Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 10

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 10


puas pada keadaannya yang seperti itu. Dan seorang
pengawal menasihatinya.
"Paduka adalah putera mahkota, pangeran. Kenapa
paduka ingin keluyuran seperti rakyat biasa? Sri baginda
tentu tak akan memperkenankan, apalagi kalau tahu
paduka melanggar peraturan ini. Ini adalah ketentuan sri
baginda, demi keselamatan paduka juga!"
"Tapi aku tak mempunyai musuh, pengawal.
Demi keselamatan siapa? Aku ingin bebas,
ayahanda terlalu mengekang!"
"Tapi hamba tak berani membiarkan paduka
pangeran. Sri baginda tentu marah dan bakal
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menghukum hamba. Paduka tak kasihan pada hamba?"
Pangeran ini menghela napas. Pengawalnya
memang benar, kalau dia berani keluyuran dan ketahuan
tentu pengawalnya itu akan mendapat hukuman berat.
Salah-salah dihukum mati. Hukuman yang bakal
membuat dia menyesal juga karena pengawal ini sudah
beranak isteri, tentu tak tega dia meneruskan niatnya itu
karena berat pada sang pengawal. Tapi karena semakin
dikekang semakin kuat pula keinginannya itu berontak
akhirnya pangeran ini gelisah juga dan mulai melirik
kesempatan, yang sayangnya tak pernah ada karena
situasinya tak mengijinkan, memang dibuat begitu agar
dia terawasi. Dan karena berbulan-bulan tak pernah juga
dia mendapat kesempatan itu akhirnya sang pangeran
melepas jengkel dengan sering duduk termenung di
kolam ikan.
Itu yang pertama. Yang kedua, ini juga membuat
sang pangeran tidak puas. Dia tidak mengenal bahagia di
kompleks istana itu. Aneh! Orang mendambakan
kedudukan seperti dirinya tapi dia yang mendapat
anugerah itu sama sekali tidak merasakan apa yang
dinamakan bahagia. Pangeran ini merasa hidupnya
biasa-biasa saja, itu-itu saja dan cenderung lama -lama
membuat dia bosan. Gejala apa ini? Refleksi dari
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ketidakpuasannya tak bisa kelayapan di luar istana?
Entahlah. Dia heran juga. Pangeran ini merasa hidupnya
terkurung, meskipun terlindung, persis isi telur dibungkus
kulitnya. Dan karena dia tak merasakan apa yang disebut
bahagia itu maka pangeran ini ingin keluar dan
mengetahui apa yang sebenarnya dinamai bahagia itu.
Dia ingin mengetahui sesuatu di luar sana, mendengar
dan membaca buku tentang kehidupan di muka bumi.
Tentang pahlawan dan petani. Tentang rumput-rumput
yang hijau dan gembala. Tentang apa dan apa saja yang
pokoknya bukan di dalam istana, karena apa yang di
dalam istana sudah dia ketahui, sudah dia lihat dan
rasakan. Dan karena keinginan ini kian hari kian menyiksa
jiwanya maka suatu hari pangeran ini memberanikan diri
menghadap ayahnya, mohon ijin untuk mencari apa yang
dinamai bahagia itu.
Tapi apa jawab baginda? Kaisar malah marah-marah,
menegur puteranya ini. "Pangeran, engkau adalah orang
yang paling bahagia saat ini. Engkau adalah pewaris tahta
yang kelak menggantikan kedudukanku. Bahagia apalagi
yang kau cari? Justeru ketidakbahagiaan itu ada di luar
istana. Kau tak akan mendapatkannya di sana. Tidak, kau tak
boleh keluyuran. Perasaanmu itu hanya mengada-ada dan
menipu dirimu belaka!" dan
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memanggil seorang thaikam (pembesar kebiri) yang
sudah dipercaya kaisar menyuruh thaikam ini
menghibur puteranya. "Cu-thaikam, bawa puteraku
ini keluar. Dia lagi gundah, hibur dia!"
Thaikam itu mengangguk. Dia sudah membawa
pangeran mahkota ini keluar ruangan, mendapat
isyarat kaisar apa yang harus dilakukan. Dan ketika
putera mahkota itu menghela napas dan mengikutinya
maka thaikam ini, seorang thaikam yang cerdik dan
banyak tahu soal-soal lelaki sudah mengajak sang
pangeran ke Bangsal Dewa-dewi.
"Pangeran, kepepatan hati bermula dari
kekecewaan. Agaknya paduka mengalami suatu
tekanan batin. Marilah, hamba perkenalkan paduka
pada seseorang yang dapat menghibur paduka.
Hamba tanggung paduka tak akan murung lagi!"
thaikam itu sudah masuk ke dalam, memanggil
seorang dayang, berbisik-bisik dan sejenak kemudian
disambut senyum manis dayang ini. Dan ketika dayang
itu lenyap dan muncul lagi maka seseorang telah
dibawanya menghadap Cu-thaikam.
"Taijin, inilah Fung-siocia (nona Fung)...!" Cuthaikam gembira. Dia menyambut dua orang
itu, menyuruh sang dayang pergi, kini berhadapan
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan seorang gadis cantik yang tunduk kemalumaluan, pipinya memerah sementara putera
mahkota tertegun, tampak kesima memandang
gadis ini. Dan ketika gadis itu berlutut dan Cuthaikam mengangkatnya bangun maka pembesar
ini tertawa berkata, memperkenalkannya pada
pangeran mahkota, "Pangeran, inilah Fung Miao.
Dia pandai menari serta menyanyi dan membaca
sajak. Suaranya merdu, ayahanda paduka sendiri
sering terlena kalau ditemani Fung-siocia ini!"
"Ah, dia dari kaputren?"
"Tidak, dia tinggal di Bangsal Dewa-dewi ini,
pangeran. Anggota penabuh musik yang khusus
menghibur sri baginda."
" Hm, baiklah. Boleh kita bercakap-cakap..."
dan ketika thaikam itu mengedip dan Fung Miao
mendapat isyarat maka pembesar ini meminta diri,
memutar tubuhnya.
"Pangeran, hamba masih akan mengerjakan
tugas yang lain. Silahkan paduka bercakap-cakap
dengan Fung-siocia ini!"
Sang pangeran mengangguk. Dia sudah tertarik
melihat kecantikan gadis ini, belum mengenalnya. Baru
tahu bahwa ada seorang gadis lain di situ, gadis yang
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menawan, lembut dan halus lengannya. Dan ketika Cuthaikam pergi dan gadis itu tersipu malu maka pangeran
ini sudah mengajak Fung Miao ke kolam ikan, satu
kegemaran yang tak dapat ditinggalkan. Tak jauh dari
Bangsal Dewa-dewi dan terhampar pula rerumputan yang
menghijau. Dan begitu mereka sama duduk di bangku
kolam segera pangeran ini bertanya,
"Fung Miao, apa yang dapat kau berikan padaku?"
Gadis itu tersenyum, mengangkat mukanya tapi
menunduk lagi. "Terserah paduka, pangeran. Apa
yang harus hamba berikan," suara itu mendesah
lembut dan untuk pertama kalinya dikeluarkan,
serak-serak basah dan benar-benar merdu. Dan
sang pangeran yang tergetar mendengar suara ini
tiba-tiba menangkap lengan orang.
"Kau bisa menari, kan? Bisa menyanyi? Nah,
perlihatkan itu padaku. Ingin kulihat gerak tari dan
nyanyianmu!"
Gadis ini menggigit bibir. Sang pangeran
menyuruh dia menari, menyanyi, tapi kalau tangan
dipegangi begitu mana bisa dia bangkit berdiri!
"Ih, kalau begitu lepaskan hamba, pangeran. Hamba
akan menari dan menyanyi untuk paduka," Fung Miao
akhirnya melepaskan diri, membuat sang pangeran
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sadar dan cepat-cepat melepaskan gadis itu. Dan
ketika Fung Miao mengambil alat musik dan mulai
menari dengan suling di bibir maka sebuah lagu yang
lembut mulai ditiup dengan suara yang merdu.
"Ah, bagus. Itu lagu gembala, Fung Miao!"
Gadis itu mengangguk. Fung Miao masih
meneruskan tiupan sulingnya, mata melirik dan berseriseri memandang putera mahkota, menghabiskan lagu itu.
Dan ketika lagu itu selesai dan tubuh si gadis juga
berhenti bergerak maka Fung Miao menyimpan sulingnya
menjura di depan sang pangeran. "Pangeran, paduka
pandai sekali. Agaknya paduka mengenal lagu-lagu
rakyat yang hamba mainkan."
"Ah, itu kegemaranku, Fung Miao. Aku suka
lagu-lagu rakyat yang sederhana tapi mengena di
hati. Kau bisa mainkan lagu apalagi?"
"Banyak, pangeran," Fung Miao tersenyum. "Coba
paduka dengarkan yang ini," dan ketika gadis itu meniup
sulingnya lagi dan mainkan sebuah lagu yang lain maka
pangeran tertegun dengan muka berseri-seri, mendengar
lagu yang tenang tapi kuat iramanya.
"Itu lagu orang pesisir, Nelayan Di Laut Tung-hai!" Fung
Miao lagi-lagi mengangguk. Dia semakin bersinar
memandang pangeran mahkota itu, tampaknya
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kagum dan mendendangkan irama yang kuat, tinggi
rendah beraturan menggambarkan nelayan di Laut
Tung-hai, pencari ikan yang gigih melawan ombak.
Dan ketika suling berakhir dengan tiupan pendek
yang menukik rendah tiba-tiba lagu itupun berakhir
diiringi tepuk tangan sang putera mahkota.
"Hebat, kau menguasai benar lagu-lagu daerah,
Fung Miao. Agaknya kau pernah ke Laut Tung-hai!"
"Ah," Fung Miao tersipu. "Hamba memang
berasal dari sana, pangeran. Hamba adalah puteri
seorang nelayan di tempat itu."
"Jadi kau penduduk pesisir?"
"Sejak kecil, pangeran. Sampai beberapa
tahun yang lalu hamba menjadi pengiring musik."
"Pantas, kalau begitu ceritakan tentang indahnya
lautan!" sang pangeran gembira, menyambar lengan
gadis ini dan menyuruh Fung Miao bercerita tentang
lautan, karena dia memang belum pernah melihat lautan,
terlalu jauh dari kota raja. Dan ketika Fung Miao mulai
bercerita tentang laut dan isinya akhirnya pangeran
menjadi gembira dan hanyut dalam buaian cerita gadis ini.
Mendengar tentang nelayan dan ikan lumba-lumba,
mendengar keakraban kaum nelayan itu dengan ikan
lumba-lumba ini, yang konon katanya dapat menolong
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
manusia yang tersesat di lautan. Dan ketika Fung
Miao mulai bercerita pula tentang asyiknya
berenang di laut akhirnya pangeran tertarik dan
bangkit berdiri, menyambar lengan gadis ini.
"Fung Miao, mari antar aku ke sana. Ajari aku
berenang!"
"Ah," Fung Miao terkejut. "Paduka mau
kemana, pangeran?"
"Ke laut Tung-hai. Ke tempatmu yang indah itu!"
"Ih, paduka melantur? Ini istana, pangeran. Tempat
itu terlalu jauh dan tak mungkin hamba berani
mengajak paduka ke sana!"
Sang pangeran sadar. Dia segera teringat
kedudukannya saat itu, melepas Fung Miao dan
terhuyung duduk kembali, mukanya penuh kecewa.
Tapi Fung Miao yang telah mendengar perihal
pangeran ini segera mendekati dengan pipi memerah.
"Pangeran, paduka tak usah kecewa. Kalau hanya
ingin berenang hamba sanggup mengajari paduka.
Tempat inipun indah, tak kalah dengan laut Tung-hai.
Bagaimana kalau kita berenang di kolam ini?"
Sang pangeran tertegun. "Campur bersama
ikan-ikan emas itu?"
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Fung Miao tertawa. "Mereka akan menyibak
minggir, pangeran. Paduka tak perlu khawatir
diganggu ikan-ikan itu."
"Tidak, aku tak khawatir diganggu, melainkan
mengganggu. Bagaimana kalau mereka terusik?"
"Ah, hidup mereka tergantung berkah paduka,
pangeran. Siapa berani terusik? Marilah, hamba
tunjukkan cara berenang," dan Fung Miao yang
melepas baju mendekati kolam tiba-tiba dipandang
terbelalak pangeran muda ini, melihat Fung Miao
tinggal mengenakan pakaian dalam yang tipis
menerawang. Kulitnya halus dan bersih sekali, tanpa
cacad. Dan ketika dengan gerak yang lembut gadis itu
menekuk pinggangnya dan mencebur ke kolam maka
pangeran mahkota terbelalak melihat pinggul yang
bulat itu menyembul di permukaan air.
"Byur!"
Fung Miao sudah berenang dengan cara lumba-lumba.
Gadis ini menaikturunkan pinggulnya, seolah tak sengaja tapi
jelas merangsang sekali, berputar mengelilingi kolam dan
terkekeh-kekeh. Dan ketika dia kembali ke tempat semula
dan melihat sang pangeran tertegun membelalakkan mata
maka gadis ini menggapai dengan suara merdu. "Mari,
pangeran. Terjun ke sini,
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hamba akan menerima paduka...!"
Sang pangeran sadar. Dia menekan gejolak
berahinya yang timbul, muka tiba-tiba merah karena
pemandangan di kolam itu menarik sekali. Fung Miao
memperlihatkan tubuhnya sebatas dada, tentu saja
dadanya yang membusung itu menonjol di permukaan air,
bulat menggairahkan. Tak kalah menarik dengan pinggul
yang indah itu. Pinggul yang segar! Tapi karena sang
pangeran belum dapat berenang dan dia melenggong tak
mau mendekat tiba-tiba Fung Miao melompat keluar dan
terkekeh gemas.
"Pangeran, mari. Kita renang bersama!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sang pangeran terkesiap. Sekarang Fung Miao si
cantik ini keluar dari kolam, seluruh tubuhnya basah.
Tubuh yang seolah telanjang saja karena pakaian yang
tipis itu melekat penuh air. Tentu saja lebih hebat daripada
tadi, yang hanya memperlihatkan tonjolan bukit yang
sepasang mempesona, membuat sang pangeran naik
turun jakunnya tapi tertawa menyeringai. Dan ketika Fung
Miao menanggalkan pakaiannya dan tanpa sadar
pangeran inipun setengah telanjang maka Fung Miao
sudah menariknya ke kolam terkekeh-kekeh.
"Pangeran, mari, tak perlu takut. Hamba akan
membantu paduka."
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran itu menurut. Dia jadi goncang melihat
semuanya itu, ditarik dan sudah mencebur bersama si
cantik, sejenak gelagapan tapi Fung Miao memimpinnya,
merdu tertawa dan mulai mengajarinya berenang. Dan
ketika gadis cantik itu harus memegang-megang tubuh
sang pangeran sementara jari yang Ientik mengusap
sana-sini akhirnya sang pangeran belajar dengan
perasaan tak karuan, tertawa-tawa tapi mata mulai
memandang mesra. Dan ketika sang pangeran mulai bisa
dan Fung Miao semakin gembira tiba-tiba pangeran itu
menangkap lengan gadis ini.
"Fung Miao, cukup. Aku letih."
"Ah, paduka berhenti, pangeran? Kita..."
"Sudahlah, aku panas dingin. Mari kita keluar!" dan
sang pangeran yang menyeret Fung Miao keluar
akhirnya gemetar menggulingkan tubuh di rumput
yang hijau, memejamkan mata dan tampak terengahengah. Dan Fung Miao yang terbelalak tapi mengerti
tiba-tiba tersenyum mengusap tubuh sang pangeran.
"Pangeran, kalau begitu biar hamba memijit
paduka. Telentanglah?"
Sang pangeran telentang. Dia sudah dipijat
perlahan-lahan, mendesah dan merasakan jari-jari
lembut itu mengurut dan membelai penuh sayang,
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
semakin bergetar dan merasakan nikmat yang
membubung mengajaknya ke awang-awang. Dan
ketika belaian serta pijatan itu semakin tinggi dan
lembut membuat sang pangeran mabuk tiba-tiba
urat sang pangeran yang tegang menjadi lemas
sementara yang lemas menjadi kencang.
"Fung Miao, kau cantik!"
"Ih!" Fung Miao tersipu. "Hamba biasa-biasa aja,
pangeran. Hamba... oh!" Fung Miao menghentikan katakatanya, ditarik dan sudah dipeluk pangeran mahkota itu,
mendapat ciuman dan dengus bertubi -tubi. Betapapun
pangeran ini bukanlah laki-laki bodoh yang tak tahu apa
yang disajikan padanya. Dan ketika Fung Miao mengeluh
dan sang pangeran menindih akhirnya putera mahkota itu
mendapat hiburan dan mengajak gadis cantik ini
bergulingan di rumput yang hijau, bersenang-senang dan
disambut Fung Miao yang memang ditugaskan Cuthaikam untuk menghibur putera mahkota ini. Tapi ketika
semuanya selesai dan Fung Miao membetulkan
rambutnya mendadak sang pangeran menghela napas
merasakan kekosongannya yang mengganggu.
Ketidakbahagiaannya itu.
"Fung Miao, kau merasakan bahagia?"
Fung Miao tertegun. "Bahagia?"
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ya, bahagia itu, Fung Miao. Kau merasa
bahagia kah?"
Fung Miao tiba -tiba tersenyum. "Pangeran,
hamba tentu saja bahagia sekali. Hamba dapat
menghibur paduka, hamba dapat memberikan apa
yang paduka ingini. Bagaimana hamba tak bahagia
dengan semuanya ini?"
"Jadi kau bahagia karena dapat memberikan
sesuatu padaku?"
"Benar. Kenapa, pangeran?"
Pangeran itu tiba -tiba bangkit duduk, memandang
tajam. "Fung Miao, kau bahagia karena dapat memberikan
sesuatu kepada orang lain? Jadi bagaimana itu kalau kau
memberikan pemberian yang sama pada ayahanda kaisar
umpamanya, bahagiakah kau?"
Gadis ini terkejut. "Maksud paduka?"
"Hm, aku bertanya tentang bahagia, Fung Miao.
Apakah kau bahagia dan benar bahagia apabila
memberikan sesuatu kepada orang lain. Kepada
ayahanda kaisar umpamanya, kepada laki-laki lain
atau apa saja dimana kau dapat memberikan apa yang
diinginkan orang lain itu. Bahagiakah kau?"
Gadis ini terbelalak. "Pangeran, hamba menjadi
bingung. Kemana arah dan tujuan kata-kata paduka ini?
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Paduka marah kepada hamba? Paduka, maaf... paduka
cemburu pada ayahanda kaisar? " pertanyaan terakhir ini
diserukan dengan seruan lirih, takut-takut dan cemas
memandang pangeran mahkota itu. Tapi sang pangeran
yang tiba-tiba tersenyum dan tertawa lebar mendadak
menepuk pundak gadis cantik itu.
" Fung Miao, kau salah. Aku tidak cemburu.
Aku hanya menanyakan tentang bahagia itu!
Kenapa kau melantur begini?"
"Jadi maksud paduka?"
"Begini, Fung Miao. Aku merasakan hidupku ini
sama sekali tidak bahagia. Aku kenyang dan tercukupi
segala kebutuhan hidupku, tapi secara batiniah aku
menderita. Aku merasa tak bebas, aku merasa
terkekang di tempat ini. Jadi apakah bahagia itu? Aku
bergelimang dengan benda-benda duniawi, tapi aku
merasa kosong dengan semua benda-benda itu. Aku
hidup banyak menikmati kesenangan, tapi aku tak
puas dengan kesenanganku itu semua. Gejala apakah
ini? Bukankah aku tak bahagia?"
Fung Miao tertegun. "Kalau begitu paduka
benar tak bahagia."
"Nah, itulah! Karena itu aku bertanya padamu apakah
kau bahagia. Benarkah kau bahagia dan dapatkah
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kau menerangkan padaku apakah bahagia itu. Kau
paham?"
Gadis ini mulai mengangguk-angguk. "Pangeran,
paduka bertanya tentang sesuatu yang di luar
jangkauan akal. Paduka mencoba menguraikan
sesuatu itu "bahagia itu" dengan kemampuan akal
untuk menjelaskannya. Mungkinkah ini?"
"Ha, kau mengerti?"
"Maaf," gadis ini tersipu. "Hamba pernah membaca
kitab-kitab filsafat tentang bahagia, pangeran. Tapi tak
ada satupun di ntara kitab-kitab itu yang mampu
mengupas bahagia dengan uraian sempurna. Yang
hamba tahu adalah, bahagia berkaitan erat dengan
perasaan senang. Jadi kalau seseorang senang maka
disebutlah orang itu bahagia!"
"Hm," sang pangeran mengerutkan kening. "Tapi
aku merasakan sebaliknya, Fung Miao. Aku dapat
bersenang-senang tapi tak merasakan bahagia.
Bagaimana ini? Aku yang salah atau teori itu yang tidak
benar? Kesenangan tak dapat langgeng, sedang
kebahagiaan katanya abadi. Nah, itulah yang kucari. Aku
bosan dengan semua kesenangan yang bersifat
sementara ini padahal aku tahu ada sesuatu yang abadi
di sana. Aku menginginkan itu, tapi aku tak dapat
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memperolehnya. Ini mungkin karena kedangkalan
pengetahuanku yang terkurung di istana, tak boleh
keluar!"
Fung Miao terkejut. Dia melihat sang pangeran
marah, menyesali kaisar yang tak membolehkan dia
keluar. Tapi tersenyum menggeraikan rambutnya tiba-tiba
gadis ini menunduk. "Pangeran, paduka mungkin kecewa
karena belum ada tambatan hati yang berkenan di hati
paduka. Orang muda mencari kebahagiaan pada
pasangannya, sementara orang tua mencari kebahagiaan
pada ketenangan hidupnya. Bahagia bagi orang muda
belum tentu sama dengan bahagia bagi orang tua.
Bahagia itu relatif, bagaimana kalau paduka cari dulu
kebahagiaan paduka itu pada seorang wanita dimana
kelak paduka mencintainya?"
"Hm, kau menyuruhku mencari
permaisuri?" "Bisa jadi, pangeran. Atau
mungkin juga selir." "Dan kau?"
"Ah, hamba hanya penghibur, pangeran.
Hamba tak mengimpikan kedudukan itu karena
hamba orang biasa!"
Sang pangeran menghela napas. Dia memang tahu
itu, tak mungkin mengambil gadis ini sebagai selir. Fung
Miao sudah sering "dipakai" ayahnya, kecuali kalau
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ayahnya meninggal kelak. Dan murung tak menemukan
kebahagiaannya akhirnya pangeran ini mengangguk. "Fung
Miao, kau benar. Tapi kita dapat menjadi sahabat, bukan?
Setidak-tidaknya kau dapat menghiburku seperti ini,
bercakap-cakap atau apa saja untuk melepas gundahku. Kau
pandai, tarian dan nyanyianmu telah kudengar. Bagaimana
sekarang dengan sajak-sajakmu?"
" Ah, hamba sekedar bisa, pangeran. Tidak pandai
benar seperti yang paduka bayangkan. Hamba suka syair
dan membaca kitab-kitab To-tik-king."
"Kau hafal kitab orang bijaksana itu?" "Sedikitsedikit, pangeran. Tidak semuanya tapi
hafal juga. Misalnya tentang keadaan paduka ini,
mungkin cocok dengan kitab nabi itu pada bagian
ke tujuh. Paduka hafal?"
"Tidak. Kau hafal?"
"Hafal, tapi kalau salah mohon dimaafkan,
pangeran. Hamba hanya mengira-ngira saja kalau
cocok. Kalau tidak, ya mohon diampunkan. Paduka
mau dengar?"
"Ah, tentu, Fung Miao. Siapa tahu kebahagiaan itu
akan kudapatkan!" sang pangeran girang. "Coba kau
baca, Fung Miao. Baca dan biarkan aku yang dengar!"
Fung Miao tersenyum. Sekarang ia dapat
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengembalikan kegembiraan sang pangeran, melihat
putera mahkota itu berseri-seri memandangnya, mulut
sedikit terbuka. Dan ketika dia membenarkan
duduknya dan sang pangeran menyuruh ia membaca
akhirnya gadis ini bersenandung, membaca syair itu
dengan alunan irama merdu :
Langit dan Bumi itu abadi
sebabnya Langit dan Bumi abadi
adalah karena tidak hidup untuk diri
sendiri maka itu abadi
Inilah sebabnya orang suci
membelakangkan dirinya
dan oleh karenanya dirinya tampil ke
depan ia menyampingkan dirinya
dan oleh karenanya dirinya utuh
Karena ia tak ada kehendak pribadi
maka ia dapat menyempurnakan pribadinya
"Nah, anda paham, pangeran?" Fung Miao
menghentikan senandungnya, habis sudah syair itu ia baca.
Dan sang pangeran yang tertegun memandangnya
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tiba-tiba mengangguk.
" Fung Miao, rupanya bahagia itu harus begitu.
Tak boleh hidup sendiri!"
"Ya, tapi penafsiran orang bisa berbeda-beda,
pangeran. Hamba hanya membacakannya saja dan
paduka menafsirkannya sendiri. Terserah paduka, tapi
mungkin keadaan paduka itu mirip dengan isi syair ini."
"Kau maksudkan aku suka hidup sendiri?"
"Bukan, tapi bait terakhir itu, pangeran.
Tentang kehendak pribadi dan menyempurnakan
kepribadian-nya."
"Kau dapat mengupasnya?"
Fung Miao tertawa. "Pangeran, tafsiran dari kitab itu
bisa berbeda-beda. Apa yang hamba tafsir mungkin lain
dengan paduka tafsir. Atau apa yang paduka tafsir
mungkin lain dengan yang orang tafsir. Masing-masing
boleh berpendapat sendiri. Tapi inti pokoknya, tentang
keabadian itu mungkin orang sama berpendapat bahwa
kita memang tak boleh hidup sendiri. Dalam arti sempit
maupun luas. Paduka setuju, bukan?"
"Ya, tapi apakah aku hidup bersendiri, Fung
Miao? Apakah kau lihat aku bersikap begitu?"
"Tidak."
"Kalau begitu kenapa aku tak bahagia?"
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mungkin adanya kehendak pribadi itu, pangeran.
Bahwa paduka menginginkan sesuatu yang di luar
paduka. Padahal yang di dalam paduka, yang paduka
peroleh, paduka tak dapat menghayatinya."
"Hm, aku bingung, Fung Miao. Tapi katakatamu akan kurenungkan. Aku mencoba mencari
sesuatu di luar diriku, karena yang ada di dalam
kurasa kosong, tak menarik. Apakah ini salah?"
Fung Miao tersenyum. "Pangeran, salah atau tidak
salah rupanya paduka sendiri yang tahu. Kesalahan
membawa ketidakenakan, sedang kebenaran membawa
kenyamanan. Kalau paduka merasa tinggal di istana tak
bahagia lalu apa yang paduka cari? Sebaiknya paduka
bandingkan dulu kehidupan paduka dengan orang lain.
Adakah yang lebih bahagia dibanding paduka. Kalau ada
coba selidiki, kalau tidak sebaiknya paduka tinggalkan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

khayal tentang kebahagiaan itu yang tidak ada
manfaatnya!"
Sang pangeran terkejut. "Tidak ada manfaatnya?"
"Ya, bukankah persoalannya tak akan habishabisnya? Hamba sendiri merasa bahagia dapat berdekatan
dengan paduka, pangeran. Kalau kebahagiaan itu ternyata
kesenangan biarlah kesenangan itu hamba nikmati sampai
sepuas-puasnya!" Fung Miao
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tertawa, mengajak pangeran ini untuk tidak mengupas
tentang bahagia, satu "benda" yang a gaknya tak
mungkin dikupas, jauh di luar kesadaran akal. Dan
sang pangeran yang tersenyum menganggukkan
kepala tiba-tiba menghela napas.
"Fung Miao, agaknya kau benar. Aku mempunyai
kehendak pribadi, dan kehendak inilah yang menyeretku
ke dalam ketidakbahagiaan. Aku rupanya ingin mencari
sesuatu yang tidak kupegang ingin meraihnya. Padahal
kalau kuhitung kebahagiaanku sebenarnya sudah cukup,
jauh lebih cukup dibanding orang-orang lainnya. Jadi
kebahagiaan apalagi yang harus kucari? Aku terseret
jalan pikiranku sendiri, Fung Miao. Rupanya ayahanda
benar, aku dimabuk perasaanku yang mengada-ada dan
meninabobok!"
"Paduka sadar?"
" Entahlah, Fung Miao. Betapapun keinginan
itu tak hilang juga pada lubuk hatiku. Tapi aku akan
berusaha, menghayati sesuatu yang sudah kudapat
dan tidak mencari-cari sesuatu yang di luar, jauh di
luar jangkauan?"
Fung Miao tertawa. "Kalau begitu paduka mulai
mengerti, pangeran. Bahwa mencari kebahagiaan itu
memang sia-sia. Apapun namanya, manusia telah
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyamakan kesenangan dengan kebahagiaan.
Rupanya hanya Bu-beng Sian-su yang dapat
mengupas tentang kebahagiaan itu!"
"Apa?" sang pangeran terkejut. "Bu-beng Sian-su?" "Ya,
paduka telah mendengar namanya, pangeran?" "Tentu,"
sang pangeran terbelalak. "Konon katanya dia
adalah manusia dewa yang sakti dan bijak!
Darimana kau tahu?"
" Hamba mendengarnya dari Bi Nio, pangeran.
Bekas selir ayahanda paduka."
"Ah, yang diserahkan pada raksasa Tar-tar
itu?" "Benar."
"Bagaimana katanya?"
"Hamba mendengar sedikit saja, pangeran.
Katanya raksasa itu adalah murid si kakek dewa."
"Hm, aku ingin bertemu."
"Dengan siapa?"
"Kakek dewa itu, Bu-beng Sian-su!" Fung
Miao terbelalak. "Paduka serius?"
"Tentu, kau kira aku main-main, Fung Miao?
Sebaiknya kau antar aku ke kaputren, aku ingin
menemui bekas ibuku itu!" sang pangeran bergegas,
menyambar lengan Fung Miao dan mengajak si gadis
menuju ke tempat itu. Tapi belum mereka tiba di sana
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendadak Cu-thaikam muncul.
"Pangeran, seseorang mencari
paduka." "Siapa?"
"Siauw-ong-ya."
"Ah, kakakku itu?"
"Benar, pangeran. Dia menunggu di ruang
depan." "Ada perlu apa?"
"Tak tahu, pangeran. Tapi mungkin penting."
"Baiklah, aku ke sana," sang pangeran yang
terpaksa membatalkan perjalanannya menuju
kaputren akhirnya menyuruh Fung Miao pergi,
"Fung Miao, kakakku datang, kau pergilah. Terima
kasih atas semua pelayananmu."
"Kapan kita jumpa lagi, pangeran?"
"Besok, Fung Miao. Atau malam nanti!" sang
pangeran sudah memutar tubuh, tergesa menuju
ruang depan karena kakaknya datang. Dan Fung
Miao yang tersenyum menghela napas tiba-tiba
berseru, lirih dan manja,
"Pangeran, hamba ingin lagi kita berduaan seperti
ini. Apapun hamba sanggup lakukan untuk paduka...!"
Sang pangeran mengangguk. Cu-thaikam
mengantarnya ke ruang depan, melihat dua muda mudi
itu saling lirik dengan mesra, dan ketika mereka berada
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
di sana dan melihat seorang laki- laki tampan duduk
menunggu akhirnya putera mahkota ini berseru,
"Kanda pangeran...!"
Laki-laki itu, yang bukan lain Siauw-ong-ya adanya
bangkit berdiri. Dia adalah seorang pangeran berusia
tigapuluh-limaan tahun, berkumis dan tampan serta rapi,
tinggi tegap dan memiliki mata yang cerdik. Dan begitu
melihat putera mahkota datang berseru maka pangeran
ini sudah menyambut dengan senyum lebar.
"Aih, adik pangeran. Kau tampak segar sekali.
Rupanya Fung Miao benar-benar berhasil
menyegarkan hatimu. Ha-ha!"
Pangeran ini tersipu. "Darimana kau tahu,
kanda? Cu-thaikam?"
"Maaf, hamba memang memberitahunya,
pangeran. Siauw-ong-ya minta agar segera
secepatnya memanggil paduka," Cu-thaikam
tersenyum, maju menjawab dan melihat dua kakak
adik itu sudah berangkulan, masing-masing tampak
gembira. Dan ketika Siauw -ong-ya tertawa dan sang
putera mahkota juga tidak marah akhirnya thaikam ini
melangkah pergi, mendapat isyarat junjungannya.
Kini pangeran mahkota itu duduk berhadapan
dengan kakaknya. "Ada perlu apa, kanda? Diutus
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ayahanda?"
"Ah, tidak. Kedatanganku membawa urusan
pribadi, adik pangeran. Aku, hm..." Siauw-ong -ya tibatiba mengerutkan kening, tampak sedih dan muram.
Dan adiknya yang ikut mengerutkan kening melihat
kesedihan sang kakak tiba-tiba bertanya,
"Ada apa, kanda? Kau tampak susah?"
"Benar, aku ada persoalan, adik pangeran. Dan
terus terang saja aku ingin mohon bantuanmu."
"Soal apa?"
"Soal, hmm... soal pribadi."
"Ya, tentang apa, kanda? Bisakah aku
membantumu?"
Siauw-ong-ya tak segera menjawab. Dia
memilin kumisnya, tampak semakin murung dan
menghela napas. Tapi ketika sang adik mendesak
dan bertanya apa persoalannya itu maka dengan
hati-hati pangeran yang cerdik ini berkata, "Adik
pangeran, besok ayahanda kaisar mendapat tamu.
Kau tentu ikut menerimanya, bukan?"
"Ah, pemimpin Kung?" sang putera mahkota
teringat, terkejut. "Memang benar, kanda. Ada apa?"
"Ada sesuatu yang harus dijaga, adik pangeran.
Katanya pemimpin Kung membawa isterinya yang
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
cantik!"
"Darimana kau tahu?"
"Penyelidikan orang-orang istana, juga dari
isteri pemimpin itu sendiri!"
"Ah, kau tahu itu?"
" Maaf," pangeran ini menunduk. "Aku... hm, aku
punya persoalan pribadi, adik pangeran. Maukah kau
menyimpan rahasia ini untukku seorang?"
"Tentu, kalau kau percaya, kanda. Kalau tidak
tentu saja tak perlu kau ceritakan."
"Tidak, tidak... aku percaya. Aku percaya
padamu!" dan Siauw-ong-ya yang mengangkat
mukanya memandang putera mahkota tiba-tiba
menangis dan menyambar lengan adiknya ini. "Adik
pangeran, aku ada hubungan dengan isteri
pemimpin Kung itu. Kedatangannya besok sungguh
merobek lukaku yang lama!"
Sang adik terkejut. "Luka yang bagaimana,
kanda? Hubungan apa yang kau maksud?"
"Begini..." sang kakak gemetar, terbata-bata. " Aku
ada hubungan cinta dengan isteri pemimpin Kung itu, adik
pangeran, karena dia adalah sahabat sekaligus bekas
kekasihku dulu. Pemimpin Kung itu datang karena
permintaan isterinya, Wan Cu, yang sebenarnya ingin
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menemuiku secara diam-diam untuk melepas rindu! "
"Ah!" sang putera mahkota terkejut. "Kau...?" "Ya,"
kakaknya memotong. "Isteri pemimpin Kung
itu datang karena cintanya padaku, adik pangeran.
Dan karena kami sudah bertahun-tahun tak ketemu
lagi maka bekas kekasihku itu ingin menemuiku
untuk melepas rindu...!"
"Hm!" sang adik pucat. "Kalau begitu kalian
akan mengkhianati suaminya itu, kanda. Kalian..."
"Nanti dulu. Permintaan ini adalah atas kehendak
Wan Cu itu, adik pangeran, bukan atas kehendakku. Tapi
karena aku juga masih mencintainya dan tentu tak dapat
menolak keinginannya maka aku bersedia menemuinya
pula. Hanya aku harus berhati-hati, kami tak boleh
ketahuan pemimpin Kung itu dan bertemu secara rahasia.
Aku tak bermaksud melakukan sesuatu yang tak pantas
dengan bekas kekasihku yang telah menjadi isteri orang
lain itu!"
"Tapi kenangan lama bisa melupakan
segalanya, kanda. Aku khawatir pertemuan itu bakal
berekor panjang."
"Tidak, aku berjanji tak akan menggaulinya,
adik pangeran. Ini adalah pertemuan terakhir dan
paling akhir dari hubungan kami!"
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Lalu apa maksudmu?"
"Aku ingin minta bantuanmu, adik pangeran. Kau
temanilah pemimpin Kung itu sementara kami berdua!"
Sang adik terkejut. "Kau menyodorkan aku
sementara kalian bertemu? Bagaimana jawabanku nanti
kalau pemimpin Kung itu bertanya tentang isterinya?"
"Wan Cu dapat mengatur semuanya itu, adik
pangeran. Pokoknya dia ingin lolos dari suaminya di
saat menemuiku. Itu urusan dia, pemimpin Kung tak
mungkin bertanya padamu!"
"Hm..." putera mahkota ini mengerutkan keningnya,
bingung. Tampak berpikir keras dengan muka tiba-tiba
gelap, teringat bahwa dia besok harus menemani
ayahnya untuk menerima tamunya itu. Pemimpin suku Iiar
di luar tembok besar, yang sebenarnya telah menjalin
hubungan baik dengan ayahnya dan tentu saja hubungan
itu tak boleh rusak gara-gara perbuatan orang lain, karena
ayahnya ingin berdamai dan menjaga ketenteraman
hidup rakyatnya. Tentu bakal geger kalau hubungan
kakaknya dengan isteri pemimpin Kung itu ketahuan. Tapi
karena dia juga tak tega mendengar permintaan tolong
kakaknya ini dan katanya kedatangan pemimpin itupun
atas desakan isterinya maka sang putera mahkota ini
menjadi
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bimbang diantara meluluskan dan menolak. Takut
kalau kakaknya berdua lupa daratan, menjalin
hubungan cinta kembali yang semakin hangat dan
berkobar. Tapi belum dia menjawab atau apa tibatiba kakaknya itu telah memegang lengannya.
" Adik pangeran, tak percayakah kau padaku? Kami
hanya sekedar ingin bercakap-cakap, adikku, tak lebih tak
kurang. Kami tak akan melakukan sesuatu yang dapat
menimbulkan permusuhan, aku bersumpah!"
Sang adik tertegun.
"Sungguh, aku tak akan melakukan sesuatu yang di
luar batas, adikku. Ini permintaan bekas kekasihku itu
untuk melepas kangennya. Katanya ada sesuatu yang
penting yang hendak dibicarakan juga, menyangkut
gerak-gerik suaminya yang mencurigakan!"
"Maksudmu?"
"Pemimpin Kung katanya mau memberontak.
Dia hendak merebut kekuasaan dan menyiapkan
pasukan besar untuk menyerang ayahanda kaisar!"
"Ah...!" putera mahkota ini terkejut. "Kau yakin?"
"Begitu kata bekas kekasihku itu, adik pangeran.
Maka dapat kau bayangkan betapa pentingnya
pertemuanku besok dengan isteri pemimpin Kung itu!"
sang kakak mengambil sesuatu, mengeluarkan sehelai
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
surat dan langsung memberikannya pada sang adik.
Dan ketika sang adik menerima dan membaca surat
itu, yang ternyata dari Wan Cu, isteri sang pemimpin
Kung tiba-tiba hati putera mahkota ini goncang dan
pucat, menggigil dan mengembalikan surat itu kepada
kakaknya. Mendapat kabar bahwa apa yang dikata
kakaknya ini sesuai dengan isi surat itu. Rencana
pemberontakan pemimpin Kung!
"Baik, kau pergilah besok, kanda pangeran. Korek
dan dapatkan seluruh keterangan dari bekas kekasihmu
itu. Tapi ingat, karena ini baru merupakan dugaan dan kita
harus bertindak hati-hati maka jangan kau menggauli
isteri pemimpin Kung itu? Kau berjanji?"
"Aku berjanji, adik pangeran. Dan terima kasih atas
kepercayaanmu ini!" Siauw-ong-ya bangkit, memeluk dan
merangkul adiknya itu, penuh kegembiraan, menepuk dan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akhirnya berseri-seri memandang sang adik. Kilatan
matanya tampak begitu bercahaya dan aneh. Dan ketika
adiknya mengangguk dan sang kakak pamit maka Siauwong-ya meninggalkan putera mahkota yang masih
tercenung di tempatnya.
Hari itu putera mahkota ini gelisah. Dia telah
melibatkan diri dalam hubungan kakaknya dengan isteri
orang lain, betapapun was-was dan tak enak. Karena
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pemimpin Kung adalah tamu yang harus dihormati, begitu
pula isterinya. Tentunya tak patut kalau diam-diam ada
"skandal", meninggalkan sang suami untuk diam-diam
bercengkerama dengan orang lain. Tapi karena surat
yang dibaca tadi cukup mengguncangkan hatinya dan
pertemuan itu penting untuk mengorek keterangan lebih
lanjut maka pangeran ini menindas perasaan tak enaknya
dengan alasan yang lebih kuat. Bahwa dia mengijinkan
kakaknya berduaan dengan isteri orang lain untuk
mendapatkan rencana pemberontakan bakal tamu itu,
pemimpin Kung yang sungguh tak diduga akan
memberontak, menyerang ayahnya. Dan karena
keselamatan negara lebih penting daripada urusan
pribadi maka pangeran ini menggigit bibir dan akhirnya
kembali ke tempatnya sendiri, tak tahu diam-diam
kakaknya terbahak di sana, tertawa bergelak sampai
mengeluarkan air mata. Begitu girang dan gembiranya.
Dan ketika dua kakak beradik ini berpisah dan sang
pangeran mahkota menjadi gelap dan gelisah oleh berita
yang dibawa kakaknya maka rencana dan akal yang licik
siap menggoncangkan kedudukan putera mahkota itu.
* * *
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pagi itu, seperti apa yang dikata Siauw-ong-ya
memang istana mendapat tamu. Seorang laki-laki tinggi
gagah bermuka merah menghadap kaisar, diiringi
seorang wanita cantik bersanggul kupu-kupu, semampai
dengan pinggang yang ramping diikuti ratusan pengiring
yang membawa berpeti-peti sutera dan bahan-bahan
makanan, dipikul dan memasuki kota raja dengan
mendapat sambutan hangat. Tentu saja semarak dan
meriah. Dan ketika iringan itu tiba di istana dan laki-laki
tinggi besar ini, yang bukan lain pemimpin Kung adanya
bersama isteri menaiki tangga istana maka putera
mahkota telah menyambutnya mewakili kaisar, yang
duduk di dalam menanti tamunya.
"Selamat datang, kami gembira menerima
kunjunganmu, Kung -ghoda (pemimpin Kung) . Semoga
Tuhan memberkahi kunjungan ini!" putera mahkota
berseru, saling memberi hormat dan diam-diam melirik
wanita di sebelah laki-laki gagah itu, harus mengakui dan
sedikit tergetar bahwa wanita itu memang cantik. Tak
heran kalau kakaknya pernah tergila-gila. Dan ketika lakilaki tinggi besar itu tersenyum dan balas memberi hormat
seraya memperkenalkan beberapa pembantu dekatnya
maka sang pangeran telah membawa tamunya ini masuk
ke dalam.
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Di situ kaisar mendapat penghormatan lebih
besar. Pemimpin Kung menekuk satu kakinya,
sementara yang lain berlutut. Dan ketika kaisar balas
menyambut dan menyuruh pemimpin itu duduk di kursi
yang telah disediakan maka dua suami isteri ini
mendapat pelayanan istimewa. Pemimpin Kung
mempersembah-kan upeti, sebagaimana biasa tatacara setiap tahun. Persembahan sebagai hormat dan
tunduk pada kaisar, yang memiliki kekuasaan lebih di
atas dirinya. Dan ketika mereka mulai bercakap-cakap
dan kaisar menanyakan kesejahteraan negeri
tamunya ini maka putera mahkota, yang tajam dan
tampak penuh selidik memandang tamunya mulai
memperhatikan gerak-gerik tamunya itu.
Tapi pemimpin Kung tak menampakkan gejala
mencurigakan. Laki-laki gagah itu memperlihatkan sikap
biasa, sementara isterinya mulai mengerling dan melirik
putera mahkota, agaknya tahu bahwa putera mahkota
telah mendapat isyarat Siauw-ong-ya, tentang pertemuan
itu. Dan ketika satu jam kemudian kaisar mempersilahkan
tamunya beristirahat sementara sutera-sutera halus dan
lainnya sebagai upeti telah diterima kaisar maka
pemimpin Kung mendapat gedung kehormatan untuk
beristirahat di gedung sebelah timur,
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
satu istana kecil yang indah.
Di sini pemimpin Kung itu dijamu makan
minum. Pangeran mahkota tetap menyertai,
mendampingi tamunya dan mulai mendapat kerling
yang semakin gencar dari isteri tamunya itu. Dan
ketika malam tiba dan Wan Cu, isteri pemimpin
Kung itu memberi tahu suaminya agar melihat taritarian istana sebagai hiburan menjelang tidur maka
pangeran mahkota yang sementara ini hanya
dikerling mulai diajak bercakap-cakap wanita cantik
itu, setelah suaminya cukup puas ngobrol.
"Pangeran, ada tarian Dewi Naga di sini,
bukan? Suamiku tertarik sekali, mungkin paduka
dapat memperlihatkannya."
"Ah, memang ada, hujin (nyonya). Tapi apakah
Kung-ghoda benar tertarik atau tidak aku tak tahu.
Tarian itu agak menyeramkan, berbau mistik."
"Itulah, suamiku suka sekali, pangeran. Paduka
mungkin dapat memperlihatkannya!" dan, membujuk
sang suami wanita ini berkata, "Suamiku, agaknya ini
malam paling tepat bagimu untuk melihat tarian mistik
itu. Konon katanya siapa dapat memegang lengan
Dewi Naga akan panjang umur dan banyak bahagia!"
"Ah," suaminya tertawa. "Kau ini ada-ada saja,
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
isteriku. Bukankah umur di tangan Tuhan? Dan
bahagia itu tinggal di tangan manusianya sendiri,
kalau dapat mengatur hidup tentu bahagia.
Bukankah demikian, pangeran?"
Sang pangeran mengangguk. "Memang benar,
Kung- ghoda. Apa yang kau katakan memang tepat.
Umur di tangan Tuhan, tapi kalau manusia macammacam tentu umurpun menjadi pendek!"
Dengan kata-kata ini sang pangeran hendak
menyindir tamunya itu, teringat rencana
pemberontakannya dan surat Wan Cu. Tapi sang
tamu yang tak mengerti dan tertawa bergelak
justeru mendukung kata-katanya.
"Benar, kau juga tepat sekali, pangeran.
Manusia yang macam-macam memang tak bakal
berumur panjang. Sebaiknya manusia harus
berdamai dan menjaga ketenteraman hidupnya!"
"Dan kau tak menonton tarian klasik itu?"
"Ah, tergantung pangeran, isteriku. Kalau dia
mau memperlihatkannya tentu aku mau, kalau tidak
tentu aku juga tak dapat memaksa."
"Ah, sang pangeran tentu mau, suamiku. Bukankah
tak setiap hari kita tinggal di sini? Sebaiknya kau
menonton itu, sang pangeran tentu mengajak!" dan
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengerling pada sang pangeran wanita ini berbisik,
"Pangeran, paduka mau membawa suamiku, bukan?
Tolong hibur dia, aku ingin beristirahat."
"Hujin capai?"
"Benar, pangeran. Aku ingin menikmati
kesendirianku. Lagi pula dewa bulan tentu telah
menunggu kedatanganku, di alam mimpi!"
Sang pangeran tertegun. Isteri pemimpin Kung itu
telah mengeluarkan kata- kata sandi, ucapan tersamar
yang mengandung rahasia. Isyarat bahwa wanita itu ingin
menemui kakaknya. Dan pemimpin Kung yang terheran
mendengar bisik-bisik itu segera bertanya,
"Kau bicara apa?"
Sang isteri tertawa, manis sekali. "Aku
mengantuk, suamiku. Aku berkata pada pangeran
agar mengijinkan aku beristirahat."
"Ah, kau tak nonton Dewi Naga?"
"Tidak, biar kau saja yang mewakiliku.
Bukankah sama?"
Sang suami jadi tertegun. Tapi pangeran mahkota yang
melihat berkelebatnya bayangan sang kakak tiba-tiba
menghela napas, menengahi. "Kung-ghoda, apa yang dikata
isterimu memang benar. Wanita mudah capai, biarlah dia
beristirahat dan kau kuantar melihat tarian
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu," lalu, memanggil seorang dayang pangeran ini
memandang Wan Cu. "Hujin, silahkan beristirahat.
Biar dayang ini melayani segala keperluanmu."
" Aih, terima kasih, pangeran... terima kasih!" dan ketika
sang dayang sudah maju mendekat dan Wan Cu tak
memberi kesempatan pada suaminya untuk banyak menolak
wanita ini sudah berkata dengan suara lembut, "Suamiku,
maafkan aku. Aku lelah, seharian acara ini membuat tubuhku
penat. Aku ingin beristirahat dulu!" dan mengangguk pada
sang pangeran memutar tubuhnya wanita ini sudah
melenggang manis menuju ke dalam.
Sang pangeran berdebar. "Isterimu cantik sekali,
Kung-ghoda. Sungguh beruntung kau memiliki dia."
"Ha-ha, itu nasib baikku, pangeran. Dan yang
lebih beruntung lagi adalah kesetiaannya, dia amat
mencintaiku!"
Sang pangeran tak menjawab. Dia sudah mengajak
tamunya ini ke gedung lain, gedung hiburan dimana
dipentaskan bermacam-macam tarian untuk menghibur
tamu, juga kaisar sendiri di kala penat. Tapi tak percaya
pada sang kakak dan ingin menjaga suasana diam-diam
pangeran mahkota ini menyuruh seorang
kepercayaannya mengikuti gerak-gerik dua orang itu,
Wan Cu dan Siauw-ong-ya, mengintai dan melihat
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
apakah benar kakaknya dapat memegang janji, tak
melakukan skandal karena betapapun Wan Cu adalah
isteri seorang tamu. Tapi begitu pangeran ini
menyuruh orang kepercayaannya untuk mengikuti
gerak- gerik Wan Cu maka di lain pihak sesosok
bayangan juga berkelebat mengikuti gerak-gerik dua
orang itu, Wan Cu dan Siauw-ong-ya yang sudah
bertemu dalam sebuah kamar, tak jauh dari tempat
penginapan Kung-ghoda. Dan begitu dua bayangan
sama-sama berkelebat mengintai dua orang ini maka
di sudut tersembunyi, terlindung gerumbulan perdu
dan semak-semak sesosok bayangan juga mengintai
sambil tersenyum mengejek. Bayangan ketiga,
bayangan yang bukan lain Bu-kongcu adanya!
* * *
"Ha-ha, bagaimana, Wan Cu? Selamat?"
"Ih, selamat apanya, kanda? Aku nyaris gagal,
suamiku tak mau pergi!"
"Tapi sekarang kau di sini, bukan? Kita sudah
bertemu, dan aku dapat melepas rinduku. Aih, aku harus
melakukan banyak akal untuk pertemuan ini, Wan Cu.
Dan dua orang itu sama-sama kita tipu. Ha-ha,
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka kerbau-kerbau dungu yang gampang kita
kelabuhi...!" dan Siauw-ong-ya yang sudah memeluk
Wan Cu di dalam kamar tiba-tiba mendesis, " Wan Cu,
kau semakin cantik. Betapa rindu dan cintaku
kepadamu. Kau masih sayang padaku, bukan?"
Wan Cu menggigil, terisak lirih, mengangguk.
"Dan kau siap melepas si tua bangka itu?"
"Aku... aku tak tahu, kanda. Aku bingung."
"Bingung apanya? Semuanya sudah diatur,
kita tinggal memencet tombol dan semuanya akan
berjalan sesuai rencana!"
"Tapi aku takut, kanda. Aku takut kalau kita gagal."
"Gagal? Ha-ha, tak ada yang akan gagal, Wan Cu.
Semuanya tinggal dirimu saja, kalau kau sudah
mempersiapkan orang-orangmu dan bergerak malam ini
juga tentu pemberontakan itu berjalan. Dan suamimu
serta ayahanda akan sama-sama terkejut, tapi sebelum
mereka sadar akan apa yang terjadi maka suamimu
malam ini juga akan terbunuh!" Siauw-ong-ya tertawa
bergelak, meraih pinggang yang ramping itu tiba-tiba
mencium, mendekap dan melumat bibir yang merah
basah itu, disambut keluhan dan rintih lirih wanita cantik
ini. Dan ketika Wan Cu menggigil dan melepaskan diri
maka Siauw-ong-ya bersinar-sinar memandang
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kekasihnya itu.
"Wan Cu, kau kekasih yang hebat.
Persekutuan kita tak boleh gagal!"
"Ya, tapi..."
"Tapi apalagi? Kau tak perlu khawatir, kasihku.
Akupun telah menyiapkan orang- orangku untuk
menumpas pemberontakan itu. Malam ini rencana kita
harus tetap jalan, suamimu harus dibunuh!"
Wan Cu tiba-tiba menangis.
"Kenapa kau menangis? Kau mencintai tua bangka
itu?"
Wan Cu tersedu-sedu. "Aku tak mencintainya,
kanda. Tapi betapapun dia baik kepadaku. Aku
teringat kasih sayangnya. Aku... aku tak tega
melihat dia terbunuh...!"
"Hm, kalau begitu tak perlu kau ke sini. Kenapa
datang?" Siauw-ong-ya marah, memandang
kekasihnya itu dan tampak tidak puas. Tapi Wan Cu
yang tak menjawab dan menangis semakin sedih
tiba-tiba menubruk pangeran ini.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kanda, benarkah semua janji yang kau katakan
itu? Benarkah kau akan mempermaisurikan aku jika
kelak kau dapat merebut tahta?"
"Hm, aku tak pernah menipu, Wan Cu. Kenapa
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bertanya itu? Kalau kau ragu batalkan saja semua
rencana ini. Kita tak perlu bersekutu!"
Wan Cu terisak. Dia didorong melepaskan diri, dua
mata beradu dan masing- masing sama bersinar penuh
pertanyaan dan keraguan. Tapi begitu Siauw-ong-ya
mengeraskan dagu tiba-tiba wanita ini menghentikan
tangisnya dan berdiri tegak, teringat pertemuan mereka
sebulan yang lalu, melalui kurir (utusan), menghela napas
dan akhirnya mengangguk. Dan begitu pandangan sama
melembut dan kembali mesra tiba-tiba wanita ini berbisik,
"Aku percaya, kanda. Aku percaya padamu!"
"Nah, kalau begitu tak perlu ragu. Buang semua
kebimbanganmu itu dan kita teruskan rencana.
Bukankah pekerjaan kita sudah setengah jalan?"
"Ya."
"Dan pengawalku juga melindungiku, Wan Cu.
Kau tak perlu takut atau cemas. Apa yang sudah kita
atur harus kita laksanakan juga."
Wan Cu mengangguk. Saat itu dia teringat surat
kekasihnya ini, seorang pangeran yang dulu mencintainya
juga dicintainya. Memadu kasih dan bersama menikmati
kebahagiaan. Sayang tak berlangsung lama karena bertemu
dengan suaminya yang sekarang itu, meninggalkan Siauwong-ya karena pangeran itu
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kepergok "ada main" dengan wanita lain. Dibakar cemburu
dan menerima suaminya sekarang itu. Bertahun-tahun hidup
di luar tembok besar bersama sang suami, berhasil
melupakan Siauw-ong- ya tapi akhirnya dilanda kecewa
karena perkawinannya dengan pemimpin Kung itu tak
membuahkan keturunan. Entah dia yang mandul atau
suaminya. Sebulan yang lalu mandadak menerima
kunjungan Bu-kongcu, utusan Siauw-ong-ya, memberikan
sepucuk surat yang isinya berupa bujukan. Mengajak mereka
menjalin lagi hubungan lama dan mengungkit-ungkit ketidak
bahagiaannya itu, keturunan yang belum juga didapatkan
setelah sekian tahun menjadi isteri Kung-ghoda.
Menceritakan betapa Siauw-ong-ya amat menderita dan
terpukul sekali oleh kepergiannya, sampai kini tak berhasil
mendapatkan idaman karena cintanya pada Wan Cu. Bahwa
dulu "ada mainnya " bersama wanita lain itu hanyalah
sekedar iseng, tidak sungguh-sungguh. Tetap mencintai Wan
Cu sebagai satu-satunya wanita di dunia ini, yang dipuja lahir
dan batin. Dan karena wanita memang lemah terhadap puji
dan sanjung dan kata-kata manis Siauw-ong-ya meluluhkan
Wan Cu akhirnya wanita ini tergerak dan terbujuk. Mendapat
janji akan menjadi permaisuri kelak, kalau rencana itu
berhasil,
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalau Siauw-ong- ya dapat menjadi kaisar. Dan
karena janji dan bujukan manis itu memang amat
memikat dan hebat sekali maka Wan Cu tergelincir
dan bersedia mengkhianati suaminya.
Begitulah, wanita ini mulai mengadakan hubungan.
Mereka mulai mengatur rencana, diam-diam melakukan
ini-itu yang tidak diketahui siapa pun. Kian hari kian dekat
dan semakin dekat saja, "love-affair" mereka tumbuh dan
berkembang melebihi yang dulu-dulu, hangat dan jauh
lebih berkobar dibanding tujuh tahun yang lalu. Dan ketika
saat itu tiba dan semua rencana sudah disiapkan matang
akhirnya hari itu Wan Cu mengajak suaminya ke kota raja
menghadap kaisar.
Sebenarnya, waktu mempersembahkan upeti masih
dua minggu lagi. Wan Cu sengaja mengajak suaminya
mempercepat persembahan, karena kaisar katanya akan
tetirah di pegunungan Hweng-san, dua minggu lagi. Dan
karena sang suami amat mencintai dan percaya pada
isterinya ini maka Kung-ghoda menyambut baik meskipun
pada mulanya dia menolak. Dan hari itu mereka telah
datang, Kung-ghoda tak menyangka seujung rambut pun
bahwa malam itu dia akan celaka, gara-gara perbuatan
sang isteri. Karena Wan Cu yang membawa pengiring
mempersembahkan upeti
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sesungguhnya membawa pasukan khusus yang
menyamar sebagai pemikul tandu, atas petunjuk Siauwong -ya! Dan Siauw-ong-ya yang malam itu mendekap
dan memeluk kekasihnya tentu akan membuat pemimpin
suku liar itu mendelik kalau tahu apa yang terjadi, melihat
isterinya main gila dengan laki-laki lain!
"Bagaimana, kau masih bimbang juga, Wan Cu?"
Wan Cu menggeleng, mulai tersenyum manis. "Kalau
begitu kenapa kau diam? Kau merenungkan
apa?"
"Aku merenungkan suratmu, kanda," Wan Cu
memperlebar senyumnya. "Aku teringat semua
janji-janjimu yang manis."
"Kau tak percaya?"
"Bukan begitu, hanya sampai dimana
kebenaran ceritamu tentunya aku ingin tahu," Wan
Cu menghampiri pembaringan, duduk memandang
kekasihnya itu. Dan ketika sang kekasih
mengerutkan alis dan bertanya apa yang dimaksud
akhirnya wanita ini menghela napas. "Kanda, aku
ingin tahu benar sampai dimana cintamu itu.
Apakah benar kau hanya mencintaiku seorang.
Bagaimana kalau kau main gila lagi seperti dulu?"
"Ah, aku tak akan mengulangi kebodohanku itu,
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Wan Cu. Itu kesalahanku yang amat
besar!" "Jadi kau berjanji?"
"Aku berjanji, Wan Cu, dengan segenap jiwa
dan ragaku. Aku tak akan menoleh lagi pada wanita
lain selain dirimu!"
"Sampai kelak rencana kita berhasil? Sampai
kau dapat menjadi kaisar?"
"Maksudmu?" Siauw-ong-ya tertegun.
"Begini, kanda. Aku mempunyai syarat yang belum
kunyatakan, kini tiba saatnya kita bicarakan itu. Aku ingin
kau memiliki diriku seorang, seperti halnya akupun
memiliki dirimu seorang. Bagaimana kalau kelak kau tak
mengambil selir sebagai bukti cintamu padaku seorang?"
Sang pangeran tertegun, mukanya berubah.
"Maksudmu..." suaranya menggigil, "aku tak boleh
bersenang-senang meskipun kesenanganku itu
sebagai hak seorang kaisar?"
"Ya, aku muak dengan sepak terjang segala kaisar,
kanda. Kalau kau benar mencintaiku tentunya tak
keberatan kau menerima usulku ini. Atau..." Wan Cu
berhenti sejenak, tersenyum mengejek, pandangan tibatiba menjadi dingin. "Kalau kau ingin bersenang -senang
akupun akan mengimbangimu. Kita sama-sama berhak
mencari pasangan lain sebagai iseng-iseng kita!"
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak!" Siauw- ong-ya tiba-tiba pucat. "Aku tak akan
melakukan itu, Wan Cu. Dan kaupun juga tak boleh
melakukan itu!" dan membelalakkan mata menunjukkan
rasa marah tiba- tiba pangeran ini mencengkeram pundak
kekasihnya. "Wan Cu, tak perlu kita bicarakan hal-hal
yang dapat membuat kita panas. Aku mencintaimu, dan
selamanya akan mencintaimu. Kalau kau menghendaki
aku tak mengambil selir baiklah, permintaanmu akan
kupenuhi!"
"Sungguh?"
"Demi arwah nenek moyangku!"
"Terima kasih..." dan Wan Cu yang girang
merangkul kekasihnya tiba- tiba memberi ciuman
hangat yang mesra. "Kanda, aku percaya sumpahmu.
Kalau begitu kita boleh lakukan apa yang kita ingini!"
Dua orang itu tiba-tiba saling kecup. Mereka telah
menggulingkan tubuh bersama di pembaringan itu,
Siauw-ong-ya tertawa, gembira karena kekasihnya telah
melenyapkan ganjalan, mulai menyerang dan saling
memberi ciuman yang panas. Tubuh tiba-tiba lekat seolah
tak mau dipisahkan lagi. Dan ketika masing-masing sama
bergelut dan pakaian satu-persatu mulai lepas dari tubuh
mendadak, mengejutkan dua orang ini muncul sesosok
bayangan mendobrak pintu.
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hujin, perbuatanmu sungguh terkutuk!"
Wan Cu dan sang pangeran terkejut. Mereka
sudah setengah telanjang, tertegun dan tersentak di
tempat tidur. Muka tiba-tiba pucat seperti kertas, Wan
Cu bahkan terpekik menarik selimut, menutupi
dadanya. Tapi begitu sadar dan terbelalak melihat
pendatang ini tiba-tiba Wan Cu tergetar, berseru lirih,
"Buyima...!"
Laki- laki itu, lelaki tinggi besar berkulit hitam
mendelik. Dia adalah Buyima, tangan kanan suaminya.
Tak dikenal Siauw-ong-ya tapi tentu saja dikenal Wan
Cu, seorang laki-laki gagah yang amat setia pada
Kung-ghoda. Dan sementara Wan Cu terbelalak dan
kaget memandang laki-laki itu maka Buyima sudah
berkelebat mencengkeram keduanya.
"Hujin, dan kau, pangeran. Maafkan hamba yang
harus membawa kalian berdua ke hadapan pemimpin!"
Wan Cu dan Siauw-ong-ya terkejut. Mereka tak
berdaya, sedetik kehilangan akal karena kedatangan Buyima
memang di luar dugaan. Pucat dan ngeri karena mereka
tertangkap basah, sebentar lagi akan dihadapkan pada
Kung-ghoda dan bakal mendapat marah pula dari kaisar.
Sesuatu yang memalukan! Tapi belum mereka menjawab
atau apa mendadak sesosok bayangan lain
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
muncul menangkis cengkeraman laki-laki tinggi besar ini.
"Buyima, kau tak boleh lancang... duk!"
Seorang laki-laki tinggi kurus muncul. Dia
menangkis dan mementalkan cengkeraman
Buyima, segera membuat laki-laki itu terdorong
sementara pendatang baru ini juga terhuyung.
Buyima berseru tertahan. Dan ketika mereka sama
tegak kembali dan Siauw-ong-ya melihat siapa yang
datang tiba-tiba pangeran ini ganti berseru,
"Tio-ciangkun...!"
"Maaf," Tio-ciangkun, laki-laki itu menjura. "Hamba
diperintah putera mahkota, pangeran. Mengawasi gerakgerik Buyima ini dan harus menyelamatkan paduka.
Silahkan paduka menyingkir, hamba akan
menghadapinya!" dan Tio- ciangkun yang sudah
menghadapi Buyima dengan kepala tegak tiba-tiba
membentak, "Buyima, kau laki-laki tak tahu aturan. Ini
kamar Siauw-ong-ya, kenapa kau berani masuk?"
Buyima, tangan kanan Kung-ghoda itu menggigil.
Dia terkejut melihat kehadiran Tio-ciangkun, mendengar
kelihaian pengawal ini yang konon katanya dekat dengan
putera mahkota. Tapi tak takut dan marah melihat
perbuatan Wan Cu laki-laki tinggi besar ini balas
membentak, "Aku datang karena hendak menangkap
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dua orang itu, Tio- ciangkun. Mereka melakukan
zina dan harus kutangkap basah, sebagai bukti!"
"Tapi kau bukan di rumah sendiri, Buyima. Kau
melanggar aturan dan sopan santun istana."
"Kalau begitu mereka akan siap-siap. Mereka
akan melarikan diri dan menyangkal perbuatan
mereka. Keparat, apa yang kau maui, Tio-ciangkun?
Kau akan membela orang-orang bersalah itu?"
Tio-ciangkun tertawa dingin. "Buyima, ini adalah
tempat tinggal kami. Aku pengawal istana, sudah
sepantasnya kalau aku yang mengamankan tempat ini
dan menertibkan setiap kejadian. Kau seorang tamu,
kenapa lancang membuat onar? Kau kutangkap, sepak
terjangmu tak tahu aturan dan kurang ajar!" dan Tiociangkun yang menubruk menyerang lawannya tiba-tiba
membuat Buyima marah dan menangkis.
"Duk-dukk!"
Dua orang itu kembali tergetar. Mereka sama-sama
terdorong dan terhuyung, mengerutkan kening karena
kekuatan berimbang. Tapi Buyima yang geram
membentak gusar tiba-tiba ganti menubruk dan
menyerang, dielak dan segera di balas Tio-ciangkun ini.
Dan ketika mereka bergebrak dan sama-sama marah
akhirnya dua orang itu bertanding dan mengeluarkan
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kepandaian masing-masing.
"Siauw-ong-ya, paduka menyingkirlah...!"
Siauw-ong-ya sadar. Saat itu dia melihat
pertandingan meningkat ramai, Buyima dan Tio-ciangkun
sama-sama keras lawan keras. Masing-masing tak mau
mengalah. Buyima ingin mengalahkan lawannya itu untuk
membawa Siauw-ong- ya sementara Tio-ciangkun
mencegah dan melindungi Siauw-ong-ya, diam-diam
membuat pangeran ini kaget karena Tio-ciangkun adalah
orang kepercayaan adiknya. Segera sadar bahwa Tiociangkun rupanya dikirim adiknya sengaja untuk
mengawasi gerak-geriknya, mungkin adiknya bercuriga!
Tapi melihat dia harus menyelamatkan diri dan keadaan
memang berbahaya akhirnya pangeran ini mengajak Wan
Cu menyelinap keluar, mumpung dua orang itu
bertanding.
"Wan Cu, ayo...!"
Wan Cu mengangguk. Dia sebenarnya terkesiap
melihat pengawal suaminya itu, kaget dirinya
tertangkap basah. Tentu tak diampuni lagi kalau
sampai Buyima melaporkan kejadian itu. Tapi melihat


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Buyima bertempur sengit dan mereka memang harus
menyelamatkan diri maka wanita cantik ini sudah
mengikuti kekasihnya untuk melarikan diri, memutar
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan mendekati pintu keluar yang tadi didobrak
Buyima. Tapi Buyima yang tak membiarkan dua
orang itu merat tiba-tiba melepas dua pisau kecil.
"Pangeran, dan kau, hujin. Berhentilah...!"
Dua pisau itu menyambar. Siauw-ong-ya dan Wan Cu
tentu saja tak dapat mengelak, tapi Tio-ciangkun yang balas
mencabut pisau tiba- tiba menimpukkannya ke pisau yang
dilontarkan Buyima, membuat pisau-pisau itu runtuh
berdentang di lantai, nyaring suaranya, tentu saja membuat
Buyima marah dan memaki-maki panglima ini. Dan ketika
sang pangeran selamat dan Buyima siap melontar pisaunya
lagi maka panglima ini berseru, "Pangeran, larilah. Hamba
akan melindungi paduka...!"
Buyima mencak-mencak. Tio-ciangkun benarbenar melindungi pangeran itu, untuk kedua kali
menahan serangan pisaunya. Dan karena pangeran
sudah melarikan diri dan Wan Cu juga lenyap di luar
kamar akhirnya laki-laki ini mencabut senjatanya,
pedang berukuran besar.
"Tio-ciangkun, kau manusia keparat!"
"Tidak, aku melakukan apa yang menjadi tugasku,
Buyima. Kaulah yang keparat dan tak tahu diri!"
Buyima sudah menerjang. Pedangnya yang besar
itu berkeredep membacok ke sana-sini, anginnya dingin
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyambar tajam. Dan karena Tio-ciangkun bertangan
kosong padahal lawan berimbang dengannya akhirnya
panglima ini terdesak mencabut senjatanya pula
sebatang pedang berukuran lebih kecil, menangkis dan
ternyata tak kalah tajam dengan pedang di tangan
lawannya itu. Dan ketika mereka serang-menyerang lagi
dengan senjata di tangan tiba- tiba pertempuran menjadi
seru dan lebih hebat daripada tadi.
"Trang-trang!"
Mereka sama- sama menggigit bibir. Dalam keadaan
beginipun mereka mendapat kenyataan kedudukan mereka
sama kuat, masing-masing pandai memainkan senjata dan
tak kalah tangkas. Tapi karena Buyima amat bernafsu
sementara Tio-ciangkun lebih banyak menyimpan tenaga
akhirnya sedikit tetapi pasti panglima ini mulai terdesak,
meskipun bukan berarti kalah, sebuah taktik yang sengaja
dilakukan panglima ini untuk menerobos dalam keadaan tak
terduga. Membiarkan lawan memboroskan tenaga
sementara dia menghematnya, berhati-hati namun
kewalahan juga menerima tusukan dan bacokan lawan yang
bertubi-tubi hingga dua kali pundaknya nyaris termakan. Dan
ketika pertandingan berjalan tigapuluh jurus dan masingmasing sama berkeringat mendadak satu tendangan tak
dapat
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dihindarkan Tio-ciangkun ini, lengah karena dia
lebih memperhatikan pedang. Dan ketika panglima
itu terguling dan Buyima melompat mendadak
pedang menikam dari atas ke bawah.
"Tio-ciangkun, kau mampuslah!"
Tio-ciangkun terkesiap. Saat itu dia
bergulingan, siap melompat bangun tapi mendapat
serangan ganas, pedang sudah menyambar tiba.
Tapi membentak menggerakkan pedang tiba-tiba
panglima ini menangkis sambil melipat kaki lawan.
"Trang-bluk!"
Buyima roboh terguling. Laki-laki tinggi besar itu tak
menyangka panglima ini dapat menjegal kakinya, tentu
saja membuat dia terkejut dan marah, pedang sama
terpental karena tangkisan itu dilakukan dengan kuat
sekali oleh Tio-ciangkun. Dan ketika dia melompat
bangun dan menggereng marah ternyata lawan juga
melakukan hal yang sama dan kini menyerangnya
dengan tikaman cepat, membalas dan ganti mendesak
dirinya merubah kedudukan, ditangkis dan segera
bertempur lagi dengan sengit. Tapi ketika pertempuran
berjalan belasan jurus lagi dan kepandaian berimbang itu
membuat mereka lelah mendadak sesosok bayangan
melompat masuk tertawa mengejek.
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tio- ciangkun, tikus besar ini rupanya sulit kau
robobkan. Baiklah, kubantu dirimu, maaf...!" dan
bayangan itu yang melepas tiga jarum hitam tiba-tiba
mengebutkan lengannya menyerang Buyima, membuat
Buyima kaget karena saat itu dia harus juga menghadapi
pedang Tio-ciangkun. Tentu saja tak dapat menangkis
karena pedang dipakai ke depan, mengelak dan mengira
hanya dua jarum yang menyambar, desirnya didengar
menuju pundak dan punggung. Tak tahu bahwa jarum
ketiga menuju belakang kepalanya, halus dan tak
terdengar karena tertutup oleh tawa, dikelit dan Buyima
memaki lawan mendadak jarum ketiga menyambar dan
langsung mengenai bagian belakang kepala laki-laki
tinggi besar ini, amblas memasuki otaknya.
"Crep-augh...!"
Buyima langsung terguling. Serangan Tio-ciangkun
tak dapat dilayani lagi. Buyima menjerit dan roboh
bergulingan mendekap kepalanya. Dan ketika laki-laki itu
mengeluh dan merintih perlahan tiba-tiba tubuhnya tak
bergerak lagi dan kejang di tempat. Tewas!
"Bu-kongcu...!"
Bayangan itu, yang bukan lain Bu-kongcu adanya
tertawa bergelak. Dia telah memberesi pengawal Kungghoda ini, melihat Tio-ciangkun menggigil dan terhuyung
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mundur, pedang lemas di tangan, menggantung
lunglai. Dan dua bayangan yang kembali masuk ke
dalam tiba-tiba membuat Tio-ciangkun tertegun,
melihat Siauw-ong- ya dan kekasihnya muncul
dengan muka berseri-seri.
"Bu-kongcu, terima kasih atas bantuanmu.
Kukira kau melepaskan tanggung jawabmu!"
"Ah, siapa melepaskan tanggung jawab, pangeran?
Hamba telah lama di sini, tahu akan kedatangan dua
orang ini dan sengaja menonton mereka!"
Tio-ciangkun terkejut. "Kau mengetahui
kedatangan Buyima?"
"Ya, dan juga kedatanganmu, ciangkun. Tapi aku
tak bergerak karena ingin melihat apa yang akan kau
lakukan. Ternyata kau membela pangeran, terima
kasih atas pertolonganmu itu!" Bu- kongcu yang
tertawa membungkukkan tubuh tiba-tiba bertanya
pada Siauw-ong-ya, "Pangeran, apa yang harus
hamba lakukan dengan Tio -ciangkun ini? Perlukah
hamba mengantar pada putera mahkota?"
"Tak perlu," sang pangeran tersenyum. "Biar dia
sampaikan saja terima kasihku, Bu -kongcu. Dan kau
mengurus mayat Buyima ini," dan menghadapi Tiociangkun pangeran ini berkata, "Tio-ciangkun, terima
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kasih atas semua bantuanmu. Kau kembalilah,
sampaikan beritaku dan keselamatanku ini."
Tio-ciangkun tertegun, tak segera
pergi. "Kau mau bicara?"
"Maaf," panglima ini mengangguk. "Hamba
hendak mengingatkan paduka, pangeran. Bukankah
paduka mempunyai janji terhadap adik paduka?"
"Ha-ha, aku tahu, ciangkun. Katakan aku
selalu ingat janjiku itu."
"Tapi wanita ini..."
Sang pangeran mengulapkan lengan. "Ciangkun,
katakan pada adikku pangeran mahkota bahwa
hubunganku dengan wanita ini terlanjur intim kami
ingin menumpas pemberontakan, urusan pribadi boleh
diabaikan dulu. Kau kembalilah dan katakan saja pada
adikku tentang apa yang kau lihat dan kau dengar. Kau
paham?"
"Jadi paduka...?"
"Itu urusan pribadiku, kau tak perlu ikut campur!"
dan sang pangeran yang tersenyum memutar tubuh
tiba-tiba menggandeng Wan Cu, memberi isyarat pada
Bu-kongcu. Dan ketika Tio-ciangkun terkesima dan
dua orang itu keluar kamar tiba- tiba Bu-kongcu
terbahak menepuk pundak panglima ini.
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ciangkun, tak perlu bengong. Kau kembalilah! "
Tio-ciangkun terkejut. Saat itu Siauw-ong-ya dan
kekasihnya lenyap di luar kamar, sekilas memberi
senyum yang aneh padanya. Tapi ketika Bu-kongcu
tertawa dan menepuk pundaknya tiba-tiba panglima
ini menjerit dan terjungkal roboh. Tak menyangka
Bu-kongcu menusukkan sebatang jarum
kepadanya, ketika menepuk tadi jarum yang amblas
dan kini membuat pundaknya bengkak. Begitu
cepat dan amat tiba-tiba. Dan Tio-ciangkun yang
sadar Bu-kongcu hendak membunuhnya tiba-tiba
berteriak melihat pemuda itu berkelebat keluar.
"Bu-kongcu, kau jahanam keparat...!"
Bu- kongcu terkekeh. Murid Sai-mo-ong itu
memang menancapkan jarum beracunnya ke pundak
Tio-ciangkun, mendapat isyarat Siauw-ong-ya agar
panglima itu dibunuh, karena Tio -ciangkun telah
melihat dan mendengar semua kejadian di dalam
kamar. Jadi terlalu berbahaya kalau dilepaskan begitu
saja. Tapi melihat panglima itu mengejar dan
menusuknya dengan pedang gemetar pemuda ini
tersenyum dan mengelak tanpa menoleh.
(Bersambung jilid XV)Jilid 15
"TlO-ClANGKUN, jangan buang-buang tenagamu.
Jarumku itu akan bekerja sepeminuman teh lamanya.
Lebih baik kau pulang dan laporkan pada tuanmu
sebelum kau mampus!" pedang menyeleweng, dikelit dan
menemui angin kosong karena Bu Ham mengelak. Dan
ketika Tio-ciangkun membentak dan marah menyerang
lagi maka Bu- kongcu tertawa-tawa tak balas menyerang,
berlompatan kesana-sini mengajak panglima itu menjauhi
kamar, diserang tapi ha-ha he-he saja menghadapi
pedang panglima ini. Dan ketika Tio-ciangkun
menggeram dan pucat membelalakkan mata mendadak
panglima ini mengeluh ketika pundaknya tak dapat
digerakkan, tubuh terasa sakit bagai dikeroyok ribuan
semut, terhuyung dan tiba -tiba terjungkal tanpa diserang,
roboh diketawai lawan. Dan ketika panglima itu mendelik
dan mendesis menahan sakit tiba-tiba terdengar suara
ribut di kompleks istana sebelah selatan, tempat para
pemikul tandu diistirahatkan, disusul suara senjata beradu
dan berkobarnya api yang membakar daerah itu. Dan
sementara panglima ini melotot dan maklum apa yang
terjadi maka Bu-kongcu berkelebat pergi tertawa-tawa
mengejeknya.
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tio-ciangkun, dua menit lagi dirimu mampus.
Maaf aku tak dapat menemanimu lagi, ha-ha!"
Tio-ciangkun mendelik. Saat itu dia sadar akan
bahaya dirinya, menyesal kenapa dia tak segera saja
melapor pada junjungannya, merasakan racun yang
memasuki darahnya telah membakar tubuhnya
sedemikian rupa. Tak mungkin ditolong lagi. Dan
melihat Bu-kongcu tertawa meninggalkannya dan
keributan itu tentu dicetuskan orang-orangnya Kungghoda akhirnya panglima ini menggigil mengangkat
tubuhnya, susah payah.
"Bu-kongcu, kau dan Siauw-ong-ya ternyata
orang-orang keji. Terkutuk kalian!"
Bu-kongcu tak mendengar. Pemuda itu telah
meninggalkan panglima ini jauh di tempat keributan itu,
api berkobar dimana-mana dan membuat istana geger.
Tapi teringat jiwa terancam dua menit lagi dan putera
mahkota harus segera ditemui maka panglima ini
terhuyung jatuh bangun mencari junjungannya itu,
berhasil tapi dalam keadaan sekarat ketika bertemu.
Dan ketika sang pangeran terbelalak dan Tio-ciangkun
menahan sakit panglima ini hanya sempat
mengucapkan beberapa patah kata saja.
"Pangeran, Siauw-ong-ya tak dapat dipercaya.
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mereka itu bersekongkol, hamba... hamba dicelakai Bu...
Bu..." Tio-ciangkun mengeluh, mengaduh dan tibatiba terguling di depan junjungannya itu, tak dapat
meneruskan kata-katanya. Tewas. Dan ketika
putera mahkota bengong dan menjublak di tempat
maka suara hiruk-pikuk pertempuran menyebutnyebut tentang pemberontakan pasukan tamu.
"Pasukan liar memberontak...! Pasukan liar
memberontak...!"
Pangeran ini tertegun. Ribut-ribut di luar itu
membuat semua orang terkejut, bahkan kaisar juga
tersentak, bangun dari tidurnya. Tapi ketika dua jam
kemudian keributan itu berhasil dipadamkan dan
Siauw-ong-ya muncul memberi laporan maka kaisar
ini tertegun melihat sebuah kepala dibawa
puteranya itu, kepala Kung-ghoda!
"Ayahanda, maafkan hamba. Pengiring Kung-ghoda
ternyata pasukan khusus yang disiapkan untuk
menyerang paduka. Inilah buktinya, hamba membawa
kepala pemimpin suku liar itu yang dibunuh Bu-kongcu!"
Kaisar tertegun. Siauw-ong-ya lalu menceritakan kejadian
itu, asal mulanya. Menyadap berita bahwa pemimpin
Kung sebenarnya akan membuat huru-hara, menyerang
istana dan ingin membunuh kaisar di saat
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

persembahan upeti. Satu siasat untuk mengelabuhi
orang. Dan ketika kaisar bertanya darimana pangeran
itu mendapatkan bahannya dan siapa pula yang
menyelamatkan istana maka pangeran ini
menonjolkan dua temannya, Wan Cu dan Bu-kongcu.
"Wan Cu inilah yang memberi tahu segala- galanya,
ayahanda. Kalau bukan karena dia tentu kita semua
sudah menjadi korban kebiadaban Kung-ghoda!"
"Ah, isteri pemimpin liar itu?"
"Benar, ayahanda. Dan paduka boleh bertanya
padanya."
Kaisar terbelalak. Baginya terlalu aneh bahwa Wan
Cu mengkhianati suami sendiri, melaporkan kejadian itu
dan berakibat suaminya dibunuh. Tapi ketika dengan
menangis Wan Cu mengatakan bahwa dia harus
membela bangsanya karena dia wanita Han akhirnya
kaisar tertegun dan dapat menerima alasan ini, yang
kiranya terdorong oleh patriotisme karena Wan Cu
memang bukan suku bangsa liar, mendengar bahwa
Kung -ghoda ternyata diam- diam amat berambisi sekali.
Ingin menjadi raja di atas raja, menjadi kaisar. Dan ketika
satu-persatu semua rencana Kung-ghoda dibeberkan
wanita itu dan kaisar terhenyak membelalakkan mata
akhirnya Wan Cu malah
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dibebaskan dan mendapat hadiah kaisar, menduduki
menteri kewanitaan dan budaya. Satu kedudukan tinggi
yang tentu saja tak diduga wanita ini. Dan ketika
semuanya beres dan Wan Cu menangis kegirangan maka
keesokan harinya dua kekasih ini bertemu, bersenangsenang dan memadu cinta sepuas mungkin, memberi
hadiah Bu-kongcu pula karena pemuda inilah yang
membantu mereka dengan jasa besar. Tentu saja tak
melupakan murid Sai-mo-ong itu. Tapi ketika putera
mahkota datang bertamu dan Siauw-ong-ya terkejut
menyambut maka sang adik yang terbelalak melihat Wan
Cu di situ segera mengerutkan keningnya.
"Aih, ada apa, adik pangeran? Kau tak
memberi tahu pengawal?"
"Maaf," putera mahkota ini menggeleng. "Aku
datang secara diam-diam, kanda. Aku tak ingin diketahui
pengawal karena ingin bicara empat mata denganmu."
"Boleh, mari. Silahkan duduk!" tapi teringat
pada Wan Cu tiba-tiba pangeran ini sadar. "Aih,
maaf. Aku sedang menjamu kekasihku ini, adik
pangeran. Aku ingin mengucapkan syukur dan
bahagia atas hadiah ayahanda pada Wan Cu!"
"Ya, aku tahu. Dan rupanya perlu kuucapkan
selamat pula pada kekasihmu ini."
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Wan Cu tersipu, cepat mebmeri hormat.
"Pangeran, hamba hanya sekedar menerima
anugerah belaka. Terima kasih atas ucapan paduka."
"Dan dia boleh mendengar urusanmu, adik
pangeran?"
"Hm," putera mahkota mengangguk. "Kalau dia
di sini tentu saja boleh, kanda. Aku ingin bertanya
tentang Tio-ciangkun!"
"Tio- ciangkun?" Siauw-ong-ya terkejut. "Bukankah
dia tewas, adik pangeran? Apa yang ingin kau ketahui?"
"Justeru itulah. Kematiannya yang membuat aku
penasaran, kanda. Katanya dia dibunuh oleh..."
"Buyima!" sang kakak tiba -tiba memotong, merah
mukanya mengepal tinju. "Dia tewas dibunuh tangan
kanan Kung-ghoda itu, adik pangeran. Aku menyesal tak
dapat menolongnya karena aku terlambat datang!"
Sang pangeran tertegun. Jawaban yang mantap dan
penuh kepastian ini membuat dia terbelalak, tadinya
mengira Bu-kongcu karena Tio-ciangkun hanya
mengatakan kata -kata "Bu" itu sebelum ajal. Tak
menyangka kalau Buyima yang dimaksudkan, jadi dia
salah duga. Dan sebelum dia bertanya ini-itu maka
kakaknya sudah memberi keterangan, berapi-api.
"Aku ikut berbela sungkawa atas kematian
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pengawalmu, adik pangeran. Sungguh tak kukira kalau
Buyima yang gagah perkasa itu demikian kejam. Dia
membunuh Tio-ciangkun tanpa perasaan ini gara -gara
Kung-ghoda. Kalau saja tak ada Bu-kongcu di sini
mungkin kitapun ikut dibunuhnya. Keparat, Kung-ghoda
dan tangan kanannya itu ternyata orang-orang kejam.
Buyima masuk dan bertemu pengawalmu itu ketika
mengintai pembicaraan kami. Dia menyerang, tapi Tiociangkun mencegah. Dan karena Tio-ciangkun kalah lihai
dan Buyima memang kosen maka pengawalmu itu
terbunuh sementara kami juga nyaris binasa!"
Pangeran mahkota ini mengerutkan kening.
"Jadi Buyima masuk ke kamarmu, kanda?"
"Benar, adik pangeran. Dan Tio-ciangkun pun
mengintai pembicaraan kami. Entah atas suruhanmu
ataukah karena melihat bayangan Buyima itu, " sang
kakak menyindir cerdik, pura-pura tak tahu. "Dan ketika
Buyima masuk dan marah-marah menegur Wan Cu maka
kami berdua diserangnya tapi pengawalmu itu muncul.
Mereka bertempur, tapi Tio-ciangkun roboh. Dan ketika
Buyima hendak membunuh kami dan menangkap Wan
Cu maka muncullah Bu- kongcu itu yang segera
menyelamatkan kami membunuh Buyima!"
"Sayang," pangeran mahkota ini menarik napas.
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kalau kau mencegahnya Buyima tak perlu dibunuh,
kanda. Sebenarnya kita perlu keteranganketerangan darinya tentang semua kejadian ini."
"Ah, kau tak percaya?"
"Bukan begitu, tapi kematian Buyima
melenyapkan semua keterangan, kanda. Apalagi
Kung-ghoda juga dibunuh sebelum membela dirinya.
Harusnya dua orang itu ditangkap atau salah satunya
diberi hak hidup agar memberi keterangan jelas."
Siauw-ong-ya bangkit berdiri, membelalakkan mata.
"Adik pangeran, kau tampaknya mencurigai kami.
Bukankah Wan Cu sebagai satu-satunya saksi yang
dapat memberi keterangan? Dia telah menyelamatkan
kita dari kebiadaban suaminya. Dia lebih berharga
dibanding Kung-ghoda atau Buyima itu. Untuk apalagi
memberi hidup pada dua orang keparat itu?"
"Maaf," putera mahkota agak terkejut, sadar
sikapnya yang menuduh. "Aku tidak memaksudkannya
begitu, kanda. Hanya aku sedikit menyesal karena
kematian Buyima menghentikan penyelidikanku tentang
kematian pengawalku. Aku tidak bercuriga, melainkan
semata-mata terdorong kekecewaanku tentang kematian
Tio-ciangkun itu. Sudahlah, aku percaya. Tapi bagaimana
sekarang janjimu dengan Wan Cu ini?"
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Maksudmu?"
"Kau tak akan berhubungan di luar batas
seperti katamu dulu, kanda. Atau..."
" Ah, nanti dulu," sang kakak tertawa, memotong
cepat. "Apa yang kukatakan dulu tentunya tak berlaku
sekarang ini, adik pangeran. Dulu Wan Cu masih terikat
oleh suaminya, sedang sekarang dia janda. Masa janjiku
dulu harus dipegang sekaku itu? Tidak, justeru aku minta
pendapatmu bagaimana kalau dia kuambil isteri, adik
pangeran. Apakah kau berkenan menyetujuinya atau aku
harus memberi tahu ayahanda kaisar."
"Kau mau menikahinya?" putera mahkota
tertegun.
"Kalau kau setuju, adik pangeran. Atau
mungkin kau akan bersikap kejam pada kami
berdua yang sudah saling mencinta!"
Sang adik dibuat bengong. Kakaknya itu sudah
menunduk, mata tiba-tiba berkaca-kaca. Sikapnya
mendadak lemah khawatir pangeran mahkota itu tak
setuju. Bukan menghalangi pernikahan dua orang itu
melainkan tak senang pada Wan Cu. Perasaan yang
mungkin dapat mengganggu hubungan mereka kelak
kalau putera mahkota sudah menjadi kaisar, sementara
Siauw-ong-ya menjadi penasihatnya. Tapi putera
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mahkota yang tersenyum dan memegang lengan
kakaknya mendadak tertawa geli.
"Kanda, kenapa sikapmu seperti anak kecil begini?
Bukankah urusan pernikahan adalah urusan pribadi? Kau
menikahpun tentu tak ada orang melarangnya, apalagi Wan
Cu juga berjasa besar kepada kita. Siapa tak setuju dan
harus takut menghadapi pendapatku? Kita kelak harus
bekerja sama, apa yang kau rasa baik tentunya tak perlu kau
tolak pula. Itu urusanmu, bukan urusanku!"
"Jadi kau setuju?"
"Kalau kau suka padanya, kanda. Kalau kalian
memang sudah sama-sama mencintai!"
"Ah, terima kasih...!" dan Siauw-ong-ya yang
menyambar adiknya penuh kegembiraan tiba-tiba
berseru pada Wan Cu. "Wan Cu, calon kaisar
sendiri sudah menyetujui hubungan kita. Ayo
ucapkan terima kasih!"
Wan Cu tersipu-sipu, maju memberi hormat.
"Pangeran, terima kasih atas perkenan paduka.
Semoga kami mendapat berkah kebahagiaan yang
melimpah atas restu paduka!"
Siauw-ong-ya tertawa bergelak. Persetujuan adiknya
itu berarti melenyapkan ganjalan yang mungkin ada, tentu
saja gembira bukan main. Tapi sang adik yang
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melepaskan diri memandang kakaknya tiba-tiba
bertanya, "Dan kapan pernikahan itu
dilangsungkan, kanda?"
Wan Cu, yang melihat sorot ganjil dari
pandangan putera mahkota tiba-tiba mendahului,
"Maaf, kami tak tergesa melaksanakan pernikahan,
pangeran. Apalagi jelek-jelek hamba juga harus
berkabung untuk kematian suami hamba."
"Ah, kau setia pada pemberontak?"
Wan Cu tersenyum sedih, kembali melihat sorot
ganjil putera mahkota itu, yang rupanya ingin mengujinya.
"Pangeran, mohon paduka pisahkan kedudukan hamba
sebagai isteri seorang pemberontak dan isteri dari laki-laki
pemimpin liar bernama Kung itu. Suami hamba memang
memberontak, dan untuk itu dia telah menebus dosa
dengan kematiannya. Tapi kedudukan hamba sebagai
isteri seorang laki-laki biasa, yang dulu mencintai dan
menyayangi hamba, haruskah kedudukan itu
dicampuradukkan dengan pemberontakan Kung-ghoda?
Hamba wanita biasa, pangeran. Untuk kedudukan ini
hamba harus mengingat segala kebaikan suami hamba.
Hamba menyatakan berkabung bukan sebagai isteri
seorang pemberontak melainkan sebagai isteri biasa
terhadap suami yang biasa
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pula, sesuai hukum adat!"
" Ah, bagus!" sang pangeran terbelalak, melihat
watak dan sikap yang agung dari wanita ini. "Kau
mendapatkan wanita yang mulia, kanda pangeran.
Sungguh beruntung kalau calon isterimu demikian
hebat!"
"Dan hamba berjanji tak mau disentuh sebelum
menikah, pangeran. Paduka boleh tanya kakak paduka kalau
tidak percaya!" Wan Cu menambahi, tentu saja melirik
kekasihnya agar mereka dapat bersandiwara dengan baik.
Dan ketika Siauw-ong- ya tertawa bergelak dan menyatakan
itu betul akhirnya pangeran mahkota ini terperangah dan
kagum pada Wan Cu. Menganggap Wan Cu sebagai isteri
yang benar-benar luar biasa. Dapat menjaga kesuciannya,
harga dirinya. Silap dan terkecoh oleh permainan dua orang
itu, pasangan yang dapat bekerja sama dengan baik. Samasama dusta! Dan ketika sang pangeran tertawa dan
kakaknya menuangkan arak akhirnya kecurigaan dan
kekecewaannya tentang kematian Tio-ciangkun tersapu
bersih oleh sikap dan kata- kata manis pasangan yang
berbahaya ini. Kecurigaannya tentang Bu- kongcu lenyap
begitu saja. Percaya omongan kakaknya dan mengira bahwa
kematian pengawalnya memang betul di tangan
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Buyima, bukan Bu-kongcu. Dan ketika putera mahkota
itu kembali dan Siauw-ong-ya berhasil menanamkan
kepercayaan yang mantap maka ketika itu pula
pangeran ini menyambar lengan kekasihnya.
"Wan Cu, kau hebat. Omonganmu itu berhasil
mengelabuhi adikku!"
Wan Cu tersenyum. "Demi kebaikan kita,
kanda. Kalau tidak kunyatakan begitu bukankah
adikmu akan menganggapku rendah?"
"Ya, dan sekarang kedudukanmu demikian tinggi di
matanya, Wan Cu. Adikku yang tolol itu tentu tak akan
menyangka kalau kita sudah... ha-ha!" pangeran ini
mendekap kekasihnya, menciumi bertubi-tubi sementara
tangan menggerayang ke sana-sini, membuat Wan Cu
terkekeh dan menggeliat geli. Tentu saja membuat Siauwong-ya semakin beringas dan gemas. Dan ketika Wan Cu
disambar dan dipondong ke dalam akhirnya wanita ini
mengeluh membalas ciuman kekasihnya, tidak mengelak
lagi dan mandah dibawa ke pembaringan. Dan ketika
Siauw-ong-ya menubruk dan menutup pintu kamar
akhirnya apa yang dikata wanita ini bertolak belakang
dengan apa yang dilakukan. Sayang tak dilihat putera
mahkota karena pangeran itu telah pergi. Dan begitu
keduanya cekikikan dan tertawa-tawa
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
maka hanya setanlah yang tahu apa yang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dikerjakan dua orang ini.
* * *
Hari itu, sebulan setelah kejadian di atas Kim -moueng dan Sin- piauw Ang-lojin memasuki kota raja. Mereka
tentu saja tak masuk di siang hari, bersikap waspada dan
tahu musuh tentu menyulitkan mereka, kalau kepergok.
Dan Sin-piauw Ang-lojin yang mengajak temannya
memasuki istana di kala gelap sudah disambut pendekar
ini dengan kening dikerutkan.
"Lojin, tahukah kau dimana letak gedung
pangeran mahkota?"
" Tentu, pangeran itu tinggal di sebelah barat
istana, taihiap. Dan kita akan ke sana menemui
pangeran itu."
"Kau tak salah?"
"Tidak, marilah...!" dan Sin-piauw Ang-lojin yang
pasti menggerakkan langkah sudah melayang ke atas
tembok memasuki kompleks istana, kim-mou-eng
mengikuti, bergerak seperti hantu di malam gelap. Dan
ketika dua orang itu bergerak merupakan bayangan hitam
yang sering menyelinap di balik pohon-pohon
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
besar akhirnya dua orang ini tiba di sebuah gedung
yang tinggi bergenteng merah.
"Itulah, di sana putera mahkota tinggal!" Kimmou-eng mengangguk. Ketua Seng-piauwpang itu mengajaknya turun, melayang menginjak rumput
yang tebal. Tapi Kim- mou-eng yang melihat sesuatu di
bawah sana tiba-tiba menarik lengan kakek tinggi besar
ini dengan sentakan kuat, berjungkir balik ke atas tembok
kembali, mengejutkan kakek itu. Dan ketika ketua Sengpiauw-pang ini terbelalak dan berseru tertahan tahu-tahu
puluhan ular mendesis bangun terkejut oleh suara Sinpiauw Ang-lojin tadi.
"Ah, ular-ular jahanam?"
Kim-mou -eng mengangguk. "Dan kau hampir
menginjaknya, lojin. Ular-ular ini rupanya dipasang
untuk menjaga kedatangan kita. Hati-hati lah!"
Kakek itu tertegun. Puluhan ular yang
mendesis di bawah semak-semak itu tiba-tiba
berisik suaranya, mendesis-desis. Dan persis
mereka tertegun ke bawah mendadak sebuah
lampu sorot menyinar ke arah mereka.
"Siap!"
Kim-mou-eng bergerak cepat. Pendekar ini lagi-lagi
membetot temannya, secepat kilat melayang ke atas
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pohon. Begitu cepat hingga lampu sorot itu tak
menangkap bayangannya. Dan ketika Sin-piauw
Ang-lojin lagi -lagi terkejut maka bayangan dua
orang pengawal berlari ke tempat itu.
"Siapa di sini?"
Sin-piauw Ang-lojin gusar. Dia tak menyangka
sekitar gedung pangeran mahkota sudah dijaga
ketat, bahkan ularpun ikut digerakkan menanti
musuh. Rupanya memang menunggu kedatangan
mereka. Tapi belum kakek ini bergerak menyerang
tiba-tiba Kim-mou-eng mendahului melempar dua
daun kering menyambar dua orang itu.
"Cep-cep!"
Dua pengawal itu roboh. Sin-piauw Ang-Iojin kagum
melihat dua daun kering itu melekat di tenggorokan dua
pengawal, mencekik jalan darah gi-heng-hiat, tentu saja
membuat mereka roboh dan tidak sempat berteriak lagi.
Masing-masing tak tahu apa yang terjadi, lampu kecil
yang mereka bawa tiba-tiba jatuh dan pecah ke tanah,
membakar sekitar membuat ular-ular ribut melarikan diri.
Sekarang tampak bahwa disepanjang tembok ternyata
banyak barisan ular! Dan Sin-piauw Ang- lojin yang
terbelalak dan mengumpat marah tiba-tiba disorot lagi
sebuah lampu yang entah
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berasal darimana.
"Awas...!"
Kali ini Kim-mou-eng tak dapat menolong. Dia
saat itu memeriksa ke bawah, terkejut melihat sebuah
sinar menyorot temannya. Dan ketika Sin-piauw Anglojin menghindar tapi kurang cepat bergerak akhirnya
seorang pengawal berteriak dari jauh,
"Ada orang...!"
Ketua Seng-piauw-pang ini mengumpat. Dia
melayang turun keluar tembok, marah dan menyesal
kenapa dia konangan. Tapi sebuah tali yang menjirat
di bawah tiba-tiba membuat kakek ini terpelanting dan
berteriak kaget. Tak tahu dia menginjak perangkap.
Sebatang tombak tiba-tiba meluncur menyambar
dadanya. Tapi Kim- mou-eng yang membentak
mengibaskan lengannya tiba-tiba membuat tombak
patah dan menendang kakek tinggi besar ini.
"Lojin, hati-hati. Sebaiknya tak jauh dariku!" Sinpiauw Ang-lojin semburat. Dia malu dan kaget
kenapa dia tak begitu awas, kalah dibanding pendekar ini.
Menyesal kenapa dia menjauhkan diri dari Kim-mou-eng.
Kini berjungkir balik melompat bangun dengan muka
merah. Dan ketika dia terbelalak dan Kim-mou-eng
menyentuh bahunya maka saat itu juga beberapa
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pengawal ribut-ribut mendatangi mereka.
"Ada orang...! Ada maling...!"
Lampu tiba-tiba dipasang dimana-mana. Tempat
itu menjadi terang, tentu saja membuat kakek ini gusar
tapi tak berani bertindak sendiri, menunggu Kim-moueng. Dan ketika Pendekar Rambut Emas mengangguk
dan menyambar lengannya mendadak pendekar itu
berkelebat ke arah timur.
"Lojin, kita masuk melalui pohon besar itu. Kau
sanggup meloncat lurus?"
"Akan kucoba, taihiap. Tapi kalau gagal tolong
kau bantu!"
"Ya," dan Pendekar Rambut Emas yang sudah
berkelebat ke arah pohon besar yang dimaksud tiba-tiba
menjejakkan kakinya meluncur lurus, begitu saja seolah
papan yang dilontar ke atas. Tegak namun ringan
mencapai dahan yang tertinggi. Tapi ketika ketua Sengpiauw-pang itu mencoba tapi berhasil setengah jalan tibatiba kakek ini mengumpat meneruskan lompatannya
dengan berjungkir balik, tak tahu gerakannya itu
menimbulkan berisik dan punggungnya beradu dengan
sebatang dahan yang melintang di tengah, membuat
pohon bergoyang dan tiba-tiba belasan anak panah
menyambar, tersentuh talinya oleh guncangan yang
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dibuat Sin-piauw Ang-lojin. Dan ketika kakek itu
terkejut dan menggerakkan lengannya ke kiri kanan
maka Kim-mou-eng yang ada di atas terpaksa
menolong dengan mengibaskan lengannya ke arah
panah-panah yang disiapkan secara rahasia itu.
"Lojin, jangan membuat berisik. Kita
menghadapi banyak jebakan dimana-mana...!"
Kakek itu pucat. Sekarang dia berhasil
membebaskan dirinya, semua anak panah runtuh
dipukul dorongan Kim-mou- eng, sedikit saja yang
dipukulnya sendiri. Dan ketika dia terbelalak dan pucat
berendeng di samping pendekar ini segera dia
berbisik, heran dan agak gemetar, "Taihiap, darimana
kau tahu pohon inipun berbahaya kita datangi?"
"Aku melihat rentangan tali di balik daun-daun
ini, lojin. Karena itu menyuruhmu meluncur lurus
agar tidak menggetarkan pohon."
"Dan aku gagal. Ginkangku tak sehebat yang
kau miliki. Sungguh tua bangka ini harus banyak
belajar!" kakek itu menyesal, menyalahkan diri
sendiri dan kembali kagum pada Pendekar Rambut
Emas. Tapi Pendekar Rambut Emas yang tidak
menjawab sudah bertanya lagi,
"Dan kau sanggup ke wuwungan itu, lojin? Kita
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
harus melompat sepuluh tombak lebih!"
"Ah, mana mungkin, taihiap? Terus terang aku
tak bisa, tentu jatuh di tengah jalan!"
"Baik, kalau begitu lompat ke punggungku. Kita
berdua ke sana!" dan Kim-mou-eng yang
mematahkan dahan menyuruh kakek itu melompat
di punggungnya akhirnya dipandang terbelalak oleh
kakek tinggi besar ini.
"Apa, kau mau menggendongku, taihiap?"
"Ya, bukankah kau tak sampai sendiri? Kau
lompat ke punggungku, kita berdua ke sana!"
"Tapi... tapi..."
Kim-mou-eng tak sabar. " Lojin, waktu kita
sempit. Aku hendak mengajakmu ke sana dengan
bantuan sepotong kayu ini. Ayo naiklah!"
Sin-piauw Ang- lojin masih ragu. Sebenarnya,
dia malu melakukan itu. Seorang kakek tinggi besar
minta gendong seorang pemuda! Tapi ketika Kimmou-eng mengajaknya tak sabar dan banyak
pengawal semakin ribut- ribut di tempat itu akhirnya
dengan perasaan berat dan malu hati kakek ini
melompat di punggung Kim-mou-eng, persis kadal
hinggap di punggung bunglon.
"Taihiap, maafkan aku. Aku sungguh tua bangka tak
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berguna...!"
"Sudahlah, tak perlu malu, lojin. Keadaan memaksa
kita untuk berbuat begini. Tapi hati-hati, aku akan
melemparmu ke wuwungan bila potongan kayu ini
kupergunakan sebagai penyambung!" dan, sebelum
kakek itu bertanya lagi tiba- tiba Kim-mou- eng melesat,
melempar potongan dahan ke mukanya. Dan begitu
potongan kayu itu meluncur di udara tiba-tiba dengan
gerakan luar biasa pendekar ini menginjaknya, hinggap
sejenak dan berjungkir balik ke wuwungan di depan mata,
jarak sudah setengah dan tiba-tiba melempar Sin-piauw
Ang-lojin agar beban tak berat menekannya. Dan begitu
kakek tinggi besar itu juga berjungkir balik dan sudah
ditolong setengah jalan tiba-tiba dengan gerakan hampir
berbareng keduanya selamat hinggap di puncak
wuwungan itu, disambut dengan perasaan berdesir oleh
kakek tinggi besar ini yang kagum luar biasa pada Kimmou-eng.
"Taihiap, kepandaianmu hebat sekali...!"
"Sst, tak perlu memuji. Kita sudah di sini, lojin.
Mari ke tengah dan lanjutkan perjalanan kita!"
Sin-piauw Ang-lojin mengangguk. Dia ngeri melirik
ke bawah, diam-diam membayangkan bagaimana
seandainya Pendekar Rambut Emas itu gagal, jatuh dan
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dia ikut terpelanting ke bawah. Tentu gedubrakan
dan disambut musuh. Itu kalau mereka tidak lukaluka! Dan Sin-piauw Ang-lojin yang tak habis kagum
memandang tuan penolongnya ini akhirnya tiba di
tengah-tengah gedung, dimana Pendekar Rambut
Emas memberi isyarat berhenti.
"Kau mendengar sesuatu,
lojin?" "Tidak."
"Aku mendengar orang bicara. Tempelkan
telingamu."
Sin-piauw Ang-lojin membungkuk. Dia
menempelkan telinga di permukaan genteng, kini
mendengar dan kagum akan ketajaman telinga
pendekar itu. Dan ketika dia mengangguk dan
bangun berdiri segera Kim- mou-eng bertanya, "Kau
mengenal suara orang-orang itu?"
"Hm, seperti Bu-kongcu, taihiap. Dan..."
"Benar, ada lima orang di bawah. Aku tak tahu yang
mana suara putera mahkota. Kau mengenalnya?"
Kakek ini menggigil. Dia hanya mendengar suara
empat orang, bukan lima. Tapi ketika Kim -mou-eng
bertanya apakah dia mengenal suara pangeran mahkota
akhirnya kakek ini menggeleng dan kebat-kebit.
"Aku tak tahu, taihiap. Tapi kita dapat menangkap
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
seorang pengawal atau pelayan."
"Ya, berarti aku harus turun dulu. Kau tinggallah
di sini!" dan sementara kakek itu mendelong tiba- tiba
Kim-mou-eng membuka genteng dan menerobos ke
bawah. Kakek ini terkejut, temannya lenyap begitu
saja. Demikian cepat dan lincah, seperti belut. Dan
ketika dia menunggu dan berdebar menanti maka Kimmou-eng muncul lagi membawa seseorang. Begitu
cepat seperti iblis!
"Pengawal ini kudapatkan di bawah. Dia
mungkin tahu tentang pangeran mahkota!"
Kakek tinggi besar itu tertegun. Dia bengong oleh
semua sepak terjang pendekar ini, kagum akan
kepandaiannya yang begitu luar biasa. Hilang dan
datang seperti siluman, sungguh hampir tak dapat
dipercaya. Tapi melihat pengawal itu melotot ke arah
mereka akhirnya kakek ini membungkuk membuka
totokannya, memencet jalan darah di tengkuk yang
membuat pengawal itu tak dapat berteriak.
"Kau tahu dimana putera
mahkota?" "Tahu..." pengawal itu
menggigil. "Dimana?"
"Di... di bawah."
"Bawah mana? Maksudmu ruang tengah itu?"
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pengawal ini mengangguk. Dia tampak
ketakutan memandang Kim-mou-eng, betapapun
mengenal pendekar itu karena Kim-mou-eng


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pernah membuat geger di kota raja, beberapa waktu
yang lalu. Tapi Sin-piauw Ang-lojin yang ragu pada
pengawal ini tiba-tiba mendesis,
"Kau bohong. Di bawah sana ada Bu-kongcu!
Mana mungkin pangeran mahkota berdekatan
dengan pemuda iblis itu? Kau mau menipu kami?"
"Tidak... tidak, maksudku pangeran mahkota ada di
belakang ruangan tengah itu. Mungkin membaca buku
karena tadi habis memasuki ruang perpustakaan!"
"Baiklah, kami akan membuktikannya!" Sinpiauw Ang-lojin yang menotok pengawal ini
membungkam mulutnya akhirnya bertanya pada
temannya, "Bagaimana, kita turun ke bawah,
taihiap? Atau kita membagi tugas?"
Kim-mon-eng mengerutkan alis. "Kita harus
bersama, lojin. Kau sebaiknya selalu berdekatan
denganku. Aku merasakan sesuatu yang ganjil."
"Kalau begitu kita turun bersama?"
"Ya," dan Kim- mou-eng yang sudah mengajak
temannya menerobos ke bawah tiba-tiba menyelinap
dan turun melalui genteng yang mereka buka itu,
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebentar kemudian sudah tiba di bawah disebuah
ruangan yang besar. Tak lagi mendengar percakapan
itu karena Bu-kongcu dan teman-temannya mungkin
pergi, hal yang membuat pendekar ini mengerutkan
keningnya. Dan ketika ruangan itu juga sepi dan
mereka maju ke ruangan yang lain mendadak mereka
berdetak melihat seseorang duduk di tengah ruangan
membaca buku, agaknya putera mahkota dan persis
seperti yang dikatakan si pengawal.
" Pangeran... !" Sin-piauw Ang-lojin berseru
girang, sudah melompat mendekat dan yakin itulah
pangeran mahkota. Tapi ketika lima bayangan
berkelebat masuk dan tawa yang nyaring mengejutkan
kakek ini tiba-tiba orang itu, yang disangka putera
mahkota dan memutar kursinya tiba-tiba tertawa
berseru pada kakek tinggi besar ini,
"Seng-piauw-pangcu, bagus sekali kau datang...!"
Sin-piauw Ang-lojin tertegun. Sekarang dia melihat
jelas siapa orang ini, seorang laki-laki berusia tigapuluh
limaan tahun, tampan dan bersih dengan wajah bersinarsinar. Pandangan matanya tajam dan cerdik. Dan begitu
lima bayangan yang lain tertawa mengejek kakek itu
maka Sin-piauw Ang-lojin mundur berseru kaget,
"Pangeran Muda...!"
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ha-ha, kau mengenal aku, pangcu? Bagus, mari
duduk. Dan temanmu itu tentu Kim-mou-eng. Aih, apa
kabar, Pendekar Rambut Emas? Kalian mencari aku?"
dan Pangeran Muda yang bangkit tertawa dikelilingi
orang-orangnya tiba-tiba bertepuk tangan menyuruh
orang memberikan kursi, tentu saja tak disambut kakek ini
dan Kim-mou- eng, yang melihat Bu-kongcu muncul
bersama seorang kakek bercawat yang ha-ha he-he
memandang Kim-mou-eng, tangannya membawa suling
dan tongkat ular. Dan ketika dua orang itu tertegun dan
Bu-kongcu tersenyum- senyum maka Pangeran Muda
memperkenalkan kakek bercawat itu.
"Kim-mou-eng, ini Coa-ong Tok-kwi locianpwe.
Datang dibawa Bu-kongcu karena ingin berkenalan
denganmu. Kau belum mengenalnya, bukan?" dan ketika
kakek itu hah-hah-heh-heh dan Kim-mou-eng
mengerutkan alis maka pangeran itu sudah berkata lagi,
"Dan itu Hek-bong Siang-Io-mo. Kau mengenalnya?"
Hek-bong Siang-lo-mo, dua iblis cebol yang
datang bersama Bu-kongcu sudah tertawa
menggoyang pantat. "Tentu, pangeran. Kim-mou-eng
tentu mengenal kami. Kami sudah pernah bertemu!"
"Dan aku ingin menguji kepandaianmu, Kim-moueng. Suling dan tongkat ularku ini penasaran mendengar
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kelihaianmu!" kakek bercawat menimpali, berseru
serak dan sudah maju mendekat dengan mata
bersinar-sinar, siap menerjang. Tapi Pangeran Muda
yang tertawa mengulapkan lengan keburu mencegah.
"Coa-ong locianpwe, tahan dulu. Sabar. Kita
tak boleh menyambut dua tamu kita kalau mereka
datang dengan maksud baik!" dan ketika Coa-ong
terkekeh melompat mundur pangeran ini sudah
berkata dengan suaranya yang manis, "Kim-moueng, kau tentu mengantar Seng-piauw-pangcu ini,
bukan? Kalian mencari aku?"
"Tidak," Kim-mou-eng berterus terang. "Kami
tidak mencarimu, pangeran. Melainkan..."
"Mencari adikku putera
mahkota?" "Benar."
"Bagus, kalau begitu tentu atas kehendak Sengpiauw-pangcu ini," dan ganti menghadapi kakek tinggi
besar itu pangeran ini bertanya, "Pangcu, kau ingin
bertemu dengan adikku itu? Dia tak ada di sini, adikku
sedang beristirahat di gedungku. Tapi kalau benar kau
ingin menemuinya biarlah Bu-kongcu menemanimu." dan
tidak memberi kesempatan kakek ini membantah
Pangeran Muda sudah memanggil Bu-kongcu. "Kongcu,
antarkan tamu kita ke pangeran mahkota. Kim-mou-eng
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
biar kujamu dengan segala kegembiraan!"
Sin- piauw Ang-lojin terkejut. Melihat semuanya itu
dia jadi tertegun memandang pangeran muda ini, sepintas
menyajikan maksud baik yang demikian menyejukkan.
Manis dan ramah. Seolah diantara mereka tak ada
permusuhan apa-apa padahal Bu-kongcu tentunya telah
melapor semua kejadian di kota Pi -yang. Jadi pangeran
itu tahu. Dan Bu-kongcu sendiri yang sudah maju tertawa
menyambut perintah Pangeran Muda sudah mendekati
Sin-piauw Ang -lojin dengan muka yang tidak kalah ramah
pula, berkata manis,
"Pangcu, mari kuantar. Pangeran mahkota
memang ada di gedung Pangeran Muda. Hari ini
mereka bertukar tempat!"
Kakek ini terbelalak. Dia tentu saja menolak, marah
dan melotot memandang pemuda iblis itu, yang pernah
menyiksanya, yang hampir saja membuatnya malu
dengan cara begitu hina. Menyuruh seorang kakek
bermain gila dengan pelacur lewat arak perangsang. Tapi
Bu-kongcu yang pura-pura tak tahu akan segala
permusuhan mereka satu bulan yang lewat kembali
tertawa ramah mengajak kakek itu.
"Mari, kuantar ke sana, pangcu. Bukankah kau
mau menemui putera mahkota?"
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak!" Sin-piauw Ang-lojin akhirnya
membentak. "Aku tak mau kau antar, pemuda iblis.
Aku tak percaya padamu dan dapat ke sana sendiri!"
"Ah, kau menolak perintah Pangeran Muda? "
Kakek ini mendelik. "Bu-kongcu, tak perlu
memulas segala kelicikanmu dengan maksud baikmu.
Kau sendiri masih berhutang jiwa padaku, mana
mungkin berendeng menghadap putera mahkota?
Kalau dia ada dan benar di sana biarlah aku pergi
sendiri. Tak perlu kalian menipu!" dan, memandang
temannya kakek ini bertanya, "Bagaimana, taihiap, kita
tinggalkan orang-orang busuk ini?"
Kim-mou-eng menarik napas. Sebenarnya dia
berdebar dikelilingi Coa-ong Tok -kwi dan Hek-bong
Siang-lo-mo itu, bukan berdebar untuk diri sendiri
melainkan berdebar untuk keselamatan ketua Sengpiauw-pang ini. Diam-diam melihat ketenangan yang
berbahaya dari Pangeran Muda itu, dapat menangkap
getaran kecerdikan yang amat tinggi dari pangeran yang
tampan itu, yang katanya akan memberontak dan diamdiam mempersiapkan diri untuk menggulingkan pangeran
mahkota, berambisi untuk menjadi kaisar dan tampaknya
memang cukup ambisius. Ramah tapi menyembunyikan
sesuatu yang mengerikan. Dan
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendengar pertanyaan temannya dan Sin-piauw
Ang-lojin rupanya mau pergi tiba-tiba pendekar ini
memandang tawar tersenyum pahit.
"Lojin, apa yang kau inginkan rupanya tak
disukai lawan-lawan kita. Bagaimana kalau kita
tanya Pangeran Muda? Mungkin pangeran mau
mengalah kepada kita, atau kita dapat kembali
setelah menemui putera mahkota."
"Ah, mana bisa begitu, Kim-mou-eng?" Pangeran
Muda tertawa. "Kami belum menyuguhkan arak, tak
mungkin kalian pergi sebelum menikmati jamuan.
Sebaiknya temanmu itu diantar Bu-kongcu atau tinggal
sekalian di sini saja, bersamamu!"
Kim-mou-eng tahu itu. Dia sudah menduga
pangeran ini akan menahan mereka, tak mungkin pula
membiarkan Seng-piauw- pangcu sendirian menghadap
putera mahkota. Sengaja menyuruh Bu -kongcu untuk
mengawal dan mungkin membunuhnya secara diamdiam, karena murid Sai-mo -ong itu memang tinggi
kepandaiannya dan Sin-piauw Ang-lojin kalah lihai. Tapi
tertawa getir memandang temannya dia balik bertanya,
"Nah, bagaimana jawabanmu, pangcu? Apakah
kita sambut saja ajakan pangeran dan menunda dulu
keperluan kita menghadap pangeran mahkota?"
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sin-piauw Ang-lojin menggertak gigi. "Taihiap,
apa yang mereka perlihatkan tidak sama dengan
apa yang mereka lakukan. Aku tak mau tinggal di
sini dan ingin secepatnya pergi!"
"Tapi kau memasuki rumah tanpa ijin, pangcu.
Haruskah kami lepaskan begitu saja sepak terjang kalian
ini? Kusambut kalian dengan baik saja sudah untung,
seharusnya kau tahu diri!" Pangeran Muda mengejek,
memandang ketua Seng-piauw-pang itu dengan
pandangan dingin. Dan Bu-kongcu yang juga tertawa
mengebutkan kipasnya tiba-tiba menyambung,
"Benar, seharusnya kau tahu diri Seng-piauwpangcu. Pangeran telah menyambut kalian baikbaik. Kalau tak ingin membuat onar tentunya kalian
mematuhi tuan rumah dan tidak banyak cingcong
lagi. Bagaimana?"
"Tidak," kakek ini menggeram. "Aku tetap tak mau
tinggal di sini dan ingin pergi!" dan meloncat mengibaskan
lengannya tiba-tiba kakek ini berkelebat keluar. Tentu saja
tak dibiarkan Pangeran Muda yang sudah memberi
isyarat pada Bu-kongcu. Dan begitu kakek itu keluar dan
Bu-kongcu menjengek mendadak pemuda ini berkelebat
pula menggerakkan kipasnya.
"Pangcu, tunggu dulu. Mari kuantar...!" kipas
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bergerak ke depan, menotok punggung kakek itu
dengan satu ketukan kuat. Dan Sin-piauw Ang-lojin
yang tentu saja mendengar angin serangan ini
sudah membalik dan cepat menangkis, terpaksa
menghentikan larinya.
"Plak!"
Kakek ini terhuyung, disambut tawa mengejek Bukongcu yang melipat kipasnya. Dan ketika kakek itu tegak
kembali dan marah memandang lawan maka Kim-moueng berkelebat di samping temannya ini, dipandang
gentar Bu-kongcu yang cepat mengerutkan keningnya.
"Kau mau apa?"
Kim-mou- eng tersenyum, melindungi temannya.
"Aku tak suka kau berbuat curang, Bu-kongcu. Kalau
pangeran tak mengijinkan biarlah kami coba- coba
menjalankan niat kami sendiri. Nah, kau pergilah. Aku
yang akan menghadapi lawan-lawanku, pangcu.
Berangkat dan tenangkan hatimu!"
Pendekar Rambut Emas menepuk pundak
temannya, memulihkan kembali bekas pukulan Bukongcu yang menggetarkan ketua Seng-piauw-pang
itu. Tapi Hek-bong Siang-lo-mo dan Coa-ong Tok-kwi
serta orang terakhir yang tidak dikenal Kim-mou-eng
tiba-tiba berkelebat mengepung mereka.
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Heh-heh, mana bisa begitu mudah, Kim-mou- eng?
Kalau Seng-piauw-pangcu itu mau coba-coba keluar atas
perlindunganmu biarlah dia coba-coba niatmu itu. Ingin
kulihat, bisakah dia keluar dengan hidup kalau paduka
pangeran tak menghendaki!" Hek-bong Twa-lo-mo
berseru, menggerakkan kedua tangannya yang tiba-tiba
berubah hitam. Siap melepaskan pukulan maut pada
ketua Seng-piauw-pang itu. Dan Coa-ong Tok-kwi yang
juga menggerak-gerakkan tongkat dan suling tiba-tiba
terkekeh nyaring.
"Kim- mou-eng, jangan sombong dengan
kepandaian yang kau agul-agulkan itu. Aku telah
Sleep With The Devil Karya Santhy Agatha Sepotong Hati Yang Baru Karya Tere Liye Wiro Sableng 162 Badai Laut Utara

Cari Blog Ini