Ceritasilat Novel Online

Lambang Naga Panji 11

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen Bagian 11


majikan lambang naga sakti."
Poei Ceng Yan yang sudah disamping dalam pada
wkatu itu mengerti, dalam jawaban ini asalkan Kwan
Tiong Gak salah berbicara sekejap saja maka suatu
pertarungan lengit tak akan terhindar. Buru- buru
serunya, "Tolong tanya peraturan apakah itu?"
"Siapa kau?" "Cayhe Poei Ceng Yan."
"Ooooouw".! Hu Cong Piauw tauw dari perusahaan
ekspedisi Hauw wie Piauw kiok!"
"Sedikitpun tidak salah."
"Setiap orang Bu-lim rasanya tentu tahu bahwa
majikan lambang naga sakti telah menetapkan barang
siapa yang hendak menghadap diriku dilarang
menggembol senjata tajam atau sejumpil besipun,
sekarang bukan saja kalian menggembol senjata rahasia
bahkan secara terang terangan membawa senjata tajam.
Bukankah hal ini sama artinya kalian sudah melanggar
perturan tersebut?" "Oooooo".! kiranya peraturan Itu. tentang hal ini sih
kami sudah tahu sejak dahulu."
729 "Jadi kalian sudah tahu tetapi sengaja hendak
melanggarnya?" Poei Ceng Yan segera tertawa hambar, "Sebelum
berjumpa dengan saudara, kami tidak tahu kalau orang
orang banyak tadi datang kemari hendak bertemu
dengan diri mu, apalagi saat ini saudara mengaku
sebagai majikan lambang naga sakti, namun kami tak
tahu benarkah kau majikan lambang naga sakti atau
bukan, kami hanya bisa meraba dan menduga dari
potongan bajumu"."
"Jadi kalau begitu kalian menganggap aku adalah
orang yang sengaja memalsukan nama Majikan lambang
naga sakti?" tukas siorang berbau hitam itu sambil
tertawa dingin. "Tentang soal itu sih cayhe tidak berani memastikan,
melihat kehebatanmu dalam membinasakan Im Yang
Siang Sah, jikalau bukan majikan Lambang naga sakti
sendiri memang sudah memiliki kepandaian silat
sedahsyat ini." Siorang berbaju hitam akhirnya ia mengangguk. itu termenung Sejenak. "Baik! siapa tidak tahu dia tak salah, kalian boleh
pergi." "Terima kasih ates kebesaran hati saudara." Kwan
Tiong Gak segera menjura memberi hormat, lalu
menyeka keringat yang membasahi seluruh wajahnya.
Siorang berbaju hitam itu tidak balas memberi hormat
juga tidak bicara lagi, ia hanya berdiri tenang disana
tanpa bicara lagi. Dengan langkah cepat Kwan Tiong Gak serta Poei
Ceng Yan segera meninggalkan ruangan tadi masuk
730 kedalam hutan, dimana kedua ekor kudanya masih
tertambat ditempat semula.
Kecuali kedua ekor kuda mereka, masih ada lagi
belasan ekor kuda yang tertambat ditempat semula
lengkap dengan pelananya.
Jelas kuda kuda itu adalah binatang peninggalan dari
mereka mereka yang terbunuh mati.
Kwan Tiong Gak segera melepaskan tali les dan
berkata, "Aaaaahh! Nasib kita sungguh baik sekali!
ternyata bisa meninggalkan tempat ini dengan selamat,
menurut apa yang kuketahui ini ia termasuk manusia
paling beruntung daripada yang pernah terjadi selama
ini." "Tapi kita sudah terlalu cepat berlalu"."
"Apa" Kita pergi terlalu cepat?" Seru Kwan Tiong Gak
tertegun, ia tidak mengerti maksud kawannya ini.
"Benar! Ada banyak persoalan yang ingin kutanyakan
kepadanya, tetapi semuanya tidak sempat kuutarakan."
"Apa yang Ingin kau tanyakan kepadaku. Mengapa dia
suka membantu kita meninggalkan lambang naga sakti
tersebut sehingga berulang kali kita terhindar dari
bahaya." "Perkataanmu sangat cengli" Kwan Tiong Gak
mengangguk. "Agaknya si majikan lambang naga sakti
menaruh pengeluaran terhadap kita!"
Poei Ceng Yan yang telah melepaskan tali les
kudanya mendadak mengikat kembali tali les tadi ke
tempat semula, ujarnya, "Toako, kau tunggulah sebentar
di sini. aku mau pergi menjumpai dirinya lagi".
731 Tidak menanti jawaban ia segera putar berjalan
kedepan. Kwan Tiong Gak coba sambar tangan kanannya untuk
mencegah niat tersebut, namun usahanya gagal. Poei
Ceng Yan dengan cepat telah berlari menuju ruangan
tersebut. "Saudara Poei, aku menanti dirimu di-sini, kau harus
cepat pergi cepat kembali!" terpaksa Ia berteriak.
"Toako", Poei Ceng Yan pun berteriak keras.
"Seandainya sepertanak nasi kemudian aku masih belum
kembali, kaupun tak usah menanti diriku lagi"
Kwan Tiong Gak masih ingin mengucapkan sesuatu,
tetapi pada saat itu Poei Ceng Yan telah masuk kedalam
ruangan. Memandang bayangan punggung Poei Ceng Yan
yang lenyap dibalik ruangan. Kwan Tiong Gak merasa
sangat kuatir, pikir-nya dalam hati.
"Seandainya saudara Poei bentrok dengan majiKan
lambang naga sakti, ditinjau dari kepandaian si majikan
naga sakti dalam membinasakan Im Yang Siang Sah,
rasanya Poei jie-te pun tak akan bisa tahan terhadap
sebuah serangannya"."
Ia berusaha untuk menghilangkan ingat-jelek atas
nasib saudaranya, namun peristiwa berdarah yang baru
saja berlangsung masih membekas sangat jelas didepan
mata, untuk sesaat ia susah untuk melupakannya
Kembali. Dengan hati penuh perasaan cemas ia menanti entah
berapa saat lamanya, yang jelas dalam perasaan Kwan
Tiong Gak waktu berlalu dengan lambatnya laksana
rangkakan siput. 732 Akhirnya Kwan Tiong Gak merentangkan tangannya,
menenangkan hati yang kuatir meloncat turun dari kuda
dan berjalan menuju keruangan tersebut.
Sembari berjalan, tangannya tanpa terasa telah
meraba gagang golok emas serta piauw genta emas
yang ada dalam pinggang, ia tahu kepandaian silatnya
tak mungkin bisa memenangkan ilmu silat yang dimiliki
majikan lambang naga sakti, namun demi persaudaraan
mau tak mau ia harus berjalan untuk menempuh bahaya.
Ketika ia tiba didepan pintu, sinar mata nya pertama
tama terbentur dengan mayat-mayat yang menggeletak
diatas lantai, seketika bulu roma pada bangun diri, rasa
bergidik susah ditahan lagi sehingga ia segera berhenti
bergerak Entah berapa lamanya Ia berdiri kebingungan
mendadadak terdengar suara tertawa dingin berkumandang datang dari arah belakang.
Suara tersebut munculnya sangat mendadak
membuat Kwan Tiong Gak yang sedang terjerumus
dalam lamunan seketika tcrsadar kembali.
Ia segera berpaling, tampaklah Ke Giok Lang sambil
menggoyangkan kipasnya telah berdiri beberapa tombak
dibelakang. Kwan Tiong tegurnya! Gak segera mendehem kemudian "Ke Kongcu, kedatanganmu kembali terlambat satu
tindak. Kalau satn jam lebih pagi kau tiba disini maka kau
bisa memjumpai majikan lambang naga sakti".,"
Tiba tiba teringat olehnya kemungkinan besar majikan
Lambang Naga Sakti masih berada dalam ruangan
733 tersebut, karena itu ia masih berada dalam ruangan
tersebut, karena itu ia segera membungkam.
Tampak Ke Giok Lang lambat lambat berjalan
mendekat, sahutnya, "Mungkin cayhe memang tak ada
jodoh dengan majikan lambang naga sakti!"
"Mungkin saat ini majikan Lambang Naga Sakti masih
ada didalam ruangan ini, jikalau Ke heng ada
kegembiraan tiada halangan kau boleh masuk kedalam
untuk meninjau sendiri atau paling sedikit kau bisa
menjumpai mayat serta batok kepala yang menggeletak
disana." Air muka Ke Giok Lang sedikit berubah tak dapat
diduga ia sedang tertawa atau bukan. Sepasang mata
dengan tajam memperhatikan diri Kwan Tiong Gak dari
atas hingga kebawah. "Kwan Cong Piauw-tauw. kenapa kau hanya berjaga
dldepan pintu saja tak berani masuk?"" tanyanya.
"Cayhe berhasil mengikuti pertemuan tersebut. Dan
telah kujumpai majikan lambang naga sakti."
"Oooouw". Kwan-heng bisa mengundurkan diri
dalam keadaan selamat, hal ini menunjukkan bahwa
kaupun seorang manusia lihay."
"Aku orang she Kwan paling tidak suka mengutarakan
omongan membuat terus terang saja kukatakan cayhe
sama sekali tidak bergebrak melawan majikan lambang
naga sakti. seandainya turun tangan akupun mengakui
diri cayhe bukan tandingannya."
"Ooouw". Kwan heng pandai sekali merendahkan
diri"." jengek Ke Giok Lang sambil tertawa hambar.
Ia merandek sejenak, lalu terusnya lebih jauh, "Jikalau
aku Ke Giok Lang tidak salah ingat, seharusnya Kwan
734 heng melakukan perjalanan bersama sama Poei Hu
Cong Piauw tauw. Entah dimanakah Poei Hu Cong
Piauw Tauw saat ini berada?"
Mendapat pertanyaan ini. seketika Kwan Tiong Gak
yang terkenal banyak pengalaman dibikin gelagapan
setengah mati, ia tak tahu jawaban apa yang harus
diutarakan kepadanya. Sementara ia merasa serba salah, mendadak
terdengar suara Poei Ceng Yan berkumandang datang
dengan dinginnya. "Siauw-te ada disini, entah Ke Kongcu ada utusan apa
mencari diriku ".?"
Ke Giok Lang segera angkat muka, tampaklah Poei
Ceng Yan dengan langkah lambat sedang berjalan
keluar dari ruangan tersebut. Tanpa terasa lagi ia segera
mengerutkan dahi. "Apakah majikan lambang naga sakti masih berada
didalam ruangan itu?"
"Kenapa Ke-heng memeriksa sendiri?" tidak masuk kedalam dan "Oooauw".! Suruh aku masuk kedalam memeriksa
sendiri" Hmm! Belum tentu setelah aku berbuat demikian
lantas selembar jiwa aku orang she Ke melayang. Kau
Poei Ceng Yan bisa masuk dan keluar lagi dalam
keadaan hidup, aku orang she Ke pun percaya aku bisa
berbuat demikian pula!"
Sekalipun diluaran ia bicara besar, tetapi tubuhnya
masih tetap berdiri tak berkutik dari tempat semula,
tampak ia ulapkan tangannya.
"Lian Hoa, coba kau masuk kedalam terlebih dulu"
serunya. 735 Hoo Lian Hoa yang berwajah cantik jelita serta masih
membawa sifat kekanak kanakan itu tanpa menunjukkan
sedikit perasaan jeripun segera mengiakan dan berjalan
masuk kedalam ruangan. Melihat kejadian itu air muka Kwan Tiong Gak seketika
berubah hebat. "Ke Giok Lang!" serunya mendongkol " Dia tentunya
adalah seorang nona cilik yang baru berusia tujuh belas
tahunan, Kau sudah merayu dirinya sehingga gadis ini
meninggalkan kedua orang tuanya mengembara,
sekarang kaupun suruh dia pergi menempuh bahaya"
Hm! kalau kau sikeparat cilik benar benar punya nyali
kenapa tidak masuk sendiri?"
"Haa". haaa". haa".sungguh tidak enak ucapanmu
itu! aku orang she Ke sama sekali tidak pernah memaksa
dia harus pergi, Kwan heng, apakah kau tak dapat
melihat bahwa wajahnya masih diliputi oleh senyuman
manis?" Poei Ceng Yan berdiri didepan pintu segera
merentangkan badannya menghadang jalan pergi gadis
itu, sembari melototi wajah Hoo Lian Hoa tajam-tajam
serunya. "Nona, usiamu masih muda"."


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hoo Lian Hoa tidak menggubris, tiba-tiba ia loloskan
pedangnya yang tersoreng di-punggung dan menukas.
"Usiaku masih muda atau sudah tua apa sangkut
pautnya dengan dirimu" cepat menyingkir kesamping
beri jalan untukku."
"Nona." seru Poei Ceng Yan kemudian dengan alis
berkerut. "Tengok dulu suasana dalam ruangan itu
736 kemudian barulah ambil keputusan hendak masuk terus
atau tidak." Sembari berkata ia lantas menyingkir kesamping.
Hoo Lian Hoa putar badan menengok ke dalam ia
segera menemukan seluruh ruangan penuh dengan
mayat bergelimpangan, diatas meja panjang batok
kepala manusia berjejer jejer sedang bau amis darah
sangat memuakkan. Walaupun ia sudah mengikuti Ke Giok Lang dalam
menghadapi berbagai pertarungan namun belum pernah
menjumpai pemandangan yaag demikian mengerikan,"
tak terasa ia jadi tertegun dibuatnya
"Lian Hoa, apa yang telah kau temui?" tanya Ke Giok
Lang sambil mendehem. "Di atas sebuah meja panjang banyak terdapat batok
kepala manusia, di ruang tengah mayat bergelimpangan.
Pemandangan disana amat mengerikan! Sangat
menakutkan!" "Aneh! Apakah kau temui manusia yang masih hidup?"
"Tidak, tidak ada orang yang masih hidup"
Diam Kwan Tiong Gak mengamati wajah perempuan
itu, ia temukan air muka Hoo Lian Hoa saat ini telah
berubah jadi pucat pasi bsgaikan mayat, jelas ia telah di
bikin bergidik oleh suasana dalam ruangan dan tidak
berani melanjutkan langkahnya ke dalam.
Diam-diam Ke Giok Lang mengempos
selangkah demi selangkah ia maju ke depan.
napas, Melihat pemuda itu berjalan mendekati Hoo Lian Hoa
segera berpaling dan tertawa sedih,
737 "Engkoh Giok, aku sunggu tidak becus, aku tak berani
masuk ke dalam." Ke Giok Lang menbungkam, ia melangkah ke sisi
gadis itu, kemudian melongok sekejap ke dalam ruangan,
namun seketiak ia pun dibikin tertegun.
Sekalipun pengalaman Ke Giok Lang amat luas,
belum pernah ia jumpai pemandangan seperti ini, begitu
banyak batok kepala yang berjejer dengan rapinya diatas
meja panjang. Perlahan lahan Hoo Lian Hoa berjalan kesisi sang
pemuda dan jatuhkan diri kedalam pelukan orang she Ke
itu. Gugamnya seorang diri, "Sering kali aku berharap
bisa membantu dirimu, namun aku sunggu tak berguna.
Setiap kali setelah tiba pada saat yang kritis tentu gagal
membantu dirimu!" Menemui perbuatan Hoo Lian Hoa yang begitu tak
tahu malu dan menjatuhkan diri kedalam pelukan sang
kekasih walaupun ada didepan umum, tak kuasa lagi
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang pikirnya, "Ke
Giok Lang si keparat cilik ini benar benar merupakan
seorang iblis cinta, sungguh kasihan nona cilik yang
cantik jelita ini tak disangka harus begitu kesemsem
dengan dirinya"."
"Soal itu tidak mengapa" terdengar Ke Giok Lang
berseru sambil menepuk pundak Hoo Lian Hoa perlahan
lahan, "Kau berjaga jagalah didepan pintu, aku hendak
masuk ke dalam memeriksa sebentar".
"Engkoh Giok, kau tak boleh masuk" tiba tiba Hoo Lian
Hoa meloncat bangun "Kenapa" Bagaimanapun kita harus masuk kedalam
untuk memeriksanya."
738 "Kalau mau masuk biarlah aku masuk dahulu"
"Kau tidak takut?"
"Aku takut! Tetapi aku tidak ingin kau menempuh
bahaya, karena itu lebih baik aku saja yang masuk" seru
gadis itu seraya menggeleng.
Lambat-lambat ia putar badan dan berjalan masuk ke
dalam. Beberapa patah kata ini sungguh menunjukknn betapa
cintanya gadis ini kepada sang hoa hoa kongcu,
membuat orang yang mendengar ikut merasa kasihan.
"Aaakh".! Sibocah perempuan ini sungguh mengenaskan. Seharusnya Ke Giok Lang mencegah
maksudnya ini" pikir Kwan Tiong Gak didalam hati.
Siapa sangka Ke Giok Lang tetap berdiri tak berkutik,
bahkan sepatah kata yang bernada menghiburpun tidak
kedengaran diutarakan keluar.
Ketika menengok kembali kearah Hoo Lian Hoa,
tampak air mukanya berubah pucat pasi bagaikan mayat,
keringat dingin mengucur keluar sangat deras. Jelas
hatinya pada saat ini penuh diliputi oleh perasaan takut
dan ngeri. Lama kelamaan Kwan Tiong Gak tak bisa menahan
sabar lagi tiba tiba tegurnya dengan suara berat, "Nona
Hoo, kau tak boleh masuk!"
Namun Hoo Lian Hoa tidak menggubris seolah olah
tidak mendengar teguran dari Kwan Tiong Gak. kakinya
melanjutkan perjalanan masuk kedalam ruangan.
"Kwan-heng!" tiba tiba terdengar Ke Giok Lang tertawa
dingin. "Agaknya kau sangat menguatirkan keselamatan
nona Hoo?" 739 "Sebetulnya aku orang she Kwan ada sedikit menaruh
rasa hormat dan kagun kepada kau Ke Kongcu, tetapi
sekarang?" Aku orang she Kwan boleh dihitung sudah
kenal dengan kau Ke Giok Lang."
"Eeei"., Kwan-heng merasa perbuatan siawte y&ng
mana telah melakukan kesalahan?"
"Kau seorang lelaki sejati tidak berani masuk kedalam
ruangan, sebaliknya malah menyuruh seorang nona
mewakili dirimu menempuh bahaya, apakah kau tidak
merasa malu?" "Siauwte tidak memakra dirinya, adalah dia yang rela
masuk kedalam ruangan dengan sendirinya. Seandainya
dalam ruangan tersebut benar benar ada mara bahaya,
siauwte terpaksa harus memenuhi harapannya."
"Hm! Ke Giok Lang, tidak perduli bagaimanakah
kehebatanmu dalam dunia persilatan, tetapi watak serta
tingkah lakumu terlalu hina, kau adalah seorang manusia
rendah!" Kontan air muka Ke Giok Lang berubah hebat.
"Kwan Tiong Gak, kau berani menghina aku orang she
Ke?" Hati-hati aku bisa memaksa kau taK dapat
tancapkan kaki lagi dalam Bu-lim."
"Haaa". haaa". haaa". Ke Giok Lang." Kwan Tiong
Gak mendongak tertawa terbahak-bahak. "Sekalipun aku
orang she Kwan pernah berbuat salah, tetapi kalau di
bandingkan dengan kau Ke Giok Lang percaya watakku
jauh masih lebih baik, aku tidak dapat membayangkan
perbuatan apa yang bisa memaksa aku tak dapat
tancapkan kaki lagi didalam dunia persilatan."
"Aku bisa menculik istri dan putrimu kemudian
membawa mereka berkelana dalam dunia persilatan,
740 ingin kulihat masih punya mukakah kau berkelana dalam
Bu-lim." Jurus serangan ini betul-betul luar biasa dan sama
sekali tak pernah disangka oleh Kwan Tiong Gak, ia jadi
tertegun. Melihat air muka Kwan Tiong Gak menujukan
perasaan gusar. Ke Giok Lang jadi sangat bangga, ia
tersenyum, "Kau pernah menjumpai bagaimana tingkah laku Hoa
Lian Hoa kepadaku, mungkin percaya bukan Kalau aku
orang she Ke benar benar bisa berbuat demikian?"
"Ke Giok Lang" seru Kwan Tiong Gak dingin.
"Sekalipun majikan lambang naga sakti suka melepaskan
kau pergi, aku orang she Kwan akan tetap menahan
dirimu disini". "Apakah kau takut ikat kepala menindih kepala dan
menghilangkan kewibawaan dari kau Ceng Piauw tauw?"
Sekalipun imam Kwan Tiong Gak lebih baikpun tak
akan tahan terhadap penghinaan ini, ia bermaksud
mengumbar hawa marah tersebut.
Tetapi setelah dilihatnya Hoa Lian Hoa sedang muncul
kembali dengan langkah cepat ia paksa menahan sabar
dan membungkam. "Apa yang telah kau lihat?" tanya Ke Giok Lang sambil
tersenyum. "Kecuali mayat mayat yang bergelimpangan, tak ada
benda lain lagi". "Sang majikan Lambang Naga Sakti?" seru Ke Giok
Lang tertegun. 741 "Aku sudah memeriksa seluruh ruangan, tak tampak
seorang manusia hiduppun."
Dengan alis berkerut Ke Giok Lang segera menyapu
sekejap wajah Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan.
"Eeaeei,". sebenarnya kalian berdua
mempersiapkan permainan setan apa?".
sedang "Kau sangat memalukan sebagai seorang lelaki sejati,
diri sendiri tak berani masuk, sebaliknya suruh nona Hoo
yang mengadakan pemeriksaan dalam ruangan itu"
Jengek Poei Ceng Yan dingin. " Usianya masih kecil,
tentu saja ia tak bisa menemukan sesuatu apapun."
"Kau jangan ngaco belo"- Bentak Hoo Lian Hoo cepat.
"Apakah untuk membedakan mana yang masih hidup
dan mana yang sudah matipun aku tidak sanggup?"
"Nona Hoo, sekali lagi aku hendak menerangkan
kepadamu. Aku kenal dengan ayah mu dan tidak ingin
menyinggung perasaanmu. Namun cepat atau lambat
antara kami perusahaan Hauw Wie Piauw kiok dengan
Ke Giok Lang bakal melangsungkan pertarungan sengit,
aku berharap kau jangan melibatkan diri dalam kancah
pergolakan tersebut."
"Mungkin kau memang sungguh-sungguh bermaksud
baik menasehati aku jangan banyak mencari kerepotan,
namun hati ini tidak mungkin, barang siapa yang berani
mencari gara gara dengan Ke Kongcu, aku tidak akan
berpeluk tangan menonton saja disamping."
"Hmmn, sungguh besar bualan nona." Dengus Kwan
Tiong Gak dingin. "Kau anggap kami tak bisa mewakili
ayahmu untuk memberi sedikit pelajaran kepadamu."
Tiba tiba terdengar langkah lebar Ke Giok Lang maju
kedepan sembari berjalan ujarnya.
742 "Kwan Cong Piauw tauw, Poei Hu Cong Piauw tauw!
apakah kalian bermaksud hendak bergebrak melawan
cayhe pada saat ini?"
"Setiap saat kami menanti petunjuk!"
Ke Giok Lang tertawa hambar.
" Kwan Cong Piauw-tauw, kalau majikan lambang
naga sakti masih berada disini seandainya kita sampai
bergebrak bukankah akan mengejutkan ketegangannya?" Kwan Tiong Gak yang mendengar perkataan itu
hatinya segera bergerak, pikirnya.
"Entah apa maksud Ke Giok Lang yang sebenarnya"
Sstiap kali ia sengaja membentangkan busur hingga
mencapai ketegangan kemudian meminjam berbagai
alasan menyudahi urusan tersebut sampai disitu.
Agaknya ia tidak bermaksud melakukan pertarungan
melawan kami." Karena menduga si majikan lambang naga lakti pun
kemungkinan masih berada didalam ruangan ia lantas
mengangguk. "Baiklah! Aku orang she Kwan pun ada maksud
kembali dulu ke ibu kota!"
"Dan sekarang sudah berubah niat hendak balik ke
kota Kay Hong" sambung si Hoa hoa Kongcu cepat
"Sedikitpun tidak salah, peta pengangon kambing
berada disaku aku orang she Kwan. seandainya Kau Ke
Giok Lang ada maksud merebutnya silahkan setiap saat
mendatangi kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw
dikota Kay Hong." Ke Giok Lang segera tertawa.
743 "Ucapan yang diutarakan Kwan Tiong Gak selamanya
berat laksana bukit karang setiap patah kata yang telah
kau utarakan semua orang Bu lim kebanyakan pada
percaya." "Terlalu memuji, cayhe berdua mohon diri terlebih
dahulu!" Setelah menyura ia berlalu.
Ke Giok Lang pun dengan cepat ulap-kan tangannya
si Dewa api Ban Cau serta Lam Thian San Sah segera
menyingkir ke kedua belah samping memberi jalan.
"Mari kita berangkat!" seru Kwan-Tiong Gak seraya
berpaling kearah Poei Ceng Yan.
Dengan langkah lebar ia berlalu melalui si Jago jago
Liok lam itu. Poei Ceng Yan membuntuti dari belakang setelah tiba


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditempat kuda mereka ditambat kedua orang itu
melepaskan tali les dari atas pohon, meloncat naik
keatas punggung kuda dan berlalu dari sana.
Dalam sekejap mata mereka telah melakukan
perjalanan sejauh enam, tujuh li. Perlahan lahan Kwan
Tiong Gak baru perlambat lari kudanya.
"Saudara Poei, apakah kau sudah menjumpai majikan
Lambang Naga Sakti"." tanyanya.
"Sudah. Namun aku hanya menjumpai bayangan
punggungnya belaka "Dunia persilatan digemparkan oleh lambang naga
sakti tersebut sejak dahulu kala, namun belum pernah
ada orang yang mengetahui bagaimana raut muka orang
tersebut Pakaian warna hitam, ikat kepala warna hitam
serta mantel hitam merupakan tanda dari dari majikan
744 lambang Naga Sakti. Tentu saja yang paling penting
adalah serangkaian ilmu silatnya yang sangat luar biasa,
selain itu rasanya tak ada yang tersangkut lebih penting
lagi." "Maksud Toako orang ini bukan dia. Si orang berbaju
hitam bukan majikan lambang Naga sakti yang dahulu "
seru Poei Ceng Yan tertegun.
"Benar atau bukan rasanya bukan suatu soal yang
penting. Yang paling penting adalah apa yang sedang ia
perbuat?" Ia ingin berbuat apa?"."
Ia merandek sejenak, kemudian tanya nya, "Kau
sudah berbicara dengan dirinya?"
"Benar aku bertanya tentang beberapa urusan
kepadanya, namun ia selalu tidak memberi jawaban".
"Apa yang kau tanyakan kepadanya?" semangat Kwan
Tiong Gak segera berkobar.
"Aku bertanya kepadanya, kepada ia membantu kita"
Antara kita tiada hubungan ia tidak saling kenal
mengenal. Apa sebabnya ia berbuat begitu" Aku lantas
bertanya pula apakah peta mustika pengangon Kanbing
dia yang hadiahkan kepada kita?"
"Apakah ia menunjukkan suatu gerak gerik".
"Tidak, ia hanya berdiri dengan tenangnya, tak pernah
menjawab pertanyaanku dan sama sekali tidak
menunjukkan suatu gerakan pun"."
"Apakah menerus" kalian berdiri saling mematung terus "Sedikitpon tidak salah, aku menanti beberapa saat
lamanya. Melihat ia tidak juga menjawab maka terpaksa
aku mohon diri dan mengundurkan diri dari ruangan itu.
745 "Ehm".!" Kwan Tiong Gak mengangguk, "Kali ini ia
sudah banyak membunuh orang, tujuannya hanya satu
yaitu ingin menegakkan kembali kewibawaan dari
lambang Naga sakti dalam dunia persilatan seperti tempo
dulu, puluhan jiwa yang berhasil meloloskan diri akan
bantu dia untuk menyebarkan berita ini kedunia
kangouw. Hanya yang jelas tindak tanduknya agak
berbeda dengan majikan lambang Naga Sakti tempo
dulu".," "Dimana letak perbedaan itu?" seru Poei Ceng Yan
agak tertegun. Kwan Tiong Gak alihkan sinar matanya memandang
sekejap pemandangan disekeliling tempat itu, kemudian
baru ujarnya lirih, "Majikan lambang Naga Sakti tempo
dulu baru turun tangan membunuh orang bila mana ada
orang lain melanggar kewibawaan lambang Naga
Saktinya, tetapi Majikan Lambang Naga Sakti yang
sekarang agaknya ada maksud menanam bibit
perkara"." Toako?" tukas Poei Hu Cong Tiauw tiauw dengan
cepat. "Menurut apa yang siauw te ketahui, majikan naga
sakti tempo dulu-pun populer dalam dunia persilatan
karena ia sering menanam bibit perkara."
"Sekalipun begitu bibit perkara yang mereka tanam
tidak sama." kembali Kwan Tiong Gak tersenyum.
"Siauwte tak berhasil menemukan perbedaan itu."
"Sangat gampang sekali, majikan lambang naga sakti
yang munculkan diri tempo dulu agaknya menanam bibit
perkara hingga seluruh perguruan sang pelanggar
lambang naga sakti itu. Majikan lambang naga sakti
menggunakan tindakan yang paling keji membunuh sang
pelanggar beserta seluruh anggota perguruannya demi
746 menjaga wibawa lambang naga saktinya. Tetapi majikan
lambang naga sakti yang kita jumpai ini hari hanya
terbatas memberi hukuman pada sang pelanggar belaka
tanpa mengikut sertakan anggota perguruannya. Lagi
pula cara turun tangan bukan di lakukan dalam tempat
yang berbeda tetapi dikumpulkan dalam satu ruangan
bersama-sama jago jago Bu lim lainnya sebagai saksi!"
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, diantara para
jago Bu lim yang berkumpul di situ memang tidak
mungkin semuanya telah melanggar lambang naga sakti
tersebut." "Oleh sebab itu orang itu kemungkinan besar adalah
ahli waris dari majikan Lambang naga sakti.
kemungkinan juga seseorang yang sama sekali tiada
hubungan dengan dirinya."
"Aaaaach! Aku rasa tidak mungkin kalau orang itu
sama sekali tiada hubungan dengan majikan lambang
naga sakti tempo dulu,"
Kembali Kwan Tiong Gak tertawa.
"Aku hanya menduga saja, benar atau salah tentu saja
aku sendiripun tak berani memastikan, namun yang
paling membuat siauw heng tidak paham adalah apa
sebabnya ia menaruh perhatian yang Khusus terhadap
perusahaan expedisi Hauw Wie Piauw kiok kita?".
"Tentang soal ini" Siauwte sendiri pun pernah
memikirkannya dengan teliti, namun belum berhasil juga
menemukan sebab-sebab nya."
Sementara itu mereka berdua telah tiba disebuah
persimpangan jalan, Kwan Tiong Gak segera
membelokan kudanya menuju ke jalan besar yang
menuju kekota Kay Hong. 747 Melihat hal itu Poei Ceng Yan tertegun. "Toako!"
tegurnya. "Kau benar benar hendak kembali kekota Kay
Hong".?" "Sedikit pun tidak salah, perubahan peristiwa benar
benar berada diluar dugaanku, sekarsng kita tak ada
waktu lagi untuk mergurusi persoalan pribadi tentang
pembubaran expedisi Hauw Wie Piauw kiok kita"."
Ia merendek sejenak, kemudian tambahnya, "Perjalan
kita menuju ke Utara kali ini sekalipun bakal menjumpai
perbagai bahaya serta hadangan, tetapi Nyioo Su Jan
yang menunggu dikota Kay Hong keadaannya semakin
kritis dan berbahaya lagi".
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, tetapi
persoalan dari kantor cabang perusahaan kita di pelbagai
daerah"." "Sewaktu aku hendak berangkat kemari" tukas Kwan
Tiong Gak, "Semua urusan telah kuserahkan kepada
siauwte yang ada dirumah. asalkan sampai batas
waktunya aku belum juga kembali mereka bisa bekerja
sesuai dengan pesan yang telah kupersiapkan
sebelumnya." Poei Ceng Yan termenung sejenak, lalu Katanya
kembali. "Toako, kau tetap tinggal dikota Kay Hong, apakah
ada maksud dengan seluruh perhatian dan tenaga
menghadapi diri Ke Giok lang?"
Kwan Tiong Gak menghembuskan napas panjang.
"Menurut dugaan siauw heng, agaknya dunia
persilatan sedang terjadi suatu perubahan besar, oleh
karena itu aku sudah mengambil keputusan hendak
mencari suatu waktu"."
748 "Mencari suatu waktu?"
"Tidak salah, aku hendak mencari suatu waktu dengan
tenang mempelajari isi dari peta mustika pengangon
kambing itu." "Aaakh".betul!" seru Poei Ceng Yan sambil menepuk
paha sendiri. "Toako tak boleh terlalu bersikeras dangan
peradatan." "Maka dari itu, kita harus mencari suatu tempat yang
sangat rahasia tinggal disitu beberapa lama"." kata
Kwan Tiong Gak sambil tertawa.
"Sedikitpun tidak salah." Bagaikan telah memahami
akan suatu Poei Ceng Yan menyetujui usul tersebut.
"Tempat itu harus sangat rahasia dan tidak diketahui
siapa pun juga." Beberapa waktu ini disekitar kota Kay Hong telah
dipenuhi oleh jago jago lihay dunia persilatan, untuk
mencari suatu tempat yang sunyi dan tersembunyi
rasanya bukan suatu pekerjaan yang gampang, tetapi
setelah adanya pembunuhan massal yang dilakukan
majikan lambang naga sakti, situasi akan jauh berubah,
kecuali Ke Giok Lang sekalian beberapa orang. Mungkin
sebagian besar jago jago Bu lim tak berani tinggal lebih
larut lagi disekitar kota Kay Hong."
"Ada suatu urusan siaute tidak mengerti yaitu
mengapa Ke Giok Lang sama sekali tidak memperoleh
pemberitahuan dari majikan lambang naga sakti".?"
"Aku sendiri pun sedang mengherankan persoalan ini"
Kwan Tiong Gik mandehem perlahan. "Walaupun aku
tidak berhasil menemukan apa alasannya, namun paling
sedikit aku bisa meyakinkan sesuatu, yaitu majikan
749 lambang naga sakti ada maksud menghindari dari Ke
Giok Lang." Kali ini Poei Ceng Yan benar benar di bikin terperanjat
seolah-olah dadanya dihantam keras oleh martil berat,
hampir-hampir saja ia meloncat, turun dari punggung
kudanya. "Maksud toako, apakah majikan lambang naga sakti
ada maksud menghindari terus setiap pertemuan dengan
orang she Ke itu." "Ehm".! Paling sedikit ia bersikap lain terhadap
dirinya Ke Giok Lang. Agaknya ia menaruh suatu sikap
bersabar dan mengalah."
Lama sekali Poei Ceng Yan termenung berpikir keras
ujarnya kemudian, "Berulang kali lambang naga sakti
muncul didalam kereta kawalan kita, agaknya, antara dia
dengan perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kitapun
terdapat bsrbagai alasan yang sangat ruwet dan kacau?"
" Benar, tentu ada suatu sebab sebab tertentu."
"Tapi, apa sebabnya?"
"Aku sedang berpikir keras. Aku percaya setelah
mengalami suatu analisa yang seksama dan diambil
kesimpulannya tidak sulit buat kita untuk menemukan
alasan tersebut"."
Ia merendek sejenak kemudian tambahnya, "Ada satu
persoalan lagi membuat orang merasa keheranan,
agaknya majikan lambang Naga sakti menaruh suatu
simpatik yang istimewa kepadamu, bahkan menaruh
kesabaran yang luar biasa."
"Siauw te sendiripun punya perasaan demikian" kata
Poei Ceng Yan satabil tertawa getir. "Tetapi aku tidak
mengerti apa sebabnya ia bersikap demikian kepadaku."
750 "Sewaktu tahun baru, kau mendapat hadiah peta
mustika pengangon kambing. Aku rasa benda itu ada
hubungannya dengan majikan lambang naga sakti."
"Eeeeehm". bagaimana bisa begitu".?"
"Kelihatannya ada kemungkinan besar sejak semula
majikan Lambang Naga Sakti sudah ada dikota Kay
Hong, secara diam diam ia melakukan pemeriksaan,
tentu saja tidak sulit untuk mengetahui keadaan
seterusnya. Namun hingga kini ia tidak melakukan suatu
tindakan . ." Poei Geng Yan mengangguk.
"Tetapi apa sebabnya pula ia amukan pembunuhan
masal yang ia lakukan ini hari."
"Peristiwa itu ada dua persoalan, kalau kita ngotot
katakan kedua urusan itu saling ada hubungan maka ini
bisa di terangkan majikan lambang naga sakti melihat ini
waktu, dikarenakan saat ini banyak jago Bu lim yang
berkumpul dikota Kay Hong"."
Ia termenung beberapa saat lamanya kemudian
menyambung lebih lanjut. "Maka dari itu, dalam waktu yang amat singkat ia bisa
membuat banyak orang telah melanggar pantangan
lambang naga sakti kemudian memerintahkan mereka
berkumpul dalam ruangan itu pada suatu saat tertentu."
"Sedikitpun tidak salah, penilaian toako sangat tepat,
siauw te merasa amat kagum."
Kwan Tiong tertawa, kembali ujarnya, "Kalau ditinjau
keadaan ini hari. agaknya majikan Lambang naga sakti
sama sekali belum terlibat dalam soal peta mustika
pengangon kambing, atau mungkin ia pernah memeriksa
751 peta itu dan merasa mustika tersebut sama sekali tidak
berguna baginya?" "Bukankah toako mengatakan bahwa peta mustika
pengangon kambing ini amat berharga sekali?"
"Dalam pandangan kita memang benar henda itu
sangat berharga, tapi berada dalam pandangan majikan
naga sakti belum tentu peta pengangon kambing itu


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan benda yang berharga."
"Toako!" tiba tiba Poei Ceng Yan berseru, setelah
menyapu sekejap keadaan empat penjuru. "Siauw te
mempunyai suatu pandangan entah benar atau tidak?"
"Pandangan apa?"
"Kita jangan buru-buru kembali ke kota Kay Hong,
tetapi berdiam dulu selama beberapa hari ditengah
perjalanan menuju ke kota Kay Hoag ini guna
menghindari diri dari segala pengintaian orang lain,
dengan demikian kita bisa bikin musuh mereka ada diluar
dugaan. Disamping itu Toakopun bisa dengan hati
tenang mengamati peta pengangon kambing itu lebih
seksama, seandainya peta pengangon kambing itu benar
benar ada bagian yang punya sangkut paut erat dengan
situasi Bu lim kita berusaha kembali mengikuti tanda
tanda yang ada dalam peta tersebut menemukan tempat
yang dimaksud, semisalnya peta ini sama sekali tiada hal
yang penting seperti yang kita pikirkan semula, agaknya
kitapun tak usah buang banyak pikiran dan tenaga untuk
melindungi peta tersebut."
"Ehmm".! Perkataanmu tidak salah."
Setelah mereka berdua saling berunding beberapa
saat, akhirnya mereka ambil keputusan hendak menyewa
752 sebuah ruangan dirumah petani untuk berdiam beberapa
waktu disana. Poei Ceng Yan karena takut jejak kuda nya ditemukan
orang, malam itu juga ia bekerja keras menghapus
semua jejak kuda yang tertinggal. Bahkan menyembunyikan pula kedua ekor kuda itu didalam
kamar dan turun tangan sendiri memberi makan pada
mereka. Diwaktu pagi hari mereka tidak keluar rumah, menanti
malam hari tidak dengan membawa senjata dan
menggembol senjata rahasia Poei Ceng Yan melakukan
perodaan disekeliling tempat itu.
Ia berusaha keras untuk tidak mengganggu
konsentrasi Kwan Tiong Gak yang telah pusatkan
seluruh perhatian menyelidiki rahasia dari peta
pengangon kambing itu. Kecuali menghantar makanan dan minuman. Poei
Ceng Yan selalu berusaha untuk menghindarkan diri dari
dalam ruangan yang ditempati Kwan Tiong Gak.
Tujuh hari dengan cepatnya telah berlalu, selama
tujuh hari ini bagaikan mabok saja Kwan Tiong Gak
tumpahkan semua perhatiannya diatas peta mustika
pengangon kambing itu. Poei Ceng Yan sendiri makin repot sekali, Ia harus
menjaga kedua ekor kuda itu harus memberi makan
pada Kwan Tiong Gak disamping berjaga jaga atas
pengintaian musuh. Dalam tujuh hari ini boleh dihitung termasuk waktu
yang paling mendebarkan hati dan paling meletihkan
selama ia terjun ke dalam dunia persilatan.
753 Menanti hari kedelapan siang hari telah tiba,
mendadak Kwan Tiong Gak membuka pintu dan
munculkan diri. Ketika itu Poei Ceng Yan sedang bersiap sedia
menghantar makanan siang ke dalam kamar, melihat
secara tiba-tiba Kwan Tiong Gak munculkan diri. ia jadi
keheranan. "Toako, apakah kau telah selesai memeriksa peta
mustika, pengangon kambing?"
sepassng mata Kwan Tiong Gak merah padam,
wajahnya kelihatan lesu keletihan. Ternyata selama tujuh
hari ini ia tak pernah beristirahat dengan baik apalagi
meneliti dan mempelajari peta mustika pengangon
kambing bukan suatu pekerjaan yang gampang bahkan
membutuhkan energi. Sekalipun begitu wajah Kwan Tiong Gak menunjukkan
perasaan girang, tampak ia tersenyum.
"Sudah selesai kulihat. Entah siapakah yang memiliki
kepandaian demikian lihay, ternyata bisa menyimpan
rahasia demikian besar ditengah kawanan kambing itu."
"apakah toako berhasil memahami rahasia itu?"
"Tidak dapat dikatakan semua rahasia sudah berhasil
kupahami namun aku telah berhasil menemukan suatu
pertanda." "Peta mustika pengangon kambing ini terdapat ilmu
silat dan harta karun. Sebenarnya apa yang telah
terjadi?" "Benar. Di balik rahasia itu memang menunjukkan ada
serangkaian ilmu silat yang lihay ada pula suatu harta
karun yang tak ternilai harganya. Namun diantara hal
754 tersebut dengan demikian mempengaruhi pula seluruh
persoalan." "Kunci penting apakah itn?"
"Lukisan ini mengutamakan kawanan kambing, tentu
saja ada hubungannya dengan sekelompok kambing."
"Aahk! Yang kau maksudkan mempengaruhi letak di
mana harta karun tersebut disimpan?"
"Yang paling indah dari soal ini adalah kedua duanya
kena dipengaruhi, baik ilmu silat maupun harta karun itu
saling sangkut menyangkut. Aaaai".! Pencipta dari
lukisan ini benar benar seorang manusia yang luar
biasa." "Siauw te". masih belum dapat memahami
maksudmu, apakah toako dapat menerangkan lebih jelas
lagi?" Kwan Tiong Gak segera mengangguk, katanya sambil
tertawa, "Aku telah membuang waktu beberapa malam
untuk memahami hal yang sebenarnya,tentu saja setelah
sekarang ku utarakan kau tak bisa memahami dengan
cepat"." Ia merendek sejenak, lalu sambungnya, "Diatas
lukisan mustika ini tertera beratus-ratus ekor kambing,
diluaran kelihatan sangat biasa dan tiada hal yang
mengherankan, namun jikalau kau perhatikan kambing
kambing itu lebih teliti lagi maka keadaannya akan jauh
berbeda. Guratan untuk melukis barisan kambing itu
sebenarnya merupakan suatu rangkaian ilmu silat, kalau
berlatih mengikuti lukisan tadi maka kau temukan setelah
jurus keenam dan tiba didepan tubuh sang bocah
pengangon, mendadak jurus ilmu selanjutnya terputus
ditengah jalan." 755 "Kemudian?" tanya Poei Ceng Yan dangan penuh
perhatian. "Agaknya gerakan ilmu silat itu setelah mengalami
suatu perputaran masih ada lanjutannya, mungkin masih
ada enam jurus lagi."
"Jadi maksudmu, diatas lembaran peta pengangon
kambing ini sebenarnya tersimpan dua belas jurus
belaka." "Bersamaan itu apakah toakopun berhasil menemukan
letak harta karun tersebut?"" Kwan Tiong Gak segera
menghela napas panjang, ujarnya.
"Menurut tanda yang ada dalam lukisan itu, agaknya ia
menerangkan suatu jalan yang menunjukan letak harta
karun tersebut, tetapi tanpa itu sewaktu tiba diatas tubuh
sang bocah pengangon mendadak putus"."
"Kemudian tidak ada lagi?"".
"Agak persoalan dibikin kacau dan membingungkan
setelah tiba dalam peputaran tubuh bocah pengangon
itu, rasanya dibalik ke semuanya ini masih ada suatu
perubahan yang susah di duga."
"Jadi kalau begitu, toako masih belum berhasil
menemukan rahasia tersebut".?"
"Aku merasa diriku berhasil memahami sebagian
besar dari rahasia tersebut, hanya pada kunci tadi masih
kurang begitu paham."
"Jadi maksud toako kecuali sejurus ilmu silat yang ada
dalam kunci tadi kedua belas jurus ilmu silat lainnya
berhasil kau pahami?"
756 "Diatas peta tapi hanya terdapat sebuah kisikan
belaka, dapatkah dilatih untuk menghadapi serangan
musuh, hal ini tergantung bagaimana hasilnya nanti."
"Lalu ilmu silat macam apakah itu?" ". Ataukah ilmu
golok?" "Agaknya ada telapak ada pedang" lalu sahut Kwan
Tiong Gak setelah termenung sebentar. "Namun
seandainya di gunakan dengan golokpun masih bisa
pula"." Ia menghembuskan napas panjang, lalu sambungnya
lebih jauh, "Inilah rahasia yang berhasil kupahami selama
beberapa hari ini menurut pendapat siauw heng, di
dalam peta tadi agaknya masih tersimpan suatu rahasia
yang amat besar, hanya saja tak bisa ditemui dengan
kepandaian yang siauw heng miliki saat ini."
"Sebuah peta pengangon kambing yang demikian
kecilnya ternyata terkandung rahasia serta liku liku
demikian banyak, sungguh membuat orang merasa tidak
menyangka!" Sambil bergendong tangan Kwan Tiong Gak
memandang ke angkasa, lama sekali ia termenung
berpikir keras. Lalu lambat-lambat ujar nya, "Agaknya kita
sudah tak dapat meloloskan diri lagi dari kancah
pergolakan masalah peta pengangon kambing ini!"
"Aaaai".!Kalau tahu barang kawalan kita ini bakal
mendatangkan kerepotan yang begini banyaknya, sejak
semula sudah kubiarkan orang lain membawa pergi peta
pengangon kambing itu."
Mendengar ucapan dari wakilnya ini, Kwan Tiong Gak
segera tertawa. 757 "Sekalipun membiarkan orang lain membawa pergi
peta pengangon kambing, belum tentu bisa membuat kita
melepaskan diri dari masalah tersebut"."
Ia mendehem perlahan, setelah mengatur pernapasan
segera serunya, "Ayoh berangkat! sembari melakukan
perjalanan, kita bicara lagi!"
Poei Ceng Yan menurut, dari dalam gubuk ia
menuntun keluar kuda tunggangan mereka, memasang
pelana kemudian sama sama
naik ke atas punggung kuda dan melarikan arah kota
Kay Hong. Selama perjalanan Kwan Tiong Gak mengendalikan
tali les kudanya agar kuda jempolan tersebut tidak berlari
terlalu cepat, dengan berjalan disisi Poei Ceng Yan
ujarnya, "Pada mulanya jago jago lihay dari kalangan
Hek To serta Pek to yang pada berkumpul dikota Kay
Hong hanya disebabkan peta pengangon kambing
belaka, kini ditambah munculnya si pemilik lambang naga
sakti membuat urusan berubah semakin ruwet lagi.
Semoga saja. pembunuhan yang dilancarkan majikan
pemilik lambang naga sakti dapat menundukkan kaum
iblis agar jago jago kalangan Hek to serta Pek to yang
sedang mengincar peta pengangon kambing dapat
membubarkan diri dengan sendirinya"."
"Toako, seandainya sang majikan pemilik lambang
naga sakti pun telah menaruh niat untuk mendapatkan
peta pengangon kambing apa yang harus kita lakukan?".
"Kalau sampai terjadi hal begini, terpaksa kita harus
hadiahkan peta tersebut dengan tangan terbuka".
"Benar!" sambil tertawa getir Poei Ceng Yan
mengangguk. "Semua partai serta perguruan yang ada
758 dikolong langit tak seorang manusiapun berani mencari
gara gara dengan majikan lambang naga sakti asalkan
peta mustika pengangon kambing benar benar terjatuh
ketangannya. boleh dibaca peta itu akan aman tentram
tak takut direbut orang lain lagi."
"Namun hingga detik ini, ada minat untuk mendapat
peta pengangon kambing itu."
"Mungkin sang majikan lambang naga sakti masih
belum tahu kalau ada selembar peta mustika macam
itu?". "Sudahlah urusan ini tak usah kita urus dahulu,
seandainya majikan lambang naga sakti benar benar
inginkan peta pengangon kambing ini tentu saja kita
harus segera turut perintah dan serahkan benda itu
kepadanya. menurut perkiraanku dikolong langit masa ini
masih belum ada manusia yang berani cari gara gara
dan bentrok dengan sang majikan lambang naga sakti,
oleh karena itu kita pun tak perlu membicarakan
persoalan ini lagi" "Toako, sekembalinya kekota Kay Hong Apa yang
hendak kau lakukan?"." tanya Poei Ceng Yan
kemudian. "Semisalnya aku berhasil memahami kunci penting
yang terkandung dalam peta itu, ingin kucari sebuah
tempat yang sunyi dan terlepas dari segala gangguan
untuk melatih ilmu silat yang tercantum disana,
semisalnya kunci rahasia itu tak berhasil kupahami. Kita
akan cari-cara lain yang lebih sempurna lagi.
"Baik. silahkan Toako pikirkan hal ini baik-baik lebih
dahulu". 759 Tidak banyak tanya lagi, ia segera jalankan kudanya
kearah depan. Jilid 23 Setibanya mereka berdua didepan kantor cabang


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perusahaan Hauw Wie Piauw kiok, tampaklah oleh
mereka mereka papan nama perusahaan yang semula
tergantung didepan pintu kini sudah diturunkan,
sepasang pintu besar tertutup rapat. Keadaan ini
menguatirkan kalau mereka tidak menerima degangan
lagi. Poei Ceng Yan segera meloncat turun dari kudanya,
sebelum ia sempat mengetuk pintu, pintu tadi sudah
terbuka lebih dahulu. Jelas, orang orang ada didalam kantor sudah
mengadakan persiapan-persiapan yang seksama.
Melihat ketelitian tersebut Kwan Tiong Gak segera
tertawa, pujinya. "Selama bekerja Su Jan memang paling teliti dan
paling seksama dalam mengatur segala penjagaan"."
Ia segera melangkah masuk kedalam.
Dua orang pengawal kantor yang tegap dan gagah
dengan langkah lebar segera maju menyambut dan
menerima tali les kedua ekor kuda tersebut.
Diikuti Nyioo Su Jan dengan langkah terburu-buru
munculkan diri didepan pintu seraya menjura sapanya.
"Cong Piauw tauw"."
"Kita berbicara dalam rumah saja," tukas Kwan Tiong
Gak cepat seraya ulapkan tangannya.
760 Tidak menanti jawaban lagi ia segera melangkah
masuk lebih dahulu. Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan segera mengikuti
dari belakang. Setelah ambil tempat duduk dikursi maka Kwan Tiong
Gak baru buka suara bertanya.
"Su Jan, selama beberapa hari ini apa kah dalam
kantor cabang terjadi suatu peristiwa?"
"Orang she Jan dari istana Jendral pernah datang
kemari dua kali". ,"
"Aaaakh! mau apa ia datang kemari?"
"Pertama, ingin Menanyakan kabar berita tentang
Cong piauw tauw, dan kedua melihat keadaan dari kantor
cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kita."
"Jen pek to sudah memperlihatkan kedudukannya,
mungkin para jago Bu lim yang ada dikota Kay hong
sudah tahu semua bahwasanya dia adalah pengawal
pribadi dari Tok Say Thayjien, ia sering datang kekantor
cabang kita, sama arti sedang membuat papan nama
agar semua orang tahu kalau antara kita dengan istana
Jendral mempunyai hubungan yang sangat erat."
"Hamba pun pernah berkata demikian kepadanya, aku
nasehati agar dia kurangi sedikit kunjungannya kemari."
"Ehmmm! lalu apa yang ia katakan?"
"Ia segera menyanggupi permintaanku ini, ia beritahu
kepadaku akan berusaha mengurangi kunjungannya
kemari. Sesaat meninggalkan tempat ini ia beritahu pula
kepada hamba, semisalnya dikantor cabang kita terjadi
sesuatu dan membutuhkan bantuannya, ia minta kita
kirim orang untuk beritahu kepadanya"."
761 "Ehmmm".! Mana Giok Liong serta Hoa Lek?"
"Liem piauw su sedang diundang makan Oleh
seseorang, sedang Giok Liong, Ih Cun serta Toa Hauw
sedang beristirahat dibelakang. Hamba pikir disiang hari
bolong dan terang tanah begini sekalipun orang Bu lim
punya nyali besar untuk melakukan segala tindakan
namun tak akan berani membuat keonaran ditengah
Kota besar apalagi mendatangi perusahaan kita. Oleh
karena itu hamba minta agar mereka beristirahat di pagi
hari dan meronda di malam hari"."
"Bagus sekali, bagus sekali"." Kwan Tiong Gak
mengangguk. Ia mendehem sebentar, lalu terusnya
"Dalam menghadapi segala persoalan kau selalu
bekerja hati-hati. Seandainya aku benar benar telah
meninggalkan kota Kay Hong, seharusnya dalam kantor
cabang perusahaan kita tak bakal terjadi sesuatu
peristiwa lagi. Kau mengadakan persiapan demikian
ketat tentunya ada sebab sebab tertentu bukan?"
"Dugaan Cong Piauw-tauw sedikitpun tidak salah, dua
hari berselang hamba menemukan ada orang yang
melakukan pengintaian terhadap perusahaan kita, oleh
karena itu hamba terpaksa harus melakukan penjagaan
untuk menghadapi segala kemungkinan."
"Apakah ada jago Bu lim yang berkunjung kemari?"
"Tidak ada, justru karena persoalan ini hamba merasa
terheran heran." "Aaaai".! situasi disekitar kota Kay Hong beberapa
waktu ini sangat ruwet dan kacau, kau harus sedikit
berhati hati, bagaimanapun juga"."
762 Ia termenung sejenak antuk memikirkan suatu, lalu
tambahnya. "Toa Lek diundang makan oleh siapa?"
"Katanva seorang hartawan tersohor dikota Kay Hong,
perusahaan kita pernah mengadakan beberapa kali
hubungan dengan mereka, karena kali ini sedang
mengadakan suatu perayaan maka ia undang Liem
Piauw tauw untuk menghadirinya."
"Perayaan apa?"
"Keadaan yang lebih jelas hamba kurang tahu,
agaknya sedang mengadakan perayaan pernikahan,
mungkin Toa Lek heng sebentar lagi sudah kembali,
nanti Cong Piauw tauw bisa bertanya kepadanya lebih
cermat lagi." "Ehmm".!" Kwan Tiong Gak mengangguk, ia lantas
mengalihkan bahan pembicaraan ke soal lain,
sambungnya, "Kembalinya aku serta Hu Cong Piauw
tauw kekota Kay Hong, mungkin akan memancing
datangnya penguntitan dari pihak lawan, selama
melakukan penjagaan kalian harus lebih berhati hati."
"Hamba telah memperbaiki halaman sekitar bangunan
rumah, telah menurunknn papan nama dan sementara
tidak menerima pengawalan barang lagi. Tetapi diantara
kedua puluh orang pembantu aku hanya menahan
sepuluh orang saja sedang sisanya aku suruh mereka
untuk sementara tinggal dirumah."
"Kenapa?" "Yang masih tinggal disini sebagian besar masih
bujangan"." "Su jan, tindakanmu ini sangat bagus sekali" tukas
Kwan Tiong Gak sambil memuji tiada hentinya. "Bagi
763 kaum bujangan sekali pun terluka atau mati mereka
masih tak usah memikirkan istri serta putra putrinya,"
"Lalu sekarang disini masih tersisa berapa orang" "
sela Poei Ceng Yan dari samping.
"Termasuk koki serta kacung kuda semua berjumlah
lima belas orang. Kacung kuda serta koki masing masing
ada tugasnya sendiri sendiri, jadi yang dapat diperintah
hanya sebelas orang saja."
"Asal diatur sedemikian rupa aku pikir jumlah itu sudah
lebih dari cukup"." kata Kwan Tiong Gak mengangguk.
"Yang datang akan membawa maksud jelek, yang
bermaksud mulia tak akan datang. Kita tak boleh
gunakan mereka untuk menghadapi serangan musuh,
asalkan mereka datang segera mengirim tanda bahaya
itu sudah cukup." Sementara mereka sedang bercakap cakap Liem Toa
Lek telah kembali kedalam kantor cabang.
Baliknya Poei Ceng Yan serta Kwan Tiong Gak
ditengah jalan agaknya merupakan suatu peristiwa yang
berada diluar dugaannya, setelah tertegun sesaat ia baru
maju memberi hormat. Kwan Tiong Gak segera ulapkan tangannya.
"Toa Lek, tak usah banyak adat, mari duduk dan kami
hendak mengadakan pembicaraan dengan dirimu."
Setelah Liem Toa Lek duduk, seorang pembantu
muda menghidangkan air teh, Liem Toa Lek meneguk
setegukan air teh panas lalu berkata, "Cong Piauw tauw.
kalian sudah pergi kenapa buru-buru balik lagi?"
Kwan Tiong Gak tidak ingin menceritakan kisah
secara bagaimana majikan lambang naga sakti memaksa
puluhan orang yang Bu-lim melakukan bunuh diri, sambil
764 tersenyum ia berkata, "Ke Giok Lang memainkan cegat
cegatan serta hadangan hadangan disepanjang jalan,
aku serta saudara Poei berjumpa muka lagi ditengah
jalan. Setelah menimbang untung ruginya persoalan,
kami rasa tetap berada dikota Kay Hong jauh lebih baik
Karena tidak ingin banyak buang waktu maka kami
putuskan untuk sementara waktu batalkan niat kami
menuju ke Utara." "Cong Piauw tauw suka kembali kemari Untuk
memegang pucuk pimpinan, hal ini jauh lebih baik lagi ".
" "Eeeei ".! Toa Lek" tukas Kwan Tiong Gak tiba tiba.
"Kau sangat kenal dan hapal dengan daerah sekitar kota
Kay Hong, apakah beberapa hari ini kau menemukan
sesuatu yang tidak beres?""
"Menurut pengamatan hamba, memang ada suatu
peristiwa yang kelihatannya sangat aneh."
"Peristiwa apakah itu?""
"Dua hari berselang di sekitar kota Kay Hong agaknya
berkumpul banyak sekali jago jago Bu lim yang sering
berlalu lalang dijalan raya, tetapi selama beberapa hari
ini entah apa sebabnya para jago Bu tim yang pernah
kelihatan sangat banyak itu secara tiba tiba lenyap tak
berbekas, tidak kelihatan seorang jsgopun yang berlalu
lalang lagi, saking tenangnya menimbulkan perasaan
tercengang di-hati."
"Orang orang yang datang kemari kebanyakan tentu
disebabkan peta pengangon kambing" ujar Nyioo Su Jan
memberikan pendapat nya. "Setelah mengetahui Cong
Piauw tauw tak ada disini, mungkin mereka sudah berlalu
untuk mengejar diri Cong Piauw tauw ke Utara."
765 Kwan Tiong Gak tersenyum. "Sebelum terjadi suatu
badai taupan yang dahsyat, kadang kala memang bisa
muncul suatu suasana tenang, anteng yang mengherankan" Ia merandek sejenak kemudian tambahnya, "Toa Lek,
dalam kantor cabang kita apakah ada sebuah ruangan
yang sunyi dan terlepas dari segala gangguan?"
"Dibelakang halaman ada sebuah kamar, seandainya
Cong Piauw tauw membutuhkan Kamar itu aku segera
perintahkan orang untuk membersihkannya."
"Baik!" Kwan Tiong Gak mengangguk. Dalam ruangan
itu boleh dibersihkan, tetapi diluaran tak usah diubah
keadaannya. Aku hendak berdiam disana, lebih baik lagi,
kalau jangan sampai diketahui orang luar."
"Tempat itu, letaknya berdampingan dekan sebatang
pohon besar, ruangan itu sudah lama tidak digunakan
sehingga tembok dindingnya penuh dengan lumut hijau.
Dipandang sepintas lalu seolah olah sebuah ruangan
kosong sekalipun tak usah ditambahi lagi dengan bahan
lamuran rasanya sudah cukup membuat orang lain
merasa tak terduga."
"Kalau begitu bagus sekali, suruh mereka segera
bersihkan ruangan itu. Taruh saja selimut serta benda
benda keperluan yang sederhana sedapat mungkin
jangan mengganggu ketenanganku."
"Bagaimana dengan air minum serta makanan Cong
Piauw tauw" Apakah diantar menurut waktu."
"Ini sih tidak perlu, taruh saja makanan dan minuman
itu disuatu tempat tertentu, aku bisa menurut waktuku
sendiri keluar mengambilnya."
766 Liem Toa Lek termenung sejenak, lalu tanyanya
kembali, "Cong Piauw tauw, apakah kau perlu seorang
yang setiap saat bisa diperintah?"
"Tidak perlu, kalian berlagaklah seperti biasa dan
anggap ruangan itu adalah sebuah ruangan kosong tak
usah mengirim orang menjaga disana lagi."
"Seandainya ada orang datang hendak mengunjungi
Cong Piauw tauw?"." tanya Nyioo Su Jan tiba.
"Lebih baik kalian wakili aku menjumpai mereka,
seandainya terpaksa aku harus menemui orang itu, tiada
halangan kalian boleh berjanji untuk bertemu muka lagi
dua hari kemudian. Lalu tulisan secarik kertas yang
menerangkan maksud kunjungannya dan diletakkan
disisi makananku." Mendengar sampai disitu Liem Toa Lek segera
bangun berdiri dan mobon diri.
"Hamba telah mengingatnya semua"."
Ia segera berlalu keluar ruangan. Memandang Liem
Toa Lek yang melangkah keluar, Nyioo Su Jan menegur.
"Liem-heng apakah kau hendak turun tangan sendiri?"
"Benar, aku hendak memeriksa dulu keadaan disana."
Sementara ia menjawab, badannya sudah melangkah
keluar dari pintu. Sepeninggalnya orang she Liem itu, Poei Ceng Yan
lantas berbisik lirih. "Toako, kau minta sebuah kamar rahasia apakah ingin
mempelajari ilmu silat yang tertera didalam peta
pengangon kambing itu"
767 "Hmm".! aku ingin memecahkan dulu persoalan yang
membingungkan diriku," Kwan Tiong Gak sambil


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersenyum mengangguk. Kurang lebih seperminum teh kemudian Liem Toa Lek
muncul kembali didalam ruangan, lapornya, "Kamar telah
dibersihkan, apakah Cong Piauw tauw hendak pergi
memeriksa lebih dahulu?"
"Tidak usah. sebentar lagi aku akan pindah kedalam "
"Toa Lek!" Poei Ceng Yan pun segera berseru. "Kau
suruh koki menyediakan meja perjamuan dengan cepat,
kita hendak menjamu Cong Piauw tauw lebih dahulu
sebelum dia masuk kedalam ruangan. perintahkan, pula
kepada seluruh anak buah yang ada dalam Kantor,
berusaha keras jangan bocorkan rahasia kembalinya
kami berdua." "Hamba paham!" Liem Toa Lek segera menjura.
Pekerjaan yang dilakukan sang koki sungguh cepat
sekali, tidak selang beberapa saat arak dan sayur telah
dihidangkan. Beberapa orang itu segera masuk kemeja perjamuan
untuk mulai barsantap, arak baru diteguk tiga cawan tiba
tiba muncul seseorang penjaga pintu masuk kedalam
dengan langkah tergesa gesa.
"Ada orang ingin menjumpai Cong Piauw tauw!"
lapornya setelah menjura.
"Siapa?" tanya Kwan Tiong Gak, ia agak melengak.
Penjaga pintu tadi sejera mengangsurkan sebuah
kartu nama berwarna merah kedepan.
"Disini ada kartu nama, silahkan Cong Piauw tauw
memeriksa sendiri." 768 Kwan Tiong Gak segera memeriksa kartu nama itu
dan dibacanya tulisan yang tertera diatas kartu,
"Dipersembahkan kepada Kwan Cong Piauw tauw."
Dengan alis berkerut Kwan Tiong Gak merobek
sampul itu dan diambilnya selembar kertas yang
bertuliskan, "Thay Heng Tou Shu menghunjuk hormat."!
Melihat saudaranya kerutkan dahi. Poei Ceng Yan
lantas menegur setelah mendehem perlahan.
"Toako, kartu nama siapa?".
"Si kakek bongkok dari Thay Heng San!" seru Poei
Ceng Yan agak tertegun. "Si Iblis tua ini sudah ada dua puluh tahun lamanya
tidak pernah muncul didalam dunia persilatan, katanya ia
sudah menemui ajalnya banyak tahun berselang, mana
mungkin bisa muncul kembali dikota Kay Hong"."
"Yang paling aneh lagi, ia tidak saling kenal dengan
diriku, aku rasa maksud kedatangannya kali ini bukan
sembarangan." "Cong Piauw tauw kalau kau tidak ingin menemui
dirinya sekarang masih bisa menyingkir, atau biar siauw
te yang keluar menimpal dirinya" setelah menanyakan
maksud kedatanganya barulah Toako ambil keputusan.?"
Kwan Cong Gak termenung sesaat, tiba tiba tanyanya
kepada sang penjaga pintu.
"Mereka datang betapa orang?"
"Hanya seorang diri,,!"
"Baik! undang dia masuk kedalam, kata kan saja aku
sedang menanti kedatangannya dalam ruangan tengah."
Si penjaga pintu itu mengiakan dan segera berlalu.
769 Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya kearah
Nyioo Su Jan serta Liem Toa Lek, perintahnya lebih jauh.
"Untuk sementara kalian menyingkirlah lebih dahulu!"
Sekalian ia lepaskan golok emas yang tersoreng
dipingggang untuk diserahkan ketangan Nyioo Su Jan.
Liem Toa Lek serta Nyiao Su Jan mengiakan dan
segera mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Poei Ceng Yan pun ikut bangan berdiri. ujarnya,
"Siauw-te"."
"Kau duduklah, kita sama menjumpai dirinya." tukas
Kwan Tiong Gak cepat. Beberapa saat kemudian si penjaga pintu tadi telah
muncul kembali dengan membawa seorang kakek
bongkok berambut putih, berjenggot panjang melewati
dada dan membawa sebuah tongkat warna hitam.
Kwan Tiong Gak segera menyambut kedatangannya
didepan pintu, seraya menjura ujarnya, "Sudah lama
kudengar nama besar Tuo Shu, beruntung ini hari kita
bisa saling berjumpa".
"Hna". haa". ha".terlalu memuji, terlalu memuji"
sahut Thay Heng Tuo Shu seraya silangkan telapak
didepan dada. "Namun besar Kwan Cong Piauw tauw
sudah menggemparkan seluruh kolong langit, jago jago
dari kalangan Hek to maupun Pek to sama-sama
menaruh hormat kepadaku, Loohu yang sudah lama
mengasingkan diri tentu tak bisa menandingi dirimu"."
Kwan Tiong Gak tersenyum. "Sayur dan arak baru
saja dihidangkan bilamana Heng thay tidak menampik
kami dua bersaudara mengundang untuk mencicipi
secawan dua cawan arak bagaimana?"
770 "Kedatangan loohu kemari sudah mengganggu
ketenangan kalian, kalau dikatakan sungguh menyesal
sekali." "Bisa duduk semeja dengan Heng thay hal ini
merupakan keberuntungan, perusahaan Hauw Wie
Piauw Kiok kami, dan merupakan rejeki dari aku orang
she Kwan berdua, silahkan Heng thay ambil tempat
duduk!" Thay Heng Tuo Shu tidak menampik , dengan langkah
lebar ia segera ambil tempat duduk.
Seorang pengawal buru buru
menyediakan cawan serta sumpit.
maju kedepn Thay Heng Tuo Shu sambar poci arak memenuhi
cawan sendiri dan menghabiskan tiga cawan lebih
dahulu, kemudian sambil tersenyum barulah ujarnya.
"Kedatangan loohu kemari adalah sengaja hendak
menyambangi diri Kwan Cong piauw tauw."
"Aku orang she Kwan adalah seorang pelajar yang
belum tamat belajar, tidak berani terima penghormatan
sebesar ini, kedatangan Loocianpwee kegubuk kami
tentu ada satu petunjuk bukan?"
Agaknya Thay Heng Tuo Shu sedang lapar, ia
bersantap dahulu beberapa suap kemudian baru berkata,
"Seandainya lohu mengatakan kedatanganku hanya
bermaksud menyambang, tentu Kwan Cong Piauw tauw
tidak mau percaya." Ia menongak tertawa terbahak bahak, sambungnya
lebih jauh, "Kwan Cong Piauw tauw adalah seorang jago
yang mempunyai nama besar dalam dunia persilatan,
loohu pun tidak ingin bicara berputar lidah, kedatanganku
771 kali ini memang ingin minta petunjuk akan satu
persoalan." "Silahkan loocianpwee utarakan, asalkan aku orang
she Kwan dapat lakukan tentu akan kulaksanakan!"
Perlahan-lahan Thay Heng Tuo Shu mengeluarkan
sumpitnya keatas meja, lalu sambil tertawa ujarnya.
"Aku dengar orang bekerja bahwa ada sebuah lukisan
pengangon kambing telah terjatuh ketangan Kwan Cong
Piauw tauw,entah benarkah berita ini".?"
"Ooogw".! Kiranya kedatangan saudara adalah
dikarenakan peta pengangon kambing itu, kalau urusan
ini tak perlu di anehkan lagi."
Kembali Thay Heng Shu tertawa. "Kedatangan loohu
tidak lebih hanya ingin membuktikan apakah berita ini
adalah sungguh sungguh ataukah hanya isapan jempol
belaka." "Sedikitpun tidak salah, memang seratus persen
kenyataan, dikolong langit memang hanya ada selembar
peta pengangon kambing dan peta tersebut benar benar
berada ditangan ku orang she Kwan."
"Sungguh jelas jawabmu ini," ujar Thay Heng Tuo Shu
sambil tertawa hambar. "Hanya saja nada ucapan terlalu
ketus, keras dan membawa nada emosi"."
"Ehmn".! Apa yang ingin kau ketahui telah cayhe
jawab dengan jelas dan lantang. Sekarang seharusnya
kaupun utarakan maksud kedatanganmu bukan?"
"Kwan Cong Piauw tauw!" tiba tiba Thay Heng Tuo
Shu berseru dengan wajah berubah hebat. "Kalau
kedatangan aku si bongkok tua adalah bermaksud
merampas peta pengangon kambing itu, agaknya aku
tidak perlu minum dan bersantap makanan dari
772 perusahaan kalian. Aku si bongkok tua percaya masih
mampu untuk membayar semeja perjamuan dan tak
usah repot repot datang kemari"
Kwan Tiong Gak yang mendengar ucapan itu hatinya
sedikit bergerak, buru buru ia merangkap tangannya
menyura, "Ucapan cayhe terlalu kasar mungkin telah
menyinggung perasaan anda, harap kau suka
memaafkan!" "Haa". haaa". haaa. , ". Loo te, maaf kalau loohu
berlagak dan memanggil dirimu dengan sebutan sebuah
Loo te. usiaku lebih tua banyak tahun dari mu, namun
kau tak akan salahkan diriku bukan!"
"Mana, mana". Locianpwee suka memandang tinggi
diriku, membuat cayhe merasa amat bangga!"
Thay Hang Tuo Siu mendehem ringan perlahan lahan
ujarnya. "Kedatangan Loohu adalah disebabkan peta
pengangon kambing itu lebih baik kita membicarakan
soal peta pengangon kambing saja"
"Silahkan memberi petunjuk!"
"Sudah kau periksa peta pengangon kambing itu?"
"Sudah!" Kwan Tiong Gik menganggut
"sudah kau pahami isinya.?"
"Baru kupahami seperempat, seperlima belaka."
Padahal ia sudah memahami enam, tujuh bagian.
Namun sengaja ia pura pura berlagak bodoh.
"Sudah hebat, sudah lebih dari hebat," puji Thay Heng
Tuo Shu. "Namun kau harus tahu, hanya satu atau dua
773 bagian saja tidak berhasil dipahami maka tak akan
berhasil mengetahui keseluruhannya.
"Agaknya saudara mengetahui sangat
mengenai peta pengangon kambing itu?"
banyak Mendengar ucapan itu si kakek bongkok dari gunung
Thay Heng San ini sagera tersenyum.
"Terus terang saja kuterangkan, peta pengangon
kambing tersebar selama ini berada ditangan loohu.
namun tahun berselang tiba-tiba dicuri orang dan lenyap
tak berbekas, loohu pernah melakukan pengejaran
secara beberapa waktu tetapi peta pengangon kambing
tadi lenyap bagaikan mega diangkasa, dikit pun tidak
kutemui titik terang. Barulah beberapa waktu ini tiba tiba
kudengar peta pengangon kambing muncul kembali
didalam dunia persilatan, sepanjang jalan loohu ikuti
terus dan akhirnya kutemui kalau peta pengangon
kambing telah berada ditengah Loo te"
"Eeer! Kau jangan salah paham" tukas Thay Heng Toa
Shu dengan cepat"." Aku tidak bilang kalau peta
pengangon kambing itu milikku, aku hanya menyimpannya selama banyak tahun."
"siauw te tidak berhasil memahami apa yang sedang
dimaksudkan Heng thay dalam ucapanmu barusan" seru
Kwan Tiong Gak kebingungan.
"Sangat gampang sekali, kedatanganku kali ini sama
sekali tiada bermaksud untuk minta kembali peta
pengangon kambing itu"
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak seketika
dibikin tertegun. " Loocianpwee kau jangan bergurau"." serunya cepat
sambil tertawa. 774 "Loohu sekali lagi ingin terangkan, kedatanganku ini
hari sama sekali tiada maksud untuk mendapatkan
kembali peta pengangon kambing itu, namun aku hanya
berharap bisa mengetahui siapakah yang telah mencuri
benda tersebut dari tanganku. Loohu mengerti dengan
kedudukan Kwan Cong Piauw tauw saat ini tidak
mungkin bisa melakukan perbuatan mencuri yang sangat
rendah itu." Kwan Tiong Gak termenung beberapa saat lamanya,
setelah hening sesaat ia bertanya kembali, "Apakah
Heng thay sudah menemukan titik titik terang tentang
persoalan ini?" "Sama sekali tidak ada, maka dari itu Loo hu baru
datang merepotkan diri loo te untuk suka memberi
penjelasan tentang persoalan ini."
"Baik!" kata Kwan Tiong Gak setelah termenung
sejenak. "Cayhe hendak menerangkan kalau peta
pengangon kambing ini aku dapatkan dari seorang
pembesar yang telah mengundurkan diri dari
jabatannya." "Sepanjang hidup loohu jarang sekali mengadakan
hubungan dengan orang orang dari kalangan
pemerintahan, dalam sarangku digunung Thay Heng San
pun jarang sekali dikunjungi kaum pembesar. Tidak
mungkin kalau peta pengangon kambing itu dicuri oleh
mereka"." Ia merandek sejenak untuk tukar napas, lalu
sambungnya lebih jauh, "Namun loohu sangat berharap


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Entah
dapatkah Kwan loo te memberi penjelasan .?"
Selama ini Kwan Tiong Gak yang diam diam
mengamati gerak gerik Thay Peng Tuo Shu, melihat ia
775 bersikap tenang dan mengetahui pula pada dua puluh
tahun berselang ia merupakan manusia yang paling
susah dihadapi dalam dunia kangouw, segera
menuturkan seluruh kejadian itu dengan jelas.
Selesai mendengarkan kisah tersebut, Thay Heng Tuo
Shu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian ia berkata, "Peta pengangon kambing itu tidak
mungkin kalau dicuri oleh Liuw Thay Jien tetapi loohu
sangat berharap bila menemukan sedikit titik terang dari
mulutnya, entah dapatkah loote memberi bantuan?"?"
"Tentang soal ini, cahye tidak berani menyanggupi"
kata Kwan Tiong Gak sambil tertawa."Namun aku bisa
menggoda dengan sekuat tenaga. Aku rasa sampai kini
dalam hati kecil loocianwee tentu sudah mencurigai
seseorang bukan?" "Tentu saja dalam hati kecil loohu telah mencurigai
seseorang, tetapi aku tidak berhasil mendapatkan bukti
yang kuat"." Ia mendehem beberapa kali, lalu terusnya "Ketika
loohu sedang berangkat kekota Kay Hong, ditengah jalan
aku dengar berita katanya banyak jago lihay dari
kalangan Bu lim telah berkumpul disini, aku berpikir
berkumpulnya mereka mereka itu tentu ada hubungannya dengan peta pengangon kambing."
"Aaaai . ". .! kamipun tidak menyangka barang yang
kami kawal kali ini harus menjumpai banyak kerepotan
hingga saat ini kami belum berhasil melepaskan diri dari
belenggu." "Orang kuno berkata, siapa yang menyimpan mustika
ia akan menanggung akibat nya, ucapan ini ternyata
sedikitpun tidak salah."
776 Mendadak ia bangun dan mohon
seharusnya mohon diri lebih dahulu!"
diri. "Loohu Selesai berkata ia segera melangkah keluar.
"Loocianwee, habiskan dulu santapan ini
berangkat." buru buru Kwan Tiong Gak berseru.
baru Tiba tiba Thay Heng Tuo hu berhenti dan berpaling
ujarnya sambil tertawa, "Arak serta sayur sih tidak perlu
Loohu hanya ingin bertanya akan satu persoalan entah
maukah kau memberi jawaban?"
"Silahkan mengutarakan persoalan tersebut."
"Kwan Cong Piauw taaw, apakah kau hendak mencari
harta karun tersebut sesuai dengan keterangan dalam
peta itu" " Mendengar pertanyaan itu Kwan Tiong Gak lantas
berpikir dalam hatinya. "Nah" Akhirnya sampai juga kepokok persolan ,".!"
Sekalipun dalam hati berpikir demikian luaran ia
menyahut, "Oooow cayhe Sampai sekarang masih belum
ambil keputussn." Thay Heng Tuo Sha tertawa. "Loohu berdiam dirumah
penginapan Ban Long, baik baiklah loote berpikir keras
apakah membutuhkan loohu membantu dirimu atau tidak.
Loohu akan menanti tiga hari. Selewatnya tiga hari loohu
akan meninggalkan tempat ini"."
"Baik! apakah cayhe membutuhkan bantuan, dalam
tiga hari ini pasti bisa datang berkunjung kerumah
penginapan Ban Long."
"Loohu hanya akan menunggu tiga hari, sekaliku
dalam tiga hari ini Kwan Loote tidak datang, loohu pun
tak akan menunggu lagi."
777 "Baik! kita tentukan dengan sepatah kata ucapan ini.
Kalau cayhe menjumpai persoalan yang tidak dipahami,
dalam tiga hari ini aku pasti akan minta petunjukmu
dirumah penginapan Ban Long."
"Kwan Cong Piauw tauw, kau tak usah terlalu
memaksa," ujar Thay Heng Tuo Shu sambil tertawa.
"Waktu selama tiga hari tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek, baik baiklah berpikir, Ssmisalnya
membutuhkan bantuan Loohu, rasanya pergi mencari
diriku pun bulum terlambat."
Tidak menunggu jawaban dari Kwan Tiong Gak lagi ia
segera putar badan dan berlalu.
Gerak geriknya dipandang sepintas lalu-seperti
langkah biasa, tatapi dalam kenyataan cepatnya luar
biasa, sebentara Kwan Tiong Gak masih termenung
Thay Heng Tuo shu telah berlalu dari ruangan.
Menanti bayangan punggung dari Thay Heng Tuo Shu
telah lenyap dari pandangan Poei Ceng Yan baru
mendehem ringan. "Tidak memikirkan jarak yang jauh ia datang
berkunjung kemari, aku pikir urusan tidak akan
segampang ini." "Benar!" Kwaa Tiong Gak mengangguk. "Ia berkata
dalam tiga hari kalau ada urusan, minta aku
menyambangi dirinya, ia ucapkan perkataan tersebut
dengan demikian yakin seolah olah dalam tiga hari ini
aku pasti bisa mengundang kehadirannya."
"Aku pikir bolak balik tujuan kedatangannya kemari
hanya satu, dan tak mungkin bisa meleset lagi!"
Kembali Kwan Tiong Gak mengangguk. "Mungkin
sejak semula ia sudah tahu kalau dalam tiga hari ini pasti
778 akan terjadi suatu perobahan besar. Maka ia tetapkan
batas waktu selama tiga hari. Aku rasa kedatangannya
jauh jauh dari gunung Thay Heng san bukan hanya ingin
nengadu untung belaka."
"Kwan Cong Piauw tauw apakah ada niat pergi
mengunjungi dirinya?"
"Soal ini harus kita lihat dulu bagaimanakah
perusahaan dari kejadian yang akan datang" jawab Kwan
Tiong Gak setelah termenung sebentar. "Seandainya kita
menemui suatu sebab sebab tertentu yang bagaimanapun juga harus mengunjungi dirinya, tentu
saja kita harus pergi, tetapi sebelumnya kita lebih baik
bekerja sesuai dengan rencana yang telah kita atur
sebelumnya." Gangguan dari Thay Heng Tuo shu barusan agaknya
semakin memperkuat niat Kwan Tiong Gak untuk
memahami rahasia keseluruhan dari peta penjangon
kambing itu. Selesai bersantap baru-buru ia pindah-kamar rahasia
untuk mulai dengan penyelidikannya.
Poei Ceng Yan, Liem Toa Lek, Nyioo su Jan serta Lie
Giok Liong sekalianpun menyebarkan diri melakukan
pengawasan yang ketat. Dengan titik pusat ruang rahasia yang digunakan
Kwan Tiong Gak, penjagaan ketat disebar disekeliling
tempat itu. Mereka disamping menguatirkan keselamatan
Cong Piauw tauw nya, bersamaan pula tidak ingin
mengganggu atau mengacaukan ketenangannya sehingga mengganggu konsentrasi.
779 Sepuluh orang pengawal lengkap dengan busur serta
anak panah menyebarkan diri di belakang kebun diujung
bangunan siap menghadapi sesuatu.
Pemikiran Nyioo Su Jan benar sangat teliti, disamping
melakukan penjagaan, iapun menyediakan gentong
gentong berisi siri disekeliling bangunan yang ditempati
Kwan Tiong Gak ia bersiap-siap bilamana musuh masuk
menggunakan api untuk membakar tempat itu dengan
cepat mereka bisa melakukan pertolongan.
Sehari lewat dengan cepatnya tanpa terjadi suatu
peristiwa apapun. Pada malam pertama Poei Geng Yan bersikap sangat
tegang, kecuali Lie Giok Liong, Ih Coen serta Thio Toa
Hauw secara berpisah melakukan perondaan ditempat
luaran, Poei Ceng Yan, Liem Toa Lek serta Nyioo Su Jan
pun tiada hentinya berjalan kesana kemari melakukan
pemeriksaan. Namun malam Ini lewat dengan aman, tidak terjadi
suatu peristiwa apapun. Hari kedua, malam kedua pun lewal terjadi suatu
kejadian. Selama dua hari dua malam ini kecuali bersantap
Kwan Tiong Gak tidak pernah meninggalkan ruangannya
barang selangkahpun. jelas ia sudah pusatkan semua
konsentrasinya keatas peta mustika pengangon kambing
itu. Hingga saat itu, Poei Ceng Yan mulai pertimbangkan
suatu persoalan dalam hatinya, Ia merasa setelah malam
ini lewat maka besok pagi adalah saat terakhir dari janji
yang ditinggalkan Thay Heng Tuo Shu.
780 Kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kiok ini
terletak dipusat kota yang ramai, empat penjuru
merupakan rumah penduduk saling dempet mendempet,
kecuali pintu depan serta pintu belakang sisi kiri serta sisi
Kanannya merupakan rumah penduduk.
Ketika itu hari menunjukkan kentongan ketiga,
suasana tetap sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun. Poei Ceng Yan perlahan-lahan menghembuskan
napas panjang, ujarnya lirih, "Setelah lewat malam ini,
mungkin tak akan terjadi suatu peristiwa lagi"."
"Cong Piauw tauw akan berdiam selama tujuh hari
didalam ruangan itu" kata Nyioo Su Jan pula. "Selama
tujuh hari ini setiap saat kemungkinan besar dapat terjadi
suatu peristiwa, sekalipun sudah lewat ini malam, kita
masih harus tetap waspada dan berhati hati."
"Tetapi, sesaat, Thay Heng Tuo Shu hendak
meninggalkan tempat ini, ia memberi batas waktu selama
tiga hari kepada Cong Piauw tauw. Apakah hal ini sama
sekali tiada alasan."
"Kedudukan Thay Heng Tuo Shu dalam kalangan Bu
lim sangat tinggi, dan iapun merupakan seorang manusia
tinggi hati. Dia tak akan berbicara sembarantan tanpa
alasan, Namun kalau urusan ini adalah suatu kejadian
yang tak dapat ia kuasai mungkin sekali bisa terjadi
perubahan yang ada diluar dugaan"
"Perubahan yang ada diluar dugaan?"
"Ini menurut pendapat dan analisa sendiri, mungkin si
kakek bongkok dari gunung thay Heng san telah
mendapat suatu kabar berita dan sengaja datang
memberi peringatan kepada Cong Piauw tauw, ia
781 berharap setelah perubahan yang terjadi dalam tiga hari
lewat, Cong Piauw tauw kita bisa pergi mencari dia untuk
merundingkan sesuatu."
"Kalau tak ada perubahan?"
Sebelum Nyioo Su Jan sempat menjawab mendadak
terdengar suara suitan tajam berkumandang datang
memecahkan kesunyian malam.
Inilah suitan tanda bahaya yang telah tetapkan Nyioo
Su Jan, mendengar suara itu orang she Nyioo segera
meloncat ketengah udara dan melayang kearah mana
berasalnya suara tersebut.
Poei Ceng Yan, Liem Coa Lek mengikuti dari belakang
meloncat keluar pula dari ruangan.
Setibanya disisi jendela si telapak baja gelang emas
Poei Ceng Yan putar badan mengirim sebuah pukulan
kebelakang. Cahaya lilin yang menerangi ruang tengah seketika
padam, suasana diliputi kegelapan.
Nyioo Su Jan yang pertama tama meloncat keluar dari
ruangan segera melayang ke atas atap dan berlari
kedepan. Pos pos penjagaan yang tersebar disekitar kantor
cabang perusahaan ini kebanyakan diatur sendiri oleh
Nyioo Su Jan. darimana-kah arah suara tadi muncul
tentu saja Nyioo Su Jan mengatakan sangat jelas,
dengan cepat ia berkelebat kesana.
Gerakan Nyioo Su Jan boleh dikata cukup cepat
namun kedatangannya terlambat setindak, ketika ia tiba
disitu tampaklah seorang pengawal berbaju hitam telah
menemui ajalnya diujung tembok, dimulutnya masih
782 menggigit sempritan bambu tersebut kencang kencang.
Terdengat ujung baju tersampok angin berkumandang
datang, berturut turut Poei Ceng Yan segera membalik
tubuh pengawal tadi, ditemuinya orang itu sudah
menemui ajalnya beberapa waktu.
Liem Toa Lek pun menemukan orang itu merupakan
salah satu pembantu yang paling pandai didalam kantor
cabang kota Kay Hong, tak tertahan lagi ia bertanya,
"Poei Hu Cong Piauw tauw, dimanakah letak lukanya?"
Ternyata diatas badan pengawal itu sama sekali tidak


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tampak adanya bekas luka.
"Ia dihantam oleh sebuah pukulan Iweekang yang
amat dahsyat, isi perutnya telah hancur!".
"Orang ini sangat pandai, pengetahuan maupun
pengalamanpun amat luas Untuk membinasakan dirinya
bukan suatu pekerjaan gampang. Aku pikir orang itu
tentu memiliki kepandaian silat yang sangat lihay ."
Sementara itu Nyioo Su Jan telah terpaling kearah
ruangan dimana digunakan Kwan Tiong Gak untuk
mencari rahasia peta pengangon kambing, suasana
tampak amat tenang seolah olah sama sekali tidak
menjumpai gangguan. "Su Jan, amankah ruangan yang ditempati Cong
Piauw tauw?" bisik Poei Ceng Yan dengan nada lirih.
"Kalau ditinjau dari kematian pengawal ini, aku rasa
orang itu adalah seorang jago yang memiliki kepandaian
silat sangat tinggi."
"Eeee! Aku sedang bertanya kepadamu Bagaimana
dengan keselamatan Cong Piauw-Tauw?" tukas Poei
Ceng Yan dengan alis berkerut.
783 "Tidak ada perubahan. Empat penjuru Bangunan yang
digunakan Cong Piauw tauw telah ditanam empat orang
ahli panah, aku sudah beritahukan kepada mereka,
perduli, di luaran telah terjadi perubahan macam apapun
mereka tidak diperkenankan munculkan diri atau ikut
campur. Kecuali ada orang hendak menerjang masuk
kedalam kamar Cong Piauw tauw, mereka baru boleh
unjukan diri dan melepaskan anak panah mencegah,
orang itu telah mengeluarkan tanda bahaya, kita bisa
dengar rasanya merekapun bisa mendengar pula."
Dengan perasaan sangat puas Poei Ceng Yan segera
mengangguk. "Namun" sambung Nyioo Su Jan lebih jauh. "Datang
datang orang itu sudah turun tangan membunuh orang,
agaknya kedatangannya membawa kegusaran. Apa
mungkin setelah membunuh seseorang ia lantas
mengundurkan diri kembali".?".
"Mari kita melakukan pemeriksaan!."
Nyioo Su Jan menyapu sekejap keempat penjuru, lalu
ujarnya lagi, "Kalian dilihat orang-orang yang kita atur
disekeliling tempat ini agaknya sama sekali tidak
bergerak, kedatangan kita kemari pun cukup cepat
seharusnya kita menemukan sesuatu jejak"."
"Mungkinkah dikarenakan mendengar suitan tadi, ia
merasa jejaknya konangan Dan dalam keandaan
mendongkol lantas turun tangan membinasakan orang itu
lalu mengundurkan diri?" nimbrung Liem Toa Tek
memberikan pendapatnya, "Seharusnya tidak mungkin"."
Sinar matanya di alihkan keatas sebuah bangunan
rumah tidak jauh dari mereka berdiri, tiba-tiba sambil
784 tertawa dingin tegurnya, "Kawan, dalam sebuah
hantaman kau telah mencabut jiwa seseorang, hal ini
menunjukan kalau kepandaianmu sangat luar biasa dan
bukan seorang manusia tak bernama, seorang lelaki
sejati, seorang enghiong hoo-han buat apa bermain
sembunyi-sembunyi macam kura kura?" Apakah kau
tidak merasa telah merendahkan martabatmu sendiri."
Mendengar teguran itu, Poei Ceng Yan serta Liem Toa
Lek sama sama mengalihkan sinar matanya kearah
bangunan rumah yang sedang diplototi oleh Nyioo Su
Jan itu. Kiranya halaman belakang merupakan sebuah
halaman kosong yang sangat besar, ruangan dimana
Kwan Tiong Gak berdiam saat ini merupakan sebuah
bangunan yang berdiri sendiri ditengah halaman.
Disamping itu dekat ruangan tadi hanya ada sebuah
gudang yang terletak kurang lebih satu tombak lebih lima
depa dari ruangan pertama.
Seandaianya pihak lawan setelah membinasakan
gerakan yang paling cepat meloncat masuk kedalam
gudang itu dan bersembunyi di bawah wuwungan rumah,
maka jejaknya akan susah ditemui lagi.
Dugaan Nyioo Su Jan sedikit pun tidak salah, bahkan
ucapannya barusan telah memberikan reaksi.
Dari atas wuwungan rumah bangunan itu muncullah
sesosok bayangan manusia dan lambat lambat berjalan
mendekat. Liem Toa Lek serta Nyioo Su Jan segera memisahkan
diri kedua belah sisi kemudien baru alihkan sinar
matanya kearah orang itu.
785 Tampaklah pihak lawan mengenakan pakaian singset
warna hitam, wajahnya dikerudungi dengan kain hitam.
Badannya sedangan sedang dipunggung tersoreng
sepasang senjata roda bergigi "Jet Gwat Siang Loen."
Melihat senjata yang sangat aneh itu otak Poei Ceng
Yan segera berputar kencang, ia berharap dengan
menggunakan sedikit tanda itu berhasil mengetahui asal
usul perguruannya, Tiba tiba si orang berbaju hitam itu berhenti
melepaskan sepasang senjata roda bergiginya dan
tertawa dingin. "Apa maksud kalian mengundang cayhe munculkan
diri?" "Aku ingin minta keterangan tentang satu hal apakah
orang ini menemui ajalnya ditanganmu?" seru Nyioo Su
Jan dingin. Sepasang mata orang berbaju hitam itu dengan tajam
melirik sekejap kearah mayat sang pengawal yang
menggeletak diatas tanah lalu menggeleng.
"Bukan!" "Bukan perbuatanmu?" seru Nyioo Su Jan tertegun.
Siorang berbaju hitam itu kembali tertawa dingin.
"Selama cayhe berkelana dalam dunia persilatan,
orang yang telah kubunuh bukan satu dua orang saja.
Sekarang lebih banyak membinasakan seseorang juga
tidak mengapa kenapa aku harus bicara bohong?"
Mendengar jawaban itu Poei Ceng Yan segera
mendehem berat dan rangkap tangannya menjura.
786 "Siauw te Poei Ceng Yan Hu Cong Piauw tauw dari
perusahaan ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok, Katakan
ada urusan apa silahkan diutarakan kepada cayhe."
"oooouw"." sitelapak baja gelang emas sudah lama
cayhe mendengar nama besarmu."
"Kawan siapa namamu?"
"Kalau cayhe suka menyebutkan siapakah namaku,
seharusnya tak perlu mengerudungi wajahku dengan
kain hitam lagi." "Kawan! sekalipun kau tidak suka memberitahukan
namamu, namun maksud kedatanganmu bisa disebutkan
bukan?"" ujar Poei Ceng Yan setelah termenung
sebentar. "Cayhe ingin berjumpa dengan seseorang"
"Siapa?" "Kwan Tiong Gak, Cong Piauw tauw baru perusahaan
kalian." "Oooouw".! Kwan Cong Piauw tauw ada urusan,
kalau-kalau mau bicara katakan saja kepada siauwte!"
"Beritahu kepadamu?" jengek siorang berbaju hitam
dingin. "Aku takut kau tak bisa ambil keputusan sendiri."
"Katakanlah lebih dahulu, mungkin sekali aku orang
she Poei memberi keputusan yang memuaskan bagimu."
"Tidak bisa jadi, cayhe datang membawa sepucuk
surat, kalau bisa berjumpa dengan-dia sendiri jauh lebih
baik,kalau Kwan Cong Piauw tauw tidak ingin menjumpai
diriku, cayhepun tak perlu utarakan lagi maksud
kedatanganku ini." 787 "Jikalau kedatanganmu adalah membawa surat,
kenapa tidak datang saja pada pagi hari"ditengah malam
buta datang berkunjung dengan menyoreng senjata,
apakah kau tidak merasa"."
"Waktumu amat singkat, sebelum kentongan kelima
nanti cayhe harus buru buru meninggalkan kota Kay
hong." "Tolong tanya, sudah berapa lama kau tiba disini?"
tiba2 Nyioo Su Jan menimbrung dari samping.
"Tak bisa terhitung lama, hanya setindak lebih pagi
dari kedatangan Cu wi sekalian."
"Begitu mendengar suara cayhe segera berdatangan
kemari, tetapi orangku ini sudah menemui ajalnya
terhantam pukulan dahsyat, kalau kedatanganmu jauh
lebih pagi dari kami seharusnya menemui sang
pembunuh bukan?" Siorang berbaju hitam itu termenung beberapa saat
lamanya, lalu mengangguk.
"Sekalipun cayhe berhasil menjumpai orang itu,
agaknya akupun tidak seharusnya memberitahukan hal
ini kepada kalian." Ucapan orang ini Nyioo su Jan sama sekali tidak
marah. Ia tertawa hambar.
"Kawan! Walaupun ucapanmu ketus dan dingin tidak
enak didengar tetapi cayhe merasa kagum atas
watakmu, tidak semacam sahabat yang telah membunuh
orang ini, setelah berbuat lantas bersembunyi tidak
berani berjumpa. Hmm! Sungguh memalukan sekali."
Baru saja ia menyelesaikan kata katanya mendadak
terdengar suara tertawa dingin yang sangat menyeramkan berkumandang memecahkan kesunyian.
788 "Heee". heee". heee". hal ini harus salahkan
sepasang matamu sudah buta, aku berdiri disini sudah
lama sekali, namun matamu tak dapat melihatnya, Hal ini
bisa salahkan siapa?"
Agaknya suara itu muncul bagaikan disisi telinga saja,
membuat orang yang mendengar merasakan bulu
kuduknya pada bangun sendiri.
Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan sekalian segera
berpaling, tetapi tak nampak sesosok bayangan
manusiapun kecuali kegelapan ditengah malam buta.
"Eeei".! apa yang telah terjadi?"." Bisik Liem Toa
Lek lirih. "Suara itu kedengarannya sangat dekat, tetapi
kok tidak kelihatan sesosoK manusia pun?"
Poei Ceng Yan tidak menjawab, sebalik nya dengan
suara lantang kembali berseru.
"Kawan, kau bisa menggunakan ilmu menyampaikan
suara untuk mengirim ucapan mu itu, ini menandakan
kalau ilmu silatmu sangat lihay. Kenapa tidak berani
munculkan diri untuk bertemu?"
"Untuk menjumpai cayhe tidak sulit, asalkan Kwan
Cong Piauw tauw mau menjawab pertanyaanku." kata
orang itu lagi dengan suara menyeramkan.
Kali ini, beberapa orang itu, mendengarkan suara
tersebut dengan penuh perhatian. Mereka menemukan
apabila suara tadi berasal dari ujung dinding sebelah
depan. Diam diam Poei Ceng Yan menggempol napas
serunya kembali. "Kawan! kalau kau ingin menjumpai Piauw tauw kami
tidak susah. Asalkan kau bisa membereskan kami.
789 Dengan sendirinya Cong Piauw tauw
munculkan diri untuk berjumpa denganmu."
kami bisa "Kalau begitu Cong Piauw tauw kalian masih berada
didalam kantor cabang kota kay hong itu," seru orang tua
dengan seramnya. Poei Ceng Yan segera tertawa dingin.
"Perduli dia berada dimana. kalau kau ingin
menjumpai dirinya maka hadapi dulu aku orang she
Poei!." "Poei Hu Cong Piauw tauw" Bentak orang itu gusar,
"agaknya kau ingin sekali bergebrak melawan cayhe!"
"Kawan terlalu serius, hanya saja kecuali kau berhasil
menyelesaikan aku orang she Poei, rasanya tidak susah
untuk menjumpai Kwan Cong Piauw tauw "."
Terdengar ujung baju tersampuk angin, dari ujung
dinding beberapa tombak dihadapan mereka melayang
turun sesosok bayangan manusia.
Orang itu dengan gerakan burung walet menutul air
laksana kilau melayang datang dan berhenti dua tombak
dihadapan beberapa orang itu.
Dia adalah seorang manusia berjubah panjang,
bertangan kosong dan menutupi selembar wajahnya
dengan kain hitam. Tidak terlihat ia menggembol senjata
tajam. Setelah orang itu munculkan diri, Nyioo Su Jan segera
alihkan sinar matanya menyapu sekejap wajah orang itu
lalu wajah si lelaki berbaju hitam yang membawa senjata
sepasang roda bergigi, tegurnya, "Benarkah kalian
berdua tidak saling mengenal?"
790 "Tentu saja tidak saling mengenal" teriak orang
berjubah panjang itu murka, "Buat apa aku membohongi
dirimu." "Cayhe lihat kalian berdua sama sama menutupi
wajah kalian dengan kain hitam"."
"Kau ingin mencari bukti?" tukas sang lelaki bersenjata
roda bergigi sambil tertawa dingin.
"Ingin kuketahui asal usul kalian berdua!"


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak susah untuk mengetahui asal usul ku, nah!
Periksalah sendiri dari permainan senjataku ini!" seru
lelaki tadi seraya ayunkan sepasang roda bergiginya.
Tiba tiba Liem Toa Let maju selangkah kedepan, ia
segera loloskan goloknya dan di lintangkan didepan
dada, "Kawan!" tegurnya dingin. "Kalau kau ingin turun
tangan, mari cayhe layani kemauanmu ini."
"Siapa kau, apa kedudukanmu dalam perusahaan ini?"
"Cayhe Liem Toa Lek. Piauw su dari perusahaan
cabang kota Kay Heng. Harap kau pun sebutkan
namamu"." "Menangkan dulu tepisan roda bergigi ini kemudian
baru tanya namaku." Tiba tiba tangan kirinya didorong kedepan, sebuah
roda bergigi segera menotok dada lawan.
Dengan jurus "Hua Hun Im Yang" atau Menggaris
pisah Im dan Yang. Lem Toa Lek memutar goloknya
menciptakan selapis cahaya ke-perak perakan menghantam senjata roda lawan dengan gerakan
melintang. 791 Gerakan orang itu sungguh cepat sekali, dengan cepat
ia tarik kembali senjata roda yang ada ditangan kiri,
sedang senjata roda ditangan kanan laksana kilat
dibabat keluar. Sepasang senjata roda bergigi Jiet Cwat Siang Loen,
merupakan senjata istimewa yang jarang ditemui dalam
Bu Lim, senjata semacam ini paling mengutamakan
mengunci dan membabat senjata lawan.
Tetapi kali ini sang lelaki tersebut tidak mau
mengeluarkan keistimewaan ini untuk membabat golok
Liem Toa Lek, kejadian ini benar benar berada diluar
dugaannya. Selagi otaknya diliputi keheranan, sepasang senjata
lelaki itu secara beruntun telah didorong kedepan
menciptakan selapis cahaya berkilauan serta desiran
angin tajam. Jilid 24 LIEM Toa Lek terperanjat saat inilah baru tahu silelaki
itu sengaja berbuat demikian jasteru ingin memancing ia
masuk jebakan bukannya keistimewaan itu sengaja
dibuang. Tampak bayangan senjata roda berkelebat silih
berganti dan menerjang datang dari empat bagian
delapan penjuru. Baru baru Liem Toa Lek menggerakkan golok
ditangannya berputar menciptakan selapis cahaya tajam
melindungi seluruh badan.
"Sebagai seorang Cong Piauw Su yang mengepalai
sebuah kantor cabang bagaimana pun juga kepandaian
silatnya bukan termasuk kelas rendah.
792 Tetapi siorang berbaju ringkas itu telah mengerahkan
seluruh kepandaiannya, angin desiran tajam menggulung
keluar dari sepasang senjata roda yang berputar tiada
hentinya itu, Liem Toa Lek beserta goloknya seketika
terkurung didalam bayangan roda lawan.
"Sementara itu Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan
dapat melihat keadaan tidak menguntungkan pihaknya
permainan senjata roda lawan sangat lihay dan bila
mana pertarungan ini dilanjutkan lebih jauh Liem Toa Lek
pasti akan menderita kekalahan!
Diam diam Nyioo Su Jan melirik sekejap kearah si
orang berjubah panjang, ketika itu jago tadi dengan
bergendong tangan sedang menonton jalannya
pertarungan ditengaa kalangan.
Wajahnya tertutup oleh kain kerudung hitam sehingga
susah dilihat bagaimanakah perubahan wajahnya pada
saat itu, namun dari sikapnya berdiri dapat ditarik
kesimpulan kalau ia ada maksud berpeluk tangan
menonton harimau berkelahi.
Nyioo Su Jan segera berbisik lirih ke pada rekannya,
"Hu Cong Piauw tauw, kau perhatikan siorang berjubah
panjang itu. Aku hendak membantu Liem Piauw su.
Agaknya mereka berdua bukan berasal dari satu jalan.
Ada dua orang kemungkinan sekali ada orang ketiga, kita
harus paksa mundur salah satu di antaranya lebih
dahulu." Poei Ceng Yan termenung sebentar,akhirnya ia
mengangguk. "Kau harus berhati hati!" Sambil tertawa Nyioo Su Jan
mengangguk, ia segera melangkah kesisi kalangan dan
berteriak keras, "Kantor cabang kota Kay Hong bukan
tempat untuk beradu kepandaian. Kepandaian sahabat
793 dalam permainan senjata roda sangat lihay, sayang kau
sudah salah memilih tempat untuk berkelahi."
Sementara itu permainan sepasang roda bergigi "Jiet
Gwat Siang Loen" dari siorang berbaju ringkas itu makin
dahsyat dan makin gencar, seketika memaksa
perputaran cahaya golok Liem Toa Lek makin lama
semakin menyusut. Agaknya siorang berbaju ringkas itu ada maksud
mempermainkan lawannya, ia tidak turun tangan keji
terhadap orang she Liem sebaliknya mempermainkan
senjata roda itu makin lama makin gencar dan memaksa
cahaya golok Liem Toa Lek makin lama makin
menyempit. Ketika itu Nyioo Sn Jan sudah berada didekat
kalangan, sepasang senjata Pan Koan pit dicekal
ditangan siap turun tangan.
Tiba tiba seorang berpakaian singset itu merentakan
sepasang rodanya kekedua belah samping perutnya,
"Kawan, Apabila kau ada maksud membantu, kenapa
tidak turun tangan saja secara berbareng "
Dalam hati kecil Nyioo Su Jan pada Kaktu itu sedang
memikirkan bagaimana cara nya mencari alasan untuk
ikut turun tangan, dengan berkumandangnya suara
teriakkan itu ia segera meloncat masuk kedalam
kalangan. "Saudara besar benar ucapanmu"."
Sepasang pit dengan dahsyat segera di-tutul ke
depan,Si orang berbaju singsat itu menggetarkan
sepasang senjata rodanya menerima serangan
sepasang Pan Koan Pit dari Nyioo Su Jan tampaklah
bayangan roda selapis demi selapis berkelebat
794 mengurung tubuh Nyioo Su Jan serta Liem Toa Lek
kedalam kurungan. Poei Ceng Yan yang melihat kejadian ini jadi tertegun
diam diam pikirnya dalam bati.
"Kepandaian silat yang dimiliki Nyioo Su Jan tidak
lemah. Dalam perusahaan Hauw Wie Piauw kiok lapun
boleh disebut seorang Piauw su memiliki nama
cemerlang, tapi permainan sepasang senjata roda serta
perubahan jurus dari orang ini sungguh aneh dan luar
biasa sekali, sekali pun sudah ditambah Nyio Su Jan
seorang pun masih belum kelihatan ada perubahan".
keadaan tetap seperti Liem Toa Lek bergerak searang
diri".sungguh lihay, sungguh lihay"."
Terasa bayangan senjata roda berkelebat silih
berganti, deruan angin tajam memecahkan kesunyian.
Nyioo Su Jan serta Liem Toa Lek pada waktu yang
bersamaan merasa desakan tenaga tekanan amat
dahsyat menekan mereka, senjata pit serta golok kena
dipaksa sehingga harus menangkis dengan repotnya,
mereka dipaksa berada dibawah angin.
Poei Ceng Yan yang menonton jalannya pertarungan
dari sisi kalangan, hingga kini masih belum berhasil juga
menemukan perubahan dari permainan senjata lawan.
Tak terasa ia menghela napas, pikirnya.
"Kalau ditinjau dari kejadian ini hari agaknya para jago
Bu-lim yang berkumpul didalam kota Kay Hong saat ini
merupakan jago jago lihay semua."
setelah melihat pertarungan itu selama beberapa
jurus, Poei Ceng Yan mulai paham Bilamana
pertarungan ini dibiarkan lebih jauh maka Nyioo Su Jan
serta Liem Toa Lek-tak akan terhindar dari mara bahaya,
795 sekali pun diri sendiri ikut terjun kedalam kalangan pun
belum tentu bisa menolong situasi
Satu satunya harapan yang ada dalam benaknya saat
ini adalah menantikan kemunculan Kwan Tiong Gak,
serta mengenal asal usul duri orang orang ini.
Berpikir sampai disitu, tak terasa lagi ia membentak
keras. "Tahan!"
Walaupun selama ini si lelaki berbaju ringkas yang
bersenjatakan sepasang roda gigi berbasil merebut
posisi diatas angin, namun ia selalu bersabar dan tidak
turunkan tangan keji. Kini, mendengar suara bentakan dari Poei Ceng Yan,
ia segera menarik kembali senjatanya dan mundur lima
langkah kebelakang. "Ada urusan apa?" tegurnya.
"Permainan sepasang roda bergigi Cing Kang Jiet
Gwat Siang Lun saudara betul betul luar biasa, ini hari
boleh dihitung cayhe sudah membuka mata serta
memperoleh banyak pengalaman."
"Poei Hu Cong Piauw tauw terlalu memuji." Sahut
lelaki itu sambil tersenyum.
"Dengan andalkan permainan roda cayhe entah
bisakah menjumpai Kwan Cong Piauw tauw dari
perusahaan kalian?" "Seandainya kau suka melaporkan nama, caybe tentu
akan berusaha untuk melaporkan kehadiranmu."
Orang berbaju ringkas itu seketika tertawa terbahakbahak.
"Poei Hu Cong Piauw tauw, kau tidak sudi
mengundang Kwan Cong Piauw tauw untuk bertemu
796 dengan cayhe. Aku takut di-kemudian hari kalian akan
merasa amat menyesal,"
"Kenapa?" Poei Ceng Yan merasa tercengang.
"Karena kantor perusahaan kalian sedang berada
dalam kancah suatu gelombang badai yang amat besar."
"Oooouw".,!" seru Poei Ceng Yan sambil melirik
sekejap kearah manusia berkerudung lainnya. "Kalau
didengar dari nada ucapanmu. agaknya saat ini sudah
terdapat banyak sekali kawan kawan kangouw yang
mengurung kantor cabang perusahaan kami?".
Selama ini si manusia berjubah panjang tetap
bergendong tangan berdiri disisi kalangan, sikapnya
seolah olah menunjukan perikatan yang sedang terjadi
dalam kalangan sama sekali tiada hubungan dengan dia
orang. "Jikalau Poei Hu Cong piauw thaw tak bisa
mempercayai perkataanku, terpaksa cayhe mohon diri!".
"Kawan!" seru Poei Ceng Yan cepat cepat setelah
mendehem sejenak. "Setelah membawa maksud datang
kemari, kenapa buru-buru hendak berlalu?"
Ucapan ini diutarakan sangat keras. agaknya ia
sengaja berbuat demikian agar Kwan Tiong Gak yang
bersembunyi dalam ruangan dapat ikut mendengar.
Kiranya Poei Ceng Yan merasa urusan beruban
semakin tegang, dan ia mengerti keadaan seperti ini tak
dapat diselesaikan dengan kekuatan sendiri.
Si orang berjubah panjang yang selama ini berdiri tak
berkutik, tiba tiba melirik sekejap kearah bangunan kecil
itu, ujarnya dingin. 797 "Kwan Tiong Gak, kau anggap dengan bersembunyi
didalam bangunan kecil itu lantas bisa meloloskan diri
dari bencana ini?" Suasana dalam bangunan kecil tetap
sunyi tak kedengaran sedikit suara pun.
Poei Ceng Yan yang melihat kejadian itu hatinya jadi
serba salah, pikirnya. "Toako tidak menyahutnya ini menandakan untuk
sementara waktu ia tak ingin munculkan diri, kalau aku
buka suara mencegah perbuatannya bukankah hal ini
sama artinya beritahu kepadanya kalau Kwan Toako
memang benar bersembunyi dalam ruangan itu "
Terpaksa ia pura pura berlagak
membungkam dalam seribu bahasa.
pilon dan Ketika si orang berjubah panjang itu tidak mendengar
suara jawaban dari dalam ruangan, ia segera tertawa
dingin. "Kwan Tiong Gak, kau bersikap sembunyi sembunyi
seperti cucu kura kura. Apakah tidak takut ditertawakan
orang?" Sembari berbicara tiba tiba badannya meloncat
kedepan menerjang kearah bangunan rumah tersebut.
Melihat kejadian itu Poei Ceng Yan terperanjat, selagi
ia siap meloncat kedepan untuk menghadang, tiba tiba
terdengar suara desiran tajam bergema mamenuhi
angkasa, anak panah bagaikan hujan gerimis
beterbangan menyambar datang.
Nyioo Su Jan benar benar sangat handal disekeliling
bangunan rumah itu ia sudah tanam banyak sekali ahli
panah namun di luaran orang lain tak akan tahu disana
sudah di persiapknn jago.
798 Si orang berjubah panjang itu segera ayunksn tangan
kanannya kedepan. serentetan cahaya hijau menyambar
lewat. Tahu-tahu anak panah yang berada disekeliling
tempat itu pada rontok ke atas tanah.
"Kawan!" seru Poei Ceng Yan sambil mendengus


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dingin, "Tempat ini adalah perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok kami selamanya tidak memperkenankan orang lain
bertingkah di sini!".
Sembari berkata ia segera menerjang ke depan
dengan dahsyatnya. Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, si lelaki
berpakaian singsat yang membawa senjata sepasang
roda itu tahu tahu sudah mendahului Poei Ceng Yan
menghadang jalan pergi orang berjubah panjang itu.
serunya dingin, "Perkataan dari Poei Hu Cong piauw tauw sedikitpnn
tidak salah, perusahaan Hauw Wie piauw kiok selamanya
tidak memperkenankan orang lain jual lagak disini".
Perubahan yang telah terjadi secara mendadak ini,
seketika membuat Poei Ceng Yan, berhenti dan berdiri
melengak. Dalam perkiraan Poei Ceng Yan. sekalipun mereka
berdua tidak datang bersama sama namun tujuannya
tentu sama. Siapa sangka kedua orang ini bukan saja
tidak saling mongenal bahkan ada tanda tanda hendak
saling bergebrak. Walaupun Hu Cong Piauw tauw dari perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok ini tidak dapat memahami maksud
tujuan kedua orang ini, namun dalam hati ia paham
seandainya kedua orang ini saling bergebrak maka
situasi tersebut akan sangat menguntungkan dirinya.
799 Karena berpendapat demikian, iapun tidak turun
tangan menghadang. Terdengar si orang berjubah panjang itu tertawa
dingin. "Saudara, kau tak usah jual lagak, kau bisa
mengelabui orang orang Hauw Wie piauw kiok namun
tak bakal bisa mengelabui cayhe"
"Mau bicara katakanlah sampai puas, tetapi jangan
harap kau bisa maju selangkah lagi!".
"Jadi kau hendak menghadang jalan pergi ku?"
"Sedikitpnn tidak salah" sahut orang berbaju ringkas
itu seraya ayunkan sepasang tangannya"Kalau kau ingin agar cayhe mundur, dari sini rasanya
hanya ada satu cara saja yaitu kalahkan dulu permainan
sepasang roda bergigi ini."
"Haaaa". haaa,". haaaa". apakah kau merasa
bahwa permainan sepasang rodamu itu sudah tiada
tandingan dikolong langit?"
"Jadi kau tidak percaya" Mari.,., mari kita coba-coba
saja buktikan, perkataan siapa yang benar."
"Boleh!" jengek si orang berjubah panjang itu sambil
tertawa dingin. "Namun sebelum kita bergebrak, cayhe
ingin terangkan dulu dua persoalan .,"."
"Cepat katakan. Kau tak usah ulur waktu lebih lama
lagi, karena hal ini tidak akan mendatangkan keuntungan
bagimu." "Kenapa?" 800 "Karena sebentar lagi, kemungkinan besar bala
bantuan cayhe akan tiba disini" jawab siorang berbaju
singset sambil memantang keadaan cuaca.
"Sama, sama,,". sama, sama". kau tak bisa
menggertak diriku"."
Terdengar ia merandek sejenak, lalu samBungnya
lebih jauh. , "Setelah kita saling bergebrak maka pertarungan ini
adalah suatu pertarungan yang menentukan mati hidup
kita. Kalau bukan kau yang mati maka akulah yang
binasa, jikalau saudara tidak ingin jadi setan bodoh, lebih
baik tanya dulu siapakah namaku."
"Semisalnya kau suka menyebutkan namamu, aku
akan pentang telinga untuk mendengarkan."
"Ada satu soal lagi harus kau ketahui dulu, setelah aku
beritahukan namaku, maka kaupun harus ucapkan pula
siapakah namamu." "Bagus sekali!" seru Poei Cerg Yan di dalam hati.
"Kedatangan kedua orang ini sudah cukup menimbulkan
keonaran, kalau bala bantuan mereka tiba disini semua,
kerepotan akan semakin menjadi"."
Melihat jarak yang begitu dekat antara kedua orang itu
dengan ruangan diman Kwan Tiong Gak berada, orang
she Poei ini yakin apabila Cong Piauw tauw nya dapat
menangkap pembicaraan mereka berdua dan saat ini
tentu sedang menyusun suatu rencana.
"Aku lihat usulmu itu tak usah dijalankan lagi"
terdengar siorang berbaju singset berseru dingin. "Jikalau
kau sampai menemui ajalnya ditanganku, kaupun tak
usah tahu siapakah diriku."
801 Kedua orang itu bersitegang beberapa saat lamanya,
suasana meruncing dan agaknya suatu pertarungan
sengit tak akan terhindar. Namun sampai detik ini mereka
hanya cek-cok mulut belaka tanpa seorang pun yang
ingin turun tangan lebih dahulu.
Nyioo Su Jan yang melihat kejadian itu diam diam
mengerutkan dahi, pikirnya dalam hati, "Kedua orang ini
sama sama mengenakan kerudung hitam diatas
wajahnya, muncul pula dalam waktu bersamaan disini.
Peristiwa ini boleh dikata sangat kebetulan sekali, di
tambah pula sikap mereka yang bicara saja tanpa ada
yang ingin turun tangan terlebih dahulu agaknya keadaan
sedikit, tidak beres apakah perbuatan inipun merupakan
siasat dari mereka berdua ."
Karena berpikir dsmikian. Ia lantas berbisik pada Poei
Ceng Yan. "Poei Hu Cong Piauw tauw keadaan agaknya sedikit
tidak beres. Kita harus berusaha mendekati ruangan itu
untuk bergabung dengan Giok Liong serta Ih Coen
sekalian, Seandainya terjadi suatu perubahan secara tiba
tiba kita dapat melayani dengan lebih baik."
"Perkataanmu sedikitpun tidak salah." Poei Ceng Yan
mengangguk. Sembari memperhatikan situasi disekitarnya perlahan
lahan mereka mengundurkan diri kesisi ruangan.
Sementara itu siorang berjubah panjang serta silelaki
berpakaian singset sedang berdiri saling berhadap
hadapan dengan demikian tak seorangpun yang bisa
pecahkan perhatian. Dengan cepatnya Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan
telah berkumpul jadi satu dengan Thio Toa Hauw
802 sekalian, segera ia memberi pesan kepada orang she
Thio itu. "Suruh mereka lebih banyak persiapan senjata
rahasia, kalau bukan keadaan terpaksa jangan turun
tangan mencari gara gara."
Thio Toa Hauw mengangguk, ia segera bungkam
Lolita 3 Wiro Sableng 013 Kutukan Empu Bharata Pedang Keadilan 26

Cari Blog Ini