Ceritasilat Novel Online

Puing Puing Dinasti 7

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp Bagian 7


tadi utusan Pangeran Kui-ong juga" Bukankah Bhe
Ting-lai juga utusan Pangeran Kui-ong" Jadi
Pangeran Kui-ong tidak cuma menyebar satu
631 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
orang untuk menghimpun orang-orang dari jalan
hitam dengan iming-iming uang?"
Helian Kong menarik napas, "Aku tidak bilang
Pangeran Kui-ong yang menyuruh orang tadi. Aku
hanya bilang, kepingan emas dengan gambar ini
adalah berasal dari perbendaharaan harta
Pangeran Kui-ong." "Jadi, apa artinya?"
"Entahlah. Nanti malam di terowongan air
itu, kita akan mendengar kepastiannya, atau
setidaknya meraba kesimpulannya."
Yo Kian-hi bisa ikut merasakan keprihatinan
yang menyelubungi hati Helian Kong. Bagaimana
tidak prihatin" Selagi bekas-bekas musuh
bebuyutan, seperti Helian Kong dan Yo Kian-hi,
sudah melupakan permusuhan lama demi
keselamatan negeri, melupakan bahwa mereka
dulu berada di pihak-pihak yang bermusuhan yaitu
dinasti Beng dan kaum Pelangi Kuning, maka
mereka dapati kenyataan bahwa sesama pangeran
dinasti Beng sendiri malah siap cakar-cakaran.
Saling mencurigai dan tak mampu bekerja sama
dengan tulus. Malah seperti saling pamer
kekuatan atau saling menggertak. Pangeran Hok632
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ong mengerahkan tentara secara besar-besaran ke
dalam kota Lam-khia. Lalu Pangeran Kui-ong
seperti mengimbanginya dengan menyebar uang
emasnya untuk menghimpun orang-orang jalan
hitam yang lagi digencet Pangeran Hok-ong.
Keduanya seperti lupa, Manchu mengancam
garang di utara. Bahkan Jenderal Thio Hian-tiong
yang bertahan di perbatasan Se-cuan pun sudah
terpukul mundur oleh Manchu.
Helian Kong mengantongi kepingan emas itu,
lalu berkata kepada Yo Kian-hi, "Saudara Yo, kau
sendiri sudah melihat betapa bobroknya bagian
dalam tubuh kami yang menamakan diri sebagai
penerus-penerus dinasti itu. Sungguh aku
bersyukur buat kau dan teman-temanmu macam
Toan Ai-liong dan lain-lainnya, yang dalam situasi
macam ini tidak mengambil kesempatan demi
dendam golongan kalian sendiri, malah ikut
memikirkan penyelamatan negeri."
"Jangan terlalu sedih, Saudara Helian. Soal
adanya orang-orang berkuasa yang berjiwa
sempit, cuma memikirkan kepentingan dirinya
atau golongannya, bukan cuma terdapat di
pihakmu, tetapi di pihakku juga. Saudara Helian
633 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pasti sudah tahu bagaimana sikut-sikutan antara
panglima atasanku, Jenderal Li Giam, dengan
rekannya sendiri Jenderal Gu Kim-sing dan Lau
Cong-bin. Yang penting, Saudara Helian, harus
tetap ada orang-orang semacam kau yang terus
mengutamakan keselamatan negeri di atas
keselamatan golongan. Dan soal membela negeri
tumpah-darah bangsa Han ini, rasanya bukan
hanya kewajiban para pewaris dinasti Beng,
melainkan seluruh orang yang dalam tubuhnya
mengalir darah bangsa Han, termasuk aku dan
kawan-kawanku " Helian Kong terharu. Ia genggam erat tangan
Yo Kian-hi sambil berkata, "Sahabat yang sehati
memang tidak selalu dapat ditemukan di bawah
bendera yang sama, sebaliknya yang sama
benderanya bukan jaminan kawan sejati."
"Benar, Saudara Helian. Sekarang apa
rencanamu, setelah kau batalkan mencari Bhe
Ting-lai?" "Nanti malam aku akan ke terowongan air
itu, menemui si pemberi kepingan uang emas ini
untuk mengetahui apa rencananya."
634 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yo Kian-hi berkata sungguh-sungguh sambil
memandang dengan matanya yang tidak ditutupi
kain hitam, "Ek Beng-ti, jangan lupa mengajak si
Diam San-tong yang juga lagi butuh order ini."
Helian Kong tertawa geli, "Tentu, tentu. Kita
akan berangkat bersama-sama. Tetapi sebelum
malam tiba, aku ingin temui dulu Li Teng-kok
temanku." "Baiklah." Mereka saling mengucapkan salam sebelum
berpisah. *** Waktu Helian Kong tiba di rumah Phoa Taijin
dan bilang ingin menemui Li Teng-kok, Phoa
Taijin mengatakan bahwa Li Teng-kok dan kawankawannya belum pulang. Katanya, bersama-sama
para tokoh militer lainnya sedang menemui
Pangeran Hok-ong dan sebagian lagi menemui
Pangeran Kui-ong. "Tidak lama lagi mereka akan kembali,
Panglima Helian. Silakan menunggu sebentar
sambil menikmati teh."
635 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong mengangguk-angguk, ia jadi
ingat bahwa hari itu memang harinya Jenderal
The Ci-liong dan Li Teng-kok menemui Pangeran
Hok-ong, sementara Laksamana The Seng-kong
dan Jenderal Thio Hong-goan menjumpai
Pangeran Kui-ong. Maka Helian Kong pun
menikmati teh dulu sambil mengobrol dengan
Phoa Taijin. Helian Kong tiba-tiba ingat persahabatan
Phoa Bian-li dengan tiga "pendekar muda" itu, lalu
Helian Kong cemas akan nasib Phoa Bian-li kalau
sampai ikut-ikutan "main pendekar-pendekaran"
bersama tiga orang itu, lalu tanya Helian Kong
kepada Phoa Taijin, "Taijin, apakah tiga orang
teman A-bian itu masih sering kemari?"
"Ya. Mereka mengajari silat anakku. Mereka
kelihatannya pendekar-pendekar muda yang
tangguh, katanya pernah membunuh banyak
bandit besar." Helian Kong geleng-geleng kepala, "Mereka
itu pembual-pembual besar. Aku bicara kenyataannya saja, bukan menjelekkan mereka.
Aku khawatir kalau mereka nanti mengajak A-bian
636 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keluar rumah lalu berkelahi dengan para jagoan
sungguhan, A-bian bisa kena bencana."
Jilid XII Wajah Phoa Taijin memucat. Maklum, Phoa
Bian-li adalah anak satu-satunya. Anak yang
diperolehnya pada saat usia Phoa Taijin sudah
lima puluh tahun lebih, tentu sangat disayanginya. Tak terbayangkan anaknya itu
sampai celaka karena suatu insiden di kalangan
para jago silat. "Waduh, padahal anakku sedang akrabakrabnya dengan mereka" Tiap hari hanya mereka
bertiga yang dibicarakannya."
"Ini harus dihentikan. Tiga pendekar
gadungan itu tidak jahat, tetapi terlalu gegabah.
Apakah sekarang mereka sedang di sini?"
"Ya. Di halaman belakang."
Helian Kong bangkit dari kursinya, "Kalau
begitu, daripada aku duduk-duduk saja menunggu
datangnya Saudara Li, lebih baik kubuat kapok
637 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dulu tiga pendekar gadungan itu. Sayang kalau
mereka sampai mati di ujung senjata hanya
karena sok jagoan." Lalu Helian Kong pun melangkah ke halaman
belakang, tempat biasanya Phoa Bian-li berlatih
silat. Apa yang dilihatnya di tempat itu masih
sama seperti dulu. Tiga "pendekar" sedang
memberi petunjuk secara bersamaan kepada Phoa
Bian-li, sehingga yang diberi petunjuk malah
kebingungan oleh petunjuk yang simpang-siur itu.
Helian Kong melangkah mendekat, sambil
berkata, "Anak-anak muda, hentikan permainan
kalian yang berbahaya."
Ketiga "pendekar" serempak menghadap
Helian Kong dan menatap heran. "Apa maksud
kata-katamu, Kau-su (Guru Silat)?" tanya Oh Yanghi yang sudah mengenali Helian Kong sebagai
gurunya Phoa Bian-li. Po Boan-seng menyambung kata-katanya,
"Kami bertiga ini memang berbahaya buat orangorang jahat, bahkan sangat berbahaya. Tetapi
waktu kami memberi petunjuk kepada seorang
sahabat, tentu saja kami bermaksud baik, tidak
638 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ada bahayanya sedikit pun. Kenapa Kau-su sebut
permainan ini berbahaya?"
Helian Kong langsung saja berkata dengan
tajam untuk menciutkan nyali ketiga orang itu,
"Aku percaya kalian sangat berbahaya. Namun
bukan berbahaya bagi siapapun, melainkan
berbahaya bagi diri kalian sendiri."
"Maksud Kau-su?"
"Bermain pendekar-pendekaran di arenanya
para pendekar sungguhan, bahkan ada pula
pendekar-pendekar golongan hitam yang tak
kenal belas kasihan, kalian mempertaruhkan
nyawa kalian sendiri untuk sesuatu yang tak
berarti." Song Sin-pa menggenggam erat pedangnya
dengan alis dikerutkan seram, mencoba meniru
gaya seorang pendekar tulen kalau sedang marah.
"Kau-su, kata-katamu itu menghina kami! Kau
menganggap kami, Tiga Dewa Pedang dari
pegunungan barat laut ini, sebagai pendekarpendekaran dan bukan pendekar sungguhan!
Itulah penghinaan yang cuma bisa ditebus dengan
darah!" 639 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Po Boan-seng ikut-ikutan, "Ya! Ketahuilah,
kakak seperguruan kami yang tertua inilah yang
nama besarnya sudah dikenal kaum pendekar,
suara desir langkangnya saja membuat para
penjahat terkencing ketakutan. Dialah yang
berjulukan....." Helian Kong cepat menukas, "Julukan kalian
tidak akan terkenal karena tiap hari kalian
berganti julukan. Hari ini kau sebut dirimu 'dewa
pedang kucing kaki tiga' dan besok kau kenalkan
dirimu 'malaikat tikus buntung' dan besok lusanya
lagi kalian sudah jadi 'pedang loakan tanpa
bayangan' dan tentu saja tanpa bayangan kalau
sudah digadaikan di tukang loak. Aku tahu itu,
aku tahu. Dan aku juga tahu beberapa hari yang
lalu kalian dengan mudah dikalahkan seorang
pendatang baru di kalangan bandit, yang namanya
Ek Beng-ti. Kalian dihempaskan dengan mudah ke
tembok. Betul tidak?"
Wajah tiga "pendekar" itu memucat dan
memerah bergantian, campur-aduk antara malu,
gusar dan heran. Herannya, kenapa "guru silat
kampung" ini tahu kalau mereka sudah sering
berganti julukan yang dikarang sendiri" Kenapa
640 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"guru silat kampung" ini juga tahu mereka
dikalahkan dengan mudah oleh Ek Beng-ti"
Namun Oh Yang-hi masih coba menyangkal,
"Ada berita bohong yang ingin menjelek-jelekkan
nama besar kami!" "Betul! Karena banyak musuh yang sudah
kami kalahkan. Mereka tidak mampu membalas
kami dengan pertarungan yang jujur, maka lalu
memfitnah kami!" sambung Po Boan-seng.
Helian Kong tahu, dengan kata-kata saja
takkan membuat "tiga pendekar" ini kapok.
Bahkan mereka sudah pernah mengalami
peristiwa pahit saja masih belum kapok, masih
berani membual. Maka kata Helian Kong langsung
saja, "Kalau benar kalian begitu hebat, coba
kalahkan aku." Wajah "tiga pendekar" itu berubah, begitu
pula Phoa Bian-li yang mencoba menengahi,
"Guru, teman-temanku ini tidak bermaksud jahat,
mereka hanya....." "Aku tahu, muridku. Mereka tidak jahat,


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena itulah mereka harus diselamatkan dari
ganasnya rimba persilatan yang mereka kira mainmain saja. Mereka tidak sadar, bahwa mereka
641 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
adalah anak-anak kambing yang gemuk-gemuk di
tengah-tengah serigala-serigala."
Oh Yang-hi menghunus pedangnya sambil
berseru gusar, "Tuan Helian, kau terlalu
meremehkan aku!" Lalu pedangnya menebas cepat. Geraknya
memang indah dan posisinya gagah. Tetapi begitu
Helian Kong menghindar sambil mengulurkan
tangannya, tahu-tahu lengannya terpelintir ke
belakang tubuhnya dan pedangnya terlepas.
Sekali Helian Kong mendorong, ia jatuh
tertelungkup dengan muka kena tanah.
Po Boan-seng dan Song Sin-pa sudah
menghunus pedang pula, tetapi mereka gentar
melihat teman mereka dirobohkan begitu
gampang. Bahkan nampaknya si "guru silat
kampung" Helian Kong tidak begitu bersungguhsungguh.
Helian Kong menjumput pedang Oh Yang-hi,
diserahkan kembali ke pemiliknya dengan gagang
disodorkan dan Helian Kong memegangi ujungnya.
Katanya, "Kalian maju bertiga saja sekaligus.
Mungkin perlawanan kalian akan sedikit lumayan."
642 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Oh Yang-hi bangun tertatih-tatih ia
menerima pedangnya, namun begitu gagangnya
tergenggam tiba-tiba ia hendak menusukkannya
ke dada Helian Kong. Helian Kong memegang
ujungnya, dan antara ujung pedang dengan
dadanya hanya ada jarak setengah jengkal.
Namun meskipun Oh Yang-hi mengerahkan tenaga
secara mendadak, ujung pedangnya itu hanya
berhasil maju satu jari dan setelah itu berhenti
sama sekali. Padahal Oh Yang-hi sudah
mengerahkan tenaga sampai urat-urat bermunculan di jidatnya dan wajahnya merah
padam, sementara Helian Kong dengan sikap
santai menjepit ujung pedang hanya dengan
telunjuk dan jempolnya. "Anak muda, kau ternyata bukan cuma
hendak belajar membual, tetapi juga hendak
belajar curang." kata Helian Kong.
Sementara Phoa Bian-li kebingungan, ternyata tiga teman barunya yang semula ia
kagumi, cuma pembual-pembual yang tidak becus
dan sekarang kedok mereka terlucuti.
643 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Anak muda, kau ternyata bukan cuma hendak belajar
membual, tetapi juga hendak belajar curang....." kata Helian
Kong. 644 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Melihat betapa saudara-tertuanya dalam
keadaan serba salah, mau lepas pedang merasa
malu, mau dipegangi terus juga tak dapat berbuat
apa-apa, maka Po Boan-seng dan Song Sin-pa
saling memberi isyarat dengan kedipan mata, lalu
tiba-tiba mereka menikam dari dua sudut.
Helian Kong tertawa dingin, ia hentakkan
tenaganya dan tiba-tiba pedang Oh Yang-hi patah.
Menyusul tendangannya membuat Oh Yang-hi
terjengkang. Sedangkan Po Boan-seng dan Song Sin-pa
sendiri cuma menikam angin, menikam bekas
tempat Helian Kong berdiri tadi, tetapi Helian
Kongnya sendiri entah sudah di mana.
"He, aku di sini!" terdengar suara Helian Kong
dari belakang mereka. Kedua "pendekar" itu membalikkan tubuh,
namun melihat betapa tajam sorot mata Helian
Kong, mereka jadi keder sendiri untuk
meneruskan serangan. Helian Kong pun tidak ingin mempermalukan
mereka lebih lanjut. Katanya, "Kalau dilihat
pakaian kalian, kalian pasti berasal dari keluarga
berkecukupan. Dorongan pikiran apa yang
645 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membuat kalian tinggalkan keluarga baik-baik
kalian, lalu berkecimpung di rimba persilatan"
Rimba persilatan membawa pengaruh buruk
kepada kalian, kalian akan jadi licik, ambisius,
kejam dan sebagainya. Meski di tiap perguruan
silat selalu didengung-dengungkan hal yang
sebaliknya. Ada baiknya kalian kembali ke
keluarga kalian. Belajar berdagang, atau apa saja
yang tidak berbahaya."
Sudah dinasehati seperti itu, ternyata sikap
dan jawaban Po Boan-seng tetap saja gagahgagahan, "Langit tetap biru dan gunung tetap
hijau, lain kali kita akan bertemu lagi dan
menguji ilmumu." Lalu mereka pergi. Oh Yang-hi harus
dipapah, tendangan Helian Kong tadi masih terasa
di perutnya. Helian Kong menarik napas sambil gelenggeleng kepala, "Ya, langit tetap biru dan gunung
tetap hijau, dan kalian tetap setolol keledai.
Mudah-mudahan saja kalian tidak menemui
bahaya." Sementara Phoa Bian-li pun berkata, "Guru,
aku terkecoh oleh mereka."
646 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong menepuk pundak muridnya itu,
menghiburnya, "Sudahlah. Aku bangga melihat
semangat belajarmu, tetapi jangan belajar dari
sembarang orang. Mari, sekarang kuajarkan
beberapa hal, sambil menunggu pulangnya Li
Teng-kok." Phoa Bian-li pun kegirangan.
Karena waktunya yang singkat, Helian Kong
tak bisa mengajar Phoa Bian-li seperti di sebuah
perguruan, di mana harus dipupuk dasar-dasarnya
selama bertahun-tahun. Sekarang Helian Kong
tidak mengikuti cara itu, hakekatnya hanyalah
semacam "kursus kilat" saja. Helian Kong cuma
memberi petunjuk macam-macam cara berlatih,
disertai polesan teknik-teknik sekedarnya. Yang
tak kalah pentingnya, Helian Kong menyisipkan
nasehat agar muridnya itu menjauhi saja kalangan
rimba persilatan, jangan tergoda ingin membuat
nama besar dan sebagainya.
Sampai Li Teng-kok dan kawan-kawannya
datang, masih dalam pakaian sangat resmi karena
baru saja menghadap Pangeran Hok-ong.
647 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Setelah menaruh kuda-kudanya di kandang,
Li Teng-kok pun berbincang-bincang dengan
Helian Kong. "Bagaimana hasilnya menghadap Pangeran
Hok-ong?" tanya Helian Kong tak sabar.
"Melegakan," kata Li Teng-kok. "Pangeran
Hok-ong benar-benar mempedulikan keselamatan
negeri ini. Pertama kami ceritakan tentang
gawatnya keadaan Jenderal Thio Hian-tiong di Secuan. Pangeran begitu prihatin. Lalu kami
mengusulkan agar mengeluarkan pasukanpasukannya kembali keluar kota, menempatkan
ke pos-pos mereka semula, demi menenteramkan
dan menghilangkan kecurigaan pangeranpangeran yang lain. Pertemuan untuk membahas
kelanjutan dinasti, juga akan dilaksanakan
secepatnya. Undangan resmi akan segera disebar
kepada para pangeran lainnya."
"Melegakan. Setidaknya begitulah kelihatan
di permukaan." kata Helian Kong. "Sebaliknya
yang kudapatkan dari kalangan bawah tanah
bukanlah sesuatu yang melegakan."
"Apa?" 648 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kelihatannya Pangeran Kui-ong menyebarkan
orang-orangnya, dibekali banyak uang, lalu
dengan pengaruh uang itu Pangeran Kui-ong
menghimpun para jagoan bayaran dalam jumlah
besar." "Ah, gawat ini. Tindakannya itu mungkin
untuk berjaga-jaga, mengimbangi pengerahan
pasukan besar-besaran oleh Pangeran Hok-ong."
"Ya, mudah-mudahan saja hanya tindakan
berjaga-jaga. Mudah-mudahan pula setelah
Pangeran Kui-ong melihat pasukan-pasukan
Pangeran Hok-ong di Lam-khia kembali ke pos
masing-masing di luar kota, Pangeran Kui-ong pun
akan mengimbanginya dengan membubarkan
kelompok orang-orang bayarannya, Jadi saling
menunjukkan itikad baik."
"Saudara Helian, mari kita temui Laksamana
The Seng-kong dan Jenderal Thio Hong-goan,
untuk mengetahui bagaimana hasil pertemuan
mereka dengan Pangeran Kui-ong."
"Mari!" Mereka pun berpamitan kepada Phoa Taijin
dan menuju ke kediaman sementara Laksamana
649 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
The Seng-kong, setelah mengambil kuda-kuda dari
istal. Phoa Taijin geleng-geleng kepala melihat
sibuknya kedua perwira itu. Tetapi dia pun
maklum akan perlunya tindakan cepat dan tepat
saat itu, demi keselamatan negeri. Phoa Taijin
pun sudah mendengar tentang kalahnya pasukan
Jenderal Thio di Se-cuan.
Tiba di kediaman Laksamana The Seng-kong,
para pengawal keluarga The tidak menghalanghalangi kedua perwira itu, bahkan mereka
menyambut kuda-kuda kedua perwira itu.
"Laksamana sudah kembali dari tempatnya
Pangeran Kui-ong?" tanya Li Teng-kok kepada
seorang pengawal. Pengawal itu menjawab dengan hormat,
"Baru saja kembali, beliau sedang berbincangbincang dengan Jenderal Thio Hong-goan dan
Ayahandanya." "Kebetulan sekali," kata Helian Kong, lalu
melangkah ke dalam bangunan itu bersama Li
Teng-kok. 650 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kedatangan mereka disambut hangat oleh
tokoh-tokoh militer yang sudah lebih dulu
berkumpul di situ. "Ada apa, Helian Cong-peng?" tanya Jenderal
The Ci-liong. Helian Kong yang masih berpakaian dekil,
pakaian samarannya sebagai Ek Beng-ti, si bandit
jalan hitam, agak kikuk juga di tengah-tengah
orang-orang yang berseragam militer rapi itu. Ia
memberi hormat kepada semuanya, dan
menjawab, "Aku mohon maaf untuk pakaianku
yang kurang sopan ini."
"Lupakan soal pakaian ini, kita tidak sedang
dalam jamuan resmi," kata Jenderal The Ci-liong.
"Katakan, kenapa kau mencari kami?"
"Tetapi duduklah dulu dan minumlah dulu
secangkir teh." sambung Laksamana The Sengkong, lalu menuangkan sendiri teh dengan
tangannya. Helian Kong dan Li Teng-kok mengambil
tempat duduknya di sekeliling meja bundar besar
itu, mengucap terima kasih sambil menerima teh
dari Laksamana The lalu meminumnya.
"Nah, ada apa?"
651 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hanya sebuah prasangka buruk yang belum
tentu terjadi." Helian Kong coba mengendorkan
ketegangan orang-orang itu. "Aku menyamar ke
dalam kalangan orang-orang bayaran, dan aku
melihat orang-orangnya Pangeran Kui-ong mengobral hadiah menghimpun para jagoan. Aku
sendiri didatangi orangnya Pangeran Kui-ong dan
diberi uang ini, karena aku pun disangka salah
seorang dari para jago bayaran itu."
Helian Kong mengeluarkan kepingan uang
emas yang diterimanya dari Ang Tiok-lim,
ditaruhnya di meja.

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bergantian Jenderal Thio Hong-goan, Laksamana The Seng-kong dan Jenderal The Ciliong memeriksa kepingan uang emas itu, dibolakbalik. Jenderal The Ci-liong yang sudah lanjut
usia dan matanya kurang terang, mengeluarkan
kaca pembesar bertangkai, hadiah Gubernur
Jenderal Portugis di Makao ketika ulang tahunnya
dulu. "Ini memang lambangnya Pangeran Kui-ong."
kata Jenderal tua itu, didukung dengan anggukan
kepala semua orang. "Saudara Helian, apa yang
diperintahkan kepada jagoan-jagoan bayaran itu,
652 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sehingga orangnya Pangeran Kui-ong itu
mengobral uang emas ini?"
"Belum tahu. Nanti malam kami disuruh
berkumpul di sebuah terowongan air, untuk
diberitahu perintahnya."
"Kau harus hadir di sana nanti malam,
Saudara Helian. Agar tahu ada rencana apa
dengan orang-orang bayaran itu," kata Laksamana
The Seng-kong. Helian Kong mengangguk. Sementara itu The Hong-goan yang berangasan itu pun menggebrak meja sambil
berkata dengan gusar, "Kalau benar Pangeran Kuiong merencanakan suatu tindakan yang curang,
maka aku dan Laksamana The benar-benar telah
dikelabuhi oleh kata-katanya yang manis dan
sikapnya, ketika tadi kami temui dia di
perkemahannya di luar kota Lam-khia!"
Pangeran Kui-ong, berbeda dengan pangeranpangeran lainnya, memang tidak berdiam di
gedung-gedung dalam kota, melainkan berkemah
di luar kota untuk memamerkan "jiwa
keprajuritan"nya dan "keprihatinan"nya terhadap
nasib dinasti. 653 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Apa saja yang dikatakannya tadi, Jenderal?"
tanya Li Teng-kok kepada Jenderal Thio Honggoan.
"Dia sambut kami dengan manis, menyuguhi
kami sambil minta maaf bahwa suguhannya tidak
mewah karena terbiasa hidup sederhana,
katanya. Dia juga menjelaskan posisinya, katanya
siap mengabdi kepada rakyat, kalau rakyat
mempercayakan kepadanya. Pokoknya omongannya serba manis, hanya saja ia tidak
menyebut-nyebut soal menarik dari persaingan,
tidak seperti Pangeran Hok-ong."
Helian Kong cepat-cepat "mendinginkan"
suasana panas itu, agar tidak sampai jadi tak
terkendali. Katanya, "Apa yang direncanakan
orang-orangnya Pangeran Kui-ong itu, apakah juga
direncanakan oleh Pangeran Kui-ong, belum pasti.
Banyak bawahan yang bertindak sendiri di luar
tahu majikannya, aku pun pernah berhadapan
dengan orang-orangnya Pangeran Hok-ong yang
bertindak di luar perintah Pangeran Hok-ong. Ada
baiknya kita tidak berprasangka buruk dulu. Lebih
baik nanti malam kudengarkan dulu apa yang
mereka rencanakan." 654 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bagaimana kalau kita serbu saja tempat itu,
kita tumpas bandit-bandit yang mata duitan itu?"
Jenderal Thio masih panas hatinya.
"Jangan!" Jenderal The cepat-cepat mencegah. "Tindakan gegabah itu akan memanaskan situasi yang sedang berusaha kita
dinginkan. Masing-masing pihak akan menafsirkan
kejadian itu dari sudut masing-masing, lalu
mencari alasan untuk membenarkan tindakannya
masing-masing." Jenderal The sebagai panglima paling senior,
maka Thio Hong-goan mau tidak mau tunduk juga.
Lalu kata The Ci-liong kepada Helian Kong,
"Helian Cong-peng, malam nanti kau harus tetap
hadir dalam pertemuan para bandit itu. Setelah
pertemuan, bisakah kau langsung memberitahu
kami, meski sudah jauh malam?"
Helian Kong mengangguk mantap. "Bisa,
Jenderal." Thio Hong-goan kemudian berkata, "Aku pun
tidak akan pulang ke tempatku. Aku akan
menunggu laporan Helian Cong-peng di tempat
ini." "Anak buahmu apakah tidak cemas?"
655 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Akan kusuruh salah seorang pengawalku
untuk pulang memberitahu anak buahku."
Li Teng-kok berkata pula, "Jenderal Thio,
kalau boleh kuingin titip pesan kepada anak
buahmu itu, agar mampir pula ke rumahnya Phoa
Taijin." "Untuk apa?" "Memberitahu Phoa Taijin dan temantemanku di sana, bahwa aku pun tidak pulang
malam ini. Aku akan tetap di sini, agar nanti
Saudara Helian tidak repot memberitahu kesanakemari karena semuanya berkumpul di sini."
"Baik." Sementara Jenderal Thio memerintahkan
seorang pengawalnya untuk tugas itu, Helian Kong
pun berpamitan pergi. Waktu itu, hari sudah sore, tetapi Helian
Kong berpikir, "Aku masih sempat mandi dan
beristirahat sebentar di rumah, sebelum pergi ke
terowongan air itu menjelang tengah malam
nanti." Helian Kong masuk rumah sewaannya seperti
biasa, tidak melalui pintu depan, tetapi melalui
656 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tembok belakang yang dilompatinya dari arah
sebuah kuil bobrok. Seperti biasa, seisi rumahnya menyambut
lega. Lalu Helian Kong mengatakan rencananya
karena ia mempercayai seisi rumahnya, termasuk
Kongsun Giok yang agaknya "bakal jadi keluarga
sendiri". Helian Kong mandi, makan malam, dan
menjelang tengah malam dia pun kembali
meninggalkan rumah. Seperti biasa pula, kalau
datangnya disambut lega, perginya diantarkan
dengan rasa cemas oleh isterinya.
"Hati-hatilah....." kata Siangkoan Yan.
"Tenteramkan hatimu. Aku sangat hati-hati,
bahkan aku akan pergi bersama seorang teman
yang berilmu tinggi dan dapat dipercaya."
"Siapa?" "Seorang bekas tokoh Pelangi Kuning yang
sudah jadi teman seperjuanganku, karena samasama prihatin akan nasib negeri bangsa Han."
Maka berangkatlah Helian Kong di malam
gelap itu. 657 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Begitu Helian Kong pergi, Kongsun Giok juga
masuk ke kamarnya dan memadamkan lilinnya.
Begitu pula orang-orang seisi rumah yang lain.
Helian Kong menuju langsung ke rumah obat
Yok-ting, mengetuk pintu sampingnya, dan Yo
Kian-hi yang membukakan pintunya.
"Aku sudah menunggu agak lama," kata Yo
Kian-hi. "Kita berangkat sekarang."
Sebelum berangkat, Yo Kian-hi lebih dulu
memesan seorang temannya agar menutup pintu.
Lalu Yo Kian-hi bersama Helian Kong pun
melangkah menuju ke terowongan air itu.
Mereka berdua tidak menyadari sepasang
mata mengintip dalam kegelapan, dari atas
sebuah atap rumah yang berdampingan dengan
rumah obat Yok-ting itu. Sepasang mata kepunyaan Kongsun Giok,
yang diam-diam membatin, "Hem, kiranya rumah
obat ini pun menjadi tempat persembunyian dari
kelompok tertentu, entah kelompok yang mana.
Harus segera kuselidiki dan kuketahui."
Sementara itu, Helian Kong dan Yo Kian-hi
sudah dekat terowongan air itu. Mereka
658 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berpapasan dengan beberapa orang yang agaknya
menuju ke arah yang sama. Kalau dilihat
dandanannya dan senjata-senjata yang mereka
bawa, agaknya mereka pun adalah jago-jago yang
diundang pula. Tetapi masing-masing tidak saling
menegur. Suasana saling mencurigai terasa kental
pekat. Suasana gelap, tidak ada penerangan sedikit
pun. Baru setelah mereka masuk ke terowongan
air, ada penerangan di tengah-tengahnya. Ada
banyak orang bersenjata yang berkeliling api, ada
yang duduk dan ada yang berdiri.
Namun di jalan masuk ke terowongan air itu
dijaga beberapa orang bersenjata bermata tajam.
Meskipun orang-orang itu juga bertubuh tegaptegap serta bersenjata, namun sikap mereka yang
agak tertib, dan dandanan mereka, menunjukkan
kalau mereka agaknya tidak tergolong orangorang jalan hitam.
"Mungkin ini jago-jago peliharaannya Pangeran Kui-org....." pikir Helian Kong.
659 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong dan Yo Kian-hi hendak melewati
mereka begitu saja. Tetapi orang-orang itu
menghentikannya, "Berhenti sebentar, sobat....."
Helian Kong dan Yo Kian-hi pun berhenti.
"Nama kalian?" "Ek Beng-ti," sahut Helian Kong.
"Diam San-tong," sahut Yo Kian-hi, sambil
berlagak garang dengan membelalakkan matanya
yang tidak tertutup kain hitam. Matanya yang lain
ditutup kain hitam, untuk memperkuat kesan
penampilannya sebagai orang dari jalan hitam.
Orang bersenjata yang menghentikan itu
bertanya pula, "Tunjukkan kepingan uang emas
yang kalian terima waktu kalian diundang."
Rupanya, kepingan uang emas itu berfungsi
sebagai "surat undangan" meskipun tidak
diberitahukan sebelumnya, tahu-tahu sekarang
ditanyakan. Mungkin sebagai salah satu sikap
berhati-hati agar tidak keselundupan pendatang
yang tikak diingini. Helian Kong dan Yo Kian-hi memang
membawanya, mereka menunjukkannya dan
mereka diijinkan lewat. 660 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ternyata ada juga orang-orang yang tidak
diijinkan lewat karena tidak dapat menunjukkan
kepingan uang emas itu. Mereka tetap ditolak,
meskipun dengan dalih macam-macam. Bahkan
sampai terjadi perkelahian singkat karena ada
yang ngotot mau lewat meskipun tidak dapat
menunjukkan kepingan uang emas itu. Biasanya
yang ngotot mau lewat itu kalah dan dapat diusir
pergi, karena orang-orang yang menjaga tempat
itu selain berjumlah banyak, rupanya juga
tangguh-tangguh. Mereka juga dibantu beberapa
jago bayaran yang membawa kepingan uang
emas, yang membantu para penjaga untuk
mencari muka supaya "order"nya lancar.
Tiba di dalam terowongan air, Helian Kong
langsung celingukan mencari seseorang di antara
orang banyak itu. "Siapa yang kau cari, Saudara Ek?" tanya Yo
Kian-hi, sengaja suaranya dibuat kasar agar cocok
dengan penyamarannya, juga menyebut Helian
Kong dengan nama samarannya.
"Aku mencari Cong Liu, saudara tua dari
Sepasang Serigala," sahut Helian Kong.
661 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong bertanya kepada beberapa
orang, dan salah seorang menjawab, "Nyawanya


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

amblas siang tadi. Tubuhnya di buang ke sungai
yang mengalir sampai ke luar kota."
Helian Kong trenyuh hatinya, ingat bahwa
Cong Liu sebenarnya baru hendak melangkah
kembali ke jalan yang lurus, tahu-tahu maut
sudah menjemputnya lebih dulu.
Namun Helian Kong tahu bahwa perasaan
terharu atau belas kasihan yang dipertontonkan
akan terasa janggal di lingkungan yang penuh
kekerasan ini, yang orang-orangnya kejam-kejam
semuanya. Contohnya, orang yang mengabarkan
kematian Cong Liu itu pun mengatakan dengan
nada acuh tak acuh seolah-olah yang mati itu
bukan manusia melainkan cuma seekor kucing.
Dan Helian Kong harus menunjukkan sikap
yang sama, biarpun hatinya sebenarnya berbeda,
"Ya, sudah. Orang sudah mampus mau diapakan
lagi?" Kemudian Helian Kong memperhatikan orangorang lain di tempat itu. Di antara mereka
terlihat Si Walet Hitam Nyo Tiang-le, juga Si Tali
Maut Duan Po dan beberapa jagoan lainnya yang
662 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
beberapa hari lalu terbujuk mengikuti Bhe Tinglai. Rupanya setelah Bhe Ting-lai lenyap jejaknya,
mereka lalu jatuh ke rangkulan Ang Tiok-lim yang
mengakunya juga suruhannya Pangeran Kui-ong.
Bahwa mereka ada di ruangan terowongan air ini,
pastilah mereka pun sudah memiliki kepingan
uang emas itu juga, artinya sudah diundang oleh
Ang Tiok-lim. Ang Tiok-lim sendiri belum nampak, maka
orang-orang itu sambil menunggu juga mengobrol
satu sama lain. Beberapa di antara mereka
agaknya pernah bermusuhan, entah karena
"berebut order" entah karena di "pesan" oleh
pihak yang berbeda, dan mereka pun saling
melotot namun tidak berani bikin ribut.
Kemudian Ang Tiok-lim muncul dengan wajah
cerah, orang-orang serempak diam ingin
mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Ang
Tiok-lim. Ang Tiok-lim menggosok-gosokkan sepasang
telapak tangannya dengan wajah berseri-seri.
Puas melihat yang berkumpul di situ ada lima
puluh orang lebih. Tetapi yang paling memuaskan
adalah waktu dilihatnya di antara orang-orang itu
663 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
nampak pula "Ek Beng-ti". Tanpa kehadiran "Ek
Beng-ti" akan gagallah rencananya, sebab
semuanya itu sebenarnya diselenggarakan khusus
untuk Ek Beng-ti agar disampaikan kepada para
tokoh militer lewat mulut Ek Beng-ti.
"Sobat-sobat, terima kasih buat kedatangan
kalian." Ang Tiok-lim mengawali kata-katanya.
"Aku mengajak kalian untuk bersama-sama
melakukan suatu gerakan bersejarah, dengan
imbalan yang mencukupi. Majikanku tidak akan
mengecewakan kalian."
"Siapa majikanmu?" tiba-tiba seseorang
bertanya. Pertanyaan orang itu kontan disambut
tertawa orang banyak. Si penanya itu agaknya
orang yang masih hijau di kalangan jalan hitam,
hingga sampai bertanya seperti itu. Adalah
semacam "kode etik" di kalangan pembunuh
bayaran bahwa mereka pantang berusaha
mengetahui siapa yang membayar mereka,
apabila mereka dihubungi lewat "calo". Pantangan
itu baru tidak berlaku atau batal, apabila si
pengguna jasa sendiri yang menunjukkan diri atau
bertemu langsung. Tetapi itu biasanya jarang
664 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terjadi. Si pengguna-jasa menyewa tenaga para
pembunuh bayaran justru karena mereka tidak
mau diketahui atau dilacak tindakannya, mana
mungkin para pengguna-jasa mau bertemu
langsung dengan para pembunuh bayaran"
Biasanya hubungan terjadi lewat "calo".
Setelah suara tertawa reda, Ang Tiok-lim
berkata, "Saudara-saudara tentu paham bahwa
aku tidak boleh menyebutkan nama orang yang
menyuruh aku." Sahut Helian Kong tetapi hanya dalam
hatinya, "Kau sembunyikan siapa yang menyuruhmu, tetapi kau sebar luaskan kepingan
emas berlambang lambangnya Pangeran Kui-ong.
Itu sama saja dengan maling yang waktu ditanya
oleh tuan-rumahnya yang terbangun, mengaku
dirinya kucing." Kemudian pikiran lain menyelinap memasuki
benak Helian Kong, "Mungkin inilah alasannya
kenapa Bhe Ting-lai 'ditarik dari peredaran' dan
digantikan orang ini. Mungkin karena Bhe Ting-lai
sudah dikenali banyak orang sebagai pembantu
dekatnya Pangeran Kui-ong, dan juga terlalu
gampang memperkenalkan dirinya terang665 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terangan sebagai orang suruhannya Pangeran Kuiong."
Namun Helian Kong membungkam, melanjutkan mendengarkan pidato Ang Tok-lim,
"Saudara-saudara, meski aku tidak menyebutkan
siapa majikanku, tetapi aku pastikan bahwa dia
sangat memperhatikan nasib kalian. Majikanku
prihatin dan ikut marah ketika mendengar kalian
diuber-uber prajurit, dibunuhi di jalanan,
ditangkap. Majikanku sangat penasaran. Majikanku menganggap bahwa kalian adalah
orang-orang gagah berani yang patut dihargai,
patut diberi kesempatan untuk melakukan suatu
tindakan besar yang bersejarah!"
Banyak di antara orang jalan hitam yang
memang berotak kerbau, langsung terbakar
emosinya, dan mereka menyambut kata-kata Ang
Tiok-lim itu dengan tepuk-tangan dan teriakanteriakan dukungan terhadap "majikan yang tidak
mau disebutkan namanya" itu. Mereka umumnya
bersikap entah si majikan baru itu setan belang
atau setan gundul, agaknya dapat diandalkan, dan
yang penting uang mukanya sudah mereka terima
dulu. 666 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tetapi Helian Kong diam-diam membatin,
"Rayuan gombal."
Namun Helian Kong menganalisa kata-kata
Ang Tiok-lim tadi antara lain mengecam penguasa
yang mengerahkan prajurit untuk membunuhi dan
menangkapi orang-orang itu, yang dimaksudkan
tentunya adalah Pangeran Hok-ong. Kalau
mengecam Pangeran Hok-ong, tentunya dari pihak
saingan Pangeran Hok-ong. Dalam hal ini saja
Pangeran Hok-ong sudah boleh dikesampingkan
dulu dari daftar orang yang dicurigai. Yang paling
patut dicurigai adalah Pangeran Kui-ong, yang
kepingan emasnya beredar di antara para orang
jalan hitam itu. Dan akhirnya, apa yang ingin didengar oleh
Helian Kong pun terlontarlah dari mulut Ang Tioklim, "Sobat-sobat, besok malam kumohon kalian
berkumpul kembali di sini untuk menjalankan
perintah majikanku. Malam ini, atas kesediaan
kalian, masing-masing dari kalian akan mendapat
tambahan satu tail emas."
Kata-kata itu langsung disambut sorak-sorai
orang-orang itu. Helian Kong dan Yo Kian-hi tidak
mau menarik perhatian dengan bersikap lain
667 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sendiri, tetapi mereka pun ikut bersorak-sorak
gaya mata duitan seperti lainnya.
Tetapi sebelum pembagian uang dijalankan,
dua orang anak buah Ang Tiok-lim masuk dengan
menyeret masuk seorang lelaki setengah baya
bertubuh pendek dan berjubah tojin. Keruan
semua orang terdiam, ingin mendengar apa yang
terjadi. Salah seorang penangkap melapor, "Kakak
Ang, orang ini bertingkah laku mencurigakan di
luar sana, agaknya sedang memata-matai kita."
Helian Kong mengenali orang yang diseret
masuk itu sebagai salah seorang yang bertempur
dengannya dulu, ketika orang itu dan kawankawannya
menyerang Helian Kong dan keluarganya dalam perjalanan ke Lam-khia. Anak
buah Pangeran Hok-ong. Ang Tiok-lim menanyai imam pendek itu,
"Siapa kau, dan siapa yang menyuruhmu?"
Imam pendek itu menjawab tergagap-gagap
ketakutan, "Aku..... aku cuma..... kebetulan
lewat dan agak..... heran kok ada ramai-ramai di
sini..... tetapi tidak disuruh siapa-siapa....."
668 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bohong!" bentak salah seorang penangkapnya sambil menendang lututnya hingga
Imam Pendek itu dipaksa berlutut. Lalu ia
serahkan sebuah benda kepada Ang Tiok-lim.
"Kami temukan ini dalam bajunya, ketika kami
geledah dia!" Ang Tiok-lim menerima benda itu yang
agaknya adalah sebatang leng-pai (papan
wewenang) yang terbuat dari kayu. Ang Tiok-lim
lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sambil berkata
kepada orang banyak, "Sobat-sobat, perhatikan
ini! Ini adalah lencana yang dikeluarkan Pangeran
Hok-ong, orang yang menguber-uber kita! Berarti
Imam Pendek ini adalah kaki tangannya. Dengan
lencana ini, ia bisa minta tolong pasukan untuk
menggerebek tempat ini. Sobat-sobat, enaknya
kita apakan Si Imam Pendek ini?"
Suara orang banyak pun bergemuruh, dengan
tangan terkepal diacung-acungkan ke atas, "Bunuh
saja! Bunuh saja!" "Gantung!" "Cincang!" "Bakar hidup-hidup!"
669 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Muka Si Imam Pendek sudah seputih kertas.
Pikirnya, "Sungguh permainan yang berbahaya.
Seandainya ada yang meleset sedikit saja dari
rencana, sehingga Ang Tiok-lim gagal mengendalikan orang-orang ini, akulah yang bakal
jadi berkeping-keping jadi tumbal."
Waktu itu para bandit memang sudah
terbakar emosinya, tetapi Ang Tiok-lim agaknya
pegang kendali. "Tenang, Sobat-sobat, Imam
Pendek ini pantas menerima hukuman terberat.
Tetapi biar anak buahku yang melaksanakannya!"
Lalu Ang Tiok-lim berkata kepada bawahanbawahannya, "Bawa keluar begundal busuk ini!
Cincang dulu, lalu bakar sampai jadi abu!"
Si Imam Pendek pun meratap, sungguhsungguh ketakutan tetapi bercampur pura-pura
juga, "Ampun..... ampun....."
Namun ia sudah diseret keluar.
Helian Kong sebenarnya mengkhawatirkan
bahwa kejadian itu akan memanaskan hubungan
Pangeran Hok-ong dan Pangeran Kui-ong, namun
Helian Kong tidak mampu berbuat apa-apa di
tengah-tengah emosi massa yang demikian itu.
670 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dasar jago-jago mata duitan, kemarahan
mereka pun berganti dengan kegirangan, ketika
mereka melihat kantong-kantong uang diangkut
masuk, lalu isinya dibagikan kepada mereka.
Nama mereka juga dicatat.
Helian Kong dan Yo Kian-hi dalam
penyamaran mereka sebagai Ek Beng-ti dan Diam


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

San-tong juga mendapat bagian, dan dicatat
dengan nama samaran mereka pula, disertai
pesan agar besok berkumpul kembali. Lalu
mereka meninggalkan tempat itu.
"Ternyata mereka belum memberitahukan
apa yang harus dilakukan jago-jago bayaran
sebanyak itu....." gerutu Yo Kian-hi di tengah
jalan. "Mereka cuma bagi-bagi duit."
"Kalau dikatakan sekarang, dikhawatirkan
akan bocor beritanya lebih dulu. Mungkin besok
malam baru diberitahukan secara mendadak."
"Sekarang kita bagaimana?"
"Aku ditunggu rekan-rekanku," sahut Helian
Kong. "Kalau aku, pulang dan tidur. Mau apa lagi?"
kata Yo Kian-hi. "Besok ajak aku lagi, ya?"
"Tentu." 671 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mereka berpisah, Helian Kong langsung
menuju ke tempat kediaman Jenderal The Ciliong di mana rekan-rekannya berjanji akan
menunggunya. Untuk mempersingkat waktu,
Helian Kong tidak melewati jalan-jalan, melainkan berlompatan cepat dan ringan dari
genteng rumah ke genteng rumah lainnya. Tak
ada yang melihatnya, sebab kota Lam-khia masih
disungkup gelap gulita. Ternyata para jenderal masih menunggunya,
biarpun sudah mengantuk. Mereka coba menahan
kantuk dengan makan makanan kecil dan minum
minuman hangat. Tetapi kantuk mereka lenyap begitu melihat
Helian Kong datang. Pertanyaan langsung
diajukan bertubi-tubi. "Bagaimana" Sudah tahu apa yang mereka
rencanakan?" "Siapa yang mendalangi mereka?"
"Siapa yang mereka incar?"
Helian Kong duduk, lalu menuturkan secara
ringkas, "Orang suruhan itu cukup cerdik dengan
tidak menyebutkan siapa yang menyuruhnya.
Tetapi ceroboh juga dengan membagikan uang
672 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
emas yang ada capnya Pangeran Kui-ong. Yang
diincar kelihatannya adalah Pangeran Hok-ong."
Jenderal Thio Hong-goan menggebrak meja,
"Pangeran Hok-ong justru terancam pada waktu
sedang menunjukkan itikad baiknya" Bukankah
Pangeran Hok-ong sudah mengalah, tidak
mencalonkan diri jadi Kaisar, menarik pasukanpasukannya kembali ke luar kota, hendak
menyelenggarakan pertemuan semua pangeran"
Masa itikad baik itu malah hendak dibalas secara
begini?" Laksamana The Seng-kong menenangkan
rekannya dari Ciat-kang itu, "Tenanglah dulu,
Saudara Thio. Mungkin sikap Pangeran Kui-ong
akan berubah setelah besok melihat pasukanpasukan Pamandanya meninggalkan Lam-khia ke
posnya masing-masing."
"Apakah Pangeran Hok-ong sudah menyuruh
pergi semua pasukannya?" tanya Helian Kong.
"Sore ini sudah kulihat beberapa pasukan
berbaris meninggalkan kota," sahut Li Teng-kok.
"Yang lain-lainnya mungkin besok pagi."
673 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Untuk mempersingkat waktu, Helian Kong tidak melewati
jalan-jalan, melainkan berlompatan cepat dan ringan dari
genteng rumah ke genteng rumah lainnya.
674 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Pangeran Hok-ong bersungguh-sungguh menunjukkan niat baiknya," komentar Thio Honggoan pula, "Ia tidak boleh mengalami bencana,
supaya jangan sampai orang-orang saling
kehilangan kepercayaan kepada suatu itikad
baik." "Besok pagi-pagi, biar kutemui Pangeran Hokong," kata Jenderal The Ci-liong. "Kita akan
meminta agar jangan semua pasukan disuruh
pergi dulu. Tinggalkan satu pasukan di Lam-khia
untuk mengamankan Pangeran Hok-ong dari
tindakan curang yang direncanakan pihak lain."
Jenderal ubanan itu tidak menyebut nama
"pihak lain" itu, tetapi semuanya langsung
membayangkan "pihak lain" itu adalah Pangeran
Kui-ong. Siapa lagi" Semua petunjuk mengarah ke
Pangeran Kui-ong, meskipun tidak mudah
menuduh terang-terangan. "Helian Cong-peng, kau harus menemani aku
besok menghadap Pangeran Hok-ong. Kau bisa
menceritakan lebih teliti apa yang sedang
direncanakan terhadapnya. Kau tidur di sini saja,
besok pakai saja pakaiannya Seng-kong."
"Baik, Jenderal."
675 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Malam itu Helian Kong tidur di kediaman
Jenderal The. Paginya, dengan pakaian yang
bagus yang dipinjamkan oleh Laksamana The
Seng-kong, ia bersama-sama Jenderal The menuju
ke kediaman Pangeran Hok-ong.
Jenderal The naik joli, Helian Kong naik
kuda. Dengan puluhan pengawal pribadi Jenderal
The yang berseragam mentereng.
Sepanjang jalan, mereka semakin diyakinkan
oleh itikad baik Pangeran Hok-ong, karena
mereka beberapa kali melihat pasukan-pasukan
besar yang berbaris ke luar kota.
"Pangeran Hok-ong benar-benar terpukul
waktu mendengar kalahnya pasukan kita yang
membela Propinsi Se-cuan." kata Jenderal The Ciliong dari dalam jolinya. "Keprihatinannya itulah
yang mewarnai seluruh tindakannya."
Helian Kong cuma berdiam diri di atas
kudanya yang berjalan perlahan di samping joli.
Sementara The Ci-liong terus memperdengarkan pendapatnya "Sementara pangeran-pangeran lainnya bertindak hanya
menuruti ambisi dan cita-cita pribadinya, sedikit
pun tidak ada keprihatinannya akan nasib negeri."
676 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong tetap diam. "Helian Cong-peng, kau tidak sedang tidur
sambil duduk di atas kudamu, bukan?"
Helian Kong tertawa. "Tidak, Jenderal."
"Aku ingin mendengar komentarmu."
"Pikiranku agak capek, Jenderal."
Jenderal The tidak berkata apa-apa lagi,
maklum bahwa Helian Kong sebenarnya memang
cukup lelah, lahirnya dan batinnya. Maka sisa
perjalanan sampai ke purinya Pangeran Hok-ong
itu The Ci-liong ikut-ikutan membungkam.
Dalam perjalanan, mereka melewati pula
beberapa tempat pembagian bubur gratis yang
diselenggarakan Pangeran Hok-ong untuk para
pengungsi dari utara yang belum mendapat
tempat mapan di masyarakat Lam-khia.
Tiba di kediaman Pangeran Hok-ong yang
megah dan letaknya tinggi, terlihat penjagaannya
ternyata masih seperti biasa. Tidak lebih ketat
dari biasanya. Anak buah Pangeran Hok-ong yang
berjaga di sekitar pintu gerbang hanya belasan
orang, dengan seragam biru muda mereka.
Semuanya hanya membawa pedang, tidak terlihat
677 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tameng atau tombak seperti dalam suasana
perang. Pangeran Hok-ong betul-betul tidak berprasangka ada rencana jahat terhadap
dirinya." desis The Ci-liong.
Waktu rombongan Jenderal The tiba,
kebetulan komandan pengawal pribadi Pangeran
Hok-ong, Ma I-thian yang muda dan ganteng itu
sedang memeriksa kesiagaan anak buahnya.
Melihat joli Jenderal The, Ma I-thian berlari-lari
kecil menuruni undakan ratusan tingkat di depan
puri Pangeran Hok-ong itu, menyongsong dengan
sangat hormat. "Selamat datang, Jenderal The dan Helian
Cong-peng." sambutnya ramah dan kelihatannya
memang tidak dibuat-buat. "Apakah Anda berdua
tidak mengalami sesuatu di perjalanan kemari?"
"Tidak. Para bandit benar-benar sudah pecah
nyalinya setelah dilaksanakannya tindakan tegas
oleh Pangeran Hok-ong." sahut The Ci-liong.
"Dan lebih-lebih karena kegagah-perkasaan
Helian Cong-peng yang menyamar sebagai
Jenderal The....." Ma I-thian menambahkan
pujian untuk Helian Kong.
678 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong tahu bahwa pergaulan di
kalangan atas begini membutuhkan banyak basabasi, maka ia pun menyesuaikan. Ia membalas
salam dan pujian Ma I- thian, "Saudara Ma terlalu
memuji. Tetapi Saudara Ma berjasa juga, dengan
kedatangan pasukanmu yang tepat pada waktunya
sehingga bandit-bandit itu tidak sempat beraksi
lebih jauh." Setelah saling menyanjung, barulah Jenderal
The bertanya, "Kami ingin menghadap Pangeran....." "Kebetulan sekali Pangeran sedang tidak ada
tamu. Silahkan, Jenderal The."
The Ci-liong hendak keluar dari joli untuk
mendaki undakan batu yang ratusan tingkat itu,
tetapi Ma I-thian buru-buru mencegahnya,
"Pangeran sudah memberi ijin khusus kepada
Jenderal The untuk tetap naik joli sampai ke atas,
ke depan pintu. Mengingat usia dan kesetiaan
Jenderal kepada dinasti."
Maka joli pun dibawa menaiki tangga, sedang
Helian Kong harus turun dari kuda, menitipkan
kudanya kepada salah seorang pengawal Jenderal
679 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
The, lalu ikut naik dengan berjalan kaki di
samping joli. Berkeringat juga para penggotong joli itu,
selain harus naik tangga ratusan tingkat, juga
karena berat tubuh Jenderal The sendiri yang
agak gemuk. Tetapi joli itu berhasil juga dibawa
sampai ke depan pintu. Mereka menjumpai Pangeran Hok-ong sedang
duduk membaca sebuah buku di sebuah pondok
tanpa dinding di tengah-tengah kolam teratai.
Melihat kedatangan The Ci-liong dan Helian Kong
diantar Ma I-thian, Pangeran Hok-ong buru-buru
menyongsongnya ke jembatan di atas kolam.
Jenderal The dan Helian Kong memberi
hormat, Pangeran Hok-ong lalu mempersilahkan
mereka duduk dalam pondok.
"Kenapa, Jenderal?" tanya Pangeran Hok-ong.
"Apakah semua pasukan sudah disuruh
meninggalkan Lam-khia ke pos-pos semula di luar
kota, Pangeran?" "Sesuai dengan usul kalian, untuk meredakan
kecurigaan keponakan-keponakanku, maka sejak
kemarin sore pasukan demi pasukan sudah
berangsur-angsur meninggalkan Lam-khia. Pagi ini
680 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
beberapa pasukan lagi. Sengaja tidak dilakukan
secara serempak dan besar-besaran supaya tidak
mengejutkan rakyat. Nanti rakyat menduga-duga
mungkin tentara Manchu sudah dekat Lam-khia,
atau bagaimana....."
"Pangeran, hamba mohon jangan semua
pasukan disuruh pergi dulu. Sisakan sedikit untuk
keamanan Pangeran." Pangeran Hok-ong menunjukkan wajah
heran, "Lho, memangnya ada apa?"
Kata The Ci-liong kepada Helian Kong,
"Ceritakan kepada Pangeran, Helian Cong-peng."
Dengan singkat Helian Kong menceritakan


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apa yang ia lihat dan dengar di terowongan air.
Helian Kong tidak menyebut-nyebut nama
Pangeran Kui-ong. Pangeran Hok-ong mengerutkan alisnya,
"Tetapi belum pasti aku yang diarahkan" Aku
merasa tidak punya musuh satu pun. Apalagi sejak
aku menyatakan diri keluar dari gelanggang
persaingan, hati ini rasanya begitu damai. Satusatunya keprihatinanku hanyalah nasib negeri,
terutama belahan utara yang sudah dikuasai
Manchu." 681 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Pangeran begini tulus, tetapi orang lain
belum tentu setulus Pangeran," kata The Ci-liong.
"Meski rencana jahat itu tidak terang-terangan
menyebutkan siapa sasarannya, kami anjurkan
Pangeran berhati-hati."
"Ah, susah benar hidup di jaman penuh
kecurigaan ini," keluh Pangeran Hok-ong. "Lalu
apa yang harus kulakukan?"
"Jangan semua pasukan disuruh kembali ke
pos mereka di luar Lam-khia. Sisakan sebagian
tetap di kota ini, untuk mengawal kediaman
Pangeran ini." "Wah, kalau keponakan-keponakanku melihat
tempat ini penuh pasukan, mereka akan
berprasangka buruk kepada Paman yang malang
ini. Mereka akan menyangka bahwa undangan
pertemuan yang bakal kusebar hanyalah
perangkap, mereka takkan mau memenuhi
undangan, dan berantakanlah rencana menyusun
masa depan negeri ini."
Wajah Pangeran Hok-ong benar-benar
berhasil menampilkan mimik seorang "paman yang
malang" yang menimbulkan iba, bahkan juga di
hati Helian Kong yang berhati tegar. "Paman
682 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
malang" yang sudah mengalah sedemikian rupa
namun masih juga dijahati dan dicurigai oleh
keponakan-keponakannya yang ambisius semuanya. "Pangeran, kalau begitu tinggalkan saja
pasukan dari tangsi yang terdekat dengan
kediaman Pangeran ini. Yang setiap saat bisa
dengan cepat dihubungi dari tempat ini, kalau
ada apa-apa." Bukannya menjawab dengan tegas "ya" atau
"tidak", Pangeran Hok-ong masih meneruskan
"akting"nya sebagai "paman yang malang",
"Kenapa jadi begini" Apa yang salah denganku"
Aku hanya ingin melihat tanah air diselamatkan,
kenapa salah paham masih juga terjadi?"
Helian Kong diam-diam merasa agak kesal
juga melihat sikap Pangeran Hok-ong. Kasihan
memang kasihan, tetapi kenapa tidak bersikap
agak tegas dan berhenti mengiba-iba seperti itu"
The Ci-liong berkata pula, "Pangeran, biarlah
separuh dari pengawal pribadi hamba akan hamba
suruh kemari." "Jangan! Memangnya keselamatanmu kurang
penting dari keselamatanku" Pengawalku di sini,
683 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
cukup kuat, yang kusedihkan bukan keselamatan
pribadiku, melainkan keselamatan negeri ini."
"Pangeran, keselamatan negeri bisa kita
rundingkan dalam pertemuan lengkap nanti. Saat
ini yang penting adalah terselenggaranya
pertemuan itu sambil bersiap-siap menangkal
rencana jahat itu." Helian Kong yang mulai tidak sabar itu pun
menukas, "Usul kami adalah, sisakan pasukan yang
memadai di tangsi terdekat. Yang setiap saat bisa
digerakkan kemari. Beriba-iba terus tak banyak
menolong....." kata Helian Kong terhenti, karena
The Ci-liong menyikutnya diam-diam. Omongan
Helian Kong dianggap terlalu tajam.
Pangeran Hok-ong mengangguk-angguk, "Aku
paham. Baiklah kuterima usul kalian. Aku
berterima kasih bahwa kalian memperhatikan
keselamatanku. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar, nasib negeri ini dipertaruhkan di
tangan kita." "Kami mohon pamit, Pangeran."
Lalu dengan diantar oleh Ma I-thian yang tadi
diikutkan mendengarkan selama pembicaraan,
684 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jenderal The Ci-liong dan Helian Kong
meninggalkan tempat itu. Pangeran Hok-ong punya dua jenis orangorang yang jadi kaki-tangannya. Ada kaki-tangan
"di atas permukaan" alias "kaki-tangan terang",
dan ada juga kaki-tangan "bawah permukaan"
alias kaki-tangan gelap. Ma I-thian ini tergolong
pengikut yang "di tempat terang" yang boleh ikut
mendengarkan hal-hal yang terlalu rahasia.
Begitu kedua tamunya pergi, Pangeran Hokong pun menuju ke sebuah ruangan tertutup,
bagian dari istananya itu. Dalam ruangan itu Ang
Tiok-lim sedang berlatih dengan telanjang dada.
Tetapi begitu melihat Pangeran Hok-ong
memasuki ruangannya, Ang Tiok-lim menghentikan semua gerakannya dan memberi
hormat. "Jenderal The dan Helian Kong baru saja
meninggalkan istana ini," Pangeran Hok-ong
langsung mengambil tempat duduk sambil
tersenyum-senyum. "Agaknya sampai tahap
sekarang ini, semua rencana kita berjalan lancar."
"Boleh hamba mengetahui apa yang mereka
katakan?" 685 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mereka mencemaskan keselamatanku, karena Helian Kong mencium adanya sebuah
rencana jahat yang ditujukan kepadaku. Kau
benar-benar hebat, Ang Tiok-lim. Kau lebih
memakai otak dibandingkan Au Ban-hoa yang
bisanya main seruduk saja itu."
"Terima kasih, Pangeran. Semuanya tidak
lepas dari takdir Langit yang sudah memilih siapa
yang bakal duduk di singgasana kelak."
Mendengar sanjungan itu, Pangeran Hok-ong
tak terasa menegakkan punggungnya, seolah-olah
sudah benar-benar duduk di singgasana.
"Kita benar-benar telah berhasil memanfaatkan Helian Kong untuk menimbulkan
kesan yang kita inginkan di antara para jenderal,
tanpa Helian Kong sendiri menyadarinya. He-hehe....."
"Hamba mengucapkan selamat kepada
Pangeran." "Ucapan selamat masih terlalu pagi. Rencana
kita masih ada langkah-langkah lanjutannya.
Kuharap kau awasi seluruh bagian rencana itu
sampai yang sekecil-kecilnya. Jangan ada yang
meleset." 686 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Baik, Pangeran."
"Tetaplah adakan kontak dengan 'si kembang
biru' agar gerak-gerik Helian Kong tetap dapat
kita ketahui. Orang ini berbahaya, sebab suka
telusupan di bawah tanah, mencari tahu hal-hal
yang seharusnya tidak boleh diketahui."
"Jangan khawatir, Pangeran."
*** Akhirnya hari itu pun tiba, hari di mana
segenap sisa pendukung dinasti Beng akan
berkumpul. Semua pangeran yang menguasai
potongan-potongan wilayah di selatan, semua
jenderal dan perwira yang menguasai pasukanpasukan yang tersebar, wakil-wakil dari beberapa
wilayah kebangsawanan, meskipun rombongan
orang-orangnya Bangsawan Bok Thiam-po dari
Hun-lam masih prihatin karena lenyapnya
pimpinan rombongan, Im Hai-lip Si Kipas Prahara.
Tamu demi tamu pun berdatangan.
Yang datang pertama kali adalah Pangeran
Kong-ong dan lebih kurang lima puluh orang
pengawal pribadinya. Tidak lupa adalah dua
687 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
penasehatnya, yaitu Liao Lun si penasehat soal
politik dan militer, dan Mo Hun-tong si penasehat
dalam hal-hal gaib seperti keberuntungan, hari
baik dan hari buruk dan sebagainya.
Pangeran Kong-ong yang terlalu mempercayai
setiap kata-kata Mo Hun-tong itu pun melakukan
hal yang aneh waktu mendaki tangga batu di
depan pintu gerbang kediaman Pangeran Hok-ong
itu. Pangeran Kong-ong melangkah hati-hati di
setiap anak tangga sesuai dengan petunjuk Mo
Hun-tong. Ada anak-anak tangga yang harus
dilompati, karena kalau diinjak akan menimbulkan ketidak-beruntungan, kata Mo Huntong.
Maka perjalanan mendaki dari bawah sampai
ke pintu gerbang itu pun jadi lambat sekali.
Setiap kali Pangeran Kong-ong berhenti cukup
lama di satu anak tangga, sementara Mo Hun-tong
menghitung-hitung sesuai ilmunya sebelum
memberitahu mana anak tangga yang harus
diinjak dan mana yang harus dilangkahi.
Komandan pengawal pribadi Pangeran Hokong, yang bertugas menyambut Pangeran Kong688
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ong, merasa tidak sabar juga karena harus
mendampingi terus. Tetapi ia harus menahan diri,
mengingat-tamunya ini adalah orang penting.
Karena lamanya rombongan Pangeran Kongong menyusuri telundakan batu itu, maka ketika
mereka masih di tengah-tengah telundakan dan
Mo Hun-tong masih menghitung-hitung, tahu-tahu
di ujung bawah tangga sana sudah muncul
rombongan lain. Rombongan yang orang-orangnya
berpenampilan sederhana gaya militer di medan
perang, tak lain adalah rombongan Pangeran Kuiong. Penampilan rombongannya diharapkan akan
menarik simpati para jenderal.
Pangeran Kui-ong tidak naik joli melainkan
menunggang kuda, juga dalam seragam militer.
Setelah kuda-kuda dari rombongan itu diterima
oleh para penyambut dari pihak Pangeran Hokong, rombongan itu lalu mulai menaiki tangga
batu. Karena mereka berjalan tanpa menghitunghitung pantangan segala, maka mereka segera
menyusul rombongan Pangeran Kong-ong.
Ketika tiba di dekat sepupu jauhnya yang
amat percaya takhayul, Pangeran Kui-ong
689 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berhenti melangkah dan bertanya sambil
melangkah, "Wah, Adinda Kong-ong, langkahmu
hati-hati benar, apakah di anak-anak tangga itu
ada pakunya?" Pangeran Kong-ong melotot gusar, Mo Huntonglah yang menjawab, "Pangeran boleh
meremehkan kepercayaan kami, tetapi Pangeran
lihat saja nanti hasilnya. Antara kami yang
bertindak menyelaraskan diri dengan semangat
alam, dibanding yang mengabaikannya sama
sekali!" Pangeran Kui-ong malah tertawa keras
mendengar itu, "Lalu apa hasilnya kalian memakai
cara-cara ganjil itu?"
Kembali Mo Hun-tong yang menjawab,
"Pangeran Kong-ong sudah empat kali bermimpi
tubuhnya dimasuki naga emas!"
Naga emas sering dipercaya sebagai lambang
kekaisaran, dengan jawaban itu Mo Hun-tong
seperti berkata bahwa Pangeran Kong-onglah yang
sudah mendapat Thian-beng (Mandat dari Langit)
untuk menjadi kaisar dinasti Beng.
"Ooooo....." sahut Pangeran Kui-ong dengan
suara dipanjangkan, pura-pura percaya namun
690 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jelas mengandung ejekan. "Kalau begitu,
kuucapkan selamat lebih dulu. Nah, kami jalan
dulu ya?"

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu rombongan Pangeran Kui-ong pun
mendahului rombongan Pangeran Kong-ong.
Mo Hun-tong geleng-geleng kepala melihatnya, sambil berdesis, "Sembrono sekali
mereka. Mereka tidak akan mendapat Thianbeng."
Lalu ia pun meneruskan menghitung-hitung
anak tangga demi anak tangga dan Pangeran
Kong-ong begitu mematuhinya.
Pangeran Hok-ong menyambut para pangeran
keponakannya itu di pintu gerbang.
"Selamat datang, Yu-long," katanya menyambut Pangeran Kui-ong yang nama aslinya
memang Cu Yu-long. "Aku senang kau datang
dengan mengesampingkan kecurigaanmu. Setidaktidaknya sebelum Pamanmu yang tua ini masuk
kubur, masih sempat akan kulihat dinasti kita
memilih Kaisar yang tepat."
Di pintu gerbang itu juga ada para jenderal
dan tokoh-tokoh masyarakat di kota Lam-khia,
antara lain si guru silat dari Tiat-ciang Bu-siao
691 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
(Sekolah Silat Telapak Tangan Besi) Lam Peng-hi,
yang pengikutnya ribuan orang dan banyak yang
berhasil menduduki posisi penting di kalangan
kemiliteran di Lam-khia dan sekitarnya. Juga
beberapa tokoh berpengaruh lainnya, dari
kalangan pemerintahan, perdagangan maupun
persilatan. Di depan tokoh-tokoh ini, Pangeran Kui-ong
berusaha menunjukkan sikapnya yang baik agar
memperoleh dukungan, "Terima kasih Paman
mengundang aku. Kedatanganku bukan untuk
memperebutkan kedudukan, tetapi sekedar ikut
menyumbangkan pikiran demi masa depan negeri
ini." Waktu penyambut-penyambut lainnya hendak
berlutut, Pangeran Kui-ong mencegahnya dengan
simpatik, "Aku mohon, jangan. Aku belum pantas
menerima kehormatan sebesar itu dari kalian,
penopang-penopang dinasti yang sesungguhnya.
Aku belum berbuat banyak buat negeriku,
sedangkan kalian sudah berbuat banyak dan
bahkan mempertaruhkan nyawa kalian."
Itulah jurus "merendahkan diri merebut
simpati" dari Pangeran Kui-ong yang dicemaskan
692 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
oleh Pangeran Hok-ong. Tetapi demi Pangeran
Hok-ong ingat rencananya yang sejauh ini lancar,
ia tepis jauh-jauh kecemasannya.
Tamu-tamu terus berdatangan, sehingga
ruangan perjamuan di ruangan tengah itu amat
meriah. Dari para keturunan dinasti Beng hadirlah
Pangeran Hok-ong sebagai penyelenggara, lalu
Pangeran Kui-ong yang didampingi panglima
tentaranya, Lim Kui-teng. Ada lagi Pangeran
Kong-ong, Pangeran Lou-ong dan Pangeran Tongong.
Dari pihak para tokoh militer ada Jenderal
The Ci-liong yang amat berwibawa, puteranya
Laksamana The Seng-kong yang memiliki gelar
kebangsawanan Yan-peng-kun-ong yang saat itu
mengemban tugas melindungi putera almarhum
Kaisar Cong-ceng, yaitu Pangeran Cu Sam, yang
dititipkan oleh Puteri Tiang-ping. Pangeran Cu
Sam yang masih bocah itu sekarang ada di
kediaman Laksamana The Seng-kong di Hok-kian
sana. Di ruang pertemuan Pangeran Hok-ong itu
juga ada Jenderal Thio Hong-goan dari Ciat-kang,
lalu Li Teng-kok dan kawan-kawannya yang
693 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mewakili Jenderal Thio Hian-tiong dari Se-cuan.
Ada orang-orang utusan Bangsawan Bok Thiam-po
dari Hun-lam. Dan Helian Kong serta Siangkoan
Heng. Tokoh-tokoh undangan lain pun sudah
lengkap. Pangeran Hok-ong merasa sudah saatnya
untuk membuka pertemuan itu. la berdiri dari
duduknya dan mulai berbicara, "Tuan-tuan, aku
besyukur bahwa hati kalian telah terketuk akan
nasib negeri leluhur kita. Terima kasih paling
besar kami berikan kepada para jenderal yang
tidak kenal lelah menyelenggarakan kekuatankekuatan dinasti agar bersatu..."
Pangeran Hok-ong mengangkat cawan arak
dengan dua tangannya, katanya, "Secara khusus
aku menyuguhkan tiga cawan arak kepada
Jenderal The Ci-Iiong, Jenderal Thio Hong-goan,
Laksamana The Seng-kong, Cong-peng Helian
Kong, Cong-peng Li Teng-kok dan rekan-rekan
dari Se-cuan dan Hun-lam."
Para pangeran lainnya beramai-ramai ikut
mengangkat cawan mereka untuk menghormat
para tokoh militer, takut kalau simpati para tokoh
694 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
militer itu keburu direbut semua oleh Pangeran
Hok-ong. Habis acara penghormatan, Pangeran Hokong berkata pula, "Tuan-tuan, agar Tuan-tuan
mengetahui gawatnya keadaan negeri kita saat
ini, aku mohon dengan hormat Saudara Li Tengkok menceritakan keadaan di Se-cuan."
Li Teng-kok mulai berkata-kata, "Tuan-tuan,
secara singkat kulaporkan bahwa setan-setan
Manchu telah menguasai perbatasan Se-cuan
Utara dan berusaha mendesak untuk merebut
propinsi lumbung pangan itu. Jenderal Thio
terluka oleh panah, pimpinan pasukan sekarang
dipegang oleh Saudara Sun Ko-bong. Pasukannya
mundur ratusan li." Itu saja yang dikatakan Li Teng-kok, tidak
ada kata-kata menghimbau atau menghasut atau
membangkit-bangkitkan emosi, tetapi laporan
singkat itu telah membuat gambaran betapa
gawatnya keadaan negeri, sekaligus terkandung
peringatan betapa mereka yang sedang berkumpul di Lam-khia itu memanggul masalah
beban berat. 695 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jilid XIII Pangeran Kong-ong yang amat percaya
segala ramalan itu cepat-cepat menukas untuk
menyanjung diri sendiri, "Yang terjadi itu tepat
seperti yang diramalkan oleh penasehatku. Ada
naga hitam menyerang dari utara, yang dapat
menghalaunya pergi hanyalah naga emas dari
selatan." Semua orang maklum, yang dimaksud "naga
emas dari selatan" tidak lain adalah diri Pangeran
Kong-ong sendiri. Pangeran itu sudah bercerita
kepada banyak orang, kalau ada ahli nujum yang
"melihat naga emas di atas kepalanya".
Begitulah, laporan kegawatan negara oleh Li
Teng-kok langsung disambut laporan ramalan gaib
oleh Pangeran Kong-ong, ramalan gaib yang
hendak menonjolkan dirinya sendiri.
Liao Lun si penasehat politik militer Pangeran
Kong-ong, merasakan kata-kata Pangeran yang
terlalu menonjolkan diri itu terlalu menyolok.
Maka ia diam-diam memberi isyarat kepada
Pangeran Kong-ong agar berhenti bicara. Apa mau
696 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dikata, Sang Junjungan menyerocos terus dengan
ramalan gaibnya, katanya ada "pagoda bertingkat
sembilan yang ambruk" segala.
Keruan Pangeran Kui-ong mendidih darahnya,
karena pagoda bertingkat sembilan adalah
lambangnya. Pangeran Hok-ong diam-diam mengharapkan
agar Pangeran Kong-ong dan Kui-ong bertengkar,
agar mereka kehilangan simpati semua jenderal.
Tak terduga Pangeran Kui-ong yang biasanya
berangasan itu kini menahan diri dengan hebat.
Waktu itu, di luar ruangan tiba-tiba
terdengar suara ribut orang berkelahi dalam
jumlah besar, suara itu makin lama makin dekat.
Tokoh-tokoh dinasti Beng yang sedang berkumpul
dalam ruangan itu, mendengar juga suara-suara
itu. Wajah mereka menjadi tegang, saling
menoleh dengan pandangan bertanya-tanya.
Pangeran Hok-ong cepat menenangkan tamutamunya, "Tenanglah, Tuan-tuan sekalian. Biar
kuperintahkan orang-orangku untuk mengatasinya." Baru saja kata-katanya selesai, Si Komandan
pengawal Ma I-thian sudah melangkah masuk
697 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan tergesa-gesa mendekati Pangeran Hok-ong
dan membisikkan sesuatu ke kuping Pangeran.
Pangeran juga membisikkan sesuatu ke kuping Ma
I-thian, kemudian Ma I-thian bergegas keluar
kembali. "Ada apa, Paman?" tanya Pangeran Lou-ong.
Jawab Pangeran Hok-ong sesuai dengan
rencana, "Agaknya kawan-kawan dari para jago
bayaran yang kubasmi dari Lam-khia beberapa
hari yang lalu, mereka ingin membalas dendam
kepadaku rupanya. Mereka rupanya juga tahu
pasukan-pasukan yang membantuku sudah meninggalkan kota, maka mereka berani
menyatroni tempat ini."
"Si naga emas dari selatan" Pangeran Kongong yang baru saja bicara menggebu-gebu, tibatiba wajahnya menjadi pucat ketakutan. Lalu
duduk kembali di kursinya sambil menyuruh Mo
Hun-tong membaca mantera penangkal bahaya.
Sedangkan Pangeran Tong-ong dari Hok-kian
yang pengawalnya cukup banyak, sekitar tiga
puluh orang jagoan, memerintahkan pengawalpengawalnya bersiaga di sekitar dirinya. Tetapi
agar mendapat simpati di antara tamu-tamu, dia
698 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pun berkata kepada pengawal-pengawalnya
dengan suara keras sampai didengar semua orang
di tempat itu, "Lindungi juga Paman Hok-ong,
para jenderal dan tamu-tamu lainnya. Aku sendiri
tidak begitu penting!"
Begitulah ia hendak menimbulkan kesan
bahwa dirinya tidak memikirkan diri sendiri saja
tetapi juga memikirkan orang lain.
Tetapi dari luar ruangan tiba-tiba terdengar
suara tertawa mengejek, lalu sebatang lembing
pendek meluncur dari luar dan tahu-tahu amblas
di dada dari salah seorang tamu. Korban pertama
dalam ruangan itu pun jatuh.
Dalam ruangan itu banyak orang yang tidak
mampu membela diri sendiri, maka mereka jadi
panik melihat jatuhnya korban. Orang-orang
segera lari bertabrakan, ada yang jatuh dan
diinjak-injak oleh yang lain.
Pangeran Kong-ong yang selama ini bersikap
gagah, sekarang pun ikut terbirit-birit bersama
orang-orang lain. Pangeran-pangeran lainnya
tetap di tempat duduk masing-masing dikelilingi
pengawal-pengawal mereka.
699 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Semuanya berwajah cemas, meski coba
ditahan-tahan. Tetapi Pangeran Kui-ong alias Cu
Yu-long menunjukkan ia memang berjiwa
prajurit. Ia tidak cuma gagah-gagahan mengenakan seragam militernya, tetapi juga
menunjukkan sikapnya yang tidak gentar. Sambil
mengawasi ke arah pintu masuk ke ruangan itu,
juga sambil tetap makan dan minum dengan
tenangnya. Meski jago utama andalan Pangeran
Kui-ong adalah Bhe Ting-lai, namun setelah Bhe
Ting-lai "lenyap entah ke mana" bukan berarti di
sekitar Pangeran Kui-ong tidak ada lagi jagoanjagoan tangguh.
Sementara Helian Kong memperhatikan
lembing pendek yang melesat masuk tadi, dan ia
segera teringat seseorang.


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang itu adalah Hek-yan-cu (Si Walet Hitam)
Nyo Tiang-le yang ahli melempar-lemparkan
lembing pendek macam itu. Nyo Tiang-le pernah
disewa entah oleh pihak mana, untuk membunuh
Jenderal The Ci-liong ketika jenderal itu dalam
perjalanan hendak bertemu Pangeran Hok-ong.
Tetapi waktu itu Nyo Tiang-le gagal, sebab
Jenderal The mengambil rute lain, yang ditemui
700 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Nyo Tiang-le adalah Helian Kong yang menyamar
sebagai Jenderal The. Munculnya Nyo Tiang-le tidak membuat
Helian Kong kaget. Di terowongan air, Helian
Kong sudah melihat tokoh ini menerima bayaran
dari Ang Tiok-lim, begitu pula banyak jago
tangguh lainnya. Para pengawal Pangeran Hok-ong agaknya
tidak dapat menahan serbuan mendadak para
jago bayaran, selain jumlah musuh puluhan, juga
semua adalah orang-orang yang tangguh. Si Walet
Hitam Nyo Tiang-le adalah yang paling dulu
berhasil menerobos ke ruang pertemuan.
Keadaan begitu gawat, tetapi Pangeran Hokong menunjukkan sikap yang mengagumkan. Ia
berdiri menghadang di tengah-tengah ruangan,
bersikap melindungi tamu-tamunya. Jenderal The
tersentuh hatinya. Ia menoleh kepada Helian
Kong dan berkata pelan, "Helian Cong-peng,
lindungi Pangeran Hok-ong!"
Helian Kong menghunus pedang Elang
Besinya. Karena saat itu Helian Kong sedang
tampil terang-terangan, tidak sedang menyamar,
maka ia bawa pedang yang menjadi salah satu
701 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
identitasnya itu. Ia melangkah mendampingi
Pangeran Hok-ong. Waktu itu, suara ribut senjata yang
berdentangan dan orang berteriak saling memaki
maupun berteriak kesakitan, sudah terdengar
merata di sekeliling ruang pertemuan itu.
Dua sosok tubuh masuk melalui pintu,
merekalah dua orang pengawal pribadi Pangeran
Hok-ong yang sudah tak berdaya. Lalu muncullah
Nyo Tiang-le dengan langkah seenaknya memasuki
ruangan itu. Biasanya ia menyandang delapan
lembing pendek, empat mencuat di pundak
kanan, empat mencuat di pundak kiri, tetapi saat
itu yang di pundak kanannya sudah berkurang
satu. Sikap Nyo Tiang-le nampak begitu seenaknya,
agaknya ia tidak memandang sebelah mata semua
orang di ruangan itu. Ia anggap isi ruangan itu
hanyalah bangsawan yang gendut-gendut dan
tidak bisa bersilat, atau para tokoh militer yang
jago dalam peng-hoat (ilmu militer) tetapi tidak
hebat dalam pertarungan silat, atau para
pengawal mereka yang cuma "prajurit-prajurit
biasa". Demikianlah anggapan Nyo Tiang-le.
702 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maka dibayangkannya tugas untuk menangkap Pangeran Hok-ong itu semudah
mengambil barang di kantongnya sendiri.
Sambil bertolak pinggang, ia berseru, "Yang
mana Pangeran Hok-ong?"
Di luar dugaan siapapun, Pangeran Hok-ong
bersikap amat tabah. Ia maju selangkah sambil
membusungkan dada dan berkata, "Akulah
Pangeran....." Tetapi Helian Kong maju dua langkah
sehingga berdiri di depan Pangeran Hok-ong
sambil berkata, "Akulah Pangeran Hok-ong. Kau
mau apa?" Sikap Helian Kong yang melindungi itu,
membuat Pangeran Hok-ong bersorak dalam hati,
yakin bahwa sejauh ini rencananya berjalan
lancar, tidak meleset seujung rambut pun. Namun
di luarnya ia pura-pura mencemaskan Helian
Kong. Bisiknya di belakang punggung Helian Kong,
"Helian Cong-peng, bandit ini mencari aku.
Jangan sampai orang lain menjadi korban, aku
telah memutuskan rela berkorban bagi semua
tamu yang ada di ruangan ini."
703 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sikap Pangeran Hok-ong sendiri sebenarnya
cukup membingungkan Helian Kong yang biasa
berpikir kritis. Sungguh-sungguh atau purapurakah sikap itu" Kalau sungguh-sungguh,
rasanya susah diterima akal bahwa Pangeran Hokong tiba-tiba bersikap begitu patriotik dan rela
berkorban, mengingat tindakan-tindakannya di
masa lalu yang kurang terpuji. Tetapi kalau purapura,
kenapa segalanya terlihat begitu bersungguh- sungguh" Sepertinya tidak ada setitik
pun hal yang patut dicurigai bahwa semuanya itu
hanya sandiwara. Namun betapapun bimbangnya Helian Kong,
ia tetap bertekad melindungi Pangeran Hok-ong
demi kewibawaan dinasti Beng. Ia takkan
membiarkan orang-orang mengejek kalau sampai
tahu bahwa pertemuan tokoh-tokoh dinasti Beng
tak berdaya menghadapi pengacauan banditbandit jalanan. Rakyat tentu akan kehilangan
kepercayaan. Kalau menghadapi bandit-bandit
jalanan saja tidak mampu, bagaimana mampu
menghadapi bala tentara Manchu yang dahsyat"
Bisik Helian Kong tanpa menoleh kepada
Pangeran Hok-ong di belakangnya, "Minggir,
704 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran. Orang ini yang pernah menghadang
Jenderal The, namun waktu itu sebenarnya
akulah yang dia hadang. Ia tak mampu
mengalahkan aku." Pangeran Hok-ong berbisik, "Hati-hatilah,
Helian Cong-peng. Kau salah satu harapan
bangkitnya kembali dinasti Beng....." Lalu ia
beringsut minggir. Suara perkelahian massal di luar ruangan itu
semakin hebat. Teriakan-teriakan yang menggiriskan hati terdengar jelas dari ruangan
itu, membuat menggigil orang-orang yang
bernyali kecil. Apalagi waktu beberapa bandit
berhasil pula menerobos masuk ke dalam
ruangan. Lalu dari pintu yang lain, Ma I-thian si
komandan pengawal pribadi Pangeran Hok-ong
juga melangkah masuk dengan pundaknya
berdarah. Suatu pertanda yang kurang baik.
Tetapi Ma I-thian dengan gagah berdiri di depan
Pangeran Hok-ong sambil menyilangkan pedang di
depan tubuh, bersikap siap melindungi junjungannya. Begitu pula beberapa pengawal
lainnya. 705 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lagi-lagi Pangeran Hok-ong memperagakan
kemurahan hatinya, katanya kepada Ma I-thian,
"Lindungi semua tamu, aku tidak penting."
Pangeran Kui-ong tidak ingin simpati hadirin
terus-menerus diborong untuk pamandanya. Inilah
saat-saat pertaruhan demi masa depan yang
gemilang, harus berani sedikit mempertaruhkan
keselamatannya sendiri, jangan kelihatan egois
seperti Pangeran Tong-ong di mana pengawalpengawalnya hanya berada dekat di sekitar
majikannya sendiri. Maka Pengeran Kui-ong pun
memerintahkan orang-orangnya dengan suara
keras agar terdengar para tamu, "kalian bahumembahu dengan Helian Cong-peng untuk
manghalau keluar bandit-bandit itu!"
Tak terduga, pengawal-pengawalnya tidak
segera menghunus senjata lalu terjun ke
gelanggang, melainkan mereka saling pandang
dan tidak segera bertindak. Ada yang sudah
berdiri sambil menyambar tombaknya, tetapi
malah duduk lagi perlahan-lahan dengan muka
kebingungan. Tingkah-laku para jago pengawal Pangeran
Kui-ong itu mengherankan Pangeran Kui-ong,
706 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
saking berangasannya sehingga ia membentak
anak buahnya sendiri di depan orang banyak, "He,
kenapa kalian?" Seorang pengawal yang terdekat membisiki
Pangeran Kui-ong, "Kami tidak bisa bertempur.
Tenaga kami tiba-tiba lenyap entah kemana,
minuman yang disuguhkan kepada kami agaknya..... tidak beres....."
Yang membisiki Pangeran Kui-ong itu adalah
jago pribadinya yang cukup bisa dipercaya di
samping Bhe Ting-lai yang lenyap tak tentu
rimbanya itu. Omongannya diterima oleh
Pangeran Kui-ong, maka air muka Pangeran Kuiong pun berubah hebat. Nalurinya sebagai orang
politik yang sudah biasa "bermain" dengan
menghalalkan segala cara, segera menangkap
adanya ketidak-beresan dalam semua kejadian
itu. Mungkin semacam tipu-daya untuk memojokkan dirinya, menjatuhkan namanya di
depan sekalian pendukung dinasti Beng ini.
Nalurinya itu diperkuat, ketika mendengar
salah seorang tamu tiba-tiba berkata, "Pangeran
Kui-ong, kenapa anak buahmu tidak segera
707 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menjalankan perintahmu" Apakah anak buahmu
tahu kalau perintahmu itu cuma basa-basi?"
"Siapa kau, orang tua, sehingga berani bicara
begitu kepadaku?" tanya Pangeran Kui-ong kasar.
Dalam bingungnya, ia lupa untuk bersikap
mengambil simpati. Orang tua itu berjubah biru laut, usianya
hampir tujuh puluh tahun namun kulit wajahnya
masih kemerah-merahan, matanya tajam, pundaknya tegap dan pinggangnya tetap ramping.
Sahutnya kepada Pangeran Kui-ong, "Namaku Lam
Peng-hi. Cuma seorang guru silat kecil-kecilan di
Lam-khia ini." Begitulah ia pura-pura merendahkan diri,
padahal sekolah silatnya yang diberi nama Tiatciang Bu-siao (Sekolah Silat Telapak Besi) itu
adalah sekolah silat terbesar di Lam-khia, banyak
murid-muridnya yang berhasil menduduki jabatan-jabatan tinggi di dalam pasukan
pemerintah di Lam-khia dan sekitarnya, sehingga
Lam Peng-hi amat berpengaruh di Lam-khia itu.
Itu yang diketahui umum, tetapi hanya
segelintir orang tahu bahwa Lam Peng-hi terlibat
708 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
secara sadar dalam "sandiwara besar" yang sedang
digelar Pangeran Hok-ong.
Pangeran Kui-ong masih coba mengendalikan
emosinya, agar tidak merugikan dirinya. "Maaf,
Tuan Lam, bukannya orang-orangku tidak
menuruti perintahku, melainkan mereka tiba-tiba
kehilangan tenaganya setelah minum arak itu.
Entah arak itu diberi racun apa."
Yang diucapkan Pangeran Kui-ong itu suatu
fakta, tetapi terdengar menggelikan dan
mengada-ada. Dan itu memang dikehendaki
terjadi dalam "sandiwara besar" itu. Lam Peng-hi
tertawa terbahak sambil berkata, "Aneh, arak
yang kita minum sama semua, tetapi kenapa yang
kuminum tidak mengakibatkan apa-apa" Kalau
begitu, biarlah aku yang akan mencoba tulangtulang keroposku ini untuk membantu Helian
Cong-peng menanggulangi para pengacau!"
Lalu Lam Peng-hi pun melangkah gagah ke


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tengah arena. Perbantahan pendek itu menimbulkan kesan
bahwa Pangeran Kui-ong kurang menggubris
keselamatan orang lain dan hanya mementingkan
709 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keselamatan diri sendiri, menahan pengawalpengawalnya agar tetap di dekatnya.
Sementara itu, Si Walet Hitam Nyo Tiang-le
dengan congkak berkata kepada Helian Kong, "He,
perwira keroco, minggirlah kau sebab aku hanya
ingin Si Hok-ong itu."
"Siapa menyuruhmu?" tanya Helian Kong,
meski hampir pasti bahwa yang ditanya takkan
menjawabnya. Jawab Nyo Tiang-le, "Kami bertindak hanya
berdasar setia kawan terhadap teman-teman kami
yang dibunuh dan ditangkap Hok-ong!"
Helian Kong tertawa, "Setia-kawan" Lucu
benar kata-kata itu keluar dari mulut manusia
bayaran macam kau. Setia kawan, atau karena
diberi uang emas di terowongan air itu?"
Nyo Tiang-le terkejut sebentar, tetapi lalu
tertawa, "Tidak aneh kalau begundal-begundal
Hok-ong juga bisa menyusup ke antara kami dan
mengetahui yang terjadi di tempat itu. Waktu itu
kami juga menangkap seorang begundal, seorang
imam bertubuh pendek. Tetapi pasti ada
begundal lain yang tidak kami ketahui. Yang
710 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
penting, malam ini kami harus berhasil
membunuh Hok-ong!" "Aku akan menghalangimu!" kata Helian Kong
singkat. "Aku juga!" sambung Lam Peng-hi si jago tua.
Nyo Tiang-le tertawa dingin, "Kalau nama
Lam Peng-hi si guru silat kelas kambing memang
pernah kudengar, tetapi kau, prajurit kecil, kau
kira siapa dirimu sehingga kau bisa menghalangi
aku?" "Aku pernah mengalahkanmu, waktu aku
menyamar sebagai Jenderal The Ci-liong," sahut
Helian Kong kalem. "Dan malam ini kau akan
mengalaminya untuk kedua kalinya."
Nyo Tiang-le kaget, sekarang ia tidak berani
cengengesan lagi. Kegagalannya membunuh
"Jenderal The Ci-liong" dulu masih membuatnya
penasaran sampai detik ini, siapa tokoh yang
menyamar sebagai The Ci-liong itu" Yang begitu
hebat sehingga ia hampir-hampir tak berhasil
menyelamatkan diri" "Be..... benarkah kau..... or..... orangnya?"
Helian Kong tersenyum. "Ya. Kalau mau
kabur masih ada kesempatan."
711 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sebagai tokoh jalan hitam yang punya nama
besar, sudah tentu Nyo Tiang-le tidak sudi
dilecehkan di depan begitu banyak orang.
Langsung ia mengeluarkan senjatanya, seutas
rantai panjang, di kedua ujungnya ada bandulan
besinya sebesar jeruk. Dengan kedua tangannya ia
memutar-mutar kedua ujung rantai itu, sehingga
berdesing-desing hebat. Kepada kawan-kawannya yang berhasil
menerobos masuk ke ruangan itu, ia memerintah,
"Habiskan semua orang di sini, kecuali Pangeran
Kui-ong!" Itulah perkataan yang sangat merugikan
Pangeran Kui-ong! Menimbulkan kesan seolah-olah
Pangeran Kui-ong bersekutu dengan para
pembunuh bayaran itu, sehingga dikecualikan
untuk tidak dibunuh. Pangeran Kui-ong tentu saja amat gusar,
teriaknya dari tepi arena, "Hei, bangsat, siapa
mengharap belas kasihanmu" Siapa menyuruhmu
mengucapkan hal itu di depan orang banyak ini?"
Sesungguhnya Nyo Tiang-le sendiri tidak tahu
kenapa Pangeran Kui-ong harus dikecualikan, ia
hanya diperintah demikian oleh pihak yang
712 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membayarnya, dan sekarang ia mengucapkannya
di depan banyak orang. Tak peduli merugikan
Pangeran Kui-ong, ia cuma menjalankan "pesanan"
karena sudah dibayar. Sementara Pangeran Kong-ong yang mulutnya
jahil itu sekarang bersuara pula, "Wah, kalau
demikian rasanya tidak sulit untuk menebak siapa
yang mendalangi penyerangan ini."
Itulah yang diharapkan Pangeran Hok-ong,
tetapi dengan sikap prihatin ia pura-pura
melerai keponakan-keponakannya, "Keponakankeponakanku, jangan saling tuduh! Kita sedang
membutuhkan persatuan. Sabarlah, berkepala
dinginlah....." Sikap amat bijaksana itu kembali menimbulkan simpati banyak orang. Sementara
Pangeran Kui-ong yang canggung bukan kepalang,
tak tahu harus bersikap bagaimana. Bahkan ingin
menyuruh orang-orangnya untuk ikut bertempur
pun, ternyata orang-orangnya sudah kehilangan
tenaga secara aneh. Ia disudutkan, tetapi tidak
tahu bagaimana harus membantahnya, tidak bisa
mengajukan apa buktinya, setiap kata-katanya
terdengar mengada-ada di kuping orang lain.
713 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Akhirnya Pangeran Kui-ong cuma bisa
mengutuk dalam hati, "Bhe Ting-lai keparat,
goblok, gentong nasi, kemana kau menghilang
selama ini, bangsat" Kenapa rencana sejahat ini
sampai tidak kau laporkan kepadaku?"
Sementara itu Nyo Tiang-le sudah mulai
bertindak, bandring kirinya tiba-tiba meluncur
lurus ke wajah Helian Kong dengan gerak Liuseng-kan-goat (Bintang Meluncur
Mengejar Rembulan). Helian Kong menunduk sambil meluncur
maju, merapatkan jarak. Tetapi Nyo Tiang-le sudah menggeser
tempat, bandring kanan yang gagal itu
disentakkan mundur lalu bandring kiri menimpa
dari atas ke punggung Helian Kong.
Sepasang tangan Nyo Tiang-le itu benarbenar hidup dan amat terlatih, seolah-olah dua
tangan memiliki pikiran sendiri-sendiri tetapi
mampu bekerja sama dengan baik. Kalau yang
satu menarik serangan, yang lain meluncurkan
serangan. Yang satu menjebak, yang lain
menyerang sungguhan. Yang satu menjerat, yang
lain membandring. Bergantian secara tangkas.
714 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Rantai panjang tidak membuatnya repot atau
rantainya jadi saling berbelit.
Helian Kong yang sedang merunduk maju itu
pun cepat menjatuhkan dirinya terlentang,
menyongsong bandring yang dari atas itu dengan
sabetan pedang Tiat-eng Po-kiamnya.
Terdengar suara berdering lunak, tahu-tahu
bola bandringan itu sudah terlepas dari rantainya
dan terpental ke atas. Helian Kong melompat bangkit kembali
dengan gerak Le-hi-tah-teng (Ikan Lele Melejit).
Lalu sambil tertawa ia berkata, "Maaf, sobat yang
bergelar Si Walet Hitam. Prajurit kecil tak berarti
ini tadi lupa memperingatkanmu, bahwa pedang
yang kupakai adalah pedang pusaka yang amat
tajam." Wajah Nyo Tiang-le berubah-ubah, sebab
ujung kiri rantainya sudah putus, tak berbola besi
lagi. Tetapi ia pun tidak sudi tertangkap, ia akan
disiksa dan ditanyai siapa yang menyuruh,
padahal ia sendiri tidak tahu pasti siapa. Ia hanya
menduga, mungkin Pangeran Kui-ong.
Sementara Pangeran Kui-ong sendiri dari luar
gelanggang berteriak, "Bagus, Helian Cong-peng!
715 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tangkap dia hidup-hidup, paksa dia mengaku
siapa yang menyuruh dia bersikap dan berkatakata yang menimbulkan kesan aku yang menyuruh
mereka!" Nyo Tiang-le ternyata masih ingin melawan.
Sesuai dengan gelarnya sebagai Hek-yan-cu,
kemahiran ilmu meringankan tubuhnya luar biasa.
Tubuhnya tiba-tiba mencelat ringan, lalu
bandringnya yang tinggal satu itu pun bagaikan
menderu memenuhi gelanggang, mengepung
sekujur tubuh Helian Kong dari segala arah.
Helian Kong pun mengimbangi gerak
cepatnya. Namun ia tidak mau didikte lawannya,
ia tidak mau ikut bergerak dalam irama gerak
lawannya, melainkan menuruti iramanya sendiri.
Helian Kong tidak banyak berlompatan, tetapi
banyak berdiri teguh dengan sekali-sekali
menggeser langkah. Sekokoh gunung, pedangnya
seperti siap menyambut dari manapun arah
bandringan lawannya. Apabila Helian Kong balas menyerang, maka
dia pun seakan melejit terbang, sehingga
bayangan tubuhnya serta pedangnya lebih
memenuhi arena dibandingkan bayangan tubuh
716 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Nyo Tiang-le dan bandringannya. Maka keduanya
seperti sepasang burung elang yang berlaga dan
saling sambar di udara. Orang-orang di sekeliling gelanggang benarbenar mendapat tontonan menarik. Tak jarang
penonton-penonton itu berdecak kagum bersamasama apabila salah satu atau kedua petarung itu
melakukan gerakan-gerakan yang hebat.
Lam Peng-hi si pendekar tua di Lam-khia,
diam-diam kagum juga, terutama kepada Helian
Kong. Para bandit lainnya nampaknya menjadi
bimbang melihat rekan mereka, Nyo Tiang-le,
tahu-tahu ketemu lawan hebat yang tak dapat
diatasinya. Ternyata isi ruangan itu "tidak
seempuk" seperti yang dikatakan oleh pemberi
kepingan-kepingan emas itu.
Lam Peng-hi kemudian mulai gatal tangan,
suaranya mengguntur ke arah bandit-bandit lain
yang berhasil menerobos masuk itu, "He, sampahsampah jalanan, kalian susah-susah menerobos
kemari bukan cuma untuk menonton teman kalian
berkelahi, bukan" Ayolah, lanjutkan niat kalian!
Hadapi si tua ini!" 717 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Terdengar suara berdering lunak, tahu-tahu bola bandringan
itu sudah terlepas dari rantainya dan terpental ke atas.
718 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Seorang bandit bertubuh besar tetapi
kepalanya kecil dan lancip, rupanya ingin
menjajal Lam Peng-hi. Ia bersenjata toya yang
disebut Ce-bi-kun (Toya Setinggi Alis) yang
terbuat dari tembaga kuning.
"Tua bangka, biarpun namamu disegani di
Lam-khia, tetapi jangan jadi katak di bawah
tempurung. Perlu kau belajar kenal kekuatankekuatan di luar tempurungmu yang sempit itu!"
katanya sambil menjinjing senjatanya ke arah
Lam Peng-hi. Lam Peng-hi mengelus jenggot putihnya
sambil tertawa, "Dengan senang hati mohon kau
mengajar aku tentang 'kekuatan-kekuatan di luar
tempurung' yang kau katakan tadi, Sobat."
Si Kepala Kecil tertawa, "Kau bukan saja
akan kubuat keluar dari tempurung kepicikanmu,
bahkan keluar dari dunia ini ke dunia arwah."
Lam Peng-hi merah padam wajahnya, sebagai
tokoh yang biasa dihormati di Lam-khia,
perkataan itu menyinggung juga.
Si Kepala Kecil itu pun tanpa sungkansungkan segera mengayun toya perunggunya, tak
peduli lawannya tidak bersenjata. Caranya yang
719 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
buas dan tak kenal aturan itu menunjukkan kalau
ia memang orang jalan hitam sampai ke tulang
sumsumnya. Lam Peng-hi sudah lanjut usianya, tidak
mungkin melakukan gerak serba cepat seperti
Helian Kong dan Nyo Tiang-le. Namun dia pun
ingin memamerkan sesuatu yang dibanggakannya,
yaitu kekuatan telapak tangannya. Maka toya
perunggu lawannya itu tidak dihindarinya
melainkan ditangkisnya dengan tamparan telapak
tangan, meski tidak langsung melainkan
menyamping.

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Toya itu oleng, tetapi Si Kepala Kecil dengan
tangkas menyodokkan ujung lain dari toyanya ke
pinggang Lam Peng-hi sambil berseru, "Lumayan
juga kau, Pak Tua! Nih, berikutnya!"
Kedua orang itu pun bergebrak, memang
tidak seramai antara Helian Kong dan Nyo Tiangle, tetapi hebat juga.
Sementara itu, bandit-bandit lainnya telah
bertarung dengan orang-orang yang mampu
bertarung di ruangan itu. Li Teng-kok bersama
dua orarg rekannya, Gai Leng-ki dan Lau Bun-siu,
harus bertiga melawan seorang pemuda berwajah
720 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pucat bersenjata sepasang pedang pendek. Li
Teng-kok bertiga ditambah Sun Ko-bong yang
tetap di Se-cuan bersama Jenderal Thio Hiantiong, dijuluki "empat macan" tapi dalam hal
memimpin pasukan di medan laga, bukan karena
ketrampilan pertempuran perseorangan. Maka
sekarang biarpun tiga dari "empat macan" sudah
menggabungkan tenaganya, mereka tetap tidak
bisa mengatasi lawan mereka yang hanya satu itu.
Nampaknya, keadaan di pihak Pangeran Hokong benar-benar kritis.
Bukan hanya di dalam ruangan itu, melainkan
di luar ruangan juga. Pengawal istana Pangeran
Hok-ong lebih banyak, namun penyerbu-penyerbu
itu jauh lebih ganas. Sudah belasan korban jatuh
di pihak pengawal istana. Para penyerbu juga
sudah berhasil menyalakan beberapa bangunan
menjadi api unggun raksasa yang menerangi
malam. Saat pengawal istana dalam keadaan makin
sulit, tiba-tiba di tengah-tengah arena itu
bermunculan beberapa sosok tubuh ringan dengan
kain kedok di wajah mereka. Semula para
pengawal menyangka mereka adalah kawanan
721 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bandit pula, dan hampir menyerang orang-orang
berkedok itu. Tetapi orang-orang berkedok itu
malahan melabrak ke kawanan bandit. Jumlah
orang-orang berkedok itu hanya enam atau tujuh
orang, namun merupakan bantuan berharga buat
para pengawal. Jiat-so (Si Tali Maut) Duan Po tengah
mengganas dengan tali hitamnya. Dalam
pertempuran yang ribut itu, ia tidak kebingungan
memainkan tali hitamnya. Setiap kali talinya
berhasil menjerat leher seorang pengawal puri,
lalu tubuh itu ditarik dan dimain-mainkan di
udara bagaikan layang-layang saja sampai mati
kehabisan napas, baru dilepas. Caranya melepas
juga tidak usah dengan tangan, melainkan cukup
menggetarkan talinya maka jeratan di ujung sana
mengendor dan jatuhlah "layang-layang manusia".
Nampak sekali bahwa Duan Po melakukan
pekerjaannya itu tidak sekedar karena upah,
melainkan benar-benar dijadikan permainan yang
mengasyikkan. Terbukti ia melakukannya sambil
tertawa-tawa senang, benar-benar tak ubahnya
anak-anak bermain layang-layang.
722 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Para pengawal di istana Pangeran Hok-ong
merasa ngeri terhadap orang ini. Para pengawal
mencoba menjauhinya, tetapi tali maut Duan Po
yang panjangnya belasan meter itu bisa
memungut leher siapa saja, tanpa suara, tahutahu leher korbannya terjerat begitu saja lalu
"dijadikan layang-layang" sebelum dihempaskan
mampus. Dalam suasana hiruk-pikuk mengawasi
musuh di segala penjuru, sungguh sulit menjaga
datangnya serangan tali maut itu, apalagi talinya
pun berwarna hitam, sewarna dengar warna
malam. Sampai keasyikan Duan Po terganggu. Suatu
kali ia berhasil menjerat leher seorang pengawal,
lalu "diterbangkan"nya pengawal itu. Tetapi tibatiba ada sesosok tubuh dengan sepasang golok liuyap-to (golok daun liu - golok tipis), memutuskan
talinya di tengah udara. Korban Duan Po jatuh, megap-megap
sebentar karena di lehernya masih ada tali yang
melingkar ketat, namun kemudian berhasil
melepaskannya. Sedang Duan Po menjadi gusar, menatap
orang yang mengganggu keasyikannya itu.
723 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Siapa kau" Belum kenal aku?"
Pengusik tadi tertawa, "Tentu saja kenal.
Siapa tidak kenal Si Tali Maut Duan Po"
Permainanmu tadi hebat, tapi kejam. Makanya
kuhentikan." "Siapa kau?" "Namaku Toan Ai-liong. Julukanku kebetulan
sama dengan namaku, Ai-liong (Naga Kerdil)."
Duan Po melihat tubuh lawannya itu memang
pendek dan kecil, namun nama dan julukan yang
diperkenalkan itu membuat Duan Po berwaspada.
Nama itu tidak kalah tenar dengan namanya
sendiri. "Tuan Ai-liong, kalau tidak salah kau pernah
berada juga di terowongan air itu juga bukan?"
"Betul. Waktu Pangeran Hok-ong mengadakan
pembersihan orang-orang bersenjata dari jalananjalanan di Lam-khia, aku pun ikut dikejar-kejar
dan terpaksa bersembunyi di terowongan air itu."
"Kenapa sekarang kau malah jadi begundalnya Hok-ong?"
"Aku tidak menghamba siapa pun, kecuali
keselamatan tanah leluhur ini. Kau pun bisa
724 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berbuat sama denganku, kalau kau tinggalkan
gelanggang ini dan ajak pergi teman-temanmu...."
Duan Po tertawa, "Aku tidak mau sok
patriotik. Aku jujur saja bahwa aku tidak peduli
keselamatan tanah leluhur segala, pokoknya aku
dapat uang, lain perkara boleh kukesampingkan."
Darah Toan Ai-liong mendidih melihat sikap
macam itu, ia gesekkan sepasang golok tipisnya
sambil menggeram, "Kalau begitu, harus
kumusnahkan manusia tak bertanggung-jawab
sepertimu dari muka bumi!"
Sahut Duan Po sambil tertawa, "Jangan
terlalu yakin. Bisa-bisa malah kau yang mampus
dijerat Tali Mautku!"
Kata-kata Duan Po terputus karena Toan Ailiong sudah menubruk maju dengan sepasang
golok tipisnya menebas sejajar. Toan Ai-liong
berharap suatu pertempuran jarak dekat, di mana
ia menyangka tali panjang dan hitam Duan Po
akan kehilangan sebagian besar daya gunanya
dalam pertempuran rapat demikian.
Ternyata Duan Po juga gesit serta terampil
menggunakan tali hitamnya dalam pertarungan
jarak pendek. Tali itu dilipat-lipat sehingga
725 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pendek, dan dimainkan dengan baik. Kadang
disabetkan sebagai cambuk, kadang dipegangi dua
ujungnya untuk mencoba "mengalungkan"nya ke
leher, menjerat, dan sebagainya. Tipu-tipunya
ternyata cukup beraneka-ragam.
Orang-orang berkedok yang baru datang itu
memang adalah sisa-sisa kaum Pelangi Kuning.
Kali ini mereka meIupakan permusuhan dengan
dinasti Beng dan membantu Pangeran Hok-ong
mengamankan purinya. Mereka berbuat demikian
tak lain karena merasa prihatin akan keselamatan
negeri. Mereka menghadang pihak penyerbu, terutama menghadapi bandit-bandit yang kelihatan cukup kuat. Para pengawal istana
segera tahu bahwa orang-orang berkedok itu
adalah kawan, bukannya lawan.
Kemudian ternyata pihak penyerbu tidak
dapat lagi berbuat sesuka hati. Pertama mereka
memang mampu membuat kejutan dan membuat
para pengawal keteteran, bahkan para penyerbu
sempat menimbulkan kebakaran di beberapa
tempat. Tetapi setelah para pengawal hilang
kagetnya dan perlawanan mereka mulai mapan,
726 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ditambah munculnya orang-orang Pelangi Kuning
yang bertempur di pihak pengawal istana, para
penyerbu pun akhirnya kehilangan gerak maju
serangannya. Keadaan bertambah gawat bagi para
penyerbu, ketika para pengawal istana berhasil
menghubungi tangsi prajurit terdekat untuk minta
bantuan. Seribu prajurit segera dikirimkan dari
tangsi itu, ada regu pembawa senjata api pula.
Maka pihak penyerbu pun segera menghadapi titik
balik serangannya. Waktu senjata-senjata api mulai "bernyanyi"
maka banyak diantara bandit-bandit itu pun mulai
bertumbangan ditembus peluru.
Toan Ai-liong dan kawan-kawannya agaknya
sadar bahwa kehadiran mereka tidak diperlukan
lagi di situ. Dengan isyarat-isyarat rahasia,
mereka menarik diri dari gelanggang.
Regu senjata api dari tangsi hampir saja
menembak mereka karena melihat pakaian
mereka dan kedok-kedok di muka mereka,
menyangka mereka pun termasuk kawanan
pengacau. Untung pengawal-pengawal puri
727 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memberitahu para prajurit bahwa mereka bukan
musuh. Sementara itu, di dalam ruangan, Nyo Tiangle semakin jatuh di bawah tekanan Helian Kong.
Selain kemampuannya yang jelas di bawah Helian
Kong, juga karena semangatnya mulai merosot
setelah mendengar dentuman-dentuman senjata
api di luar. Sambil bertempur melawan Helian Kong, Nyo
Tiang-le diam-diam mengutuk Ang Tiok-lim dalam
hatinya, "Terkutuklah Ang Tiok-lim bersama
nenek-moyangnya delapan belas generasi. Dia
memberi keterangan yang salah tentang kekuatan
di puri ini. Katanya dengan mudah akan bisa kami
habisi orang-orangnya lalu kami rampok hartanya.
Katanya juga tidak perlu takut karena para
prajurit sudah dikembalikan ke luar kota.
Ternyata omongannya tidak sesuai kenyataan,
dan sekarang malah batang hidungnya sendiri
tidak kelihatan." Nyo Tiang-le juga sadar kalau dirinya tidak
cepat-cepat kabur, maka ia pun akan ditinggalkan
sendirian oleh teman-temannya. Kelompok
penyerbu itu adalah kumpulan orang-orang mata
728 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
duitan semuanya, tak ada rasa setia-kawan satu
sama lain apabila kesulitan menghadang. Kalau
"setia kawan" dalam keberhasilan memang
mungkin saja, tetapi begiti kesulitan tiba masingmasing akan mementingkan diri sendiri bahkan
kalau perlu mengorbankan teman sendiri.
Nyo Tiang-le sadari itu. Ia ingin kabur lebih
dulu, mendahului teman-temannya. Sulitnya,
Helian Kong terus menekan dengan rapat. Pedang
Tiat-eng Po-kiam bahkan sudah memotong
bandringan di ujung rantai yang satu lagi,
kemudian memotong rantainya sekalian hingga
senjata kebanggaan Nyo Tiang-le itu jadi benda
rongsokan yang tak ada gunanya lagi.
Nyo Tiang-le menggeram campur putus-asa.
Keunggulannya yang dibanggakan di kalangan
rimba-hijau, yaitu dalam hal meringankan tubuh,
ternyata juga tidak berarti di hadapan Helian
Kong. Helian Kong mampu menyamai lompatanlompatan panjangnya, bahkan melebihinya dan
sering menghadangnya. Si Walet Hitam ini kemudian membuang
rantainya, lalu menghunus dua lembing pendek
dari belakang pundaknya. Senjata-senjata itu
729 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
biasanya untuk dilontar-lontarkan, tetapi dalam
keadaan terjepit ia bisa juga memainkannya
bagaikan memainkan siang-khek (sepasang
tombak pendek). Helian Kong agaknya jemu terhadap orangorang macam Nyo Tiang-le ini. Orang-orang yang
sanggup melakukan apa saja asal dibayar. Selagi


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang lain berprihatin akan nasib negeri, orangorang macam Nyo Tiang-le malah mempergunakan
kesempatan untuk memperkaya diri sendiri, tak
peduli apa pun akibatnya bagi tanah airnya.
Karena rasa jemu itulah maka Helian Kong
bertekad menghabisi saja manusia macam ini.
Jantung Nyo Tiang-le bagaikan rontok ketika
mendengar di luar ruangan terdengar letusan
senapan lagi, dan jerit kematian. Entah berapa
lagi teman-temannya yang tubuhnya ditembus
kelereng logam panas yang terluncur dari
moncong bedil. Nyali Nyo Tiang-le makin berantakan ketika
tahu di bagian lain dari gelanggang dalam ruangan
itu, beberapa bandit yang tadi masuk ruangan itu
bersamanya, satu persatu ditangkap atau dibunuh
oleh pengawal Pangeran Hok-ong yang dibantu
730 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pengawal Jenderal The dan jenderal-jenderal
lainnya. Lalu raksasa berkepala kecil yang bertoya
perunggu itu pun agaknya sulit mengimbangi
kegagahan si jago tua Lam Peng-hi yang
bertangan kosong. Hantaman-hantaman toya perunggu yang bisa
menjebol tembok tebal itu, ternyata hanya
ditepis dengan telapak tangan kosong Lam Penghi saja. Rupanya Lam Peng-hi menggunakan
kesempatan itu untuk sekalian "mengiklankan"
sekolah silatnya yang bermerek Tiat-ciang Bu-siao
(Sekolah Silat Telapak Besi) agar makin banyak
muridnya dan..... makin banyak pula uang masuk.
Si raksasa berkepala kecil itu makin kalap,
juga putus asa melihat kawan-kawannya
tertangkap atau terbunuh, sementara untuk lari
dari situ juga harapannya kecil. Ia meluapkan
keputus-asaannya itu dengan serangan-serangan
tak terkendali, disertai teriakan-teriakan katakata kotor yang membuat telinga bising.
Beberapa perabotan meja dan kursi di ruang
itu hancur kena toya perunggunya, patahan meja
kursi berhamburan siap melukai siapa saja yang
731 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dikenai. Penonton di tepi arena pun minggir
sampai merapat tembok, takut kena gebukan
nyasar. Lam Peng-hi merasa mendapat kesempatan
untuk tampil sebagai pahlawan penyelamat.
Tingkah laku lawannya kebetulan mirip siluman
jahat dalam dongeng, maka di mana ada siluman
jahat, di situ akan muncul dewa kebajikan yang
sakti sebagai tandingannya.
Bentak Lam Peng-hi gagah, "Orang jahat,
cukup sampai di sini kau menakutkan orang-orang
tak berdosa!" Kemudian di tengah-tengah hujan gebukan
toya perunggu, Lam Peng-hi justru menerobos
maju, sepasang telapak tangan besinya melakukan banyak gerakan seperti menyodok,
menebas, menepis, menusuk dengan ujung jari.
Lengannya yang hanya sepasang seakan berubah
jadi beberapa pasang karena bayangannya, lengan
bajunya yang berwarna biru laut itu berkibaran
seperti dewa sedang terbang di langit. Ia benarbenar tampil mempesona, sehingga beberapa
orang di antara penonton tak terasa bertepuk
tangan, lupa sejenak akan gawatnya keadaan.
732 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sebetulnya Lam Peng-hi merasa telapak
tangannya agak sakit juga karena sekian puluh
kali diadu dengan toya perunggu, tetapi sang
dewa kebajikan sudah tentu akan berkurang
keanggunannya kalau cengar-cengir kesakitan,
makanya Lam Peng-hi tidak menunjukkan rasa
sakitnya itu, melainkan dengan gagah terus
melabrak maju. Beberapa kali Si raksasa berkepala kecil itu
toyanya kena ditepis pergi. Ia tambah kewalahan,
Lam Peng-hi makin dekat dan toya perunggu
makin kehilangan ruang geraknya.
Sampai suatu kali telapak tangan Lam Penghi berhasil menyelonong mendarat di rusuk Si
Kepala Kecil. Si Kepala Kecil sempoyongan
mundur sambil menggelogokkan darah dari
mulutnya. Toya perunggunya terlepas jatuh.
Lam Peng-hi tidak memberi ampun, ia
mendesak maju sambil membentak garang, "Hari
ini kubasmi satu sampah masyarakat, demi
keamanan umum!" Lalu kedua telapak tangannya menepuk
berbareng ke arah kuping lawannya. Lawannya
langsung berputar-putar seperti ayam disembelih
733 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan kuping mengalirkan darah, isi batok
kepalanya guncang berantakan. Lalu roboh tak
bergerak-gerak lagi. Nyo Tiang-le tahu apa yang terjadi di
sekitarnya, meskipun tak sempat memperhatikannya. Ia semakin panik. Sepasang
lembing pendeknya dapat ditebas putus oleh
pedang Helian Kong. Sebelum ia mengambil lagi
dari belakang punggungnya, ujung pedang Helian
Kong menyusup ke jantungnya dan mengakhiri
riwayat pembunuh bayaran terkenal itu.
Sementara itu, pengawal puri dibantu
pasukan yang datang dari tangsi pun akhirnya
berhasil menguasai keadaan sepenuhnya. Korban
jiwa di kedua pihak cukup banyak, yang luka-luka
lebih banyak lagi. Pangeran Hok-ong sebagai tuan rumah,
menunjukkan kegusarannya,
dan memberi perintah kepada Ma I-thian, "Periksa orang-orang
itu. Selidiki siapa yang menyuruh mereka!"
Waktu itu, Pangeran Kui-ong sudah tidak
tenteram perasaannya. Ia tidak menyuruh orangorang itu, namun ia merasakan adanya suatu
rencana rahasia yang tersusun rapi untuk
734 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memojokkannya, tanpa pihaknya sendiri mampu
memberi bantahan yang meyakinkan. Rasarasanya,
acara-acara berikutnya sudah membuatnya tidak tertarik lagi. Tetapi kalau ia
meninggalkan ruang pertemuan sekarang, ia akan
makin dicurigai dan akan makin disudutkan oleh si
pembuat rencana rahasia itu.
Ma I-thian sudah bergerak hendak melaksanakan perintah junjungannya itu, tetapi
Lam Peng-hi yang sedang jadi pusat perhatian di
samping Helian Kong, berkata dengan suaranya
yang menggeledek biarpun tidak berteriak,
"Pangeran, rasanya tidak perlu merepotkan
Komandan Ma. Rasanya kita bisa menyimpulkan
siapa yang mendalangi tindakan keji ini!"
Pangeran Hok-ong masih berpura-pura
bijaksana, "Tuan Lam, harap jangan mengambil
kesimpulan secara gegabah. Kita sedang mencoba
menggalang persatuan demi keselamatan tanah
air. Jangan sampai persatuan ini retak kembali."
Lam Peng-hi memainkan peranannya dengan
baik. "Tidak, Pangeran. Hamba tidak menuduh
dengan gegabah, hamba tarik kesimpulan dari
kenyataan-kenyataan yang bisa dilihat banyak
735 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
orang di sini. Kenyataan yang bukan hanya rekarekaan atau prasangka hamba pribadi."
Pangeran Hok-ong menarik napas, "Sudahlah.
Yang penting, semua yang berkumpul di sini
selamat. Serangan orang jahat itu bisa dikatakan
gagal total." Lam Peng-hi geleng-geleng kepala. "Tidak,
Panji Sakti ( Jit Goat Seng Sim Ki) 10 Cinta Itu Tidak Merah Jambu Karya Nasi Tim Jo Anak Gelandangan 2

Cari Blog Ini