Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 14
buku ini tetap tergeletak di bawah. Saat
tertiup angin laut, buku bersuara SRRT,
SRRT terbuka karena tiupan angin.
Xin Jie yang berada di dalam gua
melihat semuanya, dia melihat Hai Tian
Shuang-sha terkena racun dan roboh, dengan
tenang dia menghembuskan nafas dan
tertawa. Dia pun kembali duduk bersila1377
meneruskan pengobatan luka yang belum
selesai....
Di luar dan di dalam gua, ada 3 orang
yang sedang duduk bersila. Mereka adalah
tiga orang pesilat paling tangguh, tapi di
antara mereka tersimpan dendam yang sangat
dalam. Apakah Tuhan yang mengatur keadaan
ini? Ooo)*(ooO
Sedikit cerita tentang 'Hai Tian
Shuang-sha', mengapa mereka bisa datang ke
tempat terpencil itu.... Dulu ketika Guan
Dong Jiu Hao dibubarkan, dengan sangat
kecewa Hai Tian Shuang-sha datang ke sana.
Mereka menganggap pulau itu adalah
kampung halaman mereka, dan mereka
berniat memperdalam ilmu silat mereka di
sini.
Tapi mereka selalu saja gagal, jika
mereka kembali dulu ke pulau ini dan
tinggal lama, mungkin mereka akan bisa
bangkit kembali, pada akhirnya mereka akan
meninggalkan pulau itu untuk berjuang
kembali di dunia persilatan.
Kali ini kegagalan mereka setelah
bertarung dengan Xin Jie adalah yang
paling parah, karena Jiu Hao gagal1378
melakukan tugas mereka! Mereka mengira
Xin Jie sudah mati tapi mereka pun tidak
akan bisa berada di dunia persilatan lagi.
Di Gui Shan, Xin Jie menjadi terkenal,
mereka baru tahu usaha yang mereka
lakukan dengan susah payah dan
menghabiskan banyak tenaga ternyata siasia, ternyata Xin Jie tidak mati malah dari
kabar yang beredar kalau ilmu silat Xin
Jie bertambah tinggi.
Kabar ini bagi Hai Tian Shuang-sha
merupakan suatu pukulan besar dan mereka
kecewa berat. Mereka berpikir kalau Xin
Jie mencari mereka untuk membalas dendam,
mereka tidak sanggup melawannya lagi.
Karena mereka masih ingin terus
hidup di dunia ini, akhirnya mereka
memutuskan untuk membubarkan Jiu Hao
sekali lagi. Mereka tidak mempunyai tempat
tinggal, akhirnya mereka mengambil
keputusan untuk kembali ke kampung
halaman mereka di pulau kecil itu. Tapi
ternyata Xin Jie yang selama ini mereka
takuti dan beru saha untuk menghindari
darinya, sama- sama berada di pulau itu.
Ooo)*(ooO
Pukul 3 dini hari, hari masih gelap.1379
Bintang-bintang masih menggantung di
langit.
Satu jam telah berlalu. Xin Jie
merasa senang karena pengobatan terhadap
luka dalamnya telah selesai dan luka
dalamnya telah sembuh. Dia menarik nafas
dalam-dalam. Dengan semangat dia melangkah
keluar dari gua dan melihat keadaan Hai
Tian Shuang-sha, mereka masih duduk
bersila di bawah. Xin Jie tahu dengan
kemampuan ilmu silat mereka, mereka hanya
bisa menahan racun supaya tidak menyebar
dan mereka tidak bisa mengobati luka
walaupun racun Duan Chang telah berkurang
khasiatnya.
Xin Jie pelan-pelan berjalan ke
hadapan Hai Tian Shuang-sha, lalu
mengambil Du Jing yang masih tergeletak di
tanah. Dalam hati dia berpikir, "Lagi-lagi
Du Jing yang menyelamatkan nyawaku."
Xin Jie menyimpan buku itu ke balik
baju bagian dadanya kemudian mengangkat
kedua tangannya. Dia siap memukul kepala
Hai Tian Shuang-sha.
Tiba-tiba suatu pikiran melintas di
otaknya, "Jika dengan cara seperti ini
membunuh kedua binatang ini, ini bukan1380
cara yang jantan, mana mungkin aku.... Xin
Jie bisa membunuh mereka dengan cara
seperti ini? Racun Duan Chang telah
berubah sifat aslinya, bisa ditawarkan
dengan daging kerang. Lebih baik aku
menawarkan terlebih dahulu racun mereka
setelah itu baru bertarung dengan mereka.
Yang penting ilmuku sudah cukup membuat
mereka berdua takut."
Keputusan telah diambil, dia berlari
keluar gua, hanya dengan beberapa kali
turun naik, dia tiba di pantai dan
menangkap kerang kemudian mengambil
daging kerang, dia meletakkannya di depan
Hai Tian Shuang-sha.
"Makanlah, daging kerang bisa
menawarkan racun itu!"
Hai Tian Shuang-sha memang telah
terkena racun ganas tapi mereka masih
sadar. Mereka sama sekali tidak menyangka
kalau di dalam gua ada Xin Jie yang selama
ini mereka hindari. Mereka juga berpikir
kalau kali ini mereka pasti akan mati di
tangan Xin Jie. Melihat tangan Xin Jie yang
sudah terangkat tadi mereka sudah pasrah,
tapi mereka merasa Xin Jie menurunkan
tangannya, mereka mengira Xin Jie akan1381
menghina mereka terlebih dulu. Mereka
sudah terbiasa menghina orang lain, pada
akhirnya mereka pun pasti akan balas
dihina oleh orang lain. Mereka marah.
Sekarang melihat Xin Jie mengambil daging
kerang untuk mereka, mereka tidak mengerti
maksud Xin Jie.
Melihat mereka tidak mau memakan
daging kerang itu, Xin Jie berkata dengan
dingin, "Kalian harus tahu siapa Xin Jie
sebenarnya, mana mungkin aku akan
meracuni kalian lagi. Daging kerang ini
malah bisa menawar racun...." Dia
memberikan daging kerang itu lalu berjalan
ke pinggir.
Melihat Xin Jie begitu serius,
akhirnya mereka memakan daging kerang itu.
Xin Jie berkata lagi dengan dingin,
"Aku tunggu di sini. Begitu luka kalian
sembuh, baru aku akan membuat perhitungan
dengan kalian...."
Hai Tian Shuang-sha tahu hari ini
mereka tidak akan bisa menghindar lagi,
lebih baik mereka berjuang, mungkin masih
ada kesempatan untuk menang, maka mereka
tidak menjawab, mereka terus mengatur
nafas.1382
Benar saja, daging kerang ternyata
bisa menawarkan racun, tidak membutuhkan
waktu sampai setengah jam, racun di tubuh
Jiao-hua telah hilang. Dia melihat Xin Jie
masih duduk di pinggir dengan jarak 6 meter
dari sana dan terus mengawasi mereka. Dia
duduk bersila tapi matanya terus berputarputar mengawasi Hai Tian Shuang-sha,
seperti kucing sedang menjaga mangsanya.
Jiao-hua marah dan berteriak, "Hei
marga Xin, kalau mau bertarung,
bertarunglah sekarang...."
Dengan dingin Xin Jie berkata,
"Jangan ribut! Binatangyang satu lagi
belum sembuh!"
Jiao-hua semakin marah. Dia menarik
nafas panjang, "Baiklah! Baiklah...."
Karena marah dia menjadi tergagap
saat bicara.
Xin Jie tidak melayaninya. Dia
berdiri, pedang sudah dipegangnya dan dia
berkata, "Kalian jauh datang-datang ke sini
hanya untuk mengantarkan mati. Hari ini
aku tidak langsung membunuh kalian saat
kalian terkena racun. Kalau hari ini kalian
mati, tentunya kalian tidak akan
menyesal...."1383
Xin Jie terus menerus mengatakan
akan membunuh Hai Tian Shuang-sha, hal ini
membuat Hai Tian Shuang-sha terlihat lebih
beringas. Jiao-hua tertawa dingin kemudian
melihat Jiao-lao, "Siapa yang baksil mati,
belum tentu kami yang akan mati!"
Xin Jie mengangguk lalu terdiam.
Tidak lama kemudian Jiao-lao pun
mulai pulih. Dua bersaudara itu berdiri
bersamaan di hadapan Xin Jie. Xin Jie
membawa pedangnya dan berdiri. Suasana
terasa sangat tegang. Langit masih gelap,
bintang-bintang berkilauan....
Xin Jie berdoa, "Ayah, ibu, hari ini
putramu akan membalaskan dendam kalian...."
Kemudian pedangnya diayunkan, dia
berteriak, "Bawanyawamu ke sini...."
Hai Tian Shuang-sha tidak
menyalahkan Xin Jie yang tampak begitu
sombong karena mereka tahu hari ini
harapan untuk lolos dari cengkraman Xin
Jie sangat kecil. Mereka mau tidak mau
harus melawan.
Xin Jie bersiul, dia yang menyerang
terlebih dulu. Ketika bertarung di Gui
Shan dulu, Xin Jie diserang dan dipukul
hingga terjatuh ke jurang oleh Hai Tian1384
Shuang Jie, kemudian dia pun diserang oleh
Jiu Hao. Karena terluka parah hampir saja
dia kehilangan nyawanya, kali ini mereka
bertemu lagi, dia tidak akan sungkansungkan membalas dendam kepada mereka.
Maka sekali menyerang, jurus-jurus yang
dilancarkan sangat ganas sepertinya dia
siap mencabut nyawa Hai Tian Shuang-sha.
Hai Tian Shuang-sha tidak menunggu
Xin Jie mendekat, 4 telapak secara
bersamaan bergerak. Dengan kemampuan
tenaga dalam masing-masing, telapak
membawa angin besar. Mereka balas
menyerang.
Pedang Xin Jie juga digerakan. Pedang
diturunkan, beberapa jurus 'Pan Shan Xi
Shui' dan tenaga dalam kuat dikeluarkan dan
dialirkan ke pedang, dia terus menyerang
Hai Tian Shuang-sha. Saat itu tangan kiri
Xin Jie menyerang bagian bawah Hai Tian
Shuang-sha.
Tenaga dalam Xin Jie telah mengalami
kemajuan sangat pesat. Begitu beradu tenaga
dalam, Hai Tian Shuang-sha sampai harus
mundur beberapa langkah. Sedangkan Xin Jie
hanya sedikit bergoyang.
Xin Jie tertawa menghina. Jurus Za1385
Jing Mei Mian telah dikeluarkan.
Jiao-hua melipat tubuhnya kemudian
tangan kiri dan kanan secara bersamaan
dilayangkan. Mereka berniat memukul kaki
Xin Jie.
Jiao Lao-dalam waktu serentak juga
menyerang pundak kiri Xin Jie.
Serangan Xin Jie tidak mengenai
sasaran, dia mundur 1 langkah kemudian
menyerang Jiao-hua. Tiga orang bertarung,
dalam waktu singkat telah mencapai 100
jurus lebih.
Semakin bertarung Xin Jie merasa
semakin bersemangat, pedang pun semakin
cepat diayunkan, hanya terlihat cahaya
berputar-putar dan Hai Tian Shuang-sha
telah terkepung dalam cahaya itu.
Dalam kegelapan, cahaya itu seperti
naga terbang dan burung phoenix menari,
kelihatannya Hai Tian Shuang-sha akan
kalah. Jurus-jurus Xin Jie tidak berhenti
dan Hai Tian Shuang-sha semakin terdesak.
Mereka berada dalam posisi rawan.
Tiba-tiba Jiao-hua membentak, kepalan
tangan digerakkan.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sebenarnya serangan kepalan Jiao-hua
berniat ingin membalikkan posisi, maka dia1386
mengeluarkan seluruh tenaganya hingga
mencapai 120%. Dapat dibayangkan kalau
tenaga itu membawa suara angin dan guntur.
Keinginan Jiao-lao adalah keinginan
Jiao-hua juga. Begitu Jiao-hua menyerang
dengan kepalan, kedua telapak Jiao-lao pun
menyerang ketiak Xin Jie. Pedang Xin Jie
yang panjang yang telah dikeluarkan,
dimasukkan kembali. Begitu kepalan Jiaohua keluar, dia bisa melihat dengan jelas
dan dia bisa keluar dari lingkaran pedang
Xin Jie. Sambil tertawa panjang dia berkata,
"Bagaimana?"
Xin Jie menjawab dengan dingin, "Coba
sekali lagi...."
Pedang dikeluarkan lagi, jurusnya
dirobah, jurus 'Ling Mei Fei Mian'
dikeluarkan. Karena Xin Jie selalu
berpikir ingin mencabut nyawa mereka, maka
jurus pedang yang keluar benar-benar
dahsyat.
Sifat Xin Jie aneh juga keras, jika
dia menyimpan dendam kepada seseorang, dia
pasti akan membalas kepada orang itu.
Apalagi dua orang itu adalah orang-orang
yang telah membunuh ayah dan ibunya, dia
sangat benci kepada mereka, melihat wajah 21387
bersaudara Jiao yang jelek, membuat dia
semakin marah, bahkan dia ingin mencincang
tubuh mereka.
Begitu jurus ini dikeluarkan, Jiao-hua
terkejut. Dengan cepat dia mundur. Pedang
ditarik kemudian ditusukan lagi, sekarang
jurus yang dipakainya adalah jurus 'Da Yan
Shi Shi'. Jurus ini terus mengalami
perubahan. Hai Tian Shuang-sha pernah
mendengar bagaimana dahsyatnya jurus ini.
Jiao-hua terus mundur.
Ilmu pedang Xin Jie berubah lagi.
Jiao-hua tidak berhati-hati, kelihatannya
dia akan terluka di bawah pedang Xin Jie.
Jiao-lao segera mengeluarkan pukulan
telapak, segera terdengar suara keras,
benar-benar membuat siapa pun terkejut.
Xin Jie merasa pedangnya seperti dipukul
oleh sebuah palu berat, dan dia menjadi
kehilangan arah. Xin Jie terkejut karena
tenaga telapak Jiao-lao cukup hebat.
Jiao-hua bisa terhindar dari bahaya.
Dua pasang telapak bersaman mengeluarkan
jurus 'Shuang Long Chu Hai' (sepasang naga,
muncul dari laut). Xin Jie melenting ke
belakang dan kedua kaki diangkat lalu
menendang tubuh bagian bawah Jiao-hua.1388
Jiao-lao mengimbangi serangan kakaknya,
dua kepalan diluncurkan lagi. Xin Jie tidak
berani menyambutnya, terpaksa dia mundur.
Dua kali serangannya berhasil dicairkan
oleh 2 orang cacat ini, Xin Jie mulai marah.
Pedang melayang ke arah jantung Jiao-hua.
2 kali Jiao-lao berhasil lolos dari
maut, sekarang kepalannya dilayangkan lagi
dan siap memukul.
Tangan kiri Xin Jie melayang. Jurus
'Kong Kong Quan Zao' menggeser tenaga
Jiao-lao ke pinggir. Badan Jiao-lao terbawa
ke depan beberapa langkah.
Xin Jie sangat membenci orang ini.
Pedangnya berputar, dia mulai menepis.
Karena tubuh Jiao-lao tidak bisa
seimbang, pedang Xin Jie terlihat mendekat,
dia akan mati. Jiao-hua yang berniat
menolong saudaranya, sudah tidak sempat,
dia hanya melihat saudaranya dengan cemas.
Jiao-lao bersifat keras, melihat
nyawanya akan segera melayang, dia segera
berpikir akan mati bersama. Dengan cepat
tangan kanan Jiao-lao menjaga keseimbangan
tubuhnya, tangan kiri memukul pedang Xin
Jie. Pedang Xin Jie bergerak dengan cepat1389
seperti angin. Tangan kiri Jiao-lao disabet
hingga putus oleh Xin Jie dan Xin Jie bisa
menghindari pukulan Jiao-lao. Pukulan itu
tepat mengenai pedang Xin Jie.
Xin Jie benar-benar merasakan tenaga
pukulan itu sangat besar, hampir saja
pedangnya terlepas dari genggaman
tangannya. Pedang yang dipegang Xin Jie
terpotong ditengahnya. Pukulan itu memang
dahsyat!
Xin Jie masih terus memakai jurusnya.
Jiao-lao merasa telinganya telah dipotong
oleh Xin Jie. Xin Jie dengan marah berkata,
"Kau bisa merasakan hal seperti ini...."
Kemudian pedang digetarkan dan pedang
menusuk ke jantung Jiao-lao.
Semua ini terjadi begitu cepat. Jiaohua baru tiba, pedang Xin Jie telah menusuk
jantung Jiao Lao-dan ada sebuah lubang
besar di dada Jiao-lao.
Seumur hidupnya Jiao-lao menjadi
penjahat, akhirnya dia mati di bawah pedang
orang yang menaruh dendam kepadanya. Jiaolao benar-benar kuat lagi, jantungnya sudah
berlubang tapi tangan kanannya masih
sempat memukul ke bawah membuat batu-batu
kerikil di sana beterbangan dan debu1390
memenuhi udara.
Jiao-hua tidak menolong adiknya yang
terkena tusukan pedang Xin Jie. Dia tahu
dengan kekuatannya sendiri, dia tidak akan
bisa memenangkan pertarungan ini, lebih
baik dia mengambil kesempatan pada saat
udara dipenuhi dengan debu dan dia harus
kabur dari sini. Xin Jie melihat Jiao-hua
berniat kabur, dia melihat Jiao-hua sudah
lari 15 meter.
Mungkin Tuhan tidak mengijinkan
orang jahat kabur, karena tergesa-gesa dia
lupa kalau di sana dia telah terkena cairan
racun Duan Chang. Kaki Jiao-hua menginjak
kembali cairan beracun itu kemudian
tubuhnya limbung. Racun sudah
menyerangnya kembali. Xin Jie berteriak ke
arah langit, "Ayah, ibu, lihatlah...."
Pedang meluncur terlepas dari tangan
Xin Jie kemudian memaku Jiao-hua yang
telah terkena racun. Ketua Guan Zhong Jiu
Hao 'Hai Tian Shuang-sha' akhirnya mati di
pulau terpencil, dan berakhirlah perbuatan
jahat mereka!
Tiba-tiba angin laut berhembus,
membuat suara Xin Jie yang sedih menyebar
hingga ke kejauhan. Bintang, bulan, angin,1391
sepertibta ikut bersedih dan meneteskan air
mata merasakan kesedihan Xin Jie.
Lama Xin Jie baru berjalan mendekati
mereka dan mencabut pedang yang masih
menancap di tubuh orang cacat itu. Xin Jie
tidak melihat 2 mayat yang tergeletak di
bawah, dia melihat langit hitam, dalam
hembusan angin malam dan cahaya bintang
redup, wajahnya yang putih terlihat lebih
putih lagi.
Awalnya pikiran Xin Jie sangat kacau
seperti banyak masalah tapi juga seperti
kosong. Pelan-pelan bayangan kacau itu,
satu persatu melintasi otaknya.... begitu
jelas seperti baru terjadi kemarin. Yun
Nan, Kun Ming, desa Xin Jie.... Ibu yang
ditelanjangi di dalam hembusan angin musim
dingin, dilecehkan, sorot mata putus asa,
malu, marah.... ayah yang hanya bisa
menggigit bibir. Tangan gemetar yang terus
mengelus kepala Xin Jie. Darah keluar dari
bibir.... kemudian.... mati karena musuh....
semua dengan teratur melintas dipikiran
Xin Jie, membuat hati Xin Jie bergejolak
seperti gelombang pasang air laut. Wajahnya
pucat seputih kertas.
Dua matanya meneteskan air mata,1392
setetes demi setetes bergulir ke dada,
membuat bajunya basah.
Dia seperti sebuah patung batu dengan
keadaan seperti ini berlangsung selama
setengah jam.... tapi di dalam hatinya semua
ini seperti telah berlangsung 20 tahun
lamanya.
Kecuali di depan Wu Ling-feng, Xin
Jie biasanya selalu diam dan terlihat
menyeramkan. Perubahan yang terjadi selalu
tertutup rapat, dia seperti sudah melupakan
dendam ayah dan ibunya, sekarang dengan
kedua tangannya dia telah membunuh Hai
Tian Shuang-sha. Semua perasaan yang
tersimpan di dalam hatinya dikeluarkan
semua....
Lama, baru terdengar suaranya. "Ayah,
ibu, putramu telah membalaskan dendam
untuk kalian...." Air matanya seperti mata
air terus keluar dan tanpa henti.
Xin Jie mulai bernyanyi, nadanya
meninggi seperti teriakan orang utan,
seperti burung Du Jian yang menangis
hingga mengeluarkan darah.
Tiba-tiba TRAK, suara ini mengejutkan
Xin Jie yang masih bengong. Dia melihat ke
sumber suara itu, ternyata pedangnya telah1393
patah menjadi 2. Tangan kiri memegang
pedang, sedangkan tangan kanannya memegang
pegangan pedang.
Kedua tangannya diturunkan, pedang
dan pegangan pedang terjatuh ke tanah, dia
sama sekali tidak peduli dan membalikkan
tubuh pergi dari sana.... hanya sebentar,
bayangannya telah menghilang di dalam
kegelapan.
Di pulau itu terbaring Hai Tian
Shuang-sha yang sudah lama berbuat
kejahatan dan sekarang mereka telah mati.
Di pulau terpencil ini hanya ada air laut,
ombak, dan pasir yang menemani roh jahat
mereka. Jika ada benda lain yang menemani
mereka, itu adalah cairan beracvjn Duan
Chang yang telah membuat mereka mati....
Di pantai, Xin Jie memasang layar
perahu kemudian perahu dengan ringan
meluncur dari pantai. Perahu kecil terus
melaju.
Dini hari. Hari mulai terang....
Cahaya matahari yang berwarna kuning
keemasan mulai menyinari perahu itu.
Angin pagi membawa udara lembab dan
asinnya laut. Perahu-perahu mulai keluar
dari pelabuhan. Pelabuhan ini adalah1394
pelabuhan Ning Po. Ketika semua orang
sedang bersiap-siap keluar dari pelabuhan,
sebuah perahu kecil dengan layar
diturunkan mendekati pelabuhan.
Perahu itu sangat aneh. Sesudah tiba
di darat, seorang pemuda berpakaian seperti
pelajar turun dari perahu itu. Tidak ada
orang lain di dalam perahu itu. Pemuda itu
seperti tidak peduli dengan perahu itu, dan
dia berjalan ke darat seorang diri. Di
belakang pelabuhan terlihat pegunungan.
Pemuda itu tidak membawa perbekalan apa
pun, baju untuk salin pun tidak ada. Dia
berjalan ke arah gunung memasuki lembah,
hutan-hutan yang lebat. Situasi di sana
yang tenang, berbeda jauh dengan keadan di
pelabuhan yang ramai.
Pemuda ini menatap langit. Matahari
pagi menyinari tubuhnya yang tinggi,
wajahnya yang pucat terlihat sedikit sedih.
Dia menarik nafas dan berkata pada dirinya
sendiri, "Xin Jie, bumi dan langit begitu
luas, ke mana kau akan mencari Qing Er?"
Tapi wajahnya berubah menjadi tegas
dan berpikir, "Demi diriku, Qing Er telah
beberapa kali menolongku, apakah hanya
karena aku mengalami sedikit kesulitan1395
langsung mundur? Walaupun harus
berkeliling dunia, aku pasti akan terus
mencarinya."
Dia terus berjalan, punggung
ditegakkan.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tidak lama kemudian dia berhenti
melangkah karena dari kejauhan terdengar
siulan aneh. Siulan itu sangat kecil.
Bercampur dengan suara hembusan angin,
sulit dibedakan. Tapi begitu terdengar lagi
suara siulan itu, Xin Jie langsung
mendengarnya. Dia segera mencari sumber
suara itu. Xin Jie berputar. Ketika
berputar, dia telah terbang setinggi 12
meter. Gerakannnya benar-benar indah.
Dia berlari sebentar, dia telah
mendekati sumber suara itu. Xin Jie
berhenti tiba-tiba, seharusnya debu akan
beterbangan kemana-mana tapi hal itu tidak
terjadi.
Dia meloncat ke atas pohon untuk
melihat-lihat....
Begitu melihat ke bawah, dia hampir
berteriak kegirangan.
Terlihat ada seorang pemuda sedang
berlatih ilmu silat. Siulan itu keluar dari
kedua lengan baju yang sedang diangkatnya,1396
tubuhnya bergerak dengan lincah dan
mantap. Ketika dia membalikkan tubuh,
wajahnya yang tampan terlihat. Dia adalah
Wu Ling-feng!
Xin Jie yang berada di atas pohon
menahan gejolak hatinya. Dalam hati dia
berpikir, "Semenjak makan Xue Guo, ilmu
kakak maju pesat, sudah berbulan-bulan
kami tidak bertemu, ilmunya pasti telah
maju pesat. Sepertinya kecuali diriku, dia
adalah pesilat nomor dua di Zhong Yuan."
Ooo)*(ooO
BAB 42
Pulau Da-ji-dao
Semakin Wu Ling-feng berlatih, jurus
yang dikeluarkan semakin kencang, membuat
debu beterbangan kemana-mana, kemudian dia
memutar tubuhnya dan mengeluarkan
telapaknya. Suara keras terdengar kemudian
dia berputar lagi, mendorong kepalan
tangannya, terdengar lagi suara tajam.
Terdengar suara BRAAG, pohon cemara
sebesar mangkuk yang letaknya 3-4 meter
dari posisi Wu Ling-feng berdiri, patah
diiringi suara itu.
Wu Ling-feng berhenti dan berkata
sendiri, "Selama sebulan ini jurus 'Kai Shan1397
San Shi' yang kulatih sepertinya mengalami
sedikit kemajuan, hanya jurus 'Yu Gong Yi
Shan' masih belum begitu lancar, mungkin
tenagaku belum cukup. Aku harus berlatih
dengan rajin, jika tidak, aku akan
tertinggaljauh dari Adik Xin...."
Tiba-tiba di atas pohon terdengar ada
yang tertawa kemudian disusul dengan suara
nyaring, "Aku juga harus banyak berlatih,
kalau tidak aku juga akan tertinggaljauh
dari Kakak...."
Wu Ling-feng berteriak dengan
senang, "Adik Jie!"
Xin Jie turun seperti sehelai daun
kering lalu mendarat di depan Wu Lingfeng.
Wu Ling-feng melihat Xin Jie dengan
tersenyum, baru saja dia akan bertanya, Xin
Jie sudah membentak, "Terimalah
seranganku!"
Telapak didorong, tenaga yang keluar
sangat kuat membuat baju Wu Ling-feng
berkibar.
Wu Ling-feng terkejut, dia mundur
setengah langkah kemudian tangan kiri
membentuk cengkraman bertujuan mengatasi
tenaga yang datang.1398
Tapi saat Wu Ling-feng mencengkram,
cengkramannya tidak mengenai sasaran,
tangan kanan Xin Jie dengan ringan
bergerak kemudian kelima jarinya dibuka
lebar dan menotok 5 nadi di dada Wu Lingfeng.
Tidak ada waktu untuk berpikir lagi,
Wu Ling-feng menghindar ke kiri tapi
tangan kanannya sempat membentuk
lingkaran dan menyerang Xin Jie. Waktu dan
posisinya sangat tepat, ini adalah jurus 'Shi
Po Tian Jing' (batu pecah langit terkejut).
Xin Jie berteriak, "Bagus sekali!"
Tangan kirinya dibalik, 5 jari
dikeluarkan. Jurus 'Kong Kong Zhang Fa'
yang diajarkan oleh Pin Fan Shang-ren
segera dikeluarkan. Jurus ini membuat Wu
Ling-feng harus mengeluarkan jurus 'Kai
Shan Dao Liu'.
Wu Ling-feng berteriak, "Adik Jie,
mengapa kau...."
Tapi tangan Xin Jie tidak berhenti,
jurus-jurusnya dikeluarkan semakin gencar.
Dia berpikir, "Tadi Adik Jie dari atas
pohon pasti telah melihatku berlatih dan
mendengar kata-kataku, karena itu dia ingin
bertarung denganku. Aku tidak sanggup1399
melawannya, untuk apa aku harus
melawannya? Biar dia yang memenangkan
pertarungan ini."
Dalam waktu singkat dia menarik
kembali tenaganya.
Tapi Xin Jie sudah berputar di
belakangnya, kedua telapaknya secara
bersamaan menyerang Wu Ling-feng. Posisi
aneh ini mau tidak mau membuat Wu Lingfeng harus mengeluarkan jurus 'Yu Gong Yi
Shan' lagi.
Dengan jurus Ji Mo Bu Fa', Xin Jie
berjalan, tangannya mengeluarkan jurus
'Kong Kong Quan Fa' yaitu jurus ke-11 yang
bernama 'KongGuan Ling Wu'.
Posisi Xin Jie berdiri sekarang
disebut 'Kai Shan San Shi', Liu Ding Kai
Shan. Tidak sengaja Wu Ling-feng telah
terpancing mengeluarkan jurus ketiga.
Dari jurus 'Yu Gong Yi Shan' berganti
dengan jurus 'Liu Ding Kai Shan', Wu Lingfeng merasa tidak cukup tenaga dan Xin Jie
tidak memaksa, dia hanya melintas. Ketika
Wu Ling-feng sedang berpikir, Xin Jie
telah menyerangnya lagi, terpaksa jurus
'Kai Shan Dao Liu' dikeluarkan lagi.
Wu Ling-feng sangat pintar, melihat1400
Xin Jie terus memancingnya mengeluarkan 3
jurus ini, dia sudah tahu kalau Xin Jie
bermaksud sesuatu padanya, karena itu
dengan sepenuh hati dia menghadapi Xin Jie.
Benar saja Xin Jie memang sengaja
memancingnya menggunakan jurus 'Yu Gong
Yi Shan' kemudian Liu Ding Kai Shan', tibatiba Xin Jie berhenti di udara.... sebenarnya
jurus 'Liu Ding Kai Shan' harus didorong
keluar dengan lurus, tapi karena serangan
Xin Jie, terpaksa dia mendorong dengan
posisi miring. Terdengar BUG, suara yang
malah lebih kuat, membuat pohon yang
letaknya beberapa meter dari sana tumbang,
tanpa melihat dedaunan yang bergoyang, Wu
Ling-feng yang biasanya merasakan kalau
aliran tenaga di dadanya tidak begitu
lancar, sekarang tidak terasa lagi.
Dia terpaku, dari jurus 'Yu Gong Yi
Shan' berganti dengan jurus 'Liu Ding Kai
Shan' dilakukan dengan posisi miring.
Pernafasan dadanya terasa lebih lancar dan
tenaganya pun bertambah.
Karena senang dia berteriak. Wu Lingfeng tahu kalau Xin Jie telah melihat
kekurangannya, maka Xin Jie sengaja
memancingnya dan menyuruhnya mengubah1401
cara menyerang. Dia benar-benar merasa
berterima kasih pada Xin Jie. Dia berteriak,
"Adik Jie, mengapa kau bisa melihat
kelemahan jurusku?"
Xin Jie tertawa, "Aku mengerti,
semenjak belajar ilmu dari Pin Fan Shangren yaitu 'Kong Kong Quan Fa', aku lihat
jurusmu 'Kai Shan San Shi', walaupun tenaga
yang dikeluarkan sangat dahsyat tapi
sepertinya pernafasan Kakak agak kurang
lancar. Setelah kupikir-pikir, aku langsung
tahu di mana letak kesalahanmu."
Wu Ling-feng berkata, "Adik Jie, kau
benar-benar bernasib baik, semua ilmu Shi
Wai San Xian telah kau dapatkan, kali ini
kau pasti juga memetik banyak hasil.... Ah!
Hampir saja aku lupa memberitahumu, gadis
kecil bermarga Zhang sedang mencarimu. Aku
memberitahunya, kalau kau ada Da-ji-dao.
Dan dia terburu-buru pergi ke sana...."
Begitu mendengar kabar ini, Xin Jie
segera meloncat tinggi dan berteriak, "Ayo
Kak, kita jalan sekarang, cepat...."
Dia membalikkan tubuh dan segera
berlari. Wu Ling-feng memanggilmanggilnya kemudian berlari mengejar Xin
Jie.1402
Mereka berdua berlari sampai seperti
terbang, hanya dalam waktu singkat mereka
telah berada di pelabuhan. Melihat perahu
masih berlabuh di sisi, tapi banyak orang
mengelilingi perahu itu untuk melihatlihat. Sepertinya perahu ini berbentuk
sangat aneh dan tidak bertuan.
Xin Jie menarik tangan Wu Ling-feng,
mereka meloncat melewati kepala orangorang di sana dan turun di perahu kecil itu
dengan tenaganya, dia membuat perahu kecil
itu meluncur beberapa meter kemudian baru
mendayung. Perahu meluncur dengan cepat.
Orang-orang yang berdiri di pinggir
terkejut melihat aksi kedua pemuda itu
semua mata tampak tercengang!
Setelah perahu kecil berada di tengah
laut, Xin Jie baru mengatakan hubungannya
dengan Qing Er, kemudian pertarungan yang
terjadi antara bangsa Tionghoa dan bangsa
asing, serta bagaimana dia, Pin Fan Shangren, dan Guru Hui mengobati Wu Hen-sheng.
Terakhir dia menceritakan tentang dendam
orang tuanya yang telah terbalas. Wu Lingfeng merasa sangat senang dan memberi
hormat kepadanya.
Wu Ling-feng juga teringat pada1403
dendamnya yang belum terbalas, A Lan
belum ditemukan, dia menjadi sedih. Dia
menarik nafas dalam-dalam.
Xin Jie yang pintar sambil mengayuh
dayung dan berkata, "Kakak!"
"Ada apa?"
"Kalau kita kembali ke Zhong Yuan,
pertama yang akan kita lakukan adalah
mencari Chi-yang dan Li-e, Ku An terlebih
dahulu, kita harus membalaskan dendam
Paman Wu dan Paman Mei."
Wu Ling-feng tahu kalau Xin Jie
sedang berusaha menghiburnya, tapi karena
hatinya sedang bimbang, kata-kata hiburan
ini membuat hatinya bergejolak. Dengan
suara gemetar dia berkata, "Adik Xin, kau
benar-benar baik...."
Darah Xin Jie lebih bergejolak lagi,
dia memegang tangan Wu Ling-feng dan
dengan tegas berkata, "Kakak, begitu dendam
kita berhasil dibalas, kita kakak beradik
akan berkelana di dunia persilatan bersamasama untuk menegakan keadilan dan
kebenaran!"
Wu Ling-feng mendengar Xin Jie
mempunyai cita-cita begitu tinggi,
kesedihannya pun berkurang, tiba-tiba wajah1404
A Lan dengan jelas muncul di depan
matanya. Hati Wu Ling-feng bergetar,
seperti ada perasaan buruk menutupinya....
Xin Jie membalikkan kemudi, Da-ji-dao
sudah terlihat!
Ooo)*(ooO
Matahari berada di tengah langit
memancarkan cahayanya yang terang.
Pantai Da-ji-dao sudah terlihat. Xin
Jie dan Wu Ling-feng turun dari perahu
kecil ini.
Tiba-tiba Xin Jie menarik nafas,
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu itu ada seseorang sedang menundukkan
kepala sambil berjalan ke sana. Wu Lingfeng melihatnya, segera berteriak dengan
terke-jut, "Sun Qi-zhong."
Dia adalah Wu Lin Zi Xin, Sun Qizhong. Mereka berdua segera mendekat,
berteriak, "Apa kabar, Kakak Sun?"
Sun Qi-zhong melihat mereka. Dia
hanya tertawa, tawanya terlihat seperti
terpaksa.
Dengan aneh Xin Jie melihat keadaan
Sun Qi-zhong seperti itu. Kedua alis Sun
Qi-zhong tampak berkerut, wajahnya dilipat,
seperti sedang tidak berselera menghadapi
dunia.1405
Xin Jie mendekat dan bertanya, "Kakak
Sun, apakah Pin Fan Shang-ren ada di pulau
ini?"
Sun Qi-zhong mengangguk, tiba-tiba
dia tertawa kecut kemudian cepat-cepat
berjalan ke pantai dan naik perahu, dia
pergi begitu saja.
Baru saja mereka berjalan beberapa
meter, tiba-tiba terlihat bayangan
seseorang dengan ringan turun di depan
mereka. Gerakannya ringan dan lincah,
memberi kesan kalau orang itu seperti tidak
berbobot.
Setelah dilihat ternyata orang itu
adalah Pin Fan Shang-ren. Xin Jie segera
memberi hormat, "Shang-ren, aku yang muda
datang menjenguk Anda!"
Pin Fan Shang-ren tertawa terbahakbahak, "Anak, kau jangan membohongi orang
tua, aku lihat wajahmu sangat pucat, kau
pasti ada perlu mencariku.... mengapa kau
mengatakan ingin menjengukku.... Hei!
Siapakah dia...." Dia melihat Wu Ling-feng
dan pura-pura seperti tidak mengenalnya.
"Siapa anak ini, begitu tampan,
sewaktu aku masih muda, aku tidak begitu
tampan."1406
Wu Ling-feng tahu bagaimana anehnya
sifat orang tua ini dari cerita-cerita Xin
Jie. Dia segera memberi hormat, "Aku yang
muda Wu Ling, senang sekali bisa bertemu
dengan Tetua."
Pin Fan Shang-ren terus memuji
ketampanan Wu Ling-feng, kemudian baru
berkata, "Anak-anak datang mencariku pasti
bukan menyampaikan kabar gembira, ada apa
sebenarnya?"
Tanya Xin Jie, "Putri Ketua Wu Ji
Dao, Zhang Qing, apakah dia pernah datang
kemari?"
Pin Fan Shang-ren terpaku, "Tidak...."
Xin Jie merasa cemas, tapi dia
berusaha tertawa walaupun terpaksa, "Ah....
Ah!" Kata-kata lain tidak bisa diucapkan.
Pin Fan Shang-ren bertanya lagi,
"Apakah kau mencari Zhang Qing demi Wu
Hen-sheng?"
Karena sedang merasa cemas, Xin Jie
tidak mendengar perkataan Pin Fan Shangren, dia hanya mengangguk tidak
berkonsentrasi.
Pin Fan Shang-ren marah dan berkata,
"Apakah Wu Hen Shen memaksamu mencari
putrinya? Jangan takut, kalau dia1407
memaksamu terus, aku tidak akan
mengijinkan-nya...."
Dengan cepat Xin Jie berkata, "Bukan,
bukan itu."
Pin Fan Shang-ren tertawa, "Mari
masuk dulu baru ceritakan semuanya."
Xin Jie berkata lagi, "Qing Er tidak
pernah datang ke sini, kami tidak akan
menganggu Tetua...."
Pin Fan Shang-ren melotot, "Apa?
Kalian mau pergi lagi? Tidak bisa...."
Melihat Pin Fan Shang-ren mulai
marah, Xin Jie dan Wu Ling-feng malah
ingin tertawa karena mereka tahu bagaimana
sifat Pin Fan Shang-ren. Xin Jie menahan
tawa dan berkata, "Baiklah, baiklah, kami
tidakjadi pergi!"
Pin Fan Shang-ren tertawa, "Jika aku
tidak galak kepada kalian, kalian tidak
akan tahu bagaimana kelihaianku."
Wu Ling-feng menahan tawa.
Tiba-tiba Pin Fan Shang-ren berkata,
"Apakah tadi kalian melihat Sun Qi-zhong?"
Wu Ling-feng mengangguk.
Xin Jie mengangguk, dia tahu sifat
Pin Fan Shang-ren, sepertinya ada sesuatu
yang ingin dia bicarakan.1408
Pin Fan Shang-ren menghentakkan
kakinya kemudian berkata, "Sewaktu di Xiaoji-dao, kau berjanji kepada Wu Hen-sheng
membantunya mencari putrinya. Dunia begitu
luas, kau mau mencarinya ke mana...."
Xin Jie merasa lebih geli lagi. Dia
tahu ada sesuatu yang ingin Pin Fan Shangren ceritakan tapi dia sulit
mengungkapkannya, mungkin dia merasa malu
mengungkapkannya. Tapi Xin Jie pura-pura
tidak tahu maka dia hanya membicarakan hal
biasa saja.
Wu Ling-feng mulai tidak sabar,
beberapa kali dia ingin bertanya, tapi
selalu dicegah oleh Xin Jie.
Pertanyaan Pin Fan Shang-ren
sepertinya tidak menyambung dengan
pembicaraan, dia sendiri pun tidak tahu apa
yang dia tanyakan, dalam hati Wu Ling-feng
bertanya-tanya, mengapa Xin Jie menjawab
dengan tidak benar, Wu Ling-feng hanya
ikut mengangguk-angguk.
Karena itu Xin Jie tertawa.
Melihat Xin Jie tertawa, Pin Fan
Shang-ren ikut tertawa tanpa tahu apa yang
ditertawa-kan Xin Jie.
Tidak lama kemudian dia melihat kedua1409
pemuda itu, terus menatapnya, dia tidak tahu
harus memulainya dari mana, dia bertanya
dengan buru-buru, "Apakah kalian melihat
Sun Qi-zhong pergi dari sini?"
Xin Jie dan Wu Ling-feng mengangguk
bersama-sama.
"Benar, kalian pasti merasa aneh
bukan? Dan tentunya kalian ingin tahu apa
yang terjadi bukan? Ceritanya sangat
panjang, apakah kalian siap mendengarnya?"
Karena tidak ada yang menjawab, maka
Pin Fan Shang-ren bertanya dengan cara
seperti ini.
Wu Ling-feng dan Xin Jie tertawa
terbahak-bahak, Pin Fan Shang-ren merasa
malu, dia pura-pura marah, "Kalian
menertawakan apa?"
Wu Ling-feng terkejut, menjawab,
"Kami tidak tertawa, kami tidak tertawa!"
Pin Fan Shang-ren merasa senang dan
berkata, "Sekarang aku akan mulai
bercerita.
Ternyata sewaktu Pin Fan Shang-ren
berjanji kepada para biksu Shao-lin itu
kalau dia akan mengajarkan ilmunya kepada
Sun Qi-zhong, semua itu terpaksa
dilakukannya. Dia tidak mau dikekang oleh1410
siapa pun. Kalau dia harus mengajar jurus
demi jurus kepada Sun Qi-zhong, ini sangat
sulit. Wu Lin Zi Xiu, Sun Qi-zhong tidak
seperti Xin Jie yang senang bercanda,
setiap hari dia hanya bersikap hormat dan
tekun berlatih ilmu silat. Hal ini membuat
Guru Pin tidak senang dan dia berniat
melepaskan tanggung jawabnya mengajarkan
ilmu silat kepada Sun Qi-zhong.
Dia berpikir cukup lama, akhirnya dia
mendapatkan sebuah ide, setiap hari dia
mengajarkan setumpuk ilmu Shao-lin dan
memberikan tenggang waktu kepada Sun Qizhong, bahwa hari itu juga dia harus bisa
menguasainya, kalau tidak dia tidak mau
mengajar lagi. Pin Fan Shang-ren mengira
itu adalah suatu cara yang bagus untuk
mengusir Sun Qi-zhong secara halus pergi
dari pulau.
Siapa yang menyangka kalau Sun Qizhong yang dari luar terlihat taat pada
aturan ternyata adalah seorang murid yang
pintar. Dia sadar dia memikul beban hidup
dan mati Shao-lin, karena itu dia berusaha
mencatat semua ilmu yang diajarkan Pin Fan
Shang-ren dan berusaha menguasai semuanya.
Melihat cara ini tidak membuat Sun1411
Qi-zhong mundur, Pin Fan Shang-ren
menambahkan lagi pelajarannya. Dalam waktu
sehari dia sekaligus mengajarkan ilmu
Shao-lin yang bernama 'Bai Bu Shen Quan'
ditambah dengan jurus 'Da Yan Shi Shi'. Sun
Qi-zhong tidak sanggup menguasai semuanya,
maka Pin Fan Shang-ren pun marah, "Setiap
hari dengan berlelah-lelah aku mengajarmu,
tapi kau ternyata tidak belajar sungguhsungguh, lebih baik besok kau kembali ke
Shao-lin!" sebenarnya dia merasa malu,
karena sebenarnya Sun Qi-zhong adalah
seorang murid yang sangat rajin.
Sun Qi-zhong tahu kalau kakek
gurunya sengaja melakukan hal ini
kepadanya, tapi dia tidak membantah, karena
itu dia bersujud minta ampun kepada kakek
gurunya.
Melihat Sun Qi-zhong meminta maaf
dengan cara seperti itu, Pin Fan Shang-ren
bertambah kesal, dia berteriak, "Bangun,
bangun, percuma kau melakukan tindakan
seperti ini, apa yang telah kuucapkan tidak
bisa diubah oleh siapa pun!"
Dengan terpaksa Sun Qi-zhong pergi
dari sana, dalam waktu satu bulan ini dia
telah mempelajari banyak ilmu Shao-lin,1412
tapi banyak jurus yang hanya dihafal di
luar kepala tapi tidak pernah dipraktekkan.
Dia sadar kalau terus berlatih pun akan
percuma. Lebih baik dia berlatih sendiri,
kalau sudah mengerti dia akan datang lagi
ke sini dan minta diajarkan oleh Pin Fan
Shang-ren, karena itu dia berkata, "Kakek
Guru Ling Kong, besok aku akan pergi dari
sini, nanti aku akan mengunjungi Kakek
Guru lagi!"
Begitu mendengar Sun Qi-zhong akan
pergi dari sana, Pin Fan Shang-ren benarbenar merasa senang. Dia tidak peduli
apakah Sun Qi-zhong akan datang lagi atau
tidak, dia berkata, "Baik sekali, baik
sekali!"
Tapi begitu melihat wajah putus asa
dan kecewa Sun Qi-zhong, dia merasa
menyesal, dan dengan lembut dia berkata,
"Anak, jangan merasa putus asa, semua
ilmuku hampir semua sudah kuajarkan
kepadamu, berlatihlah dengan baik, kalau
kau sudah sukses, tidak ada yang berani
melawanmu."
Hari kedua, Pin Fan Shang-ren telah
membuat Sun Qi-zhong meninggalkan Da-jidao, begitu melihat Wu Ling-feng dan Xin1413
Jie, Pin Fan Shang-ren langsung
menceritakan idenya yang dianggap sukses.
Xin Jie memuji Pin Fan Shang-ren,
"Anda benar-benar lihai, dengan cara halus
mengusir dia dari sini."
Pin Fan Shang-ren merasa senang, dia
tertawa, "Anak, aku merasa senang dengan
pujianmu, aku akan mengajarkan beberapa
jurus baru kepadamu."
Xin Jie merasa senang, baru saja dia
akan mengucapkan terima kasih tiba-tiba dia
melihat matahari akan terbenam, dan dia
baru teringat pada tujuannya datang ke
pulau ini. Maka dia pun segera berpamitan
kepada Pin Fan Shang-ren.
Tiba-tiba tercium wewangian yang
membuat siapa pun yang menciumnya menjadi
segar. Harum itu mengikuti hembusan angin.
Wu Ling-feng merasa kenal dengan harum
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini. Dia segera mengikuti sumber wangi itu
dan berlari mencarinya, tanpa pamit
terlebih dulu kepada Xin Jie maupun Pin
Fan Shang-ren.
Xin Jie berpikir, "Biasanya Kakak Wu
terlihat selalu tenang, tidak pernah
melihatnya seperti sekarang, pasti ada hal1414
penting yang membuatnya menjadi seperti
ini." maka dia pun mengikuti Wu Ling-feng.
Pin Fan Shang-ren tertawa misterius
dan berkata dengan suara kecil, "Anak,
lebih baik kita diam-diam mengikutinya,
kita lihat si ganteng akan melakukan apa."
Begitu melihat sikap Pin Fan Shangren, sepertinya Pin Fan Shang-ren tahu ke
mana perginya Wu Ling-feng. Xin Jie
mengangguk, segera mereka menggunakan
ilmu meringankan tubuh mengejar Wu Lingfeng.
Baru saja mereka berlari sebentar,
harum itu tercium semakin kental, tiba-tiba
Pin Fan Shang-ren berkata, "Ada di sini."
dia menarik Xin Jie dan bersembunyi di
balik sebuah batu besar.
Terlihat Wu Ling-feng berdiri di atas
sebuah batu besar dengan jarak 100 meter
dari tempat Xin Jie dan Pin Fan Shang-ren,
dia sedang menari-nari, kelihatannya dia
sangat senang.
Pin Fan Shang-ren berteriak, "Anak,
kau lihat di sisi batu itu ada tumbuhan
apa?"
Ada sebuah pohon kecil tumbuh di
sela-sela batu itu, Xin Jie tidak merasa ada1415
keistimewaan apa pun dari pohon itu, lalu
dia pun bertanya, "Apakah yang Shang-ren
maksud adalah pohon kecil itu?"
"Benar!" jawab Pin Fan Shang-ren.
Tiba-tiba Pin Fan Shang-ren berkata
lagi, "Anak, kau lihat mulutnya komat
kamit, kita lebih dekat lagi ke sana untuk
mendengar apa yang dia ucapkan."
Melihat tingkah laku Pin Fan Shangren, Xin Jie ingin tertawa, tapi dia segera
berpikir, "Pin Fan Shang-ren mempunyai
ilmu silat yang usianya telah 180 tahun,
ilmunya sudah sangat tinggi, mungkin di
dunia ini tidak ada tandingannya. Tapi dia
selalu saja ingin tahu segala hal, dan
selalu ingin menang dalam keadaan apa pun.
Ada pepatah yang mengatakan : air dan
gunung bisa berubah, tapi sifat orang
selalu berubah. Seperti aku, sifatku keras
dan cepat marah, kapan aku bisa berubah
menjadi seperti Kakak Wu?"
Melihat Xin Jie diam saja, Pin Fan
Shang-ren berjalan ke depan, terpaksa Xin
Jie mengikutinya.
Xin Jie bersembunyi sekitar 100 meter
dari tempat Wu Ling-feng berdiri, Wu Lingfeng saat itu dengan penuh semangat1416
melihat pohon kecil itu, dia seperti tidak
tahu ada yang menguntit di belakangnya.
Pohon itu tidak berdaun, tapi di pucuk
pohon ada buah kecil berwarna merah darah,
Xin Jie berpikir sebentar, kemudian dia
baru mengerti dan berpikir, "Buah ini pasti
jenis buah yang pernah dimakan oleh Kakak
Wu sewaktu dia jatuh ke jurang Tai Shan."
Dia melihat lagi, tangan kiri Wu
Ling-feng menggoyang-goyang pohon itu,
tangan kanannya memetik buah merah.
Tubuhnya bergerak dengan ringan, dan pose
tubuhnya terlihat indah, Xin Jie memuji,
"Ilmu yang bagus!"
Mendengar suara Xin Jie, Wu Lingfeng ingin menyapa, tapi Pin Fan Shang-ren
telah muncul dari pinggir.
Pin Fan Shang-ren bertanya, "Oh, buah
ini telah susah payah kutanam dan
kupelihara, aku sudah menunggu selama
ratusan tahun, hari ini baru berbuah, tapi
malah kau yang mengambilnya, cepat bawa ke
sini!"
Wu Ling-feng berpikir, "Usia Pin Fan
Shang-ren telah mencapai 200 tahun lebih,
dia mengatakan kalau dia yang menanam
pohon ini, itu sangat memungkinkan, dia1417
sudah menunggu ratusan tahun, mana boleh
aku memetiknya begitu saja. Hhhh,
sudahlah!"
Dia mengembalikan Xua Guo itu kepada
Pin Fan Shang-ren, melihat Wu Ling-feng
kecewa dan cemas, wajah tampannya terlihat
menjadi merah, Pin Fan Shang-ren tahu Wu
Ling-feng sangat menginginkan Xue Guo itu
tapi dia tidak ragu mengembalikan buah itu
kepada Pin Fan Shang-ren. Sikap seperti ini
jarang ditemui oleh Pin Fan Shang-ren. Dia
segera memberikan Xue Guo itu kepada Wu
Ling-feng, tapi tiba-tiba dia mempunyai ide
lain, "Aku akan mempermainkan dia dulu
sampai dia menangis, pasti ini akan seru!"
Dia berteriak, "Xue Guo adalah buah
langka, khasiatnya di bawah Qian Nian Zhu
Guo yang dimakan Wu Hen-sheng (merah buah
merah sribu tahun). Hhhh, aku akan memakan
buah ini!"
Benar saja, dia mengambil buah itu
dari tangan Wu Ling-feng dan siap
memakannya.
Dia mengira Wu Ling-feng akan
berteriak cemas, tapi sikap Wu Ling-feng
biasa saja, karena dia menganggap kalau Pin
Fan Shang-ren memang berhak1418
mendapatkannya, karena Pin Fan Shang-ren
yang menanam dan telah menunggu selama
ratusan tahun. Pin Fan Shang-ren merasa
aneh dan bertanya pada Wu Ling-feng,
"Anak, aku hanya bercanda, tubuhku memang
tidak bisa rusak, tapi aku tidak mau seperti
Wu Hen-sheng yang tidak berguna yang
selalu mengandalkan rumput atau pohon
untuk menambah ilmu, hei, Anak, ambillah
Xue Guo ini!"
Hati Wu Ling-feng berdebar-debar
karena senang, dengan tangan gemetar, dia
menerima Xue Guo. Baju bagian dadanya
terbuka, ada botol kecil yang tersimpan di
sana, dia pun mengeluarkan botol itu,
dengan cepat dia meletakkan Xue Guo ke
dalam botol. Sewaktu dia sedang memasukkan
Xue Guo ke dalam botol, dari balik bajunya
ada sebuah buku yang terjatuh.
Karena merasa sangat berterima kasih
dia segera memeluk Pin Fan Shang-ren
sambil meneteskan air mata, "Te.... Tetua,
Anda benar-benar sangat baik kepadaku."
Pin Fan Shang-ren mengelus-elus
kepalanya dan berkata, "Anak baik! Jangan
menangis lagi, kalau kau menangis, akan
terlihat jelek dan tidak berguna!"1419
Wu Ling-feng berhenti menangis dan
berkata, "Aku tidak membutuhkan Xue Guo,
tapi temanku yang membutuhkannya, matanya
buta, Feng Er telah berjanji padanya,
walaupun harus sampai ke ujung dunia Feng
Er akan terus mencari Xue Guo supaya dia
bisa melihat kembali. Sewaktu aku terjatuh
di jurang Tai Shan, aku pun sempat memakan
Xue Guo, awalnya aku tidak tahu kalau itu
adalah buah yang selama ini kucari-cari,
setelah kumakan, aku baru tahu kalau buah
yang selalu kucari pagi, siang, dan malam
telah kumakan. Aku merasa menyesal, aku
sadar seumur hidup sulit untuk mendapatkan buah itu kembali, tidak disangka, di
pulau milik Pin Fan Shang-ren ternyata ada
pohon ini, dan pohon itu sedang berbuah,
aku sedang bernasib baik."
Melihat Wu Ling-feng begitu gembira,
wajahnya yang tampan terlihat bercahaya,
tapi di sudut matanya masih ada air mata
yang berlinang, dia benar-benar terlihat
polos dan lucu, tiba-tiba Pin Fan Shang-ren
bertanya, "Temanmu itu pasti seorang gadis
bukan? Kau harus jujur bercerita padaku."
Wu Ling-feng tidak menyangka kalau
Pin Fan Shang-ren akan bertanya seperti1420
itu, apalagi Wu Ling-feng tidak pintar
berbohong, maka dengan wajah memerah dia
mengangguk, "Benar!"
Xin Jie memungut buku Wu Ling-feng
yang terjatuh, mendengar kalau kakaknya
telah mempunyai seorang kekasih, dia segera
menghampiri dan mendengar ceritanya.
Pin Fan Shang-ren bertanya lagi,
"Mengapa matanya bisa buta?"
Wu Ling-feng tidak bisa menutupnutupi lagi, dia menceritakan kisahnya dan
A Lan. Dan dia pun menceritakan tentang A
Lan yang marah dan meninggalkannya begitu
saja. Dunia begitu luas, ke mana dia harus
mencari A Lan. Dia menangis lagi.
Pin Fan Shang-ren menggelengkan
kepala, dia berkata, "Anak, aku sudah sering
dengar, di dunia ini yang membuat kita
merasa kesulitan adalah perempuan, di dunia
ini tidak ada yang membuatku takut. Hanya
perempuan yang membuatku takut, kalau Xin
Jie tidak membantuku keluar dari formasi
Gui Yuan, mungkin sekarang aku masih
terkurung oleh biksuni tua itu. Kalian
berdua begitu tampan dan masih muda, kelak
kalian pasti akan direpotkan oleh
perempuan."1421
Setelah mendengar cerita Wu Lingfeng, hati Xin Jie menjadi bergejolak, dia
lupa tujuannya datang ke sini adalah
mencari Qing Er. Dia berkata pada Wu Lingfeng untuk segera berangkat mencari A Lan.
Karena itu apa pun yang dikatakan Pin Fan
Shang-ren sudah tidak jelas lagi.
"Kakak Wu, sekarang kita berangkat
mencari Nona Lan."
Wu Ling-feng merasa sangat berterima
kasih baru saja mereka akan pamit kepada
Pin Fan Shang-ren, tiba-tiba Pin Fan
Shang-ren berkata pada Xin Jie, "Anak,
buku apa yang sedang kau pegang?"
Xin Jie menjawab, "Buku ini jatuh dari
baju Kakak Wu, di dalamnya banyak terdapat
gambar setan dan lambang-lambang."
Wu Ling-feng berkata lagi, "Buku itu
merupakan pemberian dari Kakek Guru Dong
Yi Shu Sheng Yun Bing Ruo, beliau
mengatakan kalau buku ini merupakan
pemberian dari seorang biksu India, sebelum
biksu itu meninggal dia memberikannya pada
Kakek Guru Dong Yi Shu Sheng Bing Ruo.
Buku ini berisi cara-cara berlatih ilmu
meringankan tubuh. Tapi sayang, semuanya
berbahasa India, maka tidak ada seorang pun1422
yang mengerti."
Pin Fan Shang-ren berkata, "Berikan
buku itu padaku, coba aku membacanya."
Pin Fan Shang-ren hanya membaca
beberapa lembar, wajahnya berubah menjadi
serius, kemudian dia berlari ke rumahnya.
Wu Ling-feng ingin mengikutinya tapi
Xin Jie melarangnya dan berkata, "Kakak,
apakah kau masih ingat sewaktu kita
bertarung di Wu Wei Ting dengan Jinlul?"
Wu Ling-feng tampak berpikir sejenak,
lalu dengan senang menjawab, "Benar!
Benar! Pin Fan Shang-ren mengerti bahasa
India."
Xin Jie mengangguk, "Aku rasa Pin
Fan Shang-ren menemukan cara-cara baru di
dalam buku itu, jadi dia ingin mencari tahu
sendiri dulu, lebih baik kitajangan ganggu
dia."
Kata Wu Ling-feng, "Kita pakai
kesempatan ini untuk berjalan-jalan
mengeliling Da-ji-dao, bagaimana kalau kau
yang membawa jalan?"
Xin Jie merasa sangat senang, mereka
berjalan-jalan ke daerah belakang pulau.
Ooo)*(ooO
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
BAB 431423
Rahasia di balik buku
Pulau kecil yang ada di belakang Daji-dao sebenarnya terbentuk karena
penumpukan batu karang, maka dipulau itu
tidak tumbuh rumput. Begitu mereka
mendekati pantai, di sana hanya ada batu
karang dan pasir berwarna coklat.
Keadaannya seperti sebuah padang pasir
saja.
Wu Ling-feng berkata, "Orang kuno
selalu mengatakan utara adalah gunung,
selatan adalah air. Tidak disangka di Jiang
Nan ada sebuah pulau dengan pemandangan
begitu indah dan megah. Dunia ini benarbenar luas dan banyak hal yang aneh."
Tiba-tiba sebuah gelombang datang
menghempas ke darat, menyeret batu-batu
kecil ke laut.
Xin Jie tampak sedang berpikir,
"Sungai besar saja bisa menjadi seperti ini,
apalagi laut. Manusia yang hidup di dunia
ini benar-benar terlihat sangat kecil dan
tidak berdaya, sekalipun kau adalah seorang
pendekar atau pahlawan besar, akhirnya kau
akan kembali menjadi tanah. Aku.... aku
ingin dalam keterbatasan umurku melakukan
hal yang membuat orang tidak akan pernah1424
melupakanku. Hanya dengan cara seperti ini
kau tidak akan menyia-nyiakan jerih payah
ayah dan ibuku yang telah melahirkan serta
Paman Mei yang telah mengajarkan semuanya
padaku."
Dia membalikkan tubuh melihat Wu
Ling-feng yang sedang memandang lautan.
"Kakak Wu, mari kita bunuh Li-e
beserta keroco-keroconya, setelah itu kita
baru mencari A Lan dan Qing Er."
Wu Ling-feng setuju dengan usul Xin
Jie, dia mengangguk, Xin Jie melanjutkan
lagi, "Kak, sewaktu aku terluka oleh Henghe San-fu, aku mengobati lukaku sendiri,
saat itu aku selalu memikirkan
permasalahan ini, sekarang aku telah
mendapatkan jawabannya dan aku telah
mengerti. Orang hidup di dunia kalau hanya
mengandalkan ilmu silat yang tinggi, hanya
akan membuat orang-orang takut kepada
kita, dan hidupnya malah tidak berarti.
Kita harus melakukan sesuatu sehingga
orang-orang akan menaruh hormat kepadamu,
itu baru disebut sebagai pahlawan sejati.
Sejak itu aku selalu fokus kesana. Hanya
saja sifatku terlalu keras. Kak, kau harus
sering-sering mengajarku atau memarahiku1425
kalau aku memang salah."
Melihat Xin Jie berkata dengan
sungguh-sungguh, wajahnya tampak tenang.
Sikap sombongnya yang biasa terlihat saat
berhadapan dengan orang lain, atau sorot
mata yang menganggap enteng musuh,
sekarang diganti dengan kesungguhan
hatinya. Wu Ling-feng merasa senang, dia
memegang tangan kiri Xin Jie dan berkata,
"Adik Jie, selamat. Kau telah maju lagi
selangkah. Menurut Kakek Yun, seseorang
bila telah menguasai ilmu silat tinggi,
selain harus pintar, berjiwa besar, juga
harus bisa menampung banyak masalah.
Mengenai bakatmu, tidak perlu diragukan,
sekarang kau telah mengerti mana yang
salah dan mana yang benar, tidak harus
mengikuti keinginanmu sendiri. Ada dendam
harus dibalas, kebesaran hatimu pasti akan
bertambah luas. Dan kau pasti akan
memperoleh keberhasilan."
Xin Jie mendengar Wu Ling-feng terus
memujinya, dia merasa malu, dia hanya
tertawa tersipu-sipu. Kemudian dia pun
mengganti topik pembicaraan, "Kak, gadis
yang telah membuat kau yang tampan ini
begitu dalam mencintainya, dia pasti seorang1426
gadis cantik!"
"Adik Jie, jangan menertawakan, gadis
yang paling cantik yang pernah kukenal
adalah Zhang Qing."
Xin Jie terpengaruh dengan katakatanya. Wu Ling-feng melanjutkan lagi,
"Adik Jie, Nona Zhang adalah seorang gadis
baik, kau harus benar-benar mencintainya
dan harus selalu melindunginya. Oh ya,
sewaktu kau sedang terluka parah karena
diserang oleh Guan Zhong Jiu Hao, antara
sadar dan tidak sadar, kau terus memanggilmanggil nama Nona Fang dan Nona Jin,
siapakah mereka?"
Xin Jie terdiam, dia segera
menceritakan tentang Jin Mei Ling yang
menghilang bagai ditelan bumi, Fang Shaokun yang telah menikah dengan Tian Mo Jin
Qi. Kecuali hal yang sangat rahasia, tidak
ada hal yang dia tutupi dari Wu Ling-feng.
Wu Ling-feng berkata, "Ternyata demi
Nona Fang kau merelakan dirimu dipukul
oleh Heng-he San-fu, kau sampai rela
mengorbankan nyawamu sendiri. Berarti kau
telah membalas cintanya yang dalam.
Sekarang dia telah berkeluarga, tentu itu
membuatmu lebih tenang. Tapi Nona Jin....1427
untung Nona Qing seorang yang baik hati,
pasti ada cara mengatasi masalah ini."
Hati Xin Jie bergejolak, "Kata-kata
Kakak memang benar, aku sering berpikir di
antara para gadis itu aku hanya
mencintainya seorang. Demi dirinya aku rela
berkorban, hal ini otomatis akan aku
lakukan."
Mereka berdua terus mengobrol dengan
akrab, persahabatan mereka begitu dalam,
seperti air laut yang selalu membasahi
pantai, seperti itulah hati mereka berdua,
selalu hangat oleh rasa persahabatan yang
kental.
Hari mulai gelap.
Wu Ling-feng berkata, "Lebih baik
kita melihat Pin Fan Shang-ren dulu."
Mereka berdua berjalan perlahan
menuju rumah kecil milik Pin Fan Shangren. Tampak dia sedang duduk di sisi meja,
seperti sedang berkonsentrasi penuh
memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia menepuk
kepalanya sendiri dan berteriak, "Benar,
benar! Jurus itu sangat bagus!"
Kemudian dia tersenyum kepada Xin
Jie dan Wu Ling-feng, "Hei bocah, sini!
Kita perdalam kekuatan kaki, kalian berdua1428
lari ke depan, dan aku akan mengejar
kalian!"
Xin Jie dan Wu Ling-feng masih tidak
mengerti, tapi mereka tahu kalau Pin Fan
Shang-ren pasti mempunyai tujuan tertentu,
karena itu dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuh, mereka terus berlari.
Setelah berlari mereka tidak
mendengar ada suara apa pun di belakang
mereka. Mereka tahu Pin Fan Shang-ren
tidak ikut mengejar mereka, begitu
membalikkan tubuh untuk melihat, mereka
sangat terkejut ternyata Pin Fan Shang-ren
telah berada di belakang mereka. Xin Jie
tidak bisa menerima keadaan ini, dia terus
berlari, dan menambah kecepatan larinya.
Kali ini dia memperhatikan kedua kaki Pin
Fan Shang-ren yang berada di atas tanah
beberapa inchi dan terus mengikutinya dari
belakang. Tapi tidak terlihat dia berlari
melainkan seperti terbang, gerakannya
benar-benar terlihat sangat luwes.
Xin Jie berhenti berlari, "Jurus Anda
sungguh bagus, apakah Anda mempelajarinya
dari buku itu?"
Pin Fan Shang-ren mengangguk, Wu
Ling-feng telah mendekati mereka.1429
Pin Fan Shang-ren berkata pada Xin
Jie, "Anak, di antara semua ilmu
meringankan tubuh, apakah kau tahu gerakan
mana yang paling bagus?"
Xin Jie menjawab, "Menurutku, gerakan
tubuh yang paling lincah dan mengerahkan
jurus yang sulit dimengerti, dan jurus
nomor satu itu adalah jurus Ji Mo Shen Fa'
milik Guru Hui dari Xiao-ji-dao."
Pin Fan Shang-ren mengangguk dan
berkata, "Aku pun berpikiran sama
denganmu, tapi sewaktu Shi Wai San Xian
bertarung dengan Heng-he San-fu, apakah
kau tidak merasa ilmu mereka berbeda dari
yang umumnya?"
"Aku hanya merasa ilmu meringankan
tubuh mereka sangat cepat, benar-benar
bergerak seperti setan, dan sepertinya
kecepatan mereka lebih cepat dari ilmu Ji
Mo Bu Fa' milik Guru Hui."
Pin Fan Shang-ren merasa sangat
senang, "Anak, kau benar-benar pintar,
begitu Heng-he San-fu pergi, aku selalu
memikirkan cara bergerak mereka, yang
tidak sama dengan cara orang-orang Zhong
Yuan, tapi aku tidak tahu apa alasannya.
Setelah membaca buku ini aku baru1430
mengerti," kata Pin Fan Shang-ren.
"Apakah yang tertulis di dalam buku
itu adalah tentang ilmu meringankan tubuh
Heng-he San-fu?" tanya Wu Ling-feng.
"Kau pun tidak bodoh, mari, aku akan
menceritakan sebuah cerita untuk kalian,"
kata Pin Fan Shang-ren.
"Heng-he San-fu berasal dari sebuah
perkumpulan di India yang bernama 'Mo Jia
Mi Zhong'. Murid-murid perkumpulan ini
seumur hidup harus selalu hidup sederhana,
mengerti pelajaran tentang agama Budha, dan
mempelajari ilmu silat. Karena itu dalam
setiap generasi selalu muncul biksu-biksu
berbakat, tapi begitu sampai pada generasi
Heng-he San-fu, bakat mereka bertiga
menjadi berkurang, apalagi mereka disuruh
hidup sederhana, sepertinya mereka tidak
sudi. Karena itu mereka mengubah peraturan
dalam perkumpulan mereka, mereka menerima
murid sebanyak-banyaknya. Mereka berniat
menguasai seluruh India, dan sekarang
berniat menguasai Zhong Yuan."
"Memangnya mudah menguasai Zhong
Yuan?" kata Xin Jie dengan marah.
Pin Fan Shang-ren melanjutkan lagi,
"Heng-he San-fu menerima murid sebanyak 61431
orang, yang termuda adalah Jinlul yang
sangat sombong itu. Di antara keenam murid
itu, murid keempat adalah seorang biksu
yang berpandangan lurus, dia bernama Palus,
dia tidak betah melihat gaya hidup para
gurunya yang bersifat kejam. Seringkah dia
mencoba menasihati para gurunya, tapi
mereka tidak mau mendengar, malah berbalik
membenci murid keempat ini. akibatnya
ilmu-ilmu yang hebat tidak pernah
diajarkan kepadanya."
"Suatu hari, ada seorang India yang
membawa buku rahasia warisan nenek
moyangnya, dia masuk menjadi anggota
perkumpulan Heng-he San-fu. Dia meminta
Heng-he San-fu mengajarkan ilmu-ilmu yang
terdapat di dalam buku itu kepadanya. Orang
itu bisa dikatakan tidak mengerti ilmu
silat sama sekali. Tapi dia tahu buku
rahasia yang diwariskan dari nenek
moyangnya berisi ilmu yang sangat tinggi.
Dia telah mendatangi banyak guru silat,
tapi tidak ada seorang pun yang mengerti
ilmu apa yang tertulis di dalam buku itu.
Kemudian dia mendengar perkumpulan 'Henghe San-fu' adalah perkumpulan terkuat di
India, maka dia pun ingin belajar kepada1432
mereka, sekalian mempelajari ilmu yang ada
dalam buku itu."
Xin Jie sudah tidak sabar dia pun
menyela, "Apakah buku itu adalah buku
milik kakakku ini?"
"Benar, buku ini mencatat tentang
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ilmu meringankan tubuh dari 'Da Mo Mi Ji'.
Setelah Heng-he San-fu melihatnya mereka
merasa senang, mereka tidak mengijinkan di
wilayah mereka muncul pesilat tangguh,
maka mereka tidak mengajarkan ilmu itu
kepada orang ini, malahan mereka membunuh
pemilik buku ini, mereka berniat mengambil
buku rahasia itu menjadi milik mereka
bertiga."
Xin Jie berkata lagi, "Ilmu silat
Heng-he San-fu begitu tinggi, tapi moral
mereka sangat rendah, lain kali kalau
bertemu dengan mereka aku akan menghajar
mereka!"
Pin Fan Shang-ren berkata lagi,
"Peristiwa ini diketahui oleh murid
keempatnya, dengan bersusah payah dia
berusaha menghalangi perbuatan gurunya
tapi usahanya tidak berhasil.
Dia pun sadar kalau gurunya telah
menaruh curiga kepadanya, yang tidak mau1433
bersekongkol dengan mereka, terakhir dia
memikirkan sebuah cara terbaik yaitu
'kabur'. Dia pun berpikir tidak ada yang
bisa melawan ketiga gurunya, kecuali itu
setelah bisa mendapatkan ilmu yang ada di
dalam buku itu, bukankah Heng-he San-fu
akan seperti harimau yang ditambah dengan
sayap? Dan tidak ada seorang pun yang bisa
membendung kejahatan mereka. Karena itu
diam-diam dia mencuri buku itu dan
melarikan diri dari India."
"Orang itu memang mempunyai rasa
keadilan yang tinggi, demi membuktikan
kalau dia mencuri buku itu bukan untuk
kepentingan-nya, melainkan untuk
menghentikan perbuatan gurunya yang
serakah, maka dia pun bersumpah tidak akan
pernah melihat isi buku itu. Dia tinggal di
Zhong Yuan selama puluhan tahun. Karena
ilmu Heng-he San-fu belum mencapai
tingkat tertinggi, maka mereka tidak berani
mencari hingga ke Zhong Yuan. Anak,
mengapa dia bisa memberikan buku rahasia
ini kepada Kakek Guru Yun, kau pasti tahu
latar belakangnya."
Wu Ling-feng tertarik mendengar
cerita ini, dia menjawab, "Suatu hari Kakek1434
Guru Yun melihat ada seorang biksu yang
dikeroyok ramai-ramai, kakek guru berusaha
menolongnya, saat itu dia sudah terluka
parah, dan dia tahu kalau hidupnya tidak
akan lama lagi, maka sebelum dia mati, dia
menyerahkan buku rahasia ini kepada Kakek
Guru Yun."
Pin Fan Shang-ren berkata lagi, "Ilmu
meringankan tubuh yang tercantum dalam
buku ini memang hebat. Heng-he San-fu
hanya sempat mempelajari sepanahnya tapi
sudah tampak ringan dan lincah. Bagian
terakhir buku itu tertulis kalau orang
yang mempelajari ilmu ini harus memiliki
ilmu tenaga dalam yang tinggi baru bisa
berlatih dengan benar, jadi kalau murid
keempat tidak mencuri buku rahasia itu,
Heng-he San-fu pun belum tentu bisa
berlatih ilmu ini saat itu."
Xin Jie dan Wu Ling-feng serentak
bertanya, "Apakah gerakan tadi yang Anda
gunakan tadi adalah jurus terakhir dari
buku itu?"
Pin Fan Shang-ren tidak menjawab,
tapi tiba-tiba dia berkata, "Anak, kemarin
Heng-he San-fu tidak berhasil mendapatkan
apa pun, mereka kembali lagi ke negaranya,1435
tapi dalam hati mereka pasti masih
penasaran, mereka mungkin tidak akan
datang ke Zhong Yuan, tapi murid termuda
mereka yaitu Jinlul, karena dia pernah
kalah oleh Xin Jie di depan banyak orang,
dia pasti akan datang lagi untuk membalas
dendam."
Dia berhenti bicara, kedua matanya
tampak melotot kemudian dia berkata lagi,
"Anak, coba tunjukan Ji Mo Bu Fa' yang
diajarkan oleh biksuni tua itu."
Dengan cepat Xin Jie mengunjukkan 49
jurus Ji Mo Bu Fa', Pin Fan Shang-ren
tertawa dan berkata, "Ji Mo Bu Fa memang
sangat berguna, apalagi saat berhadapan
dengan musuh, tapi aku merasa aneh...."
Tanya Wu Ling-feng, "Apa yang aneh?"
Pin Fan Shang-ren menjawab, "Gerakan
ilmu India sangat cepat, di dunia ini tidak
ada tandingannya. Ji Mo Bu Fa sama sekali
tidak dapat membendung jurus India,
sepertinya Heng-he San-fu tidak sempat
mempelajari semuanya.
Maka sewaktu mereka bertarung tidak
mengalami perubahan yang berarti. Apakah
mereka mempelajari ilmu meringankan tubuh
ini hanya bertujuan supaya gerakan mereka1436
lebih cepat?"
Xin Jie dan Wu Ling-feng sama-sama
merasa aneh, Pin Fan Shang-ren berkata
lagi, "Kalau aku tidak salah lihat, ilmu
meringankan tubuh dari India masih ada
kegunaan khusus, kalau kalian bertemu
dengan Heng-he San-fu lagi, kalian akan
tahu kalau kata-kataku tidak salah....
Baiklah, buku ini milik kalian, aku akan
mengajarkan ilmu meringankan tubuh yang
ada di dalam buku ini kepada kalian."
Dengan cepat Pin Fan Shang-ren
mengajarkan ilmu yang ada pada buku itu
pada mereka, karena mereka berdua pada
dasarnya adalah orang pintar, maka dengan
cepat mereka bisa menguasai ilmu itu.
Setelah selesai mengajarkan semuanya,
matahari telah terbenam, Xin Jie berdiri
dan pamit akan pergi, karena melihat wajah
mereka cemas, Pin Fan Shang-ren tahu kalau
mereka ada kepentingan lain, sambil
tersenyum dia berkata, "Kalau kalian akan
pergi, pergilah sekarang! Aku sudah tidak
butuh kalian lagi!"
Xin Jie dan Wu Ling-feng memberi
hormat, lalu dengan cepat mereka berlari
dari sana. Masih terdengar tawa Pin Fan1437
Shang-ren di belakang mereka.
Di perahu Wu Ling-feng dan Xin Jie
berencana akan pergi ke Kong-dong-shan
untuk mengambil kembali pedang milik Xin
Jie yang dicuri oleh Li-e. Sekalian
menantang bertarung dengan empat ketua
perkumpulan. Dan sepanjang perjalanan
mereka akan terus mencari A Lan dan Zhang
Qing.
10 hari kemudian di dunia persilatan
telah menyebar berita kalau 'Mei Xiang
Shen Jian' Xin Jie dan putra dari 'Duan Hun
Jian' Wu Ling-feng akan pergi ke Kongdong-shan mencari Li-e, tapi Li-e berusaha
menghindar tidak mau bertemu dengan
mereka. Orang-orang persilatan merasa
julukan 'Tian Xia Di Yi Jian' sudah tidak
pantas lagi disandang oleh Li-e.
Sebenarnya sejak rapat di Tai Shan,
Jian Shen Li-e sudah menghilang jejaknya!
Orang yang peka tentu langsung tahu ada
sesuatu di balik menghilangnya Li-e.
Sekarang baru memasuki musim semi.
Angin utara berhembus sangat dingin
hingga menusuk tulang.
Kong-dong-pai yang biasa disebut
sebagai perkumpulan pedang nomor satu,1438
tampak tertutup awan putih, tempat itu
terlihat sangat dingin dan sepi.
Mungkin karena letaknya di dataran
tinggi, maka udara di sana lebih dingin.
Kemarin turun salju, membuat keadaan di
sana penuh dengan salju. Udara terasa
lembab. Hari telah pagi, tapi udara tidak
berubah, hanya salju saja yang telah
berhenti turun.
Qing Yuan Guan.... pusat tempat Kongdong-pai, berdiri dengan megah di bawah
hujan salju. Hari masih pagi sekali, tapi
tampak ada sepasang anak muda yang tampan
sedang menyapu membersihkan halaman kuil.
Salju baru berhenti, di puncak gunung
terlihat salju yang menumpuk beberapa
meter tingginya. Kedua anak itu dengan
sekuat tenaga berusaha membersihkan salju
itu. Mereka bekerja dengan gesit, tidak
kecewa menjadi murid dari perkumpulan
terkenal. Seorang anak kecil pun telah
mempunyai ilmu silat yang tinggi.
Sepi, suasana di sana sangat sepi, hari
masih begitu dingin, sampai semua makhluk
hidup lebih memilih tinggal di sarangnya.
Maka di Kong-dong-shan tidak terdengar
suara apa pun. Hanya terlihat dua anak itu1439
yang sedang menyapu. Mereka menyapu
sambil bercanda. Suara mereka manja karena
mereka memang masih anak-anak, suara
mereka bergetar di udara.
Dengan cepat mereka menyapu halaman
hingga bersih, hingga tampak sebuah jalanan
yang lurus dan panjang. Melihat usia
mereka, yang tertua mungkin usianya 13-14
tahun, sedangkan yang kecil paling-paling
usianya baru 10 tahun. Karena masih kecil
baru saja menyapu, mereka telah berhenti,
yang kecil berkata, "Kakak Qing Feng, aku
tidak mau menyapu lagi...."
Yang besar berkata, "Melihat cuaca
sekarang, tampaknya siang ini akan turun
salju lagi, kita menyapu sekarang pun
percuma...." dia menunjuk langit.
Yang kecil langsung ribut, "Kalau
begitu, untuk apa kita menyapu terus...."
Qing Feng menjawab, "Aku juga malas
menyapu lagi, mari Adik Ming Yue, sudah
lama kita tidak berlatih, beberapa hari
lalu Paman Ge telah mengajarkan jurus
'Zhui Yun Quan'...."
Yang dimaksud dengan Paman Ge adalah
murid Jian Shen Li-e, 'San Jue Jian', yaitu
Zhu Ge-ming.1440
Anak yang bernama Ming Yue tidak
menunggu kata-kata Qing Feng, dia segera
menyambung, "Benar, benar! Zhui Yun
Quan.... Yi...."
Kata-katanya belum selesai, bola
matanya terus berputar dia merasa terkejut.
Qing Feng merasa aneh dan bertanya,
"Ada apa?"
Ming Yue menjulurkan tangannya
menunjuk ke arah kuil dan berkata, "Kak,
lihat siapa yang datang ke kuil kita
menempelkan undangan...."
Qing Feng melihat arah yang ditunjuk
Ming Yue, ternyata di pintu kuil Qing Yun
ada sebuah kertas seperti undangan, kertas
itu terpaku di pintu, setelah melihat surat
itu, mereka segera berlari ke arah kuil.
Qing Feng melihat kalau itu adalah
sebuah undangan dan dibungkus oleh amplop
berwarna merah. Di bawah salju putih
terlihat sangat jelas dan terang.
Sepertinya surat undangan itu dipaku
kemarin malam di pintu kuil dan diletakkan
di tempat yang tidak tertiup angin, dan
tidak basah oleh salju yang mencair.
Artinya orang yang meletakkan undangan
itu adalah orang yang pembawaannya tenang.1441
Di kuil Qing Yun banyak pesilat tangguh,
tapi tidak ada seorang pun yang tahu, ada
orang yang telah menempelkan kertas
undangan itu. Artinya orang yang
menempelkan kertas undangan itu mempunyai
ilmu silat yang tinggi.
Dengan hati-hati, Qing Feng
mengambil undangan itu, kemudian dia
meloncat turun, Ming Yue sudah tidak sabar
dan bertanya, "Kak, itu apa?"
Qing Feng menggelengkan kepalanya,
"Sepertinya ini adalah undangan, tapi
isinya didalam amplop dan disegel, lebih
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baik kita jangan membukanya, kita berikan
ini kepada Paman Ge, mereka mungkin lebih
tahu...."
Dia menarik tangan Ming Yue dan
berlari masuk ke dalam kuil.
Di depan tampak bayangan seseorang
yang berhenti, dia berteriak, "Qing Feng,
Ming Yue, pagi-pagi sudah ribut, kalian
belum selesai menyapu, kenapa sudah pergi
dari sana?"
Diiringi suaranya muncullah seorang
pemuda berusia sekitar 27-28 tahun. Begitu
melihat pemuda itu, Qing Feng dan Ming Yue
segera memanggil, "Paman Yu, coba lihat1442
ini...."
Laki-laki yang dipanggil 'Paman Yu'
adalah Di Jue-jian, Yu Yi-fei.
Yu Yi-fei tersenyum dan bertanya,
"Kalian menemukan apa?"
Dari tangan Qing Feng dia menerima
kertas undangan itu, lalu membukanya
dengan hati-hati wajahnya segera berubah,
dengan buru-buru dia bertanya, "Qing Feng,
kau dapat ini dari mana?"
Qing Feng belum sempat menjawab,
Ming Yue sudah berteriak, "Dari depan
kuil."
Kata Yu Yi-fei, "Kalian lebih baik
menyapu lagi...." dengan cepat dia masuk ke
dalam, berhenti di depan sebuah kamar dan
mengetuk pintu, "Kakak tertua, Kak...."
Karena terburu-buru, tindakannya
membuat orang-orang terkejut, sikap Yu Yifei begitu tergesa-gesa, dia tidak peduli
orang akan bertanya-tanya, dia mengetuk
pintu kamar Zhu Ge-ming, begitu masuk, dia
langsung memberikan surat itu kepada Zhu
Ge-ming, "Xin Jie, Xin Jie, akhirnyakau
datangjuga...."
Dalam undangan itu tertulis : 'Kami
Xin Jie dan Wu Ling-feng, kami tujukan1443
surat ini kepada Jian Shen Li-e. Anda
dengan julukan 'Tian Xia Di Yi Jian' telah
memimpin dunia persilatan selama 20 tahun.
Dulu di air terjun Tian Kun Anda telah
membunuh Duan Hun Jian, di Wu Hua Shan
juga telah membunuh Qi-mao Shen-jun, budi
dan kebaikan Anda, akan kami balas.
Saat bulan purnama nanti kami akan
menunggu kedatangan kalian ke Wu Hua
Shan, kami kira Tuan sebagai orang nomor
satu dunia persilatan tidak akan membuat
kami kecewa.
Yang bertanda tangan: Xin Jie dan Wu
Ling-feng.'
Zhu Ge-ming membaca surat itu sampai
selesai, dia berkata pada Yu Yi-fei, "Wu
Ling-feng adalah putra Wu Zhao-yun, dia
dan guru mempunyai dendam yang sangat
dalam, kelihatannya harus guru sendiri
yang membereskan masalah ini."
Yu Yi-fei berkata, "Sudah setengah
bulan ini guru mengurung dan menutup diri
untuk berlatih ilmu silat, kalau kita
memberitahu masalah ini kepadanya, apakah
kita tidak akan mengganggu latihannya...."
Zhu Ge-ming tampak berpikir sebentar
lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak,1444
masalah ini sangat penting...."
Ternyata sejak mengalami kegagalan di
rapat Tai Shan, Jian Shen Li-e merasa
sangat kecewa dan menjadi malas melakukan
sesuatu. Dia malas menjalankan rencananya.
Tapi dia memang orang yang sangat licik
dan selalu menyimpan masalah di dalam hati.
Dia sadar dia telah bertemu dengan musuh
kuat, dan musuhnya berniat mencabut
nyawanya. Dia pun sadar kalau dia adalah
seorang pemimpin perkumpulan besar,
namanya terkenal, tidak mungkin menghindar
kalau lawan datang dan mengajaknya
bertarung. Demi menyelamatkan nyawanya,
dia mengambil keputusan menutup diri dan
menyempurnakan ilmu silatnya, sebagai
pesilat tangguh seperti dirinya kalau ingin
selangkah lebih maju, tampaknya harus
mendapatkan sebuah buku rahasia dan
mempelajarinya secara rahasia.
Li-e sangat memahami masalah ini,
maka hal pertama saat dia mendengar kalau
di dalam sarung pedang yang telah hilang
terdapat buku dari orang kuno yang bernama
'Hun Yuan San Jue', tapi sarung pedang itu
telah menghilang semenjak 15 tahun yang
lalu. Yaitu saat dia bertarung dengan Qi-1445
mao Shen-jun, sarung itu tertinggal di Wu
Hua Shan, kemudian dipungut oleh seorang
murid Gai-bang.
Karena tidak rela maka dia pun
bertekad akan mengambil kembali sarung
pedang dari Gai-bang.
Tapi dia adalah seorang pemimpin
perkumpulan, mana mungkin dia bisa
merebutnya secara terang-terangan? Dia
malu kalau harus sampai berbuat begitu,
maka dia memerintahkan ketiga muridnya
'San Jue Jian' untuk merebutnya, tapi ketiga
muridnya ini bukan lawan dari dua
bersaudara Jin yang bertindak sebagai
penegak dan pelindung Gai-bang. Kemudian
dia teringat lagi pada teman lamanya yang
bernama Gou Lou Yi Guai Wang Zheng, dia
memancing Wong Zheng turun gunung dan
mewakilinya merebut kembali sarung pedang
itu. Semua direncanakan dengan baik oleh
dia. Dulu Wong Zheng pernah bertarung
ratusan jurus dengan Qi-mao Shen-jun.
Ketika dia bertemu Xin Jie, Xin Jie
berhasil memukul mundur Wong Zheng.
Rencana busuk Li-e gagal lagi, dia
merasa sangat cemas, tapi Li-e adalah
seorang yang sangat berambisi dan juga1446
licik, dia sadar tidak akan bisa mengalahkan
Xin Jie, maka dia pun mencuri Mei Xiang
Shen Jian milik Xin Jie dan kembali ke
Gunung Kong-dong.
Dia mengira rencananya tidak ada
seorang pun yang tahu, tapi dia lupa kalau
di dinding itu ada bekas Qing Hong Jian.
Dari jejak inilah Xin Jie mengetahui kalau
pedang Mei miliknya telah dicuri oleh Li-e,
dan sekarang dia datang ke Kong-dong-shan
untuk mengambilnya kembali.
Setelah kembali ke Kong-dong-shan,
dia tahu ilmu rahasia yang terdapat pada
sarung pedang itu tidak berhasil dia
dapatkan, tapi secara tidak sengaja dia
telah mendapatkan sebuah buku rahasia yang
hampir 100 tahun menghilang, buku itu
milik Kong-dong-pai, bernama 'Shang Qing
Qi Gong'.
Shang Qing Qi Gong adalah ilmu Kongdong yang paling hebat. Dulu ketua Kongdong ke-7, yang bernama Pendeta Ying Qing
menjadi terkenal karena telah menciptakan
ilmu ini, dan juga telah membuat Kongdong-pai berjaya di dunia persilatan. Tapi
karena hal ini juga telah membuat
perkumpulan 'Da Liang' yang bertetangga1447
dengan Kong-dong-pai iri kepada Kong-dongpai. Ketika itu ada 7 pesilat tangguh dari
Da Liang Pai datang ke Kong-dong-shan. Di
kuil Qing Yuan, Pendeta Ying Qing dan
ketujuh pesilat ini bertarung dengan
sengit. Dengan menggunakan ilmu 'Shang
Qing Qi Gong' dan 'Bai Bu Shen Quan',
Pendeta Ying Qing berhasil mengalahkan 7
pesilat tangguh Da Liang. Mereka kalah
melawan jurus ini dan akhirnya terluka,
lalu mereka memutuskan untuk mundur,
semenjak itu ilmu 'Shang Qing Qi Gong'
menjadi lebih terkenal lagi.
Tapi semenjak itu Pendeta Ying Qing
menghilang dari dunia persilatan, ilmu
'Shang Qing Qi Gong' pun ikut menghilang.
Sekarang Li-e beruntung bisa menemukannya
kembali bukunya, hal ini membuatnya benarbenar merasa senang.
Karena itu dia sementara
menghentikan semua kegiatannya didunia
persilatan, kemudian dia bertapa untuk
mempelajari ilmu ini, hingga Xin Jie dan Wu
Ling-feng tidak berhasil menemukannya di
Kong-dong-shan.
Dia melarang siapa pun mengganggu
latihannya, Yu Yi-fei pun tidak berani1448
memberitahukan tentang undangan ini kepada
gurunya, karena dia takut mengganggu
latihan gurunya. Tapi Zhu Ge-ming
menganggap hal ini sangat penting maka
mereka pun memutuskan untuk
melaporkannya kepada Li-e.
Di atas gunung, salju baru berhenti,
udara terasa sangat lembab. Gunung sangat
tenang tapi siapa yang sangka di gunung
sepi dan tenteram ini akan terjadi
pertarungan berdarah dari ketua Kongdong-pai 'Tian Xia Di Yi Jian'....
Ooo)*(ooO
Dalam bulan yang sama hanya berbeda
hari, di Gunung Wu Dang pun menerima
undangan seperti di Kong-dong-shan, hanya
saja berbeda nama penerimanya.
Undangan ini langsung diterima oleh
Pendeta Chi-yang. Amplop berwarna merah,
katakata sindiran membuat Pendeta Chi-yang
yang belum sembuh dari luka dalamnya
merasa cemas dan tegang.
Pendeta Chi-yang memang berasal dari
perkumpulan lurus tapi perbuatannya tidak
mencerminkan hal seperti itu. Dia sadar dia
bukan lawan Xin Jie. Jika orang lain
memberikan surat tantangan dan1449
mengajaknya bertarung, mana mungkin
seorang ketua perkumpulan bisa bersembunyi
lagi?
Dengan kekuatannya sekarang, jika dia
melawan Xin Jie, hanya akan seperti tahu
diadu dengan batu. Dia tidak mempunyai
harapan untuk menang, yang ada sekarang
hanya rasa penyesalan. Waktu memang cepat
berlalu, peristiwa yang terjadi 15 tahun
lalu mana mungkin bisa dicuci hingga
bersih, merasa menyesal pun rasanya sudah
terlambat. Dia terus mengelus-elus kertas
undangan berwarna merah sambil terus
menarik nafas. Hhhh! Hal itu telah lama
berlalu....
Ooo)*(ooO
Di Shu Yung sekarang musim dingin....
Propinsi Si Chuan, berada di bawah
Chang Jiang, di sana ada sebuah sungai
bernama Sungai Xi. Mengalir dari gunung
lalu melewati sebuah dataran rendah.
Dataran ini bernama Sha Long Ping, di sana
terdapat sebuah perkampung-an, jumlah
penduduk di sana sangat sedikit, suara ayam
berkokok atau pun anjing yang menyalak
terdengar sangat jelas. Tempat ini benarbenar sebuah tempat yang indah dan tenang.1450
Desa itu tidak terlalu luas, palingpaling luasnya hanya 1 kilometer persegi,
dan Sungai Mei melewati desa ini. Desa ini
mempunyai keistimewaan, di sisi Sungai Mei
sepanjang beberapa kilometer semua pohon
yang tumbuh di sana adalah pohon Mei yang
berwarna merah atau putih. Tidak terlihat
jenis pohon lainnya.
Sekarang musim dingin, angin dingin
terus berhembus mengeluarkan suara HU,
HU, udara terasa semakin dingin. Mei-hua
sedang mekar dengan indahnya, benar-benar
berlawanan dengan udara yang terasa dingin.
Di sebuah jalan besar, angin kencang
menghembus salju yang menutupi jalan. Salju
berjatuhan. Salju berwarna putih, Mei-hua
yang indah, mereka saling mengisi membuat
pemandangan di sana tampak aneh tapi indah.
Pagi-pagi cuaca di lembah tidak terlihat ada
matahari, sepertinya akan turun salju lebih
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lebat lagi. Jalanan sangat sepi. Saat kau
berdiri di ujung jalan, kau akan melihat di
ujung jalan sana tidak terlihat sesosok
bayangan manusia juga.
Angin dingin membawa harum Mei-hua,
udara di sekitar sana dipenuhi dengan
harum Mei-hua, ditambah suasana di1451
sekeliling sana begitu sepi, suasana yang
tercipta benar-benar sangat hening.
Tiba-tiba angin dari tempat jauh
meniup kabut tipis dan kabut pun menyebar.
Di ujung jalan sana, terlihat ada 2 sosok
bayangan yang sedang berjalan. Pagi-pagi
seperti ini siapa yang berjalan begitu
cepat?
Semakin lama, bayangan itu semakin
dekat, dan langkah kakinya semakin jelas
terdengar.
Di sisi jalan di sebuah rumah
pintunya dibuka, yang keluar adalah seorang
pak tua, berjanggut putih dan janggutnya
tampak melayang-layang tertiup angin, dia
hampir tidak berambut, wajahnya penuh
dengan keriput, dia tampak sangat tua tapi
gerak-geriknya masih mencerminkan wibawa,
membuat siapa pun yang melihatnya akan
menjadi kagum.
Pak tua itu mendengar ada orang yang
berlari, maka dia pun membuka pintu yang
terbuat dari bambu dan melihat ke arah
jalan. Benar saja, di dalam kabut putih
muncul dua sosok bayangan, mereka berjalan
sangat cepat, hanya sebentar telah
mendekati tempat pak tua itu berdiri.1452
Jangan melihat pak tua itu sudah tua,
memang dia sudah tidak lincah lagi, tapi
sorot matanya tampak bersinar tajam,
seperti mata seekor burung elang. Begitu
memandang kedua orang itu dia telah
melihat dengan jelas.
Kedua orang itu telah berada di depan
pintu.
Dengan senang pak tua itu berteriak,
"Jie Er...."
Dua bayangan itu telah tiba di depan
pak tua itu dan mereka berlutut.
Di bawah sinar matahari pagi, pak tua
itu bisa melihat kedua wajah orang itu
dengan jelas. Usia mereka masih muda,
sekitar 20 tahun lebih. Mereka tampan dan
gagah. Sama-sama memakai baju berwarna
hijau muda, warna muda membuat mereka
bertambah gagah. Apalagi pemuda yang
berdiri di belakang, wajahnya terlihat
lebih bercahaya, pedang panjang dengan
miring tersampir di pundaknya, tampak pita
kuning berkibar tertiup angin.
Mereka berdua berlutut dan berkata,
"Paman Mei...."
Pak tua itu tidak lain adalah Qi-mao
Shen-jun, Mei Shan-ming, yang sangat1453
terkenal 20 tahun lalu. Kedua pemuda itu,
yang satu adalah murid Mei Shan-ming,
sedangkan yang satu lagi adalah keturunan
Wu Zhao-yun.... yaitu Wu Ling-feng dan Xin
Jie. Mei Shan-ming tertawa, "Cepat berdiri,
Jie Er, apakah dia adalah keponakan Wu?"
Wu Ling-feng dan Xin Jie berdiri dan
Wu Ling-feng pun menjawab, "Ya, aku adalah
keponakan Wu."
Mei Shan-ming tertawa terbahak-bahak
dan berkata, "Ha! Ha! Ha! Putra dari
teman baikku begini tampan dan menonjol,
Adik Wu yang ada di bawah sana pasti akan
merasa senang dan terhibur. Kalian pasti
belum sarapan, jangan terus berada di luar,
mari kita masuk...."
Dia masuk lebih dulu, Xin Jie dan Wu
Ling-feng mengikutinya dari belakang.
Wu Ling-feng sejak kecil sudah tidak
mempunyai ayah dan ibu, selama ini nasib
hidupnya berliku-liku, saat susah tidak ada
yang mengiburnya, dia hanya bisa
melampiaskannya dengan caranya sendiri.
Untung sifatnya jujur dan baik. Walau
kehidupannya susah tapi tidak membuatnya
membenci orang-orang. Dia hanya benci1454
kepada orang yang telah membunuh ayahnya.
Semenjak turun gunung, orang pertama
yang ditemuinya adalah Xin Jie. Xin Jie
adalah seorang yang bebas pemikirannya dan
dia ditakdirkan menjadi seorang pemberani.
Maka mereka pun cepat menjadi cocok. Tapi
selama 2 tahun mereka lebih banyak
berpisah dari pada bersama, setiap kali dia
merasa sedih, Xin Jie akan menghiburnya
atau memberikan kata-kata bijak kepadanya.
Xin Jie tidak menghibur dengan katakata hangat atau lembut, begitu melihat
Paman Mei yang sejak dulu selalu
diidolakannya, dia tidak melihat Paman Mei
seperti yang dikatakan di dunia persilatan
yaitu seorang yang dingin dan kejam,
ternyata Paman Mei sangat ramah dan
hangat.
Meskipun Paman Mei baru mengucapkan
satu kata tapi sudah menunjukkan
perhatiannya. Mereka merasa bisa dekat
dengan Paman Mei, karena itu Wu Ling-feng
menjadi terharu dan tanpa terasa air mata
telah memenuhi pelupuk matanya.
Mei Shan-ming mengerti apa yang
dipikirkan Wu Ling-feng, dia tersenyum dan
bertanya, "Kalian dari mana? Sepertinya1455
telah menempuh perjalanan jauh, paling
sedikit kalian pasti telah berjalan 200
kilometer."
Xin Jie tahu kalau Paman Mei sedang
membangkitkan semangat Wu Ling-feng yang
sedang bersedih, maka dia pun menjawab,
"Kami baru dari Wu Dang...."
Dia menceritakan apa yang mereka
alami semua kepada Paman Mei.
Wu Ling-feng menjadi ikut tertarik
dengan pembicaraan ini, kadang-kadang dia
menambahkan cerita Xin Jie jika masih ada
yang kurang.
Begitu Mei Shan-ming mendengar kalau
'Mei Xiang Shen Jian' dicuri oleh Jian Shen,
Li-e, dia marah. Dia marah karena Li-e
masih saja tidak tahu malu.
Begitu mendengar saat di Gui Shan Xin
Jie berhasil memperlihatkan kejayaannya,
Mei Shan-ming merasa terhibur.
Xin Jie menceritakan tentang
pertarungan antar bangsa Tionghoa dengan
India, lalu saat Dong Hai Shi Wai San Xian
bertarung dengan Heng-he San-fu. Lalu saat
Wu Hen-sheng terkena racun dan bagaimana
mereka berusaha menawarkan racun itu, Qimao Shen-jun benar-benar terkejut, menurut1456
pengalaman hidupnya selama ini, belum
pernah dia mendengar ada pesilat India yang
begitu tangguh, lalu dia berkata, "Heng-he
San-fu!"
Setelah banyak bercerita dan
menghabiskan sarapan, tanpa terasa waktu
telah siang.
Ooo)*(ooO
BAB 44
Seluruh penjuru
Mei Shan-ming terus tersenyum sambil
memandangi kedua pemuda itu, mereka tampak
lucu di matanya. Dia benar-benar merasa
senang dan bangga kepada mereka. Setelah
lama tersenyum dia baru teringat sesuatu
dan bertanya, "Keponakan Wu, kau pun
selalu bertemu dengan orang tangguh, buku
dalam bahasa India itu yang berisi tentang
ilmu meringankan tubuh, coba kau
perlihatkan padaku."
Wu Ling-feng berdiri lalu berjalan ke
depan pintu menuju sebuah tempat yang agak
luas. Di Da-ji-dao, Pin Fan Shang-ren telah
menjelaskan arti dari tulisan India yang
tercantum dalam buku itu, dan selama ini
dia selalu berlatih dengan rajin. Maka
hasil yang diperolehnya pun sangat bagus.1457
Sekarang setelah dia berdiri dia
mengumpulkan kekuatan, lalu dia pun
melayang.
Ilmu meringankan tubuh dari India
memang aneh, kedua kaki Wu Ling-feng
seperti berada 25 sentimeter dari permukaan
tanah, Wu Ling-feng seperti terbang, tapi
kecepatannya memang dahsyat, membuat siapa
pun yang melihatnya pasti tidak akan
percaya. Karena melihat ilmu meringankan
tubuh itu sangat cepat, Mei Shan-ming
berteriak, "Bagus!"
Dalam hidup Qi-mao Shen-jun selama
ini, menurutnya ilmu meringankan tubuh
yang tinggi adalah ilmu ciptaannya sendiri
yaitu 'An Xiong Lie Ying' yang telah
terkenal di dunia persilatan. Tapi kalau
sekarang dibandingkan dengan ilmu
meringankan tubuh dari India ini,
kecepatannya berbedajauh.
Qi-mao Shen-jun tampak berpikir
sejenak lalu berkata, "Jaman sekarang ilmu
meringankan tubuh yang paling hebat adalah
Ji Mo Shen Bu' milik Guru Hui, tapi setelah
melihat kecepatan ilmu ini, mungkin ilmu
meringankan tubuh milik Guru Hui pun
kalah dari ilmu ini."1458
Xin Jie dan Wu Ling-feng mengangguk
berbarengan, karena Pin Fan Shang-ren pun
pernah berkata seperti itu.
Mei Shan-ming berkata lagi, "Dulu
sewaktu aku masih berkelana di dunia
persilatan, aku pernah mendengar di India
ada sebuah ilmu yang hebat, tapi tidak
pernah sampai di Zhong Yuan, ternyata ilmu
ini bukan hanya sekedar kabar bohong."
Mereka bertiga terus mengobrol,
akhirnya Xin Jie berkata, "Kali ini
kedatanganku ke sini bersama dengan Kakak
Wu adalah mewujudkan keinginan Paman Mei."
Mei Shan-ming terpaku, tapi dia
segera tertawa mengerti, "Baiklah, sangat
baik, kalian benar-benar tidak melupakan
ajaran generasi atas, dendam puluhan tahun
lalu mungkin harus segera dibereskan...."
Xin Jie bertanya, "Sepanjang
perjalanan kami telah menyampaikan
undangan kepada Kong-dong-pai dan Wu Dang
Pai, kami menantang mereka bertarung di Wu
Hua Shan saat bulan purnama nanti."
Mei Shan-ming mengangguk tapi dia
terdiam lagi.
Xin Jie melanjutkan lagi, "Jarak dari
sini ke E Mei tidak terlalu jauh, kami1459
berniat hari ini akan segera berangkat lagi
untuk menyampaikan undangan kepada Ku An
Shang-ren."
Hati Mei Shan-ming bergejolak, tapi
dia masih diam, lalu mengangguk yang
artinya setuju dengan tindakan mereka.
Hari itu juga Xin Jie dan Wu Lingfeng segera berangkat menuju E Mei untuk
menyampaikan undangan, yang pasti mereka
menggunakan ilmu meringankan tubuh
mereka yang tinggi. Karena di E Mei banyak
pesilat tangguh, jadi mereka tidak sungkan
lagi menggunakan ilmu mereka.
Letak Dian Chang Pai masih jauh dari
sana, mereka tidak bisa menyampaikan
undangan kepada Luo Ying-jian, Xie Changjin, dan mereka menjadi serba salah. Xin Jie
menaruh perhatian kepada Xie Chang-jin.
Tapi Xin Jie yakin Li-e dari Kong-dong-pai
pasti akan mengajaknya bergabung, maka
mereka berpikir mereka tidak perlu pergi
ke Dian Chang Pai.
Perjalanan pulang dan pergi
membutuhkan waktu satu hari lagi, setelah
dihitung-hitung, besok lusa mereka harus
segera berangkat, mereka menyewa sebuah
kereta kuda besar. Paman Mei ikut dengan1460
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka pergi ke Wu Hua Shan.
Letak Wu Hua Shan dari sana tidak
terlalu jauh. Mereka menikmati pemandangan
di sepanjang jalan, karena saat itu
kebetulan sedang musim dingin, maka hanya
salju terlihat di mana-mana. Letak Wu Hua
Shan ada di selatan, mereka melewati
dataran tinggi, dan salju terus turun di
sepanjang perjalanan.
Mereka bertiga sama-sama berpikir,
dendam yang tersimpan lama akan segera
dibalas, hati mereka merasa senang tapi
terbersit juga rasa khawatir. Hanya saja
semangat kedua pemuda ini tidak dapat
dibendung. Sepanjang perjalanan hanya
terdengar derap langkah kuda. Dan suara
dari lonceng kuda yang terus berdenting.
Mereka pergi dengan terburu-buru....
Ooo)*(ooO
Di atas Gunung Dian Chang.
Tampak seorang pelajar setengah baya,
dia berdiri di gunung itu, sambil berdiri
dia meletakkan kedua tangannya di belakang.
Pelajar setengah baya itu terlihat
masih tampan, tapi sekarang ini sepertinya
dia sedang banyak pikiran. Dia terus
menghela nafas panjang, tangan kanannya1461
memegang sehelai kain berwarna kuning.
Kedua tangannya terus memainkan kain itu.
Dia adalah ketua Dian Chang Pai, Luo Yingjian, Xie Chang-jin.
Di bawah sinar matahari tampak di
atas kain tersulam 5 huruf dengan benang
hitam yaitu 'Wu Jian Zhen Zhong Yuan' (lima
pedang, menggetarkan tiongkok).
Kemarin malam, Li-e memerintahkan 9
kereta kuda tercepat mengantarkan bendera
ini, Xie Chang-jin tahu kalau budi dan
dendam dari generasi atas akan dibereskan
dalam waktu dekat ini.
Lima belas tahun yang lalu, karena
kecerobohannya dia melakukan suatu
kesalahan, sampai sekarang hal ini menjadi
seperti seekor ular beracun terus
menggerogoti perasaannya. Dia sadar semua
ini tidak ada cara menghindar lagi.
Di kaki gunung, Xin Jie dan yang
lainnya telah melewati puncak gunung. Xie
Chang-jin masih terus menghela nafas dan
melihat kereta itu terus berjalan. Dia tidak
tahu di dalam kereta itu ada musuh yang
mencarinya, roda kereta terus berjalan
membuat debu dan pasir berterbangan. Luo
Ying-jian merasa masa depan, dan semua1462
usahanya bernasib seperti pasir dan debu,
akan segera menghilang tertiup angin entah
kemana....
Ooo)*(ooO
Mei-hua, bambu, dan pohon cemara
selalu bersahabat. Mereka berdiri dan
tumbuh di tanah bersalju. Salju masih terus
turun, tempat itu berada di luar kota Kun
Ming.
Di Wu Hua Shan salju masih turun,
Mei-hua sedang mekar, walaupun sekarang
adalah musim dingin, tapi harumnya Mei-hua
masih terus tercium. Di belakang gunung di
atas tumpukan salju, di sana kebanyakan
terdapat pohon Mei-hua yang tua. Kadangkadang usia pohon Mei-hua ada yang
mencapai 100 tahun lebih, karena itu kadang
tangkai pohon Mei-hua tampak keras seperti
batangan besi.
Langit mulai gelap, di balik semaksemak terlihat pemandangan indah yang
menakjubkan.
Salju telah berhenti, bulan mulai
terlihat di tengah langit, bulan sepertinya
akan berbentuk bulat karena hari ini
adalah saatnya bulan purnama.
Di gunung itu, di bawah sebuah pohon1463
Mei-hua yang sudah tua, berdiri tiga orang,
mereka berdiri dengan tenang.
Mereka bertiga berdiri dalam satu
baris. Yang di tengah adalah pak tua,
rambutnya berwarna putih keperakan,
bajunya panjang, dia berdiri dengan tegak di
bawah pohon, tampak sangat tegar dan
mandiri.
Di samping kiri kanannya ada sepasang
pemuda berusia sekitar 20 tahun. Mereka
benar-benar tampan dan gagah, alis mereka
berbentuk seperti pedang, bibir mereka
kemerahan.
Tapi wajah mereka tampak marah.
Bila dari belakang melihat, di
punggung kedua pemuda itu terselip pedang
panjang, dandanan mereka sederhana. Pita
pedang melayang tertiup angin. Mereka
berdiri di bawah pohon, membuat kegagahan
mereka bertambah.
Kedua tangan pak tua itu berada di
belakang. Lengan baju panjangnya turun
menutupi tangannya. Ketiga orang itu
berdiri dengan diam. Tidak ada seorang pun
yang bicara.
Udara terasa begitu dingin, burung
dan binatang sepertinya tidak ada yang1464
keluar dari sarangnya. Maka semakin sepi
suasana di sana.
Pemuda yang berada di sebelah kanan
seperti sudah tidak sabar, sambil melihat ke
arah gunung dia berkata, "Bulan hampir
berada di tengah, mengapa...." kata-katanya
belum selesai, pemuda yang berada di
sebelah kiri telah berkata, "Adik Jie, tidak
usah cemas, mereka orang-orang ternama,
mereka pasti akan datang tidak mungkin
mereka terus bersembunyi."
Tidak perlu dibahas lagi ketiga orang
itu adalah Mei Shan-ming, Xin Jie, dan Wu
Ling-feng.
Sifat Xin Jie memang tidak sabaran,
karena itu dia berjalan mondar-mandir
sambil terus mengomel, "Penjahat-penjahat
itu belum datang, begitu mereka sudah
datang kita langsung hajar mereka...."
Kata-katanya belum selesai wajahnya
berubah, wajah Wu Ling-feng pun berubah
menjadi dingin. Dari jauh terdengar ada
yang datang dengan berlari. Hati Mei Shanming pun bergetar, dia tahu musuhnya telah
tiba.
15 tahun yang lalu cuaca sama seperti
sekarang, waktu dan tempatnya pun sama.1465
Mei Shan-ming dengan nama Qi-mao Shen-jun
bertarung melawan formasi pedang, karena
terkena tipuan mereka hampir saja dia mati.
Sekarang ilmu silat Mei Shan-ming
telah musnah, tapi sepasang generasi muda
yang ada di sisinya tampak lebih kuat
darinya. Di depan musuhnya, dia berusaha
sama seperti 15 tahun lalu, dia tidak akan
menyerang, tapi karena sudah jarang
bertarung, dia merasa jantungnya berdebardebar.
"Untuk apa aku harus merasa tegang
menghadapi beberapa musuh...."
Dia pun berpikir seperti itu untuk
menenangkan hatinya.
Dia menghembuskan nafas, harum Meihua masuk ke hidungnya, dia menenangkan
hatinya yang sedang bergejolak.
Orang yang sedang datang ke arah
mereka berlari sangat cepat. Hanya dalam
waktu singkat telah berada di depan mereka.
Kelihatannya mereka harus memutari
lembah, setelah itu berlari lurus menuju
tempat mereka.
Setelah dekat baru terlihat yang
datang berjumlah 4 orang.
Keempat orang itu seperti sedang1466
berlomba lari ke sana, hanya terlihat
beberapa kali turun dan naik mereka telah
berada di dekat Mei Shan-ming, Xin Jie, dan
Wu Ling-feng. Mereka bertiga berdiri di
bawah pohon Mei-hua. Di bawah sinar bulan,
bayangan dari daun Mei menutupi mereka.
Keempat orang itu berhenti berlari.
Kelihatannya ilmu meringankan tubuh
mereka hampir sama hebatnya. Hanya seorang
pak tua dengan perawakan kurus lebih cepat
tiba di sana.
Pak tua itu berdiri dan melihat ke
sekeliling kemudian berkata, "Sepertinya
bocah Xin itu belum tiba...."
Ketiga orang yang menyusul di
belakangnya seperti tahu pak tua itu tidak
begitu beres, maka mereka diam, tidak
menjawab.
"Bulan sudah berada di tengah,
kelihatannya Xin Jie tidak akan datang.
Kita tunggu sebentar lagi."
Kata-katanya belum selesai, di balik
pohon Mei ada yang berkata, "Tidak perlu
menunggu lebih lama lagi, sejak tadi kami
sudah menunggu di sini."
Dari balik pohon muncul dua orang
pemuda.1467
Empat orang yang datang adalah empat
ketua dari empat perkumpulan besar. Mereka
adalah Li-e dari Kong-dong-pai, Chi-yang
dari Wu Dang, Ku An Shang-ren dari E Mei,
dan Luo Ying-jian, Xie Chang-jin dari Dian
Chang Pai!
Li-e tidak menyangka kalau Xin Jie
telah datang, dia terpaku kemudian berusaha
menutupi keterkejutannya dengan tertawa,
"Itu lebih baik! Lebih baik...."
Kedua mata Xin Jie dan Wu Ling-feng
tampak merah, apa lagi Wu Ling-feng, dia
berteriak, "Jangan banyak bicara! Cepat...."
Biasanya dia sangat jujur dan sabar,
untuk marah sepertinya Wu Ling-feng tidak
bisa. Sekarang ini karena terlalu marah
membuatnya berubah dari sifat tenangnya.
Karena sangat marah maka bicaranya pun
menjadi tergagap-gagap.
Li-e sangat berpengalaman, mengenai
hal membalas dendam dia sudah melihat
banyak, sekarang dia tertawa terbahakbahak, "Hei marga Wu, dendammu dengan
kami, tidak perlu sampai kau yang harus
mencari kami, aku, Li-e, yang akan
mencarimu, kau tidakusah terburu-buru...."
Kata-katanya terdengar bersih, Chi-1468
yang yang ada di belakang Li-e ikut
tertawa dan berkata, "Tuan Wu, tidak usah
terburu-buru, perintah dari generasi baru
Duan Hun Jian dan Qi-mao Shen-jun mana
berani kami bantah? Hei, Ku An Shang-ren,
apakah menurutmu benar?"
Ku An Shang-ren dari E Mei
mengangguk dan tertawa.
Tanya jawab antara mereka membuat
Xin Jie dan Wu Ling-feng yang pintar pun
tidak sanggup membantah perkataan mereka.
Di antara keempat orang itu, mereka
sebenarnya tidak akrab, hanya Pendeta Chiyang dan Ku An Shang-ren yang berteman
baik. Li-e dan mereka selalu perang mulut,
apalagi Xie Chang-jin kali ini terpaksa
ikut ke Wu Hua Shan karena ajakan Li-e.
Dia merasa tidak bisa akrab dengan mereka.
Xin Jie tampak berpikir sebentar,
setelah itu baru menjawab, "Aku memberikan
undangan bertujuan mengundang semua Tuantuan besar datang ke sini dan menyaksikan
kehebatan ilmu sakti kalian. Aku telah
membuat kalian jauh-jauh kesini, hati kami
tidak enak jadinya, untung kalian adalah
orang terkenal, aku yakin kalian pasti
tidak akan marah...."1469
Xin Jie yang pintar telah mengatakan
hal ini dengan berbelit-belit, dari katakatanya dia menekankan kalau dia hanya
seorang angkatan muda, membuat mereka
yang berpengalaman merasa malu karenanya,
mereka mengerti maksud Xin Jie. Li-e
tertawa panjang, "Gampang, gampang, kami
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
datang ke sini adalah kembali lagi ke
tempat kami bermain dulu. Tentang Gunung
Mei-hua ini kami merasa senang dengan
tempat ini. Pendekar Xin adalah penerus Qimao Shen-jun, kau memang bukan orang
yang...."
Dia mengatakan kalau tempat ini
adalah tempat yang pernah dia datangi, dia
mengungkapkan kalau 15 tahun yang lalu di
tempat ini dia pernah mengalahkan Qi-mao
Shen-jun. Xin Jie tidak bisa menjawab lagi,
Wu Ling-feng yang menjawab dengan dingin,
"Hei marga Li, kau tidak perlu banyak
bicara lagi, selama hidupmu kau selalu
berbuat jahat, kau juga selalu menipu
orang, hari ini adalah hari kematianmu,
kata-kata yang tidak penting tidak perlu
diucapkan lagi!"
Wu Ling-feng tidak pandai bicara, tapi
dia berkata dengan marah, membuat orang1470
merasa perkataannya tegas dan serius. Li-e
mulai berpikir dia sering berbuat jahat. Ku
An Shang-ren dan Xie Chang-jin terlihat
lebih santai, Li-e dan Chi-yang sering
berbuat jahat, karena malu maka mereka
marah. Li-e berteriak, "Hei marga Wu,
jangan sombong! kita lihat saja nanti...."
Dia berjalan menuju tempat yang lebih
luas, "Kemarilah! Aku ingin mencoba ilmu
asli Duan Hun Jian...."
Karena dia berjalan dulu, maka Chiyang dan lainnya mengkutinya.
Xin Jie dan Wu Ling-feng saling
tatap, lalu mereka pun berjalan mengikuti
mereka.
Orang-orang telah berjalan ke sebelah
sana, di bawah pohon Mei-hua hanya
tertinggal seorang pak tua. Dialah Qi-mao
Shen-jun, Mei Shan-ming. Dia tidak mau
bertemu dengan orang-orang berhati kerdil,
tapi hatinya tidak tenang. Sorot matanya
tampak dingin, dia memperhatikan semua
orang di sana. Api dendam memenuhi dadanya.
Dulu Qi-mao Shen-jun terkenal dingin
dan kejam, sesudah 15 tahun lebih sifatnya
ini tetap masih ada.
Qi-mao Shen-jun dingin dan kejam, dia1471
berharap empat orang yang pernah
membunuhnya bisa segera mendapatkan
balasannya.
Tiba-tiba ada wajah seorang yang lesu
dan tidak bersemangat terlihat oleh
matanya. Dia merasa asing dengan wajah itu.
Dengan merasa aneh dia meneliti wajah
orang itu. Setelah melihat dengan benar dia
baru mengenal wajah itu, ternyata orang itu
adalah Xie Chang-jin.
Mei Shan-ming terpaku, dia segera
teringat 15 tahun lalu, dia adalah seorang
pemuda tampan, sekarang dia tampak lesu.
Mei Shan-ming mengerti apa yang sedang
dipikirkan Xie Chang-jin. Dia menarik nafas
panjang.
Pikiran Mei Shan-ming terus berjalan,
enam orang itu mulai bertarung, tidak
perlu ditanyakan lagi, empat orang yang
mengurung, mereka tetap menggunakan
kepandaian andalan mereka.... formasi
pedang.
Xin Jie dan Wu Ling-feng bersamasama menghadapi formasi pedang itu.
Jian Shen Li-e berdiri di tengah
formasi, dia berteriak, "Orang lain sudah
memiliki pewaris, kalau kita yang lebih tua1472
tidak sekuat tenaga berusaha, kita akan
ditertawakan mereka."
Kemudian dia membalikkan tangannya,
pedangnya yang berkilauan telah
dikeluarkannya.
Bersamaan waktu itu Chi-yang dan Ku
An Shang-ren juga telah mengeluarkan
pedang mereka dari sarungnya.
Mereka adalah pesilat pedang yang
sangat berpengalaman, saat mereka mencabut
pedang, tampak jelas kalau mereka
mempunyai ilmu pedang yang tinggi.
Ilmu pedang Ku An Shang-ren dari E
Mei lebih mementingkan posisi bertahan
dibandingkan menyerang, cahaya kehijauan
tampak berkilauan. Pedang telah berada di
tangan mereka, melihat cara mereka
memegang pedang, dapat diketahui kalau ilmu
pedang mereka berada pada posisi puncak.
Sewaktu dia mencabut pedang, dia tetap tidak
melupakan untuk tetap melindungi tubuhnya,
ilmu dan pengalamannya tidak biasa.
Di antara keempat ketua itu hanya Xie
Chang-jin yang tidak mengeluarkan
pedangnya.
Li-e tahu apa yang sedang dia
pikirkan, dia pun membentak, "Kakak Xie,1473
silakan...."
Xie Chang-jin masih tampak menarik
nafas, kemudian dia mengangkat tangan
kanannya, pedang telah berada di tangannya.
Xin Jie dan Wu Ling-feng tidak ragu
lagi, mereka pun telah siap dengan pedang
di tangan.
Xin Jie dengan dingin menatap keempat
orang itu, saat dia melihat Li-e, dia marah
dan membentak, "Kau, sebagai ketua
perkumpulan, tapi kau berani mencuri
barang milik orang lain...."
Ternyata pedang yang dipegang Li-e
adalah pedang Mei Xiang Jian milik Xin Jie
yang menghilang. 'Qi Hong Shen Jian' yang
tadinya adalah milik Li-e sekarang terselip
di punggungnya.
Li-e tahu dia salah, maka perkataan
Xin Jie tidak ditanggapinya, hanya dengan
dingin berkata, "Apakah kau berani
bertarung dengan kami?"
Wu Ling-feng sudah masuk ke dalam
formasi pedang, formasi itu pun mulai
bergerak.
Xin Jie menggunakan pedang biasa, dia
mengayunkan pedangnya ke kiri dan ke
kanan. Dia berusaha mengimbangi gerakan1474
Wu Ling-feng, membantu Wu Ling-feng
membuat jala pedang yang sempurna.
Pesilat tangguh bertarung tidak
seperti cara biasa. Semua penjuru tertutup
dengan kilauan pedang. Enam orang dengan
cara cepat melawan sabetan pedang yang
cepat. Tapi tidak terdengar suara senjata
beradu!
Xie Chang-jin dan Ku An Shang-ren
mendapat posisi bertahan dalam formasi
pedang itu. Sedangkan Li-e dan Chi-yang
mendapat bagian menyerang musuh.
Li-e mendapat julukan Jian Shen, maka
dapat dibayangkan bagaimana hebatnya
teknik pedangnya.
Dia sangat mengerti pertarungan hari
ini, menang atau kalah belum bisa
ditentukan, tapi dia tetap harus
bersemangat. Dia mengembang kan formasi
pedang dengan jurus Kong-dong San Jue Jian
yang mengeluarkan jurus membunuh.
Dalam pertarungan itu, Chi-yang terus
mengeluarkan jurus 'Heng Fei Chang Jiang'
dan menusuk perut Xin Jie. Li-e berusaha
membantu gerakan Chi-yang, dia menusuk Wu
Ling-feng. Chi-yang sangat licik, tenaga
dalamnya kuat, begitu pula dengan1475
serangannya, itu membuat Xin Jie terpaku.
Di Tai Shan mereka pernah berhadapan
dengan formasi pedang mereka, maka Xin Jie
dan Wu Ling-feng tahu bagaimana hebatnya
formasi pedang mereka. Bila ingin
memecahkan formasi pedang ini, mereka
harus bisa menjatuhkan salah satu dari
empat orang yang membentuk formasi itu.
Xin Jie sadar kalau ilmu silatnya
sekarang berada di atas keempat ketua itu,
jika beradu jurus keras melawan jurus
keras, lawan akan dirugikan, empat ketua
itu juga tahu hal ini, maka mereka selalu
berusaha menghindari cara ini. Mereka tidak
menginginkan pertarungan keras melawan
keras. Mereka berusaha menghindari kontak
langsung dengan Xin Jie.
Tapi kemudian Chi-yang seperti
sengaja melakukannya, rupanya dia telah ada
persiapan terlebih dulu. Dia menghindari
kebiasaannya yang selalu menghindari
kontak, dan dia berniat kontak langsung
dengan Xin Jie.
Awalnya Xin Jie hanya terpaku,
kemudian dia tertawa dingin, pedangnya
telah membentuk lingkaran.
Xin Jie telah mengumpulkan tenaga1476
dalamnya untuk menggerakan jurus ini. Saat
menyerang Chi-yang mengeluarkan suara
besar.
Tapi jurus Chi-yang seperti tidak
bertenaga, dia menarik pedangnya, tapi Xin
Jie telah melancarkan jurusnya.
Formasi pedang terus berubah, Chiyang baru saja menarik jurusnya. Xie
Chang-jin yang berada di sebelah kiri mulai
menyerang dengan pedangnya, beberapajurus
sudah dikeluarkan.
Tadinya Xie Chang-jin berada dalam
posisi bertahan, saat ini dia berubah maka
formasi pedang pun berubah, tenaga mereka
bertambah kuat lagi.
Perubahan ini benar-benar aneh dan
tampak sulit, Xie Chang-jin dijuluki Luo
Ying-jian, dengan jurus Dian Chang, dia
telah mengeluarkan banyak serangan,
membuat pedangnya seperti sedang menarinari.
Dalam kesibukannya bertarung, Xin Jie
menggunakan jurus 'Chong Tian Er Qi',
tampak pedang membawa kilauan cahaya,
bergerak ke kiri dan ke kanan. Dia
menyambut serangan pedang Xie Chang-jin.
Sebenarnya Xie Chang-jin tidak ingin1477
kontak langsung dengan Xin Jie dan Wu
Ling-feng. Tapi keadaan telah memaksanya
harus begitu, tapi saat bertarung dia telah
mengeluar kan jurus menyerang lagi.
Beberapa jurus Xic Chang Jin berhasil
disambut oleh Xin Jie, kemudian terdengar
Xin Jie membentak, pedangnya dijulurkan.
Wu Ling-feng melihat jurus Xin Jie
menjadi melambat, dia pun tidak menunggu
lama lagi. Pedang sudah menyapu ke kiri dan
ke kanan, dia berusaha membuat Li-e tidak
mendekati Xin Jie.
Li-e telah beberapa kali menyambut
serangan Wu Ling-feng, melihat ilmu silat
anak muda yang telah maju pesat ini, dia
tidak berani bertindak ceroboh. Dengan
menggunakan jurus 'San Jue Fei Shan'
pedang Mei Xiang Jian pun diangkat, dia
menutup serangan Wu Ling-feng.
Karena itu bayangan Jian Shen Li-e
terus bergerak, Xin Jie dan Wu Ling-feng
dengan cepat menyatukan pedang mereka lalu
menyerang ke kiri dan ke kanan.
Pedang Li-e menyerang semakin cepat,
tenaga dalamnya lebih kuat. Ku An Shangren dan Chi-yang tetap berada di posisi
bertahan, Xie Chang-jin dan Li-e menyerang1478
secara gila-gilaan.
Bulan tetap berada di tengah langit.
Di bawah pohon Mei, kedua mata Qi-mao
Shen-jun tampak setengah terpejam, dia
tidak perlu melihat pertarungan itu, tapi
dia sudah bisa menebak jurus apa saja yang
mereka pakai, termasuk jurus yang dipakai
oleh empat ketua perkumpulan.
Dia percaya Xin Jie dan Wu Ling-feng
akan memenangkan pertarungan ini. Karena
sekarang ini mereka belum mengeluarkan
ilmu pedang andalan mereka. Di arena
pertarungan, Wu Ling-feng telah
mengeluarkan ilmu warisan keluarganya....
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jurus Duan Hun, ditambah dengan kehebatan
pedang Xin Jie yang bergerak seperti ular
begitu lincah, tiba-tiba bergerak dari atas
ke bawah, atau bergerak secara tiba-tiba
dari bawah ke atas. Semuajurus yang
dipelajari dari Mei Shan-ming dikeluarkan
semua. Dua pedang itu bergabung, tenaga
yang keluar sangat dahsyat, membuat siapa
pun yang melihat akan merasa terkejut.
Enpat ketua perkumpulan seperti
sudah tidak bisa mempertahankan posisi
mereka lagi. Mereka dengan terpaksa mundur
2-3 meter, karena serangan keras Xin Jie1479
dan Wu Ling-feng yang bertubi-tubi. Xin
Jie tertawa panjang, "Para ketua, ilmu
pedang kalian ternyata hanya begitu saja!"
Kata-katanya terdengar sombong
sekali, seumur hidup keempat ketua itu,
mereka selalu mengagungkan nama besar
mereka, julukan yang telah mereka dapatkan
dengan susah payah selalu mereka
pertahankan, sekarang Xin Jie dengan
terang-terangan menghina mereka, tentu
saja hal ini membuat perasaan mereka
tersinggung.
Dengan perasaan tidak terima Xie
Chang-jin berpikir, 'Walaupun ilmu silatmu
tinggi, kata-kata sombong ini tidak pantas
kau ucapkan.... '
Apalagi perasaan Chi-yang dan yang
lainnya, mereka tampak lebih marah lagi,
dengan pedang panjangnya Chi-yang memberi
isyarat kepada tiga orang lainnya untuk
mengadu jiwa.
Ternyata sewaktu membentuk formasi
ini, formasi ini sengaja dibuat untuk
menghadapi pesilat tangguh. Maka dalam
formasi ini semua jurus penyerangan selalu
disisakan tenaga cadangan, tujuannya adalah
mereka takut kalau -kalau semua jurus yang1480
telah dikeluarkan, tidak bisa ditarik
kembali. Kalau lawan mereka adalah pesilat
yang ilmunya lebih tinggi dari mereka,
setidaknya mereka masih mempunyai tenaga
cadangan untuk bertahan.
Tapi formasi mereka ada juga jurus
untuk menyerang, dan jurus penolong mereka
adalah jurus berjaga. Jurus-jurus ini
digunakan bila mereka sudah tidak bisa
bertahan terhadap serangan musuh. Kalau
menyerang bersama-sama, artinya mereka
bertujuan akan mati bersama dengan musuh.
Kedua jurus ini belum pernah
digunakan sebelumnya, semenjak mereka
menciptakan formasi ini, hanya jurus 'semua
penjuru' sewaktu di Tai Shan pernah
digunakan satu kali.
Kata-kata sombong Xin Jie telah
membuat mereka marah, karena mereka
merasa kalau mereka adalah orang ternama,
mana bisa mereka menerima penghinaan Xin
Jie begitu saja. Dalam kemarahan mereka,
mereka telah sepakat akan bertarung matimatian dengan kedua pemuda itu.
Li-e mengangkat Mei Xiang Jian dan
dia mulai menepis.
Ketiga ketua lainnya ikut mengangkat1481
pedang, lalu menyerang dengan ganas.
Sekarang jurus andalan empat ketua
'Jiu Si Yi Sheng' (sembilan mati satu hidup)
dikeluarkan. Terlihat kilauan cahaya
pedang, dalam tepisan cahaya pedang mereka
telah bertekad akan mati bersama. Xin Jie
dan Wu Ling-feng terkejut, mereka telah
dikurung cahaya pedang yang terasa dingin.
Setiap posisi dan tempat tertutup oleh
cahaya pedang. Tempat itu seperti dijala
oleh pedang yang sangat padat dan tidak
mudah lolos dari serangan mereka.
Wu Ling-feng tertawa dingin. Duan
Hun Jian diayunkan, jurus 'Wu Gui Duan
Hun' (lima, setan mengejar roh) telah
dikeluarkan, hanya dalam waktu singkat 10
jurus telah dilancarkan.
Li-e tertawa dingin, Mei Xian Jian
diputar, terdengar suara PING, ternyata Mei
Xiang Jian telah menahan pedang Wu Lingfeng, hal ini membuat Wu Ling-feng
terkejut, dalam hati dia berpikir, "Apakah
dia ingin mencoba tenaga dalamku?" Wu
Ling-feng mengalirkan tenaga dalamnya ke
Duan Hun Jian dan mengeluarkannya dari
samping.
Tapi ternyata musuh menyerang bukan1482
dengan tenaga sesungguhnya, Li-e mengikuti
arah pedang. Dalam cahaya pedang lawan
bergerak dengan cepat.
TANG, TANG, TANG!
Tiga pedang secara bersamaan beradu
dengan pedang Wu Ling-feng.
Pengalaman Wu Ling-feng memang
belum banyak, dia mengira lawan ingin
beradu tenaga dalam, maka dengan sepenuh
hati dia menunggu gerakan musuh, maka
tanpa terasa gerakan pedangnya menjadi
Bagus Sajiwo 4 Dewi Olympia Terakhir The Last Olympian Percy Jackson And The Olympians 5 Karya Rick Riordan Bukit Pemakan Manusia 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama