Ceritasilat Novel Online

Pedang Bunga Mei 16

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 16


kirinya menggunakan jurus 'Wan Quan Fei
Kong' memaksa kedua pedang Wen Cheng Bai
Luo menjauh darinya.
Xin Jie membentak, "Dulu Shao-lin
generasi ke-7 yaitu Guru Fang Chang Hui
Yin dengan jurus 'Bu Da 3 jurus' di Gunung
Zhong Nan secara berturut-turut berhasil
melukai 21 orang yang berniat
membunuhnya. Dia begitu gagah, apakah
sekarang marga Sun begitu lemah sehingga
tidak ada semangat lagi?"
Mendengar perkataan Xin Jie, kepala1590
Sun Qi-zhong seperti dipukul oleh sebuah
palu besar.
Dia bersiul panjang dan berkata pada
dirinya sendiri, "Aku Sun Qi-zhong, tidak
akan mempermalukan Shao-lin!"
Dia menambah tenaga ke pergelangan
tangannya, pedang yang telah patah mulai
diayunkan dengan cepat, ternyata dia mulai
menggunakan jurus 'Da Yan Shi Shi' lagi.
Xin Jie mulai bersemangat juga,
dengan bersemangat dia menepis, kakinya
bergeser, kaki kirinya memaku ke tanah,
kaki kanannya menyapu membentuk setengah
lingkaran. Pedang yang ada di tangannya
menyerang ketiga orang itu.
Baru saja dia berbalik akan
menyerang, 4-5 senjata telah berada di
depan matanya. Dia mundur dua langkah, tapi
tengannya tetap mengeluarkan jurus 'Da Yan
Shi Shi'.
Tiba-tiba Mi Duo Bao Shu berteriak.
Dia berteriak dalam bahasa India.
Teriakannya baru selesai, formasi Po Luo
berubah lagi, kelima orang itu telah
berganti posisi lagi.
Tadinya mereka terlihat sangat
kompak. Sekarang kekompakan mereka1591
bertambah beberapa kali lipat. Mereka
terlihat seperti lima bayangan abu yang
berputar-putar, setiap jurus seperti ada
lima senjata yang menyerang, benar-benar
sangat mengejutkan!
Tapi karena teriakan Mi Duo Bao Shu
ini, Xin Jie seperti mengerti sesuatu.
Dia berteriak, "Kakak, kita harus
menggunakan kecepatan! Cepat lakukan
sekarang!"
Wu Ling-feng baru mengerti, dia
bersiul panjang, ilmu meringankan tubuh
yang dipelajarinya dari buku India telah
dipergunakan.
Dulu Pin Fan Shang-ren pernah
berkata, ilmu meringankan tubuh dari India
ini bisa dipergunakan dalam jurus lain,
sepertinya sekarang dipergunakan dalam
formasi ini.
Terlihat dalam formasi itu ada dua
bayangan putih yang berputar, ternyata itu
adalah Xin Jie dan Wu Ling-feng yang
menggunakan ilmu meringankan tubuh dari
India, mereka berebut kecepatan dengan Po
Luo 5 Qi.
Xin Jie dan Wu Ling-feng menggunakan
ilmu meringankan tubuh seperti yang1592
digunakan oleh Po Luo 5 Qi. Hanya sebentar
mereka telah bercampur dalam formasi itu.
Formasi yang tadinya terdiri dari lima
orang sekarang menjadi tujuh orang,
membuat Po Luo 5 Qi serba salah, sekarang
mereka harus menyerang atau bertahan.
Jinlul terkejut dan berpikir,
"Mengapa kedua bocah itu bisa menguasai
ilmu meringankan tubuh dari India?"
Begitu dia melihat lagi, dia lebih
terkejut dan marah, ternyata Xin Jie dan
Wu Ling-feng melangkah dan bergeser
persis seperti mereka. Kadang-kadang
terlihat gerakan aneh dari mereka yang
tidak pernah Po Luo 5 Qi lihat sebelumnya.
Dia berteriak dalam bahasa India.
Tampak cahaya pedang berkilau, tubuh
Xin Jie dan Wu Ling-feng menyatu, mereka
berhasil keluar dari formasi itu.
Karena terkejut Po Luo 5 Qi hanya
bisa saling pandang mereka terdiam tidak
bersuara. Tiba-tiba Mi Duo Bao Shu
berteriak lagi. Xin Jie tidak mengerti
bahasa India, tapi dia tahu kalau Mi Duo
Bao Shu kira-kira berkata seperti ini,
"Bocah, terimalah pukulanku!"
Dalam hati Xin Jie berpikir,1593
"Walaupun ilmu silatmu tinggi, tapi tidak
akan membuatku takut! Dulu pukulan Jin
Bo-sheng Fu juga tetap bisa kuterima...."
Terlihat rambut Mi Duo Bao Shu
berdiri, singkup kecilnya diletakkan
kembali di pinggangnya, kedua telapaknya
menangkup menjadi satu, kemudian ditepuk
dan digosok-gosok, tapi segera ditarik
kembali.
Xin Jie merasa ada angin dingin yang
menyerangnya, angin dingin ini terasa aneh.
Tidak terasa begitu hebat tapi
tenaganya sangat kuat, seperti ada ribuan
kilogram beban yang mendorongnya, sampaisampai berdiri pun dia tidak sanggup.
Tempat di mana angin berhembus terasa
sangat dingin hingga menusuk tulang!
Xin Jie tidak tahu kalau ilmu 'Bai Duo
Han Xiu Zhang' (telapak putih dingin) ini
telah dilatih Mi Duo Bao Shu selama
puluhan tahun. Ilmu ini berasal dari Tibet,
tapi Xin Jie tahu kalau sampai kakinya
bergeser satu sentimeter, dia akan kalah.
Tapi dia tidak bisa mengeluarkan
telapaknya untuk menyambut serangan itu,
karena tenaga dalam Mi Duo Bao Shu sangat
kuat dan kemampuannya sudah berada di atas1594
Xin Jie.
Semua orang menyaksikan serangan ini.
Tampak kedua kaki Xin Jie seperti
terpaku kuat di tanah. Mei Xiang Jian
dikeluarkan dan menggores membentuk
setengah lingkaran. Bajunya menggembung
seperti banyak udara di dalam bajunya.
Jangan menganggap ini hanya goresan
setengah lingkaran, gerakan menggoresnya
adalah jurus 'Fang Shang Bu Xi' yang
terdapat dalam 'Da Yan Shi Shi'.
Baru saja serangannya dilancarkan
setengah jalan, dia telah berganti lagi
dengan jurus 'Wu Huan Xing Yi', belum juga
jurusnya diselesaikan, dia telah menyambung
dengan setengah jurus Leng Mei Fei Mian'.
Ketiga jurus tertinggi ini digabung menjadi
satu, dan sangat tepat dipakai oleh Xin Jie.
Semua orang yang ada di sana adalah
para pesilat pedang, melihat ilmu pedang
Xin Jie begitu aneh dan tinggi, diam-diam
mereka pun memuji!
Terdengar suara HU! Angin besar
keluar dari telapak Mi Duo Bao Shu,
melewati sisi lingkaran yang telah
digoreskan Xin Jie. Tampak batu dan pasir
beterbangan. Tapi Xin Jie yang berada dalam1595
setengah lingkaran itu sedikit pun tidak
terkena debu dan pasir.
Mi Duo Bao Shu terpaku, tiba-tiba dia
tertawa panjang sambil menatap langit, dia
mememberi isyarat dengan tangannya, semua
adik seperguru-annya meloncat keluar,
hanya beberapa kali loncatan mereka telah
menghilang dan tidak terlihat lagi
sosoknya.
Xin Jie menggetarkan pedangnya.
Mei Xiang Jian digerakkan lagi,
terdengar suara WENG, dia membalikkan
tangan dan memasukkan pedang ke dalam
sarungnya, dia membalikkan tubuh, bingung
dan terpaku, dia baru melihat apa yang
terjadi.
Tian Mo Jin Qi berjongkok lagi di
lubang kecil itu untuk menunggu ular
beracun yang bernama Jin Shi Er' keluar
dari lubang itu.
Sun Qi-zhong yang berdiri di sisi Wu
Ling-feng tidak mempunyai waktu
memikirkan kejadian aneh tadi.
Terdengar suaranya yang lucu berkata,
"Kakak Xin, kau benar-benar hebat...."
Jantung Xin Jie hampir meloncat
keluar dari rongga dadanya. Dia1596
membalikkan kepala untuk melihat, yang ada
di depannya adalah seraut wajah cantik dan
polos.
Dialah Zhang Qing.
Karena merasa sangat senang, hampir
saja Zhang Qing dipeluknya, dia menarik
tangan gadis itu. Keempat mata saling
memandang dan tidak ingin berpisah lagi.
Setelah lama dia baru melihat ke
belakang Zhang Qing, ternyata ada dua
orang berdiri di sana. Yang satu adalah Sun
Qi-zhong sedangkan satu lagi adalah seorang
biksu kurus dan tinggi.
Melihat biksu tua itu Xin Jie merasa
mengenalinya.
Setelah dipikir-pikir dia baru ingat
kalau biksu tua itu sering menaiki seekor
bangau dan beberapa waktu lalu dia pun
memanggil Pin Fan Shang-ren pergi dari
Da-ji-dao.
Belum sempat dia bicara, Qing Er
tanpa berhenti terus bicara, "Kakak,
semenjak berpisah dengan Kakak Wu, aku
ditangkap oleh seorang pemabuk tua, aku
bertarung dengannya, tapi aku kalah, dia
menotok nadiku. Kemudian aku berhasil
menemukan akal dan melarikan diri darinya,1597
aku berhasil melarikan diri dua kali, tapi
tetap bisa ditangkap kembali...."
Xin Jie ingin bertanya tapi Qing Er
terus bicara, "Setan tua itu mengatakan
kalau dia adalah adik seperguruan Yu Gumo, katanya ayahku telah membunuh kakak
seperguruannya, maka dia pun menangkapku
untuk mengancam ayah. Dengan cara aneh dia
menotokku di 36 nadi...."
Xin Jie terkejut dan berteriak, Qing
Er masih terus berkata, "Untung paman
biksu ini menemukan kami, beliau mengenali
benda milik ayah, dan mengatakan beliau
pernah bertemu dengan ayah satu kali, dan
ingin setan tua itu melepaskanku, tapi
setan tua itu sombong sekali. Dia menyuruh
paman biksu jangan ikut campur dalam
masalah ini, kalau tidak dia tidak akan
segan-segan membunuh paman biksu...."
"Kemudian dengan Qi Gong yang tinggi
paman biksu berhasil melukai setan tua itu,
lalu dia pun melarikan diri. Kakak, ilmu
paman biksu ini sangat tinggi, hampir sama
dengan ayah...."
Xin Jie dengan cemas bertanya, "Kau
telah ditotok di 36 nadi, sekarang bagaimana
rasanya?"1598
"Paman biksu membawaku ke dalam gua,
dan menyuruh Kakak Sun berjaga di depan
gua dan tidak memberi ijin kepada siapa pun
untuk masuk. Dengan ilmu beliau yang
tinggi, beliau telah membantuku
melancarkan aliran darah. Sewaktu sedang
melancarkan nadi tidak boleh diganggu siapa
pun...."
Ooo)*(ooO
Xin Jie baru ingat kalau tadi Sun Qizhong tidak mengijinkannya masuk ke dalam
gua, dan hampir saja mereka berkelahi.
Sekarang dia mengerti keadaan yang terjadi.
Qing Er dengan cerewet terus bicara,
suaranya seperti kicauan burung nuri.
Sikapnya sangat lucu dan polos, hal ini
membuat Xin Jie terpaku.
Tiba-tiba di sebelah sana terdengar
suara Sun Qi-zhong, "Kakek Guru, Anda
harus kembali.... aku sudah dengan susah
payah mencari Anda, Anda harus kembali."


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Xin Jie dengan aneh melihat, ternyata
Sun Qi-zhong sedang berlutut di depan biksu
tinggi kurus itu dan seperti sedang
memohon-mohon, tapi biksu tua itu terus
menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Xin Jie baru sadar, berteriak, "Tetua,1599
apakah Anda Guru Ling Jing dari Shao-lin"
Biksu tua itu tertawa terbahak-bahak,
dia memotong kata-kata Xin Jie, lalu dia
bersiul menghadap langit, tidak lama
kemudian tampak seekor bangau putih dan
besar mendarat di dekat mereka.
Tiba-tiba Xin Jie teringat sesuatu,
kemudian dia berkata pada Qing Er, "Kita
harus segera kembali ke Hu Nan mencari
ayahmu, 3 hari yang lalu aku mendengar
kabar yang beredar di dunia persilatan,
demi mencari dirimu ayahmu mengaduk-aduk
di dunia persilatan, aku takut terjadi
sesuatu yang tidak kita kehendaki."
Qing Er dengan senang berkata,
"Benarkah ayah mencariku? Hei, lihat...."
Xin Jie melihat ke depan, dia sangat
terkejut.
Ternyata Wu Ling-feng telah pergi
diam-diam tanpa berpamitan dulu kepadanya.
Xin Jie melihat ke tempat jauh, di
tanah hanya terlihat bayangannya yang
kecil, karena cemas Xin Jie pun
mengejarnya.
Tapi biksu tua itu berteriak, "Anak,
jangan dikejar lagi, biarkan dia pergi...."
Xin Jie terpaku dan berhenti1600
melangkah, begitu membalikkan tubuh untuk
melihat, bayangan Wu Ling-feng telah
menghilang. Dia ingat demi mencari Qing Er,
Wu Ling-feng telah jauh-jauh datang
membantunya, mengapa sekarang dia pergi
secara diam-diam? Mengingat hal ini darah
panasnya terasa bergejolak....
Guru Ling Jing menarik nafas, "Anak
itu sangat berbakat dan benar-benar tampan,
tapi nasib jelek selalu menyertainya. Setiap
saat dia bisa menjadi seorang Budha, dengan
bakatnya bila memperdalam agama Budha,
kelak dia akan menjadi seorang biksu
berilmu silat tinggi. Biarkan saja dia pergi
sekarang!"
Xin Jie seperti mengerti seperti
tidak. Dia dan Qing Er saling pandang,
mereka merasa aneh dan terkejut. Guru Ling
Jing bersiul ke arah langit. Kemudian dia
menaiki burung bangau besar itu dan segera
pergi jauh.
Ooo)*(ooO
Xin Jie terus melihat ke arah
menghilangnya Wu Ling-feng, dia tidak tahu
mengapa Wu Ling-feng pergi tanpa pamit
kepadanya, entah apa yang terjadi padanya.
Dia mendengar keluhan Qing Er,1601
"Mungkin Kakak Wu ada keperluan lain,
ilmu silatnya begitu tinggi, tidak akan
terjadi apa-apa padanya, kita tidak perlu
mengkhawatirkan dia...."
Firasat Xin Jie mengatakan kalau
perpisahannya kali ini dengan Kakak Wu
akan terjadi selamanya. Begitu mendengar
kata-kata Qing Er, dia tidak bisa menjawab
apa-apa, tapi dalam hati dia berdoa,
"Semoga.... semoga persahabatan kita akan
abadi walaupun dalam jarak jauh...."
Ooo)*(ooO
Bulan 3, bunga-bunga bermekaran dan
sangat harum. Di Gui Shan, Han Yang, di
pinggir Xi Yue Hu, di antara pohon-pohon
bambu terlihat ada sebuah kuil. Di atas
pintu kuil tertulis 3 huruf besar yaitu
'Kuil ShuiYue'.
Kuil ini berada di tempat sepi dan
juga berada di dekat jurang. Biasanya jarang
ada yang berjalan sampai ke sana, tapi
sekarang terlihat 2 orang pengemis dengan
baju compang camping berjalan ke depan
kuil. Pengemis yang bertubuh agak gemuk
mengetuk pintu kuil. Pintu terbuka, yang
membukakan pintu adalah seorang biksuni
muda dan cantik. Baju biksuni itu berwarna1602
putih dan panjang, wajahnya cantik, matanya
besar dan hitam, hidungnya mancung, bibir
kecilnya, tapi wajah cantiknya memancarkan
kesedihan.
Kedua pengemis itu terpaku. Mereka
tidak menyangka di tempat terpencil seperti
ini ada seorang gadis cantik.... apalagi yang
membuat mereka aneh adalah gadis itu
ternyata seorang biksuni.
Ooo)*(ooO
Apa sebab nona cantik ini mau
menghabiskan masa mudanya yang indah dan
menghabiskan hidupnya dengan menemani
Budha di kuil ini?
Kedua pengemis itu terpaku, pengemis
lebih tua dengan nada gugup berkata,
"Nona.... Ah bukan.... Guru Muda, apakah kami
boleh minta air minum? Kami telah
menempuh perjalanan jauh dan merasa
haus...."
Biksuni cantik itu mengangguk, dia
membalikkan tubuh, mengambil sepoci air
untuk kedua pengemis ini, kemudian diamdiam menutup pintu kembali.
Kedua pengemis itu duduk di bawah
sebuah pohon yang berada di depan kuil,
sambil minum, mereka mengobrol....1603
"Hhhh, dunia begitu luas, harus
kemana kita mencari Nona Jin Ling Mei?
Benar-benar seperti pepatah yang
mengatakan seperti mencari jarum di tengah
samudra...."
Yang satu lagi berkata, "Xin Jie
adalah orang yang telah menanamkan budi
kepada Gai-bang, apa yang dipesankan oleh
Xin Jie walaupun kaki kita patah, kita
tetap harus melakukan tugas ini."
Orang pertama berkata lagi, "Betul
juga, ilmu silat dan kepribadian Xin Jie
begitu luhur dan baik, benar-benar
membuatku yang bermarga Jian kagum
kepadanya. Jangankan dia pernah membantu
kita, asalkan dia menyuruhku yang bermarga
Jian ini membantunya, aku tetap rela
membantunya."
Mereka mengobrol dengan asyik,
mereka tidak sadar kalau biksuni muda tadi
sedang mendengarkan obrolan mereka.
Begitu mendengar namanya disebut,
wajah pucatnya menjadi merah, ternyata
hatinya sedang bergejok seperti gelombang
air laut.
Dia seperti terjatuh dalam kenangan
masa lalu, wajahnya menjadi merah, kedua1604
alisnya sedikit berkerut, tapi sudut
mulutnya terangkat mengeluarkan senyum
manis....
Semakin lama senyumnya semakin
menghilang. Wajahnya yang cantik
mengeluarkan ekspersi sedih. Orang yang
melihat ekspresinya akan merasa tergetar.
Matanya penuh dengan air mata. Dia
berkata, "Kakak Jie, selamanya kau tidak
akan bisa mencariku lagi...."
"Apakah Tuhan yang mengatur semua
ini? Semenjak aku dilahirkan nasibku telah
ditentukan kalau seumur hidupku, aku akan
selalu bersedih, tapi Tuhan terlalu kejam,
mengapa dosa begitu besar harus
dilimpahkan padaku, aku hanya seorang
perempuan lemah...."
Kemudian dia teringat pada percakapan
antara kedua pengemis itu, dia menghibur
dirinya sendiri dan berkata, "Kakak Jie
masih ingat padaku, hal ini.... sudah cukup
bagiku, biarlah akhir ceritanya seperti
ini.... ini yang terbaik untuk semua...."
"Kakak Jie, jangan mencariku lagi, kau
tidak akan bisa menemukanku.... aku akan
selalu berdoa untukmu....
Dia membalikkan badan melihat patung1605
Guan Yin. Sinar matahari masuk melalui
lubang jendela menyinari wajah Guan Yin.
Guan Yin yang terlihat welas asih, kedua
matanya penuh dengan kepintaran dan
mengeluarkan cahaya begitu terang dan suci.
Dia berlutut, pelan-pelan membakar
segenggam dupa. Dengan serius dia
memasukkan dupa itu ke tempat dupa, asap
dupa pelan-pelan naik membumbung ke atas.
Ketika melewati sinar matahari asap ini
berubah menjadi warna hijau.
Doa biksuni mengikuti asap itu pelanpelan naik ke atas.
Langit gelap, matahari masuk kembali
ke balik awan....
Tamat
Bandung, 15 Juni 2007
Salam Hormat
(See Yan Tjin Djin)
Sembilan Pembawa Cincin 5 Bukan Impian Semusim Karya Marga T Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 16

Cari Blog Ini