Ceritasilat Novel Online

Pedang Wucisan 2

Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung Bagian 2


air mata gembira. "Saudara Cin," Su-to Yan memangginya.
"Kau..." "Kau tidak mati?" Cin Bwee memandang pemuda itu dengan
wajah bingung. Kejadian itu dapat disaksikan oleh si pedang Emas Jie-Ceng
peng, memandang dua orang dan berkata kepada Cin Bwee:
"Ternyata kau kenal kepada Su-to kongcu" Mengingat hubungan
ini, Serahkanlah seruling In-thian Cek-hong."
Cin Bwee memandang Su-to Yan kemudian berkata kepada
pemuda itu: "Bagus. Ternyata kau berpura-pura mati, Enak-enak mengeram
diri dikapal ini, he" Tidakkah kau tahu, betapa menderita aku karena
mendengar berita kematianmu itu."
Su-to Yan menyengir dengan gugup berkata:
"Jangan salah paham, Nona Jie telah menolongku dari kematian.
Cin Bwee memandang Jie Ceng Peng, dan kemudian menatap
Su-to Yan kembali. "Baiklah." Ia berkata. "Untuk kali ini, biar aku percaya kepada
keteranganmu. Tapi, kau belum meminta maaf atas kelancanganmu
tempo hari." Setelah meninggalkan Su-to Yan, Cin Bwee berkeputusan untuk
menyusul si pemuda, arah tujuannya adalah lembah Hui-In,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
langsung kearah Utara, Ditengah jalan, ia mendapat berita tentang
kebinasaan Su-to Yan di Sungai Tiang-kang, ia sangat terkejut,
hatinya bersedih, pudarlah harapannya untuk mendapatkan pemuda
pujaannya itu. Semua kemarahan ini dijatuhkan kepada Kong-Sun Giok, ia harus
menuntut balas, Ditengah jalan bertemu dengan perahu besar
golongan Thian-lam Lo-sat, dan kemarahan ini pun jatuh kepada
anak buah Jie Ceng Peng. Pertemuannya dengan Su-to Yan sangat berada diluar dugaan,
ternyata si pemuda masih hidup, harapannya berkembang lagi, ia
sangat girang, tapi cemburu, mengapa pemuda itu melakukan
perjalanan dengan seorang gadis"
Su-to Yan mengucapkan kata-kata dengan suara perlahan:
"Aku ingin mengucapkan rasa penyesalan kepadamu, meminta
maafmu, Tapi kau begitu cepat dan tergesa-gesa meninggalkanku
dimana aku harus meminta maaf?"
Cin Bwee tertawa manis, Tapi dilihatnya rombongan orang-orang
berbaju hitam, timbul rasa kemarahannya, segera ia berkata :
"Su-to Yan, mari kita meninggalkan tempat ini."
Su-to Yan ragu-ragu. Lukanya belum sembuh betul, bagaimana ia
harus meninggalkan kapal"
Jie Ceng Peng sudah memberi perintah:
"Para suheng, tangkap orang ini segera."
Empat orang berbaju hitam meluruk maju kearah Cin Bwee.
Cin Bwee tidak takut kepada mereka, ia mengadakan tantangan:
"Hayo, siapa yang berani maju?"
Su-to Yan memandang Jie Ceng Peng dan berteriak.
"Nona Jie, dapatkah kau menghentikan pertempuran ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Empat orang berbaju hitam sudah hampir bergebrak, tiba-tiba Jie
Ceng Peng meneriaki mereka:
"Para suheng, dengannya." tahan, Su-to Kongcu masih ingin bicara Su-to Yan menggapaikan tangan ke arah Cin Bwee:
"Kemarilah. Ada suatu yang harus kuberi tahu kepadamu."
Cin Bwee menjebikan bibir.
"Dia lebih mendengar kata-katamu." ia menudingkan jari ke arah
Jie Ceng Peng. "Bicaralah kepadanya saja."
"Ada sesuatu yang harus kuberi tahu kepadamu." Berkata Su-to
Yan. "Mengapa kan tidak datang kemari ?" Berkata Cin Bwee jarak
mereka agak jauh. "Lukaku belum sembuh betul." Berkata Su-to Yan.
Cin Bwee mendekati pemuda itu, "Katakanlah." ia cemberut
keras. Dengan perlahan, Su-to Yan berkata: "ilmu kepandaian Jie
Ceng Peng sangat tinggi, pergilah kau lebih dahulu, Aku akan
menyusul belakangan."
"Hah, agaknya kau masih tertarik kepada nya, bukan?" Wajah Cin
Bwee semakin masam, "Betah tinggal didalam kapalnya?"
"Lukaku belum sembuh betul." Su-to Yan memberi keterangan
"Kedatanganku bermaksud menempur Thian-lam Lo-sat, tidak
perduli Jie Ceng Peng atau bukan, mungkinkah ia dapat
mengalahkan kita berdua ?"
"Jangan kau memandang rendah dirinya, ilmu silatnya tinggi,
tahu ?" "Huh, lagi-lagi memuji orang."
"Dengarlah dahulu, pergi kau berangkat meninggalkan kapal."
"Aku tidak mau." Cin Bwee mengambek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Betapa lama ia merindukan si pemuda, tidak sedikit air mata
yang dikucurkan karenanya.
Kini telah bertemu, tapi diusir seperti itu.
"Kau bukan tandinganku."
"Sangat lihay sekali ?"
"Betul." Su-to Yan menganggukan kepala, "Tapi, ia sangat patuh
kepada kata-katamu." Berkata si gadis cemberut.
Su-to Yan tidak berdaya. "Baiklah," ia harus mengalah "Mari kita pergi bersama, tapi bila
tidak berhasil mengalahkannya, kau harus segera lari mengerti?"
Segala rintangan tidak menjadi soal, yang penting Su-to Yan
bersedia pergi bersama dirinya, Cin Bwee berwajah terang.
"Baik." ia memberikan janji.
Dilain pihak, Jie Ceng Peng kehabisan sabar, ia berteriak:
"Hei, belum selesaikan percakapan kalian" Cin Bwee telah
menarik tangan Su-to Yan dan berkata kepada si pemuda:
"Kau lompat ketepi, biar aku yang menghadang dirinya."
Tanpa menunggu reaksi orang, ia menuangkan pedang kearah
Jie Ceng Peng, dan ber kata kepadanya:
"Keluarkanlah kemenangan." pedang emasmu, Mari kita menentukan Cin Bwee meletakan dirinya diantara Su-to Yan dan Jie Ceng
Peng, Diantara kedua makhluk yang berlainan kelamin itu harus
dipisahkan ia cemburu. Su-to Yan mengerutkan kedua alisnya, ia berpikir kau tidak mau
berangkat, bagaimana aku dapat meninggalkannya. Aku...
membutuhkan bantuanmu, bila tidak, mungkin tulang-tulang yang
luka itu akan pecah kembali.
Jie Ceng Peng menunjukan senyumnya, ia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Moay-moay, luka Su-to kongcu belum sembuh betul. Bagaimana
ia dapat melakukan perjalanan jauh?"
Ia memanggil dengan istilah moay moay yang berarti adik
perempuan. Jin Bwee menjadi jengah, ternyata penyamarannya telah
diketahui orang. Dan yang lebih menguatirkan ialah luka Su-to Yan
yang masih belum sembuh, Haruskah membiarkan dia istirahat
didalam kapal besar ini" tidak mungkin. Bagaimana dapat
membiarkan pemuda nya didampingi oleh seorang gadis cantik
lain". Jie Ceng Peng berkata lagi: "Agaknya kau berat meninggalkan
dia, bukan" Begini sajalah, kau boleh turut serta didalam kapalku,
maka, kita akan melakukan perjalanan bersama, setuju?"
Wajah Cin Bwee menjadi merah padam, ia jengah mendengar
kata-kata tadi, matanya dipelototkan semakin besar.
Jie Ceng Peng semakin puas, ia berkata: "Moay-moay, kau galak
betul : Aku senang kepada orang yang sepertimu, Aku sangat
mengharapkan kesedianmu untuk menetap bersama, kita samasama menemani suto kongcu, bagaimana?"
"tidak tahu malu." Bentak Jin Bwee yang segera mengirim satu
tusukan pedang. "Wah, sungguh galak," Jie Ceng Peng meloloskan diri dari
serangan tersebut. Jie Bwee mengirim serangan lainnya, Jie Ceng Peng telah siap
sedia, dengan jari-jari tangannya yang halus, ia melakukan gerakan
yang seolah-olah sedang mengelus sesuatu itulah tipu Hun-hoa Hutliu.
Su-to Yan terkejut, itulah tipu Hun-hoa Hut-liu, salah satu jurus
dari ilmu purbakala Pie-pa-cap-Sa-san-Jiu.
Bagaimana Jie Ceng Peng dapat memiliki ilmu mujijat dijaman
purbakala" ilmu silat yang sama dengan apa yang dimiliki olehnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Mengikuti jalan pertempuran, Jin Bwee juga tidak mudah
di"makan" dengan mudah karena ia sudah berhasil meloloskan diri
dari serangan luar biasa tadi. Dengan jurus Cek-Hong Hoan-Jit,
salah satu jurus dari ilmu purbakala Hoan-tian Pat-Ciang, ia
mengirim serangan-serangan lainnya.
ilmu purbakala dilawan dengan ilmu purbakala!
"Bagus," Jie Ceng Peng mengeluarkan suara pujian, Tipunya
diubah, dengan lima jari dimiringkan, ia mengirim satu serangan
yang banyak mengandung unsur perubahan, itulah Khong - beng Ciang dari golongan Tian-lam-Lo-Sat.
Gerakan Cin Bwee juga mengandung banyak perubahan,
mengetahui musuh berhasil meloloskan diri dari serangan itu,
gerakannya berubah kelain arah, sangat cepat sekali.
Cin Bwee mempunyai gerakan yang sangat cepat, lawannya lebih
cepat lagi dari gerakan gadis yang menyamar menjadi pria itu, lima
jari Jie Ceng Peng berhasil menjambret siku orang.
"Jangan kau lari lagi." Demikian Jie Ceng Peng berteriak.
Cin Bwee tidak mau cepat-cepat menyerah kalah, dengan gagang
pedang, ia berusaha mengetuk jari Jie Ceng Peng yang berada di
bagian jalan darah penting, demikian ia berhasil mengundurkan diri.
Hal tersebut berada diluar dugaan Jie Ceng Peng, maka musuh
yang sudah hampir diringkus itu lolos kembali. Hatinya menjadi
panas, lalu merangsek dengan serangan-serangan yang lebih hebat.
Cin Bwee mendesak. Manakala Jie Ceng Peng hampir melukai lawannya, tiba-tiba
terdengar suara Su-to Yan yang berteriak kepadanya:
"Nona Jie, dapatkah kau menghentikan gerakanmu?"
Berbareng, tubuh Su-to Yan sudah menyelak diantara kedua
gadis itu. Takut Cin Bwee terluka, Su-to Yan menjulurkan tangan,
dengan tipu Tay-gim Na-chiu dari golongan Siauw-lim-pay, ia
hendak menangkap tangan kanan Jie Ceng Peng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Jie Ceng Peng telah menghentikan gerakan, maka tangkapan
tangan Su-to Yan mengenai tempat kosong.
"ilmu Tay-gim Na-chiu yang bagus." Si gadis memberi pujian.
"ilmu nonapun luar biasa," Berkata Su-to Yan.
Cin Bwee hampir dicelakai lawan, Beruntung Su-to Yan
mengadakan cegahan, maka Jie Ceng Peng menghentikan
serangannya, hal itu sudah sangat menjengkelkan. Yang lebih
menjengkelkan lagi ialah majunya Su-to Yan yang menyelak datang,
kemudian mereka saling puji, hatinya sangat mangkel sekali.
Dipandangnya Su-to Yan dan berkata kepada pemuda itu:
"Hei, kau betah tinggal ditempatnya?"
Su-to Yan menyeringai. "Kau pergilah dahulu." ia menganjurkan maksudnya agar Cin
Bwee meninggalkan perahu itu.
"Baik." Cin Bwee melayang kearah darat. "Akan kulihat,
bagaimana kau dapat meninggalkan dirinya."
Su-to Yan sangat paham dengan sifat-sifat, Cin Bwee yang manja
dan kolokan, segera ia berkata kepada Jie Ceng Peng:
"Nona Jie, tolong kau simpan pedang In-liong. Dan budi
pertolonganmu akan kucatat didalam hati, biar lain kali kubalas budi
tersebut. Tubuhnya juga melayang, meninggalkan perahu Jie Ceng
Peng. Hampir diwaktu yang sama, Su-to Yan dan Cin Bwee menginjak
tanah daratan, mereka-telah meninggalkan kapal Jie Ceng Peng.
Empat orang berbaju hitam selalu siap, begitu melihat dua
musuh itu lompat turun, mereka juga mempunyai gerakkan yang
gesit, tanpa menunggu komando perintah, mereka melayang turun,
dan kini tetap mengurung Su-to Yan dan Cin Bwee dipusat
lingkaran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Di atas kapal, Jie Ceng Peng berkata: "Bila kalian dapat
melepaskan diri dari kurungan keempat suhengku itu, kalian boleh
pergi bebas." "Terima kasih." Su-to Yan mengetahui bahwa Jie Ceng Peng ada
niatan untuk melepas dirinya, maka mengucapkan kata kata seperti
tadi. Lima jari tangan kanan mengkait, itulah jurus Cengkeraman maut
Thian-mo-nie hun-ciauw yang bernama Thian-mo-Cauw-hun.
Empat orang berbaju hitam memecah diri menjadi dua kelompok
dua menyerang Su-to Yan dua lagi mengurung Cin Bwee.
Dua yang menghadapi Su-to Yan adalah bekas pecundang
pemuda itu, mereka menghadapi musuh dengan sikap gentar,
diserang oleh ilmu cengkeraman Tangan Langit yang luar biasa,
cepat-cepat mereka mengundurkan diri, Cin Bwee telah berhasil
mendesak dua lawannya kini ia menggabungkan diri dengan Su-to
Yan. Mereka bekerja sama, menentang empat musuh.
Seharusnya, mengingat keadaan Su-to Yan yang belum sembuh
betul, ke empat orang berbaju hitam dari golongan Thian-lam Lo-sat
dapat membendung kepergian Cin Bwee dan Su-to Yan. Tapi
mereka tidak tahu, sampai dimana kekurangan tenaga sipemuda,
mengingat mereka pernah dikalahkan, rasa gentarnya tidak dapat
hilang. Cepat-cepat Su-to Yan mengajak Cin Bwee melarikan diri.
Kurungan empat orang berbaju hitam telah pecah, mereka tidak
mengejar. Maksud mereka membendung musuh untuk sementara,
dan membiarkan Jie Ceng Peng yang turun tangan kini sigadis tidak
mau meninggalkan kapal, tentu saja mereka tidak berdaya.
-ooo0dw0oooMengikuti perjalanan Su-to Yan dan Cin Bwee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Luka Su-to Yan belum sembuh betul, belum lama menggunakan
banyak tenaga, Luka yang baru merapat itu pecah kembali, setelah
berlari beberapa saat, terasa semakin sakit.
Butiran keringat membasahi jiat pemuda itu. Cin Bwee terkejut
"Eh, kau mengapa?" cepat-cepat ia memayang si pemuda.


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Su-to Yan menahan semua rasa sakitnya, semakin lama semakin
hebat, suatu saat, ia tidak sanggup mempertahankan diri jatuh
pingsan. Cin Bwee menubruk dan merangkul pemuda itu, ia menangis
sesenggukan kiranya pemuda itu telah mati.
Berapa saat kemudian, Su-to Yan sudah sadar kembali,
Dilihatnya dirinya berada di dalam rangkulan gadis itu, butiranbutiran air mata Cin Bwee telah membasahi bajunya.
"Mengapa kau menangis?"
Setelah Su-to Yan jatuh pingsan, Cin Bwee menangis, ia
menyangka pemuda itu telah mati, Beberapa saat ia memegang
urat nadi orang, masih ada, maka diketahui hanya pingsan saja, tapi
rasa sedihnya tidak kepalang, karena dirinyalah, Su-to Yan
meninggalkan Jie Ceng Peng, sedangkan luka pemuda itu belum
sembuh betul, terlalu menggunakan banyak tenaga, maka luka itu
kambuh kembali, ia jatuh pingsan.
Kini Su-to Yan telah siuman, si gadis masih menangis
sesenggukan sedih sekali, terharu kepada cinta si pemuda kepada
dirinya, Su-to Yan memberi hiburan:
"Jangan menangis, aku tidak mengapa, sebentar lagi, akupun
sembuh pula." Cin Bwee membantu pemuda itu duduk bersila, mengatur
peredaran jalan darahnya, inilah cara-cara yang paling lama untuk
menyembuhkan segala macam luka, cara jago-jago silat menjaga
diri mereka dari gangguan penyakit dan luka-luka.
Dua jam kemudian, hari mulai menjadi gelap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan telah membuka kedua matanya, terlihat Cin Bwee
duduk tidak jauh dari dirinya gadis itu sangat menyesal atas
langkah-langkah yang memaksa Su-to Yan meninggalkan Jie CengPeng, hal itu dikerjakan rasa dengki, rasa cemburu yang tidak
terhingga, maka sipemuda menderita.
Lama sekali mereka berdiam seperti itu.
Su-to Yan mulai memecahkan kesunyian, pemuda itu berkata:
"Menyusahkan dirimu."
Cin Bwee tertawa getir, dialah yang menyusahkan orang, Sudah
wajib menjaga keselamatan pemuda itu, Kini telah berhasil, hatinya
agak lega. "Su-to toako." Berkata gadis yang masih berpakaian pria itu. "Aku
menyesal, membuat kau jadi begini, jangan kau menaruh didalam
hati, atas kesalahan-kesalahan yang telah kuperbuat."
Su-to Yan tersenyum. "Kita telah bebas dari bahaya." ia puas
dapat meninggalkan orang-orang dari golongan Thian-lam lo-sat.
"Masih bencikah kepadaku?" Bertanya Cin Bwee "tidak kuketahui,
lukamu masih berat sekali,"
"Adik Bwee, jangan kau mengucapkan seperti itu."
Cin Bwee puas, lebih senang lagi mendengar sebutan adik Bwee
itu, sudah lama ia mengharapkan kasih sayang si pemuda, agaknya
harapan itu segera kesampaian.
"Hari telah malam, dimana kita akan melewatkannya?" Bertanya
sigadis. "Aku telah sembuh." Berkata Su to Yan
"Mari kita meneruskan perjalanan, tidak jauh disana, seperti ada
sebuah kota." Mereka menuju kearah itu, sebentar kemudian mereka telah tiba
ditempat tujuan, itulah kota kecil, cukup bersih, memilih salah satu
rumah makan, mereka memesan makanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"tidak lama, pelayan rumah makan datang kembali dengan
makanan yang dipesan. Cin Bwee dan Su-to Yan menyelesaikan barang santapan mereka,
tidak lupa, saling menceritakan pengalaman masing-masing.
Dan haripun menjadi gelap betul.
Tiba-tiba mereka dikejutkan datangnya seseorang, bentuk tubuh
orang itu sangat pendek, gemuk terokmok, wajahnya selalu
bersungging senyumnya, sangat ramah dan menarik perhatian.
Orang pendek ini menggunakan matanya menyapu kearah
seluruh isi ruangan, kemudian menatap Su-to Yan.
Su-to Yan terkejut, dari sinar mata orang. ia dapat mengetahui
bahwa manusia pendek itu berilmu silat tinggi, tajam sekali, ia
curiga kepada anak buah Kong-Sun Giok.
Keagungan Su-to Yan menarik perhatian orang itu, ia bergerak
maju, memberi hormat dan berkata:
"Mungkinkah aku sedang berhadapan dengan saudara Kong-sun
?" Su-to Yan, membalas hormat itu, dengan membungkukan
setengah badan ia berkata:
"Tentunya, saudara telah salah melihat orang."
"Maaf." Cepat-cepat sipendek termokmok itu mengundurkan diri.
Cin Bwee segera berteriak: "Tunggu dulu."
Si pendek gemuk membalikan badan, dan memandang Cin Bwee,
Cin Bwee berkata: "Tentunya kau ingin mencari Kong-Sun Giok, bukan?"
Orang itu menganggukkan kepala: "Betul."
"Sudah kuduga, tentunya kau ingin mencari si pedang Selatan."
Berkata Cin Bwee puas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Dapatkah saudara memberi
berpotongan badan pendek itu.
petunjuk ?" Berkata orang Sifat Cin Bwee agak berandalan, suka kepada keramaian,
menyaksikan potongan dan bentuk tubuh orang itu yang agak lucu,
ia bermaksud menggoda orang, maka dikala sipendek ingin pergi, ia
memanggil kembali. Kini ia ditanyakan tentang Kong-sun Giok, bagaimana dapat
menjawab pertanyaan itu "
Diam-diam Su-to Yan menarik tangan baju sang kawan.
Cin Bwee mendapat akal, segera ia menjebikan bibirnya, dengan
singkat berkata: "tidak tahu."
Dan tidak melayani orang gemuk pendek itu lagi.
Wajah si pendek berubah, ia tidak puas. Gerakan Su-to Yan yang
menarik lengan baju Cin Bwee tidak lepas dari matanya, segala
kemarahan dijatuhkan kepada sipemuda, ia menyangka pemuda
inilah yang melarang Cin Bwee menyebut dan memberi keterangan
tentang Kong Sun Giok, ia tidak tahu, bahwa Cin Bwee pun tidak
tahu, dimana hari itu Kong-sun Giok berada.
Ia menghampiri Su-to Yan, dengan sikapnya yang sangat
beringas, seolah-olah menantang perang.
Su-to Yan berperangai halus, sangat sabar, walaupun
dipetantang-petetengkan seperti itu, ia masih diam ditempatnya,
duduk tenang-tenang. Berbeda dengan sipemuda, Cin Bwee tidak mempunyai itu
kesabaran, segera ia bangkit berdiri, menudingkan tangan kearah
orang itu, seraya ia membentak.
"Manusia pendek, ingin mencari gara-gara?"
Orang itu mempunyai bentuk tubuh yang lain dari pada orang
lain, ia pantang mendengar kata-kata sebutan pendek, "gemuk" dan
sebagainya, kata-kata cemohan Cin Bwee tepat mengenai
pantangan, darahnya segera naik ke atas kepala, iapun marah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kurang ajar!" ia membentak "Kau ingin mencari mati ?"
Tangannya bergerak, bagaikan kilat, ketika jarinya mengancam
jalan darah Thian-tuk, Ang-ie dan Cek-heng.
Cin Bwee melesatkan diri, didalam hati si gadis sangat terkejut,
pikirnya, orang pendek gemuk ini lihay juga.
Su-to Yan menyaksikan Sang kawan diserang, dan dilihat dari
gelagat itu, Cin Bwee bukan tandingan lawan, segera ia
menggerakkan sepasang sumpit disodorkan kedepan dan berkata:
"Saudara jangan cepat marah."
Ia menggagalkan serangan orang pendek gemuk yang terokmok
itu. Orang itupun kaget, terlihat sekali pada perubahan wajahnya
yang penuh daging, dia adalah seorang jago kelas satu, biasanya
bermukim didaerah Tiang-pek, belum pernah memasuki daerah
Tionggoan, kini ada sesuatu urusan, baru saja menginjakkan kaki, ia
sudah berhadapan dengan dua jago lihay, bagaimana tidak terkejut"
Pikirnya, daerah Tionggoan luar biasa ternyata bermukim banyak
jago silat. Menghindari jepitan sumpit Su-to Yan, ia lompat mengundurkan
diri. "Bagus." ia marah betul. "tidak kusangka, kalianpun tokoh-tokoh
silat kelas tinggi. Hayo, kita keluar, melanjutkan pertempuran
dilapangan. Disana, kita leluasa bergerak, tanpa takut merusak
barang-barang orang."
Ia takut merusak perabot rumah makan, maka menantang Su to
Yan dan Cin Bwee untuk meneruskan pertandingan diluar
pekarangan. Cin Bwee tertawa puas, ia geli atas kelakuan orang itu, mulutnya
mengejek: "Siapa yang takut kepadamu, gendut, Kau tunggu diluar, aku
mau makan dahulu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Bagus." Tubuh orang pendek itu melesat keluar, didengar lagi
kata-kata yang terakhir dari sipemuda ceriwis, ia lebih marah,
dirinya dikibuli. Maka balik kembali, mengirim satu serangan dan
membentak: "Kurang ajar, berani kau mempermainkan diriku ?"
Setelah mengucapkan kata-katanya, Cin Bwee betul-betul duduk
kembali, Dilihat serangan datang, arah tujuannya mengancam alis
mata, ia menundukkan kepala.
Sangat cepat sekali, orang itu telah mengirim serangan yang
kedua, Cin Bwee dipaksa mengundurkan diri.
Su-to Yan bergerak, ia membalikkan telapak tangan,
menggunakan jari-jarinya mencengkram kearah pundak lawan.
"Kawan ini harus dapat bersabar." Demikian ia berkata sambil
menyerang. Orang pendek itu menyerang Cin Bwee dan lawannya telah
mundur kebelakang, dengan sendirinya ia mengejar kedepan,
membelakangi Su-to Yan. Kini serangan datang tapi ia lihat, ia tahu,
serangan macam apakah yang ditujukan kepada dirinya, mengegos
kesamping dan mulut nya berkata:
"Bagus, ternyata anak murid dari golongan Siauw-lim-pay?"
Dari gerakan gerakan orang yang aneh, Su-to Yan terkejut,
belum pernah ia melihat ilmu-ilmu silat seperti ini, manusia pendek
ini bukan orang dari Tionggoan, maka Su-to Yan harus melayaninya
dengan lebih hati-hati, tangannya ditarik cepat, maju kembali
kedepan, dengan satu jurus "Kui ong Hui-San", menyerang kembali
Mulutnya membentak: "Nah, perhatikan betul-betul, ini juga ilmu silat dari Siauw-limpay?"
Kui-Ong Hui-san berarti Raja setan mengipas-ngipas, salah satu
tipu dari ilmu mujijat dijaman purbakala Pie-pe-cap-sa-san-chiu tiga
belas jari yang menguasai alat Pie-pa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang itu melejit mundur, sangat jauh, memperhatikan potongan
badan Su-to Yan dan mengajukan pertanyaan.
"Eh, bagaimana kau pandai menggunakan ilmu Tiga jari
menguasai alat Pie-pa?"
Ia terkejut, karena Su-to Yan dapat menggunakan ilmu Pie-pacap-sa-san-ciu dengan baik sekali.
Cin Bwee mengeluarkan suara dengusan, ia berkata dengan
suara memandang rendah: "Mungkinkah kau juga pandai menggunakan ilmu itu?"
Orang itu mengerdip-ngerdipkan matanya, tiba-tiba ia tertawa,
segera bertanya: "Kau kenal dengan seorang yang bernama Su-to Yan?"
Cin Bwee menjebikan bibir, menunjuk ke- arah Su-to Yan, gadis
itu berkata: "lnilah orang yang kau sebut, bagaimana tidak kenal kepada diri
sendiri" Lucu!"
Orang pendek yang mempunyai banyak daging gemuk itu
bertepuk tangan, ia girang katanya:
"Ha, Ternyata kau inilah yang berani menantang sipedang
Selatan dan pedang Utara. Atas kekurang ajaranku tadi, harap kau
dapat memberi maaf."
Cin Bwee tertawa cekikikan, Orang pendek itu mendelikkan
matanya, "Apa yang kau tertawakan?" ia membentak.
"Aku mentertawakan dirimu, gendut." Mulut Cin Bwee
menantang kesopanan Bila bukan memanggil orang dengan sebutan
gendut, pasti ia menggunakan istilah pendek.
"Mengapa?" Orang itu semakin tidak mengerti ia menyangka
bahwa orang tidak memaafkan kesalahannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kau memang lucu, Masakan tidak kenal kepada Su-to Yan"
Orang yang sudah berada didepanmu?"
Kata-kata Cin Bwee lebih tidak masuk di akal, Bagaimana setiap
orang kenal kepada Su-to Yan, sedangkan pemuda itu baru saja
mendapat nama " Su-to Yan telah menghampiri orang itu, ia bertanya: "Bagaimana
dengan sebutan saudara yang mulia?"
"Namaku Sie An." Demikian si gemuk pendek memperkenalkan
diri, "Baru saja tiba ditanah Tionggoan."
"Aaaa...." Su-to Yan berteriak "Ternyata sipedang Sie An dari
daerah Tiang-pek?" Itulah salah satu dari tiga jago pedang yang ternama, kecuali
sipedang Selatan Kong-sun Giok, si Pedang Utara Auw-yang le, si
pedang Bayangan Sie An menduduki urutan ke-tiga.
Hal ini bukan berarti ilmu kepandaiannya berada dibawah kedua
akhli pedang yang kita sebut lebih dulu, hal itu disebabkan karena
nama Sie An lebih tidak dikenal orang, ia bermukim didaerah Tiangpek, jarang bergaul dengan tokoh-tokoh rimba persilatn didaerah
Tionggoan. Su-to Yun tidak pernah membayangkan akhli pedang dari daerah
Tiang-pek, karena ia belum kenal dengan dirinya. Demikian juga Cin
Bwee, ia sangat terkejut, orang yang mempunyai potongan badan
seperti inikah yang digelarkan sebagai jago akhli pedang nomor
Satu" Si Pedang bayangan Sie An tersenyum-senyum.
Su-to Yan lompat maju, menyekal tangan orang itu, dengan
gembira ia menyambut salam perkenalannya.
Sie An berkata: "Dikala aku memasuki daerah Tionggoan, kudengar nama
saudara Su-to disebut-sebut orang. Anak buah si Pedang Selatan
Kong-sun Giok sedang menggembar-gemborkan pemimpin mereka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dikatakan bengcu itu mengalahkan pedang utara, menenggelamkan
Pedang Baru, tahu kan julukan Pedang Baru, itulah dirimu, didalam
rimba persilatan telah tersebar luas tentang cerita si pedang Baru
Su-to Yan, didalam kalangan akhli-akhli pedang, bertambah lagi
seorang baru, kedudukanmu telah merendengi kita orang, Pedang
Selatan, pedang Utara, Pedang Bayangan, Pedang Emas dan kau
adalah Pedang Baru. Aku tidak puas, maksudku mencari Kong Sun
Giok, akan kutempur Pedang Selatan itu, sampai dimanakah ilmu


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepandaian yang sesungguhnya ?"
Su-to Yan berkata: "Aku masih berada dalam keadaan badan kurang sehat, baru
sembuh luka, maka tidak dapat melayani tantangan Saudara."
Sie An tertawa, katanya: "Jangan kau tarik panjang urusan itu, Kini kita telah saling
berkenalan, kita telah bersahabat, diantara sahabat baik, tidak
bertempur bukan ?" Cin Bwee telah menyilahkan orang itu duduk, mereka bertiga
telah rujuk. "Hei," berkata gadis itu, "Belum lama aku memanggil kau sebagai
si pendek dan si gemuk, masih marahkah kepadaku ?"
Sie An memandang kearah Cin Bwee, dan menoleh kearah Su-to
Yan. "Kau memperkenalkan kawanmu." ia berkata.
Su-to Yan memperkenalkan Cin Bwee kepada si Pedang
Bayangan Sie An, katanya kepada orang itu:
"Perkenalkan, dia adalah kawanku yang bernama Cin Bwee."
Sie An tertawa berkakakan, katanya : "Ternyata nona Cin,
selamat bertemu." "Bagaimana kau tahu bahwa ia seorang wanita?" bertanya Su-to
Yan heran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ha, ha, ha..." Sie-An tertawa, "Mataku belum lamur,
mungkinkah tidak dapat membedakan pria atau wanita" Ha, ha, ha.
. ." Cin Bwee menjebikan bibir, ia ngedumel:
"Manusia pendek."
Si pedang Bayangan Sie An mendelikan mata.
Cin Bwee tidak takut, ia senang kepada keramaian, senang
kepada kecanggungan Sie An yang pendek itu, sekali lagi ia
memaki: "Manusia pendek!"
Sie An mengangkat tangan, seolah-olah ingin memukul orang,
Cin Bwee tahu akan hal itu, sengaja mengedepankan dirinya.
"Pukullah, bila kau berani " ia menantang.
Sie An menurunkan tangannya itu, ia berkata kepada Su-to Yan:
"Saudara Su-to. kawanmu ini tidak mudah dihadapi."
Su-to Yan tersenyum-senyum. Sekali lagi Cin Bwee memaki
"Manusia pendek."
"Ha, ha, ha..." Sie An tertawa.
Dan ketiga orang itupun tertawa semua, perjamuan perkenalan
dimeriahkan dan ditutup dengan rasa persahabatan.
-ooo0dw0oooPada tanggal 15 bulan delapan.
Diluar kota Han-yang sangat ramai, tiga penunggang kuda
mendatangi kota bersejarah itu, dua diantaranya laki-laki dan
seorang lagi berambut panjang, Mereka adalah sipedang Bayangan
Sie An, Sipedang baru Su-to Yan dan Cin BWee dengan pakaian
aslinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Di sepanjang jalan, mereka bercakap-cakap dengan gembira,
rasa persahabatan diantara ketiga orang itu telah dipertebal.
Cin Bwee yang telah bertukar pakaian wanita, kelihatan lebih
cantik, lebih menarik. Dengan menyoren pedang dipinggangnya,
kelihatan seperti seorang pendekar wanita yang gagah perkasa, dia
adalah jago Kun-lun-pay. Setelah memasuki kota Han-Yang, Pedang Bayangan Sie An
berkata kepada kedua kawannya:
"Kita telah memasuki kota Han-yang, kota yang penting dipesisir
sungai Tiang-kang. Menurut hematku, ada baiknya kita berhati-hati,
Disini banyak pencoleng yang sering memasuki gangguan, Apa lagi
kau. . ." Ia menunjuk kearah Cin Bwee dan meneruskan pembicaraannya:
"Kau harus lebih berhati-hati, mereka itu paling senang dengan
gadis-gadis cantik, bila kau mengendus semacam bau-bauan,
berhati-hatilah." Cin Bwee menjebikan bibirnya, "Bagaimana kau tahu?" ia
menentangnya. "Mungkinkah kau pernah melakukan perbuatan itu
?" "Maksudku baik, Tapi kau salah terima." Berkata Sie An
mempapakkan tangan, bohoat kepada gadis yang seperti Cin Bwee.
"Huh, manusia pendek memang banyak pikirannya." Si gadis
menjebikan bibir. Entah mengapa, sifat Cin Bwee itu senang mendebat Demikian
kepada Su-to Yan, demikian juga kepada Sie An.
Sie An maklum akan sifat-sifat gadis yang berandalan itu, ia tidak
mau melibatkan dirinya dengan perdebatan yang tiada habisnya, itu
lah pepesan kosong, mengapa harus diributkan"
Su-to Yan sedang memikirkan pedang In-liong, mengocehlah
pemuda ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Entah dimana Jie Ceng Peng itu berada?"
Cin Bwee menoleh kearah pemuda itu, mempelototkan mata
sebentar, tanpa memberi reaksi lainnya, ia mengeluarkan suara dari
hidung: "Huh Hm...." Sie An memperhatikan gerakan-gerakan dari kedua kawan itu,
dengan tertawa, ia berkata:
"Saudara Su-to, jangan sekali-kali lagi kau menyebut nama si
Pedang Emas Jie Ceng Peng, apalagi didepan nona kita, Baik-baiklah
melayaninya bicara, kalau tidak, Huh....hm "
Si pedang Bayangan mengikuti logat Cin Bwee:
Gadis itu mendelikkan matanya, "Manusia pendek." lagi-lagi ia
memaki orang. Sie An tertawa puas, Kini gilirannya menggoda gadis itu, katanya:
"Nona galak, agaknya kau lebih senang melakukan perjalanan
berdua saja. Katakanlah terus terang, aku segera berjalan pergi."
"Manusia pendek," Bentak Cin Bwee memelototkan mata.
"Ha, ha, ha, ha..."
Su-to Yan sedang memperhatikan tiga penunggang kuda lainnya,
ketiga orang itu mengikuti mereka jauh-jauh, kini masih dibelakang
mereka, tidak berani maju terlalu dekat, tidak terlihat jelas wajahwajah mereka, Yang pasti, orang yang ditengah itu bertubuh
pendek, Sie An segera mengetahui gerakan sang kawan, ia bertanya:
"Ada apa, saudara Su-to ?"
"Lihatlah tiga penunggang kuda dibelakang kita itu."
Sie An melirik kearah belakangnya, dengan kerlingan mata yang
tajam, ia dapat mengetahui maksud orang yang tidak baik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Huh, biar aku yang menghajar mereka." Tubuhnya melejit,
lompat kebelakang, sangat gesit sekali.
Julukan Sie An adalah pedang Bayangan, hal itu menunjukkan
betapa hebatnya ilmu yang dimainkan oleh si pendek, seolah-olah
bayangan yang berkelebat sangat cepat, Lain sebab dari adanya
julukan tersebut ialah gerakan Sie An yang sangat enteng, bila ia
melayang, seolah-olah bayangan berkelebat sangat cepat sekali.
Kini ia sudah berada didekat ketiga orang penguntitnya, dengan
satu tangan, ia menarik orang yang terdekat, ditotoknya jalan darah
orang itu, kemudian melemparkan tubuh tersebut kearah Su-to Yan.
"Saudara Su-to, terimalah hadiah yang pertama."
Su-to Yan menyambuti tubuh orang itu, ia mengucapkan pujian:
"Pedang Bayangan tidak percuma, hebat!"
Dikala Sie An bergerak, ketiga musuhnya telah sadar, mereka
menggebrak kuda, melarikan diri, Satu diantaranya kalah cepat,
maka berhasil ditangkap, Dan dua lainnya telah berpisahan,
mengambil arah jurusan yang tidak sama, dengan demikian, mereka
memecahkan perhatian Sie An.
Bayangan Sie An bergerak, dan kini ia sudah berada di belakang
seorang lagi, tangannya menjulur, entah bagaimana, tubuh orang
itu tersedot jatuh dengan mudah. Sie An menangkapnya, dengan
cara yang sama, ia melemparkan tubuh itu kearah Su-to Yan.
"lnilah yang kedua," ia berkata puas.
Kini hanya tinggal seorang lagi, maksud Sie An hendak
menangkapnya juga, Apa mau orang itu lihay, dikala Sie An
mencengkeram, diapun membalas dengan satu pukulan, memaksa
Sie An menarik tangan. Dia adalah seorang tua pendek, larinya bukan karena takut
kepada Sie An. Melihat ke dua anak buahnya sudah berada ditangan
lawan, ia berdengus: "Huh, hanya pandai menghina anak buah orang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Mengapa kau tidak mau turun dari kudamu?" Tantang Sie An.
"Baik." Orang tua pendek itu telah lompat turun dari kudanya,
"Mari kita bertanding di luar kota."
Kakinya bergerak, meninggalkan tempat itu. Disana banyak
orang, ia segan memperlihatkan diri kepada orang-orang itu, maka
lari dan menantikan kedatangan Sie An diluar kota, ditempat yang
sepi. Sie An membuntuti dibelakang orang itu, Dikala lewat disamping
sisi Cin Bwee, Sigadis mentertawakannya:
"Hai, kakek pendek itulah pasanganmu, Lekas kejar !"
Orang tua pendek itu telah berada diluar pintu kota, dan Sie An
masih mengejar. Su-to Yan dan Cin Bwee membedal kuda, merekapun hendak
menyaksikan keramaian, siapakah kakek pendek tadi" Dilihat dari
tenaga dalamnya yang dapat memadai Sie An, tentu bukan tokoh
biasa. Kecepatan bayangan Sie An tidak kalah dengan kuda
tunggangan. gerakkan kakek pendek itupun sangat gesit, tidak
berhasil Sie An mengejar.
Sikakek pendek, Sie An, Su-to Yan dan Cin Bwee menuju kearah
luar. Disuatu lapangan yang agak luas, kakek pendek itu
menghentikan larinya. Sebentar kemudian, Sie An pun menyusul
tiba. dibelakang mereka, baru datang Su to Yan dan Cin Bwee.
Sie An telah mengeluarkan pedang, inilah pedang Bayangan, bila
bukan menghadapi musuh kuat, tidak mau ia menggunakan
pedang, kini ia tidak mau bertangan kosong.
Kakek pendek itu bukanlah manusia biasa, terbukti dari benturan
tadi, tenaga mereka sama kuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kakek pendek itupun telah mengeluarkan senjata, besi
pentungan yang berbentuk pedang, juga dapat digunakan sebagai
golok, dia menamakan senjata itu sebagai pedang Dwi guna.
Bayangan Sie An bergerak, menusuk kearah kakek pendek itu.
Diserang dengan pedang, kakek pendek itu tidak menjadi gugup,
pedang Dwi guna dimainkan menangkis dan langsung menyerang
kearah tiga tempat, sangat berbahaya.
Sie An sangat gesit, hanya terlihat gulungan-gulungan
bayangannya bergerak-gerak, ia berhasil menyingkirkan ketiga
serangan tadi. Orang itu menyerang lagi tiga kali.
Sie An lompat tinggi, kemudian menerjunkan dirinya, Dengan
tiada berpijak tanah, ia menangkisnya, kini kedudukannya agak
baik, tanpa menurunkan kaki, ia mengancam jalan darah Keng-hiat
sikakek pendek. Orang itu menangkis tiga kali, baru berhasil menahan serangan
Sie An. Su-to Yan dan Cin Bwee telah lompat turun dari kuda
tunggangan mereka. Sie An dan orang itu telah bergebrak kembali, potongan dan
bentuk tubuh mereka seimbang, sama gemuk dan sama pendeknya,
perbedaan hanya terletak pada umur kedua orang itu. Bila sipedang
bayangan masih muda, lawan nya adalah seorang kakek yang sudah
ubanan. -oo0dw0oo- Jilid 4 PEDANG Bayangan berkilat-kilat, melingkari tubuh orang itu.
Sikakek pendek menggunakan senjata Dwi guna dengan baik,
senjata itu memainkan tipu-tipu ilmu pedang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Menonton lagi beberapa waktu, tiba-tiba Su-to Yan teringat
kepada seseorang, hatinya berpikir.
"Mungkinkah si pedang Dwi guna Go Kit?"
Hanya Go Kit yang memainkan ilmu pedang dengan senjata yang
bukan pedang, walau pun demikian bentuk senjata itu agak mirip
dengan pedang, maka dinamakan pedang Dwi Guna.
Su-to Yan belum melihat bagaimana bentuk pedang Dwi guna,
tapi dari cara-cara permainan kakek pendek yang tua itu, ia
menduga kepada Go Kit. Sipedang Dwi guna Go Kit adalah ex bekas kepala jagoan,
menguasai sesuatu daerah kekuasaan, ilmu silatnya tinggi, khusus
ilmu pedangnya sangat luar biasa. Setelah Kong-sun Giok
menguasai rimba persilatan, Go Kit ditantang, hasil dari
pertandingan itu adalah kekalahan untuk si Pedang Dwi guna,
umurnya sudah tua, terpaksa harus mengundurkan diri.
Semakin diperhatikan Su-to
dugaannya, segera ia berteriak:
Yan semakin yakin kepada "Hei, bagaimana hubunganmu dengan si pedang Dwi guna Go
Kit?" Kakek pendek itu adalah si pedang Dwi guna Go Kit, mendengar
teriakan Su-to Yan, perhatiannya terpisah, ia menjadi lengah,
hampir hampir dilukai oleh Sie An. Karena itu ia mengamuk,
memutar pedang Dwi guna, menghujam sang lawan dengan
serangan yang bertubi-tubi.
Sie An juga sadar, orang yang dihadapi adalah sipedang Dwi
guna, Bukan manusia biasa, ia melawannya dengan hati-hati.
Sie An ada tujuan untuk mengalahkan si Pedang Selatan Kongsun Giok, juga ingin menekan kekuasaan si pedang Utara Auw-yang
Ie. Diketahui bahwa dirinya sedang berhadapan dengan pedang Dwi
guna Go Kit, orang bekas pecundang Kong-sun Giok. Sebelum
mengalahkan si Pedang Selatan, ia harus mengalahkan orang ini
dahulu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Go Kit pernah dikalahkan Kong-sun Giok, karena itu ia menaruh
dendam, menyembunyikan dirinya, melatih ilmu silat dengan rajin,
maksud tujuannya sangat jelas, ia harus menuntut dendam itu. Kini
telah berhasil, ia menerjunkan dirinya kedalam rimba persilatan
lagi,tujuannya yalah mencari Kong-sun Giok, menuntut balas, Bila
tidak dapat mengalahkan Sie An, bagaimana ia menempur Kong-sun
Giok" Karena itu, semakin lama, serangannya semakin gencar.
Wut..,. Wut Sie An dihujani serangan.
Sie An juga jago silat mandraguna, kedudukannya tidak kalah
dibawah Kong-sun Giok dan Auw-yang Ie, walaupun nama si
pedang Dwi guna sangat besar, iapun tidak takut.
"Trang... trangggg..." beberapa kali ia menangkis serangan itu.
-ooo0dw0oooPedang Dwi guna kontra pedang Bayangan ! Luar biasa, sangat


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seru sekali! Terdengar Go Kit tertawa dingin, ia mengubah cara
penyerangannya, kali ini dengan tangan kiri, dimana jari-jari orang
itu terpasang kuku-kuku palsu, sangat beracun, maksudnya
menambah keangkeran dirinya.
Sie An bermata tajam, ia tahu akan jahat nya kuku beracun,
hanya sepintas lalu, ia dapat menduga kepada tipu muslihat musuh,
Tipu harus dilawan dengan tipu, sengaja ia maju dua tapak,
membuka lebar-lebar bagian dada, itulah kekosongan!
Go Kit girang, kiranya kesempatan bagus untuk mengalahkan
lawan, cepat sekali, kini ia menyerang, tapi bukan dengan kuku jari,
hanya dengan pedang, ia masih sangat berhati-hati.
Perangkap Sie An tidak membawa hasil yang baik, tapi cukup
untuk mengambil alih kedudukan bagus, kini ia menggencet lawan
itu dengan bayangan-bayangan pedang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Go Kit mulai gelisah, ia telah tua, hampir mencapai enam puluh
tahun, tenaganya banyak berkurang, setelah bertempur lama, hal
itu dirasakan sekali. Bila pertempuran diteruskan. Sie An akan keluar sebagai
pemenang, Semakin lama si Pedang Bayangan semakin galak,
semakin gagah juga ia menyerang.
Berbeda dengan keadaan Sie An, keadaan Go Kit kian memburuk,
kini terdesak mundur. Sie An siap mengakhiri pertempuran itu, beberapa jurus lagi,
pasti ia dapat menjatuhkan lawannya.
Disaat ini, pertempuran. terdengar satu suara memecahkan suasana "Ha, ha... tidak kusangka, pedang Bayangan Sie An dari daerah
Tiang-pek turut memasuki daerah Tiong goan."
Disana telah ditambah seorang lelaki berbaju kuning, dia tidak
asing bagi semua orang, Si Pedang Utara Auw-yang le.
Pertempuran terganggu, dua orang itu telah memisahkan diri.
Cin Bwee dan Su-to Yan memandang ke-arah datangnya Auwyang Ie. didalam hati mereka berpikir:
"Apa maksud tujuan si Pedang Utara ?"
Auw-yang le itu sangat angkuh, memandang kepada semua
orang, dengan sikapnya petantang-petenteng, ia berjalan
menghampiri. Cin Bwee tidak senang, segera ia berkata: "Biar kuusir cecunguk
ini." Gadis itu membuktikan kata-katanya, tubuhnya sudah memapaki
Auw-yang Ie. Su-to Yan kaget, cepat-cepat ia menarik tangan sang kawan,
katanya perlahan: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Adik Bwee, kau diam-diam saja menonton. Aku hendak
mencoba, sudah pulihkah tenagaku semua" Biar aku yang
menghadapinya." Cin Bwee monyongkan mulut sikapnya sangat manja, betul-betul
ia jatuh cinta, maka tidak menantang lagi, ia diam. Menurutlah
kepada kekasihmu! demikian petuah percintaan
Dilain pihak Su-to Yan telah berhadapan dengan Auw-yang le.
"Bagus!" ia berkata, "Keluarkanlah pedangmu."
"Sayang sekali." Berkata Su-to Yan. "Aku tidak dapat
menggunakan pedangku, Walaupun demikian, tidak mengapalah,
aku akan menggunakan tangan kosong menghadapimu."
Mata Auw-yang Ie mendelik. Kata-kata Su-to Yan itu terlalu
sombong, Masakan dirinya hendak dilawan dengan tangan kosong"
Sungguh keterlaluan Dia adalah jago pedang kelas satu, lawan baru
saja menerjunkan dirinya kedalam rimba persilatan walaupun telah
mendapat nama Pedang Baru, nama itu baru saja dikenal orang,
Keliwatan ! "Bagus." Si Pedang Utara bergeram. "Didalam waktu 20 jurus,
darahmu akan membanjiri tanah ini."
Sie An menunjukan rasa khawatirnya, ia memberi peringatan:
"Saudara Su-to, berhati-hatilah."
"Aku tahu," Berkata Su-to Yan yang sudah siap, sebagai murid
Jiok Pek Jiak kepandaian pukulan tangannya tidak kalah dari ilmu
pedang yang dimiliki, maka ia tidak gentar sama sekali.
Pedang Auw-yang Ie berujung lengkung termiring-miring, jago
itu memajukan pedangnya. "Awas serangan pedang!" ia memberi peringatan.
Melihat cara pembukaan serangan Auw-yang Ie si Pedang
Bayangan. Sie An terkejut, didalam hati jago ini memuji:
"Hebat! Nama Pedang utara memang bukan nama kosong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tujuan Sie An memasuki daerah Tionggoan berpokok pangkal
mengalahkan pedang Utara dan Selatan dengan cara demikian, dia
akan menonjolkan diri, menjadikan dirinya menjadi kepala dari tiga
ahli pedang dimasa itu. Kini menyaksikan ilmu pedang Auw-yang Ie yang hebat dan luar
biasa, kepercayaannya kepada ilmu kepandaian diri sendiri merosot
banyak, ia harus berpikir masak-masak, sebelum menantang orang
mengadakan pertempuran impiannya menjadi sirna.
Kecuali menghawatirkan keselamatannya sang kawan, mungkinkah Su-to Yan dapat menyelesaikan pertempuran tanpa
luka" Mengingat lawan itu terlalu kuat, diatas Su-to Yan.
Tahu sedang berhadapan dengan musuh kuat, Su-to Yan
menggunakan ilmu cengkeraman Tangan Langit Thian -mo-nie-hun
cauw, Mencengkeram kearah gagang pedang.
Auw yang Ie sangat marah, didalam hati jago itu berkata,
"kurang ajar, kau sangat menghina orang, berani memandang
rendah diriku. he" Hanya menggunakan sepasang tangan kosong,
hanya dengan satu cengkeraman, ingin merebut pedangku"
Bukankah sudah bosan hidup sama sekali?"
Sengaja disodorkan pedang kearah Su-to Yan, dengan maksud
tujuan, setelah datang dekat, ia memapas jari yang sangat kurang
ajar itu. Tangan Su-to Yan merangsang semakin dekat.
Auw yang Ie siap melaksanakan rencananya, tiba-tiba matanya
terbelalak secepat itu dia melihat akan adanya satu kabut hijau yang
mengelilingi tubuh lawannya, itulah tenaga Ie bok Cin-khie.
"Aaaa. . ." cepat-cepat Auw-yang Ie menjauhkan diri dari uap itu,
Hatinya menjadi ciut, itulah ilmu It-bok cin-khie, ilmu kabut hijau,
juga merupakan salah satu ilmu mujijat dijaman purbakala.
Auw-yang le harus bertemu dengan kenyataan, jelas dan
gamblang bahwa Su-to Yan memiliki ilmu tiga belas jari menguasai
alat Pie-pa, Pie-pa-cap-Sa-san-chiu dan cengkeraman Tangan Langit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Thian-mo-me-hun-cauw, dua macam ilmu mujizat dari jaman
purbakala. Hal itu sudah cukup menggetarkan, kini dilihat lagi salah
Satu dari delapan tipu mujizat lainnya, berapa banyakkah si pemuda
dapat meyakinkan ilmu-ilmu mujizat dari jaman purbakala"
Mungkinkah pandai keseluruhannya" Luar biasa ternyata lawan itu
memiliki ilmu-ilmu mukjijat dari jaman purbakala, pasti dia akan
merajai dunia persilatan.
Su to Yan menggunakan tipu Kui-Ong Hui San yang berarti Raja
Setan Mengipas-ngipas mendesak lawannya.
Auw-yang Ie harus menarik mundur pedang yang telah
dikedepankan, ditekan ke bawah dan menjauhi diri.
Meskipun bertangan kosong, dengan disertainya ilmu Kabut Hijau
Ie-bak Chin-khie, serangan-serangan Su-to Yan lebih berbahaya dari
serangan pedang Auw-yang Ie, ia berhasil mendesak akhli pedang
itu. Kalau bukan Auw-yang Ie yang ditempur si pemuda, musuh itu
sudah lama dijatuhkan olehnya. Harus diketahui, si pedang Utara
Auw-yang Ie adalah salah satu dari tiga akhli pedang yang ternama,
mudah dibayangkan betapa banyak pengalaman perangnya,
menghadapi Su-to Yan yang baru menerjunkan diri didalam rimba
persilatan, walaupun memiliki ilmu-ilmu mujizat dari tiga jaman, ia
masih sanggup bertahan. Cin Bwee dan Sie An yang turut menyaksikan pertandingan itu
menjadi lega, kemenangan berada di pihak mereka, tanpa
mengkhawatirkan keselamatan Su-to Yan, mereka dapat melihat
perubahan-perubahan ilmu silat kedua orang itu, dengan
pandangan-pandangan yang lebih tajam dan lebih jelas.
100 jurus telah dilewatkan.
Dibawah rangsakannya Su-to Yan, Auw-yang le masih sanggup
mempertahankan diri, pedang bengkung dimainkan begitu rupa,
sehingga melarang lawannya mendesak meliwati batas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan melompat ke samping, lagi-lagi mengancam gagang
pedang, maksudnya merebut senjata itu dari tangan orang.
Auw-yang le menggeram, ia tidak mundur juga tidak menjauhkan
diri, hal itu akan mengakibatkan terdesaknya kebelakang, pedang
dimiringkan, menyerang cepat.
Mata Su-to Yan bersinar, itupun suatu kesempatan, cengkeraman
tangan menurun ke bawah, dengan suatu gerakan yang aneh luar
biasa, menyusul larinya gagang pedang orang.
Auw-yang le semakin gentar, ia mengeluarkan napas dingin,
itulah ilmu iblis Sakti Bermain Silat, ilmu khas dari si jago sesat
nomor satu Ciok Pok Jiak. Bagaimana si pemuda dapat
mewarisinya" Tentu saja si Pedang Utara tidak tahu bahwa Su-to Yan adalah
murid dari jago sesat luar biasa itu.
Ilmu Iblis sakti bermain silat telah menjatuhkan banyak jago-jago
ternama, dimainkan oleh Su-to Yan untuk menyerang Pedang Utara
kemanapun musuh pergi, ke kanan dan ke kiri, ke belakang atau ke
depan, tubuhnya masih mempunyai waktu untuk membayanginya,
pasti ia dapat merebut pedang orang.
Auwyang Ie bingung. Auwyang Ie tidak habis mengerti, bagaimana Kongsun Giok
dapat mengalahkan pemuda kosen ini, sedangkan dirinya tidak
sanggup mengalahkannya. Ia telah menggeretek gigi, dengan
besar, Auwyang Ie melepas pedangnya,
pemuda. Dengan demikian, kedua
mengerahkan sepasang tangannya, ia
kekuatan tenaga kearah pemuda kita.
menempuh suatu bahaya membiarkan direbut oleh si
tangannya telah bebas, mendorong nya melempar Su-to Yan terang girang, gagang pedang orang telah menempel
pada tangannya, tiba-tiba melihat perubahan, suatu hal yang
sungguh diluar dugaan, mengapa Auw-yang Ie melepaskan
pedangnya" Walaupun demikian, ia tidak takut, arah jari tetap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
mengikuti bayangan gagang pedang, dilain pihak, diapun sudah
bersedia mengundurkan diri.
Dua serangan telapak tangan Auw-yang Ie menyusul tiba !
Su-to Yan baru tahu, sampai dimana lihaynya si Pedang Utara,
bila diteruskan usaha merebut pedang lawan, setelah berhasil
mendapatkannya, ia akan menderita luka, dipukul oleh Pedang
Utara yang sudah tiada berpedang itu.
Hal itu tidak diinginkannya, terpaksa dia menarik pulang tangan
tadi, meninggalkan senjata yang baru didapat dan memapaki
datangnya serangan sepasang telapak tangan Auw -yang le.
Auw-yang Ie berhasil, ia membalikkan telapaknya, menarik
pulang serangan, pedangnyapun melayang turun, cepat
menyanggahnya lagi, senjata kembali kepada sipemilik.
Setelah itu, angin pukulan Su-to Yan datang, cepat-cepat ia
berjumpalitan mundur jauh kebelakang.
Pertempuran telah selesai !
Su-to Yan tidak berhasil merebut pedang orang, ia hanya dapat
memaksa si akhli pedang melepaskan senjatanya, hanya beberapa
saat, itu pun cukup membuktikan, bahwa ilmu kepandaiannya tidak
berada dibawah si Pedang Utara Auw-yang le.
Auw-yang Ie telah meletakkan kedua
memandang Su-to Yan dan berkata kepadanya:
kakinya ditanah, "Ingat baik-baik kejadian hari ini aku akan menuntut balas."
Cepat sekali, si Pedang Utara membalikkan diri, tubuhnya melejit
meluncur jauh, meninggalkan Su-to Yan sekalian.
Su-to Yan memenangkan pertandingan itu, ia tidak mengadakan
pengejaran Sie An menghampiri kawannya, dengan bangga ia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Saudara Su-to, menyaksikan pertempuran tadi, betul-betul aku
harus tunduk kepadamu. ilmu kepandaian kita orang hanya dapat
menduduki urutan-urutan nama, setelah dibawahmu."
Su-to Yan menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berkata:
"Saudara Sie jangan cepat-cepat memberi pujian, bila bukan
karena kesombongan Auwyang Ie yang terlalu memandang rendah,
bagaimana aku dapat mengalahkan dirinya?"
Cin Bwee juga turut maju, gadis ini berkata:
"Kulihat, jurus terakhir yang kau gunakan agak mirip dengan ilmu
iblis sakti bermain Silat, Mungkinkah salah satu perubahan dari tipu
silat ilmu itu?" "tidak salah, itulah yang dinamakan tipu Mengendalikan manusia
dari ilmu silat iblis sakti bersilat."
"Hai... Bila cepat-cepat kau menggunakan ilmu itu, mana
mungkin Auw-yang Ie sanggup bertahan sampai ratusan jurus?"
Su-to Yan berpikir sebentar, dan ia menganggukkan kepala, apa
yang gadis itu kemukakan memang masuk diakal, sayang ia belum
berhasil meyakinkan semua ilmu iblis Sakti bermain silat, bila bukan
berada didalam keadaan terpaksa, ia tidak mau sembarang
menggunakannya. "ilmu itu tidak mudah dipelajari." ia memberikan keterangan,
"Ada beberapa jurus diantaranya belum dapat ku mainkan baik2,
mana berani aku sembarang menggunakannya."
Sie An celingukan, tiba tiba ia berteriak "Eh, kemanakah larinya
Go Kit tadi?" Cin Bwee dan Su-to Yan teringat akan si pedang Dwi guna Go
Kit, menggunakan lengahnya semua orang, ia telah melarikan diri.
"Biarlah." Berkata Su-to Yan. "Belum diketahui bagaimana
maksud tujuan dirinya, mungkinkah ia bernaung dibawah panji
kebesaran orang?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Huh, tidak perduli demi kepentingan siapa ia bekerja, bila lain


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali bersua lagi, biar aku yang menghadapinya." Berkata Sie An.
"Betul, seharusnya kau yang menimpali nya." Berkata Cin Bwee,
"Kalian adalah sepasang, sama pendek dan sama gemuknya, Aku
heran, mengapa menyerahkan kedudukan bengcu kepada Kong sun
Giok, seharusnya dia mengajak kau bekerja sama.
Lagi-lagi dia mencemoohkan Sie An yang gemuk pendek.
Sie An mendelikan matanya, ia berkata: "Entah kapan, kau
melahirkan seorang anak yang bopengan, itu waktu, kau tidak akan
mentertawakan orang lagi?"
"Cis. . ." Cin Bwee meludah, "tidak tahu malu."
Gadis itu membuang muka, Sie An tertawa: "Ha, ha, ha. . .
Marah lagi" . . , Ha, ha . . . jangan khawatir, saudaraku ini tidak
akan membiarkan kau melahirkan seorang anak yang bopengan,
pasti cakap tampan seperti bapaknya."
Sie An menepuk-nepuk pundak Su-to Yan, selembar wajah Cin
Bwee semakin merah, Su-to Yan bukan seorang ahli debat, bila
meneruskan percakapan itu, pasti dia yang menderita kerugian,
lompat naik keatas kuda tunggangannya, ia berkata:
"Mari kita melanjutkan perjalanan."
Mereka kembali ke arah kota.
Berjalan beberapa waktu, di depan mereka terlihat sebuah kereta
yang ditarik oleh empat kuda berbulu putih, kusir kereta menutup
wajah mereka dengan kerudung kain, sangat menegangkan bulu
roma. Di belakang kereta mewah itu juga terdapat dua pengiring, kuda
merekapun berbulu putih, mereka juga mengenakan tutup kerudung
muka, tidak mau memperlihatkan wajah aslinya.
Itu waktu, Sie An sedang bercakap-cakap dengan Su-to Yan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tentang ilmu pedang Maya Nada, karena munculnya ilmu
pedang itu, tidak sedikit jago-jago rimba persilatan yang menjadi
korban. Hasil dari perebutan ilmu pedang, ia jatuh ke dalam tangan
Yang Mulia Ie Siauw Hu, itulah kakek tua Ie Han Eng. Yang Mulia Ie
Siau Hu banyak menanam budi kepada tokoh-tokoh rimba
persilatan, tangannya licin, ilmu kepandaiannya tinggi, budinya
luhur, maka semua orang tunduk kepadanya. Setelah mendapatkan
ilmu pedang Maya Nada, ia berkata kepada semua orang, bahwa dia
tidak akan mempelajari ilmu itu, juga tidak menerima murid, tidak
menurunkan ilmu pedang mukjijat, termasuk anak keturunannya
dan cucu keturunannya, ia melarang mereka mengutip ilmu itu.
Rimba persilatan tenang untuk puluhan tahun. Kini kau muncul di
antara persengketaan itu, kukira dunia akan bergolak lagi."
Hati Su-to Yan seperti jatuh tenggelam ke suatu tempat yang
dalam, mungkinkah hal itu dapat terjadi" Mengapa dunia bergolak"
Begitu pentingkah ilmu pedang Maya Nada sehingga dapat
memerahkan mata semua orang "
Cin Bwee lebih memperhatikan keadaan ia melihat
kedatangannya dua penunggang kuda berkerudung arah tujuannya
semakin mendekati nya. "Awas!" ia memberi peringatan "Ada orang yang menuju kemari."
Su-to Yan bersikap sangat tenang, beberapa banyakpun orang
yang datang, hal itu tidak akan mengganggu dirinya.
Sie An tertawa, dia gemar kepada keramaian, datangnya orangorang yang dapat dijadikan lawan latihan mengadu kekuatan
memang sedang diharapkan, dengan tertawa riang, si gemuk
pendek berkata: "Masing-masing seorang, bagaimana ?"
Tiga lawan tiga ! ia meminta pendapat Su-to Yan. Maksud nya mendemontrasikan
ilmu kepandaian mereka, masing-masing mereka harus menangkap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
seorang siapa yang lebih cepat, orang itu akan keluar sebagai juara
pemenang, Sie An mengadakan tantangan.
Su-to Yan tertawa. "Tunggu sebentar lagi, Betulkah mereka bermaksud tujuan
kepada kita bertiga?" ia memberi usul. "la tidak mau diganggu, juga
tidak mau usil mengganggu orang, Bila dugaan itu betul, itu waktu
kita bergerak." "Baik," Sie An setuju.
Dua penunggang kuda bulu putih itu sudah mendekati mereka,
wajahnya tertutup oleh selaput kain, tidak terlihat jelas, bagaimana
wajah dibalik tutup kerudung itu, hanya terlihat mata-mata mereka
yang bersinar terang, kain kerudung dibagian mata dilubangi,
memudahkan untuk melihat orang.
tidak dapat disangsikan lagi, mereka bertujuan kepada Su-to Yan.
Beberapa tapak dari jarak yang mereka tentukan Sie An berteriak.
"Hayo, mari kita serbu, seorang satu."
Membarengi kata-katanya, Sie An telah mengenjot tubuhnya,
menerkam kearah seorang aneh yang berada disebelah kiri.
Su-to Yan tidak tinggal diam ia menyerbu kearah orang yang
berada disebelah kanan. Cin Bwee mendapat sisa mereka.
Gerakan Su-to Yan hanya terlambat satu detik dari kawannya,
tapi ia tiba lebih dahulu, tangannya terjulur, mengkait leher baju si
penunggang kuda berkerudung.
Dikala jarinya hampir mengenai sasaran, hidung Su-to Yan yang
lihay dapat mengendus sesuatu yang aneh, kepalanya agak pusing.
"Celaka!" ia mengeluh. Cepat-cepat membatalkan serangan,
menarik diri jauh-jauh. Su-to Yan melirik kearah Sie An, terlihat kawan itu sudah jatuh
menggeletak, lawan mereka menggunakan racun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dia berteriak: "Awas! Musuh menggunakan gas racun!"
Cin Bwee yang hendak menggusur kusir kereta menarik diri, dia
lebih tahu bahaya, maka sangat berhati-hati.
Tubuh Sie An sudah jatuh menggeletak
Su-to Yan juga mengendus semacam bau harum, cepat cepat ia
menutup jalan pernapasannya.
Dua penunggang berkerudung berpisah, mereka mengancam Suto Yan, maksudnya hendak menangkap pemuda itu.
Su-to Yan telah menutup jalan pernapasan, obat bius tidak
mengganggu ketenangan pikirannya, dengan menggunakan ilmu
cengkraman Maut Thian-mo-nie-hu-cauw, dengan satu tangan satu,
ia menyengkelit kedua orang itu. Cin Bwee turut memburu datang,
orang-orang berkerudung tidak berhasil membius Su-to Yan, untuk
melawan si jago pedang Baru, tentu tidak mungkin. Mereka bersuit,
melarikan diri ! Karena iapun menggelinding cepat, Su-to Yan dan Cin Bwee
memeriksa keadaan Sie An, sipendek merapatkan kedua matanya,
telah diusahakan untuk menyadarkan kawan itu, mereka tidak
berhasil. Su-to Yan menengok kearah kereta. Sudah jauh, memasuki kota.
Terdengarlah teriakan Cin Bwee: "Celaka, Sie toako keracunan,
Lekas kau kejar mereka, meminta obat pemunahnya."
Su-to Yan ragu-ragu, memandang Cin Bwee sebentar, dan
berkata kepada gadis itu:
"Baik-baik kau menjaga Sie toako, aku hendak mengejar
mereka." Su-to Yan mengejar orang-orang berkerudung, dia tidak takut
kehilangan jejak mereka, waktu itu sudah agak gelap, orang-orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
yang berjalan sangat sedikit, masih terlihat bayangannya kereta
aneh itu, dia meluncur diantara jalan-jalan kecil.
Menikung disuatu persimpangan jalan, Su-to Yan kehilangan
jejak kereta yang dikejar! Hatinya sangat gelisah, bila tidak cepatcepat mendapatkan obat penawar racun, keadaan Sie An sangat
membahayakan jiwa jago itu.
Dia membikin pemeriksaan yang lebih teliti, kini sudah berdiri
didepan sebuah pintu besar yang dicat merah, itulah pekarangan
suatu bangunan yang agak besar.
Keadaan bangunan itu sangat sepi dan sunyi, diduga keras
bahwa kereta misterius yang dikejar telah berada didalam bangunan
megah ini. Su-to Yan berpikir: "Mungkinkah kereta itu masuk kedalam rumah ?"
Mengingat waktu yang sangat mendesak, memikir keadaan luka
Sie An yang harus cepat-cepat mendapat pengobatan, tanpa
memberi tahu atau mengetuk pintu lagi, Su-to Yan lompat ke atas
tembok dari bangunan rumah itu.
"Hut . . .Hut. . ." Dua bayangan saling susul menyusul datangnya
pemuda itu. Kecepatannya tidak dapat dilukiskan dengan pena.
Su-to Yan telah siap, dengan tipu Cui-pie-chiu, dia menolak dua
serangan tadi. Terdengar gedebruknya benda keras, dua tubuh
orang yang menyerang dirinya telah dibanting jatuh.
Matanya memandang keadaan pekarangan depan dari bangunan
itu, kereta yang sedang dikejar telah berhenti dipojok, tidak, salah
masuk, Hatinya menjadi lega.
Empat orang berbaju hitam telah mengurung Su-to Yan.
Si pemuda meletakan. kakinya ditanah, memberi hormat kepada
mereka dan berkata. "Majikan kalian ada dirumah ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Empat orang berbaju hitam menyerang semakin gencar, dua
kawan mereka telah dilukai inilah sakit hati, mereka hendak
menuntut ganti rugi, dan langkah pertama harus menjatuhkan
lawannya. Su-to Yan menangkis beberapa kali, dia harus lebih berhati-hati.
Karena yang hendak ditemukan berada dalam pekarangan rumah
itu, hal ini bukan berarti ia harus bermusuhan dengan tuan rumah,
besar kemungkinan salah seorang tamu dan penghuni rumah itu.
Agar tidak menanam banyak permusuhan, ia berteriak lagi:
"Dimanakah tuan rumah ?"
Orang berbaju hitam tidak memberi jawaban, muncul lagi enam
orang, jumlah mereka tepat angka sepuluh dan semua mengurung
sipemuda. Su-to Yan tidak gentar, bila ia mau, dengan beberapa jurus, ia
dapat membunuh atau melukai orang-orang itu. Tapi ia cukup
sabar. Bukanlah suatu langkah bijaksana untuk mengembangkan
pembunuhan-pembunuhan atau menjalankan ilmu silat sendiri.
"Hei, siapakah yang menjadi tuan rumah?" ia mengulang
pertanyaannya. Jumlah orang-orang berbaju hitam semakin besar, satu persatu
bermunculan di pekarangan yang memang cukup luas untuk di
gunakan sebagai medan pertempuran, satu persatu mencampurkan
diri mereka kedalam gelanggang!
Su-to Yan melayani keroyokan orang berbaju hitam. Merangsek
mereka, setapak demi setapak, ia melangkahkan kaki ke tanah
bagian dalam. tidak seorang pun yang dapat menghadang
perjalanannya. Tangannya di rentangkan, dengan tipu silat dari jaman purbakala
yang sudah hampir di lupakan orang, dengan Tiga Belas jari
Mengkuasai Alat Pie-pa, Pie-pa-cap sa-san-chiu, dia mengirim
beberapa kaitan, di dalam sekejap mata sembilan orang berbaju
hitam telah di terbangkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Hut....Hut...!" Dua kali pukul lagi, dia bisa mengusir semua
orang. Kakinya di ayun, hendak masak ke dalam ruang tengah rumah
itu. Terdengar satu suara yang tertawa gelak-gelak, di susul oleh
munculnya satu bayangan tinggi besar, meluncur dan memapaki
kehadiran nya Su-to Yan. Mereka mengadu tangan. Hasil dari perpaduan itu sangat mengejutkan Su-to Yan, juga
mengherankan orang tua yang bersangkutan, dia adalah orang
tinggi besar itu. Untuk pertama kalinya dia menjumpai jago muda
yang mempunyai kekuatan tidak muda.
Su-to Yan menduga kepada tuan rumah ia berteriak:
"Cianpwee yang menguasai rumah ini?"
Orang tua tinggi besar itu tertawa bergelak-gelak.
"Ha...ha...!" ia membuka suara, "Ingin berjumpa dengan orang
yang berkuasa di dalam rumah ini?"
"Betul !" "Untuk berjumpa dengannya, kau harus menjatuhkan aku lebih
dahulu," berkata orang tua itu. Dia mengenakan pakaian warna
hijau. "Siapa kau?" bertanya Su-to Yan.
"Aku adalah Cang-leng Bangsat," Berkata orang itu. "Kepala
keamanan dari tuan rumah ini."
Su-to Yan menjadi gentar, seorang penjaga pintu mempunyai
tenaga latihan yang seperti Cang-leng Bang-Sat" Sampai dimanakah
ilmu kepandaian tuan rumah" siapakah jago silat itu"
Dia memperhatikan wajah orang tua itu. tidak ada
keistimewaannya, wajah itu penuh jembros, hidungnya bengkung,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
matanya besar, pelipisnya cekung kedalam, menandakan betapa
tinggi tenaganya. "Cang-leng Bang-Sat berkata:
"Bagaimana" Kau hendak bertemu dengan majikanku?"
Su-to Yan menganggukkan kepala.
"Tolong beritahu kedatanganku," ia berkata.
"Ha, ha,.,." Cang-leng Bangsat berkata, "Sudah kukatakan,
hendak bertemu dengannya, Kau diwajibkan mengalahkan aku.
Orang dusun yang tidak berkepandaian dilarang mengganggu
ketenangannya." Su-to Yan marah besar, dia dicemohkan sebagai orang dusun
yang tidak berkepandaian" Hmm! Siburuk ini belum tahu ilmu
kepandaiannya. Bila ia mau, begitu pedang baru keluar dari
sarungnya, mana mungkin sicongkak mengelakkan kematian"
Dia tersenyum-senyum. "Baik, Aku segera menyerangmu. Sudah bersediakah menerima
serangan?" Su-to Yan hendak memberi hajaran kepada orang ini.
"Selalu." Cang-leng Bangsat menantang, Tanpa banyak rewel,
Su-to Yan membuka serangannya dengan satu lompatan
kesamping,tangannya menyodok perut.
Cang-leng Bangsat bukan manusia lemah, dia juga menangkis
sambil menotok jalan darah Ki-bun-hiat.
Su-to Yan menggunakan cengkeraman maut Thian-mo-nie-huncauw, yang mana ditangkis oleh satu lompatan jauh oleh orang itu.
Maksud si pemuda hendak mengejar, dan terkilas bayangan Sie
An yang terluka, ia harus memburu waktu, menggunakan
kesempatan ini, dia menerjang masuk kedalam ruang tengah dari
rumah besar itu. Cang-leng Bang-Sat kaget, dengan mengeluarkan suara teriakan,
ia memukul punggung Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan sudah siap siaga, tanpa menengok lagi, sepasang
tangan dikibaskan kebelakang, menangkis serangan itu, Dengan
cara ini ia menambah kelajuan dirinya.
Dia sudah berada diruangan tamu, disana berkumpul banyak
orang, semua mata ditujukan dan diarahkan kepadanya.
Orang yang msngepalai orang-orang ini adalah seorang gadis
cantik, berpakaian hijau, dia sedang mengadakan rapat, munculnya


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Su-to Yan juga mengejutkannya.
Siapakah gadis itu" Dia adalah sipedang Emas Jie Ceng Peng!
Pertemuan dengan Jie Ceng Peng sangat mengejutkan Su-to
Yan. Ternyata orang yang memiliki gedung besar adalah sinona
Thian-lam Lo sat" inilah salah satu markas dari golongan mereka.
Jie Ceng Peng pernah menanam budi kepada dirinya, bagaimana
ia dapat menempurnya"
Dikala Su-to Yan memandang Jie Ceng Peng gadis yang
bersangkutanpun memandang pemuda itu, dengan memberikan
suatu kerlingan mata yang menarik, dia berkata:
"Ooo. Su-to kongcu yang datang" Ada urusan apa?"
Su-to Yan sedang mengenangkan kejadian diatas sungai Tiangkang, bila tidak ada pertolongan sigadis ini, dia telah menjadi mayat
terapung diatas permukaan sungai. Mendapat teguran tadi, cepat
cepat ia berkata: "Maaf, nona Jie, bila kedatanganku mengganggu rapat kalian."
"tidak mengapa." Berkata Jie Ceng Peng, "Ada urusan apa"
Katakanlah saja." "Terus terang, aku hendak meminta obat pemunah racun."
"Untuk siapa, kongcu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Untuk seorang Sahabat, dia mendapat serangan racun anak
buahmu." "Ada kejadian itu?"
"Bertanyalah kepada mereka yang ada didepan." Berkata Su-to
Yan, Jie Ceng Peng memanggil seorang berbaju hitam, mereka
berkasak kusuk sekian lama, dan Sinona memberi perintah kepada
orang itu untuk mengadakan penyelidikan.
tidak lama, orang itu balik kembali, dia memberi laporan kepada
sang majikan. Jie Ceng Peng menganggukkan kepala, Dia memandang Su-to
Yan. "Maaf, Su-to kongcu." berkata si gadis yang menunjukkan
sikapnya yang sangat ramah wajahnya semakin manis. "Mereka
telah berani berlaku kurang ajar, akan kuberikan hukuman yang
setimpal, Obat penawar racun akan kuberikan kepadamu."
Su-to Yan cepat mengucapkan terima kasihnya.
"Tunggu dulu." berkata Jie Ceng Peng. "Aku bersedia
memberikan obat itu. Disini masih banyak cianpwee-cianpwee yang
mempunyai tingkat derajat diatasku, mungkin mereka tidak puas,
Beginilah kuatur, akan kulayangkan obat itu kepadamu, bagi mereka
yang tidak puas diperbolehkan merebutnya, bila kau berkelit
menghindari rebutan itu, obat boleh kau bahwa pergi. Sebaliknya,
bila kau tidak berhasil menyanggah obat, sehingga direbut oleh
orang, Akupun tidak berdaya."
Su-to Yan menganggukkan kepala, dia menyetujui usul itu.
Jie Ceng Peng telah mengeluarkan obat yang diminta oleh Su-to
Yan. Dia sudah bersiap-siap untuk melontarkannya.
Tiba-tiba masuk seseorang, dia adalah Cin Bwee, diatas
punggungnya tergembol seorang, itulah si pendekar pedang
Bayangan Sie An. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sie An masih belum sadarkan diri, keadaannya tidak mengalami
perubahan. Jie Ceng Peng mengkerutkan alis, dia marah kepada penjagaanpenjagaan anak buahnya yang dianggap kurang ketat. membiarkan
lawan memasuki ruang siang.
Su-to Yan memandang Cin Bwee.
"Eh, bagaimana kau berhasil menyusul aku sampai di tempat
ini?" ia heran. Cin Bwee melihat Situasi ditempat itu, hadirnya Jie Ceng Peng
sangat menjengkelkan dirinya, ditegur oleh sang kawan, ia semakin
bersungut-sungut. "Bagaimana kau berhasil menyusulnya sampai ditempat ini?" ia
menggunakan kata-kata orang mengulang pertanyaannya,
Sangkanya, Su-to Yan mengintil dibelakang Jie Ceng Peng,
Melupakan pengambilan obat penawar racun.
Su-to Yan tersengit. Cin Bwee telah salah mengerti. Dia wajib
memberi penjelasan. "Aku hendak meminta obat penawar racun, jangan kau memikir
yang bukan-bukan." ia berkata.
"Huh! Siapa yang memikir yang bukan-bukan?" Cin Bwee
menjebikan bibirnya. Kemudian, dia menyodorkan tangan kearah Jie Ceng Peng.
"Hei,kita orang datang untuk meminta obat penawar racun," ia
berkata tanpa tedeng laing-laing lagi.
Jis Ceng peng berkata: "Bertanyalah kepada dia, adakah aku menolak permintaannya ?"
Dia menunjuk kearah Su-to Yan.
Sipemuda semakin canggung, Untuk menghindari diri dari ketidak
serasian itu, cepat-cepat Su-to Yan berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Serahkanlah obat itu."
Jie Ceng Peng mengacungkan obatnya, suatu tanda bahwa dia
tidak mempunyai hati untuk mempersulit Su-to Yan.
"Nah, bersiap-siaplah."
Su-to Yan telah bersiap-siap.
Seorang hweshio yang duduk dipojok ruangan bangkit berdiri, dia
hendak menguji kecepatan tangan Su-to Yan. Dikala obat itu
dilemparkan, dia hendak merebutnya.
Jie Ceng Peng melemparkan obat, sangat perlahan sekali.
Su-to Yan sudah menyedot napas dalam-dalam dia menyerobot
obat tersebut. Hweeshio berjubah kuning itu turut bergerak.
Mereka bertemu ditengah jalan, Su-to Yan tidak berani lengah,
adanya gangguan telah di perhitungkan lebih dulu, ilmu Kabut Hijau
It-bok-cin-khie menjaga diri dan dengan cengkeraman Maut Thianmo-nie-hun-caw, dia hendak mencakar tangan hweeshio itu.
Hweeshio berjubah kuning bernama Kim Pun Ceng, dia bermukim
di gunung Thian-tay-san namanya pernah menggemparkan rimba
persilatan itulah kejadian yang telah berselang dua-puluh tahun, Kini
dia menampilkan dirinya kembali.
Kim Pun Ceng tidak puas kepada sikap Jie Ceng Peng yang
dianggap terlalu merendahkan gengsi Thian-lam Lo-sat, maka dia
menampilkan diri. Maksudnya hendak merebut mengangkat naik derajatnya.
obat itu, maka dia dapat Kabut hijau Su-to Yan sangat mengejutkan, lebih-lebih serangan
cengkeraman Maut Thian-mo-nie-hun-cauw, dari dua ilmu yang di
perlihatkan oleh lawannya, dia tidak boleh mendekati tempattempat disekitar obat itu, cepat-cepat Kim Pun Ceng menarik diri.
Su-to Yan meraih obat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kim Pun Ceng gagal dengan rencana pertama, disusul dengan
rencananya yang kedua, dia menyedot hawa, dan menghembuskannya keras, kedua tangan didorong kedepan,
membawa angin-angin itu, memukul ke arah obat, maksudnya
membuyarkan harapan Su-to Yan untuk memiliki obat, dengan
pukulan angin kosong, dia hendak memberantakannya.
Mata Su-to Yan berkilat-kilat, dia tidak akan membiarkan obat
dipukul hancur oleh kekuatan Kim Pun Ceng, tangan kirinya
dijulurkan kesamping, cepat dan gesit, seolah belut bermain
dilumpur,, badannya merendah ke bawah dan dari situ mumbul
cepat, memotong tangan Kim Pun Ceng.
Wajah Kim Pun Ceng berubah, itulah ilmu tipu Pendekar Silat
Raja Sesat Ciok Pek Jiak, Bagaimana berpindah kepada anak muda
yang berada dihadapannya" Bila ia tidak menarik ke dua tangan,
pasti akan menderita cacad.
Cepat-cepat Kim Pun Ceng membatalkan serangan, tubuhnya
mundur jauh. Su-to Yan berhasil mendapatkan obat penawar racun, ia
mengundurkan diri, takut diserang oleh orang lainnya.
Kim Pun Ceng mendelikkan mata, dia membentak:
"Hei, bagaimana hubunganmu dengan Ciok Pek Jiak?"
Su to Yan telah berhasil mendapatkan obat penawar racun, dia
tidak menghiraukan bentakan Kim Pun Ceng, tugasnya menolong
Sie An, dan tangan membawa obat itu, dia menerima Sie An dari
tangan Cin Bwee. Kemudian memandang Jie Ceng Peng dan bertanya:
"Bagaimana cara-cara penggunaan obat ini?"
"Pasang didepan hidungnya, dia segera sembuh." Berkata gadis
itu. Mengikuti petunjuk si pedang Emas Jie Ceng Peng, Su-to Yan
berhasil menyadarkan Sie An. Setelah itu, dia bangkit kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kim Pun Ceng belum mendapatkan jawaban, untuk
menghilangkan keragu-raguannya, sekali lagi ia membentak:
"Hei, bagaimana hubunganmu dengan Ciok Pek Jiak?"
Su-to Yan belum sempat menjawab Jie Ceng Peng sudah
memberi perintah: "Antar rombongan Su-to kongcu keluar."
Su-to Yan memberi hormat:
"Budi nona Jie tidak akan kami lupakan."
Sie An baru siuman dari nyenyak tidurnya, mendengar
disebutnya nama nona Jie itu, dia segera teringat kepada si Pedang
Emas Jie Ceng dari golongan Thian lam Lo-sat, ternyata dirinya
hampir jatuh kedalam tangan orang-orang dari golongan itu, dia
sangat marah sekali. Su-to Yan mengajak Cin Bwee dan Sie An untuk meninggalkan
ruangan itu. Cin Bwee sudah siap meninggalkan ruangan, semakin cepat,
semakin aman baginya untuk menjaga Su-to Yan dari rebutan Jie
Ceng Peng. Tiba-tiba Sie An berteriak: "Tunggu dulu."
Su-to Yan memandang sang kawan, kemudian menoleh kearah
Cin Bwee. Cin Bwee berakal panjang, segera dapat menduga, keonaran apa
yang hendak dilakukan oleh si gemuk pendek, dia lebih senang
keramaian pada ketentraman apa lagi keonaran yang hendak
dilakukan oleh Sie An kepada Jie Cie Peng, pertanyaan mata Su-to
Yan dijawab dengan satu senyuman.
Su-to Yan memandang kearah Sie An.
"Ada apa?" Dia bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sie An memberikan penyahutan yang berada diluar dugaan Su-to
Yan. Katanya: "Aku Sie An belum mengucapkan terima kasih kepada nona Jie,
bagaimana harus pergi begitu saja ?"
Jie Ceng Peng sedang berpikir-pikir, siapakah manusia gemuk ini"
Mendengar Sie An menyebut nama sendiri, gadis itupun terkejut.
Seperti inilah si Pedang Bayangan Sie An"
Dia menunjukkan sikapnya yang agung, dia adalah pemimpin dari
jago-jago yang berada ditempat itu, sudah wajib mempertahankan
keagungannya. "Ada sesuatu yang membingungkan Sie tayhiap?" ia bertanya.
Sis An menganggukkan kepalanya.
"Kecuali mengucapkan terima kasih, ada sesuatu yang hendak
kutanyakan kepadamu." Dia berkata.
"Apakah persoalan yang Sie tayhiap hendak ajukan ?"
"Persoalan yang menyangkut dengan pedang In-liong."
"Pedang In-liong ?"
"Ng . . ,Pedang In-liong yang kau ambil dari tangan saudara Suto Yan."
Alis mata Jie Ceng Peng berjengkit, dia berkata:
"Urusan padang In-liong adalah urusan Su-to kongcu dengan
urusanku, ada hubungan apa dengan urusanmu ?"
Sungguh aneh dengan alasan apa si Pedang Bayangan Sie An
mengadakan gugatan soal pedang In-liong "
Jie Ceng Peng tidak puas.
Sie An berdengus, dia berkata:
"Hm, apa kau kira pedangku tidak cukup tajam untuk bertanding
?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sie An mulai menantang blak-blakan.
"Bagus." Berkata Jie Ceng Peng, "Berani kau memandang rendah
golongan kami, kau kira Thian-lam Lo-sat sudah kehabisan orang"
tidak ada yang dapat menandingimu ?"
Sie An tertawa terbahak-bahak, Dia mengeluarkan pedangnya.
"Aku Sie An sedang bersiap-siap untuk menerima tantangan para
jago dari golongan Thian-lam Lo-sat."
Sie An penasaran, masakan dia ditaburkan racun, hanya satu
gebrak, dia dikalahkan orang, bila bukan Su-to Yan yang meminta
obat anti racun itu, bagaimana ia meneruskan usahanya yang
hendak menampilkan diri" Kemarahan itu dijatuhkan kepada Jie
Ceng Peng. Jie Ceng Peng pernah dengar nama si Pedang Bayangan Sie An
dari daerah Tiang-pek, itulah jago pedang yang tidak boleh
dipandang ringan. Didalam ruangan itu, kecuali dirinya mungkin
tidak ada orang kedua yang sanggup menundukkan si manusia
pendek. Haruskah dia turun tangan sendiri" inilah yang meragu-ragukan
dirinya. Kim Pun Ceng menampilkan diri.
"Nona Jie. biar aku yang menghadapinya." Dia meminta ijin.
Jie Ceng Pang menjatuhkan pilihannya kepada Kim Pun Ceng, dia
sedang berpikir-pikir, bagaimana meminta hweshio itu mewakili
dirinya, memberi hajaran kepada Sie An.
Disaat itu juga Kim Pun Ceng meminta tanda tempur, Jie Ceng
Peng menganggukkan kepala.
"Berhati-hatilah menghadapinya," ia memberi peringatan
Kim Pun Ceng menghadapi Sie An.
"Biar kedua telapak tanganku yang melayani kau bermain-main
untuk beberapa jurus." dia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sie An mengeluarkan suara bentakan. "Sebutkan namamu."
"Kim Pun Ceng dari Ngo-tay-san."
Wajah Sie An berubah, nama Kim Pun Ceng pernah
menggemparkan rimba persilatan walau telah berselang sampai dua
puluh tahun, nama itu masih disebut oleh beberapa orang. Kalau ia
harus berhadapan muka dengan orang tersebut, bagaimana tidak
terkejut. Kim Pun Ceng tertawa terkekeh-kekeh.


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana?" Ia menantang. "Masih hendak bertanding ?"
Kemarahan Sie An mengalahkan tekanan nama seram hweesio
itu, matanya liar kembali, diapun bukan manusia tanpa nama,
siapakah yang tidak tahu kepada pedang Bayangan Sie An"
"Ha, ha, ha,.," Sie An tertawa, "Nama Kim pun Ceng pernah
menciutkan hati orang. Kejadian itu telah terjadi dua puluh tahun
yang lalu, bukan hari ini. Generasi muda telah menggantikan semua
kedudukan generasi tua, sudah waktunya kau mendapat apel
pensiunan, hari ini sudah bukan jamanmu lagi, berlakulah tahu diri,
Ha ha, ha..." Cin Bwee turut berteriak:
"Lawan Sie toako, kami berdua tidak akan tinggal diam, dua Kim
Pun Ceng lagi boleh mereka tampilkan."
Su-to Yan mendelikkan mata, dia menatap sang kawan yang
sering usil. Seolah-olah tidak melihat larangan itu, Cin Bwee memandang
kelain tempat. Kim Pun Ceng tidak dapat menahan kemarahannya, tanpa bicara
dan mengayun tangan, mengirim delapan kali pukulan.
Sie An melompat kesamping, dia masih mengejek:
"He, he he... Kemanakah senjata mangkuk emas ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Delapan kali ia menghindari pukulan-pukulan Kim Pun Ceng.
Nama Kim Pun Ceng berarti padri mangkuk Emas, hal itu
disebabkan oleh Senjata si-hweesio yang tidak lepas dari sebuah
mangkuk Emas, mangkuk tersebut sering digunakan sebagai tempat
untuk sedekah, juga dapat digunakan sebagai senjata, demikianlah
asal mulanya nama Kim Pun Ceng.
Sie An mendapat gelaran Pendekar Pedang Bayangan, mudah
diduga, betapa lihaynya ilmu meringankan tubuhnya, bila ia tidak
dapat mengelakkan serangan tangan kosong, apa guna ia
menampilkan diri didaerah Tionggoan"
Kim Pun Ceng terlalu percaya kepada kepandaian diri sendiri.
inilah kecongkakkan, kecongkakkan seseorang akan mengakibatkan
kegagalan demikian juga keadaan Kim Pun Ceng, namanya pernah
menggemparkan rimba persilatan anggapnya dunia ini tidak
berputar, tetap seperti sedia kala, dia mendapat nama, tidak ada
orang yang baru menggantikan kedudukannya, kekalahannya
dibawah Su-to Yan belum memelekkan matanya, dia belum sadar
akan kesalahan itu, masih membawakan sikapnya yang sok agung,
melawan Sie An dengan tangan kosong.
Menyusul delapan kali pukulan-pukulannya, dia maju lagi,
mengirim sembilan jotosan-jotosan, lebih cepat dan lebih keras,
lebih banyak mengandung parubahan-perubahan tipu silat luar
biasa. Sie An hendak mempermainkan orang, sengaja memperolokolok, maka keseimbangan kondisi Kim Pun Ceng terganggu, bila
pikiran seseorang yang terganggu, dia lebih mudah terkalahkan.
Pedang Sie An dilayangkan, melayani sembilan jotosan.
Kim Pun Ceng sadar dari kesalahannya, setelah hawa dingin
pedang Sie An melayang-layang dikanan dan kirinya, diatas dan
dibawah kakinya. Didalam sekejap mata, sembilan jotosannyapun telah dilontarkan
semua, kini dia berada dipihak yang terdesak, Tangan merogoh
saku, hendak mengeluarkan mangkuk Emas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Karena itu, Sie An mendapat kesempatan, pedang kekelewangan,
mengirim empat tebasan. Kim Pun Ceng tidak mempunyai kelebihan tangan, terpaksa lari
jauh kebelakang, melesat mundur.
Sie An tidak mengejar, dia tertawa tergelak-gelak:
"Ha, ha, ha, ha..."
Disaat yang sama, Kim Pun Ceng telah mengeluarkan senjatanya,
itulah mangkuk emas, dengan membawa desiran suara yang
mengaum-ngaum, dia menerjang datang.
Sie An menangkis burung pedang.
Traannggg... Dua macam senjata beradu, mereka saling melotot.
Lagi-lagi Kim pun Ceng menggeram,
dikedepankan menelungkup kepala lawan.
mangkuk emas Sie An meninggikan pedang.
Trangg... Lagi-lagi mereka mengadu kekuatan, tidak seorangpun dari
mereka yang mundur kebelakang, sama kuat!
Tangan Sie An agak kesemutan, tiga kali lagi mangkuk emas
memukul kearahnya, pasti dia tidak sanggup bertahan.
Kim Pun Ceng mempunyai perasaan yang sama, tenaganya telah
dikerahkan penuh. sangat lelah, tidak sanggup untuk mengirim tiga
pukulan mangkok Emas lagi.
Mereka saling menunggu reaksi lawan.
Sie An dapat menduga kekuatan lawan itu, dia menantang:
"Masih ingin mengadakan adu pukulan?"
Kim Pun Ceng berdengus: "Mangapa tidak ?"
Dia sudah bersiap-siap. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Jie Peng Ceng pertempuran. mengulapkan tangan, dia menghentikan "Tahan!" Suara sigadis bergema sehingga seluruh ruangan,
sangat agung sekali. Kemudian memandang Sie An, mengeluarkan pedang In-liong,
dimainkannya sebentar dan menantang si pendekar pedang
Bayangan: "Sie tayhiap, dengan kekuatanmu disaat ini, masih sanggupkah
merebut pedang dari tanganku?"
Sie An berusaha untuk menggerakkan bibirnya, bagaimana ia
dapat membuka mulut, sedangkan kekuatannya sudah tiada"
Si Pendekar pedang Emas Jie Ceng Peng adalah jago Thian-lam
Lo-Sat, ilmu kepandaiannya berada diatas Kim Pun Ceng, dapatkah
dia memenangkannya" Gugatan pedang In-liong segera berakhir sampai di disitu.
Jie Ceng Peng tersenyum, dia berkata:
"Kukira Su-to kongcu berat kepada pedangnya, maka dia
mengutus kau mengadakan gugatan" Baiklah !"
Dan dia berpaling kearah Su-to Yan. "Su-to kongcu." Suara Jie
Ceng sangat merdu, "Aku Jie Ceng Peng tidak ada niatan untuk
mengangkangi milik orang, apa lagi benda-benda kesayanganmu
ambillah." Pedang In-liong disodorkan kedepan.
Su-to Yan sedang memikir-mikir, apa yang terkandung didalam
arti kata-kata Jie Ceng Peng tadi" Dia belum dapat menebaknya,
Bingung di tempat, dan tidak menyambut pedang itu.
Jie Ceng Peng berkata lagi:
"Terimalah. Kuharap Su-to kongcu tidak melupakan, bahwa
padang In-liong didapat kembali atas kebijaksanaan Jie Ceng Peng."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan menyambuti pedang itu.
"Terima kasih." Sahutnya hampir tidak terdengar.
Cin Bwee menjebikan bibir, Sie An membelalakan mata.
Jie Ceng Peng berkata lagi:
"Berhati-hatilah menjaga pedang In-liong, dia menyangkut erat
dengan ilmu pedang Maya Nada, Banyak orang yang mengintil di
belakangnya." Sekali lagi Su-to Yan mengucapkan terima kasih. Mengajak Cin
Bwee dan Sie An, mereka meninggalkan gedung Thian-lam Lo-Sat.
Jie Ceng Peng telah memberi perintah kepada orangnya, agar
tidak mengganggu ketiga tamu itu.
Su-to Yan keluar tanpa gangguan.
Pedang In-liong telah didapatkan kembali, itulah jasa Sie An yang
berani mengadakan gugatan, itulah budi Jie Ceng Peng yang ingin
menarik simpatik Su-to Yan.
Su-to Yan, Cin Bwee dan Sie An melakukan perjalanan. Masingmasing memikirkan kejadian yang belum lama mereka alami.
Su-to Yan berterima kasih kepada Jie Ceng Peng, pedang In-liong
telah dikembalikan kepada dirinya, suatu kejadian yang tidak pernah
diimpikan sama sekali. Bila menggunakan kecerdikan otak dan menggunakan ilmu
kepandaian silat, tidak mungkin dia dapat merebut pedang, barang
yang sudah berada ditangan si gadis yang lihay.
Sie An tidak mengerti kepada sikap yang dibawakan Jie Ceng
Peng, dengan alasan apa, jago Thian-lam Lo-Sat itu mengabulkan
gugatannya" Mungkinkah takut kepada nama pendekar pedang
Bayangan" Hal ini tidak mungkin terjadi.
Cin Bwee cemburu dan benci kepada Jie Ceng Peng, didalam
biang apapun, dia tidak dapat menandingi saingan itu, bagaimana
harus merebut hati Su-to Yan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Suatu ketika, Su-to Yan menengok ke arah kawan itu, melihat
wajah Cin Bwee yang tidak bercahaya, dan maklum akan
kemurungan hati si gadis. Untuk memberi hiburan, Su-to Yan
berkata: "Seharusnya kau bergembira, karena aku berhasil mendapatkan
pedang In-liong kembali, mengapa membawakan sikap seperti itu?"
"Hmm, tentu saja kau gembira." Berkata Cin Bwee.
Su-to Yan seperti disiram oleh air dingin.
"lnilah kegembiraan kita bersama." ia berkata.
"Siapa yang kau maksudkan dengan kita itu" Kau, Jie Ceng Peng
dan Ie Han Eng?" -ooo0dw0ooo- Jilid 5 CIN BWEE mengucek-ngucek matanya, Dia menangis, melarikan
diri kedepan, meninggalkan Su-to Yan dan Sie An. Gadis itu sedih
mengenangkan nasib dirinya, ilmu kepandaian-nya berada dibawah
Jie Ceng Peng, kecantikannya berada dibawah Jie Ceng Peng,
kepintaran dan kecerdasan otaknyapun berada dibawah Jie Ceng
Peng, mana mungkin Su-to Yan cinta kepadanya"
Cin Bwee lari masuk kedalam rimba, meninggalkan dua
kawannya. Su-to Yan dan Sie An saling pandang.
"Hei..." Su-to Yan berteriak.
Tapi bayangan Cin Bwee sudah lenyap dari pandangan mata.
Sie An menyengir-nyengir.
Berunding sebentar, Su-to Yan dan Sie An mengejar gadis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kecepatan Cin Bwee sangat luar biasa, dia bergerak lebih dahulu.
tentu saja dapat meninggalkan kedua orang itu. Apalagi memasuki
daerah rimba, Su-to Yan tidak berhasil mengejarnya.
Su-to Yan terpekur dibawah pohon besar.
Sie An menepuk pundak kawan itu.
"Saudara Su-to," ia berkata. "Mengapa bengong seperti orang
sakit ingatan " Ha-ha-ha... sebagai laki-laki, kita tidak perlu takut
kehilangan kawan wanita, Mengapa memikirkan yang bukan-bukan
" Hilang Satu, dua kita dapatkan, hilang dua, tiga kita cari kembali
hilang tiga, kita pilih lagi empat gadis yang..."
Kata-kata Sie An terputus oleh munculnya seorang wanita yang
setengah umur, wanita itu segera membentak.
"Orang she Sie, mengapa kau mengucapkan kata-kata yang
melantur kemana-mana."
Ditegur secara blak-blakan, Sie An melengak. Wajahnya jadi
merah karena jengah. "Kau siapa?" Tanya Sie An, dia mendahului Su-to Yan yang sudah
bersedia membuka mulutnya, untuk menanyakan asal-usul wanita
setengah umur itu. "Aku Cu Ciu Nio dari Kun-lun-pay." Wanita setengah umur
memperkenalkan diri sikapnya sangat tawar.
Sie An dan Su-to Yan terkejut.
Si seruling Kumala Cia Ciu Nio berkepandaian tinggi, dialah guru
Cin Bwee. Cepat-cepat Su-to Yan mengunjuk hormatnya.
Cia Ciu Nio membalas hormat itu.
"Saudara Su-to, ada suatu yang hendak ku ketahui." Berkata Cia
Cin Nio, "Betulkah bahwa gurumu itu bernama Ciok Pek Jiak ?"
Su-to Yan menganggukkan kepala.
"tidak salah." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ada sesuatu yang tidak cocok." Berkata Cia Cin Nio.
"Dimanakah letak ketidak cocokkan itu?"
"Pendekar Raja Sesat Ciok Pek Jiak mengembangkan ilmu silat
dikedua telapak tangan, sedangkan kau lebih mahir menggunakan
pedang, dua macam ilmu yang tidak bersamaan bukan?"
"ilmu pedang bukan kudapat darinya." Su-to Yan memberi
keterangan. "Ng.... Berhati-hatilah. Gurumu itu menanam banyak bibit
permusuhan, kukira mereka tidak mau mengerti, kau harus berhatihati melakukan perjalanan."
"Terima kasih, Cianpwee telah bertemu dengan Cin Bwee?"
"Ng. Dia menantikanmu ditempat itu." Seruling Kumala Cia Ciu
Nio menunjukan kesuatu tempat.
Su-to Yan minta permisi dan meluncur ke arah Cin Bwee.
Su-to Yan memasuki rimba, tidak jauh dari mana dia berada,
terlihat dari bayangan seorang yang langsing, rambutnya terurai
panjang, dia adalah itu kawan yang melarikan diri Cin Bwee,
Dengan hati berdebaran, Su-to Yan menghampiri tubuh itu.
"Cin Bwee, masih marahkah kepadaku?" Dia menegur perlahan
Cin Bwee berpaling kearah si pemuda, menatap wajah kekasih itu
dalam-dalam, tanpa bicara, matanya memancakan kerinduannya.
"Cin Bwee...." Su-to Yan memanggil lagi.
"Ng..." "Marahkah kepadaku ?"
"Aku mana berani." Cin Bwee mengirim satu kerlingan mata.
"Beruntung ada petunjuk gurumu, mengapa kau tidak menyahut
panggilanku ?" Berkata Su-to Yan.
"Mana kau ingat kepadaku ?" Berkata Cin Bwee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Bila aku tidak ingat, tentu aku tidak mengejarmu sampai disini."
"Huh, dikala aku pergi, kau diam mematung ditempat, Tentunya
sedang menimbang-nimbang, yang mana lebih penting. si genit Jie
Ceng Peng, atau aku yang tolol, bukan ?"
"Ha, ha...Kau bukan seorang tolol."
"Jie Ceng Peng yang bukan seorang tolol."
"Eh, mengapa menyebut-nyebut namanya?" Berkata Su-to Yan.
"Mengapa" Kau suka kepadanya, didalam hati, selalu menyebutnyebut nama itu. Untuk menutupi kesalahanmu, seolah-olah kau
benci kepada nama itu, Melarang orang lain!"
"Siapa yang mengatakan ?"
"Masih tidak mengaku ?"
"Apa yang harus diakui" Yang jelas aku cinta padamu !"
"Huh..." Ucapan inilah yang telah dinanti-nantikan lama, Cin
Bwee menjadi berbunga2. "Keadaanmu seperti ini semakin menarik hati." Berkata Su-to


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yan. "Semakin cantik."
"Betul ?" "Mengapa tidak ?"
"Katakan sejujurmu, siapakah yang lebih cantik, aku atau Jie
Ceng Peng itu ?" "Aku melarang kau menyebut nama Jie Ceng Peng lagi." Berkata
Su-to Yan. "Hanya kau yang boleh menyebut namanya ?" Cin Bwee
menantang. "Baiklah, Aku sungguh tidak berdaya kepadamu."
"Hayo, katakan, siapa yang lebih cantik diantara kami berdua ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Aku belum pernah membandingkan kecantikan kalian. Aku
sudah cukup puas, bila selalu dapat mendampingimu."
Su-to Yan memegang tangan halus gadis itu. Cin Bwee tidak
meloloskan diri dari elusannya.
"Bersediakah kau menerima nasehatku?" Berkata Cin Bwee.
"Katakanlah." "Cintakah kau padaku ?"
"Mengapa tidak" jangan kau sangsikan cintaku."
"Mulai saat ini, aku melarang kau bergaul dengan gadis lain."
Berkata Cin Bwee tegas, cemburunya sangat besar sekali.
Su-to Yan tertegun. Maksudnya turun gunung untuk
menyerahkan pedang In-liong kepada seorang gadis yang bernama
Ie Han Eng. Tugas itu belum selesai, kini ia kesandung asmara,
bahkan asmara yang banyak api cemburunya, melarang dia bergaul
dengan gadis lain" Termasuk Ie Han Eng dan Jie Ceng Peng.
Larangan bergaul dengan Jie Ceng Peng masih dapat dimengerti
masuklah diakal bila Cin Bwee jatuh cemburu, mengingat Jie Ceng
Peng ada menaruh hati kepada pemudanya. Dengan dalih dan
alasan apa Cin Bwee melarang dia menyerahkan pedang In-liong
kepada Ie Han Eng" Su-to Yan harus memikir lama, demi memberikan jawaban yang
sangat hati-hati. "Bagaimana ?" Cin Bwee menegur lagi, "Ya, kalau tidak ada
urusan, aku melarang kau bergaul dengan gadis lain." Berkata Cin
Bwee dengan besar cemburunya.
"Baik." berkata Su-to Yan. "Bila tidak ada urusan, aku tidak mau
bergaul dengan gadis lain."
Cin Bwee puas, janji itu akan mengikat ke dua hati mereka, tidak
mungkin si pemuda mengingkari janji, dia akan marah dan
mengganggunya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Mereka keluar dari rimba itu.
Mereka tidak berhasil menemukan letak si seruling Kumala Cia
Ciu Nio, juga tidak berhasil menemukan pendekar pedang Bayangan
Sie An, jejak kedua orang itu telah lenyap tanpa bekas.
Su-to Yan mengajak Cin Bwee meneruskan perjalanan, mereka
menuju kearah gunung Bu-san.
Singkatnya, sepasang muda-mudi itu telah memasuki daerah
yang dituju. Bu-san adalah nama dari suatu tempat yang cukup
luas, terdiri dari bukit-bukit, lembah-lembah dan gunung-gunung,
pegunungan Bu-san. Puncak Bu-San adalah puncak yang tertinggi.
Su-to Yan dan Cin Bwee telah berada dibawah kaki gunung.
Tiba-tiba melesat satu bayangan meluncur ke arah mereka.
"Ha, ha, Sudah lama kutunggu kalian berdua." Demikian orang
itu berkata, Dia adalah si Pendekar Bayangan Sie An.
Su-to Yan sangat girang. Cin Bwee tertawa. Gadis itu berkata:
"Sie Toako mengapa pergi tanpa pamit?"
Sie An berkata: "Aku tidak mau mengganggu ketenangan orang, Apalagi kepada
pasangan yang sedang asyik-asyikan."
Cin Bwee mendelikkan mata, "Manusia pendek." ia memaki.
"Ha. ha.,,." Sie An tertawa.
Mereka melanjutkan perjalanan, lembah Hui-in berada dibagian
timur dari gunung Bu-san, mereka datang dari daerah Barat, harus
melewati lembah boh-hoat.
Kabut putih mengelilingi pemandangan di sekitar tempat itu,
samar-samar seperti ada bayangan yang merintangan dijalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan maju tanpa gentar.
Bayangan itu membentak: "Berhenti !" Su-to Yan mementang mata lebar-lebar, didepannya telah berdiri
seorang lelaki, diduga umurnya berkisar diantara empat puluhan.
Sie An lebih tidak sabar, ia membentak:
"Siapa kau ?" "Ha, ha, ha...." orang itu tertawa. Dia mengeluarkan pedangnya,
diacungkan tinggi, tanpa memberi sahutan yang diminta orang.
Sie An, Cin Bwee dan Su-to Yan saling pandang.
"tidak ada yang kenal denganku ?" bertanya lagi orang itu.
Hati Su-to Yan tergerak, caranya memegang pedang orang itu
sangat berlainan, bila orang menggunakan pedang dengan tangan
kanan orang ini mengacungkan pedangnya dengan tangan kiri,
itulah ciri-ciri yang paling khas dari si Pendekar Pedang kidal
Tonghong Cie Bun. Hanya Tong-hong Cie Bun seorang yang menggunakan pedang
dengan tangan kiri, dahulu dia pernah ditekan oleh pendekar Raja
Sesat Ciok Pok Jiak, dipaksa mengundurkan diri, dilarang
menginjakan kaki didalam rimba persilatan.
Sangat jelas, maksud tujuan Tong-hong Cie Ban adalah untuk
menuntut balas, Hati Su-to Yan tercekat.
Orang yang menghadang perjalanan mereka adalah Pendekar
pedang kidal Tong-hong Cie Bun, umurnya telah mencapai 60
tahun, dia pandai merawat diri, pernah memakan obat anti tua yang
sangat mujijat. maka sepintas lalu, orang menganggap dirinya
sebagai jago muda, jago yang belum berumur 50 tahun,
Tong-hong Cie Bun memperhatikan ketiga anak muda yang
berdiri dihadapannya, kemudian melepaskan sinar pandangan
matanya kearah Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tentu kau yang menjadi murid Ciok Pek Jiak, bukan?" ia
mengajukan pertanyaan. Su-to Yan tersenyum. Dia menganggukkan kepalanya.
"tidak salah." Dia membenakan pertanyaan itu "Cianpwee
tentunya Pendekar Pedang kidal Tong-hong Cie Bun, bukan ?"
Sie An dan Cin Bwee terkejut, mereka sedang berhadapan
dengan pendekar pedang kidal Tong-hong Cie Bun" Orang yang
telah lenyap tanpa kabar pada 40 tahun yang lalu"
Sinar mata Tong-hong Cie Bun memancakan pujian. Dia bangga,
masih ada orang yang menyebut namanya, itulah suatu tanda
bahwa betapa besar pengaruh kekuasaan pendekar pedang kidal
Tong-hong Cie Bun. "tidak mudah untuk mencari orang yang masih kenal kepadaku."
ia berkata: Tanpa memberi kesempatan orang bicara, dia meneruskan kata
katanya: "Tentunya, kau dengar cerita dari gurumu bukan" Seharusnya,
gurumu itu memberi pesan, agar kau berhati-hati kepadaku, bukan"
Aku adalah musuhnya. tidak akan kulupakan, bagaimana ia
mematahkan pedangku, itulah ilmu Iblis Sakti bersilat Sin-mo-cappat-Sek. Kau adalah muridnya, aku mempunyai kesempatan untuk
mengenal lebih mendalam ilmu itu."
"Kukira, cianpwee akan dikecewakan olehku." Berkata Su-to Yan.
"Mengapa?" Tong-hong Cie Bun membelalakkan mata.
"Ilmu iblis sakti bersilat Sin-mo-cap-pat-sek belum kupelajari
sempurna." Berkata Su-to Yan.
"Huh! ingin memyembunyikan kepandaian gurumu" Ha, ha,,,.,
Hanya tiga jurus serangan pedang, aku akan memaksa kau
menggunakan ilmu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sebelum Su to Yan sempat memberikan jawaban, pendekar
pedang Bayangan Sie An menampilkan dirinya kedepan, seraya ia
berkata: "Saudara Su-to, berilah kesempatan padaku untuk
melawan dirinya." Jago dari daerah Tiang-pek Sie An telah berhadapan dengan si
pendekar pedang Tong-hong Cie Bun.
Tong-hong Cie Bun membentak:
"Sebutkan namamu."
"Sie An dari daerah Tiang-pek."
"Ha, ha, ha..." Tong-hong Cie Bun tertawa, "Aku dengar kabar
bahwa belakangan ini ada muncul tiga jagoan berengsek, tapi aku
tidak nyana bahwa disini aku dapat menjumpai salah satu
diantaranya. Kau, manusia pendek ini yang menjadi tiga jago
pedang dimasa ini" Ha, ha..."
Sie An naik pitam, "Berani kau menghina orang?" Dia lompat menerkam.
Tong-hong Cie Bun menggeser kaki ke samping, dia memutarkan
pedang dari tangan, kemudian, hekk,., gagang pedang berada
didalam genggaman tangan yang semula, dengan tangan kiri, inilah
ciri yang paling khas dari si pendekar Pedang kidal.
didalam rimba persilatan, hanya dia seorang yang memainkan
ilmu pedang tanpa menggunakan tangan kanan.
"Didalam sepuluh gebrakan, aku akan mengalahkanmu." ia
sesumbar. Sie An tidak berani memandang ringan, lawannya adalah jago
yang pernah menggemparkan rimba persilatan kecuali kalah
dibawah tangan si pendekar Raja Sesat Ciok Pek Jiak, belum pernah
ada orang yang mengalahkannya. Menimbang kekuatan diri sendiri,
mengingat lawan itupun telah mengeluarkan pedang, dia tidak
lengah, sret, pedang telah keluar dari serangkanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tong-hong Cie Bun menggunakan tangan kiri, segala tipu
menyimpang dari tokoh tokoh silat lainnya, melengkungkan pedang,
dia mengincar jalan darah Kie-hun hiat.
Serangan Sie An terbawa kesamping, dan dia merasakan
ancaman pedang lawan, hatinya menjadi dingin, menarik kembali
senjata, melintangkannya, menutup pedang Tong-hong Cie Bun.
"Tranggg..." Akhir pertarungan senjata mengejutkan si pendekar pedang
kidal, didalam anggapannya Kong-sun Giok, Auw-yang Ie dan Sie An
tidak mempunyai kepandaian yang berarti, hal itu dapat masuk
diakal, mengingat umur mereka yang masih muda, sehingga dia
berarti menyebutnya sebagai tiga jago pedang brengsek, dan kini ia
dapat melihat bagaimana hasil dari akhir pertarungan pedang itu,
sehingga tidak bisa menyebutnya sebagai jago brengsek.
Kekagetan Tong-hong Cie Bun tidak mengganggu jalannya
permainan pedang, jurus pertama telah gagal, dan dia sudah
melontarkan jurus yang kedua, pedangnya digetarkan dan
bergoyang-goyang cepat, seolah-olah ratusan pedang menyerang
posisi pertahanan belakang Sie An.
Sie An mendapat gelar pendekar pedang Bayangan, diapun
pandai menggoyang-goyangkan pedang, yang belum berhasil
dipelajari olehnya adalah kecepatan untuk menperlipat gandakan
bayangan-bayangan itu, seperti apa yang Tong-hong Cie Bun
perlihatkan kepada dirinya, itulah perbedaan mereka.
Bila memaksakan diri, mengikuti permainan pedang yang sama,
dia hanya dapat mengubah puluhan bayangan saja, kurang cocok
untuk mengadakan pembelaan cepat. Dia menggenjot tubuhnya,
dengan kedua kaki yang dilekukkan keras, tubuhnya melesat jauh
keatas, melewati kepala lawan, cepat-cepat menikungkan diri, dan
kini berada dibelakang Tong-hong Cie Bun, mengirim satu tusukan
kearah leher orang. serangan Sie An adalah serangan yang ganas dan kejam,
rupanya tidak ada jalan kedua untuk menghindari ribuan bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pedang si pendekar pedang kidal, tidak tanggung-tanggung
mengadakan serangan nekad, agar dirinya-tidak terdesak lagi.
Pikiran Sie An sangatlah beralasan, disaat yang sama,
mengetahui musuhnya terbang tinggi, Tong-hong Cie Bun telah
membalikkan badan dengan pedang yang diputar jauh, dari sana,
Siuuutt.... menarik kembali, seolah-olah orang yang menyabit
diladang. Inilah serangan Tong-hong Cie Bun yang ketiga!
Pedang Sie An yang menurun berhasil di tempel olehnya. Ditarik
kedekat tubuh pendekar pedang kidal itu. Sangat berbahaya.
Tubuhnya akan menubruk pedang tajam.
Sie An melepas tenaga, sangat mendadak tubuhnya jatuh cepat,
dan tiba-tiba saja ia menggentaknya, pedang terlepas, membacok
berulang kali. Trang.... trang... trang...
Tubuh Sie An melayang, sangat jauh sekali. tidak berani ia
menyerang kembali, bergulingan ditanah, dan memperpanjang jarak
perpisahan itu. Tong-hong Cie Bun tertawa berkakakan.
Nyali Sie An berhasil dimengkeretkan, nama pendekar pedang
kidal memang luar-biasa, dia harus mengakui keunggulan itu, dia
dikalahkan, hanya memakan waku tiga gebrakan saja.
Tong-hong Cie Bun menghadapi Su-to Yan kembali.
"Nah, katakanlah." Dia berbicara, "Katakanlah dengan terus
terang, dimana suhumu sekarang?"
Itu waktu, Cin Bwee sudah menghampiri Sie An, sipendek tidak
menderita luka, hal itu menggirangkan mereka.
Su-to Yan berhadapan dengan Tong-Hong Cie Bun, Dia
memberikan jawaban: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Cian pwee, bukankah sudah boanpwee katakan, bahwa suhu
telah meninggal dunia?"
Tong-hong Cie Bun berdengus: "Bagus, Kau masih mau
merahasiakan suhumu ada dimana " Akan kulihat, setelah kulukai
muridnya, setelah kau terluka, mungkinkah dia tidak menampilkan
dirinya?" Agaknya, si Pendekar Pedang kidal Tong-hong Cie Bun masih
tidak mau percaya, bahwa pendekar Raja Sesat Ciok Pek Ciak sudah
tiada. Maka dia mengajukan dan mengulang pertanyaannya.
Memanglah masuk diakal, mengingat dia yang sudah berumur 60
tahun belum mati di panggil tuhan, sedangkan Ciok Pek Ciak yang
mempunyai latihan tenaga dalam lebih mahir, mempunyai kondisi
badan yang lebih kuat, bukanlah suatu keadilan, bila sampai terjadi
orang seperti Ciok Pek Jiak sudah mati lebih dahulu.
Tong-hong Cie Bun menatap Su-to Yan tanpa mata terkedip.
Su-to Yan tidak gentar, dengan sikapnya sangat gagah dia
berkata: "Boanpwee bersedia menerima pelajaran Cianpwee."
Cin Bwee sangat terkejut, telah disaksikan bagaimana Tong-hong
Cie Bun mengalahkan Sie An, hanya tiga gebrakan, bagaimana
kekasih itu boleh menghadapi jago golongan tua yang ternama"
Kegagahan Su-to Yan menimbulkan kecurigaan Tong-hong Cie
Bun.

Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia berpikir. "Tentunya kau telah mewarisi seluruh ilmu kepandaian gurumu,
maka berani menantang aku, he?"
Dia mengeluarkan kata-kata pujian: "Bagus, . . Bagus! . . . tidak
kusangka, jago-jago muda pemberani masih cukup banyak."
tidak lagi dia menggunakan istilah jago brengsek, tapi menyebut
lawan-lawannya menjadi jago muda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Memainkan pedangnya, Tong-hong Cie Bun berkata:
"Keluarkanlah pedang! Lima-puluh jurus untukmu."
Si pendekar pedang kidal Tong-hong Cie Bun memperlipat
gandakan kekuatan Sie An sampai lima kali. Suatu bukti,
penilaiannya kepada Su-to Yang lebih tinggi.
Su-to Yan tertawa. "Lupakah Cianpwee, bahwa suhu boanpwee terkenal dengan
tipu-tipu pukulan tangannya?" Si pemuda memberi peringatan
kepada jago tua itu, bahwa pendekar Raja sesat Ciok Pek Jiak tidak
menggunakan senjata pedang.
Tong-hong Cie Bun mengkerutkan alis, Su-to Yan adalah murid
Ciok Pek Jiak, Ciok Pek Jiak tidak menggunakan pedang, bagaimana
muridnya menggendong-gendong pedang"
"Baiklah." Dia mengalah, "Karena kau tidak menggunakan
pedang, tiga-puluh jurus saja pun cukup untuk pertahananmu."
Dia mengurangi angka gebrakan sampai dua puluh jurus
banyaknya. Tong-hong Cie Bun terkenal karena permainan pedang kirinya,
Ciok Pek Jiak terkenal karena iblis Sakti bersilat, tipu tipu telapak
tangan kosong yang luar biasa.
Su-to Yan-adalah murid Ciok Pek Jiak, dengan pedang melawan
tangan kosong, bukan berarti mau menang sendiri.
Walaupun demikian, dia mengurangi jumlah-jumlah batas jurus
serangannya menjadi tiga puluh gebrakan.
Su-to Yan wajib menerima semua tantangan-tantangan yang
hendak menuntut balas kepada gurunya, Betapa tinggipun ilmu
kepandaian lawan itu, dia wajib berambekan pantang mundur.
Tong-hong Cie Bun berdengus, pedangnya dicongkelkan
kedepan, itulah ciri-ciri khas dari pembukaan serangan partay Cengshia-pay.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan telah menyaksikan bagaimana Sie An jatuh ditangan
jago ini, dia lebih berhati hati, tubuhnya bergeser kesamping,
dengan jurus Hun-hoa-hut-liu atau mengelus bunga menyampingkan badan, memperlunak datangnya serangan.
Tong-hong Cie Bun meneruskan dengan serangan yang kedua.
Su-to Yan maklum bahwa Hun-hoa-hut-liu tidak dapat menekan
serangan lawannya, sebelum serangan lainnya datang, dia telah
bersiap-siap, dengan tipu Hui-song-cian lie atau Mengantar tuan
sehingga ribuan lie, dan menyisihkan pedang Tong-hong Cie Ban
menjauhi dirinya. Dua jurus yang diperlihatkan oleh Su-to Yan mengejutkan Tonghong Cie Bun. Betul-betul berhadapan dengan musuh lihay! jurus itu
juruS-jurus tipu Ciok Pek Jiak! Lebih hebat dari Ciok Pek Jiak, itulah
perubahan dari tipu silat dijaman purbakala Kabut Hijau It-bok-cin
khie, digunakan dengan ilmu campuran iblis Sakti Bersilat Sin-mocap-pat-sek.
Gerakan Tong-hong Cie Bun terlalu cepat dipisahkan, disaat yang
sama, dengan jurus "Jie-it-kay-hap" atau sepasang tipu perangkap,
tanpa desiran angin, pedangnya menyelusup kearah pinggang Su-to
Yan. Sipemuda sadar akan bahaya, setelah pedang Tong-hong Cie
Bun berada beberapa senti lagi dari tubuhnya, Su-to Yan kaget,
cepat-cepat mempertebal kekuatan Kabut Hijau li-bok-cin khie,
tubuhnyapun menyingkir pergi.
Dia berhasil meloloskan diri dari tusukan pedang Tong-hong Cie
Bun! Hanya bajunya yang terobek sebagian.
Tong-hong Cie Bun menarik pedangnya, dengan dingin dia
membentak: "Lekas katakan, kau murid siapa ?" Serangan-serangan yang
digunakan tadi pernah digunakan menghadapi Ciok Pek Jiak, bila
pemuda yang berada dihadapannya ini betul murid dari si Pendekar
Raja Sesat, tentunya dengan mudah dapat menghindari serangan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
tapi kenyataannya tidaklah demikian, Su-to Yan belum mahir betul,
maka hampir dia ditusuk tembus.
Karena kecurigaan itulah, Tong-hong Cie Bun membentaknya.
"Siapa gurumu ?" Si Pendekar
pertanyaannya. Pedang kidal mengulang "Guru boanpwee bernama Ciok Pek Jiak," Berkata Su-to Yan
dengan sikap patuh, Dia masih tertawa.
"Aku tidak percaya." Tong-hong Cie Bun membentak. Dia
membacok tiga kali, kedepan, kekanan dan kekiri, setelah itu,
tubuhnya melesat, menggunakan tangan kanan memukul si
pemuda, Su-to Yan sudah mundur, tangannya bergerak, dengan Kim-kapso-mo atau Batok Emas Menolak ibis, salah satu perubahan dari tipu
iblis Sakti Bersilat, menahan serangan sijago tua.
Tong-hong Cie Bun mengeluarkan suara dengusan:
"Hm . . . Kukira kau bukan murid Ciok Pek Jiak, tetapi setelah
menyaksikan kepandaianmu ini, aku harus percaya kepada
keteranganmu." "Aku tidak memaksa orang mau percaya atau tidak." Berkata Suto Yan.
"Bagus! Gurumu telah mematahkan pedangku, hari ini, aku
hendak menuntut balas, seharusnya memutuskan sebelah
lenganmu." Berkata Tong-hong Cie Bun.
Su-to Yan semakin berhati-hati. Dia siap menerima lanjutan
penyerangan musuh. Sie An dan Cin Bwee terkejut, masing-masing mengeluarkan
pedang, berdiri dikanan dan kiri Su-to Yan. Maksud mereka, dengan
kekuatan mereka bertiga, mereka akan melawan si jago tua.
Tong-hong Cie Bun tertawa berkakakan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ha, ha, ha... Telah kukatakan hendak menguntungi sebelah
tangannya, perkataanku itu pasti benar, ditambah sepuluh orang
yang sebangsa kalian lagipula tiada guna."
Sie An berteriak: "Baik. Kami hanya bertiga."
Berbareng suara tawanya, Tong-hong Cie Bun telah mengirim
lima tusukan pedang, dua untuk Su-to Yan, dan tiga lainnya
menolak kekanan dan kiri, dimana ada Sie An dan Cin Bwee.
Tiga anak muda itu telah mengeluarkan pedang masing-masing
menangkis serangan pedang Tong-hong Cie Bun.
Hasil dari perpaduan senjata dari ketiga jago muda itu ternyata
terdesak mundur. Tubuh Tong-hong Cie Bun melesat diudara, dia mencari posisi
bagus, untuk meneruskan usahanya, menyerang tiga jago muda itu.
Pendekar Pedang Bayangan Sie An turut mumbul tinggi, ditengah
udara, dia memapaki musuh.
Menyaksikan keberanian Sie An, Tong-hong Cie Bun
mengeluarkan tawa dingin, pedangnya menunjuk-nunjuk, bergerak
kearah lima jalan darah si pendek.
MakSud Sie An dengan mencelat keudara adalah hendak
mendahului musuhnya, menggunakan kedudukan yang lebih
menguntungkan dia hendak menggencet ahli pedang tangan kiri itu.
Tapi diluar dugaannya, gerakan Tong-hong Cie Bun melebihi
kecepatannya, dan disaat yang sama, Tong-hong Cie Bun telah
mengirim lima tikaman. Sie An menjadi sangat gugup.
Beruntung ada bantuan dari bawah, Cin Bwee dan Su-to Yan
memapas sepasang kaki Tonghong Cie Bun.
Tong-hong Cite Bun meninggikan tubuhnya. Sie An menangkis
dengan pedang. Berhasil mengelakkan diri dari elmaut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tiga lawan satu ! Pertempuran masih berlangsung terus.
Tong-hong Cie Bun menyerang tiga anak muda itu dengan
bergantian, tetapi lebih dititik beratkan kepada Su-to Yan.
Kekalahannya ditangan Ciok Pek Jiak sangat didendamnya, sakit hati
itu harus mendapat tempat pelampiasan dan inilah Su-to Yan, dia
akan mengutungi sebelah tangan jago muda itu.
Mendapat bantuan kedua kawannya, Su-to Yan dapat bersilat
lebih bebas, lebih leluasa.
Bertahan belasan jurus, Su-to Yan dapat melihat akan adanya
kekosongan-kekosongan musuh, perlahan tapi pasti, dia
memperkuat kedudukan posisinya, tahap demi tahap, dia dapat
mengimbangi serangan si pendekar pedang kidal, membuat sesuatu
fondamen prima, mereka menjepitnya.
Lebih dari satu kali, Su-to Yan mengalami benturan senjata,
kepercayaannya kepada diri-sendiri semakin tebal, dia terdesak
karena tidak berani memforsir tenaganya, kini tenaga Tong-hong
Cie Bun dapat diselami, kemungkinan besar mereka dapat
mengalihkannya, sipemuda tidak segan-segan mengirim tusukan,
membentur dan menangkis pedang lawan.
Cin Bwee dan Sie An membantu memperkokoh kedudukan
kawannya. Inti kekuatan dipegang oleh Su-to Yan, dia mulai membikin
penyerangan-penyerangan. Tong-hong Cie Bun menghembuskan napas dingin, tidak
disangka, tiga anak muda yang tidak dipandang mata dapat
mengimbangi kekuatannya, bahkan lebih daripada itu, giliran dia
yang mendapat tekanan. Su-to Yan mengeluarkan suara pekikan, kedua tangannya
direntangkan tangan kanan yang memegang padang yang menusuk
kedepan, dan dengan tangan kiri, dia melakukan sikap seperti orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
yang hendak mengempo anak. itulah yang bernama Sin mo ju-sian
atau iblis Sakti Menampilkan diri.
Jurus tipu yang tidak asing bagi Tong-hong Cie Bun, dari
pertempuran-pertempurannya dengan Ciok Pek Jiak sering kali
harus berurusan dengan tipu ini. Tangan kirinya yang memegang
pedang agak gemetar. Secepat itu juga, serangan Su-to Yan ter kunjung datang.
Tong-hong Cie Bun tidak diberi kesempatan untuk banyak
berpikir, pedang ditangan kiri menyolok ke bawah, dengan maksud
memapas putus sepasang kaki Su-to Yan. Dan tangan kanannya
menahan datangnya Si-mo ju sian.
Suara pekikan Su-to Yan masih berkumandang, belum lenyap
dari permukaan udara, tipu gerakannya telah berganti, tangan
kanan di keataskan, itulah tipu Kiu-thian-hoat-jit atau Sorga ketujuh
menggantikan langit Cepat sekali! Sebelum Tong-hong Cie Bun sadar dari
kesalahannya, tangan Su-to Yan sudah berhasil meremas hancur
pedang itu ! Sungguh luar biasa !
Dengan gagang pedang ditangan, si pendekar pedang kidal
Tong-hong Cie Bun mengundurkan diri. Wajahnya sangat pucat
sekali. Maksud tujuan Su-to Yan ingin merebut pedang lawan, ternyata
tidak berhasil. Genggaman Tong-hong Cie Bun terlalu kuat, hasil
dari perebutan senjata secara kilat itu adalah kerugian bagi sang
Kamar Rahasia 3 Joko Sableng Jejak Darah Masa Lalu Kaki Tiga Menjangan 26

Cari Blog Ini