Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 11

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 11


memanggil semua ularku di luar, mana bisa
temanmu merat tanpa seijin kami? Kalau kau tidak
percaya lihatlah...!" kakek ini meniup sulingnya,
tinggi melengking dan tiba -tiba disambut desis
ratusan ular. Dan ketika dia tertawa dan menuding
ke depan mendadak Sin-piauw Ang-lojin berseru
kaget melihat ratusan ular merayap masuk.
"Heh-heh, bagaimana, pangcu? Kau berani keluar?" Sinpiauw Ang-lojin pucat. Dia terang tak dapat melewati
ratusan ular itu, yang kini memasuki ruangan dengan
tubuh melenggang-lenggok, licin menjijikkan dengan
lidahnya keluar masuk itu, merah bercabang.
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dan ketika Coa -ong Tok-kwi meniup tinggi memberi
tanda mendadak ular-ular yang masuk itu berhenti
di depan si Raja Ular ini, beberapa tombak dari Sinpiauw Ang-lojin dan Kim-mou-eng.
Tapi Kim-mou-eng tersenyum. "Kau berani
keluar, pangcu?"
"Tentu berani, tapi..."
"Nah, teruskan niatmu, pangcu. Aku akan
menolongmu!" Kim-mou-eng mendadak mengambil
obor, menyulutnya dan secepat kilat melemparnya
ke barisan ular itu, persis yang di depan pintu. Dan
ketika semua orang terkejut dan marah oleh
perbuatannya tiba-tiba pendekar ini telah
mendorong temannya pergi dari situ.
"Pangcu, keluarlah...!"
Sin-piauw Ang-lojin sadar. Kakek itu berseru
keras, melihat ular menyibak dan otomatis memberi
jalan, ketakutan oleh obor yang dilempar Kim-moueng. Dan begitu Kim-mou-eng mendorongnya
mencelat pergi tiba-tiba kakek ini berseru girang
melompat keluar. "Taihiap, terima kasih!"
Namun Coa-ong Tok-kwi membentak. Raja Ular
ini berteriak marah, mendorong tangannya melepas
pukulan jarak jauh. Tapi Kim-mou-eng yang sudah
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bersiap melindungi temannya tiba-tiba menggerakkan
pula lengannya menangkis dari samping.
"Plak!" dan pukulan Raja Ular itu melenceng,
membuat Raja Ular ini mencak-mencak dan memaki
lawannya. Dan ketika Sin-piauw Ang-lojin lenyap di
luar dan Hek-bong Siang-lo-mo juga membentak
marah maka dua iblis cebol ini menyerang Kim-moueng yang cepat menggerakkan tubuhnya menghadapi
tiga orang lawannya itu.
"Kim-mou-eng, kau jahanam keparat... plak-dukdukk!" tiga pukulan itu ditangkis, membuat ketiganya
terpental sementara Kim-mou-eng sendiri hanya
tergetar, mengerahkan Tiat-lui-kangnya dan sudah
diserang kembali oleh tiga iblis yang marah kepadanya
ini. Dan ketika orang terakhir juga ikut membantu dan
Coa-ong Tok-kwi serta teman-temannya berkaok-kaok
maka Bu -kongcu yang gentar menghadapi Kim-moueng tiba-tiba berkelebat keluar mengejar Sin-piauw
Ang-lojin.
"Paman, kalian robohkan si Rambut Emas itu.
Biar aku mengejar ketua Seng-piauw-pang...!"
Kim-mou-eng mengerutkan kening. Dia khawatir
pemuda itu mencari temannya, tahu Bu-kongcu tak akan
mengampuni lawan sebelum Sin-piauw Ang-lojin
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendapatkan putera mahkota. Maka melihat
pemuda itu mengejar keluar tiba-tiba pendekar ini
berseru melakukan pukulan menyedot, "Bu-kongcu,
kau kembalilah...!"
Bu-kongcu terkejut. Saat itu dia sudah menginjak
pintu keluar, tentu saja tak mengira diserang, mendengar
angin pukulan menyambar tengkuknya. Tapi mengelak
tak berani menangkis tiba-tiba pemuda ini menghindar
dan melompat ke kiri, mendengar angin berkesiur dan
lewat di sampingnya, tiba-tiba membalik dan
menerjangnya dari depan, tentu saja membuat pemuda
ini terkejut. Dan ketika dia terbelalak dan berseru kaget
tahu-tahu angin pukulan yang seolah siluman itu sudah
membungkusnya dan menariknya kuat, melibat seluruh
tubuhnya dan sekejap kemudian membuat dia terjirat,
mencekik pemuda ini. Dan sementara Bu-kongcu
terbelalak dan pucat mukanya tahu-tahu tubuhnya sudah
terbanting bergulingan dan...
masuk kembali ke dalam ruangan itu.
"Bress...!"
Bu -kongcu berteriak tertahan. Dia ngeri oleh
pukulan sinkang Pendekar Rambut Emas yang seolah
bernyawa ini. Seolah hidup. Begitu hebat dan memiliki
daya sedot yang tinggi, mampu menghisapnya jatuh
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bergulingan. Dan ketika dia melompat bangun dan
pukulan itu lenyap membebaskannya segera
pemuda ini membentak marah memaki gentar,
"Kim-mou-eng, kau jangan main sihir...!" Kimmou-eng tersenyum. Saat itu dia kembali
dikeroyok empat lawannya, melihat Bu-kongcu
marah-marah dan gentar memakinya. Tapi Coa-ong
Tok-kwi yang gusar menerjang pendekar ini sudah
berteriak pada Bu-kongcu,
"Kau teruskan larimu, bocah. Tangkap ketua Sengpiauw-pang itu dan jangan berkaok-kaok di situ!"
Bu-kongcu melotot. Dia mendongkol oleh
ucapan si Raja Ular ini, tentu saja mengerti dan
memang berniat meneruskan pengejarannya. Tapi
ketika untuk kedua kalinya kembali dia disedot dan
jatuh bergulingan di muka pintu akhirnya pemuda ini
marah dan memaki si Raja Ular itu, "Paman, kaupun
jangan berkaok-kaok saja. Lindungi aku...!"
Coa -ong terbelalak. Dia terkejut oleh sinkang
Pendekar Rambut Emas ini, membuat dua kali
keponakannya jatuh bangun. Tapi ketika Hek-bong Sianglo- mo juga membentak dan menerjang pendekar ini ganti
dua iblis cebol itu berseru pada Bu-kongcu, "Kau
ulangilah, bocah. Kim-mou-eng kami tahan!"
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bu-kongcu melompat bangun. Dia gentar oleh
kepandaian Pendekar Rambut Emas yang luar biasa itu,
ragu. Tapi ketika Hek-bong Siang -lo-mo menyerang dan
Coa-ong Tok-kwi juga menahan pukulan pendekar ini
akhirnya pemuda itu berhasil dan dapat keluar dari pintu.
Memang ditahan sejenak oleh Kim- mou-eng agar Sin-piauw
Ang-lojin dapat bernapas lega di luar sana, sempat mencari
dan mungkin mendapat perlindungan pula dari putera
mahkota. Dan begitu lawan mengeroyoknya lagi dan Bukongcu mengejar Sin-piauw Ang-lojin akhirnya Pendekar
Rambut Emas ini menghadapi lawan-lawannya dan mulai
menangkis serta membalas, melihat dari empat orang itu
hanya Hek-bong Siang-lo-mo dan Coa- ong Tok- kwi saja
yang paling tinggi kepandaiannya. Jadi kepada tiga orang
inilah perhatiannya dicurahkan. Dan begitu mereka semua
mengeroyok dan saling melepas pukulan maka Pendekar
Rambut Emas inipun harus berlompatan ke sana-sini
mengerahkan kepandaiannya. Betapapun mampu menahan
dan diam-diam membuat kagum semua lawannya, terutama
kagum pada Tiat-lui-kang yang dipakai pendekar ini, pukulan
berhawa panas yang selalu mementalkan pukulan mereka.
Tapi karena Pendekar Rambut Emas hanya bersikap
bertahan dan sesekali
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
balas menyerang tanpa nafsu bertempur yang tinggi
maka pendekar ini mulai mencari jalan keluar untuk
melepaskan dirinya.
Sebenarnya, kalau Kim-mou-eng mau bersungguhsungguh agaknya pertempuran itu akan
dimenangkannya, meskipun dengan perjuangan yang
keras. Tapi karena kedatangannya ke situ bersifat
mengawal Sin-piauw Ang-lojin dan tak ada maksud untuk
membunuh atau bertempur mati-matian maka kepada
kakek tinggi besar inilah pikirannya tertuju. Diam-diam
melirik sana-sini melihat jalan keluar, tak lagi melihat
Pangeran Muda yang justeru membuatnya berdebar itu.
Mungkin meninggalkan ruangan merencanakan sesuatu.
Dan karena lawan terus mendesak dan Hek-bong Sianglo-mo serta Coa-ong Tok-kwi tampak penasaran
menyerang pendekar ini akhirnya Kim-mou -eng melihat
ular mulai dikerahkan pula oleh Coa-ong yang marah
besar.
"Anak anak, maju kalian...!"
Kim-mou-eng mengerutkan alis. Ruangan itu sudah
penuh ular, kini semuanya bergerak menuju kakinya, siap
menyerang dari bawah mengikuti irama suling. Hebat
Raja Ular itu karena tangan yang satu meniup suling
sementara tangan yang lain menggerakkan
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tongkat ular, dibantu Hek-bong Siang-lo-mo dan orang
terakhir itu. Dan ketika atas dan bawah mulai dikepung
sementara Kim-mou-eng tertuju pikirannya pada ketua
Seng-piauw-pang akhirnya pendekar ini memutuskan
untuk meninggalkan pertempuran lewat atas, dimana
tadi dia membuka genteng. Dan begitu lawan
menyerang dan ular juga mulai bergerak tiba-tiba
Pendekar Rambut Emas menangkis serangan Hekbong Siang-lo-mo yang menghantam kepalanya.
"Plak-dukk!"
Hek-bong Siang- lo-mo mendesis. Untuk
kesekian kalinya pula mereka terpental, Kim-mou-eng
sudah memutar menangkis pukulan si Raja Ular. Dan
ketika Raja Ular itu juga terhuyung dan Kim-mou-eng
tertawa mengejek tiba-tiba pendekar ini mencelat ke
atas menghilang di langit-langit ruangan.
"Tok-kwi, nanti saja kita ketemu!"
Coa-ong Tok-kwi mencak-mencak. Dia menyusul
menyumpah-serapah, ular-ularnya di bawah tiada guna.
Dan Hek-bong Siang-lo-mo yang juga mengejar sambil
membentak marah tiba-tiba melesat keluar melalui lubang
yang dipakai Kim-mou-eng, bertiga mencari Pendekar
Rambut Emas itu. Dan ketika bayangan pendekar itu
tampak berkelebat menuju ke timur
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akhirnya ke sinilah mereka bertiga berkaokkaok. "Kim-mou-eng, jangan lari!"
"Kim-mou-eng, rasakan dulu gebukan kami...!"
Kim-mou-eng tak menjawab. Dia menuju ke timur
karena di sanalah dia melihat ribut-ribut, rupanya Sinpiauw Ang-Iojin menghadapi rintangan. Sebentar
kemudian tiba di tempat itu dan benar melihat ketua Sengpiauw-pang ini dikeroyok. Puluhan pengawal
menyerangnya dengan tombak dan golok, mendengar
kakek tinggi besar itu membentak-bentak menyebut nama
pangeran mahkota. Berkali- kali memberi tahu lawan
bahwa dia ingin menghadap pangeran itu. Tapi ketika Bukongcu muncul dan menyerang kakek ini tiba-tiba dalam
keroyokan yang kalut itu ketua Seng-piauw-pang ini
mengeluh untuk kesekian kalinya lagi mendapat serangan
jarum rahasia Bu-kongcu yang melepasnya di kala kakek
itu menghadapi puluhan pengawal. Dan ketika kakek itu
terhuyung dan mendelik memaki pemuda ini maka Bukongcu menerjang menyuruh para pengawal mundur.
"Biarkan tua bangka ini menjadi bagianku.
Kalian mundurlah...!"
Sin-piauw Ang-Iojin marah. Untuk kedua kalinya
di tempat itu dia menggigil keracunan, tiga jarum
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menembus tubuhnya. Dan ketika kipas bergerak dan
menyerang gencar akhirnya kakek ini mundur-mundur
dengan muka pucat, mencabut pisau panjangnya yang
bergagang gading itu menangkis dan berkali-kali
terhuyung menahan sakit. Racun yang memasuki
tubuhnya mulai mengikuti aliran darah. Dan ketika
lawan menyerang dan Bu-kongcu tertawa hendak
membunuh kakek ini maka satu ketukan kipas tak
dapat dihindari ketua Seng-piauw-pang ini.
"Tuk!"
Sin-piauw Ang-lojin roboh. Kakek itu terbanting, tapi
dapat melompat bangun lagi karena daya tahan tubuhnya
memang kuat. Menggereng menangkis totokan kipas
yang mengejar dengan mata berkunang, tenaga semakin
dilolosi karena racun bergerak cepat, muka berubah
kehijauan tanpa disadari. Dan ketika dua tiga kali
serangan kipas kembali menyengat tubuhnya maka di
saat itulah Kim-mou-eng datang, berkelebat menyerang
Bu-kongcu.
"Bu-kongcu, tahan kekejianmu. Pergilah... plak!"
kipas hancur di tangan pemuda itu, ditangkis Kim- moueng yang sudah menyambar temannya. Sin-piauw Anglojin roboh sementara Bu-kongcu juga terpelanting,
berteriak kaget. Dan ketika Kim-mou-eng menjejalkan
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
obat tapi Hek-bong Siang-lo-mo dan Coa-ong Tokkwi juga menyambar datang maka tiga iblis yang
marah ini langsung menerjang.
"Kim-mou-eng, kaulah yang keparat. Mampuslah..!"
Kim-mou-eng bergerak cepat. Dia memutar
tubuhnya menangkis tiga serangan itu, dengan sebelah
lengan, karena lengan yang lain membawa temannya.
Dan ketika lawan-lawannya terpental dan Sin- piauw Anglojin mengeluh maka kakek ini sudah berseru,
"Taihiap, masuk saja ke dalam. Putera
mahkota memang ada di sana. Cepat...!"
Kim-mou-eng mengerutkan alis. Saat itu Hekbong Siang-Io-mo dan Coa-ong sudah kembali


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerang, masing-masing penasaran benar.
Tampak beringas dan ingin membunuhnya. Tapi
mendengar putera mahkota ada di dalam dan keadaan
Sin-piauw Ang-lojin mendadak gawat tiba-tiba
pendekar ini berkilat menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, aku akan menerjang ke depan, lojin. Kau
peganglah erat -erat punggungku. Awas...!" dan Kimmou-eng yang membentak melepas Tiat-lui-kangnya tiba
-tiba membentur tiga pukulan Hek -bong Siang-lo-mo dan
Coa -ong Tok-kwi. Begitu hebat hingga tiga iblis itu
menjerit, terjengkang roboh. Dan sementara mereka
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bergulingan tiba-tiba pendekar ini mengibaskan
lengannya mendorong pengawal, yang menjaga
pintu masuk. Dan begitu angin pukulan menerjang
ke depan mendadak duapuluh pengawal yang ada
di situ berpelantingan roboh berteriak kaget.
"Hei...!"
"Aduh...!"
Kim-mou-eng tak membuang-buang waktu. Dia
sudah berkelebat memasuki pintu masuk itu, melesat
seperti kijang, lenyap di dalam disambut teriakan kaget
Hek-bong Siang-lo-mo dan Coa-ong Tok-kwi. Dan ketika
tiga iblis ini juga mengejar dan berkelebat ke dalam maka
Kim-mou -eng sudah tiba di tengah, tak menghiraukan
teriakan di luar yang membuat tempat itu menjadi ribut,
gaduh membangunkan pangeran mahkota yang ada di
dalam. Dan persis pendekar ini memasuki ruangan dalam
tiba-tiba dua orang telah menunggu kedatangannya,
putera mahkota dan Pangeran Muda!
"Kim-mou-eng, apa yang kau lakukan ini?"
Kim-mou-eng tertegun. Otomatis dia berhenti,
Sin-piauw Ang-lojin diturunkan dan terbelalak
memandang dua orang itu, melotot pada Pangeran
Muda. Tapi menjatuhkan diri berlutut berseru
menggigil kakek ini sudah berkata girang,
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Pangeran, hamba ingin bertemu paduka...!"
Kiranya Sin-piauw Ang-lojin sudah mengenal
putera mahkota. Sang pangeran sendiri
mengerutkan kening, sudah mendengar maksud
kakek ini yang ribut-ribut ingin menemuinya,
mengangguk dan melangkah maju ke depan. Dan
ketika kakek itu disuruh berdiri dan dua mata beradu
pandang akhirnya pangeran ini bertanya,
"Aku tahu, tapi apa yang hendak kau
bicarakan, pangcu? Bukankah kau Sin-piauw Anglojin ketua Seng-piauw-pang?"
"Benar, pangeran. Hamba... hamba hendak
membicarakan sesuatu yang penting...!"
"Hm, katakan. Kau datang bersama Kim-moueng tentu memang untuk urusan penting. Apa yang
hendak kau bicarakan?"
Kakek ini beringas, tapi Kim-mou-eng mendahului
dengan suara tenang, melihat berkelebatnya bayangan
Coa-ong dan Hek-bong Siang-lo-mo. "Seng-piauwpangcu hendak bicara empat mata, pangeran. Sebaiknya
kakak paduka dipersilahkan mundur."
"Hm..." putera mahkota ini mengerutkan keningnya.
"Kau selalu datang membawa persoalan, Kim-mou-eng.
Beginikah sepak terjangmu sehari-hari?
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Aku kagum pada kelihaianmu, tapi tak simpatik
pada keonaran yang selalu kau buat. Apa
maksudmu dengan menyuruh kakakku pergi!"
Sin- piauw Ang-lojin menggigil, ganti mendahului,
"Karena urusan ini menyangkut kakak paduka,
pangeran. Sebaiknya daripada tersinggung paduka
persilahkan mundur saja kakak paduka itu!"
Sang putera mahkota membelalakkan mata,
melihat kesungguhan dua orang itu. Tapi Hek-bong
Siang-lo-mo dan Coa-ong Tok-kwi yang sudah
datang menerjang tiba-tiba berteriak, "Pangeran,
dua orang ini pengacau jahanam. Sebaiknya
dibunuh mereka itu tak perlu dilayani...!"
Hek-bong Siang-Io-mo dan temannya berkelebat.
Mereka menyerang Kim- mou-eng sekaligus Sin-piauw
Ang -lojin, menampar dan mendorong. Tapi Kim-mou-eng
yang maju menggerakkan ke dua lengannya menangkis
tiga pukulan ini segera membentak melindungi temannya,
"Lo-mo, kalian jangan kurang ajar. Biarkan kami bicara
dulu... duk duk!" tiga iblis itu berseru tertahan, untuk
kesekian kalinya lagi terpental dan memaki-maki
pendekar itu, Kim-mou-eng hanya tergetar. Tapi sebelum
mereka menyerang lagi dan putera mahkota membentak
marah tiba-tiba semuanya
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dicegah saling serang,
"Hek- bong Siang-lo-mo, tahan. Mereka benar
tamuku...!"
Hek-bong Siang-Io-mo dan Coa-ong Tok-kwi tak
berani menyerang. Mereka mendapat isyarat pula dari
Pangeran Muda yang tetap tenang, bahkan tersenyum
pada Kim- mou -eng dan Sin-piauw Ang-lojin.
Sedikitpun tak cemas bila dua orang itu akan
melaporkan rencana pemberontakannya. Mungkin
sudah bersiap-siap. Sikap yang bagi Kim-mou-eng
justeru berbahaya dan mendebarkan. Dan ketika
semuanya tak ada yang mau menyerang dan Bukongcu juga muncul di tempat itu maka Pangeran
Muda tertawa memandang kakek tinggi besar itu.
"Sin-piauw Ang-lojin, rupanya kau mau
melaporkan sesuatu yang bersifat fitnah. Kenapa
menyuruh aku pergi kalau beritamu benar? Adikku
siap mendengarkan semuanya dengan tenang. Kau
bicaralah, tak perlu khawatir aku tersinggung!"
"Aku memang hendak bicara, pangeran,"
kakek ini mendelik. "Tapi sama sekali bukan fitnah
seperti apa yang kau bilang!"
"Bagus, kalau begitu kenapa takut didengar semua
orang? Bicaralah, kita lihat saja benarkah bukan fitnah
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
atau justeru kau yang harus mempertanggungjawabkan
perbuatanmu bila tidak benar!"
Sin-piauw Ang-lojin gusar. Tapi sebelum kakek itu
mengeluarkan kata- kata keras sang putera mahkota
sudah mengulapkan lengannya. "Lojin, apa yang dikata
kakakku memang benar. Kau tak perlu khawatir, kakakku
tak akan tersinggung. Kau bicaralah, kami akan
mendengarnya apa yang hendak kau katakan ini."
Sang kakek otomatis tertegun. Dia hendak
membuka kebusukan Pangeran Muda, rencana
pemberontakannya itu dan segalanya yang bersangkut
paut dengan itu. Hubungannya dengan menteri-menteri
jahat macam Mao-taijin dan lain-lain. Jelas akan
membeberkan semuanya itu di depan sang pangeran
mahkota. Maksudnya agar pangeran itu hati-hati dan
waspada. Tentu saja tak membayangkan sebelumnya
bahwa orang yang hendak dilaporkan, Pangeran Muda
sendiri, siap mendengarkan di samping putera mahkota
seperti seorang baik-baik yang tak punya salah. Membuat
kakek ini gugup dan bingung. Seketika grogi! Dan ketika
Sin-piauw Ang-lojin masih juga bungkam padahal
pangeran mahkota menunggu kata-katanya maka
pangeran ini marah melangkah maju.
"Pangcu, kau kini telah berhasil menemuiku. Kau
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hendak bicara sesuatu, kenapa diam setelah bertemu?
Kau segan pada kakakku yang ada di sini?"
"Ha-ha, bukan segan, adik pangeran. Tapi
mungkin takut kalau nanti kata-katanya itu memang
fitnah!" sang Pangeran Muda tertawa, mengejek
kakek itu membuat Sin-piauw Ang-lojin gusar,
marah sekali. Tapi sebelum kakek itu bicara maka
Kim-mou-eng menegur temannya ini.
"Lojin, apa yang hendak kau katakan memang
sebaiknya katakan saja. Orang yang kau tuduh ada di sini,
atas permintaannya sendiri. Kenapa enggan dan ragu
mengatakannya pada putera mahkota? Kalau kau ingin
bicara sebaiknya bicara saja, tak perlu ditunda!"
"Baik," kakek ini menggeram, lagi-lagi
mendengar Pangeran Muda tertawa mengejek.
"Hamba hendak menceritakan kebusukan kakak
paduka, pangeran. Bahwa..." kakek ini mengepal
tinju. "Bahwa kakak paduka hendak memberontak,
hendak membunuh paduka!"
"Ha -ha," Pangeran Muda tiba-tiba tertawa bergelak,
tak mempedulikan pangeran mahkota yang terkejut. "Kau
membawa kentut busuk, Seng-piauw-pangcu. Sungguh
kata-katamu ini boleh dibilang fitnah! Tapi baiklah,
teruskan laporanmu. Apa lagi yang hendak
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kau katakan? Kau hendak mengatakan bahwa aku
bersekongkol dengan menteri-menteri jahat dan
hendak menggulingkan tahta istana pula? Bahwa aku
merencanakan ini-itu untuk membunuh ayahku pula?
Ayo, Sin-piauw Ang-lojin. Teruskan fitnahmu ini dan
aku akan mendengarnya, tidak tersinggung!"
Sin- piauw Ang-lojin tertegun. Sungguh tidak
disangka olehnya bahwa apa yang hendak dilaporkan
itu kini terang-terangan dikatakan Pangeran Muda
sendiri, jelas dan tidak tedeng aling-aling. Blak-blakan
dan tidak ditutup-tutupi lagi. Seolah apa yang hendak
dikatakan sudah dibaca pangeran itu. Pangeran yang
cerdik dan sungguh berbahaya. Demikian berani mati
mengakui perbuatan sendiri! Tapi menjengek dengan
mata bersinar-sinar kakek ini mengangguk, merasa
mendapat kemenangan.
"Benar, aku memang hendak melaporkan seperti
apa yang telah kau katakan itu, pangeran. Bahwa kau
merencanakan pemberontakan dan hendak
membunuh kaisar pula. Kau siap merebut kursi tahta
lewat putera mahkota. Kau licik dan culas!"
"Sudah? Masih ada lagi?" pangeran ini tertawa,
sikapnya luar biasa tenang. "Kalau belum silahkan
melapor lagi, lojin. Aku tak tahu atas dasar apa kau
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menaruh sakit hati demikian luar biasa kepadaku!"
Kakek ini lagi-lagi tertegun. Dia melihat putera
mahkota pucat mukanya, memandang dia dan sang
kakak berganti-ganti. Tapi ketika dia tak bicara lagi dan
kata-katanya terhenti di situ maka pangeran mahkota
menggigil membentaknya, "Seng-piauw-pangcu,
sadar kah kau dengan semua ucapanmu ini?
Sadarkah kau akan segala akibat dan tanggung jawab
dari semua kata-katamu ini?"
"Tentu, " kakek ini menjawab pasti. "Hamba
sadar akan semua kata-kata hamba, pangeran. Dan
sumpah demi langit dan bumi apa yang hamba
katakan adalah benar!"
"Dan kau punya buktinya?" mendadak Pangeran
Muda bertanya, tersenyum sinis. "Kau dapat
membuktikan semua kata -katamu ini, pangcu? Kau dapat
memberikan pada adikku pangeran mahkota bahwa apa
yang kau katakan tidak merupakan fitnah?"
"Ini... ini..."
"Jangan ini-ini, Seng-piauw-pangcu. Kalau kau
mengatakan aku hendak memberontak dan segalanya itu
sebaiknya kau tunjukkan pula bukti- buktinya pada adikku.
Aku siap menghadapinya. Kalau tidak terpaksa aku
menuntut tanggung jawabmu dan minta pada adikku
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
agar membunuhmu!"
Sin-piauw Ang -lojin pucat. Sebenarnya,
kedatangannya ke situ adalah hendak memberi tahu
sang pangeran mahkota akan segala rencana
Pangeran Muda. Bicara empat mata dan tidak
disaksikan begini banyak orang, kecuali Kim-mou-eng
yang sengaja diminta bantuannya untuk mengawal.
Sungguh tak dinyana keadaan berubah begini
runyam. Pangeran Muda minta buktinya kalau semua
kata-katanya itu benar. Dan karena bukti satu-satunya
hilang karena A -ciong yang membawa daftar rencana
Pangeran Muda itu dibunuh tanpa diketahui siapa
pembunuhnya tentu saja kakek ini jadi tertegun dan
bengong di tempat, tak dapat menjawab. Dan ketika
Pangeran Muda tertawa dan kakek itu menggigil maka
pangeran ini sudah menghadapi adiknya.
"Nah, kau lihat, adik pangeran. Apa yang kukatakan
di dalam tadi betul. Ketua Seng-piauw-pang ini hendak
memfitnahku. Dia datang bersama Kim-mou-eng,
mungkin saja disuruh Pendekar Rambut Emas ini karena
ada hubungannya dengan suku bangsanya di luar tembok
besar itu, memecah belah kita dan hendak mengacau di
sini. Mungkin dendam atas kehancuran suku bangsa Tartar. Bagaimana pendapatmu?"
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Putera mahkota terbelalak. Sebenarnya, di dalam
tadi dia sudah ditemui adiknya, eh... kakaknya ini.
Mendengar ribut-ribut di luar dari keterangan kakaknya.
Bahwa ketua Seng-piauw-pang datang dikawal Kim-moueng. Dan karena Kim-mou-eng dianggap bangsa Tar-tar
karena darah Tar-tar lebih menonjol di tubuh pendekar itu
ketimbang darah ibunya maka kakaknya memberi tahu
dia mungkin kedatangan ketua Seng-piauw-pang itu atas
hasutan Kim-mou eng. Bahwa Kim-mou-eng mungkin
mau membalas dendam atas kehancuran suku
bangsanya setelah dulu Gurba datang menyerang,
mengacau istana dan kini hendak memecah-belah
mereka. Menggunakan ketua Seng-piauw pang itu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai alat. Dan karena Sin-piauw Ang-lojin sendiri tak
dapat memberi bukti sebagai pelengkap semua
laporannya tadi maka tentu saja putera mahkota ini
termakan omongan kakaknya dan menganggap Sinpiauw Ang-lojin memang datang untuk mengacau. Untuk
memfitnah! Dan ketika kakek itu melenggong tak dapat
bicara tiba-tiba pangeran ini membentak melotot gusar,
memandang Kim-mou-eng pula.
"Sin-piauw Ang-lojin, sungguh tak kunyana pula
sebagai orang Han kau hendak membela suku bangsa
Tar-tar! Mana bukti seperti yang dituntut kakakku itu?
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mana pelengkap dari semua laporanmu ini? Aku
menuntut buktinya, lojin. Kalau kau tak dapat
menunjukkannya maka kuanggap kau memfitnah.
Kau melancarkan kecurigaan dan permusuhan
diantara kami!"
"Dan kalau aku hendak membunuh adikku sendiri
tak perlu berlama -lama, lojin. Sekarangpun aku dapat
minta tolong pada Hek -bong Siang-lo-mo atau Coa -ong
Tok-kwi itu. Tapi aku tak melakukannya, karena aku
memang tidak merencanakan niat seperti yang kau
laporkan itu. Apalagi mengkhianati sri baginda. Bukankah
beliau ayah kandungku sendiri? Kau sengaja mengadu
domba, Sin-piauw Ang-lojin. Kau memfitnah dan rupanya
dihasut Pendekar Rambut Emas ini. Kalian berpolitik,
mungkin malah hendak membunuh kami!"
Sin-piauw Ang-lojin terbelalak. Kim-mou-eng
sendiri terkejut, berubah mukanya. Keadaan tibatiba dibalik oleh Pangeran Muda yang licin dan
cerdik itu. Kedudukan mereka terancam. Dan
karena bukti memang tak dapat diberikan karena
daftar berharga di tangan A -ciong hilang karena
bocah itu dibunuh seseorang tiba-tiba Sin-piauw
Ang-lojin kalap menyerang Pangeran Muda.
"Siauw-ong-ya, kau memang jahanam busuk. Bukti
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang kau minta telah kau rebut lewat orangorangmu dari tangan A-ciong...!"
Semuanya terkejut. Sin-piauw Ang-lojin sudah
menubruk Pangeran Muda, demikian sengit hendak
membunuh pangeran itu. Tapi Coa-ong Tok-kwi yang
berdiri lebih dekat dengan sang pangeran tiba-tiba
membentak, menghantam ketua Seng-piauw-pang ini.
"Tua bangka busuk, pergilah...!"
Sin-piauw Ang-lojin terbelalak. Saat itu dia melepas
pukulan tanpa mempedulikan diri, menerjang saking
marahnya melihat diri sendiri terjebak. Menuduh balik
dituduh. Maka ketika dia menyerang dan Coa-ong Tokkwi menghantamnya dari samping mendadak ketua
Seng-piauw-pang ini mengeluh dan terbanting roboh,
sebelum pukulannya mengenai Pangeran Muda.
"Dess!" kakek itu mencelat bergulingan. Kimmou-eng terkejut, cepat berkelebat menolong
temannya ini, tak menduga ketua Seng-piauw-pang itu
menyerang Pangeran Muda. Jadi jauh dengannya.
Tapi Pangeran Muda yang memberi aba -aba dan
sudah diikuti bayangan Hek-bong Siang-lo -mo dan
yang lain-lain tiba-tiba mengejar Pendekar Rambut
Emas ini, mendengar aba-aba pangeran itu.
"Lo-mo, tangkap mereka ini. Bunuh keduanya...!"
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sin-piauw Ang-Iojin dan Kim-mou-eng terkejut.
Kakek ketua Seng-piauw-pang itu menyeringai karena
hantaman Coa -ong membuat dadanya sesak, ampeg.
Darah tiba-tiba melontak dari mulutnya. Membuat Kimmou-eng mengerutkan kening karena temannya itu
terluka dalam, memang bukan tandingan Coa-ong
Tok-kwi. Dan sementara dia menyesali kesembronoan
temannya ini maka Hek-bong Siang-lo -mo dan yang
lain-lain menyerang, pangeran mahkota malah masuk
ke dalam marah-marah kepada mereka, yang
dianggap memfitnah!
"Kim-mou-eng, sekarang ajalmu sudah tiba!"
"Ya, dan kau juga, Seng-piauw-pangcu. Terimalah
kematian kalian... wut-wutt!" empat pukulan menyambar
dua orang ini, terutama Sin-piauw Ang-lojin yang hendak
ditutup mulutnya, mendapat isyarat Pangeran Muda
bahwa ketua Seng-piauw-pang itu harus dibunuh.
Rahasianya di tangan kakek itu, tak boleh diberi hidup lagi
karena Sin-piauw Ang-lojin mungkin mencari gara-gara di
lain kesempatan. Dan Kim-mou-eng yang membentak
meloncat tinggi tiba- tiba menyambar temannya
menangkis semua pukulan itu.
"Plak-des-dess!"
Empat orang itu terdorong semua. Kim-mou-eng
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sudah berjungkir balik, tahu keadaan mereka
berbahaya dan tak mungkin menghubungi pangeran
mahkota lagi. Mereka tak dipercaya dan kini malah
dianggap mengacau. Dan begitu dia membentak
membuat lawan mundur-mundur tiba-tiba pendekar ini
sudah melesat melalui pintu keluar, melihat Sin-piauw
Ang-lojin pingsan di atas pundaknya.
"Lo-mo, kalian iblis-iblis licik...!"
Hek-bong Siang-lo- mo terbelalak. Mereka melihat
lawan mereka itu sudah berjungkir balik melarikan diri,
berkelebat ke pintu keluar dan kini menyelamatkan Sinpiauw Ang-lojin. Tapi mereka yang tentu saja tak mau
melepaskan pendekar itu dan memburu keluar sudah
membentak mengejar, menyuruh pengawal menghadang
tak boleh membiarkan Kim-mou-eng pergi.
"Tangkap mereka itu. Cegat larinya...!"
Pengawal tiba-tiba bermunculan. Mereka ini
sebenarnya sudah disiapkan di luar, dipimpin
seorang panglima bertubuh pendek bernama Shi
Bung, anak buah jenderal Bu. Dan begitu Kim- moueng melompat dan kelihatan di luar tiba-tiba saja
tombak dan golok menyerang pendekar ini.
"Plak-plak-krakk...!"
Tombak dan golok mencelat beterbangan. Kim57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mou-eng telah mengibaskan lengannya, melakukan
pukulan jarak jauh. Membuat golok dan tombak patahpatah sementara pemiliknya terbanting tak karuan
sambil mengaduh, menjerit berpelantingan. Tapi ketika
pendekar ini berlari ke utara dihadang pengawalpengawal yang lain maka Hek-bong Siang-Io-mo dan
teman-temannya itu mengejar.
"Kim-mou- eng, jangan lari. Tahan dulu
pukulan-pukulan kami...!"
Kim-mou-eng terbelalak. Saat itu ratusan pengawal
muncul, kejadian mirip dengan waktu dia ke kota raja
dulu. Hanya bedanya tak ada pentolan-pentolan sesat
macam Hek-bong Siang-lo-mo dan si Raja Ular ini, yang
terus menguntit dan menyerangnya dari belakang. Dan
karena dia juga membawa Sin-piauw Ang-lojin yang
pingsan dan terluka dalam akhirnya pendekar ini
dikepung tak dapat melarikan diri.
"Ha-ha, kau tak dapat keluar, Rambut Emas.
Berhenti dan terimalah kematianmu di sini...!" Hek-bong
Siang-lo-mo melompat, terbang menampar pendekar itu
sementara Coa-ong Tok-kwi menggerakkan tongkat
ularnya, tak mau kalah. Dan ketika tiga orang ini bergerak
hampir berbareng dan para pengawal terdorong oleh
sapuan tiga iblis ini akhirnya Kim-mou58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
eng kembali menangkis dan mengerahkan Tiat-luikangnya.
"Des-dess!"
Hek-bong Siang-lo-mo dan temannya berjungkir
balik. Mereka terlontar ke atas, menukik dan
menyerang kembali dari atas ke bawah. Coa -ong
bahkan mengemplangkan tongkatnya itu ke arah
ubun-ubun. Tapi Pendekar Rambut Emas yang marah
merendahkan kepala tiba-tiba menyambut dan
menerima serangan tiga orang lawannya itu.
"Krakk...!" tongkat di tangan si Raja Ular tiba-tiba
patah, ujungnya hancur sementara jari Kim-mou-eng
ganti menampar kakek ini. Dan ketika si Raja Ular
berjungkir balik dan memaki lawannya maka pukulan
Hek-bong Siang-lo-mo tiba diterima pendekar ini.
"Plak-plak!"
Dua orang itu kembali terpental. Kim- mou-eng
sudah berseru keras, melihat para pengawal
kembali berteriak menggerakkan senjatanya,
diperintah Bu-kongcu. Dan ketika Kim-mou-eng
menangkis dan para pengawal terlempar mundur
akhirnya Hek -bong Siang-lo-mo dan Coa-ong Tokkwi kembali menerjang berseru marah.
"Tok-kwi, kerahkan saja ular-ularmu!"
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ya, dan suruh para pengawal mundur. Kepung
melebar...!"
Coa-ong Tok-kwi terbelalak. Dia setuju, menyuruh
para pengawal mundur dan membentak Bu-kongcu agar
maju membantu. Dan ketika murid Sai-mo-ong itu
bergerak dan semua pengawal meloncat ke belakang
akhirnya empat orang ini mengeroyok Pendekar Rambut
Emas yang memanggul Sin-piauw Ang-lojin,
berkelebatan ke sana-sini mementalkan pukulan-pukulan
lawan. Dibuat sibuk ketika Coa-ong mulai mengerahkan
ularnya, meniup suling sementara pengawal ikut melepas
panah menghujani tubuh pendekar ini. Dan ketika
pertempuran menjadi seru dan Kim-mou-eng marah atas
kerubutan itu tiba-tiba sebatang panah mendesing di
belakang pendekar ini.
"Cep! " Kim-mou-eng menangkap, melihat orang
tak dikenal muncul di belakang pengawal, membalik
dan secepat kilat mempergunakan panah tangkapan
itu menangkis hujan serangan yang lain. Tapi ketika
panah kedua kembali mendesing dan Hek-bong Sianglo-mo dan si Raja Ular saat itu menyerang berbareng
tiba-tiba Sin-piauw Ang-lojin menjadi korban, terpanah
tengkuknya.
"Augh!"
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng terkejut. Ketua Seng-piauw-pang
itu menggeliat, menjerit tanpa sadar. Rupanya
hunjaman panah itu terlalu dalam, tentu saja membuat
pendekar ini melengking dan membentak marah. Dan
ketika dua bayangan kembali berkelebat dan Tok-gan
Sin-ni serta Sai-mo-ong muncul mengejutkan
pendekar ini mendadak rambut dan kipas bulu singa
menyambar dada pendekar ini.
"Ha-ha, selamat bertemu, Kim-mou-eng.
Selamat berjumpa!"
"Ya, dan terimalah lecutan rambutku, Kim-mou-eng.
Sungguh dunia terlalu sempit untuk kita... plak-plak!"
rambut Tok-gan Sin- ni meledak mengiringi kipas bulu
singa yang dilancarkan Sai -mo-ong, mengebut dada
Pendekar Rambut Emas. Lima pentolan sesat tiba-tiba
muncul hampir berbareng, tentu saja mengejutkan
pendekar ini. Dan ketika lima serangan menyerbu tanpa
ampun sementara panah dan ular juga mulai menyerang
dari segala penjuru mendadak Pendekar Rambut Emas
mengeluh ketika ujung kipas mengebut mukanya, perih di
mata sementara rambut Tok-gan Sin-ni juga menyengat,
mengenai pundaknya tapi mental karena dia telah
mengerahkan sinkangnya, terhuyung dan pucat
memandang lima orang lawannya itu. Tak menyangka
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sai-mo-ong dan Tok-gan Sin-ni datang memberi bantuan.
Tapi ketika lawan kembali berkelebat dan ular serta hujan
panah masih menyerangnya dari luar tiba-tiba pendekar
ini menggetarkan kedua lengannya.
"Sai-mo-ong, keparat kalian...!"
"Heh-heh, kau yang keparat, Kim-mou-eng.
Kau mengganggu Pangeran Muda!"
Kim-mou-eng melengking. Saat itu dia
mengerahkan sinkangnya, menyalurkannya ke
kedua lengan hingga uap putih tiba-tiba bergetar di
lengan pendekar ini. Dan ketika lawan menyerang
dan semua pukulan menghantam dirinya mendadak
pendekar ini membentak menggerakkan kedua
lengannya itu, didahului ledakan dan kilatan sinar
yang mengejutkan Sai-mo-ong.
"Awas Pek-sian-ciang (Pukulan Dewa Putih)...!"
Hek-bong Siang-lo-mo dan lain-lain terkejut.
Teriakan Sai-mo-ong yang ada di depan itu terlambat bagi
mereka, serangan tak dapat ditarik lagi. Dan ketika lima
benturan mengenai lengan pendekar ini mendadak Tokgan Sin-ni dan yang lain-lainnya itu mencelat.
"Des-dess"
Tok-gan Sin-ni dan kawan-kawannya menjerit.
Pukulan Dewa Putih telah menangkis serangan mereka,
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
untung terpecah karena pukulan itu harus menyambut
lima serangan, bukan satu serangan saja. Tapi Tok-gan
Sin- ni dan kawan -kawannya yang terlempar bergulingan
dan kaget bukan main tiba-tiba melompat bangun tapi
roboh lagi, masih tergetar dan ampeg oleh pukulan yang
dahsyat ini. Dada terasa nyeri dan Ji-lo-mo tiba-tiba
melontakkan darah. Terluka. Dan Kim- mou-eng sendiri
yang juga terhuyung dan menahan sakit tiba -tiba
meloncat melarikan diri, mengisi kesempatan selagi lima
lawannya itu terduduk.
"Mo-ong, lain kali kita bertemu...!"
Mo-ong terkejut. Dia saat itu bengong, mengatur
napas oleh guncangan Pek- sian-ciang yang baru dia


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terima. Tentu saja melotot melihat lawan memutar
tubuhnya. Tapi Shi Bung yang memberi aba-aba
menyuruh pasukan melepas panah tiba-tiba menyambut
pendekar itu yang melarikan diri. Menghujani pendekar ini
yang melompat tinggi di tembok istana, menangkis dan
memukul runtuh hujan panah yang begitu gencar. Tapi
karena dia baru melepas tenaganya dan gempuran lima
orang lawan juga masih mengguncangnya di bagian
dalam akhirnya pendekar ini tak dapat menyelamatkan
sebatang panah yang kembali menyambar temannya,
menancap di punggung Seng-piauw-pangcu yang
63https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dipanggul di belakang. Dan ketika Seng-piauwpangcu kembali mengeluh dan Bu-kongcu muncul
melepas senjata rahasianya tiba-tiba pendekar ini
geram membentak gusar.
(Bersambung jilid XVI)
64Jilid 16
" ORANG she Bu, kau sungguh curang ...!"
belasan jarum disampok runtuh, tiga batang malah
terbang ke arah Bu-kongcu sendiri, membalik dan
menancap di tubuh pemuda itu. Disambut pekik Bu
-kongcu yang roboh terjengkang. Dan ketika panah
dan jarum runtuh di tanah semua Kim-mou-eng
sudah melesat di luar tembok, menghilang.
"Kejar...!"
Mo-ong dan teman-temannya bangkit berdiri. Mereka
sudah sadar, terbelalak dan marah mengejar Kim-mou-eng.
Dan sementara para pengawal ribut dan Kim-mou-eng
melarikan diri akhirnya Pendekar Rambut Emas itu menjadi
buruan dan menyelinap ke sana-sini, dikejar Sai -mo-ong dan
kawan-kawannya itu. Dan karena lima iblis itu memecah di
lima bagian dan masing-masing mencari penuh semangat
akhirnya Kim-mou-eng kebingungan mencari
persembunyian. Betapapun dia masih di kompleks istana
yang amat luas, semua lampu dipasang hingga tempat itu
terang-benderang, tiada ubahnya siang hari. Dan karena dia
juga belum begitu hapal dan para pengejar berteriak-teriak di
semua penjuru akhirnya pendekar ini kesasar di Istana
Dingin.
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng bingung. Sebenarnya, kalau dia
tidak dibebani Sin-piauw Ang-lojin ini tentu lebih
mudah baginya melarikan diri. Tapi karena kakek tinggi
besar itu pingsan dan dia harus menyelamatkan
temannya ini maka Pendekar Rambut Emas menjadi
gelisah. Betapapun beban yang diterimanya ini cukup
berat, apalagi dia dikeroyok lima iblis macam Sai-moong dan teman-temannya itu. Perhatian terpecah
sebab di satu pihak dia harus menyelamatkan diri
sendiri sementara di pihak lain dia harus
menyelamatkan ketua Seng-piauw-pang itu. Tapi
persis dia tiba di istana ini dan celingukan ke sana ke
mari mendadak sebuah suara memanggilnya lembut.
"Kim-twako...!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia melihat sesosok
bayangan wanita muncul, terisak di tempat gelap,
menggapainya perlahan. Sejenak tak dapat dikenali
karena tersembunyi diantara bayang-bayang pohon.
Tapi ketika suara itu memanggilnya kembali dan
wanita ini menampakkan diri mendadak Kim-mou-eng
tersentak membelalakkan mata.
"Cao Cun...!"
Cao Cun, wanita yang gemetar itu menangis. Dia
memang Cao Cun, puteri bupati Wang yang kembali ke
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Istana Dingin itu, setelah Kim-mou-eng meninggalkannya
di Chi- cou. Tentu saja membuat Kim-mou-eng tertegun
karena tak menyangka Cao Cun ada di situ, karena dulu
dia telah mengantar gadis itu kepada ayah ibunya,
meninggalkannya dan kemudian pergi tanpa pamit.
Mengira Cao Cun telah selamat dan berada dalam
perlindungan ayah ibunya. Sungguh tak menduga kalau
gadis itu kembali ke Istana Dingin. Dan Cao Cun yang
mengguguk menubruk pendekar ini akhirnya menangis
tersedu-sedu.
"Kim-twako, ayo masuk. Aku telah mendengar
keributan yang terjadi!"
Kim-mou-eng bengong. Dia juga tak menyangka
kalau dirinya memasuki kompleks Istana Dingin,
bingung dan gelisah dalam usahanya menyelamatkan
Seng-piauw-pangcu. Tapi Cao Cun yang menariknya
dengan air mata bercucuran sudah berkata gemetar,
"Ayo masuk, twako. Aku telah menyiapkan sebuah
tempat persembunyian untukmu...!"
Kim- mou-eng sadar. Saat itu dia mendengar suara
Hek- bong Siang-Io -mo dan teman-temannya, melihat
Cao Cun tersedu tapi berusaha menutup mulutnya,
menangis tanpa suara dengan pundak berguncangguncang. Dan ketika tanpa sadar dia mengikuti gadis ini
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan masuk ke dalam tiba-tiba suara Hek-bong
Siang-lo-mo ada di belakang.
"Dia ada di sini. Kim-mou-eng memasuki Istana
Dingin...!"
Kim-mou-eng terkesiap. Cao Cun telah
mengajaknya ke kamar belakang, menyelinap dan
cepat mendorong pendekar itu ke sebuah kamar
remang-remang. Dan ketika pendekar ini tertegun
dan bersiap-siap menghadapi bahaya mendadak
seorang gadis lain muncul di sebelah kiri.
"Cao Cun, cepat. Semuanya telah kupersiapkan!"
Kim-mou-eng tertegun. Untuk kedua kalinya dia
terbelalak, melihat gadis itu menarik mulut dan
cemberut padanya, melengos dan tidak mau
memandang lagi. Gadis yang bukan lain adalah Wan
Hoa, sahabat atau teman akrab Cao Cun. Gadis yang
dulu juga pernah ditolongnya! Dan ketika pendekar ini
bengong dan Cao Cun menariknya ke tengah ruangan
tiba-tiba puteri bupati Wang itu berbisik,
"Letakkan di sini temanmu itu, twako. Wan Hoa akan
menjaganya dan kau masuklah... bres!" Kim-mou-eng
tiba-tiba terkejut, kakinya amblas memasuki lubang sumur
di bawah, hampir berjungkir balik dan otomatis
menyangga tutup lubang. Siap menghantamnya dengan
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gerakan refleks seorang ahli silat. Tapi bertemu pandang
dengan Cao Cun yang terisak dan memberi isyarat tibatiba tubuhnya sudah meluncur ke bawah tak dapat
ditahan lagi, memasuki sebuah jebakan sementara Sinpiauw Ang-lojin terlepas dari tangannya, ditarik Wan Hoa.
Dan ketika Kim-mou-eng menginjak lantai bawah dan
sebuah lampu menyala otomatis tiba-tiba pendekar ini
tertegun mendapat kenyataan dirinya berada di sebuah
ruang hangat di bawah tanah!
"Ah, apa yang mau kau lakukan, Cao Cun?"
Kim-mou-eng terkesima, tak mengerti tapi percaya
pada puteri bupati Wang itu, berbisik seorang diri
melihat sebuah pintu menyekat ruangan itu. Tentu
saja membukanya dan cepat keluar. Tapi persis dia
mendorong daun pintu ini mendadak suara gesekan
batu terdengar di sebelahnya disusul munculnya
Cao Cun dan Wan Hoa, yang melorot dari sebuah
ruang rahasia.
"Twako...!"
"Cao Cun...!"
Dua orang itu tiba-tiba sama bergerak. Cao Cun
telah menubruk pendekar ini, tak menahan lagi tangisnya
dan berguncang-guncang di pundak pendekar itu.
Demikian sedih dan pilu suaranya, membuat
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pendekar Rambut Emas melelehkan air mata dan
tanpa terasa memeluk gadis ini, penuh sayang dan
rindu. Dan ketika Cao Cun mengguguk dan
Pendekar Rambut Emas mengusap rambutnya
akhirnya Cao Cun gemetar melepaskan diri.
"Twako, apa yang telah kau lakukan kepadaku?"
Pendekar Rambut Emas tak menjawab, tertegun.
"Ayo, apa yang telah kau lakukan padaku, twako.
Kenapa kau meninggalkan aku dan membohongiku!"
gadis itu tiba-tiba menjerit, setengah histeris dan
mengguncang -guncang tubuh pendekar ini. Dan
ketika pendekar itu menunduk dan meruntuhkan
pandang ke bawah tiba-tiba Cao Cun mengguguk dan
mencengkeram lengan pendekar ini.
"Twako, kau kejam. Kau menipu. Kau tak
berperasaan...!"
Kim-mou- eng menghela napas. Dia terpukul oleh
semua teguran ini, harus mengakui bahwa dia menipu
Cao Cun, meninggalkannya di Chi- cou setelah dia
menyerahkan gadis itu pada ayahnya. Perbuatan yang
tidak disangka sia-sia belaka karena Cao Cun ternyata
kembali lagi ke Istana Dingin, mungkin ditangkap Maotaijin dan dipaksa pembesar itu. Bayangan yang tiba-tiba
membuat pendekar ini marah dan mengangkat
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kepalanya. Tapi ketika Cao Cun mengguguk dan
memukul-mukul dadanya akhirnya pendekar ini
menenangkan menangkap lengan gadis itu.
"Cun-moi, maafkan aku. Tak kusangka kalau
Mao-taijin kembali memaksamu ke neraka ini. Aku
akan menghajar menteri dorna itu. Aku akan..."
"Tidak, tidak! Aku tak dipaksa siapapun kembali ke
tempat ini, twako. Aku datang karena itu kemauanku
sendiri. Istana Dingin jauh lebih baik dibanding rumah
orang tuaku!" Cao Cun menangis, kecewa sekali
memandang pujaannya ini. Dan ketika dua mata beradu
dan Kim-mou-eng tergetar tiba-tiba pendekar ini
memejamkan mata. Tak kuat beradu dengan bola mata
yang begitu tajam menusuk. Begitu pedih.
"Cun-moi, maafkan aku. Aku mengakui
kesalahanku, tapi... tapi mana temanku itu? Mana Sinpiauw Ang-lojin?" Kim-mou -eng teringat temannya, coba
mengalihkan perhatian dan mengusir kenangan mereka
berdua. Dan Cao Cun yang mengguguk menarik
lengannya tiba-tiba menutupi mukanya.
"Temanmu dibawa Wan Hoa, twako. Kau
tanyalah dia dan jangan kepadaku."
Wan Hoa maju selangkah, sikapnya sengit. "Kau
tak guna menolongnya, Kim-mou-eng. Ketua Seng7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
piauw-pang itu tewas dengan luka-luka yang parah.
Sebaiknya kau urus saja sahabatku Cao Cun ini,
orang yang masih hidup!"
Kim-mou-eng tertegun. "Dia tewas?"
"Ya, kau tak percaya?" dan ketika Wan Hoa
membalikkan tubuh memasuki lorong bawah tanah
tiba-tiba gadis ini telah kembali lagi membawa mayat
Sin-piauw Ang-lojin, yang telah menjadi dingin!
"Nah, inilah, Kim-mou-eng. Kami tak pernah
bohong seperti dirimu!"
Kim-mou -eng terpukul. Dia terkejut dan semburat
oleh kata-kata Wan Hoa ini, melihat ketua Seng-piauwpang itu benar tewas dan tak dapat ditolong lagi. Tiga
batang panah menancap sementara beberapa jarum
Bu-kongcu juga menembus dagingnya, bengkak dan
membusuk. Tapi Kim-mou-eng yang bergerak
menotok cepat tiba-tiba menekan punggung kakek
tinggi besar ini. "Wan Hoa, tolong sebentar. Aku
hendak menghidupkan mayat!"
Wan Hoa terkejut. "Apa? Kau..."
"Ya, aku hendak mempergunakan ilmuku, Wan Hoa.
Tolong sandarkan kakek ini dan pegang ibu jari kakinya!"
Kim- mou-eng bergerak cepat, menekan dan menotok
jaIan darah di punggung, membuat Wan Hoa
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terbelalak tapi ngeri menuruti perintah. Baru kali ini
mendengar sesosok mayat hendak dihidupkan. Tapi
ketika Pendekar Rambut Emas memijat dan mengurut
pergelangan nadi tangan tiba-tiba kakek yang sudah
tewas itu hidup, ngorok dan membuka matanya!
"Ih ...!" Wan Hoa hampir melepaskan pegangan di
ibu jari kaki, melonjak dan hampir menjerit melihat Kimmou- eng benar-benar mampu menghidupkan orang mati!
Tapi Kim-mou-eng yang gugup tak memperhatikan gadis
itu tiba-tiba sudah memencet pergelangan tangan kakek
ini dan meniup ubun-ubunnya.
"Lojin, adakah sesuatu yang harus kukerjakan?
Adakah yang dapat kutolong untuk menutup
penasaranmu?"
Aneh, kakek ini mengangguk, masih ngorok.
"Ya, aku... aku... sampaikan peringatan pada
pangeran mahkota, taihiap. Balaskan sakit hatiku
pada Pangeran Muda dan orang-orangnya itu...!"
"Tapi pangeran mahkota tak mempercayai kita,
lojin. Mana mungkin melakukan itu? Kita tak punya
bukti!"
"Tidak," kakek ini tiba-tiba menggeliat. "Cari muridku
bernama Sam-tiat, taihiap. Dia mungkin dapat
menolongmu dan..." Sin-piauw Ang-lojin roboh, tak
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dapat meneruskan kata-katanya dan nadi di pergelangan
tangan tak berdenyut lagi. Tubuh itu kembali menjadi
dingin. Kim-mou-eng tak dapat memperpanjang lagi
"umur" mayat itu. Dan Kim -mou-eng yang tertegun
meletakkan mayat ini akhirnya berkata pada Wan Hoa,
"Lepaskan, aku sudah mendapat apa yang
kuingini, Wan Hoa. Terima kasih untuk bantuanmu."
Wan Hoa gemetar. Dia pucat melihat mayat dapat
hidup sejenak, bicara dan ngorok seperti itu. Merasa


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuh ketua Seng-piauw-pang itu dingin kembali dan tidak
bernapas. Tapi mengangguk melepaskan ibu jari mayat
ini, Wan Hoa mundur menjauhkan diri.
"Kim-mou-eng, ilmu siluman apa yang kau
pergunakan itu?"
Kim-mou- eng tersenyum pahit. "Bukan ilmu
siluman, Wan Hoa. Tapi kau tak akan mengerti
meskipun kujelaskan."
"Ya, dan aku juga tak mengerti akan sikapmu
terhadap Cao Cun. Kau sungguh laki-laki aneh yang
sukar dimengerti!"
Pendekar ini semburat merah. Sekarang Wan Hoa
menyudutkannya sedemikian rupa, sementara Cao Cun
juga sudah memutar tubuhnya menghadapinya. Dan
ketika dua gadis itu memandang penuh tuntutan dan
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pendekar Rambut Emas menarik napas akhirnya
pendekar ini bicara dengan suara lirih,
"Cao Cun, dan kau Wan Hoa, sebelumnya
kuulang kembali permintaan maafku pada kalian. Aku
tak bermaksud menyakiti kalian. Apa yang kulakukan
kupikir demi kebaikan kalian juga. Kalau tindak
tandukku salah sungguh ini di luar dugaanku.
Sekarang kita bicara jujur, kenapa kalian ada di sini
dan kembali ke Istana Dingin? Betulkah bukan
paksaan Mao-taijin dan orang-orangnya?"
Cao Cun tak menjawab, bercucuran air matanya.
Dan Wan Hoa yang marah memandang pendekar itu tibatiba maju menjawab dengan suara berapi-api, "Kim-mou eng, seharusnya kau tahu sendiri jawabannya itu. Cao
Cun mencintaimu, kau berjanji melindunginya dan tak
akan meninggalkannya. Tapi kau dusta, kau menipu
dirinya dan juga menipu aku. Kau tinggalkan kami, kau
biarkan hati sahabatku terluka dan merana. Apakah kau
kira semuanya ini membuat Cao Cun senang? Meskipun
kau kembalikan dia ke Chi-cou dan bertemu kembali
dengan ayah ibunya tapi Cao Cun lebih suka dekat
denganmu daripada keluarganya, Kim-mou-eng. Dan
karena dia sakit hati kau tipu maka Cao Cun memutuskan
untuk tinggal seumur hidup di Istana
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dingin, tak usah jumpa denganmu dan mati di sini!
Kan jelas?"
"Dan kau?" Kim-mou-eng pucat.
"Aku menemani sahabatku, Kim-mou-eng. Aku
tak mau membiarkan Cao Cun menderita di sini
mengenangmu si pembohong. Kalau dia ingin
tinggal di sini sampai nenek-nenek biarlah aku juga
mendampinginya sampai menjadi nenek pula. Kami
berdua tak mau keluar sampai mati. Atau kau
mengambilnya sebagai isteri sesuai janjimu dulu
yang menyatakan cinta pada Cao Cun!"
"Ah...!" Kim-mou-eng menggigil, seketika memejamkan
mata dipukul kata-kata itu. Tertampar mukanya dan seketika
teringat kejadian itu, ketika dia menolong Cao Cun dan
terpaksa mengatakan dia mencintai gadis itu agar semata
Cao Cun mau diajak pergi. Segala akal dikerahkan karena
dia harus memenuhi janji terhadap ayah gadis ini di Chi-cou.
Bahwa dia pasti berhasil membawa Cao Cun dan
mengembalikan gadis itu pada ayah ibunya. Padahal Cao
Cun tak mau kalau dia tidak mencintai gadis itu, biarlah
menderita di Istana Dingin dan hidup merana di situ kalau
Kim-mou-eng tak mau selalu mendampinginya. Dan karena
keadaan waktu itu amat mendesak dan
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou- eng tak mau berpikir panjang akhirnya dengan
buru-buru dan sedikit berbohong pendekar ini
menyatakan cintanya dan berhasil membawa gadis itu
pada orang tuanya. Berhasil memenuhi janji pada bupati
Wang tapi sebaliknya berbohong pada Cao Cun, karena
dia akhirnya meninggalkan gadis itu. Pergi tanpa pamit.
Berarti membohongi Cao Cun dan tak memenuhi janji
sendiri, yang memang diucapkan dalam keadaan
terpaksa dan apa boleh buat. Maka ketika kini Wan Hoa
menyemprotnya habis-habisan dan segala kata-kata
gadis itu tak dapat dibantah akhirnya Kim-mou-eng
menggigil dan... menitikkan dua butir air matanya, pucat
dan merah berganti ganti.
"Wan Hoa, maafkan aku. Aku tak menyangka
kalau semuanya berakhir begini."
"Hm, bukan kepadaku kau minta maaf, Kimmou-eng. Kalau kau hendak minta maaf mintalah
pada Cao Cun. Aku tak ada hubungan dengan
persoalan ini. Ini persoalanmu dengan Cao Cun!"
"Baik, aku minta maaf padamu, Cun-moi. Kau
maafkanlah aku dan..."
" Nanti dulu," Wan Hoa memotong. "Orang yang
minta maaf tak akan mengulang kesalahannya, Kim-moueng. Kalau kau tetap meninggalkan Cao Cun berarti
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
permintaan maafmu kosong belaka. Kau pikir dulu
sebelum menyebutkan itu!"
Kim-mou-eng pucat. "Maksudmu..."
"Ya," Wan Hoa menukas, cepat bukan main. "Kau
tak boleh meninggalkan Cao Cun lagi kalau kau mengakui
kesalahanmu, Kim-mou-eng. Tapi kalau kau
meninggalkannya lagi berarti sepak terjangmu kau
anggap benar. Bohongmu itu tidak salah dan karena itu
boleh diteruskan. Kalau begini yang kau kehendaki maka
tak perlu minta maaf dan pergi sajalah tinggalkan dia!"
Kim-mou-eng terhuyung. "Wan Hoat katakatamu pedas sekali. Kau... kau..."
"Aku mengatakan sesuai apa yang kulihat,
Kim-mou-eng. Pedas atau tidak pedas itu adalah
penerimaanmu belaka. Aku membela sahabatku,
biar kau bunuh aku sekalipun aku tetap membela
Cao Cun...!"
"Wan Hoa...!"
Wan Hoa tiba-tiba menangis. Gadis itu telah
melepaskan semua kemarahannya pada Kim-mou-eng,
mengguguk dan tersedu memutar tubuhnya. Tiba-tiba
membalik dan meninggalkan dua orang itu.
Pembelaannya sungguh menikam perasaan. Dan ketika
Kim-mou-eng bengong dan Wan Hoa lenyap di lorong
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bawah tanah tiba-tiba Cao Cun juga mengguguk
meninggalkan Pendekar Rambut Emas.
"Cao Cun...!"
Cao Cun tak menoleh. Gadis inipun saat itu
dilanda duka. Bercampur perasaan mengaduk hatinya.
Antara girang dan pilu, antara rindu dan marah. Girang
dan rindu karena Kim-mou- eng datang, jumpa dan
dapat melihat kekasihnya itu. Tapi mendengar semua
kata-kata Wan Hoa dan temannya itu seolah memaksa
Pendekar Rambut Emas agar minta maaf dan
menyambut cintanya tiba-tiba gadis ini malu dan
menangis menutupi mukanya, tersedu-sedu menyusul
Wan Hoa. Tapi Pendekar Rambut Emas yang sadar
dan terbelalak ke depan tiba-tiba menyambar gadis ini,
mencengkeram pundaknya.
"Cao Cun, jangan pergi...!"
"Tidak," Cao Cun tersentak. "Tinggalkan kami,
twako. Kau pergilah dan selamatkan dirimu!"
"Ah, tidak. Aku ingin bicara, Cun- moi. Dengarkan
dan lihatlah aku!" Kim-mou-eng pucat, memutar gadis itu
dan tidak memperbolehkan Cao Cun pergi. Dan ketika
Cao Cun mengguguk dan roboh dalam pelukan pendekar
ini akhirnya Kim-mou-eng gemetar bicara dengan suara
tersendat-sendat, "Cun-moi, aku
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyesal akan apa yang telah kuperbuat. Aku tak
mengira kalau hatimu demikian keras. Baiklah, aku
mengaku salah. Tapi tentang itu... tentang cinta...
hm, bagaimana aku harus bicara, Cun-moi? Aku
memang sayang padamu. Aku suka padamu, tapi...
tapi terus terang aku tak tahu apakah aku
mencintaimu atau tidak...!"
"Kalau begitu tinggalkan aku, twako. Lepaskan
aku dan biarkan aku di sini!"
"Tidak, tidak... aku juga tak menghendaki kau
tinggal di neraka ini, Cun-moi. Aku, ah... aku
bingung...!" Kim-mou-eng tiba-tiba memejamkan
matanya, melihat gadis itu berguncang-guncang di
pelukannya. Sungguh bingung karena dia memang
bingung! Dan ketika Cao Cun tersedu-sedu dan
menahan tangis menumpahkan semua perasaan
mendadak gadis itu merenggangkan diri. Mata yang
basah itu bercucuran memandang Kim-mou-eng.
"Kim- twako, kalau begitu bagaimana jika
diputuskan sekarang saja?"
"Maksudmu?"
"Aku tak ingin memaksamu mencintai diriku,
twako. Kalau kau tidak mencintaiku biarlah kau
tinggalkan diriku di sini. Tapi kalau kau mencintaiku
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bawalah aku pergi. Aku tak akan memaksamu." Kimmou-eng menggigil. "Itulah yang membuatku
bingung, Cun-moi. Aku tak tahu apakah aku
mencintaimu atau tidak?"
"Kalau begitu tinggalkan aku, kita lihat perasaanmu
itu."
"Tid ak, aku juga tak dapat membiarkanmu di
sini, Cun-moi. Kau harus bebas dan kembali
bersama ayah ibumu."
"Kalau begitu kau mencintaiku, twako. Kau
memperhatikan aku dan tidak menghendaki aku
menderita!"
"Aku tak tahu, aku..."
"Begini saja, twako," Cao Cun juga menggigil,
terisak. "Kalau kau ingin membuktikan cinta atau
tidak cinta itu sebaiknya lakukan sesuatu untuk
mengujinya. Lakukan sesuatu kepadaku..."
"Apa yang harus kulakukan?"
"Apa saja, twako. Apa saja yang kau
suka!" "Umpamanya?"
"Umpamanya mencium bibirku!"
Kim-mou-eng tersentak. Dia kaget bagai disengat
ular berbisa, melihat Cao Cun menangis memejamkan
mata, mukanya merah padam. Pipi yang halus itu basah
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
oleh derasnya air yang mengalir, bibir digigit kuat-kuat.
Jelas menahan perasaan malu yang hebat bukan main.
Tapi Kim-mou-eng yang menunduk tergetar oleh katakata ini mendadak mengeluh mendekap kepala itu.
"Cun-moi, apa... apa katamu? Kau
menyuruhku mencium?"
Cao Cun tak menjawab. Gadis ini tersedu-sedu.
Mencapai klimaks dalam penentuan yang amat tegang.
Menyuruh Kim-mou-eng mencium kalau pendekar itu
mencintainya, atau tidak sama sekali bila pendekar itu
tidak mencintainya. Dan Kim-mou-eng yang menjublak
oleh semua keadaan ini tiba-tiba membelalakkan mata
dengan muka merah padam pula.
Sebenarnya, Pendekar Rambut Emas ini dalam
keadaan kalut. Dia tak tahu apakah dia mencintai gadis
ini atau tidak. Kalau perasaan suka memang jelas,
perasaan itu ada di dalam hatinya. Tak perlu ragu. Juga
perasaan sayang, perasaan itupun tumbuh di hatinya dan
hangat ingin melindungi gadis ini. Apalagi Cao Cun
adalah gadis jelita, gadis yang berhasil meruntuhkan hati
kaisar hingga dicari dalam alam mimpinya. Begitu hebat
dan amat memikat, meskipun Cao Cun termasuk gadis
yang bersahaja dan tidak banyak tingkah. Memiliki
kecerdasan yang sedang tapi hati mulia. Lembut dan
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jelas gadis baik-baik yang sepatutnya diidamkan setiap
pemuda. CaIon seorang ibu dan kekasih yang tentu dapat
membangun rumah tangga bahagia. Tapi teringat Salima
di sana dan dia tergetar oleh bayangan sumoinya ini yang
juga mencintainya mendadak Kim-mou-eng mengeluh
mendorong mundur Cao Cun.
"Cun-moi, aku, aku..."
Cao Cun terpukul. Sebagai wanita berperasaan
dia malu sekali melihat Kim-mou-eng menjauhkan
dirinya. Otomatis menganggap pendekar itu tak
mencintainya, tak mau menciumnya karena tubuh
yang sudah begitu dekat tiba-tiba dilepas. Padahal dia
menunggu. Maka begitu Kim-mou- eng terbata dan
tidak dapat bicara mendadak gadis ini memutar
tubuhnya tersedu menutupi muka.
"Kim-twako, kau pergilah tinggalkan aku...!"
Kim-mou-eng terbelalak. Saat itu Cao Cun
meninggalkannya, rambut yang panjang itu bergoyang di
belakang punggung. Manis dan mengharukan diiringi
tangis yang begitu memilukan. Padahal bukan maksud
pendekar ini untuk tidak mencium Cao Cun, melepaskan
diri karena bayangan sumoinya tiba -tiba datang
mengganggu, muncul diantara Cao Cun dan dirinya. Tapi
melihat Cao Cun menangis meloncat pergi
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendadak pendekar ini berkelebat menyambar
menahan gadis itu.
"Cun-moi, tunggu. Aku belum selesai bicara...!"
Cao Cun terputar. Untuk kedua kalinya ia
tertahan, tak mungkin melepaskan diri dari
cengkeraman Kim-mou-eng yang begitu kuat. Kuat
namun lembut. Dan ketika dia mengguguk dan coba
melepaskan diri maka Kim-mou-eng sudah berkata
dengan suara gemetar,
"Nanti dulu, dengarkan aku, Cun-moi... aku


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hendak bicara melanjutkan kata-kataku. Aku ingin
membuktikannya. Kau sabarlah sebentar...!"
Cao Cun mengguncang-guncang pundaknya.
"Tidak, tidak... aku mengerti, twako. Kau hendak bicara
tentang sumoimu dan menghibur aku. Aku tak mau,
aku mengerti apa yang akan kau katakan..."
"Ah, nanti dulu, Cun-moi. Aku bukan bicara tentang
sumoiku melainkan tentang kita berdua. Aku ingin
mengetahui apakah aku mencintaimu atau tidak!"
"Maksudmu?"
"Kau diamlah, Cun-moi. Kau berilah kesempatan
pada hatiku untuk menjawabnya sendiri. Kau
minta dicium, bukan? Nah, diamlah. Aku akan
membuktikannya dan melihat perasaanku sendiri. Aku
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga ingin menentukan apakah aku mencintaimu
atau tidak!"
Cao Cun menggigil. "Kau... kau mau
menciumku, twako?"
"Aku tak tahu, Cun-moi. Tapi berilah aku
kesempatan untuk melihat perasaanku sendiri. Aku
juga ingin mengujinya!"
"Ooh...!" Cao Cun tiba-tiba lemas, pucat dan merah
berganti-ganti di pelukan pendekar ini tiba-tiba tak dapat
menahan kakinya dan roboh di pelukan Pendekar Rambut
Emas. Dan ketika Pendekar Rambut Emas juga menggigil
dan memeluk gadis itu tiba-tiba Kim mou-eng berbisik,
"Cun-moi, tengadahkan mukamu..."
Cao Cun menengadahkan mukanya. Sebenarnya
dia berat melakukan itu, entah kenapa menurut tanpa
diulang sementara tubuh semakin lemas, lunglai
menggantung seolah kehabisan tenaga. Mata terpejam.
Takut dan entah perasaan apalagi yang mengaduk-aduk
hatinya. Tak karuan. Dan ketika Pendekar Rambut Emas
gemetar dan juga panas dingin seperti Cao Cun tiba-tiba
pendekar inipun memejamkan mata dan menelan ludah
berulang-ulang. Dia memaksa diri untuk menuntut
perasaannya. Sepenuh hati dan kekuatan ingin
mengetahui cintanya itu. Apakah dia mencintai Cao Cun
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
atau tidak. Dan ketika kedua-duanya sama menggigil dan
Kim-mou- eng diguncang tangis mendadak pendekar ini
membuka mata memandang wajah yang tengadah itu.
Kim-mou-eng tergetar. Dia melihat wajah yang
pucat dan merah berubah-ubah, membentuk warna
aneh yang demikian mempesona. Begitu
mengharukan dan lembut. Dan ketika wajah yang
terpejam itu gemetar dan bibir yang digigit itu juga
menggigil seolah menanti sesuatu mendadak tanpa
diperintah sebuah perasaan nikmat menyelinap di hati
Kim-mou -eng, menggetarkan denyut nadinya dan
menimbulkan rasa haru yang luar biasa. Rasa haru
yang cenderung menjadi rasa sayang. Rasa sayang
yang cenderung menjadi rasa cinta. Dan ketika rasa
cinta itu berkembang dan tumbuh begitu cepat
mendadak, tanpa disadari pendekar ini tahu-tahu Kimmou -eng telah mencium bibir yang menggigil itu dalam
sebuah ciuman yang lembut dan mesra!
"Cun-moi, aku mencintaimu...!"
"Oooh...!" Cao Cun menggeliat, tersedak dan hampir
berteriak girang oleh pengakuan ini, begitu gembira
hingga dia terguling. Roboh dan seketika merasakan
ciuman hangat pendekar pujaannya. Ciuman mesra yang
bertubi-tubi. Dan ketika gadis itu menangis
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan menerima ciuman dengan penuh bahagia mendadak
Cao Cun yang diliputi kegembiraan dan kebahagiaan besar
setelah menanti ketegangan ini roboh pingsan di pelukan
Pendekar Rambut Emas. Lemas!
"Cun-moi...!"
Kim-mou-eng sadar, terkejut dan cepat
menangkap pinggang yang mematah ini, gontai dan
lemah di dalam pelukannya. Tapi ketika dia melihat
bahwa gadis itu hanya pingsan saja setelah dicekam
ketegangan memuncak mendadak pendekar ini
menarik napas menekan guncangannya, tentu saja
melepaskan ciuman itu dan merebahkan Cao Cun di
lantai. Dan ketika Wan Hoa juga muncul menghampiri
sahabatnya akhirnya Kim-mou-eng merah padam
memberi keterangan.
"Dia pingsan, Wan Hoa. Tak apa-apa dan
sebentar lagi tentu sadar."
"Ya, aku tahu," Wan Hoa lega, mengangguk
dan tahu sahabatnya memang tidak apa-apa,
melihat semuanya dari dalam. " Dan aku girang kau
memberikan cintamu, Kim-mou-eng. Semoga Cao
Cun hidup bahagia di sampingmu!"
Kim-mou- eng semburat. Dia mendapat lirikan
penuh arti dari Wan Hoa ini senyum yang mengembang
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
disertai isak gembira. Tahu bahwa Wan Hoa telah
melihat semuanya itu, melihat dia mencium Cao
Cun dan menyatakan cintanya. Kali ini tidak purapura karena perasaan cinta memang menyelinap di
hatinya. Membuat dia tak sadar dan begitu saja
mencium puteri Wang-taijin ini. Perbuatan yang
mereka anggap cinta! Dan ketika Kim-mou-eng
menotok dan mengurut sana-sini akhirnya tak lama
kemudian Cao Cun membuka matanya.
"Kim-twako, dimanakah aku ini? Di surga?"
Pendekar Rambut Emas lagi-lagi semburat. "Kau di
tempat semula, Cun-moi. Kau pingsan dan kini baru
saja sadar."
"Ooh...!" Cao Cun teringat, bangkit duduk dan tibatiba merangkul pendekar ini, tak tahu Wan Hoa ada di
belakangnya karena sahabatnya itu berdiri mematung,
diam tak bergerak, memandang semuanya itu dengan
penuh haru dan air mata berlinang. Dan ketika Kim-moueng menyambut dan memeluknya mesra Cao Cun sudah
berbisik, "Aku ingin kau cium lagi, koko. Aku ingin
merasakan hangatnya cintamu!"
"Hush...!" Kim-mou-eng jengah, mendengar Wan
Hoa terkikik tanpa sadar, baru membuat Cao Cun tahu
sahabatnya ada di situ, di belakangnya. Dan ketika Wan
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Hoa tertawa dan memutar tubuhnya meninggalkan
mereka mendadak Cao Cun yang sadar dan tersipu
jengah tiba-tiba mengejar.
"Wan Hoa, kau nakal. Kau tak memberi tahu
kehadiranmu!"
"Hi-hik, aku sudah lama di situ, Cao Cun.
Kaulah yang dimabuk bahagia dan tidak tahu...!"
Wan Hoa tertawa, dikejar dan akhirnya dicubit
temannya ini. Dan ketika gadis itu menjerit dan Cao
Cun memukul-mukul lengannya akhirnya gadis ini
berteriak pada Kim-mou-eng.
"Kim-koko, aih... Kim-taihiap, tolong.
Kekasihmu menggigit!"
Cao Cun dan Kim-mou- eng tersipu. Mereka
mendengar Wan Hoa sengaja merubah panggilan,
menirukan Cao Cun tadi yang menyebut Pendekar
Rambut Emas dengan "koko " (kanda), sebutan
yang begitu mesra dan lembut. Dan Cao Cun yang
tentu saja gemas dan marah-marah mendongkol
akhirnya mencubit temannya keras-keras.
"Aduh, ampun Cao Cun, tobat...!" Wan Hoa
berteriak, tertawa tapi berhasil melepaskan dirinya dari
cubitan Cao Cun, melarikan diri dan lenyap di lorong
bawah tanah. Dan ketika Cao Cun hendak mengejar
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tapi Kim-mou-eng menangkap gadis ini akhirnya
Cao Cun menunduk tergetar jengah.
"Cun-moi, sekarang persoalan kita tuntas. Aku
hendak bicara padamu."
Cao Cun mengangkat mukanya, menggigil
bahagia. "Kau hendak membawaku pergi?"
Pendekar Rambut Emas mengerutkan kening.
"Tidak, justeru meninggalkanmu sementara di sini,
moi-moi. Aku harus pergi untuk menyelesaikan
persoalan-persoalanku yang menumpuk!"
"Ah, kau mau meninggalkan aku?"
"Demi tugas yang belum kuselesaikan, Cunmoi. Aku masih harus mencari orang-orang yang
mempunyai persoalan denganku."
"Sumoimu itu?"
"Bukan dia saja, moi-moi. Tapi juga murid Sengpiauw-pangcu ini dan suheng serta pamanku. Aku
belum menyelesaikan pekerjaanku itu!"
Cao Cun tiba-tiba menangis. "Jadi kau
mempermainkan aku lagi, koko? Kau hendak
membuatku merana lagi?"
"Dengarlah," Pendekar Rambut Emas murung
mukanya. "Aku tidak meninggalkanmu, Cun-moi,
melainkan menitipkan dirimu sementara sampai tugasku
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
selesai. Aku akan membawamu kelak kalau
pekerjaanku rampung."
"Tapi itu berarti meninggalkan aku lagi, koko.
Dan aku takut kau tak akan kembali!"
"Hm, kenapa begitu?"
"Tentu, bukankah kau akan mencari somoimu yang
keras itu, koko? Dan kalian tentu bertengkar, kalian tentu
bermusuhan dan sumoimu itu mungkin saja
membunuhmu. Atau mungkin membunuhku kalau tahu
kita... kita..." Cao Cun menangis, tak meneruskan katakatanya yang dimaksudkan Salima mengetahui cinta
mereka. Tahu gadis Tar-tar itu juga mencintai Pendekar
Rambut Emas dan Cao Cun takut ditinggal sendirian,
cemas kalau Salima mencari dirinya dan membunuh dia
tanpa diketahui pendekar ini. Dan Kim-mou-eng yang
muram menarik napas tiba-tiba mendesah.
" Cun-moi, apa yang kau khawatirkan
sebetulnya sudah terlambat. Tanpa mengetahui
hubungan kitapun dia telah memusuhi diriku. Sumoi
dan suhengku itu memusuhiku mati-matian, mereka
hendak membunuhku. Aku akan mencari mereka
untuk meminta keterangan!"
"Dan kau yakin dapat mengatasi mereka,
koko? Kau tak khawatir sumoi dan suhengmu itu
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mencelakaimu?"
"Aku tak khawatir selama aku di jalan
kebenaran, moi -moi. Tapi kalau mereka hendak
membunuhku tentu saja aku tak tinggal diam.
Justeru aku penasaran oleh sikap mereka ini!"
"Dan apa sebab mereka memusuhimu?
Semata kau meninggalkan suku bangsamu?"
"Aku kurang jelas, moi- moi. Tapi mereka
menyebutku sebagai pengkhianat. Aku penasaran
oleh tuduhan ini!"
Cao Cun menggigil. Dia terbayang Salima, gadis
Tar-tar yang tinggi semampai itu, sumoi kekasihnya yang
memiliki kepandaian tinggi. Sepak terjangnya ganas dan
hatinyapun juga keras, sekali mereka bertemu dan dia
ngeri melihat tindak-tanduknya. Harus mengakui bahwa
adik seperguruan pendekar ini adalah seorang gadis yang
hebat. Cantik dan agung seperti seorang ratu. Ada kesan
sombong, angkuh. Tapi menyadari tak mungkin dia dapat
menahan Kim-mou-eng kalau pendekar itu hendak pergi
akhirnya Cao Cun melepaskan diri dengan bibir gemetar,
sayu memandang kekasihnya itu.
"Baiklah, kau pergilah, koko. Kunanti kembalimu
dengan sabar. Aku tahu keadaan diriku, aku tahu
kelemahanku yang tiada guna. Tapi ingat, kalau kau tak
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kembali dan menipuku jangan kau ke sini lagi untuk
selamanya!"
Kim-mou-eng tergetar. Tiba-tiba dia ditarik ke
alam sadar lagi, akan kenyataan bahwa puteri Wangtaijin ini adalah seorang gadis lemah biasa. Jauh
dibanding dengan sumoinya itu, Salima si singa betina
yang gagah perkasa. Keras dan ganas kalau sudah
punya kemauan. Tak gampang memberi ampun. Tapi
pahit membayangkan semuanya ini tiba-tiba pendekar
itu menggenggam lengan Cao Cun, merasa dia telah
terlanjur maju satu langkah.
"Cun-moi, apa yang kau pikir sebaiknya tak perlu
menggores perasaanmu sendiri. Aku mencintaimu, aku
telah membuktikan isi hatiku sendiri dan aku telah
menciummu. Aku tak tahu bagaimana sikap sumoiku
kelak, tapi aku berharap dapat menyelesaikan semuanya
ini dengan baik. Kau mengerti perasaanku?"
"Aku tahu, tapi aku khawatir kau roboh di tangan
sumoimu, koko. Aku takut kau akan meninggalkan aku."
"Ah, tidak. Aku dapat mengatasi sumoiku itu, moimoi. Tapi..."
"Tidak, bukan itu yang kumaksud. Aku khawatir
kau jatuh cinta pula pada sumoimu, koko. Betapapun
laki-laki lemah menghadapi wanita. Firasatku
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengatakan itu!"
Kim-mou-eng terkejut. "Kau maksudkan aku
laki-laki sinting?"
" Sudahlah," Cao Cun menangis. "Kau pergilah,
koko. Tapi ingat pesanku tadi, kalau kau melupakan
aku dan roboh di tangan sumoimu itu sebaiknya tak
perlu kau kembali ke sini dan biarkan aku sendiri!"
Kim-mou -eng tergetar. Cao Cun menubruknya,
untuk terakhir kali menyusupkan kepalanya di dadanya,
begitu penuh ketakutan dan kegelisahan seolah anak


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ayam khawatir kehilangan induknya. Dan ketika muka
yang penuh air mata itu diangkat dan bibir yang gemetar
itu setengah terbuka tiba-tiba Cao Cun berbisik,
"Koko, ciumlah aku kembali...!"
Kim-mou-eng tersentak. Dia melihat Cao Cun
menengadahkan muka dengan mata terpejam, minta
dicium sementara bibir itu juga menggigil. Bibir yang
merah dan basah, bibir yang lembut. Dan Kim-moueng yang tentu saja tak tahan diminta begini tiba-tiba
sudah menunduk dan mencium bibir itu.
"Cun-moi...!"
Cao Cun terisak. Kim-mou- eng telah menciumnya,
melumatnya dan mendekapnya begitu ketat. Tubuh
seolah dialiri listrik hingga masing-masing sama
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bertegangan tinggi, melekat tak mau berpisah. Cao
Cun tentu saja membalas dan mencium kekasihnya
itu, tak kalah hangat, saling lumat dan merasakan
kebahagiaan luar biasa. Begitu nikmat dan meninabobok. Raga seakan melayang di awang-awang. Dan
ketika keduanya terengah dan Cao Cun melepaskan
diri akhirnya gadis ini mundur dengan kaki menggigil,
semangat seakan terbang entah kemana.
"Koko, terima kasih. Sekarang kau pergilah...!"
Kim-mou-eng gemetar. Untuk pertama kali dia
merasa limbung oleh buaian asmara yang demikian
memabukkan. Begitu berkesan dan membuat dia lupa
diri, hampir saja menangkap dan kembali menyambar
Cao Cun. Tapi melihat gadis itu menjauh dan
menangis dengan air mata bercucuran akhirnya
pemuda ini teringat keadaannya dan mengangguk.
"Baiklah, sampai jumpa, moi-moi. Kau jagalah dirimu
baik-baik dan hati-hati...!"
Cao Cun menggigit bibir. Dia juga mengangguk,
memberi tahu bahwa di ujung lorong pendekar itu dapat
keluar, memesan agar pendekar itu berhati-hati. Dan
ketika Kim-mou-eng berkelebat dan Cao Cun mendelong
akhirnya Pendekar Rambut Emas telah meninggalkan
puteri bupati Wang ini, menikmati dan
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memberikan kenangan yang luar biasa indah bagi Cao
Cun. Masing- masing sama menyadari keadaan saat
itu. Cao Cun tak mungkin dibawa karena pendekar ini
harus menyelesaikan tugas-tugasnya dulu. Dan begitu
Kim-mou-eng lenyap dan Cao Cun menangis tersedu
tiba-tiba gadis inipun memutar tubuhnya memasuki
lorong bawah tanah.
Kim-mou-eng terus bergerak ke depan. Pendekar ini
memang harus keluar dari tempat persembunyian itu tak
mungkin bersembunyi terus dan membawa mayat Sinpiauw Ang- lojin, tak lupa menyambarnya karena dia
memang harus merawat jenazah itu, menguburnya di
luar. Tapi persis dia meloncat keluar dari lorong bawah
tanah tiba-tiba lima orang sesat itu muncul.
"Ha-ha, kau keluar juga, Kim-mou-eng?
Temanmu telah mampus?"
Kim-mou-eng terkejut. Dia telah melalui jalan berlikuliku yang cukup panjang di lorong bawah tanah tadi, sebelum
keluar. Tentu saja terperanjat melihat lima lawannya masih
menunggunya, tak mau melepaskannya dan kini hari telah
berganti pagi. Jadi semalam dia kucing-kucingan dan
meninggalkan lawan-lawannya ini. Tapi tak takut dan marah
meletakkan mayat temannya dia justeru geram pada Sai-moong dan empat temannya
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ini, tiba-tiba mencabut sebatang pit (alat melukis)
yang jarang dipergunakan.
"Mo-ong, kau masih juga mengejar-ngejarku
tak mau sudah? Kalian mau mengeroyok untuk
membunuh aku?"
"Ha-ha, tentu tidak, Kim-mou-eng. Kalau kau
menyerahkan diri baik-baik dan ikut kami!"
"Ya, dan kau minta maaf pada Siauw-ong-ya, Kimmou-eng. Setelah itu jalan-jalan bersamaku dan kita
bersahabat!" Tok-gan Sin-ni terkekeh melecutkan ujung
rambutnya yang berbunyi nyaring. Diam-diam kagum dan
penasaran pada Pendekar Rambut Emas ini. Sungguh
lawan yang amat lihai. Tapi Pendekar Rambut Emas yang
marah memandangnya tiba-tiba membentak,
"Sin-ni, kau wanita tak tahu malu. Aku tak akan
minta maaf dan bersahabat denganmu. Kalian iblisiblis yang licik!"
"Kalau begitu terima kematianmu, Kim-mou-eng.
Kami juga tahu kau bakal keras kepala... wutt!" Coa-ong
Tok-kwi tiba-tiba menyambar berkelebat menggerakkan
tongkatnya itu yang tinggal separuh, ujungnya hancur
dipukul pendekar ini dan disusul Hek-bong Siang-lo-mo
yang juga membentak marah, bergerak melakukan
pukulan sinkang yang menderu menghantam pendekar
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu. Dan ketika Mo-ong juga menyerang dan Sin-ni
ikut menggerakkan rambut menerjang Kim-moueng akhirnya Pendekar Rambut Emas menangkis
dan berkelebat memutar pitnya.
"Trak-trakk...!"
Lima senjata bertemu pit di tangan Kim-moueng, terpental dan kini menyambar lagi lebih hebat.
Pemiliknya marah karena pit di tangan Kim-moueng yang kecil itu mampu menolak senjata mereka,
hampir saja membalik dan menghantam muka
sendiri, membuat lima iblis itu gusar dan tentu saja
memperhebat serangan. Dan ketika mereka berlima
kembali menyerang dan Kim- mou-eng dikeroyok di
tengah akhirnya pendekar ini berkelebatan
menyambut dan menangkis serta menggerakkan
batang pitnya yang ampuh itu.
"Coa-ong, kalian memang iblis-iblis busuk!"
Coa-ong dan teman-temannya tak menjawab.
Mereka gencar menyerang pendekar itu, membentak dan
mengerahkan segenap kekuatan yang ada. Tongkat dan
lengan menyambar-nyambar ganti berganti melepas
pukulan membentur senjata di tangan Kim-mou-eng. Tapi
ketika Kim-mou-eng menangkis dan semua pukulan
terpental akhirnya Raja Ular ini mencabut sulingnya pula
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyuruh teman-temannya yang lain memperhebat
serangan.
"Mo-ong, Lo-mo, serang saja dari belakang.
Biar aku dan Sin-ni menyerangnya dari depan...!"
Sai-mo-ong mengangguk. Kakek iblis ini juga
mulai mencabut kipas bulu singanya, mengebut dan
menampar, berkelebat ke belakang menyerang
pendekar itu seperti permintaan temannya. Dan Tokgan Sin-ni yang juga terkekeh melecutkan rambutnya
di belakang Pendekar Rambut Emas akhirnya berseru
dengan suara penuh kagum,
"Coa-ong, keluarkan saja senjata rahasia
kalian. Sibukkan dia dengan jarum-jarum beracun!"
Coa-ong mengangguk. Dia marah dan penasaran
sekali oleh kelihaian lawannya ini, tongkatnya berkali-kali
terpental. Tapi setelah mereka memecah diri dan tiga lawan
menyerang di belakang dan dia juga mencabut sulingnya
akhirnya Pendekar Rambut Emas terdesak dan mulai
mengeluh. Betapapun tak sanggup menghadapi lima
pentolan iblis itu secara berbareng, apalagi masing-masing
memiliki keistimewaan sendiri- sendiri, meskipun Tiat-luikang berhasil menahan semua serangan dengan baik. Dan
ketika Mo-ong juga melepaskan pelor-pelornya yang
berbahaya itu dibalik kebutan kipas
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akhirnya Kim-mou-eng tak dapat menghindarkan
diri dari beberapa pukulan yang mulai mendarat di
tubuhnya.
"Des-dess!"
Dua pukulan Coa-ong dan Hek-bong Siang-lo-mo
mulai menimpa pendekar ini, Kim-mou-eng terhuyung,
terdorong dan menerima lagi lecutan rambut Tok-gan Sinni yang menjeletar nyaring, terasa pedih kulitnya namun
tidak terluka, pendekar ini telah melindungi diri dengan
kekuatan sinkangnya. Membuat lawan gemas dan
semakin marah. Dan ketika bertubi-tubi pukulan dan
gebukan mulai menggoyahkan pendekar ini namun tetap
saja pendekar itu tidak roboh akhirnya Hek-bong Sianglo-mo berteriak melepas pukulannya.
"Sin-ni, lepaskan jarum-jarum rahasiamu itu...!"
Tok-gan Sin-ni terkekeh. "Sabar dulu, Lo-mo. Biar
Mo-ong dan Coa-ong saja yang melepas senjata -senjata
rahasianya. Aku masih sayang pada kulitnya yang halus."
"Tapi kita harus bunuh pendekar ini, Sin-ni. Tak
perlu menunda atau kasihan padanya!"
Tok-gan Sin-ni tetap tertawa. Sebenarnya, dia
merasa sayang kalau membunuh Kim-mou-eng. Tak
melepas jarum karena dia khawatir Pendekar Rambut
Emas binasa, terlalu banyak dihamburi senjata rahasia.
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Betapapun kagum dan jatuh hati pada pendekar
yang hebat ini. Murid Bu-beng Sian-su. Tapi ketika
kawan-kawannya mulai berteriak dan Pendekar
Rambut Emas tak roboh juga meskipun terhuyung
dan terpental sana-sini akhirnya wanita ini menjadi
tak enak juga pada teman-temannya.
"Baiklah, kalian berkaok-kaok kayak jago kalah
tarung saja, Lo-mo. Kalau diminta mengeluarkan jarum
baiklah, kalian rupanya kurang becus... wut- plak!" dan
rambut Tok-gan Sin-ni yang menampar leher Kimmou-eng tiba-tiba membalik dan melibat pendekar ini,
membelit lengan di saat Pendekar Rambut Emas
menangkis serangannya, mengembang dan telah
dibetot wanita ini. Dan ketika Hek- bong Siang-lo-mo
berseru keras dan Mo-ong juga mengebutkan
kipasnya mendadak tiga iblis tua ini menyerang
berbareng dengan pekik gembira.
"Sekarang kau mampus, Kim-mou-eng...!"
"Dan kau menghadap Giam-lo-ong (Raja Maut),
Pendekar R ambut Emas...!" dan tiga pukulan bertubi yang
hampir serentak menghujani pendekar ini tiba-tiba membuat
Pendekar Rambut Emas pucat, menangkis dengan lengan
satunya sementara lengan yang lain masih digubat rambut,
tentu saja marah dan tak mau mati
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
konyol. Tapi ketika Coa-ong juga meloncat dan
terbahak menggerakkan tongkatnya tiba-tiba dalam
waktu yang begitu singkat lima serangan telah
menghantam pendekar ini tak kenal ampun.
"Haitt...!" Pendekar Rambut Emas tiba-tiba
melengking, membentak menggetarkan seluruh
tubuhnya. Rambut Tok-gan Sin -ni yang melibat
lengannya tiba-tiba putus, membuat wanita itu berseru
kaget, terjengkang ke belakang, secepat kilat melepas
jarum-jarum rahasianya yang berhamburan di depan Kimmou-eng. Dan ketika Kim-mou-eng menerima pukulan
tongkat dan hujan serangan yang lain sementara semua
serangan itu tak dapat dihindarkan lagi tiba-tiba dalam
satu bentakan dahsyat pendekar ini mengeluarkan Peksian-ciangnya.
"Krak-des-dess...!"
Benturan di depan mata itu mengejutkan sekali. Kimmou-eng tampak terpental, tongkat di tangan Coa-ong
hancur berkeping-keping, disusul sulingnya yang juga
remuk menimpa kepala pendekar ini, bertemu hawa
sinkang yang begitu kuat sementara Pek-sian-ciang
menyambar Hek-bong Siang-lo-mo dan Mo-ong,
ketiganya bertemu dalam satu benturan dahsyat, disusul
terlemparnya tiga iblis tua itu yang mencelat sambil
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengaduh, hampir berbareng jatuh berdebuk di atas
tanah, tak ubahnya dibanting. Dan karena saat itu
Pendekar Rambut Emas sudah mengeluarkan tenaga
berlebih-lebihan sementara lawan terlempar ke kiri kanan
padahal jarum-jarum Tok-gan Sin-ni menyambar
tubuhnya akhirnya pendekar ini tak dapat melindungi diri
ketika tujuh jarum menancap di tubuhnya, persis ketika
pendekar ini mengendor sinkangnya.
"Cep-cep!"
Kim- mou-eng mendesis. Dia langsung terguling,
menerima tujuh jarum beracun wanita sakti itu yang
mengenai tubuhnya, disengat rasa panas dan pedih.
Kepala tiba-tiba pening, maklum racun langsung
bekerja dan dia kehabisan tenaga. Sinkangnya baru
saja dipergunakan menghadapi lima pukulan maut.
Dan ketika pendekar itu mengeluh dan melotot pada
lawan yang demikian curang mendadak pendekar ini
tak dapat mempertahankan diri dan roboh pingsan!
"Bluk!"
Tok-gan Sin-ni mendesis. Wanita sakti ini tertawa,
menyeringai menahan sakit karena dia juga menerima
akibat dari pukulan Pek- sian-ciang, dadanya sesak tapi
keburu melempar tubuh bergulingan, menjauhkan diri
melihat empat temannya sudah duduk menenangkan
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
guncangan, masing-masing terkena Pukulan Dewa Putih
itu yang demikian dahsyat, terluka dalam. Tapi ketika dia
terhuyung hendak menghampiri pendekar itu tiba-tiba
sesosok bayangan setan berkelebat menyambar Kimmou-eng. Begitu cepat hingga wanita ini tak dapat
mencegah, tertegun di tempat dengan mata terbelalak,
langsung terhenti dan tentu saja bengong. Tapi ketika
bayangan itu lenyap dan Kim-mou-eng disambar pergi
mendadak wanita ini terkejut dan sadar berteriak,
"Hei...!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namun bayangan itu lenyap di depan. Tok-gan
Sin-ni hanya mendengar suara mendengus mirip
kuda jalang, pendek tapi berat. Hilang seperti hantu
membawa Kim-mou-eng, begitu saja. Tapi Tok-gan
Sin -ni yang marah membentak nyaring tiba-tiba
mengejar dan tentu saja tak mau sudah.
"Siluman hina, lepaskan buruan kami...!"
Tapi bayangan itu lenyap seperti asap. Tok-gan Sinni terkejut melihat ginkang yang begitu luar biasa, tak
melihat lagi kemana bayangan itu lari. Lenyap di balik
pohon-pohon di depan dan tentu saja membuat dia
mengumpat- caci, mencari ke sana ke mari tapi tak
melihat lagi kemana bayangan itu. Dan ketika dia
berputar-putar tapi bayangan yang dicari tetap juga tak
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ketemu akhirnya empat temannya muncul dengan
kaki terhuyung, masih belum pulih dari bekas
pukulan Pek-sian-ciang.
"Mana Kim-mou-eng?"
Tok-gan Sin-ni tertegun. "Diculik seseorang,
Mo-ong. Aku mengejarnya tapi tak berhasil."
"Siapa?"
"Ku tak tahu. Hanya bayangannya ke utara dan
kukejar sampai ke sini."
"Keparat, kau juga tak tahu mukanya?"
"Mukanya tak jelas, Mo -ong. Riap-riapan tapi
sekilas kulihat sinar kehijauan di mukanya itu."
"Ah, Cheng-bin Yu-lo (Si Tua Yu Bermuka
Hijau)... !" Mo-ong tiba-tiba tertegun, berseru kaget
dengan mata meliar, mendadak membanting kaki
dan memaki Tok-gan Sin-ni. Dan ketika Tok-gan
Sin-ni marah dan ganti melotot padanya tiba-tiba
iblis tua ini berkelebat ke timur.
"Sin-ni, dia adalah Cheng-bin Yu-lo. Dialah
paman Kim-mou-eng itu. Ayo kejar!"
Tok-gan Sin-ni terbelalak. Dia tertegun mendengar
kata -kata ini, baru tahu bahwa yang menculik Kim-moueng adalah Cheng-bin Yu -lo, rekan nomor tujuh dari
golongannya sendiri. Iblis yang aneh tindak tanduknya
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
karena jarang bertemu mereka, bahkan memusuhi
mereka dengan sepak terjangnya yang sukar dimengerti.
Kadang baik kadang jahat. Kadang berteman kadang
berlawan. Tapi melihat Mo-ong mengejar dan berseru
itulah Cheng-bin Yu-lo tiba-tiba Tok-gan Sin-ni berkelebat
disusul teman-temannya yang lain.
"Mo-ong, tadi dia ke utara, kenapa ke timur? "
"Bodoh, kau dikecohnya, Sin-ni. Cheng-bin Yu-Io
tinggal di timur bukannya di utara. Dia memutar!"
"Oh...!" Tok-gan Sin-ni yang mengerti akhirnya
menyusul pula di belakang rekannya ini, sadar dan
maklum bahwa Sai-mo-ong itulah yang agaknya tahu
dimana tempat tinggal Yu-lo bersembunyi, disusul
Hek-bong Siang-lo-mo dan Coa-ong Tok-kwi yang
masih menahan sakit bekas pukulan Pek-sian-ciang.
Sering batuk-batuk. Dan begitu empat iblis itu
mengikuti Sai-mo-ong akhirnya lima orang ini menuju
ke timur mencari Cheng-bin Yu-Io. Atau tepatnya,
mencari Kim-mou-eng yang telah mereka robohkan itu
dan tidak peduli sama sekali pada mayat Sin-piauw
Ang-lojin yang tadi dibawa Kim-mou-eng!
* * *
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kemana Pendekar Rambut Emas dibawa?
Benarkah Cheng-bin Yu-lo yang membawanya? Untuk
melihat ini memang kita harus mengikuti bayangan yang
secepat setan itu, manusia berambut riap-riapan yang
tidak dikenal Tok-gan Sin-ni, melesat seperti terbang dan
kemudian meninggalkan Tok-gan Sin-ni jauh di belakang.
Dan karena Tok- gan Sin-ni sendiri masih tergetar oleh
bekas pukulan Pek- sian-ciang maka iblis wanita ini tak
berhasil mengejar karena lawan yang dikejar memiliki
ginkang yang memang hebat.
Saat itu jauh meninggalkan lawannya di
belakang, bayangan ini bergerak ke utara. Dan terus
memanggul Kim-mou- eng di atas pundaknya, sama
sekali tak terganggu larinya oleh beban yang cukup
berat ini. Berbelok dan akhirnya benar memutar
menuju timur, persis seperti yang dikata Sai -mo-ong.
Dan ketika dia berlari beberapa jam lagi dan sampai di
sebuah hutan bambu tiba-tiba bayangan ini lenyap di
sebuah rumpun bambu yang gelap.
Orang tak akan tahu kemana bayangan ini
lenyap. Tubuhnya menyelinap begitu saja di tengah,
masuk dan hilang seperti ditelan bumi. Tapi kalau
orang mengikutinya dan tahu bayangan ini membuka
sebuah semak-semak dan pintu kuburan menganga
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyambutnya tentu orang akan berdiri bulu
tengkuknya melihat apa yang dilakukan bayangan ini.
Dia masuk di sebuah celah, pintu kuburan
menutup kembali, semak alang-alangpun merapat
seperti semula. Dan ketika dia menuruni anak
tangga berbatu dan terus menuju ke dalam tahulah
kita bahwa orang ini memasuki sebuah tempat
rahasia di bawah tanah. Semacam istana kuno!
Bayangan itu meneruskan langkahnya. Dia
menurun dan naik tiga belokan, tiba di sebuah
tempat terang yang menyeramkan. Sekeliling
dindingnya penuh tengkorak. Dan ketika dia
melempar Kim-mou-eng dan membalik dengan
mata dingin tiba-tiba seorang pemuda muncul
berkelebat dengan sepasang pedang di punggung.
"Paman, kau datang?"
Bayangan itu, yang ternyata seorang kakek
dengan muka kehijauan mendengus, tidak menjawab.
membalikkan tubuh Kim-mou-eng yang kini mukanya
menjadi hitam. Racun dari jarum Tok-gan Sin-ni telah
merubah kulitnya. Dan ketika si pemuda melihat dan
kaget membelalakkan mata tiba-tiba dia melompat
maju mengenal Kim-mou-eng.
"Pendekar Rambut Emas...!"
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
" Ya, kau kenal? " bayangan itu, kakek yang
bersikap dingin ini bertanya. Dia baru kali itu bicara,
suaranya berat dan serak, pendek dan singkat saja.
Tapi si pemuda yang berjongkok dan sudah meraba
denyut nadi Kim-mou-eng tiba-tiba melihat tujuh jarum
yang menancap di tubuh pendekar ini.
"Ah, jarum beracun!" pemuda itu langsung
mencabut, seketika merah mukanya dan maklum Kimmou-eng mendapat serangan curang, menotok pundak
dan dada pendekar ini. Dan ketika semua jarum dibuang
jauh akhirnya pemuda ini berdiri menghadapi pamannya.
"Paman, apa yang terjadi? Kau telah
memberinya obat?"
Kakek itu mendengus. "Buat apa kau tanya? Kalau
tidak kuberi bukankah dia sudah mampus sejak tadi?"
"Tapi kau tak menahan aliran racun, paman.
Kau membiarkan saja racun itu bekerja!"
"Aku tak mengharap dia hidup, tapi aku juga tak
mengharap dia mampus!"
"Kalau begitu kenapa dia dibawa ke sini? Sebaiknya
paman tak perlu bekerja setengah- setengah bila tidak
berniat menolong!" pemuda itu marah, tiba-tiba
menghisap tujuh lubang di tubuh Kim-mou-eng, menyedot
racunnya dan berkali-kali mengeluarkan
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
darah hitam. Darah yang busuk dan amis. Dan
ketika dia mengambil sebutir mutiara dan
menempelkannya di bekas tusukan jarum tiba-tiba
kakek berwajah dingin ini membentak,
"Yu Bing, kau mau melancangi pamanmu?"
Yu Bing, pemuda berpedang sepasang itu terkejut.
Dia sudah menempelkan mutiaranya, mutiara penyedot
racun, benda yang akan membersihkan sisa-sisa racun
yang ada di tubuh Kim-mou-eng tadi tiba-tiba mencelat
terlepas, terbang ke kakek berwajah dingin itu. Melihat
pamannya marah dan menegurnya dengan pandangan
keras. Mutiara tahu-tahu berpindah tangan dengan
gerakan begitu cepat. Tapi Yu Bing yang bangkit berdiri
dengan kepala tegak tiba-tiba menghadapi pamannya
dengan muka keras.
"Paman, dia adalah Kim-mou-eng. Dia adalah
keponakanmu yang selama ini mencari- carimu.
Kenapa kau mencegah aku mengeluarkan sisa racun
dengan Pek-houw-cu (Mutiara Harimau Putih)?"
"Hm, kau tak boleh sembrono, Yu Bing. Aku tak
tahu apakah benar dia keponakanku atau bukan.
Aku masih hendak menyelidikinya, aku tak percaya
begitu saja omonganmu!"
"Tapi dia suheng Salima, paman. Dan Salima telah
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menceritakan segalanya kepadaku. Dia..."
"Stop! Tak perlu cerewet. Bocah ini boleh ditolong
tapi sifatnya sementara saja. Kau mundurlah, biar aku
yang menyelesaikannya!" dan si kakek yang menampar
Yu Bing membuat pemuda itu mencelat tiba-tiba bergerak
sudah menendang Kim-mou-eng yang masih pingsan.
Tiga jalan darah ditotoknya dengan aneh, dengan ujung
kaki, totokan luar biasa yang membuat Kim-mou-eng
mengeluh, membuka mata dan tiba-tiba sadar. Jarum
sudah dicabut tapi racun masih mengeram di tubuhnya,
muka masih kehitaman dan tubuh terasa panas dingin,
tak karuan. Dan ketika Kim-mou-eng membuka mata dan
melihat pajangan tengkorak di seluruh dinding tiba-tiba
matanya beradu dengan sepasang mata dingin yang
dimiliki kakek menyeramkan itu, bentrok dengan mata
yang kehijauan pula seperti telaga yang dingin, jauh dan
membawanya ke dasar yang dalam membuat Kim-moueng terkejut. Tapi belum dia bicara atau apa mendadak
pemilik mata yang menyeramkan ini sudah menyambar
tengkuknya.
"Kau Kim-mou-eng?"
Kim-mou-eng tersentak, tidak
menjawab. "Kau Kim-mou eng?"
Kim-mou-eng akhirnya mengangguk, tersenyum
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
getir. "Ya, kau siapakah, locianpwe? Aku memang
Kim-mou-eng, sudah matikah aku ini?"
Kakek ini mendengus, melepaskan cengkeramannya. "Kau belum mampus, tapi bisa sewaktu-waktu
mampus!" dan ketika Kim-mou-eng mengerutkan
keningnya kakek itu bicara lagi, "Pendekar Rambut Emas,
kau katanya mencari-cari seseorang. Benarkah?"
Kim-mou-eng tak segera menjawab.
"Kau tuli?" kakek itu membentak. "Apakah kau
tidak dengar pertanyaanku?"
Kim-mou-eng menghela napas, teringat
pertempurannya dengan Hek-bong Siang-lo-mo dan
teman-temannya itu. "Locianpwe, sebelum menjawab
pertanyaan itu sebaiknya terangkan dulu dimana aku ini.
Kaukah yang menolongku dari cengkeraman musuhmusuhku? Mana itu Tok-gan Sin-ni dan yang lain-lain?"
"Mereka tak perlu kau cari, Kim-mou-eng. Aku
telah membawamu pergi dari tempat berbahaya itu."
"Ah, sudah kuduga. Terima kasih...!" dan Kim-moueng yang bangkit memberi hormat tiba -tiba mengeluh
merasa kepalanya berputar, terguling dan roboh kembali
karena racun dari jarum Tok-gan Sin-ni masih
menguasainya. Tapi si kakek yang mendengus tak
mengacuhkannya tiba-tiba menjambak rambutnya.
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau mencari seseorang?"
Kim-mou-eng mendongkol. "Orang tua,
beginikah sikapmu menolong orang? Kalau kau tak
suka padaku sebaiknya lepaskan aku. Aku dapat
menolong diriku sendiri!"
"Plak-plak...!" kakek itu tiba-tiba menampar, marah
rupanya. "Kau tak perlu sombong, anak muda. Kalau aku
tak menolongmu tak mungkin kau dapat menolong dirimu
sendiri! Ayo bangun, kuhajar kau nanti!"
Kim-mou -eng terhuyung, marah dan pusing. Tapi
Yu Bing yang sejak tadi diam tak bicara mendadak
melompat maju. "Paman, tak perlu kau bersikap kasar
padanya. Kim-mou-eng mencari dirimu!"
"Diam!" kakek itu membentak. "Aku tak ingin kau
ikut campur, Yu Bing. Kalau tidak kubunuh kau nanti!"
Kim-mou-eng terkejut. Sekarang dia melihat
pemuda yang gagah ini, yang bukan lain Siangkiam-houw Yu Bing adanya, Harimau Berpedang
Sepasang yang dulu bertemu Salima. Tapi belum
dia bicara sesuatu tiba-tiba kakek itu sudah
mencengkeramnya kembali.
"Kim-mou-eng, kau mencari seseorang?" Kimmou-eng menahan sakit, tiga kali mendapat
pertanyaan yang sama. Tapi mengangguk menggigit bibir
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dia menjawab juga, "Ya, darimana kau tahu?"
"Hm," kakek itu masih bengis. "Siapa yang kau
cari?"
"Banyak, suheng dan sumoiku, juga... augh!"
Kim-mou-eng mendesis, kakek itu tiba-tiba
mencekik lehernya, menjepit jalan darah pi-pet-hiat
yang menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa.
Hampir saja dia mengaduh. Tapi kakek bermuka
hijau yang rupanya tidak sabar oleh jawaban yang
bertele-tele itu tiba-tiba membentak kembali, "Kimmou-eng, nyawamu berada di tanganku. Sebaiknya
tak perlu kau main- main. Ceritakan siapa orang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang kau cari dan siapa ayah ibumu!"
Kim-mou- eng marah. Dia jadi tak menjawab
pertanyaan itu, diserang dua rasa sakit berbareng dari
racun dan jepitan di jalan darah. Tapi ketika dia terbelalak
dan tak mau menjawab tiba-tiba pemuda yang ada di
belakang kakek itu berbisik mengirim suaranya, "Kimmou-eng, sebaiknya ceritakan saja kedatanganmu ke
Tionggoan ini. Bukankah kau mencari pamanmu dan
susah payah menemukannya? Dialah pamanmu itu, tapi
kau harus dapat membuktikan bahwa dirimu adalah
keponakannya. Tunjukkan siapa dirimu, siapa ayah
ibumu!"
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng tertegun. Dia tak menyangka bisikan
pemuda itu, terkejut mendengar semua kata-katanya.
Tapi mengeluh menahan sakit tiba-tiba pendekar ini
mendesis memandang kakek itu, "Kau siapakah, orang
tua? Kenapa bertanya urusan pribadiku?"
"Keparat, kau menjawab pertanyaan dengan
pertanyaan? Kau minta kugampar lagi?" kakek itu
marah. "Tak perlu banyak tanya, Kim-mou-eng.
Sebutkan saja benarkah kau mencari seseorang dan
siapa orang itu. Lalu ceritakan pula siapa dirimu!"
Kim-mou-eng tergetar, memandang tajam kakek
itu. "Aku mencari pamanku...!" jawabnya lirih.
"Siapa?"
"Yu -Iopek."
"Yu siapa?"
"Yu Siu."
"Asal darimana?" Kimmou-eng tegang.
"Ayo, darimana?"
Kim-mou-eng membuang ketegangan. "Dari
dusun Yu-chung!"
"Dan siapa ayahmu? Siapa ibumu?"
Kim- mou-eng tak mau menjawab. Dia merasa jarijari yang mencengkeramnya itu gemetar, menggigil
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
entah karena apa, melihat mata yang kehijauan itu
tiba-tiba mencorong menakutkan, rupanya beringas
dan berkilat-kilat. Seperti api! Dan ketika dia diam dan
tidak menjawab tiba-tiba kakek itu berseru gusar,
"Bocah, teruskan jawabanmu. Siapa ayah dan
siapa ibumu!"
Kim-mou-eng berdebar. "Perlukah kau
ketahui?" "Tentu."
"Kalau begitu ada hubungan apa?"
" Keparat!" kakek itu menggigil. "Kau tak perlu
tanya, bocah. Sebutkan saja setiap jawabanmu dan
tidak perlu banyak cakap!"
"Baik, ibuku adalah Yu Ma, sedang ayahku
bernama..."
"Hongga!" kakek itu menukas, cepat dan marah
dan tiba-tiba melengking. Dan belum Kim-mou-eng
sadar tiba-tiba sebuah tendangan dan tamparan
mengenai tubuhnya. "Plak-bluk!" Kim-mou-eng
terlempar, mencelat terguling -guling menghantam
dinding. Tentu saja kaget dan mengeluh tertahan,
kesakitan. Tapi belum dia bangkit berdiri tahu-tahu
kakek itu mengejarnya dan menghajarnya dengan
pukulan dan tendangan.
"Bocah, kau bukan anak Yu Ma. Kau anak Hongga
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dari ibu yang lain... des-dess!" Kim-mou-eng mencelat
kembali, jatuh bangun dihajar kakek yang tiba -tiba marah
ini, berteriak dan mendesis menggigit bibir. Dan ketika
Kim-mou-eng terkejut dan tak berdaya diserang bertubitubi tiba-tiba kakek ini tertawa bergelak, tawa yang aneh
mirip tawa bercampur tangis.
"Bocah, kau bukan keponakanku. Kau adalah
musuh dari Hongga yang melarikan adikku... wutt!" dan
sebuah pukulan yang menyambar dada Kim-mou-eng
dengan kecepatan kilat tiba-tiba tak dapat dielakkan
pendekar ini yang terkesiap membelalakkan mata,
melihat sorot buas dari sepasang mata yang mengerikan
itu. Mirip Iblis. Tapi karena Kim-mou-eng tak mau mati
konyol dan dia marah oleh sepak terjang kakek ini tibatiba dengan sekuat tenaga Kim -mou-eng mencabut
kalungnya, benda yang selama ini menempel di leher
menggantung di dada, sebuah kalung emas yang
bermata giok. Indah karena itulah kalung pemberian
ibunya, sebelum ibunya meninggal. Dan begitu pukulan
tiba dan Kim-mou -eng menyabitkan kalungnya itu maka
dalam saat yang bersamaan kalung menangkis pukulan
lawan, menyambar telapak tangan kakek itu.
"Plak!"
Kim-mou-eng roboh. Dia kalah kuat, hawa pukulan
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
masih menyambar dadanya, betapapun dia sudah
terluka sebelumnya. Tak kuat menerima pukulan yang
dilancarkan lawan. Sekilas melihat lawan terkejut dan
berseru tertahan, hawa pukulan berkurang tapi telah
membuatnya terjengkang, pingsan. Dan ketika dia
terguling dan si kakek menerima kalungnya tiba-tiba
kakek itu terkejut sementara Yu Bing berteriak
membentak pamannya.
"Paman, kau kejam!"
Kakek itu bergoyang. Dia telah menerima kalung
itu, memperhatikannya, tidak menghiraukan teguran
Yu Bing yang marah pada pamannya. Tapi ketika
kalung ditimang-timang dan dibalik sana-sini tiba-tiba
kakek itu menggereng menghampiri Kim-mou-eng.
"Buka sepatunya. Lihat kakinya!"
Yu Bing tertegun. Dia melihat pamannya seperti
orang tidak sehat, terhuyung limbung sementara gigi
berkerot-kerot. Kebuasannya sedikit berkurang tapi
sikap tetap menyeramkan. Dan ketika dia tertegun tak
mengerti apa yang dikehendaki pamannya tiba-tiba
kakek itu membanting keponakannya ini.
"Yu Bing, buka sepatunya. Lihat kakinya!"
Yu Bing mengeluh. Dia nanar melompat bangun,
terkesiap melihat sikap pamannya itu. Tapi terbiasa oleh
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tindak- tanduk pamannya yang aneh pemuda ini
bangkit berdiri membuka sepatu Kim-mou-eng.
"Paman, kenapa tidak kau sendiri yang
membukanya? Bukankah aku tak tahu apa yang
ingin kau lakukan?"
"Cerewet, aku tak mau menyentuh anak
Hongga, Yu Bing. Kalau dia betul anak adik
perempuanku ingin kulihat sebuah tanda di telapak
kakinya. Buka, cepat buka!"
Yu Bing tergetar. Dia sudah cepat membuka
sepatu Kim- mou-eng, melepas kaosnya dan
mengendorkan seluruh pakaian pendekar itu. Kimmou-eng masih pingsan. Dan ketika Yu Bing selesai
dan si kakek menyambar kaki Kim-mou-eng
mendadak kakek itu tertegun berseru tertahan,
"Kimsan...!"
Kakek itu terhuyung. Yu Bing melihat sebuah
tanda di telapak kiri kaki Kim-mou-eng, sebuah tanda
kehitaman bekas luka bakar, melihat pamannya
terkejut dan mundur dua langkah. Tubuh tiba-tiba
gemetar tak karuan seperti orang disengat listrik. Dan
ketika keadaan itu berlalu sekejap dan si kakek melotot
dengan mata merah mendadak kakek ini menubruk
Kim-mou-eng menangis tersedu.
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kimsan, dia benar keponakanku...!"
Yu Bing mendelong. Dia melihat pamannya
mengguguk di dada Kim-mou-eng, mencengkeram dan
mengguncang -guncang tubuh Kim-mou-eng. Tentu saja
pendekar itu masih tidak bergerak. Tapi begitu sadar
berteriak gembira tiba-tiba kakek ini menyambar tubuh
keponakannya dibawa ke sebuah sumur dangkal.
"Kim-mou-eng, kau benar keponakanku. Kau
Kimsan yang dulu kulukai kakimu... byur!" kakek itu
melempar Kim-mou-eng, langsung ke dalam air
setelah menekan jalan darah kesadaran di belakang
tengkuk, tentu saja membuat Yu Bing terkejut tapi
lega melihat Kim- mou-eng membuka mata, kaget
oleh rasa dingin yang memasuki tubuh terendam di
sumur dangkal itu. Dan ketika Kim-mou-eng baru
sadar dan si kakek terbahak gembira tahu-tahu
kakek itupun ikut mencebur memeluk tubuhnya,
menciumi seluruh mukanya.
"Kimsan, kau benar keponakanku. Kau anak
dari adik perempuanku... byur!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia sudah didekap dan
diangkat naik turun, begitu gembira diguncang-guncang
oleh si kakek. Dan ketika dia terbelalak dan mengeluh
menggigit bibir tahu-tahu kakek itu melompat keluar
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melempar tubuhnya di sudut dinding.
"Ha -ha, hayo ganti pakaian, anak baik. Keringkan
tubuhmu dan kita makan besar... bress! " Kim- mou-eng
nanar, masih terheran dan sakit oleh semua
cengkeraman si kakek, menumbuk dinding dan pedih
menyeringai menggigit bibir. Tapi ketika si kakek menarinari dan dia sadar oleh semua kejadian itu tiba-tiba si
kakek berkelebat keluar tertawa bergelak.
"Yu Bing, siapkan ikan pe-hi. Kita panggang
dan adakan pesta...!"
Kim-mou-eng tertegun. Dia melihat kakek yang
aneh itu lenyap, melihat Yu Bing tersenyum dan
menitikkan air mata kepadanya, menghampirinya dan
memberinya pakaian kering, pakaian pemuda itu
sendiri. Dan ketika Kim- mou-eng bangkit duduk
segera pemuda itu menegurnya,
"Kim-mou-eng, kiranya nama Tar-tarmu adalah
Kimsan. Terimalah, dan ganti pakaianmu itu.
Paman telah mengakui dirimu!"
Kim-mou-eng bengong. "Kau mengetahui
nama kecilku?"
"Tidak, bukan aku yang menyebutnya, Kimmou-eng. Tapi pamanmu itulah, paman Yu!"
"Jadi dia Yu-lopek?"
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Benar, dialah Yu Siu yang kau cari-cari itu!"
"Ah...!" dan Kim-mou-eng yang sudah menerima
pakaian ini dan tertegun di tempat segera melihat
kakinya yang telanjang itu, melihat sepatunya di
dekat Yu Bing. Tapi belum dia bertanya ini-itu, Yu
Bing sudah mengambilkan sepatunya itu.
"Kim-mou-eng, tadi kami melepas sepatumu.
Paman ingin mengetahui tanda di telapak kakimu.
Dan ternyata benar, kaulah Kimsan yang dilahirkan
dari ibumu Yu Ma itu. Pakailah...!"
Kim- mou -eng mendelong. Dia sudah menerima
sepatunya ini, mengenakan pula kaos yang diserahkan
Yu Bing, pemuda yang cepat menarik hatinya. Pemuda
yang gagah dan baik. Tapi ketika dia membungkuk dan
kepala terasa pening tiba-tiba dia roboh terguling oleh
racun yang masih belum dibersihkan. Dan saat itu kakek
aneh itu muncul, berkelebat membawa segelas air yang
merendam Pek-houw-cu, mutiara yang bening itu di
dalam gelas. Dan persis Kim-mou-eng mengeluh kakek
ini telah memberikan air penawar racun.
"Kimsan, minumlah ini. Racun segala racun
akan lenyap oleh air Pek-houw-cu."
Kim-mou-eng tertegun. Dia mendengar suara yang
manis dari kakek ini, cepat menerima dan meneguk
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
isinya. Dan ketika rasa pening itu lenyap dan mukanya
yang tadi kehitaman juga pulih kembali akhirnya kakek
ini memeluknya dengan penuh haru.
"Kimsan, maafkan aku. Aku tadi sangsi benarkah
kau anak dari ibumu. Kau kenal pamanmu, bukan?
Akulah Yu Siu, aku yang dulu menyelomot (membakar)
telapak kakimu itu, ketika aku bertengkar dengan
ayahmu!" kakek itu tiba-tiba menangis, rambutnya yang
riap-riapan terasa apek di hidung Kim-mou-eng. Agaknya
tidak pernah dibersihkan, penuh kutu rambut! Tapi Kimmou-eng yang tersedak menyambut pelukan segera
mundur dengan mata basah.
"Paman, jadi benar kau Yu-lopek? Tapi
bagaimana keadaanmu ini? Bukankah kau dulu
orang biasa-biasa saja?"
"Aku memang telah berubah, Kimsan. Sepak
terjang ayahmu yang membuat aku begini!"
My Silly Engagement Karya Dewi Sartika Satria Gendeng 13 Penghuni Kuil Neraka Pendekar Rajawali Sakti 119 Kemelut Cinta Berdarah

Cari Blog Ini