Ceritasilat Novel Online

Pedang Pusaka Naga Putih 5

Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo Bagian 5


Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 153
lengannya. Pouw Kim Kong dapat mengendalikan perasaannya dan menjadi tenang
kembali, tapi ketika ada saat terluang, ia memberi tanda kepada Han Liong agar
mengikutinya ke ruang belakang di mana tidak terdapat tamu.
Han Liong, tolong panggil nona Pouw Lian ke sini, kata orang tua itu sambil
merebahkan dirinya di atas sebnah kursi dengan tubuh lemas karena terlalu lama
ia menahan tekanan perasaannya. Han Liong memandang heran, tapi ia segera
melaksanakan perintah gurunya itu. Pauw Lian pun merasa heran juga tapi ia
datang juga, diikuti oleh Hong Ing yang tak mau terpisah darinya.
Ketika tiba di kamar itu, lagi-lagi Pauw Kim Kong menatap wajah gadis jelita itu
hingga Pauw Lian yang tadinya merata heran, kini memperlihatkan wajah tak
senang dan ia beranggapan orang tua itu kurang sopan.
Nona Pauw Lian, maafkan jika aku mengganggumu. Tapi, kau mengingatkan
aku akan seseorang yang yang kukasihi. Kau.......coba sebutkan nama ayahmu
padaku, kata Pauw Kim Kong.
Biarpun merasa heran, namun Pauw Lian menjawab juga.
Almarhum ayahku bernama Pauw Bin Siong.
Pauw Kim Kong menghela nafas dalam-dalam. Benar.......benar........ dunia ternyata
tak sangat besar. Nona....... tahukah kau siapa aku ? Pauw Bin Siong yang kau sebut
ayahmu itu bukan lain ialah kakakku sendiri ! Pauw Lian terkejut dan mengangkat
kepalanya memandang. Aku, Pauw Kim Kong, hanya mempunyai seorang saudara,
tapi semenjak kau lahir, aku memisahkan diri mengejar ilmu. Dulu aku tinggal
serumah dengan orang tuamu, maka aku kenal baik wajah ibumu yang serupa
benar denganmu. Maka tadi ketika aku melihat kau. aku merasa seakan-akan
berhadapan dengan ensoku sendiri. Aku ......aku sudah mendengar tentang kematian
orang tuamu dan sudah lama aku pergi mencari-carimu tak kusangka sama sekali
bahwa kita akan bertemu, di tempat ini. Karena merasa terharu, Si Malaikat Rambut
Putih menundukkan kepala untuk menyembunyikan mukanya yang berobah karena
keharuannya itu. Sekarang Pauw Lian melibat tegas persamaan wajah almarhum
ayahnya. Tanpa merasa ragu-ragu lagi ia maju berlutut di depan Pauw Kim Kong
sambil memeluk kakinya, dan menangis tersedu-sedu.
Siokhu.......... hanya sebutan ini saja yang dapat keluar dari mulut Pauw Lian yang
tersendat itu, karena parasaan terharu hatinya bertemu dengan seorang yang
masih ada hubungan keluarga dengannya.
Melibat Pauw Lian menangis, Hong Ing tak dapat pula menahan hatinya lagi
dan ia pun ikut terharu tanpa dapat pula dicegah. Nanun ia masih dapat
menenangkan perasaan Pauw Lian sambil memeluknya dan berkata, Eh, ahyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 154
mengapa? Bertemu dengan seorang paman bukannya bergembira, bahkan
menangis !' Tetapi air matanya sen diri mengalir meleleh di kedua pipinya.
Maka paman dan keponakan itu segera saling menuturkan riwayat masingmasing dan Pauw Kim Kong merasa bangga sekali mendengar bahwa
keponakannya ternyata menjadi murid dari Kui Giok Ciu Suthai yang namanya
pernah menggegerkan kalangan kang-ouw si Malaikat Rambut Putih maklum
bahwa setelah mewarisi senjata Pedang Pusaka Naga Hitam yang hebat itu,
keponakannya yang jelita ini tentu mempunvai kepandaian yang lebih tinggi dari
dia sendiri! Diam-diam ia mengadakan perbandingan antara Pauw Lian dengan Han
Liong dan hatinya merasa senang sekali.
Pada malam Go-gwee Cap-go, saat pertemuan yang telah ditetapkan, di puncak
Gunung Beng-san itu berkumpul kaum persilatan hingga lebih dari lima puluh orang,
Siok Houw Sianseng mendapat kehormatan untuk memimpin rapat pertemuan itu.
Di tengah-tengah pekarangan yang luas itu didirikan sebuah panggung dan Siok
Houw Sianseng mengadakan sembahyang untuk menghormati arwah para
pahlawan bangsa yang telah gugur. Di tengah-tengah panggung, sebagai pahlawan
terbesar, dituliskan nama Si Cin Hal, yakni Eighiong yang telah banyak dikenal.
Semua orang ikut bersembahyang.
Kemudian Siok Houw Sienseng berdiri di atas panggung dan menjura kepada
semua orang. Cuwi sekalian yang mulia. Kiranya cuwi telah cukup mengerti
maksud diadakannya pertemuan ini, pertama untuk bersembahyang dan
menghormati para pahlawan yang telah gugur. Kedua untuk dapat saling kenalmengenal satu sama lain dan mempererat hubungan. Ketiga tak lain ialah untuk
memilih seorang bengcu, karena setiap pergerakan harus ada seorang
pemimpinnya agar segala sesuatu dapat dilakukan secara teratur, tidak kacaubalau. Karena kita semua telah bersembahyang, maka baiklah kita bersama kini
mulai dengan pemilihan seorang bengco. Pemilihan diatur begini. Tiap rombongan
yang terdiri sedikitnya sepuluh orang yang berkumpul di sini boleh mengajukan
seorang wakil. Nanti diantara wakil-wakil atau calon-calon ini dipilih seorang yang
menurut pendapat suara terbanyak lebih cocok. Nah, silakan cuwi mulai
mengajukan calon.
Maka ramailah orang-orang bicara hingga suara mereka seakan-akan bunyi
lebah yang baru saja diusir dari sarangnya. Deagan sendirinya mereka terpecah
menjadi beberapa rombongan. Setelah masing-masing rombongan menyampaikan
nama calon, maki para calon adalah. Pertama calon yang diajukan oleh rombongan
dari dua puluh lima orang, yakni Sin-coa-kun-hwat Souw Kwan Pek. Ketika namanya
diumumkan, maka terdengar tempik-sorak gemuruh, menyatakan betapa orang tua
ini telah terkenal dan banyak, disukai orang. Calon kedua yang diajukan olehyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 155
rombongan Han Liong dan kawan-kawannya adalah Sin-chiu Tai-hiap Khouw Sin
Ek, yang juga mendapat sambutan meriah karena di kalangan kang-ouw, siapakah
yang belum mendengar nama jago tua ini? Calon ketiga adalah hasil daripada
kenakalan Hong Ing. Gadis yang tak mau diam ini dengan cepat dan diam-diam
telah membujuk semua wanita gagah yang berada di situ untuk memilih Pauw Lian.
Bahkan, Yo Leng In sendiri sampai kena terbujuk oleh Hong Ing yang secara
berlebih-lebihan menceritakan kepandaian dan kebaikan Pauw Lian. Ketika Paum
Lian yang merasa heran disambut oleh tampik-sorak para hadirin yang gegap
gempita. Hong Ing tersenyum puas dan Pauw Lian agaknya tahu setidaknya dapat
menduga siapakah yang menjadi biang keladi pencalonan atas namanya ini, karena
terlihat betapa Pauw Lian memandang ke arah Hong Ing dengan mata melotot.
Calon keempat adalah Si Han Liong sendiri yang dicalonkan oleh keempat
gurunya dan orang-orang yang telah mengenal dan mongetahui akan sepak terjang
dan kelihaiannva. Bahkan Khouw Sin Ek sendiripun memilih dia sebagai calon
utama!.
Siok Houw Sianseng berdiri dan dengan kedua tangannya memberi isyarat
kepada semua orang supaya tenang. Cuwi, ternyata bahwa calon yang diajukan
hanya empat orang. Maka sebelum dilakukan pemilihan di antara keempat calon
ini kami persilakan para calon naik di panggung ini untuk memberi sambutan.
Dipersilakan calon pertama!
Sin-coa-kun Souw Kwan Pek dengan kebutan lengan bajunya membuat
tubuhnya melayang tiba diatas panggung hingga mendapat sambutan meriah dari
mereka-mereka yang merasa kagum melihat gerakan indah ini. Si Toya Ular Dewa
ini telah berusia enam puluh lebih tapi tubuhnya masih nampak kuat dan wajahnya
membayangkan semangat yang besar. Dari kedua matanya bersinar cahaya
kegembiraan, tanda ia berkeyakinan teguh dan berkemauan keras. Ia menjura
dengan hormat sekali kepada Siok Houw Sianseng dan kepada para hadirin!
Cuwi yarg terhormat. Terus terang memang saya selalu bersedia membantu
perjuangan ini dan meruntuhkan kerajaan penjajah serta membangun lagi
pemerintahan Han. Untuk perjuangan ini, jiwaku yang sudah terlalu lama tinggal di
tubuh tua ini saya sediakan, tapi sesungguhnya, karena di sini terdapat beberapa
orang calon, lebih-lebih ketika mendengar nama Sin-chiu Tai-hiap, maka saya harus
menyatakan bahwa Khouw Tai-hiap yang memang pantas dan tepat sekali untuk
menjadi bengcu kita. Baik dipandang dari usia, maupun dari pengalaman, jangan
kata tantang kepandaiannya yang tiada bandingnya di masa ini, dan kepandaian
saya belum seberapa jika dibandingkan dengan Khouw Tai-hiap. Tentu saja hasil
pemilihan tergantung daripada cuwi sekalian, namun saya akan merasa bangga
dan gembira jika kiranya Khouw Tai-hiap yang membimbing kita sekalian.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 156
Baru saja habis bicara, tiba-tiba tampak bayangan berkelebat dan tahu-tahu
Khouw Sin Ek telah berdiri di situ dengan tersenyum dan menjura di dipan Souw
Kwa Pek.
Saudara Souw terlalu segan-segan! katanya sambil tersenyum. Mungkin
dalam hal usia dan pengalaman aku menang darimu, tentang kepandaian, siapakah
yang dapat dikatakan unggul dan siapa yang rendah? Masing-masing mempunyai
keunggulan sendiri-sendiri dan masing-masing mempunyai kerendahan sendiri.
Tapi, andaikata kedua lengan tanganku lebih keras, maka aku bukanlah calon
bengcu yang baik. Ketahuilah, saudara sekalian, aku sebagai orang tua paling suka
berterus terang. Di dalam hati,, aku tidak merasa benci atau dendam kepada kaisar,
biarpun aku benci sekali melihat perbuatan kaki tangannya. Kuanggap kaisar hanya
seorang yang lemah dan terpengaruh oleh anasir-anasir jahat. Apakah kaisar
yang berbuat jahat dan memeras rakayt? Belum tentu. Aku lebih percaya jika
dianggap bahwa para pembesar lalailah yang memeras rakyat. Biarpun kaisar
diganti seribu kali, namun bila semua pembesar tidak jujur, tetap saja rakyat akan
tertindas ! Maka, aku tidak tepat menjadi bengcu. Aku sudah bosan berkelahi, sudah
bosan dengan urusan dunia yang serba penuh dosa ini. Aku ingin beristirahat,
menanti hari saat terakhir hidupku dengan aman dan tenteram. Aku hanya bisa
membantu bilamana perlu saja, tapi untuk menjadi pemimpin, ini aku tak sanggup.
Tapi, cuwi yang terhormat. Ada seorang calon yang memang tepat sekali menjadi
pemimpin para orang gagah. Tentang usia muda itu bukan menjadi soal, yang perlu
sepak terjangnya. Soal kepandaian, barangkali ia masih lebih tinggi dari aku sendiri
atau dari calon-calon yang lain. Aku tetap usulkan, calon keempat untuk menjadi
bengcu.
Orang-orang tidak melihat betapa gadis jelita berpakaian hitam itu sampai ke
atas panggung, karena tahu-tahu Pauw Lian telah berada di situ dan memberi
hormat. Aku yang muda dan bodoh sebenarnya merasa malu sekali sampai
dicalonkan. Mungkin cuwi bermain-main dengan aku, karena ibarat burung, sayapku
belum lagi tumbuh. Maka, setelah mendengar saran-saran Khow lo-enghiong tadi,
aku setuju untuk memilih calon keempat menjadi bengcu !
Sementara itu, Han Liong merasa serba susah. Betapapun juga, ia masih merasa
keberatan untuk menerima tugas yang bukan ringan itu, namun disamping
keraguannya, ada juga rasa pertanggungan jawab untuk melanjutkan cita-cita
almarhum ayahnya. Maka setelah Pauw Lian selesai bicara, dengan tenang Han
Liong melompat keatas panggung. Semua orang yang belum mengenalnya merasa
heran mengapa Khouw locianpwe memilih calon yang masih sangat muda dan
kelihatan lemah itu!yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 157
Juga Souw Kwan Pek merasa tak puas karena dengan memuji-muji anak muda
ini berarti Khow Sin Ek sangat merendahkan kalangan tua. Berapakah tingginya
ilmu seorang pemuda seperti ini ?
Sementara itu Han Liong memberi hormat kepada Khouw Sin Ek dan berkata,
Khouw locianpwe terlalu memuji aku yang muda dan bodoh ini. Sungguh aku
sengat malu menerimanya. Kemudian ia menghadapi semua tamu dan berkata
dengan sungguh-sungguh Cuwi enghiong. Biarpun pemilihan bengcu ini sangat
perlu dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar jangan salah pilih, namun
menurut pendaratku yang sempit, jika dipikir-pikir dengan masak hasil atau
tidaknya sebuah perjuangan bukanlah bergantung semata-mata kepada seorang
pemimpin. Apakah artinya pemimpin pandai bila para anggutanya tidak berjuang
dengan penuh semangat? Maka, menurut pendapatku, seorang pemimpin haruslah
seorang yang disegani dan yang cukup pengalaman. Bagiku yang muda dan bodoh,
dipilih atau tidak, tetap aku sediakan jiwa raga untuk mengabdi kepada rakyat.
Ucapannya ini mendapat sambutan hangat. Siok Houw Sianseng berdiri dan
berkata kepada orang banyak. Nah, kini keempat calon telah berdiri disini dan telah
pula memberikan sambutannya. Maka, kini terserah kepada cuwi untuk memilih
seorang di antara mereka.
Khouw Sin Ek berdiri dan suaranya tiba-tiba terdengar lantang dan nyaring
hingga orang banyak terkejut. Cuwi dengarlah. Lohu tak mau ribut-ribut tentang
pemilihan ini, tapi hendaknya diketahui bahwa calon keempat bukan lain adalah
putera tunggal dari almarhum Si Enghiong.
Mendengar pengumuman ini, maka ramailah suara orang menyambut dengan
tempik sorak. Di sana-sini terdengar Pilih nomor empat! . Bahkan yang telah kenal
dan tahu keadaan Han Liong berteriak. Pilih Pek-liong-Pokiam sebagai Bengcu!
Karena terkenalnya pedang dan kiamsut Han Liong, maka banyak orang memberi
dia gelaran Pek-liong-Pokiam si Pedang Pusaka Naga Putih! Tak lama kemudian,
hampir semua tamu menyatakan setujunya memilih Han Liong sebagai bengcu.
Tapi diantara mereka ada juga yang merasa merasa kurang puas di antaranya
ialah Keng-cu Ngo-lohiap dan Souw Kwan Pek. Mereka ini menganggap bahwa
orang-orang telah berlaku ceroboh memilih seorang yang masih begitu muda untuk
menjadi seorang bengcu dan menjabat kedudukan demikian penting dan sukar.
Siok Houw Sianseng berdiri dan memberi tanda lagi supaya orang menjadi
tenang. Cuwi, setelah mendengar suara terbanyak, maka saya pada saat ini tebagai
pemimpin pertemuan ini mengumumkan bahwa bengcu kita yang terpilih ialah Si
Han Liong taihiapyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 158
Terdengar tempuk sorak menggema dan Siok Houw Sianseng menjura kepada
Han Liong sambil berkata, Si Bengcu, terimalah ucapan selamat dan hormatku.
Dengan gugup Han Liong balas pemberian selamat itu.
Tiba-tiba terasa angin bertiup ke arah panggung dan kelima kakek gagah dari
Keng-cu telah berdiri di atats panggung. Lok Ho yang tertua, dengan senyum di
mulut menjura kepada Han Liong sambil berkata, Kami datang dari tempat jauh
dan mewakili ribuan orang di kalangan kang-ouw untuk memilih seorang bengcu.
Kini Si enghiong terpilih, maka sudah sepatutnya kami bergembira ria karenanya
dan memberi selamat. Tapi sebelum memberi selamat kepada sicu, terpaksa kami
lebih dulu harus menyampaikan janji kami kepada kawan-kawan semua.
Dari ucapan ini Han Liong dapat menangkap maksudnya yang hendak mencaricari perkara, maka dengan sabar sekali ia bertanya. Memang sudah sepantasnya
begitu, lo-enghiong tapi apakah janji itu?
Kami telah berjanji untuk mengangkat seorang beng-cu yang dapat melayani
Ngo-heng-tin kami selama seratus jurus tanpa terkalahkan ! Han Liong terkejut
mendengar ini. Ia pernah mendengar tentang kelihatan Ngo-heng-tin ini yang
demikian kuat hingga berani menghadapi lawan sebanyak seratus orang apalagi
menghadapi dia yang hanya seorang diri! Biarpun ia tak merasa takut, tapi ia dapat
membayangkan bahwa bila tidak menggunakan tangan besi dan membuka jalan
darah, agaknya sukar baginya untuk mendapat kemenangan.
Tiba-tiba terdengar Khouw Sm Ek tertawa. Hm, Ngo-lohiap agaknya belum
percaya kepada Si bengcu. Apakah aturan yang ditetapkan itu mengenai juga
semua orang ? Karena tadi lo-hiap memilih saudara Souw Kwan Pek, tentu saudara
Souw sudah pernah pula diuji dalam Ngo-heng-tin kalian.
Biarpun kurang senang mendengar kata-kata yang mengandung sindiran tepat
ini, namun Lok Ho tak berani menyatakan kurang senangnya terhadap Sin-chiu Taihiap. Ia hanya menjura dan menjawab. Janji kami ini hanya berlaku untuk calon
yang bukan berasal dari daerah kami dan yang belum kami ketahui benar ilmu
kepandaiannya. Mohon Khouw cianpwe jangan salah mengerti. Sesungguhnya
syarat yang kami janjikan ini hanya untuk menjamin bahwa bengcu yang hendak
kita ikuti jejak dan petunjuknya benar-benar seorang yang patut dipercayai penuh
hingga setelah mengujinya, kami lima orang tua dapat bertanggung jawab terhadap
kawan-kawan semua yang tidak ikut datang menyaksikan pemilihan ini. Kalau Souw
cianpwe, kami dari daerah Barat telah kenal semua dan tahu sampai di mana
kemampuannya, maka perlu apa dicoba lagi?yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 159
Mendengar alasan-alasan yang kuat ini, Khouw Sin Ek terpaksa menganggukangguk membenarkan. Memang ia seorang yang jujur, maka ia menghargai sikap
Ngo-lohiap yang terus terang itu. Ia berpaling kepada Han Liong dan berkata.
Agaknya kau terpaksa harus melayani lima orang tua gagah ini, Si bengcu !
Han Liong buru-buru memberi hormat kepada Ngo-lohiap. Siauwte yang muda
dan bodoh ini mana berani berlaku kurang sopan dan mencoba-coba Ngo-heng-tin
yang lihai! Harap Ngo-lohiap jangan membikin sieuwte menjadi buah tertawaan,
semua orang gagah.
Mendengar kata-kata yang sangat merendah dan seakan-akan menunjukkan
rasa jerih dan takut terhadap Ngo-heng-tin mereka yang terkenal itu, Lok Thian,
kakek kedua, merasa bangga dan timbul jaga rasa kasihan terhadap Han Liong yang
dianggap pemuda cakap dan sopan. Maka ia segera berkata, Si enghiong,
mondengar bahwa kau adalah putera almaihum Si lo-enghiong saja, aku sudah
merasa suka kepadamu. Tapi karena kami tak dapat melanggar janji terhadap
semua kawan dan syarat inin hanya sebagai coba-coba saja, maka kami persilakan
kau memilih seorang kawan hingga kau berdua boleh maju melayani Ngo-heng-tin
kami secara main.main. Lok Ho mendengar kata-kata adiknya ini hanya
mengangguk-angguk sambil tersenyum dan dalam. hatinya berkata, apa bedanya
satu atau dua orang?. Tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu, maka cepat ia berkata,
Memang boleh mencari seorang kawan pembantu, tapi jangan Khoaw cianpwe!
Melihat kecerdikan dan kebulusan akalnya, Khouw Sin Ek tertawa terbahakbahak sambil mengurut-urut misainya. Aku sudah tua,. tidak seperti kalian anak


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anak kecil, masih suka main-main. Ayoh mulailah, aku sudah ingin sekali menonton
pertunjukan bagus ini !
Han Liong yang masih dalam keadaan bingung memandang ke kanan dan ke
kiri mencari kawan. Maunya memandang ke arah Hong Ing yang berdiri dengan
kening berkerut seakan-akan sedang memikirkan sesuatu. Tadinya Han Liong
hendak minta Ui Kiong untuk membantunya karena ia maklum akan kelihaian anak
muda itu, tapi tibi-tiba Hong Ing meloncat ke atas panggung. Han. Liong terkejut dan
khawatir kalau-kalau Hong Ing menawarkan diri, karena hal itu malah akan
memberatkannya saja, mengingat akan kepandaian gadis yang belum seberapa
tinggi itu. Tapi Hong Ing tidak memperdulikan sikap Han Liong, langsung ia pegang
lengan Pauw Lian yang masih duduk disitu dan menariknya lalu berkata kepada
Ngo-lohiap, Teecu usulkan supaya Pauw Lian cici saja yang mengawani Han-ko
menghadapi Ngo-heng-tin. Karena, selain Pauw Lian cici ilmu pedangnya lihai, jaga
untuk memberi muka terang kepada Ngo-losuhu. Kalau menyuruh sembarangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 160
orang saja memasuki barisan hebat itu, bukanlah berarti memandang rendah Ngoheng-tin dan menghina Ngo-losuhu ?
Kembali terdengar Khouw Sin Ek tertawa gembira. Bagus, bagus! Pilihanmu
tepat sekali, nona. Kau memang cerdik. Nah. Pauw Lihiap harap jangan menolak.
Terpaksa Han Liong menjura kepada Pauw Lian dan berkata denjan wajah
merah, Pauw sumoi, sudikah kau membantu aku ? Pauw Lian hanya tersenyum
dan mengangguk. Kedua anak muda itu, yang peompuan berpakaian hitam yang
laki-laki berpakaian putih, berdiri menghadapi Lok Ho berlima dengan tenang.
Karena panggung itu cukup kuat dan lebar, semua orang yang tidak hendak
memperlihatkan kepandaiannya lalu turun, yang tertinggal hanya Ngo-lohiap dan
kedua orang muda itu.
Keng-ciu Ngo-lohiap masing-masing mencabut keluar sebilah pedang dan
berdiri memasang kuda-kuda merupakan segi empat dan seorang berdiri di tengahtengah. Empat orang menghadap ke empat penjuru dengan pedang melintag di
dada. Pedang masing-masing juga terukir dengan huruf-huruf yang menjadi
lambang lima anasir, yakni Kim, Bok, Swie, Ho dan Tho atao Logam, Kayu, Air, Api,
dan Tanah. Pemegang pedang Kim-kiam adalah ahli silat yang menggunakan
tenaga gwa-kang atau tenaga keras yang mempunyai kekuatan luar biasa.
Pemegang pedang Bok-kiam sebaliknya ahli tenaga lemas atau tenaga dalam yang
tangguh. Pemegang pedang Swie-kiam mempunyai daya tahan atau daya bela yang
kuat sekali, tetapi sewaktu-waktu dapat bersatu dengan pemegang pedang Ho-kiam
dan merupakan penyerang-penyerang yang tangguh dan kuat. Pemegang pedang
Tho-kiam melakukan penjagaan dan melindungi keempat kawannya. Demikianlah,
kelima kakek gagah dari Keng-ciu itu mempunyai kepandaian-kepandaian khusus
yang semuanya bertingkat tinggi dan yang telah menjalani latihan-latihan yang
tekun dan teratur. Maka tak heran bila Ngo-heng-tin mereka merupakan barisan
yang amat tangguh dan berbahaya !
Melihat kedudukan Ngo-lohiap demikian kuatnya, Han Liong memberi tanda
kepada Pauw Lian dan dengan gerakan indah keduanya mencabut pedang masingmasing. Tampak dua cahaya hitam dan putih bersinar menyilaukan mata ketika
Ouw- Liong Pokiam dan Pek-liong Pokiam bergerak dalam tangan sepasang teruna
remaja itu ! Bergetar juga hati kelima kakek gagah melihat pedang pusaka yang
hebat itu. Khouw Sin Ek duduk mencari tempat yang enak dan ia sap menonton
pertunjukan hebat itu. Sedangkan entah disengaja atau tidak, Hong Ing tampak
berdiri dekat dengan Ui Kiong di belakang Khouw Sin Ek ! Sementara itu, Pauw Kim
Kong juga bersama semua kawannya melihat dengan gembira, walaupun dengan
hati agak tegang.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 161
Sumoi. aku memainkan Im dan kau memainkan Yang. Han Liong berbisik
kepada Pauw Lian yang mengangguk mengerti. Memang permainan kedua anak
muda itu, baik Ouw-liong Kiamsut maupun Pek-liong Kiamsut, sebenarnya
berdasarkan jalan Pat-kwa dan dapat bergerak ke delapan penjuru, dan gerakangerakan mereka berdasarkan dua sifat yakni Im dan Yang (positive dan negative).
Gerakan-gerakan Im lebih bersifat menyerang dan agressive sedangkan gerakangerakan Yang bersifat membela diri.
Ngo-lotaihiap silakan bergerak lebih dulu, kata Han Liong mempersilakan.
Tidak, sicu. Kami merupakan barisan, kalianlah yang harus memulai. Kami akan
mencoba menahan seranganmu dalam seratus jurus ! Kata-kata ini untuk
mengalah dan merendah tapi mengandung tantangan dan diucapkan oleh Lok Ho
dengan senyum seorang guru memandang muridnya.
Kalau begitu, maaf siauwte mulai menyerang ! Han Liong menutup katakatanya dengan serangan pedangnya kearah Lok Thian yang menjaga di selatan
dan memegang pedang Tho-kiam karena Han Liong ingin tahu sampai di mana
ketangguhan bagian penjaga barisan itu. Serangannya ini sekali gerak telah
ditangkis oleh Lok Ho dan Lok Thian, yakni pemegang Tho-kiam dan Swi-kiam,
sedangkan pada saat itu juga tiga pedang yang lain meluncur ketiga bagian
tubuhnya ! Tapi Pauw Lian tahu akan tugasnya sebagai pemain bagian pembela.
Ouw-liong kiam bergerak cepat dan dapat menangkis ketiga serangan itu. Han Liong
yang percaya penuh akan ketangguhan penjagaan Pauw Lian, seakan-akan tak
perduli sama sekali akan serangan itu dan ia terus gerakkan pedangnya menyerang
Lok Ho dan Lok Thian. Tiap gerakan pedang ia sertai dengan tenaga dalam yang
hebat sekali sehingga kakek pertama dan kedua yang menahannya merasa betapa
pedang pusaka mereka hampir terpental tiap kali beradu dengan Pek-liong Pokiam!
Maka mengertilah mereka bahwa anak muda ini banar-benar tak boleh dibuat
gegabah. Sebaliknya, Lok Kim, Lok Eng, dan Lok Kiat yang bertugas menyerang,
ternyata menghadapi Pauw Lian mereka seakan-akan menghadapi dinding baja
yang tak mungkin ditembus! Melihat siasat Han Liong yang mempergunakan
gerakan Im dan Yang hingga kedua anak muda itu terbagi dua bagian pula, yakni
menyerang dan membela, Lok Tho maklum bahwa jika demikian terus, fihaknya
akan mendapat rugi. Maka ia berseru keras, Putar! barisannya segera merobah
gerakan. Mereka lari berputar disekeliling Han Liong dan Pauw Lian yang terkepung
ditengah ! Mereka bergerak bergantian, sekali tusuk terus lari, digantikan orang
kedua yang menyerang atau menangkis. Dengan gerakan ini, maka kelima orang
itu tidak mempunyai tugas tertentu, mereka merupakan lima buah kitiran yang
bergerak bersamaan dan saling bantu membantu. Tenta saja perobahan yang
tiba.tiba ini membuat Han Liong dan Pauw Lian terpaksa ikut berputar di dalamyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 162
kepungan itu! Dalam hal ini kedua teruna remaja itu rugi, karena lapangan berputar
mereka sangat sempit hingga kcscmpatan menyerang lebih kecil. Mereka berdua
harus berlaku waspada, karena serangan-serangan kelima pedang itu sama sekali
tak boleh dipandang ringan. Semua serangan dilakukan oleh tangan seorang ahli
pedang dan tak sebuahpun yaag tidak berbahava. Bahkan lama-kelamaan kelima
kakek gagah itu menggunakan tipu-tipu cabang Thai-san dan semua tusukan
diarahkan kepada urat-urat kematian! Hal ini membuat Han Liong gemas sekali.
Tadi ia berlaku malu dan kebanyakan hanya menangkis saja, kalaupub menyerang
maka serangan itu ia jaga jangan sampai terlanjur dia melukai seorang dari pada
Ngo-lohiap itu. Demikianpun Pauw Lian yang mengerti keadaan dan maksud Han
Liong.
Sementara itu, selain Khouw Sin Ek, Tan Ui Kong, Lie Bun Tek, dan keempat guru
Han Liong, semua orang yang menonton pertandingan itu merasa kepalanya pening
dan matanya kabur. Begitu cepat gerakan kelima kakek itu hingga mereka seakanakan bukan berlima, tapi lebih dari sepuluh orang !
Tiba-tiba terdengar Sin-coa-kun-hwat Souw Kwan Pek memuji. Bagus!
suaranya terdengar gembira karena ketika itu Han Liong dan Pauw Lian tampak
terkurung dan terdesak. Kepungan Ngo-heng-tin makin menyempit dan serangan
makin bertubi-tubi datangnya! Orang tua she Souw ini yang sudah kenal akan
kelihaian Ngo-heng-tin maklum bahwa sebentar lagi kedua anak muda itu pasti
dapat dikalahkannya.
Sebaliknya Khouw Sin Ek mengerutkan keningnya, tapi sebagai seorang dari
golongan tua ia tidak mau ikut bicara atau memberi petunjuk. Para cianpwe lain
yang berada disitu, ahli-ahli silat ternama tingkatan atas seperti Lok Twie Hwesio
dari Siauw-lim-pai, Pek Ciok Tojin dari Kun.lun-pai, Khu Bu Houw, dan yang lain-lain
merasa kagum dan diam-diam mereka mengeluh bahwa mereka telah terlalu tua
dan telah ketinggalan oleh anak-anak muda, karena dalam hal kepandaian ilmu
pedang, diam- diam mereka akui bahwa Han Liong dan Pauw Lian berada di tingkat
lebih tinggi dari mereka, bahkan permainan pedang seperti yang mereka itu selama
hidup baru kali ini mereka lihat!
Tan Un Kiong yang dapat melihat pula betapa Han Liong berlaku segan-segan
sedangkan kelima lawannya menggunakan seluruh kepandaiannya, juga merasa
kurang senang, maka tanpa terasa ia berseru keras, Saudara Han Liong dan Pauw
Lian cici, buat apa berlaku segan-segan lagi, sedangkan orang berlaku sungguh
sungguh, mengapa kalian masih main-main ?
Teriakan ini membakar semangat Pauw Lian yang wataknya tidak sesabar Han
Liong, maka sambil berseru kepada Han Liong. Balas ! ia memutar pedangnya danyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 163
memainkan jurus-jurus Ouw-liong- kiamsut yang hebat. Han Liong berkata keras
Maaf, Ngo-lotaihiap! dan pedangaya pun bergerak cepat sekali mengimbangi
gerakan Pauw Lian. Ia memainkan tipu-tipu permainan Pek-liong Kiamsut yang luar
biasa. Dengan adanya perobahan ini, tubuh Han Liong dan Pauw Lian lenyap dari
pandangan mata karena cepatnya mereka bergerak dan karena hebatnya sinar
pedang mereka. Yang tampak, kini hanya dua sinar hitam dan putih berkelebat ke
sana ke mari dan makin lama makin cepat hingga merupakan cahaya memanjang
seperti dua ekor naga sakti hitam dan putih bermain-main diantara gundukan
awan-awan putih, yakni cahaya pedang kelima kakek gagah itu !
Tanpa terasa, dari mulut Un Kiong dan lain-lain orang tergolong kaum cianpwe
keluar seruan kagum. Bagus berkali-kali karena memang permainan itu indah
ditonton. Bahkan Khouw Sin Ek karena kagumnya sampai berdiri dari tempat
duduknya tanpa terasa lagi. Sepasang matanya bersinar-sinar gembira, tangan kiri
menolak pinggang, tangan kanan tiada hentinya mengelus-elus jenggotnya yang
putih dan panjang.
Dua cahaya hitam dan putih itu makin besar dan makin panjang, sedangkan
kelima kakek gagah itu makin lambat gerakan perputarannya. Akhirnya mereka
tidak lari lagi, tetapi hanya berdiri dengan pedang di tangan dan hanya kuasa
menjaga diri dari lembaran cahaya hitam dan putih itu !
ERNYATA setelah Han Liong dan Pauw Lian bermain sungguh-sungguh
dan balas menyerang, dengan mudah saja mereka membikin Ngo-hengtin yaag terkenal kuat itu menjadi kucar-kacir ! Kalau mereka mau,
mudah saja mereka merobohkan lawan-lawan itu, tetapi keduanya
cukup bijaksana dan tahu mana kawan mana lawan ! Dan dalam pertempuran inilah
terasa oleh keduanya, baik Han Liong maupun Pauw Lian, bahwa kedua Ilmu pedang
mereka sesungguhnya merupakan Ilmu pedang pasangan yang jika dimainkan
bersama-sama dan saling bantu-membantu, merupakan Ilmu pedang yang kuat
dan cocok sekali. Mereka dapat saling membantu dengan demikian tepat hingga
seakan-akan mereka hanya mempunyai satu pikiran dan satu perasaan! Diam-diam
mereka merasa girang sekali.
Sementara itu, jurus-jurus telah dilewati lebih dari seratus lima puluh jurus,
sedangkan kelima kakek she Lok itu telah mandi keringat karena setiap serangan
kedua anak muda itu disertai tenaga dalam yang hebat sehingga untukyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 164
menangkisnya meskipun harus mengerahkan tenaga dalam yang membuat mereka
lelah sekali. Tapi untuk menghentikan kedua anak muda itu, mereka merasa malu.
"Sudah cukup seratus jurus !" tiba-tiba Khouw Sin Ek memperdengarkan
suaranya yang nyaring. Han Liong dan Pauw Lian menahan gerakannya dan kedua
bahaya itupun lenyap. Mereka berdua berdiri saling pandang penuh arti, kemudian
bersama-sama menjura dihadapan kelima Ngo-lohiap sambil berkata, "Terima kasih
atas kemurahan dan pengunjukan Ngo-lohiap."
Lok Ho kakek yang tertua menggunakan lengan bajunya menghapus peluh di
dahinya. Ia tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepala, "Sungguh kami tak tahu
diri. Jangankan kalian berdua, seorang diripun kami lima orang kakek loyo bukanlah
tandinganmu. Selamat, Si Beng-cu, tidak hanya kami suka sekali mengaku kau
sebagai bengcu, bahkan aku sendiri mau mengaku bahwa untuk zaman ini, Ilmu
pedangmu boleh dikatakan yang paling tertinggi tingkatnya. Sungguh arwah Si loenghiong boleh merasa bangga karena beliau mempunyai seorang putera seperti
kau !" Inilah pujian yang tinggi sekali hingga Khouw Sin Ek diam-diam merasa
girang akan kejujuran Lok Ho.
Namun, Souw Kwan Pek si Toya Ular Dewa tetap merasa penasaran. Kalau
diadakan perbandingan, ia mempunyai ilmu sitat jauh lebih tinggi daripada para
kakek she Lok itu, biarpun harus ia akui bahwa belum tentu ia sanggup pukul pecah
Ngo-heng-tin yang lihai. Selain ilmu toyanya yang sangat hebat. kakek ini
mempunyai tenaga lweekang yang terlatih puluhan tahun lamanya hingga ia dapat
menggunakan kepalan tangannya untuk memukul ke arah air dalam sumur dan
membikin angin pukulannya itu menggerakkan air sampai melonjak ke atas. Maka,
kini melihat Han Liong yang masih begitu muda tapi sudah begitu tinggi ilmu
silatnya, ia merasa belum puas dan ingin mencobanya dengan tangan sendiri!
Dengan cepat Souw Kwan Pek melompat ke atas panggung dan ia menjura
kepada Pauw Lian dan berkata. "Sungguh lihai ilmu pedangmu lihiap, aku yang tua
merasa tunduk sekali! . Berbareng dengan ucapan ini, ia mengerahkan tenaga
dalamnya dan dengan tak kentara kedua tangannya terangkat dan dari situ
menyambar angin pukulan ke arah rambut kepala Pauw Lian yang terbungkus
sutera hijau. Maksud Souw Kwan Pek hanya akan membuat ikat rambut itu terpukul
dan terlepas. Tapi Pauw Lian telah waspada, karena tiba-tiba saja tubuhnya
berkelebat dan ia lenyap dari depan Souw Kwan Pek! Selagi kakek itu terkejut dan
heran, terdengar suara halus nona Pauw Lian di belakangnya. "Souw Lo enghiong,
aku yang muda tak berani menerima penghormatan demikian besar." Souw Kwan
Pek cepat memutar tubuhnya. Ia terheran-heran menyaksikan ginkang atau ilmu
ringankan tubuh yang demikian luar biasa. Ternyata gadis cerdik itu telah melawan
kekuatan tenaga dalamnya dengan kecepatan gerakannya. "Hh, maaf, maaf......!yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 165
katanya dan ia merasa mukanya merah ketika terdengar suara Khouw Sin Ek
tertawa bergumam.
Karena masih penasaran juga, ia menghampiri Han Liong. Sambil berkata. "Si
Bengcu, kau begini muda, tetapi begini gagah, sungguh membikin aku orang tua iri
sekali." Ia menggunakan tangan kirinya menekan pundak Han Liong dengan maksud
menggunakan tenaganya untuk memaksa anak muda itu membungkuk sedikit.
Tetapi Han Liong yang sudah tahu bahwa ia sedang di "ukur" segera menggunakan
kepandaiannya "sia-kut-hwat" yang ia dapat dari Pauw Kim Kong dan sekalian
menggunakan tenaga dalamnya yang terlatih ketika ia berada di Kam-hong-san.
Tetapi ia diam-diam terkejut karena biarpun tenaga pertahanannya cukup kuat,
masih saja ia merasa seakan-akan pundaknya tertekan oleh tenaga ribuan kati dan
kulitnya terasa panas dan perih! Sebenarnya, dalam hal tenaga dalam, Han Liong
masih kalah setingkat oleh Souw Kwan Pek, tetapi tubuh Han Liong semenjak kecil
telah dilatih hebat, lagi pula di dalam tubuhnya telah mengalir obat mukjizat yakni
racun ular hitam dan putih, maka ia masih dapat menahannya dan kulitnya tak
menderita luka serta tulangnya tidak menderita pukulan.
Sebaliknya, Souw Kwan Pek merasa kagum ketika jari-jari tangannya
menyentuh kulit yang licin bagaikan belut itu, tetapi keras melebihi baja, sedangkan
di balik kulit pundak itu lunak dan halus sehingga sebagian besar tenaga
tekanannya punah! Biarpun kejadian ini hanya berjalan beberapa detik saja, namun
buku-buku jarinya terdengar berkeratakan sehingga ia terkejut sekali dan buru-buru
mengangkat tangannya lalu menjura.
"Si Bengcu, kau biarpun muda tetapi patut menjadi pemimpin kami, aku yang
tua takluk padamu. Han Liong cepat membalas menjura dengan hormat sekali.
Peristiwa mencoba ilmu Han Liong dengan secara diam-diam ini tidak kentara
oleh orang lain dan yang mengerti hanya mereka yang telah tinggi ilmu
kepandaiannya seperti Un Kiong dan gurunya, para locianpwe yang mewakili
masing-masing cabang persilatan, dan guru-guru Han Liong. Mereka ini diam-diam
merasa kagum sekali akan kelihaian Pauw Lian dan Han Liong yang dapat
menundukkan orang tua she Sonw yang gagah perkasa itu.
Setelah semua orang setuju akan pengangkatan Han Liong sebagai beng-cu,
maka diadakanlah perjamuan yamg penuh kegembiraan. Kemudian para locianpwe
mengadakan rapat untuk membicarakan soal surat penting yang dapat dirampas
oleh Tan Un Kiong di istana putih itu. Setelah dirundingkan masak-masak, maka
diambil keputusan bersama-sama membasmi dulu kaki tangan Co Thaikam dan
sedapat mungkin melenyapkan Thaikam jahat itu, barulah kemudian menghadap
kaisar untuk menyadarkan kaisaar akan pengaruh- pengaruh jahat sehinggayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 166
pemerintah kaisar itu sampai menindas rakyat jelata. Kalau kaisar kaisar tidak
menurut, barulah diusahakan penghancurannya! Un Kiong mendapat tugas untuk
kembali ke kota raja dan berunding dengan ayahnya. Menurut paham Han Liong,
sudah sepatutnya seorang gagah seperti ayah Un Kiong itu diberitahu sejelasjelasnya tentang maksud dan usaha mereka. Surat-surat rencana pemberontakan
Co Thaikam juga diserahkan Kepada Un Kiong untuk diberikan dan disimpan
selanjutnya di tangan Tan cianbu sebagai bukti dan nanti pada saatnya
diperlihatkan kepada kaisar. Mereka mengatur rencana untuk menyerbu istana


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putih pada malam hari, dan tugas-tugas telah dibagi-bagi.
Pada malam hari kedua, belum juga Un Kiong meninggalkan tempat itu. Ia
agaknya tiada sampai hati untuk meninggalkan tempat itu dan ia tampak banyak
mengobrol dengan Hong Ing. Kedua teruna remaja ini nampak demikian rukun dan
mesra sehingga diam-diam Kouw Sin Ek, Han Liong dan Pauw Lian dapat menduga
apa yang terkandung dalam hati Hong Ing dan Un Kiong. Ketika Khouw Sin Ek
hendak meninggalkan Gunung Beng-san dan kembali ke tempatnya sendiri, ia
memanggil muridnya itu dan dengan wajah berseri-seri ia berkata,
"Un Kiong, agaknya sudah tiba masanya kau mengikat janji dengan seorang
wanita untuk sehidup semati!."
"Eh. ah, apa maksud suhu ?" pemuda itu terbelalak heran.
"Kau selalu pandai bersandiwara, muridku. Kaukira aku yang sudah
mengenalmu luar dalam ini tak mengerti akan sikapmu terhadap nona Hong Ing ?
Disebutnya nama ini membuat wajah Un Kiong tiba-tiba saja menjadi merah dan ia
terpaksa menundukkan mukanya karena rahasianya telah diterka oleh gurunya
sendiri.
"Bagaimana kalau aku memberitahu pada ayahmu dan juga menanyakan
pendapat Si Bengcu? Karena dia inilah yang berhak memutuskan nasib adiknya."
Terpaksa Un Kiong hanya mengangguk perlahan, "terserah kepada suhu
sajalah." Dan gurunya tertawa terbahak-bahak.
Sementara itu, Hong Ing yang hendak membuktikan ancamannya untuk
membalas godaan Han Liong ketika ia membela Un Kiong dulu itu, sedang
menjalankan rencananya. Ia tampak bicara berdua dengan Han Liong di
pekarangan belakang. "Han-ko, aku kagum sekali melihat kepandaian cici Pauw Lian.
Kurasa mencari seorang gadis sepandai dia itu di atas dunia ini sukar didapat
keduanya" Hong Ing mulai dengan muslihatnya.
Karena gadis itu bicara dengan suara sungguh-sungguh, Han Liong
mengangguk membenarkan. Memang, kepandaian ilmu pedang Pauw sumoi sudahyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 167
mencapai tingkat tinggi. Lebih-lebih gin-kangnya, ia sudah boleh dibilang mendekati
kesempurnaan."
"Selain kepandaiannya yang sangat lihai, iapun berbudi halus dan baik hati
sekali."
"Hm, hal ini aku tak tahu benar," jawab Han Liong sederhana, tapi diam-diam
dalam hatinya mempertimbangkan ucapan Hong Ing ini.
"Ya, ia memang seorang gadis yang baik dan sukar dicari bandingnya. Pula, ia
cantik jelita."
Han Liong mengerling ke arah adiknya karena dalam suara gadis itu ia
menangkap sesuatu yang tak wajar yang menjadi tanda tanya. Hendak kemanakah
tujuannya Hong Ing dengan ucapannya itu, pikirnya. Tapi ia tidak menjawab.
"Ci-ci Pauw Lian cantik jelita, berhati baik, berkepandaian tinggi, benar-benar
seorang siocia yang patut dikagumi, bukankah demikian, koko?"
"Hm, barangkali...... ya mungkin benar kata-katamu itu. Ia patut dikagumi,
jawabnya perlahan.
"Dan........ dan pantas pula dicinta, bukan, koko ?
Tiba-tiba Han Liong menatap wajahnya. Ah, kesanakah arah tujuannya?
"Adik Ing, apa hubungannya keadaan Pauw sumoi dengan aku ? Apa maksudmu
menceritakan kesemuanya itu padaku ? Ia boleh jadi cantik, pandai, tapi hal itu tiada
sangkut-pautnya dengan aku." Han Liong lalu memalingkan mukanya karena ia tidak
mau menjadi korban godaan Hong Ing lebih lanjut. Hong Ing masih memuji-muji
kecantikan Pauw Lian, dan memancing-mancing agar Han Liong mau membuka
"rahasia hatinya", supaya ia mendapat giliran untuk menggodanya, tapi Han Liong
yang sudah maklum akan maksud adiknya yang nakal ini pura-pura tak
mendengarnya dan sikapnya dingin saja seakan-akan ia betul-betul tidak
memperdulikan sedikit jua akan hal Pauw Lian yang dipuji-pujinya itu. Sikapnya ini
membuat Hong Ing kewalahan dan ia mulai putar-putar otak mencari siasat baru.
"Tapi Han-ko." Demikian gadis yang cerdik ini merobah siasatnya, "ada sebuah
hal pada diri cici Pauw Lian yang membuat hatiku tidak puas, bahkan selalu terasa
di hatiku. Dan hampir-hampir aku benci kalau mengenangkan hal ini."
Hong Ing telah dapat mengatur suaranya demikian rupa hingga mau tak mau
Han Liong merasa tertarik. Tak terasa lagi pemuda ini cepat-cepat bertanya. "Apa?
Apakah cacadnya maka kau merasa penasaran?" Suaranya mengandung keinginan
tahu besar sekali hingga diam-diam Honi Ing hatinya merasa geli. Baru dicela
sedikit saja Han Liong sudah bingung tak karuan !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 168
"Cacadnya ialah kesombongannya. Agaknya kecantikan dan kepandaiannya
membuat ia sombong dan tak tahu diri !"
"Hm, benarkah begitu?" Han Liong masih ragu-ragu akan kebenaran kata-kata
adiknya ini.
"Ah, tentu kau tak mau percaya, koko, karena kau sudah........ anggap dia seorang
dewi yang tiada cacad !" selanya lagi.
"Eh, eh, jangan main-main, adik Ing. Sebenarnya, mengapa kau katakan dia
sombong dan tak tahu diri?"
"Tidak, ah. Kau nanti marah."
Han Liong makin bernafsu, ingin tahu. "Aku berjanji takkan marah."
"Kau berjanji? Bagus kalau begitu. Nah, tahukah kau apa katanya padaku setelah
kau dan menyerbu menyerbu barisan Ngo-heng-tin fa bilang bahwa jika ia maju
seorang diri menggunakan Ouw-liong Pokiamnya, tentu dengan mudah ia dapat
memukul pecah barisan itu, tapi karena ada kau, maka ia menjadi canggung, karena
gerakannya kacau oleh permainmu !
Han Liong tiba-tiba mengerutkan keningnya. "Betul dia berkata begitu'" suaranya
mengandung ketidakpercayaan.
"Kau tidak percaya bukan? Biarlah, masa bodoh kau mau percaya atau tidak,
tapi tahukah kau apa jawabnya ketika kutanya apakah dia telah bertunangan? Ia
jawab bahwa agaknya ia takkan kawin selama hidupnya karena ia telah bersumpah
bahwa ia hanya mau kawin dengan seorang pemuda yang dapat mengalahkan
Ilmu pedangnya ! Yang membuat hatiku lebih panas lagi ialah ketika kukatakan
padanya bahwa ilmu pedangmu juga lihai dan tinggi, tapi la menjawab dengan
suara dingin bahwa biarpun Pek-liong Pokiam juga sebuah pedang pusaka yang
baik dan setara dengan pedangnya, namun ilmu pedangmu hanya indah dilihat saja,
tapi isinya kurang dan masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Ouw-liong
Kiamsut !"
Hio Liong merasa mukanya panas dan ia tidak tahu bahwa kulit mukanya
menjadi merah, tanda bahwa hatinya telah berubah menjadi kayu kering yang
dimakan oleh api yang dilepas Hong Ing. Tapi ia masih dapat menekan perasaan
dan penasarannya, dan mencoba membantah keterangan adiknya ini dengan
jawaban. "Benar-benarkah ia berkata begitu?"
Hong Ing menghela nafas panjang. "Ah, sudahlah. Kau mana mau percaya !
Rupanya kau telah jatuh hati betul-betul padanya ! Agaknya kau takkan percayayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 169
juga jika kukatakan bahwa cici Pauw Lian telah mengundang kau untuk mencoba
ilmu pedang di sini pada malam ini jam dua belas tengah malam nanti?"
Han Liong lompat berdiri. "Apa katamu?"
Hong Ing juga lompat berdiri dan bertolak pinggang. "Kataku, nanti jam dua
belas tengah malam, cici Pauw Lian akan datang di sini antuk mencoba ilmu
pedangmu, yakni kalau kau berani !"
"Kalau aku berani?" jawab Han Liong marah. "Mengapa aku takkan berani ? Tapi,
benar-benarkah demikian besar hasrat Pauw sumoi itu?"
"Buktikan saja malam ini. Tapi jangan lupa, kau harus pakai kedok sapu tangan."
"Eh, ada apa lagi ini? Harus pakai kedok? Mengapa ?"
"Begitulah kehendak Pauw ciei! Dia sendiri juga pakai kedok, agaknya ia malu
bertemu muka denganmu tanpa kedok!" Habis berkata begini, Hong Ing pergi, tak
perduli akan panggilan Han Liong yang masih hendak bertanya. Pemuda ini merasa
heran sekali. Benar-benarkah semua keterangan Hong Ing tadi? Mustahil Pauw Lian
demikian sombong ! Tapi, biar demikian Hong Ing tak pernah membohong, sekalipun
ia amat nakal. Ah, biarlah, ia akan menanti sampai tiba saatnya tengah malam !
Hong Ing langsung menuju ke kamar Pauw Lian yang memang mendapat
kamar bersama-sama dia. Pauw Lian sedang duduk seorang diri membereskan
rambutnya yang hitam dan panjang itu. Hong Ing tak berkata sesuatu, hanya dengan
muka asam terus saja membanting diri di atas pembaringan dan rebah telentang.
"Ea, kau kenapa, Ing moi! Kenapa mukamu merah padam seperti orang marah
? Apakah kau ribut mulut dengan Tan Kongcu?" Hong Ing gigit bibirnya karena
datang-datang ia diganggu oleh Pauw Lian yang jenaka. Awas, pikirnya. Awas
pembalasanku !
"Memang aku baru saja ribut mulut. Tapi bukan dengan pemuda she Tan itu,
dan aku bertengkar karena membelamu, cici. Sebaliknya yang dibela tidak mengerti,
bahkan datang-datang menggoda, Ah, memang dunia ini tidak adil !"
Pauw Lian mendekati dan memegang lengannya. "Kau membelaku sampai
bertengkar dengan orang lain? Ah, maaf, adikku yang manis. Kenapa kau bertengkar
dan dengan siapa?"
"Ah, aku tak berani memberi tahu, takut kau akan menjadi marah."
Tentu saja kata-kata ini membuat Pauw Lian makin ingin tahu dan ia mendesak.
"Aku takkan marah, adik Ing, katakanlah."
"Aku bertengkar dengan Han-ko karena dia mencelamu !"yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 170
"Sie suheng? Dia mencelaku ? Biarlah, itu hal yang lumrah, mengapa kau harus
membelaku?
"Hm, hm, rupa-rupanya ada apa-apa dalam dadamu, cici, hingga kau menerima
saja dicela dan dipandang ringan olehnya, sedangkan aku yang mendengarnya saja
menjadi panas hati."
"Tapi.......benar benarkah Sie suheng mencela dan memandang ringan padaku?
Agaknya ........ha! Itu tak boleh jadi. Tak mungkin dia berwatak demikian.
"Nah, nah, itulah kalau orang sudah tertawan! Kau baru saja bertemu padanya,
sedangkan aku sudah bertahun-tahun kumpul dengannya, siapakah yang tidak tahu
akan wataknya?"
"Ya sudahlah, kau yang benar. Tapi ia mencela dalam hal apakah?"
"Ia mencela ilmu pedangmu ! Ia katakan bahwa ilmu pedangmu masih mentah
dan lemah dan bahwa hanya di luarnya saja tampak bagus dipandang, tapi kalau
dipakai bertempur tidak berarti banyak! Tentu oaja hal ini kubantah karena aku tak
senang melihat kesombongannya, tapi kalau kau tidak percaya dan masih
penasaran, malam ini jam dua belas tengah malam nanti, ia menanti di dalam kebun
belakang untuk mencoba dan mengukur Ilmu Pedang Ouw-liong Kiam-sut!" Siapa
orangnya yang takkan merasa panas hati mendengar kata-kata yang membakar
yang keluar dari mulut kecil mungil dengan bibirnya yang manis dan wajah yang
bersungguh-sungguh itu? Pauw Lian biarpun orangnya jenaka dan cukup mendapat
didikan ilmu batin dari gurunya, namun pada hakekatnya ia memang mudah juga
menjadi marah seperti Hong Ing, mana ia dapat menahan hatinya ? Warna merah
mulai menjalar di kulit muka sampai ke telinganya. Kepalanya yang cantik bergerakgerak hingga sepasang anting-anting di kedua telinganya berbunyi kelentangkelenting. Melihat sinar mata yang berapi itu terkejutlah hati Hong In dan ia merasa
telah membakar terlampau panas. Segera ia berkata.
"Tapi, cici jangan marah kepada Han-ko. Sebenarnya dia bilang demikian itu
karena sedang bertengkar denganku, hingga karena marah ia lalu bicara demikian.
Tentu saja dia tidak sengaja bermaksud memandang rendah padamu. Tapi aku ada
jalan yang baik, Cici. Bagaimana kalau kau layani dia dengan pakai kedok
saputangan? Kau tak usah banyak cakap, begitu datang berhadapan terus saja
menggunakan pedangmu, agar dia bisa membuktikan, sampai di mana kelihaianmu.
Kita kaum wanita janganlah mudah dipandang ringan oleh pria, cici ! Tak perlu kita
harus kalah terhadap pria, biar pria itu setampan dan segagah Han-ko sekalipun !"
Karena pandainya Hong Ing membujuk dan membakar hati, maka tak heran
bila pada waktu Han Liong dengan hati penasaran menunggu di dalam kebun, tiba-yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 171
tiba tampak berkelebat bayangan hitam dan sinar hitam dari Ouw-liong Pokiam
menyambarnya diikuti bentakan. "Rasakan tajamnya Ouw-liong Pokiam !"
Baiknya Han Liong sudah siap dan waspada, maka cepat ia berkelit dan
mencabut Pek-Liong Pokiam. Ia melihat bahwa penyerangnya adalah seorang gadis
berkedok saputangan merah dan ia maklum siapakah gadis ini. Sebaiknya Pauw
Lian melihat bahwa Han Liong juga memakai kedok saputangan kuning hingga ia
kini percaya apa yang diucapkan Hong Ing tadi.
"Sumoi, tahan ! Kenapa kau begini keterlaluan?"
Kalau tadi hati Pauw Lian sudah terbakar, kini makin berkobar mendengar
dirinya disebut keterlaluan !
"Kau yang sombong. Kaukira Pek-liong Pokiam-mu yang tertajam di dunia ini?"
Kembali ia menyerang, kini dengan hebat karena ia memakai gerakan Ouw-liongpok-sai atau Naga Hitam Sambar Air. Pedmg hitamnya berkelebat laksana seekor
naga hitam terjun, mengerikan. Dalam keheranan dan penasarannya, Han Liong
menangkis serangan itu dengan gerakan Pek-liong-hian-bwee atau Naga Putih
Perlihatkan Ekor. Demikianlah, sebentar saja mereka saling menyerang dengan
hebat sehingga Hong Ing yang bersembunyi di balik pohon dan mengintai, kini
menonton dengan mata terbelalak dan mulut ternganga. Hebat sekali pertarungan
itu, merupakan dua sinar hitam dan putih saling belit membelit dengan gerakan
cepat. Diam-diam Hong Ing merata gemetar dan hatinya berdebar. Ia
mengkhawatirkan keselamatan kedua orang itu, terutama keselamatan Han Liong.
Walaupun ia tak dapat mengikuti benar-benar gerakan kedua pedang naga itu,
namun ia maklum bahwa pertempuran kali ini jauh lebih hebat dari pada yang
sudah-sudah!
Han Liong dan Pauw Lian diam-diam mengeluh. Memang kepandaian ilmu
pedang mereka seimbang dan memang Ouw-liong Kiamsut sama lihainya dengan
Pek-liong Kiam-sut. Hanya bedanya, Han Liong lebih tinggi ilmu lweekangnya atau
tubuhnya lebih kuat sehingga tiap kali kedua pokiam beradu, Ouw-liong Pokiam-lah
yang lebih banyak mengeluarkan bunga api dan lengan Pauw Lian tergetar. Tetapi
kekalahan ini dapat ditutup pula oleh kemenangan Pauw Lian dalam hal ilmu
ginkang atau meringankan tubuh, sehingga ia dapat menghindarkan benturan
senjata dengan mengharapkan kegesitannya. Ratusan jurus terlewat sudah dan
macam-macam tipu simpanan telah dikeluarkan, namun belum juga ada yang
tampak terdesak.
Hong Ing sudah merasa lemas. Sejam lebih kedua orang ita beradu pedang dan
Hong Ing tak berdaya apa-apa. Maksud hatinya hendak memilah tapi ia tak berani
sembarangan maju. Maka diam-diam ia mulai merasa menyesal akan perbuatannyayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 172
dan dengan tak disengaja dari kedua matanya mengalir air mata yang membanjiri
kedua pipinya.
Tiba-tiba ia merasa sebuah tangan yang kuat meraba lengannya dengan
sentuhan halus dan terdengar suara beibisik.
"Cici Hong Ing kenapa menangis ? Mereka tak bertempur sungguh-sungguh,
jangan kau khawatir."
Mendengar kata-kata ini. Hong Ing menjadi demikian girang hingga ia lupa untuk
mengherankan Un Kiong yang tiba-tiba itu. Ia pegang lengan pemuda itu dengan
keras. "Benar-benarkah mereka berkelahi tidak sungguh-sungguh !
Senyum manis terbayang di wajah Un Kiong yang tampan itu. "Mereka hanya
bermain- main!" Setelah hatinya tenang kembali, barulah Hong Ing ingat betapa
mesranya ia saling berpegangan lengan dengan Un Kiong. Cepat-cepat ia
melepaskan tangannya dan mundur dua langkah lalu tunduk kemalu-maluan.
Memang Un Kiong berkata benar. Biarpun keduanya merasa penasaran dan
ingin sekali menang, namun mereka menjaga benar agar pedang mereka jangan
sampai saling melukai. Pernah ujung pedang Pek-Liong Pokiam menyambar leher
Pauw Lian yang halus, tapi sebelum menyentuh kulitnya, pedang itu telah dirobah
gerakannya ke atas hingga sebaliknya hanya merobek kain pengikat rambut saja.
Sedangkan ketika ujung Ouw-liong Pokiam menyambar dan hampir menembus
jantung dalam dada kiri Han Liong, pedang itu ditahan demikian rupa oleh Pauw
Lian hingga akibatnya hanya merobek baju Han Liong di bagian bahu kiri saja.
Un Kiong yang sejak tadi dengan diam-diam menonton pula, dapat melihat hal
ini. Kemudian ia melihat betapa Hong Ing tiba-tiba menangis. Biarpun tadinya ia
merasa malu bertemu dengan gadis itu karena kata-kata gurunya tadi, namun
melihat gadis yang telah mencuri hantinya itu menangis, ia tak dapat menahan
hatinya dan datang menghampiri lalu menghiburnya!
Pada saat itu, tiba-tiba dari bawah Gunung Beng-san terdengar suara hirukpikuk dari kaki kuda dan teriakan-teriakan orang banyak. Mendadak Un Kiong
melihat suhunya, Khouw Sin Ek melayang turun dari scbuah pohon dan berkata.
"Un Kiong, hati-hatilah, rombongan pahlawan kaisar dan penghuni Istana putih
datang menyerbu!" Kemudian Khouw Sin Ek melompat pergi ke arah tempat
bermalam para tamu.
Un Kiong terkejut. "Cepat ! Suruh mereka berhenti bertempur," katanya kepada
Hong Ing.
Hong Ing melompat ke dekat dua gulungan sinar yang masih saling belitmembelit itu dan berteriak, "Pauw cici ! Han-ko! Berhentilah! Musuh datangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 173
menyerbu!" tapi Han Liong dan Pauw Lian tak memperdulikannya hingga Hong Ing
menjadi bingung sampai membanting-bantingkan kakinya karena suara gemuruh
dari bawah makin keras. Terpaksa ia lari dan menarik-narik lengan Un Kiong, "Wan


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kongcu, tolonglah, kau pisahkan mereka!
"Mudah saja, tapi kau harus penuhi permintaanku."
"Baik-baik, lekas katakan," kata Hong Ing tak sabar.
"Yaitu, jangan kau sebut aku kongcu."
"Habis bagaimana ?"
"Sebut aku koko."
"Aduh! Ya, apa boleh buat," jawab Hong Ing yang pikirnya bahwa pada saat
seperti itu ia tak perlu banyak berbantah. "Koko, lekas kau pisahkan mereka. Musuh
sudah dekat!"
"Baik." Tapi sebelum Un Kiong bergerak, dari balik sebuah pohoh lain keluarlah
bayangan seorang orang tua dengan gesitnya.
"Han Liong! Pauw Lian ! Cukuplah main-main ini! Berhentilah kailan ! Seruan ini
nyaring dan berpengaruh, hingga Han Liong dan Pauw Lian tak berani
membantahnya. Mereka melompat mundur dan menyimpan pedang serta
membuka kedok masing-masing.
"Maaf suhu !" kata Han Liong dan menjura kepada orang tua yang ternyata
bukan lain adalah Pauw Kim Kong sendiri !
"Siokhu!" kata Pauw Lian kemalu-maluan.
"Musuh datang menyerbu, kalian enak-enak dan main-main saja!" guru dan
paman itu menegur, tapi mulutnya tersenyum maklum hingga Pauw Lian makin
memerah mukanya. "Siaplah kalian semua. Tempat kita diserbu lawan. Aku hendak
membuat persiapan di dalam." Dan pergilah orang tua itu.
Han Liong lebih banyak memikirkan keadaan Pauw Lian dari pada keadaan
musuh vang datang menyerbu. Melihat Hong Ing dan Un Kiong berdiri di situ, ia
membentak adiknya."
"Ing-mol! Sakarang akuilah terus terang, semua ini adalah gara-garamu, bukan?"
Hong Ing tertawa. "Kau tidak kuat menahan godaan ? Jangan marah, siapa suruh
kau dulu menggodaku?" Kamudian ia menghampiri Pauw L?an dan memeluknya,
Cici, memang aku telah membohong, Han-ko tidak pernah bilang apa-apa. Ia tidak
sombong, cuma-cuma....."yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 174
"Cuma apa !" bentak Han Liong gemas.
"Cuma sekarang agak.......agak galak ! Jangan galak-galak, Han-ko, kau bikin takut
soso (kakak ipar) saja !"
"Ada-ada saja ! So-so yang mana?" teriak Han Liong marah.
"Yang mana lagi ? Tentu yang akan datang. Eh, ya sekarang aku mengaku terus
terang, cici Pauw Lian tak pernah bilang apa-apa padaku!
Sudah kuduga, Kau pikir semua orang senakal engkau ?"
"Adik Ing, kenapa kau suka menggoda orang saja ? Pauw Lian ikut menegur.
"Aduh, sekarang aku dikeroyok dua ! Cici, sebenarnya aku ingin sekali lagi
melihat Ilmu pedang kalian, maka aku gunakan akal ini. Juga sekalian aku hendak
membalas godaan kalian padaku dulu."
"Godaan? Siapa yang menggoda? tanya Pauw Lian yang kini hendak membalas
pula, "memang kau dan Tan Kongcu cocok benar, selalu bersama dan tampak rukun
sekali. Aku bukannya menggoda sembarangan, tapi ini kenyataan."
Han Liong tertawa. "Nah, itu baru betul !
Kini Un Kiong tampil ke depan. Saudara Han Liong dan Pauw Siocia. Kalian
menggoda Hong Ing cici boleh saja, tapi aku jangan dibawa-bawa !" Han Liong dan
Pauw Lian saling pandang dan tertawa mendengar lagak dan seruan Un Kiong
yang seperti kanak-kanak, karena Un Kiong yang sengaja berlagak seperti ketika ia
menjadi pemuda tolol, hingga Hong Ing mendengar dan melihat lagaknya jadi
teringat lagi akan Un Kiong si tolo1 dulu, maka ia tak dapat menahan gelinya.
"Karena kalian sebut-sebut namaku, terpaksa akupun hendak membalas. Hong
Ing cici, aku buka rahasia mereka sekarang. Tadi mereka bertempur biar kelihatan
sengit, sebenarnya mereka saling sayang menyayangi dan menjaga jangan sampai
saling luka melukai !" Kini Hong Ing dan Ui Kiong yang menertawakan mereka,
sedangkan Pauw Lian dan Han Liong yang terbuka rahasianya hanya menundukkan
muka kemaluan.
Pada saat itu musuh telah menyerbu naik, dan di pintu gerbang yang dipasang
di depan telah penuh dengan musuh yang bertemu dengan pihak tuan rumah. Han
Liong mengajak kawan-kawannya menyusul ke sana.
Ketika melihat rombongan yang datang itu, Un Kiong merasa terkejut sekali
karena romborgan itu dipimpin oleh orang-orang kepercayaan Co Thaikam dan
para pahlawan kaisar, termasuk ayahnya sendiri ! Yang membuat ia heran adalah
kedua golongan ini yang sekarang dapat bekerja sama. Ini sungguh hebat dan
berbahaya.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 175
Melihat Un Kiong berada di situ, untuk sesaat mata Tan Cianbu memandang
penuh kagum dan sayang, tapi ia segera membuang muka dan tak mau
memandangnya. Tapi Kui Lan, murid Loh-san sam-moli, yang genit dan memang
"ada hati" terhadap pemuda tolol itu, segera maju menghampiri dan berkata, "Eh,
Tan Siangkong, kau berada di sini ? Apa kau diculik oleh gerombolan pengacau ini?
Biar, nanti aku balaskan sakit hatiumu. Mari, ikut dengan kami !" Berkata begini, Kui
Lan si muka hitam itu ulurkan tangannya dengan lemah lembut untuk menarik
tangan Un Kiong. Tapi ternyata ia rasakan tangan Un Kiong keras dan tak dapat
disentakkan! Ia mengerahkan tenaga, namun tetap tak dapat ia menarik pemuda
itu. Sementara itu, dengan hati sebal Un Kiong mengerahkan tenaganya dan
berseru, "Pergi kau!" Tangannya disentakkannya dan Kui Lan terlempar ke atas
setinggi setombak lebih dan kalau tidak Biauw Niang-niang segera mengulurkan
tangan menangkapnya, tentu ia akan terbanting kebawah.
Semua orang yang kenai Un Kiong, kecuali ayahnya sendiri kini sudah tahu
akan rahasia anaknya, merasa sangat heran melihat ketangkasan dan kepandaian
pemuda tolol itu.
Pauw Kim Kong, sebagai tuan rumah, melangkah maju dan menjura kepada
para pemimpin rombongan sambil berkata, "Selamat datang, cuwi enghiong.
Sungguh merupakan satu kehormatan besar sekali bahwa cuwi sudi menginjak
tempat tinggalku yang buruk dan kotor ini."
Rombongan itu terdiri dari dua golongan. Golongan pertama terdiri dari tiga
puluh lebih pahlawan kaisar yang dipimpin oleh Tan Cianbu serta empat orang
kawannya, yakni pahlawan-pahlawan pilihan yang kepandaian silatnya sama
lihainya dengan Tan Cianbu. Sedangkan tiga puluh orang kawannyapun terdiri dari
pahlawan-pahlawan jagoan dari Istana kaisar !
Golongan kedua tak kalah hebatnya, bahkan lebih lihai! Golongan ini yang terdiri
dari orang-orang kepercayaan dan kaki tangan Co Thaikam, si pembesar kebiri yang
jahat, sebagian besar terdiri dari penghuni istana putih. Golongan ini dipimpin oleh
orang-orang yang begitu dilibat membuat Pan Kim Kong dan orang-orang lain yang
telah mengenalnya menjadi terkejut sekali. Selain Loh-san Sam-moli si Tiga Iblis
Wanita dari Loh-san di situ ada pula Kek Kong Tojin si Toya Aneh Kepala Ular,
saikong yang kosen itu! Tapi ini masih belum berapa hebat karena dua orang tua
yang kelihatan alim dan yang berdiri di dekat Kek Kong Tojin agaknya bukan orangorang lemah dan Kek Kong Tojin sendiri tampak sangat hormat pada mereka. Pihak
tuan rumah merasa agak cemas ketika Khouw Sin Ek maju menjura kepada Kek
Kong Tojin da dua orang tua itu sambil tertawa gelak-gelak.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 176
"Pantas bulan menjadi suram, rupanya kalian orang-orang tua yang sakti ikut
datang menengok kami!" Kemudian Sin-chiu Tai-hiap Khouw Sin Ek berpaling
kepada semua kawannya "Saudara-saudara, jangan berlaku kurang hormat kepada
ketiga tamu agung ini. Ini adalah Ngo-lian-posat Ang Gwat Niang-Niang, yang tengah
ini bukan lain adalah Lo Thong Sianjin, sedangkan yang ketiga adalah Kek Kong
Tojin! Mereka bertiga adalah tokoh-tokoh dan pendiri dari Ngo-lian-pai yang
tersohor!"
"Ha, ha ! Kiranya disini ada Khouw Lojin ! Pantas Gunung Beng-san menjadi
makin tinggi saja. Kek Kong Tajin balas mengejek.
Sebenarnya diantara semau orang yang berada di situ, baik dari pihak
penyerang dan pihak yang hendak diserang, hanya ketiga pendiri Ngo-lian-pan dan
Khouw Sin Ek saja yang boleh dibilang setingkat dan menduduki tempat tertinggi.
Maka kini melihat ketiga orang tua itu datang semua, diam-diam Khouw Sin Ek
merasa khawatir juga. Tapi ia seorang cerdik dan banyak pengalaman, maka tidak
kentara kecemasannya. Lagi pula, dengan adanya Han Liong dan Panw Lian di situ,
ia mempunyai dua orang pembantu yang kiranya takkan mengecewakan.
"Khouw Toyu! Kalau telingaku yang tua tak salah dengar, kau bukanlah termasuk
golongan pengacau dan pemberontak, juga kau tak pernah ikut campur urusan
pemerinrahan. Maka kau bukanlah musuh kami. Karena itu. pandanglah mukaku
dan tinggalkanlah gunung ini dengan damai," kota Lo Thong Sianjin.
"Ha, ha ! Kau orang tua enak saja bicara. Memang aku biasanya tak suka campur
urusan segala macam yang tidak penting. Tapi kalau tidak salah, kalian orang orang
tua juga biasanya jarang turun gunung kalau tidak ada hal yang penting sekali. Kini
aku berada di sini sebagai tamu si Malaikat Rambut Putih, maka apa yang akan
terjadi kepada tuan rumah sekalian akan terjadi padaku sendiri."
"Hm, bagus! Biarlah, ikut atau tidaknya Khouw Lo-enghiong tak menjadi soal,"
tiba-tiba Ang Gwat Niang-niang berkata, suaranya merdu dan nyaring. "Pauw Kim
Kong ! Kau telah bersekongkol dengan pemberontak, mencuri surat-surat penting,
dan bersiap hendak memberontak. Maka, untuk menebus dosamu itu, serahkan
kepada kami beberapa orang pemberontak dengan damai."
"Hm, mudah sekali kau bicara. Siapa yang harus diserahkan ?" tanya Pauw Kim
Kong dengan suara mengejek.
Ang Gwat Niang-niang memberi tanda kepada Biauw Niang-niang yang segera
maju dan menunjuk dengan jarinya. "Mereka ini !" Dan yang ditunjuknya ialah Han
Liong, Hong Ing, Lie Bun Tek, Pauw Lian, Siok Houw Sianseng, dan keempat guru
Han Liong !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 177
"Eh, eh, kenapa tidak kau tunjuk semua saja berikut aku juga ? terdengar Khouw
Sin Ek mengejek.
"Itu lebih baik lagi, memang seharusnya semua karena tak seorangpun diantara
kalian yang bukan pemberontak !" Kek Kong Tojin berseru dan tiba-tiba ia berkata.
"Ayoh tangkap, serbu! Ia mendahului dengan toyanya memukul kepala Khouw Sin
Ek. Tapi Sin-chiu Taihiap tertawa keras. "Lie Bun Tek enghiong dan Un Kiong, kalian
lawan yang ini !" Kedua orang itu segera maju dengan senjata masing-masing, Un
Kiong dengan pokiamnya dan Lie Bun Tek dengan joan-piannya. Kedua senjata
segera bergerak melawan toya kepala ular yang lihai dari saikong itu.
Ang Gwat Niang-niang mencabut pedang dan hudtimnya. "Khouw Lojin pin-ni
terpaksa melanggar larangan membunuh ! Kedua senjatanya mengeluarkan angin
dingin ketika menyambar ke arah Khouw Sin Ek, tapi si Kapalan Dewa ini kembali
berkelit dan melompat sambil berteriak. Ouw-liong dan Pek-liong, kalian tidak lekas
turun tangan mau tunggu apa lagi ? Mendengar perintah lucu ini, Han Liong dan
Pauw Lian mencabut pokiam mereka dan lompat ke depan menyambut serangan
Ang Gwat Niang-niang yang gerakan-gerakannya luar biasa dan lihai sekali.
Khouw Sin Ek segera melompat menghadapi Lo Thong Sianjin. "Kau juga hendak
turun tangan ? Silakan, biar tua sama tua!"
Lo Thong Sianjin yang sudah lama sekali tidak pernah berkelahi, kini melihat
orang-orang bertempur segera timbul kegembiraanya. Lagi pula, ia memang sudah
lama mendengar nama Sin-chiu Taihiap, maka ia yang berwatak tak mau kalah itu,
ingin sekali mencoba kepandaian Khouw Sin Ek.
"Marilah pinto melayanimu barang seratus jurus," katanya dan mereka berdua
lalu saling serang dengan hebat. Sebenarnya, Lo Thong Sianjin biasa menggunakan
senjata rantai, tetapi melihat Khouw Sin Ek hanya bertangan kosong, maka ia yang
tak mau kalah itu tak sudi merendahkan diri melawannya dengan menggunakan
senjata. Kedua jago cabang atas yang tinggi ilmunya itu dan yang pada jaman itu
sudah termasuk tingkat tertinggi, berkelahi dengan luar biasa serunya sehingga
debu dan pasir di dekat kaki mereka berhamburan mengepul ke atas ! Memang
Khouw Sia Ek sangat cerdik, ia tahu bahwa diantara ketiga tokoh Ngo-lian-pai itu,
yang paling rendah kepandaiannya adalah Kek Kong Tojin, sedangkan yang terlihai
ilmu pedangnya adalah Ang Owat Niang-niang. Maka ia memerintahkan Lie Bun Tek
dan muridnya, Un Kiong, untuk melayani Kek Kong Tojin, sedaogkan untuk melayani
ilmu pedang dan hudtim yang lihai dari Ang Gwat Niang-niang, ia tugaskan kepada
Han Liong dan Pauw Lian! Ia maklum pula betapa tinggi ilmu silat dan lweekang
dari Lo Thong Sianjin, tokoh tertua dari Ngo-lian-pai itu, maka ia sendirilah yang
melawannya !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 178
Sementara itu, semua pahlawan dan Loh-san Sam-moli serta kawan-kawannya
telah bertempur melawan Pauw Kim Kong dan semua kawannya yang juga terdiri
dari jagoan-jagoan lihai. Maka Sam-moli dan Tan Cianbu serta kawan-kawannya
yang menjadi pemimpin rombongan dan berkepandaian tinggi segera berhadapan
dengan Pauw Kim Kong, Liok-tee Sin-mo Hong In, Hee Ban Kiat, Bie Kong Hosiang,
Ngo-lohiap dari Kengciu, Souw Kwan Pek si Toya Ular Dewa, Lok Twie Hwesio wakil
Siauw-lim, Pek Ciok Tojin ahli Kun-lun, Khu Bu Houw, Beng Hwa Suthai, Kok Tiang
Lojin dan lain-lain yang menjadi tamu di Beng-san.
Maka ramailah pertempuran terjadi di puncak Gunung Beng-san. Suara senjata
beradu disertai bentakan-bentakan marah dan teriakan-teriakan kesakitan
memenuhi udara.
Kek Kong Tojin menggunakan tongkat kepala ularnya yang sakti untuk
mengalahkan lawannya, tapi Un Kiogn dan Lie Bun Tek bukanlah lawan-lawan
lemah. Ketangguhan kedua orang ini pernah diuji oleh Kek Kong Tojun di atas
genteng istana putih. Kini setelah, mereka bertempur dengan menggunakan senjata,
sekali lagi Kek Kong Tojin terpaksa harus mengakui kehebatan lawan yang masih
muda ini. Dari gerakan-gerakannya, Kek Kong Tojin tahu bahwa si kedok hitam
dahulu bukan lain adalah Un Kiong yang kini menggerakkan pokiamnya dengan
begitu gesit dan berbahaya. Maka ia makin marah dan memutar toyanya sehingga
merupakan dinding baja yang sukar ditembus! Namun pedang Un Kiong bukanlah
pedang biasa, juga joan-pian Lie Bun Tek adalah sebuah senjata pusaka yang kuat
dan terbuat dari pada logam mujijat. Lagi pula, ilmu silat kedua orang ini yang
memang sudah tinggi, kini tergabung menjadi satu, maka mereka merupakan lawan
yang sangat tangguh dan berat. Setelah lewat tiga ratus jurus, Kek Kong yang sudah
tua dan yang terlampau banyak menghamburkan tenaga menuruti hawa nafsunya,
mulai tampak lelah dan terdesak.
Yang paling indah dilihat adalah pertempuran antara Ngo-lain Posat Ang Gwat
Niang-niang melawan Han Liong dan Pauw Lian. Kalau gerakan-gerakan pedang
dan hudtim wanita tua merupakan awan hitam bergulung-gulung naik turun dan
menyelubungi kedua anak muda itu, maka Pek-liong Pokiam dan Ouw-liong Pokiam
merupakan dua naga sakti hitam-putih yang terbang berkejar-kejaran di antara
awan hitam itu. Angin pedang mereka bertiga bersiutan sampai tiga tombak lebih
di sekeliling mereka hingga daun-daun pohon bergerak-gerak bagaikan tertiup
angin. Tubuh ketiganya telah lenyap dari pandangan mata. Maka dapat dibayangkan
betapa sengit dan mati-matian pertempuran ini. Diam-diam Ang Gwat Niang-niang
terkejut melihat ilmu pedang yang luar biasa dari kedua anak muda itu. Ia akui
bahwa jika ia tidak memiliki pengalaman luas dan kalau ia tidak sudah meyakinkan
Ngo-lian Kiamsut sampai semasak-masaknya, tentu ia takkan kuat menahan keduayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 179
pedang Naga ini. Sebaliknya Han Liong dan Pauw Lian merasa gembira sekali
karena mereka diberi kesempatan untuk main pedang bersama lagi, maka diamdiam mereka berterima kasih kepada Khouw Sin Ek. Kali ini, mereka lebih meresa
betapa cocok kedua ilmu pedang mereka digabungkan untuk menggempur Ngolian kiamsut yang mempunyai banyak tipu kejam dan licin sekali itu.
Sementara itu, keadaan Khouw Sin Ek dan Lo Thong Sianjin ternyata seimbang.
Lo Thong Sianjin lihai karena ilmu toloknya, sedangkan Khouw Sin Ek terkenal
karena ilmu tendangannya yang berbahaya. Maka keduanya berlaku hati-hati sekali
dan sedikitpun tak mau mengalah. Diam-diam mereka juga saling mengagumi.
Pekik kesakitan makin sering dan makin banyak terdengar, tanda bahwa yang
mendapat luka dalam pertempuran itu makin banyak. Kui Lan telah rebah dengan
luka berat di pundaknya terkena tusukan golok Bie Kong Hosiang, sedangkan
banyak pahlawan menderita luka-luka berat. Di fihak tuan rumah, beberapa orang
juga mendapat luka dan sudah diangkat ke dalam untuk diobati.
Hong Ing tidak ikut bertempur karena diam-diam Un liong telah memesan
padanya agar jangan ikut bertempur dan bahkan surat-surat penting yang dapat
dirampasnya di istana putih dulu, kini ia berikan kepada gadis itu untuk disimpan !
Juga Han Liong pesan kepadanya agar jangan ikut bertempur karena musuh terdiri
dari orang-orang sangat lihai. Biarpun merasa girang melihat perhatian mereka
terutama melihat Un Kiong mengkhawatirkan keselamatannya, namun diam- diam
Hong Ing mendongkol karena merasa di pandang rendah. Tapi ia merata terhibur
setelah mendapat kepercayaan dari Un Kiong untuk menyimpan dan menjaga
surat-surat penting itu merasa bahwa tugas menjaga surat-surat itu bahkan lebih
penting dari pada ikut bertempur melawan musuh. Maka ia berdiam di tempat aman
sambil menonton pertempuran hebat itu.
Akan tetapi, lambat-laun ia merasa khawatir dan ngeri juga melihat betapa
fihaknya terdesak dan banyak korban yang telah jatuh. Pikirannya bekerja cepat
dan ia segera masuk ke dalam kamarnya. Di situ ia buka gulungan kertas-kertas
penting itu dan setelah cepat mencari, ia mendapatkan surat rencana
pemberontakan Co Thaikam. Surat ini aa bawa lari keluar dan matanya mencaricari Tan Cianbu. Akhirnya ia mendapatkan kapten Tan itu sedang bertempur matimatian, dikeroyok dua oleh Bie Cauw Giok murid Pauw Kim Kong dan Bhok Kian


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Eng murid Liok-te Sin-mo! Permainan golok Tan Cianbu cukup lihai dan tenaganya
yang besar membuat dua orang pengeroyoknya tak dapat mendesaknya. Hong Ing
mendekati mereka dan dengan suara keras ia berkata,
"Bie toako dan Bhok toako, silakan berhenti sebentar! Aku ada urusan penting,
biar aku yang menghadapi Tan Cianbo ini !" Meskipun terheran mendengaryoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 180
permintaan Hong Ing, kedua jago muda itu melompat mundur dan membiarkan
Hong Ing menghadapi Tan Cianbu. Kapten itu mengenal wajah Hong Ing sebagai
gadis yang memasuki tamannya dulu, bersama dengan Un Kiong. Maka ia tahan
goloknya dan membentak. "Kau mau apa?"
"Tan Lo-enghiong jangan marah dan terburu nafsu. Saya datang bukan untuk
bertempur, tapi hendak memberitahukan sesuatu yang penting sekali. Dulu saudara
Un Kiong berhasil mencuri surat-surat penting dari istana putih dan tahukah loenghiong apakah yang didapatnya? Ini silakan lo-enghiong baca sendiri!"
Dengan heran Tan-cianbu menyambut surat itu dan membacanya cepat.
Mukanya menjadi pucat dan ia hampir tak percaya kepada matanya sendiri. Ia baca
lagi dan tiba-tiba ia berteriak keras. "Semua pahlawan tahan senjata!" Berulang ia
berteriak demikian hingga semua kawan-kawannya segera lompat mundur dan
menahan serangan mereka. Juga pihak kaki tangan Co Thaikam dengan sendirinya
mundur hingga sebentar saja semua orang yang sedang bertempur menghentikan
perkelahian. Tidak hanya fihak penyerbu, fihak tuan rumah juga merasa heran.
Bahkan ketiga tokoh Ngo-lianpai juga menghentikan serangan masing-masing.
Dengan surat di tangan dan tindakan kaki tetap dan sikap mengancam Tan
Cianbu menghampiri ketiga tokoh Ngo-lian-pai.
"Cuwi silakan baca ini dan lihat betapa jahat dan palsunya orang-orang yang
cuwi bela!" Lo Thong mengambil surat itu dan sehabis membacanya ia memberikan
surat itu kepada Ang Gwat Niang-niang dengan wajah merah padam. Pertapa
wanita itu membaca dengan tenang tapi sehabis membaca surat itu ia berpaling
kepada ketiga muridnya dengan mata berapi.
"Biauw Niang, apa artinya ini? Kalian hendak memberontak dan membantu
perbuatan terkutuk? Jadi kau sudah tipu gurumu sendiri untuk memusuhi para
hohan ini? suara ini merdu dan nyaring tapi di dalamnya mengandung kebengisan
hebat hingga Biauw Niang menjadi gemetar ketakutan.
"Subo ...... teecu tidak .......tidak berani berbuat begitu. Yang membawa rencana dan
berhubungan langsung dengan Co Taijin adalah Kek Kong susiok !"
Ang Gwat Niang-niang memandang Kek Kong Tojin dengan mata mengandung
pertanyaan dan tuntutan. Tapi yang dipandang hanya tertawa lalu berkata,
"Suci, apakah suci takut menghadapi penjahat-penjahat ini ? Kalau takut dan
tidak mau membantu, silakan suci dan suheng pulang kembali ke gunung saja, biar
aku menghadapinya sendiri !"
"Kek Kong, kau tersesat !" Lo Thong Sianjin membentak.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 181
"Biauw Niang, kalian bertiga membuat malu gurumu. Mulai saat ini kalian
bukanlah anak murid Ngo-lian-pai lagi !"
"Cuwi, maafkan pin-ni yang tertipu," kata Ang Owat Niang-niang sambil menjura
kepada pihak tuan rumah, kemudian ia tersenyum kepada Han Liong dan Pauw
Lian, "Kalian Pek Liong dan Ouw-Liong sungguh gagah. Giok Ciu dan Sin Wan
beruntung sekali bisa mendapat murid seperti kailan. Kalau bertemu kedua guru
kalian, sampaikan salamku kepada mereka !" Kemudian sekali berkelebat, Ang Gwat
Niang-niang lenyap dari pandangan, hanya masih terdengar suaranya memanggil,
"Ayoh, suheng!
Lo Thong tertawa sambil menjura kepada Khouw Sin Ek dan berkata dengan
suara tak puas. "Aku telah berkenalan dengan kepalan dewa, tapi sayang belum
kenyang kita mengadu kepalan terpaksa harus berakhir sampai disini. Khouw Lojin,
kalau ada kesempatan jangan lupa padaku untuk mencoba dan melanjutkan
pertempuran ini."
"Ha, ha, Lo Thong toyu, kau serakah sekali. Baik-baik! Lain kali kalau ada
kegembiraan pasti aku mengunjungi gunungmu." Lo Thong menjura lagi lalu
melompat pergi menyusul sumoinya.
Sementara itu, karena tidak dapat menahan marahnya lagi, Tan Cianbu berteriak
memerintahkan kawan-kawannya, "Serbu pemberontak dan penghianat-penghianat
ini!" Goloknya terayun membacok Kek Kong Tojin yang menangkisnya dengan
toyanya. Un Kiong melompat mendekati ayahnya. Ayah biarkanlah aku menghajar
imam yang jahat ini!"
Tan Cianbu maklum bahwa anaknya mempunyai kepandaian yang lebih tinggi
darinya, maka ia tertawa dan berkata, "Hati-hati, Un Kiong!' Lalu ia pimpin kawankawannya berbalik menghantam Cek Kong Tojin dan kawan-kawannya !
Sebaliknya, pihak Han Liong dan kawan-kawannya menjadi bingung karena
musuh telah saling gempur sesamanya. Tapi tiba-tiba Han Liong berkata, "Telah
diputuskan untuk membasmi para durna dulu. Nah, mereka inilah kaki tangan durna.
Ayoh bantu Tan Cianbu!
Lie Bun Tek segera terjun lagi dalam pertempuran, membantu Un Kiong,
sedangkan Han Liong dan Pauw Lian menyerang ketiga siluman wanita dengan
sengit. Juga Hong Ing tidak mau tinggal diam. Ia memutar siang-kiamnya dan maju
melabrak musuh. Tetapi beberapa orang dari fihak tuan rumah yang tidak mau ikut
campur urusan orang lain tinggal diam saja menjadi penonton.
Keadaan kedua fthak tidak seimbang maka sebentar saja korban yang
berjatuhan di fihat Kek Kong Tojin memenuhi tempat itu. Pek-liong Pokiam dan Ouw-yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 182
liong Pokiam mengamuk dengan hebatnya dan di mana saja pedang warna hitam
dan putih berkelebat, maka pasti ada yang korban jatuh tanpa dapat menjerit lagi.
Ketika Han Liong dan Pausw Lian sedang mengamuk hebat dan merasa
gembira melihat hasilnya, tiba-tiba ada angin bertiup keras dan Han Liong dan
Pauw Lian merasa ada tenaga raksasa yang menahan pedang mereka! Mereka
terkejut sekali tetapi tak dapat menahan tarikan itu sehingga dalam sekejap mata
kedua pokiam itu terlepas dari tangan dan terbang entah ke mana! Selagi mereka
terheran-heran, dari atas melayang sehelai kertas putih. Han Liong segera
memungutnya dan bersama Pauw Lian membacanya. Alangkah terkejut mereka
dan tiba-tiba saja mereka merasakan seluruh muka panas karena malu. Han Liong
dan Pauw Lian memandang sekeliling. Juga mereka yang sedang bertempur, semua
berdiri terheran-heran dengan mulut ternganga karena semua senjata mereka
dengan tiba-tiba saja lenyap dari tangan mereka tanpa mereka ketahui siapa yang
merampasnya ! Hanya Khouw Sin Ek saja yang menjura ke arah barat dan berkata
keras, "Siansu dan Suthai, terima kasih atas bantuan kalian. Silakan singgah di
tempat kami yang kotor!"
Tiba-tiba dari jauh terdengar suara yang keras bergema, "Khouw Toyu, ada kau
orang tua, kami tak perlu khawatir, semua pasti selesai. Maafkan kami mengganggu
dan tak dapat mampir. Selamat tinggal ! Khouw Sin Ek hanya geleng-geleng kepala
dan menghela napas!
Han Liong dan Pauw Lian berlutut dan menyebut, "Suhu!"
Hanya Khouw Sin Ek saja yang dapat melihat gerakan Kam Hong Siansu dan
Kui Giok Cu Suthai yang datang berdua dan merampas semua senjata dari mereka
yang sedang bertempur. Bahkan Kam Hong Siansu telah meninggalkan sepucuk
surat kepada Han Liong dan Pauw Lian! Melihat hal itu, Khouw Sin Ek menghampiri
kedua anak muda itu dan bertanya.
"Surat apakah yang kalian terima ? Pesanan Siansu ?'
Sambil menundukkan kepala Han Liong memberikan surat kepada Khouw Sin
Ek yang membacanya :
Han Liong,
Sudah terlampau banyak darah mengalir. Hentikanlah pertempuran.
Belum waktunya menggulingkan kekuasaan yang memerintah. Tiba
saatnya akan runtuh sendiri. Pek Liong sudah bertemu Ouw Liong, maka
kami minta kembali. Sebagai gantinya kau mendapat Pauw Lian dan dia
mendapat kau. Kami memberi doa restu, jadilah kalian suami isteri yang
bahagia dan bijaksana. Terima kasih kepada Khouw toyu yang telah sudi
menjadi perantara !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 183
Tertanda
Kam Hong Siansu
Kui Giok Ciu Suthai.
Khouw Sin Ek tertawa grli tiada terhingga. "Ah, sungguh pintar orang tua itu!"
Kemudian ia berpaling kepada semua orang. "Hai, cuwi yang terhormat. Kami
sebagal tuan rumah di gunung ini mengharap hendaknya agar cuwi jangan
membikin kotor tempat ini dengan pertumpahan darah selanjutnya! Para enghiong
yang merasa tertipu oleh biang keladi pemberontakan dan sudah menjadi sadar,
harap kembali ke tempat masing-masing dan mengubah kekeliruan masingmasing. Para pahlawan yang setia kepada negara harap mengurus hal ini melalui
saluran tertentu. Dan kau, Kek Kong, dengan ketiga muridmu, kalau ingin selamat
hentikanlah kesesatanmu, karena kalau tidak, biar kali ini lolos dari bencana, pasti
lain kali akan mengalami mala petaka !"
"Kau sombong, Khouw lojin. Memang, kuakui bahwa kali ini kami kalah. Orangmu
telah dapat merampas senjata kami. Tapi lain kali tentu aku hendak membalas
hormat padamu!" Kemudian saikong itu menggandeng tangan ketiga keponakan
muridnya itu dan membawa mereka lari turun gunung. Semua orang bubar sambil
membava kawan-kawan mereka yang terluka dan terbinasa. Tapi Khouw Sin Ek
menahan Tan Cianbu yang memang telah dikenalnya baik.
"Khouw lo-enghiong, Sekarang aku mengerti mengapa Un Kiong berlaku
demikian ketolol-tololan, tentu ini adalah kau orang tua yang mengajarnya!" kata
Tan Cianbu sambil tertawa.
Khouw Sin Ek tertawa. "Tapi, bagaimana pendapatmu tentang puteramu?
Puaskah kau melihatnya?"
"Terima kasih atas didikanmu kepadanya, Khouw lo-enghiong," jawab Tan
Cianbu.
"Tidak cukup dengan terima kasih saja, cianbu. Sekarang aku hendak
memajukan diri menjadi perantara untuk perjodohan Un Kiong."
"Perjodohan? Ia masih sangat muda !"
"Tidak terlalu muda untuk mendapat jodoh yang cocok dan baik."
"Siapakah nona yang kau puji-puji itu?"
"Bukan lain ialah nona Lie Hong Ing yang memberimu surat tanda
pemberontakan tadi."
"O dia......??" Memang semenjak bertemu di taman dan melihat kegagahan sikap
gadit itu dan kecantikannya, Tan Cianbu sudah merasa suka, maka ia segera
menyatakan persetujuannya hingga Khouw Sin Ek menjadi girang sekali. Han Liongyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 184
segera ditemui dan ketika diminta pendapatnya, Han Liong hanya mengangguk
sambil tersenyum girang. "Memang mereka berdua itu jodoh masing-masing. Kalau
bukan saudara Un Kiong, siapa lagi yang sanggup menundukkan Hong Ing ?"
Ketika Hong Ing diberitahu oleh Pauw Lian yang mendapat tugas
menyampaikan kepada gadis ini, Hong Ing menghujani tubuh Pauw Lian dengan
cubitan sehingga Pauw Lian mengaduh-aduh dan lari. Hong Ing mengejarnya, tapi
Pauw Lian berteriak,
"Tan Kongcu ....... Tan Kongcu....... tolong aku, Ing-moi nakal sekali.....!" Terpaksa Hong
Ing cepat-cepat bersembunyi di dalam kamar sendiri, takut kalau-kalau Un Kiong
benar-benar muncul pada saat itu!
Sementara itu, perjodohan antara Han Liong dan Pauw Lian tak menemui
kesulitan. Kedua guru masing-masing sudah setuju, kedua orang yang bersangkutan
juga setuju, sedangkan pada waktu itu, semua guru dan bibi Han Liong pun berada
di situ pula dan mereka bahkan menerima warta ini dengan girang sekali. Adapun
Pauw Lian, karena ia yatim piatu, maka cukup diwakili oleh Pauw Kim Kong yang
menjadi keluarga satu-satunya.
Demikianlah, sebulan kemudian, di Beng-san dilangsungkan perkawinan dua
pasang mempelai, Tan Un Kiong dengan Lie Hong Ing, dan Si Han Liong dengan
Pauw Lian. Ketika upacara dilangsungkan, tiada hentinya mereka berempat saling
goda sehingga menambah keramaian dan kemesraan pesta itu.
Selanjutnya, Hong Ing tinggal dengan suaminya di rumah mertuanya yang telah
meletakkan jabatan dan pulang ke kampung, sedangkan Han Liong dan isterinya
tinggal di Kam hong-san atas permintaan guru-guru dan bibinya. Biarpun kedua
pokiam telah ditarik kembali oleh gurunya masing-masing, namun mereka berdua
terus berlatih ilmu pedang Pek liong Kiamsut dan Ouw-Liong Kiamsut, bahkan
mereka berusaha menggabungkan kedua ilmu pedang ini. Hidup mereka penuh
kebahagiaan karena sebagai bengcu Han Liong dikenal oleh seluruh hohan di
kalangan kang-ouw yang datang mengunjungi, juga mereka sering turun gunung
untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya.
Hong Ing pun hidup bahagia dengan suaminya yang sangat menyintainya, dan
dari Un Kiong, Hong Ing mendapat bimbingan ilmu silat tinggi sehingga ia
memperoleh kemajuan pesat sekali. Seperti juga Han Liong suami isteri, Un Kiong
suami isteri ini juga sering melakukan perjalanan mengunjungi sahabat-sahabat
untuk meluaskan pengalaman dan dimana saja mereka tak pernah lupa
mengeluarkan tangan dan menggunakan kepandaian mereka untuk membantu
fihak lemah yang tertindas dan membasmi orang-orang jahat yang mengacaukan
rakyat jelata.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 185
Sesuai dengan petunjuk Kam Hong Siansu, untuk sementara Han Liong dan
kawan-kawannya menghentikan gerakan mereka sambil menanti suasana melihat
keadaan pemerintah. Yo Leng In atau Yo Toanio, bibi Han Liong, ikut keponakannya
tinggal di Kam-hong-san dan janda ini melawati sisa hidupnya dengan menumpang
dan ikut merasakan kebahagiaan hidup Han Liong dan Pauw Lian.
Hampir sebulan sekail atau lebih sering lagi, kalau tidak Han Liong dan isterinya
mengunjungi kampung Un Kiong yang tidak jauh dari Kam hong-san, tentu Un Kiong
dan Hong Ing yang naik ke Kam-hong-san untuk mengunjungi kakaknya yang
tercinta itu, di mana pada tiap pertemuan mereka mengobrol dengan gembira-ria!
Salah Kaprah 1 Rajawali Emas 23 Misteri Pedang Pusaka Badai Selat Malaka 2

Cari Blog Ini