudah terbaring itu betul2
terbaring terus. Yen Siu Hiat, Lie Wie Neng, Khong Bun Hui dan
Yo Su Kiat adalah satu komplotan, mereka tidak
mengganggu usaha Goan Tian Hoat.
Goan Tian Hoat masih bekerja, ia mengeluarkan
benda pencairannya, di-oles2kan disekitar 936 permukaan wajah orang yang disamarkan menjadi
Lie Kong Tie itu. Detik2 tegang berlalu"
Goan Tian Hoat maklum, tentunya Sim Nio tidak
terlalu jauh dari ruang itu, untuk melenyapkan
kecurigaan orang, ia wajib membuat lain
permainan, membesarkan suaranya, se-olah2
berbicara dengan 'Lie Kong Tie", ia bicara :
"Bagaimana perasaan loya ?"
Dan melagukan suara Lie Kong Tie, Goan Tian
Hoat menyahut sendiri : ?" "Tidak merasakan sesuatu. Apa belum dimulai
Membawakan lagi suara 'Bapak Tabib" berkata :
"Sebentar lagipun selesai."
Lie Wie Neng, Khong Bun Hui dan Yo Su Kiat
saling pandang, mereka tidak menyangka kalau
tabib gadungan Yen Yu San itu memiliki banyak
keakhlian, tanya jawab dengan nada2 suara yang
tidak sama dan logat suara Lie Kong Tie bisa
dimainkan baik sekali. Kalau tidak melihat dengan
mata sendiri, tentu kurang percaya kepada
pendengarannya. Ter-lebih2 Lie Wie Neng, selama hidupnya,
suara sang ayah sudah ia dengar jutaan kali, dan
lagi2 ia mendengar suara sang ayah yang berada di
dalam tahanan partay Ngo-hong bun itu.
Permainan Goan Tian Hoat belum selesai, ia
masih mengupasi wajah penyamaran orang itu,
dan untuk menghilangkan kecurigaan Sim Nio di
luar, lagi2 ia bicara : 937 "Loya, 21 jarum sudah berada di-tempat2
penting. Ada baiknya jangan bicara lagi.
Gunakanlah pernapasan yang agak lancar, ini bisa
membantu usaha pengobatan."
"Uh..." Lidah Goan Tian Hoat menyuarakan
suara Lie Kong Tie. Sampai disini Lie Wie Neng mengerti, apa tujuan
si bapak Tabib memainkan dua suara itu, tentunya
agar nyonya muda Lie Kong Tie tidak menaruh
curiga. Goan Tian Hoat berhasil merusak penyamaran
sang korban, wajah Lie Kong Tie sudah hancur,
disana berubah menjadi wajah seorang laki2
bermuka kuning. Ini dia manusianya yang
menyamar menjadi Datuk Utara.
Selesai dengan tugasnya, Goan Tian Hoat
menoleh kepada orang2 dengan satu anggukkan
kepala, artinya, bagaimana " Betulkan dugaanku "
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yen Siu Hiat memuji kepintaran Goan Tian
Hoat, memuji dengan setulus hati. Lie Wie Neng
mendapat kepastian, nyata2 ia merawat seorang
yang tidak dikenal, hatinya tersiksa sehingga
beberapa lama. Rasa dendamnya begitu mendalam,
ia berjanji kepada diri sendiri, akan menuntut
balas kepada Lengcu Panji Hijau yang berani
memainkan dirinya. Tangan Goan Tian Hoat bergerak lincah,
mengoles dan memupuk wajah laki2 kuning itu,
kini mengubah menjadi wajah Yo Su Kiat.
938 Lie Wie Neng dan Khong Bun Hui segera
membantu Yo Su Kiat buka baju, digantikan
dengan baju laki2 berbaju kuning itu dan Lie Kong
Tie palsu sudah diseret dari pembaringan,
digantikan dengan baju Yo Su Kiat.
Terjadi pertukaran orang. Yo Su Kiat dengan
wajah Lie Kong Tie terbaring di tempat tidur.
Kalau partay Ngo-hong-bun menyiapkan si laki2
berwajah kuning memalsukan Lie Kong Tie, Goan
Tian Hoat dkk menggunakan cara itu pula. Dengan
cara dan bentuk yang sama.
Mereka selesai membuat persiapan, Yen Siu
Hiat yang sudah menyiapkan tiga jarum rahasia,
melempar dengan satu bentakan, "Awas ! Ada
serangan gelap !" Tiga jarum rahasia itu menancap ditempat
beberapa senti dari tempat pembaringan Lie Kong
Tie. Lie Wie Neng juga berteriak : "Jangan lari !"
Meja dan bangku dijungkir-balikan, inilah
rangkaian berikutnya dari sandiwara mereka.
Khong Bun Hui sudah memecahkan jendela dan
menerjang keluar. Terdengar suara benturan2 senjata. Tidak lama
terdengar teriakan seseorang : "Oh, Yo Su Kiat
terluka !" Tentu saja berita bohong ! Isapan jempol !
939 Suara gaduh itu segera memanggil Sim Nio, si
istri muda segera bertanya kepada anak tirinya :
"Kongcu, apa yang terjadi ?"
"Ada penyerangan gelap," jawab Lie Wie Neng.
Sim Nio lari menghampiri "Lie Kong Tie", tentu
saja tidak terganggu, dengan tenang Goan Tian
Hoat merapikan jarum2 demonstrasinya dan
bebenah. "Selesai." Katanya lega.
Disaat itu, datang berlari seorang yang memberi
laporan : "Semua pintu dan jalan sudah terjaga."
"Bagus," berkata
pengejaran terus." Lie Wie Neng. "Bikin Mengajak Yen Siu Hiat, si Bapak Tabib, Khong
Bun Hui dan "Yo Su Kiat", Lie Wie Neng
meninggalkan kamar ayahnya. Sim Nio diberi tugas
jaga, mengawasi dan menungkuli "Lie Kong Tie".
*** Bab 61 KLIK ! Lie Wie Neng sudah berada di ruang
rahasia, mereka menotok bangun laki-laki
berwajah kuning itu. Tentu saja wajah pinjaman
yang berupa wajah Yo Su Kiat sudah dicabut
kembali. Laki2 berwajah kuning itu sadar dan
mendapatkan dirinya terbungkus seperti lepat,
memandang Lie Wie Neng dan membentak : "Wie
Neng, apa artinya permainan ini ?"
940 Sangkanya ia masih menggagahi wajah Datuk
Utara Lie Kong Tie. Khong Bun Hui mengeluarkan suara bentakan :
"Tutup mulutmu !"
Orang itu memancarkan sinar mata kemarahan,
menoleh dan memandang Khong Bun Hui,
kegalakannya belum mereda, ia membentak :
"Khong Bun Hui, seperti inikah kau bicara
kepada seorang majikan ?"
"Majikan siapa ?" Mengejek Khong Bun Hui.
"Lihatlah cecongormu !" Ia menyodorkan sebuah
kaca perunggu. Menyaksikan wajahnya dibalik kaca perunggu
itu, wajah asli yang sudah dikembalikan ke
undang2 asalnya, laki2 berwajah kuning itu
kehilangan galaknya. Bagaimana harus mengatasi
situasi baru " Teringat Lie Kong Tie asli yang masih
berada dibawah kekuasaan Ngo-hong-bun, keangkuhannya timbul kembali.
"Jangan kalian berani kurang ajar," katanya.
"Ingatlah kalau Lie Kong Tie masih berada di
tangan kami." "Siapa namamu ?" Bertanya Goan Tian Hoat.
Memperhatikan kakek berjenggot putih ini, sinar
mata laki2 itu berubah menjadi liar. "Kau yang
mengerjakan hasil ini ?" Ia segera menduga hasil
karya buah tangan Goan Tian Hoat.
"Kira2 begitu." Jawab jago cerdik kita.
"Kedatanganku ditugaskan Yen Yu San tayhiap
941 untuk menghadapi dirimu. Siapa dan sebutkan
asal usulmu." "Apa kalian kira, kalian bisa berhasil mengorek
keterangan?" Laki2 itu menantang.
Bapak Tabib Goan Tian Hoat melirik ke arah Lie
Wie Neng, kongcu muda Datuk Utara melirik ke
arah Khong Bun Hui, maka orang terakhir
mendekati tawanannya dengan wajah beringas,
siap menggunakan kekerasan.
"Kawan." katanya geram. "Jangan kira kita tidak
bisa membikin pengompasan, he " Untuk menjaga
dirimu dari permakan, lebih baik berterus terang,
siapa namamu ?" Wajah laki2 itu berubah, tiba2 ia menggertak
gigi, digigitkannya keras2, maksudnya bunuh diri
dengan racun yang sudah tersedia di dalam
geraham. Cara yang sama dengan cara Lengcu Panji
Hitam yang menyamar sebagai Kang Puh Cing,
sesudah penyamarannya terbongkar, untuk mengelakkan siksaan2, ia bunuh diri.
Laki2 yang menyamar menjadi Lie Kong Tie ini
juga mau bunuh diri... Goan Tian Hoat yang menyamar sebagai tabib
tua tertawa, ia mengurut jenggot, dan merogoh
saku mengeluarkan sebuah gigi palsu yang masih
utuh, diperlihatkannya kepada laki2 berwajah
kuning itu serta berkata : "Sudah berada disini,
kawan." 942 Laki2 itu gagal bunuh diri, karena obat
beracunnya sudah dicomot Goan Tian Hoat,
manakala ia tertotok tidak sadarkan dirinya.
Kemarahannya meluap2, apa daya ia sudah jatuh
kedalam tangan mereka. Haruskah menunggu
siksaan2 " Didalam keadaan seperti ini, Lie Wie Neng cs
mendapat kemenangan, dari laki2 itulah, mereka
mendapat informasi dari keadaan2 partay Ngohong bun.
Laki2 itu bernama Thio Kee Cong, menjabat
kedudukan hu-huat pengawal panji dari rombongan Panji Hijau, mendapat tugas menyamar
sebagai Lie Kong Tie. Golongan Perintah Maut adalah organisasi
tersendiri, sesudah menyatukan kekuatan dan
bernaung dibawah partay Ngo-hong-bun, kekuatan
mereka bertambah pesat, dibagi menjadi 4 regu,
setiap regu dipimpin oleh orang yang ditunjuk
partay. Masing2 Panji Merah, Panji Hijau, Panji
Hitam dan Panji Putih. Keterangan yang diperoleh hanya keteranganketerangan itu.
Komplotan Ngo hong-bun yang diselundupkan
masuk ke dalam keluarga Lie bukan hanya Thio
Kee Cong, sebenarnya masih ada konco-konconya,
tapi Thio Kee Cong tidak mau memberi tahu
dengan alasan betul2 tidak tahu.
Thio Kee Cong juga tidak bisa menyebut markas
besar Ngo-hong-bun, dikatakan kedudukannya
943 tidak seimbang, ia hanya salah satu anak buah
Perintah Maut. Yang Thio Kee Cong tunjuk hanya markas
sementara Ngo-hong-bun cabang Kang lam, itulah
bangunan Ban Cen San yang sudah tua.
Sedangkan tempat itu sudah dilepas, karena
drama pembunuhan Yen Siu Lan dan terlepasnya
Kang Han Cing dari situ. Ketika ditanya dimana markas sementara
cabang Kang lam yang baru, Thio Kee Cong
bergeleng kepala. Pemeriksaan tahap pertama ditunda sampai
disitu. Lie Wie Neng, Yen Siu Hiat, Goan Tian Hoat, dan
Khong Bun Hui mengadakan perembukan lain dan
mengurung Thio Kee Cong disebuah kamar
tahanan. Rencana bagaimana pula untuk menghadapi
Ngo-hong-bun " Mari kita mengikuti kejadiankejadian berikutnya.
*** TAMPAK bayangan Lie Wie Neng meninggalkan
kamar perundingan, langsung menuju kamar
ayahnya. Inilah kunjungan sang datuk muda yang
ke 3 kalinya. Dua pelayan yang biasa merawat Lie Kong Tie
berada didepan pintu mereka memanggil dengan
suara keras : "Kongcu..."
944 Lie Wie Neng sudah berlari pesat, mendorong
kedua gadis pelayan ?tu tanpa menunggu panggilan
lagi, ia nyelonong masuk.
"Kongcu menjenguk loya lagi." Berteriak dua
gadis pelayan. Inilah code pemberitahuan tentang kedatangannya, Lie Wie Neng mengeluarkan suara
dengusan dari hidung. Didalam kamar keadaan tenang seperti biasa,
tidak ada perubahan. Betulkah tidak ada perubahan "
Yang jelas 'Lie Kong Tie" yang terbaring sudah
terganti, bukan manusia selundupan Thio Kee
Cong, dibalik 'Lie Kong Tie" itu adalah badan asli Yo
Su Kiat. Pemalsuan Yo Su Kiat hanya diketahui oleh
orang2 yang jumlahnya terbatas, hanya Lie Wie
Neng, Yen Siu Hiat 4 orang, karena itu untuk
memudahkan tulisan jalan cerita, kita anggap saja
Lie Kong Tie. Lie Kong Tie itu tertidur ditempat pembaringan,
sesudah mengalami 'pengobatan", keadaannya agak
lumayan. Nyonya muda Lie Kong Tie baru selesai makan,
duduk dimeja rias, ia sedang bersolek.
Lie Wie Neng menghampiri pembaringan
ayahnya. "Apa ayah sudah bangun ?" ia bertanya
perlahan. "Uh".." Lie Kong Tie berkeluh.
945 Nyonya muda Lie Kong Tie sudah bangkit dan
menghampiri dibelakang putra suaminya, ia
menalangi menjawab : "Baru saja tidur lagi.
Sesudah ditusuk jarum oleh Bapak Tabib tadi,
keadaannya mendingan, tidak lama ia bangun dan
meminta makan. Sesudah itu tidur kembali."
Lie Kong Tie berkelap-kelip mata, ia menepuk
tempat di sebelahnya dan berkata :
"Wie Neng duduklah didekatku."
Lie Wie Neng duduk ditempat yang sudah
disediakan, menutup dan menyelak di antara sinar
mata ibu tirinya. "Ayah, bagaimana keadaanmu ?" Bertanya sang
kongcu. "Agak segeran." Mulut Lie Kong Tie yang
terbaring ini berkemak-kemik, melalui saluran
gelombang tekanan tinggi, melaporkan rahasia
yang baru didapat.
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tentu saja karena adanya tubuh Lie Wie Neng
yang membelakangi ibu tirinya, maka nyonya
muda Lie Kong Tie itu tidak bisa melihat gerakan
bibir orang yang terbaring.
Selebar wajah Lie Wie Neng berobah marah
sesudah mendengar cerita Yo Su Kiat.
Ter-sengal2 mulut dari bentuk wajah Lie Kong
Tie berkata : "Liok Ie, tolong ambilkan aku air minum."
Liok Ie adalah nama kecil nyonya muda Lie
Kong Tie yang sering dipanggil Sim Nio itu. Karena
946 sudah menjadi kebiasaan Lie Kong Tie memanggilnya dengan sebutan nama kecil, Yo Su
Kiat harus turut menggunakan panggilannya.
Nyonya muda Lie Kong Tie menuju ke arah meja
dan menuangkan teh. Menggunakan kesempatan ini, ber-gerak2 lagi
bibir dengan wajah Lie Kong Tie.
Lie Wie Neng menganggukkan kepala tanda
setuju. Nyonya muda Lie Kong Tie sudah balik kembali,
menyediakan air minum untuk sang suami dan
menyediakan juga kepada Lie Wie Neng.
"Kongcu, silahkan minum," Katanya dengan
suara merdu, suara itu bisa menggetarkan kalbu
laki2 yang mendengarnya. Lie Wie Neng bangkit, menghadapi sang ibu tiri,
wajahnya keren, dengan sungguh2 ia berkata :
"Bibi, baru saja kita berhasil menangkap seorang
mata2 musuh." "Oh ...! Mata2 musuh ?" Reaksinya nyonya
muda itu biasa saja. "Mata2 dari partay Ngo-hong bun." Berkata Lie
Wie Neng. "Dirumah kita ada mata2 Ngo-hong-bun ?" Balik
tanya nyonya muda itu. "Orang itu tidak tahan siksaan," berkata Lie Wie
Neng. "Dia sudah mengaku kesalahannya. Dan
menyebut beberapa nama dari komplotannya..."
947 Sang nyonya muda mundur selangkah, melirik
ke arah Lie Kong Tie. "Siapa orang yang disebut?"
Tanyanya berubah. "Kongcu percaya ?"
"Itulah." berkata Lie Wie Neng. "Mana boleh
sembarang mendengar gosokan orang" Kedatangan
ini khusus ditujukan untuk meminta pendapat
bibi." "Pendapatku ?" Bertanya nyonya muda itu.
Hatinya semakin was2, "Mengapa harus meminta
pendapatku ?" "Karena orang itu menyebut nama bibi." Berkata
Lie Wie Neng. Hati si nyonya muda agak kalut, didalam
keadaan seperti itu, panik berarti maut,
kedudukannya hanya berada dibawah Lie Kong Tie,
mengapa harus takut " Mengandalkan kekuasaan
suaminya, apakah yang berani dilakukan oleh
sianak tiri " Mengingat tadi itu semua, ia
berdengus dingin : "Kongcu dihasut orang."
"Dihasut " Bibi mengatakan"."
Lie Wie Neng menghadapi Sim Nio Liok Ie, tapi ia
lupa membelakangi seseorang, itulah Lie Kong Tie
yang sedang terbaring, secepat kilat tubuh orang
tadi mencelat, menotok Lie Wie Neng.
"Aaaa"." Lie Wie Neng jatuh ngeloso.
"Thio Kee Cong, kau hebat." Nyonya muda Lie
Kong Tie adalah musuh selundupan, ia memuji
kecerdikannya orang sakit. Dengan gerakannya
yang gesit, mendupak anak tirinya.
948 Nyonya muda Lie Kong Tie yang biasanya tidak
pandai silat, kali ini berubah mendadak, lincah
dan gesit, galak dan menghadapi Datuk Utara.
"Kebetulan," katanya. "Orang ini juga termasuk
salah seorang yang partay kehendaki."
Ternyata Ngo-hong-bun juga mengincar Lie Wie
Neng ! "Bagaimana kita mempernahkannya ?" Bertanya
orang yang dianggap Thio Kee Cong.
"Bawa ke markas sementara." Perintah si
nyonya muda, kedudukannya berada diatas Thio
Kee Cong. "Bagaimana bisa membawa orang " Sedang
seluruh kampung sudah terjaga ketat ?"
"Nanti kusuruh Cun Lan dan Cun Bwee."
Berkata si nyonya muda. Cun Lan dan Cun Bwee
adalah nama2 pelayan perempuan. Nyata2 sudah
menjadi komplotan Ngo-hong bun semua.
"Cun Bwee...Cun Lan"." si nyonya memanggil
keluar kamar. Dua dayang itu tampil segera. Siap menerima
perintah. Disaat ini Sim Nio Liok Ie membelakangi
Lie Wie Neng memberi perintah : "Lekas bikin
persiapan. Kita segera meninggalkan tempat ini.
Disertai oleh Lie Wie Neng."
Tiba2 saja Lie Wie Neng meletik, secara cepat
menyerang ibu tirinya. "Tidak perlu kalian
merepotkan diri. Semua jangan harap bisa lari."
Sim Nio mempunyai ilmu silat lumayan,
diserang dari belakang, ia masih bisa 949 mengelakkannya, tubuhnya dibuang kesamping
menghindari serangan Lie Wie Neng, berbareng
mulutnya berteriak2 : "Lekas tangkap lagi... Lekas
tangkap ! Jangan kasih kesempatan lari ..."
Lie Wie Neng sudah mengeluarkan kipasnya,
menyerang Sim Nio secara ber-tubi2, Sim Nio
menangkis datangnya serangan2 itu dengan
senjata pedang. Perubahan mendadak membuat Cun Lan dan
Cun Bwee ter-sipu2 mengeluarkan senjata, mereka
siap mengeroyok. 'Lie Kong Tie" menyodorkan tangan ke arah
mereka : "Beri pinjam pedang kepadaku. Kalian
menunggu dipintu, agar tidak ada orang masuk."
Cun Bwee tidak berani membantah, menyerahkan pedangnya kepada 'Thio Kee Cong".
Si "Thio Kee Cong" menerima pemberian pedang,
secepat itu pula menotok jalan darah Cun Bwee.
Aslinya adalah manusia Yo Su Kiat !
Dan dengan pedang pemberian Cun Bwee tadi,
Yo Su Kiat menaklukkan Cun Lan.
Terlalu panjang diceritakan, kejadiannya hanya
berlangsung didalam beberapa kali kedipan mata.
Sebagai salah seorang Yen-san Siang-kiat, Yo Su
Kiat mempunyai kelebihan istimewa, didalam
waktu yang terlalu singkat menundukkan Cun
Bwee dan Cun Lan. Sesudah itu, ia menjepit
keadaan Sim Nio Liok Ie. "Lebih baik nyonya menyerah saja," Katanya
penuh ancaman. 950 Ilmu kepandaian Sim Nio Liok Ie juga bukan
ilmu silat kampungan, terbukti dari cara2 tadi ia
mengelakkan dan menangkis serangan kipas Lie
Wie Neng. Walau demikian, bukan berarti ia bisa
menandingi Lie Wie Neng, hanya bisa bertahan
untuk beberapa waktu saja. Kini ditambah dengan
tenaga Yo Su Kiat, bagaimana tidak kewalahan "
Sebentar kemudian ia mandi keringat.
"Thio Kee Cong, berani kau berkhianat?"
Sangkanya orang yang menggunakan kedok kulit
wajah Lie Kong Tie itu masih badan Thio Kee Cong.
"Ha, ha".Thio Kee Cong sudah
Kamarkan." Yo Su Kiat tertawa.
di-Rumah Cesss...Kipas Lie Wie Neng berhasil menotok ibu
tiri itu. Kretekk".Bersamaan dengan itu Sim Nio Liok Ie
sudah menggigit pecah gigi palsunya yang
berisikan racun keras, didalam waktu yang
singkat, ia kelejotan dan mati keracunan. Bunuh
diri ! "Ohhh".." keracunan ?" Yo Su Kiat tercengang. "Dia "Ya." Lie Wie Neng melipat kipasnya. Ia bersikap
lebih tenang. "Dia bunuh diri. Menggigit gigi palsu
yang diisi oleh cairan beracun. Semua orang Ngo
hong bun sudah menyiapkan bahan lari dari
penderitaan." *** 951 Bab 62 LlE WIE NENG mengajak Yo Su Kiat
meninggalkan kamar ayahnya. Mereka disambut
oleh Khong Bun Hui. "Bagaimana ?" Bertanya Khong Bun Hui.
"Betul2 musuh didalam selimut." Lie Wie Neng
menghela napas. "Dia sudah mengaku ?"
"Seperti apa yang Bapak Tabib Ciok Thay Hu
duga, ia sudah mengkeremus racun di gigi, sudah
bunuh diri." "Ohh".." "Eh, di mana sekarang Ciok Thay Hu " Dia
betul-betul hebat." Lie Wie Neng memuji.
"Istirahat didalam kamarnya." Jawab Khong
Bun Hui. "Ajak aku ke tempatnya." Berkata Lie Wie Neng.
Dengan mengajak Khong Bun Hui dan Yo Su Kiat,
mereka mendatangi kamar Goan Tian Hoat dan
Yen Siu Hiat menetap. Goan Tian Hoat masih menggunakan nama Ciok
Thay Hu, seorang tabib pandai yang mengasingkan
diri. Di antara keempat Datuk persilatan, masingmasing hendak mempertahankan gengsi dan
kedudukan, satu dan yang lain tidak mau
menyerah kalah, kalau Lie Wie Neng tahu orang
yang membantu dirinya dari pihak Datuk Selatan,
952 mungkin bisa terjadi sesuatu yang
diinginkan. Karena itulah Goan Tian
menyembunyikan dirinya yang asli.
tidak Hoat Ia menyambut kedatangan putra Datuk Utara.
"Kukira kongcu sudah berhasil." ia bicara tenang.
Lie Wie Neng mengangkat tangan memberi
hormat. "Atas petunjuk Bapak tabib yang berharga,
atas nama seluruh keluarga Lie, aku mengucapkan
banyak terima kasih."
"Sama-sama." "Kalau tidak ada petunjuk Bapak Tabib, entah
bagaimana kita bisa mengelakkan malapetaka itu."
Lie Wie Neng mengajak Khong Bun Hiu dan Yo Su
Kiat memasuki kamar. "Semua berkat usaha kongcu sendiri." Berkata
Goan Tian Hoat. "Bapak Tabib." berkata Yo Su Kiat turut bicara.
"Tolong kau kembalikan wajahku." Ia masih
menggunakan wajah Lie Kong Tie. Adak perasa
sekali menggunakan dan memalsukan wajah sang
majikan. Sebelumnya, karena keadaan membutuhkan, ia rela dan siap melakukan apa
saja. Kini sudah waktunya kembali ke undang2
yang semula. Goan Tian Hoat mengeluarkan obat peluntur
diserahkan kepada Yo Su Kiat dan berkata :
"Gunakanlah obat ini untuk mencuci muka. Pasti
bersih kembali." Yo Su Kiat menerima pemberian itu.
953 Goan Tian Hoat memandang Lie Wie Neng.
"Kongcu," katanya: "Bagaimana usaha selanjutnya
?" Lie Wie Neng memandang Khong Bun Hui,
segala sesuatu sudah diserahkan kepada pengurus
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keluarga ini, ia bertanya : "Bagaimana " Apa sudah
dirundingkan baik2 dengan Ciu Goat ?"
"Sudah, tinggal menunggu perintah kongcu
saja." "Baiklah. Panggil Ciu Goat datang."
Ciu Goat adalah dayang perempuan dari
keluarga Lie yang dipercayakan urusan besar dan
kecil, mendapat panggilan itu, segera ia berlari
datang. "Ciu Goat." Berkata Lie Wie Neng. "Sudah kau
pikir masak2 tentang apa yang tuan pengurus
beritahu?" "Hamba mengerti dan hamba akan menunaikan
tugas itu dengan seluruh kekuatan hamba yang
ada." "Bagus. Nah ! Kau boleh bersiap2."
*** JAM dua pagi". Keadaan kegelapan. bangunan keluarga Lie diliputi 954 Sesosok tubuh menyelinap diantara bangunanbangunan ditempat itu, bayangan ini langsing dan
kecil, bentuk seorang wanita.
Tujuannya adalah kamar tahanan
mengekang kebebasan Thio Kee Cong.
yang Sesudah gagal didalam penyamarannya sebagai
Lie Kong Tie, Thio Kee Cong menjadi orang
tawanan kampung Datuk Utara. Ia dijaga oleh dua
orang laki-laki berbadan tegap.
Sekarang, bayangan wanita itu sudah berada
didepan kamar tahanan, mengeluarkan tabung
kecil. ditiupkannya kedalam. Itulah pembiusan.
Dua orang penjaga kampung Datuk Utara jatuh
ngeloso, mereka kena bius.
Bayangan langsing itu meletik masuk, mencomot tubuh Thio Kee Cong dan segera dibawa
lari. Thio Kee Cong dibawa lari meninggalkan
kampung Datuk Utara. Ditengah jalan ia bisa
melihat jelas penolong itu. "Nyonya," katanya.
"Terima kasih."
Yang menolong Thio Kee Cong adalah Sim Nio
Liok Ie ! Membebaskan Thio Kee Cong dari segala
belengguan, Sim Nio Liok Ie berkata : "Mari kita
berangkat." "Kemana ?" Bertanya Thio Kee Cong.
"Tentu saja ke markas sementara."
955 "Nyonya tidak kembali ke kampung Datuk Utara
lagi ?" "Huh ! Kau kira mereka begitu tolol " Tidak
mudah mengelabui mereka lagi."
Disaat ini, sayup2 terdengar suara hiruk pikuk
didalam kampung Datuk Utara, tentunya sudah
mengetahui akan larinya orang tawanannya.
"Nah." Berkata Sim Nio Liok Ie. "Mereka segera
membikin pengejaran. Apa kau hendak menunggu
kedatangannya orang2 itu" Masih belum mau
berangkat ?" Tubuh Thio Kee Cong melejit menuju ke arah
utara. Diikuti dan direndengi oleh Sim Nio Liok Ie.
Mereka pulang ke markas sementara cabang Kang
lam. Tidak berapa lama, mereka memasuki sebuah
rimba, tiba2 dihadang oleh dua orang berseragam
hijau. "Siapa ?" Bentak kedua orang itu berbareng.
"Apa kalian tidak mempunyai mata ?" Bentak
Thio Kee Cong. "Oh"Thio hu-huat." Berkata seorang, mereka
adalah anak buah Perintah Maut. Kini sudah
menggabungkan kekuatan dibawah panji Ngohong-bun.
Pernyataan Thio Kee Cong yang mengatakan
tidak tahu markas sementara cabang Kang-lam
adalah penipuan besar. Kini mereka sudah berada
ditempat itu. 956 Begitu mudah menipu Goan Tian Hoat "
Salah terka ! Sim Nio Liok Ie adalah samaran
Ciu Goat khusus ditugaskan untuk mencari tahu
dimana letaknya kandang Lengcu Panji Hijau. Kini
mereka sudah berada didaerah yang menjadi
tujuan mereka, Goan Tian Hoat membisiki sesuatu
kepada Lie Wie Neng. Dan putra Datuk Utara ini
membawa orang2nya mengintil, kini menampilkan
diri secara mendadak, dengan kipas ditangan,
menotok jatuh dua orang berseragam hijau yang
menyambut Thio Kee Cong. Thio Kee Cong mundur dengan mata terbelalak,
lupalah kalau dibelakangnya itu ada seorang
manusia tetiron, secepat itu pula, Ciu Goat
mengeluarkan jarumnya menusuk Thio Kee Cong.
"Aaaaa"." Thio Kee Cong tidak luput dari kematian !
Lie Wie Neng, Ciu Goat, Sepasang jago dari
daerah Yen-san dan Empat Jendral Keluarga Lie
menggabungkan diri. Mereka mengadakan razia
disekitar rimba itu. Kreek...Kreek...
Mereka berjalan maju. Pantang mundur.
Rimba itu adalah tempat terjadinya kontak Thio
Kee Cong dan anak buah. Tentu daerah basis
cabang Kang-lam. Tentu saja terjaga, dua orang
berseragam hijau sudah dibunuh mati, bukan
berarti tidak ada penjagaan lainnya. Disaat ini
terdengar bentakan lagi : "Siapa yang datang ?"
957 "Aku." jawab Lie Wie Neng. Didepannya berdiri
seorang berbaju hijau. "Katakan kepada pemimpinmu, aku Lie Wie Neng sudah datang."
"Ha, ha, ha, ha".." Terdengar lain suara
tertawa, disana bertambah seorang berkerudung
hijau dan berseragam hijau, inilah Lengcu Panji
Hijau. "Hebat, hebat !" pujinya. "Kongcu memang
hebat." "Hmm".." Dengus Lie Wie Neng. "Diluar
dugaanmu, bukan " Kalau aku bisa menemukan
sarang persembunyianmu ?"
"Memang berada diluar dugaan." Jawab Lengcu
Panji Hijau. "Bagaimana kongcu bisa mencapai
tempat ini " Mungkinkah salah satu anak buahku
melakukan kesalahan, dikuntit sampai disini ?"
"Tepat." "Kukira patut diberi peringatan, kalau ayah
kongcu itu masih berada di markas besar. Kalau
saja kongcu bersedia menyatukan kekuatan Datuk
Utara..." "Tutup mulut !" Bentak Lie Wie Neng.
"Permintaan kalian itu tidak bisa diterima.
Kedatangan kami ke tempat ini adalah meringkus
kalian !" "Ha, ha".Mungkinkah ada itu kemampuan ?"
"Mengapa tidak ?" Tiba2 saja Lie Wie Neng
memberi code tanda perintah, didalam sekejap
mata sepasang jago dari daerah Yen san, Empat
Jendral Keluarga Lie dan lain2nya sudah
mengurung daerah itu: "Lihatlah !" Berkata Lie Wie
958 Neng bangga. "Apa kemampuan ini ?" belum cukup dengan "Apa mereka didatangkan khusus untuk diriku
?" Lengcu Panji Hijau menantang.
"Mereka akan menghadapi orang2mu dan
kau...Kau langsung berhadapan secara pribadi
dengan kipasku ini." Lie Wie Neng mengacungkan
senjata istimewanya. "Oh...sayang sekali....Orang2ku tidak berada
ditempat ini." Berkata Lengcu Panji Hijau.
"Sama saja." "Tidak semudah seperti apa yang kau kirakan."
Berkata Lengcu Panji Hijau. Tangannya terayun,
menyerang ke arah Lie Wie Neng.
Tinggg".. Lie Wie Neng menangkis datangnya serangan
pedang, senjata kipas juga senjata luar biasa yang
pernah menggemparkan rimba persilatan, didapat
dari Pendekar Kipas Wasiat Sin San Cu.
Lengcu Panji Hijau menyerang terlebih dahulu,
akibatnya tidak sama, kini Lie Wie Neng yang
menggencarkan kipasnya bertubi-tubi.
Tingg....Lagi. Kedua orang itu terpisah.
Hati Lengcu Panji Hijau tergetar, ilmu
kepandaian lawannya tidak berada dibawah Kang
Han Cing. Teringat wajah tampannya Kang Jie
kongcu, wajahnya terasa menjadi merah.
Menggunakan kesempatan yang begitu baik, Lie
Wie Neng memainkan kipasnya, lipatan kipas tidak
959 ubahnya sebagai belati tajam, merangsek dari jarak
dekat. Disaat itu, orang2 Datuk Utara sudah
meringkus semua anak buah Panji Hijau. Seperti
apa yang sudah dikatakan oleh Lengcu Panji Hijau,
sebagian besar orang2nya tidak berada ditempat
itu, yang ada hanya beberapa penjaga biasa saja,
hal mana tidak banyak menyulitkan Khong Bun
Hui dkk. Khong Bun Hui, Yo Su Kiat, Goan Tian Hoat dan
Yen Siu Hiat menonton jalannya pertandingan itu.
Dibawah sorotan mata bercahaya yang begitu
banyak, keadaan Lengcu Panji Hijau semakin
krisis. Kipas Lie Wie Neng semakin lincah ber-kilat2
mengejar tempat2 berbahaya lawannya.
Didalam waktu yang sangat singkat, Lengcu
Panji Hijau bisa ditekuk-lututkan. Kalau tidak
adanya bantuan mendadak. Dan cerita memang begitu kebetulan, disaat
itulah muncul satu bayangan hitam, itulah seorang
berbaju hitam dengan kerudung warna hitam,
itulah Lengcu Panji Hitam.
Lie Wie Neng membalikkan kipas, ting ...
memukul pergi datangnya senjata gelap yang
dilepas oleh Lengcu Panji Hitam.
Bayangan hitam itu bergerak gesit, sesudah
menyerang Lie Wie Neng, ia berada di sebelah
Lengcu Panji Hijau, satu kali seretan tangan,
960 kedua bayangan itu lenyap di balik semak-semak
gelap. Suatu kejadian yang membuat Lie Wie Neng
penasaran, siapakah Lengcu Panji Hitam " Begitu
gesit ! Bisa menolong orang dari depan hidungnya.
Mengikuti kedua bayangan hijau dan hitam tadi Lie
Wie Neng lari mengejar. Dibelakang Lie Wie Neng turut serta kedua
Pasang jago dari gunung Yen-san dan Empat
Jendral Keluarga Lie, baru diikuti oleh Yen Siu Hiat
dan Goan Tian Hoat. Mereka memeriksa seluruh rimba, tapi tidak
berhasil menemukan jejak kedua Lengcu dari
golongan Perintah Maut itu.
Kemanakah larinya Lengcu Panji Hitam dan
Lengcu Panji Hijau " Menyembunyikan diri "
Mengapa tidak bisa ditemukan " Lari pergi "
Mengapa begitu cepat sekali " Inilah yang
membingungkan rombongan dari Datuk Utara.
Yang sudah menjadi kenyataan, mereka tidak
berhasil ! *** Bab 63 MENYUSUL kedua lengcu"..
"Terima kasih sutee," berkata Lengcu Panji
Hijau. "Kedatanganmu tepat pada waktunya."
961 "Inilah perintah." Jawab Lengcu Panji Hitam.
"Eh, kemana kita harus pergi ?"
Lengcu Panji Hijau tertegun, memandang wajah
sang rekan, tentu saja ia tidak bisa membedakan
bentuk wajah itu, karena masing2 menggunakan
tutup kerudung muka, hanya warnanya saja yang
tidak sama, kalau ia mengenakan pakaian warna
hijau, sipenolong itu mengenakan warna hitam.
Yang mengherankan Lengcu Panji Hijau ialah
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengapa si hitam tidak tahu maksud tujuannya "
"Tentu saja pulang ke Piau shia." Jawab Lengcu
Panji Hijau. "Sucie, kau memusatkan markas sementara di
Piau-shia, mengapa tidak mengajak orang-orangmu
?" Ia menggunakan panggilan sucie. Artinya
mereka adalah saudara seperguruan. Mengapa "
Untuk jelasnya boleh kita ungkapkan sedikit,
diantara kedua lengcu itu mempunyai hubungan
perguruan, mereka anak murid Toa Kiongcu, inti
kekuatan Ngo hong-bun. Dari ke empat lengcu
panji berwarna, Lengcu Panji Hijau Suto Lan
menduduki urutan ketiga dan Lengcu Panji Hitam
menduduki urutan ke empat.
Agar tidak memusingkan kepala, sekalian kita
bongkar rahasia Lengcu panji Hitam. Seperti apa
yang kita ketahui dibagian cerita yang terdahulu,
Lengcu Panji Hitam bunuh diri, karena penyamarannya sebagai Kang Puh Cing mengalami
kegagalan, dan Lengcu Panji Hitam yang sekarang
ini adalah samaran Kang Han Cing. Maka ia tidak
962 tahu, kalau markas sementaranya berada
sebuah tempat yang bernama Piau shia.
di (Bersambung 18) *** Jilid 18 LAGI-LAGI Lengcu Panji Hijau Suto Lan
menoleh. "Orang2 kita belum tentu bisa menerima
sergapan mereka. Ketahuilah, Lie Wie Neng itu
mudah ditipu, tapi belum tentu bisa mengelabui
Khong Bun Hui, kalau saja seperti kejadian tadi,
bukankah orang2 kita habis disergap" Maksudku
meninggalkan basis Pian-shia dan menggunakan
tempat tadi adalah menjaga kalau2 sampai terjadi
perubahan mendadak. Disini masih berada
dibawah kekuasaan Datuk Utara, setiap waktu
harus menjaga pengurungan, maka menggunakan
tempat yang bisa mudah ditinggalkan."
"Ouw".Begitu."
Mereka melanjutkan perjalanan, maksud Kang
Han Cing menyamar menjadi Lengcu Panji Hitam
berpokok tujuan menyelundup masuk kedalam
markas Ngo hong bun. Tidak disangka, rencana
lawan juga hebat, sengaja memilih tempat
sementara, maka tugas Goan Tian Hoat tidak
berhasil menumpas sampai ke-akar2nya. Muncul
Lengcu Panji Hitam Kang Han Cing memberi
pertolongan, tokh ia hanya bisa mendatangi
markas Suto Lan. 963 Mereka tiba disebuah mulut lembah. Keadaan
malam masih gelap, tidak jelas berapa dalam
lembab itu. Kang Han Cing segera menduga tempat
yang baru disebut Pian-shia.
Dugaan Kang Han Cing tidak salah. Mereka tiba
dimulut lembah yang bernama Pian-shia itu. Suatu
tempat yang strategis. Kedatangan mereka
disambut oleh dua gadis berbaju hijau, mereka
adalah Siauw Hoa dan Siauw Hiang, dua pelayan
Suto Lan. Kang Han Cing diajak memasuki lorong panjang
dari lembah itu, jalan hanya bisa dilalui oleh
seekor kuda, cukup jauh dan panjang. Tempat
pilihan Suto Lan untuk mempernahkan anak
buahnya, dimisalkan terjadi perubahan atau
penghianatan Thio Kee Cong yang diperintah
menyamar sebagai Lie Kong Tie, tempat ini bisa
membendung penyerangan total.
Kang Han Cing mengikuti Suto Lan memasuki
lembah itu, kini mereka sudah berada didataran
rendah, disana terdapat beberapa bangunan, itulah
markas Panji Hijau. Menuju ke salah satu dari
bangunan2 tadi Suto Lan berkata : "Sutee,
silahkan masuk." "Silahkan." Kang Han Cing memasuki rumah itu
dengan hati berdebar2an, bagaimana kalau Suto
Lan mengetahui penyamarannya "
Kecurigaan Kang Han Cing bisa ditenangkan,
mengingat ia memakai wajah Kang Puh Cing. Lebih
tenang lagi setelah mereka duduk dan pasang
964 omong, masing2 tidak membuka tutup kerudung
mukanya. "Sutee." berkata Lengcu Panji Hijau Suto Lan.
"Bagaimana kesanmu dari tempat ini ?"
"Luar biasa," berkata Kang Han Cing. "Sungguh
tempat yang sangat luar biasa. Strategis sekali.
Bagaimana sucie mendapatkan tempat ini ?"
"Ie hu-huat yang menemukan." Jawab Suto Lan
bangga. "Daerah utara berada dibawah kekuasaan
keluarga Lie, banyak mata2 mereka. Sengaja
memilih tempat ini, agar tidak mudah ditemukan
mereka. Dan betul2 tidak mudah ditemukan
mereka." Ie hu-huat bernama Ie Cen Yap, pembantu Suto
Lan yang bisa dipercaya. Siauw Hiang membawakan dua cawan teh,
diletakan dimeja. "Silahkan minum." berkata Sato Lan. "Terima
kasih." Kang Han Cing harus berani mengambil
resiko, kalau saja Suto Lan mencurigai penyamarannya dan memberi obat bius didalam
minuman tadi, dirinya bisa celaka, inilah tanggung
jawab seorang mata-mata. Suto Lan belum menaruh curiga, sesudah
mengeringkan cawan memandang Siauw Hiang dan
memberi perintah : "Nyalakan lampu merah. Dan
beri panggilan kepada Ie hu-huat."
Siauw Hiang menerima perintah dan mengundurkan diri, mengganti beberapa lampu
dengan warna merah, itulah tanda bahaya.
965 Sesudah ber-cakap2, lagi2 Lengcu Panji Hijau
bertanya : "Bagaimana hasil penyelidikan dari jejak2 Kang
Han Cing " Apa ada berita baru?"
Tentu saja Suto Lan tidak tahu kalau Lengcu
Panji Hitam inilah yang bernama Kang Han Cing.
"Sesudah adikku bertemu Jaksa Bermata satu
Tan Siauw Tian, muncul seorang pemuda
berpakaian putih, ber-sama2 pemuda itu adikku
berjalan pergi, sedari saat itulah adikku tidak ada
berita lagi." "Ha ha"sebentar2 sebutan 'adikku", se-olah2
kau betul2 menjadi engkohnya."
"Sudah kebiasaan." Berkata Kang Puh Cing. Ia
memegang peranan Kang Puh Cing, didalam hal ini
harus mendapat reaksi tepat. "Kalau tidak,
bagaimana aku bisa menyelinap didalam gedung
keluarga Kang tanpa diketahui mereka " Inilah
berkat bantuan wajah Kang Puh Cing."
Ini waktu Siauw Hiang datang masuk memberi
laporan :"Ie Tien Yap hu-huat sudah berada di
depan." "Silahkan masuk." Berkata Lengcu Panji Hijau
Suto Lan tanpa membuka tutup kerudungnya,
ternyata pimpinan Ngo-hong-bun menerima bawahannya dengan wajah tetap tertutup. Pantas
saja misterius. Hu-huat kelas tiga dari Ngo hong-bun Ie Cen
Yap datang menghadap. Sesudah memberi hormat,
ia berdiri disisi, menunggu perintah pimpinannya.
966 Suto Lan berkata : "Datuk Utara berhasil
membongkar orang-orang kita yang berada
ditempatnya. Menurut info, mereka sudah
mengeluarkan surat edaran bantuan kepada
konco2 mereka. Keadaan kita tidak begitu optimis,
mulai saat ini kita harus membatasi gerakan2, juga
warna pakaian, sedapat mungkin mengelakkan
warna hijau, dan kalau berada didalam keadaan
terpaksa, jangan sekali2 menggunakan seragam.
Tambah penjagaan, perkuat kewaspadaan. Baik2
camkan pesan2ku tadi."
"Baik," Ie Cen Yap menerima dengan penuh
kesadaran. "Bagaimana keadaan selama aku tidak berada
ditempat ini ?" "Tidak ada kejadian yang luar biasa." Ie Cen Yap
memberi laporan. "Tapi belum lama markas
mengirim burung berita, karena Lengcu tidak
berada disini burung berita itu diterbangkan ke
arah Cun-kek koan. Apa Lengcu sudah".?"
"Aaaa..." Berteriak Suto Lan. "Sudah dikirim ke
Cun-kek-koan " Celaka ! Bisa2 jatuh kedalam
tangan mereka." Cun-kek-koan adalah tempat rimba yang
dijadikan pos pertemuan, sengaja Suto Lan
meninggalkan Pian-shia, menongkrongi Cun-kekkoan, mengingat mereka berada di bawah
kekuasaan Datuk Utara, dan taktik pindah pos
sementara ini betul2 tepat, Thio Kee Cong dilepas
dan dibuntuti, berada di Cun-kek-koan, sangka Lie
Wie Neng cs, mereka sudah berada di markas Panji
967 Hijau, mereka membunuh Thio Kee Cong dan dua
orang berseragam hijau, hanya itu yang mereka
dapat, kekuatan Panji Hijau yang berada di Pianshia tidak mengalami kerusakan.
Berita pusat Ngo hong bun dikirim ke Cun kekkoan tentu jatuh ke tangan orang2 Datuk Utara
itu. Suto Lan menjadi khawatir, berpikir beberapa
saat, ia bertanya : "Apa isi berita ?"
"Hamba tidak berani membuka," Jawab Ie Tien
Yap. "Surat tertutup dengan tanda penting."
Disaat ini, jendela kamar terdengar suara
sesuatu. Suto Lan berteriak girang, ia berkata :
"Siauw Hiang, lekas lihat, mungkinkah burung
berita balik kembali ?"
Siauw Hiang berlari dan tidak lama ia balik
kembali dengan seekor burung pos yang berwarna
mulus. "Burung berita kita balik kembali,"
teriaknya girang. Suto Lan menerima burung itu, dari sebuah
tabung kecil, ia mengeluarkan isi surat, dibacanya
sebentar, kemudian menoleh ke arah Kang Han
Cing. "Sam susiok memberi tugas baru, kita berdua
mendapat panggilan, ditunggu di kota Hang ciu.
Untuk sementara urusan Datuk Utara boleh
ditangguhkan. Biar Ie hu-huat yang menjaga
keamanan disini." Yang diartikan Sam susiok adalah wanita
bertopeng perunggu menyeramkan Sam Kiongcu.
968 Kang Han Cing masih ber-pikir2, tugas apa lagi
yang menunggu di kota Hang-ciu "
Ie Cen Yap bertanya : "Bila Lengcu hendak
berangkat ?" "Sekarang juga." Berkata Lengcu Panji Hijau
Suto Lan. "Sutee," menoleh ke arah Kang Han Cing, Suto
Lan berkata : "Mari kita berangkat."
Kedua lengcu berwarna meninggalkan Pian-shia
menuju ke kota Hang-ciu, dimana menunggu tugas
baru. Perjalanan kedua orang itu tidak perlu
diceritakan. Kang Han Cing selalu memperhatikan
cerita Suto Lan, sayang kesan Suto Lan kepada
Lengcu panji Hitam tidak terlalu baik, karena itu
jarang bicara. Kang Han Cing tidak berdaya
mengorek lebih banyak rahasia tentang Lengcu
Panji Hitam yang harus dimainkannya baik2.
Perjalanan disiang hari sangat menyolok mata,
Suto Lan membuka tutup kerudungnya, begitu
juga si Lengcu panji Hitam palsu, mengingat wajah
Kang Puh Cing yang bisa menimbulkan ekor
panjang, Suto Lan memberinya sehelai kedok kulit,
itulah wajah seorang laki2 setengah umur, dengan
wajah ini Kang Han Cing berjalan siang.
Mereka keluar dari lembah dan sering
berpapasan dengan tokoh2 silat2, rata2 menuju ke
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kampung Datuk Utara, seperti apa info yang
didapat Suto Lan. Lie Wie Neng mengundang
969 kawan kerabatnya. Suatu bukti kalau daerah utara
itu masih berada di bawah kekuasaan keluarga Lie.
Tiba didepan kota Hang-ciu, baru Suto Lan
bertanya : "Sutee, kau pernah mengunjungi kota
Hang-ciu ?" "Satu tahun yang lalu, ber-sama2 dengan Hu
Cun Cay mengurus sesuatu." Jawab Kang Han
Cing. "Kalau begitu, kau lebih kenal kepada kota ini,
bukan ?" "Hanya satu kali kunjungan mana bisa
mengenal selurug jalan " Bersama2 sucie tentu
harus tunduk dibawah perintahmu."
"Tapi aku belum pernah ke kota ini," Berkata
Suto Lan. "Apa sam susiok tidak menyebut
tertentu ?" Bertanya Kang Han Cing.
tempat Yang diartikan Sam susiok adalah Sam Kiongcu,
panggilan itu memang lazim.
"Seperti apa yang kau lihat, surat perintah tidak
menyebut nama tempat pertemuan." Berkata Suto
Lan. "Kukira kau sudah tahu tempat yang
dikehendaki Sam susiok, tidak tahunya sama2
buta tempat. Bagaimana kita bisa menjalankan
perintah ?" Kang Han Cing selalu bercuriga kalau
penyamarannya itu diketahui orang, selalu
mengambil sikap yang ber-hati2, berpikir sejenak,
ia berkata : 970 "Lebih baik kita memilih rumah penginapan
dahulu. Disana berpikir sambil menunggu perintah
selanjutnya." "Baik juga. Eh, dimana dahulu kau menginap ?"
"Dirumah penginapan Cao-hian-khung."
"Mari kita ke rumah penginapan itu." Suto Lan
mengakhiri pembicaraan. Tiba di rumah penginapan Cao-hian-khung,
seorang pelayan menghampiri mereka, "Jiwie
berdua hendak bermalam ?" Tanyanya. "Apa sudah
memesan tempat lebih dahulu ?"
"Memesan tempat ?" Kang Han Cing menoleh
kearah Suto Lan. Permainan apa lagi yang akan
dihadapi " Jauh2 mereka datang kemari,
bagaimana ada waktu membuat pesanan tempat "
"Kami baru saja sampai," Berkata Kang Han
Cing. "Oh....." Pelayan itu berkata. "Semua kamar
sudah dipesan. Bukan kami menolak tamu tapi
betul2 kenyataan, sangat menyesal sekali, kalau
jiwie berdua belum pesan kamar, rumah
penginapan kami sudah tidak ada kamar lagi."
"Tahun dulu aku juga pernah menginap disini,
belum ada peraturan pesan tempat itu," berkata
Kang Han Cing. "Oh...jiwie berdua langganan lama. Sayang
sekali, betul2 menyesal sekali, sungguh, bukan
maksud kami untuk"."
971 "Baiklah," Berkata Kang Han Cing. "Kalau disini
sudah tidak ada tempat, biar kita memilih rumah
penginapan yang lain."
Ia siap mengajak Suto Lan meninggalkan rumah
penginapan itu. "Tunggu dulu." Tiba2 si pelayan rumah
penginapan berkata. "Biar kami rundingkan
dengan tuan pengurus."
Tidak lama pelayan itu balik kembali dengan
disertai oleh seorang kakek kurus berkaca mata,
tentunya pengurus rumah penginapan, kakek
kurus itu memberi hormat kepada Kang Han Cing
dan Suto Lan, ia mengajukan pertanyaan : "Jiwie
berdua datang dari kota Kim-leng ?"
Hati Kang Han Cing tergerak, menganggukkan kepala berkata : "Betul !"
cepat "Kalau begitu," berkata lagi pengurus rumah
penginapan itu. "Tentunya hendak bayar kaul di
gunung Hong-hong-san ?"
Bayar kaul ke gunung Hong-hong-san " Lagi2
Kang Han Cing kemekmek, kini ia tidak sembarang
kasih keputusan, menoleh ke arah Suto Lan,
meminta jawaban rekan itu.
Suto Lan tidak memberi jawaban yang sportif, ia
balik mengajukan pertanyaan : "Bagaimana kau
tahu, kalau kami hendak membayar kaul ke
gunung Hong-hong-san ?"
"Beberapa hari yang lalu, seorang pesuruh
kalian datang memesan tempat, dikatakan olehnya,
kedua majikannya yang datang dari kota Kim-leng
972 hari ini tiba, dikatakan juga jiwie berdua hendak
bayar kaul ke kelenteng Sin-ko di gunung Honghong-san."
"Begitu ?" berkata Suto Lan. "Apa pelayan kami
itu menyebut nama2 majikannya ?"
Memandang Suto Lan dan Kang Han Cing
beberapa waktu, kakek berkaca mata itu berkata :
"Tentunya salah satu dari jiwie menggunakan she
Suto dan satunya lagi she Lauw, bukan ?"
Lengcu Panji Hijau memang Suto Lan, tepat
dengan apa yang dikatakan oleh pengurus rumah
penginapan. Bagaimana dan siapa nama Lengcu
Panji Hitam" Baru sekarang Kang Han Cing
mengetahui sedikit, ternyata ia harus menggunakan she Lauw. Memperlihatkan wajahnya yang se-olah2 tidak
mengerti, Kang Han Cing memandang Suto Lan
dengan mata terbelalak. Cara Kang Han Cing memperlihatkan mata
terbelalak mengandung dua macam kemungkinan.
Kemungkinan pertama ialah kalau kakek tua itu
menyebut nama she yang betul, terbelalak,
bagaimana orang yang belum mereka kenal bisa
menyebut dua she itu" Kalau menyebut salah,
bagaimana membuat kesalahan itu hanya kesalahan sebelah" Sengaja menyebut she Lengcu
Panji Hijau yang tepat dan menyebut she Lengcu
Panji Hitam yang salah"
Tampak wajah Suto Lan berubah girang, gadis
ini berkata : "Betul. Kami berdualah yang
973 dimaksudkan oleh pembantu cabang kota Hangciu
itu." Ternyata she Lengcu Panji Hitam adalah she
Lauw ! baru saat ini Kang Han Cing bisa tahu she
dirinya sendiri. Dia she Lauw " Lauw siapa" Inilah
yang harus dicari terus. "Syukurlah".syukurlah"."
berkata kakek berkaca mata. "Jiwie berdua hampir pergi lagi."
Ia menoleh ke arah pelayannya dan berteriak :
"Lekas antarkan tamu2 kita ini ke kamar yang
sudah dipesan. Kamar nomor 3 dan kamar nomor
5." Terbungkuk2 pelayan itu mengantar dua
tamunya, kamar nomor 3 dan kamar nomor 5
adalah dua kamar yang bersambung, teraling oleh
selembar pintu saja, cukup besar dan bersih.
Sesudah itu pelayan mengantarkan air cuci
muka, sambil mempernahkan baskom itu, ia
berkata: "Kami juga bisa menyediakan makanan
kalau jiwie perlu, boleh pilih dan panggil hamba."
"Baiklah," Berkata Suto Lan menggebah. "Nanti,
kalau ada keperluan, kita bisa memanggil dirimu
lagi." Pelayan itu mengundurkan diri.
Kang Han Cing memandang Suto Lan dan
bertanya : "Heran, mengapa mereka menyebut2
diriku she Lauw saja ?"
"Mengapa tidak ?" Jawab Suto Lan. "Hari ini,
kau tidak menggunakan kedudukan Kang Puh
Cing, tentu saja menyebut she lamamu."
974 Sampai disini, keragu2an Kang Han Cing
lenyap. Betul2 dia she Lauw. "Masih ada sesuatu
yang sulit dimengerti," ia bertanya lagi.
"Apa yang tidak dimengerti ?" Bertanya Suto
Lan. "Mereka mengatakan kita hendak berkaul di
kelenteng Sin-ko diatas gunung Hong-hong-san?"
"Tentunya Sam susiok menghendaki pertemuan
ditempat itu." "Kapan kita pergi " Sebentar malam ?"
"Sam susiok sudah menyediakan dua kamar
disini. Tentunya memberi isyarat agar kita menetap
dan istirahat. Lebih baik jangan terburu2. Tunggu
saja panggilan berikutnya."
"Baiklah." Malam itu Kang Han Cing tidur disebelah kamar
Suto Lan. Hari berikutnya, sesudah membersihkan diri
dan mengisi perut dengan makanan pagi, meminta
petunjuk penduduk setempat, mereka menuju ke
arah kelenteng Sin-ko-sie di gunung Hong-hongsan.
Hong-hong-san terletak diluar kota Hang-cie,
berupa tempat rekreasi juga, kecuali danau Seeouw, tempat itu termasuk salah satu yang banyak
dikunjungi orang. Di gunung ini terdapat sebuah
kelenteng yang bernama kelenteng Sin-ko-sie.
975 Perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki,
kanan kiri jalan pegunungan itu ditumbuhi oleh
pohon2 rindang, angin sepoi2 bertiup diantaranya.
Bukan Kang Han Cing dan Suto Lan saja yang
berkunjung ke kelenteng Sin-ko-sie, beberapa
penganut agama yang patuh kepada pelajaranNya
berkunjung datang, bersembahyang dan berkaul
kepada Tuhan. Mereka tiba di depan kelenteng Sin-ko-sie.
Pemandangan pertama adalah asap dupa yang
mengepul keatas, tempat pembakaran hio tepat
berada didepan pintu. Dua orang hweeshio melayani segala kebutuhan
dari penganut agama Budha.
Disaat Kang Han Cing dan Suto Lan datang,
seorang diantara hweeshio itu menyongsong
datang. "Jiwie siecu juga hendak sembahyang?"
hweeshio ini bertanya. "Kami sedang ber-jalan2 dan tertarik kepada
kemegahan kelenteng," jawab Kang Han Cing.
"Oh, tidak apa. Silahkan masuk." Berkata
hweeshio itu. "Kelenteng kami selalu siap melayani
semua tamu." Kang Han Cing dan Suto Lan memasuki
ruangan depan dan menuju ke ruang belakang.
Hweeshio itu mengintil di belakang mereka. Hal
ini membuat hati Kang Han Cing tergerak,
menghentikan langkah dan bertanya: "Bagaimana
gelar taysu ?" "Siauwceng bernama Tu-in." jawab hweeshio itu.
976 "Tu-in taysu," berkata Suto Lan. "Bagaimanakah
caranya untuk bertemu dengan ketua kelenteng
kalian" Bisakah kita menjumpainya?"
"Setiap orang berhak untuk bertemu dengan
ketua kelenteng kami," jawab Tu-in taysu. "Khusus
untuk para pengikut aliran agama. Tapi bukan
berarti menolak kunjungan para tamu dari lain
aliran. Boleh juga pinceng sampaikan maksud
tujuan jiwie siecu. Mungkin ketua kelenteng kami
bersedia bertemu dengan jiwie siecu."
"Tolong taysu beritahu akan maksud kami itu,"
berkata Suto Lan. "Baik. Silahkan jiwie siecu tunggu sebentar."
Berkata Tu-in sambil memberi hormatnya,
kemudian ia berjalan masuk.
Tidak lama seorang padri berjubah hijau keluar
dari pintu bulat, diiringi oleh Tu-in hweeshio.
Suto Lan dan Kang Han Cing menduga kepada
ketua kelenteng, segera mereka memberi hormat.
Hweeshio berjubah hijau membalas hormat itu,
ia berkata : "Selamat datang dikelenteng kami."
"Kami dari Kim-leng," Berkata Suto Lan. "Aku
she Suto dan saudaraku itu she Lauw..."
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Oh..." Berkata hweesio berjubah hijau itu.
"Suto dan Lauw siecu sudah datang " Tunggu
sebentar, biar kami beritahu kepada ketua
kelenteng." Ternyata hweeshio jubah hijau itupun bukan
ketua kelenteng, kedudukannya hanya diatas Tu-in
977 taysu. Untuk urusan yang begitu besar, ia tidak
berani mengambil putusan.
Hweeshio jubah hijau sudah masuk ke bagian
dalam, tidak lama ia balik kembali, berkata :
"Maksud kedatangan jiwie siecu sudah pinceng
beritahu kepada ketua kelenteng, untuk sementara
jiwie siecu dipersilahkan kembali dahulu. Dua hari
kemudian, mungkin ketua kelenteng kami bisa
menjumpai jiwie siecu."
Hati Suto Lan berpikir : "Mungkinkah Sam
susiok belum datang " Ketua kelenteng ini tidak
berani mengambil putusan ?"
Dan ia berkata : "Baiklah, sampai bertemu dua
hari lagi." "Sampai bertemu."
Mengajak Kang Han Cing, meninggalkan kelenteng Sin-ko-sie.
Suto Lan Ditengah perjalanan pulang, Kang Han Cing
mengajukan pertanyaan : "Sucie, mengapa mereka
tidak mau menerima kedatangan kita ?"
Suto Lan berkata : "Kukira atas instruksi Sam
susiok. Tunggu saja dua hari, kita balik kembali."
Untuk kembali ke rumah penginapan, didalam
waktu yang seperti itu, sangatlah dirasakan sekali
terlalu pagi, atas usul Suto Lan, mereka
mengunjungi beberapa tempat pesiar ternama.
Mereka kembali ke rumah penginapan manakala matahari terbenam. Suto Lan merasa
978 letih, langsung kembali ke kamarnya dan tidur.
Kang Han Cing mengambil kamar disebelahnya.
Menjelang tengah malam"..
Kang Han Cing memanjangkan telinganya,
suara dengusan Suto Lan terdengar samar2, si
gadis sudah tidur pulas, per-lahan2 ia bangkit dari
tempat tidur dan berganti pakaian ringkas,
diselimutinya bantal guling, se-olah2 seorang yang
sedang tidur, hal ini untuk mengelabui kalau2
Suto Lan melongok ke kamarnya, sedang dia
sendiri dengan melalui jendela meluncur pergi.
Kang Han Cing menyamar sebagai Lengcu Panji
Hitam, maksudnya menyelidiki keadaan pihak Ngohong bun. Dan disini adalah kesempatannya,
mungkin kelenteng Sin-ko-sie yang menjadi
sasaran, untuk mengetahui pasti, ia memberanikan diri meninggalkan Suto Lan dan
menyatroninya. Meninggalkan rumah penginapan, langsung
Kang Han Cing menuju ke arah gunung Honghong-san.
Perjalanan ke arah kelenteng Sin-ko-sie di
gunung Hong-hong-san tidak terlalu jauh, sekejap
mata kemudian, Kang Han Cing sudah berada
ditempat itu. Gelap".. Keadaan kelenteng Sin-ko-sie juga gelap, tidak
ada api penerangan, tidak terdengar para hweeshio
yang membaca doa2. Hal ini semakin menambah
kecurigaan Kang Han Cing, ia membuka kedok
979 penyamarannya sebagai anak buah Ngo hong-bun
dan memakai kedok kulit manusia pemberian Tong
Jie Peng, itulah wajah Lie Siauw San !
Kehadiran Lie Siauw San didalam sarang Ngohong-bun sudah selayaknya !
Dengan gerakannya yang lincah, secara berhati2 Lie Siauw San mendekati kelenteng Sin-kosie. Ia tidak berani lengah, mengingat bahaya
kepergok musuh. Pasti ! Pasti sekali. Kelenteng Sin-ko-sie adalah
markas gelap Ngo-hong-bun, mengingat kata2
rahasia si pengurus rumah penginapan yang menyebut2 code 'hendak membayar kaul' di kelenteng
Sin-ko-sie. Dan kini Kang Han Cing yang menyelidikinya.
Dari satu wuwungan lompat ke lain wuwungan
kelenteng, kecuali para hweeshio yang tidur, ia
tidak menemukan lain kecurigaan.
Bagaimana hal ini bisa terjadi" Mungkinkah
salah terka " Tidak mungkin. Karena gelapnya
lampu2 pelita itulah yang membuat Kang Han Cing
bertambah curiga, kelenteng non politik tidak
mungkin menggelapkan lampu penerangan !
Bagaikan gumpalan asap yang melepus, Kang
Han Cing meluncur ke belakang, disana adalah
ruangan ketua kelenteng, seorang hweeshio
berjubah kuning duduk bersila, agaknya sedang
mengheningkan cipta. Diperhatikannya terus
hweeshio ini, tidak ada tanda2 yang menyatakan ia
berkepandaian silat lihay, terbukti tidak tahu akan
Kang Han Cing. 980 Kang Han Cing tidak menemukan sesuatu yang
mencurigai, dengan penuh rasa kecewa, ia
meninggalkan kelenteng Sin-ko-sie.
Kalau kepergian Kang Han Cing sangat berhati2
menyatroni markas Ngo-hong bun, kini ia kembali
dengan hati tenang. Ia tidak menemukan bukti
kalau kelenteng Sin-ko sie itu dijadikan markas
Ngo hong bun, maka anggapnya sudah bebas dari
intaian bahaya. Berjalan pulang dengan lenggang.
Tiba-tiba".. "Hi, hi, hi..." Terdengar satu suara wanita,
sangat merdu dan sedap, seperti keluar dari mulut
seorang gadis remaja. "Siapa ?" Cepat2 Kang Han Cing berbalik badan.
Didepannya berdiri seorang gadis cantik, mengenakan pakaian warna hijau, gerakannya
indah gemulai, berilmu silat tinggi. Ia tidak kenal
gadis cantik ini. Mereka saling hadap berhadapan. "Kukira
siapa." berkata gadis cantik itu. "Tidak tahunya Lie
Siauw San kongcu." Suara ini tidak asing bagi Kang Han Cing, inilah
suara manusia bertopeng perunggu Sam Kiongcu.
Ternyata wajah Sam Kiongcu yang selalu
terkurung dibalik topeng perunggu itu sangat
cantik sekali ! "Kau Sam Kiongcu ?" Bertanya Kang Han Cing
meminta kepastian. "Ingatan saudara Lie Siauw San memang sangat
tajam, kau bisa membedakan suaraku." Berkata
981 Sam Kiongcu. bersemu dadu. Tiba2 saja wajahnya berubah Kang Han Cing hampir terpikat oleh wajah ini.
Berbeda kalau mengenakan topeng perunggunya,
Sam Kiongcu bicara secara adem dan dingin, tidak
ada seni kehidupan, kini Sam Kiongcu berbicara
penuh gelora. Kalau menggunakan kedudukan Lengcu Panji
Hitam, Kang Han Cing harus memanggil Sam
susiok. Kedudukannya sekarang sebagai Lie Siauw San,
ia tidak perlu gentar, dihadapinya Sam Kiongcu
dan bertanya : "Ada urusan apa yang membuat
Sam Kiongcu harus menghadang ditengah jalan ?"
"Sudah kuperhitungkan kehadiranmu di tempat
ini." Berkata Sam Kiongcu perlahan. "Yang berada
diluar perhitungan, adalah kedatanganmu terlalu
pagi. Bagaimana kau mendapat info secara cepat "
Dari mana kau dapat ?"
Wah ! Penyamarannya sebagai Lengcu Panji
Hitam bisa diterka orang, kalau Sam Kiongcu
mengetahui kedatangannya kesini ber-sama2
dengan Suto Lan, datang atas perintahnya Sam
Kiongcu pribadi, karena itulah, dengan sikapnya
yang acuh tak acuh, Kang Han Cing berkata :
"Bagaimana Sam Kiongcu bisa berada ditempat
ini, begitu pulalah aku berada ditempat ini."
Artinya sangat jelas dan gamblang, ia bisa
berada digunung Hong-hong san karena membuntuti Sam Kiongcu. 982 Wajah Sam Kiongcu memperlihatkan bentuk
yang sangat serius, dengan penuh bujuk rayu
berkata : "Betul2 aku tidak mengerti, bisakah kau
berterus terang untuk menjawab pertanyaan yang
hendak kuajukan ?" "Pertanyaan apa ?"
"Saudara mempunyai permusuhan
dengan partay Ngo-hong-bun ?"
dalam "Tidak," Jawaban Kang Han Cing sangat cepat.
"Atau mempunyai ganjelan sakit hati ?"
"Juga tidak." "Inilah yang membuat orang betul2 tidak
mengerti, mengapa saudara memusuhi Ngo-hongbun ?"
"Apa betul2 aku memusuhi Ngo-hong-bun ?"
Balik tanya Kang Han Cing.
"Betul2 tidak memusuhi Ngo-hong bun ?"
Tampak sekilas cahaya terang pada sinar mata
Sam Kiongcu. "Seharusnya kau tidak bermusuhan
dengan Ngo-hong bun."
"Begitu juga untuk pihak Ngo hong bun, tidak
seharusnya memusuhi kawan sesama rimba
persilatan." "Maksudmu ?" "Kita memberi kebebasan beridiologi, memberi
kesempatan hidup kepada semua partay2 silat,
dengan syarat tidak merugikan masyarakat dan
tidak menyimpang dari azas2 prikemanusiaan,
bukan berarti menyuruh dan menganjurkan
983 sesuatu partay saja yang memonopoli kekuasaan,
tidak mengharapkan adanya sesuatu golongan
yang mau menang sendiri, disinilah letak
kesalahan Ngo-hong bun, hanya hendak berkuasa
didalam rimba persilatan, tidak segan2 menurunkan tangan jahat mem-bunuh2i mereka
yang menentang idiologinya, hanya hendak duduk
diatas takhta pemimpin rimba persilatan, merusak
tata peraturan yang ada..."
"Saudara Lie Siauw San, lebih baik kita tidak
berdebat didalam arena politik itu." Berkata Sam
Kiongcu. "Maksud Sam Kiongcu?"
"Jangan panggil aku Sam Kiongcu, karena aku
tidak mengenakan topeng perunggu hijau itu."
Berkata gadis cantik itu.
"Maksud nona, Sam Kiongcu adalah lambang
salah seorang pemimpin Ngo-hong-bun dikala ia
mengenakan topeng perunggu yang menyeramkan
?" "Kira2 begitu. Hari ini aku menghadapi dirimu
dengan wajah asli, suatu hal yang belum pernah
terjadi untuk menghadapi laki-laki yang baru
kukenal. Kau boleh menjadi bangga atas
pengecualian ini." "Betul2 boleh bangga bagi kaum pria yang
mendapat pengecualian dari seorang gadis manis."
Wajah Sam kiongcu menjadi merah, ditundukkannya kebawah rendah2. "Aku sudah
mengetahui namamu sebagai Lie Siauw San,"
984 katanya. "Mengapa kau tidak mau menanyakan
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
namaku ?" Kang Han Cing menggunakan kedok Lie Siauw
San dan menggunakan nama Lie Siauw San,
sangka Sam Kiongcu betul2 seorang Lie Siauw San.
Kang Han Cing geli sendiri. Ia sedang menimbang2 pantaskah menanyakan nama seorang
gadis yang belum lama dikenal " Mengingat
hubungan mereka yang tidak segaris, pandangan
idiologinya yang tidak sama, ia berat mengajukan
tawaran tadi. "Hei, kau tidak sudi mengetahui namaku ?"
Berkata lagi Sam Kiongcu.
Didesak seperti itu, merasa tidak ada
kerugiannya, Kang Han Cing tertawa dan berkata :
"Senang sekali kalau mengetahui nama nona."
"Aku Sun Hui Eng."
"Suatu nama yang indah dan bagus sekali." Puji
Kang Han Cing. "Pantas saja nona berkepandaian
tinggi. Mungkin mempunyai hubungan erat dari
nama nona tadi !" "Terima kasih atas pujianmu." Berkata Sam
Kiongcu Sun Hui Eng. "Ilmu kepandaianmu juga
tinggi, jago silat kuat yang pernah kutemukan."
"Ilmu kepandaianku memang tidak rendah
bukan " Karena itulah aku berani menantang Ngohong-bun."
Wajah Sun Hui Eng berubah, ditatapnya dan
diperhatikannya pemuda kita, menghela napas dan
985 berkata : "Apa tidak ada jalan lain, kalau tidak
bersitegang dengan Ngo hong-bun ?"
"Harus dinilai dari tindak-tanduk berikutnya."
Berkata Kang Han Cing. "Kalau partay Ngo-hongbun bersedia mengganti haluan, mungkin tidak
sampai terjadi ketegangan."
"Oh". Kau membuat aku kecewa."
"Seharusnya perguruan nonalah yang membuat
kecewa, ada baiknya kalau nona memberi anjuran
kepada kawan nona, agar melenyapkan keangkaramurkaan, buang jauh2 ambisi tinggi yang mau
menjadi raja rimba persilatan."
"Sudahlah ! Kau tidak bisa memahami." Berkata
Sam Kiongcu Sun Hui Eng menyudahi perdebatan.
"Maksudku menemuimu untuk menyampaikan
sesuatu." "Apakah pesan yang nona hendak sampaikan
itu ?" "Kedudukan kita memang bukan segaris,"
berkata Sam Kiongcu Sun Hui Eng. "Tapi tetap aku
mengagumi dirimu, tidak baik kalau memaksa
bersatu dengan Ngo-hong bun. Pendirianmu kukuh
tidak bisa dirubah, idiologi partay lebih sulit
ditentang. Biar bagaimana perkembangan berikutnya, aku masih mempunyai cara baik untuk
menghadapi perkembangan itu, yang kuharapkan
ialah agar janji dua hari itu bisa dihapuskan. Dua
hari kemudian, jangan kau datangi kelenteng Sinko-sie lagi."
Nada dan suara Sam Kiongcu penuh perhatian.
986 Kang Han Cing mengeluh, ternyata Sun Hui Eng
sudah mengetahui kalau dirinya menyamar sebagai
Lengcu Panji Hitam, maka ia mengharapkan tidak
balik lagi. Tentu ada sesuatu perangkap yang
terbentang dihadapannya. Sesudah memberi pesan tadi tubuh Sam
Kiongcu Sun Hui Eng melejit meninggalkan Kang
Han Cing. "Selamat berjumpa dilain kali." Suara si gadis
berkumandang dari jarak jauh.
Kang Han Cing harus berpikir panjang, dari
gerak-gerik dan tanda2 yang diberikan oleh Sun
Hui Eng, samarannya sudah diterka musuh,
mungkin hanya Sun Hui Eng seorang yang tahu "
Kalau hanya gadis itu, ia tidak perlu takut,
mengingat kesan si gadis yang agak lumayan.
Kang Han Cing pulang ke rumah penginapan
dengan hati yang penuh kebimbangan. Beruntung
Suto Lan belum bangun, si pemuda menyingkap
guling dan membaringkan diri.
Dua hari kemudian" Lengcu Panji Hijau dan Lengcu Panji Hitam
meninggalkan tempat penginapan mereka, menuju
ke arah kelenteng Sin-ko-sie di gunung Hong hongsan.
Mereka disambut oleh Tu-in hweeshio, langsung
diajak ke tempat ketua kelenteng. Itulah tempat
yang pernah Kang Han Cing satroni diwaktu
malam pertama. 987 "Hongtiang," berkata Tu-in hweeshio dengan
suara lantang. "Mereka sudah datang."
"Suruh masuk." Terdengar satu suara dari
dalam ruangan. Suto Lan dan Kang Han Cing berjalan masuk,
didepannya terbentang ruangan yang luas, sangat
bersih dan rapi, dua hweeshio berjubah kuning
duduk di depan mereka, seorang berwajah putih
dan seorang lagi agak ke-pucat2an. Yang berwajah
putih adalah ketua kelenteng Sin-ko-sie yang
pernah Kang Han Cing intip dimalam hari, dan
yang berwajah ke-pucat2an adalah Hian-keng
hweeshio, hu-huat kelas satu Ngo hong-bun yang
pernah mengirim serangan gelap di Yen-cu-kie.
Bulu tengkuk Kang Han Cing terasa berkirik
kalau mengingat kejadian lama itu.
"Silahkan duduk." Berkata hweeshio berjubah
kuning yang berwajah putih itu.
"Jangan malu2." Berkata Hian-keng hweeshio.
"Sesama orang sendiri, mari kuperkenalkan. Inilah
suhengku yang bernama Hui-keng. Juga menjadi
hu-huat kelas satu."
Suto Lan hormatnya. dan Kang Han Cing memberi Ketua kelenteng Sin-ko-sie Hui-keng hweeshio
membalas hormat itu dengan anggukkan kepala.
Tidak lama, terdengar lagi suara Tu-in hweeshio
: "Hongtiang, Lengcu Panji Merah Phoa An Siu
dan Lengcu Panji Putih Liok Kok sudah tiba."
988 "Silahkan masuk." Berkata Hui-keng hweeshio.
Ber-turut2 masuk pula dua laki2, mereka
berpakaian preman, kedua manusia inilah yang
sering menjelma sebagai Lengcu Panji Merah dan
Lengcu Panji Putih. "Teecu memberi hormat kepada hu-huat taysu,"
Lengcu Panji Merah bernama Phoa An Siu dan
Lengcu Panji Putih bernama Liok Kok, mereka
memberi hormat kepada Hian-keng dan Hui-keng.
Hian-keng dan Hui-keng membalas hormat,
mereka tertawa. Suto Lan dan Kang Han Cing bangkit dari
tempat duduknya, "Toa suheng, dan Jie suheng."
Ia menyapa. "Toa suheng. Jie suheng." Kang Han Cing turut
membeo. "Sam sumoay dan Su sutee datang lebih pagi
dari pada kita." Berkata Lengcu Panji Merah Phoa
An Siu. Dari keempat Lengcu Panji berwarna, Lengcu
Panji Merah yang tertua, urutan berikutnya ialah
Lengcu Panji Putih, Panji Hijau dan Panji Hitam.
Mereka langsung dididik oleh Toa Kiongcu. Rata2
memiliki ilmu silat tinggi. Sesudah golongan
Perintah Maut menggabungkan kekuatan dengan
Ngo-hong-bun, Empat Lengcu Berwarna yang
mengurus wadah gabungan itu.
Hui-keng memandang Hian-keng dan berkata
kepada sang sutee : 989 "Sutee, 4 lengcu panji berwarna sudah hadir
komplit, ajaklah mereka ke tempat Toa Kiongcu."
"Oh".Suhu sudah datang ?" Berteriak Lengcu
Panji Merah girang. "Bersama2 Sam Kiongcu." Berkata Hian keng.
"Mari kalian ikut aku."
Bukan Toa Kiongcu saja yang sudah datang,
Sam Kiongcu juga berada di tempat itu !
Melewati pintu bulat, Hian-keng mengajak
keempat Lengcu Panji Berwarna ke bagian
belakang, ditempat itulah tokoh-tokoh Ngo hongbun menunggu.
Kedatangan mereka segera disambut oleh dua
pelayan Sam Kiongcu, mereka adalah : A Wan dan
Bu Lan. "Kedatangan kalian sudah ditunggu," Berkata
Bu Lan, mengajak mereka memasuki tempat
pemandangan yang indah. Kang Han Cing melirik kedepan, disana, tidak
jauh di depan mereka berduduk dua orang, yang
satu mengenakan topeng emas yang berkeredepan,
inilah Toa Kiongcu. Duduk disebelah Toa Kiongcu
adalah Sam Kiongcu Sun Hui Eng, tetap
menggunakan topeng perunggu.
Dibawah pimpinan Lengcu Panji Merah Phoa An
Siu, keempat panji berwarna memberikan hormat
mereka. "Duduk." Toa Kiongcu memberi perintah. Juga
suara seorang wanita. 990 Lengcu Panji Merah, Putih, Hijau dan Hitam
duduk ditempat yang sudah tersedia, terdengar lagi
suara petuah dari guru mereka :
"Kekalahan Ngo-hong bun untuk daerah Kang
lam tidak bisa menyalahkan kalian berempat?"
Kang Han Cing mengeluarkan keluhan napas
lega, ternyata Ngo-hong-bun didaerah Kang lam
mengalami kekalahan total, inilah berita baru.
Terdengar lagi suara si topeng emas Toa
Kiongcu berkata : "Entah bagaimana Datuk Timur
Kho See Ouw bisa mendapat bantuan Siauw limpay dan Ngo-bie-pay. Yang berada diluar dugaan,
Benteng Penganungan Jaya mau membantunya.
Kalau bukan Hian-keng taysu turut serta, seluruh
Panji Merah bisa hancur karenanya."
"Untuk menghadapi Datuk Timur, Lengcu Panji
Merah mengalami kegagalan total. Seperti juga
keadaan Panji Hitam yang menghadapi Datuk
Selatan, Panji Hijau yang bertugas menghadapi
Datuk Utara dan Panji Putih yang menghadapi
Datuk Barat, tidak satupun yang berhasil."
"Betul2 menjengkelkan." Berkata lagi Toa
Kiongcu. "Aneh sekali. Kang Han Cing bisa berguru
kepada Pendekar Bambu kuning ! Lie Wie Neng
berguru kepada Pendekar Kipas Wasiat ! Mengapa
Datuk2 persilatan ini rela menyerahkan putra2
mereka dididik oleh tokoh aliran lain " Tentu saja
dengan ilmu kepandaian yang kalian sekarang
miliki belum bisa menandingi mereka....."
Kang Han Cing yang disebut2 oleh si Topeng
Emas sudah berada didepan matanya, tapi ia tidak
991 tahu kalau pemuda itu sudah menyamar sebagai
salah satu muridnya. Rasa kagetnya Kang Han Cing tidak kepalang,
karena Toa Kiongcu bisa menyebut nama
perguruannya, ia berguru kepada Pendekar Bambu
Kuning tanpa ada orang yang tahu, telinga Ngohong-bun ini betul2 panjang, rahasia itupun sudah
tidak bisa ditutupi lagi.
"Suhu," berkata Kang Han Cing. "Maafkan
teecu, betul2 teecu tidak tahu kalau Kang Han
Cing itu berkepandaian silat sedari kecilnya, ia
berpenyakitan, mungkin ia berguru secara diam2 !
Sehingga ayah dan engkohnya sendiripun tidak
tahu"." Kang Han Cing membawakan lagu suara Lengcu
Panji Hitam yang menyamar sebagai Kang Puh
Cing. "Aku tidak menyalahkan dirimu." Berkata Toa
Kiongcu. "Menurut cerita Sam susiokmu, Kang
Sang Fung betul2 sudah meninggal dunia. Kau
lebih kenal baik tentang keadaan keluarga itu,
bagaimana penilaianmu ?"
Lagi2 ada orang yang meragukan kematian Kang
Sang Fung ! Kang Han Cing menganggukkan kepala berkata
: "Teecu telah melihat dengan mata sendiri
bagaimana dipantek didalam peti mati. Kejadian ini
tidak salah lagi." 992 "Sesudah kematian Kang Sang Fung, mengapa
peti mati kedapatan kosong ?" Bertanya Toa
Kiongcu. "Mungkin ada sesuatu
mencuri jenazahnya."
golongan lain yang "Apa kau sudah berhasil menyelidiki orang yang
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencuri jenazah Kang Sang Fung itu ?"
"Teecu belum berhasil."
"Inilah tugasmu. Sesudah kau kembali, segera
membikin penyelidikan yang lebih teliti, tahu ?"
"Baik." Dari dalam saku bajunya, si Topeng Emas Toa
Kiongcu mengeluarkan dua carik lembaran yang
penuh dengan aneka catatan, memandang 4 murid
didikannya dan berkata : "Untuk menghadapi 4 Datuk Persilatan, kalian
harus mempelajari ini, sudah kuminta Sam susiok
kalian mewakili diriku menurunkan kepada kalian.
Tiga Jurus Pukulan Burung Maut adalah inti
kekuatan silat kita, baik2 kalian mempelajari.
Dengan ilmu silat inilah, kalian akan menghadapi
para datuk2 persilatan itu."
Kemudian diserahkannya dua carik catatan
ilmu silat yang dikatakan bernama Tiga jurus
Pukulan Burung Maut, tentu saja, Sam Kiongcu
menyambuti dari tangan sang sucie.
Sam Kiongcu Sun Hui Eng memandang kepada
keempat keponakan muridnya, ia berkata :
993 "Mulai esok hari, kalian berempat boleh
mempelayari Tiga Jurus Pukulan Burung Maut ini
kepadaku." Toa Kiongcu dan Sam Kiongcu mengundurkan
diri. Hui-keng menjamu keempat Panji berwarna itu
di kelentengnya. "Mengapa harus hari esok memberi pelajaran
Tiga Jurus Pukulan Burung Maut itu ?" Di-tengah2
perjamuan, Lengcu Panji Merah Phoa An Siu
bertanya. "Mereka masih ada urusan," Berkata Hui-keng
penuh arti. "Hian-keng taysu juga turut serta ?"
"Hian-keng sutee juga turut serta," berkata Huikeng. "Apa kalian tahu, apa maksudnya
mengundang kalian keempat ini ?"
Tujuan Kang Han Cing hendak menyelidiki
rahasia2 Ngo hong bun, pertanyaan Hui keng tepat
mengenai lubuk hatinya. Diantara keempat lengcu
berwarna, panji hitam mendapat urutan keempat,
karena inilah, hak pertanyaan Kang Han Cing tidak
bisa dikeluarkan. Ia mengharapkan Lengcu Panji
Merah yang menjawab. Betul2 Lengcu Panji Merah membuka mulut !
"Kami sebagai murid2nya mana tahu maksud
tujuan mulia guru kami."
"Hal ini penting untuk diketahui," berkata Hui
keng. "Menyangkut hubungan dengan kalian.
994 Untuk daerah Kang-lam, kita mendapat lawan
terberat." "Perlawanan bersama dari keempat
persilatan ?" bertanya Lengcu Panji Putih.
datuk "Lebih kuat dari kekuatan 4 Datuk Persilatan."
"Kekuatan Siauw lim pay dan Ngo bie-pay ?"
"Kalau hanya Siauw lim-pay dan Ngo-bie-pay,
Sam Kiongcu seorang sudah cukup untuk
menghadapinya." "Kekuatan darimana lagi yang bisa menandingi
kekuatan kita " Lebih kuat dari 4 Datuk Persilatan,
Siauw-lim-pay dan Ngo bie-pay ?"
"Kekuatan Lembah Baru."
"Kekuatan Lembah Baru ?" Lengcu Panji Merah
Phoa An Siu baru mendengar nama kekuatan ini.
"Ya." Hui-keng menganggukkan kepala. "Satu
kekuatan baru yang munculnya hampir sama
dengan kekuatan kita. Menurut laporan terakhir,
beberapa partay ternama sudah menggabungkan
diri kedalam kekuasaan Lembah Baru itu.
Perkembangannya lebih pesat dari apa yang kita
capai." Lengcu Panji Hijau Suto Lan mengajukan
pertanyaan : "Taysu menyebut2 nama Lembah
Baru, kekuatan yang bagaimanakah yang bernama
kekuatan Lembah Baru ini " Sesuatu golongan
atau partay baru ?" "Tidak ada yang tahu. Entah golongan atau
partay. Mereka menggunakan sesuatu tempat
995 tersembunyi. Disebut saja Lembah Baru. Maka
berbondong2lah kekuatan yang mengekor dibelakang mereka." "Taysu bisa mengira2, dimanakah
tempat yang bernama Lembah Baru itu ?"
adanya "Kalian berempat juga boleh men-duga2,
dimanakah adanya Lembah Baru itu ?"
"Teecu belum pernah dengar," Berkata Lengcu
Panji Merah Phoa An Siu. "Mungkin disuatu tempat
berkata Lengcu Panji Putih.
yang terasing," "Teecu kira tidak jauh," Berkata Lengcu Panji
Hijau Suto Lan. "Tempat yang berdekatan dengan kita." Berkata
Kang Han Cing sebagai Lengcu Panji Hitam.
"Tepat !" Berteriak Hui-keng girang. "Salah satu
cabang kekuatan Lembah Baru berada di daerah
Kang lam." "Didaerah Kang-lam ?" Serentak Empat Lengcu
Panji Berwarna mementang lebar-lebar mata.
Ketua kelenteng Sin-ko sie Hui-keng memberi
keterangan : "Dua orang hu-huat kelas dua dari golongan
kita baru saja memberi laporan, kalau gerak-gerik
kita sudah dibayangi oleh beberapa tokoh silat
pensiunan, tentunya jago2 dari Lembah Baru yang
mereka maksudkan, sesudah itu kedua hu-huat
itu lenyap tanpa bekas. Pasti jatuh ke tangan
mereka." 996 "Lembah Baru mengambil sikap bermusuhan dengan Ngo hong-bun ?"
yang "Mereka bukan kawan kita." Jawab Hui-keng
tegas. "Kemarin dulu malam, seorang mata2nya
berani menyatroni kelenteng Sin-ko sie, kubiarkan
saja ia tergantung di atasku, sesudah itu ia ragu2
dan pergi lagi." Hati Kang Han Cing tertawa geli, kedatangannya
dianggap sebagai mata2 dari Lembah Baru.
"Mengapa taysu tidak menjegalnya ?" Bertanya
Lengcu Panji hijau Suto Lan.
"Maksud Sam Kiongcu, lebih baik menyembunyikan kelenteng Sin-ko sie dari incaran
orang2 Lembah Baru. Mereka mempunyai banyak
jago lihay." "Tentunya Sam susiok membuntuti orang itu,
bukan ?" Bertanya Lengcu Panji Merah Phoa An
Siu. "Dugaanmu tepat," berkata Hui-keng. "Itulah
maksud tujuan utama Sam Kiongcu, sayang
musuh keliwat tajam, ditengah jalan, ia berhasil
melepaskan diri dari bayangannya Sam susiok
kalian." Hati Kang Han Cing gejolak-gejolak, mengikuti
cerita dirinya dibayangi oleh Sun Hui Eng.
"Ilmu meringankan tubuh Sam susiok belum
pernah menemukan tandingan," berkata Lengcu
Panji Hijau Suto Lan. "Mungkinkah tidak bisa
mengejarnya " Apa kata Sam susiok tentang mata2
itu ?" 997 Hati Kang Han Cing semakin kebat-kebit. Apa
yang diceritakan oleh Sun Hui Eng tentang dirinya
" Ketua kelenteng Sin-ko-sie Hui-keng berkata :
"Sam Kiongcu menggambarkan orang itu
sebagai seorang laki-laki tua yang tidak dikenal.
Kang Han Cing mengeluarkan keluhan napas
lega, ternyata Sam Kiongcu Sun Hui Eng tidak
menyebut nama Lie Siauw San.
Memandang Lengcu Panji Merah dan Panji
Putih, Hui-keng meneruskan keterangannya.
"Menurut keterangan Tu-in, disaat kalian
berdua memasuki kelenteng, ada seorang tamu
kelenteng membelakangi dibelakang."
"Dimana orang itu?"
"Dia sudah pergi lagi."
"Taysu ada suruh orang membuntutinya ?"
"Bukan dia seorang yang sudah berada dibawah
pengawasan kita. Selama beberapa hari belakangan ini, Kelenteng Sin-ko-sie banyak
mendapat kunjungan tamu2 misterius." Berkata
Hui-keng. "Maka lekas2lah kalian bebenah dan
tinggal disini saja."
"Perintah suhu ?"
"Ya. Inilah perintah Toa Kiongcu. Kalau tidak
instruksi dirinya mana aku berani berbuat
lancang. Lebih dari pada itu, dipesan juga agar
kalian tidak memperlihatkan diri dimuka umum.
Apapun yang terjadi jangan kalian ikut campur.
998 Para hweeshio Sin-ko-sie masih mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan diri dari
gangguan2 itu. Nah, kalian boleh pulang ke tempat
rumah penginapan masing2 dan pindah kedalam
kelenteng, mencampurkan diri ber-sama2 tamu2
lain yang menginap disini."
Perjamuan ditutup sampai disitu. Keempat
lengcu panji berwarna meninggalkan kelenteng Sin
ko-sie. *** Bab 66 MENGIKUTI perjalanan Lengcu Panji Hijau Suto
Lan dan Lengcu Panji Hitam, mereka kembali ke
rumah penginapan Couw-hian-khung. Masing2
kembali ke kamarnya untuk membenahi perbekalan mereka. Kang Han Cing sudah siap membuntal
pakaiannya yang hanya beberapa potong itu, tiba2
tampak Suto Lan menyelinap masuk, menutup
daun pintu, memperhatikan dengan sikap yang
aneh. Kang Han Cing bisa melihat ketidak-serasian
itu: "Sam sucie," ia memanggil. "Ada sesuatu
terjadi ?" "Apa betul2 kau mau pindah masuk ke dalam
kelenteng Sin-ko-sie ?" Bertanya Lengcu Panji
Hijau Suto Lan. 999 "Eh, apa Sam sucie tidak mau pindah kesana ?"
Balik tanya Kang Han Cing.
"Bagiku, tentu saja tidak keberatan.
bagaimana dengan keadaanmu ?"
"Maksud Sam sucie, aku
memasuki kelenteng Sin-ko-sie ?"
tidak Tapi pantas "Sudahlah. Kukira sudah waktunya kau
membuka kartu." Berkata Suto Lan tenang
perlahan. Kulit Kang Han Cing dirasakan mau meledak,
berkelojotan sendiri. Mungkinkah penyamarannya
sudah diketahui orang "
"Kartu apa yang harus dibuka ?" Kang Han Cing
masih mau menyangkal. "Aku memuji ketenanganmu." Berkata Suto Lan.
"Betul2 luar biasa."
"Aku tidak mengerti."
"Didalam keadaan situasi yang seperti ini ada
lebih baik kalau kita berterus terang," Berkata Suto
Lan. "Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu."
"Apa ada sesuatu yang sudah kusembunyikan
kepada Sam sucie ?" Balik tanya Kang Han Cing.
"Coba katakan, apa maksud kedatanganmu ke
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat ini ?" Bertanya Suto Lan.
"Akh, Sam sucie ada2 saja. Bukankah kita
datang atas panggilan Sam susiok ?"
Lengcu Panji Hijau Suto Lan tertawa dingin,
katanya : 1000 "Jangan kau kira penyamaranmu itu lihay.
Ketahuilah, kau bisa mengelabui suhu dan Sam
susiok, tapi tidak mungkin kau mengelabui diriku."
"Maksud sam sucie ?"
"Sampai dimana hubunganku dengan Lauw
Keng Sin, setiap hari aku bisa menilai
kelakuannya. Dan sesudah kuperhatikan baik2,
walau banyak persamaan yang bisa kau lakukan,
tidak semuanya itu masuk diakal. Kau bukan
Lauw Keng Sin asli !"
Wah ! Pecahlah samaran Kang Han Cing !
Ternyata Suto Lan sudah bisa melihat perbedaan si
Lengcu Panji Hitam palsu itu.
Baru sekarang Kang Han Cing tahu, kalau orang
yang dipalsukan itu bernama Lauw Keng Sin. Tapi
apa guna " Penyamarannya sudah terbuka, untuk
menutupi keadaan itu, ia harus menyingkirkan
Lengcu Panji Hijau. Suto Lan membawakan sikapnya yang tidak
mengambil permusuhan, hal ini membuat Kang
Han Cing ragu2. "Ya ! Aku memang bukan Lengcu Panji Hitam
yang asli." Akhirnya ia membuka kartu dan
mengakui penyamarannya. "Maka lebih baik kau segera pergi." Berkata
Suto Lan. "Jangan datangi lagi kelenteng Sin-kosie."
"Maksud nona"."
"Kalau dugaanku tidak salah, kau tentunya
Kang Jie kongcu Kang Han"."
1001 Suto Lan tidak meneruskan pembicaraannya,
telinganya yang tajam bisa menangkap sesuatu,
gesit laksana kilat ia berbalik badan, membuka
pintu kamar, sesudah pintu itu terjeblak, disana
berdiri pelayan rumah penginapan yang baru saja
bangkit dari jongkoknya, keadaan itu sangat lucu,
mengingat ia tertangkap basah, mencuri dengar
pembicaraan orang. "Masuk !" Suto Lan menyeret pelayan itu, dan
menutup kembali pintu kamar.
"Hamba...Hamba".."
penginapan itu masih pembelaan. Pelayan mencoba rumah membuat Gedubrakkk".. Tubuh pelayan itu
ngeloso, karena terkena totokan Suto Lan.
jatuh Si gadis bekerja gesit, satu kali tarik, ia berhasil
menyingkap tutup kerudungnya, ternyata pelayan
itu berkepala gundul, inilah hweeshio Sin-ko-sie.
Mereka masih berada dibawah pengawasan para
hweeshio Sin ko-sie. "Sudah lihat ?" Berkata Suto Lan. Diperhatikannya Kang Han Cing beberapa saat.
Dan dihadapi lagi hweeshio mati kutu itu, dari
dalam kantong bajunya, Suto Lan mengeluarkan
botol kecil, menuang isinya yang ditaburi ke arah
tubuh si hweeshio, didalam sekejap mata muncrat
bau busuk, melepus asap mendidih, dan tubuh itu
menjadi cairan kental terkena obat serbuk Lengcu
Panji Hijau yang luar biasa itu.
1002 Didalam sekejap mata, tubuh seorang hweeshio
sudah lenyap dari permukaan bumi.
"Terpaksa aku harus membunuhnya." Berkata
Suto Lan. "Demi kepentingannya dirimu."
"Aku sangat berterima kasih." Berkata Kang Han
Cing. "Kau betul2 Kang Han Cing ?"
"Ya ! Aku memang Kang Han Cing."
"Nyalimu betul2 besar sekali." Berkata Suto Lan.
"Dugaanku pertama memang tidak salah."
"Bagaimana kebijaksanaan nona sesudah mengetahui keadaanku ?" Bertanya Kang Han Cing
penuh pancing, ia hendak melihat, langkah apa
pula yang harus dilakukan kepada Suto Lan.
"Bagaimana keadaan Lauw Keng Sin ?" Lengcu
Panji Hijau mengalihkan pembicaraan. Menanyakan Lengcu Panji Hitam yang asli.
"Dia sudah mati," jawab Kang Han Cing.
"Kau yang membunuh dirinya ?"
"Dia mati bunuh diri."
"Oh....!" Suto Lan menundukkan kepalanya. Si
gadis Ngo-hong-bun sudah menanam benih cinta,
karena adanya kasih inilah yang membuat ia mau
menutupi rahasia Kang Han Cing.
"Nona," berkata Kang Han Cing. "Aku berterima
kasih kepadamu yang....."
"Sebaiknya jangan lama2 kau berada di tempat
ini." Potong Suto Lan.
1003 "Engkohku masih berada disini." Berkata Kang
Han Cing. "Tidak." Berkata Suto Lan membuka rahasia.
"Saudara Kang Puh Cing berada di tangan Oh Cun
Cay. Kau boleh langsung mencarinya. Kukira
masih berada di dalam kuburan tua."
"Terima kasih atas keterangan nona." Berkata
Kang Han Cing. "Bukan ucapan terima kasih itu yang
kuharapkan." Berkata Suto Lan. "Keselamatan
jiwamulah yang utama. Bagaimana kau harus
membebaskan diri sendiri dari kepungan Ngohong-bun."
"Ya !" Berkata Kang Han Cing. "Bagaimana aku
bisa membebaskan diri dari kepungan Ngo-hongbun. Mengingat Toa Kiongcu dan Sam Kiongcu
sudah mengetahui kita datang berdua, tentu akan
menyeret dirimu pula."
"Tapi kau bebas dari bahaya."
"Aku tidak mau menyeret
menderita." Berkata Kang Han Cing.
nona turut "Tekadmu sudah bulat, hendak pindah ke
kelenteng Sin-ko sia ?" Melihat sikap Kang Han
Cing yang seperti itu, Suto Lan tidak berdaya.
"Ya. Kalau nona tidak membocorkan rahasia,
kukira mereka tidak tahu." Berkata Kang Han
Cing. "Aku tidak mau membuka rahasiamu," Berkata
Suto Lan. "Tapi berhati2lah kepada guru dan
1004 susiokku, mereka mempunyai mata yang sangat
lihay." Kang Han Cing memberikan janjinya. Kedua
orang itu segera meninggalkan rumah penginapan,
menuju ke arah gunung Hong-hong san.
Suto Lan adalah orang kedua yang mengetahui
penyamaran Kang Han Cing dan mempertahankan
keadaan yang seperti itu.
Hari itu juga, keempat Lengcu Panji Berwarna
mencampurkan diri bersama2 para ibadah
kelenteng Sin-ko-sie, menetap di bangunan itu.
Kelenteng Sin-ko-sie sudah disalah-gunakan.
Dengan menyembunyikan diri dibalik kesucian,
orang2 Ngo-hong bun membuka cabangnya
ditempat ibadah itu. Malam itu, Kang Han Cing terbaring dengan
gelisah, ia sudah berada disarang macan, untung
baginya, yang mengetahui dirinya bukan Panji
Hitam asli hanya Suto Lan, dan Suto Lan bersedia
menutupi rahasianya. Mengapa " Sesudah Sam Kiongcu Sun Hui Eng tahu kalau
seseorang yang bernama Lie Siauw San menyelundup masuk kedalam golongannya, mengapa tidak mengadakan pembersihan "
Mengapa Suto Lan mau membela Kang Han
Cing" Disini akan terjadi kitab asmara bentuk rumit
dan ber-belit2. 1005 *** HARI berikutnya?" Sam Kiongcu memanggil ke 4 Lengcu Panji
Berwarna, sesuai dengan instruksi Toa Kiongcu,
keempat lengcu harus meyakinkan semacam ilmu
baru yang bernama Tiga Pukulan Burung Maut.
Kepada keempat keponakan muridnya itu, Sam
Kiongcu berkata : "Mulai saat ini, kalian harus betul2 memperhatikan ilmu kepandaian, khususnya Tiga
Pukulan Burung Maut ilmu simpanan sucouw
kalian. Aku sendiripun belum lama mendapatkan
ilmu ini. Batas waktu hanya tiga hari, setiap hari
kalian menekunkan satu macam. Nah, hari ini
mulai dari jurus pertama yang bernama
Kehadirannya Burung Tanpa Sayap, semua makna
tipu pelajaran tercatat disini, bacalah !"
Ia menyerahkan catatan ilmu silat itu. Dengan
kedua tangan, Lengcu Panji Merah Phoa An Siu
menyambuti catatan ilmu silat itu, dibacanya
secara teliti. Sebagai orang pertama dari 4 lengcu
panji berwarna, ia mendapatkan prioritas tersebut.
Ketiga lengcu lainnya menunggu dengan sabar.
Beberapa saat kemudian, Phoa An Siu selesai
membaca lembaran pertama dan menyerahkan
kepada Lengcu Panji Putih.
Sam Kiongcu menyerahkan lembaran yang
kedua, dibaca dan diperhatikannya betul2 oleh
Phoa An Siu. 1006 Demikian mereka membaca bergilir catatan ilmu
silat Tiga Jurus Pukulan Burung Maut.
Secara bergilir jatuh ke tangan Suto Lan.
Sesudah Suto Lan membaca, diserahkannya
kepada Kang Han Cing. Kang Han Cing memperhatikan betul2 ilmu silat
dari Ngo-hong-bun yang bernama Kehadirannya
Burung Tanpa Sayap itu. Ternyata terdiri dari lima
macam perubahan dan disertai dengan keterangannya. Selesai Kang Han Cing menghafal lembaran
yang pertama, Suto Lan sudah mengoper lembaran
yang kedua, itulah jurus yang bernama Gagak
Perkasa Membentangkan Sayap.
Jurus kedua terdapat 7 macam perubahan
beserta keterangannya. Lembaran yang ketiga adalah jurus yang
terakhir yang bernama Mengamuk dan Menghancurkan Jagat. Untuk jurus ini terdapat 9
macam perubahan dan disertai keteranganketerangannya.
Keempat Lengcu Panji Berwarna menghafal ilmu
silat Ngo-hong-bun yang bernama Tiga Jurus
Pukulan Burung Maut itu. Sam Kiongcu berkata : "Untuk hari ini, cukup
mempelajari jurus yang pertama itu. Nah, kalian
boleh mulai belajar."
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Phoa An Siu berempat mempelajari ilmu silat
itu, bagi ketiga lengcu panji berwarna yang asli,
mengingat aliran mereka memang dari golongan
1007 Ngo-hong-bun, ilmu silat itu tidak menelan
gangguan. Lain lagi halnya untuk Kang Han Cing,
aliran ilmu silat yang dipelajari tidak senada
dengan ilmu silat Ngo hong bun, ia menjadi
gelagapan. Beruntung saja ada tiga contoh
mengikuti dan me-niru2 gerakan mereka, ditambah bakat2nya yang memang luar biasa, ia
turut serta mempelajari jurus pertama dari Tiga
Pukulan Burung Maut. Keempat Lengcu Panji Berwarna melatih diri
didalam itu ilmu baru. Langsung dibawah
pimpinan Sam susiok mereka.
Berlatih lagi beberapa gerakan, tiba2
Kiongcu berteriak : "Salah".! Salah".!"
Sam (Bersambung19) *** Jilid 19 PHOA AN SIU berempat menghentikan gerakan
mereka. Sam Kiongcu mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang diperbuat oleh keempat keponakan muridnya
dan berkata kepada mereka :
"Kalian belum bisa menangkap makna sari dari
Tiga Jurus Pukulan Burung Maut. Kecamkanlah
baik2. Tiga Jurus Pukulan Burung Maut adalah
sari dari 152 jurus ilmu silat Ngo-hong-bun, setiap
1008 jurus disertai perubahan2 yang bisa berdiri sendiri.
Seperti jurus pertama, Kehadirannya Burung
Tanpa Sayap memiliki 5 macam perubahan, jurus
kedua Gagah Perkasa Membentangkan Sayap
mempunyai 7 macam perubahan dan jurus ketiga
Mengamuk dan Menghancurkan Jagat mempunyai
9 macam perubahan, dari perubahan2 tadi kita
masih bisa mengubah dengan aneka macam
perubahan biasa, kesemuanya berjumlah 152
jurus, itulah terjadi ilmu silat aliran Ngo-hong-bun.
Hari ini, cukup kalian mempelajari Kehadirannya
Burung Tanpa Sayap, dengan inti sari pelajaran
keringanan tubuh yang sempurna, kalau burung
bisa mengembangkan sayapnya yang terbang
diawang bebas, dengan keseimbangan ilmu
meringankan badan, kitapun bisa melayang bebas,
disertai dengan tusukan2 tajam. Nah, kalau saja
kalian sudah bisa memahirkan ilmu ini, kukira
tiada tandingan lagi."
Kang Han Cing tidak puas dengan ilmiah yang
seperti itu, mungkinkah hanya menggunakan Tiga
Jurus Pukulan Burung Maut bisa mengalahkan
rimba persilatan " Begitu mudah merajai orang "
Singkatnya cerita, Sam Kiongcu menurunkan
152 jurus permainan silat Ngo-hong bun yang
bernama Tiga Jurus Pukulan Burung Maut itu.
Kang Han Cing terus mempelajari ilmu silat Ngo
hong-bun. Untuk mempelajari sari2 ilmu silat Ngo hongbun, mereka membutuhkan waktu tiga hari.
1009 Hari pertama mereka melatih jurus pertama
yang diberi nama Kehadirannya Burung Tanpa
Sayap. Hari kedua mempelajari jurus Gagah
Perkasa Membentangkan Sayap. Dan hari ketiga
mempelajari Mengamuk dan Menghancurkan
Jagat. *** Bab 67 HARI YANG KEEMPAT?" Keempat Lengcu Berwarna mendapat panggilan,
disaat mereka tiba, dua pelayan Sam Kiongcu yang
bernama A Wan dan Bu Lan mengantarkan ke
suatu tempat rahasia, disana sudah menanti
seorang bermuka merah, inilah Can Tancu, ayah
angkat Suto Lan, ex bekas pimpinan golongan
Perintah Maut lama. Can Tancu duduk disamping sisi Sam Kiongcu.
Kehadiran Can Tancu ditempat itu membuat
hati Kang Han Cing berdebar, bagaimana kalau
penyamarannya terbuka "
"Lauw Keng Sin 1" Tiba2
mengeluarkan suara langsung.
Sam Kiongcu Kang Han Cing tampil kedepan, walau dengan
kewaspadaan yang spanning tinggi, ia tidak bisa
segera membangkang perintah itu.
1010 "Lauw Keng Sin," berkata lagi Sam kiongcu.
"Kau mendapat tugas baru dan pergilah ber-sama2
Can Tancu." "Baik," Kang Han Cing menerima perintah, apa
pula yang harus dilakukan oleh Panji Hitam " Dari
balik topeng perunggunya, Sam Kiongcu tidak
memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan,
pimpinan Ngo-hong bun itu belum mengetahui
kalau Lengcu Panji Hitam sebagai panji palsu atau
ber-pura2 tidak tahu "
Can Tancu memandang Lengcu Panji Hitam dan
berkata : "Lauw Keng Sin lengcu, mari ikut lohu."
Ketiga lengcu lainnya memandang kepergian
rekan mereka, tidak seorangpun yang bisa
menduga apa bakal terjadi.
Lengcu Panji Hijau Suto Lan hampir mengucurkan air mata, hatinya seperti di-iris2,
sangkanya penyamaran Kang Han Cing sudah
diketahui orang. Mungkinkah kedok penyamaran Kang Han Cing
sudah tercium oleh Ngo-hong-bun " Belum !
Melalui satu lorong panjang, Can Tancu
mengajak Kang Han Cing meninggalkan kelenteng
Sin ko-sie. Lorong itu sangat gelap, langsung
menuju ke tempat lain. "Kita menuju ke arah Goa Sarang Tawon." Can
Tancu memberi keterangan. "Tempat sementara
dari tawanan kita." "Maksud Tancu"."
1011 "Perintah Toa Kiongcu sebagai berikut," berkata
Can Tancu. "Keempat Datuk persilatan telah
mengadakan persatuan, kekuatan kita menjadi
agak lemah, untuk mengimbangi situasi, kita
harus mengurangi kekuatan musuh, kita harus
merusak inti mereka, untuk ini tenagamu
dibutuhkan, kau adalah putra Datuk Selatan Kang
Puh Cing, kalau mereka bisa melihat dirimu di
dalam rombongan orang tawanan, tentu saja
membawamu turut serta."
"Membawa turut serta ?" Kang Han Cing tidak
mengerti. "Ya. Kita sedang mengatur satu penculikan
tawanan. Sengaja membiarkan dirimu dan Lie
Kong Tie diculik mereka, dan dengan adanya kau
disana, banyak berita yang bisa kita dapatkan."
"Baiklah." "Terpaksa lohu harus menotok dirimu."
"Silahkan." Can Tancu menggerakkan jari2nya, menotok
jalan darah Kang Han Cing.
Kang Han Cing tidak sadarkan diri.
*** GOA SARANG TAWON adalah nama tempat
rahasia dari Ngo hong bun, terletak digunung Hong
hong-san, melalui jalan rahasia bisa menembus ke
kelenteng Sin-ko-sie. Di salah satu ruangan Goa Sarang Tawon, Kang
Han Cing terbaring sebagai salah seorang tawanan
1012 Ngo-hong-bun. Bagaimana ia bisa berada ditempat
ini dan bagaimana Can Tancu membawanya, Kang
Han Cing tidak tahu sama sekali.
Memperhatikan kamar tahanannya, Kang Han
Cing bisa melihat secara samar2, banyak sekali
goa2 gelap, tentunya kamar2 tahanan lainnya.
Sore itu seorang laki2 berbaju hitam mengantar
makanan. Tanpa bicara, sesudah selesai meletakkan santapan, orang itu pergi lagi.
Dua hari Kang Han Cing melewatkan waktu
dengan terpekur, kedudukannya sebagai orang
tawanan, menggunakan wajah palsu Kang Puh
Cing. Saat yang di-nanti2kanpun tiba, hari itu,
sesudah mengantar makanan, seorang berbaju
hitam menyelinap masuk. Orang ini berkomplot
dengan pengantar rangsum dan ber-indap2
mendekati Kang Han Cing. "Kang toa kongcu?" Panggil orang itu perlahan.
"Hmm"." Kang Han Cing membalikkan badan.
"Kang Toa kongcukah disitu ?" Menegasi orang
itu lagi. "Ya ! Ada apa ?"
"Betul2 Kang Toa kongcu, hamba datang untuk
memberi pertolongan."
Kang Han Cing memperhatikan laki2 itu, tidak
dikenal, ber-pura2 tidak mengerti dan berkata :
"Aku tidak kenal saudara."
1013 "Percayalah." Berkata laki2 itu. dipercayakan untuk menolong Toa kongcu."
"Aku "Maksud saudara ?"
"Lekas kita meninggalkan tempat ini. Atas
perintah Golongan Lembah Baru, Toa kongcu
segera bisa ditolong."
?" "Dimanakah markas Golongan Lembah Baru itu
"Maaf." Berkata laki2 itu. "Terpaksa harus
kutotok." Betul2 ia menggunakan jarinya menotok jalan
darah Kang Han Cing. Sangkanya orang ini adalah
Kang Puh Cing. Seperti apa yang sudah direncanakan, Kang
Han Cing yang menyamar sebagai Lengcu Panji
Hitam harus menyamar sebagai Kang Puh Cing,
dibuat sebegitu macam rupa sehingga memberi
kesempatan orang2 Lembah Baru menolongnya.
Dari sana ia harus melapor seluk beluk keadaan
Lembah Baru itu. Sengaja dibiarkan saja orang itu menotok
dirinya. Demikianlah Kang Han Cing dibawa pergi
dari Goa Sarang Tawon. Melewati beberapa tikungan, komplotan orang
itu mengadakan penyambutan, mendekati kawannya dan bertanya : "Sudah berhasil ?"
"Sudah. Dimana Kwee hu-huat ?"
"Didalam." 1014 Kang Han Cing dibawa masuk, duduk disebuah
kursi adalah Kwee hu-huat dari Ngo-hong-bun.
Ternyata otak komplotan penculikan
tawanan itu dipimpin oleh Kwee hu-huat !
orang Kang Han Cing masih berpikir, permainan apa
pula yang dibawakan oleh Kwee hu-huat.
"Lapor kepada hu-huat," berkata laki2 berbaju
hitam yang membawa Kang Han Cing. "Kang Toa
kongcu sudah dibawa tiba."
"Dimana Lie Kong Tie ?" Bertanya Kwee hu-huat
kepada laki2 itu. "Sudah didepan. Keadaannya terlalu parah, ia
sudah tidak bisa sadarkan diri lagi."
"Bagus. Lekas kita bawa mereka ke tepi sungai
Hong-hong-san," berkata Kwee hu-huat. Mendahului laki2 berbaju hitam itu, Kwee hu-huat
meninggalkan kamar gelap.
Dua laki2 berbaju hitam mengikuti dibelakang
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kwee hu-huat, masing2 menggendong seorang,
tentu saja Kang Han Cing dan Lie Kong Tie yang
dibawa, dua orang tawanan Ngo-hong bun yang
dikaburkan. Mereka tiba ditepi sungai Hong-hong-san,
menyalakan obor, di-goyang2kannya sampai tiga
kali. Dari seberang sungai tampak belasan code yang
sama, seseorang menyalakan obor juga digoyang2kan tiga kali.
1015 Kwee hu-huat memadamkan obor tadi. Dan
pihak disanapun memadamkan obor api.
Tidak lama kemudian, sebuah perahu meluncur
datang, langsung berada ditempat rombongan
Kwee hu-huat menunggu. Dua laki2 berbaju hitam meletakkan 2
gendongannya, itulah Lie Kong Tie dan Kang Puh
Cing. Sesudah meletakkan ke 2 orang culikannya
itu, kedua orang berbaju hitam itu memberi
hormat kepada Kwee hu-huat, kemudian pamit
pergi meninggalkan perahu.
Kwee hu-huat menyerahkan kedua orang
bawaannya kepada pemimpin yang berada di
perahu, ia berkata : "Saudara Kong Kun Bu,
mereka sudah berhasil kubawa datang."
Kong Kun Bu" Kong Kun Bu dari Lembah Baru
" Bagaimana Lembah Baru bisa bersekongkol
dengan Ngo hong-bun " Atau Ngo hong-bun
bersekongkol dengan Lembah Baru "
Kong Kun Bu memandang ke arah Kwee huhuat, ia bertanya : "Kwee hu-huat tidak kembali ke
Goa Sarang Tawon lagi ?"
"Sesudah mereka kehilangan Kang Puh Cing
dan Lie Kong Tie, mungkinkah aku bisa lari dari
tanggung jawab ?" Berkata Kwee hu-huat. "Aku
siap menyeberang ke pihak kalian, betul2 tidak ada
jalan, kecuali ke Lembah Baru."
"Baiklah," berkata Kong Kun Bu. "Berangkat !"
Kata2 terakhir ditujukan kepada anak buahnya.
1016 Perahu Lembah Baru segera diberangkatkan
membawa dua orang culikan mereka, Lie Kong Tie
dan Kang Puh Cing. Juga turut serta manusia parasit Kwee hu-huat,
dimana ada untung disitulah dia menempatkan
posisinya. Kwee hu-huat sudah berkhianat kepada
Ngo hong-bun dan menyeberang ke arah Lembah
Baru, dengan hadiah persembahan 2 orang
tawanan. Didalam malam gelap, perahu itu meninggalkan
daerah Hong-hong-san. Permainan luar biasa dari
partay Ngo-hong-bun ! Kang Han Cing menyamar sebagai Lengcu Panji
Hitam Lauw Keng Sin. Can Tancu tidak mengenali
rekan sendiri, anggapnya Lengcu Panji Hitam yang
sudah lama memegang peranan Kang Puh Cing.
Maka disuruhnya orang ini menyamar sebagai
Kang Puh Cing, permainan lama yang dianggap
berhasil. Demikianlah komplotan Kwee hu-huat menyolong orang. Dan betul2 Kang Han Cing
terbawa ! Demikianlah kisah yang masih
berlangsung. *** Bab 68 AYUNAN PERAHU membuat Kang Han Cing
tertidur, kini peranan yang dipegang adalah Kang
Puh Cing, engkohnya sendiri. Ia sedang berada
1017 didalam perjalanan ke arah markas Lembah Baru.
Mengingat Lembah Baru yang bermusuhan dengan
Ngo-hong bun, tentu tidak bermaksud jahat,
karena itulah hati pemuda kita menjadi tenang.
Kang Han Cing ditotok bangun, sesudah ia
berada disebuah gedung yang merah. Disana
terdapat Kong Kun Bu dan Kwee hu-huat, dua
gadis berbaju hijau melayani mereka.
Kang Han Cing memperhatikan keadaan itu, ia
tidak melihat adanya Lie Kong Tie yang turut serta,
karena itu ia bertanya : "Tempat apakah ?ni "
Dimana Lie Kong Tie tayhiap ?"
"Toa kongcu," berkata Kong Kun Bu. "Kau
sudah berada ditempat aman. Inilah gedung
keluarga Wie. Markas sementara Lembah Baru."
"Dimana Lie Kong Tie tayhiap ?" Tanya Kang
Han Cing lagi. "Lie Kong Tie menderita keracunan yang hebat,"
berkata Kong Kun Bu. "Penyakit yang diderita
terlalu lama, keadaannya sangat mengkhawatirkan, ia sudah berada di lain
ruangan. Sedang kita usahakan untuk meringankan penderitaan."
Dan menoleh ke arah Kwee hu-huat, Kong Kun
Bu berkata : "Mari kuperkenalkan, inilah Pendekar
Badan Besi Kwee In Su, didalam Ngo-hong-bun
menduduki hu-huat kelas tiga, beruntung ada
Kwee tayhiap yang mau membantu, berkat
jasa2nyalah kalian bisa ditolong keluar dari Goa
Sarang Tawon." 1018 "Kwee tayhiap," berkata Kang Han Cing memberi
hormat. "Terimalah ucapan terima kasihku."
Kwee In Su membalas hormat itu.
Tidak lupa Kang Han Cing juga mengucapkan
terima kasih kepada Kong Kun Bu.
Kong Kun Bu membalas hormat itu. "Kang Toa
kongcu," katanya. "Dikota Kim-leng aku pernah
menjumpai ayahmu, kita adalah orang sendiri.
Tidak perlu banyak peradatan."
Kang Han Cing sedang mengilmiah perkembangan situasi yang sedang dialami dan
yang akan dialami olehnya. Kwee In Su menduduki
hu-huat kelas tiga dari partay Ngo hong-bun, satu
kedudukan yang tidak rendah, mungkinkah ia mau
meninggalkan kedudukan empuk itu " Atau seperti
keadaan dirinya juga, menyeberang atas instruksi
atasan " Dugaan terakhir ini lebih dekat dengan
kenyataan. Mengingat mereka hendak menghancurkan golongan Lembah Baru.
Boleh dibayangkan, dengan susunan partay Ngo
hong-bun, mana mungkin Kwee hu-huat melarikan
orang2 tawanan tanpa resiko"
Kang Han Cing sedang mencari jalan,
bagaimana ia harus menghadapi Pendekar Badan
Besi Kwee In Su yang licik itu "
Disaat ini, terdengar suara Kong Kun Bu
berkata : "Kwee tayhiap, dengan kedudukanmu
sebagai hu-huat Ngo-hong-bun, mungkinkah bisa
mengetahui racun apa yang diberikan kepada Lie
Kong Tie tayhiap ?" 1019 "Soal racun2 mereka tidak memberitahukan
kepada orang, karena itulah akupun tidak tahu."
Kang Han Cing masih mencari jalan keluar,
maksudnya memalsukan Lengcu Panji Hitam
adalah mencari jejak engkohnya yang belum
ditemukan, kini sudah diketahui kalau Kang Puh
Cing masih berada di dalam kuburan tua, disana
hanya dijaga oleh Hu Cun Cay seorang, ia harus
segera cepat2 memberi pertolongan.
Masa bodoh dengan tugas yang diberikan oleh
Can Tancu, masakan dia disuruh memberi laporan
yang menguntungkan Ngo hong bun "
Disaat itu seorang pelayan berpakaian hijau
berjalan masuk memberi hormat kepada Kong Kun
Bu dan berkata : "Tuan Kong Kun Bu, Tan Siauw
Tian tancu hendak bertemu dengan Kang Toa
kongcu." Kong Kun Bu memandang Kang Han Cing dan
berkata : "Toa kongcu, Tan Siauw Tian tancu
hendak membicarakan sesuatu denganmu."
Kang Han Cing meminta diri, mengikuti
dibelakang pelayan itu. Mereka melewati lorong2
panjang, itulah gedung keluarga Wie yang ternama.
Gedung keluarga Wie dijadikan markas Lembah
Baru, karena nenek Wie Tay Kun telah
menyerahkannya. Di belakang pelayan nenek Wie Tay Kun itu,
tidak henti2nya Kang Han Cing berpikir,
bagaimana ia harus memberitahu tentang maksudnya. 1020 Pelayan iua mempunyai gerakan yang lincah,
sebentar kemudian ia sudah tiba disebuah pintu.
"Toa kongcu, silahkan masuk. Didalam Tan
Siauw Tian menunggu."
Jaksa Bermata Satu Tan Siauw Tian adalah
salah satu pimpinan golongan Lembah Baru. Tentu
saja mempunyai gengsi tersendiri, Kang Han Cing
tidak merasa sakit hati atas kecongkakannya tokoh
Lembah Baru itu. Ia mendorong pintu dan
memasuki ruangan. "Toa kongcu, silahkan duduk." Sambut Jaksa
Bermata Satu Tan Siauw Tian. Sangkanya ia masih
berhadapan dengan Kang Puh Cing.
Kang Han Cing membalas hormat itu, ia duduk
ditempat yang sudah disediakan, celangakcelunguk ditempat itu, kecuali Tan Siauw Tian,
tidak ada orang kedua. "Tidak perlu khawatir," berkata Tan Siauw Tian.
"Didalam gedung keluarga Wie, semua adalah
orang kita." Mendapat keterangan itu, secara singkat Kang
Han Cing menceritakan pengalaman, dia membuat
pernyataan, kalau dia bukanlah Kang Puh Cing. Ia
menyamar sebagai Lengcu Panji Hitam Lauw Keng
Sin, menyelusup masuk kedalam golongan Ngohong-bun, disana masih tertawan saudaranya. Dan
musuh tidak tahu penyamaran itu, diberinya tugas
baru, disuruh menyamar sebagai Kang Puh Cing,
menyelusup masuk kedalam Lembah Baru.
1021 Tan Siauw Tian mendengar cerita dengan mata
terbelalak. "Kalau begitu," katanya. "Mungkinkah si
Pendekar Badan Besi Kwee In Su juga
diselundupkan ke pihak kita " Mengaku setia
dengan maksud tujuan tertentu ?"
Kemungkinan itu memang ada !
Tan Siauw Tian sudah mendapat tahu sedikit
keadaan Goa Sarang Tawon dan kelenteng Sin-Kosie, yang pertama adalah tempat menyimpan
orang2 tawanan Ngo-hong-bun. Hal ini diketahui
dari keterangan Kwee In Su.
Kini ia bertemu dengan Kang Han Cing, diminta
lagi keterangan2 tadi. Kang Han Cing diketahui olehnya. menceritakan apa yang "Saudara Kang Puh Cing masih berada ditangan
mereka ?" bertanya Tan Siauw Tian.
"Mungkin masih berada di dalam kuburan tua
itu," berkata Kang Han Cing. "Maka, sampai disini
saja aku meminta diri, aku harus segera
menolongnya." "Tunggu sebentar," berkata Tan Siauw Tian.
"Akan kuberitahu hal ini kepada nenek Wie Tay
Kun." "Siapa itu nenek Wie Tay Kun ?" Bertanya Kang
Han Cing. "Nenek Wie Tay Kun adalah penghuni rumah
ini," Tan Siauw Tian memberi keterangan.
"Suaminya almarhum pernah menjadi penasehat
bersama 9 partay besar lama. Sesudah beliau
1022 meninggal, sembilan partay besar tidak melupakan
jasa2 itu, dijunjung tinggi. Nenek Wie Tay Kun
adalah simpatisan kita, menyediakan tempatnya
sebagai markas sementara Lembah Baru"."
"Tunggu dulu," potong Kang Han Cing.
"Siapakah yang duduk didalam pimpinan Lembah
Baru " Bagaimana garis besar politiknya ?"
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tentang pemimpin utama Lembah Baru akan
segera mengetahui dikemudian hari." Berkata Tan
Siauw Tian tersenyum. "Yang penting Lembah Baru
didirikan untuk menentang Ngo-hong-bun. Sebelum kekuatan kita betul2 bisa memadai Ngohong-bun, kokcu tidak akan menampilkan diri."
Kokcu berarti ketua Lembah. Disini diartikan
sebagai pucuk pimpinan tertinggi dari golongan
Lembah Baru. "Tunggu sebentar," berkata lagi Tan Siauw Tian.
"Kuberi laporan dahulu kepada nenek Wie Tay
Kun." Tan Siauw Tian meninggalkan Kang Han Cing,
tidak lama kemudian ia balik kembali, katanya berseri2 : "Jie kongcu, nenek Wie Tay Kun hendak
bertemu denganmu." Sedikit keterangan tentang nenek Wie Tay Kun,
umurnya sudah 91 tahun, suaminya bernama Wie
Bu Wie, pernah menjabat penasehat 9 ketua partay
besar. Putranya bernama Wie Tay Lian juga
menjabat penasehat ketua2 partay, mempunyai
ilmu silat tinggi, disegani dan dihormati. Kali ini,
sebagai salah seorang simpatisan Lembah Baru, ia
1023 menyediakan gedungnya sebagai markas. Suatu
pengorbanan baginya. Tan Siauw Tian sudah mengajak Kang Han Cing
ke tempat nenek Wie Tay Kun, disana terjaga oleh
dua gadis pelayan berbaju hijau, mereka
menyilahkan 2 orang ini masuk. Didalam kamar
itu, seorang nenek tua terduduk, tongkat berukiran
naga tidak jauh darinya, inilah Wie Tay Kun yang
ternama. Tan Siauw Tian dan Kang Han Cing memberi
hormat. "Jie kongcu, silahkan duduk." Berkata nenek
Wie Tay Kun. Kang Han Cing mengambil tempat duduk, dua
gadis pelayan membawakan teh.
Tan Siauw Tian juga sudah duduk, ia berkata :
"Begitu boanpwe tiba, langsung mengganggu
ketenangan gedung keluarga Wie, untuk ini
boanpwe betul2 tidak enak hati, sebelumnya atas
nama semua anggota Lembah Baru, boanpwe
mengucapkan banyak terima kasih."
"Jangan bicara seperti itu." berkata nenek Wie
Tay Kun. "Kita sama2 orang sendiri, mengapa
harus di-pisah2 " Tempat masih banyak yang
kosong. Gunakan saja sebagai rumah kalian
sendiri. Eh, bagaimana keadaan Wie Ceng disana
Pedang Tanduk Naga 2 Satria Gendeng 14 Tiga Pendekar Aneh Nona Berbunga Hijau 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama