Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 9

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 9


cepat lagi, disaat tangan dan pedang beradu,
dibalikkannya cepat, trang, punggung pedang
terpukul pergi dan gagallah serangan lengcu panji
putih. Yen Yu San asli yang menonton jalannya
pertandingan terkejut, "Eh, ilmu silat apakah ini ?"
ia mengeluh didalam hati.
Pedang lengcu Panji Putih dipukul pergi
tangannya kesemutan, hampir tidak kuat memegang senjata itu. Cepat2 lompat ke belakang,
membuat posisi baru. Yen Yu San imitasi tidak membiarkan lawan itu
mencari kedudukan yang lebih baik, ia tertawa
panjang, membayangi gerakan lawannya, ia
menubruk kedepan, mulutnya membentak:
"Nah ! Terima pukulanku !"
Dengan tangan kiri Yen Yu San imitasi ini
memukul lengcu Panji Putih.
Lengcu Panji Putih mengalami kegagalan, ia
kalah gesit karena itu harus mundur kebelakang,
kini diuber pula kedepan, kemarahannya me742
luap2, pedangnya menyabet. di-sentak2 menusuk dan Yen Yu San imitasi tidak memandang mata pada
ilmu kepandaian tadi, tangannya masih diluruskan, lagi2 kejadian aneh, tangan Yen Yu
San yang membentur pedang tidak terluka, karena
ia memapaki datangnya punggung pedang
menyentilnya pergi. Terdengar dengungan pedang yang terpukul,
tubuh lengcu Panji Putih terpental ke belakang
termundur lagi sampai lima langkah, baru ia bisa
berdiri tetap. Yen Yu San imitasi tidak mengejar, ia tertawa
berkakakan dan berkata: "Huah, huah, pukulanku?" huah...bagaimana ilmu Dua kali gempuran membuat lengcu Panji Putih
mundur sampai dua kali, kedudukannya sudah
berada di posisi didepan rimba dimana terpasang
perangkap, tapi Yen Yu San yang berada
didepannya tidak mengejar.
Mengetahui belum berhasil memikat hati
lawannya untuk memasuki basis perangkapnya,
Lengcu Panji Putih membentak : "Biar aku
mengadu jiwa." Pedangnya dilengkungkan, menubruk kembali,
menabas, membacok, menusuk dan menancap,
terjadi kilatan sinar pedang memecah kegelapan,
berbayang2 banyak perobahan mengurung Yen Yu
San ditengah. 743 Diterjang seperti tadi, Yen Yu San imitasi
termundur juga selangkah.
Lengcu Panji Putih meneruskan penyerangan2nya, mengurung Yen Yu San imitasi
kedalam cahaya kilauan pedang.
Tiba2... terdengar suara lengkingan panjang,
dari kurungan bayangan pedang tadi, si Yen Yu
San imitasi berhasil mencelat keluar tapi ia tidak
meneruskan pertempuran itu, berdiri dengan
ringan, dengan congkak membentak :
"Nah ! Sudah kau saksikan, kalau aku mau
membunuh dirimu, terlalu mudah, bukan " Hayo !
Suruh pemimpinmu keluar !"
Lengcu Panji Putih tidak kena gertakan, walau
ilmu kepandaiannya bukan tandingan Yen Yu San
itu, tokh ia tidak mau mundur. Kini menerjang lagi
berulang kali, malah makin nekad dan semakin
cekatan. Yen Yu San menghadapi setiap serangan dengan
situasi yang tenang, satu saat ia menyentil ujung
pedang seraya membentak :
"Lepas !" Tring...... Pedang Lengcu Panji Putih terpental keatas,
inilah kejadian yang sudah berada dibawah
perhitungan. Setelah mengukur ilmu kepandaian
penjabat ketua Penganungan Jaya Yen Yu San, hal
itu sudah pasti terjadi. Lengcu Panji Putih membalikkan badan,
meninggalkan pedangnya, meninggalkan Yen Yu
744 San imitasi, ia masuk kedalam rimba melarikan
diri. "Selamat tinggal !" Sebelum bayangan itu lenyap
lengcu Panji Putih masih sempat mengeluarkan
suara cemoohan. "Tunggu dulu !" Yen Yu San imitasi membentak,
tubuhnya juga melejit, memasuki rimba jebakan.
Wah ! Menerjang api kematian !
Yen Yu San asli yang sembunyi diatas pohon
terkejut, hatinya berpikir :
"Sudah tahu kalau di dalam rimba itu ada
persembunyian musuh, mengapa dia masuk juga?"
Diatas pohon membedakan, Yen jelmaan si orang memang tinggi, kepungan musuh2 Yen Yu San sudah bisa Yu San yang di bawah adalah
misterius tadi. Ilmu silatnya
bagaimana ia menghadapi dari Perintah Maut "
Betul saja ! Terjadi perubahan yang luar biasa.
Lengcu Panji Hijau, Lengcu Panji Merah, lengcu
Panji Hitam dan Kwee hu-huat yang bersembunyi
dibalik rimba bergerak, terjadi suara bentakan2,
terjadi desingan2 senjata rahasia, semua ditujukan
ke arah orang misterius yang menyamar menjadi
Yen Yu San. Berbareng, terdengar suatu lengkingan panjang
yang menyayatkan hati, suatu tubuh yang mumbul
keatas gemeletuk, tubuh itu jatuh ditanah. Terjadi
korban ! 745 Kejadian tadi berlangsung sangat cepat, Yen Yu
San asli menjadi tertekan, sangkanya tentu si
orang misterius yang dibokong musuh, kakinya
bersiap untuk lompat turun, melihat situasi
keadaan. Tiba2 disaat ini, terdengar lagi dengungan suara
si orang misterius yang seperti semut.
"Sudah lupa kepada janji Loenghiong ?"
Rasa kaget Yen Yu San lebih2 lagi, ternyata si
orang misterius memiliki ilmu silat yang begitu
tinggi, jelas sudah dilihat olehnya bagaimana Yen
Yu San imitasi itu masuk ke dalam rimba, dengan
cara bagaimana pula sudah nangkring diatas
pohon disebelah" Betul2 menakjubkan!
Perkembangan berikutnya lebih mengherankan
Yen Yu San lagi, terdengar Kwee hu-huat tertawa
seram berkata: "Lekas tanam orang ini !"
Terdengar suara keresak keresek, tak lama
muncul lengcu panji putih, lengcu panji merah,
lengcu panji hijau dan lengcu panji hitam.
"Liok hiangcu kau boleh beri perintah untuk Yen
Yu San pergi." berkata Kwee hu-huat.
Ternyata lengcu Panji putih she Liok !
"Baik," lengcu panji putih membungkukkan
badan menerima perintah. Kwee hu-huat mengurut jenggotnya dan berkata
: 746 "Sampai disini, urusan untuk tahap pertama
sudah beres, kalian boleh kembali ke masing2
tempat." Tubuh Kwee hu-huat melejit, meninggalkan
keempat lengcu panji berwarna.
Lengcu Panji merah, lengcu Panji hitam juga
berangkat. Gerakan mereka gesit2, hal ini mengejutkan Yen
Yu San asli yang masih sembunyi diatas pohon,
yang sudah disaksikan bukan saja lengcu Panji
putih yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, ketiga
Panji lainnyapun demikian juga. Begitu juga Kwee
hu-huat, memiliki ilmu meringankan tubuh yang
hebat. Tampak lengcu Panji putih, sesudah mengantar
kepergian Kwee hu-huat dan ketiga lengcu lainnya,
lengcu panji putih memasuki rimba, ia berteriak :
"Dimana Han Sie Yong?"
Dari balik semak2 rimba sebelah kanan
terdengar suara yang menyahut: "Hamba sudah
berada disini." Han Sie Yong adalah nama dari orang yang
berkerudung mengenakan jubah biru itu, orang
yang siap memalsukan Yeu Yu San, cepat2 ia
menghampiri lengcu Panji Putih dan memberi
hormat. Memandang kearah orang berkerudung Han Sie
Yong, lengcu panji putih berkata:
"Yen Yu San sudah berhasil disingkirkan. Mulai
saat ini, kau adalah si Hakim bermuka merah Yen
747 Yu San! Tidak perlu menggunakan tutup kerudung
muka lagi." Han Sie Yong membungkukkan setengah badan,
mencopot kerudung mukanya.
"Aaaaa....." Seorang wajah Yen Yu San lagi
berada di tempat itu ! Tentu saja perkembangan sampai disini tidak
mengejutkan Yen Yu San lagi, adanya Yen Yu San
dirumah makan adalah kawan si orang misterius,
Yen Yu San yang menempur lengcu panji putih
adalah si orang misterius pribadi, dan Yen Yu San
imitasi yang di bawah ini pula adalah samaran Han
Sie Yong. Disana hadir keempat manusia yang menggunakan wajah Yen Yu San. Tiga manusia
imitasi dan seorang Yen Yu San asli.
Rencana apa yang hendak digunakan oleh
partai Ngo-hong-bun menggunakan wajah Yen Yu
San " Mudah diterka, Dengan menyamar menjadi
seorang Yen Yu San, berarti benteng penganungan
Jaya sudah terjatuh kedalam tangan mereka.
Beruntung Yen Yu San asli masih bersembunyi
diatas pohon, dia bisa menonton adanya
sandiwara2 itu. Dibawah Yen Yu San asli, Yen Yu San palsu
sedang ber-hadap2an dan Lengcu Panji Putih,
terdengar perintah lengcu Panji Putih :
"Nah! Kau boleh ajak Cin Siok Tin kembali
menunggu perintah dikemudian hari."
748 "Baik." Han Sie Yong yang menyamar menjadi
Yen Yu San itu menerima perintah.
Lengcu Panji Putih sudah membuat segala
persiapan, maka ia bertepuk tangan tiga kali.
Itulah code2 rahasia. Suara tepukan itu bergema jauh, maka jauh
didepan mereka tampak api penerangan yang
berkelap kelip. Itulah sambutan dari kode rahasia !
Menunggu lagi beberapa saat, empat orang
berpakaian abu2 menggotong sebuah tandu lari ke
arah mereka. Sebentar kemudian, tandu itu sudah
berada didepan mata mereka.
*** Bab 42 TERDENGAR SUARA lengcu Panji Putih tertawa
berkakakan, ia memandang Han Sie Yong dan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata : "Yen tayhiap, sudah kujanjikan kalau kami
menjamin keselamatan nona Cin Siok Tin, nah!
Itulah nona Cin Siok Tin !"
Kain tandu tersingkap, dari sana loncat keluar
seorang gadis berpakaian merah, itulah putri
tunggal Datuk Barat Cin Jin Cin, namanya Cin
Siok Tin. Han Sie Yong memberi hormat kepada lengcu
Panji Putih dan berkata :
749 "Lengcu betul2 seorang yang boleh dipercaya,
dengan ini aku mengucapkan banyak terima
kasih." "Dia membawakan lakon Yen Yu San !
Diatas pohon, Yen Yu San asli tertawa dingin !
"Sandiwara yang baik ! Kalian pandai bermain
eh?" Cin Siok Tin segera melihat hadirnya sang
paman, tentu saja ia tidak tahu kalau itu paman
palsu, ia lari dan menubruk ke arah Yen Yu San
imitasi, ia berteriak: "Paman Yen Yu San....."
Han Sie Yong menyambut kedatangan Cin Siok
Tin, merangkulnya, bagaikan seorang paman yang
betul2 mengasihi, mengelusi rambut gadis itu dan
berkata: "Kau tidak menderita sesuatu?"
Dari kedua kelopak mata Cin Siok Tin mengucur
tetesan2 bening, ia menangis dan menunjuk ke
arah lengcu panji putih, berkata kepada Han Sie
Yong: "Mereka semua adalah perampok2......"
Dengan tertawa lengcu Panji Putih berkata:
"Maaf ! Sebelum kami mendapat penyelesaian,
nona menjadi tamu agung kita, kini urusan sudah
beres, harap jangan taruh dalam hati."
Sesudah itu, ia memberi hormat kepada Han Sie
Yong dan berkata : "Yen tayhiap, kuharap saja bisa memegang janji,
mulai saat ini, partai Ngo hong-bun dan benteng
Penganungan Jaya tetap bekerja sama."
750 Tanpa menunggu jawaban Han Sie Yong, lengcu
Panji Putih mengajak ke empat anak buahnya yang
menggotong joli tadi berangkat dan meninggalkan
Cin Siok Tin. Han Sie Yong menowel janggut sang keponakan,
ia berkata : "Siok Tin, mari kita berangkat pulang."
Cin Siok Tin meng-edip2kan matanya, menunjuk kearah lenyapnya bayangan rombongan
lengcu panji putih dan bertanya.
"Paman Yen Yu San, dari golongan manakah
orang2 itu ?" Han Sie Yong mengurut2 jenggot berkata : "Mari
kita kembali dahulu !"
Disaat itu, lengcu Panji putih sudah menyiapkan kuda tunggangan untuk Cin Siok Tin.
Maka Han Sie Yong menaiki kuda merah milik Yen
Yu San, Cin Siok Tin menaiki kuda putih yang
ditinggalkan oleh partai Ngo-hong-bun, ber-sama2
meninggalkan Tay-biao-hong.
Menyaksikan kepergiannya manusia palsu itu,
Yen Yu San hendak membuka suara. Tapi dicegah
oleh suara kecil dari orang misterius dari sebelah
pohonnya: "Lo-enghiong, belum waktunya bergerak."
Yen Yu San tertegun sebentar, dengan
gelombang tekanan suara tinggi, ia bertanya:
"Mungkinkah masih ada komplotan penjahat
bersembunyi?" 751 "Betul," berkata orang misterius itu. "Dari enam
anak buah lengcu Panji Putih, mereka hanya
berangkat empat orang, masih ada dua yang belum
pergi!" "Apa kita harus menunggu kepergian mereka?"
bertanya Yen Yu San. "Tentu." "Sampai kapan kita harus menunggu?"
"Sabarlah sebentar. Tidak lama lagi."
Yen Yu San berkata: "Bu-beng tayhiap, terima
kasih kepada bantuanmu, tapi komplotan penjahat
sudah menyamar menjadi diriku, mereka membawa keponakan muridku itu."
Orang misterius berkata : "Jangan khawatir,
kujamin nona Cin Siok Tin bisa balik kedalam
tangan lo-enghiong."
Yen Yu San bertanya lagi : "Masih ada sesuatu
yang membingungkan, bisakah enghiong memberi
tahu sesuatu keterangan ?"
"Tentang apa?" jawab orang misterius.
"Siapakah orang yang menjadi korban tangan
mereka ?" tanya Yen Yu San.
Si orang misterius tertawa kecil dan bertanya :
"Bagaimana dugaan lo-enghiong ?"
"Tidak tahu." berkata Yen Yu San. "Tindak
tanduk tayhiap memang misterius sekali."
752 "Lo-enghiong memuji. Sebentar lagi akan
terbukti siapa orang itu. Untuk sementara tidak
kujawab dahulu....."
Disaat mereka sedang ber-cakap2 ini, tentu saja
dengan gelombang suara tekanan tinggi, terdengar
suara gemeresek mencelat dua bayangan meninggalkan rimba, dua bayangan itupun turun
gunung. Mereka adalah dua orang anggota lengcu
Panji Putih. "Oh !" Yen Yu San mengeluarkan keluhan napas
lega. Beruntung ia tidak ter-gesa2, nyatanya lawan
sangat ber-hati2, gerak-gerik komplotan Ngo-hongbun itu memang hebat, lengah berarti kehancuran.
Sampai disini, terdengar lagi suara si orang
misterius: "Lo-enghiong, mari kita berangkat
pulang !" Dari pohon sebelah, lompat turun seorang,
itulah seorang misterius dengan wajah Yen Yu San.
Yen Yu San masih menguatirkan keponakan
perempuannya, ia juga lompat turun, berjalan
berendeng, kedua wajah Yen Yu San itu turun
gunung. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada
tidak jauh dari kota Kim-leng.
Disaat ini si orang misterius yang masih
menggunakan wajah Yen Yu San menudingkan
telunjuk ke arah suatu tempat, ia berkata:
"Lo enghiong, lihat ! Mereka menunggu di sana!"
Yen Yu San asli melongok kearah tempat yang
ditunjuk, betul saja, dimuka rumah makan disana
753 tertambat dua ekor kuda, berwarna merah dan
seekor kuda putih. Yang merah adalah kuda
tunggangannya, yang putih adalah kuda yang
disediakan oleh partai Ngo-hong-bun yang khusus
untuk Cin Siok Tin. Yen Yu San berpikir, "Eh, mengapa mereka
berhenti disini, tidak langsung memasuki kota?"
Mereka menghampiri kuda itu, dalam rumah
makan terdengar suara seorang gadis yang garing
merdu: "Paman Yen Yu San, apalagi yang harus
ditunggu ditempat ini ?"
Itulah suara puteri benteng Penganungan Jaya
Cin Siok Tin. Terdengar suara Yen Yu San yang dicetuskan
oleh Han Sie Yong: "Kita harus menunggu mereka."
"Siapa orang yang ditunggu?" bertanya nona Cin
Siok Tin. Han Sie Yong menunjuk dan berkata: "Nah !
Mereka sudah datang."
Han Sie Yong menggunakan wajah Yen Yu San,
maka Cin Siok Tin memanggil paman kepadanya.
Dari luar rumah makan itu, muncul dua orang
Yen Yu San. Kini hadir 3 wajah Yen Yu San.
"Ha, ha, ha"." terdengar suara Yen Yu San yang
disebelah kiri. Inilah Yen Yu San imitasi, ia berkata
kepada Han Sie Yong, "Saudara Goan, banyak
menyusahkan dirimu. Sudah waktunya kita
berangkat." 754 Han Sie Yong juga tertawa, ia mencelat
meninggalkan rumah makan, ber-sama2 si orang
misterius meninggalkan tempat itu.
Han Sie Yong dipanggil saudara Goan"
Yen Yu San ditinggalkan terlongong-longong
berpikir beberapa waktu, akhirnya ia sadar, orang
yang dipanggil saudara Goan ini orang yang telah
menyamar menjadi Han Sie Yong. Orang ini pula
yang menyamar menjadi dirinya dirumah makan.
Dan orang misterius adalah komplotannya dua
Yen Yu San. Sekarang, Yen Yu San sudah mendapat
gambaran yang lebih dalam. Tentunya orang she
Goan inilah yang menyamar menjadi dirinya,
menunggang kuda merah menuju ke arah Taybiao-hong,
itu waktu si orang misterius meninggalkan tempat persembunyian di atas
pohon, tentu turun gunung mengambil kuda,
menyamar pula menalangi dirinya menepati janji.
Orang she Goan segera membekuk batang leher
Han Sie Yong yang sembunyi, diangkatnya keatas
pohon, menunggu si orang misterius menguber
lengcu Panji Putih, dengan kecepatan yang tiada
tara telah menukar Han Sie Yong menjadi Yen Yu
San, maka dilemparkannya tubuh Han Sie Yong
menjadi sarang senjata rahasia.
Han Sie Yong asli menjadi korban senjata
rahasia kawan sendiri. Dan orang she Goan ini menyamar menjadi Han
Sie Yong. 755 Dugaan2 Yen Yu San memang tidak meleset
jauh. Karena itu segera ia berteriak : "Hei, jiwie
tayhiap tunggu dulu !"
Tapi si orang misterius dan si orang she Goan
sudah lenyap jauh, mereka tidak menghiraukan
panggilan itu. Cin Siok Tin masih bingung menghadapi kedua
Yen Yu San, baru sekarang ia menghampiri sang
paman asli, ia berkata : "Hei, berapa banyak
paman Yen Yu San, siapa pula kedua orang itu?"
Yen Yu San tertawa menyengir, mempaparkan
kedua tangan berkata : "Aku sendiripun tidak tahu
siapa kedua orang itu."
Nona Cin Siok Tin menjebikan bibir, dengan
kolokan dan manja ia berkata : "Ah, paman Yen Yu
San selalu menganggap aku masih kanak2, banyak
sekali yang disembunyikan."
*** Bab 43 KINI SADARLAH DIA, Yen Yu San yang satu
inilah Yen Yu San asli. Yen Yu San tertawa, memberi hiburan kepada
sang keponakan berkata : "Siok Tin, kapankah aku
membohongi dirimu ?"
Cin Siok Tin semakin manja, ia berkata :
"Yang seorang menggunakan wajah paman,
yang seorang lain juga berwajah paman, sesudah
756 menolong diriku dari tangan penjahat, kita mau
menunggu orang disini, ternyata dua orang
berwajah sama lagi yang datang, mereka
berkomplot, kalian datang ber-sama2. Mengapa
bisa tidak kenal kepada mereka. Aku tidak
percaya." Yen Yu San mengurut-urut jenggot, dengan
pelahan2 berkata : "Betul2 aku tidak tahu, siapa dan bagaimana
asal usul mereka" Masih dalam suasana teka teki.
Mari kita pulang, nanti saja aku ceritakan."
Dengan bujukan2 akhirnya Cin Siok Tin yang
manja mau mengerti. Yen Yu San mengajak putri ketua Penganungan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jaya ini balik kembali ke kota.
Didepan rumah penginapan, seorang pelayan
menyambut kedatangan mereka : "Lo-enghiong,
nona sudah kembali ?"
Yen Yu San menganggukkan kepala, memasuki
kamar2 yang mereka pesan.
Yen Siu Hiat dan anak buah benteng
penganungan jaya tidak tidur, begitu melihat
kedatangan Yen Yu San, semua orang bersorak.
Dengan girang Yen Siu Hiat berkata: "Jiesiok,
kau berhasil menolong nona Cin Siok Tin dari
tangan mereka " Bagaimanakah tokoh2 partai Ngohong-bun itu?"
Berulang kali Yen Yu San menggelengkan
kepala, inipun suatu tanda bahwa dia pun tidak
757 mengerti jelas. Memandang ke arah Yen Siu Hiat
dan bertanya : "Siu Hiat, pemuda sastrawan yang bernama Lie
Siauw San itu masih berada dirumah penginapan
?" Wajib curiga kepada pemuda itu !
Yen Siu Hiat tertegun, hatinya ber-pikir2,
mengapa sang jiesiok segera menanyakan seorang
pemuda sastrawan yang baru dikenal " Ia biasa
menghormati paman itu, segera menjawab :
"Sudah kusuruh Beng Hu yang menjaga, Beng
Hu melihat dua kali, pemuda she Lie itu sudah
tidur." Yen Yu San bertanya lagi : "Apa kau sudah
melihat sendiri ?" Yen Siu Hiat berkata : "Pintu dan jendela
didepan dan belakang sudah dipasang orang.
Keponakanmu tidak melihat sendiri."
Yen Yu San mengeluarkan suara dengusan dari
hidung, suatu tanda bahwa tidak puas pada sikap
Yen Siu Hiat. Tiba2 Cin Siok Tin turut bicara: "Paman Yen Yu
San, ada urusan apa dengan Lie Siauw San yang
kau tanyakan" Dan siapa orang itu?"
Yen Yu San berkata : "Aku mempunyai
kecurigaan besar, kalau si orang misterius
mempunyai hubungan erat dengan pemuda
sastrawan yang mengaku Lie Siauw San ini."
758 Cin Siok Tin bertanya lagi : "Maksud paman,
mereka dari komplotan penjahat?"
"Bukan." Yen Yu San menggelengkan kepala.
Yen Siu Hiat sudah membawakan cangkir teh,
diserahkan kepada Yen Yu San, dan ia bertanya.
"Bagaimana pengalaman jiesiok tadi ?"
Berulang sampai tiga kali Yen Yu San menarik
napas, dengan lesu ia berkata :
"Pengalamanku dimalam ini adalah pengalaman
yang tergetir, belum pernah aku menemukan
kejadian yang seperti ini dan belum pernah
kubayangkan pada sebelumnya."
Sepasang sinar mata jeli Cin Siok Tin
memandang kearah Yen Yu San, ia berkata :
"Paman Yen Yu San, hayo ! Ceritakan pengalaman
tadi." Per-lahan2 Yen Yu San berkata : "Orang yang
menolong dirimu dari kaum penculik itu bukanlah
aku." "Aku tahu." berkata Cin Siok Tin. "Tentunya dua
orang yang menyamar menjadi paman tadi,
bukan?" Yen Yu San tertawa dan berkata: "Ya! Orang
yang menyamar menjadi diriku lebih dari dua
orang, masih ada dua wajah Yen Yu San lainnya,
itulah komplotan penjahat yang bernama Han Sie
Yong, jumlah Yen Yu San palsu ada tiga orang.
Ditambah aku yang asli, wajah Yen Yu San total
jendral 4 lembar!" 759 Hati Cin Siok Tin tercekat, ?a berteriak: "Begitu
banyak yang menyamar menjadi paman Yen Yu
San?" "Ya." Yen Yu San menganggukan kepala. "Terus
terang kuceritakan, kepergianku tadi bukan
berusaha. Aku hanya menjadi seorang penonton."
Semakin lama, perasaan heran Yen Siu Hiat
semakin menjadi, ia berkata: "Tentunya ada
musuh pula dari kaum penculik itu?"
"Paman Yen Yu San," Cin Siok Tin juga turut
bicara, "Lekaslah, ceritakanlah !"
Yen Yu San mengeringkan minumannya
kemudian ia bercerita dari asal mula, sehingga
terakhir berhasil membawa Cin Siok Tin pulang.
Sepasang mata Cin Siok Tin ter-putar2, ia
berkata : "Dari cerita paman Yen Yu San tadi, si orang
misterius memiliki ilmu kepandaian tinggi. Hebat
sekali." "Ya," berkata Yen Yu San mengelus jenggot,
"Ilmu kepandaian orang ini mungkin berada diatas
ketua partai Siauw-lim-pay Tay ciok taysu."
"Bagaimana kalau dibandingkan dengan ilmu
kepandaian paman Yen Yu San ?" bertanya Cin
Siok Tin. Yen Yu San menyengir, "Aku mana
ditandingkan dengan dirinya." ia berkata.
bisa Cin Siok Tin meng-geleng2kan kepala berkata :
760 "Bohong ! Menurut keterangan ayah ilmu
kepandaian paman sudah mencapai taraf tertinggi,
kecuali dua tiga orang, tidak ada yang bisa
menandingi lagi." "Dan orang misterius ini termasuk salah satu
dari orang yang berada diatas diriku."
"Aku tidak percaya." berkata Cin Siok Tin.
Dengan sungguh2 "Sungguh !" Yen Yu San berkata : "Suatu saat, akan kujajal orang itu," berkata Cin
Siok Tin. "Kau jangan mencoba menjajalnya." Yen Yu San
menggelengkan kepala. Yen Siu Hiat turut bicara : "Jiesiok curiga kalau
si orang misterius adalah samaran Lie Siauw San
?" Yen Yu San ragu2 untuk beberapa waktu, ia
berkata : "Inilah kecurigaanku, munculnya Lie Siauw San
ini sangat mendadak, ia pandai membawa diri,
dedak dan potongan badan mereka agak
bersamaan, tapi...."
Yen Siu Hiat segera berkata : "Biar kulihat, apa
dia masih tidur di-sana."
Cepat2 Yen Yu San mencegah dan berkata :
"Jangan ! Kalau betul samarannya, dia pun sudah
kembali. Mengapa harus diganggu lagi" Sudahlah!
Kalian boleh tidur."
*** 761 Hari kedua, baru saja Lie Siauw San selesai
bercuci muka, terdengar derap langkah kaki cepat,
kemudian berhenti didepan pintu.
"Tok ! Tok ! Tok !" terdengar suara ketukan.
"Apa saudara Lie Siauw San sudah bangun?"
"Siapa ?" bertanya Lie Siauw San.
Tampak pintu terdorong, seorang sastrawan
berdiri disana, itulah si sastrawan besi Yen Siu
Hiat, memberi hormat dan berkata: "Selamat pagi !"
"Oh !" Lie Siauw San tidak mencela kecerobohan
orang yang mendorong pintu mendadak, "Selamat
pagi, silahkan duduk !"
Yen Siu Hiat berkata : "Kemarin pamanku mendapat kecocokan dengan saudara Lie Siauw San. Karena itu pagipagi memberi perintah kepadaku untuk memberi
tahu, mengajak makan sebentar. Takut kalau
saudara ada urusan dan keluar, maka pagi2
datang mengganggu." "Tidak apa." berkata Lie Siauw San. "Paman
saudara adalah tokoh rimba persilatan yang
ternama, kalau ada panggilan, tentu wajib
menerima panggilan. Apa lagi berupa undangan
makan, lebih2 tidak bisa diabaikan."
Yen Siu Hiat mengajak Lie Siauw San
meninggalkan kamar itu, orang yang dicurigai
tidak memperlihatkan tanda2 lain, hal ini semakin
menyulitkan Yen Siu Hiat.
762 Mereka tiba ditempat Yen Yu San, si-jago tua
bangkit berdiri, tertawa berkakakan dan berkata:
"Selamat pagi, saudara Lie Siauw San."
Lie Siauw San membalas hormat itu, "Selamat
pagi." Disebelah Yen Yu San duduk seorang gadis,
inilah putri ketua Penganungan Jaya Cin Siok Tin.
Sambil menunjuk ke arah si gadis, Yen Yu San
berkata : "Mari kuperkenalkan, itulah putri ketua
kami, nona Cin Siok Tin."
Lie Siauw San menganggukkan kepala, memberi
penghormatan kepada gadis itu.
Setelah itu Yen Yu San menunjuk ke arah Lie
Siauw San berkata : "Inilah saudara Lie Siauw
San." Cin Siok Tin juga membalas hormat.
"Silahkan duduk !" berkata Yen Yu San, ia
sedang menyelidik gerak prilaku dan suara nada
Lie Siauw San. Lie Siauw San membawakan sikapnya yang
biasa, se-olah2 tidak tahu kalau dirinya itu sedang
mendapat sorotan. Yen Yu San mengadakan perjamuan makan.
Sesudah mereka ber-cakap2
ketimur, Yen Yu San berkata :
kebarat dan "Nona Cin Siok Tin inilah yang baru saja lolos
dari tangan kaum penjahat, baru saja pulang
kembali." 763 "Lotiang mempunyai nama besar dalam
kalangan rimba persilatan, betapapun beraninya
kaum penjahat itu, tentulah mereka tidak berani
tidak mengembalikan nona Cin dengan selamat,
hal ini sudah didalam perhitungan."
Yen Yu San masih memperhatikan gerak-gerik
Lie Siauw San yang dicurigakan, ia hendak
mencari persamaan2 suara2 Lie Siauw San dengan
suara si pendekar misterius tadi malam. Tapi tidak
mudah untuk menemukan persamaan2 tersebut,
suaranya berbeda. "Ha, ha"." Yen Yu San tertawa. "Ada sesuatu
yang saudara Lie Siauw San tidak tahu,
kemenangan kami malam hari bukan atas
kekuatan ilmu silatku, kami mendapat bantuan
dan dukungan tokoh silat hebat. Semalam disini
telah terjadi sesuatu."
"Terjadi sesuatu?" berkata Lie Siauw San kaget,
"Apakah yang terjadi " Boan-seng tidur terlalu
pulas. Tidak mendengar suara apa2."
Yen Yu San tertawa dingin, hatinya bergumam :
"Masih hendak berlagu " Huh ! Hendak kulihat,
sampai dimana kau bisa ber-pura2."
Dan sambil berpikir begitu, Yen Yu San berkata
: "Kejadian bukan disini....."
Dan diceritakan jalannya keanehan2 sehingga
Cin Siok Tin berhasil diterima pulang dengan
selamat. 764 Lie Siauw San mendengar dengan penuh minat,
menunggu sampai Yen Yu San selesai bertutur,
kemudian berkata : "Betul tokoh silat yang misterius, lo-tiang
mempunyai pengalaman luas, mungkinkah tidak
bisa melihat jurus2 tipu silatnya dari aliran mana
?" Sepasang mata Yen Yu San bersinar terang,
hatinya bergumam : "Nah ! Akhirnya beber juga
penyamaranmu. Seorang sastrawan mana mungkin
bisa mengetahui tentang jurus2 tipu silat?"
Memperhatikan Lie Siauw San beberapa waktu,
Yen Yu San berkata : "Aku belum bisa menduga
asal usul pendekar misterius itu, tapi yang menjadi
kawan seperjoangannya adalah seorang she Goan,
dia memanggil dengan sebutan saudara Goan.
Didalam rimba persilatan, orang she Goan tidak
terlalu banyak. Kalau saja bisa menyelidiki asal
usul kawannya itu, tidak sulit menyelidiki asal
usulnya pula."

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hati Lie melompong. Siauw San tercekat, mulutnya Hal ini tidak lepas dari penilaian Yen Yu San, ia
berkata lagi. "Menurut keterangan Yen Siu Hiat, tadi malam
diatas wuwungan kamar saudara seperti ada
bayangan bergerak, itu waktu aku belum kembali,
Siu Hiat menyuruh orang membikin penyelidikan..." 765 Rasa kaget Lie Siauw San semakin menjadi,
cepat2 ia bertanya : "Apa berhasil menemukan
sesuatu ?" Yen Yu San berkata: "Gerakan bayangan itu
terlalu gesit, sekali berkelebat, diapun lenyap."
Lie Siauw San meng-gosok2 kedua tangannya,
me-remas2nya pula, sesudah itu ia berkata :
"Mungkinkah penjahat?" bayangan dari komplotan Yen Yu San tertawa, dengan bangga ia berkata :
"Dan waktu itu akupun kembali. Perselisihan yang
tidak terlalu jauh. Menurut dugaanku, pendekar
misterius yang membantu itu juga mengambil
rumah penginapan yang sama......."
Lie Siauw San tertawa nyengir dan berkata :
"Rumah penginapan ini cukup luas, banyak
kamarnya. Orang2 dari beberapa golongan bisa
saja menetap disini. Kalau ada jago silat yang lihay,
tentu tidak sangat mengherankan. Sukur saja
kalau ada seseorang yang selalu bersedia membuat
pembelaan." "Oh ! Begitu ?" berkata Yen Yu San. "Kalau
penilaianku tidak salah, saudara Lie Siauw San
juga mengerti sedikit ilmu silat."
Lie Siauw San tertegun untuk beberapa waktu,
kemudian ia tertawa ngakak, katanya:
"Inilah penilaian yang kurang tepat, boan-seng
hanya mempelajari ilmu yang tercatat didalam
buku pelajaran biasa saja. Tidak ada hubungannya
dengan ilmu pedang dan golok."
766 Sedari tadi, Cin Siok Tin memperhatikan gerakgerik Lie Siauw San, sepasang mata si gadis belum
pernah lepas dari wajah pemuda itu, sekarang ia
tertawa dan turut serta didalam perdebatan itu
katanya: "Saudara Lie Siauw San, apa hanya buku
buku pelajaran biasa saja yang dibaca?"
"Tentu saja hanya pelajaran biasa." jawab Lie
Siauw San. "Aku tidak percaya." berkata Cin Siok Tin.
"Biasanya penilaian paman Yen Yu San itu belum
pernah meleset." "Uh......." Lie Siauw San gelagapan.
Cin Siok Tin menoleh kearah Yen Yu San dan
berkata: "Paman Yen Yu San, apa kau tidak bisa
membedakan suara orang?"
Muka Cin Siok Tin tertuju kearah Yen Yu San,
secara diam2 tangannya merogoh kantong, secepat
itu pula dikibaskan kearah Lie Siauw San,
sebatang jarum halus meluncur kearah alis si
pemuda sastrawan. Yen Yu San menjadi kaget, cepat2 ia berteriak:
"Jangan !" Disaat Yen Yu San hendak menepuk jarum itu,
ia sudah terlambat ! Dengan sangat kebetulan pada saat jarum
menyambar alisnya, Lie Siauw San mengangkat
cangkir teh, menenggaknya sambil menundukkan
kepala, demikianlah serangan jarum Cin Siok Tin
767 lewat beberapa dim di daun telinga. Langsung
menoblos tembok, ia nyaris dari bahaya kematian.
Dari teriakan Yen Yu San tadi, Lie Siauw Sian
juga terkejut, tangannya menjadi gemetaran cepat2
ia berteriak : "Ada apa ?"
Cin Siok Tin menjebikan mulutnya yang kecil
mungil, ia tidak puas atas teriakan sang paman,
katanya manja : "Paman Yen Yu San, mengapa kau
bingung tidak keruan, aku hanya hendak
menjadikannya sebagai kelinci percobaan."
*** Bab 44 SEOLAH-OLAH tidak tahu kalau jiwanya itu
terancam bahaya maut, Lie Siauw San memperlihatkan rasa bingungnya yang tidak
terhingga, ia bertanya lagi : "Lotiang ada urusan
apakah ?" Yen Yu San menarik napas lega, tanpa disadari
oleh orang yang bersangkutan, Lie Siauw San
berhasil menolong jiwa sendiri. Karena itu cepat2
ia berkata : "Keponakanku ini memang ada sedikit nakal, ia
hendak menjajal, apa betul2 kau tidak berkepandaian silat."
"Oh...jangan! Jangan!" berkata Lie Siauw San.
"Mana boleh di-coba2" Betul2 boanseng tidak
berkepandaian silat."
768 "Karena itulah aku melarang ia menjajal lagi,"
berkata Yen Yu San. Cin Siok Tin menoleh kearah Yen Siu Hiat, ia
berkata : "Yen-toako, apa yang semalam dikatakan oleh
paman Yen Yu San, bukankah saudara Lie Siauw
San ini mempunyai dedak perawakan yang sama
dengan tokoh misterius yang pernah menolongnya?" Sambil berkata seperti itu, tidak henti2nya Cin
Siok Tin meng-edip2kan mata.
Yen Siu Hiat masih belum mengerti akan makna
arti putri ketua Penganungan Jaya itu, ia tertegun
beberapa saat. Cepat2 Lie Siauw San berkata : "Masakan
seorang sastrawan tolol yang sepertiku ini hendak
di-banding2kan dengan seorang jago hebat?"
Cin Siok Tin tidak menggubris ucapan Lie Siauw
San, ia cepat berkata : "Hayo! Coba katakan, apa yang paman Yen Yu
San ceritakan?" Yen Siu Hiat berkata: "Menurut keterangan jiesiok, dedak perawakan si pendekar misterius agak
mirip dengan saudara Lie Siauw San."
Lie Siauw San tertawa tawar, menyeringai dan
berkata: "Keterangan itu memang masuk diakal, lotiang
tentu bisa membedakan, kalau pendekar misterius
itu mempunyai dedak perawakan yang mirip
769 dengan boan-seng, hal itu tidak akan salah lagi.
Boan-seng percaya. Tapi...bentuk2 tubuh dan
dedak perawakan orang, belum tentu harus
berbeda, orang yang mempunyai dedak perawakan
hampir sama dengan dedak perawakan boan-seng
bukan satu saja, belum tentu boan-seng seorang."
Cin Siok Tin menoleh kearah Yen Yu San, ia
mendesak : "Paman si pendekar mempunyai ciri2 lain ?"
misterius apa tidak "Kukira hanya dedak perawakannya
hampir sama." jawab Yen Yu San.
yang "Apa kau yakin bukan saudara Lie Siauw San ?"
Cin Siok Tin tidak mau menyerah kalah.
"Memang mirip sekali." berkata Yen Yu San,
"Tapi saudara Lie Siauw San sudah menyangkal.
Kukira betul2 bukan dia."
Cin Siok Tin tertawa ewah, dengan nakal dan
binal ia berkata : "Aku bisa membuktikan bahwa pendekar
misterius itu adalah jelmaan saudara Lie Siauw
San." Mata Yen Yu San terbelalak, ia bertanya.
"Maksudmu ?" Cin Siok Tin memandang kearah Lie Siauw San,
ia berkata : "Kalau bukti sudah berada didepan mata,
kuharap saudara tidak membuat penyangkalan."
770 "Silahkan." berkata Lie Siauw San menantang.
"Menurut cerita paman, si pendekar misterius
pernah bersembunyi disuatu pohon tinggi bersama2 paman bukan?"
"Pohon itu tentu sangat besar dan tinggi."
berkata Cin Siok Tin lagi.
"Ya." "Itulah pohon tua yang sudah berumur ratusan
tahun." "Ngg......" Cin Siok Tin semakin puas, ia berkata :
"Maka keadaan pohon itu bukan pohon biasa,
sebuah pohon yang tak pernah terpijak binatang
atau manusia manapun juga, tentu banyak
lumutnya, betapa hebat ilmu kepandaian si
pendekar misterius, lama kelamaan, lumut2 itu
bisa saja nyangkut beberapa......."
Sengaja atau tidak disengaja, mata Cin Siok Tin
memeriksa kearah sepatu Lie Siauw San.
Tepat ! Penilaian seorang wanita memang
banyak mempunyai keistimewaan. Karena itulah,
pandangan Yen Yu San dan Yen Siu Hiat juga
ditujukan kearah sepatu Lie Siauw San. Betul saja
! Dibagian pinggiran sepatu itu terdapat lumutlumut hijau.
Lie Siauw San menundukkan kepala memandang sepatu tersebut, mulutnya berteriak :
"Aaaah.....oh.......lumut hijau ini yang nona
maksudkan" Disaat aku jalan diluar kota, sebelum
771 memasuki rumah penginapan pernah terpeleset,
maka terdapat cepretan2 lumut."
Yen Yu San sudah memastikan, kalau pemuda
misterius yang menolong dirinya adalah sastrawan
muda yang mengaku bernama Lie Siauw San ini,
tapi caranya tidak sekasar Cin Siok Tin, berbeda
dengan cara Cin Siok Tin, ia tidak mau membuat
orang semakin canggung, karena itu tertawa puas
dan diam saja. Cin Siok Tin tidak mau menyerah seperti
pamannya, mulutnya digigit keras2, ia berkata lagi:
"Satu fakta lain yang tidak bisa disangkal."
Lie Siauw San mulai kewalahan, ia memandang
gadis pandai itu. Cin Siok Tin berkata : "Paman Yen Yu San,
disaat si pemuda misterius mengejar lengcu Panji
Putih memasuki rimba, pernah terjadi hujan
senjata gelap, bukan " Nah ! mungkinkah kalau
beberapa senjata gelap itu menyangkut dibaju2nya ?"
Hal itu mungkin saja terjadi !
Lie Siauw San masih mengenakan pakaian
panjang yang kemarin, ia duduk tidak jauh dari
Yen Yu San, maka baju panjang itu ber-kibar2,
betul saja, dibeberapa tempat tertembus oleh
senjata2 yang halus. Bukan Cin Siok Tin saja yang bisa melihat
adanya tanda2 itu, Yen Yu San juga bisa melihat
adanya lubang2 kecil tertembus oleh jarum2 halus
senjata rahasia. 772 Lie Siauw San memang lihai, dalam keadaan
yang terjepit seperti itu, tokh ia masih mau
menyangkal, katanya : "Nona Cin Siok Tin, masih


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ada sesuatu yang kurang diperhatikan olehmu."
"Dibagian mana?" bertanya Cin Siok Tin.
Lie Siauw San berkata : "Menurut cerita Yen
lotiang, si pendekar misterius telah keluar, dirinya
menempur musuh, ia mengenakan pakaian
panjang biru, tapi aku tidak mengenakan pakaian
itu." Cin Siok Tin berkata : "Tidak guna untuk
memperdebatkan warna pakaian, dalam malam
gelap, warna2 pakaian itu mudah disarukan. Biru
atau hijau, putih atau kelabu, sepintas selalu
hampir sama saja ! Apalagi orang pun mudah
menggunakan pakaian rangkap, bukan" Bisa saja
seseorang mengenakan pakaian hijau didalam,
mengenakan pakaian biru diluar ?"
Menghadapi seorang gadis pandai yang seperti
Cin Siok Tin, Lie Siauw San tidak berdaya,
mengangkat pundak berkata :
"Kalau nona Cin hendak memaksakan aku
sebagai seorang pendekar, apa boleh buat. Sebagai
seorang sastrawan tolol yang sepertiku, sangat
senang sekali mendapat pujian2 yang seperti itu."
"Tidak menyangkal lagi, bukan?" berkata Cin
Siok Tin. "Kalau betul2 pendekar misterius itu adalah
jelmaan boan-seng, buat apa disangkal?" berkata
Lie Siauw San. 773 "Itulah. Bagaimana harus menyangkal" Akui
saja." berkata Cin Siok Tin.
"Sayang sekali." berkata Lie Siauw San. "Boanseng bukanlah pendekar misterius itu."
Sesudah mana ia menoleh Yen Yu San,
mulutnya ber-gerak2, menggunakan gelombang
tekanan suara tinggi, suaranya yang hanya bisa
ditangkap oleh Yen Yu San seorang, ia
mengucapkan beberapa patah kata, kata2 ini tidak
bisa ditangkap oleh Cin Siok Tin, juga tidak
diketahui oleh Cin Siok Tin, karena mulut Lie
Siauw San tidak tertujukan kepadanya.
Mendengar suara yang seperti semut itu wajah
Yen Yu San tertegun. Cin Siok Tin hendak memaksakan Lie Siauw
San agar mengakui penyamarannya. Disaat ini Yen
Yu San sudah mengulapkan tangan, ia berkata :
"Siok Tin, sudahlah ! Kukira pendekar misterius
berkepandaian silat tinggi itu bukanlah jelmaan
saudara Lie Siauw San. Kalau betul sebagai
jelmaannya, mengapa ia harus menyangkal terus
menerus " Sudahlah ! Tidak perlu kita
berdebatan." Nada suara Yen Yu San berubah, berubah
karena sudah mendengar suara2 yang seperti
semut halus tadi. Kalau sebelumnya ia memihak kepada Cin Siok
Tin, kini ia memihak kepada Lie Siauw San.
Cin Siok Tin menjadi heran, ia memandang
kearah sang paman, dengan tidak mengerti
774 berkata: "Eh, bagaimana paman bisa merubah
haluan ?" Yen Yu San tidak menjawab teguran Cin Siok
Tin, menoleh kearah Yen Siu Hiat dan berkata:
"Siu Hiat, beritahu kepada tuan pengurus,
semua rekening saudara Lie Siauw San ini
masukkan ke dalam rekening kita, dan jangan
lupa, minta tambahan arak dan makanan lagi."
Yen Siu Hiat menerima meninggalkan meja perjamuan.
perintah, ia *** Bab 45 "OH !" berkata Lie Siauw San.
"Mana boleh " Jangan...."
"Aku paling tidak suka kepada orang yang
banyak mengunakan peradatan." berkata Yen Yu
San. Lie Siauw San bungkam. "Sudahlah, kita makan minum lagi," berkata
Yen Yu San. Apa boleh buat, Lie Siauw San harus menerima
kebaikan2 itu. Makan dan minum lagi beberapa waktu, tibatiba Lie Siauw San seperti teringat sesuatu, ia
berkata : "Oh......"
"Ada apa?" bertanya Yen Yu San.
775 "Pagi2 sekali, sesuatu....." boanseng menemukan "Apakah yang saudara temukan?" bertanya Yen
Yu San. "Sebelumnya," berkata Lie Siauw San perlahan,
"Bisakah boanseng mendapat sedikit keterangan ?"
"Keterangan apa ?"
"Untuk mengirim dan menerima berita, apakah
benteng Penganungan Jaya menggunakan burung
merpati ?" Yen Yu San berkerut alis, lagi2 suara yang
mengandung kemisteriusan. Dari mana Lie Siauw
San tahu kalau benteng Penganungan Jaya
menggunakan burung merpati sebagai penyebar
dan penerima berita "
Karena mengingat bahwa pemuda ini telah
menolong dirinya, Yen Yu San tidak perlu
sungkan2 lagi, ia menganggukkan kepala dan
berkata : "Saudara memang hebat ! Tepat ! Kadang kala
benteng Penganungan menggunakan burung
merpati sebagai penyebar dan penerima berita."
Lie Siauw San bertepuk tangan dan berkata :
"Nah ! Tepat. Tidak salah lagi !"
"Dari mana saudara bisa menduga kalau kami
menggunakan burung merpati ?" bertanya Yen Yu
San. Dengan tenang, sepatah demi sepatah Lie Siauw
San berkata : 776 "Boanseng tidak biasa bangun siang, setiap pagi
sebelum matahari terbit, boan-seng gerak jalan,
hari ini tidak terkecuali, disaat boanseng jalan2,
tiba2 terbang mendatangi seekor burung merpati,
keluarnya dari deretan kamar lotiang, dari burung
inilah pula terjatuh sebuah bungbung kecil.
Boanseng segera menduga kepada surat2 penting,
dari arah dan datangnya burung merpati ini,
boanseng menduga kepada burung merpati
benteng Penganungan Jaya. Betul2 saja burung
merpati kepunyaan lotiang."
Dengan heran Yen Yu San berkata : "Eh! Kita
tidak melepas burung merpati. Darimana pula
munculnya burung itu?"
Lie Siauw San berkata : "Boanseng takut surat
itu dipungut orang yang tidak wajib memungut.
Demikianlah maka boanseng bawa surat itu kalau
saja lotiang membacanya pasti tahu isi berita."
Dari dalam saku bajunya, Lie Siauw San
menyerahkan sebuah tabung kecil.
Yen Yu San menerima tabung itu, alisnya
berkerut semakin dalam, ia berkata : "Tabung ini
bukanlah milik benteng kami."
Lie Siauw San tertawa dan berkata :
"Terbang burung merpati dari daerah sini, walau
bukan burung merpati benteng penganungan Jaya,
mungkin sedikit banyak ada hubungan dengan
benteng lotiang, apa salahnya memeriksa."
777 Anjuran Lie Siauw San mengandung arti dalam.
Yen Yu San bisa menerima, menganggukkan
kepala berkata : "Betul juga."
Membuka tabung itu, Yen Yu San bisa membaca
isi surat, wajahnya berubah.
Apa yang tertulis pada catatan2 itu adalah
keterangan jelas dan terperinci dari jalanannya
pertempuran2 dimalam hari, itulah surat laporan
kepada partai Ngo-hong bun, tentunya dari salah
satu dari anggota Perintah maut.
Tidak ada tanda tangan. Hanya menggunakan
code-code, code itu menggunakan tanda Duta
Keliling, tulisan itu mungil dan baik, tulisan dari
buah tangan wanita. Tanpa melepas surat laporan sang Duta Keliling
kepada partai Ngo-hong-bun, Yen Yu San
mematung di tempat. Lie Siauw San bertanya : "Lotiang, apa yang
tertulis disana ?" Yen Yu San menyerahkan laporan itu dan
berkata : "Lihatlah !"
Lie Siauw San menerima surat itu, dan ia mulai
membaca dengan teliti, sesudah selesai membaca,
mendongakkan kepala dan memandang Yen Yu
San, dengan tertawa ia berkata:
"Ahh, inilah jalannya kejadian dimalam hari.
Tentunya surat lotiang untuk ketua benteng
Penganungan Jaya. Sangat beruntung sekali jatuh
ditangan boanseng, sehingga rahasia tidak jatuh ke
778 tangan orang lain, kalau saya lotiang
mengirim lain burung merpati, tentu beres."
Yen Yu berkata: San meng-geleng2kan kepala mau dan "Lote bukan orang dari rimba persilatan, tidak
begitu mengetahui selak seluk diantara golongan
kita. Inilah surat laporan untuk Ngo-hong-bun."
Dengan membelalakkan mata, Lie Siauw San
berkata : "Eh, mengapa lotiang mau mengirim surat
laporan kepada partai Ngo hong-bun" Ha, hua,
haaa....boanseng mengerti, tentunya lotiang hendak meng-olok2 partai tersebut, hendak
mencemoohkan mereka. Rencana memalsukan
pengurus Benteng Penganungan Jaya mengalami
kegagalan !" (Bersambung 14) *** Jilid 14 LAGI2 Yen Yu San bergeleng kepala, ia berkata :
"Surat ini bukan surat laporanku, inilah surat
laporan dari anak buah mereka kepada pucuk
pimpinannya." "Oh! Begitu?" Akhirnya Lie Siauw San seperti
mengerti. "Didalam rumah makan ini masih ada
anggota musuh ?" 779 "Ya !" Yen Yu San menggebrak meja. "Masih ada
musuh didalam selimut."
Ini waktu Yen Siu Hiat turut bicara.
"Jiesiok, mungkinkah pembicaraan kita dapat
ditangkap mata2 musuh ?"
Sepasang alis Yen Yu San ber-kerut2 dalam2, ia
sedang memecahkan problem yang tersulit. Dari
mana pihak musuh bisa menangkap pembicaraan2
itu dengan jelas " Lie Siauw San masih membolak-balik surat
laporan itu, ber-geleng2 sebentar, ia mengemukakan pendapat : "Dari corak dan bentuk tulisan ini, boan-seng
kira adalah tulisan seorang wanita, mungkinkah
musuh menyuruh mengutus seorang gadis
menyelinap kesini ?"
Sedari tadi, Cin Siok Tin tidak turut ambil
bagian, tiba2 saja ia berkata : "Dugaan saudara Lie
Siauw San memang tepat !"
Lie Siauw San menjadi heran, ia menoleh dan
memandang gadis itu, kemudian bertanya :
"Apa nona Tin sudah tahu siapa yang
menggunakan nama samaran Duta Keliling itu ?"
Cin Siok Tin tertawa manis, ia berkata : "Tentu
saja aku tahu." Lie Siauw San semakin heran, ia bertanya :
"Ternyata nona Cin sudah mengetahui adanya
komplotan ini?" 780 Yen Yu San juga memandangnya dengan tegang,


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia bertanya: "Siok Tin, siapa mata2 musuh?"
Menunjukkan jarinya ke hidung sendiri, Cin
Siok Tin berkata: "Itulah aku !"
"Kau ?"?" Wajah Yen Yu San berubah.
Dengan ber-sungguh2, dengan membawakan
sikapnya yang keren, Cin Siok Tin tiba2 berkata:
"Yen tayhiap, apa kau kira aku ini betul-betul
keponakanmu yang bernama Cin Siok Tin ?"
Menengok kearah puteri Penganungan Jaya itu,
Yen Yu San menganggukkan kepala dan berkata:
"Ya ! Seharusnya aku bisa menduga, kau adalah
samaran dari orang2 partai Ngo-hong bun."
"Tepat !" Si gadis menganggukkan kepala.
"Sayang sekali! Pikiranmu itu bekerja terlalu
lambat, sudah terlambat!"
Lie Siauw San memperlihatkan sikapnya yang
bingung, memandang kearah Cin Siok Tin dan
bertanya: "Nona berpihak kepada musuh?"
Meng-geleng2kan kepala Siauw San berkata lagi: beberapa saat Lie "Tidak mungkin, tidak mungkin... masa seorang
putri benteng Penganungan Jaya mengabdi kepada
kepentingan musuh?" "Hie hie hie..." Cin Siok Tin tertawa ngikik,
"Kalian sudah terlambat, otak kalian bekerja
terlalu lamban." "Apa yang terlambat ?" bentak Yen Yu San.
781 Ia sudah siap untuk meringkus gadis ini, gadis
musuh yang diselundupkan dengan wajah Cin Siok
Tin. Tanpa gentar oleh kewibawaan Yen Yu San,
gadis yang menyamar menjadi Cin Siok Tin itu
berkata: "Minuman yang kalian minum telah kutaburi
dengan racun, racun2 itu kusimpan dijari kuku,
tiada warna, tiada bau dan tiada asap, kalian
sudah keracunan, jangan harap bisa bergerak."
"Kau ....kau...." Lie Siauw San memperlihatkan
wajah yang gugup. "Tidak percaya ?" berkata Cin Siok Tin palsu.
"Cobalah !" "Nona," berkata Lie Siauw San.
"Aku tidak mempunyai permusuhan denganmu,
mengapa turun tangan begitu jahat ?"
Si gadis yang menyamar menjadi Cin Siok Tin
itu menoleh kearah Lie Siauw San, dengan ekor
matanya yang dingin berkata : "Kau turut serta
didalam persengketaan ini, salahmu sendiri, kalau
kau sampai celaka." Tiba2 terdengar suara Yen Yu San yang galak
tertawa besar dan berkata :
"Budak hina, kau kira aku orang apa, mana bisa
ditipu olehmu ?" Mulut Yen Yu San dipentangkan, dari sana
menyembur arak dan makanan, ditujukan kearah
gadis yang menyamar menjadi Cin Siok Tin itu.
782 Inilah orang yang menggunakan nama samaran
Duta Keliling dari partay Ngo-hong bun ! Orang
yang diselundupkan kedalam organisasi Benteng
Penganungan Jaya. Semburan Yen Yu San meluruk kearah si Duta
Keliling Ngo-hong-bun. Hal ini mengejutkan gadis tersebut, ia
memiringkan tubuh, dengan maksud mengelakkan
semburan hujan arak tadi. Gerakannya memang
hebat. Dengan lincah arak itu berhasil dielakkan.
Yen Yu San mengibaskan lengan baju menutup
jalan lari musuhnya. Serta merta ia berteriak: "Siu
Hiat, jaga pintu, jangan biarkan dia melarikan diri."
Secepat itu pula, sreet, Yen Siu Hiat telah
mengeluarkan pedang, ia mengundurkan diri dan
menjaga dipintu. Dengan ewah ia berkata :
"Perempuan jalang, arak yang sudah kau taburi
racun itu tidak pernah kuminum, kita telah
mengetahui penyamaranmu, hayo ! menyerah !"
Lie Siauw San tertawa nyengir, ia ber-teriak2 :
"Nona....nona...eh ! Bagaimana dengan keadaanku " Mereka tidak pernah minum arak
beracunmu, hanya aku seorang diri saja yang"."
Sambil mengoceh kian kemari, tangan Lie Siauw
San mengambil cawan arak kembali, kroook, ia
mengeluarkan arak yang sudah diminum tadi,
memenuhi cawan, tidak lebih tidak kurang, pas
satu cawan. Sepasang mata gadis yang menyamar menjadi
Cin Siok Tin ber-kilat2, dengan dingin dan meng783
angguk2kan kepala, ia berkata : "Dugaanku tidak
salah ! Kau adalah orang berkerudung dimalam
hari!" Lie Siauw San adalah si pendekar misterius
yang pernah menolong Yen Yu San dari kesusahan.
Dengan tertawa Lie Siauw San berkata : "Mata
nona memang hebat. Tapi nona sudah terlambat."
Yen Yu San tertawa berkakakan dan berkata :
"Lote, kau memang hebat ! Kalau bukan dengan
pesanmu tadi, aku bisa mengambil langkah
ceroboh. Hampir saja kita tidak berhasil
menangkap mata-mata musuh."
"Maaf !" berkata Lie Siauw San. "Untuk
menghadapi musuh didalam selimut, terpaksa
mengambil langkah-langkah yang seperti tadi."
Disaat Lie Siauw San dan Yen Yu San bercakap2, gadis yang menyamar menjadi Cin Siok
Tin itu bergerak, secepat kilat sudah berada
didepan Yen Siu Hiat, menyerang dan membentak :
"Minggir !" Yen Siu Hiat selalu bersiap siaga, pedangnya
dijatuhkan, menyabet kearah gadis tersebut.
Luar biasa ! Luar biasa cepat gerakan Yen Siu
Hiat, lebih luar biasa cepat lagi dari gerakan si
gadis, tanpa disangka, bayangannya lenyap
mendadak, tangannya masih menjulur, kini
menepuk kearah pundak Yen Siu Hiat.
Hal ini membingungkan Yen Siu Hiat, untuk
mengelakkan serangan itu memang agak sulit,
784 terpaksa dan apa boleh buat, ia lompat kesamping,
dan itulah maksud dan tujuan si gadis, maka ia
bisa bebas lompat meninggalkan ruangan tadi.
Jangan terlalu cepat bergirang hati ! Si gadis
menjadi gelagapan karena ada sesuatu bayangan
yang menghadang didepan, disaat ia mementang
lebar2 kedua matanya, itulah si pemuda sastrawan
tolol Lie Siauw San yang sudah melintang,
jaraknya begitu dekat, hampir saja mereka saling
tumbuk. Gerakan Lie Siauw San tiada tara, terlalu cepat,
inilah yang membingungkan si gadis samaran.
Si gadis juga memiliki ilmu kepandaian hebat,
tangannya berputar, kelima jari disentilkan,
bagaikan bunga bwee menyodok kearah dada Lie
Siauw San. Gerakannya seperti gerakan biasa, cukup indah
dan sangat menarik, tapi itulah ilmu kepandaian
yang tercatat didalam pusaka goa siluman, ilmu
kepandaian ganas yang bisa menghancurkan urat
nadi. Lie Siauw San tertawa ringan, katanya:
"Ilmu kepandaian dari pusaka goa siluman! Hei,
nona cukup kejam !" Tangan kirinya dijulurkan,
pergelangan tangan si gadis.
siap memegang Orang yang memalsukan Cin Siok Tin adalah
gadis muda belia, tentu saja tidak membiarkan
tangannya yang putih mulus dipegang oleh tangan
laki2, ditarik kembali, ia mengelakan cengkeraman.
785 Gerakan Lie Siauw San cukup lincah, selalu
membayangi serangan lawan.
Gadis itu adalah akhli waris penghuni goa
siluman, tujuh kali mengelak dan tujuh kali pula ia
menotok ke-bagian2 yang lemah.
Betapa cepatpun gerakannya, ia belum berhasil
melepaskan diri, Lie Siauw San memiliki gerakan
yang lebih cepat dan mengubah jurus2 yang tadi
cepat seperti hendak memegang pergelangan
tangan orang, membayanginya dan mengelakkan
serangan. Setiap serangan menyodorkan diri ! gadis seperti datang Gadis ini mengenakan kedok kulit tipis, didalam
kemarahan yang meluap-luap, wajahnya tidak
memperlihatkan perobahan.
Lie Siauw San memaparkan kedua tangan,
dilintangkan dan berkata.
"Lebih baik nona tau diri. Marilah kembali atau
terpaksa dan apa boleh buat kuringkus secara
paksa!" Si gadis mendelik, ia menyerah." memperlihatkan matanya yang
berkata marah, "Baiklah! Aku
Tapi menyerahnya gadis ini bukan menyerah
tanpa syarat, tiba2 sang tangan terayun, senjata
rahasia menyerang Lie Siauw San.
"Ett," tangan Lie Siauw San telah menangkap
datangnya senjata rahasia itu, dengan dingin ia
786 berkata: "Lebih baik nona tahu diri, jangan sekali2
mengulang permainan yang seperti ini."
Gadis itu memperhatikan beberapa waktu, ia berkata :
Lie Siauw San "Baiklah. Tapi ingat ! Putri ketua benteng
Penganungan Jaya masih berada di tangan kami."
Lie Siauw San berkata : "Dikarenakan adanya putri Penganungan jaya
itu berada dipihakmu, maka kami memaksa kau
masuk kembali." Demikianlah, gadis itu digiring masuk.
Dibawah kurungan Lie Siauw San, Yen Yu San
dan Yen Siu Hiat, gadis itu tidak berdaya.
Yen Yu San membentak : "Dibawa kemanakah
Cin Siok Tin ?" "Tentu saja dimarkas partai," jawab gadis itu.
"Dimana markas partai kalian?" tanya Yen Yu
San. "Markas partai masih bersifat sementara.
Dimana pimpinan kami berada itulah markas
partai." "Dimana sekarang pemimpin kalian berada ?"
bertanya Yen Yu San. "Tidak tahu." jawab si gadis.
"Eh, tidak mengancam. mau bicara ?" Yen Yu San 787 "Kecuali pemimpin Ngo-hong-bun, tidak ada
orang yang tahu dimana markas partai berada."
jawab si gadis. "Siapa nama pemimpinmu ?" bertanya Yen Yu
San. "Kau kira, bisa kuberitahu ?" jawab si gadis
menantang. *** Bab 46 "EHEM.....didalam keadaan seperti ini, masih
berani kau tidak mau berterus terang ?"
Disaat ini, Lie Siauw San turut bicara.
"Ia memang tidak perlu bicara, aku tahu dimana
markasnya, aku tahu dimana dan siapa nama
pemimpinnya." Yen Yu San menoleh kearah Lie Siauw San dan
bertanya : "Lote tahu siapa pemimpin mereka?"
"Seorang bertopeng perunggu yang bernama
Sam-kiongcu." jawab Lie Siauw San.
Gadis yang tertawan itu terbelalak, memandang
kearah Lie Siauw San dan berteriak : "Ih, siapa kau
?"

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si gadis heran atas reaksi Lie Siauw San yang
begitu kontras, jawaban Lie Siauw San yang begitu
tepat. 788 Lie Siauw San tertawa, ia berkata berkelakar,
"Aku she Lie namanya Siauw San. Sudahkah nona
ketahui bukan ?" Si gadis menundukkan kepala, ia harus
mengakui kesalahannya. Tapi ia memang bersifat
kepala batu, memandang kepada Yen Yu San dan
Lie Siauw San, ia bertanya : "Apa maksud kalian?"
"Apa maksud Ngo-hong-bun menangkap Cin
Siok Tin, begitu pula tujuan kita."
"Hmmm...." Lie Siauw San berkata : "Untuk pertanyaan ini,
aku bisa memberi kepastian. Jawaban sangat
singkat, ialah: Sebelum nona Cin Siok Tin bisa
kembali, untuk sementara kau adalah wakilnya."
Gadis tersebut tertawa dingin membawakan sikap gentar ia berkata :
tanpa "Hendak menggunakan diriku ditukar dengan
Cin Siok Tin. Huh ! Jangan mengimpi."
Lie Siauw San tertawa berkata :
"Biar bagaimana, kau adalah orang yang
terdekat dengan Sam-kiongcu, sedikit banyak
harus mengetahui partai Ngo-hong-bun, kukira
kau harus maklum." Wajah gadis tersebut berubah, ia membentak:
"Kalian hendak menyiksa orang?"
Lie Siauw San tertawa tawar, katanya:
"Rencana partai Ngo-hong-bun sudah bukan
rahasia lagi. Aku tahu lebih banyak dari apa yang
hendak kau katakan. Tidak guna mengompres.
789 Hanya dengan sepucuk surat, kukira Sam-kiongcu
bersedia menukar Cin Siok Tin dengan dirimu."
Gadis yang menggunakan wajah Cin Siok Tin ini
memandang lawan2nya yang tangguh, ia berkata
lagi: "Bagaimana rencanamu untuk melepas
diriku?" Lie Siauw San berkata: "Sebelum nona Cin Siok
Tin yang asli balik kembali, Cin Siok Tin palsupun
tidak apalah. Kau boleh menjadi raja untuk
beberapa hari." Disamping mereka, tidak henti2nya Yen Yu San
menganggukkan kepala, menyetujui dan memuji
jawaban2 Lie Siauw San. Ia tidak mengemukakan
komentar. Gadis yang memalsukan Cin Siok Tin
itu bertanya lagi : "Kalian tidak takut aku
melarikan diri ?" "Inilah yang kukawatirkan." berkata Lie Siauw
San. "Tapi tidak apa, untuk sementara aku bisa
menotok jalan darahmu, seperti ini !"
Cees.......cret....... Hanya beberapa ketokan jari, Lie Siauw San
telah menutup peredaran jalan darah si gadis.
Gadis itu menggigil dingin, memandang Lie
Siauw San dengan sinar mata gemas, ia berkata
dengan suara ancaman: "Lie Siauw San, pada suatu hari kau akan bisa
merasakan pembalasanku, itu waktu jangan harap
kau bisa lolos dari kekejamanku."
Lie Siauw San tidak takut segala ancaman, ia
berkata: 790 "Tunggu saja sampai itu waktu, tapi sekarang
kau sudah jatuh ditangan kami, jangan men-coba2
untuk membebaskan totokan itu karena bisa
merusak urat nadi dan menghancurkan hari
depanmu." Gadis tersebut menundukkan kepala, dia harus
menyerah. Lie Siauw San menoleh dan memandang Yen Yu
San, ia bertanya: "Apa ada anggota wanita lain yang menyertai
rombongan benteng Penganungan Jaya ?"
"Ada." jawab Yen Yu San, "Seorang dayang
perempuan yang bernama Kui Hoa. Ia memang
disediakan untuk menyertai dan melayani Cin Siok
Tin." "Sukurlah," berkata Lie Siauw San, "Tolong
lotiang beri tugas kepada Kui Hoa untuk menemani
nona ini." Si gadis yang memalsukan Cin Siok Tin
mengeluarkan suara dengusan dari hidung ia
berkata : "Huh ! Mengapa kau tidak bicara berterus
terang, menyuruh Kui Hoa meng-amat2i diriku?"
Yen Yu San sudah menoleh kearah Yen Siu Hiat,
ia memberi perintah : "Panggil si Kui Hoa."
Yen Siu Hiat mengiyakan perintah paman itu, ia
mengundurkan diri. Tidak seberapa lama kemudian, Yen Siu Hiat
balik kembali, dibelakangnya turut serta seorang
791 dayang perempuan yang berbaju hijau, umurnya
diperkirakan diantara delapan belasan. Gadis ini
segera memberi hormat kepada Yen Yu San dan
berkata : "Ada sesuatu yang Kui Hoa harus
kerjakan ?" Yen Yu San mengurut jenggot, mendekati Kui
Hoa dan membisiki. Kui Hoa menoleh ke arah Cin Siok Tin, mengangguk2kan kepala dan berkata : "Hamba tahu."
Lie Siauw San menoleh kepada Cin Siok Tin dan
berkata : "Nona manis, silahkan balik ke kamar."
Maka dengan digiring oleh Kui Hoa, sang nona
manis itu menuju ke kamar Cin Siok Tin.
Sesudah kepergian mereka, lagi2 Yen Yu San
mengurut jenggot, ia berkakakan dan berkata :
"Lote, hebat ! Kau betul2 hebat. Ternyata kau
telah mengetahui betul selak beluk keadaan partai
Ngo-hong-bun. " "Hanya kebetulan merendah diri. saja," Lie Siauw San Yen Yu San menatapnya dalam2 dan bertanya :
"Siapakah yang menjadi pimpinan tertinggi
partai Ngo-hong-bun " Siapa pula Pemimpin
golongan Perintah Maut ?"
Lie Siauw San berkata : "Pemimpin golongan Perintah Maut bernama
Suto Cang. Golongan Perintah Maut telah
menggabungkan diri dengan partai Ngo-hong-bun.
792 Dan orang yang mengepalai partai Ngo-hong-bun
bernama Toa kiongcu. Dibantu oleh Sam-kiongcu."
"Apa lote bisa menceritakan sedikit tentang
mereka ?" bertanya Yen Yu San.
Lie Siauw San tertawa nyengir, jawabnya :
"Hanya didalam suatu kebetulan, boanseng bisa
menyelidiki dan mengetahui hal ini, sedangkan
asal usul Sam-kiongcu dan Toa-kiongcu, boanpwe
masih belum jelas. Burung merpati yang boanseng
tangkap itu masih berada dikamar boanseng, ada
baiknya kalau diserahkan kepada lotiang, besar
sekali kegunaannya."
Dengan tertawa besar Yen Yu San berkata :
"Sudah berada didalam dugaanku, kalau burung
merpati itu sengaja ditangkap olehmu."
Kemudian ia menoleh dan memberi perintah
kepada Yen Siu Hiat : "Su Hiat, lekas ambil burung
merpati itu." "Burung merpati diikat pada tiang jendela."
tambah Lie Siauw San. Yen Siu Hiat segera menjalankan perintah
untuk mengambil burung merpati dari partai Ngo
hong-bun. Sambil menunggu kembalinya Yen Siu Hiat, Lie
Siauw San dan Yen Yu San merundingkan acara
selanjutnya, taktik perang untuk menghadapi
partai Ngo-hong bun. Tidak lama kemudian, Yen Siu Hiat balik
kembali dengan burung merpati di tangan.
793 Yen Yu San sudah mengeluarkan alat2 tulis dan
kertas, diserahkan kepada Lie Siauw San. Dengan
mengikuti dan mencontoh tulisan2 gadis yang
menyamar menjadi Cin Siok Tin itu, Lie Siauw San
memberi laporan palsu, digulungnya kembali surat
kecil itu, dimasukkan kedalam tabung, dan diikat
kembali ke kaki burung merpati.
Burung merpati itu dilepas, gibrik2 sebentar,
membelah angkasa meninggalkan mereka. Dengan
tujuan markas partai Ngo-hong-bun.
Sesudah selesai dengan pekerjaan2 tadi, Lie
Siauw San memberi hormat dan meminta diri.
Yen Yu San telah mendapat kisikan-kisikan dan
petunjuk2 yang penting, ia mengantarkan Lie
Siauw San. Membisiki sesuatu ditelinga Yen Siu
Hiat. Wajah Yen Siu Hiat berubah, dengan ragu2
bertanya : "Jiesiok, apa berita ini bisa dipercaya?"
"Tentu saja." berkata Yen Yu San. "Lekas
kerjakan !" "Baik." Yen Siu Hiat meninggalkan sang paman.
Sesudah itu, Yen Yu San meng-urut2 jenggot, ia
segera keluar dan memanggil, "Dimana Beng-bu ?"
"Siap !" seorang laki2 dari benteng Penganungan
Jaya berlari masuk. "Apa congkoan ada lain
perintah ?" Yen Yu San memberi perintah: "Beritahu kepada
semua orang, kita siap berangkat."
794 Laki2 yang mengundurkan diri. bernama Beng-bu itu Kini Yen Yu San telah mempernahkan
orang2nya, menuju ke kamar Cin Siok Tin, disini
seorang anggota partai Ngo-hong-bun yang
menyamar menjadi putri penganungan jaya masih
dikawal oleh Kui Hoa. Melihat sang pengurus benteng datang, cepat2
Kui Hoa menyambut dan berkata: "Congkoan!"
Yen Yu San memberi perintah: "Lekas ber-siap2,
kita segera berangkat."
Gadis yang menyamar menjadi Cin Siok Tin itu
memandang Yen Yu San dan bertanya: "Hendak
kemana kau bawa diriku ?"
"Akan kuantar ke suatu tempat yang baik."
berkata Yen Yu San. Sesudah itu ia melirik ke arah Kui Hoa memberi
perintah agar Kui Hoa ini memayang dan mengawal
orang tawanannya. Kui Hoa mengerti, segera sesudah ia memberesi
perbekalan mereka, menggandeng tangan orang
tawanannya dan berkata : "Nona, biar hamba
membantu kau berjalan."
Tidak menunggu kerelaan Cin Siok Tin palsu,
dengan setengah menyeret Kui Hoa mendorongnya.
Gadis itu beradat keras, mengibaskan diri dan
membentak: "Tidak perlu kau pepayang, aku bisa
berjalan seorang diri."
795 Sepasang sinar mata Yen Yu San memancarkan
kemarahan, ia membentak: "Lebih baik nona tahu diri, aku bukanlah
seorang yang mudah diperlakukan seperti itu."
Mendapat dukungan pengurusnya, Kui Hoa
tidak sungkan2 lagi menyeret dan mendorong gadis
tersebut, dianggap seperti majikan sendiri, mereka
berjalan bersama-sama: "Lebih baik hamba yang
membantumu." Mereka keluar dan sesudah membikin perhitungan makan dan sewa kamar, tiba diluar
dipenginapan, disana sudah tersedia kereta.
Beng-bu bekerja gesit, segera membuka pintu
kereta, membiarkan Kui Hoa yang memayang gadis
tawanan itu menaiki kereta.
Kuda tunggangan Yen Yu San yang berwarna
merah sudah tersedia, begitu mengetahui mereka
sudah menaiki kereta, dengan sekali congklang,
Yen Yu San berangkat. Iring2an benteng Penganungan meninggalkan rumah penginapan.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jaya *** Iring2an kereta dari rombongan benteng
Penganungan jaya menuju kearah vihara Ciokcuk-am.
Beberapa saat kemudian kereta mereka tiba
ditempat tujuan. 796 Didepan pintu vihara, Yen Yu San menoleh
kearah Beng-bu dan berkata: "Beritahu kedatangan kita." Beng-bu menunggang seekor kuda yang
berwarna putih, ia adalah anak buah Yen Yu San
yang boleh dipercaya, kini ia lompat turun dari
kuda tunggangan, berjalan kearah pintu dan
mengetuk pintu vihara. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka perlahan2, satu kepala nongol disana, itulah kepala
Liauw-in-nikouw, murid kesayangan Put-im Suthay. Tidak menunggu teguran, Beng-bu berkata :
"Tolong beritahu kepada ketua vihara bahwa
Pengurus benteng Penganungan Jaya Yen Yu San
beserta rombongan berkunjung datang."
Liauw-in-nikouw segera mengenali orang-orang
dari benteng Penganungan Jaya, dan dia juga
melihat hadirnya si Hakim bermuka merah Yen Yu
San, cepat2 membuka pintu memberi hormat dan
berkata : "Silahkan masuk !"
Beng-bu segera lari kearah kereta, membuka
pintu. Disana Kui Hoa sudah memayang orang
tawanannya turun dari kereta.
Yen Yu San segera memberi perintah kepada
rombongannya. "Kecuali Kui Hoa bersama nona Cin Siok Tin,
yang lain2 tunggu saja disini."
797 Maka dengan mengajak Kui Hoa dan Cin Siok
Tin palsu, Yen Yu San memasuki vihara Ciok-cukam.
Liauw in nikauw segera mempernahkan mereka
diruang tamu, memberi hormat dan berkata :
"Silahkan tunggu sebentar, biar kami beritahu
kepada suhu." *** Bab 47 KEPERGIAN Liauw in nikauw tidak terlalu lama,
Put-im suthay tampil ditempat itu, tangannya memegang2 biji tasbih, wajahnya dingin dan kaku, ia
merangkap kedua tangan memberi hormat dan
berkata : "Omitohud, sudah lamakah Yen tayhiap
menunggu ?" Yen Yu San membalas hormat itu, dia berkata :
"Rombongan kami sedang sengaja membikin
kunjungan ke sini." Put im taysu menoleh kearah Cin Siok Tin
palsu, menudingkan jarinya dan bertanya: "Siapa
nona ini ?" "Putri ketua kami." jawab Yen Yu San.
Cin Siok Tin palsu itu tiba2 turut menyelak
bicara, dengan dingin berkata :
"Mengapa Yen Tayhiap membohongi orang dan
membohongi diri sendiri, terus terang saja beritahu
kepada nikouw tua, aku adalah Duta Keliling dari
798 partay Ngo hong-bun dan aku menjadi orang
tawanan." Liauw In yang menyertai Put-im-suthay
tertegun, dengan heran memandang kearah Cin
Siok Tin imitasi. Wajah Put-im-suthay yang kaku dan dingin
menoleh kearah Yen Yu San, dengan nada yang tak
sedap ia bertanya : "Yen tayhiap, siapa orang ini ?"
Dengan canggung sekali Yen Yu San terpaksa
berkata : "Betul2 dia adalah anggota partay Ngohong-bun yang sudah jadi tawanan."
Dengan tidak puas, Put-im-suthay membikin
teguran : "Tadi dikatakan sebagai putri ketua
Benteng Penganungan Jaya Cin Siok Tin?"
"Benar !" Yen Yu San memberi pembelaan,
"Ceritanya sangat panjang, putri ketua kami telah
menjadi orang tawanan partai Ngo-hong-bun. Dan
orang ini telah memalsukannya, dan dapat
diketahui oleh kita....."
Wajah Put-im Suthay semakin masam, ia
membentak : "Apa maksudmu menggiringnya ke
tempat ini" Apakah hendak mencari putri ketua
kalian yang hilang itu" Eh ! vihara Ciok-cuk-am
tidak ada hubungan dengan partai Ngo-hong-bun,
Yen tayhiap salah alamat."
Beginilah kira2 sikap dan tabiat Put-im Suthay,
mau menang sendiri, sombong dan angkuh, tidak
perduli berhadapan dengan si hakim bermuka
merah Yen Yu San yang ternama, tidak perduli
799 orang dari benteng Penganungan
segan2 lagi ia menceplos.
Jaya, tidak Yen Yu San tertawa berkakakan, dengan sabar
ia berkata : "Oh ! Suthay salah menduga maksud
baik pihak kita." "Katakan maksud baik itu!" berkata Put im
Suthay singkat. Yen Yu San berkata: "Kedatanganku ke tempat
ini adalah membawa berita penting, ada sesuatu
yang mau dirundingkan."
"Soal apa yang mau dirundingkan?" bertanya
Put-im suthay. Yen Yu San menunjuk kearah Cin Siok Tin,
sesudah itu baru berkata:
"Maksudku, orang tawanan dititipkan sebentar, sesudah itu..."
ini hendak "Tidak bisa." Put-im suthay menolak. "Vihara
Ciok-cuk am tidak menerima tamu, kalau yang
mau dirundingkan oleh Yen layhiap itu menyangkut urusan orang tahanan, aku menolak.
Jangan terlalu lama disini !"
Inilah pengusiran ! Yen Yu San menyabarkan diri, ia mempunyai
adat yang boleh dikata beringas dan cepat marah,
tapi disini masih ada orang yang lebih cepat marah
darinya. Didalam soal ini, ia harus menyerah
kepada Put-im suthay. Sedapat mungkin menyabarkan diri, ia berkata:
800 "Kedatanganku ke tempat ini, adalah menyangkut lain urusan yang lebih penting"."
"Urusan penting yang bagaimana ?" suara Putim Suthay begitu kurang menyedapkan.
"Tidak baik bicara ditempat ini," berkata Yen Yu
San, "Adakah tempat yang lebih tenang ?"
Put-im Suthay memandang sang tamu itu
beberapa waktu, dengan setengah terpaksa ia
menganggukkan kepala, katanya : "Baiklah. Mari
kita ke belakang." Sesudah itu Put-im suthay berbalik badan,
meninggalkan Yen Yu San cs, dan berjalan ke
belakang. Yen Yu San lebih kenal kepada sifat2 Put-im
suthay, ia tidak menganggap perlakuan itu sebagai
kekurang ajaran, memandang kearah Kui Hoa dan
berkata : "Kui Hoa, kalian berdua disini saja."
Inilah suatu pesan agar Kui Hoa bisa mengawasi
sang orang tawanan dengan lebih teliti.
Sesudah memberi pesan tadi, Yen Yu San
mengejar Put-im suthay, menuju ke arah ruang
belakang. Put-im suthay mengajak Yen Yu San ke suatu
tempat ruangan yang agak kecil, disana terdapat
sebuah meja dan dua bangku, dia menyilahkan
tamunya duduk. Liauw in nikauw segera membawakan teh untuk
Yen Yu San. 801 Memandang hadirnya Liauw in nikauw, hati Yen
Yu San tergerak, ia berkata:
"Suthay, bisakah kau memberi
kepadanya untuk menjaga dipintu?"
perintah Jawaban Put-im suthay sangat singkat, katanya
: "Ciok cuk-am selalu aman. Hanya ada seorang
nenek tua tukang sapu dan muridku ini. Jangan
takut pembicaraan didengar oleh orang lain."
Yen Yu San berkata: "Urusan ini terlalu besar.
Lebih baik kita ber-hati2."
Put-im suthay berkerut alis dan berkata :
"Hei, orang menggembar-gemborkan si hakim
bermuka merah begini jago, karena adanya kau
duduk sebagai pengurus benteng Penganungan
Jaya, maka partai itu juga disegani orang, berapa
gelintir orang yang berani menempur Hakim
bermuka merah, tidak disangka, apa yang
digembar-gemborkan orang itu sangat jauh dari
kenyataan, pembicaraan mereka itu ber-lebih2an."
Inilah suatu penghinaan, mencemoohkan si
Hakim bermuka merah Yen Yu San yang
mempunyai nyali kecil. Yen Yu San hanya tertawa meringis, dengan
menyabarkan diri berkata :
"Urusan ini menyangkut hari depan rimba
persilatan, juga menyangkut vihara Ciok cuk-am,
kemudian Ngo-bie-pay dam Siauw-lim-pay".."
802 Hati Put-im suthay mulai tergerak, ia bertanya :
"Begitu hebat" Baiklah! Liauw-in, jaga dipintu,
tidak perduli siapa, jangan kasih mereka masuk."
Kata yang terakhir ditujukan kepada Liauw-innikauw.
Terdapat sedikit perobahan pada wajah Liauw
in-nikauw. "Baik," ia menjawab perintah sang
guru. Meninggalkan ruangan itu pergi ke pintu,
menjaga sesuatu yang tidak diinginkan.
Sesudah selesai dengan Liauw-in-nikauw, Putim suthay berkata : "Nah! Kita sudah boleh mulai,
bukan?" Per-lahan2 Yen Yu San berkata : "Duduk
persoalan dimulai dari munculnya sesuatu partai
yang bernama partai Ngo-hong-bun."
"Partai Ngo-hong-bun ?" Put-im suthay berkerut
alis. "Partai apakah yang menamakan partai Ngohong-bun ?"
Yen Yu San berkata : "Aku sendiripun masih gelap. Adanya partai
yang bernama partai Ngo-hong-bun lebih berbahaya dari golongan Perintah Maut. Sebelumnya mana kutahu kalau ada sesuatu
golongan yang bernama partai Ngo-hong-bun.
Jangan coba meremehkan kekuatannya. Hanya
salah satu cabang partai Ngo-hong-bun, golongan
yang bernama Perintah Maut memiliki empat
Lengcu Panji berwarna, tiap lengcu panji memiliki
ilmu kepandaian silat tinggi........"
803 Tiba2 Put-im suthay memotong pembicaraan,
katanya: "Yen tayhiap telah membuktikan sendiri " Atau
hanya mendengar cerita orang saja ?"
"Inilah pengalaman2ku semalam." berkata Yen
Yu San. Sesudah itu diceritakan bagaimana golongan
Perintah Maut telah menculik Cin Siok Tin, inilah
yang menyebabkan Yen Yu San mengundurkan diri
didalam persengketaan Kang Han Cing.
Dijelaskan pula secara terperinci, bagaimana ia
ditantang oleh partai Ngo-hong bun, bagaimana


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ada seseorang yang memalsukan dirinya, bagaimana Lie Siauw San membantu menangkap
Cin Siok Tin palsu, dan berikutnya.
Put im suthay berpikir mengajukan pertanyaan: sebentar, baru "Dari keterangan Yen tayhiap, partai Ngo-hongbun memiliki jago2 kelas satu, Suto Cang dan
keempat lengcu panji berwarna itu berkepandaian
silat tinggi, tentu bukan ilmu silat kampungan,
dari ilmu silat golongan manakah ilmu kepandaian
mereka itu ?" Yen Yu San berkata : "Aku sudah tua. Sulit
membedakan aliran dari mana."
Put-im suthay bertanya lagi.
"tentang sastrawan muda yang bernama Lie
Siauw San, ilmu kepandaiannya juga hebat, mana
mungkin seorang biasa, apa Yen tayhiap bisa
menduga asal usulnya ?"
804 Rasa tinggi hati Yen Yu San hampir tertekan, ia
harus mengakui kekalahannya, menggelenggelengkan kepala dan menarik napas.
"Ilmu kepandaian sastrawan muda yang
bernama Lie Siauw San itu terlalu liehay, jauh
berada diatas diriku."
"Bagaimana kalau dibandingkan dengan bocah
yang memalsukan Kang Han Cing beberapa hari
yang lalu?" Bertanya lagi Put-im-suthay.
Yen Yu San sulit memberi jawaban, berkemakkemik beberapa saat, baru ia menjawab :
"Kedua2nya berada diatas diriku. Entahlah."
Put-im suthay bertanya lagi :
"Yen tayhiap mengatakan merundingkan sesuatu, urusan
hendak dirundingkan ?"
kita hendak apakah yang Dengan bersungguh2 Yen Yu San berkata :
"Baru saja aku mendapat info rencana partai
Ngo-hong-bun, sesudah memalsukan diriku,
langkah berikutnya, mereka menghantarkan
kelenteng Ceng-lian-sie dan Ciok-cuk-am, suthay
dan Ciok-Sim taysu adalah dua tokoh yang mereka
harus coret dari....."
"Bagus !" Put-im suthay mengebrak meja.
"Biarkan saja mereka datang, hendak kulihat, apa
yang mereka bisa lakukan?"
"Sabar," berkata Yen Yu San, "Menurut rencana
mereka, hanya Ciok Beng taysu yang diberi
kesempatan hidup." 805 "Huh ! Mengapa ?" bertanya Put-im suthay.
"Takut sama Siauw lim sie?"
"Bukan itu." berkata Yen Yu San. "Hanya
disebabkan oleh unsur lain, beberapa hari yang
lalu kita telah mencegah Kang Han Cing, dan
pernah cekcok mulut dengan orang2 dari Partai
Baru. Disinilah kehebatan Ngo-hong-bun. Dengan
menyarukan diri sebagai orang2 dari Partai Baru
dan memberi kesempatan kepada Ciok Beng taysu
memberi laporan, Siauw lim pay akan bentrok
dengan partai baru, Siauw lim pay dan Ngo-bie-pay
pasti menjatuhkan kemarahannya kepada partai
baru. Dan akan terjadi pertarungan besar-besaran,
partai Ngo-hong-bun akan bisa menarik keuntungan dari kekeruhan itu."
Put-im suthay bisa diberi mengerti, berulang
kali ia menganggukkan kepala :
"Memang rencana luar biasa, tentunya Yen
tayhiap mendapat info dari si pemuda sastrawan
yang bernama Lie Siauw San itu ?"
"Ya," Yen Yu San menganggukkan kepala, "Lie
Siauw San mendengar keterangan tadi dari
perintah2 Sam-kiongcu."
"Kapan gerakan partai Ngo-hong-bun untuk
menjalankan rencananya ?" bertanya Put-im
suthay. "Pada malam ini." berkata Yen Yu San.
*** 806 Bab 48 "BAGUS." berkata Put-im suthay. "Hendak
kulihat, sampai dimana tingginya ilmu kepandaian
silat mereka." "Hari ini Kwee hu-huat mengajak empat panji
berwarna, sesudah menghancurkan Ceng-liansie....."
"Mereka menyerang Ceng-lian-sie lebih dulu ?"
bertanya Put-im suthay. "Apa suthay bisa berpeluk tangan ?"
"Tentu saja tidak." jawaban Put-im suthay
spontan. Yen Yu San berkata : "Mereka telah merencanakan gerakan masak2,
jumlah partai Ngo-hong-bun tidak sedikit. Karena
itulah aku tidak bisa berpeluk tangan, aku juga
harus menempur mereka, tapi bagaimana dengan
orang tawanan perempuan itu " Bisakah dikirim
untuk sementara ?" "Baiklah." Put-im
"Tinggal saja disini."
suthay akhirnya ngalah, "Terima kasih sebelumnya." berkata Yen Yu San.
"Kapan kita menuju ke Ceng-lian sie ?" bertanya
Put-im suthay. Yen Yu San berkata : "Partai Ngo-hong bun belum tahu kalau Yen Yu
San itu Yen Yu San asli, sangka mereka adalah
samaran dari Han Sie Yong. Karena itu berita ini,
807 kita berangkat tepat pada waktunya, jam dua,
bagaimana ?" "Baiklah." Put-im suthay setuju. "Makanlah
disini dahulu, kemudian kita sama2 berangkat."
Sesudah itu Put-im suthay memanggil Liauw in :
"Liauw in, siapkan makanan."
Liauw in nikauw berdiri di pintu, semua
percakapan dari Yen Yu San dan gurunya dapat
ditangkap, mendapat perintah tadi, segera ia
membungkuk dan menyiapkan makanan.
Yen Yu San dan Put im suthay merencanakan,
bagaimana mereka akan menghadapi partai Ngohong-bun dan melanjutkan perundingannya.
Tidak lama kemudian, Liauw-in balik kembali
dan menyatakan kalau makanan sudah tersedia.
Alhasil, terjadi persepakatan, Put-im suthay
setuju memberikan bantuan kepada Ceng-lian-sie,
apalagi ada kelebihan tenaga dari si hakim
bermuka merah Yen Yu San, siapa yang harus
mereka takutkan" Putusan berikutnya adalah mereka tidak
menggunakan banyak tenaga, Put im suthay dan
Yen Yu San berdua sudah cukup. Meninggalkan
beberapa orang-orang benteng penganungan jaya
dengan maksud agar orang2 itu bisa membantu
Kui Hoa mengawasi orang tawanannya.
Ketua vihara Ciok-cuk-am Put-im suthay
bersama Hakim bermuka merah Yen Yu San
meninggalkan tempat itu, menuju ke arah
kelenteng Ceng-lian-sie. 808 *** Dengan Beng-bu sebagai pemimpin utama
benteng Penganungan Jaya, membuat penjagaan
divihara Ciok-cuk-am. Kui Hoa dan Liauw-in nikauw mengawasi orang
tawanan mereka. Sebelum berangkat, Yen Yu San meninggalkan
pesan kepada Beng-bu agar mereka bisa ber-hati2
karena itulah penjagaan tidak pernah lengah!
Para jago benteng Penganungan Jaya bersembunyi di-semak2 gelap, mengawasi keadaan
disekitar vihara Ciok-cuk-am.
Dibelakang vihara, tiga baris ruangan2 terang
benderang. Disalah satu ruangan itu, terdapat tiga wanita,
mereka adalah Kui Hoa, Liauw-in nikauw dan Duta
Keliling Ngo-hong-bun yang sudah tertawan.
Tiga perempuan muda yang cantik
Masing2 memikirkan urusan sendiri,
seorangpun yang bicara. jelita. tidak Waktu2 yang tegang berlalu....
Beberapa lama kemudian, tiba2 saja Liauw In
nikauw berjalan mundar-mandir, ia berpantun:
"Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun
ke kali." Eh! Seorang biarawati juga melagukan dendang
asmara cinta " 809 Kalau saja ditempat indehoy, suara itu akan
mendapat sambutan spontan dari sang pria,
jawabannya sangat mudah. Dan kini juga ada jawaban-yawaban suara
keluar dari mulut Cin Siok Tin palsu :
"Dimana adanya orang kita, disitulah musuh
mati." Jawaban yang tidak sesuai dengan jawaban
aslinya ! Pantun cinta kasih remaja ini diselewengkan "
Kui Hoa tidak mengerti akan adanya penyelewengan2 pantun itu, tapi sebagai seorang
pelayan dari benteng Penganungan jaya yang
terkenal, pengalaman Kang-ouwnya cukup kuat.
Dia bisa menangkap sesuatu yang kurang beres,
hatinya tergerak, memandang ke arah Liauw-in
nikauw, juga kearah orang tawanannya, ia
bertanya : "Hei apa yang sedang kalian permainkan " Aku
tidak mengerti." Liauw in nikauw yang tadinya sedang
berhadapan dengan Cin Siok Tin palsu itu tiba2
menolehkan kepala, memandang ke arah Kui Hoa
dan menjawab : "Tentu saja kau tidak bisa mengerti."
"Kalian seperti......" Kui Hoa tidak meneruskan
suaranya. "Ya !" berkata Liauw in nikauw. "Kami adalah
satu golongan. Tentu saja kau tidak mengerti."
810 "Satu golongan" Ah.....kau...." hati Kui Hoa
tercekat. Dia tersadar, hatinya semakin was2.
Liauw in nikauw tertawa cekikikan, katanya :
"Baru mengerti" He, he......"
"Apa kau bukan berteriak Kui Hoa. murid Put-im suthay?" "Siapa yang bilang bukan murid Put-im suthay !
Sayang sekali ! Nenek tua itu lebih goblok sepuluh
kali dari dirimu." Sreet......Kui Hoa mengeluarkan pedang, mundur ke belakang dua langkah, ia membentak:
"Berani kau berhianat " Kau membangkang
perintah guru sendiri ?"
Liauw in nikauw berkata :
"Tidak lama lagi dunia ini akan berubah menjadi
dunia partai Ngo-hong-bun. Dan kau menyebut2
nama Put-im suthay, tidak guna, he, he, lebih baik
menyerahlah. Ayo ! ber-sama2 meninggalkan
tempat ini, mungkin kami bisa memberi
pengampunan kepada dirimu."
Kui Hoa melintangkan pedang didepan dada,
dengan dingin ia berkata :
"Kalian mengimpi ! Disekeliling tempat ini masih
banyak orang benteng penganungan jaya, hanya


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali teriak, mereka bisa mengepung kalian."
Liauw in nikouw tidak menjadi gentar ia berkata
: "Mereka " Huh! Tidak satupun yang kupandang
mata." 811 Secepat itu pula tangan Liauw in nikouw
bergerak, dari sana melepus segumpalan asap
putih, menyerang kearah Kui Hoa.
Kui Hoa sudah siap sedia, menyabetkan pedang
dan mengelak kesamping, tapi terlambat !
Semacam bau harum semerbak menyerang
hidungnya, kedua kakinya menjadi lemas,
gedubrak".ia jatuh dan tidak sadarkan diri.
Ternyata Liauw-in nikauw adalah satu komplotan dengan partai Ngo-hong-bun ! Jatuhnya
Kui Hoa sudah berada didalam perhitungan. Tanpa
menoleh lagi, ia membungkukkan badan dan
memberi hormat kepada Cin Siok Tin dan berkata:
"Hamba Sim Siang memberi hormat kepada Siecia."
Sie-cia berarti utusan partai. Orang yang
memalsukan kedudukan Cin Siok Tin itu
mempunyai kedudukan diatas Liauw-in nikauw.
Dia adalah Duta Keliling!
Sang utusan partai segera
menjadi anggota dari mana?"
bertanya: "Kau "Anak buah lengcu panji hijau," jawab Sim
Siang. Cin Siok Tin palsu berkata:
"Jalan darah2ku telah ditotok oleh Lie Siauw
San, ilmu silatku tidak bisa digunakan. Lekas
gendong diriku meninggalkan tempat ini. Sebentar
malam, kita berkumpul dikota Kui-lian-sha. Disana
masih banyak orang kita."
812 "Baik." Liauw-in nikauw menerima perintah.
Menoleh kearah Kui Hoa dan bertanya: "Bagaimana
mempernahkan dirinya?"
"Aku takut ia membocorkan rahasia," berkata
utusan partai Ngo-hong-bun itu. "Malam ini adalah
malam yang menentukan, jangan takut. Ceng-liansie, Ciok-cuk-am dan segala tetek bengeknya, tidak
satupun yang bisa lolos dari kematian. Orang kita
sudah siap membereskannya. Lekas kita berangkat." "Baik." Liauw in nikauw sudah membuka
jubahnya, mengikat rambutnya yang panjang
mendekati Cin Siok Tin siap untuk digendong dan
dibawa lari. Tiba2.... "Mau lari" Hei....." Itulah suara ketua Vihara
Ciok-cuk-am Put-im suthay !
Wajah Liauw in nikauw berubah, tapi ia sangat
pandai membawa diri, se-olah2 tidak terjadi
sesuatu ia bersorak girang : "Ah...suhu sudah balik
kembali !" Terdengar desiran suara angin, didepan pintu
sudah bertambah dua orang, yang satu adalah Putim suthay, satunya lagi adalah si Hakim bermuka
merah Yen Yu San. Wajah Put-im suthay ditekuk masam2, galak
dan beringas, memandang Liauw-in nikauw, ia
membentak : "Murid durhaka, masih berani
memanggil suhu kepadaku ?"
Liauw-in nikauw membuka mulut, katanya :
813 "Apa suhu batal pergi ke kelenteng Ceng liansie" Mengapa begitu cepat kembali" Suhu marah
kepada siapa?" Dengan senyum yang menarik, Liauw in nikauw
memberi hormat kepada Pui-im suthay, mendatang
semakin dekat. Menyaksikan adanya adegan yang seperti itu,
hati Yen Yu San menjadi terkejut, ia bergumam:
"Wanita luar biasa. Ketenangan patut dipuji."
Tentu ada sesuatu yang diandalkan oleh Liauw
in nikauw, karena itu Yen Yu San segera memberi
peringatan : "Suthay, awas obat bius racun jahat !"
Terdengar suara bentakan Put-im suthay yang
marah sekali : "Biar kuhajar mampus."
Berbareng dengan ucapannya terayun, memukul Liauw in nikauw.
tangannya Kalau saja pukulan itu mengenai sasaran, bisa
saja batok kepala Liauw in nikauw menjadi hancur,
hal ini maklum, mengingat betapa sakit hatinya
seorang guru dipermainkan oleh murid sendiri,
murid yang dibina sedari kecil.
Liauw in nikauw melentirkan kaki, mengelakan
pukulan Put-im suthay tadi, ia sudah berada
disebelah sisi sang utusan partai Ngo-hong-bun,
dengan perlahan bertanya :
"Bagaimana kalau melepas tanda bahaya minta
pertolongan ?" Cin Siok Tin palsu bergoyang kepala berkata :
814 "Tidak perlu ! Mereka tidak berani mengganggu
selembar rambutku. Lekas kau lari, meninggalkan
tempat ini !" "Baik." Liauw in nikauw menganggukkan
kepala, melejit dan hendak lari dari tempat itu.
Put-im suthay sudah mengirim pukulannya
yang kedua, ia tidak memberi kesempatan banyak
kepada sang murid durhaka, kali ini Liauw-in
nikauw mengelak sambil membentak : "Nenek tua,
jangan katakan aku kurang ajar."
Sebutan panggilan guru dirubah menjadi nenek
tua. Inilah suatu pendurhakaan !
Wajah Put-im suthay berubah, kemarahan yang me-luap2 membentak :
dengan "Murid durhaka, aku tidak mau menjadi orang
kalau tidak mem-beset2 kulitmu."
Dengan tenang Liauw in nikauw membalas :
"Nenek tua, apa betul kau kira aku takut
kepadamu ?" Betul saja ! Kini Liauw in nikauw membikin
serangan balasan. Mengelak dan entah dengan
cara bagaimana, tangannya tertojos kedepan,
mengarah dada Put-im suthay.
*** Bab 49 BERBEDA dengan hari2 biasa, Liauw in nikauw
mengubah gerak permainan ilmu silat, lincah dan
815 gesit, suatu saat ia melewati pertahanan sang
guru, melesat keluar. "Suhu." katanya tertawa.
"Selamat tinggal."
Yen Yu San hendak turut ambil bagian dalam
pencegatan itu, tapi tidak berhasil, betul2 ia jatuh
pamor, sebagai pengurus Benteng Penganungan
Jaya ia tidak berdaya mencegah kepergian Liauw in
nikauw, itulah gerakan terhebat dan tercepat,
memang pandangan Yen Yu San luar biasa,
hatinya tercekat dan bergumam : "Mungkinkah
gerakan ilmu silat pusaka dari goa siluman ?"
Kalau betul apa yang dipermainkan oleh Liauw
in nikouw adalah permainan ilmu silat pusaka dari
goa siluman, hal itu betul-betul sulit untuk
ditandingi. Kemarahan Put im suthay tidak tertahan, ia
gagal membekuk batang leher sang murid, Liauw
in nikouw sudah lari jauh karena itu ia mengejar
dan berteriak : "Murid durhaka, masih mau lari ?"
Terjadi pengejaran, tapi Liauw in nikouw
mempunyai gerakan yang lebih cepat dan lebih
gesit dari sang guru, sebentar lagi ia akan lepas
dari pandangan mata semua orang, berlompat dari
satu genting ke lain genting rumah.
Tiba2...... Rasa girang Liauw in nikouw yang baru saja
lolos dari bekukan sang guru lenyap mendadak,
didepannya menghadang sesuatu bayangan, "Jangan ter-buru2 !" demikian bayangan itu
mencegah. 816 "Aaaaa......" Liauw in nikouw tercekat, bletak ....
Tanpa bisa dielakkan ia terpukul jatuh. Gedubrak.
Liauw ia nikouw tidak bangun kembali, jatuh
menggelinding dari atas wuwungan rumah.
Put-im suthay hanya bisa turut menyaksikan
adanya bayangan itu, tapi ia belum melihat jelas
orang yang membantu dirinya menangkap Liauw-in
nikauw, karena itu ia berteriak: "Pendekar dari
mana yang datang ?" Yen Yu San segera mengenali suara si pendekar
ajaib Lie Siauw San. Karena itu ia menalangi
menjawab: "Itulah suara Lie Siauw San. Dia sudah
pergi jauh." Put-im suthay mengeluarkan dengusan dari
hidung ia berkata: "Lie Siauw San yang pernah kau
ceritakan itu." Yen Yu San menganggukkan kepala.
Liauw in nikauw meringkuk dan menggeletak di
tanah, tidak berdaya lagi.
Put-im suthay menoleh kearah murid durhaka
itu, kemarahannya merangsang kembali, tangannya terayun, memukul batok kepala sang
murid sambil membentak: "Murid durhaka, terima
kematianmu." Disaat ini Yen Yu San menyodorkan tangan,
suatu kekuatan meluncur mencegah terjadinya
pembunuhan, ia berteriak: "Suthay, tunggu
sebentar !" Put-im suthay mendelikkan mata, mempelototkan dan tidak puas kepada Yen Yu San,
817 ia membentak: "Apa yang harus disayangkan"
Mengapa kau membela seorang murid pendurhaka?" Dengan suara perlahan Yen Yu San berkata:
"Menurut hematku, orang ini sudah bukan
muridmu lagi." Put-im suthay tertegun sebentar, diperhatikannya sekali lagi, itulah wajah Liauw in
nikauw, pakaian Liauw in nikauw dan bentuk
tubuh Liauw in nikauw, mengapa dikatakan bukan
Liauw in nikauw " Diulang kembali ingatan2nya, gerakan-gerakan
yang dilakukan oleh sang murid bukanlah
gerakan-gerakan tipu silat yang diberikan olehnya,
gerakan-gerakan itu sangat aneh dan cepat, jauh
berada diatas daripada ilmu kepandaian yang
dimiliki oleh Ngo-bie-pay. Ilmu kepandaian hebat.
"Baiklah." akhirnya Put-im suthay mau
mengalah. "Mari kita seret kedalam memeriksa
dirinya." Dengan sekali tenteng, Put-im suthay membawa
Liauw in nikauw kedalam ruangan dalam. Dengan
penuh kebencian dibantingnya tubuh tadi,
kemudian menyeret sebuah bangku duduk
didepannya, memperhatikan dan memandang
beberapa saat, segera ia membentak :
"Hei, bagaimana bisa terjadi hal ini ?"
Gedubrak...... Pantat anak buah Ngo-hong-bun ini membentur
lantai, dia meringis kesakitan, tapi memuaskan
818 hatinya, ia tidak mau menyembah kepada Put-im
suthay. Dia sangat keras kepala. Walau jalan
darahnya telah ditotok, ia tidak berusaha untuk
memperbaiki posisi itu. "Ayo !" bentak Put-im suthay. "Mengaku !"


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Huh !" nikouw palsu itu mengeluarkan suara
dengusan. "Nama aslimu Sim Siang, bukan ?" bentak Putim suthay. "Kau adalah anak buah dari lengcu
panji hijau." Sim Siang mengubah wajah menjadi Liauw in
nikauw, karena itu dialah yang memfitnah Kang
Han Cing dahulu. Sim Siang menyibakkan
rambutnya, dengan dingin berkata :
"Ternyata kau sudah mengikuti semua percakapan kami tadi, apa lagi yang harus ditanya
?" "Aku hendak mendapat keterangan
mulutmu." berkata Put-im suthay.
dari "Kalau aku tidak mau, bagaimana ?" bertanya
Sim Siang menantang. Pok.... tangan Put-im suthay terayun, menempeleng pipi Sim Siang yang berani
memalsukan muridnya itu. "Inilah akibatnya !" berkata Put-im suthay. "Kau
akan merasakan yang lebih hebat lagi."
*** 819 Bab 50 DARAH MERAH meleleh keluar dari mulut Sim
Siang, pukulan Put-im suthay tidak kepalang
tanggung, itulah pukulan yang terberat. Tapi Sim
Siang berkepala batu, dengan geregetan ia berkata
: "Kau memang berani. Nenek kropot, walau
pasang pedang dileherku, jangan harap kau bisa
mendapat keterangan."
"Kau kira aku tidak berani ?"
Betul2 Put-im pedangnya. suthay siap mengambil Sim Siang melirik dengan ewah, ia berkata :
"Tentu saja kau berani. Memang kau seorang
pemberani. Aku sudah jatuh ke dalam tanganmu,
mau menempeleng, mau membunuh, inilah hak
kepribadianmu. Yang penting, ingatlah baik2, kau
nenek tua ini tidak mungkin hidup sampai
matahari menyingsing."
Put-im suthay mengeluarkan suara lengkingannya yang menyeramkan, ia berkata :
"Nah! Akan sedikit2 kukuliti dagingmu."
Pedang Put-im suthay digeserkan, mengoles ke
arah pipi Sim Siang. Sim Siang menjerit kaget, ia memiringkan
sedikit kepalanya, dengan maksud mengelakan
irisan pedang tadi. Tapi gerakan Put-im suthay begitu cepat,
latihannya selama puluhan tahun tidak cuma,
820 kecepatan pedang dan gerakan itu tidak bisa
dielakkan, cret, pipi Sim Siang yang licin ini
tergores sedikit. Dari sana menyembur darah " Tidak ! Pipi
buatan, berkedok kulit yang tipis, hanya melotek,
tiada darah yang keluar dari sana.
Put-im suthay tidak bekerja sampai situ,
brebet......dia menguliti kedok kulit palsu itu. Maka
wajah Liauw in nikauw pun lenyap berganti dengan
lain wajah, wajah seorang gadis yang sangat cantik
jelita. Seorang wanita paling sayang kepada kulit
mukanya, Sim Siang ini tidak terkecuali. Dia tidak
gentar untuk disiksa, tapi mendapat ancaman
merusak pipi itu, ia menjadi menangis, mengeluarkan suara lengkingan panjang dan
berteriak : "Nenek tua ! Bunuhlah l Bunuh aku ! Aku tidak
mau hidup lagi." Yen Yu San berkata : "Kalau kau bersedia memberi sedikit keterangan
tentang partai Ngo-hong-bun, kami bersedia
memberi pengampunan."
"Tidak ...!" Sim Siang menjerit.
Put-im suthay membentak : "Apa muridku
Liauw in sudah mati ditanganmu ?"
"Aku tidak tahu !" menjerit Sim Siang.
"Tidak tahu ?" Put-im suthay mengancam. "Aku
bisa memaksa kau memberi keterangan."
821 "Betul2 aku tidak tahu." berteriak Sim Siang
lagi. "Baiklah, akan kupotong dahulu sebelah
kupingmu, akan kulihat apa betul2 kau tidak tahu
?" Pedang Put-im suthay digerakkan kedepan perlahan2 hendak mengirisi telinga Sim Siang.
Duta keliling dari partai Ngo-hong-bun yang
mengenakan wajah Cin Siok Tin tiba2 membentak :
"Tahan pedang itu !"
Put-im suthay menoleh ke arahnya dan
bertanya : "Apa kau hendak menalangi memberi
keterangan ?" Duta keliling itu menoleh ke arah Sim Siang dan
berkata : "Apa yang hendak mereka ketahui, tidak perlu
dirahasiakan lagi. Tidak lama, mereka akan bisa
merasakan penghidupan didunia lain. Jawablah
pertanyaan2 itu menurut apa yang tahu."
Ia mempunyai pegangan kuat, karena penyerangan dari partai Ngo-hong-bun segera tiba
sebelum matahari menyingsing, Put-im suthay dan
kawan2 akan terbasmi habis. Karena itulah
rahasia mereka tak perlu ditutup lagi.
Sim Siang itu masih meratap, memandang
kearah sang duta keliling dan berkata : "Betul" aku
tidak tahu! Aku baru saja mendapat tugas disini."
Yen Yu San bertanya : "Siapa yang membunuh
Yen Siu Lan " Kau ?"
822 "Bukan !" Sim Siang menggelengkan kepala.
"Siapa ?" bentak Put-im suthay, "Siapa yang
membunuh Yen Siu Lan?"
"Lengcu....lengcu Panji Hitam." akhirnya Sim
Siang memberi keterangan.
Sepasang mata Put-im suthay seperti hendak
memancarkan api, ia membentak lagi :
"Dengan alasan apa membunuh Yen Siu Lian?"
lengcu Panji Hitam Sim Siang ragu2, ia menoleh kearah sang duta
kelilingnya, inilah permintaan setuju. Duta keliling
itu menganggukkan kepala, artinya sangat jelas, ia
tidak keberatan kalau Sim Siang memberi
keterangan maka Sim Siangpun berkata:
"Lengcu panji hitam membunuh Yen Siu Lan
dengan maksud mengadu domba, agar terjadi
bentrokan2 diantara kalian dan Kang Han Cing.."
Tiba2 .... Diluar kamar itu terdengar suara tertawa
panjang, katanya : "Suthay, sudah jelas, bukan?"
Wajah Put-im suthay berubah, ia menoleh
kesana dan membentak : "Siapa disitu ?"
"Kang Han Cing......" suara itu semakin lama
semakin perlahan dan akhirnya lenyap.
(Bersambung15) *** 823 Jilid 15 SEPASANG mata Yen Yu San bercahaya terang,
ia bisa menduga asal usulnya orang itu, tapi tidak
dicetuskan olehnya. Put-im suthay berkata dingin :
"Baiklah. Aku tidak akan menyusahkanmu lagi.
Aku bisa mencari lengcu Panji Hitam untuk
membuat perhitungannya. Keluarkan obat penawar
racunmu, agar Kui Hoa bisa siuman. Dan sesudah
itu, kalian akan ikut aku ke kelenteng Ceng-liansie."
Sim Siang mempunyai kedudukan yang jauh
dibawah sang duta keliling, lagi2 ia menoleh
kearah wanita itu. Duta keliling dari partai Ngo-hong-bun yang
memalsukan Cin Siok Tin menganggukkan kepala:
"Berikan kepadanya !"
Sim Siang segera mengerjakan sesuatu, dari
sakunya mengambil obat penawar, ditaburi
didepan hidung Kui Hoa, maka pelayan benteng
Penganungan Jaya itu berbangkis, meng-ucek2
mata, ia sadar dan siuman. Ia melihat Put-im
suthay disana, cepat2 lompat memberi hormat dan
berkata : "Hamba menerima salah, penjahat
sudah"." "Sudahlah !" Yen Yu San turut bicara. "Segala
sesuatu sudah menjadi jelas. Dan kini kau
mendapat tambahan orang tawanan ! Jaga mereka
baik2 ! Bawa ke kelenteng Ceng-lian-sie."
824 "Baik," Kui Hoa menerima perintah.
Put-im suthay melihat waktu dan berkata :
"Sudah waktunya kita berangkat."
Yen Yu San dan Kui Hoa mengiring kedua orang
tawanannya meninggalkan tempat itu.
Dibagian depan, mereka disambut oleh Beng-bu
dan para jago benteng Penganungan Jaya.
Mereka bingung, karena menyaksikan Put-im
suthay dan Yen Yu San masih belum berangkat,
lebih bingung lagi mendapat tambahan seorang
tawanan baru. Put-im suthay menoleh kearah Yen Yu San dan
berkata: "Apa Yen tayhiap tidak keberatan
membawa kedua orang tawanan ini ke kelenteng
Ceng-lian-sie ?" "Kukira lebih baik dibawa saja," berkata Yen Yu
San. "Nah! Aku setuju membawa semua orang. Disini
sudah tidak perlu penjagaan."
"Boleh juga," Yen Yu San girang. Memandang
kearah Beng-bu dan memberi perintah, "Persiapkan semua orang. Semua turut serta."
Perjalanan kearah kelenteng
ditambah beberapa orang. Ceng-lian sie *** Jarak dari vihara Ciok-cuk-am dan kelenteng
Ceng-lian-sie tidak terlalu jauh, sebentar kemudian
mereka sudah sampai ditempat tujuan.
825 Waktu baru saja jam satu, kentongan kedua kali
belum dipukul. Malam gelap bintang2 berhamburan diangkasa, kabut tipis dan embun
pagi menutup pandangan mata.
Kelenteng Ceng-lian-sie dibangun disekitar
pohon2 tinggi yang tua, keadaan gelap gulita.
Disaat rombongan Put-im suthay dan Yen Yu
San tiba, tampak beberapa bayangan yang
bergerak. Ciok Sim taysu dan Ciok Beng taysu
menyambut keluar, dibelakang kedua jago itu turut
serta juga pendekar baju besi Yen Siu Hiat, dan
empat orang padri berjubah biru. Yen Siu Hiat
berada ditempat ini atas perintah Yen Yu San,
sebelumnya ia sudah memberi keteranganketerangan yang dibutuhkan orang.
Ciok Sim taysu memberi hormat dan berkata :
"Suthay, Yen tayhiap, mengapa baru sampai ?"


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan singkat, Put-im suthay memberi
jawaban : "Lebih baik kita bicarakan didalam."
Ciok Sim taysu bisa melihat adanya dua
tawanan wanita yang digiring oleh Kui Hoa dan
jago2 benteng Penganungan jaya, ia tersenyum,
katanya: "Mari kedalam ! Masuk ! Kita minum2
dahulu." Mereka memasuki kelenteng Ceng-lian-sie.
Disetiap tempat-tempat yang strategis, terdapat
padri-padri dengan senjata lengkap, biasanya
padri-padri itu bersemedi dan membaca doa, hari
ini mengenakan pakaian-pakaian ringkas, dibawah
pantulan cahaya bintang-bintang pagi, senjata itu
ber-kilap2. Wajah mereka sangat keren.
826 Di belakang Ciok Beng taysu terdapat empat
padri berjubah hijau. Sepintas lalu, bisa dibedakan
ketidak-samaan dari padri2 yang ada, keempat
padri itu adalah empat padri Siauw-lim-sie yang
turut serta didalam perjalanan Ciok Beng taysu.
Melihat adanya penjagaan2 yang ketat, Yen Yu
San sangat puas, ia memuji didalam hati :
"Tidak percuma kelenteng Ceng-lian-sie menjadi
salah satu cabang dari Siauw lim-pay, para padri
ini memiliki tenaga dalam yang hebat. Mempunyai
ketenangan yang luar biasa."
Untuk mempernahkan kedua kawannya, Yen Yu
San membisiki sesuatu kepada Yen Siu Hiat.
Yen Siu Hiat menerima perintah, segera
menitahkan Beng-bu, Kui Hoa dan lain2nya
menggiring duta keliling partai Ngo-hong-bun dan
Sim Siang. Ciok Beng taysu dan Ciok Sim taysu mengawani
Yen Yu San dan Put-im suthay menuju ruang
tengah. Diruang tengah telah tersedia meja makan dan
beberapa bangku, inilah markas sementara.
Tempat memberi komando untuk menghadapi
penyerangan2 partai Ngo-hong bun.
Sesudah keempat jago2 itu mengambil tempat
duduk masing2, seorang padri kecil membawakan
teh wangi. Diempat penjuru terdapat empat padri yang
melakukan penjagaan ketat. Kecuali beberapa
827 gelintir orang itu, ruangan tengah yang besar
kosong tiada berisi. Ciok Sim taysu menoleh kearah Yen Yu San dan
bertanya : "Yen Siu Hiat siecu belum lama saja datang,
dikatakan akan adanya penyerangan dari partai
Ngo-hong-bun, saat itu segera tiba, tapi kami
belum tahu jelas yang lebih terperinci, apakah
yang menyebabkan terjadinya hal2 ini ?"
Yen Yu San tidak segera menjawab pertanyaan
itu, ia balik bertanya : "Apa taysu telah
mengerahkan semua kekuatan yang ada?"
"Kita lebih percaya kepada keterangan, dari
pada pikiran sendiri, walau masih ragu2 atas info
yang didapatkan itu, tapi seperti apa yang Yen
Siecu sudah pesan, semua padri telah dikerahkan,
penjagaan pasti ketat."
"Sukurlah." berkata Yen Yu San. Ciok Beng
taysu berkata : "Dari mana Yen tayhiap tahu kalau bakal
terjadinya penyerangan mereka" Tentunya Yen
tayhiap bisa memberi gambaran yang jelas."
Yen Yu San berkata: "Ceritanya sangat panjang." berkata Yen Yu San,
"Pengalaman dipuncak Tay biao-hong tentunya
sudah diceritakan oleh Siu Hiat, bukan ?"
"Yen Siu Hiat siecu sudah menceritakan,"
berkata Ciok Beng taysu menganggukkan kepala.
Yen Yu San berkata: 828 "Hadirnya partai Ngo-hong-bun ditempat ini
mempunyai dua maksud tujuan, tujuan mereka
adalah mengendalikan empat datuk persilatan
untuk memperkuat partai Ngo-hong-bun. Sesudah
itu menimbulkan bentrokan2, kekacauan2. Yang
terutama adalah huru-hara Siauw-lim-pay dan Ngo
bie-pay agar bentrok dengan Partai Baru."
"Oh".?" "Kemarin mereka menantang diriku di puncak
Tay-bio-hong, adalah salah satu rangkaian rencana
mereka, sesudah menyingkirkan diriku, mereka
lebih mudah dan bebas bergerak. Sesudah itu
mereka akan meluruk dan menghancurkan Ciokcuk-am dan Ceng-lian-sie !"
"Kami masih membutuhkan keteranganketerangan yang lebih jelas," berkata Ciok Sim
taysu. Yen Yu San berkata : "Beberapa hari yang lalu, kita pernah
menghadang Kang Han Cing. Itu waktu Kang Han
Cing sudah jatuh kedalam tangan Partai Baru. Kita
tidak tahu asal usul dari partai baru itu tapi kita
kenal pada si Jaksa bermata satu, karena
penghadangan itu, maka kita bentrok dengan
partai baru, itulah insident kecil, tapi didalam
rimba persilatan sudah termasuk salah satu
persengketaan......."
Sesudah menenggak minumannya sebentar, Yen
Yu San melanjutkan keterangan :
829 "Partai Ngo-hong-bun menggunakan sedikit
insident itu hendak mengadu domba, semua orang
sudah tahu, kalau kita tidak puas kepada partai
baru, demikianlah rencana mereka dimalam ini,
menyamar dari orang2 partai baru, menghancurkan kelenteng Ceng-lian-sie, membunuh mati semua orang yang ada dan
membebaskan Ciok Beng taysu seorang, agar taysu
bisa kembali ke kelenteng Siauw-lim-pay dan
memberitahu bahwa partai baru membuat
penyerangan besar2an. Nah! Kalau sampai
kejadian yang seperti ini, Ngo-bie-pay dan Siauw
lim-pay akan menyerang partai baru. Partai Ngohong-bun menonton berpeluk tangan."
"Tipu keji !" berkata Ciok Beng taysu.
"Tentu Yen tayhiap mendapat keterangan ini
dari si pendekar misterius yang bernama Lie Siauw
San itu bukan?" "Ya." Yen Yu San menganggukkan kepala, "Lie
Siauw San memiliki kecerdikan otak yang luar
biasa, ilmu silatnya hebat. Kukira info tidak akan
salah lagi." Ciok Beng taysu berkerut alis dan bertanya:
"Gerakan mereka hendak dilakukan serentak"
Menyerbu Ciok cuk-am dan Ceng-lian-sie" Berapa
banyakkah orang mereka itu ?"
"Orang2 dari partai Ngo-hong-bun cukup
banyak, apalagi sesudah menyatukan golongan
Perintah Maut. Menurut apa yang kutahu,
golongan Perintah Maut memiliki empat panji
berwarna, lengcu Panji Hitam, lengcu Panji Putih,
830 lengcu Panji Merah dan lengcu Panji Hijau, beserta
dengan anak buahnya, setiap lengcu itu memiliki
belasan anak buah. Sudah pasti lima puluhan
orang lebih, diatas mereka masih ada seorang Kwee
hu-huat yang mengepalai golongan Perintah Maut.
Ilmu silatnya tidak bisa dipandang rendah."
"Huh !" Put-im suthay mengeluarkan dengusan
dari hidung. "Apa kita perlu takut kepada mereka
?" Yen Yu San tertawa, ia memberi keterangan lain:
"Partai Ngo-hong-bun adalah partai yang tidak
boleh dipandang ringan, ia memiliki sedikit
keajaiban." "Dimana letak keajaibannya?" bertanya Put-im
suthay. "Seperti apa yang suthay tadi sudah saksikan,
Sim Siang yang memalsukan Liauw-in nikauw
memiliki ilmu kepandaian lihai betul, tidak
mungkin ia bisa menandingi suthay sendiri, tapi
sudahkah suthay perhatikan gerakan2nya ?"
"Gerakan2 apa?" bertanya Put-im suthay heran.
"Kalau penilaianku tidak salah, gerakan yang
dilakukan oleh Sim Siang adalah gerakan ilmu silat
yang tercatat didalam pusaka goa siluman !"
"Aaaaa"." "Oh.........!" "Gerakan ilmu silat dari pusaka goa siluman ?"
"Gerakan ilmu silat yang dicatat didalam pusaka
goa siluman, tidak ada gerakan yang bisa lebih
831 cepat dari gerakan itu. Adakah gerakan yang bisa
menandingi kecepatan suthay " Perhatikan sekali
lagi !" Wajah Put-im suthay baru berubah, "Gerakan
ilmu silat yang tercatat di dalam pusaka goa
siluman.....?" tidak henti2nya ia bergumam.
"Omitohud." Ciok Beng taysu menyebut nama
budha, "Mungkinkah partai Ngo-hong-bun memiliki hubungan dengan nenek goa siluman ?"
"Inilah celakanya !" berkata Yen Yu San.
"Takut apa !" berkata Put-im suthay berangasan. "Biarpun partai Ngo-hong-bun mempunyai hubungan baik dengan si nenek goa
siluman, tapi namanya sudah busuk, kejahatan2
nenek itu sudah meliwati takeran, mengapa takut"
Bunuh saja, beres !"
"Lolap setuju," berkata Ciok Sim taysu.
"Kekuatan kita juga sudah cukup. Kalau mereka
betul berani ! Pertempuran pasti tidak bisa
dielakkan." Yen Yu San tersenyum, ia berkata: "Apa lagi,
mengingat dibelakang kita masih ada suatu
kekuatan yang bisa datang memberi bantuan."
Ciok Beng taysu menoleh ke arahnya saking
heran bertanya : "Apa Yen tayhiap sudah meminta bantuan pada
pihak lain ?" "Belum." jawab Yen Yu San.
832 "Siapakah kekuatan baru itu " Mungkin si
pendekar misterius Lie Siauw San ?"
"Tepat !" berkata Yen Yu San. "Semua
keterangan tadi kudapat dari Lie Siauw San. Sim
Siang juga terpukul jatuh olehnya. Dari bukti-bukti
yang ada, tidak mungkin ia berpeluk tangan."
*** Bab 51 "PENYERANGAN MUSUH berjumlah besar.
Kalau betul-betul kita tidak tahan, mungkinkah
satu Lie Siauw San bisa membendung mereka ?"
"Seorang Lie Siauw San mungkin tidak kuat
membendung banyak orang. Tapi kekuatan yang
kumaksudkan mungkin kuat untuk membendung
mereka?" "Kekuatan dari mana lagi ?" tanya Put-im
suthay. "Coba suthay pikir baik2, kekuatan yang ada
dikota Kim-leng ini, tenaga siapa yang kita bisa
minta bantuannya?" Dengan heran Put-im suthay berkata :
"Jago silat ternama dikota Kim-leng kecuali
Datuk Selatan, siapa lagi yang ada ?"
"Bantuan yang kumaksud, bantuan itu datangnya dari keluarga Datuk Selatan," berkata
Yen Yu San. 833 "Keluarga Datuk Selatan " Maukah mereka
membantu ?" bertanya Ciok Sim taysu.
Disaat ini, tiba2 tampak Yen Siu Hiat berlari
datang, sikapnya agak gugup.
Hati Yen Yu San tercekat, menduga kepada
penyerangan musuh, ia bertanya : "Ada apa ?"


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yen Siu Hiat membungkukkan badan dan
memberi hormat kepada semua orang, lalu ia
menjawab pertanyaan sang pamannya: "Baru saja
kita berhasil menangkap dua mata2 musuh."
"Dua mata2 musuh " Coba kau ceritakan !"
"Disaat kita sedang mempernahkan kedua
tawanan perempuan itu, tiba2 terdengar suara
gaduh diatas, terdengar gedubrak...gedubrak...dua
orang jatuh dari atas wuwungan rumah. Keadaan
mereka sudah tidak sadarkan diri, tentunya kena
totokan orang, didalam keadaan jalan darah
tertotok, maka kita segera ringkus kedua mata2
itu." "Apa betul mereka mata-mata musuh " Sudah
kau tanyakan mereka tentang asal usulnya ?"
"Belum. Kedua orang itu tertotok jalan gagunya
tidak bisa bicara, sudah kita berusaha membuka
totokannya, tapi tidak berhasil..."
Tiba2..... Terdengar suara genteng pecah,
terbanting jatuh lagi tubuh seseorang.
dari atas Wajah semua orang berubah.
834 Put-im suthay menoleh kesana, dengan dingin
berkata: "Betul2 banyak mata2 !"
Terjadi sedikit kekalutan, para padri Ceng-liansie membuat penyergapan, meringkus orang yang
baru jatuh dari atas wuwungan rumah itu. Lagi2
seorang mata-mata musuh yang jatuh tanpa sebab.
Orang yang jatuh dari atas, adalah seorang
berpakaian hitam, orang itu mengenakan kerudung
hitam. Dua padri segera meringkus dan dihadapkan
kepada pemimpinnya. Yen Yu San memperhatikan, hatinya berpikir :
"Orang ini mengenakan pakaian serba hitam,
tentunya anak buah dari lengcu Panji hitam."
Dugaan Yen Yu San tidak salah. Orang yang
hendak menyelidiki keadaan Ceng-lian sie sudah
jatuh di hadapannya, itulah anak buah dari lengcu
panji Hitam. Seorang padri berusaha membuka totokan
tawanan baru itu, tapi tidak berhasil, segera ia
memberi laporan. "Taysu, orang ini mendapat totokan2 berat."
Disaat ini, Ciok Sim taysu yang mengejar keatas
genting sudah balik kembali, Put-im suthay
memandang dan bertanya: "Ada sesuatu yang
dicurigakan ?" Ciok Sim taysu menghela napas panjang, ia
berkata: "Gerakan orang itu terlalu gesit, tidak
terlihat bayangannya !"
835 "Kukira Lie Siauw San."
mengemukakan pendapat. Put-im suthay Ciok Beng taysu menganggukan kepala. Ia
menduga kepada Lie Siauw San yang membantu
mereka. Ciok Sim taysu menghampiri orang tawanannya
dan menotok beberapa jalan darah. Maka laki2
berpakaian serba hitam itu membuka mata,
wajahnya berubah. Segera ia membentak :
"Hei, seorang suci juga melakukan serangan
bokongan?" Ternyata siapa yang rombongan membentak orang itu jatuh tanpa mengetahui
menotok dirinya, ia menduga kepada
dari kelenteng Ceng-lian-sie. Maka ia
seperti tadi. Yen Yu San mengurut jenggot dan berkata :
"Sahabat, tengah malam buta kau mendatangi
kelenteng ini, menggunakan tutup kerudung
muka, mengapa terbalik menyalahkan orang ?"
Dengan bangga dan congkak, orang berkerudung hitam itu menjawab : "Aku mendapat
tugas untuk mengirim surat tantangan."
"Oh, begitu ?" berkata Yen Yu San, "Sahabat
dari jauh hendak mengantarkan surat tantangan,
seharusnya menggunakan pintu depan. Kelenteng
Ceng-lian-sie sudah menjadi salah satu cabang
dari partai Siauw-lim-pay, mana bisa membiarkan
orang beterbangan diatas wuwungan rumahnya
begitu saja ?" 836 Orang berbaju hitam itu menoleh ke arah Yen
Yu San, ia merangkapkan tangan, memberi hormat
dan berkata : "Bukankah tuan adalah pengurus
dari penganungan jaya, Yen Yu San tayhiap?"
Hati Yen Yu San bergumam: "Oh ! Ya ! Ia
menganggap aku sebagai komplotannya yang
diselundupkan !" Karena itulah, menganggukkan
berkata : "Tepat ! Aku Yen Yu San."
kepala dan Lak?2 berbaju dan berkerudung hitam itu
berkata : "Aku bernama Tong Jin Gie, mendapat
perintah dari lengcu untuk mengirim surat
tantangan untuk kelenteng Ceng-lian-sie."
lnilah code2 tertentu dengan maksud mendapat
penyambutan dari Yen Yu San. Tentu saja sangka
orang itu, ia sedang berhadapan dengan Yen Yu
San palsu, Yen Yu San asli sudah di"bawah"
mereka, dan kini 'sedang' disamarkan oleh Han Sie
Yong. Yen Yu San menunjuk ke arah Ciok Sim taysu
dan berkata : "Inilah ketua kelenteng Ceng-lian-sie Ciok Sim
taysu, surat saudara boleh diserahkan kepadanya."
Laki2 berbaju hitam berkata : "Surat tantangan
tidak berupa surat. Hanya merupakan berita lisan
saja." Alasan ! Datangnya hendak menyelidiki kesiapsiagaan kelenteng Ceng-lian-sie. Tapi ia tertotok
jatuh, karena itu menggunakan alasan mengirim
Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong 7 Pendekar Slebor 45 Ajian Sesat Pendekar Slebor The Demigod Files 1

Cari Blog Ini