Ceritasilat Novel Online

Lonceng Merenggut Arwah 4

Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 4


manis.
Muka Peng Bin Koay-hiap tampak muram, dia ragu-ragu ingin mendengar perihal Siangkoan
Djie, manusia yang dibencinya itu. Tetapi akhirnya dia mengangguk juga.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
98 ?Baiklah Ho-jie.kau ceritakanlah segalanya, juga mengenai diri ayahmu itu, Siangkoan Djie,
aku akan mendengarkannya.? kata Peng Bin Koay-hiap.
Ho Ho jadi girang sekali. Dia memang bermaksud untuk menjelaskan segalanya dengan
seterang-terangnya, agar Peng Bin Koay hiap tidak menganggap ayahnya itu adalah orang yang
sedang dicarinya.
?Ayahku adalah seorang pengusaha yang membuka toko kecil, mempunyai seorang isteri dan
anak tunggal, yaitu diriku.dia tidak mengerti ilmu silat. dan juga biarpun tubuhnya tegap
sekali, namun tidak pernah ayah membicarakan perihal ilmu silat !? cerita Ho Ho. Dan dia juga
telah menceritakan, bagaimana ibunya telah meninggal, karena kesepian ayahnya menikah lagi
dengan orang wanita yang ternyata mempunyai sifat buruk, yang selalu menyiksa Ho Ho. Apa
lagi setelah ayahnya memperoleh anak pula dari perempuan itu, perlakuan ayahnya terhadap Ho
Ho jadi berubah, begitu bengis dan galak menyebabkan akhirnya Ho Ho melarikan diri dari
rumahnya.!
Semua keadaan keluarganya diceritakan dengan jelas oleh Ho Ho, keadaan rumahnya, keadaan
perabotan rumah tangganya, wajah ibu tirinya, bagaimana perangai ibu tirinya itu dan
segalanya.!
Peng Bin Koay-hiap mendengarkan dengan perasaan tidak menentu. Dan disamping itu, dia
juga jadi merasa heran sekali.
?Inilah aneh sekali !? kata Peng Bin Koay hiap kemudian setelah Ho Ho mengakhiri ceritanya.
?Apakah didalam dunia terdapat dua orang yang mempunyai nama begitu bersamaan??
?Banyak sekali, Lopeh," sahut Ho Ho. ?Untuk persoalan nama memang banyak yang sama,
sampai dua atau tiga orang, bahkan lebih lagi, masih bisa terjadi. Tetapi untuk muka seseorang,
itulah yang sulit sekali untuk dirubah ! Kalau memang Lopeh telah melihat ayahku, tentu paman
baru mengakui bahwa ayahku bukan orang yang sedang kau cari !?
Peng Bin Koay hiap tampak merenung sejenak, kemudian dia menghela napas.
?Sudahlah!" kata Peng Bin Koay-hiap akhirnya. ?Persoalan dendamku kepada manusia
bernama Siangkoan Djie itu akan kuurus nanti setelah aku sembuh.?
?Waktu kemarin aku bukannya tidak mau mengajak kau menemui ayahku, tetapi seperti telah
paman mendengar ceritaku, bahwa aku sedang mempunyai persoalan dengan keluargaku ! Maka
dari itu, kalau nanti memang Lopeh telah bertemu dengan ayahku dan melihat muka ayahku,
pasti Lopeh baru mengetahui dengan pasti, apakah ayahku memang orang yang sedang dicari
olehmu atau bukan !"
?Maka dari itu, biarlah persoalan kuurus nanti setelah aku sembuh. Sekarang yang penting aku
ingin merawat diriku dulu, karena luka didalam tubuhku cukup parah, ternyata kepandaian Sun
Tjiu Jung telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali."
?Siapakah Sun Tjiu Jung itu, Lopeh?!? tanya Ho Ho ingin mengetahui. ?Apakah orang yang
telah datang menyatronimu pada kemarin hari ?!"
Peng Bin Koay-hiap mengangguk dengan lesu, mukanya masih pucat dan muram sekali.
?Benar! Dia pun dapat kulukai, luka yang dideritanya itu tidak ringan, malah lebih berat kalau
dibandingkan dengan luka yang sedang kuderita ini, aku yakin didalam dua atau tiga tahun
belum tentu dia bisa menyembuhkan dirinya." sahut Peng Bin Koay hiap.
?Tetapi Lopeh, sebetulnya diantara kalian berdua terdapat permusuhan apakah, sehingga harus
bertempur mati-matian begitu ?" tanya Ho Ho didorong oleh perasaan ingin tahu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
99 Kembali Peng Bin Koay-hiap telah menghela napas, tampak dia berduka sekali.
?Sebetulnya kalau ingin diceritakan asal mulanya permusuhan antara diriku dengan Sun Tjiu
Jung, memang agak menyedihkan juga,? kata Peng Bin Koay-hiap akhirnya. ?Memang kalau
dipikir-pikir akulah yang telah bersalah !"
?Mengapa Lopeh (paman) berkata begitu ?" tanya Ho Ho jadi heran.
Kembali Peng Bin Koay-hiap jadi menghela napas pula.
?Sebetulnya antara diriku dengan Sun Tjiu Jung memang sejak masih muda telah terdapat
permusuhan, karena kami berdua sama-sama mencintai seorang wanita. Namun nasib Sun Tjiu
Jung ternyata lebih bagus dibandingkan dari diriku, dia berhasil mempersunting wanita itu dan
mengawininya, sedangkan aku jadi patah hati dan menaruh dendam terhadap manusia she Sun
itu. Akhirnya akupun menikah dengan Pek Lian Siang, isteriku yang telah dibunuh oleh
Siangkoan Djie." Peng Bin Koay-hiap mulai dengan ceritanya. ?Tetapi dengan tidak terduga,
nasib Sun Tjiu Jung buruk juga, waktu isterinya melahirkan anak mereka yang pertama, yaitu
anak laki-laki yang mungil, isterinya mati beranak, sehingga untuk selanjutnya Sun Tjiu Jung
jadi menduda. Sebetulnya aku tahu bahwa menyoraki orang yang sedang kesusahan adalah
suatu dosa dan tidak pada tempatnya, tetapi saat itu aku masih muda dan berdarah panas, maka
dari itu, setelah kalah dalam bersaing dengan Sun Tjiu Jung guna memperoleh wanita itu, aku
jadi sakit hati, mendengar kematian isteri Sun Tjiu Jung, aku jadi girang dan malah bersyukur,
sebab orang she Sun itu hanya dapat memiliki perempuan yang kucintai itu untuk sementara
waktu itu. Tetapi rupanya Sun Tjiu Jung memang benar-benar mencintai mendiang isterinya,
sejak kematian isterinya itu, dia tidak ingin menikah lagi, cintanya memang benar-benar tulus
dan suci, sehingga diam-diam mau tidak mau di dalam hati aku memujinya juga. Sampai
akhirnya menjelang lima tahun kemudian kami bertemu dimuka sebuah hutan, dimana aku
bertemu dengan Sun Tjiu Jung yang kala itu tengah gugup seorang diri disebabkan anaknya
yang telah berusia lima tahun itu tengah menderita sakit keras. Sedangkan disekitar tempat
tersebut sangat sepi sekali, tidak pernah ada yang melaluinya, karena hutan itu terkenal sangat
angker sekali. Lagi pula jarak ke kota untuk membeli obat sangat jauh sekali, terpisah kurang
lebih empat puluh lie untuk mencapai kota itu. Itulah sebabnya Sun Tjiu Jung sangat gugup dan
kelabakan sendiri, karena anaknya semakin parah saja keadaannya. Waktu melihatku, dia jadi
girang karena dia mengetahui bahwa aku selain mengerti ilmu silat, juga paham ilmu
pengobatan sedikit-sedikit. Dan aku sendiri waktu melihat keadaan anaknya segera aku
mengetahui bahwa penyakit anaknya itu tidak begitu membahayakan, cuma saja karena
keadaannya sudah terlalu parah, menyebabkan agak sulit untuk mengobatinya. Sun Tjiu Jung
telah mengiba-iba kepadaku agar aku mau mengobati anaknya itu, dia juga meminta agar
dendam dan sakit hatiku dihabiskan saja, karena toch wanita yang kami perebutkan itu telah
meninggal. Namun aku mana bisa menerima kenyataan itu. Malah dia menyinggung-nyinggung
persoalan wanita itu, ibu si anak, hatiku jadi tambah keras, aku jadi kukuh tidak ingin
menolongi bocah itu dari kematiannya, aku ingin melihat darah daging Sun Tjiu Jung menemui
kematian, agar sedikitpun dia tidak memperoleh apa-apa dari wanita yang sama-sama kami
cintai itu! Kalau selama bocah itu masih hidup, tentu dia masih lebih bahagia dariku, karena
dengan sendirinya dia masih memperoleh keturunan dari wanita yang kami cintai bersama itu.
Maka dari itu, muncul watak kejamku, aku tidak mau menolongi anaknya, hanya meninggalkan
tempat itu dengan sikap mengejek. Sun Tjiu Jung sangat kaget sekali melihat sikapku, dia jadi
ketakutan dan gugup, dia sampai berlutut-lutut, dan menangis meminta agar aku mau mengobati
anaknya itu. Biarpun dia harus kubunuh, asalkan anaknya itu ditolong. Namun memang saat itu
hatiku tengah dipenuhi oleh bisikan setan, dengan sendirinya hatiku jadi keras dan kukuh tetap
tak mau turun tangan menolongi jiwa si kecil itu. Benar-benar.Benar-benar waktu itu aku
jahat sekali.." dan Peng Bin Koay hiap menghentikan ceritanya, dia menghela napas,
wajahnya telah memperlihatkan perasaan menyesal yang sangat.
Ho Ho jadi terkejut mendengar cerita Peng Bin Koay-hiap. Itulah suatu kejadian yang hebat
sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
100 ?Jadi Lopeh tetap tidak menolongi jiwa anak kecil itu?" tanya Ho Ho dengan perasaan tegang.
Peng Bin Koay-hiap tertawa pahit.
?Tidak !? sahutnya dengan muka yang muram sekali. ?Aku tidak menolongi jiwa anak itu dari
cengkeraman elmaut, padahal saat itu hanyalah aku seorang diri yang bisa berhasil menyelamati
jiwa si bocah kecil anak Sun Tjiu Jung kalau memang kukehendaki !"
?Lalu.anak itu jadi mati didalam sakitnya ?" tanya Ho Ho tambah tegang.
?Benar ! Sun Tjiu Jung telah berlutut terus menerus diujung kakiku sambil menangis, dia juga
mengatakan bahwa dia rela kubunuh, asal aku mau mengobati penyakit anaknya itu,
menyelamati jiwa anak kecil yang masih suci dan belum mengenal apa artinya dosa? sahut
Peng Bin Koay-hiap. ?Namun dasar hatiku pada saat itu telah kemasukan setan dan iblis dari
neraka, aku telah berkeras tak mau mengobati dan malah telah meninggalkan ayah dan anak
ditempat itu.?
?Ohhhh.?" muka Ho Ho jadi agak pucat mendengar cerita Peng Bin Koay hiap.
Peng Bin Koay-hiap sendiri waktu mendengar seruan tertahan bocah ini, jadi menoleh dan
tertawa tawar.
?Kau tentu ingin menyebutku sebagai manusia paling kejam dipermukaan bumi ini, bukankah
begitu Ho-jie?" tanya Peng Bin Koay-hiap dengan muka yang muram. ?Dan kau tentu tidak
akan menyukai diriku, karena memang benar hatiku pada saat itu telah berubah menjadi hati
setan yang jahat sekali.?
Ho Ho hanya tertawa pahit tanpa mengatakan apa-apa, dia memang harus mengakui didalam
hatinya telah terdapat rasa tidak senang kepada perbuatan Peng Bin Koay-hiap. Sebab menurut
Ho Ho, biarpun Peng Bin Koay-hiap mempunyai dendam yang bagaimana besarnya terhadap
Sun Tjiu Jung, toch anaknya itu tidak berdosa apa-apa dan harus ditolong ?
?Itulah sebabnya maka Sun Tjiu Jung membenciku sampai ke tulang sumsumnya, setiap lima
tahun sekali dia mencariku, namun selalu saja dapat kurubuhkan.akhirnya sampai kemarin
yang terakhir kali dia menyatroni diriku, guna membalaskan sakit hatinya, dimana aku tidak
mengobati penyakit anaknya dikala puteranya itu tengah mendekati ajalnya"
?? Ho Ho merasakan tenggorokannya jadi kering sekali.
Peng Bin Koay-hiap telah menghela napas lagi. Mukanya tampak berduka.
?Sudahlah Ho-jie (anak Ho), semua penderitaan yang diderita oleh Sun Tjiu Jung baru bisa
kurasakan setelah akupun kematian isteriku, dibunuh oleh seorang bernama Siangkoan Djie itu !
Inilah yang disebut karma. Pembalasan memang datang terlampau cepat! Sebetulnya kemarin
kalau memang aku ingin membunuh Sun Tjiu Jung, hal itu dapat kulakukan, karena
kepandaianku sudah berada dua tingkat diatas orang she Sun itu, namun bayang-bayang
anaknya dan juga perasaan berdosa terhadap putera Sun Tjiu Jung yang tidak kutolong dari
cengkeraman elmaut, membuat aku jadi mengalah dan membiarkan dia hidup terus! Malah
nanti lima tahun lagi, kalau memang dia menyatroni diriku lagi, hmmmm, aku akan
membiarkan diriku dihajar mampus oleh dia." dan setelah berkata begitu, berulang kali Peng
Bin Koay-hiap menghela napas.
Ho Ho jadi terharu juga mendengar penyesalan dari Peng Bin Koay-hiap yang terakhir ini.
?Memang setiap orang menyesal dibelakang hari," kata Ho Ho seperti juga kepada dirinya
sendiri. ?Seperti aku melarikan diri dari rumah dan keluargaku, sebetulnya aku jadi agak
menyesal juga, karena toch begitu aku meninggalkan keluargaku, ternyata bukannya nasibkuTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
101 jadi lebih bagus, malah semakin buruk dan semakin menderita saja. dari hari ke hari aku
hanya menerima penderitaan saja !?
Peng Bin Koay-hiap memandang Ho Ho dengan sorot mata mengasihaninya, juga mukanya itu
bertambah muram saja.
?Aku sendiri telah menambah penderitaanmu saja, Ho-jie.." kata Peng Bin Koay-hiap dengan
suara yang perlahan. ?Oya.bagaimana dadamu yang terpukul olehku, apakah masih sakit ?"
Ho Ho hanya mengangguk tanpa menyahuti, karena memang benar, dadanya akibat terpukul
oleh tangan Peng Bin Koay-hiap, masih meninggalkan perasaan sakit yang tidak enteng.
?Cepatlah kau rogoh saku bajuku, keluarkan botol segi empat yang berwarna hijau, telankan tiga
butir obat yang ada didalamnya.obat itu sangat manjur sekali, tentu perasaan sakit didadamu
itu akibat pukulanku akan lenyap seketika juga!" kata Peng Bin Koay hiap.
Ho Ho hanya menuruti perintah Peng Bin Koay-hiap, dia merogoh saku jago tua itu, dia telah
mengeluarkan sebuah botol segi empat yang tidak begitu besar, dibukanya tutup botol tersebut,
dilihatnya didalam segi empat yang berwarna hijau itu terdapat duabelas butir pil kecil-kecil
yang berwarna hitam gelap.
?Telanlah tiga butir !? Peng Bin Koay hiap menganjurkan lagi.
Ho Ho mengambil tiga butir pil itu, kemudian dengan bantuan air ludahnya, dia telah menelan
ketiga pil tersebut.
?Apakah juga Lopeh ingin memakan pil ini ?? tanya Ho Ho.
?Tolong kau masukkan kemulutku tiga butir juga, Ho-jie.!" kata Peng Bin Koay-hiap dengan
lesu, karena dia memang tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya untuk sementara waktu,
lukanya terlalu parah.
Ho Ho cepat-cepat mengambilkan tiga butir pil hitam itu, memasukkan kedalam mulut Peng Bin
Koay-hiap.
Setelah menelan ketiga butir pil hitam itu, Peng Bin Koay-hiap memejamkan matanya, mungkin
juga dia ingin beristirahat guna memulihkan semangatnya.
Ho Ho sendiri yang telah menelan tiga butir pil hitam itu, kontan merasakan perut hangat sekali,
hawa hangat itu seperti juga menjalar keseluruh tubuhnya. Biarpun dadanya masih terasa sakit
namun berangsur-angsur perasaan sakit itu berkurang tidak sehebat tadi. Diam-diam Ho Ho jadi
mengagumi juga akan kemujaraban obat tersebut.
Sisanya yang tinggal enam butir lagi, telah dimasukkan kedalam botol segi empat tersebut,
memasukkan kedalam saku baju jago tua bermuka jelek itu.
Sesaat lamanya Peng Bin Koay-hiap memejamkan matanya, kemudian perlahan-lahan dia telah
membuka kelopak matanya lagi.
?Ho-jie.!? panggil Peng Bin Koay-hiap dengan suara yang lebih tegas dan napas yang tidak
memburu seperti tadi, juga pipinya telah berubah kemerah-merahan, rupanya akibat dari obat
yang ditelannya itu.
?Ada apa, Lopeh ?? tanya Ho Ho dengan cepat sambil mengawasi jago tua bermuka jelek yang
masih rebah dalam keadaan tidak berdaya itu.
?Apakah kau masih mempunyai niat untuk mengangkatku sebagai gurumu?" tanya Peng Bin
Koay-hiap lagi.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
102 Mendengar pertanyaan Peng Bin Koay hiap itu, Ho Ho jadi bimbang, dia tidak segera
menyahuti.
Melihat keraguan sibocah, Peng Bin Koay hiap telah menghela napas.
?Baiklah Ho-jie, aku mengerti perasaanmu, mungkin juga dihatimu telah mencela seluruh
perbuatanku, dan juga aku pernah menyakiti dirimu! Sudahlah, aku juga tidak akan memaksa
kau menjadi muridku, hanya saja, kalau memang Thian (Tuhan) masih memberikan kesempatan
hidup kepadaku, maka aku berjanji, begitu aku sembuh dari lukaku ini, segera akan kuturunkan
kau beberapa macam ilmu silat kelas utama, agar kelak kau bisa mempergunakannya untuk
menjaga dirimu dari penjahat-penjahat yang ingin mencelakai dirimu ! Kita tidak usah terikat
sebagai murid dan guru, tetapi kita boleh bersahabat ! Biarpun kau masih terlalu kecil namun
kulihat jiwamu baik sekali, karena biarpun kau telah kusakiti, toch kau masih mau mengulurkan
tanganmu menolongi jiwaku dari kematian, karena dihujani salju.! Aku benar-benar
berhutang budi terhadapmu, Ho-jie.!?
Ho Ho waktu mendengar perkataan Peng Bin Koay hiap jadi merasa malu sendirinya dia juga
jadi gugup.
?Bukan begitu maksudku, Lopeh.!" kata Ho Ho dengan cepat. ?Aku bukan keberatan untuk
mengangkat kau menjadi guruku, cuma saja sejak beberapa hari yang lalu mungkin Lopeh sudah
mengetahui isi hatiku, aku tidak mau mempelajari ilmu untuk berkelahi itu !"
Peng Bin Koay hiap tersenyum getir.
?Aku mengerti Ho-jie..? kata jago tua itu dengan suara yang lemah. ?Tetapi nanti biar
bagaimana kau harus menerima hadiahku yang akan menurunkan kau beberapa jurus ilmu silat,
karena kalau memang kau menolaknya, kalau aku mati tentu hatiku tidak akan puas dan aku
akan mati dengan mata tidak meram.?
Ho Ho jadi bingung dan hanya memandang bengong saja. Bocah ini tidak mengetahui apa yang
harus dikatakannya.
?Bagaimana Ho-jie. kau menerima usulku, bukan ?? tegur Peng Bin Koay hiap lagi waktu dia
melihat Ho Ho hanya berdiam diri saja.
Akhirnya Ho Ho mengangguk juga.
?Baiklah Lopeh.tetapi itupun akan kita lakukan setelah kau sembuh benar-benar,? sahut Ho
Ho akhirnya.
Mendengar sahutan Ho Ho, betapa girangnya hati Peng Bin Koay-hiap, terlihat mukanya itu
telah berseri-seri. Mulutnya juga tampak tersenyum girang.
Tetapi baru saja Peng Bin Koay-hiap mau berkata-kata lagi tiba-tiba sekali telah terdengar suara
langkah kaki kuda yang semakin lama semakin mendekati ke tempat itu. Juga didengar dari
bunyi tapak kaki kuda yang ramai itu, orang yang sedang mendatangi itu bukan seorang saja,
melainkan terdiri dari lima atau enam ekor kuda.
Muka Peng Bin Koay-hiap jadi berubah. ?Siapa yang telah datang kearah tempat ini, Ho-jie..?
Coba kau lihat kedepan sebentar !? kata Peng Bin Koay hiap dengan suara agak tergetar, karena
dia sedang dalam keadaan terluka, kalau sampai musuh yang menyatroni dirinya, pasti dengan
sendirinya dia tidak akan bisa memberikan perlawanan.
Ho Ho juga jadi heran dan agak bingung, siapakah orang-orang yang menunggang kuda itu yang
tengah mendatangi tempat itu, karena pada saat itu sedang turun hujan salju, jarang sekali ada
orang yang mau melakukan perjalanan diwaktu cuaca begitu buruk.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
103 Cepat-cepat Ho Ho berlari ke arah pintu, dia melongok keluar rumah.
Benar saja, di kejauhan tampak lima orang penunggang kuda tengah melarikan binatang
tunggangan mereka dengan cepat ke arah rumah ini. Kelima orang penunggang kuda tersebut
rata-rata mempunyai wajah yang menyeramkan sekali. Tampaknya mereka bengis dan kejam
sekali. Sepasang alis dari kelima orang tersebut rata-rata tebal dan berbentuk golok, sinar mata
mereka adalah ahli lweekhe (tenaga dalam), dan juga dipunggung mereka tampak tersoren
masing-masing sebatang golok Tan-to (golok besar yang pada gagangnya terukir kepala
harimau).
Cepat-cepat Ho Ho kembali ke dekat Peng Bin Koay-hiap dengan agak gugup.
?Lopeh.yang sedang mendatangi kemari terdiri dari lima penunggang kuda, muka mereka
menyeramkan sekali, tampaknya mereka juga bengis-bengis sekali !? menjelaskan Ho Ho kepada
jago tua bermuka rusak itu. ?Entah apa maksud mereka menuju ke arah kemari, apakah mereka
hanya ingin numpang berteduh saja dari serangan hujan salju ??
Peng Bin Koay hiap ketika mendengar penjelasan Ho Ho, tidak segera menyahuti. Hanya
tampak sepasang alisnya telah berkerut.
?Tidak mungkin mereka hanya sekedar ingin berteduh dari serangan hujan salju saja!?
katanya seperti juga mengoceh kepada dirinya sendiri. ?Karena tempat ini jarang sekali
dikunjungi orang ! Selama hampir dua tahun aku menetap dirumah ini, jarang sekali ada jagojago rimba persilatan yang singgah ! Siapakah kelima orang itu ??


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Belum lagi Ho Ho berkata-kata lagi, telah terdengar suara tapak kaki kuda itu semakin mendekat
saja.
Malah tidak lama kemudian, telah terdengar kelima penunggang kuda itu telah menghentikan
binatang tunggangan mereka tepat didepan rumah tersebut. Disusul oleh suara orang berkata
dengan suara yang parau sekali : ?Apakah bocah ini telah melarikan diri sampai dirumah ini ?!"
?Mungkin juga.! Kalau menurut keterangan dari nenek tua itu, bocah ini memang berada
disekitar tempat ini.!? terdengar suara yang lainnya telah menyahuti. ?Hayo kita periksa
rumah itu!" terdengar suara yang lainnya lagi, disusul oleh suara orang berlompat turun dari
kuda tunggangan mereka.
Hati Ho Ho jadi tegang sekali mendengar kata-kata orang-orang itu.
?Apakah aku yang sedang dicari mereka?" pikir Ho Ho dengan perasaan tergoncang.
o o O o o
PENG BIN KOAY HIAP sendiri jadi berubah mukanya.
?Cepat kau bersembunyi dikolong pembaringan itu, Ho-jiemereka datang untuk mencarimu !
Nenek tua yang mereka maksudkan itu pasti Ngo Tok Sian Lie (Dewi Lima Racun) Phang
Lin!" bisik Peng Bin Koay-hiap agak gugup.
Tetapi belum lagi Ho Ho sempat menggeser tubuhnya untuk bersembunyi dikolong
pembaringan seperti yang dianjurkan oleh Peng Bin Koay-hiap, dari luar telah menerobos masuk
lima sosok bayangan, segera juga tampak berdiri lima orang bertubuh tegap dengan muka yang
bengis menyeramkan, karena kelima lelaki yang telah menerobos masuk kedalam rumah itu
rata-rata mempunyai potongan tubuh yang kasar sekali.
Mata kelima orang ini juga telah menyapu seluruh ruangan dengan sorot mata yang tajam,
mereka melihat Peng Bin Koay-hiap yang tengah rebah diatas lantai dekat perapian, dan tampak
seorang bocah berusia sembilan tahun tengah duduk didekatnya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
104 Muka kelima orang itu tampak berubah jadi girang sekali.
?Benar ! Memang bocah itu ada disini !? teriak salah seorang diantara mereka.
Muka kelima orang itu jadi tambah bengis lagi.
?Bocah, apakah kau anaknya Siangkoan Djie?" tegur salah seorang sambil mendekati Ho Ho.
Melihat dirinya sudah tidak mungkin bisa menyingkir lagi, maka Ho Ho jadi batal untuk
mengelakkan pertemuannya dengan kelima orang ini. Dia telah mengangguk.
?Benar ! Nama ayahku memang Siangkoan Djie !" sahut Ho Ho dengan cepat.
Hati Peng Bin Koay hiap jadi mencelos mendengar Ho Ho begitu jujur mengakui keadaan
dirinya itu. Karena Peng Bin Koay hiap segera mengetahui urusan akan berekor panjang sekali.
?Bagus !? telah terdengar salah seorang diantara kelima orang itu berseru girang. ?Ternyata kau
seorang bocah yang cukup jujur ! Hayo bersiap-siaplah untuk ikut bersama-sama kami!?
Ho Ho tidak segera menyahuti, sepasang alisnya telah berkerut, matanya memandang tajam
kearah kelima orang itu bergantian.
?Apa maksud kalian ingin mengajakku?" tanya Ho Ho dengan tawar.
Salah seorang kelima orang bertubuh tegap dan bermuka menyeramkan, menyahuti : ?Kami
mempunyai suatu keperluan dengan kau.Kauwcu (ketua perkumpulan) kami ingin bertemu
dengan kau, nanti setelah menanyakan sesuatu kepadamu, kau akan kami antarkan pulang
kemari lagi.!?
Ho Ho tersenyum dingin.
?Hm.aku sudah tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Kauwcu (ketua perkumpulan) kalian!"
kata Ho Ho dengan tawar.
Muka kelima orang itu jadi berubah.
?Apa maksudmu bocah?" tegur salah seorang diantara mereka.
?Kauwcu kalian tentu ingin menanyakan dimana tempat tinggal ayahku ! Bukankah begitu ??
kata Ho Ho dengan cepat.
Kembali muka kelima orang tersebut berubah.
?Benar !? akhirnya salah seorang diantara mereka menyahuti. ?Kalau memang telah
mengetahui, itu memang lebih bagus lagi, tentu tidak akan mempersulit kami ! Nanti setelah kau
memberitahukan kepada Kauwcu kami dimana bersembunyinya ayahmu, Siangkoan Djie, maka
kau akan kami bebaskan ! Itu janji kami, dan kami dari Pek Mo Kauw (perkumpulan Iblis Putih)
tidak akan melanggar janji !"
Ho Ho tertawa dingin.
?Tetapi menyesal sekali. sekarang ini aku sedang repot merawat penyakit pamanku ini, maka
aku tidak bisa ikut bersama-sama kalian, karena pamanku ini sangat membutuhkan tenagaku.!
Kalian tinggalkan saja alamat kalian, biarlah nanti didalam beberapa hari aku akan segera
mendatangi markas kalian itu..!" kata Ho Ho kemudian dengan tawar.
Mendengar sahutan Ho Ho, kontan seketika itu juga wajah kelima orang dari perkumpulan Pek
Mo Kauw (perkumpulan Iblis Putih) berubah tambah bengis dan menyeramkan, mata mereka
juga telah memancarkan sorot yang tajam menakutkan.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
105 ?Biar bagaimana hari ini kami harus membawamu menghadap pada Kauw-cu kami, karena
kami telah menerima perintah, mau atau tidak, kau harus kami ajak bersama-sama menghadap
Kauw-cu kami sekarang juga ! Untung kalau memang kau mau menurut secara baik-baik, tetapi
kalau seumpamanya kau ingin membandel tidak bersedia untuk turut menghadap ke Kauw-cu
kami, hmmm, terpaksa kami akan menggunakan kekerasan guna membawa kau menghadap
Kauw-cu kami itu !? kata salah seorang diantara mereka dengan suara yang bengis.
Ho Ho tidak takut mendengar ancaman orang ini, si bocah malah telah tertawa dingin.
?Aturan dari mana kau pergunakan untuk memaksa aku untuk turut pergi menghadap Kauw-cu
kalian ?" tegur Ho Ho dengan mendongkol.
Kelima orang ini melengak sesaat, tadinya mereka duga si bocah tentu akan ketakutan begitu
melihat mereka, tetapi nyatanya malah bocah ini tampaknya berani sekali.
Tetapi ketika telah tersadar dari bengong mereka, kelima orang ini jadi tertawa dengan suara
yang menyeramkan sekali.
?Aturan dari mana maksudmu?" tanya salah seorang diantara mereka dengan suara mengejek.
?Sudah jelas peraturan dari Pek Mo Kauw !?
?Tetapi aku tidak bersedia untuk menemui Kauwcu kalian untuk saat-saat sekarang ini!" sahut
Ho Ho dengan tegas. ?Kalau memang kalian bermaksud mengundang diriku, mungkin masih
akan kupikirkan untuk didalam beberapa hari ini mengunjungi markas kalian ! Tetapi kalau
kalian ingin memaksa diriku, hmmm, biarpun harus mati, tetap saja aku tidak akan ikut
bersamamu !"
?Tarrrr !" tahu-tahu pecut kuda yang dicekal ditangan salah seorang kelima orang Pek Mo Kauw
ini melayang, dan ?Pletarrr?, telah menghajar bahu Ho Ho dengan keras, tampak tubuh Ho Ho
jadi terpental dan terguling-guling dengan menderita kesakitan. Cambuk kuda itu telah
menyambar dengan mengandung tenaga Lweekang yang kuat sekali.
Peng Bin Koay-hiap jadi terkejut sekali melihat kekasaran kelima orang ini yang sudah main
siksa terhadap diri si bocah.
?Tunggu! Hentikan!" bentak Peng Bin Koay-hiap dengan gusar. Untung saja saat itu Peng Bin
Koay-hiap tengah terluka parah sehingga dia tidak bisa menggerakkan kaki dan tangannya, coba
kalau tidak, dia tentu sudah menerjang memberikan hajaran keras terhadap kelima orang ini.
Orang yang memegang cambuk kuda itu, yang telah menghajar Ho Ho dengan mempergunakan
cambuk kudanya itu, menoleh memandang bengis kepada Peng Bin Koay hiap.
?Siapa kau ? Apakah kau ingin merasakan 'enak'nya cambukku ini ?? bentak orang itu dengan
bengis.
?Kalian adalah orang-orang Pek Mo Kauw dan aku mengenal Kauwcu kalian, yaitu Pek Houw
Sam Tjie (Harimau Putih berjari Tiga) Sam Toa Lo ! Pergilah kalian pulang, beritahukan
Kauwcu kalian itu, bahwa aku mengirim salam kepadanya! Kalau memang dia menginginkan
sesuatu keterangan dari bocah ini, suruhlah dia datang sendiri kemari !? kata Peng Bin Koay
hiap dengan suara yang dingin tidak mengandung perasaan apa-apa.
Muka kelima orang Pek Mo Kauw itu jadi berubah pucat, mereka tidak menduga sedikitpun
bahwa kakek bermuka jelek sekali itu bisa mengenal dan mengetahui nama serta gelaran dari
Kauw-cu mereka.
?Siapa kau, kakek jelek?" tegur salah seorang diantara mereka akhirnya, sambil menggoyanggoyangkan cambuk kudanya dengan sikap yang angkuh dan sombong sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
106 Peng Bin Koay hiap tertawa tawar.
?Untung saja kedatangan kalian disaat aku sedang terluka begini, coba kalau tidak, aku akan
memberikan pelajaran mencopoti seluruh gigi-gigi kalian itu !? kata Peng Bin Koay-hiap dengan
suara yang dingin dan bengis. ?Sampaikan kepada Sam Toa Lo, bahwa aku Peng Bin Koay-hiap
mengirimkan salam kepadanya !?
Mendengar bahwa kakek bermuka jelek ini adalah Peng Bin Koay-hiap, yang namanya telah
menggegerkan dunia persilatan, dan terkenal akan kepandaiannya yang tinggi luar biasa, muka
kelima orang Pek Mo Kauw jadi berubah hebat.
?Ohhhh.kiranya Peng Bin Koay hiap Loocianpwee!" kata mereka hampir berbareng, dan
sikap angkuh mereka seketika itu juga lenyap.
?Cepat kalian menggelinding enyah dari hadapanku !" bentak Peng Bin Koay-hiap dengan suara
yang bengis. Dia sengaja tidak memperlihatkan bahwa dirinya sedang terluka berat, sebab kalau
memang kelima orang Pek Mo Kauw ini mengetahui dirinya sedang terluka parah, pasti
keadaan akan berubah membahayakan dirinya dan Ho Ho. Mereka berlima tentu akan
mempergunakan kesempatan yang baik itu untuk membunuhnya.
Muka kelima orang Pek Mo Kauw jadi berubah tidak enak dilihat, mereka memandang Peng
Bin Koay-hiap dengan keadaan serba salah. Mereka mengetahui bahwa kepandaian Peng Bin
Koay-hiap sangat tinggi sekali, mereka tidak mungkin bisa menghadapi kepandaian jago tua
bermuka rusak itu.
Salah seorang diantara mereka setelah berdiam sesaat telah melangkah maju.
?Peng Bin Koay-hiap Loocianpwee, sebetulnya kami memang ingin menghormati dan
mematuhi setiap perkataanmu. Namun kali ini keadaan kami benar-benar sulit sekali, kami
sedang menerima perintah dari Kauw-cu kami, maka mau atau tidak kami harus tetap
membawa bocah itu menghadap kepada Kauwcu kami, karena Kauw-cu kami mempunyai
sedikit persoalan dengan bocah tersebut."
?Hmmaku tidak mengijinkan kalian membawa bocah itu !" bentak Peng Bin Koay-hiap
dengan suara yang tegas.
Muka kelima orang itu jadi berubah lagi, mereka berdiri dengan kikuk.
?Kami berjanji akan membawa bocah ini kembali kepada Peng Bin Koay-hiap Loocianpwee
tanpa kekurangan sesuatu apapun.!" kata salah seorang Pek Mo Kauw itu akhirnya
memberikan janjinya.
?Tidak! Biar apa saja selama aku berada disini, tetap aku tidak memberikan ijin kalian
membawa Ho-jie!" sahut Peng Bin Koay-hiap dengan mendongkol. ?Biarpun Kauwcu kalian
sendiri yang datang kemari, tetap aku tidak akan mengijinkan Kauw-cu kalian itu membawa
bocah ini! Hayo cepat menggelinding enyah !"
Kelima orang Pek Mo Kauw jadi mendongkol juga.
?Peng Bin Koay-hiap Loocianpwee, kami harap kau tidak mempersulit kami !? kata salah
seorang diantara mereka lagi. ?Kami memang mau menghormati kau si orang tua, namun kalau
memang kau tetap ingin mempersulit diri kami, kami jadi tidak tahu harus melakukan apa,
karena biar bagaimana kami telah menerima perintah Kauw-cu kami, kalau kami pulang dengan
tangan kosong pasti kami akan celaka dihukum oleh Kauwcu kami !"
Hati Peng Bin Koay-hiap jadi tegang juga, dia mengerti, dengan kata-katanya itu orang Pek Mo
Kauw tersebut sama saja mau mengartikan, kalau memang Peng Bin Koay hiap inginTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
107 merintangi mereka, maka mereka berlima akan mengadakan perlawanan terhadap diri jago tua
bermuka jelek ini. Berarti kalau hal ini terjadi, pasti akan membahayakan dirinya Ho Ho, karena
ia sedang dalam keadaan terluka, sedangkan Ho Ho memang tidak mengerti sedikit pun ilmu
silat.
Tetapi Peng Bin Koay-hiap tidak kekurangan akal, dengan cepat dia mengempos sisa tenaga
yang masih ada pada dirinya, tahu-tahu dia mengayunkan tangannya 'brakkkkk !' telah
menghajar meja yang ada didekatnya, meja itu ambruk menjadi hancur, dan Peng Bin Koayhiap pura-pura marah memperlihatkan muka yang bengis sekali.
?Kalian mau menyingkir atau tidak! Benar-benar keparat sekali ! Kalau memang kalian tidak
mau cepat-cepat menggelinding enyah dari hadapanku, batok kepala kalian akan kuhancurkan
seperti meja ini !" bentak Peng Bin Koay-hiap dengan suara yang mengguntur.
Muka kelima orang Pek Mo Kauw jadi berubah pucat waktu melihat meja kayu jati yang kuat
begitu telah dapat dihajar hancur oleh satu pukulan dari Peng Bin Koay hiap. Mereka memang
jeri untuk berurusan dengan jago tua bermuka jelek ini, tetapi mereka juga tidak bisa tidak
menjalankan tugas yang diberikan oleh Kauw-cu mereka guna membekuk Ho Ho. Maka dari
itu, mereka jadi berdiri ragu-ragu.
Dilihatnya oleh mereka Ho Ho telah merangkak bangun dengan pandangan mata berkunangkunang, tampaknya si bocah menderita kesakitan yang hebat pada bahunya yang telah kena
dihajar oleh cambuk ditangan salah seorang mereka berlima.
?Peng Bin Koay hiap loocianpwee.." kata salah seorang diantara mereka dengan agak gugup.
?Kalian mau cepat-cepat menyingkir atau tidak ?" bentak Peng Bin Koay-hiap memotong
perkataan orang itu. ?Apakah kalian mau memaksa agar aku yang melemparkan kalian satu
persatu dari ruangan ini?!"
Muka kelima orang Pek Mo Kauw jadi berubah lagi, tidak sedap untuk dipandang. Mereka
mendongkol berbareng gusar.
Tetapi, salah seorang diantara mereka tiba-tiba melihat napas Peng Bin Koay-hiap agak
memburu setelah menghajar meja itu, dan juga mukanya pucat pasi, serta badannya tampak
tidak bergerak-gerak lagi, seperti juga kehabisan tenaga. Dia jadi bercuriga dan juga orang ini
mau menduga bahwa Peng Bin Koay-hiap pasti sedang terluka berat, karena kalau tidak pasti
jago tua bermuka jelek ini sudah berdiri untuk melabrak mereka berlima, karena Peng Bin Koayhiap terkenal akan keangkuhan hatinya.
Cepat-cepat dia membisikkan sesuatu kepada keempat kawannya, dan muka keempat orang
kawannya itu jadi berubah girang.
Peng Bin Koay hiap berdetak hatinya menjadi tegang melihat gelagat yang tidak baik bagi
dirinya dan Ho Ho ini. Dia dapat menduga apa yang telah dikisikkan oleh orang itu kepada
keempat kawannya, mungkin juga dia telah dapat melihat bahwa diri jago tua ini sedang terluka
berat.
?Kalian mau menyingkir atau tidak, heh ? Apakah mau kupecahkan batok kepala kalian satu
persatu ?" sengaja Peng Bin Koay hiap mengancam begitu sambil memperlihatkan muka yang
bengis sekali.
Tetapi kelima orang itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin.
?Peng Bin Koay-hiap Loocianpwe, kami dengan kau tidak mempunyai permusuhan apa-apa,
maka dari itu, pihak kami juga tidak ingin mempersulit dirimu si orang tua ! Kami lihat kau
sedang terluka cukup parah, maka janganlah terlalu mengumbar tenaga dan ketenangan hatimu,TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
108 bisa mencelakai dirimu ! Kami hanya ingin ?meminjam? bocah itu sebentar saja, dan kau jangan
coba-coba menghalangi kami, karena kalau kami sudah berubah pikiran, hmm, kami tentu tidak
akan memandang segi persahabatan antara Peng Bin Koay-hiap Locianpwee dengan kauw-cu
kami yang telah terjalin baik !? dan setelah berkata begitu, orang Pek Mo Kauw tersebut telah
menoleh kepada Ho Ho yang kala itu telah berhasil berdiri dan tengah memandang kelima orang
Pek Mo Kauw dengan sinar mata mengandung kemarahan yang sangat.
?Hei bocah! Cepat kau bersiap-siap untuk ikut bersama-sama kami menghadap kauw-cu kami
guna memberikan keterangan dimana beradanya ayahmu orang she Siangkoan itu.!? bentak
orang Pek Mo Kauw tersebut.
Ho Ho memang sedang gusar karena dirinya tadi telah kena dicambuk oleh orang tersebut, dan
ketika dia mendengar perkataan orang itu, hatinya jadi tambah gusar.
?Manusia-manusia iblis jahat.!" bentak Ho Ho dengan penuh kemarahan dan mata yang
terpentang lebar-lebar mendelik kepada kelima orang Pek Mo Kauw. ?Biarpun aku harus mati,
tidak nantinya akan kuturuti keinginan kalian itu !"
?Taaarrrr !? telah terdengar suara cambuk ditangan orang itu memecahkan udara diruangan
tersebut, mengenai bahu Ho Ho lagi, sehingga si bocah jadi terjungkal lagi dengan menderita
perasaan sakit yang luar biasa sekali. Tetapi dari mulutnya tidak mengeluarkan suara jeritan
sedikitpun, dia hanya kaget dan menderita kesakitan saja dan telah terguling-guling
menyebabkan dadanya sakit pula.
Kemarahan dihati Ho Ho jadi tambah meluap.
Tetapi belum lagi dia dapat merangkak bangun, tampak cambuk orang Pek Mo Kauw itu telah
bergerak lagi dengan cepat. ?Tarrr ! cambuk itu telah menghajar pula pinggang Ho Ho, suara
cambuk mengenai kulit seperti juga pekik setan.
Hal ini tentu saja mengejutkan sekali Peng Bin Koay-hiap.
?Tahan.!? bentak Peng Bin Koay-hiap dengan murka dan tubuhnya sampai menggigil. Coba
kalau dia tidak sedang terluka parah begitu, pasti Peng Bin Koay-hiap telah menerjang kearah
kelima orang Pek Mo Kauw dan memberikan hajaran yang keras kepada mereka.
Tetapi orang Pek Mo Kauw itu sudah tidak mau memperdulikan Peng Bin Koay-hiap, mereka
malah telah memperdengarkan suara tertawa mengejek.
?Kau mau ikut dengan kami atau tidak, heh?? bentak salah seorang diantara mereka lagi kepada
Ho Ho.
?Tidak! Tidak! Biar sampai mati aku tidak mau menuruti keinginan kalian !? teriak Ho Ho
dengan kalap dan menderita kesakitan yang luar biasa sekali.
?Tarrrrrr !? terdengar cambuk orang itu telah menghajar tubuh Ho Ho yang terguling-guling
diatas lantai ruangan tersebut dengan penuh rasa sakit, sakit tubuhnya dan sakit pula hatinya.
?Tarrrrrr! Tarrrrrr! Tarrrrrr!'' menyusul tiga orang Pek Mo Kauw yang lainnya telah menghajar
lagi kepada Ho Ho.
Hebat sekali penderitaan Ho Ho, sehingga dia menderita kesakitan yang luar biasa sekali, tetapi
anehnya, saking keras hati, bocah tersebut biarpun menanggung rasa kesakitan yang hebat itu,
tetap saja tidak mau mengeluarkan jeritan ketika tersiksa begitu macam!
?Kau mau ikut atau tidak?" bentak dua orang Pek Mo Kauw hampir berbareng.
?Tidak !"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
109 ?Tarrrrrr !"
?Kau mau ikut atau tidak?"
?Kalian manusia-manusia berhati iblis dan jahat sekali! Iblis jahat !" teriak Ho Ho dengan kalap.
?Tarrrrrr !"
Tubuh Ho Ho jadi terguling-guling dan menderita kesakitan sekali, kulitnya yang terhajar oleh
cambuk kelima orang Pek Mo Kauw itu silih berganti telah pecah disana-sini, bajunya juga
hancur, karena kelima orang itu mengayunkan cambuknya menghajar Ho Ho dengan disertai
oleh tenaga dalamnya.
Hati Peng Bin Koay hiap jadi sakit sekali menyaksikan penderitaan Ho Ho. Dia mengempos


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semangatnya yang terakhir, namun tetap saja tidak berhasil. Jago tua ini tetap rebah tidak bisa
menggerakkan kaki dan tangannya, sehingga Peng Bin Koay-hiap cuma berteriak-teriak:
?Tahan.Tunggu dulu ! Ohhhh, akan kuhajar mampus kalian!"
Tetapi kelima orang Pek Mo Kauw itu tidak mau meladeni Peng Bin Koay hiap.
Malah hati kelima orang Pek Mo Kauw itu jadi tambah besar dan berani, sebab mereka melihat
biarpun Peng Bin Koay-hiap berteriak-teriak ingin membunuh mereka, toch Peng Bin Koay-hiap
tidak pernah bergerak untuk bangun berdiri melancarkan serangan terhadap diri mereka.
Seketika itu juga kelima orang Pek Mo Kauw jadi yakin bahwa Peng Bin Koay hiap tentunya
tengah terluka berat. Itulah yang telah membuat mereka tambah berani saja.
Malah salah seorang diantara kelima orang ini telah menoleh kearah Peng Bin Koay hiap disaat
jago tua bermuka jelek tersebut berteriak-teriak dengan suara yang penuh kegusaran. Tahu-tahu
tangan orang Pek Mo Kauw yang seorang ini telah bergerak mengayunkan cambuknya, maka
terdengar suara 'tarrrrrrrr!? yang keras sekali, lalu disusul oleh suara jeritan mengaduh dari Peng
Bin Koay-hiap, sebab cambuknya itu telah mampir tepat sekali menghajar mulut Peng Bin Koayhiap.
?Kalau memang kau masih banyak bacot, bukan mulutmu saja yang akan kami hajar, tetapi
kaupun akan mengalami sama seperti bocah jadah ini !? bentak orang Pek Mo Kauw itu.
Peng Bin Koay-hiap jadi murka bukan main, tubuhnya menggigil menahan perasaan murkanya
itu. Dia gusar tetapi tidak berdaya, menyebabkan dadanya seperti mau meledak.
?Kalian bangsat-bangsat kecil.kalau memang aku telah sembuh dari lukaku ini, hmmmm, aku
mau lihat sampai dimana Pek Mo Kauw bisa melindungi jiwa anjingmu ini !" bentak Peng Bin
Koay-hiap dengan kemurkaan yang sangat.
?Kakek sial !? bentak dua orang Pek Mo Kauw dengan berbareng, tahu-tahu tangan mereka
telah berbareng secara beruntun mengayunkan cambuk-cambuk ditangan mereka, terdengar
suara nyaring 'tar! Tarrrrr! Tarrrrrr!' beberapa kali, muka dan tubuh Peng Bin Koay hiap telah
terhajar oleh cambuk kedua orang Pek Mo Kauw ini berulang kali secara beruntun.
Peng Bin Koay hiap jadi menderita kesakitan yang luar biasa. Dia sedang terluka didalam, dan
sekarang dirinya secara bertubi-tubi telah kena cambukan dari kedua orang Pek Mo Kauw,
menyebabkan dia gusar bukan main. Tetapi selain gusar, dia tidak berdaya untuk melakukan
sesuatu.
Berulang kali Peng Bin Koay-hiap mengempos semangat murninya, tetapi selalu saja setiap kali
semangat murninya itu hampir berkumpul di Tan-tian, tiga dim dibawah pusarnya, maka tenaga
murninya itu telah buyar kembali, tidak bisa dikendalikan ! Itulah sebabnya, biarpun Peng Bin
Koay hiap sedang dalam keadaan murka, toch dia tetap tidak berdaya untuk menyalurkanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
110 tenaga dalamnya tersebut.
Dengan sendirinya, jago tua yang tadinya terkenal sangat kosen dan sangat ditakuti oleh orangorang rimba persilatan ini, jadi seperti sebuah boneka yang tidak berdaya sama sekali.
Coba dalam keadaan biasa, pasti kelima orang Pek Mo Kauw ini dengan mudah dapat dibunuh
oleh Peng Bin Koay-hiap.
Ho Ho kala itu telah berguling-guling diatas lantai dengan menderita kesakitan yang luar biasa.
Pandangan matanya juga berkunang-kunang.
Tetapi dua orang Pek Mo Kauw lainnya masih sengaja melakukan penyiksaan dengan cambuk
mereka, karena mereka penasaran sekali melihat sikap kepala batu dari bocah tersebut.
Orang-orang Pek Mo Kauw tersebut percaya dengan dihajarnya terus menerus, pasti akhirnya
Ho Ho akan menyembah-nyembah meminta ampun. Sebetulnya kalau memang orang-orang
Pek Mo Kauw ini ingin membawa Ho Ho secara paksa, itupun bisa dilakukan dengan mudah,
karena Ho Ho memang tidak mempunyai kepandaian apa-apa, selain usianya terlalu kecil, juga
tenaganya tidak ada. Peng Bin Koay-hiap sendiri sedang dalam keadaan terluka parah begitu,
menyebabkan kelima orang Pek Mo Kauw tersebut dapat saja melakukan apa yang mereka ingin
lakukan!
Tetapi disebabkan perasaan penasaran pada hati mereka berlima, menyebabkan kelima orang
Pek Mo Kauw tersebut telah melakukan penyiksaan terus terhadap Ho Ho dengan
mempergunakan cambuk mereka.
Tubuh Ho Ho telah pecah-pecah tidak keruan, mukanya juga telah dilumuri oleh darah merah
yang segar, sebab beberapa kali cambukan dari orang-orang Pek Mo Kauw tersebut telah
menghajar muka Ho Ho. Kulitnya pecah, menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa, dan juga
mengeluarkan darah yang tidak sedikit.
Saat itu keadaan Ho Ho sama saja seperti seekor anjing yang tengah disiksa oleh tuannya.
Tetapi dasar Ho Ho memang seorang anak yang badung, keras hati dan selalu tidak mau
diperlakukan kasar, dia sedikit pun tidak mengeluarkan jeritan, malah hanya menggigit bibirnya
keras-keras sampai berdarah, bocah ini cuma terguling-guling terus akibat terpental oleh kuatnya
hajaran cambuk dari orang-orang Pek Mo Kauw tersebut, yang mengandung tenaga lweekang
yang kuat.
Biar bagaimana kuatnya daya tahan tubuh Ho Ho, toch tetap saja dia hanya seorang bocah
belaka, maka dengan sendirinya ketika sampai hajaran yang terakhir dari salah seorang Pek Mo
Kauw itu, si bocah mengeluarkan suara keluhan pendek, kemudian jatuh pingsan tidak sadarkan
diri.
?Sudah. kita bawa saja ke Kauw-cu !" kata salah seorang Pek Mo Kauw dengan suara yang
nyaring.
?Tunggu dulu ! Bocah ini benar-benar keparat sekali ! Biarpun telah kita siksa begitu macam,
toch tetap saja dia tidak mau menyerah ! Aku penasaran ! Mari kita bangunkan dia dari
pingsannya, dan kita siksa lagi, sampai dia mau minta ampun, baru kita membawanya
menghadap ke Kauw-cu !" kata salah seorang yang lainnya, yang hatinya penasaran sekali
melihat kekerasan hati si bocah.
?Benar !" menimpali yang lainnya.
Maka tampak salah seorang Pek Mo Kauw telah melompat dengan gesit pergi mencari air, lalu
dia telah kembali tidak lama kemudian dengan ditangannya menenteng satu ember air.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
111 Disiramkannya ke muka Ho Ho.
Ho Ho tersadar dengan gelagapan, karena hidungnya dan mulutnya kemasukan air juga. Lagi
pula luka-lukanya dimuka dan ditubuhnya yang kena siraman air itu jadi menimbulkan perasaan
yang pedih bukan main. Si bocah jadi tidak bisa menahan perasaan perih itu, biar bagaimana dia
hanyalah seorang anak kecil berusia sembilan tahun, maka dia jadi merintih dengan suara yang
menyayatkan hati!
?Hahahahahaha..!" kelima orang Pek Mo Kauw jadi tertawa gelak-gelak mendengar Ho Ho
merintih, mereka girang sekaii, sebab baru kali ini mereka mendengar Ho Ho merintih.
?Tadi dia tetap bertahan tidak mau merintih, dan sekarang akhirnya dia merintih juga ! Hmm,
tidak lama lagi tentu dia akan menjadi seperti seekor anjing menyembah-nyembah kita untuk
meminta-minta ampun.!" kata salah seorang diantara kelima orang Pek Mo Kauw tersebut.
Membarengi dengan perkataannya itu, tangannya telah bergerak diayunkan lagi, dan 'tarrrr !?
cambuknya telah menghajar punggung Ho Ho lagi, sehingga si bocah sampai menggeliat
merasakan tulang punggungnya seperti juga mau copot terlepas. Dia menderita kesakitan yang
hebat sekali, dari mulutnya hanya terdengar suara 'ngggeeek!' saja, lalu menggeliat-geliat
perlahan, seperti juga ikan yang menggelepar dipasir.
Salah seorang diantara kelima Pek Mo Kauw mengayunkan tangannya lagi, cambuk
ditangannya telah bergerak cepat dan bertenaga sekali, berbunyi 'tarrr !' nyaring luar biasa,
kemudian disusul oleh suara 'peletarrrr !', Ho Ho merasakan punggungnya sakit lagi. Kemudian
saling susul tubuhnya telah dihajar pulang pergi oleh cambuk-cambuk kelima orang ini.
Perasaan sakit yang bukan main menusuk sampai ke tulang sumsumnya, telah membuat si
bocah menderita kesakitan yang bisa mematikan, karena kulit-kulit ditubuhnya telah pecah dan
robek akibat cambukan kelima orang Pek Mo Kauw tersebut.
Peng Bin Koayhiap yang rebah dalam keadaan tidak berdaya, jadi murka bukan main melihat
kelima orang Pek Mo Kauw telah menyiksa Ho Ho begitu macam. Darahnya meluap, dia
merasa kasihan sekali terhadap kesengsaraan yang diderita oleh Ho Ho.
Terakhir ketika Peng Bin Koay-hiap waktu melihat salah seorang diantara kelima orang Pek Mo
Kauw tersebut telah mengayunkan cambuknya lagi kearah Ho Ho, dengan cepat Peng Bin
Koayhiap mengempos semangatnya, dia mengerahkan seluruh sisa tenaganya, tahu-tahu dengan
nekad dan dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, tampak tubuh si kakek
bermuka jelek ini melayang, sambil melompat begitu tangannya bergerak menghajar kearah
kelima orang Pek Mo Kauw.
Kelima orang Pek Mo Kauw jadi terkejut sekali waktu mereka melihat Peng Bin Koay-hiap
berhasil melompat tinggi dan melancarkan serangan kearah mereka.
Tapi karena kelima orang ini mengetahui bahwa Peng Bin Koay hiap tengah terluka, mereka
jadi tidak jeri. Malah kelima cambuk mereka telah bergerak dengan disertai tenaga lweekang.
Lima bagian tubuh Peng Bin Koay hiap terhajar cambuk itu, malah salah satu cambuk telah
menghajar batok kepalanya sampai batok kepala itu jadi rengat dan mengalirkan darah merah
dan membasahi wajahnya, keadaan Peng Bin Koayhiap jadi mengerikan sekali.
Peng Bin Koayhiap telah ambruk diatas lantai lagi, menggeliat-geliat tanpa bisa mengeluarkan
suara rintihan. Tadi dia telah mengerahkan seluruh tenaganya yang ada padanya, saking
murkanya dia sudah tidak memperdulikan luka didalamnya, maka begitu dia mengerahkan
seluruh tenaganya yang masih ada padanya, membuat seluruh jalan darahnya jadi pecah, apa
lagi batok kepalanya terhajar oleh cambuk dari salah seorang Pek Mo Kauw, membuat keadaan
Peng Bin Koay hiap parah sekali.
Tetapi serangan yang dilancarkan oleh Peng Bin Koay-hiap juga tidak cuma-cuma, karena duaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
112 orang diantara kelima orang Pek Mo Kauw itu telah terpental terpelanting bergulingan dilantai,
mereka juga terluka cukup hebat. Namun, karena tadi Peng Bin Koay-hiap sedang dalam
keadaan terluka, membuat tenaganya tidak sekuat seperti biasa, sehingga serangannya itu tidak
sampai mematikan lawannya !
Dengan cepat kedua orang Pek Mo Kauw yang terkena serangan Peng Bin Koay-hiap telah
bangun berdiri dengan sempoyongan, dengan gusar mereka mengayunkan cambuk mereka,
sehingga terdengar suara 'tarr ! tarrr !' cambuk itu menghajari tubuh Peng Bin Koay-hiap.
Tubuh Peng Bin Koay-hiap menggeliat sesaat, kemudian napasnya terhenti, jiwanya melayang !
Jago tua bermuka jelek ini akhirnya menemui kematiannya!
Ho Ho yang sedang menderita kesakitan hebat itu, tengah menggeliat-geliat berusaha untuk
berdiri, dan dia melihat, betapa Peng Bin Koay-hiap disiksa begitu kejam oleh kelima orang Pek
Mo Kauw, menyebabkan darahnya jadi meluap. Apa lagi dilihatnya tubuh Peng Bin Koay-hiap
akhirnya mengejang, tidak berkutik lagi, hati Ho Ho jadi sakit sekali, dia mengetahui bahwa
tentunya Peng Bin Koay hiap telah menemui kematiannya !
Malah, salah seorang dari Pek Mo Kauw telah mencabut pedangnya, tampaknya dia belum puas
melihat kematian Peng Bin Koay-hiap itu, ditusukkan pedangnya beberapa kali didada mayat
Peng Bin Koay-hiap !
Tubuh Ho Ho menggigil murka bukan main, tetapi bocah ini tidak berdaya sama sekali, karena
dirinya sendiri untuk berdiri saja tidak sanggup.
Sedang Ho Ho dalam keadaan marah dan kesakitan begitu, terdengar suara 'tarrrrrr !? lagi yang
keras luar biasa, disusul oleh perasaan sakit dipunggung Ho Ho, tampak tubuh bocah yang
sudah tidak berdaya ini berguling-guling dan kulit dipunggungnya jadi pecah lebih lebar !
Pandangan mata Ho Ho berkunang-kunang, tubuhnya gemetar saking menahan perasaan sakit
yang bukan main, setelah mengeluarkan keluhan kecil, karena terlampau menderita kesakitan
yang hebat, akhirnya Ho Ho jatuh pingsan lagi !
Tetapi rupanya kelima orang Pek Mo Kauw ini masih belum puas, mereka menyiram muka Ho
Ho dengan air. Luka-luka ditubuh dan muka Ho Ho yang terkena siraman air tersebut
menimbulkan perasaan pedih yang bukan main! Dia tersadar dengan mulut merintih dan pikiran
yang telah melayang-layang, seperti dalam keadaan sadar dan tidak, terlambung seperti ke udara
luar, terapung-apung antara kegelapan.
Setelah melihat bocah ini memang benar-benar dalam keadaan tidak berdaya, kelima orang Pek
Mo Kauw itu mengeluarkan suara tertawa yang bengis, kemudian salah seorang diantara mereka
telah mengikat kedua tangan Ho Ho dengan seutas tambang yang panjang sekali. Ujungnya
dipegang oleh orang Pek Mo Kauw itu. Mereka kemudian menyeret Ho Ho keluar dari dalam
rumah itu.
Dibawah hujan salju yang masih turun cukup deras, kelima orang Pek Mo Kauw ini telah
melompat keatas kuda mereka masing-masing dan melakukan perjalanan dengan menyeret Ho
Ho. Si bocah sedang kehabisan tenaga, untuk berdiri saja sudah tidak kuat, maka begitu dia terseret
keras, dia jadi terjerembab dan terseret oleh orang Pek Mo Kauw tersebut. Tubuhnya terseret di
jalanan yang tertutup salju ! Kasihan bocah ini !
Penderitaannya luar biasa sekali ! Malah luka-lukanya akibat cambukan dari kelima orang Pek
Mo Kauw itu telah menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa sekali, waktu dirinya terseret,
dengan menggeretek giginya, Ho Ho berusaha untuk berdiri dan dengan tubuh yang
sempoyongan terseret mengikuti jalannya kelima orang Pek Mo Kouw tersebut.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
113 Darah telah memenuhi muka dan tubuh Ho Ho, keadaannya benar-benar mengenaskan sekali.
Bajunya sudah koyak-koyak tidak keruan, tidak menyerupai baju lagi.
Biar bagaimana kuatnya tubuh bocah tersebut, toch dia hanyalah seorang anak kecil yang
mempunyai kekuatan sangat terbatas sekali. Setelah mengalami siksaan-siksaan yang begitu
hebat, dengan sendirinya berulang kali dia jatuh pingsan.
Setiap kali Ho Ho pingsan, tentu salah seorang kelima orang Pek Mo Kauw itu turun dari kuda
tunggangannya, dia menyiram muka Ho Ho dengan mempergunakan salju yang telah dicairkan
menggunakan lweekangnya. Dan mereka ingin menyaksikan Ho Ho menderita dalam keadaan
sadar, sebab menurut anggapan mereka, kalau memang mereka menyeret Ho Ho dalam keadaan
pingsan, tentu penderitaan itu kurang begitu hebat bagi diri si bocah! Itulah hebatnya
kesengsaraan yang diderita Ho Ho, karena dia harus merasakan kesakitan yang hebat sekali!
Pertama-tama memang Ho Ho masih bisa bertahan terus, dia lalu tersadar lagi setelah disiram
mukanya oleh cairan salju yang telah dilumeri oleh orang Pek Mo Kauw mempergunakan
lweekangnya. Tetapi karena penderitaan itu terlampau hebat maka akhirnya Ho Ho jatuh
pingsan tidak tersadar lagi.
Setelah disiram mukanya beberapa kali dan Ho Ho tetap tidak sadarkan diri, akhirnya kelima
orang Pek Mo Kauw menyeret Ho Ho seperti juga menyeret seekor anjing dibelakang kuda
tunggangan mereka !
Benar-benar kejam kelima orang Pek Mo Kauw ini, penyiksaan yang mereka lakukan itu benarbenar diluar perikemanusiaan dan terlampau jahat !
o o O o o
KETIKA HO HO tersadar dari pingsannya dia mendapatkan kenyataan dirinya yang mana
kedua tangannya tergantung keatas, karena diikat sehingga keadaan dirinya dalam keadaan
berdiri. Coba kalau memang kedua tangannya itu tidak tergantung oleh tambang pengikat yang
menggantungnya tinggi-tinggi pasti Ho Ho sudah tidak kuat untuk berdiri.
Keadaan sekitar tempat itu gelap sekali dan Ho Ho merasakan bau apek, disamping bau amis
dari darahnya sendiri, yang telah banyak memenuhi baju dan muka serta tubuhnya.
Tubuh Ho Ho menggigil. Begitu dia tersadar, begitu perasaan sakit dan nyeri yang luar biasa
menyerang dirinya, sehingga dia benar benar menderita sekali.
Ho Ho mengeluarkan suara keluhan, dan mencoba untuk membuka kedua matanya lebih lebar,
dia merasakan sakit luar biasa pada kelopak matanya yang telah membengkak itu.
Matanya masih berkunang-kunang, beribu-ribu bintang seperti menari-nari di matanya. Ho Ho
memejamkan matanya sesaat lagi.
Disaat-saat seperti itulah Ho Ho merasakan tulang-tulang ditubuhnya seperti juga ingin copot
dan kulit-kulit ditubuhnya sakit dan pedih sekali. Kembali si bocah mengeluh.
Benar-benar luar biasa sekali penderitaan yang sedang dirasakan oleh Ho Ho, perasaan sakit itu
mengamuk hebat didalam dirinya.
Kedua kakinya juga gemetaran menggigil menahan perasaan sakit. Untung kedua tangannya
terikat dalam keadaan tergantung, menyebabkan Ho Ho tidak sampai terguling, biarpun
sebetulnya Ho Ho memang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk berdiri.
Ho Ho jadi tidak mengerti mengapa nasibnya begitu buruk ? Dia jadi teringat akan ayahnya,
penderitaan mana telah mulai sejak kematian ibu kandungnya, ayahnya telah menikah dengan
ibu tirinya, seorang wanita yang jahat sekali, perempuan berhati musang. Dan dia telahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
114 melarikan diri karena tidak tahan untuk hidup terus didalam lingkungan keluarganya disaat ibu
tirinya itu telah memperoleh anak dari ayahnya, karena penyiksaan kian berat saja. Tetapi siapa
tahu, begitu dia berada diluar lingkungan keluarganya, malah penderitaan yang datang berturutturut dan menyerang secara bertubi-tubi itu lebih hebat lagi.
Yang membuat Ho Ho jadi tidak mengerti siapakah sebenarnya orang yang bernama Siangkoan
Djie, yang namanya bersamaan dengan ayahnya itu ? Dan orang macam apakah yang namanya
sama dengan ayahnya itu ? Kalau dilihat banyaknya jago-jago yang mencari Siangkoan Djie
untuk membalas dendam, tentu orang itu adalah seorang penjahat besar!
Dan juga Ho Ho tidak mengerti, mengapa didirinya bisa terjadi kejadian yang begitu kebetulan,
yang membuat dia akhirnya jadi tambah menderita sekali.
Ho Ho jadi merenungkan nasibnya yang begitu buruk.
Hampir saja si bocah menangis, tetapi karena penderitaan yang dideritanya begitu hebat,
kesengsaraan yang luar biasa sekali, membuat si bocah akhirnya tidak bisa untuk mengucurkan
air mata.
Cuma saja didalam hatinya dia jadi dendam sekali terhadap kelima orang pek Mo Kauw yang
kejam dan bengis itu, karena di depan matanya, dia telah menyaksikan betapa Peng Bin Koayhiap telah dibinasakan oleh mereka dengan cara yang telengas dan tidak mengenal perasaan
kasihan sedikitpun.
Mengingat akan diri Peng Bin Koay-hiap hati Ho Ho jadi tambah berduka.
Jago tua bermuka jelek itu sebetulnya adalah orang berhati baik, hanya saja disebabkan oleh
penderitaannya akibat isterinya dibunuh oleh orang yang bernama Siangkoan Djie, sebuah nama
yang kebetulan bersamaan dengan nama ayahnya, telah membuat jiwanya jago tua bermuka
jelek itu jadi agak aneh.
Dan sekarang jago tua bermuka jelek itu sudah tidak ada lagi, dia telah pulang ke tempat
asalnya, yaitu mati !
Dan Ho Ho jadi merasakan betapa dia hidup sebatang kara, menerima segala penderitaan dan
kesengsaraan seorang diri tanpa ada tempat untuk mengadu.
Walaupun memang dia masih mempunyai ayah, toch sama saja dia sudah menjadi seorang anak
yatim, sebab ayahnya sudah tidak menyayangi dirinya !
Hal itulah yang menyebabkan Ho Ho jadi tambah berduka, semakin dipikirkan olehnya, hatinya
jadi semakin sakit. Tubuhnya gemetar, disamping perasaan sakit yang luar biasa, juga perasaan
duka yang membakar hatinya.
Disaat-saat seperti itulah, dihati Ho Ho jadi muncul semacam api dendam yang bergolak hebat.
?Aku tidak boleh mati ! Aku tidak boleh mati ! Biar bagaimana aku harus hidup terus!" teriak


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati kecil Ho Ho, karena dia sangat sakit hati dan dendam terhadap orang-orang Pek Mo Kauw
tersebut.
Kalau memang dia sampai menemui kematiannya, tentu sakit hati Peng Bin Koay hiap dan juga
sakit hati dirinya yang telah disiksa begitu macam oleh kelima orang-orang Pek Mo Kauw
tersebut tidak akan terbalaskan!
Sedang Ho Ho berpikir begitu, tiba-tiba sekali seberkas sinar telah menerobos masuk, dan pintu
batu disebelah kanan telah terbuka sehingga seketika itu juga ruangan yang tadinya begitu gelap
pekat tidak terlihat sesuatu apapun, jadi cukup terang dan Ho Ho bisa melihat bahwa dirinya
ternyata berada disebuah kamar tahanan batu, yang tampaknya tidak terurus dan sangat kotorTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
115 sekali.
Dari luar melangkah masuk seorang lelaki bertubuh tinggi besar dan bercambang bewok lebat
sekali. Mukanya bengis, dia memakai baju sebatas setengah dada, sikap dan lagaknya
menunjukkan bahwa dia adalah seorang algojo.
?Kauw-cu memanggil kau menghadap!" bentaknya dengan suara yang bengis dan tidak
mengandung perasaan apa-apa.
Sambil membentak begitu, tangannya juga telah melepaskan ikatan pada kedua tangan Ho Ho.
Begitu tambang yang mengikat kedua tangannya terbuka, tubuh Ho Ho jadi terjungkal. Karena
dia memang sudah tidak kuat untuk berdiri, kakinya sudah tidak ada tenaganya dan gemetaran.
Lelaki bertubuh tegap dan bermuka menyeramkan itu telah mendengus mengeluarkan suara
tertawa dingin yang menyeramkan, lalu dengan seenaknya dia mengulurkan tangannya
mencekal tangan Ho Ho, menenteng tubuh si bocah dengan ringan menuju keluar dari ruangan
kamar tahanan batu tersebut.
Ho Ho biarpun sudah tidak mempunyai tenaga untuk berdiri, namun pikirannya masih tersadar
penuh, dia melihat dirinya dibawa melalui beberapa lorong dan jalan yang berliku-liku, dengan
penerangan yang samar-samar dari obor yang terpasang di dinding lorong itu setiap jarak dua
puluh langkah.
Akhirnya mereka keluar juga dari dalam lorong gelap itu, lelaki bertubuh tegap dengan muka
menyeramkan tersebut membuka pintu besi, segera tampak diluar pintu besi itu telah berdiri dua
orang dari kelima orang Pek Mo Kauw yang telah menyiksa Ho Ho dan membinasakan Peng
Bin Koay hiap.
Ho Ho mengawasi kedua orang Pek Mo Kauw tersebut dengan sorot mata yang mengandung
dendam, dideliki matanya kepada kedua orang itu.
Namun kedua orang Pek Mo Kauw tersebut tidak meladeni sikap Ho Ho, melainkan menoleh
kepada lelaki bertubuh tegap itu.
?Lo-toa.kalau nanti si bocah busuk ini telah dikirim kemari lagi, kau harus menjaganya hatihati, karena dia merupakan orang tahanan penting Kauw-cu !" kata salah seorang Pek Mo Kauw
itu. Penjaga kamar tahanan itu, yang dipanggil dengan sebutan Lo-toa, telah mengangguk saja dan
mendengus tanpa menyahuti. Dia menyerahkan Ho Ho kepada kedua orang Pek Mo Kauw,
yang menyambuti dan menenteng Ho Ho pergi dari ruangan tersebut.
Ternyata Ho Ho diajak ke sebuah ruangan yang terang benderang, disitu telah berkumpul
beberapa orang.
Tampak seorang lelaki berkumis panjang dan memakai kopiah bulat, tengah duduk di sebuah
kursi, yang alasnya dilapis oleh kulit harimau. Sikapnya agung sekali.
Disisi kirinya tampak Ngo Tok Sian Lie Phang Lin, si nenek tua berdiri dengan sikap yang
angker. Dan dikiri kanan ruangan itu berdiri belasan orang laki laki bermuka menyeramkan,
rupanya mereka semuanya anak buah dari Pek Mo Kauw.
Kedua orang Pek Mo Kauw yang menenteng tubuh Ho Ho melempar Ho Ho ke lantai di dekat
hadapan lelaki berkumis panjang yang duduk dikursi beralaskan kulit harimau, sehingga si
bocah jadi terbanting keras.
Ho Ho gusar bukan main, tetapi dia benar-benar dalam keadaan tidak berdaya. Untuk berdiriTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
116 saja dia tidak bisa, kakinya tidak bertenaga sama sekali. Penyiksaan yang diterima dari kelima
orang Pek Mo Kauw membuat si bocah seperti juga seorang anak yang lumpuh.
Lelaki yang berkumis panjang itu yang duduk dikursi berlapis kulit harimau, telah mendengus.
Tampaknya dia adalah Kauw-cu dari Pek Mo Kauw.
?Engkaukah yang menjadi anak dari Siangkoan Djie ?" tegur lelaki berkumis panjang itu dengan
suara yang tawar.
Ho Ho memang sedang bergusar dan mendongkol, dan dia memang sudah bisa menerka apa
yang diinginkan oleh orang-orang ini, maka dari itu sengaja dia tidak menyahuti, cuma
mengawasi dengan mata mendelik.
?Siapa namamu ?? tanya lelaki berkumis panjang itu waktu melihat Ho Ho berdiam diri saja.
?Aku tidak mempunyai nama !" sahut Ho Ho dengan ketus.
?Heh ?" lelaki berkumis panjang itu melengak sejenak, namun akhirnya dia tersenyum, menoleh
kepada si nenek tua Ngo Tok Sian Lie Phang Lin.
?Memang benar apa yang kau ceritakan, bocah ini terlampau berkepala batu!" kata lelaki
berkumis tersebut dengan tawar.
Ngo Tok Sian Lie telah mengeluarkan suara tertawa hehehehe dengan suara tertawa yang tidak
enak didengar, matanya berkilat tajam sekali.
?Maka dari itu, Tjang Kauw-cu harus mempergunakan tangan besi untuk mengorek keterangan
dari mulut bocah busuk ini !" sahut Phang Lin dengan suara yang tawar.
Lelaki berkumis panjang itu, yang dipanggil dengan sebutan Tjang Kauwcu (ketua perkumpulan
she Tjang), mengangguk sedikit.
?Benar !" katanya. ?Aku memang biar bagaimana harus memaksa agar bocah ini mau membuka
mulutnya ! Kalau perlu aku akan menyiksanya sampai mampus !"
Dan setelah berkata begitu, Tjang Kauw-cu telah menoleh kepada Ho Ho dengan mata yang
berkilat tajam sekali.
?Bocah. kami ingin mengajak kau bicara secara baik-baik, namun kalau memang kau tetap
membandel, menyesal sekali kami harus mempergunakan kekerasan untuk membuka mulutmu
itu ! Kalau memang kau mengenal salatan (tahu diri), lebih baik kau bicara secara baik-baik
sebab kalau tidak, biarpun harus menyiksa sampai tubuhmu hancur, semua itu akan
kulakukan.!" kata Tjang Kauw-cu dengan suara mengandung ancaman dan menyeramkan
sekali suaranya, mukanya juga telah berubah bengis luar biasa.
Ho Ho merasakan tubuhnya telah rusak akibat siksaan cambuk dari kelima orang Pek Mo
Kauw, dan juga dia merasakan tenaganya telah habis tidak berdaya sama sekali maka dari itu,
dia jadi nekad dan tidak mau memikirkan keselamatan dirinya lagi. Di dalam anggapannya,
malah semakin cepat dia menemui kematiannya dibunuh oleh orang-orang ini, malah semua itu
lebih bagus lagi, karena dia jadi tidak usah terlalu menderita lagi.
?Kalau memang kau mau membunuhku, bunuhlah !? kata Ho Ho dengan suara yang tidak
begitu jelas, karena keadaannya benar-benar telah parah benar.
Tjang Kauw-cu jadi mengeluarkan suara tertawa menyeramkan, mukanya juga telah berubah
jadi tidak enak dilihat.
?Jangan kau bangga dengan sikap kepala batumu itu !? bentaknya dengan suara yang bengis.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
117 ?Kalau memang kami segera membunuh dirimu, itu memang sudah berarti keuntungan dan
rejekimu, karena kau tidak akan menderita lagi ! Tidak! Kami tidak akan membunuhmu ! Aku
akan memerintahkan orang-orangku untuk membakar sebatang besi sampai merah, akan
kuperintahkan untuk menusuk kedua matamu agar seterusnya kau menjadi buta! Dan juga kalau
kau tetap tidak bersedia untuk bicara secara baik-baik denganku, maka akan kuperintahkan lagi
untuk memotong lidahmu, biar selanjutnya kau benar-benar menjadi seorang yang gagu. Lalu
aku akan memerintahkan untuk memotong-motong daging ditubuhmu, setelah kau menderita
kesakitan yang hebat sekali, akan kuperintahkan pula untuk mencabuti seluruh kuku dari jari
tangan dan kakimu !?
Menyeramkan sekali suara Tjang Kauwcu waktu dia mengucapkan kata-katanya itu, karena dia
berkata-kata dengan suara yang parau dan muka yang bengis sekali.
Hati Ho Ho jadi mencelos.
Apa yang dibayang-bayangkan oleh orang yang menjadi kauw-cu dari perkumpulan Pek Mo
Kauw memang bisa saja terjadi, karena dia bisa membuktikan segala ancamannya.
Maka dari itu, kalau memang sampai terjadi hal itu, pasti akan hebat sekali akibatnya bagi diri
Ho Ho. Dengan sendirinya Ho Ho jadi menggidik, dia tidak menyangka sedikitpun bahwa Tjang
Kauw-cu ini sangat kejam sekali, malah kekejamannya itu seperti juga menyamai manusia setan
yang tidak pernah mengenal rasa kasihan dan biadab sekali.
Keringat dingin jadi mengucur keluar dari dahi Ho Ho mengingat akan hebatnya ancaman sang
Kauw-cu dari Pek Mo Kauw tersebut.
Tjang Kauw-cu tertawa tawar waktu melihat Ho Ho berdiam diri didalam keraguan. Lelaki
berkumis panjang ini mengetahui bahwa hati Ho Ho ngiris mendengar ancamannya itu.
?Bagaimana bocah ? Apakah kau mau bicara secara baik-baik padaku atau ingin kugunakan
kekerasan terhadap dirimu ?? tanya Tjang Kauw-cu dengan suara yang berubah agak sabar.
?Kalian manusia-manusia paling jahat di dalam dunia ini!" teriak Ho Ho dengan kalap. Bocah
ini murka benar, memperoleh kenyataan bahwa orang-orang yang ada ditempat tersebut ternyata
manusia-manusia yang mempunyai kekejaman luar biasa sekali. ?Kalau memang kalian ingin
membunuhku, bunuhlah, untuk apa kalian ingin menyiksa diriku dengan segala siksaan yang
tidak keruan itu ? Apakah dengan menyiksa diriku begitu macam, kalian anggap diriku akan
tunduk pada setiap perkataan kalian ? Cisss! Biar tubuhku hancur lebur, jangan harap aku mau
bicara dengan manusia-manusia seperti kalian !"
Muka Tjang Kauw-cu jadi berubah bengis, dia tidak menduga sedikitpun bahwa Ho Ho ternyata
memang seorang bocah yang keras hati.
?Jadi benar-benar kau menginginkan agar aku mempergunakan kekerasan dan nanti baru kau
mau bicara?" bentak Tjang Kauw-cu dengan suara yang bengis.
?Biarpun kalian menyiksa diriku dengan cara yang bagaimana kejamnya, tetap aku tidak akan
tunduk terhadap kalian!" sahut Ho Ho dengan tegas, matanya memancarkan kemarahan yang
sangat.
?Bagus !" teriak lelaki berkumis yang dipanggil sebagai Tjang Kauw-cu dengan suara yang
mengguntur, ternyata dia gusar sekali. ?Kalau begitu aku akan segera memulainya dengan
menggunakan tangan besi untuk memaksa agar kau mau bicara ! Banyak cara-cara untuk
membuka mulutmu itu, bocah !?
Setelah berkata begitu, Tjang Kauwcu menoleh kepada salah seorang anak buahnya yang berdiri
paling dekat disebelah kirinya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
118 ?Butakan matanya !" perintah Tjang Kauwcu dengan suara menyeramkan.
?Baik Kauw-cu.Tee-cu (murid) menjalankan perintah!" sahut anak buah dari Tjang Kauw-cu
tersebut dengan cepat.
?Tunggu dulu !" tiba-tiba Ngo Tok Sian Lie telah berkata dengan cepat mencegah perintah dari
lelaki berkumis panjang ini, sehingga anak buah Pek Mo Kauw yang sudah akan membalikkan
tubuhnya itu, jadi menghentikan langkahnya.
Tjang Kauw-cu menoleh kepada Phang Lin dengan heran.
?Ada petunjuk apakah dari Phang Lie-hiap (pendekar wanita she Phang) ?? tanya Tjang Kauwcu kemudian dengan ragu-ragu.
?Jangan membutakan matanya dulu !" kata Phang Lin. ?Keadaan si bocah telah begitu parah,
tampaknya luka yang dideritanya cukup berat. Kalau kita membutakan matanya, dia tidak bisa
tahan penderitaannya tersebut sehingga menyebabkan kematiannya, berarti kita akan kehilangan
sumber berita mengenai diri manusia she Siangkoan itu !?
?Jadi bagaimana baiknya menurut Phang Lie-hiap?" tanya Tjang Kauw-cu.
?Lebih bagus kita siksa dengan cara lain !" sahut Phang Lin.
?Dengan cara bagaimana ??
?Ambil satu gentong air dan sebuah pipa yang panjang, masukkan air itu kedalam mulutnya
melalui pipa panjang tersebut, sehingga perutnya jadi penuh oleh air. Kalau satu gentong belum
cukup banyak, boleh ditambah beberapa gentong lagi, sampai perutnya itu tidak sanggup
menampung air tersebut ! Kukira dengan cara ini, dia akhirnya akan menyerah!''
Tjang Kauw-cu menepuk lututnya dengan girang.
?Benar !? serunya dengan nyaring. ?Siapkan segalanya !?
Dua orang anak buah Pek Mo Kauw telah mengiakan, dan dengan cepat mereka
mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan menyiksa diri Ho Ho.
Ho Ho sendiri setelah mendengar cara penyiksaan yang akan dilakukan terhadap dirinya, ia jadi
mengeluh didalam hati, karena orang-orang ini terlalu jahat sekali.
Siksaan yang akan dilakukan terhadap dirinya itu adalah salah satu penyiksaan yang kejam
sekali, karena dirinya akan dipaksa meminum air bergentong-gentong, yang berarti juga akan
mengengapkan pernapasannya. Itulah satu penyiksaan yang tidak mengenal rasa kasihan.
Diam-diam didalam hati Ho Ho jadi berdoa kepada Thian (Tuhan) agar dirinya diberikan
kekuatan olehNya.
Pada saat itu, seorang anggota Pek Mo Kauw lalu menghampiri Ho Ho dengan membawa
seutas tambang, kedua tangan Ho Ho telah diikatnya lagi, ia tidak bisa memberikan perlawanan
sedikitpun. Kemudian ujung tambang lainnya diikat pada tiang penglarian ruangan tersebut,
sehingga tubuh si bocah jadi tergantung-gantung pada tangannya.
Lalu orang Pek Mo Kauw tersebut mengambil tambang lainnya, kemudian kaki Ho Ho
diikatnya, ditarik kearah berlawanan, yang kiri ditarik kekiri dan ujung tambang ini diikat pada
tiang diruangan tersebut, lalu kaki kanannya ditarik kekanan dan ujung tambang yang satunya
itu juga telah diikat pada tiang yang lainnya, sehingga keadaan Ho Ho pada saat itu tampaknya
benar-benar mengenaskan sekali. Dia dalam keadaan terikat dengan tubuh yang penuh oleh
luka-luka dan juga dengan baju yang telah koyak-koyak.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
119 Dengan diikat menggunakan cara begitu, mereka ingin membuat Ho Ho tidak bisa bergerak dan
tidak berdaya jika nanti tengah diloloh oleh air yang akan dimasukkan kedalam perutnya.
Memang itu suatu penyiksaan yang benar-benar jahat sekali. Apalagi penyiksaan itu ditujukan
untuk diri seorang bocah seperti Ho Ho yang baru berusia di antara sembilan tahun.
Sedangkan dua orang Pek Mo Kauw yang lainnya telah datang pula dengan membawa sebuah
pipa panjang dan air satu gentong besar.
Tjang Kauw-cu tertawa dengan suara yang menyeramkan.
?Bagus ! Mulailah kalian lakukan, agar si bocah busuk yang tidak tahu diri ini mau membuka
mulutnya !" perintah ketua perkumpulan Pek Mo Kauw tersebut.
Dua orang anggota Pek Mo Kauw itu telah mengiakan, salah seorang diantara mereka yang
membawa pipa panjang itu, lalu memijit kedua belah pipi Ho Ho, sehingga mulut si bocah
terbuka, kemudian pipa panjang itu disodokkannya masuk kedalam mulut Ho Ho, disodok
terus, sampai ujung pipa itu menerobos masuk kedalam tenggorokan Ho Ho sampai cukup
dalam.
Ho Ho gelagapan, tetapi dia tidak berdaya sama sekali, karena kaki dan tangannya dalam
keadaan terikat dan juga memang tenaganya sudah tidak ada.
Kemudian salah seorang lainnya, telah menuangkan air ke ujung pipa yang lainnya, air
mengucur masuk kedalam perut Ho Ho.
Sedangkan yang memegangi pipa panjang itu, telah menjambak rambut Ho Ho, sehingga kepala
si bocah menengadah keatas. Mau tidak mau air itu kena ditenggaknya.
Air mengucur terus, Ho Ho merasaksn perutnya semakin kembung. Akhirnya, air satu gentong
besar itu habis pindah tempat, masuk kedalam perutnya.
Betapa bisa dibayangkan penderitaan Ho Ho, karena bocah ini merasakan napasnya seperti ingin
pecah akibat kepenuhan air. Namun bocah ini benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu
apapun, walaupun dia sebetulnya bermaksud tidak menelan air itu, toch tetap saja air mengucur
masuk kedalam perutnya karena melalui pipa.
Berulang kali Ho Ho gelagapan, dan dia ingin meronta, tapi dia tidak bisa bergerak banyak.
Tangan dan kakinya sudah seperti terpancang oleh ikatan tambang-tambang itu, dan kepalanya
juga tidak bisa bergerak terlalu keras, karena telah dijambak oleh orang Pek Mo Kauw yang
memegangi pipa panjang itu.
Phang Lin dan Tjang Kauw-cu waktu melihat keadaan si bocah, sebentar-sebentar jadi
mengeluarkan suara tertawa yang tidak enak didengar. Tampaknya mereka sangat girang sekali.
?Hentikan dulu !" perintah Tjang Kauwcu ketika dilihatnya air sebanyak satu gentong besar itu
telah habis masuk kedalam perut Ho Ho, sehingga tampak perut si bocah jadi membesar, karena
kembung oleh air.
Kedua orang Pek Mo Kauw itu menuruti perintah Kauw-cunya, mereka segera menyingkir
kesamping, sedangkan pipa yang masuk kedalam mulut Ho Ho juga telah ditarik keluar juga. Ho
Ho terkulai lemah, biarpun dia tidak sampai jatuh pingsan, namun pikirannya mulai melayanglayang, setengah sadar dan setengah tidak. Dirasakan perutnya tidak enak sekali, sakit dan mual,
akhirnya dia memuntahkan air yang cukup banyak. Namun belum lagi dia memuntahkan air
yang lebih banyak lagi, salah seorang anggota Pek Mo Kauw telah memburu kearahnya, serta
segera menjambak rambut Ho Ho kebelakang yang membuat bocah itu jadi menengadah
kembali dan tidak bisa memuntahkan air yang didalam perutnya yang lebih banyak lagi. Ho HoTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
120 merasakan napasnya jadi sesak sekali, matanya dipejamkannya. Selain perasaan sakit pada lukaluka ditubuhnya, si bocah juga terlalu menderita sekali dengan air yang terlampau banyak
didalam perutnya itu.
Benar-benar nasib Ho Ho sangat buruk, penderitaan dan kesengsaraan yang diderita oleh bocah
ini luar biasa sekali, melebihi siksaan-siksaan yang dapat diterima oleh orang-orang dewasa!
?Bocah.!" bentak Tjang Kauwcu setelah berselang sesaat. ?Apakah sekarang kau mau
membuka mulut bicara secara baik-baik dengan kami atau ingin menjalankan terus siksaansiksaan yang lainnya ?"
Ho Ho tidak menyahuti, hanya dari tenggorokannya terdengar suara bergelogok, seperti juga
ada air yang ingin dimuntahkannya, tetapi tidak bisa dan tertelan lagi, sebab kepalanya
ditengadahkan dengan rambut yang terjambak oleh orang Pek Mo Kauw tersebut.
TJANG KAUW-CU tertawa dingin lagi.
?Kalau memang kau tetap membandel dan tidak mau melakukan pembicaraan secara baik-baik
dengan kami dan memberikan keterangan setiap pertanyaan kami, hmmmmm, kau akan mati
dengan menderita sekali, siksaan-siksaan lainnya masih menunggumu bocah !" ancam Tjang
Kauwcu dengan suara yang menyeramkan sekali.
Ho Ho adalah seorang bocah cilik yang baru berusia sembilan tahun, maka dari itu biar
bagaimana keras hatinya, toch menghadapi siksaan yang begitu hebat dari orang-orang Pek Mo
Kauw membuat dia jadi tidak berdaya sama sekali.
Dan Ho Ho sendiri jadi berpikir, kalau memang sekiranya dia berkeras juga dan tidak mau
menyerah, pasti dirinya akan menerima siksaan-siksaan yang lebih hebat lagi, pasti dirinya lebih
sengsara pula, dan juga berarti bahwa dirinya yang akan menderita kerugian yang lebih besar.
?Bagaimana bocah? Apakah kau sudah merubah pikiranmu?? bentak Tjang Kauwcu lagi.
Ho Ho masih tidak menyahuti, hatinya masih diliputi keraguan. Hanya saja, semangatnya tetap


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyala, cuma tenaga yang telah tidak ada didalam penyiksaan ini pada diri si bocah.
?Kalau dia tetap berkepala batu, lebih baik diteruskan saja siksaan-siksaan yang lainnya !" kata
Phang Lin waktu melihat Ho Ho hanya berdiam diri dengan menengadahkan kepalanya, sebab
rambutnya masih dijambak keras oleh orang Pek Mo Kauw itu.
?Baik ! Teruskan siksaan-siksaan yang lainnya!" perintah Tjang Kauwcu dengan mendongkol
juga.
Hati Ho Ho mencelos. Pasti siksaan-siksaan selanjutnya ini adalah siksaan-siksaan yang lebih
hebat lagi. Tadi dia telah mendengar sendiri bahwa dirinya akan dibikin buta matanya dengan
disodokkan besi panas kedalam matanya, memotong lidahnya, mencabuti seluruh kuku dari jari
tangan dan kakinya ! Itulah suatu siksaan yang maha hebat sekali, maka biar bagaimana Ho Ho
tidak mau sampai terjadi urusan seperti itu, kalau memang sampai terjadi, berarti biarpun nanti
dirinya bisa memperoleh kesempatan hidup, toch tetap saja dirinya tidak ada gunanya lagi, dia
akan menjadi manusia bercacad.
?Tunggu.tunggu dulu !" kata Ho Ho dengan suara yang susah payah. Gemetar suaranya
menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya yang telah pecah kulit dan juga mukanya yang
dilumuri oleh darah merah.
Tjang Kauwcu ketika mendengar perkataan Ho Ho, dia jadi girang sekali. Begitu juga dengan
Phang Lin, nenek tua yang bergelar Dewi Lima Racun ini sampai mengeluarkan seruan
tertahan, karena dia sangat girang, menduga bahwa Ho Ho pasti akan menyerah.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
121 ?Apakah kau telah merubah pikiranmu?" bentak Tjang Kauwcu dengan bengis dan bangga,
karena akhirnya toch si-bocah mau menyerah dan tunduk juga terhadap dirinya, padahal siksaan
yang disediakan untuk Ho Ho baru dijalankan yang satu macam itu !
?Baik.aku.aku menyerah !" sahut Ho Ho dengan suara yang susah payah, karena dia benarbenar sudah parah sekali keadaannya. Biar bagaimana Ho Ho adalah seorang bocah cilik yang
baru berusia sembilan tahun, mendengar dan menjalankan siksaan-siksaan yang menyeramkan
mendirikan bulu kuduk, membuat dia akhirnya mau juga menyerah.
Tjang Kauwcu memerintahkan kepada orang Pek Mo Kauw yang menjambak rambut Ho Ho
agar melepaskan jambakannya itu dan menyingkir.
Orang itu mengiakan, dia melepaskan jambakannya pada rambut Ho Ho dan berdiri disamping
barisan orang-orang Pek Mo Kauw yang lainnya.
Kepala Ho Ho jadi terkulai begitu jambakan pada rambutnya telah dilepas oleh orang Pek Mo
Kauw tersebut, dan seketika itu juga dari mulutnya telah memuntahkan air yang cukup banyak
yang membuat lantai ruangan tersebut jadi basah oleh muntahnya itu.
Napas Ho Ho masih sesak, matanya berkunang-kunang, hampir dia tidak bisa menguasai
dirinya jatuh pingsan. Cuma saja, disebabkan dia masih bisa mempertahankan alam
kesadarannya itu.
?Lepaskan ikatannya !" perintah Tjang Kauwcu dengan suara yang nyaring.
Empat orang Pek Mo Kauw dengan cepat melompat ke tengah ruangan, dengan sebat mereka
telah melepaskan ikatan tambang itu pada kaki Ho Ho dan tangan si bocah. Begitu kaki dan
tangannya terlepas dari ikatan tambang-tambang itu, Ho Ho jadi terkulai dan jatuh rebah di
lantai. Dia tidak mempunyai tenaga untuk berdiri.
?Sekarang kau coba menjawab pertanyaanku !" kata Tjang Kauwcu dengan suara yang bengis.
?Siapa namamu?"
?Siangkoan Ho," lemah sekali suara Ho Ho.
?Berapa usiamu?"
?Sembilan tahun."
?Mengapa kau bisa berada seorang diri di sekitar tempat ini? Apakah ayahmu juga terdapat di
sekitar tempat ini ?"
?Tidak! Aku hanya seorang diri !" Sahut Ho Ho dengan susah payah, dan baru saja dia
menyahuti sampai disitu, dia telah memuntahkan air yang cukup banyak lagi. ?Aku. aku telah
melarikan diri dari keluargaku !"
?Hmmmmm!? Tjang Kauwcu dan yang lainnya jadi heran juga, lelaki berkumis panjang ini
jadi memandang ke arah Phang Lin yang berdiri disampingnya, kemudian bentaknya: ?Kau
tidak berdusta?"
?Ti.tidak!"
?Lalu.dimana tempat tinggal ayahmu itu?" tanya Tjang Kauwcu lagi.
?Disuatu tempat yang terpisah kurang lebih lima hari dalam perjalanan" sahut Ho Ho.
?Dimana?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
122 Ho Ho bimbang untuk menyebutkannya.
?Dimana rumah ayahmu itu?" bentak Tjang Kauwcu menegaskan lagi.
?Aku tidak bisa mengatakannya!" sahut Ho Ho akhirnya.
?Apakah kau ingin membandel lagi, heh? Apakah kau mau merasakan siksaan-siksaan yang
lainnya, baru mau bicara terus-terang?" bentak Tjang Kauwcu dengan bengis sekali.
Ho Ho hanya berdiam diri saja.
?Sebutkan, dimana saat ini ayahmu berada!" bentak Tjang Kauwcu dengan suara yang tambah
bengis.
?Dirumah !"
?Apa ?"
?Ayahku berada dirumah !"
?Kurang ajar !" bentak Tjang Kauwcu dengan bengis. ?Kau jangan coba-coba main-main
denganku, kalau sampai kuperintahkan agar siksaan-siksaan lainnya dijalankan, biarpun dewa
turun dari sorga, tidak nantinya bisa menolongi dirimu !"
?Aku tahu.!"
?Maka dari itu, bicaralah yang jujur !"
?Aku telah bicara jujur, memang ayahku ada dirumah ! Bukankah tadi kau menanyakan dimana
ayahku berada?"
?Keparat !" Tjang Kauwcu jadi menggebrak tepi kursinya. ?Jangan kau main-main denganku!"
?Aku tidak main-main, aku bicara sungguh-sungguh !" sahut Ho Ho dengan suara yang lemah.
?Dimana rumah ayahmu?!" tanya Tjang Kauwcu sambil menekan perasaan mendongkolnya.
?Lima hari melakukan perjalanan, kita akan sampai disana!" sahut Ho Ho.
?Katakan yang jelas, apa nama tempat ayahmu menetap itu?" desak Tjang Kauwcu.
?Kampung Wie-san-chung !? akhirnya Ho Ho menyahuti juga.
?Apakah kau tidak berdusta ?" bentak Tjang Kauwcu yang meragukan keterangan Ho Ho.
?Nanti setelah kau mengirim orang-orangmu kesana, barulah kau mengetahui apakah
keteranganku ini benar atau tidak kalau sekarang aku mengatakan bahwa aku telah bicara
dengan jujur, itupun akan percuma saja, karena bisa saja aku membohongi kalian, bukan?!"
sahut Ho Ho dengan mendongkol.
?Baik! Tetapi kalau memang nanti ternyata kau mempermainkan aku dengan memberikan
keterangan bohong, hmmm, kau tentu bisa membayangkan apa akibatnya dan siksaan hebat
yang bagaimana yang akan kau jalankan!"
Ho Ho hanya berdiam diri saja.
Tjang Kauwcu telah menoleh kepada salah seorang anak buahnya, memerintahkan Ho Ho
dibawa ke kamar tahanannya lagi.
Orang itu mengiakan, dia bertubuh tinggi besar, maka berat tubuh Ho Ho seperti tidak adaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
123 artinya apa-apa bagi dirinya. Dengan ringan dia menenteng Ho Ho menuju ke kamar tahanan.
Dan setelah sampai dipintu besi kamar tahanan itu, dia memanggil Lo-toa sambil melemparkan
Ho Ho didepan pintu besi itu. Setelah Lo-toa, penjaga kamar tahanan itu yang bertubuh tinggi
besar telah keluar, barulah orang Pek Mo Kauw itu berlalu.
Lo-toa membawa masuk Ho Ho dengan menentengnya dan melemparnya ke dalam kamar
tahanan yang gelap sekali.
Tubuh Ho Ho terbanting keras diatas lantai kamar tahanan, dan dia mendengar pintu batu dari
kamar tahanan itu telah digabruki oleh Lo-toa, tertutup rapat lagi, menyebabkan penerangan
disekitar kamar tahanan tersebut jadi gelap-gulita.
Ho Ho merangkak bangun perlahan-lahan, tetapi dia tidak berhasil untuk berdiri, karena
tubuhnya telah terguling rubuh kembali, terjerembab, mulutnya jadi jontor karena terbentur
lantai kamar tahanan tersebut.
Tetapi Ho Ho telah merangkak lagi, dia berdiri diatas kedua lututnya.
Dan Ho Ho berbasil.
Cuma saja, mungkin juga disebabkan oleh keluarnya terlampau banyak darah di dirinya,
menyebabkan pandangan Ho Ho jadi berkunang-kunang kembali ketika dia telah berhasil berdiri
dikedua lututnya.
Ho Ho memejamkan matanya, perasaan sakit yang meliputi dirinya luar biasa sekali. Benarbenar sengsara sekali bocah ini. Dia sampai mengeluarkan suara rintihan sambil menundukkan
kepalanya.
Dia mencoba untuk melihat luka-luka ditubuhnya itu, tetapi karena ruangan tersebut gelap
gulita, Ho Ho jadi tidak berhasil melihat luka-luka di sekujur tubuhnya. Hanya saja ketika dia
mempergunakan jari-jari tangannya untuk mengusap-usap luka-luka di tubuhnya, si bocah
merasakan suatu perasaan pedih yang bukan main.
Kembali Ho Ho mengeluh dan dia berdiam diri dalam keadaan begitu cukup lama juga, setelah
perasaan pedihnya mulai berangsur-angsur kurang, dia mencoba menggerakkan kakinya untuk
merangkak naik dengan kedua tangan berpegang pada dinding kamar tahanan tersebut.
Namun Ho Ho kembali gagal untuk berdiri, karena begitu dia menggerakkan tangannya, maka
seketika itu juga sekujur tubuhnya jadi terasa sakit dan perih kembali, karena disebabkan dia
menggerakkan kedua tangannya itulah maka luka-lukanya telah bergerak lagi dan menimbulkan
perasaan pedih yang bukan main.
Ho Ho sampai tidak bisa menahan perasaan sakit yang menyerang dirinya, dia merintih dan
tubuhnya terjungkal rubuh terkulai dilantai kamar tahanan yang gelap.
Begitu tubuhnya terjungkal, begitu luka-luka ditubuhnya tergesek oleh batu-batu lantai kamar
tahanan tersebut yang kotor dan kasar sekali, Ho Ho jadi menggeliat kesakitan lagi, merintih
pula dengan suara mengerang, menahan perasaan sakit yang luar biasa tersebut.
Perlahan-lahan Ho Ho menggeser tubuhnya, dia berusaha untuk duduk kembali.
Walaupun harus dengan susah payah, namun akhirnya toch dia berhasil juga duduk.
Bocah ini mengawasi sekitar ruangan kamar tahanan tersebut, hanya kegelapan saja yang
dilihatnya. Sampai kelima jari-jari tangannya juga tidak terlihat olehnya.
Ho Ho jadi mengerutkan sepasang alisnya. Sebetulnya perkumpulan apakah Pek Mo Kauw
(perkumpulan Iblis Putih) itu? Dan tempat apakah kamar tahanan tersebut?TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
124 Ho Ho benar-benar tidak mengerti mengapa dirinya bisa mengalami urusan yang begitu aneh
dan membuat dia terlalu menderita. Dirasakan nasibnya begitu buruk dan hati Ho Ho jadi
berduka sekali.
Karena tubuhnya bergerak-gerak, maka selang sesaat lagi Ho Ho telah memuntahkan air
didalam perutnya pula. Perasaan kembung masih terasa oleh bocah ini.
Keheningan meliputi kamar tahanan itu. Ho Ho tidak berani bergerak dulu, dia duduk diam
tanpa bergerak sedikitpun.
Ho Ho merasakan selain perutnya kembung oleh air, juga sangat lapar sekali, karena sudah dua
hari lebih bocah ini tidak makan sebutir nasipun.
Malah Ho Ho merasakan, betapa perutnya itu sakit melilit, perasaan lapar telah menyerang
dirinya, membuat tenaganya jadi lenyap dan tambah lemas, sehingga membuat Ho Ho juga jadi
terduduk diam tanpa bisa menggerakkan tubuhnya untuk berdiri.
Penderitaan dan kesengsaraan yang diderita oleh si bocah benar-benar tiada taranya. Usianya
baru sembilan tahun, namun kesengsaraan hidup dan nasib buruknya membuat si bocah harus
menanggung penderitaan yang mengenaskan sekali.
Lama juga Ho Ho duduk diam begitu, untuk memulihkan tenaga dan melenyapkan perasaan
sakit yang menyerang dirinya tidak hentinya.
Tetapi perasaan sakit akibat luka-luka ditubuhnya itu tetap saja tidak lenyap, malah si bocah
merasakan kesakitan dan kepedihan yang tidak kunjung hilang.
Malah terkadang Ho Ho tidak jarang sering mengeluarkan suara keluhan perlahan kalau
perasaan sakit luka-lukanya akibat cambukan dari orang-orang Pek Mo Kauw tersebut mulai
mengamuk dan menyerang dirinya.
Bisa dimaklumi mengapa Ho Ho masih saja menderita kesakitan pada luka-luka ditubuhnya itu,
karena luka-luka si bocah tidak memperoleh pengobatan, dan juga bajunya yang koyak-koyak itu
telah menyebabkan debu-debu jadi melekat pada lukanya, menambah perasaan pedih pada
dirinya.
Dan pada suatu kali Ho Ho merasakan seluruh tubuhnya sakit luar biasa, luka-lukanya itu
seperti juga pecah kembali, menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa.
Saking sakitnya, Ho Ho menggeliat di-dalam keadaan duduk, dia menjaga agar tubuhnya jangan
sampai rubuh terjungkal lagi, yang akan menyebabkan perasaan sakitnya lebih menghebat. Ho
Ho telah mempergunakan tangannya memegang dinding didekatnya untuk menyanggah
tubuhnya.
Lama Ho Ho menderita dalam kesengsaraan dan kesakitan yang begitu hebat.
Tetapi, tiba-tiba tangan Ho Ho yang meraba dinding kamar tahanan tersebut, merasakan
kelainan pada dinding kamar tahanan tersebut. Keadaan gelap sekali, maka dari itu dia tidak
bisa melihat, hanya jari-jari tangannya merasakan dinding kamar tahanan tersebut berlubanglubang dan waktu jari tangan Ho Ho mengikuti liku-liku lobang pada dinding tersebut, ternyata
garis-garis tersebut merupakan huruf-huruf yang dipahat oleh seseorang.
Ho Ho jadi mengerutkan sepasang alisnya, dia heran sekali, karena siapakah yang telah
mengukir huruf-huruf itu diatas dinding kamar tahanan tersebut? Untuk sesaat Ho Ho jadi
melupakan rasa sakit pada dirinya, dia telah menggerak-gerakkan tangannya menyusuri lobanglobang pada dinding itu, mengikuti lekuk-jalan pahatan huruf-huruf diatas tembok itu.
Perlahan-lahan sekali, tetapi tetap, jari-jari tangan Ho Ho itu telah dapat meraba huruf-hurufTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
125 yang berbunyi: ?aku bernama Bu Tjie Ling" dan Ho Ho jadi tambah heran lagi, sepasang
alisnya jadi berkerut tambah dalam. Perasaan ingin tahunya jadi tambah besar, karena dilihat
dari namanya, orang yang memahat huruf-huruf diatas tembok itu pasti seorang wanita.
Maka dari itu, dengan susah payah Ho Ho telah menggeser tubuhnya mendekati dinding
tersebut, dan akhirnya dia berhasil juga duduk menghadapi dinding itu.
Ho Ho mencari-cari permulaan dari huruf-huruf yang terukir diatas tembok tersebut, dia merabaraba bagian atasnya, dan benar saja, dia bisa menemui pembukaan dari ukiran huruf-huruf itu.
Adapun huruf-huruf yang terukir diatas tembok itu berbunyi seperti juga sebuah surat yang
memberitahukan siapa dan mengapa orang yang bernama Bu Tjie Ling ini menulis surat dengan
memahat huruf-huruf itu diatas dinding.
?Nasibku buruk sekali, sejak kecil aku sudah ditinggal oleh ayah dan ibuku, hidupku sebatang
kara, terlunta-lunta didalam rimba persilatan mengikuti Tjing Tie Sinie, niekouw dari Go Bie
Pay. Dari hari ke hari aku diajak oleh niekouw itu untuk berkelana didalam rimba persilatan,
dan aku juga telah diwariskan ilmu silatnya. Tetapi biarpun semestinya aku memanggil Tjing Tie
Sinnie sebagai guruku, namun kenyataannya dia tidak ingin aku memanggilnya dengan sebutan
begitu. Aku dianggap sebagai anaknya, jadi bukan dianggap sebagai muridnya. Hal ini
disebabkan Tjing Tie Sinnie pernah bersumpah bahwa dia tidak akan menerima seorang
muridpun. Hanya saja disebabkan perasaan kasihan yang melihat aku hidup terlunta-lunta
seorang diri didalam masyarakat yang bengis dan kejam ini, dia telah mengambilku dan
mendidik aku didalam bidang Bun (surat) dan Bu (silat), dengan maksud agar kelak aku menjadi
seorang wanita yang kelak nanti berguna bagi masyarakat.
Ho Ho berhenti mengikuti huruf-huruf diatas dinding itu dengan jari-jari tangannya, si bocah
menghela napas.
?Kalau begitu, didalam dunia ini banyak sekali orang yang hidup menderita, termasuk wanita
yang bernama Bu Tjie Ling ini, yang sejak kecil telah kehilangan ayah dan bundanya ! Haiii
nasibnya boleh dikatakan hampir mirip-mirip dengan nasibku karena biarpun sekarang
kenyataannya aku masih mempunyai ayah, toch tetap saja sama seperti sudah tidak mempunyai
ayah dan ibu." pikir Ho Ho dihati kecilnya, hati si bocah jadi tambah berduka, karena dia jadi
teringat akan nasibnya yang begitu buruk.
Perlahan-lahan tangannya telah digerakkan lagi mengikuti lekuk-lekuk yang ada diatas dinding
itu untuk melanjutkan 'membaca? surat pahatan yang telah ditinggalkan oleh wanita yang
bernama Bu Tjie Ling itu.
?Tjiang Tie Sinie adalah seorang pendekar wanita yang liehay sekali, beliau mempunyai
kepandaian yang tinggi dan kosen benar, selalu berbuat kebaikan membela yang lemah dan
memberantas si jahat. Dengan diwariskannya kepandaian yang dimiliki oleh niekouw yang baik
hati ini, maka akupun jadi mempunyai kepandaian yang berarti. Yang tinggal hanyalah latihan
dan tenaga saja. Sejak aku ikut bersama-sama dengan niekouw (pendeta wanita) dari Go Bie Pay
ini, boleh dikatakan hidupku jadi tenteram dan teratur. Aku cukup dimanjakan oleh Tjing Tie
Sinie, yang telah kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Tetapi memang Thian (Tuhan) telah
memberikan nasib yang buruk bukan main kepadaku, aku tidak boleh hidup dalam keadaan
bahagia begitu. Karena pada suatu hari Tjing Tie Sinie telah bentrok dengan perkumpulan Pek
Mo Kauw (Perkumpulan Iblis Putih), kami bentrok dengan orang-orang pihak perkumpulan
tersebut, malah Tjing Tie Sinie telah terbunuh oleh Kauwcu (ketua) dari perkumpulan Pek Mo
Kauw tersebut. Aku sendiri telah ditawan oleh orang-orang Pek Mo Kauw dan dikurung di
kamar ini. Entah sudah berapa hari aku jadi penghuninya di kamar tahanan ini setelah aku
disiksa dan didera hebat oleh orang-orang Pek Mo Kauw, dengan siksaan-siksaan yang luar
biasa jahatnya. Tanganku yang kiri telah dibuntungkan, kakiku keduanya telah diputuskan, dan
juga mataku yang kanan telah dicongkel keluar. Mukaku yang cukup cantik juga telah dicacahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
126 juga oleh ujung pedang, hidungku dipotongnya, sehingga jadi rusak sekali. Benar-benar sakit
sekali hatiku terhadap orang-orang Pek Mo Kauw itu, karena mereka telah menyiksa diriku
dengan cara-cara keterlaluan. Sebetulnya kalau memang mereka membunuhku tanpa menyiksa
fisik dan mentalku, aku pasti akan sangat berterima kasih kepada mereka. Namun kenyataannya
mereka menginginkan agar aku menjadi manusia tidak, menjadi setan juga bukan ! benar-benar
sengsara dan menderita sekali aku tenggelam di dalam cengkeraman tangan orang-orang Pek
Mo Kauw itu. Sebetulnya bentrokan antara Tjing Tie Sinie dengan pihak mereka bukanlah
disebabkan persoalan besar, permusuhan dan bentrokan ini hanya disebabkan Tjing Tie Sinie
ingin membela seorang hartawan yang diperas oleh orang-orang Pek Mo Kauw. Namun
kesudahan dari peristiwa ini berbuntut panjang sekali, membawa kesengsaraan yang tidak kecil
di diriku. Aku terkurung di dalam kamar tahanan ini mungkin juga tahunan, aku tidak tahu
waktu, karena aku tidak pernah melihat matahariBiarpun aku sudah demikian payah, biarpun
kepandaianku seluruhnya telah dipunahkan oleh orang-orang Pek Mo Kauw dengan cara
mematahkan tulang Piepee dan urat-urat ditubuhku, namun tampaknya mereka masih belum
puas, karena pada suatu hari aku telah disiksa lagi oleh orang-orang Pek Mo Kauw itu, sehingga
ketika aku dikembalikan kedalam kamar tahanan ini, aku sudah tidak bisa berdiri lagi, rebah
tidak berkutik dengan perasaan sakit yang meliputi diriku. Benar-benar biadab sekali orang

Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang Pek Mo Kauw itu, kalau memang aku mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri,
pasti aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk melakukan pembalasan dendam kepada orangorang Pek Mo Kauw itu! Akhirnya aku jadi putus asa juga, karena aku teringat bahwa seluruh
urat-urat ditubuhku telah diputuskan oleh mereka, dan juga tulang Piepeeku itu telah
dipatahkan, maka sudah tidak mungkin aku bisa mempelajari ilmu silat lagi, apa lagi mengingat
sepasang kakiku telah dibacok buntung oleh mereka, dan juga tangan kiriku telah diputuskan
oleh mereka aku jadi tenggelam dalam kedukaan yang sangat mengingat semua itu ! Maka
dari itu, akhirnya kupikir daripada aku harus hidup dalam keadaan tersiksa terus menerus seperti
ini, maka lebih baik aku mati saja. Hatiku jadi nekad, aku bermaksud akan membunuh diri saja,
namun sebelumnya dengan susah payah aku telah memahat surat-surat ini diatas dinding, agar
kelak kalau ada orang yang tertawan oleh orang-orang Pek Mo Kauw, supaya dia mengetahui,
lebih baik dia mati siang-siang, karena kalau tidak dirinya akan diperlakukan sama seperti
mereka memperlakukan diriku, yaitu dibuat untuk menjadi manusia tidak bisa menjadi setan
juga susah ! Lebih bagus mati saja! Aku akan mati dengan membenturkan kepalaku di
dinding!"
Membaca surat diatas dinding itu, Ho Ho jadi kaget setengah mati. Dia jadi tahu, kalau begitu
Kauwcu Pek Mo Kauw bukan main-main dengan ancaman itu, karena wanita malang yang
bernama Bu Tjie Ling ini telah mengalami siksaan-siksaan yang kejam itu!
Dengan sendirinya si bocah jadi menggidik membayangkan hebatnya penderitaan yang dialami
oleh Bu Tjie Ling. Dia sendiri baru disiksa oleh segentong air saja telah merasakan penderitaan
itu sudah membuat dia sengsara sekali. Apa lagi kalau dia harus mengalami siksaan-siksaan
seperti yang dialami oleh Bu Tjie Ling.
Keringat dingin jadi mengalir dari kening Ho Ho, bulu kuduknya berdiri. Tetapi disebabkan si
bocah mengalirkan keringat dingin dari tubuhnya, keringat itu mengenai luka-luka ditubuhnya,
membuat dia jadi merintih kesakitan pula.
Saking pedihnya, tubuh Ho Ho sampai menggigil gemetaran.
Sedang si bocah menderita kesakitan begitu, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang
sedang menuju mendekati kearah pintu tahanan.
Ho Ho malah mendengar suara orang menegur Lo-toa.
?Apakah bocah itu tidak pingsan, Lo-toa?" tegur orang yang rupanya sedang mendekati kearah
kamar tahanan tersebut.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
127 ?Tampaknya kekuatan tubuh si bocah cukup kuat," Ho Ho mendengar Lo-toa telah menyahuti
dengan suara yang serak menyeramkan. ?Maka dari itu, dia harus disiksa dengan cara yang
lebih hebat lagi !"
Ho Ho jadi menggigil didalam hati mendengar perkataan Lo-toa. Memang hebat kesengsaraan
bagi dirinya kalau sampai dia disiksa lagi oleh orang-orang Pek Mo Kauw dengan cara yang
lebih hebat dan kejam. Sedangkan saat itu saja boleh dikatakan dia sudah hampir tidak kuat
akibat siksaan-siksaan dari orang-orang Pek Mo Kauw tersebut, apa lagi harus menjalankan
siksaan-siksaan lainnya yang lebih kejam dan bengis, pasti setidak-tidaknya dia akan menemui
kematiannya didalam menjalankan siksaan-siksaannya.
Dan Ho Ho jadi teringat akan pesan terakhir dari wanita malang Bu Tjie Ling didalam surat
terpahat di dinding kamar tahanan itu, yang mengatakan lebih baik cepat-cepat membunuh diri
saja, dari pada harus menunggu terus didalam kamar tahanan ini, setiap harinya akan
menjalankan siksaan-siksaan yang kejam sekali. Memang Bu Tjie Ling benar, dia beranggapan
memang begitulah cara satu-satunya yang paling baik guna menghindarkan tangan kejam dari
orang-orang Pek Mo Kauw tersebut.
Ho Ho mendengar suara orang yang menegur Lo-toa itu telah tertawa dengan suara yang
hambar sekali. ?Tetapi bocah itu telah mengakui dimana orang she Siangkoan itu berada !" kata
orang tersebut sambil memperdengarkan suara tertawa kemenangan.
?Kauwcu tengah mengutus dua orang untuk pergi ketempat yang disebutkan oleh si bocah, guna
menyelidiki apakah bocah itu berdusta memberikan keterangannya."
?Tetapi kalau nanti ternyata bocah itu membohong?" tanya Lo-toa.
?Hmmm. kalau memang dia berbohong, artinya bocah itu sudah makan seratus nyali macan
!? sahut orang tersebut dengan memperdengarkan suara tertawa tawar. ?Siksaan-siksaan yang
hebat tentu menunggu dlrinya ! Tulang hancur dan tubuh lebur juga belum tentu bisa
menyelesaikan siksaan-siksaan itu.?
Ho Ho jadi menggidik mendengar perkataan orang itu, karena suaranya begitu menyeramkan,
mengandung kebuasan dan kekejaman yang sangat.
Dengan sendirinya jantung Ho Ho jadi tergoncang hebat. Surat pahatan yang ditinggalkan oleh
Bu Tjie Ling, membuat jiwa si bocah jadi tergempur, jadi selalu dibayangkan oleh perasaan ngeri
yang bukan main.
?Coba kau buka pintu kamar tahanan itu, aku ingin melihat-lihat keadaan si bocah, Lo-toa,?
perintah orang itu dengan suara yang parau.
Terdengar Lo-toa mengiakan, kemudian Ho Ho mendengar suara pintu kamar tahanan itu yang
didorong perlahan-lahan terbuka dan mengeluarkan suara menderita karena tampaknya pintu itu
sudah berkarat bertahun-tahun tidak pernah berkenalan dengan minyak.
Tampak sinar terang telah menerobos masuk ke dalam kamar tahanan itu, sehingga seketika itu
juga Ho Ho bisa mengawasi sekitar ruang tersebut. Dari balik pintu kamar tahanan tersebut,
tampak melangkah masuk Lo-toa dengan ditangan mencekal obor yang menyala cukup terang
sedangkan dibelakangnya mengikuti seorang lelaki bertubuh tinggi besar juga dan bermuka
menyeramkan sekali.
Mata orang yang mengikuti dibelakang Lo-toa itu berkilat tajam memandang Ho Ho, dan Ho
Ho merasa ngeri sekali melihat sorot mata orang itu, karena didalam sorot matanya itu Ho Ho
melihat kebengisan dan kekejaman hati orang ini.
Waktu melihat Ho Ho sedang dalam keadaan duduk dan tangan memegang dinding untukTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
128 menunjang tubuhnya agar jangan terguling, orang yang mengikuti dibelakang Lo-toa itu telah
mengeluarkan suara tertawa tawar.
?Hmmm. memang tepat apa yang tadi kaukatakan Lo-toa !" kata orang itu dengan suara yang
tawar. ?Daya tahan bocah ini memang benar-benar luar biasa! Hmm, besok aku mau lihat,
apakah dia masih bisa menerima 'hadiah? siksaan yang akan kuberikan !?
?Benar Tu Kiecu !? sahut Lo-toa dengan tertawa juga, suara tertawanya tidak kalah seramnya
dengan suara tertawa orang yang dibelakangnya itu yang dipanggilnya sebagai Tu Kiecu
(pengurus Tu).
Ho Ho hanya mengawasi dengan mata yang terpentang lebar-lebar.
Orang yang dipanggil Tu Kie-cu oleh Lotoa, telah mendelik mengawasi Ho Ho.
?Apakah kau tidak lapar?" tegurnya kemudian dengan suara yang dingin.
Ho Ho diam saja.
?Kalau memang kau lapar, aku akan memerintahkan orang untuk membawakan makanan
bagimu!" kata Tu Kie-cu lagi.
Ho Ho tetap berdiam diri. Dia murka bukan main terhadap orang-orang Pek Mo Kauw ini. Dia
benci sekali. Benci sampai ke tulang sumsumnya.
Orang yang dipanggil sebagai Tu Kie-cu oleh Lo-toa jadi mendongkol waktu melihat Ho Ho
hanya berdiam diri mengawasi dirinya dengan mata yang terpentang lebar-lebar.
?Apakah kau sudah menjadi tuli, he?" bentaknya dengan gusar.
Ho Ho tetap diam. Pikiran si bocah tengah dipenuhi oleh surat Bu Tjie Ling, yang terukir diatas
dinding, bahwa lebih baik mati cepat-cepat dengan membunuh diri daripada harus hidup terus
Dua Musuh Turunan 20 Orang Miskin Dilarang Kawin Karya Suami Efbi Pengelana Rimba Persilatan 3

Cari Blog Ini