Ceritasilat Novel Online

Pedang Bunga Mei 12

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 12


Xin Jie memang sombong, dia tidak
pernah mau ditekan oleh siapa pun, sekarang
karena Pin Fan Shang-ren berada di Xiaoji-dao dan menginginkan Wu Hen-sheng
datang membantunya, hal ini sangat penting,
maka dia pun mencoba untuk bersabar.
Tapi karena putri kesayangan
menghilang, Wu Hen-sheng kebingungan dan
tidak memberikan kesempatan kepada Xin Jie
untuk membela diri. Xin Jie bukan orang
lemah, begitu keluar kata-kata pembelaam
dia sama sekali tidak menyesalinya, malah
merasa beban di hatinya berkurang.
Wu Hen-sheng tidak menyangka kalau
Xin Jie berani membantahnya, dia terpana1165
lalu berkata, "Bocah tengik, kau memang
bukan orang yang mudah ditekan, tapi kalau
kau berani melawanku, kau harus berlatih
lagi 10-20 tahun...." dia tertawa
meremehkan.
Dari nada bicara Wu Hen-sheng
terdengar kalau dia tidak memandang ilmu
silat Xin Jie, tapi karena Xin Jie sadar
kemarin ini begitu bertarung dengan Wu
Hen-sheng dia langsung tertangkap, terlihat
kalau dia menghina ilmu silat Paman Mei.
Karena itu Xin Jie marah dan dengan dingin
berkata, "Aku rasa tidak perlu membutuhkan waktu begitu lama...." dia tertawa sinis.
Wu Hen-sheng marah membentak, "Kau
boleh mencobanya...."
Wu Hen-sheng telah bergerak dan
mengurung kepala Xin Jie dengan serangan
tajam.
Melihat tangan Wu Hen-sheng membawa
jurus tajam, Xin Jie yang sudah
berpengalaman karena dulu pernah
tertangkap oleh jurus ini mulai memasang
kuda-kuda. Jurus itu adalah jurus andalan
ketua Wu Ji Dao, satu kali pernah tertipu,
dia tidak akan terjebak oleh tipuan yang
sama. Apalagi ilmu silatnya terus meningkat1166
dan Pin Fan Shang-ren telah mengajarkan
ilmu silat untuk menangkal ilmu silat Wu
Hen-sheng. Karena itu gerakannya pun tidak
terburu-buru, kedua kakinya sedikit
dibengkokkan, begitu kedua telapak tangan
Wu Hen-sheng menghampirinya, dia baru
berputar ke kiri dengan kekuatan penuh.
Wu Hen-sheng tertawa dingin, kedua
telapak tangannya terpisah, dia menyerang
lagi.
Xin Jie tampak tenang, dia memang
menginginkan jurus itu keluar, tiba-tiba
kedua telapaknya dibalikkan menghadap ke
atas, kesepuluh jarinya sedikit melayang,
tangan kirinya digoyangkan, tangan
kanannya ikut masuk. Ini adalah jurus-jurus
yang diajarkan oleh Pin Fan Shang-ren
kepada Xin Jie, jurus ini diajarkan untuk
memecahkan jurus-jurus Wu Hen-sheng.
Tadinya Wu Hen-sheng mengira dengan
satu kali pukul, langsung mengenai sasaran,
tapi jurus yang dikeluarkan Xin Jie begitu
aneh, jurus-jurus itu sepertinya sangat
tepat memecah-kan semua ilmu silatnya, dia
mulai terkejut.
Tangan kiri dan kanan Xin Jie tampak
aneh, yang satu digoyangkan yang satu1167
dijulurkan, segera bisa mencairkan serangan
dari Wu He Shang yang dilancarkan dari
semua penjuru. Xin Jie tahu kalau Wu Hensheng akan mengeluarkan jurus membunuh,
maka Xin Jie tidak berani bertarung lamalama, dia terus mundur, sambil melayangkan
tangan kanannya.
"Huh!"
Karena jurus-jurus Wu Hen-sheng
meleset, dia menarik tubuhnya ke belakang
untuk menghindari serangan kepalan Xin
Jie, Xin Jie pun mundur menjauh dari
tempat itu dan berdiri di sana.
Semenjak Xin Jie berkelana di dunia
persilatan ilmunya maju pesat, apalagi
beberapa saat lalu ilmu silat Xin Jie telah
mencapai puncaknya.
Gou Lou Yi Guai yang hebat pun,
kalah di tangannya, tapi Wu Hen-sheng
adalah salah satu dari Hai Wai San Xian,
Xin Jie sadar kemampunannya masih jauh di
bawah Wu Hen-sheng, karena itu dia tidak
ingin bertarung dengannya, tapi Wu Hensheng terus mendesaknya.
Wu Hen-sheng memang membenci Xin
Jie, otomatis jurus-jurus yang dikeluarkan
sangat dahsyat. Kelihatannya tenaga yang1168
dikeluarkan telah mencapai 70%.
Xin Jie tidak berani menyambut jurus
Wu Hen-sheng, dia mundur beberapa meter.
Sewaktu dia akan bicara, tampak Wu Hensheng mengibaskan lengan bajunya dan sudah
berada di depan Xin Jie.
"Tetua, silaukan dengar dulu...."
Tapi tenaga Wu Hen-sheng telah
berada di depan dadanya, terpaksa Xin Jie
mendorong kedua telapak tangannya....
Terdengar suara HU! Tenaga ketua Wu
Ji Dao disambutnya semua, karena Xin Jie
telah mengerahkan seluruh tenaganya, dia
tidak bisa menahannya lalu dia terjatuh ke
depan....
Tangan Wu Hen-sheng hampir memukul
punggung Xin Jie, dengan cepat dia menarik
kembali sebagian tenaganya.
Xin Jie merasa punggunguya ada yang
menekan, bebannya seberat gunung. Tubuhnya
condong ke pinggir, kedua telapaknya
dibuka, yang satu dikeataskan, yang satu di
arahkan kebawah. Tangan yang berada di
atas untuk menyambut tenaga Wu Hen-sheng
yang menekannya, sedangkan tangan yang
berada di bawah bertujuan menekan tanah.
Kemudian seperti sebuah anak panah dia1169
meluncur ke sisi.
Hal ini membuat Wu Hen-sheng
bertambah marah, kedua telapaknya
dibalikkan, dia seperti seekor burung elang
terus menukik ke bawah....
Ilmu silat Xin Jie masih berada jauh
di bawah Wu Hen-sheng, dia merasa cemas,
tapi dia tidak bisa membuka mulut untuk
bicara. Dia terpaksa berputar-putar
menghindari Wu Hen-sheng. Setelah lewat 3
jurus, dia teringat pada Pin Fan Shang-ren
yang masih berada di Xiao-ji-dao. Hati Xin
Jie seperti terbakar kobaran api, dia
bersiul panjang, lalu dia pun mundur.
Kali ini ketua Wu Ji Dao tidak
mengejarnya, Xin Jie terengah-engah
berkata, "Ketua, jangan marah dulu, kali ini
aku datang ke sini karena diperintah oleh
Pin Fan Shang-ren, beliau mengundang
Ketua untuk datang ke Xiao-ji-dao. Ada hal
yang beliau ingin rundingkan denganmu,
begitu pula dengan Guru Hui...."
Dengan dingin Wu Hen-sheng
membentak, "Apa itu Pin Fan, Guru Hui,
apakah nama Hai Wai San Xian pantas kau
sebut-sebut?"
Xin Jie terpaku dan berpikir, "Dia1170
pasti tidak percaya pada semua omonganku...."
Terdengar suara TING! Xin Jie
terpaksa mengeluarkan pedangnya,
menggoyang tubuhnya, pedang dikeluarkan
dengan miring. Ujung pedang mengeluarkan
suara CES, CES, bayangan pedang menutupi
tempat itu. Kedua kakinya bergerak ke
depan dan ke belakang, lalu berputar.
Pedang Xin Jie telah mengeluarkan
serangannya.
Ilmu pedang yang dikeluarkan Xin Jie
adalah ilmu 'Da Yan Shi Shi', dan saat dia
memutar kakinya, Xin Jie menggunakan jurus
'Ji Mo Bu Fa' yang diajarkan oleh Guru Hui,
hal ini membuat Wu Hen-sheng terkejut!
Karena di dunia ini yang memiliki dua
ilmu tertinggi hanya Xin Jie!
Sewaktu Wu Hen-sheng bertarung
dengan Yu Gu-mo, dia pernah melihat Xin
Jie menggunakan langkah 'Ji Mo Bu Fa'.
Waktu itu dia masih tidak terlalu percaya
dengan penglihatannya. Karena dia tahu
sifat aneh Guru Hui, tapi kali ini Xin Jie
melakukan langkah-langkah 'Ji Mo Bu Fa'
dan ilmu pedangnya benar-benar
mengeluarkan jurus 'DaYan Shi Shi'.
Tapi Wu Hen-sheng malah tertawa1171
dingin, "Bocah, kau bisa menipu dua orang
itu dengan kata-kata manismu, tapi kau
tidak akan bisa membohongiku."
Xin Jie mulai marah tapi teringat
pada tugas utamanya ke sini, dia menekan
kemarahannya, dan memikirkan dengan cara
apa Wu Hen-sheng percaya kepadanya dan
mau pergi ke Xiao-ji-dao.
Xin Jie adalah berotak encer, segera
dia bisa menemukan sebuah cara untuk
membuat Wu Hen-sheng marah....
Karena itu Xin Jie tertawa terbahakbahak, suaranya sangat besar.
"Bocah, kau menertawakan apa?"
Xin Jie tidak meladeninya, malah
bicara sendiri, "Hhhh! Ternyata Shi Wai
San Xian hanya namanya saja yang
terkenal...."
"Kau mengatakan apa?" Wu Hen-sheng
marah.
"Yang aku maksud adalah seseorang,
ilmu silatnya lebih hebat darimu...."
Wu Hen-sheng tahu dengan cara ini
Xin Jie berusaha membuatnya marah, tapi
dia sudah tidak tahan dan bertanya, "Siapa
dia? Dia ada di mana?"
"Memberitahumu pun rasanya percuma1172
saja, karena kau tidak berani pergi ke
sana...."
Kata-kata Xin Jie membuat Wu Hensheng marah, dia membentak, "Katakan dia
ada di mana?"
"Aku berani bertaruh, kau pasti akan
kalah darinya."
"Baiklah, aku akan mengatakannya
padamu. Sekarang orang itu ada di Xiao-jidao, aku berani bertaruh...."
"Kalau tebakanmu salah, bagaimana?"
Mata Xin Jie berkedip, dia
mendapatkan sebuah ide, dia pun balas
berteriak, "Kalau aku salah, aku akan
bertanggung jawab mencari Qing Er.... Aku
bersahabat dengan Gai-bang, saudara-saudara
Gai-bang tersebar di mana-mana, mereka
pasti bisa membantuku mencarinya!"
Sebenarnya dalam hatinya dia
berpikir, "Tanpa bertaruh pun aku pasti
akan tetap mencari Qing Er!"
Mendengar Xin Jie akan bertanggung
jawab, Wu Hen-sheng berkata, "Baiklah,
kalau aku kalah...."
Xin Jie tahu tahu kalau Wu Hen-sheng
menganggap kalau dia adalah orang yang
licik, maka dengan sengaja dia tertawa1173
licik, "Kalau Ketua kalah, aku akan meminta
petunjuk dari Ketua!"
Wu Hen-sheng percaya dan berpikir,
"Pin Fan dan Guru Hui pasti telah terkena
tipuannya, dan mereka mengajarkan ilmu
mereka kepada bocah ini.... Hhhh...."
"Baiklah, aku setuju!"
Xin Jie berteriak, "Janji seorang
laki-laki...."
"Aku pasti akan menepati janji."
Ooo)*(ooO
BAB 35
Bi Yu Duan Chang
Pertarungan yang terjadi di Xiao-jidao semakin sengit, ketua Da-ji-dao dan
ketua Xiao-ji-dao bergabung bertarung, tapi
lawan mereka juga adalah pesilat tangguh.
Lima orang bertarung sengit, karena dari


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pihak lawan kelebihan satu orang, maka
posisi mereka berada di atas angin.
Yang mending adalah ketua Xiao-jidao, dengan ilmu andalan.... Ji Mo Bu Fa,
setiap kali menyerempet bahaya dia selalu
bisa menghindar. Sedangkan buat ketua Daji-dao, Pin Fan Shang-ren berbeda
keadaannya, sifat dia aneh, dia ingin
bertarung keras melawan keras dengan salah1174
satu Heng-he San-fu yang bernama Poloketa.
Sebenarnya ketua Da-ji-dao bisa
membantu ketua Xiao-ji-dao dengan Ji Mo Bu
Fa membunuh musuhnya, tapi karena setelah
3 kali menyerang tidak bisa membuat mereka
mundur, maka ketua Da-ji-dao jadi marah,
kedua kakinya berdiri kokoh di atas batu
gunung. Dia ingin bertarung keras melawan
keras.
Karena Pin Fan Shang-ren sangat
marah, maka serangan yang dilancarkan
seperti angin badai, dalam sekejap 20 jurus
lebih telah dilalui. Tenaga dalam Pin Fan
Shang-ren tetap berada di atas lawannya,
Poloketa mulai merasakan tenaganya tidak
sanggup melawan Pin Fan Shang-ren.
Karena pertarungan yang terjadi di
antara mereka berdua sangat sengit, maka
ketua Xiao-ji-dao memutuskan seorang diri
akan menhadapi dua biksu India lainnya.
Dengan menggunakan ilmu meringankan
tubuhnya yang tinggi dia terus menghindar
dari serangan mereka. Tapi kedua biksu
India itu juga cerdik, berkali-kali
membalikkan mereka membalikan tubuh untuk
menyerang Pin Fan Shang-ren, membuat
kedua ketua pulau itu bertambah lelah.1175
Pin Fan Shang-ren tetap dengan
caranya, dia ingin bertarung keras melawan
keras. Guru Hui juga tidak ingin merobah
cara bertarungnya, dia juga membantu Pin
Fan Shang-ren. Mereka berdua adalah Shi
Wai San Xian, tapi keadaan mereka tetap
berada di bawah angin. Mereka berusaha
mengimbangi ketiga biksu India itu. Kondisi
pertarungan terasa sangat berat, apalagi
Jinlul yang berada di bawah batu besar itu
teras menyaksikan mereka bertarung dengan
mata melotot, siap membantu.
Semakin bertarung Pin Fan Shang-ren
semakin marah, dia mulai bersiul panjang,
kemudian kedua telapaknya digerakkan.
Berturut turut dia berhasil menangkis 10
jurus lebih serangan lawan dengan
telapaknya, beberapa jurus itu Pin Fan
Shang-ren melakukannnya dengan sepenuh
hati, Poloketa menyambutnya dengan keras
lawan keras, hampir saja Poloketa
memuntahkan darah.
Pin Fan Shang-ren tertawa dingin,
sebenarnya dalam hati dia pun merasa
tegang, karena setelah menyerang sebanyak
10 jurus tadi, tenaga dalamnya tinggal
separuh.1176
Jin Bo-sheng melihat tubuh kakak
seperguruannya menjadi limbung, dia
terkejut dan dengan cepat sudah berlari ke
arah mereka. Dia berniat menotok punggung
Pin Fan Shang-ren.
Pin Fan Shang-ren tahu kedatangan
Jin Bo-sheng dari suara angin bajunya, dia
berdiri tegak, kedua lengan bajunya
dikibaskan, kemudian dia mengeluarkan
telapak tangan kiri dan kanannya, tanpa
menoleh ke belakang jurus 'Shuang Chuang
Zhang' sudah dilancarkan.
Jin Bo-sheng melihat Pin Fan Shangren dengan membelakangi menyerangnya,
tubuhnya kokoh seperti Tai Shan. Kedua
telapaknya dilancarkan secepat kilat dan
serangannya sangat tepat.
Semua gerakan ini tidak pernah
dilihatnya, dengan melihat jurus ini, dia
tahu kalau Pin Fan Shang-ren adalah
pesilat tangguh, benar-benar membuat Jin
Bo-sheng kagum karenanya.
Karena Poloketa menyambut langsung
serangan Pin Fan Shang-ren, akhirnya dia
terluka dalam, memang lukanya tidak berat,
tapi tetap saja membuatnya marah, sekarang
dia sedang mencoba mengatur nafasnya.1177
Kedua tangan Pin Fan Shang-ren
sedang dijulurkan untuk menyerang
lawannya. Dia merasa kedua tangan musuh
sedang membentuk sebuah lingkaran,
lawannya pasti akan mengeluarkan serangan
keras. Dengan cepat dia menarik kembali
tangan kirinya. Dengan menggunakan tangan
kanan yang telah dibalikkan, dia menepuk
tapi tetap menggunakan jurus keras melawan
keras.
Setelah tangan kiri yang ditarik,
dengan cepat dia menjulurkan, lalu menarik
kembali. Di depan dan belakangnya sekarang
ada musuh yang mengepung, Guru Hui
melihat keadaan ini, dia terkejut karena
Guru Hui tahu, Pin Fan Shang-ren berilmu
silat tinggi tapi tetap saja tidak bisa
melawan dua musuh kuat.
Karena itu Guru Hui meloncat dan
hanya dalam waktu singkat dia melewati
tubuh Pandenful. Ini adalah jurus 'Ji Mo Bu
Fa' dengan gerakan paling hebat. Pandenful
yang hebat melihat Guru Hui mendekatinya,
langsung mengeluarkan dua pukulan, tapi
kedua-duanya meleset.
Ilmu silat Guru Hui memang hebat,
tapi tetap saja dia adalah seorang1178
perempuan. Biasanya perempuan jarang
beradau tenaga dalam dalam melawan jurus
keras. Tapi sekarang keadaan sudah sangat
mendesak, jaraknya dengan Pin Fan Shangren masih ada 10 batu lebih, maka dia pun
terpaksa mengeluarkan kedua kepalannya.
Dia menggunakan jurus 'Bai Bu Shen Quan'.
Guru Hui biasanya jarang menggunakan
jurus ini, tapi sekarang pukulannya seperti
gelombang terus menghantam secara bertubitubi.
Pukulan Guru Hui diarahkan ke Jin
Bo-sheng, di hadapan Jin Bo-sheng ada Pin
Fan Shang-ren sedang di belakangnya ada
Guru Hui, karena itu dia terjepit di antara
mereka.
Jin Bo-sheng membentak, tubuhnya
dimiringkan ke sisi, tangan kirinya
menyambut serangan Pin Fan Shang-ren,
walaupun Pin Fan Shang-ren hanya
menggunakan sebelah tangan tapi Jin Bosheng tetap merasakan seperti ada beban
seberat ribuan kilogram yang menimpanya.
Tubuhnya limbung menahan serangan itu.
Jurus 'Bai Bu Shan Quan' segera akan
mengenai punggung Jin Bo-sheng, tapi Guru
Hui segera menarik kembali jurus ini1179
karena ketua Xiao-ji-dao ini tidak sudi
dengan cara seperti ini menyerang
musuhnya. Melihat Pin Fan Shang-ren
berhasil lolos dari bahaya maka dia pun
hanya menepuk ke batu yang ada di
hadapannya.
Tenaga ketua Xiao-ji-dao sangat besar,
begitu dia memukul batu besar, batu itu
hancur lebur.
Jurus ini adalah jurus Bai Bu Shen
Quan, karena tenaganya diarahkan ke batu
itu, maka batu besar yang kokoh pun hancur
karenanya.
Jin Bo-sheng tidak bisa berdiri
dengan tegak, dia terjatuh dari batu itu dan
masuk kembali ke dalam formasi.
Pin Fan Shang-ren merasa tenaganya
sudah tidak memadai, sekarang dia hanya
menggunakan sebelah tangan beradu tenaga
dalam dengan Poloketa, karena itu mereka
berdua sama-sama tergetar.
Aliran darah Poloketa memang sudah
tidak lancar, karena dia memaksakan diri
melancarkan sebuah pukulan, lalu beradu
dengan telapak tangan Pin Fan Shang-ren,
jantungnya segera terasa panas. Dia ingin
membuat Pin Fan Shang-ren terjatuh dari1180
batu.
Pin Fan Shang-ren merasa tubuhnya
pun mulai limbung, dia bersuara keras
kemudian telapaknya secepat kilat memukul,
tenaga yang dikerahkan sangat besar.
Tenaga besar ini memang aneh, dia
bisa menahan tenaga yang dikeluarkan dari
Poloketa, malah bisa membuat tenaga
lawannya beralih ke pinggir. Poleketa tidak
menyangka akan terjadi hal seperti ini, dia
terbawa berputar oleh tenaga ini. Dia tidak
bisa berdiri dengan tetap, dia mencoba
bertahan dengan sekuat tenaga, supaya dia
tidak terlempar jatuh dari batu.
Sebenarnya Pin Fan Shang-ren sedikit
terkejut karena tenaga yang digunakan
untuk menyerang keras melawan keras
hampir terkuras habis. Maka dia tidak
berani bertindak ceroboh, dia duduk bersila
di atas batu itu untuk mengatur nafas.
Sekarang lima orang di Xiao-ji-dao,
hanya tinggal ketua Xiao-ji-dao dan
Pandenful yang masih ada di atas batu.
Tiba-tiba tampak dua sosok terbang ke atas
batu, setelah dilihat dengan teliti oleh
Guru Hui, mereka adalah Jin Bo-sheng yang
tadi terjatuh dan Jinlul.1181
Guru Hui tahu kalau Pin Fan Shangren telah kehabisan tenaga dan dia sedang
mengatur nafas, paling cepat membutuhkan
waktu setengah jam untuk memulihkan
tenaganya. Sekarang dia seorang diri harus
melawan tiga orang biksu India itu. Dengan
Ji Mo Bu Fa dia masih bisa bertahan
sebentar tapi selanjutnya dia tidak tahu,
dia melihat Jin Bo-sheng tangan kirinya
tampak terus diturunkan.
"Sepertinya hanya dia terluka
ringan," pikir Guru Hui, "Pin Fan telah
menyerangnya satu kali, dan dia bisa
membuat kedua orang itu terluka, dia benarbenar hebat, apakah aku sendiri sanggup...."
Karena berpikir seperti itu,
semangatnya jadi bertambah, dengan dingin
dia berkata, "Hei! Kelihatannya kau sudah
terluka! Aku adalah ketua Xiao-ji-dao, aku
menunggu...."
Kata-kata Guru Hui baru saja keluar,
Jin Bo-sheng dengan dingin menjawab, "He!
He! He!"
Dia tinggal di India, dia hanya tahu
di Dong Hai ada 'Shi Wai San Xian', ketiga
biksu itu mengira dengan kepandaian
mereka, siapa pun akan takut kepada mereka,1182
dan mereka tidak takut kepada 'Shi Wai San
Xian', saat Jinlul berhasil dikalahkan oleh
Xin Jie, mereka telah sepakat pergi ke
Zhong Yuan. Mereka tidak menyangka kalau
Shi Wai San Xian mempunyai ilmu begitu
hebat.
Memikirkan hal ini, dengan bahasa
India dia berkata pada Jinlul, maksudnya
adalah dia ingin adik seperguruannya,
Pandenful bertarung terlebih dulu dengan
Guru Hui. Dia sendiri akan memeriksa luka
kakak seperguruannya, Poloketa.
Tapi Guru Hui tidak mengerti
maksudnya, dia masih terpaku.
Biksu Jin Bo-sheng meloncat ke tempat
Poloketa dan Pin Fan Shang-ren yang sedang
mengatur nafas. Karena Guru Hui mengira
Jin Bo-sheng berniat melukai Pin Fan
Shang-ren maka dia berteriak dan
mengejarnya.
Biksu Jin Bo-sheng tidak tahu kalau
Guru Hui telah salah mengerti, dia tetap
bergerak secepat anak panah berlari ke
arah kakak seperguruannya. Guru Hui tidak
menyangka kalau ilmu meringankan tubuhnya


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

begitu hebat, dia sangat terkejut. Jin Bosheng masih berlari ke arah Poloketa untuk1183
memeriksa denyut nadinya.
Ilmu meringankan tubuh milik Guru
Hui bisa dikatakan tiada duanya di dunia
ini, apalagi bila disertai dengan 'Ji Mo Bu
Fa', ilmu meringankan tubuhnya menjadi
lebih hebat lagi. Tapi bila dibandingkan
dengan Jin Bo-sheng, sepertinya ilmu Guru
Hui lebih lamban, Guru Hui pun terkejut
melihat keadaan seperti ini. Melihat Guru
Hui mengikutinya, Biksu Jin Bo-sheng
berkata dengan dingin, "Kau anggap aku apa?
Mana mungkin aku melukai orang yang
sedang mengatur nafas?"
Dalam hati Guru Hui merasa terkejut,
"Ji Mo Bu Fa milikku sudah dikatakan cepat,
tapi ternyata aku masih kalah darinya."
Begitu melihat ke arah Poloketa, Guru
Hui tahu kalau semua ini hanya salah
paham.
Tiba-tiba ketua Da-ji-dao berkata pada
Biksu Jin Bo-sheng, "Jangan senang dulu,
ilmu silat dari negara lain tidak akan
lebih hebat dari ilmu silat Zhong Yuan,
tunggu saja sebentar lagi.... hhh.... hhh...."
kata Pin Fan Shang-ren yang belum pulih,
nafasnya masih terengah-engah.
Jin Bo-sheng seperti tidak mendengar.1184
Pin Fan Shang-ren berkata lagi, "Boleh
dikatakan orang Tionghoa bertarung dengan
bangsa asing. Kita lihat nanti siapa yang
bakal menang...."
Dia memejamkan mata, mengatur nafas
lagi.
Ooo)*(ooO
Xin Jie dan Wu Hen-sheng telah
meninggalkan Wu Ji Dao. Dengan cepat
perahu berjalan menuju Xiao-ji-dao. Jarak
Xiao-ji-dao dengan Wu Ji Dao tidak begitu
jauh. Sepanjang perjalanan mereka
mendayung dengan sekuat tenaga. Perahu
melaju dengan kecepatan penuh,
meninggalkan gelombang panjang dan besar.
Karena hal ini menyangkut hidup dan
matinya dunia persilatan Zhong Yuan, maka
Wu Hen-sheng tidak berani bertindak
ceroboh. Dengan sekuat tenaga dia terus
mengibaskan lengan bajunya. Satu kali
kibasan, kecepatan perahu bertambah 20-30
meter. Tidak lama kemudian Xiao-ji-dao
sudah terlihat tapi masih belum begitu
jelas.
Wu Hen-sheng, Pin Fan Shang-ren, dan
Guru Hui dijuluki 'Shi Wai San Xian', tapi
mereka jarang berhubungan satu sama lain.1185
Apalagi Wu Hen-sheng belum pernah datang
ke Xiao-ji-dao, maka begitu melihat Xiao-jidao, dia terus melihatnya.
Setelah tiba di pulau itu, mereka
segera berlari ke tengah pulau dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Ilmu meringankan tubuh Xin Jie sudah
tinggi, tapi jika dibandingkan dengan Wu
Hen-sheng, dia masih sedikit tertinggal.
Maka Wu Hen-sheng segera menarik Xin Jie
berlari ke tengah pulau. Di atas pasir
berwarna coklat hanya terlihat 2 garis
hitam yang berkelebat, hal ini benar-benar
mengejutkan.
Luas Xiao-ji-dao hanya 10 kilometer
persegi. Dalam waktu singkat mereka telah
berada di tempat formasi 'Gui Yuan'.
Tiba-tiba terdengar 2 orang bersiul
panjang. Suara seperti auman naga. Teriakan
itu rendah tapi kuat, berarti orang yang
bersuara itu mempunyai tenaga dalam tinggi.
Wu Hen-sheng terpaku, tapi dia segera
tahu dua siulan panjang dan kuat itu milik
2 pesilat tangguh yang baru selesai
mengatur nafas dan bersiul panjang. Berarti
salah satu dari Da-ji-dao dan Xiao-ji-dao
ada yang terluka....1186
Dia terbang ke atas batu.
Ketua Da-ji-dao, Pin Fan Shang-ren
dan Ketua 'Heng-he San-fu' Poloketa, keduaduanya telah mengatur nafas dan bersiul
panjang.
Karena tenaga dalam mereka hampir
seimbang, maka pulihnya juga dalam waktu
bersamaan. Mereka berdua berdiri dengan
perlahan dan saling berhadapan. Sepertinya
mereka akan bertarung lagi.
Guru Hui yang berada di sebelah sana
dengan menggunakan ilmu 'Ji Mo Bu Fa' nya.
Membuat Pandenful, Jinlul, dan Jin Bosheng tampak berputar-putar. Guru Hui
berada di bawah angin tapi dia tidak akan
menyerah begitu saja.
Karena Pin Fan Shang-ren dan
Poloketa pulih dalam waktu bersamaan, maka
keadaan pun berubah, setelah Poloketa
terluka, biksu Jin Bo-sheng tidak bisa
menandingi Pin Fan Shang-ren. Dengan cepat
dia menyuruh Jinlul membantu paman
gurunya menahan serangan Pin Fan Shangren. Tiba-tiba dari atas batu, ada 2
bayangan berkelebat. Jinlul terkejut.
Begitu melihat dengan jelas, 2 bayangan itu1187
datang, dia membentak. Dengan sekuat tenaga
memukul....
Jika orang lain, dia pasti akan
berpikir dulu, yang datang bisa kawan atau
lawan, tidak mungkin tanpa melihat
langsung memukul. Tapi karena Jinlul
datang dari India, di Zhong Yuan dia tidak
memiliki teman, maka dia yakin yang datang
pasti musuhnya dan tidak banyak berpikir
lagi dia langsung memukul.
Bayangan yang datang adalah Xin Jie
dan Ketua Wu Ji Dao, Wu Hen-sheng. tubuh
Wu Hen-sheng sangat cepat lewat.
Yang berada di belakang Wu Hen-sheng
adalah Xin Jie. Dia tidak seperti Wu Hensheng lewat secepat kilat. Dia tidak sungkan
mengeluarkan kedua telapaknya menyambut
serangan itu.
Karena diterjang, maka Jinlul pun
mundur. Ketika mundur, dia melihat Xin Jie
yang pernah mengalahkannya di Gui Shan,
sekarang sudah berada di hadapannya. Dia
sangat terkejut karena tidak menyangka
ternyata kepandaian Xin Jie sudah
bertambah maju lagi.
Wu Hen-sheng berlari ke belakang
Poloketa dan berteriak, "Lihat1188
seranganku...."
Dia menepis dengan miring.
Poloketa tidak mengerti Bahasa Han
kata 'terima seranganku'. Tapi begitu
mendengar ada suara angin yang dikeluarkan
oleh telapak tangan, dia tahu ada musuh
yang menyerangnya. Karena terlalu sombong
dia hanya tertawa dingin. Tangan dibalikkan
untuk menepuk.
Wu Hen-sheng menyadari Poloketa
sangat sombong, sambil tertawa dia berkata,
"Ilmu telapak yang bagus...."
Poloketa tidak menyangka di
belakangnya ada pesilat tangguh yang
kemampuannya tidak jauh dengannya. Pikiran
yang selalu menganggap remeh musuh,
membuat tubuhnya terbawa angin telapak
dari lawan, setelah berputar beberapa kali,
dia berhadapan dengan Wu Hen-sheng.
Tanpa sengaja Poloketa telah
dirugikan. Karena marah, dia membentak dan
menyerang dengan telapak tangannya.
Dua tenaga kuat beradu. Tubuh Wu
Hen-sheng bergerak, Poloketa bergetar dan
hampir terdesak mundur. Dalam hati dia
benar-benar terkejut dan berpikir,
"Sungguh tidak disangka, di pulau kecil ini1189
bisa ada 3 orang pesilat tangguh. Tampaknya
nama 'Heng-he San-fu' akan hancur di
tangan mereka...."
Setelah memikirkan hal ini, dia
merasa sedikit patah semangat. Pin Fan
Shang-ren tertawa dan berkata kepada Wu
Hen-sheng, "Adik, sudah lama kita tidak
bertemu! Kau masih sangat hebat...."
Dengan serius Wu Hen-sheng menjawab,
"Shang-ren jangan terlalu memuji...."
Di antara 'Shi Wai San Xian' Pin Fan
Shang-ren dan Wu Hen-sheng lebih akrab.
Ketika Pin Fan Shang-ren berulang tahun
yang ke-120, dia pernah memberikan sebuah
kecapi kuno kepada Pin Fan Shang-ren.
Mereka jarang bertemu tapi tetap saling
mengenal dengan baik.
Pin Fan Shang-ren berkata, "Shi Wai
San Xian telah berkumpul semua di sini.
Heng-he San-fu yang ingin menaklukkan
dunia persilatan Zhong Yuan harus berpikir
dua kali. Sekarang posisinya adalah satu
lawan satu, jangan sampai nama baik kita
rusak...."
Dia bicara kepada Wu Hen-sheng, tapi
sebenarnya dia sengaja berkata pada Guru
Hui. Tapi Guru Hui seperti tidak mengerti1190
maksud Pin Fan Shang-ren. Dia hanya merasa
tambah bersemangat.
Pin Fan Shang-ren tertawa terbahakbahak, "Adik, kau pergi ke sana dan
berhadapan dengan orang yang berwajah
penuh dengan keriput itu. Sekarang
posisinya adalah satu lawan satu...." Orang
berwajah keriput adalah Pandenful. Maksud
Pin Fan Shang-ren adalah dengan urutan
Shi Wai San Xian, mereka pun memerangi
Heng-he San-fu sesuai dengan urutan
mereka.
Wu Hen-sheng tertawa, "Baiklah!"
Dia berjalan ke hadapan Pandenful.
Begitu melihat semua sudah berada di
posisi masing-masing, Pin Fan Shang-ren
tertawa terbahak-bahak. Tawanya membuat
batu-batuan di sana terus mengeluarkan
bunyi. Kemudian dia berteriak, "Mulai...."
Dia menyerang dengan kepalan tangan
ke arah Poloketa.
Guru Hui dan Ketua Wu Ji Dao,
masing-masing mulai bertarung. Xin Jie
yang berada di sisi melihat ada 6 pesilat
tangguh ternama sedang bertarung, benarbenar membuatnya terbelalak kagum. Tibatiba Jinlul menyerang Xin Jie dengan1191
telapak tangannya. Mungkin dia masih ingat
pada kekalahannya di Gui Shan,
kemarahannya muncul kembali dan dia
merasa jika dia bisa menelan Xin Jie itu
akan sangat menyenangkan.
Angin yang dihasilkan telapak datang
menyerangnya, membuat Xin Jie terkejut.
Tangan kanannya siap menyambut. Terdengar
suara BAG. Xin Jie tergetar dan mundur
setengah langkah. Walaupun demikian,
Jinlul sebenarnya merasa terkejut karena
dia merasa Xin Jie ternyata lebih kuat
dibandingkan satu bulan lalu.
Pukulan tadi mengingatkan Xin Jie
kalau tenaga dalamnya berada di bawah
Jinlul. Dia segera memutar tubuhnya, kedua
telapaknya berkelebat seperti angin.
Serangan ketiga telapak ini
sepertinya mengambang tapi jurus lembutnya
tetap tampak padat. Jinlul melihat serangan
Xin Jie, dia membalikkan tubuh dan
menerjang kesamping. Kedua telapaknya
membentuk cakar dan mencengkram nadi Xin
Jie. Bila Xin Jie sedikit menghindar,
pundak kanan Jinlul bisa menabrak nadi Xin
Jie. Xin Jie tidak menyangka kalau dia1192
akan mengeluarkan jurus-jurus aneh dan dia
tidak mempunyai cara lain untuk
menghindar. Terpaksa langkah Ji Mo Bu Fa'
yang diajarkan Guru Hui digunakannya saat
itu.

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terdengar suara TING, ternyata Xin
Jie sudah mengeluarkan pedangnya....
Melihat Xin Jie mengeluarkan pedang,
Jinlul bertambah marah. Dendam lama dan
dendam sekarang berkumpul di dalam
hatinya. Tali panjang yang tersimpan di
pinggangnya akhirnya dikeluarkan!
Pedang Xin Jie digerakkan dan
langsung menyerang ke perut Jinlul. Tali
Jinlul pun menyerang dengan lurus dia
mencoba menotok ke tengah alis Xin Jie....
Xin Jie tidak bergerak mundur, kepala
dan lehernya yang menghindar. Jurus pedang
secara berturut-turut menyerang Jinlul
sebanyak 5 jurus. Semua adalah jurus
terhebat dari 'Qiu Zhi Jian Fa'. Tali Jinlul
seperti naga yang baru keluar dari
sarangnya. Ketika berguling dia berhasil
mencairkan serangan Xin Jie yang ganas.
Empat pasang pesilat tangguh
bertarung dengan mati-matian di Xiao-jidao. Matahari telah bergeser ke barat. Satu1193
persatu bayangan bebatuan dari pendek
menjadi memanjang.
Xin Jie dan Jinlul bertarung belum
mencapai 100 jurus telah berhenti. Ternyata
mereka berdua lebih tertarik melihat
pertarungan antara 'Heng-he San-fu' dan
'Shi Wai San Xian'.
Xin Jie meletakkan pedangnya dengan
arah tegak lurus ke bawah, lalu dengan
sepenuh hati melihat pertarungan itu. Dia
lebih tertarik melihat Pin Fan Shang-ren
dan Guru Hui, karena mereka pernah
mengajarkan ilmu silatnya kepada Xin Jie,
maka Xin Jie terus menatap kedua pesilat
tangguh ini memperagakan kehebatan ilmu
silatnya masing-masing dengan sangat
sempurna. Sampai mata Xin Jie tidak sempat
berkedip. Dulu Xin Jie pernah melihat Pin
Fan Shang-ren bertarung dengan Guru Hui
di Xiao-ji-dao. Dia mendapatkan banyak
manfaat. Sekarang melihat mereka berdua
bertarung dengan 2 orang dari Heng-he Sanfu, dia merasa lebih banyak mendapatkan
manfaat.
Tampak dua telapak Pin Fan Shang-ren
tiba-tiba menunjuk dan tiba-tiba menepis.
Jurus 'Da Yan Shi Shi' bercampur dengan1194
'Kong Kong Quan Fa'. Kadang-kadang
menggunakan jurus aneh yang tidak
diketahui namanya., semua dikeluarkan
berdasarkan saat yang tepat.
Guru Hui yang bertarung di sebelah
sana, jurus yang dipakainya adalah jurus
yang telah dia ajarkan kepada Xin Jie, yang
belum selesai mengajarkan jurusnya,
kakinya juga telah menggunakan langkah 'Ji
Mo Bu Fa' yang terkenal. Ilmu meringankan
tubuh Jin Bo-sheng memang hebat dan cepat,
tapi tidak sehebat 'Ji Mo Bu Fa'.
Jinlul juga dengan sepenuh hati
melihat pertarungan itu, yang
diperhatikannya adalah gerakan guru dan
paman gurunya. Dia pun kagum melihat ilmu
silat mereka!
Dari jurus-jurus paman guru Poloketa,
Jinlul mulai mengerti banyak. Tiba-tiba dia
membentak. Jurus ini segera digunakannya
untuk menyerang Xin Jie. Xin Jie yang
sedang teliti memperhatikan jurus-jurus Pin
Fan Shang-ren, tiba-tiba merasa ada angin
kencang menyerangnya. Dia tidak melihat
lagi langsung membalikkan tangannya
mencengkram. Walau-pun jurus Jinlul aneh
tapi dia terpaksa harus bergeser ke pinggir1195
setengah langkah. Ini adalah jurus Pin Fan
Shang-ren yang baru dilihatnya.
Begitu mereka bertarung, baru saja
satu jurus dikeluarkan sudah berhenti
karena mereka melihat lagi pertarungan 3
pasang pesilat tangguh. Setiap kali mereka
mengerti tentang satu jurus, segera mereka
akan membalikkan bertarung untuk
bertarung sesudah itu mereka berhenti lagi
untuk berpikir. Pertarungan hebat ini
memberikan banyak keuntungan pada dua
pesilat muda itu. Tanpa terasa mereka
berdua telah mendapatkan banyak manfaat
yang biasanya tidak bisa mereka dapatkan.
Apalagi dengan Xin Jie, dia
mendapatkan banyak sekali manfaat dari
pertarungan para pesilat tangguh itu.
Setelah ribuan jurus dikeluarkan oleh
3 pasang pesilat tangguh, Xin Jie masih
tidak merasakan kemampuannya bertambah
sebaliknya Jinlul merasa terkejut. Dia
merasa setiap kali Xin Jie mengeluarkan
serangan, tenaganya terus bertambah. Jinlul
sendiri terus memikirkan cara mengalahkan
Xin Jie tapi tetap saja dia tidak bsa
mengejar pikiran Xin Jie!
Di formasi bebatuan di sebelah timur,1196
ketua Wu Ji Dao, Wu Hen-sheng sedang
bertarung dengan Pandenful. Mereka masingmasing mengeluarkan kehebatan ilmunya.
Dan terus saling menyerang lawannya.
Usia Wu Hen-sheng di antara Hai Wai
San Xian adalah yang termuda, tapi karena
dia pernah memakan buah dewa, maka ilmu
silatnya tidak berbeda jauh dengan Pin Fan
Shang-ren. Pandenful telah merobah
menggunakan 7 jurus telapak tangannya,
tapi tetap saja tidak bisa mendapatkan
keuntungan dari Wu Hen-sheng.
Terdengar Wu Hen-sheng membentak,
sebelah tangannya mengeluarkan jurus
seperti angin....
Salah satu kaki Pandenful menapak di
atas batu, tubuhnya berputar seperti
pentungan besi, angin yang dihasilkan
benar-benar kencang membuat baju Wu Hensheng terus terkibar.
"Sungguh hebat" Wu Hen-sheng
membentak, dia meloncat ke atas, kedua
telapaknya diturunkan. Begitu Pandenful
mengangkat tangannya untuk bertahan,
sebelah tangannya dengan cepat melancarkan
pukulan....
Kaki Pandenful dengan sekuat tenaga1197
menendang Wu Hen-sheng.
Karena Wu Hen-sheng telah salah
strategi, maka dia pun mendapatkan posisi
yang membahayakan. Pandenful telah
menggeluti dunia persilatan selama 80
tahun lebih, tanpa berpikir lagi dia
menotok nadi Gong Sun yang berada di
pergelangan kaki Wu Hen-sheng.
'Gong Sun Xie' terletak di tulang
pergelangan kaki, kalau sudah tertotok,
kaki bisa menjadi cacat, walaupun Wu Hensheng dalam bahaya tapi tindakannya tidak
terburu-buru.
Kakinya ditarik ke dalam untuk
melindungi nadi 'Gong Sun', tapi ujung
kakinya telah menghadap ke arah Pandenful.
Jurus yang dikeluarkan Wu Hen-sheng
sangat aneh, karena pukulan Pandenful
meleset dan jurusnya tidak bisa ditarik
kembali, maka tangannya memukul ke arah
sepatu Wu Hen-sheng. Tubuhnya tampak
limbung.
Dalam serangan berbahaya ini
akhirnya dia bisa meloloskan diri dari
bahaya, dengan marah Wu Hen-sheng
memelototi Pandenful dan berkata,
"Baiklah.... he!"1198
Kata-katanya baru selesai diucapkan,
dia baru ingat kalau lawannya tidak
mengerti bahasa Han, dia marah-marah juga
percuma. Dalam hati dia malah jadi ingin
tertawa.
Belum pernah seumur hidup Wu Hensheng menghindarkan diri dengan cara yang
begitu memalukan, karena itu api kemarahan
di dalam hatinya meluap. Segera Jurus 'Pin
Bu Qing Yun' dilancarkan, membuat tubuhnya
melayang ke atas lalu berputar di di atas
Pandenful, dengan jurus 'Tai Shan Ya Zhen',
Wu Hen-sheng menekan ke bawah tapi dari
sikap Wu Hen-sheng, Pandenful tahu kalau
Wu Hen-sheng sangat marah. Mungkin jurus
yang akan dikeluarkan adalah jurus
membunuh, karena itu dia tidak berani
bertindak ceroboh. Dengan sepenuh hati dia
menunggu serangan Wu Hen-sheng.
Setelah jurus itu dikeluarkan Wu
Hen-sheng, Pandenful tertawa terbahakbahak, kedua tangannya disatukan dan
menyerang ke atas, melihat jurus yang
dikeluarkan Pandenful, sangat mirip dengan
jurus 'Chang Tian Pao' dari Zhong Yuan, tapi
tenaga yang dikeluarkan sangat dasyat. Wu
Hen-sheng yang bertarung dengan Pandenful1199
telah merasakan tenaga besar yang
mengangkatnya. Tenaga yang disiapkannya
untuk menyerang musuh seperti lenyap
semua, dia malah balik dipukul.
Jika dilihat tubuh Pandenful yang
sedikit limbung, kelihatan keadaannya lebih
parah dibandingkan dengan keadaan Wu Hensheng.
Karena itu dia merasa bertambah
bersemangat, dan tertawa keras, kemudian
kedua telapaknya berputar, sekali lagi dia
menekan ke bawah.
Pandenful tahu kalau Wu Hen-sheng
berniat bertarung dengannya di udara, kalau
dia mengikuti keinginannya, lawan bisa
membuat tubuhnya terus naik ke atas langit
dan tidak bisa menghindarkan tenaga
serangan yang datang, maka dia memutuskan
akan menjadi seperti sebuah paku, terpaku
hingga ke dalam tanah.
Karena itu langkah kakinya bergerak
seperti Ba Gua, bersamaan itu kedua
kepalannya pun terus memukul ke atas
untuk menahan kepalan Wu Hen-sheng yang
terus dilancarkan untuk menekannya.
Dengari cara sambil berjalan sambil
memukul, dia berusaha mencairkan serangan1200
Wu Hen-sheng.
Setelah beberapa kali terjadi seperti
ini, Wu Hen-sheng membentak, "Baiklah,
terimalah satu serangan lagi!"
Kata-kata ini diucapkan Wu Hen-sheng
bukan kepada Pandenful tapi kepada dirinya
sendiri karena dengan bersuara dia bisa
mengeluarkan tenaganya, maka suara yang
keluar pun seperti bentakan.
Suara bentakan itu baru selesai,
kepalan tangan kiri dan kanan Wu Hensheng secara bersama-sama memukul ke arah
dua sisi kepala Pandenful.
Kedua tangan Pandenful disilangkan,
seperti naga panjang yang keluar dari
sarangnya, satu kali menutup satu kali
membuka, dia berniat memukul nadi yang ada
di kedua tangan Wu Hen-sheng.
Wu Hen-sheng tahu akan ada serangan
dahsyat, maka secepat kilat dia menarik
tangannya, kemudian tangan kiri diletakkan
di depan dadanya, tangan kanan terutama
jari tengahnya dikeluarkan dan membentuk
seperti sebuah kantung lalu dengan cepat
melewati Pandenful. Jurus ini adalah jurus
andalan Wu Hen-sheng yang bernama 'Bai Lu
Gua Dai' (rusa putih menggantung kantung),1201
tenaganya sangat dahsyat, dengan cepat
tangan kanan Wu Hen-sheng dikeluarkan,
dengan posisi tangan kanan dibalik, dia
menotok nadi yang ada di dada Pandenful.
Dalam buku ketentaraan (Sun Tsu) ada
tercatat 'tahu keadaan sendiri, tahu keadaan
musuh, baru bisa merebut kemenangan'.
Wu Hen-sheng tahu kalau Pandenful
akan menyerangnya dengan tangan kanan dan
kiri, maka dia terlebih dahulu
mengeluarkan jurus dan menyerang
Pandenful.


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pandenful sama sekali tidak menyangka
kalau Wu Hen-sheng akan mengeluarkan
jurus seperti itu. Maka kedua tangannya
segera dibuka dan dengan jurus andalannya
dia terus menyerang. Karena sudah tidak
keburu menarik kembali serangannya, maka
Pandenful hanya bisa pasrah menunggu
pukulan dari Wu Hen-sheng seperti
menunggu kematian.
Tapi orang berilmu tinggi seperti
dirinya tidak mungkin mau menunggu
kematian begitu saja, kedua kakinya
diangkat, dia menendang kaki Wu Hen-sheng.
Wu Hen-sheng tertawa dingin, tangan
kanannya masih menyerang, kedua kakinya1202
dinaikkan ke atas, dengan cara ini dia
menghindari serangan Pandenful.
Karena harus menyerang musuh, maka
mau tidak mau Pandenful harus
memperhatikan kakinya sendiri, kalau Wu
Hen-sheng tidak mempunyai ilmu tinggi,
pasti dia tidak akan bisa melakukan hal
seperti ini.
Wu Hen-sheng merasa kalau dia bisa
memenangkan pertarungan ini. Ketua Da-jidao dan ketua Xiao-ji-dao yang masih
bertarung dengan dua biksu India itu.
Mereka belum bisa mendapat kemenangan,
hatinya merasa tidak tenang, tiba-tiba dia
merasa dadanya mengencang dan tenaganya
seperti menghilang, dia merasa terkejut. Dia
berusaha mengumpulkan tenaganya, tenaga
yang berusaha dikumpulkan di dadanya malah
membuat dadanya terasa sakit.
Dia sudah tidak tahan, maka dia pun
roboh.
Sebenarnya nyawa Pandenful tidak bisa
tertolong lagi, tapi karena dia ingin
bertahan hidup, dia berniat kalau memang
harus kalah mereka harus kalah bersama.
Secara reflek tangannya dikeluarkan untuk
menyentil dan menyerang ke arah1203
tenggorokan Wu Hen-sheng. Jurus ini
biasanya digunakan untuk menyerang musuh
dan bisa digunakan untuk menolong nyawa
sendiri untuk kabur.
Tenaga dalam dan ilmu silat Wu Hensheng tiba-tiba saja lenyap, musuh
menyerang ke bagian tubuhnya yang penting,
secara reflek tubuhnya bergeser ke
belakang.
Terdengar suara HU, pukulan
Pandenful meleset, pukulannya hanya
mengenai baju Wu Hen-sheng.
Pandenful tidak tahu mengapa tibatiba saja Wu Hen-sheng berbuat seperti itu,
semua ini karena Wu Hen-sheng menjaga
gengsinya, dia tidak menyerang malah
berdiri dengan terpaku.
Empat pasang pesilat yang sedang
bertarung, semua langsung berhenti. Wu
Hen-sheng ambruk, dia sendiri tidak tahu
apa penyebabnya. Beberapa kali dia berniat
mengatur nafas, tapi ternyata tidak ada
gunanya. Keringat dingin terus menetes
karena hatinya merasa cemas.
Pin Fan Shang-ren mendekatinya, dia
memeriksa nadi tangan Wu Hen-sheng, tapi
tidak ada kelainan, dia pun mengangkat1204
tangan. Xin Jie dan Guru Hui pun merasa
cemas.
'Heng-he San-fu' dan Jinlul terpaku,
hanya otak Jin Bo-sheng yang masih
berpikir dengan jernih.
Di antara Heng-he San-fu, Jin Bosheng lah yang paling berani, dia adalah
adik seperguruan Poloketa, tapi dia yang
paling banyak akal, bisa dikatakan kalau
dia paling pintar di antara Heng-he San-fu.
Sekarang dia tampak ragu dan terus
berpikir, "Pelajar setengah baya yang
tampan ini sepertinya telah terkena
penyakit ayan, kalau kami menyerangnya
sekarang.... Hhh!...."
Terpikirkan rencana ini wajahnya
tampak tersenyum licik dan sinis, kemudian
dia berpikir lagi, "Jika kami menggunakan
kesempatan ini untuk menyerangnya, paling
hanya bisa membunuh pelajar setengah baya
itu, dan pemuda bermarga Xin itu. Sedangkan
dua ketua dari Da-ji-dao dan Xiao-ji-dao
tetap tidak bisa kami kalahkan, dengan
begitu nama baik kami bisa hancur, hal
kecil ditukar dengan hal besar, sepertinya
itu tidak seimbang...."
'Heng-he San-fu' tidak pernah peduli1205
dengan aturan dunia persilatan, tapi mereka
sangat menjaga nama baik mereka. Maka
wajah Jin Bo-sheng terlihat berubah terus.
Ketua Da-ji-dao mencemaskan keadaan
Wu Hen-sheng, dia memasukkan tenaga dalam
ke tubuh Wu Hen-sheng, tapi hasil yang
didapat malah sebaliknya. Membuat Wu Hensheng bertambah sakit, hal ini sama sekali
tidak diduga oleh Pin Fan Shang-ren.
Guru Hui yang berada di sisi terus
melihat perubahan yang terjadi pada Wu
Hen-sheng, melihat wajahnya yang pucat
kehijauan dan agak menghitam, Guru Hui
yang lebih berpengalaman tahu ada penyakit
dalam yang tiba-tiba kambuh, tapi yang
tidak dia mengerti mengapa Wu Hen-sheng
yang mempunyai tenaga dalam hebat tidak
tahu kalau dia ada luka dalam?
Jin Bo-sheng terus memutar otaknya,
kemudian dia berkata dengan suara besar,
"Hei! Pada pertarungan kali ini salah satu
dari kalian ada yang jatuh sakit, karena itu
kami Heng-he San-fu tidak bisa bertarung
lagi dengan kalian. Hhh.... maka pertarungan
kali ini...."
Kata-katanya belum selesai ketua Daji-dao sudah bisa menebak maksud mereka,1206
Pin Fan Shang-ren tahu kalau Jin Bo-sheng
tidak mendapatkan hasil, dan mereka merasa
lebih baik pergi dari sana. Pin Fan Shangren menuruti kemauan mereka dan tertawa
terbahak-bahak. Jin Bo-sheng berhenti
bicara dan berkata lagi. "Pertarungan hari
ini kita akhiri sampai di sini saja,
bukankah ada kalimat dari Tiongkok yang
berbunyi : gunung tidak berubah dan air
sungai masih mengalir, kita masih ada
kesempatan untuk berjumpa lagi. Kelak kami
akan meminta petunjuk lagi. Hari ini kami
merasa berterima kasih kepada kalian
berempat, kami pamit dulu...."
Dia bicara dengan bahasa Han dan
bahasa India secara selang seling, dia masih
tertawa, tangan kanannya dilambaikan, dia
berniat pergi dari sana bersama dengan
teman-temannya.
Tiba-tiba Guru Hui tertawa dingin,
"Aku ingin tahu apakah kalian bisa keluar
dari formasi ini...."
Jin Bo-sheng terpaku, dia melihat ke
sekelilingnya, formasi 'Gui Yuan' benarbenar aneh, mereka memang berada dalam
formasi ini, tapi mereka tidak tahu ke mana
harus berjalan.1207
Guru Hui tertawa dingin, dia tidak
mengatakan apa-apa lagi, lalu berjalan ke
depan.
Biksu Jin Bo-sheng tahu kalau Guru
Hui sedang membawa mereka keluar dari
formasi ini. Dia pun tidak berani berkata
apa-apa lagi, lalu mengikutinya berjalan
keluar dari formasi kuno ini.
Melihat lima bayangan orang itu, Pin
Fan Shang-ren tertawa terbahak-bahak.
Begitu mereka menjauh, dia baru berhenti
tertawa dan berkata pada Wu Hen-sheng,
"Adik, apa yang terjadi...."
Sambil menahan sakit Wu Hen-sheng
menjawab, "Ini benar-benar aneh, aku
sendiri pun tidak mengerti dengan tubuhku
sendiri, tapi aku hanya berpikir satu hal,
apakah Shang-ren pernah mendengar sejenis
racun yang bisa tinggal di dalam tubuh
manusia dalam jangka waktu lama tapi tidak
bereaksi apa-apa pada orang itu, begitu tiba
waktunya racun ini akan kambuh?"
Pin Fan Shang-ren terus berpikir,
"Urusan lain mungkin aku tahu sedikit, tapi
mengenai jenis racun ini, aku benar-benar
tidak tahu...."
Sambil bicara dia terus berpikir,1208
tiba-tiba dia berteriak, "Benar, memang ada
racun sejenis itu, namanya adalah 'Bi Yu
Duan Chang', racun itu memang bersifat
seperti itu."
Wu Hen-sheng mengangguk, "Apakah 'Bi
Yu Duan Chang' berwarna hijau, tidak
berwarna juga tidak berbau?"
Pin Fan Shang-ren berteriak, "Benar!
Benar! Apakah kau telah terkena racun
ini?"
Wu Hen-sheng mengangguk, "Apakah
Shang-ren tahu Yu Gu-mo'?"
"Aku tahu dia adalah ketua para
perompak...."
Tentu kita masih ingat ketika Wu Hensheng bertemu dengan anak buah Yu Gu-mo
yang bernama Cheng Yi-qing. Ketua Wu Ji
Dao ini pernah minum secangkir arak hijau
pemberian Cheng Yi-qing....
Wu Hen-sheng menceritakan kejadian
itu, lalu dia berkata, "Aku mengira arak
beracun yang ada di dalam cangkir itu,
waktu itu setelah aku mengatur nafas,
tubuhku juga terasa tidak masalah."
Pin Fan Shang-ren menggaruk-garuk
kepala botaknya tapi dia tidak bisa berbuat
apa-apa. Matahari telah tenggelam, sinar1209
matahari menyinari laut membuat gelombang
laut tampak berkilauan.
Bebatuan yang ada di Xiao-ji-dao
separuh berwarna ungu separuh lagi
berwarna keemasan.
Diam-diam Wu Hen-sheng mengatur
nafasnya, tapi selalu tidak berhasil. Dia
mulai merasa racun telah menyebar ke
seluruh tubuhnya.
Pin Fan Shang-ren terpaku, tapi dia
tidak bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba Xin Jie berteriak
kesenangan....
Ooo)*(ooO
BAB 36
Du Jing Jie
Ketua Da-ji-dao memang berilmu
tinggi, tapi mengenai racun dia sama sekali
tidak mengerti, apalagi Wu Hen-sheng
terkena racun yang bukan sembarang racun.
Karena itu dia hanya bisa menyaksikan Wu
Hen-sheng yang kesakitan tapi tidak bisa
membantu sama sekali.
"Ada apa? Apakah ada obat
penawarnya?"
Xin Jie menggelengkan kepalanya dan
menarik nafas, "Aku rasa benda ini bisa1210
membantu mencari penawarnya."
Dia mengeluarkan sebuah buku dari
balik baju bagian dadanya dan berkata,
"Dalam buku ini tercatat semuajenis
racun...."
Buku itu tidak lain adalah buku milik
Du Jun Jin Yi-peng yang telah
menghabiskan seluruh hidupnya menyusun
buku itu. Waktu itu putrinya yang bernama
Jin Mei Ling memberikan Du Jing ini kepada
Xin Jie. Buku itu selalu dibawanya ke mana
pun dia pergi. Karena selama ini dia selalu
mengalami hal-hal aneh dan selalu ada hal
penting yang harus didahulukan, maka Xin
Jie tidak mempunyai waktu membacanya,
bahkan dia hampir lupa kalau dia mempunyai
buku itu.
Sekarang dia baru ingat kalau dia
mempunyai Du Jing, mungkin dari buku ini


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semua racun bisa diketahui penawarnya.
Ketua Da-ji-dao mengambil 'Du Jing'
lalu melihat sampul depannya dan
melafalkan-nya, "Du Jing.... pengarangnya
adalah Jin Yi-peng. Ah...."
"Waktu itu Tetua Jin dengan racun
menyerang racun lagi untuk membunuh Yu
Gu-mo. Buku ini adalah buku karangannya1211
yang disusunnya dengan menghabiskan
seluruh hidupnya...."
Ketua Da-ji-dao terkejut
mendengarnya.
Xin Jie berkata lagi, "Ilmu racun
Tetua Jin tiada tandingannya di dunia
ini...." Xin Jie mengambil Du Jing dan mulai
membacanya.
Dalam Du Jing ini tercantum berbagai
macam jenis racun, setiap rumput beracun,
ular beracun, dan semua jenis makhluk
beracun semua tercantum di dalam buku ini,
membuat Xin Jie terkejut saat membacanya.
Dia benar-benar kagum kepada pak tua yang
ramah tapi gila itu.... Jin Yi-peng!
Xin Jie dengan cepat membaca buku
itu, dalam Du Jing terkadang disertai
gambar, semakin membaca buku itu Xin Jie
merasa semakin tertarik.
Xin Jie memang senang mempelajari
sesuatu, dia tidak menganggap kalau ilmu
tentang racun adalah ilmu sesat, sambil
membaca dia ingin lebih memperdalamnya.
Dia terus mencari di dalam buku itu,
dia ingin tahu apakah di dalam buku itu
tercantum tentang 'Bi Yu Duan Chang' dan
bagaimana cara menawarkannya.1212
Ketua Wu Ji Dao hanya duduk dengan
diam di sisi, dia terus mengatur nafasnya
pelan-pelan. Wajahnya tampak masa bodoh,
malah Pin Fan Shan Ren yang cemas melihat
Xin Jie, tidak lama kemudian Guru Hui
telah kembali. Xin Jie hampir selesai
membaca buku itu tapi di sana tidak
tercantum mengenai Bi Yu Duan Chang.
Buku Du Jing hanya tersisa beberapa
lembar lagi, tiba-tiba mata Xin Jie tampak
melotot, karena dia membaca tulisan 'contoh
khusus'.
Yu Gu-mo dengan racun berusaha
meracuni Wu Hen-sheng, pasti racun itu
bukan racun biasa, dalam 'contoh khusus' ini
pasti ada....
Xin Jie membaca dengan teliti.
Tiba-tiba terlihat 4 kata dengan
huruf besar muncul di depan mata Xin Jie,
'Bi Yu Duan Chang'.
Xin Jie berteriak, "Ada, di sini ada!
Racun itu ternyata bukan racun biasa...."
Dia membaca lebih detil catatan
tentang racun itu.
'"Bi Yu Duan Chang' adalah sejenis
tumbuhan di Zhong Yuan yang sudah langka.
Terdiri dari 4 helai daun yang menyatu,1213
tidak berbuah, maka kalau tumbuhan ini
diambil airnya...."
Dengan cepat Xin Jie membaca semua
tulisan tentang 'Bi Yu Duan Chang', tulisan
yang memperkenalkan tumbuhan ini
diloncatnya beberapa baris, sekarang dia
mencari bagaimana cara mengatasi racun ini,
dia terus membaca.
".... racun ini sangat ganas, racun ini
juga disebut 'Li Bu Duan Chang' atau 'Shuang
Duan Chang'. Racun ini bisa bersemayam di
dalam tubuh dalam jangka waktu lama,
walaupun orang ini mempunyai ilmu silat
tinggi, tapi tetap saja akan tahu kalau
racun ini adalah racun terhebat dan
terganas di dunia....
Cara pengobatannya hanya ada satu
macam di dunia ini...."
Xin Jie membaca sampai sana, suaranya
terdengar sedikit tegang, berarti dia sedang
tegang, dia terus membaca....
"Hanya satu benda yang bisa menekan
menyebarnya 'Bi Yu Duan Chang', benda itu
bernama 'Huo Yu Bing Xin', benda ini adanya
di gunung 'Bei Yan Ran'...."
Wajah Pin Fan Shang-ren terlihat
berubah dia berkata, "Jarak dari sini ke1214
Yan Ran Shan ada sekitar puluhan ribu
kilometer, kita membutuhkannya sekarang,
kalau kita pergi ke sana, meski kita bisa
sampai di sana tapi belum tentu bisa
mendapatkannya...."
Xin Jie membaca lagi, "Masih ada satu
cara lagi...."
Ternyata sewaktu Jin Yi-peng menulis
buku ini, setiap racun dijelaskannya dengan
teliti, ditambah pengalaman selama puluhan
tahun, dia menuliskannya dengan detil.
'Bi Yu Duan Chang' adalah racun yang
ditemukan Jin Yi-peng di masa tuanya,
kecuali Huo Yu Bing Xin, sepertinya tidak
ada cara lainnya lagi. Jin Yi-peng tahu
kalau 'Huo Yu Bing Xin' sulit didapatkan,
maka dia pun mencari cara lain.
Karena selama hidupnya dia selalu
berkecimpung dengan racun, ditambah dengan
tenaga dalamnya yang tinggi disertai dengan
bakatnya dalam bidang racun, maka dengan
cepat dia berhasil menemukan cara lain. Dan
dia pun menuliskan cara ini di dalam buku
Du Jing.
Dengan senang Xin Jie membacakan
cara kedua, tapi Pin Fan Shang-ren telah
berteriak dengan terkejut, "Ahh!"1215
Mungkin karena cara ini terlalu
berbahaya.
Ternyata racun yang bersemayam di
dalam tubuh manusia sewaktu racun itu
bereaksi penyebarannya sangat cepat. Kalau
racun itu belum masuk ke dalam aliran
darah dan nadi, hanya bersemayan di dalam
tubuh, bisa dikeluarkan dengan bantuan
seorang pesilat berilmu tinggi dengan cara
memaksa racun itu keluar dari dalam tubuh.
Tapi begitu 'Bi Yu Duan Chang' masuk
ke dalam tubuh manusia, dia akan berkumpul
di nadi penting di seluruh tubuh manusia,
yaitu di kepala dan jantung.
Kalau berniat memaksa racun itu
keluar dari dalam tubuh, caranya adalah
harus menekan kepala.
Pin Fan Shang-ren dan Guru Hui
adalah pesilat tangguh, mereka tahu kalau
memaksa racun itu keluar dari dalam tubuh,
harus menepuk nadi 'Ni Wan' yang ada di
kepala.
Nadi Ni Wan adalah pusat dari semua
nadi, kalau salah sedikit saja menepuk
dengan telapak tangan, semua ilmu silat
orang itu akan segera musnah, dan kembali
menjadi orang biasa, dan itu akan sangat1216
menyakitkan.
Ilmu silat orang yang terkena racun
'Bi Yu Duan Chang' akan musnah, dan racun
dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh.
Tapi kalau menepuk dengan tepat,
kemudian memasukkan tenaga dalam ke tubuh
orang itu, maka bisa memaksa racun keluar
dari dalam tubuh.
Nadi Ni Wan sangat penting, kalau
tepukannya meleset, orang yang terkena
racun akan mati, sedangkan kalau menepuk
terlalu ringan, orang yang terkena racun
akan merasa lebih sakit dari sebelumnya,
dan juga akan merusak tubuhnya.
Cara ini memang bisa digunakan tapi
resikonya terlalu berat, karena itu Pin Fan
Shang-ren dan Guru Hui tidak berani
mengatakan apa pun. Dulu Du Jun Jin Yipeng tahu harus dengan cara ini
mengeluarkan racun, tapi dia tidak tahu
kalau di dunia ini tidak ada orang yang
mempunyai ilmu silat setinggi itu, maka
cara seperti ini pun tidak bisa dilakukan,
tapi dia tetap menuliskannya ke dalam Du
Jing. Dan ini menjadi hasil penelitiannya.
Pin Fan Shang-ren sangat mengagumi
Jin Yi-peng yang telah menciptakan Du1217
Jing. Dia begitu mengenal racun hingga
orang sombong seperti Guru Hui pun dibuat
kagum.
Pin Fan Shang-ren tertawa kecut,
"Biksuni tua, ini adalah masalah rumit!"
Guru Hui mengangguk, "Kalau kita
berdua bergabung...."
"Mungkin tidak bisa, malah lebih
berbahaya...."
Guru Hui mengangguk, Xin Jie tahu
kalau mereka berdua bergabung, tapi kalau
yang satu ilmunya tidak selancar yang lain
malah lebih berbahaya keadaannya.
Kemampuannya masih berada di bawah kedua
pesilat tangguh itu, maka dia hanya bisa
diam.
Tiba-tiba Pin Fan Shang-ren tertawa
terbahak-bahak dan berkata, "Sambil jalan
kita lihat hasilnya, Biksuni tua, apakah kau
mau membantuku?"
Guru Hui menggelengkan kepala dan
menjawab, "Sebenarnya di antara kita tidak
perlu merasa sungkan lagi, jujur bicara
tenaga dalamku berada di bawahmu, masih
benar-benar jauh...."
Pin Fan Shang-ren terdiam dan
berkata pada Wu Hen-sheng yang masih1218
duduk dengan diam, "Adik, apakah kau merasa
lebih baik....?"
Wu Hen-sheng tertawa dan menjawab,
"Shang-ren tidak perlu merasa cemas, aku
masih bisa bertahan."
Sepertinya dia berusaha menutupi
keadaannya tapi kata-kata terakhirnya
terdengar bergetar, begitu pula dengan
tawanya.
Pin Fan Shang-ren sangat mengetahui
sifat Wu Hen-sheng dia tertawa terbahakbahak, "Adik, kau benar-benar hebat...."
Suaranya baru selesai, lengan baju
sebelah kanan dikibaskan dan mengeluarkan
tepukan.
Pin Fan Shang-ren sangat tahu kalau
tepukan ini bukan hal mudah, kalau sedikit
saja melakukan kesalahan, dia akan merasa
menyesal seumur hidup.
Dia tahu dengan kemampuan ilmu silat
Wu Hen-sheng, kalau dia menepuk Wu Hensheng maka dia akan mengeluarkan tenaga
untuk melawan, walaupun tenaga yang
dikeluarkan sangat kecil tetap akan
membuat Pin Fan Shang-ren salah tingkah.
Maka dia pun mengajak Wu Hen-sheng
mengobrol, dan tiba-tiba saja dia menepuk.1219
Tepukan itu hanya 30% dari tenaga Pin Fan
Shang-ren, sedangkan 70% nya ditarik
kembali. Gerakannya cepat seperti kilat.
Lengan bajunya baru saja dikibaskan,
tangannya sudah menepuk.
Pin Fan Shang-ren tahu yang mana
yang harus ditepuk dengan tenaga berat,
yang mana yang harus ditepuk dengan
enteng, biasanya dia selalu bercanda dan
tertawa, tapi sekarang tampak serius.
Setelah menepuk nadi 'Ni Wan' Wu Hensheng, dia berputar dengan cepat.
Begitu mengenai nadi Ni Wan, Pin Fan
Shang-ren menarik semua tenaganya. Wu
Hen-sheng merasa kepalanya bergetar. Semua
tenaga di dalam tubuhnya dengan cepat
keluar. Tenaga dalamnya tidak mampu lagi
menekan racun yang berada di dalam nadinya
dan racun segera menyebar ke seluruh
tubuh.
Pin Fan Shang-ren tidak berani
bertindak ceroboh. Tangan kirinya bergerak
dan menotok dengan keduajarinya.
Dia menotok dua nadi yaitu nadi 'Zi
Gong' dan nadi 'Zhang Men', tujuannya adalah
ingin mencari tahu sampai di mana


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penyebaran racun di dalam tubuh Wu Hen-1220
sheng.
Jangankan Xin Jie, wajah Guru Hui
yang biasanya terlihat selalu dingin dan
bersifat seperti es pun tampak tegang dan
dia mengepal kedua tangannya. Pin Fan
Shang-ren terus melihat Wu Hen-sheng. Dia
melihat wajah Wu Hen-sheng yang tampan
terlihat kesakitan.
Pin Fan Shang-ren tahu kalau 'Bi Yu
Duan Chang' mulai menyerang jantung Wu
Hen-sheng.
Tiba-tiba Pin Fan Shang-ren melotot.
Dia meraung seperti guntur.... hati Wu Hensheng bergetar mendengarnya. Rasa sakit di
wajahnya terlihat sedikit berkurang, tapi
tangan kiri Pin Fan Shang-ren dengan cepat
menepuk lagi.
Pin Fan Shang-ren menggunakan ilmu
tertinggi ajaran agama Budha, suatu ilmu
pernafasan yang disebut 'Shi Zi Hou' (auman
singa). Suara ini menggetarkan Wu Hensheng yang tidak sadar karena racun Bi Yu
Dian Chang, kemudian mengambil kesempatan
untuk menepuk lagi.
Xin Jie menahan nafas. Dia tahu
setelah tepukan ini, Pin Fan Shang-ren
akan segera menyalurkan tenaga dalamnya1221
ke dalam tubuh Wu Hen-sheng. Berhasil atau
tidak, semua tergantung pada pertolongan
ini. Setelah memegang Wu Hen-sheng, Pin
Fan Shang-ren pelan-pelan menarik nafas
lalu menyalurkan tenaga dalamnya ke dalam
tubuh Wu Hen-sheng. Dia berusaha menekan
nadi 'Ni Wan' dengan tenaga dalamnya.
Tenaga Pin Fan Shang-ren sangat tepat.
Akhirnya kesulitan pun bisa dilewati. Xin
Jie dan Guru Hui bisa menarik nafas dengan
lega.
Tapi Pin Fan Shang-ren sendiri sadar
dengan tekanan telapaknya tadi, dan dia bisa
menguasai keadaan, dia tidak boleh berbuat
kesalahan. Tenaga dalamnya masuk ke dalam
tubuh Wu Hen-sheng dengan tujuan memaksa
racun keluar dari dalam tubuh. Apakah
semua bisa berjalan lancar? Sedetik semenit
telah berlalu. Di atas kepala Pin Fan
Shang-ren terlihat asap putih. Janggut
putihnya walaupun tidak ada angin tapi
tampak bergerak-gerak. Wajahnya dingin
seperti seperti es, dan juga tampak tegang.
Guru Hui tidak percaya dengan
kejadian tadi, hal begitu sulit bisa
dilakukan oleh Pin Fan Shang-ren dengan1222
lancar. Dia merasa tidak tenang dan terus
melihat Pin Fan Shan Ren.
Benar saja, Pin Fan Shang-ren seperti
orang mabuk terus bergoyangan. Xin Jie
terkejut. Dia segera meloncat untuk
melihat.
Dia tahu tenaga dalam Pin Fan Shangren tidak cukup, dia berniat ingin
membantu. Tapi setelah dipikir-pikir, ilmu
silatnya sendiri masih berada di bawah Pin
Fan Shang-ren. Jika dia tidak tepat
menyalurkan tenaga dalamnya malah akan
membuat Wu Hen-sheng celaka, Pin Fan
Shang-ren, dan dia sendiri berada di posisi
yang dirugikan. Maka dia pun berhenti
bergerak.
Tiba-tiba tampak bayangan seseorang
melewatinya. Tidak perlu dilihat lagi, Xin
Jie tahu kalau orang itu adalah ketua Xiaoji-dao.
Gerakan Guru Hui sangat cepat, hanya
sekelebat mata dia sudah berada di depan
Pin Fan Shang-ren.
Guru Hui tahu hal ini tidak bisa
dilakukan dengan begitu mudah, karena itu
dengan sepenuh hati dia terus
memperhatikan keadaan Pin Fan Shang-ren.1223
Begitu melihat tubuh Pin Fan Shang-ren
mulai limbung, dia tahu apa yang dia
khawatirkan sejak tadi telah terjadi. Dengan
ilmu Ji Mo Bu Fa' dia telah berada di
hadapan Pin Fan Shang-ren.
Tangan kiri Guru Hui dikeluarkan,
jari telunjuknya dengan tepat berada di
nadi 'Zhi Tang' milik Pin Fan Shang-ren.
Tenaga dalamnya disalurkan ke tubuh Pin
Fan Shang-ren.
Semangat Pin Fan Shang-ren segera
bertambah. Udara kotor di dalam tubuhnya
telah berganti. Tenaga dalamnya terus
masuk kembali ke dalam tubuh Wu Hensheng.
Xin Jie mengerti Pin Fan Shang-ren
berhasil keluar dari bahaya, tapi jika
tenaga dalam Guru Hui dan tenaga dalam Pin
Fan Shang-ren tidak dipakai dengan baik,
maka nyawa Wu Hen-sheng akan terancam.
Ketua Da-ji-dao dan Xiao-ji-dao pun akan
terluka parah.
Xin Jie terlihat lebih tegang
dibandingkan tadi. Dia tidak bisa membantu,
hanya bisa melihat mereka bertiga dari
pinggir.
Xiao-ji-dao keadaan sangat sepi. Di1224
sini jauh dari pantai maka tidak terdengar
suara ombak yang mengenai bibir pantai.
Angin sepoi-sepoi menghembus ke arah
keempat orang itu, membuat baju mereka
berkibar dan mengeluarkan suara SHA, SHA
tapi di suasana di sana terasa aman....
sebenarnya keadaan ini seperti senar yang
ditarik sangat kencang.
Xin Jie terpaku melihat ketua Da-jidao menekan nadi 'Ni Wan' Wu Hen-sheng.
Jari Guru Hui menekan nadi Yin Tang' milik
Pin Fan Shang-ren. Wu Hen-sheng duduk
bersila tapi sikapnya sangat aneh. Dalam
kurun waktu seratus tahun ini, Dong Hai
San Xian tidak pernah bertemu dengan
sengaja, tidak ada yang menyangka sekarang
mereka berkumpul di sini dan bergabung
untuk mengobati Wu Hen-sheng yang
terluka.
Xin Jie terus berdoa berharap supaya
Wu Hen-sheng bisa sembuh, waktu itu juga
dia terus membaca 'Du Jing' yaitu bagian
cara mengeluarkan darah dari orang yang
terkena racun.
Pelan-pelan Xin Jie mendekati mereka
dan melihat nadi Wu Hen-sheng yang sedang
ditekan oleh Pin Fan Shang-ren. Raut1225
kehitam-hitaman di wajah Pin Fan Shangren turun perlahan. Xin Jie tahu tenaga
dalam ketua Da Xiao-ji-dao telah mengalir
lancar.
Hawa hitam semakin menipis. Xin Jie
terus melihat dan terus menunggu. Dia tetap
terlihat tegang. Dia menatap Pin Fan
Shang-ren dan Guru Hui, wajah mereka
terlihat sangat serius tapi tegang.
Sepertinya mereka telah menggunakan ilmu
Budha sehingga mereka merasa tenang.
Di dunia ini siapa yang bisa melawan
ketua Da Xiao-ji-dao? Jika dua orang
pesilat tangguh ini bergabung, hal apa yang
tidak bisa mereka diselesaikan? Seperti
sekarang ada masalah begitu sulit, jika
tenaga dalam mereka tidak kompak,
mempunyai tenaga dalam hebat pun percuma
saja.
Kabut hitam semakin menipis, kabut
itu telah turun ke bagian tangan. Tangan
kanan Wu Hen-sheng diturunkan. Udara
hitam dipaksa berkumpul di jari tengah
tangan kanan Wu Hen-sheng oleh tenaga
dalam ketua Da Xiao-ji-dao.
Xin Jie mengeluarkan botol yang
terbuat dari tembaga dari balik baju bagian1226
dadanya. Melihat jari Wu Hen-sheng yang
telah berwarna kehitamam seperi arang, dia
tahu itu adalah Bi Yu Duan Hun yang telah
menyebar di dalam tubuh Wu Hen-sheng. Bi
Yu Duan Hun adalah racun terganas di dunia
ini. Xin Jie tidak berani memegangnya.
Jarinya menekan di jari Wu Hen-sheng.
Karena jarinya ditekan Xin Jie, maka dari
jari Wu Hen-sheng terbuka lubang yang
tidak terlalu besar dan darah bisa keluar
dari sana.
Gerakan Xin Jie sangat cepat. Botol
kecil itu didekatkan pada lubang di jari Wu
Hen-sheng. Dari lubang itu, tampak darah
menetes keluar. Darah yang sedang menetes
adalah 'Bi Yu Duan Hun'. Bi Yu Duan Hun
berwarna hijau dan tampak berkilau. Setetes
demi setetes terus keluar, seperti sepotong
demi sepotong batu giok, tampak sangat
indah dan bagus.
Semua tetes Bi Yu Duan Chang keluar
dari jari Wu Hen-sheng. Setelah masuk ke
dalam botol, masih bersuara, seperti ada
emas yang jatuh bergulir ke dalam botol.
Tiap tetes yang masuk ke dalam botol
mengeluarkan asap hitam, dapat dilihat
kalau racun ini benar-benar ganas.1227
Xin Jie takut asap hitam itu
mengandung racun, maka dia pun menahan
nafas. Melihat racun masuk ke dalam botol,
dia merasa terkejut dan juga takut!
Racun menetes dengan sangat perlahan.
Sebanyak waktu yang dibutuhkan untuk
makan, tetesan darah baru berhenti menetes
setelah darah yang masuk ke dalam botol
mencapai setengah botol. Dan ternyata
tampak sangat berat, benar-benar
mengejutkan!
Dengan sangat hati-hati Xin Jie
menutup botolnya dan memasukkan botol ke
balik baju bagian dada.
Begitu tetes terakhir keluar, ketua
Da-ji-dao baru berani menarik telapaknya
dan menghembuskan nafas panjang. Dia
mundur ke pinggir. Guru Hui juga diam-diam
menarik telapak tangannya yang menempel
di 'Yin Tang' Pin Fan Shang-ren. Bersamasama dengan Pin Fan Shang-ren, dia duduk
untuk mengatur nafas. Wu Hen-sheng yang
sedang duduk bersila tampak membuka
sedikit matanya. Dia seperti biksu-biksu
yang berilmu tinggi yang sedang duduk
dengan diam. Pelan-pelan tenaganya mulai
kembali. Dia pun mengatur nafas.1228
keadaan sulit berhasil dilewati.
Karena tenaga dalam Wu Hen-sheng kuat,
maka tidak sampai membuat Pin Fan Shangren dan Guru Hui terluka. Malah Xin Jie
yang berada di pinggir, melihat mereka
mengatur nafas, tampak tegang.
Setelah menghabiskan waktu cukup
lama, 'Shi Wai San Xian' baru selesai
memulihkan tenaganya. Wu Hen-sheng
meloncat bangun dan bersiul panjang
menatap langit.
Siulan ini dilakukan dengan tenaga
maka mengeluarkan suara sangat keras
seperti guntur memecahkan langit, menyebar
ke seluruh penjuru dan menggema kemanamana.
Siulannya sangat panjang. Mereka
berempat adalah pesilat tangguh. Dari
siulan tadi saja bisa diketahui kalau
tenaganya belum pulih 100%.
Pin Fan Shang-ren tertawa terbahakbahak, "Biksuni tua, akhirnya kita bisa
menyelesaikan masalah sulit ini."
Guru Hui tersenyum, tapi tidak
menjawab.
Xin Jie melihat buku 'Du Jing' dan
berkata kepada Wu Hen-sheng, "Tetua,1229
menurut buku ini racun Tetua berhasil
dikeluarkan. Tapi Tetua tetap harus
beristirahat selama 2-3 bulan. Jika tidak
akan, maka tenaga dalam Tetua akan
terganggu...."
Wu Hen-sheng menjawab, "He!"


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia bukan orang yang tidak tahu diri.
Dulu dia pernah mengatakan kalau di Zhong
Yuan tidak ada orang berbakat. Setelah
beberapa bulan berkelana di Zhong Yuan,
dengan mata kepalanya sendiri dia melihat
ilmu silat Zhong Yuan sangat bervariasi
dan banyak orang yang menguasai ilmu aneh.
Kali ini nyawanya berhasil dipungut
kembali, tapi dia memang sangat angkuh
karena pernah berkata di Zhong Yuan tidak
ada orang berbakat, maka dia hanya
menjawab 'He!'. Sebenarnya dalam hati dia
merasa sangat berterima kasih.
Dari suasana tegang menjadi santai.
Pin Fan Shang-ren terus tertawa, entah apa
yang membuatnya begitu gambira.
Tiba-tiba Guru Hui berkata kepada Wu
Hen-sheng, "Tuan Zhang, coba kau pukul
batu itu...."
Wu Hen-sheng tahu Guru Hui lebih
teliti darinya. Karena masih1230
mengkhawatirkan keadaannya, maka Guru Hui
menyuruhnya mencoba memukul batu untuk
mengetahui apakah racun Bi Yu Duan Chang
telah keluar semua atau belum? Dia merasa
sangat berterima kasih karenanya. Dengan
tersenyum dia membalikkan tangannya dan
memukul batu itu.
Pukulan Wu Hen-sheng dengan tenaga
penuh. Tenaga yang keluar sangat dahsyat.
Batu bergoyang ke kiri dan ke kanan tapi
tidak roboh.
Wu Hen-sheng tersenyum, "Nafasku
lancar seperti biasanya...."
Guru Hui mengangguk. Pin Fan Shangren tertawa terbahak-bahak, "Kelihatannya
dalam 10 hari atau 1 bulan ini, Adik akan
pulih kembali."
Wu Hen-sheng mengangguk. Lukanya
sudah sembuh sebagian. Biasanya dia tidak
begitu dekat dengan ketua Da-ji-dao dan
Xiao-ji-dao. Jika terus berada di sini, dia
merasa hal ini tidak begitu baik, maka dia
pun berkata, "Aku merasa berterima kasih
kepada kalian berdua yang telah menolong
nyawaku. Kelak aku akan membalas budi
kalian...." Dia sudah memberi hormat kepada
Guru Hui dan Pin Fan Shang-ren lalu1231
membalikkan badan siap meninggalkan
tempat.
Shi Wai San Xian terdiri dari orangorang sangat angkuh. Pin Fan Shang-ren dan
Guru Hui secara mati-matian menolong Wu
Hen-sheng. Dalam hati Wu Hen-sheng merasa
sangat berterima kasih kepada mereka, tapi
dia tidak mengungkapkannya lewat katakata, dia hanya memberi hormat dan berlalu
dari sana. Guru Hui dan Pin Fan Shang-ren
tidak peduli pada sikapnya. Pin Fan Shangren tertawa terbahak-bahak, "Baiklah!
Baiklah! Biksu ingin bermalas-malasan
dulu sebentar dan tidak bisa
mengantarmu...."
Wu Hen-sheng meloncat menjauh.
Tiba-tiba Xin Jie bergerak. Dia sudah
mengejar Wu Hen-sheng dan berteriak,
"Tetua, tunggu sebentar...."
Wu Hen-sheng berhenti melangkah. Dia
membalikkan tubuh melihat Xin Jie.
Dengan gugup Xin Jie berkata,
"Tentang taruhan itu, Tetua menang melawan
Pandenful, aku pasti akan mencari putri
Tetua...."
Pikir Wu Hen-sheng, dia memang
menang dari Pandenful, karena racun1232
menyerangnya tiba-tiba maka pertarungan
pun dihentikan. Tapi sejak saat ini dia
mulai menyukai Xin Jie dan terus
melihatnya, setelah itu dia baru membalikkan tubuhnya dan pergi.
Guru Hui juga berdiri, dia melihat Pin
Fan Shang-ren, tanpa mengucapkan sepatah
kata dia kembali ke tengah pulau. Pin Fan
Shang-ren tahu bagaimana sifat Guru Hui.
Dia tertawa terbahak-bahak sampai Guru Hui
berbelok, dia baru menghentikan tawanya.
Setelah melihat Ketua Wu Ji Dao, Wu
Hen-sheng pergi dari pulau itu, Diam-diam
Xin Jie kembali ke formasi batu. Melihat
wajah Pin Fan Shang-ren yang aneh, dia
terpaku dan segera duduk bersila di bawah.
Hari semakin gelap. Malam sudah tiba.
Angin laut berhembus semakin
kencang. Baju biksu panjang putih Pin Fan
Shang-ren terus berkibar mengikuti arah
angin.
Melihat Pin Fan Shang-ren terdiam,
Xin Jie tahu ada sesuatu yang ingin dia
sampaikan. Karena Pin Fan Shang-ren hanya
diam saja, Xin Jie pun tidak berani
bertanya. Dua jam yang lalu, di pulau ini
terjadi pertarungan sengit. Bangsa Hua1233
bertarung dengan bangsa luar, tapi semua
ini seperti awan yang memencar mengikuti
arah angin lalu menghilang.
Mungkin karena suasana di sana
terlalu sepi, suara gelombang di kejauhan
terdengar berkali-kali. Xin Jie duduk
dengan diam. Hati tegang terasa lepas
karena suasana tenteram ini.
Bintang pertama telah muncul di atas
langit, memberi sedikit cahaya kepada
langit....
Pin Fan Shang-ren duduk di atas batu
menatap langit gelap. Kedua alisnya yang
telah memutih tampak berkerut menjadi
satu. Wajahnya yang merah terlihat sedikit
sedih.
Xin Jie tidak mengerti melihat reaksi
pak tua itu.... lebih tepat dikatakan kalau
Xin Jie sedang menunggu Pin Fan Shang-ren
membuka suara.
Setelah menunggu lama, Pin Fan
Shang-ren baru membuka suara, "Anak, aku,
aku akan mengatakan sebuah cerita
untukmu."
Xin Jie dengan aneh mendengar dan
melihat Pin Fan Shang-ren. Pin Fan Shangren menatap langit seperti sedang mencari1234
masa lalu yang hampir dilupakan di balik
kegelapan langit.
Pelan-pelan dia mulai bercerita,
"Kira-kira 100 tahun yang lalu.... waktu
itu, ketua dunia persilatan dipimpin oleh
Shao-lin. Shao-lin-sie, kakek guru Da Mo
menguasai bermacam-macam ilmu tinggi.
Terkadang ilmu yang telah lama menghilang
bisa ditemukannya kembali. Tidak ada satu
perkumpulan pun yang mampu menandingi
kehebatannya...."
Dia berhenti bicara, kemudian
melanjutkan lagi, "Tapi setelah sekian lama,
Shao-lin tidak pernah memimpin lagi. Di
dunia persilatan jarang terlihat ada biksu
Shao-lin, hingga para biksu Shao-lin dihina
karena tidak ada seorang pun yang mau
menegakkan keadilan. Orang-orang hanya
tahu kalau Shao-lin-sie sudah tidak
mempunyai orang berbakat lagi maka nama
Shao-lin menurun di dunia persilatan. Tapi
tidak ada yang tahu apa alasannya, dan
alasan ini sulit untuk diungkapkan."
Begitu mendengar Pin Fan Shan Ren
bercerita tentang Shao-lin, Xin Jie sangat
teliti mendengarnya. Pin Fan Shang-ren
berkata lagi, "Waktu itu ketua Shao-lin1235
adalah Guru Ling Jing. Dia adalah adik
seperguruan dari Ling Kong yang bertugas
menjadi kepala penyimpanan kitab...."
Begitu mendengar Pin Fan Shang-ren
menyebut 'Guru Ling Kong', Xin Jie segera
berteriak, "Ah!"
Pin Fan Shang-ren melihat Xin Jie
dan berkata, "Guru Ling Kong menjadi ketua
bagian penyimpanan buku kitab suci. Setiap
hari dia mencari, meneliti, dan juga melatih
ilmu silat yang diwariskan secara turun
temurun dari nenek moyang Shao-lin.
Kadang-kadang ilmu yang telah menghilang
yang hanya menyisakan sedikit catatan bisa
dikembangkannya dengan baik, dalam kurun
waktu 30 tahun, ilmu ini bisa menjadi
sebuah ilmu yang hebat. Maka banyak ilmu
yang telah lama menghilang berhasil
diserap Guru Ling Kong...."
Xin Jie bisa merasakan di balik mata
tua yang dinaungi sepasang alis putih itu
mengeluarkan cahaya berkilau. Pin Fan
Shang-ren berkata lagi, "Terakhir.... karena
satu hal, telah terjadi perubahan besar.
Ketua Shao-lin dan Guru Ling Kong
meninggalkan Shao-lin-sie. Murid tertua
Ling Jing yang bernama Tai Jing akhirnya1236
diangkat menjadi ketua Shao-lin. Dia
membuat sebuah peraturan baru, semua biksu
Shao-lin-sie jika ketua tidak mengijinkan,
maka para biksu tidak boleh meninggalkan
Shao-lin-sie dan jika tidak terpaksa, para
biksu tidak boleh bertarung dengan siapa
pun.... karena itu pula maka para biksu
Shao-lin jarang berkelana di dunia
persilatan. Murid-murid Shao-lin tidak
boleh bertarung. Orang-orang mengira di
antara para biksu Shao-lin tidak ada
seorang pun yang berbakat, nama Shao-lin
akhirnya turun dengan drastis...."
"Guru Ling Kong dan Guru Ling Jing
telah meninggalkan Shao-lin, otomatis
mereka pergi dengan membawa banyak ilmu
yang telah lama punah. Para biksu Shao-lin
tidak ada seorang pun yang mengetahui ilmu
silat yang diwariskan secara turun
temurun...."
Xin Jie pintar, sebuah teka teki
langsung berputar di otaknya. Dia mulai
mengerti apa yang terjadi.... Guru Ling
Kong yang mempunyai ilmu hebat atau
disebut pula dengan Da Mo adalah Pin Fan
Shang-ren yang ada di depan matanya
sekarang!1237
Sebenarnya apa yang telah terjadi,
semua sesuai dengan tafsiran Xin Jie....
Guru Tai Jing yang membuat peraturan
baru kemudian beliau pun meninggal.
Setelah melewati 2 generasi, sekarang Shaolin berada di bawah pimpinan Guru Zhi
Jing.
Selama ratusan tahun ini, Shao-linsie ada orang yang terus memikirkan ilmu
Shao-lin yang telah musnah tapi tidak ada
seorang pun yang bisa. Para biksu Shao-lin
sadar jika ingin membuat nama Shao-lin
berjaya lagi, kecuali 'Ling Kong Da Shi',
tidak ada seorang pun yang bisa membuat
nama Shao-lin berjaya lagi. Tapi kemanakah
perginya Guru Ling Kong? Selama ratusan
tahun, tidak ada seorang pun yang tahu.
Tiba-tiba mereka ingat kalau memang Guru
Ling Kong telah meninggal, beliau pasti
mempunyai murid sebagai penerus ilmuilmunya yang hebat. Asalkan mereka terus
mencari tahu, maka di dunia persilatan ini
tidak ada yang mustahil.... semua ini bukan
hal menyulitkan bagi biksu-biksu Shao-lin
tapi karena para biksu Shao-lin tidak boleh
meninggalkan Shao-lin-sie maka gerakan
mereka jadi terbatas.1238
Akhirnya Guru Shao-lin berhasil
mendapatkan suatu cara. Dia menerima
seorang murid berbakat tapi orang ini
bukan seorang biksu.... dia adalah Sun Qizhong.
Karena Guru Tai Jing sudah
memutuskan kalau para biksu Shao-lin tidak
boleh keluar kuil Shao-lin, tapi Sun Qizhong bukan seorang biksu!
Guru Zhi Jing mengumpulkan semua
tetua Shao-lin, mengajarkan semua ilmu
Shao-lin kepada Sun Qi-zhong. Maka setelah
Sun Qi-zhong turun gunung, dia menjadi 'Wu


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lin Zi Xin' yang terkenal.
Tugas Sun Qi-zhong adalah mencari
murid Ling Kong Da Shi. Karena dia
memperhatikan gerakan para pesilat
terkenal.... maka dia sangat memperhatikan
gerakan 'Meng Xiang Shen Jian' Xin Jie
yang baru terkenal itu!
Dia menguntit Xin Jie dan tanpa
alasan bertarung dengan Xin Jie. Xin Jie
mengeluarkan ilmu 'Da Yan Shi Shi' yang
telah diajarkan oleh Pin Fan Shang-ren. Dia
merasa terkejut dan senang melihat kalau
ilmu yang digunakan Xin Jie pakai adalah
ilmu Shao-lin yang telah lama musnah, ilmu1239
itu bernama 'Bu Da Shan Shi'.
Karena itu tanpa sebab dia berhenti
bertarung dan kembali ke Shao-lin untuk
memberitahu para gurunya.
Baru saja dia berlari setengah
kilometer, dia telah bertemu dengan biksu
Shao-lin generasi kedua, murid paling
berbakat yang bernama Zhi Fa. Dia terkejut
karena Zhi Fa bisa mendapatkan ijin keluar
dari Shao-lin Si. Pasti telah terjadi
sesuatu....
Zhi Fa bertemu dengan Sun Qi Zong
dan dia meminta Sun Qi-zhong segera
kembali ke kuil, dan dia tidak diijinkan
berkelana di dunia persilatan karena
gurunya tahu kalau ketua Da-ji-dao, yaitu
Pin Fan Shang-ren adalah 'Guru Ling Kong'
yang ratusan tahun lalu telah meninggalkan
Shao-lin-sie.
Sun Qi-zhong meceritakan tentang
pertarungannya dengan Xin Jie. Dia berkata
kepada kakak seperguruannya, "Yang guru
maksud baru 'kemungkinan' tapi bukti yang
ada di depan mata adalah bukti nyata. Kita
harus mencari tahu dulu baru kembai ke
kuil."
Biksu Zhi Fa mendengar kata-kata Sun1240
Qi-zhong masuk akal, maka dia pun mencegat
Xin Jie dan berniat bertarung dengan Xin
Jie. Begitu Xin Jie mengeluarkan jurus 'Da
Yan Shi Shi', Biksu Zhi Fa sepenuh hati
melihat cara Xin Jie bertarung. Dia melihat
ilmu Xin Jie seperti 'Bu Da San Shi' yang
telah lama menghilang dia ingin bertanya
lebih jelas lagi.
Sun Qi-zhong berkata kepada kakak
seperguruannya, "Jika kita muncul lagi di
depannya maka dia akan salah paham, lebih
baik kita berputar dulu ke kota Hua Jia
untuk mencarinya lalu di sana kita akan
bertanya kepadanya dengan sopan."
Biksu Zhi Fa adalah murid pertama,
tapi dia tidak sombong, Sun Qi-zhong adalah
murid generasi kedua yang paling dihormati.
Dia telahh mendengar perkataan Sun Qizhong, dengan cepat mereka menyusul ke
kota Hua Jia....
Mereka menunggu di Hua Jia selama 45 hari, tapi tidak melihat Xin Jie datang ke
kota itu.... mereka tidak tahu kalau Xin Jie
dikeroyok oleh Guan Zhong Jiu Hao dan
nyawanya hampir saja melayang. Di Gui Shan
dalam rapat dunia persilatan, Sun Qi-zhong
bertemu kembali dengari Xin Jie. Maka dia1241
pun mengikuti Xin Jie pergi ke gunung Gui
Shan dan Biksu Zhi Fa kembali ke Shao-linsie untuk melapor pada gurunya.
Saat Pin Fan Shang-ren muncul di
ruang 'Wu Wei' dan tiba-tiba mengajarkan
Xin Jie sebuah ilmu baru untuk memecahkan
jurus Jinlul, Sun Qi-zhong sudah bisa
memastikan kalau Xin Jie adalah murid Guru
Ling Kong. Saat dia ingin bertanya, Pin Fan
Shang-ren telah membawa Xin Jie pergi.
Ooo)*(ooO
BAB 37
Guru Ling Kong
Malam itu Sun Qi-zhong terpaksa
kembali ke Shao-lin-sie. Dia memberitahu
tentang ilmu pedang Xin Jie dan wajah Pin
Fan Shang-ren kepada ketuanya, saking
gembiranya Guru Zhi Jing, tanpa terasa
telah meneteskan air mata. "Budha memang
maha kuasa. Kakek Guru ternyata Ling Kong
belum meninggal. Beliau masih hidup, beliau
tidak lain pasti Pin Fan Shang-ren...."
Karena itu orang-orang terpenting di
Shao-lin-sie segera keluar dan bersamasama pergi ke Da JiDao....
Para biksu itu diam-diam berjalan ke
arah Da-ji-dao. Mereka tidak tahu kalau1242
mereka diikuti orang lain....
Ketika Jinlul dan kakak
seperguruannya datang ke Zhong Yuan, guru
mereka hanya mengatakan, "Ilmu silat Zhong
Yuan sangat terbatas, hanya ada satu
perkumpulan yang bernama Shao-lin Pai
yang agak lihai. Jika kalian ingin
menguasai Zhong Yuan, kalian harus
mengalahkan dulu para biksu itu."
.... Guru mereka tidak tahu kalau para
biksu di Shao-lin sudah tidak mempunyai
kekuatan, keadaan dunia persilatan telah
berubah.
Maka di Gui Shan di ruang 'Wu Wei', di
mana para pendekar berkumpul, orang bodoh
seperti Kaluta, saat memasuki ruangan, dia
langsung mencari orang, yaitu mencari biksu
Shao-lin yang dimaksud oleh gurunya.
Akhirnya ketika Ku An Shang-ren keluar,
dia merasa sangat senang. Dia mengira Ku
An Shang-ren adalah biksu Shao-lin, tapi
yang mengerti bahasa Han yaitu Jinlul
memberitahu kakak sepergu-ruannya kalau
Ku An Shang-ren berasal dari E Mei Pai,
dia bukan biksu Shao-lin. Kaluta merasa
kecewa berat. Jinlul malah berhasil
dikalahkan oleh Xin Jie. Begitu 'Heng-he1243
San-fu' mendengar cerita muridnya, mereka
bisa menebak kalau ketua Da-ji-dao adalah
biksu dari Shao-lin. Maka Jinlul membawa
mereka pergi ke Zhong Yuan....
Mereka merasa khawatir karena tidak
tahu letak Da-ji-dao, Jinlul yang mendengar
pembicaraan para biksu Shao-lin, tahu kalau
mereka akan pergi ke Da-ji-dao untuk
mencari ketua Da-ji-dao. Karena itu mereka
menguntit para biksu Shao-lin itu. Ilmu
silat keempat orang itu sangat tinggi. Para
biksu Shao-lin yang selama ini selalu
dikuntit tidak mengetahui keadaan ini sama
sekali.
Setelah tiba di Da-ji-dao, kedua
kelompok ini sama-sama tidak menemukan
Pin Fan Shang-ren karena Pin Fan Shangren telah membawa Xin Jie pergi ke Xiaoji-dao untuk bertaruh dengan Guru Hui.
Akhirnya Heng-he San-fu bertarung dengan
para biksu Shao-lin....
Bintang di langit terus berkedipkedip. Suara gelombang laut terdengar jelas
di malam yang sepi ini. Di sekeliling sana
hanya ada kegelapan, di sisi laut gelombang
mengeluarkan buih berwarna putih....
Pin Fan Shang-ren terdiam, menatap1244
ke atas, janggut putihnya terus mengikuti
gerakan angin. Dia seperti sebuah patung
batu, diam tidak bicara.
Xin Jie bertanya, "Di mana Guru Ling
Jing sekarang?"
Dengan suara berat Pin Fan Shang-ren
menjawab, "Kakak masih.... tidak, Guru Ling
Jing masih hidup di dunia ini!"
Walaupun dia cepat mengubah
panggilan, tapi kata kakak', telah
membuktikan kalau dia memang Guru Ling
Kong!
Diam-diam Xin Jie berkata, "Jika Guru
Ling Jing adalah kakak seperguruan Tetua,
dia pasti orang yang panjang umur, dia
masih hidup di dunia ini...."
Betul, dulu ada seorang biksu tua yang
menunggang seekor burung bangau dan
meminta Pin Fan Shang-ren ikut dengannya.
Apakah biksu itu adalah Guru Ling Jing?
Kita tentu masih ingat ketika Xin Jie
keluar dari formasi batu di Xiao-ji-dao,
pada saat Pin Fan Shang-ren dan Guru Hui
sedang bertarung, ada seorang biksu tua
menunggang seekor bangau memanggil Pin
Fan Shang-ren dan pergi dengannya. Sebelum
pergi dia sempat membacakan sebuah puisi1245
untuk Xin Jie. Xin Jie tidak mengerti puisi
itu tapi dia ingat dengan kata-katanya,
"Harimau meloncat, naga menari, berarti ada
di puncak. Bangau berteriak meninggalkan
Propinsi Hu Nan."
Di pantai ada sebuah perahu yang
mendarat diam-diam. Dari dalam perahu
turun sekelompok orang berjumlah 18 orang.
Begitu melihat dengan jelas, ternyata
mereka adalah para biksu Shao-lin.
Semenjak Pin Fan Shang-ren membawa
Xin Jie pergi dari Gui Shan, para biksu
Shao-lin mengikuti arah Pin Fan Shang-ren
pergi. Tapi laut begitu luas, mereka tidak
tahu di mana letak Xiao-ji-dao, sekarang
akhirnya mereka tiba juga di Xiao-ji-dao.
Begitu Xin Jie melihat sekelompok
biksu itu, biksu yang menjadi pemimpin
melihat Xin Jie dan Pin Fan Shang-ren.
Mereka bersorak dan berlari menghampiri
Pin Fan Shang-ren.
Pin Fan Shang-ren terkejut, dia ingin
lari dari sana. Tapi ada yang menarik baju
biksu panjangnya.
Setelah dilihat ternyata Xin Jie yang
menariknya, wajah Xin Jie terlihat sangat
serius dan berkata dengan suara kecil,1246
"Shang-ren, jangan menghindar lagi...."
Pin Fan Shang-ren terpaku, terpaksa
dia diam di tempat, beberapa biksu Shao-lin
meloncat ke depan.
18 orang secara bersamaan berlutut di
hadapan Pin Fan Shang-ren. Yang berada di
depan adalah ketua Shao-lin, Guru Zhi Jing.
Wu Lin Zi Xin, Sun Qi-zhong ikut berlutut
dan bersujut.
"Kakek Guru Ling Kong.... Anda....
apakah Anda masih akan menutupi hal ini...."
Kedua tangan Pin Fan Shang-ren terus
bergoyang dan berteriak, "Bukan, bukan, aku
sudah mengatakan pada kalian kalau aku
bukan Guru Ling Kong, bukan Guru Ling
Kong...."
Guru Zhi Jing tidak bisa bicara apaapa. melihat Pin Fan Shang-ren akan pergi
lagi dari sana, sambil meneteskan air mata
dia berkata, "Muridmu ini memang tidak
berguna, hanya.... hanya berharap Kakek
Guru masih mau memandang.... memandang
Budha...."
Pin Fan Shang-ren berteriak, "Jangan
seperti itu, jangan seperti itu, jangan
menangis lagi. Menangis tidak akan ada
gunanya."1247
Guru Zhi Jing merasa serba salah.
Mengingat tugas berat yaitu mengembalikan
nama baik Shao-lin, hatinya bergejolak.
Karena sedih dia memuntahkan darah.
Hal ini benar-benar membuat Pin Fan
Shang-ren terkejut. Dengan cepat dia
menepuk punggung Guru Zhi Jing.
Menggosok-gosok dadanya dan dia ikut
menarik nafas dan berkata, "Untuk apa
kalian seperti ini? Aku.... aku beri tahu
kepada kalian, betul aku adalah Guru Ling
Kong...."
Guru Zhi Jing mendengar Pin Fan
Shang-ren sudah mengakui kalau dia adalah
Guru Ling Kong, saking gembira membuatnya
meloncat-loncat, kemudian dia berlutut
kembali dan berkata, "Murid ini...." entah
apa yang harus dikatakannya kepada kakek
gurunya.
"Kakek Guru.... Kakek Guru.... apakah


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anda baik-baik saja? Tuhan mengasihani
kami...."
Dia meneteskan air mata lagi.
Wajah Pin Fan Shang-ren terlihat ada
perasaan bergejolak tapi hanya sebentar,
dia telah kembali bersikap dingin dan masa
bodoh. Guru Zhi Jing dengan suara gemetar1248
berkata, "Dengan segala hormat, murid
memohon kepada Kakek Guru supaya mau
kembali ke kuil...."
Setelah itu dengan cemas dia melihat
Pin Fan Shang-ren. Biksu-biksu lainnya
juga melihat Pin Fan Shang-ren. Begitu
pula dengan Xin Jie....
Pin Fan Shang-ren menatap langit dan
terdiam.
Guru Zhi Jing berkata lagi, "Murid
Zhi Jing dan murid-murid Shao-lin lainnya
memohon Kakek Guru sudi memandang Budha
dan mengikuti hamba kembali ke kuil...."
Pin Fan Shang-ren menarik nafas.
Dengan suara kecil dia berkata, "Sudah
seratus tahun aku menjadi biksu yang hidup
di luar, aku tidak mungkin kembali lagi ke
kuil...."
Hati para biksu Shao-lin itu menjadi
berat, tapi Pin Fan Shang-ren berkata lagi,
"Hanya saja, hanya saja karena aku dari
Shao-lin, ilmu silatku adalah ciptaanku
sendiri, tapi dasar ilmu silatku, semua
kudapatkan dari perpustakaan Shao-lin.
Maka aku harus mengembalikan ilmu-ilmu
ini yang sudah seratus tahun ini ke Shaolin."1249
Guru Zhi Jing masih ingin
membicarakan hal lain tapi dia telah
ditarik oleh seorang biksu tua dari
belakang.
Pin Fan Shang-ren berkata lagi, "Aku
lihat anak ini sangat pintar dan mudah
diajar, aku akan menyuruhnya tinggal di
pulauku. Aku akan mengajarkan kepadanya
semua ilmu silat Shao-lin yang telah
musnah." Dia menunjuk Sun Qi-zhong yang
masih berlutut di barisan belakang. Melihat
situasi seperti itu, Guru Zhi Jing tahu
tidak mungkin Pin Fan Shan Ren mau
kembali ke kuil Shao-lin. Tapi Pin Fan
Shang-ren telah berjanji akan mengajar Sun
Qi-zhong semua ilmu Shao-lin yang telah
musnah. Artinya ilmu Shao-lin yang telah
lama musnah akan mereka kuasai kembali,
dia pun berdiri.
Xin Jie melihat Guru Zhi Jing terus
menatapnya, sepertinya dia ingin
mengatakan sesuatu. Xin Jie pintar,
identitas Xin Jie membuat Guru Zhi Jing
bingung. Karena jika Xin Jie memang murid
Guru Ling Kong, dia adalah tetua dari
semua biksu Shao-lin tapi dia masih muda.
Maka Xin Jie segera berkata kepada Sun Qi-1250
zhong, "Kakak Sun, selamat kau berjodoh
dengan Tetua Pin Fan Shang-ren, sungguh
peristiwa yang jarang terjadi."
Sun Qi-zhong mendengar Xin Jie
memanggil Pin Fan Shang-ren dengan
sebutan tetua bukan guru, dengan aneh dia
bertanya, "Mengapa Xin...."
Xin Jie tertawa, "Aku tidak
seberuntung dirimu bisa menjadi murid Pin
Fan Shang-ren. Pin Fan Shang-ren hanya
memberi petunjuk-petunjuk saja...."
Kata-kata ini memberitahukan kalau
dia bukan murid Pin Fan Shang-ren, karena
itu Guru Zhi Jing berkata, "Qi Er, kau
harus belajar dengan baik kepada kakek
guru. Kejayaan Shao-lin berada di
tanganmu.... Kakek Guru, murid-murid pamit
dulu...."
Pin Fan Shang-ren tersenyum dan
mengangguk.
Guru Zhi Jing memberi hormat kepada
Xin Jie, kedua tangannya dikatupkan, "Tuan
Xin, sampai bertemu di lain kesempatan...."
Kemudian dia memimpin 17 orang
muridnya meninggalkan pulau itu.
Pin Fan Shang-ren melihat para
angkatan Shao-lin telah naik perahu, dia1251
baru menarik nafas lega.
Tiba-tiba terdengar suara WUSH,
bayangan hitam menutupi kepala mereka....
Ternyata batu-batu besar yang tadi
ditepis oleh Heng-he San-fu lalu dipukul
dengan tenaga dalam, dari luar tidak
terlihat ada perubahan, tapi fondasi batu
itu ternyata sudah rapuh. Sekarang batu
akan roboh....
Xin Jie sudah menghentak, kedua
telapaknya menggores kemudian menutupnya.
Angin besar keluar. Kemudian terdengar
suara keras lagi, batu besar itu berubah
menjadi batu kerikil dan berhamburan ke
mana-mana.
Jurus ini adalah jurus yang dipelajari
Xin Jie dari Pin Fan Shang-ren, yaitu jurus
yang ada pada 'Kong Kong Zhang Fa' yang
bernama 'Fei Lang Pai Kong' (gelombang
terbang udara berserakan). Jurus ini adalah
jurus paling dasyat dari 'Kong Kong Zhang
Fa'. Pin Fan Shang-ren bersorak, "Anak,
kau benar-benar telah menguasai ilmu itu
dengan sempurna."
Sun Qi-zhong yang merasa terkejut
karena bulan lalu, saat dia bertarung1252
dengan Xin Jie, ilmu silat Xin Jie belum
sampai seperti ini!
Hari semakin terang. Matahari
menyinari Xiao-ji-dao....
Pin Fan Shang-ren menuntun Xin Jie
dengan tangan kiri, tangan kanannya
menuntun Sun Qi-zhong, mereka berjalan
dengan pelan menuju ke pantai.
Ooo)*(ooO
Perahu tiba di Da-ji-dao. Pin Fan
Shang-ren dan Sun Qi-zhong naik ke pantai
tapi Xin Jie tetap berada di dalam perahu
dan berkata, "Aku masih ada keperluan lain,
aku harus segera kembali ke Zhong Yuan,
aku pamit dulu. Jika ada kesempatan...."
Pin Fan Shang-ren tertawa dan
berkata, "Anak, kalau benar-benar ada perlu
penting lainnya, pergilah! Tidak perlu
mengatakan jika ada kesempatan atau yang
lainnnya.... Baiklah Qi Er, ayo kita pergi!"
Dia mencengkram tangan Sun Qi-zhong.
Beberapa kali naik turun, mereka
menghilang ke dalam hutan.
Xin Jie bengong melihat punggung
mereka yang menghilang. Dia membalikkan
tubuhnya, memasang layar dan mendayung ke
tengah laut.1253
Angin pagi berhembus sangat kencang.
Perahu melaju seperti panah. Xin Jie segera
memakai mantelnya. Dia merasa lega lalu
bersiul panjang. Siulannya seperti teriakan
naga mengikuti arah angin berhembus dan
menyebar ke tempat jauh....
Tiba-tiba kabut tipis muncul dari
laut, membuat pemandangan di sekelilingnya
menjadi buram. Lalu kabut pun semakin
menebal, membuat sekeliling sana menjadi
putih dan tidak terlihat apa pun. Kabut
tebal adalah ciri khas Dong Hai. Kabut
tebal tidak pernah membuat Hai Wai San
Xian kerepotan atau terganggu karenanya,
sedangkan para pelaut yang berlayar di
Dong Hai takut dengan kabut tebal ini.
Xin Jie berpikir, "Walaupun kabut
sangat tebal, tapi angin berhembus sangat
tenang, bila aku mengemudi dengan baik dan
bisa mengenal arah angin, aku bisa kembali
ke Zhong Yuan."
Karena itu dengan malas-malasan dia
duduk di perahu membiarkan perahu kecil
itu melaju dengan tenang. Kadang-kadang dia
bermain air laut, jarinya yang panjang dan
lincah meninggalkan garis putih di
permukaan laut, tapi dalam sekejap telah1254
menghilang ditelan gelombang....
Dalam kabut tebal perahu kecil itu
terus melaju. Pikiran Xin Jie pun
mengembara....
Dia teringat pada Qing Er yang
cantik....
Tapi di mana Qing Er sekarang? Xin
Jie tidak berani terus memikirkan Qing Er,
gadis polos yang tidak berpengalaman sama
sekali dengan hidup. Dia malah berkelana di
dunia persilatan....
Dengan lama Xin Jie berbaring di
perahu itu, kemudian dia duduk kembali.
Kabut semakin tebal, melalui
penglihatannya, dalam jarak 15 meter dia
tidak bisa melihat sekeliling sana
denganjelas.
Dari suara gelombang yang memukul
dinding perahu, Xin Jie merasa daratan
tidak jauh lagi.
Hatinya yang gembira membuatnya
berdiri, sepasang matanya terus menatap ke
depan, sewaktu dia sedang menunggu daratan
muncul di depannya....
Tapi kabut begitu tebal, apa pun tidak
terlihat, hanya terasa udara terus berubah,
di depan seperti melihat sebuah ilusi.1255
Tiba-tiba terdengar suara seseorang
yang sedang mendayung.
Dalam jarak 30 meter di depan ada
sebuah perahu yang akan melewati perahu
Xin Jie.
Karena hampir mencapai daratan, Xin
Jie menurunkan layarnya, maka perahu tidak
melaju terlalu kencang lagi. Dia merasa
aneh, siapa orang yang berani ke laut dalam
kabut setebal itu? Malah menjalankan
perahunya dengan kencang.
Sewaktu dia sedang berpikir, terlihat
ada bayangan besar melewatinya, seperti
bayangan perahu besar, perahu itu
sepertinya juga sedang melaju dengan
kencang, seperti sedang mengejar perahu
kecil yang ada di depan tadi.
Mungkin orang yang berada di perahu
itu sedang memperhatikan perahu kecil yang
sedang berusaha melarikan diri, jadi mereka
tidak memperhatikan perahu Xin Jie yang
diam-diam muncul dari kabut tebal. Xin Jie
berada tepat di belakang perahu besar, dia
menarik tali jangkar besar itu, karena
ingin tahu maka dia pun naik ke atas
perahu besar itu untuk melihat keadaan di
sana.1256
Kecepatan perahu besar lebih kencang
dari perahu kecil, perahu besar semakin
mendekat, dari suara laju perahu, jaraknya
tidak lebih dari 15 meter lagi....
Tiba-tiba terdengar suara tawa dari
dalam perahu, kemudian ada suara kaku yang
bicara dengan bahasa Han, "Gadis cantik,
jangan melarikan diri lagi, muridku
menyukaimu, ini adalah keberuntungan
bagimu."
Xin Jie yang baru tiba di atas perahu
besar itu terkejut, "Ternyata Heng-he Sanfu! Siapa yang mereka kejar? Sepertinya
seorang perempuan."
Xin Jie berpikir lalu melihat tali
yang dipegangnya, anyaman tali itu memang
bukan buatan Zhong Yuan.
"Gadis mana yang disukai oleh
Jinlul?" Xin Jie bertanya-tanya.
Orang yang ada di perahu kecil itu
tidak menjawab, suara dayungan lebih
kencang lagi, tapi karena orang yang
mendayung sepertinya telah kelelahan, maka
dia tidak bisa melarikan diri lebih jauh.
Terdengar suara orang muda, "Nona
tidak perlu pergi dengan terburu-buru,
kami tidak akan memakanmu. Ada apa,1257


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ceritakanlah!"
Xin Jie bisa membedakan kalau itu
adalah suara Jinlul.
Sekarang Xin Jie baru mengerti dan
berpikir, "Ternyata Heng-he San-fu sangat
ketat terhadap anak buahnya, Jinlul adalah
murid terkecil, dan dia sangat disayang oleh
guru dan paman gurunya, karena Jinlul
lebih pintar, lebih tampan, dan lebih pintar
bicara. Apa pun yang diinginkan Jinlul
pasti akan didapatkannya dengan mudah."
"Heh orang asing yang tidak tahu
sopan santun, mana mungkin bisa menikah
dengan bangsa Han yang sopan?" karena Xin
Jie membenci Jinlul, maka dia pun membela
perempuan bangsa Han itu.
Suara Jinlul terdengar lagi, "Untuk
apa Nona terus merawat laki-laki yang
telah terluka berat itu? Apakah dia masih
bisa bertahan hidup? Lemparkan saja dia ke
laut untuk dijadikan makanan ikan! Aku
bernama Jinlul datang dari India, hartaku
sangat banyak, mengapa Nona tidak ikut saja
denganku?" Jinlul berusaha memancing gadis
itu dengan harta, mungkin dia mengira
perempuan bangsa Zhong Yuan bisa dibeli
dengan harta.1258
Orang yang ada di depan terus
mendayung, tapi karaena sudah tidak tahan
mendengar perkataan Jinlul, dia berbalik
marah, "Anjing kurang ajar! Aku bersumpah
aku akan membalaskan dendam suamiku!"
kemudian terdengar suara tangisan, hal ini
membuat Xin Jie yang berada di sisi kapal
merasa terkejut, seperti telah terkena
godam besar, sebelah tangannya memegang
tali dengan kencang, bibirnya terus
berkata, "Apakah itu adalah dia! Benarkah
dia...."
Tiba-tiba sifat alaminya timbul, dia
merasa dia sendiri yang mengalami kejadian
ini, dan diam-diam dia berjalan ke ujung
perahu....
Kabut masih tebal, Heng-he San-fu dan
Jinlul tertutup oleh kabut tebal, dengan
perlahan Xin Jie berjalan ke tengah perahu,
tidak sampai jarak 15 meter, dia melihat
dengan mata dipicingkan tenyata benar itu
mereka....
Yang berdiri di tengah adalah seorang
raksasa, dia pasti Poloketa, yang
berpenampilan pelajar adalah Jinlul,
mereka berempat sedang berkonsentrasi
penuh melihat orang yang akan melarikan1259
diri, tidak ada seorang pun yang
memperhatikan keberadaan Xin Jie di
belakang mereka.
Mungkin orang yang mendayung perahu
kecil itu tahu seluk beluk daratan yang ada
di sekeliling sana, tiba-tiba arah dayungan
terdengar berputar ke kanan. Xin Jie ingat
arah itu menuju daratan.
Segera Heng-he San-fu tanpa
menggunakan kemudi segera memutar kapal
tersebut ke kanan, perahu besar itu pun
berputar, dan terus mengejar perahu kecil
itu. Tiba-tiba Poloketa bicara dengan
bahasa India, tangan kirinya memberi kode,
tanda kalau dia akan melempar jangkar, tapi
Jinlul berusaha mencegahnya....
Kabut semakin menebal, Pin Fan
Shang-ren pernah mengatakan pada Xin Jie
bila perahu telah memasuki wilayah teluk,
maka dari sana dalam 3 penjuru mata angin
adalah gunung. Di sana kabut sulit
menyebar, malah kabut akan semakin
menebal. Sekarang kabut telah menebal
hingga jari sendiri pun tidak terlihat.
Xin Jie semakin mendekati mereka,
jaraknya dengan Heng-he San-fu tidak1260
sampai 10 meter lagi. Karena mereka terus
memperhatikan perahu kecil yang sedang
melarikan diri, maka mereka tidak
memperhatikan Xin Jie di belakang mereka.
Tiba-tiba Jinlul membentak, "Nona,
cepat berhenti! Kalau paman guruku
melempar jangkar ke sana, kau tidak akan
selamat!" mungkin dia tahu kalau kabut
semakin menebal, maka mereka akan
kehilanganjejak.
Mereka hampir kehilangan jejak. Tapi
Heng-he San-fu dengan sekuat tenaga terus
mengejar perahu kecil itu.
Yang terburu-buru adalah Poloketa,
dia mengangkat jangkar itu tinggi-tinggi,
bila dia memang tidak bisa mengejar perahu
kecil itu maka dengan mendengarkan suara
dayungan mereka dia bisa melempar jangkar
dengan tepat ke arah perahu kecil itu dan
perahu pun akan tenggelam karenanya.
Kabar Heng-he San-fu menghina
perempuan lemah belum menyebar ke manamana, kalau ada yang mendengar mereka
pasti akan ditertawakan oleh kalangan
persilatan.
Saat menegangkan seperti ini, tibatiba suara dayungan tidak terdengar lagi, di1261
sekeliling sana kecuali suara ombak, suara
lainnya tidak terdengar. Jin Bo-sheng dan
Pandenful segera menurunkan tangan mereka
yang sejak tadi membuka dan menutup.
Jinlul berdiri di pinggir perahu, dan
berteriak, "Hati-hati, di sebelah kanan ada
batu karang!" dia menggunakan bahasa
India.
Kecepatan perahu besar itu berkurang,
tapi perahu tetap melaju dengan kencang,
laju perahu bisa membuat perahu menabrak
karang....
DAG! Perahu Heng-he San-fu belum
berhenti, perahu menabrak karang hingga
naik ke atas, dengan bantuan tenaga dalam
milik Heng-he San-fu pun perahu tetap
tidak bisa turun dari batu karang itu.
Poloketa ingin marah, tapi Jin Bosheng melarangnya, dia tertawa sinis.
Dengan bahasa Han tidak lancar dia
berkata, "Nona Meng memang pintar, aku
sangat kagum!"
Setelah selesai bicara, dia segera
memberi kode kepada Poloketa, Heng-he Sanfu saling mengerti apa yang dimaksud dari
masing-masing, Poloketa pasti sudah tahu1262
apa maksud Jin Bo-sheng.
Jinlul terus memperhatikan ke depan,
kabut masih begitu tebal, dia hampir tidak
bisa melihat apa pun, mereka tidak tahu
kalau musuh telah ada di belakang mereka.
Apalagi musuhnya adalah Xin Jie yang
pintar dam lincah. Benar saja dalam jarak
tidak lebih dari 30 meter terdengar suara
seorang perempuan berkata, "Anjing liar,
sekarang kalian baru tahu bagaimana caraku
mengelabui kalian, nanti daging kalian akan
kubuat makanan ikan dan udang!"
Jin Bo-sheng tertawa, Poloketa
melempar jangkar itu....
Ilmu silat Poloketa selevel dengan
Pin Fan Shang-ren, dengan sekuat tenaga
dia melempar jangkar besi itu ke arah suara
perempuan tadi.
Xin Jie tahu akan terjadi hal seperti
ini, dengan cepat dia bergerak dan berlari
ke tempat jangkar dilempar, tapi dia masih
sempat menyerang Heng-he San-fu dan
Jinlul....
Mereka merasa ada angin kencang
menyerang mereka dari belakang, saat
membalikkan tubuh dan dengan kedua tangan
berjaga di depan dada, mereka hanya1263
memikirkan menjaga keselamatan mereka.
Xin Jie justru menginginkan mereka
mengambil kesempatan ini, Xin Jie telah
meloncat keluar dari perahu dan mengejar
jangkar yang telah dilempar itu....
Saat mereka merasa tertipu, berniat
untuk mencegah pun sudah tidak sempat,
karena Jinlul sangat mengenal Xin Jie,
walau hanya melihat sekilas sosoknya, tapi
dia bisa memastikan kalau orang itu adalah
Xin Jie, maka dia pun berteriak, "Dia lagi!
Bocah itu!" dengan cepat dia memberitahu
Heng-he San-fu kalau orang yang ada di
belakang mereka adalah Xin Jie.
Perubahan ini hanya terjadi sebentar,
Heng-he San-fu sudah marah-marah, tapi
Xin Jie tetap bisa mengejar jangkar itu.
Karena Xin Jie tahu di mana suara
perempuan itu maka kedua kakinya mendarat
di atas jangkar. Tubuh Xin Jie memantul ke
atas tapi karena jangkar telah diinjak oleh
Xin Jie maka posisi jangkar agak menurun....
BYUR!
Jangkar itu jatuh ke dalam laut,
kemudian terdengar teriakan perempuan, Xin
Jie yang berada di udara berganti beberapa
gerakan untuk mengurangi kecepatan1264
terbangnya maka dia mencari suara di
manajangkar itu terjatuh tadi.
Kabut masih tebal, kedua mata Xin Jie
terus mencari tempat untuk mendarat....
Orang-orang yang masih ada di perahu
ketika mendengar suara jangkar jatuh ke
dalam laut mereka terkejut, sekarang
mereka mendengar suara besar di atas
kepala. Dia menggerakkan dayung membuat
perahu bergeser 5 meter dari sana....
Xin Jie berusaha mengangkat kakinya,
hampir saja kakinya mengenai permukaan
air, dia baru tahu kalau di bawahnya adalah
air laut bukan permukaan perahu!
Karena terkejut, Xin Jie berusaha
menekan kedua lengan bajunya, dia meloncat
lagi beberapa meter, kali ini dia tidak
berani bertindak ceroboh, dia memanggil,
"Adik Kun, apakah itu kau?"
Segera dayung yang terbuat dari papan
dijulurkan dan Xin Jie dengan ringan
mendarat di atas dayung. Dia masih merasa
terkejut, kabut begitu tebal dalam jarak
beberapa meter tidak terlihat keberadaan
perahu.
Dengan bantuan dayung, Xin Jie bisa
selamat mendarat di atas perahu. Dalam1265
kabut tebal terlihat sepasang mata besar
dan jernih, yang tampak tegang melihatnya,
sorotnya matanya yang sedih mengandung
rasa sakit dan pedih.
Xin Jie berdiri di depan perahu,
sebelum mendapatkan ijin dia tidak berani
masuk ke bagian perahu lebih dalam. Tapi
sekarang dia merasa takut, takut kalau yang
ada di depannya adalah Fang Shao-kun.
"Adik Kun, apakah benar kau Adik
Kun? Apakah aku boleh berjalan ke sana?"
dalam kabut tebal Xin Jie hanya melihat
bayangan perempuan yang mirip dengan Fang
Shao-kun.
Tapi gadis itu begitu dingin, sikap
dingin membuat Xin Jie tidak berani terus
bicara....
Lama perempuan itu terdiam, Xin Jie
juga dengan lama berdiri di depan perahu,
kemudian dengan nada tenang perempuan itu
berkata, "Benar! Jie.... Kakak Xin, ini aku,
tidak kusangka aku bisa bertemu kembali
denganmu di sini." dari nada bicaranya, Xin
Jie bisa merasakan kesedihannya, pikirannya
langsung bergejolak.
Xin Jie menghembuskan nafas panjang,
dia tertawa kemudian berjalan ke tengah1266
perahu. Di tengah perahu dia melihat Fang
Shao-kun yang selama ini dirindukan sedang
duduk di sana, tapi Fang Shao-kun terlihat
begitu dingin. Untuk memecahkan suasana
dingin ini Xin Jie berusaha mencari katakata yang tepat untuk bicara, tapi
pikirannya seperti buntu, terpaksa dia


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertawa kecut, "Adik Fang, aku senang bisa
bertemu kembali denganmu, selama ini...."
Baru saja dia berkata sampai di sana,
dari jauh terdengar teriakan, kemudian
Jinlul berteriak, "Guru, cepat! Cepat naik
ke atas batu karang ini...."
Kemudian terdengar ada yang marahmarah dengan bahasa India, masih dengan
marah Poloketa meraung....
Terlihat Fang Shao-kun sekarang baru
tertawa dengan getir.
Melihat ada kesempatan, Xin Jie
segera memuji, "Adik Kun, kau memang
pintar, aku kagum dengan akalmu."
Fang Shao-kun tertawa sekilas lalu
berkata, "Pendekar Xin terlalu memuji...."
Xin Jie mendengar perkataan Fang
Shao-kun seperti mengandung duri, dia jadi
merasa tidak enak kepada Fang Shao-kun dan
merasa kasihan padanya. Tapi dia memang1267
belum bisa melupakan Fang Shao-kun.
"Adik Fang.... maafkan aku, mengenai
masa lalu tidak perlu diungkit lagi,
bagaimana dengan kehidupan Adik Kun?
Apakah kau baik-baik saja selama ini?"
Tiba-tiba Fang Shao-kun menangis, dia
mendayung dan perahu maju lagi 15 meter,
kemudian dari dalam perahu dia menggendong
seseorang lalu meloncat keluar.
Xin Jie terkejut mengira Fang Shaokun akan bunuh diri, Xin Jie pun ikut
meloncat keluar, begitu kakinya turun,
ternyata dia menginjak pasir kering....
Fang Shao-kun berlari di dalam kabut
tebal, Xin Jie hanya berhenti sebentar lalu
mengejar sambil mendengar suara langkah
kaki Fang Shao-kun.
Ooo)*(ooO
BAB 38
Masa lalu seperti asap
Ilmu silat Xin Jie jauh lebih tinggi
dari Fang Shao-kun, apalagi sekarang gadis
itu sedang menggendong seseorang di
belakangnya. Hanya dalam waktu singkat Xin
Jie berhasil mengejarnya, Fang Shao-kun
terus menggendong orang itu, sambil terus
menangis....1268
Terpaksa Xin Jie mengikutinya dari
belakang, dan berusaha menghibur, "Adik
Fang, beri aku kesempatan untuk
menjelaskan semuanya." tapi Fang Shao-kun
masih terus berlari dia berputar-putar
selama 2-3 jam di gunung itu, kemudian baru
berhenti di mulut sebuah gua....
Fang Shao-kun berlari masuk ke dalam
gua, Xin Jie tidak ragu ikut masuk....
Gua itu sangat luas, di dalam masih
ada jalan kecil untuk memasuki gua bagian
dalam, kelihatannya Fang Shao-kun hafal
jalan masuk ke sana....
Setelah berputar beberapa kali, di
depan terlihat sebuah kamar terbuat dari
batu, semua perabotan tampak lengkap. Fang
Shao-kun meletakkan orang yang
digendongnya di atas tempat tidur, kemudian
dia membalikkan tubuh.
Xin Jie berhenti di ambang pintu
kamar batu itu, dengan aneh dia melihat
keadaan dalam kamar....
"Mengapa Pendekar Xin terus
mengikutiku?" tanya Fang Shao-kun sambil
terus bercucuran air mata.
Wajah Xin Jie terlihat sedih, dia
menarik nafas panjang, "Adik Fang, jangan1269
berbuat seperti itu kepadaku, walaupun aku
memang bersalah kepadamu, itu sudah lama
berlalu seharusnya kau bisa memaafkanku!"
Fang Shao-kun tertawa dingin, "Kau....
kau tidak bersalah kepadaku, maka aku tidak
perlu memaafkanmu!"
Kata-kata singkat ini seperti sebuah
pedang tajam yang menancap di ulu hati Xin
Jie, kalau bukan karena dia merasa bersalah
kepada Fang Shao-kun, dan kalau mengikuti
sifat aslinya, mungkin dia sudah
meninggalkan tempat itu sejak tadi.
Xin Jie melihat orang yang sedang
terbaring di atas ranjang batu itu, rambut
tampak berantakan dan menutupi wajahnya.
Dandanannya aneh, membuat orang itu
terlihat lebih aneh lagi. Karena ingin tahu
apa yang menyebabkan Fang Shao-kun bisa
tinggal di tempat seperti ini, maka Xin Jie
bertanya, "Siapakah dia? Kelihatannya dia
terluka berat, biar aku bantu
mengobatinya."
Fang Shao-kun tertawa dengan aneh,
wajahnya terlihat sedikit malu dan
menjawab, "Aku tidak berani merepotkan
Pendekar Xin, siapakah dia, Pendekar Xin
tidak perlu tahu, silakan tinggalkan tempat1270
ini!"
Dia terus memanggil Xin Jie dengan
sebutan 'Pendekar Xin', membuat Xin Jie
merasa malu!
Xin Jie tidak bisa berkata apa-apa,
air matanya siap menetes, tapi dia tidak
membiarkan air matanya mengalir. Dia tetap
terlihat sedih dan ada sedikit kemarahan.
Xin Jie memang pernah berbuat salah kepada
Fang Shao-kun, tapi setelah dia sendiri
mengalami banyak cobaan, seharusnya Fang
Shao-kun bisa memaafkan Xin Jie, atau
setidaknya memberi sedikit penghiburan
kepadanya. Xin Jie berpikir dan bibirnya
tampak bergetar, setelah lama dia baru
berkata, "Adik Fang.... kau.... kau.... Hhhh!"
kedua tangannya terbuka, wajahnya terlihat
bengong dan sedih....
Panggilan 'Adik Fang' seperti sebuah
palu besar memukul ke dalam hati Fang
Shao-kun, sejak tadi dia berusaha menekan
perasaannya, sekarang karena mendengar
panggilan itu dia tidak bisa bertahan lagi.
Air matanya terus berlinang, dia menutup
wajahnya dengan tangan, lalu berkata,
"Kakak Jie, Kakak Jie! Mengapa kita harus
bertemu kembali...."1271
Wajah Xin Jie yang cemberut mulai
tersenyum, rasa gembira telah mencairkan
kesedihannya, paling sedikit Fang Shao-kun
Misteri Putri Peneluh 1 Pendekar Misterius Karya Gan K L Dewi Penyebar Maut I I I 1

Cari Blog Ini