Ceritasilat Novel Online

Kumbang Hitam Bumi Sengketa 1

Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat Bagian 1


P e n e r b i t :Karya :
W i d i Wi d a y a t
Terdaftar :
KEJARI No. 274/1.3. Slo. I / VII / 1979
No. Pol. 163/ Sen / Intel Pam / VII / 1979hiasan gambar :
Hak cipta dilindungi undang-undangU N T A I A N K A T A
erajaan Pajang merupakan mata rantai
kesinambungan kerajaan Demak dan
Mataram. Di mana bumi menjadi sengketa dari
keinginan dan nafsu-nafsu kekuasaan maka
merahlah bumi itu dengan darah para pejuang
penegak keadilan, pandu-pandu kebenaran dan
insan-insan pemburu kekuasaan, keduniawian.
Diantara gejolak perebutan kekuasaan,
gemerin-cing senjata dan gelimang darah,
merekahlah sekelumit kisah asmara yang
membara bumi sengketa itu.
Asmara itu pancaran rasa hati. Darah itu
hamburan gelora nafsu. Tangan tangan kotor
dapat membunuh jiwanya tetapi tak kuasa
membasmi bara asmara putera seorang
tumenggung dengan sang dyah Ayu Sekar
Kedaton.
Karena asmara itu azasi Rasa dan Kodrat.
P e n .ari belum sore benar di Pajang. Dan
matahari masih menyinarkan cahaya
cukup terang, ketika Pangeran Pangiri dan
isterinya duduk santai di dalam taman. Mereka
duduk berhimpit pada kursi batu di bawah
pohon rindang. Sedang sebelah lengan Pangeran
Pangiri, tak pernah lepas dari pundak Ratu
Retnaning Pura.
Walaupun ketika mereka kawin masih di
bawah timur dan belum mengenal apa tentang
arti cinta, tetapi suami-isteri ini selalu hidup
rukun. Mereka saling mengerti. Agaknya
hubungan darah mempengaruhi juga
perkawinan mereka ini. Sebab pada nyatanya,
mereka merupakan saudara sepupu. Pangeran
Pangiri adalah putera tunggal Pangeran Mukmin
atau Sunan Prawata. Sedang Retnaning Puralahir dari Ratu Mas Cempa, saudara muda
Pangeran Mukmin, dan dua-duanya putera
Sultan Trenggono, Raja Demak.
Di dalam sejarah sudah kita kenal. Bahwa
Pangeran Mukmin alias Sunan Prawoto, mati
terbunuh oleh orang suruhan Harya
Penangsang. Pembunuh atas diri Pangeran
Mukmin ini berlatarbelakang masalah ? tahta
Kerajaan Demak ? setelah Sultan Trenggono
wafat.
Harya Penangsang sebagai putera Pangeran
Surowiyoto, merasa berhak atas tahta Kerajaan
Demak. Karena Pangeran Surowiyoto
merupakan saudara tua Sultan Trenggono.
Terdorong oleh nafsunya ingin berkuasa ini.
maka Harya Penangsang membunuh calon Raja
Demak, Pangeran Mukmin, lewat tangan orang
suruhannya.
Sejak Pangeran Pangiri menjadi anak yatim
ini, Ratu Kalinyamat mengasuhnya sebagai anak
sendiri. Kemudian dalam perundingan rahasia,
antara Ratu Kalinyamat dengan Adipati
Hadiwijaya (waktu itu belum menjadi Raja
Pajang), Pangeran Pangiri dikawinkan dengan
puteri sulung Hadiwijaya.
? Diajeng, bolehkah aku bertanya? ?
Pangeran Pangiri memulai percakapan.Ratu Retnaning Pura heran mendengar
ucapan suaminya yang agak kelihatan ragu-ragu
ini. Ia tidak langsung menjawab, tetapi malah
berbalik bertanya. ? Apakah maksudmu
kangmas, mengapa kangmas nampak bimbang?
? Sambil bertanya itu Retnaning Pura
mengamati suaminya dengan sepasang mata
yang memancarkan cinta kasih yang dalam.
Pangeran Pangiri tersenyum. Kemudian ujung
hidung Pangeran Pangiri mendarat di pipi
isterinya yang halus, sedang isterinya tidak
mengelak. Dibiarkannya apa yang diperbuat
oleh suaminya.
? Aku ingin bertanya, apakah diajeng
pernah melihat bahwa diajeng Sekar Kedaton,
sering kali menemui seseorang? ?
? Menemui seseorang? Siapakah orang
yang kang mas maksudkan itu? ? isterinya
heran ? Sepanjang tahuku, dia tidak pernah
keluar dari Keraton. Manakah mungkin dia
dapat bertemu dengan seseorang? ?
? Diajeng, aku dan engkau merupakan dua
tubuh tetapi telah satu jiwa. Kebahagianmu juga
kebahagiaanku. Sebaliknya kebahagiaanku juga
merupakan kebahagiaanmu. Antara aku danengkau tidak ada apa-apa, dan seharusnya
sebagai suami-isteri saling mempercayai ?
? Mengapa kangmas berkata begitu?
Kapankah aku pernah tidak berterus-terang
kepada suami? ? puteri itu agak tersinggung
oleh ucapan suaminya. Ia merasa tidak
dipercaya, di samping merasa dituduh
menyembunyikan sesuatu.
? Ha, ha, ha ? Pangeran Pangiri tertawa
lirih. ? Jangan marah, sayang. Apa yang aku
bicarakan dengan engkau ini amat penting. Ya,
penting bagi Kerajaan yang tidak urung jatuh ke
dalam tanganku. Diajeng. aku telah menerima
laporan, bahwa diajeng Sekar Kedaton sering
kali menyelenggarakan pertemuan rahasia
dengan Pabelan ?
? Apa? Pabelan? ? puteri ini melengak
untuk sejenak. Namun hanya sesaat, kemudian
bibir yang merekah itu tersenyum. Katanya
kemudian ? Pabelan putera paman
Tumenggung Mayang itukah yang kangmas
maksudkan? Hmm, kalau memang benar antara
mereka sering menyelenggarakan pertemuan
rahasia, tidak dapat dipersalahkan. Mereka
sudah dewasa. Kiranya bukan halangan seorang
perempuan tertarik kepada seorang pemuda,
dan begitu pula sebaliknya ?? Ya, memang tidak ada larangannya ?
? Di samping itu kangmas, Pabelan juga
bukan orang sembarangan. Dia putera paman
Mayang, tampan dan terkenal sakti
mandraguna. Bukan hanya itu! Tetapi juga
kemanakan kangmas Sutowijaya Bupati Mataram. Dia keturunan orang baik-baik, dan
mempunyai jasa pula untuk kerajaan Pajang.
Hemm, kangmas, kalau kiranya mereka memang
sudah saling setuju, kiranya merupakan
kewajiban kita untuk memikirkan mereka.
Lebih tepat kiranya apabila masalah ini kita
bicarakan dengan rama maupun ibu ?
Pangeran Pangiri ketawa lirih. Akan tetapi
suara tawanya itu mengandung sesuatu yang
sulit diduga. Sahutnya kemudian ? Diajeng,
bukan itu yang aku maksud. Ya, bukan itu!
Tetapi mencakup arti yang luas lagi. Maksudku
bukan tentang urusan peribadi manusia,
melainkan mencakup urusan keselamatan
Kerajaan dan urusan hari depan Kerajaan
Pajang ?
Terkesiap Retnaning Pura mendengar ini. Ia
mengamati suaminya dengan sinar mata
bertanya-tanya.
? Tentang Kerajaan Pajang, kangmas ?
Aku tidak mengerti maksud kangmas ! ?? Hemm ? Pangeran Pangiri mendeham,
kemudian ? Rama Sultan Hadiwijaya telah
berusia lanjut, dan sekarang lebih banyak sakit
dan tidak dapat mengemudikan Kerajaan Pajang
? Pangeran Pangiri berhenti sejenak. Setelah
mengamati isterinya,ia meneruskan ? Diajeng,
mengingat bahwa hak tahta Kerajaan itu
milikku, sekarang semua urusan, akulah yang
berhak untuk menangani ?
? Ya, akupun tahu ?
? Tetapi engkau tahu serba sedikit, dan
tidak tahu yang lebih banyak. Ketahuilah, bahwa
sekarang sudah semakin menjadi jelas, bahwa
dimas Benowo terpengaruh oleh hasutan
kangmas Sutawijaya dan beberapa orang lain,
yang ingin memancing di air keruh. Itulah
sebabnya tanpa persoalan, dimas Benowo telah
pulang ke Demak. Padahal dia cukup tahu,
bahwa Rama Sultan sakit-sakitan saja, dan
sepantasnya pula dia ikut menunggui di Pajang
? ? Jadi, kangmas menduga tentang hal-hal
yang tidak diharapkan? ? Retnaning Pura jadi
kaget dan sadar ? Bahwa sekarang ada orang
yang berusaha menghalangi kembalinya tahta
Kerajaan ke tangan kangmas? Ahh, benarkahdimas Benowo terpengaruh oleh bujukan yang
keliru itu? Apakah ini bukan hanya terlalu jauh
atas dugaan kangmas sendiri? ?
? Hemm, engkau selalu berusaha
membela saudaramu saja .... ?
? Kangmas! ? potong Retnaning Pura
yang terkejut dan merasa tersinggung ? aku
tidak membela siapapun. Tetapi aku ingin
mendapat keterangan yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam masalah ini.
Sebab dugaan dan tuduhan yang keliru bisa
menimbulkan peristiwa-peristiwa yang tidak
kita harapkan. Lebih-lebih sesama saudara,
adalah kurang pada tempatnya apa bila
menduga buruk dan curiga. Kangmas,
sebaliknya kita harus mau berpikir secara luas.
Sebab siapa tahu kalau sekarang ini ada orangorang yang sengaja membujuk untuk
menjerumuskan kangmas? ?
? Apa maksudmu? ? Pangeran Pangiri
menjadi heran dan mengamati isterinya.
? Kangmas, sebaliknya aku mempunyai
dugaan. Bahwa ada orang-orang yang sengaja
memecah kerukunan kita, Kangmas Sutawijaya
dengan saudara yang lain, di saat rama Sultan
tidak sehat. Yang semua itu untuk memperoleh
keuntungan tertentu. Ahh, apakah jadinyaapabila antara kita, antara keturunan rama
Sultan Hadiwijaya ini terpecah belah? Tentu saja
hal itu tidak menguntungkan sama sekali ?
Pangeran Pangiri tersenyum mendengar
kata-kata isterinya itu. Tetapi diam-diam
merasa kecewa atas tanggapan isterinya. Ia tadi
mengajak bicara dengan isterinya, bermaksud
agar memberi bantuan mengamati gerak-gerik
puteri Sekar Kedaton yang ikut terlibat dalam
hubungannya dengan Pabelan, dan secara diamdiam pula membeayai gerakan Sutawijaya dan
pembantu-pembantunya. Namun ternyata
isterinya malah salah mengerti. Isterinya
sekarang malah menuduh ada orang-orang yang
sengaja memecah-belah kerukunan antara
saudara.
Dan sayangnya pula, ia memang belum
mendapatkan cukup bukti. Hingga untuk
bertindak, belum berani. Kalau saja sudah
memperoleh bukti yang kuat, kiranya tidak sulit
melakukan penangkapan kepada Pabelan,
Tumenggung Mayang, Tumenggung Dapatulis
(adik ipar Panembahan Senopati) maupun
anaknya yang bernama Wahono, serta
pembantu yang lain. Untuk menghadapi
Sutawijaya (Panembahan Senopati) dan
Pangeran Benowo, bukanlah hal itu sulit. Iadapat bicara dengan ayah mertua. Dan kiranya
ayah mertuanya masih cukup berpengaruh
untuk mengatasi dua orang itu.
Beberapa saat suami isteri ini berdiam diri.
Keadaan di taman itu menjadi sepi. Matahari
yang semakin rendah di bagian barat, sinarnya
semakin menjadi lemah. Dan taman yang
dilindungi dengan tembok tinggi dengan daundaun pohon yang cukup lebat itu, menjadi agak
gelap. Namun suami-isteii ini belum berdiri dari
tempatnya. Dan tak lama kemudian terdengar
isterinya bersuara.
? Peristiwa lama jangan sampai terulang
lagi, kangmas ?
Pangeran Pangiri yang semula
menundukkan kepalanya itu kini diangkat, la
mengamati isterinya sejenak, lalu bertanya ?
Apa maksudmu ? ?
? Lupakah kangmas akan peristiwa yang
telah lama berlalu, disaat kita masih kecil? Tidak
adanya kerukunan diantara saudara, dan
terjadinya perpecahan menyebabkan timbulnya
malapetaka. Rama Sunan Prawoto wafat
dibunuh orang. Dan paman Hadiri juga wafat
dibunuh orang. Yang menurut dugaan,
pembunuh itu adalah orang-orang suruhan
paman Penangsang ?Retnaning Pura berhenti sejenak dan
menelan ludah. Baru kemudian melanjutkannya


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? Sebagai akibat terjadinya perpecahan dan
saling membunuh itu, akhirnya paman
Penangsang harus mati di tangan kangmas
Sutawijaya. Hemm, menyedihkan sekali. Dan
sumber dari peristiwa-peristiwa ini, karena
orangnya sendiri saling berebut benar. Padahal
apa yang disebut benar itu hanyalah satu saja,
yang tak dapat dibagi-bagi. Kalau yang satu
benar, maka yang lain tentu salah. Nah,
sekarang rama Sultan yang sudah tua, sering
kali jatuh sakit. Kalau diantara kita tidak sadar
dan berpandangan jauh, apakah jadinya? Antara
saudara sendiri akan saling berebut benar ?
Retnaning Pura tanpa memberi kesempatan
pada suaminya untuk membuka mulut,
sambungnya ? Kalau orang sudah saling
memperebutkan kebenaran, sudah pasti akan
muncul pihak ketiga yang akan menggunakan
kesempatan ini sebaik-baiknya. Yang sudah
tentu, hanya bermaksud menguntungkan diri
sendri, tanpa mengingat orang lain yang
menjadi korban. Maka kangmas, dalam
menghadapi usia lanjut rama Sultan yang
banyak kali jatuh sakit ini, kiranya akan baikjadinya apabila diselenggarakan
musyawarah.......?
? Tak mungkin ! ? potong Pangeran
Pungiri yang tak sabar lagi ? Aku, pewaris
Kerajaan Demak satu-satunya yang syah
menurut kaidah. Dahulu, rama Sultan menjabat
sebagai Raja di Pajang ini, hanyalah mewakili
diriku. Sesuai dengan kenyataan itu, maka
dikala rama Sultan tidak dapat menunaikan
tugas lagi, adalah sepantasnya bila akulah yang
mewakili. Akulah yang berkuasa atas tahta
Kerajaan. Hemm, tetapi .... ya, tetapi, ada
beberapa orang yang sengaja mau mengingkari
sejarah ini. Ada beberapa orang yang berusaha
menghalangi kembalinya hak Kerajaan Demak
ke tanganku. Secara diam-diam mereka telah
mempersiapkan diri untuk memberontak.
Apakah terhadap orang-orang semacam itu, aku
harus berdiam diri dan malah mengulurkan
tangan mengajak bermusyawarah? Huh, kalau
sampai terjadi demikian, alangkah rendahnya
aku ini ?
Pangeran Pangiri berhenti sejenak. Baru
kemudian ia meneruskan ? Diajeng, relakah
apabila aku, Pangiri, pewaris Kerajaan Demak
yang syah ini, direndahkan orang? Aku akan
mengimbangi apa yang telah dilakukan mereka.Yang jahat kubalas dengan kejahatan, agar
dengan demikian jadi seimbang. Maka .... ?
? Kangmas! ? isterinya hampir menjerit
saking kaget mendengar pernyataan suaminya
itu. Retna-ning Pura menjadi sangat kuatir kalau
sampai timbul peristiwa yang tidak diharapkan.
Kalau sampai timbul pembunuhanpembunuhan seperti yang terjadi pada jaman
Demak akhir.
? Kangmas! ? ulang Retnaning Pura ?
saya mohon agar kangmas tidak menggunakan
tangan besi, sehingga lupa kepada saudara
sendiri. Semuanya belum jelas, semuanya
barulah dugaan melulu. Maka kiranya lebih
bijaksana apabila kangmas memanggil saja
dimas Benowo, diajeng Sekar Kedaton maupun
Pabelan. Dengan begitu kangmas akan dapat
bertanya jawab secara langsung. Dan dengan
begitu pula kalau sampai terjadi kesalah
fahaman dapat diselesaikan dengan baik. Sebab
kangmas harus juga menyadari, bahwa seorang
Raja takkan dapat berbuat apa-apa tanpa
bantuan para punggawa dan kawula ?
Dalam hati Pangeran Pangiri mengumpat
caci kepada sang isteri yang merasa sok tahu itu.
Adapun pendapat Pangeran Pangiri justeru
sebaliknya. Apabila dirinya sebagai calon Rajatidak berani bertindak, tentu orang menganggap
bahwa dirinya remeh, rendah dan penakut.
Sudah terang adanya gejala kerusuhan
dalam Kerajaan, mengapa harus segan
menggunakan tangan besi dan menghukum
para biang keladinya? Ia takkan sulit menuduh
mereka itu mempersiapkan pemberontakan.
Dan demi keselamatan Kerajaan Pajang, dirinya
harus mendahului bertindak sebelum meletus.
Ia tahu, bahwa isterinya sulit diajak bicara
tentang Kerajaan yang sedang menghadapi
bahaya perongrongan. Karena isterinya
bersikap begitu lemah, dan tidak menyadari
gerakan orang yang membahayakan
keselamatannya. Kalau ia tadi mengajak bicara
dengan isterinya maksudnya baik. Ia
menghendaki agar isterinya mau mengawasi
gerak-gerik Sekar Kedaton. Dan kemudian ia
minta agar isterinya dapat membujuk, agar
Sekar Kedaton merubah sikapnya. Namun
ternyata dugaannya keliru, isterinya malah
membela adiknya.
Keduanya masih berdiam diri, ketika tibatiba datang seorang dayang yang langsung
bersimpuh di depan kaki sambil menghaturkan
sembah, timbullah rasa curiga Pangeran Pangiri
? Ada apa engkau datang ke mari? ? tanyanya.?Ampun Gusti ? sahut dayang itu ? Gusti
Adipati Tuban ingin menghadap Gusti ?
Pangeran Pangiri mengangguk-anggukkan
kepala. Katanya kemudian ? Baiklah. Aku akan
segera datang, dan persilakan adimas
menunggu kedatanganku ?
Dayang itu memberikan sembah lagi, dan
mohon diri setelah menerima baik titah itu.
Pangeran Pangiri berdiri sambil mengamati
isterinya yang masih duduk. Lalu katanya ?
Diajeng, baiklah. Aku perhatikan semua
pendapat dan saranmu itu. Tetapi besar
harapanku agar engkau bersedia membantuku,
mengawasi gerak-gerik diajeng Sekar Kedaton
? Tanpa menunggu jawaban isterinya,
Pangeran Pangiri segera melangkah pergi.
Retnaning Pura menghela napas berat, baru
kemudian bangkit dari tempat duduknya. Dalam
benaknya timbul pertanyaan, benarkah dugaan
suaminya itu, bahwa saudaranya merencanakan
gerakan menentang suaminya ?
?Aku akan bicara dengan Sekar Kedaton ?
desisnya ? ingin aku mendapatkan keterangan
langsung dari orang pertama ?
Diam-diam ia memang khawatir, kalau
suaminya sampai terpengaruh oleh hasutanseseorang yang mencari keuntungan diri
peribadi. Dan kecurigaannya kepada Sekar
Kedaton tidak beralasan.
Menurut gagasannya, pertemuannya antara
Sekar Kedaton dengan Pabelan itu tentunya
oleh karena cinta kasih orang muda saja. Kalau
benar demikian, apa salahnya? Pabelan seorang
jejaka dan Sekar Kedaton seorang gadis. Antara
pria dan wanita sudah ditakdirkan Tuhan
menjadi jodohnya. Apalagi, Pabelan juga
seorang bangsawan, putera tumenggung
Mayang, yang namanya sudah terkenal sebagai
hamba Pajang yang banyak pula jasanya. Maka
patutlah kiranya apabila Pabelan menjadi suami
Sekar Kedaton.
Teringatlah ia akan cerita ayahnya sendiri,
Sultan Hadiwijaya. Waktu mudanya bernama
Mas Karebet. Kedudukannya hanyalah Lurah
Tamtama di Demak. Tetapi Sultan Trenggono
mengijinkan salah seorang puterinya kawin
dengan Lurah Tamtama itu.
Apa pula salahnya kalau sekarang Sultan
Hadiwijaya, mengijinkan salah seorang
puterinya kawin dengan putera seorang
Tumenggung?
Pikiran Retnaning Pura menjadi bingung.
Apa yang harus diperbuat apabila suaminyamasih berkeras dengan sikapnya? Adiknya,
Sekar Kedaton mengadakan hubungan rahasia
dengan Pabelan, yang bermaksud ingin
menjatuhkan Kerajaan. Apa yang terjadi nanti,
antara Retnaning Pura dengan adiknya, dan
Retnaning Pura dengan suaminya?ANGERAN PANGIRI bergegas ke pendapa.
Namun kelika tiba di pendapa, Adipati
Tuban tidak tampak. Dalam pendapa hanya
tampak seorang punggawa yang sedang
berdinas jaga, duduk bersila diatas lantai.
? Truno! ? tegurnya ? di mana dimas
Adipati? ?
? Masih menunggu di luar, gusti ? sahut
punggawa yang bernama Truno itu.
? Panggil dia masuk ke mari, aku sudah
menunggu ?
? Sendiko gusti ? setelah menyembah,
Truno meninggalkan pendapa sambil "laku
dodok" (berjalan menggunakan lutut),
memanggil sang Adipati Tuban.Melihat keluar, tampak Adipati Tuban itu
tidak sendirian, tetapi bersama dengan tiga
orang laki-laki.
? Gusti Pangeran Pangiri sudah menunggu
Gusti Adipati di pendapa ? kata Truno setelah
bertemu dengan Adipati Tuban.
? Baiklah ? tidak berkata banyak Adipati
Tuban bersama ketiga laki-laki itu segera
menuju ke pendapa.
Pangeran Pangiri melengak ketika melihat
Adipati Tuban itu diiring tiga orang yang belum
pernah ia kenal. Rupanya Adipati Tuban
mengerti juga perasaan calon Raja itu. Maka
begitu masuk di pendapa, ia langsung
memperkenalkan ke tiga laki-laki yang
bersamanya itu.
? Kangmas ? katanya ? mereka semua ini
ponggawa-ponggawa Tuban, berpangkat Lurah.
Mereka masing-masing bernama Ronggo
Kuning, Jati Ngarang dan bendang Luber ?
? Emm ? Pangeran Pangiri menganggukanggukkan kepala dan tersenyum. Tiga orang
Lurah prajurit Tuban itu dengan khitmadnya
memberikan sembah.
Kemudian Pangeran Pangiri dan Adipati
Tuban duduk berhadapan di atas kursi. Adapun
tiga Lurah prajurit Tuban itu duduk bersila dilantai pendapa, kepala tunduk menghormat.
Sedikitpun tak ada yang berani bergerak
maupun berbisik kalau tidak ditanya. Mereka
takut menimbulkan suara sedikitpun, sebab
dapat dianggap sebagai hamba yang tidak
mengerti kesopanan didalam Keraton.
? Adakah mereka membawa khabar
penting, dimas? ? tanya Pangeran Pangiri.
? Ya, memang demikian kangmas ? sahut
Adipati Tuban ? khabar tentang pengiriman
harta-benda ke Demak itu ?
? Aih .... ada apa dengan Ki Sinduro? ?
Pangeran Pangiri kaget ? apa ada orang yang
tahu, dimas ? ?
Kalau Pangeran Pangiri merasa kaget
memang tidak mengherankan. Sebab
pengiriman itu sangat dirahasiakan. Tertutup
dan dikatakan sebagai obat-obatan. Malah
dalam merencanakan pengiriman harta benda
inipun, ia minta saran dan pendapat Adipati
Tuban.
? Memang mengherankan sekali ? sahut
Adipati Tuban ? agaknya ada orang yang
mengetahui rahasia itu. Buktinya dalam
perjalanan ki Sinduro telah dihadang oleh
perampok .... ?? Ahhh .... lalu, bagaimana, dimas . . . . ? ?
desak Pangeran Pangiri ? tetapi aku percaya,
kalau ki Sinduro yang sakti mandraguna itu
sanggup mengatasi para perampok dan
menyelamatkan harta benda itu ?
? Hampir saja semuanya lenyap, kalau
Pabelan tidak ikut campur ?
? Pabelan? Putera paman tumenggung
Mayang? Apa yang dilakukan Pabelan terhadap
harta benda itu? ?
? Pabelan telah menyelamatkan harta
benda itu. Semua harta benda telah
dikembalikan seutuhnya kepada ki Sinduro,
sehingga orang tua itu dapat meneruskan
perjalanan. Ya, ceritanya agak panjang, kangmas
? Ia kemudian memalingkan muka kepada Jati
Ngarang. Lalu katanya ? coba engkau ceritakan
yang jelas tentang peristiwa itu. Ceritakan
dengan jujur, jangan engkau tambah dan jangan
engkau kurangi ?
Jati Ngarang memperbaiki letak duduknya.
Ia memberikan sembah kepada dua orang
bangsawan tinggi itu. Baru kemudian ia
memulai ceritanya.
Kala itu ia bersama Ronggo Kuning dan
Sendang Luber sedang berburu, untuk mengisi
waktu senggang di samping menghibur diri.Secara tak terduga kemudian bertemu dengan


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ki Sinduro dan anak-buahnya, yang sedang
mengaso di tempat teduh. Ketika itu Jati Ngarang dan yang lain menjadi heran melihat
beberapa orang anak-buah Ki Sinduro
menderita luka. Ada yang berat ada pula yang
ringan, tetapi sementara ada pula yang tak
dapat bangun serta mengerang kesakitan. Pada
kesempatan itu Jati Ngarang bertanya, dan Ki
Sinduro memberi keterangan apa yang baru saja
dialami.
? Menurut ceritera Ki Sinduro yang
paduka percayakan melindungi harta benda itu
Gusti ? kata Jati Ngarang ? mereka telah
dihadang oleh gerombolan perusuh, tak jauh
dari gunung Merapi. Perusuh yang bermaksud
merampas harta benda itu, dipimpin oleh
Wongsotruno dan Kerto Ribut, dan merupakan
bagian dari pasukan Joyo Kancil ?
? Apa? Pasukan Joyo Kancil? ? tanya
Pangeran Pangiri.
? Menurut keterangan Ki Sinduro,
pasukan Joyo Kancil adalah pasukan rahasia
yang dipersiapkan oleh Raden Pabelan, untuk
merebut kekuasaan terhadap Kerajaan Pajang
.... ?? Kurang ajar! Benarkah itu? ? Pangeran
Pangiri kaget.
? Hamba tidak tahu Gusti ?
? Kangmas, bersabarlah sedikit ? bujuk
Adipati Tuban ? baiklah kiranya apabila kita
dengarkan cerita Jati Ngarang sampai selesai.
Kemudian barulah kita berpikir dan mengambil
langkah yang menguntungkan kita ?
Hening sejenak suasana di pendapa.
Beberapa saat kemudian Pangeran Pangiri
menyuruh Jati Ngarang melanjutkan ceritanya.
? Gusti ? sembah Jati Ngarang lebih lanjut
? pasukan yang dipimpin Ki Sinduro masih
dapat mengimbangi serangan pasukan Joyo
Kancil, sekalipun ada sementara yang terluka
dan tewas Ki Sinduro melindungi harta benda
Pajang yang dikirim ke Demak itu dengan gagah
dan penuh tanggung jawab. Akan tetapi keadaan
berkembang menjadi buruk, karena secara tibatiba muncullah gerombolan perempuan liar,
yang menyerbu dan merampas harta benda itu
? ? Apa? Gerombolan wanita? ? Pangeran
Pangiri bertambah heran, lalu katanya pula ?
Hai, Jati Ngarang, engkau dihadapanku jangan
berkata sembarangan, ya. Mana ada gerombolanwanita dapat merampas harta benda yang
dibawa pasukan Ki Sinduro ? ?
? Hamba tidak berkata sembarangan, gusti.
Hamba tahu, gusti Pangeran adalah sesembahan
kami. Semua ini hanya menirukan cerita Ki
Sinduro belaka ? sahut Jati Ngarang dengan
sembahnya ? Setelah gerombolan perempuan
liar yang dipimpin gadis cantik bernama
Kusuma Sari muncul, maka terjadilah
perkelahian yang lebih seru. Terdorong oleh
keadaan dan kebutuhan bersama, pasukan Joyo
Kancil dan pasukan Ki Sinduro yang tadinya
bermusuhan, kemudian bergabung menjadi satu
dan melawan pasukan perempuan liar itu. Akan
tetapi menurut Ki Sinduro, pasukan perempuan
liar itu lebih perkasa. Dan akhirnya baik Ki
Sinduro, Wongso Truno, Kreto Ribut dan
seluruh pasukan dapat ditawan, sedang harta
benda itu dirampas .... ?
? Uah, hebat! ? tanpa sadar Pangeran
Pangiri memuji ? Hanya berhadapan dengan
perempuan saja, Ki Sinduro maupun yang lain
tak sanggup mengatasi. Tetapi bagaimana dapat
terjadi, hingga Pabelan dapat menyerahkan
kembali harta benda itu? ?? Hm! bukti makin jelas bahwa Pabelan memang
menghimpun perampok untuk mengacau Pajang. Dia
harus kita tangkap! ? seru Pangeran Pangiri ketika
mendengar laporan Adipati Tuban tentang
perampokan yang dialami ki Sinduro ketika mengawal
pengiriman harta pusaka Pajang ke Demak.? Menurut Ki Sinduro, pada saat harta
benda maupun pasukan Ki Sinduro dan pasukan
Joyo Kancil sudah ditawan, muncullah
kemudian Raden Pabelan, Raden Wahono dan
Gusti Tumenggung Harya Dadap-tulis. Atas
usaha Raden Pabelan dan lainnya itu kemudian
harta benda paduka dapat diselamatkan, hingga
kemudian diserahkan kembali kepada Ki
Sinduro ?
? Kurang ajar! Apakah peristiwa ini tidak
diatur lebih dulu oleh Pabelan ? ? teriak
Pangeran Pangiri ? huh, cerdik dan licin sekali
si Pabelan itu. Tetapi manakah aku dapat
dipengaruhi? ?
? Kangmas benar ? sahut Adipati Tuban
? agaknya semua itu sudah diatur lebih dulu
oleh Pabelan ?
? Hemm, dengan bukti ini menjadi semakin
jelas. Bahwa Pabelan menghimpun perampok
untuk mengacau Pajang. Hemm, manusia ini
harus kita tangkap dan kita hukum ?
Adipati Tuban mengedipkan mata seperti
memberi isyarat kepada Pangeran Pangiri.
Kemudian ia mengamati tiga orang hambanya
tersebut sambil berkata ? Kamu bertiga
berjasa amat besar. Untuk itu baik aku maupun
kangmas Pangiri akan memberi hadiah untukkamu esok pagi. Dan sekarang mundurlah kamu,
dan tunggulah di luar ?
Tiga orang hamba itu memberikan sembah
sambil mengiakan. Kemudian dengan
tersenyum, mereka meninggalkan pendapa dan
akan menunggu di bangsal.
? Hemm, kita tidak dapat membiarkan
Pabelan berbuat semau sendiri, walaupun
dalam peristiwa perampokan ini dia berjasa dan
menyelamatkan ? kata Pangeran Pangiri
setelah para hamba tiada lagi ? Jelas, bahwa
apa yang dilakukan Pabelan itu hanya
sandiwara belaka. Tentu dialah yang
memerintahkan menghadang dan merampok
itu. Namun setelah berhasil, pura-pura
mengembalikan kepada Ki Sinduro. Apakah ini
bukannya merendahkan kita ?
? Ya ? sahut Adipati Tuban ? langsung
dan tidak langsung berarti Pabelan telah
melawan penguasa. Lebih jelas lagi bahwa
Pabelan telah mempersiapkan pemberontakan.
Kiranya lebih tepat apabila secepatnya
dihancurkan sebelum sempat berakar lebih
luas. Akibatnya akan membahayakan
keselamatan Pajang ?
? Akupun telah berniat untuk menghukum
Pabelan. Tetapi hemm .... ?Pangeran Pangiri menghela napas pendek.
Dan Adipati Tuban cepat bertanya.
? Apa sajakah yang menyebabkan
kangmas agak ragu menghadapi kekurangajaran
Pabelan itu ? ?
? Ya, memang ada sedikit soal yang perlu
kita pertimbangkan, walaupun sesungguhnya
bukan hal yang sulit untuk menangkap dan
menghukum Pabelan. Sebab jelas bahwa tidak
mungkin Pabelan bekerja seorang diri. Kalau
hanya paman Tumenggung Mayang dan paman
Harya Dadaptulis saja, itu gampang. Tetapi yang
perlu kita pertimbangkan adalah orang-orang
yang berdiri dibelakangnya. Bukankah adimas
tahu juga tentang adimas Benowo? Tentang
diajeng Sekar Kedaton dan tentang paman
Sutawijaya? Jelas bahwa secara diam-diam
mereka di belakang Pabelan ?
Adipati Tuban menundukkan kepala. Ia
memang sedikit banyak tahu tentang Pangeran
Benowo dan yang lain. Yang menjadi tidak
senang hati, setelah Pangeran Pangiri
mengambil alih kekuasaan atas Pajang karena
Sultan Hadiwijaya sering kali jatuh sakit.
Memang dapat pula bertindak keras. Tetapi
kekerasan itu dapat memancing hal-hal yang tak
diharapkan. Jipang dan Mataram dapatmengangkat senjata melawan Pajang, sehingga
terjadilah perang terbuka yang tidak
diharapkan. Lalu apa kata orang, kalau Mataram
dan Jipang melawan Pajang? Hal itu amat
memalukan. Tetapi sebaliknya kalau masalah ini
dibiarkan berlarut, juga akan menimbulkan halhal yang tak beres. Kewibawaan Pajang atas
Jipang dan Mataram dapat luntur. Dan lebih
celakanya lagi Mataram dan Jipang dapat
beranggapan salah. Bagaimanapun yang berhak
atas tahta Kerajaan Pajang, hanyalah Pangeran
Pangiri. Namun kalau menggunakan tangan besi
bisa berakibat sangat runyam.
? Aku mengerti kesulitan ini ? katanya
kemudian ? tetapi sebaliknya akan
menimbulkan akibat yang buruk pula, apabila
kita bersikap lemah. Sebab mereka tentu telah
memperhitungkan soal ini. Kalau demikian,
kiranya lebih bijaksana apabila kita gunakan
siasat halus. Siasat tukang cari ikan yang
menggunakan umpan. Dengan begitu, ikan bisa
tertangkap tetapi air tidak menjadi keruh ?
? Apakah adimas telah mempunyai
rencana seperti itu? ?
? Sekarang belum ?
? Ahh, aku jadi teringat akan diajeng Sekar
Kedaton ?Adipati Tuban melengak sejenak. Kemudian
tanyanya ? Diajeng Sekar Kedaton? ?
? Ya, aku telah menerima laporan tentang
sering terjadinya pertemuan rahasia antara
Pabelan dengan diajeng Sekar Kedaton ?
? Kurang ajar! ? desis Adipati Tuban.
? Iya, memang kurang ajar sekali ?
? Tetapi, apakah pertemuan mereka
hanya didorong oleh rasa saling cinta? ?
? Kalau memang saling cinta, antara
seorang pemuda dengan seorang gadis memang
sudah wajar. Tetapi cara yang mereka tempuh
adalah tidak patut. Sebab, bagaimanapun,
diajeng Sekar Kedaton itu kan puteri Raja, yang
patut dihormati oleh setiap kawula Pajang.
Kalau memang Pabelan mencintai diajeng Sekar
Kedaton, seharusnya paman Tumenggung
Mayang mengajukan lamaran. Bukannya
menyelenggarakan pertemuan dengan
bersembunyi seperti itu ?
? Ya, memang tidak patut! ? kata Adipati
Tuban. Namun dalam hatinya berkata, mengapa
Pabelan dapat masuk ke Keraton tanpa
menemui kesulitan ? Keraton selalu dijaga oleh
prajurit. Maka apabila dapat masuk dengan
mudah, tentunya ada orang yang membantu
Pabelan. Kalau demikian, tentunya masalah initak dapat ditimpakan keseluruhannya ke diri
Pabelan. Kalau Sekar Kedaton tidak memberi
kesempatan, mana mungkin dapat terjadi?
? Tetapi kalau benar-benar mereka hanya
mengadakan hubungan cinta saja, masih tidak
apa-apa ?
? Soal apa lagi, kangmas? ?
? Hemm, menurut laporan itu, Pabelan
selalu menerima uang cukup banyak dari
diajeng Sekar Kedaton ?
? Menerima uang? ?
? Ya. Dan kuduga uang dari diajeng Sekar
Kedaton itulah yang dipergunakan Pabelan
untuk membeayai gerakannya itu ?
Adipati Tuban mengerutkan alis. Ia hampir
tidak percaya akan keterangan ini. sebab apa
latar belakangnya bahwa Sekar Kedaton mau
mengambil kekayaan Kerajaan Pajang, yang
dipergunakan untuk melawan Kerajaan Pajang
sendiri. Namun gagasannya ini kemudian
meluntur dalam waktu singkat, ketika teringat
akan sikap Pangeran Benowo, dan juga
Sutawijaya.
Walaupun Sutawijaya hanya anak angkat,
akan tetapi semenjak Sutawijaya masih kecil,
Sultan Hadiwijaya memberikan kasih sayangnya
tidak berbeda dengan putera kandungnyasendiri. Dengan begitu, Sutawijaya juga merasa
sebagai seorang putera Raja di Pajang, Tetapi
walaupun demikian, Sutawijaya dan Benowo
masih ada garis-garis pemisah. Mereka harus
tetap berdiri di garis yang berseberangan. Maka
tak mengherankan kalau Sekar Kedaton juga
ikut-ikutan seperti Benowo dan Sutawdjaya.
Adipati Tuban juga menyadari tentang
sebab-musabab dari sikap Benowo dan
Sutawijaya. Mereka juga putera-putera Pajang,
tetapi takkan memperoleh kesempatan
mewarisi Kerajaan Pajang. Maka mereka
berusaha merubah keadaan ini.
Tiba-tiba Adipati Tuban tertawa lirih,
membuat Pangeran Pangiri agak heran. Katanya
kemudian ?Ada satu hal yang sangat


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menguntungkan. Apa yang tadi kukatakan,
siasat itu akan dapat dilaksanakan dalam
urusan ini. Petugas rahasia perlu ditempatkan
untuk mengawasi gerak-gerik Sekar Kedaton
maupun Pabelan. Dan apabila kelihatan Pabelan
masuk ke dalam Keraton, akan dengan mudah
kita tangkap ?
? Dengan tuduhan menghina Keraton ? ?
pancing Pangeran Pangiri.?Tepat kangmas! Perbuatan Pabelan dapat
dianggap suatu kesalahan yang berat terhadap
Kerajaan Pajang ?
?Tetapi, Kangmas Sutawijaya dan dimas
Benowo akan menggagalkan dengan
mempengaruhi rama Sultan. Kalau sampai
terjadi begitu, kita tinggal menggigit jari ?
? Tetapi ada cara lain. Hingga semuanya
akan berjalan baik dan usaha orang hanya
khayalan kosong ?
? Eh, benarkah itu ? ?
Adipati Tuban segera berbisik ke telinga
Pangeran Pangiri. Untuk sejenak mata Pangeran
Pangiri membelalak. Namun kemudian ia
tertawa gembira sambil mengacungkan ibu jari
tangannya ? Ha, ha, ha, bagus! Siasat yang
bagus sekali. Benar, dengan siasat itu rencana
akan terlaksana tanpa gangguan ?
Untuk sejenak lamanya mereka masih
tertawa-tawa. Agaknya rencana yang baru saja
dibisikkan Adipati Tuban tadi, amat berkenan di
dalam hatinya.
? Ya, apa boleh buat. Demi keselamatan
Pajang memang harus bertindak keras. Dan
mudah-mudahan akan dapat mempengaruhi
keadaan, sehingga orang tidak berani
sembarangan terhadap kita ?? Akan tetapi kalau dipikir jauh, baik
kangmas Sutawijaya maupun adimas Benowo
itu, termasuk orang-orang tidak tahu diri.
Orang-orang yang diberi air susu membalas
dengan air tuba ?
? Mengapa begitu? ?
? Tentu saja! Bukankah telah jelas bahwa
Kerajaan Pajang ini bisa berdiri karena
mewakili kangmas? Dan karena hanya mewakili,
maka pada saatnya harus kembali kepada yang
berhak. Tetapi mengapa kangmas Sutawijaya
dan adimas Benowo tidak rela? Padahal kalau
dipikir, manakah mungkin kangmas Sutawijaya
maupun adimas Benowo dapat menduduki
jabatannya yang sekarang, tanpa adanya
Kerajaan Pajang? ?
Ia berhenti sejenak. Kemudian lanjutnya ?
Dan apabila rencana itu bisa terlaksana. Kita
kemudian akan dapat melihat bagaimanakah
sikap Mataram dan Jipang. Kalau sikapnya
menentang, kemudian kita mempunyai alasan
pula untuk bertindak lebih lanjut ?
? Ya. Memang jalan itu sajalah yang tepat
untuk keselamatan semuanya. Namun dimas,
jika mungkin aku masih menghendaki jalan lain.
Bagaimanapun tak baik apabila antara saudara
saling bermusuhan. Peristiwa yang telah lalu,setelah rama Sunan Prawoto wafat jangan
sampai terulang lagi. Hingga kemudian hari di
saat aku benar-benar telah diakui sebagai Raja
oleh eyang Giri, merupakan Raja yang didukung
oleh segenap kawulanya ?
? Harapan yang bijaksana. Dan akupun
memang berharap demikian. Akan tetapi
sebaliknya, kalau orang telah memulai maka
kitapun tidak dapat bersikap lemah. Sebab sikap
lemah akan merugikan kita sendiri ?
Di saat mereka masih bicara ini, tiba-tiba
seorang punggawa wanita datang dari Keraton.
Mereka kaget. Dan sebelum mereka sempat
bertanya, punggawa wanita itu telah
memberitahukan panggilan Sultan Hadiwijaya.
Maka agak bergegas kedua orang anak menantu
itu segera masuk ke Keraton. Mereka langsung
menuju ke kamar Sultan Hadiwijaya yang
gering, dan berbaring di atas tempat tidur. Di
saat mereka masuk ke kamar, ternyata telah
hadir beberapa orang.
Sultan Hadiwijaya yang usianya sudah lanjut
itu wajahnya pucat. Napasnya agak sesak
sedang matanya terpejam. Baru setelah
diberitahu bahwa dua orang anak menantunya
telah datang menghadap, Sultan Hadiwijaya
membuka mata dan bibirnya tersenyum.? Duduklah! ?
Setelah Pangeran Pangiri dan Adipati Tuban
duduk, barulah Sultan Hadiwijaya minta supaya
kepalanya diangkat lebih tinggi lagi, sehingga
dapat setengah duduk. Hingga ia akan dapat
melihat siapa-siapa yang hadir di dalam
kamarnya.
Tetapi kemudian Sultan Hadiwijaya
memerintahkan kepada para puteri, agar
meninggalkan kamar. Terkecuali isterinya. Atas
perintah itu para puteri saling berpandangan
dan bertanya-tanya. Namun tidak seorang-pun
berani membantah perintah itu, dan
meninggalkan kamar.
Untuk sejenak Sultan Hadiwijaya
mengamati dua orang anak menantunya. Baru
kemudian berkata ? Anakku, oleh pengaruh
usia tua, ayahmu menjadi lemah dan sakitsakitan saja. Hingga tidak dapat melaksanakan
kewajiban sehari-hari memimpin Kerajaan
Pajang ini ?
Ia berhenti sejenak. Sesudah menghela
napas, baru melanjutkan lagi ? Anakku Pangiri.
Memang sejak semula aku menduduki tahta
Kerajaan Pajang ini, hanyalah mewakili engkau.
Sebab memang engkaulah pewaris Kerajaan
Demak yang berhak atas Kerajaan itu. Namunbegitu, engkau anakku yang tertua. Maka kelak
kemudian hari bilamana aku sudah tiada dan
engkau sudah menduduki tahta Kerajaan,
bijaksanalah dalam membimbing saudarasaudaramu yang lebih muda. Demikian pula di
saat engkau mewakili aku, mengemudikan
Kerajaan Pajang ini ?
Pangeran Pangiri menundukkan kepala.
Setelah mengamati wajah pucat Sultan
Hadiwijaya baru sejenak, ia menjawab ?
Hamba akan berusaha rama. Dan memang
sudah menjadi kewajiban saudara yang tertua,
untuk selalu bijaksana terhadap adik-adiknya ?
?Bagus, dan itulah yang selalu aku
harapkan ? Sultan Hadiwijaya memuji.
Kemudian ia mengamati Adipati Tuban, katanya
? Dan engkau, bantulah kakakmu dalam
mengemudikan negara Pajang untuk sementara
waktu ini. Mudah-mudahan Tuhan masih
berkenan menganugerahkan umur panjang
kepadaku seingga aku dapat melanjutkan
memikirkan Kerajaan Pajang ini ?
? Akan hamba lakukan sebaik-baiknya
rama ? sahut Adipati Tuban.
? Tetapi pada kesempatan ini aku ingin
bertanya ? kata Sultan Hadiwijaya pula ? Akutidak melihat Benowo, dan menurut keterangan
ibumu, dia pulang ke Jipang. Benarkah itu? ?
Pangeran Pangiri maupun Adipati Tuban
mengiakan. Memang sudah beberapa minggu
lamanya Pangeran Benowo meninggalkan
Pajang, pulang ke Jipang.
? Hemm ? Sultan Hadiwijaya menghela
napas
? Adakah persoalan yang menyebabkan
Benowo pulang keJipang? ?
Untuk sementara kedua orang anak
menantu itu saling pandang. Kemudian
Pangeran Pangiri menjawab
? Kiranya tiada sebab apa-apa rama.
Kemungkinan adimas Benowo mempunyai
keperluan di sana ?
? Syukurlah jika tiada persoalan, aku
gembira. Memang itulah yang selalu
kuharapkan. Akan tetapi sebaliknya kalau
memang ada persoalan, sebaiknya engkau
bicara dengan aku. Agar hal-hal yang tidak
diharapkan dapat diselesaikan dengan sebaikbaiknya ?
Ingin sesungguhnya mengemukakan
masalah yang tadi baru saja diperbincangkan.
Namun timbul rasa khawatir dalam hati
Pangeran Pangiri. kalau persoalan itu dapatmempengaruhi keadaan Sultan Hadiwijaya yang
sedang gering.
Ternyata apa yang dipikirkan ini sama pula
dengan apa yang terpikir oleh Adipati Tuban.
Bahwa masalah itu apabila dilaporkan kepada
Sultan Hadiwijaya dapat menimbulkan hal-hal
yang tidak diharapkan.
? Tidak ada rama, dan hamba percaya
dalam waktu tak lama ini, adimas Benowo tentu
akan kembali ke Pajang lagi. Sebab hambapun
memerlukan bantuan adimas Benowo dalam
mengemudikan Kerajaan Pajang ?
Sultan Hadiwijaya tersenyum. Ia tampak
lega mendengar keterangan ini. Tetapi
kemudian Sultan Hadiwijaya berkata ? Dan
bagaimanakah dengan Sekar Kedaton .... ?
? Kangmas ? isterinya memotong ?
tentang Sekar Kedaton tak perlu dibicarakan
lagi. Hambalah yang akan mengurusnya ?
Sultan Hadiwijaya tersenyum dan
mengangguk ? Baiklah ?
Sesungguhnya, baik Pangeran Pangiri
maupun Adipati Tuban gembira mendengar
nama Sekar Kedaton disebut-sebut. Tentu saja
kesempatan baik itu akan ia pergunakan. Sebab
ia menduga, isterinya tentu sudah
membicarakan. Akan tetapi karena ibunya tidakmenghendaki, maka iapun tidak berani
membicarakan. Malah kemudian dalam hatinya
percaya, bahwa rahasia itu telah diketahui
semua orang. Dan dengan begitu, tentu Sekar
Kedaton takkan berani menyelenggarakan
pertemuan dengan Pabelan, dan juga takkan
memberi dana lagi.
Sultan Hadiwijaya terbatuk-batuk, dan
isterinya cepat-cepat mengambilkan minuman.
Setelah minum beberapa teguk, redalah batuk
itu dan berkata lagi ? Anakku, aku telah tua
dan sakit-sakitan. Ini menjadi tanda bahwa
saatku kembali ke tempat asal sudah dekat.
Seorang tua yang tidak memiliki apa-apa seperti
aku ini, hanya dapat berharap agar kalian selalu
dapat hidup rukun dengan saudara-saudaramu
? Ia berhenti. Ia mengamati kedua anak
menantunya itu beberapa jenak. Lalu lanjut ?
Banyak peristiwa dan contoh yang perlu dikaji,
bahwa bila sesama saudara tidak dapat hidup
dengan rukun, akhirnya akan berantakan. Dan
siapakah yang menderita rugi? Temu saja kalian
sendiri. Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing, faedahnya sangat besar ?
Dua orang anak menantu itu mengangguk
dan menyatakan kesediaannya untukmelaksanakan pesan itu. Apa yang telah
diucapkan ayah mertuanya itu memang benar.
Tidak seorangpun dapat mengungkiri.
? Kebijaksanaan orang tua diperlukan
menghadapi mereka yang muda ? sambung
Sultan Hadiwijaya ? Berlapang dada
merupakan syarat mutlak untuk memelihara
kerukunan. Suasana kerukunan di dalam
keluarga merupakan pencerminan yang tidak
dapat disembunyikan dan ditutup. Kalau baru
mengurus keluarga dan kerukunan bersaudara
saja tak mampu, apalagi mengurus yang lebih
besar dan luas. Umpama saja, mengurus negara
? Pangeran Pangiri menundukkan kepala, dan
diam-diam ia merasa disindir. Dalam hatinya
menduga, tentu sebelum dia hadir, antara
ayahnya dengan puteri-puterinya tadi telah
berbicara panjang lebar. Dan kemungkinan
besar menyinggung pula masalah Pangeran
Benowo yang pulang ke Jipang. Agaknya semua
kesalahan telah ditimpakan ke pundaknya.
Kalau demikian halnya, ini tidak adil. Ia tidak
merasa melakukan sesuatu yang membuat
Kerajaan Pajang rugi. Dan iapun tidak merasa
membuat Pangeran Benowo tidak senang hati.
Akan tetapi untuk mengemukakan perasaannyaini, ia tidak sanggup. Bukan karena tidak berani.
Tetapi mengingat bahwa ayah mertuanya
sekarang sedang gering.
Ia menjadi khawatir kalau sakitnya
bertambah berat karena penjelasannya. Dan
apabila derita ayah mertuanya ini tambah berat,
tidak urung dirinya yang menjadi sasaran.
Dirinya akan dituduh sengaja merongrong.
Tak sabar lagi menunggu terlalu lama untuk


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat menduduki tahta Kerajaan. Dan secara tak
langsung membunuh ayah mertua.
Karena itu ia berdiam diri. Walaupun
sesungguhnya dalam hal tahta Kerajaan,
dirinyalah yang berhak sepenuhnya.
Sesungguhnya, ia tak menghendaki terjadinya
perpecahan. Tetapi kenyataannya, malah ada
usaha orang yang memusuhi dirinya.
Demi mendengar sindiran ayah mertuanya
ini, sekarang tekadnya semakin bulat. Sejak
sekarang ia tidak akan lengah dalam
menghadapi orang-orang yang sengaja
memusuhi dirinya. Kiranya diperlukan tangan
besi. Adapun siapakah orangnya yang harus
menjadi korban pertamanya, tak dapat ia
bayangkan dan perhitungkan sekarang.
Baik Pangeran Pangiri maupun Adipati
Tuban masih berdiam diri, maka SultanHadiwijaya memberikan nasehat-nasehat lagi.
Nasehat yang sangat berguna bagi seorang calon
Raja dalam mengemudikan negara dan menjadi
pengayoman para Kawula. Kebijaksanaan
memang harus diutamakan. Sebab seorang Raja
yang hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri, berarti mendekatkan diri dengan
bencana timbulnya bencana pemberontakan.
Mereka diperkenankan mengundurkan diri
setelah Sultan Hadiwijaya merasa sudah cukup
dalam memberikan nasehat-nasehatnya. Setelah
meninggalkan kamar Raja itu, Pangeran Pangiri
tampak bersungut-sungut. Dan setelah mereka
kembali duduk di pendapa, tak kuat lagi
Pangeran Pangiri menahan perasaannya.
? Celaka dua belas! ? gumamnya ?
Mengapa rama Sultan setengah menuduh aku
yang tidak bijaksana? Mengapa semua
kesalahan dibebankan di atas pundakku, tanpa
diingat bahwa orang telah mempersiapkan diri
untuk memusuhi aku ini? Hemm, rama Sultan
tidak adil ?
? Saya merasa heran juga ? sahut Adipati
Tuban ? Mengapa kangmas tadi tidak mau
menerangkan! duduk persoalannya? Saya tadi
setengah berharap supaya kangmas mau
menjelaskan keadaan. Sebab saya percayabahwa rama Sultan belum menerima laporan
sehingga tidak tahu keadaan yang
sesungguhnya ?
? Memang ada sebabnya aku menahan
diri. Akui khawatir kalau orang menuduh aku,
merongrong rama Sultan dalam keadaan gering
? ? Merongrong ? Apakah alasannya ? ?
? Bukankah apabila rama Sultan wafat,
hak atas, tahta Kerajaan akan jatuh ke
tanganku? ?
? Tetapi kalau memang benar tidak
merongrong, mengapa harus takut, kangmas?
Sebaliknya, kalau kenyataannya orang malah
sengaja merongrong, dapatkah hal itu kita
biarkan? ?
? Ya, Tetapi aku memang tidak ingin
menambah beban pikiran rama Sultan di saat
gering. Sebab aku percaya dan yakin, Tuhan
akan melindungi segala yang benar. Pada
saatnya, rama Sultan akan tahu keadaan yang
sesungguhnya. Rama Sultan akan tahu dan
dapat menilai bahwa sesungguhnya aku telah
bersikap bijaksana dalam menghadapi mereka.
Tetapi, huh?
Pangeran Pangiri berhenti dan mendesah
geram. Katanya kemudian ? keadaan telahmenuntut kepadaku, untuk tidak berlengahlengah dan terlalu mengalah. Aku harus
menggunakan kesempatan yang ada untuk
bertindak tegas ?
Kemudian Pangeran Pangiri berbisik
ditelinga Adipati Tuban. Mereka kemudian
saling pandang dan tersenyum.
Mereka telah merencanakan sesuatu. Dan
walaupun pendapa yang luas itu tidak tampak
seorang manusiapun. namun mereka merasa
kuatir juga apabila rencana itu didengar orang.
Hingga perlu dibisikkan langsung ke telinga.
Karena rencana itu masih merupakan rahasia.
Mereka percaya, bahwa apabila rencana itu
dapat dijalankan, ibarat api akan segera
berkobar dan membakar serta menghanguskan
apa saja yang berada di sekitarnya. Dan apabila
sudah terjadi demikian, maka apa yang semula
masih tersembunyi, takkan lagi mempunyai
tempat untuk berlindung. Lalu dapat diketahui
mana kawan dan mana lawan. Sehingga takkan
sulit untuk bertindak lebih lanjut.
Sultan Hadiwijaya takkan dapat berdiam
diri lagi. Sebab dengan siasat dan rencana itu,
harus mempunyai pendirian tegas. Kalau saja
Sultan Hadiwijaya tidak menghendaki
direndahkan orang, Akan tetapi mereka percayabahwa ayah mertua mereka masih mempunyai
harga diri. Ayah mertua mereka itu tentu
menjadi marah dan menghukum mereka yang
bersalah. Dan apabila semuanya telah terjadi,
maka jalan bakal tambah licin. Sebab orangorang yang berusaha menentang telah tersapu
bersih.
Tetapi bagaimanakah rencana yang telah
mereka persiapkan itu dilakukan? Tak seorang
juapun yang mengetahui. Bukan rahasia kalau
orang lain mampu mengetahui.ukan rahasia lagi, kedudukan Sultan
Hadiwijaya sebagai Raja di Pajang ini
merupakan hasil siasat halus Juru Mretani.
Sebab menurut kaidah (hukum) dan hak waris
Kerajaan Demak, tidak mungkin hak tahta
Kerajaan Demak itu jatuh ke tangan seorang
menantu. Jaka Tingkir alias Mas karebet alias
Adipati Hadiwijaya di Pajang itu bukan
keturunan Demak. Dan sebabnya tahta Kerajaan
jatuh ke tangan Hadiwijaya dan dipindahkan ke
Pajang memang lewat jalan yang tidak wajar.Lewat siasat halus dengan dalih mewakili
Pangeran Pangiri, yang ketika itu belum dewasa.
Sejarah telah mencatat, bahwa setelah
Sultan Trenggono Raja Demak terakhir wafat,
maka calon utama yang berhak menduduki
tahta Kerajaan Demak itu hanyalah Sunan
Prawoto alias Pangeran Mukmin. Bukan saja
telah diangkat sebagai anggota Majelis Wali,
tetapi Sunan Prawoto juga merupakan putera
Sultan Trenggono yang paling tua. Akan tetapi
Sunan Prawoto memang mempunyai cacat buta
kedua matanya. Sebagai akibatnya, lalu seorang
Wali bernama Sunan Kudus menolak Sunan
Prawoto.
Seorang Raja harus sehat jasmani dan
rohani. Oleh sebab itu Sunan Kudus mendukung
dan mengusulkan, agar sebagai pengganti Raja
Demak, ditetapkan Pangeran Harya Penangsang.
Sunan Kudus mempunyai alasan cukup kuat
untuk mencalonkan Pangeran Harya
Penangsang ini. Sebab Pangeran Harya
Penangsang merupakan cucu raden Patah, yakni
Raja Demak yang pertama, dan putera Pangeran
Surowiyoto. Dalam urutan silsilah, Pangeran
Harya Penangsang malah lebih tua. Karena
Pangeran Surowiyoto adalah saudara tua Sultan
Trenggono.Sebagai akibat perpecahan pendapat dalam
Majelis Wali ini, maka pengisian kekosongan
raja di Demak tertunda. Tertundanya pengisian
raja ini bukan meredakan pertentangan antara
yang berkepentingan, tetapi malah menambah
gawatnya suasana. Gawatnya suasana ini
sebagai akibat tindakan Pangeran Harya
Penangsang yang gelap mata. Secara diam-diam
ia telah mengutus seseorang untuk membunuh
Sunan Prawoto. Usaha ini berhasil. Bukan Sunan
Prawoto saja, bahkan isterinya pun ikut
terbunuh.
Dalam kemelut ini, menyusul kemudian
pembunuhan atas diri Pangeran Hadiri, suami
Ratu Kalinyamat. Akibatnya suasana Demak
bukan menjadi reda, tetapi tambah gawat.
Untuk mengatasi keadaan ini sementara, Majelis
Wali memutuskan bahwa Ratu Kalinyamat
ditunjuk sebagai penguasa sementara sambil
merawat Pangeran Pangiri yang masih kecil.
Tetapi sebagai akibat kesedihan hatinya,
setelah Pangeran Hadiri mati terbunuh oleh
seorang suruhan Harya Penangsang, kemudian
Ratu Kalinyamat mengasingkan diri, bertapa
tanpa busana di bukit Danaraja. la bertekat
takkan mengenakan pakaian lagi, sebelum sakithatinya terhadap Harya Penangsang terbalas
impas.
Mendengar bahwa Ratu Kalinyamat berada
di Danaraja, dengan tekad seperti itu, Adipati
Hadiwijaya menjadi gembira. Kosongnya tahta
Kerajaan Demak memancing selera Adipati
Hadiwijaya, untuk dapat menduduki tahta
Kerajaan Demak. Ia bermaksud menemui Ratu
Kalinyamat di Danaraja, sambil menawarkan
diri untuk membalaskan sakit hati Ratu
Kalinyamat terhadap Harya Penangsang.
Sebagai seorang yang selalu berhati-hati
dalam bertindak, Adipati Hadiwijaya belum
berani melangkah sebelum berunding dengan
penasehat dan pengawalnya. Ada tiga orang
hamba Pajang yang mendapat kepercayaan
Adipati Hadiwijaya. Mereka itu Juru Mretani,
Pemanahan dan Penjawi. Meieka kemudian
dipanggil untuk menghadap.
?Kakang Juru ? katanya halus ? aku
mendengar bahwa kakang mbok Ratu
Kalinyamat, sekarang bertapa di Danaraja. Dia
bertekad tidak akan mengakhiri mati-raganya,
sebelum sakit hatinya terhadap Harya
Penangsang terbalas impas. Bagaimanakah
pendapatmu? Tepatkah apabila aku
menawarkan diri untuk membalaskan sakit hatiitu ? Sebab menurut khabar, kakang mbok Ratu
Kalinyamat sudah menjanjikan, barang siapa
yang sanggup dan dapat membunuh
Penangsang, akan diberi hadiah negara Demak
? Juru Mretani mengangguk-angguk.
Kemudian ia menjawab ? Hamba setuju
dengan maksud paduka untuk meluruskan jalan
dan memberantas yang batil. Bagi paduka
memang merupakan kewajiban yang memang
tak dapat diungkiri, untuk membela dan
menyelamatkan Demak. Karena paduka salah
seorang putera menantu Kangjeng Sultan
Trenggono almarhum. Akan tetapi sekalipun
demikian hamba mohon, agar paduka
menghilangkan maksud untuk memperoleh
hadiah negara itu ?
Juru Mretani batuk-batuk, sesaat lanjutnya.
?Gusti, ada dua alasan mengapa hamba
mohon agar paduka menghapus maksud paduka
yang sesungguhnya. Pertama, setiap Kerajaan
mempunyai kaidah yang tidak dapat diabaikan.
Bahwa pengganti Raja haruslah keturunan
langsung dari Raja yang telah tiada. Padahal
paduka hanyalah putera menantu. Apabila
paduka berterang-terangan ingin menduduki
tahta Kerajaan Demak, kiranya banyak sekalitantangannya. Terutama akan ditentang oleh
Majelis Wali. Karena hal itu bertentangan
dengan hukum yang berlaku. Oleh sebab itu
harus dicari jalan lain, agar tidak terasa tetapi
dapat berhasil ?
? Nanti dulu ? sela Adipati Hadiwijaya ?
Apa halangannya kalau kakang mbok Ratu
Kalinyamat sudah setuju ? ?
? Paduka benar. Tetapi mungkinkah hal
itu bisa terjadi kalau tidak memperoleh
persetujuan dari Majelis Wali? Dalam hal yang
bersangkut paut dengan kedudukan seorang
Raja, tentunya Gusti juga mengetahui, bahwa
masalah tersebut sepenuhnya di tangan Sunan
Giri ?
? Hemm, aku tahu maksudmu sekarang.
Lalu bagaimanakah hal yang kedua? ?
? Hal yang kedua, bersangkut paut dengan
kesanggupan paduka, untuk membalas sakit
hati itu. Kiranya tidak pada tempatnya, apabila
paduka harus bertindak langsung terhadap
Harya Penangsang. Ada sebabnya hamba mohon
agar hal ini tidak terjadi. Sebab hal itu bisa
menimbulkan salah duga ?
? Siapakah yang akan salah sangka? ??Tentu saja seorang tokoh Wali, yang
diam-diam berdiri di belakang Harya
Penangsang ?
? Oh, maksudmu eyang Kudus? ?
? Benar! Hamba mohon agar hal ini gusti
pertimbangkan dengan baik. Pangeran Harya
Penangsang merupakan murid terkasih.
Mungkinkah Kangjeng Sunan Kudus berdiam


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diri dan membiarkan muridnya yang terkasih
dibunuh orang ? Itulah sebabnya gusti, hamba
mohon agar paduka berhati-hati dalam masalah
ini ?
? Baiklah. Hal ini bisa kita atur kemudian
hari. Sekarang aku ingin mendengar pendapat
kalian, kapankah waktu yang tepat untuk
datang ke Danaraja dan bertemu dengan kakang
mbok Ratu Kaiinyamat ? ?
? Hamba berpendapat, bahwa waktu yang
paling tepat bersamaan dengan undangan
Kangjeng Sunan Kudus ? sahut Pemanahan.
? Ehh, mengapa bertepatan dengan
undangan itu? ? Adipati Hadiwijaya heran ?
Adakah waktu bagi kita untuk datang ke sana?
? ? Kita tidak membutuhkan waktu yang
banyak. Maka segala kesempatan dapat kita
pergunakan? sahut Pemanahan ? Masalahnya,keadaan sekarang sedang gawat. Apabila tidak
berhati-hati, gusti dapat berhadapan dengan
bencana ?
? Adi Pemanahan benar ? sambut Juru
Mrentani ? Apa yang sudah terjadi atas
paduka, merupakan peringatan bagi kita
sekalian. Pangeran Harya Penangsang pernah
mengirimkan orang untuk membunuh gusti,
akan tetapi gagal. Mungkinkah Pangeran Harya
Penangsang mau berhenti berusaha, sebelum
berhasil membunuh paduka? ?
? Ya ? Adipati Hadiwijaya menganggukangguk ? dugaanmu amat tepat. Melihat
usahanya yang gagal itu, tentu dia akan berbuat
lebih nekad ?
? Itulah sebabnya, hamba semua mohon
agar gusti lebih berhati- hati. Hamba juga curiga
terhadap undangan Kangjeng Sunan Kudus.
Agaknya dibalik undangan ini. ada maksud
tersembunyi ? kata Pemanahan.
? Itu jelas ? Juru Mretani menyambut
dengan mantap ? Agaknya Pangeran Harya
Penangsang telah mempersiapkan diri untuk
berbuat tidak pantas terhadap gusti. Dia
memilih Kudus sebagai tempatnya, tentu
bermaksud agar memperoleh perlindungan dariKangjeng Sunan Kudus, apabila memang
diperlukan ?
? Hemm, benar juga duguanmu ? Adipati
Hadiwijaya menghela napas pendek ? Lalu
bagaimana pendapatmu, apa yang harus aku
lakukan setelah berada di sana ? ?
? Hamba mohon agar gusti tidak
mengabaikan hal-hal yang kecil dan nampaknya
sepele. Justeru hal-hal yang tampaknya sepele
itulah, biasanya menjadi sumber bencana.
? Ya, aku perhatikan. Lalu kapankah
waktu yang tepat untuk datang ke Danaraja?
Apakah aku harus mohon diri kepada eyang
Kudus, dengan alasan pulang ke Pajang, tetapi
secara diam-diam langsung pergi ke Danaraja?
? ? Hamba kurang setuju gusti ? sahut Juru
Mretani ? Paduka harus pandai menahan
perasaan, agar Kangjeng Sunan Kudus tidak
semakin renggang hubungannya dengan Gusti,
dan semakin memberi kesempatan kepada
Pangeran Harya Penangsang, mempengaruhi
Kangjeng Sunan Kudus. Untuk kepentingan itu,
hamba seyogyakan agar paduka menginap saja
di Kudus. Tetapi pada malam hari secara rahasia
Gusti bersama adi Pemanahan dan adi Penjawi,
pergi berkunjung ke Danaraja. Dengan demikianjaraknya akan lebih dekat, apabila dibanding
dengan jarak antara Pajang dengan Danaraja ?
? Hemm, baiklah. Terima kasih atas
nasehatmu, kakang Juru ? Adipati Hadiwijaya
puas terhadap nasehat Juru Mretani itu. Namun
masih ada yang perlu ditanyakan apa yang
harus dilakukan. Tanyanya kemudian ?Kakang
Juru, engkau jangan tanggung-tanggung. Berilah
petunjuk, apa yang harus aku lakukan setelah
berhadapan dengan kakang mbok Ratu
Kalinyamat? ?
Juru Mretani tidak segera menjawab. Ia
berpikir beberapa saat. Baru sesudah
memperoleh pikiran bagus, Juru Mretani
menjawab ?Gusti, apabila paduka berhadapan
dengan Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat,
sanggupilah tentang permintaannya untuk
membunuh Pangeran Harya Penangsang. Tetapi
apabila Gusti Kangjeng Ratu Kalinyamat sudah
menjanjikan untuk menyerahkan Kerajaan
Demak kepada paduka, maka hendaknya Gusti
tidak cepat-cepat menerima ?
? Lalu apa yang harus aku lakukan? ?
tanya Hadiwijaya.
? Hendaknya Gusti berkenan memberi
alasan, bahwa orang yang diangkat menjadiRaja, haruslah pewaris dari Kerajaan itu sendiri
? ? Mengapa begitu? Aku bukan pewaris
Demak. Mana mungkin aku dapat menduduki
tahta Kerajaan Demak, kalau harus berpegangan
kepada hak waris itu? ?
? Hendaknya Gusti tidak usah khawatir.
Maksud hamba, semua ini hanya untuk
melicinkan jalan, dan agar tidak timbul
tentangan dari Majelis Wali. Apabila paduka
telah menyatakan hal ini, tentu Gusti Kangjeng
Ratu akan bertanya tentang sebabnya. Menjadi
kewajiban Gusti untuk memberi penjelasan.
Bahwa paduka tidak ingin melanggar hak waris
Kerajaan Demak. Untuk itu kemudian harus
dicari jalan lain. Jalan menuju tercapainya
maksud Gusti, tetapi Majelis Wali dengan
senang hati akan mengabulkan ?
Juru Mretani berhenti sejenak. Sesudah
menghela napas, ia melanjutkan ? Gusti, ada
jalan paling baik dan selamat untuk mencapai
tujuan. Caranya, kawinkanlah gusti Retnaning
Pura dengan gusti Pangeran Pangiri ?
? Ahh, Retnaning Pura belum dewasa.
Mana bisa terjadi ? Disamping itu, Pangiri juga
masih kecil. Apakah perkawinan ini dapat
dibenarkan? ?? Justeru sama-sama belum dewasa itu,
merupakan jalan yang paling bagus bagi paduka.
Tentang belum dewasanya gusti Pangeran
Pangiri dan gusti Retnaning Pura, bukanlah
perkara yang tidak dapat diatur.
Perkawinan itu baru merupakan ikatan saja.
Sedang hubungan sebagai suami-isteri,
menunggu manakala gusti Pangeran Pangiri
maupun gusti Retnaning Pura sudah dewasa.
Berpangkal pada putera menantu paduka yang
belum dewasa itulah kemudian gusti
mengajukan usul kepada gusti Kangjeng Ratu
Kalinyamat. Bahwa gusti mengisi kekosongan
tahta Kerajaan Demak sebagai Raja, merupakan
Raja wakil dari Pangeran Pangiri. Namun
demikian, gusti hendaknya menuntut.
Walaupun sebagai Raja wakil, akan tetapi harus
selama hidup. Berarti gusti Pangeran Pangiri
baru dapat mengambil kembali haknya sebagai
pewaris Demak, apabila paduka telah wafat ?
Adipati Hadiwijaya mengangguk-angguk.
Kemudian ia berkata ? Terima kasih. Sudah
tentu aku setuju, apabila jalan ini merupakan
jalan yang paling selamat dan paling tepat.
Tetapi apakah hal ini harus aku sendiri yang
bicara dengan kakang mbok Ratu
Kalinyanyamat? ?? Tidak! ? sahut Juru Mretani cepat-cepat
? Orang yang paling tepat membicarakan
masalah ini dengan Gusti Kangjeng Ratu
Kalinyamat, hanyalah adi Pemanahan ?
? Ahh, mengapa aku? ? Pemanahan kaget.
? Jangan terkejut ? Juru Mretani
tersenyum
? Hal itu untuk menjaga supaya lebih tertib
lagi. Agar maksud gusti Hadiwijaya tidak
semata-mata di depan Gusti Kangjeng Ratu
Kalinyamat ?
? Kalau memang demikian, baiklah ?
Pemanahan setuju sesudah tahu maksudnya ?
Asal saja semua ini terjadi, sepengetahuan gusti
Hadiwijaya ?
Adipati Hadiwijaya tersenyum. Kemudian
katanya ? Jangan kuatir. Aku takkan datang ke
sana seorang diri ?
Itulah yang terjadi ketika itu. Di saat Ratu
Kalinyamat masih bertapa di Danaraja, dan
tahta Kerajaan Demak masih dalam keadaan
kosong. Menjadi jelas, bahwa Hadiwijaya tidak
mungkin dapat menduduki tahta Kerajaan di
Pajang, apabila melewati jalan wajar.
** *adipaten Jipang, dimana Pangeran Benowo
sekarang berdiam. Kadipaten yang dahulu
dikuasai oleh Pangeran Harya Penangsang itu,
sekarang keadaannya jauh berlainan.
Keadaannya sudah jauh berobah. Disesuaikan
dengan selera Pangeran yang masih muda ini.
Tetapi adakah sejarah yang telah berlaku
terulang lagi? Dahulu, dari Kadipaten Jipang ini,
Pangeran Surowiyoto yang kemudian
diteruskan oleh anaknya, Pangeran Harya
Penangsang, diaturlah siasat dan rencana
perjuangan guna dapat menguasai Kerajaan
Demak. Akan tetapi sungguh sayang, bahwa
sampai pada akhir hayatnya, ayah dan anak itutak berhasil usahanya. Malah kemudian mereka
sama-sama menebus dengan nyawa sendiri.
Pangeran Surowiyoto mati terbunuh oleh Sunan
Prawoto, sedang Pangeran Harya Penangsang
mati terbunuh oleh tangan Danang Sutawijaya.
Tetapi sekarang setelah yang bertempat
tinggal di Kadipaten Jipang ini Pangeran
Benowo, maka "putera mahkota" Pajang ini
dihadapkan pada keadaan yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Dirinya telah diangkat
sebagai putera mahkota, namun pada
kenyataannya sebutan itu hanya merupakan
sebutan kosong melompong. Dirinya tidak
mungkin bisa menduduki tahta kerajaan, karena
hak atas Kerajaan itu adalah di tangan Pangeran
Pangiri.
Tidak berbeda dengan Pangeran Surowiyoto
maupun Pangeran Harya Penangsang,
demikianlah kedudukannya saat ini. Ia harus
berjuang untuk menggagalkan Pangeran Pangiri
naik tahta apabila ayahandanya telah tiada.
Namun bilamana Pangeran Benowo teringat
akan sejarah kegagalan usaha Pangeran
Surowiyoto maupun Pangeran Harya
Penangsang, semangatnya yang menyala-nyala
itu tiba-tiba menjadi padam kembali. Karena
segera timbul rasa kuatir, akan gagal pulausahanya. Namun apabila ia teringat akan
ucapan Sutawijaya, ia menjadi malu hati dan
semangatnya kembali menyala.
Pangeran Benowo tak dapat melupakan
kata-kata Sutawijaya yang antara lain ? Dimas
Benowo, setiap cita-cita akan selalu menuntut
pengorbanan. Sedang rasa ragu, adalah musuh
utama bagi seseorang yang berusaha mencapai
cita-cita. Lupakah engkau dimas, bahwa engkau
telah diangkat sebagai Pangeran Adipati Anom
atau Putera Mahkota? Setiap putera mahkota,
tentu calon pengganti raja. Akan tetapi
pengangkatan atas dirimu itu hanyalah embelembel yang tidak ada artinya sama sekali.
Karena hak atas Kerajaan, sesuai dengan
perjanjian, adalah milik Pangiri. Nah,
sehubungan dengan itu engkau harus malu.
Janganlah sebutan Pangeran Adipati Anom itu
hanya embel-embel saja. Engkau tidak perlu
bicara tentang perjanjian yang pernah dibuat
oleh rama Sultan dengan Kangjeng Ratu
Kalinyamat. Yang membuat janji itu bukan kita,
dan kitapun tidak tahu apa-apa. Janji tinggal
janji ! Tetapi kita ini sebagai putera rama Sultan,
tidak boleh berdiam diri dan menyerah akan
keadaan. Apapun yang akan terjadi, kita harus
berjuang menghalangi Pangeran Pangirimenjadi raja. Dan sebaliknya, engkaulah sebagai
Pangeran Adipati Anom, yang harus duduk di
atas tahta Kerajaan Pajang ?
Itulah apa yang diucapkan Sutawijaya,
Bupati Mataram, yang selalu mengiang dalam
rongga telinganya. Yang pengaruhnya membuat
ia tidak kerasan lagi berdiam di Pajang. Karena
Setelah ayahandanya sakit-sakitan, kekuasaan
atas Kerajaan Pajang beralih di tangan Pangeran
Pangiri. Ia kerap kali menyaksikan
kebijaksanaan kakak-iparnya itu, yang tidak
dapat disetujui. Akan tetapi sebaliknya selalu
disokong oleh Adipati
Hatinya selalu panas saja apabila
menyaksikan semua itu. Namun ia tidak dapat


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbuat apa-apa, karena Pangeran Pangiri
memang mempunyai hak sepenuhnya.
Kalau dipikir memang tidak patut disaat
ayahandanya sedang gering itu, ia malah
meninggalkan Pajang. Sebagai anak laki-laki
satu-satunya, ia dibebani wajib untuk ikut
menjaga keselamatan ayahnya.
Apabila ia ingat kembali akan ayahandanya
yang sedang gering, serasa tidak kerasan tinggal
di Jipang. Tetapi kalau ingat pula akan sikap
Pangeran Pangiri, iapun serasa segan
berdekatan.Sekarang inipun Pangeran Benowo duduk
termenung-menung di pendapa. Untung bahwa
sebelum berkepanjangan, menghadaplah
seorang hamba yang memberi laporan tentang
datangnya tamu dari Pajang. Hamba itu
memberitahukan bahwa yang datang
menghadap adalah Tumenggung Harya
Dadaptulis, Pabelan dan Wahono. Atas laporan
ini bibir Pangeran Benowo tersenyum dan
wajahnya tiba-tiba cerah. Maka kemudian ia
perintahkan agar tamu dari Pajang itu langsung
menghadap ke pendapa.
Pangeran Benowo menyambut kedatangan
mereka dengan pelukan mesra. Dan kemudian
dengan ramah mempersilakan tamunya masuk
ke pendapa. Ia menggandeng tangan
Tumenggung Dadaptulis. Dan ia melarang
mereka masuk ke pendapa dengan berjongkokjongkok. Malah ketika ketiga orang ini sudah
menjatuhkan diri duduk di lantai, ia memaksa
supaya merekal duduk di kursi.
? Kalian jangan membuat aku kikuk ?
Mereka tidak dapat menolak walaupun
sesungguhnya hati merasa sungkan.
Bagaimanapun tiga orang inilah merasa sebagai
kawula Pajang. Sedang Pangeran Benowo
adalah Putera Mahkota.? Sulit aku ceritakan bagaimana bahagia
hatiku, atas kehadiran kalian ke Jipang ini ?
Pangeran Benowo memulai percakapan ?
Kabar apa sajakah yang kalian bawa dari
Pajang? ?
Tumenggung Harya Dadaptulis yang
merupakan orang tertua menjawab ? Gusti,
berkat doa dan restu Gusti, semua hamba di
Pajang dalam keadaan selamat dan sehat
walafiat. Akan tetapi walaupun begitu, dalam
hati para kawula Pajang itu menangis dan sedih
saat sekarang ini ?
? Ahh, paman Harya, janganlah engkau
mengada-ada, dan mengejutkan aku. Mereka
hidup senang dan tenteram, mengapa engkau
katakan menangis dan sedih? ?
? Sesungguhnyalah Gusti, malah bukan
saja mereka. Tetapi hamba bertiga yang
menghadap Gusti sekarang inipun, dalam hati
menangis dan sedih ? Dalam mengucapkan
kata-kata ini, Tumenggung Harya Dadaptulis
terdengar begitu mantab.
Pangeran Benowo mengerutkan alis dan
mengamati mereka bertiga bergantian.
? Apakah maksudmu? ? tanya Pangeran
Benowo kemudian.?Sebab dengan tiadanya Gusti di Pajang,
keadaan di sana semakin tidak menyenangkan
?Harya Dadaptulis membeberkan perasaannya
? Gusti, memang tidak dapat dipungkiri bahwa
Gusti Pangeran Pangiri-lah sesuai dengan
kaidah, yang mempunyai kekuasaan penuh atas
Kerajaan Pajang mewakili rama paduka. Namun
apabila tiada kebijaksanaan, niscaya Kerajaan
Pajang akan hancur berantakan jadinya ?
? Mengapa begitu? ? tanya Pangeran
Benowo.
Tumenggung Dadaptulis memalingkan
muka dan memandang Pabelan. Pemuda yang
dipandang ini tahu apakah maksud pamannya.
Maka ia menjawab ? Gusti, ketika hamba akan
menuju ke Jipang ini, menjumpai sebuah
peristiwa yang tidak pernah diduga orang ?
Kemudian diceritakan tentang terjadinya
pembegalan barang hantaran yang menjadi
tanggung jawab Ki Sinduro. Barang hantaran
yang disebut obat-obatan itu ternyata berisi
harta benda yang tidak ternilai harganya, yang
dikirim oleh Pangeran Pangiri ke Demak.
? Ahh, jadi kangmas Pangiri mengambil
harta benda Kerajaan untuk dikirim ke Demak?
? Pangeran Benowo kaget.? Ya ? sahut Pabelan. Lalu diceritakan
apa yang telah terjadi secara jelas. Hal itu dapat
diketahui atas jasa Kusuma Sari.
Namun ketika Pabelan menceritakan bahwa
harta benda itu kemudian dikembalikan dalam
keadaan utuh, Pangeran Benowo menjadi kaget
? Ahh, mengapa engkau kembalikan ? Mengapa
tidak engkau rampas untuk beaya perjuangan?
? Pabelan segera memberikan alasannya.
Bahwa dengan pengembalian itu berarti harta
benda Kerajaan Pajang dapat diselamatkan.
Semua itu masih bisa diurus, dan tentang
pengurusan masalah ini oleh Pabelan
diserahkan sepenuhnya kepada Pangeran
Benowo.
? Kurang ajar! ? geram Pangeran
Benowo ? Mengapa kangmas Pangiri sampai
hati bertindak macam itu? Dengan demikian
maka jelas sekali, bahwa kangmas Pangeran
Pangiri merongrong Pajang ?
? Itulah sebabnya mengapa hamba tadi
mengatakan, bahwa para kawula Pajang
sekarang bersedih hati?
Tumenggung Harya Dadaptulis cepat-cepat
berkata?Kalau gusti tetap tinggal di Jipang,
Pangeran Pangiri akan mempunyai kesempatan
luas untuk menghancurkan Pajang dari dalam,
demi keuntungan sendiri ! Dan yang lebih
penting lagi gusti, dengan tiadanya paduka di
Pajang, hamba semua ini semacam penumpang
perahu di tengah lautan kehilangan arah .... ?
? Ehh, mengapa? ? Pangeran Benowo
tampak melengak.
? Tentu saja gusti, karena hamba semua
kehilangan pimpinan ?
? Ahh, mustahil. Bukankah paman Harya
cukup mampu memimpin mereka? Disamping
itu, Pabelan selalu dapat berhubungan dengan
Sekar Kedaton untuk mengambil dana ?
? Gusti, demi kepentingan perjuangan,
kiranya gusti Kangjeng Ratu Sekar Kedaton
kurang leluasa bergerak. Karena terikat oleh
kedudukannya sebagai seorang puteri. Berbeda
dengan paduka, gusti! Kehadiran paduka di
Pajang, besar sekali pengaruhnya. Pertama,
Pangeran Pangiri takkan berani bertindak
semaunya sendiri. Sebab dia akan merasa kuatir
juga, kalau tindakannya yang kurang patut itu
sampai kehadapan Ingkang Sinuhun Kangjeng
Sultan. Kedua, dengan hadirnya gusti di sana,
berarti Gusti Kangjeng Ratu Sekar Kedaton tidaksendirian. Ada yang dapat diajak berbicara,
sehingga akan lebih mantab ?
Untuk beberapa jenak lamanya Pangeran
Benowo berdiam diri. Kata-kata Tumenggung
Harya Dadaptulis mengenai benar-benar
dihatinya. Dalam hal itu ia mengakui juga,
bahwa dengan pulangnya ke Jipang ini, ia
memang tidak dapat mengikuti perkembangan
di Keraton Pajang tetapi sebaliknya, ia dapat
hidup tenang tanpa gangguan apapun. Memang
kalau hanya memikirkan diri sendiri, keadaan di
Jipang ini lebih enak daripada di Pajang.
Namun bila hal yang demikian ini terjadi,
bukankah dirinya ini sebagai seorang Pangeran
dan sekaligus Putera Mahkota yang tidak tahu
diri dan tak mengenal terima kasih? Pabelan,
Harya Dadaptulis, Sutawijaya dan yang lain
berjuang dan mempertaruhkan nasib, demi
membela dirinya sebagai Putera Mahkota
Pajang. Agar dirinya dapat mewarisi Kerajaan
Pajang ini, sekalipun harus lewat jalan
kekerasan. Nah, kalau orang-orang lain
berjuang, bersusah payah membela dirinya,
mengapa dirinya malah seperti tidak perduli
dan enak-enak di Jipang ?
Ia menjadi malu sendiri. Maka sesudah
menghela napas, berkatalah Pangeran itu ?Terima kasih atas perhatian kalian terhadap
diriku ini. Dan juga maafkanlah diriku ini, yang
lupa diri dan sempit pikir. Tetapi setelah
mendengarkan apa yang kalian sampaikan
sekarang ini, sadarlah aku sekarang. Bahwa apa
yang sudah aku lakukan salah belaka. Memang
sepantasnya aku selalu berada di Pajang, dan
dengan begitu bukan saja aku dapat ikut
menjaga rama Sultan yang kerap kali jatuh sakit,
tetapi juga dapat menga-t wasi apa yang terjadi
dan dilakukan kangmas Pangiri. Ia berhenti dan
mengamati tiga orang yang duduk di depannya
itu. Dan sejenak kemudian ia meneruskan ?
Memang tidak mungkin terjadi, kangmas Pangiri
berani mengangkut harta benda itu, dan secara
rahasia dikirim ke Demak kalau saja aku berada
di Pajang. Ini yang kalian ketahui. Namun tentu
ada yang lolos dari pengamatan kalian dan juga
aku. Betapa Kerajaan Pajang akan rusak
berantakan kalau orang yang kebetulan berhak
mewakili rama Sultan melakukan perbuatan
merongrong seperti itu. Dan celakanya pula
apabila masalah-masalah semacam ini didengar
oleh rama Sultan. Bisa jadi akan lebih
mempengaruhi kesehatan rama Sultan yang
telah lanjut usia itu. Ahh, semula aku tidak
berpikir sejauh itu ... ?Ia berhenti lagi dan menghela napas. Sedang
tiga orang yang duduk di depannya masih
berdiam diri, seakan mereka memberi
kesempatan kepada Pangeran Benowo
berbicara lebih banyak.
? Dan aku berdosa kepada mbakyu Sekar
Kedaton ? sambungnya setengah mengeluh ?
Dia seorang! perempuan, tentu saja langkahnya
kurang bebas ?
? Hamba amat bersyukur apabila Gusti
berkenan pulang ke Pajang ? sambut Pabelan
? sehingga apabila terjadi sesuatu, dalam
waktu singkat dapat segera mengadakan
hubungan dan pembicaraan. Sebab hamba
percaya, bahwa keadaan di Pajang berkembang
semakin buruk ?
? Ehh, apa maksudmu? ? Pangeran
Benowo melengak kaget sambil memandang
Pabelan ? Apakah alasanmu bahwa
perkembangan di Pajang semakin buruk??
? Gusti, mohon diampunkan apabila
hamba salah menduga ? sahut Pabelan ?
Keadaan yang tak dapat dipungkiri, bahwa
Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan sudah berusia
lanjut dan selalu gering. Gusti, ampunkan!
Tetapt yang jelas manusia yang hidup di dunia
ini pada saatnya akan mati. Gusti, hamba tidakmengharapkan Ingkang Sinuhun Kangjeng
Sultan wafat, namun bukankah setiap manusia
akan dijemput maut ? Apabila rama paduka
telah wifat, jelas sekaii bahwa kekuasaan dan
tahta kerajaan akan kembali ketangan Pangeran
Pangiri. Ini jelas, sesuai dengan perjanjian
waktu itu, antara rama paduka dan Gusti
Kangjeng Ratu Kalinyamat ?
Pabelan berhenti sejenak, baru setelah
batuk-batuk lirih beberapa kali, ia meneruskan
lagi ? Dan inilah yang tidak dikehendaki oleh
uwa Sutawijaya. Janji tinggal janji, tetapi
pelaksanaannya belum tentu demikian. Tidak
peduli walaupun usaha dan perjuangan uwa
Sutawijaya ini, diluar perkenan Sunan Giri. Dan
uwa Sutawijaya sebagai putera angkat Ingkang
Sinuhun Kangjeng Sultan Hadiwijaya, secara
teguh ingin membela Gusti dalam
kedudukannya sebagai Putera Mahkota Pajang.
Paduka yang dikemudian hari harus menduduki
tahta Kerajaan Pajang. Malah uwa Sutawijaya
sudah bertekad pula, kalau perlu menggunakan
kekerasan untuk ini ?
? Ahh! ? Pangeran Benowo berseru kaget
?Apa maksudmu? Kangmas Sutawijaya
bertekad untuk berperang melawan kangmasPangiri? Apakah kangmas Sutawijaya telah
cukup persiapan? ?
Tidak mengherankan kalau Pangeran
Benowo menjadi kaget. Sebab dugaannya belum
sampai sejauh itu, walaupun telah terjadi
kesepakatan, bahwa apabila keadaan memaksa
sehingga harus menempuh jalan peperangan
terbuka untuk memperebutkan Kerajaan Pajang
ini. Maka sekalipun di Jipang, persiapan yang


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilakukan belum begitu jauh.
Pabelan tersenyum, kemudian jawabnya ?
Begitulah Gusti, yang terjadi di Mataram saat ini.
Uwa Sutawijaya kini sedang giat mengumpulkan
dan menggembleng para pemuda untuk
diangkat sebagai prajurit. Malah Kangmas
Ronggo merupakan pembatu yang perkasa, dan
merupakan tulang punggung ?
?Bagus! ? puji Pangeran Benowo setengah
bersorak ? Dia merupakan putera kangmas
Sutawijaya yang tertua. Kiranya tak mau kalah
dengan kangmas Sutawijaya ketika mudanya.
Bukankah dahulu, ketika kangmas Sutawijaya
menjelang dewasa, sudah sanggup membunuh
paman Penangsang? ?
Yang dimaksud dengan nama Ronggo ini
adalah putera Sutawijaya yang lahir dari
isterinya yang pertama. Dimana isteri pertamaini, puteri dari Sunan Prawoto yang semula
diminta oleh Hadiwijaya sebagai hadiah dari
Ratu Kalinyamat, bernama Semangkin.
Pada waktu itu, di saat gadis itu diserahkan
dari tangan Ratu Kalinyamat kepada
Hadiwijaya, baik Semangkin maupun Prihatin
belum dewasa. Maka oleh Hadiwijaya kedua
orang gadis hadiah Ratu Kalinyamat itu,
dititipkan kepada Kiageng Pemanahan dengan
perintah, apabila gadis itu sudah dewasa agar
dibawa ke Pajang.
Namun ternyata keadaan menghendaki lain.
Sutawijaya jatuh cinta kepada Semangkin, dan
gadis itu pun mengimbangi. Mengetahui
terjadinya hubungan kasih ini, Kiageng
Pemanahanlah yang menjadi kelabakan dan
takut. Ia merasa berdosa kepada Sultan
Hadiwijaya, sebab justeru dialah yang
bertanggung jawab.
Untuk mempertanggungjawabkan masalah
ini, diajaknyalah Sutawijaya ke Pajang
menghadap Sultan Hadiwijaya. Dan di depan
Sultan Hadiwijaya, Kiageng Pemanahan
berterus terang tentang terjadinya hubungan
cinta antara Sutawijaya dan Semangkin. Dia
menyerahkan mati dan hidup Sutawijaya yang
telah berbuat dosa, kepada Sultan Hadiwijaya.Akan tetapi apa yang terjadi kemudian
berbeda jauh dengan dugaan Kiageng
Pemanahan. Sultan Hadiwijaya tidak marah,
malah kemudian memerintahkan kepada
Kiageng Pemanahan untuk mengawinkan
Sutawijaya dengan gadis itu. Bagi Sultan
Hadiwijaya, tidak mungkin marah kepada
"putera angkat" yang amat disayang itu, hanya
persoalan gadis. Tetapi sebaliknya dengan
keputusan ini, Kiageng Pemanahan pulang
kembali ke Mataram dengan hati lapang dan
lega. Betapa tidak? Persoalan yang ia anggap
cukup berbahaya itu, ternyata menguntungkan
Sutawijaya.
? Tetapi kalau kangmas Sutawijaya
terang-terangan, itu amat berbahaya ?
pangeran Benowo berkata lagi ? Dan apabila
begitu yang terjadi, kangmas Pangiri akan
dengan mudahnya mempengaruhi rama Sultan.
Hingga kemudian amara kangmas Sutawijaya
dan rama Sultan, akan terjadi pertentangan. Ini
yang membuat aku kawatir. Mengapa harus
terjadi pertentangan antara ayah dan anak ? ?
?Mudah-mudahan saja tidak sampai
demikian ?kata Harya Dadaptulis ? Sebab
bagaimanapun kang-mas Sutawijaya takkanmelupakan kebaikan Ingkang Sinuhun Kangjeng
Sultan ?
? Ya, mudah- mudahan dugaanku salah ?
pangeran Benowo mengangguk ? Namun aku
tetap saja : kuatir akan soal itu. Maka adakah
kiranya di antara kalian yang dapat menolong
aku, membawa surat ke Mataram? ?
? Maksud gusti? ? tanya Dadaptulis.
? Maksudku, aku ingin minta kepada
kangmas Sutawijaya agar tidak terang-terangan
dalam mempersiapkan semuanya ?
? Berikan surat itu kepada hamba ? kata
Pabelan
? Hambalah yang akan mengatur, supaya
surat gusti itu sampai ke tangan uwa Sutawijaya
dengan selamat ?
? Baiklah, nanti akan segera
kupersiapkan. Atau eh, apakah tidak sebaiknya
surat itu kutulis saja di Pajang? Terpikir olehku,
bahwa sebaiknya aku berangkat hari ini
bersama kalian. Aku kuatir rama Sultan
menduga buruk dan salah, apabila terlalu lama
aku di Jipang ?
? Hamba gembira sekali ? sambut tiga
orang itu hampir bersamaan.
? Namun tentulah kalian haus dan lapar
pula, sesudah melakukan perjalanan jauh.Sekarang aku mengundang kalian untuk makan
bersama dengan aku ?
Tanpa menunggu jawaban mereka,
pangeran Benowo terus melambaikan tangan
kepada seorang hamba, yang duduk bersila di
lantai, yang tak mungkin berani meninggalkan
tempat selama pangeran Benowo di pendapa.
Lewat hamba ini pangeran Benowo
memerintahkan agar segera dipersiapkan
jamuan makan untuk tiga orang tetamunya itu.
* * *eorang penunggang kuda melarikan kudanya
cepat sekali meninggalkan Pajang.
Nampaknya memang seorang ahli, maka
walaupun kuda itu lari kencang, tampak tenang
saja di atas punggung kudanya. Agaknya
penunggang kuda itu melakukan perjalanan
dengan amat tergesa-gesa. Buktinya melarikan
kuda seperti dikejar setan.
Kenyataannya memang begitulah. Tak lain
orang itu adalah Pabelan yang saat itu sedang
menuju ke Mataram. Ia akan menyampaikan
surat Pangeran Benowo untuk Sutawijaya alias
Senopati Ing Ngalaga. Dan Pangeran Benowomemang menghendaki, agar suratnya itu
secepatnya dapat diterima saudara tuanya.
Debu mengepul tinggi ketika kuda itu
menerjang jalan desa. Beberapa orang petani
yang baru pulang dari sawah terpaksa
melompat ke pinggir, karena takut keterjang
kuda yang lari seperti dikejar iblis itu. Dan para
petani yang berpapasan ini mencaci maki dan
mengomel. Mereka mencela Pabelan yang
menunggang kuda seperti kesetanan itu.
Jalan desa yang berdebu itu, tidak berapa
jauh lagi akan akan membelah sebuah hutan
kecil, yang kemudian bersambung dengan hutan
yang luas. Tetapi jalan itu sendiri kemudian
akan membelok ketepi hutan, dan berbelokbelok, serta kanan kirinya merupakan ladang
dan persawahan orang.
Biasanya orang akan menunda perjalanan,
apabila akan lewat hutan itu, dan menanti di
desa Pucang. Apabila beberapa orang telah
terkumpul, kemudian dengan dikawal oleh
orang-orang upahan, mereka berangkat
bersama-sama. Dengan cara demikian,
keamanan di jalan terjamin.
Tetapi Pabelan tidak demikian. Ia sudah
biasa melakukan perjalanan jauh seorang diri
saja. Dia hanya berteman dengan si kuda putihyang sangat setya. Kuda itu berlari terus, seolaholah terbang menerobos jalan di hutan itu.
Akan tetapi ketika ia sudah hampir
mencapai setengah jalan, tiba-tiba ia terkesiap.
Pendengarannya yang tajam itu mendengar dua
buah desingan anak panah dari arah depan dan
samping kanannya. Dalam hatinya bertanya
heran, siapakah penjahat itu yang berani
menghadang dan melepaskan anak panah ke
arahnya pada siang hari ini? Untung ia
menunggangi kudanya yang telah terlatih. Jika
tidak, apa yang akan terjadi pada dirinya ?
Ia segera menarik kendali kudanya kencangkencang, hingga kuda itu meringkik, dan kaki
depannya diangkat ke atas.
Anak panah yang datang dari depan, lebih
cepat datangnya. Setelah hampir menembus
leher kudanya, maka Pabelan dengan
menggunakan cambuknya, memukul anak
panah itu hingga leher kudanya bebas dari
bahaya maut. Dengan cepat ia putarkan
cambuknya ke sampingi dan terpukullah anak
panah yang datang dari samping kanannya,
keduanya terjatuh ke tanah.
Setelah dua batang anakpanah yang datang
dari dua jurusan itu berhasil dipukul runtuh,
Pabelan mengamati ke sekeliling dengan masihduduk di atas punggung kuda. Tidak terlalu
lama ia menunggu, muncullah kemudian
beberapa orang laki-laki berwajah brewok dari
balik rumpun semak dan langsung berlompatan
mengurung. Pabelan melirik mereka dan
sempat pula menghitung. Ternyata berjumlah
lebih dari duapuluh orang, merupakan lawan
yang cukup berat juga bagi dirinya yang hanya
seorang diri.
Sekilas pandang, dengan memperhatikan
cara mereka melompat tadi, bahwa diantara
mereka ini terdapat beberapa orang yang
tangguh. Terbukti kelincahannya bargerak pada
saat melompat keluar dari persembunyian.
Namun agaknya mereka ini sudah terlatih dan
terpimpin. Terbukti sesudah menunjukkan diri,
mereka tidak gegabah menyerang. Jelas bahwa
anakpanah yang dilepaskan tadi, dalam usaha
mereka untuk menghentikan perjalanannya.
Sesaat kemudian muncullah dari antara
mereka seorang laki2 setengah tua, yang
berkumis tikus dan berjenggot kambing.
Kumisnya yang kurus itu, sesuai pula dengan
tubuhnya yang tinggi kurus. Tetapi diam-diam
Pabelan agak terkesiap ketika sempat
memandang matanya. Mata laki-laki kurus itu
berkilat-kilat. Menjadi pertanda bahwa diaseorang laki-laki yang sudah cukup tinggi
tenaga dalamnya.
? Tahukah maksud kami menghentikan
perjalananmu sekarang ini? ? tanya laki-laki
kurus itu.
? Tidak!? sahut Pabelan sambil
menggeleng tenang ? Memang aku menjadi
heran, apakah sebabnya kalian menghentikan
aku? ?
? Aku Keblak Manak ? laki-laki kumis
tikus itu memperkenalkan diri. Dan beberapa
orang anakbuahnya tertawa ditahan mendengar
nama itu. Sedang dia sendiri, mengulum
senyum. Agaknya juga geli sendiri.
Dari pengakuannya ini jelas, bahwa laki2
kumis tikus ini menggunakan nama samaran.
Namun baik namanya sendiri maupun nama
samaran, saat ini dia tidak peduli. Ia tidak boleh
sembrono menghadapi lawan yang jumlahnya
banyak ini.
? Dan tuan tidak perlu lagi
memperkenalkan diri, karena kami sudah tahu
bahwa tuan adalah Raden Pabelan ? ujar
Keblak Manak lebih lanjut.
Terkesiap juga Pabelan atas pengakuan
orang ini. Mengapa sudah tahu namanya? Tetapi
tentu saja Pabelan tak mau kalah gertak.Jawabnya sambil tersenyum ? Tetapi kalian
keliru mengenal orang. Aku bukan raden
Pabelan, tetapi aku Salogo ?
Keblak Manak tertawa terkekeh mendengar
jawaban Pabelan ini, kemudian sahutnya ?
Tuan dapat mengelabui orang lain, tetapi
kepada kami tidak. Tahukah tuan bahwa kami
ini hamba sahaya gusti Adipati Tuban ? ?
Tercekat Pabelan mendengar nama Adipati
Tuban disebut. Akan tetapi sejenak kemudian ia
tersenyum. Ia menjadi tak percaya akan
pengakuan orang itu. Sebab kalau memang
hamba sahaya Kadipaten Tuban, mereka tentu
berusaha menutupi dan menyembunyikan,
tidak malah memberitahukan seperti sekarang
ini, tanpa ditanya lebih dahulu. Dalam hati
segera timbul kecurigaannya. Tentu mereka ini
gerombolan orang yang sengaja menggunakan
nama Adipati Tuban untuk menggertak dirinya.
? Hm, kalian hamba-hamba Tuban? ?
dengus Pabelan ? Lalu apa maksud kalian? ?
? Tiada maksud lain, kecuali hanya
mengharap agar tuan menyerahkan harta benda
dan nyawa tuan kepada kami ? sahut Keblak
Manak dengan tenang.
Seketika terbelalak mata Pabelan
mendengar ucapan itu. Darah yang mengalirdalam dadanya terasa panas. Giginya gemertak
saking marahnya. Betapa tidak? Terangterangan orang itu menghinanya. Dianggapnya
ia bangsa tikus yang mudah menyerahkan harta


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan nyawanya. Sekilas bertanyalah dalam hati
Pabelan. Benarkah orang-orang ini hamba dari
Tuban? Apakah mereka diperintah oleh Adipati
Tuban untuk menghadang dirinya? Ia tak dapat
memastikan. Mungkinkah orang sengaja
menggunakan kesempatan untuk
memperuncing perselisihan antara ia dengan
Adipati Tuban?
? Bagaimana kalau aku tak sedia
menyerahkan? ?tanya Pabelan.
? Jika tuan melawan, terpaksa kami
gunakan kekerasan! ? sahut Keblak Manak
dengan nada yang mantap ? Tuan hanya
seorang diri, apakah sulitnya kami
membereskan tuan? ?
? Ha, ha, ha ? Pabelan tertawa terbahakbahak, sekalipun hati berdebar juga
menghadapi lawan yang sekian banyaknya ?
Pabelan bukan orang yang sembarangan dapat
menyerahkan diri seperti yang kalian duga. Ayo
majulah. Mau maju berbareng secara keroyokan
seperti tingkah pengecut, atau ingin maju satu
persatu mengukur kepandaian? ?Sengaja Pabelan mengucapkan tantangan
seperti seperti ini, dengan maksud agar mereka
malu dan tidak main keroyokan. Dan apabila
mereka maju satu persatu, atau paling banyak
tiga orang, bagi dirirya akan lebih ringan dalam
menghadapinya. Namun kalau harus
menghadapi keroyokan, memang sulit juga.
Akan tetapi ternyata Pabelan salah duga.
Ternyata mereka tidak malu disebut pengecut
dengan mengeroyok itu. Sebabnya memang ada.
Orang orang ini sudah mengenal belaka sampai
dimanakah ketinggian ilmu Raden Pabelan.
Maka mereka tidak berani sembrono untuk
maju bertanding. Dari pada menderita rugi
dengan bertanding, lebih baik menggunakan
kesempatan, lawan seorang diri, mereka maju
mengeroyok. Menurut perhitungan Keblak
Manak, dengan mengeroyok akan berhasil
mengalahkan Raden Pabelan.
? Heh. heh heh ? Keblak Manak terkekeh
? kami tidak ingin lama-lama ditempat ini.
Maaf, kami tidak dapat melayani tuan secara
ksatrya, dan kami harus maju berbareng.
Keroyok...........! ?
? Sring, sring, sring . . . . ! ? dengan
serempak mereka sudah menghunus senjatamasing masing, setelah mendapat perintah dari
pemimpinnya.
Pabelan memperhitungkan, bahwa dengan
tetap duduk di atas punggung kuda dia akan
dapat menghemat tenaga. Akan tetapi
sebaliknya, menghadapi keroyokan di atas
punggung kuda, salah-salah dapat
mencelakakan kuda putih kesayangannya
apabila dirinya sampai terdesak. Justeru
khawatir kuda tunggang ini menderita celaka
oleh keroyokan orang, maka kemudian ia
memutuskan bahwa lebih baik melompat turun
dari kuda. Ia tidak perlu khawatir dengan
kudanya ini sekalipun dilepaskan. Sebab kuda
pulih ini amat jinak kepada dirinya, tetapi
sebaliknya akan berubah menjadi galak dan
binal menghadapi orang yang belum dikenal.
Tiba Pabelan bersiul nyaring. Ternyata
siulan nyaring ini, merupakan perintah bagi si
kuda untuk menghindarkan bahaya. Mendadak
kuda meringkik nyaring. Kaki muka terangkat
tinggi, lalu melompat, menerjang kepada
beberapa orang yang berusaha menghalangi.
?Aduh ... aduh...? beberapa orang
berteriak sambil bergulingan menghindar.
Tetapi ada dua orang yang terlambat
menghindar, meraung kesakitan karena terinjakkaki kuda. Karena sakitnya orang itu hingga tak
dapat bangun lagi. Ternyata orang tersebut yang
satu patah kakinya dan yang satunya lagi dua
tulang iganya patah.
Setelah berhasil keluar dari kurungan
orang-orang itu, kemudian si putih lari cepat
sekali. Tak berapa lama si putih sudah hilang
tertutup rimbunnya daun pepohonan.
Pabelan tersenyum bangga melihat kudanya
telah berlaku trampil dan tepat sekali dalam
menghadapi bahaya yang gawat itu. Sekali
terjang saja, kudanya telah dapat melukai dua
orang penjahat. Ia sendiri segera bersiap-siap
diri dengan padang di tangan kanan dan keris di
tangan kiri.
Jarang Pabelan menggunakan dua senjata
sekaligus. Ia baru mau menghunus pedang
apabila benar menghadapi lawan yang sangat
membahayakan. Bahkan biasanya ia hanya
menggunakan tangan kosong saja. Tetapi kali ini
lawannya berjumlah banyak dan mereka tak
dapat diajak berunding. Dapat membawa maut
bila ia lengah dan mengalah.
? Ayo, majulah! ? tantangnya dalam
keadaan siaga.
Tanpa diulang lagi, mereka sarempak maju
mengeroyok sambil berteriak. Beberapa macamsenjata yang dibawa mereka, berkelebatan
menyerang Pabelan untuk merenggut jiwanya.
Tetapi Pabelan murid juru Mretani, seorang
sakti mandraguna dan ahli pedang jaman kini.
Dengan lincah dan mantap Pabelan
menggerakkan pedangnya untuk menangkis
serangan lawan dan keris di tangan kiri dengan
lincah pula membalas serangan musuhnya.
? Trang, trang, trang, trang, srat .... aduh . .
Sekali gebrak saja Pabelan telah
menghunjamkan kerisnya yang tajam itu ke
perut lawannya. Benturan senjata berulang kali
terdengar nyaring, tersusul suara mengaduh
dan tubuh orang roboh karena terhunjam keris.
? Hati-hati ! ? teriak Keblak Manak
memperingatkan anakbuahnya ? Jangan
berkelahi seperti kerbau gila ?
Keblak Manak menyadari, apabila anak
buahnya menyerang, merapat dan bernafsu,
akibatnya akan merugikan pihak sendiri. Dalam
mengeroyok, harus ada kerja sama yang rapi
dan bergantian bintu membantu. Dengan cara
bergiliran itu, berarti tidak memberi
kesempatan lawan untuk mengaso. Hingga
lawan akan cepat kehabisan tenaga dan
kehilangan semangat perlawanannya. Tetapi
sebaliknya apabila seperti kerbau gila. karenamengandalkan jumlah banyak saja hasilnya
akan terbalik.
Atas peringatan Keblak Manak itu mereka
menjadi sadar. Kemudian mereka tidak mau
merapat, melainkan membagi tugas untuk
saling bantu-membantu. Mula pertama bagian
belakang menerjang maju. Ketika Pabelan
membalikkan diri uniuk menghadapi mereka,
maka yang kini berada dibelakang Pabelan
berganti menyerang, sedang lawan yang di
depan mundur. Disaat Pabelan membela diri,
maka bagian samping kiri dan kanan menyerbu
pula.
? Tring, trang, trang, trang.........? benturan
senjata berulang kali terdengar nyaring.
Pabelan menjadi sibuk sekali menghadapi
serangan yang seperti itu. Ia tak dapat
mendesak lawan, karena bila yang didesak
mundur, yang lainnya datang membantu dari
samping dan belakang.
Kerjasama mereka ternyata rapi sekali dan
dapat saling tolong-menolong. Dari kenyataan
ini jelas, bahwa mereka memang sudah terlatih
berkelahi mengeroyok Diam2 Pabelan
terkesiap. Ia menyadari, apabila hal ini
dibiarkan berlarut, dirinya akan celaka dan kehaDengan suatu gerak aji Bajing-loncat, Pa-belan
melambung ke udara, meloloskan diri dari terjangan
kawanan pengeroyok dan berhasil merobohkan
beberapa anakbuah Keblak Manak ....bisan tenaga. Ia harus mencari cara lain untuk
mengatasinya.
Disamping itu, terpikirlah oleh Pabelan,
bahwa menilik cara mereka berkelahi ini, jelas
mereka merupakan sebagian prajurit yang
sudah memperoleh latihan, hingga kekuatannya
pun tak dapat diabaikan. Kalau demikian, jelas
mereka itu hamba Tuban.
Beberapa kali Pabelan berusaha
mengurangi jumlah lawan dengan
menggunakan serangan cepat dan dahsyat.
Tetapi usahanya selalu gagal, karena serangan
dari arah belakang dan samping cepat pula
datangnya. Dan mereka selalu berusaha
menghindari serangan rapat, sehingga dengan
jarak itu senjata keris dan pedang Pabelan tak
dapat mencapai sasaran.
Akibat dikocok oleh desakan serangan para
pengeroyok ini, dalam waktu tak lama Pabelan
merasa kehabisan tenaga. Di saat2 yang sangat
mencemaskan diri ini, ia ingat akan nasehat
gurunya. Juru Mretani, yang sudah terkenal
cerdik dalam berperang dan banyak siasatnya.
Gurunya pernah memberi nasehat kepadanya,
bahwa menghadapi keroyokan harus tenang
dan harus dapat menahan luapan amarah. Lebih
baik bertahan, daripada menyerang tetapi selalugagal. Dengan cara bertahan menunggu
datangnya serangan ini, berarti akan dapat
menghemat tenaga.
Namun menunggu serangan ini ada
bahayanya juga, apabila orang yang
mengeroyok itu terdiri dari orang yang tangguh
juga. Sebab dengan gabungan tenaga mereka,
dapat juga memaksa yang di keroyok tak dapat
bertahan. Oleh karena itu pelajaran Juru
Mretani menganjurkan kepada siswanya, agar
dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan.
Teringat nasehat gurunya ini Pabelan
menghentikan serangannya. Kemudian ia
berdiri di tengah lingkaran lawan, menunggu
datangnya serangan.
Beberapa saat perkelahian itu berhenti.
Pabelan tidak bergerak, sebaliknya
pengeroyoknya juga tidak bergerak. Dalam
keadaan ini Pabelan memperoleh kesempatan
mengaso dan memperhitungkan siasatnya.
Pengeroyok itupun tidak mau menyerang tanpa
ada perintah Keblak Manak.
Setelah beberapa saat Pabelan tetap saja
berdiri tegak tak bergerak apa2, Keblak Manak
tak sabar lagi. Ia perintahkan anakbuahnya yang
berada dibagian lain menyerang. Pabelan
melayani serangan itu dengan penuh semangatdan kelincahan bergerak. Namun tiba2 Keblak
Manak memerintahkan mundur, sebaliknya
dibagian lain ia perintahkan maju menyerang.
Tak lama mereka diperintahkan mundur dan di
lain bagian ganti menyerang.
Demikian siasat Keblak Manak yang
dilakukan untuk merobohkan lawan, hingga
berjalan beberapa saat lamanya.
? Celaka! ? Pabelan mengeluh dalam hati.
Meskipun ia masih dapat mempertahankan diri,
namun hingga kapan perkelahian ini selesai?
Mungkin hingga matahari tenggelam di barat,
belum juga selesai.
Tiba-tiba Pabelan bersiul nyaring. Keris dan
pedangnya digerakkan dengan cepat dan
menyerang ke salah satu bagian yang dalam
dugaannya agak lemah. Namun dugaannya
meleset. Ternyata usahanya tak semudah
seperti apa yang diduga. Pemimpin dibagian ini
ternyata tangguh juga dan agaknya setingkat
dengan Keblak Manak. Dengan senjata tombak,
orang itu melayani serangan Pabelan dengan
tangkas dan tangguh. Berkali-kali pedangnya
terpaksa menyeleweng karena tertangkis oleh
tombak.
Di saat ia sibuk melayani lawan, ternyata
Keblak Manak telah menyerbu dengananakbuahnya dari arah lain. Senjata Keblak
Manak yang berujud golok besar itu
menyambar-nyambar dengan dahsyatnya.
Hingga Pabelan sibuk juga melayani dan
membalas serangan.
Keadaan Pabelan sekarang benar-benar
terjepit dari depan dan belakang. Ia berusaha
sekuat mungkin untuk mengatasi
kedudukannya yang semakin gawat itu. Ia
kerahkan hampir seluruh kepandaiannya,
belum juga dapat mengatasi. Meskipun ia telah
berhasil melukai dan meruntuhkan senjata
beberapa orang lawannya, namun luka yang
tidak berarti itu tidak mempengaruhi
keadaannya. Orang yang terluka malah tambah
marah, mengamuk tak kenal takut.
Tiba-tiba Pabelan rasakan pundaknya perih
dan sakit. Ia sadar bahwa pundaknya terluka.
Walaupun luka itu tidak berbahaya, namun


Kumbang Hitam Dari Bumi Sengketa Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan mengalirkan darah ini mempengaruhi
juga baginya.
Ia tambah berhati-hati. Namun jumlah
lawan lebih dua puluh orang. Sulit juga untuk
menghadapinya, apalagi lolos. Diam-diam ia
mengeluh, apakah sudah menjadi takdirnya ia
harus mati dalam keroyokan ini sehingga suratpangeran Benowo tak akan sampai ke tangan
Bupati Mataram, Sutawijaya alias Senopati?
Dalam keadaan yang sangat mendesak
Pabelan untuk menyerahkan nyawanya ke
tangan orang-orang yang mengeroyok itu, tiba
tiba terdengar tawa orang yang nyaring dan
panjang. Belum lenyap suara ketawa itu,
terdengarlah orang mencela.
? Tidak tahu malu, huh! Siang bolong
begini mengeroyok seorang muda. Huh,
pengecut. Menangpun tak ada artinya! ?
Belum lagi lenyap suara orang itu, menyusul
berkelebatnya bayangan hijau yang cepat sekali,
disusul pekik mengaduh dari beberapa orang, di
samping dering senjata yang terlempar.
? Aduh mati aku! ? Keblak Manak
berteriak sambil terhuyung ke belakang, dan
tangan kirinya mendekap dada, senjatanya
terlempar,
? Kalau tak segera minggat, kubunuh
kamu semua! ? ancam orang yang baru datang
itu penuh wibawa.
Kemudian orang-orang lari serabutan,
termasuk Keblak Manak untuk menyelamatkan
diri. Yang luka-pun tertatih-tatih pergi sambil
merintih-rintih.Pabelan heran dan kagum melihat peristiwa
yang baru saja terjadi. Ia melihat bayangan hijau
itu seperti dapat terbang dengan cepat dan gesit
sekali. Kecepatan gerak orang itu sangat
mengagumkan, dan membuktikan bahwa
pendatang yang memberi pertolongan itu tentu
sakti mandraguna. Baru setelah pengeroyok itu
pergi, Pabelan dapat melihat penolongnya ini
dengan jelas. Ia seorang kakek yang tubuhnya
kurus kering, seperti tulang terbungkus kulit.
Jenggot dan kumisnya panjang tidak terpelihara,
warnanya putih dan bercampur hitam, demikian
pula rambut kepalanya.
Orang ini mengenakan jubah warna hijau.
Kiranya laki-laki ini berusia sekitar tujuh puluh
tahunan. Keadaan raganya begitu rusak, hingga
kurus kering seperti tulang dibalut kulit saja,
dan dapat menumbuhkan rasa kasihan.
Namun ketika ia sempat bertentang
pandang dengan kakek itu, ia terkesiap. Mata
kakek itu berkilat-kilat tajam sekali, seperti
dapat menembus ke dalam dadanya.
Membuktikan bahwa kakek ini memang seorang
yang sakti mandraguna, dan sudah sempurna
pula tenaga dalamnya.
Pabelan membungkukkan badannya dalamdalam memberi hormat, lalu katanya ? Terimakasih atas kebaikan hati dan pertolongan tuan.
Aku Pabelan, takkan dapat membalas kebaikan
budi tuan ini ?
? Heh, heh, heh ? kakek itu tertawa
mengekeh ? orang muda, engkau jangan terlalu
merendah. Aku tidak senang melihat orang yang
tak tahu malu mengeroyok seorang muda
seperti engkau. Maka kuusir mereka. Ya, itu
sudah selayaknya, sebab di dunia ini kedudukan
manusia sama. Orang yang sewenang-wenang
membanggakan jumlah dan kekuatan, itu
manusia yang rendah tidak menyadari arti
hidupnya itu. Engkau tak perlu merasa
berhutang budi, karena akupun tak pernah
merasa memberikan budi pada seseorang. Heh,
heh, heh, mana mungkin budi dapat
diperhitungkan pada orang? Yang dapat
dianggap hutang piutang itu adalah benda
Duniawi ?
Ternganga Pabelan mendengar ucapan
kakek ini. Mengapa kakek ini mempunyai
pendapat seperti itu? Bukankah sudah menjadi
kebiasaan orang, bila orang yang di tolong
merasa berhutang budi kepada yang menolong?
Agaknya kakek ini dapat mengetahui apa
yang diherankan Pabelan. Maka katanya ?
Orang muda, aku tahu maksudmu, bahwa orangyang merasa ditolong, tentu merasa berhutang
budi, bukan? Silakan saja orang beranggapan
begitu. Tetapi akupun bebas mempunyai
anggapan lain. Aku beranggapan bahwa budi
tidak dapat diperhutangkan. Orang yang
menolong, karena merasa mampu memberikan
pertolongan, sedang orang yang ditolong karena
perlu pertolongan. Itu saja, tanpa tambahan
apa2 lagi. Sebab itulah sesuatu yang wajar dan
ikhlas, yang mewakili kata batin ?
Kakek itu berhenti sejenak dan jari2
tangannya yang kecil panjang itu mengusapusap jenggotnya yang panjang dan sejenak
kemudian ia meneruskan ? Apabila orang
masih mengingatkan dengan "hutang budi" ....
hemm, ini jelas sekali bukanlah pertolongan
yang ikhlas. Sebab dengan " hutang " itu berarti
mengharapkan "kembalinya hutang". Dengan
begitu berarti mempunyai pamrih,
mengharapkan sesuatu dari pertolongannya.
Nah, kalau sudah mengharapkan sesuatu,
apakah itu dapat disebut ikhlas? Apakah itu suci
murni? Tidak! Itu berarti sudah dikotori oleh
sesuatu maksud. Oleh harapan. Nah, kau tahu
maksudku sekarang? Bahwa bagiku budi itu tak
dapat diperhutangkan kepada siapapun? ?Terpukau Pabelan oleh kata2 kakek ini,
sederhana namun berisi. Dalam kesadarannya ia
bisa menerima apa yang dimaksudkan kakek ini.
? Terima kasih, atas petunjuk tuan yang
berharga itu ?
? Eh, tuan? Aku hanya seorang tua yang
tak berharga. Aku lebih senang kalau engkau
menyebut kakek ?
Ya, baiklah saya akan menyebut kakek ?
kata Pabelan seraya mengangguk.
Kakek kurus itu tertawa panjang dan
tampak amat gembira, serta katanya
memperkenalkan diri ? Namaku Tohraga ?
? Terima kasih, kakek mau
memperkenalkan diri kepada saya ?
? Eh, kau sebutkan namamu tadi Pabelan,
bukan? ? Kata kakek Tohraga sambil
mengerutkan alisnya, seakan-akan sedang
mengingatkan sesuatu ? Serasa aku pernah
mendengar nama itu. Ehh, dimana ya? ?
Pabelan memandang kakek itu sejenak, lalu
katanya ? Dimana kakek mendengar nama itu?
? ? Aih, aku sudah tidak ingat lagi. Tetapi
namamu sudah sering kudengar ?
Beberapa saat kedua orang itu tak ada yang
bersuara. Tetapi kemudian kakek Tohragaberkata ? Oh, aku ingat sekarang. Nama
Pabelan aku dengar di Pajang, Bukankah engkau
putera Tumenggung Mayang? ?
? Benar, kek ? Pabelan membenarkan.
? Hem, enyahlah engkau! Untung aku
sudah lain dari dulu! ?
Pabelan terbelalak.
Sumber Pustaka : Ko Aditya Indra Jaya
Sumber Image : Koh Awie Dermawan
first share in Kolektor E-book
Pringsewu 20/12/2018 13:29 PMP e n e r b i t :Karya :
W i d i Wi d a y a t
Terdaftar :
KEJARI No. 274/1.3. Slo. I / VII / 1979
No. Pol. 163/ Sen / Intel Pam / VII / 1979hiasan gambar :
Hak cipta dilindungi undang-undangerajaan Pajang merupakan mata rantai
kesinambungan kerajaan Demak dan
Mataram. Di mana bumi menjadi sengketa dari
keinginan dan nafsu-nafsu kekuasaan maka
merahlah bumi itu dengan darah para pejuang
penegak keadilan, pandu-pandu kebenaran dan
insan-insan pemburu kekuasaan, keduniawian.
Diantara gejolak perebutan kekuasaan,
gemerin-cing senjata dan gelimang darah,
Harry Potter Dan Relikui Kematian Deathly Hallows Karya Jk Rowling Be My Sweet Darling Karya Queen Soraya Fear Street - Malam Mencekam Ii Silent Night

Cari Blog Ini