Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 7
mengganggu pertarunganku."
Pergantian jurus membuat posisinya
dari berdiri berganti arah. Lengan baju Lie dilambaikan. Sebuah pedang panjang
berkilau sudah berada di tangannya. Xin Jie
mundur setengah langkah. Melihat pedang
Li-e yang panjang dan berbentuk kuno,
cahaya biru tampak memancar dari pedang.
Sebilah pedang yang sangat bagus. Dalam
hati Xin Jie memuji, "Apakah pedang
saktinya lebih bagus dari 'Mei Xiang Jian'
milik Paman Mei?"
Ketika Xin Jie baru berkelana di637
dunia persilatan, Qi-mao Shen-jun Mei
Shan-ming pernah berkata padanya, "Li-e
telah mendapatkan sebilah pedang kuno dan
bagus. Katanya pedang itu disebut 'Qi Hong
Jian'. Pedangku bernama Mei Xiang Jian.
Walaupun pedang itu bagus tapi tetap tidak
akan bisa mengalahkan 'Qi Hong Jian',
kecuali pedangku telah direndam dengan air
daun 'Qian Nian Zhu Zu' (bambu merah seribu
tahun) setelah direndam baru bisa
menandingi Qi Hong Jian. Kebetulan di
belakang rumah kita ada sebuah pohon "Qian
Nian Zhu Zu. Setelah diambil bisa merendam
Mei Xiang Jian. Tahun depan setelah kau
kembali. Pedang ini akan kuberikan
kepadamu dengan 'Mei Xiang Bao Jian', kau
bisa membuat nama Qi-mao Shen-jun kembali
terkenal." Mei Shan-ming dengan senang
menceritakan semuanya.
Karena itulah Xin Jie terus
memperhatikan cahaya biru yang memancar
dari pedang Li-e. Dalam hati Xin Jie
berpikir, "Jika bertarung dengan pedang,
aku pasti akan kalah pedang, aku harus
menggunakan serangan cepat untuk mengatasi
lawan. Pantas Paman Mei menasihatiku
supaya jangan bertarung secara terang-638
terangan dengan lima ketua perkumpulan....
tapi hari ini aku telah bertemu dengan
salah satu dari mereka, bagaimanapun aku
harus mencoba lebih dulu." Karena itu dia
tidak ragu lagi dan siap mencabut
pedangnya.
Bersamaan itu Li-e dengan suara
seram berkata, "Bocah tengik, mana
pedangmu!" Xin Jie dengan cepat
mengeluarkan pedangnya. Karena Li-e
adalah jago pedang nomor satu di dunia
persilatan, mana mungkin dia akan
menyerang dulu. Dia sedang menunggu
serangan Xin Jie. Xin Jie mengumpulkan
tenaga dan dia bersiul panjang. Suara
siulannya terdengar dingin seperti ada
angin dingin berhembus hingga menusuk
tulang. Tangan kanannya memegang pedang
dengan arah horisontal. Pedangnya yang
putih saat berada dalam kegelapan terus
berkembang dan mengeluarkan suara HU, HU,
HU! Wajah Li-e segera berubah, karena dia
melihat dengan jelas gerakan Xin Jie.
Ujung pedangnya menggambar 7 kuntum bunga
Mei-hua, sangat jelas dan rapi, sedikitpun
tidak terjadi kesalahan. Hampir saja Li-e639
berteriak, "Mei Shan-ming!"
Kemudian cahaya menghilang. Xin Jie
terbang ke depan. Posisinya tidak digeser.
Qi-mao Shen-jun telah muncul kembali
ke dunia persilatan, Li-e pernah mendengar
hal ini. Tapi 10 tahun yang lalu Mei Shanming sudah mati di tangan mereka berempat.
Gosip ini memang membuatnya tidak tenang.
Tapi dia selalu menganggap ada orang yang
memalsukan identitas Qi-mao Shen-jun.
Orang yang ada di depannya dengan wajah
ditutup kain, benar-benar telah
mengeluarkan keistimewaan Qi-mao Shen-jun
dan tenaga dalam orang ini juga tinggi.
Apakah....
Pedang lawan seperti kilat menyerang.
Dia berpikir, "Paling sedikit orang ini
pasti mempunyai hubungan dengan Mei Shanming. Lebih baik aku bunuh dia dulu, kalau
tidak nanti dia akan membuatku repot."
Aura membunuhnya sudah muncul, dia
bersiul panjang. Dengan pedang panjang
berwarna biru, dia terus menyerang lawan.
Orang yang wajahnya ditutup itu
mengubah jurusnya. Li-e juga mengubah
jurus, dari bentuk jari berniat untuk
menotok. Angin yang dihasilkan dari pedang640
terus membawa suara. Xin Jie baru saja
berganti jurus. Melihat Li-e mengubah
jurusnya, segera jurus 'Feng Long Mei Ying'
dikeluarkan, (angin meniup bayangan Meihua).
Jurus 'Li Feng Chao Yang' dilancarkan,
saat itu tepat jurus Xin Jie 'Feng Long Mei
Ying' dikeluarkan, keadaan ini membuat
pedang Li-e bergeser dan ujung pedang Xin
Jie sudah berada didepan ditenggorokan
dengan jarak 3 centimeter, begitu Xin Jie
mengeluarkan jurus ini, tampaknya Li-e
sudah mengetahuinya maksudnya, maka begitu
jurus Li Feng Chao Yang dikeluarkan, dia
langsung meloncat ke atas. Dengan posisi
yang menguntung dia menusuk lagi. Terpaksa
Xin Jie mengeluarkan jurus 'Ca Jing Mei
Mian'.
Tapi Li-e sudah mengetahui jika dia
tidak mengganti dengan jurus, 'Gui Jian Fei
Ling' pedang miliknya akan meleset, dan
ujung pedang musuh akan menusuk di tempat
yang tidak bisa dihindarinya.
Li-e sudah tertekan dengan tindakan
Xin Jie, tapi dia selalu mempunyai
pandangan tepat untuk mengubah jurus, maka
dia berhasil menghindari bahaya.641
Li-e menarik kembali jurusnya dan
meloncat sejauh 3 meter.
Tiga jurus telah dimainkan, ujung
pedang tidak mengena tubuh siapapun. Tapi
Li-e telah dua kali berada dalam bahaya.
Xin Jie berpikir, 'Li-e sangat gesit,
sedangkan dia sendiri belum pernah
bertarung dengan musuh yang seperti ini,
tapi jurus-jurus pedangnya memang
setingkat di atas jurus orang lain, tidak
seperti yang diceritakan Paman Mei. Apakah
selama 10 tahun ini, ilmunya maju pesat?
Dulu dia baru berkelana di dunia
persilatan, dia pernah berpikiran ingin
seorang diri bertarung dengan 5 ketua
perkumpulan. Sekarang jika bukan karena
dia pernah terdampar di pulau kecil itu,
lalu mendapatkan tambahan ilmu dari Guru
Hui dan Pin Fan Shang-ren, mungkin
sekarang ini melawan pun dia tidak akan
bisa memang.
Di pihak lain Li-e benar-benar
terkejut. "Jurus-jurus bocah ini semuanya
adalah jurus Qi-mao Shen-jun. Tapi malah
lebih aneh dari jurusnya yang dulu,
sepertinya setiap jurusnya khusus untuk
menekan jurus-jurus ilmu pedang Kong-dong.642
Apakah benar....
"Hei!...." Suara dingin terdengar lagi.
Tiba-tiba Li-e mendengar tawa dingin
seperti tawa Qi-mao Shen-jun 10 tahun lalu.
Hatinya bergetar.
Dengan jurus-jurus Qiu Zhi Jian Fa,
Xin Jie terus menyerang Li-e. Bayangan
pedang terus datang seperti gelombang laut.
Jian Shen Li-e adalah jago pedang
pedang nomor satu di dunia saat ini, pasti
ilmu pedangnya sangat tinggi. Dia
membentak, tenaga-nya telah terkumpul di
ujung pedang. Warna pedang birunya lebih
memanjang. Cahaya biru itu sepertinya bisa
terlepas dari pedang. Di dalam serangannya
ada pertahanan juga.
Begitu pedang Xin Jie beradu dengan
cahaya biru itu, pedangnya segera
dimiringkan supaya tidak beradu dengan
pedang Xin Jie. Tapi dari pedang terasa ada
hawa dingin yang menerpa. Hal ini membuat
Xin Jie terkejut. Dia mundur 3 langkah dan
memeriksa pedangnya. Ternyata pedangnya
telah cacat sebesar kacang hijau.
Sekarang Xin Jie baru sadar bagaimana
hebatnya pedang itu. Dia terpaku dan
berhenti bertarung. Tiba-tiba dari sisi kiri643
hutan muncul seseorang. Di bawah sinar
bulan terlihat sangat jelas, dia adalah Di
Jue-jian Yu Yi-fei.
Dipekakan Yu Yi-fei seperti ada
seseorang yang sedang tidak sadarkan diri.
Dia adalah Tian Jue Jian Zhu Ge-ming.
Wajah Jin Shen Li-e seperti warna
tinta, membuat orang yang melihat merasa
takut.
Pelan-pelan dia mendekati Yu Yi-fei
dan melihat rambut Yu Yi-fei yang
berantakan, bajunya compang camping, benarbenar tampak sangat memalukan. Melihat
wajah gurunya, pelan-pelan dia berkata,
"Jin Lao-da.... Jin Lao Er...."
Li-e melotot. Yu Yi-fei tidak berani
meneruskan kata-katanya, tapi melihat
orang yang wajahnya ditutup itu, dia tetap
melihat dengan aneh. Dalam hati berpikir,
"Siapa yang bisa bertarung lama dengan
orang nomor satu ini dan tidak terluka?"
Li-e melihat Zhu Ge-ming yang tidak
sadarkan diri lalu melihat baju bagian
kirinya compang camping. Begitu bajunya
dibuka, ternyata pundak Zhu Ge-ming
terlihat bekas telapak tangan berwarna
hitam dan kelima jarinya sangat jelas644
terlihat.
Xin Jie pun melihatnya. Dia segera
tahu kalau itu adalah perbuatan Jin Lao-da,
tapi dia tetap berdiri dan tidak bersuara.
Li-e memeriksa luka Zhu Ge-ming
dengan wajah merah. Sebenarnya dalam hati
dia sedang memikirkan sesuatu.
"Mei Shan-ming dibunuh olehku
sendiri, itu tidak salah. Apakah orang ini
adalah muridnya? Tidak mungkin! Sama
sekali tidak mungkin karena tenaga
dalamnya berumur 60 tahun. Kalau begitu
siapa dia sebenarnya?"
Ilmu silat Xin Jie adalah ilmu Qi-mao
Shen-jun, ini pasti tidak salah.
Melihat bekas telapak di pundak Zhu
Ge-ming, dia melihat sebentar lalu berkata,
"Awas kau, Jin Lao-da, Jin Lao Er...."
Sebenarnya yang sedang dia pikirkan
sekarang ini adalah siapa orang yang
wajahnya ditutup ini?
Xin Jie tetap berdiri tidak bergerak.
Tubuhnya yang kurus berdiri dengan posisi
tegap. Sepasang matanya yang dingin
terlihat dari balik penutup wajahnya.
Tiba-tiba Li-e membentak Yu Yi-fei,
"Ayo, kita pergi dari sini!" Dia sama645
sekali tidak melihat Xin Jie lagi, segera
berbalik ke arah dua bersaudara Jin pergi.
Yu Yi-fei memapah Zhu Ge-ming
mengikuti Li-e pergi. Sebelum pergi dia
sempat melihat orang yang wajahnya ditutup
kain dengan pandangan aneh.
Kepergian Li-e adalah keputusan yang
diambil dengan cepat. Ilmu silat orang yang
wajahnya ditutup itu terus mengganggu
pikirannya. Dia tetap tidak percaya Qi-mao
Shen-jun yang mati bisa hidup kembali. Tapi
orang ini memakai ilmu silat yang terkenal
itu yaitu 'Qiu Zhi Jian Shi'. Sebenarnya dia
ingin mempertaruh-kan nama baiknya dan
bertarung dengan orang yang wajahnya
ditutup itu. Dia pergi, supaya nama baiknya
tetap terjaga.
Xin Jie tetap berdiri di sana. Dia
tidak mengejar dalam hati berpikir, "Aku
harus menunggu pedang Mei Xiang selesai
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diperbaiki, baru aku akan membalas dendam."
Bayangan Yu Yi-fei baru saja
menghilang, Xin Jie mendengar suara
kelepak baju terbawa angin. Ternyata
dijalan itu ada seseorang sedang berlari
menuju ke arahnya.
Setelah berada dekat dengan kuil itu,646
langkah orang itu menjadi pelan. Di bawah
sinar bulan terlihat orang itu mengenakan
baju berwarna hijau, sangat luwes, dan
berwajah tampan. Sepasang matanya
memancarkan sinar kepintaran. Dia adalah
Wu Ling-feng yang berpisah dengan Xin Jie.
Xin Jie melihat Li-e sudah pergi jauh,
dia berjongkok di balik sederetan pohon
sebagai pelindungnya. Dia menggunakan ilmu
meringankan tubuhnya yang tinggi, memutar
dari belakang dan masuk ke dalam kuil.
Ketika Wu Ling-feng bersiap membuka
pintu, keadaan di sana yang dingin membuat
wajah Wu Ling-feng yang tampan terlihat
tegang.
Xin Jie berputar ke belakangnya dan
mencabut pedang. Suara pedang dikeluarkan
dari sarung, seperti air danau yang tenang
kemudian dilempar dengan batu kecil.
Wu Ling-feng segera membalikkan
badan dengan cepat. Tangannya siap
memegang pedang.
Xin Jie membuka penutup wajahnya dan
tertawa terbahak-bahak.
Wu Ling-feng ikut tertawa dan
berkata, "Ternyata kau, Adik Jie. Kau nakal
sekali, benar-benar membuatku terkejut."647
Xin Jie berkata, "Hari itu kau lari,
aku sendirian bertarung dengan Hai Tian
Shuang-sha. Hampir saja terbunuh."
Wu Ling-feng sangat terkejut dan
berkata, "Aku kira dengan ilmu meringankan
tubuhmu yang tinggi bisa memancing mereka,
dan tidak akan terjadi masalah. Apa benar
kau bertarung dengan mereka...."
Xin Jie menceritakan bagaimana
serunya pertarungan antara dia dan Hai
Tian Shuang-sha. Wu Ling-feng yang tadinya
tegang bertambah tegang lagi. Sambil
bercerita, Xin Jie berusaha bergurau,
akhirnya Wu Ling-feng ikut tertawa dan
berkata, "Adik Xin, kau memang beruntung."
Sejak kecil sifat Xin Jie memang
pendiam, tapi di depan saudara yang baru
dikenalnya, dia berubah menjadi periang. Wu
Ling-feng juga menceritakan keadaannya.
Terakhir dia berkata, "Aku mengejar Zhu
Ge-ming dan bertemu dengan penjahat tua
Li-e, karena itu aku terus memberi tanda di
sepanjang jalan agar kau bisa menyusulku.
Aku baru tahu kalau ternyata Li-e dan Gaibang mempunyai permusuhan.... Maka
sepanjang jalan aku terus mengejar mereka.
Tapi begitu tiba di sini, aku malah648
kehilangan jejak mereka. Untungnya aku
bisa bertemu denganmu."
Xin Jie menceritakan bagaimana dia
bertarung dengan Li-e. Kata Wu Ling-feng,
"Ternyata kau telah bertemu dengannya...."
Wu Ling-feng teringat kalau ilmu Xin Jie
belum bisa mengalahkan Li-e. Jika hanya
mengandal-kan tenaga sendiri membalaskan
dendam ayah-nya, sepertinya cita-citanya
tidak akan tercapai. Wu Ling-feng bingung
dan hanya bisa menarik nafas.
Xin Jie mendengar tarikan nafas ini.
Dia pura-pura berkata, "Apakah kau ingat
kalau 10 hari lagi kelima perkumpulan akan
mengadakan rapat di Tai Shan? Mari kita
jalan-jalan ke sana supaya semua orang tahu
kalau 'Duan Hun Jian' masih mempunyai
keturunan. Kakak, ayo kita pergi
sekarang!"
Kata-kata Xin Jie menambah semangat
Wu Ling-feng. Alisnya berkerut. Dia
berkata, "Ilmuku memang belum seberapa,
tapi orang-orang kerdil dari 5 perkumpulan
itu harus tahu sampai di mana keahlian
Duan Hun Jian."
Xin Jie tertawa dan berkata, "Kakak,
ayolah kita pergi sekarang."649
Matahari menyinari bumi dengan
terang. Embun bekas semalam meresap masuk
ke dalam pasir kering berwarna kekuningan.
Begitu pasir terjemur oleh sinar matahari,
uap bermunculan membuat pemandangan yang
indah bertambah indah lagi. Dua kuda putih
berjalan di atas jalan itu. Matahari yang
bersinar terang menyinari bulu kuda
berwarna putih. Penunggang kuda itu masih
begitu muda dan tampan. Anehnya lagi,
mereka seperti sedang memikirkan sesuatu.
Pemuda berbaju putih yang berada di
sebelah kanan berpikir, "Xin Jie.... Xin
Jie! Musuh di depanmu adalah siluman
nomor satu di dunia. Kau harus berhati-hati
dan jangan bertindak ceroboh...." Dia pun
teringat ketika dia dipaksa Hai Tian
Shuang-sha hingga jatuh ke dalam jurang.
Dia menarik nafas panjang.
Sebenarnya jika ada yang memberitahu,
dengan sendirian dia bertarung dengan Hai
Tian Shuang-sha sampai ribuan jurus tapi
tidak kalah. Mungkin hal ini akan
menggegerkan dunia persilatan.
Pemuda yang ada di sebelah kanan
berpakaian biru dan tidak kalah tampan, dia
berkata pada dirinya sendiri, "Ayah di650
surga lindugilah putramu. Anakmu akan
membunuh musuh yang telah membunuh
ayah...."
Kuda berlari dengan terburu-buru.
Sepanjang jalan mereka terus
mengobrol, mereka tidak merasa kesepian.
Ilmu silat Jin Shen Li-e benar-benar
sangat tinggi, tenaga dalam maupun ilmu
silatnya adalah ilmu tertinggi, tapi hal ini
malah membuat Xin Jie bertambah semangat.
Mungkin 10 tahun yang lalu, kemampuan Lie berada di bawah Paman Mei.
Dalam hati Wu Ling-feng merasa
sangat tenang. Dia sadar ilmu silatnya
berada di bawah Li-e, apalagi Li-e masih
memiliki 3 orang murid yang ilmu silat
juga kuat. Tapi Wu Ling-feng adalah
seorang yang keras kepala. Dia tidak takut
untuk membalas dendam.
Beberapa hari ini Wu Ling-feng
sangat mengagumi ilmu silat Xin Jie yang
sakti. Paling sedikit tenaga dalam Xin Jie
sudah mencapai tahap bisa menarik sorot
mata orang lain.
Mereka berjalan dari Hu Bei ke arah
He Nan. Di tengah-tengah perjalanan mereka
terhadang oleh keberadaan Gunung Tong Po.651
Jika mengikuti arah jalan besar harus
berjalan sejauh 100 kilometer lagi, karena
itu mereka sepakat untuk melintasi gunung,
jaraknya akan lebih dekat. Dengan ilmu
silat mereka yang hebat, mereka pun mulai
berjalan ke arah gunung. Bisa mengurangi 1
hari perjalanan.
Begitu tiba di gunung, mereka tidak
bisa berjalan perlahan lagi dan membiarkan
kuda berlari dengan kencang. Hanya dalam
waktu singkat mereka sudah menghilang di
balik Gunung Tong Po.
Ooo)*(ooO
BAB 19
Guan Zhong Jiu Hao
Sekarang musim gugur, angin di
gunung berhembus sangat kencang, tapi
hutan di Gunung Tong Po tidak sama. Hutan
di sana gundul, kadang-kadang hanya tampak
1-2 pohon. Daun-daun pun tampak layu,
tampak seperti kedinginan.
Satu-satunya yang terasa adalah cuaca
yang bagus. Langit biru, tidak hujan.
Sepanjang jalan mereka tertawa dan saling
bergurau.
Tiba-tiba jalan di depan menyempit,
hanya ada satu jalan dan jalan ini hanya652
bisa dilewati oleh seekor kuda dan satu
orang. Mereka berhenti lalu turun untuk
melihat-lihat. Begitu lewat jalan itu
keadaan jalan di sana tiba-tiba menurun
kemudian tampak ada hutan kecil.
Karena itu mereka berjalan pelanpelan. Wu Ling-feng berada di depan dan
berjalan melewati jalan kecil ini.
Jalan kecil panjangnya ada 100 meter.
Di sisi jalan tampak banyak semak. Keadaan
ini tidak sama dengan jalan yang mereka
lewati tadi.
Ketika mereka baru saja berjalan
hingga di tengah jalanan, tiba-tiba
terdengar suara senjata saling beradu dan
terdengar ada suara jeritan dan tangisan.
Suara itu terdengar dari dalam hutan
tidakjauh dari sana.
Mereka terpaku dan kuda dilarikan
lebih cepat lagi. Tapi karena jalan terlalu
sempit, kuda tidak berani berlari dengan
cepat. Kuda hanya bisa meringkik untuk
protes tapi tetap tidak berjalan lebih cepat.
Suara senjata beradu semakin jelas
terdengar. Xin Jie berkata, "Sepertinya ada
3 orang yang sedang bertarung...." Mungkin
dia mendengar ada 3 suara senjata yang653
beradu. Ada 3 suara tidak sama.
Wu Ling-feng mengangguk. Suara
senjata tiba-tiba berhenti, hanya tersisa
suara gema yang masih bergaung di udara.
Mereka berdua merasa terkejut. Suara
ini tidak sembarangan pesilat bisa
melakukannya, karena itu mereka segera
turun dari kuda dan lari ke pinggir hutan.
Mereka melihat ada 2 orang laki-laki
sedang bertarung, di pinggir ada seorang
perempuan sedang duduk dan menangis.
Ketika dilihat dengan teliti lagi, ada
seorang laki-laki yang sedang memeriksa
kereta di pinggir, di bawahnya banyak mayat
yang bergelimpangan!
Mereka kembali melihat orang yang
sedang bertarung. Orang yang memunggungi
mereka membawa 2 jenis senjata. Tangan kiri
memegang pedang, tangan kanan memegang
palu besar. Sedangkan orang yang
berhadapan dengannya, adalah seorang lakilaki berumur sekitar 40 tahunan, dia
memegang pedang. Karena ada 3 jenis senjata
saling beradu, maka terdengar 3 suara yang
berbeda.
Orang yang memegang pedang panjang
itu berilmu tinggi. Dia berada di atas654
angin. Pedang panjangnya bergerak sebentar
ke bawah sebentar ke atas.
Laki-laki yang memegang 2 senjata itu
sepertinya sudah tidak kuat lagi. Dia terus
bergerak mundur.
Tiba-tiba orang yang memegang pedang
panjang membentak. Pedangnya menepis.
Orang yang memakai 2 senjata itu sepertinya
tidak berniat bertarung lagi. Dia mundur
terus, berusaha menghindari serangan orang
itu. Tapi lawan tetap menyerang dengan
pedangnya yang panjang.
Orang yang memegang 2 senjata itu
tidak menyangka kalau dia akan terus
diserang. Dia terus menghindar tapi tangan
kanan yang memegang palu, malah berusaha
menotok tangan lawannya, jurusnya adalah
sebuah serangan pancingan.
Pedang panjang lawannya terus
menepis. Laki-laki yang membawa 2 senjata
itu tidak menyangka kalau lawan begitu
cepat mengubah jurusnya. Sepertinya dia
tidak sempat untuk menghindar, terpaksa
pedang dan palu besar itu disatukan untuk
menahan jurus pedang.
Tiga senjata beradu. Laki-laki655
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setengah baya yang bersenjatakan pedang
panjang tertawa dan terdengar suara JIAT.
Orang yang mengunakan pedang dan palu
sudah meloncat tinggi.
Diiringi suara tertawa, laki-laki yang
memakai pedang itu menendang beberapa
kali. Karena diserang secara tiba-tiba,
terdengar tendangannya mengenai laki-laki
yang memakai 2 senjataku, lalu dia pun
roboh.
Tiba-tiba laki-laki yang sedang
memeriksa kereta berlari menghampirinya
lalu memapah laki-laki yang terjatuh itu,
kemudian membentak, "Tuan benar-benar
memiliki ilmu silat tinggi. Terimalah
serangan telapakku...."
Tapi pedang laki-laki setengah baya
itu sudah dimasukkan ke dalam sarung. Dia
berkata, "Shan Zuo Shuang Hao, kalian
memiliki ilmu silat tinggi, mengapa bisa
berada di Gunung TongPo?"
Mendengar kata-kata ini, Xin Jie
sedikit terkejut. Kedua laki-laki itu
ternyata adalah perampok terkenal di Shan
Dong. Yang satu bernama Tangan Pemetik
Bintang, Si Kong Zhong. Yang satu lagi
bernama Pedang Sakti Palu Emas, Lin Zhao656
Gao. Dulu Paman Mei pernah memuji ilmu
silat mereka. Apalagi si Tangan Pemetik
Bintang, dia adalah siluman yang sangat
lihai. Tapi laki-laki setengah baya itu
ternyata bisa mengalahkan mereka, membuat
siapa yang melihatnya terkejut.
Ketika Xin Jie sedang berpikir, lakilaki yang membawa palu emas.... dia adalah
si Tangan Pemetik Bintang dengan terkejut
bertanya, "Ilmu silat Tuan sangat baik,
tapi...."
Laki-laki setengah baya itu seperti
sudah tahu apa maksud si Tangan Pemetik
Bintang, dia berkata, "Kakak Si Kong tidak
perlu salah paham kepadaku. Aku bermarga
Xie, bernama Chang Qin...."
Si Ma Kong berteriak terkejut. Orang
yang tadi tertendang pun sudah berdiri. Si
Kong Zhong berkata, "Tidak disangka Tuan
adalah ketua Dian Cang-pai, Luo Ying-jian,
Pendekar Xie!"
Xie Chang Qin tertawa kecil dan
berkata, "Shan Zuo Shuang Hao selalu
menepati janji. Aku tahu mengapa kalian
merampok di gunung ini. Merampok orang
yang tidak bisa ilmu silat dan membunuh
penumpang yang berjumlah 7 orang.657
Bukankah tindakan kalian terlalu kejam?"
Shan Zuo Shuang Hao tidak menyangka
kalau Dian Cang-pai berada di daerah Hu
Bei. Sudah lama mereka mendengar nama
besar Luo Ying-jian, mereka memang sudah
merasa gentar. Tidak disangka lawan
memarahi mereka dengan nada keras. Hal ini
membuat mereka marah. Si Kong Zhong
tertawa dingin, "Kami adalah perampok,
tentu saja kalau perlu kami akan membunuh.
Jika Pendekar Xie tidak tega...." dia
menunjuk mayat-mayat yang bergelimpangan
itu. Xie Chang Qin melihat 7 orang yang
sudah lama mati. Dengan dingin dia berkata,
"Aku bermarga Xie meminta petunjuk dari
kalian berdua!"
Badannya bergoyang, pedang
dikeluarkan. Si Tangan Pemetik Bintang
tertawa terbahak-bahak. Dia menendang dan
membuka nadi Lin Zhao Gao kemudian 2
kepalannya dilayangkan. Dia bertarung
dengan tangan kosong.
Xie Chang Qin melihat lawan tidak
menggunakan senjata, dia juga memasukkan
kembali pedangnya kemudian mundur658
beberapa meter!
Dengan cepat Kepalan Besi Si Kong
Zhong bergerak. Jurus 'ular beracun keluar
dari sarang' dikeluarkan, dia segera
menyerang.
Luo Ying-jian memandang remeh kepada
Tangan Pemetik Bintang. Kedua telapaknya
disatukan, tubuh bagian bawah tidak
bergerak, tubuh bagian atas bergeser
beberapa kaki. Kemudian ledua telapaknya
menyerang ke arah kedua sisi tulang rusuk
Si Kong Zhong.
Si Tangan Pemetik Bintang segera
menghentikan laju tubuhnya dan memukul
pinggang Xie Chang Qin.
Tubuh bagian bawah Xie Chang Qin
tetap tidak bergerak. Dengan menggunakan
tenaga pinggang, dia bergerak sedikit ke
belakang kemudian tangan kirinya diputar
dan menyerang nadi Tangan Pemetik Bintang.
Tangan kanan menyerang ke tengah alis Si
KongZhong.
Mereka berdua terus bertarung. Xin
Jie dan Wu Ling-feng sedang berunding saat
itu. Wu Ling-feng mendengar kalau lakilaki setengah baya itu adalah salah satu
dari 5 ketua perkumpulan, api dendam segera659
membara. Dia ingin segera bertarung
dengannya. Xin Jie langsung menariknya.
Dengan suara kecil dia berkata, "Kakak,
jangan terlalu gegabah. Dulu yang membunuh
paman adalah ayah orang ini.... Hui Heng
Jian Xie Xing! Orang ini...." Tadinya dia
ingin memuji kehebatan Xie Chang Qin, tapi
dia teringat kalau Xie Chang Qin lah yang
menotok Paman Mei hingga terluka.
Walaupun Xin Jie tahu Xie Chang Qin
terpaksa melakukannya tapi dia tetap marah
dan tidak meneruskan kata-katanya.
Mereka sedang berbicara. Xie Chang
Qin dan Ze Xing Shou bertarung sekali lagi.
Wu Ling-feng tahu yang membunuh ayahnya
bukan orang ini melainkan ayah dari orang
ini. Tapi dia tetap marah. Setelah
mendengar kata-kata Xie Chang Qin yang
mengandung kebenaran, dia mulai bersimpati
kepadanya. Mereka sekali lagi bertarung. 2
orang yang berada di atas pohon berharap
Xie Chang Qin bisa menang.
Xie Chang Qin melancarkan jurus 'Qi
Jue Shou Fa'. Pancaran tenaga yang keluar
sangat dahsyat. Ze Xing Shou tidak mau
kalah dia mengeluarkan ilmu andalannya,
yaitu jurus '18 jurus Ze Xing'. Mereka660
berdua adalah pesilat tangguh dunia
persilatan. Pertarungan ini benar-benar
sangat mendebarkan. Xin Jie yang berada di
atas pohon diam-diam memuji. Setiap kali Ze
Xing Shou menyerang Luo Ying-jian, Xin Jie
selalu memikirkan jurus-jurus tangkisan
yang akan dikeluarkan Xie Chang Qin.
Sebaliknya pada saat Xie Chang Qin
menyerang Si Kong Zhong, Xin Jie pun
berpikir demikian.
Xin Jie memang mempunyai ilmu silat
sangat tinggi. Saat melihat pertarungan
mereka berdua, dengan cepat dia bisa
memikirkan cara untuk mengatasinya. Tapi
dia juga memuji 2 orang yang sedang
bertarung itu ternyata sangat
berpengalaman!
Apalagi Si Kong Zhong, tidak ada satu
jurus pun dari Xie Chang Qin yang bisa
menipunya, dia mengeluarkan jurus sangat
cepat dan ganas, benar-benar membuat orang
merasa tegang. Pepatah mengatakan: 30%
pengalaman 70% ilmu silat, benar-benar
terbukti.
Semakin bertarung jurus yang mereka
keluarkan semakin cepat. Posisi Xie Chang
Qin sekarang berada di atas angin.661
Tiba-tiba terdengar suara kuda datang.
Hanya sebentar sudah tampak siapa yang
datang. Mereka berjumlah 2 orang. Orang
pertama berumur sekitar 70 tahunan. Begitu
datang dia langsung mendekat. Sepertinya
dia datang kesana karena mendengar ada
suara senjata saling beradu. Dia segera
memberi tanda kepada orang yang ada di
belakangnya....
2 orang yang sedang bertarung di
dalam hutan mulai tampak siapa yang menang
dan siapa yang kalah. Xie Chang Qin mulai
mengeluarkan jurus 'Qi Jue Shou Fa' nya
yang paling lihai, membuat Si Si Kong
Zhong berada dalam bahaya. Terpaksa dengan
jurus-jurus '18 jurus Ze Xing' yang terdiri
3 bagian berusaha menyelamatkan diri, jurus
'Gui Jian Fei', 'Lei Dong Wan Wu' dan 'Tian
Lao Tao' dikeluarkan agar bisa menahan
serangan Xie Chang Qin.
Di luar hutan terdengar ada yang
membaca puisi, "Langit sedikit hijau. Awal
bulan terasa lebih dingin...." Suara itu baru
terdengar, wajah Shan Zuo Er Hao segera
berubah. Wajah Xie Chang Qin pun berubah.
Dia berhenti bertarung dan meloncat. "Ilmu
Shan Zuo sudah kulihat. Aku masih ada662
keperluan lain, aku akan pergi dulu." Baru
saja selesai bicara dia sudah melesat keluar
dari hutan itu.
Xin Jie dan Wu Ling-feng yang
bersembunyi di balik hutan melihat yang
datang membaca puisi itu adalah seorang pak
tua yang baru saja datang. Umurnya sudah
70 tahunan tapi dia tidak tampak kaku dan
tua. Dari nada bicaranya, terdengar
nafasnya masih bertenaga. Luo Ying-jian
Xie Chang Qin keluar dari hutan berlari ke
hadapan pak tua itu dan berkata, "Ternyata
adalah Pahlawan Tua Ren. Anda juga seorang
ternama, mengapa terus menipuku?"
Pak Tua bermarga Ren itu tertawa
dingin, "Luo Ying-jian adalah urusan Dian
Cang-pai. Dia sendiri yang berniat masuk
perkumpulan kami, mengapa Anda yang
menjadi ketuanya selalu mencari ribut
dengan kami. Apakah Anda tidak takut kalau
sampai ditertawakan orang?"
Dua orang yang ada di atas pohon
begitu melihat Pak Tua Ren datang dan Xie
Chang Qin tampak begitu sewot. Mereka
menduga mungkin ada sesuatu yang
menyangkut nama baik Dian Cang-pai yang
telah menyinggungnya, mereka pun tidak663
tahu siapa sebenarnya pak tua itu? Dua
orang yang ada di atas pohon menjadi
bingung.
Xie Chang Qin tertawa, "Tertua Ren,
bukan aku ingin mencari masalah, kali ini
aku mohon maaf!" kata-kata Xie Chang Qin
mengandung kemarahan.
Tapi Ren Zhao Xian tidak marah. Dia
hanya tertawa dan membalikkan tubuhnya
kemudian melambaikan tangan kepada lakilaki setengah baya yang ada di belakangnya.
Mereka terbagi kekiri dan kanan.
Melihat keadaan ini, Xie Chang Qin
tertawa dingin, "Jangankan hanya kalian
berdua, ketua kalian datang pun aku akan
tetap bertarung!"
Ren Zhao Xian tetap diam kemudian
tangannya melayang. Kedua lengan bajunya
tampak berkibar. Angin kencang membuat
pohon kecil yang berada dalam jarak 10-15
meter menjadi bengkok. Kemudian Ren Zhao
Xian mengeluarkan nafas dan suara, membuat
pohon kecil itu tercabut hingga ke akarnya.
Pohon kecil sebesar mangkuk pun terbang
mengikuti arah tenaga telapaknya.
Jurus ini mengandung gerak silat
tinggi. Yang membuat orang terkejut adalah664
pada saat tenaga telapak yang ditarik
kembali, tenaganya tidak berkurang sedikit
pun, padahal tadi dia sudah mengeluarkan
tenaga telapak.
Dengan cepat tubuh Xie Chang Qin
melesat seperti panah yang terlepas dari
busurnya dan dia berdiri di tengah udara.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pedang secepat kilat berputar ke arah pohon
kecil itu.
Pohon dengan pelan-pelan terbang ke
tangan Ren Zhao Xian. Pohon yang
disambutnya terputus karena pedang Xie
Chang Qin.
Xie Chang Qin sudah tidak bisa diam.
Sepertinya dia sangat marah. Ren Zhao Xian
berkata dengan dingin, "Hei marga Xie, kau
jangan terlalu sombong! Dengarkan dengan
jelas, 'Guan Zhong Ba Jiu Hao', He Luo Wei
Yi Jian, Hai Nui Chun Qi Miao, Shi Wai You
San Xian, sekarang He Luo Yi Jian sudah
meninggal. Shi Wai San Xian tidak berada di
Zhong Yuan. Qi-mao Shen-jun katanya
muncul kembali tapi itu hanya sekedar
gosip. Di dunia persilatan sekarang ini
Guan Zhong Jiu Hao yang menjadi pemimpin
dunia persilatan...."
Belum habis berkata, Xie Chang Qin665
sudah membentak, "Jangan banyak bicara!
Kau didukung Hai Tian Shuang-sha, lalu kau
mau apa?"
Ren Zhao Xian tertawa dingin, "Tetua
Hai Tian Shuang-sha siap membentuk Jiu
Hao. Kau dengar, Guan Zhong Jiu Hao
kecuali Hai Tian Shuang-sha dan dua orang
lagi yang sudah pensiun, semua berjumlah 4
orang, ditambah lagi dengan 5 orang, mereka
adalah Shan Zuo Shuang Hao, aku dan Kakak
Bai...."
Dia menunjuk laki-laki setengah baya
itu dan berkata, "Masih ada satu lagi, dia
adalah adik seperguruanmu Lu Fang, Adik
Lu!"
Kali ini kepergian Xie Chang Qin
adalah untuk menangkap orang yang mencuri
buku rahasia Dian Cang-pai, dia adalah adik
seperguruannya yang bernama Lu Fang.
sekarang mendengar Lu Fang masuk menjadi
anggota Guan Zhong Jiu Hao, dia terkejut
dan tidak bisa bicara!
Ren Zhao Xian tertawa, "Kami tidak
memaksanya, dia sendiri yang suka rela
masuk ke perkumpulan kami. Lihatlah...."
Kemudian dari balik baju bagian dada
dia mengeluarkan sepucuk surat yang666
tersimpan dalam amplop lalu
melemparkannya.
Xie Chang Qin menyambut surat itu
dan membacanya sekilas. Dia tahu surat itu
berisi tulisan tangan adik seperguruannya.
Dia benar-benar kecewa. Tapi dia tetap
bertanya, "Mana buku rahasia Dian Cangpai?"
"Itu adalah urusan Adik Lu, aku tidak
tahu. Hei marga Xie, kalau kau terus
mencari masalah dengan kami dan selama ini
aku selalu mengalah, maksudku tidak lain
adalah aku ingin meminjam mulutmu supaya
kabar ini tersebar ke seluruh penjuru
dunia persilatan kalau Guan Zhong Jiu Hao
akan muncul kembali dan akan berjaya lagi.
Jika aku benar-benar ingin bertarung
denganmu, apakah kau masih bisa hidup
sampai sekarang?"
Ren Zhao Xian berkata lagi, "Hari ini
aku harus memberimu sedikit pelajaran. Biar
semua orang tahu kalau Guan Zhong Jiu Hao
bukan perkumpulan yang mudah dihina. Lima
perkumpulan harus bertekuk lutut kepada
kami...."
Baru habis berkata, Xie Chang Qin
tertawa panjang kemudian berkata, "Itu667
lebih baik! Kita lihat dulu seperti
apakejayaan Jiu Hao!"
Tubuhnya baru akan bergerak, Ren
Zhao Xian sudah berkata dingin, "Hei marga
Xie, kau harus berpikir dengan jelas dan
jernih, kami berempat, 2 berada di depan 2
berada di belakang akan bertarung
denganmu, apakah kau masih bersikap keras
kepala?"
Xie Chang Qin melihat Shan Zuo
Shuang Hao berdiri di belakangnya, satu di
kiri dan satu di kanan, tidak jauh darinya.
Dalam hati Xie Chang Qin berpikir,
"Ingin melarikan diri pun rasanya sudah
tidak mungkin." Dia memang orangnya polos
dan tidak banyak bicara. Pedangnya
menyerang Ren Zhao Xian. Ternyata semenjak
Lu Fang mencuri buku dan melarikan diri
dari perguruan, Xie Chang Qin sudah lama
mengejarnya. Sepanjang jalan dia hampir
berhasil ditangkap tapi selalu ada orang
luar yang diam-diam membantu Lu Fang
meloloskan diri. Dia mengejar adik
seperguruannya hingga ke perbatasan Hu Bei
lalu bertemu dengan Ren Zhao Xian. Karena
pernah bertemu satu kali, Ren Zhao Xian
memberitahu kepada Xie Chang Qin bahwa Lu668
Fang telah melarikan diri ke arah Tong Po
Shan. Karena itu Xie Chang Qin mengejarnya
sampai ke sini dan secara kebetulan dia
melihat Shan Zuo Shuang Hao sedang
merampok dan membunuh kereta yang lewat,
karena itu Xie Chang Qin ikut campur
masalah ini. Ternyata Ren Zhao Xian sengaja
menipu Xie Chang Qin datang kemari untuk
dikepung dan dibunuh di sana. Sekarang Xie
Chang Qin baru sadar dengan rencana busuk
Ren Zhao Xian, tapi apa daya dia hanya bisa
pasrah.
Xie Chang Qin dikepung oleh 4 orang.
Hanya dalam beberapa jurus, dia berhasil
disudutkan. Xin Jie dan Wu Ling-feng
berunding sebentar. Xin Jie segera memberi
tanda kepada Wu Ling-feng. Dia segera
menutup wajahnya dan meloncat turun dari
pohon.
5 orang yang sedang bertarung di
bawah pohon segera berhenti bergerak
karena Xin Jie tiba-tiba saja masuk ke
arena pertarungan.
Orang yang datang itu wajahnya
ditutup kain dan di atas kain tersulan 7
kuntum Mei-hua. Orang yang baru datang itu
berkata dengan dingin, "Apa bagusnya Guan669
Zhong Jiu Hao? Umur Mei Shan-ming memang
sudah tua, tapi.... Hei, hei!"
Xin Jie sengaja berkata seperti itu
mengakhiri perkataannya supaya orangorang di sana merasa merinding.
Empat orang anggota Guan Zhong Jiu
Hao itu tampak terpaku. Wajah Luo Yingjian berubah. Setiap saat, setiap waktu,
persoalan ini selalu membuat resah hatinya.
Dia merasa menyesal, dan penyesalannya
selalu menusuk perasaan. Tidak disangka,
hari ini dia bertemu kembali dengan orang
yang 10 tahun lalu dilukainya hingga mati.
Orang ini menutup wajahnya. Xin Jie
melihat mereka dengan dingin, tiba-tiba dia
mengerti bagaimana perasaan Xie Chang Qin.
Tapi hanya sebentar, dia berkata dingin,
"Guan Zhong Jiu Hao berniat muncul
kembali, apakah hanya dengan mengandalkan
orang tidak berguna, apa semua rencana
kalian bisa terlaksana? Jujur bicara, aku
Mei Shan-ming, orang pertama yang tidak
bisa menerimanya. Apakah dengan ilmu silat
seperti yang kalian miliki berniat
mengangkat nama kalian sejajar dengan
nama-ku?" Kata-katanya terdengar sangat
angkuh.670
Awalnya Ren Zhao Xian sedikit
terkejut, tapi setelah mendengar kata-kata
ini, dia marah dan membentak, "Apakah
rohmu yang sudah mati di bawah pedang 5
perkumpulan, ingin berjaya kembali? Ha, ha,
ha!!"
Xin Jie merasa disindir dan dihina,
hal ini membuatnya marah dan berkata,
"Jika hal itu benar, lalu kau mau apa?"
Karena Ren Zhao Xian terlalu marah,
melihat Xin Jie pun marah karena katakatanya, segera tawanya berubah menjadi
seperti suara simbal beradu.
Dengan cepat Ren Zhao Xian berhenti
tertawa kemudian kedua telapaknya diangkat.
Jurus 'Han Xin Zhang Li' (tenaga
telapak hati dingin) dilancarkan.
Dia mengira dengan mengeluarkan
jurus ini secara tiba-tiba, Qi-mao Shen-jun
tidak akan bersiap. Xin Jie tertawa dingin.
Dia tidak mundur melainkan maju selangkah,
kemudian tangan kirinya diayun. Sebuah
tenaga kuat dikeluarkan....
Dua tenaga saling beradu. Tangan Xin
Jie sekali lagi melambai. Ren Zhao Xian
merasa tenaga telapak lawan lebih kuat
dibandingkan miliknya bahkan beberapa kali671
lipat. Karena terkejut, dia terdiam. 4 orang
yang melihat kejadian itu hatinya menjadi
bergetar. Mereka berpikir Qi-mao Shen-jun
ternyata tidak benar-benar mati di tangan 5
perkumpulan. Dia benar-benar mempunyai
ilmu silat tinggi.
Shan Zuo Shuang Hao sudah tidak
sabar. Dengan telapaknya dia menyerang
tangan Xin Jie. Xin Jie tertawa dingin.
Telapaknya sedikit dilambatkan kemudian
dengan cara menempel, mennyambut telapak
Lin Zhao Gao. Ilmu Xin Jie berhasil setelah
dibantu oleh Pin Fan Shang-ren hingga
tenaga dalamnya bertambah 60 tahun
layihan. Apalagi dia telah mewarisi ilmu
Mei Shan-ming yang sebenarnya, sekali
digunakan dengan mudah dia mengalahkan
Ren Zhao Xian dan Lin Zhao Gao. Tapi
karena dia mengatas namakan Qi-mao Shenjun, maka dia selalu menggunakan tenaga
dalam untuk menahan serangan mereka
berdua.
Ren Zhao Xian dan Lin Zhao Gao
adalah dua siluman terkenal, ilmu silat
mereka tinggi dan sering membuat geger
dunia persilatan. Sekarang mereka berdua
telah bergabung, tapi apa hasil yang mereka672
dapatkan? sudah bisa diduga! Xin Jie
mengeluarkan nafas kemudian mengumpulkan
tenaga lagi. Ternyata dia sudah
mengeluarkan 80% tenaganya.
Ren Zhao Xian dan Lin Zhao Gao tidak
menyangka kalau Qi-mao Shen-jun mempunyai
tenaga dalam begitu hebat. Mereka menambah
serangan dan kekuatannya.
Si Kong Zhong adalah orang yang
sangat berpengalaman. Begitu melihat Xin
Jie, dia tahu kalau Xin Jie menyambut
serangan mereka dengan terpaksa. Sambil
tertawa dingin dia melangkah ke depan satu
langkah.
Hu! Telapak Si Kong Zhong menepis.
Hati Xin Jie tergetar tapi dia tetap
menyambutnya.
Si Kong Zhong dijuluki Ze Xing Shou
(tangan memetik bintang). Bisa dibayangkan
bagaimana kehebatan tenaga telapaknya.
Begitu menyambut serangannya, Xin Je
merasa jantungnya berdebar dengan kencang.
Kemudian dia menarik nafas panjang untuk
mengatur nafas. Sekarang seluruh tenaga
dalamnya dikerahkan. Ilmu silat Xin Jie
sekarang ini bisa dikatakan terkenal di
dunia persilatan, tapi 1 orang melawan 3673
pesilat tangguh sepertinya dia akan merasa
sedikit kerepotan.
3 orang 'Guan Zhong Jiu Hao' ikut
bertarung, hanya Bai Feng Shang yang masih
berdiri di sana. Bai Feng Shang dengan ilmu
silatnya yang tinggi selalu malang
melintang di dunia persilatan. Ilmu
silatnya paling tinggi dan paling licik.
Berdasarkan pengalaman dan ilmu
silatnya, dia melihat Qi-mao Shen-jun
bertarung dengan sekuat tenaga. Jika dia
ikut bertarung, Qi-mao Shen-jun pasti akan
terluka disisi sana masih ada Luo Yingjian, Xie Chang Qin. Jika dia ikut bertarung
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lawan pasti tidak lepas tangan begitu saja,
dalam keadaan seperti itu belum dapat
dipastikan siapa yang menang dan siapa yang
kalah. Karena itu sejak tadi dia memutuskan
tidak ikut bertarung. Tiba-tiba Xin Jie
membentak. Ternyata nafasnya mulai terasa
sesak dan dia pun mulai mundur.
begitu Xin Jie menarik telapak
tangannya dan mundur, mereka bertiga tidak
akan bisa menyerangnya dengan kompak. Xin
Jie dia bisa menjaga diri dengan kemampuan
ilmu silatnya sekarang ini. Tapi jika Ren
Zhao Xian dan Si Kong Zhong menarik674
telapak mereka dan Xin Jie menyerang
dengan tenaga dalamnya, mereka bertiga
pasti akan terluka parah. Dari luar tampak
kalau Xin Jie berada di pihak yang
dirugikan, tapi sebenarnya keadaan ketiga
orang itulah seperti naik ke atas macan dan
tidak bisa turun.
Dengan nama Qi-mao Shen-jun Xin Jie
tidak akan menarik telapak tangannya dan
mengalah, karena itu dia berusaha untuk
terus melawan.
Bai Feng Shang yang berada di pinggir
sudah tidak tahan lagi terus diam. Dia maju
selangkah lalu menarik nafas, siap untuk
menerjang....
Menurut pendapatnya Xie Chang Qin
pasti mencegah. Dari sudut matanya dia
melihat wajah Xie Chang Qin terpaku.
Tangan yang memegang pedang masih
terjuntai ke bawah, seperti sedang
kebingungan melihat pertarungan itu.
.... Bai Feng Shang benar-benar
senang. Tangan kanannya pelan-pelan
mendorong dan tangan diangkat keatas. Tapi
dari sisi hutan datang seseorang. Telapak
kiri berputar, telapak kanannya pun
berputar. Satu jurus dengan 2 perubahan,675
menyambut telapak Bai Feng Shang.
Nama Qi-mao Shen-jun sangat terkenal
30 tahun yang lalu, bisa dikatakan dia
adalah nomor satu di dunia persilatan.
Sekarang Bai Feng Shang menyangka Xin Jie
adalah Qi-mao Shen-jun, dia tidak berani
bertindak ceroboh. Telapaknya memukul,
walaupun tidak membawa suara angin tapi
tenaganya sangat dahsyat, cukup untuk
menghancurkan batu atau sejenisnya.
Wu Ling-feng yang berada di atas
pohon melihat Xin Jie berada dalam bahaya.
Dia tidak tahan lagi, dia meloncat turun
dari pohon dan menyambut serangan Bai Feng
Shang.
Dulu He Luo Yi Jian Duan Hun Jian
Wu Zhao-yun adalah pesilat nomor satu di
daerah Hua Bei. Tenaga telapaknya sangat
dasyat. Sejak kecil Wu Ling-feng mengikuti
seorang pesilat tangguh untuk mempelajari
ilmu silat ayahnya. Ilmu telapaknya cukup
lumayan, satu jurus dengan 2 perubahan. Dia
mengait kedua tangan Bai Feng Shang.
Bai Feng Shang merasa di depannya
terhalang seseorang, telapak tangan orang
yang menghalangi sudah tiba, udara terasa
berputar. Suaranya membuat orang terkejut.676
Bai Feng Shang tidak menyangka kalau
tenaga telapak orang ini begitu kuat,
segera tangan kirinya ditarik sekali lagi
setelah itu mendorongnya. Telapak
tangannya ditarik dan didorong sambil
mengerahkan seluruh tenaga.
Bai Feng Shang tidak tahu apakah dia
kawan atau lawan, karena itu dia sangat
berhati-hati. Tapi karena tenaga lawan
terlalu besar, dengan sepenuh hati dia juga
mengayunkan tangannya. Kali ini dia
menghadapi perlawanan yang keras. Dengan
keras melawan keras.
Wu Ling-feng merasa tenaga lawannya
yang besar membuat tubuhnya naik beberapa
meter, Bai Feng Shang juga tidak sanggup
menahan tenaga yang membalik. Dia juga
mundur beberapa meter.
Begitu beradu tenaga, Wu Ling-feng
mengetahui kalau ilmu silatnya masih
berada dibawah lawannya. Dia segera
mencabut pedang Duan Hun Jian, membuat
percikan bunga berada di mana-mana.
Bai Feng Shang melihat musuh
mengeluarkan senjata. Dia melenting, kedua
tangannya diputar. Sebuah tongkat besi
dengan panjangnya 1.5 meter berada di677
tangannya. V/u Ling Feng yang berada di
tengah udara melihat cara Bai Feng Shang
mengambil senjata begitu cepat. Dia tahu
cara lawan menggunakan senjatanya pasti
sangat lihai, karena itu dia segera
menyerang dari atas ke bawah.
Bai Feng Shang membentak. Tongkat
besi beradu dengan pedang dan mengeluarkan
suara memekakkan telinga orang hingga
seperti hampir tuli. Mereka berdua lalu
bertarung. Luo Ying-jian Xie Chang Qin
berdiri terpaku, dia teringat kembali
peristiwa dulu. Pertarungan yang terjadi di
depan mata, dia seperti tidak melihat dan
mendengarnya.
10 tahun yang lalu, di Wu Hua Shan di
Gunung Kun Lun, di lembah itu Qi-mao
Shen-jun bertarung seorang diri melawan
ketua 5 perkumpulan. Dari Kun-lun-pai
Pendekar Zhao karena mengepung Wu Zhaoyun, dia terluka parah dan mati. Ayah Xie
Chang Qin pun meninggal. Demi nama dan
keselamatan nyawanya dengan segala cara
dia berusaha menotok Shen-jun yang sedang
bertarung dengan 3 ketua perkumpulan.
Selama 10 tahun, hal ini seperti ular
beracun yang selalu menggigit hatinya....678
Dia memperagakan jurus menyerang. Mungkin
itu adalah jurus 'Qi Jue Shou Fa' yang
dipakainya dulu untuk menotok Mei Shanming.
Tiba-tiba dia seperti orang gila dan
nanar terus melihat sepasang tangannya. Dia
merasa sepasang tangannya berlumuran
dengan darah. Wajahnya mengeluarkan
ekspresi menakutkan.
Terdengar TANG, mungkin tongkat besi
dan pedang beradu lagi. Dia terkejut dan
seperti terbangun dari mimpi. Melihat Wu
Ling-feng dan Bai Feng Shang sedang
bertarung sengit, Qi-mao Shen-jun
bertarung dengan Shan Zhou Shuang Huo dan
Ren Zhao Xian.
Segera satu pikiran melintas di
benaknya. Wajahnya yang tampan segera
berubah menakutkan. Dia melihat
pertarungan antara Wu Ling-feng dan Bai
Feng Shang. Dia tahu kalau kedua oang itu
dalam waktu singkat tidak akan saling
mengalahkan. Dia melihat ke arah Qi-mao
Shen-jun. Peristiwa 10 tahun lalu terus
membayanginya. Tiga pesilat dari 3
perkumpulan sekarang berubah menjadi Shan
Zuo Shuang Hao dan Ren Zhao Xian.679
'Qi-mao Shen-jun sepertinya tidak
menaruh dendam kepadaku,' pikirnya, 'Tapi
pukulanku dulu telah membuatnya
kehilangan semua ilmu silatnya. Mengapa
dia.... '
'Sekarang jika aku menotok Tian Ling
dan Tian Zu dengan jurus 'Qi Jue Shou Fa',
orang yang terbuat dari besi pun pasti akan
mati. Kali ini aku harus lebih kuat
menotoknya.'
'Tidak! Di antara kami tidak ada
dendam kesumat, mengapa aku harus terus
mencelakainya?' pikiran ini terbersit
keluar, membuat wajahnya menjadi merah,
'tapi jika aku tidak membunuhnya sekarang,
dia yang akan membunuhku! Qi-mao Shenjun adalah orang yang sangat kejam!' Dia
memberi alasan untuk menenangkan dirinya
sendiri. Pikiran itu terus menerus melintas
diotaknya, membuat wajahnya yang tampan
terus berubah.
'Umurku belum terlalu tua, mengapa
aku harus takut mati?' dia berkata pada
dirinya sendiri, tiba-tiba dia teringat
sesuatu karena pikiran seperti inilah dia
baru berani menotok Mei Shan-ming....
'Untuk apa keselamatan nyawa dan680
nama baik?' Pertamakah dia mencelakai Mei
Shan-ming, dia sering menyesali
perbuatannya. Sekarang jika teringat
kembali, dia merasa semua perbuatannya
sangat menusuk mata.
Dia benar-benar merasa gelisah.
Walaupun 10 tahun ini dia selalu
menyalahkan dirinya sendiri tapi begitu ada
'kesempatan' datang, pikiran dulu muncul
kembali.
Tiba-tiba dia teringat bagaimana rasa
sakit batinnya karena penyesalan yang
mendalam, dia mengumpulkan tenaga di
seluruh tubuhnya.
'Aku tidak boleh terus membuat
kesalahan. Apakah penyesalan yang kuderita
selama 10 tahun ini masih tidak cukup?' Dia
menghentakkan kakinya. Pedang ditancapkan
ke tanah. Tanah keras terbelah menjadi
lubang besar.
Ooo)*(ooO
BAB 20
Sebelum pertarungan
Angin gunung meniup dedaunan,
menghasilkan suara, SHA SHA SHA. Cuaca
begitu cerah, langit berwarna biru, di
sebelah barat tampak segumpal awan putih681
yang sedang berhenti di sana. Awan putih
membuat langit bertambah biru lagi.
Xie Chang Qin menatap langit,
jantungnya berdebar-debar, dia terus
bertanya-tanya pada dirinya sendiri,
"Apakah aku harus membantu Qi-mao Shenjun?"
Satu menit yang lalu dia masih
berpikir, "Apakah aku harus membunuhnya
lagi?"
Ini berarti jalan pikirnya berubah
seratus delapan puluh derajat dari semula.
Kalau dia mengatakannya, mungkin dia
pun akan merasa terkejut, karena semenjak
10 tahun yang lalu, pertama kali dia
melihat Qi-mao Shen-jun, dia sudah merasa
kagum. Kekagumannya sudah berlangsung
selama 10 tahun, bukan karena dia telah
membunuh Qi-mao Shen-jun maka
kekagumannya menjadi pudar, di dalam
hatinya kekagumannya malah semakin
mendalam. Tapi kalau teringat kejadian 10
tahun lalu, dia segera mengubah pikirannya.
Dia berusaha berpikir kalau Mei Shan-ming
adalah orang yang angkuh, jahat, dan juga
kejam. Dengan cara seperti itu dia baru bisa
memaafkan perbuatannya sendiri.682
Sekarang telah terjadi perang batin
dalam hatinya, dia ingin membantu Qi-mao
Shen-jun tapi pada saat dia bersiap-siap
akan membantu, dia menjadi ragu lagi.
Karena dia tidak mau mengakui kesalahan
yang dilakukannya dulu.
Tiba-tiba terdengar suara HEI. Xie
Chang Qin melihat Qi-mao Shen-jun sedang
bertarung dengan Shan Zuo Shuang Hao dan
Ren Zao Xian. Dan mereka sudah berada
dalam tahap berbahaya.
Dulu Qi-mao Shen-jun bertarung
dengan 3 ketua perkumpulan, sekarang dia
bertarung dengan Shan Zuo Shuang Hao dan
Ren Zao Xian, keadaannya tidak berubah
seperti keadaan 10 tahun lalu pada saat
bertarung dengan 3 ketua perkumpulan. Dari
sini bisa tampak bagaimana kekuatan Xin Jie
sebenarnya, dia benar-benar hebat.
Tiba-tiba dari dalam hutan muncul
seseorang, dia tertawa panjang, usianya
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekitar 30 tahun, berbaju kuning, tapi
kakinya diikat, tampak benar-benar sangat
aneh.
Pada saat melihat orang itu wajah Xie
Chang Qin berubah, orang itu melayangkan
telapak tangannya. Dan terdengar suara683
yang membawa angin kencang, menyerang Qimao Shen-jun.
Saat itu Xin Jie sedang bertarung
dengan posisi satu lawan tiga, keadaan masih
seimbang, sekarang ditambah dengan sebuah
serangan telapak, dia merasa dia sudah tidak
dapat menghindar lagi. Xin Jie pasti akan
terluka berat. Karena melakukan gerakan
terburu-buru dan tidak berkonsentrasi, dia
merasa tenaga itu datang menghampirinya.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara
bentakan, "Pengkhianat, apakah kau tidak
kenal denganku?"
Xie Chang Qin membawa pedang,
meloncat dan menghampiri orang itu, ujung
pedangnya menunjuk ke arah pergelangan
tangan orang itu.
Waktu itu Xin Jie dengan bersiul,
tenaganya dikerahkan lagi, kedua tangannya
yang sejak tadi disatukan tiba-tiba
terpisah, sekarang jarak kedua telapaknya
hanya sekitar setengah meter.
Ren Zao Xian dan Shan Zuo Shuang Ha
terkejut, tapi mereka tidak mau kalah.
Mereka menambahkan tenaga pada telapaknya,
dan telapak mereka didekatkan.... tapi tibatiba telapak mereka seperti terkena magnet,684
sedikit pun tidak bisa didekatkan.
Terdengar Xin Jie bersiul lagi,
kemudian dia menggoyangkan tubuhnya, kedua
tangannya dilambatkan, dia membuat tenaga
telapak lawan ditarik ke belakang, dan dia
maju satu langkah.
Shan Zuo Shuang Hao merasa tenaga
dalam lawan tiba-tiba menghilang, karena
tidak bisa menjaga keseimbangannya, mereka
terdorong kedepan, setelah maju beberapa
langkah mereka baru bisa berdiri tetap.
Mereka membuat pasir kuning di sana
beterbangan.
Kali ini sudah tampak hasil
pertarungan, Walaupun Shan Zuo Shuang Hao
dan Ren Zao Xian merasa sedikit malu, tapi
mereka juga merasa lebih santai, karena
merka tahu kalau terus bertarung, tidak
akan ada hasil yang memuaskan.
Xin Jie dengan wajah masih ditutup
topeng melihat ke kiri, Xie Chang Qin terus
memegang pedang sambil menatap marah
kepada orang yang baru datang. Xin Jie tahu
kalau orang yang baru datang itu adalah
pengkhianat Dian Cang-pai, Lu Fang.
Lalu dia melihat kekanan, kedua
telapak Bai Feng Shang masih berputar,685
jurus pedang Wu Ling-feng terus
dikeluarkan, sepertinya membentuk
lingkaran yang semakin mengecil. Xin Jie
tahu ilmu silat Wu Ling-feng berada di
bawah Bai Feng Shang, tapi jurus pedang Wu
Ling-feng yang bernama '72 jurus Duan Hun
Jian' belum diselesaikan, Wu Ling-feng
tidak bisa dikalahkan sementara, maka dia
membalikkan kepala, melihat pertarungan
Xie Chang Qin....
Xie Chang Qin sedang bertarung
dengan pengkhianat sekaligus adik
seperguruannya, terdengar dia membentak,
"Pengkhianat! Cepat serahkan dirimu!"
Ujung pedangnya menusuk kepundak
kiri Lu Fang, Lu Fang melipat wajahnya, dia
maju kekanan setengah langkah, tangan
kirinya dibalik menghadap atas, dia
mengambil pedang dari punggungnya, kedua
pedang saling beradu dan bergetar hingga
kesamping. Lu Fang mengambil kesempatan
ini untuk maju selangkah.
Tangan kiri Lu Fang memegang pedang,
dia berkata dengan dingin, "Xie Chang Qin,
hubungan kita sebagai kakak adik
seperguruan mulai hari ini putus, jadi
semenjak hari ini apa pun yang kulakukan686
Kakak tidak perlu ikut campur...."
Sejak tadi dia menjelaskan bahwa
hubungan mereka sebagai kakak adik
seperguruan sudah putus, tapi karena sudah
puluhan tahun terbiasa memanggil kakak
maka dia tetap memanggil Xie Chang Qin
dengan sebutan kakak seperguruan.
Xie Chang Qin tidak bergerak, tapi
dari tangan kirinya dia mengeluarkan
sebuah plakat kecil dan berkata, "Lu Fang,
apakah setelah melihat plakat suci milik
perguruan, kau tidak mau berlutut?"
Wajah Lu Fang tampak sedikit
bergetar, tapi dengan cepat wajahnya yang
dingin kembali seperti semula lagi, dengan
nada menyeramkan dia berkata, "Sejak tadi
sudah kukatakan, Lu Fang telah resmi
keluar dari Dian Cang-pai, apa gunanya
plakat suci milik perguruan diperlihatkan
padaku?"
Karena meremehkan plakat suci milik
perguruan, Xie Chang Qin marah dan
tubuhnya bergetar, dia membentak. "Kau....
kau berani...." karena sangat marah dia
tidak bisa meneruskan kata-katanya.
Ren Zao Xian dengan pandangan seram
terus melihat Xie Chang Qin, karena marah687
dia sampai membelalakkan matanya seperti
akan meloncat keluar. Sebelah tangan Ren
Zao Xian diayunkan, setitik cahaya, terbang
ke arah nadi di punggung Xie Chang Qin.
Karena tangan kiri Xie Chang Qin
masih memegang plakat suci milik
perguruan, maka nadi di punggungnya sama
sekali tidak terjaga, karena dipenuhi dengan
amarah, telinga dan matanya kurang waspada,
senjata rahasia sudah sampai di depan....
Tapi senjata rahasia itu hanya
berbunyi TING, lalu terjatuh seperti telah
terbentur oleh sesuatu.
Suara itu membuat Xie Chang Qin
terkejut, lalu dia pun melihat ke bawah.
Ternyata benda untuk memukul senjata
rahasia itu hingga tidak sampai
menyerangnya hanya sebutir pasir. Tidak
perlu dicari lagi siapa yang telah
menembakkan pasir itu, dia pasti Xin Jie.
Pertarungan antara Wu Ling-feng
dengan Bai Feng Shang pun sudah terhenti.
Lu Fang tiba-tiba memberi kode, Shan
Zuo Shuang Hao yang memunggungi Xie Chang
Qin secara bersamaan membalikkan
telapaknya dan menyerang. Kedua tenaga
angin menjadi satu, dan menyerang Xin Jie....688
Ren Zao Xian kedua tangannya dalam
waktu bersamaan mengeluarkan angin dingin
lalu menyerang Xie Chang Qin yang masih
dalam keadaan terkejut....
Di luar dugaan, Lu Fang membalikkan
tangan menusuk Wu Ling-feng yang berada
di belakangnya dengan jurus 'Qi Qin Zhan
Yi' (7 unggas beterbangan). Jurus ini sangat
aneh. Wu Ling-feng baru saja membalikkan
tangan berniat melawan tapi dia merasa di
belakang ada yang menyerang, mungkin Bai
Feng Shang mengambil kesempatan ini juga
menyerangnya.
Kelima orang itu sepertinya sudah
berjanji, mereka bersama-sama menyerang
musuh. Jurus-jurus mereka benar-benar
ganas dan licik. Wu Ling-feng, Xin Jie, dan
Xie Chang Qin sekali kali masuk dalam
bahaya....
Pertama-tama Xin Jie merasa tenaga
Shan Zuo Shuang Hao menyerang ke dadanya.
Dia tahu ilmu kedua orang itu sangat
tinggi, kedua kakinya segera meloncat ke
atas, sebelah tangan-nya mengerahkan
tenaga. Dia berusaha menghin-dari bahaya
yang datang, sebelum mendarat sebilah
pedang sudah berada di tangannya.689
Begitu tersadar, Xie Chang Qin dengan
tergesa-gesa mengeluarkan serangan. Karena
pengalamannya sangat banyak, tanpa
berpikir panjang lagi, pedang dikeluarkan
dan menyerang pundak Ren Zao Xian.
Sebenarnya jurus ini bukan serangan
pedang. Jurus ini dilancarkan untuk
menyelamatkan diri dan bertahan.
Dari sudut mata, dia melihat Wu Lingfeng berada dalam bahaya....
'Qi Qin Zhan Yi' digerakan dengan
tangan kiri, jurus Lu Fang memang aneh,
apalagi Wu Ling-feng tidak berpengalaman.
Hal ini membuatnya bengong seperti tidak
tahu masalah, lebih celakanya telapak Bai
Feng Shang sudah berada di belakangnya.
Walaupun jurus ini sangat aneh, tapi
harus melihat siapa lawannya. Jika posisi
ini digantikan oleh Xin Jie, yang
pengalamannya memang masih sedikit,
menghadapi keadaan seperti ini, tentu jurus
'Qiu Zhi Jian Shi' akan dikeluarkannya.
Jurus 'Qi Qin Zhan Yi' milik Lu Fang pasti
akan bisa dikalahkan, dan Lu Fang pasti
akan terancam bahaya. Sekarang, serangan
yang berbahaya adalah serangan telapak Bai
Feng Shang kepada Wu Ling-feng. Xin Jie690
dengan mudah menghindari serangan Shan
Zuo Shuang Hao, dan dia tidak melihat
bahaya yang mengancam Wu Ling-feng.
Begitu dia melihat, Xie Chang Qin sudah
mendekat....
Xie Chang Qin melihat bahaya yang
mengancam Wu Ling-feng. Entah mengapa
keadaan itu membuatnya melupakan segala
persoalan yang menggangu dan jurus pedang
yang dilancarkan ditarik kembali, dia tidak
berusaha menghindari serangan telapak Ren
Zao Xian dan dia meloncat. Dengan jurus 'Qi
Qin Zhan Yi' dia mendekat Bai Feng Shang.
Terdengar DASH, telapak Ren Zao Xian
mengenai kaki kirinya tapi dia tetap
meloncat ke arah sana.
Ketika Xie Chang Qin mengeluarkan
jurus pedangnya, tenaga telapak Ren Zao
Xian telah ditarik 50% nya, karena itu
walaupun terkena tendangan Xie Chang Qin
tetapi dia tidak sampai terluka berat.
Ilmu 'Qi Qin Zhan Yi' yang dimainkan
oleh ketua Dian Cang-pai, tenaga yang
dikeluarkan lebih dasyat lagi, yang tampak
hanyalah bayangan pedang seperti 7 ekor
unggas yang sedang mengepakkan keempat
belas sayapnya.691
Bai Feng Shang terpaksa menarik
kembali telapaknya dan mundur 3 langkah
untuk menghindari serangan Xie Chang Qin.
Xie Chang Qin meloncat melewati kepalanya
dan mendarat. Tubuhnya sempoyongan karena
kaki kirinya terluka.
Waktu itu terdengar suara 'TING,
TING'. Wu Ling-feng yang berada dalam
bahaya, dia mengeluarkan ilmu pedang Duan
Hun Jian untuk membantu jurus Qi Qin Zhan
Yi. Rencana busuk 5 Hao dalam Guan Zhong
Jiu Hao meleset dari perkiraan semula....
kecuali kaki Xie Chang Qin yang terluka
yang lainnya masih dalam keadaan baik.
Walaupun Wu Ling-feng mengetahui yang
telah membunuh ayahnya bukan Xie Chang
Qin, walau bagaimanapun dia tidak mau bahu
membahu menghadapi musuh dengan putra
dari orang yang telah membunuh ayahnya.
Xin Jie mempunyai pikiran serupa. Tapi
keadaan membuat mereka mau tidak mau
harus bersatu.
Semua hal di dunia ini selalu
berseberangan dengan kenyataan sebenarnya.
Pikiran Wu Ling-feng adalah pendapatnya
sendiri. Sebenarnya dulu ayah Xie Chang692
Qin yang bernama Xie Xing, walaupun
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pernah ikut mengepung Duan Hun Jian Wu
Zhao-yun tapi dia mati di tangan Wu Zhaoyun. Menurut Xie Chang Qin sendiri, Wu
Ling-feng adalah putra dari pembunuh
ayahnya. Hanya saja dia sekarang belum
tahu nama Wu Ling-feng sebenarnya.
CES! Duan Hun Jian milik Wu Lingfeng membawa angin dingin menyambar ke
dada Bai Feng Shang. Suara yang tajam dan
menusuk telinga dikeluarkan oleh Xin Jie.
Tenaga dalam yang besar disalurkan melalui
ujung pedang. Dalam jarak 2.5 meter dengan
Shan Zuo Shuang Hao, membuat mereka
merasa ada tenaga yang menyerang terasa ke
wajahnya. Angin ini membuat baju Si Kong
Zhong dan Lin Zhao Gao terus berkibar ke
belakang.
Mereka adalah pesilat tangguh tapi
cara yang dilakukan Xin Jie, baru pertama
kali mereka melihatnya, diam-diam mereka
menjadi takut. Xie Chang Qin mengimbangi
dengan jurus 'Heng Fei Du Jiang' dan
menyerang Bai Feng Shang.
Mereka bertiga masing-masing
bertarung. Bai Feng Shang melihat ilmu
pedang musuh terus berobah dan sulit693
ditekan. Dia berusaha mundur untuk
menghindari serangan ujung pedang Xie
Chang Qin yang berada tepat di depannya.
Tiba-tiba dia merasa di belakangnya ada
angin dingin menyerang. Menurut
pengalamannya, ujung pedang musuh tidak
lebih dari 10 sentimeter di belakangnya.
Bila dia bergerak sedikit, sama dengan
sengaja mengantarkan kematiannya. Terpaksa
dia mengeluarkan tenaga untuk menyerang
sambil bertahan, tubuh Wu Ling-feng
sedikit dimiringkan untuk menghindari
serangan musuh. Pedang tetap diluncurkan
tapi mereka berdua sudah meloncat kekiri
dan juga ke kanan. Ternyata hanya lengan
baju Bai Feng Shang berhasil dipotong dan
hilang separuh.
Pedang Xie Chang Qin tampak hanya
dilambaikan. Dengan jurus sangat biasa, dia
memaksa Bai Feng Shang menjadi kelabakan.
Semua karena pengalamannya.
Terdengar suara orang marah. Ren Zao
Xian dan Lu Fang sudah mendekati mereka.
Apalagi Lu Fang, kedua matanya
mengeluarkan aura membunuh. Kelihatannya
dia berniat dengan jumlah banyak membunuh
kakak seperguruannya. Keempat orang694
lainnya pun berencana seperti itu. Kelima
orang itu sudah menyerang. Shan Zuo Shuang
Hao juga mengeluarkan senjata.
Semenjak Hei Tian Shuang-sha
membubar kan Guan Zhong Jiu Hao, mereka
vakum selama 10 tahun. Begitu mereka
berniat kembali lagi ke dunia persilatan,
mereka lebih ketat memilih para
anggotanya. Kelima anggota baru ini
sekarang sudah bersatu. Tenaga mereka pasti
sangat dahsyat. Serangan dari 5 orang ini
bertenaga sangat kuat. Tenaga dalam mereka
memang sangat dahsyat apalagi Bai Feng
Shang dan Ren Zao Xian. Walaupun hanya
menggunakan tenaga dari 2 telapak tangan,
tapi benar-benar membuat orang sulit untuk
bertahan.
Xie Chang Qin melihat ilmu gabungan
Guan Zhong Wu Hao sangat kuat, diam-diam
dia terkejut, "Dulu 4 ketua bergabung juga
rasanya tenaga mereka tidak begitu dasyat!
Sepertinya hari ini...."
Untuk pertama kalinya Wu Ling-feng
bertemu dengan hal seperti ini. Rasa tegang
membuat tangannya terus berkeringat.
Tapi ketujuh orang ini sudah salah
tafsir. Mereka tidak tahu sampai di mana695
kemampuan ilmu silat Xin Jie sekarang....
Terdengar suara melengking tinggi.
Kedua mata yang berada di atas kain
penutup wajah mengeluarkan cahaya yang
membuat orang melihatnya menjadi bergetar.
'Da Yan Shi Shi' sudah dikeluarkan....
Karena lawannya bukan berasal dari 5
perkumpulan maka ilmu 'Qiu Zhi Jian Fa'
milik Mei Shan-ming tidak bisa menekan
ilmu silat yang mereka gunakan sekarang.
Karena itu Xin Jie mengeluarkan ilmu 'Da
Yan Shi Shi'.
Ketika Pin Fang Shang-ren
mengajarkan ilmunya kepada Xin Jie, dia
memuji ilmunya adalah ilmu nomor satu di
dunia ini, setiap kali menggunakan ilmu ini,
Xin Jie selalu merasakan kehebatannya dan
tenaga yang dikeluarkan pun sama
dahsyatnya. Pedang diturunkan. Ini adalah
jurus 'Fei Ge Liu Zhou'. Pedang bergerak
seperti kuda berlari di langit.
Kelihatannya ilmu silat Xin Jie sudah
lebih maju lagi dibandingkan ketika dia
bertarung dengan 'Hai Wai Shuang-sha'.
Di depannya sekarang ini adalah Shan
Zuo Shuang Hao, Si Kong Zhong mengayunkan
senjatanya menutup kekiri dan Lin Zhao Gao696
menutupi kelemahannya dengan pedang dan
palu. Tiga senjata itu membentuk dinding
besi dan tembaga, sama sekali tidak tampak
ada kelemahan.
Jika pedang Xin Jie menerjang maju,
dia akan terhalang oleh ketiga senjata itu,
tapi di luar dugaan. 'CES'! Ujung pedang
Xin Jie bisa menemukan lowongan dan masuk
ke dalamnya! Pedang mengarah kedepan
tenggorokan Lin Zhao Gao. Tapi tidak
terdengar ada suara senjata beradu.
Karena itu Lin Zhao Gao benar-benar
terkejut dan melenting ke belakang. Tapi
pedang Xin Jie sudah ditarik kembali. Hanya
meninggalkan bekas goresan pedang di
tenggo-rokkan Lin Zhao Gao. Begitu Lin
Zhao Gao meloncat, dia baru merasa sakit.
Darah menetes dari tenggorokannya. Jika
tusukan itu satu sentimeter lebih dalam....
Shan Zuo Shuang Hao kebingungan
karena berhasil terpukul. Mereka tidak
terima keadaan ini kemudian saling
memandang dan bersama-sama mengayunkan
senjata. Xin Jie tertawa dingin. Ilmu
pedangnya secara horisontal menusuk.
Tangan yang memegang pedang tampak kokoh
seperti gunung, tapi ujung pedang terus697
meloncat-loncat di dalam pusaran angin
kencang. Ini adalah jurus 'Xian Yun Tan
Ying' salah satu dari jurus 'Da Yan Shi
Shi'.
Di sebelah sana, Xie Chang Qin dan Wu
Ling-feng, kedua-duanya sedang bertarung
dengan Ren Zao Xian, Bai Feng Shang, dan
Lu Fang. Di hembusan tenaga telapak yang
kuat dari Ren Zao Xian dan Bai Feng Shang,
membuat Duan Hun Jian tidak bisa
berkembang. Apalagi ilmu pedang dari
tangan kiri Lu Fang sangat aneh. Tapi
untung Xie Chang Qin mengetahui ilmu
dasarnya. Dia masih bisa bertahan dengan
terpaksa.
Orang bodoh pun tahu jika selalu
terkena pukulan itu adalah cara paling
berbahaya. Tapi Wu Ling-feng sudah
terlanjur, pedang Duan Hun Jian berhadapan
dengan telapak Ren Zao Xian yang
menyerangnya. Sebuah kilauan putih tibatiba berada di depan Bai Feng Shang. Ini
adalah '72 jurus Duan Hun' bagian
menyelamat-kan diri bernama 'Gui Wang Ba
Huo'.
Tenaga Ren Zao Xian tidak bisa
ditarik kembali dengan tiba-tiba dan Bai698
Feng Shang telah diserang oleh Wu Lingfeng, begitu sampai, entah apa yang harus
dia lakukan. Melihat keadaan seperti itu,
Lu Fang benar-benar terkejut. Dia
melayangkan pedangnya berniat menusuk Wu
Ling-feng. Xie Chang Qin yang
berpengalaman, begitu melihat Wu Ling-feng
mengeluarkan jurus seperti itu, dia
mengerti apa maksudnya. Berarti posisi ini
dari bertahan berubah menjadi menyerang,
karena itu dia pun memapaki pedang Lu
Fang.
Dua pedang beradu mengeluarkan
percikan api dan mengeluarkan suara 'CES'!
Setelah terdengar dua suara 'CES', Lu
Fang dengan sempoyongan mundur selangkah.
Mengenai ilmu silat, dia memang berada di
bawah kakak seperguruannya.
Bersamaan itu, Bai Feng Shang
berusaha menghindari ujung pedang Wu
Ling-feng. Tapi Wu Ling-feng segera
mengeluarkan 5 jurus lagi. Lima kali
menyerang, sekarang mereka dari posisi
bertahan berganti menjadi menyerang.
Begitu Ren Zao Xian dan Lu Fang
mulai menyerang, posisi Xie Chang Qin dan
Wu Ling-feng berada dalam posisi tidak699
menguntungkan. Hanya saja mereka tidak
selalu berada di bawah pukulan mereka. Ren
Zao Xian berniat ingin cepat menyelesaikan
pertarungan ini. Lu Fang dan Bai Feng
Shang juga mempunyai pikiran seperti itu,
karena itu yang satu tampak mengayunkan
dua kepalan tangannya, satu pedang menutup
bagian belakang. Suara kepalan dan
bayangan pedang memenuhi arena
pertarungan....
Waktu itu terdengar suara sesuatu
terkena pukulan. Kemudian 'CIANG,
terdengar suara rintihan kesakitan.
Membuat mereka bertiga bersama-sama
menghentikan serangan dan membalikkan
kepala untuk melihat. Ternyata tangan
kanan Lin Zhao Gao terjulur ke bawah.
Tangan kiri yang memegang pedang, lepas
dan terjatuh. Baju bagian pundaknya sobek
dan tampak bekas luka. Senjata Si Kong
Zhong tidak dikeluarkan tapi baju depan,
mulai dari bagian leher sampai tangan
sudah tidak berbentuk karena telah menjadi
compang camping.
Tangan Qi-mao Shen-jun memegang
pedang, dia berdiri dengan tegar, melihat
Shan Zuo Shuang Hao. Dalam Jiu Hao, Ren700
Zao Xian termasuk anggota yang menjabat
kedudukan tinggi, sekarang dia adalah
pemimpin. Dalam hati dia berhitung-hitung,
"Qi-mao Shen-jun muncul kembali di dunia
persilatan, ilmu silatnya memang sangat
tinggi. Xie Chang Qin pun bukan orang
sembarangan, ilmu pedang anak muda ini pun
lumayan bagus. Sekarang Adik Lin terluka,
jika terus bertarung, kami tentu akan
kalah...."
Karena memikirkan ini, dia berteriak
kepada teman-temannya, "Ayo, kita pergi!"
Sebelum melarikan diri dia menyerang
dengan telapak Xiao Yue Han Xin Zhang'
kepada Wu Ling-feng.
Lu Fang melihat Wu Ling-feng adalah
orang yang terlemah ilmu silatnya,
pedangnya segera diayunkan. Bai Feng Shang
dan Si Kong Zhong segera menggunakan
kesempatan ini menerobos melarikan diri.
Xin Jie tertawa dingin. Dia tidak
menghalangi mereka. Xie Chang Qin melihat
Xin Jie tidak bergerak, dia juga tidak
bergerak. Wu Ling-feng menghindari 'Xiao
Yue Han Xin Zhang' milik Lu Fang, Ren Zao
Xian meloncat tinggi. Begitu mendarat, Guan
Zhong Wu Hao sudah berlari jauh.701
Guan Zhong Jiu Hao baru saja muncul,
sudah bertemu dengan orang-orang terkenal,
mereka benar-benar merasa sial. Begitu
muncul mereka harus berhadapan dengan Qimao Shen-jun.
Keadaan menjadi hening. Xin Jie
melihat orang yang dibunuh oleh Shan Zuo
Shuang Hao berjumlah 10 orang lebih. Mayat
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergelimpangan di mana-mana, darah
mengalir disana sini, benar-benar tampak
sangat sadis dan tidak berperikemanusiaan.
Tiba-tiba Wu Ling-feng berteriak.
Ternyata Luo Ying-jian Xie Chang Qin juga
sudah pergi diam-diam. Mereka melihatnya
di kejauhan tapi tetap bisa membedakannya.
Wu Ling-feng berkata, "Adik Jie, Xie Chang
Qin berjiwa besar.... tapi dia tetap orang
yang telah membunuh Paman Mei, mana boleh
kita...."
Dia tidak ingni meneruskan bahwa Xie
Chang Qin adalah putra dari pembunuh
ayahnya. Tanpa terasa dia sudah tidak
membenci Xie Chang Qin lagi.
Xin Jie saat itu sedang berpikir,
"musuh' yang sejak tadi bahu membahu
dengan kami melawan musuh ternyata adalah
orang yang berniat membunuh Paman Mei.'702
Angin gunung mengantarkan suara
tangisan yang sangat memilukan. Seorang
perempuan berhasil selamat dari tragedi
berdarah itu. Mereka berdua berbalik dan
mendekati perempuan itu. Seorang perempuan
berbaju hijau menangis tersedu-sedu.
Perempuan itu tampak masih muda, palingpaling usianya sekitar 17-18 tahun.
Tubuhnya yang langsing terus bergetar
menangis membuat siapa pun yang
melihatnya akan merasa kasihan.
Tubuh yang berada di depannya adalah
tubuh seorang pak tua, berjanggut putih,
dadanya tertusuk pisau. Sepertinya dia
sudah lama meninggal. Mungkin dia adalah
ayahnya. Begitu sampai di belakang gadis
itu, gadis itu masih belum merasakan
kedatangan mereka. Suara tangisannya tetap
terdengar. Akhirnya Wu Ling-feng
memanggil, "Nona, penjahat-penjahat itu
sudah pergi...."
Perempuan itu seperti sangat terkejut.
Pelan-pelan dia membalikkan kepala. Begitu
kepalanya dibalikkan, benar-benar membuat
Wu Ling-feng dan Xin Jie terkejut karena
perempuan itu sangat cantik. Wajahnya
berbentuk lonjong, alisnya kecil dan703
melengkung, hidungnya mancung, kulitnya
putih dan mulus, matanya besar, sekarang
dipenuhi dengan air mata, hal ini semakin
membuat orang yang melihatnya merasa iba.
Jantung Wu Ling-feng berdebar-debar
seperti busur yang diam tiba-tiba ditarik.
Dia bergetar dan berpikir, "Gadis ini
benar-benar cantik." Seperti yang dikatakan
orang-orang, menambah 1 cm terlalu tinggi,
dikurangi 1 cm tampak jelek. Jika wajah
diberi bedak akan tampak terlalu putih,
jika pipi diberi pemerah pipi akan terlalu
merah.
Xin Jie sempat merasa gadis ini sangat
cantik, lebih cantik dari Fang Shao-kun,
lebih cantik dari Jin Mei Ling. Sepertinya
hanya putri ketua Wu Ji Dao, Qing Er baru
bisa dibandingkan dengan gadis ini.
Beberapa bayangan cantik berkelebat diotak
Xin Jie. Sikap manja Fang Shao-kun, sikap
lembut Jin Mei Ling, kecantikan Qing Er,
semua ini pantas untuk dikenang. Tapi semua
ini hanya ilusi karena Fang Shao-kun dan
Qing Er sudah tenggelam di laut yang luas.
Jin Mei Ling entah berada di mana
sekarang.
Gadis itu sedang menangis sedih. Dia704
melihat ke belakang, kepada dua orang lakilaki yang berdiri dibelakangnya. Dia segera
berhenti menangis. Matanya penuh dengan
air mata, dia melihat, seorang laki-laki
dengan wajah ditutup kain, sedangkan yang
satu lagi seorang pemuda yang sangat
tampan. Tiba-tiba wajah gadis ini menjadi
merah. Dia sendiri pun tidak tahu apa
sebabnya. Hatinya menjadi kacau, karena
sorot mata pemuda tampan itu memancarkan
perhatian kental, membuatnya tidak sanggup
melihat pemuda itu. Akhirnya dia menangis
lagi.
Xin Jie tersadar dari lamunannya.
Dengan cepat dia menyimpan pedangnya.
Melihat gadis itu masih menangis, wajah Wu
Ling-feng tampak sangat cemas. Dia segera
berpikir dan mengerti apa yang sedang
dipikirkan Wu Ling-feng.
Xin Jie mendekatinya. Suara langkah
kakinya membuat gadis itu mengangkat
kepalanya. Dia melihat kain penutup wajah
tersulam 7 kuntum bunga Mei-hua. Dia
merasa takut dan sedikit mundur. Xin Jie
bertanya, "Siapa nama Nona? Mengapa Nona
bisa bertemu dengan para perampok itu?"
Gadis itu berhenti menangis. Sambil705
tersedu-sedu dia menceritakan semuanya. Xin
Jie yang bertanya tapi saat dia menjawab,
matanya selalu menatap Wu Ling-feng.
Sepertinya dia takut kepada Xin Jie.
Ternyata nona ini bermarga Su, dan
bernama Hui Zhi. Ayahnya bernama Su Hong
Tao adalah seorang pejabat kerajaan,
umurnya sekitar 40 tahun, istrinya sudah
meninggal. Dia hanya mempunyai seorang
pvitri dan sangat menyayangi putrinya.
Semenjak istrinya meninggal, karena sangat
menyayangi almarhum istrinya, maka dia
tidak berniat menikah lagi. Mereka hanya
hidup berdua. Dengan gaji pas-pasan untuk
kehidupan sehari-hari, walaupun memiliki
jabatan lumayan tinggi, tapi Su Hong Tao
yang dilahirkan dari keluarga miskin dan
tidak mempunyai sanak saudara lebih
memilih hidup sederhana. Ditambah lagi
sifatnya yang perasa dan tidak mengerti apa
itu korupsi, walaupun jabatannya tinggi
tapi kedua tangannya tetap kosong, tidak
mempunyai harta apa pun.
Melihat pejabat lainnya yang
melakukan korupsi besar-besaran. Su Hong
Tao yang bercita-cita luhur ingin
mengabdikan hidupnya kepada negara, dia706
merasa terpukul, akhirnya dia mengambil
keputusan melepaskan jabatannya, membawa
putri semata wayangnya kembali kekampung
halaman untuk menghabiskan sisa hidupnya.
Walaupun di kampung halaman, dia tidak
mempunyai sanak saudara. Tapi yang disebut
kampung halaman tanah pun terasa
bersahabat. Kelak bila dia tua dan
meninggal disana, dia ingin dikubur di
kampung halamannya.
Shan Zuo Shuang Hao telah salah
sangka, dia mengetahui kalau Su Hong Tao
adalah pejabat yang berkedudukan lumayan
tinggi, tidak disangka Su Hong Tao hanya
pejabat miskin. Mereka melihat kereta Su
Hong Tao berjalan ke arah ke Tong Po Shan,
secara kebetulan Ren Zao Xian
memerintahkan mereka berkumpul di Tong Po
Shan untuk mengepung Luo Ying-jian, Xie
Chang Qin, sepanjang jalan mereka mengikuti
Su HongTao.
Barisan Su Hong Tao hanya terdiri
dari sebuah kereta, tidak mirip dengan
rombongan pejabat yang akan pulang
kampung. Semakin sedikit kereta yang
mengiringi, maka semua barang berharga
pasti berada di dalam kereta itu, itulah707
yang dipikirkan Shan Zuo Shuang Hao. Maka
mereka pun berniat untuk merampoknya.
Su Hong Tao dan semua pelayannya
dibunuh, tapi Shan Zuo Shuang Hao tidak
berhasil memperoleh sesuatu. Baru saja
mereka akan bertanya kepada Su Hong Tao,
mereka malah bertemu dengan Xie Chang Qin,
akhirnya mereka pun bertarung.
Su Hui Zhi terus menangis di atas
tubuh kaku ayahnya. Apa yang terjadi di
sekelilingnya tidak tahu dengan jelas.
Menghadapi gadis yang terus menangis,
Xin Jie dan Wu Ling-feng tidak bisa
berbuat apa-apa.
Wu Ling-feng melihat Xin Jie, lalu
melihat Su Hui Zhi. Dia ingin mengatakan
sesuatu, tapi Xin Jie sudah berkata, "Kakak,
coba beri nasehat pada dia."
Wajah Wu Ling-feng memerah tapi dia
tetap berkata kepada Su Hui Zhi, "Nona
jangan bersedih lagi, sekarang kita harus
menguburkan dulu mayat ayah Nona!"
Nona Su mulai berhenti menangis. Xin
Jie dan Wu Ling-feng menggali lubang
untuk membuat kuburan menggunakan pedang,
lalu mayat Su Hong Tao pun dikuburkan di
sana. Lalu mereka menggali sebuah lubang708
besar, mayat kusir dan para pelayan
dikuburkan di sana.
Di bawah pohon, Wu Ling-feng
meletakkan sebuah batu besar, bersiap
mengukir huruf di atas batu besar itu. Xin
Jie mengambil sebuah batu besar lalu
dengan tenaga dalamnya dia mulai mengukir
huruf: Kuburan pejabat pemerintah, Su
HongTao.
Dia menggunakan tenaga dalam
mengukir huruf-huruf itu, debu-debu pun
beterbangan. Huruf itu seperti diukir
dengan golok. Orang yang sanggup melakukan
hal seperti ini bisa dihitung denganjari.
Selesai mengukir, dia menarik nafas
dalam. Dia merasa ada kepuasan tersendiri.
Su Hui Zhi tidak melihat atraksi
mengukir di atas batu. Dia terus menatap Wu
Ling-feng dengan matanya yang masih penuh
dengan genangan air mata. Wajahnya tampak
aneh, apakah saat itu dia sedang merasa
sedih atau senang?
Sampai mereka berdua menyelesaikan
hal ini, Nona Su baru mengucapkan terima
kasih kepada mereka, "Kalian telah
menolongku juga sudah membantuku
menguburkan ayahku. Aku akan selalu709
mengingat budi ini seumur hidupku. Aku
akan berlutut untuk memberi hormat,
terimalah rasa hormatku!"
Wu Ling-feng berniat memapahnya tapi
dia merasa itu tidak pantas, maka kedua
tangannya hanya tergantung di tengahtengah. Untung Xin Jie dengan cepat
menggunakan tenaga dalamnya mengayunkan
lengan baju. Tenaga dalam yang tidak tampak
ini mengangkat gadis itu supaya tidak
berlutut.
Nona Su tidak memiliki keluarga lagi.
Setelah berpikir agak lama, dia baru
teringat ada seorang bawahan ayahnya yang
sangat setia, dia berada di Ji Niang dan
menjabat sebagai walikota. Maka Wu Lingfeng dan Xin Jie mengambil keputusan akan
mengantarkan Nona Su ke Ji Niang.
Kecuali merasa berterima kasih, Su
Hui Zhi tidak memiliki pendapat lain,
akhirnya mereka bertiga berangkat ke Ji
Niang.
Pertama saat melihat Nona Su, hati Wu
Ling-feng sudah berdebar-debar. Walaupun
Xin Jie berada di sisi mereka, tapi
sepanjang jalan perhatiannya kepada Nona
Su sangat tampak jelas. Teringat pada710
ayahnya yang telah meninggal, dan dia
hanya sebatang kara, maka di dalam kereta
dia terus menangis. Melihat perhatian Wu
Ling-feng kepadanya, kecuali rasa terima
kasih, dia pun merasakan adanya kehangatan.
Karena mengantar Nona Su ke Ji Niang
terlebih dahulu, maka mereka menghabiskan
waktu beberapa hari di perjalanan. Setelah
dihitung-hitung, ternyata rapat di Tai Shan
akan berlangsung 5 hari lagi. Kereta
berhenti di depan rumah walikota. Nona Su
membawa kartu ayahnya, menyuruh pengawal
membawa mereka masuk. Karena waktu sudah
sangat mendesak, maka Wu Ling-feng dan Xin
Jie segera berpamitan. Selama beberapa hari
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berjalan bersama mereka maka Nona Su tahu
kalau mereka adalah para pendekar yang
menegakan kebenaran dan keadilan. Jika
menahan kepergian mereka, rasanya itu pun
akan percuma, maka dengan menangis dia
mengantarkan kepergian mereka. Melihat
cucuran air mata itu, Wu Ling-feng
merasakan ada perasaan yang berbeda.
"Setelah kalian menyelesaikan urusan
penting itu, kalian harus segera ke sini
untuk menengokku...."
Dia menangis lagi, dari dalam rumah711
terdengar suara ribut-ribut. Mungkin
walikota datang menjemput Nona Su,
pengawal-pengawal menyambut
kedatangannya.
Xin Jie mengucapkan selamat tinggal
dan berpesan agar Nona Su bisa menjaga diri
baik-baik. Dia menarik tangan Wu Ling-feng
dan berkata, "Ayo kita pergi sekarang!"
Mereka meninggalkan tempat itu dengan
tergesa-gesa. Keluar dari pintu kota,
mereka masih terdiam tidak berbicara
sepatah kata pun. Xin Jie melihat Wu Lingfeng menjadi seperti itu, dia sengaja
bertanya, "Kakak, sekarang kita akan pergi
ke mana?"
Wu Ling-feng terkejut. Setelah lama
dia baru menjawab, "Bukankah kita akan
pergi.... ke Tai Shan?"
Xin Jie tertawa misterius. Wajah Wu
Ling-feng segera menjadi merah. Dengan
cepat mereka menghilang dalam kepulan debu
kuning yang bergelombang.
Walaupun cuaca sangat cerah, tapi di
Hua Zhong masuk musim gugur. Matahari
berada di tengah-tengah langit tapi udara
terasa dingin.
Tai Shan adalah sebuah gunung yang712
sangat besar. Jalan masuk ke gunung
mencapai 1 kilometer. Karena banyak
pengunjung datang ke sana maka jalan pun
sangat lebar.
Di sisi jalan, tidak jauh pasti tampak
ada pohon-pohon yang saling berhadapan.
Bayangan pohon hampir menutupi semua
jalan. Di sebelah kiri adalah sebuah padang
rumput. Karena keadaan tanah subur,
walaupun memasuki musim gugur tapi rumput
di sana masih sangat hijau.
Angin berhembus membawa suara
gemerisik daun. Di depan adalah jalan kecil
berkelok-kelok seperti ular. Orang yang
mempunyai penglihatan bagus akan melihat
ujung jalan itu adalah hutan batu yang
berkilau. Sepanjang jalan, suara kuda dan
suara lonceng terus terdengar, mungkin
rapat Tai Shan yang terkenal membuat
perhatian orang dunia persilatan tertuju
kesana dan mereka datang memenuhi
undangan.
Rapat Tai Shan akan diadakan esok
hari. Rapat ini menentukan generasi muda
dari 5 perkumpulan. Orang yang
berpengalaman mengetahui rapat Tai Shan
ini tersimpan banyak bahaya. Jika keadaan713
tidak terkendali, akan terjadi pertumpahan
darah antar perkumpulan. Akibat yang
paling enteng adalah hanya akan membuat 5
perkumpulan terpecah. Yang berbahaya
adalah munculnya 'Qi-mao Shen-jun'.
Ooo)*(ooO
BAB 21
Rapat Tai Shan
Matahari masih terus bersinar. Suara
langkah kuda berlari terdengar jelas.
Sekarang waktu menunjukkan pukul satu
siang. Dari sisi jalan muncul 2 ekor kuda
dengan 2 penunggang.
Mereka sama-sama masih muda, samasama tampan, sama-sama bertubuh bagus dan
gagah. Dengan tegak mereka menunggang
kuda. Di bawah sinar matahari, wajah mereka
tampak berwarna krem, dibawah tampak
bayangan pendek. Kedua orang itu
sepertinya datang untuk menyaksikan rapat
Tai Shan yang bergengsi ini. Apalagi orang
yang berada di sebelah kiri, di punggungnya
terselip sebilah pedang. Dia seperti orang
persilatan.
Mungkin karena kelelahan disepanjang
perjalanan, mereka berdua tidak ada yang
membuka mulut untuk bicara atau mengobrol.714
Hanya terdengar suara derap langkah kuda
berlari. Mereka menunggang kuda dengan
tergesa-gesa.
Rapat Tai Shan memang sangat
terkenal, ini adalah rapat yang kedua
kalinya. Pertama kali rapat dilangsungkan
15 tahun yang lalu. Waktu itu 5
perkumpulan besar berkumpul. Di Tai Shan
semua orang persilatan memilih 'Jago pedang
nomor di dunia persilatan'. Ketika itu Guan
Zhong Jiu Hao adalah perkumpulan yang
berantakan. Mereka tidak ikut rapat ini.
Shi Wai San Xian tidak berada di Zhong
Yuan mereka juga tidak ikut. Zhong Zhou
Qi-mao Shen-jun karena angkuh, dia tidak
ingin bergaul dengan 5 perkumpulan. Hanya
Duan Hun Jian Wu Zhao-yun datang sendiri
ke Tai Shan.
Dengan kemampuan ilmu silat Wu Zhaoyun, kelima perkumpulan itu sadar mereka
tidak akan bisa mengalahkannya, karena itu
Li-e dari Kong-dong-pai mengusulkan agar 5
perkumpulan bergabung membunuh Wu Zhaoyun. Karena itu Xie Xing dari Dian Cang,
Ling Kong dari Kun Lun, Chi-yang Zi dari
Wu Dang, Ku An Shang-ren dari E Mei, dan
Jian Shen Li-e bergabung untuk membunuh715
Duan Hun Jian Wu Zhao-yun di depan air
terjun Tian Kun. Jian Shen Li-e akhirnya
mendapatkan gelar Jago pedang nomor satu
di dunia persilatan'.
15 tahun kemudian rapat Tai Shan
diselenggarakan lagi. Walaupun sudah
ditentukan kalau peserta yang pernah ikut
rapat Tai Shan pertama tidak boleh ikut
pada pertandingan Tai Shan kali ini tapi
orang-orang dari kelima perkumpulan yang
terdiri dari pesilat tangguh, pasti akan
terjadi pertikaian lagi di Tai Shan. Masingmasing mempunyai keinginan tersendiri,
mereka seperti panah yang akan dilepaskan
dari busurnya. Kedua pemuda itu berada di
persimpangan jalan dan sedang beristirahat
sebentar. Pemuda yang berada di sebelah
kiri berkata, "Adik Xin, dataran ini tibatiba berubah, aku mendengar ada suara air
mengalir, sepertinya air itu bersih dan
dingin. Bagaimana kalau kita membersihkan
tubuh dulu?"
Mereka tidak lain adalah Xin Jie dan
Wu Ling-feng yang datang terburu-buru.
Xin Jie tersenyum. Dia melihat ke
depan. Jarak 20-30 meter dari sana jalan
terpotong oleh sebuah sungai yang lumayan716
lebar, hanya ada sebuah jembatan yang
menghubungkan kedua sisi sungai itu. Di
satu sisi jembatan adalah bentangan hutan.
Mereka terus berjalan. Sekarang mereka
telah berada di sisi sungai. Pemandangan di
sana yang begitu indah, membuat mereka
hanyut dalam pesona keindahan alam. Mereka
beristirahat sebentar lalu berjalan
menyebrangi jembatan dan masuk ke dalam
hutan. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh.
Mereka terpaku. Setelah menelusuri jalan
itu, ternyata di depan sana ada sebuah air
terjun.
Berdiri dengan jarak 60 meter pun
suara air terjun masih terdengar keras.
Dari jauh air terjun itu tampak seperti
sehelai kain putih panjang, yang terjurai
turun dan mengeluarkan suara gemuruh. Air
terjun itu sangat tinggi. Mata Wu Ling-feng
melihat lebih cepat, dia menunjuk air
terjun dan berkata, "Ini adalah air terjun
Tian Kun."
Benar saja, Xin Jie melihat air terjun
itu. Di atas air terjun terdapat tulisan
'Tian Kun Bao' (Bao=air terjun). Tapi begitu
membalikkan kepala untuk melihat, tampak
wajah Wu Ling-feng berubah.717
Xin Jie pernah mengalami peristiwa
seperti ini. Dia mengerti bagaimana
perasaan Wu Ling-feng sekarang ini, tapi
apa yang bisa dia katakan sekarang kepada
Wu Ling-feng?
Tiba-tiba Wu Ling-feng menghentikan
kudanya lalu turun. Xin Jie segera
mengikutinya. Setelah berjalan kira-kira 10
meter, Wu Ling-feng baru berhenti.
Wu Ling-feng menaiki sebuah batu
besar. Xin Jie melihat di permukaan batu
besar penuh dengan goresan pedang dan
bekasnya tampak masuk ke dalam batu.
Xin Jie menarik nafas. Dia seperti
melihat lukisan bergerak orang yang sedang
bertarung. Dia melihat Duan Hun Jian
sedang bertarung dengan 5 orang pesilat
tangguh. Darah membasahi air terjun itu.
Wu Ling-feng meraung keras tengah
kerasnya suara air terjun. Dia memukulmukulkan tangannya. Angin dari kepalan
membuat air yang mengalir kencang terbagi
menjadi 2.
"Tenaga telapak yang bagus!"
Tiba-tiba dari sebelah kiri ada yang
berseru seperti itu. Wu Ling-feng dan Xin
Jie melihat ada yang datang, ternyata dia718
adalah Kong-dong-pai Yu Yi-fei bersama
dengan seorang laki-laki. Begitu mereka
telah dekat, Xin Jie dan Wu Ling-feng baru
melihat ternyata laki-laki itu adalah
marga Shi yang pernah menghalangi mereka
di Jin Lao-da di kuil usang itu.
Yu Yi-fei datang dengan berlari. Dari
jauh dia tertawa dan berkata, "Apa kabar
Bos Xin...."
Xin Jie tersenyum, "Baik, baik, terima
kasih!" Kemudian dia berkata lagi,
"Pendekar Yu datang ke sini pasti untuk
mengikuti rapat Tai Shan bukan?"
Yu Yi-fei tertawa, "Bos Xin benarbenar sangat menyukai ilmu silat, tidak
disangka Anda malah datang lebih awal!"
Xin Jie melihat Yu Yi-fei sama sekali
tidak menanyakan masalah pertarungan di
kuil itu. Dalam hati dia ingin tertawa. Xin
Jie tahu Yu Yi-fei terus mengalami
kegagalan maka dia sikap angkuhnya sudah
banyak berkurang. Maka dia menjawab, "Oh,
tidak! Aku hanya ingin melihat para
pahlawan saja."
Yu Yi-fei tertawa keras, "Mengapa Bos
Xin tidak mengatakannya padaku, sia-sia aku
datang keWuHan!"719
Sebulan yang lalu, Xin Jie dan Yu Yifei berjanji akan bertemu di Wu Han lalu
bersama-sama pergi ke Tai Shan. Tapi
karena perjalanan Xin Jie tidak menentu,
dia jadi melupakan perjanjian mereka.
Sekarang mendengar kata-kata Yu Yi-fei,
wajahnya berubah, untung Yu Yi-fei tidak
menyadarinya.
Xin Jie bersiap-siap akan berbohong.
Yu Yi-fei berkata lagi, "Oh ya! Kasir toko
Anda mengatakan kalau Anda selama
setengah bulan tidak pernah kembali ke
toko...."
Xin Jie tersenyum dan berkata, "Aku
mendapat order besar, karena itu aku sangat
sibuk. Untung urusan dagangku bisa selesai
tepat pada waktunya, kalau tidak, aku akan
terlambat datang ke sini! Aku melakukan
jual beli sebutir permata sebesar kepalan
tangan. Aku pedagang perhiasaan saja belum
pernah melihat ada batu perhiasaan sebesar
itu!"
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Karena melihat Yu Yi-fei ragu, maka
Xin Jie menambahkan kata-kata itu. Tidak
disangka Yu Yi-fei percaya dan berkata,
"Masa? Apa benar ada batu sebesar itu? Lain
kali aku ingin melihatnya."720
Xin Jie segera mengalihkan
pembicaraan dan berkata, "Ini adalah
temanku, dia bernama Wu Ling-feng." Dia
mengenalkan Wu Ling-feng pada Yu Yi-fei.
Wu Ling-feng melihat Xin Jie begitu
lincah, dalam hati dia benar-benar kagum
kepada Xin Jie. Dia berpura-pura tidak
mengenal Yu Yi-fei lalu mendekatinya
untuk menyapa.
Yu Yi-fei memperkenalkan laki-laki
bermarga Shi itu, dia bernama Si He Kang.
Dia adalah adik seperguruan Yu Yi-fei.
Yu Yi-fei tertawa dan berkata, "Ilmu
silat Kakak Wu benar-benar lumayan...."
Xin Jie tersenyum, "Kakak Wu adalah
teman baruku, pukulannya memang sangat
terkenal...."
Yu Yi-fei mengangguk, "Tadi aku
melihat sendiri pukulannya. Dia bisa
dikatakan seorang jago tangguh!"
Wu Ling-feng segera berkata, "Jangan
terlalu memuji, Anda terlalu memuji!" Tapi
dalam hati dia benar-benar kagum dengan
kejelian dan pengalaman Yu Yi-fei.
"Kali ini aku datang ke sini bersama
dengan guru dan kakak seperguruanku...."
Xin Jie pura-pura menjawab, "Oh ya?"721
Yu Yi-fei berkata lagi, "Menurutku,
rapat Tai Shan kali ini pasti akan terjadi
pertarungan sengit! Waktu itu keadaan
pasti akan kacau, Kakak Xin tidak bisa ilmu
silat, apakah sanggup melindungi diri
sendiri...."
Xin Jie tersenyum dan bertanya, "Aku
juga pernah mendengar munculnya Gong
Zhong Jiu Hao dan Qi-mao Shen-jun, apakah
mereka lebih kuat dari gurumu?"
Yu Yi-fei tertawa kecut menjawab,
"Semoga mereka tidak lebih kuat dari
guruku."
Dia berkata lagi, "Aku harus segera
kembali ke tempat guruku untuk bertemu
dengan pahlawan-pahlawan dari masingmasing perkumpulan. Kita berpisah dulu
sementara."
Xin Jie mengangguk.
Setelah mengantarkan kepergian Yu
Yi-fei dan Shi, Xin Jie tertawa kepada Wu
Ling-feng. "Rencana ita akan terlaksana
pada saatnya. Qi-mao Shen-jun dan He Lao
Yi Jian akan berada di tempat itu. Lima
perkumpulan akan merasa sangat terkejut."
Mereka menunggang kuda kembali dan
berlari menuju atas gunung.722
Pertarungan pedang dilaksanakan di
puncak Tai Shan. Mereka membedakan arah
kemudian menambah kecepatan lari kuda
mereka. Tiba-tiba dari belakang terdengar
suara orang berlari. Mereka berdua
merasakan kalau orang itu bukan orang
biasa. Dengan sedikit terpana mereka
membalikkan kepala untuk melihat tapi
tidak ada siapa pun yang sedang berjalan.
Hanya sebentar orang itu sudah
mengejar kuda mereka. Hal ini membuat Xin
Jie dan Wu Ling-feng merasa terkejut.
Jalan ke Tai Shan memang lebar, tapi
tanjakan itu hanya bisa memuat 2 ekor kuda.
Orang yang sedang berjalan itu seperti
tidak tahu ada kuda yang sedang berjalan.
Karena tidak sempat berhenti, dia berteriak
dan meloncat ke atas kepala Wu Ling-feng
dan Xin Jie.
Wu Ling-feng dan Xin Jie melihat
aksinya, orang itu adalah Zhu Ge-ming.
Mereka saling memandang lalu tertawa,
setelah itu mereka kembali meneruskan
perjalan mereka.
Begitu sampai di Re Guan Feng, di
sana tampak banyak orang. Karena takut
jika muncul di tempat umum akan terjadi723
sesuatu, akhirnya mereka mengambil
keputusan pergi ke sebelah utara Tai Shan
untuk bermain dulu di Zhang Ren Feng.
Zhang Ren Feng adalah gunung yang
sangat berbahaya, banyak batu-batu dan
semak berduri. Dengan susah payah mereka
baru bisa sampai di puncak.
Tai Shan adalah tempat sangat
terkenal apalagi puncak ini. Walau sekarang
musim gugur tapi pemandangan di sana tetap
indah seperti lukisan. Mereka berdiri di
puncak gunung, mereka baru merasakan diri
mereka sangat kecil dan dunia begitu luas.
Mereka teringat pada dendam keluarga,
dendam guru, dalamnya rasa dendam mereka
seperti lautan. Mereka mengelu-arkan
siulan panjang.
Xin Jie adalah orang agak teliti.
Walaupun bersiul tapi dia berusaha tidak
mengeluarkan tenaga dalamnya. Tapi
siulannya tetap lebih kuat dari orang biasa
dan suara siulan mereka menyebar ke tempat
jauh.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan
dan suara orang terkejut. Mereka sedikit
terpaku lalu melihat. Tampak di tengahtengah gunung ada 2 orang, sepertinya724
mereka sedang bertengkar. Xin Jie memberi
tanda, lalu mereka berdua turun dan
mencari sebuah batu besar untuk
bersembunyi. Tampak ada seseorang dengan
wajah ditutup, dia sedang bertengkar dengan
seorang pak tua yang berumur sekitar 60
tahun.
Pak tua itu berkata, "Aku bermaksud
baik melarangmu bunuh diri, tapi kau malah
tidak tahu diri...."
Kata-katanya belum selesai, orang
yang wajahnya ditutup itu sudah memotong
kata-katanya. Dia tidak bicara, hanya
berteriak kemudian berlari seperti terbang,
masih terdengar suara tangisan! Pak tua
itu hanya bisa marah, "Dasar orang gila!"
Xin Jie dan Wu Ling-feng bingung
tapi mereka melihat di bawah ada sebilah
pedang. Mereka baru sadar, sepertinya orang
yang wajahnya ditutup itu ingin bunuh diri
tapi pak tua itu berniat menolongnya.
Mereka merasa aneh, apa yang membuat
orang yang wajahnya ditutup itu ingin
bunuh diri?
Pak tua itu melihat orang yang
wajahnya ditutup membalikkan badan dan
ingin pergi dari sana. Dia terpaku kemudian725
menarik nafas. Pedang itu dipungutnya, lalu
dia pun pergi. Wu Ling-feng dan Xin Jie
yang sedang bersembunyi di balik batu besar
terkejut karena orang ini berjalan ke arah
mereka bersembunyi. Mereka tidak bisa
menghindar lagi.
Otak Xin Jie bekerja dengan cepat. Dia
tahu pak tua itu tidak berniat jahat, lebih
baik mereka keluar dari tempat
persembunyian. Dia menepuk pundak Wu
Ling-feng, tapi Wu Ling-feng salah
menangkap maksud Xin Jie. Dia berdiri,
kemudian tangannya mengeluarkan pedang.
Pak tua itu memang tidak sengaja
berjalan ke arah persembunyian mereka.
Melihat ada pedang menghadangnya, dia
terkejut dan tanpa terasa jadi mundur.
Wu Ling-feng mengayunkan pedangnya.
Warna merah tampak berkilau, benar-benar
membuat orang terkejut. Tiba-tiba pak tua
itu berteriak, "Duan Hun Jian...."
Ooo)*(ooO
Matahari sudah terbit. Tapi kabut
masih sangat tebal. Rapat Tai Shan pada
hari pertama sudah dimulai. Di depan Re
Guan Feng, semua pendekar telah berkumpul.
Tai Shan sangat tinggi. Pemandangan saat726
matahari terbit tampak lebih indah lagi.
Cahaya memancar dari atas langit. Awan
berwarna putih membawa matahari,
perlahan-lahan naik. Semua pesilat
tenggelam dalam pesona keindahan ini.
Pembawa acara rapat Tai Shan berasal
dari Wu Dang Pai. Diringi suara genderang
dengan gagah dipukul, dia adalah Chi-yang
Zi yang dari Wu Dang.
Maksud rapat Tai Shan adalah
bersahabat dengan kemampuan ilmu silat
masing-masing, tidak menentukan dari
perkumpulan mana, tapi ada berapa orang
yang ilmu silatnya bisa melebihi kemampuan
5 perkumpulan itu? Daripada mengatakan
perkumpulan semua orang dunia persilatan,
lebih baik menyebut kalau rapat ini adalah
rapat untuk 5 perkumpulan bertanding.
Tapi rapat ini memang sebuah rapat
besar. Hanya diselenggarakan 10 tahun
sekali, tidak ada seorang pun yang berniat
melepaskan kesempatan ini.
Dengan gagah Chi-yang Zi berjalan ke
tengah lapangan. Dia berkata, "15 tahun
yang lalu, diadakan 'Tai Shan Jian Hui'
pertama (Rapat pedang Tai Shan). Akhirnya
Pendekar Li dari Kong-dong-pai727
mendapatkan gelar jago pedang nomor satu
dunia persilatan"
Kata-katanya berhenti sebentar.
Orang-orang Kong-dong-pai bersorak
kegirangan.
Chi-yang Zi tersenyum dan berkata
lagi, "15 tahun kemudian yaitu hari ini,
semua orang dunia persilatan berkumpul
kembali di sini lagi dan kita akan memilih
raja pedang baru. Tapi ada satu peraturan
yang berlaku di sini, siapa pun yang pernah
mengikuti rapat Tai Shan terdahulu, tidak
akan diperbolehkan mengikuti pertandingan
ini kembali!"
Dia berkata dengan iringan suara
teriakan dari Kong-dong-pai. Tapi suaranya
tetap dengan jelas masuk ke telinga setiap
orang, berati ilmu silatnya memang bukan
ilmu silat biasa!
Kemudian Chi-yang Zi berkata lagi,
"Kita orang dunia persilatan tidak perlu
banyak aturan yang berlebihan, sekarang
kita akan memulai pertandingan ini!"
Banyaknya pendekar yang memenuhi
puncak Re Guan Feng, tapi kebanyakan
mereka hanya ingin menonton. Begitu Chiyang Zi mundur, mereka terus mengobrol.728
Yang paling menarik perhatian di sana
adalah E Mei dan Kun Lun, tidak ada
seorang pun dari kedua perkumpulan ini
yang ikut pertandingan. Kedua dari Dian
Cang-pai hanya Lu Feng yang hadir. Peserta
dari Kong-dong dan Wu Dang lah yang
paling banyak.
Tiba-tiba di Re Guan Feng muncul
seorang biksu tua dan 2 orang biksu muda.
Para pendekar melihat kedatangan mereka,
dan orang-orang di sana segera terdiam.
Biksu tua menaiki gunung, dia berkata,
"A Mi Ta Ba, maaf aku datang terlambat!"
Chi-yang Zi segera menyambut, "Ku An
Shang-ren, sudah 10 tahun kita tidak
bertemu...."
Ku An Shang-ren tertawa dan berkata,
"Sesama orang Budha tidak perlu merasa
sungkan. Kali ini aku turun gunung hanya
untuk menepatijanji 15 tahun lalu."
Wajah Chi-yang Zi menjadi merah. Dia
duduk dengan diam.
Melihat Ku An Shang-ren membawa
kedua muridnya, para pendekar mulai ribut
lagi.
Begitu suara para pendekar mereda,
Chi-yang Zi berteriak, "Tai Shan Jian Hui729
sudah dimulai. Pahlawan mana yang pertama
ingin...."
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiba-tiba dari kerumunan orang ada
yang membentak dan seseorang meloncat
keluar. Dia menyela kata-kata Chi-yang Zi
dan berteriak, "15 tahun yang lalu, Tian
Shan Jian Hui yang mulai pertarungan
adalah Tetua Hong. Apakah pesilat-pesilat
diluar dari 5 perkumpulan, datang hanya
untuk menonton?"
Kata-kata ini terdengar sangat
sombong. Kelima perkumpulan terkena
sindirannya. Dengan suara keras dia
berkata, "Ternyata kau adalah Shan Zuo
Shuang Hao, Tuan Lin. Aku minta maaf bila
pelayanan yang kurang memuaskan!"
Lin Shao Gao dengan sombong tertawa,
"Aku bermarga Lin, berani bertanding
dengan pendekar mana pun."
Sebenarnya ini hanya kata-kata biasa,
tapi karena dia kurang pintar bicara,
apalagi terdengar sangat sombong, orangorang di sana malah mengira kalau dia
adalah orang yang sangat sombong. Tapi
karena mendengar nama Shan Zuo Shuang
Hao, orang-orang itu hanya bisa marah di
dalam hati.730
Tiba-tiba ada sesosok bayangan
meloncat keluar. Ddengan marah dia berkata,
"Tuan terlalu sombong, apakah Tuan
mempunyai kelebihan dari orang lain?"
Ternyata yang keluar adalah Ti Jue
Jian Yu Yi-fei. Kemunculan Yu Yi-fei di
arena pertandingan, menandakan rapat Tai
Shan segera dimulai dan banyak pendekar
mundur beberapa langkah. Lin Shao Gao
tertawa panjang. Pedang dikeluarkan. Karena
dia memegang pedang dengan tangan kiri,
maka jurus-jurus yang dikeluarkan pun
terasa sangat aneh.
Yu Yi-fei tertawa dingin. Pedangnya
dengan membawa cahaya menyerang ke ketiak
kiri Lin Shac Gao. Tapi jurus Lin Shao Gao
yang bernama 'Shou Yang Jai Ying' sudah
menghalangi gerak Yu Yi-fei.
Yu Yi-fei muncul karena ditunjuk
oleh Li Peng dan dia mengajarkan cara
menekan musuh, dengan tenang dia terus
menusuk ke depan dada Lin Shao Gao.
Lin Shao Gao tidak mengubah jurusjurusnya. Dia ingin dengan cara 'Kong Que
Kai Pin' (burung merak membuka ekor),
menutup jurus pedang dan dengan jurus
pedang kiri menyerang Yu Yi-fei. Pedang Yu731
Yi-fei tidak menepis dan menusuk, tiba-tiba
berubah menjadi jurus 'Li Feng Cao Yang'
(burung phoenix menghadap matahari). Lin
Shao Gao tidak menyangka kalau Yu Yi-fei
bisa mengeluarkan jurus itu, dia sedikit
terkejut. Dia bersalto tapi telapak
kanannya dengan ilmu menepak diarahkan ke
atas.
Karena jurus Yu Yi-fei meleset, dan
jurus musuh hampir tiba, dengan cepat dia
meloncat ke atas tapi pedangnya menusuk ke
bawah 10 kali lebih.
Tubuh Lin Shao Gao sudah sangat
dekat. Dia tidak bisa menghindar lagi, dia
bersuara. Tangan kirinya mengeluarkan
jurus 'Tai Gong She Wang', terbentuk sebuah
layar terang. Pedang terus bergerak, benarbenar terasa tenaga dalamnya yang kuat.
Terdengar suara angin CHA, CHA, beberapa
kali. Pedang Yu Yi-fei diangkat 1 meter.
Dan Lin Shao Gao sudah berdiri.
Bila pesilat tangguh bertarung
keadaan memang tidak sama. Apalagi Lin
Shao Gao berada dalam bahaya, bila
mendapatkan kemenangan benar-benar terasa
indah.
Para pesilat yang disekeliling sana732
melihat keadaan ini, mereka benar-benar
kagum dan terus bersorak.
Dengan susah payah akhirnya Yu Yifei baru bisa berada di posisi
menguntungkan, tapi kesempatan itu diambil
kembali oleh Lin Shao Gao, karena itu dia
merasa kecewa, dan tidak berani bertindak
sembarangan.
Dia sadar ilmu silatnya berada di atas
musuh, tapi karena telah kehilangan
kesempatan maka dia tidak berani
menganggap remeh kepada lawan.
Mereka memegang pedang dan berdiri
saling berhadapan. Keadaan sangat tegang,
seperti sebuah panah siap dilepaskan. Waktu
itu tiba-tiba dari kerumunan orang muncul
seorang pak tua yang berusia sekitar 60
tahunan. Dia berteriak, "Berhenti!
Berhenti!"
Yu Yi-fei dan Lin Shao Gao yang
berdiri berhadapan walaupun mendengar
suara pak tua itu tapi mereka tetap
berkonsentrasi penuh menghadapi lawannya.
Pak tua itu tertawa panjang, pelanpelan dia masuk ke tengah lapangan, semua
orang melihat orang tua itu seperti orang
tua normal lainnya. Tapi karena ekspresi733
wajahnya seperti itu dia tampak sadis dan
menakutkan. Apalagi tawanya sangat aneh,
walaupun sekarang adalah siang hari tapi
melihat wajahnya membuat siapa pun menjadi
dingin. Waktu itu Yu Yi-fei dan Lin Shao
Gao sudah menarik kembali pedang
masingmasing, kemunculan pak tua itu
menarik perhatian semua orang.
Pendeta Chi-yang tertawa dingin dan
berkata, "Apakah Tuan datang untuk
bertanding pedang?"
Pak tua itu membalikkan kepala dan
melotot kepada Pendeta Chi-yang. Pendeta
Chi-yang yang berilmu silat tinggi, setelah
melihat sorotan pak tua itu, dia merasa
hatinya bergetar lalu mengalihkan
pandangannya.
Pendeta Chi-yang memang seorang
pendeta agama Budha, tapi seumur hidupnya
dia pernah melakukan beberapa hal yang
sangat memalukan, maka sewaktu pak tua itu
melotot kepadanya, dia merasa hatinya
sedikit bergetar.
Pak tua itu membalikkan kepala dan
tertawa aneh kepada Li-e, lalu selangkah
demi selangkah berjalan mendekati Li-e.
Pak tua itu benar-benar aneh dan734
seperti orang tidak normal. Li-e melihat
dia berjalan ke arahnya, dia memang tidak
takut tapi perasaannya tidak enak. Li-e
adalah 'Tian Xia Di Yi Jian' mana boleh dia
bersikap takut kepada pak tua itu. Maka dia
pun terus melihat pak tua yang sedang
berjalan mendekatinya.
Setelah berada di depan Li-e, pak tua
itu baru berhenti, wajahnya tampak
bergerak-gerak, matanya memancarkan
cahaya menakutkan.
Dalam hati Li-e benar-benar terkejut,
pak tua itu bertanya, "Apakah kau adalah
Jian Shen Li-e?"
Li-e bersikap sombong dan dingin tapi
dia tidak menjawab, tubuhnya tegak lurus
tidak bergerak. Kepalanya hanya sedikit
dianggukan, kemudian ditegakkan kembali,
dia sudah menjawab pertanyaan pak tua itu.
Pak tua itu tertawa panjang lagi dan
berteriak, "Sudah 14 tahun berlalu tapi aku
masih mengingatmu!"
Semenjak kemunculan pak tua itu, dia
sudah menarik perhatian banyak orang, maka
tidak ada seorang pun yang bicara di sana,
semua terus menatapnya, dia sedang tertawa
aneh. Pak tua itu kemudian menangis seperti735
burung malam. Di dalam kesepian membuat
siapa pun yang mendengarnya ikut sedih dan
hati terasa dingin.
Li-e melihat pak tua itu, sepertinya
dia mempunyai dendam yang dalam, tapi dia
merasa tidak mempunyai dendam apa pun
dengan pak tua ini.
Pak tua itu tiba-tiba menjulurkan
tangan kanannya, di depan Li-e berteriak,
"Lihat tanganku...."
Li-e menundukan kepala melihat
tangannya, tapi dia tidak melihat apa pun di
sana.
Secepat kilat tangan kiri pak tua itu
dibalikkan, sebuah pisau belati dikeluarkan
dari lengan bajunya, dan dia menusuk perut
Li-e.
Karena Li-e sedang tertarik pada
tangan kanan pak tua itu, dan saat itu dia
tidak melihat ada sesuatu yang aneh atau
menakutkan, tapi dia adalah orang yang
sangat berpengalaman, maka dia tahu kalau
dia ditipu.
Pisau belati itu sedikit lagi hampir
mengenai Li-e, tapi tangan Li-e sudah
dibalikkan ke atas.
Jurus ini membuat Li-e berada dalam736
bahaya, terdengar suara TAK, belati di
tangan pak tua telah patah menjadi dua.
Tiba-tiba ada bayangan seseorang,
kelihatannya dia ingin membantu pak tua
itu. Li-e tertawa dingin, kemudian tangan
kanannya melayang, terdengar teriakan pak
tua itu, tubuhnya pun terpelanting sejauh 3
meter lebih.
Orang yang datang masih berada di
tengah udara dia tidak keburu menolong pak
tua itu, dia terbang dan membentak, lalu
mendarat untuk menolong pak tua yang
hampir roboh.
Untung Li-e tidak mengerahkan
seluruh tenaganya, maka pak tua itu hanya
muntah darah 2 kali. Dia masih mampu
berdiri.
Para pendekar di sana terbengongbengong melihat peristiwa yang terjadi
secara tiba-tiba. Suasana pun menjadi
hening.
Li-e berhasil lolos dari bahaya, tapi
karena hatinya terkejut dia pun
berkeringat dingin, dengan marah dia
berkata, "Aku dan Tuan tidak ada
permusuhan, mengapa Tuan berniat
membunuhku?"737
Pak tua itu membentak, "Penjahat Li,
di antara kita tidak ada kompromi lagi, kita
mempunyai permusuhan yang sangat dalam"
Dia membentak lagi, "Hari ini dalam
rapat Tai Shan ini aku akan membeberkan
kejahatanmu kepada semua orang yang ada di
sini, kalau tidak, mati pun aku tidak akan
bisa menutup mata."
Kemudian seperti orang tidak waras
dia berkata kepada Li-e, "Penjahat tua,
peristiwa 15 tahun lalu di depan air terjun
Tian Kun, apakah kau masih mengingatnya?
Kalian adalah para pendekar besar, aku
yakin kalian akan melupakan peristiwa
kecil seperti itu, tapi aku, Xu Zhong akan
selalu ingat pada kejadian saat itu!
Majikanku mati dengan menyedihkan, tapi
kalian selama 10 tahun ini hidup tenang di
luar sana. Tuhan, kasihanilah aku, turunan
majikanku telah tumbuh dewasa, aku merasa
menyesal mengapa tadi aku tidak berhasil
membunuhmu. Tapi kelak akan ada orang
yang bisa mengambil nyawamu."
Semua pendekar mendengar kejadian
Tian Kun Bao, dan segera menghubungkan
dengan peristiwa 15 tahun yang lalu.
Pendekar Zhong Yuan, Duan Hun Jian738
Wu Zhao-yun mati di Tian Kun, mereka
segera terdiam. Li-e menjadi pucat.
Dulu Duan Hun Jian Wu Zhao-yun mati
di depan air terjun Tian Kun, semua orang
mengetahui peristiwa itu, tapi tidak ada
seorang pun yang tahu detilnya peristiwa
itu. Pak tua itu mendengar semua orang
terdiam, dengan suara aneh tapi terdengar
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tenang dia berkata lagi, "Aku bernama Xu
Zhong, aku adalah pelayan Wu Zhao-yun.
Pendekar Wu. 15 tahun lalu 5 perkumpulan
mengajak semua jago pedang bertarung ilmu
pedang. Waktu itu Pendekar Wu baru berusia
40 tahun lebih, dia pun diundang datang dan
akhirnya Pendekar Wu pergi ke Tai Shan!"
"Waktu itu Pendekar Wu mempunyai
sebuah keluarga bahagia dan seorang putra
yang baru berusia 6 tahun, tapi setelah
melewati tahun kedua istri Pendekar Wu
meninggal. Karena itu aku mengurus
putranya, anak itu pintar dan lincah,
benar-benar turunan Wu yang baik!"
Para pendekar yang mendengar cerita
tentang kematian Wu Zhao-yun dan segala
detilnya, mereka merasa tertarik, dan tidak
ada seorang pun yang bersuara.739
Xu Zhong berhenti bicara sebentar,
kemudian dia membentak, "Penjahat tua,
lihat dengan jelas, ini adalah putra Wu
Zhao-yun, namanya adalah Wu Ling-feng, dia
adalah orang yang akan menagih nyawa
kalian...." dia menunjuk pemuda yang sedang
memapahnya. Wajah Li-e pucat karena
menahan marah, tangan kanannya sudah
memegang pegangan pedang, tapi mengingat
kedudukannya sekarang, di depan umum dia
tidak berani membunuh seorang pak tua yang
rendah.
Mungkin karena Xu Zhong merasa
emosi, dia muntah darah lagi, dengan
gemetar dia berkata, "Pendekar Wu dijuluki
Duan Hun Jian, di antara 5 perkumpulan
besar tidak ada yang bisa mengalahkan
beliau! Karena itu beliau terlalu percaya
diri, sewaktu dia pergi ke pertandingan Tai
Shan, beliau pergi seorang diri, hingga
senjatanya yang bernama 'Duan Hun Jian'
pun tidak dibawanya!"
"Tadinya orang dari 5 perkumpulan
mengira Pendekar Wu tidak akan datang
untuk menepati janji, tapi Pendekar Wu
adalah seorang yang bisa dipercaya, dengan
tepat waktu dia tiba di sana, semua orang740
tahu kalau dia datang maka gelar 'Tian Xia
Di Yi Jian' akan jatuh ke tangannya, maka
ke 5 perkumpulan itu menjadi ketakutan,
mereka membuat rencana busuk!" Xu Zhong
terdengar sangat marah.
"Waktu itu aku dan Pendekar Wu
bersama-sama turun gunung, dan Wu Lingfeng dititipkan kepada seorang teman
Pendekar Wu, saat itu adalah sehari sebelum
rapat, aku dan Pendekar Wu sedang berjalanjalan di sisi air terjun Tian Kun. 5 ketua
perkumpulan juga datang bersama-sama
kesana, sepertinya Pendekar Wu tidak
menginginkan aku berada di sana, beliau
menyuruhku menyingkir, tapi mana mungkin
aku bisa tenang maka aku pun tidak pergi
dari sana, aku tidak mau meninggalkan
Pendekar Wu seorang diri, Pendekar Wu
melihat 5 ketua perkumpulan sedang
mendekatinya, dia membentak ku, 'Kalau kau
masih menganggap aku adalah majikanmu,
cepat tinggalkan tempat ini!' dengan
terpaksa aku bersembunyi di antara batubatuan."
"Lima ketua perkumpulan itu adalah
Li-e, Chi-yang, Ku An, Xie Xing, dan Ling
Kong. Ha ha ha! Aku tidak akan pernah741
lupa!"
Li-e terdiam dalam hati dia berpikir
bagaimana supaya rahasianya tidak terus
dibocorkan.
Xu Zhong terus bercerita, "Dengan
merasa sungkan Pendekar Wu menyambut
kedatangan 5 ketua itu, kelima orang itu
sangat ingin mengetahui siapa yang akan
kalah dan siapa yang akan menang!
Sedangkan aku kalau tidak mendengar
perintah majikanku, mungkin aku pun aku
dibunuh mereka, kalau sampai aku terbunuh,
hari ini aku tidak bisa membeberkan
semuanya kepada kalian!"
"Karena di antara keenam orang itu
Lembah Patah Hati 3 Wiro Sableng 160 Dendam Makhluk Alam Roh Siluman Hutan Waringin 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama