Ceritasilat Novel Online

Hadiah Membawa Bencana 6

Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung Bagian 6


beracun telah gagal, malah boleh dikata
senjata makan tuan. Karena kuku-kukunya yang
tajam telah melesak dalam jarinya sendiri 421
sehingga Tiauw Hun rubuh pingsan karena
bekerjanya racun.
Tiauw Cian kemudian membawa saudaranya
pulang menemui gurunya untuk berobat dan
disana mempertinggi pula ilmu silatnya untuk
kemudian turun gunung berhamba lagi pada Si
leng cee. Sekalian hendak balas sakit hati
untuk kerugian yang diderita oleh Tiauw Hun.
Dua orang she Tiauw itu adalah saudara
kembar dan terkenal dengan julukannya
sebagai ?Sepasang Iblis? karena kekejaman
dan keganasannya terhadap korbannya.
Ketika mereka menghadap Pho Kun peng
dengan suara ramah telah berkata,
"Sungguh kebetulan kedatangan kalian
berdua, sebab tiga hari lagi adalah
pertemuan diantara kita dengan musuh-musuh
kita tempo hari ialah Bo yong Kang dan Li
Cong Bun. Tiauw Hiocu tentu ingin membalas
sakit hatinya untuk kerugian yang diderita
tempo hari dari Li Cong Bun bukan?!"
Tiauw Hun anggukkan kepalanya, parasnya
berubah bengis, hingga betul-betul merupakan
satu iblis jahat jika orang melihat wajahnya
saat itu.
"Memang begitu. Pho Lengcu," jawab Tiauw
Hun. "Kerugian yang menjadikan sepuluh
jariku patah oleh Li Cong Bun, terang aku
akan menuntut balas sampai berhasil. Seperti
aku pernah mengatakan, aku belum merasa puas 422
kalau belum melampiaskan dendam hatiku.
Selama berada dengan guruku, aku sudah
pelajari ilmu yang hebat, ialah yang dinamai
?Jari Dewa?. Sengaja dengan tergesa-gesa aku
datang kesini karena ingat pada tanggal tiga
bulan tiga musuhku akan datang kesini."
Pho Kun Peng minta lihat jari-jari Tiauw
Hun siapa tidak keberatan dan perlihatkan
itu dengan bangga. Si Kalajengking lihat
jari-jarinya Tiauw Hun yang patah oleh
getaran otot-otot Li Cong Bun, semua sudah
diganti dengan jari-jari palsu yang berwarna
kuning kehijau-hijauan. Dalam jari-jari itu
ada diisi racun yang jahat tiada taranya
sebab kalau orag kena dicengkram oleh jarijari itu, kontan jiwanya akan melayang tidak
tahan lantaran bekerjanya racun.
Si Kalajengking diam-diam sangat girang.
Pikirnya baik sekali kalau semua jarijarinya yang terpatah itu diganti dengan
jari-jari palsu dan diisi racun. Sebab ini
berguna untuk menjatuhkan musuh.
Menurut keterangannya Tiauw Hun, selain
jari-jari itu ada berbisa, juga ada simpan
senjata gelap diantara jari-jari itu.
Senjata mana jikalau dilepas akan
beterbangan hebat sekali menyerang musuh.
Kalau musuh bukan jago yang benar-benar
ulung, jangan harap bisa lolos dari senjata
gelap yang lepas dari jari-jari itu. 423
Jilid 12
DIAM-DIAM si Kalajengking membayangkan
kalau Tiauw Hun nanti berhadapan dengan Li
Cong Bun, apakah orang she Tiauw itu mampu
menjatuhkan si orang she Li yang lihai
kemampuannya? Masih suatu pertanyaan, tapi
bagaimanapun juga si Kalajengking sudah
merasa puas dengan kedatangannya dua saudara
Tiauw itu sebab justru waktu itu pihaknya
ada membutuhkan orang-orang berkepandaian
tinggi.
Kalau dua iblis kembar itu menang, ya
memang itu yang diharap. Tapi kalau kalah
dan binasa ditangannya Li Cong Bun, tentu
akan menimbulkan amarahnya Kui Jun Cinjin
dari Kong Tong pay yang menjadi gurunya
mereka.
Kui Jin Cinjin adalah seorang ganas dan
kejam. Ia tidak tonjolkan dirinya dalam
dunia kangouw oleh karena sebelah pahanya
lumpuh. Kalau sampai ada apa-apa terjadi
atas dirinya dia punya murid, bukan mustahil
orang tua itu akan keluar dari sarangnya dan
menuntut balas. Inilah ada suatu hal yang
menguntungkan bagi Si leng cee.
Si Kalajengking Pho Kun Pang tersenyumsenyum kegirangan, akan tetapi Song Sam Ceng 424
diam saja. Ia tidak mau mengatakan apa-apa
sebaliknya sengan Auw yang Ti.
"Ya kedua Hiocu datang dengan membawa
kepandaian datang untuk membalas dendam
memang ada baik sekali." katanya "Tapi
ingat, pertempuran yang akan terjadi adalah
pertemuan dari jago-jago yang dalam kalangan
rimba persilatan. Aku harap saja kedua Hiocu
dapat berlaku hati-hati dalam menghadapi
musuh. Tindakan yang diambil harus
diperhitungkan dulu, jangan sampai merugikan
pihak kita. Bertempurlah dengan hati mantap
dan sekuat tenaga supaya dapat mengangkat
nama Si leng cee."
Sepasang iblis itu manggut-manggut
kepalanya.
Kami berdua saudara sudah mengambil
keputusan pasti akan membalas dendam." jawab
Tiauw Cian. "Untuk mana kami rela
mengorbankan jiwa, tapi jangan kuatir pasti
kami akan berhasil.@
Pho Kun Peng tertawa. Dengan matanya ia
memberi isyarat supaya dua orang itu berlalu
dari hadapan mereka. Song Sam Ceng masih
membisu, tapi Auw yang Ti yang tajam
matanya, melirik saja sudah mendapat tahu
kelakuannya si Kalajengking.
Hari sudah semakin dekat pada tanggal
tiga. Demikian pada keesokan hari pertemuan
terjadi, si Kalajengking dibikin girang oleh
kedatangan seorang Hweshio yang mencari 425
padanya. Hweshio itu adalah kepala dari
tigabelas hweshio kosen dari Si Hek pay.
Maka ketika ia mendapat laporan tentang
kedatangannya hweshio itu, dengan bangga ia
menyetakan pikirannya dihadapan Song Sam
Ceng dan Auw yang Ti.
"Ini betul-betul ada sangat kebetulan.
Yang datang itu ada Li Bu Taysu dari Si Hek
pay. Diantara tigabelas hweshio kosen di Si
Hek pay, ia adalah yang paling tinggi ilmu
silatnya. Dengan aku dia sangat baik. Dia
ada mengutus anak muridnya ke Tionggoan.
Perlunya untuk mencari pedang warisannya Tay
Han Sin ni ialah Pedang Penakluk Iblis yang
pernah menjatuhkan dan membinasakan Hoat
Goan Taysu dari Si Hek pay. Kepada orang
yang memiliki pedang Tay Han Sin ni itu,
dianggapnya adalah ahli waris dari musuhnya.
Kepada siapa Si Hek pay akan menuntut
balas."
"Tapi hal itu ada hubngan apa dengan
partai kita?" menyela Song Sam Ceng.
"Suheng, dengar dulu aku cerita."
meneruskan si Kalajengking. "Aku telah
mengetahui bahwa pedang yang dimaksudkan
justru ada dimiliki oleh Li Cong Bun, salah
satu musuh kita. Maka dengan lantang aku
mengabarkan hal itu kepada Li Bu Taysu minta
dia datang untuk mengenali pedang pusaka itu
ditangan Li Cong Bun dalam pertemuan kita
besok.. ha ha ha. Dia sekarang sudah datang. 426
Sungguh merupakan pembantu yang berharga
untuk pihak kita. Nah suheng, apa tidak
lebih baik kita empar saudara dari Si leng
cee bersama-sama dengan Auw yang toako
keluar mengambil pedangnya, sebab dia
kedudukannya di Si Hek pay ada tinggi."
Song Sam Ceng yang hatinya terus dalam
gelisah tidak mempunyai pembantu lagi yang
dapat diandalkan, kini mendengar
penuturannya sang sute, hatinya menjadi
sangat girang. Wajahnya yang tadi muram kini
nampak ramai tersenyum.
"Bagus, bagus, marilah kita keluar
menyambut!" ia mengajak para saudaranya dan
Auw yang Ti.
Dalam perjalanan menyongsong tetamu, Pho
Kun Peng ada memberi keteranganbahwa dalam
Si Hek pay yang tertinggi kepandaiannya
adalah Peng Kui Cio dan Ie. Yang nomor dua
adalah Li yang datang ini. Semuanya ada
berjumlah tiga orang. Kalau bisa mengundang
empat saja diantaranya, Biauw Hoat Sin ni
tak usah ditakuti lagi.
Tuan rumah menyambut dengan ramah tamah
atas kedatangan tetamunya.
Li Bu Taysu tampak mengenakan jubah
kuning. Hidungnya seperti hidung singa dan
mulutnya besar. Wajahnya keren, matanya
tajam berkilat menandakan bahwa
kepandaiannya tinggi. 427
Pada perjamuan yang meriah atas
kedatangannya tetamu yang berilmu tinggi,
juga telah disinggung-singgung tentang
kedatangannya Biauw Hoat Sin ni dri Lam hay
yang memperkuat pihak lawan.
Mendengar itu Li Bun Taysu tertawa gelakgelak.
"Lengcu sekalian boleh legakan hati.
karena dengan diketahuinya Pedang Penakluk
Iblis yang muncul lagi dalam dunia kangouw
maka selainnya aku sekarang sudah sampai
disini juga sekalian kawan-kawanku juga
sudah dalam perjalanan kemari. Besok tentu
mereka sudah pada sampai maka kita tak usah
kuatirkan lagi pada itu nikow tua yang
kabarnya ilmu silatnya amat tinggi.
Demikian jago dari Si Hek pay itu
menghibur orang-orang Si leng cee.
Song Sam Ceng dan kawan-kawan mendengar
bahwa semua hweshio Si Hek dikerahkan datang
ke Tionggoan untuk merebut Pedang Penakluk
Iblis dan membalas dendam kepada yang
memilikinya sebagai wakil dari Tay Han Sin
ni menjadi kegirangan dan mengamalkan bahwa
pihaknya tentu akan memperoleh kemenangan.
Tiba-tiba Auw yang Ti bangkit dari
duduknya, sambil mengangkat cawan araknya ia
berkata.
"Aku si orang she Auw yang, sudah lama
mendengar nama Taysu yang besar dan lihai, 428
maka menyesal sekali baru sekarang aku dapat
berkenalan. Maka itu Taysu terimalah arakku
ini sebagai tanda menghormat atas
kedatanganmu disini!"
Li Hu Taysu bangkit untuk menyambuti.
Diam-diam ia memperhatikan gerakannya Auw
yang Ti. Sebagai jago yang banyak pengalaman
ia lantas tahu bahwa orang she Auw yang itu
hendak menjajal ia punya kekuatan tenaga
dalam.
Ia sudah siap sedia dan mengerahkan
tenaga dalamnya untuk menyambuti, tapi tidak
urung ia menjadi sangat terkejut ketika
menerima cawan arak yang diberikan padanya
oleh Auw yang Ti. Benda yang kecil itu
beratnya dirasakan sampai ribuan kati. Maka
dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam
keduanya barulah ia dapat mengimbangi
tekanan yang berat itu.
Sambil minum arak yang disuguhkan oleh
Auw yang Ti, jago silat Si Hek itu telah
mengeluarkan peluhnya dan diam-diam
pikirannya tersadar bahwa di Tionggoan ada
orang yang tinggi ilmu silatnya.
**** KITA tinggalkan mereka yang sedang
berjamu dengan gembira dan balik kepada Bo
yong Kang dan Li Cong Bun. Dengan Touw Peng
dan Ko Ching sebagai teman berlatih mereka 429
terus meyakinkan ilmu silatnya sehingga
mendapatkan kemajuan baik sekali.
Pada pertengahan bulan kedua, dari Bu
Tong Pay ada datang Thauw Pang Tojin bersama
sutenya Tauw Jen dengan dua muridnya
sehingga sekarang jumlah yang akan ke Cai
tiok san menjadi delapan orang.
Pada suatu hari mereka telah berangkat


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggalkan Lo san.
Setelah menempuh perjalanan berhari-hari
mereka sudah melewati sungai Kuning dari
mana jaraknya ke tempat tujuannya hanya tiga
puluh li saja. Hari itu adalah bulan tiga
tanggal satu. Mereka telah mengambil tempat
beristirahat di sebuah penginapan dalam desa
kecil dengan maksud pada besok harinya
tanggal dua mereka boleh meneruskan
perjalanannya dan segera sampai di tempat
tujuannya karena sudah tidak jauh lagi dari
situ.
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Diwaktu sore mereka berkumpul makan.
Sedang enaknya mereka makan malam, tiba-tiba
Li Cong Bun berkata:
"Bo yong susiok, aku agak heran dengan
makanan ini."
"Bun jie, kau heran kenapa?"
"Susiok, coba perhatikan rasanya hidangan
yang kita makan. Rasanya seperti kita sudah
pernah makan tetapi lupa dimana kita sudah 430
makan hidangan yang selezat ini, coba susiok
perhatikan!"
Bo yong Kang setelah mendengar
keponakannya yang berkata demikian, ia juga
mendadak menjadi heran dan membetulkan apa
yang dikatakan oleh Li Cong Bun.
Ia sedang mengingat-ingat, tiba-tiba Li
Cong Bun berkata pula,
"Oh ya, sekarang baru aku ingat. Kita
makan hidangan yang lezat ini ketika kita
berada di rumahnya Se bun Pa pepe."
"Kau betul Bun jie kita pernah makan
hidangan rasanya seperti ini di rumahnya
Lam.. eh Se bun toako. Betul-betul
mengherankan jawab Bo yong Kang.
Kawan-kawannya yang lain pada heran.
Sambil tersenyum Bo yong Kang telah
menceritakan pengalamannya bahwa Lam Thiam
Gie yang dianggap sebagai sahabat karibnya
adalah si Iblis Beracun Se bun Pa musuh
besarnya. Kemudian dendaman telah dihapuskan
setelah mengetahui Se bun Pa benar-benar
bertobat dan mendekati ajalnya.
Diceritakan bagaimana ia diundang makan
oleh Lam Thiam Gie alias Se bun Pa dalam
rumah batunya di puncak gunung.
Semuanya merasa tertarik dengan
penuturannya Bo yong Kang. 431
Sementara itu perut sudaah kenyang,
mendadak dirasakan mata sangat mengantuk.
Perlahan-lahan mereka sudah tidak kuat lagi
mempertahankan matanya dan pada mendekam di
pinggir meja tidur pulas.
Entah berapa lama mereka tidur, tahu-tahu
ketika mendusin dapatkan dirinya bukan
dipinggirnya meja, akan tetapi sudah
berbaring ditempat pembaringannya sendiri
dalam kamar. Kejadianyang mengherankan itu
membuat mereka sangat kaget dan ngeri. Kaget
karena hal itu ada mengherankan sekali,
ngeri karena mengingat kejadian itu kalau
dilakukan oleh musuh, terang mereka waktu
itu sudah tinggal namanya saja. Jiwanya
sudah lama melayang diantar oleh tajamnya
senjata musuh yang ganas dan kejam.
Li Cong Bun lantas mencari keterangan
kepada pengurus Rumah Penginapan tapi dari
pengurus rumah penginapan sampai pada
pelayan-pelayannya tidak ada yang dapat
memberi keterangan yang diinginkan sebab
mereka juga seperti dengan Li Cong Bun dan
kawan-kawannya telah lupa karena saking
kantuknya.
"Sungguh kejadian yang ajaib sekali."
menggerendeng Bo yong Kang sambil kerutkan
alisnya.
"Hey Bo yong susiok, kemana aku punya
pedang?" teriak Li Cong Bun kaget ketika 432
memeriksa Pedang Penakluk Iblis tidak ada
ditempatnya.
Semua orang pada kaget dan pada memeriksa
masing-masing barangnya akan tetapi tidak
ada yang lain yang kehilangan kecuali pedang
pusakanya Li Cong Bun tadi.
Di tempat pedangnya ditaruh, Li Cong Bun
telah mendapatkan sepotong surat.
"aha susiok ini ada surat tentu ketahuan
siapa yang ambil pedangku!" kata Li Cong Bun
sambil membeberkan surat itu dan dibaca.
Bo yong Kang sementara itu sudah
menghampiri dan ikut membaca.
Bagaimanapun juga yang lain-lainnya
merasa kepingin lihat bunyinya surat yang
dibaca oleh Li Cong Bun dan Bo yong Kang.
Akan tetapi mereka tak dapat menimbrung
ramai-ramai karena kuatir surat itu adalah
surat rahasia yang hanya boleh diketahui
oleh Bo yong Kang dan Li Cong Bun saja.
Bunyinya surat adalah sebagai berikut :
Untuk menggempur jago-jago Si leng cee
dalam pertemuan tanggal tiga bulan ini
kalian perlu menggunakan tenaga penuh.
Aku lihat kalian ada sangat letih, maka
sudah menggunakan arak pulasku yang
dapat menambah tenaga baru aku bikin
kalian tidur mengaso untuk beberapa
lamanya. Semula aku menduga pasti
kalian akan menang tak usah dikuatirkan 433
orang-orang Si leng cee itu. Tapi apa
mau dikata, pagi ini aku mendapat kabar
yang membuat suasana menjadi berubah.
Kawanan hweshio dari Si Hek akan
membantu turun tangan dengan tujuan
untuk merampas Pedang Penakluk Iblis.
Menurut dugaanku, pada petang hari ini,
mereka tentu sudah sampai di markas Si
leng cee. Kawanan hweshio itu adalah
jago-jago kelas satu tentu kalian tak
tahan menghadapinya. Oleh karena
keadaan sangat mendesak dan berbahaya,
maka aku pinjam sebentar pedangnya Cong
Bun untuk mengundurkan mereka sampai
beberapa ratus li dari Cui tiok san.
Dengan begitu, kalian dengan tenteram
boleh melakukan pembasmian pada kawanan
penjahat dari Si leng cee.
Harap kalian hati-hati diperjalanan
karena bisa mendapat serangan gelap.
Penting diperhatikan Jari Maut Terbang
musuh yang dapat membahayakan jiwa
kita.
Selainnya tak usah dikuatirkan."
Se bun Pa.
Bo yong kang dan Li Cong Bun membaca
surat itu sangat terkejut apalagi melihat
tanda pengirimbya adalah Se bun Pa yang
sudah lama mati. Kenapa kini dia muncul 434
lagi? Sungguh hal itu membuat mereka tidak
habis pikir.
Saat itu sudah tengah hari.
Tiba-tiba Li Cong Bun tertawa kemudian
berkata pada pamannya.
"Bo yong susiok, hidangan yang kita makan
itu benar saja disuguhi Se bun pepe.
Yang membikin aku tidak mengerti.
Bukankan Sebu pepe sudah meninggal dunia?
Tetapi kenapa dia mendadak muncul lagi?"
Bo yong Kang tidak menjawab, otaknya
sedang bekerja untuk memecahkan halnya Sebun
Pa yang sudah bisa hidup lagi. Ia perhatikan
tulisannya. Benar itu adalah tulisannya Se
bun Pa yang ia kenali betul dan rupanya
surat itu tadi pagi ditulisnya.
Setelah berpikir dan saban-saban ia
kerutkan alisnya, akhitnya berkelabat dalam
otaknya suatu pikiran yang dikiranya masuk
akal.
"Bun jie, aku tahu sekarang kenapa Se bun
toako bisa hidup lagi." katanya.
"Sebabnya?" tanya Li Cong Bun heran.
Kawan-kawannya yang lain juga tampak
tidak sabaran untuk mendengar penuturannya
Bo yong Kang yang kini sudah mendapat
pemecahan halnya Se bun pa hidup lagi. 435
"Kau masih ingat ketika aku bawa kau ke
Liang san untuk minta kau diambil sebagai
muridnya supek?" tanya Bo yong Kang.
"Ya, aku masih ingat betul."
"Nah, waktu itu supek bukan menolak,
karena kau katanya bukan jodohnya menjadi
murid supek. Tetapi karena mengingat
kedatangan kita cuma cuma saja maka supek
telah memberikan kau hadiah sebutir pil yang
dinamai Bia Miauw Leng tan. Supek telah
memesan pil itu hanya sekali saja bisa
menolong jiwamu, makanya kau hati-hati
menggunakannya kalau tidak kelewat perlu.
Orang itu sangat manjur untuk menolong orang
yang kena racun. Bagaimana hebatnya jiga
asal si korban masih bernapas tentu bisa
sembuh olehnya"
"Ah," Li Cong Bun tiba-tiba memotong
sambil keprak meja. "Kini aku mengerti
sudah. Se bun Pa pee dapat hidup kembali
tentu karena pil mustajab itu."
"Ya memang begitu rupanya." kata Bo yong
Kang lagi. "Aku itu dalam gugup hendak
menolong jiwanya, kau sudah tidak sayang
untuk memasukkan pil mujijat itu ke dalam
mulutnya. Saat itu memang benar ia sangat
lelah dan akan mati. Kita tidak bisa
saksikan lebih lama. Siapa tahu rupanya obat
mustajab itu belum bekerja benar-benat dalam
perutnya. Ketambahan racun yang diminum oleh
Se bun toakoada sangat ganas. Setelah 436
bekerja betul, obat mustajab itu rupanya
sudah memunahkan segala pengatuh racun dalam
dirinya, maka ia sudah sembuh dan hidup
kembali. Untung waktu itu kita hanya
memasukkan dia kedalam peti mati. Coba kalau
kita terus tanam dengan petinya, tentu
runyam. Dia bisa hidup tapi akan mati
kembali karena pengap dalam kuburan."
Li Cong Bun angguk-anggukkan kepalanya
dengan air muka girang.
Anak muda itu meras girang karena
munculnya Se bun Pa terang ada merupakan
pembantu yang istimewa dalam maksudnya untuk
membasmi Si leng cee. Meski dulunya ia
sangat benci dan gemas kepada si Iblis
Beracun itu. Sekarang ternyata setelah ia
menghapuskan segala dendamannya, sangat
mengagumi sepak terjangnya Se bun Pa yang
sangat lihai yang tidak dapat dilawan oleh
musuh-musuhnya yang manapun juga.
Sementara Tauw Peng Tojin dan Ko Ching
serta lain-lainnya juga terus girang dengan
adanya Se bun Pa lagi membantu dipihaknya
sementaranya mereka terbangun.
Setelah dapat tidur begitu lama, mereka
telah benar-benar mendapatkan semangat baru.
Diam-diam mereka menghargai tindakannya
Se bun Pa yang telah menolong mereka dengan
diam-diam. Sebab merekapun insyaf kalau
menggempur musuh dalam keadaan letih, terang
akan jelek kesudahannya. 437
Setelah mengetahui semua semangatnya
sudah segar, maka Bo yong Kang berkata:
"Nah saudara-saudara sekalian, sekarang
kita dusah cukup mengaso, mari kita
meneruskan perjalanan kita."
Ko Ching dan lain-lainnya merasa setuju,
maka mereka seketika itu juga telah
meninggalkan desa kecil itu untuk pergi ke
Si leng cee.
Di perjalanan Bo yong Kang berkata pada
keponakannya, "Bun jie, karena pedang pusaka
dipinjam oleh Se bun pepe maka kau boleh
gunakan Bwe hoa kiam milik ayahmu saja.
Li Cong Bun anggukkan kepalanya.
Dalam perjalanan itu mereka bercakapcakap lagi tentang peristiwa yang mereka
alami. Mereka sangat memuji atas kelakuan Se
bun Pa yang tadinya begitu telengas dan
kejam sekarang sudah berubah menjadi orang
baik-baik. Dengan pertolongannya seorang
iblis semacam Se bun Pa berarti satu


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keuntungan bagi golongan orang-orang yang
memusuhi kejahatan.
Perjalanan mereka kira-kira sudah dua
puluh li, tiba-tiba Li Cong Bun dengan suara
nyaring berkata pada pamannya.
"Bo yong susiok, dalam surat Se bun pepe
dikatakan kita harus berhati-hati karena
dalam perjalanan kita bakal menemui 438
rintangan, tapi sampai kini kelihatannya
tidak ada gerakan apa-apa dari pihak musuh!"
"Ya kita baru melakukan setengah
perjalanan," jawab Bo yong Kang. "masih
belum tahu dengan perjalanan selanjutnya.
Kau lihat saja disekitar tempat ini rapat
dengan pepohonan, siapa tahu kalau ada orang
yang bersembunyi dan hendak mencelakakan
kita. Maka itu kita harus waspada. Mereka
itu ada licin dan licik, kita harus perhatihati sekali untuk mengelakkan kejahatannya.
Baru saja Bo yong Kang menutup rapat
mulutnya, tiba-tiba dari suatu puncak ada
kelihatan meluncur dua bayangan manusia.
"Hei awas, mereka ada dua, Iblis Kembar
yang ganas!" seru dua murid Bu tong hampir
berbareng. "Sepasang cakarnya ada beracun
yang sukar dipunahkan!"
Mendengar itu Touw Pang Tojin tertawa
bergelak-gelak,
"Kau jangan kuatir." katanya. "Aku kenal
kepada mereka adalah Tiauw Cian dan Tiauw
Hun dan iblis kembar yang ganas Tiauw Hun
tempo hari sudah dipecundangi oleh Li
Siauhiap sampai pingsan karena kuku-kukunya
yang beracun meledak memakan dagingnya
sendiri. Kemudian mereka ke gunung mencari
gurunya untuk belajar lagi. Kini rupanya
mereka datang untuk menuntut balas bagaimana
juga mana mereka bisa menang terhadap Li
Siauhiap yang kepandaiannya sangat tinggi!" 439
Perkataan Thouw Pang Tojin begitu habis,
dua iblis itu sudah menghadang di depan
mereka. Li Cong Bun mengawasi dua orang itu
yang bertubuh tinggi kurus, dua-duanya
bermuka kuda dan berhidung bengkok, matanya
sipit. Yang stu mengenakan baju putih dan
yang lainnya baju hitam. Ia kenal mereka
adalah dua iblis yang tempo hari sudah
pernah berhadapan dengannya.
"Bun jie," berbisik Bo yong Kang. :Mereka
ada licik dan jahat, kau jangan lengah
menempur mereka. Ingat sama Se bun Pa dalam
suratnya tentang jari maut terbang!"
Li Cong Bun anggukkan kepalanya.
Diam-diam dia mengagumi kelakuannya Se
bun Pa yang siang-siang sudah mengetahui
kekuatan lawan dan senjatanya musuh. Ia
menghadapi dua musuh itu dengan sama-sama
membisu dan matanya saja masing-masing
saling melotot.
Dua iblis kembar itu berdiri sejajar satu
tombak dari Li Cong Bun. Mereka sangat
mendongkol dan meluap amarahnya ketika
nampak Li Cong Bun meniru-niru aksinya.
Keduanya hampir bareng berkata:
"Hmm! Kau jangan berlagak gila. Sekarang
kami pasti akan membalas dendam untuk
kerugian yang lampau. Nah sekarang hunuslah
pedangmu. Coba rasakan dua iblis dari Bun
yang punya Sepasang Tali Pencabut Roh!" 440
Berbareng mereka telah mengeluarkan
senjatanya dari balik bajunya yaitu tali
sepanjang empat kaki melingkar-lingkar
berwatna merah.
Li Cong Bun tertawa gelak-gelak.
"Ha ha ha ha.." katanya tenang. "Kalian
harus tahu bahwa pedang ini adalah warisan
dari mendiang ayahku. Selainnya untuk
memenggal kepalanya Ho Ceng Bu untuk
membalas dendam orang tuaku, ia tidak
gampang digunakan untuk lain keperluan.
Apalagi untuk memenggal kepala kalian bibit
penyakit dan berdarah kotor. Baiklah untuk
melayani talimu Pencabut Roh, aku gunakan
ini saja"
Li Cong Bun berbareng memetik cabang
pohon. Ia kemudian acungkan itu di depak dua
orang lawannya dengan wajah dingin dan
sangat menghina.
Dua Iblis Kembar itu sudah tak sabar
lagi, lalu majukan senjata talinya menerjang
pada Li Cong Bun. Indah kelihatan mereka
memainkan talinya. Yang satu menyerang
diatas dan satunya lagi menyerang bagian
tengah.
Senjata tambang itu meski lemas tampaknya
tapi bisa lurus keras karena dibarengi
tenaga dalam kedua iblis kembar itu yang
mahir. 441
Li Cong Bun menggunakan cabang pohon
sebagai pedang untuk melayaninya.
Beberapa kali iblis itu bahunya kena
disentuh cabang pohon sebagai pedang untuk
melayaninya.
Beberapa kali iblis itu bahunya kena
disentuh cabang pohon ditangan Li Cong Bun
akan tetapi mereka bertenaga kuat dan tak
sampai rubuh. Meskipun demikian, mereka
sadar bahwa musuhnya ada sangat lihai dan
mereka harus bergebrak dengan penuh waspada.
Li Cong Bun pikir, jikalau pertandingan
seperti itu berlarut-larut akan meminta
waktu. Pertandingan penting bukannya
sekarang tetapi nanti di markas Si leng cee.
Maka lebih baik pertempuran itu diakhiri
selekasnya. Memikir kesitu Li Cong Bun
sekali bersiul panjang lalu merubah gaya
serangannya dengan ilmunya yang ampuh,
?Pedang Pengejar Sukma?. Cabang pohon itu
ditangannya dimainkan dengan sangat lincah
seakan-akan pedang tulen. Mengeluarkan angin
yang santer sekali. Dua musuhnya merasakan
seperti juga mereka dikurung musuh dari
penjuru angin.
Dimana matanya dipentang, disitu nampak
wajahnya Li Cong Bun yang berseri-seri.
Sungguh hebat ilmu pedangnya anak muda itu
sebab sebentar saja lantas tampak babak yang
menentukan. 442
Li Cong Bun mengirim serangan pura-pura
kepada Tiauw Hun, ditengah jalan serangan
itu membelok dan menyerang bahu Thiauw Cian.
Sementara tangannya dan senjata talinya
telah terlepas dai pegangannya.
Tiauw Hun melihat engkonya menjadi
pecundang darahnya mendidih. Tambangnya lalu
dilemparkan dan tubuhnya berbareng melesat
tinggi. Dari mana ia menukik dan menyerang
Li Cong Bun dengan cakarnya yang beracun.
"Orang she Li, kau boleh sambut
seranganku ini!" bentaknya.
Li Cong Bun setelah melihat gerak-gerik
dari dua saudara itu sangat percaya akan
nasehatnya Se bun Pa. musuh dapat
menerbangkan jari mautnya. Ia terus
mengawasi pada jari-jarinya Tiauw Hun yang
sebelumnya ia tak tahu kalau dalam jari-jari
itu ada disimpan racun hebat. Li Cong Bun
terus menggunakan kelincahannya berkelit
menghindari serangan senjata gelap. Sampai
kapan berakhirnya pertandingan itu? Apa
tidak lebih baik ia binasakan saja musuhnya
sebelum ia mengeluarkan senjata gelap?
Setelah mengambil keputusan, ia telah
mengerahkan tenaga saktinya dikumpulkan di
tangan. Sekali memutarkan badannya telapakan
tangannya bekerja menyambuti serangan cakar
beracun dari Tiauw Hun. Kalau saja cakar
bercunnya Tiauw Hun dapat menyentuh
telapakan tangannya Li Cong Bun, meskipun 443
Tiauw Hun kontan binasa karena tenaga sakti
Li Cong Bun, tapi anak muda itu tidak urung
menemui ajalnya disebabkan jari-jarinya si
iblis yang sangat berbisa.
Untung sebelum telapak tangan Li Cong Bun
bersentuhan, satu bayangan hitam membentur
cakarnya Tiauw Hun hingga serangannya
nyeleweng dan serangannya Li Cong Bun
sebaliknya telah menemukan sasarannya sangat
telak sampai tubuh Tiauw Hun terpental tujuh
delapan tombak. Saat itu isi perutnya
berantakan, mulutnya mengeluarkan darah
segar. Setelah berkelonjatan, sebentar
kemudian ia telah menghembuskan napasnya
yang penghabisan.
Thiaw Cian yang melihat saudaranya
binasa, matanya celingukan henddak melarikan
diri. Ia tidak berani menghadapi musuhnya
yang tangguh itu sendirian.
Siapa tahu Bo yong Kang tidak mau
melepaskan dirinya siapa telah lompat
mengejar dan mengirim totokan yang jitu
hingga si Iblis kena tertangkap hidup-hidup.
Sementara itu Li Cong Bun mencari
bayangan orang tadi, tapi sudah tidak
kelihatan lagi. Ia hanya menemukan benda
yang membentur cakar Tiauw Hun tadi.
Bersama Bo yong Kang ia meneliti barang
itu. Ternyata benda itu adalah satu lengan
manusia yang sudah kering. Mereka ingat itu
adalah lengan Se Bun Ceng. 444
Bo yong Kang menghela napas. "A, se bun
toako kau kau pelindung dari kami
berdu..aa.." ia menggerutu sendirian tidak
lampias.
Li Cong Bun dilain pihak sangat memuji
pada Se bun Pa yang cerdik dan sungguhsungguh kelihatan melindungi pada mereka
berdua, sebab coba kalau tidak ada Se bun Pa
tadi yang turun tangan, ia akan binasa
bersama si Iblis. Ia mengagumi si Iblis
Bercun yang mulanya adalah menjadi musuh
besarnya.
"Bo yong susiok," akhirnya ia berkata
pada pamannya. "Kembali kali ini kita
ditolong oleh Se bun pepe. Sungguh dia ada
seorang yang baik sekali. Nah kini Ciauw
Tian yang susiok sudah kena tangkap, baik
kita masukkan saja ke dalam karung dan
dibawa ke markas Si leng cee. Didalam satu
pernamuan nanti kita perlihatkan pada
mereka, bahwa mereka tidak memegang janji
dan telah memasang rintangan dalam
perjalanan kita menuju ke sarangnya."
Bo yong Kang dan kawan-kawannya yang lain
merasa setuju dengan usulnya Li Cong Bun
sebab perbuatan itu sedikit banyak akan
melumpuhkan semangat sombong dari kawanan
penjahat iru.
Ko Ching turun tangan. Ia memasukkan
Tiauw Cian kedalam karung dan dipanggul 445
kemudian meneruskan perjalanan mereka ke
gunung Cui tiok san.
Ketika mereka tinggal sepuluh li lagi
sampai di pintu gerbang markas Si leng cee
telah disambut oleh para petugas yang sudah
dilatih sempurna oleh Auw yang Ti. Mereka
kelihatan sangat hormat menyambut para
tamunya.
Di pintu masuk ke markas mereka disambut
oleh Auw yang Ti sendiri dengan air muka
berseri. Tampak ia menyatakan rasa
girangnya.
Setelah Bo yong Kang memperkenalkan
kawan-kawannya. Auw yang Ti bertanya:
"Bo yong Tayhiap, betul-betul kau
menepati janji. Aku mendapat tugas untuk
menyambut tetamu. Mari ikut aku ke ruangan
tamu dimana kalian dapat beristirahat. Besok
pagi baru kita bicara hal pertandingan."
Bo yong Kang dan kawan-kawan mengikuti di
belakang Auw yang Ti.
Diam-diam Bo yong Kang merasa sayang
bahwa orang seperti Auw yang Ti yang cerdik
dan tinggi ilmu silatnya mengada sampai kena
kelibat dan menjadi pembantunya kawanan
penjahat. Pikirannya besok pagi, ia sendiri
yang akan melayani Auw yang Ti bertempur. Ia
akan membujuk orang she Auw yang itu kembali
ke jalan putih (kebenaran). 446
Demikian pada keesokan harinya Auw yang


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ti sendiri yang mengundang mereka untuk
hadir dalam perjamuan makan minum dalam
ruangan yang besar.
Setelah semua berkumpul, Li Bu Tian
kepala dari tigabelas hweshio Si Hek matanya
terus terusan mengawasi pedangnya Li Cong
Bun. Pada saat itu dari luar orang
memberikan laporan bahwa si Naga Bersayap
Hwe Siok Tang bersama puterinya sudah
datang.
Song Sam Ceng saat itu berpikir setelah
perjamuan habis sebentar akan dilakukan
pertempuran mati hidup. Ia hanya keder
terhadap Biauw Hoat Sin ni. Bo yong Kang, Li
Cong Bun dan lainnya ia tidak pandang mata
sama sekali.
Tidak lama Hwe Siok Tang dengan puterinya
berjalan masuk. Pertemuan Hwe Siok Tang
dengan Bo yong Kang dan kawan-kawan benarbenar menggirangkan.
Li Cong Bun melihat Hwe Giok Soan
kelakuannya seperti dulu saja polos dan
tidak malu-malu hingga ia bisa mengobrol
dengan enteng bersama si gadis menceritakan
pengalamannya masing-masing sejak
berpisahan.
Song Sam Ceng meras heran Biauw Hoat Sin
ni, Gan Su Nio dan si Naga Sakti Hwe Pek In
belum kelihatan muncul. Pikirannya lebih
baik pertandingan dimulai sekarang sebab 447
suasana ada menguntungkan pihaknya. Kalau
nanti mereka sudah datang ada sedikit runyam
untuk membereskannya.
Setelah mengambil putusan, ia berdiri
sambil mengangkat cawan araknya ia berkata
kepada pihak Bo yong Kang.
"Saudara-saurada, aku mengucapkan selamat
datang kepada kalian. Seperti diketahui,
berkumpulnya saudara-saudara sekalian hari
ini adalah berpokok pada soal dendaman Li
Siauhiap dan Ho Ceng Bu. Semua sudah
mengetahui duduknya urusan maka kini tidak
perlu dibeberkan lagi. Sebaiknya
pertandingan kita ditetapkan tujuh kali
bertanding dan suatu syarat ialah kalau
pihak kami kalah kami akan membubarkan Si
leng cee. Sebalinknya kalau menang, kalian
harus akui kemenangan Thian Lam Pay atas
Siauw Lim dan Bu Tong. Semuanya harus tunduk
kepada Si leng cee yang akan melebarkan
sayapnya besar-besaran mungkin akan membuka
ratusan cabang di berbagai tempat. Si leng
cee akan merupakan induknya dari rimba
persilatan."
Si Naga Bersayap Hwe Siok Tang lalu
bangkit dari duduknya dan menjawab.
"Ya, Lengcu punya maksud untuk melebur
semua partai memang sangat gagah
kedengarannya, Cuma saja bagaimana dengan
perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan
oleh anak buah Si leng cee yang memalukan? 448
Mereka telah menumpuk dosa, selalu
mengingkari segala peraturan rimba
persilatan. Kesemuanya itu sudah diketahui
oleh umum.
Sam Song Ceng berubah mukanya, ia
kerutkan alis.
"Kalau ada anak buahku yang tak pantas
perbuatannya, saudara boleh beritahukan
padaku agar aku dapat tahu jelas!" jawabnya.
"Hmm!" menggeram Hwe Siok Tang. Sekarang
aku mau ajukan bukti di depan mata. Li Hoay
Bin ayahnya Li Siauwhiap. Dalam hidupnya ada
sangat baik dan dihormati oleh siapapun juga
dalam kalangan kangouw. Ia tak pernah
berbuat jahat, tapi pada saat ia berulang
tahun yang ke lima puluh dimana ia bersumpah
dan mematahkan pedangnya untuk tidak campur
pula dalam urusan kangouw, mendadak ketika
itu datang Ho Lengcu dari tangsi Naga yang
kala itu masih menjadi Hiocu dan dikenal
dengan si Telapak Tangan Sakti Ho Ceng Bu
membawa anak buahnya membuat onar orang
punya rumah sehingga istri Li Hoay Bin yang
tidak berdaya saat itu sedang sakit telah
dibunuh secara kejam. Hal ini coba Song
Lengcu pikir apakah tidak melanggar hukum
alam dan melanggar prikemanusiaan?"
Ho Ceng Bu yang dibuka rahasianya didepan
orang banyak, bukan main tidak enak hatinya
dan merasa gusar. 449
Sementara itu si Kalajengking Pho Kun
Peng hatinya berdebaran. Ia kuatir rahasia
dirinya dengan Gan Su Nio juga dibongkar
oleh Hwe Siok Tang lalu seketika itu dengan
mata melotot dan beringas ia membentak:
"Hei anjing tua, kau jangan banyak bacot
tidak karuan"
"Pho Lengcu,.." memotong Hwe Siok Tang
dengan tenang. "Matamu melotot-lotot seperti
bangsat tak usah kau unjuk disini. Sebentar
di panggung luitay kita boleh bereskan. Cuma
aku mau menanya sekarang, bagaimana Lengcu
dari Hong dan Naga?
Song Sam Ceng bingung, tidak menyangka
Hwe Siok Tang akan bertanya demikian. Justru
pada saat itu ada orang melapor tentang
kedatangan Gan Su Nio bekas Lengcu dari
tangsi Hong.
Dengan dandanan seperti bias serba putih,
tampak Gan Su Nio masuk dalam ruangan dengan
sikap tabah tenang. Song Sam Ceng hatinya
berdebaran. Dikiranya Gan Su Nio datang
bersama gurunya. Tetapi ketika mendapat
keterangan dari orangnya bahwa si nona hanya
datang sendirian hatinya mulai lega dan
berani lagi untuk menghadapi lawan-lawannya.
Gan Su Nio ambil tempat duduk ketika
dipersilakan oleh Auw yang Ti yang telah
melakukan penyambutan yang ramah seperti
terhadap Bo yong Kang dan kawan-kawan. 450
Kepada Song Sam Ceng tidak lupa Gan Su
Nio memberi hormat, tetapi kepada si
Kalajengking sikapnya lain sekali. Matanya
melotot menatap dengan penuh penasaran
sekalipun si Kalajengking unjuk roman ramah
tamah.
Hwe Siok Tang tiba-tiba mengulangi
pertanyaannya tadi.
"Bagaimana Song Lengcu?" katanya.
Song Sam Ceng belum menjawab, Pho Kun
Peng telah mendahului.
"Hwe Siok Tang, kalau kau mau tahu Gan Su
Nio dan Hwe Pek It telah menghianati partai
makanya mereka telah meninggalkan tangsinya
masing-masing.
"Oh Pho Kun Peng!" nyeletuk Gan Su Nio.
Kau disini mau putar balik duduknya perkara.
Seorang tidak tahu malu! Hari ini aku akan
adu jiwa dengan kau!"
Pho Kun Peng tidak memjawab, ia hanya
menyeringai ketawa.
Sementara itu hatinya nona Gan tidak
tahan buat tidak melirik pada Bo yong Kang
yang sudah delapan tahun lamanya tidak
bertemu.
Dua pasang mata bertemu meskipun tidak
mengatakan apa-apa tapi cukup bagi kedua
pihak dimengerti berapa dalam kecintaan
masing-masing. Si nona tersenyum manis 451
menggiurkan sehingga Bo yong Kang yang
melihatnya diam-diam merasa hatinya
berdebat.
Nona yang diidam-idamkan sekarang telah
berada didepan matanya. Sayang banyak tetamu
disitu. Kalau tidak, tentu ia sudah
menghampiri untuk menanyakan ini dan itu
sejak mereka berpisahan.
Gan Su Nio melihat Bo yong Kang tidak
lebih tua dari delapan tahun yang lalu,
malah ada lebih tampan dan menarik hati.
dalam hatinya diam-diam berkata, sungguh
beruntung kalau diriku mendapatkan pasangan
pemuda seperti Bo yong Kang ini.
Seperti tertarik oleh tenaga gaib, diamdiam Gan Su Nio bangkit dari duduknya dan
menghampiri Li Cong Bun.
Anak muda itu tahu bahwa si nona
sebenarnya bukan bermaksud menghampiri
padanya, tapi kepada pamannya, Cuma saja
jalan yang ditempuh itu hanya untuk
mengelabui mata orang saja.
Setelah dekat, Li Cong Bun dengan jenaka
berkata,
"Oh enci, sudah sekian tahun lamanya
tidak jumpa, bagaimana Kouw-kouw (bibi) ada
baik-baik saja? kami berdua selamanya
mengenangkan Kouw-kouw."
Gan Su Nio melihat dekarang Li Cong Bun
sudah dewasa. Berwajah tampan dan gagah. 452
Sejenak ia mengenangkan pada peristiwa
yang lampau, dimana seorang anak kecil
nangkring di punggung kuda menyaksikan ia
menjajal kepandaiannya Bo yong Kang. Anak
kecil itu kini sudah dewasa, berwajah tampan
dan gagah. Dilihat dari gerakannya dan
matanya yang tajam menusuk terang Cong Bun
sekarang telah menjadi orang yang
berkepandaian silat tinggi.
Sambil melemparkan senyuman dan melihat
pad Bo yong Kang nona Gan berkata:
"Ya sejak tempo hari kita berpisah di
pegunungan Li liang san sampai sekarang
sudah delapan tahun lebih. Aku juga sangat
mengenangkan pad kalian berdua. Sekarang kau
sudah dewasa, menjadi seorang pemuda gagah,
tapi sebaliknya kouw-kouw sudah tua bukan?"
Nona Gan berkata sambil tersenyum dan
membereskan rambut kepalanya yang agak
kusut, kemudian duduk disebelahnya Li Cong
Bun. Bo yong Kang melirikpun belum bercakapcakap dengan si nona tapi dari kedipan mata
dan saling melempar senyuman sudah lebih
dari cukup masing-masing menyatakan rasa
kangennya yang sudah lama tidak berjumpa.
Kelakuan dua orang itu tidak lepas dari
perhatian Pho Kun Peng. Rasa cemburunya
seketika itu timbul meluap-luap, mukanya
merah padam menahan amarah. 453
Si Rase genit Pao Sam Jun melihat
kecintaannya seperti yang menaruh cemburu
besar dan marah kepada Gan Su Nio dan Bo
yong Kang telah memperdengarkan suara
ketawanya yang genit tapi dingin hingga Pho
Kun Peng tersadar dari pikirannya yang gelo.
Setelah melirik pada si Rase Genit lalu
ia berkata.
"Ya semuanya tidak mau disalahkan.
Semuanya mau membenarkan dirinya sendiri,
sekarang lebih baik putuskan dengan
kekuatan. Sebentar di luitay kita mengadu
kepandaian siapa yang kalah dialah yang
salah."
Semua orang sudah menjadi panas oleh
perkataannya si Kalajengking yang jahat.
Mereka semua sudah pada bangkit mau
menuju ke tempat panggung luitay tapi tibatiba Ko Ching berteriak.
"Hei saudara-saudara, nanti dulu masih
ada satu urusn belum dibereskan.
Bo yong Kang dan kawn-kawan berpaling
sambil melihat Ko Ching sedang mengangkat
karung dan ditaruh diatas meja perjamuan.
Semua orang yang tidak tahu isinya karung
menjadi heran.
"Song Lengcu," Ko Ching berkata pada Song
Sam Ceng. "Ini adalah hadiah untuk
kehormatan markasmu yang berbuat baik dan
adil. Sukalah Lengcu menerimanya!" 454
"Ah saudara Ko, kau sangat baik mana
dapat aku menerima hadiahmu." jawab Song Sam
Ceng merendah, kemudian ia memberi isyarat
pada Ho Ceng Bu untuk membukanya. Ketika
karung itu dikeluarkan isinya ternyata Siauw
Cian yang sedang pingsan.
Song Sam Ceng kerutkan alisnya.
Ia pikir, sekarang telah tertangkap
perbuatan anak buahnya yang tidak baik, maka
untuk mengunjuk bukti bahwa Si leng cee


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang telah memegang aturan keras, ia
harus ambil tindakan kejam.
"Ji-te," ia berkata pa Ho Ceng Bu. "Anak
buah kita berbuat yang tidak baik pada
tetamu kita, buat apa dikasi hidup? Ho ya,
lekas habisi jiwanya.
Ho ceng bu yang kejam tidak menanti
perintah dua kali, lantas mengangkat
tangannya dibarengi oleh kekuatan tenaga
dalamnya. Ia memukul Tiauw Cian yang tengah
pingsan hingga seketika itu juga roh nya
menyusul adiknya ke alam baka.
Setelah itu Song Sam Ceng yang takut
pihaknya Bo yong kang akan menimbulkan lain
soal pula yang memusingkan dan membuat nama
jelek Si leng cee, maka cepat-cepat ia
berkata.
"Terima kasih atas bantuan saudarasaudara sudah tolong tangkapkan anak buah
kami yang jahat. Nah sekarang marilah aku 455
membuka jalan untuk pergi ke panggung
luitay.
Bo yong Kang dan kawan-kawannya telah
mengetahui bahwa ia sudah kehabisan akal
untuk mengelakkan kejahatannya, maka lantas
mau cepat-cepat bertempur saja. Semuanya
pada tertawa gelak-gelak menyaksikan
kelakuannya si Garuda Hitam Song Sam Ceng.
Bo yong Kang, Gan Su Nio dan Li Cong Bun
berjalan bertigaan dibelakang mereka yang
hendak pergi kke panggung luitay. Sengaja Li
Cong Bun berjalah didepan dua kekasih itu
untuk memberi kesempatan pamannya berbicara
dengan nona Gan.
Mereka berbicara dengan gembira sekali,
dalam tempo singkat masing-masing
menumpahkan rasa kangennya yang sudah sekian
tahun tidak berjumpa muka.
Sekitar panggung luitay itu sudah diatur
pembagian tempat-tempat duduk mereka. Pihak
tuan rumah dan pihaknya Bo yong Kang.
Ternyata di pihaknya Bo yong kang sudah
datang delapan orang. Ternyata masih ada
tiga lagi yang ditunggu ialah Hwe Pek It dan
anaknya dengan Biauw Hoat Sin ni menjadi
semuanya berjumlah sebelas orang.
Song Sam Ceng diam-diam memperhatikan
puhaknya Bo yong Kang. Ia hitung-hitung ada
empat lima orang yang lihai, maka kalau
pihaknya tamu majukan salah satu
diantaranya, perlu juga dipihaknya 456
mengajukan jago yang lihai. Jangan sampai
kalah, hingga mengecilkan semangat pihaknya.
Ia melirik pada Auw yang Ti itu kelihatan
berlagak pilon. Ia seolah-olah tidak mau
memberi nasehat apa-apa terus membiau malah
mukanya juga berpaling kelain tempat.
Li Cong Bun yang melihat Song Sam Ceng
ragu-ragu lantas berdiri dan berkata:
"Nah sekarang kita sudah sampai disini,
tidak perlu banyak menunggu. Kalau jago-jago
pilihan lain dari pihak Si leng cee masih
belum mau turun tangan, biarlah aku yang
mulai berhadapan dengan Ho Ceng Bu untuk
membereskan perhitungan lama.
Ho Ceng Bu sudah hendak bangkit, tetapi
mendadak muncul didepannya Li Bu Taysu dari
Si Hek yang berkata:
"Ho sicu, ijinkanlah aku yang menghadapi
Li sicu, sebab dari jauh-jauh aku datang
kesini maksudnya adalah hendak menghadapi Li
sicu."
Setelah mempersilakan Ho Ceng Bu duduk
lagi Li Bu Taysu lantas enjot tubuhnya
melesat ke panggung luitay.
Li Cong Bun mengerti sebab apa hweshio
itu hendak menempur padanya. Ialah
disebabkan Pedang Penakluk Iblis miliknya
Tay Han Sin ni. Pada saat ia hendak melesat
menyusul Li Bu Taysu, tiba-tiba seorang yang
duduk disampingnya telah mencegah. Ketika 457
diawasi ternyata ada susioknya Touw Peng, si
Pendekar Pedang Thian liong ialah To Hui
Siansu seorang hweshio yang terkenal kuat
dalam Siauw Lim si.
Dengan suara ramah tamah ia berkata:
"O mi to hud! Li Siauwhiap adalah orang
penting dari pihak kita. Tak perlu cepatcepat bertanding, biarlah kasi aku yang
menghadapi orang itu!"
Setelah berkata, dengan perlahan To Hui
Siansu jalan menghampiri panggung luitay. Li
Cong Bun terpaksa urungkan niatnya, tapi
diam-diam ia merasa girang sebab To Hui
Siansu adalah seorang jago yang boleh
diandalkan.
Gan Su Nio dan Bo yong Kang meskipun
sangat mesra dan seakan-akan tak ingin
berpisah lagi, tapi merasa likat juga
didepannya orang banyak.
Dengan Hwe Giok Soan, nona Gan cepat
sekali mengikat tali persahabatan, apalagi
nona Hwe selainnya ilmu silatnya tinggi juga
kelihatannya ada menyukai sekali kepada Li
Cong Bun.
Nona Gan merasa girang, diam-diam memuji
pilihannya Hwe Giok Soan yang jitu.
Melihat dua hweshio sudah berada diatas
luitay, Gan Su Nio menanya pada Li Cong Bun,
"To Hui Siansu adalah membela kau naik
luitay tapi Li Bu Taysu dari Si Hek pay, 458
yang sudah lama orang-orang dari partai itu
tidak menginjak Tionggoan. Bolehnya mau naik
panggung untuk berhantam dengan kau, apakah
ada mempunyai permusuhan dengan dia?"
Seraya ambil tempat duduk disebelahnya,
Li Cong Bun menjawab,
"Oa, Gan Kouw-kouw tentu belum tahu
duduknya urusan. Aku di gunung Pek Thian san
telah menemukan Pedang Penakluk Iblis yang
dulu menjadi miliknya Tan Han Sin ni dan
yang dipakai memenggal kepalanya Hoat Goan
Taysu dari Si Hek pay yang kemudian
mendendam sakit hati pada Tay Han Sin ni.
Siapa yang membaea Pedang Penakluk Iblis
dianggapnya adalah ahli waris dari Tay Han
Sin ni dan dipandang sebagai musuhnya mereka
yang harus mereka binasakan untuk mencuci
malu atas kebinasaannya Hoat Goan Taysu.
Sekarang kabarnya sudah masuk ?tiga hweshio
kosen? dari Si Hek pay. Perlunya untuk
mencari tahu siapa ahli warisnya Tay Han Sin
ni dan yang memiliki pedangnya."
Selanjutnya Li Cong Bun juga telah
memberitahukan tentang Se bun Pa meminjam
pedang ditengah perjalanan ke markas Si leng
cee. Gan Su Nio angguk-anggukkan kepalanya
mendengar keterangan itu.
Guruku Biauw Hoat Sin ni dengan Tay Han
Sin ni sebetulnya adalah adik dan enci dalam
satu perguruan. Entah kenapa dua orang 459
bersaudara itu tabiatnya aneh-aneh. Yang
satu tidak mau meninggalkan kuil dan yang
lain bersumpah tidak menginjakkan kakinya di
Tionggoan lagi dan tinggal di Lam Hay
mensucikan diri. Maka sejak perpisahan
mereka belum pernah berjumpa lagi. Satu
dengan lainnya meskipun begitu perhubungan
kedua enci adik dalam satu perguruan itu
tetap erat. Kalau hweship-hweshio dari Si
Hek itu mau mencari orang yang bersangkutan
dengan Tay Han Sin ni, sebenarnya harus
mencari tempat guruku di Lam hay! Untuk apa
mereka kemari menghina yang lemah dan takut
pada yang kuat. Juga ada kemungkinan jauhjauh nereka datang penghabisannya mencari
kuburannya sendiri di Tionggoan."
Li Cong Bun tersenyum mendengar
perkatannya Gan Su Nio.
"Gan Louw kouw." Jawabnya. "Kau jangan
memandang enteng pada Cong Bun. Perkataanmu
tentang menghina pada yang lemah dan takut
pada yang kuat itu tidak tepat. Apa kau kira
aku takut sama hweshio Si Hek itu? Nah kau
mana kau pikir baik-baik tidak?"
"Hi hi hi.." nona Gan tertawa geli sambil
menekap mulutnya. "Bo yong ko, coba kau
lihat keponakanmu lagi melembungkan dada!"
ia teriaki Bo yong Kang.
Suara ko atau engko bagi telinganya Bo
yong Kang dirasakan enak sekali, merdu
merayu sehingga dadanya berdebaran. Memang 460
seharusnya bereka satu dengan lainnya
menukar panggilan, karena perhubungan mereka
ada erat sekali. Tidak sedap kedengarannya
kalau Gan Su Nio memanggil Bo yong Kang
dengan sebutan Bo yong Tayhiap begitu juga
Bo yong Kang kalau memanggil Gan Lihiap.
Sebab panggilan demikian itu ada bersifat
sungkan dan hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang yang belum rapat pergaulannya.
Bo yong Kang mencari-cari panggilan apa
yang baik untuk dirinya Gan Su Nio.
Panggilan nona Gan kurang mesra apalagi Gan
Lihiap. Panggilan sumoi boleh juga, Cuma ia
dan Gan Su Nio bukan satu perguruan yang
biasa membahasakan suheng dan sumoy. "Aha
paling baik aku memanggil dia adik gan lebih
tepat dan mesra." Demikian akhirnya Bo yong
Kang mengambil keputusan.
?Hei Bun jie," tegur Bo yong Kang. "Apa
masih belum hilang kesombonganmu? Kalau kau
tidak lemah, apa kau kira lebih tinggi
kepandaianmu dari locianpwe Biauw Hoat Sin
ni? Lihat To Hoat Siansu, satu satunya jago
dari Siaw lim pay, sampai kini masih belum
dapat merubuhkan musuhnya. Maka ingatlah
akan nasehatnya Se bun pepe untuk kita
berlaku hati-hati menghadapi tiga belas
hweshio dari Si Hek itu, apakah kau kira
kita begitu mudah dapat mengalahkan mereka?"
Li Cong Bun nyengir mendapat teguran
pamannya. 461
Gan Su Nio sambil tersenyum mengerling
matanya pada Bo yong Kang. Diam-diam merasa
menyesal Li Cong Bun mendapat teguran dari
pamannya gara-gara ia lancang mulut tadi.
Bertiga lalu memalingkan pandangannya
pada pertandingan di atas luitay.
Disekitar panggung orang kasak-kusuk
kenapa Li Bu Taysu, Li Cong Bun dan To Hui
Siansu membelanya pada anak muda itu?!
Li Bu Taysu menggunakan ilmu silat Bit
cong dari Si Hek, sedang To Hui Siansu
menggunakan kepandaiannya Siauw Lim Pay. Dua
musuh kelihatan sama kuat dan pandai, segera
juga pertandingan sudah berjalan enam puluh
jurus lebih. Li Bu Taysu tidak sabaran, ia
lalu merubah cara bersilatnya. Juga To hay
Siansu mengikuti perubahan itu.
Pertandingan sangat seru, angin pukulan
dahsyat sekali dan mengeluarkan suara
menderu hingga membuat para penontonnya
merasa sangat kagum. Perlahan-lahan
pertandingan yang tadinya cepat dan lincah,
kini berubah menjadi lambat. Inilah
perubahan hebat sekali. Sebab keduanya kini
tidak menggunakan tenaga keras tapi tenaga
lunak. Ialah tenaga dalam yang akan
menentukan masing masing punya kekuatan.
Pukulan-pukulan dikirim dengan lambat
kelihatannya tapi sebenarnya itu mengandung
kekuatan luar biasa beratnya. Orang yang
terkena pukulan itu kalau tidak kontan mati 462
seketika itu tantu akan mendapat luka parah
didalam.
Song Sam Ceng dan kawan-kawannya amat
girang melihat pertempuran itu sebab bagi
pihaknya banyak menarik keuntungan.
Dimisalkan Li Bu Taysu menang tentu nama Si
leng cee naik, kalaupun kalah, semua hweshio
akan murka dan membenci pada musuhnya.
Semuanya merupakan keuntungan untuk Si leng
cee. Bo yong Kang dengan kawan-kawannya
sebaliknya berpendapat lain. Kedua hweshio
itu sama kuatnya dan sama kepandaiannya.
Kalau ada salah satu yang rubuh dan celaka
sungguh sayang sekali.


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jilid 13
MELIHAT TO HWI SIANSU susioknya, dalam
keadaan terlibat oleh bahaya celaka nantinya
Touw Peng kuatir, ia lalu berkata perlahan
pada Bo yong kang:
"Bo yong ko, dua orang hweshio itu sama
kuat dan pandainya, sudah bertanding
demikian lamanya aku kuatir."
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
"Ya, memang dua-duanya lihai," menyela si
Naga Bersayap Hwe Siok Tang. "Sayang sekali 463
kalau salah satu binasa. Biarlah aku yang
memisahkan mereka."
Seiring dengan katanya yang terakhir itu,
si Naga Bersayap Hwe Siok Tang sudah melesat
tinggi ke panggung luitay. Diudara sambil
miring kedua tangannya ditepukkan, badannya
sudah lantas meninggi beberapa tombak.
Kemudian melayang turun sambil membelok.
Benar-benar gayanya seperti bersayap yang
menjadi aliasnya itu. Sebentar kemudian ia
sudah turun diatas luitay. Dengan suara
nyaring ia berkata:
"Dua Taysu, harap berhenti bertempur.
Kepandaian sudah dipertunjukkan terang dan
nyata. Masing-masing punya kepandaian boleh
dikatakan sama. Apakah kedua Taysu ada samasama orang beragama. Ilmu silat Tionggoan
maupun Si Hek sama kuatnya dan berpangkal
kepada ilmu sejati Dua Taysu sama-sama
beragama Buddha. Pertemuan di liutay ini ada
merupakan jodo. Sekarang harap kedua Taysu
menahan napsu dan menghentikan pertandingan
ini!"
Dua lawan yang sedang ngotot itu,
mendengar bicaranya Hwe Siok Tang yang
beralasan, lantas pada melompat mundur
memisahkan diri. Ketika orang she Hwe itu
memisahkan, diam-diam mereka sangat
berterima kasih dengan munculnya Hwe Siok
Tang. Sebab kalau mereka terus bertempur,
sudah tentu mesti ada salah satu yang
binasa. 464
"O mi to hud," keduanya berkata hormat
berbareng. "Terima kasih atas perbuatan
sicu."
Keduanya pada lompat turun dan mengambil
tempat duduknya pula. Hwe Siok Tang setelah
melihat dua hweshio itu duduk lagi lalu
berkata nyaring kepada si Kalajengking.
"Hai, Lengcu dari tangsi Kalajengking,
dengar aku si orang she Hwe bicara! Walaupun
kau dengan mengandalkan akal jahat dan kejam
menahan aku dan anakku aku tidak akan
mengambil dendam di hati. Kedatanganku
kesini bukannya urusan pribadi, tapi
bersama-sama dengan pendekar lain, tapi
hendak membikin perhitungan dalam markasmu
yang kotor ini. Kau ada sangat jahat, banyak
menumpuk dosa. Perbuatanmu yang tidak
senonoh terhadap si Burung Hong Kumala Gan
Su Nio, pastinona Gan tidak akan mengampuni
perbuatanmu yang rendah seperti binatang
itu. Aku datang hendak belajar kenal dengan
kepandaianmu sampai dimana. Mari, hayo mari
naik panggung!"
Pho Kun Peng yang ditelanjangi
kebusukannya terang-terangan dimuka umum
sudah tentu mukanya menjadi merah padam
bahna malunya. Ia sangat gusar, pada saat
itu ia sudah lantas berdiri dan hendaak naik
panggung kalau tidak dicegah oleh suhengnya
Song Sam Ceng. 465
Si Garuda Hitam melirik matanya pada Auw
yang Ti kemudian berkata:
"Tolong Auw yang toako mewakili samte
untuk menghadapi Hwe Siok Tang!"
Auw yang Ti biasanya amat giat mengatur
dan membuat rencana, tapi saat itu mendadak
semangatnya seperti tidak ada, ketika
mendengar perintah Song Sam Ceng ia
menganggukkan kepalanya dan menjawab sambil
tertawa:
"Song Lengcu, mana dapat aku tidak
menurut perintah. Cuma saja aku sangsi
apakah aku dapat menandingi Hwe Siok Tang
yang namanya sangat terkenal di wilayah
barat daya sebagai pendekar yang luar biasa.
Kepandaiannya dibuktikan dengan caranya
memisahkan dua hweshio yang bertempur matimatian tadi yang tak sembarangan orang dapat
melakukannya. Aku kira aku akan dikalahkan
olehnya, maka akan membikin malu saja
namanya markas kita."
"Ha ha ha ha.." tertawa Song Sam Ceng.
"Toako jangan merendah. Dalam tujuh kali
bertanding adalah kau yang nomor dua. Jangan
memikirkan hal kalah menang sebab ilmu
silatmu yang begini tinggi tak sembarangan
orang dapat menjatuhkannya."
Auw yang Ti tidak berkata apa-apa. Ia
menghampiri luitay dimana ia enjot tubuhnya
melayang naik ke panggung dengan gaya Bango
liar terbang sendiri suatu lompatan yang 466
mengagumkan semua orang, karena caranya
meluncur naik ke luitay ada lain dari yang
lain.ia enjot tubuhnya lempeng kemudian
hinggap di luitay.
Song Sam Ceng dalam melihatnya merasa
sangat girang, apalagi Ho Ceng Bu sampai
bertepuk tangan memuji dan berteriak
?bagus!?
Bo yong kang dilain pihak menyaksikan itu
hatinya terkejut, berbisik pada Li Cong Bun,
"Bun jie, kau tahu ilmu meringankan tubuh
yang digunakan tadi oleh Auw yang Ti ada
termasuk partai apa?"
Li cong Bun geleng kepala, tapi kemudian
ia berkata. Dilihat dari gerakannya seperti
ilmu meringankan tubuh dari Se bun pepe,
apakah dia ada saudara dalam seperguruan
dengan Se bun pepe? Sebab ketika baru ini
kita datang disini, ia lantas mengenali
bahwa kita ada menggunakan obatnya Se bun
pepe untuk mengelabui mata orang."
Bo yong Kang diam-diam mempertimbangkan
pendapatnya Li Cong Bun.
Sementara itu pertandingan Hwe Siok Tang
dengan Auw yang Ti sudah dimulai. Ternyata
mereka tidak bertanding main pukulan tenaga
dalam. Mereka hanya bertanding adu kemahiran
dalam hal meringankan tubuh. Maka
pertandingan yang demikian tidak ada
bahayanya bagi jiwa. 467
Hwe Siok Tang mahir memainkan sembilan
potong kayu, yaitu satu demi satu
diterbangkan dengan tubuhnya meluncur
menginjak satu persatu kayu yang
diterbangkan itu hingga kelihatan seperti
kecapung yang menotol air. Indah sekali
gayanya hingga membuat penonton terpesona
oleh kepandaian meringankan tubuh demikian
rupa itu yang ialah mengangkat namanya dan
diberi julukan ?Naga Bersayap? dalam
kalangan kangouw.
Sehabis mendemonstrasikan kepandaiannya,
dengan merendah ia berkata pada Auw yang Ti,
"Aku si orang she Hwe barusan telah
mengunjukkan kejelekannya dalam hal
meringankan tubuh, harap Auw yang ko untuk
tidak buat tertawaan. Sekarang giliran Auw
yang ko untuk mempertunjukkan kepandaian
yang hebat supaya dapat membikin mataku yang
belum melihat kepandaian yang lebih tinggi
dari apa yang kupertunjukkan tadi."
Auw yang Ti tertawa mendengar
perkataannya Hwe Siok Tang.
"Hwe Tayhiap," jawabnya. "Kau jangan
terlalu merendah. Dengan kepandaianmu yang
barusan dipertunjukkan tidak sembarang orang
dapat menirunya. Aku si orang hutan mana
dapat merendengi kepandaianmu. Coba, mari,
kasi aku main-main sebentaran potong
kayumu." 468
Hwe Siok tang cepat memberikan barang
yang diminta.
Auw yang Ti memberi pertunjukan lebih
mempesonakan penontonnya, malah Hwe Siok
tang malah turut merasa ggtun. Kenapa?
Kiranya Auw yang ti tidak menerbangkan
satu persatu potongan kayu tadi, hanya
sekali menggerakkan tangannya telah meluncur
empat potong kayu. Badannya cepat sekali
menyusul dan menginjak potongan-potongan
kayu itu dari satu ke lainnya, kemidian
menerbangkan potongan yang kelima dan keenam
dan seterusnya. Betul-betul hebat Auw yang
Ti punya ilmu meringankan tubuh, sebab semua
kayu-kayu itu dapat diinjaknya dan caranya
ia lompat menginjak kayu sana sini cepat
sekali, hingga mau tidak mau Hwe Siok Tang
mengaku kalah dalam hatinya.
"Auw yang ko," kata Hwe Siok Tang ketika
Auw yang Ti sudah tancap kaki lagi di atas
luitay, "Betul-betul kepandaianmu amat
mengagumkan hatiku, aku terima ka."
Perkataan itu belum lampias, Hwe Aiok
Tang kaget mendengar suaranya Hwe Pek It
dari bawah panggung, "Ji-te, kau turun.
Biarlah aku yang melayani si orang she Auw
yang ini. Dia ada punya hutang, aku harus
berhitung dengannya."
Melihat engkonya mau turun tangan , Hwe
Siok Tang menjura pada Auw yang Ti kemudian
lompat turun. 469
Sang engko menggantikan naik. Dalam
sekejap saja Hwe Pek It sudah berada di
depannya Auw yang Ti. Dengan suara dingin ia
berkata, "Tempo hari kau sudah melancarkan
lima jarum berbisa kepadaku, tapi sebenarnya
jarum itu tidak ada bisanya. Maka aku
sekarang menghadapi kau untuk menuntut balas
kerugian itu. Aku mau mengampuni jiwamu
lantaran kau sudah berbuat baik tempo hari.
Nah, sekarang kau boleh keluarkan semua
kepandaianmu untuk mengalahkan aku si orang
she Hwe."
Auw yang Ti melihat lagak lagunya Hwe Pek
It menjadi tertawa.
"Hmm!" ia menggeram, parassnya berubah
bengis. "kau terlalu pandang rendah padaku,
sebab dengan telapak tanganku ini belum
tentu kau bisa menjatuhkan aku. Mari kita
mulai, masa aku takut kau?"
"Ya, aku masih mau turun tangan enteng
padamu, sebab kau tempo hari tidak turun
tangan kejam padaku." kata Hwe Pek It pula.
"Kau jangan pusingkan hal dulu. Kita
sekarang menjadi musuh. bukan enteng
beratnya turun tangan, begitu ada lowongan
lantas turnkan tangan ganas untuk
menjatuhkan lawan bukan?"
Perkataannya ditutup tipu dengan serangan
?Kera Putih Menjanjikan Buah-huahan?.
Telapak tangannya yang mengeluarkan angin
menderu telah menyerang dada musuh. 470
Suatu serangan yang dahsyat tapi oleh Hwe
Pek It menyambut dengan tertawa gelak.
Ia mengeluarkan tipu yang sidebut ?Bunga
owe menantang matahari? untuk melayaninya.
Keduanya dalam sekejap sudah bertempur seru,
masing-masing mengeluarkan tipu-tipu pukulan
simpanannya untuk menjatuhkan lawannya.
Cepat sekali pertandingan sudah lewat
lima puluh jurus. Penonton dibikin kagum
oleh dua jago yang sama tandingannya ini.
Belakangan Hwe Pek It telah mengeluarkan
gaya pukulan hebat dengan beruntun ialah
?Gunung Api Menyemburkan Batu? dan ?Naga
Melompati Pintu Surga? hingga Auw yang Ti
terdesak dan akhirnya ketika ia sedikit
lengah telah kena ditotok jalan darah di
bagian bawah tetenya. Satu jeritan tertahan
keluar dari mulutnya Auw yang Ti dan ia
rubuh di atas panggung.
"Ha ha ha" Hwe Pek It tertawa bangga.
"Aku hanya menggunakan tenaga tujuh bagian
saja tadi. Kalau lebih, tentu jiwanya akan
melayang. Hayo kawan kalian yang sudah jatuh


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini bawa turun!" ia berteriak pada Song Sam
Ceng.
Si Garuda Hitam merasa cemas atas
kekalahannya Auw yang Ti. Ia lalu menyuruh
Ho Ceng Bu angkat kawannya yang sudah
pecundang itu dibawa turun dari panggung.
Ho Ceng Bu menurut perintah dan bawa Auw
yang Ti ke kamar rahasia dimana ia yang tadi 471
tampak tidak ingat orang kini sudah sadar
lagi dan berkata pada Ho Ceng Bu.
"Ho Lengcu, suasana kelihatan tidak
menguntungkan bagi kita. Melihat si Burung
Hong Kumala dan si Naga Sakti sudah datang.
Tentu itu niko tua dari Lam hay juga sudah
berada disekitar tempat ini. Yang aku sangat
gegetun, kenapa itu kawanan hweshio dari Si
Hek belum juga menampakkan dirinya? Awan
gelap kelihatan membungkus Si leng cee. Aku
rasa tidak bisa menghindarkan keambrukan
markas kita yang telah kita buat perubahan
besar-besaran itu. Pho Lengcu banyak
musuhnya, terang semuanya akan menuntut
balas kepadanya. Aku kira hanya Song Lengcu
yang dapat meloloskan diri dari kematian,
karena dia sangat mahir ilmu silatnya."
Setelah berkata Auw yang Ti menghela
napas seperti yang amat duka sekali.
Ho Ceng Bu membisu berdiri dekat
pembaringannya si orang she Auw yang.
"Ho Lengcu," kata pula Auw yang Ti. "Kau
sendiri kini dalam kedudukan tidak enak,
karena Li Cong Bun sangat membenci padamu.
Jika seorang muda itu yang berkepandaian
sangat lihai, maka aku sangsi kau bisa lolos
dari tangannya."
Ho Ceng Bu tetap membisu. Pikirannya
bekerja membayangkan pertempuran yang sudah
dan menimbang-nimbang kekuatan pihaknya.
Hatinya mendadak menjadi jerih dan pikiran 472
apa yang dikatakan oleh Auw yang Ti berkata
pula.
"Ho Lengcu, aku bersahabat akrab dengan
kau. Maka sudah tentu aku juga pikirkan
keselamatanmu. Coba kau lihat kursi batu
besar itu. Aku sejak dahulu bekerja, sebelum
memikirkan baju kedepan telah memikirkan
jalan mundur dulu. Ketika aku diberi
kesempatan membikin jalan rahasia ke tempat
tahanan, aku telah membuat jalanan sangat
rahasia untuk kita dapat meloloskan diri
dari bahaya. Maka Ho Lengcu, kalau misalnya
kau menghadapi bahaya kekalahan kau boleh
datang kesini dengan rahasia. Kau putar saja
kursi itu tiga kali kekiri dan kekanan
sekali akhirnya putar lagi kekiri tiga kali
segera kau akan menemukan sebuah jalan
rahasia yang panjangnya 20 li menembus ke
arah rimba diluar pegunungan Ong bu. Kau
tidak percaya? Nah cobalah sekarang!"
Si Telapakan Tangan Sakti Ho Ceng Bu
tidak benar saja setelah kursi itu diputar
kekiri kekanan sebagian dinding dari kamar
rahasia itu bergerak dan akhirnya telah
memperlihatkan sebuah jalan rahasia.
Didalamnya gelap kalau menempuh jalanan itu
orang harus membawa obor untuk penerangan.
Ho Ceng Bu kegirangan, percaya betul pada
Auw yang Ti punya hasil pekerjaan itu dan
hatinya lega karena dirinya tidak akan
sampai binasa tertolong oleh jalanan rahasia
yang umpamanya nanti ia menghadapi 473
keambrukan Si leng cee dan dipaksa oleh
keadaan harus menyelamatkan dirinya.
Setelah menututp lagi jalan rahasia yang
seperti goa itu, Ho Ceng Bu berkata pada Auw
yang Ti.
"Auw yang ko kau sungguh baik sekali. Aku
si orang she Ho entah dengan apa harus
mengucapkan rasa terima kasihku jikalau
benar-benar ada kejadian aku dapat tertolong
oleh jalanan rahasia yang kau ciptakan ini."
"Kini kita sudah menjadi kawan, sebagai
saudara buat apa bicara tentang terima kasih
segala. Asal kau dapat menolong jiwamu
dengan pekerjaanku ini aku sudah merasa
puas. Cuma aku harap setelah kau sendiri
mengetahui rahasia goa rahasia ini jangan
kau ceritakan kepada lain orang meski kepada
Song Lengcu sendiri, karena dia juga belum
tahu halnya goa yang aku bikin itu."
Ho Ceng Bu angguk-anggukkan kepalanya
tanda dia akan mentaati pesannya Auw yang
Ti. Auw yang Ti kelihatan sangat berduka
ketika Ho Ceng Bu mau membuka mulut
menghibur, Auw yang Ti sudah berkata pula
padanya.
"Yah, aku sejak masuk dalam markas kalian
merasa bahwa Song Lengcu ada sangat
menghormatiku. Untuk membalas budinya itu,
meskipun aku tidak dapat menang dengan 474
kekuatan tenagaku, tapi akan mencari akal
untuk merubuhkan beberapa orang diantara
musuh-musuh kita itu. Nah disini aku sudah
membuat surat yang aku polesi racun, siapa
yang membuka sampulnya akan mati seketika
itu juga. Harap Ho Lengcu tolong sampaikan
dengan perantaraan anak buahmu kepada Li
Cong Bun, kau nanti buktikan bagaimana
beberapa musuh kita akan mendapat
kebinasaannya.
Ho Ceng Bu menerima surat yang disodorkan
oleh Auw yang Ti. Diam-diam dalam hati ia
merasa sangat girang dengan bantuannya sang
kawan yang setia ini. Ia dapat membinasakan
musuh besarnya tanpa ia turun tangan
sendiri.
"Aku sudah tidak ada muka untuk tinggal
lebih lama disini." Demikian Auw yang Ti
meneruskan kata-katanya. "Setelah aku
beristirahat sebentar dan keadaanku
dirasakan sudah mengijinkan, akan aku
meninggalkan kalian untuk mengantarkan Li Bu
Taysu."
Si Garuda Hitam memang tahu kalau Si Hek
pay ada mempunyai isyarat khusus untuk
memanggil kawan-kawannya untuk bersama-sama
menghadapi bahaya. Isyarat itu berupa api
yang diluncurkan ke udara dan orang-orang Si
Hek pay yang melihatnya harus lekas memburu
diamana bendera api lik kegoaku sendiri. Aku
dapat menyampaikan perpisahan ini pada Song
Lengcu dengan perantaraan surat. Harap Ho 475
Lengcu jangan berkata apa-apa kepadanya
karena ditakutkan hatinya menjadi bimbang
dan itu tidak baik. Sedangkan kita
menghadapi musuh tangguh. Sekaranag disana
ia memerlukan banyak tenaga, maka baiknya Ho
Lengcu sekarang meninggalkan aku. Harap saja
pada lain kesemnpatan dapat kita berjumpa
lagi."
Ho Ceng Bu sangat memuji kecerdikan
otaknya Auw yang Ti.
Pikirnya, memang pihaknya tak dapat
peroleh kemenangan manakala tidak dibantu
oleh tiga belas hweshio kosen dari Si Hek.
Puhaknya akan mengalami kehancuran, maka
niatnya untuk membujuk Auw yang Ti supaya
jangan meninggalkan mereka urung ia
nyatakan. Setelah ia mengucapkan terima
kasih dan berjanji akan mentaati pesan
sahabat karib itu, lalu Ho Ceng Bu
meninggalkan Auw yang Ti pergi ketempat
pertandingan lalu berkumpul dengan kawankawannya.
Sementara itu Hwe Pek It yang melihat Auw
yang Ti yang diangkat oleh Ho Ceng Bu. Ia
berpaling menghadapi Li Cong Bun dengan air
muka tersenyum berkata:
"Kawanan hweshio dari Si Hek itu yang
datang kemari sudah aku bersama sahabatku Se
bun Pa sudah aku menahan dalam jarak ratusan
li dari sini, maka mereka tak dapat datang
kemari. Untuk ini telah dipergunakan 476
pedangmu sebagai umpannya. Ditengah
perjalanan Se bun Pa telah menitipkan
pedangmu padaku untuk diserahkan kembali
pada kau, supaya kau dapat pergunakan
membasmi kawanan orang-orang jahat disini.
Nah terimalah pedangmu ini aku sendiri masih
akan bertempur dengan kawanan bangsat
disini!"
Berbareng Hwe Pek It melontarkan Pedang
Penakluk Iblis kepada pemiliknya. Li Cong
Bun dengan sebat telah menyambuti. Ia lalu
memeriksa, memang betul pedang itu adalah
miliknya. Pada waktu ia hendak membuka mulut
mengucapkan terima kasih, tiba-tiba
mendengar si Burung Hong Kumala berkata pada
Bo yong Kang.
"Bo yong ko, aku hendak menantang si
Kalajengking bertanding!"
Bo yong Kang terkejut mendengar bicaranya
Gan Su Nio. Dengan suara perlahan ia berkata
kepada sang kekasih.
"Adik Gan, kau belum tahu bahwa untuk
pertandingan ini, si Kalajengking Pho Kun
Peng sudah pergi ke gunung Ko le kang untuk
minta ?Tiga Pusaka Thian Lam? dari suhunya.
Tiga senjata itu amat lihai, apalagi
ditangannya."
"Bo yong ko, kau amat baik," memotong Gan
Su Nio dengan tertawa manis. "Aku sangat
berterima kasih atas perhatianmu. Tapi kau
jangan kuatir, suhu sudah menurunkan cara 477
bagaimana aku menangkis senjata ampuh itu.
Cuma saja." Sampai disini si nona tak dapat
meneruskan perkataanya. Ia kelihatan berduka
hingga Bo yong Kang menjadi heran.
"Hei, adik Gan, kau kenapa?" tanyanya
dengan penuh kasih.
"Cuma saja pertemuan kita ada sangat
pendek, sebab suhu ada pesan jilakau aku
sudah balas dendam pada Pho Kun peng supaya
lekas-lekas kembali ke Lam hay."
Bo yong Kang mencelos hatinya. Ia duga si
nona sudah dipesan lekas balik begitu cepat
oleh suhunya yang bertabiat aneh itu.
"Adik Gan habis.? Bo yong Kang hanya
dapat mengatakan ini, matanya menatap
wajahnya si nona yang cantik jelita.
Sorot matanya sangat duka, hingga si nona
yang balas menatap juga jadi tidak enak
hatinya dan kasihan melihat kekasihnya yang
seolah-olah putus asa.
"Yah.. sudah sembilan tahun kita
berpisah. Sekali ketemu sudah lantas harus
berpisah lagi. Siapapun juga tentu akan
merasa sedih. Tapi Bo yong ko, kalau kau ada
waktu, sukalah kau nanti pergi ke Lam hay?"
Boyong Kang anggukkan kepala, "Semoga
urusanku lekas menjadi beres dan aku dapat
berjalan-jalan kesana." jawabnya dengan air
muka berduka. Tapi tidak urung ia tersenyum
melihat si nona dengan lirikan matanya yang 478
berani juga kelihatan tersenyum kepadanya.
Dengan perlahan-lahan Gan Su Nio menghampiri
panggung luitay.
Ia berseru pada Hwe Pek It yang masih
petantang petenteng di atas panggung luitay
itu menantang musuh-musuhnya.
"Ji ko, eh bukan, kita sudah putus
hubungan persaudaraan dalam Si leng cee.
Seharusnya aku memanggil toako. Harap toako
turun dulu dan duduk menonton karena aku mau
bikin perhitungan dengan Pho Kun Peng."
"Anak nakal, toakomu belum puas bertempur
sudah menyuruh turun." Ia menggerutu sambil
tersenyum terus lompat turun dan menghampiri
Bo yong Kang dengan siapa ia bercakap-cakap.
Li Cong Bun yang masih memikirkan halnya
Se bun Pa, lalu menanya pada Hwe Pek It.
"Hwe pepe, Sebun pepe kita apa nanti juga
akan datang kesini untuk bantu ramaikan
pertempuran?"
Hwe Pek It goyang-goyang tangannya, "Li
hiantit, berbicara tentang Se bun Pa kawan
karibku itu, betul-betul harus memuji. Dia
adalah seorang yang sepak terjangnya sangat
gaib dalam dunia kangouw. Begitu misterinya


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hingga orang tak dapat menebak apa yang ia
akan lakukan. Karena aku dipesan olehnya,
maka buat sementara ini aku tak dapat
mengatakan apa-apa hal dirinya. Kau tunggu
saja. Nanti juga kau dapat tahu sendiri jasa 479
apa yang telah ia perbuat untuk
keuntungannya pihak kita."
Sementara itu diatas luitay Gan SU Nio
sudah menantang pada Pho Kun Peng.
Si Kalajengking panas hatinya ditantang
oleh si Burung Hong Kumala itu korban yang
gagal ia menyaploknya, maka seketika itu ia
bangkit hendak enjot tubuhnya melayang ke
atas, tapi tiba-tiba ada orang yang
mencegah.
"Sam ko, kau semalaman tidak tidur
merundingkan soal markas kita, mana boleh
orang yang kurang tidur melakukan
pertandingan. Biarlah kasi aku yang maju
untuk menandingi padanya, kau sendiri boleh
beristirahat!"
Pho Kun Peng ketika melihat ternyata yang
mencegah itu ada si Rase Genit Pho Sam jun,
dan tanpa menunggu jawaban lagi sudah
bangkit menghampiri panggung luitay. Dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang
indah, sebentar saja sudah berada diatas
luitay berhadapan dengan Gan Su Nio.
Ia bersenjatakan sepasang bandringan yang
dinamai Bandringan Pencabut Roh, sepasang
senjata yang lihai. Selain digunakan untuk
melibat dan merampas senjata musuh,
bandringan itu dapat digunakan untuk menotok
atas bantuan tenaga dalam yang disalurkan
pada bandringan itu. 480
Gan Su Nio sebenarnya naik luitay khusus
mau ketemu Pho Kun Peng untuk membalas sakit
hatinya, tidak mau bertempur dengan siapapun
juga. Kini yang muncul adalah perempuan
cantik, tapi sikapnya sangat genit membikin
ia tidak senang. Apalagi ketika mengetahui
bahwa perempuan didepannya itu yang telah
menggantikan kedudukannya itu sebagai Lengcu
dari tangsi Hong maka hatinya Gan Su Nio meu
tidak mau merasa kepingin menjajal berapa
tinggi ilmu perempuan itu.
"Kau adalah Lengcu yang mengkhianati
perkumpulan, cara bagaimana kau masih ada
muka untuk muncul diatas luitay ini?" tibatiba Pho Sam Jun menyindir seraya tersenyum
menghina kepada musuhnya.
"Ada hunungan apa urusanku dengan kau?"
Gan Su Nio balik bertanya dan mendongkol.
"Hmm ada hubungan apa? Aku menanyakan
kenapa masih ada muka untuk muncul di Si
leng cee, sedangkan kau adalah Lengcu
pengkhianat?"
Gan Su Nio sangat gusar. Ia mau membuka
mulut untuk mencaci tapi urung ketika ia
pikir lagi tidak ada gunanya berurusan
dengan seorang perempuan yang bermoral bejat
itu. Setelah ambil keputusan, ia cabut pedang
lemasnya, disabetkan lempeng hingga
mengeluarkan sambaran angin keras. 481
Pho Sam Jun juga telah siap dengan
senjata bandringannya.
"Bagus!" kata si Rase Genit. "Kau boleh
rasakan senjata Bandringan Pencabut Roh.
Berbareng ia majuka senjatanya. Sekaligus
menyerang bagian bawah dan atas yang telah
mendapat sambutan baik dari pedangnya Gan Su
Nio. Senjata si Rase Genit merupakan
bandringan aneh terbuat dari logam campuran
dan mengeluarkan sinar yang bergeriapan
kalau dimainkan.
Pertempuran berjalan ramai sekali. Banyak
tipu pukulan dikeluarkan oleh Pho Sam Jun
tapi semuanya dapat dipunahkan oleh Gan Su
Nio. Si Burung Hong Kemala, meskipun
perlawanannya kelihatan tenang-tenang saja
tapi dengan pasti dapat mendesak musuhnya,
malah paling belakang dengan pedang lemasnya
ia mengurung si Rase Genit hingga ia ini
diam-diam jadi terkejut.
Pikiran jahat timbul dalam otaknya si
Rase Genit, ialah ia mau menggunakan senjata
gelapnya untuk merebut kemenangan. Senjata
gelapnya itu Bi siang To tan atau pelor
beracun yang membikin pingsan.
Pho Kun Peng gelisah melihat jantung
hatinya keteter dan segera akan dikalahkan
oleh musuhnya. 482
Sementara itu Ho Ceng Bu sudah mincul
habis mengantarkan Auw yang Ti. Cepat-cepat
Song Sam Ceng menanyakan bagaimana
keadaannya orang she Auw yang itu.
Ho Ceng Bu lantas mengarang cerita
bohong. "Auw yang ko sudah baikan dan sedang
beristirahat dalam kamar rahasia." demikian
katanya. "Ia pesan, kalau perlu toako boleh
bertindak sebagaimana yang telah
direncanakan."
"Hmm..!" mengeram Song Sam Ceng. "Aku
dan samte masih belum turun tangan,
bagaimana kita mememikirkan urusan yang
sudah direncanakan? Kita masih belum
menyerah kalah. Kalau seandainya kita kalah,
terang aku akan menjalankan hal-hal yang
yang sudah dapat lolos.
Sebetulnya sangat lucu. Ho Ceng Bu tidak
tahu tentang ditanamnya bahan peledak oleh
Song Sam Ceng disekitar panggung luitay,
karena itu dirahasiakan dan hanya Song Sam
Ceng dan Auw yang Ti saja yang
mengetahuinya.
Sebaliknya Song Sam Ceng tidak mengetahui
halnya kursi batu yang dapat digerakkan
kekiri kekanan untuk mendapatkan sebuah goa
yang bisa menembus keluar markas dan bisa
menyelamatkan diri.
Li Bu Taysu yang semula dipuja-puja oleh
Song Sam Ceng dan kawan-kawannya, kini
merasa turn merk karena tidak dapat 483
menjatuhkan To Hui Siansu dari Siauw Lim Si.
Ia melihat keadaan dari pihak yang dibelanya
ada buruk, tidak tahu apa yang harus
diperbuat guna memberikan pertolongannya.
Tapi ia mendengar kawannya sudah kena
dipikat oleh Pedang Penakluk Iblis yang
dicurinya dan kena ditahan disuatu tempat
yang jauhnya ratusan li dari markas Si leng
cee, pikirnya bagaimana pihaknya dapat
merebut kemenangan kalau kawan-kawannya itu
tidak datang.
Ia gunakan otaknya berpikir mencari
jalan, tiba-tiba satu pikiran terlintas
dalam otaknya. Ia lalu berkata pada Song Sam
Ceng, "Song Lengcu, hatiku merasa tidak enak
karena belum dapat menyumbangkan apa yang
berharga untuk pihak Si leng cee. Pedang
penakluk iblis yang dicari-cari sekarang
ternyata sudah ada disini, aku pikir hendak
memberitahukan pada kawan-kawanku yang
tertahan disuatu tempat ratusan li dari
sini. Apakah Song Lengcu dapat menunjukkan
suatu tempat yang tinggi di daerah sini
supaya aku supaya aku dapat memanggilnya
dari sini?"
"Ha ha ha," Song Sam Ceng tertawa, Taysu
sudah berbuat apa yang taysu bisa. Tetapi
karena lawan ada tangguh maka kesudahannya
menjadi seri. Kini taysu hendak memanggil
kawan-kawan taysu itu memang baik sekali.
Nanti aku suruh orang antarkan taysu
ketempat yang taysu maksudkan." 484
Song Sam Ceng lalu suruh salah satu
orangnya untuk memberi bantuan kepada
kawannya.
Gan Su Nio dilain pihak yang semula
bermaksud menghabisi jiwanya Pho Kun Peng
telah bertempur dengan orang lain lagi. Kini
menghadapi Pho Sam Jun yang terkenal dengan
si Rase Genit yang sudah banyak menumpuk
dosa. Pikirnya, perempuan yang moralnya
bejat begitu lebih baik disingkirkan dari
dalam dunia supaya hilang gangguan yang
merusak prikesopanan.
Ilmu pedangnya Gan Su Nio semakin lama
semakin hebat dan mengurung musuhnya hingga
Pho Sam Jun yang tadinya congkak kini telah
terbang semangatnya. Ia keder, merasa
dirinya bakal celaka dibawah tajamnya pedang
Gan Su Nio.
Pho Kun Peng melihat itu hatinya gelisah.
Kalau ia tidak turun tangan membantu,
niscaya Pho Sam Jun akan celaka, maka ia
lalu berdiri dan pelahan-lahan berjalan ke
dekat panggung luitay. Siapa tahu gerakgeriknya itu tidak lolos dari matanya Bo
yong Kang dan ia juga lantas bangkit
mengikuti si Kalajengking. Ketika mereka
berhadapan, Bo yong Kang dengan tertawanya
dingin berkata:
"Dua pendekar perembuan itu sedang
bertempur diatas panggung. Siapa kalah dan
siapa menang masih belum ketahuan, maka kita 485
tidak boleh turut campur mengganggu
ketenangan mereka. Kalau memang Lengcu ada
keinginan buat bertempur, bagaimana kalau
sebentar kita ambil giliran..?"
Pho Kun Peng ditantang bertempur hatinya
sudah merasa keder. Ia ingat kegagahannya Bo
yong Kang tempo hari bertanding dengannya,
tapi tidak mau hilang muka, ia setelah
tertawa tawar lalu berkata:
"Orang she Bo yong. Kau tidak perlu
tergesa-gesa. Apa kau kira ilmu silatmu
tinggi?. Hmm.! Kalau saat itu kita
bertempur dekat telaga ?merah? tidak ada si
Thiat Bok kepala gundul, kau sudah hancur
dibawah senjata ?bom api? dari Tiga Pusaka
Thian lam. Kau kira Gan Su Nio bisa menang
dari Pho Sam Jun, kau jangan girang sahabat.
Pho Sam Jun masih belum mengeluarkan
senjatanya yang ampuh. Aku lihat kalau dia
sudah mengeluarkan senjata pendeknya, pedang
Gan Su Nio bagaimana lihainya juga tidak ada
gunanya."
Setelah berkata dengan menggunakan ilmu
mengirim suara ke telinga orang dalam jarak
jauh ia menganjurkan Pho Sam Jun lekas lekas
menggunakan senjata rahasianya untuk merebut
kemenangan.
Sebenarnya Pho Sam Jun memang hendak
mengeluarkan senjata gelapnya, tapi sampai
sebegitu jauh terus repot tidak mempunyai
kesempatan karena Gan Su Nio menyerangnya 486
bertubi-tubi. Diam-diam dalam hatinya merasa
menyesal. Pho Kun Peng melihat dirinya dalam
bahaya tidak mau memberikan pertolongan.
Ia girang ketika melihat Pho Kun Peng
berada di bawah panggung dan mengisiki
padanya dari jarak jauh. Justru pada saat
itu Gan Su Nio telah melancarkan serangan
dengan gaya Naga Kumala Bergelimpangan. Pho
Sam Jun mengelakkan serangan ini dengan
indah, ialah menggunakan gerakak Dewi Kwan
Im duduk diatas teratai. Ia menggoyangkan
pinggangnya sambil mengkeretkan lehernya itu
kasi lewat sabetan pedang si Burung Hong
Kumala yang sangat tajam. Kemudian sambil
menotolkan kakinya pad papan panggung ia
melesat mundur tapi Gan Su Nio tak mau
memberikan kesempatan dan terus mengikuti
sebagai bayangan. Ia betul-betul sangat
repot hingga tak sempat memperhatikan
kekasihnya yang sedang bicara dengan Bo yong
kang.
Meskipun demikian, ia masih awas ketika
pedangnya Gan Su Nio membabat pinggangnya ia
putar bandringannya sambil melibat pedang
tersebut. Gan Su Nio melihat lawannya sangat
payah tapi masih berani melibat pedangnya,
hatinya curiga ada permainan apa lagi yang
akan dikeluarkan oleh si Rase Genit.
Pho Sam Jun girang mendapat kesempatan
untuk melontarkan senjata gelapnya. Dengan


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cepat ia meraba pinggangnya kemudian
melepaskan senjata rahasianya. Lima butir 487
peluru yang berwarna kemerah-merahan telah
meluncur menyerang Gan Su Nio dari segala
jurusan.
Gan Su Nio melihatsenjata gelap itu
lantas tahu bahwa yang diluncurkan itu
adalah peluru-peluru yang mengandung obat
biusnya It Beng Tojin membikin ia cerdik. Ia
telah mendapat pelajaran ilmu silat Tiga
belas gerakan yang khusus diturunkan oleh
Biauw Hoat Sin ni guna menempur Pho Kun
Peng. Disampig itu ia telah mendapat pil
yang sembarangan waktu ia mamah dalam
mulutnya perlu untuk menjaga obat bius yang
dapat mencelakai dirinya.
Pho Sam Jun yang melihat Gan Su Nio
berdiri tegak saja tak meloloskan diri dari
serangan senjata gelapnya, bukan main
girangnya. Ia sudah perhitungkan musuhnya
akan segera pingsan maka ia jadi tertawa
bergelak.
Tengah ia tertawa enak, tiba-tiba
serangan pedang Gan Su Nio laksana kilat
sudah menembus perutnya. Sebentar kemudian
telah terdengar jeritan yang menyayat hati.
ia rubuh dengan berlumuran darah dan
jiwanyapun segera melayang ke akherat.
Suatu kesudahan yang tidak terduga oleh
penonton.
Tadinya mereka menduga Gan Su Nio akan
menjadi korbannya senjata gelap Pho Sam Jun
yang lihai, tak tahunya menjadi sebaliknya. 488
Melihat kekasihnya mati dalam keadaan
demikian rupa, bukan main marahnya si
Kalajengking Pho Kun Peng.
"Gan Su Nio, kau sungguh kejam. Tunggu
sebentar kalau aku sudah membereskan
jenasahnya sumoy aku akan adu jiwa dengan
kau..!"
"Orang she Pho, jangan banyak bacot. Kau
urus dulu perempuan genit itu sampai beres
dan boleh datang lagi untuk bertempur dengan
aku. Memang aku hendak membinasakan jiwamu.
Tak tahunya ini perempuan genit yang
menalangi hingga kau bisa hidup untuk
sementara waktu."
Pho Kun Peng menyuruh orang-orangnya
merawat mayatnya Pho Sam Jun. amarahnya
meluap-luap mendengar omongannya Gan Su Nio.
Tambahan ia melihat Bo yong Kang dengan
mesra telah menyambut Gan Su Nio dan
membimbing ke tempat duduknya. Perasaan
cemburu, dendam dan jelus mengaduk jadi satu
dalam otaknya si Kalajengking yang ganas dan
kejam.
"Adik Gan, tidak lama lagi pasti Pho Kun
Peng akan muncul dan ajak kau bertempur
mati-matian. Sebaiknya perlu duduk dulu
untuk melepaskan lelahmu!"
Demikian Bo yong Kang membisiki di
telinganya Gan Su Nio. Panggilan Adik Gan
baru sekarang disadari oleh Gan Su Nio, Oh
bagaimana mesra panggilan itu meluncur dari 489
mulut seorang yang dicintainya. Wajahnya
agak kemerah-merahan, hatinya berdebaran
tapi matanya yang halus jernih mengerling
galak dan mulutnya yang mungil menyungging
senyuman manis seperti madu hingga Bo yong
Kang yang melihatnya entah bagaimana rasa
hatinya mendadak berdebar keras. Kembali
dalam hati ia mengeluh. Kenapa hatiku tidak
tahu diri?
Li Cong Bun sementara itu telah nyeletuk,
"Gan Kouw-kouw, ilmu pedangmu yang semula
meskipun hebat tidak mengherankan padaku.
Tetapi yang paling belakang yang kau mainkan
begitu lincah dan gesit serta aneh
menyerangnya, sungguh membikin aku
terpesona. Kalau kau tidak keberatan, aku
ingin mempelajari ilmu pedang demikian.
Sukalah kau memberi pelajaran ilmu pedangmu
itu Kouw-kouw?"
Li Cong Bun berkata sambil tertawa.
"Bun Jie," jawabnya nona Gan tersenyum.
"Kau masih begini muda sudah mendapat
pelajaran yang tinggi dan ajaib dari kedua
Locianpwe Bu Ju dan Ceng Leng ilmunya Dwi
Tunggal itu. Tentu saja tidak ada taranya,
maka apa herannya dengan ilmu pedang ular
yang aku mainkan barusan? Tunggu sebentar
lagi aku akan menghadapi Pho Kun Peng, aku
akan memperlihatkan ilmu pedangku yang baru
aku pelajari ialah Ilmu Tigabelas Gerakan
Pedang. Kalau kalian merasa senang, lain 490
waktu kalau aku mendapat ijin dari suhu akan
aku turunkan kepadamu!"
Li Cong Bun hanya angguk-anggukkan
kepalanya tertawa. Diam-diam ia ingin
menyaksikan bagaimana lihainya ilmu
tigabelas gerakan pedang yang dikatakan Gan
Su Nio tadi.
Sementara itu Song Sam Ceng melihat
pihaknya yang masih akan bertempur hanya Pho
Kun Peng dan Ho Ceng Bu dan dirinya sendiri.
Sedangkan dipihaknya Bo yong Kang masih
banyak jago-jago kuat yang belum keluar
bertempur. Hatinya menjadi cemas dan duka.
Saat itu Pho Kun Peng sudah muncul lagi dan
melaporkan pada Song Sam Ceng bahwa
jenasahnya Pho Sam Jun sudah diurus beres.
Sekarang mau keluar bertempur dengan Gan Su
Nio. Ia sangat marah, didepannya Song Sam Ceng
ia bersumpah dia mesti bikin Gan Su Nio
binasa. Dalam dunia ini tidak boleh ada
berduaan dianggapnya menjadi kelebihan.
Hebat marahnya si Kalajengking.
Setelah itu lalu ia menghampiri panggung
liutay, enjot tubuhnya melayang diatas
panggung. Ia menantang Gan Su Nio dengan
suara nyaring.
"Hei Gan Su Nio, lekas naik panggung
untuk terima binasa!" 491
Gan Su Nio tidak takut. Sebaliknya dari
muka pucat ketakutan. Ia malah tenang-tenang
saja menjawab, "Manusia binatang sudah dekat
akan ajalmu masih berani membuka mulut
besar?"
"Gan Su Nio, kita bertempur mati hidup
antara kita berdus, tidak seorangpun boleh
mengingkari syarat ini. Orang yang
mencampuri urusan pertempuran kita itu akan
dimusuhi oleh semua pendekar rimba
persilatan. Bagaimana? Kau berani berjanji
begitu?"
"Pho Kun Pang. Kau jangan pentang bacot
tidak karuan. Siapa sih yang takut padamu?
Meskipun ada orang berlutut minta supaya
diperbolehkan membantu aku, juga aku akan
menolahnya. Sebab kebinasaanmu harus
ditanganku sendiri."
"Gan Su Nio," si Kalajengking membanting
kaki. "Lekas.. lekas kau naik supaya aku
tidak banyak membuang waktu untuk mengirim
jiwamu ke akherat. Hayo lekas naik!"
Bo yong Kang erasa kurang enak untuk
memberitahukan kepada Gan Su Nio tentang
senjata Tiga Pusaka Thian lam yang
diandalkan Pho Kun Peng, maka dengan isyarat
matanya ia memberitahukan kepada Li Cong Bun
supaya dia yang memberitahunya.
Setelah Li Cong Bun mengisiki tentang
tiga senjata itu, nona Gan tertawa menjawab,
"Ya, itu memang betul. Saat aku masih berada 492
di Si leng cee aku juga pernah dengar dari
dia. Sekarang aku sudah siap untuk
memusnahkan senjata gelapnya itu. Kau jangan
kuatir. Nah dia sudah berteriak-teriak macam
orang edan. Aku lantas mau naik panggung.
Cuma aku mau bilang sebentar setelah aku
menghabisi jiwanya si Kalajengking aku akan
terus pulang ke Lam hay. aku harap kalau kau
dengan susiokmu ada waktu, sukalah jalanjalan kesana menemui aku."
Setelah berkata pada Li Cong Bun si nona
baju putih berpaling pada Bo yong Kang. "Bo
yong ko," katanya Pho Kun Peng sudah
menantang padaku. Dia telah menetapkan
syarat siapapun tidak boleh membantu
pertempuran kita mati hidup, maka aku harap
Bo yong ko dan Bun jie diam-diam saja
menonton kalau ada kejadian apa-apa dengan
diriku. Sebab kalau kalian turun tangan
nanti ditertawai orang. Sebetulnya tidak ada
apa-apa yang perlu dikuatirkan sebab aku
sudah bersiap untuk memuhankan senjata
ampuhnya."
"Aku mendoakan kau selamat. Harap kau
suka berlaku hati-hati." jawab Bo yong Kang.
Gan Su Nio anggukkan kepala sambil
kerlingkan matanya yang penuh kasih.
Penuh dengan perasaan kuatir, Bo yong
Kang mengawasi Gan Su Nio berjalan
menghampiri panggung luitay. Entah seperti 493
burung kepinis tubuhnya Gan Su Nio melesat
naik keatas luitay.
"Orang she Pho, aku sudah datang!"
mengejek Gan Su Nio ketika sudah berhadapan
dengan Pho Kun Peng yang menyambut dengan
mata melotot kejam.
"Hmm!" si Kalajengking menggeram ketika
mendengar si Burung Hong Kumala. Ia
mengkertekkan giginya menahan rasa gemas.
Tangannya memegang erat-erat pedang
pendeknya yang mengandung air beracun.
Wajahnya betul-betul menyeramkan siapa yang
melihatnya.
Gan Su Nio ambil sikap menunggu. Kalau ia
tidak menyerang, musuhnya juga tidak
bergerak. Sebaliknya kalau ia menyerang sang
lawan akan menyemburkan air beracunnya yang
sangat hebat. Karena sudah tahu akan senjata
ampuhnya si kalajengking, Gan Su nio sudah
menjaga-jaga. Di balik bajunya ia ada pakai
baju wasiat yaitu baju yang terbuat dari
kulit ikan yang lemas. Baju ini tidak mempan
senjata tajam, apalagi hanya air beracun.
"Pho Kun Peng," akhirnya si nona berkata.
"Kau ini sedang plototin siapa? Mukamu
tampak bengis, apakah itu alamat jelek
untukmu? Aha Pho Kun Peng aku tahu kau
hendak menggunakan senjata gelapmu. Kalau
kau seorang laki-laki marilah kita
bertanding secara ksatria. Jangan pakai 494
segala benda rongsokan yang kau anggap
sebagai benda yang paling ampuh!"
"Gan Su Nio, kau menghina." Tegurnya
bengis.
"O, Aku bukan menghina, aku menantang kau
berkelahi secara ksatria." jawabnya.
Menggunakan kesempatan si nona sedang
membereska rambutnya, Pho Kun Peng telah
menyerang dengan menggunakan tipu Telapakan
Tangan Menggetarkan Gunung Tay San. Tangan
kirinya menyerang, tangan kanannya memencet
alat rahasia pedang pendeknya. Segera air
bercun menyembur keluar menyerang musuhnya.
Gan Su Nio memang dari tadi sudah siap
sedia. Maka ketika si Kalajengking
menyerang, ia tidak hiraukan tangan kirinya.
Hanya tangan kanannya ia perhatikan betul.
Waktu air beracun gesit seperti burung. Ia
melesat ke atas melewati kepalanya si
Kalajengking. Itulah gerakan yang dinamai
?Naga melompati puntu surga? yang indah
sekali dipertunjukkan oleh Gan Su Nio.
Badannya si nona diudara berputar lalu
tangannya menyerang ke batok kepala musuh.
Suatu serangan hebat yang mengeluarkan angin
santar, hingga si Kalajengking terkejut
sekali.
Untuk menghindari serangan berbahaya itu,
si Kalajengking memendekkan badannya tapi
tidak urung beberapa lembar rambut kepalanya
sudah beterbangan kena angin pukulannya si 495
nona. Senjata gelapnya sementara itu sudah
jatuh di panggung, mengeluatkan asap hijau
dan berbau angus.
Kalau Gan Su Nio terkejut dan bersyukur


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dirinya terluput dari senjata gelap si
Kalajengking yang berbahaya, sebalijnya si
Kalajengking merasa sangat kagum akan
serangan kilat si nona dari udara. Hampir
saja batik kepalanya pecah kalau tidak dapat
menyelamatkan dirinya.
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Gan Su Nio yang sudah keluarkan pedangnya
tidak ragu-ragu lagi memainkan senjata itu
untuk menyerang lawannya yang kejam itu.
Sungguh bagus dan menarik ilmu pedangnya si
nona, hingga penonton yang melihatnya pada
memuji. Sudah tentu jangan dikata lagi Bo
yong Kang siapa menjadi kegirangan dan
mengagumi kekasihnya pada ilmu pedangnya.
Pho Kun Peng juga bukan lawan empuk.
Serangan-serangan Gan Su Nio meski berbahaya
tapi dapat dipunahkan oleh si Kalajengking.
Pertandingan berjalan sangat seru. Masingmasing telah mengeluarkan kepandaiannya.
Akan tetapi sampai seratus jurus, belum
kelihatan siapa yang akan keluar sebagai
pemenang. Gan Su Nio menjadi kesal. Pikirnya
kalau ia tidak mengeluarkan ilmu silatnya
yang paling baru ia dapat pelajari dari
gurunya, tentu ia tidak dapat merebut
kemenangan melihat si Kalajengking sudah
bertempur sungguh-sungguh. 496
Ilmu baru itu dinamai gerakan pedang
ajaib yang khusus diturunkan oleh Biauw Hoat
Sin ni pada muridnya untuk melayani Pho Kun
Peng.
Ketika ilmu pedang itu dimainkan, benr
saja jalannya pertandingan menjadi berubah.
Perlahan-lahan si Kalajengking terdesak dan
terkurung oleh pedangnya Gan Su Nio. Kalau
tadi si Kalajengking dapat membalas serangan
lawan,kini ternyata ia tidak berdaya
menghadapi Gan Su Nio yang memainkan
pedangnya hebat sekali. Ia terpaksa menjaga
diri. Tapi lala-lama dalam keadan demikian
ia akan mendapat bahaya, maka satu ketika ia
telah melesat tinggi. Ketika ia turun lagi
berbareng telah melontarkan tali wasiatnya
ke arah Gan Su Nio.
Li Cong Bun yang sudah mengalami lihainya
senjata tali itu maka dengan tanpa merasa ia
berseru, "Gan."
Ia tidak jadi keluarkan perkataannya
karena Bo yong Kang dengan cepat
mencegahnya sambil berkata,
"Bun jie, kau diam saja. Lihat kau punya
Gan Kouw-kouw bertempur dengan tenang.
Apalagi dia telah mengatakan bahwa dia telah
sedia daya untuk memunahkan Tiga Pusaka
Thian lam ditangannya Pho Kun Peng, buat apa
kau berseru memberikan petunjuk. Salah-salah
kau akan dibenci oleh Gan kouw-kouw.
Bukankah kau sudah tau adatnya Gan kouw-kouw 497
yang angkuh? Mereka sudah berjanji
bertanding berdua, tida\k boleh orang lain
datang membantunya. Sebaiknya kita jangan
membuat gaduh. Biarkan saja mereka
bertanding sepuasnya."
Li Cong Bun membisu. Ia lantaran
mengasihi Gan kouw-kouwnya makanya ia
keluarkan seruan demikian. Kini Li Cong Bun
memperhatikan benar-benar Gan kouw-kouwnya
dapat mengatasi senjata gelapnya si
Kalajengking. Tali wasiatnya Kalajengking
ketika melayang ke arahnya, dengan tenang
Gan Su Nio sudah mengeluarkan senjata
rahasianya, ia menimpuk dan dua senjata
rahasia itu berbenturan hingga keduanya
pecah mengeluarkan sinar keemas-emasan pada
beterbangan.
Gan Su Nio tidak memberikan kesempatan
untuk si Kalajengking unjuk lagak lama-lama
lagi. Ia telah menrjang dan menyerang
bertubi-tubi. Si Kalajengking bingung bukan
main melihat lawannya yang lemah gemulai itu
serangan-serangannya ganas sekali.
Pho Kun Peng benar-benar telah terkurung
oleh sinar pedangnya si nona.
Lincah luar biasa tubuhnya si nona yang
langsing berkelebatan kesana kemari
memainkan pedangnya yang keemas-emasan. Pho
Kun Peng merasakan matanya berkunang-kunang
melihat disekitarnya ad pedangnya Gan Su 498
Nio, sungguh ia tak menyangka bakal
mengalami kejadian yang demikian berbahaya.
Song Sam Ceng yang melihat sutenya
dikurung pedang, hatinya merasa cemas.
Pikirnya, senjata ?Tiga Pusaka Thian lam?
yang dipergunakan adik seperguruannya tidak
dapat menjatuhkan Gan Su nio. Pikiran jahat
yang berkelebat daam otaknya. Ia mau
mengingkari janji sang sute tadi. Meskipun
untuk itu ia dibenci oleh kalangan kangouw,
ia harus menolong sutenya yang terjepit dan
menghadapi bahaya kematian.
Diam-diam ia kerahkan anak buahnya untuk
sebentar setelah mendapat isyarat
daripadanya lantas menyerhu musuh-musuhnya
dan membunuh mereka habis-habisan.
Dilain pihak, Li Cong Bun merasa kagum
dengan ilmu pedang tiga belas gerakan pedang
ajaib yang dimainkan Gam Su Nio, demikian
dan menarik hingga musuhnya tidak berdaya.
Sambil tersenyum senyum ketawa ia berkata
pada pamannya,
"Susiok, benar-benar ilmu pedangnya Gan
kouw-kouw yang baru ada hebat sekali. Itu si
Kalajengking sampai tidak berkutik. Bagus
nanti kalau aku sudah dapat mempelajari ilmu
pedang Gan kouw-kouw tiga belas gerakan
pedang ajaib akan kesohor dengan ?Pedang
Pengejar Sukma? dan ?Pedang Swstika?
sehingga aku dapat menciptakan ilmu pedang
sendiri yang hebat luar biasa, Ha ha ha" 499
Bo yong Kang tidak menjawab bicaranya Li
Cong Bun yang kegirangan, perhatiannya terus
ditujukan ke panggung luitay. Meskipun
kelihatan Gan Su Nio diatas angin, nampak ia
masih belum tenteram hatinya karena
kekasihnya itu belum ketahuan betul
kemenangannya. Ia masih kuatirkan si
Kalajengking yang licik masih ada mempunyai
simpanan senjata gelapnya lagi yang
berbahaya.
Ho Ceng Bu menimbang-nimbang apa yang
sudah terjadi. Pikirnya memang betul
pihaknya kelihatan tak dapat dipertahankan.
Auw yang Ti benar. Setelah melihat gelagat
tidak baik, ia lantas meninggalkan Si leng
cee. Semestinya Auw yang Ti memberitahukan
kepergiannya itu kepada Song Sam Ceng, tapi
kenapa pergi begitu saja? Telapak tangan
sakti mengeluhkan kepergiannya Auw yang Ti
yang tidak ingat akan kebaikan orang. Ketika
ia sedang terlelap dengan urusannya Auw yang
Ti, tiba-tiba orang she Auw yang itu muncul
menghampirinya.
Ho Ceng Bu bangkit menyambut, hatinya
merasa heran dengan munculnya si orang she
Auw yang, maka lalu ia berkata, "Auw yang
ko, benar-benar seperti ramalanmu. Kekalahan
ada mengancam pihak kita. Kau lihat si Rase
Genit Pho Sam jun telah dibinasakan oleh Gan
Su Nio. Sedang Pho Kun Peng juga keasaannya
sangat jelek untuk merebut kemenangan. Aku
sebenarnya juga ingin pergi dari sini. Eh 500
kenapa tadi kau sudah pergi sekarang balik
kembali?"
Auw yang Ti menghela napas, "Ho Lengcu,
sebenarnya aku sudah pergi tadi kira-kira
sepuluh li jauhnya. Tapi belakangan aku
pikir lagi tidak benar tindakanku itu.
Seorang laki-laki kalau bekerja ada kepala
harus ada buntutnya, tidak boleh
meninggalkan begitu saja. Maka aku pikir
hendak mempertahankan Si leng cee sampai
disaat paling akhir, barulah aku ada muka
ketemu Song Sam ceng yang memperlakukan aku
disini sangat baik."
Ho Ceng Bu anggukkan kepalanya.
"Kau benar Auw yang ko, itulah ada lakilaki sejati," kata Ho Ceng Bu sambil
unjukkan jempolnya.
Orang she Ho itu tadi sebenarnya sudah
cemas hatinya, saban kali matanya kebentrok
dengan mata Li Cong Bun, hatinya tergetar
dengan tiba-tiba. Ia merasa jerih menghadapi
anak muda yang lihai itu. Tapi kini, setelah
Auw yang Ti muncul lagi, hatinya menjadi
besar. Pikirnya, dengan adanya oang she auw
yang, semua akan berjalan dengan baik.
Auw yang Ti kemudian datang mendekati
Song Sam Ceng. Si Garusa Hitam Song Sam
Ceng. 501
Si Garuda Hitam Song Sam Ceng tersenyum
girang melihat Auw yang Ti. Ia menanyakan
bagaimana dengan lukanya apa sudah sembuh?
"Song Lencu, terima kasih atas
perhatiannya. Menurut pendapatku, hari ini
punya urusan ada mengunjuk alamat tidak baik
untuk pihak kita."
"Ya, memang aku juga merasa." memotong si
Garuda Hitam. "Nah bagaimana pendapatmu
unutk mengatasi urusan ini?"
"Ilmu silat musuh ada sangat tinggi,"
jawab Auw yang Ti. "Kalau kita berkelahi
satu lawan satu, kecuali Lengcu sendiri yang
berkepandaian tinggi terang kita tidak akan
menang. Pikirku sekarangkita tidak usah
memikirkan lagi tentang hukum dan aturan
kangouw. Sebaiknya kita mengambil jalan
dengan jumlah besar untuk memenangi yang
sedikit. Kita kumpulkan semua Hiocu dan anak
buah lainnya. Kemudian kita basmi habis
musuh kita itu. Setelah itu baru kita
bicarakan bagaimana baiknya untuk kemajuan
Si leng cee."
Song Sam Ceng tertawa nyengir mendengar
bicaranya Auw yang Ti, sambil menjabat
tangan orang itu berkata:
"Auw yang toako, pikirannmu selamanya
bersamaan saja dengan aku. Memang betul
seperti apa yang kau katakan! Sekarang samte
bertempur, kelihatannya tipis untuk merebut
kemenangan , suka aku pikir lebih baik dia 502
dipanggil turun saja. Untuk apa bertanding
kalau hanya mengantarkan jiwa saja."
Auw yang Ti anggukkan kepalanya.
"Kau pandai berkata-kata," berkata Song
Sam Ceng. "Aku harap kau dapat menenangkan
hati mereka, supaya mereka tidak curiga dan
semuanya dapat kita binasakan dengan dinamit
yang telah kita sediakan. Selainnya itu aku
serahkan bendera kekuasaan padamu untuk kau
mengatur semua orang kita menyerang pada
musuh-musuh kita. Nah ini ambil lah!" si
Garuda Hitam menyerahkan bendera kekuasaan.
Auw yang Ti menerima bendera itu sambil
mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya
sang kepala.
Sementara itu Song Sam Ceng melihat ke
atas panggung, tampak Pho Kun Peng sedang
kalap, dia menyerang membabi buta, seolaholah berlaku nekad untuk mati sama-sama
dengan musuhnya.
Si Garuda Hitam melihat itu lantas
teriaki sutenya, "Hei, samte. Untuk apa kau
begitu bernapsu membunuh? Tidak ad harganya
kau sama-sama binasa dengan wanita itu,
lekas turun!"
Tapi Pho Kun Peng yang sudah mata gelap
tidak menyadari akan bahaya kematiannya. Ia
masih ngotot melayani Gan Su Nio yang
menyerang bertubi-tubi dari segala jurusan. 503
Pho Kun Peng kesal. Senjata ampuhnya dua
sudah dipunahkan musuh sedang tenaganya
sendiri tak dapat mengimbangi rangsakan
musuh maka ia coba untuk menggunakan senjata
gelapnya yang tinggal satu ialah Bom Api.
Tengah ia memikirkan itu tiba-tiba pedangnya
si nona telah memajas sikut kanannya, darah
keluar bercucuran. Hatinya si Kalajengking
bukan main gemasnya. Tidak berapa lama lagi


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia lantas melemparkan bom api nya.
Gan Su Nio juga mengetahui bagaimana
lihainya senjata gelap itu. Maka dia
keluarkan dua senjata gelapnya untuk
menempur bom apinya Pho Kun Peng di udara.
Ketika dua senjata itu berbenturan diudara.
Gan Su Nio sudah cepat-cepat melompat turun
dari panggung luitay untuk menghindari
bahaya.
Jilid 14
TAPI Tidak demikian denga Pho Kun Peng.
Ia menjadi terkesima melihat senjatanya
dapat ditahan oleh senjatanya si nona. Dua
senjata gelap itu meluncur turun persis di
atas kepalanya si Kalajengking hingga ia
menjadi sangat gugup. Waktu ia mau
menghindarkan diri sudah terlambat sebab
senjata gelapnya sudah meledak keras sekali 504
hingga badannya si Kalajengking menjadi
hancur, mayatnya sudah tak dapat dikenali
lagi. Roh nya seketika itu telah melayang
menyusul roh nya si Rase Genit yang telah
melayang terlebih dulu.
Song Sam Ceng yang melihat bahaya, coba
enjot tubuhnya melesat hendak menolong
sutenya juga terlambat, hingga terpaksa ia
hanya dapat menyaksikan si Kalajengking
dimakan oleh bom apinya sendiri.
Bo yong Kang juga sangat kaget bukan main
si Kalajengking menerbangkan bom apinya.
Tapi ketika melihat kekasihnya selamat turun
ke bawah luitay hatinya merasa lega dan
girang.
Ia menyambut sinona yang menghampiri
tempat duduknya.
"Adik Gan, sungguh berbahaya barusan.
Untung kau selamat, kalau tidak, aku."
Ia tidak meneruskan kara-katanya sebab
barusanpun ia kelepasan omong.
Tapi terusannya dapat dipahami oleh si
nona yang saat itu telah mengerling matanya
dan melemparkan senyumannya yang menawan
hati.
"Kau baik sekali memperhatikan diriku.
Tapi seperti aku bilang, jangan kuatir sebab
sku sudah ada daya untuk memunahkan segala
senjata gelapnya Pho Kun Peng. Nah Bo yong 505
ko, kau lihat bukankah aku sehat-sehat
saja?"
Bo yong Kang tersenyum dan anggukkan
kepalanya.
Gaon kouw-kouw, betul-betul tadi
berbahaya sekali untung kau selamat"
Itulah kata-katanya Li Cong Bun yang
menimbrung orang berbicara.
Si nona tak menjawab, ia hanya tersenyum.
"Eh kouw-kouw, aku lihat hebat sekali
ilmu pedangmu barusan, kapan akan kau
Perempuan Pembawa Maut 2 Pendekar Mata Keranjang 18 Tembang Maut Alam Kematian Bidadari Dari Sungai Es 20

Cari Blog Ini