Ceritasilat Novel Online

Lonceng Merenggut Arwah 5

Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 5


yang setiap harinya menerima siksaan-siksaan dari orang-orang Pek Mo Kauw ini. Dan Ho Ho
memang sudah bermaksud nekad untuk membunuh diri, maka dari itu, dia jadi berani sekali,
tidak ada rasa takutnya lagi didalam hatinya, sebab Ho Ho telah mengambil keputusan yang
nekad, begitu kedua orang ini berlalu, dia akan membenturkan kepalanya ke dinding kamar
tahanan tersebut, agar penderitaan dan kesengsaraan hidup yang selalu dialaminya itu berakhir.
Kepahitan hidupnya akan hilang begitu dia menggeletak tidak bernyawa lagi. Tidak akan
merasakan pula siksaan-siksaan yang dilakukan terhadap dirinya oleh orang-orang Pek Mo
Kauw tersebut.
Tu Kiecu tampak jadi tambah gusar, karena dia melihat Ho Ho hanya mengawasi dirinya
dengan mata mendelik dan tetap membisu seribu bahasa.
Sesaat Tu Kiecu menoleh kepada Lotoa, mereka saling memandang sebentar, sedangkan Lo-toa
lalu tertawa terpingkal-pingkal.
?Tu Kiecu, didalam perkumpulan Pek Mo Kauw kita ini, kau termasuk seorang yang cukup
terhormat karena kedudukanmu, seluruh anggota Pek Mo Kauw pasti akan tunduk dan patuh
terhadap setiap kata-katamu tetapi bocah edan ini sama sekali tidak memandang sebelah mata
kepadamu! Inilah lucu sekali, kalau sampai terdengar oleh orang-orang Bulim, bukankah kau
akan menjadi bahan tertawaan?"
Mendengar hasutan Lo-toa, Tu Kie-cu yang memangnya telah mendongkol, bertambah gusar
saja. Dia mendengus memperdengarkan suara tertawa dingin, tahu-tahu dengan langkah kaki
yang lebar, dia menghampiri Ho Ho.
?Binatang! Anjing buduk kau !" bentak Tu Kie-cu dengan sengit, sambil membentak begituTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
129 kakinya juga bergerak menendang Ho Ho.
Tu Kie-cu adalah salah seorang jago pilihan dari perkumpulan Pek Mo Kauw, maka bisa
dibayangkan betapa kuatnya tendangan kakinya itu.
Ho Ho dalam keadaan terduduk dan menderita kesakitan yang hebat akibat luka-luka
ditubuhnya, dan sekarang dirinya kena didupak oleh Tu Kie-cu, dengan sendirinya si bocah jadi
terpental kurang lebih empat tombak, punggungnya membentur tembok ruangan itu, jatuh
dilantai kamar tahanan itu dengan keras, dan luka luka di tubuh Ho Ho yang beberapa bagian
telah mengering jadi terbuka lagi, mengeluarkan darah merah pula dan menimbulkan perasaan
sakit yang luar biasa sekali.
Ho Ho jadi rebah meringkuk dilantai kamar tahanan itu dengan menderita kesakitan yang hebat
sekali, si bocah sampai merintih dan menggeliat-geliat. Apalagi Ho Ho juga merasakan betapa
akibat tendangan kaki Tu Kie-cu, menyebabkan iganya sakit luar biasa, dan dua buah tulang
iganya yang rengat, retak.
Sedangkan Tu Kie-cu telah memperdengarkan suara tertawa dingin lagi sambil melangkah
perlahan-lahan menghampiri Ho Ho yang masih meringkuk kesakitan dilantai kamar tahanan
tersebut.
?Hei!" bentaknya sambil menyontek lengan Ho Ho menggunakan ujung kakinya. ?Apakah
telingamu sudah tidak tuli lagi?!!"
Ho Ho tidak bisa menyahuti, dia terlampau menderita kesakitan yang hebat. Si bocah cuma
mengerang guna menahan rasa sakit yang menyerang dirinya.
Tu Kie-cu memperdengarkan suara tertawa tawarnya lagi.
?Hmmmmkalau kau tetap pura-pura menjadi tuli, aku akan memberikan beberapa 'hadiah?
lagi kepadamu agar mulutmu itu bisa terbuka!" terdengar suara Tu Kie-cu yang
menyeramkan.
Ho Ho saat itu benar-benar telah dalam keadaan sekarat, bocah ini benar-benar terlalu sengsara
dalam keadaannya itu. Dan hatinya bergolak karena kemarahan yang sangat.
?Ohhhsebelum aku membunuh diri, lebih baik kuadu jiwa dengan orang ini !" pikir Ho Ho
dengan nekad.
Dan karena berpikir begitu, dikala Tu Kie-cu ingin berkata-kata lagi, tahu-tahu Ho Ho telah
mengeluarkan suara erangan yang keras, tubuhnya tampak berusaha berdiri, dan kakinya
dengan lemah menyepak kearah Tu Kie-cu.
Tu Kie-cu ketika melihat keadaan si bocah jadi tertawa gelak-gelak dengan mendongkol. Dia
hanya menggeser kakinya sedikit, tahu-tahu 'Plaaakkk!? tangannya itu telah menempeleng kepala
Ho Ho, sehingga tubuh si bocah jadi mutar seperti gasing lalu jatuh dilantai dalam keadaan tidak
sadarkan diri, karena dirasakan dunia menjadi gelap sekali, langit seperti menimpa kepalanya.
TU KIE-CU ketika melihat Ho Ho telah jatuh pingsan, dia menghela napas.
?Benar-benar kebal dan badung sekali bocah ini!" katanya dengan suara yang tawar. ?Dia terlalu
nekad! Padahal tenaga dan kondisi tubuhnya sudah tidak mengijinkan untuk dia bergerak, tetapi
nyatanya dia masih mencoba untuk menendang diriku! Benar-benar luar biasa bocah ini!
Hmmm, kau harus mengikatnya kuat-kuat, karena terlalu nekad sekali, bisa-bisa dia mengambil
jalan pendek untuk membunuh diri. kita harus menjaga jangan sampai terjadi hal itu, karena
kalau sampai terjadi demikian, pasti Kauwcu akan marah besar."
Lo-toa mengangguk saja.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
130 Setelah memandang Ho Ho sejenak lagi Tu Kie-cu menghela napas sambil membalikkan
tubuhnya dan melangkah keluar dari kamar tahanan itu.
Sedangkan Lo-toa telah meletakkan obornya didekat meja, kemudian dari dalam saku bajunya
dia mengeluarkan seutas tali yang terbuat dari kulit harimau. Diikatnya tangan dan kaki Ho Ho
kuat-kuat, sehingga seumpama Ho Ho nanti tersadar dari pingsannya, si bocah pasti tidak akan
bisa melakukan sesuatu apapun.
Setelah mengikat si bocah kuat-kuat Lo-toa berdiri sambil menepuk-nepuk bajunya dan
memperdengarkan suara tertawa bengis, kemudian dia mengambil obornya dan melangkah
keluar meninggalkan kamar tahanan tersebut.
Ho Ho rebah terikat dalam keadaan pingsan terus !
Kasihan bocah ini, dia selalu menerima siksaan dan kepahitan hidup belaka. Nasibnya benarbenar buruk.
Lama juga Ho Ho pingsan tidak sadarkan diri, sampai menjelang kurang lebih satu hari
akhirnya dia tersadar juga. Pertama-tama yang meluncur keluar dari mulutnya adalah suara
keluhan yang perlahan dan lemah sekali, matanya masih terpejamkan. Perasaan sakit meliputi
seluruh tubuhnya. Juga iganya dirasakan sakit luar biasa akibat tendangan kaki Tu Kiecu.
Hati Ho Ho jadi dendam dan benci sekali terhadap orang-orang Pek Mo Kauw. Dendamnya
semakin lama jadi semakin menghebat.
?Air.ooohhh.air.aku haus.!" keluh Ho Ho dengan suara yang lemah, karena
tenggorokannya terasa kering.
Tetapi tidak ada orang yang meladeninya, hanya suaranya sendiri yang menggema didalam
kamar tahanan tersebut.
Ho Ho mengeluh lagi, lama juga si-bocah menderita kehausan, tubuhnya demam terasa panas,
lalu berganti dingin, silih berganti dan menyiksa sekali dirinya.
Keringat dingin juga telah memenuhi diri si-bocah, dan demamnya semakin lama semakin
hebat, sehingga kembali si-bocah pingsan tidak sadarkan diri.
Selama itu, tidak ada orang yang meladeninya.
Ho Ho rebah pingsan tanpa ditengok oleh Lo-toa atau orang lainnya.
Setelah lewat beberapa saat lagi, Ho Ho telah siuman kembali dengan tubuh yang menggigil
akibat demamnya itu. Hawa panas didalam tubuhnya semakin menghebat, sehingga Ho Ho
merasakan kehausan yang bukan main.
?Airairrrrr.ohhhhh aku haus sekali.airrrrr." keluh Ho Ho dengan gelisah sekali.
Tubuhnya juga dalam keadaan terikat, sehingga selain dia menderita kesakitan setiap dia
menggerak-gerakkan tubuhnya, juga Ho Ho tidak leluasa dengan setiap gerakan kaki dan
tangannya.
Keadaan didalam kamar tahanan itu tetap sunyi, tidak ada orang yang melayani Ho Ho. Dan
bocah ini jadi tambah menderita dengan luka-luka ditubuhnya yang tergesek tanah. Demamnya
semakin menghebat saja.
Entah berapa kali Ho Ho jatuh pingsan dan tersadar kembali.
Dan ketika terakhir dia tersadar kembali, dirasakan pertama-tama olehnya, bahwa ikatan pada
kaki dan tangannya sudah tidak ada lagi. Cepat-cepat Ho Ho membuka sedikit kelopakTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
131 matanya, ternyata dia berada didalam sebuah ruangan yang terang benderang, dia rebah diatas
lantai.
Demamnya pada saat itu masih menyerang dirinya dengan hebat, perasaan haus kembali
menyerang tenggorokannya, kering sekali lehernya itu.
?Airrr.aku minta air.!" rintih Ho Ho.
Byuuurrrr ! tahu-tahu muka Ho Ho telah disiram oleh seseorang. Ternyata seorang anak buah
Pek Mo Kauw telah menyiram muka Ho Ho dengan seember air.
Dengan menggunakan ujung lidahnya, Ho Ho menjilati butir-butir air yang masih melekat
didekat bibirnya. Perasaan hausnya mulai agak berkurang, walaupun air yang bisa diperoleh
dengan mempergunakan ujung lidahnya itu sedikit sekali.
Perlahan-lahan matanya telah terbuka lebih besar lagi. Sekarang Ho Ho baru bisa melihat bahwa
disekelilingnya berdiri belasan orang. Ho Ho agak menundukkan kepalanya dan dilihatnya
diujung ruangan itu tampak Kauwcu dari Pek Mo Kauw, lelaki berkumis panjang itu tengah
duduk dikursi kebesarannya, yaitu kursi yang berlapis kulit harimau.
Kala itu, Kauwcu Pek Mo Kauw tersebut, Tjang Kauw-cu, tengah tersenyum dengan muka yang
tidak enak dilihat, bengis sekali.
?Bocah.kau telah tersadar?" tegur sang Kauw-cu dengan suara yang dingin.
Ho Ho tidak bisa menyahuti, dia hanya mengerang dengan suara yang perlahan.
?Hmm. keteranganmu ternyata sangat berlainan dengan apa yang kuinginkan!" kata Tjang
Kauw-cu lagi kemudian. ?Kau telah menunjukkan orang she Siangkoan itu, tetapi ternyata
waktu kami menangkapnya, orang she Siangkoan itu bukanlah Siangkoan Djie yang kami
maksudkan!"
Hati Ho Ho mencelos, kalau didengar dari perkataan Tjang Kauw-cu itu ayahnya jelas telah
ditawan pula oleh orang-orang Pek Mo Kauw tersebut.
?Jadi.jadi ayahku telah ditawan oleh kalian?" tanya Ho Ho dengan suara yang susah payah
dan masih rebah di lantai ruangan tersebut, karena dia tidak mempunyai kekuatan untuk duduk.
Biarpun Ho Ho telah berusaha beberapa kali menggerakkan tubuhnya guna duduk, toch si bocah
selalu gagal dengan usahanya.
Ho Ho mendengar Tjang Kauw-cu telah mengeluarkan suara tertawa mengejek, menyeramkan
sekali suara tertawa dari ketua Pek Mo Kauw tersebut.
?Benar! Tetapi ayahmu itu bukanlah orang yang kami inginkan!" sahut Tjang Kauw-cu.
?Jadikalau begitukami ayah dan anak akan kalian bebaskan, bukan?" tanya Ho Ho dengan
girang, dan setitik harapan muncul di hatinya. ?Bukankah jelas sekarang bahwa kami tidak
mempunyai hubungan dan sangkut paut apa-apa dengan kalian orang-orang Pek Mo Kauw !?
Tjang Kauwcu telah tertawa merengeh menyeramkan.
?Tidak!" sahutnya tegas. ?Kalian tidak akan kami lepaskan dan tidak nantinya kami bebaskan!"
Ho Ho jadi kaget setengah mati, hatinya mencelos dan jantungnya jadi tergoncang.
?Memengapa begitu?" tanya Ho Ho dengan suara yang susah payah. ?Bukankah bukankah
sekarang sudah jelas bahwa kami bukanlah orang yang sedang kalian cari?!"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
132 ?Memang benar sekarang kami ketahui bahwa kalian bukanlah manusia-manusia yang sedang
kami cari !? sahut Tjang Kauwcu dengan suara yang bengis. ?Tetapi setiap orang yang telah
terjatuh di tangan kami, jangan harap bisa meninggalkan markas Pek Mo Kauw dalam keadaan
masih hidup dan masih bernapas!"
Darah Ho Ho jadi tersirap.
?Jadi.jadi kalian ingin membunuh kami?" tanyanya dengan gugup.
?Juga tidak!" sahut Tjang Kauw-cu dengan cepat.
?Lalu apa maksud kau untuk menahan kami terus?" tegur Ho Ho dengan gusar sekali, darahnya
meluap. Bocah ini jadi kalap sekali.
?Juga bukan untuk ditahan !"
?Lalu untuk apa?"
?Hmmm.kau mau dengar?"
?Katakan !"
?Untuk disiksa lagi!"
Benar-benar Ho Ho jadi murka bukan main.
?Kalau begitu kau manusia berhati binatang!" teriak Ho Ho dengan kalap dan mengerahkan
seluruh tenaganya untuk dapat berteriak begitu. ?Kau adalah manusia berhati iblis!"
?Benar perkataanmu itu!" sahut Tjan Kauw-cu dengan suara yang dingin, tidak terlihat dia
bergusar karena perkataan Ho Ho. ?Karena perkumpulan kami saja telah dinamakan Pek Mo
Kauw (Perkumpulan Iblis Putih) ohapakah kau baru tahu bahwa kami adalah manusiamanusia berhati iblis? Hahahahaha !" menyeramkan sekali suara tertawa kauw-cu dari Pek Mo
Kauw tersebut, seperti juga suara tertawanya itu menggetarkan ruangan tersebut, seakan ingin
meruntuhkan gedung itu.
Tubuh Ho Ho jadi gemetaran. Karena dia sedang gusar tanpa berdaya sama sekali,
menyebabkan tubuhnya yang jadi menggigil keras.
?Kau mau tahu siksaan apa yang akan kujatuhkan kepada dirimu ?" tanya Tjang Kauw-cu
waktu melihat tubuh Ho Ho bergemetaran begitu.
Ho Ho sudah tidak bisa menyahuti, bibirnya gemetaran saking murka.
Saat itu, baru saja Kauw-cu dari Pek Mo Kauw tersebut ingin menyebutkan siksaan yang ingin
dia jatuhkan pada diri Ho Ho, tampak Ngo Tok Sian Lie Phang Lin melangkah masuk kedalam
ruangan itu.
?Kebetulan sekali, Phang Lie-hiap!" seru Tjang Kauw-cu waktu dia melihat Phang Lin
memasuki ruangan tersebut.
?Apa yang kebetulan?" tegur Phang Lin sambil tersenyum kejam dan melangkah berdiri
disamping kursi Kauw-cu dari Pek Mo Kauw tersebut.
?Aku ingin menanyakan kepadamu, siksaan apa yang pantas untuk diberikan kepada bocah ini?"
tanya Tjang Kauw-cu lagi.
?Kau meminta pendapatku?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
133 ?Yacoba kau sebutkan siksaan yang cocok untuk bocah ini!"
?Mudah saja!"
?Sebutkanlah!"
?Potong saja kedua tangan dan kedua kakinya, untuk seterusnya dia tidak akan membahayakan
pihak kita!" Ngo tok Sian Lie (Dewi Lima Racun) Phang Lin telah memberikan sarannya.
?Bagus! Memang baik sekali saranmu itu! Dengan dipotong kedua tangan dan kedua kakinya
itu, pasti si bocah tidak mungkin bisa mempelajari ilmu silat lagi! Coba kau lihat Phang
Liehiapapakah pandanganmu terhadap diri si bocah bersamaan dengan pandanganku?!"
?Maksudmu?" tanya Ngo Tok Sian Lie Phang Lin dengan heran.
Tjang Kauw-cu tertawa.
?Kalau menurut penglihatanku, bocah ini sebetulnya mempunyai tulang yang bagus dan bakat
yang baik sekali, bukan?" kata Tjang Kauwcu lagi. ?Dan dia juga mempunyai sesuatu yang
cukup aneh, yang tidak dimiliki oleh bocah-bocah biasa, yaitu kecerdasan yang hebat dan juga
kenekadan! Sebetulnya kalau bocah ini memperoleh seorang guru yang hebat kepandaiannya,
dan dia memperoleh gemblengan yang sesuai dengan bakatnya, pasti dia akan menjadi seorang
jago yang luar biasa sekali ! Inilah, kalau memang bocah ini dibiarkan hidup dan kita bebaskan
kembali, pasti suatu hari akan menjadi duri bagi pihak kitamaka dari itu, kupikir lebih bagus
kita jangan membebaskannya, kita bunuh saja, agar tidak ada persoalan dibelakang hari
Terlalu berbahaya bocah ini bagi kita untuk dibelakang hari, aku tidak mau menghadapi
risiko!"
Ngo Tok Sian Lie Phang Lin mengangguk.
?Memang benar apa yang dikatakan oleh Kauw-cu!" katanya kemudian dengan suara yang
tawar dan tertawa menyeramkan. ?Kalau menurut pandanganku, bocah ini memang
mempunyai kelainan dengan bocah-bocah lainnya yang sebaya usianya dengannyatidak ada
seorang muridku yang mempunyai kecerdikan dan keberanian seperti bocah ini, maka memang
tepat sekali perkataan dan tindakanmu ini, bocah ini harus dimusnahkan dari permukaan bumi !
Kalau bunga mawar selalu berduri, maka mata pedang selalu tajam!" Dengan berkata 'kalau
bunga mawar selalu berduri, maka mata pedang selalu tajam', si nenek Phang Lin ingin
mengatakan kalau wanita selalu berbahaya dan Ho Ho membahayakan juga dibelakang hari!
Tjang Kauw-cu telah mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali sambil tersenyum.
?Luar biasa, Phang Liehiap!? kata Tjang Kauw-cu sambil tersenyum.
?Apanya yang luar biasa?"
?Perkataanmu itu!" sahut Tjang Kauw-cu sambil tertawa. ?Memang benar perkataan itu, selalu
saja bunga mawar akan berduri dan selalu pula mata pedang akan tajam dan mematikan! Begitu
pula dengan bocah ini, terlalu berbahaya kalau kita biarkan hidup terus..!"
Phang Lin tidak mengatakan apa-apa, cuma menganggukkan kepalanya saja sambil memandang
tajam mengawasi Ho Ho yang masih rebah tidak berdaya diatas lantai ruangan tersebut.
Ho Ho sendiri yang mendengar percakapan antara Tjang Kauwcu dengan Ngo Tok Sian Lie
Phang Lin yang membicarakan perihal dirinya, dia jadi gusar bukan main, karena kedua orang
ini ternyata merupakan manusia-manusia keji yang tidak mengenal rasa kasihan, bengis dan
terlalu jahat sekali.
Tubuh Ho Ho jadi gemetaran saking murkanya, tetapi si bocah hanya dapat bergusar tanpaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
134 berdaya sama sekali. Dia tetap rebah tanpa ada tenaga sedikitpun pada dirinya. Dengan
sendirinya, mengingat akan keadaan dirinya itu, Ho Ho jadi putus asa dan menyesali
dirinya.dia tahu bahwa dirinya tidak mungkin bisa dihindarkan dari kematian ditangan orangorang bengis yang sangat jahat yang sedang berkumpul diruangan itu.
Pada saat itu Tjang Kauw-cu telah memperdengarkan suara tertawa menyeramkan yang
menggema didalam ruangan tersebut.
?Bocah! Kau telah mendengar sendiri bukan, bahwa kau harus menerima kematianmu!
Menyesal sekali, kami tidak ingin memberikan kau kehidupan, jiwamu harus dikirim ke neraka
guna menyampaikan salam kami kepada Giam-lo-ong (raja akherat)." kata Tjang Kauw-cu
dengan suara yang keras.
?Tetapi.apa kesalahanku sehingga harus dibunuh oleh kalian?" tanya Ho Ho dengan
penasaran sekali.
Tjang Kauw-cu tertawa tawar.
?Kau tidak mempunyai kesalahan pada pihak Pek Mo Kauw kami, tetapi salahnya nasibmu
buruk sekali, kau menjadi seorang bocah yang cerdas dan mempunyai bakat yang hebat sekali !
Itulah sebabnya! Coba kalau memang kau menjadi seorang bocah yang dungu dan bodoh, tentu
kami tidak akan membinasakan dirimu.kami akan membebaskan dan membiarkan kau
hidup!"
Mendengar keterangan Tjang Kauw-cu membuat hati Ho Ho jadi mengkelap. Itulah alasan yang


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hanya dicari-cari belaka oleh ketua Pek Mo Kauw tersebut ! Dada Ho Ho dirasakan bergolak
keras seperti juga ingin meledak saking marahnya.
?Itulah alasan yang tidak masuk akal !" teriak Ho Ho dengan marah.
?Jangan rewel !? bentak Tjang Kauwcu dengan cepat. ?Yang penting, kau harus menjalankan
hukuman matimu! Titik. Kau dengar, kau harus mati, titik !?
Ho Ho jadi tidak bisa mengatakan apa-apa selain mengawasi Tjang Kauw-cu dengan mata
mendelik marah sekali.
Tjang Kauw-cu juga mengawasi si bocah, waktu melihat sinar mata Ho Ho, Tjang kauw-cu jadi
mengeluarkan suara tertawa kecil sambil menoleh kearah Ngo Tok Sian Lie Phang Lin yang
berdiri di sampingnya.
?Coba kau lihat Phang Liehiapbetapa sinar mata bocah busuk itu membahayakan sekali?
Kalau kita melepaskan dia hidup terus, bukankah akan membahayakan diri kita sendiri?
Lihatlah, betapa sinar matanya itu benar-benar mengandung duri!" kata Tjang Kauwcu
kemudian dengan suara mengejek.
Ngo Tok Sian Lie Phang Lin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.
Tjang Kauw-cu telah mengangkat tangannya dan kala itu telah memberikan perintah kepada
kedua orang anak buahnya untuk memotong leher Ho Ho dihadapan dan didepan matanya!
Dua orang Pek Mo Kauw dengan di tangan tercekal dua batang golok yang tampaknya tajam
luar biasa, telah melompat menghampiri Ho Ho. Muka mereka bengis sekali, biarpun tidak
resmi, toch kedua orang ini bisa disebut sebagai algojo dari Pek Mo Kauw.
Ho Ho jadi putus asa, harapannya untuk dapat hidup terus telah lenyap.
Dan disaat yang menentukan itu, pikiran si bocah telah berputar keras sekali mencari jalan
terakhir guna bisa menyelamatkan dirinya. Memang didalam dunia ini tidak ada orang yangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
135 ingin menghadapi kematian manda dan menyerah begitu saja.
Sedang si bocah memutar otaknya itu, kedua orang anak buah Pek Mo Kauw telah
menghampiri dekat sekali, tangan mereka yang mencekal golok mereka masing-masing telah
terangkat tinggi-tinggi, siap sedia untuk melakukan tugas mereka membacok batang leher Ho
Ho, begitu Kauwcu, ketua mereka memberikan isyarat !
Keadaan jiwa Ho Ho benar-benar terancam bahaya kematian, setitikpun tidak ada harapan lagi
bagi si bocah untuk dapat hidup terus.
TJANG KAUWCU mengawasi dengan mulut menyeringai kejam, bersiap-siap untuk
memberikan isyarat pelaksanaan hukum mati itu.
Semua orang lainnya yang berkumpul didalam ruangan itu juga telah mengawasi dengan sikap
yang tegang, karena bocah ini akan segera binasa dengan kepala terpisah dari batang lehernya
begitu kedua orang Pek Mo Kauw yang memegang golok itu menggerakkan senjatanya!
Di saat yang menegangkan itu, tiba-tiba Ho Ho teringat akan sesuatu.
?Ada apa yang ingin kau katakan sebagai pesan terakhirmu?" tegur Tjang Kauw-cu sambil
tertawa menyeringai menyeramkan.
?Aku ingin menanyakan sesuatu" sahut Ho Ho.
?Sebutkanlah pertanyaanmu itu!" kata Tjang Kauw-cu.
?Aku ingin menanyakan perihal ayahku !" kata Ho Ho lagi.
?Kenapa pula dengan dirimu?"
?Apakah setelah aku dibunuh mati oleh kalian, ayahku itu akan dibebaskan?"
?Tidak !"
?Mengapa tidak? Bukankah ayahku tidak bisa ilmu silat, tidak memiliki kepandaian apa-apa,
sehingga kalian tidak perlu jeri kepadanya! Dan juga ayahku tidak mempunyai kesalahan
apapun terhadap pihak kalian!"
Mendengar perkataan Ho Ho, Tjang Kauw-cu jadi mengeluarkan suara tertawa yang bengis dan
menakutkan sekali, parau benar suara tertawanya itu, menggema didalam ruangan tersebut.
?Pertanyaanmu itu merupakan suatu pertanyaan yang bodoh!" kata Tjang Kauw-cu kemudian.
?Apakah dengan dibunuhnya dirimu itu, ayahmu tidak menaruh dendam? Tentu kalau kami
bebaskan, pada suatu hari dia akan mencari balas dengan mengundang beberapa orang jago
silat, dan itu akan memusingkan kepala kami, walaupun kenyataannya memang tidak ada
artinya apa-apa bagi kami."
Darah Ho Ho jadi tersirap lagi dan dia merasakan betapa Kauw-cu dari Pek Mo Kauw ini terlalu
pandai mencari-cari alasan.
Si-bocah menghela napas dengan putus asa dan dia benar-benar gusar serta penasaran sekali.
Tjang Kauw-cu telah memperdengarkan suara tertawanya lagi dengan nyaring.
?Kau sudah siap menjalankan hukumanmu?" tegurnya bengis. ?Hatimu telah rela, bukan?"
Ho Ho tidak menyahuti.
Semua orang jadi mengawasi si-bocah dengan perasaan tegang.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
136 Akhirnya ketegangan itu dipecahkan oleh suara tertawa Tjang Kauw-cu lagi.
?Baiklah, tampaknya kau masih memberati diri ayahmu, dan kalau kau terbunuh dalam
keadaan tidak begitu, mungkin nanti kau bisa menjadi setan penasaran!? ejek Tjang Kauw-cu
dengan suara yang dingin. ?Hmmm aku akan membikin puas hatimu!"
Dan setelah berkata begitu, Tjang Kauwcu menoleh kepada salah seorang anak buahnya,
katanya, ?Bawa kemari tua bangka she Siangkoan itu!"
Orang Pek Mo Kauw itu mengiakan dan cepat-cepat berlalu.
Hati Ho Ho jadi tegang. Ayahnya akan dibawa keluar untuk dipertemukan dengan dirinya.
Jantung Ho Ho juga tergoncang keras sekali, hatinya berdebar keras.
Tidak lama kemudian tampak orang pek Mo Kauw yang diperintahkan oleh Tjang Kauwcu itu
telah memasuki ruangan itu pula sambil menyeret seseorang!
Waktu Ho Ho menegaskan, ternyata orang itu memang ayahnya, yaitu Siangkoan Djie!
Hati Ho Ho jadi tambah tergoncang hebat, dia merasa berduka sekali, apa lagi dilihatnya
ayahnya terlalu menderita sekali, kedua kaki dan tangannya telah diikat keras-keras, mukanya
telah bengap-bengap dan benjol-benjol disana sini akibat siksaan pukulan!
Dan orang Pek Mo Kauw yang menyeret Siangkoan Djie telah mendorong ayah Ho Ho
sehingga terbanting dilantai ruangan tersebut didekat Ho Ho.
?Ayah!" panggil Ho Ho dengan suara gemetar, hampir saja air matanya mengucur keluar.
Siangkoan Djie kala itu tampak telah terlalu menderita sekali, dia sudah dalam keadaan
setengah tidak sadar.
Tetapi waktu mendengar panggilan Ho Ho, dia jadi membuka matanya dan memandang Ho Ho
dengan kilatan mata yang bengis sekali.
?Anak. anak keparat. anak yang put-hau (tidak berbakti) !" desis Siangkoan Djie dengan
suara yang menyeramkan mengandung kemarahan yang sangat.
Ho Ho jadi kaget, segera dia teringat memang kemungkinan saja ayahnya bisa marah sekali
kepadanya, karena setidak-tidaknya dia telah mencelakai diri ayahnya itu dengan membawabawa ayahnya.
?Ayahkau dengar dulu keteranganku!" kata Ho Ho dengan cepat, suaranya gemetar.
?Anak keparat!" maki Siangkoan Djie dengan suara yang bengis, dan ?Puuiihh!? dia telah
meludahi muka Ho Ho, tampaknya Siangkoan Djie telah begitu membenci Ho Ho, sampai
sudah lenyap sama sekali perasaannya sebagai seorang ayah terhadap anaknya.
Ludah Siangkoan Djie tepat meneplok menempel pada muka Ho Ho. Sakit sekali hati si bocah,
tubuhnya menggigil keras.
?Ayah!" panggil Ho Ho dengan suara gemetar dan air matanya jadi menitik membasahi
pipinya.
Tjang Kauw-cu yang melihat keadaan demikian, telah mengeluarkan suara tertawanya yang
menyeramkan dan mukanya juga menyeringai bengis serta memperlihatkan bahwa dia jahat
sekali.
?Orang she Siangkoan!" bentak Tjang Kauw-cu dengan suara yang bengis. ?Ternyata nasibmuTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
137 memang malang, sehingga harus mati disebabkan mempunyai nama yang bersamaan dengan
musuh besar kami, yaitu Siangkoan Djie! Kami sebetulnya tidak bermaksud untuk
membinasakan dirimu, begitu kami mengetahui bahwa kau bukanlah orang yang kami
maksudkan dan sedang kami cari itu, tetapi anakmu ini tidak mau mengerti, dia meminta agar
kami menghukum mati kepada dirimu, karena aku telah memberikan kesempatan kepadanya,
tinggal pilih dalam dua pilihan, dia yang dibunuh, atau ayahnya, yaitu kau sendiri, yang
mewakilinya! Hahahahahahahadengan dibunuhnya dirimu, maka bocah ini akan
kubebaskan!"
Tubuh Siangkoan Djie jadi gemetaran keras sekali.
?Ohhhhh anak terkutukanak keparat!" maki Siangkoan Djie dengan suara yang menyeramkan
sekali. ?Aku tidak menyangka bahwa kau akhirnya bisa 'memakan? orang tua sendiribenarbenar terkutuk kau.Thian akan mengutuk sampai tubuhmu hancur lebur, itupun belum tentu
dosamu bisa ketebus!"
?Ayah!? teriak Ho Ho dengan suara yang menyayatkan. Waktu Tjang Kauwcu berkata-kata,
hati Ho Ho mencelos kaget sekali, dia tidak menyangka bahwa Tjang Kauw-cu bisa mengarang
cerita bohong itu guna menjelek-jelekkan dirinya dihadapan ayahnya itu. Darah Ho Ho bergolak
penuh kemarahan. ?Semua itu bohong, ayah. jangan kau percaya hasutan mereka !"
?Kau memang anak keparat !? maki Siangkoan Djie dengan tidak memperdulikan teriakan Ho
Ho itu. ?Kalau memang bukan disebabkan dirimu, dan juga kalau bukan memang kau sengaja
ingin mencelakai diriku dengan memberitahukan dimana aku tinggal, tentu aku tidak akan
mengalami nasib sesial ini! Anak terkutuk! Kalau kedua tanganku ini tidak terikat, pasti aku
yang akan membunuh dengan mempergunakan kedua tanganku ini sendiri !?
Melihat kemarahan ayahnya itu, sakit sekali hati Ho Ho. Benar-benar berduka hati si bocah, dia
jadi tidak bisa berkata-kata, hanya memandangi ayahnya dengan air mata berlinang.
Tjang Kauwcu dan Ngo Tok Siang Lie Phang Lin tertawa gelak-gelak.
?Benar-benar lucu! Baru kali ini aku menyaksikan seorang anak ingin mencelakai ayahnya, asal
dirinya bisa selamat !? Ngo Tok Sian Lie sengaja membakar kemarahan Siangkoan Djie.
Dan hasutannya itu menambah kemarahan Siangkoan Djie terhadap puteranya itu. Tubuhnya
gemetaran dan matanya seperti memancarkan api kemarahan yang ingin membakar diri Ho Ho.
?Nah. sekarang kau telah bertemu dengan ayahmu itu, bocah !" kata Tjang Kauwcu dengan
suara yang nyaring. ?Tadi kau mengatakan bahwa kau ingin menyaksikan sendiri ayahmu itu
dipenggal batok kepalanya, maka permintaanmu itu kululuskan ayahmu akan segera
menjalankan hukuman pancung kepala!"
Dan setelah berkata begitu Tjang Kauwcu memberikan isyarat kepada kedua orang pek Mo
Kauw yang telah mencekal dua batang golok itu, yang bersikap sebagai algojo dari perkumpulan
Pek Mo Kauw tersebut.
?Jalankan hukuman kepada diri orang she Siangkoan itu!" perintah Tjang Kauwcu dengan suara
yang bengis sekali.
Kedua orang algojo dari Pek Mo Kauw menyahuti sambil memberi hormat, kemudian dengan
galak dan bengis sekali, tubuh Siangkoan Djie diseret oleh mereka ke tengah ruangan itu.
Tentu saja dengan mengetahui bahwa batang lehernya akan dipancung dan berarti dia akan mati
terbunuh, Siangkoan Djie dengan sendirinya jadi ketakutan setengah mati.
?Ohhhhh. tunggu dulu! Tunggu dulu ! Dengarkanlah keteranganku!" teriak Siangkoan DjieTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
138 dengan suara yang nyaring, mengandung ketakutan yang luar biasa, tubuhnya juga gemetaran.
Tjang Kauw-cu mengangkat tangannya.
?Tunggu dulu.biarkan dia memberikan penjelasannya!" katanya.
Kedua algojo Pek Mo Kauw itu jadi melepaskan cekalan mereka.
Napas Siangkoan Djie tampak begitu memburu, mukanya pucat kehijau-hijauan. Matanya
memandang dengan benci dan bengis sekali kepada Ho Ho, seperti juga Ho Ho bukan anak
kandungnya, malah berbalik menjadi musuh besarnya, sebab di dalam anggapan Siangkoan Djie
bahwa Ho Ho adalah penyebab dari kecelakaan dirinya ini !
?Apa yang ingin kau jelaskan lagi ?? tegur Tjang Kauw-cu.
?Siauwjin (aku yang rendah), ingin menjelaskan kepada Toaya (tuan besar) bahwa anak
Siauwjin itu merupakan seorang anak yang Puthauw dan Putgie (tidak berbudi), memang sudah
sejak lama kulihat perangainya jahat sekali, malah beberapa hari yang lalu dia telah melarikan
diri dan telah kuanggap sebagai anak buang-buangan, aku sudah tidak menganggap dia sebagai
anakku lagi!? kata Siangkoan Djie kemudian dengan suara gemetar, dia berkata-kata dengan
merendah sekali, sehingga dia membahasakan dirinya dengan sebutan Siauw-jin (aku yang
rendah, perkataan yang terlalu merendah sekali, sebab bisa diartikan juga Siauwjin itu adalah
budak) dan dia juga memanggil Tjang Kauw-cu dengan sebutan Toaya, tuan besar.
?Lalu apa maumu?" tanya Tjang Kauw-cu dengan dingin. ?Setelah kau tidak mengakui dia
sebagai anakmu lagi, tentunya kau tidak mempunyai sangkut paut lagi dengan dia bukan?"
?Benar Toaya!"
?Tetapi kematianmu ini diminta oleh anakmu itu, dia ingin menyaksikan sendiri betapa batang
lehermu itu putus ditabas oleh golok orang-orangku itu!" kata Tjang Kauw-cu lagi sambil
memperlihatkan tertawa licik. ?Maka dari itu, memang pantas kalian boleh dibilang sudah tidak
mempunyai hubungan lagi, sudah tidak tersangkut sebagai hubungan ayah dengan anak.!"
Tubuh Siangkoan Djie jadi gemetaran keras sekali, dia memandang dengan bengis kepada Ho
Ho, kemudian dengan muka meringis, seperti mau menangis, Siangkoan Djie telah memandang
kepada Tjang Kauwcu.
?Toaya, harap mengasihani dan mengampuni diriku." kata Siangkoan Djie dengan menghiba.
?Siauwjin baru saja mempunyai seorang anak lagi, isteri Siauwjin baru melahirkan, kalau
sampai Siauwjin terbunuh, bukankah anakku yang baru lahir itu akan terlantar?"
Tjang Kauw-cu tertawa dingin.
?Tidak!" katanya tegas. ?Biar bagaimana hukuman mati itu akan kau jalankan. Kau harus mati!"
Darah Siangkoan Djie tersirap seperti berhenti beredar, mukanya pucat sekali kehijau-hijauan
dan tubuhnya juga jadi gemetaran. Tahu-tahu dia telah menangis dan berlutut kehadapan Tjang
Kauwcu dengan keadaan kedua tangan dan kakinya terikat.
Hati Ho Ho sakit luar biasa waktu mendengar perkataan dan sikap ayahnya itu. Persoalan
ayahnya begitu ketakutan dan sikapnya rendah mau merendah-rendahkan diri dan menghibahiba meminta pengampunan dari Tjang Kauw-cu tidak begitu dihiraukan oleh Ho Ho, cuma saja
yang membuat dia jadi tambah sedih dan berduka sekali adalah perkataan ayahnya, yang sudah
tidak mau mengakui dirinya sebagai anaknya lagi, malah juga tampaknya sang ayah telah begitu
membenci dirinya!
Ho Ho jadi sakit hati dan dendam ketulang sumsum kepada Tjang Kauw-cu, karena ketua dariTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
139 perkumpulan Pek Mo Kauw tersebut telah mengarang sebuah cerita bohong.
Saat itu Ho Ho melihat ayahnya berlutut dengan menangis tanpa mempunyai kegagahan sedikit
pun, tampaknya ayahnya itu ketakutan sekali menghadapi kematiannya. Dan hal itu bisa
dimaklumi oleh Ho Ho, karena ayahnya memang jeri menghadapi kematian.
?Harap Toaya mau memberikan belas kasihan sedikit kepada Siauwjin.janganlah membunuh
Siauwjin.ampunilah jiwa anjing Siauwjin yang tidak ada harganya ini, Toaya!" hiba
Siangkoan Djie dengan merendah sekali.
?Hmmm kau jadi masih ingin hidup?" tanya Tjang Kauw-cu dengan suara mengejek waktu
melihat kepengecutan Siangkoan Djie ini.
?Bebenar Toaya.oooohhhhhh, berilah belas kasihan, Toaya.Thian (Tuhan) tentu akan
memberkahi hokkie (rejeki) yang besar atas kebaikan-kebaikan hati Toaya ini!"
?Tetapi ini sulit sekali, kalau kau tidak dibunuh, berarti anakmu itu yang harus menjalankan
hukuman mati sebagai gantinya !" kata Tjang Kauwcu lagi.
?Boleh! Boleh! Biarlah dia yang dibunuh saja, Toaya !" sahut Siangkoan Djie dengan cepat dan
matanya melirik Ho Ho dengan bengis dan mengandung kebencian yang sangat.
?Tetapi.!" Tjang Kauwcu sengaja memperlihatkan sikap yang ragu-ragu.
?Kenapa Toaya ?" tanya Siangkoan Djie dengan suara yang gugup dan jantung yang tergoncang
keras.
?Kalau anakmu itu kubunuh, dan kau kami bebaskan, tentu kau akan sakit hati dan pada suatu
hari nanti kau akan menuntut balas atas kematian anakmu itu kepada pihak kami!"
?Tidak Toaya! Sekali-kali tidak ada maksud itu didalam hatiku ! Aku tidak akan sakit hati kalau
anak terkutuk itu dibunuh, malah Siauwjin jadi sangat berhutang budi dan berterima kasih
kepada Toaya yang telah mewakili menghukum anak terkutuk yang tidak pernah mau mengenal
budi kebaikan orang tua itu!" sahut Siangkoan Djie dengan cepat.
Sakit sekali hati Ho Ho.
Benar-benar ayahnya ini rupanya sudah menganggap bahwa Ho Ho adalah orang lain karena
ayahnya itu malah tampaknya rela sekali kalau Ho Ho dihukum mati oleh orang-orang Pek Mo
Kauw ini.
Ho Ho benar-benar berduka, dia tidak menyangka akhirnya ayahnya itu telah begitu
mementingkan dirinya sendiri dan rela mengorbankan jiwa anaknya asalkan dia itu bisa selamat
dari kematian ditangan orang-orang Pek Mo Kauw !
Tjang Kauwcu sendiri ketika mendengar perkataan Siangkoan Djie telah tertawa gelakgelak.menyeramkan sekali suara tertawa ketua dari Pek Mo Kauw tersebut.
?Boleh! Boleh! Kau meminta anakmu yang dibunuh, itu akan kululuskan !" kata Tjang Kauwcu
dengan bengis.
?Oh.terima kasih Toaya.banyak-banyak terima kasih.budi Toaya yang setinggi lautan
tidak akan kulupakan..terima kasih Toaya.!" kata Siangkoan Djie dengan kegirangan.
?Tetapi dengar dulu.selain anakmu yang akan dihukum mati, kau juga tetap harus mampus!"
kata Tjang Kauwcu lagi.
Jantung Siangkoan Djie jadi seperti berhenti berdegup waktu mendengar perkataan TjangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
140 Kauwcu, mukanya pucat seperti mayat, tubuhnya gemetar dan dia kaget setengah mati.
?Ini.ooohhh.ini.apa maksud perkataan Toaya?" tanyanya dengan gugup, suaranya
gemetar dan parau, seperti akan lenyap di tenggorokannya, matanya memandang Tjang Kauwcu
dengan terpentang lebar-lebar.
Tjang Kauw-cu tertawa licik waktu melihat Siangkoan Djie bengong begitu seperti orang yang
telah kehilangan semangat.
?Mengapa kau kaget?! Bukankah tadi telah kukatakan bahwa kalian ayah dan anak harus
mampus? Tidak mengherankan bukan? Jiwa kalian ayah dan anak seperti jiwa anjing, kalau
kami bunuh sekarang, berarti besok-besok kami tidak akan menghadapi kericuhan lagi dengan
diri kalian! Hmmm.lebih-lebih kau, tua bangka she Siangkoan, jiwamu ternyata melebihi dari
jiwa seekor anjing yang pandai menjilat, kau manusia yang berbahaya, berhati bengkok dan
berkepala dua ! Biar bagaimana kau harus menerima hukuman pancung kepala! Kau dengar
tidak tua bangka she Siangkoan, kau harus mampus !" Dan setelah berkata begitu, sambil
tertawa licik lagi, Tjang Kauwcu menoleh kepada anak buahnya, dia mengibaskan lengannya
memberikan isyarat.
Siangkoan Djie jadi ketakutan setengah mati, apa lagi dilihatnya anak buah Tjang Kauwcu telah
menghampiri dirinya dengan golok telanjang tercekal ditangan.
Cepat-cepat Siangkoan Djie berlutut mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali.
?Ohhhh.jangan membunuh Siauwjin.ampunilah jiwa anjing Siauwjin, kauwcu!


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ampunilah ohhhh. Toaya, kasihanilah.!? ratap Siangkoan Djie.
Tetapi belum lagi dia menyelesaikan perkataannya, Tjang Kauwcu telah mengibaskan
tangannya tidak mau memperdulikan perkataan dan ratapan dari Siangkoan Djie, dia telah
memberikan isyarat agar anak buahnya melaksanakan tugasnya.
Dua orang anak buahnya itu telah melihat isyarat dari Kauwcu mereka, maka tanpa menunggu
Siangkoan Djie menyelesaikan perkataannya, golok mereka telah bekerja dengan cepat, yang
seorang menabas batang leher Siangkoan Djie, yang membuat batang leher orang she Siangkoan
ini tertebas putus dan batok kepalanya menggelinding diatas lantai.
Sedangkan anak buah Kauwcu she Tjang itu yang seorangnya, telah menggerakkan goloknya
membacok tubuh Siangkoan Djie, dari bahu terus terbelah sampai ke perutnya, sehingga isi
perut dari orang she Siangkoan itu boleh dibilang telah berhamburan keluar berantakan dilantai.
Kauw-cu dari Pek Mo Kauw itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan waktu
melihat kematian Siangkoan Djie diikuti oleh suara tertawa beberapa orang anak buahnya.
Ho Ho, ketika melihat kematian yang diterima oleh ayahnya itu, dia jadi mengeluarkan jeritan
yang keras dan nyaring sekali, apa lagi melihat kematian ayahnya itu begitu mengenaskan sekali,
mau tidak mau dia jadi diliputi kemurkaan dan kedukaan yang sangat, dia mendelik kepada
Tjang Kauw-cu dengan mata yang terpentang lebar-lebar, tetapi itu tidak berselang lama, sebab
begitu dia mau memaki kalang kabut kepada Tjang Kauwcu, dia sudah tidak bisa
mengendalikan bergolaknya hawa amarahnya itu, dan darahnya seperti bergolak juga, akhirnya
dia jatuh pingsan sebelum bisa memaki Tjang Kauw-cu itu, karena dirasakan pandangan
matanya jadi gelap, dunia seperti berputar, dan perutnya seperti mual, pusing sekalidan
perlahan-lahan Ho Ho merasakan dirinya melayang-layang, semakin lama semakin tinggi,
akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Tjang Kauw-cu telah tertawa gelak-gelak lagi lebih keras, dia mengibaskan tangannya pula
memberi isyarat kepada kedua anak buahnya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
141 ?Bunuh juga bocah ini!" bentaknya dengan suara yang nyaring.
Kedua anak buah Tjang Kauw-cu telah mengiakan, dengan gesit mereka menghampiri Ho Ho
yang sedang rebah pingsan tak berdaya itu.
Tetapi disaat itu terdengar suara orang berteriak: ?Tunggu dulu, Tjang Kauwcu!" lalu disusul
oleh sesosok tubuh yang melompat ke tengah ruangan.
Ketika semua orang mengawasi kearah orang itu, ternyata dia Ngo Tok Sian Lie phang Lin.
?Ada apa lagi, Phang Liehiap?" tanya Tjang Kauw-cu sambil mengerutkan sepasang alisnya.
?Bukankah dengan membunuh bocah ini kita akan tidak dipusingi lagi urusan mereka, dan kita
dapat mencurahkan seluruh perhatian kita untuk mencari manusia Siangkoan Djie yang
sebenarnya??
Si nenek tua Phang Lin tersenyum ketika melihat dan mendengar perkataan dari Tjang Kauwcu. ?Tenang Kauw-cu.dengarkan dulu perkataanku !" kata si nenek tua Phang Lin itu.
?Sebetulnya si bocah memang harus dibunuh, sebab kalau tidak, hmmm, di kemudian hari pasti
akan menimbulkan suatu kepusingan, karena dia merupakan bibit yang cukup berbahaya,
mengingat bahwa dia mempunyai bakat yang luar biasa dan kecerdasan yang hebat sekali.
Tetapi kalau memang kita membunuh dia sekarang juga, pasti kita tidak memperoleh
keuntungan apa-apa. lebih bagus kita tahan bocah ini, kita siarkan didalam rimba persilatan
bahwa anak dari Siangkoan Djie telah kena dibekuk, dan pasti Siangkoan Djie kalau mendengar
perihal ini, dia akan heran sekali. Dia pasti akan menduga-duga siapakah orangnya yang telah
dianggap sebagai anaknya oleh pihak kita, dan dia akan memunculkan diri dari tempat
persembunyiannya itu! Nah, bukankah dengan mempergunakan bocah ini sebagai umpan, kita
akan dapat memancing keluar macan busuk itu dari tempat persembunyiannya ?"
Tjang Kauwcu tidak segera menyahuti, dia seperti juga sedang berpikir keras. Namun akhirnya
Tjang Kauw-cu tertawa gelak-gelak.
?Benar! Benar !" katanya dengan suara yang girang sekali. ?Memang tepat perkataanmu itu.
Phang Liehiap ! Nah, cepat angkut bocah itu ke tempat tahanan dibawah tanahkita kurung
dulu dia sampai Siangkoan Djie yang sebenarnya memunculkan diri !" perintah Kauw-cu itu
kepada anak buahnya.
Dua orang dari Pek Mo Kauw itu telah menyahuti mengiakan, kemudian tampak Ho Ho telah
diangkut oleh mereka, digotong untuk dibawa ke kamar tahanan bawah tanah.
Saat itu Ho Ho masih tidak sadarkan diri, sehingga dia tidak mengetahui perkembangan apa
telah terjadi didalam ruangan itu terhadap dirinya.
Sedangkan Tjang Kauwcu, Phang Lin dan anak buah Pek Mo Kauw (perkumpulan Iblis Putih)
pesta pora makan minum dengan gembira. Mayat Siangkoan Djie, ayah Ho Ho telah dibuang ke
sungai begitu saja tanpa dikubur... benar-benar merupakan kematian yang membuat hatinya
penasaran sekali.
Kedua orang dari Pek Mo Kauw itu telah membawa Ho Ho melewati beberapa buah lorong
yang berliku-liku, mereka berdua bercakap-cakap selama perjalanan membawa Ho Ho ke kamar
tahanan dibawah tanah dengan gembira, sebab mereka juga sedang bergirang hati, begitu
mereka selesai dengan tugas mereka membawa Ho Ho ke kamar tahanan bawah tanah, mereka
juga akan berpesta pora bersama-sama dengan Tjang Kauw-cu mereka.
Kamar tahanan dibawah tanah itu ternyata berada didalam tanah sedalam lima belas tombak
lebih, dihubungi oleh tangga yang menurun berliku-liku. Didepan pintu kamar tahanan ituTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
142 dijaga oleh seorang anak buah Pek Mo Kauw.
Setelah menyerahkan Ho Ho kepada penjaga kamar tahanan itu, kedua orang Pek Mo Kauw
yang telah membawa Ho Ho itu cepat-cepat kembali ke ruangan tengah untuk ikut berpesta pora
dengan Tjang Kauwcunya.
Sedangkan penjaga kamar tahanan itu telah melemparkan Ho Ho ke dalam sebuah kamar
tahanan yang kecil dan lembab sekali, sehingga Ho Ho terbanting keras dalam pingsannya itu.
Penjaga kamar penjara ini mendongkol disebabkan dia mengetahui juga bahwa Kauwcu
perkumpulannya tengah mengadakan pesta jamuan makan, sedangkan dia sendiri tidak bisa ikut
didalam perjamuan itu, karena harus melakukan tugasnya menjaga kamar tahanan itu. Hal
itulah yang telah membuat si penjaga kamar tahanan itu jadi uring-uringan.
Ho Ho waktu tersadar dari pingsannya memperoleh kenyataan bahwa dirinya berada didalam
sebuah ruangan yang gelap pekat tidak ada secercah sinarpun. Juga dirasakan ruangan itu
lembab dan bau sekali, benar-benar merupakan sebuah ruangan yang tidak menggembirakan hati
Ho Ho. Apa lagi si bocah seketika itu juga teringat bahwa ayahnya telah dibunuh oleh Tjang
Kauw-cu dengan kepala yang dipancung sampai terpisah dari batang lehernya, si bocah jadi
menangis sedih, meraung-raung dengan suara yang menyayatkan dan mengutuki Tjang Kauwcu tak hentinya.
Tetapi biarpun Ho Ho telah menangis begitu menyayatkan, tidak ada seorangpun yang datang
untuk melihatnya, karena kamar tahanan itu terbuat dari besi yang tertutup rapat, tidak ada
suara yang bisa terdengar keluar. Lama juga Ho Ho menangis sedih sambil menjambaki
rambutnya dengan kalap, dan akhirnya karena mungkin juga terlalu letih, si bocah jadi tertidur.
Entah berapa lama si bocah tertidur begitu, sampai akhirnya dia telah terbangun dengan kaget
sekali, kerena dia segera teringat lagi kepada ayahnya. Perasaan sedih, duka yang bukan main,
dan marah bercampur perasaan penasaran bergolak hebat didalam jiwa si bocah. Disaat itulah
dia telah bersumpah kepada langit dan bumi, biar bagaimana nanti dia harus menuntut balas
atas kematian ayahnya itu kepada Tjang Kauw-cu!
Biarpun ayahnya sudah tidak mau mengakui dirinya sebagai anak, namun Ho Ho tetap
merasakan, betapa juga hal itu disebabkan sang ayah tidak mau menemui kematian yang begitu
mengenaskan, maka dia lebih rela bermuka-muka kepada Kauw-cu dari Pek Mo Kauw itu, asal
jiwanya bisa selamat. Hal itu bisa dimaklumi oleh Ho Ho, dia tidak sakit hati, sebab Ho Ho
mengerti ayahnya masih mempunyai seorang isteri, dan seorang anak lagi, yaitu adik tiri Ho Ho.
Maka dari itu, Ho Ho hanya merasakan betapa perasaan sedih yang bergolak didalam hatinya,
dan dia hanya mengambil keputusan kalau memang dia berhasil meloloskan diri dari tangan
Tjang Kauwcu, niscaya dia akan mencari seorang guru yang lihay guna belajar ilmu silat dan
nantinya melakukan pembalasan dendam kepada ketua dari perkumpulan Pek Mo Kauw
tersebut.
Tetapi sekarang ini Ho Ho tidak mengetahui, bagaimana dia harus berusaha agar dapat
meloloskan diri dari kurungan kamar tahanan tersebut dan kabur melarikan diri dari tangan
orang-orang Pek Mo Kauw tersebut.
Sehingga akhirnya Ho Ho hanya duduk dengan kedua tangan bertopang dagu, memandang
dengan bengong kepada dinding kamar yang seluruhnya terbuat dari bahan besi yang tebal dan
kuat. Hanya terdapat sebuah lobang kecil pada sudut ruangan tersebut, dan lobang itulah tempat
masuknya hawa udara untuk Ho Ho atau tahanan-tahanan lainnya di hari-hari sebelumnya
untuk bernapas.
Lama juga Ho Ho merenungkan nasibnya dengan hati yang berduka benar karena dia jadi
berpikir tidak habis mengerti, mengapa nasibnya begitu jelek? Mengapa dia harus selalu
menemui penderitaan dan kesengsaraan? Mengapa? Dan Ho Ho jadi menitikkan air mata yangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
143 meleleh dipipinya.
Apalagi Ho Ho mengingat, betapa tubuhnya sekarang ini lemah sekali, tidak bertenaga akibat
telah disiksa keterlaluan oleh orang orang Pek Mo Kauw.
Maka dari itu si bocah hanya duduk merenung seorang diri disitu.
Segala apa juga tidak terlihat oleh si bocah, karena ruangan kamar tahanannya ini selain sempit,
juga sangat gelap, sampai sepuluh jari tangannya saja tidak terlihat.
Lama juga Ho Ho duduk termenung begitu merenungkan nasibnya yang buruk, sampai tiba-tiba
dia mendengar suara sesuatu yang luar biasa di dinding sebelah kanannya.
Waktu si bocah menoleh, dia melihat dinding sebelah kanan itu bergerak-gerak, si bocah jadi
heran, matanya terpentang lebar-lebar mengawasi kearah dinding sebelah kanan yang masih
bergerak-gerak itu.
Dan tahu-tahu telah terjadi suatu kejadian yang benar-benar tidak pernah diduga oleh si bocah.
Dinding sebelah kanannya itu telah menjeblak terbuka, tampak sinar yang menyilaukan mata
Ho Ho telah menerobos masuk, karena ternyata dibalik kamar tahanan itu terdapat sebuah
ruangan lainnya dan dari ruangan sebelah itu tampak melangkah keluar seorang lelaki tua
dengan keadaan yang luar biasa sekali, karena selain bajunya yang telah compang-camping,
sudah tidak menyerupai baju lagi, dan rambut yang terurai panjang, bersama-sama dengan
kumis dan jenggotnya yang panjang itu, juga tampak kedua kakinya terborgol oleh rantai besar
sekali. Setiap dia menggerakkan kakinya untuk melangkah, maka yang terdengar adalah suara
gemerincing dari rantai yang mengikat kedua kakinya itu. Suara aneh yang didengar oleh Ho Ho
tadi itu berasal dari suara rantai itu yang tergeser terseret ketika orang tua yang aneh ini
melangkah perlahan-lahan keluar dari ruangan itu, Di tangannya tampak tercekal sebatang obor
yang apinya menyala cukup terang.
MATA orang tua aneh ini menyapu seluruh ruangan dengan matanya yang tajam dan juga aneh
sekali. Mulutnya sebentar-sebentar memperdengarkan suara yang aneh.
Sampai akhirnya ketika dia melihat Ho Ho yang tetap duduk dengan mata menatap kearahnya,
tetapi berdiam diri saja, orang tua itu baru berkata: ?Bocah apakah kau seorang diri ditahan
dikamar ini ?"
Ho Ho seperti orang yang baru tersadar dari mimpinya, cepat-cepat berdiri.
?Benar, Lopeh (paman) !? sahut si bocah sambil mengangguk. ?Siapakah lopeh? Apakah kau si
orang tua juga ditahan didalam kamar tahanan disebelah itu ??
Orang tua yang keadaannya sangat aneh itu tertawa dengan suara yang aneh.
?Kau tidak usah mengetahui dulu siapa adanya aku ini !" sahut kakek yang aneh keadaannya itu
dengan suara yang aseran. ?Aku keluar dari kamarku untuk datang kemari bukan untuk ditanyai
oleh kau, melainkan aku yang ingin menanyakan beberapa soal kepadamu !"
Ho Ho melihat sikap si kakek tua ini aneh sekali, tetapi dia tidak tersinggung oleh sikap dan
perkataan orang tua itu. Malah Ho Ho tertawa.
?Tanyakanlah apa yang ingin Lopeh tanyakan !" kata Ho Ho. ?Tentunya kau ingin menanyakan
perihal keadaan diluar kamar tahanan ini, bukan? Kulihat keadaan kau si orang tua, aku segera
bisa mengetahui tentunya kau telah ditahan dan ditelantarkan diruangan yang menyebalkan ini
paling sedikit lima atau enam tahun !?
?Benar ! Kau cerdik sekali, bocah !" sahut si kakek tua itu. ?Aku memang telah ditahan disiniTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
144 selama delapan tahun.dan aku memang ingin mengetahui perihal keadaan diluar!"
?Apa yang ingin Lopeh tanyakan? Apakah persoalan Tjang Kauwcu atau si nenek tua Phang
Lin?" tanya Ho Ho sambil mengawasi orang tua itu dengan perasaan kasihan.
Muka orang tua yang sangat aneh keadaannya itu telah berubah hebat.
?Kau.kau kenal dengan Tjang Kauwcu dan Phang Lin si nenek durhaka itu ?? tanya orang tua
tersebut dengan suara agak tergetar.
Ho Ho cepat-cepat menggelengkan kepalanya. ?Tidak, Lopeh.aku hanya kebetulan sekali
berurusan dengan mereka, sehingga aku mengalami penderitaan dan penasaran seperti ini,"
sahut Ho Ho.
?Penderitaan dan penasaran ? Apa maksudmu ?? tanya orang tua aneh itu.
Ho Ho menghela napas berduka ketika mendengar pertanyaan orang tua itu. Dia jadi
menundukkan kepalanya dalam-dalam, dan matanya telah berubah merah, air matanya telah
mengembang.
?Ayahku telah dibunuh oleh mereka dengan penasaran sekali.!" menjelaskan Ho Ho dengan
suara yang agak tergetar.
?Heh? Ayahmu apakah mempunyai permusuhan dengan mereka ?? tanya orang itu lagi tambah
tertarik, sambil bertanya dia menancapkan obor dilantai ruangan tersebut.
Mata Ho Ho jadi terbuka lebar-lebar mengandung perasaan heran yang bukan main, karena
dilihatnya lantai yang terdiri dari batu itu telah diterobos oleh ujung obor itu dengan lunak,
seperti juga lantai batu terdiri dari tahu saja. Tampaknya orang tua itu sama sekali tidak
mempergunakan tenaganya waktu menancapkan obornya itu!
Ho Ho segera juga mengerti bahwa orang tua ini tentu telah menancapkan obornya dengan
mengerahkan tenaga lweekangnya. Dan hal ini menunjukkan bahwa orang tua yang aneh
keadaannya itu tentunya seorang Bu-jin (orang yang mengerti ilmu silat), karena tenaga
lweekangnya begitu hebat. Dengan sendirinya Ho Ho jadi tambah menghormati orang tua itu.
?Itulah yang telah kukatakan tadi, Lopeh, bahwa kami telah menerima penasaran dan
penderitaan yang benar-benar menyakitkan hati dari Tjang Kauwcu dan si nenek tua bangka
Phang Lin itu. Sebetulnya kami, aku dan ayahku, tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan
pihak mereka, namun disebabkan nama yang sama sebagai orang yang sedang mereka cari,
maka akhirnya sampai menemui kematiannya dengan.dengan dipancung batang lehernya dan
aku dipenjarakan disini !? menjelaskan Ho Ho dengan suara yang berduka.
Orang tua itu jadi mengawasi Ho Ho dengan sorot mata yang tajam.
?Hmm.jadi sebetulnya orang she Tjang itu dan si nenek tua Phang Lin hanya salah mengenali
ayahmu, yang disangkanya orang yang sedang mereka cari?" tanya si kakek.
?Benar.tetapi waktu mereka telah melihat ayahku, mereka telah menyadari bahwa ayahku
bukanlah orang yang sedang mereka cari, hanya kebetulan saja nama ayahku dengan orang yang
mereka cari itu bersamaan. Namun anehnya, mereka tetap membunuh ayahku dan tidak mau
membebaskan diriku yang telah ditahannya juga disini! Coba Lopeh pikir, bukankah orangorang Pek Mo Kauw ini sangat jahat sekali ??
Orang tua aneh itu tidak menyahuti, hanya menundukkan kepalanya dengan sepasang alisnya
yang mengkerut dalam-dalam. Tampaknya dia sedang berpikir keras.
Tetapi tidak lama kemudian, orang tua aneh ini mengangkat kepalanya, menatap Ho Ho denganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
145 sorot mata yang tajam.
?Siapakah nama ayahmu?" tanya orang tua itu kemudian dengan suara yang tajam dan dalam
sekali, agak parau.
?Siangkoan Djie !" sahut si bocah.
?Ihhh !" orang tua itu mengeluarkan seruan kaget, matanya terpentang lebar-lebar dan dia
mengawasi Ho Ho seperti juga melihat sesuatu yang benar-benar mengejutkan hatinya.
?Siangkoan Siangkoan Djie??
?Benar, Lopeh!" sahut Ho Ho sambil menganggukkan kepalanya. ?Mengapa tampaknya Lopeh
begitu terkejut ?"
Orang tua itu sesaat kemudian telah dapat menguasai goncangan hatinya, mukanya telah
berubah biasa lagi, cuma saja matanya menatap Ho Ho dengan sorot yang tajam sekali.
?Pantas saja ayahmu dibunuh oleh orang-orang Pek Mo Kauw itu !? kata kakek tua itu dengan
suara yang nyaring.
Ho Ho jadi heran dan kaget, dia juga memang sedang memikirkan mengapa orang-orang Pek
Mo Kauw begitu kejam sehingga ayahnya yang tidak bersalah apa-apa dibunuh begitu saja dan
juga dirinya telah disiksa dan sekarang dipenjarakan disini.
?Memangnya kenapa, Lopeh?" tanya Ho Ho cepat.
Orang tua itu menghela napas. Mukanya muram sekali.
?Sekarang kau tidak perlu mengetahuinya dulu, nanti juga kau akan mengetahui dengan jelas
duduknya persoalan!" kata orang tua itu. ?Dan sekarang aku ingin menanyakan sesuatu
kepadamu, bocah. sekarang kau sedang ditahan disini oleh orang-orang pek Mo Kauw, maka
dari itu, apa rencanamu selanjutnya ?"
Ho Ho jadi menarik napas dengan muka yang masih berduka.
?Aku tidak mempunyai rencana apa-apa, Lopeh !" kata Ho Ho sambil menundukkan kepalanya
dalam-dalam. ?Aku tidak berdaya apa-apa, maka dari itu, bagaimana aku mengharapkan bisa
meloloskan diri dari tangan orang-orang Pek Mo Kauw yang jahat dan kejam-kejam itu ?"
Orang tua itu jadi tertawa geli.
?Bocah.ternyata hatimu lembek sekali !? kata orang tua aneh itu dengan suara yang tinggi.
?Kau tampaknya telah berputus asa, biarpun hanya baru mengalami penderitaan yang sedikit ini
!"
Ho Ho mengangkat perlahan-lahan kepalanya, dia memandang si kakek dengan sorot mata yang
tajam.
?Mengapa Lopeh bisa ditahan juga oleh mereka ?" tanya Ho Ho kemudian.
?Sulit kujelaskan," sahut kakek tua ini. ?Sebenarnya orang-orang Pek Mo Kauw tidak mungkin
bisa menahan diriku, karena biarpun mereka menggabungkan diri untuk mengeroyok diriku,
belum tentu mereka bisa berbuat apa-apa terhadap diriku ! Paling juga mereka hanya bisa
mengurung saja, tetapi tidak mungkin bisa menangkap diriku !?
?Lalu, mengapa Lopeh bisa ditahan oleh mereka?'' tanya Ho Ho dengan perasaan heran. ?Kalau
memang Lopeh mengatakan bahwa kau mempunyai kepandaian yang tinggi sekali sehingga
orang-orang Pek Mo Kauw itu tidak mungkin bisa menangkap Lopeh, mengapa sekarangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
146 kenyataannya Lopeh tidak berdaya terkurung didalam kamar tahanan disebelah itu??
Orang tua yang aneh sekali keadaannya itu lalu menghela napas, mukanya juga jadi berubah
muram, dia telah tertawa pahit.
?Bocah.kalau kujelaskan kepadamu tentu kau tidak akan mengerti, karena usiamu masih


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlampau kecil !? kata orang tua itu lagi dengan suara yang serak, tampaknya dia berduka
benar. ?Tetapi biarlah, aku memberitahukan sedikit kepadamu, mengapa diriku sampai bisa
ditahan oleh orang-orang Pek Mo Kauw ini! Sebetulnya semua ini disebabkan oleh
perempuan !"
?Perempuan?" tanya Ho Ho terkejut.
Kakek tua itu menganggukkan kepalanya lagi sambil tersenyum pahit.
?Benar !" katanya. ?Semua ini hanya disebabkan oleh persoalan perempuan saja, sehingga
akhirnya aku jadi mengalah, dan disebabkan oleh kebodohanku juga, sampai aku bisa ditahan
begini !"
?Mengapa Lopeh mau begitu saja, disebabkan seorang perempuan, lalu bersedia untuk ditahan
di kamar tahanan yang tidak menyenangkan ini ?? tanya Ho Ho lagi.
Orang tua itu telah menghela napas lagi.
?Itulah tadi kukatakan, mengapa aku belum bisa menjelaskan seluruhnya kepadamu, karena
biarpun aku menceritakannya, tentu kau tidak mengerti !? sahut si kakek. ?Tetapi nanti kalau
kau sudah lebih dewasa, empat tahun atau lima tahun lagi, tentu kau baru bisa mengerti urusan
ini ! Akupun boleh disebut menerima penasaran yang tidak kecil !"
?Penasaran apa, Lopeh?"
?Sungguh mendukakan hati dan membikin hati jadi penasaran sekali kalau mengingat kejadian
itu !" sahut orang tua aneh tersebut. ?Sebetulnya aku didalam rimba persilatan tidak pernah
menemui tandingan, seluruh jago-jago Rimba persilatan menghormati diriku dan merasa segan,
karena kepandaianku yang terlalu tinggi! Tetapi, secara tidak terduga, seorang perempuan telah
muncul, dengan mempergunakan akal bulus yang licik sekali, dia telah memperdayakan diriku,
sehingga akhirnya aku jadi pasrah menyerahkan diriku ini untuk ditahan oleh mereka dengan
hati penasaran sekali.!"
?Apakah perempuan itu musuh Lopeh ?" tanya Ho Ho lagi.
Kakek tua aneh itu menggelengkan kepalanya dengan sikap yang lesu.
?Bukan !"
?Mengapa dia menginginkan untuk mengekang dan membatasi kebebasan Lopeh dengan
menahan kau si orang tua dikamar tahanan ini ?" tanya Ho Ho lagi.
?Semua ini hanya untuk melenyapkan diriku dari rimba persilatan, sehingga dia bisa melakukan
apa yang ingin dikerjakannya tanpa menemui gangguan ! Coba selama aku masih bebas
berkeliaran didalam rimba persilatan dan melihat perbuatan yang dilakukannya itu, niscaya aku
akan turun tangan untuk melabraknya !"
?Oh.jadi dia telah mempergunakan akal yang licik untuk menahan Lopeh disini agar dia tidak
diganggu oleh Lopeh?" tanya Ho Ho.
?Benar. karena pekerjaan yang ingin dikerjakan oleh mereka itu terdiri dari berapa pekerjaan
maksiat dan jahat sekali.maka dari itu, mereka telah mencari jalan dan menipu diriku !TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
147 Hmmm, kalau saja saat itu aku mau berhati-hati sedikit saja, pasti diriku tidak akan menderita
seperti ini !"
?Siapakah perempuan itu, Lopeh ?" tanya Ho Ho ingin mengetahui.
?Phang Lin dan Tjang kauwcu !? sahut si kakek dengan lesu. ?Sebetulnya kepandaian kedua
orang itu hanya kupandang sebelah mata! Kepandaian yang dimiliki mereka sama sekali tidak
ada artinya ! Dengan hanya mempergunakan kedua tanganku ini menempurnya dua atau tiga
jurus, pasti aku dapat membunuh mereka! Tetapi mereka benar-benar licik sekali, mereka telah
mempergunakan sebuah akal bulus, dan akhirnya aku terpaksa menyerahkan diri untuk ditahan
oleh mereka.?
?Akal apakah yang telah dipergunakan oleh mereka, Lopeh?"
?Tidak bisa kujelaskan sekarang !" sahut orang tua itu lesu. ?Nanti kalau memang aku sudah
memperoleh kebebasanku, barulah aku akan menceritakannya! Hal ini disebabkan aku juga telah
terikat oleh sebuah sumpah kepada mereka berdua, yang tidak akan memberitahukan kelicikan
kedua manusia terkutuk itu kepada siapa saja !"
?Oh !!"
?Kau tentu heran sekali bocah, mengapa aku sampai mau ditahan terus menerus disini, bukan?"
tanya orang tua itu lagi.
Ho Ho mengangguk.
?Benar Lopeh !"sahut si bocah. ?Apakah tidak bisa mencari jalan keluar untuk meloloskan diri
dari tangan mereka ??
Kembali orang tua itu menghela napas. ?Kalau keadaan masih normal seperti dulu, pasti dengan
mudah aku akan meloloskan diri, karena dinding tahanan ini biarpun terbuat dari besi, namun
tetap saja tidak ada yang bisa menahan diriku !?
?Lalu, mengapa Lopeh tidak mau berusaha untuk meloloskan diri ??
?Kau lihat ini.!" kata kakek tua yang aneh itu dengan suara yang agak luar biasa, mukanya
juga berduka sekali, dia menunjuk kearah pundaknya sambil tersenyum pahit dan memandang
dengan tajam kepada Ho Ho.
Ho Ho melihat bagian pundak si kakek, dia jadi terkejut lagi. Karena pada kedua pundak dari
kakek aneh ini telah terborgol dua roda besi yang bergigi, yang menembusi daging pundaknya.
?Ihhhh.mengapa kedua pundak Lopeh diborgol begitu?" tanya Ho Ho tidak mengerti.
?Hmmm.ini bukan diborgol, tetapi mereka telah mengunci kedua tulang piepee dipundakku
dengan roda besi agar tenagaku jadi lenyap dan banyak berkurang dan untuk seumur hidupku,
aku sudah tidak bisa mempergunakan tenaga terlalu besar, sebab keadaanku sama saja seperti
dengan keadaan orang-orang biasa yang tidak mempunyai kepandaian apa-apa.selama tulang
piepee dari pundakku ini dikunci oleh roda besi ini, berarti aku tidak mungkin bisa meloloskan
diri dari tangan orang-orang Pek Mo Kauw !?
?Mereka telah mempergunakan tipu dan akal licik yang bagaimana untuk menipu diri Lopeh?''
tanya Ho Ho tambah tertarik.
Orang tua itu kembali menghela napas.
?Aku memang terlalu ceroboh pada waktu delapan tahun yang lalu ! Phang Lin telah mengajak
aku untuk berlomba menulis sastra padahal aku tidak mengerti tentang pelajaran Bun (sastra),TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
148 tetapi, karena sebelumnya Phang Lin telah membangkitkan kedongkolanku, maka akhirnya
kuterima juga. Perlombaan ini dengan disertai perjanjian, kalau memang aku yang kalah, aku
harus ditahan oleh orang-orang Pek Mo Kauw, tetapi kalau dia yang kalah, aku boleh
membunuhnya ! Tetapi yang jelas aku yang kalah, karena aku tidak mengerti pelajaran Bun
itu.aku dijebloskan kedalam kamar tahanan ini, dan kedua tulang pie-peeku telah ditusuk dan
dikunci oleh roda besi ini, sehingga selama delapan tahun ini aku tidak berdaya apa-apa !"
?Mengapa Lopeh mau saja ditipu begitu?" tanya Ho Ho yang jadi ikut mendongkol kepada
Phang Lin. ?Bukankah setelah Lopeh mengetahui Lopeh tidak mengerti pelajaran Bun (sastera),
lalu menderita kekalahan, Lopeh bisa saja menyangkal ! Bukankah Lopeh mempunyai
kepandaian yang lebih tinggi kalau dibandingkan dengan nenek tua Phang Lin atau orang-orang
Pek Mo Kauw itu?"
?Benar ! Disebabkan kepandaianku yang tinggi dan nama besarku, membuat aku mau tidak mau
harus menepati janjiku ! Aku biar bagaimana harus menepati janji yang telah kuberikan itu.!
Aku jadi pasrah menyerahkan diriku disiksa oleh merekadan tetap menderita selama delapan
tahun tanpa berdaya untuk berusaha meloloskan diri."
?Oh.?
?Nah !" kata orang tua aneh itu tiba-tiba bersemangat. ?Sekarang aku ingin bicara terus terang
kepadamu, sebetulnya selama delapan tahun ini aku memang sedang menantikan kesempatan
yang begini, yaitu ada orang yang ditahan dalam kamar tahanan ini. Tetapi sayangnya kau
masih terlalu kecil sekali, sehingga agak sulit untuk membantu aku guna membalas sakit hatiku
terhadap orang-orang Pek Mo Kauw itu !?
?Apakah Lopeh sedang merencanakan sesuatu?? tanya Ho Ho.
?Benar ! Tetapi biarpun usiamu masih terlalu kecil, namun didalam penglihatanku, kau
mempunyai bakat yang baik sekali, maka biarlah aku mengajak kau untuk bekerja sama! Aku
selama empat tahun yang lalu, sampai saat ini telah menggali sebuah terowongan dibawah
tanah, yang bisa menembus keluar dari lingkungan markas orang-orang Pek Mo Kauw ini.
Kalau memang kau bisa membantu diriku, tentu kita akan dapat keluar dari terowongan itu
untuk melarikan diri !"
Ho Ho jadi kaget bercampur perasaan girang mendengar perkataan orang tua itu.
?Lopeh.mengapa Lopeh berkata begitu?? tanya Ho Ho. ?Kalau memang Lopeh mempunyai
suatu rencana untuk meloloskan diri dari tempat yang menyebalkan ini dengan membawaku,
mengapa aku harus menolak permintaan tolong dari kau si orang tua?"
?Benar! Aku juga memang yakin, kau tentu akau bersedia untuk menolong diriku, tetapientah
kau sanggup atau tidak untuk melakukan tugas berat itu?"
?Tugas apa Lopeh?"
?Mempelajari ilmu silat kelas satu didalam rimba persilatan!" menjelaskan orang tua aneh itu.
?Heh ?"
Orang tua aneh itu tertawa tawar lagi. ?Menurut penglihatanku, kau tidak mungkin sanggup
mempelajari ilmu silat luar biasa itu, bocah.karena aku sendiri yang telah mempelajarinya
selama sepuluh tahun, hanya bisa menguasai satu bagiannya saja !''
Ho Ho jadi terkejut berbareng girang. ?Jadi.jadi Lopeh mau mengajari aku ilmu hebat itu??
tanyanya dengan suara yang tergetar.
?Benar !? sahut orang tua aneh itu. ?Cuma saja semuanya tergantung pada dirimu, entah kauTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
149 sanggup atau tidak untuk menerima pelajaran itu?"
?Akan kucoba-coba Lopeh.!? Sahut Ho Ho cepat. ?Terima kasih atas bantuan Lopeh terhadap
diriku yang ingin diajarkan ilmu silat yang hebat itu, sehingga nanti aku akan dapat membalas
sakit hati dan penasaran ayah yang telah dibunuh oleh Tjang Kauwcu dan orang-orangnya
itu.!?
?Tunggu dulu !? kata orang tua aneh itu dengan cepat. ?Sebelum kau mempelajari ilmu silat itu,
kau harus mengangkat aku sebagai gurumu dulu, kalau tidak, bagaimana aku bisa mengajarimu
ilmu silat yang hebat itu, sedangkan sekarang ini diantara kita masih belum terikat hubungan
apa-apa.!?
Ho Ho cerdik sekali, dia segera mengerti apa maksud hati orang tua yang aneh itu. Tanpa
disuruh oleh orang tua itu, cepat-cepat Ho Ho menekuk kedua kakinya, berlutut dihadapan
orang tua aneh itu, sambil panggilnya: ?Suhu!?
Orang tua yang aneh itu tampak mengangguk-anggukkan kepalanya dengan girang.
?Bagus! Bagus! Bangunlah, muridku!" kata orang tua itu. ?Mari ikut aku ke kamarku !?
Ho Ho mengiakan, dia mengikuti orang tua aneh itu memasuki kamar tahanannya yang terletak
disebelah.
Waktu melangkah masuk, Ho Ho teringat sesuatu, dia melihat dinding besi yang terbuka yang
menghubungi antara kamar tahanannya dengan kamar tahanan si kakek ternyata bukan pintu,
hanya tampak lempengan besi itu seperti dipotong sesuatu, terbuka sebuah liang yang cukup
besar.
?Suhu mempergunakan apa saja untuk dapat membongkar dinding besi ini?" tanya Ho Ho
dengan heran, sebab si bocah menyadari bahwa dikamar tahanan ini, pasti gurunya tidak
mempunyai barang-barang besi atau pahat yang bisa dipakai membongkar dinding besi itu.
?Aku mempergunakan ini !!? sahut sang guru sambil mengangkat tangannya memperlihatkan
jari telunjuknya. ?Dengan jari telunjukku ini, aku telah menggores empat persegi pada dinding
besi itu, kemudian dengan mempergunakan tenaga lweekangku, kugempur dinding besi itu !
Mudah, bukan?"
Mendengar begitu, Ho Ho jadi kagum sekali, dia tadi mendengar bahwa orang tua aneh ini yang
sekarang menjadi gurunya itu hanya dapat mempelajari satu bagian dari ilmu silat yang hebat
itu, tetapi kepandaiannya telah begitu luar biasa! Maka dari Ho Ho membayangkan, kalau saja
dia bisa mempelajari seluruh kepandaian yang ada, yang dikatakan oleh gurunya itu sebagai
ilmu silat yang hebat, pasti dirinya akan menjadi luar biasa sekali. Kesempatan untuk dapat
membalas sakit hatinya kepada Tjang Kauwcu pasti lebih banyak.
Ho Ho jadi girang sekali.
Waktu dia sampai dikamar tahanan di sebelah itu, kamar tahanan gurunya, dilihatnya di dalam
kamar itu tidak terdapat barang apapun dan hanya tampak selembar selimut yang dipakai
sebagai alas dilantai itu, kalau memang orang tua aneh tersebut mau tidur. Selain dari selimut
itu, tidak terlihat benda lainnya.
?Kau duduk dulu.!? kata orang tua itu sambil menunjuk ke selimutnya. ?Aku akan
mengambil kitab ilmu silat yang hebat itu!?
Ho Ho hanya menuruti perintah gurunya.
Sedangkan orang tua yang aneh itu telah berjongkok disudut ruangan kamarnya, dia
mengangkat selapis batu, dan tampak dilantai itu sebuah lobang yang cukup besar. Orang tuaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
150 tersebut memasukkan tangannya kedalam lalu dia mengeluarkan sebuah bungkusan. Dari dalam
bungkusan itu dikeluarkan sejilid kitab yang terbikin dari kulit kambing. Tampaknya kitab itu
sudah lusuh sekali.
Si kakek tua yang aneh tersebut duduk dihadapan Ho Ho, dan mengangsurkan kitab itu kepada
si bocah.
?Coba kau lihat dulu kitab ini !? kata orang tua itu.
Ho Ho menerima kitab itu dari tangan gurunya, dia melihat dikulit buku itu, yang juga terbuat
dari kulit kambing tertulis empat huruf: ?Tjing Yang Pit-kip."
?Kitab pusaka ini adalah peninggalan seorang jago luar biasa yang pernah hidup dua ratus tahun
yang lalu.dan kitab ini menjadi rebutan dari orang-orang dirimba persilatan. Tetapi akhirnya
aku yang beruntung bisa memiliki kitab ini ! Cuma saja pelajaran yang dimuat dalam kitab itu
sangat luar biasa dan sulit sekali, sampai saat ini aku hanya bisa mempelajari satu bagian saja !
Maka, kalau memang kau mempunyai rejeki dengan kitab pusaka ini, kau bisa mempelajarinya
beberapa bagian lebih banyak, kalau dibandingkan dengan apa yang telah kupelajari."
Ho Ho tidak menyahuti, dia sedang melihat-lihat kitab itu.
Maka dilihatnya, setiap lembar dari kitab tersebut, tertulis banyak sekali huruf-huruf kecil dan
beberapa buah gambar orang yang tengah bersilat.
Juga Ho Ho melihat, bagian belakang kitab itu memuat pelajaran Po-kiam (pedang).
Hati si bocah jadi girang sekali. Tadinya dia memang tidak mau mempelajari ilmu silat, karena
dianggapnya bahwa ilmu silat hanya bisa mencelakai orang saja, saling dendam dan saling
bunuh. Tetapi sekarang karena dia mempunyai persoalan dendam yang besar dengan Tjang
Kauwcu, Phang Lin dan orang-orang Pek Mo Kauw lainnya yang telah membunuh ayahnya,
mau tidak mau dia jadi bertekad untuk mempelajari ilmu silat guna membalas sakit hatinya pada
orang-orang Pek Mo Kauw.
Maka dari itu, betapa girangnya hati Ho Ho bisa berguru kepada orang tua yang luar biasa ini.
?Sekarang kita jangan membuang-buang waktu lagi, kita mulai saja pelajaran pertama untuk
dirimu, dan kau.oya, kau belum memberitahukan namamu kepadaku!?
Ho Ho segera memberitahukan namanya.
?Nah, Ho-jie (anak Ho), pertama-tama yang akan kuajarkan kepadamu ada pelajaran
membersihkan diri dari segala hawa kotor yang ada didalam tubuhmu, agar kelak kau bisa
mempelajari ilmu silat yang akan kuturunkan itu lebih murni lagi.Kau duduk
membelakangiku, aku akan mengirim tenaga lweekang pada punggungmu untuk membersihkan
hawa kotormu itu ! Kau tenangkan pikiran, dan heningkan cipta mengingat akan tugas yang
akan kau kerjakan nanti, sehingga menambah tekad dan kekerasan hatimu! Selama aku
membersihkan dirimu dari hawa kotor, kau tidak boleh berpikir yang tidak-tidak.kau harus
memejamkan kedua matanya itu rapat-rapat, jangan kau membuka dulu matamu sebelum
kuperintahkan, karena bisa membahayakan jiwamu !!"
Ho Ho mengiakan, dia lalu membalikkan tubuhnya, dan duduk bersila membelakangi orang tua
yang aneh itu, yang telah menjadi gurunya.
Mata Ho Ho juga tampak telah dipejamkan.
?Sudah ?? tanya orang tua itu.
?Sudah siap, Suhu!" sahut Ho Ho.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
151 Orang tua aneh itu tidak mengatakan apa-apa lagi, dia segera mengempos semangatnya, yang
disalurkan ke telapak tangannya, lalu menempelkan telapak tangannya itu pada punggung Ho
Ho, pada jalan darah Siu-mi-hiatnya si bocah.
Segera juga Ho Ho merasakan dari telapak tangan gurunya itu mengalir keluar semacam hawa
hangat yang bergulung-gulung menerobos masuk kedalam jalan darah di punggungnya.
Seketika itu juga Ho Ho merasakan darahnya seperti bergolak, karena hawa hangat itu
menerobos terus masuk kedalam perutnya kemudian berdiam sesaat didadanya, lalu bergulunggulung lagi diperutnya
Tetapi Ho Ho telah bertekad, biar bagaimana dia ingin mempelajari ilmu siiat yang tinggi dan
hebat itu, sehingga segala perasaan yang tidak menyenangkan itu telah ditahannya. Juga si
bocah telah berusaha sekuat tenaganya untuk menenangkan pikirannya, membersihkan alam
pikirannya dari segala pemikiran yang tidak-tidak, serta menjernihkannya. Biarpun agak sulit
untuk menenangkan hati dan melenyapkan pikiran, toch akhirnya Ho Ho berhasil juga.
Tubuhnya duduk bersemedi seperti juga sebuah patung.
Orang tua yang telah menjadi guru Ho Ho jadi girang sekali. Dia tidak menyangka sebelumnya
bahwa Ho Ho ternyata mempunyai kemauan dan tekad yang kuat, juga ketika hawa murninya
sedang bergulung-gulung menerobos jalan darah dipunggung si bocah, segera juga orang tua
aneh itu mengetahui bahwa Ho Ho mempunyai tulang yang bagus sekali dan bakat yang luar
biasa, sebab hawa murninya telah dapat menerobos dengan mudah tanpa menemui rintangan
apapun.
O o o 0
HO HO TERNYATA mempunyai bakat dan tulang yang bagus sekali, karena didalam waktu
hanya tiga hari saja, dia telah bisa membersihkan dirinya dari hawa kotor, dan hal itu membuat
gurunya itu jadi girang luar biasa.
?Bagus! Aku tidak menyangka kau benar-benar mempunyai tulang yang sangat baik ! Oh, Thian
benar-benar bermata, sehingga mengirim kau kemari guna menerima warisan kepandaianku !?
kata orang tua itu dengan perasaan gembira yang meluap-luap. Sama sekali dia tidak pernah
menduganya sebelumnya bahwa Ho Ho bisa memiliki keanehan seperti itu! Biasanya, kalau
orang ingin membersihkan tubuhnya dari hawa kotor, tentu membutuhkan waktu sampai lima
belas hari atau duapuluh hari. Namun Ho Ho hanya membutuhkan waktu tiga hari saja dan
tubuhnya telah bersih dari hawa kotor itu.
Dan orang tua itu jadi tambah girang waktu ia mengajari Ho Ho ilmu pukulan, maka si bocah
bisa menangkap setiap pelajaran itu dengan mudah. Setiap jurusnya hanya dibutuhkan oleh Ho
Ho dalam satu hari saja guna menguasainya benar-benar.
Hal ini adalah kejadian yang jarang sekali terdapat didalam rimba persilatan karena setiap jurus
dari ilmu pukulan yang diwariskan oleh orang tua itu, kalau memang orang biasa ingin
mempelajarinya, pasti memerlukan waktu tiga bulan untuk dapat berlatih dan menguasainya.
Maka dari itu, tidak hentinya orang tua yang aneh itu memuji-muji Ho Ho. Dan disebabkan oleh
pujian-pujian dari gurunya itu, Ho Ho malah tambah bersemangat untuk mempelajari ilmu silat


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang diturunkan oleh gurunya itu.
Padi suatu hari, sang guru menyuruh Ho Ho berhenti melatih diri, dan menyuruhnya duduk
dihadapannya.
?Ho-jie.kalau menurut perhitunganku, kau telah satu bulan lima hari menjadi muridku!" kata
si orang tua aneh itu sambil tersenyum memandang Ho Ho yang duduk dihadapannya dengan
kepala tertunduk. ?Kau telah mempelajari semua ilmu silatku dengan tekun, dan semangatmuTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
152 besar sekali, kau telah melatih diri siang dan malam tidak hentinya, kau tidur mungkin hanya
satu jam saja didalam satu hari.aku mengerti kemauanmu yang begitu keras disebabkan oleh
dendam kau kepada Tjang-kauwcu berikut orang-orang Pek Mo Kauw lainnya, bukan?
Hmmmm.tetapi kalau memang kau telah mempelajari seluruh isi kitab ilmu silat itu, apalagi
kulihat kau memiliki bakat yang benar-benar luar biasa maka jangan kata baru Tjang Kauwcu
yang nantinya tidak ada artinya bagimu, sedangkan tokoh-tokoh rimba persilatan seperti Tjiangbunjin Siauw-lim-sie atau yang lainnya, tentu tidak mungkin bisa menandingi kepandaianmu!"
?Suhu.apakah.apakah kepandaian yang akan kupelajari itu sedemikian hebatnya sehingga
menurut Suhu bahwa Tjiang-bunjin Siauw-lim-sie tidak akan dapat mengalahkan Tee-cu (murid)
?" tanya Ho Ho kaget bercampur girang.
?Benar !? sahutnya. ?Tetapi dengan terangkapnya kau dengan aku menjadi pasangan guru dan
murid, maka dengan sendirinya kau nanti akan mengalami banyak peristiwa besar ! Maka dari
itu, baiklah, sekarang aku akan menceritakan serba sedikit riwayat hidupku ! Aku sebetulnya she
Mo dan bernama Tiauw Su, tetapi akhirnya kawan-kawan dirimba persilatan telah memanggilku
dengan sebutan Mie Nan Kiehiap (Pendekar dari Mie Nan).sebab mereka memang
mengetahui bahwa Mie Nan merupakan kota kelahiranku! Aku telah mengembara selama empat
puluh tahun lebih, dan selama itu jarang sekali aku menemui tandingan. Hanya ada beberapa
orang saja yang kepandaiannya seimbang dengan kepandaianku, yaitu Tjiang-bunjin Siauw Lim,
Ngo Bie dan Butong. Ketiga pemimpin dari ketiga perguruan besar itu, telah mempunyai
kepandaian yang sempurna. Diantara kami berempat belum bisa ditentukan, yang mana yang
lebih rendah kepandaiannya dan yang mana yang lebih tinggi kepandaiannya. Kepandaian kami
berempat memang berimbang. Namun sepuluh tahun yang lalu aku telah menemui sejilid
kitab pusaka, yaitu kitab Tjing Yang Pit-kip.
Kitab pusaka ini merupakan kitab pusaka yang hebat luar biasa sekali, siapa saja yang memiliki
kitab pusaka ini, asal orang itu bisa mempelajarinya dengan sempurna, tentu dia akan menjadi
seorang jago yang nomor satu didalam rimba persilatan ! Tetapi sayangnya, biarpun rejeki
ditubuhku ini sudah bagus sekali, sehingga bisa memperoleh kitab pusaka yang diincar oleh
semua jago-jago rimba persilatan, namun kecerdikan yang kumiliki tidak sehebat kau, sehingga
aku hanya bisa mempelajari satu bagiannya saja! Maka dari itu, Ho-jie, aku jadi menaruh
harapanku yang terakhir kepadamu, aku melihat kau mempunyai kecerdasan yang luar biasa,
maka aku mendoakan, semoga kau bisa mempelajari seluruh kitab pusaka ini! Mulai besok, aku
akan mengajari kau isi kitab itu, karena seluruh kepandaianku yang ada pada saat ini telah kau
pelajari seluruhnya, yang kurang pada dirimu, Ho-jie, hanyalah latihan belaka, agar kau lebih
menguasai setiap jurus dari ilmu silatku itu! Dan juga yang kurang pada kau, ialah tenaga
lweekang! Nanti setelah kau melatih lweekangmu selama satu tahun, kau pasti sudah berubah
menjadi seorang jago yang benar-benar luar biasa sekali ! Tetapi kau ingat, Ho-jie.begitu kau
menerjunkan dirimu mengembara didalam rimba persilatan, kau akan menghadapi berbagai
kejadian-kejadian yang hebat dan memusingkan kepalamu! Aku tidak perlu menceritakan
terlebih dulu sekarang ini kejadian apa yang akan kau hadapi, karena nanti juga kalau kau sudah
berkelana didalam rimba persilatan, dengan sendirinya kau akan mengetahui kejadian-kejadian
apa yang kau harus hadapi! Hmm.mulai besok kau harus bersiap-siap untuk mempelajari ilmu
silat didalam kitab Tjiang Yang Pit-kip. Pertama-tama yang akan kuajarkan kepadamu adalah
bagian ilmu pukulannya, baru nanti kuajarkan bagian ilmu pedangnya ! Sekarang kau pergi
mengasoh dulu, dan kalau penjaga kamar tahanan mengantarkan kau kuwe kering, kau jangan
makan dulu karena besok untuk pembukaan latihan ilmu pukulan dari Tjing Yang Pit-kip itu,
perutmu harus kosong dan pikiranmu harus jernih. Mengerti kau, Ho-jie ??
?Mengerti suhu!" sahut Ho Ho cepat.
?Nah, pergilah kau kembali ke kamarmu agar kau tidak dicurigai oleh penjaga kamar tahanan
ini!" kata sang guru itu lagi.
Ho Ho menuruti perintah gurunya, dia lalu kembali ke kamarnya untuk tidur.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
153 Besok paginya Mo Tiauw Su mulai mengajari Ho Ho ilmu pukulan dari kitab Tjing Yang Pit-kip
dan orang tua she Mo itu jadi girang luar biasa, karena ternyata Ho Ho berhasil dengan cepat
untuk mempelajari ilmu pukulan dari kitab itu. Setiap jurus hanya dipelajari satu atau dua jam
saja. Hanya didalam lima hari saja, seluruh ilmu pukulan dikitab Tjing Yang Pit-kip itu telah
dipelajari semuanya. Yang tinggal hanyalah latihannya belaka.
Dan hari keenam, Mo Tiauw Su mulai mengajari Ho Ho ilmu pedang dari kitab itu.
Sebagai pedang, telah diganti oleh lempengan besi yang panjang dan tipis, yang dibuat oleh Mo
Tiauw Su dengan memotong dinding besi dari kamar tahanan itu.
Dan ilmu pedang dari kitab Tjing Yang Pit-kip itu dapat dipelajari oleh Ho Ho dengan cepat
pula. Hanya didalam waktu tiga hari, dia telah mempelajari seluruh ilmu pedang itu. Ilmu
pedang Tjing Yang Pit-kip terbagi tujuh jurus, dan setiap jurusnya terpecah menjadi tujuh
bagian. Dan semuanya telah dipelajarinya dan diingatnya benar oleh Ho Ho.
Malah dia telah dapat menjalankan ilmu pedang Tjing Yang Pit-kip itu dari awal sampai akhir
dengan sempurna sekali, tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Tentu saja hal ini membuat Mo Tiauw Su jadi girang luar biasa, bercampur juga perasaan
kagum dan heran melihat ada seorang anak 'ajaib? seperti Ho Ho, yang mempunyai kecerdasan
otak yang luar biasa dan bakat yang baik sekali.
Maka dari itu, Mo Tiauw Su yakin, kalau saja Ho Ho melatih diri selama setengah tahun lagi,
niscaya ia akan menjadi seorang jago nomor satu didalam rimba persilatan !
Maka dari itu, Mo Tiauw Su jadi semakin bersemangat untuk mendidik Ho Ho.
Setelah melatih ilmu pedang Tjing Yang Pit-kip selama dua hari lagi, sehingga Ho Ho sudah
benar-benar dapat menguasai jurus-jurus ilmu pedang luar biasa itu, maka Mo Tiauw Su lalu
melatih Ho Ho untuk tenaga lweekangnya.
Latihan lweekang ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan ketekunan.
Tetapi berkat bakat yang luar biasa serta kecerdasan yang dimiliki oleh Ho Ho, lagi pula dengan
dibantu oleh Mo Tiauw Su yang membuka beberapa buah jalan darah terpenting ditubuh Ho
Ho, agar si bocah dengan mudah bisa memperoleh kesempurnaan tenaga latihannya itu. Dan
memang menjadi kenyataan juga, Ho Ho hanya membutuhkan waktu selama lima hari, dia
sudah bisa menguasai tenaga murni ditubuhnya, sehingga lweekangnya itu sudah bisa disalurkan
ke tangan dan ke kakinya.
Ini memang merupakan suatu kejadian yang benar-benar jarang sekali terjadi didalam rimba
persilatan bahwa seorang bocah dapat menguasai ilmu tenaga dalam yang begitu hebat, hanya
didalam waktu empat hari saja!
Ho Ho sendiri girang bukan main karena ia merasakan dirinya telah memperoleh kemajuan
yang pesat bukan main dan sangat menakjubkan sekali. Memang tidak bisa masuk dalam akal
yang sehat, akan kehebatan daya terima dari Ho Ho yang bisa mempelajari ilmu silat yang hebat
itu hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali. Padahal, kalau memang orang biasa
mempelajari lweekang, harus memakan waktu sampai sepuluh tahun atau duapuluh tahun, baru
bisa memperoleh kemajuan yang cukup hebat. Tetapi Ho Ho hanya dalam tempo lima hari saja,
dia sudah bisa memiliki lweekang yang sama kekuatannya dengan latihan sepuluh tahun dari
orang lain.
Mo Tiauw Su sendiri jadi tidak habis mengerti akan hebatnya bakat si bocah. Dia juga bingung
sekali sampai terjadi hal seperti ini, hanya didalam waktu tidak sampai dua bulan, Ho Ho sudah
berhasil mempelajari seluruh kepandaian Mo Tiauw Su, termasuk juga pelajaran didalam kitabTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
154 pusaka Tjing Yang Pit-kip yang menjadi rebutan dari jago-jago didalam rimba persilatan !
Sedangkan Mo Tiauw Su sendiri selama bertahun-tahun berusaha untuk mempelajari kitab itu,
dia hanya berhasil mempelajari satu bagian saja ! Tetapi Ho Ho, hanya didalam waktu tidak
sampai sepuluh hari, telah berhasil mempelajari Kiam-sut (Ilmu-pedang) dan ilmu pukulan dari
kitab pusaka Tjing Yang Pit kip. Benar-benar menakjubkan sekali hasil yang telah diperoleh
bocah 'ajaib' ini.
Setelah mendidik Ho Ho tenaga lweekang selama enam hari, akhirnya Mo Tiauw Su berkata
demikian kepada Ho Ho : ?Ho-jie. sekarang sudah masanya kau keluar dari kamar tahanan ini
! Kau harus mempergunakan kesempatan ketika penjaga kamar tahanan ini mengantarkan
makanan, maka kau boleh bekuk orang itu, dan keluar dari kamar tahanan ini. kau cari Tjang
Kauwcu dan si nenek tua Phang Lin untuk membalas sakit hatimu, setelah itu kau harus pergi ke
Siauw-cu menemui Mi Gak San, merangkap tugas sebagai utusanku, juga katakan kepada Mi
Gak San bahwa aku menyesal sekali tidak bisa datang untuk menemuinya, dan kukirim kau
sebagai wakilku !"
Ho Ho mengangguk mengerti.
?Apakah suhu mempunyai pesan lain ?? tanya Ho Ho.
Sang guru menggelengkan kepalanya.
?Tidak ! Pergilah kau kembali ke kamarmu !" kata Mo Tiauw Su.
?Tetapi Suhu.?
?Ada apalagi?"
?Apakah Suhu tidak ikut keluar dari kamar tahanan ini?" tanya Ho Ho lagi.
Muka Mo Tiauw Su berubah, dia menggelengkan kepalanya dengan lesu.
?Tidak !" sahut sang guru. ?Aku akan menepati janjiku untuk tidak keluar dari kamar tahanan
ini selama sepuluh tahun ! Maka dari itu, kalau aku sekarang ini keluar juga dari kamar tahanan
ini, biarpun sudah berjalan delapan tahun lamanya, tetap saja aku bisa dicap melanggar janji !
Pergilah Ho Ho, yang penting kau harus pandai-pandai membawa diri, jangan suka bersikap
congkak dan sombong kepada siapa saja."
?Tetapi Suhu.."
?Apakah kau ada pertanyaan yang kurang jelas?" tanya sang guru itu sambil mengawasi Ho Ho
dengan mata memancar tajam.
?Bukankah Suhu berjanji untuk mengurung diri didalam kamar tahanan ini selama sepuluh
tahun itu terhadap diri Tjang Kauwcu dan si nenek tua Phang Lin ?? tanya Ho Ho lagi.
?Benar!"
?Maka dari itu, kalau memang Teecu (murid) sudah bisa membunuh kedua manusia jahat itu,
berarti janji Suhu terhadap mereka telah punah dengan sendirinya !" kata Ho Ho pula.
?Hmmmm.biarpun mereka sudah mampus tetap saja aku harus menepati perjanjian kami,
yaitu aku tetap harus menghabiskan dulu masa tahananku selama sepuluh tahun ! Kalau sampai
aku melanggar janjiku, mukaku ingin ditaruh dimana ? Tentu orang-orang rimba persilatan bisa
mentertawakan diriku sampai mereka mati.!?
?Jadi.jadi suhu tetap tidak mau keluar dari kamar tahanan ini sebelum suhu menghabiskanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
155 perjanjian itu ?"
?Benar.jadi dua tahun lagi nanti, kita baru bisa bertemu.Cuma saja, kalau kau sudah
bertemu dengan Mi Gak San, kau harus mendengar setiap perkataannya, karena dia adalah adik
seperguruanku, jadi tegasnya menjadi Su-siok (paman guru) ! Dan kau juga harus membantunya
sekuat tenaga, karena dia sedang melakukan sesuatu pekerjaan besar!"
?Baik Suhu !!" Sahut Ho Ho dengan suara yang agak serak, karena si bocah jadi berduka sekali,
gurunya tidak mau diajak sekalian keluar dari kamar tahanan itu guna bersama-sama
meloloskan diri.
?Nah.kau kembalilah ke kamarmu !" kata sang guru itu dengan suara yang tawar.
?Suhu?"
?Kau mendengar perintahku atau tidak, Ho-jie ?" bentak Mo Tiauw Su dengan muka yang tibatiba telah berubah jadi berwibawa dan angker sekali. ?Apakah sekarang kau mulai mau
menentang perintahku ?"
Ho Ho jadi terkejut dibentak begitu, cepat-cepat dia berlutut sambil menangis.
?Suhu jangan salah paham..teecu bukan bermaksud untuk membangkang perintah suhu,
namun teecu berat untuk berpisah dengan Suhu.." menjelaskan Ho Ho dengan suara yang
parau.
?Hmmm.kau seorang lelaki, tetapi hatimu seperti seorang gadis, Ho-jie !? kata Mo Tiauw Su
dengan suara yang tetap keras, padahal dihatinya terharu sekali melihat kesetiaan sang murid
ini, tetapi dia tidak mau memperlihatkan pada wajahnya, karena hanya menambah kesedihan
Ho Ho saja. ?Hayo, cepat kau kembali ke kamarmu ! Tidak lama lagi penjaga kamar tahanan itu
pasti akan datang mengantarkan makanan untukmu ! Kau harus melakukan segalanya menuruti
apa yang telah kurencanakan !"
?Ba.baik Suhu !? sahut Ho Ho sambil menghapus air matanya dan tanpa mengucapkan katakata lainnya lagi, dia memutar tubuhnya dan berlalu.
Ho Ho telah merebahkan dirinya dikamarnya, dia melihat lobang penghubung antara kamarnya
dengan kamar gurunya telah ditutup oleh gurunya.
Hati Ho Ho jadi sedih sekali. Karena dia merasakan hidupnya sebagai anak yatim yang sudah
tidak mempunyai orang tua, dan sekarang bertemu dengan Mo Tiauw Su tampaknya begitu
sayang kepada dirinya. Tentu saja dia jadi berat sekali untuk meninggalkan gurunya yang baik
hati itu tetap terkurung didalam kamar tahanan ini. Dan saat itu Ho Ho juga tidak habis
mengerti akan keanehan sikap gurunya, yang tetap mau mengurung dirinya disitu, biarpun
kenyataannya nanti Ho Ho akan membinasakan Phang Lin dan Tjang Kauw-cu itu.
Dan Ho Ho juga jadi memikirkan pekerjaan besar apa yang sedang dikerjakan oleh Mi Gak San,
adik seperguruan suhunyadan mengapa Mo Tiauw Su, gurunya, tidak mau bersama-sama Ho
Ho untuk pergi menemuinya, malah dia lebih rela untuk mengurung dirinya terus didalam
kamar tahanan itu untuk dua tahun lamanya lagi. Ho Ho benar-benar jadi berduka sekali.
Disamping itu, Ho Ho juga jadi berterima kasih benar kepada Mo Tiauw Su, gurunya yang telah
mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk mendidik ilmu silatnya. Juga Ho Ho
merasakan, betapa gurunya itu biarpun seorang yang aneh sekali adatnya, toch hatinya lembut
dan baik sekali.
Cuma yang membuat Ho Ho benar-benar jadi tidak habis pikir, mengapa gurunya selalu
menyebut-nyebut bahwa kalau Ho Ho sudah berkelana didalam rimba persilatan, dia akanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
156 menghadapi banyak sekali urusan besar ! Urusan besar bagaimana yang dimaksud oleh Mo
Tiauw Su? Mengapa dia harus menghadapi urusan besar itu? Apakah Suhunya itu memang telah
mengetahui dan ahli ramal tentang kejadian yang akan datang, sehingga dia bisa mengatakan
bahwa Ho Ho akan menghadapi kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang hebat begitu dia
berkelana didalam rimba persilatan ?
Tetapi akhirnya Ho Ho tidak mau dipusingkan oleh teka-teki yang memusingkan kepalanya itu.
Dia memejamkan matanya untuk mengasoh guna mengumpulkan tenaga karena sebentar lagi
dia akan melakukan suatu pekerjaan yang hebat sekali, yaitu membunuh Tjang Kauwcu dan si
nenek tua Phang Lin, yang telah membunuh ayah kandungnya. karena itu dia membutuhkan
tenaga yang penuh, dan juga semangat yang hebat untuk menghadapi kedua orang itu, karena
mereka memang mempunyai kepandaian yang tinggi sekali. Biarpun Ho Ho telah mendengar
sendiri gurunya memuji dia mempunyai kepandaian yang hebat, namun si bocah belum
berpengalaman untuk suatu pertempuran, maka dari itu, dia masih diliputi perasaan ragu-ragu
tentang kemampuannya itu.
Namun Ho Ho memang sudah bertekad, biar bagaimana dia harus membalas sakit hati karena
ayah kandungnya telah dibunuh oleh orang-orang Pek Mo Kauw tersebut.
Akhirnya Ho Ho tertidur juga.
Di dalam tidurnya itu, si bocah jadi bermimpi, betapa dia telah mengobrak-abrik orang-orang
Pek Mo Kauw, telah membunuh Tjang Kauwcu dan Phang Lin dengan mudah. Lalu membawa
gurunya dari kamar tahanan itu ! Tetapi akhirnya si bocah terbangun dari tidurnya, dan
memperoleh kenyataan dirinya masih berada di dalam kamar tahanan yang gelap gulita itu.
Ho Ho mengucek-ngucek matanya, menantikan datangnya penjaga kamar tahanan tersebut yang
biasanya mengantarkan dia kuwe kering untuk menangsal perutnya. Dengan tidurnya tadi,
tenaga Ho Ho telah terkumpul seluruhnya dan dia bersiap-siap untuk mulai melaksanakan
rencana yang telah diatur oleh gurunya.
Dan apa yang dinanti-nantikan oleh Ho Ho akhirnya tiba juga.
Tampak pintu kamar tahanan itu terbuka perlahan-lahan dengan mengeluarkan suara menderit,
melangkah masuk penjaga kamar tahanan tersebut, yang mukanya bengis dan berewokan.
Ditangannya terdapat beberapa macam kuwe kering yang tampaknya sudah berhari-hari dan
satu teko air. Diletakkan semuanya itu diatas lantai, dan dia memandang Ho Ho sejenak, dan
ketika mau membalikkan tubuhnya untuk melangkah keluar terdengar teriakan.
?Tunggu!" teriak Ho Ho waktu melihat penjaga itu akan berlalu.
?Mau apa kau ?? bentak penjaga tahanan itu.
?Sejak kemarin perutku sakit sekali, tolong kau berikan aku obat" kata Ho Ho.
?Biar kau mampus sekalian, jadi aku tidak usah susah-susah mengantarkan makananmu
kemari!" kata penjaga tahanan itu.
?Tetapi..saudara, tolonglah aku, karena aku membutuhkan obat ! Kalau sampai aku mati,
tentu kau akan disesalkan oleh Tjang Kauw-cu !" kata Ho Ho lagi.
?Hmmmkalau kau mampus aku akan disesali oleh Tjang Kauw-cu ? Mana bisa begitu ? Aku
bisa saja mengatakan bahwa kau mampus disebabkan terserang suatu penyakithabis perkara,"
kata penjaga kamar tahanan bawah tanah ini dengan suara yang aseran sekali.
Dan diapun sudah mau berlalu lagi untuk keluar dari kamar tahanan itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
157 Ho Ho jadi cepat-cepat melompat berdiri, dia sengaja memaki orang ini untuk memancing
kemarahannya: ?Saudara..ternyata sifatmu sama buruknya dengan seekor anjing!" bentak Ho
Ho. ?Kau didepan Tjang Kauw-cu begitu ketakutan dan menyembah-nyembah, tetapi
dibelakangnya kau memaki-maki Tjang Kauw-cu."
Penjaga kamar tahanan itu jadi terkejut mendengar perkataan Ho Ho, dia juga jadi murka bukan
main, dengan cepat dia telah memutar tubuhnya menghadap kearah dalam kamar itu.
?Hei bocah busuk.kapan aku memaki-maki Tjang Kauw-cu?" bentaknya dengan suara yang
mengandung kegusaran yang sangat. ?Kau jangan sembarangan bicara, nanti salah-salah
mulutmu itu kujahit agar tidak bisa dibuka lagi !"
?Hahahahahaha." Ho Ho sengaja tertawa keras untuk memancing kemarahan penjaga itu
lebih hebat lagi.
?Nanti kalau memang aku dibawa menghadap kepada Tjang Kauw-cu, maka akan kusampaikan
bahwa kau telah memaki-maki Tjang Kauw-cu dengan mengatakan bahwa Tjang Kauw-cu
adalah seekor monyet yang tidak pantas menduduki kursi Kauwcu dan mengatakan bahwa
dirimu yang cocok untuk menduduki kursi Kauw-cu (ketua) itu.?
Muka penjaga kamar tahanan itu jadi berubah hebat, dia melengak sejenak mendengar
perkataan Ho Ho, mungkin saking kagetnya, dan ketika dia telah tersadar dengan keadaannya,
dia menjadi murka bukan main sampai berjingkrak sambil mengeluarkan suara bentakan yang
keras, lalu menghampiri Ho Ho.


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ho Ho girang melihat penjaga kamar tahanan itu telah melangkah masuk kedalam kamarnya. Si
bocah bersiap-siap untuk mulai dengan rencana yang telah diatur oleh gurunya, Mo Tiauw Su.
?Bangsat !? bentak penjaga kamar tahanan itu dengan suara yang mengguntur bengis. ?Akan
kupatahkan batang lehermu ! Mulutmu terlalu beracun ! Hmmm.kau bocah busuk, ternyata
kau mempunyai maksud yang begitu jelek terhadap diriku ! Padahal setiap hari aku yang
mengantarkan makanan.dan." Tetapi belum lagi penjaga kamar tahanan itu sempat
menyelesaikan perkataannya, dikala dia berkata-kata sambil melangkah menghampiri Ho Ho,
tahu-tahu tubuh Ho Ho mencelat kearahnya, dan tangan Ho Ho bergerak menghajar batok
kepala penjaga kamar tahanan itu dengan keras sekali. Hati Ho Ho berdebar keras, dia belum
pernah bertempur dengan orang, dan juga belum pernah mempraktekkan ilmu silat yang
diperoleh dari gurunya, maka dari itu, dia takut serangannya ini gagal menemui sasarannya.
Namun, siapa sangka, begitu tangan Ho Ho menghajar kepala penjaga kamar tahanan itu segera
juga terdengar suara jeritan yang menyayatkan hati, tampak batok kepala dari penjaga kamar
tahanan itu telah terhajar hancur remuk oleh Ho Ho, dan tubuhnya telah rubuh terjungkal,
seketika itu juga napas penjaga kamar tahanan itu putus dan dia telah pensiun menjadi manusia.
Ho Ho sendiri terkejut melihat pukulannya yang hebat itu, dia sampai berdiri menjublak
memperhatikan korban pukulannya itu.
Namun akhirnya Ho Ho menghela napas.
?Perkataan Suhu ternyata memang benar bahwa aku akhirnya bisa memiliki kepandaian yang
cukup tinggi juga," menggumam Ho Ho dengan suara yang perlahan, dan dia cepat-cepat
membalikkan tubuhnya, melangkah keluar dari kamar tahanan itu.
Melalui beberapa buah lorong kecil yang berliku-liku dan akhirnya ia sampai dipintu kamar
tahanan bawah tanah yang menembus keluar.
Waktu si bocah sedang melangkah keluar tiba-tiba dari arah semak belukar didengarnya orang
bertanya dengan suara yang nyaring, ?Hei, Lo-toa, apa yang sedang kau perbuat disitu?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
158 Ho Ho jadi terkejut, namun dengan cepat dia menenangkan hatinya, dilihatnya seorang lelaki
bertubuh tinggi besar dengan mukanya yang menyeramkan, tengah berjalan menghampiri
dirinya.
Orang itu, yang tadinya menduga bahwa Ho Ho adalah Lo-toa, penjaga kamar tahanan itu,
ketika melihat Ho Ho, dia jadi mengeluarkan seruan kaget, karena segera juga mengenali bahwa
si bocah adalah Ho Ho, yang pernah ditangkap oleh anak buah Kauw-cunya.
?Ihhh..bukankah..bukankah kau si bocah yang hari itu telah dijebloskan oleh Kauwcu ke
dalam kamar tahanan bawah tanah, mengapa sekarang kau bisa berkeliaran disini ?" tanya orang
itu dengan heran.
Namun Ho Ho sudah tidak mau membuang-buang waktu lagi, dengan cepat dia melompat
menerjang kearah orang itu, dan mengayunkan tangannya menghajar kearah dada orang itu
dengan mempergunakan telapak tangannya.
?Bukkkk!" dada orang yang bertubuh tinggi besar menyeramkan itu telah kena dihajarnya telak
sekali, dan terdengar suara 'ngeekkkkk!' disusul oleh terpentalnya tubuh orang tersebut, lalu
terbanting diatas tanah dengan tidak berjiwa lagi, karena arwahnya telah melayang menuju
akherat.
Ho Ho menghela napas. Sekarang kepercayaan kepada dirinya sendiri yang telah mempunyai
kepandaian begitu hebat, telah membuat si bocah jadi tenang untuk meneruskan rencananya.
Dengan cepat Ho Ho berlari-lari ke ruangan utama dari gedung markas perkumpulan Pek Mo
Kauw tersebut.
Didalam perjalanan ke ruangan utama dari gedung itu, si bocah bertemu dengan beberapa orang
Pek Mo Kauw. Umumnya mereka mengenali Ho Ho dan menegurnya. Begitu mereka menegur,
begitu nasib mereka jadi apes, karena mereka segera juga dihajar oleh Ho Ho dengan keras
sekali, sekali hajar Ho Ho selalu menghabiskan satu jiwa!
Malah Ho Ho telah membekuk salah orang diantara orang Pek Mo Kauw itu.
?Dimana kamarnya Tjang kauw-cu dan Phang Lin ?? bentak Ho Ho dengan suara yang bengis,
biarpun usianya masih kecil, tetapi disebabkan dia telah mempunyai tenaga lweekang yang kuat
sekali, dengan sendirinya waktu tangannya mencengkeram pundak orang Pek Mo Kauw itu,
membuat orang itu kesakitan luar biasa, akhirnya dia menjelaskan dengan sejujurnya bahwa
Tjang Kauwcu dan Phang Lin sedang makan minum diloteng dari sebuah bangunan kecil yang
ada ditengah-tengag taman.
Ho Ho menenteng tawanan itu untuk pergi ke taman bunga yang ada dibelakang gedung markas
Pek Mo Kauw tersebut, dan setelah anak buah Pek Mo Kauw itu menunjukkan bangunan loteng
bertingkat tiga itu, barulah Ho Ho menghajar dada orang itu, sehingga tanpa bisa mengeluarkan
suara jeritan lagi, tubuhnya jatuh diatas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Ho Ho turun
tangan bengis sekali, sebab dia mengetahui orang-orang Pek Mo Kauw tersebut umumnya terdiri
dari orang-orang jahat, maka dari itu Ho Ho telah turun tangan main bunuh saja, sebab didalam
pemikiran si bocah, kalau manusia-manusia seperti itu dibiarkannya hidup terus, berarti hanya
akan mencelakai rakyat jelata yang lemah dan tidak berdaya, umpamanya saja Siangkoan Djie,
ayahnya yang lemah dan tidak mengerti ilmu silat, telah dibunuh oleh mereka dengan penasaran
sekali !
Dan sekarang karena Ho Ho telah mempunyai kepercayaan diri, dan dia juga memang
menyadari bahwa dirinya sekarang ini sudah memiliki kepandaian yang tinggi sekali, dia jadi
turun tangan tanpa tanggung-tanggung, dia sudah bertekad untuk menyapu bersih memberantas
orang-orang Pek Mo Kauw tersebut.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
159 Ketika Ho Ho mengawasi kearah bangunan bertingkat tiga itu, dia melihat bahwa pada tingkat
ketiga masih menyala api penerangan.
Cepat luar biasa Ho Ho menghampirinya, dan ketika dia telah sampai dekat sekali, dilihatnya
pada pintu bangunan itu berdiri dua orang Pek Mo Kauw yang sedang berjaga juga disitu,
mengawal pintu itu, dengan tidak membuang waktu Ho Ho melompat kearah mereka.
Kedua tangan Ho Ho telah bekerja cepat sekali, kedua orang Pek Mo Kauw itu tanpa bisa
mengeluarkan suara jeritan, telah rubuh terjungkal.
Tetapi disebabkan tubuh mereka tinggi besar, dan terjungkal diatas tanah dalam keadaan
mendadak begitu, menimbulkan suara yang agak mencurigakan bagi Phang Lin dan Tjang
Kauw-cu yang tengah makan minum diloteng tingkat tiga.
?A Sam..ada apa ?" tegur Tjang Kauw-cu dengan suara yang nyaring.
Ho Ho cepat-cepat telah mencelat ke loteng pertama, lalu dengan meminjam tenaga totolan dari
kakinya, si bocah telah mencelat ke loteng kedua, dan lalu menerobos ke loteng yang ketiga
melalui jendelanya.
Segera juga Ho Ho melihat Tjang Kauwcu tengah duduk menghadapi sebuah meja yang penuh
oleh berbagai macam sayur mayur dan arak. Dihadapannya duduk Phang Lin, nenek tua yang
jahat itu.
Waktu kedua orang ini, Tjang Kauwcu dan Phang Lin melihat ada sesosok tubuh yang telah
menerobos masuk kedalam ruangan itu melalui jendela, mereka jadi terkejut sekali. Dan hati
mereka jadi lebih kaget lagi waktu mereka bisa mengenali orang yang menerobos masuk itu
ternyata tidak lain dari Ho Ho, yang telah mereka jebloskan ke dalam kamar tahanan dibawah
tanah.
?Kau.?? suara Phang Lin jadi diliputi keraguan, karena dia hampir saja tidak mau
mempercayai pandangan matanya yang melihat Ho Ho telah menerobos masuk melalui jendela
kamar tingkat tiga itu. Kalau gin-kang (Ilmu entengi tubuh) si bocah tidak sempurna, tidak
nantinya bisa masuk melalui jendela dari ruangan tingkat ketiga itu.
Ho Ho berdiri dengan bertolak pinggang, mukanya bengis sekali, biarpun usianya masih muda
sekali, hanya kurang lebih sepuluh tahun, namun sinar matanya tajam luar biasa.
?Hmmm.kalian manusia-manusia busuk, hari ini adalah hari kematian kalian!" kata Ho Ho
dengan suara yang tergetar akibat perasaan murka yang bergolak didalam hatinya, rasa dendam
yang bergolak hebat, sebab si bocah segera terbayang lagi, kedua orang inilah yang telah
menyebabkan ayahnya menemui kematiannya dengan cara yang begitu mengenaskan sekali.
Tjang Kauw-cu melengak memandang kearah Ho Ho dengan heran bercampur rasa kaget, tetapi
ketika dia tersadar, Kauwcu dari Pek Mo Kauw ini tertawa bergelak-gelak.
?Oho.kiranya engko kecil !? katanya dengan suara mengejek. ?Bagus! Bagus! Mari, silahkan
duduk ! Siapa yang telah melepaskan kau dari kamar tahanan itu ?"
Muka Ho Ho tetap tidak memperlihatkan perasaan apapun, dia masih berdiri dengan bertolak
pinggang.
?Hayo, kalian boleh maju secara berbareng, aku akan membereskan jiwa kalian pada hari ini
juga !" bentak Ho Ho dengan suara yang bengis sekali.
Tjang Kauw-cu dan Phang Lin membawakan sikap yang tenang. Mereka hanya mau
Nama Tuhan Yang Keseratus 5 Manusia Setengah Dewa Bu Kek Siansu Karya Kho Ping Hoo Misteri Simbol Yunani 2

Cari Blog Ini