Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 11
ya .. entah dimana ...... ?
Dengan bingung ia memandang pemuda jelek didepan
matanya itu ......
Tan Liong yang dipandang demikian rupa oleh Chie Peng
dalam hati merasa malu hingga buru-buru tundukkan kepala
dan dahar hidangannya tapi tangannya yang memegang alat
sumpit untuk makan telah gemetaran!
Chie Cui meski pernah melakukan perbuatan nyeleweng
terhadap kaum kaum laki-laki muda karena terdorong oleh
perasaan benci dan gusar yang melampaui batas, tapi biar
bagaimana ia ada satu gadis yang bersifat baik dan suci bersih
hatinya.
Ia tak berani memandang muka Tan Liong yang jelek dan
menyeramkan sebab ia takut muka itu akan memberi kesan
buruk padanya.
Chie Peng lalu berkata pula sambil kerutkan kening.
"Jika tuan anggap akan mengganggu ketenangan tuan,
sekarang disana sudah ada tempat kosong, biarlah kita pindah
saja. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong mendadak merasa serba salah, semula ia ingin
jauhkan diri dari dua saudara Chie itu tetapi kini setelah dua
saudara itu hendak jauhkan diri dari padanya sebaliknya
merasa tak enak hati.
Dalam hati kecilnya mengisiki padanya, dan kakak beradik
itu tak mungkin kenali dirinya apalagi diingat, mereka telah
berkorban untuknya sehingga segala pengharapan dan
kebahagiaannya telah musnah, maka adalah menjadi tugasnya
untuk melindungi atau memberi bantuan apa saja yang
diperlukan oleh meraka.
Seolah-olah tergugah dari mimpinya, hingga seketika itu ia
telah mengambil keputusan tepat,
Ia ketawa menyeringai kemudian baru menjawab,
"Tidak, aku tidak merasa terganggu. Jika nona takut
dengan wajahku yang jelek serta menakutkan ini, boleh saja
nona-nona pindah ke lain meja. "
Chie Cui lantas berkata kepada encinya,
"Enci, mari kita pindah kesana! "
Chie Peng mendadak seperti dapat melihat ssuatu, dengan
tegas ia menyahut,
"Tidak, biarlah kita duduk disini saja. "
Pikiran Tan Liong kini sebaliknya menjadi tenang, ia diamdiam telah bersumpah selanjutnya ia akan membantu mereka,
untuk menebus dosanya terhadap dua anak perawan yang
mengalami nasib buruk itu.
Pelayan rumah makan mengantarkan barang hidangan
yang dipesan oleh Chie Peng.
Selagi dahar, Chie Peng mendadak mengajukan pertanyaan
kepada adiknya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik, apa kau masih ingat, dulu ketika kita dirumah makan
Thay pek dikota Lok yang, juga pernah duduk berhadapan
dengan seorang pria? "
Pertanyaan Chie Peng itu memang sengaja hendak
memancing-mancing tapi bagi yang mendengar reaksinya
sangat berlainan. Chie Cui merasa heran, sedang Tan Liong
hatinya seperti terpukul ....
"Benar, aku masih ingat, tapi .... dia kini sudah meninggal."
Mengapa Chie Peng mendadak mengajukan pertanyaan
demikian kepada adiknya? Karena ia barusan mendengar
suara Tan Liong mirip benar dengan suaranya Tan Liong yang
ia dulu pernah cintai, maka sengaja ia majukan pertanyaan
demikian untuk melihat bagaimana reaksinya, setelah
mendengar perkataannya. Andaikata bukan Tan Liong, ia juga
dapat gunakan sebagai bahan pembicaraan.
Ketika mendengar jawaban adiknya itu, ia lantas tersenyum
dan berkata,
"Adik, apa kau masih memikiri dirinya? .... Apa kau tidak
melihat dirimu sendiri, kini sudah menjadi apa? .... "
Benar juga perkataan sang enci itu, Ia sendiri kini bukan
gadis suci lagi, moralnya pernah bobrok, dosanya bertumpuktumpuk. Mengingat dirinya sendiri, matanya merah seketika
dan air matanya mengalir turun.
"Enci, kita jangan bicarakan soal itu lagi!" demikian katanya
sedih.
Jantung Tan Liong tergoncang keras ketika mendengar
pembicaraan itu. Perkataan sang enci itu ternyata telah
melukai hati Tan Liong.
Ia lalu pura-pura menanya,
"Apa kalian kematian seorang sahabat? "
"Mungkin masih belum mati .... " jawabnya Chie Peng.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak enci, ia sudah mati. Orang-orang dunia Kangouw
semua sudah mengatakan bahwa dia sudah mati bahkan ada
orang yang melihat padanya ketika dimasukkan dalam peti
mati dan dimasukkan ke dalam kuburan, ini tidak bisa
bohong."
Chie Peng tahu bahwa sang adik itu tidak faham maksud
yang terkandung dalam perkataannya, maka ia lantas
tersenyum dan berkata pula,
"Mungkin ia benar-benar sudah mati. "
Tan Liong dengan sikap wajar dan tenang unjukkan
ketawanya lalu berkata,
"Sahabatmu itu sungguh tidak beruntung, kalau tidak ia
benar-benar sangat bahagia. "
"Bolehkah kita menanyakan nama tuan yang mulia? " Chie
Peng mendadak menanya.
"Nama hanya merupakan satu tanda saja, perlu diketahui
atau tidaknya, tidak berarti apa-apa, sebaiknya kita jangan
bicarakan soal itu sebaliknya aku ingin tanya siapakah nama
sahabatmu itu? "
"Ia bernama Tan Liong. "
"Tan Liong? Nama sahabat kalian itu bernama Tan Liong? "
demikian Tan Liong pura-pura kaget.
"Benar. Apa tuan kenal padanya? "
"Kenal, kenal, dalam kamar tahanan kita berada bersama
sama, ia benar-benar sudah binasa. "
Chie Cui berseru, "Oh! " kemudian menanya,
"Ia pernah berkata apa kepadamu? "
Tan Liong mendadak mendapat satu akal, ia pura-pura
menanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adakah nona-nona seorang she Chie? "
"Benar, dia .... apa dia pernah bicarakan tentang diri kita? "
"Oh! Pernah ia berkata, satu kejadian yang membuat ia
menyesal dan tidak dapat dilupakan untuk seumur hidupnya
ialah pengorbanan yang diberikan oleh dua saudara itu
kepadanya. Mereka berdua karena hendak membela
keselamatannya telah mengorbankan keberuntungan seumur
hidupnya. Sebetulnya ia masih bisa kabur, tapi ia tidak mau
berbuat demikian ia kata, dua saudara Chie itu tidak mau
memaafkan dirinya, ia masih banyak menanggung hutang
kasih yang ia tidak mampu membayarnya terhadap banyak
gadis-gadis maka ia telah mengambil keputusan mati saja
untuk membebaskan dirinya dari kesengsaraan batin. "
Berkata sampai di situ ia pura-pura menghela napas lalu
berkata pula.
-o0o0dw0o0oJILID KE : 24
"Laki-laki tampan sama halnya dengan perempuan cantik
yang selalu bernasib buruk maka ada lebih baik berwajah
buruk seperti aku ini barangkali tiada seorang wanita pun
yang menyukai aku dan aku juga tidak dapat seperti
sahabatmu itu sehingga meninggalkan penyesalan dalam
hidupnya."
Chie Peng berkata,
"Cinta itu adalah suci jika tidak lantaran Yao lie lu diantara
kita bertiga sudah tentu tidak akan terjadi peristiwa yang
menyedihkan ini. Tan Liong juga tidak akan mati dengan
membawa penyesalan, jika pada kala itu kita mengerti bahwa
cinta itu sifatnya adalah memberi bukan mengangkangi
barangkali tidak akan timbul kebencian justeru karena benciTiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu hingga kita telah melakukan banyak perbuatan yang tidak
dapat dimaafkan olehnya dan kita sendiri juga merasa
menyesal terhadap dirinya. "
Ketika berkata demikian bulu matanya yang panjang
nampak bergerak dan tetes airmata mengalir turun
membasahi pipinya.
Hati Tan Liong sangat terharu ia kata,
"Nona tak usah bersedih, aku dengar Tan Liong pernah
kata bahwa kalian berdua sudah meninggal bagaimana kini
masih hidup? "
Chie Peng menyeka air matanya ia berkata dengan suara
sedih,
"Kalau bukan Lam kek Sian ong yang menolong kita
mungkin benar kita akan binasa. Ia telah membawa kita pergi
dan tindakannya ini telah membuat kita seolah-olah orang
yang tersadar dalam impiannya yang buruk, tapi kesadaran itu
datangnya sudah terlambat. Ebook by : Dewi KZ, Aditya, aaa,
Budi S, Nico kangzusi.com Kita tahu bahwa kita sudah
kehilangan segala-galanya, hidup kita sudah tidak ada artinya.
Kalau bukan Lam kek Sian ong asal usul diri kita mungkin kita
tidak mempunyai keberanian untuk hidup lagi. Mulai saat itu ia
telah berikan pelajaran ilmu silat kepada kita, ia suruh kita
turun gunung untuk menuntut balas. "
Tan Liong baru mengerti bahwa Lam kek Sian ong bukan
bermaksud hendak membinasakan mereka melainkan hendak
menjadikan mereka orang-orang berguna ....
Hatinya merasa terhibur, sedihnya mulai berkurang.
"Andaikata arwah sahabatmu itu mengetahui ini juga tidak
akan membuat pikiran selama-lamanya. "
"Tapi kita sudah tidak dapat minta maaf lagi padanya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Asal kalian tidak membenci, maafkan padanya, ia tentu
akan merasa senang."
Untuk sesaat ketiga-tiganya terdiam.
Setelah hening cukup lama tiba-tiba Chie Peng berkata,
"Harap tuan tidak tertawakan aku, suaramu mirip sekali
dengan sahabatku itu. "
"Benar? " Tan Liong pura-pura terperanjat.
"Bukan saja suaranya, bahkan gerak gerikmu mirip sekali,
tapi kita yakin kau bukannya dia, karena dia, ...... dia sudah
mati. "
"Yah, dia sudah meninggal dunia ......, Tan Liong sudah
dikubur di dalam tanah. "
Mereka bertiga tenggelam dalam pikiran masing-masing,
tapi masing-masing agaknya ingin menemukan apa-apa diatas
dirinya.
Tan Liong sekali-kali mengawasi dua bersaudara itu
sejenak, lalu berkata dengan suara hambar,
"Nona Chie, aku hendak pergi, semoga kalian selalu
bahagia! "
Chie Peng dengan penuh perhatian mengawasi bayangan
belakang Tan Liong yang mulai turun dari loteng. Memang
mirip benar dengan Tan Liong.
Ia menghela napas panjang, dalam lubuk hatinya
mendadak seperti kehilangan sesuatu.
"Enci, orang itu wajahnya sangat menakutkan. " Chie Cui
berkata padanya.
Chie Peng seperti sedang melamunkan sesuatu ketika
mendengar perkataan itu, ia cuma anggukkan kepalanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak antara lama, tangga loteng tiba-tiba terdengar suara
berisik lalu muncul tiga orang dengan sikap gugup.
Dengan acuh tak acuh Chie Peng mengawasi tiga orang itu,
hatinya tercekat. karena mereka itu bukan lain daripada Cong
hay Seng kun, si pendekar Kalong dan Yan san It hiong.
Tiga orang itu sikapnya tampak bingung, agaknya sudah
dapat lihat tusuk konde Naga Merah yang berada dibajunya
Cong hay Seng kun.
Ketika tiba diatas loteng mata Cong hay Seng kun langsung
ditujukan ke arah bekas Tan Liong duduk tapi seketika itu ia
lantas melongo.
Si pendekar Kalong lantas berkata,
"Barangkali bukan dia! "
Cong hay Seng kun sekujur dahinya penuh keringat. Ia
sungguh tidak menyangka bahwa tusuk konde tanda maut itu
berada di badannya untuk kedua kalinya.
Mereka mendadak dapat lihat Chie Peng dan Chie Cui yang
dulu pernah menyaru menjadi Naga Merah, dengan serentak
dugaannya lantas terjatuh diatas diri mereka.
Tapi Cong hay Seng kun kemudian berpikir pula, Mungkin
bukan pebuatan dua perempuan ini sebab tadi aku tidak
melihat mereka ....
Biar bagaimana munculnya kembali tusuk konde Naga
Merah itu benar-benar sudah mengejutkan tiga orang lihai itu,
mereka merasa curiga pemuda wajah buruk yang tadi duduk
didekat mereka,
Si pendekar Kalong berkata,
"Coba aku tanya kepada dua bocah perempuan ini. "
Ia lalu berjalan menghampiri tempat duduk Chie Peng dan
Chie Cui.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chie Peng yang memangnya kenal dngan si pendekar
Kalong bertiga maka ketika menampak jago tua itu
menghampiri dua duanya tampak terkejut.
Sambil tersenyum si pendekar menanya,
"Nona, numpang tanya apa kalian melihat si pemuda yang
berwajah buruk tadi? "
"Dia sudah pergi, " jawabnya Chie Peng sambil ketawa
hambar.
"Sudah pergi? Kapan? "
"Kira-kira setengah jam berselang. "
"Oh, tapi biarlah kita bicara terus terang, ada sesuatu hal
lohu ingin tanya pada kalian berdua. "
"Ada urusan apa, kau katakan saja. "
"Bukankah kalian berdua pernah memiliki tusuk konde naga
merah? "
Chie Peng dalam hati diam-diam merasa heran, lama ia
baru menjawab,
"Benar, apa kedatangan kalian bertiga hendak menuntut
balas? "
Si pendekar Kalong gelengkan kepala.
"Harap nona jangan salah paham, cuma ada satu hal, kita
ingin menanya nona, tidak perduli ya atau tidak, harap nona
suka menjawab kita dengan sejujurnya. "
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendengar perkataan itu Chie Peng segera dapat menduga
terjadi sesuatu peristiwa luar biasa.
"Jika kita tahu kita pasti akan beritahukan kepada kalian. "
"Apa nona berdua menggunakan tusuk konde naga merah
lagi? "
Chie Peng diam-diam terperanjat, ia balas menanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tusuk konde naga merah? "
"Benar"
Paras Chie Peng tampak berubah.
"Apa kalian melihat tusuk konde itu lagi? "
"Benar. "
"Kapan? "
"Beberapa jam berselang. "
Kejadian diluar dugaan itu, juga mengejutkan dua saudara
Chie itu, mereka sungguh tidak mengira kalau tusuk konde
tanda maut itu telah muncul lagi.
"Tidak." jawabnya Chie Peng tegas, "Sekarang antara kita
dengan tusuk konde naga merah yang dulu kita punya itu
sudah diminta kembali oleh Hiat hun Koay po. "
"Kalau begitu, itu bukan perbuatan nona berdua? "
"Bukan. "
Pendekar Kalong itu tampak berpikir sejenak kemudian
berkata,
"Kalau demikian halnya, mungkin ada perbuatan pemuda
wajah buruk itu. "
Perkataan itu mengejutkan hati Chie Peng serta merta ia
menanya,
"Betulkah pemuda wajah buruk itu? "
"Kemungkinan ini memang ada, sebab ketika kita berlalu
dari sini, kita lewat disampingnya ia dapat menggunakan
kesempatan itu dengan kecepatan luar biasa, menancapkan
tusuk konde itu diatas baju Cong hay Seng kun. "
"Tapi siapakah sebetulnya dia? Tusuk konde naga merah
itu cuma ada dua buah, sebuah berada di dalam tangan CongTiraikasih Website http://kangzusi.com/
lam pay tapi kini dia sudah meninggal dunia, dari mana
datangnya tusuk konde naga merah lagi?"
"Aneh, tapi kemungkinan besar perbuatan itu adalah
pemuda wajah buruk itu yang melakukan. "
"Dia memang ada sedikit aneh. "
Munculnya kembali tusuk konde tanda maut itu dengan
cepat tersiar luas dikalangan Kang-zsouw, dalam waktu dua
hari saja sudah menggemparkan orang-orang rimba
persilatan!
Kota Khay hong menjadi gempar, semua partai persilatan
telah mengutus orang-orangnya yang terlihai, datang ke kota
Khay hong untuk menyelidiki munculnya tusuk konde naga
merah itu, entah siapa yang menyematkan diatas dada bakal
korbannya?
Waktu malam pada hari kedua, orang-orang dari berbagai
partai persilatan sudah tiba semua. Cong hay Seng kun yang
mendapat kehormatan tanda maut untuk kedua kalinya itu
nampaknya semakin gelisah.
Chie Peng dan Chie Cui yang berada di dalam kamar rumah
penginapannya, juga tidak dapat menduga tusuk konde itu
entah siapa yang menyematkannya.
Malam itu cuaca gelap. Chie Peng melihat cuaca gelap itu,
lantas menanya kepada adiknya,
"Adik, apa kita juga perlu pergi menonton? "
"Menyelidiki orang yang menyematkan tusuk konde Naga
Merah? "
"Ya, mengapa .....? "
Baru saja ia menjawab mendadak ia dapat lihat
berkelebatnya satu bayangan orang diluar jendela, maka
dengan cepat ia segera melesat lompat keluar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berada di luar, Chie Peng mencari kesana kemari tapi
kecuali gelap tak tampak apa-apa.
Pada saat itu, Chie Cui juga sudah memburu sampai dekat
jendela.
"Sungguh gesit gerakan orang itu, entah siapakah dia? "
Kedua kakak beradik ini celingukan sebentar. Chie Peng
lantas balik lagi kekamarnya.
Begitu tiba dalam kamar Chie Peng terperanjat, karena
entah sejak kapan, diatas mejanya ada terdapat sepotong
kertas!
Sungguh hebat, dalam waktu beberapa detik saja orang itu
sudah memancing keluar dirinya dan meletakkan kertas diatas
mejanya.
Ia lalu ambil kertas itu, diatas kertas itu terdapat tuliasan
yang bunyinya seperti ini,
Nona Chie,
Harap supaya berlaku hati-hati, Hiat hun Koay po dan
beberapa orang jagoan Thian seng hwee sudah berada di
kamar sebelah.
Tertanda
Si Manusia Wajah Buruk.
Isinya singkat saja, tapi cukup mendebarkan hati Chie Peng
maka seketika itu juga parasnya lantas berubah.
Bukan kepalang kagetnya, Hiat hun Koay po dan orangorang Thian seng hwee ternyata tinggal bersama-sama dalam
satu rumah penginapan dengannya lagi!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang yang mengaku dirinya manusia wajah buruk itu
memberi peringatan padanya, sudah tentu dengan maksud
baik.
Ia tertawa sendiri, tawanya itu agaknya mengandung
sesuatu, tapi ketika ia ingat wajah pemuda yang amat buruk
dan menakutkan itu, tertawanya itu lantas lenyap, mendadak
ia merasa bergidik.
Ia menghela napas perlahan, dalam hatinya berkata, "Jelek
apa artinya? Laki-laki tampan bukankah tidak boleh dipercaya
hatinya? Seperti Tan Liong umpamanya ...... asal hatinya baik
sudah cukup ......
Berpikir sampai disitu ia ketawa geli sendiri, ia sendiri juga
tidak tahu, mengapa bisa memikirkan soal yang demikian.
Chie Cui dengan perasaan heran menanya encinya, "Enci,
kau ketawain siapa? "
Chie Peng merasa jengah mukanya merah. Cepat ia
berpaling dan elakkan jawabannya kelain soal.
"Adik, bukankah Lam kek Sian ong telah beritahukan
kepada kita, bahwa Hiat hun Koay po itu adalah musuh besar
kita? "
"Ya, "
"Apakah kau sudah melupakannya? Dia sudah datang"
"Sudah datang? Dimana? "
Chie Cui belum dapat jawaban, dari belakangnya tiba-tiba
terdengar suara menyahut,
"Disini .... "
Mendengar suara yang datangnya secara mendadak itu,
paras dua dara itu berubah seketika.
Dengan serentak Chie Peng balikkan badan dan ayunkan
tangan kanannya, kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyatTiraikasih Website http://kangzusi.com/
meluncur ke luar dari tangannya menyerang kearah musuhnya
tadi ......
Serangan Chie Peng itu sudah cukup dan hebat, ia kira Hun
Koay po benar-benar berada dibelakangnya, tapi setelah
meluncurkan serangannya tadi terdengar pula suara
dibelakangnya.
"Nona Chie, seranganmu ini benar-benar aku tidak sanggup
menyambuti. "
Suara itu lalu disusul oleh berkelebatnya satu bayangan
merah yang lompat menyingkir dari belakangnya.
Chie Peng segera dapat lihat siapa orangnya. Dengan sikap
dan suara dingin ia berkata,
"Entah ada keperluan apa nona malam-malam datang
kemari? "
Orang itu bukan lain daripada si nona baju merah Teng
Chun Kiok.
Ditegur dengan secara dingin oleh Chie Peng, Teng Chun
Kiok lantas mengawasi Chie Peng sambil tersenyum.
"Apa nona Chie masih mengandung maksud permusuhan
terhadap aku? "
Pertanyaan yang mengandung dan maksud itu membuat
tercengang Chie Peng memang ia pernah membenci nona
baju merah ini sebab ia selalu berada disampingnya Tan
Liong.
Itulah sifatnya kaum wanita perasaan cemburu yang
mengeram dalam kalbu mereka sewaktu waktu bisa meledak
apabila kedapatan laki-laki yang dicinta berada bersama sama
dengan lain wanita.
Walaupun pada saat itu antara Chie Peng dan Tan Liong
sudah merupakan kejadian yang telah lampau tapi perasaanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
cemburu dan dengki itu tidak dapat dihapus atau dilupakan
untuk selama-lamanya.
Begitulah maka ketika Chie Peng dapat lihat Teng Chun
Kiok lantas unjukkan sikap dan wajah dingin ....
Si nona baju merah itu ketika menyaksikan Chie Peng
berdiri terpaku tidak menjawab pertanyaan lantas ketawa
menyeringai dan berkata pula,
"Apa kalian berdua masih belum melupakan dia .... ? "
"Tidak dapat melupakan" jawabnya Chie Peng.
"Ya, kita semua tidak dapat melupakan padanya, tapi kini
dia sudah meninggal. "
"Sudah meninggal .... "
Diwaktu malam yang gelap dibawah sinar lampu yang
suram pemandangan itu nampak mengharukan ....
Mereka semua sedang memikir .... sedang mengenangkan
kembali .... apa yang telah terjadi .... tapi semua itu sudah lalu
.... seperti halnya dengan setiap kejadian yang pergi datang
silih berganti.... apa yang tinggal dalam hati mereka cuma
bekas atau bayangannya saja. ....
Mereka saling memandang meski apa yang sudah berlalu
itu tetap berlalu dan laki-laki yang mereka cintai itu kini sudah
tiada tapi beberapa kejadian yang sudah lalu itu juga
membawa kenang-kenangan hangat dalam hati mereka.
Hanya apa yang mereka pikirkan satu sama lain agak
berbeda.
Lama sekali baru terdengar suara tarikan napas Teng Chun
Kiok yang kedengarannya sangat menyedihkan .... kemudian
ia berkata sambil tertawa getir.
"Kita kecuali mengenangkan dia mengigat-ingat
bayangannya sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, untukTiraikasih Website http://kangzusi.com/
selanjutnya kita sudah tidak dapat lihat wajahnya lagi. Urusan
yang sudah lalu, biarlah kita tak usah bicarakan lagi, perlu apa
kita membicarakan kejadian yang menyedihkan? Betul tidak? "
"Ya, apa yang sudah lalu biarlah ia berlalu untuk
selamanya. Nona ada keperluan apa? "
"Ada sesuatu yang aku ingin menanya kalian berdua. "
"Apakah urusan yang menyangkut dengan tusuk konde
naga merah? "
"Benar. "
"Apa nona anggap itu ada perbuatan kita? "
"Aku justeru berpikir demikian karena itu tusuk konde
hanya ada dua buah, satu dalam tangan kalian .... "
"Kita memang pernah mempunyai sebuah tapi sudah
diambil kembali oleh Hiat hun Koay po. "
"Oh, kalau begitu tusuk konde itu bukan kalian yang
menyematkan? "
"Bukan. "
Si nona baju merah itu kerutkan keningnya lalu berkata
sendiri, "Aneh, tusuk konde bukan kalian yang menyematkan,
dan siapa yang menyematkan? Hiat hun Koay po? Atau si
Naga Merah sendiri? "
Tapi ia percaya bahwa kemungkinan dua orang tersebut
belakangan ini sedikit sekali sebab si Naga Merah masih
dikurung dalam gua sedang Hiat hun Koay po justeru karena
mendengar kabar munculnya lagi tusuk konde naga merah itu,
baru datang ke kota Khay hong sudah tentu bukan mereka
berdua saja.
Dalam tangan Tan Liong ada sebuah tapi kini ia sudah
meninggal dunia.
Chie Peng berkata pula,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita juga merasa heran, apakah Tan Liong tak binasa? "
Si nona baju merah gelengkan kepala dan menyahut,
"Ini tak mungkin, Say phoa an dari Ciong lam pay telah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Tan Liong
sudah dikubur. Kita juga pernah datang ziarah ke kuburannya,
oh, tak mungkin kalau bohong. "
"Kalau begitu siapakah pemuda berwajah buruk itu? "
Perkataan itu membangunkan semangat Teng Chun Kiok
dengan serentak ia majukan pertanyaannya ....
"Pemuda wajah buruk? "
"Benar, ada satu pemuda berwajah buruk dan
menakutkan."
"Kalian pernah berjumpa dengan pemuda berwajah buruk
itu? "
"Ya, kita pernah bertemu dengannya bahkan sudah
meninggalkan surat peringatan." jawabnya Chie Peng dan
segera memberikan surat peringatan yang ditinggalkan oleh
orang yang mengaku dirinya pemuda berwajah buruk itu.
Setelah membaca isinya surat itu, Teng Chun Kiok kerutkan
keningnya lalu berkata,
"Aku juga pernah bertemu dengannya. "
"Oh!" berseru Chie Peng dengan sinar mata tajam menatap
paras Teng Chun Kiok.
"Gerak gerik dan suara orang itu mirip benar dengan Tan
Liong, mungkin tidak bohong." demikian Teng Chun Kiok
berkata.
"Kita semua mengharap dia itu adalah Tan Liong .... tapi
bukan dengan wajah yang demikian buruk dan menakutkan."
Mendengar itu semua pada ketawa.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Chun Kiok hentikan ketawanya dan berkata,
"Siapa sebetulnya yang menyematkan tusuk konde naga
merah itu? Kita harus menyelidikinya. Besok adalah hari ketiga
sejak munculnya tusuk konde maut itu. "
"Apa dia akan muncul? "
"Sudah tentu, kalian boleh mengaso dulu aku juga hendak
pergi. "
Si nona baju merah lompat keluar dari jendela, kira-kira
satu tombak jauhnya.
Dibawah pohon Yang liu, ia dapatkan Hoan Giok Hoa masih
menantikan dirinya.
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Selama dua puluh hari itu, gadis yang tak beruntung itu
nampak kurus kering dan lesu. Sejak Tan Liong dikabarkan
meninggal dunia setiap hari ia melamun sendiri, lupa makan
lupa tidur, apa yang dipikirkan hanya Tan Liong seorang.
Tan Liong mengambil kegadisannya dan kini Tan Liong
telah meninggal dunia, bagaimana dia tidak sedih?
Teng Chun Kiok lalu menghampiri dan berkata padanya,
"Adik Hoan, mari kita pulang! "
"Pulang? Kemana? " Balas menanya Hoan Giok Hoa seperti
orang linglung.
Teng Chun Kiok merasa pilu, katanya pula dengan suara
perlahan.
"Aku juga tidak tahu harus pulang kemana, tapi kita tokh
tidak mungkin akan terus berdiri disini, mari kita pulang
kerumah penginapan. "
"Apa kita sudah tidak cari engko Tan Liong lagi? .... ow! ....
ia tidak akan pulang untuk selamanya .... "
Air matanya berlinang, mengalir turun membasahi bajunya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan keadaan yang mengenaskan itu Teng Chun
kiok juga mengucurkan air mata.
"Ya, ia tidak akan pulang lagi untuk selama-lamanya, jalan
yang menuju ke akhirat itu jauh sekali .... dalam hidup kita ini
selain melihat rumput hijau yang tumbuh diatas tanah
kuburannya sudah tidak dapat melihat wajahnya lagi. .... "
"Seharusnya ia menunggu aku, kenapa? Ya, kenapa? Ia
musti jalan lebih dulu? Apakah kerajaan di akhirat itu indah? "
"Mungkin juga indah .... tidak, Mungkin sepi .... mari kita
pulang ke penginapan. "
Sehabis berkata Teng chun Kiok membimbing Hoan Giok
Hoa, tapi dia menolak dan berkata,
"Aku tidak mau pergi! Aku hendak menunggu dia .... "
Suara itu ada demikian memilukan, siapa saja yang
mendengarkannya pasti akan turut mengucurkan airmata.
Dengan susah payah, si nona baju merah akhirnya dapat
membujuk Hoan Giok Hoa pulang ke penginapannya.
Setelah dua wanita muda itu berlalu, seorang pemuda
bermuka jelek, yang tidak kalah dukanya dengan wanita tadi,
telah berdiri seperti patung mengawasi berlalunya dua wanita
itu. Pemuda muka jelek itu bukan lain daripada Tan Liong.
Paras Hoan Giok Hoa yang pucat pasi terbayang dalam
otaknya .... airmatanya mengalir bercucuran ....
Diam-diam ia berkata kepada dirinya sendiri, "Nona Hoan,
aku akan dapat kembali lagi disampingmu. asal kau cinta aku
tapi sekarang aku tidak memberitahukan padamu, bahwa aku
masih hidup. .... "
Katanya orang laki-laki tidak mengucurkan airmata? Itulah
bohong, kalau orang laki-laki tidak mengucurkan air mata ituTiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena belum mengalami kedukaan terlalu hebat, tapi kalau ia
sudah menangis lebih sedih daripada orang perempuan.
Tan Liong menangis. Ia menangis demikian sedih, hatinya
seorang gadis putih bersih telah hancur remuk karena dia,
bagaimana ia tak sedih?
Perlahan-lahan ia telah meninggalkan tempat yang
menyedihkan itu .... Tindakan kakinya yang berat dan tidak
teratur membuat dirinya seperti orang limbung.
Bayangan Tan Liong akhirnya ditelan kegelapan. .....
Malam berakhir .... Pagi menyingsing ....
Tapi, pagi itu dengan cepat telah berlalu, cuaca kembali
diliputi oleh kegelapan ....
Satu peristiwa yang menakutkan, akan terulang lagi
diwaktu malam yang gelap ini. ...
Orang yang menyematkan tusuk konde naga merah, yang
menggemparkan dunia rimba persilatan, malam ini akan
muncul lagi!
Beberapa bayangan orang yang tidak terhitung jumlahnya,
berkumpul dakam pekarangan belakang rumah penginapan
Khi Ing, sedang orang yang kedua kalinya mendapat
kehormatan mendapat tanda maut itu .... Cong hay Seng kun
tampak sangat cemas, didahinya penuh air peluh. ....
Dengan berlalunya sang waktu suasana makin lama makin
gawat. ....
Orang-orang Kangouw yang berkumpul di pekarangan
belakang rumah penginapan tampak bergerak perlahan-lahan,
semua mata ditujukan ke atas jendela salah satu kamar yang
masih terbuka hingga sinar lampunya menyorot keluar.
Semua orang ingin tahu siapakah sebetulnya itu orang
yang menyematkan tusuk konde maut yang ke 19 kalinya ini?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malam itu luar biasa gelapnya kecuali sinar mata dari
beberapa orang Kangouw yang berkumpul dalam pekarangan
belakang rumah penginapan itu tidak terlihat apa-apa lagi.
Mendadak ......
Suara siulan yang menyeramkan dan menakutkan telah
memecahkan suasana sunyi itu, suara itu ada begitu tajam
hingga membuat berdiri bulu roma bagi siapa yang
mendengarnya.
Setelah suara itu sirap, dari kamar yang masih terbuka
jendelanya itu masih tertampak satu bayangan orang melesat
keluar dan berdiri dalam kegelapan.
Cong hay Seng kun lantas berkata dengan suara lantang,
"Sahabat darimana sudah datang kemari perlu apa aku
main sembunyi? Aku Cong hay Seng kun sudah lama
menantikan kedatanganmu. "
Suara itu sebentar kemudian sudah ditelan oleh suasana
kesunyian.
Keadaan itu hampir serupa ketika Naga Merah tiruan
hendak unjukkan diri diselat Bu Siang hiap suasana tetap
diliputi oleh keanehan ketakutan dan ketegangan.
Seputar tiga tombak diluar tempat berdirinya Cong hay
Seng kun telah dipagari oleh barisan orang-orang Kang-zsouw
bagaikan barisan betis, mereka semua ingin dapat
menyaksikan bagaimana macamnya orang yang menyematkan
tusuk konde tanda maut itu.
Ketegangan membuat semua orang seolah olah susah
bernapas.
Tiba-tiba terdengar pula suara siulan yang menyeramkan,
suara itu lebih dekat kedengarannya dari yang pertama
agaknya berada dibelakang diri setiap orang.
Cong hay Seng kun berkata sambil ketawa,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sahabat, perlu apa menakut-nakuti orang kalau kau ada
muka ......"
Belum habis ucapan Cong hay Seng kun suara tindakan
kaki berkeresekan telah memutuskan ucapannya. Orang yang
menyematkan tusuk konde Naga Merah akhirnya muncul.
Semua orang yang berada disitu pada tujukan matanya
kearah datangnya suara gerakan kaki itu. ....
Dari tempat gelap samar-samar terbayang satu bayangan
warna merah....
Warna merah dalam gelap nampaknya lebih menyeramkan,
bayangan merah itu sesungguhnya penuh keanehan .... !
Bayangan merah yang muncul ditempat gelap itu sudah
tentu Tan Liong.
Ia ketawa dingin dan berkata,
"Cong hay si setan tua, sebelum kau mati ada perkataan
apa yang perlu kau tinggalkan. "
Dari antara orang banyak tiba-tiba terdengar suara
seseorang,
"Aku ingin lihat kau sebetulnya siapa? Mengapa berani
menggunakan Naga Merah? "
Berbareng dengan itu satu bayangan melesat kearah Tan
Liong ....
"Hiat hun Koay po kau enyah dari sini!" demikian bentak
Tan Liong dengan suara yang menggeledek.
Suara bentakan itu mengejutkan Hiat hun Koay po, benar
sajalah ia lalu mundur ke belakang.
Suara riuh terdengar dari orang-orang Kangouw yang
berada disitu. Pertunjukan dari suatu pertandingan yang tiada
taranya, pasti sangat menarik sebab iblis wanita yang terkenal
keganasannya itu juga sudah muncul.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong berkata pula dengan nada dingin,
"Hiat hun Koay po kau tahu dirilah sedikit, antara kau dan
aku seolah-olah air sumur dan air sungai satu sama lain tak
saling mengganggu persahabatan kita."
Hiat hun Koay po ketawa terbahak-bahak.
"Kau sungguh jumawa, aku justeru ingin tahu bagaimana
macamnya orang yang berani menyaru sebagai Naga Merah
.... "
Belum lagi ia menutup mulutnya tongkatnya sudah
digerakkan untuk menyerang Tan Liong.
Dicecar oleh serangan Hiat hun Koay po, Tan Liong lantas
membentak dengan suara keras.
"Hiat hun Koay po hentikan seranganmu! "
Suara itu seolah-olah mengandung pengaruh besar sekali,
Hiat hun Koay po benar saja tarik kembali serangannya.
"Hiat hun Koay po, apakah kau ingin aku membuka
rahasiamu, didepan banyak sahabat dari dunia Kangouw ini?"
tegurnya Tan Liong sambil ketawa dingin.
Perkataan Tan Liong itu seolah-olah air dingin mengguyur
kepalanya sehingga iblis wanita itu menggigil seluruh
badannya.
Kalau benar orang ini mengetahui rahasianya antara ia dan
Naga Merah dan diumumkan dihadapan orang banyak
bagaimana ia bisa masih tancap kaki dikalangan Kangouw?
Memikir sampai disitu amarahnya lenyap seketika dan
lantas berkata sambil ketawa,
"Baiklah! Pasti ada satu hari Hiat hun Koay po nanti akan
mencari kau untuk minta pelajaran darimu! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah itu ia kembali ketempatnya semula dan berdiri
berendeng dengan Ciok Eng Cay dan Lie Cun Hiong, dua
orang lihai dari partai Thian seng hwee.
Kedatangan ini benar-benar mengejutkan semua orang
yang berada di situ. Orang dengan pakaian merah itu ternyata
dengan mudah dan tanpa mengeluarkan tenaga sedikitpun
juga, telah berhasil membikin kuncup nyalinya Hiat hun Koay
po. Tan Liong kembali perdengarkan suara ketawa dinginnya,
ia berjalan menuju ketempat Cong hay Seng kun berdiri ....
Tindakan kakinya menimbulkan suara keresekan yang
dapat membuat berdiri bulu roma.
Cong hay Seng kun sudah siap sedia menghadapi segala
kemungkinan, matanya memandang pakaian merah yang
menempel dibadan Tan Liong dengan tanpa berkedip. ...
Tan Liong hentikan tawanya, ia berkata dengan suara
dingin,
"Setan tua, sebelum kau berangkat ke akhirat, masih ada
urusan apa yang kau perlu tinggalkan kepada keluargamu? "
Pada saat itu si Pendekar Kalong dan Yan san It hiong yang
berdiri di belakang Cong hay Seng kun dengan berbareng
maju ke depan berdiri berendeng dengan Cong hay Seng kun.
"Sahabat dari mana? Entah ada permusuhan apa dengan
Cong hay Seng kun? " demikian si Pendekar Kalong menanya.
Melihat Pendekar Kalong campur tangan, Tan Liong
kerutkan keningnya,
"Tentang ini, sebaiknya tuan jangan tanya. Naga Merah
membunuh orang tidak mungkin secara serampangan. Cong
hay Seng kun, kau nanti setelah tiba di akhirat, kau akan tahu
sendiri sebab musababnya." demikian jawabnya Tan LiongTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dingin. "Apa tuan-tuan ada pembantu yang diundang oleh
Cong hay si setan tua? "
Cong hay Seng kun menjawab sambil ketawa dingin,
"Kalau ya bagaimana, kalau tidak kau mau apa? "
"Kalau ya kau akan dapat dua kawan dalam perjalananmu
ke akhirat, kalau tidak, lebih baik kau menyingkir saja. Sudah,
kau tidak perlu banyak bicara, kau ingin meninggalkan pesan
apa, kau sebutkan saja jika aku menghitung sampai jumlah
tiga, kau masih belum membuka mulut, aku nanti akan suruh
kau segera menggeletak di tanah. "
Setelah itu ia mulai menghitung, Satu ....
Cong hay Seng kun ketawa dingin, matanya mengawasi
Tan Liong yang berdiri terpisah kira-kira setombak
dihadapannya. Ia tetap membungkam, tidak perdulikan Tan
Liong.
Tan Liong menyebutkan angka, Dua ....
Susana semakin tegang. Jika angka tiga sudah keluar dari
mulut Tan Liong, sedangkan Cong hay Seng kun masih belum
membuka mulut maka Tan Liong segera akan turun tangan
akan membinasakan padanya.
Selagi Tan Liong melesat mendekat Cong hay Seng kun,
mendadak satu bayangan merah berkelebat menerjang Tan
Liong dan melakukan serangan mendadak.
Tan Liong ketika dapat lihat berkelebatnya bayangan merah
dan diserang secara mendadak diam-diam juga terkejut.
Dengan cepat ia putar tubuhnya, tangan kirinya bergerak
melancarkan satu serangan, sedang mulutnya mengeluarkan
bentakan keras,
"Enyah dari sini. "
Kali ini Tan Liong menggunakan ilmunya Im ciang,
serangannya yang mengandung hawa dingin luar biasa itu,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan cepat meluncur ke arah bayangan merah itu. Tidak
ampun lagi bayangan merah itu badannya lantas menggigil
dan duduk numprah ditanah.
"Dengan kepandaianmu ini kau juga ingin coba mengadu
kekuatan dengan Naga Merah sesungguhnya ...... " demikian
Tan Liong berkata tapi sebelum habis ucapannya ia
terperanjat ketika matanya dapat lihat wajah orang yang
mengenakan pakaian warna merah itu hingga perkataan
selanjutnya tidak dikeluarkan lagi.
Ia berdiri kesima karena orang itu bukan lain daripada si
nona baju merah Teng Chun Kiok.
Teng Chun Kiok parasnya pucat pasi, jidatnya
mengeluarkan keringat dingin badannya menggigil ......
giginya berketrukan ......
Semua orang yang menyaksikan itu terheran-heran tiada
seorangpun yang tahu Teng Chun Kiok terkena serangan ilmu
apa? Jika tidak diberi pertolongan dengan cepat si nona baju
merah itu pasti akan binasa karena hawa dingin yang
menyerang ulu hatinya.
Jika Tan Liong mengetahui bayangan merah itu adalah
Teng Chun Kiok tidak mungkin menyerang padanya dengan
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kekuatan enam bagian.
Namun semua itu sudah terjadi maka ia harus bertindak
dengan cepat.
"Setan tua, tahun depan malam ini, adalah ulang tahun
kematianmu. "
Demikian bentakan Tan Liong.
Cong hay Seng kun, yang masih dikejutkan oleh kejadian
tadi mendadak mendengar bentakan Tan Liong itu terkejutTiraikasih Website http://kangzusi.com/
hatinya sebentar mendadak gelap matanya, mulutnya
menyemburkan darah lalu rubuh ditanah.
Semua itu berlangsung dengan cepat sekali, hingga si
pendekar Kalong dan Yan san It hiong yang berdiri
disampingnya sudah tidak keburu memberi pertolongan
mereka bisa menyaksikan kawannya dibinasakan orang baju
merah itu dengan perasaan heran.
Setelah Cong hay Seng kun binasa Tan Liong menghilang
lagi kedalam kegelapan. Si nona baju merah masih dalam
keadaan menggigil ia tahu pasti terkena serangan yang
mengandung hawa dingin luar biasa maka buru-buru
mengeluarkan sebutir pil dimasukkan ke dalam mulutnya
kemudian ia bersemedi untuk mengeluarkan hawa dingin dari
dalam.
Pil itu ada perbuatan Hiat im cu merupakan salah satu obat
mujarab yang dibuat oleh Hiat im cu sendiri. Dalam waktu
sebentar saja hawa dingin itu perlahan-lahan terusir keluar
dari dalam badannya. ....
Kita tengok dulu Tan Liong. Dengan membawa hati dan
perasaan berat ia berlalu dari situ, sebentar saja sudah berada
disuatu tempat kira-kira setengah lie jauhnya.
Ia kendorkan gerak kakinya, hatinya merasa perih, ia
sungguh tak mengira dengan tanpa disengaja sudah melukai
dirinya Teng Chun Kiok.
Ia gigit bibirnya, ia sesalkan tindakannya yang terburu
napsu, mengapa ia tak melihat tegas lebih dulu barulah turun
tangan!
Ia seperti anak kecil yang berbuat kesalahan sedemikian
perih dan menyesal perasaannya, sebab Teng Chun Kiok
pernah melepas budi padanya.
Dalam hatinya lalu berpikir kecuali pergi menolong padanya
sudah tak ada jalan yang lebih baik lagi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia lalu membuka pakaiannya yang berwarna merah dan
selagi membuka pakaiannya medadak terdengar suaranya
seorang wanita, "Oh, beginilah kiranya keadaan tuan kiranya,
keadaan tuan kiranya yang sebenarnya ...... "
Mendengar suara itu wajah Tan Liong berubah ketika ia
memandang ke arah datangnya suara itu, dibawah pohon
besar terpisah kira-kira satu tombak dihadapannya ada berdiri
bayangan seorang berpakaian warna hijau.
Diwajahnya Tan Liong terlintas napsunya ingin membunuh,
karena sebagai orang kedua yang muncul didunia Kangouw
dengan samaran Naga Merah. Jika diketahui oleh orang baju
hijau ini apa akibatnya?
Maka ia lalu menegur dengan nada suara dingin,
"Kau siapa? Memang benar inilah wajahku yang
sebenarnya, tapi sekarang aku hendak bunuh kau .... "
Perkataan yang terakhir itu ia ucapkan dengan suara agak
keras dan orang baju hijau itu yang ternyata ada seorang
wanita, ketika mendengar perkataan Tan Liong itu, lantas
menyahut sambil ketawa hambar,
"Apakah karena aku dapat melihat wajahmu, maka kau
hendak bunuh mati aku? "
"Tidak salah! "
Wanita itu dengan suara lemah lembut berkata pula,
"Ah, perlu apa? Aku bersumpah tak akan beritahukan
kepada siapapun juga."
"Perkataan kaum wanita, selamanya tidak boleh dipercaya
.... "
"Belum tentu tuan, dan lagi pula kita kan sama-sama
senasib yang harus mengasihani satu sama lain. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan terakhir itu wajah Tan Liong agak
berubah, sayang ia tidak dapat lihat dengan tegas wajah
wanita itu sebab ia berdiri membelakangi dirinya.
Hanya tangannya saja yang dapat dilihat olehnya, kulit
tangannya itu ternyata ada putih halus bagaikan batu kumala.
Selagi Tan Liong masih bingung memikirkan dirinya wanita
itu terdengar pula suaranya,
"Tuan jangan kaget, aku hendak pergi ..... "
Rasanya masih berkumandang suaranya tapi ternyata
orangnya sudah lenyap dalam kegelapan.
Dengan hati mendelu Tan Liong berdiri ditempatnya,
kejadian itu terlalu mendadak. Siapakah wanita baju hijau itu?
Ia ada merupakan orang pertama yang mengetahui dirinya
jika ia membocorkan rahasia itu ia nanti akan membinasakan
dirinya.
Tan Liong lalu lepaskan pakaian merahnya dan diletakkan
dalam alat-alat lebar kemudian berkata kepada dirinya sendiri,
"Selanjutnya aku tidak akan memakai pakaian ini lagi .... "
Tan Liong akhirnya melaksanakan pesan Naga Merah yang
terakhir.
Mendadak ia ingat bahwa ia harus segera menolong dirinya
Teng Chun Kiok apabila terlambat hawa dingin itu akan
membinasakan dirinya.
Selagi hendak berlalu tiga bayangan orang mendadak lari
mendekati kejurusannya. Tiga orang itu ternyata adalah Hiat
hun Koay po bersama dua orang lihai Thian seng hwee.
Dengan kecepatan bagaikan kilat Tan Liong segera
sembunyikan dirinya ke belakang sebuah pohon. Pada saat itu
tiga orang itu justeru lewat dibawah pohon tersebut.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil membentak keras Tan Liong keluarkan serangannya
dari tangan kanan kearah Ciok Eng Cay.
Serangan secara mendadak itu diluar dugaan tiga orang
tersebut, mereka sama sekali tidak menduga bahwa
dibelakang pohon itu ada sembunyi orang. Begitu mereka
mengetahui Ciok Eng Cay sudah rubuh ditanah dengan mandi
darah.
Tidak kecewa Hiat hun Koay po menjadi orang kuat meski
menghadapi kejadian hebat secara tiba-tiba tapi ia masih bisa
mengelakkan diri bahkan balas menyerang dengan
tongkatnya.
Namun Tan Liong sudah mundur sejauh dua tombak selagi
Hiat hun Koay po hendak memburu Tan Liong ternyata lebih
gesit dari padanya dengan sekali enjot kakinya, orang sudah
berada ditempat sejauh sepuluh tombak lebih hanya terdengar
suaranya yang mengejek.,
"Pulanglah dan beritahukan kpada ketua Thian seng hwee,
mulai malam ini dan sekanjutnya, setiap tiga hari aku akan
membunuh satu orang Thian seng hwee .... "
Setelah itu ia lantas menghilang ....
Peristiwa yang menggemparkan tentang pembunuhan yang
dilakukan oleh Naga Merah telah berakhir. Tapi tiada
seorangpun yang tahu siapa sebetulnya Naga Merah itu?
Ketika Tan Liong balik lagi ketempat terjadinya peristiwa
tadi, orang-orang yang datang hendak menyaksikan
munculnya Naga Merah, kini sudah berlalu semua, kecuali si
pendekar Kalong dan Yan san It hiong yang masih berdiri
tegak mengawasi jenasah Cong hay Seng kun.
Tan Liong tercengang, ia tidak lihat dirinya Teng Chun Kiok,
mungkin sudah pulang ketempat penginapan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia memandang jenazah Cong hay Seng kun sejenak, lalu
menarik napas panjang. Ia tidak mengerti, apa sebabnya Naga
Merah suruh ia membunuh orang tua itu.
Ia menantikan sampai si pendekar Kalong dan Yan san It
hiong berlalu, dengan diam-diam mengambil kembali tusuk
konde Naga Merah yang berada di dada Cong hay Seng kun,
kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk pergi mencari
Teng Chun Kiok.
Dalam waktu dua hari, Tan Liong sudah berhasil mendapat
tahu tempat penginapan nona baju merah itu.
Pada malam harinya, ia lompat masuk ke pekarangan
belakang rumah penginapan tersebut ternyata dalam kamar
nona itu lampunya masih menyala.
Dengan perasaan tidak tenang, Tan Liong menanya,
"Apa di dalam kamar ada orang ..... ? "
Mendadak jendela terbuka, dari dalam melesat keluar
bayangan merah. Tan Liong terkejut dia menanya kepada
dirinya sendiri. "Mengapa dua saudara Chie juga berada
disini?"
Seketika itu lantas ia menyapa sambil ketawa hambar,
"Nona Chie, masih kenalkah dengan aku? "
Munculnya Tan Liong secara tiba-tiba diluar dugaan
membuat terperanjat dua saudara itu, maka mereka lantas
pada mundur dua langkah. Orang jelek yang aneh ini
datangnya seperti hantu malam, sudah tentu mengejutkan
mereka.
Wajahnya yang buruk brocelan dan menakutkan, bukankah
seperti hantu? ..
Melihat dua saudara itu berdiri terpaku, Tan Liong lalu
menanya lagi,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona nona terkejut karena wajahku yang buruk atau
kedatanganku secara mendadak? "
Chie Peng mengawasi wajah Tan Liong sejenak, lantas
menjawab sambil kerutkan keningnya,
"Tuan, ingin mencari siapa? "
"Bukankah kalian ada satu sahabat yang terluka? "
Paras Chie Peng nampak berubah.
"Bagaimana kau tahu? "
"Aku lihat ia terluka ditangan Naga Merah. "
Chie Peng diam diam berpikir, "Orang ini benar-benar aneh.
Semula kita tidak dapat lihat dirinya, bagaimana ia bisa tahu
Teng Chun Kiok terluka ditangan Naga Merah? "
"Kalau begitu, kau hendak berbuat apa?" demikian
tanyanya.
"Aku pikir jika nona Teng tidak keberatan dengan
kepandaianku yang terbatas aku ingin menolong padanya."
"Kebaikanmu ini kita terima dengan banyak terima kasih,
tapi ia kini sudah sembuh. "
"Sudah sembuh? "
"Ya, sudah sembuh. "
Tan Liong gelengkan kepala dan berkata pula,
"Tidak mungkin, paling banter ia cuma bisa mengusir
sebagian hawa dingin yang mengeram dalam tubuhnya. Hawa
dingin yang sebenarnya ia tidak mampu mengeluarkannya. "
Dengan sinar mata tajam Chie Peng menatap wajah Tan
Liong.
"Bagaimana kau tahu begitu jelas? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bingung juga hati Tan Liong ketika mendengar pertanyaan
itu, ia menyesal telah kelepasan omong, tapi ia dapat berpikir
cepat, maka ia lantas menjawab,
"Aku lihat ia kedinginan begitu hebat hingga badannya
menggigil. Kalau pandanganku tidak salah, dia justeru terkena
pukulan Im ciang yang paling lihai diantara berbagai pukulan
dalam rimba persilatan. "
Dari dalam kamar tiba-tiba terdengar suaranya Teng Chun
Kiok, "Tidak salah, aku memang terkena ilmu pukulan Im
ciang. Sahabat ini kalau benar memang bisa mengerti,
silahkan masuk! "
Chie Peng lantas berkata sambil tertawa,
"Kita tidak takut tuan akan main gila! "
Setelah itu ia lebih dulu masuk ke dalam, Tan Liong hanya
tertawa saja, lalu ikut masuk.
Dalam kamar, ia dapatkan si nona baju merah rebah
dipembaringan dengan paras pucat.
Mendadak ia tertegun, matanya dapat lihat Hoan Giok Hoa
yang duduk disamping pembaringan sambil menangis.
Jantung Tan Liong terguncang keras. Ia hampir tak dapat
dikendalikan penjelasannya terhadap gadis bernasib malang
itu, tapi akhirnya ia kuatkan hatinya, sambil kertak gigi ia
tundukkan kepala.
Gerak-gerik Tan Liong ini mengherankan empat wanita itu.
Mereka tidak dapat mengetahui perbuatan pemuda wajah
buruk ini agak aneh, tapi mereka tidak dapat mengetahui
dengan pasti kalau pemuda itu adalah Tan Liong.
"Tuan kenal dengan Tan Liong?" demikian si nona baju
merah menanya sambil tersenyum.
"Ya, aku kenal padanya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah dia sudah meninggal? "
Tan Liong berpikir sejenak barulah menjawab.
"Bukankah kalian sudah melihat kuburannya? "
Si nona baju merah itu menghela napas.
"Ya, kita sudah lihat kuburannya, tetapi kita seperti
mendapat firasat bahwa ia belum mati dan masih hidup dalam
dunia. "
"Akupun mengharap semoga dia belum mati. "
Pembicaraan telah berhenti, suasana duka meliputi empat
gadis jelita, yang masing-masing pernah jatuh CINTA kepada
Tan Liong.
Satu kenyataan yang tak dapat dibantah, mereka telah
pertaruhkan keberuntungan untuk pemuda itu, tapi akhirnya
mereka telah mengalami kekalahan yang mengenaskan.
Satu-satunya pengharapan bagi mereka tidak perduli Tan
Liong sudah mati atau masih hidupkah, didalam perjalanan
hidup mereka untuk selanjutnya akan tetap mengenangkan
cinta mereka dimasa yang silam.
Lama sekali baru terdengar pula suara helaan napas Tan
Liong dan kemudian berkata,
"Dia sudah meninggal. Tapi dalam perjalanannya ke alam
baka, ia pasti tetap memikirkan kalian." ia ketawa getir
kemudian berkata pula, "Nona ini apa terluka di tangan Naga
Merah? "
"Tidak salah! " jawabnya Teng Chun Kiok sambil menghela
napas,
"Aku ingin menyembuhkan lukamu. "
Si nona baju merah ketawa hambar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas kebaikanmu tapi Teng Chun Kiok tidak
berani menerima budimu. "
"Kenapa? "
"Sebab antara wanita dan pria tak dapat bersentuhan. "
Jawaban ini membangkitkan rasa sedih Tan Liong. Jika ia
tak rusak wajahnya, si nona itu pasti tidak mengucapkan
perkataan demikian.
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendadak ia merasa bahwa ketampanan wajah seorang
laki-laki besar sekali artinya bagi kaum wanita.
Entah berapa banyak orang berwajah buruk dalam dunia
ini, yang terhina tidak terpandang mata dan mengabaikan
kebaikan hati dan tingkah lakunya.
Wajah tampan cuma memberikan perasaan suka bagi
orang lain, tetapi laki-laki wajah tampan cuma merupakan
penggoda bagi kaum wanita.
Tapi suka duka itu memang sudah menjadi kodratnya
wanita, walaupun demikian tidak seharusnya hanyalah
menggunakan dari kebagusan atau keburukan untuk
mengukur diri seseorang.
"Pada suatu hari aku nanti akan pulih wajahku semula, aku
ingin lihat bagaimana kalian nanti perlakukan diriku! .... "
demikian Tan Liong berkata pada diri sendiri. Lalu ia berkata
dan ketawa menyeringai,
"Ya, itu memang benar. Laki-laki dan wanita tak baik
bersentuhan, tetapi bagi kita orang-orang dunia Kangouw,
yang kita harus utamakan ialah kejujuran, keadilan dan
kebenaran. Lagi pula meski nona berhasil mengeluarkan
sebagian hawa dingin dari dalam tubuh nona, tapi hawa yang
sebenarnya masih mengeram dalam bagian terpenting dalam
tubuhmu. Jika dalam waktu sepuluh hari hawa itu tak
dikeluarkan dari dalam tubuh kau pasti akan binasa karena
hawa itu akan menyerang jantung. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh! Kalau begitu, aku ucapkan terima kasih padamu.
Bagaimana caranya mengobatinya? "
"Caranya harus menggunakan hawa murni Goan yang dari
laki-laki yang harus disalurkan melalui .... "
Bicara sampai disitu mendadak terdiam ia tak tahu
bagaimana harus memberi tahukan caranya si nona baju
merah itu.
Si nona mendengar perkataan Tan Liong cuma diucapkan
separuhnya lantas mendadak bungkam diam-diam merasa
heran.
"Melalui apa? " demikian tanyanya.
"Aku .... aku tak dapat menjelaskan! "
Si nona parasnya lantas berubah.
"Kau tak dapat menjelaskan bagaimana harus menobati
aku? "
Tan Liong mengerti bahwa nona itu salah paham terhadap
dirinya, ia merasa sulit tidak tahu bagaimana harus membuka
mulut.
Dengan demikian maka nona baju merah itu lantas anggap
pemuda wajah jelek itu ada mengandung maksud jahat
terhadap dirinya.
"Kalau begitu silahkan tuan pulang saja. " demikian si nona
berkata pula.
Sinar mata Teng Chun Kiok yang dingin, membuat Tan
Liong bergidik tapi ia masih coba keraskan hati dan berkata
pula,
-o0o0dw0o0o-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
JILID KE : 25
"Nona salah paham terhadap niatku, aku bukan tidak
mampu menyembuhkan luka nona, hanya caranya tidak dapat
menjelaskan terhadap nona."
"Apa caranya ada begitu aneh? "
"Tidak mengandung rahasia apa-apa, cuma harus
menggunakan kekuatan hawa murni seorang laki-laki." ia
berhenti sejenak tapi akhirnya ia menjelaskan juga, "Harus
melalui jalan darah di bawah buah dada dan pusar. "
Teng Chun Kiok parasnya berubah seketika.
"Sudah! Apa itu caranya? "
"Tidak salah. "
"Terima kasih, tapi aku tidak sanggup menerima
kebaikanmu. "
"Kenapa? "
"Apa aku harus menyerahkan diriku ditanganmu? "
Perkataan itu seolah-olah sebilah pedang tajam menusuk
ulu hati Tan Liong.
Sambil kertak gigi ia berkata,
"Nona, jangan salah paham, kedatanganku ini hanya untuk
menolong jiwa orang, sedikitpun tidak mengandung maksud
jahat. Aku tadi sudah katakan, orang-orang dunia Kangouw
harus mengutamakan kejujuran, keadilan dan kebenaran."
"Perlu apa tuan banyak bicara, kau tidak .... pantas ! "
katanya si nona sambil ketawa dingin,
"Kenapa ....? "
"Lihatlah wajahmu sendiri didalam cermin. "
Tan Liong merasa seperti disambar geledek ....... sekujur
badannya gemetaran. ....Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau lihat wajahmu sendiri pantas atau tidak ....? " kata
pula si nona baju merah sambil ketawa dingin.
Tan Liong seperti diguyur air dingin .... ia menggigil,
hatinya remuk ....
Dalam telinganya seolah-olah mendapat kisikan, "Pergilah
.... wajahmu ini memang tidak pantas .... "
Ia ingin gerakkan kakinya, tapi kakinya gemetar tidak mau
dengar kata. Dalam hati pilu ia menggerutu,
"Ya, aku tidak pantas, hanya Tan Liong yang tepat. "
Lalu ia balikkan tubuhnya, ia mengerti harus meninggalkan
tempat itu. Empat pasang mata itu seolah-olah sinar pedang
mengancam dirinya.
Ia pilu bukan karena tidak mendapat cintanya si nona baju
merah melainkan penghinaan terhadap dirinya. ....
Setelah berada diluar kamar airmata mengalir bercucuran.
Ini ada merupakan satu kejadian yang paling kejam selama
hidupnya juga merupakan satu kejadian yang tidak dapat
dilupakan untuk selama-lamanya satu penghinaan yang
diberikan oleh seorang wanita.
Dan karena kejadian itu ia telah ambil keputusan hendak
pulihkan wajahnya semuanya, harus mencari rumput Seng kie
co seperti apa yang dikatakan oleh Im yang ie su.
Setelah itu ia lalu ambil keputusan pergi ke gunung Ciong
lam san. ....
Peristiwa yang menggemparkan dunia Kangouw sudah
berakhir tapi ternyata masih ada ekornya, reaksi yang pertama
keluar dari pihak Thian seng hwee.
Menurut dugaan orang-orang Thian seng hwee orang yang
membunuh Cong hay Seng kun pastilah orang yang
membunuh mati Ciok Eng Cay.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa yang mengejutkan orang-orang Thian seng hwee ialah
orang itu telah berani mengeluarkan omongan besar bahwa
dalam setiap tiga hari pasti akan membunuh mati seorang
Thian seng hwee.
Dan orang itu sudah dapat membinasakan Ciok Eng Cay
secara mudah, betapa tinggi kepandaiannya, sudah tidak
dapat dipandang remeh.
Pada hari kedua ketua Thian seng hwee telah mengutus
orang-orangnya yang terlihai untuk menyelidiki orang-orang
yang dicurigai didunia Kangouw juga pada hari kedua itu Tan
Liong tiba digunung Ciong lam san.
Tan Liong sudah ambil putusan bahwa dalam
perjalanannya ke gunung itu merupakan kunjungannya yang
terakhir karena ia hendak serahkan jabatan ketua kepada
nona Oey Bwee Cian. Setelah ia menuntut balas Yo Swee
Peng ia akan keluar dari partai Ciong lam pay.
Diwaktu senja ketika ia tiba digunung itu mendadak ia ingat
ucapannya si pendekar Kalong, Ciong lam pay hanya tinggal
namanya saja ....
Apakah ini berarti bahwa diatas gunung itu benar-benar
ada orang-orang lihai dari Thian seng hwee?
Jika demikian halnya maka ia hendak sapu bersih orangorang Thian seng hwee yang berada digunung Ciong lam san
satupun ia tidak akan ditinggalkan.
Dengan darah mendidih ia percepat gerak kakinya sekali
enjot ia lompat menuju ke pekarangan belakang kuil.
Tatkala ia berada di luar tembok pagar pekarangan
ternyata di dalam kuil tampak sunyi senyap.
Satu firasat buruk terkilas dalam otaknya.
Selagi hendak lompat masuk seorang baju kuning
menghadang didepannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong urungkan maksudnya, matanya menatap orang
tersebut lalu menanya sambil tersenyum,
"Numpang tanya, adakah paman anak murid Ciong lam
pay? "
Orang setengah tua baju kuning itu mengawasi Tan Liong,
ia terperanjat dan lompat mundur lantas menanya dengan
suara gugup,
"Kau .... kau manusia atau setan? "
Pertanyaan serupa itu sudah biasa dalam pendengaran Tan
Liong maka ia tidak merasa heran seketika itu lantas
menjawab sambil tersenyum,
"Aku manusia. "
"Ada urusan apa tuan datang kemari? "
"Tolong sampaikan kepada wakil pejabat ketuamu, katakan
saja ada orang yang berkunjung. "
Orang baju kuning itu tampak bersangsi,
"Sangat menyesal pejabat ketua kami tidak menerima
tamu. "
"Kenapa? "
"Tuan bukan orang dari partai kita tidak berhak menanya. "
Tan Liong tercengang benarkah Ciong lam pay sudah
dikuasai oleh Thian seng hwee hingga wakil pejabat ketuanya
dilarang menemui orang?
"Kalau begitu, paman tidak dapat menyampaikan
perintahku ini? "
"Bukankah aku tadi sudah katakan, wakil pejabat ketua
kami tidak menerima tamu? "
"Kalau begitu, kapan baru dapat menerima? "
"Tentang ini belum ada ketetapannya."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong lantas wajahnya berubah.
"Aku perintahkan kau untuk mencari wakil pejabat ketua
supaya menemui aku. "
Pertanyaan itu sebaliknya membuat orang baju kuning itu
terperanjat, seketika itu lantas menyahut sambil ketawa
dingin,
"Tuan sesungguhnya terlalu sombong, dengan hak apa kau
perintahkan ketua kita untuk menemui kau? "
Tan Liong tertawa terbahak-bahak, dari dalam sakunya
dikeluarkan panji tanda kepercayaan Ciong lam pay, lalu
berkata dengan suara dingin,
"Dengan ini apa kau berani tidak menurut? "
Orang baju kuning itu ketika dapat lihat panji partainya,
bukan kepalang kagetnya. Ia buru-buru berlutut dan berkata,
"Teecu hunjuk hormat, mohon ampun dosa teecu. "
Tan Liong ketawa hambar.
"Karena kau tidak tahu, maka kuberi ampun padamu,
bangunlah. "
Orang baju kuning itu lalu bangun dan sekali lagi memberi
hormat kepada Tan Liong, kemudian berdiri disamping.
Keadaan sangat berbeda dengan sebelum ia mengetahui panji
partai itu.
"Kau menjabat jabatan apa dalam partai? " tanya Tan
Liong.
"Teecu Kwe Yam San, dalam partai cuma memegang
jabatan mengurus anak murid Ciong lam pay yang keluar
masuk di atas gunung. "
"Aku adalah sahabat ketua partaimu Tan Liong. "
"Benarkah ketua kami itu sudah meninggal dunia? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dia sudah meninggal. "
Ia ketawa getir, setelah hening sejenak, ia menanya lagi,
"Aku ingin menanya kepadamu, apa kau suka menjawab
dengan sejujurnya?"
"Selama beberapa hari ini, ada kejadian apa dalam partai? "
"Sejak ketua partai kita meninggal dunia, karena akibat
bentrokan dengan partai Ngo bie pay, sehingga kehilangan
banyak tenaga kuat maka partai kita tinggal namanya saja
yang masih garang, sebetulnya sudah tidak ada kekuatan.
Ketua partai kita Tan Liong karena bentrok dengan Thian seng
hwee membuat partai kita mengalami malapetaka yang
terbesar dalam sejarah, seratus jiwa lebih telah melayang.
Setelah ketua kita binasa ditangan orang Thian seng hwee,
perkumpulan itu mengirimkan surat ancaman lagi kepada
partai kita, apabila tidak menyerah mereka akan menggempur
partai kita sehingga rata dengan tanah. Wakil pejabat ketua
kita karena mengingat dalam pertempuran yang lalu sudah
kehilangan jiwa seratus orang lebih, kalau harus bertempur
lagi pasti akan hancur, dan partai Ciong lam pay selanjutnya
akan lenyap dari rimba persilatan! Maka lantas mengadakan
pertemuan kilat, untuk sementara semua murid muridnya
disingkirkan dan mengutus beberapa anak murid yang kuat
untuk mencari orang pandai, supaya dapat membangun
kekuatan lagi dan kemudian mengadakan perhitungan dengan
Thian seng hwee.
"Kalau begitu, dalam partai kini masih ada mempunyai
berapa banyak orang? "
"Barangkali seratus lebih. "
"Wakil pejabat ketua Oey Bwee Cian apa masih ada
didalam partai? "
"Masih ada akan tetapi Thian seng hwee telah mengutus
seorang lihai yang masih muda belia mengurus semua urusanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
partai dan memegang hak kekuasaan penuh atas partai Ciong
lam pay, hingga ketua kita tidak berdaya sama sekali. "
"Apa Chit hiong masih ada? "
Kwee Yam Sian gelengkan kepala.
"Hanya Say phoa an yang masih ada. "
"Berapa banyak orang Thian seng hwee di atas gunung
Ciong lam pay, maka aku mewakili Tan Liong memerintahkan
kau. "
"Teecu bersedia menjalankan perintah. "
"Urusan ini ada bertalian mati hidupnya partai Ciong lam
pay, kalau kau tidak melakukan sebaik-baiknya, Ciong lam pay
tak akan bisa bangun lagi untuk selama-lamanya. Nasib Ciong
lam pay yang seperti hari ini semua itu ada salahnya Tan
Liong, tapi soal ini baik jangan bicarakan lagi. Soal yang
penting pada dewasa ini ialah kau jangan bicarakan kepada
siapa saja tentang diriku, jika ada orang menanya katakan
saja bahwa aku adalah sahabatmu. Selain dari pada itu kau
perintahkan Say phoa an untuk menjumpaiku secara rahasia,
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku hendak bunuh mati semua orang Thian seng hwee yang
diutus untuk menguasai Ciong lam pay."
"Apa? kau hendak bunuh mati semua orang Thian seng
hwee? "
Bukan kepalang kagetnya orang she Kwee itu. Ia menatap
wajah Tan Liong seketika lamanya.
"Tidak salah, aku hendak bunuh mati itu empat puluh
orang namun jangan sampai diketahui oleh Thian seng hwee."
Kini diwajah Tan Liong tampak tegas kemarahannya
sehingga orang she Kwee itu diam-diam keluarkan keringat
dingin.
"Ingat pesanku! " kata pula Tan Liong. "Kepada siapa saja
kau jangan mengatakan bahwa aku adalah sahabat ketuaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian, jikalau tidak, aku nanti akan bunuh mati kau lebih dulu,
ingatlah itu baik-baik. "
"Teecu menurut! "
"Nah, mari kita masuk. "
Kwee Yam Sian lalu mengantarkan Tan Liong masuk
kedalam kuil. Sepanjang jalan Tan Liong menyaksikan
keadaan sunyi senyap.
Menyaksikan keadaan demikian Tan Liong merasa pilu.
Ciong lam pay telah mengalami nasib sedemikian rupa,
bagaimana ia merasa enak terhadap Yo Swie Peng?
Kini anak murid Ciong lam pay yang masih belum
meninggalkan gunung Ciong lam pay juga cuma kaum wanita
dan anak-anak.
Pada saat itu sesosok bayangan orang mendadak lari dan
mendatangi. Kwee Yam Sian yang menyaksikan itu, lantas
berhenti dan berkata dengan suara perlahan,
"Ada orang Thian seng hwee datang! "
Orang itu sebentar saja sudah berada dihadapan Tan Liong.
Dengan menggigit bibir Tan Liong mengawasi orang tersebut,
ternyata adalah seorang lelaki brewokan.
Lelaki brewokan itu mengawasi Kwee Yam Sian sejenak,
kemudian mengawasi Tan Liong. Ia kaget dan lompat mundur
setindak lalu menanya kepada Kwee Yam Sian,
"Siapa dia? Mengapa kau tidak memberi laporan lebih dulu
sudah ajak masuk kedalam secara lancang? "
Kwee Yam Sian menjawab sambil senyum,
"Dia adalah kemenakanku, yang datang dari jauh untuk
menengok aku, karena soal kecil yang tak berarti aku tidak
berani merepotkan tuan. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mungkin merasa muak melihat wajah Tan Liong yang
menakutkan maka ia tidak ambil tindakan apa-apa.
"Selanjutnya tidak perduli siapa saja yang naik keatas
gunung harus lapor lebih dulu! "
Setelah itu lalu ia meninggalkan mereka, masuk menuju ke
ruangan pertemuan Tiang gie tian.
Tan Liong berkata sambil ketawa dingin,
"Malam ini orang pertama yang kubunuh ialah lelaki brewok
tadi! "
Kwee Yam Sian ajak Tan Liong masuk ke dalam sebuah
kamar rahasia. Tan Liong lalu perintahkan supaya memanggil
Say phoa an untuk menjumpai padanya.
Kwee Yam Sian terima baik perintah itu, ia pergi keruangan
"Tiang gie tian".
Beberapa jam kemudian Kwee Yam Sian balik kembali. Tan
Liong yang tak lihat Say phoa an lalu menanyakan kepadanya,
"Bagaimana dengan dia? "
"Say phoa an pada saat ini tak dapat melepaskan diri! "
jawab Kwee Yam Sian sambil kerutkan keningnya.
"Kenapa? "
"Sebab, wakil ketua Thian seng hwee Siao hun lie hari ini
tiba disini, sekarang ada di dalam Tiang gie tian, ia tidak
ijinkan Say phoa an berlalu, bahkan paksa padanya masuk
kamar rahasia. .... "
Kwee Yan Sian mendadak tutup mulut, ia telah dapat lihat
mata Tan Liong mengeluarkan sinar menakutkan.
"Apa benar Siao hun lie berada di atas gunung? "
"Tidak salah, ia paksa Say phoa an melakukan perbuatan
tidak senonoh. ... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seorang perempuan tak tahu malu, kalau aku tak bunuh
mati padanya bagaimana dapat melenyapkan kebencianku? "
Ia mengawasi Kwee Yan Sian sejenak lalu menanya pula,
"Oey Bwee Cian sekarang berada dimana? "
"Di ruangan Tiang gie tian. "
"Dia juga berada di Tiang gie tian? "
"Ya, itu pemuda dari Thian seng hwee yang memegang hak
atas pimpinan partai Ciong lam pay telah paksa Oey Bwee
Cian agar menikah dengannya. "
"Pemuda itu siapa namanya? "
"Koan Beng. "
"Koan Beng? "
Wajah Tan Liong pucat seketika ia sungguh tidak mengira
bahwa orang yang berkuasa atas partai Ciong lam pay
ternyata adalah Koan Beng.
"Aku hendak bunuh padanya. Ia telah merusak wajahku ....
" demikian Tan Liong berkata kepada diri sendiri.
"Aku hendak bunuh mati mereka berdua. " demikian
katanya kepada Kwee Yam Sian.
Tatkala keluar dari kamar sembunyinya, cuaca sudah gelap,
ia lompat melesat dengan kecepatan bagaikan kilat lari ke
ruangan Tiang gie tian.
Saat itu baru waktu orang-orang dahar malam, hingga Tan
Liong dapat bergerak dengan leluasa. Ia mengenal baik
keadaannya dalam Tiang gie tian, dengan cepat menuju ke
pekarangan belakang, tempat itu keadaannya tampak sunyi
sekali.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sebuah kamar disamping kiri, tampak lampu
menyala. Tan Liong bersangsi sejenak kemudian lompat ke
atas , dengan gesit sekali melayang turun keatas jendela.
Dari dalam kamar tiba-tiba terdengar suara orang ketawa
cekikikan, suara itu adalah suaranya Siao hun lie.
Tiba-tiba terdengar pula suaranya Say phoa an, "Aku mau
.... aku .... "
Seketika wajah Tan Liong berubah pucat. Ia tahu Say phoa
an pasti sudah diberi makan obat Siao hun san oleh Siao hun
lie hingga berada dalam keadaan mabuk ....
Sambil menahan napas dan kertak gigi, ia membuat lubang
di kertas jendela, ketika matanya melihat ke dalam ia lantas
berdiri terpaku.
Suatu pemandangan memualkan berada di depan matanya.
Melihat wajahnya Say phoa an ia segera tahu bahwa
pemuda itu sudah makan obat mabok Siao hun san buatan
Siao hun lie.
"Perempuan cabul ini harus disingkirkan." demikian ia
berkata kepada diri sendiri.
Tapi ia sadar bahwa pada saat itu ia tidak boleh bertindak
sembarangan, kalau tidak Say phoa an nanti akan mati konyol.
Mendadak dalam otaknya terlintas suatu persoalan yang
sangat penting. Soal ini ada bertalian dengan mati hidupnya
partai Ciong lam pay.
Dengan cepat ia sudah dapat suatu pikiran, bagaimana ia
harus bertindak.
Dalam kamar terdengar suaranya Siao hun lie dan
ketawanya yang genit.
Setelah itu terdengar suaranya wanita genit itu lagi. "Manis,
kau mengasolah sebentar, tentu kau masih letih .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak antara lama lalu terdengar suara pintu terbuka, Siao
hun lie berlalu. Dengan kecepatan bagaikan kilat Tan Liong
lompat masuk dari jendela dan menyambar tubuh Say phoa an
yang kemudian dibawa keluar lagi.
Kwee Yam Sian kuatir akan terjadi apa-apa atas diri Tan
Liong, ia mencari kemana-mana. Ketika ia dapat lihat Tan
Liong berlari-larian sambil memondong tubuh Say phoa an
seketika berdiri kesima.
Tan Liong lalu berkata padanya dengan suara perlahan,
"Mari, lekas balik ke kamar rahasia! "
Kwee Yam Sian mengikuti Tan Liong balik kekamarnya. Say
phoa an karena makan obat mabuk Siao hun san, bukan saja
sudah kehabisan tenaganya, juga masih belum sadar akan
dirinya.
"Dia telah makan obat Siao hun san buatan Siao hun lie
hingga kehabisan tenaga. Sungguh tidak disangka seorang
yang begitu bersetia kepada partai Ciong lam pay telah
mengalami nasib sedemikian rupa .... " berkata Tan Liong
kepada Kwee Yam Sian. Karena hatinya merasa pilu hampir
saja ia mengucurkan air mata.
Tapi ia dapat menindas perasaannya, akhirnya ia berkata
pula.
"Tapi segalanya sudah terjadi, sesal juga tidak berguna.
Sekarang kau lekas sadarkan padanya, ada sesuatu hal yang
aku perlu harus beritahukan padanya. "
Dengan cepat Kwee Yam Sian memberi pertolongan yang
diperlukan. Tidak antara lama Say phoa an sudah mulai segar
kembali.
"Siauw Hiantee, apa kau merasa baikan? " tanyanya Kwee
Yam Sian perlahan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Say phoa an yang sudah kena pengaruhnya obat mabuk, ia
sendiri sudah tidak tahu apa yang terjadi atas dirinya. Ketika
mendengar pertanyaan itu dengan mata sayu ia memandang
Kwee Yam Sian lama baru menyahut,
"Apa sebetulnya yang terjadi atas diriku? "
"Kau sudah menjadi korbannya Siao hun lie." jawabnya Tan
Liong.
Say phoa an lalu berpaling ke arah Tan Liong mendadak ia
terperanjat hampir lompat dari tempat tidurnya .... lalu
dengan suara gugup ia menanya,
"Kau .... kau ada. "
Kwee Yam Sian lalu nyeletuk sambil tersenyum,
"Lotee, kau jangan kaget, tuan ini adalah sahabat ketua
kita, kalau bukan dia, mungkin kau masih dalam kekuasaan
Siao hun lie. "
Say phoa an mulai hilang kagetnya. Ia lantas berkata
sambil ketawa,
"Maafkan kesalahanku. "
"Tidak perlu banyak peraturan. " jawabnya Tan Liong
sambil tersenyum, kemudian ia berpaling dan berkata kepada
Kwee Yam Sian,
"Kau carikan pakaian untuk ia pakai! "
Say phoa an segera mengerti apa yang telah terjadi atas
dirinya.
Ia lalu lompat bangun dan berkata dengan suara gusar,
"Aku harus bunuh mati wanita yang tidak tahu malu itu. "
Saat itu Kwee Yam Sian sudah kembali dengan membawa
pakaian warna kuning. Setelah memakai pakaiannya, Say
phoa an tampak semakin kalap, seolah olah sudah hilangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesadarannya, dengan tanpa pamit lagi ia sudah lompat
keluar.
"Say phoa an, kembali! " demikian Tan Liong berseru.
Seruan itu agaknya berpengaruh. Say phoa an benar-benar
sudah hentikan kakinya dan lalu menanya,
"Ada apa kau suruh aku balik? Aku hendak bunuh wanita
cabul itu. "
"Sekalipun kau tidak bunuh mati, padanya aku juga hendak
ambil jiwanya, tapi sekarang aku suruh kau kembali. "
"Dengan hak apa kau perintah aku? "
"Dengan panji partai Ciong lam pay ini! " jawabnya Tan
Liong yang segera mengeluarkan panji dari dalam sakunya. Ia
angkat tinggi panji kecil itu,
Say phoa an pucat seketika. Ia buru-buru berlutut dan
berkata,
"Teecu hunjuk hormat, "
"Apa kau berani melawan perintah? " Tanya pula Tan Liong
dingin.
"Teecu tidak berani! "
"Kalau begitu bangunlah! "
Tan Liong simpan kembali panjinya. Say phoa an lantas
bangun dan berdiri disamping dengan sikap menghormat.
Dengan suara sungguh-sungguh Tan Liong berkata,
"Aku adalah sahabat Tan Liong, ketua kalian sebelum
menutup mata. Ia telah meninggalkan pesan padaku, maka
aku harus penuhi janjiku untuk melaksanakan pesannya.
Partai Ciong lam pay kini hanya tinggal namanya saja, kalau
tidak diurus baik-baik Ciong lam pay selanjutnya tidak akan
bangun lagi...."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia berdiam sejenak, lalu berpaling dan berkata kepada
Kwee Yan Sian,
"Segera perintahkan kepada murid-murid partai kita, dalam
waktu tiga hari, harus menyediakan empat puluh buah peti
mati. "
Kwee Yan Sian terperanjat, tanyanya,
"Empat puluh buah peti mati? "
"Tidak salah, empat puluh buah peti mati tapi urusan ini
kalian harus pegang keras rahasianya! "
Kwee Yam San tidak mengerti, apa maksudnya pemuda itu
suruh menyediakan empat puluh buah peti mati, dan untuk
apa sebetulnya? Tapi ia tidak berani membantah, maka lantas
anggukkan kepala terima baik perintah itu.
"Kau perintahkan orang-orang itu setelah selesai membuat
peti mati itu, lalu kirim murid-murid kita sebanyak mungkin,
supaya pergi ke perbagai tempat, untuk menyampaikan
perintah, agar semua anak murid partai kita dalam waktu
sepuluh hari harus balik ke gunung. "
"Mencari kembali anak murid partai kita? " tanya Kwee Yam
Sian kaget.
"Ya, hal ini jangan sampai bocor rahasianya! "
Kwee Yam Sian anggukkan kepala.
"Nah, pergilah! " perintah Tan Liong.
Kwee Yam Sian memberi hormat kepada Tan Liong lantas
undurkan diri untuk melakukan tugasnya.
Setelah Kwee Yam Sian berlalu, Tan Liong lantas berkata
kepada Say phoa an sambil tersenyum.
"Tidak kecewa tuan mendapat gelar Phoa an pantas Siao
hun lie sampai tergila-gila padamu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Digoda demikian Say phoa an merah mukanya. Ia lantas
menanya,
"Entah Ciang bun jin hendak memberi perintah apa pada
teecu? "
"Aku bukan Ciang bun jin karena Ciang bun jin kalian sudah
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meninggal. Untuk selanjutnya aku tidak ijinkan kau sebut aku
Ciang bun jin. Aku hanya sahabat Ciang bun jinmu, tahu
tidak? "
"Teecu tahu! "
"Say phoa an, di dalam partai kau ada menjabat jabatan
apa? "
"Teecu sebagai tiancu atau pengurus ruang pertemuan. "
"Kalau begitu kau ingin lihat Ciong lam pay bangun lagi dari
tanganmu atau tidak? "
"Teecu adalah anak murid Ciong lam pay sudah tentu
merasa bertanggung jawab atas nasibnya Ciong lam pay,
sekalipun harus korbankan jiwa juga tak sayang. "
"Itu bagus. Ciong lam pay akan tetap berdiri atau tidak
tergantung pada kau!"
"Tergantung padaku? "
"Ya! Kecuali kau, orang lain tidak mampu melakukannya! "
"Ciang .... eh, tuan hendak memberi perintah apa, silahkan
aku si orang she Siauw sekalipun harus mati juga tidak akan
menolak! "
"Kau cinta Siao hun lie atau tidak? "
Say phoa an wajahnya berubah seketika, katanya sambil
ketawa dingin,
"Tuan tidak perlu main-main. "
"Aku bukan main-main, aku menanya padamu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku hendak bunuh mati padanya! "
"Tapi, sekarang kau tidak bisa bunuh padanya! "
"Kenapa? "
Tan Liong berpikir sejenak, baru menjawab,
"Aku minta kau mencintainya .... "
Kembali Say phoa an wajahnya berubah lalu berkata
dengan suara keras,
"Kalau kau berani mengoceh tidak karuan lagi, jangan
sesalkan kalau aku berlaku tidak sopan padamu. "
"Kau jangan salah paham, dalam urusan ini aku minta
sedikit pengorbanan darimu, untuk kepentingan Ciong lam
pay. Kau harus berpura-pura cinta padanya, sebab kau
diperlukan harus bisa memasuki pusat perkumpulan Thian
seng hwee, untuk menolong dirinya seseorang! "
"Siapakah dia? "
Tan Liong tidak menjawab pertanyaan Say phoa an, ia
berkata pula,
"Saat ini Siao hun lie sedang membutuhkan kau, maka kau
harus ingat, sedapat-dapatnya kau harus pura-pura hendak
mengkhianati Ciong lam pay. Cari kesempatan untuk
memberitahukan maksudmu hendak ke lembah Lui in kok.
Dan setelah kau berada di sana, kau mencari kesempatan
untuk menanyakan padanya dimanakah tempat tawanan Chio
bin Ie hiap? Kalau kau sudah tahu, maka berusahalah kau
bebaskan padanya.
Say phoa an terperanjat,
"Chio bin Ie hiap juga disekap oleh Thian seng hwee? "
"Maka itu kau harus korbankan dirimu, untuk kepentingan
Chiong lam pay kau harus pura-pura unjukkan sikap
membenci kepada Chiong lam pay, dan berdaya upayaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendapat kepercayaan orang-orang Thian seng hwee. Setelah
berhasil membebaskan Chio bin Ie hiap, lalu minta padanya
obat peledak. "
"Obat peledak? "
"Tidak salah, obat peledak, disini aku ada sepucuk surat,
kau berikan padanya. "
"Untuk apa obat peledak? "
"Nanti kau akan tahu sendiri sekarang jangan banyak
tanya, urusan ini kau sanggup lakukan atau tidak? "
"Sanggup! "
"Hari ini tanggal berapa? "
"Tanggal sepuluh bulan sepuluh. "
"Dalam waktu lima hari kau harus sudah dapat ambil obat
peledak itu, dan segera pulang ke gunung. Pada tanggal
sembilan bulan sembilan nanti, adalah upacara Ciang bun jin
kalian untuk terima jabatan itu. "
"Upacara serah terima jabatan Ciang bun jin? "
"Tidak salah, nona Oey Bwee Cian akan menerima jabatan
Ciang bun jin yang ke 8 dari partai Ciong lam pay, maka itu
sebelum tanggal lima, kau harus pulang ke gunung dengan
membawa obat peledak, jangan salah, kalau tidak orang
pertama yang aku akan bunuh mati bukannya Siao hun lie
melainkan kau. "
Say phoa an terima baik tugas itu. Tan Liong lalu menulis
suratnya, setelah diberikan kepada Say phoa an lalu menanya.
"Nona Oey Bwee Cian sekarang berada dimana? "
"Mungkin ia disekap dalam kamar tawanan. Koan Beng
paksa ia menikah padanya tapi ia menolak keras."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kamar tawanan itu dijaga oleh orang-orangnya Thian
seng hwee? "
"Ada enam orang yang menjaga. "
"Dimana? "
"Di sebelah kiri ruangan hukum. "
"Kalau begitu, kau pergilah ingat pesanku mati atau
hidupnya Ciong lam pay, tergantung ditanganmu seorang. "
Say phoa an undurkan diri. Tan Liong juga lantas keluar
dari kamarnya, segera lari menuju ke tempat tawanan.
Malam telah larut, tiba ditempat tawanan Tan Liong lalu
pasang mata, ia lihat enam laki-laki yang ditugaskan menjaga
kamar tawanan itu sedang berkumpul dan main judi.
Tan Liong tertawa dingin, ia berkata kepada dirinya sendiri,
"Kalian disini hendak berlaku gagah-gagahan, apa gunanya
dikasih hidup! "
Dengan cepat tangan kanannya bergerak menyerang enam
orang itu.
Enam orang itu masih belum tahu kalau jiwa mereka
terancam maut, masih berjudi dengan asiknya, ketika
serangan itu sampai maka hanya merasakan hawa panas saja
yang luar biasa, lalu pada muntah darah dan lantas rubuh
semuanya.
Serangan Tan Liong itu ada menggunakan ilmunya Yang
ciang, tidak heran kalau enam orang itu lantas binasa seketika
itu juga dengan tanpa mengetahui siapa yang menyerangnya.
Ia lalu singkirkan enam mayat itu. Dari badan salah satu
mayat ia dapatkan anak kunci kamar tawanan.
Kamar tawanan itu kurang lebih lima puluh buah
banyaknya, ia mencari setiap kamar tapi tidak menemukan
dirinya Oey Bwee Cian.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi masih dalam keadaan terheran-heran mendadak
terdengar suara tangisan anak bayi keluar dari salah satu
kamar tawanan. Bagaimana ada suara anak menangis?
Ia lalu mencari anak kuncinya dan membuka kamarnya,
apa yang ia saksikan telah membuat ia kesima.
Dalam kamar tawanan itu seorang wanita pucat pasi, rebah
menggeletak di tanah. Disampingnya satu anak bayi sedang
menangis.
Wanita itu bukan lain daripada Cu Lian.
Seketika itu seperti disambar petir otaknya kosong
melompong, sedang hatinya perih hingga air matanya
mengalir keluar dari matanya. ....
Wanita yang merupakan kekasihnya yang pertama itu, kini
telah mengalami nasib demikian mengenaskan. Bagaimana ia
tidak sedih?
Dengan suara serak ia memanggil-manggil,
"Adik Lian .... "
Setelah itu ia lantas menubruk dirinya wanita tersebut ....
CU LIAN tidak dengar suara Tan Liong. Kalau ia dengar
entah berapa banyak air mata yang ia harus kuras lagi ....
Pernapasannya sudah lemah, ia masih tidak tahu bahwa
pemuda yang pernah dicinta selama hidupnya kini sudah
berada disampingnya.
Tan Liong meraba, mendadak rasa dingin tersentuh
olehnya, ia terkejut, hampir saja berteriak.
Lalu terdengar suaranya yang ditujukan kepada dirinya
sendiri, "Adik Lian, kau tidak boleh mati, aku akan tolong kau
.... "
Memang ia tidak boleh membiarkan Cu Lian mati, ia pernah
cinta wanita itu, meskipun kini sudah menjadi isteri orang lainTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi ia juga harus bantu padanya, tolong padanya supaya
jangan sampai mati.
Tiba-tiba terdengar suaranya seorang wanita,
"Tuan, kau sedih apa? "
Dengan cepat Tan liong berpaling terlihat bentuk belakang
seorang wanita berbaju hijau, mendadak berada didepan
matanya.
Tan Liong tercengang. Bukankah wanita baju hijau itu yang
pernah ia lihat di kota Khay hong? Bagaimana ia juga berada
digunung Ciong lam san? Siapakah dia?
Sementara pertanyaan ini mengaduk dalam otaknya.
Wanita itu masih tetap berdiri membelakangi Tan Liong,
hingga ia tak dapat lihat tegas bagaimana bentuk rupanya?
Apa maksudnya wanita itu mengikuti jejaknya?
Untuk sekian lamanya Tan Liong memandang wanita itu
dengan hati bingung.
"Tuan, adakah dia itu kekasihmu? " demikian wanita itu
menanya.
"Dulu pernah .... tapi itu semua sudah lalu. "
"Kau masih cinta padanya? "
"Ya, aku tidak dapat melupakan padanya. "
"Tapi dia sudah hampir mati. "
"Tidak, tidak, aku tidak dapat membiarkan dia mati .... aku
harus menolong padanya .... "
"Dengan apa kau hendak menolong padanya? "
"Aku tokh tidak dapat menyaksikan dia mati .... "
"Tapi kau jangan lupa, dia sudah bersuami, walaupun
kalian masih saling mencinta, kalian juga tidak dapat bersatu
.... ! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau kata aku tidak harus menolong dirinya? "
"Bukan itu maksudku. Kau harus menolong padanya. Dalam
jiwamu kau cuma mempunyai kekasih wanita ini, cuma aku
hendak tanya padamu, apakah kau benar-benar cinta
padanya? "
"Ya, seumur hidupku aku tidak dapat melupakan dia. "
"Kalau begitu aku hendak menolong padanya satu kali. "
"Kau dapat menolong? Benarkah itu? "
"Aku dapat, cuma setelah ia tersadar kau juga tidak boleh
mengaku bahwa kau adalah Tan Liong .... "
"Kau, bagaimana kau tahu kalau aku Tan Liong? " tanyanya
Tan Liong heran.
Terdengar wanita itu ketawa dingin.
"Sudah lama aku mengikuti jejakmu, jangan kata namamu,
semua asal usulmu aku juga mengetahui dengan jelas.
sudahlah ambillah ini! "
Ketika Tan Liong menyambuti barang itu ia terperanjat
karena barang itu ternyata adalah sebutir Swat oh obat
mujijat yang cuma dapat tumbuh didaerah salju juga hanya
seribu tahun baru mengeluarkan buahnya tapi dari manakah
wanita itu dapatkan barang ini?
Dengan perasaan terharu Tan Liong mengawasi bayangan
belakang wanita itu. Ia tidak tahu bagaimana harus
menyatakan terima kasihnya!
Kembali terdengar suaranya wanita itu,
"Mengapakah tuan heran? Berikanlah makan padanya ....
kalau ia tidak dapat mengunyah, kau boleh kunyah sampai
halus kemudian masukkan dalam mulutnya. "
"Aku tidak tahu bagaimana harus mengucapkan terima
kasihku padamu ....?"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih ? "
Wanita itu perdengarkan suara ketawanya kemudian
berkata pula,
"Asal dikemudian hari kau jangan bunuh aku saja sudah
cukup. " Ia berhenti sejenak lalu berkata pula, "Wakil pejabat
ketua Ciong lam pay nona Oey Bwee Cian sudah kutolong. Ia
sekarang berada dalam kamar rahasiamu itu. Aku sekarang
juga harus pergi. "
Setelah itu dengan cepat ia sudah keluar dari kamar
tawanan.
Tan Liong mengawasi berlalunya wanita itu dengan hati
mendelu.
Ketika ia berpaling ke arah Cu Lian, bekas kekasihnya itu
masih tetap dalam keadaan pingsan, maka ia lalu masukkan
buah Swat oh kedalam mulutnya dan dikunyah perlahanlahan. setelah menjadi lembut ia lalu masukkan dalam mulut
Cu Lian dengan mulutnya kemudian dibantu pula dengan
menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Cu
Lian.
Buah Swat oh ini benar-benar ada semacam obat yang
sangat mujijat ia dapat menyembuhkan segala penyakit yang
bagaimanapun beratnya.
Benar saja Cu Lian perlahan-lahan tersadar dan membuka
matanya yang lemah.
"Siapa .... menolong .... diriku .... ? " demikian ia menanya
dengan suara lemah.
"Aku .... " Jawabnya Tan Liong sedih, tenggorokannya
seperti tersumbat hingga tidak dapat melanjutkan
perkataannya.
Tidak antara lama Cu Lian mulai bangun semangatnya.
Perlahan-lahan ia bangun dan duduk kemudian memondongTiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayinya yang masih menangis dan berkata dengan suara
sedih,
"Ie Liong .... ibumu telah menyusahkan kau. "
Air mata seorang ibu telah mengalir keluar membasahi
muka bayi.
Tan Liong hampir tidak sanggup menyaksikan keadaan
yang mengenaskan itu baru berkata,
"Kau jangan terlalu sedih, penyakitmu baru saja sembuh. "
Cu Lian mengawasi Tan Liong tanyanya,
"Kau yang menolong diriku? "
"Aku hanya sekedar membantu. Orang yang menolong kau
sudah pergi. "
Suara dan potongan yang tidak asing baginya itu membuat
Cu Lian teringat diri Tan Liong.
Meski saat itu Tan Liong berdiri membelakangi dirinya, tapi
suara itu adalah suaranya. Itu tidak salah lagi.
Perasaan yang sudah lama terbenam dalam hatinya kini
mendadak berkobar lagi tanpa terkendalikan.
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Adakah .... kau engkau engko Liong?" demikian satu
pertanyaan keluar dari mulutnya.
Dengan cepat Tan liong balikkan badannya dan menjawab,
"Bukan, aku bukan Tan Liong. "
Wajah jelek dan menakutkan yang dipunyai Tan Liong
sekarang membuat Cu Lian hampir saja lompat mundur,
belum pernah ia menyaksikan ada orang yang mempunyai
potongan muka demikian menakutkan. Setalah tenangkan
hatinya ia berkata dengan suara terputus-putus!
"Aku kira tuan adalah Tan Liong .... suaramu ....
potonganmu sangat mirip sekali dengannya .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong ketawa getir.
"Aku mirip Tan Liong? "
"Ya, mirip sekali. "
"Tapi, ia sudah meninggal. "
"Ya, .... sudah meninggal .... meninggal untuk selamalamanya! "
Tan Liong gigit bibir, sedapat mungkin menahan jangan
sampai air matanya keluar.
Maka buru-buru alihkan pembicaraan ke lain soal.
"Mengapa kau disekap di sini? "
"Ia tidak pukul mati aku. Sudah cukup menaruh kasihan
padaku! "
"Dia? .... siapa? "
"Suamiku .... Koan Beng. "
"Oh! " Tan Liong ketawa getir. "Kalau begitu mari kuantar
kau keluar! "
Tan Liong lalu ajak Cu Lian ke kamar rahasianya, begitu ia
mendorong pintu, ia telah dapatkan Oey Bwee Cian. Nona ini
tampak banyak lebih kurusan.
Cu Lian dan Oey Bwee Cian sudah menjadi sahabat akrab,
sebabnya ialah karena Cu Lian pernah menjadi kekasihnya Tan
Liong. Segala riwayatnya dengan Tan Liong ia pernah
beritahukan pada Oey Bwee Cian.
Kini setelah berjumpa satu sama lain mereka sangat girang,
dua wanita itu lantas saling berpelukan dan menangis. Mereka
tinggalkan Tan Liong berdiri disampingnya.
Sejenak kemudian Cu Lian baru berkata,
"Adik Oey, kalau bukan tuan ini, aku mungkin akan binasa
dalam penjara. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oey Bwee Cian mengawasi Tan Liong, parasnya berubah
seketika, tanyanya kemudian,
"Kau yang menolongnya? "
Tan Liong anggukkan kepalanya sambil ketawa getir,
"Kaukah sahabatnya ketua partai kita? "
"Benar! Bagaimana nona tahu? "
"Seorang wanita berbaju hijau yang memberitahukan
padaku, ketika ketua kami meninggal dunia, entah ada pesan
apa yang ditinggalkan padamu? "
"Ia minta aku sampaikan padamu, supaya jabatan Cang
bun jin generasi ke delapan kau yang pegang jabatannya. "
Oey Bwee Cian berubah parasnya.
"Mana boleh Oey Bwee Cian seorang wanita, bagaimana
sanggup memikul kewajiban berat ini? "
"Ini adalah pesan Ciang bun jin partai kalian sebelum ia
meninggal dunia. Apa nona hendak melawan perintahnya? "
Oey Bwee Cian menghela napas.
"Kalai Ciang bun jin kami tidak meninggal, partai kami juga
tidak sampai mengalami nasib seperti ini. "
"Nanti tanggal 9 bulan ini akan diadakan upacara untuk kau
menerima jabatan tersebut. Aku telah terima pesan Ciang bun
jin kalian, untuk membantu mengadakan upacara serta
melakukan tugas serah terima itu! "
"Tanggal 9 ? Sekarang dalam partai kami seorangpun tak
ada .... "
"Dalam waktu sepuluh hari mereka akan kembali kemari
semuanya. "
"Mereka akan kembali? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong anggukkan kepala. Ia beritahukan rencananya
kepada Oey bwee Cian.
"Tapi diatas gunung masih terdapat tiga puluh lebih orang
Thian seng hwee!"
"Kau boleh legakan hatimu dalam waktu tiga hari mereka
semua akan dimasukkan ke dalam peti mati! "
Selagi Oey Bwee Cian hendak menjawab diluar kamar tibatiba terdengar suara derap kaki mendatangi, agaknya ada
orang datang.
Tan Liong dan Oey Bwee Cian diam-diam terkejut, mungkin
ada orang-orang Thian seng hwee, yang mengetahui Cu Lian
dan Oey Bwee Cian sudah dibawa kabur dari dalam penjara
hingga pergi mencarinya.
Dugaan itu memang tepat. Koan Beng yang mengetahui
bahwa penjaga kamar tahanan binasa semua, sangat terkejut.
Ia segera mengetahui bahwa di atas gunung Ciong lam san ini
telah kedatangan orang pandai.
Maka seketika itu lantas mengutus orang-orangnya yang
terlihai, untuk mengadakan pemeriksaan dengan teliti. Jika
kedapatan orang yang mencurigakan harus segera dilaporkan
padanya.
Dengan wajah berubah Tan Liong mendorong pintu
perlahan-lahan, benar saja ia segera dapat lihat tiga orang
berpakaian ringkas sedang mengadakan pemeriksaan dengan
sangat teliti.
Tan Liong segera lompat keluar dan membentak dengan
suara dingin,
"Kalian berbuat apa? "
Tiga orang itu terperanjat dan segera berpaling mengawasi
Tan Liong yang seram, lantas pada mundur setindak.
Tan Liong berkata pula sambil ketawa dingin,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian bertiga apa orang-orangnya Thian seng hwee? "
"Tidak salah .... kau .... kau manusia atau setan? "
"Setan, aku adalah setan, sekarang aku hendak ajak kalian
menghadap kepada Giam lo ong .... "
Berbareng dengan itu tangannya lantas bergerak
melancarkan serangan dahsyat.
Tiga orang itu masih dalam keterkejutan. Serangan Tan
Liong yang mengandung hawa panas sudah menyambar diri
mereka hingga seketika itu lantas menjerit dan roboh di tanah.
Tan Liong ketawa. Ia kumpulkan jadi satu, tiga mayat
orang Thian seng hwee itu selagi hendak masuk lagi
kekamarnya, sesosok bayangan manusia, dengan tak
mengeluarkan suara sedikitpun melayang dibelakangnya ....
Tapi Tan Liong cukup waspada ketika merasa hembusan
angin terasa dibelakangnya, tangan kirinya lantas bergerak.
Selagi hendak melancarkan serangannya, dari belakang
terdengar orang berkata.
"Ciang bun jin, jangan .... "
Suara itu mengejutkan Tan Liong dengan cepat ia urungkan
serangannya ketika ia berpaling buru-buru lantas berkata,
"Kiranya adalah locianpwee. "
Orang itu bukan lain daripada Im yang Ie su yang telah
mengeluarkan dirinya dari dalam kuburan.
"Ciang bun jin kalau aku tidak lantas peringatkan kau,
barangkali sudah terkena seranganmu!" berkata Im yang Ie su
sambil tersenyum.
Tan Liong ketawa meringis.
"Maafkan kesalahan boanpwee harap locianpwee jangan
sebut boanpwee Ciang bun jin .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa? "
Tan Liong lalu menceritakan bahwa kedudukannya Ciang
bun jin ia telah serahkan kepada Oey Bwee Cian.
"Begitupun baik. Kedatanganku ini hanya hendak
memberitahukan padamu sesuatu hal ...."
"Ada urusan apa? "
"Kabarnya Yao lie lu telah dibawa kabur oleh Tok gan
Lokoay ke gunung Kui leng san. "
"Apa benar?"
"Sudah tentu benar. Tok gan Lokoay membawa kabur Yao
lie lu, maksudnya ialah hendak ambil kotorannya. Apabila iblis
itu berhasil mendapatkan kotoran Yao lie lu maka dalam
waktu setengah bulan saja, bangkainya iblis mata satu itu
pasti akan selesai. Oleh karena itu, maka besok pagi kau harus
pergi ke gunung Kui leng san, dan berdaya upaya memancing
keluar Yao lie lu, kalau tidak, ini sangat berbahaya bagi dunia
Kangouw. "
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong, kalau bangkai berapi
itu berhasil diciptakan oleh iblis mata satu, entah berapa
banyak orang rimba persilatan yang akan menjadi korban.
"Apa Yao lie lu sudi memberikan kotorannya? "
"Tentu, karena Oey Bwee Cian cinta kau, ia telah menaruh
dendam maka ia sekarang berdiam ditempatnya iblis mata
satu itu, melatih ilmunya. Ia hendak mencari Oey Bwee Cian
untuk membalas dendam. "
"Yao lie lu telah membuat susah diriku hingga aku harus
menderita batin sangat hebat serta membuat sesalan seumur
hidupku. Kalau aku tidak bunuh mati padanya bagaimana aku
harus jadi orang? "
"Tapi ia cintakan kau setulus hati! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perkataan itu mengejutkan Tan Liong. Memang benar Yao
lie lu cintakan padanya dari perbuatannya yang berkali-kali
telah menolong dirinya. Ia dapat mengerti bagaimana
perasaannya nona itu.
Mendadak ia ingat bagaimana Yao lie lu membuat luka
orang-orang Ciong lam pay digunung Ciong lam san, maka
seketika lantas naik pitam. "Aku harus bunuh mati padanya!"
demikian ia berkata.
"Kalau kau bisa bunuh mati padanya, itu memang baik.
Tapi, mungkin kau tidak bisa turun tangan. "
Tan Liong ketawa dingin.
"Aku dapat, sekarang aku berangkat ke gunung Kiu leng
san. Bolehkah aku minta tolong locianpwee untuk mengawasi
gunung Ciong lam san? "
"Boleh saja! "
"Kalau ada orang yang menanya tentang diriku, katakan
saja bahwa aku adalah muridmu sahabatnya Tan Liong. "
"Baiklah. "
"Kalau begitu, mari boanpwee kenalkan cianpwee kepada
Bwee Cian, setelah itu boanpwee segera berangkat kegunung
Kui leng san. "
Im yang Ie su anggukkan kepala. Tan Liong lalu ajak ia
masuk kedalam kamar.
Oey Bwee Cian melihat datangnya orang yang masih asing
baginya, sesaat tampak kaget.
"Ciang bun jin, ini adalah suhuku Im yang Ie su.. "
demikian Tan Liong perkenalkan orang tua itu kepada Oey
Bwee Cian.
Mendengar nama Im yang Ie su, Oey Bwee Cian
terperanjat, orang tua itu dulu pernah dikabarkan telah hilangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilembah Pek kut gam, tapi mengapa tiga puluh tahun
kemudian ia mendadak muncul disini?
Sebelum hilang rasa heran dan kaget Oey Bwee Cian, Im
yang Ie su telah berkata padanya sambil unjuk hormat,
"Ciang bun jin, aku si orang she Kok disini unjuk hormat, "
Oey Bwee Cian buru-buru membalas hormat dan
menjawab,
"Locianpwee, tidak usah banyak peraturan Oey Bwee Cian
tidak sanggup! "
Tan Liong menanya kepada Oey Bwee Cian,
"Ciang bun jin numpang tanya, apa Yao lie lu pernah
kemari dan kemudian ditangkap oleh Tok gan Lokoay? "
"Benar! "
"Aku sekarang hendak berangkat ke gunung Kui leng san,
urusan disini biarlah dibantu oleh suhu. Dalam tempo tiga hari
aku pasti kembali. "
"Untuk kepentingan Ciong lam pay tuan telah capaikan hati
begitu rupa. Oey Bwee Cian tidak tahu dengan jalan
bagaimana untuk mengucapkan terima kasihnya kepadamu. "
"Ucapan Ciang bun jin ini terlalu berat bagiku, aku hanya
terima pesan dari ketuamu sudah tentu harus kulaksanakan. "
Im yang Ie su lantas berkata,
"Nah, kau boleh berangkat. "
Tan Liong anggukkan kepala dan berkata pada Im yang Ie
su. "Jika suhu melihat dari orang-orang Thian seng hwee yang
berani mengganggu urusan Ciong lam pay bunuh mati saja. "
"Akupun beranggapan demikian .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong lalu pamitan dengan Oey Bwee Cian untuk
berangkat kegunung Kui leng san.
Cu Lian mengawasi bayangan bekas Tan Liong, terkenang
pula pengalamannya yang telah lalu ....
-o0o0dw0o0oJILID KE : 26
Keluar dari kamar keadaan diluar gelap gulita. Tan Liong
bertindak dengan amat hati-hati, setelah mengetahui tidak
ada yang menjaga ia lalu lari ke bawah gunung.
Hari kedua diwaktu senja, Tan Liong sudah tiba di lembah
Kui leng sam di gunung Kui leng san.
Gunung itu tidak tinggi. Kui leng sam letaknya disebelah
gunung.
Ketika Tan Liong di bawah, dari atas batu cadas tertampak
gumpalan api naik ke udara.
Tan Liong terkesiap, ia perhatikan api itu, ternyata
bentuknya seperti manusia, ia segera mengerti itulah bangkai
berapi ciptaan Tok gan Lokoay.
Kalau dibiarkan iblis mata satu itu berhasil mengendalikan
bangkai hidup itu, maka dapat dibayangkan betapa hebatnya
akan membuat bencana di dunia Kangouw.
Bangkai berapi itu ditengah udara berputaran beberapa kali
lalu turun lagi ke bawah.
Tan Liong terus mencari jalan untuk mendekati tempat
dimana bangkai api itu dilepaskan, ternyata disuatu tempat
yang letaknya setinggi kira-kira beberapa puluh tombak, yang
tidak dapat dicapai dengan mengandalkan ilmu meringankan
tubuh saja.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didalam rimba dibawah gunung itu ia dapatkan jalanan
kecil yang menuju ketebing tinggi itu.
Tan Liong mengawasi sejenak, akhirnya ia ambil putusan
untuk naik ke atas gunung.
Ia mengerti bahwa perjalanannya ke gunung Kui leng san
ini besar sekali hubungannya dengan keselamatan dunia rimba
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
persilatan. Apabila tidak hati-hati mungkin ia sendiri yang akan
kehilangan jiwa.
Dengan cara bagaimana ia dapat memancing turun Yao lie
lu dari atas tebing itu dan membunuh mati padanya.
Ia merambat naik sambil berpikir, tahu-tahu sudah ada
diatas tebing. Di atas tebing yang tinggi itu ternyata
merupakan tanah kosong yang luasnya kira-kira setengah lie,
disitu tampak bayangan seseorang yang sedang berlatih ilmu
silat.
Melihat siapa adanya orang itu, Tan Liong darahnya
mendidih. Orang itu bukan lain daripada Yao lie lu.
Ia kertak gigi sekarang ia harus bertindak dengan cepat
dengan cara apa supaya dapat memancing turun wanita itu?
Ia mengerti bahwa Yao lie lu mencintakan padanya dengan
sungguh hati. Jika ia muncul sebagai Tan Liong, Yao lie lu
pasti akan ikut pada turun dari atas tebing. Kalau tidak,
dengan keadaan wajahnya seperti sekarang ini Yao lie lu pasti
akan ketakutan setengah mati juga tidak nanti mau turun
tangan. Tok gan Lokoay juga tidak ijinkan ia turun.
Maka ia lantas merobek ujung bajunya, dipakai untuk
menutupi wajahnya.
Dengan diam-diam ia mendekati Yao lie lu. Ketika tiba
sejarak lima kaki, ia memanggil dengan suara perlahan, "Nona
Yao lie lu, "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yao lie lu yang sedang melatih ilmu silat mendengar
panggilan itu nampak terkejut. Sudah tentu ia lantas
berpaling, ketika melihat seorang berkerudung kain hitam
berdiri dibelakangnya, ia kesima.
Tan Liong perdengarkan suara ketawanya kemudian
berkata!
"Yao lie lu, apa kau sudah tidak kenali diriku? "
"Kau ... kau siapa? "
"Apa suaraku kau juga sudah tidak kenali? "
Pertanyaan itu mengingatkan Yao lie lu kepada suara Tan
Liong, seketika ia lantas berseru,
"Kau adalah engko Tan? "
"Tidak salah"
Yao lie lu segera lompat jatuhkan dirinya dalam pelukan
Tan Liong.
"Engko Tan, aku rasa hampir mati memikirkan kau. "
Tan Liong kendalikan amarahnya, ia berkata,
"Nona Thio, ada sedikit urusan yang aku hendak
beritahukan kepadamu. "
"Urusan apa engko Tan? "
"Mari, kita bicarakan di bawah. "
Tanpa menunggu jawaban Yao lie lu, Tan Liong sudah
lompat turun dari atas tebing.
Yao lie lu tidak tahu kalau dirinya telah dipancing ia hanya
merasa girang karena datangnya sang kekasih secara
mendadak. Maka ketika Tan Liong lompat turun ia juga segera
menyusul.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar kemudian bayangan orang tampak lari dari tebing
tinggi itu. Kira-kira beberapa lie dibawah tebing Tan Liong
hentikan kakinya, Yao lie lu juga tiba disisinya.
"Engko Tan, ada urusan apa sih? " demikian Yao lie lu
menanya.
Tan Liong perdengarkan suara ketawa dingin, lalu berkata,
"Yao lie lu, kau lihat aku ini siapa? "
Ia lalu buka kerudungnya, Yao lie lu menjerit ia mundur
dua tindak.
"Kau siapa ....? " tanyanya ketakutan.
"Engko Tanmu tokh! "
"Kentut kau yang bentuknya seperti setan, mana bisa jadi
engko Tan. Siapa sebetulnya kau? "
"Yao lie lu, aku adalah Tan Liong! "
"Bercermin dulu, lihat bagaimana macam wajahmu? "
Tan Liong tidak merasa tertusuk hatinya, karena perkataan
itu bukankah si nona baju merah juga mengatakan demikian?
"Memang betul aku bukan Tan Liong karena Tan Liong
sudah meninggal dunia .... "
"Apa? .... Tan Liong sudah meninggal ....? " Yao lie lu
parasnya berubah.
"Dia sudah meninggal. Sebelum menutup mata ia
meninggalkan pesan padaku ....! "
"Urusan apa? "
"Supaya membunuh mati kau Yao lie lu, hatimu terlalu
kejam. Tan Liong lantaran kau telah membuat sesalan untuk
seumur hidupnya .... "
"Kenapa aku mencelakan dirinya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena cintamu padanya kau dengan tidak segan-segan
menggunakan berbagai akal untuk merusak nama baik orang
lain, untuk merusak rumah tangga orang supaya tercapai
tujuanmu. Cu Lian telah kucar kacir rumah tangganya
bukankah karena perbuatanmu seorang? Chie Peng dan Chie
Cui sampai menghebohkan dunia Kangouw karena membunuh
banyak pemuda, bukankah juga lantaran kau ..... Di gunung
Ciong lam san kau juga melukai tiga puluh lebih anak
muridnya, maka itu apa gunanya kau dibiarkan hidup lagi? "
Berbareng dengan itu, tangannya lantas bergerak
melakukan serangan.
Tan Liong benar-benar sudah merasa gemas ia ingin
supaya dapat segera membinasakan perempuan jahat itu.
Yao lie lu buru-buru lompat untuk mengelakkan serangan
tersebut, ia berseru,
"Hei, laki-laki jelek tahan dulu seranganmu, aku hendak
bicara sedikit. "
"Kau ingin bicara apa katakan saja biar bagaimana kau tokh
musti mati. "
"Benarkah Tan Liong sudah binasa ....?" Demikian ia
bertanya dengan suara pilu tanpa tercegah lagi air matanya
juga mengalir keluar.
Keadaan yang mengharukan itu telah menggoncangkan
hati Tan Liong.
"Ya, dia sudah meninggal! "
"Ka .... kapan .... dia meninggalnya? "
"Perlu apa kau perhatikan dirinya? "
"Aku tidak bisa kehilangan dia .... "
Tan Liong merasa terharu, ia berkata dengan nada suara
dingin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia tidak usah kau perhatikan, dia suruh aku membunuh
kau .... "
"Apa benar dia berkata demikian? "
"Ya. "
Yao lie lu semakin sedih air matanya semakin deras.
"Tidak mungjin .... tidak mungkin dia mati .... tidak
mungkin mati ..... "
Setiap ucapan perempuan jahat itu bagaikan ujung pedang
menusuk hatinya. Ia kini telah dapat kenyataan betapa besar
cintanya Yao lie lu terhadapnya, bagaimana ia bisa turun
tangan padanya.
Kemarahannya dalam waktu sekejap mata saja tersapu
bersih oleh keadaan dan perkataan Yao lie lu yang memilukan
hati itu, tidak sanggup turun tangan terhadap dirinya seorang
wanita mencintakan padanya begitu besar.
Tapi akhirnya ia keraskan hati, sambil kertak gigi ta
membentak,
"Yao lie lu, aku hendak bunuh mati kau! "
Tangan kanannya lalu bergerak menyerang dada Yao lie lu.
Yao lie lu tidak menyingkir, hingga pukulan itu mengenakan
dengan telak. Tubuhnya terpental sejauh satu tombak, darah
mengalir dari mulutnya, tubuhnya menggeletak ditanah.
Tan Liong tertegun.
Mendadak terdengar suara dibelakangnya.
"Tuan, perbuatanmu ini terlalu kejam. Seorang wanita yang
sangat mencintaimu, apa kau tega melihat ia mati dibawah
tanganmu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong cepat berpaling. Tidak jauh dibelakang dirinya
ada berdiri seorang wanita setengah umur dengan pakaian
merah.
Tan Liong matanya terbuka lebar, kecantikan wanita
pertengahan umur itu bagaikan bunga teratai yang baru
mekar, cantik menggiurkan sukar dicari tandingannya.
Untuk sesaat lamanya Tan Liong terpesona menyaksikan
kecantikan wanita itu.
Wanita berbaju merah itu memperlihatkan senyuman
seraya bertanya,
"Tan Liong, mengapa kau kesima? Apa karena
kedatanganku secara mendadak ini? "
Dalam senyuman yang manis itu ada mengandung
pengaruh dan wibawa begitu besar, hingga membuat jeri bagi
siapa yang memandangnya. Tan Liong tidak berani
memandang langsung, dengan suara dingin ia berkata,
"Kau siapa? Mengapa mengetahui namaku? "
"Apa yang dibuat heran? Orang lain mengira kau sudah
mati, tapi aku tahu kalau kau masih hidup! "
Diwajahnya Tan Liong mendadak terlintas napsunya ingin
membunuh, bentaknya dengan suara nyaring,
"Lekas kau enyah dari sini! "
"Enyah? Apa yang kau andalkan? "
Tan Liong tidak berani memandang paras wanita cantik itu,
bukan saja menimbulkan rasa takut bagi siapa yang
melihatnya, tapi juga ada mengandung pengaruh memikat
yang sukar dilawan.
Sekali memandang, orang tak dapat melupakan wajahnya
untuk selama-lamanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam otak Tan Liong pada saat itu, masih terbayang paras
cantik berbaju merah itu ....
Tan Liong tundukkan kepala dan berkata,
"Aku hendak bunuh mati Yao lie lu, jika kau tidak enyah
dari sini terpaksa aku akan bertindak terhadap kau. "
"Dengan kepandaianmu itu? "
"Ya, mengapa? "
Wanita cantik itu tertawa, suara tawanya itu sangat
menggiurkan. ketika mata Tan Liong menatap parasnya,
dengan mendadak hatinya bergoncang keras.
Sejak meningkat dewasa ia belum pernah tergila-gila
terhadap wanita, tapi kini ketika berhadapan dengan wanita
setengah umur itu, ia tidak berdaya melawan daya tarik yang
keluar dari wanita pertengahan umur itu.
Wanita cantik itu hentikan tawanya dan berkata pula,
"Tan Liong, dengan kepandaianmu ini masih jauh sekali
untuk menghadapi aku! "
Wajah Tan Liong berubah, mendadak ia ingat, Yao lie lu
besar sekali hubungannya dengan keselamatan dunia
Kangouw, maka ia berkata,
"Boleh kau coba."
Berbareng dengan itu, badannya lantas bergerak
menerjang Yao lie lu.
Tapi baru saja Tan Liong hendak menyerang diri Yao lie lu,
wanita cantik itu sudah menyambar tubuh Yao lie lu hingga
terhindar dari serangan mautnya Tan Liong.
Tan Liong tertegun.
Kepandaian wanita baju merah itu sesungguhnya sangat
mengagumkan. Serangan yang dilakukan secara tiba-tiba olehTiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong, wanita itu ternyata dapat mendahuluinya
menyingkirkan diri Yao lie lu.
Wanita cantik itu kembali perlihatkan tawanya yang manis
dan menggiurkan, yang merangsang daya pikat luar biasa ....
Satu kekuatan gaib, membuat sekujur badannya lemas,
berbaeng dengan itu semacam kekuatan telah merangsang
hatinya ....
Terdorong oleh kekuatan yang merangsang hatinya itu, ia
seperti lupa kepada dirinya sendiri, lupa dengan tugasnya dan
lupa segala-galanya.
Mendadak ia menubruk wanita cantik itu.
Perbuatan yang tak terduga itu sesungguhnya sangat aneh
tapi pengaruh kecantikan wanita itu telah membangkitkan
perasaan cintanya. Ia tak berdaya melawan daya pikat wanita
itu. Tan Liong sebetulnya ada satu pemuda yang tinggi hati,
kecuali pernah mencintai dirinya Cu Lian seorang yang
merupakan kekasihnya yang pertama, ia belum pernah jatuh
cinta kepada lain wanita, tetapi terhadap wanita didepan
matanya itu, ia telah tergila-gila.
Apakah kecantikan yang luar biasa atau gaya yang
menggairahkan dari wanita baju merah itu yang memikat
hatinya?
Memang sikap menantang dan gaya menggairahkan wanita
cantik itu bukan hanya Tan Liong saja yang tidak sanggup
melawan, tapi juga sudah banyak laki-laki yang pernah
berlutut dihadapannya.
Dengan tingkah laku seperti orang kalap, Tan Liong
memeluk wanita cantik itu dan wanita itu juga tidak menolak,
bahkan balas memeluk dengan eratnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk pertama kali Tan Liong jatuh cinta benar-benar
terhadap seorang wanita, sejak kekasihnya yang pertama
menikah tapi usia wanita itu jauh lebih tua daripada usianya
Tiga Dara Pendekar 15 Olga 03 Cover Boy Rajawali Sakti Dari Langit Selatan 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama