Ceritasilat Novel Online

Pedang Wucisan 10

Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung Bagian 10


karena kedatangan Tie It Ya, Su-to Yan membelakangi puncak
gunung, dan menghadapi bawah, disana meluncur lagi satu
bayangan hijau, cepat sekali, arah tujuannya adalah tempat mereka
berada. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sebentar kemudian bayangan hijau itupun tiba.
Bukan lain ia adalah sijago Tong hay In Hay Hong.
Memandang kepada Su-to Yan dan Tie It Ya, dengan sikapnya
yang sangat dingin In Hay Hong berkata:
"Eh, kalian juga sudah tiba ?" seperti apa yang kita tahu, In Hay
Hong ini juga mempunyai sedikit hubungan dengan Ie Han Eng, Bila
tidak hadirnya Su to Yan di tengah tengah mereka, besar
kemungkinan bahwa ia telah memperistri gadis itu.
Karena ada ketetapan dari kakek moyang Ie Han Eng dan Su-to
Yan yang menjodohkan mereka berdua. Dan ditambah
persepakatan dari Ie Han Eng dan Su-to Yan mereka tidak menolak
perjodohan itu, In Hay Hong disisihkan.
Menolong Ie Han Eng. Dimisalkan ia berhasil menolong Ie Han Eng, tanpa bantuan Suto Yan, siapa tahu, dikemudian hari gadis itu bisa berbalik, dan cinta
lagi kepadanya. Inilah harapan In Hay Hong, maka begitu ia mendapat berita
tentang adanya puncak gunung dimana adanya Biarawati jaya
bermukim segera ia datang tiba.
Kedatangan In Hay Hong hanya terlambat beberapa waktu dari
kedatangan Su-to Yan dan Tie It Ya.
Hati Su-to Yan tercekat, dimisalkan betul informasi yang
diberikan itu tidak salah, Golongan Biarawati jaya mengambil sarang
besar diatas puncak ini, darimana Tie It Ya dan In Hay Hong tahu"
Mungkinkah suatu perangkap bagi mereka. Disaat Su-to Yan
Sedang berpikir, tiba-tiba datang suara pekikan burung, tepat diatas
kepala mereka, dari sana berlompat turun seorang, dengan tertawa
berkakakan orang tua itu berkata:
"Masih ada kau."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Munculnya orang penunggang kuda itu sangat menenangkan In
Hay Hong, segera ia memberi hormat dan berkata:
"Mengapa suheng baru tiba?"
Ternyata orang yang baru datang adalah Hoa Tie, suheng In Hay
Hong. "Aku sedang membikin penyelidikan." berkata Hoa Tie "Keadaan
seperti ini sangat sulit sekali, kemanakah kepergian mereka itu?"
"Suheng tahu pasti, bahwa mereka menempati puncak ini?"
bertanya In Hay Hong. "Pasti!" membenarkan Hoa Tie, "Tidak salah lagi."
"Mari kita terjang saja," mengajak In Hay Hong.
"Tunggu dulu." berkata Hoa Tie, "Siapakah kedua orang ini."
"Orang tua ini adalah Tie It Ya." memperkenalkan In Hay Hong
sambil menunjukkan kearah kakek serba putih, "Dan inilah Su-to
Yan pemuda gagah yang disohor sohorkan semua orang." ia
menunjuk kearah jago kita.
"Hemm..." terdengar suara dengusan hidung Hoa Tie. "Murid
Manusia tanpa tandingan Thian Kho Cu."
"Betul," Jawab In Hay Hong.
Atas sikap Hoa Tie yang seperti itu, Tie It Ya sangat tidak puas,
ia berkata: "Tidak kusangka, didalam waktu yang bersamaan, aku bisa
menjumpai jago Tong-hay sekaligus."
Hati Su-to Yan sedang memikir-mikir, darimana berita tentang
sarang markas besar Biarawati Jaya" Mengapa Tie It Ya tahu"
Mengapa In Hay Hong tahu" Mengapa Hoa Tie tahu"
Disini mereka telah berkumpul empat orang, semua terdiri dari
jago kelas satu, maksud tujuan Su-to Yan ialah menolong Ie Han
Eng, ia tidak boleh didahului oleh mereka. Karena itu, menggunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
kesempatan diantara In Hay Hong, Hoa Tie dan Tie It Ya berbicara,
sepasang kaki Su-to Yan meluncur ke-arah puncak gunung.
Terdengar suara Hoa Tie yang bergerak:
"Jangan lari !"
Kaki jago Tong-hay itupun melejit. menyusul kearah Su-to Yan.
In Hay Hong dan Tie It Ya juga tidak tinggal diam, mereka
menyusul dibelakang. Su-to Yan, Hoa Tie, In Hay Hong dan Tie It Ya, susul menyusul
menuju kearah puncak gunung Biarawati Jaya.
Puncak ini sangat tinggi sekali, kini mereka seperti berada diatas
awan, semua dunia berada di bawah kaki mereka.
Keempat jago itu sedang berlomba-lomba mendahului lawan
masing-masing, mereka hendak tiba lebih dahulu diatas tempat
tersebut. Ilmu silat empat orang tersebut memang setaraf, didalam saat
yang hampir bersamaan, mereka tiba diatas puncak, disana
terbangun dengan megah sebuah kelenteng dengan nama besar
tertulis: BIARAWATI JAYA.
Inilah kelenteng Biarawati Jaya.
Su-to Yan, Hoa Tie, In Hay Hong dan Tie It Ya berbaris, mereka
memuji keindahan kelenteng Biarawati Jaya.
Sungguh menakjubkan, terlalu indah, empat orang itu sudah
melupakan dendam masing-masing, dengan tujuan maksud
menolong Ie Han Eng. Dan mengagumi keindahan kelenteng
Biarawati Jaya. Su-to Yan masih berpikir, mengapa tidak ada orang yang
membikin penyambutan" Mungkinkah Biarawati jaya takut kepada
mereka " Tidak mungkin ! Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Biarawati jaya tidak berkepandaian silat, tapi otak mereka lebih
tajam dari pedang dan golok, siasat mereka lebih lihay, tidak sedikit
dari jago-jago silat nomor satu dikalahkan olehnya. Diantaranya
para pecundangnya terdapat juga Su-to Yan dan Tie It Ya.
Kedatangan Su-to Yan, Tie It Ya, Hoa Tie dan In Hay Hong
ketempat itu pasti tidak lepas dari penilaian Biarawati Jaya,
mengapa tidak ada penyambutan?"
"Su-to Yan," berteriak Hoa Tie, "Berani kau tidak memandang
mataku lagi" Mengapa kau lari begitu saja ?"
Su-to Yan tertawa tawar, ia berkata:
"Kata-katamu ini lebih baik diucapkan nanti saja, sesudah kita
berhasil menolong Ie Han Eng."
"Betul." In Hay Hong setuju, "Yang penting kita menolong Ie Han
Eng dulu, sesudah itu kita boleh bertanding lagi."
Tie It Ya juga setuju, ia berteriak girang:
"Aku setuju." Su-to Yan berkata: "Kelenteng Biarawati jaya ini bukan kelenteng biasa, kukira kita
harus berhati-hati."
"Huh," terik Hoa Tie, "Kau takut" Biar aku yang maju lebih
dahulu." Betul-betul Hoa Tie menggerakkan kakinya meluncur kearah
kelenteng itu, mendorong pintu dan ternyata pintupun tidak
terkunci, segera membuka lebar-lebar, Hoa Tie sudah memasuki
kelenteng tersebut. Gerakan Hoa Tie disusul oleh gerakkan In Hay Hong.
Su-to Yan dan Tie It Ya juga tidak mau kalah, merekapun
menyusul dibelakang kedua orang itu.
Didalam kelenteng, Hoa Tie berkata kepada tiga orang:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Belum lama aku melihat bayangan orang, Tapi cepat, mereka
sudah lenyap mendadak."
Karena adanya bayangan-bayangan misterius yang disebutkan
oleh Hoa Tie tadi, keempat orang bergabung kembali Mereka tidak
berani lancang-lancang bergerak, mengingat biarawati Jaya yang
lihay. Api penerangan terpasang disekitar kelenteng itu, dimeja
sembahyang terdapat dua lilin besar, masih menyala, ini suatu
tanda bahwa kelenteng terpelihara sangat bersih. Ada penghuninya,
Tapi keempat orang ini sudah memasuki kelenteng, tanpa ada
penyambutan. Tidak seorangpun yang menampilkan diri untuk menyambut
keempat tamu itu. Hoa Tie mengeluarkan suara dengusan, katanya:
"Ei, apa-apa ini, Biarawati Jaya" Mengapa tidak ada satu
bayangan muncul." Su-to Yan memeriksa tempat itu, didepan suatu patung yang
besar ia menampak perobahan dengan mengeluarkan suara kaget ia
berkata: "Eh, mengapa ada lubang?"
Betul. Dibawah patung besar itu, terdapat suatu celah lobang,
Tidak terlalu besar. Tapi cukup memberi bukti, bahwa patung itu bisa digeser, itulah
pintu rahasia untuk memasuki ruangan dibawah tanah.
In Hay Hong, Hoa Tie dan Tie It Ya juga melihat adanya
kecurigaan-kecurigaan itu, mereka mengemukakan pendapat:
"lnilah pintu untuk menuju keruangan di bawah tanah."
"Mereka telah melarikan diri."
"Tentunya melalui jalan ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Belum tentu, Mungkin suatu tipu muslihat"
"Betul, Mungkin perangkap."
Biarawati jaya tidak berkepandaian silat, Mengapa harus takut
kepadanya?" "Betul!! Terjang saja!"
"Kita harus berhati-hati, kukira sengaja Biarawati jaya memasang
perangkap ini. Mengatur kita memasukinya."
"Kau takut?" "Siapa yang takut" Kau yang takut."
"Bagus, Kita empat orang, tidak ada yang takut, Mari masuk
bersama." "Betul Tidak mungkin mereka bisa lari jauh."
"Mari masuk bersama."
Mereka berdebat sekian lama, tanpa ada reaksi dari orang-orang
yang mendiami kelenteng Biarawati Jaya.
"Mereka takut kepada kita." berkata Hoa Tie,
"Biar aku In Hay Hong yang masuk lebih dahulu." berkata jago
Tong hay ini. Ia menggeser patung, dan dimana terdapat sebuah
lubang, langsung masuk kedalam.
Gerakan In Hay Hong disusul oleh gerakan Tie It Ya, ia juga
sudah berjalan turun. Di belakang mereka, Su-to Yan dari Hoa Tie juga turut serta.
Keempat jago istimewa kelas satu, mulai memasuki perangkap
Biarawati Jaya. Lubang di bawah patung adalah lubang rahasia
disana terdapat undakan batu yang menurun, Hoa Tie, In Hay
Hong, Su-to Yan, dan Tie Ie Ya saling susul menuruni tanggatangga itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tidak ada keistimewaan dari tangga-tangga tadi, tokh mereka
sangat berhati-hati, berjalan terus seperti itu, semakin lama semakin
menurun ke bawah. Su-to Yan pernah merasakan kehebatan golongan Biarawati Jaya,
golongan itu menawan dirinya tanpa pengontrolan orang,
menempatkan seekor burung hantu sebagai penjaga, inilah
keistimewaan golongan Biarawati Jaya.
Lebih istimewa lagi, cara mengundang ke empat tamu jago kelas
satu ini datang. Kelenteng Biarawati jaya kosong, tidak ada
penyambutan. Mereka telah memasuki ruangan rahasia di bawah tanah, tangga
tangga yang menurun masih panjang, Tidak ada reaksi lain.
In Hay Hong hilang kesabaran ia berkata:
"Sampai dimanakah kita hendak dibawa ke tempat ini?"
Tie Ie Ya tertawa berkakakan, katanya: "Berapa lihaypun
kepandaian Biarawati jaya mungkinkah takut kepadaku, kita
berempat adalah jago-jago tanpa tandingan, siapa yang bisa
melawan tenaga gabungan kita?"
Tangga-tangga itu mulai menjadi serong, menurun sehingga
empat puluh lima derajat.
In Hay Hong menoleh ke samping kanan dan kiri, ia mengerutkan
alisnya. Suasana di dalam terowongan di bawah tanah itu terasa agak
panas, semakin lama semakin panas, keadaan ini sangat dirasakan
sekali oleh keempat orang yang bersangkutan.
Tie Ie Ya mulai bergumam "Permainan apa yang hendak
dilakukan oleh Biarawati jaya ini?"
In Hay Hong berkata. "Biarawati jaya hendak menggunakan sesuatu, tentunya tipu
muslihat lihay." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Betul !" berkata Su-to Yan. "Mereka tidak bergebrak, tapi
gerakan mereka harus dihadiri dengan hati-hati sekali," Hoa Tie
berkata: "Aku tidak habis berpikir, dengan cara apa mereka hendak
menghadapi kita?" Su-to Yan berkata: "Dimisalkan mereka menggunakan air menyergap kita di bawah
terowongan tanah ini, bagaimana?"
Disaat ini hawa panas semakin merangsang sekali, terlihat
cahaya kuning keemas-emasan berkilat-kilat menerjang mereka,
hawa panas itu bergelombang datang.
Kulit-kulit keempat orang itu seperti terbakar, seolah-olah
diterjang api. Sebelum mereka paham apa yang terjadi, tiba-tiba segulung
cairan yang mendidih menggulung-gulung datang, menerjang
kearah mereka. In Hay Hong adalah orang yang terbelakang, ia segera berteriak
kaget: "Emas murni yang sedang dicairkan!"
Kata-kata peringatan In Hay Hong itu betul! Ternyata Biarawati
jaya telah mengundang keempat jago kelas satu itu memasuki
terowongan di bawah tanah, dari atas, mereka mencairkan emas
murni, dan dituangkannya emas murni itu ke dalam terowongan di
bawah tanah. Hawa panas adalah akibat dari terjangan cairancairan emas murni itu.
Berjalannya cairan emas murni sangat lambat, tapi hawa panas
itu telah merangsang lebih dahulu.
Su-to Yan berteriak: "Mundur!"
Tempat di dalam yang begitu sempit, kemana mereka harus
mengundurkan diri" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Bersama dengan itu, terdengar suara ngedubruk, jalan mundur
keempat orang itu pun tertutup, sebuah besi besar telah jatuh
menurun membuntukan jalan asal semula.
Mereka berada didalam keadaan terjepit. Di depan telah
mendapat pengecoran emas murni yang kuning keemas-emasan.
Di belakang telah diganjel besi berat.
Sreet, Su-to Yan mengeluarkan pedang, inilah reaksi reflek dari


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seseorang yang berkepandaian.
Dikala mereka hendak mundur, terdengar suara gemuruh yang
menggelegar, lain benda di belakang besi hitam penutup jalan jatuh
lagi lepas berlapis perangkap Biarawati jaya mulai bekerja.
Mereka telah masuk kedalam perangkap Biarawati Jaya,
Ruang rahasia dibawah patung besar itu adalah satu jalan untuk
melarikan diri, mengetahui bahwa keempat jago jago itu tidak
mudah dihadapi Biarawati jaya mengosongkan kelenteng mereka.
Dengan cara-cara tertentu, mereka telah mengatur siasat, dilain
lorong jalan rahasia itu telah tersedia cairan emas murni yang
dipanaskan, jika cairan-cairan mas murni ini dituangkan kedalam
jalan tersebut, berbarengan sesudah membuntukan jalan belakang
Su-to Yan semua. Su-to Yan telah mengeluarkan pedang, dan ketika lawannyapun
sudah mengeluarkan senjata masing-masing.
Mereka bingung dan khawatir dengan cara bagaimana mereka
menghindari terjangan cairan emas murni itu"
Hawa panas merangsang semakin hebat, hanya hawa panas itu
sudah cukup untuk mematikan seseorang, bilamana mereka tidak
memiliki ilmu tenaga dalam yang hebat.
Su-to Yan, In Hay Hong, Hoa Tie dan Tie Ie Ya empat orang
telah masuk kedalam perangkap yang dipasang oleh Biarawati Jaya.
mereka memasuki ruangan rahasia dibawah tanah, dan dikala
hendak menembus ke jalan keluar dari tempat itu, dari atas jalan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
keluar dicurahkan emas murni yang mencair, sedangkan jalan balik
mereka sudah dibuntu oleh besi berat.
Cairan emas murni masih mengalir terus, sebagian dari mereka
ada yang membeku, tapi masih menggelinding. Hawa beku mas
murni itu tidak mudah. Maka diambil oleh golongan Biarawati jaya
untuk menekan keempat musuh mereka.
Masing-masing keempat orang itu telah mengeluarkan pedang,
Tapi jurusannya tidak sama-sama, Su-to Yan, In Hay Hong, dan Tie
Ie Ya berusaha menekan datangnya mas murni, Hoa Tie
menghadapi jalan kembali, membelakangi ketiga orang tadi.
Dikala cairan mas murni itu menggelinding turun, cairannya emas
kekuning kuningan memercik gemilauan, hingga menyinari wajahwajah dari orang-orang ditempat itu.
Su-to Yan, Tie Ie Ya dan In Hay Hong berusaha menekan berat
turunnya mas murni tersebut, semakin lama semakin memberat,
inilah suatu tanda, bahwa diatas mereka mas murni masih dicairkan
turun terus. Yang beruntung bagi ketiga orang itu ialah beratnya mas murni
agak berat, sangat lambat sekali, dan dikala hendak mendekati
mereka, sebagian dari mas-mas itu sudah membeku lagi. Sehingga
tidak seperti cairan air panas, yang langsung bisa menerjang apa
yang bisa ditempuh olehnya.
In Hay Hong mengeluh. "Tidak kusangka, Biarawati jaya menggunakan cara-cara yang
seperti ini." Di belakang mereka, Hoa Tie berkata.
"Tidak kusangka, pasti golongan Biarawati jaya mempunyai caracara tersendiri."
Hoa Tie bertopang dagu, membiarkan ke-tiga orang itu menahan
meluncur turunnya cairan emas murni.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Menyaksikan sikap Hoa Tie yang mau menang sendiri, Tie Ie Ya
tidak puas, mereka berempat berada didepan ambang pintu
kematian tapi hanya tiga orang yang berusaha. Hoa Tie berpeluk
tangan, tidak mau, Dengan mendengus ia berkata:
"Huh, percuma saja kau jadi murid Kie Toojin, ternyata begitu
takut mati." Hoa Tie berkata: "Kita orang segera mati, Apa guna aku membantu kalian bertiga.
Tidak guna bukan?" Tie Ie Ya tidak bisa melakukan banyak perdebatan, tenaganya
harus dicurahkan menjaga turunnya emas murni itu.
Hawa udara di tempat mereka sangat pekat, cairan mas murni itu
membawa rangsangan yang lebih hebat, sehingga memanaskan
kulit tubuh mereka seperti dipanggang di atas api.
Su-to Yan sedang mengerahkan semua tenaganya, bertahan
untuk melawan datangnya cairan-cairan mas murni.
Mengikuti pembicaraan mereka, hatinya menjadi lesu, Apa yang
diucapkan oleh Hoa Tie memang sangat beralasan, mereka segera
mati, inilah kekecewaan. Terbayang dihadapannya wajah yang sangat mengesankan Ie
Han Eng yang lemah gemulai, Cin Bwee yang nakal berandalan. Jie
Ceng Peng, Bun In Hian, dan banyak lagi wajah-wajah yang tidak
asing. Adanya lamunan-lamunan yang mengekang pikiran Su-to Yan
tadi, mengurangi tenaga si pemuda, tekanan cairan mas murni yang
dituang dari atas masih membeku terus, turun hebat lebih keras.
Tie Ie Ya dan In Hay Hong juga tidak mempunyai pegangan yang
kuat, melemahnya kekuatan ketiga pedang itu mengakibatkan lain
kejadian, mas murni segera nganjlok, turun ke bawah dan hendak
menggencet semua orang yang berada di tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan, In Hay Hong dan Tie Ie Ya terkejut, reaksi mereka
sangat cepat, lamunan dan rasa ketidak puasan disertai dengan
keputus asaan itu dibuang segera, daya refleks mereka cukup cepat,
tenaga yang memegang pedang ditambah, dan menekan turunnya
cairan emas. Mas murni berhasil ditekan naik, hanya sedikit, tapi cukup
menambah pernapasan. Ketiga orang itu saling pandang, wajah mereka begitu murung
sekali, kekuatan hidup dari seorang manusia tetap ada, Mereka
tidak mau memasrahkan diri kepada nasib, mereka tidak mau
menyerah kepada takdir, mereka berusaha menahan datangnya
maut yang ditunggangi oleh cairan-cairan mas murni.
Su-to Yan sakit hati kepada Hoa Tie, karena jago itu tidak mau
membantu usaha mereka, segera ia berteriak.
"Hoa Tie, mengapa kau berpeluk tangan?"
"Maksudmu?" berkata Hoa Tie dingin.
"Didalam keadaan yang seperti ini, kita harus bersatu padu,"
berkata Su-to Yan. Mengikuti pembicaraan Su-to Yan dan Hoa Tie, hati Tie Ie Ya
menjadi marah, atas sikap yang diperlihatkan oleh kawan
seperjuangan itu, Tie Ie Ya memang tidak puas, disaat ini
pedangnya ditarik pulang, Sreet mengancam Hoa Tie.
"Tidak takut mati" Nah terima seranganku ini" demikian Tie Ie Ya
berkata sambil menyerang kearah Hoa Tie.
Bergantinya pedang Tie Ie Ya membawa akibat lain, mas murni
bermuncratan, hampir saja mengenai beberapa orang.
Sebelum itu, tiga pedang bertahan menaikkan mas murni keatas,
Dicabutnya pedang Tie Ie Ya berarti kehilangan satu kekuatan,
hanya dengan kekuatan Su-to Yan dan In Hay Hong cukup untuk
mempertahankan diri, bobot berat mas murni itu menekan turun
beberapa senti. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Hoa Tie membuang diri kesamping, serangan Tie Ie Ya sungguhsungguh berada diluar dugaan. Hampir saja ia terluka. Beruntung
gerakannya gesit, Hingga tidak mengalami cidera.
Maksud Hoa Tie yang berpeluh tangan adalah membiarkan ketiga
orang itu bertahan sedapat mungkin, menunggu sampai mas murni
itu membeku, maka ia masih mempunyai tenaga penuh dan itu
waktu dengan menggunakan pedangnya, membobol mas murni,
meninggalkan tempat itu. Karena adanya pikiran yang serakah seperti ini, dengan demikian
Hoa Tie tidak mau mengeluarkan tenaga.
Pengunduran diri Tie Ie Ya berakibat besar, segumpalan emas
murni jatuh menekan Su-to Yan dan In Hay Hong menjadi kaget,
masing-masing bertahan sedapat mungkin, mengisi kekosongan
yang ditinggalkan oleh Tie Ie Ya.
Dada Su-to Yan dirasakan sangat serak, sulit untuk bernapas,
demikian juga In Hay Hong, hanya tenaga dua orang ini, mana
mungkin bisa mempertahankan diri lagi"
Keadaan yang seperti itu tidak lepas dari penilaian Tie Ie Ya, ia
menjadi kaget, In Hay Hong dan Su-to Yan bukanlah seorang kawan
akrab, toh mereka bisa bekerja sama2 mempertahankan jiwa dan
gencetan mas murni yang dicairkan itu.
Tie Ie Ya meninggalkan Hoa Tie mengayun pedang dan menahan
turunnya cairan mas murni lagi, ia membantu Su-to Yan dan In Hay
Hong mereka berada dalam keadaan terjepit.
Beban yang menekan Su-to Yan dan In Hay Hong menjadi agak
ringan. "Hoa Tie," berkata Tie Ie Ya. "Jangan kau mempunyai pikiran
yang jahat, untuk menunggu bekunya cairan mas murni, harus
memakan waktu dua belas jam. Didalam dua belas jam itu, besar
kemungkinannya kami bertiga tidak bisa bertahan, kami bertiga
kalah kekuatan. Kami bertiga mati, Dan sesudah kami mati boleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dibayangkan sendiri, siapa yang akan menahan turunnya cairan
emas murni" Mungkinkah kau bisa hidup sendiri ?"
Hoa Tie memang mempunyai rencana lain, ia berkata:
"Tidak ada yang melarang kalian menahan turunnya cairan mas
itu." In Hay Hong tidak sependapat dengan pendirian sang suheng,
tapi ia sulit untuk mendebatnya. sampai disini, ia tidak bisa lagi,
tidak bicara, teriaknya: "Suheng, lebih baik kau membantu usaha kami. Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh"
Hoa Tie harus berpikir lama, seperti apa yang Tie Ie Ya sudah
kemukakan, menunggu cairan mas murni itu harus memakan dua
belas jam, mungkinkah mereka bertiga bisa bertahan selama itu "
Bila tidak ada tiga orang yang menahan kekuatan dari atas, ia
sendiripun terjepit mati.
Untuk meloloskan diri dari jepitan-jepitan ini,
Hoa Tie mengayun pedang, tapi tidak membantu usaha dua
orang itu yang menahan turunnya cairan emas, itu hendak kembali
kejalan pertama, menuju kearah besi berat yang membuntukan
jalan belakang. Terdengar suara berdesis yang sangat panas, besi itu pun tidak
mudah ditembus, Dan hawa panas menyerang dirinya, wajah Hoa
Tie berubah, kini ia maklum apa yang rencana Biarawati jaya sudah
gunakan. Ternyata jalan mundur merekapun sudah dibekukan, tentunya
ada cairan mas murni pula yang tertahan dibelakang besi berat itu.
Tidak mungkin Hoa Tie mencari jalan mundur.
Tie Ie Ya bisa menyaksikan apa yang diperbuat oleh Hoa Tie,
maka ia berkata: "Nah, bagaimana rencanamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pikiran Hoa Tie sudah mulai menjadi kusut, kini ia menusuk dua
kali, tanpa hasil, mau tidak mau, ia membantu usaha ketiga orang
itu, menahan turunnya cairan mas murni dari atas, In Hay Hong
memberi bujukan halus: "Suheng, mati hidupnya manusia berada di
dalam takdir, tapi kita harus berusaha, sedapat mungkin kita
berusaha, Dalam keadaan yang seperti ini, lebih baik kita bersatu."
Empat jago kelas satu menahan turunnya cairan mas murni yang
dituangkan dari atas, inilah rencana Jahat dari Biarawati Jaya.
Dengan adanya tambahan tenaga ini, Su-to Yan, In Hay Hong
dan Tie Ie Ya bisa meringankan beban, dengan tenaga empat
orang, tentu saja lebih ringan, bila dibandingkan dengan tenaga tiga
orang tadi. Sayang sekali, su-to Yan bertiga sudah bertahan terlalu lama,
tenaganya sudah mulai kurang, keringat mulai membasahi tubuhtubuh mereka itu.
Hoa Tie sudah memberi bantuan, maka tenaga mereka menjadi
empat orang. Tapi cairan mas murni yang dituang dari atas lubang itu masih
mengilar terus, semakin lama semakin berat, hal ini dirasakan oleh
empat orang yang bersangkutan.
Biarawati Jaya masih menuang terus cairan mas cairan mas yang
dibawah mulai membekuk tapi yang diatas diruang terus dan
mencairkan sebagian lagi mas murni yang membeku.
Bertambahnya cairan mas murni itu bisa dirasakan sekalian oleh
keempat yang bersangkutan dan mereka bertahan lagi beberapa
waktu, tidak ada tambahan berat baru, bobot berat itu sudah
terbatas. Mereka menjadi girang, tentunya Biarawati jaya diatas mereka
telah kehabisan mas murni, dan hanya terbatas pada jumlah-jumlah
tertentu. Beban itu tidak bertambah lagi.
In Hay Hong dan Su-to mengeluarkan suara gembira.
Yan saling pandang, mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tie Ie Ya dan Hoa Tie juga bisa merasakan, bobot berat mas
murni yang jatuh dari atas itu tidak bertambah lagi.
Dengan satu isyarat bersama, empat pedang mereka dijunjung
keatas, dan itulah tenaga gabungan, maka gumpalan mas murni
tertekan ke atas.... Tie Ie Ya berteriak girang "Bagus, Mari kita tekan terus keatas."
Su to Yan maklum, hal itu bukan saja pekerjaan yang mudah. Tapi
mereka harus berdaya, bersama-sama dengan segera menekan
keatas lagi. Keadaan seperti itu tidak ubah seperti pompa. Sebelumnya
bilamana cairan mas murni membutuhkan jalan lubang itu, menekan
kebawah.. kini ditarik lagi keatas, maka hawa udarapun tersedot,
menjadi tipis sekali. Napas keempat orang itu dirasakan menjadi sesak, mereka
kekurangan gas udara, udara yang sangat tipis itu tidak cukup untuk
digunakan bernapas oleh empat orang, walau dengan tenagatenaga dalam yang luar biasa, toh mereka harus bernapas. Dan
napas ini sangat di butuhkan sekali.
Dengan terengah-engah Hoa Tie berkata:
"Mari kita dorong terus, sepuluh tombak lagi. Pasti kita berhasil."
Tie Ie Ya berkata: "Mungkinkah kau bisa bertahan terus-menerus didalam hawa
udara hampa yang seperti ini "
Keadaan ini memang sulit bagi mereka. membiarkan cairan mas
murni itu jatuh kebawah, pasti mereka tergencet dan mati,
mendorongnya keatas, hawa udara menjadi tipis, hingga mereka
sulit bernapas Tapi ini hanya jalan satu-satunya, mau tidak mau, mereka harus
menyingkirkan mas murni itu.
Otot-otot Tie Ie Ya mulai berkembung keluar, menandakan
betapa kuat tenaga yang di kerahkan olehnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Napas Hoa Tie tersengal-sengal, diantara keempat orang itu Hoa
Tielah yang mempunyai tenaga dalam terendah!
Wajah In Hay Hong menjadi pucat pasi matang biru, terlalu
banyak tenaga yang dikerahkan hampir ia sulit bernapas.
Su-to Yan memperhatikan keadaan-keadaan dari ketiga


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rekannya, tenaga dalamnya berputar secara teratur, perlahan demi
perlahan, napasnya agak memburu, tapi ia diantara keempat orang
tadi, kedudukannyalah yang terbaik.
Tenaga dan ilmu-ilmu dari apa yang dipelajari digunakan semua.
Terbayang kembali pelajaran-pelajaran yang jarang digunakan,
kini wajarlah rasanya untuk diperlihatkan ditempat itu, hati Su-to
Yan tergerak tiba-tiba saja ia mengeluarkan pekikan panjang,
pedangnya yang menekan cairan mas murni yang membeku itu
digerakkan, berputar mengorek sedikit, semakin lama semakin
besar, terjadi hujan emas, percikan-percikan lelatu api mas itu
berterbangan kemana-mana, In Hay Hong, Hoa Tie, Tie Ie Ya
menjadi kaget, mereka harus mengerahkan sebagian tenaga dalam
menghindari percikan-percikan lelatu mas murni tadi.
Semakin lama, Su-to Yan semakin segar, pedangnya bergerak,
semakin cepat, ia membuat lubang, dan lubang itu telah mulai
membesar, semakin lama semakin besar.
"Hai!" Hoa Tie membentak. "Apa yang kau lakukan?"
Tapi Tie Ie Ya sudah mengetahui apa yang harus dilakukan
olehnya, mengikuti gerakan Su-to Yan, ia pun membuat lubang,
cairan cairan mas murni yang membeku itu, dicongkelnya sedikit
demi sedikit, berguguran jatuh kebelakang.
Hati In Hay Hong dan Hoa Tie juga mulai bergerak, kini mereka
mendapat cara lain bagaimana untuk melenyapkan tekanan-tekanan
dari cairan mas murni itu.
Empat pedang dari empat jago istimewa kelas satu,
menggerakan senjata mereka, sedikit demi sedikit, tapi pasti sekali,
mas-mas murni itu dikesampingkan tertumpuk dibelakang mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Disentuhnya satu persatu, dan kini mereka hendak menembus mas
murni itu membuat lobang jalan maut.
Tekanan mas murni dari atas sudah tidak ada, mungkin terjadi
perobahan mungkin pula kehabisan bahan.
Karena itulah, dengan penuh kebebasan ke empat pedang tadi
bergerak langsung maju ke-depan, mudah sekali, walau dengan
baju berlubang, terkena percikan-percikan mas murni yang panas,
merekapun menerobos terus.
Tress.... akhirnya Su-to Yan membuat toblosan terakhir, dan
udara dingin dari atas mengalir masuk, ia berhasil menembus
pertahanan mas murni yang terakhir diatas.
Adanya lubang yang kecil itu sudah cukup untuk menangkap
suara-suara yang ada diatas, terdengar riuh rendah lolongan srigala,
bagaikan menghadapi hutan yang penuh dengan binatang-binatang.
Pedang Su-to Yan, Hoa Tie, dan In Hay Hong dan Tie Ie Ya
bekerja semakin hebat, dan akhirnya mereka berhasil membuat
lubang, masing-masing mencelat keluar dan bawah lorong rahasia
itu. Suara lolongan-lolongan serigala masih terdengar jelas selalu Dan
diantaranya terdengar jelas lolongan panjang yang nyaring dari
seseorang. Hati Su-to Yan sangat girang, itulah suara si Anak Srigala Lee Pin.
Betul saja, seseorang yang menunggang kuda maju kearah
mereka, penunggangnya adalah Lee Pin.
Si Anak serigala Lee Pin menghampiri Su to Yan, merangkul keras
tubuh kawan itu, dengan girang ia berteriak:
"Bagus, kau tidak menderita sesuatu apa." dengan penuh syukur
dan terimakasih Su-to Yan berkata.
"Saudara Lee Pin, terima kasih kepada bantuanmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kini Su-to Yan mengerti mengapa tekanan cairan mas murni,
mengapa tidak memberat lagi, ternyata diatas mereka, Lee Pin telah
datang dengan pasukan srigalanya, sehingga menghancurkan tipu
jahat dari Biarawati Jaya.
Karena tidak adanya lemparan-lemparan cairan emas murni dari
atas, maka Su-to Yan berempat bisa berhasil keluar dengan bebas,
Mudah saja dibayangkan bilamana tidak ada Lee Pin ditempat itu,
walau Su to Yan berhasil membuat lubang yang cukup untuk
mereka keluar, mungkinkah bisa menerjang lemparan cairan mas
murni yang panas. Tentu saja tidak mungkin. Cairan mas murni itu sangat panas
sekali, daya bekunya rendah bagaimana mereka bisa mengelakan.
Lee Pin memandang kearah empat orang yang berada ditempat
ini, ia berkata kepada Su-to Yan.
"Pendekar Rajawali Mas Kie Eng memberitahukan kepadaku, ia
meminta bantuanku agar bisa menolongmu. Dan betul-betul aku
berhasil menolongmu. Tapi mereka telah melarikan diri "
Yang diartikan mereka oleh si Anak serigala Lee Pin adalah
orang-orang Biarawati Jaya.
Memandang kepada Lee Pin, Su-to Yan mengajukan pertanyaan.
"Kau melihat Ie Han Eng?"
"Kukira telah dibawa oleh mereka." berkata Lee Pin. "Biarawatibiarawati itu terlalu licin, serigala-serigalaku itu bisa dielakannya
juga." Disekitar tempat itu, masih terdengar lolongan-lolongan serigala
yang panjang melengking-lengking, sangat tajam sekali, ganas
sekali cukup membangkitkan bulu roma.
"Saudara Su-to Yan?" berkata Lee Pin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Legakan hatimu, pasukan Serigalaku telah mengurung sekitar
tempat ini, hendak kucoba, bagaimana mereka bisa meloloskan
diri." Hoa Tie dan Hay Hong saling pandang, mereka menyerah karena
membiarkan sibiru terbang kembali, bilamana ada bantuan Raja wali
Sakti dari Tong Hay itu, tentu lebih mudah menguasai posisi disini.
Golongan Biarawati jaya telah memperhitungkan sesuatu, diluar
dugaan mereka tidak bisa membentur kekuatan pasukan Serigala
yang dibawa oleh Lee Pin. Mereka ketemu batunya.
Disaat ini, tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala yang lebih
galak, lebih panjang. Lee Pin berteriak girang, dia berkata kepada Su-to Yan:
"Ada berita, mari kita kesana, kukira Ie Han Eng berada di
tempat itu." Mengikuti datangnya arah suara lolongan serigala tadi, Lee Pin
mengajak Su-to Yan ke tempat itu.
Lima jago silat kelas satu menggerakkan tubuh mereka, serigalaserigala yang berada disekitar itu menyingkirkan diri, mereka
membawakan sikap yang hormat kepada Lee Pin, si Anak Serigala
Lee Pin adalah pemimpin mereka. Pemimpin manusia yang
mempunyai kecerdikan otak melebihi binatang.
Akhirnya Lee Pin berhenti dibawah sebuah pohon besar, dibawah
pohon ini terdapat seekor serigala yang sangat besar, terjadi saling
sahut-sahutan didalam bahasa binatang, Lee Pin dan serigala besar
itu melolong sekian saat dan mengertilah apa yang telah terjadi
Lee Pin memandang ke arah Su-to Yan kemudian berkata:
"Ia mengatakan bahwa di atas pohon ini masih ada orang!"
Hati Su-to Yan berdebar-debar. Mungkinkah Ie Han Eng" Tapi
belum tentu, Mungkin juga orang-orang dari golongan Biarawati
Jaya" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan, Tie Ie Ya, In Hay Hong, Hoa Tie dan Lee Pin
memperhatikan pohon besar di depan mereka.
"Lihat." Tiba-tiba Tie Ie Ya berteriak.
-ooo0dw0oo- Jilid 22 Semua mata ditujukan ke tempat tangan Tie It Ya, disana
terdapat sebuah lubang tertutup oleh akar-akar rumput, dan sekali
lobang itu disingkap oleh mereka, cukup untuk memasuki tubuh
seorang, Lima jago saling pandang, akhirnya Tie It Ya yang berteriak:
"Biar aku yang masuk" ia berkata.
"Jangan" berteriak Suto Yan. "Biar aku saja."
Tap Lee Pin sudah menerobos masuk kedalam lobang itu.
Suto Yan tidak mau ketinggalan, iapun turut serta memasuki.
Didalam pohon ini cukup besar, ternyata isinya sudah dikorek,
tidak ubahnya sebagai perlindungan yang sangat aman. Ada sebuah
tangga tali yang terjulur naik., Lee Pin sedang menaiki tangga tali
itu menuju keatas, Suto Yan juga menyusul kawannya itu.
Karena keberanian Lee Pin dan Suto Yan, ketiga jago lainnya
juga tidak mau kalah, Hoa Tie, In Hay Hong dan tie IT Ya menyusul
masuk kedalam pohon,dan merambat naik melalui tangga tambang
yang ada. Gerakan mereka ceoat sekali dan kini masing-masing telah
berada diatas pohon itu. Cukup luas, disana terdapat satu
bangunan, tidak ubahnya sebagai istana diatas pohon.
Suatu bangunan diatas pohon yang terpentang diatas mata
kelima jago itu, seperti orang dayak, tapi lebih rapih dari orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dayak, semua perabot dan bentuk-bentuk bagunan rapi sekali,
bagus sekali, necis sekali.
Ditengah-tengah bangunan itu duduk dua orang, satu adalah Ie
Han Eng dan seorang lagi adalah seorang nikow tua, mereka
mengatupkan mata mereka seolah-olah tidak tahu akan kedatangan
lima orang tadi. Suto Yan berteriak girang: "Adik Eng" Ie Han Eng tidak membuka
matanya, seolah-olah tidak mendengar teriakn itu.
Reaksi nikow tua yang duduk di vsebelah Ie Han Eng segera
terbit, sepasang mata nikow tua yang dikatupkan itu terpentang
lebar-lebar memancar sinar kebencian, ditujukan kepada Suto Yan
dan berkata: "Mengapa kau berani naik ke tempat ini?" Ia
membentak. Suto Yan tidak memperdulikannya, segera ia menubruk kea rah
Ie Han Eng, diseretnya tubuh sang kekasih itu, menjauhi nikow tua
tadi. Lee Pin, Hoa Tie, Tie It Ya, dan In Hay Hong berbaris di belakang
Suto Yan. Mereka hendak melihat apa yang SutoYan lakukan di
tempat itu. Suto Yan telah berhasil merebut Ie Hsn Eng, tetapi tidak berhasil
membangunkan gadis itu, menotok-notok beberapa tempat dan
tidak berhasil sama sekali. Kemarahan Suto Yan meluap-luap,
memandang kearah si nikow tua, segera ia membentak: "Kau
apakan dia ?" Nikow tua itu memperlihatkan senyumannya yang
menantang, sombong sekali.
Nikow tua itu membuka suara: "Kuperingatkan kepada kalian
semua lekas turun dari tempat ini."
Diantara kelima orang itu, adat Hoa Tie sangat keras, ia masih
mendendam sakit hati atas tipu muslihat Biarawati jaya yang
hendak membunuh mereka dengan menuangkan cairan-cairan emas
murni kedasar goa itu. Kini dibentak-bentak lagi, kemarahannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
tidak bias tertahan, ia mengayun tangan dan memukul ke arah
nikow tua itu. Suto Yan kaget, sebelum Ie Han Eng bias ditolong, ia tidak
mengijinkan orang mengganggu nikow tua itu, nikow tua adalah
salah satu orang dari golongan Biarawati jaya yang terkemuka,
bilamana sampai terjadi nikow tua itu mati, apa akibatnya" Ie Han
Eng pasti celaka. Melihat gerakan Hoa Tie hendak memukul nikow tua itu, tangan
Suto Yan direntangkan, menyambut serangan Hoa Tie. Hoa Tie
terdesak mundur dengan marah dia membentak: "Suto Yan, kau
berpihak padanya?" Tiga kali pula Hoa Tie memukul terus menerus,
tetap ditujukan kepada nikow tua itu.
Tiga kali juga Suto Yan menerima pukulan Hoa Tie, segera pula
ia membentak: "Aku tidak mengijinkan orang luar turut serta dalam
persengketaan ini, sebelum Ie Han Eng bebas dari kecelakaan."
"Dia adalah tokoh terkemuka dari Biarawati jaya" berkata Hoa
Tie. "bila tidak membunuhnya, siapa pula yang harus kita bunuh."
"Kau hendak membunuh nenek ini, berarti membunuh Ie Han
Eng." Berkata Suto Yan, "Sudahkah terpikir olehmu?"
Hoa Tie telah membentur kekuatan Suto Yan, ia tahu sampai
dimana ilmu kepandaian jago muda itu, tidak mungkin bisa
memenangkan Suto Yan, karena itu dia harus mengalah.
Menengok kearah Tie It Ya, jago tua itu memancarkan sinar
kebencian, masih menaruhsakit hati, inilah sebab ganjalan didalam
ruang rahasia Biarawati jaya. Apa boleh bua, Hoa Tie menyerah, ia
mengundurkan diri dari persengketaan itu.
Suto Yan menghadapi nikow tua diatas bangunan diatas pohon
besar itu, ia berkata: "Bagaimana sebutan suthay yang mulia?"
"Huh" nikow tua itu mendengus. "Tidak kenal kepadaku" Aku
adalah ketua Biarawati jaya, namaku Put Lee Pat Lee."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Haa?" mereka sedang berhadapan dengan ketua golongan
Biarawati jaya. Put Lee Pat Lee mengekang kesehatan Ie Han Eng, ia tidak
berhasik melarikan diri dan menggunakan tempat persembunyian itu
menyembunyikan Ie Han Eng.
Diluar dugaan, bantuan yang mensukseskan Suto Yan adalah
pasukan serigala Lee Pin, daya cium serigala-serigala itu sangat luar
biasa, mereka berhasil pula menemukannya. Kejadian ini berada
diluar dugaan Biarawati jaya. Ie Hasn eng telah dibuat seperti orang
yang lupa ingatan, Suto Yan sangat mengkhawatirkan keselamatan
Ie Han Heng, ia berkata dingin:
"Apa yang suthay telah lakukan kepada nona ini" Mengapa ia
tidak bicara?" "Ia telah memakan obat dari Biarawati jaya" berkata
Put Lee Put Lee. "Bisakah suthay memberikan obat penawar untuknya?" Suto Yan
memohon dengan suara lemah.
Put Lee Put Lee menganggukkan kepal, katanya: "Bisa saja, Tapi
kau harus mengikuti apa yang kuperintahkan,"
"Permintaanmu sulit diterima, Biarawati jaya mempunyai sikap
yang bermusuhan, tentu mempunyai langkah-langkah yang tidak
menguntungkan Suto Yan." Si pemuda diam.
Orang-orang yang berada dibangunan diatas pohon itu berjumlah
besar, kedudukan In Hay Hong mendekati tangga tali yang
menurun, dikala Suto Yan berdebat dengan Put Lee Put Lee suthay,
mengetahui bahwa dirinya tidak guna berdiam lama ditempat itu, In
Hay Hong merosot turun, meninggalkan semua orang tanpa pamit
kepada siapapun juga. Kepergian In Hay Hong tidak diketahui smua
orang, termasuk juga sang suheng Hoa Tie.
Hos Tie memusatkan perhatian kepada pembalasan dendam, ia
sangaat sakit hati atas perbuatan-perbuatan Biarawati jaya, ingin
sekali membunuh Put Lee Put Lee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tie It Ya jugs sakit hati kepada Put :ee Put Lee, tapi tidak
sekeras apa yang Hoa Tie kandung.
Suto Yan Tidak ada niatan untuk membantu Put Lee Put Lee, tapi
keselamatan Ie Hsn Eng berada ditangan ketua Biarawati jayaitu,
mau tidak mau ia harus bias membawa diri.
Tie It Ya berteriak, ia memberi peringatan kepada SutoYan:
"Jangan masuk kedalam perangkap tipunya." Pikiran Hoa Tie juga
tergerak, segera ia berkata: Obat-obatan didaerahTong Hay terkenal
nomor satu, bila kau bersedia membawa Ie Hsn Eng ke Tong Hay,
juga tidak perlu meminta pertolongannya."
Hati Suto Yan tergerak, kata=kata Hoa Tie menyadarkan dirinya,


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia juga maklum, aneka macam obat-obatan tersedia didaerah Tong
Hay, obat apakah yang tidak ada di daerah itu" Ie Han Eng
menderita racun apa, bila ia bersedia mengajak kedaerah Tong Hay
, tentu bias menyembuhkannya.
Tidak perlu meminta pertolongan Put Lee Put Lee yang belum
tentu bias menghasilkan suatu kesuksesan.
Put Lee Put Lee mendelikkan mata, ia membentak kearah Hoa
Tie: "Apaka kau tah, racun apa yang sudah kutaburkan kepada Ie
Han Eng?" Hoa Tie kalah berdebat, tentu saja ia tidak tahu racun apa yang
telah diberi makan kepada Ie Han Eng, dan sangat sulit untuknya
memberi obat yang tepat, tapi ia tidak mau mengalah, dengan
suara dengusan dari hidung ia berkata:
"Tidak peduli racun apa, obat-obat didaerah Tonghay sangat
komplit, kita bisa mengurusnya."
"Obat yang cocok bias menyembuhkan penyakit, tapi salah
memberi obat bias memperbesar penyakit itu. Dan ini diketahui oleh
semua orang." Kata-kata Hoa Tie seperti tadi tentu saja tidak bisa diterima oleh
semua orang. Mana boleh menjajal mengobati orang sakit dengan
aneka macam obat-obatan, risiko terlalu besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Put Lee Put Lee juga mengerti, maka dibiarkannya saja ejekan
Hoa Tie tadi, hendak dilihat bagaimana reaksi Suto Yan.
Suto Yan sedang membikin pertimbangan, bagaimana ia bias
menyembuhkan penyakit Ie Han Eng. Meminta Pertolongan kepada
Put Lee Put Lee, berarti mengikat diri sendiri. Meyerahkan Ie Han
Eng kepada Hoa Tie juga belum tentu bias sembuh kembali.
Hanya ada dua jalan yang terpentang di depan Suto Yan, tapi
kedua jalan itupun jalan yang sangat sempit, sulit dilakukan.
"Suthay" berkata Suto Yan. "Bisakah kau memberi tahu, racun
apa yang telah kau taburkan kepada Ie Han Eng?"
Put Lee Pui Lee berkata tawar: "Dua macam racun yang
bertentangan telah kuberi makan, satu adalah rumput Cian-wie-ciu,
dan satunya lagi adalah akar Bian-ciu-hiang, bilamana tidak
mendapat pengobatan yang tepat, hanya dalam belasan hari, kulit
kekasihmu itu akan meleleh, mencair dan merusak diri sendiri."
Bulu tengkuk Suto Yan dirasa merinding mendengar keterangan
Put Lee Put Lee yang seperti itu,
Sesudah mengetahui racun yang ditaburkankepada Ie Han Eng,
hati Hoa Tie menjadi girang, segera ia berteriak: "Nah kau telah
menyebutkan nama-nama racun itu, mungkinkah tidak ada obat
yang bias menyembuhkannya?"
"Ada saja," berkata Put Lee Put Lee "Obat yang bias
menyembuhkan racun rumput Cian-wie-ciu adalah batu Tiat-tan-ciok
dan obat yang bias menyembuhkan akar Bian-cu-hi-ing adalah
rumput Ciok-hong-ci, Akan tetapi sifat-sifat batu Thiat-tan-ciok dan
rumput Ciok-hong-ciu sangat bertentangan satu dingi dan satu lagi
panas. Aku tahu daerah Tong haymemiliki kedua obat ini, tapi
bisakah kau meyembuhkannya" Tanpa bias menggangu kesehatan
orang yang bersangkutan?"
"Apa kau bisa?" bentak Hoa Tie.
"Tentu." berkata Put Lee Put Lee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Apa yang kau bias lakukan, pasti aku bisa juga." berkata Hos
Tie. "Baiklah," berkata Put Lee Put Lee "Suto Yan, boleh kau serahkan
saja Ie Han Eng kepadanya. Kukira ia lebih mempersulit keadaan Ie
Han Eng daripada menyembuhkannya."
Suto Yan menjadi bingung, sangat ragu-ragu.
Sedari mereka menaiki tangga itu, si Anak Serigala Lee Pin belum
pernah membuka mulut sampai saat ini, saking tidak sabar
menantikan urusan-urusan mereka, Lee Pin berteriak: "Put Lee Put
Lee, jangan kau lupa, disini masih ada aku, si Anak Serigala Lee Pin
yang tidak mengenal apa itu artinya perkemanusiaan."
Put Lee Put lee menoleh kea rah anak muda liar itu, sinar
matanya penuh kebencian, kekalahan hari ini terjungkal karena
kedatangan Lee Pin, pasukan serigal Lee Pin adalah pasukan yang
terganas, Biarawati jaya tidak berhasil menaklukkan mereka tidak
bias menggunakan siasat atau muslihat lain.
"Aku tidak bisa melupakanmu," berkata Put Lee Put lee gemas.
Suatu hari aku akan membikin tuntutan ini."
"Selalu aku siap menerima pembalasanmu" berkata Lee Pin.
"Kukira kau belum kenal kepadaku siapa adalah Lee Pin ini. Aku
adalah manusia yang dibesarkan oleh serigala. Sedikit banyak sifatsifat serigalaku itu masih ada, jangan kau membuat aku marah lagi.
Bilamana aku tidak senang kepaqdamu, apa akibatnya" Boleh kau
bayangkan sendiri." Tujuan kata=kata Lee Pin adalah memberi ancaman agar Put Lee
Put Lee bisa lebih tahu diri dan bersedia memberi pertolongan
kepada Ie han Eng. Tapi Put Lee Put Lee bukan seorang ketua Biarawati jaya,
bilamana ia tidak mempunyai keteguhan hati yang sempurna,
semua ancaman itu tidak digubris, dengan tertawa ia berkata:
"Aku tidak melarang apa yang kau sukai. Kau hendak merusak
diriku" Hendak menyakiti aku" Boleh. Tapi sudahkahterpikir olehmu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
apa akibatnya dengan kedudukan Ie Han Engt" Mungkinkah gadis
itu bias ditolong lagi" Mungkinkah Suto Yan mau berpeluk tangan
saja, menyaksikan bahwa kekasihnya dilukai orang?"
"Tentu saja," berkata Lee Pin. "Aku tidak segera membunuh
dirimu sebelum menyembuhkan penyakit Ie Han Eng."
"Hendak menyiksa aku?" Put lee Put lee menantang.
"Kau kira aku takut?" bentak Lee Pin, ia sudah siap sedia.
"Tunggu dulu," tiba-tiba Suto Yan menyela. "Lebih baik kita
bicara secara sabar."
Lalu SutoYan menghadapi Put lee Put lee, dan berkata kepada
ketua golongan Biarawati jaya itu: "Suthay, katakanlah apa yang
kau mau?" "Kau tidak mengharapkan Ie Han Eng menjadi sinting bukab?"
bertanya Put lee Put lee.
Suto Yan mengangukan kepala.
"Kau mengharapkan kembali seorang Ie Han Eng yang segar
bugar bukan?" bertanya lagi Put lee Put lee.
Selagi Suto Yan menganggukan kepala, "Aku bersedia
menyembuhkan Ie Han Eng dengan syarat dan janjimu. Kau harus
bersedia melakukan perintahku."
"Perintah apakah itu" Aku bersedia melakukannya, bilamana bias
kulakukan." berkata Suto Yan.
"Pasti kau bisa lakukan." Berkata Put lee Put lee.
"Baik. Aku bersedia melulusi permintaanmu." Berkata Suto Yan.
Tiba-tiba terdengar seru geraman yang membentak: "Tunggu
dulu" Orang yang mencegah persetujuan Suto Yan ini adalah Tie It. Ya
Tie It. Ia maklum, ia mengerti, betapa jahatnya Biarawati jaya,
maka segala sesuatu yang diambil oleh Put lee Put lee , pasti tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
menguntungkan mereka, karena itu cepat-cepat ia mencegah.
Menggagalkan persepakatan Put lee Put lee dan Suto Yan.
Tie It Ya menghadapi Put lee Put lee dsn berkata: "Jangan kau
kira orang-orang disini ini mudah dihina. Hanya sekali pencet
jiwamu pasti melayang. Berpikirlah baik-baik."
"Tidak ada urusanmu." Bentak Put lee Put lee. "Aku sedang
meminta persetujuan Suto Yan. Tidak perlu kau turut bicara,"
"Mengapa tidak memberi aku hak bicara" Hendak mengakali Suto
Yan?" berkata Tie It Ya,
Lalu dihadapinya Suto Yan dan berkata: "Suto vYan, jangan kau
mau ditipu olehnya. Dimisalkan ia memerintahkan sesuatu dan
sesudah kau lakukan apa pula akibatnya bila ia menelan janji" Tipu
muslihat Biarawati jaya terlalu banyak, kau bukan tandingannya,
berpikirlah baik-baik,"
"Betul," Hoa Tie menyetujui pendapat Tie It Ya. "Suto Yan, lebih
baik kita kembali ke pulau Tong-hay, Disana pasti ada obat yang
bisa menyembuhkan kekasihmu."
Tiba-tiba ". Seseorang melompat naik, gesit sekalim dsari
tangga-tangga tali didalam pohon itu tanpa ada suara orang itu
telah menampilkan dirim segera ia berkata:
"Suto Yan jangan ragu-ragu. Segera melakukan perjalanan ke
Tong-hay. Aku telah menyediakan kapal, didalam sepuluh hari,
kujamin berada di tempat tujuan."
Orang yang baru datang adalah seorang tua berbaju kuning,
inilah paman ketua istana Belang Khong kiok kiong.
Musuh Biarawati jaya bertambah seorang lagi.
Dikurung oleh jago-jago kelas satu itu, Put lee Put lee tidak
menjadi gentar, ia tidak berkepandaian silat, tapi otaknya melebihi
mereka, tidak peduli siapa, tidak ada satu yang bisa menandingi
kepintarannya, melihat kepada siorang tua berbaju kuning sebentar
ia berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kukira kau bernama Ban Ho Hian, bukan" Tokoh ternama dari
istana Belang Khong kiok kiong"
Orang berbaju kuning memang bernama Bun Ho Hian, ia menjadi
paman dari Bun In Hian, kedudukannya didalam istana Belang
sangat tinggi, boleh dikata bisa merendengi ketua golongan.
Mendapat teguran dari Put lee Put lee, hati Bun Ho Hian menjadi
terkejut, golongan Biarawati jaya tidak berkepandain silat, tapi
tokoh-tokoh silat ternama tidak lepas diri penilaian merreka,
sepintas lalu saja, Put lee Put lee juga bisa menyebut nama itu,
tentu saja mengejutkan Bun Ho Hian.
Bun Ho Hian segera menoleh kearah Suto Yan, ia berkata kepada
si pemuda: "Kukira daerah Tong-hay lengkap dengan segala macam
obat-obatan, tidak perlu kau tunduk kepada kekuasaannya,
Biarawati jaya tidak mempunyai maksud baik. Lebih baik kita
mengajaknya ke Tong-hay, kujamin, hanya sepuluh hari kita bisa
tiba ditempat itu. Dimisalkan tidak menemukan obat yang dimaksud,
kita mencari jalan lagi."
Suto Yan menoleh dan memandang kearah Put lee Put lee, ia
hendak mengetahui bagaimana sikap ketua Biarawati jaya ini.
Yang berada diluar dugaan, Put lee Put lee mengangguk kepala,
ia menyetujui usul semua orang, pergi ke Tong-hay, katanya: "Baik
akan kulihat bagaimana kalau bisa membawa Ie Han Eng ke pulau
Tong-hay. Mari kita bersama-sama pergi ke pulau Tong-hay. Suto
Yan, kau boleh lulusi permintaan mereka."
Suto Yan berkata: "Maksud tujuan utamaku ialah menyembuhkan
Ie Han Eng. Pergi atau tidak pergi ke pulau Tong-hay, tidak menjadi
soal." Put lee Put lee berkata dingin: "Dunia dimasa ini tidak sedikit
yang berkepandaian silat, tapi siapakah diantara mereka yang bisa
menggunakan otak" Hanya mengandalkan ilmu kepandaian silat
untuk menandingi Biarawati jaya, inilah mengimpi. Hendak aku lihat,
bagaimana kalian bisa membawa Ie Han Eng. Pergilah ke daerah
Tong-hay. Akupun hendak menyertai kalian. Hendak kusaksikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
siapa yang lebih unggul, Biarawati jaya" Golongan istana Belang
Khong-kiok-kiong" Apa kau, Suto Yan atau jago-jago Tong-hay?"
"Bagus," Hoa Tie berteriak girang. "Mari kita berangkat ke pulau
Tong-hay." Tentu saja Hoa Tie menjadi girang, karena pulau Tong-hay
daerah kekuasaannya, itu waktu apa yang ia mau, Siapa yang bisa
melawan" Suto Yan tertegun sebentar, dia harus berpikir lama, tapi tidak
ada jalan kedua, apa boleh buat, dengan menggendeong Ie Han
Eng, ia melulusi permintaan semua orang, mereka harus semua
pergi ke pulau Tong-hay. Lee Pin bisa menyelami dasar tujuan Suto Yan, ia dilarang
menggunakan kekerasan, menyiksa Put lee Put lee atau menyakiti
ketua Biarawati jaya itu.
Dengan menghela napas panjang ia berkata: "Suto toako, orang
yang paling kupuja adalah dirimu. Kuharap kau tidak menjadi
terganggu hanya karena seorang wanita, tapi apa boleh buat, baikbaiklah kau menjaga diri. Aku hendak berangkat lagi. Selamat
berjumpa dilain waktu."
"Aku sangat berterimah kasih kepadamu, sampai berjumpa lagi,"
berkata Suto Yan. Ia tidak memaksa Lee Pin untuk turut serta ke pulau Tong-hay,
mengingat banyaknya pasukan serigal yang dibawa olehnya.
Lee Pin merosot turun dengan melalui tangga tali, dengan
kegesitannya yang luar biasa sebentar kemudian sang anak serigala
telah lenyap. Di bawah pohon besar itu terdengar lolongan
lengkingan panjang, melengking jauh. Disusul oleh suara jeritanjeritan serigala lainnya, mereka melolong memberi penyahutan dan
secara teratur rapi, serigala-serigala itu dibawah pimpinan Lee Pin,
lalu meninggalkan tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Atas kesepakatan semua orang, karena Ban Ho hian telah
meyediakan kapal dari istana Belang, merekapun meninggalkan
bangunan di atas pohon besar itu.
Tie It Ya, Hoa Tie, Suto Yan dengan menggendong Ie Han Eng
dan serta juga menggiring Put lee Put lee di depan mereka,
bersama-sama menuju ke tepi pantai. Disana telah tersedia perahu
besar yang disediakan oleh Bun Ho Hian.
Perahu isata Belang itu cukup besar untuk menampung semua
orang, pelayaran segera dilakukan menuju kea rah pulau Tong-hay.
Diantara rombongan orang-orang itu hanya tidak tertampak
bayangan In Hay Hong si jago Tong-hay, setelah memisahkan diri
dengan maksud tujuannya yang lain dari padayang lain.
Perahu besar berlayar dengan cepat. Suto Yan menggendong Ie
Han Eng. Put lee Put lee dikurung oleh Tie It Ya, Hoa Tie dan Bun
Hoa Kian. Kesepian yang seperti itu membuat perjalanan yang terlalu lama,
Put lee Put lee sudah menggunakan otaknya, ia membuka mulut:
"Suto Yan tahukah kau, apa yang menjadi maksud tujuanku ?"
Suto Yan masih berada dalam keadaan pusing memikirkan
keselamatan Ie Han Eng yang belum sadarkan diri. Tanpa menoleh
lagi ia berkata: "Mana kutahu."
Put lee Put lee tertawa, ia bertanya lagi: "tahukah kau apa yang
menjadi maksud tujuan mereka ?"
"Kukira, aku tidak perlu tahu."
"Sala," berkata Put lee Put lee. "Salah besar bila kau tidak
menyelidiki maksud tujuan dari lawan-lawanmu, suatu kesalahan
yang terbesar bilamana kau mencari tahu apa yang berada disekitar
daerahmu. "Maksudmu ?" Suto Yan memandang ketua Biarawati jaya itu.
"Kuberitahu kepadamu," berkata Put lee Put lee. Hendak
mengambil kembali kitab pusaka peninggalan Kie toojin, Bun Hian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
hendak meminta kitab ilmu pedang Mayanada, Tie It Ya hendak
mengambil pulang sepuluh pasang ilmu silat peninggalan jaman
purbakala. Maksud ketiga orang ini tidak sama, tapi arahnya sama,
tujuan mereka adalah kau."
Bukan Suto Yan tidak tahu akan maksud-maksud tujuan dari
ketiga orang itu, tapi ia tidak mau ambil pusing. Satu persatu sudah
pernah dikalahkan olehnya. Mengapa ia harus takut atau gentar "


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Inilah perang adu domba, Put lee Put lee mulai memainkan lidah
diplomasinya, ia berkata lagi: "Suto Yan, seorang laki-laki sejati bisa
bergerak lebih dahulu, sebelum musuh bergerak lebih cepat
darimu." Suto Yan masih membawa sikapnya yang bungkam, tidak
meladeni kata-kata itu. "Suto Yan," berkata lagi Put lee Put lee. "Tahukah kau, maksud
tujuan Bun Ho Hian yang meyediakan perahu ini, ia rela mengantar
kau sekalian pergi ke pulau Tong-hay ?"
Betul apa yang dikatakan oleh Put lee Put lee sangat masuk
diakal. Suto Yan belum tahu mengapa Bun Ho Hian bisa tiba disaat
yang tepat " Dengan alas an apa jago istana Belang ini
mengantarkan mereka ke pulau Tong-hay "
Put lee Put lee tertawa, ia berkata lagi: "Kau tidak tahu. Tapi aku
sudah bisa menduga."
"Coba katakan."
"Tidak satu dari ilmu kepandaian silat mereka yang bisa
menandingi dirimu, maka tidak satu yang berani bergebrak terlebih
dahulu. Mereka bermaksud menggunakan Ie Han Eng untuk bisa
menguasai dirimu. Tapi mati hidupnya Ie Han eng berada
ditanganku, maka mereka harus menghadapi aku terlebih dahulu."
Suto Yan tertawa tawar, ia berkata: "Tidak ada alasan sama
sekali bukan ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sesudah melepas kata-kata yang bersikap mengadu dombaan
itu, Put lee Put lee mengatupkan sepasang matanya, ia duduk
bersila dan bersemedi. Waktu berlalu. Put lee Put lee berkata: "Suto Yan, bila aku bersedia mengobati
Ie Han Eng, apa balas jasamu" Bersediakah kau menolongku dari
tekanannya orang-orang ini ?"
Suto Yan sulit memberikan jawaban, dia menundukkan kepala
dan harus berpikir lama sekali. Hatimya mulai goyah.
Hoa Tie segera membentak: "suto Yan, berani kau melindungi
musuh." Bun Ho hian juga berkata: "Suto Yan, jangan mengambil langkah
yang salah." Memandang kepada orang-orang itu, Suto Yan berkata: "Kalau
tahu Ie Hasn Eng adalah kekasihku, siapa yang bisa menolong
dirinya, aku akan mengabdi padanya."
Put lee Put lee girang. Ternyata SutoYan telah masuk kedalam
perangkapnya, pernyataan Suto Yan tadi akan menimbulkan akibat
lain, tentunya ketiga jago itu marah kepada Suto Yan.
Betul-betul Hoa Tie menjsdi marah, ia berkata keras: "Suto Yan,
kita sedang menuju kearah Tiong-hay. Disana segera kau bisa
menyaksikan bagaimana aku menyembuhkan Ie Han eng."
Put lee Put lee berkata dingin: "Mengapa harus jauh-jauh pergi
ke Tong-hay, disini ada aku yang bisa menyembuhkan Ie Han Eng,
mengapa tidak meminta pertolonganku ?"
Tie It Yan tahu apa maksud tujuan Put lee Put lee yang
sebenarnya, karena itu segera ia mengambil langkah praktis,
tubuhnya bergerak, dengan tangannya mencengkram arah Put lee
Put lee, tentu saja Put lee Put lee bukan seorang jago silat sehingga
dengan mudah Tie It Ya berhasil menguasai ketua Biarawati jaya
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Suto Yan," berkata Tie It Ya. "Jangan kau percaya kepada
keterangannya. Dia sedang mengadu domba. Kita jangan masuk
perangkapnya." Gerakan Tie It Ya itu membuat Bun Ho Hian tidak puas. Segera ia
membentak: "Tie It Ya, didalam perahu ini, aku larang kau bergerak
sesuka hatimu." Tangannya bergerak dan memukul kearah Tie It Ya.
Tie It Ya sudah memperhitungkan akan adanya serangan itu,
iapun menggunakan telapak tangannya bergerak dan memukul
kearah Bun Ho Hian. Didalam sekejap mata, mereka ttelah bergerak enam jurus.
Hoa Tie segera berteriak kepada kedua orang itu: "Hentikan
pertempuran. Sudah tahu bahwa orang sedang mengadu domba,
mengapa kalian bertempur juga ?"
Sesudah melakukan gebrakan tadi, Tie It Ya dan Bun Ho Hian
mengetahui masing-masing bahwa ilmu kepandaian mereka
standing. Tidak mudah untuk mengalahkan lawan, sehingga
mendapat teguran dan peringatan Hoa Tie, masing-masing mundur
kembali. Put lee Put lee gagal mengadu domba, tapi ia tidak
mengutarakan kekecewaannya, ia telah mempunyai rencana lain,
dan kepada empat orang itu ia berkata: "Lihat"
Suto Yan, Hoa Tie, Bun Ho Hian, dan Tie It Ya memandang kea
rah tempat yang ditunjuk, apaun tidak terlihat oleh mereka.
Didalam hati Suto Yan berpikir: "Permainan apa lagi yang hendak
dipertontonkan oleh ketua Biarawati jaya ini?"
Tie It Ya juga berkata dingin: "Apa yang kau tunjuk ?"
"Perhatikan baik-baik," berkata Put lee Put lee. "Apa yang berada
di dalam air itu, benda-benda yang sedang bergerak kemari ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Suto Yan memperhatikannya dengan lebih teliti, hatinya menjadi
kaget, di dasar air terlihat ada yang bergerak cepat, itulah ikan-ikan
cucut, tujuannya kapal mereka. Tapi ia tidak mengerti, ada
hubungan ikan cucut itu dengan perkembangan situasi" Bukan Suto
Yan saja yang belum mengerti, semua orang pun tidak mengerti.
Rombongan ikan cucut itu meluncur cepat dan creet, creet,
diantaranya sudah ada yang menerjang kapal membuat lubanglubang.
Wajah Bun Ho Hian berubah, celakalah kapalnya, diterjangterjang oleh rombongan ikan cucut itu. Bagaimana mereka bisa
melanjutkan pelayaran "
Rombongan ikan cucut itu sangat aneh, seolah-olah
membawakan sikap yang bermusuhan terhadap kapal istana Belang,
tidak henti-hentinya mereka menerjang, menerjang dan menerjang
terus. Suto Yan juga menjadi kaget, apalagi permainan oleh Biarawati
jaya, bagaimana Put lee Put lee bisa menguasai rombongan ikan
cucut itu untuk menerjang kapal yang merreka tumpangi.
Kekuatan ikan cucut memang cukup hebat, tidak sedikit lobang
yang ditembus oleh tajamnya lancip mereka.
Terdengar suara hiruk pikuk dari anak buah istana Belang, kapal
itu telah mulai bocor dibeberapa tempat.
Wajah Bun Ho Hian berubah, memandang kearah Put lee Put lee
dan membentak: "Hee apa yang sedang kau mainkan ?"
Put lee Put lee tertawa-tawa, ia berkata: "Perahumu ini tidak ada
gunanya lagi, bukan perahu saja, semua orang yang berada
ditempat ini akan mati tenggelam, tidak mungkin ada yang
menolong." Suto Yan memperhatikan ikan cucut itu, yang berada diluar
dugaan dan membuat ia betul tidak mengerti, bagaimana Put lee
Put lee bisa menguasai rombongan binatang air tersebut"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Rombongan ikan cucut masih menerjang terus.
Tie It Ya memandang kearah Put lee Put lee dan berkata: "Nikow
tua, jangan kau lupa, bahwa kau juga masih berada didalam kapal
ini. Tenggelamnya kapal akan menenggelamkan dirimu juga.
Sudahkah terpikir olehmu, bagaimana rasanya menghadapi
kematian itu ?" "Ha, ha?" Put lee Put lee tertawa besar.
Semua orang tidak mengerti atas sikap yang dibawakan oleh
ketua Biarawati jaya itu.
Sebelum mereka sadar dari kebingungan itu, Tubuh Put lee Put
lee bergerak melejit dan terjun ke permukaan air, terjun diantara
rombongan ikan-ikan cucut itu.
Di sekeliling Put lee Put lee, berdiri jago-jago kelas satu, tapi
mereka tidak menyangka-nyangka mungkin ada seorang yang
berani menerjunkan diri kedalam rombongan ikan yang sangat buas
" Apalagi moncong ikan-ikan cucut sangat tajam. Besar
kemungkinan bahwa tubuh Put lee Put lee menjadi berceceran
didasar air diterjang oleh rombongan ikan cucut itu.
Suto Yan, Hoa Tie, Tie It Ya dan Bun Ho Hian melongok ke
bawah hendak melihat bagaimana rombongan ikan cucut itu akan
mengucar-ngacirkan Put lee Put lee.
Pemandangan apa yang yang dilihat oleh mereka sangat
mengesalkan sekali, tubuh Put lee Put lee itu telah terjun kedasar
laut. Yang aneh ialah rombongan ikan cucut itu tidak mau
menerjang dirinya, seolah-olah ketemu dengan hantu, mereka
memisahkan diri dan meluncur pergi menjauhi Put lee Put lee.
Kepandaian renang Put lee Put lee sungguh luar biasa, seperti
seekor iakan didalam air, ia timbul dan tenggelam cepat sekali,
menjauhi kapal istana Belang yang mulai bocor.
Diatas geladak kapal, Tie It Ya menjadi marah, ia menggeram:
"Hendak kulihat, dapatkah kau melepaskan diri dari kejaranku ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tubuh Tie It Ya lompat meluncur diatas permukaan air, ia
mengejar kearah Put lee Put lee.
Berbeda sekali dengan keadaan Put lee Put lee, kedatangan Tie
It Ya disambar oleh beberapa ekor ikan cucut, mereka menerjang
kearah jago tua itu. Sungguh mengherankan, bilamana Put lee Put lee dapat
berenamg tanpa gangguan, dijauhi oleh rombongan ikan cucut, tapi
kedatangan Tie It Ya berbeda sekali, dia menjadi incaran
rombongan ikan cucut itu.
Tie It Ya tidak menjadi gentar, tangannya dipukul pulang pergi,
menghantam kepala ikan-ikan cucut tersebut.
Tapi karena gangguan ini, tubuh Put lee Put lee sudah meluncur
jauh lagi. Tie It Ya putus asa, memukul lagi beberapa ikan cucut, tubuhnya
melejit dan naik kembali ke atas geladak kapal istana Belang.
Diatas kapal, Suto Yan, Hoa Tie dan lain-lain bisa menyaksikan
kejadian tadi. Hati mereka berdebar-debar keras
Lagi-lagi mereka ditipu eh ketua Biarawati jaya itu, entah dengan
racun apa, Put lee Put lee bisa menghindari kejaran ikan cucut.
Entah dengan menggunakan obat apa, ikan-ikan cucut itu begitu
senang kepada kapal istana Belang Khong-kiok-kiong.
Suto Yan mengeluh, bila ia mau, dengan ilmu pedang mayanada,
dengan tipu ilmu pedang terbang, ia bisa melepas pedangnya dan
membunuh Put lee Put lee.
Tapi membunuh Put lee Put lee sama artinya dengan membunuh
Ie Han Eng. Maka ia tidak melakukan pekerjaan itu.
Tie It Ya telah kembali ke atas geladak kapal, dengan uringuringan jago tua ini membentak-bentak.
Bun Ho Hian segera memberi perintah kepada orang-orangnya:
"Beri kecepatan maksimum, kejar nenek tua itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Perintah ini segera dijalankan anak buah istana Belang, memutar
haluan, mengejar kearah larinya Put lee Put lee.
Kapal besar istana Belang Khong-kiok-kiong telah berlubang di
beberapa tempat, tapi saking besarnya kapal tersebut, dalam
beberapa saat tidak mungkin kapal tersebut tenggelam. Kini dengan
kecepatan penuh, mengejar ke arah larinya nenek tua itu.
Betapa lihay ilmu kepandaian air Put lee Put lee, tidak mungkin
bisa menandingi kecepatan kapal, dalam sekejap mata, kapal istana
Belang berhasil mengejarnya.
Hal ini juga sudah berada didalam perhitungan Put lee Put lee, ia
menengadahkan kepala, menongolkan diatas permukaan air dan
berteriak: "Jangan kalian menjadi sombong, biar bagaimana, kalian
akan mati. Kalian mati dibawah rencanaku"
Hoa tie berteriak: "Tapi kau juga akan mati."
"Belum tentu," berkata Put lee Put lee. "Kapal istana Belang ini
telah kupolesi dengan obat Thiat-cik-hian, maka semua ikan cucut
senang kepada obat itu, tidak mungkin mereka bisa melepas kapal
kalian." Seperti apa yang Put lee Put lee katakan, ikan-ikan cucut masih
mengejar kearah larinya kapal istana Belang, mereka mematukmatukkan lancipnya kearah kapal itu.
Put lee Put lee berkata lagi: "Semua ini adalah hasil karya
rencanaku. Rencana pertama adalah menculik Ie Han Eng agar ilmu
pedang Maya Nada tidak terjatuh ke tangan orang luar. Tidak
berhasil, hal ini disebabkan oleh bocornya rahasia oleh Kie Eng tidak
kusangka sebelum meninggalkan jiwa raganya, sebelum
menghembuskan napasnya yang penghabisan sesudah kuberi
makan obat beracun, Kie Eng masih berani membocorkan rahasia.
Memberi tahu letak tempat sarang markas besar kami."
Hati Suto Yan tercekat, ternyata si pendekar Rajawali Mas Kie
Eng telah memberi tahu letak sarang markas besar Biarawati jaya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dengan mengorbankan jiwanya, jago tua purbakala itu telah diberi
makan obat beracun, dan dengan akibat pasti meninggal dunia.
Put lee Put lee berkata lagi: "Hal ini sudah berada dalam
perhitunganku, sengaja aku memancing kalian keatas puncak
markas Biarawati jaya, dengan maksud agar kalian berempat bisa
bertanding, dan menjatuhkan beberapa diantaranya. Tidak berhasil.
Sudah kuduga kalian berempat bisa kekerja sama, dan memasuki
kedalam lobang jebakan itu. Disini sudah kupasang perangkap lain,
dengan cairan emas murni, aku bisa menghancurkan kalian.
Bilamana tidak ada kedatangannya si anak serigala Lee Pin, nasib
memang masih baik." Put lee Put lee menyerocos terus, katanya: "Disinilah rencanaku
yang terakhir, sengaja kupancing kalian, dan pasti tidak lama lagi,
kalian tenggelam menjadi setan laut yang ganas."
Sesudh mengucapkan kata-kata tadi, Put lee Put lee sudah
tenggelam ke dasar air lagi.
Tie It Ya mengeluarkan suara dengusan, tangannya diputar,
pedangnya dilepaskan mengancam kearah Put lee Put lee. Tentu
saja tidak berhasil, tubuh Put lee Put lee sudah tenggelam ke dasar
laut. Hoa Tie, Ban Ho Hian, Suto Yan dan Tie It ya marah-marah,
mereka terjungkal dibawah kehebatannya Biarawati jaya.
Biarawati jaya tidak berkepandaian silat, Put lee Put lee tidak
berkepandaian silat, tapi tipu-tipu muslihat mereka lebih hebat dari
orang yang berkepandaian silat.
Sedikit demi sedikit kapal istana Belang itu mulai tenggelam.
Beberapa anak buah istana Belang menerjunkan diri kearah air,
tapi nasib mereka lebih sengsara lagi, hanya beberapa cocokan,
rombongan ikan cucut itu mengacip-ngacipkan tubuh mereka.
Hoa Tie memandang kearah langit jauh, ia berkata kepada Suto
Yan: "Suto Yan, kita akan segera bersama-sama mati ditempat ini.
Tapi yang kukhawatirkan ialah dimana kitab peninggalan guruku "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kitab itu telah diserahkan kepada Sam-kie ju-su in Hong, Sam Kie
Ju-su adalah ayah angkatmu, sesudah ia meninggal dunia, tentu
diserahkan kepadamu, bisahkah kau menyerahkan kepadaku ?"
"ayah angkatku tidak menyerahkan kitab tersebut," berkata Suto
Yan. Hoa Tie tertegun, ia ragu-ragu atas keterangan Suto Yan.
Suto Yan menatap kearah Ie Han Eng, gadis ini sungguh
sengsara. Tidak lama lagimereka akan tenggelam ke dasar laut.


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perlahan-lahan tapi pasti, kapal besar itu tenggelam
Bun Ho Hian repot dengan orang-orangnya, tidak satupun dari
mereka yang berdaya. Kapal besar istana Belang mulai tenggelam.
Beberapa orang lagi menerjunkan diri, mereka berusaha
menghindari tajamnya mulut ikan cucut, tetapi tidak berhasil.
Jumlah rombongan ikan cucut itu terlalu besar. Tidak satupun dari
mereka yang terjun kepermukaan air bisa mengelakkan bahaya itu.
Put lee Put lee berada tidak jauh dari tempat mereka, ia telah
menggunakan obat, maka tidak takut kepada rombongan ikan
cucut. Bahkan kebalikannya dari itu, rombongan ikan cucutlah yang
harus mengelakkan diri menghindari kedatangannya.
Disaat rasa puasnya Put lee Put lee yang sangat bangga atas
hasil kerja itu, tiba tiba wajah ketua Biarawati jaya ini berubah. Dari
jauh, meluncur datang sebuah kapal besar.
Put lee Put lee mengerutkan alisnya, sebelum kapal istana Belang
tenggelam tidak mungkin ada kapal yang datang. Kapal Biarawati
jaya telah dipesan, agar mereka tidak terlalu cepat menampilkan
diri. Kini, kapal istana Belang hendak tenggelam. Tapi belum
tenggelam. Dari jauh sudah mucul kapal lain, pasti bukan kapal
Biarawati jaya. Kapal siapakah itu "
Cepat sekali kapal itu telah meluncur tiba. Didepan kapal berdiri
dua orang, satu adalah khong Bun, dan lainnya adalah In Hay Hong,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
itulah kapal bantuan dari Tong-hay. Bersamaan dengan munculnya
kapal itu, kapal istana Belang telah tenggelam.
Meluncur lompat beberapa orang, Suto Yan dengan
menggendong Ie Han Eng, Hoa Tie, Tie It Ya, Bun Hoa hian, dan
lain-lainnya, masing-masing telah melompat kearah datangnya kapal
Tong-hay. Kapal istana Belang tenggelam. Dan kini muncul lain kapal lagi,
inilah kapal yang diharapkan oleh Put lee Put lee, kapal Biarawati
jaya. Put lee Put lee meluncurkan diri dan menghampiri kea rah
datangnya kapal Biarawati jaya, Suto Yan cs, sudah berada diatas
kapal Tong-hay. Diatas kapal ini menclok seekor rajawali biru, sangat besar dan
gagah, inilah rajawali sakti dari Tong-hay.
Dengan menggendong tubuh Ie Han Eng, Suto Yan adalah orang
pertama menginjakkan kakinya diatas kapal Tong-hay.
Satu serangan meluncur datang, itulah serangan Khong Bun.
Dengan tangan kiri menggendong Ie Han Eng, dengan hanya
sebelah tangan kanannya, Suto Yan menerima pukulan Khong Bun.
Terdengar suara benturan keras, tubuh Khong Bun termundur ke
belakang. Dan ini waktu Tie It Ya, Hoa Tie, Bun Ho Hian beserta lain orang
istana Belang telah tiba. Khong Bun terpaksa, apa boleh buat ia
menghentikan permusuhannya dengan Suto Yan.
In Hay Hong menghampiri Suto Yan, ia berkata perlahan:
"Serahkan Ie Han Eng kepadaku."
Suto Yan terkejut. Ternyata ia masuk perangkap. Lantas ia
hendak menolak permintaan itu, memandang sinar mata In Hay
Hong, tapi sepasang mata jago Tong-hay itu sangat tenang, tidak
ada kemarahan, tidak ada kejelusan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Untuk menghilangkan keragu-raguan orang, In Hay Hong berkata
lagi: "Aku telah membawa obat untuknya, lekas berikan kepadaku"
Suto Yan menjadi bingung. Tapi ia sudah putus harapan. Apapun
hendak kucoba. Apalagi mengetahui bahwa sepasang sinar mata In
Hay Hong tidak mengandung kejahatan, ia menyerahkan Ie Han
Eng kepada jago Tong-hay itu.
In Hay Hong menerima Ie Han Eng, ia memondongnya, dari
dalam sakunya ia mengeluarkan sedikit obat, dijejalkannya kedalam
mulut Ie Han Eng, setelah itu ia menyerahkan si gadis kepada Suto
Yan. "tolong kau menotok jalan darahnya," demikian In Hay Hong
berkata. Suto Yan menerima kembali tubuh In Han Eng, dan sebagai
seorang jago silat, ia tahu bagaimana harus menyadarkan seorang
dari luka-luka yang seperti itu. Menotok beberapa jalan darah untuk
mengalirkan peredaran jalan darah Ie Han Eng. Tidak lama
kemudian, Ie Han Eng membuka sepasang matanya.
Suto Yan berlompat girang, ternyata obat pemberian In Hay
Hong adalah obat yang sangat tepat.
"Adik Eng," ia berkata kepada si gadis, "kau sudah sadar ?"
Ie Han Eng tertawa, perlahan-lahan ia bangkit berdiri, ia menjadi
kaget kembali manakala mengetahui bahwa dirinya dikelilingi oleh
banyak orang, wajahnya menjadi bersemu merah sangat malu, ia
tidak tahu, apa yang terjadi atas dirinya.
Sesudah mempernahkan Ie Han Eng, Suto Yan menghampiri In
Hay Hong, memberi hormat kepada jago Tong-hay itu dan berkata:
"Terima kasih."
In Hay Hong tertawa sedih. Ia hendak mengawini Ie Han Eng,
Tetapi tidak berhasil, karena adanya perjodohan dari kakek moyang
Ie Han Eng dan Suto Yan. Walau demikian, ia tidak menjadi cemburu. Kini ia telah
melakukan sesuatu kebajikan dan menolong Ie Han Eng
menyerahkan kepada Suto Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Disaat ini, Khong Bun sudah maju lagi, ia membentak: "Suto Yan,
serahkan kitab ilmu silat golongan kami."
Suto Yan berkata: "Sudah kukatakan, ayahku tidak menyerahkan
kitab peninggalan." "Kau kira aku mudah percaya ?" berkata Khong Bun dingin.
"Terserah," berkata Suto Yan.
Khong Bun melirik kearah Hoa Tie, kemudian melirik lagi kearah
In Hay Hong, kepada dua saudara seperguruan itu ia berkata: "Kitab
yang berada didalam tangan bocah ini. Mari kita geledah." Hoa Tie
gergerak maju, ia mulai menjepit.
Tapi In Hay Hong tidak setuju dengan usul Khong Bun, ia
menundukkan kepalanya rendah-rendah kebawah dan membiarkan
kedua saudara seperguruan itu menghadapi Suto Yan.
Mengetahui tidak mendapat bantuan In Hay Hong, karena belum
mempunyai pegangan teguh untuk mengalahkan Suto Yan, maka
Khong Bun ingin mohon bantuan kepada Tie It Ya dan Bun Hoa
Hian, kepada mereka ia berkata: "Bersediakah kalian membantu
usaha kami, meringkus bocah ini ?"
Tie It Ya dan Bun Ho Hian menganggukkan kepala, ia juga
kurang percaya atas keterangan yang Suto Yan berikan.
Suto Yan haarus menghadapi jago kelas satu, tapi ia tidak
menjadi gentar, "sreet" ia mengeluarkan pedangnya. Dengan tangan
kiri memayang Ie Han Eng, tangan kanan memegang pedang, ia
sudah siap untuk menghadapi jago-jago itu.
Setelah mengalami kejadian dipuncak gunung markas Biarawati
jaya, hati In Hay Hong telah berubah, ia tidak lagi memusuhi Suto
Yan yang sangat tejepit, ia berteriak kepada pemuda itu: "Suto Yan,
serahkan Ie Han Eng kepadaku."
Suto Yan memandang kearah Ie Han Eng, ia mulai percaya atas
keterangan In Hay Hong, memang adanya Ie Han Eng bisa
mengganggu usaha untuk menempur empat jago kelas satu, ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
mengharapkan agar Ie Han Eng mau berdiri didampingi oleh In Hay
Hong, hanya untuk sementara waktu.
"Adik Eng," berkata Suto Yan, "Coba kau menyingkir sebentar,
berdirilah disana. Aku akan menghadapi mereka."
Ie Han Eng bergoyang kepala, ia berkata: "Aku tidak mau."
Suto Yan memandang kearah In Hay Hong, seolah-olah berkata,
"Lihat, ia tidak mau. Aku tidak berdaya."
In Hay Hong tertawa, ia berkata perlahan: "Baiklah, jangan
memaksa dia." Khong Bun tidak puas atas sikap In Hay Hong. Mengapa saudara
seperguruannya tidak membantu usahanya "
Dengan hanya sebelah tangan Suto Yan harus menghadapi
empat jago kelas satu, ia tahu satu lawan satu, tidak mungkin dari
keempat orang itu bisa menandingi dirinya. Tapi kini, ia dikeroyok
oleh empat orang, sulit untuk menentukan bagaimana ia harus
memenangkan pertandingan.
Bukan itu saja, beban Ie Han Eng juga bisa memberatkan dirinya.
Si gadis tidak mau lepas diri, maka bagaimana Suto Yan bisa
menempur bebas. Situasi yang menguntungkan Suto Yan adalah tidak ikut sertanya
In Hay Hong didalam pengeroyokan itu.
In Hay Hong sudah insyaf, cintanya kepada Ie Han Eng tidak
dapat dipaksakan, mengingat si gadis tidak bisa membalas tepuk
tangan yang datang dari sebelah pihak, tidak mungkin ia merebut
gadis tersebut. Cinta Ie Han Eng kepada Suto Yan adalah cinta abadi, tidak bisa
menerima akan adanya orang ketiga, tidak bisa ada orang ketiga
yang turut campur dalam persengketaan mereka.
Karena itu, mengetahui Biarawati jaya meracuni Ie Han Eng,
teringat akan persediaan obat-obatan yang serba komplit, obatobatan Tong-hay yang serba istimewa, memperhitungkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
kedatangan kapal Bun Ho Hian sekalian,
daerah Tong-hay dengan bergerak cepat,
Khong Bun, ia telah tiba lebih cepat
mengambil obat khusus, mencari kapal
balik. ia bisa saja berangkat ke
dengan meminta bantuan daripada rombongan itu dan membikin pelayaran Kedatangan kapal In Hay Hong tepat pada waktunya disaat yang
amat kritis, ia berhasil menolong korban-korban Biarawati jaya, In
Hay Hong telah menyerahkan obat yang dibawa, begitu cocok, ia
berhasil menyembuhkan Ie Han Eng.
Adanya perdamaian sementara, dikarenakan bersitegang dengan
Biarawati jaya. Suto Yan, Tie It Ya, Bun Ho Hian dan Hoa Tie tidak saling
tempur, karena butuhnya kekompakan untuk menghadapi Biarawati
jaya. Kini ancaman Biarawati jaya telah tiada, Put lee Put lee sudah
dikuburkan, maka kekompakan mereka mulai meretak.
Masing-masing hendak menguasai Suto Yan, menguasai catatan
ilmu silat yang berada didalam tubuh pemuda itu,.
Orang pertam yang gatal tangan adalah Khong Bun. Maksud
tujuan Khong Bun tidak jauh berbeda dengan maksud tujuan Hoa
Tie atau In Hay Hong Rupanya, bilamana In Hay Hong sudah melepaskan diri atas
permusuhannya dengan Suto Yan, Hoa Tie dan Khong Bun belum
menerima kenyataan itu. Mereka memusuhi Suto Yan lagi.
Khong Bun telah mendapat kode Hoa Tie, tangannya digerakkan
menyerang Suto Yan. Disaat yang sama, Hoa Tie juga membarengi
gerakan Khong Bun, menghantam Suto Yan.
Dua jago Tong-hay menyerang Suto Yan. Gerakan mana diikuti
juga oleh Tie It Ya dan Bun HoHian, Suto Yan dikurung oleh empat
jago kelas satu. Satu lawan satu, tidak mungkin ada yang bisa menandingi Suto
Yan. Tapi digebrak oleh lima orang itu, dengan membagi pusat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
perhatiannya kepada keselamatan Ie Han Eng, Suto Yan agak
terdesak. Tiba-tiba In Hay Hong berteriak : "Adik Eng."
Berkata Suto Yan: "Lebih baik kau kesana dahulu."
"Tidak." Ie Han eng menolak.
In Hay Hong menghela napas, katanya perlahan: "Baiklah,
jangan memaksa dirinya."
Suto Yan menggunakan pedangnya, memukul Tie It Ya, Hoa Tie,
Khong Bun dan Bun Ho Hian merangsek maju. Keadaan Suto Yan
semakin terdesak. Dikapal Tong-hay persengketaan belum selesai. Mereka menjadi
lengah, ditempat jauh, kapal Biarawati jaya telah tiba, menolong Put
lee Put lee. Ketua Biarawati jaya ini tidak puas atas hasil
rencananya, dendam sakit hatinya tidak bisa diputuskan, segera ia
memberi komando perintah, menggunakan kapalnya meluncur
kearah kapal Tong-hay, dengan maksud menerjang kapal musuh
itu. Kecepatan kapal Biarawati jaya tidak terlukiskan, laju sekali,
kapal Tong-hay tidak siap sedia, dan disaat inilah terdengar satu
suara menggelegar keras, dua kapal saling tubruk. Kapal Tong-hay
hampir terbelah menjadi dua, tapi hulu kapal Biarawati jaya juga
mengalami kerusakan, hampir terjungkir.
Disaat itu Suto Yan dan lawan-lawannya sedang bertempur
hebat. Mereka masih bisa menyaksikan apa yang mengakibatkan
pecahnya kapal besar ini.
Dari jauh, sebuah kapal lain menyusul datang. Kapal itu adalah
kapal bantuan, dimana berdiri Put in Taysu, Cia Ciu Nio dan Cin
Bwee. Kedatangan kapal ini terlalu jauh, belum ada yang tahu.
Suto Yan melirik kearah pinggir sisinya kapal Tong-hay yang
telah diterjang oleh kapal Biarawati jaya. Dengan kedua tangan ia
menarik Ie Han Eng, mengeluarkan pekikan panjang, pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
digencarkan, menghantam kearah empat jago bergiliran, dan
bgerganti posisi pindah ke kapal Biarawati jaya, kapal inipun
mengalami kerusakan, tetapi tidak sehebat kapal Tong-hay.
Membarengi gerakan Suto Yan dan semua jagopun berpindahan,
tetap masih mengurung Suto Yan dan berpindah ke kapal Biarawati
jaya. Kapal Tong-hay mulai tenggelam. Kapal Biarawati jaya juga
diam, tidak bergerak. Kapal ini sudah mengalami kerusakan.
Disaat ini, pedang Suto Yan dilemparkan, inilah ilmu pedang
dengan tipu-tipu silat yang terdapat didalam kitab ilmu pedang
Maya Nada, ia menghujani serangan-serangan kearah empat orang
itu. Bagaikan seekor naga yang lincah, pedang Suto Yan menari-nari
disekitar mereka, meloncat cepat sekali, berbalik dan menyerang
orang lagi. Hoa Tie, Tie It Ya, mereka telah menyaksikan ilmu pedang Maya
Nada, dan disaat itu betul-betul terpesona. Mereka takluk dan
kagum kepada ilmu pedang Maya Nada itu.
Sesudah berhasil menekan keempat orang itu, Suto Yan menarik
kembali pedangnya. Hoa Tie, Tie It Ya, Khong Bun dan Bun Ho Hian tidak mengerti
didalam saat yang hampir menerima kemenangan mengapa Suto
Yan menarik pedang "
Hanya In Hay Hong seorang yang bisa mengerti sikap Suto Yan,
pemuda itu tidak mempunyai hawa pembunuhan, bila ia mau, tentu
saja bisa membunuh lawan-lawannya. Tapi ia tidak mau, pedang
hanya digunakan kepada musuh-musuhnya yang jago-jago, bukan
kepada orang yang tidak mempunyai banyak dosa, Karena itu
pedang telah ditarik kembali. Kini semua orang telah menaiki kapal
Biarawati jaya. Agaknya ketiga kekuatan yang pertama disebut lebih dahulu
bersedia menggabungkan diri, bilamana harus menghadapi


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Biarawati jaya. Sayang sekali, kapal Tong-hay sudah tenggelam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tapi kapal Biarawati jaya juga tidak mengalami nasib baik,
bagian hulu kapal mereka telah pecah, dari sana mengalir air dan
tidak lama lagi kapal itupun pasti tenggelam, semua orang menjadi
bingung. Suto Yan, Ie Han Eng, In Hay Hong, Hoa Tie, Khong Bun, Tie It
Ya dan Bun Ho Hian telah menghadapi ketua Biarawati jaya.
Put lee Put lee membawakan sikap yang sangat tenang sekali,
kepada orang-orang itu dia menatapnya perlahan-lahan, satu
persatu ditelitinya sekali lagi, terakhir ia berkata: "Kuanjurkan
kepada kalian, tidak perlu menghadapiku lagi. Aku telah meminum
racun, sebentar lagi akupun binasa. Tidak seorang dari kalian yang
bisa memenangkan diriku, aku kalah karena rela, sudah waktunya
aku mati, karena itu aku telah meminum racun bunuh diri."
Semua orang memperhatikan ketua Biarawati jaya itu.
Terdengar lagi suara Put lee Put lee berbicara: "Aku segera
binasa, tapi kalianpun tidak luput dari kematian. Ditengah-tengah
lautan samudera yang seperti ini, bisakah kalian menyelamatkan diri
" Satu persatu, kalian akan menyertaiku kealam baka, terbenam
didasar laut. Tapi rasa puasnya Put lee Put lee tidak terlalu lama, terdengar
suara In Hay Hong berteriak: "Lihat sebuah kapal besar mendatangi
kearah kita." Semua mata ditujukan kearah datangnya kapal itu. Betul saja
kapal itu telah membesar dan disana berdiri Put in Taysu, Cis Cie
Nio dan Cin Bwee, itulah kapal pertolongan. Wajah Put lee Put lee
berubah menjadi pucat, bilamana ia tadi garang dan galak, kini
keadaannya berubah. Sangat lesu sekali, usahanya untuk mati bersama-sama dengan
orang-orang itu, mengalami kegagalan. Put lee Put lee memandang
kearah Suto Yan dan berkata kepada pemuda itu: "Sungguhsungguh aku tidak mengerti, mengapa nasibmu baik selalu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Untuk pertanyaan itu, Suto Yan tidak memberikan jawaban, diam
saja. Put lee Put lee berpaling lagi kearah In Hay Hong dan
membentak jago Tong-hay itu: "Dan kau, mengapa kau mau
membantu dirinya " Kau dan Suto Yan adalah musuh, bukan kawan,
seharusnya tidak bisa membela kepentingan dirinya. Tapi kau telah
menolong musuh sendiri, kau mengobati Ie Han Eng,
mendatangkan perahu pertolongan Tong-hay. Mengapa " Mengapa
kau melakukan perbuatan-perbuatan yang tolol itu ?"
Dan sesudah itu Put lee Put lee berkata lagi: "Seperti Kie Eng,
sesudah jago purbakala itu dipaksa menelan racun, betul-betul aku
tidak mengerti, dia rela mengorbankan dirinya dan memberi tahu
letak tempat Biarawati jaya. Mengapa " Inilah betul-betul tidak
dimengerti, suatu kejadian yang tidak mungkin terjadi."
In Hay Hong tertawa tawar, dengan sungguh-sungguh ia
berkata: "Kekalahanmu disebabkan oleh prasangka hati sendiri, kau
menganggap manusia sebagai binatang. Makhluk yang tidak
mempunyai perikemanusiaan, jiwa yang tidak mempunyai
kebesaran hati hanya tahu dan melihat bagaimana kedengkiankedengkian, kau hanya bisa membedakan permusuhanpermusuhan, tapi kau tidak bisa menyaksikan persahabatan, kau
telah melupakan persahabatan, kau telah melupakan perikemanusian, seorang yang bersedia berkorban dan cara-cara
mengakurkan, inilah yang tidak bisa dipahami olehmu."
Put lee Put lee mempelototkan sepasang matanya, dengan penuh
kebencian memandang In Hay Hong.
In Hay Hong masih berkata: "Kau hanya memperhitungkan
permusuhan-permusuhan seseorang dengan seseorang, kau hanya
menyelami dasar kejahatan seseorang. Tapi kau melupakan
kerelaan seseorang, pengampunan seseorang, dan lagi, kau tidak
tahu bahwa seseorang itu masih ada budi pekerti, budi pekerti
kepribadian bisa mengubah sifat-sifat seorang yang jahat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Put lee Put lee masih mempelototkan mata penuh ketidak
puasan. Disaat kapal Put in Taysu telah tiba, ia menggapaikan kepada
semua orang,karena disaat ini kapal Biarawati jaya mulai tenggelam.
Satu persatu memindahkan kelasi mereka kearah kapal Put in
Taysu. Yang terang adalah Suto Yan, Ie han Eng dan In Hay Hong. In
Hay Hong memandang kearah Put lee Put lee dan hendak mengajak
ketua Biarawati jaya itu pindah ke kapal penolong. Tapi Put lee Put
lee masih berada ditempatnya tanpa bergerak, In Hay Hong berkata
pelahan: "Ia sudah mati."
Keterangan si jago Tong-hay memang tepat. Put lee Put lee telah
memakan racun, ia bunuh diri, maksudnya agar semua orang bisa
mati bersama di tengah-tengah laut itu dan kematiannya jadi yang
paling senang, ia bunuh diri tanpa gangguan dan siksaan-siksaan
lagi. Dengan demikian, ia membiarkan semua orang tersiksa di
tengah laut untuk beberapa waktu, hingga akhirnya akan binasa.
Tapi semua perhitungan-perhitungan Biarawati jaya ini
mengalami kegagalan total. Kapal Put in Taysu telah menolong
semua orang, kecuali ketua Biarawati jaya, ia telah memakan racun
dan bunuh diri, jiwanya tidak tertolong lagi.
Datangnya kapal Put in Taysu telah memberikan pertolongan
yang cepat, jiwa semua orang tertolong.
Kapal Put in Taysu berlayar balik dengan memberi pertolongan
kepada semua orang. Cia Ciu Nio mendampingi Cin Bwee, ia takut murid itu mengalami
godaan yang lebih hebat lagi.
Dengan mengajak Ie Han Eng, Suto Yan menghampiri kepada
Supek mereka itu dan memgberi hormat.
Put in taysu serta Cia Ciu Nio membangunkan Suto Yan. Dengan
suara yang sangat datar sekali, Put in taysu berkata: "Semua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
urusanmu telah aku tahu. Manusia itu tidak bisa dipaksa, kau bebas
memilih hari depanmu."
Suto Yan juga bersedih, ia melirik kearah Cin Bwee, ia melihat
bagaimana reaksi sumoay itu. Cin Bwee menyengir sedih, ia
berkata: "Suheng, telah kupikir baik-baik. Akulah yang salah. Dahulu
aku masih terlalu kecil, belum berpengalaman. Kau tidak perlu
kuatir. Aku bisa menjaga diri sendiri."
Air mata Cia Ciu Nio mengalir, ia tidak bisa meringankan beban
penderitaan muridnya. Apa mau dikata " Cin Bwee telah mengalami
kegagalan cinta, dan yang berhak menerima cinta Suto Yan adalah
Ie Han Eng. TAMAT -ooo0dw0oo- Hai Fani 2 Animorphs - 31 Konspirasi The Conspiracy Istana Yang Suram 1

Cari Blog Ini