Ceritasilat Novel Online

Lambang Naga Panji 10

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen Bagian 10


dikeluarkan dengan kepandaian silat yang lihay dari
musuhnya semakin membara ia tak berani berlaku
gegabah. Ketika hweesio itu mengayunkan telapak tangannya
tadi, Kwan Tiong Gak dengan sebat menyingkir
kesamping. Mendadak kaki kanan hweesio itu maju melangkah
kedepan, pergelangan kanannya disendat cahaya putih
meluncur kembali ke dalam ujung jubahnya.
Sabelun Kwan Tiong Gak meneliti benda apakah itu
sebuah tendangan kilat telah tiba mengancam lutut
kanannya. Maju melancarkan tendangan seolah olah kedua buah
serangan ini dilakukannya dalam waktu serta saat yang
bersamaan. Buru buru Kwan Tiong Gak mundur tiga langkah
kebelakang meloloskan diri dari datangnya tendangan
tersebut. Dengan demikian ia sama sekali terdesak dibawah
angin, dibawah serangan gencar telapak serta
tendangan lawan, Kwan Tiong Gak terdesak mundur satu
tombak lebih dari tempat semula.
Dengan andalkan pengalamannya selama puluhan
tahun, kepandaian silat yang dimiliki serta kecerdikannya
dalam menghadapi serangan untuk menghadapi
serangan aneh dari ilmu silat lawan, walaupun Kwan
Tiong Gak kena didesak mundur berulang kali, tetapi ia
berhasil juga menghindari semua desakan itu dengan
selamat dan tidak sampai terluka ditangan lawan.
656 Sebaliknya hweesio itu sendiri pun diam diam merasa
kagum satelah melihat kenyataan bahwa serangan
gencarnya sama sekali tidak berhasil melukai pihak
lawan pikirnya ; "Nama besar Kwan Tiong Gak ternyata bukan nama
kosong belaka, serangkaian ilmu silat yang aneh ini
belum pernah dijumpai dalam dunia persilatan, tetapi
dengan andalkan pengalamannya selama puluhan tahun,
serangan berantaiku ini ternyata bisa dihindari juga,
sungguh hebat, sungguh luar biasa."
Walaupun Kwan Tiong Gak berhasil menghindarkan
diri dari serangan berantai lawan, tapi rasa kaget, terkejut
yang mencekam dalam hatinya susah dibayangkan.
"Selama puluhan tahun berkelana didalam dunia
persilatan dengan andalkan golok emas serta piauw
genta emas ia berhasil merebut gelar sebagai si
lempengan besi genta emas yang menggetarkan
delapan penjuru, musuh tangguh yang ditemui tiada
terhingga tetapi belum pernah menjumpai keadaan
seperti ini hari. Walaupun ilmu silat berasal dari satu sumber dan
setiap jago memiliki kecepatan gerak yang berbeda serta
tinggi rendah tenaga murni yang dimiliki, tetapi manusia
seperti hweesio ini benar benar luar biasa"."
Setelah berhasil menghindarkan diri dari serangan
gencar pihak lawan, saking kagetnya seluruh tubuh Kwan
Tiong Gak dibasahi oleh peluh dingin yang mengucur
keluar dengan derasnya. Tetapi ia paham, saat ini tak boleh baginya untuk
memberi kesempatan lagi buat lawannya untuk
melancarkan serangan gencar buru buru goloknya di
putar sedemikian rupa mengirim serangan balasan.
657 Cahaya golok berkilauan, angin serangan berdesir
memenuhi angkasa, bagaikan gulungan air ditengah
samudra ia mulai meneter lawannya dengan serangan
yang mematikan. Ketika hweesio itu selesai menggunakan serangan
berantainya yang cepat berganti serangan Kwan Tiong
Gak telah berebut turun dengan mendesak datang.
Tetapi hweesio itu sama sekali tidak melayani
serangan balasan dari Kwan Tiong Gak ini, badannya
segera meloncat kebelakang untuk menghindar.
"Thaysu, hati hati senjata rahasia," seru Kwan Tiong
Gak cepat tanpa berhenti menyerang.
Tangan kanannya diayun, serentetan cahaya keemas
emasan dengan diiringi suara deringan nyaring meluncur
datang dengan kecepatan bagaikan kilat.
Kwan Cong Gak pun tahu serangan senjata rahasia ini
tak akan berhasil melukai lawan, oleh karena itu senjata
rahasia pertama begitu disambit keluar, tangan kirinya
kembali diayun kedepsn mengirim dua batang senjata
rahasia lagi. Senjata rahasia itu dengan digerakan "B" mendesir
kedepan, suara genta bertalu di angkasa, tiga batang
senjata rahasia dengan membentuk segi tiga mengurung
tubuh hweesio tersebut. Merasakan datangnya ancaman senjata rahasia itu
hweesio tersebut mengayunkan sepasang telapaknya
kedepan. Dari ujung bajunya meluncur keluar dua rentetan
cahaya keperak perakan laksana kilat menghajar kedua
batang senjata rahasia genta yang ada dikiri kanan itu
keras keras. 658 Traaaacg".termakan oleh hadiahan dua rentetan
cahaya keperak perakan itu, ke dua batang senjata
rahasia tersebut segera terjatuh keatas tanah.
Tetapi sebatang senjata rahasia yang ketiga dengan
tidak mengalami gangguan apapun mendadak menukik
kebawah. Baru buru hweesio itu jatuhktn badannya kedepan
dengan nyaris senjata rahasia itu berdesir dari balok
kepalanya. Pada Saat ini Kwan Tiong Gak sedang menggenggam
pula dua batang senjata Kiem Ling Piauw, tetapi ia tidak
melanjutkan serangannya. Dimana sepasang pergelangan hweesio itu ditarik dua
rentetan cahaya putih tadi tahu tahu sudah meluncur
kembali kedalam ujung bajunya,
"Thaysu." ujar Kwan Tiong Gak dengan nada dingin,
"Kalau barusan aku orang she Kwan kembali
melancarkan dua batang senjata rahasia, apakah thaysu
percaya bisa menghindarinya?"
"Mungkin pinceng sudah terluka dibawah serangan
senjata rahasia Kiem Ling Piauw mu itu "." Ia merandek
sejenak kemudian sambungnya ;
"Sekalipun saat ini pinceng mengaku kalah dan
mengundurkan diri. Kwan Cong Piauw tauwpun tak akan
bisa tiba diibu kota dengan selamat."
"Hal itu merupakan urusan pribadi aku orang she
Kwan, tak perlu thaysu ikut repot berpikir."
Hweesio berjubah abu abu itu kontan tertawa dingin
"yang penting masih ada satu urusan yang hendak di
terangkan kepadamu, walaupun Pada saat ini aku rela
mengalah dibawah serangan, senjata rahasia Kim Ling
659 Piauwmu, tapi aku sama sekali tak akan melepaskan
niatku untuk merebut peta rahasia pengangon kambing
tersebut." "saat ini peta rahasia pengangon kambing berada di
dalam saku aku orang she Kwan kalau thaysu bisa
merebutnya silahkan turun tangan."
Hweesio berjubah abu abu itu mendengus dingin,
tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia putar badan
dan berlalu. Sambil memandang bayangan punggung si hweesio
yang lenyap dari pandangan matanya diam diam Kwan
Tiong Gak berpikir dalam hatinya.
"Ilma silat yang digunakan hweesio ini sama sekali
bukan ilmu silat aliran siauw lim pai, wajahmu ditutupi
dengan selapis topeng manusia, kepandaian silatnya
aneh, jelas ia memang ada maksud menutupi asal
usulnya sendiri." Gerakan tubuh hweesio tersebut sungguh cepat
sekali, dalam sekejap mata ia sudah lenyap dari
pandangan, Kwan Tiong Gak menghembuskan napas panjang, ia
segera meloncat naik keatas kuda nya larikan binatang
tersebut kedepan. Belum berapa langkah ia berjalan mendadak
terdengar suara gelak tertawa berkumandang datang dari
bilik sebatang pohon ditepi jalan.
Jilid 20 DITENGAH berkelebatnya bayangan manusia, tahu
tahu ditempat itu sudah muncul dua jago.
660 Yang pertama bukan lain adalah "Hoa Hoa Kongcu",
Ke Giok Lang sedang orang yang mengikuti di
belakangnya adalah si dara berbaju hijau Hoo Lian Hoa
adanya. "Kwan heng," seru Ke Giok Lang sambil ulapkan
tangannya dan tertawa. "Hweesio itu masih mampu untuk
melanjutkan pertarungan, tetapi ia rela mengaku kalah."
"Walaupun begitu thaysu itu masih belum kehilangan
sifatnya yang terbuka dan gentlemen, dengan terang
terangan ia menanti kedatanganku ditengah jalan."
Mendengar sindiran itu Ke Giok Lang tersenyum.
"Kwan-heng, agaknya kau sedang memaki aku orang
she Ke kurang bersifat lapang dada." serunya.
"Kalau Ke Kongcu pun seorang yang jujur dan bersifat
terbuka, tidak seharusnya kau bersembunyi diatas
pohon." Ke Giok Lang segera tertawa terbahak bahak.
"Kwan heng sedikitpun tidak salah, selama melakukan
pekerjaan aku orang she Ke tidak terlalu memperhatikan
tindakan apa yang aku gunakan, yang kupikirkan adalah
secara bagaimana bisa mencapai tujuan"."
Ketika itu Kwan Tiong Gak telah naik keatas kudanya
tapi ia segera meloncat turun kembali, ujarnya, "Ke
Kongcu, kau bermaksud turun tangan berbareng"
ataukah satu lawan satu dengan sistim bergilir?"
"Berjumpa muka lantas bergebrak, apakah kau tidak
merasa tindakan ini terlalu tidak sedap dipandang?"
Kwan Tiong Gak angkat muka memandang sekejap
wajah Ke Giok Lang serta Hoo Lian Hoa yang berdiri di
661 bawah pohon, serunya, "Pagi benar kedatangan kalian
berdua." "Haaa". haaaa".siauwte percaya ini hasil Kwan
heng akan berangkat ke utara, maka kami datang sedikit
lebih pagi." "Hweesio tetiron yang mengenakan topeng diatas
wajah, apakah anak buah dari Ke Kongcu?"
"Kalau aku orang she Ke mengatakan bukan, entah
Kwan Cong Piauw tauw suka mempercayai atau tidak?"
sahut Ke Ciok Lang tersenyum".
Jawaban ini sangat diplomatis, seketika membuat
Kwan Tiong Gak seorang jago berpengalaman luas serta
pengetahuan tinggipun dibikin tertegun, ia tidak berhasil
mengetahui apa maksud sebenarnya dari ucapan
tersebut. Namun sigolok emas yang menggetarkan Delapan
penjuru adalah seorang jago kang ouw kawakan, ia
segera tertawa hambar, katanya.
"Perduli dia benar anak buah Ke Kongcu atau bukan,
aku orang she Kwan tiada bermaksud menyelidiknya
sampai jelas"."
Ia merandek sejenak, kemudian terusnya, "Ke
Kongcu, kalau kau ada maksud bergebrak sllahkan
loloskan senjata. seandainya untuk sementara tidak ingin
bergebrak melawan aku orang she Kwan, harap segera
minggir sembari jalan."
"Kwan-heng" seru Ke Giok Lang sambil tersenyum.
"Siauwte punya satu perasaan kita orang orang Bu lim
karena sepatah dua patah kata tidak cocok lantas harus
gunakan kekuatan untuk mengadu jiwa sebenarnya
merupakan suatu tindak yang sangat rendah!"
662 "Jadi maksud Ke Kongcu, hendak andalkan lidahmu
yang tajam berusaha menundukan aku orang she
Kwan?" "Kwan heng telah malang melintang di daerah Utara
maupun Selatan, pengetahuan serta pengalamanmu
sangat luas, rasanya tak gampang menundukkan dirimu
dengan andalkan ketajaman lidah."
"Lalu Ke Kongcu hendak berbuat apa untuk memaksa
cayhe tunduk?" ujar Kwan Tiong Gak dengan nada berat.
"Dengan andalkan pengetahuan serta pengalaman
Kwan Cong Piauw tauw, rasanya dalam sekali
pandangan tidak sulit untuk mengetahui untung ruginya
keadaan terhadap dirimu bukan?"
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak segera
mendongak tertawa, katanya, "Aku she Kwan dengan
kuda mustika golok emas, selama puluhan tahun ini telah
berulang kali menerobos pelbagai jebakan,seandainya
sejak semula Ke Kongcu telah mempersiapkan jebakan
disini, tiada halangan suruh mereka keluar dan mulai
menyerang diriku." Ke Giok Lang tersenyum. "Sekalipun kau Kwan Cong Piauw tauw bisa
menerobos hadangan ini, namun sayang seribu kali
sayang kepandaian silat Hoei Hu Cong Piauw tauw jauh
lebih rendah setingkat dari kepandaianmu, aku rasa ia
sulit untuk menerobos hadangan disini"."
Seketika Kwan Tiong Gak dibikin tertegun.
"Saudara Poei dia"."
"Ia kena kami tawan!"
"Sekarang berada dimana?"


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

663 "Telah aku orang she Ke penjarakan, tempat itu tidsk
jauh letaknya dari sini apa bila Kwan heng ada
kegembiraan tiada halangan ikut diriku pergi menengok,"
Kwan Tiong Gak termenung tidak bicara. Ke Giok
Lang kembali tertawa terbahak-ahak, ujarnya, "Kalau
Kwan heng tidak percaya perkataanku, silahkan
melanjutkan perjalanan menuju ke Utara, aku orang she
Ke tak akan turun tangan menghadang perjalananmu."
Sepasang mata Kwan Tiong Gak berkilat, dengan
tajam ia memperhatikan tubuh Ke Giok Lang tak
berkedip, "Ke Kongcu!" serunya kemudian. "Kalau kau menipu
diriku"." "Haaa ". haa".mari kita percepat perjalanan kita,
tidak sampai sepertanak nasi kau dapat berjumpa
kembali dengan Pui Jie tamu itu."
"Kalau begitu merepotkan Ke Kongcu harus membawa
jalan." Mendadak Ke Giok Lang mendongak memperdengarkan suara suitan panjang. ".Terdengar
derapan kaki kuda berkumandang datang, dua orang
dara berbaju hijau yang menggembol senjata menuju dari
balik pepohonan. Mengikuti munculnya kedua orang itu Kwan Tiong Gak
alihkan sinar matanya ke-arah mereka.
Ia mendapatkan bedua orang dara berbaju hijau itu
rata rata berusia enam tujuh belas tahunan, walaupun
wajah mereka tak termasuk sangat cantik namun cukup
mempersonakan hati lelaki.
664 Tanpa terasa lagi ia kerutkan dahi sembari berkata,
"Apakah perempuan perempuan muda inipun berhasil Ke
Kongcu pikat dari rumah mereka masing-masing?"
"Kata "Memikat" terlalu tidak enak didengar, siauwte
sama sekali tidak menggunakan kekerasan untuk
mendapatkan mereka. Tentu saja setelah mereka
berhasil belajar ilmu silat dan mendapat perintah untuk
melakukan suatu pekerjaan harus diikat dengun suatu
peraturan yang ketat dan tegas"
Sementara mereka berbicara. kedua orang dara
berbaju hijau itu tiba dihadapan Ke Giok Lang.
Mereka berdua sama-sama meloncat turun dari atas
pelana, dengan sikap penuh hormat menyerahkan kuda
tersebut ketangan Ke Giok Lang serta Hoo Lian Hoa.
Dengan sebat Ke Giok Lang meloncat naik ke atas
kuda, menarik tali les dan berkata, "Kwan heng , mari kita
berangkat!" Bagaikan terbang ia larikan kudanya terlebih dahulu
menuju kearah depan. Kwan Tiong Gak pun segera naik ke-atas punggung
kudanya binatang tunggangannya adalah seeior kuda
mustika yang bisa melakukan perjalanan seribu li dalam
sehari. dengan sekali loncatan kuda tersebut berhssil
menyentak kesisi Ke Giok Lang.
"Ke Kongcu." ujar Kwan Tiong Gak. "Seorang lelaki
sejati, seorang enghiong hoo han tidak patut setiap hari
hanya bergaul dan berkawan dengan kaum gadis kaum
perempuan, apakah kau tidak merasa telah kehilangan
kegagahan seorang manusia jantan?"
"Kwan heng, kau tidak mengerti akan kebagusan
permainan ini." kata Ke Giok Lang sembari tersenyum.
665 "Kaum perempuan memiliki otak yang lebih teliti dan
halus, bahkan sangat romantis dan setia, mereka jauh
lebih dapat percaya daripada lelaki lelaki busuk macam
diri kita." "Huam! cayhe berharap kau jangan terlalu banyak
melakukan pekerjaan ysng merugikan masyarakat usia
gadis gadis ini baru enam, tujuh belasan tahunan tapi
sudah kau pikat sehingga mereka meninggalkan rumah,
membuat orang tua mereka setiap hari bersedih hati, apa
kau anggap perbuatanmu ini ini suatu perbuatan lelaki
sejati." "Mengumpulkan anak murid, menurunkan ilmu silat,
apa bedanya antara lelaki dan perempuan" Kwan heng
anggap orang tua mereka saudara saudara mereka
bersedih hati karena kehilangan anak gadisnya, apakah
kehilangan anak lelaki tidak membuat hati mereka jadi
sedih?"." Ia mendongak tertawa terbahak bahak sambungnya,
"Kita bicarakan tentang Kwan heng sendiri saja, satu
bulan membuang beratus ratus tahil perak agar para
piauwsu suka jual nyawa buat kalian tidak perduli mereka
beristri dan berputra mereka masih kecil kecil, apakah
perbuatan ini bukan termasuk suatu perbuatan yang
merugikan masyarakat".?""
"Tentu saja berbeda, kami andalkan ilmu silat untuk
mencari uang, menggantungkan tenaga mencari sesuap
nasi, yang kami kerjakan adalah suatu perdagangan
yang lurus suatu pekerjaan cari uang yang jujur."
"Haaa". haa". kalau membuka Piauw kiok adalah
suatu perdagangan yang lurus, maka merampok,
membegal, merampas harta orang lain merupakan orang
tua dari makan serta pakaian kalian, kalau tidak ada
666 kawan kawan Liok lim yang melakukan perampokan,
serta membegal serta merampas, kalian yang membuka
perusahaan Piauw kiokpun tidak akan mendapatkan
uang dari perdagangan tersebut."
"Ucapanmu sedikitpun tidak salah, kalau tak ada
kawan kawan Liok lim yang melakukan perampokan,
pembegalan serta perampasan maka kami tak akan
berhasil mencari sesuap nasi dengan membuka
perusahaan Piauw kiok namun seandainya mereka yang
melakukan perampokan pembegalan serta perampasan
adalah jago-jago lihay macam Ke Kongcu semua, maka
kami yang bukan perusahaan Piauw kiok akan gulung
tikar dan gigit jari."
Ke Giok Lang tersenyum, segera tukasnya, "Kalau aku
adalah Ke Giok Lang adalah manusia yang suka
merampok, membegal dan merampas, rasanya hanya
perusahaan Hiaw Wie Piauw Kiok kalian saja yang
sanggup menahan, bukankah begitu?"
Sementara bercakap cakap, tanpa terasa mereka
berdua telah tiba didepan sebuah hutan lebat.
Dibalik hutan itu secara dapat terlihat atap rumah
muncul dari balik dedaunan, agaknya disana berdirilah
sebuah bangunan rumah megah dan besar.
Ke Giok Lang segera meloncat turun dari atas kuda
ujarnya sambil tertawa, "Poei Jit te berada didalam
bangunan rumah tersebut!"
"Secara bagaimana kongcu hadapi dirinya?" tanya
Kwan Tiong Gak sambil meloncat turun pula dari atas
kuda. 667 "Tindakan aku orang she Ke tidak terlalu buas. aku
hanya menggunakan otot kerbau yang basah untuk
mengikat sepasang tangannya."
"Haee". heee.heee, aku berharap kau tidak sampai
mencelakai dirinya." jengek Kwan Tiong Gak sambil
tertawa dingin. Setelah melewati hutan lebat itu, bangunan rumah
dapat kelihatan semakin jelas lagiItulah sebuah bangunan berlorong yang terbuat dari
bata warna hijau, megah kokoh dan menarik.
Sambil bersenyum Ke Giok Lang berebut membawa
jalan terlebih dahulu, ujarnya.
"Aku memandang Poei Hu Ceng Piauw tauw bagaikan
tamu terhormat, namun watak Pui heng terlalu keras,
arak serta nasi yang kami hidangkan ternyata telah
ditumpahkan keatas tanah semua."
"Aku orang she Kwan ingin tahu, secara bagaimana
kalian menangkap dirinya?"
"Dalam pandangan Kwan heng, mungkin tindakan
kami ini dianggap terlalu rendah, terlalu memalukan,
namun siauwte marasa cara inilah yang paling bagus dan
paling tepat, kami telah menggunakan obat pemabok
untuk merobohkan dirinya."
"Hmm! Tidak disangka Ke Kongcu pun menggunakan
cara yang paling rendah dari dunia persilatan."
"Aku orang she ke, tadi kau sudah berkata, selama
aku paling suka menggunakan cara yang paling mudah
mendatangkan hasil." Mendadak ia berseru tertahan dan
menghentikan langkah kakinya.
668 Kwan Tiong Gak tertegun dan ikut berhenti, ketika ia
angkat muka terlihat olehnya sebuah lambang
Bergambar naga dengan dasar putih bersulamkan
benang emas tertempel di-depan pintu besar bangunan
tersebut. Walaupun rasa kaget yang dialami Ke Giok Lang pada
saat ini susah dilukiskan, namun ia masih bisa menahan
golakan dalam hatinya dengan paksa, ia berpaling
kearah Kwan Tiong Gak dan diam diam memperhatikan
reaksinya. Inilah Lambang Naga Sakti" yang pernah menggemparkan dunia persilatan tiga puluh tahun
berselang. Semua anak murid partay besar maupun
perguruan kecil yang ada dalam Bu lim sebelum turun
kedalam kalangan persilatan selalu mendapat pesan
wanti-wanti dari garu guru mereka, bahwasannya
Lambang Naga Sakti adalah suatu Lambang yang
mempunyai kekuasaan sangat besar.
Di mana Lambang Naga Sakti tersebut muncul, semua
orang dilarang mendekati.Siapa yang berani melanggar
bukan saja keselamatannya susah dipertahankan
bahkan dapat menyeret pula bagi kemarahan seluruh
perguruan. Didalam rimba persilatan pernah ada tiga
pergurnan besar telah melanggar pantangan dari
"Lambang Naga Sakti" ini, seluruh anggota perguruan
mereka dibasmi hancur dan menyeret sebanyak empat
ratus jiwa lenyap dalam sekejap.
Sejak itu tiga perguruan besar tersebut lenyap untuk
selama " selamanya dari dunia persilatan.
Peristiwa mengerikan yang menggetarkan hati semua
orang ini seketika membuat orang orang Bu lim menaruh
rasa jeri terhadap Lambang Naga Sakti yang amat
669 misterius ini. Pernah partay siauw lim yang dianggap
sebagai tulang punggung dunia persilatan melanggar
pantangan dari Lambang Naga Sakti akibatnya delapan
belas orang padri lihay di bunuh habis, untung sekali
pelanggaran itu baru dilakukan pertama kali, sang pemilik
"Panji Naga Sakti" masih menaruh belas kasihan
terhadap partay besar ini, setelah membunuh delapan
belas orang padri lihay. Ia tidak mempersoalkan lagi
peristiwa tersebut. Sejak itulah partay Siauw lim serta partay Bu tong
menaruh rasa jeri dan hormat terhadap Lambang Naga
Sakti, mereka tidak berani mencabut kumis harimau lagi
dan memerintahkan anak muridnya segera menghindar
bilamana berjumpa dengan lambang maut tersebut.
Diluaran partay partay besar memang menghindar,
namun secara diam diam mereka mengirim jago jago
terlihay dari perguruan mereka untuk menyelidiki asul
usul majikan lambang naga sakti tersebut, mereka
semua menyaru dan menggembol racun keji, asal
rahasia mereka terbongkar segera menelan racun dan
bunuh diri sehingga tidak sampai menyeret perguruan
mereka. Tetapi dari dunia persilatan tiada putus nya tersiar
berita akan kematian orang orang itu sedang asal usul
Majikan Naga Sakti belum juga diketahui, mungkin ada
diantara mereka pernah menjumpai majikan Naga Sakti
tersebut, namun setiap orang yang berhasil mengetahui
wajah aslinya segera menemui ajalnya.
Demikianlah, Naga sakti lama kelamaan jadi suatu
lambang yang menakutkan bagi seluruh anggota dunia
persilatan, tak seorang pun yang berani memandang
remeh atau melanggar peraturan Naga Sakti tersebut.
670 Semua partai besar baik dari golongan pekto maupun
dari kalangan Hekto sama-sama turunkan peraturan
ketat terhadap anak muridnya untuk segera menghindar
bila mana menjumpai naga sakti tersebut, barang siapa
yang berani melanggar segera dikenakan hukuman
berat. Sekalipun begitu Naga Sakti tidak terlalu sering
muncul dalam rimba persilatan walaupun mendatangkan
halangan bagi dunia kangouw tetapi tidak terlalu besar.
Selama hampir tiga puluh tahun lamanya seluruh
dunia persilatan telah terjerumus kedalam kekuasaan
Naga Sakti. Entah sejak tahun keberapa, tiba tiba naga sakti
lenyap dari dunia persilatan, walaupun partai-partai besar
masih mempertahankan peraturan mereka yang ketat,
dan anak murid yang hendak berkelana selalu mendapat
pesan wanti wanti dari guru mereka namun naga sakti
tidak pernah muncul kembali didalam dunia persilatan.
Kurang lebih dua puluh tahun lamanya naga sakti
lenyap bagaikan awan diangkasa, sedikitpun tidak


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggalkan jejak. Siapa-pun tidak dapat menceritakan
kisah mengenai lambang naga sakti, yang tersisa
hanyalah kisah kisah yang mengerikan pernah terjadi
tempo dulu. Waktu, dapat membuat kenangan makin luntur
warnanya, walaupun didalam benak para jago Bu lim
saat itu masih tertera kisah kisah berdarah yang terjadi
tempo dulu namun tidak setegas dua puluh tahun
berselang ". Dengan termangu mangu Kwan Tiong Gak
memperhatikan Lambang naga sakti tersebut lama sekali
ia terpesona". entah sampai kapan baru terdengar ia
671 bergumam seoriug diri, "Lambang Naga Sakti".
Lambang Naga Sakti yang telah lenyap puluhan
berselang." "Kwan heng!" Ke Giok Lang mendehem memecahkan
kesunyian. "Pernahkah kau menjumpai lambang naga
sakti?" "Baru pertama kali ini aku menjumpai dengan mata
kepala sendiri, tetapi kalau peristiwa tempo dulu sudah
banyak kudengar." "Kalau begitu, Kwan-heng masih kalah dengan
siauwte," seru Ke Giok Lang sambil tertawa dingin.
"Apa maksudmu?" tanya Kwan Tiong Gak tertegun.
"Dengan apa yang kulihat ini hari, siauwte sudah dua
kali menjumpai Lambang Naga Sakti,"
"Aaaaa.,". pertama kali Ke Kongcu menjumpai
lambang naga sakti ini dimana?"
"Dalam kereta penghantar barang dari perusahaan
Piauw kiok kalian." "Diatas kereta penghantar barang perusahaan kami?"
Kwan Tiong Gak melengak. "Aaaaakb".! tidak
mungkin." "Perbuatan apapun aku Ke Giok Lang lakukan, hanya
satu hal aku tidak pernah berbohong "
"Kalau begitu sungguh aneh sekali!?"
"Sedikitpun tidak aneh, lambang naga sakti tersebut
berada didalam kereta yang di tumpangi nona Liuw"."
Ia mendongak tertawa terbahak bahak, sambungnya,
"Lambang Naga Sakti ini sudah ada puluhan tahun
lamanya lenyap dari dunia persilatan, kemungkinan
672 besar pemilik lambang paga sakti tersebut sudah mati
dan jenazahnya telah hancur, kalau ada orang yang
sengaja membuat beberapa lembar lambang naga sakti
palsu, aku rasa perbuatan ini tidak dapat terhitung suatu
peristiwa yang meng-herankan lagi."
"Ke Kongcu, mungkin kau sudah terlambat lahir
beberapa tahun sehingga tidak tahu akan peristiwa
lambang naga sakti pada masa silam, aku rasa tak ada
orang yang begitu bernyali berani memalsukan tanda Bulim pang menakutkan ini."
"Menurut perkataan Kwan Cong Piauw tauw, jadi
lambang naga sakti yang muncul dalam kereta yang
ditumpangi nona Liuw adalah lambang asli!"
"Bagaimanakah kejadian sebenarnya cayhe tidak
berani ambil kesimpulan, namun aku berani yakin dalam
Bu-lim tak ada yang berani memalsukan lambang naga
sakti tersebut." "Jadi kalau menurut ucapan Kwan Cong Piauw tauw
barusan, lambang naga sakti yang muncul didalam
kereta nona Liuw serta lambang naga sakti asli semua"!"
tukas Ke Giok Lang dingin,
"Cayhe tidak dapat berpikir siapakah begitu bernyali
berani memalsukan Lambang Naga Sakti tersebut."
"Bangunan loteng ini adalah daerah kekuasaan aku
Ke Giok Lang." ujar Ke Giok Lang kembali dengan nada
dingin. "Sedangkan lambang naga sakti tersebut
tertancap didepan pintu, entah apa maksud dari peristiwa
ini?" "Menurut keadaan biasanya seperti masa masa yang
silam, dimana muncul lambang naga sakti bila ada
keterangan yang ikut tertancap disisinya maka kau harus
673 melaksanakan tugas yang diperintahkan dalam surat
tersebut." "Seandainya dibawah lambang Naga Sakti tidak
terdapat surat tanda perintah?"
"Kalau demikian adanya, lebih baik Ke Kongcu jangan
mendekati lambang Naga Sakti tersebut."
Ke Giok Lang termenung berpikir sebentar dan
ujarnya, "Kwan heng, apakah kau punya nyali untuk
memeriksa kesana " Dengan cepat Kwan Tiong Gak menggeleng.
"Cayhe tidak ingin menempuh bahaya yang sama
sekali tak berguna ini."
"Seandainya aku orang she Ke menemani Kwan heng
meninjau kesana?" "Ke Kongcu" Kwan Tiong Gak segera tersenyum.
"Kalau bernyali dan tidak percaya peristiwa yang
menyangkut lambang Naga Sakti Ini tiada halangan kau
pergi memeriksa sendiri, tak usah kau seret pula aku
orang she Kwan untuk menemani dirimu!"
Sewaktu Ke Giok Lang dilahirkan di kolong langit,
lambang naga sakti telah lama lenyap dari dunia
persilatan, didalam ingatan nya sama sekali tidak
terdapat pengalaman mengerikan tentang lambang naga
sakti tersebut apa yang ia ketahui kebanyakan dari
pembicaraan orang lain belaka.
Sekalipun begitu ia bagaimanakah watak Kwan Tiong
Gak bukan saja ia merupakan seorang pemimpin
bijaksana dalam perusahaan Hauw Wie Piauw kiok,
didalam dunia persilatanmu terhitung seorang enghiong
hoohan. 674 Menjumpai Kwan Tiong Gak menaruh rasa jeri
terhadap lambang naga sakti tersebut dalam hati
kecilnya seketika timbul rasa was was.
Setelah mendehem ringan ujarnya, "Menurut pendapat
Kwan heng kita tak boleh mendekati lambang naga sakti
tersebut bukankah sama artinya tak dapat masuk ke
dalam bangunan rumah itu?"
"Cayhe pernah dengar orang berkata bahwa lambang
Naga Sakti tersebut bukannya tak boleh didekati hanya
saja kita bakal menjumpai banyak kerepotan".
"Kerepotan macam apa yang kau maksudkan?"
"Melepaskan senjata tajam yang digembol keluarkan
semua senjata rahasia yang disembunyikan, dengan
telapak dirapatkan jadi satu berjalan mendekati lambang
Naga Sakti tersebut kemudian menjura tiga kali ke arah
lambang itu kemudian baru boleh berlalu."
Ke Giok Lang termenung beberapa saat lamanya
kemudian ujarnya, "Kalau percaya pasti ada, kalau tidak
dipercaya tak akan ada, biarlah cayhe mencobanya
terlebih dahulu". "Cayhe pun hanya mendengar pembicaraan orang
lain, manjur atau tidak caybe tidak berani tanggung."
Ke Giok Lang tertawa hambar, dia serahkan kipasnya
ketangan Hoo Lian Hoa kemudian dari dalam sakunya
mengeluarkan pula empat batang pedang pendek yang
panjangnya ada delapan cun.
"Ke Kongcu, apa gunanya keempat bilah pedang
pendek yang kau sembunyikan dalam tubuh mu itu?"
"Senjata tajam, sewaktu Kwan heng sedang bergebrak
dengan aku orang she Ke di-kemudian hari kemungkinan
675 besar dapat melihat bagaimanakah aku orang she Ke
menggunakan senjata tersebut."
Setelah ia melakukan selurah perkataan yang
diucapkan Kwan Tiong Gak dengan sepasang telapak
dirapatkan jadi satu ia berjalan mendekati Lambang
tersebut dan menjalankan penghormatan sebanyak tiga
kali ke-arah Lambang naga sakti.
Si Hoa Hoa Kongcu Ke Giok Lang yang memiliki nama
tersohor dalam dunia persilatan ternyata menjalankan
penghormatan terhadap sebuah panji kecil, sebenarnya
hal ini merupakan suatu peristiwa yang menggelikan.
Sekalipun begitu Kwan Tiong Gak memperhatikannya
dengan wajah serius. Seluruh perhatiannya ditumpahkan
keatas Lambang naga sakti itu.
Setelah menjalankan penghormatan Ke Giok Lang
melanjutkan perjalanannya memasuki bangunan itu.
Melihat tindakan sang pemuda. Kwan Tiong Gak
terperanjat, dia takut si kongcu romantis ini menangkan
keuntungan bagi Pui Ceng Yan buru buru serunya.
"Ke kongcu jangan lupa dengan perjanjian kita."
"Soal ini harap kau berlega hati." jawab Ke Giok Lang
sambil berpaling dan tertawa. "Selama cayhe masih
menginginkan peta pengangon kambing, tak akan
kucelakai saudara Poei."
Dengan langkah labar ia melanjutkan perjalanannya
masuk kedalam ruangan itu.
Kurang lebih seperminum teh kemudian dongan wajah
pucat pasi bagaikan mayat Ke Giok Lang muncul kembali
dari balik ruangan dan berjalan mendekat dengan
langkah terburu buru. 676 Menjumpai perubahan wajahnya Kwan Tiong Gak
segera menduga ia telah menemui suatu perubahan
besar, diam diam ia salurkan hawa murninya
mengadakan persiapan. Dangan langkah lebar Ke Giok Lang berjalan
mendekat, segera tegurnya dengan rada dingin.
"Kwan Tiong Gak, ada hubungan apa antara
perusahaan kiokmu dengan Lambang Naga Sakti
tersebut?" Mendapat tertegun, pertanyaan begitu Kwan Tiong Gak "Dikolong langit siapa yang tidak tahu kalau sang
pemilik Lambang Naga Sakti adalah seorang jago lihay
bagaikan naga sakti, seorang jago lihay bagaikan naga
sakti yang nampak kepala tak nampak ekor. Mana
mungkin dia punya hubungan dengan perusahaan Piauw
kiok kami?" "Kalau tidak ada hubungan, maka dengan
memberanikan diri aku orang she Ke akan menuduh
bahwa Lambang Naga Sakti tersebut adalah ciptaan
perusahaan Piauw kiok kalian seodiri"."
Ia mendongak tertawa terbahak bahak, kemudian
terusnya, "Perusahaan Hauw Wie Piauw kiok bisa malang
melintang di Utara maupun Selatan selama banyak tahun
tanpa mempunyai peristiwa kiranya di balik hal tersebut
tersembunyi rahasia ini!"
"Ke Kongcu!" ujar Kwan Tiong Gak dengan
serius. "Kalau perusahaan Piauw kiok kami
hubungan dengan Lambang Naga Sakti tersebut,
merupakan Suatu kebanggaan dari perusahaan
wajah punya hal ini Hauw 677 Wie Piauw kiok kami, kenapa cayhe tidak barani
mengaku" sedangkan mengenai pemalsuan Lambang
Naga Sakti, bukannya aku orang she Kwan tempeli emas
diatas wajah sendiri aku tidak punya keberanian sebesar
itu." "Tapi kau harus tahu. Sewaktu cayhe untuk pertama
kali menjumpai Lambang Naga Sakti hal ini terjadi di
dalam kereta yang ditumpangi nona Liuw, jelas Lambang
itu ada sangkut pautnya dengan perusahaan kalian lalu
ketika untuk kedua kalinya menjumpai lambang naga
sakti lagi. kembali urusan ini ada sangkut pautnya
dengan perusahaanmu"
"Tentang Lambang naga sakti yang muncul dalam
kereta nona Liuw sampai detik ini cayhe tidak pernah
mendengar laporan, seandainya benar terjadi peristiwa
ini Piauwsu dari perusahaan kami sejak semula telah
melaporkan hal tersebut kepadaku mengenai -munculnya
lambang tersebut pada saat ini entah secara bagaimana
kau menuduh ada sangkut pautnya dengan perusahaan
kami?" "Orang itu telah menolong Pui Ceng Yan disamping itu
membinasakan pula empat orang pengawalnya"
"Aaaakh, ada kejadian semacam ini?" seru Kwan
Tiong Gak kembali dibikin tertegun.
"Kalau kau tidak percaya boleh masuk ke dalam
ruangan dan memeriksa sendiri."
Sembari berkata ia menerima kembali-pedang pendek
serta kipasnya dari tangan Hoo Lian Hoa.
Jelas, tiada maksud untuk turun tangan.
678 Sambil memandang Lambang naga sakti yang
berkibar tertiup angin, dengan kebingungan Kwan Tiong
Gak berseru. "Peristiwa ini memang sedikit mengherankan!"
"Kwan Ciong Piauw tauw benarkah kau sangat takut
dengan lambang naga sakti itu?"
"Cayhe dilahirkan lebih tua puluhan tahun Ke Kongcu,
pengetahuan maupun pengalaman yang kualamipun
jauh lebih banyak dari dirimu, aku mengerti apa yang
dikabarkan selama ini dalam Bu lim suatu berita bohong
belaka, peristiwa tersebut benar benar suatu peristiwa
berdarah yang nyata."


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau begitu Kwan heng tidak bermaksud masuk
kedalam sana?" kata Ke Giok Lang dingin.
"Kalau benar Poei Hu Cong Piauw tauw dari
perusahaan kami telah ditolong orang masuk atau
tidaknya aku orang she Kwan ke dalam ruangan rasanya
tiada sangkut paut yang penting lagi."
"Cayhe minta kau suka mengikuti aku masuk kedalam
ruangan dan melihat bagaimana keempat orang anak
buahku terbunuh." Kwan Tiong Gak termenung berpikir beberapa saat
lamanya, lalu ujarnya, "Mungkin batok kepala mereka
telah di tabas putus kemudian dijejerkan menjadi satu
diatas meja?" "Sedikitpun tidak salah, agaknya orang itu amat suka
akan kebersihan, setelah membinasakan mereka masih
ada kesenangan untuk mengatur batok kepala mereka
teratur rapi." "Ke Kongcu!" Dengan cepat Kwan Tiong Gak
menggeleng. "Itulah kebiasaan dari pemilik lambang
679 naga sakti, aku orang she Kwan selamanya tidak pernah
berbohong. Majikan naga sakti, aku orang she Kwan
selama nya tidak pernah berbohong, majikan lambang
naga sakti sama sekali tidak ada hubungan dengan kami
dari perusahaan Hauw Wie Piauw-kiok, paling sedikit aku
tidak tersangkut paut dengan peristiwa tersebut"."
Ia meloncat naik keatas pelana dan menyambung
kembali kata-kata. "Aku orang she Kwan percaya atas perkataan Ke
Kongcu, kini Poei Ha Cong Piauw tauw dari perusahaan
kami telah ditolong orang, agaknya kitapun tiada suatu
tujuan untuk saling bergebrak, cayhe mohon diri terlebih
dahulu." "Tunggu sebentar."
"Ke Kongcu, kau masih ada urusan apa lagi?" tanya
Kwan Tiong Gak bertanya. "Sekalipun Poei Ceng Yan sudah ditolong orang,
namun peta pengangon kambing masih berada dalam
saku Cong Piauw tauw."
"Sedikitpun tidak salah, tetapi cayhe-pun ingin
menasehati diri Ke Kongcu Pemilik lambang naga sakti
telah meninggalkan tanda pembunuhnya disini, hal ini
sama artinya memberi peringatan buat diri Ke Kongcu
sendiri, Apa yang Ke Kongcu sedang lakukan pada saat
ini lebih baik segera dihentikan,"
Mendengar ucapan itu kontan Ke Giok Lang tertawa
terbahak bahak. "Menghentikan semua usahaku untuk mendapatan
peta pengangon kambing tersebut?"
"Ke Kongcu lebih baik jangan terlalu menyudutkan
orang lain aku orang she Kwan bukan lagi menakut
680 nakuti dirimu, kalau kau ada maksud mencari gara gara
dengan pemilik lambang naga sakti. silahkan Ke Kongcu
gerakan seluruh anak buahmu yang telah kau tempatkan
disekeliling tempat ini!"
"Jadi kau sudah tahu kalau kau berada dalam
kepungan?" seru Ke Giok Lang.
Kwan Tiong Gak segera mendongak tertawa terbahak
bahak. "Aku orang she Kwan dengan menunggang kuda serta
andalkan golok emas pernah menerjang berpuluh puluh
bahkan beratus-ratus kepungan, pemainan dari Ke
Kongcu ini telah aku orang she Kwan ketahui sejak
masuk kedalam hutan tadi."
Sreeeet! Ke Giok Lang segera membentangkan
senjata kipas ditangannya.
"Kwan Tiong Gak, ada dua jalan untuk mu. Silahkan
kau memilih sendiri!"
"Tolong tanya dua jalan yang mana?"
"Tinggalkan peta pengangon kambing atau terjang
keluar dari kepungan aku orang she Ke."
Mendengar ancaman itu Kwan Tiong Gak tanpa terasa
telah meraba gagang golok emasnya.
"Ke Kongcu, kalau kau sudah ambil keputusan untuK
mencari menang kalah di antara kita, ini pun merupakan
persoalan yang tak bisa dihindarkan lagi."
Selagi Ke Giok Lang siap menggerakan kipasnya
untuk memberi tanda, mendadak terdengar suara jeritan
ngeri berkumandang datang dari tempat kejauhan.
Kedua jeritan tajam tadi membuat gerakan kipas Ke
Giok Lang berhenti di tengah jalan.
681 "Siapa!" bentaknya berat.
"Aku!" seseorang menjawab, Seorang lelaki berpakaian ketat dengan sepasang tangannya membawa
dua butir batok kepala berjalan mendekat dengan
langkah lebar. Menemui orang hawa gusar segera memuncak dalam
benak Ke Giok Lang serunya dengan suara keras,
"Keparat, nyalimu sungguh tidak kecil"
"Hamba tidak bisa tidak harus datang, ia sudah
menotok beberapa jalan-jalan darah ku," seru orang itu
buru buru. Sembari berkata ia mendekati Ke Giok Lang. melanjutkan langkah nya "Bangsat, kau cari mati."
Tangan kanannya diayunkan kedepan melancarkan
sebuah hantaman mengancam dada orang itu.
Orang tadi dapat melihat jelas datangnya serangan
yang mengancam dadanya namun ia tak berkekuatan
untuk menghindar. "Braaaak".!" dengan telak serangan tadi bersarang
ditubuhnya. Serangan tadi Ke Giok Lang ini datangnya amat berat,
terhajar oleh serangan terse-but lelaki tadi muntahkan
darah segar dan roboh keatas tanah dengan badan kaku.
"Ke Kongcu, jalan darahnya telah tertotok membuat
badannya tak dapat menekuk." seru Kwan Tiong Gak
dari samping. "Kau membinasakan dirinya apakah tidak
terlalu sayang?" Setelah Ke Giok Lang membinasakan orang itu, dalam
hatinya timbul kewaspadaan, melihat pula pinggangnya
682 kaku, kakinya kaku jelas beberapa buah jalan darahnya
sudah tertotok ia makin terperanjat.
Apakah setelah diketahui pula kedua butir batok
kepala yang dibawa orang itu bukan lain adalah batok
kepala dari anak buahnya yang ia sembunyikan diseliling
tempat itu. Bagaimanapun ia adalah seorang manusia berpikiran
cerdik, setelah dipikir sebentar, otakpun jadi terang
kembali. "Ehhm".! agaknya beberapa buah jalan darahnya
memang tertotok!" sahutnya sambil tertawa hambar.
"Kemungkinan sekali dia masih ada urusan hendak
dilaporkan kepada Ke Kongcu dengan hajarannya
barusan sehingga jiwanya melayang, kau telah
kehilangan sebuah peluang baik untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya."
"Hmmn! asal kita melakukan pemeriksaan lebih
seksama lagi, rasanya tidak sukar untuk mengetahui
keadaan sebenarnya, tidak perlu ia beri keterangan"."
Dari penjelasan itu Kwan Tiong Gak dapat menarik
kesimpulan bahwa Ke Giok Lang sudah tahu salah
kendati diluar masih ngotot, ia pun tidak bisa
memecahkan rahasia itu. sambil tertawa hambar
katanya, "Cayhepun seharusnya segara berangkat."
Air maka Ke Giok Lang berubah sangat hebat
sehingga susah dilukiskan dengan kata-kata, jelas ia
sedang merasa sedih dan mendongkol karena usahanya
telah menemui kegagalan. Dengan susah payah ia pancing Kwan Tiong Gak
masuk kedalom jebakan, kini suruh dia melepaskan
683 begitu ssja tentu saja dalam hati mereka sedikit tidak
rela. Tetapi perubahan yang terjadi sama sekali berada
diluar kekuasaan Ke Giok Lang. masih hidupkan jagojago yang ia atur disekitar tempat itu" ia tidak berani
memastikan. Untuk beberapa waktu lamanya hati terasa sangat
sedih sehingga dalam sesaat tak sanggup mengucapkan
sepatah katapun. Teraengar Kwan Tiong Gak tersenyum, ujarnya
perlahan-lahan, "Saudara Poei telah ditolong orang
orang yang kau atur disekeliling tempat inipun tak bisa
diandalkan lagi, kalau mau bergebrak terpaksa kita harus
berduel, ke kongcu pertimbangkan dulu situasi disini,
apakah kau yakin dapat dapat mengalahkan aku orang
she Kwan.?" Air muka Ke Giok Lang berubah hebat, tapi sebentar
kemudian ia sudah tertawa.
"Cayhe ada satu persoalan yaug tak berhasil
kupahami walau sudah dipikir berulang kali. kini ingin
kupinta petunjuk dari Kwan heng." katanya.
"Asal aku orang she Kwan tabu, tentu akan ku
utarakan"." "Ilmu kepandaian apakah yang telah di gunakan orang
itu sehingga membuat pinggangnya laras kakinya kaku
dan berjalan tanpa menekuk. Walaupun kesadarannya
masih tetap ada namun seluruh badannya tidak
mendengar perintah lagi. "Aku orang she Kwan pun belum pernah mendengar
ilmu kepandaian macam ini seperti pula Ke Kongcu baru
pertama kali ini aku menjumpainya."
684 "Oodw". aku masih mengira kau tahu." seru Ke Giok
Lang ia lantas ulapkan tangannya. "Kalau kau tidak tahu,
cayhe pun tak ingin mengganggu perjalananmu lagi,
silahkan anda melanjutkan perjalanan."
Kwan Tiong Gak segera menyentak tali les kuda, di
iringi suara ringkikan panjang ia kabur kedepan.
Dasarnya kuda tersebut adalah seekor kuda mustika
yang bisa melakukan perjalanan seribu dalam sehari,
dalam sekejap saja bayangan orang she Kwan telah
lenyap dari pandangan. Ke Giok Lang tidak menghalangi perjalanannya,
dengan mata mendelong ia awasi Kwan Tiong Gak
hingga lenyap dari pandangan.
Melihat sang Hoa Hoa Kongcu berdiri melongo,
dengan langkah pelan Hoa Lian Hoa jalan menghampiri,
hiburnya, "Giok Lang, biarkanlah berlalu! waktu
dikemudian hari masih panjang kita cari lagi siasat lain
untnk hadapi dirinya."
Ke Giok Lang mengangguk, ia rangkul gadis she Hoo
itu dan menyahut, "Aku tjdak jeri terhadap Kwan Tiong
Gak yang kupikirkan adalah yang punya lambang Naga
Sakti"." "Lambang Naga Sakti merupakan benda pantangan
bagi orang orang Bu lim, lebih baik kau mengalah saja
terhadapnya." sambung sang gadis cepat.
"Aku sedang berpikir, secara bagaimana dapat
berjumpa muka dengan yang punya lambang Naga Sakti
itu!" "Orang orang kangouw pada menyingkir dan berusaha
menghindarkan diri dari pertemuan dengan lambang
685 Naga Sakti, apa perlu nya kau ingin berjumpa muka
dengan dirinya " "Sedikitpun tidak salah, pemilik Lambang Naga Sakti
dapat menggetarkan seluruh Rimba persilatan karena ia
terlalu misterius orang orang kangouw tak ada yang
berhasil menjumpai dirinya, perduli bagaimana lihaynya
kepandaian silat orang itu, ia tetap seorang manusia!"
"Apa yang kau bicarakan terlalu mendalam," seru Hoo
Lian Ho dengan sepasang mata terbelalak lebar. "Ada
yang tidak dapat kupahami."
Ke Giok Lang angkat muka keatas dan menghela
napas panjang. "Walaupun Lambang Naga Sakti tersebut dari siluman
emas, namun umur tak akan menanti manusia, kalau
dugaanku tidak meleset maka benda tersebut sudah
seharusnya berganti pemilik."
"Maksud Giok Lang, apakah pemilik Lambang Naga
Sakti itu kemungkinan besar adalah putra dari pemilik
tua." "Bslum tentu putranya, mungkin juga, murid muridnya.
Lambang Naga Sakti pernah menggetarkan dunia
persilatan selama sepuluh tahun, ini hari muncul kembali
dalam unia persilatan, kalau pemiliknya masih tetap
pemilik lama, ia tentu sudah sangat tua."
"Sangat cengli ucapanmu," Hoo Lian Hoa
mengangguk dan tertawa. "Namun sekali pun pemiliknya
sudah berganti tangan, orang orang Bu lim masih jeri
terhadap dirinya, kenapa kita tidak mengalah pula buat
dirinya?" "Bukan saja kita harus mengalah kepadanya, bahkan
harus berusaha untuk berkenalan dengan dirinya."
686 "Berkenalan dengan dirinya?"
"Benar, tetapi untuk itu kau harus bayak memberi
bantuan." "Kepandaian

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silatku tidak dapat menyamai kepandaianmu, dalam soal kecerdasan otak pun tak bisa
menangkan dirimu, bagai mana aku bisa membantu
usahamu ini?"" "Sssst".! menurut pendapatmu pemilik lambang naga
sakti itu seorang lelaki atau seorang perempuan?" bisik
Ke Giok Lang lirih. "Lelaki!" "Berdasarkan hal apa kau bisa berkata dengan begitu
yakin?" "Entahlah, aku sendiripun tidak tahu, aku hanya
berpikir demikian." "Apa yang kau pikirkan sedikitpun tidak salah," Ke
Giok Lang tersenyum. "Aku pun merasa dia adalah
seorang lelaki, oleh sebab itu aku ingin membantumu."
"Kau ingin aku berbuat apa?"
"Pemilik Lambang Naga Sakti adalah seorang
enghiong hoo ban, ia tidak akan melukai kaum gadis,
terutama sekali gadis yang cantik jelita macam kau,
begitu bukan?" "Aaaakh!"." Agaknya Hoo Lian Hoa sudah paham
apa yang sedang dimaksudkan kekasihnya. "Kau ingin
aku pergi cari dirinya"."
"Urusan ini harus kita susun dulu suatu rencana yang
bagus dan rapat, kita tak boleh bekerja sembarangan,"
sambung Ke Giok Lang cepat.
687 "Giok Lang!" Sepasang alis Hoo Lian Hoa berkerut.
"Perkataan apapun aku suka mendengarkan, namun
kalau suruh aku mencari lelaki lain, aku"."
Ke Giok Lang segera merangkul pinggang Hoo Lian
Hoa erat erat dengan nada sayang serunya lirih.
"Kecuali kau, orang lain bagaimana mungkin dapat
berjumpa dengan manusia sakti yang kelihatan
kepalanya tak kelihaian , ekornya ini?"
"Secara bagaimana aku dapat berjumpa dengan
dirinya?" "Kalau ada seorang gadis cantik, dia adalah lelaki"."
Bicara sampai disitu ia merandek memperdengarkan suara suitan aneh berulang kali.
dan Dari empat penjuru tampak bayangan manusia
berkelebat, empat lima orang lelaki berbaju hitam dengan
langkah terburu buru munculkan diri dan berhenti kurang
lebih lima depa dihadapan Ke Giok Lang".
"Hanya kalian beberapa orang"!" tanya Sang Kongcu
romantis dengan alis berkerut.
Kelima orang lelaki keluar itu saling bertukar
pandangan, mereka tidak tahu apa yang diucapkan.
"Cepat lakukan pemeriksaan disekeliling tempat ini,
kau menemukan jenasah segera dikubur!"
Agaknya kelima orang itu menaruh rasa hormat dan
jeri terhadap Ke Giok Lang, walaupun dalam hati merasa
kurang begitu paham namun mereka tak berani banyak
bertanya, setelah menjura segera berlalu dari sana.
"Kau telah sembunyikan berapa orang diaekitar sini?"
bisik Hoo Lian Hoa setelah kelima orang lelaki itu berlalu.
688 "Lima belas orang, tetapi sekarang tinggal mereka
berlima." "Sisanya sepuluh orang telah kemana?"
Ke Giok Lang menggeleng dan tertawa getir,
"Kalau bukan mati jalan darahnya telah tertotok.
Aaa". sejak aku Ke Giok Lang munculkan diri dalam
dunia persilatan, belum pernah kualami kekalahan total
macam ini hari." Tiba tiba ia teringat akan lambang Naga Sakti yang
tertancap di depan pintu, buru-buru kepalanya berpaling.
"Aaakh".!" saking kagetnya Ke Giok-Lang tak dapat
menahan golakan hatinya. Pintu bangunan kosong bersih, lambang Naga Sakti
tersebut entah sejak kapan telah diambil kembali oleh
pemiliknya. Agaknya Hoo Lian Hoa pun dapat menemukan apabila
lambang Naga Sakti telah lenyap, ia tertegun.
"Giok Lang. lambang Naga Sakti telah lenyap tak
berbekas." serunya. Air muka Ke Giok Lang sebentar berubah pucat pasi,
sebentar berubah hijau membesi, tangannya rada
gemetar. Jelas dalam hatinya telah terjadi suatu
pergolakan yang amat besar.
"Giok Lang, kenapa kau?" tanya Hoo Lian Hoa sambil
mencekal tangan kanan, pemuda itu dan menggenggamnya dengan erat erat.
Ke Giok Lang tertawa dingin, dengan sepasang mata
memancarkan cahaya buas serunya, "Aku bersumpah
tak akan berpeluk tangan terhadap orang ini!"
689 Sementara itu kita balik pada Kwsn Tiong Gak yang
melarikan kudanya melanjut kan perjalanan.
Setelah berlari beberapa saat lamanya ia tarik les
memperlambat lari kudanya dan berpikir.
"Antara pemilik lambang Naga Sakti dengan
perusahaan Hauw Wie Piauw kiok sama sekali tiada
ikatan ataupun hubungan, tetapi jelas ia sedang
membantu orang jadi kebingungan setengah mati."
Mendadak suatu ingatan berkelebat dalam benaknya,
ia berpikir lebih jauh, "Apakah ia pun berbuat demikian
disebabkan peta pengangon kambing itu" Memberi budi
dahulu kepadaku kemudian baru meminta barang yang
ia butuhkan".,"
"Toako"." Suara yang amat dikenal berkumandang
dari sisi jalan menyadarkan Kwan Tiong Gak dari
lamunannya. Setelah mendengar suara tersebut, tanpa angkat
muka lagi Kwan Tiong Gak dapat menebak siapakah dia.
Tetapi ia mendongak juga memandang sekejap
kearah orang itu. Tampaklah ditepi jalan diatas sebuah lapangan
berumput duduk seorang kakek tua yang bukan lain ialah
Pui Ceng Yan Perlahan lahan Pui Ceng Yan bangun berdiri
kemudian berjalan menghampiri Cong Piauw-tauwnya
dan menjura, "Menjumpai Toako."
Kwan Tiong Gak usap tangan menyeka pundak Pui
Ceng Yan, mengambil kesempatan itu ia meloncat turun
dari atas pelana Kuda, katanya, "Saudara, kau terlalu
menderita"." 690 "Masih baikan!" jawab Put Ceng Yan sambil
menggeleng dan tertawa getir. "Beberapa orang anak
buah Ke Giok Lang ada maksud menyiksa diriku, saat
itulah muncul seorang menolong diriku. Aaaaai".! pada
hal sekalipun siauwte harus menderita lagi pun tidak
mengapa asal tidak sampai memalukan
nama toako"." "Aku rasa Ke Giok Lang tak akan menipu diriku apa
yang telah terjadi, karena itu kau tak usah bercerita lagi."
"Siauwte merasa amat kecewa."
"Haaaa haaaa haaaa".perhitungan manusia tak
dapat menandingi perhitungan Thian dengan tidak
mengindahkan peraturan Bu lim Ke Giok Lang telah
membokong diri mu, apa yang bisa kita lakukan lagi?"
"Yang paling penting adalah siauwte terlalu gegabah,
setelah mengetahui Giok Lang munculkan diri ternyata
tidak ambil kewaspadaan apapun."
"Serangan terang terangan mudah dihindari, serangan
bokongan susah dikelit, kau pun tak usah bersedih h?ti
karena peristiwa ini, hanya saja ada satu persoalan
membuat siauw heng merasa kurang paham."
"Urusan apa?" "Siapakah yang menolong dirimu?" Pui Ceng Yan
kelihatan tertegun, lalu jawabnya, "Siauwte merasa amat
malu, hingga sekarang aku belum berhasil menjumpai
dirinya, namun aku pikir dia tentu sahabat dari toako."
"Jadi kau tidak berhasil menjumpai diri nya?" tanya
Kwan Tiong Gak agak melengak.
"Aaaai".kalau dikatakan memalukan."
"Orang itu adalah pemilik Lambang Naga Sakti."
691 "Pemilik Lambang Naga Sakti" bagai mana toako bisa
tahu?" "Untuk menolong dirimu, ia telah membinasakan orang
yang berada didalam bangunan itu dan meninggalkan
lambang Naga Saktinya, setelah itu membereskan pula
orang-orang yang di atur Ke Giok Lang dalam hutan,
boleh dihitung bukan saja ia telah menolong dirimu,
bahkan telah menolong diriku pula."
"Tapi bagaimanakah macam wajahnya, aku tak dapat
melihatnya." "Tiada angin tak akan menimbulkan ombak, persoalan
ini tentu ada suatu hubungan yang sang sangat kait
mengait, coba pikirlah perlahan lahan selama beberapa
tahun ini kau pernah melakukan pekerjaan -apa yang
telah menolong orang lain!"
"Sekalipun ada urusan kecil siauwte, pun tak bisa
mengingatnya semua, tapi aku rasa pemilik Naga Sakti
tak bakal membutuhkan bantuan siauwte."
"Mari kita melanjutkan perjalanan, sembari berjalan
kita bercakap cakap!"
Ia lompat naik ke atas panggang kuda nya sekalian
menarik tubuh Pai Ceng Yan naik keatas kudanya pula.
Koda jempolan dari Kwan Tiong Gak ini berperawakan
tinggi dan berkekuatan besar. baru saja kedua orang Itu
duduk seolah olah hanya mengangkut seorang saja,
kuda tadi laksana anak panah terlepas dari busur segera
berlari kedepan. Ditengah berlarinya kuda itu dengan kencang,
mendadak Pui Ceng Yan teringat akan seekor kuda
mustika lain yang pernah di jumpainya, tanpa terasa ia
berseru tertahan. 692 Mendengar seruan itu Kwan Tiong Gak segera
menarik tali les dan menghentikan lari kudanya.
"Ada urusan apa " tanyanya cepat.
"Setelah menunggang kuda mustika dari Toako,
seketika akupun teringat akan suatu persoalan".,"
"Apakah ada sangkut pautnya dengan Lambang Naga
Sakti?" "Soal ini susah untuk dibicarakan,kalau tidak
diperhatikan seolah olah urasan ini hanya matu
persoalan kecil, namun setelah diperhatikan dengan
seksama aku rasa dibalik peristiwa itu tersambunyi suatu
hal yang sulit." "Persoalan macam apakah itu?"
"Apakah toako masih ingin dengan peta pangangon
kambing?" sampai sekarang siauwte masih belum tahu
siapakah yang telah menghantarkan benda mustika itu
kepadaku." Dengan wajah serius Kwan Tiong Gak berpaling
memandang sekejap wajah Poei Ceng Yan.
"Apakah peristiwa itu bukan rencana yang kau susun "
Dengan cepat Poei Ceng Yan menggeleng.
"Persoalan yang tidak mendapat perintah dari toako,
mana berani siauwte ambil keputusan sendiri."
"Ehhh".jadi maksudmu, ada orang yang membantu
Kita secara diam-diam"."
"Sejak semula siauwte sudah punya pemikiran begini,
tapi tak berhasil kuketahui siapakah dia."
"Si pemilik Lambang Naga Sakti."
693 "Siauwte tidak berani mengambil kesimpulan pasti
dirinya, tapi ditinjau dari situasi saat ini dimana Lambang
Naga Sakti munculkan diri berulang kali, aku rasa
agaknya kemunculannya ada hubungan yang sangat erat
dengan perusahaan Hauw Wie Piauw kiok."
"Bukan, tiada sangkut paut dengan perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok, tapi apa sangkut paut dengan dirimu
pribadi," dengan cepat Kwan Tiong Gak menambahkan.
Mendengar perkataan itu Poei Ceng Yan tertawa getir.
"Siauwte sama sekali tak terpikirkan secara
bagaimana bisa mengikat hubungan dengan pemilik
Lambang Naga Sakti."
"Mungkin secara tidak sadar kau telah membantu
dirinya." "Siauwte pun pernah berpikir demikian. Sewaktu
berada disebuah kuil ditengah pegunungan aku pernah
menolong seorang kawan Bu lim yang masih muda, ia
terhajar oleh senjata rahasia beracun, kuda yang
ditunggangi adalah seekor kudi putih bersih bagaikan
salju, setelah siauwte bantu menyembuhkan lukanya
tanpa mengucapkan sepatah Kata pun ia lantas berlalu
dari sana. kalau ditinjau dari kudanya bukan saja tidak
berada di bawah kuda jempolan milik Toaso bahkan
amat cerdik"." "Kau tidak bertanya siapakah namanya?"
"Aganya ia tidak ingin bicara, siauwte pun tidak
bertanya lebih jauh, namun usianya terlalu muda. aku


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rasa ia tidak mungkin ada sangkut pautnya dengan
pemilik Lambang Naga Sakti."
"Kau masih bisa mengenali dirinya?"
694 "Teringat situasi sewaktu aku menyembuhkan
lukanya, seolah olah ia ada maksud menghindarkan diri
dari bentrokan mata dengan siwwte. agaknya ia tidak
membiarkan orang lain melihat jelas bagaimanakah
wajahnya. tapi keadaan garis besarnya siauwte masih
ingat." "Setelah menyembuhkan lukanya, apakah kau pernah
berjumpa lagi dengan dirinya."
"Pernah." "Dimana?" Jilid 21 "SEWAKTU toako mengadakan perjamuan ditepi
telaga Huan Yang, seorang pemuda muncul tanpa
menimbulkan suara kemudian berlalu tanpa meninggalkan jejak waktu siauwte tidak terlalu ambil
perhatian, kalau kupikir sekarang ada delapan bagian
orang itu adalah sang pemuda yang telah Siauwte
tolong".." Ia menghembuskan napas panjang, setelah merandek
sejenak terusnya, "Siauwte merasa sangat menyesal dan
main setelah keluar dari kota Kay Hong telah dibius
orang kemudian dikurung dalam bangunan tersebut".,"."
"Inilah yang dinamakan Manusia punya maksud.
Tuhan punya kuasa," tukas Kwan Tiong Gak sambil
tertawa hambar. "Ke Giok Lang telah menggunakan cara
yang paling rendah untuk membius dirimu, tidak dapat
disalahkan kau tak berhasil menghindarkan diri kaupun
tak usah bersedih hati karena persoalan ini"."
Ia merandek sejenak, lalu terusnya.
695 "Persoalan yang paling penting pada saat ini adalah
kita harus berusaha mencari tahu apa maksud dari
pemilik lambang naga sakti kalau ia pun ada maksud
mencampuri urusan ini, aku rasa peta pengangon
kambing ini adalah pemilik lambang naga sakti, aku rasa
dia tiada beralasan untuk merebut kembali peta
Pengangon Kambing tersebut."
"Semoga saja demikian." Ia sentak tali les dan
melarikan kudanya bagaikan angin kearah depan.
"Toako," kata Poei Ceng Yan dengan Suara berat.
"Didepan ada perempatan, turun kan aku disana karena
aku harus segera melanjutkan perjalanan. Namun
dengan adanya peristiwa ini perjalananku akan terlambat
satu atau dua malam."
"Kau tak usah melakukan perjalanan lagi karena aku
sudah berubah pikiran"."
kata Kwan Tiong Gak sambil melarikan kudanya cepat
cepat. "Kita tak usah pulang keibu kota lagi, setibanya ke
kota Cang Tek Hu nanti kita segera kirim utusan untuk
kembali ke ibu kota mengumpulkan beberapa orang jago
lihay untuk segera berangkat kemari, di samping itu kirim
kabar pula keseluruh kantor cabang untuk sementara
menghentikan semua usaha."
"Toako jadi kau tidak jadi membubarkan perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok?"
"Urusan ini amat penting dan mempunyai sangkut paut
yang besar dengan peristiwa Bu lim, aku rasa dalam
waktu singkat susah memberi penjelasan kepada
mereka. Untung sekali di dalam kantor cabang masih
tersedia sejumlah harta," ia mendongak tertawa
terbahak, sambungnya, "Padahal cara, inipun merupakan
suatu usaha yang terpaksa, dalam keadaan semacam ini
696 mau tak mau kita harus berusaha untuk menghadapi
segala perubahan." "Toako, menurut pandangan setelah Ke-Giok Lang
mendapat peringatan tersebut dapatkah ia memusuhi kita
lagi?" "Ke Giok Lang tidak akan berpeluk tangan tapi
berhubung nama lambang Naga Sakti terlalu besar ia
tentu dibuat jeri. Saat ini hanya ada dua persoalan saja
membuat aku masih kebingungan."
"Persoalan apa?"
"Ke Giok Lang beritahu padaku bahwa didalam kamar
nona Liuw Wan Jie ia telah menemui lambang Naga
Sakti, maka dari itu usahanya mencuri di batalkan dan di
ganti menghadiahkan sebutir pil mujarab, kemudian
secara diam mengundurkan diri, soal ini apakah kau
tahu?" "Pertama kali Thian Lam Sah setelah membuka
horden kereta yang di tumpangi nona Liuw dengan
ketakutan ia mengundurkan diri, kedua kalinya Ke Giok
Lang kembalikan peta pengangon kambing dan
melarikan diri, kedua kalinya Ke Giok Lang menjalankan
siasat memancing harimau turun gunung menyingkirkan
diriku dari rumah penginapan dan ia sendiri menyelundup
masuk menguasai seluruh anak buah perusahaan dan
menerobos kedalam kamar Liauw Wan jie, tapi akhirnya
iapun batalkan maksudnya, setelah menghadiahkan obat
mujarab lantas mengundurkan diri."
"Kalau begitu Lau Thian Sam Sah serta Ke Giok Lang
telah menjumpai lambang Naga Sakti?"
697 "Soal ini siauwte kurang jelas, aku serta Piauw tauw
pernah melakukan penelitian sampai beberapa kali,
namun semua usaha kami menjumpai kegagalan."
"Kecuali lambang Naga Sakti dikolong langit rasanya
tak ada barang kedua yang bisa mendatangkan kekuatan
sebesar itu sehingga dapat memaksa barang yang ada
ditangan dikembalikan lagi, namun di tinjau dari sudut ini
rasanya dapat ditarik kesimpulan pemilik lambang Naga
Sakti itu hanya bertindak. demikian demi Liuw Wan Jie"
Poei Ceng Yan termenung sebentar, lalu Ujarnya,
"Seandainya Liuw Wan jie mempunyai pemilik Lambang
Naga Sakti sebagai tulang punggungnya, bagaimana
mungkin ia malah suruh ayahnya menyerahkan peta
pengangon kambing itu?"
"Ehhmmmn".! Perkataanmu memang ceng li"." Ia
mendehem ringan. "Apakah kau yakin Liuw Wan jie
benar benar tak dapat ilmu silat?"
"Secara diam-diam siauw tee pernah melakukan
pemeriksaan sebanyak beberapa kali. kecuali ia berpurapura sangat persis sehingga mataku bisa dikelabui, aku
rasa ia benar-benar seorang gadis yang tidak mengerti
akan ilmu silat." "Seorang gadis yang sama sekali tidak mengerti akan
ilmu silat agaknya tidak mungkin bisa berkenalan dengan
pemilik lambang Naga Sakti namun bila ditinjau dari nada
ucapan Ke Giok Lang ia benar benar menjumpai
lambang Naga Sakti tersebut. Liuw Wan jie adalah
seorang putri pembesar, setiap hari ia bersembunyi di
istana belakang, bagaimana ia bisa menjumpai Lambang
Naga Sakti" Peristiwa ini benar benar membuat orang
merasa sedikit tidak paham."
698 "Sungguh tidak kusangka, Lambang Naga Sakti yang
tidak pernah muncul selama puluhan tahun bisa muncul
kembali dalam dunia persilatan bahkan tersangkut paut
dalam persoalan kita, hal ini membuat orang tak bisa
menebak rejeki atau bencanakah yang bakal kita terima!"
Lari kuda jempolan yang mereka berdua tumpangi
amat cepat sekali, walaupun dua orang berada diatas
satu pelana namun tak mengurangi kecepatannya untuk
bergebrak. Tidak selang beberapa saat kemudian mereka telah
melakukan perjalanan sejauh puluhan li dan tiba tiba di
sebuah kota kecil. "Kita harus bersantap dahulu sebelum melanjutkan
perjalanan," kata Kwan Tiong Gak sambil tertawa, ia
segera loncat turun hari atas pelananya. Kemudian
langsung berjalan masuk ke-dalam sebuah kedai arak.
Walaupun tempat itu hanya sebuah kota kecil, tapi
berhubung merupakan urat nadi dari perdagangan maka
tetamu yang singgah disanapun amat banyak, ruangan
yang cukup besar saat ini boleh dikata hampir penuh.
Sang pelayan datang menyambut, sambil bongkok
badan serta wajah penuh senyuman serunya, "Khek
koan berdua silahkan duduk"."
Ia membawa kedua orang itu masuk kedalam
ruangan, sinar mata berputar memeriksa apakah tempat
duduk kosong, sedang pelayan lain segera menyambut
tali les dari tangan Kwan Tiong Gak.
Melihat ruangan kedai itu sangat penuh, Kwan Tiong
Gak ada maksud mengundurkan diri, namun sewaktu
ditemuinya para tetamu yang ada disana sebagian besar
adalah orang kangouw ia batalkan niatnya.
699 Diatas jalan raya banyak berlalu lalang manusia,
menjumpai seorang dua orang jaga kangouw
sebenarnya bukan merupakan suatu kejadian besar, tapi
kali ini Kwan Tiong Gak telah menjumpai jago Kangouw
yang hadir disana dalam jumlah sangat banyak.
Yang membuat Kwan Tiong Gak tidak paham adalah
berpuluh-puluh orang jago kangouw itu rata rata
mempunyai pikiran dalam hati, setiap orang dengan
kepala tertunduk, alis berkerut dan wajah kesal
menikmati hidangan masing masing.
Inilah yang menimbulkan rasa ingin tahu dalam hati
Kwan Tiong Gak, ia berharap bisa menemukan sesuatu
dari mereka. Sementara itu dengan susah payah akhirnya sang
pelayan berhasil mendapatkan dua buah ternpat kosong,
buru-buru ia persilahkan kedua orang itu ambil tempat
duduk. "Yaya berdua hendak makan apa?" tanyanya.
"Sepoci arak bagus serta beberapa macam sayur
yang paling lezat dari kedai kalian "
Sang pelayan mengiakan dan segera berlalu.
Tempat duduk Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan
adalah sebuah meja kecil dekat jendela, disekeliling
mereka duduk adalah para pelancong, kuli serta
berbagai ragam manusia. Beberapa saat kemudian sang pelayan
menghidangkan arak dan sayur yang dipesan.
datang Kwan Tiong Gsk memenuhi dahulu cawan mereka
berdua, lalu bisiknya lirih, "Apakah kau sudah
menemukan sesuatu?" 700 Poei Ceng Yan mengangguk.
"Dalam kedai terdapat tidak sedikit jago kangouw"."
"Orang orang ini berkumpul disatu tempat tapi bukan
melakukan perjalanan bersama, yang paling aneh setiap
orang berwajah murung dsn kesal membuat orang lain
merasa curiga." Mendengar perkataan itu Poei Ceng Yan ambil
perhatian lebih seksama lagi, sedikitpun tidak salah ia
temukan para jago yang ada dalam kedai rata rata
berwajah murung dengan alis berkerut, ia jadi
tercengang. "Toako, apa sebenarnya telah terjadi?"
"Aku sendiripun tidak paham," jawab Kwan Tiong Gak
sambil meneguk isi cawannya. "Diantara para jago ini
ada dari kalangan lurus ada pula dari kalangan sesat,
tidak mungkin mereka berjumpa disini tanpa sengaja, aku
rasa tentu apa suatu peristiwa yang mencurigakan hati."
"Mungkinkah ada hubungannya dengan Lambang
Naga Sakti?" Kwan Tiong tercenung sejenak lalu mengangguk".
"Ada kemungkinan demikian," Ditengah pembicaraan
mendadak terdengar suara derapan kaki kuda
berkumandang datang, disusul munculnya dua ekor kuda
berhenti pula didepan kedai.
Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya
kedepan, tampak olehnya orang tersebut adalah dua
orang kakek tua berjubah hijau berjenggot putih dan
berusia diantara enam puluh tahunan.
Dandanan kedua orang itu mirip satu sama lainnya,
yang berbeda adalah wajah mereka. Orang yang berada
701 dipaling depan berwajah pucat pasi bagaikan kertas dan
sama sekali tidak kelihatan darah, sedang yang ada
dibelakang berwajah hitam pekat bagaikan pantat kuali,
alisnya tebal terlintas selapis hawa hitam, mereka bukan
lain adalah Im Yang Siang Sah iblis tersohor dalam dunia
persilatan. Kedua orang itu setelah turun dari atas kuda lantas
melangkah masuk kedalam kedai, terdengar seorang
berwajah putih berkata dengan nada bejat, "Loo-jie, aku
lihat kita minum dulu di sini sampai enam tujuh bagian,
kemudian baru melanjutkan perjalanan lagi, bagaimana?"
"Aku dengarkan keputusan dari Loo-.toa."
Kwan Tiong Gak tahu watak Im Yang Siang Sah amat
keji terhadap orang orang dari kalangan Liok lim pun
tidak pernah bersahabat, bahkan buas dan telengas,
sepatah dua patah kata tidak cocok lantas turun tangan
membunuh orang, hal ini menyebabkan jago kangouw
baik dari kalangan Pek to maupun dari kalangan Hek to


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama sama menaruh rasa jeri dan sungkan terhadap
mereka. Tetapi keadaan kali ini jauh berbeda, begitu banyak
jago jago Bu-lim yang ada dalam kedai tak seorangpun
yang menghindar atau bangun menyapa mereka.
Im Yang Siang Sah sendiri pun keadaannya tidak
seperti biasa, setelah masuk kedalam kedai mereka
mencari tempat duduk sendiri dengan mulut
membungkam. Ketika pelayan menghidangkan arak, mereka segera
meneguk tanpa menggubris orang lain.
Keadaan yang lain dari pada yang lain ini
mendatangkan rasa ingin tahu bagi Kwan Tiong Gak
702 serta Poei Ceng Yan, tanpa terasa merekapun perlambat
tegukan araknya. Tampak oleh mereka berdua, kebanyakan jago jago
Bu-lim baru berangkat setelah mabok enam tujuh bagian,
bahkan merekapun lebih sosial dari keadaan biasanya.
Orang terakhir yang berangkat adalah Im Yang Siang
Sah, sikakek wajah pucat mengeluarkan sekeping emas
dan diletakkan diatas meja kemudian berlalu.
Melihat emas itu bernilai diantara enam tujuh tahil
sang pelayanan jadi melengak.
"Eeeei! Khek koan berdua, kalian berdua sudah
memberi terlalu banyak, yang kalian letakkan dimeja
adalah emas," serunya tanpa terasa.
Sikakek berwajah putih tertawa hambar.
"Sisanya katanya. kuhadiahkan buat dirimu minum teh," "Terlalu banyak". terlalu banyak"." seru pelayan itu
berulang kali dengan tangan gemetar.
Namun Im Yang Siang Sah tidak ambil perduli lagi,
mereka keluar dari kedai naik kuda dan berlalu.
Menanti Im Yang Siang Sah telah berlalu dan Kwan
Tiong Gak merasa mereka adalah orang kangouw
terakhir, segera ikut bangun membayar uang arak dan
berkata, "Saudara Poei, bagaimana kalau kita pergi
menonton apa yang mereka hendak lakukan?"
"Jikalau toako merasa tidak perlu terburu buru
melakukan perjalanan, pergi menontonpun tiada
halangan." Kwan Tiong Gak lantas ulapkan tangannya memanggil
sang pelayan, katanya, "Kami mau beli kuda yang kuat
703 dan bisa lari cepat, carikan! sedikit mahalpun tidak
mengapa." "Aaakb".,".! kota kami terlalu kecil, tidak ada pasar
kuda." sahut sang pelayan dengan wajah serba susah.
"Namun kalau kau butuh sekali, biarlah hamba pergi adu
untung." Kwan Tiong Gak tersenyum, ia tidak menjawab dan
memandang pelayan tadi berlalu
"Toako," bisik Poei Ceng Yan sesudah pelayan itu
berlalu. "Disini tak ada pasar kuda, mana mungkin bisa
dapatkan kuda?" "Tidak mengapa nasib pelayan itu sangat baik."
Karena dari ucapan itu Poei Ceng Yan bisa
menangkap Suatu maksud tertentu, maka ia
membungkam. Beberapa saat kemudian, pelayan itu muncul kembali,
serunya, "Waach". nasib kalian sungguh mujur, hamba
telah mendapatkan seorang penjual kuda, hanya saja
harganya sedikit mahal, dia minta dua puluh tahil perak,,"
"Benda ini rasanya cukup bukan." ujar Kwan Tiong
Gak sambil mengeluarkan sebuah daun emas. "Cepat
siapkan pelana, kami segera akan berangkat
melanjutkan perjalanan "
"Khek koan berdua silahkan menanti didepan pintu,
hamba segera membawa kuda kesana."
Satelah membereskan rekening, Kwan Tiong Gak dan
Pui Ceng Yan berjalan keluar dari kedai itu.
Beberapa saat kemudian sang pelayan membawa dua
ekor kuda jempolan dari Kwen Tiong Gak dan kuda yang
704 lain adalah seekor kuda tinggi besar lengkap dengan
pelananya. "Khek koan berdua, kuda ini tidak jelek bukan" ujar
sang pelayan sambil tersenyum.
"Saudara Pui, kita segera berangkat, "seru Kwan
Tiong Gak sambil menerima tali les dan melarikan
tunggangnya kedepan. Pui Ceng Yang pun buru buru mencaplak kudanya
membututi Cong Piauw tauw-nya setelah tiba disisi orang
she Kwan serunya, "Toako, bagaimana kau bisa tahu
kalau pelayan itu punya seekor kuda jempolan?"
"Tadi aku melihat seorang jago Bu lim tidak cukup
untuk membayar uang araknya ia lantas menggunakan
kudanya sebagai alat pembayaran, kalau ditinjau dari
wataknya orang ini tidak mirip jago dari kalangan lurus,
namun ia rela menggunakan kudanya untuk ditukar
dengan santapan, ini menunjukkan dua persoalan,
mereka sedang menghadapi Suatu peristiwa besar yang
tak dapat di hindari lagi, dan mereka tak dapat
menentukan nasib sendiri, maka dari itu mereka tak ingin
ribut lagi dengan orang lain dan semua persoalan
berusaha dikekang "."
Sambil berpaling kearah Poei Cang Yan. sambungnya, "Soal kedua! kita dapat membuktikan,
kalau tempat jauh mereka tuju tidak terlalu jauh dari
kedai tersebut, maka tak usah menunggang kudapun
bisa tiba pada saatnya."
?"Entah mereka hendak pergi kemana?"
"Mungkin tidak akan terlalu jauh." Mendadak ia
menuding kearah depan dan sambungnya.
705 "Coba lihat kedepan, kedua orang itu bukankah Im
Yang Siang-sah" ini menunjukkan bahwa jalan yang kita
tempuh tidak salah."
"Kedua orang iblis tua itu tidak mudah dihadapi, lebih
baik kita perlambat perjalanan kita."
"Aaacchh-.aku rasa tidak perlu, coba lihat mereka
pada tundukkan kepala dengan wajah lesu bagaikan
sedang menuju ke jalan kematian saja. dalam keadaan
seperti ini mereka tak akan ada gairah untuk mengumbar
napsu, sekalipun dilewati juga tidak mengapa."
Ia segera menpercepat lari kudanya, dalam sekejap
mata mereka telah melewati Im Yang Siang Sah.
Kedua orang Iblis Im dan Yang ini dengan membawa
mabok duduk mematung di atas kudanya, sekalipun
Kwan Tiong Gak lewat dari sisinya mereka sama sekali
tidak berpaling atau bergerak.
Kwan Tiong Gak segera menarik tali les menghadang
jalan pergi kedua orang itu.
sebenarnya ia ada maksud membentak namun
niatnya segera dibatalkan karena secara mendadak ia
teringat akan watak Im Yang Siang Sah.
Agaknya Im Yang Siang Sah sama sekali tidak
menggubris diri Kwan Tiong Gak. sambil ceplak kuda
kedua orang itu melanjutkan perjalanan kedepan.
Melihat kejadian itu Poei Ceng Yan segera mengejar
Cong Piauw Tauwnya. "Toako, agaknya Im Yang Siang Sah
kehilangan semangat, entah apa sebabnya"
sudah "Bukan cuma Im Yang Siang Sah saja, semua jago Bu
lim yang kita jumpai disepanjang jalan tak seorang pun
706 yang kelihatan segar dan bersemangat, mereka kelihatan
lesu semua, keadaan ini sangat aneh kita harus
mengejar kedepan dan melihat jalan apa sebetulnya
yang telah terjadi."
Terlihat Im Yang Siang Sah dengan berbareng telah
berjalan memasuki sebuah hutan bambu yang lebat.
Melihat kedua orang itu sudah masuk ke-dalam hutan
bambu. Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan segera
mengejar. Tampak hutan bambu itu sangat lebat, diantara
pepohonan bambu terbentang sebuah jalan lorong yang
lebarnya ada empat depa. Jalan lorong itu kelihatan masih baru. jelas belum
lama berselang digali. Sekalipun begitu diatas tanah banyak membekas
telapak kaki kuda". Kwan Tioag Gak termenung, lalu melarikan kudanya
menerobos masuk kedalam hutan.
25 Beberapa saat kemudian sampai mereka didepan
sebuah pohon yang tumbuh berbagai macam
pepohonan, diatas ranting tertambat berpuluh-puluh ekor
kuda. Diam diam Kwan Tiong Gak menghitung jumlah kuda
tersebut tidak kurang tidak lebih berjumlah lima-enam
puluh ekor banyaknya seandainya satu kuda satu orang
maka paling sedikit ada lima enam puluh orang telah
hadir disana. 707 Tentu saja kalau ada diantara mereka tidak
menunggang kuda maka jumlah yang hadir melebihi
jumlah tersebut diatas. Yang aneh hanya tertambat kuda kuda belaka,
sesosok bayangan manusia pun tidak kelihatan
Disetiap pelana kuda tergantung berbagai macam
senjanta, ini menunjukkan hawa orang itu bukan saja
telah menampakkan kudanya disana bahkan melepaskan pula seluruh senjata yang mereka bawa.
Beberapa puluh tombak didepan pepohonan, berdiri
sebuah bangunan kuil yang megah dan kokoh.
"Saudara Poei" bisik Kwan Tiong Gak lirih "Orang2 itu
telah masuk kedalam perkampungan tersebut, mari kita
pergi menengok." Ia turun dari kuda, seperti pula yang lain
menambatkan kudanya diatas sebuah ranting pohon.
Walaupun diluar Poei Ceng Yan membungkam iapun
mengikuti tindakan Kwan Tiong Gak turun dari sedang
dalam hatiyna berpikir, "Pemandangan disini sangat aneh
dan menyeramkan". aku harus berhati hati."
Saking tak dapat menahan sabar segera ujarnya
dengan nada lirih, "Toako siauw te sudah melakukan
perjalanan selama puluhan tahun lamanya dalam dunia
persilatan belum pernah kujumpai peristiwa seperti ini."
Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Akupun baru menjumpai peristiwa seperti ini untuk
pertama kalinya." "Apakah perlu kita lepaskan senjata rahasia yang kita
bawa. seperti halnya pula dengan mereka?"
708 "Kemungkinan sekali kira telah berada disuatu markas
perkumpulan rahasia yang ada dalam Bu lim. tempat ini
tidak kelihatan ada orang yang menjaga, kalau mereka
secara diam diam mengawasi gerak gerik kita, tentu sang
majikan tempat ini sudah menaruh kepercayaan pada
orang yang hadir tadi bakal berani melanggar peraturan
tersebut. Aku duga kalau sampai ada yang berani
melanggar tentu akan menjumpai hal yang tidak
menguntungkan sama sekali tidak tahu akan peraturan
disini lebih baik kita berlagak pilon saja dan tak uiah
lepaskan senjata." Poei Ceng Yan mengiakan, kudanya ujarnya kembali. setelah menambat "Toako biarlah siauwte berjalan lebih dulu."
Dengan langkah lebar ia segera berjalan nenuju
bangunan desa tersebut. Kwan Tiong Gak pun merasa apa yang dijumpainya ini
hari merupakan peristiwa aneh yang belum pernah
dijumpai selama ini. ia segera berkencang langkah
kakinya mengikuti dibelakang Poei Ceng Yan.
"Saudara Poei" katanya. "Kita harus berhati-hati,
keadaan ditempat ini sangat aneh sehingga saking
anehnya membuat orang susah menduga apa
sebenarnya yang telah terjadi."
Mendadak Poei Ceng Yan menghentikan langkahnya
dan berpaling. "Toako, kau bawa serta peta pengangon kambing itu?"
tanyanya. "Tidak mengapa, aku telah menyimpannya dengan
sangat baik, lagipula dalam keadaan seperti ini aku rasa
709 tiada sangkut pautnya dengan pengangon kambing
tersebut." Ditengah pembicaraan, mereka telah berada didepan
bangunan tersebut. Pintu bangunan itu tertutup rapat, tetapi dalam
halaman yang luas duduk banyak sekali jago Bu lim.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiada meja atau kursi tersedia disana masing masing
jago yang hadir segera mencari tempat duduk diatas
tanah. Im yang Siang Sah yang namanya telah tersohor
dikolong langitpun ikut duduk disatu ruangan.
Berpuluh puluh jago kangouw duduk berkumpul dalam
halaman yang sama dengan sikap tenang, tak
kedengaran suara berisik yang memecahkan kesunyian.
Poei Ceng Yan melongok sekejap ke-arah halaman
ini, temukan orang kangouw itu tak ada yang menengok
kearahnya, seolah olah mereka sudah tak bergairah lagi
untuk mengurusi orang lain lagi.
"Ssst".saudara Pui?" bisik Kwan Tiong Gak lirih
"Kelihatannya orang orang ini bagaikan tawanan yang
telah dijatuhkan hukuman mati saja, seolah peristiwa
yang ada di kolong langit sudah tidak memperoleh
perhatian dari mereka lagi."
"Perlu kita masuk kedalam" tanya Pui Ceng Yan.
"Setelah tiba disini tentu saja harus masuk kedalam
lihat lihai keadaan, namun kita tak boleh bersikap
teristimewa nanti kita harus duduk pula ditengah hadiah
seperti halnya mereka sembari diam meninggali
kaadaan." 710 Sementara kedua orang iiu kasak kusuk didepan
pintu, para jago yang duduk dalam ruangan tak
seorangpan yang berpaling atau memandang sekejap
kearah mereka berdua. Lambat lambat Pui Ceng Yan serta Kwan Hong Gak
berjalan masuk kedalam halaman mencari tempat
kosong dan duduk diatas tanah. Suasana dalam
halaman sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
seketika secara diam diam Kwan Tiong Gak
memperhatikan suasana disekeliling tempat itu, ia
temukan orang orang itu seolah olah memiliki kesabaran
yang luar biasa, dengan tenang dan mulut membungkam
mereka duduk menanti. Sebaliknya Pui Ceng Yan
memperhatikan keadaan bangunan tersebut, rumput
alang alang tumbuh tinggi lagi lebat, jelas bangunan
rumah ini sudah lama tidak dihuni atau diinjak manusia.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, pintu ruangan
yang tinggi besar dan tertutup rapat itu tiba terbentang
lebar. Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya
kembali, namun ia tidak berhasil menemukan sesosok
manusiapun yang membuka pintu tersebut.
Belum habis rasa tercengang di nati, serentetan suara
yang dingin dan nyaring berkumandang keluar dari balik
ruangan. "Cuwi sekalian boleh masak ke dalam ruangan,
namun harus masuk satu persatu, tak boleh kacau balau
tidak menurut aturan."
Sepasang sinar mata Kwan Tiong Gak yang tajam
dialihkan kedalam ruangan dan menyapu empat penjuru
dengan seksama, namun agaknya orang orang barusan
711 bicara ada maksud menghindarkan diri dari segala
pengamatan, tak ditemui dimanakah ortng itu berada.
Tampaklah para jago yang semula duduk didepan
halaman bersama sama bangkit berdiri, berbaris jadi satu
barisan panjang dan lambat berjalan masuk kedalam
ruangan. Tiada seorang pnn yang berebut tempat, semuanya
mengikuti aturan dengan bebas, secara bergilir masuk
kedalam. Melihat kejadian itu tak kuasa lagi Kwan Tiong Gak
berpikir dalam hatinya, "Sebagian besar jago yang hadir
disini merupakan jago-jago lihay dari kalangan Hek to,
mereka sudah terbiasa mengumbar watak sombong,
tinggi hati, jumawa dan susah di atur, untuk memaksa
mereka berjalan dengan cara antri semacam ini benar
beaar bukan suatu pekerjaan yang sangat gampang"."
Sementara hatinya sedang berpikir, ia-pun segera
bangkit berdiri dan menggabungkan diri dengan barisan
tersbut. Setelah melalui pengamatan yang seksama selama
beberapa saat, Kwan Tiong Gak merasa Im Yang Siang
Sah merupakan jago kalangan Shia to yang memiliki
kedudukan paling tinggi diantara jago jago lainnya,
karena sebab itu sengaja ia beserta Poei Ceng Yan
berbaris dibelakang Im Yang Siang Sah sembari
mengamati perubahan selanjutnya.
Setelah masuk kedalam ruangan, tercium bau amis
darah berhembus lewat membuat perut seketika merasa
mual. Agaknya sejak semula Im Yang Siang Sah sekalian
sudah mengerti akan peristiwa tersebut, mereka tetap
712 melanjutkan langkahnya kedalam dengan lambat dan
sama sekali tidak menunjukkan suatu pertanda aneh,
sebaliknya Kwan Tiong Gak lah yang merasa hatinya
sedikit terkesiap. Ketika ia angkat kepala keatas, tampak disebuah
ruangan yang lebar dan luas teratur puluhan buah meja
yang diatur dan di jejerkan satu sama lainnya sehingga
membentuk sebuah meja yang panjang.
Perabot yang ada dalam ruangan tersebut kecuali
meja berjajar jejer yang membentuk sebuah meja
panjang, tak kelihatan benda lain, bahkan sebuah
kursipun tidak nampak. Diatas meja panjang tadi tersusunlah batok kepala
manusia dengan teraturnya, dalam pandangan Kwan
Tiong Gak sekelebatan ia menaksir batok kepala
manusia itu semuanya berjumlah tiga enam butir lebih.
Walaupin batok kepala itu sudah di-pancung sangat
lama, namun mimik wajahnya sangat berbeda satu sama
lainnya. Ada yang mati mata melotot gusar alis berkerut,
ada yang mati dengan mata terpejam wajah tenang
adapula yang mati dengan wajah berkerut murung.
Tanda tanda ini bisa menunjukkan betapa tersiksanya
saat mereka menemui ajalnya.
Dibawah setiap betok kepala manusia tadi tertindih
secarik kain putih yang tertuliskan nama sang korban.
Kwan Tiong Gak yang berjalan mengikuti di belakang
Im Yang Siang Sah mengelilingi meja panjang itu, dalam
sekaligus pandangan ia cepat membaca nama nama
korban yang tercantum diatas kain putih.
Ternyata mereka adalah "Sah Cap Lak Yauw Jien"
atau tiga puluh enam orang manusia siluman yang
713 meurakan pentolan pentolan iblis kalangan Hek to paling
kecil. Ketika Piauw tauw she Kwan Ini meneliti warna darah
yang masih ternoda diatas leher batok kepala tersebut, Ia
menemukan bahwa warna darah tadi sama semua atau
hal ini menunjukkan bahwa waktu kematian mereka
boleh dikata hampir terjadi bersamaan waktunya.
Ini menunjukkan pula bahwa ketiga puluh enam
manusia siluman ini tanpa berhasil melakukan
perlawanan mati secara massal .dalam detik yang hampir
berbareng. Diam diam Kwan Tiong Gak merasa hatinya bergidik
juga melihat keseraman suasana dalam ruangan,
pikirnya "Seseorang usia mengumpulkan ketiga puluh
enam orang manusia siluman disini lalu dalam waktu
yang bersamaan membinasakan mereka secara
berbareng, hal ini membuktikan bahwa orang itu harus
melawan pula serangan gabungan dari ketiga puluh
enam orang manusia siluman ini, kepandaian silat yang
ia miliki tentu terhitung jago nomor wahid dalam Kolong
langit saat ini ". ."
Haruslah diketahui ketiga puluh enam orang manusia
siluman kendati bukan termasuk jago lihay dalam dunia
persilatan, namun merekapun bukan manusia lemah
dalam Bu-lim, terutama sekali ketiga puluh enam orang
itu berkumpul jadi satu dengan sebuah barisannya yang
sangat lihay. Dengan barisan tersebut, pada beberapa tahun
berselang mereka pernah mengalahkan tiga orang padri
lihay dari Siaw lim pay karena peristiwa itulah nama
mereka segera menanjak dikalangan Hek to maupun
kalangan Pek to. Kebanyakan orang tidak berani mencari
714 gara gara dengan ketiga puluh enam orang manusia
siluman tersebut secara gegabah, hal ini membuat
tingkah laku mereka semakin garang dan semakin
sombong. Tidak disangka, ternyata ini hari ketiga puluh enam
orang manusia siluman itu sudah menemui ajalnya
secara berbareng di tangan seseorang.
Sementara ia masih termenung, badan nya dengan
mengikuti dibelakang Im Yang Siang Sah telah tiba
disebelah ujung ruangan. Agaknya orang orang yang masuk kedalam mangan
itu sejak semula sudah ada perjanjian, setelah mengitari
meja panjang tadi mereka bersama sama jalan keujung
ruangan besar itu dan berdiri disana dengan teratur dan
rapi. Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng
menggabungkan diri dalam barisan tersebut.
Yan pun Dibelakang mereka berdua masih terdapat banyak
sekali orang. beberapa saat kemudian semua orang
sudah masuk kedalam ruangan dan berbaris membentuk
sebuah kalangan yang teratur dan rapi. tak kedengaran
sedikit suara berisikpun.
Enam tujuh puluh orang jago sana-sama berdiri
tenang disana, tak kelihatan seseorang menunjukkan
Suatu gerak gerik, kecuali suara, ringkikan kuda yang
berkumandang tiada hentinya dari luar halaman ruangan.
Sepertanak nasi lamanya sudah lewat,, namun masih
tidak kedengaran sedikit sunra pun.
"Saudara Poei!" tak tertahan lagi Kwei Tiong Gak
bukan suara bebisik. "Kita tidak bisa berdiam terlalu lama
disini, kita seharusnya segera berangkat"."
715 "Pergi". pergi kemana?"" tanya Poei Ceng Yan
tertegun. Agaknya pikiran serta kesadarannya telah terpengaruh
oleh suasana kematian yang meliputi seluruh ruangan
itu. "Meninggalkan tempat ini "
"Mungkin beberapa patah kata ini di tetapkan
sehingga tanpa terasa Im Yang Siang Sah sama sama
berpaling memandang sakejap kearah kedua orang itu.
Kwan Tiong Gak tahu kedua orang manusia ini paling
susah dihadapi, ia segera berlagak pilon dan tidak
menggubris mereka berdua.
Im Yang Siang Sah agaknya kenal dengan Kwan
Tiong Gak, namun seolah olah baru sekarang mereka
menjumpainya. Terdengar salah seorang diantaranya tertawa hambar
dan menegur, "Ooooouw". kiranya Kwan Cong Piauw
tauwpun datang!" Sebetulnya Kwan Tiong Gak ingin menanyakan
kejadian sebenarnya, tetapi setelah teringat akan watak
Im Yang Siang Sah ia merasa jauh lebih baik tak usah
banyak bicara dengan mereka berdua.
Sambil menahan diri Ia segera mengangguk.
"Benar, siauwte pun ikut datang!"
Pada saat itulah tiba tiba terdengar suara teguran
dingin berkumandang memenuhi seluruh ruangan, "Lun
Tiong Sie Oh atau empat manusia jahanam dari Lun
Tiong." 716 Dari antara gerombolan manusia segera terdengar
suara sahutan empat orang dengan nada yang serak
gemetar. "Kami empat perintah." manusia telah datang memenuhi Kwan Tiong Gak segera mendongak di tengah
ruangan entah sejak kapan telah muncul seorang
manusia berjubah hitam dan duduk menghadap dinding
membelakangi para jago. Kalau ditinjau dari dandanannya, mirip sekali dengan
pakaian Majikan Lambang Naga Sakti yang tersohor itu.
Terdengar suara tadi kembali membentak. "Keluar!"
Empat orang lelaki kekar berwajah buas lammbatlambat berjalan keluar dari barisan-Sepasang kaki
mereka berempat tiada hentinya gemetar, langkahnya
kelihatan sangat berat seolah olah susah digerakkan
karena memikul beban seberat ribuan kati.
Siorang berbaju hitam ini sama sekali tidak berpaling,
namun bagaiKan dipunggungnya tumbuh sepasang mata
saja ia segera membentak dingin.
"Cepatan dikit jalannya!"
Keempat orang itu sama sama mengia-kan namun
suaranya lirih dan kedengaran gemetar keras. Walaupun
dalam hati ada maksud berjalan lebih cepat namun
sepasang kaki tidak mau turut perintah.
"Sekarang boleh berhenti!" kembali si orang berbaju
hitam itu memerintah. Empat manusia jahanam dari keresidenan Lun Tiong
berhenti, namun badan mereka gemetar semakin keras,
717 membuat ujung baju bergoyang tiada hentinya dan setisp


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang dapat melihat hal tersebut dengan amat jelas.
Karena siorang berbaju hitam itu duduk membelakangi
para jago, maka semua orang tak dapat melihat
bagaimanakah perubahan air muka serta raut wajahnya,
tentu saja kecuali suaranya yang dingin dan ketus itu.
Terdengar ia memerintah kembali, "Laporkan sendiri
dosa dosa kalian!" Lun Tiong Su Oh dengan menuruti deretan
Kedudukan mereka berdiri berjejer dari kiri kekanan.
Terdengar Sung Loo toa berkata, "Kami empat
bersaudara pernah merampas barang milik orang lain,
pernah melanggar pantangan memperkosa, sepasang
tangan penuh dengan darah dosa kami sudah
bertumpuk-tumpuk ". "."
"Hm.! yang kutanyakan adalah peristiwa yang terjadi
sewaktu bulan Tiong ciu tahun ini!" tukas si orang berbaju
dingin ketus Orang yang ada dipaling kiri segera menyambung.
"Hari itu kami telah merampok sebuah kereta berdua,
melukai pemilik kereta, tua muda empat orang ditambah
seorang kusir yang ada dalam kereta tersebut semuanya
mati ditangan kami berempat"."
Siorang berbaju hitam tertawa dingin seketika Loo toa
yang sedang mengaku semua dosanya membungkam
dan berdiri terbelalak. Suara tertawa dingin itu sama
sekali tidak istimewa, kedengaran menusuk telinga, tetapi
berada dalam keadaan seperti ini mendatangkan suatu
perasaan yang aneh membuat hati bergidik.
Loo toa dari empat manusia jahanam "Lun Tiong Sie
On" membungkam dalam seribu bahasa, menanti suara
718 tertawa dingin tadi sudah lenyap beberapa saat itu baru
berkata kembali lambat lambat.
"Satelah peristiwa tersebut kami baru menemukan
kalau diatas kereta tenebat terr".terr".terdapat
See".selembar Lambang".lambang naga sakti"."
"Hmnm, apakah mata kalian sudah buta semua?"
"Cayhe sekalian patut dihukum mati," seru Lun Tiong
Sie On hampir berbareng. "Bagus, sekarang kalian, harus mati, turun tanganlah
sendiri, dengan demikian kalian masih bisa mempertahankan jenazah yang utuh."
Diatas air muka Lun Tiong Sie Oh terlintas suata
perasaan putar asa, mereka saling bertukar pandangan
sekejap kemudian sama sama menggaplok ubun ubun
sendiri. Empat sosok jenasah bersama sama roboh
menggeletak diatas tanah.
Sementara Lun Tiong Sie Oh bunuh diri si orang
berbaju hitam itu sama sekali tidak berpaling barang
sekejappun. Kembali ia tertawa dingin.
"Oh Tiong Chie Hauw!" Tujuh orang lelaki setengah
baya menyahut dan berjalan keluar dari barisan.
"Pindahkan dulu jenasah dari Lun Tiong Sie Oh
kebawah meja panjang sebelah sana."
Ketujuh orang itu tanpa membantah lagi bersama
sama memindahkan jenasah Lun tiong Sie Oh ketempat
yang dimaksud kemudian balik kedepan manusia berbaju
hitam itu. "Hmm! Kalian tahu dosa?"
Tujuh harimau dari Oh Tiong sama sama dibikin
ketakutan, sahutnya berbareng, "Kami tahu dosa"
719 Agaknya ketujuh orang itu sudah dibikin ketakutan
sehingga sukmapun terasa hampir melayang, jawaban
tadi diutarakan tidak bersamaan sehingga kedengaran
sungguh lucu. "Bagus, kalau kalian sudah tahu salah hal ini lebih
bagus lagi, sekarang cepat turun tangan membereskan
diri sendiri!" Saking takutnya ketujuh harimau dari Keresidenan Oh
Tiong ini tidak ada keberanian untuk membantah, dari
dalam saku mereka mengambil keluar sebutir pil beracun
kemudian ditelan kedalam perut.
Beberapa saat kemudian air muka mereka berubah
menghijau dan menemui ajalnya karena keracunan.
Ternyata mereka bertujuh sudah mengadakan
persiapan terlebih dahulu, dalam saku masing masing
telah tersimpan sebutir pil beracun guna melakukan
bunuh diri. Sungguh hebat sekali si orang berbaju hitam
ini, hanya beberapa kata saja ia telah memaksa sebelas
orang bajingan Liok lim menemui ajalnya.
Kwan Tiong Gak yang melihat kejadian itu diam-diam
merasa bergidik pikirnya, "Orang orang itu masih punya
tenaga dan ilmu silatnya sama sekali belum pernah,
kenapa suaranya tidak berani membantah dan mandah
saja melakukan bunuh diri" Sungguh aneh sekali.!"
"Lok Chiet Nio!" kembali terdengar siorang berbaju
hitam itu berseru. Seorang perempuan dengan suara yang merdu
segera menyambut, "Aku ada disini!"
"Kau keluar dari barisan!"
720 Dari antara barisan jago jago itu segera muncullah
seorang perempuan muda berbaju biru yang kira kira
berusia tiga puluh satu dua tahunan.
"Bagus sekali!" seru Kwan Tiong Gak dalam hatinya
dengan hati tergetar keras
"Kiranya "Kiu Wie Hu" atau si rase berekor sembilan
Lok Chiet Nio pun ada disini, perempuan ini sudah terlalu
banyak melakukan kejahatan, ia paling banyak merayu
jago jago dari perguruan dari kalangan lurus, setelah
melakukan zinah lalu mengeluarkan ilmu hitamnya. Pihak
Siauw lim serta Bu tong pay pernah mengirim jago-jago
lihaynya untuk mengejar dia, namun jejaknya lantas
lenyap tak berbekas. Orang ini benar benar luar biasa,
bukan saja amat cabul bahkan permainan cintanya
disertai ilmu hitam, walaupun usia nya makin menanjak
namun setiap orang yang pernah melakukan perzinahan
dengan dirinya selama hidup tak bisa melupakan dirinya
lagi. Maka tidak sedikit orang suka mengorbankan
jiwanya untuk berbakti kepada-nya.
Tampak Lok Chiet Nio dengan badan gemetar maju
beberapa langkah kedepan. Serunya lirih, "Aku adalah
orang perempuan"."
"Aku tahu!" tukas si orang berbaju hitam itu dengan
nada ketus. "Maka dari itu aku mengijinkan dirimu untuk
bunuh diri dengan menggantungkan diri!"
"Apakah aku harus mati?"
"Ehm".!! Dengan kecantikan wajah kau memancing
banyak orang, dosa yang kau lakukan sudah bertumpuktumpuk"."
"Tetapi hal ini dikarenakan mereka punya keinginan
sendiri, mereka tak bisa melupakan diriku dan rela
721 tunduk kepadaku" tukas Lok Chiet Nio dengan cepat.
"Lain kali aku tak akan melanggar lagi dosa ini.kalau kau
dapat mengampuni selembar jiwaku, mulai saat ini aku
akan masuk kedalam biara cukur rambut sebagai nikouw,
sepasang hidup tak akan berbuat dosa lagi"."
Lok Chiet Nio adalah seorang perempuan cabul yang
sudah memiliki pengalaman banyak dalam hal bercinta,
tingkah laku serta setiap ucapannya mendatangkan
perasaan sayang serta mempersonakan bagi orang yang
mendengar. Namun si orang berbaju hitam itu sama sekali tidak
terpengaruh oleh ucapan itu, kembali ujarnya dengan
suara dingin, "Sejak lambang Naga Sakti muncul dalam
duria persilatan, ia telah menetapkan peraturan yang
harus dituruti oleh semua orang, walaupun kau sudah
banyak melakukan perbuatan keji dan cabul, asalkan hal
tersebut sama sekali tidak menyinggung nama baik
Lambang Naga Sakti, akupun tak akan mengurusi dirimu.
Namun kau berani pandang hina lambang Naga Sakti,
dosamu ini tak bisa diampuni lagi. Mengingat kau adalah
seorang perempuan aku biarkan kau mati dengan badan
utuh, sekarang cepatlah pergi gantung diri untuk
menebus dosa dosa tersebut."
Air mata jatuh berlinang membasahi kelopak matanya,
dengan suara keras ujar Lok Chiet Nio kembali,
"Lambang Naga Sakti sudah ada puluhan tahun lamanya
lenyap dari dunia persilatan. Sejak aku dilahirkan dalam
kolong langit belum pernah terdengar berita tentang
Lambang Naga Sakti itu lagi, pepatah Kuno mengatakan
begini: Yang tidak tahu tidak berdosa sekalipun aku telah
menjumpai lambang Naga Sakti tetapi aku tak
mengenalinya " 722 Mendengar perkataan itu Kwan Tiong Gak segera
berpikir dalam hatinya. "Walaupun Lok Chiet Nio bukan termasuk seorang
manusia baik, tetapi apa yang di ucapkan memang amat
ceng li!" Namun si orang berbaju hitam itu sudah menegur
dengan suara dingin. "Kalau begitu, aku sudah salah menuduh dirimu "
"Seandainya kau suka bicara menurut cengli, tidak
seharusnya kau paksa aku uantuk melakukan bunuh
diri." "Kenapa gurumu tidak beritahukan persoalan lambang
Naga Sakti ini kepadamu?" sekalipun kau tidak berdosa
namun peristiwa ini akan merembet keseluruh
perguruanmu!" "Sekalipun begitu, tetapi guruku yang menurunkan
ilmu silat kepadaku sudah lama meninggal."
Siorang berbaju hitam itu segera tertawa dingin.
"Lek Chiet Nio, kau tidak usah membantah lagi.
sekalipun guru yang menurunkan ilmu silat kepadamu
benar benar sudah mati, tetapi diantara perguruanmu
tentu masih ada orang lain. Majikan lambang naga sakti
bukan seorang manusia yang gampang ditipu, tetapi
majikan lambang naga sakti pun bukan seorang manusia
yang tidak pakai aturan, kau tetap tinggal disini, nanti aku
bawa kau pergi keperguruan untuk mencari bukti. Tetapi
kau harus tahu dulu, kalau kau bicara bohong maka aku
akan menggunakan suatu cara yang paling keji untuk
mencabut selembar jiwamu."
Lok Chiet Nio sekatika dibikin tertegun.
723 "Agaknya belum aku mati, hatimu belum mau terima?"
Ia lepas ikat pinggangnya dari badan lalu diikat diatas
tiang ruangan dan membuat sebuah simpul hidup,
setelah itu sambil mengucurkan air mata ujarnya.
"Apakah terhadap seorang perempuan-pun kau tidak
mau melepaskan".".
"Hm".! melepaskan dirimu bukankah sama arti telah
melanggar pantangan Lambang Naga Sakti dalam
menghukum mati sang pelanggar.?"
Perlahan-lahan Lok panjang. Chiet Nio menghela napas "Dalam dunia persilatan banyak terdapat manusia keji,
namun tak ada yang lebih keji.majikan Lambang Naga
Sakti, tak ada se-orang korbanpun yang dilepaskan
sebelum mereka semua dibinasakan."
Kepalanya segera dimasukkan kedalam simpul hidup
tadi, tangan dilepaskan dan ba ?mpuu bergantung diatas
tiang, beberapa saat kemudian ia telah menemui ajalnya
"Im Yang Siang Sah" suara pencabut nyawa dari
siorang berbaju hitam itu kembali Berkumandang datang.
Im Yang Siang Sah yang tersohor akan kekejiannya
segera mengiakan dan berjalan ke luar dari barisan.
"Kalian berdua tahu dosa?""
"Kami tahu salah."
"Bagus, kalian hendak turun tangan sendiri ataukah
menanti aku yang turun tangan?"
Setelah kematian ada diambang pintu perasaan takut
dan jeri yang semula meliputi kedua orang pentolan iblis
ini malah lenyap tak berbekas, mereka jadi tenang sekali.
724 Terdengar Im Sah Yang ada disebelah kiri tertawa
kering, ujarnya, "Kami tidak ingin mati, harap kau orarg
tua suka memberikan budi yang istimewa ke pada
kami"." "Lek Chiet Nio seorang wanita pun sama halnya harus
mati. apalapi kalian berdua adalah lelaki sejati.
Sejak dahulu Im Yang Siang Sah berkelana dan
mengembara berbareng, dalam menghadapi serangan
musuhpun mereka sudah punyai hubungan batin yang
erat, ketika Im Sah sedang berbicara tapi diam diam
Yang Sah telah mengumpulkan hawa murninya ke
seluruh badan. Belum habis si orang berbaju hitam itu menyelesaikan
kata katanya, Yang Sah telah turun tangan. Telapak
kanannya diayun kedepan menghajar jalan darah "Ming
Cun Hiat" pada punggung orang berbaju hitam itu.
Bersama waktunya pula Im Sah mengalunkan
tangannya kedepan, segenggam cahaya keperak
perakan segera meluncur kedepan.
Kalau dibicarakan dari kepandaian silat yang dimiliki
Im Yang Siang Sah ditambah pula jarak yang demikian
dekatnya, untuk menghadapi serangan telapak serta
senjata Rahasia yang dilancarkan hampir berbareng
bukanlah merupakan suatu pekerjaan gampang.
Terdengar si orang berbaju hitam itu tertawa dingin,
sembari putar badan pedangnya membabat keluar,
tampaklah

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serentetan cahaya tajam dengan menimbulkan desiran tajam meluncur keluar.
Terdengar dua kali suara dengusan berat
berkumandang memecahkan kesunyian, Im Yang Siang
725 Sah hampir bersamaan waktunya tersambar pedang
lawan dan roboh Keatas tanah.
Ujung pedang menembusi dada mereka hingga
tembus kepunggung, tetapi menanti badan mereka
berdua sudah roboh keatas tanah, darah segar baru
mengucur keluar dari dada.
Gsrakan si orang berbaju hitam itu dalam putar, ayun
pedang, boleh dikata dilakukan hampir dalam waktu
bersamaan dan susah diikuti dengan pandangan mata.
Tak seorangpun dapat melihat bagaimanakah raut
wajahnya, juga tak ada yang melihat ilmu pedang apa
yang digunakan semua orang hanya merasa ia ayunkan
tangannya kebelakang diikuti serentetan hawa pedang,
yang tajam telah menyampok rontok jarum-jarum
beracun yang meluncur datang.
Dalam sekejap mata suasana dalam ruangan berubah
kembali jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun. Orang orang yang ada dalam ruangan itu tidak sedikit
yang berharap bisa melihat kelihayan dari ilmu silat
majikan Lambang Naga Sakti, namun tak seorangpun
yang dapat memenuhi harapan tersebut.
Kiranya, gerakan si orang berbaju hitam dalam putar
badan melancarkan serangan di lakukan dengan
kecepatan luar biasa sehingga sukar diikuti dengan
pandangan mata. Sekalipun Kwan Tiong Gak sendiri yang sudah
membentangkan sepasang matanya lebar lebarpun tak
berhasil menemukan sesuatu apapun.
Melihat kelihayan si orang berbaju hitam dalam
membinasakan Im Yang Siang Sah hanya dengan
726 sebuah jurus serangan belaka hati
bertambah menghormat dan kagum lagi.
semua jago Terdengar si orang berbaju hitam itu berseru kembali
dengan suara dingin, "Kalian semua datang kemari karena berani
memandang rendah lambang naga sakti. aku tahu
walaupun dalam hati kalian tidak menaruh hormat pada
lambang tersebut, tetapi kalian tahu melanggarnya bukan
suatu perbuatan baik. Mengingat kalian baru melanggar
untuk pertama kalinya kali ini aku suka membuka satu
kesempatan hidup buat kalian meminjam mulut kamu
semua aku ingin agar peristiwa yang terjadi ini hari bisa
tersiar dalam dunia persilatan"."
Ia merendek sejenak, kemudian terusnya, "Sekarang
kalian boleh pergi semua."
Jilid 22 PULUHAN orang jago yang ada dalam ruangan tak
seorangpun yang buka suara, dengan suasana diliputi
kebeningan seorang demi seorang putar badan berjalan
keluar dari ruangan tadi dengan teratur.
Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan pun mengikuti
dari belakang orang orang itu berjalan menuju keluar.
"Barang siapa yang membawa senjata harap tetap
tinggal diam!" tiba-tiba si orang berbaju hitam itu
membentak keras. Kwan Tiong Gak tertegun dan segera berhenti.
Ternyata golok emas yang digembol dibadan tidak
dilepaskan dan semua orang dapat melihatnya sangat
jelas, ingin pura-pura berlagak pilonpnn tak mungkin.
Melihat Kwan Tiong Gak berhenti. Poei Ceng Yan pun
segera ikut berhenti. 727 Walaupun suasana dalam ruangan itu sunyi tak
kedengaran suara, tapi tak ada yang berani berebut
jalan. Sekalipun begitu para jago tadi berlalu dengan
cepatnya. Dalam sekejap mata tak ketinggalan seorang
manusia-pun. Beberapa saat kemudian dalam ruangan tadi tinggal
Kwan Tiong Gak, Poei Ceng Yan serta si orang berbaju
hitam itu. "Cayhe orang she Kwan!" terdengar Kwan Tiong Gak
mendehem perlahan memecahkan kesunyian.
"Hhhmmmn".! Cong Piauw tauw dari perusahaan
ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok, si golok emas yang
menggetarkan delapan penjuru."
"Tidak berani, tidak berani. Sudah lama orang she
Kwan mendengar nama besar dari lambang nsga sakti.
Beruntung ini hari kita bisa saling berjumpa muka".
"Barang siapa yang berjumpa dengan Lambang Naga
Sakti, selamanya lebih banyak bencana dari pada rejeki,
kenapa Kwan Cong Piauw tauw mempunyai pandangan
yang berbeda dengan orang lain?"
"Menurut pandangan cayhe. mnjikan lambang Naga
Sakti tidak lebih hanya meminjam lambang tersebut
untuk melakukan kebajikan dalam Bu lim. Aku orang she
Kwan merasa diriku selama hidup belum pernah
melakukan pekerjaan yang merugikan orang, walaupun
berhadapan dengan lambang naga sakti sama sekali tak
perlu merasa jeri!" "Hmm! saudara terlalu percaya pada diri sendiri"."
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak tertegun,
sebelum ia sempat berbicara siorang berbaju hitam itu
telah mendahului berkata lebih lanjut.
728 "Langganan perusahaan Hauw wie Piauw kok kalian
tidak sedikit merupakan pembesar rakus, penjilatan serta
manusia manusia sia rendah yang suka memeras rakyat,
sekalipun kalian tahu mereka adalah manusia rendah
namun kalian -antar juga mereka tiba di tujuan dengan
selamat, bukankah hal ini merupakan suatu perbuatan
jahat" Apalagi kau Pun sudah lama mendengar tentang
persoalan lambang naga saki, rasanya sudah tentu tahu
bukan akan peraturan yang telah ditetapkan oleh sang
Arwah Candi Miring 1 Badminton Freak Karya Stephanie Zen Pendekar Sakti Suling Pualam 14

Cari Blog Ini