Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 7
tidak mudah, juga harus mem-beres2kan. Takut
kalau Jiekongiyu tidak betah maka ia menjediakan
kamar ini." "Sebelumnya, aku Kang Han Cing mengucapkan
banyak terima kasih."
"Nanti saja, berterima kasih kepada nona Suto
Lan," berkata Siao Siang tertawa kecil.
"Oh ! Gedong ini apa milik ayah angkat nona
Suto Lan ?" 555 "Boleh dianggap seperti itu." jawab Siao Siang
dengan nada diplomatik. "Aku belum pernah bertemu
tentunya jago silat luar biasa."
dengannya, "Entah ya." "Apa hartawan kaya?"
"Majikan merasakan suaranya. tua kami..." tiba2 Siao Siang
keceplosan bicara, ia menutup
Hati Kang Han Cing memaki, pikirnya pelayan
ini sangat ber-hati2. Dan ia tidak bicara lagi.
Sesudah memberesi sisa makanan, Siao Siang
meninggalkan kamar itu. Menunggu kepergiannya Siao Siang, Kang Han
Cing mengunci pintu, dan ia membaringkan diri
ditempat tidur. Inilah pembaringan yang biasa digunakan oleh
Suto Lan, bau parfum dari seorang gadis terasa
hangat merangsang. Harumnya bedak dan gincu,
terus menerus menyerang hidung Kang Han Cing.
Paling susah menerima kebaikan budi seorang
gadis. Demikianlah istilah ini bisa Kang Han Cing
rasakan. Tidur ditempat yang begitu empuk,
dengan bau2 harum yang semerbak membuat
pikirannya melayang2 jauh.
Berkresak-kresek setengah malaman, Kang Han
Cing belum bisa tertidur. Karena itu akhirnya ia
meninggalkan pembaringan, per-lahan2 memeriksa
didalam kegelapan. 556 Waktu kentongan kedua sudah lewat, sebentar
lagi kentongan ketiga akan dipukul.
Gedung itu sangat sunyi dan sepi, tenang tidak
terdengar sedikit suarapun.
Kang Han Cing tidak menyalakan lampu,
matanya yang lihai sudah biasa memeriksa
sesuatu di tempat kegelapan. Ia mem-buka2 laci,
memeriksa kalau2 menemukan obat pemunah
pelemas badan itu. Setengah malaman Kang Han Cing ngaduk
kamar Suto Lan, tentu saja ia tidak berhasil
mendapatkan benda yang dicari, Suto Lan itu
menggunakan obat pelemas melenyapkan kekuatan menjatuhkan Kang Han Cing, tentu ia
tidak menaruh obat penawar racun tersebut
didalam kamarnya. Mengetahui akan hal ini, akhirnya Kang Han
Cing berbaring kembali di tempat tidur.
Kang Han Cing berusaha menenangkan
pikirannya, sedapat mungkin ia memeramkan
mata, mata meram dengan pikiran yang melayanglayang, tentu saja ia tidak mudah tidur.
Beberapa saat kemudian terdengar ayam
berkokok. Tanpa disadari baru Kang Han Cing
jatuh tertidur. Kang Han Cing bangun sesudah matahari ditengah2 langit, ia turun dari pembaringan dan
membuka pintu. Dipintu kamar Siao Siang sudah menanti,
melihat Kang Han Cing yang sudah bangun,
557 pelayan itu memberi hormat, dengan tertawa
berkata : "Jiekongcu bisa tidur nyenyak ?"
Wajah Kang Han Cing menjadi merah kalau saja
teringat bagaimana ia gulang-guling ditempat tidur
yang banyak pikiran kusut itu, ia menjadi malu
kepada diri sendiri, dengan cengar-cengir berkata :
"Nonamu sudah kembali ?"
"Lebih dari satu kali." jawab Siao Siang. "Kami
takut mengganggu ketenangan jie-kongcu, maka
tidak membangunkan."
"Eh, mengapa tidak mau mengetok pintu ?"
Dengan tertawa misterius Siao Siang berkata :
"Inilah perintah nona Suto Lan. Dia melarang
hamba mengganggu ketenangan jie-kongcu."
Dengan masih tertawa misterius, Siao Siang
berkata : "Inilah perintah nona, hamba mengganggu kesenangan tidur Kongcu."
dilarang Sesudah itu, Siao Siang berkata lagi:
"Biar hamba ambilkan air buat cuci muka."
Pinggulnya diputarkan, meninggalkan Kang Han
Cing. Tidak lama kemudian Siao Siang membawa air
buat cuci muka. Sesudah itu ia mengundurkan
diri. Tak lama kembali dengan ransum makanan.
558 Kang Han Cing bercuci muka, membersihkan
diri. Setelah selesai membersihkan diri ia duduk
dimuka meja menghabisi makanan pagi yang
tersedia. "Dimana nonamu ?" Begitu Siao Siang
menongolkan kepala, Kang Han Cing mengajukan
pertanyaan. Sebelum Siao Siang menjawab, dipintu telah
menongol seorang, itulah gadis berbaju hijau Suto
Lan. Hari ini Suto Lan mengenakan pakaian yang
ketat, juga berwarna hijau muda, tepat di bagian
dada terlukis sepasang burung Hong, indah sedang
menari2. Berbeda dengan semalam, kalau itu waktu Suto
Lan mengenakan pakaian ringkas, gagah dan
keren, ini kali Suto Lan membawakan sikapnya
seorang gadis remaja, seorang gadis putri
hartawan. Mukanya dipupur, bibirnya dipoles
merah, semakin cantik, semakin menarik.
Kedua sinar mata saling bertumbukkan, Suto
Lan menundukkan kepala dan bertanya :
"Jiekongcu bisa tidur pulas ?"
Kang Han Cing mengelakkan lirikan mata itu,
tertawa tawar berkata : "Terima kasih. Bagaimana " Apa nona sudah
bertemu dengan ayah angkat nona?"
"Mengapa begitu ter-buru2 ?" bertanya Suto
Lan. "Tidak betah disini ?"
559 "Urusanku masih banyak." berkata Kang Han
Cing. "Secepat mungkin bisa menemui ayah angkat
nona ! Dan cepat nona berikan obat penawar racun
lemas itu." "Tidak lama lagi. Sesudah bertemu dengan ayah
angkatku, tentu saja kuberi obat penawar racun
lemas itu." Tiba2 Kang Han Cing teringat sesuatu,
mengangkat kepala, memandang dengan berani
pada wajah yang menarik itu, ia bertanya:
"Ada sesuatu yang aku tidak mengerti, bisakah
nona memberi keterangan?"
"Keterangan apa?"
"Tentang perkosaan dan pembunuhan di vihara
Ciok-cuk-am. Siapakah yang sudah melakukannya?" Dengan tertawa kecil Suto Lan berkata:
"Oh! Tidak enak didengar."
"Mungkinkah bukan perkosaan?"
"Apa kau sudah melihat dengan mata sendiri ?"
balik tanya Suto Lan. Selembar wajah si gadis menjadi merah.
Kang Han Cing masih belum bisa men-duga2,
bagaimana hal itu bisa terjadi " Segera ia berkata :
"Disaat aku tiba ditempat itu, Yen Siu Lan
sudah terbaring didalam keadaan telanjang, ia
mati. Inilah yang kusaksikan."
560 "Kau hendak tahu urusan kematian Yen Siu
Lan?" "Didalam soal ini menyangkut nama baikku.
Tentu saja harus tahu."
Suto Lan berkata: "Yen Siu Lan mati dibawah kami."
Kang Han Cing merentangkan sepasang
matanya lebar2, gadis secantik inikah yang
membunuh orang" Dia hampir tidak percaya
karena itu meminta ketegasan, katanya:
"Nona yang membunuh Yen Siu Lan?"
"Eh, tidak percaya ?" bertanya Suto Lan.
"Betul2 sulit diterima."
"Dengar." berkata Suto Lan perlahan. "Karena
Yen Siu Lan sudah berkhianat kepada golongan,
karena itu harus mendapat hukuman kematian."
"Oh !" Kang Han Cing terkejut. "Yen Siu Lan
juga termasuk salah satu dari anggota kalian?"
Suto Lan memberikan satu kerlingan mata yang
menarik, ia berkata: "Hanya ini yang bisa kuberitahu kepadamu.
Lain tidak." "Golongan apakah nama golongan kalian itu ?"
bertanya Kang Han Cing. "Maaf ! Untuk sementara masih harus
dirahasiakan !" berkata Suto Lan. "Belum
waktunya memberitahu kepadamu."
561 Hati Kang Han Cing mengeluh, ia sedang
berhadapan dengan sesuatu golongan yang
misterius, golongan baru yang tidak dikenal
olehnya. Suto Lan membiarkan Kang Han Cing
termenung seperti itu, beberapa saat kemudian ia
bertanya perlahan: "Aku juga ada sesuatu yang hendak ditanyakan,
bisakah kau memberi jawaban yang memuaskan?"
"Urusan apa?" bertanya Kang Han Cing.
Sepasang mata Suto Lan yang jeli terputar,
tidak henti2nya mengirim kerlingan mata. Ia
berkata: "Ilmu kepandaian jiekongcu betul menakjubkan.
Orang pertama yang mendapatkan pujianku,
siapakah yang berhasil mendidik kongcu seperti
itu, bagaimana sebutan dan nama suhu jiekongcu
?" Kang Han Cing berkata : "Suhu tidak berkelana didalam rimba persilatan,
namanya tidak mau diketahui orang. Sampaipun
aku juga tidak mengetahui jelasnya."
"Bohong !" berkata Suto Lan tertawa, "Mana ada
murid yang tidak tahu nama gurunya " Tentu
jiekongcu tidak mau memberitahu."
"Sungguh." berkata Kang Han Cing, "bukan
tidak mau memberitahu. Kenyataan memang tidak
tahu. Bilamana nona bertanya kepada toako, ia
juga memberi keterangan yang seperti ini."
562 Suto Lan melicini bibirnya dan berkata :
"Hi, hi....kau pandai bicara."
Pembicaraan itu terputus duduk berhadap2an. kembali. Mereka Beberapa lama kejadian yang canggung itu
diputuskan oleh tertawanya Suto Lan, ia berkata :
"Jiekongcu, kita mengganti bahan pembicaraan,
bagaimana ?" "Apa yang nona hendak
bertanya Kang Han Cing. percakapkan ?" "Apa saja, seperti........"
Tiba2 terdengar suara derap langkah kaki yang
bergerak cepat tiba di pintu dan ter-batuk2. Itulah
suara Siao Siang. "Nona Suto perlahan. Lan......" panggil Siao Siang
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ada apa?" bentak Suto Lan.
Horden tersingkap, Siao Siang berjalan masuk,
ia memberi hormat dan berkata:
"Baru saja hamba menerima perintah khungcu,
ia memberitahu kalau mengharap kedatangan
nona dan jiekongcu. Segera !"
Suto Lan memperlihatkan terkejut, dengan heran berkata:
sikapnya yang "Biasanya ayah jarang mau menemui tamu.
Baru saja ia melatih diri, hendak bertemu dengan
Kang jiekongcu ?" 563 Sesudah itu ia bangkit dari tempat duduknya,
berkata kepada Kang Han Cing:
"Mungkin ayah kangen kepada nama besar
Kang jiekongcu, maka pagi2 sudah hendak
bertemu. Mari kuajak."
Pikiran Kang Han Cing juga masih kacau,
tenaganya juga sudah tiada, ia menjadi tawanan
halus. Dari rombongan baru yang tidak diketahui
asal usulnya ini, karena itu ingin sekali bisa
mengetahui yang lebih banyak : Siapa ayah Suto
Lan yang misterius "
*** Bab 26 SUTO LAN mengajak Kang Han Cing meninggalkan kamar itu. Mereka melalui loronglorong panjang, tiba disebuah ruangan. Dan disini
Suto Lan berkata : "Inilah kamar ayah angkatku."
Didepan pintu berdiri dua orang gadis, masing2
menyoren pedang dipinggang, melihat kedatangan
Suto Lan, kedua gadis pelayan itu memberi
hormat. Suto Lan menganggukkan kepala, mengajak
Kang Han Cing memasuki ruangan tengah.
Dari dalam terdengar satu suara yang sangat
dingin dan kaku. "Suto Lan yang datang?"
564 "Ya." jawab Suto Lan. "Anakmu telah membawa
Kang jiekongcu." "Suruh dia masuk." suara dingin dan ketus itu
berkata. Suto Lan menoleh kearah Kang Han Cing dan
berkata : "Itulah ayah angkatku. Mari masuk."
Ruangan itu serba sederhana, diatas sebuah
bangku panjang yang terbuat dari kayu jati,
dikedua ujung terdapat pot bunga, dengan bunga
lain yang semerbak, meresap dan menusuk
hidung. Didepan bangku panjang itu terdapat empat
kursi, terukir dengan baik.
Kini, diatas bangku panjang berduduk seorang
tua bermuka keren, ia mengenakan pakaian hijau.
Tubuhnya tinggi besar, jenggotnya yang putih
terurai panjang ke bawah. Matanya bercahaya,
menyorot ke arah Kang Han Cing.
"Kau inikah Kang jiekongcu ?" ia bertanya.
Kang Han Cing menganggukkan kepala dan
berkata : "Betul. Boanpwee Kang Han Cing."
Dengan nada yang dingin dan kaku, orang tua
itu berkata: "Silahkan duduk !"
Tanpa diperintah kedua kali, Kang Han Cing
mengambil kursi dan duduk disana.
565 Suto Lan juga mengambil kursi lain dan
merendengi Kang Han Cing, mereka duduk
berhadapan dengan orang tua itu.
Orang tua bermuka keren itu berkata :
"Selamat datang atas kunjungan Kang-jie
kongcu ke rumah ini, aku mengucapkan selamat."
Kang Han Cing memperhatikannya beberapa
saat, ia bertanya : "Bolehkah boanpwee bertanya " Bagaimana
sebutan cianpwee yang mulia ?"
Dengan dingin dan ketus orang tua berbaju
hijau itu berkata : "Aku tidak suka memberitahu kepada orang
lain." jawabnya temberang.
"Ho, ho......." Kang Han Cing mengeluarkan
dengusan dari hidung. "Aku paling tidak suka
bicara dengan orang yang tak mempunyai nama."
Wajah orang tua itu berubah, ia berkata keras :
"Hei, berani kau berlaku kurang ajar ?"
"Kukira, orang yang kurang ajar itu adalah
orang yang tidak bernama."
"Dihadapanku, kau berani mengucapkan kata2
ini lagi ?" Dengan menantang Kang Han Cing berkata :
"Mengapa tidak" Ambil saja golok, pasang
dileherku, akan kuucapkan lagi seribu kali, mau?"
566 "Bagus....bagus...." orang tua itu merengus.
"Hendak kulaksanakan permintaanmu itu."
Mendengar berteriak : kata2 tadi, cepat2 Suto Lan "Ayah....." Si orang tua berbaju hijau melirik ke arah Suto
Lan, ia berkata : "Ada urusan apa ?"
Suto Lan berkata : "Bukankah kau hendak merundingkan sesuatu
dengan Kang jiekongcu?"
"Uh !" orang tua menganggukkan kepala. berbaju hijau itu Dengan perlahan Suto Lan berkata :
"Maka bercakaplah baik2. Jangan bersitegang."
Orang tua berbaju hijau tertegun, sepasang
sinar mata yang tajam menatap kearah sang
puteri, dan pindah ke wajah Kang Han Cing, wajah
itu sangat tampan, orangnya gagah, sikapnya baik.
Kedua muda mudi dihadapannya adalah pasangan
yang setimpal, tanpa terasa, ia menganggukkan
kepala, mengurut jenggotnya dan berkata :
"Ho, ho... ayahmu mengganggunya." bukan bermaksud Selembar wajah Suto Lan menjadi merah
menoleh kearah Kang Han Cing dan berkata :
567 "Jiekongcu, bisakah kau bersabar sedikit. Kita
bercakap2 secara ramah tamah, bukankah lebih
baik dari pada bersitegang."
Terdengar suara Kang Han Cing :
"Ada urusan apa yang hendak dirundingkan
oleh ayah angkatmu, silahkan saja katakan."
Kini wajah orang berbaju hijau yang marah tadi
mereda kembali, suaranyapun didatarkan serata
mungkin, per-lahan2 berkata :
"Aku ada sedikit kesulitan yang hendak
meminta keterangan Kang jiekongcu, kuharap saja
kau bisa berterus terang."
"Urusan apakah itu ?" bertanya Kang Han Cing.
Orang tua berbaju hijau berkata.
"Aku juga pernah bertemu muka beberapa kali
dengan ayahmu. tiga bulan yang lalu tersebar
berita tentang kematiannya. Dikatakan dia sudah
almarhum. Apa betul ada kejadian yang seperti ini
?" Kang Han Cing terpaksa berpikir sekali lagi,
hatinya mengeluh. "Dia masih menganggap ayah belum mati."
Untuk menjaga kehormatan menjawab pertanyaan itu: dirinya, ia "Kesehatan ayah belum pernah terganggu.
Mendadak ia menghembuskan napas yang
terakhir, memang keadaan ini sangat membingungkan orang. Aku dan toako 568 mendampinginya, mana mungkin bisa kematian
palsu?" Tampak sinar mata orang tua berbaju hijau itu
menatap Kang Han Cing tajam-tajam, ia hendak
menimbang2 benar tidaknya dari keterangan yang
diberikan oleh si pemuda, mulutnya berdehem
sebentar, ia berkata : "Betul2 Kang toa sianseng sudah meninggal
dunia !" Hati Kang Han Cing berkata sendiri :
"Dari kata2nya ia masih meragukan kematian
ayah. Mungkinkah orang2 ini mempunyai hubungan erat dengan hilangnya mayat ayah."
Dugaan Kang Han Cing tepat ! Sedari ia
meninggalkan gedung keluarga Kang bersama2
Goan Tian Hoat, berulang kali mendengar cerita
tentang manusia2 palsu. Dari yang pertama2
manusia imitasi Ban Ceng San, dari manusia palsu
Than Hoa Toh, dan manusia palsu dari si gadis
berbaju hijau Suto Lan yang menyamar menjadi
dirinya, dan hubungan2 itu ternyata mengkaitkan
dirinya dalam serentetan pemalsuan-pemalsuan
besar. Orang2 pemalsu ini adalah turunan Su-khong
Eng, tokoh misterius berkerudung hitam didalam
cerita Pembunuh Gelap. Untuk mengetahui cara2 pemalsuan, para
pembaca bisa mencari buku cerita dengan judul
PEMBUNUH GELAP, dimana dituturkan dengan
569 terperinci, partai Raja Gunung menyamar diri
mereka, dan mengubah wajah mereka.
Kang Han Cing menantang sepasang sinar mata
orang tua berbaju hijau itu, dengan dingin ia
berkata : "Lotiang masih meragukan kematian ayah "
Alasan apa kalau kematian ayah itu adalah
kematian palsu ?" Wajah orang tua berbaju hijau tetap dingin
beku, sepatah demi sepatah ia berkata :
"Orang yang mempunyai pikiran ini bukan aku
seorang, kukira merekapun mempunyai pikiran
yang sama." Alis Kang Han Cing yang lentik terangkat,
dengan marah ia bergeram:
"Dugaan yang tidak masuk diakal."
Orang tua berbaju hijau itu mengurut jenggot, ia
berkata : "Dimana yang tidak masuk akal. Sesudah
kematian ayahmu, peti mati itu kosong. Inilah
kenyataan." Sepasang mata Kang Han Cing ber-kilat2, ia
membentak : "Ternyata tindakan lengcu Panji Hitam yang
membongkar peti mati ayahku adalah instruksimu!" Nah! Orang tua berbaju hijau ini adalah salah
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
satu tokoh penting dari golongan Perintah Maut.
Orang inilah yang sudah menyuruh lengcu Panji
570 Hitam membongkar peti mati Datuk selatan Kang
Sang Fung. Orang ini juga yang menyuruh Suto
Lan menyamar Kang Han Cing mempermainkan
Put-im suthay dan Ciok Sim taysu.
Orang tua berbaju hijau itu tertawa tawar, ia
berkata : "Sesudah kematian ayahmu, peti mati itu
kosong melompong. Apa salahnya aku menyuruh
orang memeriksa?" "Memeriksa " Apa lagi yang diperiksa di
kelenteng Ciok-cuk-am " Mengapa menyuruh
orang mencelakakan diriku " Mengapa menyuruh
orang memancing aku ke tempat itu" Sesudah
membunuh Yen Siu Lan ! Mengapa mengundang
Put-im suthay dan Ciok-sim taysu, menjebak
diriku ?" "Terlalu banyak sekali pertanyaan itu." berkata
orang tua berbaju hijau. "Kematian Yen Siu Lan
hanya suatu kebetulan, kebetulan kau datang
kesana. Salahmu sendiri."
"Dengan alasan apa kalian membunuh Yen Siu
Lan ?" bentak Kang Han Cing.
"Yen Siu Lan adalah salah satu anggota kami
yang sudah berkhianat. Kematian Yen Siu Lan
tidak ada hubungannya denganmu, Kang jiekongcu."
"Huh !" Kang Han Cing mengeluarkan dengusan
dari hidung. Terdengar lagi suara orang tua berbaju hijau :
571 "Undanganku kepadamu merundingkan sesuatu."
adalah untuk "Katakan lekas !"
"Kudengar cerita tentang ilmu kepandaianmu
yang hebat, bagaimana kalau kau masuk menjadi
anggota kita" Aku mendapat tugas untuk
mengajak dirimu." Hati Kang Han Cing tergerak, ternyata orang tua
berbaju hijau ini juga bukan pimpinan tertinggi, ia
hanya mendapat perintah saja. Memandang
kepadanya dan bertanya : "Siapakah yang mengajak aku?" memberi instruksi untuk "Ketua Perintah Maut."
"Siapa yang menjadi ketua perintah Maut ?"
"Sebelum kau bersumpah menjadi anggota
Perintah Maut, urusan ini tetap menjadi suatu
rahasia." "Bagaimana anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Perintah Maut" Apa yang menjadi
panji hidup Perintah Maut "! Bagaimana haluan
politik Perintah Maut ?"
"Legakan hatimu, golongan Perintah Maut
adalah wadah untuk menampung semua tokohtokoh silat yang ada, menyatukan persengketaan2
yang terjadi didalam rimba persilatan. Kalau saja
kau mau menjadi salah satu anggota, tidak nanti
mengecewakan. Kukira kedudukanmu tidak berada
dibawahku." 572 Kang Han Cing tidak segera memberikan
jawaban, ia sedang memikir, golongan Perintah
Maut adalah golongan baru, semboyannya masih
gelap, dari tindak-tanduk yang dilakukan orang2
itu, golongan ini bukanlah golongan betul. Ia tidak
mau terjerumus kedalam kehinaan, sudah
seharusnya ia menolak. Sebelum Kang Han Cing
membuka suara, orang tua berbaju hijau itu
berkata lagi : "Bagaimana ?"
Kang Han Cing mendongakkan kepala dan
bertanya : "Aku dipaksa harus masuk ?"
Orang tua berbaju hijau masih merocos terus,
katanya : "Bukan paksaan, hanya berapa anjuran. Kalau
saja kau menerima tawaran ini, kedudukanmu
sangat baik. Kedudukan hu-huat !"
"Apa artinya huhuat ?" bertanya Kang Han Cing.
"Huhuat hanya berada dibawah ketua, sama
saja dengan wakil ketua, kecuali ketua pribadi, kau
bisa menggerakkan seluruh anggota kita."
"Oh......" Orang tua berbaju hijau berkata lagi :
"Lebih jelas lagi kuceritakan. Beberapa tahun
yang lalu, aku juga yang mendapat tugas
menyambangi ayahmu, kukatakan kepada ayahmu, golongan kita menyediakan tempat
huhoat kepadanya, dengan maksud agar ia bisa
menerima jabatan itu........."
"Ayah tidak akan menerima tawaran itu !"
potong Kang Han Cing singkat.
573 (Bersambung 10) *** Jilid 10 ORANG TUA berbaju hijau itu berkata :
"Ya ! Ayahmu tidak segera menerima tawaran
itu, tapi.....dia juga tidak menolak !"
"Dia tidak akan menerima." berkata Kang Han
Cing. "Tentu saja. Kita harus memberi waktu agar ia
berpikir......." Didalam hati Kang Han Cing berkata : "Huh !
Dengan jiwa kepribadian ayah, mana mau
berkomplotan dengan kalian ?"
Terdengar suara orang tua berbaju hijau itu
berkata : "Tunggu punya tunggu, kita orang belum
menerima keputusan ayahmu, dan berita yang
didapat adalah berita kematiannya. Sayang ! Maka
kedudukan hu-huat ini masih kosong. Kalau saja
jiekongcu bersedia menerima kedudukan itu, tetap
dipertahankan kedudukan hu-huat, kedudukan
yang disediakan untuk datuk selatan jatuh
kepadamu, ahli waris Kang Sang Fung yang
ternama." Hati Kang Han Cing tergerak, pikirnya :
"Oh.....pantas saja berulang kali ia menanyakan
kematian ayah, mereka masih meragukan 574 kematian ayah. Dugaan mereka ialah ayah tidak
mau menerima jabatan hu-huat golongan Perintah
Maut. Juga tidak berani menolak tegas, karena itu
menyingkirkan diri berpura2 mati dan entah lari
kemana." "Bagaimana ?" Desak lagi si orang tua berbaju
hijau. "Sangat menyesal," berkata Kang Han Cing.
"Aku tidak mempunyai minat untuk menduduki
kursi empuk itu." Wajah orang tua berbaju hijau berubah,
menengok kepada Suto Lan, hem....hem......ia
berdengus. Kemudian mengeluarkan suara ancaman, katanya : "Lebih baik berpikirlah sekali
lagi." Suara tadi begitu dingin dan kaku, mengandung
ancaman serta kekerasan. "Golongan Perintah Maut adalah golongan baru.
Aku tidak kenal sama sekali. Karena itu aku
menolak." jawab Kang Han Cing.
"He, he?" orang
seram. "Hanya dua adalah menerima menolak berarti jalan tua berbaju hijau tertawa
jalan tersedia, jalan hidup
kedudukan hu-huat. Dan Kematian." Hati Suto Lan juga kebat-kebit, cepat mengirim
lirikan kearah Kang Han Cing, dengan maksud
membantu si pemuda agar tidak terlalu tegas
memberi putusan yang mengakibatkan buruk.
Kang Han Cing melihat adanya kedipan mata
itu, tokh ia berpura2 tidak tahu.
575 Hal ini lebih membingungkan Suto Lan, cepat2
ia bangkit dari tempat duduknya, menghampiri
sang ayah angkat : "Ayah, jiekongcu masih belum paham selukbeluk
golongan kita, biar aku yang membujuknya...." Akhirnya orang tua berbaju hijau itu mau
mengalah, ia berkata : "Baiklah. Biarkan saja ia berpikir tenang satu
malam, besok aku minta putusannya."
"Besok." berkata Suto Lan.
Orang tua berbaju hijau berkata : "Nah! Kalian
boleh keluar." Suto Lan mendekati Kang Han Cing dan berkata
: "Kang jiekongcu, turut aku."
Tanpa diperintah kedua kali Kang Han Cing
mengikuti Suto Lan. Mereka meninggalkan kamar
orang tua berbaju hijau. Ditengah jalan, setengah berpikir Suto Lan
berkata : "Hei, mengapa kau tarik urat dengan
ayahku ?" Dengan dingin "Maksudmu ?" Kang Han Cing berkata: Suto Lan berkata : "Tidak bisakah berunding
secara baik2 ?" "Aku bukanlah seorang yang dipaksakan," Jawab Kang Han Cing.
mudah 576 Dengan perlahan Suto Lan berkata : "Demi
kepentingan, demi hari depanmu, demi hubungan
kita, ada baiknya juga"."
Kang Han Cing menggelengkan kepala. Inilah
penolakan. Suto Lan menghela napas, ia berkata perlahan :
"Kau masih belum kenal peraturan golongan
Perintah Maut. Peraturan disini tidak mengenal
istilah kawan, kita semua adalah lawan ! Istilah
kawan berarti menurut perintah. Karena itu
golongan kita dinamakan golongan Perintah Maut.
Dan bagi orang yang tidak bisa diajak berkawan,
orang itu adalah musuh, bagi seorang musuh,
hanya jalan kematian yang tersedia."
"Oh ! Begitu ?" jawaban Kang Han Cing acuh tak
acuh. Demikian mereka bercakap2, dan tiba dikamar
Suto Lan. Sebelum memasuki kamar itu, tiba2 terdengar
suara bentrokan senjata, datangnya dari arah jauh.
Itulah suara pertempuran !
Suto Lan berkerut alis, ia memasang kupingnya
panjang2, sayup2 terdengar lagi suara benturan
senjata. Kang Han Cing juga bisa merasakan adanya
hawa mesiu digedung besar itu, ia memperhatikan
dengan seksama, kecuali suara benturan terdengar
juga suara bentakan2. Ada juga suara pekikan
panjang. 577 "Oh !" Kang Han Cing berpikir didalam hati.
"Seperti ada pertempuran besar !"
Wajah Suto Lan semakin berkerut, ia menoleh
kearah Kang Han Cing dan berkata :
"Jiekongcu, masuklah ke kamar. Aku hendak
memeriksa sebentar."
Sesudah itu Suto Lan meninggalkan Kang Han
Cing. Kang Han Cing masuk ke dalam kamar Suto
Lan, keadaannya tidak ubah seperti seorang anak
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kecil. Ia berkepandaian silat, tapi tidak bertenaga.
Percuma saja ilmu2 yang lihai dan hebat itu.
Suara pertempuran2 itu datang semakin keras,
suatu tanda bahwa ada penyerangan dari luar,
tentu orang2 yang menyadi musuh dari golongan
Perintah Maut. "Siapa yang datang?" hati Kang Han Cing
berpikir. "Toako yang hendak menolong aku " Oh !
Mungkinkah Put-im suthay dan Ciok Sim taysu?"
Kalau menurut hati kecil Kang Han Cing, ia
hendak mendatangi datangnya suara pertempuran
itu. Tapi ia belum tahu golongan mana yang
datang. Mungkin juga kawan, mungkin juga lawan.
Mengingat ilmu kepandaiannya sudah tidak bisa
digunakan, Kang Han Cing mengeluarkan keluhan
panjang, ia menemplokkan badan, duduk dibangku
kamar. Semakin lama, suara pertempuran semakin
dekat. Suara beradunya senjata semakin gencar.
578 Sebagai seorang ahli silat, walau ia tidak
bertenaga, rasa ingin tahunya bertambah. Kang
Han Cing bangkit berdiri, ia membuka pintu
kamar. Tiba2 terasa satu jalur hawa dingin yang
menyerang. Gedebuk...Kang Han Cing jatuh ditotok orang.
Tidak sadarkan diri lagi. Ada seseorang yang
menyerang pemuda itu, menotoknya sehingga
merobohkan Kang Han Cing.
Tentu saja, didalam keadaan tiada daya Kang
Han Cing tidak bisa mengelakan serangan totokan
itu. *** Berapa lama Kang Han Cing tidak sadarkan
diri" Hal ini tidak diketahui pasti. Di saat si
pemuda siuman, ia mendapatkan dirinya ditempat
lain, itulah ruangan pendopo, ruangan pendopo
dari sebuah kelenteng yang sudah rusak, ia tidak
berada di dalam kamar Suto Lan lagi.
Seorang tosu berjubah hijau, dengan jenggot
panjang, berdiri didepan Kang Han Cing, melihat
pemuda itu sudah sadarkan diri, ia memberi
hormat berkata : "Jiekongcu !" Kang Han Cing lompat duduk, terasa kedua
tangannya masih ditotok orang, tidak bisa
digerakkan, didalam kemarahan, ia berkata : "Apa
artinya permainan ini ?"
579 Tosu berjubah hijau ini menjawab : "Maaf !
Hamba hanya mendapat perintah."
Dengan warna pakaian yang berbentuk hijau,
Kang Han Cing menduga kepada komplotan ayah
angkat Suto Lan dkk itu, segera ia membentak :
"Apa " Kau mendapat perintah si kakek itu "
Jangan mengimpi ! Sudah kukatakan kepadanya,
aku tidak bisa menerima tawarannya."
Tosu berjubah hijau tertegun sebentar, kemudian dia sadar akan kesalahannya, dengan
tertawa berkata : "Jiekongcu salah paham, kami
bukanlah orang2 dari gedung Liong-tan."
"Gedung Liong-tan ?" Kang Han Cing tidak
mengerti. "Gedung Liong-tan adalah gedung yang belum
lama Jiekongcu tempati, itulah gedung penjahat.
Dari tempat itulah kami menolong jiekongcu," tosu
berjubah hijau memberi keterangan.
Ternyata mereka adalah rombongan baru,
orang2 yang menolong Kang Han Cing dari
golongan Perintah Maut. Dengan berkerutkan alis, Kang Han Cing
bertanya lagi : "Kalian bukan satu golongan ?"
Tosu berjubah hijau berkata : "Kita orang dari
Lembah Baru. Tidak bisa disamakan dengan
orang2 ini." "Lembah Baru ?" Kang Han Cing semakin
bingung, lagi2 suatu nama yang masih asing.
"Dimanakah letak lembah baru itu ?"
580 Tosu berjubah hijau dari lembah baru
tersenyum2. Kang Han Cing bertanya lagi :
"Bagaimana asal usulnya orang2 Perintah Maut
itu?" Tosu berjubah hijau menjawab, "Munculnya
mereka masih sangat misterius, pinto juga belum
tahu jelas. Menurut cerita, tokoh2 pimpinan
mereka sangat dirahasiakan. Kini sedang mengundang banyak jago2 silat yang bisa
digunakan....." "Bagaimana keadaan Lembah Baru?"
Tosu berjubah hijau menjawab : "Partai lembah
baru tidak bisa disamakan dengan golongan
Perintah Maut. Lembah baru adalah wadah untuk
penegak keadilan dan kebenaran. Jangan disamakan dengan mereka."
Dengan dingin Kang Han Cing bertanya : "Kalian
telah menculik diriku ketempat ini, apalagi maunya
?" "Jiekongcu salah paham," berkata tosu berjubah
hijau. "Untuk jelasnya, Tan Siao Tian tongcu
berada diruang tengah, biar kuantar jiekongcu. Ia
bisa memberikan keterangan yang lebih jelas."
"Baik." berkata Kang Han Cing. "Pertemukan
aku kepada pemimpin kalian."
"Silahkan," berkata tosu berbaju hijau mengajak
Kang Han Cing meninggalkan ruangan kelenteng.
*** 581 Bab 27 KANG HAN CING berjalan di belakang si tosu
dari lembah baru, ia melangkahkan kakinya
keluar, matanya memeriksa sekitar tempat itu.
Dipekarangan terdapat tanaman2 bunga dan
pepohonan teratur rapi, jauh didalam kelenteng
terdapat hiolo dan ukiran naga.
Tosu dari Lembah baru itu melewati jalan kecil
yang terbuat dari batu, dan akhirnya berhenti
disebuah bangunan, menoleh kebelakang, memandang Kang Han Cing dan berkata :
"Jiekongcu, silahkan !"
Memasuki bangunan ini, disana sudah berduduk seorang tinggi besar, matanya rusak
sebelah. Pada kursi sebelah kiri dari orang tua
bermata satu itu, duduk seorang laki2 setengah
umur, wajahnya ke-kuning2an.
Dan disebelah kanan juga terdapat beberapa
buah kursi, kursi itu kosong, tidak diduduki orang.
Dari jauh sudah terdengar suara orang tua
bermata satu yang keras : "Jiekongcu sudah
datang." Si tosu memberi hormat dan menjawab, "Sudah
!" Dan ini waktu Kang Han Cing menampilkan diri.
Maka tosu berjubah hijau berkata kepada Kang
Han Cing, "Inilah pimpinan kami, Tan Siao Tian
tongcu." 582 Ia menunjuk kearah si-laki2 berwajah kekuning2an itu, serta berkata : "Inilah wakil
pimpinan kami, Kong Kun Bu tongcu."
Laki2 berwajah ke-kuning2an Kong Kun Bu
menganggukkan kepala kepada Kang Han Cing,
inilah tanda penghormatan.
Kedua tangan Kang Han Cing masih berada
didalam keadaan tertotok, ia hanya menganggukkan kepala, membalas hormat itu.
Orang tua bermata satu menoleh kearah si baju
hijau dan bertanya : "Sudah kau ceritakan maksud
tujuan kita kepada jiekongcu ?"
Tosu berjubah hijau menjawab : "Belum sempat
hamba beritahu." Orang yang bernama Tan memancarkan cahayanya terang.
Siao Tian Wah ! Kalau begini naga2nya Kang Han Cing
jatuh kedalam satu komplotan baru, komplotan
lain yang lebih misterius dari komplotan Perintah
Maut. Di dalam hati Kang Han Cing berpikir : "Urusan
apa lagi yang mereka hendak rundingkan"
Mungkinkah kematian ayah " Atau menawarkan
kedudukan lain dari golongan partai baru?"
Disaat ini, orang tua bermata satu memandang
kearah Kang Han Cing, per-lahan2 ia berkata :
"Mendapat perintah kokcu, kami ditugaskan
untuk menyambut jiekongcu."
583 Kokcu berarti ketua lembah. Ternyata orang tua
bermata satu dan kawan2 mendapat tugas dari
seseorang, mendapat tugas untuk menyambut
kedatangan Kang Han Cing.
Kang Han Cing mengkerut alis, ia berkata :
"Siapa kokcu kalian itu ?"
Tentu saja mereka hanya menyebutnya sebagai
Kokcu, sedangkan Kang Han Cing tidak tahu
dimana adanya Lembah Baru. Siapa yang
menduduki kursi kokcu " Karena itulah ia wajib
mendapat penjelasan. Orang tua bermata satu berkata : "Kita sekalian
hanya mendapat tugas, inilah yang bisa
diterangkan. Lain tidak."
"Maksudnya ?" berkata Kang Han Cing.
"Kokcu hendak merundingkan sesuatu dengan
jie kongcu." "Urusan apa?" "Maaf. Kami belum tahu."
"Uh ! Lembah baru masih terlalu asing. Apa
lembah yang menghasilkan Lengcu Panji Hitam
dan lengcu Panji Hijau?"
"Jie kongcu salah paham." berkata si kakek
bermata satu Tan Siao Tian. "Orang2 itu tidak
sependapat dengan kita."
"Tongcu bisa mengetahui asal usul mereka?"
bertanya Kang Han Cing. Ia wajib meminta sedikit
keterangan dari adanya golongan Perintah Maut, ia
tersiksa dan terfitnah oleh golongan2 itu.
584 Orang tua bermata satu Tan Siao Tian
menggelengkan kepala berkata : "Belum tahu."
"Apa tongcu belum pernah mendengar cerita
tentang munculnya orang yang bernama lengcu
Panji Hitam dan lengcu Panji Hijau?"
"Pada hari2 terakhir ini, memang betul ada
sesuatu komplotan yang sering berkeliaran
disekitar kota Kim-leng, baru semalam kita tahu
kalau kongcu jatuh kedalam tangan mereka.
Demikianlah kita menolongmu dan dibawa kesini."
Kang Han Cing berkata : "Kalian bisa menolong aku dari tangan mereka,
mana mungkin tidak mengetahui asal usul orang
itu ?" Orang tua bermata satu Tan Siao Tian menjadi
tidak sabaran, ia berkata :
"Sudah kukatakan. Asal usul mereka masih
serius. Jangan banyak tanya lagi !"
Hati Kang Han Cing tercekat, dari logat suara
Tan Siao Tian ia tahu banyak tentang adanya
orang2 dari golongan Perintah Maut. Dan tidak
mau bicara dengannya lagi. Karena itulah ia
berpikir : "Aku sedang berhadapan dengan dua
kekuatan baru, satu kekuatan dari golongan
Perintah Maut, lainnya adalah golongan orang2 ini
dari Lembah Baru."
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kang Han depannya. Cing bingung memikirkan hari Menurut cerita Goan Tian Hoat, lengcu Panji
Hitam mengorek peti mati sang ayah, peti mati itu
585 adalah peti mati kosong ! Kemana perginya jenazah
sang ayah " Suatu bukti kalau mayat itu sudah dicuri
golongan lain. Mungkinkah dicuri oleh golongan
dari Lembah Baru " Hanya golongan Perintah Maut dan golongan
Lembah Buru yang masih asing bagi penilaian
Kang Han Cing, karena itulah ia berkata : "Masih
ada satu pertanyaan, bisakah tongcu sekalian
menjawab ?" "Katakan !" berkata si kakek bermata satu Tan
Siao Tian. "Mayat ayah almarhum dicuri orang. Mungkinkah tongcu bisa memberi keterangan ?"
Orang tua bermata satu Tan Siao Tian terkejut
sebentar, menganggukkan kepala berkata :
"Menurut cerita yang tersebar, jenazah Datuk
Selatan Kang taysianseng, telah lenyap dari
tempatnya. Keadaan yang jelas kami tidak tahu
sama sekali. Hanya itu saja yang bisa diberi tahu."
Dengan sepasang sinar mata yang ber-kilat2
Kang Han Cing memperhatikan orang2 didepannya, ia membentak :
"Apa bukan perbuatan kalian ?"
Wajah orang tua bermata satu berubah, wajah
laki2 berwajah kuning Kong Kun Bu juga berubah,
segera ia membentak : 586 "Tidak baik menduga sembarangan. Kami dari
Partai Baru tidak akan melakukan perbuatan yang
seperti itu." Betul2 Kang Han Cing pemberani, ia berkata
menantang : "Dua kekuatan baru yang belum lama hadir
didalam rimba persilatan adalah kekuatan Perintah
Maut dan kekuatan Lembah Baru. Dua kekuatan
yang masih belum diketahui jelas tujuan hidupnya.
Lengcu Panji Hitam membuka peti. Dan
mendapatkan peti itu sudah kosong ! Suatu bukti
kalau orang yang mencuri mayat ayah bukanlah
dari golongan Perintah Maut, maka kalau bukan
perbuatan mereka, perbuatan siapa lagi " Kecuali
golongan Lembah Baru, mungkinkah ada kekuatan
besar yang ketiga ?"
"Hua, hua, haaa, haaaa....." Orang tua bermata
satu Tan Siao Tian tertawa berkakakan. "Penilaian
yang salah. Penilaian yang egoistis. Kita orang
tidak mempunyai dendam permusuhan dengan
Kang taysianseng. Mengapa harus mencuri
mayatnya " Tiada guna."
Menyaksikan sikap orang yang bersungguhsungguh, Kang Han Cing harus bisa percaya
kepada keterangannya, ia semakin bingung, tiada
henti2nya berpikir, siapa orang yang mencuri
mayat ayah " Bukan rombongan lengcu Panji
Hitam. Juga bukan rombongan si kakek bermata
satu. Siapa lagi" Menurut apa yang dia tahu, untuk rimba
persilatan dimasa itu, dua kekuatan baru yang
587 baru menongolkan kepala adalah kekuatan
Perintah Maut dan kekuatan lembah baru.
Mungkinkah masih ada kekuatan ketiga"
Oh......Apa betul seperti apa yang didesasdesuskan, ayah itu belum mati "
Tidak mungkin ! Telah disaksikan dan
dibuktikan sang ayah terbaring, terlena didalam
peti mati. Tiada napas, tiada nadi, mungkinkah
orang yang sudah mati bisa bangkit kembali"
Mungkinkah terjadi pembangkitan orang mati
hidup baru" Disaat Kang Han Cing sedang memikirkan
dengan cara bagaimana sang ayah bisa hidup
bangkit kembali, orang tua bermata tunggal Tan
Siao Tian berkata : "Bencana rimba persilatan diambang pintu,
kekuatan jahat mulai berkuasa. Karena itulah
kokcu kami mengundang keempat Datuk persilatan dan anak murid keempat Datuk
persilatan berkumpul menjadi satu. Merundingkan
cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini.
Kalau saja jiekongcu mempunyai usul baru,
beritahu kepada kokcu kami."
"Ah..." Kang Han Cing mengeluh di dalam hati.
"Mengapa mereka juga hendak mengundang empat
Datuk Persilatan " Kecuali mereka juga sudah
mengundang Datuk Timur, Datuk Utara?"
Orang2 dari Lembah baru itu menantikan
jawaban Kang Han Cing. Kang Han Cing
mengajukan pertanyaan : "Dimana kokcu kalian
berada ?" 588 Orang tua bermata satu Tau Siao Tian berkata :
"Perintah kokcu agar kita tidak boleh bentrok
dengan golongan Perintah Maut. Tujuan utama
adalah mengundang dirimu ke lembah baru. Tapi
apa boleh buat ! Kau jatuh kedalam tangan
mereka, terpaksa kami menggunakan kekerasan,
menyatroni dan menyerbu markas mereka untuk
daerah Kang-lam. Menolong dirimu. Karena itulah,
tentu menimbulkan efek2 yang tidak baik. Aku
tidak berdiam lama2 disini, maksudku segera
mengajak kau menemukan kokcu, marilah.
Marilah, kita menuju ke lembah Baru."
Sesudah itu, Tan Siao Tian memandang kearah
Sitosu berjubah hijau dan berkata :
"Silahkan ajak jiekongcu ber-kemas2 siap
berangkat. Aku juga masih harus mengurus
sesuatu lagi." Betul2 orang tua bermata satu Tan Siao Tian
mengajak laki2 berwajah kuning Kong Kun Bu
meninggalkan ruangan. Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu adalah
pemimpin dan wakil pemimpin gerakan partai baru
di tempat itu, mereka meninggalkan Kang Han
Cing. Tosu berbaju hijau memberi hormat kepada
Kang Han Cing dan berkata : "Silahkan jiekongcu."
Kang Han Cing hendak membebaskan diri tapi
tenaganya sudah hilang karena adanya obat
pembuyar tenaga dari Suto Lan. Kini ia juga
mendapat totok2an lemah, apa boleh buat, ia
harus menurut mereka. 589 *** Pada sore harinya, Kang Han Cing yang sedang
istirahat mendapat kunjungan dari tosu berbaju
hijau, tosu itu berkata :
"Tan Siao Tian tongcu hendak segera berangkat.
Maka pinto diharuskan berunding dengan jiekongcu." "Runding apa ?" tanya Kang Han Cing.
Tosu berbaju hijau mengeluarkan sapu tangan
hitam, dengan nada suara menyesal ia berkata :
"Untuk dicetuskan memang terlalu kurang ajar,
tapi apa boleh buat, sebelum jie kongcu
meninggalkan ruangan ini ada lebih baik mendapat
penutupan mata." Dengan dingin Kang Han Cing berkata : "Huh!
Takut aku menyatroni kelentengmu dikemudian
hari?" "Bukan itu." berkata sitosu. "Inilah perintah
atasan. Untuk sementara masih harus dirahasiakan. Di antara kita belum tentu menjadi
musuh. Mungkin juga kawan."
"Silahkan !" Kang Han Cing memasang badan.
"Maaf !" dan betul tosu itu menutup kedua mata
Kang Han Cing, diajaknya mereka keluar
meninggalkan kelenteng. Diluar kelenteng sudah tersedia sebuah kereta.
Dengan mata tertutup Kang Han Cing dipepayang
masuk kedalam kereta itu, begitu tutup kereta
590 tersingkap, terdengar suara si tosu: "Tongcu,
sampai disini saja."
"Silahkan !" inilah suara Tan Siao Tian.
Terdengar suara roda kereta bergerak, dan
kereta itu meninggalkan kelenteng sitosu berbaju
hijau. Goncangan2 kereta membuat Kang Han Cing
tidak tenang, dari napas yang ada ia tahu kalau
didepannya terdapat Tan Siao Tian. Karena itu ia
bertanya : "Tan Siao Tian tongcu, sudah boleh membuka
tutup kerudung mata ini ?"
"Sebentar lagi." berkata Tan Siao Tian. "Tidak
lama akan kubuka." "Mungkinkah harus menunggu diluar kota ?"
bertanya Kang Han Cing. Tan Siao Tian tidak menjawab, dan Kang Han
Cing juga turut istirahat. Ketoprak.... ketoprak...ketoprak...Suara derap langkah kaki
kuda mengiringi gelinding2 roda kereta keluar
kota. Satu jam kemudian, terdengar suara Tan
Siao Tian : "Jiekongcu, kain sudah boleh dibuka."
penutup mala jie-kongcu Sreet......penutup mata Kang Han Cing terbuka.
Waktu sudah menjadi malam, keadaan gelap
gulita, maka walau dengan mata terbuka Kang Han
Cing juga tak bisa melihat dimana ia berada.
591 Kereta itu masih berjalan terus. Kang Han Cing
memperhatikan jalan kereta didalam kegelapan,
tampak tiga mata menyorot terang, itulah sepasang
mata Kong Kun Bu dan mata tunggal Tan Siao
Tian. Ketiga sinar itu bercahaya kemilauan, sedang
memperhatikan dirinya. Teristimewa mata tunggal Tan Siao Tian,
didalam kegelapan seperti itu seolah-olah bintang
fajar yang berkelap kelip. Bercahaya dan berbinar.
Hati Kang Hin Cing terkejut, ia berpikir :
"Latihan tenaga orang ini pasti hebat."
Tentu saja Kang Han Cing tidak menjadi takut.
Ia tertawa kepada orang yang menjaga dirinya
baik2 itu. Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak tahu
kalau Kang Han Cing sudah terkena racun pelemas
tenaga, karena itu Kang Han Cing tidak bisa
menggunakan ilmu kepandaiannya, maka kedua
jago tadi menjaga dengan baik2, tidak lepas dari
hadapannya. Demikianlah, Kang Han Cing diajak ke suatu
tempat yang masih asing, tempat yang dikatakan
bernama Lembah Baru. Sebentar kemudian, kereta yang berjalan terasa
terhenti. Terdengar suara Tan Siao Tian berkata:
"Jiekongcu, mari kita turun."
"Apa sudah sampai ?" bertanya Kang Han Cing.
Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak
menjawab, satu persatu keluar dari kereta.
Menunggu turunnya Kang Han Cing.
592 Kang Han Cing menuruni kereta. juga
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melangkahkan kaki *** Bab 28 DIDEPANNYA adalah sebuah rimba gelap, rimba
belukar. Di-sana sudah tersedia sebuah kereta
lain, seorang laki2 dengan menyoren pedang
membukakan pintu kereta itu.
Tan Siao Tian memandang kearah Kang Han
Cing dan berkata : "Silahkan jiekongcu ganti
kereta." Pertukaran kereta terjadi. Mereka meninggalkan
kereta lama, dan duduk dikereta yang baru itu.
Kereta yang sudah tersedia.
Secepat mereka menaiki kereta itu, kuda
terkejut, taarrrrr.....gelinding kereta berjalan cepat.
Dan sesudah itu, sayup2 Kang Han Cing masih
bisa menangkap deru kereta yang lain, itulah suara
kereta lama. Kaburnya bertentangan dengan arah
mereka. Kedua kereta mengambil arah yang bertentangan, masing2 berjalan pergi. Semakin
lama semakin jauh, akhirnya tidak terdengar
suaranya sama sekali. Kang Han Cing masih bisa memperhatikan deru
suara kereta itu, hatinya bergumam :
593 "Sengaja mereka berganti kereta untuk menghindari penguntitan orang. Mengelakkan
pengejaran. Dengan adanya penggantian kereta
yang seperti ini, kalau ada orang yang hendak
menolong, tentu mengejar kereta pertama. Dengan
demikian mereka dapat mengelakan banyak
kerewelan. Lembah Baru juga komplotan yang
misterius, entah golongan baru dari mana !"
Pada malam harinya Kang Han Cing melewatkan
waktu didalam kereta. Hari menjadi pagi, kereta masih belum
dihentikan, tidak lama kemudian terdengar suara
hiruk pikuk orang, gerak kereta juga diperlambat.
Berjalan lagi beberapa saat suara hiruk pikuk
kian ramai, tanpa membuka matanya Kang Han
Cing bisa menduga2, tentunya sudah tiba disebuah
kota yang besar dan ramai.
Akhirnya kereta terhenti, terdengar langkah
orang yang mendekati kereta, dengan hormat ia
berkata : "Tuan Tan Siao Tian, sudah lama hamba
menunggu ditempat ini."
Tan Siao Tian membuka pintu kereta, ia
berjalan keluar, dan mengajukan pertanyaan
kepada orang yang membuat penyambutan : "Apa
sudah menyediakan kamar?"
Orang itu menjawab : "Semalam sudah kami
borong." "Oh....." Kang Han Cing menganggukkan kepala.
"Ternyata mereka hendak menggunakan 594 penginapan ini untuk istirahat, melakukan
perjalanan malam dan istirahat diwaktu siang."
Dugaan Kang Han Cing tidak salah, orang2 dari
Lembah Baru membawa Kang Han Cing menuju
ketempat markas besar mereka. Dengan melakukan perjalanan malam dan istirahat
diwaktu siang. Untuk mengelakan banyak
gangguan. Tan Siao Tian menoleh kearah Kong Kun Bu, ia
berkata : "Saudara Kong Kun Bu, boleh
persilahkan jiekongcu turun kereta."
Kang Han Cing meninggalkan kereta itu dengan
dipepayang oleh Kong Kun Bu.
Tan Siao Tian berkata : "Jiekongcu, tentunya
kau sudah sangat letih. Kita istirahat ditempat ini
untuk selanjutnya melakukan perjalanan."
Disana sudah bertambah seorang laki2 berbadan besar dan tegap, orang itu memberi
petunjuk dimana mereka harus bermalam.
Di tempat mereka berada adalah jalan yang
agak sepi, dengan diapit oleh Tan Siao Tian dan
Kong Kun Bu, dengan diantar oleh laki2 berbadan
tegap itu, mereka memasuki ke sebuah rumah
penginapan. Rumah penginapan itu bertingkat dua, terdiri
dari lima baris ruangan2, masing2 baris terpisah
dan tersendiri. Dua pelayan rumah penginapan menyambut
datang, mereka mengantar ke-kamar2 yang sudah
diborong oleh rombongan tersebut.
595 Sesudah mempersilahkan tamu2nya memilih
kamar masing-masing, seorang pelayan datang dan
berkata : "Tuan2 sekalian hendak membersihkan
badan ?" Tan Siao Tian menolak penawaran itu, ia
berkata : "Tidak perlu ! Semalam suntuk kami
tidak istirahat, sangat letih, kami membutuhkan
waktu istirahat." Pelayan itu segera memperlihatkan wajahnya
yang merah, ia berkata : "Baik......biar hamba
bawakan air minum saja."
Sesudah itu, betul2 penginapan berjalan pergi.
si pelayan rumah Tan Siao Tian menoleh kearah Kong Kun Bu dan
berkata : "Saudara Kong Kun Bu, tentunya jiekongcu sangat letih, ajaklah istirahat di kamar
sebelah." Kong Kun Bu mengiyakan perintah itu, menoleh
kearah Kang Han Cing dan berkata: "Jie Kongcu,
biar aku yang menemani."
Hati Kang Han Cing berdengus dingin : "Huh"
Menemani" Bilang saja mengawal diriku. Takut
aku kabur." Tapi ia tidak mengutarakan perasaan itu,
menganggukkan kepala dan berkata: "Baik, aku
juga sangat letih sekali."
Kang Han Cing dan Kong Kun Bu mendapat
satu kamar tersendiri, kamar ini tersedia dua
tempat tidur, adalah kamar yang besar, sangat
bersih. 596 Diantara kedua tempat pembaringan terdapat
meja, meja itu tidak jauh dari jendela, Kang Han
Cing dan Kong Kun Bu mengambil tempat2
tersendiri. Ini waktu seorang pelayan berjalan masuk, ia
membawa sebuah nampan, disana berisi teko dan
cangkir. Meletakan minuman itu dimeja, ia berkata
kepada Kang Han Cing dan Kong Kun Bu,
"Silahkan tuan2 minum."
Servise si pelayan memang agak memuaskan,
diambil dua cawan teh, diisi dengan teh. Sambil
menuang minuman itu si pelayan berkata : "Kamar
ini adalah kamar yang terbersih dari rumah
penginapan kami, kami juga menyediakan teh-teh
liongkin yang istimewa, sesudah tuan2 meminum
akan bisa merasakan keistimewaan dari teh kami
ini." Ia menyodorkan cangkir kearah Kong Kun Bu
dan menyodorkan kearah Kang Han Cing.
Disaat ini si pelayan mengedip2kan mata pada
Kang Han Cing. Dengan membelakangi Kong Kun
Bu. Sepasang sinar mata itu bercahaya bening dan
jeli. Hati Kang Han Cing tergerak, sepasang sinar
mata yang tidak asing. Ia berpikir sebentar, dan
disaat ini terdengar satu suara yang persis seperti
suara semut, "Lekas minum teh ini !"
Itulah suara Suto Lan ! Hati Kang Han Cing
semakin tergerak, ia memperhatikan betul2, dan
betul saja si pelayan adalah penyamaran Suto Lan.
Pantas saja sinar mata itu tidak asing baginya.
597 Suto Lan mengenakan pakaian pelayan rumah
penginapan, sesudah memberi teh kepada Kang
Han Cing, ia menghadap Kong Kun Bu dan berkata
: "Tuan masih membutuhkan tenaga hamba?"
"Tidak." berkata Kong Kun Bu, "kalau kuperlu
aku bisa panggil." Suto Lan mengundurkan diri.
Mengantar kepergian Suto Lan, hati Kang Han
Cing berpikir: "Ia menyamar menjadi seorang
pelayan, menyerahkan teh minuman kepadaku.
Mungkinkah mengandung obat penawar racun
lumpuh ?" Tidak salah lagi ! Dengan alasan apa ia memberi
kisikan kepadaku agar cepat segera minum teh
pemberiannya" Disaat Suto Lan memberikan teh kepada Kang
Han Cing, dengan tekanan gelombang suara tinggi,
Suto Lan telah menyuruh Kang Han Cing cepat
meminum minuman itu, tentunya mengandung
arti penting. Hati Kang Han Cing masih berpikir terus.
"Beberapa hari dari gerak-gerik partai baru,
orang2 ini mempunyai kekuatan yang tidak kecil.
Mereka bisa mengambil dirinya dari komplotan
perintah Maut tentu mempunyai keistimewaan
tersendiri." Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak tahu
kalau Kang Han Cing itu sudah terkena racun
pelemas badan, tenaganya tidak bisa digunakan,
maka mereka membuat penjagaan yang ketat. Dan
598 sekarang Suto Lan membikin pengejaran, Suto Lan
hendak menolong dirinya. Kang Han Cing pemberian Suto Lan. mengeringkan cawan teh Kong Kun Bu memiliki pengalaman Kang-ouw
yang luas, mendapat tawaran minuman teh, ia tak
segera meminum. Diperhatikannya beberapa saat,
di-cium2 beberapa waktu, dan dia betul2
membuktikan kalau teh itu tidak mengandung
racun baru menganggukan kepala berkata : "Daun
teh ini memang betul daun teh Liongkin yang
istimewa." Dan ia juga mengeringkannya.
Kang Han Cing memuji kecerdikan Kong Kun
Bu, pantas saja Tan Siao Tian memberi tugas
pengawalan dirinya kepada Kong Kun Bu. Ternyata
jago partai baru ini memang memiliki ketajaman
yang luar biasa. Mereka sama2 letih, melakukan perjalanan
terus menerus. Dan kini Kang Han Cing harus
membebaskan diri dari pengawasan Kong Kun Bu.
Tapi semua itu tidak mudah dilakukan.
Berbaring beberapa saat, sengaja Kang Han
Cing menguap. Memandang kearah Kong Kun Bu,
ia berkata: "Kong Kun Bu tongcu, apa kau tidak
letih" Aku sangat mengantuk mau tidur dahulu."
"Silahkan !" berkata Kong Kun Bu.
"Jie kongcu bebas bergerak. Lebih baik memang
kita istirahat, untuk menyiapkan perjalanan lagi
disore hari." 599 Tanpa banyak bicara lagi, Kang Han Cing
membaringkan diri. Ia sedang me-mikir2 tentunya
Suto Lan sedang merencanakan sesuatu yang bisa
membantu usaha dirinya. Air minum sudah
bercampur obat penawar racun lemas. Ia harus
menyembuhkannya cepat. Membelakangi Kong Kun Bu, Kang Han Cing
mengatur peredaran jalan darahnya, betul saja.
Beberapa saat kemudian, kekuatan yang lenyap itu
pulih kembali, peredaran jalan darah berputar
dengan bebas, tiada gangguan. Air minum
pemberian Suto Lan mempunyai unsur penawar
racun pelemas.
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kang Han Cing yang pernah istirahat dan
mendapatkan pengobatan racun jahat dari
komplotan Perintah Maut dikelenteng Pek-yunkoan, ia telah meminum banyak obat Swat-ci-tan.
Obat Swat-ci tan adalah hasil ramuan buatan Tian
Hung totiang yang mujarab, memakan jerih
payahnya belasan tahun, tokh hanya menelorkan
duaratus empat puluh butir, separuh dari jumlah
ini telah dimakan oleh Kang Han Cing dalam waktu
empat hari berturut2, bagaimana ia tidak
mendapat kemajuan cepat "
Maka sesudah mendapat obat penawar racun
lemas yang tepat, dibantu dengan tenaga latihan
Kang Han Cing, sebentar saja ia bisa memulihkan
kekuatannya yang lenyap. *** 600 Bab 29 KONG KUN BU selalu memperhatikan gerakgerik Kang Han Cing, tampak putra datuk selatan
itu sedang terbaring, sangkanya sangat letih,
apalagi telah ditotok jalan darahnya, tentu lebih
letih lagi, ia tidak banyak membikin perhatian, dan
ia duduk melatih diri. Kang Han Cing bukan pemuda biasa. Tanpa
banyak kesulitan, sebenarnya ia bisa menembus
totokan-totokan yang mengekang kebebasannya.
Inilah hasil dari latihan2 dan hasil dari obat Swatci-tan.
Pada tengah hari, laki2 berbadan tegap yang
menyambut mereka itu masuk ke kamar
menyilakan Kang Han Cing dan Kong Kun Bu
bersantap siang. Kong Kun Bu dan Kang Han Cing serta laki2 itu
keluar, mereka bersantap diruang tengah disana
Tan Siao Tian sudah menunggu.
Begitu melihat kedatangan Kang Han Cing,
cepat2 Tan Siao Tian berkata : "Jiekongcu, mari
kita makan." Kang Han Cing tidak banyak tawar ia melahap
apa yang tersedia. Ditengah perjamuan, Tan Siao Tian menunjuk
kearah laki2 berbadan tegap itu dan berkata:
"Inilah hiangcu kami yang bernama Pok Tay Goan.
Kuperkenalkan." Kang Han Cing dan Pok Tay Goan saling
menganggukkan kepala. 601 Sesudah mereka hampir selesai makan, Tan
Siao Tian berkata lagi : "Sesudah makan sore,
sebentar kita harus melanjutkan perjalanan. Maka
semua orang boleh istirahat."
Kang Han Cing memandang Tan Siao Tian dan
bertanya : "Ada sesuatu hal yang hendak
kutanyakan !" Tan Siao Tian berkata : "Katakanlah."
Kang Han Cing memandang kepada ketiga jago
dari partai baru itu baru bertanya : "Kita telah
melakukan perjalanan satu malam, dimanakah
Lembah Baru itu berada ?"
Tan Siao Tian tertawa, katanya : "Jiekongcu
tidak perlu terburu-buru, jiekongcu akan segera
tahu." Kang Han Cing mengajukan pertanyaan lain :
"Bagaimana keadaan Kokcu kalian" Dimanakah
dia berada ?" Tan Siao Tian berkata : "Disaat kami
mendapatkan tugas menyambut Jiekongcu, Kokcu
tidak keluar dari lembah. Tentu saja masih berada
di lembah Baru." Dimana ada Lembah Baru" Kang Han Cing tidak
tahu. Jawaban itu sama saja tidak menjawab.
"Berapa lamakah harus melakukan perjalanan
menuju Lembah Baru?" bertanya Kang Han Cing.
"Dari sini ke lembah baru, masih memakan
waktu empat atau lima hari lagi !"
602 "Ho"." Kang Han Cing membelalakan mata,
"Begitu jauh ?"
Dan disaat ini, mereka sudah selesai makan
siang. Tiba2 seorang laki2 berpakaian ringkas lari
masuk. Pok Tay Goan adalah pemimpin cabang
partai baru untuk daerah itu, ia meninggalkan
kursinya, menyambuti orang tersebut dan bertanya
perlahan : "Ada apa ?"
Orang tersebut dengan membungkukkan setengah badan lalu berkata : "Si kusir kereta Tee
Lo Liok memberitahu kepada hamba agar memberi
laporan kepada hiancu. Tadi ia melihat seorang
hweeshio yang mundar-mandir didepan rumah
penginapan, gerak-geriknya sangat mencurigakan."
Pok Tay Goan berkata : "Para hweeshio sering
meminta derma, biasa saja. Kau boleh keluar."
"Baik." jawab orang itu, sebelum ia berjalan
keluar tiba2 berkata lagi: "Hiancu, hweeshio itu
langak-longok di sekitar kita. Kukira mata2
musuh." "Aku tahu," Pok Tay Goan berkata singkat.
Sesudah memberi mengundurkan diri. laporan, anak buah itu Pok Tay Goan kembali lagi.
Percakapan mereka itu sudah dapat didengar
oleh Kang Han Cing, juga didengar oleh Tan Siao
Tian dan Kong Kun Bu. Masing2 memikirkan cara untuk menghadapi
kedatangannya hweeshio misterius itu.
603 *** Sore harinya. Rombongan dari partai baru yang mengundang
Kang Han Cing ke lembah baru itu meninggalkan
kamar masing2 siap meneruskan perjalanan.
Dengan diapit oleh Kong Kun Bu dan Tan Siao
Tian, Kang Han Cing berjalan, didepannya
menggunakan langkah lebar Pok Tay Goan sebagai
perintis. Begitu keluar dari rumah penginapan, mata
Kang Han Cing yang tajam ini bisa melihat adanya
seorang hweeshio berjubah abu2 berdiri jauh,
melihat munculnya Kang Han Cing, hweeshio itu
cepat2 membalikan badan dan meninggalkan
tempat tadi. Itulah hweeshio yang mencurigakan ! hweeshio
yang dilaporkan oleh anak buah dari partai baru
sebagai hweeshio yang longak longok memperhatikan gerak-gerik mereka.
Kang Han Cing tidak berhasil menemukan
bayangan si gadis berbaju hijau Suto Lan, maka ia
menduga bahwa hweeshio itu adalah salah satu
dari rombongan Suto Lan. Kang Han Cing naik kereta maka kain penutup
kereta ditutup. Tan Siao Tian menoleh kearah Pok Tay Goan.
Orang yang kita sebut belakangan menganggukkan
kepala, memonyongkan mulut kearah bayangan
hweeshio berjubah abu2 itu.
604 Sebelah mata Tan Siao Tian yang masih bisa
melihat memancarkan cahaya tajam, ia tertawa
dingin. Tidak lama kemudian, kereta diberangkatkan.
Karena kain penutup diturunkan, maka Kang
Han Cing tidak bisa melihat jalan-jalan yang
dilewati. Beberapa saat kemudian kereta dikaburkan
lebih cepat, suatu tanda mereka telah meninggalkan kota tadi. Kang Han Cing masih ber-pikir2, Suto Lan
berani menyamar menjadi pelayan rumah penginapan dan memberi obat penawar racun
lemas, suatu bukti bahwa gadis itu memiliki
rencana2 yang baik. Adanya hweshio berjubah
abu-abu itu adalah suatu bukti bahwa mereka juga
sudah berada didalam kota. Dan karena tidak
membuat pencegatan didalam kota, pasti mereka
akan melakukan pencegatan disuatu tempat
strategis diluar kota. Kang Han Cing masih mengharapkan datangnya
pertolongan. Kang Han Cing sebagai seorang laki-laki tentu
mempunyai kelemahan didalam persoalan wanita.
Kalau saja ia bisa menggunakan kecerdikannya,
dengan adanya golongan perintah maut ia tidak
akan mengharapkan pertolongan Suto Lan.
Kemisteriusan Pok Tay Goan, Kong Kun Bu dan
Tan Siao Tian membuat rasa antipati, mereka tidak
berkata secara terus terang2, karena itu Kang Han
605 Cing menduga etikat tidak baik dari partay ini. Ia
hendak membebaskan diri dari undangan mereka.
Kang Han Cing masih mengharap2kan datangnya pertolongan. Tapi harapan itu menjadi
kecewa, tiada tanda2 penyergapan.
Ketoprak....ketoprak..... Kereta berjalan terus.
Puluhan lie lagi dilewatkan, tiba2 terdengar suara
Pok Tay Goan diluar kereta.
"Kong Kun Bu tongcu, didepan adalah jalan
pegunungan, disana berdiri dua orang hweeshio
berjubah abu2. Se-olah2 sedang menunggu
sesuatu." "Jalan terus !" Kong Kun Bu memberi perintah.
Pok Tay Goan memberi laporan baru, katanya :
"Kedua hweeshio sudah berdiri dari tempat duduk
mereka." Tidak ada instruksi dari Kong Kun Bu, begitu
juga dari Tan Siao Tian. Karena itu kereta yang membawa Kang Han
Cing meluncur terus, mereka hendak meliwati dua
hweeshio yang melintang di jalan.
Begitu tiba disana, terdengar bentakan dua
hweeshio tersebut: "Hentikan kereta !"
Tanpa dihentikan, karena datangnya secara
mendadak kedua hweeshio tadi mencegat kuda2,
maka terdengar ringkikan, sret, sret........... kereta
terhenti dengan paksa. Terdengar suara bentakan Pok Tay Goan yang
marah: "Keledai gundul, apa mau kalian?"
606 Seorang hweeshio yang dikiri dengar sabar
berkata: "Omitohud, mengapa siecu begitu kotor
mulut" Memaki orang sembarangan?"
Dengan masih marah Pok membentak: "Apa maksud kalian?"
Tay Goan Seorang hweeshio yang dikiri membentak: "Atas
perintah atasan, kami mendapat tugas untuk
menunggu ditempat ini."
"Kalian hweeshio dari mana ?" Bentak Pok Tay
Goan. "Kami dari Siauw-lim-pay"."
"Huh ! Siauw-lim-pay ?" Pok Tay Goan tertawa
dingin. "Nama Siauw-lim pay boleh menakutkan
orang. Tapi tidak bisa menggentarkan kita."
Ini waktu, Kang Han Cing, Kong Kun Bu dan
Tan Siao Tian masih berada didalam kereta.
Mengikuti perdebatan2 itu Tan Siao Tian
menoleh ke arah Kong Kun Bu, ia memberi
perintah : "Saudara Kong Kun Bu, coba kau lihat
keadaan !" Kong Kun Bu lompat keluar dari kereta, ia
menghadapi rintangan kedua hweesio Siauw-limpay.
Didalam kereta Tan Siao Tian masih menunggu
Kang Han Cing. Pok Tay Goan segera memberi laporan pada
Kong Kun Bu: "Lapor kepada tongcu, dua hweeshio
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini menyebut diri mereka hweeshio Siauw lim-pay,
mereka menghadang perjalanan kita."
607 Kong Kun Bu menghadapi kedua hweeshio dan
berkata: "Siapa yang memberi perintah kepada
kalian?" Sebelum kedua hweeshio itu menjawab, dari
dalam semak2 muncul seorang biarawati tua, dan
dua orang hweesio tua. Dibelakang ketiga orang
itu, turut pula seorang lak?2 berpakaian ringkas
dan empat orang hweeshio membawa golok.
Jumlah pencegat menjadi besar !
Rombongan yang baru datang adalah ketua
Ceng-lian-sie Ciok-sim Taysu dan ketua Ciok cukam Put-im Suthay dan muridnya Liauw-in nikauw,
pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat beserta
seorang hweeshio lagi adalah hweeshio Siauw limpay ketua pengurus Lo-han-tong Ciok Beng Taysu.
Juga turut serta beberapa murid jago Siauw limpay.
Menyaksikan kehadiran orang2 itu, Kong Kun
Bu mengeluh. Seperti apa yang sudah mereka
rencanakan perjalanan yang membawa Kang Han
Cing sangat dirahasiakan. Tokh masih bisa
diketahui orang dan mereka membuat pencegatan.
Put-im suthay langsung kedepan, menghadapi
Kong Kun Bu dan membentak : "Hei, kalian datang
dari kota Kim-leng?"
Dengan nada yang tidak kalah dinginnya Kong
Kun Bu menjawab pertanyaan itu, "Tidak salah.
Apa maksud kalian ?"
Put-im suthay tidak segera menjawab pertanyaan itu, ia balik bertanya lagi: "Siapa yang
berada di dalam kereta ?"
608 "Tidak perlu tahu !" bentak Kong Kun Bu.
"Huh ! Apa kau tahu, dengan siapa kau sedang
berhadapan?" bentak Put-im suthay.
Kong Kun Bu menjawab: "Ketua Ciok-cuk-am,
Put-im suthay !" Hal ini mengejutkan Put-im suthay, ia sedang
berpikir2, bagaimana musuh itu bisa mengetahui
asal-usulnya " Tapi ia tidak gentar, segera
mengulang pertanyaannya : "Aku hendak mengetahui siapa lagi yang berada didalam kereta."
Kong Kun Bu menjawab : "Tongcu Lembah
kami." "Suruh dia turun !" bentak Pui-im suthay. Inilah
perintah. "Hei..." Kong Kun Bu berdengus. "Hanya karena
sepatah ucapan suthay, maka tongcu kita
diharuskan menerima perintah itu ?"
"Menurut pendapatmu, bagaimana ?" bentak
Put-im suthay. Dengan tenang Kong Kun Bu menjawab:
"Sebelum suthay membuat pencegatan, apa suthay
sudah membuat penyelidikan bagaimana asal usul
kami ?" "Tidak perlu tahu. Tugasku adalah menyeret
keluar dirinya. Cukup !"
Kong Kun Bu berkata: "Suthay belum tahu
partai kami, tidak seharusnya menghalang
ditengah perjalanan."
609 "Partai apa ?" bertanya Put-im suthay. "Palingpaling partai yang tidak mendapat suara dan
dukungan. Aku tidak perlu mau tahu, maksudku
adalah orang yang berada didalam kereta."
"Hua, haa, haa, haaaa..." Kong Kun Bu tertawa
berkakakan. "Kata2 Suthay ini sangat keterlaluan.
Ketahuilah, partai kami tidak pernah menampilkan
diri didalam rimba persilatan. Hal ini bukan berarti
takut kepada sengketa rimba persilatan. Kami
tidak pernah mempunyai kamus istilah takut itu."
Baju Put-im Suthuy ber-kibar2 suatu tanda
bahwa ia hendak mulai bergerak.
Tiba2 Ciok Beng taysu dari Siauw-lim pay
teringat sesuatu, ia menoleh kearah Ciok Sim taysu
dan ber-bisik2. Wajah Ciok Sim taysu berubah. Cepat2 ia
lompat kedepan, merangkapkan kedua tangan dan
berkata : "Omitohud, bisakah kami bertanya " Dari
partai mana tuan2 sekalian ?"
Sebelum Kong Kun Bu menjawab pertanyaan
itu, terdengar satu jawaban dari dalam kereta:
"Partai Baru dari Lembah Baru !"
Seorang bermata satu keluar dari kereta
suaranya gagah orangnyapun gagah. Inilah Tongcu
dari partai baru yang bernama Tan Siao Tian.
Karena berjumlah Han Cing tantangan mengetahui musuh datang dengan
besar, Tan Siao Tian meninggalkan Kang
di dalam kereta dan siap menghadapi
orang itu. 610 Tan Siao Tian memicingkan sebelah matanya
yang masih bisa digerakkan, maka kedua mata Tan
Siao Can itupun lenyap, tersenyum mengejek dan
berkata : "Kukira cecunguk2 dari mana yang berani
menghalang kereta partai baru, ternyata jago2 silat
dari Siauw-lim-pay dan Ngo-bie-pay. Selamat
bertemu !" Ciok Beng taysu yang mendengar disebutnya
nama partai baru, hatinya berkata: "Seperti apa
yang sudah kuduga...seperti apa yang sudah
kuduga..." Lain Ciok Beng taysu, lain pula Ciok Sim taysu,
ia mempunyai pikiran tersendiri, ia memuji
kecepatan gerakan Tan Siao Tian, dan memuji
kehebatan dan kecekatan jago silat bermata satu
itu. Ciok Sim taysu merangkapkan kedua tangan
menyebut nama Budha dan berkata: "Omitohud.
Siecu memiliki kepandaian yang hebat, bagaimanakah sebutan siecu yang mulia?"
Saat ini, Ciok Beng taysu segera mencegah
saudaranya: "Sute, jangan kau berlaku kurang
ajar. Siecu ini adalah pemimpin rimba persilatan
untuk dari daerah Boan, Coan dan Hiap, jago tiga
daerah yang ternama Tan Siao Tian."
"Aaahhh?" Ciok Sim taysu terkejut hatinya
bergumam. "Jago tiga daerah pendekar Tan Siao
Tian, dengan gelar Jaksa bermata Satu, pernah
menggemparkan rimba persilatan, boleh dikata raja
daerah untuk daerah Boan, Coan dan Hiap, Tan
611 Siao Tian menjadi pemimpin rimba persilatan.
Bagaimana bisa menjadi salah satu tongcu dari
partai baru?" Berpikir seperti itu, cepat2 Ciok Sim taysu
berkata, "Maaf. Ternyata Tan Siao Tian siecu, maaf
kepada kelancanganku."
Terdengar suara Tan Siao Tian yang berbatuk
kering, ia berkata: "Siauw-lim-pay dan Ngo bie-pay
adalah partai2 kesatria, siecu sekalian juga
termasuk jago2 panca guna dari partai2 kalian,
sungguh membuat aku tidak mengerti. Mengapa
menghadang kereta kami ?"
Giliran Put-im suthay yang maju kedepan, ia
berkata, "Pertanyaan Tan tayhiap ini biar aku yang
menjawab, didalam kereta kalian adakah putra
kedua Kang toakong " Orang yang bernama Kang
Han Cing ?" Pendekar tiga daerah Tan Siao Tian tidak
menyangkal pertanyaan itu, ia menganggukkan
kepala dan berkata: "Betul. Kang jiekongcu
memang berada didalam kereta."
Put-im suthay berkata: "Nah ! Apa Tan-tayhiap
pernah mendengar drama pembunuhan di Ciokcuk-am ?"
"Kami baru mendengar berita itu belum lama,"
berkata Tan Siao Tian. Pul im taysu berkata : "Orang yang sudah
melakukan perkosaan dan pembunuhan kepada
muridku itu adalah Kang Han Cing, bagaimana
penilaian Tan tayhiap?"
612 "Oh........bersedih atas kematian murid sendiri.
Sudah seharusnya suthay membalaskan." Berkata
Tan Siao Tian. "Nah ! Kuharap saja Tan tayhiap bisa
menyerahkan Kang Han Cing." Put-im suthay
mengira dapat angin baru.
"Ha, ha, ha......." Tan Siao Tian tertawa
berkakakan. "Apa yang terjadi di dalam Ciok-cuk
am, partai baru tidak tahu menahu, kami
mendapat perintah Kok-cu kami untuk mengajak
Kang Jie kong-cu, lain urusan kami tidak tahu.
Cukup." Sepasang sinar mata Put-im suthay berkilat, ia
membentak: "Serahkan Kang Han Cing kepadaku !"
Tan Siao Tian berkata : "Kuharap saja suthay
tidak menentang langkah kebijaksanaan Partai
Baru....!" "Kesabaranku sangat terbatas." berkata Put-im
suthay. "Kalau Tan tayhiap hendak menjadi orang
penengah, baiklah mari kita bertanding."
Wajah Tan Siao Tian menjadi begitu masam,
sikapnya menjadi dingin, dengan kaku dan
sombong ia berkata : "Langkah kebiyaksanaan
suthay seorang" Atau termasuk hasil perundingan
kedua tokoh Siauw lim-pay juga ?"
Put-im suthay masih sangat marah, ia
membentak : "Kau boleh hitung pula rekeningku.
Tidak ada hubungan dengan Siauw-lim-pay !"
Maka, Ciok Sim Taysu turut bicara, ia berkata :
"Omitohud. Ada sesuatu hal yang Tan tayhiap
613 belum ketahui, orang yang menjadi korban di Ciokcuk-am bernama Yen Siu lan. Yen Siu Lan adalah
murid Put-im suthay, Yen Siu Lan juga menjadi
keponakan muridku. Bagaimana lolap bisa
melepaskan diri" Bagaimana Siauw-lim-pay bisa
berpeluk tangan ?" Ciok Beng taysu juga memberi keterangan : "Ya.
Yen Siu Lan adalah adik kandung Yen Siu Hiat,
Yen Siu Hiat adalah muridku. Bukan saja
melibatkan partay kami ke dalam persengketaan
itu, kami kira akan turut pula partay Ngo-bie-pay !"
Ketiga orang itu sudah bertekad untuk merebut
Kang Han Cing dari tangan Tan Siao Tian dkk.
Di saat ini, tiba2 terdengar satu tertawa garing,
dari dalam kereta berjalan turun seorang, itulah
Kang Han Cing yang menampilkan diri.
Memberi hormat kepada orang2 yang berada
ditempat itu, Kang Han Cing berkata terang : "Kang
Han Cing berada ditempat ini apa yang para suhu
hendak lakukan?" *** Bab 30 HATI Tan Siao Tian tercekat, sebelum ia
meninggalkan kereta, ia telah menotok beberapa
jalan darah Kang Han Cing. Dengan maksud
mencegah terjadinya sesuatu yang berada diluar
dugaan. Sesudah menerima totokan2 itu, Kang
614 Han Cing bisa membebaskannya, betapa hebat
ilmu kepandaian si pemuda. Ia bingung, siapa pula
yang membebaskan totokan itu "
Munculnya Kang Han Cing membuat Put-im
suthay semakin liar, ia membentak : "Pemuda
bergajul, kau sudah bersedia menyerahkan diri ?"
Kang Han Cing ter-senyum2 memperhatikan
wajah jago2 yang berada di tempat itu beberapa
saat, dan terakhir berhenti diwajah Put-im suthay,
ia berkata : "Suthay hendak mencari Kang Han Cing atau
mencari orang yang membunuh nona Yen Siu
Lan?" "Yang membunuh muridku adalah Kang Han
Cing. Siapa lagi kalau bukan mencari kau?"
Kang Han Cing memberi keterangan: "Nah!
Silahkan kalian2 menjadi saksi, aku Kang Han
Cing berada didepan kalian, kalau kalian hendak
mencari setori, silahkan, tapi Kang Han Cing
bukanlah orang yang melakukan perkosaan dan
pembunuhan di Ciok-cuk-am. Kalau saja kalian
hendak mencari si pembunuh Yen Siu Lan dan
dijatuhkan ke atas kepala Kang Han Cing, inilah
suatu kesalahan yang terbesar."
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Put-im suthay membentak keras: "Tutup mulut !
Muridku Liauw-in telah melihat dengan mata
sendiri. Tidak bisa salah lagi."
Liauw-in nikauw juga berada ditempat itu, ia
menganggukkan kepala dan membenarkan keterangan Put-im suthay. Ini berarti bahwa ia
615 telah melihat dengan mata sendiri, bagaimana
Kang Han Cing membunuh Yen Siu Lan.
Betulkah Liauw-in nikauw melihat Kang Han
Cing melakukan pembunuhan" Jawaban tidak
lama lagi ! Kang Han Cing berkata : "Liauw-in nikauw salah
mata." "Mungkinkah muridku sudah buta ?" Put-im
suthay mem-bentak2. "Murid suthay tidak buta. Tapi salah mata."
berkata Kang Han Cing, "Bukan Liauw-in nikauw
saja yang salah mata. Begitu juga suthay dan Cioksim taysu berdua, orang yang kalian temukan di
kota Kui-lien-shia adalah Kang Han Cing, tapi
itulah Kang Han Cing palsu. Apa kalian masih
belum bisa membedakan ?"
Disebutnya nama Kui-lien-shia membuat Put-im
suthay semakin ber-jingkrak2, di tempat itu ia
dipermainkan oleh Suto Lan yang menyamar jadi
Kang Han Cing. Inilah kekalahan untuk pertama
kalinya yang pernah dialami olehnya. Kekalahan
bukan dikarenakan kekalahan ilmu silat, karena
Suto Lan menaburkan racun2 pelemas yang
membuat mereka tidak berdaya.
"Tutup mulut." Put-im suthay membentak.
"Asam yang kutelan lebih banyak dari nasi yang
kau makan. Bagaimana kau hendak mengakali
aku?" "Tapi sudah menjadi kenyataan kalau suthay
diakali orang." berkata Kang Han Cing.
616 Ciok Beng taysu menjabat ketua Lo-han-tong
dari gereja Siauw-lim-sie, bagian Lo-han-tong
adalah wakil dari ketua partai, mengurus
keributan dan kericuhan2 di-dalam gereja dan
diluar gereja. Karena itu pengalamannya sangat
luas, ia memperhatikan Kang Han Cing beberapa
waktu dan bisa menilai sampai dimana kejujuran
pemuda itu, semakin diperhatikan, keyakinannya
semakin tebal. Si pemuda bukanlah seperti orang
yang bergajul, dan mendengar sangkalan2 Kang
Han Cing yang diperkuat, iapun turut bicara :
"Kalau menurut keterangan Kang siecu,
tentunya sudah bisa mengetahui siapa orang yang
membunuh Yen Siu Lan."
Kang Han Cing berkata : "Aku belum tahu asal
usul orang itu, tapi sedikit banyak sudah bisa
memberi gambaran." Ciok Beng taysu me-muntir2 biji tasbihnya, ia
berkata : "Bisakah Kang siecu memberi keterangan
?" "Sudahkah taysu mendengar cerita tentang
Lengcu Panji Hitam yang menyerang gedung Haiyang-pay " Dan tentunya sudah mendengar lengcu
panji hijau membuat penyerangan dikelenteng Pakyun-kuan " Bagaimana lengcu panji hitam
memaksa Datuk Utara ?"
Put-im suthay membentak: "Ada hubungan apa
urusan2 itu dengan dirimu ?"
Kang Han Cing berkata : "Diatas pimpinan
lengcu Panji Hitam dan Lengcu Panji Hijau masih
ada seseorang yang lebih berkuasa, mereka
617 mengumpulkan jago2 silat, tindak-tanduknya
sangat misterius..." Kang Han Cing menceritakan
pengalamannya. Ciok Beng Taysu, Ciok Sim taysu, dan Put-im
suthay mendengarkan keterangan Kang Han Cing.
Menutup ceritanya, Kang Han Cing berkata :
"Nah ! Orang yang pernah mengirim surat kepada
Put-im suthay dan Ciok Sim taysu, yang mengaku
dirinya Kang Han Cing adalah perbuatan orang
jahat yang menyamar diri boanpwe, waktu itu
boanpwe bersembunyi di-semak2 pohon, sesudah
orang yang memalsukan boanpwe itu melarikan
diri, boanpwe mengejar dan membuntuti sehingga
tiba disekitar daerah Liong-tan, disuatu gedung
besar, boanpwe terkena obat racun jahat dan
tertangkap musuh. Baru kemarin pagi ditolong
oleh Tan Siao Tian tongcu dari Partai Baru..."
Ciok Beng taysu bertanya : "Apa yang Kang
siecu ketahui tentang mereka ?"
Kang Han Cing berkata : "Penghuni gedung
besar itu adalah seorang tua berbaju hijau, mereka
menawarkan jabatan huhoat kepadaku...."
"Mereka yang membunuh Yen Siu Lan?"
"Ya. Dikatakan kalau nona Yen Siu Lan telah
menghianati golongannya, maka mereka memberikan hukuman....."
Tiba2 terdengar suara bentakan Yen Siu Hiat :
"Tutup mulut ! Mana mungkin adikku mau
berkomplot dengan musuh" Bohong ! Semua ini
hanya berupa kebohongan ! Fitnah !"
618 Liauw In nikouw berdiri disamping
suthay, matanya yang lentik terangkat
wajahnya yang hitam itu tampak senyum
tidak ada orang yang tahu, apa yang
dipikirkan olehnya "
Put-im sedikit, dingin, sedang Wajah Put-im suthay seperti jeruk peras yang
asam, menoleh kearah Ciok Beng taysu dan
berkata : "Lebih baik taysu jangan mendengar
obrolan bocah ini, ia pandai memutar lidah."
Sepasang mata Kang Han Cing bersinar, ia
berkata dingin : "Dimana aku berputar lidah ?"
Put-im suthay berkata dingin, "Daerah disekitar
Liong-tan adalah suatu gedung yang besar, itulah
gedung dari perusahaan Cen-Yen piauwki. Mana
mungkin Cen-Yen piauwki menjadi sarang musuh"
Keteranganmu ini tidak masuk diakal."
Ciok Sim taysu menganggukkan kepala dan
berkata: "Keterangan suthay memang betul. Disekitar daerah Liong tan adalah daerah miskin.
Rata2 penduduknya hanya petani biasa, di sana
hanya terdapat sebuah gedung yang megah dan
besar, itulah gedung Ban-Cen-San dari Cen-Yen
piauwki, sudah lama gedung besar itu dikosongkan." Put-im suthay juga berkata, "Kebohongan yang
kedua, kebohongan yang mengatakan kalau Yen
Siu lan menjadi salah satu anggota komplotan
jahat, ketahuilah, sifat Yen Siu Lan itu sangat
halus perangainya, selama ia berguru kepadaku
belum pernah meninggalkan Ciok-cuk-am, bagaimana bisa memihak kepada musuh " Inilah
619 kebohongan kedua ! Dia sudah memperkosa Yen
Siu Lan, dia sudah membunuh Yen Siu Lan. Anak
bergajul biar bagaimana aku tidak bisa melepaskan
dirimu, semua keterangan2nya hanya berupa
keterangan palsu, keterangan bohong !"
Kata2 yang tadinya ditujukan kepada Kang Han
Cing, terakhir ditujukan kepada Ciok Beng taysu.
Tiba2..... Dari semak2 rimba terdengar suara tertawa
berkakakan, suara itu garing dan merdu, dan
demikian katanya : "Keterangannya tidak bohong !"
Semua mata ditolehkan kearah datangnya suara
itu, disana tampak seorang pemuda berpakaian
hijau, orang ini mempunyai dedak perawakan Kang
Han Cing, berpakaian Kang Han Cing, dan
berdandan seperti Kang Han Cing, yang lebih aneh
lagi adalah muka orang ini adalah muka Kang Han
Cing ! Aha !!! Dua Kang Han Cing kembar berada
disatu tempat yang sama !
Semua mata terbelalak, menduga kepada
saudara kembar Kang Han Cing. Tapi saudara
Kang Han Cing adalah Kang Puh Cing, meskipun
demikian Kang Puh Cing tidak memiliki wajah yang
serupa dengan Kang Han Cing.
Bukan saja Put-im taysu, Ciok Beng taysu, Ciok
Sim taysu den lain2nya, orang2 dari partai baru,
seperti Tan Siao Tian, Kong Kun Bu, Pok Tay Goan
dan lain2nya juga berubah, mereka bingung
menghadapi situasi yang seperti itu.
620 Hanya Kang Han Cing yang tidak menjadi heran,
tentunya Suto Lan yang menyamar menjadi
dirinya. Put-im suthay mengganti arah, sepasang
matanya menjadi liar kembali, ia membentak
kepada Kang Han Cing yang baru datang, "Hei, kau
siapa ?" Kang Han Cing yang baru datang tertawa kecil,
memperlihatkan dua baris gigi yang putih, ia
berkata tenang : "Boanpwe bernama Kang Han
Cing !" Put-im suthay membentak lagi : "Kau yang
membunuh Yen Siu Lan ?"
Kang Han Cing yang baru datang menantang
sepasang sinar mata Put-im suthay dan balik
bertanya : "Bagaimana suthay tahu kalau aku yang
membunuh orang " Apa suthay melihat dengan
mata sendiri ?" Tanpa mengucapkan ba dan bu, tangan Put-im
suthay bergerak, sejulur kekuatan keras menyambar kearah Kang Han Cing yang baru
datang itu, inilah seluruh kekuatan Put-im suthay
yang ada, gerakannya cepat tangannya kuat,
meluncur kearah dada si Kang Han Cing yang baru
datang. Kang Han Cing yang baru datang mengibaskan
lengan baju, dengan mudah ia mengelakan
serangan Put-im suthay, serangan kekuatan yang
seperti membelah gunung itu lenyap tanpa bekas !
621 Orang2 yang berada ditempat itu terdiri dari
jago2 kelas satu, siapa Put-im suthay dari Ciokcuk-am semua orang mengerti, Put-im suthay
adalah kakak seperguruan dari ketua Ngo-bie-pay
Bu Houw suthay yang ternama. Untuk rimba
persilatan di-masa ini, para ketua partaipun harus
menjunjung tinggi martabatnya, tidak berani
sembarang berkata, ini suatu bukti betapa hebat
ilmu kepandaian Put-im suthay, tokh bisa
dielakkan dengan mudah oleh seorang yang tidak
ternama. Betulkah seorang yang baru datang itu
adalah Kang Han Cing palsu "
*** Bab 31 SEMUA orang kagum atas ilmu kepandaian
Kang Han Cing yang baru datang. Semua orang
kagum atas kepandaian si pemuda yang bisa
menelan kekuatan raksasa Put-im suthay.
Diantaranya termasuk juga putra kedua datuk
selatan Kang Han Cing. Ia berpikir: "Hebat! Tidak
kusangka Suto Lan memiliki ilmu kepandaian yang
begitu tinggi." Sangka Kang Hai Cing, orang yang menyamar
itu adalah si gadis berbaju hijau Suto Lan.
Ciok Sim taysu dan Ciok Beng taysu saling
pandang, mereka sedang me-mikir2, bagaimana
asal-usul Kang Han Cing yang baru datang"
622 "Suheng," berkata Ciok Sim-taysu perlahan,
"Bisa melihat ilmu kepandaiannya?"
Wajah Ciok Beng taysu juga menjadi tegang, ia
berkata perlahan: "Kalau mataku tidak lamur,
pemuda ini adalah ahli waris Liu Ang Ciauw."
"Aaaa......." Ciok Sim
mulut. "Mungkinkah....."
taysu melompongkan Sedikit petikan tentang cerita Liu Ang Ciauw.
Liu Ang Ciauw adalah cucu murid si-kakek
Botani, di masa mudanya pernah ter-gila2 kepada
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lu Cu Kok, Lu Cu Kok mendapat didikan2 dari
banyak tokoh silat, Lu Cu Kok telah mendapat
pelajaran dari Tay-pek-sian-ong. Karena itu ilmu
kepandaiannya hebat dan tinggi.
Cinta Liu Ang Ciauw hanya cinta sepihak, hati
Lu Cu Kok sudah diserahkan kepada Cie Ceng
Khiu. Dan mengabaikan cinta Liu Ang Ciauw.
Karena itulah, Liu Ang Ciauw patah hati, kabur
dan menuju kedaerah Tong-hay.
Didaerah Tong-hay, Liu Ang Ciauw mendapat
penemuan2 ajaib, menciptakan dirinya sebagai
suatu tokoh mandraguna tiada tandingan. Karena
itulah, si gadis mengoordinir Barisan Pendukung
Liu Ang Ciauw, dengan membawa orang2 daerah
Tong-hay, Liu Ang Ciauw membuat penyerangan ke
daerah Tionggoan, mencari Lu Cu Kok untuk
membikin perhitungan lama. Cerita ini terdapat
dalam judul yang berbunyi PENYERANGAN DARI
LUAR DAERAH. Dan tentang cinta kasih Lu Cu
Kok dan Liu Ang Ciauw, para pembaca
dipersilahkan membaca cerita dengan judul ANAK
623 PENDEKAR. Demikianlah sedikit banyak tentang
Liu Ang Ciauw. Ciok Sim Taysu dan Ciok Beng taysu
mencurigakan kalau Kang Han Cing yang baru
datang adalah ahli waris keturunan Liu Ang Ciauw.
Wajah Put-im suthay ber-ubah2, marah dan
kesal, penasaran dan sakit hati.
Srettt...ia mengeluarkan pedangnya, dengan
harapan bisa mengimbangi keuletan tenaga lawan.
Sebelum Put-im suthay bergerak menyerang
Kang Han Cing yang baru datang, Ciok Beng taysu
menyelak cepat, merangkapkan kedua tangannya
dan berkata: "Tunggu dulu! Ada beberapa patah
kata yang hendak lolap ajukan."
"Huh !" Put-im suthay mengeluarkan suara
dingin. "Tanyalah dahulu."
Jaksa Bermata Satu Tan Siao Tian cs. Berjaga2, ia kuatir Kang Han Cing dicelakai oleh
rombongan Ngo-bie-pay dan Siauw lim-pay. Entah
dari mana muncul pula seorang Kang Han Cing,
ilmu kepandaian Kang Han Cing yang baru datang
ini lebih lihay dari Kang Han Cing aselinya, begitu
mudah menyengkelit ilmu kepandaian Put-im
suthay. Seperti dugaan Kang Han Cing, Tan Siao Tian
juga menduga jago dari Perintah Maut. Tan Siao
Tian belum tahu, kalau ada seorang gadis yang
berbaju hijau yang bernama Suto Lan pernah
menyamar Kang Han Cing, karena itu ia tidak tahu
bahwa ilmu kepandaian Suto Lan masih berada di
624 bawah Kan Han Cing, sedangkan orang yang baru
datang adalah Suto Lan. Begitu juga sangka Tan Siao Tian, orang yang
datang juga dari golongan Perintah Maut, karena
itu ia membiarkan terjadi pertempuran, kalau
golongan Perintah Maut menggempur Siauw-limpay dan Ngo-bie-pay, maka yang untung adalah
Partai Baru. Dengan mudah ia bisa meneruskan perjalanan
ber-sama2 Kang Han Cing menuju ke lembah baru.
Tan Siao Tian mengharapkan cepat2 terjadi
bentrokan. Ciok Beng taysu menggagalkan maksud Tan
Siao Tian, sesudah berhasil meredakan kemarahan
Put-im taysu, ia menghadapi Kang Han Cing
imitasi, per-lahan2 berkata :
"Ilmu kepandaian Siecu
Mengapa harus memalsukan Membunuh Yen Siu Lan?"
memang hebat. Kang jiekongcu" Tentu saja Kang Han Cing imitasi tidak bisa
menjawab pertanyaan itu, dengan tawar ia
mengelakkan inti persoalan katanya : "Hari ini aku
mempunyai urusan penting dengan saudara Kang,
kalau kalian ada urusan, lain kali sajalah kita
sambung." Dengan sungguh2 Ciok Beng taysu berkata :
"Jiwa manusia tidak bisa disamakan dengan jiwa
semut, sebelum siecu memberi pertanggungan
jawaban, jangan harap meninggalkan tempat ini."
625 "Oh....begitu?" berkata Kang Han Cing imitasi.
"Baiklah. Siapa diantara kalian yang berada
ditempat ini yang bisa menandingi diriku " Nah !
Kalau saja bisa, tentu saja aku mendengar
perintah." Kata2 ini sungguh temberang ! Apalagi
diucapkan didepan Ciok Beng taysu yang menjadi
pemimpin bagian Lo-han-tong Siauw lim-pay.
Didepan ketua Ciok-cuk-am Put-im taysu dan
kawan2. Betul Put-im suthay menjadi naik darah
ia membentak : "Belum pernah aku melihat
manusia congkak yang seperti ini."
Wajah Ciok Beng taysu juga berubah. Tapi ia
bisa menekan gejolak hati itu, katanya : "Menurut
pendapat lolap, asal usul siecu bukan asal usul
biasa, bisakah memberi sedikit keterangan?"
Kang Han Cing imitasi berkata: "Aku masih
banyak urusan. Lain kali sajalah."
Ciok Beng taysu adalah jago terkuat dari partai
Siauw-lim-pay, karena ia memiliki ilmu kepandaian
silat yang betul2 tinggi. Ia berusaha menekan
gejolak jiwa, tokh tidak bisa dihina terus menerus.
Karena itu ia menghadapi Kang Han Cing itu dan
berkata : "Siecu terlalu sombong. Apa boleh buat
lolap tidak bisa berpeluk tangan."
Kang Han Cing imitasi berkata : "Sudah
kukatakan, kita menentukan sesuatu diatas ilmu
silat. Siapa yang kuat ia berkuasa. Yang harus
tunduk dibawah kakinya. Setuju ?"
626 "Ho, ho, ho..." Ciok Beng taysu tertawa, ia
menggebrak tongkat besinya dan berkata, "Baiklah,
biar aku yang melayanimu."
Tiba2 Put-im taysu menyelak lagi, ia berkata :
"Tunggu dulu ! Serahkan kepadaku saja."
Dan betul Put-im Taysu menghadapi Kang Han
Cing imitasi. Ketegangan memuncak lagi. Tiba2 .......
"Hua, hua, hua....." terdengar satu suara
tertawa besar, terdengar dari tempat jauh, tapi
menggema seperti guntur di siang hari bolong.
Seolah memecah belah dan mengacaki keramaian
ditempat itu ! Semakin lama suara tertawa itu semakin
mengakak, se-olah2 hendak menenggelamkan
bumi, memecahkan langit. Satu bayangan besar bagaikan jatuh dari
awang2 terbang meluncur datang, dan sebentar
kemudian disana telah bertambah seorang tua
berwajah merah, mukanya lebar, kepalanya besar,
ia menggembol pedang sikapnya gagah dan agung.
Inilah wakil ketua benteng Penganungan jaya
Yen Yu San. Sebagai ketua benteng Penganungan Jaya, Yen
Yu San mewakili Cin Jin Cin didalam segala
urusan. Termasuk urusan benteng Penganungan
Jaya, termasuk urusan2 Datuk Barat itu. Sama
saja dengan duplikat Cin Jin Cin.
Orang selalu menghubungkan Yen Yu San
dengan datuk Barat Cin Jin Cin. Kedudukan Yen
627 Yu San berarti kedudukan merangkap dengan Cin
Jin Cin. (Bersambung 11) *** Jilid 11 Bab 32 DATANGNYA Yen Yu San menambah ramainya suasana.
ditempat itu Kematian Yen Siu Lan juga melibatkan Benteng
Penganungan Jaya ! Pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat berlompat
girang, menyongsong kedatangan sang paman dan
memberi hormat. Si Hakim bermuka merah Yen Yu San
membangunkan Yen Siu Hiat, kemudian memberi
hormat kepada Put-im Suthay dan Ciok Beng
Taysu. Put-im Suthay, Ciok Beng Taysu dan Ciok Sim
taysu membalas hormat itu.
Pul-im Suthay berkata : "Kedatangan Yen
tayhiap kebetulan sekali, orang yang membunuh
Yen Siu Lan sudah berada disini."
Si Hakim bermuka merah Yen Yu San
mengalihkan pandangan matanya, tiba2 ia
terbelalak, disaat melihat hadirnya si Jaksa
628 bermata Satu Tan Siao Tian dengan gelar pendekar
tiga daerah itu. "Oh......" Yen Yu San memberi hormat kepada
Tan Siao Tian, "Saudara Tan Siao Tian juga berada
disini ?" Nah ! Merekapun kenalan lama. Yen Yu San
dengan gelar Hakim bertemu Tan Siao Tian dengan
gelar jaksa. Kalau Hakim bertemu dengan jaksa, biasanya
lebih cepat terjadi keberesan !
Sebagai wakil Cin Jin Cin, Yen Yu San juga
mengurus sesuatu yang berhubungan dengan
benteng Penganungan Jaya. Lebih urusan2 sang
datuk barat. Karena itulah ia sering berkelana dan
banyak kenalan-kenalan diluar.
Salah satu orang yang dikenal adalah Jaksa
bermata satu Tan Siao Tian.
Tan Siao Tian merajai rimba persilatan untuk
tiga daerah, karena itu namanyapun tersohor. Ia
juga tidak bisa melupakan nama wakil dari
benteng Penganungan Jaya.
Membalas hormat Yen Yu San, Tan Siao Tian
berkata: "Saudara Yen Yu San, bagaimana
keadaanmu selama ini ?"
"Terima kasih." berkata Yen Yu San, "Sama2
baik." Sesudah itu, Yen Yu San menatap ke-arah Kang
Han Cing imitasi, ia membentak keras: "Hei kau ini
yang bernama Kang Han Cing ?"
629 Tanpa gentar sedikitpun Kang Han Cing imitasi
menganggukkan kepala dan menjawab: "Tidak
salah, inilah aku." Yen Yu San melirik lagi kearah Kang Han Cing,
bergantian. Disana ada dua Kang Han Cing, wajah
mereka sama, potongan tubuh mereka sama,
pakaian yang dikenakan sama, dan suaranyapun
sama. Karena itu si Hakim bermuka merah Yen Yu San
menjadi bingung, Menoleh lagi kearah Kang Han
Cing imitasi, dia bertanya: "Siapa lagi orang ini?"
Kang Han Cing imitasi tertawa kecil memperlihatkan dua baris giginya, dan berkata: "Ia
juga bernama Kang Han Cing."
Sepasang mati Yen Yu San dipelototkan, ia
membentak : "Hei berani memper-olok2 diriku?"
Huttt......tangannya terayun dan mengeluarkan
pukulan bacokan kearah Kang Han Cing imitasi.
Kedua kaki Kang Han Cing imitasi tidak
bergerak dari posisi semula, ia hanya menggeser
sedikit pundak, dan dengan cara yang aneh luar
biasa itu, ia berhasil mengesampingkan serangan
Yen Yu San yang luar biasa.
Kemarahan Yen Yu San semakin meluap-luap
membentak keras dan berteriak : "Terima lagi
serangan ini !" Tangannya yang dibawah itu ditarik sebentar
dan dijotoskan kedepan, kini mengancam ke arah
dada Kang Han Cing imitasi.
630 Sebagai orang kepercayaan Datuk Barat Cin Jin
Cin, kekuatan Yen Yu San bisa mengimbangi
kekuatan Datuk itu, adatnya juga berangasan dan
cepat naik darah, diperolokan didepan orang
banyak, kemarahannya me-luap2, serangannya
selalu jitu dan cepat, kini ancaman itu luar biasa
cepatnya. Kang Han Cing imitasi tertawa dingin, ia tidak
menjadi gentar. Juga tidak menjadi gugup.
Tubuhnya bergeser kesamping, dengan tangan
kanan menggunakan jurus Teng-tong yang-ho yang
berarti air menutup sungai dan kali, menyodok
serangan Yen Yu San dan dengan tangan kirinya,
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berulang menepok sampai tiga kali.
Tepokan tiga kali tangan itu terjadi saling susul
menyusul, kecepatannya luar biasa, sehingga
membuat orang bingung, yang mana datang lebih
dulu dan yang mana datang belakangan " Arahnya
tidak sama, membingungkan orang.
Yen Yu San memiliki pengalaman2 tempur yang
mahir, tapi belum pernah menghadapi tokoh silat
seperti Kang Han Cing ini, ia terkejut, kedua
pundaknya terangkat, dan lompat kebelakang.
Inilah kejadian yang belum pernah dialami oleh
Yen Yu San. Ia terdesak dalam waktu yang hanya dua
gebrakan. Kemarahan Yen Yu San meluap-luap, "Puih !" ia
membentak, srettt.......mengeluarkan pedang dan
ditusukan ke arah Kang Han Cing yang baru
datang itu, ujung pedang itu ber-goyang2, telah
631 mengancam sekitar kepala si pemuda berbaju
hijau. Kemanapun si Kang Han mengelakan serangan, ujung membayangi dirinya. Cing imitasi pedang bisa Orang2 yang menonton segera memuji kehebatan si Hakim muka merah, rata2
mengeluarkan pujian. Pujian di dalam hati ini cepat menjadi lumer,
mana kala menyaksikan gerakan Kang Han Cing
yang lebih hebat lagi, wing..... mereka kehilangan
tubuh si pemuda, dan entah dengan cara
bagaimana bayangan itu lenyap dari tempat
asalnya, timbul kembali dibelakang Yen Yu San !
Bayangan yang baru itu tetap
memukul ke arah pundak Yen Yu San.
bergerak, Yen Yu San juga lihay ! Tanpa melihat dengan
mata, ia bisa menduga kalau musuh itu sudah
berada dibelakang. Demikianlah untuk mengelakan
sesuatu yang berada diluar dugaan, tubuh Yen Yu
San melejit menjauhi Kang Han Cing, maka
serangan Kang Han Cing imitasi mengenai tempat
kosong. Tapi Kang Han Cing imitasi ini bergerak cepat,
bersamaan dengan itu ia sudah mendampingi Kang
Han Cing asli, menggandeng tangan si pemuda dan
berkata: "Saudara Kang mari berangkat."
Tanpa permisi kepada orang yang bersangkutan,
Kang Han Cing imitasi ini menenteng Kang Han
Cing asli, kedua bayangan itu meluncur, hanya
632 tiga kali tutulan, dua bayangan sudah jauh dari
orang2 tadi. Yen Yu San membentak keras, tubuhnya
mumbul tinggi meluncur dan mengarah si Kang
Han Cing imitasi, ia berteriak: "Jangan lari !"
Put-im-suthay juga menggerakkan pedang, ia
memberi komando kepada kawan-kawannya :
"Kejar !" Berlari dibelakang Yen Yu San, Put-im suthay
bergerak, turut mengejar Kang Han Cing.
Ciok Beng taysu dan Ciok Sim taysu saling
pandang, mereka juga turut meninggalkan tempat
itu. Pengejaran kepada kedua Kang Han Cing saling
susul, gerakan mereka sama cepat, tapi ada yang
dimuka mendahului ada yang dibelakang.
Tubuh Yen Yu San tinggi besar, tapi hal ini tidak
mengurangi kecepatan, pedangnya membelah
angkasa, pedang itu se-akan2 mengajak sang
majikan mengejar dan menusuk ke arah Kang Han
Cing imitasi. Kang Han Cing yang ditusuk mengibaskan
lengan baju, menggelintir pedang Yen Yu San.
Disaat pedang Yen Yu San hendak mengenai
sasaran, satu kekuatan yang hebat mengenyimpangkan tenaganya, dan arah pedang
menggeser kesamping kiri.
Kalau disamping kiri tidak ada sesuatu apa, hal
itu tidak mengejutkan Yen Yu San, tapi disaat ini,
633 Put-im taysu yang mengejar sudah tiba, pedang
Yen Yu San terarah kepada Put-im taysu.
Tubuh Yen Yu San masih berada ditengah
udara, bagaimana ia bisa menghindari bentrokan
senjata, terpaksa dan apa boleh buat ia berteriak :
"Suthay, awas !"
Kecepatan jago2 kelas satu itu adalah kecepatan
angin puyuh, begitu teriakan Yen Yu San
dicetuskan, kedua pedangpun sudah terbentur
beberapa kali, trang.... tubuh pejabat ketua
Penganungan itu terdorong, begitu juga sang ketua
Ciok-cuk-am, masing2 termundur dua langkah.
Dengan menenteng Kang Han Cing, maka bobot
berat si Kang Han Cing palsu menjadi bertambah,
dan sesudah itu ia harus mengusir serangan Yen
Yu San, kekuatan ini berkurang pula, mengurangi
meluncurnya kaki, larinya agak lambat.
Ciok Beng taysu dan Ciok sim taysu tiba. Dari
kanan dan kiri, mereka menggulung dan
menghadang kepergiannya dua Kang Han Cing itu.
"Jangan pergi dulu !" bentak Ciok Beng taysu.
Alis mata Kang Han Cing imitasi yang lentik
terangkat sedikit, ia membentak: "Minggir !"
Tangan kanannya terjelujur, cress.... membawa
desiran angin yang tiada terhingga membuat
serangan kearah Ciok Beng taysu.
Ciok Beng taysu mengangkat tangan kiri,
membantu serangan tongkatnya ditangan kanan,
tongkat itu tergetar hampir lepas. Kekuatan
634 serangan dari Kang Han Cing imitasi memang
betul2 mengejutkan. Kang Han Cing imitasi menoleh kearah Kang
Han Cing asli, pandangan matanya bening dan
jernih, ia berkata: "Saudara Kang, berangkat !"
Dengan tangan kiri masih menjinjing Kang Han
Cing, ia melejit tinggi dan lompat melewati
pertahanan Ciok Beng taysu dan Ciok Sim taysu.
Ciok Sim taysu memukul, Ciok Beng taysu
mengayun tongkat, deru angin ini menambah
kecepatan kedua Kang Han Cing, dua bayangan
hijau meluncur melewati bayangan mereka, lenyap
dibalik rimba. Mengimpipun tidak pernah dibayangkan oleh
Ciok Beng taysu, kalau kedua Kang Han Cing itu
memiliki ilmu meringankan tubuh kelas satu,
pukulannya berarti membantu usaha lawan
melarikan diri, ia kemekmek dan kesima,
melompongkan mulutnya. Disaat ini, pedang Yen Yu San dan Put im taysu
baru saja bentrok, kedua tubuh itu terpisah,
terjadinya kejadian adalah di-saat2 yang bersamaan. Sepasang mata Yen Yu San memancarkan sinar
ke-api2an, ia membentak: "Uber lagi !"
Ciok Beng taysu sadar dari lamunannya, ia
mencegah dan berkata: "Saudara Yen Yu San,
percuma saja mengejarnya."
Put-im suthay mem-banting2 kaki berkata:
"Masakan membiarkannya pergi begitu saja?"
635 Ciok Beng taysu merangkapkan kedua tangan,
berkata: "Omitohud, jiewie berdua melupakan sesuatu
ilmu kepandaian Kang Han Cing yang baru datang
betul2 menakjubkan, bukan kita melemahkan
kekuatan sendiri. Kalau betul2 bertempur,
meskipun menggabung kekuatan2 kita yang ada di
tempat ini, belum tentu bisa menandingi dirinya, ia
adalah salah satu dari Barisan Pendukung Liu Ang
Ciauw lama, mungkin juga keturunannya Liu Ang
Ciauw." Liu Ang Ciauw adalah salah satu tokoh silat dari
cerita ANAK PENDEKAR. Untuk mengenal tokoh2
silat dijaman silam, yang menjadi kakek moyang
Kang Han Cing imitasi itu, para pembaca
dipersilahkan mencari judul cerita ANAK PENDEKAR. Yen Yu San bisa menyelami arti kata2 Ciok Beng
taysu, kalau seorang jago Siauw-lim-pay yang
mengatakan seperti itu, hal tadi bukanlah isapan
jempol. Ia juga sudah menjajal kekuatan Kang Han
Cing imitasi, berulang kali ia tidak berdaya sama
sekali. Ilmu kepandaiannya jauh lebih tinggi diawang2, bukanlah ilmu kepandaian yang bisa
ditandingi oleh mereka. Kemarahan Yen Yu San dan Put-im taysu
berubah seperti balon yang kempes. Disaat ini
mereka menoleh kebelakang dimana dari rombongan partai2 baru itu berada.
*** 636 Bab 33 "Eh," CIOK BENG TAYSU terkejut. Memandang
kearah Ciok Sim Taysu bertanya :
"Orang dari Partai Baru juga sudah berangkat?"
Ciok Sim Taysu merangkapkan kedua tangan
dan berkata : "Orang yang bermata satu Tan Siao Tian itu
sudah mengajak orang2nya berangkat. Karena
suheng tidak memberitahu sesuatu, mereka tidak
mengganggu usaha kita, aku juga membiarkan
kepergian mereka." Ciok Beng Taysu menganggukkan kepala dan
berkata : "Cara ini adalah cara yang terbaik."
Disaat ini tiba2 satu bayangan meluncur
datang, orang itu adalah laki berpakaian ringkas,
langsung menghadap Yen Yu San memberi hormat
dan berkata : "Lapor kepada cong-koan, dari daerah Kim-leng
ada surat penting yang datang. Silahkan."
Kedua tangan orang itu mempersembahkan
sepucuk surat kecil. Cepat Yen Yu San menerima surat tadi,
membaca secara tergesa2, tiba2 wajahnya berubah. Ia memberi hormat kepada jago yang
berada di tempat itu dan berkata :
637 "Maaf ! Yen Yu San meminta diri."
Sesudah berkata tadi, mengajak si laki2
berpakaian ringkas yang baru datang, si Hakim
bermuka merah Yen Yu San meninggalkan orang2
ditempat itu. Hanya seorang yang masih mempunyai rasa
penasaran, inilah ketua Ciok-cuk-am Put im taysu.
Dia uring2an karena orang yang membunuh Yen
Siu Lan tidak bisa dibekuk. Membanting2 kaki dan
berkata: "Kalau begini lagu2nya muridku itu
menjadi korban percuma."
Ciok Beng-taysu merangkapkan kedua tangan
dan berkata: "Jangan suthay cepat naik darah,
urusan ini harus diteliti sekali lagi. Untuk rimba
persilatan diwaktu ini, bendung2 kebanjiran
bahaya telah ada gejala yang kurang baik,
mungkin kita harus menyerahkan kekuasaan
kepada golongan tertentu....."
Ciok Sim taysu memandang kearahCiok Beng
taysu dan berkata: "Golongan dari partai baru yang
suheng maksudkan ?" Ciok Beng taysu berkata perlahan : "Partai Baru
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bukanlah kekuatan yang boleh dipandang ringan,
tapi kekuatan ini bukanlah musuh kita. Menurut
petuah ketua partai, beliau memberi pesan, kalau
saja bertemu dengan jago2 dari Partai Baru, jangan
sekali2 Siauw-lim-pay melibatkan diri, lebih baik
jangan bentrok dengan mereka..."
Put-im suthay mengeluarkan dengusan dari
hidung, tidak henti2nya tertawa dingin.
638 Ciok Beng taysu melanjutkan ceritanya : "Yang
harus kita perhatikan adalah kekuatan dari
golongan Perintah Maut itu."
Ciok Sim taysu bertanya : "Dari golongan mana
pula kedua Kang Han Cing tadi?"
Ciok Beng taysu berkata: "Orang yang
memalsukan diri sebagai Kang Han Cing tadi
memiliki ilmu kepandaian tiga kali Kang Han Cing,
para datuk2 selatanpun belum tentu mempunyai
itu kekuatan. Kalau saja salah satu anggota atau
Barisan Pendukung Liu Ang Ciauw meninggalkan
daerah Tong-hay, wah ! Kita ".."
Wajah semua orang berubah.
Ciok Beng taysu berkata lagi: "Mari kita kembali
ke gereja, memberi tahu kejadian ini kepada
ketua." Demikian perkumpulan itu bubar.
*** Menceritakan kedua Kang Han Cing. Yang kita
maksud dengan Kang Han Cing asli, tentu saja
Kang jiekongcu, putra kedua dari datuk selatan
Kang Sang Fung. Tangannya digandeng oleh Kang
Han Cing imitasi, sebentar kemudian mereka
sudah meluncur puluhan lie.
Disaat ini, Kang Han Cing berkata : "Nona,
sudah boleh lepaskan peganganmu."
Kang Han Cing imitasi terkejut, matanya
terbelalak, tangan yang memegang Kang Han Cing
mengendur, dua sinar mata yang bening seperti
639 kaca itu menatap wajah Kang Han Cing, ia berkata
heran: "Kau....."
Inilah sepasang mata yang serupa dengan sinar
mata si gadis berbaju hijau Suto Lan.
Tidak berani menantang terlalu lama, Kang Han
Cing menundukkan kepala, ia berkata: "Nona Suto
Lan hendak membawa aku ke tempat apa?"
Kang Han Cing imitasi tertawa cekikikan,
sesudah itu baru ia berkata: "Oh, yang
dimaksudkan dengan nona Suto Lan tentunya
kekasihmu, bukan?" Kang Han Cing menatap Kang Han Cing imitasi
itu, dengan geram bertanya: "Kau bukan Suto
Lan?" Lagi2 Kang Han Cing imitasi itu tertawa, tanpa
mengurangi cahaya sinar matanya, ia berkata:
"Kukira saudara Kang salah
bukanlah orang yang saudara duga."
mata, aku Baru sekarang Kang Han Cing sadar dari
kesalahannya, Suto Lan menyamar menjadi wajah
Kang Han Cing, orang ini juga menyamar menjadi
Kang Han Cing. Sulit membedakan yang mana
Kang Han Cing Suto Lan, dan yang mana Kang
Han Cing yang baru. Yang jelas, orang ini memiliki ilmu kepandaian
silat yang jauh berada diatas dirinya. Hal mana
tidak mungkin bisa disamakan dengan ilmu
kepandaian Suto Lan. Ilmu kepandaian Suto Lan
masih berada dibawah dirinya.
640 Memandang kepada orang itu, Kang Han Cing
bertanya : "Siapa saudara" Mengapa mengubah
diri menyamar diriku " Apa maksud tujuan itu ?"
Kang Han Cing imitasi itu tertawa dan berkata:
"Disaat aku liwat ditempat tadi, kulihat kau berada
didalam posisi terjepit, karena itu aku membuat
penyamaran dan menolong dirimu."
Kang Han Cing menjadi ragu. "Kau kenal
kepadaku?" ia bertanya.
Kang Han Cing imitasi itu tertawa lagi,
memperlihatkan kedua baris giginya yang putih
dan berkata : "Kang jiekongcu mempunyai banyak kenalan,
siapakah yang tidak kenal kepada jiekongcu "
Apalagi aku telah bertemu muka beberapa kali,
masakan sudah lupa " Beberapa kali kita sudah
bertemu bukan " Lupa kepada suaraku ?"
Kang Han Cing tidak bisa membedakan
penyamaran jago silat luar biasa itu, ia bertanya
lagi : "Siapakah saudara " Betul2 aku tidak ingat."
Kang Han Cing imitasi itu menelepek selembar
kulit tipis yang ditempelkan pada wajahnya, maka
terpetalah wajah putih dan tampan, alis lentik,
bibir mungil dan hidung mancung dengan kedua
baris gigi yang putih, lagi-lagi ia tertawa.
Inilah pemuda luar biasa, orang yang pernah
menyembuhkan Kang Han Cing di-kelenteng Pekyun-kuan, orang yang mengaku bernama Tong Jie
Peng! 641 Ternyata orang yang menyamar Kang Han Cing
di tempat ini adalah Tong Jie Peng !
Bukanlah Kang Han Cing palsu yang dia lihat.
Kang Han Cing palsu yang jahat adalah samaran
Suto Lan ! Dan Kang Han Cing ketiga adalah
penyamaran Tong Jie Peng !
Memandang kearah Tong Jie Peng beberapa saat
Kang Han Cing berlompat girang, menyekal kedua
tangan kawan itu dan berkata : "Aaa......saudara
Tong Jie Peng, aku sudah kangen sekali."
Tong Jie Peng telah mengobati luka lemes Kang
Han Cing, karena itu sedikit banyak Kang Han
Cing tidak bisa melupakannya.
Membiarkan kedua tangan dipegang oleh Kang
Han Cing, selebar muka Tong Jie Peng menjadi
merah, ia berkata: "Kukira jiekongcu sudah lupa
kepadaku." Per-lahan2 Kang Han Cing melepaskan pegangannya, ia berkata: "Budi saudara Tong Jie
Peng mana bisa kulupakan" Dibalas beberapa kali
pun tidak cukup." "Jangan berkata seperti itu." berkata Tong Jie
Peng tawar. Kang Han Cing berkata: "Pertemuan kita yang
pertama adalah dikota Koa-cou, diperahu itu,
walau hanya berpapasan muka sepintas lalu, mulai
saat itulah, hatiku tidak bisa tenang."
Tong Jie Peng mengalihkan posisi ke-samping,
ia bertanya : "Apa keterangan jiekongcu keluar dari
hati yang tulus ?" 642 "Tentu saja dari hati yang tulus." berkata Kang
Han Cing. Wajah Tong Jie Peng memperlihatkan sikap
yang senang, tapi alisnya masih dikerutkan, perlahan2 ia berkata : "Perasaan yang sama pula
terkandung didalam hatiku."
"Itu yang dinamakan jodoh." berkata Kang Han
Cing. "Orang yang berjodoh memang cepat
berkenalan." Tong Jie Peng menundukkan kepala !
Disaat terjadinya perpaduan kedua pasang
mata, Kang Han Cing merasakan adanya daya tarik
yang seperti ia pernah alami pada Suto Lan,
bahkan lebih bersinar dari Suto Lan, dan lebih
bermagnit dari pada daya tarik Suto Lan.
Banyak sekali kata2 yang hendak diucapkan,
tapi begitu membentur sinar cahaya mata Tong Jie
Peng, maksud tujuan Kang Han Cing kandas di
tengah jalan. Tong Jie Peng bisa melihat gerak mimik mulut
Kang Han Cing, mulut ini sedianya sudah terbuka
hendak mengucapkan sesuatu, tapi batal kembali.
Karena itu, ia tersenyum sedikit dan berkata :
"Saudara Kang Han Cing seperti hendak
mengucapkan sesuatu, apakah yang terkandung
didalam hatimu?" Maka dengan memberanikan diri, Kang Han
Cing berkata : "Siauwte hendak mengusulkan
sesuatu." 643 "Katakanlah." berkata Tong Jie Peng tertawa
kecil. Kang Han Cing berkata : "Budi saudara Tong Jie
Peng besar laksana gunung, dalam laksana lautan,
karena itu......" "Cukup," memotong Tong Jie Peng perlahan.
"Sudah menjadi kewajiban manusia untuk saling
tolong menolong, mengapa harus di-sebut2 terus
menerus?" Selebar wajah Kang Han Cing menjadi merah,
menganggukkan kepala dan berkata : "Siauwte
mempunyai perasaan kecocokan. Begitu kita
bertemu, ada niatku untuk mengangkat saudara,
entah bagaimana pendapat saudara Tong Jie Peng
?" Tong Jie Peng menggigit bibir, berpikir beberapa
saat, dan ia berkata: "Manusia hidup didalam
dunia seperti air diatas daun, tak bisa bertahan
lama, seperti perahu disungai, sebentar kemari,
sebentar kesana, hidup tiada berketentuan, tapi
kalau saudara ada niatan seperti itu, aku juga
tidak akan menolak."
Hampir Kang Han Cing bersorak girang, ia
berkata cepat: "Siauwte mempunyai harapan
dengan harapan penuh ini bisa mengangkat tali
persaudaraan. Inilah keberuntungan yang luar
biasa." Demikianlah, kedua orang itu mengangkat
saudara. Mengikuti umur masing2. Kang Han Cing
delapan belas tahun, Tong Jie Peng juga delapan
644 belas tahun. Hanya selisih perbedaan bulan, Tong
Jie Peng lebih tua tiga bulan.
Karena itu Kang Han Cing menjadi adik dan
Tong Jie Peng menjadi kakaknya.
Kang Han Cing memberi hormat dan berkata:
"Toako !" "Jie-te !" Tong Jie Peng membalas hormat itu.
Mereka merasakan kebanggaan tidak terhingga,
perpaduan hati dan kecocokan.
Satu saat Tong Jie Peng berkata: "Jiete,
bagaimana keadaan nona Sutomu itu" Kukira
sangat cantik, bukan ?"
"Toako jangan menggoda." wajah Kang Han Cing
menjadi merah. "Tunggu," berkata Tong Jie Peng. "Aku hendak
mengetahui sedikit tentang dirinya."
Kang Han Cing berkata: "Siauwtee tadi
menjatuhkan dugaan kepada Suto Lan, karena
nona Suto Lan itu pernah menyamar menjadi
diriku. Membunuh Yen Siu Lan didalam Ciok-cukam. Kemudian mengirim surat tantangan dan
memancing Put-im suthay beserta Ciok Sim taysu,
menghina kedua jago silat itu dikota Topeng Setan
Kui-lien-san. Beruntung bisa siauwte saksikan,
membikin pengejaran, di saat bergebrak dengan
dirinya, siauwte terkena obat jahat. Dia melempar
sapu tangan yang dipupuri obat pelemas badan,
siauwte tertawan. Maka kedudukanku dengan
dirinya adalah kedudukan musuh, bukan kawan."
645 Tong Jie Peng meng-edip2kan mata dan berkata:
"Aku tidak menanyakan musuh atau kawan. Yang
kuingin ketahui ialah : Cantikkah nona itu?"
Kang Han Cing berkata: "Terus terang saja
kecantikannya memang lumayan."
Tong Jie Peng tertawa, katanya : "Tentunya dia
sudah terpikat kepadamu?"
Kang Han Cing meng-geleng2kan kepala
berkata: "Mereka adalah anak buah Perintah Maut,
golongan baru yang mempunyai pikiran sesat.
Mengacaukan rimba persilatan. Nona itu pernah
membujuk diriku untuk masuk jadi anggota
mereka. Hal itu sudah kutolak. Kedudukanku
tidak segaris dengan kedudukannya."
Tong Jie Peng berkata: "Kalau nona Suto suka
kepadamu, tidak perduli benar atau salah,
mengapa harus mengambil sikap bertentangan?"
Kang Han Cing menundukkan kepala. Beberapa
saat mereka membeku, tiba2 Tong Jie Peng
berkata, "Sayang sekali, guruku berpesan dan
memberi perintah agar aku cepat kembali. Kalau
tidak, ingin sekali kubisa menemui nona itu."
"Eh," Kang Han Cing terkejut. "Toako hendak
berangkat sekarang ?"
"Inilah perintah
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berangkat sekarang."
guruku, terpaksa harus "Sesudah keberangkatanmu ini, bila kita bisa
berjumpa kembali?" Kang Han Cing merasa berat untuk berpisah.
646 Tong Jie Peng berkata: "Paling lama tiga bulan,
kukira kita bisa berjumpa kembali."
"Begitu lama?" berkata Kang Han Cing.
"Kau sudah mewarisi sebagian besar dari ilmu
kepandaian Pendekar Bambu Kuning. Untuk rimba
persilatan di masa ini, tidak mudah untuk
mengalahkan dirimu. Tapi ingat, masih tidak
sedikit tokoh2 silat mandraguna dari golongan tua
yang berkepandaian lihay, mereka itu menyembunyikan diri di-gunung2 dan di-lembah2,
sesudah menyekap diri sekian lama, ada gelagat
yang menyatakan mereka bosan kesepian,
beberapa diantaranya tampil kembali. Tokoh2 silat
penting inilah yang harus kau perhatikan."
Kang Han Cing terkejut, disebutnya nama
Pendekar Bambu Kuning membuat ia berpikir
beberapa kali, nama kependekaran sang guru baru
diketahui sesudah ia hendak turun gunung, dan ia
belum pernah menceritakan pada siapa pun
tentang nama gurunya bagaimana sang toako bisa
mencetuskan nama gurunya"
Ternyata Kang Han Cing adalah ahli waris dari
Pendekar Bambu Kuning yang ternama.
Tong Jie Peng memancarkan cahaya sinar
matanya yang bening dan jeli, ia berkata lagi:
"Menurut perkiraanku, mereka masih belum
tahu asal usulnya. Hanya mereka tertarik kepada
ilmu kepandaianmu yang lihai, mereka hendak
menambah kekuatan2 dan mengajakmu menjadi
salah satu anggota mereka. Karena itulah sengaja
mereka membuat fitnah memilih Yen Siu Lan
647 untuk dijadikan korban, tentunya Put-im suthay
ber-jingkrak2, kematian Yen Siu Lan yang
difitnahkan atas dirimu membawa ekor yang
panjang, tiga ekor kekuatan raksasa dari tiga
golongan kuat dirimba persilatan. Ekor pertama
adalah gangguan ketua Ciok-cuk-am Put-im
suthay, beserta dengan jago2 Ngo-bie-pay yang
berdiri di belakangnya. Ekor kedua adalah
kekuatan ketua Ceng-lian-sie Ciok Sim taysu
beserta barisan Siauw-lim-pay yang berdiri
dibelakangnya. Dan ekor ketiga adalah tekanan
dari Yen Yu San beserta benteng Penganungan
Jaya di belakang. Dengan adanya gencetan2 tadi,
mereka memaksa dirimu mengasingkan diri,
karena itu hanya ada satu jalan yang bisa
mengelakan gencatan mereka, kau dipaksa
memasuki anggota perkumpulan Perintah Maut......" "Inilah rencana musuh yang jahat." berkata
Kang Han Cing. "Ya! Rencana jahat !" Berkata Tong Jie Peng.
Kang Han Cing menundukan kepala.
"Nah ! terimalah ini." Tong Jie Peng
mengeluarkan sesuatu, diserahkan kepada Kang
Han Cing, itulah berupa kedok kulit manusia yang
sangat tipis. Pedang Golok Yang Menggetarkan 5 Breaking Dawn Twilight Buku Ke 4 Karya Stephenie Meyer Istana Pulau Es 14
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama