Ceritasilat Novel Online

Lonceng Merenggut Arwah 8

Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 8


mengenal kasihan?"
?Ampun Hohan.!"
?Nahkau tabahlah untuk menerima kematianmu sebagai tebusannya kepada dosa-dosa yang
telah kau perbuat !" kata Ho Ho dengan suara yang dingin.
Tubuh Lie Po jadi gemetaran keras sekali, dia ketakutan setengah mati.
Tetapi belum lagi dia bisa merengek tahu-tahu dia merasakan tubuhnya telah terlontar tinggi
sekali, dia jadi mengeluarkan suara jerit ketakutan yang keras, dan kembali dia menjerit kalap
waktu mengetahui dirinya telah dilontarkan masuk ke dalam liang perangkap yang dalam itu,
dan tubuhnya telah meluncur terus, lalu terbanting binasa di dasar ruangan perangkap itu. Ho
Ho hanya mendengar suara jerit kematian Lie Po yang mengerikan sekali! Dan mulut Ho Ho
telah tersungging seulas senyuman puas, karena orang-orang jahat ini telah dapat dibasminya
hanya tinggal seorang, yaitu Tjing San, pemilik rumah penginapan dimana Ming-jie dan ibunya
yang kala itu tengah menginap disana !
Ho Ho melangkah perlahan-lahan menghampiri golok Sing Tjing Sian yang tergeletak diatas
lantai, dia telah mengambilnya.
Kemudian dihampirinya mayat Sing Tjing Bu, diperhatikan mayat orang she Sing itu, tahu-tahu
golok di tangan Ho Ho telah melayang cepat sekali, menabas batang leher mayat Sing Tjing Bu,
sehingga batok kepala mayat itu menggelinding terpisah dari batang lehernya!
Setelah menabas putus batang leher Sing Tjing Bu, Ho Ho menghampiri Sing Tjing Sian, dia
telah membacok pula batang leher Sing Tjing Sian, dan batok kepala dari orang she Sing ini
mengalami seperti adiknya, menggelinding terpisah dari lehernya.
Ho Ho melemparkan golok itu ke lantai pula, mengambil sehelai kain yang lebar, yang memangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
221 telah dipersiapkan sebelumnya.
Ho Ho membungkus kedua batok kepala kedua iblis itu, kemudian menentengnya keluar dari
ruangan tersebut untuk meninggalkan tempat itu.
Beberapa orang murid Siang-mo-san telah lenyap kemana, entah dimana mereka telah
bersembunyi. Mungkin juga tadi mereka telah menyaksikan betapa kedua guru mereka telah
terbinasakan dengan cara yang begitu mengerikan, mereka cepat-cepat mencari tempat yang
aman untuk bersembunyi menyelamatkan jiwa mereka masing-masing.
Ho Ho tidak memperdulikan anak buah dari kedua iblis ini, karena dia menganggap tidak berarti
sama sekali. Waktu sampai pada pintu keluar, si bocah lalu mencari-cari tombol untuk
membuka pintu kuburan itu dan akhirnya dia berhasil, batu nisan di luar kuburan itu telah
tergeser perlahan-lahan dan tampak sebuah liang untuk keluar.
Dengan mudah Ho Ho keluar dari kuburan itu, dan meninggalkan daerah pekuburan tersebut
dengan cepat.
Tidak ada seorang penduduk disekitar tempat itu yang mengetahui bahwa seorang bocah yang
baru berusia belasan tahun telah dapat membasmi dua orang iblis yang berkuasa didaerah
pekuburan tersebut.
Ho Ho mempergunakan lweekangnya untuk meninggalkan daerah pekuburan tersebut sambil
menenteng buntalan yang memuat kedua batok kepala dari kedua iblis yang telah mati
ditangannya.
Dengan cepat Ho Ho telah melakukan perjalanan untuk menemui Ming-jie dan ibu si gadis,
memperlihatkan kepada mereka bahwa musuh besar mereka telah dapat dibasmi, dan berarti
bahwa dendam mereka telah terbalaskan.
Dengan cepat Ho Ho telah melakukan perjalanan, didalam waktu dua hari saja, si bocah telah
sampai ditempat yang dituju.
Begitu sampai dirumah makan itu, yang merangkap rumah penginapan, pelayan-pelayan rumah
makan tersebut memandangi Ho Ho dengan sorot mata yang agak aneh, mereka heran melihat
si bocah yang telah pulang dengan selamat setelah menyatroni kedua iblis Siang-mo san yang
terkenal akan kebengisannya itu.
Segera Ho Ho mendatangi kamar dimana Ming-jie dan ibunya berada. Memang nyonya dan
anak itu tidak pernah keluar dari kamarnya selama beberapa hari menantikan kembalinya Ho
Ho. Mereka telah mengurung diri sepanjang hari didalam kamarnya.
Maka dari itu, melihat kembalinya Ho Ho, betapa gembiranya hati mereka.
?Oh.ternyata kau telah kembali didalam waktu yang demikian cepat, Siauw-hiap !" kata
nyonya tua yang menjadi ibu Ming-jie. ?tidak sampai sepuhuh hari kau sudah kembali !?
Ho Ho memberi hormat kepada ibu dan anak itu, kemudian meletakkan bungkusan yang
dibawanya.
?Aku membawa oleh-oleh ini untuk kalian !" kata Ho Ho sambil membuka ikatan buntalannya
itu. Ming-jie dan ibunya mengawasi buntalan itu dengan mata yang terpentang lebar dan juga hati
yang berdebar keras sekali.
Ketika buntalan itu telah terbuka, Ming-jie dan ibunya mengeluarkan seruan kaget bercampur
girang, karena mereka melihat itulah batok kepala dari Siang-mo-san, kedua iblis yang telahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
222 menghancurkan keluarga mereka! Juga disamping perasaan girangnya itu, Ming-jie dan ibunya
merasa ngeri melihat kedua batok kepala itu.
Kedua perempuan ini menangis dengan hati yang terharu dan berterima kasih sekali kepada Ho
Ho yang telah bisa membalaskan sakit hati mereka terhadap kedua iblis tersebut.
Malah Nyonya setengah tua dan puterinya itu telah berlutut dihadapan Ho Ho.
?Terima kasih atas pertolongan inkong, sehingga dendam kami bisa terbalaskan! Kami
bersyukur kepada Thian bahwa kedua manusia jahat ini akhirnya bisa dibinasakan juga oleh
Inkong.terimalah penghormatan kami sebagai pernyataan terima kasih kami kepada In-kong
(tuan penolong)." kata nyonya setengah tua itu sambil menangis.
Ho Ho jadi sibuk sendirinya untuk mengelakkan penghormatan kedua perempuan itu, dia juga
jadi gugup untuk menghiburnya.
?Sudahlah hujin dan kau nona, lebih baik kau tidak menangis sedih begitu, agar tidak
menimbulkan kecurigaan pada orang-orang didalam rumah penginapan ini, sebab pemilik
rumah penginapan ini mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kedua iblis ini, dia yang
telah melaporkan terlebih dahulu bahwa aku mencari kedua iblis tersebut, sehingga aku telah
nyaris kena dibinasakan oleh kedua iblis itu ! Kalian tunggulah sebentar, aku akan mencari
pemilik rumah penginapan ini guna melakukan perhitungan pada dirinya !"
Dan setelah berkata begitu, Ho Ho cepat-cepat meninggalkan kamar tersebut tanpa menantikan
jawaban dari kedua perempuan itu.
Dia menghampiri seorang pelayan, katanya sambil tertawa.
?Lo-heng(saudara), bisakah aku bertemu dengan majikanmu ?" tanya Ho Ho.
Pelayan itu mengawasi Ho Ho sesaat, kemudian tanyanya: ?Untuk apa Siauw-ko ingin
menemui majikan kami ?"
?Ada pesan yang dititipkan orang kepadaku agar disampaikan kepada majikanmu itudan ada
barang yang dititipkan juga untuk dia !" dusta Ho Ho dengan disertai senyumnya, dia tidak mau
orang bercuriga sehingga bisa menghilang, maka dari itu, si bocah tetap membawakan sikap
yang manis.
Pelayan setengah tua itu tampaknya jadi bimbang, tetapi akhirnya dia mengangguk juga.
?Duduklah dulu Siauwko, aku akan pergi memanggilnya," kata pelayan itu sambil membalikkan
tubuhnya dan berlalu.
Ho Ho lalu duduk dikursi yang ada disitu, si bocah menantikan dengan sabar.
Tak lama kemudian pelayan itu telah muncul kembali dengan mengiringi seorang lelaki setengah
tua. Ho Ho cepat-cepat berdiri dengan mulut tersenyum girang, karena dia mengetahui orang ini
tentu Tjing San, pemilik rumah makan yang merangkap rumah penginapan ini.
Sedangkan lelaki tua itu yang diiringi si pelayan merangkap kedua tangannya memberi hormat
kepada Ho Ho, sambil katanya diiringi senyumnya yang ramah: ?Siauwkoada urusan apakah
kau mencari Lohu (aku-si-orang)?" tanyanya dengan suara yang sabar sekali.
?Maafkanlah aku mengganggu sedikit ketenangan kau si-orang tua!" kata Ho Ho sambil
melontarkan senyumnya juga. Ho Ho melihat betapa biarpun orang setengah tua itu berkatakata dengan suara yang sabar namun bola matanya berputar-putar tak hentinya, menunjukkanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
223 kegugupannya yang bukan main. ?Locangke (kau si orang tua) apakah benar yang bernama
Tjing San?"
Ho Ho melihat muka orang setengah tua itu berubah ketika mendengar disebutnya nama Tjing
San itu, tetapi setelah ragu-ragu sejenak, dia mengangguk juga.
?Bebenar!" katanya dengan suara yang agak tergetar. Biarpun orang setengah tua pemilik
rumah makan ini telah berusaha untuk bersikap tenang, toch Ho Ho masih bisa melihat betapa
dia sangat gugup sekali. ?Ada urusan apakah Siauwko??
?Ada seseorang yang telah menitipkan salam untuk Lo-cangke, dan juga telah menitipkan
sesuatu barang agar disampaikan kepada Locangke, maka dari itu aku tidak berani main-main
dan cepat-cepat mencari Lo-cangke untuk menyerahkan barang titipan itu kepadamu!"
?Oh.!" kata Tjing San, mukanya agak tenang. ?Barang apakah itu? Dan siapakah yang telah
menitipkannya?"
?Mengenai barang apa yang dikirimkannya itu, Siauwte (adik) tidak berani melihatnya, karena
itu perbuatan yang lancang.tetapi orang yang mengirimkannya itu kalau tidak salah
menamakan dirinya Siang-mo-san !"
Muka Tjing San jadi berubah lagi, tetapi dengan cepat pemilik rumah makan ini telah
menenangkan goncangan hatinya.
?Siang-mo-san?" tanyanya dengan suara yang ditenangkan setenang-tenangnya. ?Kedua orang
tua yang berdiam dikaki gunung Sung san itu?"
?Benar ! Orang tua itu telah mengirimkan sesuatu barang untuk Locangke, mari ke kamarku
dulu untuk menerima barang itu !" kata Ho Ho sambi melangkah untuk kembali ke kamarnya.
Tjing San tampak ragu-ragu sejenak, namun akhirnya dia mengikuti juga dibelakang Ho Ho,
karena ia anggap bahwa Ho Ho tentu tidak mengandung sesuatu maksud tertentu. Dia melihat
dimuka Ho Ho biasa saja, tidak memperlihatkan wajah yang sedang marah. Hati Tjing San agak
tenang dan dia mengikuti ke kamar Ho Ho.
Si-bocah mengajak Tjing San ke kamar dari Ming-jie, dimana si gadis sedang berada bersama
ibunya.
Ho Ho membuka sedikit pintu kamar itu, dia mempersilahkan pemilik rumah makan itu untuk
masuk lebih dulu dan ketika Tjing San telah masuk ke dalam kamar itu, Ho Ho juga masuk dan
tahu-tahu tangan Ho Ho telah menutup daun pintu itu, dan menguncinya.
Ketika melangkah masuk kedalam ruangan kamar itu, Tjing San mulai curiga melihat sikap Ho
Ho yang telah mengunci daun pintu kamar itu. Tapi dia tidak bilang apa-apa, hanya mengawasi
dengan curiga kepada Ho Ho.
Sedang Ho Ho tertawa sambil berjalan mendekati meja ditengah-tengah kamar itu.
?Inilah barang yang dititipkan oleh Siang-mo-san untuk kau, Locangke!" kata Ho Ho sambil
menunjuk buntalan yang berisi kedua batok kepala Siang-mo-san, yang kala itu telah ditutup
rapat lagi.
Tjing San mengerutkan sepasang alisnya ketika melihat buntalan yang besar itu.
?Barang apakah yang telah dikirim Suhu (guru) kepadaku?" pikir Tjing San di dalam hatinya,
dia jadi ragu-ragu. Tetapi Tjing San toch akhirnya menghampiri meja itu, dan setelah pemilik
rumah makan itu berdiri disamping meja, Ho Ho berkata lagi: ?Harap Locangke menerima
bingkisan ini, karena dengan begitu, Siauwte telah melaksanakan tugas dengan baik sertaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
224 menyerahkan barang titipan ini kepada orang yang berhak untuk menerimanya!"
Tjing San mengangguk dengan hati yang masih tidak tenang.
?Terima kasih Siauwko.semua ini hanya merepotkan dirimu saja!" kata Tjing San.
?Akh tidak!" kata Ho Ho. ?Kalau memang Locangke ingin melihatnya dulu barang yang
dititipkan oleh Siang-mo-san silahkan Lo-cangke membuka bungkusan itu !"
?Baiklah.memang Lohu juga jadi ingin mengetahui barang apa yang dikirimkan oleh kedua
orang tua itu kepadaku !" kata Tjing San sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum, dia juga
telah mengulurkan tangannya untuk membuka ikatan pada buntalan itu.
Tetapi waktu dia sedang membuka buntalan itu, dia telah dapat mencium bau anyir dari
amisnya darah.hatinya jadi tergoncang lagi, dia menduga-duga apa isi dari buntalan itu.
Dengan tangan yang gemetaran, akhirnya Tjing San berhasil juga untuk membuka buntalan itu,
dia membuka perlahan-lahan.
Namun waktu dia melihat apa sebenarnya isi buntalan itu, sepasang matanya jadi terpentang
lebar-lebar, napasnya seperti berhenti dan jantungnya seperti tidak berdetak lagi, serasa napasnya
juga telah putus seketika itu, hatinya tergoncang hebat sekali.
Tjing San juga sampai mengeluarkan seruan kaget dan bingung, dengan mulut yang terpentang
gugup sekali, semangatnya seperti juga telah meninggalkan raganya, sebab Tjing San telah
mengenali bahwa di dalam buntalan itu terdapat dua buah batok kepala manusia, yang
dikenalinya sebagai batok kepala milik Sing Tjing Sian dan Sing Tjing Bu, kedua gurunya yang
bergelar Siang mo-sankedua batok kepala itu tengah mendelik matanya, seperti juga kedua
guru Tjing San ini telah mati dengan cara yang penasaran sekali. Tubuh Tjing San gemetaran
keras, lututnya lemas, hampir saja dia rubuh terjungkal akibat rasa kagetnya.
?Iniini.ohapa maksud kalian ?" kata Tjing San dengan suara gemetar dan mukanya
berubah seperti juga secarik kertas. Matanya juga berputar-putar cepat dengan gugup dan ketakutan.
Ho Ho tertawa dingin.
?Kau tentu mengerti apa artinya urusan ini, bukan?" tanya Ho Ho dengan suara mengejek.
Tjing San mengawasi Ho Ho sesaat dengan ketakutan, tahu-tahu dia melompat kearah pintu
untuk lari keluar, sambil dia berteriak-teriak: ?Tolong ! Tolong !"
Tetapi Ho Ho juga telah bekerja cepat sekali sebelum Tjing San sempat meninggalkan tempat
tersebut, si bocah telah melompat dan mencengkeram baju bagian pundak Tjing San.
Pemilik rumah penginapan tersebut jadi gemetar ketakutan.
?Ampun Hohan (Orang gagah)Ampun !" seru Tjing San ketakutan.
?Kau mau mengakui kesalahanmu atau tidak?" bentak Ho Ho dengan suara yang berubah
bengis.
?Akuaku tidak bersalah apa-apa, Hohan!" teriak Tjing San dengan suara yang gemetar keras.
?Aku tidak tahu apa-apa !"
?Hmmmm.kalau memang kau tidak bersalah, mengapa kau mesti ketakutan begitu?" tanya
Ho Ho dengan mengejek.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
225 Lalu tanpa menunggu jawaban, tangan Ho Ho bergerak menghajar batok kepala pemilik rumah
makan itu, sehingga seketika itu juga batok kepalanya hancur tanpa bisa mengeluarkan suara
jeritan, tubuhnya meloso jatuh ke lantai sudah tidak bernapas lagi.
Ho Ho setelah membunuh pemilik rumah makan ini, dia menceritakan segalanya kepada Mingjie dan ibunya. Lalu meminta kepada Ming-jie dan ibunya itu untuk berlalu.
Ming-jie dan ibunya menuruti permintaan Ho Ho, dengan diantar oleh Ho Ho, mereka
meninggalkan kota itu dan ditengah perjalanan mereka berpencar.
Sebetulnya Ming-jie dan ibu si-gadis berat sekali untuk berpisah dengan Ho Ho. Mereka
berhutang budi kepada Ho Ho, apa lagi si-bocah tidak mau menerima hadiah uang dari kedua
wanita itu.
?Cukuplah asal hujin dan nona bisa menjaga diri dan selalu dalam keadaan selamat dan sehat!"
kata Ho Ho waktu mau berpisah dengan gadis itu dan ibunya.
Dengan perasaan berat, akhirnya mereka berpisah juga.
Ho Ho telah melanjutkan perjalanannya lagi, dia melakukan perjalanannya dengan cepat.
Tetapi waktu bocah ini sampai dikampung Sing-kang-chung, kembali dia bertemu dengan suatu
kejadian yang menghambat perjalanan itu.
Waktu Ho Ho sampai dikampung Sing-kang-chung tersebut, hari telah sore benar, dan sebentar
lagi akan menjelang malam. Maka dari itu, Ho Ho mencari salah satu rumah penduduk untuk
numpang bermalam. Dia telah memilih rumah seorang petani tua yang hidup sebatang kara
seorang diri.
Petani tua itu bernama Lo-sam-tjie, dan sangat ramah serta baik hati sekali.
Sebelum masuk ke kamar masing-masing untuk tidur, petani tua itu telah bercakap-cakap
dengan Ho Ho mengenai hasil panennya pada tahun yang lalu mengalami kegagalan, sehingga
kehidupan penduduk kampung ini agak menderita, sebab tahun kemarin itu boleh dikatakan
panen mereka telah gagal total, menyebabkan kemiskinan melanda kampung ini.
Ho Ho jadi merasa kasihan sekali kepada petani tua tersebut, si bocah telah menghiburnya,
karena diapun bisa merasakan kedukaan yang diderita oleh petani tua yang hidup sebatang kara,
tanpa anak dan cucu.
Setelah bercakap-cakap cukup lama akhirnya mereka masuk ke dalam kamar mereka masingmasing untuk mengaso dan tidur.
Menjelang tengah malam, tiba-tiba si bocah mendengar sesuatu suara yang mencurigakan diluar
jendela kamarnya. Cepat-cepat si-bocah bersiap-sedia menjaga segala sesuatu. Dia tidak bergerak
sedikitpun, pura-pura masih tertidur nyenyak. Karena dia tidak mau menggeprak rumpun
mengejutkan ular. Kalau si-bocah melompat turun dari pembaringannya, pasti orang diluar
jendela kamarnya itu akan melarikan diri dan berarti si-bocah akan kehilangan jejaknya.
Sedang si-bocah bersiap-siap di atas pembaringannya itu, tiba-tiba daun jendela telah diketuk
oleh seseorang.
?Bocah buduk, kalau kau mempunyai nyali, aku menanti kau diluar kampung sebelah utara
dihutan kecil yang ada disitu!? terdengar orang berkata dengan suara yang parau
menyeramkan, kemudian Ho Ho mendengar suara langkah kaki orang itu yang berlalu dengan
cepat dan terdengarnya ringan sekali. Ho Ho segera menyadari bahwa Ginkang (Ilmu
mengentengi tubuh) dari orang itu tentu sempurna sekali, sebab langkah kakinya begitu ringan.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
226 Ho Ho cepat-cepat melompat turun dari pembaringannya, dia telah memburu ke jendela dan
membuka daun jendela itu.
Namun diluar kamarnya itu sudah tidak terlihat seorangpun juga.
Hanya kegelapan sang malam dan angin yang santer serta dingin sekali, sehingga Ho Ho agak
menggidik terkena seliwiran angin yang dingin itu.
Sambil menghela napas, Ho Ho menutup daun jendelanya, dia menyalakan api penerangan
kamarnya, kemudian si bocah mengambil baju tebalnya, dia memakainya.
?Siapakah orang itu?! Dan mau apa dia menantikan aku dihutan kecil, disebelah utara dari
kampung ini?! Tentu orang itu mengandung maksud tidak baik terhadap diriku, kalau tidak,
mengapa dia harus main sembunyi-sembunyi begitu?!" dan otak Ho Ho jadi bekerja keras sekali
memikirkan siapakah sebenarnya orang yang telah menantangnya. Lagi pula, si bocah jadi
mendongkol juga mendengar dirinya dipanggil sebagai 'bocah buduk' dan kalau didengar dari
kata-katanya itu, pasti orang itu memang mempunyai rasa permusuhan dengan Ho Ho.
Tetapi Ho Ho berkelana didalam rimba persilatan belum lama, dia juga belum pernah
mempunyai permusuhan dengan siapa saja. Bagaimana orang itu tampaknya bisa memusuhi


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dirinya?
Tetapi sebagai seorang anak-anak maka disebabkan rasa ingin tahunya si bocah jadi mengambil
keputusan untuk pergi menemui orang itu dihutan kecil yang terdapat di luar kampung ini
dibagian utaranya.
Cepat sekali Ho Ho merapikan bajunya, dan menyingsatkan pakaiannya itu dengan
mengikatnya erat-erat. Kemudian perlahan-lahan si bocah membuka daun jendela, tubuhnya
melesat keluar dengan gesit dan cepat sekali.
Didalam kegelapan malam itu, Ho Ho telah berlari-lari dengan cepat untuk pergi ke bagian utara
dari perkampungan ini.
Setelah berada diluar kampung si bocah berlari-lari terus kurang lebih lima lie, akhirnya dia
melihat benar saja didepannya memang terdapat sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat.
Ho Ho mempercepat langkah kakinya, menghampiri hutan kecil itu. Tetapi biarpun begitu, Ho
Ho telah bersikap penuh kewaspadaan. Sebab pelajaran pahit yang telah diterimanya dari Siangmo-san, sangat berkesan sekali didalam hatinya. Nyaris dia dibunuh oleh Siang-mo-san
disebabkan ketidak waspadaannya itu.
Tetapi ketika Ho Ho sampai dekat hutan kecil itu, dia tidak melihat ada seorang pun ditempat
tersebut.
Ho Ho jadi heran juga, apakah orang yang telah menantangnya itu menduga Ho Ho tidak berani
mendatangi tempat itu sehingga dia telah membatalkan tantangannya? Mata Ho Ho mencilakcilak menyapu seluruh daerah itu dengan matanya yang tajam sekali, dia hanya mendengar
suara tonggeret dan binatang-binatang malam lainnya yang sedang berdendang cukup ramai. Lebih dari itu, tidak terlihat seorangpun.
Tetapi dengan berani Ho Ho mendatangi hutan itu lebih dekat lagi.
Tetapi tetap saja disekitar tempat itu tidak terlihat seorangpun juga.
Dengan dongkol Ho Ho duduk dibawah sebatang pohon, dia jadi gusar bukan main, sebab sibocah jadi mau menduga, siapakah orang yang sedang main-main terhadap dirinya?
Dengan sabar Ho Ho mengawasi sekitar tempat tersebut lagi, namun tetap dia tidak bisa melihatTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
227 seorangpun disitu.
Si-bocah menghela napas, diam-diam didalam hatinya jadi mengutuk habis-habisan, sebab
sebetulnya dia sedang enak-enaknya tidur dan telah diganggu begitu.
Dengan lesu dan dongkol atas kejadian tersebut, Ho Ho berdiri bermaksud untuk meninggalkan
hutan kecil itu kembali ke rumah penginapan tua untuk tidur nyenyak melenyapkan perasaan
letihnya.
Tetapi baru saja Ho Ho melangkah beberapa tindak, tiba-tiba terdengar orang berkata dengan
suara yang dingin dibelakangnya: ?Apakah kau akan pergi begitu saja, bocah buduk?"
Ho Ho secepat kilat telah membalikkan tubuhnya, dia mementangkan matanya lebar-lebar,
tetapi tetap saja tidak ada seorangpun ditempat tersebut.
?Siapa kaumengapa main sembunyi-sembunyi begitu?" tegur Ho Ho dengan suara
mendongkol sambil tetap mengawasi kearah hutan kecil itu.
Terdengar orang tertawa perlahan seperti mengejek.
Biarpun Ho Ho memasang pendengarannya dengan tajam, toch tetap saja dia tidak bisa
mengetahui asal dari arah mana suara tertawa itu.
?Hahahahahahahahabagus! Rupanya kau seorang bocah yang cukup berani dan mempunyai
nyali yang cukup besar !" terdengar orang itu telah berkata dengan suara yang dingin sekali.
?Keluarlah kau, perlihatkan dirimu, karena aku tidak senang untuk bergurau dengan seorang
Siauw-cut (pengecut bandit kecil) yang hanya bisanya main sembunyi-sembunyian begitu !?
?Benar! Memang sikap itu sikap seorang jantan!" kata suara yang tidak terlihat orangnya itu.
?Akupun mempunyai sifat yang sama dengan kau! Tetapi aku bukan sedang bersembunyi, cuma
saja matamu yang lolong tidak bisa melihat dirikumengapa kau malah mengatakan bahwa aku
yang telah main sembunyi-sembunyian ! Bukalah matamu lebar-lebar, aku berada di sini !"
Ho Ho jadi sangat penasaran sekali, jelas orang ini ingin mempermainkannya.
Dengan menekan perasaan dongkolnya, Ho Ho berusaha sekuat pandangan matanya untuk
memandang sekitar tempat itu.
Tetapi tetap saja dia tidak bisa melihat ada orang disekitar tempat tersebut, juga keadaan
disekitar tempat itu sangat gelap sekali.
Diam-diam Ho Ho jadi tambah mendongkol.
?Kau bersembunyi dimana?" bentak Ho Ho dengan suara yang nyaring dan berani sekali.
?Aku disini !" terdengar orang itu menyahuti dengan suara yang nyaring sekali.
?Hmmmperlihatkanlah dirimu!" bentak Ho Ho dengan penasaran, sebab dia masih saja belum
berhasil untuk menemui orang itu.
?Hahahahakasihan! Aku benar-benar jadi kasihan kepadamukarena ternyata biarpun telah
memiliki kepandaian yang telah cukup tinggi, toch tetap saja kau merupakan seorang bocah
yang lolong matanyahahahaaku disini, bocah buduk!"
Ho Ho mengerutkan sepasang alisnya, sebetulnya didalam rimba persilatan terdapat pantangan,
setiap lawan yang bersembunyi didalam sebuah hutan tidak perlu dikejar, karena bisa
membahayakan diri sendiri. Musuh berada ditempat gelap, sedangkan kita berada ditempat yangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
228 terang dan bisa dilihat oleh lawan. Guru Ho Ho memang pernah memberitahukan hal itu.
Namun kali ini Ho Ho tengah penasaran sekali, maka setelah berdiri ragu-ragu sejenak si bocah
menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat melompat kedalam hutan itu.
Tetapi belum lagi Ho Ho menerobos memasuki hutan itu, tiba-tiba terdengar orang berkata lagi
dengan suara yang tawar.
?Mau apa kau masuk kedalam hutan kecil yang tidak mempunyai pemandangan indah itu, aku
berada disini, tidak perlu kau mencari-cariku ke tempat lain, bocah buduk bermata lolong!"
Ho Ho jadi mendongkol sekali, dia melompat-lompat disekitar tempat itu untuk mencari-cari
tempat persembunyian orang yang telah mempermainkan dirinya itu dengan penasaran sekali.
Tetapi tetap saja dia tidak bisa menemui tempat persembunyian orang itu.
Hal ini membuat Ho Ho jadi tambah penasaran, dia rasanya mau mengeluarkan suara bentakan
yang mengguntur untuk melampiaskan perasaan mendongkol dan penasarannya itu.
Pada saat itu terdengar suara orang yang bersembunyi berkata lagi dengan suara yang dingin
mengandung ejekan: ?Hmmmmm.kau melompat-lompat begitu seperti seekor monyet buduk
yang tubuhnya dipenuhi oleh kutusehingga melompat kesana dan kemarihahahahaha !?
Kala itu Ho Ho tengah memperhatikan sumber suara itu berasal dari arah mana, dan dia
memperhatikan baik-baik. Seketika itu juga Ho Ho yang mempunyai kecerdikan yang luar biasa
telah dapat memecahkan teka-teki itu.
o o O o o
TEMPAT ITU sepi sekali, maka setiap orang berkata-kata, pasti suaranya akan menggema,
dengan sendirinya sulit bagi seseorang untuk menentukan suara yang didengarnya didaerah
seperti itu sebetulnya berasal dari arah mana. Maka dari itu, gema suara itu mengganggu sekali.
Namun setelah Ho Ho mendengarkannya dengan baik-baik, dengan sendirinya dia bisa mengetahui asal datangnya suara itu. Tahu-tahu tubuhnya mencelat kearah batu gunung yang
tinggi besar yang terdapat disebelah kanannya, kelihatan tubuhnya ringan sekali.
?Keluarlah kau dari tempat persembunyianmu itu!" bentak Ho Ho dengan suara yang bengis
sambil mengayunkan tangannya memukul batu gunung itu, sehingga batu gunung itu terhajar
telak sekali dan tergoncang keras akan rubuh, karena pukulan yang dilancarkan oleh Ho Ho kuat
sekali, didalam keadaan penasaran dan gusar itu, membuat Ho Ho memukul dengan
mengerahkan tenaga lweekangnya yang terkuat.
Benar saja, dari balik batu gunung itu telah melompat keluar sesosok tubuh dengan gerakan yang
ringan luar biasa.
Ho Ho mementang matanya lebar-lebar, dia segera bisa melihat, betapa orang yang baru keluar
dari tempat persembunyiannya itu memakai secarik kain hitam sebagai topeng dimukanya.
?Hmmm.ternyata kau memang benar-benar manusia yang paling tidak mengenal malu,
setelah bersembunyi dibalik batu gunung itu dengan sikapmu seperti seekor tikus nyingnying,
malah sekarang kau tidak berani untuk memperlihatkan mukamu kepada orang lain, hal ini
memperlihatkan bahwa jiwamu sangat kecil dan pengecut sekali !" ejek Ho Ho untuk
melampiaskan perasaan mendongkolnya itu.
Orang bertopeng hitam itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan.
?Terserah pendapatmu mengenai diriku. Aku tidak akan marah kau mengatakan apa saja
kepadaku !" kata orang bertopeng hitam itu setelah tertawa. ?Hmmmtetapi yang pentingTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
229 malam ini aku ingin memberitahukan kepadamu, bahwa kau akan kutawan guna kubawa
kepada Kokcu (majikan Lembah) kami !"
?Kokcu kau ?" tanya Ho Ho dengan heran. ?Apa maksudmu?"
?Hmmmkau tidak perlu terlalu banyak rewel, kukira kalau memang kau telah sampai disana,
tentu kau akan mengetahui siapa sebenarnya Kokcu-ku itu!" sahut orang bertopeng hitam
tersebut dengan suara yang tawar.
Ho Ho jadi mendongkol sekali, karena orang itu mengoceh dengan seenaknya saja. Maka dari
itu, Ho Ho jadi mengambil keputusan untuk tidak meladeni orang bertopeng hitam itu.
?Aku belum pernah bertemu dengan kau, tetapi kenapa kau datang-datang mengatakan bahwa
aku akan kau tawan guna dibawa ke hadapan Kokcumu itu ! Hmmaturan dari mana? Aku
tidak mau pergi ! Kau boleh pulang kepada Kokcu-mu itu, aku tidak bersedia menemuinya,
karena masih ada urusan yang lebih penting yang harus kuselesaikannah, selamat tinggal!"
dan setelah berkata begitu, Ho Ho memutar tubuhnya, dia bermaksud untuk melangkah pergi.
?Tunggu dulu!" bentak orang bertopeng hitam itu dengan suara yang bengis. ?Kau jangan pergi
dulu."
Ho Ho membalikkan tubuhnya untuk memandang orang bertopeng dengan sorot mata yang
tajam, dia sangat mendongkol sekali.
?Apa yang kau inginkan lagi dariku?" tegur Ho Ho dengan gusar.
Orang bertopeng hitam itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang agak menyeramkan.
?Jangan galak-galak begitu.nanti aku bisa takut melihatmu!" kata orang bertopeng hitam
tersebut dengan suara mengejek. ?Kau dengarlah, kau hari ini telah bertemu dengan aku, tidak
nantinya kau bisa meloloskan diri dari tanganku karena biar bagaimana kau tidak akan
kubiarkan untuk berlalu begitu saja !"
?Jadi apa maksudmu?" tegur Ho Ho tambah gusar.
?Sudah kukatakan tadi bahwa kau akan kubawa kehadapan Kokcu kami !" sahut orang
bertopeng hitam itu dengan suara yang ugal-ugalan.
?Mengapa aku harus dibawa kehadapan Kokcu-mu itu, sedangkan aku tidak mengenalnya?!"
tegur Ho Ho tambah tidak senang.
?Kau boleh mengatakan bahwa kau tidak mengenal Kokcu kami, tetapi, hmmm, kokcu kami itu
malah telah mengenal kau sangat dalam sekali!"
?Ih!" seru Ho Ho terkejut. ?Dia.dia mengenal aku?!"
?Benar! Kau tidak usah heran, kalau kau sudah bertemu dengan Kokcu kami itu, pasti kau akan
mengenalinya juga!"
Ho Ho jadi ragu-ragu. Kalau dilihat cara orang bertopeng hitam ini melakukan tindakannya, dia
bukanlah manusia baik-baik, Ho Ho malah berani bertaruh kepada siapa saja bahwa orang
bertopeng hitam ini bukanlah manusia baik-baikdengan sendirinya sejak tadi didalam hati Ho
Ho memang sudah timbul perasaan tidak senangnya.
?Aku tidak bersedia untuk ikut bersama kau menemui Kokcu kau itu !" kata Ho Ho akhirnya.
?Pergilah kau pulang, sampaikan kepada Kokcu itu bahwa aku tidak bersedia menemui dia!"
Orang bertopeng hitam itu mengeluarkan suara seruan tertahan, kalau memang dia tidakTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
230 memakai topeng hitam untuk penutup mukanya itu, jelas Ho Ho akan dapat melihat perobahan
mukanya yang merah padam.
?Benar-benar kau tidak mau menemui Kokcu kami itu?" tegur orang bertopeng itu lagi dengan
suara yang nyaring sekali.
Ho Ho mengangguk dengan cepat. ?Benar ! Aku tidak akan merubah pendirianku!" sahut Ho
Ho. ?Akhnanti kau akan menyesal sendirinya !" tiba-tiba orang bertopeng hitam itu menggumam
dengan suara yang perlahan dan seperti orang yang telah kecewa. ?Kau akan sangat menyesal,
bocah !?
Ho Ho menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa dingin.
?Kau ini benar-benar aneh sekali.aku sudah mengatakan bahwa aku tidak bersedia menemui
Kokcu kau itu, tetapi kau masih saja rewel seperti nenek-nenek ! Sudah, aku tidak bisa
menemani kau terlalu lama !"
Orang bertopeng hitam itu tampaknya jadi bergusar sekali waktu mendengar perkataan Ho Ho.
?Kau tidak mau pergi menemui Kokcu-ku itu memang sudah menjadi hakmutetapi, akupun
mempunyai hak untuk membekukmu ! Karena kau dengan cara yang lunak tidak mau menuruti
ajakanku itu, maka terpaksa aku juga harus turun tangan guna membekukmu untuk menghadap
kepada Kok-cu kami itu !"
Ho Ho juga jadi mendongkol bercampur gusar, sebagai seorang anak-anak yang masih berusia
muda sekali, dengan sendirinya dia juga naik darah mendengar perkataan orang bertopeng hitam
itu, apalagi dia mengingat akan cara manusia bertopeng hitam itu yang telah membuat Ho Ho
jadi penasaran dan mendongkol berulang kali, sebab dia telah memanggil Ho Ho dengan
sebutan Bocah Budukitulah suatu panggilan yang benar-benar membikin jengkel hati dari sibocah Ho Ho ini, membuat tubuhnya jadi gemetaran menahan rasa amarahnya yang mengamuk
didalam hatinya.
?Kalau kau memang ingin mempergunakan kekerasan terhadapku, silahkan !" tantang Ho Ho
dengan suara yang tawar.
Orang bertopeng hitam itu jadi tertawa gelak-gelak lagi dengan suara yang menyeramkan sekali.
Kemudian dia berkata: ?Hmmmm, kau terlalu angkuh, apakah didalam anggapanmu dengan
hanya memiliki kepandaian yang tidak berarti itu, kau sudah bisa bertindak menuruti seenak isi
hatimu ?! Hahahahaaku hari ini akan membuka matamu, agar bisa melihat lebih jelas dunia
persilatan !" dan setelah berkata-kata begitu, orang bertopeng hitam tersebut maju dua langkah
mendekati Ho Ho.
Tentu saja Ho Ho agak ngeri juga, dia belum mengetahui siapakah sebenarnya manusia
bertopeng hitam itu, yang hanya terlihat bola matanya dari lobang di topeng hitam tersebut,
tampak bola mata dari manusia bertopeng hitam itu berputar-putar cepat sekali.
?Aku akan mengiringi keinginanmu!" kata Ho Ho dengan berani dan tenang sekali.
Biarpun dia melihat orang bertopeng hitam itu telah maju beberapa langkah mendekati
kepadanya, toch tetap saja Ho Ho berdiri tegak ditempatnya semula !
Ho Ho malah ingin melihat apa yang akan diperbuat oleh orang bertopeng hitam itu.
?Bagus! Aku memang menyukai caramu yang seperti kerbau dungu yang main nyeruduk saja.
Ini berani, itu berani! Tetapi kukira, setelah nanti kau merasakan tangan besiku, hmmm, kau
baru mengetahui bahwa didalam rimba persilatan bukan hanya kau seorang diri yang memilikiTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
231 kepandaian ilmu silat, yang membuat kau jadi besar kepala!"
Ho Ho mendengus lagi.
?Aku memang ingin sekali untuk main-main beberapa jurus dengan kau untuk menambah
pengalamanku!" kata Ho Ho cepat.
?Kalau memang itu keinginanmu, baiklah, aku akan memperlihatkan kepadamu, bagaimana
caranya mempergunakan ilmu silat yang hebat sekalicoba kau lihat dan perhatikan baik-baik!"
Setelah mengakhiri perkataannya, orang bertopeng hitam itu mengeluarkan suara teriakan yang
nyaring, tahu-tahu tubuhnya berputar-putar setengah lingkaran, dan tidak pernah berputar
sampai satu lingkaran, begitulah dia berputar setengah-setengah lingkaran dengan sikap yang
lucu sekali.
Ho Ho berdiri ditempatnya memperhatikan dengan heran gerak-gerik dari manusia bertopeng
hitam itu. Dia tidak mengenal siapa sebenarnya manusia bertopeng ini, dan siapakah nama dari
orang yang dipanggil sebagai Kokcu itu. Benar-benar membuat otak Ho Ho tambah pusing saja
memikirkannya.
Sedangkan orang bertopeng hitam itu, setelah mengeluarkan suara pekikan yang nyaring dan
berputar-putar setengah lingkaran begitu, cepat luar biasa, tahu-tahu tubuhnya menyerbu kearah
Ho Ho, tangannya juga bergerak melancarkan serangan yang aneh sekali jurus-jurusnya. Tangan
yang diulurkan itu, terpentang kelima jari tangannya, seperti juga cakar garuda yang ingin
menerkam mangsanya.
Ho Ho jadi terkejut sekali, karena dia segera mengetahui bahwa lawannya ini ternyata adalah
seorang ahli Eng jiauw-kang (ilmu cakar garuda) yang sangat terkenal didalam rimba persilatan.
Guru Ho Ho juga pernah menceriterakannya, bahwa Eng-jiauw-kang pernah merajai dunia
persilatan dan merupakan ilmu yang terhebat. Namun akhirnya ilmu Eng-jiauw kang yang hebat
itu lenyap dari rimba persilatan karena pada keturunan yang terakhir dari pintu perguruan itu,
tidak pernah diwariskan kepada orang lainnya lagi, ilmu hebat itu seperti juga telah dibawa
sampai ke liang kubur.
Maka dari itu, hari ini Ho Ho harus berhadapan dengan orang yang aneh sekali keadaannya,
memakai topeng hitam dan main paksa agar dirinya mau ikut menghadap kepada Kokcunya,
dan sekarang mempergunakan ilmu Eng-jiauw-kang, membuat Ho Ho jadi heran sekali dan
kaget.
?Siapa kau sebenarnya !" bentak Ho Ho sebelum serangan orang itu berhasil mengenai dirinya,
Ho Ho juga telah melompat ke belakang. ?Kau telah mempergunakan jurus Eng-jiauw-kang,
apakah kau memang keturunan dari Eng-jiauw-kang (perkumpulan Kuku Garuda) ??
Orang bertopeng hitam itu jadi merandek, dia menunda serangannya waktu mendengar
pertanyaan Ho Ho itu.
?Hmmmm!" orang bertopeng hitam itu memperdengarkan suara dengusan mengejek.
?Ternyata matamu tajam juga, bisa mengenali ilmu silatku! Memang benar, aku adalah seorang
ahli Eng-jiauw kang! Maka dari itu, kalau memang kau tidak mau menemui bahaya didalam
cengkeraman Eng jiauw-kang milikku ini, lebih baik kau secara baik-baik menuruti perintahku !"
Tetapi Ho Ho sedikitpun tidak jeri, dia mengeluarkan suara tertawa.
?HmmEng-jiauw kang memang hebat, hari ini aku malah ingin meminta pengajaran dari kau
dengan mempergunakan ilmu hebat itu!" kata Ho Ho dengan suara mengandung ejekan, si
bocah telah mempersiapkan diri untuk menerima serangan-serangan yang akan dilancarkan oleh
orang bertopeng hitam itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
232 Sedangkan orang bertopeng hitam itu, ketika melihat Ho Ho sedikitpun tidak merasa jeri
kepadanya, cepat sekali dia mengeluarkan suara bentakan, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat
cepat sekali, kedua tangannya bergerak-gerak seperti juga dua buah cakar garuda yang ingin
menerkam mangsanya.
Biarpun orang bertopeng hitam itu belum melancarkan serangannya, toch angin serangan dari
kibasan-kibasan tangannya telah menyambar Ho Ho dengan keras, menyebabkan Ho Ho jadi
terkejut lagi.
?Lweekang orang ini ternyata sempurna sekali !" menggumam Ho Ho di dalam hatinya. Dan
diam-diam dia jadi tambah berwaspada, karena dia segera menyadari bahwa dirinya tengah


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhadapan dengan orang yang mempunyai kepandaian cukup tinggi.
Ho Ho tidak mau tinggal diam, biarpun dia kaget oleh tenaga serangan orang itu yang kuat luar
biasa, toch tetap saja si bocah tabah.
Dengan cepat dia mengeluarkan ilmu hebat yang telah dipelajarinya dari gurunya, dia
mengeluarkan 'Sin-kun Kong-lin', tangan Ho Ho seperti juga berubah bagaikan seribu bayangan,
telah bergerak-gerak mengincar bagian-bagian yang terpenting dari orang bertopeng hitam itu.
Tetapi orang bertopeng hitam tampaknya tidak jeri oleh serangan Ho Ho, dia tidak juga
mengelakkan serangan Ho Ho, malah meneruskan serangannya itu.
Waktu tangan Ho Ho berhasil memukul dada orang itu, Ho Ho jadi terkejut, karena dia
merasakan tangannya seperti memukul besi, keras dan membuat tangannya kesakitan sedang
orang bertopeng hitam itu tidak menderita sesuatu apapun, malahan serangan yang diteruskan
olehnya, telah berhasil mencengkeram bahu Ho Ho.
?Celaka! Orang ini mengerti ilmu weduk (kebal) yang tidak bisa dilukai oleh senjata
tajampunaku bisa celaka!" dan dikala si bocah tengah berpikir begitu dia sudah merasakan
bahunya sakit sekali, dan cengkeraman orang bertopeng hitam itu kuat sekali.
Ho Ho cepat-cepat memiringkan bahunya mencoba untuk meloloskan pundaknya dari
cengkeraman orang itu, tetapi tidak berhasil. Waktu Ho Ho mengerahkan lweekangnya untuk
menotok jalan darah Tie-tiap hiatnya orang itu, kembali dia jadi kaget, jari tangannya yang
dipakai untuk menotok itu jadi sakit sekali, sebab dia seperti menotok tembok atau besi yang
tebal sekali. Tidak terlihat reaksi totokannya itu, biarpun mengenai tempat dan bagian yang tepat
pada jalan darahnya itu.
Lawan Ho Ho benar-benar seperti menguasai ilmu weduk itumembuat semangat Ho Ho
seperti terbang meninggalkan raganya saking kagetnya hati si-bocah ini, apa lagi orang bertopeng
hitam itu setelah berhasil mencengkeram bahu Ho Ho, dia telah menggerakkan tangan kirinya
menotok jalan darah Sian-me-hiatnya si-bocah, seketika itu juga Ho Ho terjungkal rubuh tanpa
bisa berkutik sedikitpun, hanya pikiran si-bocah yang tetap terang, normal, dan tetap dapat
bekerja. Ho Ho jadi penasaran sekali, hanya didalam satu jurus telah dapat dirubuhkan oleh
orang bertopeng hitam itu. Benar-benar Ho Ho jadi kaget setengah mati. Dengan berhasilnya
orang itu merubuhkan Ho Ho, berarti orang bertopeng hitam tersebut memiliki kepandaian yang
luar biasa tingginya dan sempurna sekali.
Sedangkan orang bertopeng hitam itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan.
?Hmmtadinya telah kukatakan bahwa kali ini aku ingin membuka matamu, agar kau jangan
selalu besar kepala! Bukankah hanya didalam satu jurus kau telah dapat kurubuhkan? Kalau
memang aku mempunyai niat untuk mencelakaimu, tentu dengan mudah dapat kulakukan!
Maka dari itu, kau harus menyadarinya bahwa didalam rimba persilatan bukan hanya kau saja
yang mengerti ilmu silat.banyak jago-jago lainnya!"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
233 Ho Ho tidak menyahuti, hanya matanya saja yang terpentang lebar-lebar dan bola matanya
memain tidak hentinya saking gusarnya, sebab Ho Ho merasakan betapa seluruh tubuhnya
kesemutan keras sekali akibat totokan dari orang bertopeng hitam itu. Disamping itu, Ho Ho
juga jadi menduga-duga, siapakah sebenarnya orang bertopeng hitam itu yang memiliki
kepandaian begitu hebat?
Sedangkan orang bertopeng hitam itu telah tertawa lagi dengan suara yang menyeramkan.
?Nah, coba kau lihat sekarang, bukankah kau tetap saja tidak berdaya kalau kuajak untuk
bertemu dengan Kokcu kami? Hmmcoba kalau tadi kau mau ikut bersama-samaku guna
menemui Kokcu kami itu secara baik-baik dan menuruti segala perintahku, tentu kau tidak akan
mengalami penderitaan seperti sekarang ! Tetapi kau dasarnya memang seorang bocah yang
nakal sekali, dan tidak tahu diri, dengan sendirinya kau memilih jalan ke neraka bagi dirimu.
Hahahahaha !!"
?Aku tidak kenal dengan Kokcu kalian.untuk apa kau membawa aku menghadap padanya?"
tegur Ho Ho dengan mendongkol sekali. ?Cepat bebaskan diriku dari totokanmu!"
?Sabar.nanti juga aku akan membuka totokanku pada dirimu itudan setelah kau bertemu
dengan Kokcu, tentu kau akan mengetahui jelas segala urusannya !"
Dan setelah berkata begitu, orang bertopeng hitam itu mengeluarkan sebuah karung yang terbuat
dari bahan karet, lalu melangkah menghampiri Ho Ho yang tengah rebah tidak berkutik diatas
tanah itu.
Hal ini tentu saja membuat Ho Ho jadi kaget setengah mati, sebab si bocah menyadari bahwa
orang bertopeng hitam itu pasti ingin memasukkan dia kedalam karung karet itu.
?Tunggu dulu!" teriak Ho Ho dikala orang bertopeng hitam itu berjongkok di sampingnya.
?Ada pesan apa dari kau?" tanya orang bertopeng hitam itu dengan suara yang tawar.
Ho Ho tampak ragu-ragu, namun akhirnya dia menyahuti juga: ?Kau tidak usah memasukkan
aku kedalam karung karetmu itubebaskanlah totokanmu pada diriku ini, tentu aku akan ikut
bersama-sama dengan kau menemui Kokcu kau itu!"
Orang bertopeng hitam itu ketika mendengar perkataan Ho Ho jadi mengeluarkan suara tertawa
yang mengandung ejekan.
?Oh.tidak mungkin! Tidak mungkin! Aku telah melihat kau adalah bocah yang nakal sekali,
tidak mungkin kau akan menuruti segala perintahku dengan baik-baik ! Kalau aku membebaskan
totokanku pada dirimu, tentu kau akan melakukan sesuatu yang membikin pusing lagi kepalaku,
tentu kau berusaha untuk kabur! Lebih baik dimasukkan kedalam karung karet ini dan urusan
jadi beres, nanti kalau sudah sampai ditempat tujuan kita, baru aku akan membukakan totokanku itu pada dirimu!"
Ho Ho dongkol sekali melihat orang bertopeng hitam itu tidak mau mempercayai dirinya.
?Seorang gagah tidak akan menjilat ludahnya sendiri yang telah dibuang..dan juga perkataan
seorang Hohan (orang gagah) tidak akan terkejar oleh seribu kuda sekalipun!" kata Ho Ho.
?Bagus! Perkataanmu memang gagah! Tetapi menyesal sekali, aku tidak mau menanggung
risiko! Lebih bagus kau bersabar saja, aku akan memasukkan kau kedalam karung ini !"
Ho Ho jadi gusar bukan main, apa lagi ketika orang bertopeng hitam itu mengangkat tubuhnya
dan dimasukkan kedalam karung karet itu, Ho Ho jadi memaki kalang kabutan!
Tetapi orang bertopeng hitam itu tidak mau memperdulikannya, dia mengikat mulut karung itu,TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
234 dan Ho Ho bisa bernapas dari beberapa lobang kecil yang dibuat pada karung karet itu.
?Kalau kau membuat kegaduhan dan ribut-ribut terus menerus, sehingga mempersulitkan aku
dalam perjalanan menuju pulang untuk menemui Kokcu, hmmm, jalan darah Ah-hiat (jalan
darah gagu)mu akan kutotok juga agar untuk sementara kau tidak membuat keributan dengan
mulutmu yang bawel seperti nenek-nenek itu!" ancam orang bertopeng hitam itu waktu sedang
mengikat mulut karung itu.
Ho Ho jadi mengkeret dengan perasaan gusar bukan main kepada diri orang bertopeng hitam
ini. Tetapi mulut si bocah jadi tertutup rapat-rapat, dia tidak berani untuk memaki orang
bertopeng hitam itu karena Ho Ho jeri orang bertopeng hitam akan membuktikan ancamannya
dan jalan darah gagunya ditotok, sehingga membuat Ho Ho jadi tambah tidak enak saja. Itulah
sebabnya, biarpun murka bukan main terhadap diri orang bertopeng hitam itu, tetap saja Ho Ho
tidak berani membuka mulut lagi untuk memakinya.
?Hmmm.lebih bagus kau baik-baik saja menuruti perkataanku, sebab kalau tidak nanti akan
mempersulitkan dirimu sendiri!" kata orang bertopeng hitam itu lagi.
?Kita akan menuju kemana?" tanya Ho Ho sambil mencoba untuk mengintai keluar dari lobang
kecil pada karung karet itu. Dia hanya melihat pohon-pohon belaka.
Orang yang memakai topeng hitam pada mukanya itu tertawa.
?Kau tidak perlu banyak bertanya, nanti setelah sampai ditempat tujuan kita, kau akan
mengetahui keseluruhannya! Mengerti tidak?!" tegur orang bertopeng hitam itu agak
mendongkol, sebab dirasakannya Ho Ho cerewet sekali.
Ho Ho tambah dongkol.
?Tadi kau curang, kau telah melakukan penyerangan dengan cara setengah membokong!" kata
Ho Ho dengan mendongkol sekali.
?Hmmkau masih rewel terus, lebih baik aku menotok jalan darah Ah-hiat-mu !" kata orang
bertopeng hitam itu.
?Baiklah, aku tidak akan banyak mulut lagi!? janji Ho Ho jadi ketakutan juga bercampur rasa
mendongkol, sebab kalau sampai dia ditotok jalan darah Ah-hiatnya, dia tidak mungkin bisa
berkata-kata lagi, dirinya akan menyerupai seperti orang gagu saja. Hal ini tidak diinginkan oleh
Ho Ho, dia takut nanti di tengah perjalanan kalau ingin membuang air, dia tidak bisa bicara,
berarti dia akan kencing dan berak disitu juga, di dalam karung karet itu.
Sedangkan orang bertopeng hitam itu telah mengangkat karung karet itu, dan dipanggulnya,
sekali menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat cepat sekali meninggalkan tempat
itu.didalam waktu yang singkat sekali keadaan di muka hutan kecil itu jadi sepi kembali.
Ho Ho yang terkurung didalam karung karet itu hanya merasakan bahwa dia telah dipanggul
dan dibawa lari cepat sekali oleh orang bertopeng hitam itu. Angin yang berseliwiran keras luar
biasa, dan Ho Ho juga merasakan orang bertopeng hitam itu memang mempunyai ginkang yang
sempurna sekali, sebab dia bisa berlari-lari cepat luar biasa.
Cuma saja Ho Ho yang terkurung didalam karung karet itu tidak mengetahui dirinya dibawa
kemana, dan kearah mana orang bertopeng hitam itu berlari-lari meninggalkan hutan kecil
tempat mereka bertempur, karena biarpun Ho Ho berusaha untuk mengintai dari lobang karung
itu, toch dia hanya bisa melihat sebagian kecil saja disekitar daerah yang mereka lalui, sehingga
si bocah tidak bisa mengetahui kearah mana dan ketempat bagaimana dia akan dibawa oleh
orang bertopeng hitam itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
235 Dan akhirnya Ho Ho hanya berdiam diri saja memejamkan matanya untuk mengasoh. Dia tidak
mau mengetahui kemana dirinya dibawa oleh orang bertopeng hitam itu, karena biarpun dia
berusaha ingin mengetahuinya, toch tetap saja dia tidak bisa mengetahuinya. Cuma yang
menjadi pemikiran Ho Ho adalah orang yang menamakan dirinya dengan sebutan Kok-cu
(majikan Lembah) itu, siapakah orang itu? Mengapa Kok-cu itu telah memerintahkan kepada
orang bertopeng hitam itu untuk menculik Ho Ho guna dibawa kehadapannya? Dan lagi pula,
siapakah orang bertopeng hitam itu ? Kalau dilihat dari kepandaian yang dimiliki oleh orang
bertopeng hitam itu, dia bukanlah manusia sembarangan, setidak-tidaknya tentu salah seorang
tokoh yang mempunyai nama besar didalam rimba persilatan! Ho Ho juga berpikir, orang
bertopeng hitam yang mempunyai kepandaian tinggi itu telah bekerja untuk si Kok-cu, dan
tampaknya orang bertopeng hitam ini menghormati sekali setiap dia menyebut dua huruf 'Kokcu' itu, maka bisa dibayangkan, tentunya kepandaian yang dimiliki oleh Kok-cu itu akan lebih
tinggi beberapa kali lipat dari kepandaian yang dimiliki oleh orang bertopeng hitam itu !
Dengan sendirinya Ho Ho jadi berpikir juga, apa yang dikatakan oleh orang bertopeng hitam itu
memang benar, didalam rimba persilatan masih terdapat jago-jago kosen dan liehay
kepandaiannya, juga sempurna ilmunya, maka dari itu, Ho Ho yang memang belum berpengalaman didalam rimba persilatan, menjadi kecil hati ! Tadinya si bocah begitu bangga akan ilmu
silat yang dimilikinya, karena dia menganggap bahwa dirinya telah memiliki ilmu silat yang
sukar ditandingi oleh orang lain, tetapi kenyataannya sekarang, hanya dalam satu jurus saja ia
telah bisa dirubuhkan oleh orang bertopeng hitam itu dan orang bertopeng hitam itu masih
mempunyai majikan yang tampaknya dihormati sekali oleh dia, dengan sendirinya kepandaian
Kok-cu-nya itu hebat luar biasa !
Sebetulnya Ho Ho tidak perlu berpikir begitu. Apa yang dikatakan oleh guru Ho Ho bahwa kepandaian yang dimiliki si bocah adalah ilmu yang hebat dan jarang ada orang yang bisa
menandinginya, memang benar. Gurunya itu tidak mendustai dia.
Namun harus disadarinya, bahwa Ho Ho baru belajar ilmu silat yang hebat itu belum begitu
lama, biarpun si bocah mempunyai kecerdikan yang luar biasa, tetapi dia kurang latihan dan
kurang pengalaman ! Yang terpenting memang segi pengalaman. Sebetulnya kalau memang Ho
Ho telah melatih diri lebih hebat lagi, dan dia telah memperoleh kemajuan yang pesat untuk
lweekangnya, tentu orang bertopeng hitam itu bukan apa-apa dalam pandangan Ho Ho.
Hanya saja disebabkan si bocah tidak berpengalaman untuk bertempur dengan orang-orang yang
mempunyai kepandaian tinggi, sehingga ia dapat dirubuhkan dengan mudah oleh orang
bertopeng hitam itu, juga Ho Ho tidak bisa menggerakkan ilmu silatnya yang hebat pada saat
yang tepat dan bagian yang cocok sekali.
Sampai detik itu Ho Ho masih belum menyadarinya bahwa semua ini disebabkan oleh
kurangnya pengalaman si bocah untuk pertempuran yang hebat dan juga kurangnya latihan
pada diri si bocah. Dan lagi pula orang bertopeng hitam itu memang memiliki kepandaian yang
tinggi juga, maka Ho Ho telah dapat dirubuhkan dengan mudah.
Ho Ho merasakan dirinya terapung-apung dibawa berlari-lari oleh orang bertopeng hitam itu,
dan ketika Ho Ho merasakan pinggangnya pegal sekali karena harus meringkuk terus menerus
didalam karung karet itu, Ho Ho merasakan karung karet itu diturunkan dan terdengar orang
bertopeng hitam itu bercakap-cakap dengan seseorang. Suara percakapan mereka tidak terdengar
jelas.
Kemudian Ho Ho merasakan karung karet diangkat lagi, dibawa berjalan perlahan-lahan, seperti
juga orang bertopeng hitam itu tengah mendaki sebuah undakan, kemudian Ho Ho merasakan
karung itu diletakkan kembali ditanah. Dan mulut karung itu terbuka, karena ikatannya telah
dibuka oleh orang bertopeng itu.
Mata Ho Ho merasa silau sekali, karena sinar api penerangan ditempat tersebut telah menerjangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
236 matanya. Tetapi akhirnya mata Ho Ho jadi biasa lagi ditempat itu, dia melihat dirinya telah
berada didalam sebuah ruangan kamar yang mempunyai dua tempat tidur.
?Kita berada dimana ?? tanya Ho Ho sambil mengawasi orang bertopeng hitam itu dengan mata
yang mendelik lebar karena mendongkolnya.
?Kita berada disebuah hotelkita bisa beristirahat dulu disini, nanti baru melanjutkan
perjalanan kita," kata orang bertopeng hitam itu.
?Siapakah orang yang tadi bercakap-cakap dengan kau?" tanya Ho Ho lagi.
?Pelayan rumah penginapan ini!" sahut orang bertopeng itu. ?Mengapa kau menanyakan dia?"
?Bukan begitu, aku hanya heran, kau memakai topeng hitam dengan memanggul karung karet
yang berisikan aku, dan didalam pandangannya karung ini berisi benda berat sekali, maka
apakah kau tidak diduga adalah seorang perampok yang telah berhasil merampok dan ingin
menginap dirumah penginapan ini?"
Orang bertopeng hitam itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan.
?Aku tidak setolol apa yang kau duga, bocah buduk!" kata orang bertopeng hitam itu dengan
suara yang tawar, setelah dia puas tertawa. ?Tadi sebelum sampai dirumah penginapan ini aku
telah membuka topengku, dan setelah berada didalam kamar ini, aku memakainya.bukankah
pelayan rumah penginapan ini tidak akan mencurigai diriku?! Dia tentunya hanya menduga
bahwa aku adalah seorang pedagang keliling!"
?Mengapa kau harus memakai topeng hitammu itu terus menerus, seperti juga mukamu itu
takut dilihat olehku? Sedangkan pada pelayan rumah penginapan ini kau telah
memperlihatkannya ?!" tanya Ho Ho dengan mendongkol.
Terdengar orang bertopeng hitam itu tertawa dibalik topeng hitamnya itu.
?Hmmm.aku mempunyai suatu kesulitan yang tidak bisa dijelaskan sekarang.sudah
kukatakan kepadamu berulang kali, kalau memang kau sudah bertemu dengan Kok-cu kami,
kau tentu akan mengetahui jelas segala-galanya."
Ho Ho jadi tambah penasaran, karena hatinya diliputi oleh berbagai pertanyaan yang membuat
kepalanya jadi pusing memikirkannya. Apalagi teka-teki yang timbul itu semakin lama jadi
semakin berbelit-belit, sukar untuk diraba oleh dirinya.
?Aku sebetulnya tidak kenal dengan kalian, mengapa Kok-cu-mu itu ingin bertemu dengan
diriku?!" tanya Ho Ho kemudian dengan perasaan heran sekali.
?Tidak usah kau menanyakannya sekarang, sebab nanti kau akan menemui jawabannya," kata
orang bertopeng hitam itu. ?Sekarang kalau aku menjelaskan kepadamu, itupun hanya percuma
saja, tidak ada artinya, kau tentu tidak akan mengerti."
?Tetapi kalau-kalau kau dapat menjelaskan sedikit saja, tentu aku tidak akan dipusingkan seperti
sekarang ini!" kata Ho Ho tambah penasaran. ?Setidak-tidaknya aku jadi bisa meraba-raba, apa
maksud Kok-cu-mu itu yang telah memerintahkan kepadamu untuk membawa aku menghadap
padanya!"
Orang bertopeng hitam itu memperdengarkan suara 'e e' beberapa kali dengan suara yang aneh,
dia tidak mengatakan apa-apa, hanya berdiam diri saja.
?Apakah aku boleh mengetahui siapa nama besar dari Kokcu-mu itu?!" tanya Ho Ho ketika
melihat orang bertopeng hitam itu masih berdiam diri saja.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
237 Orang bertopeng hitam itu memperdengarkan suara helaan napasnya, lalu mengeluarkan suara
tertawa kecil.
?Akh.kau tidak mengetahui kesulitan yang sedang kami hadapi, engko kecil," kata orang
bertopeng hitam itu kemudian setelah menghela napas, dia telah merobah panggilan pada diri
Ho Ho, kalau tadinya dia memanggil Ho Ho dengan sebutan bocah buduk, maka sekarang dia
telah merubahnya menjadi Engko kecil. ?Maka dari itu, untuk saat-saat sekarang ini aku belum
bisa menjelaskan segala sesuatunya kepadamu ! Maafkanlah, kau jangan tersinggung oleh
keadaan dan sikapku inikau harus memahami dan setidak-tidaknya harus mengerti akan
kesulitan yang tengah meliputi diri kami !" dan setelah berkata begitu, orang bertopeng hitam
tersebut menghela napas lagi dengan sikapnya yang lesu sekali.
Ho Ho mengawasi orang bertopeng hitam itu yang duduk ditepi pembaringan dengan kepala
tertunduk.
Memang Ho Ho melihatnya bahwa didalam diri orang bertopeng hitam itu seperti terdapat
kabut rahasia yang menyusahkan hatinya. Ho Ho jadi menghela napas pula.
?Apakah kau masih tidak mempercayai aku sehingga tidak mau membebaskan aku dari
totokanmu ini ?" tanya Ho Ho sesaat kemudian.
Orang bertopeng hitam itu jadi mengangkat kepalanya, Ho Ho melihat bola matanya melalui
lobang topeng hitamnya itu memain tidak hentinya, tampaknya ia bimbang sekali!
?Bagaimana? Aku berjanji tidak akan membikin susah dirimu, aku tidak akan berniat untuk
melarikan diri, aku memang ingin sekali melihat siapakah sebenarnya Kok-cu kamu itu yang
telah memerintahkan kepada kau untuk membawa diriku menghadap padanya," kata Ho Ho.
Tetapi orang bertopeng hitam itu menghela napas lagi.
?Sudahlah.lebih bagus kau tetap dalam keadaan tertotok begitu, sebab kalau kau bebas tidak
tertotok, maka ancaman semakin besar untuk keselamatan jiwamu!" kata orang bertopeng hitam
itu dengan suara agak parau, dia juga masih memandang Ho Ho dengan bola mata yang
memain tidak hentinya, tampaknya dia ragu-ragu benar.
?Ancaman bahaya untuk diriku lebih besar ?" tanya Ho Ho benar-benar tidak mengerti maksud
perkataan dari orang bertopeng hitam itu.
Orang bertopeng hitam itu tidak menyahutinya, dia hanya menghela napas saja, membuat Ho
Ho penasaran sekali.
?Apa maksudmu dengan perkataan bahwa jiwaku akan terancam kalau aku dibebaskan dari
totokanmu ini?" tanya Ho Ho lagi.
?Sabarlah engko kecil.nanti satu persatu kau akan mengetahui jelas, tidak perlu kau mendesak
aku dengan pertanyaan-pertanyaan yang bertubi-tubi begitu ! Percayalah kepadaku, apa yang
kulakukan ini semuanya demi keselamatan jiwamuhmm, kalau memang tidak disebabkan


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ancaman yang hebat itu, tentu aku juga tidak sudi turun tangan menyiksa diri seorang bocah
seperti kau!" dan kembali orang bertopeng hitam itu menghela napas lagi.
Ho Ho jadi tambah heran, karena dia mendengar orang bertopeng hitam itu selalu mengatakan
bahwa dirinya selalu terancam bahaya, entah ancaman bahaya macam bagaimana yang
dimaksudkan oleh orang bertopeng hitam itu? Dan teka-teki yang meliputi hati Ho Ho jadi
tambah lagi, si bocah jadi tambah pusing saja.
?Apakah kau keberatan kalau hanya untuk memperlihatkan mukamu itu satu kali saja
kepadaku?" tanya Ho Ho lagi dengan penasaran sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
238 ?Belum waktunya!" sahut orang bertopeng hitam itu.
?Kalau menurut pendapatmu, Kok-cu menginginkan diriku menemui dia, sebetulnya apa
maksud dia, mungkin maksud jelek atau tidak?" tanya Ho Ho lagi.
?Sulit untuk dibilang!" sahut orang bertopeng tersebut. ?Kok-cu seorang yang ramah tamah dan
sabar, tetapi sukar untuk mengatakan bahwa Kokcu mempunyai maksud jelek atau maksud baik
terhadap dirimu ! Semuanya hanya tergantung pada dirimu ! Kau yang akan menentukan
nasibmu sendiri, tidak bisa dipersalahkan kepada siapa-siapa ! Maka dari itu, menurut
pendapatku, lebih bagus sekarang kau jangan banyak bertanya dulu, karena hanya akan tambah
memusingkan kepalamu saja dengan berbagai pertanyaan itu ! Bersabar saja satu dua hari, kita
akan sampai ditempat tujuan kita, di-saat itulah kau akan mengetahui sejelas-jelasnya segala
urusan yang ingin kau ketahui.?
Tetapi Ho Ho sebagai seorang bocah cilik, biarpun dia ingin sekali untuk menutup mulut tidak
bertanya-tanya lagi, tetapi setelah berselang sesaat, dia bertanya pula, si bocah tidak bisa
membendung perasaan : ?Kalau kulihat dari cara-cara kau bergerak dan suaramu itu yang agak
parau, tentunya kau adalah seorang lelaki setengah tua, usiamu berkisar diantara empat puluh
lima tahun atau lima puluh tahun!" kata Ho Ho. ?Benar tidak terkaanku ini ??
Orang bertopeng hitam itu jadi mengeluarkan suara tertawa kecil waktu mendengar pertanyaan
Ho Ho.
?Terkaanmu itu salah besar!" sahut orang bertopeng itu.
?Lalu berapa usiamu, apakah baru tiga puluh tahun ?? tanya Ho Ho.
?Juga tidak tepat !?
?Jadi kau adalah seorang anak muda yang baru berusia dua puluh tahun atau belasan tahun?"
tanya Ho Ho lagi.
?Juga tidak benar.!? sahut orang bertopeng hitam itu. ?Terkaanmu itu seluruhnya tidak ada
satupun yang tepat! Sudahlah, kau jangan suka menerka-nerka begitu !?
Ho Ho jadi tertawa meringis juga karena dugaannya semuanya meleset, tidak ada satu-pun yang
tepat.
?Kalau memang begitu, bukankah lebih bagus kalau kau memperlihatkan mukamu itu
kepadaku? Toch kau tidak akan rugi sesuatu apapun juga kalau sampai wajahmu itu kulihat,
bukan?? kata Ho Ho lagi.
?Tidak bisa! Tidak bisa!'' kata orang bertopeng hitam itu dengan cepat. ?Sudah kukatakan tadi
bahwa aku bukannya tidak mau memperlihatkan mukaku ini kepadamu, karena begitu aku
memperlihatkan kepadamu, kau akan tertimpa bencana yang hebat sekali.?
Ho Ho jadi tambah heran lagi mendengar perkataan orang tersebut.
?Akh.mengapa harus begitu? Mengapa dengan melihat mukamu saja aku bisa tertimpa
bencana yang hebat? Bukankah itu hanya suatu kemustahilan belaka? Jangan kau mencari-cari
alasan seperti itu untuk mempertahankan agar aku tidak bisa melihat mukamu! Tidak mungkin
hanya disebabkan melihat mukamu itu aku bisa menerima kecelakaan yang luar biasa
sekali.kalau memang aku seorang bocah ingusan yang bodoh, tentu bisa kau takut-takuti
begitu dengan cerita takhyulmu itu.tetapi aku tidak mempercayainya !?
Orang bertopeng hitam itu telah menghela napas lagi dengan sikap yang lesu sekali. Mukanya
sayang tertutup oleh topeng hitamnya, coba kalau tidak, tentu setidak-tidaknya Ho Ho akan
dapat melihat betapa muka orang bertopeng hitam itu telah berubah pucat sekali. Hanya saja HoTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
239 Ho bisa melihat, betapa tubuh orang bertopeng itu telah gemetaran keras.
?Mengapa kau menggigil begitu? Apakah kau sedang sakit ?" tanya Ho Ho heran.
?Tidak !? sahut orang bertopeng hitam dengan suara yang serak. ?Cuma saja, aku tidak bicara
main-main dengan kau.aku memang telah bicara dari hal yang sebenarnya ! Kalau kau
memaksa juga melihat mukaku, maka kau akan menerima bencana yang hebat sekali, tentu kau
yang akan menderita..!?
Ho Ho mengawasi tajam sekali kepada orang bertopeng hitam pada mukanya itu, kemudian
baru tanyanya lagi: ?Apakah kau bicara dari hal yang sesungguhnya ? Tidak sedang
mempermainkan atau menakut-nakuti diriku ?"
Orang bertopeng hitam itu menggelengkan kepalanya, dia menghela napas.
?Maka dari itu, sekarang ini kuminta kau jangan terlalu banyak bertanya, sebab pertanyaanpertanyaanmu itu hanya akan membuat kepalamu sendiri yang pusing ! Lebih baik kau dengan
sabar menantikan sampai saatnya telah sampai dan kau bisa bertemu dengan Kokcu kami, pasti
kau akan mengetahui jelas segala-galanya!? kata orang bertopeng hitam itu dengan suara yang
agak parau.
Ho Ho tidak menyahuti, si bocah jadi berdiam diri dengan membisu.
Benar-benar Ho Ho tidak mengerti, mengapa segalanya bisa berlangsung demikian banyak tekateki yang memusingkan kepalanya.
?Sudahlah, engko kecil.kau tidurlah untuk mengaso, mari aku mengangkatkan tubuhmu
untuk rebah dipembaringan,? kata orang bertopeng hitam itu sambil bangkit dan menghampiri
Ho Ho yang masih meringkuk didalam karung karet itu, hanya kepalanya saja yang tersembul
keluar.
?Tunggu dulu.!? kata Ho Ho di-kala orang bertopeng hitam itu mau menariknya keluar dari
karung karet itu. ?Aku masih mempunyai satu pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu,
entah kau mau menjawabnya atau tidak !?"
?Pertanyaan apa lagi?" tanya orang bertopeng hitam itu sambil mengawasi Ho Ho dari lobang
topeng hitamnya itu. Tajam sekali tatapan matanya, sehingga Ho Ho tidak berani untuk
membalas tatapan mata dari orang bertopeng hitam ini.
?Aku hanya ingin mengetahui, sebetulnya diriku ini ingin diajak ke tempat apa dan dimana?"
tanya Ho Ho kemudian.
Orang bertopeng hitam itu tersenyum kecil, bola matanya telah memain tidak hentinya. Dia
tidak segera menyahuti, tetapi kemudian setelah menghela napas, dia baru menyahuti: ?Kau
memang seorang bocah yang sangat penasaran sekali, dan selalu ingin mengetahui segalagalanya tanpa bisa menahan kesabaran dirimu ! Mengenai tempat yang akan kita pergi ini
adalah tempat yang indah sekali, kukira kalau kita sudah sampai disana, kau akan menyukai
tempat itu ! Untuk nama tempat tersebut telah menjadi rahasia yang tidak boleh disebutkan oleh
siapapun, karena kalau aku memberitahukan nama tempat itu kepadamu, aku yang bisa celaka,
dan akan menerima hukuman mati !?
?Ihbenar-benar aneh sekali !? seru Ho Ho dengan perasaan heran luar biasa terhadap
keterangan yang diberikan oleh orang bertopeng hitam itu. ?Mengapa bisa terjadi adanya suatu
peraturan yang itu? Apa salahnya kalau memang kita menyebutkan nama sesuatu tempat ??
?Tetapi itu memang sudah menjadi suatu peraturan yang tidak bisa dilanggar.!? menjelaskan
orang bertopeng hitam tersebut.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
240 ?Jadi tegasnya kau tidak bisa menyebutkan nama tempat yang akan kita datangi itu?" tanya Ho
Ho lagi.
?Benar !'' sahut orang bertopeng hitam itu dengan cepat. ?Sudahlah.engko kecil, kau terlalu
banyak mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang terlalu melibatkan dirimu pada persoalan ini!
Hayo, kau tidurlah untuk mengasoh !?
Dan setelah berkata begitu, orang bertopeng hitam tersebut menarik Ho Ho keluar dari dalam
karung karet itu.
Tubuh Ho Ho digendongnya, diletakkan dipembaringan yang satunya.
Setelah menyelimuti tubuh Ho Ho, orang bertopeng hitam itu membalikkan tubuhnya untuk
kembali ke pembaringannya.
?Bolehkah aku menanyakan sebuah pertanyaan lagi kepadamu.karena urusan ini benar-benar
membikin aku jadi bingung dan membuat kepalaku jadi pusing, sehingga tidak akan bisa tidur
sebelum memperoleh jawaban yang benar dari kau,? kata Ho Ho waktu orang bertopeng hitam
itu melangkah belum jauh dari dirinya.
Orang bertopeng hitam itu jadi menghentikan langkah kakinya, dia telah memutar tubuhnya
memandang Ho Ho sambil tertawa kecil lagi.
?Kau ini benar-benar nakal..hayo tidur, jangan terlalu dipusingkan oleh persoalan ini !" kata
orang bertopeng hitam itu.
?Bagaimana aku bisa tidur kalau pikiranku tidak tenang !? kata Ho Ho cepat. ?Sedangkan
urusan ini menyangkut diriku secara langsung, mungkin juga bisa menentukan mati hidupnya
aku, maka dari itu aku ingin mengetahui sedikit lagi dari kau.tentu kau tidak akan keberatan
untuk menjawab satu pertanyaanku lagi, bukan?"
Orang bertopeng hitam itu jadi ragu-ragu, diam sejenak, namun akhirnya dia mengangguk juga.
?Baiklah, coba kau sebutkan pertanyaanmu itu?" kata orang bertopeng hitam itu.
?Sebetulnya pertanyaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu, yaitu aku ingin
menanyakan perihal tugas yang telah diberikan oleh Kok-cu kamu itu kepadamu sendiri. Waktu
kau menerima perintah itu, tentunya Kok-cu kamu itu telah memerintahkan kepadamu, biar
bagaimana harus dapat membawa aku menghadap padanya, bukan ??
?Benar !"
?Jadi, kalau memang waktu itu aku memberikan perlawanan yang nekad dan agak berhati-hati,
pasti diriku tidak akan dapat kau rubuhkan, lalu apa yang akan kau lakukan kalau tidak bisa
menawan diriku ??
?Akan kuusahakan biar bagaimana agar bisa membawa kau menghadap pada Kok-cu kami,"
sahut orang bertopeng hitam itu. ?Kalau perlu, kalau memang kau masih memberikan
perlawanan yang gigih terus-menerus, aku malah boleh membunuhmu dengan berbagai jalan !"
?Ih.!? Ho Ho kaget sekali mendengar penjelasan orang bertopeng hitam itu.
?Kau tidak perlu kaget, aku memang telah menerima ijin dari kok-cu, kalau memang kau sulit
untuk diajak dengan cara yang baik-baik, dan kau malah memberikan perlawanan yang terusmenerus dan mati-matian, sehingga aku menemui kesulitan, maka aku diperbolehkan oleh Kokcu untuk mencari jalan guna membinasakan dirimu, lalu membawa pulang mayatmu."
?Oh..kalau begitu kokcu kamu itu seorang manusia yang paling jahat!" kata Ho Ho denganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
241 dongkol.
Orang bertopeng hitam itu tersenyum mendengar perkataan Ho Ho.
?Sudah kukatakan tadi sebelumnya, Kok-cu kami adalah seorang yang sabar dan ramah sekali
kepada siapa saja! Tetapi semuanya itu hanya dapat ditentukan oleh nasibmu! Kalau kau
mengatakan bahwa Kokcu kami itu jahat, semua itu disebabkan dirimu juga yang telah
menentukan agar Kokcu kami melakukan perbuatan jahat terhadapmu ! Tetapi kalau memang
kau menentukan bahwa Kokcu kami itu harus berbuat baik, tentu kau akan menerima perlakuan
yang sangat ramah dan baik sekali dari Kokcu kami itu ! Sekali lagi kutegaskan disini, bahwa
segala-galanya yang akan kau peroleh nanti, hanya ditentukan oleh kau sendiri !?
Ho Ho benar-benar pusing mendengar penjelasan orang bertopeng hitam itu.
?Mana ada aturan seperti itu?" tegur Ho Ho tidak senang.
?Hmmmm..memang itu hanya peraturan untuk Kokcu dan orang-orangnyamemang
didalam pemerintahan tidak ada peraturan begitu ?? sahut orang bertopeng hitam itu dengan
suara yang tawar.
Ho Ho benar-benar jadi tidak mengerti memikirkan kejadian-kejadian yang selalu diliputi oleh
kabut rahasia yang memusingkan kepalanya. Dia jadi bengong saja memandangi orang
bertopeng hitam itu.
?Hayo kau tidur, besok pagi kita harus melakukan perjalanan lagi.kalau tenagamu tidak pulih
pada malam ini, tentu besok kau akan menderita sekali meringkuk satu harian didalam karung
karetku itu!" kata orang bertopeng hitam itu.
Ho Ho tidak membantah lagi, dia memejamkan matanya, dan didalam waktu sesaat saja, iapun
tertidur.
Orang bertopeng hitam itu ketika melihat hal ini, tertawa kecil, kemudian duduk kembali ditepi
pembaringan.
o o o O o o o
BESOK PAGINYA Ho Ho dibangunkan dari tidurnya oleh orang bertopeng hitam itu.
Waktu Ho Ho membuka kelopak matanya, dia melihat sinar matahari telah menerobos masuk
dari celah-celah jendela kamar itu. Agak menyilaukan matanya. Tubuhnya masih terbujur kaku
diatas pembaringan, karena dia masih dalam keadaan tertotok, tanpa bisa menggerakkan
sedikitpun tangan atau kakinya.
Sedangkan orang bertopeng hitam itu mengangkat tubuh Ho Ho, dimasukkan kembali kedalam
karung karet miliknya.
Sebelum mengikat mulut karung karet itu, orang bertopeng hitam itu berkata: ?Maafkanlah
aku bukan tidak mau membebaskan totokanku pada dirimu, tetapi kuminta agar kau mau
memakluminya bahwa aku terikat oleh sesuatu kesulitan yang tidak bisa kujelaskan sekarang
padamu, maka dari itu, nanti setelah kau mengetahui segala urusan ini, aku akan meminta maaf
kepadamu, engko kecil,? bilang orang bertopeng itu dengan nada suara seperti orang yang
merasa tidak enak hati terhadap Ho Ho.
Ho Ho hanya mengangguk.
?Sekarang aku sudah mulai mengerti, bahwa kau hanya seorang bawahan yang melaksanakan
perintah, maka biarpun hatimu tidak senang melakukan perintah itu, tetapi karena disebabkan
oleh ikatan sumpah dan kewajiban, menyebabkan kau mau tidak mau harus melakukan jugaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
242 pekerjaan itu, bukan ?" tanya Ho Ho.
?Oh.salah besar! Salah besar!" kata orang bertopeng hitam itu dengan cepat, seperti juga dia
kaget sekali mendengar perkataan Ho Ho. ?Bukan begitu! Dugaanmu salah ! Didalam tugas
yang sedang kujalani ini tidak ada paksaan sama sekali, kalau memang aku tidak menyukainya,
aku boleh menolaknya ! Tetapi untuk tugas ini malah aku telah memperjuangkan mati-matian,
agar aku dapat dipilih melakukan tugas ini dan ternyata memang aku yang telah dipilihnya,
maka aku berterima kasih sekali kepada Kok-cu yang telah memberikan penghormatan kepada
diriku untuk merampungkan urusan ini."
Kembali Ho Ho jadi diliputi oleh perasaan heran yang bukan main, menyebabkan dia jadi
bengong. Tadinya si bocah menduga bahwa orang bertopeng ini hanya diperalat oleh seseorang,
dan biarpun pekerjaan yang dilakukannya ini tidak berkenan didalam hatinya, toch dia terpaksa
melaksanakannya juga, sebab dia jeri menerima hukuman dari orang yang menjadi majikannya
itu. Tetapi sekarang menurut keterangan orang bertopeng hitam itu, urusannya berlainan jauh sekali.
Masih terdapat latar belakangnya juga, yang merupakan selapis kabut yang penuh oleh teka teki.
Kepala Ho Ho jadi pusing lagi.
Ho Ho juga jadi mengakui pula bahwa anjuran orang bertopeng hitam itu agar dia jangan terlalu
banyak bertanya-tanya, sebab bisa memusingkan kepalanya saja, memang kenyataannya anjuran
dari orang bertopeng itu tepat sekali. Ho Ho merasakan sendiri, semakin banyak dia bertanya
semakin pusing kepalanya.
Maka dari itu, akhirnya Ho Ho berdiam diri saja, dia tidak mengucapkan sepatah perkataanpun.
Orang bertopeng hitam itu mulai mengikat mulut karung karet itu.
Kemudian Ho Ho merasakan betapa karung karet yang terisi dirinya didalam, diangkat oleh
orang bertopeng hitam itu, dipanggulnya seperti juga dia sedang memanggul barang yang berat,
dibawa keluar dari kamar itu, dan Ho Ho mendengar orang bertopeng hitam itu berbicara
dengan pelayan rumah penginapan tersebut, untuk membayar sewa kamar dan makanan yang
telah mereka makan.
Setelah itu, Ho Ho merasakan dirinya melayang-layang karena buntalan karung karet ini telah
dibawa berlari cepat sekali oleh orang bertopeng hitam itu.
Akhirnya ketika Ho Ho merasakan pinggangnya sakit sekali, pegal dan linu, sebab sudah sekian
lama orang bertopeng itu masih tidak menghentikan larinya, si bocah jadi berteriak: ?Berhenti
dulu.pinggangku.oh, aku tidak tahan untuk meringkuk terus didalam karung karet ini!
Berhenti dulu!"
Ketika orang bertopeng hitam itu mendengar suara teriakan Ho Ho, dia berhenti, meletakkan
karung karet itu dibawah sebatang pohon yang tumbuh ditepi jalan tersebut. Mereka telah
melakukan perjalanan selama setengah harian lebih, dan orang bertopeng hitam ini memaklumi
bahwa tentu saja si bocah sakit pinggang karena harus meringkuk didalam karung karet itu
dengan tubuh yang tertotok.
Sambil menghapus keringatnya yang membanjir keluar, manusia bertopeng hitam itu berkata
dengan disertai tertawanya : ?Kita mengasoh saja sebentar, nanti kita baru melanjutkan
perjalanan kita lagi !"
?Buka dulu ikatan pada mulut karung ini aku mau bernapas!? kata Ho Ho dengan suara yang
agak memburu, karena dia merasakan pernapasannya agak sesak dan juga letih sekali
mendekam terus didalam karung karet itu dalam keadaan tertotok.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
243 Orang bertopeng kecil itu memperdengarkan suara tertawa kecilnya.
?Jangan dibuka ikatan mulut karung itu, aku bukan tidak mau menuruti permintaanmu, sebab
sekali saja aku membuka ikatan tali pada mulut karungku itu, niscaya jiwamu akan terancam
oleh bencana yang hebat sekali!"
Ho Ho jadi mendongkol juga mendengar perkataan orang bertopeng hitam itu.
?Setiap kali aku mengajukan permintaan kepadamu, selalu saja kau mengatakan kalau memang
kau menuruti permintaanku itu maka jiwaku akan terancam bahaya hebat !? kata Ho Ho dengan
dongkol. ?Lalu apakah aku harus begini terus menerus? Oh.celaka benar tulang pinggangku
akan patah menjadi puluhan potong.benar-benar menderita sekali!"
Orang bertopeng hitam itu tampaknya tenang sekali, dia juga telah tertawa agak nyaring.
?Aku bukan menakuti-nakuti atau mengancammu, engko kecil, tetapi memang kenyataannya
bahwa perkataanku itu bukan main-main, kalau sampai aku menuruti keinginanmu, niscaya
jiwamu akan terancam oleh bahaya yang hebat sekali!"
Ho Ho jadi mendengus tertawa dingin, dia sangat dongkol sekali, karena si bocah benar-benar
kewalahan menghadapi orang bertopeng hitam itu.
?Sabarlah engko kecil, nanti sore kalau kita sudah berada didalam kamar rumah penginapan,
tentu aku akan membukakan ikatan pada mulut karung itu dan akan mengeluarkan dirimu
untuk direbahkan dipembaringan sabar saja, sekarang sudah lohor, tidak lama lagi mendekati
senja, dan kita tentu akan singgah disebuah rumah penginapan!" hibur orang bertopeng hitam
itu. Ho Ho masih mendongkol, tetapi dia telah menindih perasaan mendongkolnya itu, dia hanya
bertanya dengan suara yang tawar.
?Kau telah menangkap aku, dengan alasan bahwa kau hanya menerima perintah dari orang


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang menamakan dirinya dengan sebutan Kokcu itu.tetapi aku jadi heran sekali, kau tidak
mengenal diriku, kau tidak mengetahui namaku, lalu bagaimana kau bisa mengetahui apa yang
telah kau tawan ini memang sebenarnya orang yang sedang dicari oleh Kok-cu kamu itu?!"
Mendengar pertanyaan Ho Ho, orang bertopeng hitam itu tertawa.
?Kau mengatakan bahwa aku tidak mengetahui jelas persoalan dirimu ?" tanyanya sambil tetap
tertawa, seperti juga dia menganggap bahwa perkataan yang diucapkan oleh Ho Ho sangat lucu
sekali.
?Benar! Kau pasti tidak akan mengetahui namaku, tidak mengetahui juga bagaimana bentuk
mukakumalah sekarang ini aku jadi mempunyai dugaan bahwa kau telah salah mengenali dan
menangkap aku, menyebabkan aku yang tidak bersalah apa-apa jadi kambing hitam dan menjadi
korban untuk menderita!"
Orang bertopeng hitam itu tertawa gelak-gelak.
?Aku tidak mungkin berani sembarangan menangkap orang yang bukan menjadi tujuanku!" kata
orang bertopeng itu dengan suara yang tawar. ?Aku mengetahui jelas segala-galanya perihal
dirimu !"
?Kalau memang kau mengetahui siapa diriku sebenarnya, coba kau sebutkan namaku!" kata Ho
Ho untuk menguji orang bertopeng itu.
?Kau she Siangkoan dan bernama tunggal Ho !? sahut orang bertopeng hitam itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
244 ?Ih.dari mana kau mengetahui itu?" tanya Ho Ho bingung sekali.
Orang bertopeng itu tertawa dengan suara yang geli, rupanya dia merasa lucu sekali melihat Ho
Ho terheran-heran begitu.
?Sudah kukatakan tadi, bahwa aku mengetahui jelas segala-galanya urusanmu ! Aku juga
mengetahui bahwa kau telah membunuh Siang-mo-san dikuburan tempat tinggal mereka aku
juga ikut kagum dengan jiwa kesatriaan yang dimiliki olehmu, karena kau mati-matian ingin
membela Ming-jie dan ibunya, membantu mereka membalas sakit hati yang sedalam lautan
kepada Siang-mo-san itu! Dan kau telah membawa pulang kedua batok kepala dari Siang mosan untuk diperlihatkan kepada ibu dan anak gadisnya itu sebagai tanda bukti, kemudian kau
malah membunuh Tjing San, pemilik rumah makan itu setelah kau mengejutkan Tjing San
dengan memperlihatkan kedua batok kepala dari Siang-mo-san yang telah kau bawa pulang itu!
Bukankah begitu engko kecil ?"
Ho Ho benar-benar kagum bercampur heran mendengar segala apa yang dikatakan oleh orang
bertopeng hitam itu, sebab dia telah mengetahui begitu jelas segala-galanya.
?Daridari mana kau mengetahui urusan-urusan itu dengan jelas ?" tanya Ho Ho dengan suara
yang gugup sekali, mukanya juga telah berubah jadi pucat, dia benar-benar tidak menyangka
bahwa orang bertopeng hitam itu ternyata mempunyai mata yang panjang dan telinga yang
lebar, dia bisa mengetahui begitu jelas kejadian-kejadian dan nama dari Ho Ho. Benar-benar
mengagumkan sekali.
Ho Ho menghela napas, dia tidak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Hanya saja, si bocah
merasakan bahwa karung karet yang memuat dirinya itu telah diangkat pula oleh orang
bertopeng itu.
Ho Ho menghela napas, dia sudah tidak banyak rewel lagi, karena segera juga dia menyadari
bahwa orang bertopeng itu ternyata telah mengetahui segala perihal diri Ho Ho dengan jelas
sekali. Tentu saja kejadian ini membingungkan Ho Ho.
Sebetulnya dirinya termasuk manusia macam bagaimana sampai harus diselidiki begitu hebat
oleh orang bertopeng ini. Dan Ho Ho merasakan bahwa dirinya sebetulnya tidak mempunyai
arti apa-apa, karena dia hanya anak manusia yang biasa saja, anak penduduk jelata seperti yang
lainnya, maka dari itu sangatlah aneh sekali, sekarang dirinya malah telah diinginkan oleh
Kokcu dari orang bertopeng ini.
Biar bagaimana Ho Ho tidak bisa memecahkan teka-teki itu. Dia pusing sekali.
Malah Ho Ho yang biasanya memiliki kecerdasan yang luar biasa, ketika menghadapi urusan
ini, jadi seperti buntu akal. Dia benar-benar tidak berdaya sama sekali, membuat dia jadi
mengeluh karena tidak habis mengerti memikirkan segala apa yang telah dijelaskan oleh orang
bertopeng hitam itu.
Ho Ho merasakan tubuhnya masih terayun-ayun tergoncang didalam karung karet itu, karena
orang bertopeng hitam itu masih terus saja membawa dia berlari tak hentinya.
Rupanya orang bertopeng ini melakukan perjalanan yang jauh sekalidia telah mengerahkan
Ginkangnya untuk mempercepat waktu perjalanan mereka !
Menjelang sore hari, barulah mereka sampai disebuah kota kecil, yang biasa dipanggil sebagai
'Sing-ma-kwan?, kota ini terdiri dari lima puluh delapan kepala keluarga, sehingga menyerupai
sebuah perkampungan belaka.
Orang bertopeng itu telah mencari sebuah rumah penginapan, meminta sebuah kamar kepada
pelayan rumah penginapan itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
245 Setelah berada didalam kamar rumah penginapan itu, orang bertopang hitam tersebut baru
membuka mulut karung karet itu dari ikatan yang kuat, sehingga kepala Ho Ho bisa tersembul
keluar dan si bocah menarik napas dalam-dalam, karena selama berada didalam karung karet
itu, dia merasa engap sekali.
?Sekarang kau boleh mengasoh dengan tenang!" kata orang bertopeng itu sambil
memperdengarkan suara tertawanya yang lembut.
?.Aku jadi tidak mengetahui harus memanggil kau dengan sebutan apa ?? kata Ho Ho cepat,
sambil mengerutkan sepasang alisnya. ?Sebab aku menduga kau orang tua, kau katakan
terkaanku itu salah..aku menduga kau seorang anak muda, kau bilang dugaanku itu juga
salah, dan kuduga kau adalah orang yang berusia setengah baya, juga kau katakan bukan!
Bagaimana aku harus memanggilmu? Dengan mempergunakan sebutan apa ??
Orang bertopeng hitam itu tersenyum.
?Kukira cukup kau memanggilku dengan sebutan 'Sin-kauw' (Monyet Sakti) !" jawab orang
bertopeng itu.
?Apa ?" Ho Ho jadi terkejut sekali.
?Kau cukup memanggilku dengan sebutan Sin Kauw saja !" kata orang bertopeng itu dengan
disertai oleh suara tertawanya, waktu dia mengucapkan perkataan Sin-kauw itu, nada suaranya
biasa saja, seperti juga pada nama 'Sin Kauw' (Monyet Sakti) itu tidak ada kejanggalan apa-apa.
?Akuaku harus memanggil kau dengan sebutan Sin Kauw?" tanya Ho Ho dengan bingung.
?Ohapakah benar-benar didalam dunia ini ada manusia yang mempunyai nama seaneh itu?"
Orang bertopeng hitam itu, yang mengakui dirinya bernama Sin Kauw, tertawa kecil, katanya
sambil menepuk-nepuk pahanya.
?Soal nama tidak penting, sebab menurut pendapatku, yang terpenting adalah hati kita! Kalau
memang kita berusaha untuk melakukan perbuatan baik, mulia, amal dan segalanya yang
berbentuk untuk menolong sesama manusia diantara kita, maka kukira soal nama sudah tidak
penting lagi !"
Ho Ho jadi bengong dibuatnya oleh penjelasan orang bertopeng itu.
?Jadikau bukan sedang main-mainkau benar-benar bernama Sin Kauw?" tanya Ho Ho
dengan suara tidak lampias.
Orang bertopeng itu mengangguk cepat sekali.
?Apa salahnya kalau memang kau memanggilku dengan nama itu? Tidak terlalu jelek toch?"
sahut orang bertopeng tersebut.
Ho Ho jadi tidak enak dalam hatinya sendiri, karena nama orang itu terlalu jelek sekali, tidak
pantas untuk dipergunakan sebagai nama. Namun kenyataannya orang bertopeng hitam itu
malah mempergunakan nama itu untuk namanya sendiri, dan telah memberitahukan kepada Ho
Ho tanpa malu-malu atau merasa rendah diri.
?Bagaimana kalau memang akumemanggil kau dengan sebutan Sin-jin (manusia Sakti) saja ??
tanya Ho Ho kemudian memberikan sarannya.
Tetapi orang bertopeng itu menggelengkan kepalanya.
?Kalau kau memanggil aku dengan sebutan Sin-jin, tentu aku tidak akan menyahuti atas
panggilanmu, Sin Jin bukanlah namaku.namaku adalah Sin Kauw ! Kutegaskan sekali lagi,TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
246 namaku adalah Sin Kauwmaka dari itu, kau jangan salah panggil."
?Baiklah!" kata Ho Ho akhirnya. ?Kalau memang itu sudah menjadi nama tetapmu dan kau
tidak mau diganti-ganti, akupun tidak bisa mengatakan apa-apakarena itu menjadi hakmu!!"
?Benar ! Maka dari itu, kau tidak perlu segan-segan untuk memanggilku dengan sebutan Sin
Kauw, karena itu adalah namaku yang sebenarnya."
Ho Ho mengangguk saja, dia mengawasi orang bertopeng hitam itu sesaat, kemudian dia jadi
tersenyum sendirinya.
Orang bertopeng hitam itu melihat Ho Ho tersenyum, dia jadi ikut mengeluarkan suara tertawa
kecil.
?Mengapa kau tersenyum begitu ?? tanya Sin Kauw sambil memandang tajam kepada Ho Ho.
?Kau sangat lucu sekali, Sin Kauw !" kata Ho Ho yang tersenyum memandangi orang bertopeng
hitam itu.
Orang bertopeng hitam itu jadi tertawa kecil waktu mendengar perkataan Ho Ho.
?Mengapa kau menganggap diriku lucu?" tanya Sin Kauw diantara suara tertawanya itu,
tampaknya dia tidak marah si bocah mengatakan dirinya lucu sekali.
?Mengapa kau memilih nama yang tidak enak untuk didengar?" tanya Ho Ho. ?Bukankah itu
bisa dianggap lucu juga ??
?Benar!" sahut Sin Kauw. ?Jelek atau bagus tetapi tetap saja Sin Kauw adalah namaku,
pemberian dari kedua orang tuaku, sehingga mau tidak mau aku harus memakainya, maka dari
itu, hmmm, jangan harap aku bisa menyetujuinyaaku tentu tidak akan menyahuti setiap orang
memanggilku dengan sebutan yang lain dari namaku sendiri, yaitu Sin Kauw."
Ho Ho tidak bilang apa-apa lagi, dia hanya merasa lucu sekali orang bertopeng ini berkeras ingin
memakai namanya yang jelek itu.
Sedangkan Sin Kauw telah bangun dari duduknya, dia berkata sambil menghampiri Ho Ho yang
masih meringkuk didalam karung karet itu.
?Nahsekarang kau harus beristirahat dan tidurkarena besok kita akan melanjutkan
perjalanan kita !" kata Sin Kauw sambil mengangkut tubuh Ho Ho keluar dari karung karet itu
dan diletakkannya di atas pembaringan.
Ho Ho merasakan tubuhnya pegal sekali karena selama dua hari dua malam dia dalam keadaan
tertotok begitu terus menerus.
?Sin Kauw.aku ingin mengajukan sedikit permintaan kepadamu, entah kau bisa menolongnya
atau tidak ?" tanya Ho Ho di kala Sin Kauw tengah merebahkan dirinya diatas pembaringan itu
dan mau menyelimuti tubuh si bocah.
?Permintaan apa ?" tanya Sin Kauw sambil mengawasi si bocah dari lobang topeng hitamnya
itu. ?Kalau memang bukan permintaan yang tidak-tidak, aku tentu mau meluluskannya.?
?Tubuhku pegal sekali, karena selama dua hari dua malam aku dalam keadaan tertotok
beginimaka dari itu, aku ingin meminta kebijaksanaan dari kau, agar aku dibebaskan
sementara waktuaku hanya minta waktu sepemasangan hio saja, hanya untuk meluruskan dan
melemaskan otot-otot ditubuhku, aku berjanji tidak akan membikin persoalan dan akan bersikap
baik-baik.kau tidak usah takut aku bermaksud untuk kaburkarena aku memang jadi ingin
sekali menemui Kokcu kamu itu.?TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
247 Sin Kauw tidak menyahuti permintaan Ho Ho itu, dia hanya menyelimuti terus tubuh Ho Ho,
lalu setelah itu, baru berkata sambil tertawa kecil, ?Kau jangan marah engko kecil, aku tidak bisa
meluluskan permintaanmu itu.?
?Tetapi aku pegal dan linu sekali seluruh tubuhku ini!? kata Ho Ho. ?Kuminta
kebijaksanaanmu agar mau meluluskan permintaanku itu?
Tiba-tiba mata orang bertopeng itu bersinar terang, menatap Ho Ho dengan sorot mata yang
tajam sekali.
?Hmmmmmapakah kau lupa engko kecil, aku sudah pernah memberitahukan kepadamu,
kalau memang totokan pada dirimu itu kubuka, berarti kau akan mengalami bencana yang hebat
sekali! Sudahlahkau bersabar saja dulu, mungkin hanya satu hari lagi kita sudah sampai
ditempat tujuan kita. Kalau memang tidak ada halangan, besok sore kita sudah berada di tempat
Kokcu !"
?Tetapi aku sangat pegal sekali, tubuhku serasa telah kaku karena tertotok demikian lama !? kata
Ho Ho sambil memandang Sin Kauw meminta belas kasihan dari orang bertopeng hitam itu,
karena Ho Ho memang benar-benar sudah tidak bisa menahan perasaan pegalnya dua hari dua
malam harus tertotok terus menerus begitu, sehingga darahnya seperti tidak berjalan dengan
lancar.
Sin Kauw tetap menggelengkan kepalanya.
?Tidak bisa ! Tidak bisa !" katanya dengan suara yang nyaring sambil tetap menggelenggelengkan kepalanya. ?Kalau aku membuka totokanku itu, berarti aku mencelakai dirimu!"
Ho Ho jadi mendongkol juga melihat sikap orang bertopeng hitam itu, dia jadi membungkam
tidak mau bercakap-cakap lagi dengan orang bertopeng hitam tersebut.
Sin Kauw rupanya menyadari bahwa Ho Ho mendongkol dan merasa tidak senang pada
dirinya, dia tertawa kecil lagi.
?Untuk saat-saat sekarang ini kau memang mungkin merasa gusar dan mendongkol terhadap
diriku, tetapi nanti setelah kau bertemu dengan Kokcu dan mengetahui segalanya dengan jelas,
mungkin kau akan berlutut menyatakan terima kasihmu, mengapa aku sampai begitu tega tidak
mau membuka totokanku pada dirimu!" kata orang bertopeng hitam tersebut dengan suara yang
perlahan sambil duduk ditepi pembaringannya.
?Sebetulnya bencana yang bagaimana maksudmu kalau kau membuka jalan darahku ini ??
tanya Ho Ho penasaran sekali.
?Menyesal sekali, engko kecil, aku tidak bisa menjelaskannya kepadamu? kata orang
bertopeng hitam itu. ?Sudahlah tidurlah kau !?
Ho Ho mengerti, kalau memang dia terlalu banyak bertanya juga akan percuma saja, orang
bertopeng itu tentu tidak akan bersedia memberikan keterangan yang lebih banyak kepada
dirinya. Dan setiap keterangan yang diberikan oleh orang bertopeng hitam itu hanyalah akan
menambah kepusingan kepalanya saja memikirkan persoalan yang kian bertambah dan teka-teki
yang semakin gelap dan tidak terpecahkan.
Malam itu Ho Ho tidur dengan tenang, dia tidak mau banyak berpikir. Memang dalam keadaan
tertotok begitu, merupakan keadaan yang tidak menggembirakan, sebab setiap makan harus
dilayani oleh orang bertopeng itu, dan tubuhnya selalu dalam keadaan kejang kaku.
Besok paginya ketika dia terbangun dari tidurnya, Ho Ho melihat orang bertopeng yang
mengaku bernama Sin Kauw itu tengah merapikan pakaiannya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
248 ?Kau sudah bangun, engko kecil?" tanya Sin Kauw waktu melihat Ho Ho sudah terbangun dari
tidurnya. ?Hari ini kita akan melakukan perjalanan yang terakhir, kalau tidak ada halangan, sore
ini kau sudah bisa bertemu dengan Kokcu dan berbagai pertanyaan yang selalu membingungkan
hatimu akan terjawab jelas.? dan setelah merapikan pakaiannya, orang bertopeng ini
menghampiri pembaringan Ho Ho, dia tertawa kecil dibalik topengnya itu, kemudian katanya,
?Maafkan engko kecil, satu hari lagi kau harus berdiam didalam karung karetku iniselewatnya
hari ini, mulai besok kau sudah memperoleh kebebasanmu seperti biasa lagi.?
Dan setelah berkata begitu, Sin Kauw mengangkat tubuh Ho Ho, dimasukkan kedalam karung
karetnya. Sedangkan si bocah berdiam diri saja, tidak banyak ribut.
Ho Ho merasakan dari dalam karungnya itu, bahwa Sin Kauw telah melakukan perjalanan yang
cepat sekali, karena Ho Ho merasakan didalam karung karet itu, tubuhnya yang terapung-apung.
Menjelang siang hari, mereka bersantap dikuil rusak itu, agar tidak menimbulkan kecurigaan
orang yang melihat keadaan Ho Ho.
Setelah menangsel perut, kembali Sin Kauw memasukkan Ho Ho kedalam karung karetnya itu,
lalu melanjutkan perjalanannya lagi.
Menjelang sore hari, disaat matahari mulai doyong kearah barat, mereka sampai disuatu tempat
yang tidak begitu jelas bagi Ho Ho, sebab si bocah hanya dapat melihat samar-samar dari lobang
dikarung karet itu, bahwa tempat itu sangat indah dan penuh ditumbuhi oleh pohon-pohon
bunga yang harum sekali.
Sin Kauw telah menghentikan langkah kakinya, Ho Ho mengetahui itu, karena karung yang
dipanggul oleh orang bertopeng tersebut tidak bergerak lagi untuk sementara waktu.
Ho Ho mendengar Sin Kauw seperti bercakap-cakap dengan seseorang. Malah Ho Ho
mendengar suara yang asing sekali berkata: ?Sebetulnya kemarin sore Kokcu masih menantikan
kembalinya kau, Sin Kauw, namun setelah menjelang malam kau belum kembali, Kokcu pergi
untuk mengurus suatu persoalantetapi mungkin tidak lama, didalam waktu dua tiga hari akan
kembali.?
?Oh !" terdengar Sin Kauw berkata begitu, dan Ho Ho merasakan tubuhnya yang berada
didalam karung karet itu telah tergoncang lagi menandakan bahwa Sin Kauw tengah membawa
Ho Ho berjalan lagi.
Lama juga Ho Ho merasakan tubuhnya tergoncang didalam karung karet itu sampai akhirnya
dia merasakan Sin Kauw telah meletakkan karung karet itu disuatu tempat, dan Ho Ho melihat
mulut karung itu terbuka, sehingga seketika itu juga mata Ho Ho jadi silau, karena dia telah
berada di sebuah ruangan yang terang benderang dan dipenuhi oleh barang-barang mewah.
Yang mengejutkan Ho Ho, ruangan itu lebih mirip sebagai ruangan istana-istana raja.
?Tempat apakah ini?" tanya Ho Ho sambil memandang heran kepada Sin Kauw.
?Inilah tempat tinggal Kokcu,? menjelaskan Sin Kauw. ?Kau bisa tinggal disini tenang-tenang
beberapa hari lamanya karena kebetulan sekali Kokcu tengah keluar mengurus suatu
persoalan.tetapi tidak lama, didalam beberapa hari Kokcu akan segera kembali dan kau akan
mengetahui jelas segala urusan yang sedang kau hadapi! Ruangan ini diperuntukkan bagi
dirimu, di samping ruangan ini terdapat kamar tidur. Kau boleh berdiam disini dengan tenang
dan tenteram, segala kebutuhanmu, makan dan minum, akan diurus oleh seorang pelayan yang
diperintahkan untuk melayani dirimu!"
?Tetapi." Ho Ho jadi bimbang benar.
?Kenapa ?" tanya Sin Kauw sambil menatap kepada si bocah dengan heran. ?Apakah kau
merasa bahwa ruangan ini kurang begitu cocok dengan kau ? Apakah ada kekurangannya ?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
249 ?Bukan begitu maksudku! hanya saja yang menjadi pemikiranku, apakah aku harus berdiam
terus menerus disini selama beberapa hari!?'' kata Ho Ho cepat.
?Benar" sahut Sin Kauw. ?Juga aku ingin berpesan kepadamu, kau boleh berkeliaran didalam
ruangan ini semau hatimu, apa saja yang ingin kau lakukan, boleh kau kerjakan, tetapi ingat,
kau tidak boleh berkeliaran keluar dari ruangan ini, karena itu hanya akan membahayakan
dirimu saja ! Ingatlah akan nasehatku ini, sekali-kali kau tidak boleh berkeliaran keluar dari
ruangan ini !"
Ho Ho jadi tambah heran mendengar peringatan Sin Kauw.
?Sebetulnya tempat ini tempat macam apa, Sin Kauw ?" tanya Ho Ho.
?Tempat biasa saja tetapi kau harus ingat kata-kataku tidak boleh berkeliaran keluar, kau
harus berdiam baik-baik didalam ruangan ini sampai Kokcu pulang !" kata Sin Kauw. ?Aku
akan membebaskan totokanku pada tubuhmu setelah itu aku terpaksa harus meninggalkan kau


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebentar guna mengurus sesuatu persoalan!"
Dan setelah berkata begitu, Sin Kauw menghampiri Ho Ho, dia mengeluarkan si bocah dari
dalam karung karetnya, melipat kembali karung karetnya dan memasukkan kembali kedalam
sakunya. Lalu dia mengurut beberapa jalan darah si bocah, sehingga totokan yang diderita oleh
Ho Ho terbuka dengan cepat, si bocah jadi bisa merasakan betapa tubuhnya sangat nyaman
sekali.
?Terima kasih Sin Kauw !" kata Ho Ho kepada orang bertopeng hitam itu.
?Kau jangan berterima kasih kepadaku, nanti saja kau berterima kasih kepada Kokcu !? kata Sin
Kauw. ?Sekarang kau baik-baiklah diam didalam ruangan ini, kalau kau letih, kau boleh tidur
dikamar tidur yang terdapat disebelah ruangan inidan segala kebutuhanmu akan diurus oleh
seorang pelayan tua yang bernama Tjio Samkau bisa minta segala kebutuhanmu kepadanya,
dia pasti akan menyediakannya dengan cepat segala permintaanmu !? dan setelah berkata
begitu, Sin Kauw tertawa kecil dari balik topeng hitamnya. ?Kau jangan memandangku sampai
begitu rupa ! Aku harus pergi sekarang sampai jumpa dilain saat !?
Dan setelah berkata begitu Sin Kauw membalikkan tubuhnya untuk berlalu meninggalkan Ho
Ho seorang diri didalam ruangan itu.
Ho Ho hanya mengawasi kepergian orang bertopeng hitam itu dengan bermacam-macam
pikiran dan dugaan berkecamuk didalam hatinya. Dia benar-benar bingung menghadapi
kejadian yang tengah dialaminya ini. Sebetulnya siapakah Kokcu itu? Siapa pula orang topeng
hitam itu yang mengakui dirinya bernama Sin Kauw, si Monyet Sakti ? Siapakah mereka ? Dan
tempat mewah ini sebenarnya tempat apa pula ? Benar-benar segalanya membingungkan Ho Ho,
sebab tidak ada jawaban yang bisa ditemuinya untuk memecahkan segala kejadian tersebut.
Lama juga Ho Ho jadi berdiam diri di tempatnya itu dengan pikiran yang kusut, si bocah telah
bertekad untuk memecahkan semua teka-teki yang sedang menimpa dirinya ini banyak
keanehan yang telah dihadapinya
o o O o o
SAMBIL menghela napas Ho Ho melangkah memeriksa keadaan ruangan tersebut. Dia melihat
barang-barang yang memenuhi ruangan tersebut umumnya terdiri dari benda-benda berharga.
Juga si bocah telah pergi ke kamar sebelah, ternyata disebelah itu terdapat sebuah kamar tidur
yang mewah sekali, seumur hidupnya Ho Ho belum pernah melihat kamar tidur yang semewah
itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
250 Karena perasaan letih, dan juga melihat kasur pembaringan itu empuk sekali, maka Ho Ho
menjatuhkan dirinya dipembaringan tersebut untuk mengasoh.
Kasur pembaringan itu empuk sekali, sehingga waktu tubuh Ho Ho terbanting di-pembaringan
itu, tubuhnya seperti juga terayun-ayun oleh kasur tersebut, membuat Ho Ho jadi gembira juga.
Apalagi jalan darahnya baru saja dibebaskan kembali oleh orang bertopeng hitam itu, dengan
sendirinya Ho Ho jadi dapat bergerak leluasa untuk melemas-lemaskan otot-ototnya yang
tadinya telah begitu kaku.
Lama juga Ho Ho termenung dipembaringan itu memikirkan kejadian aneh yang dialaminya ini.
Benar-benar Ho Ho jadi tidak habis mengerti bahwa didalam hidupnya dia bisa mengalami
kejadian aneh seperti ini.
Dia dengan orang yang menamakan dirinya Sin Kauw itu belum pernah bertemu dan
berkenalan, tetapi mengetahui jelas namanya, dan juga mengetahui apa yang telah
dilakukannya. Juga Ho Ho jadi bingung kalau teringat kepada Kokcu, pemilik gedung mewah
ini, siapakah orang itu sebenarnya ? Dia belum pernah berkenalan dengan orang-orang kaya
seperti ini, karena selama itu hidup Ho Ho selalu berada dalam keadaan menderita dan
kemiskinan belaka.
Maka dari itu, kepala Ho Ho benar-benar jadi sakit dan pusing memikirkan urusan ini.
Lama juga Ho Ho terlentang dipembaringan itu, sampai akhirnya dia bosan juga berdiam diri
begitu saja. Si bocah bangun dari tidurnya, pergi ke jendela, dia melihat keluar kamar itu.
Apa yang dilihat oleh Ho Ho membuat si bocah jadi bengong lagi, karena dia melihat betapa
cuaca pada saat itu indah sekali, hari mendekati malam, dan diluar kamar itu tampak bangunanbangunan mewah yang besar-besar, sehingga mirip seperti sebuah kota. Juga dikejauhan tampak
sebuah puncak dari menara yang tinggi sekali. Tetapi, yang mengherankan Ho Ho, dia tidak
melihat seorang manusiapun yang hilir mudik, hanya kesunyian belaka.
Ho Ho jadi memandang bengong dengan perasaan heran sekali. Dia jadi mengidik dengan
sendirinya waktu teringat sesuatu.
Apakah tidak mungkin tempat tersebut merupakan tempat setan-setan bergentayangan?!
Tampaknya ini merupakan sebuah kota yang mati tidak berpenduduk ! Dan juga keadaan dan
kemewahan yang tampak didalam bangunan-bangunan itu, membuat Ho Ho merasakan dirinya
seperti berada dalam mimpi. Kemewahan istana dari seorang raja, belum tentu semewah itu. Hal
ini benar-benar membuat Ho Ho jadi tidak habis mengerti. Sebenarnya Kokcu orang macam
apakah, sehingga memiliki rumah-rumah yang begitu mewah ?
Lama Ho Ho berdiri bengong didepan jendela itu mengawasi keluar, sampai suatu ketika dia
mendengar suara langkah kaki orang dibelakangnya.
Cepat-cepat Ho Ho membalikkan tubuhnya maka dia melihat seorang lelaki tua telah
mendatangi ke kamar itu dengan membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Ho Ho.
?Kongcu.terimalah penghormatan Tjie Sam !'' kata lelaki tua tersebut.
Ho Ho segera mengetahui, tentu orang tua ini adalah pelayan yang memang disediakan untuk
melayani dirinya.
?Ada perintah apakah dari Kongcu? Apakah Kongcu sudah mau makan malam?" tanya pelayan
tua Tjie Sam dengan suara yang sabar dan ramah sekali.
Ho Ho menggelengkan kepalanya.
?Tidak usah lopeh (paman).? Kata Ho Ho cepat. ?Aku masih kenyang.?TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
251 ?Baiklah Kongcu!? kata pelayan tua itu sambil membalikkan tubuhnya untuk berlalu.
?Tunggu dulu Lopeh!" cegah Ho Ho cepat sambil melangkah menghampiri pelayan tua yang
tampaknya baik hati itu. ?Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu!"
Pelayan tua itu telah menahan langkah kakinya, dia memandang Ho Ho dengan sikap yang
menghormat sekali.
?Ada pertanyaan apakah yang ingin ditanyakan oleh Kongcu?" tanyanya cepat.
?Hmmmsebetulnya tempat ini tempat macam apakah, Lopeh ?" tanya Ho Ho setelah bimbang
sesaat.
Pelayan tua itu jadi berubah mukanya memperlihatkan rasa heran sambil memandang kepada
Ho Ho dengan tatapan mata seperti tidak mengerti.
?Ini adalah tempat kediaman dari Kokcuapakah Kongcu tidak mengetahuinya?? kata pelayan
tua itu masih memperlihatkan perasaan herannya.
Ho Ho mencoba untuk tersenyum, lalu tanyanya lagi: ?Apakah rumah-rumah yang ada
diseberang sana itu termasuk gedung-gedung milik Kokcu juga?"
?Benar!" jawab pelayan tua itu. ?Semua rumah yang ada didaerah ini adalah milik Kokcu !
Untuk apakah kongcu menanyakan itu?"
Ho Ho menghela napas.
?Aku baru saja datang ke tempat ini jadi belum mengetahui segala sesuatu yang ada disini ! Ada
lagi yang ingin kutanyakan kepadamu, Lopeh, siapakah sebenarnya Kokcu itu ??
Kembali pelayan tua itu jadi memperlihatkan sikap yang keheranan.
?Kokcu adalah Kokcu? Apakah didunia ini ada dua Kokcu?" tanya pelayan itu.
?Bukan itu maksudku." kata Ho Ho cepat. ?Bisakah Lopeh memberitahukan nama Kokcu
kepadaku?"
Muka pelajan itu jadi berubah seketika itu juga, dia cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
?Maafkan Kongcu! Maafkanuntuk urusan ini lebih bagus jangan dibicarakan !" kata pelayan
itu dengan suara agak parau.
Ho Ho jadi tambah heran, tampaknya pelayan tua itu ketakutan sekali untuk membicarakan
persoalan Kokcunya, majikan lembah itu.
?Kenapa, Lopeh?" desak Ho Ho dengan penasaran sekali, rasa ingin tahunya semakin besar saja.
?Karena tidak ada baiknya membicarakan persoalan Kokcu, kalau sampai terdengar orang lain,
tentu diri kita akan celaka !? sahut pelayan tua itu.
?Tetapi didalam ruangan ini hanya terdapat kita berdua saja, aku juga tidak akan
memberitahukan kepada orang lain tentang pembicaraan kita ini, maka Lopeh tidak perlu kuatir,
tolonglah Lopeh memberitahukan kepadaku siapakah nama sebenarnya dari Kokcu?!"
?Menyesal sekali, Siauw-jin (budak) tidak mengetahuinyaoya, apakah Kongcu ingin mandi,
Ki Anjeng Laknat 2 Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita Pedang Amarah 3

Cari Blog Ini