Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 12

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 12


"Hm, ceritakan itu. Aku tak mengerti."
"Baik, tapi ini kalung ibumu, bukan? Dimana
ibumu sekarang?"
"Ibu telah meninggal..."
" Ohh...!" kakek itu tiba-tiba menutupi mukanya.
"Siapa yang membunuhnya?" suaranya terdengar
geram, muka dibuka kembali. "Ayahmu itukah?"
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bukan," Kim-mou-eng menggeleng sedih. "Ibu
meninggal karena sakit."
"Dan ayahmu, dimana keparat itu?"
" Ayah juga sudah meninggal, paman.
Beberapa waktu sebelum ibu."
Kakek itu tertegun. "Kau tak bohong?" Kimmou-eng tersenyum pahit. "Paman, perlukah
aku membohongimu? Buat apa pula aku
membohongi-mu? Kau tampaknya benci benar
pada ayahku itu. Ada apakah?"
Kakek ini berkerot gigi. " Dia membawa ibumu,
Kimsan. Aku benci itu karena dia membujuk ibumu!"
"Tapi ayah amat mencintai ibu. Beliau
melindungi dan mempertahankan ibu!"
" Ya, tapi ayahmu telah beristeri, Kimsan. Aku
tak setuju karena ibumu menjadi madu. Aku benci
itu, aku melarang. Tapi ibumu nekat dan tega
meninggalkan aku!"
Kim-mou- eng tergetar. "Paman bisa
menceritakan kisah mereka?"
Aneh, kakek ini tiba-tiba menangis. Dan ketika Kimmou-eng tertegun dan mengerutkan keningnya tiba -tiba
kakek ini menghantam tanah. "Kimsan, ayah dan ibumu
adalah orang-orang yang keras kepala. Ibumu
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
untuk pertama kalinya memberontak, aku merasa
dimusuhi. Dan karena ibumu membela ayahmu maka aku
merasa disingkirkan dan tidak dihargai ibumu itu. Aku
sakit hati, ini semua gara-gara perbuatan ayahmu!"
Kim-mou-eng menghela napas. Sebenarnya, dia telah
mendengar cerita ibunya tentang hal itu. Tentang
percekcokan ibunya dengan pamannya ini, juga antara
paman dengan ayahnya. Bahwa pamannya tak menghendaki
ibunya menjadi isteri ayahnya. Bukan semata ayahnya
seorang suku Tar-tar melainkan karena ayahnya sebelumnya
sudah beristeri. Jadi ibunya menjadi isteri nomor dua,
menjadi madu. Tapi karena waktu itu Kim-mou-eng masih
kecil dan terlalu kanak-kanak untuk menangkap pembicaraan
orang-orang tua maka pendekar ini tak tahu apa sebenarnya
yang membuat ibunya mengikuti ayahnya. Tak tahu bahwa
sebenarnya hubungan yang kelewat dalam telah membuat
ibunya hamil. Dua pasangan itu telah saling mencintai tanpa
menghiraukan sekelilingnya. Hongga bertanggung jawab dan
tak mau meninggalkan kekasihnya itu, Yu Ma, meninggalkan
Tionggoan untuk kembali ke bangsa Tar-tar. Tak diketahui Yu
Siu bahwa adiknya telah berbadan dua, tentu saja tak dapat
menuruti kehendak kakaknya itu dan rela meninggalkan
pedalaman. Dan karena Yu
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siu sendiri tak mengetahui adiknya hamil muda
maka laki-laki ini menganggap Hongga membujuk
dan menculik adik perempuannya.
Demikianlah, untuk bagian terakhir ini orang memang
tidak tahu. Dan lagi, mana Yu Ma mau berterus terang bahwa
dia hamil? Meskipun adat pernikahan waktu itu agak longgar
tapi hamil sebelum nikah betapapun tetap membuat wanita
ini malu. Yu Ma tak menceritakan hal itu pada kakaknya,
diam-diam mengikuti suami dan meninggalkan Tionggoan,
memasuki kehidupan baru di suku asing di luar tembok
besar. Tapi karena Hongga amat mencintai isterinya itu dan
benar-benar bertanggung jawab akhirnya laki-laki ini
menikahi isterinya di luar tembok sana. Beberapa bulan
kemudian melahirkan bayinya laki laki, yakni Kim-mou-eng
atau yang nama kecilnya Kimsan itu, panggilan akrab bagi
seorang anak Tar-tar, yang sama artinya dengan anak Kim.
Dan karena waktu itu Kim-mou-eng masih kanak-kanak dan
cerita ibunya tentang kisah kasih itu tak dapat dimengerti
maka hanya sampai di situlah pendekar ini mengetahui
riwayat ibunya. Hubungannya dengan sang ayah yang
ternyata amat dicintai pula oleh ibunya. Hidup bahagia tapi
sayang tak berumur panjang, ayahnya meninggal sebelum
dia dewasa, disusul
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kemudian oleh ibunya yang terserang penyakit. Dan
ketika Kim-mou-eng menghela napas dan pedih
oleh kenangan yang tidak menyenangkan ini maka
pamannya mulai bercerita,
"Ayahmu itu menculik ibumu, Kimsan. Aku mengejar
dan akhirnya bertemu. Kau masih setahun. Kami cekcok
dan aku membujuk ibumu. Tapi ibumu keras kepala, tidak
mau kembali dan setia pada ayahmu itu. Aku marah,
ayahmu muncul, dan kami lalu bertengkar. Aku memukul
tapi ayahmu membalas. Dan karena ayahmu memang
pandai akhirnya aku roboh sementara ibumu menangis
menjerit-jerit!"
Kim- mou-eng muram mukanya. "Dan paman
lalu kembali?"
"Tidak," kakek ini marah. "Ibumu menolong
aku, Kimsan. Waktu itu aku tak sadarkan diri.
Pukulan ayahmu antep, aku pingsan. Tapi karena
aku penasaran oleh sikap ibumu justeru aku tinggal
di sana berminggu-minggu!"
"Untuk membujuk ibu?"
"Ya, aku memberi tahu ibumu tentang kedudukan
suaminya itu. Bahwa suaminya sudah mempunyai isteri
sebelum ibumu. Bahwa ayahmu yang pandai merayu itu
mencelakakan hidupnya karena isteri pertamanya sering
63https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengganggu. Dan ketika suatu hari benar isteri tuanya
itu datang dan kami cekcok akhirnya kami ribut mulut
dan ibumu berkelahi. Aku menolong, isteri ayahmu itu
kupukul, datang saudaranya yang lain dan aku
dikeroyok. Aku dan ibumu hampir tewas, tapi ketika
ayahmu datang dan kami semua dirobohkan akhirnya
ayahmu itu mengusir isteri tuanya...!"
(Bersambung jilid XVII)
64Jilid 17
"HM, aku telah mendengar ini," Kim-mou-eng
bersuara. "Ibu juga menceritakan kejadian itu,
paman. Tapi kenapa kau tak mau sudah?"
"Aku ingin menyelamatkan ibumu, Kimsan.
Kehidupan suka bangsa Tar -tar keras dan kejam
sekali. Ibumu orang yang lembut, mana tahan hidup di
alam yang begitu ganas? Aku tak tega tapi ibumu tetap
keras kepala tak mau meninggalkan ayahmu!"
"Mungkin karena ibu telah melahirkan aku. "
"Mungkin, tapi mungkin juga hasil peletan ayahmu,
Kimsan. Orang Tar-tar suka mengguna-gunai
wanita dengan ilmu hitam!"
Kim-mou-eng tersenyum pahit. Untuk ini dia tak
percaya, tak mungkin ayahnya memelet ibunya
seperti itu. Telah mendengar kegagahan ayahnya
dari mulut ibunya. Bahwa ayahnya adalah seorang
laki-laki jantan yang perwira. Tak mau bermain kotor
atau curang, apalagi mengguna-gunai wanita.
Perbuatan yang rendah dan memalukan belaka.
Perbuatan yang menunjukkan hasil nafsu hina. Tak
mungkin ayahnya melakukan itu. Tapi sang paman
yang melotot melihat senyum itu tiba-tiba berkata,
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau tak percaya?"
Kim-mou-eng mengangkat bahu. "Aku percaya
segala ceritamu, paman. Tapi tentang menggunagunai itu aku sangsi. Ayah adalah seorang jantan,
tak mungkin dia melakukan itu."
"Ah, tentu ini kata-kata ibumu. Dia memang
membela ayahmu, kata-kataku pun juga tak dipercaya!"
Kim-mou -eng tertawa getir. "Paman,
sebaiknya lanjutkan saja ceritamu itu. Bagaimana
setelah ayah mengusir isteri tuanya? Kenapa pula
kau menyelomot kakiku?"
Kakek ini berapi-api. "Aku menyelomot kakimu
karena jengkel pada ibumu, Kimsan. Dia benar-benar tak
berhasil kubujuk dan membuat aku marah. Waktu
ayahmu pergi kami bertengkar, untuk kesekian kalinya
lagi kuminta dia meninggalkan ayahmu tapi gagal. Aku
naik pitam, ibumu kupukul pingsan dan aku pergi!"
"Hm, membawa sesuatu?"
Kakek ini terkejut. "Sesuatu apa?"
"Ibu memberi tahu padaku bahwa kau
mengambil sesuatu, paman. Bahwa kau melarikan
sebuah kitab yang selama ini disembunyikan ibu!"
Kakek itu mencelat, tiba-tiba menggereng.
"Kau tahu?"
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng mengernyitkan kening. "Kau
menyangkal atau mengakuinya, paman?"
Aneh, kakek itu tiba-tiba tertawa bergelak. "Ha-ha,
ibumu rupanya tak merelakan miliknya itu, Kimsan.
Pantas kalau kau mencari aku di Tionggoan. Rupanya
ibumu menyuruh kau meminta kitab itu. Benarkah?"
Kim- mou-eng bangkit berdiri. Sekarang dia
melihat pamannya bersikap buas, mata yang
kehijauan itu berputar. Tapi karena ini adalah tugas
yang harus dia laksanakan sebelum ibunya
meninggal akhirnya pendekar ini mengangguk.
"Benar, ibu menyuruh kau mengembalikan kitab itu,
paman. Bahwa katanya kau mencuri ketika ibu
pingsan. Bahwa kau sebenarnya mengharap-harap
ibu karena menginginkan kitab itu. Benarkah?"
Kakek ini menyeringai, terkekeh dengan pandangan
dingin. "Bocah, aku adalah pamanmu. Aku adalah
pengganti ibumu. Apakah kau hendak memaksa untuk
mengembalikan kitab? Bukankah apa yang dipunyai
ibumu jatuh di tangan saudara sendiri?"
Kim-mou-eng mengerutkan kening. "Tapi kau
mendapatkannya dengan cara tak pantas, paman.
Kau mencurinya."
"Itu karena ibumu tak mau menyerahkannya baik3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
baik kepadaku. Aku tak ingin kitab itu jatuh ke
tangan ayahmu, orang Tar-tar!"
Kim-mou-eng menghela napas. "Tapi kitab itu
berbahaya, paman. Ibu tak mau menyerahkannya
padamu karena tak boleh dipelajari sendiri. Kau
dapat tersesat."
"Heh, kau anak kecil bicara apa? Ibumu beralasan
saja, dia pelit dan sengaja ingin diberikan pada ayahmu!"
"Dan sekarang dimana kitab itu?"
Kakek ini meliar. "Kau mau memintanya kembali?"
"Sekedar memenuhi pesan ibu, paman. Atau..."
"Atau kau mampus!" kakek itu tiba-tiba
menerjang, membentak melepas pukulan maut,
kelima jarinya berkerotok dan tiba -tiba menyambar
kepala Kim-mou-eng. Begitu dahsyat dan ganas
sampai bercuit seperti tikus mencicit. Dan Kim-moueng yang tentu saja terkejut oleh serangan itu tibatiba mengelak dan menangkis.
"Dukk!"
Dua pukulan itu beradu. Kim-mou-eng
bergoyang, terdorong selangkah karena baru saja
sembuh dari bekas racun Tok-gan Sin-ni. Tapi
pamannya yang mencelat menumbuk dinding tibatiba berteriak karena punggung beradu batu.
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Augh...!"
Kim-mou-eng tergetar. Dia melihat pamannya ini
memiliki sinkang kuat, terkejut karena lengan tiba-tiba
kesemutan, ada sedikit rasa panas dan gatal. Tanda
sinkang pamannya juga mengandung racun! Tapi karena
dia baru minum air Pek-houw-cu dan penawar racun itu
membuyarkan racun pamannya akhirnya Kim-mou-eng
berdiri tegak melihat pamannya marah-marah.
"Kimsan, kau mendurhakai pamanmu. Kualat
kau nanti!"
Kim-mou-eng tersenyum pahit. "Paman, yang
salah adalah kau. Kenapa mengutuk aku? Aku
hanya memenuhi pesan itu, kembalikan kitab itu
dan kita sudahi pertikaian ini."
"Tidak, kitab itu telah menjadi milikku, bocah. Kau
tak berhak memintanya dan jangan banyak cakap. Kau
berani melawan paman sendiri, kubunuh kau... wut!"
dan Cheng-bin Yu-lo yang kembali memekik
menerjang ke depan tiba-tiba melepas dua pukulan
berbareng ke arah keponakannya itu.
"Duk-dukk... !" Kim-mou-eng kembali menangkis,
merasa tenaganya pulih kembali meskipun belum semua,
tentu saja tak mau mati konyol dan mengerutkan kening
melihat sepak terjang pamannya ini. Dan ketika
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pamannya terpental dan kakek itu marah-marah
maka kakek ini membalik dan menyerang lagi.
"Kimsan, kau anak durhaka...!"
Kim-mou-eng mengelak, berlompatan dan mulai
menangkis serangan-serangan pamannya ini. Melihat
pukulan-pukulan pamannya mulai membabi buta dan
amat berbahaya, mencium pula bau amis yang membuat
hidung ingin muntah. Dan ketika sepak terjang pamannya
mulai menggila dan pukulan -pukulan pamannya itu
benar-benar dimaksudkan untuk membunuh akhirnya
Kim-mou-eng mengerahkan Tiat-lui-kang menahan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serangan-serangan pamannya itu.
"Paman, kau aneh. Kau kejam!"
Cheng -bin Yu-lo tak menghiraukan. Dia telah
naik pitam oleh tangkisan lawannya, melihat Kim- moueng berani menangkis dan melawan. Dan ketika
pukulan demi pukulan mulai menderu dan angin
pukulan membuat dinding berderak akhirnya Yu Bing
yang terkejut melihat pertempuran itu berteriak-teriak.
"Paman, hentikan seranganmu. Jangan
menyerang Kim-mou-eng...!"
Kakek itu memaki-maki. Dia bahkan mengibas
pemuda ini, ketika Yu Bing mendekat. Dan ketika Yu
Bing terlempar dan Kim-mou-eng mengerutkan
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keningnya akhirnya satu pukulan telak terlambat dikelit
pendekar ini gara-gara memperhatikan Yu Bing.
"Plak!" Kim-mou-eng mendesis, terpelanting tapi
bangun kembali dengan cepat, melihat pamannya
mengejar dengan sepuluh cengkeraman jari-jari yang
berkerotok, semuanya kehijauan sementara bau amis
juga mengiringi pukulan itu. Dan karena pamannya tak
dapat dicegah dan serangan itu berbahaya sekali menuju
batok kepalanya terpaksa dengan sedikit
mendemonstrasikan kepandaiannya Kim-mou-eng
mengerahkan Pek- sian-ciang, mempergunakan tenaga
enam bagian. Ingin melihat sampai dimana daya tahan
pamannya menghadapi ilmu pukulan ampuh ini. Dan
ketika dua pukulan beradu dan sinar putih berkelebat dari
lengan pendekar ini tiba -tiba Cheng-bin Yu-lo
terjengkang roboh dan mencelat terguling-guling.
"Bress...!" kakek itu mengeluh. Untuk pertama
kalinya kakek ini kelihatan terkejut, matanya
membelalak. Tertegun dan bangun berdiri dengan
kaki menggigil, tubuh bergoyang seolah melihat
hantu di siang bolong. Tapi begitu sinar putih lenyap
dari lengan lawannya dan Kim-mou-eng berdiri
tegak tiba-tiba kakek ini berseru,
"Pek-sian-ciang...!"
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng mengangguk. "Ya, kau kenal
pukulanku, paman? Itu memang Pek-sian-ciang,
terpaksa kugunakan karena kau..."
"Keparat!" kakek itu menubruk, menghentikan
omongan lawan dan kembali menyambar dengan
sepuluh cengkeraman jarinya itu, rupanya penasaran,
juga marah. Dan Kim-mou-eng yang tentu saja terkejut
dan mengerutkan keningnya segera mengerahkan lagi
Pek-sian-ciangnya itu. kali ini tujuh bagian karena
dengan enam bagian pamannya itu dapat bertahan,
hal yang membuat dia kagum juga. Dan ketika sepuluh
cengkeraman itu bertemu Pek-sian-ciang untuk kedua
kali maka tiba-tiba kakek ini menjerit dan terlempar
roboh, melontakkan darah.
"Augh... dess!"
Cheng-bin Yu-lo terguling- guling. Kim- mou-eng
tercekat melihat pamannya jatuh bangun itu, ternyata
dengan tujuh bagian tenaga tak dapat dia menghadapi
Pek-sian -ciangnya itu, terlalu ampuh. Dan ketika dia
berseru dan melompat menghampiri pamannya tiba-tiba
Cheng-bin Yu-lo berteriak melarikan diri.
"Kim-mou -eng, kau bocah jahanam. Kau
berani melawan orang tua...!"
Kim-mou-eng tertegun. Dia mau mengejar, tapi Yu
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bing yang berkelebat menahan lengannya tiba- tiba
mendesis, "Kimsan, tak perlu dikejar. Paman kumat
lagi gilanya...!"
Kim-mou-eng terbelalak. "Kumat? Gila...?"
"Ya, paman terserang syaraf, Kim-mou-eng. Dia
tersesat melatih kitab catatan itu hingga keracunan!"
"Ah, bagaimana itu?"
"Mari kita masuk, kita duduk di situ," Yu Bing
menggigil, pucat memandang kepergian pamannya
yang tampak melengking-lengking dikejauhan sana.
Lengking kecewa disusul tawa setengah tangis,
memang mendirikan bulu roma. Tapi Kim-mou-eng
yang duduk dan masih tergetar oleh pamannya tadi
tiba-tiba menghela napas dengan sikap murung.
"Saudara Yu, rupanya apa yang dikhawatirkan ibu
terjadi. Sungguh tak kukira kalau aku bertemu pamanku
dalam keadaan begini. Sungguh patut disesalkan."
"Ya, tapi yang lewat sudah lewat, Kim-moueng. Tak perlu disesalkan lagi karena pamanmu itu
orang keras kepala."
"Dan kau juga menyebutnya paman. Apakah..."
"Tidak," Yu Bing menggeleng. "Aku tak ada ikatan
darah dengan pamanmu itu, Kim-mou- eng. Kupanggil
dia paman karena itu atas permintaannya sendiri."
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Jadi...?"
"Aku anak sebatangkara. Cheng-bin Yu-lo
menemukanku dan mengambilku sebagai murid. Tapi
karena dia ingat kau dan putus asa mendapatkanmu
maka dia menganggapku sebagai dirimu dan menyuruhku
memanggilnya paman, bukan suhu (guru)!"
"Ooh...!" Kim-mou-eng tertegun. "Jadi
pamanku itu juga selalu ingat keponakannya?"
"Ya, dan bertahun-tahun dia menderita, Kimmou-eng. Karena itu maafkan dia kalau
menyerangmu dan menjadi buas seperti itu!"
Kim-mou-eng mendelong. Sekarang dia mulai
mengerti, memang tadinya heran bagaimana Yu Bing ini
memanggil pamannya juga "paman", seolah diantara
mereka ada hubungan keluarga. Tapi setelah Yu Bing
menceritakan itu dan hal itu jelas baginya akhirnya Kimmou-eng mengangguk-angguk dan kerut di keningnya
semakin dalam. Dan Yu Bing mulai bercerita, tentang
pamannya itu dan juga tentang diri sendiri. Betapa
limabelas tahun yang lalu Cheng-bin Yu-lo
menemukannya sebagai anak terlantar, mengais-ngais
sampah tiada ubahnya anak gembel, memungutnya dan
memberinya ilmu kepandaian tinggi karena kakek itu
teringat keponakannya, Kim-mou-eng yang tak diketahui
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tempat tinggalnya karena bocah itu telah berubah, sama
sekali tak disangka kakek ini bahwa Kimsan, anak adik
perempuannya itu telah berubah menjadi seorang
pendekar. Begitu tinggi kepandaiannya hingga disegani
kawan ditakuti lawan, karena pendekar itu adalah murid
Bu-beng Sian-su. Dan ketika Yu Bing menceritakan
betapa pamannya tersesat oleh isi kitab yang dilatih
sembarangan hingga Cheng-bin Yu-lo memiliki muka
kehijau -hijauan sebagai tanda keracunan maka Yu Bing
terisak sampai di sini.
"Paman tersesat, Kim- mou-eng. Dia
mempelajari isi kitab tanpa pembimbing."
"Ya, aku tahu. Aku dapat merasakan itu."
"Dan dia keracunan, setiap saat bisa terancam
jiwanya tanpa dapat tertolong lagi!"
"Tapi bukankah dia memiliki Pek-houw-cu?"
Kim-mou-eng teringat.
"Pek-houw-cu memang membersihkan racun,
Kim- mou-eng. Tapi kalau racun kembali
ditimbulkan oleh latihan sinkang yang salah maka
keadaannya sama saja dan tidak berubah!"
Kim-mou-eng terkejut. "Maksudmu..."
"Benar," Yu Bing memotong. "Paman terlanjur
salah melatih sinkang, Kim-mou-eng. Dan hal ini tak
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dapat dirubah lagi. Dan mempergunakan Pek-houw-cu
setiap keracunan tapi untuk saat yang berikut dia
keracunan lagi kalau melatih sinkangnya!"
"Jadi hidupnya mengandalkan Pekhouw-cu." "Benar."
"Dan sekali Pek-houw-cu hilang tentu..."
Yu Bing mengangguk, menutupi mukanya. Dan
ketika Kim-mou-eng tertegun dan pucat membayangkan
ini tiba- tiba Yu Bing berkata gemetar, membuka matanya,
"Kim-mou-eng, kau tahu perihal sumoimu?"
Kim- mou-eng berdesir. "Tentang
apa?" "Dia marah-marah kepadaku."
"Ah," Kim-mou-eng terkejut. "Kau bertemu
dengannya?"
"Ya, secara kebetulan, Kim-mou-eng. Ketika
dia menghabisi Cen Hok si perampok itu dan
bertemu Coa-ong Tok-kwi."
"Kau dapat menceritakannya?"
"Tentu." dan Yu Bing yang menceritakan peristiwa
itu dan asal mulanya bertemu Salima akhirnya bercerita
panjang lebar tentang gadis Tar-tar ini, gadis yang
membuat dia tergila-gila dan jatuh hati. Gadis yang
pernah ditolong ketika menghisap bau racun Ular Kecil
Emas (Kim-siauw-liong). Dan ketika percakapan
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berhenti pada waktu Salima marah-marah gara- gara
dia menceritakan Gurba mendapat Bi Nio dan Salima
menyerangnya Yu Bing tampak berkaca-kaca.
"Aku menceritakan apa adanya, Kim-mou-eng
Tarpi dia tak percaya padaku dan menuduh aku
memfitnah. Sungguh aneh!"
"Kau bilang bagaimana?"
"Aku mengatakan bahwa suhengnya
mendapat hadiah kaisar."
"Kau sebutkan
namanya?" "Maksudmu?"
"Kau katakan Gurba-suheng atau diriku?"
Yu Bing tertegun, masih tak mengerti. Dan
Kim-mou-eng menjelaskan, "Ingat bahwa sumoiku
mempunyai dua suheng, saudara Yu. Aku sebagai
suhengnya nomor dua dan Gurba sebagai
suhengnya nomor satu. Kau paham?"
"Ah, aku mengerti!" Yu Bing tiba-tiba meloncat.
"Aku tak mengatakan nama kecuali hanya
suhengnya begitu saja. Sedang suheng yang mana
sama sekali tak kusebutkan!"
"Dan dia marah-marah?"
"It ulah yang aneh, Kim-mou-eng. Padahal aku tidak
bohong dan Hek-eng Taihiap kebetulan juga datang dan
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memperkuat omonganku!"
"Tapi siapa yang kau maksud?"
"Tentu saja suhengmu itu, si Singa Daratan
Tandus Gurba!"
"Dan sumoiku, hmm..." Kim-mou-eng tiba-tiba
tersenyum pahit. "Sumoiku mungkin mengira yang lain,
saudara Yu. Jadi mengertilah aku sekarang apa yang
menjadi sebab semuanya ini. Pantas...!" dan Kim-moueng yang bersinar- sinar memandang temannya tiba-tiba
berkata, "Saudara Yu, aku telah mendapat apa yang tidak
kusangka. Ceritamu cukup memberi kesimpulan padaku.
Baiklah, sumoiku salah paham. Maaf kalau dia
menuduhmu yang bukan- bukan karena dia naik darah.
Sekarang aku mengerti, agaknya ada sesuatu yang
semakin diruwetkan seseorang!"
"Siapa? Dan apa maksudmu?"
Kim-mou-eng tak menjawab. "Kelak kau akan
mengetahui sendiri, saudara Yu. Tapi terima kasih atas
semua ceritamu ini," dan bangkit menepuk temannya
pendekar ini bertanya, "Kau tak keluar, saudara Yu?"
"Tentu saja. Kau mau pergi?"
"Ya, aku harus menyelesaikan
tugasku." "Mencari pamanmu?"
"Tidak, aku masih mempunyai sesuatu yang lebih
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
penting daripada itu. Paman sedang marah,
percuma kukejar. Sebaiknya kau saja yang mencari
dia dan kita berpisah."
"Tapi kau belum menjawab pertanyaanku tadi,
Kim-mou-eng. Aku penasaran oleh sikapmu itu!"
"Itulah," Kim-mou-eng tersenyum pahit. "Ini
urusan pribadi, Yu-twako. Kelak kau akan tahu
sendiri kalau sudah mengetahui duduk
persoalannya. Aku tak dapat menceritakannya
sekarang, maaf tak perlu kau penasaran."
Yu Bing tertegun. "Dan k au mau pergi sekarang?"
"Ya, bukankah aku harus pergi? Aku telah sembuh,
Yu-twako. Dan aku harus menyelesaikan tugasku itu
sebelum mencari Sai -mo-ong dan teman-temannya itu!"
"Baiklah, kalau begitu kita dapat keluar bersama.
Kita berpisah di luar," dan Yu Bing yang lesu memandang
pendekar ini akhirnya mengangguk dan mengajak
temannya keluar. Keluar dari istana bawah tanah itu untuk
akhirnya tiba di hutan bambu, tempat persembunyian
yang membuat Kim- mou-eng kagum. Dan ketika Yu Bing
mengangguk dan mempersilahkan dia duluan akhirnya
pendekar ini tersenyum berkelebat lenyap. Dan begitu
Kim-mou-eng lenyap meninggalkannya segera Yu Bing
pun menggerakkan
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kaki mencari pamannya.
* * *
Apa sekarang yang dikerjakan Kim-mou-eng? Hanya
satu, mencari suheng dan sumoinya itu setelah
kegagalannya di kota raja. Sesungguhnya dia terkejut
mendengar cerita Yu Bing tentang Salima diam-diam
tertegun dan dapat menangkap apa yang terjadi. Kenapa
sumoinya itu mendekati suhengnya (Gurba) dan
memusuhinya. Satu sikap yang semula dianggap aneh dan
hampir tak masuk akal. Apalagi setelah suhengnya
bermaksud membunuhnya, serangannya benar-benar tak


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kenal ampun dan sungguh -sungguh. Begitu pula sumoinya.
Demikian marah dan benci padanya, seolah dia musuh besar
yang harus dibunuh. Padahal beberapa waktu yang lalu
sumoinya itu telah menyerahkan bibir untuk dicium, tanda
cinta dan kasih sayang gadis itu untuknya. Sungguh berubah
seratus delapanpuluh derajat dengan sekarang ini. Bak langit
dan bumi! Tapi Kim-mou-eng yang telah mendengar
segalanya dari Yu Bing tiba-tiba dapat "menangkap" apa
yang menjadi misteri disini. Dan dia berdebar, terbayang
wajah suhengnya yang begitu buas memandangnya, sorot
mata 16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang penuh benci dan cemburu. Sorot seorang laki-laki
yang takut kehilangan sesuatu. Dan karena Salima ada di
situ dan sesuatu itu tentu bukan lain sumoinya itu maka
dapatlah pendekar ini mengerti apa yang sesungguhnya
terjadi. Dan dia menarik napas.
Memang, beberapa waktu yang lalu suhengnya itu
pernah menyatakan padanya bahwa suhengnya itu
mencintai Salima. Dan dia tertawa saat itu, merasa geli
dan sama sekali tidak ada cemburu karena waktu itu dia
sendiri tidak tahu apakah dia mencintai sumoinya atau
tidak. Salima dianggapnya sebagai adik seperguruan dan
habis hanya sampai di situ saja. Tak tahu dan terkejut
ketika suatu hari dia mendengar sumoinya justeru
mencintai dirinya, tidak mencintai suhengnya. Tapi karena
waktu itu dia menganggap semuanya ini main-main dan
gurauan diantara mereka maka dia tak menanggapi
serius kabar ini. Seolah itu adalah kabar burung baginya.
Boleh didengar tapi tak perlu diperhatikan. Tapi ketika
semakin lama hubungan mereka bertiga tampak semakin
aneh dan satu sama lain seolah kejar-kejaran akhirnya
Kim- mou-eng mengerutkan kening dan mulai
memperhatikan.
Betapa tidak. Sumoi dan suhengnya itu dianggapnya
lucu. Kalau suhengnya mendekati Salima tiba-tiba Salima
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyingkir dan mendekati dirinya. Dan kalau dirinya
mendekati Salima tiba- tiba suhengnya melotot dan
tampak tidak senang. Aneh! Tapi Kim-mou-eng
tersenyum geli. Sesungguhnya waktu itu belum ada
bibit-bibit cinta di hatinya. Dia menganggap suheng
dan sumoinya itu sebagai saudara-saudara sendiri,
saudara seperguruan. Tapi karena hubungan mereka
terasa tegang dan ada sesuatu yang "tidak beres"
maka mempergunakan alasan itu dia meninggalkan
suku bangsanya dengan dalih mencari Yu-lopek,
pamannya. Tapi Salima ternyata mencarinya. Dia
disusul dan dikejar, disuruh kembali dan tentu saja
menolak. Dan ketika dia bersikeras dan Salima juga
ngotot akhirnya mereka malah melakukan perjalanan
bersama dan menikmati kemesraan bersama pula
dalam perjalanan mereka, puncaknya adalah ciuman
yang dia berikan pada sumoinya itu. Ciuman tanda
cinta! Dan ketika dia terkejut dan sadar bahwa dia
melakukan sesuatu yang bakal tak dapat dilupakan
sumoinya tiba-tiba mereka bertengkar dan berpisah.
Kim-mou-eng menghela napas Dia tersenyum pahit,
diam-diam menyesali diri sendiri kenapa dia melakukan
itu. Kenapa harus mencium. Tapi karena Salima memang
gadis yang menarik dan bibir itu tampak
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
demikian indah dan menantang dan menggairahkan
hatinya tanpa sadar dia mencium dan melumatnya mesra.
Ah, salahkah dia? Bukankah yang salah adalah bibir itu?
Kalau saja bibir itu tak demikian manis dan indah tentu dia
tak bakalan mencium. Tapi, benarkah ini? Tak terlalu
kekanak-kanakankah pembelaannya ini? Sebab, kalau
darah mudanya tak ikut bergolak dan tertarik oleh semua
keindahan itu tentu dia juga tak usil menyentuh bibir
Salima. Jadi yang salah adalah nafsunya, darah
mudanya, berahinya yang bangkit waktu itu. Dan kalau
dia mau jujur dan bicara terbuka yang salah adalah dia
sendiri! Tapi, eh... nanti dulu. Bukankah itu sudah kodrat?
Bukankah setiap lelaki bakal tertarik dan ingin melakukan
seperti apa yang dia lakukan? Seorang lelaki muda tentu
akan bergairah kalau ditemani seorang wanita muda pula.
Apalagi kalau wanita itu juga mencintainya. Siap
menyambut dan memberi kemesraan yang begitu aduhai.
Nikmatnya saja teringat sampai tujuh turunan! Dan Kimmou-eng yang menyeringai oleh debat di dalam hatinya
ini akhirnya menampar dan mengetok dahi sendiri.
Manusia tak boleh menang- menangan, begitu
pikirnya. Kita tak boleh membela diri sendiri kalau salah.
Salima sudah dicium, itu fakta. Dan Salima menganggap
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dia mencintainya karena cium itu sebagai bukti. Titik.
Masalah cium itu bukan cinta atau hanya "sekedar cinta"
itu bukan urusan bagi sumoinya. Yang jelas, sumoinya
kecewa ketika dia menyatakan dirinya tak tahu apakah dia
mencintai sumoinya itu atau tidak. Padahal baru beberapa
detik yang lalu dia telah mencium sumoinya. Bukankah itu
cinta? Kenapa dia mengelak dan harus bicara berputarputar tentang cinta? Dan sumoinya marah-marah. Mereka
bertengkar, berpisah dan akhirnya dia melihat sumoinya
sudah berkumpul dengan suhengnya. Mendengar
suhengnya mengamuk di kota raja dan menyusul dirinya.
Atau lebih tepat, begitu pikirnya, menyusul Salima karena
sesungguhnya suhengnya tak tahan berlama-lama
ditinggal sumoinya. Jadi itulah faktor kenapa suhengnya
ada di Tionggoan (pedalaman), tidak di luar tembok besar
sebagaimana biasa suhengnya tinggal. Dan melihat
suhengnya memusuhi dirinya dan menyebut dirinya
sebagai pengkhianat tiba-tiba Kim-mou-eng penasaran
dan mengepal tinju.
Suhengnya ini mengada -ada. Apa maksudnya
dengan kata-kata pengkhianat itu? Dan kenapa pula
sumoinya juga menuduhnya demikian? Dan dia
melihat sorot kebuasan di mata suhengnya itu, seolah
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
suhengnya ingin melenyapkannya dari muka bumi.
Seakan dia seteru yang harus dibinasakan. Melihat
suhengnya khawatir melirik sumoinya, yang waktu itu ikut
menyerangnya dan membabi-buta dengan pukulanpukulan mautnya. Dan karena ada sesuatu yang tidak
beres pula dilihatnya dalam masalah ini akhirnya Kimmou-eng berkeputusan dia harus menemui suheng dan
sumoinya itu, terutama suhengnya. Minta penjelasan dan
pertanggungan jawab suhengnya itu atas serangan yang
dia lakukan. Kenapa dia dituduh pengkhianat dan harus
dibunuh, padahal dia tak merasa bersalah dan ingin
mendapat keadilan. Dan karena urusan ini agaknya
menyangkut pula segi tiga diantara cinta mereka maka
Kim-mou-eng dapat meraba apa yang sesungguhnya
terjadi, apa yang menjadi keinginan suhengnya itu.
Urusan pribadi yang sudah dicampuradukkan dengan
urusan lain. Dan karena itu harus diselesaikan dan Kimmou-eng dibuat penasaran akhirnya dia melanjutkan
perjalanan dan meneruskan pencariannya itu.
Dan seminggu kemudian dia menemukan
suhengnya itu! Waktu itu, secara tidak sengaja
sebenarnya dia ingin mandi, tiba di sebuah bukit kecil
dimana suara gemericik air membuatnya gerah. Melihat
tubuh kotor dan penuh debu. Sudah saatnya dia
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membersihkan diri. Tapi ketika dia melangkah
menghampiri sumber air itu dan siap melepas bajunya
tiba-tiba dia mendengar teriakan seseorang.
"Aduh, ampun, taihiap. Ampun...!"
Kim-mou-eng sudah berkelebat ke tempat ini.
Teriakan itu terdengar di sebelah kiri, tak begitu jauh.
Kini terganti rintihan dan seseorang menggelepar di
sana, mengaduh. Dan ketika Kim-mou-eng terbelalak
dan tertegun memandang ke depan maka seseorang
bersuara berat mengancam orang ini, laki-laki
berpakaian pengawal.
"Kau berani menyusulku ke mari? Kau berani
mencari-cariku sampai ke sini? Kubunuh kau,
pengawal dungu. Kupatahkan lehermu nanti kalau
tidak cepat pergi. Ayo pulang ke tempatmu!"
"Ampun... ampun... aku memang akan pulang,
taihiap. Tapi... tapi pesan hujin (nyonya) harus
kusampaikan dulu. Dia merindukan taihiap, mohon
taihiap menjenguknya dan pulang sebentar...!"
"Kau berani bicara itu-itu lagi? Kuinjak kau nanti!"
"Tidak, ah... ampun...!" laki-laki ini menggeliat,
sesosok bayangan tiba-tiba berkelebat dan menginjak
punggungnya. Dan ketika laki-laki itu mengeluh dan
meratap-ratap maka bayangan ini, laki-laki bersuara
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berat itu, yang bukan lain Gurba adanya sudah
membentak,
"Pengawal, beri tahu pada Bi Nio bahwa aku
tak ada waktu. Di sini ada sumoiku, berani kau
mengganggu dan mengacau keadaan? Kalau kau
tak cepat minggat tentu kupatahkan punggungmu
ini, keparat!" dan Gurba yang menendang laki-laki
itu hingga menjerit dan terlempar roboh akhirnya
disambut rintih gemetar pengawal ini.
"Baik-baik... aku akan menyampaikan katakatamu, taihiap. Tapi ada satu berita yang terpaksa
kuberitahukan di sini. Hujin mengandung!"
"Apa?" Gurba terkejut. "Dia hamil?"
"Ya, dan aku disuruhnya memberi tahu, taihiap. Dan
kaisar telah tahu pula. Hujin minta agar taihiap
menjenguknya sebentar karena kaisar ingin merayakan
pesta gembira untuk menyambut berita ini. Dia..."
"Dess!" pengawal itu menghentikan kata-katanya,
menjerit dan terbanting ketika Gurba menggereng,
berkelebat menendangnya begitu marah. Seluruh
mukanya merah padam diiringi mata yang melotot,
berapi-api. Dan ketika Gurba membentak dan pengawal
itu mengaduh tiba-tiba raksasa ini mencengkeram batok
kepala pengawal itu.
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
" Tikus busuk, itu bukan berita gembira bagiku. Itu
kutuk. Jahanam kau...!" dan Gurba yang mencelat
mencengkeram pengawal ini tiba -tiba disambut keluhan
lirih laki-laki malang itu. Maklum jiwa dalam bahaya dan
tak ada kesempatan lagi baginya menghindar. Kalaupun
menghindar, mana mungkin dia selamat dari raksasa
yang sedang marah ini? Tapi persis Gurba membentak
dan siap membunuh pengawal itu tiba-tiba Kim-mou-eng
berkelebat membentak suhengnya ini,
"Suheng, tahan... dukk!" dan dua lengan yang
bertemu di udara dan menggetarkan masing-masing
pihak akhirnya membuat si pengawal mencelat dan
terlempar bergulingan oleh adu benturan yang
mengguncang jantung ini, terkejut tapi girang melihat
Kim-mou- eng. Dan begitu dia berteriak tapi Gurba
terhuyung mundur maka pengawal ini sudah berseru,
"Kim- mou-eng, tolong aku. Suhengmu hendak
membunuh aku...!"
Kim-mou-eng mengangguk. Dia menyuruh si
pengawal menjauh, memberi isyarat agar pengawal itu
tenang, bahkan pergi saja dari tempat itu. Dan ketika
dua laki-laki ini berhadapan dan kakak serta adik
seperguruan saling berkilat memancarkan pandangan
akhirnya Kim-mou-eng menegur dulu,
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Suheng, kau terlalu. Kenapa kau hendak
membunuh pengawal yang tidak berdosa itu?"
"Keparat!" Gurba menggeram. "Kau datang,
sute? Kau menyerahkan diri?"
"Tidak, aku justeru mencarimu. Diantara kita
ada persoalan," dan sementara suhengnya melotot
menggeram marah pendekar ini mengibaskan
lengan. "Suheng, pengawal ini adalah suruhan
isterimu. Dia datang sebagai utusan, kenapa kau
bersikap kejam dan hendak membunuhnya?
Dimana nurani dan kegagahanmu itu?"
"Kau tahu?" suhengnya terbelalak. "Kau
mendengar ocehan pengawal ini?"
"Ya, aku mendengarnya, suheng. Dan aku juga
tahu perihal selir kaisar itu. Kau telah menerima dan
memperisteri Bi Nio yang..."
"Dess!" Kim-mou-eng menghentikan kata-katanya,
ditubruk dan mendengar bentakan suhengnya yang
dahsyat, pukulan Tiat-lui-kang langsung menyambar dan
menghantamnya. Begitu cepat, begitu ganas. Dan ketika
Kim-mou-eng terguling-guling dan berteriak kaget maka
suhengnya sudah mengejar dan berkelebat
menyerangnya bertubi-tubi. "Sute, kau manusia terkutuk.
Kau suka mencampuri urusan orang lain...
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
des-dess!" dan Kim-mou- eng yang lagi- lagi terlempar
dan mencelat bergulingan oleh pukulan suhengnya ini
akhirnya melengking dan membentak marah, melompat
bangun dan mengelak ketika suhengnya menyerang lagi.
Tiat-lui-kang menyambar dan meledak di samping
kepalanya, pohon di sebelah hancur dan tumbang
menjadi tiga. Roboh berderak dan mengejutkan si
pengawal, berteriak dan ngumpet melihat tampang Gurba
yang mengerikan. Dan ketika Gurba membentak dan
maju kembali akhirnya Kim- mou-eng berkelebatan dan
terpaksa melayani suhengnya ini.
"Suheng, kau keji. Kau licik!"
"Tidak, kau yang harus dibinasakan, sute. Kau
pengkhianat dan manusia sialan. Kubunuh kau,
kucincang tubuhmu... brakk!" dan sebatang pohon yang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali roboh diterjang raksasa ini akhirnya membuat
Kim-mou-eng marah, membalas dan mulai menyerang
suhengnya itu. Dan ketika Gurba juga menangkis dan
menampar sutenya itu maka keduanya sudah bertempur
dan bertanding dengan seru. Mula-mula kelihatan, kian
lama kian cepat hingga sebentar kemudian lenyap, sang
pengawal tak dapat melihat lagi mana Kim-mou-eng
mana Gurba. Kedua-duanya bergerak sama cepat dan
pukul-memukul. Tiat-lui-kang menyambar-nyambar dan
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kilatan sinar merah mendesing disekitar tempat itu, tak
jarang meledak dan nyaris mengenai telinga pengawal
ini, terjengkang dan roboh tengkurap oleh sambaran
hawa panas yang membuat dia ngeri. Semangat
seakan terbang mengikuti pertandingan itu. Dan ketika
dua bayangan itu berkelebatan dan Gurba berkali-kali
menggeram menyerang sutenya akhirnya dalam satu
benturan keras keduanya tampak terpental dari
gulungan pertempuran.
"Des-dess!"
Gurba dan Kim-mou-eng sama-sama mengeluh
tertahan. Mereka terlempar, keluar dari bayangan itu dan
terpelanting ke kiri kanan. Tapi Gurba yang sudah
menggereng melompat bangun ternyata menyerang lagi,
menubruk sutenya itu dan melancarkan Tiat-lui -kang.
Dan ketika Kim-mou-eng juga membentak dan mengayun
tubuhnya tiba-tiba pendekar inipun mengerahkan Tiat-Iuikang menyambut suhengnya.
"Plakk!"
Mereka kembali terjengkang. Gurba ternyata
memiliki kekuatan tak jauh dengan sutenya, masingmasing memiliki sinkang (tenaga sakti) hampir
berimbang. Tak ada yang kalah tak ada yang menang.
Dan ketika Gurba meraung dan membentak sutenya itu
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
maka Kim-mou-eng juga melengking menyambut
suhengnya ini, sama-sama penasaran.
"Suheng, kau tak dapat merobohkan aku!"
"Tidak, aku pasti merobohkanmu, sute. Dan sebagai
bukti lihatlah ini... klap!" dan Gurba yang tiba-tiba
mengeluarkan Pek-sian-ciang menghantam sutenya
mendadak membuat Kim-mou-eng terkejut, melihat sinar
putih berkelebat ke arahnya. Tentu saja kaget bukan main
karena Pek- sian-ciang sesungguhnya tak boleh
dikeluarkan begitu saja, hanya untuk maksud membunuh!
Dan karena waktu sudah tidak ada lagi dan mengelak
juga tidak keburu maka apa boleh buat Kim-mou-eng pun
mengeluarkan Pek-sian-ciangnya.
"Suheng, kau kejam!"
Benturan dua pukulan itu menggelegar. Bumi seakan
diguncang gempa oleh dua kilatan Pek-sian-ciang yang
sama-sama dahsyat, baik dari Kim-mou-eng maupun dari
suhengnya. Masing-masing terlempar dan roboh terbanting,
sama-sama terluka. Gurba melontakkan darah sementara
Kim-mou-eng juga jatuh terduduk, mukanya pucat,
mendengar Gurba mengeluh di sana tapi bangkit terhuyung,
menghampirinya dengan tawa yang aneh, mendekap dada.
Roboh tapi bangkit lagi menghampiri sutenya dengan
beringas. Dan ketika Kim28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mou-eng juga bangkit terhuyung dan terbelalak
memandang suhengnya ini maka Kim-mou-eng
mendesis dengan muka merah padam.
"Suheng, kau gila. Kau tidak waras!"
"Ha-ha, aku memang gila, sute. Tapi yang
membuat gila adalah kau!" Gurba tertawa serak,
mukanya mengerikan dan sikapnya menyeramkan
sekali. Tak peduli luka-lukanya dan menghampiri Kimmou -eng, terhuyung-huyung dan siap melancarkan
pukulan lagi. Tapi belum mereka bergebrak dan saling
melotot tiba-tiba Salima muncul, berkesiur dengan bau
harum tubuhnya sehabis mandi.
"Twa-heng, apa yang terjadi? Siapa musuh... aih!"
Salima tertegun, menghentikan kata-katanya dan
tertegun memandang Kim-mou-eng, suhengnya
nomor dua. Melihat bibir suhengnya mengalirkan
darah dan tersenyum padanya. Senyum pahit. Dan
Salima yang tertegun melihat ini tiba-tiba terisak dan
tanpa sadar menghampiri suhengnya nomor dua itu.
"Ji-suheng (suheng nomor dua)...!"
Salima hampir menubruk. Gadis ini rupanya
teringat kenangan lama, begitu saja menubruk dan
siap memeluk suhengnya itu. Tapi Gurba yang
menggereng membentak marah tiba-tiba berseru,
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Sumoi, tahan. Jangan sentuh si pengkhianat itu...!"
Salima terkejut. Uluran tangannya tiba-tiba terhenti,
mukanya pucat dan mundur selangkah. Ingat bahwa
Kim-mou-eng bukanlah kekasihnya, tapi pengkhianat
yang telah kawin dengan Bi Nio, selir kaisar. Dan
Salima yang tertegun memandang berkilat
tiba-tiba mendengus dan melempar pandangan berapi.
"Ji-suheng, kau datang menyerahkan diri?" "Tidak,"
Kim-mou-eng tertawa getir. "Aku datang
justeru hendak menemui twa -suheng, sumoi. Minta
pertanggungjawabnya tentang..."
"Kentut busuk!" Gurba tiba-tiba menggereng. "Dia
datang untuk mengacau keadaan, sumoi. Lebih baik
bunuh dan tangkap dia ini... wutt!" Gurba tiba-tiba
menampar, terhuyung berkelebat menyerang sutenya itu.
Sungguh nekat. Tapi Kim-mou -eng yang mengelak dan
melompat menghindar tiba-tiba berseru,
"Suheng, tak perlu segala omong kosong ini.
Kaulah yang mengacau keadaan. Kau tak memberi
kesempatan padaku untuk membela diri dan
menutup keculasanmu!"
"Tak peduli. Kau yang mengganggu kami, sute. Kau
memalukan kami dan menjadi pengkhianat...!" Gurba
menerjang lagi, tampak bernafsu menutup mulut
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sutenya ini bicara macam-macam. Jelas kelihatan
gelisah dan khawatir oleh kedatangan sumoinya.
Apalagi sang pengawal masih bersembunyi tak jauh di
sana, ingin dia membunuh dan melenyapkan salah
satu, terutama sutenya ini karena sutenya inilah yang
amat lihai. Tak boleh banyak bicara dan harus segera
dilenyapkan. Tapi ketika sutenya mengelak dan Kimmou-eng terhuyung ke sana ke mari menangkis
serangan suhengnya tiba-tiba Gurba berteriak,
"Sumoi, kau bantu aku. Tangkap pengkhianat ini!"
Salima mengangguk. Dia sudah berpikir ke situ,
sakit hatinya teringat "pengkhianatan" Kim-mou-eng.
Darah tiba-tiba mendidih dan benci sekali memandang
pendekar ini. Dan ketika Gurba berteriak dan kakaknya itu
membabi buta menyerang lawan tiba-tiba Salima
melengking menyerang suhengnya ini, Kim-mou-eng.
"Ji-suheng, kau memang patut dibunuh... tarr!"
dan Tiat-lui-kang yang menyambar dan meledak ke
arah Kim-mou -eng tiba-tiba tak dapat dielakkan,
telak mengenai pendekar ini karena Kim-mou -eng
sibuk menghindari serangan Gurba. Tentu saja
kalut dan mengeluh oleh serangan sumoinya. Dan
ketika dia terpental dan terguling-guling maka
Gurba terbahak gembira menyerbu beringas.
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Sute, kau akan terbunuh!"
Kim-mou-eng pucat. Dia tak ada waktu
menangkis, melanjutkan gulingan tubuhnya ke kiri,
mengelak. Pukulan suhengnya meledak di sisi
tubuhnya bagaikan petir, dikejar dan diserang lagi tiga
kali berturut-turut, semuanya luput. Tapi ketika dia
melompat bangun dan membentak suhengnya tiba tiba tamparan Salima mengenai telinganya, tamparan
Tiat-lui-kang. Mendengar sumoinya melengking dan
marah kepadanya. Tentu saja membuat dia terjungkal
dan suhengnya tertawa gembira, melompat dan
melancarkan satu pukulan dahsyat yang mengenai
tengkuknya. Kali itu Gurba berhasil dan Kim-mou-eng
mencelat. Dan ketika Kim-mou-eng mengeluh dan
mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah maka
Gurba berseru pada sumoinya,
"Sumoi, habisi dia. Bunuh si pengkhianat ini...!"
Kim-mou-eng memejamkan mata. Dia sudah tak
sanggup lagi melawan, tubuhnya luka-luka. Apalagi
sumoinya ikut mengeroyok. Terang tak dapat dia menghindar
dan pasrah kepada maut, melihat suhengnya begitu beringas
dan matanya berapi- api, penuh nafsu membunuh. Dan
ketika Salima juga melengking dan melancarkan pukulannya
tiba-tiba, aneh sekali, Kim32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mou-eng duduk bersila.
"Suheng, kau rupanya benar- benar
menghendaki jiwaku. Baiklah, aku memasrahkan
diri kepada Tuhan tapi kebenaran tak mungkin kau
kalahkan dengan kejahatan...!"
Gurba tertegun. Kilatan sinar aneh tiba-tiba
memancar di wajah sutenya itu, sinar sekilas yang
lenyap kembali bersama selesainya seruan itu. Tak
mengerti tapi melanjutkan pukulannya, menghantam
dada Kim-mou-eng dengan sepenuh tenaganya. Tak
ragu lagi sutenya akan tewas saat itu juga. Dan ketika
Salima juga membentak dan tertegun sejenak oleh
kilatan di wajah suhengnya tiba-tiba dua pukulan itu
berbareng menyambar Kim-mou-eng.
Tapi sesuatu yang di luar dugaan tiba-tiba terjadi.
Sesosok bayangan seperti asap tiba-tiba muncul
mengangkat Kim-mou-eng dan memindahkan pendekar
yang sedang bersila itu ke belakang, asap ini sendiri
sudah ada di depan dia menerima dua pukulan itu.
Seseorang terdengar mengeluarkan seruan lirih. Dan
ketika dua pukulan Salima dan suhengnya menghantam
asap ini, yang berada di depan Kim-mou-eng tiba- tiba
dua orang itu lenyap seperti amblas ke dalam lautan.
"Bress!" Salima dan suhengnya terjerumus.
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mereka tahu-tahu roboh di pangkuan "asap" ini,
seorang kakek yang tertutup wajahnya dengan
semacam halimun (kabut). Entah kapan sudah
menggantikan kedudukan Kim-mou -eng dan tahutahu berpindah tempat. Kim-mou-eng sendiri sudah di
belakang kakek itu sama-sama bersila. Dan ketika
mereka terkejut dan berseru tertahan maka "asap" ini,
kakek yang tak diketahui kapan datangnya itu sudah
menangkap lengan mereka dengan lembut, diiringi
pula seruan halus yang menyejukkan hati.
"Thian Yang Maha Agung, apa yang kalian
lakukan, anak-anak?"
Gurba dan sumoinya terkejut. Mereka kaget
bukan main, membelalakkan mata lebar-lebar,
seketika merenggut lengan mereka dan melepaskan
diri. Dan ketika mereka mengenal suara itu dan
tertegun dengan muka pucat tiba-tiba mereka
menjatuhkan diri berlutut dan langsung berseru,
"Suhu...!"
Kakek ini, yang tertawa renyah mengangguk. Dia
mengusap Gurba dan Salima tiga kali, masing-masing
merasakan sentuhan luar biasa yang begitu dingin,
menembus kemarahan dan semua panasnya hati. Salima
tergetar dan beradu pandang dengan sorot yang begitu
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mencorong, seperti mata naga, kuat dan berpengaruh
namun lembut menundukkan semua kekasaran. Terkejut
dan cepat menundukkan kepala karena sinar yang
mencorong itu keluar dari balik halimun, tak kuat dia
bertahan. Seperti api, atau seperti es! Dan ketika Salima
menggigil dan Gurba juga menunduk tak tahan menatap
dua sinar yang berkilauan itu maka kakek ini menghela
napas dengan pertanyaan lembut.
"Anak-anak, apa yang terjadi? Kenapa kalian
hendak membunuh Kim-mou-eng?"
Gurba menelan ludah, gemetar. Tiba-tiba kelu dan
tak dapat menjawab. Entah kenapa dia gentar oleh
perbawa kakek yang luar biasa ini. Baru kali ini ketemu
lagi setelah bertahun-tahun tak nampak. Tubuh kakek itu
seolah memancarkan getaran agung seorang dewa,
bersih dan suci. Begitu besar pengaruhnya hingga
rumput-rumput disekitar mereka menunduk hormat.
Seolah kedatangan malaikat. Angin pun tak berhembus!
Dan ketika Gurba menggigil dan pertanyaan itu diulang
maka Salima maju mewakili suhengnya.
"Maaf, ji- suheng berkhianat, suhu. Kami
hendak membunuhnya karena ia menyakiti kami!"
"Hm, apa yang terjadi? Berkhianat tentang apa?"
Salima tertegun. "Dia... dia meninggalkan suku
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bangsa Tar-tar bersahabat dengan bangsa Han!"
"Betulkah?" kakek itu bertanya, tiba-tiba
memandang Salima dengan tajam hingga Salima merasa
dijenguk isi hatinya. Ngeri karena kebohongannya tiba-tiba
nampak, tak dapat menyembunyikan diri dari sorot mata
naga itu karena sesungguhnya dia marah bukan oleh sebab
itu, melainkan karena suhengnya kawin dengan selir kaisar.
Dia cemburu, dia marah! Dan ketika Salima tertegun dan tak
dapat menjawab mendadak gadis ini menangis dan terisakisak!
"Suhu, ampunkan teecu. Teecu tahu dari twasuheng (Gurba)...!"
"Hm..." kakek ini sekarang memandang Gurba.
"Betulkah begitu, Gur-ji. Kau yang memberi tahu
Kim-mou-eng berkhianat?"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Beb... betul!" Gurba tiba-tiba tertodong. "Teecu...
teecu mendengar Kim-sute bersahabat dengan
orang-orang Han, suhu. Dan satu diantaranya
adalah mendekati puteri Wang-taijin!"
"Dan kau menganggapnya berkhianat?"
Gurba dan Salima tak menjawab.
"Ayo jelaskan padaku, Gur-ji. Apa yang kalian
maksud dengan berkhianat itu!"
Salima akhirnya menggigil, "Kim-suheng berkhianat
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
karena ia bersahabat dengan musuh, suhu. Bahwa suku
bangsa Tar-tar habis tapi dia bersenang-senang dengan
selir kaisar. Memperisteri selir kaisar dan tidak
bertanggung jawab lagi kepada suku bangsanya!"
"Hm, betulkah?"
Gurba tak menjawab, dan Salima kembali
mengangguk, berseru nyaring, dadanya berombak,
berapi-api memandang ji -suhengnya itu. "Betul, suhu.
Dan suhu boleh tanyakan sendiri pada ji- suheng.
Teecu mengetahuinya ini dari Twa-heng, dan... dan..."
Salima terisak. " Dia mengkhianati teecu pula, suhu.
Kim-mou-eng jahat dan penipu...!"
Salima menangis, tak dapat menahan sakit
hatinya dan tersedu di depan kakek dewa itu,
mengguguk, kedua pundaknya berguncang-guncang
hingga tangisnya terdengar demikian sedih sekali,
menyayat perasaan. Dan ketika suhunya menghela
napas dan ganti memandang ke belakang tiba-tiba
Kim-mou-eng ditanya, lembut dan penuh kasih,
"Kim-mou-eng, benarkah kata-kata sumoimu ini?"
Kim-mou-eng pucat. Dia tentu saja menggeleng,
terbelalak mendengar suhengnya bercerita yang bukanbukan pada sumoinya. Kini dugaannya semakin kuat,
bahwa suhengnya memang menjadi dalang dari semua
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
permusuhan ini. Karena cinta segi tiga! Dan Kimmou-eng yang menggigil memandang suhunya tibatiba menjatuhkan diri berlutut, terbatuk menahan
kemarahan dan hampir saja melontakkan darah,
menekan dada yang sakit.
"Ampun, teecu (murid) tidak melakukan seperti
yang dikata sumoi, suhu. Justeru suhenglah yang
melakukan semuanya itu!"
"Tidak!" Gurba melengking. "Kau berkhianat,
sute. Kau meninggalkan bangsa Tar-tar dan galanggulung dengan puteri Wang-taijin!"
Kim-mou-eng marah. Dia melotot, tapi sebelum
dia menjawab tiba- tiba gurunya menekan pundaknya
menyuruh dia diam. Dan saat itu sebuah tenaga
hangat memasuki dadanya lewat pundak ini. Seketika
melonggarkan napasnya dan rasa sakit di dada hilang.
Kim-mou-eng sembuh! Dan ketika pendekar ini
tertegun dan sadar bahwa guru mereka ada diantara
mereka maka kakek dewa itu, yang bukan lain Bubeng Sian-su adanya menegur,
"Gur-ji, kenapa kau mengalihkan perhatian dengan
menyebut-nyebut nama Wang-taijin? Bukankah yang
ditekankan sumoimu adalah selir kaisar? Nah, sekarang
jawab dengan jujur. Kalian hendak membicarakan
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Wang-taijin ataukah kaisar?"
Gurba tertegun. "Wang-taijin, suhu...!"
"Tidak, selir kaisar, suhu!" Salima protes. "Karena
dengan selir kaisar itulah ji-suheng menyakiti kami!"
"Kalau begitu mana yang diturut? Wang-taijin
ataukah selir kaisar?"
"Selir kaisar!"
"Tidak, Wang-taijin...!"
Salima melotot. Dia melihat suhengnya tiba-tiba
mengalihkan pembicaraan, tidak lagi kepada selir kaisar
dimana selama ini dia dibakar melainkan kepada Wang-taijin
yang mempunyai puteri cantik itu, Cao Cun. Gadis yang
sudah dia kenal tapi betapapun tidak sampai dijadikan isteri
ji-suhengnya karena ji-suhengnya telah kawin dengan selir
kaisar. Jadi terhadap selir itulah dia sakit hati dan marah.
Masalah Cao Cun tak lagi diingat karena Cao Cun sudah di
luar persoalan. Tidak seperti Bi Nio, selir kaisar yang telah
merebut ji-suhengnya itu! Tapi ketika Salima terbelalak dan
marah pada suhengnya maka Bu-beng Sian-su mengangkat
lengannya.
"Anak-anak, kalian tampaknya bertentangan
sendiri. Baiklah, kalau kalian belum ada kesepakatan
biarlah kutunggu kalian menyelesaikan ini dan siapa
yang harus dibicarakan. Bertengkarlah!"
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima tertegun. Gurba juga terkejut, masingmasing merah mukanya dan tampak terpukul, malu. Tapi
karena Salima selama ini merasa dibakar hanya dengan
masalah selir kaisar itu maka Salima menegur, "Suheng,
kau jarang sekali membicarakan tentang Wang-taijin.
Kenapa sekarang membicarakan itu dan tidak Bi Nio?"
Gurba mulai gugup. "Karena sute laki-laki mata
keranjang, sumoi. Dia juga berhubungan dengan puteri
Wang-taijin itu seperti apa yang selama ini kudengar."
"Tapi dengan Wang-taijin tak ada hubungannya
dengan masalah pengkhianatan. Kau selama ini
menekankan padaku akan cerita selir kaisar!"
"Itu... itu..." Gurba bingung. "Itu sama saja,
sumoi. Karena Wang-taijin juga pembantu kaisar
dan sama-sama musuh bangsa Tar-tar!"
"Kalau begitu sebutkan hubungannya. Apakah
Wang-taijin juga ikut berperang dan membunuh
bangsa kita ataukah tidak?"
"Ini..." Gurba terbelalak. "Ini memang tak ada
hubungannya, sumoi. Tapi betapapun Kim-sute sering
berhubungan dengan puteri bupati Wang itu!"
"Tapi Cao Cun dianggap adiknya, aku tahu itu.
Dan gadis itu tak sampai menjadi isteri ji-suheng
seperti Bi Nio!"
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba terkejut. Dan belum dia menjawab Salima
pun menyudutkannya dengan satu pernyataan keras,
"Dan kau tak seharusnya mengelak omonganmu
sendiri, suheng. Bahwa kau sering membicarakan selir
kaisar daripada puteri Wang-taijin. Sekarang aku
menginginkan ini, kita bicarakan dulu selir kaisar dan
setelah itu Wang-taijin. Kalau kau tak mau berarti kau
mencurigakan, ada sesuatu yang kau sembunyikan.
Apakah kau takut?"
Pertanyaan ini sebenarnya dilepas karena dorongan
rasa jengkel saja. Salima tak tahu bahwa suhengnya
memang menyembunyikan sesuatu, rahasia pribadi.
Fitnahnya terhadap Kim-mou-eng itu. Tapi karena Salima
telah mengajukannya dan dia akan dicurigai kalau
bersikeras menolak membicarakan Bi Nio dan selalu
menghindar membicarakan selir kaisar ini akhirnya Gurba
terpojok dan tak dapat bicara, apalagi guru mereka ada di
situ. Membuat raksasa ini gentar karena pengaruh Bu beng Sian-su demikian besar. Segala dosa tampaknya
akan tersingkirkan oleh wibawa kakek dewa itu. Angin pun
semakin lemah. Pohon-pohon pun hening mematung.
Seakan siap menjadi saksi dari apa yang akan terjadi.
Penelanjangan kebohongan! Dan ketika Gurba tertegun
dan diam tak
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menjawab akhirnya Salima bertanya,
"Bagaimana, kau bersikeras menolak
membicara-kan selir kaisar, suheng?"
Gurba diam, tiga kali berturut- turut ditanya tapi
tetap tidak menjawab, mukanya merah padam,
membuat Salima merasa aneh. Dan karena keempat
kalinya suhengnya juga tidak menjawab namun juga
tidak menolak untuk membicarakan Bi Nio akhirnya
Salima menghadap gurunya berkata tegas, "Suhu,
twa-heng tidak menolak untuk membicarakan Bi Nio.
Sekarang kita bicarakan saja perihal selir kaisar itu!"
"Baiklah," kakek dewa itu memandang Gurba.
"Beginikah, Gur-ji?"
" Terserah kalian, suhu," Gurba menjawab
lemah, pucat. "Teecu hanya menurut kalau memang
itu yang hendak dibicarakan."
"Ah, kenapa terserah? Pembicaraan ini memang
hendak mengupas permasalahannya, Gur-ji. Jangan
terserah kalau kau memang tidak suka!"
"Tapi itu yang dibicarakan sehari-hari dengan
teecu, suhu," Salima memotong, mengerutkan
kening. "Kenapa harus tidak suka?"
"Baiklah," Gurba tersudut, tak ada jalan lain lagi,
mukanya gemetar. "Aku menurut kau, sumoi. Tapi
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ketahuilah bahwa semuanya ini kulakukan karena kau!"
Salima tak mengerti. Tapi Bu-beng Sian-su yang
tersenyum lembut sudah mengangkat lengannya,
memandang mereka bertiga. "Anak-anak, sekarang kita
sepakat bahwa kita hendak membicarakan selir kaisar itu.
Nah, mari kita mulai, sekarang saja. Pertama, benarkah
Kim- mou-eng berkhianat dengan meninggalkan suku
bangsanya dan mengawini Bi Nio? Benarkah perbuatan
itu dilakukan Kim-mou-eng?"
" Twa-suheng yang mengatakannya, suhu. Ji -suheng
boleh ditanya kalau dia berani menyangkal!" Salima langsung
bersuara, nyaring berapi-api, mendahului yang lain dan
tampak marah memandang Kim- mou-eng. Tapi suhunya
yang tersenyum tertawa lembut menganggukkan kepalanya,
memandang Kim-mou-eng.
"Benarkah begitu, Kim-mou-eng?"
"Tidak," Kim-mou-eng tentu saja menggeleng.
"Apa yang dikata sumoi tidak benar, suhu. Karena
sesungguhnya..."
"Karena sesungguhnya kau pengecut!" Salima
melengking, memotong suhengnya itu. "Kau penipu,
suheng. Kau pembohong dan pendusta yang takut
pada perbuatanmu sendiri!" dan belum Kim-mou-eng
menjawab atau apa Salima sudah menangis dan
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menuding-nuding penuh kebencian. "Suheng, sungguh
tak kusangka kalau kegagahan yang selama ini kulihat
padamu ternyata hanya kegagahan lahiriah belaka. Kau
berjuluk pendekar, orang memuji-mujimu sebagai
pendekar pula. Kenapa sekarang bersikap pengecut dan
menyangkal perbuatan sendiri? Mana itu kegagahanmu
yang melekat pada julukanmu? Mana itu kekesatriaanmu
yang biasanya kau tonjolkan? Dan kau menipu aku pula,
suheng. Kau ... kau..." dan Salima yang mengguguk tak
meneruskan kata- katanya tiba-tiba tersedu dan
memandang penuh kebencian suhengnya itu. Begitu sakit
dan nyerinya hati, tak sampai meneruskan kata-katanya
yang hendak mengingatkan suhengnya bahwa
suhengnya itu telah menciumnya. Cium tanda cinta tapi
ditolak oleh suhengnya ini, dengan dalih masih belum
dimengerti, diragukan. Dan ketika Salima mengguguk dan
Kim- mou-eng pucat maka Bu-beng Sian-su yang
menghela napas tiba-tiba menepuk gadis ini.
"Salima, tenanglah. Pembicaraan belum berlanjut.
Kalau kau berondong dengan kata-kata sendiri begini
mana bisa keterangan pihak lain kau dengar? Aku juga
telah mendengar apa yang terjadi, dan sesungguhnya aku
juga menyesal." kakek ini melirik Gurba, seketika
membuat Gurba tertegun dan berdetak karena dosa
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mulai menghantui dirinya. Maklum bahwa gurunya ini
adalah seorang sakti, waspada sebelum melihat. Dan
Salima yang menghentikan tangisnya dan dielus
rambutnya akhirnya menutupi muka penuh kecewa.
"Maaf, teecu juga menyesal, suhu. Tapi teecu
tak dapat melenyapkan sakit hati ini!"
"Tenanglah, kita dengar berikutnya, " dan Bu-beng
Sian-su yang memandang Kim-mou-eng kini bertanya,
"Kim-mou-eng, segala tuduhan telah kau dengar.
Sekarang jawab saja apa yang terjadi agar semua pihak
mendengar. Tetapkah kau menyangkal tuduhan sumoimu
bahwa kau berkhianat dan mengawini Bi Nio?"
"Tentu saja," Kim-mou-eng menyangkal. "Teecu
memang tidak melakukan semuanya itu, suhu. Karena
semuanya ini adalah gara-gara Gurba-suheng!"
"Dapat kau memberi penjelasan?"
"Sebaiknya Gurba-suheng saja yang memberi
penjelasan. Dia lebih tahu," dan memandang suhengnya
penuh sesal Kim-mou-eng menuntut, "Suheng, sekarang
kita bertiga sama-sama ada di sini. Suhu menyaksikan.
Sebaiknya kau akui segala perbuatanmu yang tidak
terpuji itu. Beranikah kau mengakui dosamu?"
Gurba menggigil, pucat mukanya, terbelalak dan
kemudian merah padam, tidak menjawab dan tentu saja
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membuat Salima heran. Suhengnya tiba- tiba
beringas. Tampak seperti orang ketakutan tapi juga
marah. Bingung atau apa yang membuat Salima tak
mengerti. Dan ketika suhengnya mengeluarkan
suara tak jelas dan kerongkongannya seperti orang
ngorok tiba-tiba Kim-mou-eng menoleh keluar.
"Suheng, perlukah pengawal itu kupanggil?"
"Tidak!" Gurba tiba-tiba bangkit, membentak
mengejutkan semua orang. "Aku tak perlu pe ngawal itu,
sute. Karena aku memang bersalah!" dan menggigil
memandang Salima tiba-tiba raksasa ini menangis.
"Sumoi, maafkan aku. Aku... aku tak dapat lagi tinggal di
sini. Tapi ketahuilah bahwa aku cinta padamu!" dan
bercucuran memandang suhunya tiba-tiba raksasa ini
menjatuhkan diri berlutut. "Suhu, ampunkan teecu. Teecu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memang bersalah. Mohon segala dosa diampuni...!" dan
begitu mencium kaki suhunya berkelebat lenyap tiba-tiba
Gurba melarikan diri tanpa banyak bicara lagi. Tidak
menoleh ke kiri atau kanan lagi, mukanya penuh malu dan
dendam. Air mata bercucuran bagai hujan deras, tentu
saja mengejutkan Salima yang bengong tidak mengerti,
berteriak dan hendak mengejar suhengnya yang
dianggap aneh. Tapi ketika seorang pengawal muncul
dan Kim-mou-eng
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berkelebat menyambar pengawal ini akhirnya Salima
tertegun melihat peristiwa yang dianggapnya ginjil itu.
"Sumoi, suheng telah pergi. Tapi pengawal ini
dapat menjadi penggantinya dan semua
pertanyaanmu dapat dijawab!"
"Siapa dia?" Salima
tertegun. "Utusan Bi Nio!"
"Ada apa ke mari? Mau apa?"
"Kau tanyakan sendiri, sumoi. Dan mari kita
dengar apa yang telah dilakukan suheng," dan
ketika Kim-mou-eng menyuruh pengawal itu
menghadapi Salima tiba-tiba pengawal ini menggigil
menjatuhkan diri berlutut.
"Ampun... ampun, lihiap. Aku datang memang
sebagai utusan hujin (nyonya)..."
"Hujin siapa?"
"Bi Nio, bekas selir kaisar itu... "
"Ada apa kau datang ke mari?"
"Mencari twa -suhengmu tadi, lihiap. Memberitahukan bahwa Bi Nio isteri twa-suhengmu itu telah hamil dan
Gurba-taihiap diminta datang ke istana!"
"Apa? Isteri twa-suheng?"
" Ya, Bi Nio isteri twa-suhengmu, lihiap. Sri baginda
kaisar telah menghadiahkannya pada twa-suhengmu itu,
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba-taihiap!" dan ketika Salima tertegun dan
terbelalak lebar tiba-tiba Salima mendesis.
"Pengawal, jangan kau main-main. Bi Nio
adalah isteri suhengku yang ini, bukan yang tadi.
Kau maksudkan Kim-mou-eng, bukan?"
"Tidak, bukan Kim-mou- eng, lihiap. Tapi suhengmu
yang tadi, yang melarikan diri, Gurba-taihiap itu!"
"Ah...!" dan Salima yang terhuyung dengan muka
pucat tiba-tiba membentak, "Pengawal, kau bohong.
Kaupun rupanya penipu. Hayo kita buktikan bersama!"
dan Salima yang menyambar pengawal ini pamit pada
suhunya tiba-tiba sudah berkelebat dan terbang
seperti burung, langsung ke utara ke kota raja, ke
istana. Dan Kim-mou- eng yang tertegun ditinggal
sumoinya tiba-tiba mengejar.
"Sumoi...!"
Namun sebuah lengan halus menahannya. Kimmou-eng terkejut ketika gurunya sudah di sampingnya,
mencegah dia mengejar Salima. Sorot yang lembut itu
memancar penuh kasih. Dan ketika Kim- mou-eng
tertegun dan sang guru menarik napas tiba- tiba Bu-beng
Sian- su bertanya padanya, "Kim-mou-eng, hikmah apa
yang kau dapat dari semuanya ini?"
Kim-mou-eng tak menjawab, tak mengerti.
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau tak dapat menangkap sesuatu yang
berharga?"
Dan ketika Kim-mou-eng menggeleng dan benar
tak mengerti akhirnya gurunya membawanya duduk.
"Kim-mou-eng, melihat tanpa mengamati adalah suatu
kebodohan. Tapi mengamati tanpa berpikir adalah
suatu ketidakmungkinan. Kau tak dapat menangkap
sesuatu dari semua peristiwa ini?"
"Tidak," Kim-mou-eng menggigil, tak tahu bahwa
suhunya mulai mengajak ke alam yang tinggi, alam
filsafat. "Teecu tidak melihat apa- apa yang kau
maksud, suhu. Kalau ada sesuatu yang perlu
diberitahukan mohon suhu memberi petunjuk!"
"Tentu, aku memang akan memberi petunjuk
padamu, Kim-mou-eng. Tapi yang akan kuberikan
adalah rangkanya saja. Kau harus dapat
mengetahui isinya dan mencari sendiri."
"Apa maksud suhu?"
"Pelajaran dari semua kejadian ini, salah satu inti
sarinya," dan ketika Kim-mou-eng menjublak dan
memandang suhunya maka kakek itu mendesah. "Kimmou-eng, apa pendapatmu tentang suhengmu itu?"
"Dia khilaf, terbawa nafsunya
sendiri." "Hanya itu saja?"
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng terbelalak. "Apakah suhu melihat
sesuatu yang lain?"
" Ya, aku melihat sesuatu yang lain, Kim -moueng. Bukan sekedar khilaf atau terbawa nafsunya
saja. Kau tak melihat itu?"
"Tidak."
"Baiklah, aku akan menuntunmu," dan Bu-beng
Sian-su yang menghela napas memandang muridnya
tiba-tiba bangkit berdiri. "Kim-mou-eng, sesuatu yang
dilihat seharusnya diamati. Dan kalau sesuatu yang
diamati itu sudah bekerja sama dengan pikiran maka
jawaban dari itu akan didapat. Kau tampaknya tak
melihat hal ini, atau lebih tepat, kau tak mengamati hal
ini. Baiklah, sekali lagi kutanya padamu. Apa
pendapatmu tentang suhengmu itu?"
"Dia khilaf, suhu. Hanyut dan terbawa oleh
nafsunya."
"Hanya itu saja?"
"Ya, itu saja."
"Kalau begitu kenapa dia khilaf? Kenapa dia
terbawa nafsunya?"
Kim-mou-eng tertegun, teringat masalah cinta,
karena betapapun dia tak menganggap suhengnya jahat
karena suhengnya terbawa oleh masalah ini. Jadi khilaf
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
karena ingin merebut Salima dengan tipu dayanya,
berbohong dan memfitnah karena semata
suhengnya itu mencintai Salima, jadi tak ada alasan
lain. Tapi ragu menjawab suhunya Kim-mou-eng
malah mendelong dan tidak menjawab.
"Ayo, berikan jawabanmu, Kim-mou-eng.
Katakan saja dan sebut alasannya!"
Kim-mou-eng akhirnya menahan napas,
mukanya sedikit merah. " Maaf, teecu mengatakan
suheng terbawa nafsunya oleh karena suheng tak
dapat mengendalikan diri dalam satu masalah,
suhu. Bahwa suheng..."
"Ya, teruskan. Kenapa diam?"
"Bahwa suheng mencintai sumoi. Tak ingin
kehilangan sumoi dan karena itu memfitnah teecu!"
"Hanya itu?"
Kim-mou-eng bingung. "Apakah suhu melihat
sesuatu yang lain?"
"Ah, aku tanya dirimu, Kim-mou-eng. Jangan balik
bertanya sebelum menjawab! Kau hanya mengajukan
pernyataan itu saja?" Bu-beng Sian-su menegur.
"Ya, teecu kira hanya itu, suhu. Setidaktidaknya saat ini. Kalau ada yang lain harap suhu
menerangkannya kepada teecu!"
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bagus, aku memang akan menerangkannya
kepadamu, tapi tidak sekarang, tidak secara lengkap.
Karena ingin lengkap haruslah kau peroleh sendiri!"
dan Bu-beng Sian-su yang tersenyum memandang
muridnya tiba-tiba menuding. "Kim-mou-eng, apa itu?"
"Batu."
"Bagaimana kalau kupukulkan ke kepalamu?" Kimmou -eng melengak. "Apa maksud suhu?" "Ayo, tak
perlu bertanya, Kim-mou-eng. Jawab saja
pertanyaanku bagaimana kalau batu itu kupukulkan
ke kepalamu. Bagaimana rasanya?"
"Tentu saja sakit." Kim-mou-eng terbelalak.
"Bukankah suhu tahu?"
"Ya, aku tahu, Kim-mou-eng. Dan jangan bertanya
lagi bila kutanya yang lain. Ayo, sekarang ini. Apa itu?"
"Duri."
"Bagaimana kalau kau makan?"
"Ah," Kim-mou-eng membelalakkan mata.
"Apakah suhu bertanya sungguh-sungguh? Apakah
suhu tidak..."
"Nanti dulu, jangan memutus!" sang guru menukas.
" Aku bertanya sungguh-sungguh, Kim-mou-eng. Jangan
kau kira aku gila! Aku tidak main-main, aku bertanya
padamu. Bagaimana kalau kau makan duri itu?"
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tentu saja tak enak, suhu. Salah-salah bisa mati!"
"Bagus, dua pertanyaan ini kucukupkan dulu.
Sekarang kembali pada suhengmu, bagaimana
pendapatmu tentang suhengmu itu?"
Kim-mou-eng terkejut. "Teecu tetap pada
pendapat tadi, suhu. Bahwa suheng khilaf dan
hanyut terbawa nafsunya!"
"Tidak ada
lagi?" "Tidak."
"Kalau begitu sayang, pengamatanmu kurang
jauh!" dan Bu-beng Sian-su yang menghela napas
menghampiri batu karang tiba-tiba menggurat.
"Muridku, kemarilah. Lihat apa yang kutulis, hapalkan
ini dan renungkan." dan ketika Kim-mou-eng mendekat
dan Bu-beng Sian-su menggurat-guratkan jari
tangannya maka tampaklah empat baris kalimat
berderet rapi. Dan Kim-mou-eng membaca :
Lalu lalang di depan mata
sering berubah berganti rupa
siapa dapat "menangkap" harganya
dialah manusia berguna ganda.
Hanya itu. Dan Bu-beng Sian-su menoleh padanya.
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau mengerti?"
"Tidak."
" Kalau begitu cari jawabannya. Pergilah dan
temui setiap kejadian yang kau alami. Kalau belum
ketemu juga kelak kita ke sini lagi mengupas
jawabannya!" dan berkelebat lenyap tertawa lembut
tiba-tiba kakek dewa itu menghilang di belakang Kimmou-eng, membuat pendekar ini terkejut.
"Suhu...!"
Namun Bu-beng Sian-su telah lenyap. Kim-moueng mengejar dan coba mencari, tapi ketika dia melihat
satu titik kecil dikejauhan sana tiba-tiba pendekar ini
tertegun dan menjublak di tempat. Dan saat itu lamatlamat suara gurunya berbisik, "Muridku, apa yang kau
jumpai seharusnya kau amati. Camkan itu, agar kau
tidak dirugikan orang dan merugikan orang lain!" dan
ketika Kim-mou-eng bengong dan sang guru lenyap
dikejauhan sana akhirnya pendekar ini menarik napas
berdebar tak mengerti.
Kim-mou- eng memang belum tahu bahwa gurunya
adalah seorang manusia dewa yang luar biasa. Yang,
disamping ilmunya yang tinggi, yang sukar diukur
tingginya juga seorang kakek yang aneh dengan petuahpetuahnya yang unik. Sering memberi syair membuka
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
inti sari kehidupan, menolong sesama manusia lain
dengan memberi kesadaran tentang hidup. Tentang
kejadian-kejadian hidup atau yang ada hubungannya
dengan hidup. Tak jarang membuat orang lain
terperangah dan kagum akan isi syair-syairnya, yang
kadang biasa dan kadang njlimet, tidak sederhana tapi
dapat membuktikan kebenarannya itu. Antara lain tentang
ketergantungan, keterpaksaan dan lain-lain lagi yang ada
hubungannya dengan kehidupan manusia (tentang yang
pertama akan saya ulas kembali dalam cerita baru
berjudul KISAH SEEKOR NAGA, nantikan tanggal
terbitnya!). Dan karena Kim-mou-eng memang baru
pertama kali itu mendapat syair yang aneh dari gurunya
dan tidak mengerti akan keistimewaan gurunya ini maka
Pendekar Rambut Emas itu tak tahu bahwa sesuatu yang
berharga sedang "tersembunyi" di balik empat kalimat
sederhana itu. Bahwa ada sesuatu yang penting yang
perlu diketahui. Berguna bagi diri pribadi dan mungkin
juga orang lain. Tapi karena pendekar ini memang belum
tahu dan orang tidak tahu memang tak dapat disalahkan
biarlah kita ikuti saja bagaimana jawaban syair Bu-beng
Sian-su itu, kelak di akhir cerita!
Kim-mou-eng sudah tidak termenung lagi. Sebait
syair dengan empat kalimatnya itu telah dia masukkan
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ke dalam ingatannya. Tak mungkin lupa. Tapi ingat
kepada suheng dan sumoinya tiba-tiba pendekar ini
menarik napas. Sekarang persoalan dirinya sudah
selesai. Artinya, tuduhan dan fitnahan suhengnya itu
telah berhasil dibuka. Memang benar, suhengnya
melakukan itu semata karena tak ingin kehilangan
Salima. Tapi bukankah cara suhengnya tak benar?
Kalau Salima tak suka seharusnya tak boleh
suhengnya itu melakukan sesuatu yang kotor. Dan
fitnah termasuk perbuatan curang. Aneh, bagaimana
suhengnya tiba-tiba bisa melakukan itu? Sungguh tak
dia sangka. Dan Kim-mou-eng yang melihat batu yang
ditunjukkan suhunya tadi tiba-tiba tertegun.
"Bagaimana kalau batu itu kupukulkan ke
kepalamu?"
Pertanyaan ini mengiang kembali. Kim-mou-eng
tak mengerti kenapa suhunya harus bertanya itu. Satu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertanyaan yang dianggapnya tak serius. Ada kesan
kekanak-kanakan, bahkan remeh, tak penting. Tapi
karena dia sadar suhunya adalah seorang kakek dewa
yang penuh pengalaman dan tak mungkin
melancarkan pertanyaan main-main kepadanya
akhirnya Kim-mou-eng malah bengong di tempat.
Tapi pendekar ini mendesah kembali. Sekarang
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sumoinya tidak memusuhinya lagi. Kecurangan
suhengnya terbuka. Tapi benarkah permusuhan itu
berakhir? Untuk sumoinya mungkin begitu. Tapi
suhengnya, mungkinkah begitu? Melihat sorot
matanya yang beringas dan penuh dendam saja, dia
tahu bahwa suhengnya membenci padanya. Burung
yang elok terlepas dari tangan. Suhengnya tentu sakit
hati. Tapi bukankah itu suhengnya sendiri yang
melakukan? Dan dia diterkam dari belakang.
Suhengnya pergi dan sumoinya juga merat. Kemana
dia sekarang? Lebih baik ke kota raja!
Kim-mou-eng mengerutkan alis. Sebenarnya, dia
enggan ke kota raja. Tempat itu berkali-kali memberinya
celaka. Tapi melihat sumoinya ke sana dan khawatir
Salima membunuh Bi Nio tiba -tiba perasaan tak enak
menyelinap di hati pendekar ini. Ada sesuatu yang
membuat dia berdebar, sorot mata suhengnya itu.
Kebenciannya, sakit hatinya. Dan penasaran oleh
semuanya ini mendadak Kim-mou-eng menggerakkan
kaki ke kota raja dan lenyap meninggalkan tempat itu.
"Sumoi, kau tak boleh membunuh orang!" Kim-mou-eng
cemas, membayangkan sumoinya mungkin marah-marah di
sana dan menemui sesuatu. Dan karena dia menyayangi
sumoinya itu dan semua yang telah
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lewat tak membuat pendekar ini sakit hati maka
sebentar kemudian Kim-mou-eng terbang menuju ke
kota raja. Dan sesuatu memang terjadi di sana, nyaris
membunuh Salima. Apakah itu? Mari kita lihat!
* * *
Gurba meluncur seperti iblis. Raksasa tinggi besar
ini berkerot-kerot, tinju terkepal sebesar buah kelapa.
Nafsu membunuhnya tampak di bola mata, berapi dan
ganas. Buas sekali. Dan ketika dia ke kota raja
meninggalkan suhu dan sumoinya di bukit batu karang itu
Gurba telah tiba di istana. Apa yang dia pikirkan? Bukan
lain menemui Bi Nio. Raksasa ini menganggap Bi Nio
pembawa celaka, pembawa sial. Sungguh geram dan
marah dia kenapa Bi Nio harus menyuruh pengawal
mencari dirinya. Berakhir dengan terbukanya kedoknya
hingga dia mendapat malu. Tak diingat bahwa dia
memang salah, sudah seharusnya menerima
kesalahannya itu karena setiap yang salah memang akan
menanggung dosa. Dan Gurba yang hari itu juga
meluncur ke kota raja mencari Bi Nio sudah memasuki
istana melompati tembok yang tinggi.
Tak ada kesukaran bagi raksasa ini. Gurba memiliki
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kepandaian tinggi, siapa yang dapat menghalanginya?
Kalaupun ada pengawal yang memergoki dirinya tak
mungkin dia dicegah. Salah-salah si pengawal akan
dipukulnya mampus. Dan Gurba yang langsung ke
kaputren mencari Bi Nio akhirnya mendapatkan kamar
bekas selir kaisar itu, mendobrak pintunya dan langsung
masuk, mengejutkan Bi Nio yang tiduran di kamarnya dan
tentu saja berseru tertahan. Tapi melihat siapa yang
datang dan Gurba tegak di tengah kamar tiba-tiba Bi Nio
berteriak girang dan melompat turun dari
pembaringannya.
"Hanggoda...!"
Tapi Gurba membentaknya. Raksasa ini
langsung menendang Bi Nio, membuat Bi Nio
mencelat dan menjerit kesakitan. Tentu saja kaget dan
baru sekarang melihat mata Gurba yang berapi-api.
Berkilat dan penuh nafsu membunuh. Dan ketika Bi
Nio terbelalak dan menangis perlahan tahu-tahu Gurba
menyambar tengkuknya, diangkat seperti orang
mengangkat seekor kelinci liar.
"Bi Nio, kau mengutus pengawal?"
Bi Nio menggigil, ketakutan.
"Heh, kau yang mengutus pengawal
menyuruh cari diriku?"
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Beb... betul... !" Bi Nio akhirnya mengangguk,
ngeri hatinya. "Ada apakah, suamiku? Apakah
pengawal itu salah padamu?"
"Keparat, bukan saja salah, Bi Nio. Tapi dosa
yang tak dapat kuampuni. Kau wanita tak tahu diri.
Kau laknat terkutuk yang harus kubunuh!" dan
Gurba yang melempar Bi Nio ke dinding tiba-tiba
membuat Bi Nio memekik dan hampir kelengar.
"Bress!"
Bi Nio tersedu-sedu. Wanita ini tiba-tiba
menangis, pucat mukanya. Dan ketika Gurba
menghampiri dan menamparnya pulang balik
akhirnya Bi Nio menjerit dan meratap-ratap.
"Aduh, ampun suamiku... ampun...!"
"Tak ada ampun. Kau akan kubunuh, Bi Nio. Kau
akan kuhajar dan kusiksa sampai mati... plak-dess!" dan
Bi Nio yang mendapat tamparan dan tendangan Gurba
tiba-tiba mencelat dan bergulingan menjerit-jerit, dihajar
dan dipukul bertubi -tubi hingga mulut wanita ini pecah.
Gurba naik darah dan tidak memberi ampun. Dan ketika
wanita itu mengeluh dan roboh dengan kulit matang biru
akhirnya pengawal kaputren muncul mendengar ributribut ini. Tapi mereka tertegun, melihat raksasa Tar-tar itu
mendelik pada mereka. Tak
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyangka kalau Gurba yang datang, berurusan dengan
isterinya sendiri. Dan karena kaisar memberi kebebasan
penuh pada raksasa ini untuk menemui isterinya akhirnya
para pengawal mundur dan tak berani menolong. Apalagi
ketika Gurba mengibas lengannya tiga orang terlempar
menumbuk yang lain. Roboh terjengkang dan tergulingguling, mengaduh dan seketika membuat keadaan gaduh.
Masing-masing melarikan diri tak ada yang berani
menghadapi raksasa itu. Dan ketika Gurba membalik dan
menghadapi Bi Nio maka wanita malang ini menggigil dengan
pakaian robek-robek.
"Hanggoda, suamiku... apa yang menyebabkan
dirimu begini? Kenapa kau menghukum dan menyiksa
aku? Dosa apakah yang telah kulakukan?"
"Jahanam, dosamu banyak, Bi Nio. Kau tak
perlu bertanya karena kau sudah tahu!"
"Tidak, tidak... aku tak tahu, hanggoda. Tolong
beri tahu agar aku tak mati penasaran...!"
"Hm, aku memang akan membunuhmu. Kau
tak perlu mati penasaran. Kau mengutus pengawal
untuk mencari diriku, bukan?"
"Benar."
"Dan ketahuilah, perbuatanmu itu merusak
hubunganku dengan sumoiku. Kau merenggut orang
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang kucintai dari sisiku. Kau membuat aku malu dan
kehilangan muka. Kubunuh kau, keparat...!" dan Gurba
yang menampar Bi Nio pulang balik dan
menendangnya kembali tiba-tiba membuat Bi Nio
terpelanting dan roboh di sana, menjerit dan
tersungkur dengan kulit dahi pecah, mengucurkan
darah. Dan ketika Bi Nio tersedu- sedu dan ngeri oleh
sepak terjang raksasa ini akhirnya Gurba mengangkat
tubuhnya dengan bola mata berapi-api.
"Wanita hina, kematian apa yang kau inginkan
dariku? Kau minta batok kepalamu pecah atau
kuhancurkan tulang-tulangmu?"
Bi Nio menggigil. "Ampun..." wanita ini hampir
pingsan, serasa terbang semangatnya. "Ampunkan
aku, hanggoda. Aku menyuruh pengawal karena
aku telah mengandung...!"
"Bohong! Kita hanya sekali, mana mungkin itu?"
"Sumpah, aku berani sumpah, hanggoda. Aku
mengandung sejak pertemuan kita pertama kali itu!"
"Siluman!" dan Bi Nio yang kembali dibanting dan
sobek telinganya akhirnya mengguguk dan
meratap di bawah kaki raksasa ini.
"Hanggoda, sumpah demi langit dan bumi aku
menyatakan kebenaranku. Aku hamil, benihmu telah
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tertanam dan tidak ada orang lain yang
menggauliku. Aku..."
"Des-dess!" Gurba menendang, menghentikan
kata -kata Bi Nio hingga wanita itu terpekik,
terlempar tiga tombak dan menjerit mendekap
perutnya. Gurba membentak marah. Dan ketika
Gurba menyambar dan mencengkeram wanita ini
akhirnya Bi Nio merasa di ujung maut.
"Bi Nio, aku tak mau percaya segala omonganmu.
Kau penipu, kau pendusta. Dulupun ketika pertama
kali kita bertemu kaupun menjebak aku. Kau wanita
siluman, kau tak dapat dipercaya. Sekarang kubunuh
kau!" dan Gurba yang menggeram menghantam
wanita ini tiba-tiba melepas pukulan maut yang tak
dapat dielak. Sekali menimpa kepala Bi Nio tentu
wanita itu tewas, hancur batok kepalanya. Tapi persis
Gurba menurunkan tangannya tiba-tiba sebatang
pedang menyambar raksasa ini.
(Bersambung jilid XVIII)
63Jilid 18
"SUHENG, tahan... plak!" dan pedang yang runtuh
menyelamatkan Bi Nio tiba-tiba disusul bayangan Salima
yang berkelebat masuk, berdiri di depan suhengnya dengan
mata berapi-api, mengejutkan raksasa itu. Bi Nio sendiri
roboh pingsan karena tekanan yang dia alami. Dan ketika
Gurba melepas isterinya dan mundur terbelalak memandang
sumoinya maka Salima sudah melepas pengawal yang dia
bawa memasuki ruangan itu.
"Suheng, apa yang kau lakukan? Kau mau
membunuh isterimu sendiri?"
Gurba menggigil, pucat dan merah bergantiganti. "Kau mendengar semua percakapanku?"
"Ya, aku mendengarnya, suheng. Dan sungguh
tak kusangka kalau hatimu demikian keji! Kau lakilaki pengecut. Kau laki-laki busuk yang hina dan
pembohong!"
Gurba terbelalak. "Sumoi, apa yang kulakukan
adalah semata demi dirimu. Bi Nio bukan isteriku, ia
wanita lain yang bukan apa-apa bagiku!"
"Tapi kau telah menggaulinya, suheng. Dan
aku telah mendengar dari pengawal ini apa yang
sesungguhnya terjadi. Kau laki-laki pengecut!"
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bagus, apa saja yang dia katakan?" Gurba
tampak beringas.
"Dia mengatakan apa yang sebenarnya harus
dikatakan, suheng. Dan sungguh tak kusangka
bahwa kau telah memutarbalikkan fakta. Kau
memfitnah Kim-suheng!"
"Ha-ha!" Gurba tambah beringas. "Aku me lakukan
itu semata karena aku mencintaimu, sumoi. Dan sebagai
bukti kau lihat bagaimana besarnya cintaku. Aku tak ingin
kehilangan dirimu, dan apapun siap kulakukan asal kau
bersamaku. Kau dapat memaafkannya, bukan?"
"Tidak, aku justeru malu pada Kim-suheng, twa-heng.
Perbuatanmu memalukan dan sungguh pengecut!" Dan
ketika Gurba terbelalak dan marah memandangnya
Salima sudah menolong Bi Nio. "Suheng,
betapapun kau bukan laki-laki gagah. Aku malu melihat
dirimu. Sebaiknya kau minta maaf dulu pada isterimu
ini!" dan Salima yang menyadarkan Bi Nio dan melotot
memandang suhengnya akhirnya menyadarkan wanita
itu, mengangkat bangun Bi Nio. "Bi Nio, tak
perlu kau takut. Aku ada di sini."
Bi Nio menggigil. "Kau... kau Tiat-ciang Sian-li
Salima?"
"Benar."
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau yang menyelamatkan aku? Aku belum mati?"
"Kau masih hidup, Bi Nio. Dan ini suhengku yang
hendak kupaksa meminta maaf padamu!" dan,
menghadapi suhengnya tak peduli pada sorot mata
suhengnya yang beringas Salima berkata, "Suheng,
kau harus minta maaf pada isterimu. Setelah itu kita
pergi minta maaf pada Kim-suheng!"
Gurba tiba-tiba tertawa bergelak. "Sumoi, kau
gila. Tak mungkin aku minta maaf pada wanita ini
karena dia biang celaka bagiku. Tidak, aku harus
membunuh wanita itu atau ... hm, kau menerima
cintaku, sumoi. Kau ikut aku dan kita menikah!"
Salima mendelik. "Kau masih tak malu
mengucapkan cintamu yang kotor itu, suheng? Kau
hendak main paksa?"
"Aku tak main paksa, sumoi. Tapi kalau kau
menghendaki aku minta maaf pada wanita itu maka
kau harus menerima cintaku. Dengan begini aku tak
menderita, bahkan apapun yang kau minta untuk
wanita ini aku sudi menurutimu!"
"Maksudmu?"
"Kau maafkan aku, sumoi. Setelah itu aku akan
minta maaf pada wanita ini. Jangankan minta maaf, kau
suruh aku mencium kakinya aku mau, sumoi. Asal kau
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menerima cintaku dan kita berdua seperti semula! "


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak!" Salima marah. "Kau membuat aku malu,
suheng. Dan aku tak akan menerima cintamu yang
penuh muslihat itu. Kau curang, kau licik. Kau..."
"Ha-ha, kalau begitu aku akan menangkapmu,
sumoi. Aku akan memaksamu dan merobohkanmu!"
dan Gurba yang memutus omongan sumoinya
berkelebat maju tiba-tiba menyambar dan
mencengkeram sumoinya ini, tentu saja dikelit dan
ditangkis Salima. Dan ketika Gurba menggeram dan
maju kembali tiba-tiba raksasa itu sudah menyerang.
"Sumoi, kau harus tunduk padaku... wutt!"
Salima mengelak, membentak dan melengking
tinggi ketika suhengnya menubruk, bertubi-tubi
melancarkan serangan hingga Salima marah, memaki
suhengnya ini dan sebentar kemudian membalas dan
terjadi pertempuran seru di kamar itu. Masing-masing
saling pukul mengadu pukulan, meja kursi jungkir balik
hingga Bi Nio mengeluh, terhuyung keluar. Dan ketika
Salima melengking dan Gurba menggeram akhirnya
kamar porak-poranda dan hancur berantakan tak
karuan.
"Sumoi, kau tak dapat mengalahkan aku!"
"Tidak, kau yang tak dapat merobohkan aku,
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
suheng. Atau kau tinggal memegang mayatku nanti...
plak-dess!" dan Salima yang sengit melawan suhengnya
akhirnya dibentak dan menggulingkan benda-benda
sekitar, menangkis dan berputaran menghadapi
suhengnya. Kemarahan membuat gadis ini bersemangat
tinggi. Tapi ketika suhengnya mulai melancarkan pukulanpukulan berat dan Salima terdesak tiba-tiba gadis ini
mengeluh dan mundur-mundur. Dan akhirnya kamar itu
tak dapat dipergunakan lagi sebagai ajang pertempuran.
Salima tak leluasa, tekanan-tekanan suhengnya
membutuhkan tempat lega untuk mengelak, berlompatan
ke sana-sini. Dan ketika pukulan suhengnya semakin
berat dan Salima gusar akhirnya gadis ini melompat
keluar melalui jendela.
"Ha-ha, kau hendak melarikan diri, sumoi?"
"Tidak, aku pantang mundur, suheng. Dan kau
boleh lihat perlawananku kalau disangka melarikan diri...
des-dess!" dan Salima yang kembali menangkis dan
dikejar suhengnya akhirnya bertempur di luar dan
mengerahkan Tiat-lui-kang, betapapun tak mau kalah
dan coba menghadapi tekanan suhengnya. Sejenak
mampu membalas karena mereka bertempur di luar, di
tempat lapang. Tapi ketika Gurba menambah
kekuatannya dan Tiat-lui-kang berkali-kali tertolak
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
raksasa ini akhirnya Salima memaki dan mulai gelisah.
"Suheng, kau tak tahu malu. Kau pengecut!" "Haha, terserah makianmu, sumoi. Pokoknya kau
roboh dan menerima cintaku!"
"Tidak, aku akan bertempur sampai mati...!"
dan Salima yang bertahan dan menggigit bibir
akhirnya kewalahan dan marah-marah, terdesak
dan terus terdesak karena Tiat-lui-kangnya itu tak
ditakuti suhengnya, berani diterima dan terpental
bertemu tubuh suhengnya. Menghadapi kekebalan
suhengnya yang luar biasa karena sinkang raksasa
ini memang hebat, senjata tajampun tak bakal
melukainya. Dan karena Gurba memang setingkat
lebih tinggi dibanding sumoinya akhirnya raksasa ini
tertawa bergelak mengejek sumoinya itu.
"Ha-ha, bagaimana, sumoi? Kau minta roboh
kelelahan?"
Salima pucat. Dia memang bukan tandingan
suhengnya ini, mulai gemetar dan keringat membasahi
tubuh, tenaga mulai lemah karena pukulannya membalik.
Selalu tertolak dan membuat lengannya sakit-sakit.
Betapapun dia kalah kelas. Dan ketika suhengnya
mendesak dan dia menggigit bibir tiba-tiba pukulan
suhengnya menyambar tengkuk.
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Plak!" Salima menangkis, terbanting tapi
melompat bangun dengan kaki terhuyung, masih
melawan dan keras kepala. Dan ketika suhengnya
kembali memukul dan dia harus menangkis akhirnya
Salima jatuh bangun dan berada dalam keadaan
berbahaya, suhengnya tertawa-tawa sementara Tiatlui-kangnya tak berguna. Betapapun dia kalah lihai.
Kedudukannya terancam roboh dan sewaktu-waktu
terguling. Dan ketika Salima mengeluh dan tenaga
kian habis tiba- tiba pukulan suhengnya tak dapat dia
kelit lagi dan persis mengenai pundak.
"Dess...!" Salima terbanting, disusul suhengnya
yang cepat menotok sumoinya itu. Tentu saja Salima
roboh dan melotot tidak berkutik. Gurba tertawa dan
menyambar sumoinya ini. Tapi ketika raksasa itu hendak
memanggul dan mendengus di leher sumoinya mendadak
lima bayangan berkelebat mengepung.
"Gurba, bagus sekali. Selamat datang...!" Saimo-ong dan teman-temannya tiba-tiba berada
di situ. Raksasa ini terbelalak, terkejut dan menggereng.
Tapi ketika dia melotot dan hendak menyerang tiba-tiba
seorang laki-laki muda muncul di depannya, menyeruak
diantara lima kawanan iblis itu dan menjura di depan
Gurba. Dan ketika Gurba terbelalak dan laki-laki itu
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tertawa maka Gurba mendengar kata-kata halus
yang enak di telinga.
"Hanggoda, selamat datang. Kami sudah lama
mengharap-harap kedatanganmu di kaputren ini.
Perkenalkan, aku Siauw-ong-ya, Pangeran Muda...!"
Gurba terkejut. Dan belum dia menjawab tiba-tiba
pangeran ini telah memegang lengannya, sikapnya begitu
bersahabat. "Hanggoda, kami adalah teman-teman
sendiri. Jamuan kehormatan telah kusiapkan untukmu.
Kau berani menerimanya, bukan?"
Gurba tersinggung. "Siapa kau? Kenapa tidak
berani?"
"Ha- ha, aku Siauw- ong -ya, hanggoda. Aku
putera dari selir dari ayahanda sri baginda kaisar.
Aku telah lama menanti kedatanganmu, mari ke
gedungku dan kita bercakap-cakap di sana."
Gurba mundur. Dia melepaskan tangannya dari
pegangan pangeran itu, beradu pandang dengan mata
yang cerdik tapi berani. Diam- diam kagum dan heran
memandang pangeran ini, tak takut sedikitpun juga
memegang lengannya. Padahal dia bisa memukul
mampus pangeran itu! Tapi Gurba yang tertegun
melihat senyum sang pangeran tiba-tiba melihat
pangeran itu memandang sumoinya.
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aih, ini sumoimu, bukan?" dan ketika dia
mengangguk dan Pangeran Muda tertawa mendadak
pangeran ini berkata, "Hanggoda, mari terima
undanganku. Aku telah mendengar kisahmu, sebaiknya
sumoimu ini dilepaskan dan kita bersahabat!"
"Tidak!" Gurba menggeleng. "Aku tak kenal kau,
pangeran. Dan aku tak sudi bersahabat dengan iblis iblis macam mereka itu!" Gurba menuding Sai -mo-ong
dan kawan-kawannya, membuat lima iblis itu tertawa
dan tidak marah. Aneh sekali. Dan ketika sang
pangeran tersenyum dan mengangguk tiba-tiba
pangeran ini memberi tanda.
"Baiklah, kalau begitu kau bersahabat dengan aku,
hanggoda. Mereka kusuruh pergi biar puas hatimu!" dan
Pangeran Muda yang benar-benar menyuruh pergi Saimo-ong dan teman-temannya itu tiba-tiba dipandang
terbelalak oleh raksasa tinggi besar ini. Heran oleh
pengaruh sang pangeran yang demikian besar. Lima
pentolan kawakan mau diusir. Begitu penurut. Dan Gurba
yang tertegun memandang pangeran ini akhirnya
berhadapan satu lawan satu.
"Bagaimana, kau berani menerima
undanganku, hanggoda?"
Gurba ragu.
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aku tak menggigit, " sang pangeran tertawa.
"Kau boleh bunuh aku kalau menipu, hanggoda. Dan
aku percaya tak mungkin kau menolak kecuali takut!"
Gurba merah mukanya. Dia menggeram
memandang pangeran ini, berkali-kali ditantang dan
dipojokkan dengan kata- kata "takut". Tentu saja tak
takut dan mendelik pada pangeran itu. Dan ketika dia
mengangguk dan Siauw-ong- ya tertawa maka dia
telah digandeng menuju ke sebuah gedung.
"Bagus, terima kasih, hanggoda. Aku memang
percaya bahwa kau pasti menerima persahabatanku
ini!" dan sang pangeran yang keluar kaputren menuju
gedungnya sendiri akhirnya mempersilahkan Gurba
duduk. Dan raksasa itu menanyai maksud sang
pangeran, dijawab dengan senyum saja oleh pangeran
itu. Dan ketika makanan dan minuman mulai
dikeluarkan tiba-tiba Gurba mendorong mundur
kursinya.
"Pangeran, tak biasa aku bercakap-cakap
dengan cara begini berbelit. Kalau ada kepentingan
bicaralah, kalau tidak biar aku pergi!"
" Ah, ah, minuman belum disentuh, hanggoda. Masa
begitu tergesa? Mari nikmati dulu, kita bicara sambil ngobrol!"
dan Pangeran Muda yang buru-buru mengisi
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
cawan si raksasa itu akhirnya bertepuk tangan
mengusir pelayan. "Kalian menjauh, pergilah!"
Gurba memandang tajam. Sampai saat itu dia tak
menaruh kepercayaan, betapapun matanya yang awas
melihat berkelebatnya bayangan lima iblis tadi, Sai-moong dan teman-temannya. Tentu melindungi pangeran ini
di balik layar. Tapi ketika dia diajak mengangkat cawan
meneguk araknya raksasa ini menolak.
"Pangeran, kau belum berterus terang. Sebaiknya
katakan dulu isi hatimu dan kita bicara sekarang!"
"Ah, kau tak percaya, hanggoda? Baiklah, aku
memenuhi permintaanmu. Tapi maaf, kita minum dulu
arak kita!" dan sang pangeran yang mengangkat
cawannya menenggak isinya akhirnya minum sendiri
karena Gurba tak mau mengikuti tetap membiarkan
arak bagiannya di atas meja. Membuat Pangeran
Muda terbelalak dan merah mukanya. Tapi maklum
raksasa ini seorang keras hati dan tak mudah dibujuk
akhirnya pangeran ini tertawa mengusap mulutnya.
"Hanggoda, maafkan. Terus terang saja maksud
persahabatanku ini tiada lain hendak meminta
bantuanmu untuk sesuatu hal. Aku mengalami
tekanan, seseorang mengancam kedudukanku!"
Dan, ketika Gurba mengerutkan keningnya
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pangeran ini melanjutkan dengan muka muram, "Aku
dibenci seorang saudaraku, hanggoda. Dan aku ingin
membebaskan diri dari kebencian ini. Aku berduka,
persoalannya merembet ke atas dan mungkin sampai
di tangan ayahku sri baginda kaisar!"
"Apa yang terjadi? Siapa yang
membencimu?" "Adikku pangeran mahkota."
Gurba terbelalak. Sebenarnya, dalam masalah
begini dia tak tahu menahu, awam. Tapi maklum di dalam
istana memang banyak terdapat saingan tiba-tiba raksasa
ini tertawa mengejek memandang tuan rumah.
"Pangeran, masalah begini sebenarnya tak perlu
kau minta bantuanku. Itu urusan pribadi, bukankah
orang luar tak perlu mencampuri?"
"Benar kalau bersifat pribadi, hanggoda. Tapi
kalau persoalannya menyangkut negara tentu saja
aku tak dapat tinggal diam!"
"Hm, apa itu? Bagaimana bisa menyangkut negara?"
Aku tak berani mengatakannya kalau kau belum
berjanji membantuku, hanggoda. Tapi begitu kau berjanji
tentu aku akan menjelaskannya!"
Gurba terbelalak. "Apa imbalanmu?" raksasa ini
sebenarnya iseng, setengah tertarik setengah tidak.
Masih acuh dan coba-coba mengukur kata-kata
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pangeran itu. Tapi Pangeran Muda yang bergegas
bangkit berdiri tiba-tiba membungkuk di depannya.
" Aku janjikan kedudukan yang tinggi,
hanggoda. Wakil kaisar atau penasihat raja!"
Gurba terkejut. "Kau main-main?"
" Tidak, aku serius, hanggoda. Dan kau boleh
bunuh aku kalau menipu!"
Gurba tersentak. Pangeran ini bersungguh-sungguh,
sikapnya tidak main-main dan Gurba membelalakkan mata,
tentu saja melengak dan tidak menyangka pangeran itu
demikian serius. Tapi mendengus melihat berkelebatnya
bayangan Sai-mo-ong dan teman- temannya tiba -tiba Gurba
tertawa mengejek. "Pangeran, aku tak mau dikibuli. Kau
rupanya serius, tapi bukankah ada lima pembantumu yang
lihai-lihai itu?"
"Sai-mo-ong dan temantemannya?" "Ya."
"Ah, mereka tak dapat diandalkan, hanggoda.
Kepandaian mereka kalah tinggi dengan
kepandaianmu. Aku tak ingin gagal!"
"Tapi aku juga tak ingin bergabung dengan mereka.
Sai-mo-ong dan teman-temannya itu musuhku!"
"Kalau begitu kau mau membantuku bila tak
bersahabat dengan mereka?"
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba terdiam.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana, begitukah, hanggoda?"
Gurba mendengus, bangkit berdiri. "Tidak, aku
tak mau membantu apa-apa padamu, pangeran.
Maaf kalau aku harus pergi!"
Pangeran Muda terkejut. Dia melihat raksasa itu
mau pergi, sudah memutar tubuh dan tidak
mempedulikannya. Tentu saja membuat pangeran ini
kecewa dan marah. Bujukannya gagal. Tapi tersenyum
melangkah lebar tiba-tiba pangeran ini menghadapi
Gurba. " Hanggoda, kau rupanya kelupaan sesuatu.
Bukankah kau memberi janji pada ayahanda kaisar?"
"Janji apa?"
"Hm, bukankah kau mau menangkap biang
keladi permusuhan, hanggoda. Maksudku,
bukankah kau berurusan dengan Siauw-bin-kwi
yang membuat suku bangsamu hancur?"
Gurba tiba-tiba mendelik. "Benar, dan aku
melihat iblis itu diantara pembantu-pembantumu!"
"Tak salah, dan aku dapat membantumu
menangkap iblis itu bila kau membantuku, hanggoda.
Karena tak mungkin Siauw-bin-kwi dibiarkan temantemannya bila kau hendak menyerangnya, kecuali jika
aku yang mengaturnya!"
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba tertegun. " Apa maksudmu, pangeran?"
"Jelas, hanggoda. Aku dapat menolongmu kalau
kau mau menolongku pula. Iblis itu berada di tengahtengah temannya. Tak mungkin berpisah kalau bukan aku
yang memerintahnya. Dan kalau kau bersikeras hendak
membunuh kakek itu maka kau harus berhadapan
dengan Sai-mo-ong dan teman-temannya yang berjumlah
lima orang, tak mungkin kau menang!"
Gurba terkejut. Omongan yang disampaikan
pangeran ini memang benar, dia tak dapat menghadapi
lima lawan sekaligus, meskipun dia tak takut. Hal yang
sudah dibuktikan dulu dan memang terlalu berat kalau
harus melayani Sai- mo-ong dan teman-temannya
berlima itu. Jadi harus sendiri dan menarik perhatian si
Setan Ketawa itu agar berpisah dari teman-temannya,
satu hal yang agaknya sulit kalau tidak dibantu pangeran
ini, karena Siauw-bin-kwi dan teman-temannya rupanya
menjadi pembantu pangeran ini. Dan Gurba yang
tertegun mengerutkan keningnya akhirnya terbelalak
tidak menjawab. Bimbang.
"Bagaimana, kau mau aku menolongmu,
hanggoda?"
Gurba bingung. Kalau saja dia tak bermusuhan
dengan sute dan sumoinya ini tentu dapat dia
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menghadapi Sauw-bin-kwi dan teman-temannya itu.
Mereka bertiga mungkin dapat mengatasi. Tapi
karena dia telah memusuhi sutenya dan dia tinggal
sendiri akhirnya Gurba berada di persimpangan
jalan, menerima atau menolak. Dan belum dia
menjawab tiba-tiba pangeran itu tersenyum
memandang sumoinya, yang masih dibawa.
"Hanggoda, sebaiknya kau pikir dulu usulku
tadi malam ini. Bagaimana kalau kau beristirahat
sejenak? Sumoimu lelah, biar kau bawa dia ke
kamarmu dan bersenang-senanglah!"
Gurba berdebar. Dia memang ingin berdua dengan
sumoinya ini, memaksa sumoinya agar menerima
cintanya. Tak mau melepaskan Salima. Malam itu nafsu
iblisnya muncul dan siap menundukkan sumoinya dengan
jalan kekerasan. Pikiran jernihnya lenyap terganti pikiran
setan, bersinar dan bangkit keinginannya menggauli sang
sumoi. Maka begitu sang pangeran menawarkan
beristirahat dan menyuruh dia pikir-pikir akhirnya Gurba
mengangguk dan setuju. Dan Pangeran Muda tertawa,
memanggil seorang pelayan agar mengantar raksasa ini
ke kamarnya, kamar yang telah disediakan. Kamar yang
indah dan bagus. Dan ketika Gurba pergi dan raksasa itu
membawa sumoinya ke
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kamar belakang tiba-tiba pangeran itu menyisipkan
sesuatu ke tangan raksasa ini.
"Hanggoda, ini adalah obat penunduk cinta.
Kau campurkanlah ke dalam minuman kalau
sumoimu membangkang."
Gurba sudah menerima. Dia merasa
kebetulan, mengucap terima kasih dan tersenyum
memandang pangeran itu, senyum menyeringai.
Dan Ketika dia mengikuti pelayan dan tiba di kamar
yang dimaksud akhirnya raksasa ini melempar
sumoinya ke pembaringan, menutup pintu kamar,
membebaskan totokan sumoinya yang membuat
sumoinya tak dapat bicara.
"Nah, kau telah tunduk di bawah kekuasaanku,
sumoi. Masihkah kau menolak dan tidak menerima
cintaku?"
Salima mendelik, berapi-api. "Suheng,
sungguh tak kusangka sedemikian rendah
watakmu. Sekarang kutahu, di samping hina dan
curang kau juga seorang laki-laki pengecut, bagai
langit dan bumi dengan Kim-suheng!"
"Hm, tak perlu menyebut-nyebut nama itu,
sumoi. Sekarang aku menuntut jawabanmu saja,
maukah kau menerima cintaku atau tidak?"
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak!" Salima melengking. "Aku tak sudi
menerimanya. Tak sudi menerimanya biar seribu
kalipun kau minta!"
"Kalau begitu aku akan memaksamu, sumoi. Aku
akan menundukkanmu dengan jalan kekerasan!" dan,
ketika sumoinya terbelalak dan pucat memandang
raksasa ini tiba-tiba Gurba sudah menubruk dan
mencengkeram sumoinya itu, memeluk dan berusaha
mencium sumoinya. Sikapnya buas dan penuh nafsu,
disambut jerit dan kemarahan sumoinya. Dan ketika
Gurba gagal karena Salima meronta- ronta tiba -tiba
raksasa itu menotok sumoinya. Salima mengeluh dan
tidak berdaya lagi, ngeri memandang sang suheng
yang tampak demikian mengerikan. Matanya merah,
napas mendengus-dengus dan siap menerkamnya
lagi. Tapi ketika raksasa itu hendak mengulang
perbuatannya dan merasa aman di tempat sendiri
mendadak, tanpa disangka-sangka pintu ditendang
roboh dan seseorang muncul di situ.
"Gurba, jangan rebut kekasihku...!" dan seorang
pemuda yang muncul menerjang Gurba tiba-tiba
membentak dan menyerang raksasa itu, tentu saja
mengejutkan Gurba dan membuat raksasa ini marah,
membalik dan menangkis. Dan ketika pemuda itu
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terjengkang dan bangun melompat berdiri maka
tampaklah siapa dia.
"Bu-kongcu...!"
Ternyata benar. Pemuda ini adalah Bu Ham, murid
Sai-mo-ong itu, yang kita ketahui amat tergila-gila pada
Salima dan kini berteriak keras, menubruk dan
menyerang Gurba kembali dengan kipasnya, sudah
mencabut senjatanya itu dan kontan membuat berahi
Gurba padam, terganggu dan gusar oleh kedatangan
pemuda ini. Tapi karena Bu Ham bukan tandingan Gurba
dan Gurba marah oleh gangguan ini maka sekali kibas
tiba-tiba kipas di tangan pemuda itu hancur dan Bu Ham
terguling- guling, kaget tapi nekat mencabut senjatanya
yang lain, ular di tangan kiri. Dan ketika Gurba
membentak dan berkelebat menyambarnya tiba-tiba
pemuda ini mengelak menyambarkan ularnya itu,
berteriak pada Salima agar tenang. Dia akan
menyelamatkannya. Tapi karena dia bukan tandingan
raksasa ini dan Gurba menggeram-geram akhirnya Bu
Ham jatuh bangun dan pucat mukanya mendapat kibasan
lawan. Berkali-kali tertolak dan terlempar tak karuan. Ular
di tangannya tak ditakuti raksasa itu, bahkan akhirnya
dicengkeram hancur dan Bu Ham berteriak. Nyaris
tertangkap. Dan ketika ganti dia
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
diserang dan Bu Ham mundur- mundur akhirnya
pemuda ini tersandung dan roboh terjengkang, satu
pukulan Gurba tak dapat dielak lagi. Tapi ketika Bu
Ham terancam dan dia mengeluh mendadak Leng
Hwat muncul mengelebatkan pedangnya, menolong
pemuda ini.
"Gurba, jangan bunuh kekasihku...!"
Gurba terkejut. Sebenarnya dia juga tak akan
membunuh lawan, kecuali membuat lawan pingsan
dan roboh, memberi hajaran berat. Setidak-tidaknya
mematahkan tulang pemuda itu. Tapi ketika Leng
Hwat muncul dan murid Tok-gan Sin-ni itu
menyerang matanya dengan pedang tentu saja dia
menarik pukulan menangkis serangan ini.
"Plak!"
Leng Hwat roboh terguling-guling. Dia berhasil
menyelamatkan Bu-kongcu, Bu Ham sendiri sudah
melompat bangun dan terbelalak memandang temannya
itu, bersyukur. Ngeri melihat telapak Gurba yang nyaris
mengenai dirinya. Dan ketika Leng Hwat juga melompat
bangun dan mengeluarkan kipas hitam untuk Bu Ham tiba
-tiba murid Tok -gan Sin-ni itu berteriak, "Bu Ham, kita
keluar saja. Tak perlu melawan raksasa ini...!"
"Tidak," Bu Ham menggeleng, menangkap senjata
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
baru itu. "Aku hendak menolong Salima, Leng Hwat.
Justeru kau bantu aku agar dapat membebaskan
dirinya."
"Tapi dia tak ada urusan denganku. Sebaiknya
pergi saja dan jangan mencari penyakit!"
"Tidak, justeru kau yang harus bantu aku untuk
menyelamatkan gadis ini. Dia pujaanku!" dan Bu Ham
yang sudah menyerang Gurba kembali dengan kipas
pemberian Leng Hwat akhirnya membuat murid Tokgan Sin-ni itu marah -marah dan jengkel pada Bu Ham,
tak senang Bu Ham demikian tergila-gila pada Salima.
Tapi karena Bu Ham telah menyerang lawan dan
Gurba bukan tandingan pemuda itu akhirnya Leng
Hwat membentak dan membantu temannya.
"Baiklah, kau memang mata keranjang, Bu Ham.
Kutendang kau nanti kalau kita berhasil... sing-sing!" dan
pedang Leng Hwat yang menyambar-nyambar raksasa ini
dengan penuh keganasan akhirnya berkelebatan
bersama kipas yang menotok dan mengetuk. Semuanya
ke arah Gurba yang jadi melotot oleh gangguan dua orang
ini, tentu saja menangkis dan menggeram marah. Dan
karena raksasa itu memiliki kekebalan luar biasa dan
sinkangnya mampu menahan totokan maupun bacokan
senjata tajam akhirnya semua serangan kipas
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan pedang mental bertemu tubuh raksasa ini.
Membuat Bu Ham dan Leng Hwat pucat, ngeri dan
gentar. Dan ketika Gurba mulai membalas dan
raksasa itu mengeluarkan Tiat-lui-kangnya tiba-tiba
Leng Hwat dan Bu Ham menjerit.
"Aduh...!"
"Augh...!"
Gurba menjengek. Dia mempermainkan dua orang
itu, mendesak dan sebentar kemudian menekan mereka.
Tak lama kemudian kipas Bu Ham kembali hancur. Bu
Ham mempergunakan gagangnya saja untuk menangkis
dan mengelak. Dan Leng Hwat yang juga terdesak
memutar pedangnya akhirnya melecutkan rambut
mainkan Sin-mauw- kang (Tenaga Rambut Sakti). Tapi,
mana mereka dapat menahan raksasa ini? Biarpun guru
mereka sendiri tak mungkin mengalahkan Gurba. Maka,
ketika pertempuran berjalan limabelas jurus dan pedang
serta rambut juga tak mampu melukai raksasa itu
akhirnya Leng Hwat roboh ketika pedangnya patah,
rambut juga putus disambar raksasa itu, dibetot. Dan
ketika Leng Hwat menjerit dan terjengkang mengeluh
tertahan maka Bu Ham juga mengalami hal yang sama
ketika gagang kipasnya hancur, dicengkeram sekaligus
ditarik raksasa itu. Tapi ketika Gurba menendang dan
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dua orang itu menjerit keluar kamar mendadak dua
bayangan berkelebat menangkap dua orang ini.
"Gurba, jangan menghina muridku...!"
Sai-mo-ong dan Tok-gan Sin-ni muncul. Mereka
telah menangkap murid mereka itu. Bu Ham diterima
gurunya sementara Leng Hwat oleh subonya. Masingmasing melotot dan marah memandang Gurba. Dan
ketika mereka melompat masuk dan marah menghadapi
raksasa ini maka Gurba naik pitam terganggu untuk yang
Gento Guyon 21 Sang Petaka Sherlock Holmes - Pria Merangkak Pendekar Mabuk 027 Keris Setan Kobra

Cari Blog Ini