Ceritasilat Novel Online

Saat Untuk Membunuh 8

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham Bagian 8


"Bebaskan Carl Lee!"
"Bebaskan Carl Lee!"
Wajah Stump yang memang merah berubah jadi
lebih merah padam. Giginya nyaris menyentuh
mikrofon. "Tutup mulut kalian, negro liar! Kalian
sudah mengadakan rapat umum kalian kemarin,
dan kami tidak mengganggu. Kami punya hak
untuk berkumpul dengan damai, sama seperti yang
kalian lakukan! Sekarang diam!"
Suara sorakan makin meningkat. "Bebaskan Carl
Lee! Bebaskan Carl Lee!"
"Mana Sheriff Dia seharusnya menegakkan hukum dan menjaga ketertiban. Sheriff, kerjakanlah
tugasmu. Tutup mulut negro negro itu, supaya kita
bisa berkumpul dengan damai. Tidak bisakah kau
melaksanakan tugasmu, Sheriff Tak bisakah kau
mengendalikan orang orangmu sendiri Lihatlah,
Teman-teman, itulah yang kalian dapatkan bila
kalian memilih negro untuk memegang jabatan."
Suara pekikan berlanjut. Stump melangkah mundur dari mikrofon dan mengawasi orang-orang kulit hitam itu. Fotografer dan kru TV berputarputar dalam lingkaran, mencoba merekam semuanya. Tak seorang pun menaruh perhatian pada
sebuah jendela kecil di lantai tiga gedung pengadilan. Jendela itu terbuka perlahan lahan, dan dari
kegelapan di dalamnya sebuah bom bakar seder
600 hana dilempar ke podium di bawah. Bom itu
mendarat sempurna pada kaki Stump dan meledak,
membungkus sang Wizard dalam kobaran api.
Huru-hara itu pun meledak. Stump menjerit dan
berguling liar ke bawah anak tangga. Tiga anak
buahnya melepaskan jubah dan topeng tebal mereka, berusaha mengerudunginya dan memadamkan api. Podium clan platform kayu itu terbakar
dengan bau bensin pekat. Orang orang kulit hitam
menyerbu, memegang tongkat dan pisau dan menetak apa pun dengan wajah putih atau jubah
putih. Di bawah setiap jubah putih tersembunyi
tongkat hitam pendek, dan orang orang Klan terbukti siap menghadapi serangan. Dalam beberapa
detik setelah ledakan, lapangan rumput di depan
Pengadilan Ford County berubah menjadi padang
pertempuran ketika orang banyak berteriak teriak
dan mengumpat dan melolong kesakitan di tengah
asap tebal. Udara dipenuhi dengan batu, kerikil,
dan tongkat ketika dua kelompok itu terlibat dalam
perkelahian jarak dekat.
Tubuh-tubuh mulai berjatuhan di rumput hijau
yang subur. Ozzie yang pertama jatuh; korban
pukulan ganas sebatang tongkat pada bagian bawah tengkorak. Nesbit, Prather, Hastings, Pirtle,
Tatum, dan deputy depurylajn berlari ke sana,
sia sia berusaha memisahkan orang orang yang
berkelahi sebelum mereka saling bunuh. Bukannya
lari mencari perlindungan, burung-burung pemangsa itu dengan gila menerobos ke tengah asap dan
kekerasan, dengan gagah berani mencoba menang
601 kap gambar yang lebih baik dari pertumpahan
darah itu. Mereka menjadi sasaran empuk. Seorang
juru kamera, dengan mata kanan terhunjam dalam
pada kamera, menerima lontaran potongan bata
dengan mata kirinya. Ia dan kameranya dengan
cepat terjatuh ke trotoar, di mana, sesudah beberapa detik, satu juru kamera lain muncul dan memfilmkan rekannya yang telah tumbang. Seorang
reporter wanita dari stasiun Memphis yang sibuk
tak kenal takut menyerbu ke tengah keributan dengan mikrofon di tangan dan juru kamera di tumitnya. Ia berkelit dari sepotong batu bata, lalu
bermanuver terlalu dekat pada seorang anggota
Klan bertubuh besar yang baru saja menghabisi
beberapa remaja kulit hitam. Dengan pekik keras
yang menusuk telinga, orang itu menghantam kepala cantik tersebut, menendangnya sewaktu ia
jatuh, lalu dengan brutal menyerang juru kameranya.
Pasukan baru dari kepolisian kota Clanton tiba.
Di tengah pertempuran, Nesbit, Prather, dan
Hastings bergabung jadi satu, berdiri berhadapan
punggung, dan mulai menembakkan revolver dinas
Smith & Wesson magnum .357 mereka ke udara.
Bunyi tembakan itu meredakan kericuhan. Para
prajurit itu diam membeku dan mencari-cari asal
tembakan, lalu cepat-cepat memisahkan diri dan
saling menatap berapi api. Mereka perlahan-lahan
mundur ke kelompok mereka sendiri. Polisi membentuk garis pemisah di antara orang kulit hitam
602 dan anggota anggota Klan, yang semuanya merasa
bersyukur dengan gencatan senjata itu.
Selusin tubuh yang terluka tak mampu mundur.
Ozzie duduk berkunang kunang, menggosok gosok
lehernya. Wanita dari Memphis itu tak sadarkan
diri dan darah mengucur deras dari kepalanya.
Beberapa anggota Klan, dengan jubah putih ternoda tanah dan darah, bergeletakan dekat trotoar.
Api yang tadi terus menyala.
Bunyi sirene mendekat, dan akhirnya sejumlah
truk pemadam kebakaran dan ambulans tiba, masuk ke tempat pertempuran. Regu pemadam kebakaran dan petugas kesehatan menangani yang terluka. Tak seorang pun tewas. Stump Sisson yang
pertama dibawa pergi. Separo diseret dan separo
digendong, Ozzie dibawa ke sebuah mobil patroli
Lebih banyak lagi polisi berdatangan dan membubarkan orang banyak.
Jake, Harry Rex, dan Ellen makan pizza hangat
dan menonton dengan penuh perhatian ketika televisi kecil di ruang rapat menyiarkan peristiwa hari
itu di Clanton, Mississippi. CBS menyiarkan cerita
tersebut di tengah-tengah siaran berita. Reporternya jelas lolos tanpa luka dari kericuhan itu, dan
ia memberikan narasi video itu adegan demi adegan mulai pawai, teriakan-teriakan, bom bakar,
dan keributannya. "Sampai sore ini," ia melapor
kan, "jumlah pasti dari para korban masih belum
diketahui. Diyakini bahwa luka paling serius adalah luka bakar yang diderita oleh Mr. Sisson, yang
603 mengaku sebagai imperial wizard Ku Klux Klan.
Kondisinya dikategorikan serius dalam perawatan
Rumah Sakit Korban Kebakaran Mid South di
Memphis."
Video itu menayangkan gambar closeup Stump
tengah terbakar, sementara kericuhan meledak. Ia
meneruskan, "Sidang pengadilan Carl Lee Hailey
dijadwalkan akan mulai hari Senin di Clanton.
Saat- ini tidak diketahui apa pengaruh keributan
hari ini terhadap sidang tersebut, kalau memang
ada. Ada spekulasi bahwa sidang tersebut akan
ditunda dan/atau dipindahkan ke county lain."
"Itu baru berita untukku," kata Jake.
"Kau belum dengar apa apa " tanya Harry Rex.
"Tak satu kata pun. Dan kukira aku mestinya
diberitahu lebih dulu sebelum CBS."
Reporter itu menghilang dan Dan Rather mengatakan ia akan kembali sebentar lagi.
"Apakah arti semua ini " tanya Ellen.
"Artinya Noose tolol karena tidak memindahkan
tempat sidang."
"Bergembiralah dia tidak melakukannya," kata
Harry Rex. "Itu akan memberimu alasan untuk
diperdebatkan dalam sidang banding."
"Terima kasih, Harry Rex. Aku menghargai keyakinanmu atas kemampuanku sebagai pengacara."
Telepon berdering. Harry Rex meraihnya dan
mengucapkan halo kepada Carla. Ia mengangsurkannya pada Jake. "Istrimu. Boleh kita mendengarkan "
"Tidak! Pergilah beli pizza lagi. Halo, Sayang."
604 "Jake, kau baik baik saja "
"Tentu aku baik-baik saja."
"Aku baru saja menyaksikannya dalam siaran
berita. Mengerikan. Di manakah kau tadi "
"Aku memakai salah satu jubah putih itu."
"Jake, sudahlah. Ini tidak lucu."
"Aku tadi berada di kantor Jean Gillespie di
lantai dua. Kami dapat tempat duduk yang hebat.
Kami menyaksikan semuanya. Sungguh sangat menegangkan."
' "Siapa orang-orang itu "
"Sama dengan orang yang membakar salib di
halaman kita dan mencoba meledakkan rumah."
"Dari mana asal mereka "
"Dari mana-mana. Lima orang masuk rumah
sakit dan alamat mereka tersebar di seluruh penjuru negara bagian. Salah satunya adalah penduduk
setempat. Bagaimana keadaan Hanna "
"Dia baik baik. Dia ingin pulang. Apakah sidangnya akan ditunda "
"Aku meragukannya."
"Apakah kau aman "
"Pasti. Aku punya bodyguard yang bekerja penuh dan aku bawa pistol .38 dalam koperku. Jangan khawatir."
"Tapi aku khawatir, Jake. Aku perlu berada di
rumah bersamamu."
"Tidak."
"Hanna bisa tinggal di sini sampai segalanya
selesai, tapi aku ingin pulang."
605 "Tidak, Carla. Aku tahu kau aman di sana. Kau
takkan aman kalau kau berada di sini."
"Kalau begitu, kau pun tidak aman."
"Keadaanku seaman yang bisa kuusahakan. Tapi
aku takkan ambil risiko denganmu dan Hanna. Ini
tak bisa ditawar lagi. Final. Bagaimana orangtuamu " '
"Aku tidak menelepon untuk bicara tentang
orangtuaku. Aku menelepon sebab aku takut dan
ingin bersamamu."
"Dan aku pun ingin bersamamu, tapi tidak sekarang. Kuharap kau mengerti."
Carla ragu. "Kau tinggal di mana "
"Kebanyakan di rumah Lucien. Sekali-sekali di
rumah, dengan badyguard ku di halaman."
"Bagaimana keadaan rumah kita "
"Masih ada di sana. Kotor, tapi masih ada."
"Aku merindukannya."
"Percayalah padaku, rumah itu pun merindukanmu."
"Aku cinta padamu, Jake, dan aku takut."
"Aku cinta padamu, dan aku tidak takut. Tenanglah saja dan jagalah Hanna."
"Selamat tinggal."
"Selamat tinggal."
Jake mengangsurkan gagang telepon pada Ellen.
"Di mana dia "
"Wilmington, North Carolina. Orangtuanya melewatkan musim panas di sana."
Harry Rex sudah pergi untuk membeli pizza
lagi.
606 "Kau merindukannya, bukan " tanya Ellen.
"Lebih dari yang bisa kaubayangkan."
"Oh, aku bisa membayangkannya."
Tengah malam mereka berkumpul dalam gubuk
sambil minum wiski, mengumpat para negro, dan
membanding bandingkan luka. Beberapa orang
baru kembali dari kunjungan singkat ke rumah
sakit di Memphis bersama Stump Sisson. Ia memerintahkan mereka untuk terus berjalan, sesuai
dengan yang sudah direncanakan. Sebelas orang
dilepaskan dari Rumah Sakit Ford County dengan
berbagai luka dan memar, dan yang lain mengagumi luka luka mereka ketika masing masing
mengambil giliran untuk menjelaskan sampai perincian terakhir bagaimana ia dengan gagah berani
bertarung melawan sejumlah negro sebelum mendapat luka, biasanya dari belakang atau dari arah
yang tak terlihat. Yang penuh dengan balutan jadi
pahlawan. Kemudian yang lain lagi menceritakan
kisah mereka dan wiski pun mengalir. Mereka
menumpukkan pujian kepada anggota yang bertubuh paling besar ketika ia menceritakan serangannya terhadap reporter televisi yang cantik dan
juru kamera negronya.
Sesudah beberapa jam minum-minum dan bertukar cerita, percakapan beralih pada tugas di depan
mata. Peta county tersebut dikeluarkan. dan salah
satu anggota lokal menunjukkan sasaran sasanmnya. Ada dua puluh rumah untuk malam ini dua
607 puluh nama yang diambil dari daftar calon juri
yang diberikan oleh seseorang kepada mereka.
Lima regu masing masing beranggotakan empat
orang meninggalkan gubuk dengan pickup dan menerobos kegelapan untuk melakukan kejahatan selanjutnya. Dalam masing masing pickup ada empat
salib kayu, model kecil, sembilan kali empat kaki,
masing-masingsudah dibasahi minyak tanah. Mereka menghindari Clanton dan kota-kota kecil di
county itu, dan sebagai gantinya memilih daerah
pedesaan yang gelap. Sasaran sasaran mereka terletak di daerah terpencil, jauh dari keramaian lalu
lintas dan tetangga, jauh di pedesaan, di mana
berbagai hal berlalu tanpa diperhatikan dan orangorangnya tidur nyenyak sebelum larut malam.
Rencana serbuan itu sederhana. Satu* truk berhenti beberapa ratus kaki di jalan, tanpa terlihat,
tanpa lampu depan, dan pengemudinya tetap tinggal di 'dalam dengan mesin menyala, sementara
tiga orang lainnya menggolong salib ke halaman
depan, menancapkannya di tanah, dan melemparkan sebatang obor pada salib itu. Pickup itu kemudian menjemput mereka di depan rumah untuk lari
diam diam dan bertamasya ke sasaran selanjutnya.
Rencana tersebut berhasil baik tanpa kericuhan
pada sembilan belas di antara dua puluh sasaran.
Namun di rumah Luther Pickett, satu suara aneh
sebelum kejadian itu telah membangunkan Luther,
dan ia duduk dalam kegelapan teras depan, menunggu entah apa ketika dilihatnya pickup aneh
bergerak mencurigakan di jalan batu di balik po
608 _
hon pecan nya. Ia meraih senapan dan mendengarkan tnlk itu berputar dan berhenti di jalan. Ia
mendengar suara orang, dan kemudian melihat tiga
sosok bayangan menggotong sebatang tiang atau
entah apa memasuki halaman depannya. di samping jalan batu. Luther merunduk di balik semak
di samping teras, dan membidik.
Si pengemudi meneguk bir dingin dan menunggu salib itu menyala berkobar kobar. Tapi sebagai
gantinya ia mendengar suara tembakan. Rekanrekannya meninggalkan salib, obor, dan halaman
itu, lalu melompat ke dalam parit kecil di tepi
jalan. Satu tembakan lagi meledak. Si pengemudi
bisa mendengar teriakan d_an sumpah serapah. Mereka harus diselamatkan! Ia melempar birnya dan
menginjak pedal gas.
Luther Tua menembak lagi ketika ia keluar
meninggalkan teras, dan sekali lagi ketika tmk
muncul dan berhenti di samping parit dangkal.
Tiga orang itu merangkak mati-matian dari lumpur, tersandung sandung dan tergelincir, mencaci
maki dan berteriak teriak sewaktu mereka menyerbu truk dan dengan susah payah bergulat untuk
melompat ke dalam bak.
"Bertahanlah!" seru sang Sopir ketika Luther
Tua menembak lagi, kali ini menerpa pickup itu.
Ia menyaksikan sambil tersenyum sewaktu truk itu
bergegas pergi, melontarkan kerikil dan berkelokkelok dari parit ke parit. Cuma segerombolan bocah mabuk, pikirnya.
609 '
Dari sebuah telepon umum, seorang anggota
Klan memegang daftar dua puluh nama dan dua
puluh nomor telepon. Ia menelepon mereka semua,
sekadar meminta mereka melihat halaman depan
masing masing. 7
a 610 31

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

JUMAT pagi Jake menelepon rumah Noose dan
diberitahu oleh Mrs. Ichabod bahwa Yang Mulia
sedang memimpin sidang kasus perdata di Polk
County. Jake memberikan beberapa instruksi kepada Ellen dan berangkat ke Smithfield, satu jam
dari sana Ia mengangguk pada Yang Mulia ketika
memasuki mang sidang yang kosong dan duduk di
deretan depan. Kecuali para juri, tak ada pemirsa
lain. Noose bosan, Juri bosan, Pengacara bosan,
dan sesudah dua menit Jake pun bosan. Setelah
saksi selesai, Noose mengumumkan reses pendek,
dan Jake pergi ke biliknya.
"Halo, Jake. Mengapa kau ada di sini "
"Anda dengar apa yang terjadi kemarin "
"Aku melihatnya dalam siaran berita kemarin
malam."
"Sudahkah Anda dengar apa yang terjadi pagi
ini "
."Tidak."
"Jelas ada orang yang telah memberikan daftar
calon anggota juri kepada Klan. Tadi malam me
611 reka membakar salib di halaman dua puluh orang
calon juri."
Noose terperanjat. "Juri kita!"
"Ya, Sir."
"Apakah mereka menangkap pelakunya "
"Tentu-saja tidak. Mereka terlalu sibuk memadamkan api. Di samping itu, Anda tidak bisa
menangkap orang orang ini."
"Dua puluh anggota juri kita," Noose mengulangi.
"Ya, Sir."
Noose mencakar rambutnya yang abu abu mengilat acak acakan dan berjalan perlahan-lahan sekeliling ruangan sempit itu, menggelengkan kepala,
dan sekali sekali menggaruk selangkangan.
"Kedengarannya seperti intimidasi," ia bergumam.
Sungguh otak yang hebat, pikir Jake. Jenius
asli. "Bisa saya katakan demikian.'
"Jadi, apa yang hams kulakukan " ia bertanya
dengan sedikit nada frustrasi.
"Pindahkan tempat sidang."
"Ke mana "
"Ke selatan negara bagian ini."
"Aku mengerti. Mungkin Carey County. Kurasa
tempat itu enam puluh persen hitam. Itu sedikitnya
akan menghasilkan satu dewan juri yang tak bisa
mengambil keputusan bulat, bukan Atau mungkin
kau suka Brower County. Kurasa tempat itu bahkan lebih hitam lagi. Kemungkinan kau akan mendapatkan vonis bebas di sana, bukan "
612 "Saya tak peduli ke mana Anda memindahkannya. Tidaklah adil untuk menyidangkannya di Ford
County. Segalanya sudah cukup buruk sebelum
perang kemarin. Sekarang orang kulit putih benarbenar bernafsu untuk menjatuhkan hukuman mati,
dan klien saya punya leher dalam jangkauan terdekat. Situasi sudah mengerikan sebelum Klan
mulai menghiasi county ini dengan pohon pohon
Natal. Siapa tahu apa lagi yang akan mereka coba
sebelum hari Senin. Tak ada cara untuk memilih
juri yang adil dan tak memihak di Ford County."
"Maksudmu juri kulit hitam "
"Tidak, Sir! Maksud saya satu dewan juri yang
belum mengadili kasus ini. Carl Lee Hailey berhak
mendapatkan dua belas orang yang belum memutuskan apakah dia bersalah atau tidak."
Noose berjalan susah payah ke kursi dan me_njatuhkan diri di sana. Ia menanggalkan kacamata
dari hidungnya dan memijat mijat ujungnya.
"Kita bisa menyisihkan dua puluh orang itu,"
katanya keras.
"Itu tak ada gunanya. Seluruh county sudah
mengetahui kejadian ini, atau akan segera tahu
dalam beberapa jam. Anda tahu bagaimana cepatnya berita tersebar. Seluruh panel akan merasa
terancam."
"Kalau begitu, kita bisa mendiskualiflkasi seluruh panel dan memanggil satu panel baru."
' "Tak ada gunanya," jawab Jake tajam, kesal
dengan kebandelan Noose. "Semua anggota juri
harus berasal dari Ford County, dan setiap orang
613 di county sudah tahu tentang hal ini. Dan bagaimana Anda bisa menjaga agar Klan.tidak mengganggu panel berikutnya Takkan berhasil."
"Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa
Klan tidak akan membuntuti kasus ini kalau aku
memindahkannya ke county lain " Sarkasme menetes dari tiap patah kata.
- "Saya rasa mereka akan membuntutinya," Jake
mengaku. "Tapi kita tidak tahu pasti. Yang kita
benar benar tahu adalah Klan sudah ada di Ford
County, bahwa mereka cukup aktif sekarang, dan
bahwamereka sudah mengintimidasi beberapa calon anggota juri. Itulah persoalannya. Pertanyaannya sekarang, tindakan apa yang akan. Anda ambil "
"Tidak ada apa-apa," kata Noose datar.
"Pak "
"Tidak ada apa apa. Aku takkan melakukan apaapa, kecuali menyisihkan dua puluh orang itu. Aku
akan menanyai panel tersebut dengan cermat Senin
depan, bila sidang dibuka di Clanton."
Jake menatap dengan perasaan tak percaya.
Noose punya suatu alasan, suatu motif, suatu perasaan takut, sesuatu yang tidak ia katakan. Lucien
benar sesorang pasti telah mempengaruhinya.
"Boleh saya tanya kenapa "
"Kupikir tak ada bedanya di mana saja kita
mengadili Carl Lee Hailey. Kupikir tak ada bedanya siapa pun yang kita masukkan dalam boks
juri. Kupikir tak ada bedanya bagaimanapun warna
kulit mereka. Mereka sudah mengambil keputusan.
614 Semuanya, di mana pun dan siapa pun mereka.
Mereka sudah memutuskan, Jake, dan tugasmulah
untuk memilih orang yang berpendapat bahwa
klienmu seorang pahlawan."
Itu mungkin benar, pikir Jake tapi ia tak mau
mengakuinya. Ia terus menatap ke pepohonan di
luar. "Mengapa Anda takut memindahkannya "
"Takut Aku tidak takut dengan segala keputusan yang kubuat. Mengapa kau takut menyidangkannya di Ford County "
"Saya rasa saya baru saja menjelaskannya."
"Mr. Hailey akan diadili di Ford County mulai
hari SenirL Itu tiga hari dari sekarang. Dan dia
akan diadili di sana bukan karena aku takut memindahkannya, tapi karena tidak akan ada manfaat
memindahkannya. Aku sudah mempertimbangkan
semua ini dengan cermat, Mr. Brigance, berkalikali, dan aku merasa enak bahwa sidang diadakan
di Clanton. Tempat sidang takkan diganti. Ada
lainnya "
"Tidak, Sir."
"Bagus. Sampai jumpa hari Senin."
Jake memasuki kantornya lewat pintu belakang.
Sudah seminggu ini pintu depannya dikunci, dan
di sana selalu ada seseorang yang menggedomya
dan berteriak teriak. Sebagian besar di antara mereka adalah wanawan, tapi banyak pula temanteman yang sekadar mampir untuk bergosip dan
mencari tahu apa yang bisa mereka dapatkan tentang sidang besar itu. Klien adalah bagian masa
615 lalu. Telepon berdering terus menerus. Jake tak
pernah menyentuhnya, dan Ellen mengangkatnya
kalau kebetulan berada di dekatnya.
Ia- menemukan Ellen di ruang rapat, sedang
terbenam dalam buku buku hukum sampai setinggi
siku. Makalah M'Naghten itu adalah sebuah karya
besar. Jake minta tak lebih dari dua puluh halaman. Ellen memberinya tujuh puluh lima halaman
terketik sempurna, penuh kata kata. Ia menjelaskan
bahwa tak mungkin meliput M"Naghten versi Mississippi dalam kata-kata yang lebih ringkas. 'Risetnya mendalam dan terperinci. Ia mulai dengan
kasus M'Naghten asli di Inggris tahun 1800-an
dan menganalisis undang undang kegilaan yang
berlaku selama seratus lima puluh tahun di Mississippi. Ia menyisihkan kasus yang tidak penting
atau membingungkan, dan menjelaskan kasus kasus besar yang rumit dengan kesederhanaan yang
mengagumkan. Makalah itu ditutup bahasan undang-undang yang berlaku sekarang, dan penerapannya pada sidang Carl Lee Hailey.
Dalam sebuah makalah yang lebih pendek,
cuma empat belas halaman, ia sampai pada kesimpulan yang tidak bisa dibantah lagi bahwa Juri
akan melihat foto foto Cobb dan Willard yang
memualkan, dengan otak mereka berceceran di
anak tangga. Mississippi menerima bukti yang mengerikan seperti itu, dan ia tak menemukan cara
untuk mengelakkannya.
Ia mengetik tiga puluh satu halaman hasil riset
mengenai pembunuhan yang dapat dibenarkan,
616 sesuatu yang pernah Jake pertimbangkan tak lama
sesudah pembunuhan terjadi. Ia sampai pada kesimpulan yang sama seperti yang pernah dicapai
Jake takkan berhasil. Ia menemukan sebuah kasus lama di Mississippi, di mana seorang laki laki
menangkap dan membunuh seorang narapidana
bersenjata yang melarikan diri dari penjara. Lakilaki itu dibebaskan, tapi perbedaan antara kasus itu
dan kasus Carl Lee sungguh besar. Jake tidak
pernah minta makalah itu, dan kesal bahwa begitu
banyak energi dihamburkan untuknya. Akan tetapi
ia tidak mengatakan apa apa, karena Ellen telah
memberikan segala yang ia minta.
Kejutan yang paling menyenangkan adalah hasil
kerjanya dengan Dr. W.T. Bass. Minggu itu dua
kali ia bertemu dengan sang Dokter, dan mereka
membahas M'Naghten dengan sangat terperinci. Ia
menyiapkan naskah sepanjang dua puluh lima halaman, berisi pertanyaan pertanyaan yang akan diajukan Jake dan jawaban-jawaban yang harus diberikan Bass. Suatu dialog yang dirancang dengan
terampil, dan Jake kagum dengan bumbu bumbu
yang ia taburkan. Waktu seumur Ellen, ia adalah
mahasiswa biasa yang lebih tertarik pada roman
daripada riset. Ellen, sebaliknya, sebagai mahasiswi hukum tahun ketiga. menuliskan makalah yang
isinya bagaikan disertasi.
"Bagaimana hasilnya " ia bertanya.
"Seperti dugaan. Dia tidak mundur. Sidang akan
dimulai di sini hari Senin dengan panel yang
617 sama, minus dua puluh orang yang telah menerima
peringatan terselubung itu."
"Dia gila."
. "Apa yang sedang kaugarap "
"Aku sedang menyelesaikan makalah untuk
mendukung posisi kita, bahwa detail pemerkosaan
itu harus dibicarakan di depan Juri. Tampak bagus,
sampai sejauh ini."
"Kapan kau akan menyelesaikannya "
"Apakah dibutuhkan segera "
"Hari Minggu, kalau mungkin. Aku punya tugas
lain untukmu, sesuatu yang agak berbeda."
Ellen menggeser buku tulisnya dan mendengarkan.
"Psikiater dari pihak Negara adalah Dr. Wilbert
Rodeheaver, kepala staf di Whitfield. Dia sudah
lama bekerja di sana, dan pernah memberikan
kesaksian dalam ratusan kasus. Aku ingin kau
menggali sedikit dan mencari seberapa sering 'namanya muncul dalam keputusan sidang."
"Aku sudah menemukan namanya."
"Bagus. Seperti kauketahui, berbagai kasus
Mahkamah Agung yang kita baca hanyalah kasuskasus di mana Terdakwa divonis bersalah di Circuit Court dan maju ke tingkat banding. Pembebasannya tidak dilaporkan. Aku lebih tertarik
pada yang ini."
"Dari mana gagasan ini' "
"Aku punya firasat Rodeheaver sangat enggan
memberikan pendapat bahwa Terdakwa secara hukum gila. Ada kemungkinan dia tak pernah mela
618 kukan hal itu. Bahkan dalam kasus kasus di mana
si Terdakwa jelas-jelas gila dan tidak tahu apa
yang dia perbuat. Dalam pemeriksaan silang, aku
ingin menanyai Rodeheaver tentang beberapa kasus di mana dia mengatakan tidak ada apa apa
pada seseorang yang jelas-jelas gila, dan luri memutuskan untuk membebaskannya."
"Kasus-kasus macam itu akan sangat sulit ditemukan."
"Aku tahu, tapi kau bisa melakukannya, Row
Ark. Aku sudah seminggu menyaksikanmu bekerja, dan aku tahu kau bisa mengerjakannya."
"Aku tersanjung, Bos."
"Mungkin kau harus menelepon beberapa pengacara di seluruh penjuru negara bagian ini, yang
pernah berhadapan dengan Rodeheaver. Tugas ini
sulit, Row Ark, tapi selesaikanla ."
"Ya, Bos. Aku yakin kau menginginkannya selesai kemarin."
"Tidak. Aku sangsi kalau kita akan sampai pada
Rodeheaver minggu depan, jadi kau punya waktu."
"Aku tak tahu bagaimana harus melakukannya.
Maksudmu ini tidak mendesak "
"Tidak, tapi makalah tentang pemerkosaan itu
mendesa ."
"Ya, Bos."
"Kau sudah makan siang "
"Aku tidak lapar."
' "Bagus. Jangan buat rencana apa apa untuk makan malam."
"Apa maksudnya "
619 "Maksudnya aku punya gagasan."
"Semacam kencan "
"Bukan, semacam jamuan makan bisnis antara
dua profesional."
lake mengemasi dua koper dan berlalu. "Aku
akan ke rumah Lucien," katanya pada Ellen, "tapi
jangan menelepon, kecuali ada yang benar benar
gawat. Jangan katakan pada siapa pun aku ada di
mana."
"Apa yang akan kaugarap "
"Juri."
Lucien sudah tertidur di ayunan teras karena
mabuk, dan Sallie tak ada di sana. Jake tanpa
permisi menuju ruang belajar ,luas di lantai atas.
Lucien punya lebih banyak buku buku hukum di
rumahnya daripada yang dimiliki oleh kebanyakan
pengacara di kantor mereka. Ia membongkar bawaannya pada sebuah kursi, dan di meja ia meletakkan daftar anggota juri menurut abjad, setumpuk kartu ukuran tujuh setengah kali dua belas
senti, dan beberapa Spidol Magic Marker.
' Nama pertama adalah Acker Barry Acker.
Nama keluarganya ditulis besar besar di bagian
atas kartu dengan spidol biru. Biru untuk laki laki,
merah untuk perempuan. hitam untuk kulit hitam,
tak peduli jenis kelaminnya. Di bawah nama Acker ia menuliskan catatan dengan pensil. Umur
sekitar empat puluh tahun. Menikah dengan istri
kedua, tiga anak, dua perempuan. Mengelola sebuah toko kecil yang menjual berbagai peralatan
dan tidak menguntungkan. Istri, sekretaris di se
620 buah bank. Mengendarai pickup. Suka berburu.
Memakai lars koboi. Orang yang cukup menyenangkan. Atcavage pergi ke toko peralatan itu hari
Kamis untuk melihat Barry Acker. Katanya ia
tampak oke, bicara seperti seseorang yang pernah
mengecap pendidikan. Jake menuliskan angka
sembilan di samping nama Acker.
lake terkesan dengan risetnya. Pasti Buckley


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

takkan sedalam itu.
Nama berikutnya adalah Bill Andrews. Nama
yang hebat. Ada enam nama seperti itu di buku
telepon. Jake kenal salah satu, Harry Rex tahu
satunya lagi, dan Ozzie kenal yang kulit hitam,
tapi tak seorang pun tahu mana yang mendapat
surat panggilan. la mencantumkan tanda tanya di'
samping nama tersebut.
Gerald Ault. lake tersenyum ketika menuliskan
nama itu pada kartu. Ault pernah keluar masuk
kantornya beberapa tahun yang lalu, ketika bank
menyita rumahnya di Clanton. Istrinya terserang
penyakit ginjal, dan'biaya pengobatan membuat
mereka jatuh miskin. Ia seorang intelektual, kuliah
di Princeton, tempat ia berjumpa dengan istrinya.
Istrinya berasal dari Ford County, anak tunggal
suatu keluarga tolol yang dulu pernah jaya dan
menginvestasikan seluruh uang mereka pada perusahaan kereta api. Ia tiba di Ford County tepat
sebelum mertuanya jatuh, dan hidup gampang
yang ia nikahi meleleh jadi hidup penuh perjuangan. Ia mengajar sebentar di sekolah, lalu
mengelola perpustakaan, lalu bekerja sebagai ke
621 rani di kantor pengadilan. Ia punya rasa enggan
terhadap kerja keras. Kemudian istrinya jatuh sakit, dan mereka kehilangan rumah mereka yang
cukup baik. Sekarang ia bekerja di sebuah toko.
Jake tahu sesuatu tentang Gerald Ault yang
tidak diketahui orang lain. Ketika masih kanakkanak di Pennsylvania. keluarganya tinggal di rumah pertanian dekat jalan raya. Suatu malam, ketika mereka tidur, rumah itu terbakar. Seorang
pengendara motor berhenti, menendang pintu depan, dan mulai menolong keluarga Ault. Api menyebar dengan 'cepat, dan ketika Gerald dan
saudara laki lakinya terbangun, mereka terperangkap dalam kamar tidur di lantai atas. Mereka lari
ke jendela dan menjerit. Orangtua dan saudarasaudara mereka berteriak tanpa daya dari halaman
depan. Api menjilat jilat dari setiap jendela di
rumah itu, kecuali dari kamar tidur mereka. Sekonyong konyong sang Penolong menyiram tubuhnya dengan air dari slang kebun, menyerbu ke
dalam rumah yang terbakar, melawan kobaran api
dan asap sambil bergegas ke atas, lalu menerobos
pintu kamar tidur. Ia menendang jendela, meraih
Gerald dan saudaranya, dan melompat ke tanah.
Secara ajaib, mereka tidak terluka. Mereka mengucapkan terima kasih kepadanya, disertai air mata
dan pelukan. Mereka berterima kasih kepada orang
asing ini, yang kulitnya berwarna hitam. Ia adalah
negro pertama yang pernah disaksikan anak-anak
itu. Gerald Ault adalah satu dari sedikit orang kulit
622 putih di Ford County yang henar benar mencintai
orang orang kulit hitam. Jake memberi angka sepuluh di samping namanya.
Selama enam jam ia memeriksa daftar juri,
membuat kartu catatan, memusatkan perhatian
pada masing masing nama, membayangkan setiap
anggota juri di boks dan dalam perundingan, berbicara satu sama lain. Ia memberi mereka nilai.
Setiap orang kulit hitam otomatis mendapat angka
sepuluh; orang kulit putih tidak begitu mudah.
Laki-laki mendapat angka lebih tinggi daripada
wanita; yang muda lebih tinggi daripada yang tua;
yang berpendidikan lebih tinggi sedikit daripada
yang tidak berpendidikan; yang liberal, baik berpendidikan atau tidak, mendapat angka tertinggi.
Ia membuang dua puluh nama yang menurut
Noose akan disisihkan. Ia tahu sesuatu tentang
sekitar seratus sebelas calon anggota juri. Pasti
Buckley tak bisa tahu sebanyak itu.
Ellen sedang mengetik pada mesin ketik Ethel
ketika lake kembali dari rumah Lucien. Ia mematikannya, menutup buku-buku hukum yang ia kutip, dan mengawasi lake. _
"Mana makan malamnya " ia bertanya dengan
senyum jahat.
"Kita akan jalan-jalan."
"Bagus! Ke mana "
"Pernahkah kau ke Robinsonville, Mississippi "
"Tidak, tapi aku siap. Ada apa di sana "
623 "Tak-ada apa apa kecuali kapas, kedelai, dan
restoran kecil yang hebat."
"Bagaimana cara berpakaiannya "
lake mengamatinya. Ia memakai pakaian seperti
biasanya jeans, terseterika rapi dan pudar, tanpa
kaus kaki, kemeja buttan down biru tua yang terlalu besar empat ukuran, tapi disisipkan rapi di
atas pinggulnya yang ramping.
"Kau tampak cukup bagus," katanya.
Mereka mematikan mesin fotokopi dan lampulampu, lalu meninggalkan Clanton dengan mobil
Saab. Jake berhenti di tokofminuman, pada bagian
kota yang dihuni kaum kulit hitam, dan membeli
satu karton Coors isi enam kaleng dan Chablis
dingin dalam botol berleher tinggi.
"Kau harus bawa minuman sendiri ke tempat
im," ia menjelaskan ketika mereka meninggalkan
kota. Matahari sedang tenggelam di balik jalan
raya di depan, dan Jake menurunkan pelinddng
cahaya. Ellen memainkan peran sebagai bartender
dan membuka dua kaleng.
"Berapa jauh tempat itu " tanyanya.
"Satu setengah jam."
"Satu setengah jam! Aku kelaparan."
"Kalau begitu, isi perut dulu dengan bir. Percayalah padaku, tempat itu takkan mengecewakan."
"Apa saja yang tersaji dalam menunya "
"Udang bumbu bakar, kaki kodok, dan lele
panggang."
Ellen menghirup bir. "Kita lihat nanti."
624 Jake 'menginjak gas, dan mereka melaju cepat
menyeberangi jembatan-jembatan di atas sungaisungai kecil yang bermuara di Danau Chatulla.
Mereka mendaki bukit bukit curam yang ditutupi
lapisan semak kudzu hijau tua. Mereka terbang
melewati tikungan-tikungan dan menghindari truktruk pengangkut balok kayu untuk mengejar acara
terakhir hari itu. Jake membuka jendela kecil pada
atap mobil, menurunkan kaca jendela, dan membiarkan angin bertiup. Ellen bersandar pada tempat
duduk dan memejamkan mata. Rambutnya yang
tebal bergelombang berputar putar seputar wajahnya.
"Dengar, Row Ark, makan malam ini sepenuhnya untuk bisnis."
"Tentu, tentu."
"Aku sungguh sungguh. Aku bos, dan kau pegawai, dan ini jamuan makan bisnis. Tidak lebih
tidak kurang. Jadi jangan punya pikiran berahi
dalam otak ERA-mu yang sudah beremansipasi
itu."
"Kedengarannya kaulah yang punya gagasan
rtu."
"Tidak. Cuma aku tahu apa yang kaupikirkan."
"Bagaimana kau tahu apa yang sedang kupikirkan Mengapa kau menganggap dirimu begitu
menarik dan aku sedang merencanakan rayuan bev
sar besaran "
"Jaga tanganmu tetap di sana. Aku laki-laki
berkeluarga yang sangat bahagia, dengan istri he
625 bat yang bisa membunuh kalau mengira aku main
serong."
"Oke, mari kita pura pura sebagai sahabat. Hanya dua sahabat makan malam bersama."
"Di Selatan, itu tidak bisa. Seorang teman lakilaki tidak bisa makan malam bersama seorang
teman wanita kalau laki laki itu punya istri. Itu
tidak terjadi di sini."
"Kenapa tidak "
"Sebab laki-laki tak punya teman wanita. Tidak
mungkin. Aku tidak kenal satu pun laki-laki di
seluruh wilayah Selatan yang sudah menikah dan
punya teman perempuan. Kurasa alasannya bisa
dilacak sampai ke zaman Perang Saudara."
_"Kupikir itu balik ke Abad Kegelapan. Mengapa
wanita Selatan begitu pencemburu "
' "Sebab begitulah kami melatih mereka. Mereka
belajar dari kami. Seandainya istriku menjumpai
seorang teman laki-laki untuk makan siang atau
makan malam, akan kupancung leher laki laki itu
dan menuntut perceraian. Dia mempelajarinya dariku."
"Itu sama sekali tak masuk akal."
"Tentu saja tidak masuk akal."
"Istrimu tidak punya teman laki laki "
"Setahuku tidak. Kalau kau tahu ada, beritahu
aku."
"Dan kau tak punya teman wanita "
"Mengapa aku ingin teman wanita Mereka tak
bisa bicara tentang sepakbola, atau berburu angsa,
atau politik, atau perkara pengadilan, atau apa saja
626 yang ingin kubicarakan. Mereka bicara tentang
anak anak, pakaian, resep masakan, kupon belanja,
mebel, hal hal yang sama sekali tak kuketahui.
Tidak, aku tak punya teman wanita. Tidak ingin."
"Itulah yang kusukai tentang daerah Selatan.
Orang orangnya begitu toleran."
"Terima kasih."
"Apakah kau punya teman Yahudi "
"Aku tidak kenal satu pun di Ford County. Dulu
aku punya sahabat baik di sekolah hukum,_Ira
Tauber, dari New Jersey. Kami sangat dekat. Aku
cinta orang Yahudi. Yesus seorang Yahudi, kau
tahu. Aku tak pernah mengerti gerakan antiSemit."
"Astaga, kau 'seorang liberal. Bagaimana dengan, uh, homoseks "
"Aku merasa kasihan pada mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka lewatkan. Tapi itu
masalah mereka."
"Bisakah kau punya seorang sahabat yang homoseks "
"Kurasa ya, selama dia tidak mengatakannya
padaku."
"Tidak, kau seorang Republikan."
Ia mengambil kalengnya yang sudah kosong dan
melemparkannya ke jok belakang. Ia membuka
dua kaleng lagi. Matahari sudah menghilang, dan
udara yang lembap terasa sejuk pada kecepatan
sembilan puluh mil per jam.
"Jadi kita tidak bisa berteman " kata Ellen.
"Tidak."
627 "Tidak juga kekasih "
"Sudahlah. Aku sedang mengemudi."
"Jadi, apa hubungan kita "
"Aku pengacara, dan kau kerani. Aku majikan,
kau pegawai. Aku bos, kau pesuruhnya." "
"Kau laki-laki, aku perempuan."
lake mengagumi- jeans dan kemejanya yang
longgar. "Tak banyak keraguan tentang hal itu."
Ellen menggelengkan kepala dan menatap gunung-gunung kudzu terbang lewat. Jake tersenyum,
mengemudi lebih kencang, dan meneguk bir. Ia
melewati sejumlah persimpangan di jalan raya pedesaan yang sepi, dan tiba tiba bukit bukit lenyap
dan tanah jadi datar.
"Apa nama restoran itu' " tanya Ellen.
"The Hollywood."
"Apa "
"The Hollywood. "
"Mengapa disebut begitu "
"Restoran itu dulu terletak beberapa mil dari
tempat yang sekarang, di sebuah kota bernama
Hollywood, Mississippi. Tempat itu terbakar, dan
mereka memindahkannya ke Robinsonville. Mereka masih menyebutnya The Hollywood."
"Apa yang begitu hebat di restoran itu "
"Makanannya hebat, musiknya hebat, suasananya hebat, dan letaknya seribu mil dari Clanton,
dan tak seorang pun akan melihatku makan malam
bersama seorang wanita asing dan cantik."
"Aku bukan wanita, aku pesuruh."
"Pesuruh asing dan cantik."
628 Ellen tersenyum pada diri sendiri sambil menyisir rambutnya dengan jari. Di persimpangan lain,
Jake berbelok ke kiri dan menuju ke barat, sampai
mereka menemukan daerah pemukiman dekat rel
kereta api. Sederet bangunan kayu berdiri kosong
di satu sisi jalan. Di seberangnya sebuah toko tua
berdiri tegak sendirian. dengan selusin mobil diparkir di sekelilingnya dan suara musik mengalir
lembut dari jendela jendelanya. Jake mengambil
botol Chablis dan mengiringi asistennya menaiki
tangga, menuju teras depan, dan masuk ke dalam
bangunan.
Di samping pintu ada panggung kecil, tempat
Merle, seorang wanita tua kulit hitam yang cantik,
duduk di depan piano dan menyanyikan Rainy
Night in Georgia. Tiga deret meja berjajar panjang
ke depan dan berhenti di samping panggung. Meja meja itu separo terisi, dan seorang pelayan di
belakang menuang bir dari pitcher dan memberi
mereka isyarat agar terus masuk. Ia mempersilakan
mereka duduk di bagian belakang, pada sebuah
meja dengan taplak kotak-kotak merah.
"Anda mau acar timun goreng " ia bertanya
pada Jake.
"Ya! Dua porsi."
Ellen mengernyit dan memandang Jake. "Acar
timun goreng "
"Ya, tentu. Mereka tak pernah menyajikannya di
Boston " "
"Apakah kalian selalu menggoreng segalanya "
629 "Semua yang patut dimakan. Kalau kau tidak
suka, aku yang akan makan." '
Sebuah teriakan meledak dari meja di seberang
gang. Empat pasangan menyulangi sesuatu atau
seseorang, lalu meledak dalarn gelak tawa riuh.
Restoran itu terus diisi dengan teriakan dan suara
bicara yang hiruk pikuk.
"Yang baik di Hollywood ini," Jake menjelaskan, "kau bisa ribut semaumu dan tinggal selama
kau mau, _dan tak seorang pun peduli. 'Bila kau
mendapat meja di sini, meja itu milikmu sepanjang
malam. Sebentar lagi mereka akan mulai menyanyi
dan menari."
Jake memesan udang bumbu dan lele panggang
untuk mereka berdua. Ellen tidak memesan kaki
kodok. Si pelayan bergegas kembali dengan Chablis dan dua gelas yang sudah didinginkan. Mereka bersulang minuman untuk Carl Lee Hailey
dan pikirannya yang tidak waras.
"Bagaimana pendapatmu tentang Bass " tanya


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jake.
"Dia saksi yang sempurna. Dia akan mengatakan apa saja yang kita minta."
"Apakah itu mengusik pikiranmu "
"Ya, seandainya dia saksi pemberi fakta. Tapi
dia adalah saksi ahli dan dia boleh sesukanya
mengemukakan pendapat. Siapa yang akan menantangnya' "
"Apakah dia meyakinkan "
"Bila tidak mabuk. Kami bicara dua kali minggu ini. Pada hari Selasa, dia menunjukkan pemi
630 kiran yang jelas dan banyak membantu. Hari Rabu, dia mabuk dan tak acuh. Menurutku dia akan
sama bermanfaatnya seperti psikiater mana pun
yang bisa kita dapatkan. Dia tak peduli bagaimana
kebenarannya, dan dia akan mengatakan pada kita
apa pun yang ingin kita dengar."
"Apakah dia berpendapat bahwa Carl Lee secara
hukum tidak waras "
"Tidak. Kau percaya "
"Tidak, Row Ark. Lima hari sebelum pembunuhan itu, Carl Lee sudah menceritakan padaku
bahwa dia akan melakukannya. Ia menunjukkan
dengan tepat tempatnya akan menyergap mereka,
meskipun waktu itu aku tak menyadarinya. Klien
kita tahu dengan tepat apa yang dia perbuat."
"Mengapa kau tidak mencegahnya "
"Sebab aku tidak mempercayainya. Anak perempuannya baru saja diperkosa dan sedang bergulat
melawan maut."
"Apakah kau akan mencegahnya seandainya
bisa "
"Aku memberitahu Ozzie. Tapi waktu itu tak
satu pun di antara kami mimpi bahwa hal itu bisa
terjadi. Tidak, aku takkan mencegahnya seandainya aku tahu pasti. Aku mungkin akan melakukan
hal yang sama."
"Bagaimana "
"Tepat seperti yang dia lakukan. Itu sangat mudah."
Ellen mencoba acar goreng dengan garpu dan
mempermainkannya dengan curiga. Ia memotong
63 I_
nya jadi dua, menusuknya dengan garpu, dan
mengendusnya dengan hati hati. Ia memasukkannya ke dalam mulut dan mengunyahnya perlahanlahan. Ia menelan, lalu mendorong tumpukan acarnya ke seberang meja, ke arah Jake.
"Khas yankee," kata lake. "Aku tak mengerti
dirimu, Row Ark. Kau tak suka acar goreng, kau
menarik, sangat cemerlang, kau bisa bekerja bagi
biro hukum ternama mana saja di negeri ini dengan bayaran besar, tapi kaucurahkan kariermu
untuk mengurus pembunuh pembunuh yang sedang
menunggu hukuman mati dan akan segera mendapatkan ganjaran setimpal. Apa yang membuatmu
begitu bersemangat, Row Ark "
"Kau pun kurang tidur memikirkan orang orang
yang sama. Sekarang ini Carl Lee Hailey. Tahun
depan pembunuh lain yang dibenci semua orang,
tapi kau akan mengorbankan tidurmu demi dirinya,
sebab dia kebetulan klienmu. Hari hari ini, Brigance, kau_akan punya seorang klien yang menantikan hukuman mati, dan kau akan belajar betapa
mengerikannya hal itu. Ketika mereka mengikatnya pada kursi dan dia memandangmu untuk yang
terakhir kali, kau akan jadi orang yang berbeda.
Kau akan tahu betapa biadabnya sistem ini, dan
kau akan teringat pada Row Ark."
"Kalau begitu, aku akan memelihara jenggot
dan bergabung dengan ACLU."
"Mungkin, kalau mereka mau menerimamu."
Udang bumbu tiba dalam wajan hitam kecil.
Makanan itu mendidih perlahan lahan dalam saus
632 barbecue, bawang, dan mentega. Ellen menciduk
beberapa sendok penuh ke piringnya dan makan
bagaikan seorang pengungsi. Merle membawakan
lagu Dixie' yang bergairah, dan orang banyak bernyanyi serta bertepuk-tepuk tangan mengiringi.
Sang pelayan berlari lewat dan melemparkan
sepiring besar kaki kodok yang empuk dan garing
ke meja. Jake menghabiskan segelas anggur dan
meraup segenggam kaki kodok. Ellen mencoba
mengabaikannya. Ketika mereka sudah kenyang
dengan makanan pembuka, ikan lele dihidangkan.
Minyaknya meletup-letup dan berdesis-desis, dan
mereka tidak menyentuh piring keramiknya. Ikan
itu dibakar garing sampai cokelat tua dengan bekas persegi hitam terbakar panggangan pada masing-masing sisi. Mereka makan dan minum perlahan lahan, saling mengawasi dan menikmati hidangan utama yang lezat.
Tengah malam, botol sudah kosong dan lampulampu diredupkan. Mereka mengucapkan selamat
malam kepada pelayan dan Merle. Dengan hatihati mereka berjalan menuruni tangga, menuju mobil: Jake memasang sabuk pengaman.
"Aku terlalu mabuk untuk mengemudi," katanya.
"Aku juga. Tadi kulihat motel kecil tidak jauh
di jalan ini."
"Aku pun melihatnya, dan tak ada kamar kosong. Percobaan yang bagus, Row Ark. Membuat
633 ku mabuk dan mencoba mengambil keuntungan
dariku."
"Aku akan melakukannya kalau bisa, Mister."
Sejenak mata mereka bertemu. Wajah Ellen memantulkan cahaya merah dari lampu neon di atas
restoran yang memancarkan tulisan HOLLYWOOD.
Saat saat itu terseret lebih lama, dan kemudian
lampu iklan itu dimatikan. Restoran sudah tutup.
lake menghidupkan Saab, membiarkannya hangat, dan memacunya dalam kegelapan.
Mickey Mouse menelepon Ozzie pagi hari Sabtu
di rumahnya dan mengabarkan datangnya lebih
banyak masalah dari Klan. Kericuhan hari Kamis
kemarin bukan kesalahan mereka, ia menjelaskan,
tapi mereka yang dipersalahkan. Mereka berpawai
dengan damai, dan sekarang pimpinan mereka tergeletak nyaris mati dengan tujuh puluh persen
tubuhnya tertutup luka bakar tingkat tiga. Pembalasan akan datang. Itu sudah diperintahkan dari
atas. Bala bantuan sedang dalam perjalanan dari
beberapa negara bagian lain, dan akan ada kekerasan. Belum ada rincian spesifik sekarang, tapi
kelak ia akan menelepon kalau ia tahu lebih banyak.
Ozzie duduk di sisi ranjangnya, menggosokgosok benjolan di belakang leher, dan menelepon
Wali Kota. Ia juga menelepon Jake. Satu jam
kemudian, mereka bertemu di kantor Ozzie.
"Situasinya hampir tak bisa dikendalikan," kata
634 Ozzie sambil memegang bungkusan es di lehernya
dan meringis bersama setiap patah kata. "Dari
informan yang bisa diandalkan, aku tahu bahwa
Klan merencanakan untuk menuntut balas atas apa
yang terjadi Kamis kemarin. Mereka akan membawa pasukan baru dari beberapa negara bagian
lain."
"Kau mempercayainya " tanya sang Wali Kota.
"Saya takut untuk tidak mempercayainya."
"Informan yang sama " tanya Jake.
"Ya."
"Kalau begitu, aku percaya."
"Kata orang, ada desas desus untuk memindahkan atau menunda sidang ini," kata Ozzie. "Apa
ada kemungkinan "
"Tidak. Aku bertemu dengan Hakim Noose kemarin. Sidang takkan dipindahkan dan akan dimulai hari Senin."
"Apakah kauceritakan padanya tentang pembakaran salib-salib itu' "
"Saya ceritakan segalanya padanya."
"Apa dia gila " tanya Wali Kota.
"Ya, dan tolol. Tapi jangan ulangi kata kata
saya itu."
"Apakah dia berdiri pada dasar hukum yang
kuat " '
Jake menggelengkan kepala. "Lebih seperti di
atas pasir apung."
"Kalian punya gagasan apa " lanya sang Wali
Kota.
Ozzie mengganti bungkusan es dan dengan hati
635 hati menggosok lehernya. Ia bicara dengan kesakitan. "Saya punya keinginan kuat untuk mencegah
timbulnya huru hara lain. Rumah sakit kita tidak
cukup besar untuk membiarkan kericuhan macam
ini berlanjut terus. Kita harus melakukan sesuatu.
Kaum kulit hitam marah dan mudah meledak, dan
tidak perlu banyak untuk memicunya. Beberapa
orang kulit hitam itu cuma mencari-cari alasan
untuk mulai menembak, dan jubah jubah putih merupakan sasaran bagus. Aku punya firasat bahwa
Klan mungkin akan melakukan sesuatu yang
benar benar tolol, seperti mencoba membunuh
seseorang. Sorotan nasional yang mereka terima
dari masalah ini jauh lebih besar daripada yang
pernah mereka dapatkan dalam sepuluh tahun. Informan itu mengatakan bahwa sesudah hari Kamis
kemarin, mereka menerima banyak telepon dari
sukarelawan dari seluruh penjuru negeri yang ingin
ke sini dan bergabung dalam keramaian."
Ia perlahan-lahan memutar kepala seputar pundak dan kembali mengganti bungkus es. "Saya tak
suka mengatakan ini, Pak Wali Kota, tapi saya'
pikir Anda hams menelepon Gubernur dan minta
kehadiran pasukan Pengawal Nasional. Saya tahu
ini langkah drastis, tapi saya tidak suka ada yang
terbunuh." '
"Pengawal Nasional!" sang Wali Kota mengulangi dengan perasaan tak percaya.
"Itulah yang saya katakan."
"Menduduki Clanton "
"Ya. Melindungi warga Anda."
636 "Berpatroli di jalanan "
"Ya. Dengan senapan dan segalanya."
"Astaga, ini drastis. Apa kau tidak terlalu berlebihan menanggapinya "
"Tidak. Sudah jelas bahwa saya tidak punya
cukup banyak orang untuk menjaga ketertiban di
sini. Kita bahkan tak mampu menghentikan kericuhan yang terjadi tepat di hadapan kita. Klan
membakari salib di seluruh county, dan kita tak
bisa berbuat apa-apa. Apa yang akan kita lakukan
bila orang-orang kulit hitam memutuskan untuk
mulai menyulut kekacauan Saya tak punya cukup
orang, Pak Wali Kota. Saya butuh bantuan."
Jake pikir. itu gagasan yang mengagumkan. Bagaimana mungkin memilih dewan juri yang adil
dan tidak memihak dengan kehadiran pasukan Pengawal Nasional mengurung gedung pengadilanIa membayangkan para anggota juri tiba untuk
menghadiri sidang hari Senin dan berjalan melewati tentara bersenapan dan jip, dan bahkan mungkin satu atau dua tank yang diparkir di depan
gedung pengadilan. Bagaimana mereka bisa adil
dan tidak memihak Bagaimana Noose bisa bersikeras untuk menyidangkan kasus ini di ClantonBagaimana Mahkamah Agung bisa mengubah vonis seandainya, moga-moga jangan, dijatuhkan vonis bersalah Itu gagasan yang hebat.
"Bagaimana pendapatmu, Jake " tanya Wali Kota, mencari bantuan.
"Saya pikir Anda punya satu pilihan, Pak Wali
Kota. Kita tak bisa membiarkan timbulnya keri
637 butan lain. Itu bisa merugikan Anda secara politis."
"Aku tidak mengkhawatirkan politik," jawab
sang Wali Kota marah, sadar bahwa lake dan
Ozzie tahu lebih baik. Dalam pemilihan terakhir
sang Wali Kota dipilih kembali hanya dengan
kelebihan tak sampai lima puluh suara, dan takkan
berhasil tanpa pertimbangan reputasi politik. Ozzie
menangkap senyuman Jake ketika sang Wali Kota
berkutat dengan gagasan bahwa kota kecilnya yang
tenang akan diduduki oleh tentara.
Sabtu, sesudah gelap, Ozzie dan Hastings membawa Carl Lee keluar pintu belakang penjara dan
masuk ke dalam mobil patroli Sheriff. Mereka
bercakap cakap dan tertawa tawa sementara Hastings mengemudikan mobil perlahan-lahan menuju
pinggiran kota, melewati Toko Bates dan masuk
ke Craft Road. Halaman depan rumah keluarga
Hailey sudah dipenuhi mobil ketika mereka tiba,
maka ia parkir di jalan. Carl Lee berjalan melewati pintu depan bagaikan orang bebas, dan langsung dipeluk oleh segerombolan sanak saudara,
teman-teman, dan anak-anaknya. Mereka tidak
tahu bahwa ia akan datang. la memeluk mereka
penuh haru, mendekap keempatnya erat erat, seolah-olah takkan ada lagi pelukan seperti itu untuk
waktu lama. Orang banyak itu mengawasi tanpa
suara sewaktu laki laki besar ini berlutut di lantai
dan membenamkan kepala di antara anak-anaknya
638 yang tersedu-sedu. Sebagian besar dari kerumunan
orang banyak itu pun menangis.
Dapur dipenuhi makanan, dan sang tamu kehormatan didudukkan di kursinya yang biasa di kepala meja, dengan istri dan anak anaknya'duduk di
seputamya. Pendeta Agee memanjatkan puji syukur. Seratus orang teman menunggu keluarga itu.
Ozzie dan Hastings mengisi piring mereka dan
kembali ke teras depan, di mana mereka menepuki
nyamuk dan merencanakan strategi menghadapi sidang pengadilan. Ozzie sangat prihatin memikirkan
keselamatan Carl Lee saat nanti mereka memindahkannya dari penjara ke gedung pengadilan dan
kembali setiap hari. Si Terdakwa sendiri sudah
membuktikan dengan jelas bahwa perjalanan seperti itu tidak selalu aman.
Sesudah makan malam, kerumunan orang itu
tumpah ke luar di halaman depan. Anak anak bermain, sementara yang dewasa tetap tinggal di teras, sedekat mungkin dengan Carl Lee. Ia adalah
pahlawan mereka, orang paling terkenal yang pernah mereka lihat, dan mereka mengenalnya secara
pribadi. Bagi orang-orang ini, ia diadili cuma karena satu alasan. Benar ia membunuh orang orang
itu, tapi bukan itu persoalannya. Seandainya ia
kulit putih, ia akan menerima penghargaan atas
apa yang telah ia lakukan. Mereka akan menuntutnya dengan setengah hati, tapi dengan dewan juri
yang sepenuhnya kulit putih, pengadilan itu akan
jadi 'sebuah lelucon. Carl bee diadili sebab ia
hitam. Dan kalau mereka menjatuhkan pidana atas
639 dirinya, itu karena ia hitam. Tak ada alasan lain.
Mereka percaya hal itu. Mereka mendengarkan
dengan cermat ketika ia bicara tentang sidang tersebut. Ia ingin doa dan dukungan mereka, dan
ingin mereka semua hadir di sana, menyaksikannya dan melindungi keluarganya.
Berjam jam mereka duduk dalam hawa yang
lembap gerah. Carl Lee dan Gwen duduk di ayunan sambil bergoyang-goyang pelan, dikelilingi para
pemuja yang semuanya ingin berdekatan dengan
orang besar ini. Ketika mereka mulai berlalu, mereka semua memeluknya dan berjanji untuk hadir
di sana hari Senin. Dalam hati mereka bertanyatanya, apakah mereka bisa melihatnya lagi duduk
di teras depannya.
Tengah malam, Ozzie mengatakan sudah saatnya untuk berangkat. Carl Lee memeluk Gwen
dan anak anaknya'gmtuk terakhir kali, lalu duduk
dalam mobil Ozzie.
Bud Twitty meninggal dunia malam itu. Operator
memberitahu Nesbit, yang menceritakannya pada
Jake. Ia menulis catatan untuk mengirim bunga.
640 32 MINGGU. Satu hari menjelang sidang. Jake terbangun pukul 05.00 pagi dengan nyeri perut yang
penyebabnya ia timpakan pada sidang tersebut,
dan sakit kepala yang ia hubungkan dengan sidang
dan acara malam Minggu di teras Lucien bersama
dengan asisten dan mantan bosnya. Waktu itu
Ellen memutuskan untuk tidur di kamar tidur tamu
rumah Lucien, jadi Jake melewatkan malam di
sofa kantornya:
Ia berbaring di sofa dan mendengar suara suara
dari jalan di bawah. Ia terhuyung dalam kegelapan, menuju balkon, dan berhenti terkesima menyaksikan pemandangan di seputar gedung pengadilan. Hari H! Perang sudah mulai! Patton telah


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tiba! Jalanan di sekitar alun alun dipenuhi truk
pengangkut, jip, dan tentara yang sibuk berlarian
ke sana kemari dalam usaha untuk mengatur diri
dan tampil sebagaimana layaknya militer. Radio
bcrkuak-kuak dan komandan-komandan berperut
buncit berteriak kepada anak buah mereka agar
bergegas dan mengatur diri. Sebuah pos komando
641 didirikan dekat pendapa di halaman depan. Tiga
regu prajurit memalu tiang pancang, membentangkan tali, dan mendirikan tiga tenda atau paviliun
penyamaran dari kanvas berukuran besar. Barikade
didirikan di empat sudut alun-alun, dan prajurit
juga mengambil posisi. Mereka merokok dan bersandar pada lampu jalan.
Nesbit duduk di bagasi mobilnya dan mengamati pembangunan benteng di pusat kota Clanton.
Ia mengobrol dengan beberapa prajurit. lake membuat kopi dan membawakan secangkir untuknya.
Ia sudah terbangun sekarang, aman dan tenteram,
dan Nesbit bisa pulang dan beristirahat sampai
hari gelap. Jake kembali ke balkon dan mengawasi
kegiatan itu sampai fajar menyingsing. Begitu pasukan diturunkan, truk pengangkut dipindahkan ke
pangkalan Pengawal Nasional di utara kota, tempat
orang orang itu tidur. Ia memperkirakan jumlahnya
ada dua ratus. Mereka hilir mudik di sekitar gedung pengadilan dan berjalan di seputar alun alun
dalam kelompok kelompok kecil, melihat lihat toko, menunggu matahari menyingsing, dan harapan
akan munculnya ketegangan.
Noose akan berang. Bagaimana mereka berani
mengundang Pengawal Nasional tanpa menanyainya Ini adalah sidang pengadilannya. Wali Kota
sudah menyebutkan hal ini, dan Jake menjelaskan
bahwa sudah menjadi tanggung jawab Wali Kota
untuk menjaga keamanan Clanton, bukan tanggung
jawab sang Hakim. Ozzie setuju, dan Noose tidak
ditelepon. '
642 Sheriff dan Moss Junior Tatum tiba dan bertemu dengan sang Kolonel di pendapa. Mereka
berjalan mengelilingi gedung pengadilan, memeriksa "pasukan dan paviliun. Ozzie menunjuk ke berbagai penjuru, dan sang Kolonel tampaknya setuju
dengan apa pun yang ia inginkan. Moss Junior
membuka kunci gedung pengadilan, sehingga pasukan bisa mengambil air minum dan memakai
fasilitas toilet. Selewat pukul sembilan, barulah
burung pemangsa pertama tahu bahwa pusat kota
Clanton sudah diduduki. Dalam satu jam mereka
berlarian di mana mana dengan kamera dan mikrofon, sambil mengumpulkan kata kata penting dari seorang sersan atau kopral.
"Siapa nama Anda, Sir "
"Sersan Drumwright."
"Dari mana asal Anda "
"Booneville."
. "Di mana itu' "
"Kira kira seratus mil dari sini."
"Mengapa Anda ke sini "
"Panggilan dari Gubernur."
"Mengapa dia memanggil Anda "
"Menjaga agar situasi terkendali."
"Apakah Anda memperkirakan akan timbul masalah "
"Tidak."
"Berapa lama Anda akan tinggal di sini "
"Tidak tahu."
"Apakah Anda akan di sini sampai sidang selesai "
643 "Tidak tahu."
"Siapa yang tahu "
"Gubernur, saya kira."
Dan seterusnya.
Berita tentang penyerbuan itu tersebar cepat
pada Minggu pagi yang tenang, dan sesudah kebaktian gereja, warga kota membanjiri alun alun
untuk menyaksikan sendiri bahwa tentara benarbenar s'udah menduduki gedung pengadilan.
Prajurit-prajurit jaga menyisihkan barikade dan
membiarkan orang orang yang ingin tahu untuk
mengemudikan mobil di seputar alun-alun mereka
dan terkesima menyaksikan tentara asli dengan
senapan dan jip mereka. Jake duduk di balkon,
minum kopi dan mengingat-ingat kartu kartu
catatan jurinya.
Ia menelepon Carla dan menjelaskan bahwa Pengawal Nasional sudah dikerahkan, tapi ia aman.
Kenyataannya, ia belum pemah merasa seaman
itu. Sewaktu bicara dengan istrinya, ia menjelaskan, ada ratusan tentara dengan persenjataan lengkap di seberang Washington Street, siaga menjaganya. Ya, ia masih punya pengawal pribadi. Ya,
rumah mereka masih tegak. Ia ragu ragu apakah
kematian Bud Twitty sudah dilaporkan, jadi ia
tidak menceritakannya. Barangkali Carla akan
mendengarnya sendiri. Mereka akan pergi memancing dengan perahu ayahnya, dan Hanna ingin
ayahnya ikut serta. Ia mengucapkan selamat tinggal, dan merindukan dua wanita dalam hidupnya
itu lebih daripada kapan pun.
644 *** Ellen Roark membuka kunci pintu belakang kantor
dan meletakkan satu kantong belanjaan kecil di
meja dapur. Ia menarik keluar sebuah berkas dari
kopernya dan mulai mencari bosnya. Jake ada di
balkon, rnenatapi kartu kartu catatan dan mengawasi gedung pengadilan. "Malam, Row Ar
"Selamat malam, Bos." la mengangsurkan makalah setebal satu inci kepada Jake. "Ini riset yang
kauminta mengenai kemungkinan diterimanya pemerkosaan "itu sebagai bukti. Itu persoalan yang
sulit, dan memang berkaitan. Maaf ukurannya jadi
sebesar ini."
Makalah itu pun serapi makalahnya yang lain,
lengkap dengan daftar isi, bibliografi, dan nomor
halaman. lake membalik baliknya. "Sialan, Row
Ark, aku tidak minta buku teks."
"Aku tahu kau benci karya tulis ilmiah, jadi
dengan sadar kuusahakan untuk memakai kata kata
yang tak lebih dari tiga suku."
"Aduh, kita harus sigap hari ini. Bisakah kau
meringkas ini jadi makalah sebanyak, katakanlah,
kurang-lebih tiga puluh halaman "
"Dengar, ini hasil penelitian mahasiswi hukum
berbakat yang punya kemampuan hebat untuk berpikir dan menulis dengan jelas. Ini karya seorang
jenius, dan ini milikmu, dan sama sekali cumacuma. Jadi berhentilah mengomel."
"Ya, Ma"am. Apa kepalamu sakit "
645 "Ya. Sakit sejak bangun pagi ini. Sepuluh jam
aku mengetik makalah itu, dan aku perlu minum.
Kau punya blender "
"Apa "
"Blender. Itu penemuan baru yang kami ciptakan di Utara. Itu alat dapur."
"Ada satu di rak, di sebelah oven microwave."
Ia menghilang. Hari hampir gelap, dan lalu lintas di seputar alun-alun sudah menipis ketika
orang orang yang melewatkan hari Minggu untuk
berjalan jalan mulai bosan melihat tentara menjaga
gedung pengadilan mereka. Sesudah dua belas jam
dalam hawa panas yang mencekik dan kelembapan
bagaikan kabut di pusat kota Clanton, pasukan itu
mulai letih dan merindukan rumah. Mereka duduk
di bawah pepohonan dan di kursi kursi lipat dari
kanvas, mengutuki Gubernur. Ketika hari makin
gelap, mereka merentangkan kabel kabel dari dalam gedung pengadilan dan menggantungkan
lampu lampu sorot di sekitar paviliun. Di samping
kantor pos, satu mobil penuh orang kulit hitam
tiba dengan kursi taman dan lilin untuk memulai
jaga malam mereka. Mereka mulai mondar mandir
di sepanjang trotoar Jackson Street, di bawah
tatapan dua ratus tentara bersenjata lengkap yang
mendadak jadi waspada. Yang berjalan paling depan adalah Miss Rosia Alt're Gatewood, seorang
janda berbobot seratus kilo yang telah membesarkan sebelas anak dan mengirimkan sembilan
orang ke college. Ia adalah wanita kulit hitam
pertama yang diketahui menghirup air dingin dari
-646.'
pancuran minum umum di alun alun, dan hidup
untuk menceritakan hal itu. Ia menatap tajam tentara tentara itu. Mereka tidak bicara.
Ellen kembali dengan dua gelas bir Boston College yang terisi cairan hijau pucat. Ia meletakkannya di meja dan menarik sebuah kursi.
"Apa itu "
"Minumlah. Akan membuatmu santai."
"Aku akan meminumnya. Tapi aku ingin tahu
apa itu."
"Margarita."
Jake mengamati bagian atas gelasnya. "Mana
garamnya "
"Aku tak suka garam pada minumanku."
"Ah, kalau begitu aku pun tidak. Kenapa margurita "
"Kenapa tidak "
Jake memejamkan mata dan menghirup satu tegukan panjang. Lalu satu tegukan lagi. "Row Ark,
kau wanita berbakat."
"Pesuruh."
Jake kembali menghirup. "Sudah delapan tahun
aku tak pernah minum margnrita."
"Kasihan." Gelas isi seperempat litemya sudah
separo kosong.
"Rum apa ini' "
"Aku akan menyebutmu tolol seandainya kau
bukan bosku."
"Terima kasih."
"Ini bukan rum. Tequila, dengan sari jeruk nipis
647 dan Cointreau. Kupikir'setiap mahasiswa hukum
tahu itu."
"Bagaimana kau bisa memaafkanku Aku yakin
aku tahu campurannya ketika masih mahasiswa."
- Ia menatap sekitar alun alun.
"Luar biasa! Tampak seperti medan perang."
lake mengeringkan gelasnya dan menjilat bibir.
Di bawah paviliun paviliun itu mereka bermain
kartu dan tertawa tawa. Yang lain mencari perlindungan dari serangan nyamuk di dalam gedung
pengadilan._Barisan lilin berbelok di sudut dan
melewati Washington Street.
"Ya," kata Jake dengan sebuah senyuman. "Indah, bukan Bayangkan ketika juri kita yang adil
dan tak memihak tiba besok pagi dan dihadapkan
dengan semua itu. Aku akan memperbaharui mosi
untuk minta pemindahan tempat sidang. Akan ditolak. Aku akan mengajukan tuntutan bahwa persidangan ini tidak sah, dan Noose akan bilang
tidak. Dan kemudian aku akan memastikan panitera pengadilan mencatat fakta bahwa pengadilan
ini dilaksanakan di tengah sirkus tiga kalangan."
"Mengapa mereka di sini "
"Sheriff dan Wali Kota menelepon Gubernur,
dan meyakinkannya bahwa Pengawal Nasional dibutuhkan untuk menjaga keamanan di Ford County. Mereka mengatakan padanya bahwa rumah sakit kita tidak cukup besar untuk sidang pengadilan
ini."
"Dari mana mereka "
648 "Booneville dan Columbus. Waktu makan siang,
kuhitung ada dua ratus dua puluh jumlahnya."
"Mereka ada di sini seharian "
"Mereka membangunkanku pukul lima pagi ini.
Aku mengikuti gerakan mereka sehari penuh. Beberapa kali mereka terdesak, mpi bala bantuan
tiba. Beberapa menit yang lalu mereka bertemu
musuh, ketika Miss Gatewood dan teman temannya tiba dengan lilin mereka. Dia menatap mereka,
maka sekarang mereka main kartu."
Ellen menghabiskan minuman dan pergi untuk
mengambil lagi. Jake mengambil tumpukan kartu
catatan itu untuk yang keseratus kalinya dan memeriksanya di meja. Nama. umur, pekerjaan, keluarga, ras, pendidikan. Ia sudah membaca dan
mengulangi informasi itu sejak pagi. Minuman putaran kedua tiba dengan cepat, dan Ellen mengambil kartu kartu itu.
"Correen Hagan," katanya, menghirup minuman.
lake berpikir sejenak. "Umur sekitar lima puluh
lima. Sekretaris di sebuah agen asuransi. Cerai,
dua anak yang sudah dewasa. Pendidikan mungkin
SMA, tidak lebih. Asli dari Florida, apa pun artinya."
"Angka "
"Kurasa aku memberinya nilai enam."
"Bagus sekali. Millard Sills."
"Punya kebun kemiri dekat Mays. Kira-kira
umur tujuh puluh tahun. Kemenakannya ditembak
kepalanya oleh dua orang kulit hitam dalam sebuah perampokan di Little Rock beberapa tahun
649 yang lalu. Benci orang kulit hitam. Dia takkan
duduk sebagai anggota juri."
"Angka "
"Nol, kurasa." '
"Vlay Bailey."
"Umur sekitar tiga puluh. Enam anak. Penganut
gereja Pantekosta yang taat. Bekerja di pabrik
mebel di bagian barat kota."
"Kau memberinya angka sepuluh."
"Yeah. Aku yakin dia pernah membaca bagian
Injil tentang satu mata ganti satu mata, dan lainlain. Plus, dari enam anak, kurasa sedikitnya ada
dua yang perempuan."
"Apakah kau sudah mengingat semuanya "
Jake mengangguk dan minum. "Aku merasa seperti sudah kenal mereka selama bertahun tahun."
"Berapa banyak yang akan kaukenali "
"Sangat sedikit. Tapi aku tahu lebih banyak
tentang mereka daripada Buckley." '
"' "Aku kagum."
"Apa! Apa katamu! Aku membuatmu kagum
dengan kecerdasanku!"
"Di antara banyak hal lain."
"Aku merasa begitu tersanjung. Aku telah membual seorang jenius dalam hukum pidana terkesan.
Putri Sheldon Roark, siapa pun dia. Seorang summa cum laude sejati. Tunggu sampai kuceritakan
pada Harry Rex." _
"Di mana gajah itu' Aku merindukannya. Kurasa dia manis."
"Teleponlah dia. Minta dia bergabung dengan
650 kita untuk pesta di beranda, sambil menyaksikan
tentara bersiap menghadapi Pertempuran Ketiga di
Bull Run."
Ellen menghampiri telepon di meja Jake.
"Bagaimana dengan Lucien "
"Tidak! Aku bosan dengan Lucien."
Harry Rex membawa tequila kelima yang ia temukan di suatu tempat dalam lemari minumannya. Ia
dan sang Asisten berdebat keras tentang campuran
yang tepat untuk membuat margarin: yang enak.
Jake memberikan suara untuk asistennya.
Mereka duduk di balkon, menyebutkan namanama dari kartu indeks, minum ramuan dengan
rasa yang tajam, meneriaki para tentara, dan menyanyikan lagu lagu Jimmy Buffet. Tengah malam, Nesbit menaikkan Ellen ke mobil patroli dan
membawanya ke rumah Lucien. Harry Rex berjalan pulang. Jake tidur di sofa.
651 33 SENIN, 22 Juli. Tak lama sesudah margarita terakhir, Jake terlonjak dari sofa dan menatap jam di
mejanya. Ia sudah tidur selama tiga jam. Segerombolan kupu kupu liar bertempur hebat dalam perutnya. Rasa nyeri saraf menghunjam selangkangan.
Ia tak punya waktu untuk menghabiskan sisa mabuk.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nesbit tidur bagaikan bayi di belakang kemudi.
Jake membangunkannya dan melompat ke jok belakang. Ia melambaikan tangan kepada prajurit
penjaga yang mengawasi dengan perasaan ingin
tahu dari seberang jalan. Nesbit mengemudikan
mobil dua blok ke Adams Street, menamakan
penumpangnya, dan menunggu di jalan masuk seperti yang diperintahkan. Jake mandi dan bercukur
cepat-cepat. Dipilihnya jas wol abu-abu tua, kemeja button-down pinpoint putih, dan dasi sutra
merah anggur dengan beberapa garis tipis biru tua
yang sangat netral, nonkontroversial, tanpa
ekspresi apa pun untuk penampilan yang baik.
Celana panjang berlipitnya tergantung sempurna
652 dari pinggangnya yang ramping. Ia tampak hebat,
jauh lebih bergaya dati lawannya.
Nesbit tidur lagi ketika Jake melepaskan anjing
dan melompat ke jok belakang.
"Semua beres di dalam sana " tanya Nesbit,
menyeka air liur dan" dagu.
"Aku tidak menemukan dinamit, kalau itu yang
kaumaksud."
Nesbit tertawa mendengar ini, tawa bernada mengesalkan seperti yang biasa ia lakukan terhadap
hampir segala hal. Mereka mengelilingi alun alun
dan Jake keluar di depan kantornya. Tiga puluh
menit sesudah ia berlalu, ia menyalakan lampu
depan dan membuat kopi.
Ia mengambil empat butir aspirin dan minum
satu liter air jeruk. Matanya terbakar dan kepalanya sakit akibat mengumbar diri dan keletihan,
sedangkan bagian yang meletihkan belum lagi mulai.. Di meja rapat ia menggelar berkas Carl Lee
Hailey. Berkas itu sudah diatur dan disusun menurut indeks oleh asistennya, tapi ia ingin membongkar dan menyusunnya lagi. Bila sebuah dokumen atau kasus tak bisa ditemukan dalam tiga
puluh detik, itu tidak bagus. Ia tersenyum pada
kemahiran Ellen menyusun segalanya. Ia mengelompokkan berkas berkas dan memilah segala hal
ke dalam subbagian, semuanya hanya sepuluh detik dari jangkauan ujung jari, Dalam buku catatan
setebal satu inci yang dijilid dengan tiga cincin, ia
punya kualifikasi Dr. Bass dan garis besar kesaksiannya. Ia sudah membuat catatan tentang ke
653 beratan yang mungkin akan diajukan Buckley, dan
menyediakan contoh kasus untuk melawan keberatannya. Jake sangat bangga dengan persiapannya
menghadapi sidang, namun memalukan bahwa hal
itu dipelajari dari seorang mahasiswi hukum tahun
ketiga.
la mengemasi kembali berkas itu ke dalam kopernya, koper kulit hitam besar dengan inisial namanya dalam "huruf emas di satu sisi. Ia ingin
buang air, dan ia duduk di toilet sambil membalikbalik kartu indeks. Ia tahu mereka semua. Ia siap.
Beberapa menit lewat pukul lima, Harry Rex
mengetuk pintu. Hari masih gelap, dan- ia tampak
seperti pencuri.
"Apa ketjamu bangun sepagi ini " tanya Jake.
"Aku tak bisa tidur. Rasanya gelisah," Ia mengangsurkan kantong kertas dengan noda noda minyak berisi makanan. "Dell mengirim ini. Masih
segar dan panas. Biskuit sosis, biskuit keju dan
ham, biskuit keju dan ayam, sebutkan saja. Dia
mengkhawatirkanmu."
"Terima kasih. Harry Rex, tapi aku tidak lapar.
Sistem pencemaanku sedang berontak."
"Cemas "
"Seperti pelacur dalam gereja."
"Kau tampak agak cekung."
"Terima kasih."
"Tapi jasmu bagus."
"Carla yang memilih."
Harry Rex mengulurkan tangan ke dalam kantong dan mengeluarkan segenggam .biskuit ter
654 bungkus foil. la menumpuknya'di meja rapat dan
membuat kopi sendiri. Jake duduk di seberangnya
dan membalik balik makalah Ellen tentang
M"Naghten.
_ "Dia yang menulis itu " tanya Harry Rex dengan kedua belah pipi penuh dan rahang menggiling cepat.
"Yeah, ini adalah ringkasan pembelaan dengan
dalih kegilaan di Mississippi sepanjang tujuh puluh
lima halaman. Dia menghabiskan tiga hari untuk
mengerjakannya."
"Tampaknya dia sangat cerdas."
"Dia punya otak, dan bisa menulis dengan lancar. Kecerdasannya ada, tapi dia punya masalah
dalam menerapkan yang dia ketahui ke dunia nyata."
"Apa yang kauketahui tentangnya " Remahremah berjatuhan dari mulut dan berceceran di
meja. Harry menyapunya ke lantai dengan lengan
kemeja.
"Dia meyakinkan. Nomor dua di kelasnya di
Ole Miss. Aku menelepon Nelson Battles, asisten
Dekan Fakultas Hukum, dan terbukti bagus. Dia
punya kesempatan besar untuk lulus nomor satu."
"Aku lulus di urutan kesembilan puluh tiga di
antara sembilan puluh delapan orang. Aku seharusnya lulus nomor sembilan puluh dua, tapi mereka
menangkapku mencontek dalam sebuah ujian. Aku
mulai protes, tapi kuperhitungkan bahwa nomor
sembilan puluh tiga pun sama baiknya. Peduli
amat, pikirku, di Clanton siapa yang akan peduli.
655 Orang-orang ini sama senangnya bahwa aku kembali ke sini untuk praktek sesudah lulus, dan. bukan pergi ke Wall Street atau tempat lain macam
itu."
Jake tersenyum pada cerita yang sudah ia de=
ngar seratus kali.
Harry Rex membuka bungkusan biskuit ayam
dan keju. "Kau tampak gelisah, Sobat."
"Aku baik baik saja, Hari pertama selalu jadi
yang paling berat. Persiapan sudah beres. Aku
siap. Masalahnya sekarang cuma menunggu." '
"Pukul berapa Row Ark masuk "
"Entahlah."
"Aduh, aku ingin tahu apa yang dia pakai."
"Atau apa yang tidak dia pakai. Kuharap dia
berpakaian sopan. Kau tahu bagaimana pemalunya
Noose."
"Kau takkan membiarkannya duduk di meja
pembela, bukan "
"Kurasa tidak. Dia akan tinggal di belakang,
kurang lebih seperti kau. Dia bisa menyinggung
perasaan beberapa juri perempuan."
"Yeah, taruh dia di sana, tapi jangan sampai
terlihat."
Harry Rex menyeka mulut dengan cakarnya
yang besar. "Kau sudah tidur dengannya "
"Tidak! Aku tidak gila, Harry Rex."
"Kau gila kalau kau tidak melakukannya. Perempuan itu bisa didapatkan."
"Kalau begitu, dapatkanlah. Sudah cukup banyak persoalan dalam benakku." '
656 "Menurutnya aku manis, bukan "
"Begitulah yang dikatakannya."
"Kurasa aku akan mencoba," kata Harry dengan
wajah sungguh sungguh, lalu tersenyum, lalu meledak tertawa dengan remah remah makanan menyemprot rak buku.
Telepon berdering. Jake menggelengkan kepala,
dan Harry Rex mengangkat gagang. "Dia tak ada
di sini, tapi dengan senang hati akan saya sampaikan pesan kepadanya." Ia mengedip pada Jake.
"Ya, Sir. Ya, Sir, uh huh, ya, Sir. Itu mengerikan
Anda bisa percaya seseorang akan melakukannyaYa, Sir. Ya, Sir, saya setuju seratus persen. Ya,
Sir, dan siapa nama Anda, Sir Sir " Harry Rex
tersenyum pada gagang telepon dan meletakkannya.
"Apa yang dia inginkan "
"Katanya kau adalah sesuatu yang memalukan
ras kulit putih, karena jadi pengacara untuk orang
negro, dan dia tidak tahu bagaimana seorang pengacara bisa mewakili negro macam Hailey. Dan dia
berharap Klan akan mcnghukummu. Kalau mereka
tidak melakukannya, ia berharap asosiasi pengacara akan memeriksa dan mencabut izinmu karena membantu orang negro. Katanya dia tahu kau
tak ada artinya, sebab kau dilatih oleh Lucien
Wilbanks yang hidup bersama seorang perempuan
negro."
"Dan kau setuju dengannya!"
"Kenapa tidak Dia sungguh jujur, bukan benci,
657 dan dia merasa lebih baik sekarang, karena itu
sudah lepas dari dadanya."
Telepon berdering lagi. Harry Rex mengangkat
gagang. "Jake Brigance, pengacara, konselor, konsultan, penasihat, dan guru hukum."
Jake berlalu ke kamar kecil. "Jake, ini wartawan!" Harry Rex berseru.
""Aku di toilet."
"Dia sedang buang air!" kata Harry Rex pada si
wartawan.
'Pukul enam pukul tujuh di Wilmington Jake
menelepon Carla. Ia sudah bangun, membaca surat
kabar, minum kopi. Kepada istrinya ia bercerita
tentang Bud Twitty dan Mickey Mouse, dan janji
akan munculnya lebih banyak kekerasan. Tidak, ia
tidak takut akan' hal itu. Itu tidak mengkhawatirkannya. Ia takut akan Dewan Juri, dua belas orang
yang akan dipilih, dan reaksi mereka terhadap
klien dan dirinya. Rasa takut satu satunya, saat ini,
adalah apa yang mungkin dilakukan Juri terhadap
kliennya. Yang lain tidak relevan. Untuk pertama
kali, Carla tidak menyebut nyebut tentang pulang
ke rumah. Jake berjanji akan menelepon malam
itu. Ketika memutuskan percakapan, ia mendengar
keributan di bawah. Ellen tiba, dan Harry Rex
bicara keras. la tentu memakai blus tembus pandang dengan rok mini, pikir Jake sambil berjalan
ke bawah. Ternyata tidak. Harry Rex .sedang
mengucapkan selamat padanya karena berpakaian
seperti wanita _Selatan dengan segala aksesorii'iya.
658 Ia memakai setelan kotak kotak abu abu dengan
jas berleher V dan rok pendek ramping. Blus
sutranya berwarna hitam, dan jelas di bawahnya
ada pakaian lain yang perlu. Rambutnya ditarik ke
be lakang dan dijalin dengan gaya. Jejak maskara,
eyeliner, dan lipstik terlihat jelas. Dalam kata kata
Harry Rex, sebagai wanita ia tampak bagaikan
seorang pengacara.
"Terima kasih, Harry Rex," katanya. "Aku sebenarnya ingin punya selera seperti seleramu dalam berpakaian."
"Kau tampak cantik, Row Ark," kata Jake.
"Begitu juga kau," kata Ellen. [a memandang
Harry Rex, tapi tidak mengatakan apa apa.
"Maafkan kami, Row Ark," kata Harry Rex.
"Kami terkesan sebab kami tidak tahu kau punya
begitu banyak macam pakaian. Kami minta maaf
karena mengagumimu, dan kami tahu betapa hebatnya hal ini membuat hatimu yang sudah beremansipasi itu marah. Ya, kami memang babi
yang masih membedakan laki laki dan perempuan,
tapi kau memilih untuk datang ke Selatan. Dan di
Selatan, sudah menjadi peraturan bahwa kami berliur melihat perempuan menarik yang berpakaian
rapi, beremansipasi atau tidak."
"Apa yang ada dalam kantong itu " tanya Ellen.
"Sarapan."
Ia merobeknya dan membuka biskuit isi sosis.
"Tidak ada roti bagel " ia bertanya.
"Apa itu " tanya Harry Rex.
"Lupakan saja."
659 Jake menggosokkan kedua tangannya dan mencoba bersuara antusias. "Nah, sekarang karena kita
sudah berkumpul di sini tiga jam sebelum sidang,
apa yang ingin kalian lakukan "
"Mari kita buat margarita," kata Harry Rex.
"Tidak! " kata Jake.
"Itu akan menyisihkan ketegangan."
"Tidak untukku," kata Ellen. "Ini bisnis."
Harry Rex membuka- bungkusan biskuit, yang
terakhir dalam kantong tersebut. "Apa yang pertama terjadi hari ini "
"Sesudah matahari naik, kita membuka sidang.
Pukul sembilan, Noose akan mengucapkan beberapa patah kata kepada anggota juri dan kita mulai
proses seleksi."
"Berapa lama waktu yang diperlukan " tanya
Ellen.
"Dua atau tiga hari. Di Mississippi, kita punya
hak untuk menginterogasi masing-masing anggota
juri dalam ruang tertutup. Itu makan waktu."
"Di mana aku duduk dan apa yang kulakukan "
"Kedengarannya dia berpengalaman," kata Harry
Rex pada Jake. "Apakah dia tahu:di mana gedung
pengadilannya "
"Kau tidak duduk di meja pembela," kata Jake.
"Hanya aku dan Carl Lee."
Ellen menyeka mulut. "Aku mengerti. Hanya
kau dan Terdakwa duduk sendirian, dikelilingi kekuatan kekuatan ,jahat, menghadapi kematian seorang diri."
"Semacam itulah."
660 "Ayahku sekali-sekali memakai taktik itu."
"Aku senang kau setuju. Kau akan duduk di
belakangku, di samping jerjak. Aku akan minta
Noose mengizinkanmu masuk ke bilik tertutup untuk diskusi pribadi."
"Bagaimana dengan aku " tanya Harry Rex.
"Noose tidak menyukaimu, Harry Rex. Dia tak
pernah suka. Dia bisa mengalami perdarahan otak
kalau kutanya apakah kau boleh masuk ke bilik.
Yang paling baik, berpura puralah bahwa kita tak
pernah bertemu."
"Terima kasih."
"Tapi kami sungguh menghargai bantuanmu,"
kata Ellen.
"Terima kasih, Ellie Mae."
"Dan kau masih bisa minum bersama kami,"
kata Ellen.
"Dan menyediakan tequila."
"Takkan ada lagi alkohol di kantor ini," kata
Jake.
"Sampai reses siang," kata Harry'Rex.
"Aku ingin kau berdiri di belakang meja panitera, cuma mondar rnandir seperti yang selalu kaulakukan, dan membuat catatan tentang Dewan Juri.
Cobalah mencocokkan mereka dengan kartu catatan. Mungkin akan ada seratus dua puluh orang."
"Apa pun katamu."
Fajar membawa pasukan keluar dengan kekuatan
penuh. Barikade dipasang kembali, dan pada tiap
sudut alun-alun tentara bergerombol di seputar
661 tong tong oranye putih yang menghalangi jalan.
Mereka siaga dan gelisah, mengawasi setiap mobil
dengan penuh perhatian, menunggu musuh menyerang, menantikan ketegangan. Suasana memanas
sejenak ketika sejumlah burung pemangsa dalam


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

truk kecil dan minivan mereka dengan pintu berlogo mencolok muncul pada pukul setengah delapan. Pasukan mengepung kendaraan kendaraan itu
dan memberitahu setiap orang bahwa mereka tidak
diperkenankan parkir di sekitar gedung pengadilan
selama sidang. Burung burung pemangsa itu menghilang di jalan jalan kecil, lalu beberapa saat kemudian muncul kembali, berjalan kaki dengan kamera dan peralatan mereka yang berat. Beberapa
membentuk pangkalan di tangga depan gedung
pengadilan, yang lain di pintu belakang, dan satu
kelompok lain di rotunda, di luar pintu utama
ruang sidang lantai dua.
Murphy, pembersih gedung dan satu satunya
saksi mata sesungguhnya atas pembunuhan Cobb
dan Willard, sebisa mungkin memberitahu pers
bahwa ruang sidang akan dibuka pukul delapan,
dan tak semenit pun lebih awal. Sederet antrean
terbentuk dan dengan cepat mengitari rotunda.
Bus bus gereja parkir di suatu tempat jauh dari
alun alun, dan peserta pawai dipimpin oleh para
pendeta berjalan perlahan lahan melewati Jackson
Street. Mereka membawa spanduk spanduk BEBASKAN CARL LEE dan menyanyikan We Shall
Overcome dalam paduan suara yang sempurna.
Begitu mereka mendekati alun alun, para prajurit
662 mendengar mereka dan radio mulai berkuak kuak.
Ozzie dan sang Kolonel berunding cepat, dan para
prajurit bersantai. Peserta pawai itu dibimbing oleh
Ozzie menuju suatu bagian halaman depan, di
mana mereka hilir mudik dan menunggu di bawah
pengawasan waspada pasukan Pengawal Nasional
Mississippi.
Pukul delapan, sebuah detektor logam dipindahkan ke depan pintu ruang sidang, dan tiga orang
deputy bersenjata lengkap perlahan lahan mulai
memeriksa dan mempersilakan masuk kerumunan
penonton yang sekarang sudah memenuhi rotunda
dan meluap sampai ke gang gang. Di dalam ruang
sidang, Prather mengarahkan lalu lintas, mendudukkan orang orang di bangku bangku panjang
pada salah satu sisi gang, dan meluangkan sisi
yang lain untuk para calon anggota juri. Bangku
terdepan disediakan untuk keluarga, dan deret kedua diisi dengan seniman pengadilan yang langsung mulai membuat sketsa tempat hakim, pengacara, dan potret para pahlawan Konfederasi.
Pihak Klan merasa wajib menunjukkan pemunculannya pada hari pembukaan, terutama kepada
para calon anggota juri saat mereka tiba. Dua lusin
anggota Klan dalam pakaian parade lengkap berjalan diam-diam ke Washington Street. Mereka
langsung dihentikan dan dikepung oleh tentara.
Sang Kolonel berperut buncit melangkah angkuh
menyeberangi jalan, dan untuk pertama kali dalam
hidupnya berhadapan muka dengan seorang anggota Ku Klux Klan berjubah dan berkerudung
663 putih, yang kebetulan tiga puluh senti lebih tinggi
darinya. Ia kemudian melihat kehadiran kamera,
yang menambah bobot konfrontasi ini, dan kegarangan dalam dirinya lenyap. Bentakan dan geraman biasanya langsung diganti dengan suara gagap bernada tinggi, gelisah, gemetar, tak bisa dimengerti bahkan olehnya sendiri.
Ozzie datang dan menyelamatkannya. "Selamat
pagi, Sobat," katanya tenang, ketika ia melangkah
ke sebelah sang Kolonel yang gelagapan. "Kami
sudah mengurung kalian, dan jumlah kami lebih
besar. Kami juga tahu kami tak bisa melarang
kalian hadir di sini."
"Benar," kata si Pemimpin.
"Kalau kalian mengikutiku dan berbuat seperti
yang kukatakan, kita takkan punya masalah."
Mereka mengikuti Ozzie dan sang Kolonel menuju ke satu bagian kecil di halaman depan, di
mana dijelaskan bahwa ini adalah tempat mereka
selama sidang. Tetaplah di sana dan tenanglah,
dan sang Kolonel pribadi akan menjaga agar
pasukan tidak mengganggu mereka. Mereka setuju.
Seperti sudah diduga. kehadiran jubah-jubah putih itu menggemparkan orang oraiig kulit hitam
yang berada enam puluh meter dari sana. Mereka
mulai berteriak, "Bebaskan Carl Lee! Bebaskan
Carl Lee! Bebaskan Carl Lee!"
Para anggota Klan mengacung acungkan tinju
dan balas berteriak,
"Bakar Carl Lee!"
"Bakar Carl Lee!"
664 "Bakar Carl Lee!"
Dua deret pasukan berbaris di trotoar yang
membelah halaman rumput dan berjajar sampai ke
tangga depan. Satu deret lain berdiri di antara
trotoar dan anggota Klan, dan satu lagi di antara
trotoar dan orang orang kulit hitam.
Yang Mulia Rufus Buckley tiba di Clanton, dan
dengan sopan memberitahu tentara penjaga siapa
dirinya dan apa artinya itu, dan ia pun diizinkan
parkir di tempatnya yang ditandai RESERVED
FOR D.A., di samping gedung pengadilan. Para
reporter jadi liar. Ini pasti penting, seseorang menerobos barikade. Buckley duduk sejenak di Cadillac tuanya, membiarkan para wartawan mengejarnya. Mereka mengepungnya ketika ia membanting
pintu. Ia tersenyum dan tersenyum dan melangkah
begitu lamban ke pintu depan gedung pengadilan.
Rentetan pertanyaan itu terbukti sangat menggoda,
dan sedikitnya delapan kali Buckley melanggar
perintah untuk tidak memberi komentar bagi pers,
tiap kali tersenyum dan menjelaskan bahwa ia tak
bisa menjawab pertanyaan yang baru saja ia jawab. Musgrove membuntuti di belakang, sambil
membawa koper orang besar itu.
Jake mondar mandir gelisah dalam kantornya. Pintunya terkunci. Ellen ada di bawah, menggarap
satu makalah lain. Harry Rex ada di Coffee Shop
untuk makan pagi lagi dan bergosip. Kartu-kartu
catatan bertebaran di meja kerjanya, dan ia sudah
muak dengannya. Ia membalik balik sebuah ma
665 kalah, lalu berjalan ke pintu pintu Prancis kantornya. Suara teriakan bergema menerobos jendelajendela terbuka. Ia kembali ke meja dan mempelajari garis besar komentar pembukaannya untuk
calon anggota juri. Kesan pertama sangat menentukan.
Ia berbaring di sofa, memejamkan mata, dan
memikirkan seribu hal lain yang sebenarnya lebih
suka ia kerjakan. Untuk sebagian besar, ia menikmati pekerjaannya. Namun kadang-kadang, pada
saat saat menakutkan seperti kali ini, ia berharap
bisa menjadi seorang agen asuransi atau pialang
saham. Atau bahkan mungkin pengacara pajak.
Pasti orang orang itu tidak secara teratur menderita
mual-mual dan diare pada saat-saat kritis dalam
karier mereka.
Lucien sudah mengajarinya bahwa rasa takut itu
baik; rasa takut adalah sekutu; bahwa setiap pengacara tentu ketakutan ketika ia berdiri di hadapan
dewan juri baru dan mengajukan kasusnya. Bukan
masalah untuk merasa takut, cuma jangan perlihatkan. Juri tidak mengikuti pengacara dengan lidah
tangkas atau kata kata paling indah. Mereka tidak
mengikuti pengacara yang berpakaian paling rapi.
Mereka takkan mengikuti seorang badut atau pelawak pengadilan. Mereka takkan mengikuti pengacara yang berdoa paling keras atau bertempur
paling hebat. Lucien meyakinkannya bahwa para
juri mengikuti pengacara yang mengucapkan kebenaran, tak peduli bagaimana penampilan, katakata, atau kemampuan remeh-temehnya. Seorang
666 pengacara harus menjadi dirinya sendiri dalam ruang sidang, dan kalau ia ketakutan, biarlah demikian. Para juri itu pun ketakutan.
Bersahabatlah dengan perasaan takut, kata Lucien selalu, sebab ia takkan pergi, dan ia akan
menghancurkanmu kalau dibiarkan tak terkendali.
Perasaan takut itu menghunjam dalam ke perutnya, dan ia melangkah hati hati ke bawah, ke
kamar keeil.
"Bagaimana keadaanmu, Bos " tanya Ellen ketika Jake memeriksanya.
"Siap, kurasa. Kita akan berangkat sebentar
lagi."
"Ada beberapa wartawan menunggu di luar. Kukatakan pada mereka bahwa kau sudah menarik
diri dari kasus ini dan pergi ke luar kota."
_ "Saat ini aku ingin benar melakukannya."
"Pernahkah kaudengar tentang Wendall Solomon "
"Rasanya tidak"
"Dia bekerja pada Southern Prisoner Defense
Fund. Aku bekerja di bawah bimbingannya musim
panas kemarin. Dia sudah membela lebih dari seratus kasus besar di seluruh penjuru wilayah Selatan. Dia begitu gelisah sebelum sidang, sampai
tak bisa makan atau tidur. Dokter memberinya
obat penenang, tapi dia masih begitu resah, sampai
tak seorang pun bicara dengannya pada hari pertama. Dan itu sesudah seratus sidang macam ini."
"Bagaimana ayahmu mengatasinya "
"Dia minum martini dengan satu tablet valium.
667 Kemudian dia berbaring di meja kerjanya dengan
pintu tertutup dan lampu dipadamkan, sampai tiba
saatnya berangkat ke ruang sidang. Sarafnya compang-camping dan dia jadi pemarah. Tentu saja,
sebagian besar wajar."
"Jadi kau tahu perasaannya "
"Aku tahu benar."
"Apa aku tampak cemas "
"Kau tampak letih. Tapi penampilanmu boleh
juga."
Jake memeriksa jam tangannya. "Ayo berangkat."
Para wartawan di trotoar menerkam mangsa mereka. "Tak ada komentar," katanya bersikeras sambil bergerak perlahan-lahan menyeberangi jalan,
menuju gedung pengadilan. Hujan pertanyaan itu
berlanjut.
"Benarkah Anda merencanakan untuk menyatai
kan sidang ini tidak sah "
"Saya tak bisa melakukan hal itu sampai sidang
mulai." &
"Benarkah Klan pernah mengancam Anda "
"Tidak ada komentar." 4
"Benarkah Anda mengirim keluarga Anda ke
luar kota sampai sidang selesai "
Jake ragu dan melirik reporter itu. "Tidak ada
komentar."
"Bagaimana pendapat Anda tentang pasukan Pengawal Nasional "
"Saya bangga dengan mereka.
668 "Bisakah klien Anda mendapatkan sidang yang
adil di Ford County "
Jake menggelengkan kepala, lalu menambahkan,
"Tidak ada komentar."
Seorang deputy berdiri berjaga beberapa meter
dari tempat tubuh tubuh itu bersandar. Ia menuding Ellen. "Siapa dia, Jake "
"Dia tak apa-apa. Dia bersamaku."
Mereka lari menaiki tangga belakang. Carl Lee
duduk seorang diri di meja pembela, punggungnya
menghadap ruang sidang yang penuh sesak. Jean
Gillespie sibuk memeriksa calon anggota juri, sementara para deputy hilir mudik di gang, mencari
apa saja yang mencurigakan. Jake menyapa kliennya dengan hangat, secara khusus memperhatikan
untuk menjabat tangannya, tersenyum lebar padanya, dan meletakkan tangan pada pundaknya.
Ellen membongkar koper koper dan dengan rapi
menyusun berkas berkas di meja.
Jake berbisik pada kliennya dan memandang
sekeliling ruang sidang. Semua mata tertuju padanya. Keluarga Hailey duduk rapi di deretan depan.
Jake tersenyum pada mereka dan mengangguk pada Lester.
Tonya dan kakak kakaknya memakai pakaian
hari Minggu mereka, dan duduk di antara Lester
dan Gwen, bagaikan patung-patung kecil yang
sempurna. Para calon anggota juri duduk di seberang gang, dan dengan cermat mengamati pengacara Hailey. Jake pikir ini saat yang baik bagi
para anggota juri untuk menyaksikan keluarga itu,
669 maka ia berjalan melewati pintu ayun pada jerjak
dan berbicara dengan keluarga Hailey. Ia mem-belai pundak Gwen, menjabat tangan Lester, mencubit masing masing anak laki laki, dan akhirnya
memeluk Tonya, gadis kecil Hailey yang diperkosa oleh dua redneck yang sudah menerima ganjaran setimpal. Para calon anggota juri mengawasi
setiap gerak peragaan ini, dan menaruh perhatian
khusus pada gadis kecil itu.
"Noose ingin kita berkumpul di bilik,"
Musgrove berbisik pada Jake sewaktu ia kembali
ke meja pembela.
Ichabod, Buckley, dan notulis pengadilan sedang
bercakap cakap ketika Jake dan Ellen memasuki
bilik hakim. Jake memperkenalkan asistennya kepada Yang Mulia, Buckley, Musgrove, dan kepada
Norma Gallo, notulis pengadilan. Ia menjelaskan
bahwa Ellen Roark adalah mahasiswi hukum tahun
ketiga di Ole Miss yang bekerja magang di kantornya, dan minta agar ia diizinkan duduk dekat
meja pengacara dan ikut serta dalam pembicaraan
dalam bilik hakim. Buckley tidak keberatan. Itu
hal lumrah, kata Noose menjelaskan, dan ia pun
menyambut baik.
"Ada masalah pendahuluan, Saudara saudara "
tanya Noose.
"Tidak ada," kata sang Jaksa.
"Beberapa," kata Jake sambil membuka sebuah
berkas. "Saya ingin ini dicatat."
Norma Gallo mulai menulis.
670 "Pertama, saya ingin memperbaharui mosi saya
untuk minta pemindahan tempat sidang..."
"Kami keberatan," sela Buckley.
"Diam, Gubernur!" Jake membentak. "Aku belum selesai, dan jangan menyelaku lagi!"
Buckley dan lainnya terperanjat oleh lepasnya
kendali. Ini gara gara margarin; itu, pikir Ellen.
"Maaf, Mr. Brigance," kata Buckley tenang.
"Tolong jangan panggil saya gubernur."
"Mari saya katakan sesuatu pada titik ini,"
Noose rnulai. "Sidang ini akan menjadi ujian panjang dan meletihkan. Saya bisa mengerti tekanan
yang kalian berdua rasakan. Sudah beberapa kali
saya menempatkan diri pada posisi kalian, dan
saya tahu apa yang akan kalian alami. Kalian
berdua adalah pengacara yang cakap, dan saya
bersyukur bahwa saya disertai dua pengacara yang
cakap untuk melaksanakan pengadilan dengan
skala sebesar ini. Saya pun bisa merasakan adanya
prasangka buruk sampai tingkat tertentu di antara
kalian. Itu tentu bukan sesuatu yang tak lazim, dan
saya takkan meminta kalian berjabat tangan dan
menjadi sahabat baik. Tapi hendak saya tegaskan
bahwa bila kalian berada dalam ruang sidang saya
atau dalarn bilik ini, kalian harus menahan diri
untuk tidak saling menyela pembicaraan, dan suara
teriakan ditahan sampai minimum. Kalian akan
memanggil masing masing sebagai Mr. Brigance
dan Mr. Buckley dan Mr. Musgrove. Sekarang,
apakah kalian masing masing mengerti apa yang
saya katakan "
671 "Ya, Sir."
"Ya, Sir."
"Bagus. Kalau begitu teruskan, Mr. Brigance."
"Terima kasih, Yang Mulia, saya menghargai
hal itu. Seperti saya katakan, Terdakwa memperbaharui mosinya memohon pemindahan tempat sidang. Saya ingin dicatat bahwa sewaktu kita duduk di bilik ini sekarang, pukul sembilan lima


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belas, tanggal dua puluh dua Juli, ketika kita akan
memilih sebuah juri, Gedung Pengadilan Ford
County dikepung oleh pasukan Pengawal Nasional
Mississippi. Di halaman depan, sekelompok anggota Ku Klux Klan dalam jubah putih saat ini
sedang meneriaki sekelompok demonstran kulit hitam, yang tentunya balas berteriak. Dua kelompok
itu dipisahkan oleh pasukan Pengawal Nasional
yang bersenjata lengkap. Ketika para calon anggota juri tiba untuk menghadiri sidang pagi ini,
mereka menyaksikan sirkus tersebut di halaman'
gedung pengadilan. Tidaklah mungkin untuk memilih dewan juri yang adil dan tidak memihak."
Buckley mengawasi dengan seringai pengali pada wajahnya yang lebar, dan ketika Jake selesai, ia
berkata, "Boleh saya menanggapi, Yang Mulia "
"Tidak," kata Noose tanpa basa basi. "Mosi ditolak. Apa lagi yang Anda punya "
"Pembela mengusulkan untuk membatalkan seluruh panel ini."
"Atas dasar apa "
"Atas dasar bahwa telah ada usaha terangterangan dari Klan untuk mengintimidasi panel ini.
672 Kita tahu sedikitnya ada dua puluh pembakaran
salib."
"Saya berniat mencoret dua puluh orang itu,
dengan asumsi mereka semua hadir," kata Noose.
"Bagus," jawab Jake sarkastik. "Bagaimana dengan ancaman yang tidak kita ketahui Bagaimana
dengan calon juri yang. sudah mendengar tentang
pembakaran salib itu "
Noose menyeka mata dan tak mengucapkan
apa apa. Buckley punya pidato, tapi tak ingin menyela.
"Di sini saya punya sebuah daftar," kata Jake,
meraih ke dalam sebuah berkas, "dari dua puluh
calon anggota juri yang sudah menerima kunjungan. Saya juga punya copy laporan polisi, dan
kesaksian Sheriff Walls yang menguraikan tindakan intimidasi tersebut. Saya menyerahkan ini kepada Sidang untuk menunjang mosi. Saya memohon agar panel ini dibatalkan. Saya ingin hal ini
jadi bagian dari notulen, agar Mahkamah Agung
bisa melihatnya hitam di atas putih."
"Berjaga jaga untuk naik banding, Mr. Brigance " tanya Mr. Buckley.
Ellen baru saja bertemu dengan Rufus Buckley,
dan sekarang, beberapa detik kemudian, ia mengerti sepenuhnya mengapa Jake dan Harry Rex
membencinya.
"Tidak, Gubernur, saya tidak mengharapkan
banding. Saya mencoba memastikan bahwa klien
saya mendapatkan sidang yang adil dari dewan
juri yang adil. Anda harus memahami itu."
673 "Saya tidak akan membatalkan panel ini. Itu
akan mengorbankan waktu kita satu minggu," kata
Noose.
"Apakah artinya waktu bila hidup seseorang dalam taruhan Kita bicara tentang keadilan. Hak
untuk mendapatkan sidang yang adil, ingat, hak
konstitusional yang paling mendasar. Suatu lelucon
kalau kita tidak membatalkan panel ini, sedangkan
Anda tahu pasti bahwa beberapa orang ini telah
diintimidasi oleh segerombolan tukang pukul berjubah putih yang ingin melihat klien saya digantung."
"Mosi Anda ditolak," kata Noose datar. "Apa
lagi yang Anda punya "
"Tidak ada. Saya mohon bila Anda menyisihkan
dua puluh 'orang tersebut, Anda melakukannya sedemikian rupa, sehingga calon juri lain tidak tahu
alasannya."
"Saya bisa menangani hal itu, Mr. Brigance." '
Mr. Pate'dikirim untuk mencari Jean Gillespie.
Noose menyerahkan daftar dua puluh nama itu
kepadanya. Gillespie kembali ke ruang sidang dan
membacakan daftar tersebut. Mereka tidak dibutuhkan untuk bertugas sebagai juri. Ia kembali ke
bilik hakim.
"Berapa orang calon juri yang kita miliki " tanya Noose kepadanya.
"Sembilan puluh empat."
"Itu cukup. Saya yakin kita bisa mendapatkan
dua belas orang yang tepat untuk bertugas."
"Kau takkan bisa mendapatkan dua orang se
674 kalipun," gumam Jake pada Ellen, cukup keras
untuk didengar Noose dan dicatat oleh Norma
Gallo. Yang Mulia mempersilakan mereka berlalu,
dan mereka mengambil tempat di ruang sidang.
Sembilan puluh empat nama dituliskan pada se'potong kertas kecil dan dimasukkan ke dalam tabung kayu pendek. Jean Gillespie memutar tabung
itu, menghentikannya, dan mengambil sebuah nama secara acak. Ia menyerahkannya kepada
Noose, yang duduk di singgasana di atas Gillespie
dan di atas semua orang lain kursi hakim, demikianlah tempat itu disebut. Segenap hadirin di
ruang sidang mengawasi dalam keheningan ketika
ia mengerling melewati hidungnya dan melihat
nama pertama. '
"Carlene Malone, juri nomor satu," ia berseru
dengan suaranya yang paling keras. Deretan depan
sudah dikosongkan, dan Mrs. Malone duduk di
samping gang. Setiap bangku akan memuat sepuluh orang, dan di situ ada sepuluh bangku panjang, semuanya akan diisi oleh calon anggota juri.
Sepuluh bangku panjang di sisi lain dipadati oleh
keluarga, teman-teman, penonton, tapi yang paling
banyak adalah wartawan yang menuliskan nama
Carlene Malone. Jake pun menulis nama itu. Ia
kulit putih, gemuk, janda cerai, berpendapatan rendah. Dalam daftar Brigance ia mendapat nilai dua.
Nel untuk nomor satu, pikir lake.
Jean memutar lagi.
"Marcia Dickens, jun' nomor dua," teriak Noose.
Kulit putih, gemuk, umur enam puluh lebih de
675 ngan tampang yang rasanya tak kenal ampun. Nol
untuk nomor dua.
"Jo Beth Mills, nomor tiga."
Jake sedikit merosot di kursinya. Perempuan itu
kulit putih, sekitar lima puluh tahun, dan bekerja
dengan upah minimum di sebuah pabrik kemeja di
Karaway. Syukur faktor yang menegaskan penilaian, ia punya majikan kulit hitam yang bodoh
dan kasar. Dalam kartu catatan Brigance ia mendapat nilai nol di samping namanya. Nol untuk
nomor tiga.
Jake menatap putus asa pada Jean ketika ia
memutar lagi. "Reba Betts, nomer empat."
Ia merosot lebih rendah dan mulai memijatmijat kening. Nol untuk nomor empat. "Ini luar
biasa," ia bergumam ke arah Ellen. Harry Rex
menggelengkan kepala.
"Gerald Ault, nomor lima."
Jake tersenyum ketika calon juri andalannya
mengambil tempat duduk di samping Reba Betts.
Buckley mencoretkan tanda hitam tebal pada namanya.
"Alex Summers, nomor enam."
Carl Lee menunjukkan senyuman lemah ketika
orang kulit hitam pertama muncul dari bagian
belakang dan duduk di samping Gerald Ault.
Buckley pun tersenyum, sambil dengan rapi melingkari nama orang kulit hitam pertama.
Empat nama berikutnya adalah wanita kulit putih, tak satu pun di antara mereka mendapat angka
di atas tiga dalam skala penilaian Jake. Jake me
676 rasa khawatir ketika bangku pertama terisi. Menurut hukum, ia punya hak untuk mengajukan
penolakan terhadap sejumlah calon juri, penolakan
yang bebas tanpa dituntut alasan apa pun dan
sifatnya tak bisa diubah. Hasil undian yang kurang
baik akan memaksanya memakai paling sedikit
separo hak penolakannya untuk juri di bangku
pertama. '
"Walter Godsey, nomor sebelas," Noose mengumumkan, kekuatan suaranya makin menurun dengan tetap. Godsey adalah seorang buruh tani setengah baya, tanpa rasa belas kasihan dan tanpa
potensi.
Ketika Noose menyelesaikan bangku kedua,
bangku itu berisi tujuh perempuan kulit putih, dua
laki laki kulit hitam, dan Godsey. Jake mencium
bencana. Perasaan lega tidak datang sampai deretan keempat, ketika Jean mendapatkan rentetan
undian yang bagus dan mencabut nama tujuh lakilaki, empat di antaranya kulit putih.
Diperlukan waktu hampir satu jam untuk mendudukkan seluruh panel. Noose istirahat selama
lima belas menit untuk memberi kesempatan pada
Jean mengetik daftar nama dengan nomor urut.
Jake dan Ellen memakai waktu istirahat itu untuk
mempelajari kembali catatan mereka dan mencocokkan nama nama itu dengan wajah wajahnya.
Harry Rex sejak tadi duduk di counter di belakang
buku-buku berkas pengadilan berwama merah, dan
dengan bersemangat membuat catatan, sementara
Noose memanggil nama nama tersebut. Ia berga
677 bung dengan Jake dan setuju bahwa keadaan tidak
berkembang baik.
Pukul sebelas, Noose kembali ke tempatnya,
dan ruang sidang ditenangkan. Seseorang menyarankan agar ia memakai mikrofon, dan ia meletakkan mike itu beberapa inci dari hidungnya. Ia
bicara keras, suaranya yang patau menjengkelkan
itu bergemeretak hebat di seluruh penjuru ruang
sidang ketika ia mengajukan serangkaian pertanyaanpanjang yang dituntut oleh peraturan. Ia memperkenalkan Carl Lee dan menanyakan apakah ada
anggota juri yang masih sanak atau kenal dengannya. Mereka semua mengenalnya, dan Noose sudah menduga, tapi hanya dua orang dari panel itu
yang mengaku sudah mengenalnya sebelum bulan
Mei. Noose memperkenalkan para pengacara, kemudian menjelaskan secara ringkas garis besar
dakwaan-dakwaan yang dijatuhkan. Tak satu pun
anggota juri itu mengaku bahwa mereka sama
sekali tidak tahu-menahu tentang kasus Hailey.
Noose terus bicara bertele tele, dan disertai rasa
syukur selesai pada pukul setengah satu. Ia istirahat sampai pukul dua.
Dell niengirim sandwich panas dan es teh ke
ruang rapat. Jake memeluknya dan mengucapkan
terima kasih, lalu menyuruhnya mengirim ben tagihan. Ia tidak menghiraukan makanan, dan menggelar kartu kartu catatan di meja, sesuai urutan
duduk para calon anggota juri. Harry Rex menyerbu sandwich isi keju dan daging sapi panggang.
678 "Kita mendapat undian yang buruk," katanya berulang ulang, dengan kedua pipi tertarik gembung
sampai ke batasnya. "Kita mendapat undian yang
buruk."
Ketika kartu kesembilan puluh empat sudah diletakkan pada tempatnya, Jake berdiri dan mempelajarinya. Ellen berdiri di sampingnya sambil
menggigit gigit kentang goreng. Ia mengamati
kartu kartu tersebut.
"Kita mendapat undian yang buruk," kata Harry
Rex sambil mengguyur makanannya dengan secangkir teh.
"Bisakah kau diam!" bentak Jake.
"Dari lima puluh pertama, kita punya delapan
laki-laki kulit hitam, tiga wanita kulit hitam, dan
tiga puluh wanita kulit putih. Itu berarti tinggal
sembilan laki-laki kulit putih, dan kebanyakan tidak menarik. Tampaknya akan terbentuk dewan
juri yang seluruhnya beranggotakan wanita kulit
putih," kata Ellen.
"Perempuan kulit putih, perempuan kulit putih,"
kata Harry Rex. "Juri terburuk di dunia. Perempuan kulit putih!"
Ellen menatapnya. "Kurasa laki laki kulit putih
gemuk adalah juri paling buruk."
"Jangan salah paham, Row Ark, aku cinta perempuan kulit putih. Aku sudah menikahi empat
dari mereka, ingat. Aku cuma benci perempuan
kulit putih sebagai juri."
"Aku takkan memberikan suara untuk menjatuhkan pidana kepadanya."
679 "Row Ark, kau seorang komunis anggota ACLU. Kau takkan pernah memberikan suara untuk
menjatuhkan pidana pada siapa pun tentang apa
pun. Dalam benakmu' yang tidak waras itu, kau
menganggap peneabul anak-anak dan teroris PLO
sebagai orang yang benar benar hebat dan telah
diperlakukan buruk oleh sistem dan harus diberi
kesempatan." '
"Dan menurut pikiranmu yang rasional, beradab,
dan penuh kasih sayang itu, apa yang harus kita
lakukan terhadap mereka "
"Gantung mereka pada jari kaki, kebiri, dan
biarkan mereka berdarah darah sampai mati, tanpa
pengadilan."
"Dan menurut caramu memahami hukum, tindakan itu konstitusional "
"Mungkin tidak, tapi itu akan menghentikan banyak perbuatan cabul terhadap anak anak dan terorisme. Jake, apa kau akan makan sandwich ini' "
"Tidak."
Harry Rex membuka bungkusan sandwich isi
ham dan keju. "Jauhilah nomor satu, Carlene Malone. Dia salah satu keluarga Malone dari Lake
Village. Sampah putih dan keji luar biasa."
"Aku ingin menjauh dari seluruh panel ini,"
kata Jake, masih menatap meja.
"Kita mendapat undian yang buruk."
"Bagaimana menurutmu, Row Ark " tanya Jake.
Harry Rex menelan eepat cepat. "Kurasa kita
harus mengajukan pernyataan bersalah dan keluar
dari sana. Lari seperti anjing kebakaran."
680 Ellen menatap kartu kartu itu. "Bisa lebih buruk
lagi."
Harry Rex memaksakan suara tawa keras. "Lebih buruk! Satu satunya kemungkinan yang lebih
buruk dari ini adalah bila tiga puluh orang pertama yang duduk di sana itu memakai jubah putih,
lopi runcing, dan topeng kecil."
"Harry Rex, diamlah," kata Jake.
"Aku cuma mencoba membantu. Kau mau kentang gorengmu "
"Tidak. Mengapa tidak kaumasukkan semuanya
ke dalam mulut dan mengunyahnya lama-lama "
"Kurasa kau keliru tentang beberapa wanita ini,"
kata Ellen. "Aku cenderung setuju dengan Lucien.
Wanita, pada hakikatnya, akan lebih bersimpati.
Wanitalah yang menderita pemerkosaan, ingat "
"Aku tak punya bantahan terhadap yang itu,"
kata Harry Rex.
"Terima kasih," jawab Jake. "Manakah di antara
wanita wanita ini yang pernah jadi klienmu dan
mestinya bersedia melakukan apa saja untukmu
kalau kau mengedipinya "
Ellen tertawa terkekeh kekeh. "Pasti nomor dua
puluh sembilan. Tingginya seratus lima puluh senti
dan bobotnya dua ratus kilo."
Harry Rex menyeka mulut dengan sehelai kertas. "Lucu sekali. Nomor tujuh puluh empat. Tempatnya terlalu di belakang. Lupakan saja."
Pukul dua, Noose mengetuk ngetukkan palunya
dan ruang sidang menjadi tertib. *
681 "Pihak Negara bisa memeriksa panel," katanya.
Jaksa distrik yang hebat itu bangkit perlahanlahan dan berjalan ke mimbar dengan lagak penting, di mana ia berdiri dan menatap sungguhsungguh pada penonton dan calon anggota juri,
kemudian memperkenalkan diri. Ia menjelaskan
bahwa ia adalah pengacara rakyat; kliennya adalah
Negara Bagian Mississippi. Ia sudah mengabdi
sebagai jaksa penuntut bagi mereka selama sembilan tahun sekarang, dan ia selalu berterima kasih
kepada warga Ford County atas kehormatan itu. Ia
menunjuk mereka dan mengatakan bahwa mereka,
setiap orang yang duduk di sana, adalah rakyat
yang telah memilihnya untuk mewakili mereka. Ia
berterima kasih pada mereka, dan berharap takkan
mengeeeWakan mereka.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ya, ia gelisah dan takut. Ia sudah menuntut
ribuan penjahat, namun ia selalu ketakutan menghadapi setiap sidang. Ya! Ia takut, dan tidak malu
mengakuinya. Takut karena tanggung jawab luar
biasa yang telah diberikan oleh masyarakat kepadanya sebagai orang yang bertanggung jawab
untuk mengirimkan para penjahat ke penjara dan
melindungi rakyat. Takut karena ia mungkin gagal
mewakili kliennya, rakyat negara bagian yang besar ini, secara memadai.
Jake sudah berkali kali mendengar semua sampah ini. Ia sudah hafal. Buckley si orang baik,
pengacara negara, bergabung dengan rakyat untuk
mencari keadilan, untuk menyelamatkan masyarakat. Ia adalah orator yang fasih dan berbakat, yang
Rencana Paling Sempurna 3 Pendekar Kembar 4 Setan Cabul Taiko 22

Cari Blog Ini