Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 13
terakhir kalinya. Dan saat itu kebetulan Pangeran Muda
muncul, mendengar suara ribut-ribut dan cepat datang ke
situ. Dan melihat Sai-mo-ong dan Tok-gan Sin-ni
berhadapan dengan raksasa ini sementara Gurba
mendelik di dalam kamar tiba-tiba pangeran ini
menyeruak dengan muka berubah.
"Pangeran, beginikah caramu menyampaikan
persahabatan?" Gurba langsung saja membentak,
mendahului pangeran itu. Dan Siauw-ong-ya yang
terkejut dan cepat mengangkat lengannya tiba-tiba
memandang sekeliling kamar.
"Maaf, apa yang terjadi, hanggoda?"
"Kau tanya saja mereka itu. Merekalah yang
mengganggu!"
"Hm, apa yang terjadi, Mo-ong?"
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Dia hendak membunuh muridku, pangeran.
Dan tentu saja kami datang mencegah!"
"Begitukah?"
"Tidak," Gurba menggereng. "Mereka datang
justeru hendak membela murid mereka, pangeran.
Sebaiknya kau tanya saja dua bocah itu!"
Pangeran Muda menghadapi Leng Hwat.
"Kouwnio (nona), apa yang terjadi?"
"Aku sekedar membantu Bu Ham, pangeran.
Dia diserang dan dipermainkan raksasa ini."
"Hm, kalau begitu apa yang terjadi, Bu-kongcu?"
Bu Ham bersinar-sinar memandang Salima. "Aku...
aku hendak menolong kekasihku, pangeran.
Raksasa ini hendak mengganggu Salima!"
Pangeran Muda terkejut. "Tapi dia sumoinya. Dan
aku yang memberikan tempat ini bagi mereka."
"Tapi aku tak tahan, pangeran. Dia kekasihku,
raksasa Tar-tar ini hendak memperkosa pujaanku!"
dan, belum Pangeran Muda menjawab tiba-tiba Bukongcu menyerang Gurba. "Suhu, bantu aku. Bunuh
raksasa ini!"
Pangeran Muda terkejut. Semua orang juga terkejut,
melihat Bu Ham menerjang dan berani karena guru dan
teman gurunya ada di situ, Tok-gan Sin-ni.
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tapi Gurba yang menggereng menyambut
serangan tiba-tiba menangkap lengan Bu Ham.
"Plak!"
Bu Ham terkejut. Gurba telah memilinnya,
mencengkeram tangannya dan langsung ditelikung,
diangkat dan tiba-tiba membentak melempar pemuda
itu. Dan ketika Bu Ham menjerit dan mengaduh
kesakitan tiba-tiba tangannya patah dan pemuda itu
dilempar keluar kamar tak bangkit lagi, pingsan.
"Brukk!"
Sai-mo -ong dan lain-lain kaget. Gerakan itu
berlangsung cepat, Gurba tak mau main-main lagi
dan langsung membuat pemuda itu roboh,
terlempar pingsan. Dan Sai-mo-ong yang tentu saja
marah dan meraung tinggi tiba-tiba menerjang
Gurba mencabut kipas bulu singanya.
"Tar-tar liar, kau tak tahu aturan!"
Gurba mendengus. Sekarang dia tak sungkansungkan lagi, menyambut serangan lawan dan tidak
mengelak kebutan kipas. Dan ketika dua lengan mereka
beradu keras tiba-tiba Sai-mo-ong mengeluh dan
terpental mundur. Dan saat itu Tok-gan Sin-ni
melengking, siap menyerang Gurba membantu
temannya. Tapi Pangeran Muda yang maju membentak
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
marah tiba-tiba menghadang.
"Sin-ni, Mo-ong, tahan. Tak boleh kalian menyerang
tamuku!" dan ketika dua iblis itu terbelalak pangeran ini
mengulapkan lengan. "Mo-ong harap kalian keluar
membawa murid kalian. Gurba adalah tamuku, kita tak
boleh bermusuhan! " dan buru-buru memegang lengan
raksasa ini Pangeran Muda berkata, "Maaf, ini di luar
dugaanku, hanggoda. Tapi percayalah, tak ada lagi yang
akan mengganggumu di sini. Bu-kongcu memang salah!
" dan menjura menyabarkan raksasa itu Pangeran Muda
mengedipi dua pembantunya, menyuruh Mo-ong dan Sinni keluar. Disambut mata melotot dan sikap tidak puas dua
orang iblis ini. Tapi karena Pangeran Muda adalah orang
berpengaruh dan mereka adalah pembantu-pembantu
pangeran ini akhirnya Mo-ong menyambar muridnya
mendengus tak puas. Dan Sin-ni juga lenyap menyusul,
menarik muridnya pergi dari kamar itu. Keadaan sekarang
sepi. Bu Ham terlanjur diberi hajaran. Dan Pangeran
Muda yang kembali memandang Gurba berkata perlahan,
"Maaf, aku tak tahu, hanggoda. Tapi percayalah sekali ini
keadaan tenang. Aku tak tahu kalau Bu-kongcu tergilagila pada sumoimu!"
"Hm...!" Gurba terlanjur tak senang. "Aku merasa
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tak bebas di tempat ini, pangeran. Sebaiknya aku
pergi!" dan Gurba yang tidak banyak cakap
menyambar sumoinya tiba-tiba berkelebat melalui
jendela, lenyap sekejap mata.
"Hei...!"
Namun Gurba menghilang. Raksasa itu
mendongkol pada semua kejadian yang dia alami,
marah pada Bu-kongcu dan semua orang, termasuk
Pangeran Muda. Tapi ketika dia keluar kota raja dan
meluncur di jalanan yang sepi mendadak lima
bayangan berkelebat mengepungnya.
"Heh-heh, kau laki-laki sombong, Gurba. Mana
bisa kau berlalu begitu saja? Ayo berhenti, kembali
ke pangeran atau kau kami bunuh!"
Hek-bong Siang-lo-mo dan teman-temannya
muncul. Mereka itu tadi mengejar Gurba, secara diamdiam. Menunggu raksasa itu keluar kota raja dan kini
berada di jalan yang sepi. Tentu saja membuat Gurba
mendelik dan marah. Tapi teringat sumoinya yang masih
dipanggul dan lima lawan sekaligus tak mungkin
dihadapinya berbareng akhirnya Gurba menjadi bingung
dan membentak gusar.
"Tikus-tikus busuk, kalian mau apa?"
"Heh-heh, kami mau kau kembali ke pangeran,
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba. Atau kami membunuhmu kalau kau
membangkang!"
"Keparat...!" dan Gurba yang bingung melihat lawan
maju tiba- tiba membebaskan sumoinya, dalam keadaan
terpaksa. "Sumoi, maafkan aku. Tapi musuh tak mungkin
kuhadapi sendirian. Kau berdirilah!" dan Gurba yang
menurunkan sumoinya mendelik pada lawan tiba-tiba
mendapat tamparan keras ketika sumoinya turun.
"Jahanam, kau tak tahu malu, suheng. Kau
pengecut dan kurang ajar... plak-plak!"
Gurba terhuyung. Salima tidak mempedulikan
lima lawannya itu, menampar suhengnya dan kini
berkelebat marah, bertubi-tubi melakukan serangan
dan tentu saja membuat Gurba terbelalak. Dan ketika
sumoinya melengking dan musuh tertawa-tawa tibatiba Salima telah menerjangnya tak menghiraukan Saimo-ong dan kawan-kawannya itu. Tentu saja membuat
Gurba geram dan naik pitam, mengelak dan
menangkis. Dan ketika Sai-mo-ong dan teman temannya itu terkekeh memandang dua kakak adik
yang bertempur ini akhirnya Gurba membentak,
" Sumoi, jangan gila. Musuhmu adalah mereka,
bukan aku!"
"Tak peduli. Kaupun musuhku, suheng. Kau
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menghina dan mempermainkan aku... tar-tar!" dan
ledakan Tiat-lui-kang yang dilancarkan Salima dan
bertemu tangkisan suhengnya akhirnya membuat Gurba
marah dan bingung, terpaksa menahan amukan
sumoinya ini sementara musuh yang mengepung tertawatawa. Mereka menjadi tontonan. Persis laga dua ekor
jago. Tapi ketika sumoinya tak mau sudah dan mendesak
marah tiba-tiba Gurba menghentikan serangan sumoinya
dengan pukulan keras, membuat sumoinya mencelat dan
mengeluh tertahan, persis ke arah Twa-lo-mo. Dan
karena Twa-lo-mo laki- laki kotor dan merasa mendapat
durian tiba-tiba iblis cebol ini terbahak, menangkap
Salima dan siap memeluk gadis itu. Tapi begitu Salima
disentuh dan sadar akan bahaya mendadak gadis ini
membalik menendang perut lawan.
"Dess!"
Twa-lo-mo kontan terjengkang. Iblis ini
berteriak, perutnya mulas, terguling-guling dan
membuat adiknya marah. Dan ketika Ji-lo -mo
membentak dan menubruk Salima tiba-tiba pundak
Salima tertangkap dan langsung dicengkeram.
"Bret!" Salima terhuyung, melepaskan diri dan cepat
membalas dengan satu putaran kaki ke belakang, lagi-lagi
mendupak dan kali ini siap "menjalu" anggota
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rahasia iblis cebol itu. Tapi karena Ji-lo- mo waspada
dan berteriak menangkis akhirnya Salima terbanting
dan bergulingan mendekati suhengnya itu.
"Nah, bagaimana, sumoi. Kau masih hendak
membiarkan dua iblis cebol itu menggerayangi
tubuhmu?"
Salima menggigit bibir. Sekarang dia sadar, marah
tapi juga bingung mana yang harus lebih dulu dihadapi.
Suhengnya ini ataukah Hek-bong Siang-lo-mo yang
kurang ajar, dua iblis cebol yang menjijikkan. Tapi ketika
yang lain terkekeh dan menyuruh dia menghadapi
suhengnya lagi mendadak Salima melengking menerjang
dua iblis cebol itu, ganti menyerang melepaskan
suhengnya. Membuat Gurba girang karena itu pertanda
sumoinya tak memusuhi dirinya, meskipun sesaat. Dan
karena sumoinya telah menyerang Hek -bong Siang-lomo dan tiga musuh yang lain tertegun di situ mendadak
Gurba membentak menerjang Sai-mo-ong dan Tok-gan
Sin-ni ini, juga Siauw-bin-kwi.
"Ha-ha, sumoiku mencintaiku, Mo -ong. Tak
mungkin dia menyerang aku kecuali kalian. Robohlah,
terima pukulanku!" dan Gurba yang melepas pukulannya
menghantam tiga iblis itu tiba-tiba ditangkis dan disambut
tiga seruan kaget dari tiga orang lawannya.
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Des-des-dess!"
Gurba dan tiga lawannya sama-sama terpental.
Tok-gan Sin-ni melengking, marah karena Salima tak
menyerang suhengnya lagi. Gurba sudah menyerang
mereka sementara gadis itu menyerang Hek-bong
Siang-lo- mo. Dan karena mereka harus menangkap
dua orang ini dan dua orang itu telah bersatu kembali
mendadak Tok-gan Sin-ni melecutkan rambut mainkan
Sin-mauw-kangnya.
"Gurba, kau laki-laki tak tahu dihormat
pangeran. Mampuslah!"
Gurba menangkis. Rambut Tok-gan Sin-ni
terpental, membalik dan membuat wanita itu
memekik, berkelebat lagi dan menyerang lagi. Dan
ketika dua temannya yang lain juga membantu dan
menyerang Gurba akhirnya Sai-mo-ong
menggereng mencabut kipas bulu singanya.
"Benar, kita bunuh saja raksasa ini, Sin-ni. Tak perlu
diampuni membuat kita iri, wutt...!" dan kipas yang
menyambar mengebut muka Gurba akhirnya dielak dan
disusul pukulan Siauw -bin-kwi, terkekeh menghantam
kepala raksasa itu. Dan ketika Gurba melompat dan
menangkis akhirnya empat orang ini bertempur
sementara Salima dan Hek-bong Siang-lo-mo
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga terlibat dalam pertandingan seru.
Demikianlah, dua kelompok ini akhirnya pecah.
Gurba menghadapi tiga lawannya seperti dulu,
menangkis dan balas menyerang. Tiat-lui-kangnya mulai
meledak-ledak sementara pukulan dan serangan lawan
juga menyambar-nyambar dirinya, rambut dan kipas bulu
singa serta pukulan Siauw -bin-kwi. Hawa sinkang
menderu dan saling tampar, berkali-kali keduanya
terhuyung dan terpental. Tapi karena Gurba memiliki
kekebalan mengagumkan berkat sinkangnya yang luar
biasa itu maka kipas maupun rambut tak ada yang mampu
melukai raksasa ini. Pukulan Siauw-bin-kwi sering tertolak
oleh tangkisan Gurba, tak jarang bertemu Tiat-lui- kang
yang dikeluarkan raksasa ini. Disambut keluhan dan mata
terbelalak oleh Iblis Muka Ketawa ini, tak jadi ketawa
karena pukulan Gurba memang kuat. Tangkisan
sinkangnya membuat lengan tergetar dan sering dia
terpental, tentu sudah dibalas lawan kalau Sin-ni maupun
Mo-ong tak maju membantu. Dan ketika pertempuran
berjalan seru dan masing-masing pihak penasaran oleh
pertandingan ini akhirnya Tok-gan Sin-ni berseru pada
temannya,
"Mo-ong, keluarkan Hek -sai-mo- hoatmu (Silat
Iblis Singa Hitam). Gabung dengan kipasmu itu!"
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mo-ong mengangguk. Dia memang belum
mengeluarkan Hek-sai-mo-hoatnya itu, Silat Singa yang
buas. Maka begitu rekannya berseru dan dia membentak
tiba-tiba iblis ini menggereng-gereng dan mengosek
kakinya ke sana-sini, meloncat-loncat, lengan mencakar
sementara kipas di tangan kanan masih terus menderu
dan mengebut. Sepak terjangnya menjadi hebat dan
ganas. Dan ketika Tok-gan Sin-ni terkekeh dan mainkan
rambutnya dengan lebih hebat mendadak mereka
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menekan raksasa itu hingga Gurba terdesak.
"Heh- heh, bagus. Dan kau tambah juga
pukulan sinkangmu, Bin-kwi. Dorong dan terus
pukul raksasa ini!"
Siauw-bin-kwi pun mengangguk. Dia menambah
kekuatannya, menggabung dengan serangan dua
temannya yang lebih diperhebat. Tentu saja membuat
Gurba kewalahan dan marah, terdesak. Dan ketika
beberapa saat kemudian dia ditekan dan rambut serta
kipas berkelebatan kian ke mari di mukanya mendadak
satu cengkeraman Mo-ong mengenai pundaknya.
"Cret!"
Gurba terkejut. Cakar Mo-ong menancap bagai
cakar singa, kukunya amblas dan menekan daging.
Hampir saja tembus kalau dia lengah melindungi diri.
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dan ketika dia terbelalak dan lawan terkekeh mendadak
Sin-ni dan Bin-kwi melepas dua pukulan maut, rambut
wanita itu melecut matanya sementara pukulan Bin -kwi
menghantam ulu hatinya. Dan Gurba yang tentu saja
berteriak mengempos semangatnya tiba-tiba melempar
kepala menarik seluruh hawa saktinya ke pusat,
menghindari lecutan rambut yang mengarah matanya,
daerah lemah yang tak mungkin dilindungi sinkang. Dan
ketika dia membentak berseru keras mendadak raksasa
ini mengangkat kedua lengannya menolak ke atas, diiringi
kilatan putih yang meledak di tengah udara.
"Awas Pek-sian-ciang...!"
Sai -mo-ong dan teman-temannya terbelalak.
Mereka telah mengenal pukulan itu, Pek-sian-ciang
(Pukulan Tangan Dewa). Pukulan yang membuat
mereka jeri dan dahsyat, dulu terluka dan hampir
tewas. Tentu saja membanting tubuh bergulingan
menarik serangan sendiri, tak berani beradu. Tapi
karena hawa pukulan terlanjur menderu dan Gurba
juga mengeluarkan ilmunya yang ampuh itu maka
Pek-sian-ciang membentur tiga pukulan sinkang
yang dilepas tiga iblis tadi.
"Des-des-dess!"
Mo-ong dan teman-temannya mengeluh. Mereka
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terbanting bergulingan, terlempar dan mencelat
setombak. Untung saja menarik pukulan dan cepat
berkelit, kalau tidak tentu berhadapan langsung dan
mungkin terluka. Kini melompat bangun dan hanya
bergoyang saja, pucat. Dan ketika Gurba tertawa
dan menerjang mereka mendadak di sebelah kiri
Salima menjerit.
"Aih... bret!"
Gurba terkejut. Dia melihat sumoinya terpelanting,
baju terobek oleh sabit yang dikeluarkan Hek-bong Sianglo-mo. Melihat dua iblis itu terkekeh-kekeh dan mengejar
Salima. Sumoinya menangkis tapi pundak kembali
terobek, kiranya sumoinya terdesak sementara dia
mendesak Mo-ong dan teman -temannya ini. Dan ketika
sumoinya mengeluh dan harus melempar tubuh ke sana
ke mari menyelamatkan diri maka Twa-lo-mo terbahak
gembira mendesak sumoinya itu.
"Ha-ha, sebentar lagi kau roboh, Tiat-ciang Sian-li.
Dan aku ganti menggumuli dirimu seperti suhengmu...
wut -wutt! " sabit menyambar-nyambar, diiringi kekeh
dan tawa iblis cebol itu yang membuat telinga merah.
Gurba marah dan melotot. Tapi ketika dia hendak
membantu sumoinya dan mendelik mengepal tinju
tiba-tiba tiga lawannya kembali menerjang.
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Gurba, kau adalah lawan kami. Hayo jangan
meleng (lengah)...!"
Gurba menggeram. Sai -mo-ong dan temantemannya itu menyerangnya lagi, tentu saja dia
mengerahkan Pek-sian-ciangnya dan menangkis. Tapi
begitu lawan mengelak dan sumoinya terhuyung jatuh
bangun maka Gurba hendak menolong dan melompat
membantu sumoinya itu. Tapi Sai-mo-ong dan dua
temannya datang mengganggu, lagi-lagi menyerang tapi
selalu melompat menghindar kalau melihat Pek- sianciang. Jelas takut tapi juga tak mau raksasa itu membantu
Salima. Jadi seperti kucing-kucingan dan Salima kian
terdesak saja. Bajunya robek-robek dan kian terkuak
lebar. Agaknya sengaja dua iblis cebol itu
mempermainkan sumoinya agar setengah telanjang,
kata- kata kotor mulai berhamburan dan Gurba melotot.
Ingin membantu tapi selalu dihalangi lawannya, padahal
tiga lawannya juga selalu menghindar bila dia
mengeluarkan Pek-sian-ciang. Dan ketika raksasa itu
bingung dan gusar dipermainkan begini mendadak
Salima menjerit tertahan ketika sabit membacok lehernya,
dielak tapi sabit kedua di tangan Ji-lo-mo menyambar.
Kedudukannya terancam dan Ji-lo-mo terkekeh,
menunggu robohnya gadis itu. Tapi persis
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima mengeluh dan Twa-Io-mo juga menubruk
gadis itu mendadak Kim-mou-eng muncul
menampar sepasang iblis cebol ini.
"Hek-bong Siang-lo-mo, kalian iblis-iblis curang.
Pergilah...!"
Hek-bong Siang-lo-mo terkejut. Mereka sudah
bersiap merobohkan gadis ini, menerima tubuhnya
dan mempermainkannya sesuka hati. Tapi begitu
sesosok bayangan menyambar mereka dan
menampar mereka mendadak dua iblis ini berseru
kaget ketika dua sabit mereka tertolak mencelat.
"Aih...!"
"Hei...!"
Dua iblis cebol itu membanting tubuh bergulingan.
Mereka kaget bukan main oleh kehadiran Kim-mou-eng,
tak menyangka kedatangannya. Melihat pemuda
berambut emas itu telah meledakkan Tiat-lui-kang
menampar mereka. Sabit mencelat dan jatuh di tanah,
tentu saja mereka bergulingan menyambar dan
merampas kembali senjata mereka. Dan ketika mereka
melompat bangun dan Salima terhuyung ditangkap Kimmou-eng maka Pendekar Rambut Emas itu menepuk
sumoinya menyuruh mundur, menghadapi mereka
berdua.
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hek-bong Siang-lo -mo, kalian memang manusiamanusia licik. Terimalah pukulanku...!" dan Kim-mou-eng
yang berkelebat menyerang dua orang itu akhirnya
membuat Hek-bong Siang-lo-mo berteriak-teriak. Salima
mundur karena lelah, kini menghadapi tenaga baru yang
masih hebat. Dan ketika Kim-mou-eng berani menangkis
dan sabit di tangan dua iblis cebol itu tak melukai
pendekar ini seperti halnya Gurba yang juga tahan
bacokan senjata tajam akhirnya dua iblis cebol ini gentar
dan mundur-mundur, bingung dan kewalahan
menghadapi Kim -mou-eng. Pucat. Betapapun harus
mengakui bahwa kepandaian Kim-mou-eng memang
tinggi mereka masih kalah, biarpun berdua mengeroyok.
Dan ketika kembali mereka menangkis dan sabit terlepas
dari tangan akhirnya dua iblis ini berteriak dan... melarikan
diri.
"Kim-mou-eng, kau bocah keparat. Jahanam
kau...!"
Kim-mou-eng tak mengejar. Dia tahu watak orangorang sesat, menghina lawan kalau menang dan
melarikan diri kalau kalah. Tapi melihat suhengnya masih
bertempur dan Sai-mo-ong serta dua orang temannya itu
masih mengeroyok suhengnya maka ke sinilah dia
berkelebat, ganti membantu dan menyerang
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tiga iblis itu. Tentu saja Sai- mo-ong dan temantemannya terkejut, menghadapi Gurba saja mereka
harus main kucing-kucingan. Maka begitu lawan
bertambah seorang dan kedudukan mereka
terancam tiba-tiba saja tanpa dikomando mereka
bertiga memutar tubuh melarikan diri.
"Bin-kwi, angin terlalu kuat...!"
Sai -mo -ong mendahului meninggalkan lawan.
Kata-katanya itu menunjukkan musuh terlalu berat bagi
mereka, tentu saja dimengerti yang lain dan diikuti Sin-ni
dan Siauw-bin-kwi. Mereka membalik memutar tubuh,
habis bergulingan menangkis pukulan. Dan begitu
mereka lenyap melarikan diri maka Gurba dan Kim-moueng otomatis kehilangan lawan. Tapi Gurba membentak,
mengejar dan memberi pukulan dari belakang, ditangkis
dan kembali tiga orang itu terpental terguling-guling.
Roboh tapi melompat bangun melarikan diri. Tapi ketika
Gurba hendak mengejar lagi dan ada tanda-tanda ingin
menghindar dari sutenya mendadak Salima yang sudah
memulihkan tenaganya melayang di atas kepala
suhengnya ini.
"Suheng, mereka telah pergi. Biarkan saja. Sekarang
kita lanjutkan perhitungan kita... wutt!" dan Salima yang
langsung menyerang suhengnya dengan satu
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tamparan ke kepala tiba-tiba membuat suhengnya
terkejut dan menangkis, dielak tapi Salima kembali
menyerang, membentak dan sebentar kemudian
mengurung suhengnya itu dengan pukulan-pukulan
sinkang. Tentu saja Gurba terbelalak dan kaget.
Tahu sumoinya berani karena sutenya ada di situ.
Dan ketika Salima melengking dan pukulan demi
pukulan tak henti mencecarnya akhirnya Gurba
menjadi pucat dan berseru marah.
"Sumoi, jangan gila. Aku bukan musuh!"
"Tidak, yang gila adalah kau, suheng. Kau hampir
membuat malu aku. Aku tak dapat memaafkanmu,
mampuslah!" dan Salima yang meneruskan serangannya
dengan pukulan dan tamparan tiba-tiba membentak dan
lenyap berkelebat menyerang suhengnya itu. Sebentar
kemudian ledakan Tiat-lui-kang menyambar bertubi-tubi
bagai petir. Gurba terpaksa bertindak dan melayani
sumoinya ini. Dan ketika dia juga membentak dan marah
menghadapi sumoinya akhirnya dua orang itu bertempur
sendiri dan ditonton Kim-mou-eng yang membelalakkan
mata.
Kim-mou-eng memang tak tahu apa yang terjadi.
Mengira itu adalah pelampiasan marahnya sumoinya yang
telah ditipu oleh suhengnya itu. Tak menduga sama
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sekali bahwa suhengnya ini hampir memaksakan
kehendak sendiri memperkosa sumoinya. Hal yang akan
membuat dia kaget dan heran, juga marah, kalau tahu.
Maka begitu mereka bertempur dan dia menonton dengan
hati bingung tapi juga geli oleh pertandingan yang
dianggap pelampiasan jengkel ini Kim-mou- eng tak
membantu pihak manapun dengan pikiran kalau
sumoinya hilang jengkelnya tentu pertempuran itupun
akan berhenti sendiri setelah sumoinya melepaskan
semua rasa mendongkol. Tapi Kim-mou-eng terkejut.
Pertempuran tak segera berakhir, bahkan ada tandatanda kian menghebat dan sumoinya terdesak, mulai
menangis dan kini terdesak oleh suhengnya itu. Memang
suhengnya lebih kuat dibanding sumoinya itu. Dan ketika
Gurba juga melancarkan pukulan-pukulan keras dan
keduanya tidak main-main lagi akhirnya Kim-mou-eng
terkejut melebarkan matanya. Apalagi suhengnya dua
tiga kali membuat sumoinya terbanting bergulingan.
Salima mengeluh dan terhuyung-huyung, nekat
menyerang kembali tapi terbanting kembali begitu
suhengnya menangkis. Keras lawan keras. Pertandingan
ini tidak lagi sekedar pelepas jengkel tapi diselubungi
kemarahan, dendam dan sakit hati, terutama di pihak
Sumoinya. Dan Kim-mou-eng yang tak dapat tinggal
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
diam lagi menonton dengan hati cemas akhirnya
maju membentak mencoba melerai dua orang itu.
"Suheng, sumoi, cukup. Tak perlu main-main lagi!" Tapi
Salima tak menghiraukan. Gadis ini berteriak marah
menangkis suhengnya, terus menyerang dan
bertahan. Tapi karena suhengnya lebih lihai dan
pertempuran kian berat sebelah akhirnya gadis ini
roboh terjungkal ketika satu pukulan suhengnya
mengenai leher
kanannya. "Plak!"
Salima tak dapat segera melompat bangun. Kali
ini dia nanar, pandangan berputar dan menangis
menggigit bibir. Tentu saja Kim- mou- eng terkejut dan
cepat menolong sumoinya itu. Tapi ketika Salima
terhuyung dan mendelik memandang suhengnya tibatiba dia meloncat dan... menerjang lagi.
"Kim-suheng, twa-heng hendak memperkosa
aku. Biar aku membunuh dia atau dia yang
membunuh aku...!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia melihat sumoinya itu
sudah menyerang lagi dan nekat, tersentak
mendengar seruan ini. Dan ketika Salima kembali
menerjang dan Gurba menangkis maka Kim-moueng terbelalak dengan muka merah.
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Apa, suheng hendak memperkosamu,
sumoi?" Kim-mou-eng hampir tak percaya.
"Ya, dan dia hampir menggagahiku, suheng. Twaheng tak tahu malu dan hina!" dan Salima yang
menyerang sambil menangis akhirnya membuat Kimmou-eng tertegun dan terkejut mendengar kata-kata
ini. Suhengnya dilihatnya melotot dan menggeram,
menangkis dan kembali membuat sumoinya terpental.
Dan ketika Salima terguling-guling dan Gurba tampak
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
malu dan marah tiba -tiba raksasa ini mengejar dengan
satu pukulan lurus ke kepala.
"Sumoi, kau tak dapat diberi hati. Mampuslah...!"
Kim-mou-eng tak dapat tinggal diam lagi. Sekarang
suhengnya itu dilihatnya menurunkan pukulan maut,
rupanya gusar sumoinya memberi tahu perihal itu. Dan
Kim-mou-eng yang membentak berkelebat maju tiba-tiba
menangkis dan menyelamatkan sumoinya itu.
"Suheng, kau keji. Tahan... dukk!" dan dua lengan
yang beradu yang membuat mereka tergetar dan
terdorong mundur akhirnya membuat raksasa ini
meraung. Salima selamat dan melompat bangun. Kimmou-eng telah menghadapi suhengnya itu dan kini
diserang. Mereka segera bertempur, masing -masing
sama marah Kim-mou-eng melindungi sumoinya sedang
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba ingin membunuh sutenya itu, juga sumoinya, kalau
dapat. Dan Salima yang sempoyongan melompat bangun
tiba -tiba membentak dan mengeroyok twa-hengnya itu,
membuat Gurba terkejut dan kewalahan. Betapapun Kimmou-eng saja belum tentu mampu dia robohkan. Dan
ketika Salima maju membantu dan dia mendapat
serangan dari kiri kanan akhirnya Gurba terdesak dan
balik ditekan.
"Sute, kau suka mencampuri urusan orang lain!"
"Tidak, sumoi bukan orang lain bagiku, suheng.
Justeru kau yang terlalu dan kelewatan. Kau harus minta
maaf, atau aku akan merobohkanmu dan memaksamu
mengakui kesalahan!" dan Kim-mou-eng yang terus
menyerang dan menekan suhengnya ini akhirnya
membuat Gurba kelabakan dan terdesak kian berat, mulai
menerima pukulan dan tamparan. Dari Salima tak
seberapa dirasakan karena pukulan gadis itu mulai
lemah. Salima letih, pertandingan berkali-kali membuat
dia kehabisan tenaga. Tapi pukulan atau tamparan
sutenya yang menyengat dan sakit menembus
kekebalannya akhirnya membuat raksasa ini marahmarah dan melotot. Dan, ketika pertempuran berjalan
sekian jurus lagi dan Gurba berlaku nekat tiba-tiba
pukulan dan tamparan dua orang itu ditangkis
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berbareng, dari kiri kanan.
"Des-dess!"
Salima dan Gurba terlempar tiga tombak. Raksasa
itu kalah kuat, tamparan Kim-mou-eng tak dapat diterima
dan dia terpelanting. Dan Salima yang juga terbanting
karena dia kalah kuat menghadapi suhengnya ini akhirnya
terguling-guling dan mengeluh tak dapat melompat
bangun, dadanya nyeri, lengannya bengkak. Tentu saja
mengaduh dan tak dapat mengeroyok. Tapi Gurba yang
melompat bangun dengan lengan melepuh ternyata juga
bisa melanjutkan pertandingan, terluka ketika tadi
menangkis sutenya, Kim-mou-eng. Dan begitu dia melotot
dan menggereng tiba-tiba raksasa ini memutar tubuhnya
melarikan diri.
"Sute, lain kali kita bertemu lagi...!"
Kim-mou-eng tertegun. Dia tak mengejar, melihat
sumoinya merintih dan tentu saja lebih memperhatikan
sumoinya itu, melompat dan menolong sumoinya. Dan
ketika dilihatnya sumoinya kesakitan karena lengannya
bengkak maka Kim-mou-eng sudah mengeluarkan obat
mengurut lengan sumoinya ini. Tak lama kemudian
sembuh dan lengan yang bengkak itu kempes kembali.
Salima menggigit bibir, matanya berkaca-kaca. Dan
ketika suhengnya menyimpan kembali obat itu dan
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tersenyum padanya mendadak Salima tersedu
menubruk suhengnya ini.
"Suheng, maafkan aku. Aku telah berdosa
padamu!"
"Ah, sudahlah. Aku tahu twa-suheng
menghasutmu, sumoi. Sekarang kau tahu mana
salah mana benar, bukan?"
"Ya, dan aku... aku malu padamu, suheng. Aku
harus membuat perhitungan dengan Gurba-suheng
yang telah mempermainkan aku!" dan Salima yang
merenggangkan diri menghapus air matanya
akhirnya memandang suhengnya itu dengan pipi
kemerah-merahan. "Suheng, kau mau memaafkan
aku?" gadis ini menggigil.
"Tentu, kenapa tidak, sumoi?"
"Dan kau... kau mau membantuku menghadapi
Gurba-suheng?"
"Hm," Kim-mou-eng tersenyum pahit. "Aku
menyesalkan kejadian ini, sumoi. Tapi seharusnya kita tak
saling bermusuhan. Dulu kau dan suheng memusuhi aku,
haruskah sekarang kau dan aku memusuhi suheng?" "Tapi
dia jahat, suheng. Dia tak tahu malu dan
curang!"
"Karena dia mencintaimu," Kim-mou-eng
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tersenyum. "Dan cinta dapat melakukan segalanya
sumoi. Dan satu dari bukti itu adalah perbuatan
Gurba-suheng!"
"Dan kau tidak marah?"
"Maksudmu?"
"Kau tidak tergerak untuk menghajar twasuheng? Kau... kau tidak cemburu?"
Kim-mou-eng tiba-tiba tertawa. "Sumoi, aku tak
tahu harus cemburu atau tidak. Tapi marah jelas aku
marah. Perbuatan suheng tidak terpuji, dia harus
dihukum dan dicari."
Salima mundur selangkah. "Suheng, kau... kau
selama ini tak ingat akan aku?"
Kim-mou-eng tiba -tiba mengerutkan kening,
menghela napas. "Sumoi, siapa bilang aku tak ingat
akan kau? Justeru setiap hari aku murung melihat
sikapmu itu, sejak kau dan suheng memusuhi aku.
Dan aku menyesal. Tapi sekarang semuanya jelas,
aku dapat membuka perbuatan suheng dan kau
tahu siapa salah siapa benar!"
"Tidak, bukan itu. Aku ingin melanjutkan
pertanyaan yang dulu, tentang... tentang hubungan kita!"
"Hm," Kim-mou-eng tiba-tiba merah. "Sebaiknya
persoalan itu biarkan dulu, sumoi. Aku tak dapat
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menjawabnya karena hatiku lagi pepat. Aku masih ada
persoalan." Kim-mou- eng teringat Cao Cun, berdebar
dan tidak enak kalau Salima "menuntut " jawabannya.
Tahu yang dimaksudkan gadis itu adalah cinta mereka.
Dan karena dia juga telah memberikan sesuatu pada
puteri Wang-taijin itu dan hatinya tak nyaman teringat
janjinya akhirnya pendekar ini kebat- kebit ditanya
sumoinya. Tahu bahwa sumoinya amat mencintainya dan
sekarangpun masih mencintainya. Pandangan sumoinya
itu demikian mesra dan lembut, kini bahkan bergetar
seolah anak kelinci yang ketakutan, membuat dia terharu.
Dan ketika sumoinya terisak dan Salima menundukkan
kepala tiba-tiba Kim-mou-eng menggenggam jari
sumoinya ini.
"Sumoi..."
"Mmm..."
"Kau hendak melakukan apa sekarang?"
"Aku hendak mencari Gurba-suheng, ji-suheng
(kakak nomor dua)," Salima mengangkat
kepalanya. "Aku ingin membalas sakit hatiku ini."
"Tak ingin keluar tembok
besar?" "Untuk apa?"
"Bangsa kita tercerai-berai, sumoi. Aku ingin
kau ke sana mengumpulkan mereka itu."
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Dan kau sendiri?"
Kim- mou-eng tersenyum gugup. "Aku masih
ada persoalan di sini. Aku akan menyelesaikan
beberapa urusanku."
"Aku ikut!"
"Heh!"
"Aku ikut, suheng. Aku tak ingin keluar tembok
besar seperti katamu. Itu sebenarnya urusan
Gurba-suheng!"
"Ah, tapi itu penting. Itu urusan bangsa kita."
"Tidak, kalau menyangkut kepentingan sebenarnya
kita semua berkepentingan suheng, bukan aku atau
Gurba- suheng sendiri. Dan aku saudara termuda,
justeru seharusnya kau yang pergi ke sana
menyatukan bangsa kita?"
"Hm...!" Kim-mou -eng bingung, melihat mata
sumoinya bersinar-sinar, penuh selidik. Dan ketika
dia kehabisan akal tak dapat membujuk sumoinya
ini tiba-tiba sumoinya bertanya,
"Suheng, ada apa sih urusanmu itu? Bukankah
urusanmu hanya mencari pamanmu itu? Kau tampaknya
enggan kuikuti. Kau rupanya menyembunyikan sesuatu
agar aku berpisah denganmu!"
Celaka! Kim-mou-eng terbelalak. Dia hampir
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dipukul telak, omongan itu hampir mengenai jantungnya
dengan tepat. Dia memang mau menghindar dari
sumoinya ini karena ingin menemui Cao Cun. Tentu saja
merah padam ditodong seperti itu. Tapi karena Kim-moueng seorang pendekar yang pandai menguasai perasaan
dan menindas guncangan hatinya tiba-tiba dia malah
tertawa menghilangkan kecurigaan sumoinya, perubahan
muka sudah pulih seperti biasa.
"Ah, kau ini ada- ada saja, sumoi. Siapa
menyembunyikan sesuatu. Aku, hm... aku hanya
khawatir saja padamu. Masalah itu memang benar,
aku akan mencari pamanku, tapi sudah ketemu. Aku
takut kalau kau bersikap keras menghadapi pamanku
kalau ikut aku. Sudah jelas? Tak ada rahasia!"
Salima girang. "Kau sudah menemukan Yulopek?" "Ya."
"Dimana? Kenapa tidak bersamamu?"
"Coba terka dulu siapa pamanku itu, sumoi.
Dan dimana kira-kira dia?"
"Mana aku tahu? Kau yang mencari, tentu kau
pula yang mendapatkan. Ayo, katakan, suheng.
Mana pamanmu itu dan siapa dia!"
"Dia Cheng-bin Yu-lo," Kim- mou-eng redup
pandangannya. "Dan dia adalah paman saudara Yu Bing
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang gagah perkasa itu, pemuda yang kau kenal." "Apa?"
Salima kaget. "Maksudmu Siang-kiam-houw
Yu Bing itu?"
"Ya, dia orangnya, sumoi. Dan paman kudapat
dari pemuda ini."
"Ah!" dan Salima yang maju selangkah
menyambar lengan suhengnya tiba-tiba bertanya,
"Suheng, bagaimana asal mulanya? Bagaimana
kau ketemu orang she Yu itu?"
"Panjang ceritanya, sumoi. Tapi bermula dari kota
raja. " Kim-mou-eng tertegun sejenak, teringat Cao Cun
dan harus hati-hati tak boleh menyebut nama gadis itu.
Pertemuannya dengan Cao Cun harus dihapus, tak boleh
diberitahukan. Dan ketika sumoinya tertarik dan bertanya
padanya bagaimana kisah itu akhirnya Kim-mou -eng
duduk dan menceritakan pada sumoinya apa yang telah
terjadi. Bahwa dia terbawa ke kota raja atas permintaan
Sin-piauw Ang-Iojin, ketua Seng-piauw-pang yang
dikhianati adik-adik seperguruannya itu. Datang mencari
pangeran mahkota tapi ketemu Pangeran Muda, dicegat
dan akhirnya dikeroyok Sai-mo-ong dan teman-temannya
itu. Dan ketika dia terluka dan Sin -piauw Ang-lojin sendiri
tewas dalam pertempuran itu maka sumoinya terbelalak
terkejut mendengar semuanya ini.
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ah, Seng-piauw-pangcu itu terbunuh di sana,
suheng? Dan kau, apa perlumu mencari pangeran
mahkota?"
"Ada sesuatu yang penting, sumoi. Sin-piauw
Ang-Iojin minta bantuanku untuk menyampaikan pada
pangeran mahkota bahwa ada persekongkolan
rahasia yang hendak menjatuhkan kaisar, termasuk
membunuh pangeran mahkota itu sendiri."
"Siapa?"
"Pangeran Muda."
"Putera dari selir itu?"
"Eh, kau tahu?"
"Tentu saja," Salima berkilat matanya. "Dia
pangeran yang menemani Gurba- suheng di kaputren,
suheng. Dan pangeran itulah yang justeru mendorong
Gurba-suheng untuk berbuat kurang ajar padaku. Dia
pangeran tampan, tapi hatinya busuk!" dan Kim-mou-eng
yang tertegun melihat sumoinya akhirnya ganti
mendengar sumoinya bercerita tentang kejadian di istana
itu, ketika Gurba menganiaya Bi Nio di kaputren, datang
yang lain-lain termasuk Pangeran Muda itu. Dan ketika
Salima mengakhiri ceritanya dengan tinju terkepal bahwa
sang pangeran memberikan obat penunduk cinta pada
twa-hengnya maka Kim-mou-eng menahan napas
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terkejut oleh semua cerita ini. Sumoinya nyaris saja
menjadi korban, seperti telur di ujung tanduk!
"Dan Gurba-suheng diganggu Bu -kongcu,
suheng. Itulah sebabnya dia pergi dan dicegat Saimo-ong dan teman-temannya di sini."
"Tapi kau selamat, nyaris saja menjadi korban!"
"Berkat Bu-kongcu, kalau tidak..." Salima merah
mukanya, mata berapi-api. "Gurba-suheng tentu
telah memaksaku, suheng. Aku ngeri dan takut
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melihat kebuasannya!" dan Salima yang terisak
mengusap hidungnya tiba-tiba dipegang tangannya
oleh Kim-mou-eng.
"Sudahlah, semua telah lewat, sumoi. Aku
prihatin dan menyesal sekali melihat tindak-tanduk
Gurba-suheng. Sekarang telah berlalu, sebaiknya
kau tenangkan hati dan tidak perlu pikirkan itu lagi."
"Mana mungkin? " sumoinya marah. "Aku tak
dapat menghilangkan sakit hati ini, suheng. Gurbasuheng harus kucari dan kubalas!"
"Tapi kau bukan lawannya, kepandaiannya
masih lebih tinggi dan kau kalah dua tingkat."
"Ada kau di sini, masa kau tak mau menolongku?"
Salima memandang suhengnya, mengerutkan kening
karena kata-kata Kim-mou-eng seolah tak mau tahu
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keadaannya, tentu saja tak puas. Dan Kim-mou-eng
yang bangkit berdiri menghela napas akhirnya
tersenyum pahit.
"Sumoi, sebenarnya diantara kita kakak dan adik
seperguruan tak boleh bermusuhan. Aku tentu saja tak
membiarkan sepak terjang Gurba-suheng. Hanya, kalau
dia mau minta maaf dan tidak mengulang perbuatannya
kita tak perlu memusuhinya, bukan? Aku sependapat
denganmu, sumoi. Bahwa Gurba-suheng harus dicari dan
dituntut perbuatannya. Tapi bukan untuk dibunuh atau
dibalas atas dasar sakit hati!"
"Jadi kau mau mengampuninya?"
"Kalau dia mau minta maaf, sumoi. Kalau dia
berjanji untuk bersikap baik padamu."
"Ah, kau lemah!" Salima membanting kaki.
"Kau tampaknya tak dapat mengerti betapa sakit
hatiku, suheng. Kau enak saja omong begitu. Kau
memang tidak mengalaminya sendiri!"
"Bukan begitu," Kim- mou-eng tersenyum lembut.
"Aku juga telah mengalami hal serupa, sumoi. Ingat
saja perbuatan dan fitnah suheng kepadaku. Tapi aku
tak dendam, aku dapat memaafkannya kalau dia minta
maaf, mengaku kesalahannya dan tidak mengulang
kejahatannya itu."
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima terbelalak, ia memang tahu watak yang
serba lembut dari suhengnya nomor dua ini, suka
mengalah dan ringan hati. Mulia. Tak ganas dan keras
seperti dia. Watak seperti itulah yang mungkin
membuat dia jatuh hati pada ji-suhengnya ini, yang
membuat ia tertarik dan jatuh cinta. Suhengnya ini
penuh kasih dan lembut, juga berkali-kali dibuktikan
berwatak gagah di samping rendah hati. Sekarang
tampak benar bedanya dengan suhengnya nomor
satu, Gurba. Dan Salima yang jengkel tapi juga gemas
akhirnya cemberut melepaskan tangannya.
"Baiklah, kau rupanya acuh padaku, suheng.
Kalau begitu sesukamulah dan biarkan aku pergi!"
Salima tiba-tiba memutar tubuhnya, meloncat dan
pergi meninggalkan suhengnya dengan perasaan
mendongkol, isaknya tak dapat disembunyikan. Dan
Kim-mou-eng yang tentu saja terkejut melihat
sumoinya ngambek tiba-tiba melompat mengejar,
menyambar sumoinya dari belakang.
"Eh, tunggu dulu, sumoi. Jangan mencari Gurbasuheng sendirian!" Salima tertangkap, langsung diputar dan
berhadapan dengan suhengnya itu. Dan Salima yang girang
tapi pura-pura marah (ehm!) karena ini berarti suhengnya tak
melepas perhatian padanya tiba-tiba
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membentak dan merenggut lengannya.
"Suheng, lepaskan aku. Biar aku mampus tak
perlu dibantu!"
"Ah-ah..." Kim-mou-eng gugup. "Jangan begitu,
sumoi. Semua bisa diatasi dan aku tentu saja
membantumu. Kenapa marah?" dan ketika sang sumoi
cemberut tapi mata itu tidak melotot Kim- mou-eng
sudah menangkap kembali lengan sumoinya ini.
"Sumoi, aku tidak berkata bahwa aku akan
membiarkanmu. Sekarang kita berdua, Gurba-suheng
akan mengganggumu kalau aku tak ada di dekatmu.
Kenapa hendak pergi? Kau ikut aku saja, sumoi, tak
boleh berkeliaran di daerah ini kecuali kalau kau
hendak mengumpulkan bangsa kita!"
"Siapa mau? Kau enak-enak saja berkelana,
aku tak sudi bekerja sendirian sementara kalian
mengembara di Tionggoan (pedalaman)!"
"Kalau begitu kau ikut aku, kecuali... hm, kecuali
kau tak suka. Ada urusan sendiri umpamanya!"
Aneh, Salima tiba- tiba tertawa. Dan ketika Kimmou-eng terbelalak dan heran memandang sumoinya ini
mendadak Salima menggelandot manja di pundaknya.
"Suheng, siapa tak suka melakukan perjalanan bersama?
Justeru kalau kau mengusirku pergi aku akan
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengikutimu. Sekarang kau mengajak, bukankah tak
boleh kutampik? Hayo, kita berangkat, suheng. Aku taat
dan akan tunduk padamu asal kau penuh perhatian
padaku!" dan, begitu menyendal suhengnya tertawa
gembira tiba-tiba gadis Tar-tar ini telah membawa Kimmou-eng meninggalkan tempat itu. Pergi dan sebentar
kemudian terbang dengan mata berseri-seri, Kim-moueng digandeng dan Salima tampak bersikap begitu
mesra, menggandeng suhengnya bagai pasangan
pengantin baru. Tak tahu hubungan suhengnya dengan
Cao Cun, janji dan pernyataan cinta suhengnya itu pada
puteri Wang-taijin. Dan begitu Salima bersikap manja dan
tertawa-tawa membawa suhengnya akhirnya dua orang
muda inipun lenyap meninggalkan tempat itu. Sementara
Kim-mou -eng, tanpa diketahui sumoinya diam-diam
mengeluh!
* * *
Gurba terpukul. Untuk kedua kalinya lagi dia
kehilangan sumoinya. Kedatangan Kim-mou- eng benarbenar di luar dugaan, tentu saja tak dapat dia menguasai
sumoinya itu kalau sutenya ada di sana. Betapapun
kepandaian mereka berimbang. Dan Gurba yang
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
murung melarikan diri dengan perasaan marah tibatiba saja menjadi dendam dan marah pada sutenya.
Kim- mou-eng benar-benar penghalang. Dan
selama ini sumoinya tak berhasil juga dia bujuk, Gurba
menggeram. Dia teringat perjalanan bersama di kala
mereka berdua. Waktu Salima terbujuk dan terhasut
fitnahnya, membenci dan marah pada sutenya itu, Kimmou-eng. Tapi Salima yang tak mau disentuh dan tidak
memberi harapan padanya membuat dia kecewa dan
sakit hati. Aneh sumoinya itu. Dipeluk sedikitpun tak mau,
apalagi dicium. Ah! Gurba mengepal tinju.
Sebenarnya, dalam perjalanan bersama itu banyak
kesempatan baginya untuk mendekati sumoinya itu. Tapi
sumoinya selalu menggeser bila dia duduk mendekati,
merapat. Atau menepiskan tangan bila dipegang. Padahal,
begitu pernah dia lihat, sumoinya itu membiarkan saja jarinya
digenggam kalau sutenya yang pegang! Ah, keparat, Gurba
merah mukanya. Apakah kelebihan sutenya itu? Dia memang
hitam, sutenya tampan. Tapi bukankah kepandaian mereka
sama? Dan Salima pun kulitnya juga tidak putih! Tapi
sumoinya itu memang manis, gerak-geriknya memikat dan
lenggangnyapun cukup aduhai. Sering dia mengilar kalau
melihat sumoinya berjalan. Seperti, hm... seperti dewi
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kayima. Dewi kepercayaan suku bangsa Tar-tar
yang juga digambarkan berkulit hitam manis itu.
Dewi yang tinggi semampai isteri dewa Urdha, dewa
yang menguasai angin. Dan Gurba yang penasaran
dan semakin tergila-gila pada sumoinya itu tiba-tiba
menggeram dan teringat Bi Nio.
Sekarang masa depannya hancur. Artinya,
sumoinya itu sudah melihat Bi Nio sebagai isterinya. Tak
ada harapan lagi baginya untuk memiliki sumoinya itu.
Satu-satunya jalan hanyalah kekerasan. Dia harus
memaksa sumoinya itu, menundukkannya dan
menggaulinya agar mereka menjadi suami isteri. Suka
atau tidak suka bagi sumoinya. Dia tak dapat menahan
nafsu lagi setiap mengingat sumoinya. Begitu tergila-gila
dan panas hatinya kalau dia teringat gadis itu,
kegagalannya, kesempatan emas yang tak berhasil dia
peroleh ketika mereka masih berdua. Salima tinggal diraih
dan dia dapat melakukan apa saja. Dan kini setelah
burung yang elok itu terbang tinggi dan dia menggigit jari
raksasa ini melotot penuh kebencian.
Kemana dia sekarang? Berkeliaran di Tionggoan tak
ada faedahnya. Sute dan sumoinya memusuhinya,
sedang di sana Sai-mo-ong dan teman-temannya juga
menjaga. Paling baik kalau dia kembali ke suku
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bangsanya dan bertualang. Berperang terhadap
siapa saja untuk melampiaskan nafsu amarahnya.
Tapi, belum Gurba melaksanakan maksudnya tibatiba Pangeran Muda, muncul.
"Aha, selamat kembali, hanggoda. Kau
dikecewakan sute dan sumoimu, bukan? Mudah, aku
dapat membantu. Kita memang harus bersatu!" dan
Pangeran Muda yang keluar dari tikungan
menghampiri raksasa ini tiba-tiba sudah memegang
lengannya dan tertawa lebar. "Hanggoda, kau masih
juga tak mau bekerjasama?"
Raksasa ini tertegun. "Kau dengan siapa?" Gurba
mendengar suara berkerisik di belakang pangeran,
langkah kaki yang lembut dan halus. Dan ketika sang
pangeran tertawa dan menggapai ke belakang tiba-tiba
seorang wanita cantik muncul tersenyum manis, Gurba
tertegun memandang wanita ini.
"Hanggoda, perkenalkan, dia isteriku, Wan Cu!"
Wan Cu, wanita cantik itu sudah memberi hormat.
Dia memberi kerling yang luar biasa manisnya pada
Gurba, membungkuk dan bau harum yang memabukkan
muncul dari tubuh wanita ini. Dan ketika Gurba
mendelong dan tergetar memandang kecantikan itu tibatiba suara merdu yang luar biasa empuk menegur
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
raksasa ini,
"Hanggoda, perkenalkan. Aku Wan Cu, isteri
Siauw-ong-ya."
"Ah!" Gurba sadar, mengejapkan mata dengan
muka kagum, sedikit merah ketika mendengar Siauw-ong
-ya tertawa. Dan ketika dia balas memberi hormat dan
terbelalak memandang Wan Cu maka Pangeran Muda
tersenyum lebar merapatkan isterinya.
" Hanggoda, isteriku datang untuk minta dengan
sangat kau memenuhi permintaanku. Dia telah
mendengar segalanya dan melihat kegagalanmu."
"Maksudmu?"
Sang pangeran tersenyum, melirik isterinya. "
Kau jelaskan, Wan Cu. Biar hanggoda yang gagah
ini mendengar maksudmu."
Wan Cu melangkah maju, bau harum kembali
bertiup. "Hanggoda, maafkan aku. Siauw-ong-ya
merasa gagal meminta pertolonganmu. Aku datang
untuk mengulang permohonan suamiku agar kau
membantu kami. Kita bekerjasama, kau di luar kami di
dalam. Bagaimana kalau kau datang ke istana?"
Gurba terbelalak, tak segera
menjawab. "Bagaimana, hanggoda?"
Gurba menahan napas, tergetar oleh suara yang
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lembut dan kecantikan wanita ini, juga tubuhnya
yang menggairahkan. Sama tinggi dengan
sumoinya. Tinggi semampai dan montok. Seorang
wanita yang masak! Dan ketika Gurba terpesona
oleh gerak bibir yang berbicara ini tiba-tiba Wan Cu
terkekeh menutupi mulutnya, dan Gurba kaget.
"Eh, maaf. Apa... apa yang kau bicarakan, hujin?"
Wan Cu tak dapat menahan geli, melirik suaminya.
Melihat sang suami mengangguk dan tersenyum lebar.
Melihat Gurba terpesona dan kagum oleh kecantikan Wan
Cu. Dan Wan Cu yang mendapat isyarat dari sang suami
dan menghentikan tawanya yang merdu tiba-tiba
mengulang pertanyaannya dengan nada yang sama.
"Kami minta kau membantu kami, hanggoda. Aku
berharap kau mau mengunjungi istana suamiku untuk
membicarakan lebih lanjut rencana kami."
Gurba mundur. "Tapi Sai-mo-ong dan temantemannya, juga Bu-kongcu itu..."
"Mereka dapat kami atasi, hanggoda. Tak perlu
khawatir tentang mereka!" Wan Cu memotong cepat,
seolah mengetahui jalan pikiran raksasa ini. "Dan Bukongcu juga tak akan mengganggumu!"
"Tentu saja," Gurba marah. "Sumoiku telah pergi,
hujin. Dan aku jadi tak suka tinggal di istana!"
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tapi sekarang lain, kau dapat kamar
istimewa!" "Apa maksudmu?"
Wan Cu tersenyum, manis merangsang. Dan
ketika Gurba terbelalak tak mengerti kata-katanya
maka wanita ini sudah menjelaskan tanpa tedeng
aling-aling, mengejutkan Gurba. "Artinya kau dapat
sebuah kamar yang istimewa, hanggoda. Kujamin
tak seorang pun berani memasuki kamar itu karena
kamar yang kuberikan adalah kamarku sendiri!"
Gurba kaget. "Apa?"
"Ya, kamarku, hanggoda. Kau boleh pakai
kamar itu dan suamiku mengijinkan!"
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gurba hampir mencelat. Dia seolah tak percaya
mendengar kata-kata ini, melihat Wan Cu tersenyum dan
memandangnya dengan mata yang bersinar-sinar. Wajah
yang cantik itu tampak bersemu dadu. Gurba tergetar,
hampir mengeluh. Tapi ketika Siauw-ong-ya tertawa dan
melangkah maju maka raksasa ini mendengar kata-kata
meyakinkan yang tidak salah lagi.
"Benar, apa yang dikata isteriku memang tidak
salah, hanggoda. Aku menyesal dan ingin mengganti
kesalahanku dulu. Kau boleh pakai kamar isteriku, tak
ada yang berani masuk kecuali isteriku sendiri!"
"Tapi... tapi..."1151
Jilid 19
"Tak perlu sungkan , Aku relakan semuanya
,hanggoda. Demi persahabatan kita!"
Gurba tertegun , Dia tentu saja tak dapat
bicara, pangeran dan Wan Cu sama-sama
memandangnya, Wan Cu malah tersenyum aneh.
Bibir yang indah itu seolah bergerak penuh janji.
Gurba berd?bar dia hilang akal kesadarannya
begitu saja dan tiba-tiba lumpuh menghadapi Wan
Cu Kelaki lakiannya mendapat isyarat yang
mengodakan sukma. Tentu saja dia tidak bodoh.
Dan karena saat itu dia lagi kecewa pada sumoinya
dan ajakan ini menggelorakan semangatnya tibatiba Gurba merah mukanya dan tertawa aneh,
menyeringai kepada Wan Cu. Pandangan Wan Cu
memabokkan raksasa ini dan Gurba mengangguk.
Dan begitu Pangeran Muda tertawa dan
menggandeng lengannya tiba tiba, serasa berdiri di
mega nan indah Gurba telah dibawa ke istana
pangeran itu
Dan Gurba di penuhi janjinya . Raksasa ini
benar benar mendapatkan kamar Wan Cu . Kamar
yang besar dan harum . Dan karena kamar itu
adalah kamar wanita dan Wan Cu sehari harinya
tinggal di sini , maka bedak dan wewangian1152
terhampar di situ , membuat Gurba menggigil dan
berkali kali menelan ludah . Dan ketika malam itu dia
berada di kamar ini dan gemetar tak karuan , tiba
tiba Wan Cu mengetuk pintunya dan masuk
kedalam. Gurba terbelalak . Wan Cu mengenakan
pakaian tipis, demikian tipis hingga semua yang ada
didalam Nampak . Pakaian tidur yang tembus
pandang. Jakun gurba seakan meloncat melihat
semuanya itu . Dan ketika Wan Cu menutup pintu
kamar dan tersenyum kepadanya , wanita itu sudah
membungkukkan tubuh memperlihatkan belahan
dadanya.
"Maaf, aku ingin bercakap cakap hanggoda .
Kau belum tidur bukan?"
"Ah, tidak.eh, belum! Aku aku belum tidur!"
Gurba tiba tiba gugup, seakan orang tolol dan
terbelalak memandang Wan Cu yang
menghampirinya dengan lenggang memikat .
Senyumnya demikian memabokkan dan aduhai .
Dan ketika dengan lembut dan halus wanita itu
duduk dikursi, maka Gurba berdiri dengan muka
merah tak karuan.
"Hujin, kauehh, tak diantar suamimu?"
"Hiii.hi, suamiku letih,hanggoda. Dia
menyuruhku ke sini untuk membicarkan sesuatu . Ia
tak akan kemari kita berdua boleh bicara
sebebasnya ."1153
"Tapi.."
"Ah, kenapa demikian canggung, hanggoda
Siauw ongya membebaskan kau berbuat
segalanya . dan ayahanda kaisarpun tak
melarangmu, diistana ini"
Dan Wan Cu mempersilahkan Gurba duduk
akhirnya menarik napas tersenyum memandang
raksasa ini, senyum kagum .
"Hanggoda, malam ini suamiku ingin aku
bercakap cakap tentang rencana yang belum
dijelaskan . Kami berdua kagum padamu , memang
hanya kaulah yang dapat melicinkan jalan yang
mungkin berbatu. Kita siap berbicara?"
Gurba menelan ludah, tak dapat menekan
detak jantungnya . Tapi karena orang bertanya
diapun mengangguk
"Tentu, apa hujin?"
"Pertama" Wan Cu tertawa kecil " kau sebut
saja namaku begitu saja, hanggoda . Malam ini kita
hanya berdua. Tak ada orang lain . Kau boleh
panggil aku Wan Cu dan buang sebutan hujin
(nyonya) itu "
"ahh.. mana bisa"
"Kenapa tidak? Kita orang orang sendiri
hanggoda, dan aku menginginkan percakapan yang
lebih akrab. Santai tapi akrab" dan Wan Cu yang1154
tersenyum memandang raksasa ini tiba tiba
memegang lengannya , membuat Gurba berdesir.
"Hanggoda , kau mengingikan pembicaraan
yang akrab bukan? Kau tak menolak permintaan
ku?"
"tentu , tapi .tapi "
"Tak ada tetapi , hanggoda Kau buang
kecanggunganmu itu dan kita bercakap cakap
seperti biasa"
Gurba tergetar. Dia melihat Wan Cu menekan
lengannya sedikit keras, merasakan jari jari yang
lunak dan lembut itu mengalirkan hawa hangat,
meresap dan menembus ke relung hatinya. Tentu
saja membuat dia panas dingin dan menggigil . tapi
ketika Wan Cu tertawa dan dia malu pada diri sendiri
, tiba tiba Gurba menyeringai dan berkejap kejap .
Dan Wan Cu memandangnya dengan senyum
manis.
"bagaimana, kau setuju hanggoda?"
Gurba mengangguk
"Kenapa tak bersuara?"
"Eh" Gurba terkejut " Haruskah bersuara hujin?
Bukankah aku setuju?"
"nah ini, " Wan Cu terkekeh "Kau masih
menyebutku hujin , hanggoda. Ini berarti melanggar
permintaanku!"1155
Dan ketika Gurba semburat merah dan gugup
oleh kata katanya , tiba tiba Wan Cu berdiri
memperlihatkan bentuk tubuhnya. Gurba semakin
tersirap.
"hanggoda tak maukah kau menyebutku Wan
Cu ? jelekkah namaku itu?"
Gurba panas dingin . "tidak ..aku ..ehh, aku
lupa..hueh, ..Cu moi . Aku belum terbiasa
memanggil mu!", dan Wan Cu yang terkekeh
disebut Cu moi (adik/dinda Cu) tiba tiba duduk
membusungkan dadanya.
"nah begitu. Terima kasih, hanggoda.
Sekarang kita akrab!" dan Wan Cu yang tidak malu
lagi menyambar lengan Gurba tiba tiba
mendekatkan tubuhnya menarik raksasa itu,
sengaja menampakkan belahan dadanya yang
semakin membukit penuh.
"Hanggoda , kau siap membantu kami sepenuh
hati bukan?"
Gurba memejamkan mata, napas serasa sesak
. "Tentu."
"Kenapa begini?" Wan Cu cemberut." Aku tak
mau bicara dengan orang yang memejamkan
matanya, hanggoda Atau ,hmm.. atau mungkin
aku jelek!"
Gurba terkejut. Wan Cu telah menarik
lengannya. Bibir yang indah itu di katup, sekan1156
orang marah Dan Gurba yang buru buru membuKa
mata dan tertawa gugup , tiba tiba ganti menyambar
lengan itu dan berkata , setengah menggigil dan
agak parau.
" Cu moi siapa bilang kamu jelek.Justru aku
menutup mata karena takut. Aku takut melihat
kecantikkanmu !" dan ketika Wan Cu membuka
mata dan setengah tersenyum tiba tiba Gurba telah
mengangkat lengan yang lembut itu , mencium
jarinya " Cu moi , kau cantik. Setiap orang pun pasti
akan memuji kecantikanmu ini!"
"Benarkah?"
"Tentu, bukankah suamimu juga sering
memujimu?"
"Ahhh" Wan Cu tiba tiba cemberut kembali
"Jangan sebut sebut nama orang lain di sini
hanggoda . Hubungan kita terpasang jarak lagi"
Gurba terbelalak "Maaf. Tapi.."
"Tapi , apa?" Wan Cu memotong , "Sudah ku
bilang kita hanya berdua, hanggoda. Tak perlu
orang lain disebut sebut disini, biarpun dia itu
suamiku!"
Gurba melenggong dan Wan Cu tersenyum
manis, tiba tiba berubah genit dan mengerling tajam
. Hanggoda tak tahukah kau sikap kami? Tak
mengertikah perasaan mu tentang semuanya ini?"1157
"aku tahu" Gurba menggigil " tapi aku ragu Cu
moi, Aku tak percaya dan .."
" Baik , cukup kalua begitu . Aku datang
memang untuk menghiburmu"
Dan Wan Cu yang memang tak sabar, tiba tiba
bangkit dan duduk di pangkuan Gurba. Begitu saja
hingga Gurba tersentak , kaget bukan main . Dan
ketika Wan Cu memutar tubuhnya dan Gurba
"tersengat" tiba tiba Wan Cu telah memeluk leher
raksasa ini sementara buah dadanya yang
membukit penuh , nyaris mengenai hidung!
"Hanggoda , kau benar benar siap membantu
kami, bukan?"
Gurba merah padam, tak dapat menjawab
karena masih terkejut
"Eh, .. kau tak mau membantuku, hanggoda?
Kau menarik janji?"
"Tidak" Gurba akhirnya gemetar, suaranya
hilang timbul "Aku tak menarik janjiku, Cu moi Dan
aku siap membantu asal imbalan yang ku terima
cukup sepadan!"
"Tentu sepadan!" Wan Cu tersenyum aneh
"dan imbalan pertama adalah tubuhku, hanggoda,
Suamiku memperkenankan kau memilikinya asal
kau membantu kami, dengan sumpah!"
Dan ketika Gurba terbelalak dan gemetar tak
karuan , tiba tiba Wan Cu menunduk dan telah1158
mencium raksasa tinggi besar itu , melumatnya dan
menghisap penuh nafsu. Gurba dibuat meremang,
karena lumatan wanita ini jauh diatas . , kontan
terjungkal dan roboh. Tapi ketika raksasa ini
menyerang dan menyambar Wan CU , tiba tiba Wan
Cu mendorong lengan nya bersikap menahan.
"Stop, nanti dulu. Kau harus berjanji hanggoda.
Kau harus bersumpah!"
"Aku bersumpah!" Gurba tak tahan lagi,
langsung berseru "Aku akan membantu kalian , Cu
moi. Dan tak akan mundur kalau belum berhasil!"
"Bagus, kalau begitu sabar sebentar. Kita
harus berbicara sedikit" dan Wan Cu yang
tersenyum melepaskan diri tiba tiba berdiri di depan
Gurba, menurunkan sedikit baju atasnya , hingga
Gurba melotot. Buah dada itu tersembul lebih jelas,
putih dan montok! Dan ketika Gurba mengereng
dan siap menubruk buru buru wanita itu berkata.
"Hanggoda, tunggu dulu. Janji dan sumpah mu telah
aku dengar. Tapi kau tak boleh tinggal disini, kau
keluar tembok besar!"
"Apa?" Gurba terkejut bukan main. "kau
mengusirku,Cu moi?"
"Tidak!, itu tugasmu sebagai bantuan terhadap
kami , hanggoda. Sebab kalau kau terus disini,maka
usaha kita tak berjalan"1159
Dan Wan Cu secepatnya memberi tahu apa
yang dimaksud , tiba tiba Gurba tertegun, karena
Siauw ongya menghendaki dia menyusun barisan ,
bukan di daerah Tiong goan , melainkan di luar
tembok besar sana . Menyuruh raksasa itu
menyiapkan pasukan besar untuk kelak dipakai
memukul kota raja, menyuruh raksasa itu
mengacau dengan suku suku liar. Suku yang
bertebaran di padang rumput dan harus dia
kumpulkan . Tentu saja kecewa karena harus
meninggalkan istana. Atau lebih tepatnya ,
meninggalkan Wan Cu yang siap memberikan
kehangatan ini. Tapi ketika Wan Cu
memberitahukan bahwa persoalan itu dapat diatur
dan kepergian Gurba juga boleh di undur satu dua
minggu lagi , agar mereka dapat bersenangsenang, tiba tiba Gurba tertawa dan girang bukan
main .
"Bagus, kalau begitu aku setuju, Cu moi . Dan
aku akan pergi kalau kepuasan telah kudapat
disini!"
"Dan kau boleh sewaktu waktu menjeguk ku,
hanggoda . Aku siap memberikan tubuhku kapan
saja kau minta!"
"Kau berjanji?"
"Aku bersumpah!"1160
Dan Gurba yang tertawa gelak , tiba tiba
menyambar wanita ini , Wan Cu tersenyum dan
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
telah melepas sisa pakaiannya, tentu saja di tubruk
dan Gurba menjadi buas oleh pemberian wanita ini,
Mendengar Siauw ongya sengaja mengurbankan
isternya tersayang karena mengharapkan benar
bantuan raksasa itu. Gurbalah yang terkuat diantara
semua orang, bahkan diantara kelompok Jit-mo
Kang ouw sekalipun.
Dan ketika Wan Cu terkekeh dan balas
menyambut tubrukkan raksasa itu tiba tiba
keduanya telah terguling guling dan tertawa tawa
diatas lantai . Lantai beralaskan permadani hingga
membuat keduanya semakin hangat. Siauw ong ya
kiranya memberikan kekasih sendiri untuk "servis" .
Gurba dipegang janji agar tunduk dibawah mereka.
Dan karena raksasa ini lagi kesepian dan
kekecewaan demi kekecewaaan menghantam
dirinya , maka tak ayal lagi "hadiah" yang menarik
ini merobohkan raksasa itu. Gurba di buat mabok ,
Wan Cu menghanyutkan raksasa ini dalam mega
mimpi yang indah . Begitu indah dan memabokkan
hingga Gurba terlena , ternina bobok, berjanji
macam macam lagi ketika Wan Cu memintanya.
Satu diantaranya adalah menjilat kaki Wan Cu ,
sebagai tanda setia. Kalau Wan Cu meragukan
kesetiaan raksasa ini kelak!1161
Dan ketika Wan Cu berhasil menguasai
raksasa tinggi besar itu dan Gurba mabok kepayang
maka untuk pertama kalinya dalam sejarah ini
Gurba mengiyakan segala-galanya yang diminta
Wan Cu .Luar biasa!
Tapi itu tidak aneh, Gurba lagi di rundung
malang , Raksasa ini sedang mengalami
kekecewaan besar terhadap sumoinya, frustasi.
Pada saat yg tepat sekali kekosongannya itu
dimasuki Wan Cu . Sejarah lagi lagi membuktikan
kekuatan wanita. Laki laki sehebat Gurbapun roboh
dan tunduk di bawah pengaruh kecantikan .
Begitu hebatnya, sehingga Gurba seakan
kehilang akal sehatnya! Hilang control dirinya oleh
pengaruh Wan Cu . Kecantikkan dan kehangatan
tubuhnya. Dan ketika semalam itu Gurba dibuat
tergila gila oleh Wan Cu maka semua janji dan
sumpah raksasa ini telah di pegang Wan Cu .Dan
itu berlanjut berhari hari , Wan Cu memberi
kepuasan penuh pada raksasa itu . Gurba berenang
sepuas puasnya dalam madu berahi. Semakin
terikat dan jatuh hati pada wanita itu .
Dan ketika dua minggu penuh raksasa itu
menikmati surga dunia dan Wan Cu menservisnya
luar dalam , mendadak dia terengah-engah
mendekap wanita ini , menyatakan dia ingin
memiliki Wan Cu , memperisterinya dan1162
merebutnya dari Pangeran Muda . Hal yang
mengejutkan Wan Cu karena diluar perhitungannya.
Tapi ketika mereka bersitegang dan Wan CU tentu
saja menolak , tiba tiba Pangeran Muda muncul .
"Maaf, tak perlu bertengkar, Wan Cu , Apa yang
di minta hanggoda memang tidak berlebihan .Aku
sedia menyerahkan dirimu pada Gurba".
"Apa?, kau tak mencintaiku lagi ..kanda" Wan
Cu terkejut.
"Tidak, aku masih mencintaimu. Tapi kalau Gurba
hendak memperistrimu tentu saja aku harus
mengalah" dan mengedip memberi isyarat
pangeran ini memainkan sandiwaranya. "Cu moi,
apa yang diminta Gurba memang selayaknya .
Tapi kalau dia ingin memilikimu, maka janji untuk
menduduki jabatan wakil kaisar harus dicabut.
Bagaimana menurut yang bersangkutan sendiri??
Gurba terbelalak . Sebenarnya dia terkejut
melihat Pangeran Muda muncul, berdebar karena
pangeran itu mendengar pembicaraanya. Siap
menghantam pangeran itu kalau marah dan akan
membawa Wan Cu dengan paksa. Betapapun
kekecewaanya terhadap sumoinya telah terobati
dan dia tergila gila pada Wan Cu yang cantik ini,
yang pandai menservis. Satu permainan cinta yang
seumur hidup baru kali itu dia alami. Permainan
cinta yang syur dan memabokkan . Tapi melihat1163
pangeran itu tertawa dan justru mengabulkan
keinginannya asal dia mengganti dengan jabatan
wakil kaisar yang pernah dijanjikan pangeran itu,
tiba tiba Gurba menyeringai menganggukkan
kepalanya "Boleh, aku siap mengorbankan
kedudukkan itu pangeran , Asal Wan Cu ikut aku
dan kau berikan padaku"
"Kau tak menyesal?"
"Tidak, aku dapat memperoleh kedudukkan
yang sama di suku bangsaku . Aku akan menjadi
pemimpin di sana dan WanCu kuangkat sebagai
permaisuri"
"Ha ,Ha.. bagus kalau begitu. Hanggoda.
Diantara kita sekarang tak ada masalah. Teruskan
bersenang senang kalian!" Pangeran Muda
menutup pintu kamar, keluar dan kembali diam diam
melempar sebuah isyarat pada kekasihnya
Gurba tak tahu betapa diam diam muka
pangeran muda merah padam. Giginya berkerot! Dan
ketika hari itu kembali Wan Cu melayani raksasa ini dan
Gurba lebih bebas karena Wan Cu dianggap sudah
menjadi miliknya maka hari itu Gurba bersenang senang.
Tapi Gurba harus menepati janji. Dia cukup lama tinggal
di istana, dua minggu . Tak boleh lebih lama lagi karena
harus mulai bergerak . Mulai berkerja mengupulkan suku
suku liar di luar tembok besar. Dan ketika hari itu untuk
terakhir kalinya dia memuaskan senang senangnya pada1164
Wan Cu dan Wan Cu kelelahan maka Gurba berangkat
meninggalkan Gedung Pangeran Muda.
Raksasa ini berseri seri. Tak diingatnya sekarang
perihal sumoinya itu . Bayangan di kelopak matanya
hanyalah Wan Cu. Wan Cu dan Wan Cu melulu . Dewi
yang membuat dia jatuh bangun itu. Wanita yang
membuat dia tergila gila , mabok dan entah apalagi yang
membuat raksasa itu seakan melayang di surga. Kaki
bergerak ringan sementara mulut tersenyum senyum.
Dan ketika dia meninggalkan tempat itu , sementara
Wan Cu menemui kekasihnya maka Wan Cu terbelalak
menuntut jawaban.
"Kanda,apa artinya semua ini? Kenapa kau
berjanji menyerahkan diriku pada raksasa itu?"
Pangeran Muda bangkit berkerot gigi "Jangan
salah paham , apa yang kujanjikan hanyalah sebuah
siasat, Wan Cu. Masa kau begitu percaya dan mengira
aku bersungguh sungguh?"
"Jadi maksudmu?"
"Aku sekedar menyenangkan hatinya . Tapi
tentu saja janji itu tak akan kutepati!"
"Dan aku juga tak sudi menjadi istrinya raksasa
itu kasar dan hitam!"
"Ya, dan akupun tak rela menyerahkan
dirimuWan Cu . Siapa tak panas melihat kekasih1165
bermain cinta? Kalau bukan karena cita cita tentu sudah
kubunuh raksasa itu ! Aku tak kuat menahan cemburu!"
"Kalau begitu kenapa kau serahkan aku?"
"Hmm" Pangeran Muda menyambar
kekasihnya "Adakah jalan lain yang dapat kutempuh
Wan Cu?.Adakah cara lain untuk menundukan
raksasa itu?"
Wan Cu terisak "Tapi aku muak , kanda. Aku
bosan dan mulai takut!"
"Tapi ini demi perjuangan kita . Kita sama
berkorban demi cita cita"
"Ya, aku tahu, tapi , ahh." Wan Cu menangis,
sebenarnya berat melakukan itu dan di peluk
kekasihnya. Dan ketika Pangeran Muda mengusap
rambutnya dan membimbingnya ketempat tidur maka
pangeran ini berkata menggigil .
"Wan Cu , apa yang tidak disenangi terpaksa
harus kita lakukan disaat saat begini. Kita tak memiliki
jalan lain. Raksasa itu amat kita butuhkan. Bukankah Sai
mo ong dan teman temannya tak mungkin
menundukkan suku suku liar di luar pedalaman sana?
Bukankah hanya raksasa itu satu satunya orang yang
dapat mengumpulkan mereka dan menyerang kemari?
Tabahkan hatimu, kekasihku . Bukan kau seorang yang
menderita tapi aku pun juga . Tapi perjuangan diatas
segala galanya , kita harus berkorban apa saja!"1166
Wan Cu tak menjawab, menyembunyikan
mukanya di dada sang pangeran dan terisak isak
Halaman 18 hilang
Halaman 19 hilang
mata demi cintaku padamu, masihkah kau sangsikan dan
membuat hatiku sakit?"
"Ah, maaf Aku tak bermaksud menyinggung
perasaanmu, Cu moi. Kalau aku demikian tolol biarlah
kau pukul aku.... plak . plak!"
Pangeran Muda tiba-tiba menggerakkan tangan
kekasihnya, menampar dua pipinya di kiri kanan. Dan
ketika Wan Cu terkejut dan menarik lengannya maka
pangeran ini menyeringat dengan mata berkejap-kejap.
"Puas? Kau boleh pukul aku lagi, Cu-moi. Boleh
tambah kalau kurang!"1167
"Tidak!" Wan Cu mengeluh. Kenapa demikian
sinting, kanda? Aku tak ingin menyakitimu. Cinta kita
untuk membahagiakan, bukan menyakitkan!" dan ketik?
Pangeran Muda tertawa dan meraih kekasihnya maka
Wan Cu sudah mengusap pipi pangeran ini. "Kanda,
siapa sur?h kau lakukan itu?"
"Setan."
"Setan?"
"Ya, setan. Kau heran?" pangeran itu geli, "Aku
rasanya kesetanan melihat kau melayani raksasa itu, Cumoi. Kalau tidak melihat jangka perjuangan kita tentu Sai
mo ong dan teman-temannya sudah kusurub
membunuh Gurba! Ah, sudahlah. Percakapan kita
selesai. Kita tunggu saja hasilnya dan lihat bagaimana
sepak terjang raksasa itu."
Wan Cu menarik dapas. Terbayang dia ?kan
Gurba, raksasa lihai bertubuh tingi besar itu, Bergidik
dan ngeri hatinya kalau teringat keganasan Gurba
bermain cinta. Raksasa itu seperti 0rang kelaparan, kalau
bukan ia yang melayani mungkin wanita lain sudah mati
lemas. Gurba terlalu kuat, ia harus mengakui itu. Tapi
karena cintanya hanya untuk Siauw ongya seorang dan
apa yang ia lakukan adalah atas anjuran kekasihnya itu
maka wanita ini, menghela napas dengan pandangan
redup. Aneh mereka ini. Saling mencinta tapi
mengorbankan seorang di antara mereka. Siauw ong ya1168
menyuruh dia melayani Gurba. Padahal dulu masingmasing pihak sama berjanji bahwa mereka hanya untuk
yang lain. Sekarang kekasihnya menyuruh dia melayani
Gurba. Demi perjuangan. Demi cita-cita yang telah
mereka putuskan bersama. Dan karena perjuangan
memang membutuhkan pengorbanan maka jadilah dia
"tumbal" yang paling berat. Beginikah jalan menuju citacita? Wan Cu t?risak.
Sebenarnya, membersit khawatiran di hatinya.
Dia takut apa yang dia lakukan itu kelak mengganggu
hubungan mereka. Tapi Siauw ong-ya meyakinkan
hatinya, menyatakan cintanya dan justeru menghargai
besar pengorbannya ini, berkali-kali menyatakan isi
batinya dan tak mungkin meninggalkan Wan Cu. Dan
karena kekasihnya ini benar-benar menunjukkan
cintanya dan sampai saat itu tak ada tanda-tanda
mencurigakan yang dapat membuat dia ?emas akhirnya
Wan Cu menekan kekhawatiran sendiri dan tidak
bertanya ini-itu. Dan Pangeran Muda memeluknya.
"Ada apa, Cu moi? Kenapa mendesah?"
"Tak apa-apa. Aku hanya menekan
kekhawatiranku, kanda. Aku sedikit cemas"
"Tentang apa?
"Tentang.... tentang kegagalan Gurba," Wan Cu
berbohong.1169
"Ah, tak mungkin!" Pangeran Muda salah
tangkap. "Raksasa itu tak mungkin gagal menyatukan
suku suku liar di sana, Cu-moi. Dia sudah di kenal dan
ditakuti bangsa nomad (suku perantau )!"
"Mudah-mudahan.. .." dan ketika Wan Cu
direbahkan dan kembali kekasihnya mencium tiba-tiba
pangeran ini berbisik.
"Cu-moi, kita menghadap ibunda selir?"
Wan Cu menggeleng. "Tidak, aku lelah kanda.
Kau sendiri sajalah yang ke sana ..."
"Kau tak ikut?"
"Aku ingin beristirahat, aku lelah." "Baiklah,
kalau begitu nanti kita bertemu lagi," dan sang pangeran
yang mencium kening k?kasihnya ini dengan lembut
akhirnya meninggalkan Wan Cu menutup pintu kamar,
menuju ke sebuah kamar lain di kompleks istana sebelah
utara. Agak jauh dari tempat itu. Dan ketika seorang
wanita cantik setengah tua menyambut pangeran ini
maka pertanyaan pertama adalah kata kata singkat yang
dingin tapi lembut,
"Kau berhasil, anak pangeran?"
Pangeran Muda menjatuhkan diri berlutut.
"Berhasil, tapi...." pangeran ini tak meneruskan katakatanya, memandang dua dayang di samping wanita
setengah umur itu, ibunya, ibunda selir. Dan ketika1170
wanita itu maklum dan mengangguk mengangkat
lengannya maka dua orang dayang ini diusir.
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalian pergilah, aku tak butuh bantuan kalian."
Dua orang dayang itu pergi. Pangeran Muda
maju mendekat, dan ketika ibunya bertanya lagi dan dia
mengangguk maka pangeran ini menjawab lirih,
"Aku berhasil, tapi belum semuanya ibu.
Raksasa itu telah ditundukkan Wan Cu dan sekarang
memulai tugasnya."
"Bagus, dan di mana sekarang kekasihmu itu?"
"Beristirahat, dia lelah."
"Kau sendiri?"
"Ya"
"Kalau begitu teruskan rencana itu, pangeran.
Bujuk dan pakai siapa saja yang dapat dipergunakan
untuk berhasilnya cita-cita!"
"Tapi...." pangeran ini ragu, "ada sedikit
perobahan ibu. Raksasa itu jatuh cinta pada Wan Cu!"
"Apa maksudmu?"
"Dia menginginkan Wan Cu sebagai isterinya.
Dia rela mengorbankan kedudukan itu asal Wan Cu
diperisteri!"
Ibunda selir tertegun. "Apa jawabmu?"
"Tentu saja aku menolak, ibu. Tapi di luar aku
menyanggupi. Raksasa itu kurang ajar sekali, sudah
diberi hati masih merogoh jantung!"1171
"Hm, kau salah," sang ibu tiba tiba menegur.
"Apa yang diminta seharusnya kau berikan saja, anak
pangeran. Tak perlu gusar karena raksasa itu terlampau
berbahaya."
"Maksud ibu hendak memberikan Wan Cu
sebagai isterinya?"
"Kenapa tidak? Masih banyak wanita cantik
lainnya di sini, pangeran. Kau dapat memperolehnya
kapan kau suka!"
"Tidak, aku tak dapat. Aku mencintai Wan Cu,
ibu. Aku tak akan melepaskan kekasihku itu sebagai milik
orang lain!"
"Tapi dia tak setia. Dia telah main gila d?ngan
orang lain!"
Pangeran Muda terkejut. "Ibu melihat sendiri?
Apa maksud ibu?"
"Hm, tolol sekali. Kau telah melihat kekasihmu
itu melayani Gurba, pangeran. Apakah ini bukan
kesetiaan yang perlu diragukan? Kau tak perlu bertanya
pada ibumu, kau telah lihat dan buktikan sendiri
perbuatan kekasihmu itu"
"Tapi itu atas suruhan kita. Ibu yang memberi
saran dan menyuruhku berbuat begitu!"
"Benar, tapi wanita baik-baik tak akan mau
diperintah begitu, pangeran. Apa yang dilakukan Wan Cu
menunjukkan wataknya yang tidak dapat dipercaya!"1172
Pangeran ini tertegun. "Tapi....."
"Tapi apa? Kau mau mengganduli wanita
ma?am begitu?" sang ibu mengejek.
"Lihat saja pertama kalinya, an?kku. Lihat dan
buktikan saja ketika dia mau, mengkhianati suaminya,
Kungghodu. Bukankah wanita macam begini
sesungguhnya tak berharga mendapat cintamu? Dia
wanita murahan, anak pangeran. Tak perlu berat
melepasnya kalau raksasa itu menginginkannya sebagai
isteri. Malah kebetulan, kau dapat bebas dan tak ada
resiko untuk kelak dikhianati kekasihmu itu bila terpikat
orang lain!"
Pangeran M?da pucat. "Ibu, ini.... ini jalan
pikiran yang tidak keruan!"
"Hm, tidak keruan bagaimana? Kau dapat
membuktikannya?"
Pangeran ini menelan ludah, terbelalak
memandang bunya, "Tentu saja, b?lankah ini semua
adalah atas hasil bujukanku? Bukankah aku yang
menyuruh dia berbuat begini atau begitu? Dan apa yang
dilakukan Wan Cu justeru menunjukkan cintanya, ibu.
Dia tak mungkin mengkhianati aku dan berbalik
membantu orang lain!"
"Kau bodoh: Justeru bujukanmu itu merupakan
uji coba, pangeran. Kalau Wan Cu wanita teguh iman
tentu dia menolak. Dan kau boleh tergila-gila pada1173
wanita macam begini. Tapi apa nyatanya? Dia terbujuk,
anakku. Dia roboh dan menerima bujukanmu karena
imannya lemah. Itu menunjukkan wanita model apa
kekasihmu itu!"
Pangeran Muda tertegun. "Tapi......." dia
bingung.
"Tapi apa lagi?" sang ibu menukas. "Kau boleh
renungkan kata kata ibu, anakku. Bagiku tak perlu
memberatkan wanita macam begitu. Perjuangan kita
adalah perjuangan besar, tak s?harusnya urusan pribadi
yang sepele begini kau pikirkan dengan jantung
digerogoti cinta. Kau dapat mencari penggantinya!"
Pangeran Muda menggigil. "Kau tak dapat
menerimanya?"
Pangeran ini serasa tercekik. Tapi ketika sang
ibu bertanya kembali dan dia mengangguk akhirnya
pangeran ini berkata, serak,
"Ibu, apa yang kau katakan agak berlawanan
dengan isi hatiku. Aku belum dapat menerimanya begitu
saja. Sebaiknya aku berpikir."
"Berpikir apalagi? Bukankah semuanya nyata
dan gamblang?"
"Tapi perbuatan Wan Cu adalah atas suruhan
kita, ibu. Masa kita menuduhnya demikian keji?"1174
"Hm, kau bodoh. Kau tak dapat berpikir mana
benar mana tidak, pangeran. Kalau begitu kau akan
selalu bimbang dan tak dapat mengambil putusan!"
"Jadi maksud ibu..."
"Seperti yang kukatakan tadi. Berikan kelak
kekasihmu itu pada raksasa Tar - tar itu. Itu suatu
kebetulan. Kau dapat melepaskan diri dari wanita yang
tak punya iman!" dan ketika pangeran ini terbelalak dan
terhuyung memandang ibu nya maka ibunya sudah
berkata, bangkit berdiri, "Pangeran, hidup hanya sekali.
Tak ada manusia di dunia ini yang dapat hidup dua kali.
Kita sedang memperjuangkan cita-cita yang lebih besar.
Kedudukan putera mahkota harus kau rebut dan kelak
kau menjadi kaisar. Kesempatan emas ini hanya sekali
juga bagi kita. Raksasa itu tenaga yang dapat diandalkan
Kalau kita gagal gara-gara persoalan perempuan.
Sungguh penyesalan akan menghantui hidupmu selama
hidup! Kekasihmu itu tak perlu diberatkan, kau dapat
mencari lain dan banyak penggantinya. Tidakkah kau
lihat ancaman kegagalan kalau raksasa itu kau khianati?!
Ingat, ibu lebih banyak mengenyam pahit getir
kehidupan, anakku. Apa yang ibu katakan adalah
berdasar pengalaman yang telah ibu alami. Hidup sekali
haruslah sukses, singkirkan kesengsaraan dan
penderitaan sejauh mungkin! Kau mengerti?" Pangeran
ini tak menjawab. "Kalau begitu renungkanlah. Ibu tak1175
mau kau gagal." dan ibunda selir yang menepuk
puteranya dengan mata bersinar lalu menyuruh
pangeran itu beristirahat, disambut anggukan lemah.
Pangeran Muda yang tak dapat berkata - kata
lagi. Dan ketika pangeran itu pergi dan ibunda selir
menepuk tangannya maka dua orang dayang yang tadi
diusir sudah muncul kembali di pintu.
"Awasi Pangeran Muda, lihat ke mana dia
pergi."
Dua dayang itu mengangguk. Mereka mengintil
di belakang, jarak cukup jauh. Tapi ketika sang pangeran
kembali ke kamarnya sendiri dan mereka melapor
kepada ibunda selir maka wanita ini mengangguk dan
tersenyum puas, menyuruh dayang itu keluar lagi dan
dia duduk di kursinya. Dan begitu pintu ditutup dan
wanita ini melamun jauh ke belakang tiba - tiba semua
gambaran masa lalu muncul di benaknya dan
terbayanglah peristiwa itu.
Di sebuah gubuk reyot, empatpuluh tahun yang
lalu. Tiga orang miskin tinggal di tempat ini, Sien Nio dan
ayah serta ibu angkatnya, bertiga menjadi buruh tani
milik tuan tanah Pin-Toya (tuan Pin). Bertiga hidup dalam
keadaan melarat dan banyak hutang. Jun-lopek, ayah
angkat Sien Nio dan isterinya mulai sering sakit-sakitan.
Mereka suami isteri itu sebenarnya belum berumur
limapuluh tahunan, baru empatpuluh enam mereka1176
seolah sudah menjadi kakek nenek yang tapi begitu tua.
Tubuh mereka kurus, mata cekung dan tulang pipi
menonjol. Jelas keadaan orang kurang makan dengan
kondisi menyedihkan. Dan Sien Nio yang ikut dua suami
isteri ini sebagai anak angkat karena Jun-lopek tak
mempunyai turunan sudah tinggal bersama orang tua
angkatnya limabelas tahun. Waktu yang cukup lama,
Dan tragedi itu menimpa mereka hari itu.
Jun-lop?k seminggu tak dapat masuk. Panen di
sawah ditinggalkan, kakek ini batuk-batuk dan semalam
muntah darah. Isterinya otomatis menjaga suami dan
tidak dapat bekerja pula di Tempat Pin-loya. Sien Nio,
gadis enambelas tah?n yang bertubuh sehat diminta
pula menjaga ayahnya, membantu ibu angkatnya. Tapi
ketika batuk Jun-lopek kian menghebat dan sang isteri
menangis tiba-tiba Jun fopek roboh terguling muntah
darab.
"Huakk....!"
Sien Nio jijik. Ibu angkatnya sudah mengger?ng
- gereng melihat keadaan sang suami, membangunkan
suaminya dan menyuruh Sen Nio mengambil air panas.
Semalam telah disiapkan dan berkali-kali meringankan
penderitaan suaminya dengan menggosokkan air panas
itu di dada Jan-lopek. menaruh air panas di dalam botol.
Tapi ketika Jun-Jopek batuk - batuk dan tetap kesakitan1177
maka sang isteri menjadi bingung dan menangis tak
keruan.
"Suamiku, kau perlu obat. Kita harus mencari
obat....!"
"Ya," Jun-lopek mengangguk lemah. Tapi di
mana kita mencarinya, isteriku? Aku merasa dadaku
panas, nyeri dan panas sekali.... ugh!" Jun lopek batukbatuk kembali muntahkan darah dan Sien Nio mendapat
giliran membersihkan darah di lantai tanah itu, hampir
muntah dan melakukan pekerjaannya sambil meram,
ikut menangis. Dan ketika Jun lopek terengah engah dan
dibaringkan kembali maka isteri kakek ini mengguguk.
"Suamiku, kita harus ke tabib Chang. Kita harus
meminta obat pada tabib itu!"
"Ya, tapi kita harus membelinya, isteriku, bukan
memintanya. Padahal kita tak punya uang"
"Bagaimana kalau kita hutang lagi pada Pin
loya?"
"Kau gila? Hutang kita sudah bertumpuk, aku
tak berani....!"
"Tapi kau harus disembuhkan, suamiku. Kau tak
boleh menderita dan harus minum obat!" sang isteri
menangis lagi, pucat dan merah matanya karena
semalam terus menangis, bingung dan tak keruan
rasanya karena cobaan itu terlampau berat. Seminggu ini
suaminya tak diobati kecuali minum akar - akaran1178
tradisionil, butuh obat yang lebih manjur tapi tak punya
uang. Hutang mereka pada Pin Toya sudah seribu tail,
bersama bunga. Sukar melunasi hutang yang
menggunduk itu, Tapi ketika wanita ini teringat gelang di
pundi-pundi hitam dan nyaris terpekik tiba-tiba isteri Jun
lopek ini melompat.
"Suamiku, kita masih punya gelang. Gelang itu
kita jual..!"
Jun-lop?k terkejut. Isterinya t?lah membuka
sebuah pundi pundi hitam dengan tangan gemetar,
merasa dewa penolong seolah menyelamatkan mereka.
Dan ketika dengan tangan menggigil dan muka gembira
isterinya itu membawa gelang itu ke mukanya maka
isterinya ini telah bicara, "Suamiku, kita tak perlu hutang
pada Pin-loya. Kita dapat menukarkan ini pada tabib
Chang ....!"
"Ah!" sang suami terkejut. "Itu gelang
pernikahan kita, isteriku. Masa hendak dijual dan di
tukar obat?"
"Aku tak perduli. Inipun pemberianmu dulu.
Kini hendak kubawa ke tabib Cheng dan biar kutukar
dengan kesembuhanmu. Aku lebih berat dirimu
daripada gelang ini!"
"Tidak!" sang suami terbelalak, menggeleng
keras. "Gelang itu gelang keramat, isteriku. Tak boleh
dijual karena merupakan benda pusaka!"1179
"Tapi kau sakit, kau perlu obat....!"
"Ya, tapi jangan menjual gelang itu, isteriku.
Masih ada jalan lain selain menjual gelang!"
"Apa itu?" Jun lopek bingung. Diapun tak dapat
menj?wab ketika isterinya bertanya, jalan apa yang
disebut sebagai jalan lain itu. Dan ketika dia batuk batuk
dan tak dapat menjawab tiba-tiba isterinya merubruk
menangis tersedu sedu.
"Suamiku, jalan lain tak ada, kecuali hutang.
Bagaimana kalau aku meminjam uang lagi pada Pin loya?"
Kakek ini gemetar. "Tak mungkin diberi,
isteriku. Hutang kita sudah terlalu tinggi. Minggu lalupun
belum kita bayar.....!"
"Tapi....!" sang isteri terbelalak, mengangkat
mukanya. "Gelang ini dapat dijadikan jaminan, suamiku.
Kutunjukkan benda ini agar Pin - loya mau memberi!"
"Kau hendak menggadaikannya?"
"Kalau tak boleh dijual!"
"Ah...." dan Jun - lopek yang batuk-batuk tak
dapat menjawab tiba tiba mengeluh dan mendekap
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dadanya, kembali muntah darah dan keadaan benarbenar gawat. Kakek ini pucat pasi,habis tenaganya oleh
batuk yang menggebu. Dan ketika sang isteri menangis
dan menolong suaminya maka Sien Nio yang, saat itu
berdiri di tengah pintu memandang terbelalak.1180
"Sen Nio, bantu ayanmu. Angkat tubuhnya!"
Sien Nio menggigil. Dia saat itu melotot
memandang gelang, baru kali itu mengetahui ibu
angkatnya memiliki perhiasan berharga ini. Tak kurang
dari seribu tail. Tapi ketika ibunya berseru dan menanggil
namanya segera gadis ini tertatih tatih menghampiri
sang ayah, berjingkat dan kembali jijik memandang
darah yang kotor. Ayahnya batuk batuk dan keadaan
berbahaya, dia disuruh membantu ayahnya dan
membersihkan darah di lantai. Dan ketika Jun-lopek
terengah dan isterinya menangis maka wanita ini
menyuruh Sien Nio menjaga suaminya.
"Suamiku, aku harus ke Pin-loya. Biar kui minta
uang untuk ke tabib Chang....!"
Jun lopek mengangkuk gemetar. Dia tak dapat
menjawab, itulah satu satunya jalan untuk
menyelamaikan nyawanya. Tapi ketika sang isteri
berangkat dan Sien Nio bangkit berdiri tiba-tiba gadis ini
berseru,
"ibu, turggu....!" dan Sien Nio yang mengejar
ibunya membuat ibunya berhenti tiba tiba mengajukan
usul, "Ibu, bagaimana kalau aku saja yang pergi ke
tempat Pin Toya? Biar ku mintakan uang itu, kau dapat
menjaga ayah sementara aku ke sana!"
Isteri Jun-opek tertegun. Sebenarnya, dia setuju
mendengar ini. Betapapun dia lebih baik dirumah karena1181
tempat tinggal Pin-loya cukup jauh, mereka tinggal di
pinggiran. Dan ketika Sien Nio bertanya lagi dan dia tak
curiga sedikitpun juga akhirnya wanita tua ini
menyerahkan miliknya dan mengangguk pada anak
angkatnya itu.
"Baiklah, kau bawa Nio nio. Tapi hati-hati, ini
satu satunya barang berharga kami yang tidak ada
duanya."
Sien Nio menyambut girang. Dia cepat
menerima gelang itu, menimangnya dan
menggengamnya di tangan. Dan begitu sang ibu
menyuruh dia berangkat gadis itu menggerakkan
kakinya ke rumah Pin loya. Tapi Sien Nio tidak
menyerahkan barang berharga itu, menghadap Pin-loya
dan minta begitu saja, hutang tanpa jaminan, Pin loya
marah marah dan tentu saja tidak memberikan uangnya.
Sien Nio bingung. Dan ketika gadis itu menangis dan
gagal diusir keluar tiba-tiba Hok centeng ( tukang pukul
Hek) muncul.
"Ada apa? Kenapa gadis ini, loya?"
Pin loya marah marah. "Dia datang minta
pinjaman, padahal hutang yang dulu belum lunas! Mana
mungkin itu? Lempar dia. Tendang dan suruh dia
keluar!"
Hok centeng atau Hok - kauwsu terbelalak, "Dia
anak perempuan Jun-Jopek, bukan?"1182
"Benar."
"Berapa dia mau pinjam?"
Pin-loya melotot. "Hok-kauwsu, apa maumu?"
Hok-kauwsu menyeringai, tersenyum lebar.
"Tidak apa apa, loya. Tapi...." tukang pukul ini
menghampiri Sien No, mengawasi wajahnya. Dan ketika
dia mengangguk-angguk dan menghadap maJikannya
tukang pukul ini kembali bertanya, "Lo. ya, berapa dia
minta?"
"Duaratus tail, sungguh gila!"
"Untuk apa?"
"Katanya untuk membeli obat."
"Siapa yang sakit?"
Pin - l?ya menggebrak meja. "Hok-kauwsu, ada
apa kau tanya-tanya? Usir saja bocah ini, bilang tak ada
uang. Habis perkara!" Tukang pukul itu mengangguk. Dia
tertawa menyeret Sien Nio, dibawa keluar dan
menyeringai aneh. Sien Nio menangis dan ketakutan.
Tapi ketika tukang pukul itu membawa Sien Nio ke
belakang rumah dan berhenti di situ tiba - tiba Hok
kauwsu ini bertanya halus,
"Sien Nio, untuk apa uang sebegitu banyak?
Benarkah untuk mencari obat? Siapa yang sakit?"
Sien Nio g?metar. "Ayah, Hok-kauwsu. Ayah
batuk batuk dan seminggu ini tak dapat bekerja. la
muntah darah!"1183
"Kau perlu uang?"
"Tentu saja."
"Berapa, duaratus tail?"
Sien Nio mengangguk. Sebenarnya ibu
angakatnya tak memberi tahu jumlahnya, menyuruh dia
mengira-ngira saja dengan jaminan gelang itu. asal
cukup membeli obat. Dan Hok kauwsu yang menyeringai
memandang gadis ini tiba-tiba menangkap pundaknya.
"Kau punya jaminan apa?" .
Sien Nio terkejut. "Tidak..... tidak ada !" dia
mengira Hokkauwsu mengetahui gelangnya, cepat
meronta dan melepaskan diri. Hok kauwsu yang tertawa
menangkap kembali itu tiba-tiba mendengus.
"Sien Nio, pinjam tanpa tanggungan adalah
tidak mungkin. Ayah ibumu tak punya jaminan, mana
bisa mencari hutang? Apalagi duaratus tail, jumlah itu
tidak sedikit! Kalau kau mau menjaminkan dirimu biarlah
kubantu kau mencari uang. Setuju?"
Sien Nio terbelalak. "Apa maksudmu, Hok.
kauwsu?"
"Heh heh, maksudnya jelas. Sien Nio.' Kalau kau
mau melayani aku dan bersikap manis padaku aku dapat
memberimu duartus tail itu. Setuju?"
Sien Nio mengangguk. Dia mengira kata "me
layani" itu bermaksud melayani Hok kauwsu dalam arti
menyiapkan makan minumnya, mencuci pakaiannya1184
atau apa saja yang berhubungan dengan pekerjaan
sehari-hari. Tentu saja girang dan menganggap enteng.
Gelang berarti dapat dia miliki dan duaratus tail dapat
diperolehnya juga dengan mudah. Begitu gampang! Dan
Sien Nio yang mengangguk berseri dengan mata
berkejap tiba tiba bertanya,
"Boleh, tapi berapa lama aku melayanimau,
Hok kauwsu? Asal tidak tahunan aku tentu mau!"
"Ha - ba, tak perlu tahunan, anak manis. Dua
bulanpun cukup! Kau tau?"
Hok - kauwsu tertawa bergelak, matanya
berkilat dan begitu aneh memandang gadis remaja ini,
bersinar sinar dan membuat sang remaja tertegun. Tapi
ketika Hok-kauwsu menyatakan dua bulan saja dan
waktu bagi Sien Nio dapat ditolerir tiba-tiba Sien Nio
mengangguk dan tersenyum gembira.
"Baiklah, aku mau. Tapi mana sekarang uangmu
itu."
H?k kauwsu hampir berjingkrak. Dia terbahak
mengejutkan gadis remaja ini, melompat dan
menghilang sejenak entah ke mana, menyuruh Sien No
menunggu. Dan ketika sekejap kemudian CenTeng itu
muncul kembali dan sebuah pundi-pundi terbawa di
tangan kanannya maka tukang pukul ini tertawa
melonjakkan kakinya,
"Sien Nio, ini uang itu. Kau boleh hitung isinya!"1185
Sien Nio terbelalak. Dia sudah menerima pundipundi itu, menghitung uangnya. benar dua ratus tail, tak
lebih tak kurang. Tentu saja girang dan mengucap terima
kasih, ingin berlalu dan segera pergi dari tempat itu. Tapi
ketika Hok - kauwsu tertawa aneh dan menyambar
lengannya mendadak centeng ini menyeringai
membentak perlahan,
"Sien Nio, tunggu dulu. Kau belum berjanji
kapan kau mulai melayani aku!"
"Ah...." Sien Nio terkejut. "Kapan saja aku siap
melayaninya, kauwsu. Kau mau kapan?"
"Weh, kau menantang? Kalau begitu nanti
malam!" tukang pukul itu tertawa bergelak, air liurnya
menetes dua kali membuat Sien Nio mengerutkan
kening: Dan ketika Sien Nio dilepas dan disambar pipinya
tiba tiba Hok-kauwsu mendaratkan ciumannya dua kali.
"Nio nio, kau boleh layani aku nanti malam. K?tunggu di
tengah sawah!"
Sien Nio terkejut. "Di tengah sawah?" dia tak
mengerti, agak takut juga melihat centeng itu.
"Apa yang harus kukerjakan di sana,kauwsu?
Bukankah pekerjaan ada di rumahmu?"
"Ha-ha, di tengah sawahpun banyak
pekerjaannya, Sien Nio. Pokoknya kesana saja kau
malam nanti. Kebetulan malam ini aku bertugas jaga, di
gubug itu Kau tahu, bukan?"1186
"Ya." Sien Nio agak was-was, teringat gubug di
tengah sawah milk Pin-loya itu. Gubug yang biasa dipakai
penjaga tuan tanah ini untuk menjaga sawahnya dari
pencurian, padi dan gandum banyak tersebar di situ.
Tapi teringat dia takut sendirian berjalan di malam hari
tiba . tiba Sien Nio menggigil "Hok kauwsu, kenapa
malam hari? Aku takut....!"
"Ah, tak perlu takut," centeng itu membujuk.
"Aku akan menunggumu di tepi sawah, Nio. nio. Setelah
itu kita berangkat bersama ke tengah. Begitu?"
Sien Nio mengangguk. Kalau begini terang. dia
tidak takut, ditemani Hok-kauwsu. Dan ketika tukang
pukul itu kembali tertawa dan menyuruhnya pergi
akhirnya Sien Nio membawa uang itu dengan sedikitpun
tidak berprasangka buruk. Dan inilah celakanya. Gadis
remja itu terlalu hijau.
Menganggap demikian mudah mencari duit.
Tinggal berjanji dan dapatlah uang itu. Duaratus tail di
tangan sementara gelang juga tidak sampai hilang. Dia
dapat memiliki benda itu dan tugasnya berjalan
demikian mulus. Dan ketika uang itu dia serahkan pada
ibu angkatnya sejumlah seratus tail sementara yang
seratus tail lagi dia sembunyikan dari ibunya maka tanpa
berprasangka buruk pula tabib Chang mengobati
suaminya.1187
Tapi celaka. Tabib Chang berkerut kening. Dewa
penolong itu menyatakan terlambat, tak mungkin
menolong Jun lopek yang dianggap kadaluwarsa. Isteri
Jun lopek hampir pingsan, pucat mendengar keterangan
tabib ini, seolah ultimatum seorang hakim. Tapi Coang
sinshe (tabib Chang) yang memberi hiburan dengan
sebungkus obat memberitahukan sesuatu.
"Jangan terlampau cemas. Suamimu memang
parah, ibu tua. Tapi kuharap sebungkus obat ini dapat
memperpanjang umurnya barang seminggu. Kau
rebuslah jadikan tujuh bagian dan minum setiap bagian
pada setiap hari. Berdoalah agar Tuhan menyelamatkan
suamimu."
Isteri Jun lopek meratap tak keruan. Tabib
Chang adalah satu satunya tabib yang paling diandalkan.
Obatnya manjur dan banyak yang tertolong. Tapi kalau
sekarang artinya itu hanya dapat menghibur dengan
kata-kata itu dan nyawa suaminya hanya dapat
diperpanjang tujuh hari lagi tak ayal wanita tua ini
terhuyung dan pucat menerima obat. Dan saat itu tiba
tiba diapun batuk pula, tanpa sengaja melontakkan
darah dan mengenai pakaian si tabib. Chang sinshe
terkejut dan membelalakkan mata. Dan ketika wanita itu
terguling dan roboh sambil menangis maka tabib ini
menolong dengan kening semakin berkerut.
"Kaupun terkena. Kau juga sakit!"1188
Isteri Jun lopek menangis mengguguk. Dia!
tersedu-sedu di samping suaminya, dua-duanya sama
terkena penyakit yang serupa. Barangkali tbc! Dan ketika
tuan Chang menolong dan membangunkan wanita tua
itu maka Chang sinshe mangambil obat lagi khusus untuk
wanita tua ini.
"Kau ada uang? Ini duapuluh lima tail. Kalau
ingin hidup panjang harap berikan padaku duapuluh lima
tail lagi. Aturannyapun sama, kau belum terlambat
karena baru pada stadium pertama!"
Wanita tua ini tersedu. Dia mengeluarkan lagi
dua puluh lima tail, untung seratus tail itu dibawanya
semua. Tapi ketika dia pulang dan malam itu kedinginan
membawa sang suami tiba-tiba Sien Nio yang dipanggil
berkali-kali tak tampak.
"Nio nio, tolong ibumu. Di mana kau?'
Tak ada jawaban. Sien Nio tak menyahut dan
tak ada di rumah, tentu saja heran ibu angkatnya.
Wanita tua itu batuk batuk dan kembali muntahkan
darah. Penyakit sudah menular padanya. Dan ketika sang
suami juga batuk batuk dan mengeluh menahan sakit
akhirnya wanita ini menangis tak berdaya di antara
marah dan khawatir. Dia terpaksa melupakan anak
angkatnya, mengurus suami dan diri sendiri. Cepat
merebus obat dan berkali-kali terhuyung harus
menopang tubuh. Dada sesak dan muka pucat. Dan1189
ketika malam itu terpaksa dia harus bekerja sendirian
dan dua suami isteri sama batuk-batuk maka
penderitaan Jun-lopek dan isterinya benar-benar
menyedihkan. Ke mana Sien Nio? Tentu saja menemui
Hok-kauwsu !.
Malam itu gadis ini menunggu ibunya. Tapi
karena rumah tabib Chang cukup jauh dan kepergian ibu
dan ayah angkatnya itu terlalu lama akhirnya Sien Nio
meninggalkan rumah teringat janjinya pada Hokkauwsu. Dia takut terlalu malam. Begitu matahari
terbenam segera dia berangkat. Mengira kerjaan di
fempat Hok-kauwsu nanti tak akan lama dan sebentar
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
selesai. Berarti dia dapat segera pulang dan menemui
ayah ibunya lagi. Tapi ketika dia berada di sana dan
suasana yang gelap membuat dia takut akhirny? Sien Nio
menggigil saja di tepi sawah, menunggu, sesuai janji Hokkauwsu tadi Dan ketika dia merasa tak sabar dan ingin
menangis Hok kauwsu tak muncul juga mendadak
sepasang leng?n menyergap bahunya.
"Heh, sudah lama kau di sini?"
Sien Nio terpekik. Dia hampir menjerit, meronta
melepaskan diri. Tapi ketika dilihatnya itu lah Hok kauwsu dan tukang pukul ini menyeringai akhirnya Sien
Nio menegur dengan muka pucat,
"Kauwsu, kau mengagetkan orang Sungguh aku
terkejut!"1190
"Heh-heh, terkejut tapi tidak takut,bukan?
Sudahlah, aku di sini, Nio-nio, mari ke gubug sesuai janji
kita."
Hok-kauwsu tertawa, menyambar dan sudah
menyeret gadis ini ke tengah, Sien Nio mendengar
napasnya yang mendengus aneh. Dan ketika mereka tiba
di sana dan Sien Nio terbelalak segera gadis ini melihat
sebuah dipan dengan sebuah meja kursi kecil, dipan
yang agaknya baru dibawa ke situ karena biasanya dipan
ini tidak ada.
"Kauwsu, kau membawa dipan ini?"
"Ya, untuk kita, Nio - nio. Kau suka, bukan?"
Hok-kauwsu kembali tertawa, membesarkan
pelita hingga tempat itu lebih terang. Sien Nio melihat
pula beberapa g?las dan mangkok. Dan ketika dia
tertegun dan memandang kiri kanan tiba-tiba Hok
kauwsu melepas bajunya.
"Nio-nio, aku ingin pijat. Kau lakukanlah
tugasmu pertama itu sekarang."
"Pijat?"
"Ya, aku lelah, Nio nio. Capai habis bekerja
berat. Aku ingin kau m?mijatku setiap hari di sini.
Ayolah."
Sien Nio membelalakkan mata. Tukang pukul
itu telah melepas bajunya, kini celananya pula. Tinggal
celana dalam yang kedodoran, Gadis ini tiba - tiba1191
menjadi ngeri, melihat tubuh telanjang seorang pria
yang begitu kokoh. Tapi belum dia m?nolak atau apa
mendadak Hok-kauwsu tertawa menarik tubuhnya.
"Ayo. kerjakan. Pijat seluruh tubuhku!"
Sien Nio menggigil. Sebenarnya, seumur hidup
belum pernah dia memijat pria, paling-paling ayah
angkatnya itu atau ibu angkatnya, kalau mereka
kecapaian. Tapi sekarang diperintah begini dan dia ngeri
melihat Hok kauwsu tinggal mengenakan celana dalam
saja dan mata laki-laki itu merah mendadak, entah
karena apa Sien Nio menjadi takut dan menggeleng.
"Tidak, aku.... aku tak bisa, kauwsu. Aku tak
biasa memijat!"
"Heh, kau menolak?" kauwsu itu terbelalak,
matanya yang merah tiba tiba melotot. Dan ketika Sien
Nio terisak dan mundur menganggukkan kepalanya
mendadak tukang pukul ini melompat bangun
membentak Sien Nio.
"Bocah, kau telah mendapat duaratus tail dari
aku. Dan kau juga sudah berjanji. Kenapa menolak? Kau
mau menipu aku?"
"Tidak ... tidak.... aku.... aku memang tak bisa
memijat, kauwsu Lebih baik pekerjaan lain saja yang
biasa kulakukan.....!"
"Itu nanti. Kalau tak bisa memijat kau harus
belajar. Ayo!" dan Hok-kauwsu yang kasar menyambar1192
gadis ini tiba - tiba menarik Sien Nio hingga roboh ke
dipan itu. Lalu mengancam dengan muka merah tukang
pukul ini menghardik. "Nio-nio, uang duaratus tail tidak
sedikit. Kau jangan main main kepadaku. Kalau tidak
mau menepati janjimu sendiri kubunuh kau di sini!
Masih kau menolak?"
Sien Nio menangis. Sekarang dia gemetar,
betapapun firasat kewanitaannya memberi tahu sesuatu
yang mengerikan. Dan karena dia juga sudah berjanji dan
pekerjaan memijat itupun kiranya tak terlalu sukar
akhirnya gadis ini mengangguk dan menahan cucuran air
matanya. Dan Hok-kauwsupun berkata,
"Kalau kau tidak mau kembalikan saja uangku
itu, berikut bunga!"
Gadis inipun tercekik. Terang ia tak dapat
mengembalikan uang itu, sebagian sudah diberikan pada
ibu angkatnya dan sebagian lagi dia simpan. Rakus harta
mulai merasuki dirinya. Dan ketika Hok-kauwsu
membalikkan tubuh dan tengkurap di atas dipan itu
akhirnya dengan takut - takut dan jari menggigil gadis ini
mulai memijat.
"Hok kauwsu, jangan minta kembali hutang itu.
Aku sedia memenuhi permintaanmu."
"Nah, itu baik. Kau jangan membuat aku marah.
Ayo Pijat seluruh tubuhku dari atas sampai bawah!"1193
Sien Nio sudah mulai bekerja. Ia memijat tubuh
Hok kauwsu itu, perlahan lahan dari atas ke bawah. Tapi
karena dia takut-takut dan pijatannya pun tak bertenaga
maka tukang pukul ini membentak menyuruh dia sedikit
keras.
"Tambah tenagamu itu, jangan terlalu lemah!"
Sien Niopun menggigil. Dia mengangguk,
menambah tenaganya menekan rahang digigit,
betapapun tubuh Hok-hauwsu terlalu keras sekali
baginya. Tapi ketika pijatan di belakang selesai dan Hok
- kauwsu membalikkan punggungnya maka laki - laki ini
menyuruh agar bagian depan juga dipijat
"Sekarang dada dan paha tekan yang kuat tapi
lunak!"
Sien Nio terbeliak. la melihat dada Hok kauwsu
yang bidang tapi berbulu, ngeri hatinya. Tapi karena
orang sudah memerintah dan dia harus memijat maka
gadis inipun tak dapat bicara dia memijati dan
memejamkan mata , memijati dada Hok kauwsu itu,
berkali kali Seluruh dada sudah dia pijati. Tapi dasar
keparat Hok kauwsu menyuruh dia menurunkan pijat
bawah dan ke bawah lagi mendadak tukang pukul itu
tertawa bergelak menyambar tangan Sien Nio,
menangkap dan membantingnya ke bawah menumpang
di tubuh tukang pukul itu.1194
"Ha ha, sekarang pijatmu selesai, Nio nio. Tugas
baru adalah melayaniku.... brett" Sien Nio dibuka
bajunya, otomatis terkuak dan Sien No menjerit. Bagian
atasnya telanjang. Tapi belum dia meronta atau apa
mendadak mulut Hok kauwsu telah mencium mulutnya
penuh nafsu, mendengar laki-laki itu mendengus
dengus.
"Nio-ni?, layani aku. Buka pakaianmu.....!"
Sien Nio terkejut bukan main. Dia sudah dipeluk
dan dibanting laki-laki ini, tubuhnya menempel dan
melekat di tubuh Hok kauwsu. Tentu saja meronta dan
menjerit jerit. kaki dan tangan kesana kesini, sebisabisanya menendang tak karuan, seperti kuda liar yang
tertangkap jerat.
Tapi ketika mulutnya tertutup mulut Hok kauwsu dan laki-laki itu mendengus menciumi seluruh
mukanya akhirnya Sien Nio menangis dan hampir
pingsan.
"Oh, tidak... jangan.... tidak...."
Namun Hok-kauwsu telah mencopoti semua
pakaiannya.Tukang pukul ini mendengus dengus
mengancamnya dan menyebut nyebut lagi uang
duaratus tael itu, bahkan akan membunuh gadis itu
kalau Sien Nio berteriak. Tentu saja membuat Sien Nio
bungkam dan tidak berkutik lagi . Dan ketika laki laki itu
menggumulinya dan Sien Nio merintih , maka untuk1195
pertama kalinya dalam kehidupan remajanya gadis ini
menyerahkan miliknya yang paling pribadi. Sekarang dia
tahu apa artinya "melayani" itu , Bukan seperti yang
disangka melainkan seperti yang begini. Melayani Hok
Kauwsu luar dalam . menjadi pemuas nafsu laki laki itu ,
sementara tubuhnya digerayangi sana sini , menjadi
permainan Hok Kauwsu dengan tangan-tangannya yang
kasar dan kurang ajar. Dan ketika semuanya itu selesai
dan laki laki itu tersenyum puas, ia disuruh pergi begitu
saja.
"Pulanglah, tugasmu selesai, anak manis. Besok
kau dating kemari lagi atau kau kembalikan uangku itu!"
"Aku takut." Sien Nio menangis
"Akutak berani jalan sendirian Kauwsu. Tolong
kau antar aku sampai ke rumah"
"Apa?" Kau main perintah? Kupukul kau nanti ,
Ayo pulang sendirian" Hok kauwsu membentak. "aku
ingin istirahat"
"Tapi aku takut kauwsu, lagi pula bagaimana
jawabku nanti pada ayah ibuku?"
"Persetan mereka itu kau cari akal sendiri"
tukang pukul ini mendorong Sien Nio menyuruh gadis itu
keluar dan marah marah . Dan karena Sien Nio tak
berdaya dan lebih takut pada laki laki ini , akhirnya
dengan air mata bercucuran dan mata merah dia pulang
sendirian, menerobos kegelapan malam dan terhuyung1196
huyung menuju kerumahnya sendiri. Sekarang rasa
takutnya berganti. Ada penyesalan kenapa dia menuruti
kemauan centeng itu , juga kenapa menipu ibu
angkatnya sendiri . Tapi karena semuannya terlanjur dan
nasi telah menjadi bubur maka Sien Niopun tak dapat
berbuat apa apa dan pulang ke rumah. Dan disini kena
damprat lagi . Ayah ibunya marah marah , terutama
ibunya. Memaki maki dirinya yang dikata gadis tak tahu
diri , keluyuran dan malam malam pulang begitu saja
Sien Nio beralasan dipanggil Hok kauwsu, tentu saja tak
menceritakan apa yang dia alami di tengah gubuk itu .
Hilang kehormatan gara gara duaratus tael . Dan ketika
malam itu ia tak dapat tidur karena tubuhnya sakit sakit
dan selangkangannya terasa perih , maka keesokkan
harinya seperti yang sudah dipasakan ia melayani lagi
Hok kauwsu itu . Ibunya keheran heranan dan tidak
mengerti kenapa empat hari ini anak perempuannya
berturut turut pulang malam , selalu dipanggil Hok
kauwsu , begtu katanya. Tentu saja mengerutkan kening
tapi tak sempat menyelidiki, suaminya tetap parah .
Diapun semakin batuk batuk dan terpaksa membiarkan
anak perempuannya pergi pulang dengan cara yang
aneh. Tapi ketika tengah malam akhirnya isteri Jun lopek
ini membelalakan mata
"Sien Nio , kau pergi kemana saja?, Benarkah
dipanggil Hok kauwsu?"1197
Sien Nio menggigil. "Benar , kau boleh bertanya
kalau tidak percaya, ibu . Aku memang benar dipanggil
tukang pukul Pin loya itu "
"Ada urusan apa?"
"Urusan..urusan hutang" Sien Nio menjawab
tak ragu, betapapun ketenangan dan kepintarannya
berbohong mulai tumbuh , membuat sang ibu
mengerutkan kening, tentu saja terkejut dan berobah
mukanya mendengar jawaban itu. Persoalan hutang
yang tidak enak. Tapi merasa sudah memberikan gelang
dan itu dianggap sebagai jaminan yang cukup wanita
itupun memandang anaknya.
"Hutang apa lagi? Bukankah gelang itu telah kau
berikan pada Pin-loya?"
"Benar, tapi bunga dari pokok pinjaman itu
dianggap tak cukup, ibu. Sekarang setiap malam aku
harus dipanggil Hok kauwsu untuk membersihkan
ruangan Pin loya."
"Kau bekerja di sana?"
"Sebagai pembayaran bunga, agar bunganya
tidak bertambah lagi dan pokok pinjaman susut!"
"Ooh....!" sang ibu terbelalak, mengeluh dan
tiba tita menubruk anak perempuannya itu, menagis,
mengira Sien Nio berusaha meringankan beban hutang
dengan bekerja malam-malam pada keluarga Pin - loya.
Tentu saja mengguguk dan menganggap anak1198
perempuannya ini berbakti. Susah payah meringankan
hutang. Tak tahu anaknya dikerjai Hok-kauwsu karen?
telah menerima duaratus tail, menyembunyikan
gelangnya. Satu penipuan!. Dan ketika malam itu isteri
Jun-lopek ini merangkul anaknya dan minta maaf karena
memarahi Sien Nio maka sejak hari itu juga Sien Nio
mendapat kebebasan untuk keluar malam. Dan Sien Nio
tersenyum lega, berhasil mengelabuhi ibu angkatnya
sementara sang ibu malah semakin sayang padanya,
menganggap Sien Nio benar benar berbakti dan berbudi.
Jun-lopek sendiri terengah-engah memuji
anaknya. Tapi karena kakek ini sakit parah dan apa yang
diramal Chang sinshe memang benar maka pada hari ke
tujuh kakek she Jun itu tak kuat bertahan lagi. Kakek ini
menghemuskan napasnya yang terakhir, tepat tengah
malam, di saat Sien Nio baru pulang. Dan sang isteri yang
menangis menggerung gerung oleh kematian suaminya
itu akhirnya roboh pingsan dan membuat Sien Nio sibuk.
Gadis ini ikut menangis, betapapun bingung
dirinya oleh kematian Jun-lopek. Tapi ketika keesokan
harinya kakek itu dimakamkan dan beberapa teman
datang membantu maka Sien Nio mau pun ibunya
mendapat hiburan kata-kata. Apa yang terjadi memang
harus terjadi, tak dapat ditarik lagi Dan isteri Jun - Topek
yang menangis dengan air mata bercucuran dan tidak1199
dapat berkata kata akhirnya menubruk anak perempuan
angkat satu-satunya ini.
"Sien Nio, ayahmu tak ada lagi. Kau harus
menjaga dan membantu aku."
"Tentu, bukankah selama ini aku selalu
Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membantumu, ibu? Aku akan menjagamu, aku akan
merawatmu dan melindungimu sebisaku."
Itu angkatnya agak terhibur. Betapapun dia
tidak sendiri, masih ada anak angkatnya ini, Sien Nio
yang berbudi. Sien Nio yang setiap malam "membantu"
Pin-loya untuk penebus hutang. Tapi ketika hari demi
hari lewat dan tiga minggu kepergian Sien Nio itu
berlanjut juga tiba tiba, masih dalam keadaan tidak sehat
wanita tua ini mendengar cemoohan seseorang
mengenai anaknya.
"Cuh, Sien Nio? Dia pelacur remaja, anak angkat
Jun-lopek itu menjadi gundik Hok-kauwsu setiap
malam!"
Isteri Jun - lopek ini terkejut. Omongan itu dia
dengar di tengah pekerjaan, di saat dia menguatnguatkan diri untuk bekerja di ladang Pin loya. Beberapa
tawa mengejek serasa ditujukan padanya, tentu saja
membuat wanita tua ini menggigil dan marah. Dan
ketika omongan yang lain saling sahut - menyahut dan
dia menegur ?rang-orang itu tiba - tiba Cin San, sahabat
suaminya yang baik mendekati dirinya.1200
"Siung Khoen, kau hati hatilah menjaga anak
perempuanmu itu. Dia keluyuran malam-malam
bersama Hok - centeng. Apa yang kau dengar di sini
sebaiknya kau selidiki tanpa marah kepada kami"
"Tapi Sien Nio anak baik - baik, Cin San." nenek
ini menggigil, marah. "Dia pergi setiap malam untuk
bekerja di rumah Pin loya. Kalian memfitnah!"
"Itulah kepandaian anak perempuanmu. Dia
mengibul, sebaiknya kau tanya pada Pin-loya sendiri
kalau ingin membuktikan."
"Tidak, kalian jahat. Kalian menyakiti hatiku!"
dan nenek ini yang menangis mengusap pipinya akhirnya
marah marah pada semua orang, termasuk Cin San
karena selama ini Sien Nio bersikap baik. Bahkan
demikian baik dan berbudinya anaknya itu hingga tiap
malam rela bekerja ekstra, melembur di rumah Pin loya
seperti yang di kata anak angkatnya itu. Tapi ketika
nenek ini pulang dan berjumpa dengan dua tukang puk?l
Pin loya bernama Bap Cwan dan Goh Beng tiba tiba dua
tukang pukul itu mencegat dengan muka tertawa-tawa.
"Uwak Jun, mana Sien Ni??"
"Kalian mau apa?"
"Kami mencarinya, kami iri pada
keberuntungan Hok kauwsu!"
"Apa maksud kalian?"1201
Dewi Sri Tanjung 6 Tersiksa Seperti Di Neraka Pendekar Slebor Geger Di Lembah Tengkorak Ranah Tiga Warna Buku 2 Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuadi
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama