Ceritasilat Novel Online

Legenda Pendekar Ulat Sutera 3

Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 3


dan baru datang ke ibukota, belum begitu kenal keadaan di sini
maka sulit mengembangkan keahliannya!"
Melihat Ong-souw-jin berkata serius, Su Yan-hong menjadi
cemas. Tip Kun segera mengambil keputusan:
I "Kata-kata pejabat Ong masuk akal. Sulit men dapat seorang
asisten yang baik, mana mungkin sembarangan memberikannya
kepada orang lain, Tidak sepertiku, anak buahku banyak juga
berbakat. Hou-ya bisa memilih salah satu dari mereka!"
Ong-souw-jin pura-pura menarik nafas:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 137
"Kata-kata Liu-congkoan terlalu berat, tapi Hou-ya sudah
memohon, terpaksa aku harus memberi agar tidak ditertawakan
sebagai orang pelit!"
Dia segera memanggil:
"Kang Pin!"
Kang Pin keluar. Ong-souw-jin segera berkata:
"Cepat berterima kasih kepada Hou-ya karena sudah
mengangkatmu!"
Liu Kun melihat hal itu, tahu dia tertipu lagi. Dia tahu Ong-souwjin sengaja mempermainkan dia, tapi dia terpaksa harus bertahan
untuk tidak marah.
"Masalah pengangkatan komandan pasukan penjaga ibukota
sudah diselesaikan dengan sempurna, benar-benar baik. Semua ini
karena rekomendasi Liu-congkoan, sehingga An-lek-hou baru
setuju. Kita bersulang untuk Liu-congkoan!"
Pertama kaisar mengangkat cangkir bersulang kepada Liu Kun,
karena dia terlalu gembira sampai lupa diri.
Sambil minum, hati Liu Kun terasa seperti mau meledak.
Thio Gong segera memesan makanan. Pengurus An-lek-hu, Su
Hu datang kepada Su Yan-hong. Dia membisikkan beberapa
kalimat.
Walaupun Su Yan-hong berusaha tenang, tapi kedua alisnya
terlihat berkerut.
Hal yang pertama Su Hu beritahu adalah Fu Hiong-kun dan Lamtouw berada di luar Cin-hai-lou ingin bertemu dengan dia, tapi
dicegat oleh pengawal, sehingga' mereka terpaksa mencari
pengurus Su Hu.
Su Yan-hong masih ingat Fu Hiong-kun pernah datang ke Anlek-hu mencari dia, ingin dia membantu Lu Tan menghadapi Liu
Kun. Dia mengira Fu Hiong-kun tahu Liu Kun berada di Cin-hai-lou
maka datang lagi untuk meminta hal ini. Sampai Su Hu mengatakan
padanya pesan dari Fu Hiong-kun, Su Yan-hong baru tahu yang kaliLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 138
ini bukan tentang itu. Dia terkejut, pesan Fu Hiong-kun kali ini
benar-benar di luar dugaan dia!
Fu Hiong-kun ingin Su Hu menyampaikan kepada dia bahwa
Siau Cu dan Lu Tan sudah masuk ke Cin-hai-lou dan siap
membunuh Liu Kun. Kemungkinan keberhasilan mereka sangat
kecil, harap dia bisa membantu agar mereka berdua bisa kabur.
Su Yan-hong sudah melihat kesempatannya sangat kecil. Dia
sudah pasti tahu Siau Cu dan Lu Tan tidak paham situasi di Cin-hailou, juga tidak tahu Liu Kun sudah menempatkan banyak pengawal
di sini, sampai pengawal pribadi juga sangat banyak.
Kecuali mereka berhasil membunuh Liu Kun, kalau tidak akan
sulit keluar dari Cin-hai-lou, ini benar-benar seperti ingin naik ke
langit, Tapi dia tetap percaya Fu Hiong-kun ingin Su Hu
menyampaikan hal kedua. Fu Hiong-kun dan Lam-touw sudah
mengaturnya, Asal dia mau membantu, bukan hal yang sulit untuk
Siau Cu dan Lu Tan jika ingin meninggalkan Cin-hai-lou.
Dia yakin Fu Hiong-kun adalah gadis yang sangat pintar, pasti
sudah mengaturnya dengan baik. Dia juga paham Fu Hiong-kun dan
Lam-touw sebelumnya tidak tahu mengenai tindakan Siau Cu dan
Lu Tan ini, Setelah mengetahuinya, mereka baru tergesa-gesa
datang ke Cin-hai-lou, maka baru meminta bantuan dia sekarang.
Bagaimana cara dia membantunya? Su Yan-hong terus berpikir,
kemudian dia melihat Kang Pin. Dengan gerakan tangan dia
memberi isyarat kepada Kang Pin.
Kang Pin memang pintar, dia bersikap seakan tidak sengaja
mendekat kepada Su Yan-hong. Dengan wajah tertawa, Su Yanhong akhirnya selesai menyampaikan apa yang harus dia
sampaikan. Sikap Kang Pin sangat tenang, dengan tertawa dia
mencari alasan untuk meninggalkan tempat.
48-48-48
Fu Hiong-kun sebenarnya tahu tentang rencana Siau Cu dan
Lu Tan ingin membunuh Liu Kun. Sebenarnya Siau Cu tidak ingin
seorang pun tahu akan rencana ini karena dia tidak mau orang lainLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 139
mengkhawatirkan dia, tapi dia tidak bisa tidak memberitahu Fu
Hiong-kun. Mereka membawa dua busur kecil yang bisa
disembunyikan dalam konde rambut dan menunggu kesempatan
yang tepat untuk membunuh Liu Kun.
Ingin membunuh Liu Kun dengan dua panah kecil, itu sangat
tidak mungkin kecuali anak panah diberi racun yang bernama
'Kian-hiat-hong-hou' (Racun paling lihai, begitu orang yang terkena
racun mengeluarkan darah dia akan akan langsung mati).
Tapi mereka tidak tahu cara membuat racun, terpaksa mereka
mencari Fu Hiong-kun. Fu Hiong-kun mengerti obat. Bagi dia
meracik racun ini bukan .hal yang sulit. Setelah mereka terus
memohon-mohon dan menilai rencana mereka termasuk
sempurna, Fu Hiong-kun baru setuju.
Semua mereka lakukan tanpa sepengetahuan Lam-touw. Setelah
panah diberi racun, Siau Cu dan Lu Tan berangkat. Fu Hiong-kun
baru terpikir, bila berhasil bagaimana cara mereka pergi.
Hal ini belum pernah dipikirkan olehnya. Yang pasti Siau Cu dan
Lu Tan juga tidak terpikir akan hal ini. Akhirnya dia mengerti
tindakan mereka berdua adalah tindakan nekat. Kalau tidak
berhasil, mereka siap mati.
Maka waktu Lam-touw bertanya, dia segera menceritakannya.
Tadinya Lam-touw memang mencurigai gerak-gerik mereKa
bertiga, tidak disangka hal ini sudah begitu gawat. Dia terkejut,
maka dia segera bersama Fu Hiong-kun pergi ke tanjakan di dekat
Cin-hai-lou, berusaha menghubungi Su Yan-hong.
49-49-49
Su Yan-hong baru selesai berpesan kepada Kang Pin, makanan
dan arak segera disajikan. Su Yan-hong tahu Siau Cu dan Lu Tan
berada di antara orang-orang yang menyajikan makanan.
Jantungnya benar-benar berdebar.
Makanan diantar di luar dan diterima oleh kasim. Orang-orang
di luar Cin-hai-lou tidak bisa masuk ke dalam. Orang
berpengalaman akan tahu mengenai hal ini, tapi karena Siau Cu danLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 140
Lu Tan baru pertama kali, mereka mengira makanan langsung
diantar masuk ke dalam. Apabila bisa masuk ke dalam berarti bisa
membunuh Liu Kun, tapi begitu tahu seperti ini, mereka sudah tidak
terpikir cara lain lagi.
Makanan dan arak sudah diterima oleh kasim. Hati Lu Tan
sangat kacau. Siau Cu sedikit lebih pintar, dia langsung berteriak:
"Ada pembunuh!"
Karena teriakan Siau Cu, keadaan Cin-hai-lou segera menjadi
kacau balau. Tapi yang kacau hanya orang-orang di bagian luar,
yang mau masuk ke dalam malah dijaga lebih ketat. Pengawal sudah
terlatih bila menemui hal seperti ini mereka tidak terkejut. Yang
dipentingkan adalah nyawa kaisar.
Siau Cu melihat pergerakan pengawal, tidak bisa berbuat apaapa. Tapi dia segera terpikir cara yang lain. Waktu salah satu
pengawal membentak dan bertanya kepada Siau Cu:
"Di mana pembunuhnya?"
Tanpa berpikir Siau Cu langsung menunjuk LuTan:
"Dia pembunuhnya!"
Lu Tan sama sekali tidak menyangka. Dia bengong. Kedua
tangannya sudah dipegang pengawal dan ketua pengawal segera
memberi perintah:
"Periksa!"
Sebelum pengawal memeriksa, Siau Cu ribut:
"Senjatanya tersimpan di ikat pinggangnya!"
Dua pengawal segera mencengkram tali pinggang Lu Tan. Lu
Tan tahu Siau Cu tidak akan meng-khianati teman. Dia melakukan
ini pasti ada tujuannya tapi dia tidak mengerti, hanya bisa
menunggu apa yang akan terjadi.
Senjata yang tersimpan di tali pinggangnya adalah sebuah
pedang lembut. Melihat pedang ini pengawal sudah mengerti.
Dari dalam ada suara Liu Kun keluar:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 141
"Apa yang terjadi?"
"Jawab kepada Kiu-cian-swe, ada pembunuh yang menyusup
tapi sudah tertangkap!" ketua penga wal dengan senang melapor.
"Bawa dia masuk!" Liu Kun sedang marah dan tidak ada tempat
pelampiasan. Begitu pembunuh tertangkap, dia segera terpikir cara
untuk melampiaskan kemarahannya. Sebenarnya dia juga tahu
orang yang menyusup datang ingin membunuh siapa.
Kecuali dia Liu Kun, masih ada siapa lagi?
Tadinya Su Yan-hong ingin membereskan masalah ini, tapi
karena Liu Kun sudah mengeluarkan suara maka dia diam
menunggu.
Kaisar juga seperti ini. Dia juga bisa menebak pembunuh ini
ingin membunuh Liu Kun.
50-50-50
Melihat orang yang dibawa masuk adalah Siau Cu dan Lu Tan,
hati Su Yan-hong tertawa kecut. Dia mengerti tujuan Siau Cu, dia
hanya berharap rencananya bisa lancar agar rhereka bisa kabur.
Yang pasti dia juga berharap rencana Siau Cu bisa sukses, sekalian
Liu Kun dibunuh.
Siau Cu dan Lu Tan melihat Su Yan-hong. Tiong Toa-sianseng
juga berada di sana. Mereka berdua merasa tidak enak, tapi panah
sudah dipasang di busur, mereka sudah tidak bisa memilih. Hanya
takut Liu Kun melihat kelemahannya, maka mereka berdua tidak
melihat Tiong Toa-sianseng dan Su Yan-hong.
Tiong Toa-sianseng lebih tenang daripada Su Yan-hong. Dia
seperti tidak sengaja melihat Su Yan-hong.
Kaisar terus melihat ekspresi wajah semua orang dan tahu Liu
Kun tidak akan melepaskan dua pembunuh ini. Dia seperti dengan
nada mengomel berkata:
"Biasanya Cin-hai-lou dijaga ketat, mengapa dua pembunuh bisa
menyelinap masuk?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 142
"Ini adalah kesalahanku, dan sudah membuat baginda terkejut.
Aku akan memeriksa hal ini sampai tuntas!" Sorot mata Liu Kun
terlihat seram.
"Kalau begitu aku serahkan kepadamu!" kata kaisar.
Liu Kun segera memarahi ketua pengawal:
"Kurang ajar kau! Kaisar sedang mengadakan pesta di Cin-hailou, kau yang bertanggung jawab atas keamanan Cin-hai-lou, tapi
kau membiarkan pembunuh masuk. Ini salahmu!"
"Hamba pantas mati!" Ketua pengawal berlutut.
"Mana pembunuhnya?"
Ketua pengawal menunjuk kepada Lu Tan, kemudian Liu Kun
melihat Siau Cu:
"Siapa dia?"
"Dia adalah orang yang memberitahu ada pembunuh!"
Kepala pengawal kemudian menceritakan garis besar kejadian
ini. "Baik. Jika masalah sudah selesai pasti ada pemberian hadiah!"
kata Liu Kun.
Kemudian Liu Kun melihat Lu Tan:
"Kau membawa senjata masuk ke Cin-hai-lou, apa tujuanmu?"
"Membunuhmu!" Mata Lu Tan penuh kebencian.
Semua sorot mata tertuju ke Liu Kun. Liu Kun benar-benar malu.
Dia membentak:
"Ada dendam apa antara aku dan kau?"
"Penjahat! Semua orang ingin membunuhmu!"
Liu Kun bertambah marah. Walaupun kaisar merasa senang,
wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Kedua alis Su Yanhong semakin berkerut. Hanya Tiong Toa-sianseng yang berlaku
seperti tidak menaruh hal ini dalam hati, tapi dia bersikap seperti
sudah tahu apa yang akan terjadi dan tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 143
Walaupun Liu Kun bukan pertama kali mendengar kata-kata
seperti ini, tapi di depan banyak orang dia tetap tidak tahan. Dia
memukul meja dengan marah:
"Siapa yang menyuruhmu kemari, cepat beri tahu! Melihatmu
masih muda, mungkin aku akan melepaskanmu!"
"Jangan banyak bicara! Hari ini aku sudah jatuh di tanganmu.
Bila ingin bunuh, bunuhlah!"
Liu Kun tertawa dingin. Hongpo bersaudara tiba-tiba mendekat.
"Dia adalah putra Lu Kian, bernama Lu Tan!" kata Hongpo Ih.
Kata-kata berikutnya belum selesai, Liu Kun sudah tertawa
terbahak-bahak:
"Ternyata adalah kau! Ayahmu tidak terbuat dari besi, apakah
kau terbuat dari besi?"
Lu Tan ingin mengatakan sesuatu, tapi Hongpo Tiong duluan
berkata:
"Yang satu lagi adalah murid Lam-touw, dia ?yang
memberitahu..."
Setelah itu Siau Cu dan Lu Tan sama-sama menyembah kepada
Liu Kun. Siau Cu masih bisa berteriak:
"Ampun Kiu-cian-swe!" Panah yang tersimpan di rambut
mereka sama-sama melesat. Yang satu ke arah wajah Liu Kun,
satunya lagi ke arah dada Liu Kun.
Siau Cu memilih untuk melepaskan panah ke dada Liu Kun
karena lebih lebar, sehingga sulit untuk menghindar. Walaupun
apak ini kadang-kadang cero boh, tapi dalam melakukan sesuatu dia
bisa berpikir dengan teliti. Selain mengoleskan panah dengan racun
Kian-hiat-hong-hou, juga terpikir oleh mereka asal mengenai
sasaran, itu sudah cukup. Mereka juga sudah memikirkan, arah
tujuan panah Lu Tan dan Siau Cu tidak boleh pada bagian tubuh
yang sama. Bila diarahkan ke tempat yang sama dan tidak mengenai
sasaran, itu akan sia-sia.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 144
Hongpo bersaudara sangat cepat. Begitu mendengar tembakan
senjata rahasia, tangan mereka sudah dikeluarkan menjemput
panah beracun yang memanah ke arah wajah Liu Kun. Tapi panah
Siau Cu sudah mengenai dada Liu Kun.
Siau Cu dan Lu Tan meloncat bangun. Asal ada satu panah
beracun yang mengenai Liu Kun, mereka akan berhasil.
Tapi hanya sebentar, tawa mereka membeku.
Walaupun dada Liu Kun tertembak panah beracun, wajahnya
hanya terkejut tapi tidak ada reaksi rasa sakit.
Hongpo bersaudara terkejut:
"Kiu-cian-swe..."
Liu Kun marah dan dadanya terus naik turun. Panah beracun
segera terlepas dan terjatuh di meja. Dari belahan baju yang
tertembak panah terlihat warna berkilauan.
Siau Cu yang banyak mendengar terlepas berkata:
"Kim-si-ka!" (Pelindung sutra emas) In Thian-houw segera
maju:
"Kiu-cian-swe selamat!" Secara bersamaan sepasang telapaknya


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerang Lu Tan. Tiang-seng juga maju menyerang Siau Cu,
Bayangan telapak memenuhi ruangan pada waktu itu.
Siau Cu ingin menyerang Liu Kun, tapi Tiang-seng sudah tiba di
hadapannya, terpaksa dia harus melayaninya. Keadaan Lu Tan juga
sama seperti itu.
Semua pengawal Cin-hai-lou ingin mengepung tapi dibentak
oleh Su Yan-hong:
"Lindungi kaisar!"
Maka pengawal baru sadar dan berlari menghadang di depan
tempat duduk kaisar. Mereka sudah dilatih dengan keras dan
mengerti apa yang harus mereka lakukan. Tapi mereka seperti baru
pertama kali menemui hal seperti ini, maka mereka tetap kalang
kabut. Tapi mereka tetap bisa meramal keadaan dalam waktu yang
singkat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 145
Sebagian pengawal yang setia kepada Liu Kun tetap berlari ke
sana untuk melindungi Liu Kun. Golok dikeluarkan membentuk
sebuah tembok golok yang berkilau.
Su Yan-hong berjaga-jaga di sisi kaisar. Hanya Tiong Toasianseng yang bersikap sangat tenang, dia tetap duduk di
tempatnya.
Yang paling senang adalah Tiang-lek Kuncu Su Ceng-cau. Dia
tidak hanya tetap di tempat, masih terlihat ingin ikut-ikutan
bertindak. Kemudian dia mengenali Siau Cu dan berteriak:
"Kau ini Siau Cu?"
Siau Cu melihat dia sebentar kemudian menerima serangan
Tiang-seng berpuluh-puluh kali dan berlari menahan di depan Lu
Tan. Dia menendang kaki In Thian-houw dan membentak:
"Cepat pergi!"
"Jangan pergi!" Lu Tan mengambil kesempatan melewati In
Thian-houw dan menyerang Liu Kun.
Tapi tiga pengawal menahan di depan dan menendang dia. In
Thian-houw menyerang dari belakang.
Liu Kun membentak:
"Ayo! maju!" dua tangannya mendorong Hongpo bersaudara.
Hongpo bersaudara melompat melewati kepala ketua pengawal
kemudian berguling ke bawah. Dengan cara begitu mereka
menggunakan poan-koan-pit dari kiri dan kanan menyerang ke
arah dua ketiak Lu Tan.
Lu Tan menyambut serangan In Thian-houw tiga kali. Golok
pengawal sudah datang menyerang. Dia berkedip menghindar. Dua
buah Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara sudah datang juga.
Siau Cu melihat Lu Tan dalam bahaya, tapi dia sendiri terus
dilibat oleh Tiang-seng. Dia hanya bisa membentak:
"Hati-hati!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 146
Reaksi Lu Tan sangat lincah. Sepasang tangan nya melawan
sepasang telapak In Thian-houw. Dia segera meloncat ke atas tapi
dua Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara lebih cepat. Poan-koanpit Hong-po Ih sudah menggores pinggang Lu Tan, Poan-koan-pit
Hongpo Tiong menggores dari ketiak kanan Lu Tan terus ke
pinggang.
Lu Tan menyemburkan darah. Dia meloncat melewati kepala In
Thian-houw, kemudian sambil menahan sakit, menendang bagian
belakang kepala In Thian-houw juga.
Tangan kanan In Thian-houw menahan tendangan Lu Tan.
Tubuhnya tergetar dan mundur 'selangkah, tapi Lu Tan terpental
sejauh 3 depa.
Siau Cu terus menyerang Tiang-seng, memaksa Tiang-seng
mundur. Dia juga melabrak seorang pengawal dan merebut
goloknya. Dia menepis dengan golok rampasan tujuh kali untuk
menghadang sepasang Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara dan
bertanya:
"Bagaimana?"
Lu Tan menggelengkan kepala:
"Tidak apa-apa. Aku melindungimu, pergilah!"
Bajunya sudah penuh darah tapi dia tetap seperti tidak
merasakan sakit. Sebenarnya dia hanya tidak mau Siau Cu
khawatir, tapi mana mungkin bisa menipu Siau Cu. Siau Cu malah
menjawab:
"Aku melindungimu, kau pergi..."
Liu Kun membentak:
"Dua-duanya tidak boleh pergi!"
In Thian-houw, Hongpo bersaudara, dan Tiang-seng sudah
datang. Pengawal-pengawal juga sudah datang.
Siau Cu melihat ke sekeliling kemudian melihat Lu Tan:
"Kalau kau tidak pergi, tidak ada kesempatan lagi!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 147
"Aku sudah terluka, mana mungkin berjalan jauh. Kalau kau
tidak pergi, mati di sini tidak ada artinya."
Siau Cu menggelengkan kepala:
"Kalau kau tidak mau pergi sudahlah, jangan banyak bicara!"
Kadang-kadang orang ini juga sangat keras kepala.
51-51-51
Setelah Fu Hiong-kun dan Lam-touw meninggalkan Cin-hai-Jou,
segera berlari ke sebuah tanjakan di sebelah selatan. Lam-touw
mendekat ke sebuah pohon, memasang sebuah busur besar buatan
sendiri. Pada busur itu dipasang ditaruh 3 panah besar yang juga
buatan sendiri. Di panah itu tidak terdapat ujung panah, hanya ada
seuntai barang yang berbentuk seperti peluru. Melihat dari
sikapnya, sudah jelas dia sangat tegang. Matanya terus melihat ke
arah Cin-hai-lou.
Fu Hiong-kun juga seperti itu, kadang-kadang dia merapikan
rambut yang tertiup angin. Ketegangan terlihat jelas.
Tiba-tiba sebuah jendela di Cin-hai-lou terbuka, kemudian
tampak asap merah terbang melalui jendela itu ke atas udara.
Melihat asap merah itu, Fu Hiong-kun segera berteriak:
"Mereka gagal!"
"Hal ini memang sudah terduga!" Lam-touw menjawab dengan
malas-malasan tapi gerakannya sangat lincah. Dia segera
memasang panah, melepaskan panah tiga kali ke arah Cin-hai-lou.
Waktu panah ketiga dilepaskan, busur itu sudah patah dilempar
Lam-touw. Dia menarik nafas:
"Hidup atau mati itu hanya nasib. Sekarang kita tinggal
menunggu apakah nasib mereka akan baik!"
Fu Hiong-kun menghibur:
"Hou-ya akan membantu mereka, apalagi ada Tiong Toasianseng di sana!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 148
"Mereka masih mempunyai hal yang lebih penting yang harus
mereka lakukan. Hal kecil tidak akan mengganggu hal yang besar.
Jangan demi meno long dua bocah, menghancurkan hal yang
besar." Lam-touw melihat ke atas langit, dia seperti menerima apa
saja yang terjadi.
52-52-52
Tiga panah diarahkan dengan sangat tepat. Setelah memecahkan
jendela, panah masuk ke dalam ruangan, dan peluru asap segera
meledak. Setelah meledak, asap segera memenuhi ruangan sana.
Siau Cu keluar dari ruangan. Melihat Kang Pin membawa
sekelompok pasukan datang, dia mengangkat golok siap menepis.
Kang Pin segera melayangkan tangan dan membentak:
"Cepat pergi!"
Tidak perlu dia berpesan, pengawal segera memberi jalan.
Siau Cu terpaku. Kang Pin sudah berada di sisinya:
"Kami adalah orang Hou-ya!"
Siau Cu tidak ragu lagi. Dia sudah berlari ke jalan yang mereka
kosongkan. Pengawal segera menutup lagi jalan yang kosong.
In Thian-houw keluar dari asap. Melihat Kang Pin, dia segera
bertanya:
"Apakah Kang-ciangkun melihat ada pembunuh?"
"Tidak melihat! Tadi hanya melihat ada bayangan berkelebat,
tapi terlalu cepat maka tidak jelas melihat!"
In Thian-houw tidak bertanya lagi. Dia membalikkan tubuh
segera menuju ke arah timur. Setelah dia pergi tidak lama, Siau Cu
keluar dari kerumunan pengawal.
Kang Pin melihatnya, segera menghentakkan kaki:
"Nona Fu dan lain-lain sudah menunggu di tanjakan sebelah
selatan. Cepatlah pergi! Kau masih tunggu apalagi!"
"Bagaimana dengan temanku?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 149
"Di semua tempat ada orang kami yang melin dungi dia, tidak
akan terjadi apa-apa!"
Melihat dia begitu serius, Siau Cu tidak banyak bertanya. Dia
bersalto ke belakang, dalam sekejap sudah hilang jejaknya.
Di dalam hati Su Yan-hong segera mengerti, dia berteriak:
"Lindungi kaisar!"
Dalam kerumunan pengawal ada yang berteriak:
"Lindungi Kiu-cian-swe!"
Tapi datangnya aSap tidak hanya membuat pengawal terganggu,
Hongpo bersaudara, ln Thian-houw, dan Tiang-seng juga
terganggu. Selain terpikir Siau Cu dan Lu Tan akan kabur dengan
memanfaatkan asap tebal ini, mereka juga terpikir di luar pasti ada
yang membantu, dan kemungkinan besar akan masuk untuk
membunuh Liu Kun.
In Thian-houw segera mengambil kesempatan. Dia
mengayunkan tangan menyuruh Hongpo bersaudara melindungi
Liu Kun dan memberi isyarat kepada Tiang-seng untuk mengejar
Siau Cu dan Lu Tan.
Pengawal setia Liu Kun sudah mengelilingi Liu Kun berlapislapis. Walaupun Liu Kun berusaha bersikap tenang tapi dalam hati
tetap merasa terkejut' dan takut. Di dalam asap dan kabut dia duduk
dan menundukkan kepala karena takut pembunuh menge taiiui
keberadaannya dan menyerang dia.
Yang pasti mereka tidak memperhatikan bahwa ucapan,
'Lindungi Kiu-cian-swel' adalah teriak-an anak buah Kang Pin.
Tujuannya adalah menyuruh mereka mundur agar Siau Cu dan Lu
Tan men-dapatkan kesempatan kabur.
Siau Cu dan Lu Tan tidak melewatkan kesempatan ini. Mereka
berdua sudah keluar dari kepungan. Tadinya mereka masih
bersama, tapi di dalam asap yang tebal mereka masih bertarung
beberapa jurus dengan In Thian-houw dan Tiang-seng, dan ini
membuat mereka terpencar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 150
Ketika bertarung beberapa jurus dalam asap tebal, In Thianhouw dan Tiang-seng juga terpencar.
Mereka hanya mendengar ada suara baju tertiup angin,
kemudian mereka mengejar Siau Cu dan Lu Tan.
53-53-53
Kang Pin menarik nafas. Dia berpesan:
"Kita periksa ke tempat lain!"
Pengawal segera berpencar dengan teratur. Kang Pin tidak perlu
khawatir mereka tidak bisa menghadapi apa yang akan terjadi, yang
dia khawatir kan hanya bila orang-orang Liu Kun lebih cepat
menemukan Lu Tan daripada mereka.
54-54-54
Nasib Lu Tan tidak begitu jelek, Begitu keluar dari asap, dia
keluar dari jendela dan segera naik ke atas genteng. Melewati dari
genteng ke genteng yang lain, Lu Tan terus berlari ke hutan di
belakang Cin-hai-lou.
Tiang-seng melewati dinding yang tinggi dan sudah masuk ke
dalam hutan. Karena dia tidak mene mukan orang di daerah sana,
dia kemudian naik ke atap. Dari ketinggian melihat ke bawah, dia
juga tidak terlihat sesuatu. Akhirnya dia menuju ke hutan belakang
Cin-hai-lou danjaerlari ke sana.
Baru melewati dinding tinggi, ada seseorang berlari dari hutan.
Tiang-seng membentak, tapi dia tidak menyerang karena dia sudah
melihat itu adalah Tiang-Iek Kuncu Su Ceng-cau. Maka dia segera
memberi hormat.
Su Ceng-cau mengayunkan tangan:
"Mana pembunuh?"
"Bukankah dia berlari ke arah sini?"
"Aku juga mengira dia berlari kemari tapi menunggu sampai
sekarang baru melihat ada orang berlari kemari, ternyata adalah
kau!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 151
"Kuncu adalah..."
"Maksudmu aku tidak sanggup menangkap pembunuh?"
"Aku tidak berani!"
"Kau harus bertanya dulu aku ini murid siapa, masa hanya satu
pembunuh tidak sanggup ku tangkap!"
Tentu saja Tiang-seng tahu dia adalah murid Hoa-san-pai, Siau
Sam Kongcu, juga tahu gadis ini mempunyai adat semaunya sendiri.
Tidak baik kalau dilayani, akibatnya tidak terbayangkan.
"Siapa yang tidak tahu Kuncu adalah murid terbaik Siau Sam
Kongcu. Bila pembunuh bertemu dengan Kuncu, dia hanya bisa
menye rah!"
"Aku kira kau tidak tahu." Su Ceng-cau dengan sombong
mengayunkan tangan, "cepatlah kau periksa ke tempat lain!"
Tiang-seng cepat kembali. Sebenarnya dia tahu ada Liu Kun yang
menjadi pendukungnya, mana mungkin takut kepada seorang
Kuncu, dia hanya tidak mau repot. Saat sekarang ini yang paling
penting adalah menangkap pembunuh, urusan lain adalah nomor
kedua.
Melihat bayangan Tiang-seng sudah menghilang, Su Ceng-cau
kembali masuk ke dalam hutan. Dia membuka sebuah semaksemak, Lu Tan sudah terbaring pingsan di sana.
Melihat Lu Tan, Su Ceng-cau tertawa. Dia tertawa dengan aneh.
Orang yang mengenal sifatnya tidak sulit melihat, pasti dia
mempunyai ide aneh lagi.
Lu Tan tidak mengenal dia, berarti dia akan menggunakan ide
aneh ini kepada siapa?
55-55-55
Tidak ada arak lagi karena sudah dihabiskan oleh Lam-touw.
Karena sudah tidak ada arak, Siau Cu juga tidak ada acara ingin
mengolok Lam-touw.
Tidak ada tawa di wajah Lam-touw. Dia juga tidak melihat Siau
Cu. Begitu Siau Cu mendekat, dia segera pergi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 152
Melihat itu, Fu Hiong-kun tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Mengingat Lu Tan, alisnya mengerut lagi.
"Guru!" Siau Cu tidak tahan lagi.
"Apakah di matamu masih ada guru?" Lam-touw melotot,
"melakukan hal yang begitu penting, kau tidak berunding dulu
dengan guru. Apakah di matamu masih ada guru?"
Siau Cu terpaksa berkata:
"Tecu sudah tahu salah!"
"Dia sudah tahu salah, harap Cianpwee bisa memaafkan dia
sekali ini!" kata Fu Hiong-kun.
Siau Cu bersumpah:
"Aku tidak akan melakukan ini lagi!"
"Satu kali masih belum cukup? Memang kau mempunyai berapa
nyawa?" kata Lam-touw sambil-tertawa dingin, "anak buah Liu Kun
semua adalah pesilat tangguh. Kaisar berada di Cin-hai-lou, apakah
kalian tidak terpikir penjagaan di Cin-hai-lou akan sangat ketat?
Hanya kalian dua bocah kecil, apakah kalian pikir bisa membunuh
Liu Kun dan bisa keluar dari sana?"
"Sebenarnya aku..."
"Kalau bukan An-lek-hou yang membantu, apakah kau bisa


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kabur?"
"Kata orang-orang Hou-ya yang berada di sana, tidak akan
terjadi sesuatu dengan Lu Tan..."
"Kalau begitu seharusnya dia sudah ada di sini, mengapa sampai
sekarang belum datang?"
"Menurutku..."
Lam-touw tidak membiarkan Siau Cu selesai bicara, dia sudah
mencegat:
"Mungkin sudah ditangkap hiu Kun dan sekarang sedang
disiksa..."
"Guru, Lu Tan berwajah selamat..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 153
"Sejak kapan kau belajar melihat wajah? Kalau pun kau tahu, aku
tidak akan mengijinkan kalian pergi!"
"Kita khawatir guru akan melarang maka..."
"Kalau ada rencana yang sempurna dan kita bisa berhasil, kau
kira aku akan melarang kalian? Untung Hiong-kun memberitahu ini
tepat waktu dan bisa bertemu An-lek-hou untuk membantu!"
Siau Cu menundukkan kepala. Fu Hiong-kun menyela;
"Sekarang masalah sudah terjadi, percuma terus marah kepada
mereka. Lebih baik cari cara bagaimana kita bisa membawa Lu
Tan..."
"Apakah kau tahu Lu Tan berada di mana?" tanya Lam-touw.
Fu Hiong-kun tertawa kecut. Lam-touw mena rik nafas:
"Sekarang hanya bisa berharap seperti yang di katakan Siau Cu,
Lu Tan bisa selamat."
Tiba-tiba Siau Cu meloncat bangun. Belum sempat dia berjalan,
Lam-touw sudah membentak:
"Kau mau ke mana?"
"Mencari tahu keberadaan Lu Tan!"
Lam-touw tertawa? "Kau baik tapi sifatmu yang terdorong emosi
sangat jelek. Lu Tan sama sepertimu, maka bila kalian berdua
bergabung akan membuat celaka!"
"Apakah kau tidak bisa berpikir sekarang Liu Kun sudah
memasang banyak mata-mata di dalam atau di luar kota. Kalau kau
muncul, bukankah akan masuk ke dalam jaring?"
Siau Cu baru mengerti:
"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan..."
Tiba-tiba wajah Lam-touw berubah. Dia men-cengkram Holou
besar dan berlari ke pinggir pintu. Fu Hiong-kun dan Siau Cu juga
bergerak cepat. Siau Cu meloncat ke atas genteng kayu. Fu Hiongkun berada di pinggir pintu.
"Cianpwee, ini aku!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 154
Fu Hiong-kun tahu itu adalah suara Su Yan-hong. Setelah
mendapat isyarat dari Lam-touw, dia baru membuka pintu. Benar
saja, yang datang adalah Su Yan-hong sendiri.
Su Yan-hong masuk dan langsung menutup pintu. Siau Cu
meloncat turun dari atas dan memanggil Hou-ya.
"Mana Lu Tan?"
"Bukankah Hou-ya yang menolong dia?" Siau Cu terkejut.
Su Yan-hong menggelengkan kepalanya. Fu Hiong-kun berkata
dengan cemas:
"Apakah pihak Hou-ya juga tidak mendapatkan kabar dia?"
Su Yan-hong tertawa kecut:
"Orang-orangku sudah mencari di mana-mana juga tidak
menemukannya, aku kira dia sudah pulang dengan selamat!"
Lam-touw menarik nafas, dia menepuk pundak Siau Cu:
"Berterima kasihlah kepada Hou-ya karena sudah
menolongmu!"
"Jangan sungkan! Kalian benar-benar terlalu berani!" kata Su
Yan-hong.
Siau Cu tertawa kecut:
"Kami tidak bisa berhasil, siapa sangka di dalam baju Liu Kun
ternyata memakai Kim-si-ka!"
"Hal ini sudah bukan rahasia lagi! Seharusnya sebelum
bertindak, kau beritahu dulu kepadaku!" kata Su Yan-hong.
"Kalau bukan karena Tiong-cianpwee, kita masih mengira kau
juga takut kepada Liu Kun dan tidak berani melawannya!"
"Mata-mata Liu Kun berada di mana-mana, maka bila berbicara
harus berhati-hati. Kali ini membuat pesta di Cin-hai-lou untung
adalah ide kaisar, kalau tidak, yang berjaga di luar dalam adalah
anak buah Liu Kun. Bila seperti itu, aku juga tidak ada akal lagi.
Setelah ini, Liu Kun akan lebih berhati-hati.
Kelok akan lebih sulit lagi menghadapi dia!" kata Su Yan-hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 155
Lam-touw melihat Siau Cu:
"Sekarang apakah kau sudah mengerti akibatnya?"
Siau Cu ingin berkata sesuatu tapi Su Yan-hong sudah berkata:
"Tapi ini bukan hal yang buruk. Setidaknya dengan ini Liu Kun
akan tidak berani terlalu semena-mena lagi, karena tahu di manamana orang ingin membunuhnya!"
"Yang harus kita kerjakan sekarang adalah bagaimana mencari
keberadaan Lu Tan," kata Su Yan-hong.
"Apakah dia sudah terjatuh ke tangan Liu Kun?" tanya Fu Hiongkun. "Aku kira tidak. Karena di pihak Liu Kun, tidak terdengar kabar
penangkapan Lu Tan. Biasanya bila sudah menangkap pembunuh,
dia tidak akan diam-diam mengurungnya. Dia akan bertanya di
depan kami cara menghukum pembunuh untuk menunjukkan
kekuatannya!"
Fu Hiong-kun pikir perkataan Su Yan-hong benar juga:
"Kalau begitu kita.,."
"Kalian jangan menampakkan diri, serahkanlah hal ini
kepadaku. Begitu ada kabar, aku akan memberitahu kalian!"
"Merepotkan Hou-ya!"
"Kata-kata Nona Fu terlalu berat. Dulu karena mata-mata Liu
Kun terlalu banyak, maka tidak bisa langsung berkata apa-apa
kepadamu. Bila ada ke tidak nyamanan pada kalian, harap
maklum!"
Fu Hiong-kun menarik nafas:
"Hou-ya mempunyai cita-cita yang tinggi tapi Hiong-kun tidak
tahu, maka terjadi kesalah paham-an!"
"Liu Kun mempunyai kekuatan yang sangat besar, sulit
menghadapinya, maka kita harus sangat berhati-hati!" kata Su Yanhong.
"Kelak kita akan lebih berhati-hati!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 156
"Masalah Lu Tan, serahkan kepadaku!" kata Su Yan-hong, lalu
dia menepuk pundak Siau Cu, "menurutku wajah Lu Tan tidak
seperti orang . yang pendek umur, maka kau tenanglah!"
Siau Cu melihat Su Yan-hong:
"Sejak kapan kau belajar melihat wajah?"
Lam-touw tertawa di dalam hati. Walaupun pikirannya masih
kacau, tapi tetap ada kelegaan di hatinya.
56-56-56
Lu Tan baru siuman. Dia merasakan dirinya sedang terbaring di
sebuah ranjang yang mewah.
Lukanya sudah terbalut. Melihat sekeliling ruangan sangat
mewah, seperti bukan di tempat tahanan, maka setelah merasa agak
tenang, dia tetap merasa aneh.
"Kau sudah bangun?" ada suara bertanya.
Lu Tan menoleh, dia melihat Su Ceng-cau sedang duduk di
belakang ranjang mewah itu. Sikapnya 70% manja, 30% nakal.
"Kau!" Lu Tan segera teringat waktu dia masuk hutan di
belakang Cin-hai-lou, dia bertemu gadis ini dan ditotok oleh gadis
ini sampai pingsan.
"Ini aku! Apakah kau tahu siapa aku?"
"Bukankah kau orang Liu Kun?"
"Yang pasti bukan!" kata Su Ceng-cau sambil tertawa, "Kalau
tidak, mengapa aku menyelamatkanmu dan membawa kemari?"
"Tempat apa ini?"
"Vila Ling-ong di ibukota!"
"Kau adalah Tiang-lek Kuncu?"
"Siapa yang memberitahu kepadamu?"
"Siau Cu..." Lu Tan menarik nafas lega. Yang dia tahu Kuncu
memang nakal, tapi dia bukan orang Liu Kun.
Su Ceng-cau menggelengkan kepala:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 157
"Si pelit itu selalu ingat aku memecahkan piring yang dia pakai
biasanya untuk bermain sulap!"
Lu Tan tertawa:
"Dia hanya memberitahu padaku, uang pemberian Kuncu cukup
untuk membeli 10 kali lipat piring!"
"Awalnya aku ingin menambah kesibukan untuk dia, tapi selalu
tidak ada waktu!" kata Su Ceng-cau tertawa.
Lu Tan ingin memberi hormat, tapi begitu bergerak dua
ketiaknya terasa sakit. Tapi dia tetap berkata:
"Lu Tan sangat beruntung bertemu Kuncu, budi menyelamatkan
nyawa..."
Su Ceng-cau mencegat:
"Waktu aku menotok nadimu, apa yang kau pikirkan? Kau kira
aku adalah orang Liu Kun?"
Lu Tan mengangguk:
"Sekarang aku mengerti, jika jalan darah tidak ditotok, mungkin
aku akan kehabisan darah dan mati!"
"Kau adalah orang yang mengerti!" Su Ceng-cau tertawa lepas.
"Tapi aku tidak mengerti, aku belum pernah bertemu Kuncu tapi
Kuncu mau menolongku dan melawan Liu Kun!"
"Aku mau menolong siapa, tidak ada yang bisa menahanku. Aku
sudah menyiapkan sedikit bubur putih, aku lihat kau pasti lapar!"
Dia membawa bubur kepada Lu Tan:
"Tenanglah, orang-orang Liu Kun tidak akan mencariku sampai
ke sini. Setelah lukamu sembuh, kau baru pergi!"
Lu Tan melihat dia sedikit bengong, Su Ceng-cau melihat Lu Tan
yang masih bengong berkata:
"Kenapa kau? Cepatlah makan bubur ini, tanganku sudah pegal!"
Lu Tan cepat mendekat. Kata Su Ceng-cau: "Aku belum pernah
melayani orang seperti ini, kau adalah orang yang pertama!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 158
Lu Tan ingin mengambil semangkuk bubur itu tapi kedua
ketiaknya terasa sangat sakit, sakitnya sampai membuat keringat
dingin keluar.
"Untuk apa memaksakan diri!" Wajah Su Ceng-cau terlihat
merah, terlihat bertambah cantik.
Sampai larut malam, tetap tidak ada kabar keberadaan Siau Cu
dan Lu Tan. In Thian-houw, Tiang-seng, dan lain-lain sangat tidak
bersemangat. Liu Kun bertambah marah.
"Hanya satu pembunuh pun bisa menghilang. Besok saat
menghadap kaisar, apa yang harus kukata kan?" Liu Kun marah.
Tiang-seng yang pertama berkomentar: "Kiu-cian-swe.
Walaupun Cin-hai-lou sangat luas, tapi penjagaan sangat ketat.
Pembunuh bisa datang dan pergi dengan mudah, berarti di dalam
pasti ada pengkhianat yang membantu!"
"Siapa yang tidak tahu hal ini? Tapi pembunuh tidak bisa
tertangkap, siapa yang bisa mencari orang dalam yang membantu
pembunuh itu? Kalian benar-benar membuatku kecewa, sampai Lu
Tan yang terluka pun bisa terlepas!"
"Aku sedikit curiga kepada Kang Pin. Mungkin mereka melihat
pembunuh itu, tapi mereka tidak menangkap malah
melepaskannya!"
"Sekarang baru curiga tidak ada gunanya lagi! Semua orang tahu
pembunuh datang untuk membunuh aku!"
"Untung Kiu-cian-swe ada keberuntungan pada waktu itu.
Walaupun sempat terkejut, tapi tidak membahayakan nyawa Kiucian-swe. Dua panah beracun itu adalah racun Kian-hiat-honghou!" kata In Thian-houw.
Liu Kun bergetar dingin. Kata In Thian-houw kemudian:
"Walaupun Lu Tan datang membalas dendam ayahnya, aku kira
tidak sederhana seperti itu!"
"Pasti ada orang yang mengatur ini di belakangnya!" kata Tiangseng.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 159
"Yang paling dicurigai adalah An-lek-hou. Kang Pin adalah orang
di pihak dia, yang sudah dengan cepat membantu pembunuh
meninggalkan tempat!" kata In Thian-houw.
"Bila kalian tidak ada bukti, jangan semba-rangan
berkomentar!" teriak Liu Kun.
Semua orang terdiam. Kata Liu Kun lagi:
"Pada peristiwa Cjn-hai-iou terlihat An-lek-hou tidak seperti
dulu lagi, sampai-sampai aku tidak merasa sudah masuk ke
perangkap dan mengangkat dia menjadi komandan ibukota. Kalau
kalian semba-rangan bicara dan dia mendapatkan bukti, pada
waktu itu aku mungkin tidak ada akal lagi untuk keluar dari
masalah!"
Semua orang terdiam. Liu Kun berpesan dengan dingin:
"Mulai sekarang kalian harus lebih sering mengawasi gerakgerik Su Yan-hong. Tapi sebelum aku mengijinkan, kalian jangan
sembarangan bertindak!"
Terhadap Su Yan-hong, dia mempunyai perkiraan yang baru.
Sampai hari kedua siang, Su Yan-hong tetap tidak mendapatkan
kabar Lu Tan. Semua tempat persembunyian di Cin-hai-lou sudah
dicari dan Lu Tan tidak ditemukan.
Pada waktu itu Su Ceng-cau menyebutkan beberapa kata, Lanlan terkejut dan pergi, kemudian dia mengundang Tiong Toasianseng keluar.
Su Yan-hong ingin meninggalkan tempat, tapi kata-kata Su
Ceng-cau membuat dia tinggal kembali.
"Apakah kau An-lek-hou tidak menginginkan An-lek lagi?"
Ketika Su Ceng-cau berbicara, matanya terus berkedip, terlihat
sangat licik.
"Apa maksudmu?" tanya Su Yan-hong.
"Tidak bertemu pembunuh, hati Liu Kun tidak nyaman. Apakah
kau An-lek-hou juga tidak nyaman?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 160
"Oh?" Su Yan-hong pura-pura tidak mengerti.
"Kelihatannya kau sama sekali tidak tertarik dengan keberadaan
pembunuh! Kalau kau tidak mau tahu, terpaksa aku harus
memberitahu Liu-kong-kong!"
"Jangan bicara kepada Liu Kun!" Su Yan-hong tidak bisa
berpura-pura lagi, "sekarang di mana Lu Tan berada?"
"Tempat yang aman, yang hanya aku sendiri yang tahu!"
"Sebenarnya di mana?"
"Di tempat tinggalku yang aman!"
"Mengapa bisa tinggal di rumahmu?"
"Aku yang menolong dia dan membawa dia pulang!"
Su Yan-hong baru lega. Su Ceng-cau berkata:
"Aku tidak tahu mengapa Liu-kongkong sang at menganggap
penting orang ini. Bila Lu Tan diantar ke sana, aku kira Liukongkong pasti akan sangat senang!"
"Jangan diantar ke sana. Kalau dia jatuh ke tangan Liu Kun, dia
akan menyiksanya..."
"Apakah akan terjadi begitu?" Mata Su Ceng- cau mengeluarkan
sorotan licik.
Akhirnya Su Yan-hong melihat juga. Dia menarik nafas:
"Sekarang bukan waktunya untuk bercanda!" "Siapa yang
bercanda? Kalau kau tidak menyetujui syaratku, aku akan
mengantar orang ini kepada Liu-kongkong!"


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Syarat apa?" Kepala Su Yan-hong seperti sudah menjadi dua.
Dia tahu Su Ceng-cau nakal, maka syarat yang dia berikan pasti hal
yang sulit.
Su Yan-hong terus melihat dia. Tiba-tiba dia bertanya:
"Apakah kau sangat membenciku?"
"Tidak ada hal seperti ini. Bukankah aku selalu baik kepadamu?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 161
"Kalau begitu kau pasti bisa menebak syarat apa yang aku
berikan kepadamu."
"Aku benar-benar tidak terpikir syarat apa, katakanlah!"
Su Ceng-cau memutar tubuh sedikit, wajahnya terlihat sedikit
malu:
"Betulkah aku yang harus mengatakannya?" Su Yan-hong
mengangguk. Su Ceng-cau meng hentakkan kaki:
"Ingin aku melepaskan Lu Tan syaratnya hanya satu, kau harus
memperistri aku!"
"Apa? Kau jangan bercanda!" Su Yan-hong berteriak.
"Siapa yang bercanda? Aku begitu suka padamu, apakah kau
tidak tahu?"
Su Yan-hong terpaku:
"Kau lepaskan Lu Tan dulu!"
"Tidak bisa. Kalau kau tidak setuju, jangan harap aku bisa
melepaskan orang ini!"
"Bagaimana keadaan Lu Tan?"
"Dia baik, dia tidak akan mati!"
"Bagaimana luka dia?"
"Hanya luka luar. Bila aku menyuruhmu jangan khawatir, kau
tidak perlu khawatir. Sampai sekarang kau belum menjawab
pertanyaanku!"
"Biar aku pikir-pikir dulu!"
"Baiklah, aku memberimu waktu lima hari. Setelah lima hari,
jika kau tidak memberi jawaban, aku akan menyerahkan orang ini
kepada Liu Kun!"
"Kebaikan apa yang bisa kau dapatkan dengan ini?"
"Tidak peduli. Aku hanya akan menunggu lima hari." Dia
tertawa, kemudian seperti kupu-kupu di kebun bunga terbang
meninggalkan tempat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 162
Su Yan-hong hanya bisa menarik nafas. Yang pasti hatinya
kacau.
Ketika Su Ceng-cau meninggalkan tempat, Tiong Toa-sianseng
sudah masuk. Tanya Su Yan-hong:
"Guru, ke mana Lan-lan pergi?"
Tiong Toa-sianseng tertawa:
"Aku mengajari dia beberapa jurus. Dia sedang berlatih di
belakang!"
"Guru harus memperhatikan dia lagi."
"Apa katamu, Tiang-lek Kuncu datang untuk memberi masalah
lagi?"
Su Yan-hong tertawa kecut:
"Lu Tan sudah diselamatkan oleh dia!"
"Ini adalah hal yang baik. Jika tertangkap oleh Liu Kun, akan
sangat repot!"
Su Yan-hong masih tertawa kecut:
"Tecu hanya ingin guru ke Kuil Pek-in mem-beritahu mereka
bahwa Lu Tan berada di Vila Ling-ong. Dia sangat aman!"
"Ini sangat mudah. Kalau kau ada waktu, lebih baik kau sendiri
yang ke sana!"
"Anak buah Liu Kun terus mengawasi tempat ini. Dia curiga
murid yang mengatur peristiwa Cin-hai-lou. Maka jika murid
dibuntuti sampai kuil Pek-in akan sangat repot!"
"Memang saat sekarang ini kita harus lebih hati-hati!" angguk
Tiong Toa-sianseng.
"Aku telah merepotkan guru!"
"Kita adalah murid dan guru, jangan sungkan!"
"Beritahu mereka, Lu Tan sangat aman dan suruh mereka jangan
sembarangan bertindak!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 163
"Dari perkataanmu, walaupun Lu Tan berada di Vila Ling-ong,
tapi sepertinya ada yang tidak beres?" tanya Tiong Toa-sianseng.
"Apakah Tiang-lek Kuncu datang mencari masalah lagi?"
"Tidak begitu repot juga!' "Kadang-kadang bila ada masalah,
guru tidak bisa membantumu!"
Orang tua ini sangat mengerti Su Yan-hong.
57-57-57
Setelah mengetahui Lu Tan selamat dan aman berada di Vila
Ling-ong, Siau Cu dan Lam-touw juga Fu Hiong-kun sangat
gembira. Hanya di dalam kegembiraan mereka merasa aneh.
"Gadis ini bisa menolong orang?" Siau Cu teringat Su Ceng-cau
pernah memecahkan piring dan mengacaukan pertunjukkan
sulapnya.
Lam-touw melihatnya:
"Kau jangan membantah, sebenarnya dia bukan orang jahat.
Kalau-tidak, dia tidak akan mengganti rugi pada kita!"
I Siau Cu tertawa dingin:
"Ini hanya berarti ada uang semua masalah bisa diselesaikan.
Aku tidak pernah mempercayai gadis ini. Menurutku, dia
menyelamatkan Lu Tan pasti ada rencana busuk!"
"Ada rencana busuk apa?"
Siau Cu tertawa dingin:
"Walaupun aku tidak bisa menebak, tapi merasa ada yang tidak
beres!"
"Tapi kau harus mengaku bahwa gadis ini tidak jahat!" kata
Lam-touw.
Siau Cu mencengkram rambutnya yang acak- acakan:
"Memang tidak jahat tapi juga tidak baik. Yang penting aku tidak
tenang Lu Tan berada di tempat dia!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 164
"Semua orang tenanglah, tidak akan ada yang terjadi. Kalau
tidak, Su Yan-hong tidak akan tenang Lu Tan tinggal di sana!" kata
Tiong Toa-sianseng.
Melihat Tiong Toa-sianseng, dia tidak bisa ber-kata apa-apa. Fu
Hiong-kun baru berkata:
"Yang membuat aku tidak tenang adalah luka Lu Tan!"
"Itu hanya luka luar, Nona Fu tenanglah!" terlihat Tiong Toasianseng tertawa dan sikapnya tidak berubah.
"Sebenarnya Su Yan-hong ingin datang sendiri kemari, tapi
karena orang-orang Liu Kun siang malam mengawasi, maka
terpaksa dia menghindar dulu!" kata Tiong Toa-sianseng.
Walaupun Tiong Toa-sianseng tidak menyampaikan hal ini, Fu
Hiong-kun dan lain-lain sudah tahu. Su Yan-hong dan Tiong Toasianseng yang pada waktu itu berpangku tangan di Cin-hai-lou,
pasti akan mem-buat Liu Kun curiga.
58-58-58
Mengingat sikap Su Yan-hong yang malu dan tidak berdaya, Su
Ceng-cau segera tertawa. Dari dulu yang dibuat marah selalu dia,
sulit baginya mendapatkan kesempatan untuk membuat Su Yanhong bisa marah.
Dia ingin menyampaikan kepada semua orang tentang hal ini,
tapi kemudian dia merasa itu bukan hal yang sangat menarik. Orang
yang tahu belum tentu akan menertawakan malunya Su Yan-hong.
Bahkan mungkin akan ada orang yang meng komentari perilaku dia
yang memaksa orang.
Kalaupun tidak disampaikan olehnya, Su Yan-hong yang
menyampaikan pun hasilnya pasti sama.
Apakah Su Yan-hong akan menyampaikan masalah ini kepada
orang lain? Dia ragu. Akhirnya dia merasa dia tidak begitu mengerti
Su Yan-hong, dan dia harus menikah dengannya.
Bagaimana kalau Su Yan-hong sudah berbicara dengan orang
lain?Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 165
Yang pasti dia akan membenci Su Yan-hong. Semakin dipikir dia
semakin merasa kacau. Sampai melihat Lu Tan, hatinya baru
tenang.
59-59-59
Lu Tan dengan bengong melihat dia masuk. Kedua alis yang
tadinya berkerut segera terbuka. Melihat Su Ceng-cau, sakit karena
luka bisa terlupakan.
"Bagaimana?" kata Su Ceng-cau tertawa. "Tidak ada apa-apa!"
"Wajahmu penuh keringat, apakah sangat sakit?"
"Tidak begitu!" Lu Tan memaksa mengeluarkan tawa.
"Apakah lukanya sangat sakit?"
"Sebelah kanan..."
"Kata-katanya belum selesai, tangan Su Ceng-cau sudah
menekan ketiak kanannya. Dua alis Lu Tan segera mengerut, dia
mengeluarkan keringat dingin, mulutnya terbuka tapi tidak
mengeluarkan suara.
Su Ceng-cau segera melepaskan tangannya: "Mengapa bisa
terjadi seperti ini?"
Sifat Su Ceng-cau tergesa-gesa. Lu Tan belum menjawab, dia
sudah memotong kain pembalutnya.
Luka di ketiak kanan Lu Tan memang sudah menghitam dan
mulai membusuk.
"Mengapa kau tidak memberitahu kepadaku kau terluka oleh
senjata beracun!" Su Ceng-cau berteriak sambil berputar-putar.
"Seharusnya tidak beracun!" Tapi akhirnya dia teringat waktu
Hongpo bersaudara menangkap panahnya yang beracun, dan
memukul panah itu keluar jendela menggunakan Poan-koan-pit.
Apakah pukulan ini membuat Poan-koan-pit terkena racun? Dia
tertawa kecut.
Pusing kepalanya mulai menyerang lagi. Dalam penglihatan dia
yang mulai buram, suara Su Ceng-cau terdengar sangat jauh.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 166
"Guru pasti punya cara!" Waktu Su Ceng-cau terpikir akan ini,
Lu Tan sudah pingsan. Sanggup . menahan sampai sekarang, dia
sudah terbilang hebat.
Su Ceng-cau segera berlari.
60-60-60
Tidak ada angin bertiup tapi penutup kepala Siau Sam Kongcu
bergerak. Dia memegang pedang. Sorot matanya tajam seperti
pedang, sorot mata tertuju di sebuah semak-semak sejauh 3 depa.
Pedang dikeluarkan. Siau Sam Kongcu tidak menggeser
langkahnya. Telapak kanan melayangkan pedang keluar. Begitu
menggurat langsung ditarik kembali dan pedang segera masuk ke
dalam sarung, gayanya sangat indah, jarang terlihat gaya seperti ini.
Daun-daun beterbangan di semak-semak yang berjarak 3 depa.
Begitu daun terjatuh ke bawah, tidak ada yang utuh. Ranting juga
patah setelah daun berjatuhan.
Dia menggeleng-gelengkan kepala, tiba-tiba bertanya:
"Ceng-cauw, ada perlu apa mencariku?"
Su Ceng-cau keluar dari gunung buatan:
"Guru, kau tahu aku bersembunyi di sini?"
Siau Sam Kongcu tertawa:
"Kalau yang seperti itu aku tidak tahu, mana mungkin pantas
menjadi gurumu?" Dia membalikkan tubuh, "apa yang terjadi?"
"Aku mohon guru menyelamatkan seseorang!"
"Siapa?" Sorotan matanya seperti ingin menyi nari ke hati Su
Ceng-cau yang paling dalam.
"Sebenarnya aku juga tidak begitu mengenal dia!"
"Kau membuat masalah lagi di luar?"
"Bukan aku yang melukainya!"
"Sekarang di mana dia berada?"
"Di kamar tamu sebelah barat..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 167
"Kalau bukan kau yang melukai dia, mengapa bisa berada di
kamar tamu?"
"Aku yang membawa dia kemari!"
"Siapakah dia?"
"Dia adalah salah satu orang yang ingin membunuh Liu Kun.
Namanya Lu Tan, putra Lu Kian!" Akhirnya Su Ceng-cau berterus
terang.
"Itu sudah jelas, kau benar-benar berani, menyembunyikan
penjahat yang diburu kerajaan!"
"Dia adalah orang baik-baik..."
"Kau adalah Kuncu, tapi kau menyembunyikan penjahat yang
mau ditangkap. Hukuman mati sudah pasti. Hukuman hidup juga
sulit diampuni!"
"Kaisar seperti tidak mau memeriksa masalah ini!"
"Kalau Liu Kun yang memeriksa, bukankah sama saja?"
"Kalau tertangkap, aku sebagai murid pasti bersalah. Apakah
guruku bisa lepas tangan?"
Siau Sam Kongcu terkejut. Su Ceng-cau tertawa:
"Dia sedang pingsan karena terkena racun. Sepertinya hanya
guru yang bisa menolong dia..."
Siau Sam Kongcu melihatnya dan menarik nafas. Menghadapi
murid yang satu ini, tidak ada cara lain, dia hanya bisa mengikuti
kemauannya.
61-61-61
Sesampainya di kamar tamu, Lu Tan masih pingsan. Setelah Siau
Sam Kongcu memeriksa lukanya, kedua alisnya segera berkerut.
Su Ceng-cau melihat dan bertanya:
"Bagaimana? Apakah bisa mengancam nyawa nya?"
"Betul! Untung diketahui lebih awal, kalau terlambat Hoa-to
yang hidup kembali juga tidak bisa menyelamatkan dia!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 168
"Sekarang apakah guru sudah mempunyai rencana?"
Siau Sam Kongcu tertawa:
"Apakah kau tidak bisa melihatnya? Aku benar-benar curiga
apakah kau adalah muridku?"
"Terima kasih guru!" Su Ceng-cau meloncat bangun.
Pada waktu itu Lu Tan baru sadar kembali. Melihat Siau Sam
Kongcu, sorot matanya membesar dan dia berusaha duduk.
"Ini adalah guruku, aku mempersilakan dia datang untuk
mengobati luka beracunmu!"
"Tidak...tidak perlu..." Lu Tan ingin duduk kembali.
Kata Siau Sam Kongcu dengan santai:
"Mati ada yang berat seperti Tai-san. Alasan ini aku kira kau
harus mengerti!' Kepala Lu Tan seperti dipukul, baru mengerti:
"Merepotkan Cianpweel"
"Aku tidak tahu apakah kau kuat menahan sakit?" Dari pinggir
meja Siau Sam Kongcu mengeluarkan sebuah kotak dan
mengeluarkan pisau tajam.
"Apakah sangat sakit?" tanya Su Ceng-cau.
"Racun sudah masuk ke tulang iga, harus mengerik tulang untuk
mengobatinya!"
"Apakah tidak ada cara yang lain?" Su Ceng-cau terkejut.
"Pisau bukan untuk mengerik tulangmu, untuk apa kau takut?"
Su Ceng-cau tertawa kecut. Dia melihat Lu Tan. Lu Tan dengan
ringan berkata:
"Silahkan Cianpwee menggunakan pisau!"
Siau Sam Kongcu mengangguk.
"Waktu aku menggunakan pisau, kalau kau 'bisa mengatur
nafas, itu berarti sudah berhasil separuh. Tapi kalau kau tidak tahan
sakit, aku akan meno-tok dulu jalan darahmu."
"Harap Cianpwee menggunakan pisau!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 169
"Baiklah!" kata Siau Sam Kongcu. Dengan tangan kiri dia
mengambil api di lampu. Api terus berputar dan menyala semakin
terang, dan juga semakin panas, membuat Su Ceng-cau merasa


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesak nafas.
Nyala api yang berputar kemudian jatuh ke dalam luka Lu Tan.
Segera timbul suara CES! CES! Daging yang sudah busuk terjatuh.
Asap putih pelan- pelan naik dan tercium bau hangus. Su Ceng-cau
tidak kuat melihatnya, dia membalikkan tubuh.
Yang pasti kesakitan ini bukan orang biasa yang bisa menahan,
tapi di luar dugaan, Lu Tan bisa menahannya dan sampai sedikit
suara mengeluh pun tidak terdengar.
Butiran keringat besar terus menetes. Dia tetap bertahan. Sorot
matanya memandangi luka, melihat daging yang busuk jatuh dari
luka dan darah merah terus mengalir.
Akhirnya pisau Siau Sam Kongcu sampai di tulang iganya. Begitu
dikerik, Su Ceng-cau segera menutup telinganya. Suara itu benarbenar sangat' menakutkan, membuat orang merasa merinding.
Entah sudah lewat berapa lama, Su Ceng-cau juga tidak tahu.
Sampai Siau Sam Kongcu membentak:
"Ceng-cau!", dia baru terbangun dari mimpi.
"Guru!" Dia sudah tidak mendengar suara kerikan tulang tapi dia
tetap tidak berani melihat.
"Cepat bawa obat kemari!" Siau Sam Kongcu berpesan.
Su Ceng-cau baru menoleh, terlihat api itu masih berputar-putar
di telapak Siau Sam Kongcu, tapi warna api berubah menjadi ungu
kehijauan. Wajah Siau Sam Kongcu pucat seperti kertas, keringat
terus menetes, bajunya basah oleh keringat. Meng obati seakanakan terlihat mudah tapi sebenarnya sudah menguras banyak
tenaga dalamnya.
"Obat apa?" Su Ceng-cau terlihat sedikit kacau.
Sorot mata Siau Sam Kongcu menuju ke kotak kedua di atas
meja. Di dalam kotak, ada dua botol giok kecil.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 170
"Di dalam botol?" suara Su Ceng-cau gemetaran.
"Beri aku satu gelas!"
Su Ceng-cau dengan kuku membuka tutup botol yang sudah
disegel dengan lilin dan menumpahkan bubuk obat ke gelas giok
kecil.
Obat bubuk berwarna merah dan mengeluarkan bau pedas. Su
Ceng-cau tidak tahan dan bersin.
"Hati-hati! Obat ini sangat sedikit. Lebih baik menumpahkannya
ke telapak kiriku!" Mulut Siau Sam Kongcu berbicara, tapi matanya
tetap melihat luka Lu Tan.
"Tapi..." Su Ceng-cau melihat di telapak kiri Siau Sam Kongcu
masih ada api.
"Cepat tumpahkan!" Siau Sam Kongcu membentak.
Terpaksa Su Ceng-cau menumpahkan obat. Api segera
mengeluarkan suara FENG! Berubah menjadi warna merah. Jelapak
Siau Sam Kongcu segera membalik. Merah yang seperti darah itu
ditempelkan di luka Lu Tan.
Daging di tubuh Lu Tan mengerut, tapi dia tetap tidak berteriak.
Dia menggigit bibirnya sampai mengeluarkan darah. Akhirnya dia
pingsan dan roboh ke ranjang.
"Dia!" Su Ceng-cau berteriak.
"Tenanglah!" Siau Sam Kongcu menghembuskan nafas. Dia
mengambil kain yang sudah disiapkan dan membalut luka Lu Tan.
Su Ceng-cau melihat kiri dan kanan, dia kerepotan ingin
membantu tapi tidak tahu apa yang harus dia bantu. Melihat Siau
Sam Kongcu sudah selesai membalut luka, dia berteriak:
"Guru! Mengapa dia masih pingsan?"
"Bila dia sadar nanti akan pingsan lagi. Biarlah dia pingsan,
malah akan lebih nyaman!" kata Siau Sam Kongcu, "tenanglah,
racun sudah bersih, biar dia istirahat sebentar, dia akan bisa pulih
kembali!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 171
"Betulkah?" Su Ceng-cau masih tidak percaya.
"Kapan guru pernah berbohong kepadamu?"
Su Ceng-cau mengangguk. Dia melihat Lu Tan dan berkata:
"Orang ini benar-benar aneh. Jelas-jelas sakit, mungkin berteriak
akan lebih nyaman baginya, tapi dia malah tidak mau berteriak,
orang yang tidak tahu akan mengira dia bisu!"
"Kau tahu apa. Ini namanya laki-laki besi!" Mata Siau Sam
Kongcu memancarkan cahaya memuji, "Mungkin ayahnya juga
beradat keras?"
"Makanya Liu Kun tidak suka!" Siau Sam Kongcu segera bangun
untuk membereskan barang.
Mata Su Ceng-cau berputar:
"Orang ini lucu juga!"
"Ceng-cau, aku kira lebih baik kau mengantar orang ini keluar!"
"Mengapa? Apakah Liu Kun akan mencari sampai ke sini? Aku
tidak takut!"
Siau Sam Kongcu ingin mengatakan sesuatu tapi perkataan tidak
keluar dari mulutnya. Akhirnya dia berjalan keluar. Dia sudah
melihat Su Ceng-cau tertarik dengan orang ini. Kalau tidak
dihadang, akan menimbulkan kerepotan lagi. Memang dia sudah
melihat hal ini tapi dia juga seperti itu, apa yang bisa dia katakan?
62-62-62
Malam bertambah larut. Semua orang di rumah Ling-ong sudah
tidur kecuali Siau Sam Kongcu. Selain itu, mungkin hanya pasukan
yang berpatroli yang belum tidur.
Tiba-tiba dari atas dinding yang tinggi, ada orang meloncat
masuk.
Dia adalah Siau Cu! Setelah meloncat turun, dia segera masuk ke
dalam semak-semak. Gerakannya lincah dan cepat, mata dan
telinga dipasang dengan baik.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 172
Dia mendengar suara seruling, suara seruling yang ditiup berasal
dari gunung buatan di sana. Suara seruling seperti sedang berbicara
juga seperti menangis. Dia melihat Siau Sam Kongcu sedang duduk
di gunung buatan dan bermain seruling.
Jarak mereka sekitar 20 depa, tapi Siau Sam Kongcu bisa melihat
dengan jelas.
"Pelajar-yang tidak pengertian. Malam-malam begitu meniup
seruling, apakah tidak tahu bisa meng' ganggu orang tidur!" Sambil
mengomel Siau Cu keluar dari semak-semak dan berjalan ke arah
koridor.
Koridor berbelok dan berbelok lagi, tapi sepan jang jalan tidak
ada orang. Siau Cu merasa senang juga kecewa, karena dia ingin
menangkap satu orang untuk ditanyai di mana Lu Tan berada.
Siau Cu mencurigai kebaikan Su Ceng-cau, mana mungkin dia
tidak datang menengok Lu Tan?
Koridor berbelok lagi. Tiba-tiba di depan terdengar lagi suara
seruling.
"Orang di sini memang aneh. Semua orang senang meniup
seruling malam-malam!" Siau Cu marah tapi sorot mata segera
membesar.
Karena orang yang meniup seruling bukan orang lain tapi tetap
adalah Siau Sam Kongcu.
"Apakah ada orang yang begitu mirip?" Siau Cu mundur. Dia
balik meloncat pagar bunga dan mengendap-endap berjalan ke
kamar sana. Di sepanjang jalan dia selalu sangat hati-hati.
Sebelum masuk ke dalam ruangan, suara seruling sudah keluar
dari sana. Siau Cu melihat, dan terlihat lagi Siau Sam Kongcu duduk
di depan kamar meniup seruling.
"Celaka!" Waktu Siau Cu ingin kabur, suara seruling sudah
berhenti dan kemudian terlihat kedipan bayangan orang, Siau Sam
Kongcu sudah menghadang di depan Siau Cu.
Terpaksa Siau Cu bertepuk tangan:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 173
"Ilmu yang bagus!"
Siau Sam Kongcu melihat dia dan berkata:
"Sama-sama. Mengapa tuan yang bermain .sulap di Sin-sa-hai
bisa main kemari? Tidak hanya berilmu bagus, kau juga seorang
yang berani!"
"Ternyata adalah orang yang sudah kenal, kita bisa lebih enak
berbicara!"
"Tuan malam-malam datang ke rumah Ling-ong, apa tujuanmu?
Apakah ingin mencari temanmu?" Siau Sam Kongcu tetap tertawa.
"Aku tidak mau menutupi hal ini. Sekarang di mana dia berada?"
"Di dalam rumah Ling-ong! Bisa mempunyai teman yang setia
kawan^sepertimu, marga Lu tidak sia-sia hidup sekarang ini!"
"Bagaimana keadaannya?"
"Tidak ada masalfth dengan lukanya. Bila sanggup pulang, dia
akan pulang sendiri!" Siau Sam Kongcu menunjuk dengan seruling,
"sekarang silah kan pulang!"
"Aku ingin bertemu dengannya!"
"Di setiap tempat ada aturan main. Kau masuk dengan meloncat
pagar tinggi. Karena kau baru pertama kali, aku memaafkanmu.
Kau seharusnya merasa puas!"
"Bila ingin..."
"Kau harus melewati aku dulu!"
"Malam ini aku tidak tertarik!" Siau Cu melayangkan tangan,
"kita bertemu di lain waktu!" Dia berlari keluar, karena sudah
melihat akan sulit melewati Siau Sam Kongcu.
Setelah Siau Cu pergi, Siau Sam Kongcu berkata sendiri:
"Lihat, kerepotan sudah datang!"
Su Ceng-cau keluar dari gunung buatan. Dia tertawa kecut:
"Di mana pun aku berada selalu tidak bisa lolos dari pandangan
guru!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 174
"Menjadi seorang guru memang tidak mudah!"
"Mengapa guru tidak menyuruh dia membawa Lu Tan pergi?"
"Kau yang menyelamatkan dia. Tentang kapan harus
dipulangkan, kau yang harus mengambil keputusan!" Siau Sam
Kongcu menarik nafas, "kau harus bisa berpikir baik-baik!"
Su Ceng-cau kelepasan berkata:
"Baik! Apapun yang terjadi, sampai waktunya nanti aku harus
memberikan jawaban yang jelas!"
"Apa?" Siau Sam Kongcu merasa aneh.
"Tidak ada apa-apa!" Su Ceng-cau sudah meninggalkan tempat.
Siau Sam Kongcu tidak memanggil dia, hanya menggelengkan
kepala. Sebenarnya seberapa besar yang dia bisa tahu?
*** Selama empat hari berturut-turut tidak ada kabar tentang
pembunuh, hati Liu Kun merasa tidak nyaman. Tapi dia juga tidak
mengambil tindakan apa-apa karena masih ada hal yang lebih
penting menunggunya. Pagi ini dia keluar dari belakang rumah
secara rahasia, naik ke atas kuda, kemudian bersama dengan
sekelompok orang diam-diam meninggalkan rumah dari pintu
belakang.
Sampai di luar kota, dia tetap berpesan:
"Rapat Tiang-teng diadakan hari ini, sepanjang jalan kita harus
lebih hati-hati, jangan sampai tersebar luas. Orang yang ingin aku
temui, aku harap orang lain tidak tahu bahwa dia sudah berada di
ibukota!"
In Thian-houw dan Hongpo bersaudara segera menjawab:
"Kami tahu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 175
"Kalian harus hati-hati, beri kesan baik kepada orang ini!" Liu
Kun berpesan lagi.
"Kami mengerti!"
63-63-63
Tiang-teng kuno berada di selatan kota, jauhnya sekitar 10 li.
Cat-cat merah sudah terkelupas, kelihatannya sudah lama tidak
digunakan. Walau di mana pun, Ling-ong selalu mempunyai sikap
yang tidak biasa.
Nama aslinya Cu Cin-hoo, ayahnya adalah putra ke-17 Tai-cu. Dia
menamakan diri Ling-ong. Tadinya dia hanyalah seorang raja kecil
di daerah, tapi dalam beberapa tahun ini dia terus menambah
pasukan. Sekarang dia sudah menjadi seorang raja kecil yang kuat,
maka selalu menjadi orang rebutan Liu Kun dan kaisar.
Kali ini dia masuk ke ibukota pasti bukan tanpa sebab. Dia
mempunyai empat orang pengawal setia. Liu Hui-su, Cia Cenghong, Hoa Pie-li, Soat Boan-thiatt, mereka dijuluki Su-ki-sat-jiu
(Pembunuh 4 musim). Sekarang mereka semua ikut datang ke
ibukota.
Empat orang Su-ki-sat-jiu ini seperti orang yang terpelajar,
maka sekarang mereka berpenampilan seperti sastrawan. Soat
Boan-thian dulu pernah muncul dengan penampilan seorang tabib
di luar pintu kediaman Liu Kun menjual obat. Sekarang dia sudah
kembali berpenampilan seperti seorang sastrawan. Bila
dibandingkan dengan tiga pembunuh yang lain, dia tampak tidak
berbeda dengan mereka.
Selain mereka berempat, masih ada pengawal yang aneh, yaitu
seekor beruang hitam yang sangat besar.
Waktu Liu Kun datang, Ling-ong sedang mem beri makan buahbuahan kepada beruang hitam itu. Semua orang melihat dan
merasa aneh, tidak terkecuali Liu Kun.
Terdengar suara teriakan:
"Kiu-cian-swe hadir!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 176
Ling-ong menaruh buah-buahan yang di tangannya dan
menyambut Liu Kun.
"Sepanjang jalan Ong-ya pasti lelah!" Liu Kun sudah dapat
mengucapkan kata-kata seperti ini dengan lancar, tapi sekarang
ketika keluar dari mulutnya, dia merasa tegang.
"Menyuruh Liu-congkoan kemari, aku benar-benar merasa tidak
enak!" Ling-ong memegang pundak Liu Kun, "silahkan masuk!
Makanan dan arak sudah siap. Walaupun pondok sudah usang, tapi
kursi dan meja masih baru!"
Setelah bersulang, Ling-ong baru berkata:
"Peristiwa Cin-hai-lou beberapa hari yang lalu sudah
mengejutkan Liu-congkoan!"
"Karena menumpang keberuntungan Ling-ong, memang
terkejut tapi tidak mengalami bahaya!" Liu Kun sama sekali tidak
merasa pernyataan Ling-ong di luar dugaan. Karena mata-mata
yang ditempat kan di ibukota sangat banyak, maka kabar apapun
yang terjadi, dia bisa mendapatnya dengan cepat, apalagi waktu itu
ada Tiang-lek Kuncu.
"Katanya sampai sekarang pembunuhnya belum ditemukan?"
"Walaupun belum tertangkap tapi sudah ada petunjuk. Demi
tidak mengejutkan mereka, pada saat nya nanti kita akan menjala
mereka sekaligus!"
"Baik!" Ling-ong telihat sangat percaya dengan kata-katanya.
"Tidak disangka walaupun Ong-ya berada di Kanglam, tapi apa
yang terjadi di ibukota bisa tahu dengan jelas!" Akhirnya kata-kata
ini keluar juga dari mulut Liu Kun.
"Tapi sayang belum bisa berbagi kekhawatiran Liu-congkoan!"
"Obat yang mengobati hati sudah diantarkan, itu lebih dari
cukup!"
"Itu adalah hal kecil!"
"Ong-ya terlihat sangat mendukung rapat di Tiang-teng hari ini.
Aku pasti bertambah tenang!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 177
Jamuan ini tidak sederhana, tapi dua orang ini mempunyai
beberapa maksud.
64-64-64
Pada waktu yang bersamaan, Fu Hiong-kun ditemani oleh Tiong
Toa-sianseng datang ke An-lek-hu. Dia datang untuk mencari kabar
baru dan sekalian memberitahu Su'Yan-hong bahwa Siau Cu
malam-malam pergi ke Ling-ong Fu, tapi pulang dengan tangan


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kosong.
Su Yan-hong merasa terkejut:
"Dia terlalu ceroboh. Di sana ada Siau Sam Kongcu, ingin
membawa orang pergi, itu bukan hal yang mudah!"
"Malam itu dia bertemu dengan Siau Sam Kongcu, tapi Siau Sam
Kongcu tidak mempersulit nya!" kata Fu Hiong-kun sambil tertawa,
"masih memberitahu Kongcu bahwa luka Lu Tan tidak perlu
dikhawatirkan!"
"Siau Sam Kongcu bukan orang jahat!" kata Tiong Toa-sianseng
sambil menarik nafas.
Su Yan-hong sedikit khawatir:
"Apakah Ceng-cau tahu? Kalau tahu, aku takut hal ini..."
Dia tidak meneruskan pembicaraannya, tapi Fu Hiong-kun
bertanya:
"Apakah terhadap peristiwa ini, Tiang-lek Kuncu mempunyai
tujuan lain?"
"Mana mungkin?" Su Yan-hong menggelengkan kepala.
"Kita hanya mengkhawatirkan Lu Tan. Kalau Hou-ya ada waktu,
apakah bisa membawa kami ke sana untuk bertemu dengannya?"
Sambil berbicara, Fu Hiong-kun juga memperhatikan perubahan
ekspresi Su Yan-hong.
"Tentang ini..." Su Yan-hong tidak tahu apa yang harus dia
jawab. Ada suara berkata, "siapa yang ingin bertemu Lu Tan?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 178
Mendengar suara ini, kepala Su Yan-hong menjadi besar. Dia
tidak lupa waktu yang dijanjikan sudah sampai.
Benar saja, yang masuk adalah Su Ceng-cau. Fu Hiong-kun
segera berkata:
"Apakah bisa mempertemukan kita dengan Lu Tan?"
"Aku tidak berniat jahat terhadapnya. Aku dengan tulus
menyelamatkannya. Mengapa kau berkata seperti itu?"
Fu Hiong-kun terpaku. Su Yan-hong melihat wajah Su Ceng-cau.
Dia menarik nafas:
"Lu Tan berada di tempatmu tidak ada baik- .nya..."
"Aku tidak mau tahu!" Su Ceng-cau melihat Su Yan-hong, "bila
kau ingin aku menyerahkan Lu Tan, kau harus menyetujui syarat
yang aku ajukan."
Su Yan-hong menarik nafas lagi. Fu Hiong-kun merasa aneh. Dia
bertanya kepada Su Yan-hong:
"Syarat apa? apakah aku bisa membantu?"
Su Yan-hong belum menjawab, Su Ceng-cau sudah melihat Fu
Hiong-kun dan tertawa dingin:
"Bila ada kau, masalah akan jadi lebih buruk!"
"Mungkin aku yartg sudah tua..." Tiong Toa-sianseng menyela.
"Tidak ada orang yang bisa membantu dia. Ini adalah masalah
pribadi, hanya dia sendiri yang bisa membereskannya!"
Su Ceng-cau melihat Su Yan-hong berkata lagi:
"Apakah sudah kau pikirkan?"
"Tidak!" Su Yan-hong kelepasan. Kata-kata yang sudah keluar
tidak bisa ditarik kembali. Dia hanya melihat Su Ceng-cau dengan
bengong.
"Apakah kau sudah lupa hari ini adalah hari terakhir?"
"Aku...aku..." Kata-kata berikutnya tidak bisa diteruskan Su Yanhong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 179
"Kau masih belum memikirkannya?"
"Betul..." Su Yan-hong tertawa kecut.
"Apakah butuh waktu lagi?"
"Betul!" kali ini Su Yan-hong menjawab dengan tegas.
"Baik! Aku beri kau waktu satu hari lagi. Bila kau masih tidak ada
jawaban..." Su Ceng-cau tertawa dingin.
"Bagaimana.. ..bagaimana?"
"Aku akan menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun. Biar kau yang
tawar-menawar dengan dia!" kata Su Ceng-cau tanpa ampun.
Fu Hiong-kun cemas dan berteriak:
"Tidak! Bila Lu Tan ada di tangan Liu Kun, dia pasti akan mati!"
"Itu adalah masalah dia!"
"Sebenarnya apa yang Kuncu ingin Hou-ya lakukan? Lebih baik
terus terang saja, kita akan bantu menasehati Hou-ya!" Fu Hiongkun juga memohon.
"Kalian jangan mengurusi hal ini!"
Fu Hiong-kun memohon kepada Su Yan-hong:
"Hou-ya!"
Su Yan-hong mengayunkan tangan ingin mengatakan sesuatu,
tapi Su Ceng-cau sudah memotong:
"Besok adalah hari terakhir. Kau sudah tahu siapa aku. Apa yang
sudah aku katakan tidak akan ditarik kembali!"
Begitu menyelesaikan kata-katanya, dia sudah membalikkan
tubuh berjalan pergi. Sepertinya Su Yan-hong ingin memanggil dia,
tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Yan-hong, apa yang terjadi?" tanya Tiong Toa-sianseng.
Su Yan-hong menarik nafas. Dengan lembut Fu Hiong-kun
berkata:
''Satu orang bisa memikirkan sedikit akal, dua orang yang
memikirkannya akan bertambah akal, mungkin..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 180
"Masalah ini..." Su Yan-hong menggelengkan kepala.
"Walaupun ini adalah masalah pribadimu, tapi mengapa tidak
memberitahu, sampai guru juga tidak kau percayai?"
"Dia ingin aku memperistrinya!"
Fu Hiong-kun merasa canggung tapi Tiong Toa-sianseng malah
tertawa:
"Ini adalah hal yang baru! Bagaimana menurutmu Kuncu ini?
Apakah kau berniat memperistri dia?"
"Sifat murid seperti apa, guru paling tahu!" Su Yan-hong tertawa
kecut.
"Apakah kau menyukai dia, tidak ada hubung annya dengan
sifatmu yang seperti apa." Tiong Toa-sianseng tertawa dingin.
"Sampai sekarang guru masih bisa bercanda?" Su Yan-hong
melihat Fu Hiong-kun.
Tiong Toa-sianseng juga melihat Fu Hiong- kun:
"Hiong-kun, sepertinya kita memang tidak bisa membantu!"
Fu Hiong-kun mengangguk. Dia diam-diam melihat Su Yanhong. Tiba-tiba Su Yan-hong seperti teringat sesuatu lalu berkata:
"Kalian tenanglah, aku pasti mencari cara untuk mengatasi
masalah ini. Tunggulah kabar baik dariku!"
Tiong Toa-sianseng dan Fu Hiong-kun dengan aneh melihatnya
dan merasa aneh. Tapi Su Yan-hong tidak berkata apa-apa. Dari
ekspresi wajahnya terlihat dia penuh percaya diri.
65-65-65
Liu Kun tetap tidak mendapat kabar mengenai Lu Tan. Lu Tan
yang bersembunyi di Ling-ong benar-benar di luar dugaan Liu Kun.
Orang-orang Liu Kun juga tidak terpikir untuk mencari Lu Tan ke
Ling-ong-hu. Sebenarnya mereka sudah tidak bersemangat dengan
pengejaran Lu Tan. Dalam pikiran mereka, jika Lu Tan bukan sudah
pergi jauh, pasti dia bersembunyi di suatu tempat rahasia.
Mereka juga tahu Lu Tan terkena racun.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 181
Sekarang pikiran Liu Kun sudah bergeser ke Ling-ong. Setelah
perjamuan Tiang-teng, wajah dia menjadi seram seperti akan turun
hujan lebat.
In Thian-houw dan Tiang-seng sudah merasakan perubahan
wajah Liu Kun. Mereka juga merasa berat tapi tidak berani
sembarangan bicara. Mereka sedang menunggu Liu Kun yang mulai
berbicara.
"Ling-ong benar-benar licik. Kali ini tiba-tiba dia masuk ke
ibukota dan Su-ki-sat-jiu ikut serta. Jika mengatakan Ling-ong tidak
ada rencana, siapa yang akan percaya?" akhirnya Liu Kun membuka
suara.
Tidak ada orang yang berani berkata tidak, Tiang-seng melihat
Hongpo Ih seperti ingin mengatakan sesuatu. Dia tahu Hongpo Ih
selalu ingin dipuji dan bicaranya selalu tanpa berpikir dulu. Jika
sekarang salah bicara, tidak hanya akan membuat Liu Kun marah,
bagi semua otang juga tidak ada kebaikan, maka dia cepat berkata
dulu:
"Dia bisa mendapatkan kabar Cin-hai-Iou dengan cepat, berarti
sudah menempatkan banyak , mata-mata di daerah ibukota!"
"Itu sudah pasti!" kata Liu Kun.
Hongpo Tiong yang di sisi tiba-tiba menyela:
"Selain dengan Kiu-cian-swe, apakah Ling-ong akan bertemu
orang lain di ibukota?"
"Sepertinya tidak aneh. Menurutku orang ini selalu berencana di
dalam hati. Mungkin di matanya, aku hanyalah sebuah biji catur
yang tidak berguna!" kata Liu Kun.
"Ternyata Kiu-cian-swe sudah bisa membaca orang ini!" kata
Hongpo Tiong. Dia menjilat dengan cepat.
"Dan orang itu juga bisa menebak apa yang aku pikirkan. Antara
kita pasti akan ada pertarungan sengit!" kata Liu Kun.
"Kiu-cian-swe benar-benar gagah. Ling-ong bukan lawan yang
berarti." kata Hongpo Tiong menjilat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 182
Akhirnya wajah Liu Kun mengeluarkan tawa:
"Yang pasti aku mengharapkan juga bertarung terang-terangan
dengan Ling-ong!"
"Baik! Baik!" Hongpo Tiong ingin mengatakan sesuatu tapi di
luar terdengar suara ribut.
Liu Kun mengerutkan alis. Tiang-seng sudah berlari keluar, tapi
dengan cepat dia kembali lagi dan wajah berseri-seri.
"Ada kabar gembira apa?" tanya Liu Kun.
"Lu Tan sudah ketahuan bersembunyi di mana! Anak buahku
sudah memeriksa, pembunuh sangat mungkin bersembunyi di
rumah Ling-ong!"
"Apa? Sebenarnya..." Liu Kun tiba-tiba diam.
Tiang-seng melapor lagi:
"Setelah peristiwa Cin-hai-lou, Tiang-lek Kun-cu pernah datang
ke toko obat membeli banyak obat luar dan keluar masuk ke An-lekhu sebanyak dua kali!"
"Oh?" Dua alis Liu Kun melayang.
"Masih ada lagi. Hari itu waktu aku mengejar Lu Tan ke hutan di
belakang Cin-hai-lou, aku pernah bertemu dengan Tiang-lek Kuncu.
Hanya waktu itu tidak menyangka Kuncu yang begitu anggun bisa
menyembunyikan pembunuh!"
"Benar-benar tidak disangka. Haj ini pasti ada hubungannya
dengan Su Yan-hong!" kata Liu Kun.
"Kita akan mengirim orang untuk terus mengawasi An-lek-hu!"
Liu Kun berkata sendiri:
"Ling-ong masuk ke ibukota. Tiang-lek Kuncu menyembunyikan
pembunuh. Masalah semakin rumit!"
"Kita sudah mendapat petunjuk, kita bisa masuk ke rumah Lingong secara diam-diam!" kata In Thian-houw.
"Sepertinya sangat mudah!" kata Liu Kun.
"Kiu-cian-swe tenanglah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 183
"Di dalam Ling-ong-hu banyak pesilat tang-t guh. Selain Su-kisat-jiu, masih ada Siau Sam Kongcu. Bagaimana aku bisa tenang?"
kata Liu Kun.
"Tapi bisa masuk mencari tahu, itu sangat baik. Hanya saja kita
harus berhati-hati, jangan memperbesar masalah dan mengejutkan
Ling-ong!"
"Kami pasti akan hati-hati!"
"Tentang Su Yan-hong dan Ling-ong, aku akan mengaturnya
dengan baik!" Liu Kun tertawa.
Melihat tawanya, siapapun bisa mencurigai pembicaraannya.
66-66-66
Sesampainya di Ling-ong-hu, Su Ceng-cau tidak menyapa
siapapun. Dia melihat ke atas dan berjalan dengan cepat. Sifat
Kuncu seperti apa, semua orang di Ling-ong-hu sudah tahu. Maka
jika bisa, menghindarlah jauh-jauh.
Melihat mereka seperti itu, dalam hati Su Ceng-cau berpikir:
'Akhirnya kalian tahu diri juga!' Dia tidak mencari gara-gara.
Mendengar ada suara raungan, dia terkejut dan melihat. Terlihat di
tiang batu terikat seekor beruang hitam. Beruang itu sedang
berputar-putar.
Soat Boan-thian duduk di atas tiang batu. Su Ceng-cau marah:
"Siapa yang suruh bawa beruang ini masuk?"
Soat Boan-thian belum menjawab, ada suara yang menjawab:
"Aku!"
Su Ceng-cau segera memutar tubuh, berteriak:
"Ayah!"
Ling-ong sedang duduk di atas tangga. Dia melihat Su Ceng-cau
berlari ke arahnya, dia memeluk putrinya dengan erat.
"Mengapa ayah bisa datang ke sini?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 184
"Karena mengkhawatirkan putrinya!" Mata Ling-ong
menunjukkan penuh rasa sayang, "kau lebih kurus, apakah tidak
betah tinggal di sini?"
"Aku merindukan ayah!" Yang pasti Su Ceng-cau tidak berkata
jujur.
Tapi Ling-ong sudah melihatnya, dia tertawa:
"Aku melihat kau merindukan orang lain..."
Su Ceng-cau berteriak:
"Jangan sebut lagi orang yang bernama Su Yan-hong!"
Waktu tersadar dia sudah membocorkan rahasia dan ingin
menarik kembali kata-katanya, Ling-ong tertawa terbahak-bahak:
"Bagaimana dengan Su Yan-hong?"
"Dia menghinaku!"
"Benarkah? Mari beritahu kepada ayah bagaimana cara dia
menghinamu!" Ling-ong menepuk-nepuk pundak Su Ceng-cau.
Siau Sam Kongcu bertepatan keluar dari dalam:
"Jika Ong-ya ada perlu, aku pamit dulu!" Dia sambil memberi
isyarat dengan matanya kepada Su Ceng-cau.
Su Ceng-cau melihatnya. Awalnya terpaku kemudian terkejut.
Ling-ong tidak melihat. Dia tertawa:
"Siau-suhu bukan orang lain, mengapa harus menghindar?"
"Kalau Ong-ya berkata begitu, aku terpaksa tinggal di sini
menemani!" Siau Sam Kongcu memberi isyarat mata lagi kepada Su
Ceng-cau.
Su Ceng-cau segera mencari alasan:
"Ayah, aku ganti baju dulu!"
"Baik!"
Melihat Ling-ong membalikkan tubuh, Su Ceng-cau segera
kabur.
67-67-67Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 185
Di dalam rumah. Dari jauh Su Ceng-cau sudah melihat Liu Huisu, Cia Ceng-hong sedang duduk di pondok dalam kebun. Dia purapura tidak melihat, tapi dua orang ini saat melihat Su Ceng-cau
berjalan dan mendekat. Mereka sama-sama berdiri dan memberi
hormat:
"Apa kabar Kuncu?"
"Kalian juga ikut kemari?" Su Ceng-cau terpaksa menyapa
mereka.
"Apakah Kuncu ada pesan?"
"Tidak ada!" Dia segera masuk ke kamar Lu Tan.
68-68-68
"Lu Tan!" Su Ceng-cau masuk memanggil Lu Tan pelan-pelan,
tapi tidak ada respon darinya. Kelambu tertutup tapi tidak ada
orang. Kemanakah dia? Su Ceng-cau terkejut bukan main.


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia ingin mencari Siau Sain Kongcu untuk bertanya, tapi begitu
membalikkan tubuh, dia segera berteriak:
"Hiang-bwe!"
Hiang-bwe adalah pelayan yang diaturnya untuk mengurus Lu
Tan. Hiang-bwe segera keluar menghampiri:
"Ada apa?"
Setelah melihat ti(lak ada orang lain di sekeliling, Su Ceng-cau
segera bertanya:
"Bagaimana dengan dia? Apakah orang-orang ayah melihat dia?"
Hiang-bwe menggelengkan kepala dan menjelaskan:
"Karena aku melihat mereka kesana-kemari dan selalu berjalan
kemana-mana, aku takut mereka tahu, maka mencari kesempatan
membawa Kongcu itu ke kamar nona!"
Su Ceng-cau menghembuskan nafas lega. Dia pelan-pelan
memukul Hiang-bwe:
"Mengapa tidak dari tadi memberitahu padaku? Hampir-hampir
aku mati karena terkejut!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 186
Hiang-bwe tertawa:
"Nona baru pulang, sekarang aku baru ada kesempatan
berbicara dengan nona!" Hiang-bwe berkata lagi, "tidak ada tempat
yang lebih aman dari pada kamar nona!"
"Celaka! Kalau ayah tahu di kamarku ada seorang laki-laki!"
"Aku sangat hati-hati, nona harap tenang. Aku tidak akan
memberitahu kepada orang lain!" Hiang-bwe berkata dengan
serius.
"Kalau kau beritahu kepada orang lain, aku akan memotong
lidahmu!" Su Ceng-cau marah sambil tertawa.
Pada hari kedua, Ling-ong masuk ke istana untuk bertemu
dengan kaisar. Walaupun kaisar terus berkata jangan sungkan, tapi
Ling-ong tetap menemui kaisar dengan penuh rasa hormat.
Kaisar segera mencari alasan agar Siau-te-lu pergi dari sana dan
hanya tinggal Thio Gong di sana. Sebenarnya Thio Gong hanya
berjaga-jaga bila Siau-te-lu atau orang-orang Liu Kun tiba-tiba
masuk.
Setelah Siau-te-lu pergi, kaisar baru berkata:
"Sekarang kita bisa berbicara dengan tenang!"
"Kasim kecil itu..."
"Dia adalah orang kepercayaan Liu Kun. Liu Kun mengira aku
tidak tahu!"
"Baginda memang hebat!"
"Apakah kau tahu tujuanku menyuruhmu ke ibukota?"
Ling-ong mengangguk. Kaisar menarik nafas:
"Liu Kun adalah seekor rusa yang licik. Tiong-san-ong-hu sudah
berada dalam pengawasan dia. Sampai-sampai aku ingin mencari
Su Yan-hong untuk berunding pun menjadi masalah. Maka aku
terpaksa menyerahkan hal ini kepadamu!"
"Baginda pasti mempunyai rencana yang sempurna!"
Kaisar tanpa terasa sudah berdiri:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 187
"Kekuatan Liu Kun semakin besar, jika tidak ditepis sekarang,
mungkin kelak tidak ada kesempatan lagi!"
"Maksud baginda?"
"Semua pasukan ibukota sudah di dalam kekuasaan dia. Aku
ingin menarik kembali 200 ribu pasukan di San-se-ta-tong!'' "Oh?"
Ling-ong seperti merasa terkejut.
"Aku akan mencari alasan untuk memeriksa San-se-ta-tong dan
meninggalkan wilayah yang di kuasai Liu Kun, dan akan berkumpul
dengan pasukanmu di Lam-kiang, baru kita lakukan sama-sama!"
"Komandan San-se-ta-tong, Wie Ci-sui adalah seorang yang
gagah berani tapi tidak mempunyai cara dan taktik..."
"Aku tahu. Maka aku sudah mengirim Ong-souw-jin ke sana
untuk mengambil alih pasukan, dan aku akan mencari tahu lebih
dalam tentang keadaan di sana!"
"Mengenai masalah ini..."
"Kau khawatir Liu Kun tidak akan dengan mudah mengijinkan
Ong-souw-jin dipindah tugaskan ke San-se-ta-tong?"
"Bukankah semua pejabat di kerajaan sudah dikuasai Liu Kun?"
"Aku mempunyai rencana yang baik!"
"Kalau begitu aku lebih tenang!"
"Tugas bagian luar aku serahkan kepada kau dan Yan-hong!"
"Baginda harap tenang. Pada waktu itu pasukan Lam-kiang akan
membantu baginda menyingkirkan Liu Kun!"
"Baik! Kalau sudah berhasil, aku akan menjadikanmu Cu-ong.
Tiang-kang bagian selatan seluas ratusan li akan kuberikan
kepadamu sebagai balas budi!"
"Terima kasih baginda!"
"Mengenai hal ini harap jangan kau bicarakan kepada Su Yanhong! Yan-hong adalah pesilat tangguh di Kun-lun-pai, ada Tiong
Toa-sianseng yang membantu di sisinya. Dia pasti bisa menghadapiLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 188
kaki tangan Liu Kun!" Kaisar juga bertanya, "katanya kau juga
membawa pesilat-pesilat tangguh dari Lam-kiang?"
"Itu karena putraku Kun-cau yang menyukai ilmu silat dan
mengundang mereka datang mengajari dia, bukan pesilat tangguh
di dunia persilatan!"
"Apakah Kun-cau ikut datang kali ini?"
"Tidakl Dia lebih menurut daripada Ceng-cau. Aku tidak ingin
Ceng-cau datang, tapi dia malah diam-diam keluar. Terpaksa aku
akhirnya mengijin-kan!"
"Aku sudali pernah bertemu dengannya, adat nya hanya sedikit
semaunya sendiri, Tapi cukup membuat orang suka kepadanya!"
Kaisar teringat Su Ceng-cau dan tertawa.
Ling-ong tidak memperhatikan ada keanehan dalam tawa kaisar.
69-69-69
Su Ceng-cau memang beradat semaunya. Siau Sam Kongcu
menyuruhnya berlatih ilmu pedang, tapi dia malah berkata sedang
tidak enak hati dan menolak berlatih.
Siau Sam Kongcu tidak memaksa, hanya bertanya:
"Bila hari ini tidak berlatih, berlatihlah besok. Bagaimana
rencanamu terhadap Lu Tan yang sekarang tinggal di kamarmu?"
"Belum jelas terpikir!"
Siau Sam Kongcu menarik nafas:
"Adatmu yang semaunya sendiri itu tidak apa-apa, tapi aku
harap kau jangan melukai orang lain. Jika ingin terus
menyembunyikan dia di sini, kau harus berencana untuk
mengatakannya!"
"Bukankah guru mengajarkanku harus menjaga keadilan dan
melindungi yang lemah?"
"Itu harus dilakukan dengan melihat situasi. Bila Liu Kun tahu..."
"Dia tidak akan tahuf"
"Bagaimana dengan ayahmu?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 189
"Kecuali guru dan Siau-bwe, kalau hal ini tidak kita bicarakan,
mana mungkin orang lain bisa tahu. Kalau tidak ada yang tahu,
mana mungkin ayah bisa tahu!"
"Aku harap kau berhati-hati! Lebih baik Lu Tan cepat diantar
keluar dari sini!"
"Yang itu harus melihat apakah An-lek-hou setuju?" Tapi katakata ini tidak dikatakan Su Ceng-cau.
70-70-70
Kemarin Su Yan-hong berkata kalau dia sudah mempunyai
rencana yang baik, sebenarnya tidak ada. Bila terpikir Su Ceng-cau,
kepalanya selalu terasa akan membesar. Bila ada yang datang
berkunjung, dia selalu merasa terkejut dan bergetar.
Yang datang berkunjung bukan Su Ceng-cau tapi Tan Koan. Dia
adalah orang kepercayaan Liu Kun, tapi kedatangannya di luar
dugaan Su Yan-hong.
Tan Koan datang mengantarkan surat undang .an sehubungan
dengan kedatangan Ling-ong ke ibu kota. Liu Kun ingin membuat
pesta untuk Ling-ong. Yang pasti Su Yan-hong turut diundang
karena dia masih mempunyai hubungan saudara dengan Ling-ong.
Tapi Tan Koan menutupi maksud surat undangan ini, entah apa
penyebabnya?
Su Yan-hong tidak tahu Ling-ong dan Liu Kun sudah pernah
bertemu di Tiang-teng. Walaupun tahu, dia akan mengira tujuan Liu
Kun hanyalah untuk menutup mata orang lain. Tapi tidak
menyangka Liu Kun mempunyai tujuan yang lain. Ling-ong pun
sama sekali tidak menyangka.
71-71-71
Su Yan-hong pergi ke Pek-in-koan. Yang penting dia beritahu Fu
Hiong-kun dan lain-lain tentang masalah ini.
Lam-touw tidak segera memberi pendapat. Dia hanya tertawa.
Su Yan-hong juga tertawa. Tapi tawanya adalah tawa kecut.
Fu Hiong-kun tidak melihat. Siau Cu tidak tahu dan bertanya:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 190
"Kalian sedang menertawakan apa?"
"Tertawa?" Lam-touw bertanya aneh, "tidak disangka kau bisa
menanyakan hal ini."
"Setelah lama tinggal di sini pasti bisa melihat orang. Bukankah
guru biasanya selalu cepat mengatakan sesuatu di dalam hati?"
"Aku kira kau adalah anak pintar, tapi ternyata tidak. Kalau
tidak, mengapa kau tidak mengerti?"
"Mengerti apa?"
Su Yan-hong menarik nafas:
"Cianpwee mentertawakan aku, kemarin besar mulut
mengatakan aku sudah mempunyai cara yang baik, tapi sebenarnya
tidak ada!"
"Tapi sekarang sudah ada!" kata Lam-touw.
Fu Hiong-kun juga berkomentar:
_ "Liu Kun membuat perjamuan di rumah Su-ci. Mengundang
Ling-ong dan Hou-ya, tidak terkecuali Tiang-lek Kuncu. Pastinya
Siau Sam Kongcu juga ikut. Bila kita ingin masuk ke Ling-ong-hu
untuk menyelamatkan orang, itu adalah waktu yang paling tepat!"
Siau Cu mengangguk:
"Bila tidak ada Siau Sam Kongcu, masalah akan lebih mudah.
Hanya saja Ling-ong-hu begitu besar, bagaimana kita bisa tahu di
mana Lu Tan di sembunyikan. Mungkin mencari sampai hari terang
pun belum bisa ditemukan!"
"Ternyata kau pintar juga!" kata Lam-touw.
Siau Cu bertanya kepada Su Yan-hong:
"Hou-ya biasa keluar masuk Ling-ong-hu, pasti lebih hafal
tempat daripada kita!"
"Aku tidak lebih banyak tahu!" Su Yan-hong menggelengkan
kepala, "satu-satunya cara adalah aku harus ke sana untuk mencari
tahu di mana Lu Tan berada!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 191
"Baik!" Lam-touw setuju, "tapi jangan sampai diketahui oleh
Tiang-lek Kuncu. Kalau tidak, dia akan bersiap siaga!"
"Selain itu, juga harus berhati-hati terhadap mata-mata Liu
Kun!" kata Su Yan-hong.
"Aku sudah mempunyai cara yang aman!" kata Su Yan-hong.
"Kali ini kau tidak mengatakan cara yang jitu!" kata Siau Cu.
"Cara yang jitu bukan cara yang baik, sedang kan bukan cara
yang baik kadang-kadang akan menjadi cara yang baik! Kami di sini
menunggu kabar baik darimu!" kata Lam-touw tertawa.
"Aku harap Lu Tan tidak dilukai sampai cacat oleh Tiang-lek
Kuncu!" Siau Cu sedih.
"Dia bukan orang jahat seperti itu!" Fu Hiong-kun membela
Tiang-lek Kuncu.
"Setelah melihat keadaan Lu Tan, kita akan tahu!" kata Siau Cu.
"Mengapa kau tidak percaya kepada Tiang-lek Kuncu?" tanya Su
Yan-hong.
"Entah mengapa aku merasa Tiang-lek Kuncu sangat
merepotkan orang, Apapun berani dilakukannya!"
"Tapi menurutku sifat dia tidak jahat!"
"Menurutku orang yang mempunyai sifat seperti dia, bila tidak
suka, dia akan melampiaskan kepada orang lain..."
Lam-touw tertawa lagi:
"Kalau menurutku, gadis yang bersifat seperti dia, hanya dia
satu-satunya yang pernah kutemui!"
Siau Cu terpaku. Lam-touw tertawa terbahak- bahak.
72-72-72
Sebenarnya Su Ceng-cau tidak melampiaskan kemarahan
kepada Lu Tan. Dia hanya khawatir sebelum Su Yan-hong
menyetujui syaratnya, Lu Tan sudah sembuh dan ingin
meninggalkan Ling-ong-hu. Sebenarnya Lu Tan sudah pernah
berkata begitu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 192
Dia tahu, menahan Lu Tan untuk terus tinggal di Ling-ong-hu
bukan hal yang mudah. Dia tidak mempunyai alasan yang cukup
baik untuk menahannya. Setelah berpikir lama, dia terpikir akan
satu cara yang dianggapnya cara yang baik.
Caranya adalah dengan sebungkus obat. Dia membelinya dari
toko obat. Setelah dimasak, dia sendiri yang mengantarkannya
kepada Lu Tan.
Lu Tan tidak bisa tidak jadi minum.
Obat sangat pahit, juga aneh rasanya. Setelah Lu Tan minum
seteguk, kedua alisnya segera berkerut. Dia mencoba bertanya:
"Bolehkah aku tidak meminum obat ini?"
"Mengapa tidak mau diminum?"
"Sangat pahit!" jawab Lu Tan hanya begitu.
"Kata pepatah, obat yang pahit pasti adalah obat yang manjur.
Seorang laki-laki masa takut dengan rasa pahit?"
Terpaksa Lu Tan minum seteguk lagi, tapi dia mengerutkan alis
lagi:
"Setelah minum, aku menjadi tidak nyaman!"
"Berarti lukamu , belum sembuh sehingga minum obat juga
terasa tidak nyaman!"
Lu Tan bukan orang tidak berpengalaman. Tapi entah mengapa
dia selalu merasa apa yang dikatakan Su Ceng-cau sangat masuk
akal. Su Ceng-cau berkata lagi:
"Obat ini aku sendiri yang memasaknya. Kalau kau tidak
habiskan, aku pasti akan marah!" Setelah mendengar kata-kata ini,
Lu Tan tidak berani membantah dan minum obat sampai habis.
73-73-73
Hiang-bwe menunggu di luar. Melihat Su Ceng-cau membawa
mangkuk keluar, dia terkejut:
"Betulkah dia minum sampai habis?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 193
"Kalau aku yang buka mulut, dia mana berani menolak?" Su
Ceng-cau berkata dengan senang.
"Kata tabib di toko obat, bila obat ini diminum, tulang dan syaraf
akan merasa pegal dan tidak bertenaga. Anjing yang galak juga akan
menjadi penurut! Kongcu ini sudah minum semangkuk besar..."
kata Hiang-bwe.
"Tidak peduli dia akan menjadi apa! Aku akan membuat dia
mengira dirinya belum sembuh dan tidak ada tenaga untuk
meninggalkan tempat ini!"
Hiang-bwe menggelengkan kepala dan menerima mangkuk
kosong. Tiba-tiba dia teringat sesuatu:
"Hou-ya datang!"
"Dia ada di mana?" Su Ceng-eau bertanya. "Sedang di
perpustakaan dengan Ong-ya..." "Mungkin dia...dia datang
melamarku?" Su Ceng-cau segera berlari ke sana.
74-74-74
Memang Su Yan-hong datang karena mempunyai tujuan
tertentu. Selam mencari tahu tempat persembunyian Lu Tan, dia


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

juga ingin mendengar ide-ide Ling-ong. Ling-ong sudah bertemu
dengan kaisar, itu sudah bukan rahasia lagi. Tapi ada pesan rahasia
apa dari kaisar, tidak hanya dia, Liu Kun pun ingin cepat mendapat
kabar ini.
Su Yan-hong datang ke Ling-ong-hu dengan alasan yang tepat.
Mendengar kaisar sudah mengatur semua rencana. Dia merasa
terkejut mendengarnya, maka masalah Lu Tan untuk sementara
ditunda, dengan tenang dia mendengarkan apa yang dikatakan
Ling-ong.
"Kalau rencana bisa berjalan lancar, hari kiamat bagi Liu Kun
akan segera datang!" Ini adalah pendapatnya.
"Aku hanya khawatir apakah Ong-souw-jin bisa dengan lancar
sampai ke San-se-ta-tong?" Ling-ong sedikit khawatir.
"Aku kira tidak ada masalah!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 194
"Setelah sampai di San-se-ta-tong, apakah dia bisa mengambil
alih kekuatan pasukan..."
"Tuan In-beng banyak akal dan cara. Asalkan dia bisa sampai di
San-se-ta-tong, yang lain akan berjalan dengan lebih mudah!" Su
Yan-hong sangat percaya kepada Ong-souw-jin.
Ling-ong mengangguk dan bertanya:
"Katanya rumahmu juga sudah diawasi oleh anak buah Liu Kun
dan keluar masuk dari rumah juga bermasalah?"
Su Yan-hong tertawa:
"Apakah Ie-cang (paman) sudah lupa kalau keponakanmu juga
bisa sedikit ilmu silat, dan belum tentu anak buah Liu Kun bisa
menjaganya dengan ketat?"
"Betul! Kau adalah murid dari Kun-lun-pai, murid Tiong Toasianseng!" Akhirnya Ling-ong terpikir juga.
"Apalagi aku yang menjadi keponakan datang mengunjungi Iecang, itu adalah hal biasa!"
"Aku takut Liu Kun tidak berpikir begitu..."
"Maka dari itu aku datang diam-diam. Tidak disangka kaisar
sudah mengatur semuanya!"
"Hal ini sangat penting, maka kau harus tahu apa yang harus kau
lakukan!"
Su Yan-hong mengangguk. Dia baru mau menjawab ketika
terdengar suara teriakan Su Ceng-cau di luar:
"Aku mau masuk, siapa yang berani menghadang?"
Begitu mendengar suara Su Ceng-cau, alis Su Yan-hong segera
berkerut. Sorot mata Ling-ong berputar, dia segera tertawa:
"Tiang-lek Kuncu memang beradat semaunya, tapi sifatnya tidak
jahat, dia juga baik hati!"
"Ini adalah perintah Ong-ya!" terdengar suara Cia Ceng-hong.
Tapi segera dipotong oleh Su Ceng-cau:
"Apakah kau berani menghadangku masuk?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 195
"Biarlah dia masuk!" kata Ling-ong.
Begitu masuk dan melihat Su Yan-hong, dia segera tertawa:
"Akhirnya kau datang juga!"
"Tidak sopan!" Ling-ong membentak.
Tapi Su Ceng-cau tidak peduli. Dia bertanya:
"Kalian sedang menceritakan apa?" Mengucapkan kata-kata ini,
wajahnya bersemu merah karena malu.
Ling-ong membentak:
"Orang dewasa sedang berbicara, anak kecil jangan banyak
bertanya!"
"Aku bukan anak kecil lagi!"
"Mengapa tidak tahu sopan santun berlari kesana kemari?"
Su Ceng-cau tidak peduli. Dia bertanya pada Su Yan-hong:
"Apa yang kalian ceritakan tadi?"
"Masalah negara!" jawab Su Yan-hong.
Terlihat Su Ceng-cau sangat kecewa. Dia masih tidak percaya
dan berkata:
"Benarkah hanya masalah negara?"
"Sekarang sudah selesai!"
"Kalau begitu..." Su Yan-hong segera berkata lagi, "kalau begitu
beban yang terasa seperti sebuah batu besar di hatiku sudah
diturunkan untuk sementara waktu!"
Ling-ong tahu sifat Su Ceng-cau. Yang penting pembicaraan
mereka sudah selesai, supaya Su Yan-hong bisa menemani Su Cengcau, maka dia berkata:
"Su Yan-hong jarang datang, kau bawalah dia jalan-jalan di
dalam Ling-ong-hu!"
"Tapi apakah Ceng-cau ada waktu?"
"Ada!" Ling-ong seperti teringat sesuatu dan berkata, "Oh ya
betul, beberapa hari yang lalu Tong im memberikan aku 10 lukisanLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 196
cantik. Ceng-cau menyukainya, maka aku tinggalkan untuk dia. Kau
ke sanalah untuk melihat-lihat!"
"Di tempatku?" Su Ceng-cau segera teringat Lu Tan, dia segera
berkata, "tidak!"
"Yan-hong bukan orang lain, mengapa tidak boleh?" Ling-ong
tertawa.
"Lukisan Tong Im sangat terkenal, sulit mendapatkan
kesempatan untuk melihatnya!" kata Su Yan-hong.
"Cepatlah bawa Su Yan-hong ke sana!"
"Betulkah harus membawa dia ke sana untuk melihat lukisan?"
"Kalau kau tidak ada waktu, biar ayah yang membawa dia ke
sana!" kata Ling-ong.
Su Ceng-cau cepat-cepat berkata:
"Aku ada waktu!" Setelah itu dengan tergesa-gesa dia berlari
keluar. Dia khawatir kalau tinggal lebih lama di sana, Ling-ong yang
akan membawa Su Yan-hong ke sana. Kalau begitu kejadiannya, dia
akan sulit menolak Ling-ong membawa Su Yan-hong ke dalam
kamarnya.
Lu Tan sedang bersembunyi di dalam kamarnya. Kalau Ling-ong
dan Su Yan-hong melihat Lu Tan, Ling-ong akan marah besar dan
Su Yan-hong akan mencari alasan memindahkan Lu Tan keluar.
Kalau hanya Su Yan-hong, dia lebih mudah menghadapinya.
Apalagi Su Yan-hong sama sekali tidak tahu Lu Tan bersembunyi di
kamarnya. Asal dia bisa menolak, Su Yan-hong tidak akan bisa
masuk!
Yang pasti dia tidak tahu maksud Su Yan-hong berkunjung ke
sini adalah untuk mencari tahu keberadaan Lu Tan. Melihat
ekspresi wajah Su Ceng-cau, Su Yan-hong sudah tahu Lu Tan
bersembunyi di kamarnya, hanya dia sengaja tidak berkata apa-apa
dan berpura-pura seakan tidak ada kejadian ini.
75-75-75Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 197
Di sepanjang jalan Su Ceng-cau terus menipu Su Yan-hong
menuju ke tempat yang salah. Dia tidak tahu Su Yan-hong sangat
hafal kediaman Ling-ong. Walaupun mereka sudah berputar-putar,
tetap sama sampai di depan kamar Su Ceng-cau.
"Di sini bunga sedang mekar, bagaimana kalau kita pergi melihat
bunga?" Su Ceng-cau masih berontak, "bunga adalah makhluk
hidup, sedangkan lukisan adalah benda mati. Bunga hidup lebih
bagus daripada si cantik yang ada di lukisan. Lebih baik jangan
melihat 10 lukisan si cantik!"
Diam-diam Su Yan-hong ingin tertawa, tapi dia tetap tidak
menghiraukan:
"Lukisan si cantik sangat bagus dan sangat hidup, jarang ada
kesempatan untuk bisa melihatnya. Mana mungkin aku membuang
kesempatan ini?"
"Kau juga mempercayai kata-kata ini?"
"Bila hanya satu orang yang berkata lukisan bagus, itu belum
tentu. Tapi kalau sudah banyak orang berkata bagus, itu pasti
benar-benar lukisan bagus!"
"Berarti kau yakin si cantik lebih baik dari pada bunga hidup?"
Su Yan-hong tertawa; "Bunga hidup dan si cantik yang benda
mati adalah dua hal yang berbeda, mana bisa kau samakan? Apalagi
bunga ada di mana-mana. Walaupun tahun ini tidak bisa
melihatnya, tahun depan masih tumbuh lagi, tetap ada kesempatan.
Tapi 10 lukisan si cantik bila tidak dilihat, mungkin tidak ada
kesempatan lagi..."
"Apa maksudmu?" Su Ceng-cau berkata deng an galak.
Su Yan-hong menggelengkan kepala:
"Kemana jalan pikiranmu? Aku hanya khawatir Ie-cang akan
memberikan 10 lukisan ini kepada orang lain!"
"Aku tidak akan mengijinkan ayah memberikannya kepada
orang lain!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 198
"Lebih baik dilihat dulu sekarang. Mengapa kau menolak aku
melihatnya?" tanya Su Yan-hong.
Mata Su Ceng-cau berputar. Dengan cepat dia mendapatkan
akal:
"Aku bukan bermaksud menolak, melainkan ingin kau
mengajarkan aku ilmu pedang dulu, baru kemudian melihat
lukisan!"
"Mengajarimu ilmu pedang? Kau kan murid Hoa-san-pai!"
Su Ceng-cau menarik tangan Su Yan-hong:
"Tidak peduli! Aku ingin belajar ilmu pedang Kun-lun-pai."
Setelah itu dia berlari ke pekarangan.
"Itu harus ditanyakan dulu kepada gurumu!"
Karena tidak bisa lepas dari tarikan Su Ceng-cau, dia terpaksa
ikut berlari sambil berteriak:
"Aku bisa menuruti kemauanmu untuk hal yang lain, tapi untuk
hal ini harus mendapat persetujuan gurumu!"
Su Ceng-cau segera berkata:
"Maksudmu, kau mau memperistri diriku?"
"Itu hal yang berbeda!"
"Tapi waktu yang dijanjikan sudah sampai!"
"Hari ini masih belum berakhir!"
"Malam ini Liu Kun akan menjamu di Su-ci-lou, pasti tidak
tertinggal kau dan aku. Pada waktu itu aku akan membuktikan apa
katamu!"
Su Yan-hong menarik nafas. Mata Su Ceng-cau berputar lagi:
"Sampai sekarang kau belum memikirkannya?"
"Apakah kau sudah berpikir?"
"Apa maksudmu? Apakah kau mengira rasa sukaku kepadamu
adalah palsu?"
"Aku kira banyak hal harus kau pikirkan dulu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 199
"Katakan! Hal apa tidak kupikirkan? Mulutmu seperti neneknenek, masih mengaku adalah seorang laki-laki sejati?"
Su Yan-hong menutup mulut, saat itu Hiang-bwe datang. Su
Ceng-cau segera memanggil dia:
"Kau ke kamarku, gantung 10 lukisan si cantik. Sebentar lagi
Hou-ya akan ke sana melihat."
"Lukisan 10 si cantik?" Hiang-bwe terpaku.
"Betul, harus digantung dengan baik agar An-lek-hou bisa
melihat dengan nyaman. Kalau tidak, awas kau!" Ketika berkata, Su
Ceng-cau melihat Su Yan-hong sedang memandang ke arah lain, dia
mengedipkan mata kepada Hiang-bwe.
Hiang-bwe baru sadar dan mengerti, dengan cepat dia
meninggalkan tempat itu.
Su Ceng-cau mendorong Su Yan-hong:
"Jangan terus berbicara, ke sanalah, ajarkan aku ilmu pedang
Kun-lun-pai!"
"Tanya dulu kepada gurumu, kalau dia tidak ?setuju..."
"Kau benar-benar merepotkan! Sudahlah, aku tidak jadi belajar
ilmu silat Kun-lun-pai. Aku hanya akan memperagakan ilmu pedang
Hoa-san-pai untuk mu dan kau beritahu mana yang salah!" Su
Ceng-cau berlari ke depan.
"Apakah kau tidak takut aku diam-diam mem pelajari ilmu
pedangmu?" Su Yan-hong mengejar dari belakang.
"Ilmu pedang Hoa-san-pai sangat luas dan dalam, apakah kau
bisa diam-diam mempelajarinya?" Su Ceng-cau seperti kupu-kupu
menari dan turun di lapangan pekarangan. Kemudian dengan dua
tangan mulai menggurat, itulah permulaan ilmu pedang Hoa-sanpai. Mata Su Yan-hong melihat gerakan ilmu pedang, tapi hatinya
terbang ke kamar Su Ceng-cau. Dia sangat yakin Lu Tan
disembunyikan di kamar Su Ceng-cau. Sebaliknya dia malahLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 200
mengkhawatirkan rahasianya terbongkar dan membuat Su Cengcau curiga hingga memindahkan Lu Tan ke tempat lain.
Otaknya terus berputar. Diam-diam dia melihat kamar itu sambil
melihat perubahan jurus Su Ceng-cau.
Melihat Hiang-bwe masuk ke kamar Su Ceng-cau. Setelah itu
Hiang-bwe tidak keluar dari sana, ini membuat hatinya agak
tenang. Setelah Su Ceng-cau selesai memperagakan ilmu pedang
Hoa-san-pai, dia segera mendekat. Jurus tadi dia peragakan lagi.
Dengan pengalaman Su Yan-hong, mencari celah-celah ilmu
pedang sangat sederhana baginya. Apalagi hati Su Ceng-cau tidak
ditaruh di sana, ilmu pedang yang seharusnya tidak bercelah malah
terlihat banyak celah. Hanya saja Su Ceng-cau tidak memperhatikan
hal ini. Setelah diberitahu, dia segera mengerti, maka dia tidak
curiga kepada Su Yan-hong.
(Bersambung Jilid ke-2)Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 1Kolektor E-Book adalah sebuah wadah nirlaba bagi para
pecinta Ebook untuk belajar, berdiskusi, berbagi
pengetahuan dan pengalaman.
Ebook ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk
melestarikan buku-buku yang sudah sulit didapatkan di
pasaran dari kepunahan, dengan cara mengalih mediakan
dalam bentuk digital.
Proses pemilihan buku yang dijadikan objek alih media
diklasifikasikan berdasarkan kriteria kelangkaan, usia,
maupun kondisi fisik.
Sumber pustaka dan ketersediaan buku diperoleh dari
kontribusi para donatur dalam bentuk image/citra objek
buku yang bersangkutan, yang selanjutnya dikonversikan
kedalam bentuk teks dan dikompilasi dalam format digital
sesuai kebutuhan.
Tidak ada upaya untuk meraih keuntungan finansial dari
buku-buku yang dialih mediakan dalam bentuk digital ini.
Salam pustaka!
Team Kolektor E-BookLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 2
LEGENDA
PENDEKAR ULAT SUTRA
Pengarang : Huang Ying
Terjemahan : Liang YL.
Pustaka Koleksi : Gunawan Aj.
Image Sources : Awie Dermawan
Ebook PDF : yoza
@ Nov, 2018, Kolektor E-Book
PENERBIT :
CV. Tunas Mandiri Jaya
2012Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 3
Legenda
Pendekar Ulat Sutra
Pengarang : Huang Ying
Jilid Kedua
ESAMPAINYA mereka di depan kamar Su Ceng-cau,
Hiang-bwe sudah menunggu di sana. Begitu bertemu
mereka, dia segera bertanya:
"Lukisan si cantik sudah digantung, apakah Ong-ya ingin


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihatnya?"
Dari nada suaranya bertambah berat ketika dia menyebutkan
kata "Ong-ya" Su Ceng-cau langsung mengerti bahwa Hiang-bwe
pasti mengira Ling-ong akan datang, dan menjadikannya sebagai
alasan agar Lu Tan setuju untuk bersembunyi. Memang benar
alasan ini yang dikatakan Hiang-bwe kepada Lu Tan.
Su Ceng-cau hampir membaka mulut hendak memuji Hiangbwe. Dia tertawa:
"Di mana lukisan si cantik digantung?"
Su Yan-hong segera berjalan menuju ke tempat lukisan
digantung, dan mengamati lukisan dengan teliti seakan benarbenar tertarik dengan 10 lukisan si cantik itu.
Memang lukisan itu sangat bagus dan seperti hidup, jarang ada
lukisan seperti itu. Karena khawatir Su Ceng-cau curiga, maka
sambil melihat lukisan Su Yan-hong terus memuji lukisan tersebut.
Waktu meninggalkan kamar, dia bersikap seperti masih ingin
melihat lukisan lagi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 4
Su Ceng-cau tidak curiga, dia tidak tahu sebenarnya tidak hanya
gerak-gerik Su Yan-hong, bahkan cara bicara pun sudah terlihat ada
celah. Dia masih mencium bau obat di kamar.
76-76-76
Setelah mengantarkan Su Yan-hong keluar dan kembali ke
kamar, hal pertama yang Su Ceng-cau lakukan adalah melepas
lukisan dan berpesan kepada Hiang-bwe untuk mengembalikan
lukisan kepada ayahnya.
"Bukankah nona sangat suka terhadap lukisan lukisan ini, dan
Ong-ya sudah setuju lukisan ini diletakkan di kamar nona!"
"Sekarang aku ingin menyobek lukisan ini. Tadi aku hampir
mendapat masalah besar karena lukisan ini!" Dengan marah Su
Ceng-cau berkata, lagi, "entah apa bagusnya lukisan ini. Su Yanhong melihatnya sampai tidak berkedip, dia tidak pernah melihatku
seperti itu!"
Hiang-bwe segera mengalihkan topik pembicaraan:
"Untung aku bertindak cepat, maka Hou-ya tidak melihat rahasia
besar ini!"
"Betul! Di mana kau sembunyikan Lu Tan?"
"Di lemari sana!"
77-77-77
Lu Tan berjongkok di dalam lemari. Melihat Su Ceng-cau, dia
masih bisa tertawa dan bertanya:
"Apakah Ong-ya sudah pergi?"
"Sudah!" jawab Su Ceng-cau, "kau harus berterima kasih kepada
Hiang-bwe, kalau bukan dia yang menyembunyikanmu dengan
cepat, sekarang kau pasti sudah ketahuan dan kepalamu pasti sudah
dipenggal!"
"Terima kasih Nona Hiang-bwe!" Lu Tan berusaha ingin berdiri.
Su Ceng-cau sudah menekan pundak Lu Tan dan berkata:Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 5
"Kali ini ayah membawa banyak pesilat tangguh kemari, maka
lebih baik kau jangan pergi ke mana-mana. Begitu lukamu sembuh,
aku akan berusaha mengantarmu keluar dari sini!"
Lu Tan mengangguk:
"Lukaku sekarang sudah tidak sakit, hanya aneh, tulang dan
jalan darah terasa tidak bertenaga!"
Hiang-bwe hampir tertawa, tapi begitu melihat wajah Su Cengcau dia segera membalikkan tubuh.
Lu Tan tidak melihat ekspresi Hiang-bwe tadi:
"Karena itu, tenaga dalamku seperti sulit dikeluarkan..."
Su Ceng-cau tertawa dingin:
"Maksudmu kau mencurigai ada masalah pada obat yang
kuberikan, curiga aku sedang ingin membunuhmu?"
"Kuncu jangan salah paham! Aku tidak bermaksud seperti itu!"
"Lalu apa maksudmu?"
"Adakah kemungkingan racun belum bersih dan kambuh lagi?"
"Apakah kau meragukan ilmu pengobatan guruku?"
Lu Tan tertawa kecut. Su Ceng-cau berkata:
"Kau boleh curiga hal ini, aku tidak menya-lahkanmu. Memang
guru bukan tabib, dia hanya mengerti ilmu pengobatan, tapi dia
tidak akan men-celakakanmu!"
"Aku mengerti..."
"Jika kau bisa mengerti, itu sangat baik. Beberapa hari ini dia
selalu sibuk. Nanti bila dia ada waktu, aku akan menyuruhnya
datang memeriksamu!"
"Kulihat, lebih baik jangan merepotkan gurumu!" Lu Tan merasa
malu.
Su Ceng-cau tahu, dia tetap berkata:
"Aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan?Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 6
"Sebenarnya..." Lu-tan menarik nafas, tidak meneruskan katakatanya. Terlihat dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Seorang laki-laki harus terus terang agar lebih enak dilihat
orang!"
"Aku hanya khawatir ilmu silatku tidak bisa pulih kembali, dan
tidak bisa membunuh musuhku!" Inilah isi hati Lu Tan.
"Kau tenanglah! Terhadap apa yang telah Liu Kun lakukan, Thian
juga marah, dan rakyat juga tidak suka. Maka banyak orang yang
ingin membunuhnya!" Kata-kata ini entah Su Ceng-cau ambil dari
mana, tapi bagus juga, "pasti ada orang yang ingin membunuh dia,
tidak harus membunuh dia dengan tangan sendiri!"
Lu Tan terdiam, dia merasa apa yang dikatakan Su Ceng-cau
memang benar. Hanya saja sampai sekarang, selain Siau Cu dan dia,
belum ada orang lain yang terang-terangan melawan Liu Kun.
78-78-78
Tiba waktunya perjamuan, tandu sudah disiapkan tapi Su Cengcau tidak terlihat keluar.
Ling-ong menyuruh orang memanggil Su Ceng-cau. Dia juga
berpesan kepada Su-ki-sat-jiu keluar melihat-lihat. Terakhir, dia
melihat wajah Siau Sam Kongcu:
"Liu-kongkong mengadakan perjamuan makan di Su-ci-lou,
undangan juga menyebutkan nama tuan. Dengan posisi dia di
ibukota boleh dikatakan dia sudah hormat kepada kita. Pandanglah
wajahku, harap Siau-sianseng jangan marah!"
Mendengar kata-kata Ling-ong, sudah bisa diketahui bahwa
Ling-ong sangat menaruh hormat terhadap Siau Sam Kongcu
dibandingkan dengan Su-ki-sat-jiu.
"Pesan Ong-ya pasti akan aku turuti!" kata Siau Sam Kongcu
sambil tertawa. Beberapa hari ini pikirannya sudah sedikit pulih.
"Apa yang dilakukan Ceng-cau? Sudah beberapa kali dipanggil,
kenapa sampai sekarang dia belum muncul!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 7
"Melihat sifatnya, aku kira dia tidak akan pergi!" kata Siau Sam
Kongcu, "kalau dia tidak mau pergi juga tidak apa-apa!"
Ling-ong sedang berpikir dan tidak menjawab. Dari sana
terdengar suara teriakan Su Ceng-cau:
"Kalau aku tidak mau pergi ya tidak mau pergi! Siapa yang
menggangguku lagi, kubuat dia jadi makanan beruang hitam!"
Setelah itu dia meloncat masuk ke dalam ruangan. Ling-ong
melihat dia dan tertawa:
"Apakah ayah juga tidak terkecuali?"
"Aku tidak mau pergi!"
"Liu-kongkong adalah orang penting di kera-jaan. Dia
mengundang kita, mengapa tidak mau pergi?"
"Aku tidak suka orang aneh itu. Tidak suka dia tidak seperti lakilaki juga tidak seperti perempuan. Dia adalah orang Im-yang!"
"Kurang ajar!" kata Ling-ong marah, "untung masih ada di
rumah. Kalau tidak, kata-katamu tadi sudah jadi alasan yang cukup
untuk membunuhmu!"
"Kau adalah Ong-ya, aku adalah putrimu. Dia masih meminta
dukunganmu, mana mungkin dia berani macam-macam
terhadapku! Aku harus berkata, kalau aku tetap harus pergi dan bila
di jamuan makan aku salah bicara, aku tidak akan bertanggung
jawab!"
Ling-ong terpaku. Siau Sam Kongcu tertawa:
"Bila Ceng-cau tidak pergi, Liu-kongkong tidak akan marah!"
Ling-ong menggelengkan kepala. Dia mengayunkan tangan. Su
Ceng-cau tidak berkata apa-apa. Dia segera berlari sambil berteriak:
"Aku tidak akan pergi ke Su-ci-lou. Aku ingin tahu apa yang bisa
dilakukan oleh Su Yan-hong."
Dia khawatir bila harus melaksanakan ancaman dia untuk
menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun, karena sebenarnya dia
berniat seperti itu. Kalau niat ini diketahui oleh Su Yan-hong, semuaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 8
rencananya akan sia-sia. Daripada begitu, lebih baik Su Yan-hong
tidak tahu apa rencananya dan biarlah dia cemas menunggu di Suci-lou.
Sebenarnya dia baik kepada Lu Tan, dia tidak akan tega
menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun. Walaupun sifatnya semaunya
sendiri, tapi dia tetap adalah gadis yang tahu kebenaran, tahu yang
jahat dan yang baik, juga tahu arti setia dan berkhianat.
79-79-79
Melihat Ling-ong datang bersama Su-ki-sat-jiu dan Siau Sam
Kongcu, Liu Kun sangat senang. Tapi sebaliknya Su Yan-hong
merasa berat hati karena dia adalah orang pintar dan dia sudah tahu
Liu Kun pasti mempunyai tujuan lain dalam mengadakan pesta per
jamuan ini. Saat ini semua pengawal Ling-ong sudah keluar. Yang
pasti hal ini mendatangkan kebaikan untuk Siau Cu yang ingin
menyelamatkan Lu Tan, tapi sama halnya juga bagi Liu Kun.
"Mengapa Tiang-lek Kuncu tidak terlihat?" Liu Kun tidak lupa
bertanya.
"Putriku tidak enak badan maka tidak datang. Harap Liukongkong jangan menyalahkan!" Ling-ong sangat sungkan.
"Ong-ya berkata terlalu berat!" Tawa Liu Kun bertambah
senang, "kalau tidak enak badan harus beristirahat. Bila Ong-ya
pulang nanti jangan lupa kirimkan salamku untuknya!"
"Benar-benar membuat Liu-kongkong khawatir, aku bersulang
dulu kepada Liu-kongkong, harap semua rencana Liu-kongkong
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan!" kata Ling-ong.
Perjalanan Menantang Maut 3 Kisah Si Rase Terbang Karya Chin Yung Hati Budha Tangan Berbisa 5

Cari Blog Ini