Ceritasilat Novel Online

Saat Untuk Membunuh 9

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham Bagian 9


682 di satu saat bisa berkata kata lembut kepada Juri,
bagaikan seorang kakek memberi nasihat kepada
eueu eucunya. Lain ketika ia akan melontarkan
semburan murka dan memberikan khotbah yang
bisa membuat iri pendeta kulit hitam mana pun.
Separo detik kemudian, dengan kefasihan yang
mengalir lancar, ia bisa meyakinkan Juri bahwa
stabilitas masyarakat kita, ya, bahkan masa depan
umat manusia, tergantung pada suatu vonis bersalah. Ia tampil paling baik dalam sidang sidang
besar, dan ini adalah sidangnya yang terbesar. Ia
bicara tanpa catatan, dan memesona ruang sidang
ketika menggambarkan dirinya sebagai underdog,
sahabat dan mitra Dewan Juri yang bersama sama
dengannya akan menemukan kebenaran, dan
menghukum orang ini karena tindakannya yang
biadab. .
Sesudah sepuluh menit, Jake jadi muak. Ia berdiri dengan pandangan jengkel. "Yang Mulia, saya
keberatan dengan ini. Mr. Buckley tidak memilih
dewan juri. Saya tidak tahu pasti apa yang sedang
dia lakukan, tapi dia tidak menginterogasi panel
1n1."
"Diterima!" Noose berseru ke mikrofon. "Bila
Anda tidak ada pertanyaan untuk panel ini, Mr.
Buckley, Anda dipersilakan duduk."
"Maaf, Yang Mulia," kata Buckley salah tingkah, berlagak tersinggung. Jake sudah membuat
darah pertama tertumpah.
Buckley mengambil sebuah buku dan meluncur
dalam daftar yang terdiri atas seribu pertanyaan. Ia
683 menanyakan apakah adadalam panel tersebut yang
sebelumnya sudah pernah bertugas sebagai juri.
Beberapa tangan terangkat. Perdata atau pidanaApakah Anda memberi suara untuk membebaskan
atau menjatuhkan pidana Berapa lama Apakah si
terdakwa kulit hitam atau kulit putih Apakah ada
yang pernah menjadi korban kejahatan Dua tangan teracung. Kapan Di mana Apakah pelakunya tertangkap Dipidana Hitam atau putih Jake,
Hany Rex, dan Ellen menulis berhalaman halaman
catatan. Apakah ada anggota keluarga Anda yang
pernah menjadi korban kejahatan Beberapa tangan lagi. Kapan Di mana Apa yang terjadi
pada penjahatnya' Apakah ada anggota keluarga
Anda yang pernah dijatuhi tuduhan melakukan kejahatan Didakwa Diadili Dipidana Apakah ada
sahabat atau anggota keluarga yang bekerja sebagai penegak hukum Siapa Di mana
Selama tiga jam nonstop Buckley memeriksa
dan mengorek bagaikan seorang ahli bedah. Ia
sangat terampil. Jelas sudah dipersiapkan dengan
baik. Ia mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
tidak diperkirakan Jake. Dan ia sebenarnya mengajukan setiap pertanyaan yang sudah dituliskan
Jake dalarn catatannya. Dengan rumit ia membongkar detail perasaan dan pendapat pribadi. Dan
bila saatnya tepat, ia akan mengucapkan sesuatu
yang lucu, sehingga tiap orang bisa tertawa dan
mengendurkan ketegangan. Ia menggenggam ruang
sidang itu dalam tangannya, dan ketika-Noose
684 menghentikannya pada pukul lima, ia sedang melaju pesat. Ia akan selesai besok pagi.
Yang Mulia membubarkan sidang sampai pukul
sembilan pagi berikutnya. Jake bicara dengan
kliennya beberapa saat, sementara orang banyak
bergerak ke belakang. Ozzie berdiri di dekatnya
dengan borgol. Ketika Jake selesai, Carl Lee berlutut di hadapan keluarganya di deretan depan dan
memeluk mereka semua. Ia akan bertemu dengan
mereka besok, katanya. Ozzie menggiringnya ke
tempat penahanan sementara dan menuruni tangga,
di mana segerombolan depat): sudah menunggu
untuk membawanya ke penjara.
685 34 HARl kedua, matahari naik dengan cepat di timur
dan dalam beberapa detik membakar embun pada
semak semak Bermuda hijau lebat di sekitar Gedung Pengadilan'Ford Co'unty. Kabut yang lengket
dan tak kasat mata' mengepul dari rerumputan,
menempel pada sepatu lars berat dan 'celana tebal
para prajurit. Matahari memanggang mereka ketika
mereka berjalan mondar mandir santai di trotoar
pusat kota Clanton. Mereka berkeliaran di bawah'
naungan pepohonan dan tenda toko toko kecil. Sewaktu sarapan pagi disajikan di bawah paviliunpaviliun, prajurit prajurit itu sudah menanggalkan
pakaian, hanya menyisakan pakaian dalam hijau
pucat dan bermandi keringat.
Para pendeta kulit hitam dan pengikut mereka
langsung menuju tempat mereka dan mendirikan
pangkalan. Mereka membuka kursi lipat di bawah
pohon pohon ek dan meletakkan termos air es di
meja meja. Plakat BEBASKAN CARL LEE warna
biru-putih ditempelkan pada tonggak penyangga
tanaman tomat dan dipancangkan ke tanah seperti
686 deretan pagar yang rapi. Agee sudah mencetak
sejumlah poster baru dengan foto hitam putih Carl
Leeyang diperbesar terpampang di tengah, dengan
garis tepi merah, putih, dan biru. Poster poster itu
indah dan profesional.
Para anggota Klan dengan patuh menuju wilayah mereka di halaman depan. Mereka membawa
plakat mereka sendiri latar belakang putih dengan tulisan merah manyala menyerukan BAKAR
CARL LEE, BAKAR CARL LEE. Mereka melambai-lambajkannya ke arah orang-orang kulit hitam di seberang halaman, dan dua kelompok itu
mulai berteriak teriak. Tentara membentuk barisan
rapi sepanjang trotoar, dan berdiri siaga dengan
senjata tapi santai, sementara umpatan jorok dan
maki makian beterbangan di atas kepala mereka.
Waktu itu pukul 08.00 pagi, hari kedua.
Para wartawan bergidik dengan segala peristiwa
yang penuh berita itu. Mereka menyerbu halaman
depan ketika suara teriakan mulai. Ozzie dan sang
Kolonel berjalan berputar-putar mengelilingi gedung pengadilan, menunjuk ke sana sini dan berteriak teriak ke radio mereka.
Pukul sembilan, Ichabod mengucapkan selamat pagi kepada orang banyak yang hadir dalam ruang
sidang. Buckley bangkit perlahan lahan dan dengan lagak hebat memberitahu Yang Mulia bahwa
ia tak punya pertanyaan lain untuk panel itu.
Pengacara Brigance bangkit dari tempat duduknya dengan lutut serasa bagaikan karet dan perut
68.7 bergejolak. Ia berjalan ke jerjak dan menatap lekat
ke mata gelisah sembilan puluh empat calon anggota juri.
Orang banyak dengan penuh perhatian mendengarkan pembual muda dan angkuh yang dulu
menyombongkan diri tak pernah kalah dalam kasus pembunuhan itu. Ia kelihatan santai dan percaya diri. Suaranya keras, tapi hangat. Kata katanya
terpelajar, tapi mudah dipahami. Ia memperkenalkan diri sendiri dan kliennya, kemudian keluarga
kliennya, menyimpan si gadis kecil untuk yang
terakhir. Ia memberikan pujian kepada Jaksa atas
interogasi yang tak kenal lelah kemarin siang, dan
mengakui bahwa sebagian besar pertanyaannya sudah diajukan. Ia melirik catatannya. Pertanyaannya
yang pertama adalah sebuah bom.
"Bapak bapak dan Ibu-ibu sekalian, apakah ada
di antara Anda yang percaya bahwa dalih kegilaan
tidak boleh dipakai dalam keadaan apa pun "
Mereka terkekeh sedikit, tapi tak ada tangan
teraeung. Ia menyerang mereka dalam keadaan
tidak berjaga jaga, pukulan langsung yang telak.
Kegilaan! Kegilaan! Benih sudah ditanamkan.
"Apabila kita membuktikan bahwa Carl Lee
Hailey secara hukum gila pada saat menembak
Billy Ray Cobb dan Pete Willard, apakah ada
seseorang dalam panel ini yang tidak bisa menyatakan dia tidak bersalah "
Pertanyaan itu sulit diikuti memang sengaja dibuat demikian. Tak ada tangan teraeung. Beberapa
688 orang berniat menanggapi, tapi mereka tak yakin
dengan tanggapan yang pantas.
Jake mengawasi mereka dengan hati-hati, tahu
bahwa sebagian besar dari mereka sedang kebingungan, namun juga tahu bahwa saat ini setiap
anggota panel itu sedang berpikir kliennya tidak
waras. Di situlah ia akan meninggalkan mereka.
"Terima kasih," ia berkata dengan segenap daya
pesona yang pernah ia kerahkan dalam hidupnya.
"Saya tidak ada pertanyaan lain, Yang Mulia."
Buckley tampak bingung. Ia menatap Hakim,
yang sama bingungnya. '
"Itu saja " tanya Noose ragu ragu. "Itu saja, Mr.
Brigance "
"Ya, Yang Mulia, panel ini tampak baik bagi
saya," kata Jake dengan nada penuh rasa percaya,
berlawanan dengan Buckley, yang telah menggilas
mereka selama tiga jam. Panel itu sesungguhnya
tak berkenan di hati Jake, namun tak ada gunanya
mengulangi pemnyaan pertanyaan yang sudah pernah diajukan Buckley.
"Baik. Saya ingin bertemu dengan para pengacara dalam bilik hakim."
Buckley, Musgrove, Jake, Ellen, dan Mr. Pate
mengikuti Ichabod memasuki pintu di belakang
tempat duduk hakim dan duduk mengelilingi meja
dalam bilik hakim. Noose bicara, "Saya kira Anda
sekalian ingin setiap calon juri ditanyai satu per
satu tentang pendapat mereka atas hukuman mati."
"Ya, Sir," kata Jake.
"Benar, Yang Mulia," kata Buckley.
689 "Baik. Mr. Bailiff, harap bawa masuk juri nomor satu, Carlene Malone."
Mr. Pate keluar, berjalan ke ruang sidang, dan
menyerukan nama Carlene Malone. Sesaat kemudian, wanita itu mengikutinya ke dalam bilik. Ia
ngeri. Para pengacara tersenyum, tapi tidak mengucapkan apa apa instruksi Noose.
"Silakan duduk," Noose mempersilakan sambil
menanggalkan jubahnya. "Ini hanya butuh waktu
satu menit, Mrs. Malone Apakah Anda punya
perasaan kuat untuk menentang atau mendukung
hukuman mati " tanya Noose.
Ia menggelengkan kepala dengan gelisah dan
menatap Ichabod. "Uh, tidak, Sir."
"Anda menyadari bahwa bila Anda dipilih sebagai juri dan Mr. Hailey dinyatakan bersalah, Anda
diharuskan menjatuhkan vonis hukuman mati "
"Ya, Sir."
"Bila Negara membuktikan tanpa keraguan 'apa
pun bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan,
dan bila Anda percaya bahwa Mr. Hailey secara
hukum tidak gila pada saat pembunuhan itu, bisakah Anda mempertimbangkan untuk menjatuhkan
hukuman mati' "
"Tentu. Saya pikir hukuman itu seharusnya dipakai terus. Bisa menghentikan sebagian kekejaman ini. Saya sepenuhnya mendukung."
Jake terus tersenyum dan mengangguk sopan
kepada juri nomor satu. Buckley tersenyum juga,
dan mengedip pada Musgrove.
"Terima kasih, Mrs. Malone. Anda bisa kembali
690 ke tempat duduk Anda di ruang sidang," kata
Noose.
"Bawa masuk juri nomor dua," perintah Noose
pada Mr. Pate. Marcia Dickens, perempuan tua
kulit putih dengan dahi berkernyit keras, dibawa
masuk ke dalam bilik. Ya, Sir, katanya, ia sangat
mendukung hukuman mati. Takkan punya masalah
dalam memberikan suara untuk menetapkan hukuman itu. Jake duduk di sana dan tersenyum.
Buckley berkedip lagi. Noose mengucapkan terima
kasih kepadanya dan memanggil juri nomor tiga.
Nomor tiga dan empat sama tak kenal ampunv
nya, siap membunuh bila buktinya ada. Kemudian
nomor lima,_ Gerald Ault, senjata rahasia Jake,
dipersilakan duduk dalam bilik.
"Terima kasih Mr. Ault, ini hanya butuh satu
menit," Noose mengulangi. "Pertama tama, apakah
Anda punya perasaan kuat menentang atau mendukung hukuman mati "
"Oh, ya, Sir." Ault menjawab penuh semangat,
suara dan wajahnya memancarkan perasaan penuh
belas kasihan. "Saya sangat menentangnya. Itu kejam dan luar biasa. Saya merasa malu hidup dalam
masyarakat yang memperkenankan pembunuhan
terhadap manusia lain secara legal."
"Begitu. Bila Anda jadi juri, bisakah Anda, dalam keadaan bagaimanapun, memberikan suara untuk menjatuhkan hukuman mati "
"Oh, tidak, Sir. Tak peduli bagaimanapun keadaannya. Tak peduli apa pun kejahatannya.
Tidak, Sir."
691 Buckley melonggarkan tenggorokan dan dengan
muram mengumumkan, "Yang mulia, Negara menolak Mr. Ault sebagai anggota juri, sesuai dengan
kasus Negara vs. Witherspoon."
"Mosi diterima. Mr. Ault, Anda dibebaskan dari
tugas juri," kata Noose. "Anda bisa meninggalkan
ruang sidang kalau mau. Bila Anda memilih untuk
tetap tinggal di ruang sidang, saya minta Anda
tidak duduk dengan juri lainnya."
Ault keheranan dan memandang tak berdaya
pada sahabatnya Jake, yang saat itu sedang menatap lantai dengan mulut terkatup rapat.
"Boleh saya tanya kenapa " tanya Gerald.
Noose melepaskan kacamatanya dan menjadi
dosen. "Menurut undang undang, Mr. Ault, pengadilan diharuskan membebaskan calon juri yang
mengaku dirinya tak sanggup mempertimbangkan,
kata kuncinya adalah mempertimbangkan, hukuman mati. Anda tahu, suka atau tidak, hukuman
mati adalah cara hukuman'yang legal di Mississippi dan di kebanyakan negara bagian lain. Karena
itu, tidaklah adil untuk memilih anggota juri yang
tidak bisa mengikuti undang undang."
Rasa ingin tahu orang banyak merebak ketika
Gerald Ault muncul dari balik tempat hakim, berjalan melewati gerbang kecil pada jerjak, dan meninggalkan ruang sidang. Bailiff pembantu hakim
memanggil juri nomor enam, Alex Summers, dan
membimbingnya ke dalam bilik. Beberapa saat
kemudian ia kembali dan mengambil tempat duduk
di deretan pertama. Ia berbohong tentang hukuman
692 mati itu. Ia menentang hukuman mati sebagaimana
halnya kebanyakan orang kulit hitam, namun ia
mengatakan pada Noose bahwa ia tak punya keberatan terhadapnya. Tidak ada masalah. Sesudah
ilu, selama jeda, ia dialn diam mengadakan rapat
dengan calon anggota juri kulit hitam lain dan
menjelaskan bagaimana pertanyaan-pertanyaan dalam bilik hakim harus dijawab.
Proses yang lamban itu berlanjut sampai tengah
hari, sampai anggota juri terakhir meninggalkan
bilik hakim. Sebelas orang dibebaskan dari tugas
karena keberatan mereka terhadap hukuman mati.
Noose mengumumkan istirahat pukul setengah empat dan memberi kesempatan para pengacara untuk
memeriksa catatan mereka sampai pukul empat.
Di dalam perpustakaan lantai tiga, Jake dan
timnya menatap daftar juri dan kanu-kartu catatan.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Saat untuk memutuskan. Ia sudah bermimpi namanama yang tertulis dalam warna biru, merah, dan
hitam dengan nomor nomor di sampingnya. Ia sudah memandanginya dalam ruang sidang selama
dua hari penuh sekarang. Ia kenal mereka. Ellen
ingin perempuan. Harry Rex ingin laki-laki.
Noose mengamati daftar induknya, dengan nomor yang sudah disusun kembali tanpa mencantumkan juri yang dibebastugaskan, dan memandang para pengacaranya. "Saudara saudara, Anda
siap Bagus. Seperti Anda ketahui, ini kasus capital murder, maka Anda masing-masing punya dua
belas hak untuk menolak juri tanpa alasan. Mr.
Buckley, Anda harus menyerahkan daftar dua
693 belas anggota juri kepada Pembela. Silakan mulai
dengan anggota juri nomor satu dan sebut masingmasing dengan nomornya saja."
' "Ya, Sir. Yang Mulia, Negara menerima anggota juri nomor satu, dua, tiga, empat, memakai
hak penolakan pertama terhadap nomor lima, menerima nomor enam, tujuh, delapan, sembilan, memakai hak penolakan kedua terhadap nomor sepuluh, menerima nomor empat belas, dan menerima nomor lima belas. Itu dua belas, saya kira."
Jake dan Ellen melingkari dan membuat catatan
pada daftar mereka. Noose secara metodis menghitung kembali. "Ya, itu dua belas. Mr. Brigance."
Buckley mengajukan dua belas wanita kulit putih. Dua orang kulit hitam dan seorang laki laki
kulit putih sudah dicoret.
Jake mempelajari daftarnya dan mencoret namanama. "Pembela menolak juri nomor satu, dua,
tiga, menerima nomor empat, enam, dan tujuh,
menolak nomor delapan, sembilan, sebelas, dua
belas, menerima nomor tiga belas. menolak nomor
empat belas. Saya kira itu delapan hak penolakan
kami."
Yang Mulia mecorel coret dan memberi tanda
pada daftarnya sambil menghitung perlahan-lahan.
"Kalian berdua sudah menerima juri nomor empat,
enam, tujuh, dan tiga belas. Mr. Buckley, sekarang
kembali pada Anda. Berikan delapan juri lagi kepada kita."
" "Negara akan menerima nomor enam belas, memakai empat hak penolakan keempat terhadap no
694 mor tujuh belas, menerima nomor delapan belas,
sembilan belas, dua puluh, mencoret nomor dua
puluh satu, menerima nomor dua puluh dua, mencoret nomor dua puluh tiga, menerima nomor dua
puluh empat, mencoret nomor dua puluh lima dan
dua puluh enam, dan menetima nomor dua puluh
tujuh dan dua puluh delapan. Jumlahnya dua belas,
dengan empat hak penolakan masih tersisa."
Jake terkesima. Buckley kembali mencoret semua kulit hitam dan semua Iaki Iaki. Ia membaca
pikiran Jake.
"Mr. Brigance, kembali pada Anda."
"Boleh kami minta waktu sebentar untuk berunding, Yang Mulia " *
"Lima menit," jawab Noose.
Jake. dan asistennya melangkah ke ruang kopi di
sebelah, tempat Harry Rex sedang menunggu. "Lihat ini," kata Jake sambil menggelar daftar di
meja, dan ketiganya berkerumun mengelilinginya.
"Kita sudah sampai ke nomor dua puluh sembilan.
Hakku untuk menolak tinggal tersisa empat, begitu
pula Buckley. Dia mencoret setiap kulit hitam dan
setiap laki laki. Juri ini selumhnya perempuan kulit putih sekarang. Dua berikutnya adalah perempuan kulit putih, nomor tiga puluh satu adalah
Clyde Sisco, dan tiga puluh dua adalah Barry
Acker."
"Sesudah itu, enam berikutnya adalah kulit hitam," kata Ellen.
"Yeah, tapi Buckley takkan memilih sampai sejauh itu. Sebenarnya aku terkejut melihat dia
695 membiarkan kita sampai sedekat ini ke deretan
empat."
"Aku tahu kau ingin Acker. Bagaimana dengan
Sisco " tanya Harry Rex.
"Aku takut dengannya. Kata Lucien, dia bajingan yang bisa dibeli."
"Hebat! Mari kita pilih dia, lalu kita bisa membelinya."
"Lucu sekali. Bagaimana kau tahu Buckley belum membelinya "
"Aku akan memilihnya."
Jake mempelajan' daftar itu, menghitung dan
menghitung kembali. Ellen ingin mencoret dua
laki laki itu Acker dan Sisco.
Mereka kembali ke bilik hakim dan duduk. Notulis pengadilan sudah siap. "Yang Mulia, kami
akan menyisihkan nomor dua puluh dua dan nomor dua puluh delapan, dengan menyisakan dua
hak penolakan."
"Kembali pada Anda Mr. Buckley. Dua puluh
sembilan dan tiga puluh."
"Negara akan mengambil mereka berdua. Itu
dua belas, dengan empat hak penolakan tersisa."
"Kembali pada Anda, Mr. Brigance."
"Kami akan mencoret nomor dua puluh sembilan dan tiga puluh."
"Dan hak penolakan Anda habis, benar " tanya
Noose.
"Benar."
"Baiklah. Mr. Buckley, tiga puluh satu dan tiga
puluh dua."
696 "Negara akan mengambil mereka berdua," kata
Buckley cepat ccpat, melihat nama nama orang
kulit hitam datang sesudah Clyde Sisco.
" "Bagus. Itu dua belas. Mari kita pilih dua pengganti. Kalian berdua punya dua hak penolakan
untuk juri pengganti. Mr. Buckley, tiga puluh tiga
dan tiga puluh empat."
Juri ketiga puluh tiga adalah seorang laki laki
kulit hitam. Tiga puluh empat adalah laki Iaki kulit
putih yang diinginkan Jake. Dua berikutnya adalah
laki laki kulit hitam.
"Karni menolak nomor tiga puluh tiga, menerima tiga puluh empat dan tiga puluh lima."
"Pembela menerima keduanya," kata Jake.
Mr. Pate menertibkan ruang sidang ketika
Noose dan para pengacara mengambil tempat
masing masing. Yang Mulia memanggil nama dua
belas orang itu, dan mereka dengan perlahan-lahan
dan gelisah melangkah ke boks juri. Mereka dipersilakan duduk oleh Jean Gillespie, sesuai dengan
urutan masing masing. Sepuluh wanita, dua lakilaki, semua kulit putih. Orang-orang kulit hitam di
ruang sidang itu bergumam dan saling pandang
dengan rasa tak percaya.
"Apakah kau memilih juri itu " Carl Lee berbisik pada Jake.
"Akan kujelaskan nanti," kata Jake.
Dua anggota juri pengganti dipanggil dan didudukkan di samping boks juri.
"Untuk apa laki laki kulit hitam itu " bisik Carl
Lee sambil mengangguk ke arah si Pengganti.
697 "Akan kujelaskan nami," kata Jake.
Noose melegakan tenggorokan dan memandang
dewan jurinya yang baru. "Bapak bapak dan Ibuibu sekalian, Anda telah dipilih dengan hati hati
untuk bertugas sebagai juri dalam kasus ini. Anda
sudah disumpah untuk mempenimbangkan dengan
adil segala persoalan yang diajukan ke hadapan
Anda, dan untuk mengikuti undang undang sesuai
dengan pengarahan saya. Sekarang, menurut undang-undang Mississippi, Anda akan diasingkan
sampai sidang ini tuntas. Ini berarti Anda akan
ditampung dalam sebuah motel dan tidak diperkenankan pulang ke rumah sampai sidang selesai.
Saya menyadari bahwa ini adalah pengorbanan
yang sangat berat, tapi begitulah yang dituntut
oleh hukum. Beberapa saat lagi kita akan reses
sampai besok pagi, dan Anda akan diberi kesempatan untuk menelepon ke rumah dan memesan
pakaian, perlengkapan, dan apa saja lainnya yang
Anda butuhkan. Tiap malam Anda akan tinggal di
sebuah motel, di lokasi yang dirahasiakan di luar
Clanton. Ada pertanyaan "
Dua belas orang itu tampak terkesima, bingung
dengan pikiran tidak akan pulang ke rumah selama
beberapa hari. Mereka memikirkan keluarga, anakanak, pekerjaan, cucian. Kenapa mereka Dari semua orang dalam ruang sidang itu, kenapa mereka
Tidak mendapat tanggapan apa apa, Noose mengetukkan palu dan ruang sidang mulai kosong.
Jean Gillespie mengawal juri pertama ke bilik
698 hakim, tempat ia menelepon ke rumah dan memesan pakaian serta sikat gigi.
"Akan ke mana kita " ia bertanya pada Jean.
"Itu rahasia," kata Jean.
"Itu rahasia," ulangnya di telepon kepada suaminya.
Pukul tujuh, keluarga mereka menanggapi dengan berbagai macam koper dan bungkusan.
Orang orang terpilih itu keluar dari pintu belakang
dan naik ke bus Greyhound sewaan. Didahului dua
mobil patroli dan sebuah jip tentara dan diikuti
oleh tiga mobil polisi negara bagian, bus itu memutari alun alun dan meninggalkan Clanton.
Stump Sisson tewas Selasa malam di rumah sakit
korban kebakaran di Memphis Tubuhnya yang
pendek, gemuk, dan diumbar tak terawat selama
bertahun tahun terbukti kurang tangguh menahan
komplikasi yang ditimbulkan oleh luka luka bakar
serius itu. Dengan kematiannya, angka kematian
yang berkaitan dengan pemerkosaan Tonya Hailey
bertambah jadi empat. Cobb, Willard, Bud Twitty,
dan kini Sisson.
Dengan cepat kabar kematiannya mencapai gubuk jauh di tengah hutan, tempat para patriot
berkumpul, makan, dan minum setiap-malam sesudah sidang. Balas dendam, mereka bersumpah,
satu mata untuk satu mata dan seterusnya. Ada
beberapa anggota baru dari Ford County semua
ada limaAsehingga jumlah total anggota lokalnya
699 sebelas orang. Mereka bersemangat dan lapar, dan
menginginkan tindakan.
Sampai sejauh ini, sidang tersebut terlampau
sepi. Sudah saatnya memulai ketegangan.
Jake mondar mandir di depan sofa dan mengucapkan pernyataan pembukaannya untuk yang keseratus kali. Ellen mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia mendengarkan, menyela. mengajukan keberatan, mengkritik, dan mendebat selama dua jam.
Ia sudah lelah sekarang. Jake sudah menyempurnakan pidato itu. Margarita menenangkannya dan
menyepuh lidahnya dengan perak. Kata kata mengalir lancar. Ia cakap. Terutama sesudah satu atau
dua gelas minuman.
Ketika ia selesai, mereka duduk di balkon dan
menyaksikan lilin-lilin beringsut lamban dalam kegelapan di sekitar alun-alun. Gelak tawa dari permainan poker di bawah paviliun bergema lembut
menembus malam. Bulan tak terlihat.
Ellen pergi untuk menyiapkan minuman putaran
terakhir. Ia kembali dengan gelas bir yang sama,
berisi es dan margarita. Diletakkannya minuman
itu di meja, dan ia berdiri di belakang bosnya. Ia
meletakkan tangan pada pundak Jake dan mulai
menggosok bagian bawah leher Jake dengan ibu
jarinya. Jake mengendur dan menggerakkan kepala
dari satu sisi ke sisi yang lain. Ellen memijat
pundak dan punggung bagian atas, dan menekankan tubuhnya pada Jake.
700 "Ellen, sekarang pukul setengah sebelas, dan
aku ngantuk. Di mana kau menginap malam ini "
"Menurutmu di mana aku harus menginap "
"Kurasa kau harus tinggal di apartemenmu di
Ole Miss."
"Aku terlalu mabuk untuk mengemudi."
"Nesbit akan mengantarmu."
"Kalau boleh kutanya, di mana kau akan tinggal " '
"Di rumah milik istriku dan milikku di Adams
Street."
Ellen berhenti menggosok dan meraih minumannya. Jake bangkit berdiri dan membungkuk di atas
susurani dan berteriak pada Nesbit, "Nesbit! Bangun! Kau harus ke Oxford!"
701 35 CARLA menemukan berita itu pada halaman kedua
bagian depan. Terpilih Dewan Juri Kulit Putih
untuk Hailey, bunyi judul beritanya. Selasa malam
Jake tidak menelepon. Ia membaca berita itu dan
tak menghiraukan kopinya. Rumah pantai itu tegak
sendilian di bagian yang agak terasing. Tetangga
terdekat ada dua ratus meter dari sana. Ayahnya
memiliki tanah di antara dua rumah itu dan tidak
berniat menjualnya. Rumah itu dibangunnya sepuluh tahun lalu, ketika ia menjual perusahaannya
di Knoxville dan pensiun dalam keadaan kaya.
Carla adalah anak tunggal, dan sekarang Hanna
akan jadi cucu satu-salunya. Rumah itu dengan
empat kamar tidur dan empat kamar mandi _yang
bertebaran di tiga tingkat cukup luas untuk selusin cucu.
Ia menyelesaikan artikel itu dan berjalan ke
jendela kamar makan yang menghadap ke pantai,
dan kemudian ke laut. Matahari jingga cerah baru
saja muncul di cakrawala. Ia lebih suka menikmati
kehangatan ranjang sampai matahari naik, tapi hi
702 dup bersama Jake membawa petualangan baru
pada tujuh jam pertama setiap hari. Tubuhnya
terkondisi untuk bangun paling tidak pukul setengah enam. Suatu ketika Jake pernah mengatakan bahwa sasarannya adalah pergi bekerja saat
hari gelap dan kembali saat hari gelap. Biasanya ia
berhasil mencapai sasaran ini. Ia amat bangga,
karena setiap hari bekerja lebih lama daripada
pengacara mana pun di Ford County. Jake berbeda, namun ia mencintainya.
Empat puluh delapanqmil timur laut Clanton, terv
letak Temple, ibu kota Milbum County yang tenang di samping Sungai Tippah. Tempat itu berpenduduk tiga ribu jiwa dan punya dua motel.
Penginapan Temple Inn tak berpenghuni, karena
tak ada alasan apa pun untuk berada di sana pada
saat seperti ini. Di ujung salah satu sayapnya yang
terpisah, ada delapan kamar yang dihuni dan dijaga oleh tentara dan sepasang polisi negara bagian.
Sepuluh wanita itu ditempatkan berpasangan dengan baik, seperti juga Barry Acker dan Clyde
Sisco. Anggota juri cadangan yang berkulit hitam,
Ben Lester Newton, dianugerahi satu kamar sendiri, seperti halnya cadangan satunya, Francie
Pitts. Pesawat-pesawat televisi sudah dicabut dan
surat kabar tidak diperkenankan dibawa. Makan
malam hari Selasa dikirim ke kamar kamar itu,
dan makan pagi hari Rabu tiba tepat pukul setengah delapan, sementara bus Greyhound dihangatkan dan menyemburkan gas buangan mesin
703 disel ke seluruh penjuru halaman parkir. Tiga
puluh menit kemudian, empat belas orang itu
menaiki bus dan berangkat menuju Clanton.
Di dalam bus, mereka mengobrol tentang keluarga dan pekerjaan mereka. Dua atau tiga orang
sudah saling kenal sebelum hari Senin; sebagian
besar belum saling kenal. Dengan canggung mereka menghindari pembicaraan tentang alasan mereka berkumpul bersama dan tugas di hadapan mereka. Hakim Noose sangat keras akan hal ini;
tidak ada pembicaraan tentang kasus tersebut. Mereka ingin bicara tentang banyak hal: pemerkosaan
itu, pemerkosanya, Carl Lee, Jake, Buckley,
Noose, Klan, banyak hal. Masing masing tahu tentang pembakaran salib, tapi itu tidak dibicarakan,
setidaknya tidak di dalam bus. Sudah banyak pembicaraan dilakukan dalam kamar kamar motel itu.
Bus Greyhound tiba di gedung pengadilan pukul
sembilan kurang lima menit, dan para juri menatap
melalui jendela jendela yang berkaca gelap untuk
melihat ada betapa banyak orang kulit hitam dan
berapa banyak anggota Klan dan berapa banyak
orang lain yang dipisahkan oleh pasukan penjaga.
Bus itu meluncur melewati barikade, dan parkir di
belakang gedung pengadilan, tempat para deputy
sedang menunggu untuk mengawal mereka ke atas
secepat mungkin. Mereka menaiki tangga belakang


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menuju ruang juri, di mana kopi dan kue donat
sudah menunggu. Bailiff memberitahu bahwa waktu itu pukul sembilan, dan Yang Mulia Hakim
sudah siap untuk mulai. Ia memimpin mereka me
704 masuki ruang sidang yang penuh sesak dan menuju boks juri, di mana mereka duduk di kursi
yang sudah ditentukan.
"Semuanya harap berdiri," seru Mr. Pate.
"Silakan duduk," kata Noose sambil menjatuhkan diri ke kursi tinggi berjok kulit di belakang
meja hakim. "Selamat pagi, Bapak dan Ibu sekalian," katanya hangat kepada para juri. "Saya
percaya Anda sekalian sehat sehat pagi ini, dan
siap untuk mulai."
Mereka semua mengangguk.
"Bagus. Saya akan mengajukan pertanyaan ini
kepada Anda setiap pagi. Apakah ada yang berusaha menghubungi Anda, berbicara pada Anda,
atau mempengaruhi Anda dengan cara apa pun
tadi malam "
Mereka semua menggelengkan kepala.
"Bagus. Apakah Anda membicarakan kasus ini
di antara kalian sendiri "
Mereka semua berbohong dan menggelengkan
kepala.
"Bagus. Kalau ada yang berusaha menghubungi
Anda dan membicarakan kasus ini atau mempengaruhi Anda dengan cara apa pun, harap Anda
memberitahu saya secepat mungkin. Mengerti "
Mereka mengangguk.
"Sekarang kita siap untuk memulai sidang.
Urutan pertama dalam acara ini adalah mempersilakan para pengacara untuk menyampaikan pernyataan pembukaan. Saya ingin memperingatkan
Anda bahwa apa pun yang dikatakan oleh Peng
705 acara bukanlah kesaksian dan tidak dianggap sebagai bukti. Mr. Buckley, apakah Anda hendak
menyampaikan pernyataan pembukaan "
Buckley bangkit dan mengancingkan jas poliesternya yang mengilat. "Ya, Yang Mulia."
"Saya kira demikian. Anda boleh mulai."
Buckley mengangkat podium kecil dari kayu
dan memindahkannya berhadapan langsung dengan
boks juri, Ia berdiri di belakangnya, menarik napas
dalam, dan perlahan lahan membalik balik catatan
pada sebuah buku. Ia menikmati saat pendek penuh keheningan dengan semua mata tertuju padanya dan semua telinga menunggu kata katanya.
Ia mulai dengan mengucapkan terima kasih kepada
Juri atas kehadiran mereka di sana, atas pengorbanan mereka, atas kesadaran mereka sebagai warga negara (Seolah-olah mereka punya pilihan lain,
pikir Jake). la bangga pada mereka dan merasa
mendapat kehormatan berkenalan dengan mereka
dalam kasus paling penting ini. Sekali lagi, ia
adalah pengacara mereka. Kliennya, Negara Bagian Mississippi. Ia menyatakan rasa takut atas tanggung jawab besar yang diberikan rakyat kepadanya, Rufus Buckley, seorang pengacara desa sederhana dari Smithfield. Ia melantur, bicara tentang dirinya sendiri dan pemikirannya tentang sidang ini, dan harapan dan doa bahwa ia akan
melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi rakyat
negara bagian ini.
Ia memberikan olok olok yang hampir sama dalam semua pernyataan pembukaannya, namun pe
.706 nampilannya kali ini lebih baik. Sampah"yang
sudah diperhalus, dipoles, dan tak bisa disanggah.
Jake ingin membakamya, tapi dari pengalaman ia
tahu bahwa Ichabod takkan menerima keberatan
selama penyampaian pernyataan pembukaan, kecuali olok-olok itu terlalu mencolok, dan pidato
Buckley belum lagi memenuhi syarat itu. Segala
ketulusan dan kecengengan palsu itu membuat
Jake kesal luar biasa, terutama karena Dewan Juri
mendengarkannya, dan lebih sering setuju daripada
tidak. Sang Jaksa Penuntut selalu berperan sebagai
orang baik, berusaha meluruskan ketidakadilan dan
menghukum penjahat karena kejahatan yang mengerikan; mengurungnya untuk selama lamanya,
sehingga ia tidak lagi bisa berbuat dosa. Buckley
adalah seorang jagoan dalam meyakinkan Juri,
langsung pada saat pernyataan pembukaan, bahwa
keputusan terserah pada mereka. Ia dan Dua Belas
yang Terpilih, untuk mencari kebenaran dengan
cermat, bekerja sama sebagai satu tim, bersatu
melawan kejahatan. Kebenaranlah yang mereka
cari, tak ada lain kecuali kebenaran. Temukanlah
kebenaran, dan keadilan akan menang. Ikutilah
dia, Rufus Buckley, pengacara rakyat, dan mereka
akan menemukan kebenaran.
Pemerkosaan itu adalah kejahatan mengerikan.
Ia adalah seorang ayah, bahkan punya seorang
putri seusia Tonya Hailey, dan ketika pertama kali
mendengar tentang pemisrkosaan itu, ia merasa
mual. Ia ikut berdukacita bagi Carl Lee dan istrinya. Ya, ia pun memikirkan anakianak perem
707 puannya yang masih kecil dan memikirkan pembalasan.
Jake tersenyum cepat pada Ellen. Ini menarik.
Buckley memilih untuk membeberkan pemerkosaan itu, bukan menutupinya dari Juri. Jake sudah
bersiap menghadapi konfrontasi kritis dengannya,
mengenai diterimanya segala kesaksian berkenaan
dengan pemerkosaan tersebut. Dalam risetnya, Ellen menemukan undang undang yang tegas menyatakan bahwa rincian mengerikan tidak dapat diterima, namun tidak begitu jelas menyatakan apakah
hal itu boleh disebutkan atau dikemukakan sebagai
acuan. Jelas Buckley berpendapat bahwa lebih
baik mengakui pemerkosaan itu daripada berusaha
menyembunyikannya. Langkah yang bagus, pikir
Jake, karena bagaimanapun juga dua belas juri dan
seluruh dunia toh sudah tahu rinciannya.
Ellen pun tersenyum. Untuk pertama kalinya
pemerkosaan atas Tonya Hailey akan diadili.
Buckley menjelaskan bahwa sudah sewajarnya
bagi orangtua mana pun untuk menginginkan pembalasan. Ia pun ingin, ia mengaku. Namun, ia
meneruskan dengan suara semakin berat. ada perbedaan yang luar biasa besar antara menginginkan
pembalasan dan melakukan pembalasan.
Ia makin panas sekarang dan berjalan mondarmandir dengan tenang, tak menghiraukan podium,
menyusun irama. Ia mencurahkan diri dalam kuliah sepanjang dua puluh menit tentang sistem
peradilan kriminal dan bagaimana sistem itu dipraktekkan di" Mississipi, dan berapa banyak pe
708 merkosa yang sudah ia, Rufus Buckley, kirim ke
Parchman, kebanyakan untuk seumur hidup. Sistem itu bekerja, sebab warga Mississippi punya
cukup akal sehat untuk membuatnya bekerja, dan
akan ambruk kalau orang orang seperti Carl Lee
Hailey diperkenankan menerjang sistem tersebut
dan melaksanakan keadilan menurut pengertiannya
sendiri. Bayangkan itu. Suatu masyarakat tanpa
hukum, dengan pembunuh pembunuh jagoan berkeliaran semaunya. Tak ada polisi. tak ada penjara, tak ada pengadilan, tak ada sidang, tak ada
juri. Masing masing mengurus diri sendiri.
Agak ironis, katanya sambil mengendur sejenak.
Carl Lee Hailey sekarang duduk di hadapan mereka, meminta proses yang benar dan sidang yang
adil, tapi ia tidak percaya dengan hal hal seperti
itu. Tanyakan pada ibu Billy Ray Cobb dan Pete
Willard. Tanyakan pada mereka, pengadilan macam apa yang telah diterima oleh anak-anak mereka.
la berhenti untuk memberi kesempatan agar Juri
dan ruang sidang bisa menyerap dan merenungkan
pemikiran terakhir itu. Gagasan tersebut tenggelam
dengan berat, dan setiap orang di boks juri memandang Carl Lee Hailey. Bukan pandangan penuh rasa kasih. Jake membersihkan kuku jari dengan pisau kecil dan tampak benar benar bosan.
Buckley berlagak mempelajari catatannya di podium, lalu memeriksa jam tangan. Ia mulai lagi,
kali ini dengan nada suara yang sangat mantap
dan resmi. Negara akan membuktikan bahwa Carl
709 Lee Hailey telah merencanakan pembunuhan itu
dengan hati-hati. Ia menunggu hampir satu jam
dalam ruang sempit di samping tangga, yang ia
tahu akan mereka lewati ketika mereka dibawa
kembali ke penjara. Entah bagaimana, ia berhasil
menyelundupkan sepucuk M-l6 ke dalam gedung
pengadilan. Buckley berjalan ke meja kecil di
samping notulis pengadilan dan mengangkat M 16
itu. "Inilah M IG tersebut!" ia mengumumkan pada
Juri, satu tangan melambai Iambaikannya dengan
hebat. Ia meletakkannya di atas podium dan
mengatakan bagaimana senapan itu dengan cermat
dipilih oleh Carl Lee Hailey, sebab ia dulu pernah
memakainya dalam pertempuran jarak dekat, dan
ia tahu bagaimana cara membunuh dengannya. Ia
sudah terlatih dengan senapan M-16. Itu adalah
senapan ilegal. Anda tak bisa membelinya di Western Auto. Ia pasti harus mencarinya. Ia merencanakannya. '
Pembuktiannya jelas: pembunuhan berdarah dingin yang sudah direncanakan dan dipersiapkan
dengan cermat.
Dan kemudian masih ada Deputy DeWayne
Looney. Seorang veteran empat belas tahun dari
kantor sherijf Seorang laki-laki berkeluarga, salah
satu perwira penegak hukum paling baik yang
pernah ia kenal. Tertembak oleh Carl Lee Hailey
pada saat bertugas. Sebagian kakinya diamputasi.
Apa dosanya Barangkali Pembela akan mengatakan itu tak disengaja, tak seharusnya diperhitungkan. Itu bukan dalih pembelaan di Mississippi.
710 _Tak ada dalih apa pun, Bapak dan Ibu sekalian,
untuk kekerasan ini. Vonis yang harus dijatuhkan
adalah bersalah.
Mereka masing-masing punya waktu satu jam
untuk menyampaikan pernyataan pembukaan, dan
iming iming waktu sebanyak itu terbukti tak tertahankan bagi sang Jaksa, yang ucapannya jadi
diulang ulang. Dua kali ia melantur ketika mengutuk muslihat yang terkandung dalam dalih kegilaan. Juri mulai tampak bosan dan mencari-cari
titik perhatian lain di seputar ruang sidang. Para
seniman berhenti membuat sketsa, para wartawan
berhenti menulis, dan Noose membersihkan kacamata tujuh atau delapan kali. Sudah diketahui bahwa Noose membersihkan kacamata untuk memerangi kebosanan dan agar tetap terjaga, dan biasanya ia membersihkannya sepanjang sidang. Jake
pernah melihatnya menggosok kacamata itu dengan saputangan atau dasi atau ujung kemeja, sementara Saksi hancur hatinya dan menangis dan
para pengacara berteriak teriak sambil saling
mengacung acungkan tangan. Ia tidak melewatkan
satu kata atau keberatan atau muslihat apa pun; ia
cuma bosan dengan semua itu, bahkan dengan
kasus sebesar ini. Ia tak pernah tidur di meja
kerjanya, meskipun sekali sekali sangat tergoda
untuk melakukannya. Sebagai ganti, ia melepaskan
kacamata, mengangkatnya menghadap cahaya, meniupnya, menggosoknya seolah olah kacamata itu
tertutup lemak, lalu memasangnya kembali di
ujung hidung. Tidak sampai lima menit kacamata
711 itu akan kotor lagi. Makin berlarut larut Buckley
bicara, makin sering kacamata itu dibersihkan.
Akhirnya, sesudah satu setengah jam, Buckley
bungkam dan seluruh ruang sidang itu menghela
napas lega.
"Reses sepuluh menit," Noose mengumumkan,
dan beranjak dari mejanya, menerobos'pintu, melewati biliknya, menuju kamar kecil.
Jake merencanakan pembukaan singkat, dan sesudah maraton Buckley, ia memutuskan untuk
membuatnya lebih pendek lagi. Kebanyakan orang
tidak suka dengan pengacara, terutama pengacara
yang banyak bicaramuluk dan merasa bahwa setiap point yang tidak penting harus diulangi sedikitnya tiga kali, dan yang penting harus dipalu
dan dibor dengan pengulangan terus menerus kepada siapa pun yang kebetulan sedang mendengarkan. Para juri terutama membenci pengacara yang
menghamburkan waktu, karena dua alasan yang
sangat baik. Pertama, mereka tak bisa menyuruh
pengacara itu tutup mulut. Mereka adalah orang
tawanan. Di luar ruang sidang, sesorang bisa
mengumpat pengacara dan menyuruhnya tutup mulut, tapi dalam boks juri, mereka terperangkap dan
dilarang bicara. Jadi, mereka harus mengambil
jalan lain dengan tidur, mendengkur, menatap
tajam, menggeliat-geliat, memeriksa jam tangan,
atau salah satu dari selusin isyarat yang. tak pernah
ditangkap oleh pengacara yang membosankan. Kedua, Juri tak suka sidang berkepanjangan. Hen
712 tikan segala omong kosong itu dan selesaikan.
Beri kami fakta dan kami akan memberimu vonis.
Ia menjelaskan hal ini kepada kliennya selama
reses.
"Aku setuju. Pendek saja," kata Carl Lee.
Ia melakukannya dengan benar. Pernyataan
pembukaan sepanjang empat belas menit dan Juri
menyimak setiap patah kata. Ia mulai dengan bicara tentang anak perempuan dan betapa istimewanya mereka. Bagaimana mereka berbeda (1811
anak laki laki dan butuh perlindungan khusus. Ia
menceritakan anak perempuannya sendiri dan ikatan istimewa yang ada antara ayah dan anak
perempuan, suatu ikatan yang tak bisa dijelaskan
dan tidak seharusnya dirusak. Ia mengakui kekagumannya kepada Mr. Buckley dan atas kesanggupannya untuk bersikap begitu pemaaf dan pemurah kepada pemabuk gila yang mungkin memperkosa anak perempuannya. Ia sungguh orang besar.
Namun dalam realita bisakah mereka, sebagai juri,
sebagai orangtua, bersikap begitu ramah dan percaya dan penurut kalau anak perempuan mereka
diperkosa dan diikat pada sebatang pohon oleh dua
binatang biadab, mabuk, terbius..."
"Keberatan ! " teriak Buckley.
"Diterima," Noose balas berteriak.
Jake_tak menghiraukan teriakan itu dan meneruskan dengan lembut. Ia minta mereka mencoba membayangkan, sepanjang sidang ini, bagaimana perasaan mereka seandainya itu adalah
anak perempuan mereka. Ia minta mereka agar
713 tidak memidana Carl Lee, tapi mengirimnya pulang pada keluarganya. Tidak ia sebut sebut dalih
kegilaan. Mereka sudah tahu itu akan muncul.
Ia selesai tak lama sesudah mulai, dan meninggalkan Juri dengan perbedaan mencolok antara
dua gaya bicara itu.
"Itu saja " tanya Noose terkesiap.
Jake mengangguk sembari duduk di samping
kliennya.
"Baiklah. Mr. Buckley, Anda bisa memanggil
saksi pertama Anda."
"Negara memanggil Cora Cobb."
Bailiff pergi ke ruang saksi dan menjemput
Mrs. Cobb. Ia membimbingnya melewati pintu di
samping boks juri, memasuki ruang sidang di
mana ia disumpah oleh Jean Gillespie, dan kemudian dipersilakan duduk di kursi saksi.
"Bicaralah ke mikrofon." perintah Gillespie.
"Anda Cora Cobb " Buckley bertanya dengan
Volume penuh, seraya menempatkan podium ke
dekat susuran.
"Ya, Sir."
"Di mana Anda tinggal "
"Route 3, Lake Village. Ford County."
"Anda ibu dari Billy Ray Cob, almarhum "
"Ya, Sir," katanya dengan mata berkaca-kaca. Ia
seorang wanita desa yang ditinggalkan suami ketika anak anaknya masih kecil. Anak anak itu membesarkan diri sendiri sementara ia bekerja dua shift
di pabrik mebel antara Karaway dan Lake Village.
Ia kehilangan kendali atas diri mereka pada usia
714 yang amat muda. Ia berusia sekitar lima puluh,
berusaha kelihatan seperti umur empat puluh dengan cat rambut dan makeup, tapi bisa dengan
mudah dikira berumur awal enam puluhan.
"Berapa usia putra Anda pada saat kematiannya "
"Dua puluh tiga."
"Kapan Anda terakhir menyaksikannya hidup "
"Cuma beberapa detik sebelum dia terbunuh."
"Di mana Anda melihatnya "
"Di ruang sidang ini."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Di manakah dia terbunuh "
"Di lantai bawah."
"Apakah Anda mendengar tembakan yang menewaskan putra Anda "
Ia mulai menangis. "Ya, Sir."
"Kapan terakhir kali Anda melihatnya "
"Di kamar mayat."
"Dan bagaimanakah keadaannya "
"Dia mati."
"Tidak ada pertanyaan lain,
umumkan.
"Pemeriksaan silang, Mr. Brigance "
Wanita itu adalah saksi yang tak berbahaya,
dipanggil untuk membuktikan bahwa korban
benar benar mati, dan untuk sedikit menggugah
rasa simpati. Tak ada apa pun yang bisa didapatkan dari pemeriksaan silang, dan lazimnya ia akan
dibiarkan saja. Namun Jake melihat kesempatan
baik yang tak bisa dilewatkan. Ia melihat peluang
untuk menentukan warna sidang itu, untuk mem
Buckley meng
715 bangunkan Noose, Buckley, dan Juri; untuk sekadar membangkitkan setiap orang. Wanita itu pada
kenyataannya tidak sungguh-sungguh patut dikasihani; sebagian ia berpura pura. Barangkali Buckley menginstruksikannya untuk menangis kalau
mungkin.
"Hanya beberapa pertanyaan," kata Jake sambil
berjalan di belakang Buckley dan Musgrove, menuju podium. Sang Jaksa langsung curiga.
"Mrs. Cobb, benarkah putra Anda dipidana karena menjual mariyuana "
"Keberatan!" Buckley meraung, melompat berdiri. "Catatan kejahatan korban tidak bisa diterima
dalam sidang!"
"Diterima!"
"Terima kasih, Yang Mulia," kata Jake sopan,
seolah-olah Noose telah memberikan bantuan kepadanya.
Wanita itu menyeka mata dan menangis makin
keras.
"Anda mengatakan bahwa putra Anda berumur
dua puluh tiga tahun ketika meninggal "
"Ya."
"Dalam dua puluh tiga tahun hidupnya. berapa
anak lain yang dia perkosa "
"Keberatan! Keberatan!" jerit Buckley sambil
melambai lambaikan tangan dan memandang jengkel pada Noose, yang berteriak, "Diterima! Diterima! Anda menyimpang, Mr. Brigance! Anda
menyimpang!"
Mrs. Cobb berurai air mata dan menangis tak
716 terkendali ketika teriakan teriakan meledak. Ia berhasil menjaga mikrofon tetap ada di mukanya, dan
suara raungan dan ratapannya bergema di ruang
sidang yang terkesima.
"Dia harus diperingatkan, Yang Mulia!" Buckley menuntut, wajah dan matanya membara dengan kegusaran luar biasa, dan lehernya berwarna
ungu tua.
"Saya tarik pertanyaan itu," jawab Jake keras,
sambil kembali ke kursinya.
"Tipuan murahan, Brigance," gumam Musgrove.
"Harap beri peringatan kepadanya," Buckley
memohon, "dan beri instruksi kepada Juri untuk
mengabaikan."
"Ada pertanyaan sanggahan " lanya Noose.
"Tidak," jawab Buckley sambil berlari ke tempat saksi dengan sehelai saputangan, untuk menyelamatkan Mrs. Cobb yang sudah membenamkan
kepala dalam tangannya, tersedu dan terguncangguncang hebat.
_"Anda boleh pergi, Mrs. Cobb," kata Noose.
"Bailiff, silakan antar Saksi."
Sang Bailiff mengangkat wanita itu pada
lengannya, dengan bantuan Buckley, dan membimbingnya turun dari tempat saksi. di depan boks
juri, melewati susuran, menyusuri gang tengah.
Bersama setiap langkah ia melolong dan mendengking, dan suaranya naik ketika ia mendekati
pintu belakang, lalu ia meraung dengan kekuatan
penuh sewaktu keluar.
Noose menatap Jake tajam sampai wanita itu
717 menghilang dan ruang sidang kembali, hening. Kemudian ia menoleh. pada Juri dan berkata, "Harap
abaikan pertanyaan terakhir Mr. Brigance."
"Untuk apa kau melakukan itu tadi " Carl Lee
berbisik pada pengacaranya.
"Akan kujelaskan nanti."
"Negara memanggil Eamestine Willard," Buckley mengumumkan dengan nada lebih tenang dan
dengan lebih banyak keraguan.
Mrs. Willard dibawa dari ruang saksi di atas
ruang sidang. Ia disumpah dan dipersilakan duduk.
"Anda Eamestine Willard " tanya Buckley.
"Ya1 Sir," katanya dengan suara rapuh. Kehidupannya pun berat, tapi ia punya sikap bermartabat yang membuatnya jadi lebih mengundang rasa
kasihan dan lebih bisa dipercaya daripada Mrs.
Cobb. Pakaiannya tidak mahal, tapi bersih dan
terseterika rapi. Rambutnya tanpa cat hitam murahan yang begitu diandalkan oleh Mrs. Cobb.
Wajahnya tanpa lapisan lapisan makeup. Ketika
mulai menangis, ia menangis untuk diri sendiri.
"Di mana Anda tinggal "
"Di luar Lake Village."
"Pete Willard adalah putra Anda "
"Ya, Sir."
"Kapan Anda melihatnya dalam keadaan hidup "
"Di ruangan ini, tepat sebelum dia terbunuh."
"Apakah Anda mendengar bunyi tembakan yang
menewaskannya "
"Ya, Sir."
718 "Kapan terakhir kali Anda melihatnya "
"Di kamar mayat."
"Dan bagaimanakah keadaannya "
"Dia meninggal," katanya sambil menyeka air
mata dengan Kleenex.
"Saya ikut menyesal," kata Buckley. "Tidak ada
pertanyaan lain," ia menambahkan sambil melirik
Jake hati hati.
"Ada pemeriksaan silang " Noose bertanya, juga
melirik Jake curiga.
"Hanya beberapa," kata Jake.
"Mrs. Willard, saya Jake Brigance." Ia berhenti
di belakang podium dan memandangnya tanpa rasa
kasihan.
Wanita itu mengangguk.
"Berapa umur putra Anda ketika meninggal "
"Dua puluh tujuh."
Buckley mendorong kursinya menjauh dari meja"
dan duduk di tepinya, siap melompat. Noose menanggalkan kacamata dan membungkuk ke depan.
Carl Lee menurunkan kepalanya.
"Selama dua puluh tujuh tahun hidupnya, berapa
anak lain yang dia perkosa "
Buckley melonjak berdiri. "Keberatan! Keberatan! Keberatan!"
"Diterima! Diterima! Diterima!"
Teriakan teriakan itu membuat Mrs. Willard ketakutan, dan ia menangis lebih keras.
"Peringatkan dia, Pak Hakim! Dia harus diberi
petingatanl"
719 "Saya tarik pertanyaan tersebut," kata Jake dalam perjalanan kembali ke tempat duduknya
Buckleymemohon dengan tangannya. "Tapi itu
tidak cukup, Pak Hakim! Dia harus diperingatkan!"
"Mari kita ke bilik," Noose memerintahkan. Ia
mempersilakan Saksi berlalu dan mengumumkan
reses sampai pukul satu.
Harry Rex sedang menunggu di balkon kantor
_Jake dengan sandwich dan satu pitcher margarita.
Jake menolak dan minum sari jeruk. Ellen cuma
mau satu gelas, satu gelas kecil yang katanya
untuk menenangkan saraf. Sampai hari ketiga, makan siang disajikan oleh Dell dan dikirimnya sendiri ke kantor Jake. Penghargaan dari Coffee Shop.
Mereka makan dan bersantai di balkon sambil
menyaksikan karnaval di sekeliling gedung pengadilan. Apa yang terjadi dalam bilik hakim Harry
Rex mendesak. Jake makan Reuben sandwich dengan gigitan-gigitan kecil. Ia mengatakan bahwa ia
ingin bicara tentang lain hal di luar sidang tersebut.
"Apa yang terjadi dalam bilik hakim, sialan "
"Regu Cardinals kalah tiga game, kau tahu itu,
Row Ark "
"Kupikir empat."
"Apa yang terjadi dalam bilik hakim!"
"Kau sungguh ingin tahu "
"Ya! Ya!"
720 "Oke. Aku harus ke kamar kecil dulu. Akan
kuceritakan begitu aku kembali." Jake berlalu.
"Row Ark, apa yang terjadi dalam bilik hakim "
"Tidak banyak Noose memperingatkan Jake cukup keras, tapi tak ada kerusakan permanen. Buckley ingin darah, dan Jake mengatakan dia yakin
akan ada yang mengucur kalau wajah Buckley jadi
lebih merah lagi. Buckley berteriak teriak, menjerit jerit, dan memaki maki Jake karena sengaja
membuat Juri meradang, begitulah istilahnya. Jake
cuma tersenyum kepadanya dan mengatakan dia
menyesal, Gubernur. Tiap kali dia mengucapkan
kata gubernur, Buckley akan menjerit pada Noose,
'Dia memanggil saya gubernur, Pak Hakim, lakukanlah sesuatu.' Dan Noose akan mengatakan,
"Saudara saudara, saya harap kalian bertingkah sebagai orang profesional." Dan Jake mengatakan,
"Terima kasih, Yang Mulia." Kemudian dia menunggu beberapa menit dan kembali memanggilnya gubernur."
"Mengapa dia membuat dua perempuan tua itu
menangis "
"Itu langkah cemerlang, Harry Rex. Dia memperlihatkan kepada Juri, Noose, Buckley, dan
semua orang, bahwa itu adalah ruang sidangnya
dan dia tidak takut pada siapa pun di dalamnya.
Dia membuat darah pertama terkucur. Dia membuat Buckley begitu resah sekarang, sehingga dia
takkan pernah bersantai. Noose menghormatinya,
sebab dia tidak terintimidasi oleh Yang Mulia.
Para juri terguncang, namun ia membangunkan
721 dan mengatakan pada mereka dengan cara yang
tidak begitu halus bahwa ini adalah perang. Langkah cemerlang."
"Yeah, aku pun berpendapat demikian."
"Itu tidak merugikan kita. Perempuan perempuan itu meminta simpati, tapi Jake mengingatkan
Juri tentang apa yang diperbuat oleh anak-anak
manis mereka sebelum mati."
"Sampah."
"Kalau ada perasaan marah dalam diri Juri, mereka akan lupa saat saksi terakhir memberikan
kesaksian."
"Jake sangat hebat, bukan "
"Dia bagus. Sangat bagus. Untuk orang seumurnya, dialah yang terbaik yang pernah kusaksikan."
"Tunggulah sampai argumentasi penutupnya.
Aku pernah mendengar beberapa. Dia bisa mendapatkan simpati dari seorang pelatih tentara sekalipun."
Jake kembali dan menuang segelas kecil margurita Cuma segelas kecil untuk sarafnya. Harry
Rex minum bagaikan seorang pelaut.
Ozzie adalah saksi pertama yang diajukan Negara
sesudah istirahat makan siang. Buckley mengeluarkan denah besar aneka warna dari lantai pertama
dan kedua gedung pengadilan, dan bersama sama
mereka menelusuri dengan tepat gerakan terakhir
Cobb dan Willard.
Kemudian Buckley mengeluarkan sepuluh foto
berwarna ukuran 16x24, menunjukkan Cobb dan
722 '
Willard yang baru saja mati tergeletak di anak
tangga. Foto-foto itu mengerikan. Jake sudah menyaksikan banyak sekali foto mayat, dan kendati
tak satu pun tampak menyenangkan, mengingat
objek fotonya, beberapa tidaklah begitu buruk. Dalam salah satu kasusnya, sang korban ditembak
jantungnya dengan sepucuk pistol .357 dan tergeletak mati begitu saja di terasnya. Ia seorang
laki laki kekar berotot, dan pelurunya tak pernah
menembus keluar dari tubuh. Jadi tak ada darah,
hanya sebuah lubang kecil pada pakaian kerjanya,
dan kemudian lubang kecil yang tertutup pada
dadanya. Ia tampak seperti tertidur dan tertelungkup, atau mabuk tak sadarkan diri di teras,
seperti Lucien. Itu bukan pemandangan spektakuler, dan Buckley tidak begitu bangga dengannya.
Foto-foto itu tidak diperbesar. Ia cuma menyerahkan foto Polaroid kecil kepada Juri dari tampak
muak, sebab foto foto itu begitu bersih.
Namun kebanyakan foto foto pembunuhan tampak mengerikan dan memuakkan, dengan darah
bercipratan pada tembok dan langit langit, dan
bagian-bagian tubuh terlepas dan bertebaran ke
mana-mana. Foto macam itulah yang selalu diperbesar oleh Jaksa dan dimasukkan sebagai bukti
dengan penuh hiruk pikuk, kemudian dilambailambaikan ke seluruh penjuru ruang sidang oleh
Buckley, sementara ia dan saksi menguraikan pemandangan dalam foto foto tersebut. Akhirnya, sesudah para juri bergerak-gerak penuh rasa ingin
tahu, Buckley dengan sopan minta izin pada Ha
723 kim untuk memperlihatkan foto foto itu kepada
mereka, dan sang Hakim selalu mengizinkan. Lalu
Buckley dan semua orang lain mengamati wajah
mereka dengan penuh perhatian saat mereka terguncang, terperanjat ngeri, dan kadang kadang
mual. Jake pernah menyaksikan dua orang juri
muntah ketika dipersilakan melihat foto mayat
yang tercincang mengerikan.
Foto foto macam itu sangat merugikan dan
menghasut, dan juga sangat bisa diterima.
"Probatif" adalah kata yang dipakai oleh Mahkamah Agung. Menurut keputusan keputusan yang
diambil oleh Mahkamah selama sembilan puluh
tahun ini, foto macam itu bisa membantu juri.
Sudah diterima mapan di Mississippi bahwa foto
pembunuhan selalu bisa diterima sebagai bukti, tak
peduli bagaimana pun pengaruhnya terhadap juri.
Jake sudah melihat foto foto Cobb dan Willard
'beberapa minggu sebelumnya, dan sudah mengajukan keberatan seperti lazimnya, dan menerima
penolakan seperti lazimnya.
Foto foto tersebut ditempelkan dengan profesional pada papan poster besar, suatu cara yang
sebelumnya tak pernah dilakukan oleh Jaksa. Ia
mengangsurkan yang pertama kepada Reba Betts
di boks juri. Itu adalah foto kepala dan otak
Willard, diambil dari jarak dekat.
"Astaga!" ia terengah, dan mendorongnya pada
juri berikut, yang ternganga ngeri, dan meneruskannya. Mereka bergantian mengangsurkannya satu sama lain, lalu kepada anggota cadangan. Buck
724 ley mengambilnya dan memberikan satu foto lain
kepada Reba. Ritual it'u berlanjut selama tiga puluh menit, sampai semua foto dikembalikan kepada Jaksa.
Kemudian ia meraih M I6 itu dan mengulurkannya pada Ozzie. "Bisakah Anda mengenali ini "
"Ya, inilah senjata yang ditemukan di tempat
kejadian."
"Siapakah yang mengambilnya di tempat kejadian "
"Saya."
"Dan _apakah yang Anda lakukan dengannya "
"Membungkusnya dengan kantong plastik dan
menyimpannya dalam lemari besi penjara. Tetap
menyimpannya sampai saya serahkan kepada Mr.
Laird dari laboratorium kriminal di Jackson."
"Yang Mulia, Negara akan mengajukan senjata


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini sebagai bukti, sesuai peraturan tentang barang
bukti Exhibit S l3," kata Buckley sambil melambaikannya dengan hebat.
"Tidak ada keberatan," kata Jake.
"Kami tidak ada pertanyaan lain untuk saksi
ini," Buckley mengumumkan.
"Pemeriksaan silang "
Jake membalik balik catatannya sambil berjalan
perlahan-lahan ke podium. Ia cuma punya bebera
pa pertanyaan untuk sobatnya.
"Sheriff, apakah Anda menahan Billy Ray Cobb
dan Pete Willard "
Buckley mendorong mundur kursinya dan ber
725 tengger di pinggir dengan tubuhnya yang besar,
siap melompat dan menjerit bila diperlukan.
"Ya," jawab Sheriff.
"Karena apa "
"Karena memperkosa Tonya Hailey," ia menjawab sempurna.
"Dan berapa umur gadis itu ketika dia diperkosa
oleh Cobb dan Willard "
"Sepuluh tahun."
"Sheriff, benarkah bahwa Pete Willard menandatangani pengakuan tertulis"
"Keberatan! Keberatan! Yang Mulia! Itu tak
bisa diajukan dan Mr. Brigance sudah tahu "
Ozzie mengangguk tegas saat keberatan diajukan.
"Diterima."
Buckley gemetar. "Saya minta pertanyaan itu
dicoret dari catatan dan Juri diinstruksikan untuk
mengabaikannya." '
"Saya tarik pertanyaan itu," kata Jake pada
Buckley dengan sebuah senyum.
"Harap abaikan pertanyaan terakhir Mr. Brigance," Noose memberi instruksi pada Juri.
"Tidak ada pertanyaan lain," kata Jake.
"Ada pemeriksaan sanggahan, Mr. Buckley "
"Tidak, Sir."
"Baik. Sheriff, Anda boleh turun."
Saksi Buckley selanjutnya adalah ahli sidik jari
dari Washington yang menghabiskan waktu satu
jam untuk bercerita pada Juri tentang apa yang
sudah mereka ketahui selama berminggu minggu.
726 Kesimpulan akhirnya yang dramatis adalah tanpa
keraguan mengaitkan sidik jari pada M 16 itu dengan sidik jari Carl Lee Hailey. Kemudian datang
pakar balistik dari laboratorium kriminal negara
dengan kesaksian yang sama membosankan dan
tidak informatif, seperti pendahulunya di tempat
saksi. Ya, tak diragukan lagi, pecahan pecahan peluru yang dikumpulkan dari tempat kejadian benar
ditembakkan dari M 16 yang tergeletak di meja
itu. Itulah kesimpulan akhirnya, lalu dengan memakai peta dan diagram, Buckley perlu satu jam
untuk membuat Juri mengerti. Prasecutorial averkill, demikian istilah Jake; kegilaan yang diderita
oleh semua jaksa penuntut untuk memberatkan
tuntutan secara berlebihan.
Pembela tidak ada pertanyaan bagi dua pakar
itu, dan pada pukul lima lewat lima belas, Noose
mengucapkan selamat tinggal kepada para juri dengan instruksi tegas untuk tidak mendiskusikan
kasus itu. Mereka mengangguk sopan sambil berbaris keluar dari ruang sidang. Kemudian ia mengetukkan palu dan membubarkan sidang sampai
pukul sembilan besok.
727 *
36 KEWAJIBAN mulia warga negara untuk bekerja sebagai juri dengan cepat jadi hal usang. Malam
kedua di Temple Inn, tanpa telepon perintah Hakim. Beberapa majalah tua yang disumbangkan
oleh perpustakaan Clanton disirkulasikan dan dengan cepat disisihkan, karena sedikit sekali minat
kelompok itu pada The New Yorker, The Smithsonian, dan Architectural Digest.
"Punya Pentlwuse' " bisik Clyde Sisco pada
Bailiff ketika ia memeriksa. la bilang tidak, tapi
akan ia lihat apa yang bisa ia lakukan.
Terkurung dalam kamar mereka tanpa televisi,
surat kabar, atau telepon, tidak banyak yang bisa
mereka kerjakan selain main kartu dan bicara tentang sidang tersebut. Perjalanan ke ujung gang
untuk mengambil es dan minuman ringan jadi kesempatan istimewa, sesuatu yang direncanakan dan
digilir di antara rekan rekan penghuni kamar. Kebosanan mengendap berat.
Di setiap ujung gang, dua orang tentara berjaga
dalam kegelapan dan kesunyian. Keheningan itu
728 hanya disela munculnya para juri secara sistematis
.untuk mengambil minuman dari mesin.
Tidur pun dimulai lebih awal, dan ketika penjaga mengetuk pintu pintu pada pukul 06.00 pagi,
semua juri sudah terbangun, beberapa bahkan sudah berpakaian. Mereka melahap sarapan pagi hari
Kamis yang terdiri atas kue dadar dan sosis, dan
dengan bergairah naik ke bus Greyhound pada
pukul delapan, untuk perjalanan pulang.
Sampai hari keempat, berturut turut rotunda penuh
sesak pada pukul delapan. Penonton sudah belajar
bahwa semua tempat duduk akan penuh pada pukul setengah sembilan. Prather membuka pintu dan
orang banyak itu beringsut perlahan lahan melalui
detektor logam, melewati mata para deputy yang
waspada dan akhirnya masuk ke dalam ruang sidang, di mana yang berkulit hitam mengisi sisi
kiri dan orang kulit putih mengisi sisi kapan.
Deretan depan kembali dikosongkan Hastings untuk Gwen, Lester, anak-anak, dan sanak keluarga
lainnya. Agee dan anggota majelis lainnya duduk
di deretan kedua bersama sanak saudara yang tidak bisa menempati deretan depan. Secara bergantian Agee memimpin para pendeta untuk bertugas
di dalam ruang sidang dan berdemonstrasi di luar.
Secara pribadi ia lebih suka tugas di ruang sidang,
di mana ia merasa lebih aman, tapi ia merasa
kehilangan kamera dan yvartawan yang begitu banyak dijumpai di halaman depan. Di sebelah kanannya, di seberang gang, duduk keluarga dan
729 sahabat sahabat para korban. Sejauh ini mereka
bertingkah sopan.
Beberapa menit sebelum pukul sembilan, Carl
Lee dikawal dari tempat penahanan sempit. Borgolnya dibuka oleh salah seorang dari sejumlah
opsir yang mengelilinginya. Ia melontarkan senyum lebar kepada keluarganya dan duduk di kursinya. Para pengacara mengambil tempat masingmasing dan ruang sidang itu jadi hening. Bailiff
menjulurkan kepala ke balik pintu di samping
boks juri, dan, puas dengan apa yang dilihatnya, ia
membuka pintu serta mempersilakan para juri menempati tempat duduk yang sudah ditentukan. Mr.
Pate mengamati semua ini dari pintu bilik hakim,
dan ketika semuanya sudah sempurna, ia melangkah ke depan dan berseru, "Semua harap berdiri!"
Ichabod, terbungkus jubah hitam favoritnya
yang kusut dan pudar, melangkah ke meja hakim
dan memerintahkan semua orang untuk duduk.'la
mengucapkan salam pada Juri dan menanyai mereka tentang apa yang terjadi atau tidak terjadi
sejak sidang dibubarkan kemarin.
Ia melihat para pengacara. "Mana Mr. Musgrove "
"Dia agak terlambat, Yang Mulia. Kita sudah
siap untuk mulai," Buckley mengumumkan.
"Panggil saksi Anda selanjutnya," perintah
Noose pada Buckley.
Ahli patologi dari laboratorium kriminal negara
ditempatkan di rotunda dan memasuki ruang sidang. Biasanya ia terlalu sibuk untuk menghadiri
730 sidang yang sederhana dan hanya mengirimkan
salah seorang bawahan untuk menjelaskan secara
tepat kepada Juri, apa yang telah membunuh Cobb
dan Willard. Namun ini kasus Hailey, dan ia merasa wajib untuk mengerjakan tugas itu sendiri.
Sebenarnya ini kasus paling sederhana yang pernah ia saksikan akl1ir akhir ini; tubuh tubuh itu
ditemukan sama seperti saat mereka mati, senjatanya ada bersama mayat mayat itu, dan ada cukup banyak lubang untuk membunuh bocah bocah
itu selusin kali. Tiap orang di dunia tahu
bagaimana mereka mati. Tapi Jaksa bersikeras meminta penjelasan patologis paling teliti, jadi Kamis
pagi itu sang Dokter menduduki tempat saksi dengan berbagai foto autopsi dan diagram anatomi
aneka warna.
Sebelum itu, dalam bilik hakim, Jake sudah
menawarkan untuk menerima begitu saja penyebab
kematian mereka, tapi Buckley tidak setuju. Tidak,
ia ingin Juri mendengar dan tahu bagaimana mereka tewas.
"Kita akan mengakui bahwa mereka mati karena
sejumlah luka peluru yang ditembakkan dari M l6
itu," kata Jake dengan jelas.
"Tidak, Sir. Saya punya hak untuk membuktikannya." kata Buckley keras kepala.
"Tapi dia menawarkan untuk menerima penyebab kematian," kata Noose habis akal.
"Saya punya hak untuk membuktikannya,"
Buckley bersikeras.
Jadi ia pun membuktikannya. Buckley membuk
731 tikannya dalam prasecutorial overkill yang klasik.
Selama tiga jam ahli patologi itu bicara tentang
berapa banyak peluru yang mengenai Cobb dan
berapa banyak yang mengenai Willard, dan apa
yang terjadi pada masing masing peluru sewaktu
masuk ke tubuh mereka, dan tentang kerusakan
mengerikan sesudahnya. Diagram diagram anatomi
diletakkan pada kuda kuda di hadapan Juri, dan
sang Pakar mengambil peluru plastik bernomor
sebagai ganti peluru asli, dan menggeserkannya
begitu pelan pada tubuh itu. Empat belas peluru
untuk Cobb dan sebelas untuk Willard. Buckley
mengajukan satu pertanyaan, memancing jawaban,
kemudian menyela untuk menghantam suatu point
berulang-ulang.
"Yang Mulia, kami dengan senang hati menerima alasan kematian yang diajukan, " Jake mengumumkan setiap tiga puluh menit dengan perasaan
kesal luar biasa
"Tidak," balas Buckley pendek, dan pindah ke
peluru berikutnya.
Jake menjatuhkan diri ke kursi, menggelengkan
kepala, dan memandang para juri yang kebetulan
tidak tidur.
Sang Dokter selesai tengah hari dan Noose,
dalam keadaan letih dan kebas karena bosan,
menghadiahkan istirahat makan siang sepanjang
dua jam. Para juri dibangunkan oleh Bailiff dan
dibawa ke ruang juri untuk menikmati barbeque
spesial dalarn "piring plastik, lalu main kartu. Mereka dilarang meninggalkan gedung pengadilan.
732 *** Di setiap kota kecil di Selatan selalu ada seorang
bocah yang dilahirkan untuk mencari uang dengan
cepat. Ia adalah bocah yang pada umur lima tahun
mendirikan kios limun di jalannya dan menarik
dua puluh lima sen untuk satu cangkir berisi seperempat liter air dengan rasa tiruan. Ia tahu rasanya tidak enak, tapi ia tahu bahwa orang dewasa
berpendapat bahwa ia manis sekali. Ia adalah bocah pertama di jalannya yang membeli mesin pemotong rumput secara kredit di Western Auto dan
mengetuk pintu pintu pada bulan Februari untuk
merapikan halaman selama musim panas. Ia adalah
bocah pertama yang membayar sendiri sepedanya,
yang ia pakai untuk mengantarkan koran pagi dan
sore. Ia menjual kartu Natal kepada wanita-wanita
tua pada bulan Agustus. Ia menjual kue dari pintu
ke pintu pada bulan November. Pada pagi hari
Sabtu, ketika teman temannya nonton film kartun,
ia sudah ada di pasar dekat pengadilan untuk
menjual kacang panggang dan jagung bakar. Pada
umur dua belas tahun, ia membeli sertifikat depositonya yang pertama. Ia punya bankir sendiri.
Umur lima belas, ia membayar kontan pickup barunya pada hari yang sama ia lulus ujian SIM. Ia
membeli sebuah trailer untuk dipasang di belakang
truk dan mengisinya dengan peralatan berkebun. Ia
menjual T shirt pada pertandingan sepakbola sekolah menengah. Ia adalah orang yang sangat giat;
seorang calon jutawan.
733 Di Clanton, namanya adalah Hinky Myrick,
enam belas tahun. Ia menunggu dengan gelisah di
rotunda sampai 'Noose mengumumkan istirahat
makan siang, kemudian bergerak melewati para
deputy dan memasuki ruang sidang. Tempat duduk
begitu berharganya, sehingga hampir tak seorang
pun di antara penonton beranjak untuk makan
siang. Beberapa orang akan berdiri, menatap tajam
tetangga mereka, menuding tempat duduk mereka,
dan memastikan bahwa Setiap orang tahu itu tempat duduk mereka untuk hari itu, kemudian pergi
ke kamar kecil. Namun kebanyakan tetap duduk di
tempat mereka yang berharga di bangku bangku
tersebut, dan menanggung penderitaan selama istirahat makan siang.
Hinky bisa mencium peluang. Ia dapat merasakan orang yang sedang buluh. Pada hari Kamis,
tepat seperti yang ia lakukan pada hari Rabu, ia
mendorong kereta belanja di sepanjang gang'ke
depan ruang sidang. Kereta dorong itu terisi berbagai_macam sandwich dan makan siang dalam
tempat plastik. Ia mulai berteriak ke ujung deretan
tersebut, lalu mengulurkan makanan kepada pelanggannya. Ia berjalan perlahan lahan ke bagian
belakang ruang sidang. Ia adalah tukang gorok
yang tak kenal ampun. Salad [una dengan roti
putih dijual seharga dua dolar; modalnya, delapan
puluh sen. Sepiring makan siang yang terdiri atas
ayam dingin dengan sejumlah kacang polong
harganya tiga dolar; modalnya satu dolar dua puluh lima sen. Sekaleng minuman ringan harganya
734 satu setengah dolar. Akan tetapi mereka dengan
senang hati membayar harga yang ia minta dan
tetap menempati tempat duduk mereka. Dagangannya terjual habis sebelum ia sampai ke deret keempat dari depan, dan ia mulai menerima pesanan
dari sisa ruang sidang itu. Hinky adalah bintang
pada Jam itu.
Dengan pesanan segenggam penuh, ia bergegas
meninggalkan gedung pengadilan, menyeberangi
halaman rumput, menerobos kerumunan orang kulit hitam, menyeberangi Caffey Steet, dan masuk
ke kedai Claude's. Ia berlari ke dapur, menyodorkan dua puluh dolar kepada koki, dan memberikan
pesanan. Ia menunggu dan mengawasi jam tangan.
Sang Koki bergerak lamban. Hinky memberinya
dua puluh dolar lagi.
Sidang itu mendatangkan gelombang kemakmuran yang tak pernah diimpikan oleh Claude.-Makan
pagi dan siang di kafenya yang kecil menjadi
peristiwa besar ketika permintaan jauh melebihi
jumlah kursi dan orang orang kelaparan berbaris di
trotoar, menanti meja di tengah hawa panas dan
gerah. Sesudah reses makan siang hari Senin, ia
berkeliling Clanton untuk membeli setiap meja lipat yang bisa ia temukan dan kursinya yang sesuai. Saat makan siang, gang gang di antara meja
pun lenyap, memaksa pelayan pelayannya untuk
bermanuver gesit di antara deretan manusia yang
semuanya berkulit hitam.
Sidang itu adalah satu satunya topik percakapan.
Hari Rabu, komposisi juri dengan hangat dikutuk.
735 Hari Kamis, pembicaraan berpusat pada rasa tak
suka yang makin membengkak terhadap Jaksa Penuntutr
"Kudengar kabar dia ingin mencalonkan diri
jadi gubernur."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia Demokrat atau Republik "
"Demokrat."
"Dia tak bisa menang tanpa dukungan suara dari
warga kulit hitam, tidak di negara bagian ini."
"Yeah, dan kiranya dia takkan mendapat banyak
suara-sesudah sidang ini."
"Kuharap dia mencoba."
"Dia bertingkah lebih seperti seorang Republikan." *
Di Clanton sebelum sidang, istirahat makan siang mulai sepuluh menit sebelum pukul dua belas
ketika para sekretaris muda, cantik, berkulit kecokelatan, berpakaian bagus yang bekerja di bankbank, kantor kantor pengacara, agen agen asuransi,
dan kantor pengadilan meninggalkan meja kerja
dan turun ke jalan. Selama istirahat makan siang
mereka mengerjakan berbagai keperluan di seputar
alun alun. Mereka pergi ke kantor pos. Mereka
mengerjakan urusan bank. Mereka berbelanja. Sebagian besar di antaranya membeli makanan di
restoran Cina dan makan di bangku bangku taman,
di bawah naungan pepohonan di seputar gedung
pengadilan. Mereka bertemu dengan teman-teman
dan benukar gosip. Tengah hari. pendapa di depan
gedung pengadilan menarik lebih banyak wanita
cantik daripada kontes kecantikan Miss Mississip
736 pi. .Ada peraturan tak tertulis di Clanton bahwa
gadis kantoran di seputar alun alun mulai keluar
lebih dulu untuk makan siang dan tidak perlu
kembali sampai pukul satu. Laki lakinya mengikuti
pada pukul dua belas, dan menyaksikan gadisgadis itu.
Namun sidang tersebut mengubah segalanya.
Pohon pohon rindang di sekitar gedung pengadilan
terletak di dalam zona pertempuran. Dari pukul
sebelas sampai satu, kafe kafe penuh dengan tentara dan orang asing yang tak bisa mendapatkan
tempat duduk dalam ruang sidang. Restoran Cina
itu penuh dengan orang asing. Gadis gadis pekerja
kantor itu mengurus berbagai keperluan dan makan di meja kerja mereka.
Di Tea Shoppe, para bankir dan golongan kerah
putih lain membicarakan sidang tersebut dari segi
publisitasnya dan bagaimana kota itu dilihat. Yang
paling disorot adalah Ku Klux Klan. Tak satu pun
pelanggan kenal seseorang yang berkaitan dengan
Klan, dan kelompok itu sudah lama dilupakan di
Mississippi" Utara. Tapi burung;laurung pemangsa
itu mencintai para jubah putih itu, dan sejauh yang
diketahui dunia luar, Clanton, Mississippi, adalah
tempat bersemayam Ku Klux Klan. Mereka benci
pada Klan karena berada di sana. Mereka mengumpat pers karena membuat mereka tetap bertahan
di sana.
Untuk makan siang hari Kamis, Coffee Shop
menawarkan menu istimewa setiap hari, terdiri atas
daging babi goreng, lobak, dan salah satu ubi
737 manis, puding jagung, atau okra goreng. Dell menghidangkan menu istimewa itu dalam restoran yang
padat dan terbagi rata antara penduduk setempat,
orang asing, dan tentara. Peraturan tak tertulis
namun kukuh untuk tidak bicara dengan seseorang
berjenggot atau beraksen aneh ditegakkan dengan
ketat, dan bagi orang orang yang ramah rasanya
canggung untuk tidak tersenyum dan bergaul dengan orang luar. Keangkuhan dengan bibir terkatup
rapat sudah lama menggantikan sambutan hangat
yang diberikan kepada pengunjung pada hari hari
pertama sesudah penembakan tersebut. Sudah terlalu banyak anjing-anjing pers mengkhianati tuan
rumah mereka dan mencetak kata-kata yang jelek,
memojokkan, dan tidak adil tentang county tersebut dan masyarakatnya. Sungguh mencengangkan bagaimana mereka bisa datang berbondongbondong dari segala penjuru dan dalam dua puluh
empat jammenjadi pakar tentang suatu tempat yang
tak pernah mereka dengar dan tentang orang orang
yang tak pernah mereka jumpai.
Penduduk setempat mengamati mereka bersesakan di seputar alim-alun, seperti idiot, memburu
Sheriff, J aksa, Pembela, atau siapa pun yang sepertinya mengetahui sesuatu. Mereka menyaksikan
orang-orang itu menunggu di belakang gedung pengadilan bagaikan serigala kelaparan hendak menerkam Terdakwa yang selalu dikelilingi polisi, dan
yang selalu mengabaikan mereka ketika mereka
meneriakkan pertanyaan pertanyaan konyol yang
serupa kepadanya. Penduduk setempat dengan muak
738 mengawasi ketika mereka mengarahkan kamera
pada anggota anggota Klan dan orang-orang kulit
hitam yang lebih gaduh, selalu mencari-cari unsur
paling radikal, dan kemudian membuat Unsur unsur
itu tampak sebagai norma yang lazim.
Penduduk mengamati dan membenci mereka.
"Apa yang berwarna oranye di seluruh wajah
perempuan itu " Tirn Nunley bertanya sambil melihat seorang reporter yang duduk di pojokan di
samping jendela. Jake Jones memakan kacang
okra-nya dan mengamati wajah oranye-itu.
"Kurasa itu sesuatu yang mereka pakai untuk
tampil di depan kamera. Membuat wajahnya tampak putih di T
"Tapi wajahnya sudah putih."
"Aku tahu, tapi dia tidak tampak putih di TV,
kecuali dicat oranye."
Nunley tidak berhasil diyakinkan. "Kalau begitu,
apa yang dipakai orang negro di TV " ia bertanya.
Tak seorang pun bisa menjawab.
"Apa kau menyaksikannya di TV semalam "
tanya Jack Jones.
"Tidak. Dari manakah dia "
"Saluran Empat, Memphis. Tadi malam dia mewawancarai ibu Cobb dan tentu saja terus mendesak sampai perempuan itu runtuh. Dan yang
mereka perlihatkan di TV hanya sedu sedannya.
Memuakkan. Malam sebelumnya dia menayangkan
anggota Klan dari Ohio yang bicara tentang apa
yang kita perlukan di Mississippi sini. Dia yang
paling jele ."
739 *** Negara menyelesaikan tuntutannya terhadap Carl
Lee Kamis sore. Sesudah makan siang, Buckley
mengajukan Murphy sebagai saksi. Sungguh kesaksian yang menggoyahkan hati dan menegangkan saraf ketika laki laki kecil yang malang itu
tergagap tak terkendali selama satu jam.
"Tenang, Mr. Murphy," kata Buckley seratus
kali. _
Ia akan mengangguk, dan minum air. Ia mengangguk mengiyakan dan menggeleng menolak sebanyak mungkin, namun notulis pengadilan mendapat kesulitan hebat untuk mengerti anggukan
dan gelengan tersebut.
"Saya tidak mengerti itu," katanya dengan punggung menghadap ke tempat saksi. Jadi ia pun
berusaha menjawab dan macet, biasanya pada bunyi mati yang sulit seperti "P" atau "T". Ia rhenyemburkan sesuatu tanpa pikir, lalu tergagap dan
meludah tak keruan.
"Saya tidak mengerti," kata Notulis putus asa,
ketika Murphy selesai. Buckley akan menghela
napas. Para juri bergoyang goyang gemas. Separo
dari penonton menggigit gigfit kuku jari.
"Bisakah Anda mengulanginya " kata Buckley
dengan segenap kesabaran yang bisa ia kerahkan.
"M m m m m-m-aaf," katanya berkali-kali. la
sungguh mengundang rasa iba.
Dari semua itu, ditarik kesimpulan bahwa ia
sedang minum Coke di tangga belakang, meng
740 hadap anak tangga tempat bocah bocah itu terbunuh. Ia melihat seorang laki laki hitam mengintip dari bilik kecil, sekitar dua belas meter darinya.
Tapi ia tidak begitu banyak memikirkannya. Kemudian ketika bocah bocah itu turun, laki-laki hitam itu melangkah keluar dan melepaskan tembakan, menjerit dan tertawa. Setelah berhenti menembak, ia melemparkan senapan dan kabur. Ya,
itu dia, duduk di sana. Yang berkulit hitam.
Noose menggosok sampai bisa membuat lubang
pada kacamatanya sewaktu mendengarkan Murphy.
Ketika Buckley duduk, Yang 'Mulia memandang
Jake dengan jengkel. "Ada pemeriksaan silang " ia
bertanya sedih.
Jake berdiri dengan sebuah buku. Notulis pengadilan memandangnya berapi api. Harry Rex mendesis kepadanya. Ellen memejamkan mata. Para
juri meremas rernas tangan dan mengawasinya dengan cermat.
"Jangan lakukan," bisik Carl Lee tegas.
"Tidak, Yang Mulia, kami tidak ada penanyaan."
"Terima kasih, Mr. Brigance," kata Noose, bernapas kembali.
Saksi selanjutnya adalah Perwira Rady, detektif
dari kantor sherijf Ia memberitahu Juri bahwa ia
menemukan kaleng Royal Crown Cola dalam bilik
sempit di samping tangga, dan sidik jari pada
kaleng itu cocok dengan sidik jari Carl Lee.
"Apakah kaleng itu _ kosong atau penuh "
Buckley bertanya dramatis.
741 "Sama sekali kosong."
Hebat, pikir Jake, jadi dia haus. Oswald makan
ayam ketika menunggu Kennedy. Tidak, ia tidak
ada pertanyaan untuk saksi ini.
"Kami punya satu saksi terakhir, Yang Mulia,"
kata Buckley pongah pada pukul 16.00. "Perwira
DeWayne Looney."
Looney tertatih tatih dengan tongkat, memasuki
ruang sidang dan menuju tempat saksi. Ia melepaskan pistolnya dan menyerahkannya kepada Mr.
Pate.
Buckley mengawasinya dengan bangga. "Bisakah Anda menyebutkan nama Anda, Sir "
' "DeWayne Looney." '
"Dan 'alamat Anda "
"Bennington Street empat belas enam delapan,
Clanton, MissisSippi."
"Berapa usia Anda "
"Tiga puluh sembilan."
"Di mana Anda bekerja "
"Kantor Shen) Ford County."
"Dan apa tugas Anda di sana "
"Saya operator radio."
"Di manakah Anda bekerja pada hari Senin, 20
Mei "
"Saya bekerja sebagai seorang depury."
"Apakah Anda sedang dinas "
"Ya. Saya ditugaskan untuk membawa dua tahanan dari penjara ke pengadilan dan kembali."
"Siapakah dua tahanan itu' "
"Billy Ray Cobb dan Pete Willard."
742 "Pukul berapa Anda meninggalkan pengadilan
bersama mereka "
"Sekitar setengah dua, saya kira."
"Siapa yang sedang bertugas bersama Anda "
"Marshall Prather. Dia dan saya bertanggung
jawab atas dua tahanan itu. Ada beberapa deputy
lain dalam ruang sidang untuk membantu kami. dan
ada dua atau tiga orang menunggu kami di luar.
Tapi saya dan Marshall yang bertanggung jawab."
"Apa yang terjadi ketika pemeriksaan selesai "
"Kami langsung memborgol Cobb dan Willard
dan membawa mereka keluar dari sini. Kami membawa mereka ke ruangan kecil di sana dan menunggu satu-dua detik, dan Prather berjalan menuruni tangga."
"Lalu apa yang terjadi "
"Kami mulai menuruni tangga belakang. Cobb
yang pertama, lalu Willard, lalu saya. Seperti saya
katakan, Prather sudah turun. Dia ada di luar
pintu."
"Ya, Sir. Lalu apa yang terjadi "
"Ketika Cobb hampir mencapai kaki tangga,
tembakan itu mulai. Saya sedang berada di platform, bersiap untuk turun. Mulanya saya tidak
melihat siapa pun selama satu detik, lalu saya
melihat Mr. Hailey dengan senapan mesin sedang
melepaskan tembakan. Cobb tertembak ke belakang, menimpa Willard. Mereka berdua menjeritjerit dan jatuh tumpang tindih, mencoba naik kembali ke tempat saya berada."
"_Ya. Coba uraikan apa yang Anda saksikan."
743 "Anda bisa mendengar peluru terpental dari
dinding dan menghantam ke mana mana. Itu suara
senapan paling keras yang pernah saya dengar, dan
seakan tak ada hentinya. Bocah bocah itu cuma
menggeliat geliat dan meggelepar gelepar, menjerit
dan melolong. Mereka terborgol, Anda tahu."
"Ya. Apa yang terjadi pada Anda "
"Seperti sudah saya katakan, saya tak pernah
melewati platform. Saya pikir salah satu peluru itu
memantul dari dinding dan mengenai kaki saya.
Saya berusaha naik kembali ketika saya rasakan
kaki saya terbakar."
"Dan apa yang terjadi pada kaki Anda "
"Mereka memotongnya," Looney menjawab
datar, seolah-olah amputasi terjadi setiap bulan.
"Tepat di bawah lutut." .
"Apakah Anda melihat tegas laki laki bersenjata
itu' "
"Ya, Sir."
"Bisakah Anda mengidentifikasikannya untuk
Juri "
"Ya, Sir. Dia adalah Mr. Hailey, Iaki laki yang
duduk di sana itu."
Jawaban "itu mestinya merupakan tempat yang
logis untuk mengakhiri kesaksian Looney. Ia
ringkas, tidak berbelit-belit, simpatik, dan tegas
dalam memberikan identifikasi. Sejauh ini para
juri mendengarkan setiap patah kata. Tetapi Buckley dan Musgrove mengeluarkan diagram gedung
pengadilan berukuran besar dan mengaturnya di
hadapan Juri, sehingga Looney bisa tertatih tatih
744 '
sebentar. Di bawah petunjuk Buckley, ia menguraikan secara tepat gerakan masing masing sebelum pembunuhan.
Jake menggosok kening dan mencubit pangkal
hidungnya. Noose membersihkan dan membersihkan lagi kacamatanya. Para juri bergerak gerak
resah.
"Ada pemeriksaan silang, Mr. Brigance " akhirnya Noose bertanya.
"Hanya beberapa pertanyaan," kata Jake, sementara Musgrove membersihkan peralatan dari ruang
sidang.
"Perwira Looney, siapakah yang dipandang Carl
Lee ketika dia menembak "
"Bocah bocah itu, sepanjang yang bisa saya ketahui." .
"Apakah dia pernah memandang Anda "
"Ah, saya tidak menghamburkan banyak waktu
untuk berkontak pandang dengannya. Sesungguhnya, saya sedang bergerak ke arah lain."
"Jadi dia tidak membidik pada Anda "
"Oh, tidak, Siri Dia cuma membidik ke arah
bocah bocah itu. Menembaknya pula."
"Apa yang dia lakukan ketika menembak "
"Dia cuma berteriak dan tertawa seperti gila. Hal
paling aneh yang pernah saya dengar. Sepertinya
dia gila atau apa. Dan Anda tahu, satu hal yang
akan selalu saya ingat; dengan segala kebisingan,


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tembakan, peluru berdesing-desing, bocah bocah itu
menjerit tertembak, di atas semua keributan itu saya
bisa mendengarnya tertawa dengan suara gila itu."
745 Jawaban itu begitu sempurna, sampai Jake harus
menahan diri untuk tidak tersenyum. Ia dan Looney
sudah membicarakannya seratus kali, dan jawaban
itu sungguh indah. Setiap patah katanya sempurna.
Jake sibuk membalik-balik buku catatan dan melirik
Juri. Mereka semua menatap Looney, terkesiap oleh
jawabannya. Jake menuliskan sesuatu, apa saja,
sekadar melewatkan beberapa menit lagi sebelum
mengajukan pertanyaan paling penting dalam
sidang itu.
"Sekarang, Deputy Looney, Carl Lee Hailey
menembak kaki Anda "
"Ya, Sir."
"Apakah menurut Anda itu disengaja "
"Oh, tidak, Sir. Itu kecelakaan."
"Apakah Anda ingin menyaksikannya dihukum
karena menembak Anda "
"Tidak, Sir. Saya tidak punya niat buruk terhadapnya. Dia melakukan sesuatu yang saya sendiri akan lakukan."
Buckley menjatuhkan pena dan terpuruk di kursinya. Ia memandang sedih pada saksi bintangnya.
> "Apa yang Anda maksudkan dengan itu "
"Maksudnya, saya tidak menyalahkannya karena
apa yang dia lakukan. Bocah bocah itu memperkosa gadis kecilnya. Saya pun punya anak perempuan kecil. Kalau ada yang memperkosanya, dia
akan jadi mayat. Saya akan meledakkannya, tepat
seperti yang dilakukan Carl Lee. Kita harus memberinya sebuah tropi."
"Apakah Anda ingin Juri memidana Carl Lee "
746 Buckley melompat dan beneriak, "Keberatan!
Keberatan! Pertanyaannya menyimpang!"
"Tidak!" Looney berseru. "Saya tidak menginginkannya dipidana. Dia seorang pahlawan.
Dia..."
"Jangan jawab, Mr. Looney!" kata Noose keras.
"Jangan jawab!"
"Keberatan! Keberatan!" Buckley meneruskan
sambil berjinjit. _
"Dia seorang pahlawan! Bebaskan dia!" seru
Looney pada Buckley.
"Tertib! Tertib!" Noose mengetukkan palu.
Buckley diam. Looney diam. Jake berjalan ke
kursinya dan berkata, "Saya tarik pertanyaan itu."
"Harap diabaikan," instruksi Noose pada Iuri.
Looney tersenyum pada Iuri dan tertatih tatih
meninggalkan ruang sidang.
"Panggil saksi Anda berikutnya," kata Noose
sambil melepaskan kacamata.
Buckley berdiri 'perlahan-lahan dan berkata dengan usaha keras, agar tampak dramatis, "Yang
Mulia, Negara sudah selesai."
"Bagus," jawab Noose, memandang Jake. "Saya
kira Anda punya satu atau dua mosi, Mr.
Brigance."
"Ya, Yang Mulia."
"Baik, kita bawa mosi itu ke dalam bilik saya."
Noose mempersilakan Juri pergi dengan instruksi perpisahan yang sama, dan membubarkan sidang
sampai hari Jumat pukul sembilan.
747 37 IAKE terbangun dalam kegelapan dengan sedikit
rasa pening, sakit kepala karena keletihan dan
minuman keras, suara bel pintu terdengar di kejauhan, sayup sayup tapi tegas, berdering terusmenerus, seolah olah ditekan kuat pada tempatnya
oleh jempol yang besar dan mantap. Dalam pakaian tidur ia membuka pintu depan dan mencoba
memusatkan pandangan mata pada dua sosok yang
berdiri di teras. Akhimya ditegaskan bahwa_itu
adalah Ozzie dan Nesbit.
"Bisa kubantu " ia bertanya sambil membuka
pintu. Mereka mengikutinya ke ruang depan.
"Mereka akan membunuhmu hari ini,"
Ozzie. '
Jake duduk di sofa dan memijat-mijat pelipisnya. "Mungkin mereka akan berhasil."
"Jake, ini serius. Mereka merencanakan untuk
membunuhmu."
"Siapa "
"Klan."
"Mickey Mouse "
"Yeah. Kemarin dia menelepon dan mengatakan
kata 743 akan terjadi sesuatu. Dia menelepon kembali dua
jam yang lalu dan mengatakan bahwa kaulah
orang yang beruntung itu. Sekaranglah hari besar
itu. Saatnya untuk sesuatu yang menegangkan.
Mereka menguburkan Stump Sisson pagi ini di
Loydsville, dan sekarang tiba saatnya untuk acara
satu mata ganti satu mata, satu gigi ganti satu
gigi."
"Kenapa aku Kenapa mereka tidak membunuh
Buckley atau Noose atau orang lain yang lebih
pantas "
"Kita tidak punya kesempatan untuk bicara tentang itu." ,
"Bagaimana cara eksekusinya " tanya Jake, sekonyong konyong merasa canggung duduk di sana
dalam pakaian tidur.
"Dia tak mengatakannya."
"Apakah dia tahu "
"Dia tak banyak bicara detail. Dia cuma mengatakan bahwa mereka mencoba melakukan sesuatu hari ini."
"Jadi, apa yang harus kulakukan Menyerah "
"Pukul berapa kau akan berangkat ke kantor "
"Pukul berapa sekarang "
"Hampir pukul lima."
"Segera sesudah aku bisa mandi dan berpakaian."
"Kami akan menunggu."
Pukul setengah enam, mereka bergegas mengawalnya ke kantor dan mengunci pintu. Pukul delapan, satu peleton tentara berkumpul di trotoar di
749 bawah balkon dan menunggu sang Sasaran. Harry
Rex dan Ellen mengawasi dari lantai dua gedung
pengadilan. Jake menyelinap di antara Ozzie dan
Nesbit, dan ketiganya merunduk di tengah formasi
pasukan yang rapat. Mereka menyeberangi
Washington Street ke arah gedung pengadilan.
Burung burung pemangsa mengendus sesuatu dan
mengelilingi rombongan itu.
Pabrik makanan temak yang sudah ditinggalkan
terbengkalai itu terletak dekat rel kereta api yang
sudah tak lagi terpakai. di tengah bukit paling
tinggi di Clanton, dua blok sebelah tenggara alunalun. Di sebelahnya ada jalan aspal dan batu yang
tak terawat, menurun ke bawah dan memotong
Cedar Street, sesudah itu jadi jauh lebih halus dan
lebar dan terus menurun, sampai akhirnya bertemu
dengan Quincy Street, batas timur alun alun Clanton. '
Dari posisinya di dalam sila yang sudah tak
terpakai, si Penembak Gelap bisa melihat bagian
belakang gedung pengadilan dengan jelas. Ia merunduk dalam gelap dan membidik melalui celah
sempit, yakin tak seorang pun'di dunia bisa melihatnya. Wiski membantu memantapkan keyakinan
tersebut, dan juga bidikannya yang sudah ia latih
seribu kali dari pukul setengah delapan sampai
pukul delapan, ketika ia menyaksikan kegiatan di
sekitar kantor pengacara negro itu.
Seorang rekan menunggu dalam pickup yang
tersembunyi di gudang bobrok di samping sila.
750 Mesinnya menyala dan si sopir tak putus putusnya
merokok Lucky Strike, menunggu gelisah untuk
mendengar bunyi ledakan dari senapan pemburu
rusa.
Ketika rombongan berlapis-lapis itu melangkah
menyeberangi Washington Street, si Penembak Gelap jadi panik. Melalui teleskop ia cuma bisa
melihat kepala'pengacara pembela negro itu timbul-tenggelam dan menyelinap-nyelinap aneh di
antara lautan hijau, dikelilingi dan dikejar oleh
selusin wartawan. Teruskan, kata wiski, ciptakan
kejutan. Ia menghitung irama timbul-tenggelam
dan keluar masuk itu sebisanya, dan menarik picu
ketika sasaran mendekati pintu belakang gedung
pengadilan.
Tembakan senapan itu jelas dan tegas.
Separo dari tentara tentara itu menjatuhkan diri
berguling di tanah dan separo lagi merengkuh Jake
dan melemparkannya dengan keras ke bawah beranda. Seorang pengawal menjerit kesakitan. Para
wartawan dan orang orang TV merunduk dan tiarap ke tanah, namun dengan gagah berani tetap
menjalankan kamera untuk merekam pembantaian
itu. Prajurit itu mencengkeram lehernya dan menjerit lagi. Satu tembakan lagi. Lalu satu lagi.
"Dia kena!" seseorang berteriak. Prajurit-prajurit
itu merayap menyeberangi jalan masuk, mendekati
prajurit yang tumbang. Jake meloloskan diri lewat
pintu, menuju ke dalam lindungan gedung pengadilan. Ia terjatuh ke lantai di pintu belakang dan
membenamkan kepala dalam tangannya. Ozzie
751 berdiri di sampingnya, mengamati prajurit prajurit
itu melalui pintu.
Si Penembak Gelap menjatuhkan diri dari sila,
melemparkan senapannya ke jok belakang, dan
menghilang bersama rekannya menuju pedesaan.
Ada pemakaman yang harus mereka hadiri di Mississippi Selatan.
"Dia tertembak di tenggorokan!" seseorang berteriak sementara rekan rekannya berjalan menerobos para wartawan. Mereka mengangkat dan menyeretnya ke sebuah jip.
"Siapa yang tertembak " Jake bertanya tanpa
menyisihkan telapak tangannya dari mata.
"Salah satu tentara itu," kata Ozzie. "Kau baikbaik saja "
"Kurasa ya," ia menjawab sambil merangkapkan
tangan di belakang kepala dan menatap lantai.
"Mana tasku "
"Di jalan masuk di luar sana. Kita akan me'ngambilnya sebentar lagi." Ozzie melepas radionya
dari ikat pinggang dan meneriakkan perintah kepada operator agar semua anak buah menuju gedung
pengadilan.
Ketika jelas bahwa tembakan itu sudah berakhir,
Ozzie bergabung dengan kerumunan tentara di luar. Nesbit berdiri di samping Jake. ""Kau tak apaapa' " ia bertanya.
Sang Kolonel mengitari pojokan, berteriak dan
mengutuk. "Apa yang terjadi " desaknya. "Aku
mendengar beberapa tembakan."
"Mackenvale kena tembak
752 "Mana dia " kata si Kolonel.
"Ke rumah sakit," seorang sersan menjawab,
menuding ke jip yang terbang di kejauhan.
"Separah apa keadaannya "
"Tampaknya cukup parah. Tertembak di tenggorokan."
"Tenggorokan! Mengapa mereka memindahkannya " '
Tak seorang pun menjawab.
"Ada yang melihat sesuatu " tanya si Kolonel.
"Kedengarannya tembakan itu berasal dari bukit
sana," kata Ozzie sambil memandang ke balik
Cedar Street. "Kenapa tidak kaukirim satu jip ke
sana untuk memeriksa "
"Gagasan bagus." Sang Kolonel memberikan serangkaian perintah keras kepada anak buahnya
yang bersemangat, menaburinya dengan kata kata
jorok. Prajurit-prajurit itu tersebar ke segala penjuru, senapan senapan terhunus dan siap tempur,
mencari pembunuh yang tak bisa mereka kenal
dan sebenarnya sudah berada di county tetangga
ketika patroli jalan kaki mulai memeriksa pabrik
makanan ternak kosong tersebut.
Ozzie meletakkan tas di lantai, di samping Jake.
"Apakah Jake baik baik saja" " bisiknya pada Nesbit. Harry Rex dan Ellen berdiri pada anak tangga
tempat Cobb dan Willard tumbang.
"Entahlah. Sudah sepuluh menit dia belum bergerak," kata Nesbit.
"Jake, kau baik baik saja " tanya Sheriff.
"Ya," kata Jake perlahan-lahan, tanpa membuka
753 mata. Prajurit tadi berada di pundak kiri Jake
ketika sebutir peluru menembus tenggorokannya.
Ia jatuh menimpa Jake, mendekap leher, berkumur
darah, dan menjerit. Jake jatuh dan berguling hingga selamat.
"Dia mati, bukan " tanya Jake lemah.
"Kami belum tahu," balas Ozzie. "Dia ada di
rumah sakit." '
"Dia mati. Aku tahu dia mati. Aku mendengar
lehernya meletup."
Ozzie memandang Nesbit, lalu Harry Rex. Empat atau lima tetes darah seukuran uang logam
terpereik pada jas abu-abu muda Jake. Ia belum
lagi melihatnya, tapi noda itu terlihat jelas oleh
yang lain.
"Jake, ada darah di jasmu," akhirnya Ozzie berkata. "Mari kita kembali ke kantormu, supaya kau
bisa ganti pakaian."
"Kenapa itu penting " Jake bergumam ke lantai.
Mereka saling bertukar pandang.
Dell dan orang orang lain dari Coffee Shop
berdiri di trotoar dan menyaksikan mereka mengawal Jake dari gedung pengadilan, menyeberangi
jalan, dan masuk ke kantornya, tanpa menghiraukan pertanyaan yang bukan bukan dari para repenen
Harry Rex mengunci pintu depan, rneninggalkan
para bodyguard di trotoar. Jake naik ke lantai atas
dan melepaskan jasnya.
"Row Ark, kenapa kau tidak buat margarita "
754 kata Harry Rex. "Aku akan ke atas dan menemaninya." '
"Pak Hakim, kita baru saja mendapat kejutan,"
Ozzie menerangkan sementara Noose membongkar
tas dan menanggalkan jasnya.
"Apa itu " tanya Buckley.
"Mereka mencoba membunuhjake pagi ini."
"'Apa!"
"Kapan " tanya Buckley.
"Sekitar satu jam yang lalu, seseorang menembak Jake ketika sedang menuju gedung pengadilan.
Senapan jarak jauh. Kami tidak tahu siapa yang
melakukannya. Mereka tidak mengenai Jake dan
menghantam seorang prajurit. Dia sedang dioperasi
sekarang."
"Di mana Jake " tanya Yang Mulia.
"Di kantornya. Dia cukup terguncang."
"Dalam keadaannya, aku pun akan terguncang,"
kata Noose bersimpati.
"Dia ingin Anda meneleponnya bila Anda sampai di sini."
"Tentu." Ozzie memutar nomornya dan menyerahkan gagang telepon kepada sang Hakim.


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dari Noose," kata Harry Rex, mengangsurkan
telepon pada Jake.
"Halo."
"Kau baik baik, Jake "
"Tidak sepenuhnya. Saya takkan ke sana hari
1n1. Noose bergulat mencari jawaban. "Apa "
755 "Saya katakan saya takkan ke pengadilan hari
ini. Saya tidak siap."
"Wah, aduh, Jake, bagaimana dengan kita semua "
"Saya tidak peduli, benar," kata Jake sambil
menghirup margarita nya yang kedua.
"Maa
"Saya bilang saya tak peduli, Pak Hakim. Saya
tak peduli apa yang Anda lakukan. Saya takkan ke
sana."
Noose menggelengkan kepala dan memandang
gagang telepon. "Apa kau luka " ia bertanya hatihati.
"Anda pernah ditembak, Pak Hakim "
"Tidak, Jake." _
"'Anda pernah menyaksikan seseorang tertembak, mendengarnya menjerit "
"Tidak, Jake."
"Anda pernah menyaksikan darah orang lain
memercik ke jas Anda "
"Tidak, Jake."
"Saya takkan ke sana."
Noose terdiam dan berpikir sejenak. "Datanglah
ke sini, Jake, dan mari kita bicarakan masalah ini."
"Tidak. Saya takkan meninggalkan kantor saya.
Berbahaya di luar sana."
"Misalkan kita umumkan reses sampai pukul
satu. Apa kau akan merasa lebih baik nanti "
"Waktu itu saya akan mabuk."
Harry Rex menutupi matanya. Ellen berlalu ke
dapur.
756 "Menurutmu kapan kau akan merasa sehat "
Noose bertanya dengan tegas. Ozzie dan Buckley
saling memandang.
"Senin."
"Bagaimana kalau besok "
"Besok hari Sabtu."
"Ya, aku tahu, dan aku merencanakan untuk
mengadakan sidang besok. Kita punya juri yang
sedang dipingit, ingat "
"Oke, saya akan siap besok pagi."
"Senang mendengarnya. Apa yang harus kukatakan pada Juri sekarang ini Mereka sedang duduk
di ruang juri, menunggu kita. Ruang sidang penuh
sesak. Klienmu Sedang duduk di sana seorang diri,
menunggumu. Apa yang harus kukatakan pada
orang-orang ini "
"Pikirkanlah sesuatu, Pak Hakim. Saya percaya
pada Anda." Jake memutuskan sambungan. Noose
mendengarkan kata kata yang tak dapat dipercaya
itu, sampai jelas bahwa Jake memang sudah memutuskan sambungan. Ia mengangsurkan telepon
pada Ozzie.
Yang Mulia melihat ke luar jendela dan menanggalkan kacamatanya. "Katanya dia takkan datang hari ini."
Beda dari lazimnya, Buckley tetap tak bersuara.
Ozzie bersikap membela. "Peristiwa ini benarbenar mempengaruhinya, Pak Hakim."
"Apakah dia minum minum selama ini "
"Tidak, tidak Jake," jawab Ozzie. "Dia sangat
terguncang menyaksikan prajurit itu tertembak. Dia
757 tepat di samping Jake, dan menerima peluru yang
dibidikkan padanya. Itu akan mengguncangkan siapa pun, Pak Hakim."
"Dia ingin kita reses sampai besok pagi," kata
Noose pada Buckley, yang mengangkat pundak
dan sekali lagi tak mengucapkan apa apa.
Berita tersebar, karnaval terbentuk seperti biasanya di trotoar di luar kantor Jake. Pers mendirikan
pangkalan dan mencakar cakar jendela depan, de ,
ngan harapan melihat seseorang atau sesuatu yang
pantas diberitakan di dalam. Para sahabat mampir
untuk memeriksa keadaan Jake, tapi mereka diberitahu oleh para reporter itu bahwa ia mengunci
diri di dalam dan takkan keluar. Ya, ia tidak
terluka. _
Dr. Bass dijadwalkan untuk memberikan kesaksian Jumat pagi. Ia dan Lucien memasuki kantor
melalui pintu belakang beberapa menit selewat pukul sepuluh, dan Harry Rex pergi ke toko minu'man.
Dengan segala tangisan itu, percakapan dengan
Carla sulit dilakukan. Jake menelepon setelah tiga
gelas minuman, dan suasana tidak membaik. Ia
bicara dengan ayah Carla, menceritakan bahwa ia
selamat, tidak terluka, dan separo Pengawal Nasional Mississippi sudah ditugaskan untuk melindunginya. Tenangkanlah Carla, katanya, dan ia
akan menelepon lagi nanti.
_ Lucien geram. Ia sudah bertengkar dengan Bass
untuk menjaganya agar tidak mabuk Kamis malam, sehingga ia bisa memberikan kesaksian pada
758 hari Jumat. Sekarang ia akan memberikan kesaksian pada hari Sabtu. Tak ada jalan untuk mencegahnya agar tidak mabuk selama dua hari berturut-turut. Ia memikirkan pergulatan mereka untuk
tidak minum pada hari Kamis, dan ia jadi gusar.
Harry Rex kembali dengan satu galon minuman
keras. Ia dan Ellen mencampur minuman dan
memperdebatkan ramuannya. Ellen mencuci pot
kopi, mengisinya dengan campuran Bloody Mary
dan vodka Swedia dengan proporsi yang tidak
seimbang. Harry Rex menambahkan satu dosis bcsar Tabasco. Ia membagikan minuman itu di ruang
rapat dan mengisi kembali setiap cangkir dengan
campuran memabukkan itu.
Dr. Bass mereguk minumannya dengan gelisah
dan minta tambahan lagi. Lucien dan Harry Rex
berdebat tentang identitas penembak gelap itu.
Ellen tanpa bersuara mengawasi Jake yang duduk
di sudut dan menatap rak buku.
Telepon berdering. Harry Rex meraihnya dan
mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia meletakkannya dan berkata, "Itu tadi Ozzie. Prajurit itu
sudah keluar dari kamar operasi. Peluru bersarang
di tulang belakangnya. Menurut mereka, mungkin
dia akan lumpuh."
Mereka berbarengan menghirup minuman dan
tak mengucapkan apa pun. Mereka berusaha keras
membiarkan Jake ketika ia menggosok kening dengan satu tangan dan menuang minuman dengan
tangan satunya. Suara samar samar seseorang me
759 ngetuk pintu belakang menyela pengheningan cipta
singkat itu.
"Periksalah siapa itu," perintah Lucien pada
Ellen, yang berlalu untuk melihat siapa yang mengetuk.
"Lester Hailey," ia melapor ke ruang rapat.
"Biarkan dia masuk," Jake menggumam, hampir
tak keruan.
Lester diperkenalkan kepada masing masing
yang hadir dan ditawari Bloody Mary. Ia menolak
dan meminta minuman lain yang mengandung
wiski.
"Gagasan bagus," kata Lucien. "Aku sudah bosan dengan yang ringan ringan. Mari kita ambil
Jack Daniel's."
"Kedengarannya bagus buatku," tambah Bass
sambil meneguk sisa minuman dalam cangkimya.
Jake melontarkan senyum lemah pada Lester,
kemudian kembali pada kegiatan mengamati rak
buku. Lucien melemparkan selembar seratus dolar
ke atas meja, dan Harry Rex berlalu ke toko
minuman.
Ketika terbangun beberapa jam kemudian, Ellen
berada di sofa dalam kantor Jake. Ruangan gelap
dan kosong, dengan bau menyengat, memabukkan.
Ia bergerak hati-hati. Ditemukannya bosnya mendengkur damai dalam ruang perang, di lantai, sebagian tubuhnya ada di bawah meja perang. Tidak
ada lampu yang harus dimatikan, maka ia pun
berjalan hati hati menuruni tangga. Ruang rapat itu
760 kotor dengan botol botol kosong, kaleng kaleng
bir, cangkir cangkir plastik, dan kotak pembungkus
ayam goreng. Waktu itu pukul 2l.30. Dia sudah
tenidur lima jam.
Ia bisa menginap di rumah Lucien, tapi ia perlu
ganti pakaian. Sobamya Nesbit bisa mengantarnya
ke Oxford, tapi ia tidak mabuk. Ditambah lagi,
Jake membutuhkan seluruh perlindungan yang bisa
ia dapatkan. Dikuncinya pintu depan dan ia berjalan ke mobilnya.
Ellen hampir sampai ke Oxford ketika dilihatnya lampu biru di belakangnya. Seperti biasa ia
mengemudi dengan kecepatan tujuh puluh lima mil
per jam Ia parkir di bahu jalan dan berjalan ke
belakang. Di situ ia memeriksa dompetnya dan
menunggu mobil polisi itu.
Dua polisi tanpa pakaian seragam mendekati
dari mobil berlampu biru tadi.
"Anda mabuk, Ma,am " salah satu di antara
mereka bertanya sambil meludahkan kunyahan
tembakau. ' .
"Tidak, Sir. Saya sedang mencari SIM saya."
Ia membungkuk di depan lampu belakang dan
mencari cari SIM nya. Sekonyong konyong ia dipukul sampai jatuh ke tanah. Sehelai selimut tebal
dipakai membungkusnya dan dua laki laki itu meringkusnya ke tanah. ScuLas lambang diikatkan di
sekeliling dada dan pinggangnya. Ia menendangnendang dan mengumpat, tapi tak bisa banyak
melawan. Selimut itu menutupi kepalanya dan me
761 merangkap tangannya di bawahnya. Mereka menarik tali dengan ketat.
"Diam, Perempuan! Diam!"
Salah seorang mencabut kunci kontak dan membuka bagasi. Mereka melemparkannya ke dalam
dan membantingnya tertutup. Lampu biru tadi dicabut dari mobil Lincoln tua itu dan ia pun menderu pergi, dibuntuti mobil BMW. Mereka menemukan sebuah jalan batu dan mengikutinya masuk
ke dalam hutan. Jalan itu berbelok ke jalan tanah
yang menuju sebuah padang rumput kecil, di mana
sebuah salib sedang dibakar oleh sekelompok anggota Klan.
Dua penyerang itu cepal cepal mengenakan jubah dan topeng mereka dan mengeluarkan Ellen
dari'bagasi. Ia dilemparkan ke tanah dan selimut
itu dilepaskan. Mereka mengikat dan membungkam mulutnya, dan menyeretnya ke sebuah tiang
besar, beberapa kaki dari salib. Ia diikat di Sana
dengan punggung menghadap para anggota Klan,
wajahnya menghadap ke tiang.
Ia melihat jubah jubah putih dan kerudung-kerudung lancip, dan berusaha mali-matian untuk meludahkan gombal katun berminyak yang dijejalkan
ke mulutnya. Ia hanya tersedak dan batuk.
Salib yang berkobar kobar itu menerangi padang
rumput kecil tersebut, menyebarkan gelombang panas yang mulai memanggangnya sementara ia bergulat dengan tiang dan mengeluarkan suara suara
aneh dari kerongkongan.
Satu sosok berkerudung meninggalkan lainnya
762 dan mendekatinya. Ia bisa mendengarnya bicara
dan bernapas. "Kau perempuan pencinta negro,"
kalanya dengan logat Midwestem yang patau kering. Ia mencengkeram belakang kerah dan merobek blus sutra putihnya sampai tergantung dalam
cabikan cabikan di seputar leher dan pundak. Tangannya terikat erat di seputar tiang. Laki-laki itu
menghunus sebilah pisau bowie dari balik jubahnya dan mulai memotongi sisa blus itu dari tubuhnya. "Kau perempuan pencinta negro. Kau perempuan pencinta negro."
' Ellen mengutuknya, namun kata katanya hanya
berupa erangan terbekap.
Laki laki itu menarik terbuka ritsleting di kanan
rok linennya. Ia mencoba menendang, tapi tali
tebal di seputar pergelangan kaki memaku kakinya
pada tiang. Ia meletakkan ujung pisau ke bagian
bawah ritsleting dan memotong ke bawah sepanjang keliman. Ia mencengkeram rok seputar pinggang dan merenggutkannya bagaikan seorang tukang sulap. Anggota anggota Klan lainnya melangkah maju.
Ia menampar pantatnya dan berkata, "Bagus,
sangat bagus." Ia melangkah mundur untuk
mengagumi hasil kerjanya. Ellen mendengus dan
menggeliat, tapi tak bisa melawan. Rok dalamnya
melorot sampai ke tengah paha. Dengan upacara
megah laki Iaki itu memotong talinya, mengirisnya
rapi di bagian belakang, lalu merenggutkannya dan
melemparkannya ke kaki salib yang berkobarkobar. Ia memotong tali beha dan melepaskannya.
763 Ellen meronta dan suara erangan makin keras.
Jajaran setengah lingkaran itu beringsut maju dan
berhenti sepuluh kaki dari sana.
Api terasa panas sekarang. Punggung dan kakinya yang telanjang tertutup keringat. Rambutnya
yang merah cerah basah lengket di seputar leher
dan pundaknya. Laki laki tadi merogoh ke balik
jubah lagi dan mengeluarkan seutas cambuk. Ia
membunyikannya keras di dekat Ellen, dan Ellen
pun menggeliat. Ia melangkah mundur, dengan
hati hati mengukur jarak ke tiang.
Diayunkannya cambuk itu dan diarahkannya pada punggung Ellen yang telanjang. Salah satu anggota yang bertubuh paling jangkung maju ke depan, memunggungi Ellen. Ia menggelengkan kepala. Tak ada kata apa pun diucapkan, tapi cambuk
itu menghilang. '
Ia menghampiri Ellen dan mencengkeram rambutnya. Dengan pisau, dipdtongnya rambut itu. Ia
mencengkeram segenggam penuh dan mengentakkannya sampai kulit kepala Ellen terlihat mengangga jelek. Rambutnya luruh perlahan lahan di
seputar kaki. Ellen mengerang dan tidak bergerak.
Mereka menghampiri mobilnya. Satu galon bensin disiramkan ke dalam BMW dengan pelat nomor Massachusetts itu, dan seseorang melemparkan sebatang korek api.
Ketika yakin bahwa mereka sudah menghilang,
Mickey Mouse menyelinap keluar dari semak semak. Ia membuka ikatan Ellen dan menggendongnya ke tempat terbuka, jauh dari padang rumput
Mengail Di Air Keruh 1 Circa Karya Sitta Karina Prahara Di Kuil Saloka 2

Cari Blog Ini