Ceritasilat Novel Online

Birunya Skandal 1

Birunya Skandal Karya Mira W Bagian 1


LEMBAR PEMBUKA KETIKA pertama kali aku menginjakkan kakiku
birunya skandal FINAL.indd 9
di Yellowstone, hutan pinus di atas hamparan
rumput bagai permadani hijau yang terbentang
sejauh mata memandang. Bukit karang yang terjal,
yang disepuh warna kuning kecokelatan akibat
besi yang teroksidasi menyaput batu karang
vulkanik, menjulang di kanan-kiri jalan yang
kulalui. Sementara sungai yang bening kebiruan
ber?kelak-kelok di bawah sana, gemuruh airnya
seakan-akan desah permohonan agar dibiarkan
lewat di antara kemegahan bukit karang yang
men?julang perkasa menantang birunya langit.
Seperti belum cukup memamerkan keindahan
panoramanya, Sungai Yellowstone membiarkan
airnya meluncur jauh ke bawah, membentuk air
terjun yang tercurah begitu mengagumkan, bagai
jilatan kilauan putih yang berpendar di antara
birunya skandal FINAL.indd 10
besutan kuning kecokelatan batu karang Grand
Canyon of Yellowstone. Ketika aku tiba di Mammoth Country yang
ter?kenal berkat Mammoth Hot Spring-nya, di
mana hot spring, fumarol, dan mudpot bertebaran
me?manjakan mata, cuaca masih demikian cerah,
walau dingin mulai mengusik tulang.
Tetapi sebenarnya bukan hawa dingin itu yang
mem?buat sekujur tubuhku bagai mem?beku. Bukan
keindahan panorama Yellowstone yang membuat
dadaku berdebar. Bukan se?ekor bison yang se?dang
asyik merumput di hala?man hotel yang mem?buat
jantungku ber?detak kencang.
Sosok yang tegak di depan mataku itulah yang
mem?buat bumi di bawah kakiku seakan berhenti
ber?putar. Dia tampil begitu asing. Jauh dari ba?
yang?an yang terlukis di benakku. Tidak mirip de?
ngan foto di sakuku. Tetapi seperti apa pun wujudnya, aku yakin,
dia?lah sosok yang kucari. Figur yang kudamba?kan.
Se?umur hidupku. Bab I birunya skandal FINAL.indd 11
AKSUDMU, gadis yang di hidungnya ada
antingnya itu?" keluh Astri sambil meng?ge?leng-ge?
lengkan kepalanya. "Dia tidak bisa mem??bedakan
hidung dari telinga?"
Anggada mengulum senyum. "Itu namanya mode, Ma," sahutnya santai. "Dan
mode tergantung dari tahun berapa Ma?ma dilahir?
kan." "Masa bodoh dengan segala macam mode," ge?
r? utu Astri berlagak jengkel. "Kalau setiap kali me?
lihat hidungnya Mama merasa ngilu, apa dia bisa
jadi menantu Mama?" "Loh, siapa yang ngomong dia bakal jadi mantu
Mama?" Angga menahan tawa.
"Maksudmu, yang ini juga bakal jadi kor?ban?mu
yang kesekian? Masuk deretan ko?leksi?mu?" Astri
meng?hela napas panjang. "Angga, Angga, sampai
kapan kamu baru mau serius pacaran?"
birunya skandal FINAL.indd 12
"Kata siapa Angga nggak serius, Ma?"
"Apa gunanya serius kalau cuma pada permula?
an?nya saja?" "Kalau belum ketemu yang cocok, masih boleh
tukar tambah kan, Ma?"
"Mama rasa kamu cuma belum berani mem??
buat komitmen. Karena itu kamu masih ber?gantiganti pacar."
"Itu gunanya pacaran kan, Ma? Kalau sudah
kawin, nggak boleh berganti-ganti istri, kan?"
"Sudahlah, diam! Dokter Kartika sudah datang
tuh! Nanti dia bingung kenapa tekanan darah
Mama mendadak naik!"
"Itu dokternya?" Angga melayangkan pan?dang?
an??nya kepada seorang wanita yang sedang me?lang?
kah anggun dalam balutan jas dokter?nya yang
pu?tih bersih. "Mmm nggak jelek."
"Nggak jelek?" bisik Astri sambil membe?la?laki
pu?tra?nya. "Segitu kurang cantik?"
"Makanya Angga bilang kan nggak jelek, Ma."
Angga menatap lekat-lekat wanita yang se?dang
meng?hampiri mereka. "Tujuh minus lah."
"Hus!" Astri menepuk paha anaknya dengan
ge??mas menyuruh diam. Tepat pada saat dokter wanita itu lewat di de?
pan mereka sambil melempar senyum mem?balas
sapaan Astri. Tetapi Dokter Kartika memang bukan hanya
birunya skandal FINAL.indd 13
ain ter?senyum pada Astri. Dia tersenyum kepada se?
mua pasien yang sedang menunggu di depan ka?
mar prakteknya. Beberapa pasien malah disapa?nya
de?ngan ramah. Dan pasien-pasiennya berebut
mem?balas sapaannya, seolah-olah mereka disapa
se?orang dewi. "Dokter Kartika bukan cuma pintar," kata Astri
setelah dokter wanita itu masuk ke kamar prak?tek?
nya. "Dia ramah. Dan tidak pernah membedakan
pasien." "Masa dia tidak bisa membedakan pasiennya
le??laki atau perempuan, Ma? Tua atau muda? Jelek
apa cakep?" "Maksud Mama dia tidak pernah membedakan
pa??siennya kaya atau miskin!"
"Mama tahu dari mana?" goda Angga, sengaja
m?enambah kesal ibunya. "Mama kan tidak pernah
minta surat OTM?" "Pasien-pasiennya yang bilang begitu! Dia ra?
mah kepada semua pasiennya. Tidak peduli me?
reka kaya atau miskin. Bayar atau tidak. Pokok?nya
sikapnya sama. Pemeriksaannya sama. Obat?nya
juga sama. Katanya dia malah pernah me?ne?gur
ba?gian pendaftaran rumah sakit yang menem?pat?
kan pasien tidak mampu paling belakang, wa?lau?
pun mereka datang duluan."
Tentu saja mula-mula Angga tidak begitu per?
caya. Dia merasa ibunya sudah begitu tergantung
birunya skandal FINAL.indd 14
pada dokternya. Karena itu Mama begitu menga?
gumi Dokter Kartika. Tetapi ketika dia berhadapan sendiri dengan
dok?ter wanita itu, Angga mulai memercayai pe?ni?
lai?an ibunya. Ada yang berbeda pada dokter yang satu ini.
Wa??lau?pun pasiennya begitu banyak, dia tidak
mem??perlihatkan keletihan. Apalagi kejenuhan.
Dia mendengarkan keluhan pasiennya dengan
sabar. Memeriksa mereka dengan teliti. Dan ini
yang membuat dia sangat berbeda dengan ke?ba?
nyak?an sejawatnya, dia tidak pelit membagi infor?
masi. Menjelaskan penyakit pasiennya maupun
peng?obatannya, seolah-olah dia menyadari benar
itu memang hak mereka. Pasiennya bayar, kan?
Me?reka bukan berobat gratis! Meskipun kata
Mama bayar atau tidak, pelayanan Dokter Kartika
sama. "Luka di kaki Ibu sudah sembuh. Untung tidak
jadi gangren. Kaki Ibu bisa diamputasi."
"Aduh, Dok! Jangan nakuti saya dong!" pinta
Astri ketakutan. "Bukan nakuti, Bu. Kalau gula darah Ibu tinggi
se?perti waktu itu, luka Ibu susah sembuh."
"Sekarang bagaimana gula saya, Dok? Saya su?
dah diet, olahraga, teratur minum obat"
"Gula darah Ibu sekarang sudah turun. Puasa
144 dan HbA1c Ibu 7,6. Jadi obatnya diteruskan
birunya skandal FINAL.indd 15
ain saja, Bu. Tapi jangan lupa, makan harus tetap
meng?ikuti meal plan yang saya ajarkan. Berat ba?
dan Ibu juga tidak boleh nambah lagi, ya. Dan
ka?lau ada luka, harus segera diobati. Jangan tung?
gu sampai jadi borok."
Selama Dokter Kartika berbicara dengan ibu?
nya, Angga hanya diam mengawasi. Tetapi sebe?
nar?nya, dia bukan hanya mengawasi. Dia menilai.
Dan penilaiannya memang positif.
Mama benar. Dokter yang satu ini memang
beda. Parasnya tidak terlalu cantik. Tetapi air muka?
nya bersih. Tatapannya ramah. Senyumnya tulus.
Ada lagi yang membuat Angga kagum. Yang
mem?buatnya tertarik sejak pertama kali bertemu.
Dokter yang satu ini bukan hanya berwibawa.
Dia sangat percaya diri. Dan yang lebih hebat lagi,
dia dapat menampilkan kedua sikap itu berbareng
de?ngan kelembutan dan keramahan. Meskipun
biasanya mereka berada di dua sisi yang berbeda.
Sosok yang berwibawa biasanya kurang lembut,
kan? Orang yang percaya diri tidak terlalu ramah.
Dokter Kartika tahu pria tampan di samping
pa?siennya sedang menatapnya dengan tatapan pe?
nuh penilaian. Tetapi dia tidak marah. Tidak ri?
kuh. Bahkan tidak merasa terganggu sama sekali.
Kata-katanya meluncur terus dengan mantap se?
olah-olah Angga tidak ada.
birunya skandal FINAL.indd 16
Ketika mereka sudah mulai pacaran, Angga per?
nah menanyakannya. Dan Tika hanya menjawab
sambil tersenyum sabar. "Selain jadi dokter, aku juga seorang dosen.
Dan bagi seorang dosen, ditatap puluhan pasang
mata dengan berbagai penilaian sudah biasa. Tidak
ada lagi yang membuatku rikuh."
Barangkali memang bukan kecantikan Tika
yang dikagumi Angga. Banyak pacarnya yang lebih
cantik. Tapi tidak ada yang memiliki sifat dan pe?
nam?pilan seperti Dokter Kartika. Dan yang lebih
pen?ting lagi, tidak ada yang dikagumi ibunya se?
perti dokter yang satu ini.
Karena meskipun gemar berganti-ganti pacar,
co?wok favorit yang dikagumi wanita ini masih
takut pada ibunya. Masih patuh walaupun di de?
pan?nya sering pura-pura membangkang.
Tidak heran. Astri sudah menjadi orangtua
tung??gal sejak suaminya meninggal. Sejak itu hanya
ada Angga dalam hidupnya.
Angga juga mengerti sekali pengorbanan ibunya
un?tuk mendidik dan membesarkannya. Karena itu
sejak kecil dia sudah berusaha agar tidak pernah
me??ngecewakan Mama. Papa meninggalkan warisan yang cukup untuk
ke??luarganya dalam bentuk deposito, perhiasan,
dan rumah. Mama lumayan pandai mengelola se?
mua?nya sampai dia bisa membesarkan dan me?nye?
ko??lah??kan anak tunggalnya. Sayang Anggada tidak
ma?mpu menyelesaikan kuliahnya seperti cita-cita
ibu??nya. *** birunya skandal FINAL.indd 17
"Dokter?" belalak Suryo kaget. Matanya mem?be?
liak bingung. Dan air mukanya benar-benar ter?pe?
ranjat. Tidak dibuat-buat. "Serius, Ga?"
"Buat apa bohong?" sahut Angga acuh tak acuh.
"Memang sudah habis selebriti di jalanan sam?
pai nyasar ke rumah sakit?"
"Perlu selingan. Sesuatu yang baru."
"Nggak takut disuntik mati?"
"Tidak selama aku setia."
"Anggada Subianto bisa setia?"
Memang tidak ada yang percaya. Termasuk
Angga sendiri. Dan Dokter Kartika.
Dia selalu menolak pendekatan Angga. Bagai?
mana?pun cara Angga mendekatinya.
"Maaf, saya sibuk."
"Maaf, saya tidak ada waktu."
"Maaf, bisa hubungi saya lain kali?"
"Kenapa Dokter selalu menolak ajakan saya?"
desis Angga tidak sabar. Dia tidak biasa ditolak wanita. Memangnya
siapa wanita ini sampai dapat menolaknya? Me?no?
lak ajakan Anggada Subianto? Yang benar saja!
birunya skandal FINAL.indd 18
"Kenapa saya selalu menolak?" sahut Dokter
Kartika sabar. "Simpel. Karena saya tidak ingin pergi
dengan Anda." "Kenapa? Saya kurang ganteng? Pakaian saya
ku?rang rapi? Kurang pantas pergi dengan seorang
dokter terkenal?" "Karena Anda membuat saya tidak yakin apa
yang saya inginkan."
Sekejap Angga tertegun. Jawaban yang jujur
tapi tidak disangka-sangka itu membuatnya ter?
diam. Tetapi tidak pernah membuatnya jera.
Anggada Subianto adalah tipe pria pemburu.
Makin keras wanita menolaknya, makin jauh dia
berlari, makin bersemangat dia mengejarnya.


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Taruhan, kamu tidak bakal bisa memilikinya,
Ga," Suryo tertawa gelak-gelak. "Dia bukan tipe
ce?wek mainanmu! Sudahlah, panjat saja gunung
yang bisa kamu daki. Jangan mimpi bisa meng?
gapai Mount Everest!"
"Siapkan saja duitmu," Angga tersenyum santai.
"Ja?ngan panggil namaku kalau aku tidak bisa me?
na?k?lukkannya!" Dan Angga menempuh segala cara untuk me?
nak?luk?kan Dokter Kartika Kencana. Termasuk
ber?pura-pura menjadi pasiennya.
"Apa yang bisa saya bantu?" sapa Dokter Kar?tika
sa?bar. Karena dia tahu pria yang kini duduk di de?
pan meja tulis di kamar prakteknya tidak sakit apaapa.
birunya skandal FINAL.indd 19
"Boleh mengundang Dokter ke acara kuis yang
saya pandu bulan depan? Kebetulan pesertanya
dokter-dokter dari seluruh Indonesia."
Sesaat Dokter Kartika tertegun. Gilakah pria
ini? Dia berani mengajaknya ikut meramaikan
acara??nya? Tetapi hanya sekejap dia terpana. Di detik ber?
ikut?nya, dia sudah kembali dapat menguasai diri?
n?ya. "Terima kasih," sahutnya sambil tersenyum te?
nang. "Saya merasa tersanjung. Mungkin pada
ke??sem??patan lain."
"Dokter benar-benar sibuk atau hanya tidak
me??nyukai saya?" Astaga, keluh Dokter Kartika dalam hati. Pria
yang satu ini benar-benar tangguh! Tetapi bu?
kan??kah memang hanya tipe pria seperti ini yang
mampu mencairkan kebekuan hatinya? Hatinya
yang telah membatu karena lama tak tersentuh
ke??lem?butan. "Kalau Anda tidak ada keluhan"
"Jantung saya sering berdebar-debar, Dok," sela
Angga cepat. "Itu namanya keluhan, kan?"
"Kapan gejala itu Anda rasakan?" tanya Dokter
Kartika sabar. "Waktu tidur atau saat Anda ber?
jalan cepat lebih dari seratus meter?"
"Datangnya tidak tentu, Dok. Bisa kapan saja."
Terutama kalau saya melihat wanita cantik.
birunya skandal FINAL.indd 20
Angga menyimpan bagian terakhir itu untuk diri?
nya sendiri. Tentu saja Dokter Kartika tahu pasiennya ber?
dusta. Tapi sikapnya tetap ramah. Tidak ada per?
ubah?an pada air mukanya.
"Kalau begitu Anda akan saya konsultasikan ke
dokter jantung." "Tapi perut saya juga sakit, Dok," sergah Angga
gigih. Dia pura-pura menyeringai sambil meme?
gangi perutnya. "Di kanan bawah sini. Bukan usus
buntu, Dok?" Dokter Kartika menghela napas panjang. Pria
yang satu ini memang sulit ditolak. Tetapi meng?
apa dia justru senang melayaninya? Mengikuti
per???main??annya? "Silakan naik ke tempat tidur," katanya sabar.
"Saya periksa."
Bergegas Angga naik ke tempat tidur di sam?
ping meja tulis. "Saya harus buka baju, Dok?"
"Tidak usah. Buka kancingnya saja."
"Bagaimana Dokter bisa memeriksa perut saya
jika saya tidak buka celana?"
"Saya akan memeriksa bagian atas dulu."
Seperti tidak mendengar kata-kata Dokter Kar?
tika, Angga melepas kemejanya. Bahkan mem?buka
kait dan ritsleting celananya sambil me?nu?run??kan?
nya sedikit. Seolah-olah dia sengaja memamerkan
birunya skandal FINAL.indd 21
dengan bangga dadanya yang bidang dan perutnya
yang sixpack. Dia bisa memamerkan yang lebih
me?nakjubkan lagi. Tetapi takut dicap kurang ajar
dan diusir keluar. Tidak sengaja napas Dokter Kartika tertahan
se??saat ketika menatap pasien yang terbujur me?
nan??tang di atas ranjang periksanya.
Dalam kariernya sebagai dokter, entah sudah
berapa ribu pasien pria yang terbujur pasrah di ha?
dap?annya. Bahkan yang posenya lebih polos dari ini
pun tidak kurang. Memang lebih banyak yang kelas
tiga. Tapi bukan berarti tidak ada yang kelas satu,
bahkan kelas utama. Mengapa justru baru yang satu ini yang mampu
mem?b?uatnya menahan napas?
Dokter Kartika harus berjuang keras untuk ce?
pat-cepat membuang sorot kekaguman di mata?
nya. Berusaha mengusir rona merah yang, kurang
ajar sekali, meronai pipinya.
Dia tahu pasiennya pandai sekali menilai pe?ra?sa?
an wanita. Dan dia tidak boleh tahu perasaan apa
yang sekarang sedang mengaduk hati dokter?nya!
Dokter Kartika harus berusaha menampilkan
sikap profesionalnya. Memeriksa dengan tenang
dan penuh percaya diri. Dan selama dia meme?
riksa, mata pasien itu selalu mengawasinya dengan
ta???jam. Seolah-olah dia sedang mencari celah ke?le?
mah?an dokternya. "Tidak ada kelainan apa-apa." Bukan cuma Suster
Ida yang heran mengapa kali ini pemeriksa?an
Dokter Kartika sangat cepat. Biasanya dia teliti
sekali. "Anda sehat."
"Tidak perlu USG, Dok? Rontgen? Labora?
torium darah?" "Anda tidak perlu datang lagi ke sini."
"Ini sebuah undangan untuk datang ke rumah?"
bisik Angga sambil memamerkan senyum pa?ten?nya
ketika Suster Ida sudah keluar ke kamar sebe?lah.
Entah mengapa Dokter Kartika tidak bisa ma?
rah. Dia malah balas tersenyum.
"Saya tidak diberi resep, Dok?" Angga meng?
ikuti Dokter Kartika ke meja tulisnya.
"Anda tidak perlu obat."
"Tapi saya perlu nomor telepon."
*** birunya skandal FINAL.indd 22
Astri begitu gembira ketika mengetahui putranya
menaruh hati pada dokternya. Lebih-lebih tatkala
perhatian Angga ternyata tidak bertepuk sebelah
tangan. Hanya satu yang dikhawatirkan Astri.
"Mama mohon jangan jadikan dia koleksimu
yang kesekian, Angga. Kamu tidak mau umur
Mama dikurangi sekian tahun, kan?"
"Salah kasih obat maksud Mama?" Angga ter?
tawa geli. "Atau Mama disuntik plasebo? Bukan
obat tapi air?" birunya skandal FINAL.indd 23
Kelihatannya memang tak ada yang berubah
pada putranya. Sikapnya tetap sesantai biasa. Per?
hati?annya kepada gadisnya memang besar. Dalam.
Intens. Tapi Astri tahu, itu cuma pada permulaan?
nya saja. Seiring dengan berjalannya waktu, per?ha?
tian Angga mulai memudar. Dan muncul bintang
ke?jora lain di cakrawala hatinya.
Itu kebiasaan yang sudah melekat dalam hidup
putranya. Kebiasaan yang sulit diubah. Astri sudah
pa?ham sekali sepak terjangnya.
Tidak heran Astri tertegun tidak kurang dari tiga
puluh detik ketika suatu hari Angga bilang be?gini,
"Ma, Angga sudah melamar Tika."
"Melamar?" menggagap Astri. Air mukanya saat
itu pasti menggelikan sekali. Jelas tawa anaknya
su?dah hampir meledak. Tetapi heran. Angga tidak tertawa. Dia memang
ter?senyum. Tapi bahkan senyumnya tampak begitu
serius. "Melamar jadi apa?" Astri seperti masih berada
di awang-awang. Belum menjejakkan kakinya di
bumi. "Ya jadi istri Angga dong, Ma," senyum Angga
me??le??bar. "Cari babu kan nggak perlu dilamar?"
"Kamu sudah mau menikah?" desak Astri gu?
gup. Semuanya seperti mimpi.
"Nggak, Ma." Nah, dia sudah kembali ke level
asli?nya. "Cuma mau cari bini."
birunya skandal FINAL.indd 24
"Jangan main-main, Angga!"
"Nggak, Ma. Angga nggak kurang main waktu
kecil. Kalau Mama sudah bosan ngurus Angga,
Mama mau melamar Tika?"
"Mama memang sudah ingin sekali gendong
cucu!" cetus Astri gembira. Sekarang dia sadar, ini
bu?kan cuma mimpi. Ini mimpi yang menjadi ke?
nya?ta?an! "Cuma Mama kira kamu masih dua belas
kali lagi memilih baru mau kawin!"
"Kelamaan, Ma. Dua belas tahun lagi Angga
takut susah punya anak. Spermanya sudah kedalu?
warsa!" Tetapi tujuh tahun menikah, anak yang di?tung?
gu-tunggu itu belum hadir juga.
Karier Tika semakin menanjak. Kesibukan se?
ma?kin menyita waktunya. Sampai dia harus ber?
henti mengajar. Lebih-lebih ketika atas izin suami?
nya, dia mengambil spesialisasi bedah jantung.
Prak?tek?nya semakin ramai. Pasiennya semakin ba?
nyak. Meskipun demikian, naluri keibuannya tetap
ber?gejolak. Dia tetap mendambakan kehadiran
seorang anak. Apalagi cintanya kepada suaminya
tidak pernah surut. Bahkan semakin membara.
Tahun-tahun berlalu, dia tetap Nyonya Anggada
Subianto yang setia. Tetap Dokter Kartika Ken?
cana yang ramah. Tak ada yang berubah. Tak ada.
Tak ada? Benarkah tidak ada yang berubah?
Bab II TIKA melayangkan pandangannya ke seluruh
birunya skandal FINAL.indd 25
penjuru kamar kerjanya. Di sinilah dia menghabis?
kan waktunya setiap malam sepulang praktek.
Kamar kerja itu adalah dunia kecilnya. Dia pu?
nya lazyboy yang nyaman di depan seperangkat
home theatre dan televisi 52 inci yang megah.
Dia memiliki seperangkat komputer yang me?
nyim?pan semua data pekerjaannya. Di balik meja
tulis?nya, bersusun rak buku yang membentuk se?
buah perpustakaan kecil. Ya, di sinilah dia menghabiskan waktunya sete?
lah seharian bekerja. Pagi mengajar. Siang ke ru?
mah sakit. Dan sore membuka praktek pribadi.
"Tidak bosan, Ka?" terngiang lagi di telinganya
per?tanyaan Dona, sahabatnya sejak semester satu.
"Tidak mau mengakhiri masa lajangmu? Tidak
kese?pian sendirian terus?"
Siapa bilang dia tidak kesepian? Tapi me?
birunya skandal FINAL.indd 26
nikah? Dengan seorang pria seperti Anggada
Subianto? Lama Tika merenung di dalam dunia kecilnya
malam itu. Lamaran Anggada kembali terngiang di
telinganya. "Maukah kamu jadi istriku, Tika?"
Memang di luar dugaan. Pria yang biasanya tak
pernah serius itu, malam ini tampak demikian
sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
Hampir tak dapat dipercaya. Di awal tiga pu?luh?
an, ada seorang laki-laki yang melamarnya! Jus?tru
pada saat dia hampir memutuskan untuk me?la?jang
seumur hidupnya. Membaktikan seluruh waktu?nya
untuk pasien dan mahasiswa-mahasiswa?nya.
Mengapa tidak? Itu pilihan yang tidak memalu?
kan. Di abad modern ini, wanita dapat menentu?
kan pilihan hidupnya seperti pria. Dan memilih
meng?abdi kepada pasien, bukan hanya tidak me?
ma?lukan, malah sesuatu yang membanggakan.
Tika memang tidak pernah memikirkan per?ka?
winan lagi sejak dikecewakan oleh Dokter Nurdin
Sanjaya, mantan dosen obstetri ginekologinya.
Mereka sudah pacaran sejak Tika masih ikut ke?pa?
ni?teraan klinik di bagian kebidanan. Dan Nurdin
sudah berjanji akan menceraikan istrinya dan me?
nikahi Tika begitu dia lulus menjadi dokter.
Tetapi tahun demi tahun berlalu, janji itu tetap
tinggal janji belaka. Nurdin tak kunjung mencerai?
birunya skandal FINAL.indd 27
kan istrinya. Malah anaknya yang bertambah ba?
nyak. Ketika Tika menagih janjinya, Nurdin malah
be?rkata, "Apa gunanya selembar surat nikah, Tika?
Menikah atau tidak, aku tidak ada bedanya, kan?
Kebahagiaan ini tetap milik kita meskipun aku
sudah punya keluarga!"
Tetapi bagi Tika, pacaran dengan suami orang
tetap ada bedanya. Dia seperti mencuri milik
wanita lain. Tika merindukan seorang laki-laki yang menjadi
miliknya seratus persen. Yang bisa dibawanya ke


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mana-mana tanpa rasa malu. Yang dapat diper?ke?
nal??kannya kepada sejawat dan mahasiswa-maha?sis?
wanya dengan bangga. Dan setelah tiga tahun
ber?lalu, Tika sadar, harapannya sia-sia belaka.
Mungkin benar Nurdin mencintainya. Tika ada?
lah wanita yang mampu membangkitkan gairahnya
di usianya yang sudah di ambang lima puluh. Tetapi
dia juga mencintai keluarganya. Anak-anaknya. Dan
dia tidak tega menceraikan istri yang telah hampir
se?per?empat abad dini?kahi?nya. Jadi Tika bertekad
meninggalkan Nurdin. Me?mu?tuskan hubungan
mereka. Dan mengubur diri?nya dalam kesibukan
kariernya. Tidak seorang pun dapat mengubah prinsipnya.
Betapa gigihnya pun Nurdin berusaha.
birunya skandal FINAL.indd 28
Pada ulang tahun pertemuan mereka yang
ketiga, Nurdin malah sudah membeli tiket pesawat
ke Paris. "Kita akan mulai dari awal lagi, Tika. Paris akan
mem?perbaharui cinta kita. Pulang dari sana,
mung?kin aku punya keberanian untuk mencerai?
kan istriku." Tetapi Tika menolak ajakan itu. Menurut
logika?nya, Paris atau Jakarta tidak ada bedanya.
Mung?kin benar Paris yang dijuluki kota cinta akan
meng?gugah romantisme mereka. Tetapi mem?bang?
kit?kan keberanian Nurdin untuk bercerai? Tika
tidak percaya. Lebih baik mereka berpisah baik-baik. Sebelum
ada yang dirugikan. Sebelum dirinya ternoda.
Sebelum timbul skandal yang memalukan.
Merugi?kan nama baik mereka.
Karena tiga tahun bersama, entah sudah berapa
kali Nurdin berusaha membawanya ke tempat ti?
dur. Selama itu, Tika selalu berhasil menolak. Te?
tapi sampai kapan Tika mampu mempertahan?kan
kehormatannya? Apalagi di kota seromantis Paris.
Suasana di sana pasti berbeda. Dan Tika pe?
rempuan biasa. Manusia yang memiliki gairah dan
nafsu. Masih mampukah dia menghindar?
Di sana segalanya pasti bisa terjadi. Dan jika
yang paling ditakutinya itu terjadi, penyesalan tak
ada gunanya lagi. Jadi Tika menolak. Dan dia bukan cuma me?no?
lak. Dia memutuskan hubungan. Dan minta agar
mereka tidak usah bertemu lagi.
"Aku mencintaimu, Tika," desah Nurdin me?na?
han perasaannya. "Bagaimana kamu bisa segam?
pang itu memutuskan hubungan kita? Bagaimana
mencegahku untuk tidak menemuimu lagi?"
"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk hidup
ber?sama," gumam Tika pahit. "Lebih baik kita ber?
pisah sebelum saling menyakiti."
"Ini yang kamu sebut tidak menyakiti? Kamu
men?cabut jantungku, Tika! Kamu mungkin me?
mo?tong umurku dua belas tahun!"
Keliru kalau kamu pikir cuma kamu yang men?
derita, keluh Tika dalam hati ketika dia sedang
me?langkah gontai meninggalkan bagian kebidanan
di rumah sakit itu. Memang hanya Tuhan yang tahu betapa besar
pen?deritaan Tika. Betapa besar kerinduannya.
Lebih-lebih jika telepon berdering. Dan dia tahu
siapa yang menelepon. Betapa sulit mencegah tangannya agar tidak
meraih telepon. Betapa sulit meredam kerinduan?
nya untuk mendengar suara laki-laki itu.
"Tataplah mataku, Tika," pinta Nurdin sebelum
me?reka berpisah. "Dan katakan kamu tidak men?
cin?taiku!" Tentu saja Tika mencintainya. Dengan segenap
birunya skandal FINAL.indd 29
hati. Tapi jika cinta tidak mungkin diakhiri dengan
per?kawinan, sampai kapan dia harus menunggu?
"Kamu akan kembali, Tika! Aku yakin kamu
pasti kembali! Suatu hari nanti kamu akan me?nye?
sali keputusanmu ini. Dan kamu akan kembali ke
pelukanku!" Tetapi Tika sudah berjanji kepada dirinya sen?
diri, dia tidak akan kembali. Tidak sebelum
Nurdin menceraikan istrinya.
Dia akan berusaha menjauhi Nurdin. Dia akan
ber?usaha mencari kesibukan yang menghabiskan
seluruh waktunya. Tak ada waktu untuk melamun.
Tak ada waktu untuk memikirkan cinta!
Tika malah sudah berpikir untuk mengambil
spe?sialisasi di Amerika. Atau Jerman. Atau Aus?
tralia. Persetan di mana pun! Hanya agar dia da?pat
meng?hindar. Dan lebih cepat melupakan laki-laki
itu. Tetapi dia tidak sampai hati meninggalkan pa?
sien-pasiennya. Dan dia yakin, di sinilah tem?pat?
nya. Tempat seorang dokter adalah di samping pa?
sien?nya. Itu motonya. Tempat seorang dokter adalah tempat di mana
dia dibutuhkan oleh orang sakit yang membutuh?
kan pertolongannya. Itu prinsip yang selalu dianutnya. Dijadikan pe?
gangan seumur hidupnya. birunya skandal FINAL.indd 30
Tika memutuskan untuk tidak pergi ke manama?na. Dia mengambil spesialisasinya di Jakarta.
Dan di sinilah dia sekarang. Mengurung diri
da?lam dunia kecilnya. Tempat dia merasa nyaman.
Me?skipun kesepian. Membiarkan hidupnya melangkah entah ke
mana seperti air mengalir. Membiarkan ranjangnya
tetap dingin dan hampa. Sampai suatu hari dia bertemu dengan Anggada
Subianto. Ketika pertama kali bertemu, saat itu Angga
se?dang mengantarkan ibunya berobat, Tika tidak
pernah membayangkan, laki-laki itu akan menjadi
orang paling penting dalam hidupnya.
Anggada Subianto memang tampan. Sejujurnya,
tak ada wanita yang dapat menyangkalnya. Tak
ada wanita yang tidak tertarik kepadanya. Dia me?
mi?liki semua aset yang dibutuhkan seorang penak?
luk wanita. Wajahnya yang tampan dihiasi sebentuk hidung
yang mancung dan dagu yang kokoh. Matanya
yang memiliki dua butir bola mata yang cokelat
be?ning, selalu bersorot tajam menguasai. Tubuh?
nya yang tinggi tegap, dilengkapi seperangkat bahu
yang kokoh dan dada yang bidang. Dalam reng?
kuh?an lengan-lengannya yang berotot dan berbulu,
wanita pasti merasa aman dan nyaman.
Tetapi sejak semula pun Tika sadar, lelaki se?
birunya skandal FINAL.indd 31
per?ti itu bukan jatahnya. Jadi ketika Angga mulai
men?dekatinya, Tika tidak pernah menanggapi.
Lebih-lebih Anggada Subianto sangat berbeda
dengan Dokter Nurdin. Dia mewakili tipe cowok
me?tropolitan. Yang pandai merawat diri tidak
ubahnya wanita. Rambutnya yang selalu rapi hasil
karya salon ternama. Pakaiannya produk merek
ter?kenal. Penampilannya selalu modis. Sikapnya
santai. Pintar bergaul dengan kalangan mana pun.
Beda dengan Nurdin yang seperti layaknya
kebanyakan dosen, menampilkan wibawa yang
kadang-kadang malah membuat mereka kurang
komunikatif. Nurdin selalu tampil serius. Kadang-kalang ma?
lah terkesan kaku. Pakaiannya selalu rapi. Cen?de?
rung terlalu resmi. Jadi apa yang membuat Tika tertarik? Angga
bukan Nurdin. Lelaki yang dikagumi dan dicintai?
nya. Lelaki dari masa lalunya.
Angga adalah sosok yang berbeda. Sosok yang
bukan berasal dari dunia mereka. Dunia medis
yang hitam-putih. Dia seorang presenter acara televisi yang cukup
po?puler. Dunianya amat berwarna-warni. Titian
sekokoh apa yang bisa menjembatani dua dunia
mereka yang begitu jauh berseberangan?
Tetapi itulah keajaiban cinta. Angga tidak perlu
terlalu lama mengejar Tika. Hanya dalam empat
birunya skandal FINAL.indd 32
bulan saja, Tika tidak sanggup berlari lagi. Dia
berhenti dan menoleh. Lalu dia melihat laki-laki itu. Dan dia sadar, dia
tidak sanggup menghindar lagi. Tak ada tempat
untuk bersembunyi jika cinta yang mengejarnya.
Lama Tika harus merenung. Mencari apa yang
menyebabkan dia jatuh cinta pada Angga. Dia me?
mang tampan. Tapi benarkah hanya ketampan?an?
nya yang memikat hatinya?
Ketika suatu malam setengah tahun kemudian
Angga tiba-tiba melamarnya, Tika lebih terpuruk
lagi dalam kebingungan. Haruskah dia menerima lamaran Angga? Lama
rasio dan emosinya berperang.
Angga tiga tahun lebih muda. Penampilannya
yang ceria dan kebocahan malah membuat pe?
nam??pil?annya jauh lebih muda lagi seperti remaja.
Dia bukan dari kalangan medis. Dunia yang
digeluti Tika setiap hari. Angga drop out semester
em?pat fakultas ilmu komunikasi.
Penghasilannya memang lumayan besar. Tapi
itu hanya selama kariernya sebagai presenter ma?
sih marak. Selama acaranya di televisi masih di?ge?
mari. Mungkin mereka memang tidak bakal keku?
rangan uang. Tetapi sampai kapan seorang laki-laki
mampu bertahan melawan egonya kalau peng?ha?
sil?an istrinya jauh lebih tinggi?
birunya skandal FINAL.indd 33
Bukan hanya itu yang mencetuskan kebim?
bangan Tika. Dia sendiri masih ragu, mampukah
dia meninggalkan dunia kecilnya yang nyaman?
Sudah terlalu lama dia bergelung dalam kesen?
dirian. Mampukah dia membagi hidupnya dengan
orang lain, suaminya sekalipun?
Perkawinan adalah titik pertemuan dua orang
ma?nusia yang berbeda dalam segalanya. Makin
lanjut usia mereka, makin sulit menyesuaikan diri.
Makin susah membuang kebiasaan lama.
Sebenarnya mula-mula Angga juga tidak ingin
sece?pat itu melamar Tika. Dia kira dia bisa meng?
ikuti jalur lamanya. Pacaran terus sampai bosan.
Tetapi suatu malam, ketika dia membawa Tika
ke kamar hotel dan mengajaknya bercinta, Tika
me?nolaknya. "Tunggulah sampai malam pengantin kita,"
pinta Tika sungguh-sungguh. "Supaya ada yang
bisa kupersembahkan untuk suamiku."
Kata-kata yang diucapkan dengan lembut tapi
tegas itu membuat Angga terenyak. Masih adakah
pe?rempuan yang mempertahankan kehormatannya
dalam alam supermodern seperti sekarang ini?
Lelaki mana yang masih peduli istrinya masih pe?
rawan atau tidak? Malam itu memang Angga kecewa. Kesal. Bah?
kan agak marah. Lelaki mana yang tidak gusar
ka?lau ditolak justru pada saat gairah sudah me?
mun?cak? birunya skandal FINAL.indd 34
Tika malah sudah tidak mengharapkan Angga
akan kembali. Jadi ketika dia melihat laki-laki itu
se?dang menunggunya di luar tempat prakteknya,
tak terasa air matanya meleleh.
"Malam, Dok," sapa Angga sambil turun dari
kap mesin mobilnya yang diparkir di halaman de?
pan tempat praktek Tika. "Masih terima pasien?"
Tika tidak menjawab. Karena kalau dia mem?
buka mulutnya, pasti tangisnya akan pecah. Se?
gum??pal keharuan menyesak di dadanya. Dia hanya
mam?pu memeluk Angga dan menyandarkan ke?
pala??nya di dada pria itu. Seberkas kehangatan
me??nye??linap ke hatinya. Membuatnya merasa nya?
man. Bahagia. "Boleh tanya sesuatu?" bisik Angga sambil
mem?belai-belai rambut wanita itu.
Tika mengira Angga hanya ingin bertanya
boleh?kah mengajaknya makan malam. Jadi ketika
dia melamar, Tika terpana. Tidak mampu menja?
wab. Bahkan setelah berhari-hari merenungkannya.
"Apa sih yang membuatmu begitu susah mene?
rima lamaranku?" keluh Angga penasaran. "Tahu?
kah kamu, belum pernah ada cewek lain yang
kulamar?" Dan kalau perempuan lain yang kulamar, dia
pas?ti sudah menerima lamaranku tanpa berpikir
lagi! "Justru itu yang menimbulkan tanda tanya di
birunya skandal FINAL.indd 35
hatiku," sahut Tika jujur. "Mengapa kamu mela?
mar?ku?" "Mengapa?" dengus Angga gemas. "Tentu saja


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena aku ingin mengawinimu! Ingin menjadikan
kamu istriku! Untuk apa lagi pikirmu?"
"Mengapa aku?" Angga mengangkat sebelah alisnya dengan he?
ran. "Pertanyaan apa itu?"
"Pertanyaan yang selalu mengusik keingin?ta?hu?
an?ku. Mengapa aku yang kamu pilih, padahal be?
gitu banyak gadis yang jauh lebih muda dan lebih
cantik sedang menunggumu?"
"Baru pernah kulihat Dokter Kartika Kencana
nggak PD!" "Kalau mengenai perkawinan, aku tidak pernah
PD." "Karena pernah dikecewakan?"
"Karena pernah tidak terpilih."
"Jangan samakan aku dengan cowok bloonmu!"
"Dia bukan cowok bloon. Dia seorang dokter."
"Kata siapa tidak ada dokter yang bloon?"
"Kenapa memilihku?"
"Kenapa? Karena aku mencintaimu! Karena apa
lagi? Ingin dirawat gratis seumur hidup? Aku be?
lum punya penyakit!"
Cinta, pikir Tika resah. Mungkinkah seorang
pria seperti Anggada Subianto jatuh cinta padaku?
birunya skandal FINAL.indd 36
"Jangan tanya kenapa aku bisa mencintaimu,"
sela Angga seperti bisa menerka pertanyaan yang
mengaduk hati Tika. "Cinta bukan matematik,
Dok. Tidak ada logikanya. Dan tidak bisa kamu
cari jawabannya dalam textbook. Kenapa aku bisa
men?cintai dokter yang biasanya membosankan?
Kenapa aku mau hidup bersama dokter, padahal
sejak kecil aku paling takut disuntik? Aku juga
tidak tahu! Jadi jawab saja lamaranku sebelum
gong berbunyi. Atau kamu akan menyesalinya se?
umur hidup!" Dan Tika tidak pernah menyesali jawabannya.
Dia tidak pernah menyesal menikah dengan
Anggada Subianto. Kian hari cintanya kian me?
nyala. Dan cinta itu tetap membara kendatipun
tak ada tangis bayi yang mewarnai hidup perni?
kah??an mereka. "Adopsilah seorang anak, Tika," pinta Astri
suatu hari. "Anak akan mengikat perkawinan ka?
lian." "Saya masih ingin melahirkan anak kandung
kami sendiri, Ma." "Mama tahu kamu sudah berusaha, Tika. Tetapi
kadang-kadang Tuhan berkehendak lain. Mungkin
Tuhan ingin kamu mengasuh anak yang tidak ber?
untung. Anak yang tidak memiliki orangtua."
"Izinkan saya mencoba lagi, Ma. Sperma Mas
Angga sehat. Rahim saya pun mampu menghidupi
birunya skandal FINAL.indd 37
seorang janin. Dokter pun tidak tahu mengapa
usaha kami selalu gagal."
"Jangan khawatir, Ma," Angga menimpali se?pa?
ruh bergurau. "Sperma Angga sprinter semua.
Masa sih nggak ada yang bisa mencapai garis
finish?" Sperma Angga memang berhasil membuahi
ovum Tika. Tetapi hasil konsepsi itu selalu gugur.
Belakangan mereka malah sudah beberapa kali
mencoba proses IVF. In Vitro Fertilisation adalah proses kehamilan di
luar rahim. Semen yang berisi ribuan sperma
disat?u?kan dengan sel telur dalam cawan di labo?
rato?rium. Dalam beberapa jam akan terjadi pem?
buahan. Setelah dua sampai lima hari, embrio hasil
pem?buahan itu ditransfer ke dalam rahim. Bila
ter?jadi kehamilan, tes pregnansi akan positif dua
minggu kemudian. Tetapi pada Tika, usaha itu selalu gagal. Pem?
buahan terjadi. Embrio hasil konsepsi itu berhasil
di?masukkan ke dalam rahimnya. Tetapi setelah
be?be??rapa hari selalu terjadi perdarahan dan tes
ke???ha??mil?annya negatif.
Begitu stresnya Tika sampai dia terlihat sangat
putus asa. Mengapa perempuan lain bisa hamil
be?gitu mudah sementara dirinya begini sulitnya?
"Barangkali endometrium uterusku yang jelek,"
birunya skandal FINAL.indd 38
keluhnya jengkel. "Sampai embrio tidak bisa ni?
dasi." "Jangan terlalu menyalahkan dirimu," hibur
Angga. "Mungkin saja hasil pembuahan itu yang
jelek. Makanya gugur. Jadi bukan kesalahan ra?him?
mu yang tidak bisa membesarkan seorang bayi."
Tika tahu betapa kecewanya Angga. Meskipun
dia selalu berusaha menutupinya.
"Kamu belum menopause, kan?" seperti biasa,
Angga selalu bergurau. Selalu riang. Selalu meng?
anggap enteng. "Kita selalu bisa mencoba lagi.
Nggak apa-apa kalau guru TK anak kita nanti me?
ngira kamu neneknya, kan?"
Tika merangkul suaminya untuk menyem?bu?nyi?
kan air matanya. Terima kasih telah memberikan suami sebaik
ini padaku, Tuhan, bisiknya dalam hati. Teber?kati?
lah hari aku menerima lamarannya!
Tetapi Angga tidak bisa dibohongi. Dia dapat
me?rasakan keharuan istrinya walau tidak melihat
air matanya. "Loh, kok malah nangis?" katanya sambil mem?
balas pelukan istrinya. "Kamu baru boleh nangis
kalau suamimu kawin lagi!"
"Mas mau kawin lagi?"
"Kok malah nanya gitu?"
"Kalau aku tidak bisa memberimu anak, Mas
Angga mau cari istri lagi?"
birunya skandal FINAL.indd 39
"Memangnya boleh?" Angga menyeringai geli.
Tika memukul dada suaminya dengan gemas.
"Mas bisa serius sekali ini saja?"
"Siapa yang tidak serius kalau disuruh istri ka?
win lagi?" "Beri aku kesempatan sekali lagi, Mas."
Angga tidak dapat menahan tawanya lagi. Di?ta?
tap?nya wajah istrinya yang kusut-masai.
"Kalau kamu gagal lagi, aku boleh memilih istri
baru?" "Kalau aku gagal lagi, kita ikuti saran Mama."
"Second honeymoon ke Venesia?"
"Adopsi." Tawa Angga memudar. Tapi bibirnya masih me?
nyung?gingkan senyum. "Kamu serius mau adopsi?"
"Mas Angga tidak?"
"Biarpun ada risiko anak kita bukan keturunan
orang baik-baik?" "Semua anak pada dasarnya baik, Mas. Tergan?
tung cara kita mendidiknya."
"Kamu tidak percaya pada ?bobot bibit bebet??
Apel tidak jatuh jauh dari pohonnya?"
"Mas mau mengangkat anak dari kenalan kita?"
"Ada kenalanmu yang mau merelakan anaknya
untuk kita adopsi?" "Bisa kita cari nanti. Tapi sekarang, beri aku
ke?sem?patan sekali lagi, ya?"
birunya skandal FINAL.indd 40
"Jangan khawatir. Stok spermaku cukup untuk
meng?hamili sekandang sapi."
"Tapi tidak bisa menghamili istrimu?" desah
Tika pahit. "Cuma belum waktunya saja."
"Mas masih mau bersabar?"
"Aku bisa apa lagi?" Angga pura-pura mengeluh
sam?bil mengangkat bahu. "Aku tahu betapa sulit?
nya punya istri dokter."
"Ah, Mas Angga!" Tika menggebuk lengan
suami?nya dengan gemas. "Bisa nggak sih serius
se?kali saja?" "Loh, kata siapa nggak serius? Kalau salah
meng?aduk kopi dengan obat"
"Mas Angga!" Tika memukuli dada suaminya
dengan manja. Sampai Angga merengkuh lengan istrinya dan
men?dekapnya erat-erat ke dadanya. Tika mele?
nguh menahan gairah yang mulai bergolak bagai
magma di perut bumi. Dan Angga amat terangsang mendengar le?nguh?
an istrinya. Dibaringkannya istrinya, tidak peduli
di mana mereka berada. Ditindihinya tubuhnya.
Di?ci?uminya wajahnya. Lehernya. Dadanya. De?
ngan ciuman yang seganas seekor macan tutul.
"Mas," sela Tika terengah-engah. "Bisa kita pin?
dah ke kamar?" "Apa bedanya di kamar atau di dapur?"
birunya skandal FINAL.indd 41
Angga sudah tidak bisa ditahan lagi. Peduli apa
di mana mereka bercinta? Mereka bercinta di
rumah sendiri kok! Dan mereka suami-istri. Tidak
ada yang bisa menghalangi.
Angga melepaskan baju istrinya dengan cepat.
Agak sedikit kasar sampai sekejap Tika merasa
agak kurang nyaman. Dia lebih suka bercinta de?
ngan gaya klasik. Lembut tapi hangat. Perlahan
men?capai puncak kemesraan.
Tetapi dia tidak ingin menghalangi suaminya.
Angga boleh melakukan apa pun yang diingin?kan?
nya. Termasuk cara bercinta. Meskipun cara yang
berbeda dari biasa. Dan Angga memang lelaki yang luar biasa. Dia
bisa bercinta dengan segala macam gaya, yang
bah?kan Tika sendiri belum pernah membayang?
kan?nya. Tetapi ketika mencicipi kenikmatan itu, dia
bah?kan tidak ingin berhenti. Dia malah ingin
men?g?ulanginya lagi. Dan lagi. Dan lagi. Sampai
Angga menggeram puas dan terkulai letih.
Tika membaringkan tubuhnya di atas tubuh
suami?nya dengan kepuasan yang tak terucapkan.
Ke?nik?matan yang ingin dimilikinya untuk sela?ma?
nya. "Mas Angga hebat," bisiknya sambil membelai
dada suaminya yang basah berkeringat.
Tika tidak berdusta. Dia memang sangat me?
birunya skandal FINAL.indd 42
nga?gumi kejantanan suaminya. Dan cintanya
kepada Angga semakin melimpah.
"Lagi?" Angga tersenyum sambil membelai
ram??but istrinya. Menatap matanya dengan penuh
ke??mes?raan. "Mas tidak capek?"
"Tujuh ronde lagi pun aku masih sanggup."
Tika tersenyum manis. "Kita sisakan untuk besok malam, ya?"
"Takut besok tidak bisa memeriksa pasien?"
"Takut Marni keburu bangun dan pingsan
melihat kita telanjang di dapur."
"Atau takut anak kita tercipta dekat kompor?"
Ang?ga tertawa geli. "Takut kulitnya hitam seperti
jelaga?" Ketika mendengar kata anak, senyum Tika me?
mu?dar. Dan Angga tahu apa sebabnya. Dia meraih
istrinya ke dalam dekapannya.
"Betul Mas belum ingin punya anak sekarang?"
bisik Tika lirih. "Mas masih bisa menunggu?"
"Belum punya anak saja aku sudah harus ber?
saing berat dengan pasien-pasienmu," gurau Angga
pura-pura mendumal. "Apalagi ada anak! Berapa
banyak lagi sainganku?"
Tika tersenyum pahit. Dibelainya dada suami?
nya dengan lembut. "Tapi aku sudah ingin sekali melahirkan se?orang
bayi, Mas," desahnya redup. "Ingin mem?beri?kan
seorang anak kepada suamiku."
birunya skandal FINAL.indd 43
"Anak bukan pemberian, Sayang. Tapi titipan
Tuhan kepada kita. Kalau yang mau menitipkan
belum berkenan, kita bisa apa?"
"Benarkah Tuhan mau menitipkan anak kepada
kita, Mas? Atau... seperti kata Mama, kita justru
di?tak?dirkan untuk mengasuh anak orang lain?"
"Kita coba sekali lagi, ya? Kalau kita gagal lagi,
ya kita mulai ngintip-ngintip tetangga. Barangkali
ada yang pabriknya sudah mau tutup tapi keco?
long?an." "Unwanted child gitu? Apa nggak keburu di?
aborsi, Mas, kalau ibunya saja sudah tidak meng?
ingin?kan anaknya sendiri?"
"Ya dari awal saja kita taruh deposit."
"Membeli bayi maksud Mas Angga?"
"Membiayai semua kebutuhannya."
"Kalau sudah lahir ibunya tidak jadi memberi?
kan bayinya kepada kita?"
"Kita culik." "Serius, Mas!"

Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pakai pengacara dong. Kenapa sih Dokter
Kartika jadi bodoh sekali?"
"Ya, aku memang bodoh kalau soal anak, Mas,"
de?sah Tika sedih. "Perempuan lain melahirkan
anak dengan gampang seperti membalikkan ta?
ngan." "Tidak ada beranak yang gampang! Semua juga
mes?ti ngedan! Atau operasi!"
birunya skandal FINAL.indd 44
"Kenapa aku tidak bisa seperti perempuan lain,
Mas? Jadi ibu anak kandungku sendiri?"
"Kamu bisa. Tahun depan siapa tahu kamu
punya anak kembar." "Boro-boro kembar"
"Kata dokter itu bukan mustahil, kan? Kalau
di?masukkan dua-tiga embrio terus jadi semua?"
"Ah, jadi satu saja sudah sulit, Mas."
"Kadang-kadang ada keajaiban alam."
Tika mengeluh panjang. Wajahnya tampak
sangat murung. "Apa aku terlalu capek?"
"Kamu cuti seminggu saja habis IVF, pasien
yang telepon dari pagi sampai malam!"
"Barangkali aku harus berhenti praktek."
"Aku pasti yang paling gembira. Tapi angka ke?
matian di Indonesia pasti naik!"
birunya skandal FINAL.indd 45
Bab III NGGA hampir tidak mampu mengedipkan
matan?ya. Dia takut kalau matanya terpejam,
makhluk itu sudah lenyap saat dia membuka ma?
t?a?nya lagi. Belum pernah dia melihat sosok yang begini
sempurna. Bukan hanya wajahnya saja yang cantik
jelita. Tubuhnya pun tampak demikian elok meng?
giurkan. Dada yang membeludak. Pinggang yang
ramping. Pinggul yang penuh berisi.
Bukan hanya itu saja. Tungkainya yang panjang
ramping tampil begitu mengusik mata. Betisnya
yang ibarat bulir padi, mulus, padat berisi. Dan
tatap?annya, ya Tuhan! Di mana dia pernah meli?
hat tatapan yang begitu menggoda?
"Andromeda," suaranya seperti desau angin awal
mu?sim semi, lembut membelai telinga. Bibirnya
yang separuh merekah, menyunggingkan seuntai
senyum yang amat memikat.
birunya skandal FINAL.indd 46
"Perseus," sahut Angga sambil menjabat tangan
gadis itu. Perseus adalah pahlawan dalam mitologi Yunani
yang membebaskan Andromeda dari terkaman
Cetus, monster laut yang ganas.
Seperti mengerti kelakar Angga, gadis itu ter?
tawa renyah. Duh, tawanya bahkan terdengar de?
mi?kian merdu laksana simfoni.
Semangat Angga seperti terbangun kembali.
Padahal dalam usia tiga puluh lima tahun, wajar
kalau dia mulai merasa letih.
Acara kuis yang dipandunya telah berlangsung
ham?pir sepuluh tahun. Bukan hanya ratingnya saja
yang sudah menurun banyak, Angga sendiri sudah
mulai bosan. Dia perlu suntikan yang menghilangkan keje?
nuh?an. Bukan hanya kejenuhan pemirsa saja. Se?
ka?ligus kejenuhannya juga.
Ya, kalau yang membuat saja sudah bosan,
apalagi yang menonton! Dan Andromeda seperti tiba-tiba saja muncul
dari dalam laut. Sebagai bintang tamu yang di?
undang ke acaranya, gadis belia itu tampil begitu
me?me?sona. Dia membawa keceriaan bagi seluruh
kru. Membawa kesegaran di acara yang ditayang?
kan. Karena siapa yang tidak suka melihat wajah
can?tik dan tubuh elok menggiurkan? Apalagi kalau
birunya skandal FINAL.indd 47
otak?nya juga sama cemerlangnya dengan senyum?
nya. Andromeda dapat menjawab hampir semua
per?tanyaan yang diajukan. Dan keceriaan Angga
meng?hidupkan kembali acara yang mulai cen?
derung membosankan itu. Humornya muncul lagi secara spontan seperti
ketika di awal kariernya dalam memandu acara ini.
Ko?men?tarnya yang biasanya mulai basi kembali
segar. Pendek kata, acara itu seperti memperoleh
kem?bali rohnya. Dan semua itu pasti karena keha?
diran Andromeda. Dia seperti meneteskan darah baru di segenap
pem?buluh darah Angga. Untuk pertama kalinya
sete?lah tahun-tahun terakhir yang membosankan,
Angga tampil segar dan bersemangat seperti
tahun-tahun pertama dia muncul.
"Rating kita mulai naik lagi, Ga," baru terkuak
lagi senyum di bibir Bambang Astono. Padahal
ba?ru minggu lalu dia sudah berpikir-pikir untuk
me??mu?tuskan kontrak. Anggada Subianto sudah hampir terbenam. Me?
reka perlu mencari presenter baru yang lebih mu?
da dan segar. Mungkin seseorang yang pe?nam?pil?
annya begitu memikat seperti Andromeda.
Sayangnya dia pasti tidak mau bekerja sebagai
pre?senter. Dia sedang menyelesaikan kuliah akun?
tansinya di Utah State University di Salt Lake
birunya skandal FINAL.indd 48
City. Hanya kebetulan dia sedang berlibur di Ja?
karta. Dan kebetulan pula mau diundang untuk
tampil sebagai bintang tamu di acara mereka.
Tetapi ketika Angga mengundangnya untuk
tampil lagi dalam acaranya minggu depan, Andro?
meda menolak. "Aku sudah harus pulang," katanya sambil me?
nyung?gingkan seuntai senyum manis yang mem?
buat Angga sulit tidur. "Kapan kita bisa ketemu lagi?"
"Kalau Mas Angga ke Amerika."
Jawaban Andromeda terkesan tidak serius. Te?
tapi Angga menanggapinya seolah-olah mereka
sedang mengikrarkan janji.
Jadi enam bulan kemudian Angga mengajukan
cuti. Sesuatu yang selama sepuluh tahun tidak per?
nah dilakukannya. *** Ada perasaan heran dan sedikit kecurigaan me?nye?
li?nap ke hati Tika ketika suaminya permisi untuk
pergi ke Amerika. Selama tujuh tahun pernikahan
mereka, Angga belum pernah pamit ke luar negeri.
"Perlu sesuatu yang baru," sahut Angga ringan.
"Sen?tuhan yang berbeda. Supaya pemirsa tidak
bo?san." Walaupun Angga tidak pernah mengakuinya,
birunya skandal FINAL.indd 49
Tika tahu, karier suaminya mulai merosot. Po?pu?
la?ritasnya mulai menurun. Sudah muncul banyak
presenter muda yang menjadi pesaingnya.
Acara yang dipandunya juga sudah tidak seme?na?
r? ik dulu lagi. Sudah cenderung membosankan dan
ditinggalkan pemirsa. Dan bagi acara yang hi??dup??nya
tergantung rating, itu sudah lampu kuning.
Jadi ketika Angga minta izin ke Amerika, Tika
tidak melarang. Sebenarnya dia ingin ikut. Bu?kan?
kah dia sendiri pun hampir tidak pernah cuti? Apa
sa?lahnya kalau kini dia berlibur bersama suami?
nya? Pasien-pasiennya harus bisa merelakannya.
Mungkin ada baiknya juga dia istirahat. Dokter
baru saja melakukan proses IVF sepuluh hari yang
lalu. Siapa tahu mengurangi kesibukan bisa mem?
per?tahankan kehamilannya.
Kalau saja suaminya bisa menunda keberang?
kat?annya beberapa hari, sampai tes kehamilan
diperoleh dua minggu setelah embrio dimasukkan
ke rahimnya. Dokter hanya minta dia ber?isti?
rahat beberapa hari sesudahnya. Tapi Tidak
ber?bahayakah bagi kehamilannya kalau dia terbang
ke Amerika? Tika tidak keberatan bertanya kepada
Dokter Salim, dokter kandungan yang selalu me?
la?ku?kan proses IVF-nya.
Bagaimanapun, menurut pendapatnya, duduk
berlunjur di pesawat pasti lebih ringan daripada
memeriksa, mengobati, dan mengoperasi pasien!
birunya skandal FINAL.indd 50
Tetapi justru Angga yang keberatan.
"Konsentrasiku bisa terganggu," katanya sambil
ter?tawa. "Kalau kamu mau, kita bisa bulan madu
ke?dua tahun depan. Biaya sendiri. Pilih hotel sen?
diri. Kamu nggak mau duduk di economy class,
kan?" "Siapa bilang?" Tika berusaha meredam pe?ra?sa?
an tidak enak di hatinya. "Kalau suamiku duduk
di ekonomi, masa aku duduk di bisnis?"
"Itu maksudku tadi. Tahun depan kita bisa pilih
destinasi sendiri. Naik bisnis. Nginap di hotel bin?
tang lima. Kalau ikut aku sekarang, kamu bisa
be?te! Lagian malu juga kan kalau dibayari per?
usaha??an!" "Siapa bilang aku minta dibayari?"
Angga tersenyum lebar. Senyumnya begitu
cerah. Wajahnya sumringah.
Heran. Mengapa beberapa hari ini Angga tam?
pak lebih bersemangat, lebih segar, lebih ceria,
se?perti Angga yang dikenalnya beberapa tahun
yang lalu? Tika sudah berusaha mengusir kecurigaannya.
Te?tapi mengapa perasaan tidak enak itu tidak mau
per?gi juga? Inikah yang disebut firasat seorang
istri? Angga memang seorang tokoh publik yang
populer. Pergaulannya luas. Pekerjaannya meng?ha?
rus?kannya bertemu dan bergaul dengan kalangan
birunya skandal FINAL.indd 51
yang rentan gosip. Tetapi selama ini, gosip tak per?
nah mengusik ketenteraman rumah tangga me?reka.
Tika percaya penuh pada suaminya. Satu-dua
kabar miring lewat begitu saja di telinganya. Tidak
ada buktinya kok! Tabloid saja yang suka iseng!
"Ini perjalanan kerja, Tika," kata Angga santai.
Suaranya setenang air mukanya. Tidak menampil?
kan perasaan apa-apa. "Kamu juga tidak mau
suami?mu ikut kalau kamu simposium, kan?"
"Bukannya Mas Angga yang tidak mau ikut?"
"Aku bosan mendengarkan dokter ceramah.
Kalau aku tidur di tengah simposium, kamu yang
malu, kan? Kamu bilang aku ngorok kalau tidur.
Nah, kalau aku mendengkur waktu lampu dipa?
dam?kan, siapa yang malu?"
"Kalau aku janji tidak ikut ke lokasi, cuma
shopping di dekat hotel, aku boleh ikut?" Tika
masih coba menawar. "Lain kali ya? Tahun depan kita punya banyak
waktu untuk kita nikmati sendiri."
"Ada waktu tertentu untuk kunikmati bersama
suamiku?" Tika pura-pura merajuk. "Sekarang aku
tidak boleh memiliki seluruh waktumu?"
"Siapa bilang? Sekarang saja akan kupaksa istri?
ku menghabiskan malamnya bersamaku. Aku akan
meng?ajakmu makan malam di sebuah tempat yang
sangat istimewa. Buang saja handphone-mu su?paya
pasien tidak bisa mencarimu!"
birunya skandal FINAL.indd 52
"Tapi sekarang bukan malam Minggu."
"Kata siapa hanya malam Minggu aku boleh
mengajak istriku makan malam?"
Jadi Tika terpaksa mendadak menutup praktek.
Dan mengiba-iba membujuk sejawatnya untuk
meng?gantikannya. Untung tidak ada operasi.
Tetapi balasan yang diterimanya benar-benar
se?timpal. Benar-benar tidak mengecewakan. Tidak
me?nyesal Tika mematuhi permintaan suaminya.
Malam itu Angga memang bersikap sangat ma?
nis. Lembut. Romantis. Seperti waktu pacaran
dulu. Dia membawa Tika ke restoran tempatnya
mem?berikan cincin pertunangan. Lalu dia meme?
san ka?mar hotel. Dan mereka menghabiskan ma?
lam itu seperti sepasang pengantin baru.
Sudah lama Tika tidak menikmati suguhan yang
demikian mesra menggairahkan dari suami?nya.
Sejak mereka bercinta di dapur enam bulan yang
lalu. Sesudah itu, Angga tampaknya agak je?nuh. Dan
mengurangi intensitas percintaan me?reka.
Tidak heran kalau malam itu Tika merasa sa?
ngat tersanjung. Puas. Nikmat. Bahagia.
Tentu saja tak pernah terlintas di benaknya,
Angga sedang membayangkan perempuan lain ke?
tika dia meniduri istrinya.
birunya skandal FINAL.indd 53
*** Angga tidak bermaksud mengkhianati istrinya.
Apalagi istri yang begitu setia, sabar, dan penuh
pe?ngertian seperti Tika. Tetapi sejak bertemu de?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ngan Andromeda, Angga tidak pernah dapat melu?
pa?kannya lagi. Setiap malam dia membayangkannya. Merindu?
k?annya. Mendambakannya. Hampir tiap hari dia melukiskan kecantikan
ga?dis itu di benaknya. Sekarang lukisannya ada di
ma?na-mana. Seolah-olah bertebaran memenuhi
duni?a?nya. Angga bisa melihatnya setiap kali dia
berkedip. Bisa merasakan kehadirannya setiap kali
dia memejamkan matanya. Aku bisa gila jika tidak menemuinya, desahnya
ke?tika dia sedang merenung seorang diri.
Saat itu sudah tengah malam. Tapi Angga masih
me?nikmati cangkir kopinya yang ketiga di sebuah
kafe di bilangan Jakarta Selatan.
Apa bedanya di rumah atau di mana pun? Dia
kan tetap tidak bisa tidur!
Di rumah dia malah lebih merasa tersiksa ka?
rena kehadiran istrinya. Dalam keadaan letih, istri?
nya masih menyiapkan kopinya. Masih memi?lih?
kan piama untuknya. Meskipun kalau boleh
me???mi?lih, Angga lebih suka tidur dengan celana
pen??dek. Tanpa baju. Hhh, piama! Bikin pengap
saja! Tapi kalau istrinya sudah menyiapkan piama, di
birunya skandal FINAL.indd 54
le?mari bertumpuk-tumpuk aneka piama yang
dibelinya, bagaimana Angga bisa menolak?
Tika bahkan membawa laptopnya ke ranjang
su?paya bisa menemani suaminya tidur. Dia tidak
ter?singgung walaupun Angga sudah mendengkur
ketika dia masih ingin mengobrol. Bahkan masih
ingin bermesraan. Dia malah menyelimuti dulu tubuh suaminya
baru kembali meraih laptopnya. Meredupkan lam?
pu. Mengecilkan volume TV. Dan kembali teng?
gelam dalam kesibukan kerjanya.
Dipendamnya saja gairah yang bergejolak di
dada?nya. Tika tidak pernah menuntut apa-apa.
Bah?kan menuntut haknya sebagai istri pun tidak
per?nah. Justru kesetiaan dan pelayanan istrinyalah yang
mem?buat Angga berjuang keras untuk menjauhi
per?selingkuhan. "Istrimu dokter terkenal, Angga." Ibunya juga
tidak bosan-bosannya menasihati. "Jika suaminya
punya affair, penderitaan paling berat yang harus
di?tanggungnya adalah rasa malu. Skandal yang
bakal merusak reputasinya yang selama ini selalu
dijaga?nya dengan baik."
Tentu saja Angga tahu. Skandal bakal merusak
citra istrinya yang demikian mulus. Tetapi bagai?
mana mengusir bayangan Andromeda dari benak?
nya? birunya skandal FINAL.indd 55
Belum pernah Angga merasakan dorongan yang
begini kuat di hatinya untuk menemui seorang
ga?dis. Kerinduannya sudah hampir tak dapat dire?
dam lagi. Inikah cinta? Cinta pada pandangan pertama?
Mungkinkah cinta sejati baru datang di ambang
usianya yang ketiga lima?
Tetapi jika ini cinta, lalu perasaan apa yang di?
ra?sa?kan?nya kepada istrinya? Mungkinkah seorang
laki-laki mencintai dua orang wanita sekaligus?
Jika aku tidak menemuinya, pertanyaan ini akan
meng?ganjal seumur hidupku, pikir Angga ketika
dia mereguk sisa kopi di cangkirnya. Pertanyaan
yang tak pernah terjawab akan merusak masa de?
pan?ku. Bahkan bukan tidak mungkin meng?ganggu
kebahagiaan perkawinanku.
Ketika keluar dari kafe malam itu, tekad Angga
sudah bulat. Dia akan menemui Andromeda sekali
lagi. Jika hanya nafsu yang membawanya ke sana,
dia akan menuntaskannya. Tak akan ada lagi ba?
yangan gadis itu yang menghantui hidupnya dan
me?rusak perkawinannya. Dia akan kembali kepada istrinya yang masih
se?lalu menunggunya dengan setia. Karena dia
tahu, itulah cinta sejatinya.
birunya skandal FINAL.indd 56
Bab IV UDAH awal bulan Mei ketika Angga tiba di
Taman Nasional Yellowstone. Tetapi musim dingin
yang berkepanjangan membuat baru satu pintu
masuk yang dibuka. Jalanan pun masih sepi. Baru
satu-dua kendaraan yang lewat. Serombongan bi?
son melangkah santai tanpa merasa takut sedikit
pun. Kadang-kadang mereka menyeberang seenak?
nya. Dan mobil harus berhenti untuk membiarkan
me?reka lewat. Angga melayangkan pandangannya ke luar
melalui jendela mobil sewaannya. Bukit karang
ber?warna kuning kecokelatan menjulang megah ke
ang?kasa. Sementara hutan pinus yang lebat seperti
me?nyimpan keabadian dalam pesonanya yang hi?
jau menyegarkan. Lalu bentangan air yang luas kebiruan seperti
tiba-tiba menyergap mata. Tepinya nun jauh di
sana seakan menyapa cakrawala. Membisikkan
birunya skandal FINAL.indd 57
birunya skandal FINAL.indd 58
ain betapa indahnya alam yang mereka miliki. Betapa
cerah?nya langit di atas sana. Awan putih berarak
di langit biru. Memamerkan lukisan imajiner yang
dapat ditafsirkan sebebas siapa yang memandang?
nya. Tetapi ketika memasuki wilayah Mammoth
Country, cuaca tiba-tiba berubah. Serpihan salju
melayang turun seperti helai-helai kapas yang
beter?bangan di udara. Beberapa serpihan menyen?
tuh dedaunan. Mengubah warna hijau menjadi
ber?cak keputihan yang semakin lama semakin
tebal. Keindahan panorama saat itu menyentakkan
na?luri yang paling dalam di hati Angga. Mem?bias?
kan keinginan untuk mengabadikan sensasi yang
dialaminya. Menghentikan putaran waktu. Menik?
mati keindahan itu selamanya.
Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Te?gak di samping mobil itu. Dan menengadahkan
kepalanya. Membiarkan tetesan air dan belaian
salju menyentuh wajahnya. Rambutnya. Tangan?
nya. Seluruh tubuhnya. Dingin tak terasa lagi. Berganti dengan hangat
yang membelai sukma. Lama Angga tegak di sana. Salju seakan menya?
p?anya dengan ramah. Membelai pipinya dengan
lembut. Beberapa tetes menitik ke bibirnya. Dan
Angga menjilatnya dengan lidahnya. Seolah-olah
dia sedang mencicipi es serut yang sering dinik?
mati??nya waktu SD dulu. Angga melayangkan pandangannya ke se?ki?tar?
nya. Hijau yang tadi menyepuh pandangan?nya kini
berganti putih ke mana mata memandang. Alam
se?mesta memutih bagai hamparan kapas tak ber?
tepi. Di pinggir jalan bison-bison masih melangkah
santai. Tidak peduli dengan salju yang membasahi
tu?buh mereka. Sementara di padang rumput,
beberapa ekor rusa merumput dengan nikmatnya,
seolah tidak merasakan dingin yang menyentuh
bulu mereka. Angga begitu menikmati kehadirannya di sana.
Dia merasa seperti salah satu dari mereka. Me?
nyatu dengan alam yang permai dan damai. Rasa?
nya sudah lama sekali dia tidak pernah menikmati
suasana seperti ini. Tiba-tiba saja dia menyadari, betapa membo?san?
kan hidupnya. Betapa dia membutuhkan saat-saat
seperti ini untuk menyegarkan kembali diri?nya.
Darah seperti terpompa deras mengaliri pem?
buluh-pembuluh darahnya. Menyipratkan se?ma?
ngat yang selama ini seperti menghilang entah ke
mana. Inikah dampak positif cinta? Dampak yang
dapat membangkitkan seseorang dari tidurnya
yang lelap? Dampak yang tiba-tiba dapat meng?
ubah orang menjadi seniman?
birunya skandal FINAL.indd 59
*** Dia tegak di sana. Persis seperti ketika pertama
ka?li Angga melihatnya. Tinggi. Ramping. Cantik
jelita. Dengan seuntai senyum yang membuat
Angga sulit tidur. Hanya rias rambutnya yang berbeda. Jika dulu
ram??butnya digelung ke atas, kini rambut itu di?
biar??kan tergerai bebas. Beberapa helai rambut
ber??juntai manja ke dahinya.
Tetapi bagaimanapun penampilan rambutnya,
bagi Angga, dia tetap tampil memesona bagai jel?
ma?an bidadari dari kahyangan.
"Hai," sapa Andromeda dengan kegembiraan
yang tidak dibuat-buat. Ada sedikit kekagetan di matanya, seolah-olah
dia tidak menyangka Angga benar-benar datang
me??ne?pati janjinya. Saat itu salju turun dengan lebatnya di luar ho?tel.
Tetapi Angga tidak merasa dingin sedikit pun. Dia
malah merasa sekujur tubuhnya panas terba?kar.
Seolah-olah ada sebongkah magma yang sa?ngat
besar di dadanya. Magma yang dengan pa?nas?nya
yang luar biasa siap menyemburkan geiser ke manam?ana.
Andromeda tampil begitu memikat. Begitu
jelita. Begitu ceria. Dia tidak menyembunyikan
ke??gem??bir?a?annya di depan teman-temannya dan
penyelianya di hotel itu.
birunya skandal FINAL.indd 60
Dia memang selalu mengisi waktu liburannya
de?ngan bekerja di sana-sini. Dan untuk liburan
mu??sim dinginnya kali ini dia bekerja di sebuah
hotel di Mammoth Country.
"Sudah biasa kami cari uang jajan sendiri," kata
Andromeda ketika mereka sedang menikmati ma?
kan malam berdua. "Kalau sudah dewasa, aku dan
te?man-temanku tidak pernah minta uang saku dari
ortu lagi." "Memang berapa sih umurmu?" tanya Angga
pura-pura bodoh. "Paling-paling juga baru enam
be?las lebih enam hari."
Andromeda tersenyum. Dia memotong steik
ka?cang merahnya dan menyuapkan sekerat steik
ke mu??lut?nya. Dia memang vegetarian. Tetapi bu?
kan itu yang membuat Angga terkesan. Dia begitu
ter??pes???ona melihat gaya gadis itu memotong dan
me??nyuap???kan steiknya. Bahkan caranya makan be?
gitu me?na?wan! Barangkali aku sudah gila, keluh Angga ketika
mal?am itu dia sedang duduk di depan jendela
yang terbuka lebar di kamarnya. Tertegun meman?
dangi serpihan salju yang masih melayang turun.
Mengapa aku jadi bertingkah seperti ABG begini?
Rumput di halaman hotel sudah tidak kelihatan
hi?jau lagi. Semuanya sudah disepuh warna putih.
Sudah tak ada lagi orang yang lalu lalang di
sana. Gelap pekat sudah merangkul bumi. Hanya
birunya skandal FINAL.indd 61
seleret cahaya dari lobi hotel yang sekilas mene?
rangi halaman. Malam sudah larut. Tetapi Angga belum bisa
ter?l??elap. Hatinya gelisah. Dadanya bergejolak. Ba?
yang?an Andromeda tak mau hilang juga dari be?
naknya. Di kamarnya yang sempit tidak ada televisi.
Tidak ada wifi. Ponselnya pun tidak mendapat
sinyal. Tidak ada yang bisa dilakukannya di sana
kecuali duduk melamun. Kenapa aku bisa tergila-gila begini, desahnya
resah. Gadis itu bahkan belum genap sembilan
belas tahun! Aku sudah tiga puluh lebih. Dan aku
pu?nya seorang istri yang setia! Yang sedang me?
nunggu dengan sabar di rumah karena mengira
suaminya sedang bekerja! Apa yang sedang kulakukan di sini? Menggoda
seorang gadis remaja yang sedang berjuang meraih
ge?lar??nya? Merusak masa depannya dengan h?u?
bung??an yang aku tahu pasti di mana ujungnya?
Lebih baik besok aku pamit. Aku harus pulang.
Kembali ke tempat dari mana aku datang. Ke du?
niaku. Ke rumahku. Ke mahligai perkawinanku.
Tetapi ketika esoknya Angga bertemu dengan
Andro?meda, tekadnya luluh bagai cermin diban?
ting ke batu. Angga bukannya permisi pulang. Dia malah
tidak mampu membuka mulutnya untuk pamit.
birunya skandal FINAL.indd 62
Ja?ngan?kan membuka mulut. Berpikir ke sana saja
tidak sempat. *** Norris Geyser Basin hari itu tertutup pekat oleh


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

salju yang turun tidak henti-hentinya. Sejauh mata
memandang hanya kabut tebal dan serpihan salju
yang tampak. Tapi bagi Angga yang sedang m?e?me?
luk Andromeda di balik selembar ponco yang
m?enyelubungi kepala dan sebagian tubuh mereka,
yang terlihat memang hanya wajah gadis itu. Yang
berada demikian dekat dengan wajahnya.
Dingin yang membekukan tulang tak terasa lagi
ketika Angga mendekap erat gadis itu dan men?cium
mesra bibirnya. Darah yang mengalir di pem?buluh
nadinya seolah aliran magma yang me?le?tup-letup.
Dadanya bergolak menahan gairah yang seakan
sudah berabad-abad terpendam m?ena?nti dipuaskan.
Mereka sama-sama tidak tahu bagaimana me?
reka menemukan tempat itu. Tetapi di sana se?
mua?nya terjadi. Begitu cepat. Begitu mesra. Begitu
indah. Angga membelai mesra seluruh tubuh gadis itu.
Kulitnya bagai sutra halus yang menyentuh tangan
Angga. Membangkitkan sensasi yang luar biasa
men?cekam. Menyalurkan kehangatan yang meram?
bah sampai ke relung hatinya yang paling dalam.
birunya skandal FINAL.indd 63
Andromeda merintih menahan gairah yang ber?
ge?lung di dada, ketika tangan lelaki itu men?jelajahi
tempat-tempat yang paling peka di tubuhnya.
Ketika bibirnya yang basah merambah mesra te?
linga, leher, dan dadanya.
Tidak berhenti sampai di sana, lidah Angga
men?jilat dan menguasai semua lekuk di tubuh
Andro?meda, bahkan sampai ke tempat yang mem?
buat gadis itu memekik tak tertahankan.
Pekikan yang justru membangkitkan gairah
Angga yang membeludak. Menggugah kejantanan?
nya sampai ke titik kulminasi.
Lalu Angga meraih gadis itu. Menyatukan tubuh
mereka. Memilikinya. Memberinya kenik?mat??an
yang sempurna sampai Andromeda mele?nguh pan?
jang. Mendesahkan kepuasan yang tak ter??peri.
Andromeda merasa dirinya seperti hilang dalam
tim?bunan kapas yang melayang-layang di angkasa.
Ter?benam dalam dekapan awan kenikmatan yang
mem?buatnya melupakan segala-galanya. Semuanya
begitu mesra. Begitu nikmat. Begitu memesona.
Begitu memabukkan. Sampai mereka sama-sama terkapar dalam ke?
puasan yang tak terucapkan. Bergelung dalam se?
limut cinta yang menghangatkan.
Sementara hujan salju yang masih turun dengan
derasnya membuat semua tampak putih ke mana
mata memandang. birunya skandal FINAL.indd 64
Angga dan Andomeda sama-sama tidak merasa
dingin walaupun beberapa helai salju mampir ke
tubuh mereka yang terbuka.
Angga meraih ponco mereka yang sudah
menyingkir ketika mereka sedang bercinta. Dan
menyelubunginya ke tubuh mereka. Didekapnya
Andromeda erat-erat ketika dia merasa gadis itu
mulai menggigil. "Aku mencintaimu, Meda," bisik Angga mesra.
"Aku sangat mencintaimu."
Dan Angga tidak berdusta. Belum pernah dia
men?cicipi kenikmatan yang baru saja diperoleh?
nya. Apakah karena kali ini dia bermesraan dengan
cinta yang terbit dari lubuk hatinya yang paling
da?lam? Inikah cinta sejati? Cinta yang membuat
ke?m?esraannya bukan hanya kepuasan sematamata, tetapi sebuah kebersamaan yang tak terpi?
sah??kan? Untuk pertama kalinya Angga bercinta bukan
un?tuk menggapai kenikmatan bagi dirinya sendiri.
Te?tapi untuk membahagiakan wanita yang dicin?
tai??nya. Angga bukan saja ingin mengulanginya. Dia
ingin memilikinya untuk selama-lamanya. Seumur
hi??dupnya. Ketika hari itu telah berakhir, ketika sedang ter?
empas di ranjangnya, Angga baru teringat kepada
birunya skandal FINAL.indd 65
istrinya. Ada kepedihan menggurat hatinya ketika
membayangkan kesedihan yang bersorot di mata
istrinya kalau dia tahu apa yang terjadi.
Apa yang kulakukan di sini, desah Angga de?
ngan setitik penyesalan. Mengapa harus menodai
gadis belia ini dan mengoyak kesucian perka?win?
an?ku? Tetapi jika cinta sudah bicara, bukankah logika
pun membisu? Angga sudah benar-benar jatuh cinta. Dia me?
rasa tidak bisa lagi meninggalkan gadis ini.
"Aku akan kembali," desahnya mantap, ketika
hari itu mereka bercinta di kamar Angga.
Andromeda tidak menjawab. Dia masih me?rasa?
kan kenikmatan yang baru saja dialaminya. Kenik?
mat?an yang seperti tak pernah berakhir walau se?
muanya sudah lama selesai.
Dia hanya mampu melekatkan kepalanya di
dada laki-laki itu. Laki-laki yang baru dua kali
dite?mui?nya. Laki-laki yang mampu memberikan
keni?k?matan yang belum pernah dicicipinya. Lelaki
yang kepadanya dia telah rela menyerahkan segalagal?anya.
Sesudah itu mereka seperti tak terpisahkan lagi.
Dan Yellowstone menjadi saksi cinta mereka.
birunya skandal FINAL.indd 66
*** Di Upper Geyser Basin, ada sebuah geiser yang
dijuluki Old Faithful Geyser.
Geiser yang luar biasa ini menyemburkan air
pa?nasnya membentuk fountain setinggi seratus tiga
puluh lima kaki setiap empat puluh lima sampai
seratus dua puluh menit. Pemandangan yang disajikannya menimbulkan
de?sah kagum bagi para penonton yang ber?ke?ru?
mun menyaksikan fenomena alam yang fantastis
ini. Tidak terkecuali bagi Angga dan Andromeda
yang sedang duduk berpelukan di bangku kayu
yang disediakan di sana. Sengaja Andromeda membawa Angga ber?ke?
liling Yellowstone, memperlihatkan panorama
meng?agumkan yang disajikan taman nasional ini.
Bukan cuma panorama indah yang dapat mereka
te?mukan di sana. Parade binatang-binatang yang
hi?dup bebas pun seperti menambah daya tarik
yang memikat mata. Bagi mereka yang sedang diamuk cinta, bahkan
ke?indahan alam menambah gairah yang meng?ge?
leg?ak di dada. Seolah-olah memacu hasrat mereka
unt?uk selalu merenda kebersamaan. Di mana pun.
Kapan pun. Dan keelokan alam seperti tak pernah berakhir
di Yellowstone. "Aku akan kembali kemari," terucap janji itu
dari celah-celah bibir Angga ketika dia sedang
birunya skandal FINAL.indd 67
men?dekap Andromeda di atas batu di tepi Jenny
Lake, salah satu danau terindah di Grand Teton.
Beningnya air danau, bayangan kehijauan yang
me?mantul dari dedaunan pohon-pohon yang me?
naunginya di atas sana, birunya deretan pegunung?
an yang melatarbelakangi, ditambah hening?nya
sua?sana yang mencekam, laksana saksi alam yang
membisu. "Ini bukan cuma janji kan, Mas?" desah Andro?
meda lirih. "Kita akan mengikrarkan sumpah kita di sini,
Meda. Tahun depan, ketika salju turun di Yellow?
stone, aku akan kembali. Dan kita tidak akan ber?
pisah lagi selamanya."
*** "Ke Amerika?" Bambang Astono mengerutkan
dahi. "Nggak tuh, Dok. Kami tidak punya prog?
ram apa-apa yang setingnya di luar negeri..." lalu
tiba-tiba Bambang terdiam.
Bayangan Andromeda tiba-tiba saja melintas di
de?pan matanya. Dan mendadak dia tahu apa yang
ter?j?adi. Dia tahu mengapa tiba-tiba Angga minta
cuti! Kurang ajar kau, Angga, geram Bambang dalam
hati. Istri sebaik ini masih tega kaubohongi!
Tetapi nalurinya sebagai laki-laki muncul begitu
birunya skandal FINAL.indd 68
saja. Naluri untuk melindungi sesama lelaki. Lelaki
m?emang dilahirkan untuk membohongi perem?
puan, kan? Jadi apa salahnya melanjutkan dusta
Angga, menutupi perselingkuhannya?
Angga sering mengeluh istrinya terlalu repot
de?ngan pasien-pasiennya. Tidak heran. Dia dokter
yang sukses. Prakteknya laku keras. Pasien yang
mau berobat harus antre berbulan-bulan. Pasti
Angga merasa tersisih. Bambang pernah mendengar selentingan,
Angga marah-marah ketika istrinya membelikan
Ferrari. Dia menolak hadiah itu. Dan menyuruh
istri?nya mengembalikan mobil itu ke showroomnya.
Memang aku tidak bisa beli sendiri, gerutu
Angga, tentu saja hanya di depan teman-teman?
nya. Di depan istrinya dia hanya bilang, buat apa
pa?kai Ferrari di Jakarta yang serbamacet? Di mana
mobil itu mau dikebut? Padahal alasan yang sebenarnya semua orang
juga tahu, Angga merasa minder. Karena peng?ha?
sil?an istrinya jauh lebih besar. Dan itu melukai
egonya sebagai laki-laki.
Jadi apa salahnya kalau dia menyeleweng se?di?
kit? Sekadar mencari hiburan. Mengurangi stres.
Apalagi kariernya mulai surut. Populari?tas?nya me?
nu?run. Jadi pindah jalur sedikit siapa tahu bisa
me?ma?cu kreativitasnya. birunya skandal FINAL.indd 69
"Angga ke Papua, Dok," cepat-cepat Bambang
ber?b??elok arah. "Saya nggak tahu kenapa dia bilang
sama Dokter ke Amerika."
Saya juga tidak tahu, Tika menutup teleponnya
setelah mengucapkan terima kasih. Yang saya tahu,
kamu bohong. Tika memang sudah merasa tidak enak sejak
Angga minta izin ke Amerika dan tidak mau di?
ikuti. Dan perasaannya tambah tidak enak karena
Angga hanya sekali menelepon. Ponselnya tidak
bisa dihubungi. SMS Tika tidak pernah dibalas.
Karena khawatir, Tika terpaksa menelepon
Bam?bang. Dan jawaban Bambang menambah
besar kecurigaannya. Sekarang Tika yakin, suaminya berdusta. Dan
kalau seorang laki-laki yang sudah menikah ber?
dusta, alasannya pasti cuma satu. Perempuan.
Ingatan Tika tiba-tiba saja melayang kepada
Dokter Nurdin. Seperti itu jugakah dia mem?bo?
hongi istrinya dulu? Dan hati Tika terasa sakit.
Amat sakit. Mendadak dia ingat kata-kata pera?wat?
nya. Yang suaminya baru saja ketahuan menyele?
weng. Berselingkuh dengan teman sekantornya.
"Lelaki tidak pernah puas dengan satu perem?
puan saja, Dok. Kalau sudah bosan, mereka akan
men?cari yang lain."
Sudah bosankah Angga padaku, pikir Tika getir.
"Suami saya bukan baru sekali ketahuan seling?
birunya skandal FINAL.indd 70
kuh, Dok," lanjut Suster Ida kesal. "Tapi setiap kali
ke?tahuan, dia selalu minta maaf dan janji tidak
akan nyeleweng lagi. Demi anak-anak, saya selalu
me?maafkan. Tapi sejarah selalu berulang, Dok.
Tidak tahu sampai kapan."
Suster Ida sudah bisa menerima kekurangan
suami?nya. Dia bisa memaafkan. Tetapi bisakah aku
me?maafkan suamiku? Seluruh rumah sakit sudah tahu kebinalan
suami Suster Ida. Mereka iba kepadanya. Tetapi
jika mereka tahu suami Dokter Kartika juga berse?
lingkuh masihkah mereka merasa iba kepadaku?
Skandal ini akan tersebar. Semua orang akan
me?mandangku dengan tatapan berbeda. Dan aku
tidak sanggup menerima tatapan seperti itu.
Barangkali ibu mertuaku yang benar. Seharus?
nya aku cepat-cepat mengadopsi seorang anak.
Dari?pada mencoba dan mencoba lagi memiliki
anak kandung. Hanya membuang-buang waktu
saja. Begitu hamil, suamiku malah sudah hampir
le?nyap disambar orang! Lebih baik dari dulu-dulu aku mencari anak
angkat. Mungkin kehadiran seorang anak akan
me?ngikis kebosanan di hati suamiku. Mengubah
hi?dupnya menjadi lebih berwarna.
Tetapi bukankah Suster Ida sudah memiliki
tiga orang anak? Berapa lama kelucuan seorang
anak mampu menahan suaminya di rumah?
birunya skandal FINAL.indd 71
Berapa lama kehadiran seorang anak mampu
mem?bu?yar?kan kebosanan seorang laki-laki?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Malam itu untuk pertama kalinya setelah per?pi?
sah?annya dengan Nurdin, Tika menangis tersedusedu. Dia merasa hatinya sakit. Amat sakit. Bukan
ka?rena miliknya yang paling berharga diambil
orang. Tetapi karena orang yang paling dicintainya
tega membohonginya. Jika sudah tak ada lagi kepercayaan, apa artinya
lagi pernikahan? Angga telah mendustainya. Mengkhianatinya.
Merobek-robek kesucian perkawinan mereka.
Tetapi bahkan setelah air mata terakhir meng?
gan?tung di bulu matanya, Tika sadar, dia masih
tetap mencintai suaminya. Dengan cinta tanpa
pam?rih. Cinta tiada akhir. Bahkan setelah cinta itu
me?nipunya. Meninggalkannya.
Jika Angga kembali, Tika tetap akan menerima
suami?nya. Dengan cinta seorang istri yang tak
pernah berakhir. Aku akan berjuang untuk mempertahankan
perkawinanku. Merebut suamiku kembali.
Tak ada yang dapat mengalahkanku. Tak ada.
Karena sekarang aku istrinya. Tidak ada yang
lebih berhak memiliki suaminya daripada seorang
istri. Dulu mungkin Angga bisa berganti-ganti pacar.
Dulu. Sebelum dia menikah.
birunya skandal FINAL.indd 72
Tetapi sekarang dia sudah punya istri. Dia tidak
bisa berganti istri seenaknya. Aku akan berjuang
untuk mempertahankannya. Dan Tika yakin, dia akan berhasil merebut hati
suami?nya kembali. Karena suatu hari, Angga akan
merasa bosan menggauli wanita lain. Dan dia akan
kembali kepada istrinya. Belakangan baru Tika sadar, keyakinannya ter?
nyata terlalu berlebihan.
Seorang suami memang milik istrinya. Tapi ha?
nya secara hukum. Jika hatinya sudah dimiliki perempuan lain, su?
lit membawanya kembali. Lebih-lebih jika cinta?
nya sudah memilih. birunya skandal FINAL.indd 73
Bab V ETIKA bertemu dengan istrinya malam itu
se?te?lah menghilang selama enam minggu, entah
dari mana asalnya firasat itu, Angga sudah merasa,
Tika su?dah tahu penyelewengannya.
Sikapnya memang biasa saja. Atau paling tidak,
Tika berusaha keras untuk bersikap biasa. Dan
ke?tika melihat sikap istrinya, Angga kehilangan
ke?be?raniannya untuk berterus terang.
Padahal ketika berpisah dengan Andromeda di
Mammoth Country, Angga sudah bertekad untuk
men?ceraikan istrinya. Mereka akan berpisah baikbaik. Mungkin malah bersyukur karena saat ini
mereka belum punya anak. Tidak ada makhlukmakhluk kecil yang menderita karena perpisahan
orangtuanya. Angga sudah merencanakan untuk mencerita?
kan segala-galanya kepada istrinya. Tika pasti bisa
me?nerimanya. Lebih baik mereka berpisah dari?
birunya skandal FINAL.indd 74
pada dia dibohongi terus oleh suaminya, kan?
Ba?gai?manapun, perceraian masih lebih baik dari?
pada perselingkuhan. Tika pasti sudah tahu suaminya berselingkuh.
Dan itu pasti sangat menyakiti hatinya. Tetapi dia
ti?dak marah. Bahkan menampilkan kekesalannya
saja tidak. Dia berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apaapa. Seolah-olah semuanya berlangsung seperti
biasa. Tidak ada badai yang mengintai bahtera
per?ka?winan mereka. Laut masih tenang tanpa ge?
lom?bang. Sikapnya membuat Angga kehilangan keberani?
an?nya. Tekadnya luluh seketika. Lebih-lebih ketika
di meja makan malam itu Tika mengucapkan se?
suatu yang membuat Angga syok.
"Kita berhasil, Mas," katanya dengan suara per?
lahan. Begitu hati-hatinya Tika mengucapkan katakata itu, seolah-olah dia takut suaminya jatuh
ping?san karena terkejut. "Aku hamil. Sekarang su?
dah masuk minggu kedelapan."
Angga tertegun. Menatap istrinya dengan nanar.
Seandainya Tika mengucapkannya setahun
yang lalu! Dia pasti sudah melompat memeluk
istri?nya. Tetapi sekarang dia hanya dapat duduk terpana
de?ngan wajah bingung. Sebelum Angga pergi ke
Amerika, mereka memang melakukan IVF lagi.
birunya skandal FINAL.indd 75
Tapi terus terang itu kemauan Tika. Angga ha?nya
menurut saja. Karena dia sudah skeptis.
Apa bedanya kali ini dengan yang lalu-lalu?
Usia Tika malah sudah bertambah tua. Sel telur
dan rahimnya malah mungkin sudah tidak sebagus
se?bel?umnya. Jadi kali ini pun pasti gagal lagi.
Dan sikap suaminya menambah perih hati
Tika. "Aku tidak mengharapkan seikat bunga, Mas,"
Tika berusaha bersikap manis. Senyum tersung?
ging di bibirnya. Walaupun matanya menyembu?
nyi?kan kepahitan. "Tapi paling tidak sebuah ke?
cup?an di pipi, kan?"
Angga seperti baru tersadar dari pesona yang
memukau. Yang menyihirnya jadi batu. Dia bang?
kit dengan kaku dari kursinya. Melangkah seperti
zombie menghampiri istrinya. Mem?bung?kuk dan
mencium pipi Tika. "Selamat, Tika," bisiknya parau. "Mengapa baru
kamu katakan sekarang?"
"Aku takut mengecewakanmu lagi, Mas. Aku
sen?diri tidak yakin akan berhasil. Lagi pula Mas
baru pulang, kan? Ketika tes pregnansiku positif,
aku sudah berusaha menelepon Mas Angga"
"Di sana tidak ada sinyal!" potong Angga cepat.
"Tapi Mas gembira, kan?" gumam Tika ragu.
"Gembira? Aku hampir semaput karena ba?ha?
gia, Tika!" birunya skandal FINAL.indd 76
"Mas mau lihat foto pertama anak kita?"
Ada senyum syahdu di bibir Tika. Senyum
yang hanya dapat terlukis di bibir seorang calon
ibu yang bahagia, karena menyadari sudah ada
makh?luk kecil di perutnya. Makhluk yang tercipta
dari tetes-tetes cinta ayah-bundanya.
"Foto?" Angga menggagap bodoh.
Entah mengapa dia menjadi sepandir ini. Pasti
ka?rena pikirannya sedang galau. Logika seperti
me?ngungsi dari otaknya. "USG." Tika mengambil selembar foto Ultra Sonografi
dari saku dasternya. Dan dengan gaya amat dra?
ma?tis memperlihatkannya kepada suaminya.
Ketika pertama kali Angga melihat bayangan
anaknya dalam foto itu, ada sentuhan lembut yang
me?mukul jantungnya. Dia merasa dingin. Sekali?
gus hangat. Itukah anakku? Anak yang kini berada dari ra?
him istriku? Anak ciptaan kami, hasil perpaduan
sperma?ku dan sel telur Tika? Memang anak itu
di?buat di luar rahim. Dipadukan dalam cawan.
Tapi bagaimanapun, anak itu adalah perpaduan
diri kami! "Perempuan?" desah Angga gemetar.
"Laki-laki," Tika tersenyum. Kali ini benar-be?
nar karena dia ingin tersenyum melihat air muka
suaminya. "Mula-mula aku tidak ingin mengeta?
birunya skandal FINAL.indd 77
hui?nya. Laki-laki atau wanita sama saja. Aku sudah
sa?ngat bersyukur. Mas ingin menyapanya?"
Sesaat Angga melongo memandang wajah istri?
nya. Tika menunjuk perutnya. Dan kesadaran
men?yentakkan Angga. Dia meletakkan foto USG itu di meja makan.
Dan meraba perut istrinya dengan lembut.
"Halo, Jagoan," bisiknya masih diliputi rasa tak?
jub. "Ini Papa."
Tika menyeringai geli. "Dia menendang?"
"Belum bisa, Mas. Kan masih kecil."
"Jadi dia belum bisa membalas sapaan ayah?
nya?" "Pasti dia sudah dapat merasakannya."
"Aku akan memutarkan lagu-lagu jazz untuknya
supaya dia bisa lebih cepat bergerak."
"Asal jangan metal," Tika tersenyum lebar. "Atau
hiphop." Dan kedamaian kembali melingkupi rumah me?
reka. Seolah-olah tak ada badai yang meng?ancam.
Biduk perkawinan mereka berlayar dengan tenang.
Jadi mengapa Angga harus meniupkan angin
ken?cang? Mengapa dia harus menjungkirkan bah?
tera mereka yang tengah melaut dengan nyaman?
Mungkin istrinya tahu perselingkuhannya. Te?
tapi tampaknya dia tidak peduli. Atau Tika
bukan tidak peduli. Dia hanya ingin melupakan?
birunya skandal FINAL.indd 78
nya. Memaafkan dan menerima suaminya seperti
apa adanya. Tika tetap melayaninya makan seperti biasa.
Tetap menyiapkan piama yang dipilihnya. Tetap
meng?ajaknya ngobrol sambil nonton televisi di
kamar tidur mereka. Bahkan ketika Angga meraihnya ke dalam
peluk?annya untuk bercinta, sebagian karena rasa
ber?salah bukan gairah, Tika tidak menolak. Me?
reka bercinta seperti biasa. Seperti yang telah me?
reka lalui selama bertahun-tahun. Adakah ke?nik?
matan yang menyapa mereka saat itu, hanya
me?reka yang tahu. Apakah semuanya hanya ber?
langsung sebagai kewajiban belaka, hanya mereka
yang tahu. Tetapi bukankah itu juga yang sering
terjadi pada sebagian besar pasangan suami-istri
yang telah lama menikah? Jika Tika menginginkan hidup bersandiwara
se?perti ini untuk melindungi reputasinya, mengapa
tidak, pikir Angga bimbang. Aku memang men?
cintai Andromeda. Tetapi berapa banyak cinta
yang tidak diakhiri dengan perkawinan? Se?ba?lik?
nya berapa banyak perkawinan yang sudah tidak
d?ilumuri cinta yang pekat seperti pada awalnya?
Apalagi kini sudah ada anak dalam rahim istri?
nya. Angga tidak mungkin menceraikan Tika un?
tuk menikahi Andromeda. Mama pasti tidak se?
tuju. Dan Angga juga tidak sampai hati.
birunya skandal FINAL.indd 79
Lagi pula entah ada apanya foto itu. Begitu
me?lihatnya, naluri kebapakan seperti lahir begitu
saja di hatinya. Tiba-tiba saja Angga ingin melin?
dunginya. Menjagainya. Tidak mungkin dia tega
meninggalkannya. Bahkan demi cintanya kepada
Andromeda sekalipun! Maafkan aku, Meda, bisiknya malam itu ketika
dia belum bisa terlelap juga di tempat tidurnya.
Aku tidak bisa menepati janjiku. Di sini ada se?
orang bayi yang membutuhkan kasih sayang dan
per?lindungan ayahnya. Aku tidak tega mening?gal?
kan?nya! *** Kalau boleh memilih, Tika juga tidak ingin suami?
nya berterus terang. Lebih baik dia melakukan
suatu kesalahan daripada terjun ke lembah nista.
Tika akan memaafkan suaminya kalau dia ha?
nya berselingkuh. Asal tidak ada yang tahu. Asal
pe?rselingkuhan itu tidak menimbulkan skandal
yang akan merusak reputasinya!
Lebih-lebih sekarang ketika telah ada bayi da?lam
rahimnya! Mereka akan segera memiliki anak. Dan
kelihatannya justru itu yang membuat Angga be?tah
di rumah. Justru kehangatan yang dibawa anak??nya
membuatnya melupakan seorang gadis yang sedang
menunggu dalam kedinginan di utara sana!
birunya skandal FINAL.indd 80
Jadi selama beberapa hari bahtera perkawinan
me?reka berlabuh di laut yang tenang. Tak ada ge?
lom?bang yang menerpa. Tentu saja Angga merindukan Andromeda. Se?
ring membayangkan kemesraan yang mereka nik?
mati di Yellowstone. Ketika kabut dan salju me?
nye?limuti mereka. Ketika bahkan dingin tak
mampu mengusir kehangatan yang merangkul hati
dan tubuh mereka. Ketika gejolak gairah bahkan
lebih panas dari semburan magma.
Tetapi dia mengalihkan kerinduannya kepada
anak dalam perut istrinya. Hampir setiap ada ke?
sem?patan dia mengusap-usap perut Tika.
"Supaya dia kenal jari-jari ayahnya," kata Angga
sam?bil tersenyum. Sebenarnya Tika merasa kegelian. Tetapi dita?
han?nya saja. Karena terus terang dia merasa se?
nang diusap-usap suaminya. Kadang-kadang bulu
romanya sampai meremang menahan gairah.
"Kita akan punya anak laki-laki yang hebat,"
lan?jut Angga seperti berkhayal. "Aku akan meng?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ajari?nya hiking, racing"
"Ajari saja main layangan," sela Tika sambil ter?
se?nyum menahan geli. "Itu olahraga yang murah
tapi kreatif." "Apanya yang kreatif? Mengejar-ngejar layangan
pu?tus sampai nyangkut di pohon mangga tetang?
ga?" birunya skandal FINAL.indd 81
"Suruh dia bikin layangan sendiri. Buat benang
ge?lasan sendiri. Jangan terus-terusan main video?
game. Tidak sehat." "Siapa bilang? Aku akan mengajarinya berse?lan?
car di dunia maya sejak dia mulai memegang
botol susunya. Lulus SD dia sudah jadi programer
yang andal." "Asal dia tidak ketukar mengisap laptopnya,"
Tika tidak dapat menahan tawa.
Sekarang Angga memang beda. Sejak istrinya
ha?mil, dia menjadi lebih serius. Hidupnya tidak
diisi dengan hura-hura lagi.
Dia menjadi lebih giat mencari kerja. Karena
sejak pulang dari Amerika, Bambang sudah
memu?tus?kan kontrak. Angga dinilai lalai menja?
lan?kan tugas. Cutinya yang sepuluh hari melebar
menjadi enam minggu tanpa pemberitahuan.
Bambang marah sekali. Lebih-lebih karena
Angga berbohong. "Kau bohongi istrimu itu sih urusanmu, Ga!
Tapi kerjaan! Aku diancam denda dua ratus juta
kalau tidak bisa menampilkan acara kita tepat
wak?tu! Untung saja pada saat-saat terakhir aku
bisa mendapatkan penggantimu!"
"Keluar saja," kata Tika tegas ketika Angga
men?ceritakannya. Kalau kamu mau punya acara
sen?diri pun bisa kuberikan modal.
Tetapi Tika tidak jadi mengucapkannya. Dia
birunya skandal FINAL.indd 82
ta?kut menyinggung perasaan suaminya. Ingat pe?
ris?tiwa Ferrari yang harus dikembalikan. Ka?dangkadang wanita memang tidak dapat mengerti ego
seorang laki-laki, biarpun pria itu sudah menjadi
suaminya. Makanya hari-hari terakhir ini Angga giat men?
cari pekerjaan. Kadang-kadang malah dia harus ke
daerah untuk mencari peluang di stasiun televisi
lokal. Kesibukan itu bukan sekadar untuk me?re?
dam rasa rindunya kepada Andromeda, tapi se?ka?
li?gus mencari uang untuk anaknya.
"Buat apa?" tanya Tika penasaran. "Uang kita
cu?kup. Mas tidak perlu membanting tulang kalau
cuma untuk menyewa kamar bersalin."
"Aku ayahnya. Aku yang harus membiayai ke?la?
hir?annya." "Loh, kita suami-istri, kan? Bukan mitra da?
gang! Uangku ya uang Mas juga!"
"Tidak. Kalau anakku besar nanti, dia tidak bo?
leh bilang cuma ibuku yang punya andil atas ke?la?
hir?anku!" Tika menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia ti?
dak bisa mengerti pendapat suaminya. Tetapi
demi menghormatinya, dia diam saja. Karena
diam-diam di balik ketidaksetujuannya, sebenar?
nya dia merasa bangga. Bangga karena suaminya memperlihatkan tang?
gung jawabnya sebagai seorang ayah. Bangga ka?
birunya skandal FINAL.indd 83
rena kini dia bisa mempersembahkan seorang
anak kepada suaminya. Anak kandung. Darah da?
ging mereka. Buah cinta kasih mereka.
Tika kini merasa menjadi seorang wanita yang
sem?purna. Seorang ibu. Karena itulah kodrat
seorang wanita. Sampai suatu hari kebanggaannya remuk redam.
Apa yang selama ini ditakutinya menjadi ke?nya?
ta??an. Mimpi buruk itu kembali menghantui?nya.
Hari itu dia mengalami perdarahan. Kehamilan?
nya mengalami abortus. Janinnya gugur.
*** Kalau ada ketakutan, inilah ketakutan yang paling
besar dalam hidup Tika. Kali ini dia takut bukan
ha?nya kehilangan kesempatan untuk memiliki
anak kandung. Kali ini dia takut kehilangan suami?
nya. Kebetulan dia menemukan foto Andromeda di
laci meja tulis suaminya. Dan melihat betapa can?
tik dan belianya gadis itu, rasanya Tika tidak dapat
me?nyalahkan suaminya. Lelaki mana yang tidak tergiur melihat wanita
se?elok ini, bahkan yang sudah punya istri sekali?pun?
Dan Angga meninggalkan wanita secantik ini
karena istrinya hamil! birunya skandal FINAL.indd 84
Sekarang kalau dia tahu istrinya keguguran
lagi masih maukah dia mengambil anak angkat?
Ti?dakkah dia berpikir lebih baik menceraikan
istri?nya dan menikahi gadis muda belia yang can?
tik jelita ini? Apa yang dapat menahan Angga? Cinta? Di
mana cinta ketika perkawinan sudah memasuki
ta?hun ketujuh? Masih cukup kuatkah cinta Angga?
Bah?kan untuk menggebah pesona yang demikian
men?g?goda? Kenapa Engkau sekejam ini, Tuhan, isak Tika
de?ngan mata berkaca-kaca. Apa dosaku sampai
Kautimpakan cobaan seberat ini?
Tetapi Tuhan tetap membisu, biarpun siangma?lam Tika menggedor pintu-Nya memohon
pe?tunjuk. Dia benar-benar bingung. Tidak tahu ke
mana harus minta nasihat.
Dona sudah lama pergi ke Amerika sejak dia
ber?cerai dengan suaminya. Perceraiannya melalui
jalan yang amat terjal. Karena suaminya yang
peng??angguran menuntut separuh harta mereka,
wa??lau??pun semua harta itu dicari melalui tetesan
ke??ringat Dona. "Aku ingin membunuhnya," geram Dona sesaat
se?belum bercerai. "Kalau tidak ingat sumpah
Hippocrates, aku sudah mengirimnya ke neraka.
Be?rapa susahnya bagi seorang dokter untuk mem?
beri obat yang mematikan?"
birunya skandal FINAL.indd 85
Astaga, keluh Tika dalam batinnya. Begitu tipis?
kah batas antara cinta dan benci?
Dona yang begitu lembut, begitu periang, be?
gitu sabar, kini berubah menjadi calon monster
yang mengerikan! Tika masih dapat membayangkan pesta perni?
kah?an mereka yang begitu meriah. Masih teringat
foto-foto bulan madu mereka yang menimbulkan
iri hati semua temannya. Masih terngiang di telinganya kata-kata Dona
yang berlumur kebahagiaan.
"Aku sangat mencintainya, Ka. Dengan cinta
tanpa batas. Rasanya aku tidak bisa hidup sehari
saja tanpa melihat senyumnya. Tanpa memandang
ke dalam matanya." "Ketika aku melihat tatapannya," itulah peng?
aku?an suami Dona di pesta pernikahannya, "aku
sadar, aku telah menemukan tambatan hatiku. Be?
lah?an jiwaku. Wanita yang akan kudampingi se?
umur hidupku. Wanita yang untuk siapa aku rela
me?nye?rahkan nyawaku."
Di mana sekarang ungkapan yang demikian ma?
nis menjanjikan, ketika mereka bahkan sudah
ber?niat untuk saling bunuh?
"Apakah tidak ada solusi lain, Na?" Tika masih
men?coba menyadarkan temannya. "Pikirkanlah
se?kali lagi. Renungkan apakah benar kamu sudah
tidak mencintainya? Benarkah sudah tidak ada
setitik cinta pun yang tersisa di hatimu?"
birunya skandal FINAL.indd 86
"Yang ada cuma tinggal dendam dan kebencian,
Ka. Aku juga tidak tahu ke mana cinta pergi."
"Jika perceraian sudah menjadi keputusan ka?
lian, tidak bisakah dibicarakan baik-baik? Mema?kai
pengacara perceraian hanya akan menam?bah berat
pertikaian kalian." "Mau bagaimana lagi, Ka? Bajingan itu me?nun?
tut separuh harta kami! Itu hartaku, Ka! Aku yang
mencari dan mengumpulkannya sementara dia
sibuk mengoleksi cewek!"
Pernikahan Dona sudah tidak dapat dipertahan?
kan lagi. Apakah pernikahanku juga akan bernasib
sama? Tika benar-benar bingung. Dia sudah hendak
me?ngun?jungi ibu mertuanya. Menceritakan segala?
nya. Tetapi apa yang dapat dilakukan oleh seorang
perempuan tua? Angga memang menghormati ibunya. Cende?
rung mematuhi perintahnya. Mendengarkan na?si?
hat?nya. Tetapi jika sudah menyangkut cinta, apa
yang dapat dicegah oleh sebaris nasihat?
Aku harus berusaha sendiri mempertahankan
per?nikahanku, tekad Tika tegas. Berapa pun harga
yang harus kubayar. birunya skandal FINAL.indd 87
Bab VI AMPIR lima belas tahun telah berlalu sejak
Tika me?ninggalkannya di bagian kebidanan rumah
sakit itu. Kata-katanya yang terakhir masih jelas
ter?ngiang di telinganya.
"Kamu akan kembali, Tika. Aku yakin kamu
pasti kembali! Suatu hari kamu akan menyesali
ke?pu?tusanmu dan kembali ke pelukanku!"
Lama mereka saling tatap sebelum Nurdin ber?
hasil membuka mulutnya yang terkunci selama
hampir satu menit. "Tika? Angin apa yang membawamu kemari?"
Lima belas tahun telah mengubah penampilan
Nur?din. Dia tampak jauh lebih tua. Rambutnya
te?lah berwarna dua dan sebuah gigi serinya telah
tang?gal sampai Tika sempat berpikir, mengapa
istri?nya tidak memperhatikan penampilan suami?
nya? Jika rambutnya disemir, dibuatkan gigi palsu
birunya skandal FINAL.indd 88
yang sepadan, bukankah dia akan tampak lebih
muda bahkan mungkin lebih menarik seperti
dulu, ketika dia masih menjadi dosen?
"Apa kabar, Dok?" sapa Tika seformal mungkin.
"Atau harus panggil Prof sekarang?"
Dokter Nurdin memang sekarang sudah me?
nyan?dang gelar profesor.
Dok? Nurdin agak tersengat mendengar sapaan
itu. Sejak kapan bekas kekasihnya memanggil
"Dok"? Apakah mereka akan kembali seperti dulu,
ke?tika masih menjadi dosen dan koas?
"Baik," Nurdin tergagap. "Kamu?"
"Lumayan." "Lumayan?" Nurdin mengangkat sebelah alis?
nya. Tidak sadar Tika teringat masa koskapnya dulu.
Seperti itulah gaya Dokter Nurdin kalau jawaban
Tika tidak sesuai dengan pendapatnya.
Dan ada perasaan aneh mengiris hatinya. Bukan
perih. Bukan rindu. Perasaan itu sudah lenyap dari
hati?nya, sampai Tika merasa heran sendiri. Bagai?
m?ana cinta bisa berlalu begitu cepat sampai sisa?
nya pun sudah tidak terasa lagi?
Perasaan ini cuma sekerat nostalgia. Tidak le?
bih. "Aku dengar praktekmu laku keras sampai pa?
sien?mu harus antre berbulan-bulan!"
Tika hanya tersenyum tipis.
birunya skandal FINAL.indd 89
"Saya dengar pasien Dokter juga antre sampai
ke jalanan." Dokter Nurdin memang sekarang terkenal ka?
rena keberhasilannya melakukan proses IVF men?
capai tiga puluh persen lebih. Tidak heran prak?
tekn?ya dipenuhi ibu-ibu yang ingin hamil tetapi
tidak bisa memperoleh keinginan mereka dengan
cara lain. Nurdin tersenyum membalas kelakar bekas
muridnya. "Dari dulu aku yakin, kamu bakal jadi dokter
yang hebat. Nah, apa yang bisa kubantu? Ada pa?
sienmu yang sakit jantung grade 4 yang masih
ingin melakukan IVF?"
Sesaat Tika tertegun. Air mukanya berubah.
Nurdin memang hanya bercanda. Dan dia sendiri
heran bagaimana Nurdin bisa bergurau pada per?
te?muan pertama mereka. Apakah dia juga sudah
me?maaf?k annya dan melupakan kisah cinta me?
reka? "Sudah punya anak berapa, Dok?"
Nurdin menunjukkan sebelah tangannya sambil
tert?awa. "Kamu?" "Belum, Dok." Tika menggeleng murung.
Tawa Nurdin memudar dengan sendirinya. Se?
perti tiba-tiba bisa menebak ke mana arah pem?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bicara?an mereka. birunya skandal FINAL.indd 90
"Mau membicarakannya di kafe seberang?"
"Dokter masih mau mendengarkan?"
"Asal kamu tidak memanggilku Dokter lagi."
Suara Nurdin begitu ringan. Wajahnya sum?
ringah seperti tiba-tiba mendapat hadiah mobil
dari bank. Sudah lama dia tidak memikirkan lagi gadis
dari masa lalunya ini. Tetapi ketika tiba-tiba masa
lalu menjenguknya, dia bukan hanya terkejut. Dia
merasa gembira. Dan entah mengapa, merasa
bahagia. Seperti dulu juga, ketika masih berumur dua
puluhan, Tika tidak terlalu cantik. Tetapi ada se?
suatu dalam dirinya, senyumnya, gerak-geriknya,
yang menarik hati Nurdin. Dan kalau rasa tertarik
itu sudah berubah jadi cinta, siapa yang memikir?
kan kecantikan lagi? Hari ini seolah-olah semua kenangan indah dari
masa itu kembali menghampirinya. Dan dia me?
rasa bersemangat. Merasa bergairah. Merasa muda
kembali. Seakan-akan umurnya dikembalikan dua
puluh tahun. Hidup yang selama ini terasa datar membosan?
kan seperti mendadak bergejolak kembali. Lagu
yang telah lama punah itu sekonyong-konyong
mengalun kembali. Tetapi ketika Tika mengajukan permintaannya,
Nurdin tertegun seperti kena pukau.
birunya skandal FINAL.indd 91
"Kamu tahu aku tidak bisa melakukannya,
Tika," desisnya antara kaget dan bingung. "Itu me?
lang?gar kode etik!"
"Bang Nurdin punya banyak pasien IVF yang
melaku?kan kriopreservasi, kan?" pinta Tika pahit.
"Tolong transfer frozen embryo mereka ke rahim?
ku." Ada pasien IVF yang menyimpan kelebihan
em?brio mereka sebagai cadangan seandainya
proses IVF yang pertama gagal. Embrio itu jika
me??menuhi syarat disimpan dalam freezer. Dan
akan digunakan lagi oleh orangtuanya bila diperlu?
kan. "Aku mengerti, Tika! Tapi mentransfer embrio
mereka ke rahimmu? Itu gila, Tika! Tidak etis!
Tidak bermoral!" "Apakah affair kita dulu bermoral, Bang?"
"Ya Tuhan!" Nurdin tersentak.
Sudah gilakah perempuan ini? Begitu cintakah
dia pada suaminya sampai dia nekat melakukan
apa pun demi mempertahankan perkawinannya?
"Aku kenal kamu, Tika," desah Nurdin, masih
tidak percaya dia tidak bermimpi. "Kamu perem?
puan paling bermoral yang aku kenal. Kamu men?
jauhi skandal seperti menjauhi STD!"
STD adalah sex transmitted disease. Penyakit
yang ditularkan melalui hubungan kelamin.
"Suamiku punya affair dengan perempuan lain,
birunya skandal FINAL.indd 92
Bang." Suara Tika berubah dingin. Begitu dingin?
nya sampai Nurdin hampir bergidik. Begitu tragis?
kah tragedi mengubah seorang wanita, sampai
se??orang perempuan selembut ini bisa berubah
men??jadi kejam? "Jika aku gagal memberinya anak,
ada skandal lain yang mengancam pernikahanku."
"Tapi kamu bisa mencari jalan lain, Tika!"
"Saat ini aku tidak punya pilihan lain."
"Apakah perkawinanmu begitu berharganya
sam?pai rela kamu tukar dengan pilihan seberat
ini?" "Perkawinanku adalah segala-galanya, Bang."
"Kamu mengerti risikonya?"
"Ini hanya akan menjadi rahasia kita berdua.
Seperti affair kita belasan tahun yang lalu."
Nurdin tidak mendengar nada ancaman dalam
suara Kartika. Tetapi entah mengapa saat itu dia
teringat istrinya. Helena sedang menjalani kemo?
terapi. Dia mengidap kanker payudara stadium
tiga. Jika dia mendengar perselingkuhan suaminya,
biar?pun hanya di masa lalu, masih kuatkah dia
mena?han stres? "Suamimu ada di rumah?"
"Dia sedang bolak-balik ke Surabaya."
"Kenapa kamu tidak mau mencoba dari awal
lagi? Suamimu tidak mandul, kan? Dia tidak me?
mi?liki lazy sperm?"
"Suamiku sehat. Kami sudah dua belas kali
birunya skandal FINAL.indd 93
mencoba IVF. Dua yang pertama, aku malah tidak
bisa melewati fase stimulasi ovarium. Folikelku
yang matang terlalu sedikit."
"Jangan khawatir, Tika. Aku bisa mengobati?
mu" "Percuma, Bang. Beberapa kali dokter berhasil
men?transfer embrio kami ke uterusku. Tapi em?
brioku sudah gugur bahkan beberapa kali sebelum
aku sempat melakukan tes pregnansi."
"Jadi apa yang menjaminmu kali ini IVF bakal
berhasil? Kamu baru mengalami abortus. Buat apa
melompat ke seberang kalau kita tahu tidak bakal
bisa mencapai tepinya?"
"Karena itu aku datang minta tolong padamu,
Bang. Kalau tidak terpaksa, masakan aku masih
berani datang menemuimu?"
"Aku tidak yakin bisa menolongmu, Tika."
"Bang Nurdin punya banyak stok frozen embryo
di lab, kan? Kita tidak akan berhenti sebelum ber?
hasil, Bang. Jejalilah aku dengan obat, hormon,
terserah apa pun, asal aku bisa hamil!"
Kasihan sekali perempuan kalau sudah jadi kor?
ban cinta, pikir Nurdin murung. Mereka sampai
senekat ini untuk mempertahankan perkawinan.
Mempertahankan suami yang mereka cintai!
Seperti itu jugakah cinta Helena kepadaku?
birunya skandal FINAL.indd 94
*** "Tidak ada foto baru?" tanya Angga sepulangnya
dari Surabaya malam itu. "Foto apa?" Tika berlagak bodoh.
"USG bayi kita."
"Belum. Dia malu difoto terus."
Angga tertawa geli. "Ayahnya presenter kondang, anaknya malu
difoto? Bagaimana kalau sudah balita nanti dia
dikejar-kejar wartawan tabloid?"
"Tidak ada wartawan, tidak ada tabloid," sahut
Tika tegas. "Anakku tidak akan masuk berita."
"Anak kita," koreksi Angga. "Dan kamu mau
meng??usir semua wartawan yang mendekatinya?"
"Kalau perlu aku sewa bodyguard."
"Dan masuk koran karena memukul wartawan
yang mau memotret anak kita?" Angga tertawa
ter??ba?hak-bahak. "Sudahlah. Bagaimana TV Surabaya? Mereka
mau memajang wajah ganteng suamiku?"
"Bukan di acara prime time. Tapi paling tidak
aku tidak usah jadi mantrimu."
"Aku ingin menciummu."
"Kalau begitu kenapa masih diam saja?"
"Bagian bawah perutku agak kaku. Mungkin pe?
ngaruh kehamilan. Terlalu lama berdiri waktu ope?
rasi." "Kalau kamu ambil cuti, berapa pasienmu yang
bakal menambah jumlah angka kematian di rumah
sakitmu?" birunya skandal FINAL.indd 95
"Aku memang sudah ambil cuti."
"Kejutan!" sergah Angga hampir tidak percaya.
"Anak?ku benar-benar jagoan! Ayahnya saja tidak
per?nah berhasil menyuruh ibunya cuti!"
"Mau ambilkan aku tempe mendoan itu, Mas?
Keli?hatannya memancing selera."
"Kenapa kamu tidak tunggu di kamar saja?
Seben?tar lagi kita pesan room service."
"Cuma kalau tidak ada sampanye. Aku tidak
bo?leh minum alkohol selama hamil."
"Beres. Akan kupesan wedang jahe."
Tika tersenyum manis. Dan senyumnya bertam?
bah manis ketika melihat siapa yang meng?antar?
kan layanan kamarnya. "Rasanya aku ingin cuti terus kalau begini," gu?
mam?nya terharu ketika suaminya melayaninya
mak?an dengan telaten. "Asal suamimu yang mengantarkan makanan
tiap malam?" "Mas mau?" "Kenapa tidak? Apa gunanya suami?"
Begitu bahagianya Tika sampai dia tidak
menye?sali kenekatannya. Bahkan sesudah keha?mil?
an?nya berlangsung empat bulan dan janin dalam
kan?dungannya ternyata perempuan!
Benar-benar seperti sebuah keajaiban! Bahkan
ke?tika embrio itu miliknya sendiri, rahimnya tidak
mam?pu membesarkannya! birunya skandal FINAL.indd 96
Bukan cuma Tika yang takjub. Nurdin juga.
"Bahkan dalam dunia medis ada yang namanya
muk?jizat," gumamnya kagum. "Aku sendiri hampir
tidak percaya kita akan berhasil, Tika."
"Terima kasih, Bang," desah Tika terharu.
"Buat apa? Tugas seorang dokter memang me?
no?long pasiennya." "Memaafkan apa yang telah aku lakukan lima
be?las tahun yang lalu."
"Bukan salahmu. Aku yang melanggar janji.
Mud?ah-mudahan apa yang kulakukan sekarang
dapat membayar utangku di masa lalu."
Untuk sesaat mereka saling pandang. Dan ke?
tika melihat mata wanita itu, Nurdin sadar, ma?sih
ada cinta yang tersisa di hatinya.
"Maukah kamu mengabulkan satu per?min?taan?
ku, Tika?" "Jangan, Bang," pinta Tika tegas. Sadar sekali
apa yang dikehendaki pria itu ketika dia melihat
caranya memandang. "Kita sudah berbuat dua ke?
sa?lah?an. Jangan ada yang ketiga."
"Bukan itu permintaanku, Tika. Helena kena
carcinoma mammae. Sudah stadium tiga B. Aku
ti?dak mungkin mengkhianatinya lagi."
"Menyesal sekali mendengarnya, Bang."
"Aku hanya minta kamu menemaniku makan
ma?lam di restoran favorit kita. Untuk terakhir kali.
Ha?nya nostalgia." birunya skandal FINAL.indd 97
"Lebih baik jangan, Bang. Lebih sedikit kita
dili?hat orang bersama, lebih sedikit kemungkinan
tim?bul skandal." Jadi sampai saat terakhir aku tetap tidak bisa
me?runtuhkan keteguhan moralnya, pikir Nurdin
kagum. Bahkan sesudah dia minta pengorbananku
yang begitu besar! *** Tika mencegah suaminya melihat USG janin itu.
Dan dia sudah berpikir bagaimana membohongi
suaminya kalau sesudah lahir nanti ternyata anak
me?reka perempuan! Tetapi ketika Angga men?de?
sak terus, Tika terpaksa memperlihatkan?nya.
"Anak kita ternyata perempuan, Mas. Memang
ka?dang-kadang dokter keliru menafsirkan ba?
yangan di foto USG sebagai penis."
Untung dia bukan dokter, pikir Tika lega. Tidak
ter?lalu sulit membohonginya!
Dan tampaknya Angga tidak terlalu peduli
anak?nya lelaki atau perempuan.
"Mas tidak kecewa tidak bisa mengajarinya ba?
lap mobil?" "Siapa bilang perempuan tidak bisa menjadi
pem?balap yang andal? Kamu sendiri tidak kecewa
dia tidak bisa main layangan?"
"Kata siapa anak perempuan tidak bisa main
birunya skandal FINAL.indd 98
layangan? Waktu kecil, tidak ada anak lelaki yang
bisa mengalahkanku membuat benang gelasan!"
Angga memang tidak kecewa. Juga sesudah ka?
mar bayi mereka diubah lagi cat temboknya, dari
biru menjadi merah muda. Hanya ibunya yang agak bingung.
"Anakmu jadi perempuan?"
"Bukan jadi perempuan, Ma!" Angga tertawa
ge?lak-gelak. "Dia memang perempuan! Mama
ngom?ong seolah-olah anak saya berganti kelamin
dalam kandungan!" "Istrimu tidak tahu?" Istri yang sepintar itu?
Dok?ter yang sangat ahli? "Dokternya juga tidak
tahu?" "Itu kan cuma foto USG, Ma. Janinnya juga
ma?sih kecil sekali. Kadang-kadang alat kelaminnya
ti?dak jelas. Yang dikira alat kelamin pria itu ter?
nyata bukan. Memang Mama kecewa tidak punya


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gatotkaca?" "Mama tidak kecewa. Perempuan atau lelaki
sama saja. Mama cuma bingung. Kelamin anakmu
bisa berubah. Dan perut istrimu besarnya tidak
sesuai dengan umur kehamilannya."
"Mama ngomong seolah-olah Tika tukang
sulap." "Mama cuma berharap kali ini jangan gagal lagi."
"Belum pernah kehamilannya mencapai sebesar
ini, Ma. Kalau sampai gagal lagi, Tika pasti syok."
birunya skandal FINAL.indd 99
Astri diam saja. Dia juga berharap, dia berdoa
siang-malam, agar cucunya kali ini dapat lahir de?
ngan selamat. Tiap hari dia mengharap. Tiap hari
dia meminta. Tapi mengapa ada segurat perasaan
ti?dak enak di hatinya? Perasaan galau yang tidak
mau pergi kendatipun diusirnya setiap saat?
*** Bukan hanya Astri yang resah. Tika pun hampir
setiap hari dirundung kecemasan. Dapatkah janin?
nya mencapai cukup bulan? Cukup matang untuk
hi?dup di luar? "Kamu tidak mau melakukan amniocentesis,
Tika?" tanya Nurdin ketika kebetulan dia bertemu
Tika yang baru melakukan antenatal care. "Untuk
mengecek ada tidaknya kelainan genetik?"
"Aku tidak mau mengganggu bayiku," sahut
Tika tegas. "Biarlah dia bersemayam dengan nya?
man di rahimku. Gangguan sekecil apa pun kha?
wa?tir akan menggugurkannya."
"Dokter Eddy tidak bertanya apa-apa tentang
bayimu? Bukan dia yang melakukan IVF sebelum?
nya, kan? Aku yakin kamu tidak sebodoh itu, me?
ma?kai jasa dokter yang sama."
"Dulu Dokter Salim yang selalu melakukan
IVF." "Suamimu tidak curiga?"
birunya skandal FINAL.indd 100
100 "Dia tidak pernah bertanya apa-apa. Terserah
aku mau pakai dokter siapa."
"Dokter Eddy tidak bilang apa-apa?"
"Dia cuma bilang janinku sehat."
"Kamu sendiri oke? Tensimu normal? Tidak
ada preeklamsia?" "Semua oke. Dia hanya mengkhawatirkan pla?
senta?ku. Kalau sudah matur, dia akan per?tim?bang?
kan terminasi secepatnya."
"Ada apa dengan plasentamu?"
"Dokter Eddy takut plasentaku tidak bisa mem?
berikan nutrisi yang adekuat."
Dokter Nurdin mengerutkan dahinya.
"Boleh kuperiksa?"
Tika langsung menggelengkan kepalanya.
"Lebih baik kita tidak usah bertemu lagi, Bang.
Kan aku sudah bilang, lebih sedikit orang yang
me?lihat kita bersama, lebih mudah kita mencegah
skandal." Tetapi rupanya skandal itu justru sudah me?
nunggu di depan pintu kamar prakteknya.
birunya skandal FINAL.indd 101
101 Bab VII Ketika pertama kali melihatnya duduk di depan
meja tulisnya, Tika tidak mengenalinya. Tetapi
ke?tika wanita muda itu menanyakan suaminya,
tiba-tiba saja dia teringat pada foto di laci meja
tulis Angga. "Nama saya Andromeda, Dok," kata gadis itu
te?rus terang. "Saya harus bertemu dengan Mas
Anggada. Saya sudah mencarinya di stasiun TV
tem?pat dia bekerja. Tapi kata Pak Bambang, Mas
Angga sudah tidak bekerja di sana lagi. Dan dia
mem?berikan alamat praktek Dokter."
Dan kamu pikir aku akan memberitahukan di
ma?na suamiku? "Saya tidak mencampuri urusan pekerjaan
suami saya," sahut Tika dingin. "Anda salah ala?
mat." "Ini bukan urusan pekerjaan, Dok," suara
Andro?meda terdengar tegas. Tanpa malu-malu.
birunya skandal FINAL.indd 102
102 Tan?pa rasa takut. Dia benar-benar gadis produk
za?man internet. "Saya hamil. Dan anak ini anak
Mas Angga." Sesaat Tika tertegun. Dan saat itu yang terlintas
di pikirannya hanyalah Suster Ida setiap saat akan
me?masuki ruang periksanya untuk mengantarkan
sta?tus. Dan dia tidak boleh, tidak boleh, tidak bo?
leh tahu siapa gadis ini!
"Saya tidak sebodoh itu!" geram Tika marah.
"Mbak datang entah dari planet mana dan menu?
duh suami saya ayah anak dalam rahimmu?"
"Saya bersedia dites DNA, Dokter."
Dunia benar-benar sudah berubah, pikir Tika
jeng?kel. Gadis ini bukan hanya tidak merasa ber?
salah. Dia malah berani menuntut haknya! Benar?
kah dia berhak menuntut suami orang untuk
ber?tang?gung jawab menjadi ayah anaknya? "Lebih
baik Mbak keluar sebelum saya memanggil ke?
aman?an rumah sakit."
"Dan memberitahu semua orang, termasuk pa?
sien-pasien Dokter, bahwa suami Dokter ber?se?ling?
kuh? Saya tidak percaya."
Kurang ajar, geram Tika dalam hati. Dia bukan
cu?ma cantik. Dia cerdas, tangguh, dan sangat per?
caya diri! "Mbak mau apa?"
"Saya ingin bertemu Mas Angga."
"Dia tidak di Jakarta."
birunya skandal FINAL.indd 103
103 "Mas Angga pasti telah mengganti kartu sim
dan alamat emailnya."
"Itu karena dia tidak mau berhubungan de?ngan?
mu lagi." "Dia harus memutuskan apa yang akan kami
laku?kan dengan anak dalam kandungan saya."
"Maksudmu kamu akan menggugurkannya?"
"Jika ayahnya tidak mau bertanggung jawab."
Lama Tika termenung. Tidak tahu apa yang
ha?rus dilakukannya. Tetapi Suster Ida sudah me?
masuki ruangan. Dan Tika hanya dapat meng?go?
res?kan nomor telepon genggam suaminya di se?
lembar resep. Disodorkannya kepada gadis itu
tanpa berkata apa-apa. "Terima kasih, Dok," tukas Andromeda sambil
bang?kit dari kursinya dan menuju ke pintu tanpa
menoleh lagi. Pinggulnya yang padat berisi bergoyang seksi
seperti mengejek Tika. Detak sepatunya yang ber?
tumit tinggi berdentam di lantai seolah me?nyala?
kan alarm di benak dokter wanita itu.
"Tidak ada resep, Dok?" tanya Suster Ida heran.
"Dibebaskan biaya?"
"Cuma konsultasi," sahut Tika datar. "Biar saja
dia pergi..." ke neraka.
birunya skandal FINAL.indd 104
*** 104 Angga hampir tidak memercayai pendengarannya.
"Meda?" desisnya kaget ketika mendengar suara
gadis itu di telepon genggamnya. Sungguh di luar
dugaan! Seperti mendengar suara bidadari dari
kahyangan! "Apa kabar, Mas Angga?" suara gadis itu terde?
ngar amat terguncang. Meskipun dia berusaha
me??nyembunyikannya. "Kamu di mana, Meda?" desak Angga gugup.
"Di Jakarta, Mas."
"Liburan?" "Mencarimu." Mencariku? Untuk apa? Mereka memang sudah
ke??hilangan kontak sejak Angga pulang ke Jakarta.
Angga menahan diri untuk tidak menghubungi
gadis itu lagi. Demi janjinya pada anak dalam pe?
rut istrinya. Tetapi Andromeda mencarinya sampai ke Ja?
karta? Pasti ada sesuatu yang sangat penting!
Andromeda mahasiswi yang sedang kuliah di
Amerika. Hubungan bebas pasti sudah bukan ba?
rang baru untuknya. Mungkin dia jatuh cinta ke?
pa?da Angga. Tetapi mengejarnya sampai ke Ja?
karta? Yang benar saja! "Aku minta maaf, Meda," suara Angga melunak
sam??pai hampir tak terdengar. "Aku tidak bisa me?
lanjutkan hubungan kita. Istriku hamil."
Dapatkah kehormatan ditukar hanya dengan
birunya skandal FINAL.indd 105
105 per?mintaan maaf, pikir Andromeda sendu. Se?
murah itukah harga diri perempuan?
"Aku juga hamil, Mas," desahnya lirih. "Aku me?
ngandung anakmu." Sesaat tidak terdengar suara apa pun. Semuanya
hening. Kosong. Angga terpaku diam. Bertahunta?hun dia merindukan seorang anak. Meskipun
tidak pernah diucapkannya. Keinginan itu selalu
gagal. Kini pada saat yang bersamaan, dia mempunyai
dua orang anak! Sungguh nasib sedang memper?
mai?n ??k annya! Tuhan pasti sedang membuat
lelucon! "Mas percaya kan ini anak kita?" suara Andro?
meda meninggi ketika tidak didengarnya jawaban
Angga. "Atau perlu tes DNA seperti yang aku
usulkan pada istrimu?"
"Istriku?" Sekali lagi Angga tersentak kaget.
"Kamu menemuinya?"
"Dari mana lagi aku memperoleh nomor tele?
pon ini?" "Istriku bilang apa?"
"Apa yang Mas harapkan dikatakan oleh se?
orang istri jika tahu suaminya berselingkuh?"
Angga tertegun. Kehilangan semua kepintar?an?
nya berbicara. "Maafkan aku, Meda," Angga menghela napas
berat. "Aku tidak bisa mengawinimu."
birunya skandal FINAL.indd 106
106 "Mas Angga ingin kulakukan apa pada anak ini?"
Angga terperanjat sekali mendengar dinginnya
suara gadis itu. Bisakah seorang ibu berkata
sekejam itu tentang anaknya sendiri?
"Meda! Itu anakmu! Anak kita!"
"Anak haram, Mas," sergah Andromeda kesal.
"Anak yang akan merusak hidupku. Menghancur?
kan masa depanku! Jika Mas Angga tidak mau
kehi?langan apa-apa, mengapa aku harus kehilangan
segala-galanya? Aku baru sembilan belas, Mas.
Tidak adil menyuruhku bertanggung jawab sen?di?
rian untuk kesalahan yang kita lakukan ber?sama!"
"Beri aku waktu untuk berpikir, Meda!"
"Akan dikemanakan anak ini?"
"Kita bisa memberikannya kepada pasangan
yang menginginkannya!"
"Atau kepada istrimu? Kalau dia mau mem?be?
sar?kan anak haram suaminya?"
Angga terpana. Siapa yang membisikkan ide
gila itu ke telinga Andromeda? Tetapi usulnya ada
be?narnya juga. Jika Tika keguguran lagi bukan?
kah anak suaminya lebih baik dari anak tetangga?
*** "Tidak, Mas, aku tidak mau," sahut Tika dingin
ke??tika malam itu dengan susah payah Angga me?
nge???mu?kakan usul Andromeda.
birunya skandal FINAL.indd 107
107 Semua kartu telah terbuka di atas meja. Tidak
ada yang disembunyikan lagi. Angga tinggal me?
main?kannya. Tidak peduli Tika suka atau tidak.
"Kalau kita tidak mengambilnya, Andromeda
akan menggugurkan kandungannya, Tika."
"Itu bukan salahku, Mas. Bukan tanggung ja?
wab?ku." "Aku tahu. Itu salahku, Tika."
"Salah Mas berdua."
"Tapi anak itu tidak bersalah, Tika! Sungguh?
pun dia tercipta dalam kesalahan!"
"Carilah orang lain yang membutuhkannya,
Mas. Mungkin ada pasutri lain yang men?damba?
kan seorang anak angkat. Kalau melihat ayah-ibu?
nya, pasti anak Mas cakep sekali."
Angga tidak membaca sindiran dalam suara
istri??nya. Tetapi tak urung dia sakit hati.
"Aku sudah berjanji akan mengawininya. Tapi
aku tidak jadi menceraikanmu karena kamu ke?bu?
ru hamil. Mengapa kamu tidak mau bermurah hati
kepada sesamamu yang menderita?"
"Jadi sekarang semua ini salahku?" meledak ke?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

marahan Tika. "Aku yang kejam karena tidak mau
mengambil anak hasil selingkuhan suamiku?"
"Aku hanya minta kamu memaafkan suamimu
dan mengambil anak gelapnya! Terlalu susahkah
itu?" "Tentu saja susah, Mas! Bagaimana aku bisa
birunya skandal FINAL.indd 108
108 melihat anak itu setiap hari kalau setiap melihat
wajahnya aku teringat perselingkuhan suamiku?
Kalau aku bertindak sebagai ibu tiri yang kejam,
Mas tidak akan menyesal nanti?"
"Istrimu benar," kata Andromeda ketika Angga
men??ceritakan kegagalannya. "Daripada tersiksa
se??umur hidup, bukankah lebih baik kita kem?bali?
kan dia kepada Penciptanya?"
"Digugurkan maksudmu?" bentak Angga sengit.
"Tidak, Meda! Kamu tidak akan membunuh anak?
ku! Aku akan bertanggung jawab!"
"Bagaimana caranya, Mas? Hanya mencan?tum?
kan namamu sebagai ayahnya di akte kela?hir?an?nya?"
"Aku akan membiayainya, Meda."
Walaupun sebenarnya Angga tidak tahu dari
mana dia memperoleh uangnya. Kariernya sedang
merosot. Dan membiayai seorang anak di Amerika
tidak murah! Tetapi bayangan janin dalam foto USG yang
per?tama dilihatnya tak mau lenyap dari ingatan?
nya. Seperti itu jugakah anaknya yang berada di
rahim Andromeda? Kalau dia berjuang keras untuk melindungi
anak?nya yang di perut Tika, mengapa dia tidak
melin?dungi anaknya yang satu lagi? Mereka samasama berhak untuk hidup! Berhak untuk melihat?
nya dan memanggilnya ayah!
"Tapi aku tidak mau punya anak haram, Mas.
birunya skandal FINAL.indd 109
109 Orangtuaku tidak bisa menerimanya. Lagi pula
kehamilan bisa menghambat studiku."
"Kenapa kamu begitu egois, Meda? Yang mau
kamu enyahkan itu anakmu!"
"Apa bedanya dengan Mas Angga? Tidak egois?
kah menodai seorang gadis lalu meninggalkannya
begitu saja dengan seorang anak haram dalam
kan?dungannya?" "Aku bukan menodaimu, Meda! Kita melaku?
kan?nya dengan cinta!"
"Lalu di mana cinta itu sekarang, Mas? Meng?
apa Mas Angga tidak menepati janji untuk kem?
bali ke Yellowstone melamarku?"
"Karena istriku hamil, Meda! Aku tidak bisa
men?ceraikannya kalau kami sudah punya anak!"
"Tidak ada syarat itu ketika Mas Angga meni?
tip?kan benih Mas di rahimku!"
Akhirnya Angga tidak bisa berbuat apa-apa. Kataka?tanya sudah habis. Andromeda tidak bisa di?ban?
tah. Dan apa pun alasannya, dia memang benar.
Jika Angga tidak mau kehilangan apa-apa, meng?
apa hanya dia yang dipaksa berkorban? Anak itu
se?ha?rusnya menjadi tanggung jawab mereka ber?
sama! Jadi Angga menyerah. "Terserah apa yang ingin kamu lakukan pada
anak kita, Meda," desahnya lirih. "Tapi ingatlah,
se??panjang hidupmu, kamu akan mendengar ta?ngis?
nya ketika dia dibunuh."
birunya skandal FINAL.indd 110
110 Bab VIII I luar dugaan, janin di rahim Tika dapat ber?
tahan sampai memasuki minggu ketiga puluh
empat. Sesudah itu Dokter Eddy menganjurkan
ope?rasi Caesar karena plasentanya tua. Tidak cu?
kup poten lagi untuk memberikan asupan yang
ade?kuat pada janin. "Apa anak kita sudah bisa bertahan hidup di
luar?" gumam Angga bingung.
Dalam perhitungannya, juga perhitungan ibu?
nya, kehamilan istrinya sudah hampir sepuluh
bu?lan. Tetapi menurut dokter, istrinya baru hamil
tiga puluh empat minggu. "Kenapa ada selisih begitu jauh, Ga?" tanya
Astri heran. "Istrimu orang pintar. Masa bisa salah
hi?tung?" "Kehamilan bayi tabung memang beda hitung?
an, Ma," sahut Angga asal saja. Karena terus te?
rang dia juga tidak mengerti. "Lagi pula kata Tika,
birunya skandal FINAL.indd 111
111 hi?tungan medis beda. Empat minggu kehamilan
bu?kan berarti satu bulan."
Sekarang dia lebih bingung lagi karena anaknya
ha?rus dikeluarkan melalui operasi. Plasenta tua?
Masalah apa lagi itu? "Di zaman Mama nggak ada tuh plasenta yang
tua," keluh ibunya tidak mengerti. "Kenapa se?ka?
rang jadi aneh-aneh begini punya anak?"
"Sudahlah, Ma. Pokoknya doakan saja cucu
Mama lahir dengan selamat," hibur Angga, tambah
pu??sing karena ibunya mendumal terus.
"Tidak apa-apa kok, Mas," Tika menenangkan
suami?nya dengan suaranya yang khas, suara yang
se?lalu menenteramkan hati pasien-pasiennya. "Per?
ca?ya?lah anak kita baik-baik saja. Lebih baik dia
la?hir cepat daripada terganggu dalam kandungan.
Yang penting dia sudah cukup matang untuk
hidup di luar rahim."
"Ya, kamulah yang dokter," sahut Angga agak
te?n?ang. "Masa orang lain bisa kamu obati, anak
sen?diri tidak?" "Loh, anak kita kan tidak sakit, Mas!"
"Kalau sehat, kenapa tidak bisa lahir normal?"
sela Astri penasaran. Dia curiga apa bukan menantunya yang tidak
mau mengejan? Tidak mau merasakan sakit waktu
ber?salin, jadi dia memilih dioperasi saja? Atau dia
mau memilih tanggal yang bagus seperti keba?
birunya skandal FINAL.indd 112
112 nyak?an ibu-ibu zaman sekarang? Atau dokternya
yang tidak mau dibangunkan malam-malam ka?
rena pasiennya mendadak mau beranak?
"Dokter memilih yang terbaik untuk anak kami,
Ma," sahut Tika sabar. "Karena itu Dokter Eddy
ingin mengeluarkan anak kami sekarang. Dan ka?
rena his saya belum ada, biarpun sudah diberi
pitocin, dia memilih operasi Caesar."
*** Operasi itu berlangsung dengan lancar. Menjelang
tengah hari, bayi perempuan seberat 2.500 gram
itu dikeluarkan dengan selamat dari perut Tika.
Wajah bayi itu memang tidak secantik yang di?
ha?rap?kan. Dahinya agak lebar. Matanya melekuk
da?lam. Hidungnya besar. Dagunya lentik, cende?
rung runcing. Hanya rambutnya yang ikal dan lebat. Kulitnya
pun mulus. Tapi cenderung pucat agak kekuning?
an. Bayi itu memerlukan perawatan ekstra karena
ha?rus dimasukkan ke dalam inkubator. Ketika dia
su?dah diperbolehkan dikeluarkan dari sana, Angga
ada?lah orang kedua yang menggendongnya setelah
ibunya. "Sebentar lagi dia akan berubah secakep ayah?
nya," bisik Angga sambil menimang-nimang bayi?
birunya skandal FINAL.indd 113
113 nya. "Iya, Sayang? Sebentar lagi kamu akan se?ca?
kep ayahmu, kan? Kalau sudah besar nanti, pasti
co?wok berebut naksir kamu. Dan kamu patahkan
hati mereka satu per satu."
Angga tersenyum lebar. Sementara dari tempat
ti?durnya, Tika mengawasi suaminya yang sedang
meng?gendong anaknya. Perasaan apa yang terkan?
dung di hatinya, hanya dia yang tahu.
"Sudah punya nama untuk permata hati kita,
Tika?" "Aku ingin menamainya Dian, Mas. Karena dia?
lah pelita hidupku. Pelita yang menerangi keluarga
kita." "Boleh aku menambahkan?"
"Tentu. Dian anak Mas juga, kan?"
"Permata hati. Karena dia akan menjadi per?
mata hatiku." "Dian Permatahati. Nama yang indah."
Dan dia memang menjadi pelita di keluarga
Perempuan Berbisa 1 Jodoh Rajawali 15 Setan Dari Biara Suro Buldog 4

Cari Blog Ini