Ceritasilat Novel Online

Lima Jago Luar Biasa 3

Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong Bagian 3


dijadikan sasaran dari dorongan kedua telapak tangan si
pemuda. Kali ini tubuhnya agak tergetar oleh kekuatan
dorongan tersebut, namun kodok itu tetap mendekam
ditempatnya.
"Nah Ceng jie, sekarang kita mulai!" berseru pemuda itu
dengan suara yang nyaring. Dan sambil berkata begitu, pemuda 140
ini telah menekuk kedua kakinya, ia mengambil posisi dan
kedudukan seperti seekor kodok, yaitu dengan berjongkok dan
kedua telapak tangannya diletakkan di tanah.
Kodok itu memperdengarkan suara "krok" yang perlahan
dan mengangkat kepala bagaikan menantikan serangan
berikutnya dari pemuda itu.
Waktu itu, pemuda bertubuh tinggi besar tersebut telah
meniru suara kodok itu, "krok, krok!" dia memperdengarkan
suara itu, kemudian kedua tangannya diangkat, dia mendorong
dengan kuat, dorongan mana menimbulkan suara angin yang
menderu-deru menerjang pada kodok raksasa dihadapannya.
Kali ini kodok raksasa itu tidak diam mendekam diri,
hanya dengan gerakan yang gesit sekali, tahu-tahu kodok
raksasa itu telah melompat ke samping.
Dengan demikian, angin pukulan yang dilakukan oleh si
pemuda mengenai tempat kosong dan menghantam batang
pohon dibelakang kodok raksasa itu.
"Krakkkkk!" pohon itu tumbang dan jatuh menimbulkan
suara yang sangat gaduh sekali.
Apa yang terjadi benar-benar mengejutkan karena dengan
dorongan kedua telapak tangannya, si pemuda telah
memperk=lihatkan kekuatan tenaga yang luar biasa besarnya,
dimana dari jarak yang cukup auh, dengan hanya terkena angin
dari dorongan itu, batang pohon tersebut telah patah karenanya.
Pemuda itu tertawa, walaupun pukulannya tadi tidak
berhasil mengenai kodok hijau itu, yag selalu dipanggil dengan
sebutan ?Ceng-jie? (ajak hijau), judteru dia tertawa senang, dan
mengulangi lagi pukulan-pukulan yang dilakukan dalam sikap
yang aneh sekali, dimana dia mengambil kedudukan kedua 141
kaki yang tetap berjongkok dan mendorong dengan
mempergunakan kedua telapak tangannya secara berbareng.
Dengan demikian, telah puluhan batang pohon yang tumbang
karena dorongan tenaga serangan pemuda itu, karena setiap
kali kodok raksasa itu dapat menghindarkan diri dari tenaga
dorongan yang kuat itu.
Setelah lewat lagi beberapa jurus, tampaknya si pemuda
puas, ia berkata, "Bagus! Aku telah berhasil untuk menciptakan
dua jurus lagi!"
Dan pemuda itu telah melompat berdiri tegak, dia
menepuk kedua tangannya.
Kodok raksasa itu mengeluarkan suara "krokk, krokk" lalu
memutar tubuhnya melompat pergi meninggalkan pemuda itu,
kembali ke arah dari mana dia datang.
Sedangkan si pemuda bertubuh tinggi besar itu, juga telah
menuju ke luar hutan itu lagi, duduk di bawah sebatang pohon
dan mempergunakan kipasnya untuk mengipasi tubuhnya.
Sekali-sekali iapun menyeka keringatnya. Tampaknya ia sangat
kepanasan oleh teriknya matahari. Sedang sepasang alisnya
berkerut, sepertinya pemuda itu tengah berpikir keras, berusaha
mengingat-ingat gerakan dari kodok raksasa tadi.
Seperti katanya, lewat gerakan-gerakan yang dilakukan
oleh kodok raksasa itu, pemuda ini telah berhasil menciptakan
dua jurus ilmu silat lagi, tentu saja ilmu silat yang berdasarkan
gerakan kodok.
Setelah beristirahat kira-kira sepeminum teh, pemuda itu
kembali masuk ke dalam hutan. Ia berdiri tegak seperti keadaan
tadi, menepuk-neuk tangannya lalu duduk di bawah pohon
Gouwtong menantikan munculnya kodok hijau yang besar itu. 142
dan selalu kodok hijau besar itu muncul dengan disertai suara
"krok, krok" nya.
Begitulah berulang kali pemuda tersebut telah melatih diri
dengan kodok hijau raksasa tersebut, tampaknya ia sama sekali
tidak merasa jemu, bahkan jika ia lelah, ia beristirahat dan jika
lelahnya berkurang, ia segera berlatih lagi dengan memanggil
sang kodok yang dijadikan teman berlatihnya.
Siapakah pemuda aneh yang berlatih diri dengan ilmu silat
yang aneh seperti itu?
Pemuda itu tidak lain dari Auwyang Hong.
**** Sejak gagalnya dalam pertemuan di Hoa San, Auwyang
Hong tidak dapat muncul sebagai pemenang tunggalnya untuk
memperoleh kitab Kiu Im Cin Keng, membuat pemuda she
Auwyang itu berlatih diri dengan giat, ia bermaksud, kelak jika
diadakan pertemuan yang kedua kalinya di Hoa San antara dia
dengan Tong Shia, Tong Sin Tong, Lam Te dan Pak Kay, maka
dia telah memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari yang
ada, sehingga kemungkinan besar ia bisa menindih Tong Sin
Tong Ong Tiong Yang.
Mengenai kepandaian yang dimiliki oleh Auwyang Hong,
memang telah berimbang dan sama tangguhnya dengan ketiga
jago luar biasa lainnya, yaitu Tong Shia Oe Yok Su, Pak Kay,
Ang Cit Kong dan Lam Te Toan Hongya.
Untuk memperoleh dan merebut gelar sebagai jago nomor
wahid tanpa tandingan lagi seperti yang telah diperoleh Ong 143
Tiong Yang, See Tok harus memperdalam ilmunya lebih hebat
lagi. Begitulah sekembalinya ke Pek to san ia telah melatih diri
dengan giat.
Berdiam di tanah barat, memang Auwyang Hong memiliki
banyak waktu dan kesempatan hanya mencurahkan seluruh
perhatian dan waktu untuk berlatih diri. Kepandaian yang
dilatihnya dengan giat itu memang memperoleh kemajuan yang
pesat.
Namun yang menjadi pikiran See tok yaitu mengenai
keempat orang jago luar biasa lainnya. Jika See tok
memperoleh kepandaian yang lebih tinggi dibandingkan ketika
dia menghadiri pertemuan pertama di Hoa San, maka keempat
jago lainnya juga akan berlatih diri dan selama ini pasti telah
memperoleh kemajuan yang pesat pada ilmunya masingmasing.
Auwyang Hong mengetahui bahwa ia harus dapat
menciptakan semacam ilmu yang luar biasa lihaynya. Maka
akhirnya Auwyang Hong telah meninggalkan daerah barat,
meninggalkan Pek to san, berkelana dari gunung ke gunung
mencari jenis kepandaian ilmu silat bagaimana yang bisa
dipergunakan untuk andalannya kelak.
Namun sejauh itu Auwyang Hong hanya bertemu dengan
jago-jago biasa saja yang kepandaiannya tidak melebihi
dirinya.
Setiap kali bergebrak dengan lawannya, maka Auwyang
Hong dapat merubuhkan lawannya itu tidak lebih dari empat
atau lima jurus. Dengan demikian berarti Auwyang Hong
memiliki kepandaian yang tinggi luar biasa, tak percuma ia
termasuk sebagai salahsatu dari kelima jago luar biasa. 144
Kenyataan yang ada seperti itu membuat Auwyang Hong
jadi bingung juga, ia tidak tahu kepandaian apa yang harus
dilatihnya yang sekiranya bisa menghasilkan semacam
kepandaian yang ketangguhannya bisa melebihi ketangguhan
dari ilmu-ilmu yang telah dimilikinya.
Ketika Auwyang Hong tengah beristirahat dimuka sebuah
hutan kecil di Sucuan Barat, waktu itu dia mendengar sesuatu
yang aneh sekali bunyinya dari dalam hutan itu. suara itu
berbunyi, "krok, krokkkk..!" lemah sekali, seperti juga suara
kodok. Namun suara itu walaupun perlahan, terdengar begitu
tajam ditelinga dan bergema tak berkeputusan. Dengan
demikian, tentunya suara itu bikan suara kodok biasa.
Auwyang Hong tertarik hatinya, inilah suara yang benarbenar luar biasa, jika ingin dipersamakan dengan suara
manusia, itulah suara yang telah memiliki latihan Iwekang
yang luar biasa tingginya. Mungkin kekuatan Iwekang yang
telah memperoleh latihan puluhan tahun lamanya.
Setelah menyusuri hutan itu kesana kemari, Auwyang
Hong tidak juga berhasil menemui mahluk yang mengeluarkan
suara "krokkk, krokkk tersebut. Dia telah beristirahat sejenak,
kemudian melanjutkan lagi penyelidikannya. Karena Auwyang
Hong sangat penasaran, suara yang mirip suara kodok itu
masih juga terdengar. Bagaimanapun ia ingin dapat
menemukan binatang tersebut.
Setelah berputar-putar beberapa kali di hutan itu, akhirnya
Auwyang Hong tiba dimuka sebuah goa yang tidak begitu
besar. Goa itupun beradanya di tempat yang cukup aneh dan
tidak biasanya. Jika goa-goa lain biasanya terdapat di lampinglamping gunung atau tebing-tebing jurang, tapi goa yang satu 145
ini justru berada disebuah batang pohon yang berukuran sangat
besar, merupakan pohon raksasa, goa tersebut dalam sekali.
Didalamnya gelap dan tidak terlihat keadaan iainya. Suara
"krokk, krokk tersebut terdengar dari dalam goa aneh itu.
Auwyang Hong berdiri ragu-ragu beberapa saat lamanya
dekat pohon besar itu. kemudian ia mengelilingi batang pohon
tersebut untuk memeriksanya. Namun binatang yang
mengeluarkan suara "krokk, krokk" itu ternyata tidak terlihat,
rupanya berada dalam goa tersebut.
Sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi,
Auwyang Hong berani sekali. Ia tidak mempedulikan entah
mahluk apa yang terdapat didalam goa dibatang pohon itu,
entah berbahaya atau tidak, tapi perasaan ingin tahunya kuat
sekali, sehingga ia telah menggerakkan kedua tangannya,
memukul batang pohon itu, sehingga batang pohonn yang
berukuran sangat besar itu telah tergempur kuat sekali, sebab
Auwyang Hong memukul dengan mempergunakan tenaga
Iwekang yang sngat dahsyat.
Suara itu telah berhenti sejenak, tidak terdengar lagi,
Auwyang Hong menanti sejenak, kemudian memukul lagi
batang pohon itu.
Begitu kepalan tangan Auwyang Hong menggempur
batang pohon, segera terdengar lagi suara "krokkkk!" suara itu
keras bukan main, sehingga Auwyang Hong merasakan
gendang telinganya ingin pecah dan pendengarannya seperti
tuli. Bahkan karena terkejutnya, Auwyang telah mundur dari
tiga langkah kebelakang. 146
Rupanya mahluk yang mendiami goa itu tidak senang telah
diganggu kesenangannya, lalu mahluk itu keluar dari goa itu.
Sepasang mata Auwyang Hong terpentang lebar-lebar, ia
menyaksikan sesuatu yang luar biasa sekali. Bukan main
kagetnya Auwyang Hong, karena dihadapannya nampak
mahluk aneh dan luar biasa sekali keadannya.
Itulah seekor kodok yang sangat besar, setinggi ukuran
anak kecil, yang tengah mendekam di mulut goa di batang
pohon dengan bola matanya yang mencelat keluar merak itu
bergerak-gerak buas pada Auwyang Hong. Lidahnya yang
bercagak itu sebentar-sebentar terjulur dan tergulung tak hentihentinya.
Hati Auwyang Hong berdebar juga melihat mahlik ini.
Bentuk tubuh kodok raksasa ini tidak ada bedanya dengan
kodok biasa, namun yang luar biasa adalah ukuran kodok itu
yang demikian besar.
Sedangkan kodok raksasa itu telah mengeluarkan suara
"krokkk, krokkk!" beberapa kali tak henti-hentinya. Sikapnya
hendak menerjang pad Auwyang Hong.
Setelah menetapkan hati, Auwyang Hong berwaspada
menghadapi terjangan kodok raksasa ini. iapun telah
memusatkan perhatian dan tenaganya.
Setelah mengeluarkan suara "krokkkkk" yang nyaring satu
kali, kodok luar biasa itu melompat. Sekali melompat, ia telah
berhasil mejerjang lima tombak lebih. Karenanya waktu kodok
raksasa itu mengulurkan kedua tangannya yang didepan.
Seketika itu pundak Auwyang Hong hampir kena dicengkram.
Tetapi Auwyang Hong sebagai salah seorang diantara
kelima jago luar biasa yang memang memiliki kepandaian 147
sangat tinggi sekali. Tidak gentar menghadapi mahluk yang
luar biasa itu. dengan cepat dan gesit sekali ia mengelakkan
diri dari terjangan kodok itu, dan membarengi dengan
tubuhnya melompat ke samping, waktu kodok raksasa itu lewat
disisi tubuhnya, disaat itulah tangan kanan Auwyang Hong
bekerja dengan cepat, dia telah menghantam perut kodok itu.
Kuat sekali tenaga pukulan Auwyang Hong karena dia
menggunakan tenaga Iwekangnya. Namun waktu kepalan
tangannya itu menghantam jitu perut kodok itu, ia merasa
memukul tempat yang lunak, tenaga pukulannya seperti punah
dengan sendirinya dan kodok itu sama sekali tidak bergeming
dari tempatnya.
Malah diwaktu tangan Auwyang Hong hinggap
diperutnya, kodok raksasa tersebut telah membalikkan
tubuhnya, sepasang kaki depannya telah kembali terulur
menjambret pundak Auwyang Hong dan juga kepala dari orang
she Auwyang ini.
Itulah cara menyerang yang luar biasa. Memang kodok
raksasa itu mencengkram dengan gerakan yang biasa seperti
gerak laku dari seekor kodok yang hendak mengadakan
perlawanan terhadap musuhnya, tapi buat Auwyang Hong
justru ia melihat kelainan yang terdapat pada gerakan kodok
itu. Segera Auwyang Hong jadi tertarik, ia menyerang
berulang kali, selalu saja kodok itu dapat mengelak dan balas
menyerang untuk berusaha mencengkram Auwyang Hong.
Setelah memperhatikan beberapa saat, berkelebat serupa
pikiran di otak Auwyang Hong. 148
Gerakan-gerakan yang dilakukan kodok raksasa ini luar
biasa sekali, jika diperhatikan dengan seksama, gerakannya itu
seperti juga gerakan ilmu silat. Jika dipelajari dengan baik cara
bergeraknya kodok ini, bukankah aku bisa menyusun dan
menciptakan menjadi semacam ilmu baru? Soal ketangguhan
dari ilmu yang bisa kuciptakan lewat getrakan-gerakan kodok
ini, memang belum lagi bisa dipastikan kehebatannya, namun
apa salahnya jika kucoba-coba untuk merobahnya setiap
gerakan-gerakan kodok ini menjadi jurus-jurus ilmu silat?"
Karena berpikir seperti itu, Auwyang Hong terbangun
semangatnya. Dengan cepat ia memperhatikan setiap gerakgerik kodok raksasa itu, dan selalu pula ia menyerang untuk
memancing gerakan-gerakan kodok tersebut.
Setelah memperhatikan sekian lama terhadap gerakangerakan kodok raksasa itu, Auwyang Hong girang luar biasa,
karena ia memperoleh kenyataan bahwa setiap gerakan kodok
itu memang memiliki unsur-unsur tersembunyi kekuatan ilmu


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silat yang hebat, jika saja diolah dengan baik.
Sebagai salah seorang jago diantara kelima jago luar biasa
diseluruh daratan Tionggoan, dengan sendirinya kepandaian
Auwyang Hong telah mencapai tingkat yang tinggi dan
sempurna. Dan jika sekarang Auwyang Hong selalu berusaha
untuk mencari semacam ilmu yang jauh lebih hebat dari
kepandaian yang telah dimilikinya, itu karena dia memiliki
cita-cita untuk menjadi jago nomor satu dari kelima jago luar
biasa yang ada. Dengan demikian dia berkeinginan untuk
memiliki kepandaian setinggi mungkin agar dapat menindih
pengaruh keempat jago lainnya.
**** 149
JILID 5
Tapi pertemuan pertama di Hoa San yang
telah lalu memberikan banyak pelajaran
buat Auwyang Hong. Untuk menghadapi
Tong Shia, Pak Kay, Lam Te memang tidak
begitu sulit, karena memang See Tok adalah
untuk menghadapi Tong Shin Thong,
karena Coan Cin Kauwcu Ong Tiong Yang
benar-benar memiliki kepandaian yang
telah sempurna.
Disamping itu, kepandaian dari Coan Cin Kauwcu
merupakan kepandaian ilmu silat yang lurus dan bersih dan
kemenangan Ong Tiong Yang adalah wajar.
Ilmu yang lurus dan bersih, jika dilatih dengan sempurna,
tentu akan memperoleh hasil yang jauh lebih hebat
dibandingkan ilmu aliran Sin-pay atau sesat, walaupun
bagaimana ilmu silat golongan Sin-pay tersebut.
Yang dibuat jeri oleh Auwyang Hong pada Coan Cin
Kauwcu adalah ilmu ?It Yang Cie?nya, karena dengan ilmu
itulah Auwyang Hong telah dirubuhkan oleh Ong Tiong Yang
waktu mereka berkumpul di Hoa San.
Karenanya sekarang Auwyang Hong justeru mencari-cari
sejenis ilmu yang luar biasa untuk dapat dipergunakan sebagai
andalannya, setidak-tidaknya akan bisa dipergunakan untuk
menghadapi It Yang Cie nya Ong Tiong Yang.
Karena itu Auwyang Hong tidak pernah berputus asa dan
dengan segala tekad yang ada padanya, dia telah berkelana
untuk mencari ilmu yang sangat hebat yang sangat 150
dikehendakinya. Sekarang Auwyang Hong justeru telah
menyaksikan dari cara-caranya kodok raksasa tersebut
menghadapi serangan-serangan yang dilancarkannya. Gerakgerik kodok tersebut memperlihatkan gerakan-gerakan yang
aneh dan luar biasa. Malah sebagai jago luar biasa, Auwyang
Hong segera bisa menimpali gerakan-gerakan tersebut dengan
ditambah dan dibuangnya beberapa bagian tertentu, akan
tercipta semacam ilmu silat yang hebat. Dan memang setelah
See Tok memperhatikan gerak-gerik kodok itu, setiap kali
diserang olehnya, maka Auwyang Hong telah mulai dengan
usahanya untuk merubah gerakan-gerakan binatang luar biasa
tersebut menjadi gerakan-gerakan ilmu silat.
Pertama-tama yang dilakukan oleh Auwyang Hong adalah
meniru setiap gerakan kodok itu. iapun telah ambil sikap
berjongkok, dimana Auwyang Hong setiap kali bergerak
dengan gerakan seperti yang dilakukan oleh kodok itu.
Kodok itu dihadapi secara demikian oleh Auwyang Hong,
semula terkejut dan tertegun sejenak tidak menerjang lagi, tapi
akhirnya kodok raksasa itu telah mengeluarkan suaranya
"krokkk" yang keras sekali dan menerjang lebih hebat, karena
binatang raksasa tersebut merasa didinya tengah dipermainkan.
Malah perutnya telah dibusungkan besar sekali, berdiri
mendekam dengan mata yang mengawasi jalang dan buas,
tahu-tahu mengulurkan kedua tangannya kedepan mendorong
ke arah Auwyang Hong.
Auwyang Hong yang meniru setiap gerakan kodok itu jadi
kaget bukan kepalang, karena waktu kodok itu mengulurkan
kesdua kaki depannya terasa olehnya menerjang serangan yang
kuat bukan main. 151
Untung saja Auwyang Hong selalu waspada sehingga
walaupun dalam keadan berjongkok seperti itu namun ia masih
bisa menggerakkan tenaga Iwekangnya pada kedua kakinya
dan ia telah berhasil memasang kuda-kuda kedua kakinya
dengan kuat. Dia telah menyambuti angin serangan itu dengan
sampokan tangan kanannya yang dikibaskan disertai kekuatan
Iwekang sebanyak enam bagian.
Tapi untuk kagetnya lagi, Auwyang Hong dia telah
menggempur kuda-kuda kedua kakinya tubuhnya jadi
mengelinding terjengkang ke belakang dan waktu itu kodok
tersebut telah mengeluarkan suara "krokkk" tampaknya
binatang raksasa yang aneh ini girang melihat serangannya
berhasil.
Waktu itu Auwyang Hong telah melompat bangun dengan
cepat, dan telah mengambil sikap berjongkok lagi. Namun
dalam keadaan seperti itu, rupanya kodok itu tidak mau
memberikan kesempatan pada Auwyang Hong, karena kedua
kaki depannya telah digerakkan lagi mendorong ke arah
Auwyang Hong.
Angin serangan yang berasal dari kedua kaki depannya itu
telah menderu-deru kuat dan tubuh Auwyang Hong jaruh
terplanting lagi.
Namun Auwyang Hong bukannya merasa jeri atau takut,
malah jadi girang. Ia telah menyaksikan gerakan yang luar
biasa sekali. Gerakan seperti itulah yang membuat ia segera
berpikir cepat untuk menciptakan semacam ilmu silat yang
hebat sekali. Maka waktu kodok itu menggerakkan kedua kaki
depannya mendorong lagi, Auwyang Hong yang sekarang telah
bersiap-siap, bergerak lincah kesana kemari tidak mau 152
menyambuti setiap serangan yang dilancarkan kodok raksasa
tersebut.
Dengan demikian, kodok raksasa itu menjadi semakin
penasaran saja, karena selanjutnya tak pernah satu kalipun
dorongan kedua kaki depannya itu berhasil membuat Auwyang
Hong terpelanting.
Sebagai korban dari dorongan kodok tersebut, adalah
pohon-pohon yang telah tumbang kesana kemari karena
kuatnya dorongan tersebut.
Waktu itu Auwyang Hong telah memperhatikan dengan
seksama setiap kali kodok itu melakukan dorongan dengan
mempergunakan kedua kaki depannya. Dan bukan main
girangnya Auwyang Hong, karena ia telah memperoleh
semacam pikiran yang mana dapat menciptakan semacam ilmu
yang hebat sekali berdasarkan dari cara bergerak dan
menyerang kodok raksasa itu.
"Ya, seranglah terus, ayo keluarkan seluruh tenagamu!"
berseru Auwyang Hong berulangkali sambil melompat kesana
kemari menghindarkan diri dari serangan kodok itu.
Rupanya lama kelamaan kodok itu jadi lelah juga. Suatu
kali ia menyedot hawa udara sehingga perutnya membusung
besar sekali. Dan pada waktu itulah tampak Auwyang Hong
menantikan gempuran kodok tersebut. Disertai dengan suara
?krokkkk? yang nyaring sekali, tampak kodok itu telah
mendorong dengan mempergunakan kedua kaki depannya, dan
tenaga dorongannya itu luar biasa kuatnya, jauh lebih kuat dari
tenaga dorongan terdahulu.
Auwyang Hong kaget bukan main, karena tenaga
dorongan itu amat kuatnya. Jika ia menyambuti tenaga 153
dorongan seperti itu, jelas tubuhnya akan terpental hebat sekali,
makah ia akan terluka dalam.
Dengan gesit sekali Auwyang Hong telah melompat
dengan sebat ke arah samping kanan, gerakan itu melebihi
kecepatan angin, sehingga ia berhasil mengelakkan diri dari
tenaga dorongan kodok tersebut. Dan yang menjadi korban kali
ini adalah sebatang pohon Gouwtong, pohon yang berukuran
cukup besar itu telah hancur berkeping-keping bertebaran
kesana kemari.
Auwyang Hong meleletkan lidahnya, kaget bukan main
hatinya, tapi sebagai seorang jago yang memperoleh
kesempurnaan ilmu dan juga termasuk dari salah satu dari
kelima jago luar biasa, dengan demikian ia memiliki hati yang
tabah sekali, ia telah tertawa, dan katanya lagi, "Ayo serang
lagi, keluarkan seluruh kepandaianmu!"
Semangat Auwyang Hong semakin terbangun, dengan
demikian ia dapat melihat beberapa macam gerakan hebat dari
kodok raksasa tersebut. Dengan demikian, karena Auwyang
Hong mengandung maksud untuk merobah gerakan-gerakan
kodok tersebut menjadi gerakan-gerakan ilmu silat baru yang
hendak diciptakannya, maka ia telah memperhatikan lebih
seksama.
Setelah bertempur lagio sekian lama, akhirnya kodok itu
bertambah lelah, dimana binatang raksasa itu hanya mendekam
saja dan tidak menyerang lagi.
Auwyang Hong tertawa, ia mengetahui bahwa kodok luar
biasa ini lelah bukan main, dan inilah kesempatan yang bagus
untuknya. Auwyang Hong segera mengempos semangatnya, ia
menggerakkan tangan kanannya, menghantam kuat sekali
disertai delapan bagian tenaga dalamnya. Namun dia telah 154
memperhitungkan, dia menyerang kodok raksasa itu tidak
sampai menyebabkan kodok tersebut binasa, karena memang
Auwyang Hong hendak menjadikan kodok raksasa itu teman
berlatihnya kelak.
Kodok raksasa yang telah diserang begitu hebat oleh
Auwyang Hong, tetap mendekam tanpa bergerak sama sekali.
Kodok itu tidak bergeming sedikitpun juga, dan waktu itu
dia hanya mengeluarkan suara ?krokkkk!? yang lemah dan
panjang.
Auwyang Hong kagum juga dengan kekuatan kodok
raksasa itu, yang tubuhnya tidak bergeming sedikitpun juga
walaupun telah digempur hebat olehnya. Jika hanya seorang
jago silat biasa yang menerima gempuran yang tadi dilancarkan
oleh Auwyang Hong, tentu sedikitnya tulang tubuhnya akan
hancur berantakan. Tapi kodok raksasa itu justru seperti tengah
digaruki, karena sama sekali ia tidak bergeming dari tempatnya
mendekam, dan juga sama sekali tidak memperlihatkan bahwa
ia kesakitan, hanya nampak nafas kodok itu memburu keras,
rupanya ia keletihan.
Auwyang Hong mengulangi lagi beberapa kali
gempurannya, namun tetap gagal. Kodok itu sama sekali tidak
bergeming dari tempatnya mendekam. Dengan demikian
membuat Auwyang Hong jadi penasaran sekali. Ia telah
mengulangi berulang kali serangannya, namun selalu gagal
saja.
Akhirnya Auwyang Hong jadi letih, ia telah duduk
dibawah sebatang pohon untuk beristirahat. Sedangkan kodok
itu beristirahat. 155
Dengan demikian, keduanya yang satu seorang manusia
dan yang satunya lagi seekor kodok raksasa saling berdiam diri
untuk mengurangi letih mereka, beristirahat tidak bergerak
sama sekali.
Tapi Auwyang hong sambil beristirahat telah berpikir
keras. Dimana ia telah mengingat ingat semua gerakan yang
tadi dilakukan oleh kodok raksasa itu. dak akhirnya ia telah
melompat dari duduknya, dengan girang ia berjingkrak.
"Akur berhasil!" serunya.
Dan tanpa menantikan kodok raksasa itu menyerang
dirinya lagi, Auwyang Hong telah menggerakkan kedua
tangannya, kedua kaki mengambil sikap berjongkok, dorongan
itu disertai oleh kekuatan tenaga Iwekang.
Tubuh kodok raksasa itu bergerak sedikit dan
mengelaurkan suara "krokkk" seperti kodok raksasa inipun
terkejut, karena hebatnya tenaga yang dikeluarkan oleh
Auwyang Hong. Dengan demikian telah membuat kodok itu
jadi bersiap-siap hendak menyerang lagi.
Tapi kodok raksasa itu tidak sempat lagi untuk menerjang,
di waktu itu Auwyang Hong telah menyusul dengan
menggerakkan kedua tangannya, dia tetap mengambil sikap
berjongkok. Sikap yang diperlihatkan oleh kodok raksasa tadi
waktu menyerang dengan mempergunakan kedua kaki
depannya pada Auwyang Hong. Waktu mendorong kedua
telapak tangannya ke depan, Auwyang Hong menggunakan
sembilan bagian dari kekuatan Iwekang yang dimilikinya,
angin serangan itu berkesyuran dahsyat sekali, dan
kesudahannya memang hebat. Tubuh kodok raksasa berukuran
besar itu yang semula tidak bergeming dihantam oleh pukulan
Auwyang Hong, kali ini disertai dengan suara "krokkk" yang 156
panjang dan nyaring, telah terpental bergulingan di atas tanah
beberapa kali.
Itulah hasil yang benar-benar menakjubkan yang telah
diperoleh Auwyang Hong. Semangatnya jadi terbangun. Dia
bersiap-siap hendak menyerang lagi kodok itu. Tapi kodok
raksasa itu dengan mengeluarkan suara pekik "krokkkk" yang
panjang telah menerjang ke arah Auwyang Hong dengan
lompatan yang tinggi dan cepat, malah kedua kaki depannya
telah didorong ke arah Auwyang Hong. Angin berkesiur keras
sekali menerjang pada Auwyang Hong.
Namun Auwyang Hong cepat melompat ke samping dan
dia berhasil mengelakkan diri dari serangan itu.
Kodok raksasa itu rupanya jadi kalap, karena berulang kali
ia telah menerjang dan menghantam dengan kedua kaki
depannya pada Auwyang Hong. Semua itu dapat dihindarkan
oleh Auwyang Hong. Dan yang jadi korban sebagai pengganti
Auwyang Hong adalah pohon-pohon yang menjadi tumbang
dan rusak kerenanya, dimana hutan itu seperti dilanda oleh
gempa bumi yang hebat.
Auwyang Hong sendiri merasa letih sekali karena dia
selalu harus berusaha mengelakkan diri dari terjangan kodok
raksasa itu.
Disaat kodok raksasa itu tengah mengamuk kalap seperti
itu, tiba-tiba dari angkasa terdengar pekik mahluk lainnya.
Mendengar suara pekik itu, yang panjang dan nyaring
seperti suara burung yang memekik itu, sangat keras sekali dan
beruntun-runtun, kodok raksasa itu mengkeret tubuhnya, terus
mendekam dengan perut mengempis, tampaknya ketakutan
bukan main, kepalanya menengadah ke atas, memandang 157
dengan bola matanya yang bulat memerah itu bergerak-gerak
tidak henti-hentinya.
Pekikan burung terdengar semakin jelas dan dekat,
semakin keras memekikkan telinga.
Auwyang Hong juga telah mendongakkan kepalanya
mengawasinya. Dia melihat seekor burung yang berukuran


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

besar tengah terbang melayang-layang diaangkasa.
Dan waktu burung itu menukik dan hinggap di dahan
sebatang pohon yang cukup tinggi, Auwyang Hong segera
mengenali bahwa itulah seekor burung bangau yang besar dan
memiliki sepasang kaki yang panjang sekali, bulu bangau
tersebut putih bersih dan pada atas kepalanya, terlihat jambul
berbulu merah dengan paruhnya yang runcing tengah
mengawasi kearah kodok raksasa itu dengan tatapan mata yang
tajam dan bengis.
Kodok raksasa itu rupanya makin ketakutan, terlebih lagi
ketika bangau putih itu telah mengeluarkan suatu pekik yang
perlahan seperti juga mengerang.
Tubuh kodok raksasa itu semakin mengkeret dan akhirnya
dengan cepat ia telah memutar tunuhnya. Dengan beberapa kali
lompatan telah menghampiri goa di batang pohon itu akan
menyusup masuk atau jelasnya menghindarkan diri dari bangau
putih bertubuh besar itu yang tampaknya begitu gagah.
Tapi bangau putih dengan jambul merahnya itu rupanya
juga memiliki kegesitan yang suar biasa karena waktu kodok
raksasa itu belum lagi mencapai goa di batang pohon besar itu,
bangau putih berjambul merah itu telah melompat turun dengan
terbang ringan sekali, tahu-tahu telah berada dihadapan kodok
raksasa itu menghadang didepan goa. 158
Kodok raksasa itu jadi kaget, dia mengkerek kebelakang
dengan mengeluarkan suara "krokk, krokkk, krokkkk" yang
perlahan sekali, kepalanya digoyang-goyangkan beberapa kali,
sedangkan bangau putin dengan jambul merah itu mengeram
perlahan dan tahu-tahu telah mementangkan sayap kanannya,
dikebutkan pada kodok raksasa itu.
Tampaknya bangau putih berjambul merah itu
mengebutkan sayap kanannya itu perlahan sekali, namun
kesudahannya amat hebat rupanya angin kebutan itu hebat
sekali, tubuh kodok hijau yangbesat itu telah terpental
terpelanting beberapa tombak jauhnya.dengan mengeluarkan
suara "krokk, krokk!" tidak henti-hentinya kodok itu berlari
kesana kemari, tampaknya terngah kebingungan dan ketakutan.
Bangau putih berjambul merah itu telah mengeluarkan
gerengan perlahan. Tahu-tahu tubuhnya honggap disamping
kodok itu. Dia mempergunakan paruhnya untuk mematuk
punggung kodok raksasa itu.
Kodok raksassa itu tidak dapat menghindari patukan
burung bangau, sehingga punggungnya dapat dipatuk dengan
telak sekali dan kodok raksasa itu jadi mengeluarkan suara,
"krokk, krokk, krokk" tidak henti-hentinya, rupanya dia
ketakutan dan kesakitan.
Auwyang Hong yang menyaksikan ini, jadi tertarik
hatinya, sampai menjublek dan mengawasi saja.
Dilihatnya kodok raksasa yang tengah kesakitan itu
rupanya jadi nekat.
Dia telah mengeluarkan suara "krooookk" yang panjang
dan tahu-tahu tubuhnya telah melompat kedepan dengan
gerakan yang sangat gesit, kemudian memutar berdiri untuk 159
menghadapi bangau putih berjabul merah. Diapun telah
membusungkan perutnya besar-besar, sehingga bulat seperti
bola. Sepasang kaki depannya siap-siap akan digunakan untuk
mendorong guna menyerang bangau putih berjambul merah.
Waktu itu bangau putih
berjambul merah itu rupanya
melihat dan mengetahui bahwa
lawannya tengah nekat, maka
dia telah menyerang lebih jauh.
Hanya berdiri ddengan kaki
tunggal, yang sebelah kanan
mengawasi saja.
Kaki kirinya telanh iangkat
tinggi-tinggi, dilipat ke dekat
tubuhnya. Dengan sikap begitu,
burung bangau itu seperti
menantikan serangan kodok
hijau tersebut.
Menyaksikan sikap bangau berjambul merah, Auwyang Hong
jadi teringat dengan satu jurus ilmu silat yang bernama ?Kim
Kee Tok Pit? ( Ayam emas berdiri dengan kaki tunggal) dan
sikap yang diperlihatkan oleh bagau itu memang sama sekali
tak berbeda dengan jurus ilmu silat yang satu itu. Dengan
demikian Auwyang Hong semakin tertarik menyaksikan
pertaruangan antara kodok raksasa melawn bagau putih
berjambul merah itu. Dilihat dari sikap kedua binatang tersebut
memang bermusuhan.
Disaat itu, kodok raksasa telam membusungkan perutnya
dan kedua kaki depannya telah digerakkan mendorong dengan
kuat sekali. 160
Angin dari dorongan kedua kaki depannya itu juga telah
berkesyuran dahsyat sekali, sehingga telah menyebabkan daundaun kering dan debu disekitar sehingga telah menyebabkan
daun-daun disekitar tempat tersebut berhamburan kesana
kemari diterjang oleh tenaga dorongan kodok raksasa tersebut.
Tampak bangau putih berjambul merah itu masih berdiri
dengan sikap kaki tunggalnya itu. sama sekali dia tidak
berusaha mengelakkan diri dari gempuran yang dilakukan oleh
kodok raksasa tersebut. Waktu itu dia hanya membuka sayap
kanannya dan menyampok lagi.
Dua kekuatan yang tidak kelihatan itu telah saling gempur
dengan dahsyat. Dengan mengeluarkan suara benturan yang
nyaring dan menggetarkan sekitar tempat itu, tampak bangau
berjambul merah itu menggerakkan lagi sayap kirinya, dia
sampok lagi.
Sedangkan kodok hijau raksasa itu sama sekali tidak
sempat untuk balas menyerang. Waktu itulah tubuh kodok
raksasa tersebut jadi kena disampok oleh tenaga sampokan
sayap kirinya bangau putih berjambul merah, tubuh kodok
raksasa itu terpelanting tiga tombak lebih dan kodok itu
ketakutan, dia mendekam mengerat sambil bersuara, "krak..
krokkk" tidak henti-hentinya, seperti juga dia mohon
pengampunan dari bagau berjambul merah itu.
Auwyang Hong menyeksikan jalannya pertempuran aneh
antara kedua binatang luar biasa tersebut, dia telah mengawasi
dengan hati tertarik bukan main, juga hatinya berdebaran
karena dia telah menyaksikan suatu permainan yang luar biasa
dari kedua binatang aneh ini. suatu permainan yang bisa
memberikan ilham padanya untuk menciptakan semacam ilmu
silat yang hebat. 161
Sebagai penonton, Auwyang Hong bisa melihat dengan
jelas setiap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kodok
raksasa maupun bangau putih itu. dia memperoleh kenyataan
seharusnya kodok itu tidak kalah jika dibandingkan dengan
kekuatan bangau putih berjambul merah tersebut. Hanya
sayangnya kodok tersebut rupanya memang kodok itu belum
lagi dapat mengimbangi keadaan, hingga setiap kali dia
bergerak terlambat dan bangau itu dapat menyerangnnya. Dan
karena selalu dapat dirubuhkan oleh bangau putih berjambul
merah itu, maka kodok itu jadi terdesak terus-menerus, akibat
takutnya juga telah membuat kodok raksasa itu terdesak.
Beberapa kesempatan baik yang seharusnya dapat
dipergunakan untuk merubuhkan bangau putih berjambul
merah itu, disia-siakan begitu saja.
Dengan begitu, Auwyang Hong merasa sayang sekali tidak
tahu bahasa binatang, sehingga dia tidak bisa meneriaki pada
kodok raksasa itu untuk memberitahukan kelemahan bangau
putih berjambul merah itu.
Sedangkan bangau putih berjambul merah itu telah
melancarkan serangan berulang kali, dimana sepasang
sayapnya selalu menyerang bergantian.
Angin yang keluar dari kedua sayap burung bangau
tersebut berkesyuran uat dan dahsyat. Tampaknya kodok
raksasa itu benar-benar terdesak.
Beberapa kali kodok raksasa itu berusaha menghampiri
goa di batang pohon raksasa itu, namun ushanya selalu gagal,
karena burung bangau itu dapat bergerak lebih cepat darinya,
dan acap kali menghadangnya di depan pintu goa didepan
batang pohon besar tersebut. Dengan demikian gagallah
maksud kodok raksasa itu untuk memasuki goa guna 162
menyembunyikan diri untuk berlindung dan menyembunyikan
dirinya dari burung bagau berjambul merah itu.
Auwyang Hong yang menyaksikan keadaan seperti itu,
jadi merasa kasihan pada kodok raksasa itu. karenanya waktu
dia melihat kodok raksasa itu tengah dipatuki oleh burung
bangau putih berjambul merah tersebut, Auwyang Hong tidak
bisa menahan diri lagi. Dengan menjejakkan kedua kakinya,
tubuhnya telah melompat ke samping bangau putih dan tangan
kanannya telah mencengkram sayap butung bagau itu. dia
menghentakkan dengan kuat sekali dan dilemparkannya
kesamping.
Luar biasa cara Auwyang Hong melontarkan burung bagau
itu, karena dia mempergunakan kekuatan Iwekangnya yang
luar biasa kuatnya burung bagau itu tidak bisa
mempertahankan diri lagi dan telah terlempar dengan kuat.
Untung burung itu bisa terbang sebelum tubuhnya terbanting.
Dia telah terbang dan hinggap di atas dahan dari pohon yang
cukup tinggi.
Setelah hinggap di dahan itu, burung bangau putih
berjambul merah itu telah mengawasi pada Auwyang Hong
dengan sorot mata bengis, rupanya dia gusar sekali telah kena
dibokong seperti itu oleh Auwyang Hong.
"Sahabat bangau, engkau telah berbuat curang!" kara
Auwyang Hong. Engkau mempergunakan sepasang sayapmu,
engkau juga mempergunakan paruhmu, dengan demikian
engkau mempergunakan dua cara. Sedangkan sahabat kodok
ini hanya mempergunakan satu cara, dia hanya
mempergunakan sepasang kaki depannya untuk
menghadapimu!" 163
Bangau putih berjambul merah itu seperti mengerti
perkataan Auwyang Hong. Dia mengeluarkan suara pekik yang
nyaring sekali, tahu-tahu telah terbang turun menyambar
Auwyang Hong. Gerakan yang dilakukannya itu sangat gesit
sekali. Karena dia telah menyembar sambil menggerakkan
kedua kakinya yang panjang hendak mencengkram.
Tapi Auwyang Hong bergerak sangat gesit, dengan lincah
dia menghindarkan diri.
Sedangkan bangau putih itu menjadi penasaran, dan telah
mengulangi lagi terbang menyambar pada lawannya itu, namun
berulang kali ia gagal.
Walau bagaimanapun gesitnya bangau putih berjambul
merah itu, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan seorang
manusia seperti Auwyang Hong ini. terlebih lagi memang
Auwyang Hong juga memiliki kepandaian yang sangat tinggi
dan otaknya cerdik sekali.
Setelah belasan kali hendak mencengkram Auwyang Hong
namun selalu gagal membuat bangau itu menjadi lelah juga.
Dia telah terbang dan hinggap lagi di dahan sebatang pohon
dan mengawasi Auwyang Hong dengan sorot mata
mengandung penasaran.
Sedangkan kodok raksasa mempergunakan kesempatan
diwaktu bangau putih berjambul merah itu tengah dilibat oleh
Auwyang Hong telah cepat-cepat menyusup ke dalam goa di
batang pohon besar itu. dia telah bersembunyi di goa itu, hanya
terdengar suaranya "krak.. krokkk".
Rupanya kodok raksasa di dalam goa itupun mengetahui
bahwa Auwyang Hong tengah membelanya dan berusaha 164
untuk menghadapi burung bangau itu yang sesungguhnya
merupakan lawannya yang sulit dia hadapi sendiri.
Auwyang Hong sendiri beberapa kali telah berhasil
menghindarkan diri dari terjangan burung bagau putih itu, ia
berhasil melihat beberapa gerakan terpenting burung bangau
itu dan juga telah menangkap kelemahan dari burung bangau
tersebut, kalau saja binatang berkaki panjang itu menyerang
lagi padanya.
Belum lagi lewat terlalu lama, setelah beristirahat sejenak,
burung bangau itu telah mengeluarkan suara pekikan dan telah
terbang meluncur menyambar kepada Auwyang Hong lagi.
Kali ini Auwyang Hong tidak menyingkir jauh-jauh,
karena dia telah melompat ke samping, tangan kanannya
diulurkan, dia telah mencangkram kaki sebelah kanan burung
bangau putih berjambul merah itu.
Burung bangau putih itu kaget waktu dia tidak bisa
menggerakkan kaki kanannya. Dia mengeluarkan suara
pekikan dan berusaha untuk terbang.
Sepasang sayapnya telah dikibaskan dengan kuat, namun
tubuhnya itu tergantung diudara, karena Auwyang Hong
mencekal kuat sekali kaki binatang itu.
Tubuh Auwyang Hong sendiri telah diliputi oleh Iwekang
yang tangguh, karena Auwyang Hong telah mengerahkan ilmu
pemberat tubuh seribu kati.
Bangau putih berjambul merah itu jadi panik, dia terus
juga berusaha terbang.
Sepasang sayapnya memang memiliki kekuatan yang
dahsyat, karena sepasang sayapnya itu berukuran sangar besar, 165
dan diwaktu itu burung bagau itu hanya berhasil mencapai
ketinggian beberapa tombak.
Auwyang Hong telah terangkat serta dibaw terbang oleh
burung bangau putih berjambul merak itu, tetapi Auwyang
Hong tetap tidak mau melepaskan cekalannya pada kaki
burung tersebut, karenanya dia tetap bergelantungan.
Bangau putih itu memekik berulang kali, dan selama itu
juga telah mempergukanak sepasang sayapnya untuk terbang,
juga sekali-sekali dipergunakan untuk menyampok kepala
Auwyang Hong, namun Auwyang Hong memang benar-benar
cerdik. Dia telah mengkeretkan lehernya dan kepalanya itu juga
tertunduk, sehingga dengan demikian, selalu juga usaha bangau
putih berjambul merah itugagal. Sayapnya itu hanya dapat
menyampok kakinya sendiri.
Hal ini disebabkan ukuran kaki bangau putih itu memang
panjang sekali, sedangkan Auwyang Hong mencekal ujung
kaki tersebut dekat jari-jari kaki bangau putih tersebut, dengan
demikian sampokan sayapnya tidak berhasil mencapai sasaran.
Sambil bergantungan seperti itu, otak Auwyang Hong juga
bekerja keras, karena dia hendak mempergunakan semacam
cara untuk menaklukkan burung bangau putih berjambul merah
itu. Setelah bergelantungan sekian lama, akhirnya Auwyang


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong mengempos tenaganya, dengan sekuat tenaga dia
menarik kaki burung bangau itu. tubuh Auwyang Hong telah
melambung keatas dan melewati tubuh burung bangau putih itu
sendiri.
Dengan gerakan berjumpalitan beberapa kali, Auwyang
Hong tahu-tahu telah hinggap di punggung burung bangau 166
putih itu. dengan cepat sekali sepasang tangannya bekerja. Dia
telah melibatkan tangannya pada batang leher bangau yang
panjang itu, dia mencekik dengan keras.
Bangau itu memekik kesakitan dan bingung, dia telah
terbang kesana kemari dan akhirnya hinggap di tanah. Dengan
mengepak-ngepakkan sayapnya, seperti juga memohon agar
Auwyang Hong mengampuninya, melepaskan cekikannya.
Auwyang Hong memang berasal dari wilayah Barat, dia
mengerti cara gulat dari wilayah tersebut. Dengan demikian dia
telah melibat leher bangau itu seperti juga melibat cekikan
pada ilmu gulat.
Sekarang melihat bangau itu seperti menyerah, Auwyang
Hong tetap tak mau melepaskan libatan sepasang tangannya,
juga tidak mau turun.
Bangau putih itu menjadi bingung, dia telah memekikmekik keras, sampai akhirnya suaranya itu perlahan dan
pendek, rupanya nafasnya sudah semakin pendek karena
lehernya tetap dilibat dengan cara cekikan gulat oleh Auwyang
Hong.
Cara mencekik yang dilakukan Auwyang Hong merupakan
cara mencekik yang benar-benar membuat bangau itu mati
daya, karenanya burung bangau itu lemas tidak berkutik lagi.
Dan Auwyang Hong menyadari jika dia mencekik terus,
niscaya burung tersebut akan menemui kematian.
Setelah melihat tubuh bangau putih tersebut lemas tidak
bertenaga dan tidak meronta lagi, Auwyang Hong melepaskan
cekikannya dan melompat ke samping. Sedangkan burung
bangau itu menggeletak diatas tanah, tidak bergerak, nafasnya 167
nampak satu-datu perlahan sekali. Dan lewat beberapa saat
burung bangau tersebut baru dapat berdiri lagi dengan tubuh
yang masih terhuyung-huyung dan telah melangkah mendekati
Auwyang Hong.
Melihat burung bangau itu menghampirinya, Auwyang
Hong tertawa, katanya "Apakah kau minta dihajar lagi?"
Tapi bangau tersebut bukan menyerang, melainkan waktu
sampai dihadapan Auwyang Hong, dia menekuk kedua
kakinya, duduk dihadapan pemuda itu sambil menantikan
perintah.
Auwyang Hong melihat sikap burung bangau itu jadi
tertawa terbahak-bahak, girang bukan main, karena burung ini
telah takluk padanya.
"Bagus!" berseru Auwyang Hong. "Kau akan menjadi
sahabat yang baik.!" Dan Auwyang Hong telah mengulurkan
tangan kanannya, dia mengusap-usap kepala burung itu.
sedangkan bangau itu menelusurkan kepalanya yang berleher
panjang itu kedepan tubuh Auwyang Hong, sepeerti ia ingin
menyatakan bahwa seterusnya ia akan menjadi sahabat setia
padanya.
Suara kodok hijau masih terdengar dari dalam goa
dibawah batang pohon besar itu, suara "krokk, krokk" nya
yang tidak henti-hentinya itu menunjukkan bahwa kalau kodok
itupun ikut girang karena melihat bangau putih itu telah
berhasil ditundukkan oleh Auwyang Hong. Dengan demikian
ancaman pada dirinya jadi lenyap karenanya. Tapi sejauh itu
kodok raksasa masih belum berani muncul dari
persembunyiannya. 168
Auwyang Hong tertawa. Dia menepuk tangannya beberapa
kali seraya panggilnya, "Sahabatku wahai kodok hijau,
keluarlah!, marilah kita bermain dan bersahabat sejati."
Kodok raksasa itu seperti mengerti panggilan Auwyang
Hong, oleh karena sambil bersuara "krokk" dia telah keluar
dari gua di batang pohon raksasa itu, dia menghampiri
Auwyang Hong. Bangau putih berjambul merah itu hanya
mengawasi saja dengan kaki masih tertekuk numprah
disamping Auwyang Hong, tidak terlihat sikap ingin
menyerangnya lagi.
Auwyang Hong girang sekali, dia segera memberikan
nama pada kodok hijau itu dengan sebutan Cengjie. Sedangkan
bangau putih berjambul merah itu dengan sebutan Pekjie.
Dengan demikian kedua binatang luar biasa itu telah menjadi
sahabat dari pemuda she Auwyang ini. sejak masih berusia
belasan tahun Auwyang Hong memang telah gemar
mempelajari ilmu racun dan juga bergaul dengan jenis-jenis
binatang beracun. Sekarang ia memiliki dua sahabat seperti
Srngjie dan Pekjie, maka mudah baginya untuk menghadapi
dan melayani kedua sahabatnya itu.
Jika setiap hari Cengjie menemani Auwyang Hong berlatih
terus dengan ilmu yang baru diciptakan, berdasarkan gerakangerakan kodok yang kemudian diberi mana ilmu ?Ha Mo
Kong? maka Pekjie setiap hari terbang kesana kemari yntyk
mencarikan makanan buat Auwyang Hong. Umumnya Pekjie
pergi dipagi hari dan kembali disore hari dengan membawa
beberapa ekor ikan. Entah Pek jie itu menangkap ikannya itu di
empang mana, tapi setiap sore ia selalu membawa santapan
tersebut pada Auwyang Hong yang kemudian membakarnya
dan melahapnya. 169
Begitulah hari demi hari telah lewat dengan cepat, dan
selama itu Auwyang Hong berhasil menciptakan ilmu Ha Mo
Kong nya demakin sempurna juga. Semula masih terdapat
kelemahan-kelemahan pada ilmu yang diciptakannya itu,
namun dengan berlatih setiap hari bersama Cengjie, maka
kelemahan-kelemahan itu bisa diketahui oleh Auwyang Hong
yang telah merobah dan menyempurnakan ilmunya itu,
menutupi kelemahan-kelemahan yang masih terdapat pada Ha
Mo Kong. Begitulah Auwyang Hong memperoleh kemajuan
pesat. Juga pemuda Auwyang Hong ini memang memperoleh
kenyataan ilmu yang baru diciptakannya itu merupakan ilmu
yang hebat, dan jika ia sudah berhasil melatihnya dengan
sempurna, tentu merupakan ilmu yang luar biasa sekali dan
melebihi dari ilmu-ilmu lainnya yang telah dimiliki
sebelumnya. Karena itu Auwyang Hong semakin bersemangat
saja melatih diri, untuk kelak mengandalkan ilmu Ha Mo Kong
tersebut untuk menghadapi lawan-lawannya dalam pertemuah
di Hoa San yang kedua kalinya, untuk menindih Ong Tiong
Yang dan merubuhkan Tong Sia Oe yok Su, Pak Kay Ang Cit
Kong dan Lam Te Toan Hongya.
Dihari itu Auwyang Hong seperti biasa berlatih diri
dengan Cengjie. Telah beberapa kali dia melatih diri dan ia
merasa cukup. Cengjiepun telah kembali kegoanya di batang
pohon yang besar itu.
Auwyang Hong duduk dibawah batang pohon diluar hutan,
menantikan pulangnmya Pekjie, si bangau putih berjambul
merah yang tak lama lagi akan pulang dengan membawa
beberapa ekor ikan segar untuk santapan orang she Auwyang
ini. Sedangkan Auwyang Hong menggerak-gerakkan kipasnya
untuk mengurangi perasaan panas yang menyerangnya. Waktu 170
itulah pendengarannya yang tajam mendengar suara pekikan
Pekjie dikejauhan. Suara pekikan itu terdengar panjang sekali
dan cepat pula terdengar semakin dekat.
Tak lama kemudian, waktu Auwyang Hong baru saja
melompat berdiri dari duduknya, Pekjie telah terbang
mendatangi dengan memperdengarkan suara pekikan yang
sahut menyehut tidak hentinya.
Yang mengejutkan Auwyang Hong, dia segera melihat
bangau putihnya yang memiliki bulu berwarna putih mulus itu
telah belepotan dengan darah merah. Tampaknya burung bagau
itu telah terluka. Dan waktu bangau itu hinggap disampingnya
sambil menggerak-gerakkan kepalanya memekik tidak
hentinya. Auwyang Hong melihat memang melihat di tubuh
Pekjie terdapat luka bekas tikaman pedang, bukan satu tapi
beberapa tikaman hingga darah merah melumuri tubuhnya.
Muka Auwyang Hong jadi berubah merah padam gusar
bukan main, dia telah mengawasinya dari arah manakah tadi itu
datangnya bangau putih ini, kemudian katanya, "Siapa yang
menikammu Pekjie?"
Bangau itu mengepak-ngepakkan sayapnya, sambil
mengelurkan pekikan yang panjang, rupanya dia hendak
menjelaskan orang yang telah melukainya namun dia tidak bisa
bicara seperti manusia.
"Kita harus berhasil menangkapnya! Jangan sampai dia
lolos lagi!" tiba-tiba terdengar suara seorang yang parau dan
nyaring, disusul beberapa sosok tubuh tampak tengah berlari
mendatangi dengan gesit.
Auwyang Hong mementang matanya lebar-lebar, segera
dilihatnya orang-orang yang tengah berlari-lari itu adalah lima 171
orang wanita yang semuanya berpakaian warna putih. Mereka
berusia belum lebih dari dua puluh tahun. Ditangan masingmasing membawa pedang yang berkilauan yang setiap ujung
pedang itu berlumuran darah.
Auwyang Hong segera dapat menduga bahwa kelima
wanita berpakaian warna putih itulah yang telah melukai
Pekjie, bukankan pedang mereka masing-masing berlumuran
darah merah.
Dengan gerakan yang gesit Auwyang Hong melesat
memapak kelima wanita itu. tanpa berkata sepatah katapun
sepasang tangannya telah bergerak cepat sekali dan tahu-tahu
dia telah dapat merebut kelima batang pedang it. Dengan muka
bengis Auwyang Hong membentak. "Mengapa kalian melukai
Pekjie?!"
Kelima wanita itu yang pedang mereka telah direbut oleh
Auwyang Hong dalam segebrakan tanpa mereka berdaya untuk
mengelakkannya, kaget bukan main. Semua tertegun karena
cara itu cara yang hebat sekali dari Auwyang Hong yang dapat
merebut pedang mereka dengan gerakan yang mudah dan juga
waktu Auwyang Hong bermaksud untuk turun tangan kejam
pada mereka, tentu kelima wanita ini dapat dicelakainya tanpa
mereka berdaya sama sekali. Padahal dalam rimba persilatan,
kepandaian lima wanita berpakaian putih ini sangat tinggi
sekali dan disegani oleh orang-orang kangouw.
"Kau kau siapa?!" tanya salah seorang diantara mereka
yang rambutnya disanggul dua dan memakai sekuntum bunga
Pek lian, teratai putih yang diselipkan diantara tengah kedua
sanggulnya, "mengapa kau merampas pedang kami?"
Auwyang Hong menatap dingin, dia mendengus "hmmm!"
dan tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, dia telah 172
menggerakkan sepasang tangannya lagi, maka terdengar suara,
"tranggg, tranggg, tranggg" beberapa kali, maka kelima pedang
yang berhasil dirampas itu telah patah menjadi puluhan batang
kecil. Tampaknya Auwyang Hong melakukan itu dengan
mudah seperti dia mematahkan lidi saja.
Meta kelima wanita berpakaian serba putih itu telah
terpentang lebar-lebar, mengawsi dengan sorot mata takjub dan
kaget. Mereka menyadari habwa pemuda yang ada dihadapan
mereka ini adalah pemuda yang lihay sekali, yang memiliki
kepandaian yang luar biasa hebatnya. Dan puluhan kali lipat
berada diatas kepandaiannya. Namun kelima wanita itu
penasaran setelah tersadar dari kaget mereka. Kelima wanita ini
telah melompat mengurung Auwyang Hong. Mereka yakin
dengan berlima mengeroyok pemuda itu, tentu sipemuda tak
dapat berbuat banyak pada mereka. Jika tadi pedang mereka
masing-masing telah dapat dirampas pemuda itu, inilah hanya
disebabkan mereka tidak waspada dan bersiaga, dengan
demikian jelas itulah keteledoran yang dilakukan. Tapi kali ini
dengan waspada mereka mengurung Auwyang Hong dan pasti
dapat menghadapi pemuda itu. walaupun pemuda itu tangguh,
toh mereka berjumlah banyak san merupakan semacam barisan
?tin?, barisan mengepung dari pintu perguruan mereka.
"Pemuda lancang!" bentak salah seorang gadis itu,
"Apakah engkau tidak tahu siapa adanya kami? Tidakkah kau
memiliki mata sehingga engkau berani membentur kami?"
Auwyang Hong tertawa dingin.
"Aku tidak peduli siapa kalian atau memang kalian ini
dewi-dewi dari kahyangan atau memang setan-setan jejadian,
yang terutama sekali kalian telah melukai Pekjie! Karena itu
kalian harus memperoleh pengajaran yang setimpal!" bengis 173
sekali suara Auwyang Hong. Memang Auwyang Hong beradat
aseran dan angkuh. Sekarang waktu kelima orang wanita cantik
itu terbukti sebagai orang-orang yang telah melukaibangau
putih itu, membuat Auwyang Hong jadi gusar bukan main.
"Kami memang hendak menangkap bangau putih! Jika
kami memang tidak tertari menangkap hidup-hidup, burung
bangau itu tentu binatang sudah mampus ditangan kami!"
menyahut selah seorang diantara kelima gadis itu.
"Hmmm, mampus di tangan kalian? Oh, oh, enak sekali
bicara kalian? atau memang Pek jie tak punya majikan?
Dengan dilukai begitu, kalian harus membayar mahal! Jika
kalian ingin deberi pengampunan olehku, aku bersedia
membebaskan kalian dari kematian asal kalian mau memenuhi
syaratku!"
"Apa syaratmu?" tanya salah seorang gadis itu penasaran,
karena ingin mengetahui.
"Pertama-tama, kalian cukur rambut kepala!" kata
Auwyang Hong. Kedua, lepaskan seluruh pakaian dan menari
dihadapanku! Ketiga, kalian harus mecium kakiku dan
memanggilku Kongcu!"
Mendengar perkataan Auwyang Hong, muka kelima
wanita itu menjadi berubah merah padam. Mereka malu dan
gusar bukan main. Malah salah seorang diantara mereka yang
berada disebelah kanan telah membentak, "Pemuda kurang
ajar, terimalah pukulan ini untuk kelancangan mulutmu itu!"
dan kepalannya telah menyambar cepat sekali.
Namun Auwyang Hong tidak berkisar dari tempatnya, dia
mendengus dingin, menyampok dan tubuh wanita itu terpental
hebat sekali berguling-guling diatas tanah, dengan sepasang 174
tangannya telah patah tulangnya! Remuk dan teklok tidak bisa
diangkat lagi, dia berdiri dengan merintih kesakitan.
Keempat wanita itu terkejut bukan main, muka mereka
telah berobah menjadi pucat pias dan merekapun bimbang
untuk menerjang maju, karena melihat nasib kawan mereka
yang seorang itu. mereka jadi jeri untuk berurusan dengan
pemuda bertangan telengas itu.
"Baiklah!" akhirnya salah seorang diantara mereka telah
berkata dengan suara dingin. "Pelajaran ini tentu akan kami


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sampaikan pada majikan kami, dan kelak tentu majikan kami
akan berkunjung ke menemuimu! Tidak mudah untuk
menghina dayang-dayangnya Lan ciu Cit pa (Tujuh jago di
Lanciu)!"
Wanita cantik itu menduga begitu dia menyebutkan Lanciu
Cit pa, maka Auwyang Hong akan memperlihatkan sikap
terkejut dan jeri, karena Lanciu Cit pa merupakan tujuh jago
dari lanciu yang memiliki nama sangat terkenal kejam sekali.
Sekali turun tangan jangan harap korbannya bisa selamat
dengan tubuh yang masih utuh.
Tapi apa yang dilihat oleh wanita-wanita cantik itu,
Auwyang Hong hanya tertawa dingin, mendengus beberapa kali dan
matanya mendengus bengis.
"Baik!, seharusnya kalian akan kusiksa sampai mampus!
Tapi sekarang, pilih salah seorang diantara kalian untuk pulang
memberitahukan pada majikan kalian, agar mereka bertujuh
datang padaku! jika tidak, kalian berempat akan kusiksa
sampai mampus!" bengis sekali suara Auwyang Hong.
Lanciu Cit pa (baca Sin Tiauw Hiap Lu, jilid 2 halaman
157) merupakan tujuh orang jago dari Lanciu, yang memiliki
nama tidak kecil dalam dunia persilatan, karena ketujuh jago 175
itu menguasai Kim To Sin Hoat (Ilmu Sakti Golok Emas)
merupakan jago-jago yang tidak sembarangan bisa dihadapi
orang. Juga mereka memiliki ratusan orang dayang yang terdiri
dari wanita-ranita cantik. Mereka menguasai dan merejai dua
daerah, yaitu Lanciu sebagai daerah mereka, juga Hociu
sebagai tempat mereka beraksi, memunggut pajak pada
penduduk, mengadakan berbagai peraturan untuk memeras
para hartawan disana,dan macam-macam cara lain lagi. Mereka
memiliki penghasilan yang sangat besar sekali. Dengan
demikian mereka hidup mewah dan bagaikan tujuh raja kecil.
Tetapi sekarang Auwyang Hong memperlihatkan sikap
yang meremehkan dan tidak memandang sebelah mata pada
ketujuh jago dari Lanciu itu. Dengan demikian membuat
kelima wanita cantik itu yang menjadi dayang-dayangnya
Lanciu Cit pa jadi tertegun. Kemudian mereka sadar dan
dengan murka salah seorang diantara mereka telah melompat
kepada dayang yang tulang-tulangnya remuk, hendak
membawanya untuk dibawa pergi. Sedang ketiga gadis lainnya
telah memutar tubuh mereka juga untuk berlalu.
Melihat ini Auwyang Hong mendengus dingin, bentaknya
bengis, "Ingi pergi kemana kalian? Sudah kukatakan, yang
boleh meninggalkan tempat ini hanya salah seorang diantara
kalian, yang empat lainnya harus berdiam disini!" dan
berbareng dengan perkataannya, Auwyang Hong telah
menjejakkan kakinya. Tubuhnya mencelat cepat sekali. Tahutahu kelima gadis yang mengaku sebagai dayang-dayang
Lanciu Cit pa itu telah jungkir balik menggelinding di tanah
sambil mengeluarkan suara jeritan kesakitan dan kaget.
Auwyang Hong telah berdiri bengis memandang mereka
dengan mata mendelik. 176
"Kau yang boleh meninggalkan tempat ini untuk melapor
pada majikan-majikan kalian!" katanya sambil menunjuk pada
dayang-dayang yang remuk tulang tangannya. "Empat lainnya
berdiam disini!"
Dayang yang seorang itu, yang kedua tulang tangannya
telah remuk meringis, tanpa mengeluarkan suara dia telah
memutar tubuhnya untuk berlari meninggalkan tempat itu.
Keempat dayang lainnya berdiri dengan muka pucat pasi.
Mereka tidak berani untuk meninggalkan tempat itu, karena
mereka tahu, begitu mereka bergerak, maka Auwyang Hong
akan membuat mereka jungkir balik seperti tadi.
Auwyang Hong waktu itu dengan muka yang bengis telah
menghampiri sambil menyeringai.
"Kalian telah melukai Pekjie, karena itu kalian harus
menerima pelajaran yang setimpal dengan perbuatan kalian!"
kata Auwyang Hong dengan bengis. Tahu-tahu tubuh
Auwyang Hong telah berkelebat-kelebat gesit sekali, maka
keempat gadis yang menjadi dayang-dayangnya Lanciu Cit pa,
jadi kabur pandangan matanya, tahu-tahu mereka merasakan
tubuh mereka tersilir angin silir dan dingin sekali dan terasa
ringan, yang membuat mereka jadi kaget dan mengeluarkan
jeritan, ternyata pakaian mereka telah dilucuti oleh Auwyang
Hong, sehingga keempat gadis itu berdiri dalam keadaan polos
tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka! Angin yang
berhembus menerpa tubuh mereka masing-masing membuat
mereka merasa dingin sekali.
Keempat gadis itu memutar tubuh mereka membelakangi
Auwyang Hong, karena mereka malu, murka dan penasaran
sekali, namun mereka tidak berdaya. 177
"Hmmm, kalian menduga aku mata keranjang!" kata
Auwyang Hong, suaranya tetap bengis. "Sebetulnya siapa sudi
menlihat tubuh kalian yang seperti babi-babi buduk itu?
Hmmm, judteru aku mengehendaki Pekjie membalas sakit
hatinya pada kalian!"
Setelah berkata Auwyang Hong tertawa bergelak-gelak.
Dia melompat kebawah sebatang pohon, duduk disitu dengan
satu kali diangkat menumpang pada kaki yang lainnya, dan
diapun telah menepuk tangannya beberapa kali.
Pekjie mengeluarkan pekikan ketika mendengar suara
tepukan tangan dan terbang ketengah angkasa.
"Patuki mereka Pekjie!" perintah Auwyang Hong. Dia
telah terbang menukik dan menggerakkan lehernya yang
panjang. Paruhnya yang panjang itu akan mematuk tubuh salah
seorang dari keempat dayang itu.
Dayang itu tengah diliputi perasaan malu bukan main,
dalam keadaan tidak mengenakan penutup tubuh, kikik buat
dia bergerak, karena Auwyang Hong menyaksikan dengan
tertawa gembira. Tapi sekarang bangau putih berjambul merah
itupun telah datang.
Dia berusaha mengeos dengan memiringkan tubuhnya,
namun gagal, punggungnya kena dipatuk. Seketika kulit
punggungnya yang semula putih dan halus jadi dilumuri darah
yang memerah karena luka kena patukan.
Ketiga dayang lainnya jadi nekat, mereka telah
menjejakkan kaki mereka untuk melarikan diri dalam keadaan
bertelanjang begitu.
Namun Pekjie yang rupanya kini telah punya kesempatan
untuk membalas sakit hatinya, tak mau melepaskan ketiga 178
dayang itu. Sekarang mereka tidak mempergunakan pedang.
Dengan demikian Pekjie dapat berbuat leluasa pada mereka.
Sengan menggunakan sayapnya yang besar dan lebar itu,
digerakkan secara bergantian, Pekjie telah mengebut berulang
kali, maka tubuh ketiga dayang itu telah tersampok terpelanting
diatas tanah.
Membarengi itu Pekjie juga telah terbang menukin dan
mematuki bergantian. Ketiga dayang itu berguling-guling di
tanah sambil memekik-mekik kesakitan.
Yang seorang, punggungnya telah terluka dengan
mementang lebar-lebar untuk melarikan diri. Pekjie waktu itu
tengah sibuk mematuki ketiga dayang lainnya. Namun berlari
tiga atau empat langkah, tahu-tahu menyambar sebutir batu
yang pesat sekali. Batu kecil itu menghantam pinggang dayang
yang seorang itu, yang seketika terjungkal sambil menjerit
kesakitan.
Mendengar jeritan dayang itu, Pekjie menoleh dan terbang
kini mematuki dayang yang seorang itu, yang jadi panik
bergulingan diatas tanah. Auwyang Hong yang menyaksikan
semua itu tertawa gembira. Tadi dialah yang telah
menimpukkan batu kecil yntuk mencegah dayang yang seorang
ini melarikan diri. Hatinya panas dan gusar melihat dayangdayang itu melukai Pekjie. Karenanya sebagai seorang yang
meiliki sifat yang kejam, See tok telah berusaha membalas
sakit hati Pek jie dengan caranya sendiri.
Pekjie tidak puas-puasnya mematuki tubuh halus mulus
dari keempat dayang tersebut, sehinggay dayang-dayang itu
jadi dilumuri darah, menderita luka-luka disekujur tubuhnya.
Mereka menangis menggerung-gerung, memohon pengamunan
dari Auwyang Hong. Untuk melarikan diri tidak bisa dan 179
Pekjie masih mematuki mereka, sehingga mereka menderita
luka parah disekitar tubuh mereka. Untuk memberikan
perlawanan juga tidak bisa. Jalan satu-satunya mereka hanya
memohon dari Auwyang Hong.
Auwyang Hong tertawa terbahak-bahak. Dia tidak segera
perintahkan Pekjie untuk menghentikan patukannya itu, dia
hanya mengawasi saja. Akhirnya setelah melihat sekujur tubuh
keempat gadis itu berlumuran darah, muka mereka ada yang
terluka oleh patukan, Auwyang Hong baru menepuk tangannya
dan berkata, "Cukup Pekjie!"
Lalu keempat dayang-dayangnya Lanciu Cit pa telah
diperintahkan oleh Auwyang Hong untuk berdiri berbaris
dihadapannya. Walaupun malu, keempat dayang itu tidak
berani membantah, karena mereka kuatir kalau mereka akan
disiksa lebih jauh oleh Auwyang Hong. Karenanya mereka
telah berbaris dihadapan Auwyang Hong dengan kepala
masing-masing tertunduk dalam-dalam.
"Sekarang kalian beerempat harus menari!" kata Auwyang
Hong sambil nyengir girang karena telah berhasil
melampiaskan kemendongkolannya.
Keempat dayang itu berdiri bingung dan ketakutan. "Cepat
menari!" bentak Auwyang Hong bingung.
Sebetulnya keempat dayang itu tidak bisa menari, tapi
mereka tengah ketakutan, karenanya mereka telah
menggerakkan kedua tangan dan kaki mereka berusaha untuk
menari, sehingga waktu itu terlihat pemandangan yang aneh
sekali. Empat wanita yang bertelanjang dan sekujur tubuh
berlumuran darah, tengah menari-nari dengan gerakan yang
kaku dan canggung. 180
Auwyang Hong tertawa terbahak-bahak. "Ayo menari
sebaik mungkin, siapa tariannya paling bagus dan menarik, dia
yang akan segera dibebaskan!" kataAuwyang Hong.
Keempat dayang yang tengah diliputi perasaan malu dan
takut. Telah berusaha untuk berlomba-lomba menari sebaik
mungkin, walaupun mereka tidak pandai menari, toh mereka
berusaha menari sebaik mungkin dengan menggerak-gerakkan
tubuh dan sepasang tangan atau kaki agar tampak gerakan
mereka merangsang walaupun dengan tubuh yang berlumuran
darah.
Auwyang Hong mengawasi tarian keempat dayang itu
sambil tertaw terbahak-bahak, dia melambaikan tangannya
memanggil Pekjie dan waktu bangau putih berjambul merah itu
berdiri disampingnya, Auwyang Hong mengeluarkan obat
bubuk yang segera diborehkan pada luka-luka di tubuh burung
bangau putih berjambul merah itu.
"Ohhh, suatu pertunjukan yang hina dina rendah sekali,
wanita-wanita cantik harus menari bertelanjang dihadapan
lelaki buaya darat bajingan tengik.! Tiba-tiba terdengar suara
seorang yang berkata dengan nada mengejak.
Suara itu suara seorang wanita.
Auwyang Hong menoleh, namun dia tidak melihat orang
yang berkata itu.
Sepasang alis Auwyang Hong mengkerut kala dia
mendengar lagi kata-kata, "Laki-laki keparat yang tidak tahu
malu, mengapa tidak segera melepaskan mereka?"
Auwyang Hong segera mengetahui bahwa wanita itu
berkata dari jarak jauh dengan memakai ilmu mengirim suara. 181
Itulah Iwekang yang telah mencapai tingkat paling tinggi
dan sempurna, karena orangnya belum lagi tiba, namun
suaranya telah sampai lebih dulu dengan jelas sekali.
"Siapa kau? Mengapa tidak memperlihatkan diri untuk
menyaksikan bersama penari-penari jelita yang menarik?"
berseru Auwyang Hong sambil menggunakan Iwekangnya.
"Hmmm!" terdengar sahutan wanita yang tidak tersengar
orangnya itu. "Perbuata yang rendah!" Lalu tampak sesosok
tubuh yang berkelebat cepat sekali mendatangi, dibelakangnya
terlihat sosok tubuh lainnya yang sama ringannya berlari pesat
sekali. Malah waktu itu terdengar orang yang tengah
mendatangi itu seperti bersenandung. Suaranya jelas terdengar
oleh Auwyang Hong.
"Cu pong yang berangan-angan merobohkan Cin,
Pernah mengambil sepatu di kolong jembatan,
Membantu Han mendirikan dinasti baru,
Berdiri tegak seperti tiang kerajaan,
Setelah tugas selesai, ia mengikut Dewa Cek Siong Gu,
Sambil mengibas tangan baju, segala harta ia tinggalkan,
Memang juga orang luar biasa dan tidak luar biasa.
Thian tidak gampang-gampang mau diturunkan."
Ketika senandung itu sampai perkataan ?mau diturunkan?. maka kedua orang itu telah tiba dihadapan
Auwyang Hong. Mereka adalah dua orang wanita yang cantik
jelita, berusia kira-kira dua puluh lima tahun, sedangkan
dibelakangnya seorang gadis berusia lima atau enam bels
tahun.
Dilihat dari pakaian wanita ini yang berbeda, maka jelas
mereka adalah majikan dan pelayan. Tentunya gadis yang 182
berusia belasan tahun tahun itu adalah pelayannya. Namun
ginkang yang mereka perlihatkan benar-benar sungguh
mengagumkan.
Auwyang Hong sendiri yang melihat cara datangnya
kwdua wanita ini jadi memandang takjub. Jika gadis
dibelakang itu, yang berusia belasan tahun, mungkin Auwyang
Hong masih bisa tidak begitu memandang mata, tapi justru
wanita yang datang terlbih dulu yang berusia dua puluh lima
tahun itu dengan pakaian yang sangat reboh dan mewah,
dengan rambut disanggul dua dan juga mengenakan antinganting yang berkilauan terjuntai culup panjang, terbuat dari
berlian dan permata lainnya yang dirangkai indah sekali,
mempunyai ginkang yang luar biasa tingginya, karena
sepasang kakinya seperti tidak menginjak tanah waktu dia
berlari-lari mendatangi.
"Lelaki keparat tidak tahu malu, mengapa kau menyiksa
keempat gadis itu? Apa salah mereka?" tanya wanita berusia
dua puluh lima tahun itu.
Auwyang Hong setelah tertegun sejenak lalu tertawa
mengejek, kemudian dengan bengis ia menegur. "Apakah
engkau diutus oleh Lanciu Cit pa?"
"Lanciu Cit pa?" tanya wanita berusia dua puluh lima
tahun ini sambil tertawa dingin. "Siapa itu Lanciu Cit pa? Aku
tak kenal dengan mereka!"
"Hmm lalu mengapa kau mau turut campur urusanku?"


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanya Auwyang Hong dingin. "Apakah kau minta dihajar
juga?" sambil bertanya begitu Auwyang Hong mengawasi
dengan mendelik pada wanita itu dengan bengis. 183
Wanita itu tercengang mendengar perkataan Auwyang
Hong.
"Kau hendak menghajar aku?" tanyanya. "Mungkinkah
itu? Bisakah kau melakukannya? Dapatkah kau menghajarku?"
Auwyang Hong jadi naik darahnya, dengan cepat ia
melangkah mendekati wanita itu. Dia telah mengulurkan kedua
tangannya, ingin mencengkram pundak wanita itu dengan jarijari tangannya yang disertai Iwekang yang kuat sekali.
"Akan kubuktikan bahwa aku bukan hanya bicara mainmain!" kata Auwyang Hong.
Tapi wanita berusia dua puluh lima tahun itu tertawa
dingin. Dia sama sekali tidakmengelak dari cengkraman
Auwyang Hong walaupun dia mendapat kenyataan kalau
Auwyang Hong bukanlah orang sembarangan, sebagai orang
yang memiliki kepandaian tinggi dan sempurna.
Jari-jari tangan Auwyang Hong telah sampai pada
sasarannya, namun yang membuat Auwyang Hong kaget,
justru jari-jari tangannya itu seperti mencengkram baja yang
licin yang keras dan tidak dapat dicengkram. Dengan begitu,
jari-jarinya itu melejit dan gagal mencengkram pundak
lawannya.
Wanita cantik itu, telah memperdengarka suara tertawa
dingin.
"Seumur hidupku aku paling benci pada laki-laki yang
memang tidak ada satupun yang baik! Ternyata dugaanku
bahwa di dunia ini tidak ada laki-laki yang tidak ada sahanya.
Sekarang terbukti, engkau merupakan sekian banyak laki-laki
yang terdapat di dunia ternyata engkaupun merupakan laikilaki buruk yang memiliki watak yang rendah.!" Sambil 184
berkata begitu, wanita cantik tersebut tidak berdiam diri saja,
karena tangan kanannya tahu-tahu telah mengebut kearah dada
Auwyang Hong dengan dorongan jari telunjuknya yang akan
menotok.
Serangan wanita itu merupakan jurus yang biasa saja
nampaknya, namun buat Auwyang Hong itulah cara
menyerang yang hebat dan mematikan, karena Auwyang Hong
melihat bahwa wanita cantik itu menyerang ke jalan darah
?Hian kian hiat?nya yang terletak didadanya. Dan jika
seseorang tertotok jalan darahnya itu tentu akan terbinasa saat
itu juga, atau jika yang tertotok jalan darahnya itu memiliki
tenaga Iwekang yang sempurna, sedikitnya akan menjadi
lumpuh dan cacat seumur hidup. Yang lebih mengejutkan lagi
tenaga Iwekang yang dipergunakan wanita cantik tersebut,
karena belum lagi jari telunjunya itu tiba pada sasarannya, dari
ujung jari telunjuknya itu telah tersalur keluar hawa yang tajam
sekali, tenaga serangan yang halus namun menusuk sehingga
Auwyang Hong menggigil menahan perasaan nyeri walaupun
dia belum lagi terserang.
Tapi Auwyang Hong sebagai salah satu diantara kelima
jago luar biasa yang ada didaratan Tionggoan, mana dapat
diserang begitu saja. Walaupun terkejut, Auwyang Hong tidak
begitu gugup. Dia cepat-cepat menarik lagi tangannya untuk
diluruskan turun ke bawah kemudian meluncur kedepan dan
menghantam dada sebelah kiri wanita cantik itu.
Wanita cantik itu menangkisnya. "Bukkk!" perlahan sekali
terdengar benturan mereka, namun kesudahannya sangat
mengejutkan bukan main karena tubuh Auwyang Hong tergetar
hebat, malah ia tidak bisa mempertahankan kuda-kuda kedua
kakinya yang seketika tergempur sampai melangkah mundur
satu tindak. 185
Sedangkan wanita cantik itu bergoyang tubuhnya, namun
tidak sampai terhuyung mundur, masih dapat mempertahankan
kuda-kuda kedua kakinya tidak sampai tergempur.
Sebagai seorang yang memiliki kepandaian yang telah
sampai pada puncaknya, dalah satu kali gebrakan seperti
Auwyang Hong seketika mengetahui bahwa wanita cantik
berusia dua puluh lima tahun itu memiliki kepandaian yang
berimbang dengannya, malah boleh jadi menang sedikit dari
dia! Karena itu Auwyang Hong jadi bersikap jauh lebih hatihati, memperlihatkan sikap heran dia menegur, "Siapa kau
sebenarnya?"
**** JILID 6
WANITA cantik itu sendiri tampak
terkejut. Dia melirik kepada pelayannya,
seperti dia hendak memberitahukan bahwa
lawan yang tengah dihadapinya ini
merupakan seorang lawan yang memiliki
kepandaian tinggi sekali dan tidak boleh
dianggap enteng. Barulah setelah itu dia
menyahuti, "Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie
Yang!"
Mendengar perkataan wanita ini, mulut Auwyang Hong
terbuka. Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie Yang berarti 186
"Disebelah Selatan ada Lim, disebelah Utara ada Ong, yang
wanita lebih menang dari yang lelaki." Inilah hebat, karena
Auwyang Hong segera teringat kepada seseorang, dia
mementang sepasang matanya memandang seperti tidak
mempercayai yang dilihatnya.
"Apakah engkau yang bernama Lim Tiauw Eng?" tanya
Auwyang Hong kemudian.
Wanita cantik itu mengangguk.
"Tidak salah!" sahut wanita cantik yang bernama Lim
Tiauw Eng. "Sekarang apakah engkau masin ingin meneruskan
niatmu untuk kita mengadu ilmu? Kulihat kepandaianmu tidak
rendah. Tentunya engkau salah seorang dari Lima Jago Luar
Biasa yang pernah mengadakan pertemuan dengan Ong Tiong
Yang!"
Auw Yang Hong mengangguk.
"Tepat! Menarik sekali, tidak kusangka bahwa See Tok
Auwyang Hong kali ini bisa memiliki jodoh bisa bertemu
dengan Lam Lim Sian Lie yang memiliki kepandaian begitu
hebat.. memang diantara Lima Jago Luar Biasa, Ong Tiong
Yang yang lebih menang. Dia yang telah berhasil memperoleh
Kiu Im Cin Keng, dan kudengar bahwa perkataan Lam Lim
Pak Ong, Im Seng Ie Yang tidak salah sedikitpun juga, dimana
Lim Tiauw Eng memang lebih menang dari Ong Tiong Yang!
Ha, ha, ha, ha, bagus. inilah yang dinamakan rezeki! Hmm..
tentunya aku Auw Yang Hong beruntung bisa bertemu dengan
Lam Lim yang begitu terkenal dengan kehebatannya dan akan
dapat petunjuk!"
Waktu berkata begitu, sebagai seorang yang cerdik dan
licik, Auw Yang Hong juga telah berpikir dalam hatinya. "Dia 187
adalah Lam Lim Tiauw Eng, dengan begitu, dia merupakan
lawan yang tak ringan, karena menurut kabar yang kudapat,
kepandaian Lam Lim setingkat diatas kepandaiannya Ong
Tiong Yang.! Hmmm, aku harus mencoba beberapa jurus
untuk membuktikan apakah seorang wanita seperti dia memang
bisa memiliki kepandaian yang melebihi Ong Tiong Yang?"
Auw Yang Hong berpikir begitu karena dia penasaran sekali.
Dia tidak yakin Ong Tiong Yang satu tingkat dibawah Lam
Lim tersebut, setidak-tidaknya Ong Tiong Yang tentunya
mengalah pada Lim Tiauw Eng, waktu mereka bertanding
tentunya Ong Tiong Yang tidak menurunkan tangan sepenuh
hati, dengan begitu pula akhirnya Ong Tiong Yang dinyatakan
berada satu tingkat dubawah Lim Tiauw Eng dan Auw Yang
Hong ingin coba-coba beberapa jurus dari kepandaian wanita
ini. Memang didalam rimba persilatan belakangan ini telah
muncul perkataan ?Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie Yang?
(Disebelah Selatan ada Lim, disebelah Utara ada Ong, yang
wanita lebih menang dari yang lelaki), perkataan itu ditujukan
untuk Lim Tiauw Eng dan Ong Tiong Yang. Lim Tiauw Eng
yang berada diselatan yaitu Lam Lim, sedangkan Ong Tiong
Yang berada di Utara yaitu Pak Ong. Dan perkataan itu juga
ada seterusnya yang menyetakan bahwa LiM Tiauw Eng lebih
menang dari Ong Tiong Yang, yaitu yang wanita lebih menang
dari yang lelaki. Banyak jago-jago terkemuka rimba persilatan
yang meragukan perkataan tersebut, sebab mereka telah
mengetahui siapa adanya Ong Tiong Yang yang memiliki
kepandaian luar biasa sempurnanya. Namun sekarang justru
Ong Tiong Yang dinyatakan berada di bawah satu tingkat dari
Lim Tiauw Eng, termasuk juga Auwyang Hong yang jadi
penasaran sekali, karenanya ia hendak melihat seberapa tainggi
kepandaian yang dimiliki Tiauw Eng. Walaupun tadi mereka 188
telah bergebrak dalam satu kali gebrakan itu, Auwyang Hong
telah memperoleh kenyataan bahwa kepandaian Lim Tiauw
Eng memang berimbang dan tidak berada disebelah bawah
kepandaiannya, namun Auwyang Hong yakin jika memang
mereka bertanding dalam beberapa jurus lagi tentu Lin Tiauw
Eng tidak lebih tinggi kepandaiannya.
"Tidak kusangka bisa bertemu dengan See Tok disini!"
kata Lim Tiauw Eng, "Hmm, ini suatu kebetulan yang
diharapkan juga sulit untuk terkabul!"
"Ya, ya, mari kita bermain-main, See Tok hendak minta
petunjuk beberapa jurus dari Lam Lim!" kata Auwyang Hong
dengan sikap bersiap sedia untuk menerima serangan.
Tapi Lam Lim telah menggeleng dan kemudian Lim
Tiauw Eng berkata, "Aku tidak memiliki selera untuk mainmain dengan kau! Hanya ada sesuatu yang hendak kutanyakan
padamu!"
"Apa yang hendak kau tanyakan?" tanya Auwyang Hong
dengan mata terpentang lebar menantikan dengan tidak sabar.
"Prihal Ong Tiong Yang"
"Ong Tiong Yang?, kenapa dengan Ong Sin Thong?,
apakah dia telah mampus?!"
"Bukan, bukan begitu! Justru aku tengah mencarinya,
namun kami tidak berhasil menemui jejaknya..!" menyahut
Lim Tiauw Eng.
Auwyang Hong tertawa. See Tok memang licindan licik
sekali, biarpun memang dia tak mengetahui entah dimana
beradanya Ong Tiong Yang pada waktu itu, toh dia menyahuti
juga. "Kukira dengan adanya kuil Tiong Yang Kiong, tentu 189
disitu pula adanya Ong Tiong Yang. Kemana lagi kita harus
mencarinya? Jelas hanya perlu mendatangi gunung Ciong Lam
San maka kita bertemu dengannya disana!"
Lim Tiauw Eng tertaw dingin.
"Justru dia telah meninggalkan Ciong Lam San dan dia
juga telah meninggalkan kuil Tiong Yang Kiong! Kami telah
mencari-cari jejaknya selama satu tahun, namun selama itu
kami tidak juga dapat bertemu. Dia telah menghilang seperti
juga telah menyusup masuk kedalam bumi!"
"Atau mungkin juga memang Ong Tiong Yang telah
mampus?" tanya Auwyang Hong sambil tertawa. "Dan jika
memang tidak berhasil menemukannya di Tiong Yang Kiong,
atau juga tidak berhasil mencari jejaknya disekitar gunung
Ciong Lam San, maka kita harus mencarinya di kuburannya!"
Muka Lim Tiauw Eng berobah merah karena mendongkol,
dia telah berkata dingin, "Hmm kau jangan bicara ngaco
balau!"
"Aku tidak bicara ngaco balau! Aku bicara sesungguhnya!
Menurut pendapatku memang Ong Tiong Yang tidak pernah
meninggalkan Tiong Yang Kiong atau Ciong Lam San! Eh ya,
ada urusan apa kau mencari-cari Ong Tiong Yang?"
Bola mata Lim Tiauw Eng berputar, dia tidak segera
menyahuti, tapi matanya yang bening memancarkan sinar
pembunuhan. Setelah berdiam diri ragu-ragu beberapa saat
lamanya, barulah dia menyehuti, "Aku mencarinya untuk
mengikat kaki dan memborgol kedua tangannya! Dia telah
mengingkari janjinya sendiri, dia telah melanggar sumpahnya!"
"Melanggar janji dan sumpah?" tanya Auwyang Hong
heran dan tertarik hatinya, kedua matanya terpentang lebar- 190
lebar dengan kedua biji matanya berputar-putar, tapi kemudian
dia tertawa, katanya, "Akh, engkau jangan bicara main-main,
bagaimana bisa Tong Sin Thong yang begitu saleh, jujur dan
lurus bisa melanggar janji dan sumpahnya sendiri? Kau sendiri
yang mungkin ngaco balau!"
Mendengar perkataan Auwyang Hong, Lim Tiauw Eng
naik darahnya, tangan kanannya dikibaskan. Serangkum angin
yang kuat menerjang pada Auwyang Hong.
Namun See Tok yang memang sejak tadi bersiap sedia,
melihat gerakan Lim Tiauw Eng telah melompat menyingkir
sambil tertawa-tawa.
Angin serangan itu telah jatuh menghantam sebatang
pohon, yang mewakili Auwyang Hong menerima pukulan itu,
seketika itu pula batang pohon itu menjadi hancur berkepingleping, bukan hanya tumbang, tapi hancur menjadi ratusan
potongan kecil-kecil.
Auwyang Hong meleletkan lidahnya, lalu tertawa sambil
memuji untuk mengejek. "Sungguh ilmu luar biasa,
mengejutkan benar!"
Lim Tiauw Eng menggerendengan dengan suara yang
tidak jelas. lalu berkata, "Aku bicara apa adanya! Kami yaitu
aku dengan Tong Sin Thong memang telah bertanding.
Sebelumnya kami mengadakan perjanjian, jika dia kalah
ditanganku, maka selama sepuluh tahun dia harus menemaniku
di Ciong Lam san, dan selama itu dia tak boleh meninggalkan
gunung itu. Disamping itu , diapun untuk seterusnya harus
berdiam baik-baik didalam kuil Tiong Yang Kiong menjadi
Tosu!" 191
"Bukankah Tong Sin Thong sekarangpun menjadi hidung
kerbau? Bukankah dengan begitu dia telah menepati
janjinya?!" kenapa engkau masih mengejar-ngejarnya?" tanya
Auwyang Hong dengan sikap menyindir. "Hmm, hmm
mencurigakan sekali, tentu ada sesuatunya yang ehemm,
ehemm!"
Auwyang Hong tidak meneruskan perkataannya, dia telah
tertawa bergelak-gelak.
Muka Lim Tiauw Eng jadi berobah merah. Dia
mengetahui dirinya telah disindir. Da gusar bukan main.
Namun Lim Tiauw Eng meneruskan lagi perkataannya.
"Sekarang ini justru Ong Tiong Yang telah meninggalkan juga
Ciang Lam san dan Tiong Yang Kiong, tidak meninggalkan
jejak, tentu saja aku harus mencarinya guna menuntut janji dan
sumpahnya.
Auwyang Hong mengerutkan sepasang alisnya, kemudian


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia nyengir, katanya, "Baik, jika memang demikian, aku akan
menawarkan jasa baik kepadamu, bagaimana jika aku bantu
padamu untuk bersama-sama mencari Tong Sin Thong?"
Muka Lim Tiauw Eng berubah merah, dia meludah dengan
sikap mendongkol.
"Ciss! Lelaki tidak tahu malu! Siapa yang kesudian
melakukan perjalanan bersamamu? Siapa yang sudi menerima
bantuanmu? Siapa yang ingin dibantu olehmu? Ciss, ciss,
semua lelaki tidak ada yang baik, bukan hanya Ong Tiong
Yang, rngkaupun salah seorang dari kelima jago luar biasa,
jelas bukan sebangsa manusia baik-baik!"
Auwyang Hong nyengir lagi. 192
"Eh, eh, mengapa jadi memaki. Tong Sin Thong dan diriku
sebagai lelaki yang tidak karuan macam, sebagai manusia bulu
campuran? Sungguh mencurigakan sekali, benar-benar
mencurigakan sekali bahwa kau telah pernah disakiti hati oleh
Tong Sin Thong, ha ha ha ha ha ha ha ha."
Muka Lin Tiauw Eng berubah merh padam. Naik darahnya
melihat sikap Auwyang Hong, tahu-tahu tangannya bergerak
dan telah mengulur untuk menghajar Auwyang Hong. Namun
Auwyang Hong juga cepat sekali telah berjongkok dan
mengangkat kedua tangannya, maka ketika itu juga telah
terdengar suara ?Dukk? yang kuat, karena Auwyang Hong
sekali ini mempergunakan ilmu ciptaanya sendiri yaitu Ha Mo
Kong. Dia menghadapi senrangan Lim Tiauw Eng dengan
tujuh bagian tenaganya.
Lim Tiauw Eng telah mengebut tida kali dengan kedua
tangannya bergantian, ketika derangan itu yang dikenal dengan
pukulan "Sam Yan Touw Lim, atau tiga burung walet masuk
kebutan" adalah pukulan yang paling hebat dari Kouw Bok
Pay. Seperti diketahui bahwa Lim Tiauw Eng merupakah
seorang pendekar wanita yang memiliki kepandaian yang
sangat hebat sekali, telah sampai pada puncak kesempurnaan
ilmu Iwekang ataupun ilmu pedangnnya, sehingga ia berhasil
menindih Ong Tiong Yang penyebabnya timbulnya perkatan
"Lam Lim Pak Ong, Lam Sng Ie Yang" dengan demikian
berarti jelas ketiga kebutan kedua tangannya itu bukanlah
pukulan yang sembarangan.
Tapi ilmu Ha Mo Kong yang telah diciptakan oleh
Auwyang Hong pun bukan ilmu sembarangan. Jika dulu, waktu
diadakan pertemuan di Hoa San, dia memang telah memiliki
ilmu Ha Mo Kong tersebut, yang memang diberi nama Ha Mo
Kong, namun Auwyang Hong justru melatih diri lewat 193
gerakan-gerakan yang dilihatnya dari kodok-kodok kecil yang
biasa saja. Waktu itupun dia telah melatih ilmu Ha Mo
Kongnya tersebut, disaat usianya masih muda sekali, belum
lagi terjun dalam rimba persilatan dan kemudian telah
berselang sekian tahun dan dia telah dewasa, lalu mengambil
bagian pada pertemuan di Hoa San, dia telah dirubuhkan oleh
Ong Tiong Yang. Dengan demikian Auwyang Hong
merasaskan bahwa Ha Mo Kong yang telah dimilikinya itu
tidak sempurna. Lalu secara kebetulan dia telah bertemu
dengan Cengjie, kodok raksas yang memiliki gerakan-gerakan
yang aneh. Sekali lagi Auwyang Hong menciptakan ilmu Ha
Mo Kong, tentu saja dengan gerakan-gerakan yang baru dan
juga tidak ada hubungannya dengan Ha Mo Kong yang pernah
dimilikinya, karena gerakan-gerakan dari Cengjie barulah
merupakan gerakan-gerakan yang luar biasa hebatnya ketika
dia telah menyeringnya dan mengolahnya menjadi semacam
ilmu silat. Tetap Auwyang Hong menamakan ilmu yang baru
diciptakan itu dengan nama Ha Mo Kong, karena pertama-tama
ilmu tersebut diciptakannyapun lewat gerakan-gerakan seekor
kodok, walaupun seekor kodok yang luar biasa dan merupakan
binatang raksas yang memiliki gerakan-gerakan yang aneh.
Kedua, tentu saja sebagai salah seorang dari kelima jago luar
biasa, yang telah diakui sebagai salah seorang guru besar.
Diantara keempat guru besar tersebut. Auwyang Hong tak
bisa sembarangan mengganti ilmunya. Dia menamakan Ha Mo
Kong juga, dengan harapan kelak lawan-lawannya
beranggapan dia melatih Ha Mo Kongnya dengan baik dan
mendapat kemajuan pesat. Tentu saaja hal itu untuk
kepentingan harga dirinya. Lalu faktor betul tak disadari oleh
Auwyang Hong , justru dia dapat kemajuan yang cepat sekali
dan bisa menguasai ilmu Ha Mo Kongnya yang baru. Inipun
ada sangkut pautnya dengan ilmu Ha Mo Kong nya yang dulu. 194
Dulu dia memiliki ilmu Ha Mo Kong, walaupun tidak selihai
Ha Mo Kong yang sekarang, tokh sedikitnya Auwyang Hong
jadi mengenal watak dan sifat seekor kodok yang kini dia
belajar dan menciptakan Ha Mo Kong yang baru lewat kodok
raksasa yang besar itu, Cengjie, maka lancar sekali dia
menciptakan ilmunya, walaupun tanpa disadarinya, gerakan
dan jurus Ha Mo Kong yang baru memiliki banyak persamaan
dengan Ha Mo Kong yang lama, namun tokh memang hasilnya
jauh lebih hebat beberapa kali lipat dari Ha Mo Kongnya yang
lebih dahulu itu. dan ini tak disadari oleh Auwyang Hong. Dia
hanya tahu bahwa Ha Mo Kongnya yang kini jauh lebih
dahsyat dibandingkan dengan ilmunya yang dulu.
Karenanya, waktu kedua telapak tangan Auwyang Hong
telah menangkis tenaga serangan Lim Tiauw Eng tenaga
mereka saling bentur dengan hebat. Kaki Auwyag hong telah
melesak kedalam belasan dim malah hampir kelututnya. Inilah
hebat sekali membuktikan tekanan tenaga Lim Tiauw Eng kuat
bukan main dan tenaga Auwyang Hong pun luar biasa
sempurnanya.
Sedangkan Lim Tiauw Eng sendiri telah terhuyung
mundur tiga langkah kebelakang dengan muka merah padam.
"Memang tidak percuma kau duduki dalam barisan Lima
Jago Luar Biasa, karena kepandaianmu memang tak rendah,
cukup lumayan!" mengejek Lim Tiauw Eng.
Auwyang Hong telah melompat menarik keluar kedua
kakinya dari dalam tanah. Dia tertaw dan katanya, "Siapa yang
bilang kepandaianku rendah? Hmmm, jangan kau beranggapan
di dunia ini tak ada yang bisa menandingimu, karena kau bisa
menindih Ong Tiong Yang. Aku yakin Tong Sin Thong hanya
mengalah padamu dan tak sungguh-sungguh bertempur dengan 195
kau hmm, masi kita main-main lagi seribu jurus.. See Tok
Auwyang Hong akan menemanimu!"
Sambil berkata begitu, tak hentinya Auwyang Hong
menggerak-gerakknay tangannya, dia telah bersiap untuk
menerima serangan. Tampaknya ia fatal sekali ingin
bertempur.
Perlu diketahui, seorang yang telah memiliki kepandaian
tinggi, tentu gembira jika memperoleh seorang lawan yang
memiliki kepandaian yang lebih tinggi setidak-tidaknya
berimbang dengan kepandaiannya, sehingga semangat
bertempurnya itu akan terbangun. Demikian juga halnya
dengan Auwyang Hong.
Namun Lim Tiauw Eng telah menggelengkan kepalanya,
katanya, "Sudah kukatakan bahwa aku tidak memiliki selera
untuk main-main dengan kau! Aku tengah mencari jejak Ong
Tiong Yang. Jika memang kau penasaran, akhir tahun ini aku
menantikan kau dikuburan Mayat Hidup atau Kouw Bok di
Ciong Lam san."
Auwyang Hong tertawa terkekeh, katanya, "Bagus, akan
kutepati janjiku!"
"Sekarang bebaskan keempat gadis itu dan berikan
padanya pakaian!" kata Lim Tiauw Eng.
"Oh, jadi kau ingin mengaturku?" tanya Auwyang Hong
mengejek. "Atau memang kau kira aku bis disamakan dengan
Tong Sin Thong?"
Muka Lim Tiauw Eng berobah merah.
Aku telah meminta padamu untuk membebaskan keempat
gadis itu, dan permintaanku itu tak dapat tidak, kau harus 196
memenuhinya! Jika tidak, kelak kedatanganmu ke Ciong Lam
akan sia-sia. Aku tak akan melayani dan tak akan memberi
pintu padamu!"
Auwyang Hong terdiam sejenak, tampaknya dia bimbang.
Sebagai salah seorang dari Guru Besar Rimba Persilatan yang
memiliki kepandaian telah sempurna, rasa penasaran untuk
mengetahui kelihayan ilmu dari lawannya memang besar
sekali, karena semakin tinggi kepandaian lawannya, semakin
besar pula perasaan ingin tahunya sampai dimana tingginya
dan keluarbiasaan ilmu lawannya. Terutama sekali pada Lim
Tiauw Eng ini, yang dirimba persilatan telah tersiar berada di
atas kepandaian Ong Tiong Yang. Sedangkan Ong Tiong Yang
berada diatas Auwyang Hong. Dengan demikian perasaan ingin
tahunya Auwyang Hong terhadap kehebatan ilmu Lim Tiauw
Eng semakin besar. Dia mengangguk dan kemudian katanya,
"Baik, baik, kupenuhi permintaanmu. Tapi kelak engkau harus
sungguh-sungguh menemaniku untuk main-main seribu jurus.
Kukira engkau tidak begitu hina untuk tidak menepati janji dan
menyembunyikan diri di dalam kuburan ?Mayat Hidup? mu
itu..!"
Lim Tiauw Eng hanya tertaw dingin saja. Sedangkan
Auwyang Hong telah menoleh kepada keempat gadis itu
katanya, "Cepat kenakan pakaian kalian, dan pergi berikan
laporan pada ketujuh majikan kalian . kalau mereka tidak
senang dan kurang terima dengan pengajaran yang kuberikan
pad kalian, suruh mereka menemui aku See Tok!"
Keempat gadis itu berdiri ketakutan, dia kuatir begitu Lim
Tiauw Eng berlalu, maka Auwyang Hong akan menyiksa
mereka pula dengan caranya yang sadis. Dengan demikian,
mereka hanya berdiri mengkeret. Dan mendengar mereka
dibebaskan, bukan main girangnya keempat gasia itu. Mereka 197
mengenakan pakaiannya dan tidak mempedulikan rasa sakit
karena pakaian itu menyentuh luka-luka disekujur tubuh
mereka. Kemudian keempat dayang dari Lamciu Cit pa telah
menghampiri Lim Tiauw Eng, mengucapkan terima kasih dan
segera berlari meninggalkan tempat itu.
Lim Tiauw Eng melirik kepada gadis belasan tahun
dibelakangnya, dia telah memberi tanda agar mereka berlalu
juga. Sebelum berlalu, Lim Tiauw Eng berkata pada Auwyang
Hong, "Kunantikan kunjunganmu di Ciong Lam San!"
"Aku pasti datang! Orang lain boleh jeri pada Kouw Bok
Pay-mu Kuburan Mayat Hidup-mu tapi aku.. hahahahaha,
nanti kuburan itu akan kubumiratakan!"
Lim Tiauw Ong tidak mempedulikan ejekan dari See Tok.
Dengan gesit dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya
mencelat dan berlalu meninggalkan tempat itu.
Sedangkan si gadis belasan tahun yang menjadi budaknya
itu telah ikut berlari gesit dibelakangnya.
Auwyang Hong mengawsi kepergian kedua orang itu
sambil memperdengarkan suara tertawnya. Senang sekali
hatinya karena dia telah dapat mencoba kekuatan Ha Mo Kong
yang telah diciptakannya lewat gerakan-gerakan Cengjie,
karena hasilnya memang memuaskan sekali. Ilmu itu luar biasa
tangguhnya. Segera Auwyang Hong mengajak Pekjie untuk
masuk kedalam hutan, memanggil Cengjie dan mulai berlatih
lagi.
Sedangkan Lim Tiauw Eng bersma budaknya telah pergi
ke berbagai tempat untuk melanjutkan penyelidikannya
mencari jejak Ong Tiong Yang. Sma sekali tidak terpikir oleh
Lim Tiauw Eng bahwa sesungguhnya Ong Tiong Yang waktu 198
itu berada di istana Tayli bersama Ciu Pek Tong sutenya,
tengah bertamu pada Toan Hongya salah satu guru besar dalam
barisan lima jago luar biasa itu. maka sia-sia belaka Lim Tiauw
Eng mencari jejak Ong Tiong Yang karena kemana dia pergi
selalu dia gagal untuk mengendus jejak orang yang tengah
dicarinya itu, sehingga akhirnya dia mengajak budaknya untuk
kembali ke Ciong Lam San, kuburan mayat hidupnya!.
**** KEMANAKAH perginya Ong Tiong Yang waktu
menyusul sutenya, yaitu Loo Boan Tong Ciu Pek Thong yang
telah meninggalkan istana Tayli, sehingga mereka belum juga
kembali ke Ciong Lam San ke kuil Tiong Yang Kiong.
Ternyata Ciu Pek Thong dengan hati diliputi dengan
berbagai perasaan, telah berlari-lari meninggalkan istana Tayli
dan dia berlari tanpa arah tujuan mengambil arah ke utara.
Waktu itu perasaan berduka karena telah melakukan suatu
dosa yang dianggapnya terlalu besar, melanggar larangan pintu
perguruannya, disamping itu melukai perasaan Toan Hongya,
Toan Tie Hin Kaisar Tayli itu, dimana selirnya telah ?dimakan?
olehnya tanpa disadarinya bahwa hal itu merupakan perbuatan
yang salah. Dan hubungan asmara yang telah dilakukan antara
dia dengan Eng Kouw membuat Ciu Pek Thong diaduk-aduk
oleh bermacam-macam perasaan, karena hubungan yang
berlangsung singkat itu sedikitnya telah menimbulkan perasaan
yang mendalam dan sayang pada Eng Kouw. Namun karena
disebabkan oleh perasaan malu dan berdosa itulah yang
membuat Ciu Pek Thong harus menindih perasaan sayangnya 199
pada Eng Kouw dan berusaha untuk melupakan selir kaisar
Tayli itu. dia telah berlari sekuat tenaganya, sehingga tubuhnya
merupakan bayangan belaka, yang berkelebat kesana kemari
gesit sekali dengan gerakan yang tidak bisa diikuti oleh mata
manusia biasa.
Ong Tiong Yang yang semula mengejar dan menyusul
sutenya itu, tidak berhasil menemui jejaknya. Namun sebagai
seorang yang mengenal watak dan tabiat sutenya itu, dia dapat
menduga dalam keadaan demikian Ciu Pek Thong tentu akan
menuju arah utara untuk kembali ke daratan Tionggoan ke
Ciong Lam San dan nanti di kuil Tiong yang kiong sang sute
itu akan meminta pengampunan dari kakak seperguruanya
yang sangat dihormatinya itu.
Disebabkan dugaan seperti itulah Ong Tiong Yang telah
melarikan kudanya dengan cepat sekali ke arah utara dan
memang telah mengejar selama dua hari dua malam tanpa
berhenti, dia telah berhasil menyusuk Ciu Pek Thong.
Adik seperguruannya itu telah ditemukan duduk
termenung di bawah pohon. Dia tengah memandang kearah
langit dengan wajah pucat pasi dan mata yang hampa tek
bersinar.
Ong Tiong Yang melarikan kudanya mendekati dan
menghampiri sutenya dan Ciu Pek Thong telah melompat
berdiri dengan sikap terkajut.
"Ong Suheng!" panggilnya dengan muka meringis. Loo
Boan Tong yang biasanya nakal dan berandalan, justru kali ini
gugup dan memandang kakak seperguruannya itu dengan muka
yang meringis. "Kau kau datang untuk membawa aku ke
Tayli. Untuk memaksa aku menikahi Eng Kouw?" 200
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sumber : Buku Koleksi Gunawan Aj
Scan Image: Awie Dermawan
Ong Tiong Yang guram sekali wajahnya, ia melompat
turun dari kudanya. Dengan suara yang tawar dia menyahuti,
"Sute, engkau telah menimbulkan keonaran di istanyanya Toan
Hongya, engkau telah memberikan malu pada mukaku dan
engkaupun seorang manusia rendah hina dina. Kau telah
melakukan perbuatan rendah dan hina dina dan tidak memiliki
keberanian untuk bertanggung jawab, maka kau harus
menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatanmu itu!"
Ciu Pek Thong tahu-tahu telah menekuk kedua lututnya.
Dia menganguk-anggukkan kepalanya didepan Ong Tiong
Yang.
"Suheng, kau hukumlah aku dengan hukuman yang paling
berat. Aku akan menerimanya dengan senang hati, untuk
menebus perbuatan-perbuatan hinaku itu, tapi tapi jangan
memaksa agar aku menikahi Eng Kouw!" memohon Ciu Pek
Thong.
Ong Tiong Yang mengawasi sutenya dengan wajah
muram, dia berdiri sejenak lantas berkata, "Baiklah mari ikut
aku pulang keCiong Lam San!"
Ciu Pek Thong mengangguk.
Begitulah, Ong Tiong Yang mempergunakan kudanya dan
Ciu Pek Thong berlari-lari mempergunakan ginkangnya.
Waktu mereka singgah di sebuah perkampungan kecil, Ong
Tiong Yang membeli seekor kuda untuk sutenya tersebut. Dan
kakak adik seperguruan itu telah meninggalkan Tayli, kembali
ke daratan Tionggoan menuju ke Ciong Lam San.
Setelah tiba di Tiong Yang kiong, Ciu Pek Thong
menerima hukuman satu tahun harus dikurung didalam sebuah
kamar, duduk bersila menghadap tembok. 201
Hukuman seperti inilah yang kelak membuat Ciu Pek
Thong memiliki kepandaian hampir berimbang dengan Ong
Tiong Yang. Karena selama satu tahun itulah dia telah
mempelajari Iwekang dan ilmu-ilmu lainnya dari Coan Cin
Kauw, dengan pikiran yang masih lurus, sehingga dia
mendapat kemajuan yang pesat sekali.
Malam itu, dari dalam kuil Tiong Yang Kiongyang jadi
pintu pusat perguruan Coan Cin Kauw itu terdengar pendeta
membaca doa. Keadaan di kuil tersebut, tenang luar biasa.
Ciaong Lam san memang merupakan tempat yang indah,
dipenuhi pohon-pohon raksasa yang tinggi menjulang ketengah
angkasa.
Ong Tiong Yang duduk terpekur di kamarnya menghadap
sejilid kitab yang tengah dibolak-balik halamannya. Dia tengah
mengawasi dengan wajah muram.
Sesungguhnya, Ong Tiong Yang sejak memenangkan
pertemuan di hoa san dan berhasil memiliki kitab Kiu Im Cin
Keng itu, telah tersirat didalam hatinya bahwa dia tak akan
melihat kitab itu karena merasa kepandaiannya pun telah
sempurna dan tinggi sampai pada puncaknya. Dia hanya ingin
melindungi kitab itu ditangannya agar tidak menimbulkan
pergolakan yang hebat dan banjir darah dalam kalangan
kangouw. Namun, sejak terjadinya keonaran di istana Toan
Hongya yang ditimbulkan oleh kelakuan berandalnya Ciu Pek
Thong membuat Ong Tiong Yang berduka sekali. Dia telah
memilih Toan Hongya sebagai pewaris kepandaian It Yang Cie
nya, namun kenyataannya sekarang Toan Hongya menerima
gempuran yang tidak ringan dengan terjadinya penyelewengan
yang dilakukan oleh selir yang disayangi yaitu Lauw Kuihui. 202
Dengan terjadinya keonaran yang dilakukan Ciu Pek
Thong, jelas Toan Hongya mungkin tidak bisa mencurahkan
seluruh perhatiannya untuk melatih It Yang Cie dan ilmu-ilmu
luar biasa lainnya yang telah diturunkan oleh Ong Tiong Yang.
Setelah kembali di Tiong Yang Kiong, setiap malam Ong
Tiong Yang memutar otak berpikir keras, dia memikirkan cara
yang terbaik agar kelak ad seorang yang kelak dapat
mengendalikan Auwyang Hong jika tkh Toan Hongya gagal
dengan latihan It Yang Cie dan ilmu-ilmu lainnya yang telah
diwariskan Ong Tiong Yang.
Namun jika Ong Tiong Yang hendak memilih seorang
lainnya, yang tentu saja harus dididik pula maka memakan
waktu lama. Inilah yang membuat pikiran Ong Tiong Yang jadi
kusut. Dia setiap malam berpikir, bagaimana caranya dia dapat
mendidik dalam waktu yang cepat pada seseorang untuk
memberikan seluruh kepandaian ilmunya, agar orang yang
dididiknya itu benar-benar sempurna dan menguasai It Yang
Cie, ilmu yang ditakuti Auwyang Hong.
Akhirnya Ong Tiong Yang ingat pada Kiu Im Cin Keng
yang telah menjadi miliknya. Dan seketika berkelebat serupa
ingatan, Ong Tiong Yang berpikir, jika memang dia
mempelajari Kiu Im Cin Keng, mencari-cari cara yang
mungkin lebih baik? Dengan ditambah ilmu-ilmu yang ada
dalam kitab Kiu im Cin Keng, yang merupakan kitab pusaka
yang ditulis oleh Tat Mo Cauwsu itu, bukanlah berarti dia
dapat memberikan kepandaiannya yang lebih baik kepada
orang yang dididiknya yang akan dijadikan sebagai orang yang
sanggup mengendalikan keberandalan dan keganasan
Auwyang Hong dikemudian hari bila dia menutup mata. 203
Karena berpikir begitu. Ong Tiong Yang setiap malam
telah meneliti Kiu Im Cin keng. Semula dia beranggapan
bahwa ilmu yang terdapat dalam Kiu Im Cinkeng, walaupun
hebat, tak akan sehebat kepandaian yang telah dimilikinya.
Namun justru melihat halaman pertama dan kedua saja, tia
telah terkejut. Ilmu yang tercatat dalam Kiu Im Cin keng
ternyata merupakan ilmu yang benar-benar luar biasa.
Pada halaman pertama dari Kiu Im Cin keng itu
bertuliskan:
"ILMU YANG HEBAT BUKAN UNTUK MENINDAS,
TAPI UNTUK MELINDUNGI UMAT MANUSIA
UMUMNYA."
Dengan melihat tulisan di halaman pertama itu, maka
seketika Ong Tiong Yang menaruh rasa hormat yang jauh lebih
besar pada guru besar yang telah mendirikan dan merupakan
cikal-bakalnya Siauw Lim Sie itu. karena dengan tulisan itu,
dia ingin mengemukakan bahwa Kiu Im Cin keng ditulisannya
ini bukanlah merupakan kepandaian yang dapat digunakan
untuk berbuat kejahatan, kepandaian yang tinggi, jika
dipergunakan untuk kebaikan jelas akan mendatangkan
kebaikan dan keberuntungan untuk umat manusia banyak
umumnya. Karena itu tekad Ong Tiong Yang untuk melindungi
kitab ini agar tidak jatuh kedalam tangan manusia-manusia
yang tidak karuan, agar nanti tidak jadi bahan menimbulkan
gelombang hebat di rimba persilatan, semakin kuat saja.
Pada baris selanjutnya tertulis:
ILMU YANG PALING LURUS BERSIH HARUS
DISERTAI DENGAN PIKIRAN YANG KOSONG,
KEKOSONGAN HARUS DENGAN KEHAMPAAN,
DAN KEHAMPAAN HARUS DENGAN ISI. 204
Ong Tiong Yang sebagai Coan Cin Kauwcu yang memiliki
kepandaian sempurna, segera dapat menangkap maksud dari
kalimat itu. Dimana seorang yang memulai pelajaran ilmu silat
haruslah dimulai dari pelajaran yang lurus. Yang terutama
sekali, orang yang dididik itu harus dimulai dari seorang yang
tidak mengerti sama sekali ilmu silat. Dengan begitu tidak
terdapat percampurbauran dan mempermudah orang itu
memperoleh ilmu yang murni dari Kiu Im Cin keng. Itulah
yang disebut dengan dimulai dari pikiran kosong. Sedangkan
arti dari kekosongan harus dengan kehampaan diaumpamakan
seperti sebuah gudang yang jika tanpa ruang yang kosong tentu
tidak dapat digunakan sebagai gudang untuk menempatkan
barang-barang. Begitu juga dengan roda pedati yang dijari-jari
rodanya terdapat ruang hampa, sehingga berpungsilah roda itu
dapat berputar dan jadi roda pedati. Demikian juga halnya
dengan rumah, karena dibuatnya jendela dan pintu yang
kosong sehingga berfungsi sebagai rumah. Dan cawan maupun
mangkok, karena ditengahnya dibuat kosong maka dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Begitu pula dengan
seorang yang akan mulai mempelajari ilmu silat yang terdapat
dalam kitab Kiu Im Cin Keng berarti harus mulai dengan
kekosongan harus dengan kehampaan. Dengan demikian orang
itu bisa menerima pelajaran Kiu Im Cin Keng dengan
sempurna dan murni. Lalu perkataan ?kehampaan harus dengan
isi? itu merupakan arti yang mendalam, sama halnya dengan
kata-kata diam tapi bergerak, dan kosong namun berisi, tentu
saja seorang yang telah memiliki kepandaian yang tinggi yang
berasal dari Kiu Im Cin Keng harus bersikap diam, bersikap
kosong dan tidak dapat mempergunakan ilmunya dengan
sembarangan, karena itu, jika tidak terdesak sekali, berarti
orang itu harus menahan diri dan tidak mempergunakan
ilmunya tersebut. Dengan sikap seperti itu, orang tersebut akan 205
berhasil memperoleh kenajuan yang sangat pesat dan lebih
sempurna. Selama dia mempelajari Kiu Im Cin Keng,
walaupun dia telah menguasai dengan sempurna, namun orang
itu mengambil sikap ?Kosong? atau juga ?Hampa?, seperti yang
tidak memiliki kepandaian apa-apa maka selamanya orang itu
akan belajar. Dengan demikian orang tersebut akan
memperoleh kemajuan yang tidak ada habisnya dan tetap
berisi. Akan tetapi seseorang yang yang telah merasa puas
dengan hasil ilmunya yang telah dimilikinya, sehingga terjadi
perkataan ?Isi namun disertai kekosongan?, berarti akan
membahayakan orang itu, dimana orang tersebut tidak akan
memperoleh kemajuan lagi yang lebih tinggi, juga tidak akan
memperoleh sesuatu yang baru.
Ong Tiong Yang bertambah kagun atas kata-kata yang
ditulis oleh Tat Mo Kauwcu itu. Jika seorang yang belum
memiliki kesempurnaan seperti Coan Cin Kauwcu, tentu tak
akan dapat menangkap arti perkataan dan maksud dari Tat Mo
Kauwcu. Namun karena Ong Tiong Yang telah memiliki
kepandaian tingkat tinggi, disamping itu diapun sebagai
seorang Tojin yang memiliki pengetahuan luas, dengan
demikian dia telah bisa menangkap maksud pelajaran dasar
dari Kiu Im Cin Keng, yang menghendako segalanya yang
berhubungan dengan Kiu Im Cin Keng itu harus kosong dan
hampa namun berisi. Sedangkan Ong Tiong Yang sendiri telah
memilki kepandaian yang tinggi dan sempurna. Dan jelas dia
tidak mungkin bisa mempelajari Kiu Im Cin Keng dengan baik.
dia telah memiliki dasar dari kepandaiannya sendiri. Dengan
demikian dasar dari Kiu Im Cin Keng tidak bisa ditanamkan
pada dirinya. 206
Kesulitan seperti inilah, walaupun belum melihat halahanhalaman berikutnya dari Kiu Im Cin Keng telah membuat Ong
Tiong Yang bersusah hati.
**** MALAM itu dia telah menatapi kata-kat yang tertulis pada
halaman pertama itu. Dia telah berpikir keras, memeras otak
dan pikiran untuk memperoleh jalan keluar. hanya satu jalan
keluarnya yang bisa ditempuhnya, yaitu dengan mengambil
seorang murid lagi yang akan menerima seluruh warisannya
dan juga warisan Kiu Im Cin Keng. Seseorang yang memang
belum pernah mempelajari ilmu silat. Dengan demikian
tentunya orang itu akan dapat menerima pelajaran Kiu Im Cin
Keng dengan sempurna dan murni.
Tapi siapa? Siapa orangnya yang bisa siambil sebagai
murid nya itu? Sedangkan sekarang ini saja ia telah memiliki
tujuh orang murid yang semuanya terlatih baik menurut dasar
ilmu silat Coan Cin Kauw. Dengan demikian mereka tidak
mungkin menerima warisan kepandaian Kiu Im Cin Keng. Dan
juga Ciu Pek Thong, sama halnya dengan kedudukan Ong
Tiong Yang, telah tertanam dasar kepandaian dari aliran Coan
Cin Kauw, sehingga Ong Tiong Yang jadi berpikir terus
menerus tanpa bisa memecahkan kesulitan itu.
Yang terpenting lagi, jika memang dia mengambil murid
baru, jelas diapun harus mengambil seseorang disamping yang
belum pernah mempelajari ilmu silat, juga harus berbakat dan
tulang serta ototnya baik untuk belajar ilmu silat,
setidaktidaknya dia harus menemukan Sin-tong, seorang anak 207
ajaib. Jika hanya anak biasa saja, berarti akan sia-sia belaka
jerih payahnya , dia akan gagal mendidik anak itu, atau calon
muridnya yang baru itu.
Ketujuh murid Ong Tiong Yang dalam rimba persilatan
telah punya nama yang cukup disegani. Mereka digelari Coan
Cit Cin Cu atau Tujuh Mutiara dari Coan Cin yang terdiri
yaitu, Ma Giok, Tam Cie Toan, Lauw Cie Hian, Khu Cie Kie,
Ong Cie It, Cek Tay Thong dan Sun Put jie. Ketujuh orang itu
menjalankan kehidupan sebagai Tosu (Pendeta Agama ?To?),
mereka mamiliki kepandaian yang tidak dapat diremehkan,
ketujuhnya telah digembleng dengan baik. juga disamping itu
mereka memiliki semacam ilmu barisan mengepung yang sulit
sekali dihadapi lawan. Ilmu barisan mengepung yang diberi
nama ?Thian Kong Pak Tauw Tin? yang diciptakan sendiri oleh
Ong Tiong Yang untuk ketujuh orang muridnya itu. Dan
barisan mengepung Thian Kong Pak Tauw Tin baru akan
dipergunakan jika memang Coan Cin Cit Cu tengah
menghadapi ancaman bahaya yang sulit diatasi oleh mereka
sendiri-sendiri.
Dengan begitu, Ong Tiong Yang tak dapat mengambil
salah seorang muridnya itu untuk diwarisi kepandaian Kiu Im
Cin Keng itu. Selain mereka bertujuh tidak mungkin dapat
menerima dengan sempurna segara menyeluruh kepandaian
Kiu Im Cin Keng tersebut secara murni dan lurus. Juga dapat
menggagu kepandaian dasar yang telah mereka miliki yang
diperoleh menurut aliran Coan Cin Kauw.
**** Malam itu Ong Tiong Yang jadi mengawasi terpekur pada
halaman pertama Kiu Im Cin Keng tersebut. Dan baru tersadar 208
dari terpekurnya itu ketika mendengar suara langkah kaki yang
ringan diluar kamarnya.
Ong Tiong Yang tidak bergerak dari tempat duduknya,
tetap mengawasi halaman pertama dari Kiu Im Cin Keng,
namun Tojin ini telah bersiap sedia penuh kewaspadaan .
mendengar langkah kaki orang diluar, tentu orang itu memiliki
Ginkang yang tinggi sekali.
"Bintang Pak Tauw bersinar terang,
Rembulan sedang tersenyum,
Pohon-pohon berkembang indah,
Mengapa harus meninggalkan semua ini?
Mengapa harus menyembunyikan diri
Selama setahun lebih tanpa meninggalkan jejak
Menyembunyikan hudtim atau kebutan,


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang biasa dipergunakan oleh pendeta-pendeta,
penganut agama To menuimpan kitab,
sunyi sekeliling Tiong Yang Kiong!"
Terdengar suara orang bersenandung diluar jendela. Suaara
seorang wanita yang halus sekali, suaranya bening dan jelas
terdengar oleh Ong Tiong Yang.
Mendengar senandung itu, muka Ong Tiong Yang berobah
menjadi pucat dan merah. Kemudian Coan Cin Kauwcu ini
menghela nafas, dia membalas:
"Menyembunyikan Hudtim,
Untuk membersihkan debu didalam,
Meninggalkan sinar rembulan yang indah,
Bunga-bunga yang indah,
Dan tak melihat sinar bintang Pak Tauw,
Hanya untuk memperoleh cahaya, 209
Yang terik dari matahari."
"Hmm, alasan kosong saja! untuk kebaikan apa kau telah
meninggalkan Ciong Lam San?" menggerutu orang diluar.
"Demi kebaikan umat manusia, untuk sahabat seluruh
kangouw, maka pinto telah melakukan perjalanan jauh ke
Tayli. Maaf, dengan begitu pinto telah melanggar sumpah dan
bersedia untuk menerima hikuman!"
"Hmm!" terdengar lagi wanita diluar kamar itu mendengus
dingin. "Dengan berbagai alasan kau tinggalkan Ciong Lam
San melanggar janji dan ingkar pada sumpah, pantaskah itu
untuk deorang Coan Cin Kauwcu yang namanya begitu
mulia?!"
"Karena itu, pinto bersedia dengan ikhlas menerima
hukuman apapun yang hendak dijatuhkan pada pinto!"
menyahuti Ong Tiong Yang masih duduk ditempatnya tanpa
bergerak sama sekali.
"Apakah demikian caramu menyambut tamu?" tegur
Briliance Of The Moon Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn Sebuah Kota Banyak Cerita Karya Menyingsing90 Kisah Kino Karya Crazy Guy

Cari Blog Ini