Ceritasilat Novel Online

Saat Untuk Membunuh 7

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham Bagian 7


praktek hukum - Dia mendapat enam puluh ribu
dolar setahun dan akan kelaparan kalau dia kalah.
Kebanyakan hakim memang seperti itu. Dia harus
mempertahankan pekerjaan itu. Buckley tahu hal
itu, maka dia bicara dengan orang-orang fanatik
setempat dan mempengaruhi mereka dengan rnengatakan bagaimana negro busuk ini kemungkinan
akan divonis bebas kalau tempat sidangnya dipindahkan, dan mereka harus sedikit mendesak sang
Hakim. Itulah sebabnya Noose merasakan tekanan."
Selama beberapa menit mereka minum tanpa
bicara, keduanya bergoyang diam diam di kursi
goyang kayu. Bir itu terasa nikmat.
"Ada hal lain lagi," kata Lucien.
"Mengenai apa "
"Mengenai Noose."
"Apa "
515 "Dia menerima beberapa ancaman. Bukan ancaman politis, tapi ancaman pembunuhan. Kudengar dia ketakutan setengah mati. Dia memanggil
polisi untuk menjaga rumahnya. Membawa bawa
senjata sekarang."
"Aku tahu bagaimana rasanya," gumam Jake.
"Yeah, aku sudah dengar."
"Dengar apa "
"Tentang dinamit itu. Siapa orangnya "
Jake ternganga. Ia menatap kosong pada Lucien,
tak mampu bicara.
"Jangan tanya. Aku punya koneksi. Siapa dia "
"Tak ada yang tahu."
"Kedengarannya seperti seorang profesional."
"Terima kasih."
"Kau boleh tinggal di sini. Aku punya lima
kamar tidur."
Matahari sudah tenggelam pada pukul delapan lewat lima belas, ketika Ozzie memarkir mobil
patrolinya di belakang Saab yang masih diparkir di
belakang Porsche. Ia berjalan ke kaki tangga, menuju teras. Lucien lebih dulu melihatnya.
"Halo, Sheriff," ia berusaha menyapa, lidahnya
kaku dan lamban._
"Malam, Lucien. Mana Jake "
Lucien mengangguk ke ujung teras, tempat Jake
terbaring meringkuk di ayunan.
"Dia sedang tidur," Lucien menjelaskan.
Ozzie melangkah di papan yang berderit derit
dan berdiri di atas sosok yang sedang tak sadarkan
516 diri dan mendengkur damai itu. Ia meninju rusuknya pelan. Jake membuka mata dan bergulat matimatian untuk duduk.
"Carla menelepon kantorku, mencarimu. Dia
khawatir setengah mati. Sepanjang sore dia rnenelepon dan tak bisa menemukanmu. Tak ada seorang pun yang melihatmu. Dia mengira kau
mati."
Jake menggosok mata sementara ayunan itu bergoyang lembut. "Katakan padanya aku tidak mati.
Katakan kau sudah melihatku dan bicara denganku, dan kau yakin seratus persen bahwa aku tidak
mati. Katakan padanya aku akan meneleponnya
besok. Katakan padanya, Ozzie, tolong."
"Tidak bisa, Sobat. Kau sudah besar, telepon
dia dan katakanlah sendiri." Ozzie berjalan meninggalkan teras. Perasaannya tidak begitu senang.
Jake bergulat untuk berdiri dan terhuyung ke
dalam rumah. "Di mana teleponnya " ia berseru
pada Sallie. Ketika memutar nomor, ia bisa mendengar Lucien tertawa tak terkendali di teras.
517 26 MABUK berat yang pernah ia alami terjadi waktu
masih kuliah hukum, enam atau tujuh tahun lalu,
ia tak bisa mengingat. Tanggalnya itulah. Ia tak
dapat mengingat tanggalnya, tapi kepala berdenyut denyut, mulut kering, napas pendek, dan mata
terbakar membawa kembali kenangan jelas dan
menyakitkan dari pertarungan panjang dan tak ter
lupakan dengan cairan cokelat nikmat itu.
Ia langsung tahu bahwa ia dalam kesulitan, ke
tika mata kirinya terbuka. Kelopak mata kanan
terekat erat satu sama lain, dan tak mau membuka,
kecuali dibuka dengan jari tangan, dan ia tak
berani bergerak. Ia berbaring di sofa dalam
mangan gelap, memakai pakaian lengkap, termasuk sepatu, mendengarkan kepalanya berdetakdetak dan mengawasi kipas angin di langit-langit
berputar perlahan-lahan. Ia merasa mual. Lehernya
nyeri, sebab tak ada bantal. Kakinya berdenyutdenyut nyeri karena sepatu. Perutnya terpilin pilin
dan bergolak golak, dan seolah akan meledak. Da
518 lam keadaan seperti ini, kematian mungkin akan'
disambut dengan senang hati.
Jake punya masalah dengan sisa mabuk, sebab
ia tak bisa mengusirnya dengan tidur. Begitu matanya terbuka dan otaknya tersadar dan mulai berputar lagi, dan denyutan di antara dua pelipisnya
meresap, ia tak bisa tidur. Ia tak pernah mengerti
masalah ini. Teman-temannya di sekolah hukum
dulu bisa tidur berhari-hari dengan mabuknya, tapi
Jake tidak. Ia tak pernah bisa tidur lebih dari
beberapa jam setelah kaleng atau botol terakhir
kosong.
Mengapa Itulah pertanyaan yang selalu muncul
keesokan paginya. Mengapa ia melakukannya Bir
dingin memang menyegarkan. Mungkin dua atau
tiga kaleng. Tapi sepuluh, lima belas, bahkan dua
puluh Ia tak bisa lagi menghitung. Sesudah kaleng keenam, bir kehilangan rasanya, dan mulai
saat itu minum cuma dilakukan demi minum dan
mabuk mabukan. Lucien sangat membantu. Sebelum gelap, ia mengirim Sallie ke toko untuk membeli satu kotak Coors, yang ia bayar dengan senang hati, lalu mendorong Jake untuk minum.
Hanya beberapa kaleng yang tersisa. Itu salah Lucren.
Perlahan lahan ia mengangkat kaki, satu per satu, dan meletakkannya di lantai. Pelan-pelan digosoknya pelipisnya, tapi sia sia. Ia menarik napas
dalam, tapi jantungnya berdebar cepat, memompakan lebih banyak darah ke otak dan mengisi
bahan bakar bor beton kecil yang sedang bekerja
519 dalarn kepalanya. Ia harus minum air. Lidahnya
kering kekurangan cairan dan bengkak, sampai
rasanya lebih mudah membiarkan mulut terbuka
seperti seekor anjing kepanasan. Mengapa, oh,
mengapa
Ia berdiri, hati-hati, perlahan lahan, terhuyunghuyung, dan merangkak ke dapur. Lampu di atas
kompor tertutup dan redup, tapi cahayanya menembus kegelapan dan menghunjam ke matanya.
Ia menggosok mata dan mencoba membersihkannya dengan jemarinya yang bau. Ia minum air
hangat perlahan lahan dan membiarkannya tumpah
dari mulut, menetes ke lantai. Ia tak peduli. Sallie
akan membersihkannya. Jam di atas counter menunjukkan waktu itu pukul setengah tiga.
Mendapat momentum, ia berjalan canggung tapi
tenang melalui ruang duduk, melewati sofa tanpa
bantal, dan ke luar pintu. Teras itu dikotori kaleng
dan botol kosong. Mengapa .
Satu jam ia duduk di bawah pancuran air panas
di kantornya, tak mampu bergerak. Itu meringankan sebagian rasa sakit dan pegal, tapi tidak mengurangi pusaran liar dalam otaknya. Pernah sewaktu masih kuliah dulu ia berhasil merangkak
dari ranjang ke lemari es untuk mengambil bir. Ia
meminumnya, dan itu membantu; lalu ia minum
satu lagi, dan merasa jauh lebih enak. Ia ingat
akan hal itu sekarang, sementara duduk di bawah
pancuran, dan angan angan untuk minum bir lagi
membuatnya muntah.
Ia berbaring di meja rapat, hanya berpakaian
520 dalam, dan berusaha sebaik mungkin untuk mati.
Ia punya banyak asuransi jiwa. Cukup banyak,
sehingga rumahnya akan tetap tak terusik. Pengacara yang baru nanti bisa mendapat penundaan
sidang.
Sembilan hari menjelang sidang. Waktu tinggal
sedikit dan berharga, dan ia baru saja menyianyiakan satu hari dengan mabuk berat. Kemudian
ia memikirkan Carla, dan kepalanya berdenyut makin keras. Ia sudah mencoba agar kedengaran tidak mabuk. Mengatakan kepadanya bahwa ia dan
Lucien menghabiskan seluruh siang untuk meneliti
kasus kasus kegilaan, dan seharusnya ia sudah menelepon, tapi teleponnya rusak, setidaknya telepon
Lucien. Tapi lidahnya berat dan ucapannya lamban, dan Carla pun tahu ia mabuk. Ia marahv
kegusaran yang terkendali. Ya, rumahnya masih
tegak. Itu saja yang ia percaya.
Pukul setengah tujuh ia kembali menelepon istrinya. Carla mungkin akan terkesan kalau tahu
suaminya ada di kantor begitu pagi untuk bekerja
dengan rajin. Ternyata tidak. Dengan rasa sakit
dan ketabahan luar biasa ia memperdengarkan
suara ceria, bahkan hiper. Istrinya tidak terkesan.
"Bagaimana keadaanmu " Carla mendesak.
"Baik!" jawabnya sambil memejamkan mata.
"Pukul berapa kau tidur "
Tidur apa, pikir Jake. "Langsung sesudah aku
meneleponmu."
Carla tidak mengucapkan apa apa.
521 "Aku tiba di kantor pukul tiga pagi ini," katanya
bangga.
"Pukul tiga!"
"Yeah, aku tak bisa tidur."
"Tapi malam Jumat kemarin kau tidak tidur."
Terdengar sentuhan nada perhatian menyembul
dari kata-katanya yang dingin, dan Jake pun merasa lebih lega.
"Aku akan baik-baik. Barangkali aku akan tinggal bersama Lucien sewaktu waktu minggu ini dan
minggu depan. Mungkin lebih aman di sana."
"Bagaimana dengan pengawalmu "
"Yeah, Deputy Nesbit. Dia parkir di luar, tidur
dalam mobilnya."
Carla sangsi dan Jake bisa merasakan percakapan telepon itu mulai mencair. "Aku khawatir
denganmu," katanya hangat.
"Aku akan baik baik saja, Sayang. Aku akan
menelepon besok. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan."
Ia meletakkan gagang telepon, lari ke kamar
kecil, dan muntah lagi.
Ketukan di pintu depan terus berbunyi. Jake tidak
menghiraukannya selama lima belas menit, tapi
orang itu, siapa pun dia, pasti tahu ia ada di dalam
dan terus mengetuk.
Ia berjalan ke balkon. "Siapa " ia berseru ke
jalan.
Wanita itu berjalan dari trotoar ke bawah balkon dan bersandar pada BMW hitam yang diparkir
522 di samping Saab. Tangannya diselipkan dalamdalam di saku jeans ketat yang sudah pudar dan
tersetrika rapi. Cahaya matahari siang membakar
dan membutakan matanya ketika memandang ke
atas, ke arahnya. Sinar itu pun menerangi rambutnya yang merah keemasan.
"Apakah kau Jake Brigance " ia bertanya sambil melindungi matanya dengan lengan.
"Yeah. Mau apa kau "
"Aku perlu bicara denganmu."
"Aku sangat sibuk."
"Ini sangat penting."
"Kau bukan klien, kan " ia bertanya, memusatkan pandangan pada sosok ramping itu, dan tahu
ia memang bukan seorang klien.
"Bukan. Aku cuma perlu waktumu lima menit."
Jake membuka kunci pintu. Gadis itu melangkah masuk dengan santai, seolah olah dialah pemilik tempat itu. Ia menjabat tangan Jake dengan
kuat.
"Aku Ellen Roark."
Jake menunjuk ke sebuah kursi di samping pintu. "Senang bertemu denganmu. Duduklah."
Jake duduk di tepi meja Ethel. "Satu suku kata
atau dua "
"Maaf "
Ia punya aksen daerah Tenggara yang cepat,
angkuh, tapi sudah tertempa waktu di daerah Selatan.
"Apakah Rork atau Row Ark "
523 "R o a r k. Rork di Boston, dan Row Ark di
Mississippi."
"Keberatan kalau kupanggil Ellen "
"Silakan, dengan dua suku kata. Boleh kupanggil kau Jake "
"Ya, silakan."
"Bagus, aku tidak merencanakan untuk rnemanggilmu Mister."
"Boston, huh "
"Yeah, aku lahir di sana. Kuliah di Boston
College. Ayahku Sheldon Roark, pengacara kriminal terkenal di Boston."
"Sayang aku tak pernah berjumpa dengannya.
Apa yang membawamu ke Mississippi "
"Aku kuliah di Fakultas Hukum Ole Miss."
"Ole Miss! Bagaimana kau bisa sampai ke
sini " _
"Ibuku berasal dari Nalchez. Dia dulu gadis
asrama yang manis di Ole Miss, lalu pindah ke
New York. Di sana dia berjumpa dengan ayahku."
"Aku menikah dengan gadis asrama yang manis
dari Ole Miss."
"Banyak pilihan hebat di sana."
"Kau mau kopi "
"Tidak, terima kasih."
"Nah, karena sekarang kita sudah saling kenal,
apa yang membawamu ke Clanton "
"Carl Lee Hailey."
"Aku tidak terkejut."
"Aku akan selesai kuliah bulan Desember, dan
musim panas_ini aku mengisi waktu di Oxford.
524 Aku mengikuti kuliah prosedur kriminal yang diberikan oleh Guthrie, dan aku bosan."
"Si Gila George Guthrie "
"Yeah, dia masih gila."
"Dia menjaluhkanku dalam mata kuliah hukum
konstitusional pada tahun pertama."
"Omong-omong, aku ingin membantumu dengan
sidang ini."
Jake tersenyum dan duduk di kursi putar milik
Ethel. Ia mengamati gadis itu dengan cermat. Kemeja polo katun hitamnya sengaja dipudarkan, sesuai mode, dan diseterika rapi. Garis tubuh dan
bayang-bayang samar menunjukkan dada yang sehat, tanpa BH. Rambut tebal, bergelombang, tergerai sempurna di pundak.
"Apa yang membuatmu berpikir aku butuh bantuan "
"Aku tahu kau praktek seorang diri, dan aku
tahu kau tak punya asisten."
"Bagaimana kau tahu semua ini "
"Newsweek."
"Ah, ya. Publikasi yang luar biasa. Fotonya
bagus, bukan "
"Kau tampak sedikit angkuh di situ, tapi tak
apa. Kau tampak lebih baik daripada dalam foto."
"Kredensial apa yang kaubawa "
"Banyak jenius dalam keluargaku. Aku lulus
summa cum laude dari BC, dan aku nomor dua di
fakultas hukum. Musim panas kemarin, aku menghabiskan tiga bulan dengan Southern Prisoners Defense League di Birmingham dan bekerja sebagai
525 pesuruh dalam tujuh sidang pengadilan capital


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

murder. Aku menyaksikan Elmer Wayne Doss
mati di kursi listrik Florida, juga menyaksikan
Willie Ray Ash menerima suntikan mematikan di
Texas. Di waktu senggang di Ole Miss, aku menulis makalah untuk ACLU dan aku sedang menangani dua pengajuan banding untuk sebuah biro
hukum di Spartanburg, South Carolina. Aku dibesarkan di kantor pengacara ayahku, dan aku
sudah mahir dalam riset hukum sebelum aku bisa
mengemudi. Aku pernah menyaksikannya membela pembunuh, pemerkosa, penggelap uang, pemeras, teroris, pembunuh bayaran, penganiaya anakanak, penculik, pembunuh anak, dan anak anak
yang membunuh orangtua mereka. Aku bekerja
empat puluh jam seminggu di kantornya ketika
masih duduk di SMA, dan lima puluh jam ketika
aku kuliah di college. Dia punya delapan belas
pengacara di biro hukumnya, semuanya sangat'cemerlang, sangat cakap. Itu adalah tempat latihan
yang hebat bagi pengacara kriminal, dan aku sudah empat belas tahun di sana. Umurku dua puluh
lima tahun, dan ketika berangkat dewasa, aku
ingin jadi pengacara kriminal yang radikal seperti
ayahku, dan memburu karier yang cemerlang untuk menghapuskan hukuman mati."
"Sudah "
"Ayahku sangat kaya, dan meskipun kami Katolik Irlandia, aku adalah anak satu-satunya. Aku
punya uang jauh lebih banyak daripadamu, jadi
aku akan bekerja cuma cuma. Tanpa bayaran. Ke
526 rani gratis selama tiga minggu. Aku akan mengerjakan semua riset, mengetik, menjawab telepon.
Aku bahkan akan membawakan kopermu dan
membuatkan kopi."
"Aku sudah takut kau ingin jadi partner."
"Tidak. Aku wanita, dan aku ada di Selatan.
Aku tahu tempatku."
"Mengapa kau begitu tertarik pada kasus ini "
"Aku ingin berada dalam ruang sidang. Aku
suka pengadilan pidana, sidang-sidang besar di
mana ada nyawa yang jadi taruhan dan tekanan
begitu tebal, sampai kau bisa melihatnya di udara.
Dengan ruang sidang yang penuh sesak dan pengamanan ketat. Dengan separo warga masyarakat
membenci si terdakwa dan pengacaranya dan separo lagi berdoa agar dia bebas. Aku menyukainya. Dan ini adalah pengadilan terbesar di antara yang lain. Aku bukan orang Selatan dan aku
kerap mendapati tempat ini membingungkan, tapi
aku sudah menemukan rasa cinta yang menentang
arus. Bagiku ini tak pernah masuk akal, namun
memesona. Implikasi rasialnya hebat luar biasa.
Pengadilan terhadap seorang ayah kulit hitam karena membunuh dua laki-laki kulit putih yang
memperkosa anak perempuannya. Ayahku mengatakan" bahwa dia mau menangani kasus ini dengan
cuma-cuma."
"Katakan padanya agar tetap tinggal di Boston."
"Ini adalah sidang impian seorang pengacara.
Aku cuma ingin berada di sana. Aku janji takkan
527 mengganggu. Biarkan saja aku bekerja di belakang
dan menyaksikan sidang itu."
"Hakim Noose benci pengacara wanita."
"Begitu pula semua pengacara laki-laki di
daerah Selatan. Di samping itu, aku bukan pengacara. Aku mahasiswi hukum."
"Kupersilakan kau menjelaskan hal itu kepadanya."
"Jadi aku mendapat pekerjaan "
lake berhenti menatapnya dan menarik napas
panjang. Sedikit gelombang rasa mual beriak dalarn perut dan paru paru, menyesakkan napas. Bor
beton itu kembali dengan hebat, dan ia perlu berada di dekat kamar kecil.
"Ya., kau mendapat pekerjaan. Aku bisa memakai hasil riset gratis. Kasus kasus ini sangat rumit,
dan aku yakin kau tahu."
Ia melontarkan senyum mantap, menerima tantangan. "Kapan aku mulai " ' *
"Sekarang."
Jake memandunya dalam tur singkat melihatlihat kantor, dan menunjukkan tempat kerjanya di
ruang perang lantai atas. Mereka menggelar berkas
Hailey di meja rapat dan ia pun menghabiskan
waktu satu jam untuk meng copymya.
Pukul setengah tiga Jake terbangun dari tidurnya
di sofa. Ia turun ke ruang rapat. Ellen sudah
mengangkat separo dari buku-buku di rak dan
menebarkannya di sepanjang meja, dengan tanda
pembatas mencuat pada setiap lima puluhan halaman. Ia sibuk menulis catatan.
528 "Perpustakaan yang bagus," katanya.
"Beberapa buku ini tak pernah dipakai dalam
dua puluh tahun."
"Aku melihat debunya."
"Kau lapar "
"Ya. Lapar luar biasa."
"Di ujung belokan sana ada kafe kecil yang
sajian khususnya adalah jagung goreng dan makanan berlemak. Pencernaanku perlu makanan _berlema ."
"Kedengarannya sedap."
Mereka berjalan mengitari alun-alun, menuju ke
Claude's, yang untuk Sabtu siang tidak dipadati
pengunjung. Tak ada orang kulit putih lain di
tempat itu. Claude tak ada di sana. dan keheningan menulikan telinga. Jake memesan cheese:
burger, onion ring, dan tiga bungkus puyer sakit
kepala.
"Kau sakit kepala " tanya Ellen.
"Luar biasa."
"Stres "
"Mabuk."
"Mabuk Kukira kau hidup seperti pendeta."
"Dan dari mana kau mendengarnya "
"Newsweek. Anikel itu menyebutmu sebagai seorang laki-laki keluarga, pecandu kerja, penganut
Presbyterian yang patuh, tidak minum apa pun dan
merokok cerutu murahan. Ingat. Bagaimana kau
bisa melupakannya "
"Kau percaya segala yang kaubaca "
"Tidak."
529 "Bagus, sebab kemarin malam aku mabuk berat,
dari aku muntah muntah sepagian."
Sang Asisten merasa geli. "'Apa yang biasa kauminum "
"Aku... tidak ingat. Setidaknya sampai kemarin
malam. Ini pertama kali aku mabuk sejak selesai
kuliah, dan kuharap ini yang terakhir. Aku sudah
lupa betapa sakitnya hal ini."
"Mengapa pengacara minum begitu banyak "
"Mereka mempelajarinya di sekolah hukum.
Apakah ayahmu minum "
"Kau bercanda Kami Katolik. Tapi dia hatihati."
"Kau minum "
"Tentu, terus rnenerus," katanya bangga.
"Kalau begitu, kau akan jadi pengacara hebat."
Dengan hati hati Jake mengaduk tiga bungkus
puyer dalam segelas air es dan meneguknya. Ia
meringis dan menyeka mulut. Ellen mengawasi
penuh perhatian, dengan senyum geli.
"Apa kata istrimu "
"Tentang apa "
"Mabuk mabukan, oleh laki laki keluarga yang
begitu taat."
"Dia tidak tahu. Dia meninggalkanku kemarin
pagi."
"Maaf."
"Dia tinggal dengan orangtuanya sampai sidang
selesai. Sekarang sudah dua bulan kami menerima
berbagai telepon gelap dan ancaman pembunuhan,
dan kemarin pagi mereka menaruh dinamit di luar
530 jendela kamar tidur kami. Polisi menemukannya
tepat pada saatnya dan menangkap pelakunya,
mungkin anggota Klan. Cukup banyak dinamit untuk meratakan rumah dan membunuh kami semua.
Itu dalih yang bagus untuk mabuk mabukan."
"Aku ikut prihatin mendengarnya."
"Pekerjaan yang baru saja kauter'ima bisa jadi
sangat berbahaya. Sampai titik ini, kau harus tahu
akan hal itu."
"Aku sudah pernah menerima ancaman. Musim
panas kemarin di Dothan, Alabama, kami membela dua remaja kulit hitam yang memperkosa dan
mencekik seorang wanita umur delapan puluh tahun. Tak seorang pengacara pun di negara bagian
itu mau menangani kasus tersebut, jadi mereka
memanggil Defense League. Kami menunggang
kuda hitam memasuki kota, dan massa yang beringas akan berkumpul di sudut sudut jalan begitu
melihat kami. Seumur hidup belum pernah aku
merasa begitu dibenci. Kami bersembunyi di sebuah motel di kota lain dan merasa aman, sampai
suatu malam dua laki laki memojokkanku di
lounge motel dan mencoba menculikku. "
"Apa yang terjadi "
"Aku bawa pistol .38 laras pendek dalam dompet dan aku meyakinkan mereka bahwa aku tahu
cara menggunakannya."
"Pistol .38 berlaras pendek "
"Ayahku memberikannya sebagai hadiah ulang
tahunku yang kelima belas. Aku punya izin."
"Dia pasti laki-laki hebat."
531 "Dia sudah" pernah ditembak beberapa kali. Dia
menerima kasus-kasus yang sangat kontroversial,
seperti yang kaubaca di koran-koran, di mana masyarakat jadi gusar dan menuntut agar si terdakwa
digantung tanpa pengadilan atau pengacara. Itulah
kasus kasus yang paling disukainya. Dia punya
pengawal pribadi full-time."
"Hebat._ Aku pun punya. Namanya Deputy Nesbit, dan dia tak bisa menembak dinding sebuah
gudang dengan senapan. Dia ditugaskan mengawalku' kemarin."
Makanan tiba. Ellen menyisihkan bawang dan
tomat dari Claudeburger-nya, dan menawarkan
kentang gorengnya pada Jake. Ia memotong Claudeburger itu jadi dua dan menggigiti pinggirnya
seperti burung. Lemak panas menetes ke piringnya. Bersama setiap gigitan kecil, ia menyeka
mulut dengan hati hati.
Wajahnya lembut menyenangkan, dengan senyum ramah, menyamarkan kekerasan hati yang
terwujud dalam keterlibatannya dengan gerakan
ACLU, ERA, dan burn the bra. Jake tahu sifat itu
tidak tersembunyi jauh dari permukaan. Tak ada
jejak makeup di mana pun pada wajahnya. Itu tak
perlu. Ia tidak cantik, tidak manis, dan jelas bertekad untuk tidak menjadi demikian. Kulitnya pucat, khas milik seseorang berambut merah, tapi
sehat dengan tujuh atau delapan bintik bertebaran
di seputar hidungnya yang kecil, mancung. Dengan
setiap senyum yang kerap muncul, bibirnya merekah indah dan pipinya terlipat sepintas, memben
532 tuk lesung yang dalam dan indah. Senyumnya
yakin, menantang, dan misterius. Matanya yang
hijau metalik memancarkan kegusaran lembut, menyorot tajam, tak berkedip ketika ia berbicara.
Wajah yang cerdas, menarik luar biasa.
Jake mengunyah burger nya dan mencoba tidak
mengacuhkan tatapan matanya. Makanan gurih itu
menenangkan perutnya, dan untuk pertama kali
dalam sepuluh jam ia mulai berpikir ia akan hidup.
"Serius, kenapa kau memilih Ole Miss " ia bertanya.
"Itu sekolah hukum yang baik."
"Itu sekolahku. Tapi kami biasanya tidak menarik minat mahasiswa mahasiswi paling cemerlang
dari Timur Laut. Negara Ivy League. Kami bahkan mengirim anak anak terpandai ke sana."
"Ayahku benci setiap pengacara dengan gelar
dari Ivy League. Dia dulu miskin dan berjuang
keras untuk kuliah malam hari. Seumur hidup dia
menahan penghinaan dari pengacara pengacara kaya, terdidik baik, dan tidak kompeten. Sekarang
dia menertawakan mereka. Dia mengatakan bahwa
aku boleh masuk sekolah hukum mana pun di
negeri ini, tapi jika aku memilih salah satu sekolah
Ivy League, dia tak akan membiayai. Lalu ada
ibuku. Aku dibesarkan dengan kisah kisah memesona tentang kehidupan daerah Selatan, dan aku
harus menyaksikannya sendiri. Plus, negara negara
bagian di Selatan tampaknya bertekad untuk terus
533 memberlakukan hukuman mati, jadi kupikir aku
akan ke sini."
"Mengapa kau begitu keberatan dengan hukuman mati "
"Dan kau tidak "
"Tidak. Aku sangat mendukungnya."
"Luar biasa! Komentar dari seorang pembela
kriminal."
"Aku ingin kembali pada penggantungan di depan umum1 di halaman gedung pengadilan."
"Kau bercanda, bukan Mudah mudahan. Katakanlah bahwa kau bercanda."
"Tidak."
Ia berhenti mengunyah dan tersenyum. Matanya
bersinar tajam dan mengawasi Jake, mencari tanda
kelemahan. "Kau serius "
"Aku sangat serius. Masalah dalam hukuman
mati adalah kita tidak cukup sering memakainya."
"Sudahkah kau menjelaskan hal itu pada Mr.
Hailey " '
"Mr. Hailey tidak patut menerima hukuman
mati. Tapi dua laki laki yang memperkosa putrinya
jelas pantas menerimanya."
"Begitu. Bagaimana kau menentukan siapa yang
pantas menerimanya dan siapa yang tidak "
"Itu sangat sederhana. Kaulihat kejahatannya
dan kaulihat penjahatnya. Kalau dia seorang pengedar obat bius yang menembak mati polisi antinarkotika, dia mendapat kamar gas. Kalau dia
pengangguran yang memperkosa seorang gadis
umur tiga tahun, menenggelamkan kepalanya da
534 lam kubangan lumpur, lalu melemparkan tubuhnya
dari jembatan, kaucabut nyawanya dan syukurlah
dia mati. Kalau dia residivis yang kabur dari penjara, masuk ke rumah .pertanian di tengah malam
buta, lalu memukuli dan menganiaya pasangan
usia lanjut sebelum membakar mereka bersama
rumahnya; kauikat dia di kursi, sambungkan dengan beberapa kabel, berdoa untuk jiwanya, dan
tarik sakelamya. Dan kalau itu dua pecandu obat
bius yang beramai-ramai memperkosa gadis sepuluh tahun dan menendanginya dengan lars koboi
berujung runcing sampai rahangn'ya retak, maka
dengan gembira, ceria, bahagia, dan bersyukur,
kaukunci mereka dalam kamar gas dan kaudengarkan mereka melolong. Sangat sederhana."
"Itu biadab."
"Kejahatan mereka pun biadab. Kematian masih
terlalu baik untuk mereka, jauh terlampau baik. "
"Dan seandainya Mr. Hailey dinyatakan bersalah
dan divonis mati' "
"Kalau itu terjadi, aku pasti akan mencurahkan
sepuluh tahun yang akan datang untuk menjejalkan
permohonan banding dan bertempur sepenuh tenaga untuk menyelamatkan nyawanya. Dan kalau
mereka sampai mengikatnya di kursi listrik, aku
yakin aku akan berada di luar penjara bersamamu
dan pastor pastor Jesuit dan ratusan orang baik
lainnya untuk berpawai dan memegang lilin dan


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyanyikan lagu pujian. Dan kemudian aku akan
berdiri di samping kuburannya di belakang gereja,
535 serta berharap seandainya aku tak pernah berjumpa
dengannya."
"Pernahkah kau menyaksikan eksekusi "
"Seingatku tidak "
"Aku sudah dua kali menyaksikannya. Kau akan
berubah pikiran kalau menyaksikannya."
"Bagus. Aku takkan menyaksikannya."
"Peristiwa yang sangat mengerikan untuk dilihat."
"Apakah keluarga si korban ada di sana "
"Ya, dalam dua kejadian itu."
"Apakah mereka ngeri Apakah mereka berubah
pendapat Tentu tidak. Mimpi buruk mereka sudah
berakhir."
"Aku terkejut denganmu."
"Dan aku bingung dengan orang orang sepertimu. Bagaimana kalian bisa begitu bersemangat
dan berdedikasi, mencoba menyelamatkan orang
yang pernah meminta minta hukuman mati dan
menurut hukum harus menerimanya "
"Hukum siapa Bukan hukum di Massachussetts."
"Jangan kaukatakan. Apa yang kauharap dari
satu satunya negara bagian yang dimasukkan oleh
McGovem pada tahun 1972 Kalian selalu menyesuaikan diri dengan seluruh negeri ini."
Claudeburger itu tak dihiraukan dan suara mereka jadi terlalu keras. Jake melirik sekeliling dan
menangkap beberapa tatapan. Ellen tersenyum lagi
dan mengambil satu onion ring.
536 "Apa pendapatmu tentang ACLU " ia bertanya
sambil mengunyah.
"Kukira kau punya kartu anggota dalam dompetmu."
"Benar."
"Kalau begitu. kau dipecat."
"Aku sudah bergabung sejak umur enam belas."
"Mengapa begitu lambat Kau pasti orang terakhir dalam regu Pramuka mu yang bergabung ke
sana." .
"Apakah kau menghormati Bill of Rights "
"Aku menjunjung tinggi Bill of Rights. Aku
benci hakim hakim yang menafsirkannya. Makanlah."
Mereka menghabiskan burger tanpaperkata kata, saling mengawasi dengan cermat. Jake memesan kopi dan dua bungkus lagi puyer sakit
kepala.
"Jadi, bagaimana rencana kita untuk memenangkan kasus ini " ia bertanya.
"Kita "
"Aku masih bekerja, bukan "
"Ya. Hanya ingatlah bahwa aku yang jadi bos
dan kau asistennya."
"Tentu, Bos. Bagaimana strategimu "
"Bagaimana kau akan menanganinya "
"Ah, dari apa yang kukumpulkan. klien kita
memang merencanakan pembunuhan itu dengan
hati hati dan menembak mereka dengan darah dingin, enam hari sesudah pemerkosaan. Kedengarannya dia tahu persis apa yang dia lakukan."
537 "Benar."
"Jadi kita tak punya dalih pembelaan apa pun,
dan kupikir kau seharusnya mengajukan pemyataan bersalah untuk meminta hukuman seumur hidup dan menghindari kamar gas."
"Kau benar-benar pejuang tangguh."
"Cuma bercanda. 'Kegilaan adalah dalih pembelaan kita satu satunya. Dan itu rasanya mustahil
dibuktikan."
"Kau kenal M"Naghten Rule " tanya Jake.
"Ya. Apa kita punya psikiater "
"Kurang-lebih. Dia akan mengatakan apa pun
yang kita inginkan; itu kalau dia tidak mabuk
dalam sidang. Salah satu tugasmu yang paling sulit
sebagai asisten baruku adalah memastikan bahwa
dia tidak mabuk dalam sidang nanti. Itu takkan
mudah, percayalah "
"Aku hidup untuk tantangan- tantangan baru dalarn ruang pengadilan."
"Baiklah Row Ark, ambil pena. Ini ada serbet
kertas. Bosmu akan memberikanbeberapa instruksr."
Ia mulai menuliskan catatan di sehelai serbet
kertas.
"Aku ingin sebuah makalah mengenai keputusan-keputusan M'Naghten yang dikeluarkan oleh
Mahkamah Agung Mississippi selama lima puluh
tahun terakhir. Mungkin ada seratus keputusan seperti itu. Ada sebuah kasus besar dari tahun 1976,
State vs Hill, di mana keputusan Mahkamah terbagi lima suara lawan empat, dengan para penen
538 tang menghendaki defmisi kegilaan yang lebih liberal. Buat makalah itu pendek, tidak lebih dari
dua puluh halaman. Bisakah kau mengetik "
"Sembilan puluh kata per menit."
"Seharusnya aku sudah tahu. Aku menginginkannya hari Rabu."
"Kau akan mendapatkannya."
"Ada beberapa point pembuktian yang perlu diriset. Kau sudah lihat foto foto dari dua mayat
yang mengerikan itu. Noose biasanya mengizinkan
Juri melihat darah dan mayat itu, tapi aku ingin
menjauhkannya dari Juri. Coba lihat kalau ada
jalan."
"Itu takkan mudah."
"Pemerkosaan itu sangat penting dalam pembelaan. Aku ingin Juri tahu rinciannya. Ini perlu
diriset secara mendalam. Aku sudah punya dua
atau tiga kasus yang bisa kaupakai sebagai titik
acuan, dan kurasa kita bisa membuktikan pada
Noose bahwa pemerkosaan itu sangat relevan."
"Oke. Apa lagi "
"Entahlah. Kalau nanti otakku hidup lagi, aku
akan memikirkan yang lain, tapi tadi itu cukup
untuk sekarang." .
"Apa aku harus melapor Senin pagi "
' "Ya, tapi jangan lebih pagi dari pukul sembilan.
Aku suka waktu tenang ."
"Bagaimana tata cara berpakaiannya "
"Kau tampak baik."
"Jeans dan tanpa kaus kaki "
"Aku punya satu pegawai lagi, seorang sekre
539 taris bemama.Ethel. Dia umur enam puluh empat,
kolot, dan syukurlah dia pakai BH. Bukan gagasan
yang buruk untukmu."
"Aku akan mempertimbangkannya."
"Aku tidak butuh gangguan."
540 27 SENIN, 15 Juli. Satu minggu menjelang sidang.
Sepanjang akhir pekan, berita tersebar dengan cepat bahwa sidang itu akan diadakan di Clanton,
dan kota kecil itu pasang kuda kuda, bersiap
menghadapi keramaian. Telepon di tiga motel berdering tak putus putusnya sewaktu para wartawan
dan kru mereka mengkonfrrmasikan pesanan kamar. Kafe kafe berdengung menantikan peristiwa
itu. Satu regu pemelihara kebersihan county menyerbu sekeliling gedung pengadilan sesudah makan pagi dan mulai mengecat dan melabur. Ozzie
mengirim para pembersih halaman dari penjara
dengan mesin pemotong rumput dan gunting tanaman. Laki-laki tua di bawah monumen Vietnam
mengukir dengan hati-hati dan mengawasi segala
kegiatan itu. Sipir yang memimpin pembersihan
halaman minta mereka agar meludahkan permen
Red Man mereka ke rumput, tidak ke atas trotoar.
Mereka mengumpatnya agar tutup mulut. Semaksemak bunga Bermuda yang rimbun diberi satu
lapis pupuk tambahan, dan selusin alat penyiram
541 rumput berdesis dan menyemburkan air pada pukul 09.00 pagi. .
Pukul 10.00 pagi, suhu udara mencapai sembilan puluh dua derajat Fahrenheit. Para pedagang
di toko toko kecil di sekeliling alun alun membuka
pintu mereka, menyambut hawa lembap dan menyalakan kipas angin di langit langit. Mereka
menghubungi Memphis, Jackson, dan Chicago,
mencari stok barang untuk dijual dengan harga
khusus minggu depan.
' Sore hari Jumat, Noose menelepon Jean Gillespie, panitera Circuit Court, dan memberitahukan
bahwa sidang akan dilaksanakan di ruang sidangnya. Ia memerintahkan sang Panitera untuk memanggil seratus lima puluh calon anggota juri.
Pihak pembela telah meminta panel yang lebih
besar untuk memilih dua belas anggota juri, dan
Noose setuju. Jean dan dua wakil panitera menghabiskan hari Sabtu untuk meneliti buku buku c'atatan daftar pemilih secara acak. untuk memilih
anggota juri yang, potensial. Mengikuti instruksi
spesifik dari Noose, mereka menyisihkan orangorang yang berirsia di atas enam puluh lima. Seribu nama dipilih. Masing masing nama bersama
alamatnya dituliskan pada sebuah kartu indeks dan
dilemparkan ke dalam kardus. Dua wakil panitera
kemudian bergiliran mengambil kartu kartu itu secara acak dari dalam kardus. Salah satu panitera
itu kulit putih, satunya lagi kulit hitam. Masingmasing mencabut sehelai kartu dari kotak, tanpa
melihatnya, dan mengaturnya rapi di sebuah meja
542 lipat, bersama kartu-kartu lain. Ketika hitungan
sampai pada nomor seratus lima puluh, undian itu
dihentikan dan sebuah daftar induk diketik. Ini
adalah para calon anggota juri untuk Negara vs.
Hailey. Setiap langkah penyeleksian mereka didiktekan dengan cermat oleh Hakim Omar Noose,
yang tahu tepat apa yang ia lakukan. Bila nanti
ada juri yang seratus persen putih, dan amar keputusan bersalah, dan vonis mati, setiap langkah
elementer dalam prosedur pemilihan juri akan diserang di sidang banding. Ia sudah pernah mengalaminya, dan vonisnya pemah dibatalkan. Namun
tidak kali ini.
Dari daftar induk, nama dan alamat masingmasing anggota juri diketik pada surat panggilan
terpisah. Tumpukan surat panggilan itu disimpan
terkunci di kantor Jean, sampai pukul delapan
Senin pagi, ketika Sheriff Ozzie Walls tiba. Ia
minum kopi bersama Jean dan menerima instruksi.
"Hakim Noose ingin semua ini disampaikan antara pukul empat sore sampai tengah malam hari
ini," kata Jean.
"Oke."
"Calon anggota juri harus hadir di ruang sidang
tepat pukul sembilan Senin depan."
"Oke."
"Surat panggilan ini tidak menunjukkan nama
atau fakta apa pun tentang sidang ini, dan Juri
tidak boleh diberitahu apa apa."
"Kurasa mereka akan tahu."
"Mungkin, tapi Noose sangat spesifik. Orang
543 orangmu tak boleh mengatakan apa pun tentang
kasus tersebut waktu menyampaikan surat panggilan. Nama para juri sangat dirahasiakan, sedikitnya sampai Rabu. Jangan tanya kenapa perintah
Noose." *
Ozzie membalik-balik tumpukan itu. "Berapa
jumlahnya "
"Seratus lima puluh."
"Seratus lima puluh! Mengapa begitu banyak "
"Ini kasus besar. Perintah Noose."
"Perlu mengerahkan setiap orang yang kupunyai
untuk menyampaikan surat-surat ini."
"Maaf."
"Oh, sudahlah. Kalau memang itu yang diinginkan oleh Yang Mulia."
Ozzie berlalu, dan dalam beberapa detik Jake
sudah berdiri di depan counter sambil main mata
dengan para sekretaris dan tersenyum pada Jean
Gillespie. la membuntutinya kembali ke kantornya.
Ia menutup pintu. Jean mundur ke belakang meja
kerja dan menudingnya. Ia terus tersenyum.
"Aku tahu kenapa kau ada di sini," katanya
tegas, "dan kau tak bisa mendapatkannya."
"Berikan daftar itu padaku, Jean."
"Tidak sampai Rabu. Perintah Noose."
"Rabu Mengapa Rabu."
' "Aku tidak tahu. Tapi Omar sangat spesifik."
"Berikan daftar itu padaku, Jean."
"Jake, aku _tak bisa. Kau mau aku mendapat
kesulitan "
"Kau takkan dapat kesulitan, sebab tak ada se
544 orang pun yang tahu. Kau tahu sebaik apa aku
bisa menyimpan rahasia." Ia tak lagi tersenyum
sekarang. "Jean, berikan daftar sialan itu padaku."
"Jake. Aku tak bisa melakukannya."
"Aku memerlukannya, dan aku memerlukannya
sekarang. Aku tak bisa menunggu sampai hari
Rabu. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan."
"Itu tidak adil terhadap Buckley," katanya lemah.
"Persetan dengan Buckley. Kaupikir dia bermain
jujur Dia seekor ular, dan kau membencinya sehebat aku." *
"Mungkin lebih."
"Berikanlah daftar itu padaku, Jean."
"Dengar, Jake, kita selalu dekat. Aku lebih memikirkanmu daripada pengacara mana pun yang
kukenal. Ketika anakku terlibat masalah, aku
menghubungimu, kan Aku percaya padamu dan
ingin kau memenangkan kasus ini. Tapi aku tak
bisa menentang perintah Hakim."
"Siapa yang membantumu sampai kau dulu diangkat, aku atau Buckley "
- "Sudahlah,Jake."
"Siapa yang meloloskan anakmu dari penjara,
aku atau Buckley "
"Itu tidak adil, Jake."
"Siapa yang membela suamimu ketika setiap
orang, maksudku semua orang, di gereja ingin dia
menyingkir ketika laporan keuangannya tidak cocok "
"Ini bukan masalah kesetiaan, Jake. Aku men
545 cintaimu dan Carla dan Hanna, tapi aku tak bisa
melakukannya."
Jake membanting pintu dan menghambur keluar
dari kantor. Jean dudukydi meja kerja dan menyeka air mata dari pipinya.
Pukul 10.00, Harry Rex menerobos ke dalam kantor Jake dan melemparkan copy dari daftar nama
juri ke mejanya. "Jangan tanya," katanya. Di samping masing masing nama ia sudah menambahkan
beberapa catatan, seperti "Tidak tahu" atau "Mantan klien benci negro" atau "Bekerja di pabrik
sepatu, mungkin bersimpati".
Jake membaca setiap nama perlahan lahan, mencoba mengingat nama atau reputasinya. Tak ada
lain hal kecuali nama-nama. Tak ada alamat, umur,
pekerjaan. Tak ada apa pun kecuali nama. Guru
kelas empamya dari Karaway. Salah satu sahabat
ibunya dari Garden Club. Seorang mantan klien,
pencurian di toko, pikirnya. Satu nama dari gereja.
Seorang pelanggan Coffee Shop. Seorang petani
terkemuka. Hampir semua nama itu kedengaran
seperti nama orang kulit putih. Ada seorang Willie
Mae Jones, Leroy Washington, Roosevelt Tucker,
Bessie Lou Bean, dan beberapa nama hitam lain.
Tapi daftar itu tampak pucat luar biasa. Paling
banyak ia mengenali tiga puluh nama.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana pendapatmu " tanya Harry Rex.
"Sulit dikatakan. Hampir semuanya putih, tapi
546 itu sudah ada dalam dugaan. Dari mana kau mendapatkan ini "
"Jangan tanya. Aku memberi catatan pada dua
puluh enam nama. Paling banyak, itu saja yang
bisa kulakukan. Sisanya aku tidak tahu."
"Kau sungguh sahabat sejati, Harry Rex."
"Aku seorang pangeran. Apa kau siap menghadapi sidang "
"Belum. Tapi aku sudah mendapat sebuah senjata rahasia."
"Apa "
"Kau akan bertemu dengan gadis itu nanti."
"Perempuan "
"Yeah. Kau sibuk Rabu malam nanti "
"Kurasa 'tidak. Kenapa "
"Bagus. Mari bertemu'di sini pukul delapan.
Lucien akan ada di sini. Mungkin dengan satu atau
dua orang lain. Aku ingin melewatkan beberapa jam
untuk membahas juri. Siapa yang kita inginkanMari kita cari profil juri ideal, dan kita berangkat
dari sana. Kita akan bahas masing masing nama,
dan mudah mudahan dapat mengidentifikasikan
sebagian besar dari orang orang ini."
"Kedengarannya menyenangkan. Aku akan ke
sini. Bagaimanakah juri yang ideal menurutmu "
"Aku tidak tahu pasti. Kurasa pembunuh jagoan
punya daya tarik bagi para redneck. Senapan, kekerasan, perlindungan terhadap wanita. Radneckredneck itu akan melahapnya. Tapi klienku kulit
hitam, dan banyak redneck yang ingin mengganyangnya. Dia membunuh dua di antara mereka."
547 "Aku setuju. Aku akan menyisihkan wanita sebagai pilihan. Mereka takkan menaruh simpati pada pemerkosa, tapi mereka lebih menghargai nyawa manusia. Membawa M l6 dan meledakkan kepala mereka adalah tindakan yang takkan dimengerti oleh perempuan. Kau dan aku bisa mengerti, karena kita adalah ayah. Tindakan itu benar
bagi kita. Kekerasan dan darah tidak mempengaruhi kita. Kita mengaguminya. Kau harus memilih
beberapa pengagum untuk duduk sebagai juri. Para
ayah usia muda dengan pendidikan."
"Itu menarik. _Lucien mengatakan bahwa dia
akan memilih perempuan, sebab mereka lebih bersimpati."
"Kurasa tidak. Aku kenal beberapa wanita yang
akan menggorok lehermu kalau kau membuat mereka gusar."
"Klienmu "
"Yeah, dan salah satunya ada dalam daftar itu..
Frances Burdeen. Pilihlah dia, dan akan'kukatakan
padanya bagaimana harus memberikan suara."
"Kau serius "
"Ya. Dia akan melakukan apa saja yang kukatakan padanya."
"Bisakah kau hadir di pengadilan hari SeninAku ingin kau mengamati para juri selama proses
seleksi, kemudian membantuku menetapkan dua
belas orang itu."
"Aku takkan melewatkannya."
Jake mendengar suara di lantai bawah dan merapatkan jari ke bibir. Ia mendengarkan, lalu ter
548 senyum dan memberi tanda pada Harry Rex untuk
mengikutinya. Mereka berjingkat ke pangkal tangga dan mendengarkan keributan di sekitar meja
kerja Ethel.
"Kau pasti tidak bekerja di sini," Ethel bersikeras.
"Aku pasti bekerja di sini. Aku dipekerjakan
oleh Jake Brigance hari Sabtu. Aku yakin dia
adalah bosmu."
"Dipekerjakan untuk apa " desak Ethel.
"Sebagai asisten."
"Ah, dia tidak membicarakannya denganku."
"Dia membicarakannya denganku, dan memberikan pekerjaan itu."
"Berapa dia membayamiu "
"Serat'us dolar sejam."
"Astaga! Aku harus bicara dulu dengannya."
"Aku sudah bicara dengannya, Ethel."
"Panggil aku Mrs. Twitty." Ethel mengamatinya
dengan cermat dari ujung kepala ke ujung kaki.
Jeans belel, pantofel, tanpa kaus kaki, kemeja
button down katun putih longgar, jelas tanpa apa
pun di bawahnya. "Pakaianmu tidak cocok untuk
bekerja di kantor ini. Kau... kau tidak sopan."
Harry Rex mengangkat alis dan tersenyum pada
Jake. Mereka mengawasi tangga dan mendengarkan.
"Bosku, yang kebetulan bosmu juga, mengatakan aku bisa berpakaian seperti ini."
"Tapi kau melupakan sesuatu, bukan "
"Kata Jake aku bisa melupakannya. Di_a menga
549 takan bahwa selama dua puluh tahun kau tak
pernah pakai BH. Katanya kebanyakan wanita di
Clanton pergi ke mana-mana tanpa BH, jadi kutinggalkan punyaku di rumah."
"Apa " Ethel menjerit dengan tangan tersilang
mendekap dada.
"Apa dia ada di atas " tanya Ellen tenang.
"Ya1 akan kupanggil dia."
"Tak usah repot."
Jake dan Harry Rex mundur ke kantor besar
dan menunggu sang Asisten. Ia masuk sambil
membawa koper berkas besar.
"Selamat pagi, Row Ark," kata Jake. "Aku ingin
kau menemui seorang sahabat, Harry Rex Vonner."
Harry _Rex menjabat tangannya dan menatap
kemejanya. "Senang berjumpa denganmu. Siapa
nama depanmu "
"Ellen."
"Panggil saja dia Row Ark. Dia akan bekerja di
sini sebagai asisten, sampai kasus Hailey selesai."
"Itu menyenangkan," kata Hany Rex, masih
menatap.
"Harry Rex adalah pengacara lokal di sini, Row
Ark, dan satu di antara yang tak bisa kaupercaya."
"Untuk apa kau mer'nakai asisten perempuan,
Jake " tanya Harry terus terang.
"Row Ark jenius dalam hukum pidana, seperti
kebanyakan mahasiswi hukum tahun ketiga. Dan
upahnya sangat mura ." '
550 "Ada keberatan dengan wanita, Sir " tanya
Ellen.
"Tidak, Ma'am. Aku cinta wanita. Aku sudah
menikahi empat di antara mereka."
"Harry Rex adalah pengacara perceraian paling
licik di Ford County," Jake menerangkan. "Sesungguhnya, dia adalah pengacara paling licik,
titik. Kalau kupikir lagi, dia adalah orang paling
licik yang kukenal."
"Terima kasih," kata Harry Rex. Ia berhenti
menatap Ellen.
Ellen melihat ke sepatu Harry yang besar, kotor,
lecet, dan usang, kaus kaki nilon berelastik yang
terkulai merosot jadi gumpalan tebal di sekeliling
pergelangan kaki, celana khaki-nya yang bernoda
tanah dan kusut, blazer biru tuanya yang berjumbai, dasi wol merah jambu mengilat yang tergantung dua puluh senti di atas ikat pinggangnya, dan
ia pun berkata, "Kurasa dia manis."
"Mungkin aku akan menjadikanmu istri nomor
lima," kata Harry Rex.
"Rasa tertarik ini sepenuhnya dari segi fisik,"
kata Ellen. _
"Awas," kata Jake. "Tak pemah ada seks di
kantor ini sesudah Lucien pergi."
"Banyak hal ikut menghilang bersama Lucien,"
kata Harry Rex.
"Siapa Lucien "
Jake dan Hany Rex saling pandang. "Tak lama
lagi kau akan berjumpa dengannya," Jake menjelaskan.
551 "Sekretarismu sangat manis," kata Ellen.
"Aku tahu kalian akan bergaul dengan baik. Dia
benar benar manis, begitu kau mengenalnya."
"Berapa lama waktu yang diperlukan "
"Aku sudah mengenalnya selama dua puluh tahun," kata Harry Rex, "dan aku masih menunggu."
"Bagaimana hasil risetnya " tanya Jake.
"Lambat. Ada puluhan kasus M'Naghten, dan
semuanya sangat panjang. Aku baru menyelesaikan
separo. Aku merencanakan untuk menggarapnya
sepanjang hari di sini, dengan syarat, buldog di
bawah itu tidak menyerangku."
"Aku akan mengurusnya," kata Jake.
Harry Rex beranjak ke pintu. "Senang bertemu
denganmu, Row Ark. Sampai ketemu."
"Terima kasih, Harry Rex," kata Jake. "Sampai
jumpa Rabu malam."
Halaman parkir dari tanah dan batu di Tank's
Tonk sudah penuh ketika Jake akhirnya menemukan tempat itu sesudah hari gelap. Sebelum ini,
tak pernah ada alasan untuk mengunjungi Tank's,
dan ia tidak begitu bergairah untuk menyaksikan
tempat itu sekarang. Tempat itu tersembunyi di
jalan tanah, enam mil di luar Clanton. Ia parkir
jauh dari bangunan kayu kecil itu dan bermainmain dengan gagasan untuk membiarkan mesin
tetap menyala, kalau-kalau Tank tak ada di sana
dan ia perlu meloloskan diri dengan cepat. Namun
ia segera menyisihkan gagasan tolol itu, sebab ia
552 suka mobilnya, dan pencurian bukan saja mungkin,
tapi sangat besar peluangnya. Ia menguncinya, lalu
memeriksanya kembali, nyaris yakin bahwa seluruh atau sebagian dari mobil itu akan lenyap ketika ia kembali.
Juke box meraung keras dari jendela jendela
terbuka, dan ia merasa mendengar botol pecah
menerpa lantai, atau ke.seberang meja. atau pada
kepala seseorang. Ia sangsi di samping mobil dan
memutuskan untuk berlalu. Tidak, ini penting. Ia
mengempiskan perut, menahan napas, dan membuka pintu kayu yang sudah reyot.
Empat puluh pasang mata hitam langsung terfokus pada bocah putih sesat berjas dan berdasi
yang memicingkan mata dan berusaha memusatkan
pandangan ke dalam kehitaman tonk mereka. Ia
berdiri di sana, salah tingkah dan putus asa, mencari seorang teman. Tak ada satu pun. Michael
Jackson dengan enak menyelesaikan nyanyiannya
di juke box," dan tank itu sunyi senyap, serasa
untuk selama-lamanya. Jake tetap berdiri dekat
pintu. Ia mengangguk dan tersenyum, mencoba
bertingkah sebagai salah satu dari gerombolan itu.
Tak ada senyum lain.
Sekonyong konyong ada gerakan di bar, dan
lutut Jake mulai bergetar. "Jake! Jake!" seseorang
berseru. Itu adalah dua kata paling manis yang
pernah ia dengar. Dari balik bar ia melihat sobatnya Tank menanggalkan celemek dan menghampirinya. Mereka berjabat tangan dengan hangat.
"Apa yang membawamu ke sini "
553 '
"Aku perlu bicara denganmu sebentar. Bisakah
kita ke luar "
"Tentu. Ada apa "
"Cuma bisnis."
Tank menghidupkan sakelar lampu di samping
pintu depan. "Hai, semua, ini adalah pengacara
Carl Lee Hailey, Jake Brigance. Sahabat baikku.
Mari beri salam kepadanya."
Ruangan sempit itu meledak dalam tepuk tangan
dan sorakan. Beberapa orang di bar merengkuh
Jake dan menjabat tangannya. Tank merogoh ke
dalam sebuah laci di bar dan menarik keluar setumpuk kartu nama Jake, yang ia bagi bagikan
seperti permen. Jake kembali bernapas dan wajahnya kembali berwarna.
Di luar, mereka bersandar pada kap Cadillac
kuning milik Tank. Lionel Richie bergema menerobos jendela dan gerombolan orang itu kembali
normal. Jake mengangsurkan sebuah copy dari daftar juri kepada Tank.
"Lihatlah masing-masing nama. Carilah berapa
di antara orang-orang ini yang kaukenal. Tanyakanlah dan cari tahu apa yang bisa kaudapatkan."
Tank memegang daftar itu dekat matanya. Cahaya dari lampu iklan Michelob dalam jendela
berpendar melalui pundaknya. "Berapa orang yang
kulit hitam "
"Beritahukanlah padaku. Itulah sebabnya aku
ingin kau melihatnya. Lingkari yang kulit hitam.
Kalau kau tidak pasti, cari tahu. Kalau kau kenal
yang kulit putih, buatlah catatan."
554 "Dengan senang hati, Jake. Ini tidak ilegal, bukan "
"Tidak, tapi jangan katakan pada siapa pun.
Aku menginginkannya kembali Rabu pagi."
"Kaulah bosnya."
Tank mendapatkan daftar terakhir, dan Jake pergi ke kantor. Waktu itu hampir pukul sepuluh.
Ethel sudah mengetik ulang daftar itu dari daftar
yang diberikan Harry Rex, dan selusin copy sudah
disampaikan secara pribadi kepada teman teman
yang terpilih dan terpercaya. Lucien, Stan Atcavage, Tank, Dell di Coffee Shop, seorang pengacara di Karaway bemama Roland Isom, dan beberapa orang lain. Bahkan Ozzie pun mendapat
sebuah daftar.
Tak sampai tiga mil dari tank itu ada sebuah
rumah kecil bercat putih yang rapi, tempat Ethel
dan Bud Twitty tinggal selama hampir empat puluh tahun. Itu adalah rumah yang menyenangkan,
dengan kenangan indah saat membesarkan anakanak yang sekarang sudah bertebaran di Utara.
Anak laki-laki dengan mental terbelakang, yang
sangat mirip Lucien, tinggal di Miami karena alasan tertentu. Rumah itu lebih tenang sekarang.
Sudah bertahun-tahun Bud tidak lagi bekerja, sejak
stroke pertamanya pada tahun 1975. Kemudian
satu serangan jantung, disusul dengan dua stroke
berat lain dan beberapa stroke ringan. Hari-harinya
sudah dalam hitungan, dan sudah lama ia menerima kenyataan bahwa kemungkinan besar ia akan
555 mengalami stroke parah lagi dan mati di teras
depannya ketika mengupas kacang. Sebenarnya
itulah yang ia harapkan.
Senin malam, ia duduk di teras sambil mengupas kacang dan mendengarkan siaran pertandingan
regu Cardinals, regu bisbol dari St. Louis, di radio. Ethel sedang bekerja di dapur. Pada akhir
putaran kedelapan, saat Cardinals mendapat giliran
memukul bola dua kali lagi, ia mendengar suara
dari samping rumah. Dikeeilkannya suara radio.
Mungkin cuma anjing. Lalu terdengar suara lagi.
Mendadak satu sosok besar berpakaian hitam 'Iegam dengan cat perang merah, putih, dan hitam
,tercoreng moreng mengerikan 'pada wajahnya melompat dari semak-semak. mencengkeram Bud,
dan mengentakkannya turun dari teras. Jerit kesakitan Bud tidak terdengar-di dalam dapur. Satu
serdadu lain bergabung dan mereka menyeret lakilaki tua itu ke kaki tangga yang menuju teras
depan. Yang satu mencengkeramnya dengan kuncian gulat half-nelson, sementara yang lain memukuli perutnya yang lunak dan melukai wajahnya.
Dalam beberapa detik ia tak sadarkan diri.
Ethel mendengar suara ribut dan bergegas ke
pintu depan. Ia dicengkeram oleh anggota ketiga
gerombolan itu, yang memuntir erat lengannya ke


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

punggung dan melingkarkan satu lengan besar di
lehernya. Ia tak dapat berteriak, bicara, atau bergerak, dan ditahan di teras, lalu melihat ke bawah
dengan ngeri ketika dua bajingan itu bergiliran
menganiaya suaminya. Di trotoar depan, tiga meter
556 /
di belakang kekerasan itu terjadi, berdiri tiga sosok
bayangan, masing-masing memakai jubah putih,
lengkap dengan hiasan merah berkibar kibar.
Masing masing memakai kerudung putih tinggi
lancip, disambung dengan topeng merah putih
longgar yang menutupi masing-masing wajah.
Mereka muncul dari kegelapan dan menyaksikan
pemandangan, seolah-olah mereka adalah tiga
orang bijak yang datang menyaksikan bayi Yesus
dalam palungan.
Sesudah satu menit yang panjang dan penuh
penderitaan, penganiayaan itu jadi monoton. "Cukup," kata si Pemimpin yang berdiri di tengah.
Tiga teroris berpakaian hitam itu lari. Ethel memburu turun dari tangga dan tersungkur di atas
suaminya yang baru saja dipukuli. Tiga orang berjubah putih itu menghilang.
Jake meninggalkan rumah sakit sesudah tengah
malam. Bud masih hidup, tapi setiap orang merasa
pesimis. Bersama dengan tulang tulang yang patah,
ia mendapat satu serangan jatung berat lagi. Ethel
ribut dan menimpakan segala kesalahan pada Jake.
"Katamu tidak ada bahaya!" ia menjerit. "Katakan itu pada suamiku! Semua ini salahmu!"
Jake mendengarkan Ethel menjerit jerit dan meracau, dan perasaan malunya berubah jadi kegusaran. Ia melirik para sahabat dan sanak keluarga
di sekeliling ruang tunggu sempit itu. Semua mata
terarah padanya. Ya, mereka seperti mengatakan
semua ini salahnya.
557 28 SELASA pagi, Gwen menelepon ke kantor dan sang
sekretaris baru, Ellen Roark, menjawabnya. Dengan bingung ia memencet-mencet interkom, sampai merusakkannya, lalu berjalan menaiki tangga
dan berseru, "Jake, telepon dari istri Mr. Hailey."
Jake menutup sebuah buku dengan keras dan
mengangkat gagang telepon dengan gusar. "Halo."
"Jake, apa kau sibuk "
"Sangat sibuk. Kaupikir bagaimana "
Ia mulai menangis. "Jake, kami butuh uang.
Kami kehabisan uang, dan tagihan tagihan sudah
jatuh tempo. Sudah dua bulan aku tidak membayar
angsuran rumah dan developer sudah menelepon.
Aku tak tahu kepada siapa lagi harus berpaling."
"Bagaimana dengan keluargamu "
"Mereka miskin, Jake, kau tahu sendiri. Mereka
akan memberi makan kami dan membantu sebisa
mereka, tapi mereka tak bisa membayar angsuran
rumah, rekening listrikfair, dan telepon."
"Sudahkah kau bicara dengan Carl Lee "
"Tidak tentang uang. Tidak akhir akhir ini. Tak
558 banyak yang bisa dia lakukan kecuali khawatir,
dan Tuhan tahu sudah cukup banyak yang harus
dia khawatirkan."
"Bagaimana dengan gereja "
"Aku belum melihat sepeser pun."
"Berapa yang kaubutuhkan "
"Sedikitnya lima ratus dolar, cuma untuk menutup kebutuhan sekarang. Aku tak tahu bagaimana
bulan depan. Kurasa aku akan mengkhawatirkannya nanti."
Sembilan ratus dikurangi lima ratus berarti tinggal empat ratus dolar bagi Jake untuk membela
sebuah kasus pembunuhan berencana. Itu pasti jadi
rekor. Empat ratus dolar! Ia punya gagasan.
"Bisakah kau ke kantorku pukul dua siang ini "
"Aku harus membawa anak-anak."
"Tak apa. Datanglah saja ke sini."
"Aku akan ke sana."
Jake menutup telepon dan cepat cepat mencari
nama Pendeta Ollie Agee di buku telepon. Ia
menemukannya di gereja. Jake memancingnya agar
datang untuk membicarakan sidang Hailey dan
membahas kesaksian Agee. Ia mengatakan bahwa
sang Pendeta akan jadi saksi penting. Agee berkata ia akan ke sana pukul dua.
Keluarga Hailey tiba lebih dulu, dan Jake mempersilakan mereka duduk di sekeliling meja rapat.
.Anak-anak ingat ruangan tersebut dari acara jumpa
pers dulu, dan terkagum kagum menyaksikan meja
panjang, kursi-kursi putar, dan deretan buku yang
mengesankan. Ketika sang Pendeta tiba, ia meme
559 luk Gwen dan berbasa basi tentang anak anak, terutama Tonya. '
"Aku takkan lama, Pak Pendeta," Jake memulai.
"Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan. Sudah beberapa minggu sekarang, kau dan beberapa
pendeta hitam lain di county ini mengumpulkan
uang untuk keluarga Hailey. Dan kau sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Lebih dari
enam ribu, kurasa. Aku tak tahu di mana uang itu,
dan itu bukan urusanku. Kau menawarkan uang
tersebut kepada pengacara pengacara NAACP untuk mewakili Carl Lee, tapi seperti yang kau dan
aku ketahui, pengacara pengacara itu takkan terlibat dalam kasus ini. Akulah pengacaranya, satusatunya, dan sampai sejauh ini uang itu tak pernah
ditawarkan untukku. Aku tidak mengharapkannya.
Jelas kau tak peduli dengan pembelaan macam apa
yang akan dia dapatkan kalau kau tak bisa memilih pengacaranya. Itu tak apa. Aku bisa menerima
hal itu. Apa yang benar benar mengusikku, Pak
Pendeta, adalah fakta bahwa tak sepeser pun, dan
kuulangi lagi tak sepeser pun, dari uang tersebut
sudah diberikan kepada keluarga Hailey. Benar,
Gwen " .
Pandangan kosong pada wajah Gwen beralih
menunjukkan perasaan terperanjat, lalu tak percaya, lalu gusar, sambil menatap berapi-api pada
sang Pendeta. .
"Enam ribu dolar," ia mengulangi.
"Lebih dari enam ribu, menurut laporan perhitungan terakhir," kata Jake. "Dan uang itu ter
560 onggok di suatu bank, sementara Carl Lee duduk
dalam penjara, Gwen tidak bekerja, tagihantagihan jatuh tempo, makanan cuma datang dari
sahabat sahabat, dan rumah akan disita beberapa
hari lagi. Sekarang, katakan pada kami, Pak Pendeta, apa rencanamu dengan uang itu' "
Agee tersenyum dan berkata dengan suara licin
berminyak, "Itu sama sekali bukan urusanmu."
"Tapi itu urusanku!" kata Gwen keras. "Kau
memakai namaku dan nama keluargaku ketika mengumpulkan uang itu, bukan, Pak Pendeta Aku
mendengarnya sendiri. Kaukatakan pada semua
orang di gereja, bahwa uang yang kausebut sebagai
'persembahan kasih' itu adalah untuk keluargaku.
Tadinya kukira kau sudah memakai uang itu untuk
bayaran pengacara atau sesuatu macam itu. Dan
sekarang, hari ini, kudapati kau membiarkannya
teronggok di _bank. Kuduga kau merencanakan untuk menyimpannya sendiri."
Agee tidak terpengaruh. "Sekarang tunggu sebentar, Gwen. Kami pikir uang itu sebaiknya dipakai untuk Carl Lee. Dia menolak uang tersebut
ketika dia menolak memakai pengacara pengacara
NAACP. Jadi kutanyakan pada Mr. Reinfeld,
pengacara kepala, apa yang harus dilakukan terhadap uang tersebut. Dia menyuruhku menyimpan
uang itu, sebab Carl Lee akan membutuhkannya
untuk sidang banding."
Jake menggoyang-goyangkan kepala ke samping
dan mengenakkan gigi. Ia mulai gusar dengan si
tolol yang tak tahu apa apa ini, tapi menyadari
561 bahwa Agee tak mengeni apa yang sedang ia
katakan. Jake menggigit bibir.
"Aku tak mengerti," kata Gwen.
"Sederhana," kata sang Pendeta dengan senyum
membantu. "Mr. Reinfeld mengatakan bahwa Carl
Lee akan dipidana, sebab dia tidak memakainya
sebagai pembela. Jadi kita harus mengajukan banding, benar Dan sesudah Jake di sini kalah dalam
sidang, kau dan Carl Lee tentu harus mencari
pengacara lain yang bisa menyelamatkan nyawanya. Saat itu kita akan butuh Reinfeld, dan saat itu
kita akan butuh uang tersebut. Jadi kaulihat, ini
semua untuk Carl Lee."
Jake menggelengkan kepala dan mengumpat
tanpa suara. Ia lebih mengumpat Reinfeld daripada
Agee. _
Mata Gwen banjir air mata dan ia mengepalkan
tinju. "Aku tak mengerti semua itu, dan aku tak
ingin mengerti. Aku cuma tahu bahwa aku sudah
bosan mengemis makanan, bosan tergantung pada
orang lain, dan bosan khawatir akan kehilangan
ruma ." _
Agee memandangnya dengan sedih. "Aku mengerti, Gwen, tapi..." '
"Dan kalau kan punya enam ribu dolar uangkami di bank, kau keliru kalau tidak memberikannya pada kami. Kami cukup waras untuk memakainya dengan benar. "
Carl Lee, Jr. dan Jarvis berdiri di samping ibu
mereka dan menghiburnya. Mereka menatap Agee.
"Tapi ini untuk Carl Lee," kata sang Pendeta.
562 "Bagus," kata Jake. "Penahkah kau menanyai
Carl Lee bagaimana dia ingin memakai uangnya "
Seringai kecil yang kotor rneninggalkan wajah
Agee dan ia meringis di kursinya. "Carl Lee mengerti apa yang kami lakukan," katanya, tidak
begitu mantap.
"Terima kasih. Bukan itu yang kutanyakan. Dengar aku baik-baik. Sudahkah kau menanyai Carl
Lee bagaimana dia ingin memakai uangnya "
"Kupikir itu sudah dibicarakan dengannya,"
Agee berdusta.
"Coba kita lihat," kata Jake. Jake berdiri dan
berjalan ke pintu yang berhubungan dengan kantor
kecil di samping ruang rapat. _Sang Pendeta menyaksikan dengan gelisah, nyaris panik. Jake membuka pintu dan mengangguk pada seseorang. Carl
Lee dan Ozzie berjalan masuk dengan santai.
Anak anak berseru dan berlari pada ayah mereka.
Agee tampak hancur.
Sesudah beberapa menit yang canggung dengan
pelukan dan ciuman, Jake bergerak untuk melancarkan pukulan mematikan. "Sekarang, Pak Pendeta, mengapa tidak kautanya Carl Lee bagaimana
dia ingin memakai enam ribu dolar miliknya "
"Tidak sepenuhnya miliknya," kata Agee.
"Dan tidak sepenuhnya milikmu," tukas Ozzie.
Carl Lee menurunkan Tonya dari pangkuan dan
berjalan ke kursi tempat Agee duduk. Ia duduk di
tepi meja, di atas sang Pendeta, siap siaga untuk
menyerang kalau perlu. "Mari kujelaskan dengan
sederhana, Pengkhotbah, supaya kau tidak ada ke
563 sulitan untuk memahami. Kau mengumpulkan
uang itu atas namaku, untuk kepentingan keluargaku. Kau mengambilnya dari warga kulit hitam
di county ini, dan kau mengambilnya dengan janji
bahwa uang itu akan dipakai untuk membantu aku
dan keluargaku. Kau bohong. Kau mengumpulkannya agar bisa mendapat muka di depan NAACP,
bukan untuk membantu keluargaku. Kau berdusta
di gereja, kau berdusta di surat kabar, kau berdusta di mana mana."
Agee memandang sekeliling mangan dan melihat bahwa setiap orang, termasuk anak anak, sedang menatapnya dan mengangguk perlahan-lahan.
Carl Lee meletakkan kakinya pada kursi Agee
dan membungkuk lebih dekat. "Kalau kau tidak
memberikan uang itu pada kami, akan kuceritakan
kepada setiap negro yang kukenal bahwa kau adalah bajingan pembohong. Akan kupanggil setiap
anggota gerejamu, dan aku pun anggota, ingat, dan
kukatakan pada mereka bahwa kami tak menerima
sepeser pun darimu, dan sesudah aku selesai kau
takkan mampu mendapatkan dua dolar sekalipun
pada Minggu pagi. Kau akan kehilangan Cadillac
dan jasmu yang bagus. Bahkan mungkin kau akan
kehilangan gerejamu, sebab aku akan minta semua
orang untuk meninggalkannya."
"Sudah selesai " tanya Agee. "Kalau kau sudah
selesai, aku cuma ingin mengatakan bahwa perasaanku terluka. Sangat terluka karena kau dan
Gwen punya perasaan seperti ini."
564 "Begitulah perasaan kami, dan aku tak peduli
betapa sakit perasaanmu."
Ozzie melangkah ke depan. "Aku setuju dengan
mereka, Pendeta Agee. Tindakanmu tidak benar,
dan kau sendiri tahu."
"Itu menyakitkan, Ozzie. Apalagi kau yang mengatakannya. Sungguh menyakitkan."
"Mari kukatakan padamu apa yang akan jauh
lebih menyakitkan dari itu. Minggu yang akan
datang, aku dan Carl Lee akan ke gerejamu. Aku
akan menyelundupkannya keluar dari penjara pada
Minggu pagi dan kami akan jalan jalan sedikit.
Tepat sebelum kau siap untuk berkhotbah, kami
akan berjalan memasuki pintu depan, menuju
gang, dan naik ke mimbar. Kalau kau menghalangi, tanganmu akan kuborgol. Carl Lee yang
akan berkhotbah. Dia akan mengatakan kepada
semua jemaatmu bahwa uang yang telah mereka
sumbangkan dengan begitu murah hati, sampai
sejauh ini belum meninggalkan sakumu, bahwa
Gwen dan anak anak akan kehilangan rumah mereka, sebab kau berusaha mencari muka dengan
NAACP. Dia akan mengatakan pada mereka bahwa kau mendustai mereka. Dia boleh berkhotbah
kurang-lebih satu jam. Dan sesudah dia selesai,
aku akan mengucapkan beberapa patah kata. Akan
kukatakan pada mereka negro pendusta macam
apa kau sebenarnya. Akan kuceritakan pada mereka saat kau membeli Lincoln curian seharga
seratus dolar di Memphis dan nyaris dijatuhi dakwaan. Akan kuceritakan pada mereka uang sogok
565 an yang kauterima dari rumah pemakaman. Akan
kuceritakan tentang tuntutan DUI yang kubatalkan
untukmu dua tahun yang lalu. Dan, Pak Pendeta,
akan kuceritakan..."
"Jangan katakan, Ozzie," Agee memohon.
"Akan kuceritakan pada mereka tentang rahasia
kotor yang hanya diketahui oleh kau, aku, dan
seorang wanita dengan reputasi buruk."
"Kapan kalian menginginkan uang itu'!"
"Berapa cepat kau bisa mengambilnya " balas
Carl Lee mendesak.
"Cepat sekali."
Jake dan Ozzie meninggalkan keluarga Hailey sendirian dan naik ke lantai atas, menuju kantor besar, tempat Ellen mengubur diri dalam buku-buku
hukum. Jake memperkenalkan Ozzie pada asistennya, d_an mereka bertiga duduk di sekeliling meja
besar.
"Bagaimana keadaan sahabat sahabatku " tanya
Jake.
"Pemasang dinamit itu Mereka pulih dengan
baik. Kami akan menahan mereka di rumah sakit
sampai sidang selesai. Pintunya kami pasangi kunci, dan aku menugaskan seorang deputy berjaga di
gang. Mereka takkan pergi ke mana-mana."
"Siapa pelaku utamanya "


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kami masih belum tahu. Tes sidik jarinya belum kembali. Mungkin tak ada sidik jari yang
cocok. Dia tak mau bicara."
566 "Yang satunya orang setempat, bukan " tanya
Ellen. ',
"Yeah. Terrel Grist. Dia ingin menuntut; sebab
dia terluka waktu ditahan. Kau bisa bayangkan "
"Aku tak bisa percaya bahwa kejadian ini bisa
dibungkam sampai selama ini," kata Jake.
"Aku pun tidak. Tentu saja Grist dan Mr. X
takkan bicara. Anak buahku bungkam. Tinggal kau
dan asistenmu di sini."
"Dan Lucien. Tapi aku tidak bercerita padanya."
"Tepat."
"Kapan kau akan memproses mereka "
' "Sesudah sidang, kami akan memindahkan mereka ke penjara dan mulai menggarap berkasnya.
Itu terserah kami."
"Bagaimana keadaan Bud " tanya Jake.
"Pagi ini aku mampir, memeriksa dua orang itu,
dan aku turun ke bawah untuk menemui Ethel.
Keadaannya masih kritis. Tak ada perubahan."
"Ada tersangka "
"Pasti Klan. Dengan jubah putih dan macammacam itu. Semuanya cocok. Pertama mereka
membakar salib di halamanmu, kemudian dinamit,
dan sekarang Bud. Ditambah semua ancaman pembunuhan tersebut. Kuduga ini ulah mereka. Dan
kita punya seorang informan."
"Apa!"
"Kau sudah mendengarku. Dia menamakan dirinya Mickey Mouse. Hari Minggu dia meneleponku
di rumah dan mengatakan bahwa dia menyelamatkan nyawamu. Mereka memanggilmu "Pengacara
567 si Negro"; Katanya Klan sudah resmi hadir di
Ford County. Mereka sudah membentuk sebuah
klavem, yang entah apa artinya."
"Siapa saja anggotanya "
"Dia tak banyak memberikan perincian. Dia berjanji akan meneleponku hanya kalau ada yang
akan celaka."
"Sungguh baik. Bisakah kau mempercayainya "
"Dia pernah menyelamatkan nyawamu."
"Palm yang bagus. Apakah dia seorang anggota "
"Tidak dikatakannya. Mereka'merencanakan
akan mengadakan pawai besar Kamis nanti."
"Klan "
"Ya. NAACP akan mengadakan rapat umum di
depan gedung pengadilan besok. Kemudian mereka
akan berpawai sebentar. Pihak Klan diperkirakan
akan muncul untuk pawai tanpa kekerasan hari
Kamis." '
"Berapa banyak "
"Si Mouse tidak mengatakannya. Seperti kukatakan, dia tak banyak memberikan perincian."
"Ku Klux Klan berpawai di Clanton Aku tak
bisa percaya."
"Ini urusan berat," kata Ellen.
"Bakal lebih berat," balas Ozzie. "Aku sudah
minta Gubernur untuk menyiagakan satuan highway patrol. Bisa jadi minggu yang keras."
"Bisakah kau percaya bahwa Noose mau mengadili kasus ini di kota ini " tanya Jake.
"Ini terlalu besar untuk dipindahkan, Jake. Ka
568 sus ini akan menarik pawai pawai, protes, dan
anggota anggota Klan di mana pun kau menyidangkannya."
"Mungkin kau benar. Bagaimana dengan daftar
jurimu "
"Kau akan mendapatkannya besok."
Sesudah makan malam hari Selasa, Joe Frank Perryman duduk di teras depan dengan koran sore
dan permen karet Red Man, dan meludahkannya
dengan rapi dan hati-hati melalui lubang takikan
tangan di teras itu. Ini adalah ritual sore. Lela
akan menyelesaikan cucian pecah belah dan menyediakan segelas besar es teh, dan mereka akan
duduk di teras sampai hari gelap, sambil bercakapcakap tentang hasil panen, cucu-cucui mereka, dan
kelembapan udara. Mereka tinggal di luar Karaway, di tanah pertanian seluas delapan puluh ekar
yang disiangi dan ditanami dengan rapi. Tanah itu
dulu dicuri oleh ayah Joe Frank pada masa depresi. Mereka orang Kristen yang pendiam dan
bekerja keras.
Sesudah beberapa kali ia meludahkan permen
karet melalui lubang, sebuah pickup memperlambat
lajunya di jalan raya dan berbelok ke jalan batu,
memasuki halaman rumah keluarga Perryman.
Pickup itu parkir di samping halaman depan yang
berumput, dan sebuah wajah yang sudah dikenal
muncul. Ia adalah Will Tierce, mantan ketua Ford
County Board of Supervisors. Will pernah dua
tahun bertugas di distriknya, enam masa jabatan
569 berturut turut, tapi kalah tujuh suara dalam pemilihan terakhir pada tahun 1983. Keluarga Perryman
selalu mendukung Tierce, sebab ia memperhatikan
mereka dengan sekali-sekali mengirimkan kerikil
dan batu untuk memadatkan jalan masuk ke rumah
mereka.
"Malam, Will," kata Joe Frank ketika mantan
penyelia itu berjalan menyeberangi halaman dan
menaiki anak tangga.
"Malam, Ice Frank." Mereka berjabatan tangan
dan bersantai di teras.
"Beri aku permen karet," kata Tierce.
"Tentu. Apa yang membawamu ke sini "
"Cuma lewat. Aku ingat es teh Lela dan jadi
sangat haus. Sudah agak lama tidak berjumpa dengan kalian."
Mereka duduk dan bercakap-cakap, mengunyah
dan meludah, dan minum es teh sampai hari gelap
dan nyamuk mulai datang. Musim kering menuntut
sebagian besar waktu mereka, dan Joe Frank bicara panjang lebar tentang kekeringan yang paling
buruk dalam sepuluh tahun. Tak ada setetes hujan
pun sejak minggl ketiga bulan Juni. Dan kalau ini
berlangsung terus, ia bisa melupakan panen kapasnya. Tanaman kacang mungkin akan bertahan, tapi
ia khawatir dengan nasib tanaman kapasnya.
"Ornong omong, Joe, kudengar kau menerima
panggilan untuk jadi anggota juri dalam sidang
minggu depan."
"Yeah, aku khawatir begitulah. Siapa yang rnenceritakannya padamu "
570 "Entahlah. Aku cuma dengar kabarnya."
"Aku tidak tahu kalau panggilan itu diketahui
umum."
"Ah, kukira aku tentu mendengarnya di Clanton
hari ini. Aku ada urusan di gedung pengadilan. Di
situlah aku mendengarnya. Ini sidang negro itu,
kau tahu "
"Begitulah perkiraanku."
"Bagaimana perasaanmu terhadap orang negro
yang menembak'bocah-bocah itu seperti yang dia
lakukan "
"Aku tak menyalahkannya," Lela menyela.
"Yeah, tapi kau tak bisa main hakim sendiri,"
Joe Frank menjelaskan pada istrinya. "Karena itulah ada sistem pengadilan."
"Kukatakan pada kalian. yang mengusik perasaanku adalah dalih kegilaan itu," kata Tierce,
"Mereka akan mengatakan bahwa negro itu gila
dan berusaha membebaskannya dengan dalih itu.
Seperti si gila yang menembak Reagan. Itu cara
curang untuk melepaskan diri. Plus suatu kebohongan. Negro itu merencanakan untuk membunuh
mereka, dan duduk di sana menunggu mereka. Itu
pembunuhan berdarah dingin."
"Bagaimana seandainya itu anak perempuanmu,
Will " tanya Lela.
"Akan kubiarkan pengadilan menanganinya. Bila
kita menangkap seorang pemerkosa di sini, terutama seorang negro, biasanya kita mengurungnya.
Parchman penuh dengan pemerkosa yang takkan
pernah keluar. Ini bukan New York atau Califor
571 nia atau tempat gila di mana penjahat bisa berkeliaran bebas. Kita punya sistem yang baik, dan
Hakim Noose biasanya menjatuhkan vonis yang
keras. Kalian harus membiarkan pengadilan menanganinya. Sistem kita takkan bertahan bila kita
biarkan orang orang, terutama kaum negro, main
hakim sendiri. Itulah yang benar benar menakutkanku. Misalkan saja negro ini lepas, keluar dari
gedung pengadilan sebagai orang bebas, setiap
orang di negeri ini akan tahu, dan negro negro itu
akan jadi gila. Tiap kali seseorang membuat gusar
seorang negro, dia akan membunuhnya begitu saja,
lalu mengatakan bahwa dirinya gila dan berusaha
membebaskan diri. Itulah yang berbahaya dalam
sidang kali ini."
"Kau harus mengendalikan negro-negro itu,"
kata Joe Frank setuju.
"Sebaiknya kau percaya. Dan kalau Hailey bebas, tak satu pun di antara kita akan aman. setiap
negro di county ini akan membawa senjata dan
mencari cari masalah."
"Aku tak pernah benar benar berpikir ke situ,"
Joe Frank mengakui.
"Kuharap kau mengambil tindakan yang benar,
Joe Frank. Aku cuma berharap mereka memilihmu
untuk duduk di boks juri. Kita perlu orang-orang
berpikiran waras.'
"Aku heran mengapa mereka merriilihku."
"Kudengar mereka mengirim seratus lima puluh
surat panggilan. Mereka mengharapkan seratus
orang akan datang."
572 "Bagaimana peluangku untuk terpilih "
"Satu banding seratus," kata Lela.
"Kalau begitu, aku merasa lebih lega. Aku sama
sekali tak punya waktu untuk bekerja sebagai anggota juri. Bagaimana dengan pertanianku dan pekerjaan lainnya "
"Kita benax-benar membutuhkanmu duduk sebagai anggota juri," kata Tierce.
Percakapan itu beralih pada politik lokal dan
penyelia baru, serta pekerjaannya yang tidak beres
dalam membenahi jalan. Saat hari gelap berarti
waktu tidur bagi pasangan Perryman. Tierce mengucapkan selamat malam dan pulang. Ia duduk di
depan "meja" dapur dengan secangkir kopi dan
mengamati daftar juri. Rufus sobatnya akan bangga. Ada enam nama yang dilingkari pada daftar
Will, dan ia sudah bicara dengan mereka semua.
Ia memberi tanda oke di samping masing-masing
nama. Mereka akan jadi anggota juri yang baik,
orang orang yang bisa diandalkan Rufus untuk
menegakkan hukum dan "ketertiban di Ford County. Pada mulanya beberapa orang tidak menunjukkan sikap tegas, tapi teman baik mereka yang
terpercaya, Will Tierce, memberi mereka penjelasan tentang keadilan, dan mereka pun sekarang siap
menjatuhkan pidana.
Rufus akan sangat bangga. Ia sudah menjanjikan pemuda Jason Tierce, seorang kemenakan,
takkan pernah diadili karena tuduhan mengedarkan
obat bius.
573 Jake makan daging babi dan kacang yang berminyak itu, dan mengawasi Ellen di seberang meja
melakukan hal yang sama. Lucien duduk di kepala
meja, tak menghiraukan makanannya, menggoyang goyang minumannya, dan membalik balik
daftar juri sambil memberikan komentar pada setiap nama yang ia kenal. Ia lebih mabuk daripada
biasa. Sebagian besar nama nama itu tidak ia kenal, tapi tetap saja ia memberikan komentar. Ellen
geli dan berulang-ulang mengedipkan mata pada
bosnya. .
Lucien menjatuhkan daftar dan menyenggol garpu sampai terjatuh dari meja.
"Sallie!" ia berteriak.
"Tahukah kau ada berapa anggota ACLU di
Ford County " ia bertanya pada Ellen.
"Sedikitnya delapan puluh persen dari penduduk," kata Ellen.
"Satu. Aku. Akulah yang" pertama dalam sejarah
dan jelas yang terakhir. Orang orang di sini tolol,
Row Ark. Mereka tidak menghargai kebebasan
sipil. Mereka adalah segerombolan fanatik berhaluan Republik konservatif, seperti sobat kita
Jake ini."
"Itu tidak benar. Aku makan di Claude'sisedikitnya sekali seminggu," kata Jake.
"Lalu itu membuatmu jadi progresif " tanya
Lucien.
"Itu membuatku jadi seorang radikal."
574 "Aku masih menganggapmu seorang Republikan."
"Dengar, Lucien, kau boleh bicara tentang istrikg, atau tentang ibuku, atau nenek moyangk'uftapi
jangan sebut aku orang Republikan."
"Kau tampak seperti seorang Republikan," kata
Ellen. ' '
"Apakah dia tampak seperti seorang Demokrat "
tanya Jake, menuding Lucien.
"Tentu. Aku tahu dia seorang Demokrat begitu
aku melihatnya."
"Kalau begitu, aku memang orang Republikan."
"Lihat! Lihat!" seru Lucien. Ia menjatuhkan gelasnya ke lantai dan gelas itu pun hancur.
"Sallie!"
"Row Ark, coba tebak siapa orang kulit putih
ketiga di Mississippi yang bergabung dengan NAACP " .
"Rufus Buckley," kata Jake.
"Aku. Lucien Wilbanks. Bergabung tahun 1967.
Orang orang kulit putih menganggapku gila."
"Bisa kaubayangkan," kata Jake.
"Tentu saja orang orang kulit hitam, atau yang
dulu kita sebut Negro, juga berpendapat aku gila.
Persetan, waktu itu tiap orang menganggapku gila." .
"Apakah mereka pernah berubah pendapat " tanya Jake.
"Tutup mulutmu, orang Republikan. Row Ark,
mengapa kau tidak pindah ke Clanton Kita bisa
mendirikan biro hukum yang tidak menangani ka
575 sus apa pun kecuali kasus kasus ACLU. Bawa
ayahmu dari Boston dan kita akan menjadikannya
seorang partner."
"Mengapa kau tidak pergi saja ke Boston. "
tanya Jake.
"Mengapa kau tidak pergi saja ke neraka "
"Nama apa yang akan kita pakai untuk biro
hukum itu " tanya Ellen.
"Rumah gila," kata Jake.
"Wilbanks, Row and Ark. Pengacara hukum."
"Tak ada satu pun yang punya izin," kata Jake.
Masing-masing kelopak mata Lucien serasa berkilo kilo beratnya. Kepalanya mengangguk angguk
ke depan tanpa disengaja. Ia menepuk pantat Sallie
sewaktu ia membereskan gelas yang pecah berantakan.
"Itu argumen murahan, Jake," katanya serius.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Row Ark," kata Jake, menirukan Lucien, "coba
tebak siapa pengacara terakhir yang dicabut izin
prakteknya secara permanen oleh Mahkamah
Agung Mississippi "
Ellen tersenyum anggun pada dua laki-laki itu
dan tak mengucapkan apa apa.
"Row Ark," kata Lucien keras, "coba tebak
siapa pengacara berikutnya di county ini yang
akan diusir dari kantornya " Ia meledak tertawa,
menjerit, dan terguncang-guncang. Jake mengedipkan mata pada Ellen.
Sesudah tenang, ia bertanya, "Untuk apa per
temuan besok malam "
576 "Aku ingin membahas daftar juri bersamamu
dan beberapa orang lain."
"Siapa "
"Harry Rex, Stan Atcavage, mungkin satu orang
lagi."
"Di mana "
"Pukul delapan. Di kantorku. Tanpa alkohol."
"Itu kantorku, dan aku akan bawa satu tong
wiski kalau aku mau. Kakekku yang membangun
gedung itu, ingat "
"Bagaimana aku bisa lupa "
"Row Ark, mari kita mabuk-mabukan."
"Tidak, terima kasih, Lucien. Aku menikmati
makan malam dan percakapan ini, tapi aku harus
kembali ke Oxford."
Mereka berdiri dan meninggalkan Lucien di
meja._ Jake menolak undangan biasa untuk dudukduduk di teras. Ellen berlalu, dan ia pergi ke
kamar sementaranya di lantai atas. Ia sudah berjanji pada Carla bahwa ia takkan tidur di rumah.
Ia menelepon istrinya. Carla dan Hanna baik baik
saja. Khawatir, tapi baik baik. Ia tidak menyebutnyebut Bud Twitty. '
577 29 SATU konvoi bus sekolah yang sudah diubah fungsinya, masing masing dengan cat asli berwarna
putih, merah, hijau, dan hitam atau seratus kombinasi lain dan nama suatu gereja terpampang sepanjang sisinya di bawah jendela, menggelinding perlahan lahan mengitari alun alun Clanton sesudah
makan siang hari Rabu. Semuanya ada tiga puluh
satu, inasing-masing penuh sesak dengan orangorang kulit hitam tua yang melambai lambaikan
kipas kertas dan saputangan dalam usaha sia-sia
untuk mengatasi hawa panas yang mencekik. Sesudah tiga kali mengitari gedung pengadilan, bus
yang memimpin di depan berhenti di samping kantor
pos dan tiga puluh satu pintu terbuka. Bus-bus itu
dikosongkan dengan hiruk-pilcuk. Orang orang itu
diarahkan menuju sebuah gazebo, semacam pendapa, di halaman rumput gedung pengadilan. Di
sana Pendeta Ollie Agee sedang meneriakkan perintah-perintah dan menyebarkan plakat plakat BEBASKAN CARL LEE berwarna biru dan putih.
Jalan jalan kecil menuju alun-alun jadi macet
578 sewaktu mobil mobil dari segala penjuru beringsut
menuju gedung pengadilan, dan akhirnya parkir
ketika tak bisa bergerak lebih dekat lagi. Beratusratus orang kulit hitam meninggalkan kendaraan
mereka di jalanan dan berjalan khidmat menuju
alun alun. Mereka bercampur baur di seputar gazebo dan menunggu plakat mereka, lalu berkeliaran
di antara pohon pohon ek dan magnolia, mencari
naungan dan menyapa teman-teman. Lebih banyak
lagi bus gereja berdatangan dan tak mampu mengelilingi alun-alun karena kepadatan lalu lintas.
Penumpangnya turun di samping Coffee Shop.
Untuk penama kali pada tahun itu, suhu udara
mencapai empat puluh derajat Celicius, dan kemungkinan akan naik lebih tinggi. Langit tidak
memunculkan awan untuk berlindung, dan tak ada
angin untuk memperlemah cahaya yang membakar
atau mengusir kelembapan. Baju seseorang bisa
basah kuyup dan menempel ke punggung dalam
lima belas menit di bawah naungan pohon; lima
menit tanpa naungan. Beberapa orang tua yang
lebih lemah mencari perlindungan di dalam gedung pengadilan.
Kerumunan orang itu makin besar. Kebanyakan terdiri atas orang-orang tua, tapi banyak juga
orang orang muda kulit hitam, militan bertampang
galak yang tak pernah mengikuti pawai dan demonstrasi perjuangan w-haklhak sipil pada tahun
enam puluhan, dan sekarang menyadari bahwa saat
ini mungkin merupakan kesempatan langka untuk
bisa berteriak teriak, mengajukan protes, dan me
579 nyanyikan We Shall Overcome, dan secara umum
merayakan diri sebagai kaum kulit hitam yang
tertindas di suatu dunia putih. Mereka berkeliaran
ke sana kemari, menunggu seseorang memegang
pimpinan. Akhirnya tiga orang mahasiswa berbaris
ke tangga depan gedung pengadilan, mengangkat
plakat mereka, dan berteriak, "Bebaskan Carl Lee.
Bebaskan Carl Lee."
Seketika gerombolan "massa mengulangi pekik
peperangan itu.
"Bebaskan Carl Lee!"
"Bebaskan Carl Lee!"
"Bebaskan Carl Lee!"
Mereka meninggalkan naungan pohon dan gedung pengadilan, dan bergerak saling merapat dekat anak tangga, di mana sebuah podium sementara dan pengeras suara sudah didirikan. Mereka berteriak bersama sama tanpa mengacu kepada orang atau benda tertentu, cuma melolongkan
pekik pertempuran yang baru dibuat dalam kor
yang sempurna,
"Bebaskan Carl Lee!"
"Bebaskan Carl Lee!"
Jendela jendela gedung pengadilan membuka
ketika para panitera dan sekretaris menyaksikan
kejadian di bawah dengan terkesima. Suara riuh
itu bisa didengar sampai beberapa blok; dan tokotoko serta kantor kantor di seputar alun-alun pun
jadi kosong. Pemilik dan pelanggannya memenuhi
trotoar dan menyaksikan dengan terheran-heran.
Para demonstran itu menyadari kehadiran penonton
580 mereka, dan perhatian ini membakar teriakanteriakan yang makin meningkat dalam tempo dan
kekuatan. Burung-burung pemangsa sudah berkeliaran, menunggu dan mengawasi seputar tempat
itu, dan kegaduhan itu memicu gairah mereka.
Mereka turun ke halaman depan gedung pengadilan dengan kamera dan mikrofon.
Ozzie dan anak buahnya mengatur lalu lintas
sampai ke jalan'raya bebas hambatan. Jalan-jalan
kecil jadi macet total. Mereka tetap di sana, meskipun tak ada tanda tanda bahwa mereka akan
dibutuhkan.
Agee dan setiap pendeta hitam dari tiga county,
baik yang masih calon, pendeta paro waktu, pendeta
aktif, dan pendeta pensiunan, berbaris menerobos
kerumunan wajah-wajah hitam yang memekikmekik dan menuju podium. Menyaksikan para pendeta itu, para demonstran makin terpompa semangatnya, dan sorak sorai mereka terpadu, bergaung di
seputar alun alun, sampai ke jalan jalan kecil di
seputamya, menuju daerah pemukiman yang masih
mengantuk dan keluar ke pinggiran kota. Ribuan
orang kulit hitam melambai lambaikan plakat dan
berteriak sekuat tenaga. Agee bergoyang bersama
kerumunan massa. Ia menari nari di atas podium
kecil. Ia menepukkan tangan dengan pendetapendeta lain. Ia memimpin keributan berirama itu
bagaikan seorang dirigen kor. Ia menjadi pusat perhatian.
"Bebaskan Carl Lee!"
"Bebaskan Carl Lee "
581 Selama lima belas menit, Agee melecut massa
dalam paduan suara yang ingar bingar. Kemudian,
ketika mendeteksi tanda pertama keletihan dengan
telinganya yang terlatih, ia berjalan ke mikrofon
dan meminta mereka tenang. Wajah wajah yang
terengah-engah dan berkeringat itu terus berteriak,
tapi tidak lagi sekeras tadi. Pekikan meminta kebebasan reda dengan cepat. Agee minta tempat di
depan; agar pers bisa berkumpul dan" melaksanakan pekerjaan mereka. Ia meminta mereka tenang,
agar mereka bisa menghadap Tuhan dalam doa.
Pendeta Roosevelt menghaturkan doa maraton ke
hadirat Tuhan, doa yang fasih, indah, menggerakkan hati, sampai banyak air mata menetes.
Ketika akhirnya ia mengucapkan "Amin", seorang wanita hitam bertubuh besar dengan wig
merah manyala melangkah ke depan mikrofon dan
membuka mulutnya yang lebar. Bait pertama We
Shall Overcame mengalir dalam alunan suara yang
dalam, sendu, merdu, dan megah. Para pendeta di
belakangnya langsung bergandengan tangan dan
mulai berayun ayun. Spontanitas menyapu gerombolan orang itu dan dua ribu suara bergabung
dengannya dalam harmoni yang mengagumkan.
Nyanyian gereja yang sendu dan memberikan janji
itu membubung di atas kota kecil tersebut.
Ketika mereka selesai, seseorang berteriak, "Bebaskan Carl Lee!" dan menyalakan lagi paduan
pekikan. Ageekembali menenangkan mereka dan
melangkah ke mikrofon. Ia mencabut sehelai kartu
indeks dari saku dan memulai khotbahnya.
582 ***. Seperti sudah diduga, Lucien datang terlambat dan
separo mabuk. Ia membawa satu botol dan menawarkan minuman pada Jake Atcavage dan Harry
Rex, dan masing masing menolak.
"Sekarang jam sembilan kurang seperempat, Lucien,' 'kata Jake. "Kami sudah hampir sejam menunggu."
"Aku dibayar untuk acara'ini, bukan " tanyanya.
"Tidak, tapi aku memintamu ke sini pukul delapan tepat."
"Dan kau pun mengatakan padaku agar tidak
membawa botol. Dan kuberitahukan padamu bahwa ini dulu gedungku, dibangun oleh kakekku,
disewakan kepadamu sebagai penghuni, dengan sewa murah, kalau boleh kutambahkan. Aku akan
datang dan pergi sesukaku, dengan atau tanpa botol minuman."
"Sudahlah. Apakah kau..."
"Apa maksud orang-orang hitam di seberang
sana berjalan-jalan mengelilingi gedung pengadilan
dalam gelap "
"Namanya bergadang," Harry Rex menjelaskan.
"Mereka bersumpah untuk berjalan mengelilingi
gedung pengadilan dengan lilin, bergadang sampai
orang mereka bebas."
"Bisa jadi acara yang luar biasa panjang. Maksudku, orang-orang malang itu bisa berjalan terus
sampai mereka mati. Maksudku, ini bisa berarti
bergadang selama dua belas, lima belas tahun.
583 Mereka akan memecahkan rekor. Lelehan lilinnya
bisa sampai setinggi pantat. Selamat malam, Row
Ark." _
Ellen duduk di depan meja yang daunnya bisa
ditarik lebar, di bawah lukisan William Faulkner.
Ia mengamati capy daftar juri yang sudah dimudai
dengan baik. Ia mengangguk dan tersenyum pada
Lucien. _
"Row Ark," kata Lucien, "aku sangat menghargaimu. Aku melihatmu sebagai orang yang sederajat. Aku percaya akan hakmu untuk menerima bayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama. Aku
percaya akan hakmu untuk memilih punya anak
atau melakukan aborsi. Aku percaya akan semua
tetek bengek itu. Kau seorang wanita dan tidak
berhak mendapatkan keistimewaan keistimewaan
karena jenis kelaminmu. Kau harus diperlakukan
seperti seorang laki laki." Lucien merogoh ke dalam saku dan mencabut beberapa lembar uang.
"Dan karena kau adalah asisten, tanpa jenis kelamin tertentu di mataku, kurasa kaulah orangnya
yang harus pergi membeli sekotak Coors dingin."
"Tidak, Lucien," kata Jake.
"Diam, Jake."
Ellen berdiri dan menatap Lucien. "Tentu,
Lucien. Tapi aku yang akan bayar birnya."
Ia meninggalkan kantor.
Jake menggelengkan kepala dan menggerutu
pada Lucien. "Ini bisa jadi malam yang panjang."
,Harry Rex berubah pikiran dan menuang satu
sloki wiski ke dalam cangkir kopinya.
584 "Tolong jangan mabuk," Jake memohon. "Kita
punya pekerjaan yang harus diselesaikan."
"Aku bekerja lebih baik bila mabuk," kata
Lucien.
"Aku juga," kata Harry Rex.
"Ini bisa menarik," kata Atcavage.
Jake meletakkan kakinya di atas meja dan mengepulkan cerutu. "_Oke, hal pertama yang ingin
kulakukan adalah menentukan bagaimana anggota
juri yang ideal."
"Hitam," kata Lucien.
"Hitam seperti pantat kuali," kata Harry Rex.
"Aku setuju," kata Jake. "Tapi kita takkan punya peluang. Buckley akan lebih dulu mengajukan
penolakan terhadap orang kulit hitam. Kita tahu
itu. Kita harus memusatkan perhatian pada orang
kulit putih."
"Perempuan," kata Lucien. "Selalu pilih perempuan untuk pengadilan kasus pidana. Mereka punya hati yang lebih besar, hati yang mengucurkan
darah, dan mereka jauh lebih bersimpati. Selalu
pilih perempuan."
"Tidak," kata Harry Rex. "Tidak dalam kasus
ini. Perempuan takkan mengerti tindakan mengambil senjata dan meledakkan orang. Kau perlu para
ayah, ayah yang masih muda dan ingin melakukan
hal yang sama seperti dilakukan Hailey. Para ayah
dengan anak anak perempuan yang masih kecil."
"Sejak kapan kau jadi begitu ahli dalam memilih anggota juri " tanya Lucien. "Kupikir kau
pengacara perceraian yang licik."
585 "Aku memang pengacara perceraian yang licik,_
tapi aku tahu bagaimana memilih anggota juri."
".Dan menguping mereka dari balik tembok."
"Argumen murahan."
Jake mengangkat tangannya. "Teman-teman, harap tenang. Bagaimana dengan Victor Onzell Kau
kenal dia, Stan "
"Yeah, dia klien bank kami. Kurang-lebih empat
puluh tahun, berkeluarga, tiga atau empat anak.
Kulit putih. Berasal dari suatu daerah di Utara.
Mengelola pangkalan truk di tepi jalan raya di
utara kota. Dia sudah tinggal di sini sekitar lima
tahun." _
"Aku takkan memilihnya," kata Lucien. "Kalau
dia berasal dari Utara, dia takkan berpikir seperti
kita. Barangkali dia memihak kontrol senjata dan
segala sampah macam itu. Yankee selalu membuatku takut dalam kasus kasus kriminal. Aku selalu
berpikir bahwa Mississippi seharusnya punya undang undang yang melarang seorang yankee tanpa
izin khusus untuk duduk sebagai juri di sini, tak
peduli berapa lama dia sudah tinggal di sini."
"Terima kasih banyak," kata Jake.
"Aku akan mengambilnya," kata Harry Rex.
"Dia punya anak, mungkin perempuan. Kalau
dia berasal dari Utara, mungkin dia tidak begitu
berprasangka. Kedengarannya bagus bagiku."
"John Tate Atson."
"Dia sudah mati," kata Lucien.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa "
"Kataku dia sudah mati. Sudah tiga tahun."
586 "Mengapa namanya tercantum dalam daftar "
tanya Atcavage, yang bukan pengacara.
"Mereka tidak memperbaharui daftar registrasi
pemilih," Harry Rex menjelaskan, di sela sela minuman. "Beberapa orang mati dan beberapa orang
pindah. dan mustahil untuk memperbaharui daftar
itu terus menerus. Mereka mengeluarkan seratus
lima puluh surat panggilan, dan bisa kauharapkan
ada seratus sampai seratus dua puluh orang akan
muncul. Sisanya sudah mati atau pindah."
"Caroline Baxter. Kata Ozzie, dia kulit hitam,"
kata Jake sambil membalik balik catatannya. "Bekerja di pabrik karburator di Karaway."
"Ambil dia," kata Lucien.
"Mudah mudahan bisa," kata Jake.
Ellen kembali dengan bir. Ia menjatuhkannya di
pangkuan Lucien dan mengambil satu kaleng isi
seperempat liter dari kardus enam kaleng. Ia membuka tutupnya dan kembali ke mejanya. Jake menolak, tapi Atcavage memutuskan bahwa ia haus.
Jake tetap menolak untuk minum.
"Joe Kitt Shepherd."
"Kedengarannya seperti seorang redneck," kata
Lucien. '
"Mengapa kau mengatakan demikian " tanya
Hany Rex.
"Nama pertamanya berjajar dua," Lucien menjelaskan. "Kebanyakan redneck punya dua nama
pertama. Seperti Billy Ray, Johnny Ray, Bobby
Lee, Harry Lee, Jesse Earl, Billy Wayne, Jerry
Wayne, Eddie Mack. Bahkan perempuan mereka
587 pun punya dua nama pertama. Bobbie Sue, Betty
Pearl, Mary Belle. Thelma Lou, Sally Faye,"
"Bagaimana dengan Harry Rex " tanya Harry
Rex. '
"Tak pernah dengar ada perempuan dengan
nama Harry Rex."
"Maksudku redneck laki laki."
"Kurasa itu cocok."
Jake menyela. "Dell Perry mengatakan dia dulu
punya toko alat pancing di tepi danau. Kuanggap
tak seorang pun mengenalnya."
"Tidak, tapi aku berani bertaruh dia pasti redneck," kata Lucien. "Karena namanya itulah. Aku
akan mencoretnya."
"Apa kau tidak diberi alamat. umur, pekerjaan
mereka, informasi informasi pokok seperti itu " tanya Atcavage.
"Tidak sampai sidang nanti. Hari Senin, masingmasing calon anggota juri akan mengisi kuesioner
di mang sidang. Tapi sampai saat itu kita hanya
tahu nama-nama saja."
"Anggota juri macam apa yang kita cari, Jake "
tanya Ellen.
"Laki laki muda sampai setengah baya dengan
keluarga. Aku lebih suka menghindari yang berumur di atas lima puluh."
"Kenapa " tanya Lucien menantang.
"Orang kulit putih yang masih muda lebih toleran kepada kaum kulit hitam."
"Seperti Cobb dan Willard," kata Lucien.
"Hampir semua yang berusia lebih tua selalu
588 benci orang kulit hitam, tapi yang lebih muda
telah menerima pembauran. Sudah jadi dalil, orang
muda tidak begitu fanatik."
"Aku setuju," kata Harry Rex, "dan aku akan
menyisihkan perempuan serta rednec ."
"Begitulah rencanaku."
"Kupikir kau keliru," kata Lucien. "Perempuan
lebih bersimpati. Lihat saja Row Ark. Dia bersimpati kepada siapa saja. Benar, Row Ark "
"Benar, Lucien."
"Dia menaruh simpati kepada para penjahat,
pencabul anak anak, ateis, imigran gelap, homoseks. Bukan begitu, Row Ark "
"Benar, Lucien."
"Dia dan aku memegang dua kartu anggota
ACLU yang saat ini ada di Ford County, Mississippi." '
"Itu sakit," kata Atcavage, yang bankir.
"Clyde Sisco," kata Jake keras, mencoba mengurangi kontroversi.
"Dia bisa dibeli," kata Lucien berpuas diri.
"Apa maksudmu bisa dibeli " tanya Jake.
"Tepat seperti yang kukatakan. Dia bisa dibeli."
"Bagaimana kau tahu " tanya Harry Rex.
"Kau bercanda Dia seorang anggota keluarga
Sisco. Gerombolan b'ajingan terbesar di bagian timur county ini. Mereka semua tinggal di sekitar
komunitas Mays. Mereka adalah maling dan penggelap asuransi yang profesional. Mereka membakar
rumah sendiri tiga tahun sekali. Kau tak pernah
589 dengar tentang mereka " Ia berteriak pada Harry
Rex. "Tidak. Bagaimana kau tahu dia bisa dibeli "
"Sebab aku pernah membelinya. Dalam sebuah
kasus perdata, sepuluh tahun yang lalu. Namanya
tercantum dalam daftar juri, dan aku menyampaikan pesan bahwa aku akan memberinya sepuluh
persen dari jumlah yang divoniskan oleh Juri. Dia
sangat persuasif."
Jake menjatuhkan daftar juri dan menggosok
mata. Ia tahu hal ini mungkin benar, tapi ia tak
ingin mempercayainya.
"Dan " tanya Harry Rex.
"Dan dia dipilih sebagai anggota juri, dan aku
mendapatkan vonis terbesar dalam sejarah Ford
County. Masih jadi rekor."
"Stubblefield " tanya Jake tercengang.
"Itu dia, Nak. Stubblefield versus North Texas
Pipeline. September 1974. Delapan ratus ribu dolar. Naik banding dan dikukuhkan oleh Mahkamah
Agung."
"Apakah kau membayarnya " tanya Harry Rex.
Lucien menghabiskan minuman dalam tegukan
panjang dan mendecakkan bibir. "Delapan puluh
ribu dolar kontan, dalam pepahan seratus dolar,"
katanya bangga. "Dia membangun rumah baru,
lalu membakarnya."
"Berapa yang kauterima' " tanya Atcavage.
"Empat puluh persen, minus delapan puluh
ribu."
590 Ruangan itu sunyi senyap ketika setiap orang,
kecuali Lucien, menghitung hitung.
"Wah," gumam Atcavage.
"Kau bercanda, bukan, Lucien " tanya Jake setengah hati.
"Kau tahu aku serius, Jake. Kau tahu aku suka
berbohong, tapi tak pernah melakukannya dalam
hal hal seperti ini. Aku mengatakan yang sebenarnya, dan kukatakan padamu bahwa orang ini bisa
dibeli." &
"Berapa " tanya Harry Rex.
"Lupakan saja!" kata Jake.
"Hanya tebakan, lima ribu kontan."
"Lupakan saja!"
Semua hening ketika masing masing memandang Jake untuk memastikan bahwa ia tidak tertarik pada Clyde Sisco, dan sesudah jelas bahwa ia
tidak tertarik, mereka menghirup minuman dan
menunggu nama berikutnya. Sekitar setengah sebelas, Jake meneguk birnya yang pertama, dan satu
jam kemudian kasus itu menghilang dan tinggal
empat puluh nama dalam daftar. Lucien terhuyung huyung ke balkon dan mengawasi orangorang kulit hitam memegang lilin mereka sepanjang trotoar di sekitar gedung pengadilan.
"Jake, mengapa ada deputy duduk dalam mobil
di depan kantorku " ia bertanya.
"Itu bodyguard ku."
"Siapa namanya "
"Nesbit."
"Apakah dia bangun "
591 "Mungkin tidak."
Lucien membungkukkan tubuh dalam posisi
berbahaya di atas jerjak. "Hei, Nesbit," ia berseru.
Nesbit membuka pintu mobil patrolinya. "Yeah,
ada apa "
"Jake ingin kau pergi ke toko dan membelikan
kami bir. Dia sangat haus. Ini ada dua puluh
dolar. Dia ingin sekotak Coors."
"Aku tak bisa beli bir pada waktu dinas," Nesbit membantah.
"Sejak kapan " Lucien tertawa pada diri sendiri.
"Aku tak bisa melakukannya."
"Ini bukan untukmu, Nesbit. Ini untuk Mr. Brigance, dan dia benar benar memerlukannya. Dia
sudah menelepon Sheriff, dan katanya tidak apa apa."
"Siapa yang menelepon Sheriff "
"Mr. Brigance," Lucien berbohong. "Kata
Sheriff, dia tak peduli apa yang kaulakukan selama kau sendiri tidak minum!
Nesbit mengangkat pundak dan tampak puas.
Lucien menjatuhkan selembar dua puluh dolar dari
balkon. Dalam beberapa menit Nesbit kembali dengan satu kotak, minus satu kaleng yang sudah
terbuka dan bertengger di pistol radarnya. Lucien
menyumh Atcavage mengambil bir dari bawah
dan membagikan kotak isi enam kaleng pertama.
Satu jam kemudian daftar itu selesai dan pesta
pun usai. Nesbit memasukkan Hany Rex, Lucien,
dan Atcavage ke dalam mobil patroli dan membawa mereka pulang. Jake dan asistennya duduk di
balkon, menghirup minuman dan mengawasi lilin
592 berkedip-kedip dan bergerak perlahan lahan mengitari gedung pengadilan. Beberapa mobil diparkir
di sisi barat alun alun, dan satu kelompok kecil
orang kulit hitam duduk di kursi kebun di dekatnya, menunggu giliran untuk berjalan dengan lilin.
"Pekerjaan kita cukup baik," kata Jake pelan,
menatap barisan lilin. "Kita membuat catatan tentang semua calon, kecuali dua puluh di antara
seratus lima puluh."
"Apa selanjutnya "
' "Akan kucoba mencari tahu tentang dua puluh
lainnya, lalu kita akan buat kartu indeks untuk
masing-masing anggota juri. Hari Senin kita akan
tahu tentang mereka, seperti keluarga sendiri."
Nesbit kembali ke_ alun-alun dan mengelilinginya dua kali, mengawasi orang orang kulit hitam
itu. Ia parkir antara Saab dan BMW.
"Makalah M"Naghten itu sungguh karya besar.
Psikiater kita, Dr. Bass, akan ke sini besok, dan
aku ingin kau membahas M'Naghten bersamanya.
Kau perlu memberikan rincian atas pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan kepadanya dalam sidang, dan membahas pertanyaan pertanyaan tersebut dengannya. Dia mengkhawatirkanku. Aku
tak mengenalnya, dan kau bergantung pada
Lucien. Cari resumenya dan periksa latar belakangnya. Telepon siapa saja yang kauanggap perlu. Cek dengan ikatan dokter untuk memastikan
bahwa dia tak punya sejarah pelanggaran disiplin.
Dia sangat penting dalam kasus kita, dan aku tak
ingin ada kejutan apa pun."
593 "Oke, Bos."
Jake menghabiskan birnya yang terakhir. "Dengar, Row Ark, kota ini sangat kecil. Istriku pergi
lima hari yang lalu, dan aku yakin orang akan
segera tahu. Kau tampak mencurigakan. Orang
suka bicara, jadi bertindaklah diam diam. Tinggallah dalam kantor dan kerjakan risetmu, dan katakan pada siapa pun yang bertanya bahwa kau
pengganti Ethel."
"Itu BH yang besar untuk diisi."
"Kau bisa melakukannya kalau mau."
"Kuharap kau tahu bahwa sikapku tidak semanis
yang kauharapkan."
_"Aku tahu itu."
Mereka menyaksikan orang orang kulit hitam itu
berganti giliran dan awak baru mengambil alih
lilin-lilin tersebut. Nesbit melemparkan kaleng bir
kosong ke trotoar.
"Kau takkan pulang, bukan " tanya Jake.
"Itu bukan gagasan yang bagus. Sedikitnya tes
alkoholku akan menunjukkan angka .20."
"Kau bisa tidur di sofa kantorku."
"Terima kasih. Aku akan tidur di sana."
Jake mengucapkan selamat malam, mengunci
kantor, dan bicara sebentar dengan Nesbit.-Kemudian ia menempatkan dirinya dengan hati hati
di belakang kemudi Saab. Nesbit mengikutinya ke
rumah di Adams Street. Ia parkir di garasi, di
samping mobil Carla, dan Nesbit parkir di jalan
masuk. Waktu itu pukul 01.00 dini hari, Kamis,
18 Juli. '
594 30 MEREKA tiba dalam beberapa kelompok dua atau
tiga orang, dan datang dari berbagai penjuru negara bagian. Mereka parkir di sepanjang jalan batu,
di samping gubuk jauh di tengah hutan. Mereka
memasuki gubuk dalam pakaian normal sebagai
pekerja, tapi begitu sampai di dalam, mereka dengan perlahan lahan dan rapi ganti memakai jubah
dan kerudung kepala yang terseterika dan terlipat
rapi. Mereka saling mengagumi seragam dan saling membantu memakai pakaian yang berat itu.
Kebanyakan di antara mereka sudah saling kenal,
tapi beberapa perkenalan perlu dilakukan. Jumlah
mereka ada empat puluh; hasil yang bagus.
Stump Sisson merasa senang. Ia menghirup wiski dan bergerak di sekeliling mangan, bagaikan
pelatih kepala memberikan semangat kepada regunya sebelum tendangan pertama dimulai. la memeriksa seragam mereka dan membetulkannya. Ia
bangga dengan anak buahnya, dan mengatakan hal
itu pada mereka. Ini adalah pertemuan terbesar
sejak bertahun-tahun, katanya. Ia menghargai me
595 reka dan pengorbanan mereka untuk hadir di sana.
Ia tahu mereka punya pekerjaan dan keluarga, tapi
ini penting. Ia bicara tentang hari-hari kejayaan,
saat mereka masih ditakuti di Mississippi dan punya pengaruh. Hari hari itu harus kembali, dan itu
terserah pada kelompok orang-orang penuh dedikasi ini untuk tegak menyuarakan kepentingan
kaum kulit putih. Pawai itu bisa berbahaya, ia
menjelaskan. Orang orang negro bisa berpawai dan
berdemonstrasi seharian penuh, dan tak seorang
pun peduli. Tapi biarkan orang kulit putih mencoba berpawai, maka itu membahayakan. Pemerintah daerah sudah memberikan izin, dan si sherijjr
negro menjanjikan ketertiban, tapi kebanyakan pawai yang dilakukan Klan akhir akhir ini selalu
dikacaukan oleh gerombolan negro muda yang
liar. Jadi berhati hatilah, dan tetaplah berada dalam
barisan. Ia, Stump, yang akan bicara.
Mereka mendengarkan pidato Stump dengan penuh perhatian dan ketika ia selesai, mereka naik
ke dalam selusin mobil dan mengikutinya ke kota.
Kalau ada orang Clanton yang pernah menyaksikan Klan berpawai, tentu jumlahnya sedikit, dan
menjelang pukul 02.00 dini hari, gelombang ketegangan bergolak di sekitar alun alun. Para pedagang dan pelanggan mereka menemukan alasan
untuk memeriksa trotoar. Mereka hilir mudik dengan lagak penting dan mengawasi jalan-jalan kecil di sekitarnya. Burung-burung pemangsa keluar
dengan kekuatan penuh dan berkumpul dekat gazebo atau pendapa di halaman rumput depan. Se
596

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kelompok anak muda kulit hitam berkumpul di
dekatnya, di bawah pohon ek_ besar. Ozzie mencium bau masalah. Mereka meyakinkannya bahwa
mereka cuma datang untuk melihat dan mendengarkan. Ia mengancam mereka dengan penjara
bila sampai timbul masalah. Ia menempatkan anak
buahnya di berbagai posisi di sekitar gedung pengadilan.
"Itu mereka datang!" seseorang berseru, dan penonton menegang untuk melihat barisan anggota
Klan sewaktu mereka melangkah dengan pongah
dari sebuah jalan kecil menuju Washington Avenue, batas utara alun alun. Mereka berjalan hatihati, tapi pongah, wajah mereka tersembunyi di
balik topeng seram berwarna merah-putih yang
tergantung dari kemdung kebesaran mereka. Penonton ternganga melihat sosok-sosok tanpa wajah
tersebut bergerak lambat dalam iring-iringan di
sepanjang jalan Washington, lalu ke selatan di
sepanjang Caffey Street, Ialu ke timur sepanjang
Jackson Street. Stump berjalan pongah di depan
anak buahnya. Ketika mendekati bagian depan gedung pengadilan, ia menikung tajam dan memimpin pasukannya menyusuri trotoar panjang di tengah lapangan rumput. Mereka berkumpul dalam
formasi setengah lingkaran di sekeliling podium di
anak tangga gedung pengadilan.
Burung burung pemangsa memburu dan jatuh
tumpang tindih membuntuti barisan itu, dan ketika
Stump menghentikan anak buahnya, dengan cepat
podium dihiasi selusin mikrofon dengan kabel
597 kabel bergelantungan ke segala penjuru dan dihubungkan dengan kamera dan recorder. Di bawah
pohon, kelompok orang kulit hitam membengkak
lebih besar, jauh lebih besar, dan beberapa di
antara mereka berjalan dalam radius beberapa meter dari barisan setengah lingkaran itu. Trotoartrotoar jadi kosong ketika pedagang, penjaga toko,
pelanggan mereka, dan orang-orang lain yang
ingin tahu membanjir menyeberangi jalan, menuju
lapangan rumput. untuk mendengarkan apa yang
dikatakan oleh sang pemimpin yang bertubuh pendek gemuk. Para deputy berjalan perlahan-lahan di
tengah orang banyak, memusatkan perhatian lebih
besar pada kelompok kulit hitam. Ozzie menempatkan diri di bawah pohon ek, di tengah-tengah
kaumnya.
Jake mengamati dengan penuh perhatian dari
jendela kantor Jean Gillespie di lantai dua. Menyaksikan para anggota Klan dalam pakaian kebesaran penuh, wajah pengecut mereka tersembunyi
di balik topeng yang tak menyenangkan, membuatnya mual. Kerudung putih itu, yang selama beberapa dekade menjadi simbol kebencian dan kekerasan di Selatan. telah kembali. Manakah di antara
orang orang itu yang telah membakar salib di halamannya Apakah mereka semua aktif dalam merencanakan pengeboman rumahnya Yang manakah akan mencoba sesuatu lain kali Dari lantai
dua, ia bisa 'melihat orang-orang kulit hitam beringsut lebih dekat.
598 "Kalian, orang orang negro, tidak diundang dalam rapat umum ini!" Stump berteriak ke mikrofon, menuding orang orang kulit hitam itu. "Ini
rapat Klan, bukan pertemuan segerombolan negro!"
Dari jalan-jalan kecil dan gang-gang sempit di
belakang deretan bangunan bata merah, orangorang kulit hitam mengalir berduyun-duyun ke gedung pengadilan. Mereka bergabung dengan yang
lain, dan dalam beberapa detik Stump dan anak
buahnya sudah kalah jumlah sampai sepuluh banding satu. Ozzie mengirim berita lewat radio untuk
minta bantuan. '
"Namaku Stump Sisson," katanya seraya menanggalkan topeng. "Dan aku bangga mengatakan
bahwa akulah Imperial Wizard'"dari Kerajaan Ku
Klux Klan yang tak kasat mata di Mississippi.
Aku ke sini untuk mengatakan bahwa orang orang
kulit putih penduduk Mississippi yang taat hukum
sudah muak dengan para negro yang melakukan
pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, dan lepas
begitu saja. Kami menuntut keadilan, dan kami
menuntut agar si negro Hailey dipidana dan tubuhnya yang hitam dikirim ke kamar gas!"
"Bebaskan Carl Lee!" pekik salah satu di antara
orang orang kulit hitam itu.
"Bebaskan Carl Lee!" mereka mengulangi bersama sama.
"Bebaskan Carl Lee!"
"Tutup mulut kalian, negro negro liar!" balas
Stump menjerit. "Tutup mulutmu, binatang!" Pasu
599 kannya berdiri menghadap ke arahnya, diam membeku, dengan punggung menghadap ke massa yang
menjerit-jerit. Ozzie dan enam orang depuly bergerak di antara dua kelompok tersebut.
De Buron 3 Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong Hikmah Pedang Hijau 1

Cari Blog Ini