Ceritasilat Novel Online

Kotak Malaikat Kunci Ajaib 3

Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara Bagian 3


menolak usul per damaianku? Aku sekarang tanya padamu, kau suka
Hiang Kat-mu mati dipotong lehernya atau didodet perutnya?"
Bandit beralis tebal itu dengan memegang pisau ditangannya sudahKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 65
sedia hendak memotong leher atau menusuk perut Hiang Kat, hanya
menunggu perintah dari Hong Jie Ngo saja.
Tapi mendadak wajah Hong Jie Ngo memperlihatkan kesangsiannya,
pesawat teleponnya dilemparkan, ia duduk diam di kursinya sambil
berpikir.
Hiang Kat tidak tahu apa jawaban ln Hong sehingga kepala bandit
seganas Hiong Jie Ngo bisa dibikin tidak berdaya.
"Kemari kau!" Hiong Jie Ngo memanggil algojonya.
Bandit yang beralis tebal itu lantas maju mendekati, Hiong Jie Ngo bicara
di dekat telinganya :
"Kita jangan bunuh Hiang Kat disini, lebih baik bawa dia ke jembatan
Pat ji kio, dimana kita cincang tubuhnya. Dengan demikian kita tidak akan
meninggalkan bekas sedikitpun. Kau harus selekasnya angkut dia keluar
dari gedung Happy ini."
Bandit beralis tebal itu anggukkan kepalanya, ia suruh dua orang
bandit lainnya membawa Hiang Kat kembali ke kamar sebelah tempat
menaruh barang-barang model.
Hiang Kat tahu Hong Jie Ngo akan berlalu dari kamar kerjanya ini,
maka dia suruh orang menyingkirkannya, supaya ia tidak tahu dari mana ia
berlalu.
Betul saja, tidak lama kemudian bandit yang beralis tebal itu lantas
mendorong pintu kamar tulis, kembali ke kamar barang-barang model.
Hiang Kat menengok ke arah kamar tulis, Hiong Jie Ngo sudah tidak
kelihatan bayangannya.
Bandit yang beralis tebal itu tanpa mengeluarkan sepatah kata,
matanya memandang kepada Hiang Kat, mulai mondar-mandir di dalam
kamar barang itu, seperti sedang memikirkan daya.
Dan si mata tikus berjalan menuju ke pintu, memutar kenop kecil.
Dari dalam kenop yang menyerupai bola kecil itu ia melongok keluar.
"Kurang ajar!" ia memaki "lampu tidak dipadamkan, pintu juga tidak
ditutup, kemana perginya orang-orang itu?!"
Seorang bandit mendekatinya, turut melongok dari bola kecil itu.
"Hm, dari mana ia bawa masuk polisi yang sudah dipecat itu . . . dia pergi
lagi, sebaliknya meninggalkan Chiu Hie Tat di kamar tulisnya"
"Coba aku lihat!" bandit beralis tebal berkata, dan matanya
memandang keluar dari lobang bola kecil itu, ia dapat melihat Chiu Hie Tat
sedang mondir-mandir. Ia segera memberi pesan kepada dua bandit : "Kita
menunggu saat baik, tangkap orang itu. Tapi kaki dan tangan Hiang Kat
harus diikat dulu, mulutnya harus disumbat dengan telur- teluran dari kayu
supaya ia tidak bisa bersuara."
Dua bandit itu turut perintah, diikatnya kedua kaki dan tangan Hiang
Kat, mulutnya disumbat pula.
Ketika redaktur "Kekuatan Rakyat" Cew To Su mendorong pintu
kamar perusahaan pembuat contoh-contoh model itu dan berbicara
sebentar dengan Chiu Hie Tat, lantas keluar dan menutup pintu lagi, Chiu
Hie Tat kebetulan berdiri di luar pintu kamar, tubuhnya membelakangi pintu
tersebut.
Bandit mata tikus setelah perintahkan dua orang supaya bersiap
menangkap korban lagi lantas dengan secara tiba-tiba menarik pintu kamar
itu, dan bandit beralis tebal mundur setindak dan dengan tangan kanannya
ia bekuk leher Chiu Hie Tat.
"Ah ...!"
Baru saja Chiu Hie Tat keluarkan seruan itu, tangan kiri bandit itu segeraKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 66
mengeluarkan kapas yang sudah dibasahi dengan obat bius dan ditaruh di
mulut ChiuHieTat sehingga Chiu Hie Tat tak dapat berteriak dan seketika
itu hilang kesadarannya.
Setelah bandit-bandit itu membawa Chiu Hie Tat ke kamar contohcontoh model itu, bandit yang bermata tikus dengan cepat menutup pintu,
kemudian dari dalam pesawat rahasianya melihat gerak-gerik orang di lain
kamar. Ia lihat Lauw Cie Yang bersama Cew To Su masuk ke kamar kerja.
Sudah terang mencari Chiu Hie Tat dan Lauw Cie Yang sedang
menjelaskan bahwa tidak mungkin Chiu Hie Tat bisa lenyap di kamar itu.
Akhirnya, bandit bermata tikus itu dapat melihat Cew To Su dengan
bingung berlalu dari kamar itu.
Dengan cepat bandit itu masuk kamar yang mewah, dengan telepon
ia melapor pada Hiong Jie Ngo :
"Lo Hiong, kami telah menangkap Chiu Hie Tat yang telah dipecat
dari jabatannya sebagai polisi!"
"Bagaimana cara kalian dapat menangkapnya?" tanya Hiang Jie Ngo
di seberang sana.
Bandit itu kemudian menceritakan bagaimana cara mereka menangkap
Chiu Hie Tat.
"Lo Liok, kali ini kau telah membuat kesalahan yang besar sekali!"
kata Hiong Jie Ngo, yang tidak membenarkan tindakan itu. Dan katanya
lagi :
"Dalam keadaan seperti sekarang ini, kau menangkap Chiu Hie Tat
berarti juga memberitahukan kepada Oey Eng, bahwa perusahaan
pembuat contoh model ini ada hubungannya dengan sositet Pek Lok."
"Lo Hiong, kau tak usah khawatir " kata bandit itu, ternyata tidak mau
mengaku salah "setelah kami sembunyikan Hiang Kat dan Chiu Hie Tat,
meskipun In Hong tahu bahwa perusahaan contoh model ini ada
hubunganya dengan sositet Pek Lok, tapi tidak bisa dapatkan buktinya, dia
juga tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap kita seperti halnya orangorang yang telah lenyap di dalam sositet Pek Lok karena tidak dapatkan
bukti, ia toh tidak berdaya terhadap kita.
"Sebaiknya selekasnya dua orang itu dibawa ka Pat jit kio," kata
Hiong Jie Ngo "apa kau bisa suruh Lauw Cie Yang berlalu dari kamar
kerjanya? Jika ia belum pergi, niscaya kita tidak dapat mengeluarkan
orang-orang itu dari gedung Happy ini, dan rahasia penting ini juga akan
terbongkar!"
"Tidak, tidak," kata bandit itu "kurasa Lauw Cie Yang malam ini
hanya kebetulan saja berada di kamar kerjanya, bukannya hendak
merusak urusan kita, malah dengan adanya dia, kita ada untungnya tidak
ada ruginya, karena ia sebagai orang luar akan menjelaskan bahwa kamar
contoh-contoh itu tidak ada hubungannya dengan kamar kerja kita ini, dan
pada malam itu sudah tidak ada seorangpun. Ini juga berarti mewakili kita
untuk memberi penjelasan pada orang luar, bahwa sositet Pek Lok tidak
ada hubungannya dengan perusahaan contoh-contoh model itu. Lagipula
karena ia orang luar, ucapannya mudah dipercaya. Lo Hiong, kau tak usah
khawatir, rahasia kita tidak nanti akan terbongkar".
"Kalau begitu, kau harus lekas simpan mereka." kata Hiong Jie Ngo
"lebih baik sebelum In Hong tiba disini, kau sudah bawa mereka. Sekarang
aku mau pergi ke Pat-jie-kio, Lok Lo Pat sedang menungguku untuk
bersama-sama berdaya membuka kotak wasiat itu."
"Kau pergilah, urusan di sini semuanya aku yang tanggung, aku akan
bekerja menurut perhitungan," kata bandit mata tikus itu. Setelah menaruhKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 67
pesawat teleponnya, lantas kembali ke kamar contoh model.
Waktu Chiu Hie Tat yang pingsan sadar kembali, ia melihat di kamar
ini selain tiga bandit dan beberapa model orang-orangan, juga terlihat
Hiang Kat yang sudah kehilangan kebebasannya sama sekali.
"Nona Hiang Kat, kau juga di ...."
"Ikat dia!" perintah si bandit bermata tikus. Lantas dua bandit maju,
dengan galak sekali mereka ikat kaki dan tangan Chiu Hie Tat, juga
mulutnya disumbat dengan telur-teluran kayu.
"Sembunyikan dia di dalam orang-orangan anak muda yang
berpakaian barat itu!" perintah bandit mata tikus lagi.
Orang-orangan yang terbuat dari karet dan dalamnya kosong itu lalu
dibuka, ternyata dapat dicopoti, kemudian tubuh Chiu Hie Tat ditaruh
dalam orang-orangan, setelah itu dipasang kembali, maka orang-orangan
itu tetap dalam keadaan seperti semula, hanya di dalamnya sudah ada
isinya orang hidup.
Orang-orangan yang terbuat dari karet dan campuran bahan kimia
lainnya, meski dalamnya kosong, tapi kekuatannya tidak kalah dari ban
karet, dan orang yang disembunyikan di dalamnya, selain tidak bisa
bergerak juga tidak mam pu melepaskan diri dari dalam kurungan yang
kuat itu.
Bagian mulut, hidung dan telinga orang-orangan itu, terdapat empat
lobang kecil untuk bernapas, maka orang yang disembunyikan di dalamnya
tidak akan mati, karena dapat bernapas.
Orang-orangan yang berpakaian barat itu setelah diisi tubuh Chiu Hie
Tat lalu ditaruh kembali di tempat semula, yaitu di atas kursi besar dalam
keadaan duduk, kedua tangannya diikat di tempat pegangan kursi, bagian
pinggang dan kakinya juga diikat pada kursi. Sehingga orang yang berada
di dalamnya tidak bisa bergerak samasekali.
"Nona Hiang Kat, apa kau sudah lihat?" kata bandit mata tikus "Chiu
Hio Tat sudah berubah menjadi seorang pemuda tampan. Sekarang aku
tunjukkan kau satu wanita cantik yang duduk di sebelah, cobalah kau
saksikan sendiri!"
Bandit itu lantas perintahkan orangnya supaya orang-orangan wanita
muda yang berpakaian mewah dan berwajah cantik itu didudukkan di
sebelah Chiu Hie Tat, kepalanya dicopot, hingga tampak di dalamnya
kepala seorang wanita asli.
Mulut Hiang Kat meski disumbat dan tidak dapat bersuara, tapi
matanya masih bisa melihat dengan jelas bahwa wanita muda di dalam
orang-orangan itu ternyata nona Ong Kiat Lian adanya.
Seperti juga Hiang Kat, Ong Kiat Lian pun disumbat mulutnya, maka
dengan sorot matanya ia memandang Hiang Kat dengan perasaan kaget.
Bandit mata tikus kembali perintahkan orangnya agar supaya
memasang kembali kepala orang-orangan itu.
"Nona Hiang Kat, kami sekarang akan sulap kau menjadi perempuan
cantik di jaman purbakala, kiranya kau tidak akan menolak bukan?
Sebentar lagi kami akan antar kalian ke Pat jie kio," kata bandit bermata
tikus dan perintahkan orang-orangnya supaya memasukkan Hiang Kat ke
dalam orang-orangan wanita yang berpakaian jaman kuno dan ditaruh di
suatu pojok..
* ozahmed54@gmail.com *Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 68
IN HONG yang sedang bertempur melawan kawanan bandit Tiauw
Toa di jalan besar dekat rumahnya, meski dapat menghindari tikaman
pisau belati Tiauw Toa, tapi pisau yang satunya kembali mengarah
mukanya, ia sudah dalam keadaan terjepit, untung mempunyai kelebihan
dalam hal ketenangan, dengan tidak menunjukkan kegugupannya
sedikitpun, ia lekukkan kedua belah lututnya, sehinggga tubuhnya
merendah tiga dim, dengan demikian belati Tiauw Toa tidak sampai
bersarang di mukanya, hanya mengenai kerudung kepalanya yang agak
tinggi.
Tiauw Toa mengira ujung belatinya sudah mengenai sasaran, selagi
hendak unjukkan suara tertawa karena bangga, In Hong sudah
menggunakan kegesitannya, menangkap tangan kiri Tiauw Toa, dan
kakinya menyusul menendang tubuh Tiauw Toa hingga mencelat jatuh ke
kolam yang terletak tidak jauh dari situ.
Air kolam itu meski tidak dalam, tapi cukup membikin basah sekujur
tubuh Tiauw Toa sehingga seperti tikus tercebur diminyak. Tapi ia masih
belum kapok, ia masih menganggap ilmu silatnya lebih tinggi dari
lawannya, ia barusan kena ditendang dan masuk ke kolam, hanya karena
terlalu memandang enteng lawannya.
Ilmu silat Tiauw Toa memang cukup sempurna, tapi tidak lebih tinggi
daripada In Hong. Tadi In Hong kelihatan berada di bawah angin karena ia
bersenjata dua bilah belati, sedangkan In Hong bertangan kosong.
Waktu In Hong perlihatkan sikap agak gugup serta lari ke tempat
kosong, itu adalah siasat In Hong untuk memancing musuh, karena
pikirnya setelah kawanan bandit mengalahkan Kat Po, tentunya akan
membantu Tiauw Toa mengepung dirinya, dengan lima macam senjata
mengepung, dan ia seorang diri yang tidak bersenjata apa-apa, sudah
tentu akan sangat repot.
Maka untuk menghindarkan diri dari bahaya terkurung dari empat
penjuru, In Hong sengaja berlaku gugup dan lari mundur ke tempat sunyi.
In Hong mengenal baik tempat-tempat di sekitar rumahnya itu. Ia tahu di
tempat sunyi itu ada sebuah kolam yang berbentuk huruf T, jika ia bisa
berada di kanan atau kiri kolam itu, kedua sisinya dapat perlindungan
kolam, sehingga musuh tidak dapat mengurungnya dari seluruh penjuru, ia
hanya melayani dari dua penjuru saja karena lawan lainnya terhalang oleh
kolam, tak dapat maju.
Tidak dikira, di dekat kolam itu Tiauw Toa karena kesombongannya
menjadi lengah, dan akhirnya tertendang ke kolam dan senjatanya
terampas.
Empat tukang pukul itu dengan gusar lantas menerjang In Hong
dengan senjatanya masing-masing, tapi mereka hanya dapat menyerang
dari jurusan depan dan jurusan kanan, tak dapat mengepung dari empat
penjuru.
Kalau yang berdua maju menyerang, dua lainnya menonton, maka
empat tukang pukul itu tidak dapat mengeluarkan kepandaiannya atau
kebiasaannya mengurung musuh yang mereka telah andalkan
kedahsyatannya.
Ketika In Hong dapat mengelak serangan pecut Ah Ngo, senjata Ah
Nyie menyerang pinggangnya dengan sepenuh tenaga, In Hong agak
miringkan tubuhnya, senjata Ah Nyie mengenai tempat kosong, dan
penyerangnya nyelonong masuk ke kolam.
Ah Sie lanlas melompat maju dengan senjata kacipnya mengacipKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 69
pingaang In Hong, tapi tidak tahu bagaimana kacipnva itu bisa mengenai In
Hong, tapi sebaliknya mengacip kawan sendiri, Ah Ngo.
Ah Ngo bertetiak kesakitan. Ah Sie baru dapat mengtahui kalau Ah
Ngo sudah dicekik lehernya oleh In Hong dalam keadaan tidak berdaya.
Ah Sie lepaskan senjatanya, kembali hendak mengacip tangan In Hong,
berbareng dengan itu Ah Toa yang paling lihai diantara kawannya telah
menyerang dengan jalanya.
In Hong kendorkan tangannya dan mendorong Ah Ngo sekuatnya, ia
sendiri mundur ke belakang, hingga jalanya Ah Toa melanggar tubuh Ah
Ngo. Pada saat itu, Tiauw Toa dan Ah Nyie sudah merayap naik dari
dalam kolam, dengan jari tangannya ia meniup, sehingga terdengar suitan
berulang-ulang, suatu tanda mengajak kawan-kawannya kabur.
Tiga bandit yang masih melawan In Hong setelah mengalami sedikit
hajaran memang sudah merasa keder, maka waktu mendengar suitan
lantas lari terbirit-birit meninggalkan kawan-kawannya.
In Hon tidak mengejar, ia hanya memikirkan Kat Po yang
dilemparkan ke tengah jalan oleh kawanan bandit tadi.
Ketika ia sedang lari-larian mencari, Kat Po memanggilnya dengan suara
yang nyaring :
"In Hong, aku di sini!"
Dipinggir jalan In Hong dapatkan Kat Po yang terikat. Ia lantas buka
ikatannya dengan belati Tiauw Toa yang ditinggalkan.
"Ketika truk hendak melalui jalan dimana kau direbahkan, aku betulbetul sangat mengkhawatirkan keselamatanmu!" kata In Hong.
"Ketika kulihat truk mendatangi," kata Kat Po, "meski tubuhku diikat,
tapi aku masih bisa meronta dan menggelinding, sehingga tidak sampai
terlindas truk!"
"Kawanan bandit itu telah menghabiskan waktu tidak sedikit," kata In
Hong "mari kita lekas ke gedung Happy!"
Ketika mereka tiba di gedung Happy, lantas bertemu dengan empat
orang reserse yang menjaga di pintu keluar-masuk gedung itu. Menurut
keterangan mereka, di tempat-tempat yang mereka awasi, tidak terdapat


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang mencurigakan berlalu dari situ.
In Hong minta mereka tetap menjaga di posnya masing-masing
lantas bersama Kat Po masuk ke dalam. Ketika mereka tiba di loteng
ketiga kamar 309, tempat kerja CewTo Su, In Hong mengetuk pintu
perlahan.
"Silahkan masuk!" Cew To Su masih bengong di kursinya, matanya
masih mengawasi langit kamar.
In Hong dan Kat Po lantas mendorong pintu yang tidak dikunci itu
dan masuk ke dalam kamar. Cew To Su menunjukkan roman muka kaget
dan melompat dari tempat duduknya, tanyanya :
"Nyonya dan nona ada keperluan apa datang kemari?"
"Bukankah kau yang menelepon minta kami datang kemari?" kata In
Hong, suaranya senga ja dibikin nyaring.
"Tidak, tidak! Kalian tentunya salah alamat!"
"Sedikitpun tidak salah," kata KatPo "Dia she In dan aku she Kat."
"Oh, nona In dan nona Kat," kata Cew To Su girang "cara kalian
menyamar sungguh mengagumkan!"
"Penyamaran kami sebetulnva masih kurang sempurna. Tadi baru
saja kami keluar dari rumah, sudah lantas dikenali oleh lima kawanan
bandit," kata In Hong sambil ketawa. "tolong ceritakan bagaimana caranyaKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 70
Chiu Hie Tat lenyap di sini!"
Cew To Su lantas menuturkan bagaimana caranya Chiu Hie Tat
datang dan sampai hilang di kamar sebelah.
Setelah mendengar penuturan itu, In Hong kelihatan berpikir keras.
"In Hong, tidak perlu kau memutar otak" kata Kat Po, "mari kita
segera periksa perusahaan pembuat contoh model di dalam kamar ini!"
"Aku sudah lakukan pemeriksaan di tempat itu." kata Cew To Su
menerangkan, "tapi tidak terdapat apa-apa yang menimbulkan kecurigaan."
"Kita periksa di kamar barang-barang model itu" kata Kat Po "In
Hong, bagaimana pendapatmu?"
"Periksa memang perlu," kata In Hong "tapi caranya harus dipikir
dulu."
"Sedikitpun tidak ada perlunya dipikir lagi," kata Kat Po "kita boleh
periksa dengan cara kita sendiri."
"Dalam suatu hal," kata In Hong "sebelumnya harus dan perlu sekali
dipertimbangkan atau dipikirkan dulu, banyak faedahnya juga tidak ada
jeleknya ..."
"Berpikir memang perlu, tapi aku paling tidak suka banyak berpikir,"
kata Kat Po sambil berjalan keluar.
Mau tidak mau terpaksa In Hong bersama CewTo Su mengikuti Kat Po
keluar dari kamar kerja "Kekuatan Rakyat" menuju ke kamar sebelah.
Ketika mereka bertiga memasuki kamar kerja perusahaan pembuat
contoh model itu, kebetulan bel telepon berdering. Lauw Cie Yang dengan
wajah tegang menyambut telepon, dengan suara gemetar :
"Halo, halo .. Ya, interlokal dari Han ciu .. halo.. Kau enci?,...,. ya . . . ya . . .
apa? ... ia sudah selamat? Apa? Kembar? Haa,, isteriku melahirkan
kembar. Laki-laki ... !"
Lauw Cie Yang bekerja dikantor pembuat contoh model itu tidak
cukup untuk memelihara penghidupan suami - isteri secara layak,
sekarang mendengar kabar isterinya melahirkan anak kembar, matanya
tiba-tiba membalik, kepalanya pening dan roboh di atas kursi.
In Hong mendekati meja dan mengangkat pesawat telepon yang
masih menggeletak di meja, ia coba bicara sebentar dengan encinya Lauw
Cie Yang, memang benar isterinya Lauw Cie Yang sedang bersalin, ini
berarti lenyapnya Ciu Hie Tat tidak bisa disalahkan kepada Lauw Cie Yang.
"Kat Po, bangunkan dia" kata In Hong.
"Eh, kau telah berbuat salah, maka melihat kami masuk lantas
ketakutan setengah mati?" kata Kat Po yang menganggap Lauw Cie Yang
komplotan bandit.
Lauw Cie Yang bengong memandang Kat Po, ia tidak mengerti akan
maksud pertanyaan Kat Po.
"Chiu Hie Tat hilang di kantotmu ini," kata Kat Po, "kau masih hendak
berlagak pilon?"
"Oh, urusan lenyapnya kawan tuan Cew To Su itu?" kata Lauw Cie
Yang, sebagai orang di luar garis, tanpa sengaja telah membela kawanan
bandit "aku sudah menjelaskan kepada tuan Cew, bahwa tuan Chiu Hie
Tat tak mungkin hilang dalam kamar ini karena .." kembali ia menceritakan
apa sebabnya ChiuHie Tat tidak mungkin hilang di dalam kamar ini, dan
menegaskan bahwa kantor ini ditutup pada setiap hari jam lima sore
hingga selewatnya jam itu, kamar ini selalu kosong tidak ada orangnya.
Malam ini kecuali dia seorang, tidak ada lainnya lagi.
"Kalau keteranganmu ini benar, maka Chiu Hie Tat telah berobah
menjadi angin?" kata Kat Po. "kami hendak melakukan pemeriksaan dalamKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 71
kamar contoh-contoh itu, bukalah pintunya!"
"Aku tak pegang kuncinya"
"Kalau begitu kami akan masuk dengan cara paksa!" kata Kat Po.
"Perbuatanmu itu akan menyulitkan aku!" I kata Lauw Cie Yang "jika
kalian perlu memeriksa kamar contoh-contoh, sebaiknya minta izin
direkturku dulu."
"Siapa direktur perusahaan ini?" tanya In Hong "Dan siapa itu tuan
Liok Cay Khiong?"
"Tuan Liok Cay Khiong adalah pemiliknya. Ia bersama beberapa
familinya berkongsi membuka perusahaan ini."
"Bagaimanakah orangnya tuan Liok Cay Khiong itu?"
"Ia mempelajari ilmu kimia, dulu pernah sekolah di Jerman."
"Mungkinkah ia telah kenal baik dengan tuan Hiong Jie Ngo di
sebelah kamar ini?" tanya In Hong.
"Tidak, tuan Liok Cay Khiong sangat membenci kejahatan, ia tidak
suka berhubungan dengan segala kawanan bandit, ia pernah beberapa kali
hendak menulis karangan untuk dimuat dalam majalah "Kekuatan Rakyat"
yang dipimpin oleh tuan Cew To Su ini untuk mengkritik Hiong Jie Ngo.
Betul tidak, tuan Cew?"
Cew To Su masih ingat Liok Cay Khiong memang pernah menyuruh
Lauw Cie Yang berunding dengannya mengenai tulisan untuk menyerang
Hiong Jie Ngo.
"Ya," jawab Cew To Su setelah berpikir "tapi tuan Liok Cay Khiong itu
kelihatannya sangat sibuk, sehingga satu karangan pun belum pernah ia
kirim!"
"Hm !" In Hong mengerutkan dahinya agaknya sedang berpikir keras
untuk mempelajari kebenaran ucapan tuan Liok Cay Khiong itu.
"Karena Chiu Hie Tat hilangnya di kamar ini. maka kami perlu
memeriksanya, tidak perlu minta persetujuannya siapa juga," kata Kat Po
yang tidak sabaran lalu berjalan menuju ke pintu kamar itu. Dengan
kakinya ia menendang daun pintu itu berulang-ulang. Meski pintu kamar itu
nampaknya sangat kokoh, tetapi karena kuatnya tendangan Kat Po yang
sedang murka, akhirnya pintu tersebut terbuka juga. Dalam kamar itu
sangat gelap, tidak kelihatan apa isinya.
"Oh . . . apa artinya ini?" menggerutu Lauw Cie Yang dengan sedih
dan gelisah.
Tiba-tiba, pintu kamar kantoran terdorong dan bandit bermata tikus
masuk ke dalam kamar contoh barang-barang dengan lagak sombong.
"Lo Lauw, apakah kau masih menunggu interlokal?" tanya bandit itu
sebagai direkturnya Lauw Cie Yang "nyonya tua dan nona muda ini datang
disini ada urusan apa?" kemudian agaknya dapat melihat pintu kamar
contoh-contoh barang terbuka, ia bertanya:
"Lo Lauw, siapa yang berani lancang membuka pintu ini?"
"Tuan Liok Cay Khiong, nona ini hanya dengan tendangan kaki saja
telah dapat mendobrak pintu itu!" jawab Lauw Cie Yang dengan gugup.
"Nyonya dan nona malam-malam buta telah datang dikantorku dan
mendobrak pintu kamar yang masih tertutup itu, apa artinya?" tanya bandit
mata tikus itu kepada In Hong dan Kat Po dengan marah.
"Ada seorang muda yang bernama Chiu Hie Tat telah lenyap dari
kamar," kata Kat Po. "maka kami akan melakukan pemeriksaan di sini!"
"Ada seorang muda hilang di sini?" tanya Liok Cay Khiong dengan
mengunjukkan perasaan kaget dan heran, seolah-olah ia tidak mengerti
duduknya perkara, "Lo Lauw, bagaimana kejadian sebenarnya?"Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 72
Lauw Cie Yang lalu menceritakan kembali duduknya perkara.
"Hal ini agak aneh, susah untuk dipercaya kebenarannya. Apalagi
orang yang sudah dewasa, bagaimana bisa hilang?" kata Liok C ay Khiong
"jika benar hilang, juga tidak bisa hilang di kamar kami ini. Aku pikir lebih
baik kalau kalian mencari di lain tempat saja!"
"Kami tetap akan periksa tempat ini!" kata Kat Po.
In Hong tetap tenang, karena dalam hal ini ia masih belum mendapat
pikiran bagaimana harus bertindak.
"Jika kalian tetap hendak memeriksa, seharusnya minta bantuan
polisi," kata Liok Cay Khiong "jika tidak demikian, itu tidak sesuai dengan
undang-undang!"
Kat Po mulai naik darah :
"Kami telah kehilangan kawan di kamar ini, mengapa tidak boleh
menyelidiki di sini?" lalu ia membuka kenop lampu listrik dalam kamar
contoh dan terus masuk.
"Kau mau periksa boleh periksa, tetapi kau harus tanggung jawab
akibatnya!" kata Liok Cay Khiong "orang yang biasanya tidak memandang
undang-undang, berlagak hendak menggunakan dalil undang-undang
untuk menundukkan orang lain."
"In Hong! Cew To Su! lekas lihat !" seru Kat Po, "di dalam kamar ini
ada beberapa puluh contoh orang-orangan yang mencurigakan!"
In Hong dan Cew To Su lantas masuk ke kamar itu, benda pertama
yang mereka lihat adalah enampuluh empat buah contoh orang-orangan
yang mirip dengan orang hidup, kebanyakan berpakaian seperti orang
biasa, dan sebagian kecil yang masih belum diberi pakaian.
Orang-orangan ini membikin Kat Po curiga, ia periksa satu persatu,
ketika sudah cukup banyak memeriksa dan mendapat kenyataan bahwa
barang-barang itu barang mati semuanya, kecurigaannya mulai hilang dan
kemudian ia mulai bosan memeriksa lagi.
In Hong sebaliknya memeriksa dengan sangat hati-hati, ia juga turut
memeriksa malah dalam tempo sekejap sudah memeriksa 49 buah orangorangan yang semuanya terbuat dari bahan malam.
Oleh karena terbuat dari bahan malam, maka In Hong sampai tidak
dapat berpikir bahwa barang-barang mati ini di dalamnya tersimpan barang
berjiwa. Selain dari itu, masih ada kemungkinan untuk dipakai menyimpan
orang.
In Hong agak kurang perhatiannya, maka akhirnya ketinggalan empat buah
yang belum diperiksa.
Ia berjalan mendekati orang-orangan yang duduk di kursi merah yang
menyerupai seorang pemuda ganteng. Beberapa orang-orangan itu di
dalamnya kosong dari luar dan dari warnanya, tampak sama dengan
orang-orangan yang terbuat dari bahan malam. Maka meski In Hong sudah
berada dekat sekali, ia masih belum tahu kalau orang-orangan yang itu
terbikin dari bahan gib yang dalamnya semuanya kosong. Jika tidak teliti
diperiksa, tidak akan tahu kalau orang-orangan itu dalamnya kosong dan
dapat dipakai untuk menyembunyikan barang.
Tiga dari empat orang-orangan itu sebetulnya di dalamnya tersimpan
Ong Kiat Lian, Hiang Kat dan Chiu Hie Tat.
Mereka yang terkurung dalam orang-orangan itu, meski matanya tidak
dapat melihat, tapi telinganya dapat mendengar, mereka telah dapat
mendengar suara Kat Po yang kasar dan nyaring, hingga mereka tahu In
Hong dan Kat Po sudah berada di situ. Hanya karena mereka kehilangan
kemerdekaannya dan mulutnya tersumbat, maka mereka tidak dapatKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 73
berbuat suatu apa Satu-satunya pengharapan ialah agar In Hong dapat
membuka rahasia orang-orangan itu sendiri.
In Hong memandang sebentar orang-orangan yang duduk di kursi itu,
selagi ia hendak ulurkan tangan untuk memeriksa, tiba-tiba Kat Po sudah
menendang pintu kamar yang bisa menembus ke kamar bandit, setelah
menyalakan lampu ia berseru :
"In Hong! Kawanan bandit telah melarikan Chiu Hie Tat melalui
jendela ini, kurasa kawanan bandit itu masih belum jauh, kita masih dapat
mengejar!"
Mendengar ucapan Kat Po, In Hong urungkan maksudnya mengadakan
pemeriksaan kepada empat buah orang-orangan dan segera berlari ke
kamar kawanan bandit.
"Bagaimana kau bisa tahu kawanan bandit membawa lari Chiu Hie
Tat dari jendela ini?" tanya In Hong.
"Kau lihatlah, pintu jendela ini setengah terbuka." kata Kat Po "seutas
tambang terikat kayu jendela, ujung lainnya meluncur ke bawah. bukankah
kawanan bandit itu takut kita akan mengadakan pemeriksaan di dalam
kamar ini, maka lantas buru-buru membawa lari Chiu Hie Tat."
"Ini hanya menurut teorimu,,?" kata In Hong "aku kira kau telah
melihat sendiri kawanan bandit itu membawa lari Chiu Hie Tat melalui
jendela ini!"
"Ini adalah kamar kerja paling ujung dari sepuluh kamar yang
menghadap ke arah utara dalam gedung Happy ini," kata Cew To Su yang
turut masuk ke dalam kamar itu. "maka letak jendela dekat sekali dengan
perempatan jalan, dan dibawah sana ada pos penjagaan polisi, aku rasa
kawanan bandit itu tidak mungkin berani membawa lari Chiu Hie Tat
melalui jendela ini."
"Kalau begitu jika Chiu Hie Tat benar telah lenyap di kamar ini,
apakah mungkin ia bisa berobah menjadi angin atau asap dan menghilang
tanpa bekas?" tanya Kat Po yang tidak mau mengerti.
In Hong belum menjawab pertanyaan Kat Po ini. Ia memeriksa
tambang yang menggantung keluar jendela, dan memeriksa lagi keadaan
dalam kamar yang diperlengkapi dengan macam-macam perabotan yang
sangat mewah, seketika itu ia terbenam dalam rupa-rupa pikiran.
"Angkat tangan!"
Dua orang setengah umur dengan diam-diam menyusup ke kamar itu
membidikkan pistolnya kearah Kat Po dan In Hong.
In Hong berdua Kat Po membalikkan tubuhnya.
"Jangan bergerak!" bentak kedua orang itu mengancam, kemudian
melangkah dua tindak.
"Melihat sikap kalian, mungkin kalian orang-orang serse!" kata In Hong
dengan sikap dingin.
"Sedikit pun tidak salah," dua orang itu memperlihatkan tanda
kepolisian dibalik baju mereka "kalian tengah malam buta membikin rusak
pintu kamar orang dan mengadakan pemeriksaan dengan cara paksa,
tahukah kesalahan kalian?"
"Oleh karena kawanku Chiu Hie Tat telah lenyap di kamar ini," kata
Cew To Su. "kami sedang mencari ."
"Tidak peduli apa sebabnya, kalian sama sekali tidak berhak
mengadakan pemeriksaan sendiri. Sekarang kalian harus ikut ke kantor
polisi, di sana kalian boleh menjelaskannya!" satu diantara mereka berkata
dengan sangat sombongnya.
Mereka sama sekali tidak menanyakan soal hilangnya Chiu Hie Tat, hanyaKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 74
dititik beratkan soal mengadakan pemeriksaan saja.
Liok Cay Khiong memperlihatkan sikap garang, ia berdiri di tengah
pintu. Telah nyata bahwa dua orang polisi itu diundang oleh Liok Cay
Khiong, bahkan mereka bicara dipihak Liok Cay Khiong? Dan mengapa
mereka membantu Liok Cay Khiong? Sekalipun orang bodoh juga dapat
mengerti apa sebabnya.
In Hong tidak mau berdebat dengan mereka. Pertama, karena dalam
hal ini ia masih belum mendapat kesimpulan yang pasti, dan tidak
mendapatkan bukti. Kedua, sebagai orang partikelir mereka mengadakan
pemeriksaan di dalam rumah orang cukup bagi Liok Cay Khiong dan dua
orang polisi itu untuk dijadikan alasan menyerang mereka, ia mengerti
bagaimanapun ia menyangkal tetap tak ada gunanya.
Benar saja seperti apa yang In Hong duga semula, ketika Kat Po


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdebat dengan mereka, dua orang serse yang biasanya memfitnah
orang itu lantas secara biadab dan seperti anjing gila menodongkan
pistolnya kepada Kat Po, dipaksa bersama In Hong serta Cew To Su
berlalu dari kamar itu, dan naik mobil yang memang sudah tersedia di
depan gedung Happy.
Mereka bersama Cew To Su, Liok Cay Khiong dan Lauw Cie Yang
dibawa ke kantor polisi.
* ozahmed54@gmail.com *
KETIKA mobil mereka baru saja berlalu, ada sebuah truk yang
tertutup rapat telah berhenti di depan gedung Happy. Dari dalam truk itu
melompat turun dua orang berbadan tinggi besar dan satu bandit yang
memakai topi miring dengan cepat lari ke atas loteng tingkat ketiga.
Tidak lama kemudian, tiga kawanan bandit itu telah turun dengan
mengangkat dua buah orang-orangan, dan dinaikkan keatas truk.
"Kalian lekas bawa orang-orangan yang berpakaian mewah ini!" kata
bandit yang alisnya tebal "kita tunggu di sini, lebih cepat lebih baik!"
Dua bandit Itu anggukkan kepala, selagi hendak kembali ke dalam, polisi
rahasia yang dipesan Ah Poan menjaga di sekitar gedung itu lantas muncul
dan menegur :
"Tengah malam buta kalian mengangkut barang, apakah sedang
mengangkut barang terlarang?" ia melompat ke atas truk untuk
mengadakan pemeriksaan kepada dua orang-orangan itu.
Tapi bandit beralis tebal itu dengan cepat telah memukul hingga
polisi itu terjatuh di tanah.
Polisi rahasia itu lantas bangun kembali, selagi hendak keluarkan
senjata apinya, dua orang bandit yang hendak pergi ke loteng tadi lantas
menyerang, hingga polisi itu tidak berdaya.
Dua orang polisi lainnya yang tidak jauh dari situ melihat kawannya
dikerubuti segera maju hendak membantunya.
Bandit beralis tebal yang melihat gelagat tidak baik lantas perintahkan sopir
truk untuk cepat berangkat. Sebentar saja truk itu sudah lari jauh.
Tiga polisi rahasia itu merasa serba salah. Truk yang membawa
barang sudah berlari jauh, tidak mungkin dapat dikejar, maka akhirnya
mereka memutuskan untuk tetap menjaga disitu sambil menunggu
kedatangan In Hong agar supaya mencari daya untuk membekuk banditbandit itu.
Truk yang dilarikan dengan sekencangnya itu sebentar saja sudahKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 75
tiba di luar kota yang sepi.
Kawanan bandit itu setelah mendapat kepastian tidak ada yang
mengejarnya, baru mereka bernapas lega dan larinya truk pun mulai
dikendorkan.
Akhirnya truk itu telah berhenti di Pat jie kio. Mereka langsung
menuju ke salah-satu bangunan besar yang terkurung tembok, yang
letaknya di dekat kuburan. Dengan tanda rahasia, mereka dapat masuk ke
dalam ruangan tersebut. Dua orang-orangan itu segera digotong masuk
dan terus dibawa ke gedung bangunan di bawah tanah.
Ruangan di bawah tanah ternyata sangat luas dan keadaannya
sangat menyeramkan. Di tempat itulah para bandit menyimpan korbankorbannya yang hendak dimintai uang tebusan.
Hiong Jie Ngo tampak gelisah, ia mondar-mandir di ruangan itu.
Seorang wanita berumur setengah tua yang berdandan sangat mewah,
duduk di atas kursi sambil mengisap rokok. Di belakangnya berdiri dua
orang yang wajahnya seram menakutkan rupanya mereka adalah algojo
wanita setengah umur itu.
Di dekat kursi dimana wanita itu duduk ada satu meja yang berbentuk
macan mendekam di atasnya, ada dua batang kawat baja yang kecil dan
dua buah lampu sepiritus. Kecuali dua macam alat siksaan tersebut, masih
terdapat kotak pusaka Teng Kie Sian yang juga ditaruh di dekat lampu
sepiritus bersama seratus dua buah anak kunci kotak pusaka itu.
Diujung meja macan- macanan ada sebuah kursi yang bentuknya
istimewa, di sana duduk Teng Kie Sian yang telah hilang selama empat
puluh delapan jam. Seluruh tubuhnya diikat ban kulit yang khusus untuk
perlengkapan kursi tersebut, kedua lengannya di beberapa tempat ada
yang hangus dan bengkak karena bekas dibakar perkakas siksa yang
berupa kawat tadi.
Ketika dua bandit yang menggotong orang-orangan itu masuk, Hong
Jie Ngo lantas bertanya dengan suara tegang :
"Apakah tiga patung itu sudah dibawa semuanya?"
"Cuma terbawa dua," bandit beralis tebal itu lalu menuturkan apa
yang terjadi di gedung Happy.
"Siapa tiga orang yang menghalangi itu?" tanya Hiong Jie Ngo.
"Aku rasa mungkin orang bawahan Ah Poan!"
"Serse gendut yang menyebalkan itu selalu ikut In Hong dan
bermusuhan dengan kita," kata wanita setengah umur itu dengan sangat
marah "cepat atau lambat kita harus menyingkirkannya!"
"Liok Lo Pat, hal ini kau serahkan saja kepada lima tukang pukul
bawahanmu yang terkenal ganas itu, dalam tempo tiga hari harus sudah
dapat menyingkirkan si gendut." kata Hiong Jie Ngo dan kembali menanyai
bandit beralis tebal : "Kemana perginya Liok Cay Khiong?"
"Lo Liok sangat pintar, ia telah memanggil dua orang serse
membawa In Hong dan Kat Po yang menyamar sebagai nona muda dan
nenek-nenek itu ke kantor polisi, dan Lo Liok pun ikut ke sana," jawab
bandit beralis tebal, dan lanjutnya:
"Jika Lo Lok tidak memakai akal itu, barangkali In Hong sudah
mengetahui rahasia orang-orangan itu!"
"Hm !" Hiong Jie Ngo kerutkan keningnya "tapi di gedung Happy
masih ketinggalan satu patung lagi yang ada isinya, aku sangat khawatir
sekali !"
"Siapa yang dikurung di dalam dua patung ini?" tanya Lok Lo Pat.
"Hiang Hiat dengan Chiu Hie Tat," jawab bandit itu.Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 76
"Bagus," kata Lok Lo Pat girang, dan katanya lagi :
"Ong Kiat Lian agak mudah diurus, aku rasa Lo Liok orangnya sangat
cerdik, kalau ia kembali dari kantor polisi, sudah tentu bisa berdaya untuk
menyingkirkan patung yang menyimpan Ong Kiat Lian itu untuk
dikeluarkan dari gedung Happy. Sekarang ini yang terpenting bagi kita
ialah membuka kotak pusaka merah."
"Ya," Hiong Jie Ngo anggukkan kepalanya, kemudian ia menyuruh
bandit beralis tebal:
"Buka dan keluarkan segera dua orang itu!"
Kawanan bandit dengan cepat mengeluarkan Hiang Kat dan Chiu Hie Tat
dari dalam orang-orangan itu, kemudian diikat masing masing di satu kursi
yang ada sandarannya, sumbatan dimulut juga lantas segera dilepas.
Mereka saling berpandangan dengan Teng Kie Sian, tapi masingmasing tidak membuka suara.
"Chiu Hie Tat," kata Lok Lo Pat. "Teng Kie Sian telah memberitahu
kami, jika hendak membuka kotak-pusaka itu, lebih dulu harus membuat
sepuluh macam hitungan. Ia sudah membikin sembilan hitungan, karena
masih ada satu yang ia tidak bisa bikin, maka hitungan yang belum selesai
itu katanya ia serahkan kepada yang disuruhnya meneruskan satu lagi
hitungan yang belum ditemukan itu. Menurutnya kau mempelajari ilmu
hitung dan kepandaianmu dalam ilmu hitung lebih pandai darinya, apakah
satu hitungan itu sudah kau selesaikan?"
Mendengar pertanyaan ini Chiu Hie Tat merasa bingung, tetapi ketika
matanya dapat melihat kedua lengan Teng Kie Sian hangus-hangus
terbakar dan melepuh, mengerti lah dia apa sebabnya, karena tidak tahan
siksaan yang hebat, mau tidak mau Teng Kie Sian harus mengarang cerita
bohong ini untuk menolong dirinya.
Kenyataannya, Teng Kie Sian belum pernah meminta kepadanya
untuk membikinkan hitungan macam apapun juga, malahan menurut
keterangan dari Ong Kiat Lian, meskipun Teng Kie Sian sudah merasa
dirinya bersalah, tapi belum pernah membuat hitungan untuk mencobacoba membuka kotak pusaka yang berwarna merah itu.
Dan sekarang bagaimana Chiu Hie Tat harus menjawab pertanyaan
iblis wanita ini? Ia menjublek tidak dapat menjawab.
Hiang Kat yang mendengar pertanyaan iblis wanita itu lantas ingat
bahwa di kantongnya tersimpan jawaban sepuluh hitungan yang tepat.
Kemarin ketika In Hong kembali dari rumah Teng Kie Sian dan
membicarakan soal sepuluh hitungan tersebut, ia lantas mengeluarkan pen
dan kertas. Setelah menekuni beberapa menit Iamanya, akhirnya dia
mendapatkan jawaban hitungan yang luar biasa itu. Jawaban hitungan itu
sejak kemarin sore ia kantongi dalam sakunya, hingga saat ini masih
dalam saku.
Jika kawanan bandit itu dapat mengetahui kalau dalam sakunya ada
tersimpan jawaban hitungan yang tepat itu, maka mereka tentu akan dapat
membuka kotak pusaka yang berisikan benda berharga itu.
Berpikir sampai disitu, Hiang Kat agak tegang perasaannya, tapi ia
berusaha sebisa mungkin agar tetap terlihat tenang untuk menunggu
perkembangan selanjutnya.
Hiong Jie Ngo yang melibat Chiu Hie Tat diam dan tidak dapat
menjawab, Iantas mendekat dan menampar pipinya dengan keras.
"Kau ada bikin hitungan atau tidak?!" tanya Hiong Jie Ngo.
"Tidak!" jawab Chiu Hie Tat dengan gemas.
"Kalau begitu, mana itu sembilan hitungan yang Teng Kie Sian sudahKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 77
selesaikan?" tanya Lok Lo Pat.
"Sudah aku buang!" jawab Chiu Hie Tat gusar.
"Sudab dibuang juga tidak ada halangannya," kata si iblis wanita Lok
Lo Pat. "seorang yang pandi ilmu hitung tentu dapat menyelesaikan
hitungannya dalam tempo yang sangat pendek. Kita harus periksa dahulu
badannya, mungkin kertas hitungannya masib berada di tubuhnya."
Hiong Jie Ngo turun tangan, ia periksa seIuruh badan Chiu Hie Tat,
tapi yang mereka cari tak diketemukan.
"Tidak ada," kata Hiong Jie Ngo sambil gelengkan kepala.
"Berikan dia sehelai kertas dan sebatang pensil," kata Lok Lo Pat
"kita berikan tempo setengah jam dan sepuluh hitungan itu harus selesai!"
"Aku tidak bisa membuat hitungan!" kata Chiu Hie Tat dengan gusar
"sampai pun dua tambah dua menjadi berapa, aku tidak mengerti!"
"Babi kau!" Hiong Jie Ngo sangat murka dan kembali menampar
muka Chiu Hie Tat. "apa benar dua tambah dua saja kau tidak mengerti?
Sekarang aku akan buat kau mengerti dua tambah dua itu menjadi
berapa!" ia lantas perintahkan orangnya mengambil dua lampu spiritus
yang segera dinyalakan, dan dua batang kawat kecil lantas dibakar di atas
api itu.
Teng Kie Sian melihat Chiu Hie Tat akan disiksa seperti dirinya,
hatinya merasa tidak enak. Teng Kie Sian sendiri menerima siksaan itu
adalah semata-mata salahnya sendiri yang telah melanggar pesan dari
ayahnya serta tidak mau mendengar nasehat Ong Kiat Lian, ia telah
menempuh jalan yang sesat, sehingga menerima siksaan yang sangat
hebat.
Sekarang dirinya merasa menyesal akan tetapi sudah terlambat,
karena bagaimanapun juga, ia sudah tidak mampu memperbaiki keadaan
semacam ini.
"Chiu Hie Tat, sebaiknya kau bikin saja hitungan itu, kalau kawat
yang sudah dibakar hingga panas itu menempel di kulitmu, aku rasa kau
tidak akan kuat menghadapinya!" kata Lok Lo Pat, kemudian, ia berkata
pada Hiong Jie Ngo :
"Berikan ia pensil dan kertas."
"Apa kalian mempunyai kertas dan pensil?" tanya Hiong Jie Ngo
kepada bawahannya setelah mencari di sakunya sendiri tidak dapatkan
benda-benda itu.
"Kami hanya punya pisau dan golok, tidak mempunyai pensil dan
kertas," jawab kawanan bandit itu.
"Bukankah disakunya Hiang Kat itu ada pulpen?" berkata Lok Lo Pat
yang melihat di kantong Hiang Kat menyantel sebuah pulpen.
Hiong Jie Ngo lantas menuju ke kursi dimana Hiang Kat didudukkan,
pulpen Hiang Kat diambilnya.
"Hm di dalam sakunya bukan saja ada pulpen, tapi juga ada
kertas putih!" kata Hong Jie Ngo yang ketika mengambil pulpen dari dalam
sakun Hiang Kat dapat melihat bahwa di saku yang lain ada kertas putih
yang dilipat rapi, maka kembali tangannya dimasukkan kedalam saku
Hiang Kat untuk mengambil kertas tersebut.
* ozahmed54@gmail.com *Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 78
JILID : 5
KETIKA ia membuka lembaran kertas itu dan hendak diserahkan kepada
Chiu Hie Tat, ia melihat bahwa di atas kertas itu ada tulisan angka Arab.
Meskipun ia tidak mengerti membuat hitungan, tetapi mengetahui juga
bahwa angka-angka itu adalah angka hitungan.
"Hah,,! sepuluh hitungan tersebut ada di dalam kertas ini!" kata Hiong
Jie Ngo dengan girang.
Iblis wanita Lok Lo Pat juga merasa girang seraya bangun dari
tempat duduknya berjalan ke arah Hiang Kiat untuk melihat hitungan itu.
Tubuh Hiang Kat diikat erat-erat pada kursi, tetapi kaki dan
tangannya masih bisa bergerak. Ia menggunakan kesempatan menunggu
melengnya Hiong Jie Ngo, secara tiba-tiba dan secepat kilat ia ulur
tangannya merampas kertas tersebut.
Hiong Jie Ngo dengan kalap berusaha merebut kembali, akan tetapi
tangan kiri Hiang Kat bekerja lebih sebat dengan menggulung kertas
tersebut dan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Padahal itu hanya akal tipu Hiang Kat saja. Dalam hal ini ia keluarkan
permainan sulapnya. Gumpalan kertas yang berada di tangan kirinya,
tanpa diketahui Hiong Jie Ngo, sudah dia pindahkan ke tangan kanan yang
kemudian diserahkan kepada Chiu Hie Tat yang duduk di sebelahnya.
Chiu Hie Tat tanpa mengunjuk sikap bingung atau gugup telah
menyambut kertas itu dan digenggam dalam tangannya seolah-olah tak
terjadi apa-apa.
Semua bandit yang ada disitu tidak ada satupun yang melihat
permainan sulap Hiang Kat. Mereka hanya melihat gulungan kertas itu
sudah dimasukkan ke mulut Hiang Kat sendiri.
Hiong Jie Ngo bertambah kalap, ia hendak mementang mulut Hiang
Kat untuk merampas kertas tersebut, akan tetapi Hiang Kat cepat-cepat
gerakkan lidahnya pura- pura seperti orang sedang menelan hidangan.
Hiong Jie Ngo betul-betul mengira bahwa Hiang Kat sudah menelan
gulungan kertas itu. Seketika itu tidak terkendalikan lagi amarahnya, maka
dengan sekuat tenaga ia menampar pipi Hiang Kat, tetapi kaki Hiang Kat
sudah lebih dulu bekerja menendang perutnya. Jika tidak ditahan oleh
orang-orangnya, niscaya tubuh Hiong Jie Ngo sudah roboh terlentang.
Tetapi, meskipun tidak tertendang roboh, namun perutnya dirasakan sakit
bukan main.
"Lekas cincang dia sampai menjadi bubur, begitu juga Chiu Hie Tat
dan Teng Kie Sian!" kata Hiong Jie Ngo dengan gusar "kemudian kubur
tulang-tulangnya dalam kuburan di luar tembok ini!."
Bandit beralis tebal yang berdiri di sebelah kanan Hiang Kat segera
mencabut pisau belatinya, dan diayunkan kearah jidat Hiang Kat.
Permainan pisau terbang bandit itu terkenal lihainya, dalam menyambit
korban-korbannya jarang sekali yang meleset.
Hiang Kat yang dapat melihat bandit itu menyerang ke arahnya,
lantas memiringkan kepalanya, hingga pisau belati itu terbang melalui
mukanya, dan terus meluncur ke arah dimana Teng Kie Sian duduk. Pisau
terbang itu dengan tepat mengenai belakang kepala, hingga kepala
pemuda yang sial itu berlumuran darah dan jiwanya melayang seketika itu
juga.
"Dengan pisau terbang membunuh orang sungguh sangat menarik
hati! Gunakan tangan kanan serta tangan kirimu untuk menyerang denganKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 79
berbareng ke arah Hiang Kat dan Chiu Hie Tat supaya mati bersama!" kata
Hiong Jie Ngo.
Bukan main girangnya hati bandit beralis tebal itu mendapat pujian


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari Hiong Jie Ngo, tangan kanan dan kirinya segera mencabut pisau
belatinya, akan tetapi ketika bandit itu hendak melemparkan pisaunya, tibatiba Lok Lo Pat mencegah:
"Tunggu dulu! Hal yang sangat mudah bagi kita untuk membunuh
mereka. Akan tetapi sekarang kita harus lebih dulu berusaha untuk
mengambil kertas yang telah ditelan dan masuk dalam perut Hiang Kat
kemudian baru kita turun tangan untuk membunuhnya!"
"Itu gampang sekali!" kata bandit yang samping telinganya ada
daging tumbuh, "biar aku yang akan membelek perut Hiang Kat, bukankah
nanti kertas itu bisa diambil?"
"Benar! Akal ini bagus juga!" berkata Hiong Jie Ngo,"lekas belek
perut Hiang Kat!"
Bandit itu segera mencabut goloknya, wajahnya memperlihatkan
tawa yang tidak sedap. Setindak demi setindak ia mendekati Hiang Kat.
Hiang Kat tahu bahwa barusan ia telah beruntung bisa terlolos dari
serangan pisau bandit beralis tebal, tapi kali ini rasanya susah untuk
dielakkan. Namun ia tetap tenang, sedikitpun tidak memperlihatkan
perasaan takutnya. Sepasang matanya menyala-nyala memandang bandit
yang sedang mendatanginya.
Bandit itu mengerti, jika diserang dari depan mungkin Hiang Kat
dapat menendang dengan kakinya. Maka bandit itu lantas berjalan
menyamping ke sebelah kanan Hiang Kat. Ketika sudah berada dekat
sekali, ia lantas angkat goloknya dari samping menikam dada Hiang Kat.
Hiang Kat melihat ujung golok sudah meluncur dekat dadanya, dan ia
sama sekali tidak dapat melawan ataupun berkelit, ia hanya dapat
pelototkan matanya, mengawasi ujung golok menikam dadanya!
* ozahmed54@gmail.com *
MALAM itu giliran To Tie An bertugas di kantor polisi. Ketika ia
melihat kedua orang bawahannya menggiring In Hong, Kat Po, Cew To Su,
Liok Cay Khiong dan Lauw Cie Yang memasuki kamar kerjanya, wajahnya
pura-pura menunjukkan kekagetan. Tapi sebenarnya dia dan Liok Cay
Khiong sudah mengatur hal ini, kedua orang polisi rahasia itu pun dia
sendiri yang mengirim ke gedung Happy untuk menunggu saat yang tepat
menangkap In Hong dan Kat Po.
"Eh ... ini betul-betul diluar dugaanku sama sekali," kata To Tie An
berpura-pura kaget, "Nona In dan nona Kat melakukan pelanggaran apa?"
"Bos," kata satu diantara dua orang polisi rahasia itu, "kedua wanita
ini ditengah malam buta telah menendang pintu sehingga terbuka di kamar
kerja perusahaan pembuat contoh model, serta melakukan pemeriksaan
sendiri. Kami telah menerima laporan dari majikan perusahaan tersebut
maka kami berdua segera datang ke tempat kejadian. Dan betul saja kami
melihat mereka sedang memeriksa di sana-sini, maka sekarang kami bawa
mereka kemari."
"Nona In dan nona Kat, benarkah itu?" tanya To Tie An.
"Kami berdua telah kehilangan kawan di sana," kata Kat Po, ia tidak
mau menunggu In Hong membuka mulut, sudah mendahului dengan suaraKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 80
mendongkol.
"Ini merupakan perbuatan yang melanggar hukum!" kata To Tie An
dengan cepat. Setelah menghela napas, ia berkata lagi:
"Andaikata nona In dan nona Kat benar-benar telah kehilangan
seorang kawan, seharusnya kalian datang dan berunding lebih dahulu
dengan kami, dan kami segera akan mengirim orang-orang kami. Atau
kalau perlu aku sendiri yang akan membantu kalian mencari. Dengan
begitu Kalian tidak melanggar undang-undang! Sekarang apakah kalian
berdua sudah dapat temukan kawan yang hilang di kamar tersebut?"
In Hong tetap diam. Karena ia sedang mempelajari peristiwa
tersebut, maka sejak melangkahkan kakinya di depan kantor polisi, ia
sudah mendapatkan suatu jawaban yang pasti.
Selain dari itu, In Hong juga sudah dapat kepastian tentang soal-soal
yang lainnya. Maka di luar sepengetahuan siapapun, ia lalu mendekati Liok
Cay Khiong dan berhasil mengambil barang yang dia butuhkan dari dalam
saku Liok Cay Khiong yang lengah.
"Orang yang hilang sudah dibawa lari oleh kawanan bandit itu kelain
tempat," kata Kat Po lagi "kedatangan kami memang agak terlambat!"
"Ini tidak beralasan." kata To Tie An, "kalian berdua kami anggap
bersalah karena melakukan pemeriksaan sendiri, kemudian kesalahan
lainnya ialah orang yang dicari tidak dapat diketemukan."
"Tuan To . . . " akhirnya In Hong membuka mulut yang sedari tadi
bungkam membisu itu.
Mendengar teguran dari In Hong, kepala detektif To Tie An hatinya
mendadak terasa kebat-kebit.
"Nona In, apa yang hendak kau katakan?"
"Aku dan Kat Po masing-masing dalam penyamaran, sudah
menutupi wajah asli kami," kata In Hong dengan tenang sekali "tapi baru
saja kami melangkahkan kaki di kantormu, kau lantas mengetahui kami
adalah In Hong dan Kat Po. Bukankah ini suatu hal yang sangat
mengherankan?"
"Aku tidak membicarakan soal ini," jawab To Tie An dengan gugup
"yang kita bicarakan ialah soal kalian memasuki kamar orang lain dan
menendang pintu kamar tersebut untuk mencari orang secara tidak sah!"
"Bukankah Kat Po tadi sudah menjelaskan bahwa kawan kami yang
bernama Chiu Hie Tat telah hilang di dalam kamar perusahaan pembuat
contoh model itu, dan kami sedang mencarinya, bukan memeriksanya
dengan lancang. Apabila kau yang kehilangan seorang kawan dan
mengangap kawan itu telah hilang di suatu tempat, apakah kau tidak
mencarinya di tempat itu?"
To Tie An tahu bahwa In Hong sangat pandai bicara, begitu buka
mulut, lantas mengelakan tanggung jawabnya.
Jika To Tie An mau membantu Liok Cay Khiong, mungkin sudah
tidak mampu lagi, meski Liok Cay Khiong tidak mengaku dalam kamarnya
ada kemungkinan hilang orang. Bahkanakan diam-diam dia mengakui
bahwa Chiu Hie Tat kemungkinan memang benar-benar telah hilang di
kamar kerjanya Liok Cay Khiong. Maka untuk menjawab pertanyaan In
Hong, akhirnya To Tie An berkata dengan nada suara yang agak lunak:
"Untuk mencarinya tentu saja boleh. Hanya., hanya ..."
"Kami bukan hanya hendak mencari Chiu Hie Tat yang telah lenyap
dalam kamar perusahaan pembuat conoh model tersebut, tetapi juga
hendak mencari Teng Kie Sian, Ong Kiat Lian dan Hiang Kiat yang telah
hilang di gedung sositet Pek Lok"Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 81
"Kau mengatakan bahwa Teng Kie Sian, Ong Kiat Lian dan Hiang
Kat telah hilang di dalam sositet Pek Lok, tapi mengapa kau hendak
mencari mereka di dalam kamar perusahaan pembuat patung model itu?"
tanya To Tie An.
"Ini merupakan suatu teka-teki yang betul-betul misterius l" jawab In
Hong "Tuan To, jika kau merasa senang, tuan boleh ikut bersama kami
untuk dapat membuktikan dengan mata - kepala tuan sendiri, aku akan
membuka suatu rahasia yang sangat misterius ini."
"Oh, tidak .... tidak, aku masih ada banyak urusan yang lebih penting
dari urusan kalian ini . . ." kata To Tie An sambil kerutkan dahinya.
To Tie An merasa pusing mendengar kata-kata In Hong yang
mengungkap rahasia di dalam kamar pembuat patung model yang
kemudian dihubung-hubungkan dengan sositet Pek Lok.
"Jika kau tidak ikut bersama kami, lalu aku sendiri yang akan buka
kedok kejahat an ini, bukankah hal inipun akan kau anggap melanggar
undang-undang ?" kata In Hong dengan tajam.
"Ini ... ini ...." To Tie An tidak sanggup menjawab.
"Jangan coba-coba memutar ..." kata Kat Po "Jika kau benar-benar
tidak mau pergi bersama kanmi, aku akan paksa dirimu!"
"Tapi ... tapi .... aku merasa yakin bahwa perusahaan pembuat
patung model itu tidak mungkin ada hubungannya dengan sositet Pek
Lok!" kata To Tie An yang masih tetap hendak membela nama baik
perusahaan pembuat patung itu.
"Kuran ajar! Apa artinya ini?" kata Liok Cay Khiong dengan galak.
Liok Cay Khiong yang yakin bahwa korban-korban yang disembunyikannya
di dalam patung-patung model itu tentunya sudah dibawa keluar dari
gedung Happy, maka iapun melanjutkan ucapannya :
"Kalian telah mengatakan bahwa Chiu Hie Tat telah hilang di dalam
kamar kerjaku, akan tetapi kalian belum mendapatkan bukti. Sekarang
malahan persoalan hilangnya beberapa orang di sositet Pek Lok, kalian
telah hubungkan pula dengan perusahaanku, hal ini betul-betul perbuatan
yang kurang ajar sekali! Terus terang aku katakan bahwa aku sangat
membenci akan segala macam kejahatan, dan aku sangat benci kepada
orang-orang semacam Hiong Jie Ngo itu, bagaimana aku bisa mempunyai
hubungan dengan dia?"
"Liok Cay Khiong ... jika perusahaanmu memang betul-betul tidak
mempunyai hubungan dengan orang-orang di sositet Pek Lok, maka aku
akan bersedia untuk memikul dosa penghinaan atas nama baikmu!" kata In
Hong tegas.
"Bagus ...! bagus!" kata Liok Cay Khiong "Tuan To, silahkan kau ikut
bersama kami pergi ke gedung Happy untuk mengadakan pemeriksaan
sekali lagi. Jika memang tidak terdapat bukti, kuharap kau segera tahan
kedua wanita ini, aku akan tuntut mereka di depan pengadilan!"
"Lo Liok," kata To Tie An, "apakah benar kau tidak mempunyai
hubungan dengan Hiong Jie Ngo?"
"Aku adalah seorang mahasiswa keluaran sekolah di Jerman,
bagaimana mungkin mempunyai hubungan dengan kawanan bandit?"
jawab Liok Cay Khiong dengan bangga. Ia percaya bahwa In Hong tidak
nanti akan mendapatkan bukti.
"Baiklah, kalau begitu mari kita sama-sama pergi ke gedung Happy,
dengan kenyataan Kita nanti menyelesaikan urusan ini!" kata To Tie An.
"Tuan To, boleh aku meminjam teleponmu sebentar?" kata In Hong,
kemudian mengangkat pesawat telepon di atas meja kerja To Tie An untukKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 82
berbicara dengan wakil kepala detektif Pok Thong dan detektif Ah Poan, si
gemuk, dan memberitahukan kepada mereka berdua bersama anak
buahnya supaya segera berangkat ke gedung Happy.
* ozahmed54@gmail.com *
KETIKA rombongan To Tie An dan In Hong tiba di gedung Happy,
Pok Thong dan Ah Poan sudah tiba lebih dulu tengah menunggu mereka.
Ah Poan malah sudah memerintahkan empat orang bawahannya agar
bersiap siaga menjaga segala kemungkinan yang bakal terjadi serta
mengawasi terus keadaan di sekitar gedung Happy. Dan ia juga tak lupa
melaporkan kepada In Hong bahwa kawanan penjahat telah dapat
membawa pergi dua buah patung.
In Hong berpesan supaya Ah Poan menjaga pintu besar gedung
Happy.
Liok Cay Khiong merasa percaya bahwa tidak nanti In Hong dan Kat
Po bisa mendapatkan bukti kesalahan dirinya, makan lantas saja ia
mengajak To Tie An dan lain-lainnya masuk ke dalam gedung Happy,
langsung menuju ke tingkat tiga tempat kantor kerjanya.
"Kalian semua boleh lihat dan periksa! Apakah di kantorku ini ada
kemungkinan orang bisa hilang?" kata Liok Cay Khiong yang tanpa raguragu lagi lantas membuka pintu kamar dimana barang-barang contoh
ditempatkan.
Ketika Liok Cay Khiong membuka knop lampu, barulah dia
mengetahui bahwa tiga patung orang-orangan yang di dalamnya berisi
manusia itu ternyata masih tertinggal satu patung, jantungnya berdebar,
wajahnya mendadak pucat.
"Liok Cay Khiong. mengapa wajahmu berubah mendadak?" tanya In
Hong, dan sambil memperhatikan wajah Liok Cay Khiong ia berkata pula :
"Apakah orang-orangmu tidak dapat melaksanakan perintahmu dengan
baik ...? Atau karena patung yang ada isinya belum disingkirkan semua,
hingga masih ada satu yang ketinggalan?"
Liok Cay Khiong berusaha menenangkan pikirannya, ia tetap berdiri
menyender di pintu, tidak menjawab dan tidak menghiraukan pertanyaan In
Hong.
"Tuan Pok, tolong kau jaga Liok Cay Khiong," kata In Hong minta
pertolongan detektif ini "bila dia sampai bisa meloloskan diri, mungkin bisa
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan!"
"In Hong," kata Kat Po "patung-patung contoh di kamar ini rasanya
ada yang kurang beberapa biji.. !"
"Memang benar, sekarang telah berkurang dua buah, yaitu empat
patung yang tadi aku belum sempat memeriksanya," kata In Hong sambil
berjalan menuju ke patung wanita yang berpakaian sangat mewah. Lama
sekali dia memeriksa, akhirnya dia dapatkan bahwa patung ini dapat
dibuka menjadi berpotong-potong. Ia mulai membuka sambungansambunganya.
Beberapa menit kemudian, patung itu telah dibuka oleh In Hong
sendiri, dan yang terlihat adalah wajah seorang wanita muda yang pucat
pasi, nona Ong Kiat Lian.
In Hong kemudian membuka sumbatan mulut nona Ong, dan
memerintahkan Kat Po membuka semua jendela yang ada di ruangan itu,Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 83
lalu dipapahnya Ong Kiat Lian ke arah jendela supaya dapat menyedot
hawa segar.
"Tuan To ...." kata In Hong dari dekat jendela menegur kepala
detektif, dan sambil mendekatinya In Hong bertanya :
"Ong Kiat Lian yang telah lenyap dalam pesawat tangga listrik sositet
Pek Lok ternyata telah disembunyikan dalam patung di kamar ini,
bukankah ini merupakan satu bukti yang nyata bahwa kantor perusahaan
pembuat patung contoh ini mempunyai hubungan erat dengan sositet Pek
Lok? To Tie An merasa sangat malu, pikirannya kalut tak menentu,
kepalanya dirasakan sangat puyeng.
In Hong lalu memandang ke arah Lok Cay Khiong dan bertanya :
"Liok Cay Khiong, silahkan kau berikan penjelasan, nona Ong Kiat
Lian yang telah lenyap di dalam pesawat tangga listrik sositet Pek Lok, apa
sebabnya bisa berada di kamar kerjamu?"
"Aku ... aku,, aku kira ini adalah perbuatan Hiong Jie Ngo yang
memang membenciku, maka sengaja dia memfitnahku dengan cara
menyembunyikan nona ini dalam patung di kamarku!"
Liok Cay Khiong coba menimpakan tanggung jawabnya ke pundak Hiong
Jie Ngo karena pengaruh Hiong Jie Ngo memang sepuluh kali lebih besar
dari pengaruhnya, dia bisa saja membikin suatu urusan yang begitu besar
menjadi kecil, dan urusan yang kecil menjadi tidak ada.
"Nona In, teka-teki ini rasanya perlu dan harus dibikin menjadi
terang," kata Pok Thong ikut bicara "Nona Ong Kiat Lian lenyap di dalam
pesawat tangga listrik sositet Pek Lok. Kabarnya kalian juga menjaga di
pintu pesawat tangga, sedangkan kamar ini bersebelahan dengan sositet
Pek Lok, bagaimanakah cara kawanan bandit itu membawa tawanannya
masuk ke kamar ini tanpa kalian mengetahuinya?"
"Ya .., memang hal inilah yang telah membuat aku dan yang lainlainya tidak habis mengerti! Maka setelah lenyapnya Teng Kie Sian, kami
semua seperti terbenam dalam kegelapan, sedikitpun kami tidak berdaya."
kata In Hong.
In Hong kemudian menoleh ke arah Ong Kiat yang sudah mulai kelihatan sehat kembali, ia bertanya :
"Nona Ong, apakah kau sekarang sudah enakan?"
"Nona In, hawa yang segar sudah membuat badanku terasa lebih
enak," jawab Ong Kiat Lian.
"Nona Ong, apakah kau sudah bisa menceritakan pengalamanmu
sewaktu diculik oleh kawanan bandit di dalam pesawat tangga listrik itu?"
tanya In Hong.
"Ketika aku masuk ke dalam pesawat tangga listrik itu, selagi
pesawat tangga itu berjalan, tiba-tiba ada seorang penumpang dengan
menggunakan sapu tangan berbau tidak enak mendekap mulut dan
hidungku," kata Ong Kiat Lian menerangkan "Aku hendak berteriak tetapi
tidak bisa, kemudian hilanglah kesadaranku. Ketika aku kembali siuman,


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku sudah berada di dalam kamar barang-barang contoh ini. Orang yang
bermata tikus ini bersama dua orang bandit lainnya lagi telah menggertak
dan memaksaku supaya menunjukkan dimana tempat penyimpanan
seratus dua buah kunci itu. Dalam keadan terpaksa aku lantas
memberitahukan dimana tempat aku menyimpan kunci tersebut. Aku yakin
bahwa kawanan bandit itu tentunya sudah mengambil kunci itu!"
"Lain-lain orang yang telah lenyap di pesawat tangga listrik itu juga
tentu mengalami nasib yang sama seperti nona Ong ini," kata Pok Thong,Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 84
"tetapi kita masih belum mengerti, mengapa orang yang hilang di dalam
pesawat tangga listrik bisa berpindah ke kamar yang penuh patung ini?"
"Ini adalah merupakan perlengkapan dari kawanan bandit yang
paling rahasia dan sangat sempurna !"
Dan selanjutnya In Hong menerangkan pula :
"Kawanan bandit itu telah menggunakan perlengkapannya untuk
menjalankan kejahatannya. Berbareng dengan itu mereka juga
menggunakan sositet Pek Lok dan perusahaan pembuat patung model ini
sebagai kedok. Diluarnya memang mereka kelihatannya seakan tidak
mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Liok Cay
Khiong sendiri juga menyiarkan suara yang pura-pura membenci dan
mengutuk kawanan bandit, juga berpura-pura menjadi ahli patung keluaran
dari Jerman, bahkan pura-pura hendak menulis karangan untuk mengkritik
kawanan bandit di majalahnya Cew To Su untuk mengelabui mata umum
agar tidak menimbulkan kecurigaan bahwa dia sebenarnya mempunyai
hubungan yang erat dengan Hiong Jie Ngo. Akal dan tipu muslihat mereka
itu telah memberi hasil yang baik dan sangat memuaskan. Malam ini aku
telah datang terlambat kira-kira setengah jam sehingga Chiu Hie Tat dan
Hiang Kat sudah dibawa kabur olen mereka ,,,"
"Aku ingat ada beberapa yang ada sangkut-pautnya atau setidaknya
ada hubungannya dengan orang-orang di sositet Pek Lok," kata Pok Tong.
"Pesawat rahasia mereka itu sebetulnya digunakan untuk maksud
penculikan," In Hong menjelaskan. Selanjutnya ia berkata:
"Beberapa hari berselang, kawanan bandit telah mendengar bahwa
Teng Kie Sian mempunyai sebuah kotak pusaka yang berisi benda sangat
berharga. Maka kemudian disuruhlah Tiauw Toa masuk kerumah Teng Kie
Sian untuk mencuri kotak pusaka itu namun mereka tidak berdaya untuk
membukanya. Sehinggga mereka menggunakan kesempatan sewaktu
Teng Kie Sian datang mengunjungi Liok It Lun di sositet Pek Lok untuk
menculik dirinya. Akan tetapi setelah kawanan bandit itu berhasil menculik
Teng Kie Sian, ternyata masih juga belum mampu membuka kotak pusaka
itu karena kuncinya berada di tangan nona Ong Kiat Lian. Maka akhirnya
mereka kembali memerintahkan Tiauw Toa untuk masuk ke rumah Ong
Kiat Lian untuk mencari kunci kotak wasiat itu, tetapi Tiauw Toa tidak
mengetahui dimana disimpannya kunci tersebut. Tiauw Toa kembali
dengan tangan kosong. Malam ini mereka mengatur siasat untuk memaksa
Teng Kie Sian berbicara melalui telepon dengan Ong Kiat Lian, kemudian
memancing Ong Kiat Lian datang mengunjungi sositet Pek Lok, sehingga
dia pun terculik dalam pesawat tangga itu. Dia dipaksa untuk menunjukkan
tempat penyimpanan kunci tersebut, lalu disuruhlah orang-orangnya untuk
kem bali ke rumah Ong Kiat Lian untuk mengambil kunci itu ..."
"Tetapi aku tidak mengerti, mengapa mereka juga menawan Chiu Hie
Tat?" tanya Pok Thong.
Setelah menghela napas panjang, In Hong menjawab :
"Chiu Hie Tat merupakan seorang saksi yang amat penting dalam
soal kejahatan ini. Tidak adanya Chiu Hie Tat berarti mereka bisa
melepaskan semua tanggung jawab tentang Teng Kie Sian di dalam
pesawat tangga listrik itu. Maka dengan sendirinya mereka sangat
membenci dan memusuhi Chiu Hie Tat. Kebetulan Chiu Hie Tat menolong
mewakili Lauw Cie Yang menunggu interlokal dari Hang ciu, kawanan
bandit itu lalu keluar dan menyergapnya dan kemudian dibikin hilang
kesadarannya, selanjutnya dimasukkan ke dalam patung orang-orangan di
ruangan ini. Dan mengenai diri Lauw Cie Yang, meskipun ia bukanKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 85
merupakan anggota kawanan bandit, akan t tetapi diluar pengetahuannya
telah turut menjadi pembela kawanan bandit itu. Hanya untungnya hari ini
Lauw Cie Yang terus berada di kamar kerjanya, sehingga kawanan bandit
yang sudah menculik Ong Kiat Lian tidak bisa membawa keluar dari
gedung Happy ini. Jika tidak demikian maka kawanan bandit itu begitu
berhasil menangkap mangsanya, sewaktu-waktu bisa saja setelah
menyembunyikan korbannya di dalam patung ini, langsung dengan diamdiam membawanya keluar dari gedung Happy ini ..."
"Nona In, kau sudah menjelaskan semua persoalan," kata Pok
Thong, "akan tetapi kami masih perlu bukti-bukti untuk membuktikan
bahwa perusahaan pembuat patung contoh model ini betul-betul
mempunya hubungan dengan sositet Pek Lok. Dan juga bagaimana
caranya Teng Kie Sian, Ong Kiat Lian dan Hiang Kat bisa lenyap dari
dalam pesawat tangga listrik."
"Dalam beberapa menit saja aku pasti akan bisa membuka kedok
kejahatan ini" berkata In Hong.
In Hong segera melangkah mendekati Kat Po, lalu berpesan dengan
suara yang sangat perlahan.
Kat Po kelihatan sangat gembira dan dengan langkah lebar dia lantas
meninggalkan kamar itu.
In Hong bergerak mendekat dan membuka pintu kamar direktur,
kemudian dinyalakannya lampu kamar.
"Silahkan kalian kemari!" kata In Hong mengajak.
Pok Thong yang sedang mengawal Liok Cay Khiong masuk ke kamar
direktur, diikuti To Tie An, Cew To Su, Ong Kiat Lian dan Lauw Cie Yang.
"Kamar direktur ini terletak di bagian paling belakang dari gedung
Happy ini, ujung barat kamar ini, sebagian, di luar temboknya adalah
jalanan lorong pesawat tangga listrik sositet Pek Lok," kata In Hong.
Sambil meneliti keadaan tempat itu In Hong meneruskan kata-katanya;
"Diluarnya memang kelihatan sangat nyata bahwa tembok tebal telah
memisahkan ruangan-ruangan tingkat ke dua, tiga, empat, lima dan enam
dengan sositet Pek Lok, memang sebenarnya sositet Pek Lok terpisah
dengan gedung Happy. Kawanan bandit lantas menggunakan tempat dan
syarat-syarat yang.............
(satu lembar halaman hilang...???)
Tempat berdirinya Liok Cay Khiong tidak terpisah berapa jauh
dengan tempat berdirinya detektif To Tie An. Melihat gagang pistol To Tie
An yang menonjol itu Liok Cay Khiong segera berpikir jika dirinya dapat
merampas senjata itu dan dapat menembak mati In Hong serta orangorang yang membantu In Hong, niscaya dirinya dapat memperbaiki
keadaan yang tidak menguntungkannya ini.
Maka dengan menggunakan kesempatan sewaktu Pok Thong
berjalan ke arah tembok sebelah barat, Liok Cay Khiong segera mendekati
To Tie An.
"Jalanan rahasia dibuat di tempat rahasia juga, tentunya tidak
mendapat perhatian umum" kata In Hong "tempat ini tidak gampang orang
bisa menemukan."
"Nona In, apakah kau telah mengetahui dimana adanya pintu rahasia
tersebut?" tanya Pok Thong.
"Dugaanku tentu berada di lemari besi ini!" kata ln Hong.
Dari dalam saku bajunya, In Hong mengeluarkan sebuah anak kunci, danKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 86
ia berjalan menuju ke lemari besi sambil berkata :
"Anak kunci ini baru saja tadi aku ambil dari saku Liok Cay Khiong di
kantor polisi."
"Ahh . . . !" Liok Cay Khiong merogoh sakunya.
Betul saja anak kunci yang tadi berada di sakunya kini telah terbang, ia
seperti seorang mati, tidak terasa barang dalam sakunya diambil orang.
In Hong lantas membuka pintu lemari besi itu. Di dalam lemari besi
tersebut hanya terdapat beberapa buku dan kertas yang dipakai untuk
pelabi belaka.
In Hong mengeluarkan semua isinya, tampak di belakang lemari besi
itu ada sebuah pintu yang dapat ditarik ke atas dan ke bawah. Pintu itu jika
ditarik ke bawah bisa kelihatan tembok bagian bagian barat. Sebagian
tembok ini sudah digali, terlihat plat besi yang dicat sama dengan warna
tembok untuk menutupi atau menghapus bekas lobang.
In Hong menggeser plat besi itu karena temboknya sangat tebal. Di
bagian lain juga ditutup dengan plat besi, In Hong menggeser plat besi itu
lagi hingga kelihatanlah lorong dalam sositet Pek Lok.
"Ah Poan, Kat Po!" seru In Hong memanggil.
Ah Poan dan Kat Po juga sudah melihat pintu rahasia di samping pesawat
tangga listrik itu, jika ditarik, pesawat tangga itu dapat berhenti di tengahtengah loteng antara tingkat ke tiga dan ke empat.
Ketika mendengar panggilan In Hong, mereka berdua tahu kalau ia
berada di tempa yang sedikit agak tinggi, maka dijalankanlah pesawat
tangga itu kebawah sedikit supaya bisa berada berdekatan dengan pintu
tembok.
Lobang tembok itu meski tidak lebar, tetapi cukup untuk masuk orang
yang tubuhnya paling gemuk.
''Oh, nona In, teka-teki hilangnya beberapa orang itu akhirnya telah
dapat kau bongkar!" kata Pok Thong dengan amat gembira "aku sudah
perintahkan empat orangku untuk menjaga semua orang yang ada di
sositet Pek Lok."
In Hong cuma tersenyum sambil katanya lagi :
"Tuan Pok , . . kau yang bisa jalan dari sini menuju ke pesawat
tangga listrik, Ah Poan di sana menunggumu, akan tetapi kau tidak bisa
masuk dengan berjalan seperti orang biasa karena pintu rahasia ini hanya
bisa dilalui dengan jalan merangkak.
Pada saat itu dengan gerakan cepat Liok Cay Khiong tiba-tiba
menarik pistol To Tie An.
"Jangan bergerak!" kata Liok Cay Khiong menodongkan pistolnya.
Liok Cay Khiong yang sudah seperti orang kalap, berseru:
"Meskipun kalian dapat membongkar rahasia kami, akan tetapi
selama aku masih berada di sini, tak akan aku ijinkan kalian berlalu dari
sini dalam keadaan hidup!"
Liok Cay Khiong lantas membidikkan senjatanya dan bersiap
menembak. Pertama-tama yang ia incar adalah In Hong, kemudian
mengarah Pok Thong.
Dengan gerakan yang sangat cekatan, In Hong menyambar dua
botol tinta dari atas meja, kemudian melompat untuk bersembunyi di
pinggir lemari besi. Dengan daun pintu lemari besi itu ia mencoba dan
berusaha menahan serangan tembakan senjata Liok Cay Khiong.
Sementara disaat yang sama, Pok Thong sudah lantas
menyembunyikan dirinya di belakang sebuah meja tulis yang terbuat dari
bahan baja. Sambil bersembunyi Pok Thong cepat mencabut senjatanyaKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 87
untuk berusaha balas menyerang.
Liok Cay Khiong cukup lihai, ia cepat mendekati To Tie An, sehingga
Pok Tong tak berani menembak lagi ke arah musuhnya, karena takut
kalau-kalau tembakannya nyasar mengenai To Tie An.
Sebaliknya, In Hong dengan gerakan yang sangat cepat sudah
melontarkan sebuah botol tinta. Botol itu melesat mengarah kepala Liok
Cay Khiong.
Liok Cay Khiong berkelit menghindari serangan botol tinta itu, ia
hendak melompat ke depan lemari besi untuk menembak mati In Hong dari
jarak dekat, akan tetapi serangan botol yang kedua dari In Hong sudah
tiba. Kali ini ia tidak keburu mengelak, maka botol tinta yang kedua itu
dengan tepat telah mengenai sebelah matanya. Rasa sakit membuat ia
berhenti bertindak dan dengan kedua tangan ia mendekap mukanya.
In Hong segera melompat dari belakang pintu lemari besi dan
dengan cepat menubruk Liok Cay Khiong serta memelintir tangannya untuk
merampas pistolnya. Kemudian dengan hanya satu pukulan ia bikin Liok
Cay Khiong jatuh terkapar.
"Nona In, apa yang telah terjadi?" tanya si gemuk yang mendengar
suara tembakan senjata api.
"Tidak ada apa-apa. Bandit itu sudah kupukul sampai jatuh." In Hong
dengan senyum menyindir lalu berkata kepada To Tie An :
"Tuan To ,... kau kira kau juga kaget bukan?"
"Tidak ...Tidak apa-apa!" jawab To Tie An,
"Pistol ini kepunyaan tuan, barusan aku dapat merampasnya dari
tangan bandit itu, dan sekarang aku harus mengembalikannya kepada
yang punya, ambillah..." kata In Hong sambil menyodorkan pistolnya
kepada To Tie An.
"Aku,.. aku tadi merasakan kepalaku sakit maka akupun terus
menyenderkan badan ke jendela, maksudku akan mencari udara segar.
Tak kusangka sama sekali bandit itu berani merampas senjataku ... kata
To Tie An.
To Tie An tidak meneruskan kata-katanya karena ia merasa malu
atas terjadinya peristiwa yang baru saja terjadi.
Kala itu Kat Po sudah kembali dari pesawat tangga listrik dan keluar
dari lobang di tembok kamar direktur. Ia dapat melihat dengan jelas Ong
Kiat Lian, Cew To Su dan Lauw Cie Yang sedang berdiri di pojokan kamar
itu. "Tuan Pok, tolong kau pergi ke sositet Pek Lok untuk membereskan
sisa-sisa kawanan bandit itu!'' kata In Hong meminta "aku masih hendak
mencari kawanku Hiang Kat dan Chiu Hie Tat!"
"Nona In ...." kata Ong Kiat Lian dengan suaranya yang masih
gemetar, "aku tadi mendengar bahwa kawanan bandit itu hendak
membawa kabur aku ke tempat kuburan di Pat jie kio. Kabar ini aku tidak
tahu apa ada gunanya atau tidak?"
"Besar sekali faedahnya! Aku duga Pat jie kio itu adalah sarang dari
kawanan bandit itu." jawab In Hong.
* ozahmed54@gmail.com *
MARI kita kembali kepada Hiang Kat dan Chiu Hie Tat yang tengah
ditawan dan disiksa kawanan bandit di Pat-jie kio dalam kamar bawahKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 88
tanah.
Bandit yang mempunyai daging tumbuh di kupingnya, selagi
tangannya hendak bergerak menikam dada Hiang Kat, tiba-tiba Chiu Hie
Tat yang berada di sisi Hiang Kat menggunakan kaki kanannya
menendang pinggang si bandit tersebut.
Ditendang demikian kerasnya dan secara tiba-tiba, bandit tersebut
sempoyongan dan tubuhnya terhuyung hendak jatuh, sehingga tikamannya
meleset dan mengenai pinggiran kursi yang diduduki Hiang Kat.
Dalam keadaan yang sangat kritis itu, Hiang Kat mendapat suatu
akal. Dengan sebat dia menyambar dan mencengkeram daging tumbuh
yang berada di daun kuping bandit itu dengan tangan kirinya, sedang
tangan kanannya berusaha merampas golok. Ketika bandit itu hendak
berontak, Hiang Kat cepat memperkeras cengkeramannya sehingga bandit
itu merasa sangat kesakitan, sudah tidak berdaya sama sekali, golok
ditangannya pun segera dapat dirampas oleh Hiang Kat.
Meskipun Hiang Kat sudah dapat merampas golok bandit itu, tetapi
tangan kirinya yang mencengkeram kuping si bandit tetap tak dilepasnya.
Dengan golok rampasannya Hiang Kat cepat memotong tali kulit
yang mengikat tubuhnya.
Dalam saat-saat yang menegangkan itu Hiong Jie Ngo, Lok Lo Pat
serta kawan-kawannya semua telah dapat menyaksikan bahwa teman
mereka yang berdaging lebih pada daun daun telinganya itu bukan saja
tidak dapat membedah perut Hiang Kat, bahkan ia sendiri menjerit-jerit
kesakitan seperti babi hendak disembelih.
"Lekas kalian bantu dia, bunuh mati Hiang Kat dan Chiu Hie Tat!"
teriak Hiong Jie Ngo mengeluarkan perintah kepada orang orangnya.
"Tunggu dulu !" kata bandit yang beralis tebal.
Bandit ini rupanya mempunyai hubungan yang akrab dengan bandit
berdaging lebih itu, katanya lagi :
"Jika kita maju secara serampangan, Ah Liu mungkin akan binasa
dalam tangan Hiang Kat, apakah kuping kalian tidak mendengarkan


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jeritannya yang sangat memilukan hati itu? Kita harus maju bersama-sama
dari bagian belakang dan dari samping menyerang secara serentak, baru
kita dapat membinasakan mereka tanpa mengganggu jiwa Ah Liu!"
"Kantong nasi! Goblok . . . !" berteriak si pemimpin bandit Hiong Jie
Ngo sambil mencak-mencak.Kemudian dengan memperlihatkan wajah
yang amat marah Hiong Jie Ngo memberi perintah :
"Kalian mau menurut perintahku atau perintah Ah Tho?! Hayo! Kalian
maju semua dan segera cincang Hiang Kat serta Chiu Hie Tat, hancurkan
mereka seperti bubur! Sekalipun Ah Liu mesti dikorbankan juga tidak
menjadi soal!"
Kawanan bandit itu segera maju menyerbu dengan membawa senjata
tajam di tangan masing-masing.
Dengan majunya bandit yang beralis tebal untuk menghalangi dua
kawannya yang akan menyerang Hiang Kat, telah memberi Hiang Kat
banyak tempo dan kesempatan. Bukan saja ia sudah dapat merampas
senjata golok, tapi juga sudah dapat melepaskan diri dari ikatan dengan
cara memotong tali pengikat yang terbuat dari kulit tersebut memakai golok
hasil rampasan.
Maka ketika dua orang bandit maju menyerang, Hiang Kat lantas
mendorong bandit yang sudah menjadi tawanannya itu, kemudian dengan
cepat ia mengangkat kursi bekas tempat duduknya, dilontarkannya ke arah
dua bandit yang sedang maju menyerang, dan disamping itu iapun lantasKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 89
memberikan golok rampasan tersebut kepada Chiu Hie Tat supaya bisa
memotong tali yang mengikatnya.
Dua bandit yang sedang menyerang itu sama sekali tidak menduga
kalau Hiang Kat dapat bertindak demikian sebat, mereka sudah terhalang
oleh tubuh kawannya yang didorong Hiang Kiat, sekaligus diserang dengan
lemparan kursi. Selagi mereka berkelit berusaha menghindari serangan
kursi, Hiang Kat sudah melompat maju kedepan. Dengan kakinya dia
menendang tubuh satu bandit dan dengan kepalanya merobohkan yang
lainnya.
Sedangkan si bandit beralis tebal ketika melihat kawannya telah
terlepas dari bahaya, lantas menenteng golok dan mencoba menyerang
Hiang Kiat.
Tapi sayang, ilmu silat bandit beralis tebal ini tidak seberapa tinggi,
hingga dengan enak saja Hiang Kat melawannya.
Ketika Chiu Hie Tat sedang berusaha memotong tali pengikat
tubuhnya dengan menggunakan golok pemberian Hiang Kat, dua orang
bandit yang tadi dirobohkan oleh Hiang Kat, dan bandit yang telinganya
berdaging lebih itu sudah merayap bangun dan menyerangnya dengan
berbareng.
Chiu Hie Tat lalu menggunakan cara seperti apa yang telah Hiang
Kat lakukan, yaitu dengan kursinya dia menahan majunya kawanan bandit
itu. Dalam kamar itu terjadilah pertempuran sengit.
"Manusia tidak punya guna!! Kantong nasi! Masakan kalian empat
orang tidak mampu merobohkan seorang lelaki dan seorang perempuan?!"
teriak Hiong Jie Ngo sambil membanting-banting kakinya.
"Lo Hiong! Lekas kau keluar dari sini, panggil beberapa pembantu!"
Lok Lo Pat memperingatkan.
"Benar, aku ini sungguh goblok sampai lupa memanggil kawan lagi!"
kata Hiong Jie Ngo yang lantas berlari keluar untuk mencari bantuan.
Ketika Hiong Jie Ngo tiba di pintu dan hendak naik undakan, ia
sempat menengok kebelakang dan dapat melihat bahwa bandit beralis
tebal dan bandit yang berdaging lebih itu sudah dirobohkan oleh Hiang Kat
dan tidak bisa kembali bangun.
Tinggal dua orang yang masih bisa melawan, tetapi keadaannya juga
sudah tidak bisa diharapkan.
Hiong Jie Ngo segera mempercepat larinya, dan sangat kebetulan
dia berpapasan dengan Tiauw Toa dan empat orang tukang pukulnya yang
baru saja kembali dari tempat In Hong.
"Bagus! Bagus . . . ! Kedatangan kalian ini sangat kebetulan sekali!"
kata Hiong Jie Ngo.
Sambil menuruni undakan Hiong Jie Ngo berkata terus :
"Lekas kita turun dan bantu mereka untuk bersama-sama
menangkap Chiu Hie Tat dan Hiang Kat !"
Tiauw Toa anggukkan kepalanya, dan bersama keempat orang
kawannya cepat turun menuju ruangan bawah tanah. Di sana mereka
dapat melihat Hiang Kat dan Chiu Hie Tat kembali memukul roboh dua
orang bandit, mereka segera maju menyerang berbareng sehingga Hiang
Kat dan Chiu Hie Tat kena dikurung.
Kepandaian silat Tiauw Toa cuma kalah setingkat dari In Hong, dan
empat tukang pukul itu juga cukup baik ilmu silatnya. Maka hanya dalam
beberapa menit saja, Chiu Hie Tat sudah tertangkap lebih dahulu, dan
menit berikutnya, dalam pertempuran yang agak seru, Hiang Kat punKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 90
tertangkap oleh Tiauw Toa.
"Ikat dulu kedua-duanya!" perintah Lok Lo Pat.
Karena kalah bertempur, maka Hiang Kat dan Chiu Hie Tat kembali
menjadi orang tawanan.
Dengan suara yang mengandung kegusaran Lok Lo Pat bertanya:
"Kalian tadi pergi kemana? Mengapa baru pulang?"
"Karena Ah Sam telah dihajar babak beIur oleh Kat Po sampai
setengah mati,,,," kata Tiauw Toa. Dengan perasan ragu-ragu dan takut
kena marah sang pimpinan, Tiauw Toa melanjutkan jawabannya:
"Kami lalu pergi mencari In Hong dan Kat Po untuk menuntut balas.
Di tempat yang sepi dekat rumah mereka kami telah bertempur dengan
mereka ....."
"Apa kalian berlima sudah dapat membereskan mereka berdua?"
tanya Lok Lo Pat dengan tak sabar.
Dengan wajah sedih dan lesu Tiauw Toa menjawab :
"Bukannya kami dapat melenyapkan mereka, malah kami kembali
dengan mendapat sedikit luka, dan kami berlima kembali ke rumah makan
Kui Peng. Dan kami sangat sedih ketika kami tiba dirumah makan, kami
dapati Ah Sam sudah meninggal dunia yang diakibatkan oleh luka-lukanya
yang sangat parah. Maka kedatangan kami berempat agak terlambat!"
"Lekas bunuh mati Hiang Kat dan Chiu Hie Tat untuk melampiaskan
kedongkolan kita!" kata Hiong Jie Ngo dengan sangat murka.
Tetapi Lok Lo Pat melarangnya. Dengan tenang dia berkata :
"Lebih baik kita berusaha membuka kotak pusaka itu dulu .... untuk
mengambil barang pusaka yang termahal di dunia ini...berlian ...."
"Akan tetapi kertas hitungan untuk membuka kotak itu sudah ditelan
oleh Hiang Kat!" kata Hiong Jie Ngo.
"Tidak, ia tidak menelannya," kata Lo Lo Pat.
Kemudian Lok Lo Pat menunjuk ke arah Chiu Hie Tat:
"Aku tadi melihat dia seperti telah menyusupkan sehelai kertas ke
sakunya, coba kau periksa!"
Mendengar ucapan Lok Lo Pat, Hiong Jie Ngo segera menggeledah
saku Chiu Hie Tat. Dan benar saja, dari dalam saku itu ia menemukan
kertas yang sedang mereka cari. Maka bersama-sama Lok Lo Pat dia lalu
duduk di bangku. Dengan gembira mereka mencoba membuka kotak
pusaka itu menurut petunjuk dalam hitungan yang tertulis di kertas itu.
Bandit-bandit lainnya pun ikut mengerumuni untuk dapat melihat barang
yang sangat berharga itu.
Ketika seratus dua buah anak kunci itu satu persatu sudah
dimasukkan ke dalam lubang kunci kotak pusaka tersebut dan hendak
dibukanya, tiba-tiba dua orang bandit yang menjaga pintu luar telah lari
masuk ke dalam dengan terbirit-birit.
"Kepala detektif To Tie dan si gemuk tengah mendatangi!" kata
bandit itu "mobil mereka berhenti di ....."
Mendengar laporan itu Hong Jie Ngo tetap tenang, katanya:
"To Tie An tidak perlu kita ributkan. Hanya si gemuk saja yang bermusuhan
dengan kita. Bila dia mengikut kemari, baiknya kita kasih sedikit hajaran
supaya dia tahu kesopanan!"
"Bukan hanya To Tie An dan si gemuk saja,," kata bandit penjaga
pintu itu "ln Hong dan Kat Po juga turut datang. Mereka melompat dari
tembok. Kawan-kawan kita yang telah melihat kedatangan mereka segera
maju mengeroyok menggunakan senjata mereka masing-masing. Akan
tetapi ternyata mereka berdua benar-benar lihai, hanya dengan tanganKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 91
kosong mereka telah dapat merampas senjata kawan-kawan kita. Dengan
senjata rampasan itu mereka telah memukul balik sehingga kawan-kawan
kita dibikin lari kocar-kacir. Sekarang mereka berdua telah memasuki
ruangan tengah, dan masih terus bertempur dengan kawan-kawan kita
yang bertugas di ruangan itu ...."
Lok Lo Pat yang mendengar laporan penjaga itu bukan main kagetnya dan
segera ia berseru memerintah :
" Tiauw Toa, kau bersama empat orang kawanmu lekas bantu
mereka menghalangi majunya In Hong dan Kat Po. Dan kau harus ingat,
sekali-kali jangan sampai mereka berdua bisa datang ke ruangan ini! Hal
ini harus kau perhatikan dan kau harus berusaha sedapat mungkin untuk
mencegah kedatangan mereka!" kata Lok Lo Pat.
Tiauw Toa dan empat orang bandit lainnya yang sudah mengetahui
dan merasakan kelihaian In Hong dan Kat Po, seketika itu juga mereka
saling pandang dan timbul keragu-raguan sebab sebetulnya mereka sudah
tidak berani maju.
"Tiauw Toa! Lekas kau ajak kawan-kawanmu pergi mencegat In
Hong dan Kat Po!" perintah Lok Lo Pat sekali lagi, suaranya keras dan
kasar.
Melihat pemimpinnya sudah mulai marah, mau tidak mau mereka
harus maju, maka katanya :
"Baik, mari kita pergi!" kata Tiauw Toa pada kawan-kawannya.
Baru saja Tiauw Toa dan ke empat kawan melangkah, tahu-tahu In Hong
dan Kat Po sudah berada di depan mata mereka.
Tiauw Toa berlima kawannya segera mengangkat senjata masingmasing untuk menyambut kedatangan In Hong dan Kiat Po, dan terjadilah
pertempuran di dalam ruangan bawah tanah itu.
Akan tetapi pertempuran itu tidak berjalan seru. Karena kesatu,
tangan ln Hong kini memegang senjata sudah tentu lebih gagah dan lebih
lihai daripada hanya bertangan kosong. Kedua, Tiauw Toa dengan kelima
orang kawannya sudah merasa jerih, karena pengalaman mereka sendiri
sewaktu mereka bertempur di dekat rumah In Hong. Sehingga kawanan
bandit ini sudah tidak mempunyai semangat lagi untuk bertempur. Dengan
demikian, maka hanya dalam tempo yang sangat pendek, lima orang
penjahat itu sudah kelihatan keteter, mereka sudah memperlihatkan
ketidakmampuan mereka. Sebentar-sebentar mencari celah untuk
melarikan diri.
Kat Po yang melihat In Hong dengan sangat mudah melayani lima
orang musuh, maka ia tidak turut maju membantu. Dengan pisaunya ia
memotong tali pengikat Hiang Kat dan Chiu Hie Tat.
"Kita harus tangkap dulu dua kepala bandit ini!" berkata Hiang Kat
setelah tali pengikatnya lepas.
Iblis wanita Lok Lo Pat dan Hiong Jie Ngo menghimpit kotak pusaka
itu sedang berusaha melarikan diri akan tetapi keduanya telah dipergoki
oleh Kat Po dan Hiang Kat. Maka mereka berdua segera dicegat
perjalanannya.
Pada saat yang sama, kepala detektif To Tie An dan si gemuk juga
sudah berada di depan pintu.
Si gemuk melangkah dua tindak. Dengan menenteng sebuah borgol,
dia memborgol sebelah tangan Lok Lo Pat dan sebelah tangan Hiong Jie
Ngo. Akan tetapi di tangan lainnya Lok Lo Pat masih saja menggenggam
kunci kotak wasiat itu, rupa-rupanya ia tak ingin melepaskannya.
Kawanan bandit yang bertarung melawan In Hong, tiga orangKotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 92
diantaranya sudah berhasil dirobohkan, yang tertinggal hanya TiauwToa
dan Ah Ngo. Akan tetapi belum ada tiga menit, Tiauw Toa juga sudah
dapat dirobohkan. Sedangkan Ah Ngo nasibnya malang, kepalanya
terpukul hancur oleh ruyung In Hong dan mati saat itu juga.
Kat Po dengan sangat cekatan lantas melomoat maju ke depan untuk
membelenggu tangan Tiauw Toa.
"Nona Kat, jangan terlalu kencang..." kata Tiauw Toa memohon
dengan suara meratap.
"Ketika aku dulu tertangkap dan kau mengikatku, apakah aku pernah
berkata melarangmu supaya mengikatnya tidak terlalu kencang ?" kata Kat
Po mengejek musuhnya yang sudah tak berdaya.
In Hong kemudian melemparkan ruyungnya. Sorot matanya
memandang kesekitarnya. Dia melihat seorang pemuda yang telah mati
karena kepalanya tertikam sebuah pisau belati, kedua belah lengannya
telah penuh dengan bekas siksaan, tubuhnya diikat erat di sebuah kursi.
"Apakah dia Teng Kie Sian ?" tanya In Hong.
"Ya." Chiu Hie Tat menjawab dengan sedih.
"Aku masih terlambat sedikit!" kata In Hong masygul.
Ketika itu, sepasang mata In Hong melihat tangan To Tie An mengambil
sebuah kotak berwarna merah dari tangan iblis wanita Lok Lo Pat.
"Tuan To, barang itu merupakan peninggalan almarhum tuan Teng Ie
Tek hasil bekerja dan jerih payahnya seumur hidup untuk diwariskan
kepada keturunannya. Barang itu tak ternilai harganya di dunia." kata In
Hong. "Dari semula timbulnya peristiwa ini, aku sudah menerima baik
permintaan ahli warisnya untuk merebutnya kembali dari tangan kawanan
bandit untuk dikembalikan kepada orang yang memang berhak
menerimanya. Maka sekarang aku minta agar supaya kau suka
melepaskan barang itu!"
Akan tetapi nampaknya To Tie An tetap memegang erat-erat kotak
pusaka itu, dia enggan melepaskannya.
Saat In Hong berbicara kepada To Tie An, bersamaan waktunya dengan
munculnya detektif Phok Thong, Ong Kiat Lian dan Cew To Su.
"Kotak pusaka itu harus dikembalikan kepada yang berhak
menerimanya!" berkata lagi In Hong, "Teng Kie Sian sudah dibunuh secara
kejam oleh kawanan bandit, maka seharusnya barang itu diserahkan
kepada nona Ong Kiat Lian! Nah, Tuan To.. serahkanlah padanya!"
Dengan terpaksa To Tie An lalu menaruh kotak itu ke atas meja.
In Hong melihat di atas bangku ada sehelai kertas. Ketika diambil dan
dibukanya, ia mengenali bahwa itu adalah tulisan Hiang Kat yang ia pernah
lihat di rumahnya sendiri, tapi dalam tulisan itu masih terdapat sedikit
kekeliruan.
In Hong lantas merobek-robek kertas itu, lalu berkata pada Ong Kiat Lian :
"Ambillah kotak pusaka turunan keluarga Teng ini!"
Ong Kiat Lian lantas maju dan menerima kotak pusaka itu.
"Kat Po, Hiang Kat,. kalian antar nona Ong pulang ke rumahnya."
pesan In Hong.
* ozahmed54@gmail.com *Kotak Malaikat dan Kunci Ajaib
Ebook Editor : Oz 93
ONG KIAT LIAN setelah diantar oleh Kat Po dan Hiang Kat tiba di
rumahnya, lantas mengurung diri dalam kamar. Ia ingin tahu apa isi kotak
pusaka itu, karena menurut pesan pamannya ketika hendak meninggal, ia
taksir dalam kotak itu tidak nanti terdapat benda berharga atau dua butir
mutiara yang terbesar didunia.
Dalam waktu yang pendek ia telah berhasil menemukan jawaban
hitungan itu.
Berdasar hitungan itu, ia menggerakkan anak kunci yang dimasukkan
ke dalam 62 lobang kotak pusaka itu. Dan terbukalah kotak pusaka itu.
Mata Ong Kiat Lian melongok ke dalam kotak. Betul seperti apa yang
ia duga, dalam kotak itu tidak ada berlian yang tak ternilai harganya. Hanya
barang peninggalan yang gemerlapan, tidak dapat ditukar dengan harta di
dunia, dan berharga berribu- ribu kali lipat daripada emas maupun berlian
yang ada di dunia ini .....
Itu adalah dua huruf "Lao Tong" yang berarti "Bekerja". yang ditulis
dengan tinta atau cairan emas murni oleh Teng le Tek sendiri dan ditaruh
di atas dua butir batu kristal, sehingga memancarkan sinar yang


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Yan Asmara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gemerlapan, menyilaukan!
* ozahmed54@gmail.com *
TAMAT
Pojok Dukuh, 25 Oktober 2017
Pendekar Pemanah Rajawali 15 Pendekar Rajawali Sakti 46 Misteri Peramal Tua Ayahku Bukan Pembohong 4

Cari Blog Ini