Ceritasilat Novel Online

Prahara Di Gurun Gobi 15

Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara Bagian 15


berwajah gelap dan menahan marah namun
dicegah pimpinan untuk tidak menyerang.
Tamu memang disambut dan rombongan itu
dibiarkan lewat. Ratusan anak murid menyusul
ke puncak. Kun-lun menunjukkan diri sebagai
tempat yang telah bersiap siaga. Dan ketika
Coa-ong tiba di atas dan melihat Chi Koan
sudah berhadapan dengan tokoh-tokoh Kunlun maka Kim Cu Cinjin, sang ketua yang sabar
dan berwajah lembut itu menjura. Di kiri
kanannya berdiri para pembantu dan herannya
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
semua di situ tampak tenang dan santai, tidak
gelisah!
"Chi-kongcu, selamat datang di Kun-lun. Sudah
pinto tunggu kedatanganmu dengan penuh
harap. Kami mengucapkan selamat datang dan
sesepuh kami menunggumu di pertapaan.
Bukankah kongcu hendak menjumpai sesepuh
kami Kun-lun Lojin?"
Chi Koan tercengang, juga tertegun. Dia
melihat sesuatu yang begitu tenang dari orangorang Kun-lun ini dan itu membuatnya curiga.
Tak biasanya lawan bersikap seperti itu. Ini
mencurigakan! Tapi tertawa dan tak gentar
atau takut tiba-tiba dia berseru, memandang
ke dalam, "Cinjin, tak perlu basa-basi. Aku
datang memang hendak menemui sesepuhmu
Kun-lun Lojin, datang untuk mengalahkan dan
menaklukkan kalian. Nah, mana itu dedengkot
kalian, Kim Cu Cinjin. Dan aku menantang
2001 untuk bertanding dan merobohkan siapa
penentangku!"
"Siancai, Kun-lun sedang menerima tamu.
Kami tak mau ribut atau bertengkar, Chikongcu. Silakan naik ke pertapaan dan di sana
kedatanganmu ditunggu supek kami. Marilah,
hanya kami yang dapat mengantarmu!"
"Heh!" See-tok tiba-tiba berseru dan memutarmutar bandul tengkoraknya, tak sabar.
"Kenapa bukan si tua bangka yang keluar dan
menyambut kami. Chi Koan memang ingin
menantangnya bertanding!"
"Sabar, sang tosu tersenyum dan tidak tampak
takut. Supek kami tak dapat turun karena
sedang menerima tamu, See-tok. Marilah naik
saja ke atas dan di sana Chi-kongcu akan
disambut sendiri."
2002 "Hm, main-main apa ini?" Kwi-bun membentak
dan curiga. "Kami lebih berharga daripada
tamu siapapun, Kim Cu Cinjin. Kami adalah
calon sang penakluk dan kalian calon jajahan!"
"Silakan naik saja ke atas," sang tosu masih
tenang dan tersenyum. "Urusan dapat
diselesaikan di sana, Kwi-bun. Pinto hanya
mengajak kalian dan silakan bicara sendiri
dengan sesepuh kami. Urusan di sini
tergantung di sana. Mari naik dan pinto antar!"
Bersamaan itu tiba-tiba terdengar suara
lembut, jauh di balik gunung,
"Kim Cu, silakan bawa Chi-kongcu dan temantemannya ke mari. Aku si tua sudah siap dan
akan menerima. Naiklah ke sini!"
"Nah," Kim Cu Cinjin berseri dan memandang.
"Dengar itu, Kwi-bun. Kalian sudah ditunggu
2003 dan mari naik ke sana. Kalian tak tahu
pertapaan sesepuh kami dan mari kami antar.
Hanya pinto (aku) dan tiga sute ini yang
mengiring. Mari, jangan takut!"
See-tok membentak dan memaki marah. Ia
merasa marah disangka takut tapi si tosu tibatiba bergerak ke belakang gunung. Dan ketika
tiga orang di kiri kanan tosu itu juga bergerak
dan mempersilakan, Chi Koan malah tak enak
maka pemuda itupun bergerak dan Coa-ong
serta kawan-kawannya mengikuti.
Kalau saja tak ada Kun-lun Lojin di situ tentu
Kim Cu Cinjin ini akan diserang dan
dilumpuhkan. Orang-orang seperti Kim Cu dan
murid-muridnya ini tak membuat takut Chi
Koan. Heng-san masih jauh lebih kuat daripada
Kun-lun, itupun dapat dikalahkan! Tapi karena
Kun-lun Lojin ada di situ dan betapapun
sesepuh itu orang sakti, Chi Koan tak tahu
2004 apakah kakek itu sama hebat atau lebih hebat
daripada mendiang Siang Kek dan Siang Lam
Cinjin maka Chi Koan memasang
kewaspadaannya dan melirik agar suhu atau
teman-temannya berhati-hati. Sikap tenang
ketua Kun-lun ini semakin membuatnya curiga.
"Suhu, Kwi-bo..., jangan gegabah. Ikuti saja
Kim Cu Cinjin ini dan kita robohkan dia kalau
main curang!"
Tapi ketua Kun-lun itu tak curang. Ia benarbenar mengantar rombongan Chi Koan ke
pertapaan, karena ketika mereka membelok
dan naik turun enam kali, menguak gerumbul
di muka hutan cemara kecil maka tampaklah
sebuah tempat yang bersih di mana sebuah
guha tampak agung dan suci berdiri di situ.
Dan seorang kakek dan seorang lainnya lagi
yang memberikan punggung tampak bercakapcakap tenang, tenang tapi serius.
2005 "Nah, inilah pertapaan supek kami. Dan itulah
supek kami. Mari mendekat, kongcu. Kita
sudah sampai!"
Kim Cu Cinjin berkelebat dan berlutut. Dia
berseru menyatakan kedatangannya dan Kunlun Lojin, kakek renta yang duduk-duduk itu
tiba-tiba menoleh. Wajah yang lembut namun
memiliki mata mencorong seperti naga
menyambar Chi Koan dan rombongan, tidak
kepada tosu itu dan Chi Koan tergetar melihat
mata mencorong ini. Jelas tampak bahwa
kakek tua ini orang sakti. Dan ketika kakek itu
tersenyum dan mengebutkan lengan, tamu
yang memberikan punggung itu juga menoleh
maka Chi Koan tertegun karena orang yang
sedang bercakap-cakap dengan dedengkot
Kun-lun itu ternyata adalah seorang pemuda
yang mukanya seperti badut, coreng-moreng
hitam putih.
2006 "Chi-kongcu, selamat datang. Maaf aku si tua
bangka tak dapat berdiri menyambut kalian.
Silakan duduk di tempat seadanya. Aku Kunlun Lojin gembira melihat kedatangan kalian!"
"Hm!" Chi Koan sadar, tak memandang lagi
pemuda badut itu, marah. "Kau tua bangka tak
perlu beramah-tamah, Kun-lun Lojin. Aku
datang untuk menaklukkan Kun-lun dan karena
kau satu-satunya yang kupandang maka aku
menantangmu bertanding atau menyerahkan
Kun-lun secara baik-baik!"
"Ha-ha-heh-heh, kau anak muda terlampau
bersemangat. Duduklah.... duduklah, anak
muda. Dan kita omong-omong dulu sebelum
mengadu ilmu. Aku si tua bangka sebenarnya
malas bertanding. Lagi pula aku lumpuh....."
"Hm, supek tak dapat menggerakkan kakinya
sejak belasan tahun yang lalu, Chi-kongcu.
2007 Harap maaf kalau disangka tidak menghormat.
Duduklah, beliau tak dapat berdiri!" Kim Cu
Cinjin, yang kini duduk dan tenang-tenang di
atas tanah juga bicara. Ketua Kun-lun itu telah
mengambil posisi dan berada di belakang uwak
gurunya, tersenyum dan mempersilakan dan
baru sekarang Chi Koan tahu bahwa dedengkot
Kun-lun itu kiranya lumpuh. Ternyata dia
menantang orang cacad! Dan agak merah
bahwa dia tak tahu ini, yang ditantang ternyata
lumpuh maka kakek itu tertawa dan
mengulapkan lengannya kembali.
"Anak muda, duduklah. Bertanding dengan
dudukpun aku dapat melayani. Tapi
perkenalkan dulu tamu agungku ini yang
mungkin kau kenal. Dia...."
"Aku Houw Peng, heh-heh...." badut muda itu
berdiri, tertawa, mendahului tuan rumah.
"Kalau ingin main-main dan bertanding boleh
2008 dengan aku, Chi-kongcu. Aku tidak cacad dan
malu dong, menantang orang lumpuh. Aku
tamu tapi mungkin boleh mewakili tuan rumah
main-main denganmu."
"Siapa kau?" See-tok berkelebat dan tiba-tiba
membentak, marah dan mendahului Chi Koan.
"Kalau badut seperti kau tak pantas
menghadapi Chi Koan, bocah. Meskipun Kunlun Lojin lumpuh namun dia punya nama, tidak
seperti kau. Minggir...... bress!" See-tok
melayangkan pukulan tapi tiba-tiba malah
menjerit sendiri. Iblis tinggi besar itu
mencengkeram lawannya dan mau
membanting ketika tiba-tiba dia berteriak.
Pundak yang dicengkeram seolah besi panas,
membakar telapaknya dan saat itulah lawan
tersenyum dan mendorong. Tampaknya
perlahan saja tapi dia terjengkang. Dan ketika
iblis itu bergulingan dan Chi Koan serta yang
2009 lain kaget, See-tok meloncat bangun namun
terhuyung dan mau jatuh maka Jin-touw
menahan temannya dan berseru, kaget,
"See-tok, apa yang terjadi. Kenapa dibalas
dorongan sedikit saja kau terguling-guling!"
"Ah, dia.... dia itu.....!" See-tok menggigil,
melihat tapak tangannya sendiri. "Aku serasa
mencengkeram bara api, Jin-touw. Bocah itu
siluman. Dia hebat, dorongannya luar biasa!"
"Hm, minggirlah," Chi Koan mengibas dan
menyuruh raksasa ini mundur. "Aku masih
ingin bicara dengan tua bangka itu, suhu.
Jangan takut karena aku mampu melindungi
kalian. He, kau....!" pemuda itu membentak.
"Mundur, badut sialan. Atau kau kubuang
seperti anjing dan jangan macam-macam!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Chi Koan kini berhadapan dan mendorong
tangannya. Dia melakukan pukulan sinkang
dan angin pukulan itu menderu. Sekaligus dia
ingin menjajal kepandaian badut muda ini.
Suara si badut seolah dikenal, hanya tawa
nyleneh itulah yang membuatnya bingung.
Maka ketika ia mendorong dan bermaksud
melempar lawan, atau mengadu tenaga untuk
melihat sampai di mana hebatnya si badut ini
mendadak Kun-lun Lojin berseru dan menarik
tangan anak muda itu.
"Peng-kongcu, jangan mendahului pinto. Ini
urusan Kun-lun. Terima kasih atas
pembelaanmu tapi duduklah dan biar pinto
yang bicara!"
Karena kakek ini menarik dan menyendal
tangan anak muda itu maka pukulan Chi Koan
otomatis mengenai tempat kosong. Pemuda itu
terjengkang den tertawa jatuh di samping
2011 kakek ini, tak mungkin menerima pukulan itu.
Dan ketika pukulan itu meledak dan
merobohkan sebatang pohon, ambruk di
belakang para tosu itu maka Kun-lun Lojin
menyambar tongkat dan.... berdiri dengan
kedua kaki terkatung-katung di antara dua
tongkatnya. Wajah berseri namun mata itu
berkilat semakin mencorong.
"Ha-ha, hebat. Itu rupanya Hok-te Sin-kang
yang kau miliki, Chi-kongcu. Hm tak aneh
kalau mendiang Siang Kek dan Siang Lam
Cinjin tak mampu menghadapi yang terhormat
ketua Go-bi. Siancai, pinto jadi ingin menikmati.
Karena kau tak mau duduk dan rupanya ingin
benar mengadu ilmu biarlah pinto si tua
bangka ini main-main sebentar. Kalau kalah,
yach... nasib. Kalau menang, ha-ha..... berarti


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pinto mampu mengalahkan Ji Leng Hwesio
yang sakti mandraguna itu. Ayo, majulah, anak
2012 muda. Pinto akan melayanimu dan sayang kau
tak mau duduk-duduk dulu!"
Chi Koan tergetar dan melihat kaki yang
terkatung-katung di sepasang tongkat itu. Kaki
itu lemah dan kurus, tak bertenaga. Jelas
kakek ini benar-benar lumpuh dan tak bicara
bohong. Namun karena enggan berhadapan
dengan orang cacad, meskipun kakek itu
bernama besar maka keragu-raguannya ini
rupanya dapat dibaca dan dimengerti Kwi-bo,
wanita yang selalu dekat dengannya.
"Hi-hik, malu berhadapen dengan tua bangka
macam ini, Chi Koan. Daripada kau
merendahkan diri biar aku yang
merobohkannya. Kalau kakek ini roboh berarti
tak perlu kau membuang tenaga sia-sia.
Rupanya Kun-lun bernasib buruk cukup
dirobohkan Kwi-bo, hi-hiik..... tar-tar!" rambut
meledak menakut-nakuti kakek ini, garang
2013 dilepas untuk menunjukkan kelihaian namun
Kun-lun Lojin senyum-senyum saja. Kakek itu
bahkan tertawa. Dan ketika Chi Koan mundur
namun Kim Cu Cinjin meloncat bangun, hendak
menghadapi iblis wanita itu ternyata si kakek
menggoyang dan menggerak-gerakkan
tangannya.
"Biar..... biar kulayani. Kau duduk dan tenangtenang saja di situ, Kim Cu. Biar aku
menghadapi Kwi-bo. Ha-ha, bagaimana Tujuh
Siluman Langit hidup kembali? Apakah kalian
bercadang nyawa?"
"Hm, tak usah banyak cakap. Kau sudah
menyatakan siap, Kun-lun Lojin, kalau begitu
tak usah tanya macam-macam. Terimalah, dan
mampus!" Kwi-bo bergerak dan menyerang
kakek ini. Wanita itu tak sungkan-sungkan lagi
dan orang selumpuh ini tak perlu ditakuti. Dia
bahkan ingin membuat malu. Maka ketika dia
2014 berkelebat dan menjeletarkan rambut, bukan
ke atas melainkan ke bawah membelit tongkat
maka Kwi-bo ingin menarik dan menjatuhkan
kakek itu. Kalau Kun-lun Lojin kehilangan
tongkat tentu kakek itu bakal "krengkangan"
dan jatuh seperti anak kecil, lucu
mentertawakan. Tapi ketika rambut membelit
namun tongkat tak bergeming, tongkat itu
menancap kokoh bagai terpaku di bumi maka
wanita ini kaget juga dan ketika dia memaksa
menarik mendadak rambutnya putus dan dia
sendirilah yang terjengkang krengkangan.
"Aiiihhhhhh..... bresss!"
Kwi-bo terguling-guling dan pucat melengking
panjang. Lawan tak mengelak dan membiarkan
saja tongkatnya dibelit. Secara nalar tentunya
Kwi-bo dapat menarik dan merobohkan kakek
itu, karena si kakek tak tampak bertahan dan
biasa-biasa saja. Tapi ketika kejadiannya lain
2015 dan justeru wanita itu yang terguling-guling,
rambutnya putus maka Kwi-bo meloncat
bangun dan dengan muka merah dan gelap ia
menerjang dan membentak lagi. Peristiwa itu
membuatnya malu.
"Keparat, kau tua bangka jahanam, Kun-lun
Lojin. Tapi jangan kira dapat mempermainkan
aku karena akulah yang akan menghajarmu!"
wanita itu melengking dan meledak-ledakkan
rambut. Kwi-bo menyerang ke atas dan ke
bawah dan bukan hanya tongkat yang diserang
melainkan juga tubuh kakek itu. Bahkan wajah
Kun-lun Lojin juga disabet dan disambar
rambut. Kalau kena mungkin sobek, rambut itu
berobah seperti kawat-kawat baja saja. Tapi
ketika kakek itu mengelak dan tersenyumsenyum, tongkat diangkat dan menotol-notol
maka semua serangan luput dan Kwi-bo marah
bukan main sementara penonton menjadi
2016 kagum dan berdecak. Coa-ong memuji dan tak
terasa bersiul nyaring.
"Heii, hebat. Kau tua bangka lumayan Kun-lun
Lojin. Tapi mana ilmu silatmu apakah pandai
hanya mengelak saja!"
"Hm, pinto tak ingin membuat malu. Kalau
lawan sudah tahu diri dan mundur pinto tak
perlu mengeluarkan ilmu silat, Coa-ong. Cukup
dengan ini saja dan harap Kwi-bo tak
mendesak.... tak-takk!" tongkat kini bergerak
dan menyambut lecutan rambut, bersuara
lembut namun akibatnya Kwi-bo terbanting. Ia
serasa ditolak tenaga besar. Dan ketika ia
bergulingan dan meloncat bangun, wajah pucat
dan merah berganti-ganti maka Coa-ong
bertepuk tangan dan tiba-tiba dengan isyarat
Chi Koan kakek itu menerjang, suling dan
tongkat dicabut keluar, bergerak bersama Jinmo yang juga mendapat isyarat muridnya.
2017 "Ha-ha, hebat, Kun-lun Lojin. Kau tua bangka
benar-benar luar biasa. Tapi coba hadapi
keroyokan kami dan apakah kau tidak takut!"
Kakek itu tertawa. Sekarang ia menghadapi
keroyokan namun hebatnya ia dapat mengelak
dan menyelamatkan diri.Sambaran bambu
panjang di tangan Jin-mo dapat
dihindarkannya dengan totolan tongkat dengan
cara istimewa. Tongkat itu baru menotol kalau
bambu sudah menderu dekat, jadi tak
membuang-buang tenaga. Dan ketika suling
atau tongkat di tangan Coa-ong juga dielak
atau ditangkis, tangkisan ini kian lama kian
kuat hingga Coa-ong berteriak maka enam
jurus saja suling dan tongkat di tangan Raja
Ular itu mencelat, bersamaan juga dengan
patahnya bambu panjang yang hancur di
tangan Jin-mo.
2018 "Ha-ha, cukup. Tak perlu menguras tenaga si
tua, Coa-ong. Mundur dan biar Chi-kongcu
berhadapan sendiri dengan pinto!"
Dua kakek itu terlempar. Baik Jin-mo maupun
Coa-ong roboh dalam enam gebrakan saja
melawan sesepuh Kun-lun ini, padahal kakek
itu lumpuh! Tapi ketika mereka bergulingan
meloncat bangun dan mengeluh tertahan,
telapak keduanya lecet mendadak Kwi-bun dan
Tong-si menjerit, disusul Jin-touw yang
terbahak dengan kapak menyambar, begitu
juga See-tok, yang bergerak dengan bandul
tengkoraknya yang menderu.
"Haiihhh.... kau sombong dan besar kepala,
Kun-lun Lojin. Kalau belum merobohkan kami
bertujuh tak pantas kau berhadapan dengan
Chi Koan. Sambutlah, atau kau tinggal nama....
tik-wherr-plakk!" semua senjata menyambar
dan menuju tubuh kakek itu. Kun-lun Lojin tak
2019 mengelak karena kini kakek itu menangkis.
Sepasang tongkatnya menghalau di kiri kanan
dan membuat lawan-lawan terpental. Dan
ketika semua berteriak karena tenaga
tangkisan itu amat kuat, telapak tergetar dan
nyaris melepaskan senjata maka Jin-touw
menyerang lagi sementara tiga temannya
mengikuti. Dan belum kakek itu bergerak tibatiba Coa-ong dan Jin-mo serta Kwi-bo juga
melengking dan berkelebat mengeroyok. Tujuh
melawan satu, itupun lumpuh!
"Heh-heh, kau boleh, Kun-lun Lojin. Kau hebat.
Tapi coba terima kami bertujuh dan mampukah
kau bertahan.... trik-trakk! " tongkat
penyangga bertemu tujuh serangan dengan
cepat dan berturut-turut. Kakek itu tersenyum
dan tidak marah. Namun ketika matanya
semakin mencorong dan kedua lengan
bergetar mencengkeram tongkat, dari lengan
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
kakek ini mengalir tenaga ke dalam tongkatnya
maka sepasang tongkat penyangga itu berubah
menjadi barang kuat yang tak putus dibacok
kapak ataupun senjata tajam.Jin-touw bahkan
berteriak ketika mata kapaknya rompal. Dan
ketika tujuh kali dia menghantam namun tujuh
luka merusak kapaknya, iblis itupun
terpelanting dan kaget bergulingan maka yang
lain-lain sama saja dan See-tok serta temantemannya terhuyung-huyung. Bandul
tengkorak di tangan raksasa itu putus satu
demi satu, mrotholi seperti tasbeh putus
benangnya. Dan ketika kakek itu berseru keras
dan tangan kiri bergerak mendorong,
serangkum angin dahsyat menyambar dan
menghantam Tujuh Siluman ini maka See-tok
dan teman-temannya terlempar. Pertandingan
berjalan tak lebih dari dua puluh jurus.
2021 Cukup, pinto ingin istirahat, See-tok.
Kembalilah ke tempat kalian dan hentikan
main-main ini!"
Tujuh orang itu terlempar bagai layang-layang
putus talinya. Mereka menjerit dan terbanting
dan kini Coa-ong maupun Kwi-bo tak dapat
segera bangun. Mereka kesakitan. Tapi ketika
Chi Koan berkelebat dan menolong gurunya,
satu demi satu ditepuk punggungnya maka
semua berlompatan bangun dan See-tok
maupun teman-temannya terbelalak gentar.
Kakek lumpuh itu ternyata sakti!
"Hm, kau luar biasa. Kepandaian dan ilmu
silatmu cukup mengagumkan, Kun-lun Lojin.
Tapi jangan kira bahwa dengan pamer sedikit
kepandaian ini maka niatku mundur. Kau
pantas menandingiku, tapi aku tak akan
mengeluarkan Hok-te Sin-kunku kalau dengan
yang lain-lain aku mampu merobohkanmu!"
2022 "Ha-ha, anak muda penuh semangat. Siancai,
kau gagah, anak muda, tak kenal takut. Hm,
tapi pinto jadi merasa prihatin melihat sepak
terjangmu ini. Kau meroboh-robohkan
pemimpin persilatan. Kau membunuh-bunuhi
pula mereka yang menentangmu. Dan kau
membasmi habis perguruan Heng-san. Siancai,
hatimu jahat sekali, Chi Koan, dan sudah
menjadi tugas pinto untuk menghentikan sepak
terjangmu ini. Kun-lun sudah lama menunggu
kedatanganmu. Kun-lun siap menangkap dan
membekukmu. Dan pinto seoranglah yang
rupanya mampu melaksanakan tugas ini.
Majulah, anak muda. Pinto siap dan tak perlu
berbasa-basi lagi!"
Kakek itu berkilat dan tiba-tiba sikapnya
menjadi berwibawa. Tongkat dipegang eraterat sementara mata tak pernah lepas
memandang pemuda itu. Dagu kakek ini
2023 mengeras, kemarahan jelas mulai tampak. Tapi
karena dia adalah seorang pertapa dan
betapapun kakek ini berhati lembut, dia tak
seberingas atau segalak mendiang Siang Kek
dan Siang Lam Cinjin maka kakek ini tampak
sabar meskipun keras dan tegas kata-katanya.
Tapi ketika Chi Koan tertawa mengejek dan
menggerak-gerakkan lengannya, siap
menyerang mendadak badut bernama Houw
Peng itu meloncat.
"Locianpwe, nanti dulu. Apakah tidak
sebaiknya aku yang maju dan kau beristirahat
dulu. Kau telah bertempur dengan Coa-ong
dan kawan-keiwannya tadi. Kau lelah!"
"Tidak, terima kasih," kakek ini tersenyum,
menoleh. "Biar aku yang maju dulu, kongcu.
Kalau tak dapat menandingi biarlah kau
sebagai tamu boleh membela tuan rumah.
Mundurlah, pinto masih kuat!"
2024 Chi Koan melotot. Ia jadi memperhatikan lagi
badut muda itu tapi Kun-lun Lojin menarik dan
membawanya kembali ke persoalan pokok. Ia
memandang lagi kakek ini. Dan ketika si kakek
mengibaskan lengan dan badut itu duduk lagi,


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

si pertapa menggoyang lengan maka Chi Koan
diminta untuk mulai menyerang. Sekarang Chi
Koan tahu bahwa kakek ini memang benarbenar sakti.
"Anak muda, majulah. Pinto sudah siap. Kau
tamu dan boleh menyerang dulu."
"Tapi kau lumpuh, sebaiknya kau maju dulu
dan aku melayani. Aku juga siap, Kun-lun Lojin.
Dan tak usah sungkan meskipun aku pantas
menjadi cucumu!"
"Ha-ha, kalau begitu pinto diam di sini, anak
muda. Kalau kau tidak menyerang pinto juga
2025 tidak bergerak. Silakan, atau kau menyerah
dan nyatakan kalah!"
Chi Koan membentak. Tiba-tiba ia marah
karena tawa kakek ini memandangnya rendah.
Kun-lun Lojin tak tampak takut entah karena
sikapnya yang matang ataukah karena belum
tahu kepandaiannya. Kakek itu menyebalkan!
Maka ketika ia membentak dan sudah
ditantang, ia harus unjuk gigi maka Chi Koan
berkelebat dan Lui-thian-to-jit dikeluarkan
sementara tangan kirinya melepas pukulan
Cui-pek-po-kian. Dia memang tak pernah
mengeluarkan ilmunya terdahsyat Hok-te Sinkun kalau menghadapi lawan di awal
pertandingan, kecuali untuk menggertak dan
membuat takut. Maka ketika dia juga tak
mengeluarkan Hok-te Sin-kunnya itu karena
ingin melihat sampai di mana kepandaian
sesepuh Kun-lun ini, baru akan mengeluarkan
2026 warisan Bu-tek-cin-keng itu kalau dirasa tak
kuat maka dengan Cui-pek-po-kian Chi Koan
sudah menghantam dan menampar pelipis
kakek ini. Lui-thian-to-jit atau Kilat Menyambar
Matahari itu adalah ilmu meringankan tubuh
yang luar biasa. Layaknya seperti kilat
menyambar saja tubuhnya tahu-tahu
menghilang dan sudah lenyap di depan kakek
itu. Sedikit kakek ini terlambat mengelak tentu
kena. Cui-pek-po-kian adalah ilmu
Menggempur Tembok warisan Beng Kong
Hwesio, dengan ilmu ini saja dulu mendiang Ji
Beng sang wakil ketua Go-bi mampu
memporakporandakan orang-orang kang-ouw.
Tapi karena kali ini yang dihadapi adalah
dedengkot Kun-lun, tokoh andalan yang
membuat partai persilatan itu masih dihormat
dan dihargai orang maka Kun-lun Lojin yang
terkejut tapi tidak mengelak serangan itu
justeru menangkis dan menerimanya. Secepat
2027 kilat tangan kanan mengebut dan deru angin
sinkangpun menyambar.
"Plak!"
Chi Koan dan kakek itu sama-sama tergetar
setindak. Chi Koan kagum tapi Kun-lun Lojin
lebih kagum. Harus diingat bahwa sinkang
yang dimiliki kakek ini adalah berkat latihan
puluhan tahun. Tenaga yang dihimpun sudah
amat kuat dan tadi dengan sedikit pukulan saja
Coa-ong dan kawan-kawan terlempar. Hanya
orang seperti Siang Kek Cinjin atau Ji Leng
Hwesio yang mampu menerima. Maka ketika
Chi Koan hanya tergetar saja dan pemuda itu
tak apa-apa, sang kakek kagum maka Chi
Koan yang marah dan menjadi panas berseru
menyerang lagi. Pemuda itu berkelebat dan
Cui-pek-po-kian kembali menggempur. Tuithian-to-jitnya tak mampu membuat silau dan
kakek itu dapat mengikuti. Alangkah tajamnya.
2028 Dan ketika dua kali kakek itu menangkis dan
dua kali itu pula mereka sama terpental, kali
ini tidak hanya terdorong seperti tadi maka Chi
Koan membentak dan berkelebatan dengan
pukulan-pukulannya yang hebat. Kini dia
mengeluarkan pula Thai-san-ap-ting dan
Pukulan Menghantam Gunung Thai-san ini
dapat pula dihadapi. Bahkan, Kun-lun Lojin
agaknya hapal dengan pukulan inl, tertawa dan
mengelak serta menangkis. Dan ketika
keduanya kemudian bertanding seru dan nyata
bahwa lumpuhnya kaki itu tak membuat
gerakan si kakek canggung, kaki itu boleh
terkatung-katung di antara sepasang tongkat
namun gerakan si kakek cepat sebat dan luar
biasa maka Kun-lun Lojin juga mengebutngebutkan ujung lengan bajunya dan dari sini
muncul tenaga dorong yang menghalau atau
menumbuk Thai-san-ap-ting dan Cui-pek-pokian itu.
2029 "Ha-ha, ini pukulan-pukulan lama. Bagus, kau
menguasai dua ilmu ini dengan baik, anak
muda. Tak heran kalau Go-bi menjadi harimau
garang yang mampu bertahan dan
mengangkat nama besar. Sayang, kau murid
murtad..... des-plak!" dua pukulan kembali
bertemu dan masing-masing sama terlempar.
Dengan cara berjungkir balik indah kakek itu
mampu membuang sisa tenaga untuk
melayang dan turun dengan tegak, kedua
tongkatnya kembali menancap tanah, kokoh.
Dan ketika Chi Koan melotot dan menjadi
kagum, mau tak mau dia memuji juga maka
kembali dia menerjang dan kini pukulanpukulannya diarahkan ke sepasang tongkat itu,
menggempur dari bawah.
"Kun-lun Lojin, kau hebat. Tapi jaga
seranganku berikut dan jangan sombong!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Kakek itu melompat dan mengelak lagi. Ketika
dikejar baru dia menangkis. Dan ketika
keduanya kembali bertanding dan kakek ini
membentak berseru keras, melayang dan
berkelebatan dengan ilmunya yang luar biasa
maka bagai burung menyambar-nyambar
kakek inipun lenyap menandingi Chi Koan.
Lima puluh jurus mereka bertempur dan belum
ada yang terdesak atau mendesak. Masingmasing silih berganti menyerang dan
membalas. Chi Koan kagum bahwa kakek ini
selalu dapat menyelamatkan tongkatnya.
Kalaupun digempur tentu mampu bertahan dan
tak bergeming, tanda bahwa sinkang sesepuh
Kun-lun ini memang hebat. Tapi ketika
pertandingan berjalan seratus jurus dan tubuh
kakek itu mulai berkeringat, napasnya
memburu maka Chi Koan gembira dan kakek
itu juga kagum bahwa anak semuda ini mampu
2031 menandinginya seratus jurus. Barang yang
langka!
"Kun-lun Lojin, kau mulai tak kuat. Kau mulai
lelah. Menyerahlah sebelum aku mengeluarkan
Hok-te Sin-kun!"
"Hm, orang setua aku pantas kehabisan napas.
Kau selihai Ji Beng Hwesio, anak muda. Tapi
pinto tak akan menyerah. Keluarkanlah Hok-te
Sin-kunmu untuk pinto lihat. Aku juga sudah
pernah merasakan!"
"Kau tak tahu diri? Nekat benar. Baik, kau
yang minta, Kun-lun Lojin, dan jangan
salahkan aku kalau kau roboh!"
Chi Koan berseru dan merobah gerakannya.
Dia marah dan kagum akan kehe
2032 batan lawan. Kakek lumpuh itu masih dapat
bertahan. Tapi ketika ia berseru dan
mendorong dengan telapak terbuka, pukulan
Hok-te Sin-kang dikeluarkan maka kakek itu
berteriak karena sepasang bambu
penyangganya ditiup angin dahsyat. Chi Koan
memang masih menujukan seranganserangannya ke tongkat atau bambu
penyangga ini.
"Aiihhhhh..... bresss!"
Kakek itu tak kuat dan roboh. Kun-lun Lojin
coba mengelak namun Hok-te Sin-kang
mengurungnya dari delapan penjuru, bertahan
dan akibatnya tertekuk, tak mau bambunya
hancur dan karena itu mengikuti hawa
dorongan membiarkan tubuh terlempar. Dan
ketika ia bergulingan dan menotolkan tongkat
untuk berdiri lagi, bergoyang-goyang maka
2033 kakek itu pucat membelalakkan mata. Untuk
pukulan ini memang ia tak tahan!
Tapi Chi Koan terlanjur gemas. Untuk kedua
kalinya lagi pemuda itu kagum bahwa si kakek
masih dapat bertahan di tongkat bambunya.
Kalau orang lain tentu tak dapat bangun lagi,
minimal hancur tongkatnya. Maka begitu si
kakek bergulingan meloncat bangun dan
tongkat telah berdiri tegak lagi, agak
bergoyang namun cukup kuat maka dia
berkelebat dan maju menghantam dengan
Hok-te Sin-kangnya itu. Si kakek mengelak
dan dikejar, mengelak dan dikejar lagi. Dan
ketika Kun-lun Lojin harus menangkis tapi
terlempar tinggi, jatuh dan bergulingan maka
selanjutnya kakek itu mengeluh dan
berkelebatan mengandalkan ilmu meringankan
tubuhnya, bergerak naik turun namun Chi
Koan memiliki Lui-thian-to-jit. Ginkang dari
2034 Go-bi ini mampu mengimbangi si kakek dan ke
manapun kakek itu menghindar tetap juga dia
dikejar. Kun-lun Lojin selalu dibayang-bayangi.
Dan ketika kakek itu menjadi pucat dan marah
berseru menggetarkan mendadak dari ujung
tongkatnya menyambar dua batang pedang
pendek yang menyambar dan meluncur ke
leher Chi Koan.
"Plak-plak!"
Chi Koan terkejut dan menangkis ini. Dia tak
menyangka bahwa di ujung tongkat bambu
tersimpan pedang rahasia. Itulah perlindungan
darurat kakek ini dalam menghadapi bahaya.
Dan ketika dia menghentikan gerakannya dan
si kakek pucat menggigil di sana, terpaksa dia
melepas pedang rahasia maka kakek itu
gemetar dan berketruk menahan malu. Pedang
terlempar dan jatuh di rerumputan. Dengus
2035 dan tawa mengejek tiba-tiba membuatnya
merah.
"Kun-lun Lojin, bagus sekali tindakanmu. Kau
tak malu berbuat curang. Ah, tokoh macam
apa ini!"
"Ha-ha, benar!" See-tok berseru dan tiba-tiba
bersorak. "Tua bangka itu menyimpan am-gi
(senjata gelap), Chi Koan. Kalau kau tak
waspada tentu celaka. Wah, tokoh besar
macam apa ini?"
"Hm, tak perlu besar mulut!" sesosok
bayangan berkelebat dan maju mendorong
kakek ini. "Cukup kau bermain-main,
locianpwe. Caramu tadi hanyalah sekedar
menyelamatkan diri. Chi Koan terlalu
mendesakmu, diapun tak bakal malu-malu
berbuat curang kalau ingin menyelamatkan diri,
bahkan lebih busuk lagi. Chi Koan, kaupun
2036 curang dengan mencuri Bu-tek-cin-keng. Tak
perlu gagah dengan menghina orang lain. Hokte Sin-kang bukan milikmu melainkan hasil
curian. Nah, serahkan kitab itu karena aku
datang atas nama Go-bi!"
**SF**
(Bersambung jilid 26)
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
2037 PRAHARA DI GURUN GOBI
JILID 26
* * * Hasil Karya :
B A T A R A


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pelukis :
Yanes & Antonius S.
* * * Percetakan & Penerbit
U.P. DHIANANDA
P.O. Box 174
SOLO 57101
2038 PRAHARA DI GURUN GOBI
Karya : Batara
Jilid 26
PEMUDA itu mengusap wajah dan hilanglah
coreng-moreng di mukanya. Wajah tampan
gagah segera tampak di sini dan Chi Koan
tertegun. Itu adalah Peng Houw! Dan ketika ia
menjublak tapi tiba-tiba tertawa bergelak,
sungguh tak disangkanya maka ia berseru,
"Haii, kau kiranya Peng Houw. Kau menjadi
badut di sini. Ha-ha, tak kusangka. Bagus
sekali, tapi lucu kata-katamu bahwa kau
mewakili Go-bi. Apakah bocah sepertimu ini
tak bermulut besar? Apa kah Go-bi kekurangan
2039 orang hingga mengutus anak kecil sepertimu?
Ha-ha, lucu sekali, Peng Houw. Kau benarbenar badut yang lucu sekali!"
See-tok dan lain-lain tiba-tiba tertawa bergelak.
Mereka juga kaget dan heran serta tercengang
bahwa badut yang menjadi tamu dedengkot
Kun-lun itu kiranya Peng Houw. Tadi mereka
tak mengira karena wajah Peng Houw corengmoreng. Tapi begitu Peng Houw mengusap
wajahnya dan wajah ini bersih dari segala
jelaga hitam, wajah tampan gagah segera
tampak di situ maka Kwi-bo yang terkekeh dan
tentu saja kagum kepada anak muda ini tibatiba berkelebat dan menowel, maksudnya mau
merobohkan dan membawa anak muda
menggemaskan itu menjauhi Chi Koan.
Betapapun ia tahu bahwa pemuda ini memiliki
keberanian dan watak keras hati luar biasa.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Tapi Kwi-bo terlampau memandang rendah.
Seperti dulu, wanita iblis ini masih
menganggap Peng Houw anak ingusan.
Siapapun tahu bahwa Peng Houw adalah murid
Giok Kee Cinjin, yang tewas di tangan Chi Koan.
Maka ketika ia menyambar dan menowel anak
muda itu, jarinya menotok dan siap
memondong Peng Houw tiba-tiba Kwi-bo
menjerit karena jari yang dipakai menotok
bertemu pundak bagai gumpalan besi baja,
tertekuk den bengkak dan sementara ia
berteriak tiba-tiba Peng Houw mengibaskan
lengannya. Kwi-bo mencelat dan terbanting.
Dan ketika wanita itu merintih dan temantemannya tentu saja kaget bukan main,
kejadian itu seperti mimpi saja layaknya maka
Jin-touw berseru keras dan hampir berbareng
dengan See-tok mereka berdua menolong
wanita itu.
2041 "Ada apa? Heii, kenapa roboh memukul Peng
Houw?"
"Aduh, tanganku..... jariku..... seakan patah.
Aduh, apakah jariku patah, Jin-touw. Apakah
kau tak cinta lagi kepadaku kalau jariku cacad.
Aduh, pinggangku juga seakan remuk.....
keparat..... Peng Houw bocah terkutuk!"
Jin-touw nengurut-urut jari yang ditunjukkan
Kwi-bo. Ia heran karena jari itu tak apa-apa,
hanya bengkak. Namun ketika See-tok juga
mengurut-urut pinggang wanita itu, nakal
menggerayang membuat Kwi-bo menggeliat
maka ia marah menampar wajah raksasa ini.
"Heii, pergi kau, See-tok. Kwi-bo hanya minta
tolong kepadaku!"
"He-he, tak perlu sombong. Kwi-bo adalah
teman kita semua, Jin-touw. Kau atau aku
2042 berhak menolong. Jangan congkak!" See-tok
menangkis, mau membalas tapi Chi Koan tibatiba berkelebat membentak dua orang ini.
Wajah pemuda itu berubah karena Peng Houw
melakukan kibasan Hok-te Sin-kang, tentu saja
Kwi-bo tak kuat! Dan ketika pemuda itu
terkejut meraba telunjuk Kwi-bo, menekan dan
mengusap hingga jari wanita itu pulih lagi
maka Chi Koan menghadapi Peng Houw
dengan mata terbelalak. Hatinya berdesir
karena sesuatu yang jauh lebih mengagetkan
akan dilihat.
"Peng Houw!" bentakan itu tak lagi main-main.
"Apa maksudmu dengan membawa-bawa Go-bi
dan atas perintah siapakah kau berani lancang
mencari aku? Katakan, atau pergi dari sini
cepat-cepat sebelum aku melupakan hubungan
kita di masa kanak-kanak!"
2043 "Hm, kau congkak dan semakin sombong. Kau
bahkan menjadi-jadi, Chi Koan. Dari dulu
sampai sekarang tetap ingin menguasai orang
lain. Aku datang atas nama Go-bi bukan
membual, melainkan sungguh-sungguh. Dan
sebagai bukti bahwa aku diutus tentu kau
dapat melihat ini.... wutt!" Peng Houw
melempar tangan ke kiri, melakukan gerakan
mendorong dan Coa-ong serta kawankawannya tiba-tiba berseru kaget. Mereka
terangkat dan terbawa angin kencang. Dan
ketika mereka berdebuk dan jatuh tergulingguling, itulah Hok-te Sin-kun yang amat sakti
maka Chi Koan pucat dan benar-benar berubah
mukanya.
"Kau..... kau mencuri Hok-te Sin-kun. Kau
mempelajari Bu-tek-cin-keng!"
"Hm, kaulah pencurinya. Aku mendapatkan
dari guruku langsung, Chi Koan, yang mulia Ji
2044 Leng lo-suhu. Sedang kau mempelajari secara
pengecut dengan mencuri kitab itu. Sekarang
serahkan dirimu dan kembalikan Bu-tek-cinkeng untuk diserahkan kepada yang berhak!"
"Keparat!" Chi Koan tiba-tiba melengking dan
menerjang, tawanya bergemuruh penuh
tenaga sakti, sengaja dikeluarkan untuk
menutupi kaget dan marah. "Kau menuduh
tapi belum tentu kaupun benar, Peng Houw.
Jangan-jangan kaupun juga mencuri atau
menipu hwesio tua itu. Ha-ha, maling bertemu
maling!" dan Chi Koan yang langsung
mengeluarkan pukulannya yang paling dahsyat
tiba-tiba sudah menyerbu Peng Houw untuk
membuktikan dan beradu rasa. Ia sudah
melihat tapi belum tahu kekuatan Peng Houw.
Peng Houw telah membuat teman-temannya
terkejut dan Coa-ong serta empat temannya di
sana mengeluh. Mereka bagai ditiup angin
2045 topan. Dorongan Peng Houw tadi sungguh
membuat tokoh-tokoh sesat itu pucat. Mereka
ngeri, gentar. Tapi ketika Chi Koan bergerak
dan loncatan pemuda itu meniupkan angin
dahsyat, semua menyingkir dan terbelalak
memandang maka Peng Houw mengelak
namun dikejar, mengelak lagi dan akhirnya
menangkis. Dan ketika terdengar dentuman
bagai gunung akan roboh maka Coa-ong dan
teman-temannya mencelat.
"Desss!"
Debu dan bebatuan terlempar. Adu tenaga dua
anak muda itu menimbulkan getaran kuat yang
membuat bumi terguncang. Kun-lun Lojin,
kakek sakti itu, sampai terhuyung. Kim Cu
murid keponakannya malah terjengkang,
begitu juga tiga sutenya yang lain yang tadi
mengantar Chi Koan ke atas. Namun ketika
Kun-lun Lojin memberi tanda dan Kim Cu serta
2046 tiga adiknya menjauhi pertempuran itu,
masing-masing gentar dan pucat maka mereka
berlindung di balik sang supek sementara di
sana Chi Koan sudah berkelebat dan
menerjang lagi dengan lebih dahsyat.
Pemuda ini kaget sekali karena Peng Houw
segera melakukan gerakan-gerakan kuat. Baik
tangan maupun kaki pemuda itu juga
mengeluarkan deru angin sambaran di mana
semuanya itu cukup mementalkan pukulanpukulan Chi Koan. Hok-te Sin-kang (Tenaga
Penakluk Dunia) dikerahkan pemuda ini dan
bertemu pula dengan Hok-te Sin-kang lawan.
Namun karena tenaga yang dimiliki Peng Houw
adalah tenaga Ji Leng Hwesio yang dahsyat,
yang memberinya lewat batu hitam di mana
tenaga sakti hwesio itu disedot pemuda ini
maka Chi Koan sesungguhnya tiada ubahnya
berhadapan sendiri dengan sesepuh Go-bi itu.
2047 Ji Leng adalah tokoh yang bertahun-tahun
menghimpun tenaga sakti. Sebelum
memperoleh Bu-tek-cin-kengpun hwesio itu
sudah lima puluh tahun belajar. Dapat
dibayangkan hebatnya. Maka ketika hwesio itu
bertahun-tahun kemudian menghimpun tenaga
saktinya mempelajari Hok-te Sin-kang,
menyimpan dan kemudian mewariskannya
kepada Peng Houw maka dapat dibayangkan
alangkah dahsyat tenaga yang dimiliki pemuda
ini. Chi Koan memang benar mempelajari pula
Hok-te Sin-kang namun dibanding dedengkot
Go-bi tentu saja kalah jauh. Maka ketika ia
terpental dan berkali-kali kalah kuat beradu
dengan Peng Houw, sinkang yang dimiliki
pemuda itu jauh lebih kuat daripada sinkang
yang dimiliki maka sadarlah pemuda ini bahwa
lawan yang dihadapi benar-benar luar biasa.
Peng Houw seolah dedengkot Go-bi sendiri!
2048 "Keparat!" pemuda itu melengking-lengking.
"Dari mana kau dapatkan Hok-te Sin-kang
seperti ini, Peng Houw. Kau bocah siluman
bertenaga iblis. Kau curang, kau memiliki
secara tidak wajar. Kau, ah .... kubunuh kau.....
desss!" dan Hok-te Sin-kang yang kembali
bertemu dengan Hok-te sin-kang akhirnya
menunjukkan bahwa untuk kesekian kalinya
lagi tetap saja Chi Koan kalah. Pemuda itu
terlempar dan membuang diri berjungkir balik
tinggi di udara. Tenaga yang dimiliki Peng
Houw benar-benar luar biasa sekali. Dan ketika
pemuda itu melayang turun dengan muka
berubah, keadaan ini sungguh tak dikira maka
Peng Houw mengejar dan mengeluarkan Hokte Sin-kun (Silat Penakluk Dunia) umtuk
membalas dan merobohkan lawannya itu.
"Hm, sekarang kau kenal takut. Kau tak perlu
menuduh atau memaki-maki aku, Chi Koan.
2049 Ilmu yang kudapat adalah warisan langsung
dari guruku Ji Leng lo-suhu. Menyerahlah, dan
serahkan kitab Bu-tek-cin-keng untuk
dikembalikan ke asalnya!" Peng Houw bergerak
dan menekan lawan. Dia kini di atas angin dan
pukulan menderu-deru yang dilakukan Chi
Koan tak membuatnya bergeming. Sekarang
justeru pukulan-pukulannyalah yang membuat
pemuda itu jungkir balik. Sinkang yang dimiliki
Peng Houw memang jauh lebih kuat daripada
yang dimiliki lawan, maklum, itu adalah
sinkang Ji Leng Hwesio. Berhadapan dengan
Peng Houw sesungguhnya berhadapan dengan
ketua Go-bi itu pula. Peng Houw sungguh
harus merasa beruntung bahwa sinkang
sesakti itu diberikan kepadanya. Jarang ada
tokoh mau memberikan tenaganya kepada
orang lain, biarpun itu murid sendiri. Dan
ketika dengan sinkang ini Peng Houw
membalas dan menekan lawan, Hok-te Sin-kun
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
dimainkan sementara Hok-te Sin-kang adalah


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tenaganya maka Chi Koan benar-benar sibuk
dan pemuda yang berkali-kali melengking itu
berteriak dan terlempar.
Pertandingan berjalan cepat dan seratus jurus
lewat tak terasa. Kalau tadi Chi Koan boleh
tertawa dan bersombong menghadapi seorang
tua maka sekarang ia ketemu batunya karena
napas maupun tenaga Peng Houw tak kenal
surut. Bahkan, semakin berkeringat rasanya
semakin kuat. Peng Houw seolah mesin diesel
yang kian panas malah kian bertenaga! Dan
ketika Chi Koan melengking-lengking. Namun
kedudukannya sebagai pihak yang bertahan,
Hok-te Sin-kang yang dimiliki jauh di bawah
Hok-te Sin-kang yang dimiliki Peng Houw
akhirnya pemuda ini putus asa namun mata
jelinya melihat bahwa selama in? Peng Houw
hanya mainkan Hok-te Sin-kun dengan tenaga
2051 Hok-te Sin-kang itu. Lawan seolah tak memiliki
ilmu lain dan Chi Koan berbinar-binar. Ia
berkelebat dan menukik dengan Lui-thian-to-jit
untuk menghantam lawan, ditangkis dan
menarik serangan untuk diganti dengan
pukulan Thai-san-ap-ting. Dan ketika ia
kembali berhadapan dengan Hok-te Sin-kang
yang didorongkan Peng Houw, mengelak dan
melepas Cui-pek-po-kian maka diketahuinyalah
bahwa Peng Houw tak bisa ilmu lain selain
Hok-te Sin-kun!
"Ha-ha!" pemuda itu tertawa bergelak, ada
perasaan lega dan nyaman. "Kau keluarkan
ilmu-ilmumu yang lain, Peng Houw. Jangan
hanya itu-itu saja seperti katak dalam
tempurung!"
"Hm, tak usah memancing," Peng Houw tahu
maksud lawan, bergerak dan membalas dan
pukulan-pukulannya selalu dikelit. "Hok-te Sin2052 kun adalah ilmu dari segala ilmu, Chi Koan.
Kalau ilmu ini adalah yang terhebat tak usah
aku mengeluarkan yang lain. Kau keluarkanlah
ilmu-ilmumu yang lain dan coba hadapi Hok-te
Sin-kunku ini!"
"Tapi kau murid Go-bi. Kau seharusnya
memiliki ilmu-ilmu lain kecuali Hok-te Sinkun!"
"Ji Leng lo-suhu hanya mengajariku ini, dan
katanya itu cukup untuk menghajar kau. Tak
usah banyak mulut, Chi Koan. Kau roboh atau
kembalikan Bu-tek cin-keng..... bress." Peng
Houw mengambil kesempatan dalam
pembicaraan, meliuk dan memutar dan tibatiba dengan cepat ia berada di belakang lawan.
Gerakan ini bukan gerak tipu dan Ji Leng
Hwesio menamakannya Bumi Mengitari
Bayangan Matahari, Chi Koan juga tahu jurus
itu namun ketika ia membalik tahu-tahu hawa
2053 pukulan Hok-te Sin-kang menutup delapan
penjuru. Pukulan Peng Houw memang jauh
lebih kuat daripada pukulannya sendiri,
maklum, sinkang yang dimiliki pemuda itu
adalah milik Ji Leng ketua Go-bi. Maka ketika
ia terkejut karena jalan tahu-tahu tertutup, ia
membalik namun kaku tertahan hawa sakti di
delapan penjuru maka pukulan Peng Houw
mengenai tengkuknya.
"Plakk!"
Chi Koan terbanting dan mengeluh roboh.
Pemuda itu masih dapat bergulingan
menyelamatkan diri dan pukulan Peng Houw
hanya membuat kepalanya pening sejenak,
padahal kalau orang lain tentu roboh dan
pingsan. Seekor bantengpun tak mungkin kuat
menghadapi tamparan Peng Houw, kalau tidak
patah tentu remuk! Maka ketika Chi Koan
dapat bergulingan menjauhkan diri dan Peng
2054 Houw menjadi kagum, orang lainpun dapat
merasakan getaran kerasnya pukulan itu maka
Chi Koan sudah meloncat bangun dan tiba-tiba
merogoh saku baju untuk menghamburkan
belasan jarum hitam ke wajah lawan. Peng
Houw mengejarnya.
"Peng Houw, kau jahanam keparat.
Mampuslah!"
Peng Houw terkejut. Ia melihat belasan sinar
hitam menyambar mukanya dari atas ke
bawah. Tak kurang dari tujuh belas jarum
dilempar. Dan karena ia maklum bahwa
lemparan itu bukan sembarang lemparan, Chi
Koan mempergunakan tenaga Hok-te-kang
untuk mengisi lemparannya maka Peng Houw
mengelak dan ujung bajunya dikebutkan untuk
menangkis dan menghalau.
"Bret-bret!"
2055 Tujuh jarum menancap di situ juga. Yang lain
runtuh tersampok namun sebatang pedang
tiba-tiba mendesing. Chi Koan, yang melihat
kesempatan bagus dengan tertahannya Peng
Houw tiba-tiba mencabut pedang untuk
dilontarkan ke depan. Gerakan ini juga tak
diduga dan Peng Houw mengerutkan kening.
Chi Koan benar-benar keji. Dan ketika ia ingin
memberi pelajaran dan kebetulan di
belakangnya adalah orang-orang Kun-lun, dia
tak mau pedang itu mengenai Kim Cu Cinjin
ataupun sutenya maka Peng Houw
menggelembungkan dadanya, menerima
pedang itu. Lalu ketika pedang patah dan ia
menyambar ini maka secepat kilat ia membalas
dan melontarkan pedang itu kepada lawan.
Kejadian hanya sepersekian detik saja.
"Augh!"
2056 Chi Koan menjerit dan bergulingan. Patahan
pedang menancap di pundaknya dan kontan
pemuda itu berteriak. Gerak dan kecepatan
Peng Houw memang sungguh luar biasa.
Namun ketika Chi Koan masih bisa meloncat
bangun dan ini sungguh mengagumkan maka
pemuda itu memutar tubuh lari turun gunung.
Coa-ong dan kawan-kawan terkejut. Chi Koan
jago mereka, ternyata kalah. Murid mereka itu
melarikan diri dan kini tidak ingat kepada gurugurunya. Begitu cepat pemuda itu lari hingga
sebentar kemudian lenyap di bawah. Chi Koan
mengambil jalan di balik pepohonan lebat dan
gentar bukan main. Ia seakan menghadapi
siluman. Dan ketika Coa-ong dan kawankawan sadar, kakek ular itu malah sudah
berkelebat dan mendahului yang lain maka
berturut-turut See-tok dan lima kawannya
menyusul. Sungguh tak diduga bahwa di Kun2057 lun ini mereka ketemu batunya. Pantas Kim Cu
Cinjin ketua Kun-lun menyambut mereka
dengan tenang-tenang saja, tak tahunya
memang sudah memiliki jago tandingan dan
justeru itu adalah Peng Houw, bocah yang dulu
mereka permainkan sewaktu menyerbu Go-bi.
Dan betapa sekarang pemuda itu menjadi lihai
bukan main, dorongan angin pukulannya jauh
lebih dahsyat dibanding Chi Koan, tujuh
manusia sesat ini menjadi gentar dan pucat.
"Lari.... lari, Kwi-bo. Ayo lari!" Jin-touw, yang
bergerak dan menyambar si cantik tiba-tiba
mengajak teman wanitanya lari. Mereka adalah
yang paling akhir namun Kim Cu Cinjin dan
tige sutenya bergerak. Mereka menghadang
dan dua orang itu terkejut. Namun karena Kim
Cu bukanlah Sin Gwan atau Tan Hoo Cinjin,
Kwi-bo dan Jin-touw melepas senjata-senjata
2058 gelap maka dua orang itu lolos dan Kwi-bo
malah melempar granat peledak.
"Dar!"
Tokoh-tokoh Kun-lun menghindar. Terdengar
seruan supek mereka agar membiarkan orangorang itu lari. Kun-lun Lojin, sesepuh mereka,
berseru agar tujuh orang itu dibiarkan pergi.
Dan ketika Kim Cu mengerutkan kening namun
di sana bayangan Peng Houw berkelebat turun
gunung maka kakek itu mengibas menuding ke
bawah.
"Biarkan, lihat Houw-sicu itu. Dia lebih
berkepentingan daripada kita, Kim Cu. Biarkan
mereka pergi dan biarlah mereka tahu bahwa
sekarang ada tokoh tandingan yang dapat
menandingi mereka. Siancai, Heng-san benar.
Aku harus mengikuti jejak Siang Kek dan Siang
Lam Cinjin untuk menggembleng kalian. Tujuh
2059 Siluman Langit itu masih terlalu kuat bagi
kalian. Mulai hari ini bersiaplah menerima ilmuilmu terakhir pinto agar Kun-lun tak gampang
dirobohkan orang!"
Kim Cu dan tiga sutenya tertegun. Ternyata
sesepuh mereka ini menjadi getir oleh
peristiwa itu. Lolosnya Kwi-bo dan Jin-touw
menunjukkan betapa mereka masih terlalu
lemah. Tokoh dan murid-murid Kun-lun
memang masih harus digembleng lagi. Dan
ketika mulai hari itu pertapa sakti ini
menggembleng murid-murid keponakannya
lagi, Kim Cu dan sute-sutenya diberi pelajaran
lebih tinggi untuk melindungi dan
mempertahankan Kun-lun maka apa yang
pernah dilakukan mendiang Siang Kek dan
Siang Lam Cinjin ditiru kakek ini.
Kun-lun diperkuat oleh gemblengan si pertapa.
Kakek itu lebih menekankan pendalaman
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
tenaga sinkang karena dari sini ketua Kun-lun
dan sute-sutenya itu dinilai lemah. Dan ketika
beberapa bulan kemudian kemajuan besar
dimiliki partai ini, Kim Cu dan sutenya semakin
kuat maka Kun-lun Lojin akhirnya meninggal
dunia karena sebenarnya dalam pertempuran
dengan Chi Koan itu kakek ini sudah terluka
dalam!
Kun-lun kehilangan sesepuhnya. Kakek itu
telah kembali ke alam asal dan apa yang
diderita sesungguhnya memang tidak
diceritakan kepada murid-muridnya. Kakek itu
tak mau Kim Cu maupun para sutenya
mendendam. Perbuatan Chi Koan tak perlu
dibalas. Apa yang terjadi adalah takdir. Dan
karena kakek ini memang tidak seperti dua
dedengkot Heng-san yang berangasan dan
bertemperamen tinggi maka Kun-lun
2061 menganggap kematian sesepuh mereka
sebagai wajar-wajar saja, wafat karena tua!
Chi Koan sendiri sudah melarikan diri dengan
pedang menancap di pundak. Hajaran Peng
Houw benar-benar menampar mukanya. Sama
sekali tak diduganya bahwa lawannya itu
menguasai Hok-te Sin-kang, bahkan jauh lebih
hebat daripada dirinya dan pukulan-pukulan
lawannya itu selalu membuat dia terhuyung.
Dan karena Peng Houw benar-benar
mengalahkannya dan baru kali itu dia jatuh
menerima malu maka Chi Koan tak lagi
menampakkan diri setelah peristiwa di Kun-lun.
Hal ini menyulitkan Peng Houw dalam mencari
jejak. Dia kehilangan lawan dan terutama tak
dapat merampas Bu-tek-cin-keng. Bukan Chi
Koanlah yang sebenarnya dicari, melainkan
kitab pusaka itu agar tidak jatuh ke tangan
yang tak berhak. Dan karena peristiwa di Kun2062 lun akhirnya meluas dan didengar banyak
orang akhirnya partai-partai yang dulu
ditundukkan dan dikuasai pemuda ini menjadi
bebas dan bersorak melepaskan diri.
Kegembiraan orang-orang itu meluap. Nama
Peng Houw tiba-tiba membubung tinggi dan
banyak orang berterima kasih kepadanya.
Namun karena Peng Houw bukan pemuda
sombong yang siap menerima puja dan pujian
maka pemuda itu tak memperlihatkan diri dan
hanya orang-orang tertentu seperti Kim Cu
Cinjin dan para sutenya itu yang mengenal.


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lainnya hanya mendengar cerita dan
gambaran bahwa penakluk Chi Koan adalah
pemuda gagah tampan murid Ji Leng ketua
Go-bi!
**SF**
2063 Empat bulan Peng Houw mencari jejak. Dia
kehilangan sasaran. Namun ketika pada suatu
hari dia tiba di pegunungan berkapur, hanya
batu dan karang-karang putih terhampar di
mukanya maka seseorang muncul dengan tawa
dan bentakan-bentakan serak.
"Ha, kau murid busuk. Ha, kau tak boleh pergi
tanpa menurut perintahku. Heh-heh, masuk
dan simpan dirimu baik-baik di situ, bocah
kurang ajar. Atau nanti kukemplang dan kau
mampus... tak-tak!" Peng Houw mendengar
suara pukulan dan seorang laki-laki berkaki
satu menggiring ribuan kepiting memasuki,
lubang-lubangnya. Laki-laki itu membentakbentak dan anehnya ribuan kepiting yang
digiring seolah mengerti. Mereka merayap di
bukit kapur panas dan tampak betapa
menderita. Peng Houw heran bagaimana
binatang seperti itu ada di situ. Dia tertegun
2064 dan berhenti. Suara debur ombak ternyata
terdengar olehnya di balik bukit. Hm, kiranya
laki-laki itu datang dari seberang sana dan kini
menggembala piaraanny secara aneh. Binatang
itu dipaksa merayap dan berjalan di bukit
kapur, menuju ribuan lubang di celah-celah
tanah gersang. Dan ketika satu demi satu
memasuki lubangnya sementara suara "taktak" dari tongkat di tangan laki-laki itu
berirama sebagai tanda, kepiting yang hendak
lari langsung digebuk hancur maka Peng Houw
terbelalak karena di sepanjang jalan ternyata
banyak bangkai kepiting mati. Hancur digebuk
tongkat besi laki-laki itu.
"Heii...!" Peng Houw tiba-tiba menegur. "Apa
yang kau lakukan di sini, orang tua? Untuk apa
kau menggembala ribuan kepiting buas seperti
orang menggembala kerbau?"
2065 Orang itu menoleh. Agaknya, asyik memaki
dan tertawa-tawa sendiri membuat laki-laki itu
tak tahu kehadiran Peng Houw. Pemuda ini
muncul dari bawah bukit di balik batu karang
besar. Maka ketika dia terkejut dan tiba-tiba
berhenti mengetukkan tongkat, kepala yang
tadi tertunduk dan dibungkus kain besar itu
terangkat maka Peng Houw terkesiap karena
kakek atau laki-laki tua yang ditegurnya ini
bermata satu namun mata itu menyambar
seperti api. Panas membakar!
"Siapa kau?" bentakan itu bergema
menggetarkan. "Bagaimana berani main-main
di tempat ini dan bercecowetan seperti
monyet!"
Peng Houw semakin terkejut. Kakek atau orang
itu mengibaskan tongkat besinya dan dari
jarak lima puluh meter menyambar deru angin
dahsyat. Pakaiannya tertiup kencang dan kalau
2066 dia tidak cepat menancapkan kaki tentu
tubuhnya terlempar dan terbawa terbang.
Bukan main dahsyatnya angin kibasan tongkat
besi itu. Namun karena Peng Houw berjaga
dan ia mengerahkan sinkang di kedua kakinya,
kokoh menancap tanah maka deru angin itu
lewat di sampingnya dan ia tetap tegak tak
bergeming.
"Eh!" kakek itu membelalakkan mata. Jelas dia
terkejut namun tiba-tiba tertawa dingin.
Tongkat kembali menyambar, kali ini derunya
jauh lebih dahsyat daripada tadi. Dan ketika
Peng Houw harus menambah tenaganya agar
tidak terangkat naik mendadak kakek itu
melempar tangan kirinya dan Hok-te Sin-kang
menghantam!
"Heiii.....!" Peng Houw kaget bukan main.
Kalau itu bukan Hok-te Sin-kang tentu ia tak
akan seterkejut ini. Pukulan itu hanya dimiliki
2067 tokoh-tokoh Go-bi, itupun tak boleh lebih dari
dua orang karena sudah menjadi garis bahwa
orang ketiga akan mati. Maka ketika dia
terkejut dan kaget berseru keras, demikian
kagetnya sampai menjublak bengong maka
Peng Houw menerima pukulan itu dan..... bress,
iapun terguling-guling.
Kakek bermata satu itu tertawa-tawa. Akhirnya
lawan dapat diangkat dan dibantingnya pula
dengan pukulannya. Tapi ketika Peng Houw
dapat meloncat bangun dan tidak apa-apa,
terbelalak maka kakek itupun berseru heran
dan membelalakkan matanya pula. Biji mata
yang tinggal sebelah itu melotot lebar.
"Kau.... tidak apa-apa? Kau masih dapat hidup?
Heh, siluman kau, anak muda. Keparat kau.
Coba terima lagi dan kali ini pasti mampus.....
wherr!" tongkat dilepas dan meluncur ke arah
Peng Houw. Senjata itu menderu
2068 mengeluarkan kesiur angin dahsyat tapi yang
lebih mengerikan adalah kedua telapak tangan
kakek itu. Si mata satu ini membentak dan
mendorongkan kedua lengannya ke depan,
ribuan keplting terangikat naik dan menyambar
pula ke arah Peng Houw. Pemuda itu terkejut
karena ribuan benda-benda hitam
menyambarnya, menutupi pandang matanya.
Namun ketika ia melihat dua pukulan dahsyat
menyusuli lontaran tongkat ini, ribuan kepiting
besar kecil terbawa membahayakan dirinya
pula maka Peng Houw tak berani bertindak
ayal dan cepat membentak mendorongkan
kedua lengannya pula, mengerahkan Hok-tekang untuk mengimbangi lawan yang buas dan
ganas.
"Desss!"
Peng Houw menutup mata melihat ribuan
kepiting hancur. Suara berkelotakan disusul
2069 serpihan daging dan kulit, juga sungut atau
misai binatang itu, beserta muncratnya darah
atau bau amis dari perut binatang itu, yang
pecah dihantam dua pukulan dahsyat. Samasama Hok-te Sin-kang! Dan ketika kakek mata
satu itu terhuyung sementara Peng Houw
hanya tergetar dan menggigil, ia harus
melawan pukulan dahsyat yang mematikan
maka kakek itu terjerembab dan akhirnya
jatuh terduduk. Mata picaknya membeliak
seakan tak percaya.
"Iblis! Kau.... kau memiliki Hok-te Sin-kang!"
Peng Houw melompat maju. Akhirnya dia kalah
dulu ditegur lawan. Kakek itu membelalak dan
ada semacam rasa pedih besar. Namun ketika
ia mau bicara dan kakek itu melompat bangun
mendadak ia meloncat terbang dan melarikan
diri.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Ha-ha, dunia penuh keajaiban, bocah busuk.
Dunia seakan begitu sempit seperti daun kelor.
Ha-ha, aku terlalu tua untuk memenangkan
anak-anak muda!"
"Locianpwe...!" Peng Houw akhirnya
memanggil dan berkelebat, tahu bahwa ia
berhadapan dengan orang luar biasa. "Tunggu
dulu, locianpwe. Bagaimana kau memiliki Hokte Sin-kang dan siapakah kau sebenarnya?"
"Ha-ha, aku? Aku si mata picak. Picak luar
dalam. Aku menyesal bertemu anak-anak
muda karena mereka selalu menyakiti aku. Haha.... aku si picak yang bodoh. Aku manusia
sial yang tak pernah beruntung. Uuh, kau
bernasib baik, suheng. Kau lebih dulu
meninggalkan dunia fana ini mencari tempat
tenang. Ha-ha...... aku orang sial!"
2071 Peng Houw mengejar dan terkejut. Ia tak
mampu memperpendek jarak karena lawan
melompat panjang-panjang. Lompatan itu,
ah.... bukankah itu Lui-thian-to-jit? Ilmu
meringankan tubuh ini adalah milik Go-bi. Ji
Leng tak mengajarkannya tapi tentu. saja ia
kenal. Apalagi setelah bertanding dengan Chi
Koan. Lawannya itupun mempergunakan ilmu
lari cepat itu dan lompatan panjang-panjang
itu adalah khas Lui-thian-to-jit. Dan ketika
pemiliknya benar-benar seakan terbang di atas
bumi, kaki yang satu bersuara tak-tok karena
memakai bambu maka Peng Houw berdesir
dan terkesiap. Ia memanggil-manggil namun
kakek itu tak mau berhenti, terus dikejar
namun akhirnya memasuki hutan, lenyap dan
Peng Houw tertegun di sini. Dan ketika pemuda
itu mengusap keringat karena kehilangan jejak,
ia benar-benar heran bukan main maka sehari
itu Peng Houw tak meninggalkan tempat.
2072 Peng Houw tertarik dan berdebar. Ia harus
tahu siapa kakek mata satu yang tinggi besar
itu. Ia sama sekali tak menyangka bahwa
itulah paman gurunya sendiri, Beng Kong
Hwesio! Dan ketika ia beristirahat dan
bersembunyi di mulut hutan, menunggu, maka
Peng Houw duduk menanti sementara sebuah
mata besar melotot marah mengintainya dar?
balik hutan!
Beng Kong, yang rusak dan cacad tubuhnya
memang sudah tidak seperti dulu lagi. Hwesio
ini nyar?s diterkam maut sejak peristiwa di
guha Heng-san, tempat di mana dulu dia
bertanding mati-matian dengan dedengkot
partai itu, menang tapi akhirnya dikhianati
muridnya sendiri, Chi Koan yang jahat dan
yang hendak membunuhnya dengan melempar
granat peledak. Senjata itu akhirnya
meledakkan dinding jurang di mana hwesio ini
2073 berada, sementara Chi Koan merayap untuk
menyelamatkan diri. Dan karena hwesio itu
balas melempar granat pula ke arah Chi koan,
pemuda itu terbanting dan jatuh ke bawah
maka pemuda itu ditemukan Ji Leng sementara
hwesio ini terkubur hidup-hidup di antara
reruntukan dinding jurang.
Siapapun tak menyangka bahwa hwesio ini
hidup. Beng Kong, yang putus sebelah kakinya
dan buta sebuah matanya ternyata benarbenar seorang laki-laki berdaya tahan tinggi.
Begitu tinggi hingga ia mampu bertahan
seminggu di reruntukan tebing. Sinkang yang
dimiliki hwesio itu memungkinkan segalanya.
Dia pewaris Hok-te Sin-kang. Sinkang ini
adalah sinkang mujijat hingga dinamakan
Tenaga Penakluk Dunia. Kalau bukan karena ini
tentu hwesio itu binasa. Dan ketika seminggu
dari peristiwa itu dasar jurang bergerak,
2074 ledakan dinamit yang diatur mendiang Siang
Kek Cinjin membuat daerah di wilayah itu labil
dan mudah bergerak maka berkat dentumandentuman bahan peledak ini puncak Heng-san
maupun bagian pinggirnya longgar.
Hal ini membuat tanah di sekitar itu bergoyang.
Seratus dinamit yang dipasang Siang Kek
Cinjin benar-benar merobah tata letak tanah.
Getarannya menusuk sampai jauh ke dalam
dan terjadilah retak-retak di perut bumi. Dan
karena retak ini kian melebar dan naik ke atas,
terbentuklah semacam rongga atau celah di
perut bumi maka Beng Kong yang pada
dasarnya tertutup di dasar jurang mengalami
keberuntungan dengan kejadian ini.
Retak itu sampai di tempatnya. Dia dapat
bernapas meskipun dengan susah payah. Dan
ketika sedikit demi sedikit celah itu memberi
harapan hidup, sinar mataharipun menyentuh
2075 tempat ini maka dengan jari-jarinya yang
besar namun lemah hwesio itu coba merobek
tempat kuburannya.


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hwesio ini nyaris mayat hidup. Kakinya yang
putus membuat dia benar-benar menderita,
apalagi mata kirinya juga buta akibat senjata
jarum yang dulu dilontarkan Siang Kek. Namun
karena semangatnya demikian besar dan iapun
amat marah kepada Chi Koan, dendam dan
kemarahannya begitu besar maka dengan
segala daya dia menerobos dan mencukil
semua bebatuan yang menguruk tempat itu.
Ditambah dengan gerakan bumi yang labil
akhirnya berhasillah hwesio ini lolos keluar.
Tapi begitu ia tiba di luar hwesio inipun roboh
pingsan.
Namun Beng Kong benar-benar hwesio yang
luar biasa. Terpendam di tanah saja ia masih
hidup, apalagi setelah di atas tanah. Karena
2076 ketika ia sadar dan bangkit terhuyung, ia
terlampau lelah dan menderita maka dicarilah
makanan dan air yang mampu membasahi
tenggorokannya. Dan tidak terlalu sukar bagi
hwesio ini menemukan maksudnya. Seekor
ayam hutan, yang berkokok dan tak jauh
darinya disambit. Ayam itu roboh dan mati.
Lalu ketika ia mendapatkan sumber air gunung
yang jernih segera dia menggelogok dan
sedikit demi sedikit kekuatan hwesio ini pulih.
Namun Beng Kong tentu saja tak mau tinggal
di situ. Untung, karena Heng-san sedang sepi
dia dapat turun gunung dengan selamat.
Waktu itu para tokoh dan murid-murid partai
ini sedang menyerbu Go-bi, mereka belum
kembali. Maka ketika dia turun gunung dan
mencari tongkat bambu untuk penahan kaki
terseok-seok hwesio ini meninggalkan tempat
celaka itu dengan segala penderitaan dan
kepahitannya.
2077 Dia marah sekali kepada Chi Koan. Dia tak
tahu kenapa muridnya itu hendak
membunuhnya. Yang jelas dia hendak mencari
dan menghancur-remukkan muridnya itu.
Kalau satu saat dia bertemu dan mampu
membekuk pemuda itu maka segala
kekejaman dan kebuasannya akan muncul.
Tapi hwesio ini harus memulihkan luka-luka.
Tiga bulan dia harus beristirahat. Dan ketika
dia keluar lagi untuk mencari muridnya itu
ternyata dia mendengar kabar bahwa Chi Koan
menghilang dengan membawa lari Bu-tek-cinkeng.
Hwesio ini tertegun. Sejenak matanya
membelalak. Bola matanya yang tinggal satu
itu meliar dan benakpun terisi dengan penuh
dugaan. Dan ketika tiba-tiba dia menepuk dan
menghajar pahanya sendiri mendadak dia
2078 terbahak dan tahu apa kira-kira yang
dikehendaki muridnya itu.
"Ha-ha, begitu kiranya? Jahanam, kau bocah
keparat, Chi Koan. Pantas kalau kau hendak
membunuh aku. Kiranya kau mengincar Butek-cin-keng. Kau hendak mempelajari Hok-te
Sin-kun. Ah, mengerti aku. Tentu karena suhu
Ji Leng Hwesio tak mau memberi ilmu itu maka
kau mencuri kitabnya. Dan Hok-te Sin-kun
memang tak boleh dimiliki oleh lebih dua orang.
Kau hendak membunuh gurumu karena ingin
mewarisi ilmu itu. Tapi kau gagal. Ha-ha,
keparat jahanam kau, Chi Koan. Kau hendak
membunuh gurumu tapi ditolak guruku
mewarisi Hok-te Sin-kun. Bedebah, kau bocah
terkutuk!"
Beng Kong mengetahui dan akhirnya
mengangguk-angguk mereka anggapannya
sendiri. Akhirnya dia tahu bahwa itulah kiranya
2079 dia hendak dibunuh. Pantas, anak itu memang
keji. Dan karena Chi Koan tak diketahui di
mana sementara dia enggan ke Go-bi, wajah
dan tubuhnya cacad maka hwesio ini
menyingkir dan akhirnya tinggal di bukit kapur
di balik Pegunungan Kwang-san. Di balik
gunung itu terdapat laut Tung-hai dan di
sinilah hwesio itu menetap. Dia tertarik melihat
ribuan kepiting di suatu senja, timbul pikiran
untuk menyiksa muridnya kelak. Kepiting itu
dapat dipakai untuk membantai muridnya.
Sudah terbayang dengan keji bahwa suatu
ketika dia akan memotong tubuh muridnya itu,
sedikit demi sedikit. Ribuan kepiting itu akan
dibawa untuk menggigiti tubuh muridnya. Dia
akan melatih binatang-binatang itu agar
supaya lebih ganas dan buas. Maka ketika hari
demi harinya ?ilewatkan dengan menguasai
hewan-hewan bercapit itu, menggembala dan
mengatur mereka sampai mengerti aba-aba
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
yang diberikan maka tak terasa hwesio ini
menghabiskan waktunya bertahun-tahun.
Dia tak lupa untuk keluar mendengar kabar
muridnya. Tapi karena Chi Koan benar-benar
licik dan hwesio ini tak menyangka sama sekali
bahwa Chi Koan sudah diambil murid oleh Coaong dan kawan-kawannya, jauh sebelum
kembali dan diambil murid lagi olehnya di Gobi maka hwesio itu tak tahu hubungan pemuda
ini dengan Raja Ular dan teman-temannya itu.
Beng Kong tak tahu bahwa sejak peristiwa
pertama dulu, yakni ketika Chi Koan membuat
ribut dengan Peng Houw dan tokoh-tokoh sesat
itu muncul hingga Peng Houw diusir oleh
mendiang Ji Beng Hwesio maka anak ini
disambar dan dibawa lari Kwi-bo.
Iblis wanita itu, yang kagum dan tertarik oleh
keberanian Chi Koan akhirnya mengambil anak
2081 itu sebagai murid. Chi Koan adalah anak yang
suka akan petualangan, keberaniannya juga
memang mengagumkan dan karena dia cerdik
serta banyak akal maka bersama Kwi-bo anak
ini menjadi lebih berani dan nakal lagi. Dia
maklum bahwa Go-bi tak mungkin
menerimanya lagi. Ji Beng Hwesio kakek
gurunya yang keras itu sedang berang. Peng
Houw sudah diusir. Maka ketika Peng Houw
mengikuti Giok Kee Cinjin untuk menuntut ilmu
maka diapun menjadi murid Tujuh Siluman
Langit selama enam tahun lebih. Dan selesai
menuntut ilmu ini diapun kembali ke Go-bi dan
berpura-pura menemui bekas gurunya untuk
diterima lagi.
Ada dua hal yang membuat anak ini berani
kembali ke Go-bi. Pertama adalah karena Ji
Beng Hwesio sudah tewas. Dan kedua adalah
2082 atas hasil bisik-bisik gurunya Kwi-bo di waktu
malam.
"Kau sudah menguasai semua ilmu-ilmu kami.
Kau tak akan lagi mendapat pelajaran baru.
Sebaiknya kau pergi dan mencari yang lebih
hebat, Chi Koan. Kembalilah ke Go-bi dan
temui gurumu Beng Kong Hwesio!"
Waktu itu anak muda ini sedang dibelai-belai
Kwi-bo. Selama enam tahun ini, sejak Chi Koan
dianggap dewasa dan dibuat matang lebih dini
maka Kwi-bo sudah mengajari anak ini
bagaimana caranya bermain cinta. Usia lima
belas tahun telah dinikmati pemuda ini sebagai
"malam pengantin". Kwi-bo sering
merangsangnya dengan kata-kata dan
perbuatan cabul. Maka ketika malam itu dia
kembali diajak gurunya dan kebetulan Chi
Koan juga senang meladeni, dia selalu
bergairah dan sering terbakar berdekatan
2083 dengan gurunya yang satu ini maka tiba-tiba
Chi Koan terkejut mendengar kata-kata itu.
"Apa? Kembali ke Go-bi? Gila kau, Kwi-bo.
Untuk apa dan apa maksudmu?"
"Hi-hiik, cium aku dulu. Ada rencana hebat
untukmu, Chi Koan. Aku mendapat gagasan
bagus agar kau menjadi orang paling lihai di
muka bumi!" wanita ini menggeliat,
memberikan pipinya dan sang murid itupun
mencium. Chi Koan agak acuh karena kurang
tertarik. Perguruan Go-bi baginya sudah
merupakan momok. Apalagi dengan adanya
para susioknya yang jelas tak senang dan
sering marah kepadanya, belum lagi kakek
gurunya Ji Leng Hwesio, yang meskipun jarang
bertemu namun kewibawaan hwesio itu
terlampau besar. Dan ketika dia duduk dan
menerima tubuh gurunya, Kwi-bo bangkit dan
merebahkan punggung di dada pemuda ini
2084 maka keduanya yang dalam keadaan asik
masyuk ini saling membelai dan Kwi-bo
terkekeh melihat dada Chi Koan yang bidang,
ganti mengusap dan mencium dada itu.
"Hihh, kuatnya. Kau semakin cakep dan gagah.
Hi-hik, kau jauh di atas gurumu laki-laki, Chi
Koan, bahkan See-tok sendiri. Kau mampu
bertanding dengan aku tiga hari tiga malam,
sampai aku kalah!"
"Hm, tak usah bicara yang lain. Kita kembali ke
persoalan tadi, Kwi-bo. Apa maksudmu
menyuruhku pulang ke Go-bi dan menemui
bekas guruku Beng Kong lo-suhu?"
"Eh, kau benar-benar ingin tahu?"
"Tentu saja, meskipun agak tak tertarik."
2085 "Eh, hi-hikk..... kau aneh! Mana ada orang tak
tertarik mau bertanya, Chi Koan. Hayo jawab
terus terang bahwa kau menyimpan keinginan
tahu. Ini persoalan besar yang akan
membuatmu paling sakti di permukaan jagad.
Aku memiliki gagasan cemerlang yang akan
membuatmu dipuji orang sedunia!"
Chi Koan tersenyum. Kalau sudah begini mau
tak mau dia terangsang juga. Jari-jemari
gurunya yang merayap ke paha dilempar. Ia
tak terangsang oleh gerakan itu melainkan
oleh sikap dan kata-kata subonya. Kalau Kwibo sudah bicara seperti ini tentu benar. Iapun
menjadi serius. Tapi ketika subonya cemberut
tangan dilempar keluar mendadak subonya itu
meloncat bangun dengan membiarkan dada
terbuka polos, berguncang dan melahap
pandangan pria lapar tapi Chi Koan biasa-biasa
saja. Tenang dan bahkan tertawa.
2086 "Kau...... hmm, kau tak suka lagi kepada
gurumu ini? Kau sudah mempunyai pacar di
luar? Kau berani menyakiti subomu dengan tak
mau kudekati lagi?"
"Sabar.... sabar...." Chi Koan tertawa. "Kau
perasa dan temperamental sekali, subo. Siapa
tak suka padamu dan siapa punya pacar di luar.
Eh, duduklah. Nanti kau dingin."
"Tidak. Kau menyinggung perasaanku. Kau
membuatku marah. Kalau benar kau masih
suka kepada gurumu ini coba buktikan dengan
perbuatanmu yang biasa. Ayo, apa yang kau
lakukan kalau aku begini!"
Chi Koan bangkit dan menyambar subonya ini.
Ia tertawa menerkam dan mencium, bukan di
pipi melainkan di dada subonya itu, disertai
gigitan kecil. Dan ketika sang subo berteriak
tapi terkekeh senang maka wanita ini
2087 merebahkan punggungnya lagi di dada Chi
Koan. Muridnya itu telah memberi tanda khas
bagi pernyataan cintanya. Mereka telah
berpelukan lagi, Chi Koan kali ini membiarkan
subonya meremas-remas pahanya.
"Hm, kau aneh, subo, juga kekanak-kanakan.
Baiklah, apa gagasanmu itu dan benarkah
bahwa aku bakal menjadi orang paling hebat di
dunia."
"Tentu, aku jamin! Kau bakal senang dan
tersohor, Chi Koan. Dan ini tak mungkin kau
tolak!"
"Hm, katakanlah, jangan melingkar-lingkar
saja. Apa gagasanmu itu dan katakan
bagaimana."


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwi-bo terkekeh. Ia telah dibiarkan meremas
paha muridnya lagi dan ini memberi
2088 kegembiraan. Berahinya bangkit. Mereka telah
bermain cinta setengah hari namun sekarang
keinginan itu membakar lagi. Maka ketika Chi
Koan bertanya namun ia memeluk dan
menyambar leher pemuda itu, tertawa, tibatiba Chi Koan diharuskan memenuhi hasratnya
dulu.
"Tolol, mana imbalan kalau ingin segalanya
terang, Chi Koan. Puaskan dahulu dahaga
subomu ini baru kuterangkan!"
"Eh, kau masih kurang?"
"Hi-hik, kenapa tidak? Berdekatan dengan
bocah cakap dan gagah sepertimu rasanya tak
pernah puas, Chi Koan. Ayo berikan dulu baru
kuterangkan!"
Chi Koan sesak napas. Ia sudah dihimpit dan
menerima cium bertubi-tubi yang membuat
2089 dirinya mendengus. Gurunya ini memang
pintar membakar lelaki. Rabaan gurunya tadi
akhirnya membangkitkan gairah juga.
Betapapun dia pemuda sehat, normal. Maka
ketika dibelit dan gurunya sudah mengajak
bergulingan untuk kesekian kalinya lagi
pemuda ini melayani dan mereguk puas. Kwibo memang wanita panas yang selalu
digolakkan berahi. Wanita ini bagaikan gunung
api yang tak pernah habis-habisnya
menyemburkan lahar. Dan ketika mereka
kembali bermain cinta namun dua jam
kemudian tergolek lemas maka Chi Koan
menarik napas panjang sementara tangan
gurunya mengusap-usap pipi.
"Bagus, aihh.... puas aku. Kau kuat dan luar
biasa, Chi Koan. Tenagamu melebihi kuda. Hihik, See-tok atau Jin-touw sendiri tak sekuat
ini!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Sudahlah," Chi Koan merajuk. "Katakan
sekarang gagasanmu Kwi-bo. Atau aku pergi
dan mengaso di tempat lain."
"Eh-eh, ngambek? Hi-hik, ke sini, bocah cakep.
Sekarang aku terangkan dan jangan marah
dulu.... cup!" sebuah ciuman mendarat lagi di
pipi, Kwi-bo bangkit dan kini menyambar
pakaiannya yang berceceran di tanah lalu
mengenakannya cepat-cepat. Chi Koan sudah
berpakaian pula dan mereka melawan hawa
dingin. Malam itu bulan di atas terasa romantis
sekali. Segalanya terasa indah. Lalu ketika
wanita ini tersenyum dan duduk lagi maka ia
menerangkan buah pikirannya itu.
"Kau sudah tak perlu lagi di sini. Ilmu dari
kami bertujuh sudah kau kuras. Kembalilah ke
Go-bi dan mintalah agar Beng Kong Hwesio
bekas gurumu itu menerimamu lagi sebagai
murid. Katakan bahwa kau terlunta-lunta
2091 selama ini. Bahwa banyak orang menghinamu
padahal kau adalah murid hwesio itu. Bakarlah,
panaskan hatinya. Kalau ia sudah menerimamu
dan kau menerima pelajaran-pelajaran silat
maka Bu-tek-cin-keng adalah sasarannya dan
kau dapat mewarisi kepandaian yang hebathebat dari gurumu itu!"
"Bu-tek-cin-keng? Kau maksudkan aku....."
"Benar, tak usah bertanya lagi, Chi Koan. Di
dunia ini yang paling hebat hanya warisan
kitab itu. Dan kau tahu bahwa kitab itu dibawa
Ji Leng Hwesio. Beng Kong adalah muridnya
dan ia sekarang amat lihai hingga mampu
menandingi Siang Kek dan Siang Lam Cinjin.
Apalagi kalau bukan hasil gemblengan tua
bangka itu. Nah, dekati gurumu dan perlahanlahan tariklah perhatian Ji Leng Hwesio agar
kelak mau menurunkan ilmunya pula. Paham?"
2092 Chi Koan tergetar hebat. Sejenak ia
membelalakkan mata namun tiba-tiba
wajahnya berseri. Otaknya yang cerdas cepat
menangkap yang lebih jauh. Itu gagasan bagus.
Buah pikiran cemerlang! Dan ketika ia tertawa
bergelak dan menyambar subonya ini,
mencium dan menggulingkannya ke tanah
maka sang subo ganti terkejut karena dengan
penuh nafsu dan gelora tinggi pemuda itu
menciumi gurunya.
"Ha-ha, kau berotak cemerlang, subo. Kau
cerdas dan hebat bukan main. Aihh,
gagasanmu benar-benar jitu dan aku akan
melaksanakan ini!"
"Ufh, lepaskan!" sang subo meronta. "Aku tak
kuat lagi, Chi Koan. Cukup! Aku lelah dan
kehabisan tenaga. Lepaskan aku dan jangan
berteriak seperti orang gila. Nanti gurumu
yang lain dengar!"
2093 Chi Koan sadar. Akhirnya ia melepaskan
gurunya itu dan pandang matanya berbinarbinar. Ia sungguh mendapat gagasan baik
yang luar biasa. Maka ketika ia tertawa
melepaskan gurunya, mendaratkan satu
ciuman di tengkuk subonya yang membuat
Kwi-bo menggelinjang maka pemuda itu
bangkit berdiri mengebut-ngebutkan
pakaiannya.
"Kwi-bo, aku akan segera berangkat. Segala
rencanamu siap kujalankan. Aku tak sabar
lagi!"
"Hm, nanti dulu!" sang subo mencengkeram,
menahan. "Kau tak boleh begini saja
meninggalkan aku, Chi Koan. Jangan seenak
itu kau pergi!"
Chi Koan terkejut. "Kau minta lagi?"
2094 "Bukan, bukan itu. Aku sudah puas bermain
cinta tapi ada sesuatu yang lain yang akan
kuminta. Kau harus berjanji tentang ini dulu
baru boleh pergi!"
"Hm, apa yang kau minta?" Chi Koan
mengerutkan kening. "Kau aneh, Kwi-bo,
melepas tapi juga menahan kakiku!"
"Aku tidak minta macam-macam, melainkan
berikan Bu-tek-cin-keng begitu kau dapat.
Atau, kalau kau tidak menerima warisan kitab
itu biarlah kita berdua mempelajarinya. Jangan
beri tahu guru-gurumu yang lain!"
Chi Koan tertegun. Ia memandang gurunya
dan tampak senyum aneh pada mata gurunya
itu. Tapi mengangguk dan tertawa geli ia
berkata, "Kwi-bo, kau seakan begitu gampang
mengatur strategi. Seolah semua itu bakal
2095 sesuai rencanamu. Bagaimana kalau gagal di
tengah jalan atau ada perobahan?"
"Maksudmu?"
"Kau tahu bahwa kitab pusaka itu di tangan Ji
Leng Hwesio, sedangkan ia dengan aku tak
pernah akrab. Lalu tentang suhu Beng Kong
Hwesio bukankah ia lama tak bertemu aku?
Mungkin aku dapat memperdayainya memberi
ilmu-ilmu silat lain, tapi warisan Bu-tek-cinkeng barangkali harus dipikirkan belakangan
dan makan waktu. Aku tentu saja berjanji,
namun bagaimana kalau ini juga gagal. Artinya,
aku tak dapat membawa kitab itu karena
ketatnya tua bangka itu menyimpan!"
"Hm, semuanya dapat diketahui sambil
berjalan, Chi Koan. Dan ini dimulai dari Beng
Kong Hwesio itu dulu. Dialah kuncinya. Dari
bekas gurumu ini segala dapat diatur dan kau
2096 harus menanamkan kepercayaan yang kuat
hingga ia terkecoh. Aku sudah punya akal. Gobi amat bermusuhan dengan Heng-san. Nah,
dari sinilah adonan kita aduk dan kau
pelaksana tunggalnya!"
"Maksudmu?"
"Kau bodoh. Semuanya tak boleh terburu-buru.
Pokoknya besok kau berangkat tapi aku ikut!"
"Ikut?"
"Ya, aku ikut, Chi Koan, mengawalmu. Aku
akan memantaumu selama di Go-bi dan kita
harus selalu bersama!"
"Maksudmu kau juga akan tinggal bersama
para hwesio itu?"
"Tidak, aku di luar. Tapi kau dan aku harus
selalu tetap berhubungan!"
2097 "Hm," Chi Koan mengangguk-angguk. "Baik,
Kwi-bo, aku setuju. Kalau begitu aku akan
bersiap-siap dan besok kita berangkat."
Dua orang ini akhirnya meninggalkan temanteman mereka. Untung bagi Chi Koan bahwa
guru-gurunya itu tidak tinggal dalam satu
tempat. Mereka berada di tempat yang
berdekatan meskipun tidak setiap hari bertemu.
Waktu itu Tujuh Siluman Langit sedang dalam
persembunyian setelah dinyatakan tewas.
Mereka masih hidup dan tak berani keluar
karena takut dikejar-kejar masalah Bu-tek-cinkeng itu. Orang berkedok, yang dulu menipu
dan membunuh Ji Beng Hwesio meragukan
mereka. Kitab yang mereka rampas ternyata
palsu. Ji Beng marah besar dan mengira
mereka mempermainkan hwesio itu, padahal
sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa dan
kitab yang berpindah-pindah dari satu tangan
2098 ke lain tangan membuat mereka bingung.
Tadinya mereka mengira bahwa satu di antara
mereka mempermainkan. Tapi ketika masingmasing sama bersumpah bahwa kitab tak ada
di tangan mereka, justeru mereka difitnah
seseorang hingga dikejar-kejar ribuan orang
kang-ouw maka mereka menganggap bahwa
semua itu hanya akal busuk orang-orang Go-bi
saja. Dugaan akhirnya kembali kepada tokohtokoh partai itu. Dan karena Ji Leng adalah
tokoh utamanya maka mereka menganggap
hwesio tua itu sengaja membalas mereka
dalam perbuatan mereka merugikan Go-bi.
Kwi-bo menganggap bahwa kitab masih
disimpan dedengkot Go-bi itu. Kalau ingin
menyelidiki ya harus ke sana. Dan karena Chi
Koan adalah orang paling tepat untuk masuk
dan menyelundup, pemuda itu bekas murid
2099 Go-bi maka rencanapun diatur dan pemuda ini
menemui bekas gurunya.
Selanjutnya dengan kecerdikannya yang tinggi
Chi Koan berhasil mengelabuhi gurunya. Beng
Kong tertipu oleh tangis dan laporan pemuda
ini, bahwa karena kepandaiannya yang rendah
dari hwesio itu dia dihajar dan dipermainkan si
Lutung Hitam, padahal gurunya sekarang
terkenal amat hebat dan sakti. Beng Kong
terkecoh dan ingat hubungannya dulu. Dan
karena dulu memang dia masih sedikit
memberi pelajaran silat, Chi Koan
menunjukkan babak-belurnya akhirnya Chi
Koan dan gurunya pergi ke Lok-yang
membunuh si Lutung Hitam itu.
Semua ini adalah sandiwara Chi Koan yang
cerdik. Hwesio itu tak tahu bahwa sebenarnya
bekas muridnya ini sudah amat lihai. Chi Koan
mewarisi ilmu-ilmu silat Tujuh Siluman Langit.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Tapi karena begitu pandai pemuda ini
membawa diri dan ia menjatuhkan hati bekas
gurunya itu, Beng Kong percaya dan akhirnya
mengambil lagi muridnya itu maka didapatlah
pelajaran-pelajaran hebat dari Go-bi.
Chi Koan mempelajari Cui-pek-po-kian dan
Thai-san-ap-ting, juga ilmu meringankan tubuh
Lui-thian-to-jit yang amat hebat itu. Dan
karena semua ilmu-ilmu ini jelas lebih unggul
dibanding milik Tujuh Siluman Langit, dengan
Cui-pek-po-kian atau Thai-san-ap-tingnya itu


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dulu mendiang Ji Beng Hwesio mampu
menghajar Coa-ong dan kawan-kawan maka
Chi Koan tak pernah mempergunakan ilmu dari
tujuh gurunya setelah mendapat gemblengan
Beng Kong Hwesio.
Kwi-bo benar. Ia sekarang lebih hebat daripada
dulu. Tapi karena masih ada sebuah ilmu lain
yang belum dapat dipelajarinya, Hok-te Sin2101 kun dari Bu-tek-cin-keng yang dahsyat maka
Chi Koan memasang akal bagaimana supaya
mendapatkan ilmu itu.
Hok-te Sin-kun ternyata ilmu bersyarat. Ilmu
itu tak boleh dimiliki oleh lebih dua orang atau
pemiliknya bakal mati. Chi Koan mengetahui
ini setelah berkumpul kembali dengan gurunya
itu. Dan karena dengan Hok-te Sin-kun
ternyata gurunya hebat, Cui-pek-po-kian
ataupun Thai-san-ap-ting tak mampu
menandingi tentu saja pemuda ini penasaran
dan ingin menguasai ilmu itu.
Akal berani dan penuh resiko dijalankan. Chi
Koan meluruk dan menantang dedengkot
Heng-san, Siang Kek Cinjin. Dia tertangkap
dan tentu saja dipermainkan. Menghadapi
kakek sakti itu harus dengan Hok-te Sin-kun.
Hanya dengan ilmu dahsyat itu sesepuh Hengsan ini bakal roboh. Maka ketika dia tertangkap
2102 dan ini disengaja, gurunya mendengar dan
akhirnya marah besar maka datanglah Beng
Kong Hwesio dan selanjutnya kita tahu apa
yang terjadi. Hwesio itu bertanding hebat
dengan lawannya. Siang Kek memasang
jebakan dan guru serta murid dalam bahaya.
Dan ketika kakek itu akhirnya tewas sementara
Beng Kong putus dan buta mata kirinya, yang
menang maupun kalah sama-sama menderita
rugi maka Chi Koan melempar dinamit namun
gagal membunuh gurunya itu.
Mereka sama-sama jatuh ke jurang yang
dalam dan Chi Koan berhasil ditemukan
dedengkot Go-bi, menangis dan mengguguk
sampai akhirnya dia berhasil menipu pula
tokoh Go-bi ini, pulang dan mencuri Bu-tekcin-keng untuk kemudian lari meninggalkan
tempat itu. Dan ketika Ji Leng sadar namun
terlambat, semuanya sudah terjadi maka Peng
2103 Houwlah akhirnya yang memiliki warisan ilmu
itu beserta sinkang si hwesio.
Beng Kong menyingkir dan tinggal di
pegunungan Kwang-san itu, tentu saja tak
tahu peristiwa-peristiwa ini namun kabar
tentang Chi Koan selalu didengar. Maka ketika
hari itu hwesio ini bertemu Peng Houw, tak
menduga bahwa itulah murid keponakannya,
Peng Houw sekarang tentu saja bukan Peng
Houw yang masih kanak-kanak dulu dan gagah
serta cakap maka hwesio ini kaget sekali
pemuda itu bisa mainkan dan melepas Hok-te
Sin-kang.
Paman guru dan murid keponakan sama-sama
heran. Mereka saling terkejut bahwa ada orang
lain lagi yang memiliki warisan Bu-tek-cin-keng
itu. Dan ketika hwesio itu lari memasuki hutan
tapi sebenarnya mengintai dan melotot dari
dalam, Peng Houw bersila menunggu lawan
2104 maka hwesio ini gusar dan berpikir apa yang
akan dia lakukan.
Siang lewat dengan cepat dan senjapun datang.
Senja berakhir terganti malam gelap. Dan
ketika Peng Houw masih duduk di situ
sementara Beng Kong Hwesio mendelik dan
sudah mendapat apa yang harus dia lakukan
maka ketika pemuda itu membuat api unggun
tiba-tiba hwesio itu menyerang melepas
pukulannya.
"Blub!"
Api padam. Peng Houw tersenyum dan bangkit
berdiri. Betapapun dia tahu bahwa lawan
bersembunyi. Tatapan mata bulat yang marah
itu terasa juga getarannya. Dia membalik. Dan
ketika Peng Houw bersiap diri menerjanglah
hwesio itu dengan bentakan menyeramkan.
2105 "Anak muda, sebutkan namamu. Aku tak mau
membunuh orang tak dikenal!"
"Hm," Peng Houw mengelak, dia
mengandalkan pendengarannya. "Kaulah yang
harus memperkenalkan dirimu, orang tua. Kau
memiliki Hok-te Sin-kun, watakmu aneh. Siapa
kau atau nanti aku yang akan
merobohkanmu..... plak-dukk!" Peng Houw
menangkis dan akhirnya tak mungkin
menghindar, dikejar dan mengangkat tangan
dan lawan terpental. Terdengar teriakan
tertahan seakan tak percaya. Beng Kong
berjungkir balik. Namun ketika hwesio itu
membentak lagi dan menyerang melepas
pukulan-pukulan dahsyat, ia tercengang dan
penasaran maka di malam gelap itu Peng Houw
mengelak dan menangkis. Dan tangkisantangkisannya selalu membuat lawan terpental.
Paling sedikit hwesio ini terhuyung dan Peng
2106 Houw juga tercengang bahwa orang itu benarbenar menguasai Hok-te Sin-kun. Silatnya
menderu-deru dan tangan atau kaki itu
bergerak luar biasa cepatnya. Tak ampun lagi
pohon-pohonpun roboh tumbang. Bulan
muncul sedikit dan bintang-bintang di
langitpun mengintai. Tidak banyak, namun
cukup bagi keduanya untuk saling melihat
wajah lawan. Dan ketika hwesio itu semakin
terkejut karena pukulan-pukulannya terbentur
tenaga kuat, pemuda itu juga menguasai Hokte Sin-kun hingga dapat mengelak atau
mendahului menangkis, dia benar-benar
terkejut sekali maka lawan tiba-tiba
membentak dan membalasnya.
"Orang tua, robohlah!"
Peng Houw melakukan gerak yang disebut
Delapan Penjuru Dikuasai Tenaga Dunia. Jurus
atau gerak ini dulu juga dipakai merobohkan
2107 Chi Koan hingga pemuda itu tersentak, mau
mengelak tapi dari mana-mana mengurung
tenaga sinkang itu. Dan karena sinkang
pemuda ini adalah warisan Ji Leng Hwesio dan
Beng Kong tentu saja kalah maka hwesio itu
juga berteriak seperti Chi Koan ketika tiba-tiba
ia tak dapat mengelak. Pukulan delapan
penjuru itu menahannya, ia tersentak. Dan
ketika tengkuk atau belakang kepalanya
ditampar Peng Houw, hwesio itu terjungkal
maka Beng Kong mengeluh namun sama
seperti muridnya hwesio inipun dapat
bergulingan meloncat bangun, terkejut dan
melengking keras dan tongkat penyangga kaki
diputar cepat. Ia melihat Peng Houw mengejar,
ia tak mau roboh. Dan ketika tongkat
menghantam namun bertemu telapak Peng
Houw yang kuat maka.... krak, tongkat itupun
hancur dan hwesio ini terjengkang.
2108 Beng Kong tak mampu lagi menguasai dirinya
dan Peng Houw menotoknya. Cepat luar biasa
pemuda itu menghentikan pertandingan
dengan tekukan lutut, mengenai sendi atau
lutut lawan di mana hwesio itu mengerangerang. Dan ketika Peng Houw berdiri dan
kagum memandang lawan, orang tua itu tak
dapat berdiri maka ia terharu melihat lawan
tiba-tiba mengguguk.
"Bunuhlah.... bunuhlah pinceng. Hu-huu...
bunuhlah pinceng, anak muda. Kau lihai dan
hebat sekali. Pinceng benar-benar tua bangka
yang rapuh....! Anak-anak muda selalu
menyakiti pinceng, hu-huu....!"
Peng Houw tertegun. Kau.... kau seorang
hwesio?"
"Tak usah banyak cakap. Bunuhlah aku, anak
muda. Bunuh dan habis perkara!"
2109 "Hm, tidak," Peng Houw berlutut dan
mematahkan sedahan pohon, memberikan itu
sebagai pengganti tongkat bambu yang hancur,
membebaskan totokan. "Aku tak dapat
membunuhmu, orang tua, justeru aku melihat
bahwa kau dan aku tampaknya ada hubungan.
Kau memiliki Hok-te Sin-kang, kau menguasai
pula Lui-thian-to-jit. Kau pasti orang Go-bi
atau pernah ada hubungan dengan Go-bi!"
"Kau.... kau siapa?"
"Aku Peng Houw," Peng Houw mengalah,
memberitahukan namanya dulu. "Aku murid
Go-bi dan sedang dalam perjalanan mencari
seorang pemuda jahat."
"Peng Houw? Kau.... kau anak kecil itu? Kau
murid Lu Kong-suheng?"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Peng Houw ganti terkejut. Disebutnya nama Lu
Kong-suheng membuat dia terbelalak. Dan
ketika dia memandang orang tua itu mendadak
lawannya ini menubruk dan menangis tersedusedu.
"Oh, kau kiranya, Peng Houw. Kau sudah besar
dan gagah tampan. Kau.... kau kiranya murid
keponakanku sendiri. Kau murid suhengku Lu
Kong-suheng!"
"Jadi.... jadi locianpwe ini.....?"
"Benar!" Beng Kong tak perlu
menyembunyikan diri lagi. "Aku paman
gurumu, Peng Houw. Pinceng Beng Kong
Hwesio. Kita bertemu secara menyedihkan.
Ooh, ini barangkali dosa-dosaku kepada
suheng!" dan ketika Peng Houw tertegun
dipeluk erat-erat, dia seakan tak percaya dan
ragu bahwa orang ini adalah paman gurunya
2111 maka dia mendesah dan melepaskan diri.
Wajah dan cacadnya tubuh itu meragukannya.
"Maaf, susiokku Beng Kong Hwesio tak seperti
ini, locianpwe. Maksudku.... maksudku dia
tidak cacad. Kau... kau..."
"Ini hasil perbuatan jahanam Chi Koan! Ini
pembalasannya kepadaku. Oh, anak itu
jahanam tak berjantung, Peng Houw. Aku
dibuatnya begini dan cacad seumur hidup. Aku
menanggung malu dan dendam. Aku ingin
merajam anak itu dan membunuhnya kelak!"
suara atau bentakan itu membuat Peng Houw
mundur. Kakek ini menghentak-hentak dan
tanah tergetar kuat oleh tendangan kakinya itu.
Tapi ketika Peng Houw terbelalak dan
mengamati penuh perhatian maka hwesio ini
bangkit berdiri mengencangkan ototnya.
2112 "Lihat, siapa bisa melakukan pukulan ini, Peng
Houw. Kau tentu kenal Thai-san-ap-ting dan
ilmu-ilmu Go-bi. Pinceng akan merobohkan
itu!" sang hwesio menampar dan melakukan
pukulan jarak jauh. Ia melepas Thai-san-apting dan beberapa ilmu lain, dikenal dan Peng
Houw mengangguk-angguk. Lalu ketika Peng
Houw mulai yakin bahwa ini paman gurunya,
sungguh perobahan terasa begitu besar maka
ia mendengar hwesio itu terisak-isak.
"Pinceng.... pinceng rupanya harus menebus
dosa. Pinceng diakali jahanam keparat Chi
Koan. Dia benar-benar cerdik tapi licik. Ah,
beruntung Lu Kong suheng mendapatkan
dirimu, Peng Houw. Kau jauh lebih baik dan
mulia dibanding anak itu. Pinceng menyesal!"
"Hm, apa yang terjadi? Bagaimana mula-mula
susiok bisa begini," Peng Houw teringat katakata gurunya, terharu dan meraba pundak
2113 kakek itu dan sekarang dia yakin bahwa ini
benar-benar paman gurunya. Ji Leng, kakek
atau gurunya itu memberi tahu bahwa paman
gurunya ini masih hidup. Setelah kakek itu
wafat dan melayang di dunia halus, di alam roh
kakek itu berkata bahwa arwah atau roh


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

paman gurunya ini tidak ada. Hal itu berarti
bahwa Beng Kong Hwesio masih hidup. Paman
gurunya itu ada di dunia dan kini dia
membuktikan, meskipun hampir dia tak dapat
mengenal wajah dan tubuh yang rusak ini. Tapi
ketika dia memeluk dan terharu, Beng Kong
tersedu-sedu segera Peng Houw mengajak
pamannya itu duduk.
"Sudahlah, Chi Koan memang jahat, susiok.
Dan Ji Leng lo-suhu sendiri juga ditipunya. Aku
mencari dan mendapatkan anak itu sayang dia
lari dan kabur. Dia mencuri Bu-tek-cin-keng."
2114 "Dan kau...., kau menguasai Hok-te Sin-kun,
Peng Houw. Dari mana kau belajar dan
mendapatkan itu?"
"Dari Ji Leng lo-suhu sendiri...."
"Guruku itu? Astaga, kalau begitu ia melanggar
pantangan!"
"Benar, dan..." Peng Houw ragu-ragu, hampir
memberi tahu wafatnya tokoh Go-bl itu. "Kau
sendiri bagaimana masih hidup, susiok?
Bukankah kau dikabarkan tewas di Heng-san?"
"Pinceng selamat, Tuhan masih memberi umur
panjang. Hmm, seru ceritanya, Peng Houw.
Tapi ini akan pinceng pergunakan untuk
mencari dan membalas murid durhaka itu. Dia
telah mencuri Bu-tek-cin-keng, berarti
menguasai pula Hok-te Sin-kun. Dugaan
2115 pinceng benar dan inilah sebabnya dia hendak
membunuh pinceng!"
"Coba susiok ceritakan bagaimana awal
mulanya itu. Bagaimana susiok selamat tapi
menjadi seperti ini."
"Aku banyak dosa," hwesio itu merenungi dan
menatap kakinya yang buntung. "Agaknya
dosa ini harus pinceng bayar, Peng Houw. Dan
sekarang sungguh pinceng saksikan bahwa Lu
Kong-suheng benar. Pinceng memanjakan
anak itu, sementara kau digembleng dan
mendapat didikan keras dari mendiang gurumu.
Hm, apalagi yang harus dikata? Kau emas
sementara Chi Koan barang rombeng! Pinceng
tertipu luar dalam. Anak itu seperti ular!"
"Coba susiok ceritakan bagaimana asal mula
kejadian itu. Benar juga kata Ji Leng lo-suhu
bahwa susiok masih hidup. Hm, Chi Koan
2116 benar-benar keji dan amat jahat. Kalau dia
tidak dirobohkan dan membawa Bu-tek-cinkeng itu ke mana-mana jangan-jangan nanti
dunia bakal semakin kacau lagi!"
**SF**
(Bersambung jilid 27)
Bantargebang, 18-09-2018, 19:47
2117 PRAHARA DI GURUN GOBI
JILID 27
* * * Hasil Karya :
B A T A R A
Pelukis :
Soebagio & Antonius S.
* * * Percetakan & Penerbit
U.P. DHIANANDA
P.O. Box 174
SOLO 57101
2118 PRAHARA DI GURUN GOBI
Karya : Batara
Jilid 27
"KAU..!" kakek itu tiba-tiba memandang tajam.
"Katakan terus terang bagaimana dengan
guruku, Peng Houw. Ceritakan lebih dulu
sebelum pinceng bercerita tentang diri
pinceng!"
"Maksud susiok?"
"Kau mendapatkan warisan Bu-tek-cin-keng itu.
Kau menguasai Hok-te Sin-kun. Ini berarti
pelanggaran dan sinkangmu hebat sekali
melebihi pinceng!"
2119 "Hm, agaknya tak perlu bohong lagi," Peng
Houw menarik napas dalam. "Kau benar,
susiok. Dan tentu kau dapat menduga
bagaimana akhirnya."
"Maksudmu?"
"Ji Leng lo-suhu telah tiada. Ia mengorbankan
dirinya untukku."
"Astaga!" kakek ini terbelalak. "Jadi.... jadi
benar...?"
"Benar, susiok. Ji Leng lo-suhu telah tiada..."
"Oohhh...!" kakek itu tiba-tiba tersedu-sedu.
"Suhu wafat, Peng Houw? Dan ini karena ulah
pinceng juga? Ohh, pinceng semakin berdosa.
Pinceng memang penuh dosa, dan itu karena
Chi Koan! Keparat, bocah itu akan kubunuh!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Peng Houw mengerutkan kening dan ngeri.
Hwesio ini mencabik-cabik pakaiannya sendiri
dan dada yang tegap dan bidang itu dipukulpukul. Suara "duk-duk" menggetarkan hati.
Namun ketika ia meraih dan menangkap
tangan itu, sang hwesio melotot maka pemuda
ini menenangkan dengan napas ditarik dalamdalam.
"Susiok tak perlu semarah itu. Susiok telah
mengakui bahwa diri susiok salah. Chi Koan
memang jahat dan harus dihukum, susiok. Tapi
tenanglah dan jangan menanam kebencian."
"Jangan menanam kebencian? Jangan marah
dan menyuruhku tenang? Keparat, lihat apa
yang dilakukan bocah itu, Peng Houw. Lihat
bagaimana pinceng menderita. Enak saja kau
bicara sementara tidak merasakan!"
2121 "Hm, ini karena ulah susiok juga. Susiok sudah
menerima hukuman, dan ini tepat seperti apa
yang dikata kitab suci ayat lima bab dua
belas."
"Kau..." hwesio itu tertegun, matanya masih
membelalak. "Kau masih hapal Dhammapada?
Kau masih ingat semua ayat-ayat kitab suci
itu?"
"Aku dibesarkan dan dididik di Go-bi, susiok.
Setiap hari makananku adalah isi kitab suci,
tentu saja hapal."
"Kalau begitu katakan itu, pinceng lupa-lupa
ingat!"
Peng Houw tersenyum. "Susiok menguji
diriku?"
2122 "Tidak menguji, Peng Houw, melainkan juga
ingin mendengar suara empukmu membaca
kitab suci. Pinceng sudah lama tidak
mendengar kau menyanyi membaca kitab.
Cobalah, pinceng ingin dengar!"
Peng Houw menarik napas lagi. Dulu memang
sering bersama Chi Koan di hadapan guru-guru
mereka ini masing-masing sama menghapal
dan membaca isi kitab. Tapi karena dia lebih
serius dan Chi Koan sering main-main,
suaranya menjadi lebih empuk dan enak
didengar maka sering dia dipuji susioknya ini.
Dan sekarang susioknya meminta dia
mengulang itu. Peng Houw tersenyum. Maka
ketika dia mengangguk dan mengatur
napasnya baik-baik maka keluarlah ayat-ayat
itu melalui mulutnya yang bergetar lembut,
sejuk menyegarkan:
2123 Kejahatan dibuat oleh diri sendiri
lahir dari dalam diri sendiri
diakibatkan oleh diri sendiri
Kejahatan menggilas orang yang bodoh
seperti intan memecah batu permata
yang keras
"Ha-ha, cocok, betul! Kau masih ingat dan
hapal isi kitab itu, Peng Houw. Tapi adakah
yang lain yang bisa kau sebut? Coba, pinceng
ingin menguji dan sebutkan yang lain!"
"Susiok minta ayat yang mana?"
"Mana saja, pilih yang kau suka!"
"Hm, kalau begitu tidak teruji. Aku dapat
menyebut mana yang kau pilih, susiok, jangan
2124 aku yang memilih. Biar susiok yang mencari
dan aku menemukan."
"Baiklah, kalau begitu ayat kelima dari bab
kelima belas!"
Peng Houw tertegun. "Itu? Baik, aku hapal,
susiok. Dan inilah mereka:
Kemenangan dapat memupuk kebencian
orang yang kalah hidup dalam kesakitan
Sungguh berbahagia orang yang hidup
sejahtera
yang telah membuang kemenangan dan
kekalahan
"Ha-ha, bagus sekali. Cocok! Kau benar-benar
hapal. Eh, bagaimana tanggapanmu tentang
2125 ayat ini, Peng Houw? Tidakkah cocok dengan
pinceng. Pinceng telah disakiti dan dihina Chi
Koan. Dan si sombong itu telah memupuk
kebencian dihati pinceng!"
"Hm, benar. Tapi susiok lupa. Dulu susiok juga
melakukan seperti Chi Koan dan banyak orang
membenci susiok."
"Eh, maksudmu?"
"Jelas, dulu kau pemenang, susiok, dan
sekarang kau yang kalah. Kalah dan menang
sama-sama pernah kau alami dan sekarang
hanya gantian saja."
Hwesio itu tertegun. Kalau bukan Peng Houw
yang bicara tentu dia akan menggeram dan
melontarkan pukulan. Tinju itupun sudah
terkepal. Tapi ketika dia melihat betapa
tenangnya anak muda itu, pandang mata Peng
2126 Houw jernih dan tidak menusuk iapun tiba-tiba
menghela napas dan menurunkan tinju itu.
Mata itu tiba-tiba basah.
"Peng Houw, kau sekarang berani
menyalahkan susiokmu. Padahal dulu, hmm....
tentu kuketok kepalamu. Kau jujur, kau blakblakan. Tapi ada akibat tentu ada sebab. Dulu
sepak terjang pinceng adalah demi Go-bi.
Sedang Chi Koan, apa yang mendorong
pemuda itu? Semata demi kepentingan
pribadinya, Peng Houw, rasa aku-nya itu.
Pinceng dan dia tidak sama!"
"Benar, tapi akibatnya sama. Susiok dan Chi
Koan sama-sama memupuk kebencian di hati
orang lain dengan kesombongan susiok
sendiri."
"Tapi aku tidak merasa sombong. Pinceng
bertindak demi nama Go-bi!"
2127 "Nama dapat diambil dan dijadikan alasan,
susiok. Seseorang dapat berlindung dan
mencari selamat di balik sebuah nama. Susiok
juga besar rasa aku-nya. Susiok juga
berkepentingan dengan diri pribadi susiok."
"Kau menegur?"
"Tidak menegur, susiok, melainkan sekedar
memberitahukan apa yang sebenarnya kulihat.
Susiok dan Chi Koan sebenarnya sama saja.
Kalian sama-sama mengagulkan kepandaian
hingga tak mengingat perasaan orang lain."
"Keparat, kau berani mencaci susiokmu.
Kau...!" hwesio ini meloncat, tangan bergetar
dan siap menghantam namun tiba-tiba
diturunkan lagi. Peng Houw tetap tenang
sementara mata pemuda itu menyorot penuh
wibawa dengan kilatan tajam. Kilat atau
pandang mata itu menusuk seperti seorang
2128 sesepuh memandang anak buahnya. Sorot dan
pandang mata itu seperti pandang mata Ji
Leng Hwesio, lembut, namun tajam! Dan
ketika hwesio ini tertegun dan menjublak,
ketenangan dan keberanin Peng Houw benar

Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benar membuat hwesio itu terkejut maka
mengguguklah hwesio ini menutupi mukanya,
duduk menyembunyikan muka.
"Ohh... hu-huu... kau... kau seperti suhu, Peng
Houw. Kau seperti orang tua itu. Kau tak segan
melancarkan kritik. Kau berani! Tapi pinceng
tak mau disalahkan karena pinceng dan Chi
Koan tetap beda. Pinceng tidak mengkhianati
guru. Pinceng bergerak dan melindungi Go-bi.
Sedang anak itu... ah, kau tahu, Peng Houw.
Chi Koan bocah keparat yang mencelakai
gurunya sendiri. Anak itu tidak melindungi atau
membela siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.
Pinceng dan Chi Koan tetap beda!"
2129 "Baik, dan sekarang ceritakan tentang itu,
susiok. Kau belum memberi tahu aku
bagaimana kau selamat dan bisa begini."
"Nanti dulu, aku bertanya satu hal dulu.
Bagaimana kau memiliki sinkang sekuat ini
hingga pinceng yang telah berlatih puluhan
tahun kalah!"
"Aku mendapatkannya dari Ji Leng lo-suhu
pula," Peng Houw menarik napas. "Kakek itu
memberikan segala-galanya kepadaku, susiok.
Ia memberikan tenaga dan nyawanya
untukku."
"Kau menerima warisan langsung?"
"Benar."
"Ia memberikan semua sinkangnya itu ke
tubuhmu?"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Benar, susiok, tapi mula-mula aku tidak tahu.
Aku tahu setelah semuanya itu terjadi."
"Oh, hebat sekali. Kau beruntung!" hwesio ini
mendecak, suaranya iri. "Kau seakan
mendapat warisan sorga, Peng Houw. Kau
sudah seperti guruku sendiri kalau begitu.
Pantas, aku tak mampu menghadapi
sinkangmu yang demikian luar biasa!"
"Hm, aku justeru sedih. Ji Leng lo-suhu berarti
meninggalkan Go-bi, susiok, dan ini satu
pembayaran yang mahal. Betapapun aku tak
mau kalau sebelumnya kuketahui begitu!"
Beng Kong Hwesio kagum. Peng Houw, anak
muda ini demikian sungguh-sungguh ketika
bicara. Wajah itu muram dan tampak
kedukaan membayangkan itu. Peng Houw lebih
memilih menjadi pemuda biasa daripada hebat
dan sakti seperti itu kalau gurunya berkorban.
2131 Anak muda ini demikian jujur dan penuh
perasaan. Sungguh jauh dibandingkan Chi
Koan! Dan ketika ia menjadi iri bahwa
mendiang suhengnya mendapatkan murid
seperti ini, jauh dibanding dirinya maka hwesio
itu menarik napas dalam-dalam dan kembali ia
terisak. Nasib terasa demikian kejam dan
buruk kepadanya.
"Peng Houw, kau benar-benar anak mulia.
Sungguh beruntung mendiang suheng
mengambilmu sebegai murid. Pinceng.... hm,
pinceng tak seberuntung gurumu mendapatkan
murid. Kau emas sementara Chi Koan
tembaga!"
"Susiok tak perlu mengingat-ingat itu. Kalau
seandainya Chi Koan tak terlalu kau manja dan
mendapatkan kasih berlebihan barangkali anak
itu juga tak begini, susiok. Kau kelewat
memperhatikan anak itu di luar batas.
2132 Sudahlah, ceritakan tentang nasibmu dan
bagaimana kau masih hidup."
Hwesio itu menarik napas panjang. Sebelum
dia menjawab sekali lagi dia memandang anak
muda di depannya ini. Anak ini sungguh bukan
Peng Houw kecil dulu. Yang dia hadapi adalah
seorang pemuda matang yang tutur katanya
bijak. Peng Houw sungguh seperti sesepuh
yang sareh. Kata-katanya lembut meskipun
mata itu mencorong berwibawa. Siapapun
bakal segan berhadapan dengan anak muda
seperti ini. Dan karena ia kagum bahwa ia
kalah, Chi Koanpun katanya roboh di tangan
anak muda ini maka hwesio itu tiba-tiba
menjadi sendu dan muram disuruh
menceritakan nasibnya.
"Pinceng memang sial, tapi pinceng masih
beruntung. Hm, nasib pinceng dimulai dari
2133 Heng-san, Peng Houw. Karena dari sanalah
segala-galanya terjadi."
"Ya, aku tahu. Coba susiok ceritakan itu."
"Waktu itu Chi Koan ditangkap Siang Kek Cinjin.
Tua bangka itu siap membunuh Chi Koan dan
menunggu kedatangan pinceng!"
"Lalu?"
"Lalu aku datang, Peng Houw, dan bertempur
hebat. Di dalam guha itu si tua bangka
ternyata telah memasang seratus dinamit
untuk mengajak mati bareng. Tapi berhasil
kubunuh lebih dulu, meskipun akhirnya sebuah
ledakan membuat kakiku putus dan sebelah
mataku buta oleh jarum si tua bangka itu!"
2134 "Hm, pertandingan yang menyeramkan," Peng
Houw bergidik. "Tentu seru dan dahsyat,
susiok. Tapi bagaimana dengan Chi Koan?"
"Ia berhasil kurampas. Dan guha bagian depan
hancur teruruk oleh ledakan-ledakan. Dan
ketika aku melarikan diri dan Chi Koan
membawaku maka di ujung guha sana ia
mengkhianati aku dan menutupi sebuah granat
peledak sementara ia hendak lari
menyelamatkan diri!"
"Hm. bagaimana itu? Apa yang terjadi?"
"Waktu itu kami sudah sampai di luar
terowongan. Tapi jahanam itu, ah... Ia
menutupi sebuah granat dengan daun kering
yang untung pinceng ketahui lebih dulu. Kalau
tidak tentu pinceng sudah mampus ketika
duduk dan menimpa benda terkutuk itu!"
2135 "Tapi Chi Koan di mana?"
"Ia naik tebing, Peng Houw. Katanya akan
mencari tali atau akar panjang untuk menarik
pinceng. Tapi semuanya itu bohong. Ia hendak
melarikan diri dan mengharap pinceng
menduduki granat itu. Dan ketika ia pinceng
panggil dengan suara curiga tiba-tiba ia
melemper sebuah granat dan saat itu juga
pinceng balas hingga kami berdua seakan di
tengah neraka. Tebing itu runtuh dan guha di
tengah jurang juga hancur. Kami terlempar ke
bawah dan bocah itu rupanya tidak mampus!"
"Ia ditolong Ji Leng lo-suhu," Peng Houw
berkerut ngeri. "Ji Leng lo-suhu datang ke Gobi setelah susiok tak ada kabar beritanya,
muncul dan menemukan Chi Koan tapi
celakanya malah menipu kakek ini dan mencuri
Bu-tek-cin-keng."
2136 "Ya-ya, bocah itu memang busuk, jahat,
banyak akalnya. Ia utusan iblis yang
mencelakakan orang lain. Bocah seperti itu tak
layak diberi hidup lagi!"
"Hm, semua perbuatan bakal membalik ke diri
sendiri, susiok. Chi Koan bakal menerima
akibat dari hasil perbuatannya ini. Dan susiok
sendiri, setelah itu, lalu tidak kembali ke Gobi?"
"Wajah dan tubuh pinceng rusak, Peng Houw.
Pinceng malu, terutama kepada suhu. Pinceng
tidak tahu bahwa guruku telah meninggal.
Kalau tahu, hmm... entahlah!"
"Oh-ya," Peng Houw teringat. "Kematian Ji
Leng lo-suhu jangan diberitahukan siapapun
juga, susiok. Bisa gempar Go-bi kalau tahu.
Musuh bisa datang meluruk dan tak ada yang
dapat melindunginya nanti!"
2137 Mata hwesio ini bersinar. "Begitukah? Jadi
murid-murid tak ada yang tahu dan kematian
ini dirahasiakan?"'
"Benar, susiok, karena itu jangan beritahu
siapapun sampai akhirnya semua tenang
kembali."
Hwesio itu menyeringai. Peng Houw tak
melihat tawa aneh tersembunyi dalam seringai
ini. Ia terlalu jujur. Dan ketika hwesio itu
bangkit dan mengebutkan lengannya maka
hwesio ini berkata,
"Baiklah, jelas bagiku, Peng Houw. Suhu telah
tiada dan kau sebagai penggantinya. Hm,
betapa beruntung dirimu hingga mendapatkan
segala-galanya dari suhu. Coba katakan apa
yang harus pinceng lakukan setelah ini?"
2138 "Susiok kembali saja ke Go-bi. Susiok dapat
berbuat banyak dengan kehadiran susiok di
sana."
"Eh, kembali ke Go-bi? Memperlihatkan wajah
dan tubuh pinceng yang rusak?"
"Tak ada orang sempurna di dunia ini, susiok.
Cacad tubuh bukanlah halangan. Cacad jiwa
lebih besar dan susiok masih baik!"
"Hm-hm, kau pandai menghibur," hwesio ini
terkekeh. "Kau dan suhumu Leng Kong Hwesio
sama baik, Peng Houw, terima kasih. Tapi
pinceng tak mau kembali kalau belum
mengunyah bocah jahanam itu!"
Peng Houw mengerutkan kening. "Susiok
hendak membalas sakit hati?"
2139 "Eh, sangkamu bagaimana? Aku harus diam
saja dan membiarkan segala penderitaanku ini
tanpa balas?"
"Chi Koan memang jahat, susiok, tapi dendam
tak boleh tinggal di hatimu. Ia memang harus
dihukum, tapi bukan dengan kemarahan dan
kebencian."
"Ha-ha, kau berkhotbah! Kau boleh lihai dan
lebih hebat daripada pinceng, Peng Houw, tapi
kau kalah umur dan kalah pengetahuan. Kau
tak perlu mengajari aku bagaimana melepas
semua himpitan batin ini. Marah atau benci
tergantung pinceng. Kau tak merasakan
bagaimana hebatnya penderitaan pinceng,
enak saja bicara. Sudahlah, cukup semua ini
dan kupikir kita cari pemuda itu sendirisendiri!"
"Susiok...!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Sang hwesio sudah berkelebat. Beng Kong
rupanya cukup berbincang-bincang dan kini
mempunyai urusan sendiri. Dia tak mau lagi
diganggu. Maka ketika dia berkelebat dan
memasuki hutan, tempat itu gelap maka Peng
Houw meloncat bangun dan menghela napas
melihat kepergian susioknya itu. Dia tak dapat
mencegah kalau paman gurunya sudah
menghendaki begitu. Iapun merasa cukup dan
puas akan pembicaraan tadi. Susioknya
memang masih hidup. Mendiang gurunya
benar. Maka ketika dia menarik napas sekali
lagi dan bergidik akan kekejaman Chi Koan,
juga ancaman paman gurunya tadi yang tak
mau sudah terhadap muridnya tiba-tiba
pemuda inipun melangkah pergi dan mencari
tempat enak untuk beristirahat. Peng Houw
sudah menemukan paman gurunya itu dan ia
akan melanjutkan perjalanannya mencari Chi
Koan lagi. Bu-tek-cin-keng itu harus dirampas.
2141 Dan ketika Peng Houw berkelebat dan keluar
dari hutan pemuda itupun meninggalkan
tempat pertemuan itu dan lenyap di tempat
lain.
**SF**
Sore itu Peng Houw buru-buru melangkah.
Mendung tebal di atas kepalanya
memberitahukan bahwa sebentar lagi hujan


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lebat turun. Dia berada di tengah perjalanan
sunyi di mana tepian sungai Huang-ho berada
di sebelah kanannya. Sungai itu berbahaya
Bekisar Merah 1 Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah Kisah Bermakna Negeri China 1

Cari Blog Ini