Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 14

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 14


"Ha - ha, tak perlu pilon, nenek tua. Anakmu itu
katanya pandai memijit dan menghibur lelaki. Kami ingin
menemuinya, kami ingin mentraktirnya malam nanti!"
"Jahanam.....!" nenek ini terhuyung. "Kalian
jangan menghina orang miskin, Goh Beng. Jelek-jelek
kami bukan manusia rendahan. Aku baru kematian
suamiku, sebaiknya kalian tak perlu kurang ajar dan
menyakiti wanita tua!"
"Eh, kau marah? Ha ha, kalau begitu pesankan
saja pada anakmu agar malam nanti menemui kami di
gubuk tengah sawah, tua bangka. Suruh dia menghibur
dan tigaratus tail kami sanggup bayar!"
Nenek ini hampir menerjang. Dia sudah maju,
tangan siap diangkat dan menyerang dua tukang pukul
itu, lupa keadaan sendiri. Tapi ketika Ban Cwan terbahak
dan menangkap lengannya ini. tiba-tiba tukang pukul ini
memelntir dan telah mendorong nenek itu roboh.
"Tua bangka, jangan main-main. Kubunuh kau
nanti .... brukk!"
Nenek itu menggelepar. Isteri mendiang Jun
lopek ini menangis, melihat dua orang itu tertawa-tawa
meninggalkan dirinya dan beberapa kata kotor ditujukan
pada anak perempuannya, tentu saja marah tapi tak
dapat berbuat apa - apa. Dan k?tika sore itu Sien Nio
pulang dan dia menghadang segera wanita itu
membentak.1202
"Sien Nio, apa sebenarnya yang kau lakukan
setiap malam? Benarkah kau menjadi gundik Hok
kauwsu?"
"Ah," Sien Nio terkejut. "Apa omonganmu ini,
ibu? Kenapa bicara demikian keras dan tidak enak
didengar telinga?"
"Aku tak kuat lagi. Sen Nio. Di tengah sawah
orang - orang menyebutmu sebagai pelacur. Kau katanya
melayani Hok-kauwsu setiap malam bukannya ke rumah
Pio-loya!"
Sien Nio bagai disambar geledek. Kata-kata
ibunya bagaikan sengatan ular berbisa, begitu kaget dia
hingga berjengit Sien Nio mendadak pucat. Tapi karena
Sien Nio sekarang sudah mulai pandai berbohong dan
pintar bersandiwara mendadak gadis ini menangis dan
menubruk ibunya, ibu angkat itu.
"Ibu, kau menuduhku sedemikian keji? Kau
mempercayai omongan orang orang jahat itu? Aku tak
melakukan seperti apa yang kau katakan itu, ibu. Aku
berani sumpah!"
Sang ibu tertegun. Sikap yang ditujukkan
puterinya ini demikian meyakinkan, tapi melihat baju
baru yang dikenakan anaknya tiba tiba wanita ini
terbelalak. Sebenarnya dalam minggu-minggu terakhir
ini dia mulai terheran heran melihat baju anaknya.
Banyak yang baru. Selalu gres! dan bersih Kalau ditanya1203
menjawab dari Pin lo ya, pemberian tuan tanah itu,
padahal sepengetahuannya Pin loya adalah tuan tanah
yang pelit, bahkan serakah. Maka kini melihat anaknya
kembali mengenakan pakaian baru dan lagi lagi dia
tertegun tiba tiba wanita ini mendorong gadis itu.
"Sien Nio. kau dapat dari mana baju baru itu?"
"Dari Pin-loya."
"Selalu begitu?"
"Apa maksud ibu?"
"Pin-loya orangnya pelit, Sien Nio. Masa begitu
royal memberimu baju baru? Ini yang k? empat, aku
sungguh curiga!"
"Ah, ibu terlalu berprasangka. Pin-loya
0rangnya baik, ibu. Tuan tanah itu kasihan karena aku
bekerja lembur. Ini semua karena belas kasihnya
kepadaku."
"Kau tak bohong?"
Sien Nio tertegun. "Ibu tak percaya?" gadis itu
mulai berdebar, melihat sinar kecurigaan dan sorot yang
tajam dari mata ibunya itu, seolah menjenguk isi hatinya
mencoba menguak keluar apa yang dia sembunyikan.
Tentu saja mulai bersiap-siap dan ada rencana nekat.
Baju - baju itu sebetulnya dia beli dari uang seratus tail
dulu, yang dia sisakan, uang yang ia simpan. Tapi ketika
ibunya terisak dan melihat Sien Nio balas
memandangnya dengan tenang (begitu meyakinkan)1204
akhirnya wanita ini memeluk anaknya mengusap air
mata, menekan perasaan sendiri.
"Baiklah, aku percaya padamu, Sien Nio. Tapi
tolong jaga nama ibumu dengan tidak keluar malam lagi.
Mulai hari ini kau tak boleh keluyuran!"
Sien Nio terkejut. "Ibu tak memperbolehkan
aku bekerja lembur?"
"Ya, agar omongan di luar itu tak menyakiti
hatiku, Sien No. Dan lagi aku dihina Goh Beng dan Ban
Cwan tad?!".
"Apa yang dilakukan?"
"Aku dipukul, mereka mengatakan kau pandai
menghibur lelaki dan minta agar kau melayani mereka
pula di tengah sawah!"
Sien Nio kembali kaget. Untuk kedua kalinya dia
seakan disambar petir, tahulah dia rahasia hubungannya
bocor. T?ntu perbuatan tukang pukul she Hok itu, siapa
lagi? Dan hampir menangis serta marah pada Hok kauwsu ini akhirnya Sien Nio mengangguk dan m?nuruti
Omongan ibunya, tidak keluar malam lagi. Tidak
melayani Hok kauwsu. Tapi ketika dua hari dia tidak
nongol dan Hok-kauwsu mencarinya tiba-tiba Sien No
kembali tersudut, berhadapan dengan tukang pukul itu.
"Kau tidak menepati janjimu? Kau mau
menipu?"1205
Si?n Ni? menangis, menggigit bibir. "Kau yang
menjadi gara-gara, kauwsu. Ibu marah-marah dan
melarangku keluar!"
"Tapi hutang janjimu belum lunas, ini belum
dua bulan!"
"Ya, tapi kau membocorkan hubunganku,
kauwsu. Ibu mendengar dan orang orang mengejek
aku!" dan Sien Nio yang sengit memandang tulang pukul
itu tiba tiba menjadi marah "Kauw su kau memalukan
aku. Ban centeng dan Goh centeng melapor pada ibu apa
yang selama ini kulakuan. Kau laki laki tengik!"
"Heh, kau memaki aku? Kalau begitu
kembalikan uangkul" Hok kauwsu terbelalak, heran dan
marah melihat keberanian Si?n Nio. Gadis itu seolah
nekat. Dan ketika H?k kauwsu membentak dan Sien Ni?
menggeleng tiba tiba gadis ini berseru ketika dia
menangkap.
"Hok kauwsu, aku tak akan melayanimu lagi Kau
laki laki keparat, kau membocorkan rahasia ini hingga
semua orang tahu!"
"Tapi aku akan memaksamu. Kau akan ku kerasi
dan tidak dapat mengelak!"
"Boleh, tapi kau tak akan dapat menikmati
tubuhku, kauwsu. Kau akan mendapatkan mayat yang
dingin sebelum kau menyentuhnya!"
"Kau mau bunuh diri?"1206
"Kalau kau memaksa!"
"Ah...!" dan Hok kauwsu yang mundur
membelalakkan mata tiba tiba tertegun dan terkejut
memandang gadis remaja ini. Melihat Sien Nio tiba-tiba
menjadi berani dan galak, begitu mencengangkan lakilaki ini. Dan ketika Sien Nio mel?paskan diri dan
menangis memandangnya gadis itu balik mengancam.
"Kauwsu, kau tak akan kulayani lagi kalau
bersikap kasar. Aku boleh kau bunuh atau kau apakan
saja kalau kau menyakiti aku. Kau telah merendam
mukaku ke dalam lumpur, aku tak mau melayanimu
seumur hidup!"
"Ah, ah...!" kauwsu ini tiba-tiba gugup, matanya
lembut meredup. "Jangan begitu, Nio nio. Bukankah
hubungan kita tetap berjalan baik? Kalau aku salah
baiklah maafkan aku. Soal hutang boleh dianggap lunas.
Tapi malam ini .." tukang pukul itu tiba-tiba menyeringai,
mengeluarkan sepundi pundi uang dan
menggemerincingkan isinya, betapa pun mulai
mengenal watak gadis ini yang gila uang. Dan ketika Sien
Nio tertegun dan bersinar memandang pundi-pundi itu
laki-laki ini sudah tertawa.
"Nio nio, manisku. Dalam pundi-pundi ini
tersimpan duaratus tail p?rak. Kau mau bukan? Tolong
hibur aku, dewiku. Setiap saat kau boleh minta sekian
lagi asal kau melayani"1207
Tukang pukul itu merayu, maju mendekat! dan
menggenggamkan pundi pundi uangnya itu pada Sien
Nio. Jebakannya berhasil, Sien Nio mulai terbelalak.
Kemarahannya hilang terganti kekuasaan nafsu tamak
melihat uang itu. Sekali melayani Hok-kauwsu duaratus
tailpun akan terjatuh ke tangannya. Betapa
gampangnya. Dan ketika Hok kauwsu menyeringai dan
mencium pipinya tiba tiba Sien Nio tersenyum mengelak
mundur, mulai melihat laki-laki gampang memberikan
apa saja kalau dapat menikmati tubuhnya. Satu
kelemahan pria!
"Kauwsu, tunggu dulu. Benarkah kau akan
memberikan uangmu itu?"
"Tentu, asal kau menghiburku, Nio - nio. Kau
mau, bukan?"
"Dan kau akan memberikan sejumlah itu pula
setiap kali aku melayanimu?" Sien Nio tak menjawab,
balik bertanya dan mulai menghitung hitung berapa
yang akan dia terima kalau sebulan dia melayani tukang
pukul ini. Duaratus tail kali tiga puluh hari. Berarti enam
ribu tail! Dan ketika Hok kauwsu tertawa aneh dan
mengangguk buru buru tukang pukul inipun menjawab
penuh nafsu, Sien Nio mulai di atas angin.
"Tentu saja, asal kau melayaniku baik baik, Nio
nio. Asal tubuh yang hangat dan cinta yang panas yang
k?u berikan padaku!"1208
"Baiklah, malam nanti kita bertemu. Berikan
uang itu!" Sien Nio tertawa, menyodorkan lengan
meminta uang itu. Hilang sudah larangan ibunya agar
tidak keluar malam, terhapus oleh bayangan uang yang
demikian mudah dia peroleh. Berarti hidup tak perlu
menderita dan ia dapat bersenang-senang. Dan ketika
Hok-kauwsu menyeringai dan menyerahkan uang itu
dan Sien Nio memutar tubuhnya tiba-tiba tukang pukul
ini berseru,
"Eh, nanti dulu. Berikan panjarnya, Nio-nio.
Cium aku dua kali....!"
Sien Nio tersenyum. Ia berhenti, kauwsu itu
melompat, dicium pipinya dua kali dan Hok kauwsu
terbahak, meremas buah dada gadis itu. Dan ketika Sien
Nio juga tertawa dan memangku pundi-pundi uang itu
tiba-tiba gadis ini berlari kecil meninggalkan Hok
kauwsu.
"Sudahlah, nanti malam kulayani kau. Hok
kauwsu. Sabar dan tekan nafsumu sekarang!"
Tukang pukul itu tertawa bergelak. Sekarang
dia dapat menundukkan si juwita, Sien Nio tunduk oleh
uang. Dan ketika malam itu dia m?nanti tak sabar dan
Sien Nio benar menepati janji maka tukang pukul ini
m?lonjak bagai orang mendapat lotre. Mereka berdua
bersenang-senang, Sien Nio mendapat imbalan
sementara Hok - kauwsu mendapat kepuasan. Masing1209
masing memberi dan menerima. Dan ketika hari demi
hari dilanjutkan lagi dan Sien Nio selalu menerima pundi
? pundi baru maka gadis remaja yang menjaal
kehormatannya ini semakin meliar, tak p?rduli lagi pada
ibunya maupun sekeliling. Tak heran dan tak
memikir pula dari mana kauwsu itu mendapatkan
uangnya. Hasil curian dari lemari Pin loya! Dan ketika
hubungan itu terus berlanjut sementara Hok kauwsu
semakin tergila gila pada gadis ini karena Sien Nio mulai
pandai "menservis" maka dua minggu kemudian gadis ini
kepergok !
(Bersambung jilid XX. )
Koleksi Kolektor Ebook1210
Jilid 20
SAAT itu, ibu angkatnya mulai batuk-batuk. Wanita
ini mengerutkan kening melihat tindak tanduk anak
angkatnya. Sien Nio melanggar larangannya untuk keluar
malam, katanya dipaksa Pin loya untuk melanjutkan
pekerjaan dulu. Ngelembur. Begitu alasannya. Tapi
ketika omongan santer tentang anaknya itu merasuk
kian tajam dan Ben-centeng serta Goh centeng juga
sering mengganggunya dengan omongan kotor,
akhirnya Wanita ini menjadi marah dan naik pitam. Sien
Nio ditegur, menjawab acuh. Ditegur lagi, acuh lagi Dan
ketika berulang ulang teguran itu tak mempan dan sang
anak kian berani dengan menjawab pertanyaannya tak
kalah lantang akhirnya wanita tua ini menjadi kalap dan
naik pitam.
"Sien Nio, kau harus dengar kata-kata ibu. Orang orang mengataimu sebagai pelacur!
Masa kau bermuka tembok tak mau mengacuhkan
tuduhan ini?"
"Ah, itu orang-orang yang tak senang hati, ibu.
Biarkan saja mereka bicara seperti anjing
menggonggong."
"Tapi gonggongan mereka kian keras. Ibu tak tahan
dan tak mau kau dihina!"1211
"Untuk apa ibu perdulikan? Mereka iri kepada kita,
ibu. Terutama kepadaku karena melihat pakaianku
selalu baru. Orang-orang itu asal bercuap tak usah ibu
hiraukan dan biarkan menggonggong semakin lantang.
Apa perduliku!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau tak mau dengar nasihat ibu?"
"Nasihat apa?"
"Kau tak boleh keluar malam. Kau harus tetap
tinggal di rumah bersama ibu!"
"Ah, tak mungkin. Nanti Pin loya marah-marah."
"Nanti ibu yang akan menghadap Pin-loya. Ibu yang
akan memberi tahu padanya!"
"B?iklah, ibu coba saja." dan ketika Sien Nio
tersenyum sinis dan menyuruh ibunya ke rumah Pin-loya
ternyata usaha ini sia sia. Wanita itu tak berhasil
menghadap Pin loya, selalu mendapat jawaban Pin-loya
sibuk, atau Pin-loya sedang pergi atau apa saja yang
pokoknya tak mengijinkan wanita itu menemui Pin-loya.
Pulang dan kembali dengan tangan hampa. Tentu saja
begitu karena yang menghadang wanita ini adalah Hok
kauwsu, laki-laki yang telah dibisiki Sien Ni? agar
mencegat ibunya. Menggagalkan usaha ibunya! Dan
karena ibunya belum berhasil menemui Pin loya dan itu
berarti Sien Nio terus mendapat kesempatan maka
hubungan Hok k?uwsu dan gadis remaja itupun tetap
berjalan seperti semula. Sampai akhirnya, karena1212
merasa gagal berulang ulang sementara omongan orang
kian tajam di kiri kanan, tadi pagi wanita ini menggebrak
meja.
"Si?n Nio, kali ini kau harus mengikuti nasihat ibu.
Malam nanti tak boleh kau keluar!"
"Hm......!" Sien Nio tertawa aneh. "Apakah ibu ingin
seperti dulu? Apakab ibu ingin melarat tak bisa makan?"
"Apa maksudmu?"
"Ingat, kepergianku malam-malam memberi hasil,
ibu. Sekarang kita bisa makan enak dan hidup lebih baik
dengan kepergianku itu. Aku tak mau mengikuti
nasihatmu. Aku tak mau melarat dan meninggalkan
kesenanganku ini!"
Sang ibu terbelalak. Sien Nio mengambil nasi,
mengerat sepotong ayam dan membuka makanan
kal?ng. Hidangan yang memang termasuk "wah" dan
menunjukkan gengsi yang lebih baik. Benar kata anaknya
ini karena semenjak Sien Nio keluar malam kehidupan
mereka lebih tercukupi. Apa yang diingini gampang
keturutan. Katanya semuanya itu dari Pin-loya, atas jasa
baik Hok kauwsu. Dan ketika Sien Nio menikmati
hidangannya dan tampak begitu lahap tiba-tiba wanita
tua ini tertegun. Melihat bahwa omongan anaknya
benar. Kepergian Sien Nlo membawa hasil. Bahkan baju
anaknya lebih bagus daripada dulu. Sien Nio mulai
bersolek pula dan mengenakan gincu serta pemerah1213
pipi. Anaknya ini tampak cantik meskipun agak pucat.
Maklum, setiap malam tentu keluar dan membawa hasil.
Terbukti apa yang dia alami itu, makan minum yang lebih
baik dan juga keuangan yang lebih mapan. Kata anaknya
lagi lagi dari Pin-loya, hasil kerja "nglembur". Tapi
teringat omongan orang yang menusuk perasaannya
tiba-tiba wanita ini bangkit berdiri memandang marah,
melihat apa yang diperlihatkan anaknya hanyalah
kesenangan sementara saja. Harga diri jauh di atas
segala - galanya dan karena itu harus dipertahankan, di
atas kenikmatan benda-benda duniawi, termasuk
makanan kaleng itu! Dan ketika Sien Nio melahap
hidangannya dan tampak tak perduli tiba-tiba wanita tua
ini telah berada di depan anaknya itu.
"Nionio, kau harus menjaga kehormatan ibumu.
Apa yang kukatakan tak boleh kau lakukan. Kau harus
tunduk kepada ibumu!"
"Ibu hendak memaksaku?"
"Demi menghilangkan omongan orang, Nio nio.
Demi kehormatan dan harga diri rumah ini meskipun kita
miskin!"
"Kalau begitu ibu tinggal saja di rumah ini, biarkan
aku yang pergi. Aku dapat mencari rumah lebih baik dan
tinggal sendirian di sana!" Sien Nio tiba-tiba bangkit,
marah pada ibunya dan untuk pertama kali melawan.
Begitu berani! Dan ketika sang ibu terbelalak dan kaget1214
oleh jawabannya tiba tiba gadis ini melangkah pergi
mengambil buntalannya, keluar dan menghilang dari
rumah itu. Begitu tetheg ( percaya diri - editor ). Dan
sang ibu yang menjerit sadar tiba tiba mengejar dengan
seruan tak keruan,
"Nio nio......!"
Tapi Sien Nio tak perduli. Dia melanjutkan
langkahnya, pura-pura tak mendengar. Tapi ketika sang
ibu menubruk dan jatuh terguling di depannya akhirnya
gadis ini berhenti.
"Oh, tidak..... jangan, Nio nio..... jangan kau pergi.
Ayahmu telah tiada, ibu hanya mengandalkan kau.....!"
dan sang ibu yang menangis terguling, di depan sang
anak akhirnya membuat Sien Nio menahan langkah,
mengerutkan kening tapi membantu ibunya itu,
mengangkat bangun wanita tua ini. Dan ketika sang ibu
tersedu sedu dan mengguguk memeluk kakinya isteri
Jun-lopek ini meratap.
"Nio-nio, kau jangan pergi. Ibu sudah tua, tak ada
siapa-siapa yang akan merawatku setelah suamiku
meninggal. Jangan kau pergi, nak.... jangan tinggalkan
ibumu ini...!"
Sien Nio mengeraskan dagu. "Boleh, tapi ibu tak
perlu macam-macam. Kebutuhan rumah aku yang
mencukupi, aku yang berkuasa. Kalau ibu tak mau tahu1215
ini dan mengajakku melarat maka terpaksa ibu
kutinggalkan dan aku pergi!"
"Tidak, jangan nak, ibu menurut!" sang ibu
gemetar, memang harus mengakui bahwa anaknya ini
mulai berkuasa. Kebutuhan hidup sehari hari Sien Nio
yang pegang. Tapi karena dia takut kehilangan anak
angkatnya ini dan kehadiran Sien Nio dianggap
pengganti suaminya yang telah meninggal maka untuk
pertama kali janda Jun-lopek ini menyerah dan
mengalah. Tidak lagi melarang anaknya keluar malam,
meskipun diam-diam hatinya digerogoti perasaan itu.
H?ran dan terbelalak karena anaknya sekarang sudah
berobah. Begitu berani dan tegel (tega hati), nyaris
m?ninggalkannya tak ingat budi. Perobahan yang amat
menyolok! Tapi karena dia menyayang anaknya ini dan
Sien Nio bertahun-tahun hidup di sampingnya maka
wanita ini menahan keperihannya menerima semuanya
itu, tidak membalas dan membiarkan Sien Nio berbuat
sekeh?ndak hati, termasuk keluar malam itu. Tapi ketika
malam tiba dan Sien Nio benar-benur keluar, tiba-tiba,
tanpa diduga Sian Nio wanita ini pergi membuntuti. Dan
itulah pangkal celakanya!
Isteri Jun-lopek ini penasaran. Dia mengalah tapi
tetap tak dapat menghilangkan rasa penasarannya itu.
Betapapun sebagai wanita tua dia tersinggung oleh
sepak terjang anaknya, apalagi setelah Sien Nio menang,1216
berhasil menundukkannya dan membuat dia menyerah.
Satu hal yg baru kali itu terjadi selama hidupnya. Sien Nio
terasa angkuh dan sombong. Maka begitu sang anak
keluar dan wanita ini menahan tangisnya dia pun
menyelinap dan melakukan penyelidikan pertama,
memasuki kamar Sien Nio karena dia heran ol?h baju baju baru dan benda benda lain yang dipakai anaknya ini.
Tadi sekilas melihat sebuai cincin emas hal yang
membuat wanita ini tertegun. Dan ketika dia memasuki
kamar anaknya dan membongkar lemari mendadak
wanita tua ini bengong. Dia melihat pundi-pundi uang
yang cukup banyak, tak kurang dari limabelas buah. Dan
ketika dia menghitung isinya tiba tiba wanita ini
melenggong. Tigaribu tail ada di situ Jumlah yang seakan
mimpi baginya. Tentu saja kaget den hampir tak percaya,
nyaris mengira anaknya mencuri!
Dan ketika dia mengaduk-aduk sana-sini mencari
yang lain tiba tiba wanita ini tertegun dan
membelalakkan mata. Apa yang dilihat? Gelang emasnya
dulu. Gelang yang disuruh-gadaikan ke rumah Pin-loya,
kini ada di situ menggeletak di bawah haju. Mata tuanya
tak salah lihat. Dan ketika wanita ini menggigil dan
mengambil gelang itu mendadak ia mengeluh dan batukbatuk, muka berobah pucat.
"Sien Nio, apa artinya ini? Bagaimana gelangku ada
di lemarimu?"1217
Wanita ini tak mendapat jawab. Dia terhuyung dan
menekan batuknya, mulai melihat yang tidak beres pada
diri anak perempuannya. Sien Nio agaknya telah
menipunya. Dan ketika dia mengeluh dan kembali batukbatuk tiba-tiba wanita ini berlari keluar mengejar
anaknya. Kemana? Tentu saja kesawah Pin loya, seperti
yang diberitakan orang selama ini! Dan ketika dia
menerjang kegelapan malam dan tidak perduli setan
maupun hantu akhirnya wanita ini tiba di sana dan
melihat dua bayangan orang terkekeh - kekeh di dalam
gubuk. Langsung saja wanita ini berindap, mengintai dan
melihat apa yang terjadi. Dua orang itu bercakap-cakap
diseling tawa dan engah. Dua-duanya dikenal sebagai
suara Sien Nio dan Hok-kauw su, tapi yang membuat
wanita ini menggigil dan semakin pucat. Hampir saja
batuknya meloncat. Ketika dia mengintai dan melihat
apa yang terjadi mendadak wanita ini terpekik dan roboh
terjengkang, jerit dirinya tak dapat disembunyikan lagi
dan batuknya terdengar, begitu tiba-tiba hingga
mengejutkan mereka berdua yang ada di dalam. Tentu
saja Sien Nio dan Hok-kauwsu menyambar pakaian
masing masing. Hok kauwsu malah menendang pintu
melompat keluar. Dan ketika Sien Nio juga menyusul dan
melihat siapa yang di luar mendadak gadis remaja ini
terpakik berseru tertahan.1218
"Ibu.....!" Dua wanita itu berpandangan Sekarang
isteri Jun-lopek ini bangkit terhuyung, bibir gemetar,
muka pucat tak dapat bicara. hanya jarinya menudingnuding tak keruan ke arah Sien Nio. Ket?rkejutan dan
kekagetan besar melanda wanita tua ini. Tapi ketika
suara itu timbul dan wanita ini mendekap dadanya maka
Sien Nio mendengar kata-kata ibunya yang penuh
kemarahan, memancar dari mata yang bercucuran deras
itu, tersendat . sendat,
"Nio-nio, kau....kau menipu ibumu.... kau ternyata
benar menjadi piaraan Hok kauwsu ini. Kau tidak ke
rumah Pin-loya, kau pelacur hina....!
Si?n No tertegun. Dia tak dapat menjawab, tentu
saja tak dapat karena dia ketangkap basah. Ibunya ada di
situ, telah mengintainya melihat apa yang ia lakukan,
telanjang bersama Hok-kauwsu dan melakukan
permainan cinta bersama. Layaknya suami isteri,
padahal dia dibayar, jadi tiada ubahnya pelacur seperti
kata ibunya. Dan ketika dia terkejut dan tidak mampu
berkata kata maka ibunya mengeluarkan gelang yang dia
"curi" dulu. Lengkap sudah!
"Ini..... apa artinya ini, Nio - nio? Masihkah kau
bilang berkat kemurahan Pin loya? Masihkah kau
hendak menipu ibumu dengan caramu yang
memalukan?"1219
Sien Nio menggigil. Ibunya juga menggigil, marah
bukan main padanya karena merasa tertipu. Gelang yang
ditunjukkan itu gemetaran tak keruan di tangan tua ini.
Dan ketika Sien Nio mendelong dan terbelalak tak
menjawab tiba tiba gelang itu jatuh berkerinting disusul
robohnya wanita ini.
"Sien Nio, kau anak durhaka.....!"
Sien Nio terkejut. Ibunya terguling, tapi bukan
menolong ibunya lebih dulu melainkan menyambar
gelang itu tiba-tiba Sien Nio marah-marah pada ibunya.
"Ibu, kau kurang ajar. Kau rupanya mengaduk aduk isi lemariku"
"Ooh...!" wanita ini meratap, menangis. "Kau
memaki ibumu, nak? Kau mengataiku kurang ajar? Aduh,
terkutuk kau. Kau anak tak tahu aturan..... ugh!"
Wanita ini batuk-batuk, mengeluh dan menjerit
kecil ketika Sien Nio tidak membantunya, memasukkan
gelang itu dan enak saja mengambil gelang,
menyimpannya di pakaiannya. Dan ketika sang ibu
terbelalak dan batuk gencar tiba-tiba Sien Nio melototi
ibunya ini.
"Ibu, ini gelangku. Kau telah mendapat uang
duaratus tail dulu sebagai penukar gelang ini. Kau tak
berhak mengambilnyal"
"Aduh, tapi..... tapi itu pemberian ayahmu, Nio nio. Gelang itu tak seharusnya diperjualbelikan!"1220
"Tak perduli. Aku telah menukarnya, kau telah
mendapatkan banyak uang dari hasil kerjaku selama ini!"
dan ketika sang ibu mengaduh dan menangis tak keruan
tiba-tiba Hok-kauwsu yang hilang kagetnya dan sadar
kembali mendadak menggeram.
"Tua bangka, kau jangan mengganggu kami.
Pulanglah!"
"Tidak, aku ingin bicara dulu dengan anakku, Hokkauwsu. Kau tak berhak mengusir karena Sien Nio
anakku!"
"Kau melawan? Kutendang kau nanti....dess!" dan
Hok kauwsu yang benar-benar menendang wanita itu
hingga mencelat tiba tiba disambut jerit dan pekik
kesakitan wanita tua ini, terlempar dan terbanting di tepi
sawah. Dan ketika Hok kauwsu mengejar dan hendak
mengulang perbuatnya tiba-tiba Sien Nio mencegah.
"Kauwsu, jangan.....!" lalu menghadapi ibunya
dengan muka berang gadis ini berkata, "Ibu, sebaiknya
tak perlu kau ikut campur masalah ini. Aku s?dah
dewasa, aku sudah besar. Kau orang tua tak perlu
mengekang dan mengatur hidupku!"
"Ah, tapi perbuatanmu jahat. Nio nio. Kau k?liru
dan tersesat. Kau menipu..!"
"Itu urusanku, yang penting taraf hidupmu telah


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuangkat dan aku dapat memberimu makan minum
yang cukup. Pergilah.....!"1221
"Tidak, aku ingin membawa kembali gelang itu, Nio
. nio Itu gelang milik suamiku dan kembalikan padaku!"
"Kau nekat?" Sien Nio terkejut. "Kau jangan kurang
ajar, ibu. Ini gelangku dan sudah menjadi milikku!"
"Tidak, kau manusia kotor. Gelang suci itu tak boleh
kau pegang, kembalikan ...!" dan sang ibu yang menangis
dan terhuyung berdiri tiba tiba menubruk dan merebut
gelang. langsung memasukkan tangan ke baju Sien Ni?,
merogoh dan bermaksud merampas. Dan Sien Nio yang
tentu saja marah dan lupa diri tiba-tiba mengelak dan
menggaplok muka ibunya itu.
"Ibu, kau tua bangka kurang ajar. Lepas - kan....
plak!" dan sang ibu yang tersungkur oleh tamparan Sien
Nio tiba tiba menjerit dan mengaduh tak keruan. Bukan
sakit oleh tamparan fisik tapi sakit oleh merananya hati.
Seumur hidup baru kali itu anaknya menggaplok
mukanya. Seolah dia hewan! Dan ketika nenek ini
meraung-raung! dan berdiri lagi tiba tiba Sien Nio
memasuki gubuk berseru pada temannya
"Hok-kauwsu, lempar ibuku itu. Bawa dia pergi...!"
"Baik!" dan Hok kauwsu yang juga gemas dan
marah oleh gangguan ini tiba-tiba menangkap dan
mencengkeram pundak wanita itu, menyeretnya dan
membuat wanita ini menjerit jerit. Tangan Hok kauwsu
seolah tanggem baginya, tentu saja ia kesakitan. Tapi
Hok kauwsu yang tidak perduli dan terus menyeret1222
wanita itu akhirnya tiba di tepian, langsung mendorong
wanita ini,
"Kau enyahlah....!" Wanita ini terjengkang. Janda
Jun-lopek itu tersedu sedu, sakit hatinya oleh semua
peristiwa ini. Tapi menyadari dirinya tak berdaya dan
Hok kauwsu melindungi Sien Nio tiba tiba wanita ini
mengguguk pulang ke rumah, terhuyung jatuh bangun
dengan perasaan terhina, pakaiannya kotor. Marah dan
malu bercampur aduk. Teringat isi lemari pakaian
anaknya dan siap melampiaskan kemarahannya di situ.
Tapi ketika dia tiba di sana dan menyentuh lemari itu
mendadak Sien Nio muncul, rupanya sudah merasa.
"Jangan sentuh lemari itu..." Wanita ini terkejut.
Sien Nio dan Hok-kauwsu menyusulnya, rupanya Sien
Ni? sudah menduga ibunya akan membuang buang isi
lemarinya, pakaian dan uang di pundi pundi itu. Benda
benda yang b?gi wanita ini dianggap haram. Dan ketika
sang ibu tertegun dan tampak putus asa tiba tiba Sien
Nio telah melangkah cepat mendorong ibunya.
"Minggir!" Sang ibu hampir terpelanting. Sien Nio
bersikap kasar, mukanya garang dan merah menyala.
Jelas marah dan gusar pada ibunya pula. Tapi ketika dia
mengambil benda-benda itu dan ibunya menjerit tibatiba wanita ini menubruk dan menepis semua bendabenda itu, tentu saja berceceran dan pakaian serta uang
terlepas dari tangan gadis ini. Sien Nio memekik, marah1223
dan meradang kepada ibunya, memunguti tapi ditubruk
lagi oleh ibunya yang juga marah. Kembali barangbarang itu berhamburan. Dan ketika mereka saling
bertahan dan menyerang mendadak keduanya sudah
berkelahi dan saling menjambak!
"Sien Nio, kau anak durhaka!"
"Ibu, kau tua bangka kurang ajar.....!"
Keduanya tak dapat dipisah. Baik Sien Nj? maupun
ibunya sama sama marah, menyerang dan mencakar
sebisa mereka. Lucu tapi menyedihkan. Tapi karena Sien
Nio lebih muda dan ibunya batuk batuk akhirnya
perkelahian ini diselesaikan Sien Nio yang berhasil
melepaskan diri dan mendorong ibunya sampai
terjengkang, ditonton saja oleh Hok kauwsu.
"Brukk!"
Janda Jun-Jopek itu menangis. Dia kehilangan
banyak tenaga, lemah dan nelangsa sekali oleh hinaan
ini. Batuk dan tiba tiba melontarkan darah segar,
penyakitnya kambuh Dan ketika ia mengguguk dan
kembali batuk-batuk maka Sien Nio memungut semua
benda benda yang berceceran di atas tanah, terengah
dan dipandang ibunya dengan air mata bercucuran Hok
kauwsu sendiri terbelalak melihat barang barang milik
Sien Nio itu, terutama uangnya. Uang sejumlah tigaribu
tail. Dan ketika semua benda benda itu berhasil1224
dikumpulkan dan sang ibu kembali batuk . batuk maka
kutukan kejam terlontar dari mulut wanita itu.
"Sien Nio, kau akan mati oleh ketamakanmu. Kau
akan dibunuh oleh anakmu kelak..!"
Sien Nio tak menghiraukan. "Cerewet, kau tua
bangka tak tahu diuntung, ibu. Kau mampuslah kalau tak
ingin hidup lama!"
"Ooh...!" sang ibu bercucuran. "Jangan seb?t lagi
aku ibumu, Sien Nio. Kau durhaka dan tidak pantas
menjadi anakku.....!"
"Kalau begitu kenapa kau mengambilku anak?. Aku
juga tidak rugi membuang sebutan ibu, aku memang
bukan anak mu!" dan Sien Nio yang meludah melotot
pada ibunya akhirnya meninggalkan tempat itu
mengajak Hok-kauwsu pergi, membiarkan dan sama
sekali tidak perduli lagi pada ibu angkatnya. Tak ingat lagi
dia akan jasa jasa ibunya. ketika dia masih kecil dan
dipelihara. Dan ketika seminggu kejadian itu lewat dan
janda Jun Jopek ini muntah-muntah maka tujuh hari
kemudian wanita malang ini meninggal. Dia diserang
batuk yang gencar, peninggalan penyakit suaminya dulu.
Hal yang sebenarnya dapat diatasi kalau dia mau berobat
baik baik. Tapi karena kejadian itu menusuk perasaannya
dan sepak terjang Sien Nio membuat wanita ini terhina
maka janda Jun lopek itu tak ketulungan. Wanita ini tak
mau makan minum, kelaparan atau melaparkan diri satu1225
minggu. Tak ada yang menolong atau memperhatikan
kecuali Cin San, sahabat mendiang suaminya itu. Satusatunya lelaki yang datang membantu dengan segala
ektikad baiknya. Tak ada pamrih. Tapi karena janda Juo lopek itu digerogoti sakit hati dan tak mau makan minum
ditambah penyakitnya yang kian parah akhirnya wanita
ini terkulai juga menghembuskan napasnya,
"Cio.... Cin San.... a... aku.... tak kuat lagi !.. kau....
pergilah.... terima kasih.... atas.... semua budi
kebaikanmu.... ooh....."
Wanita itu meninggalkan kerut yang dalam. Cin San
tak dapat berbuat apa - apa, menguburkan mayat wanita
ini sementara berkali-kali dia menghela napas panjang.
Sedih dan prihatin sekali.
Sien Nio diundang, tak mau datang. Dan ketika
sebulan kemudian semuanya itu berlalu dan Sien Nio
menjadi buah bibir maka tindak-tanduk atau sepak
terjang gadis remaja ini semakin menggila. Dia
mengumpulkan banyak uang dari Hok-kauwsu.
Namanya dikenal dan diincar laki-laki lain, Goh centeng
dan Ban centeng sudah berhasil mendekatinya.
Mendengar cerita Hok-kauwsu yang mengobral
kepintaran gadis ini dalam melayani lelaki. Entah
bagaimana Sien Nio tiba tiba menjadi buah bibir. Pandai
memikat dan membuat lelaki mabok. Semakin tinggi
bayarannya semakin hebat servis yang dia berikan.1226
Maklum ada uang ada pelayanan. Tapi ketika Sien Nio
menjadi mapan dan malam itu habis melayani Hok
kauwsu d?ngan hasil uang sekian ribu tail dari lelaki ini di
tambah laki laki lain mendadak pagi itu dia mendengar
geger. Hok-keuwsu ketahuan mencuri, kepergok dan kini
dikejar-kejar pembantu Pin loya, teman-temannya
sendiri. Dianggap maling karena ketahuan membuka
lemari tuan tanah itu. Sekarang konangan dan menjadi
buruan. Dan ketika pagi itu Sien Nio menguap dan
bangun dari tidurnya mendadak suara ramai ramai itu
mendekati rumahnya, rumah pemberian Hok - kauwsu
yang telah mencarikannya sebagai pengganti rumah ibu
angkatnya.
"Tangkap, Hok-kauwsu itu maling....!" "Kejar, dia
bersembunyi di sini...!"
Sien Nio terkejut. Suara gaduh dan ribut ribut itu
menuju tempat tinggalnya, belasan orang mencari dan
masuk ke halaman rumahnya. Bahkan Pin loya mencakmencak dan kelihatan disitu, kedodor?n tapi tak perduli
pada keadaan pakaiannya, marah-marah dan melotot
memaki-maki tukang pukulnya she Hok itu. Dan ketika
Sien Nio membuka jendela dan melongok keluar tibatiba pintu kamarnya didobrak d?n Hok-kauwsu muncul
di situ mengacungkan golok!
"Jangan berteriak, kubunuh kau nanti!"1227
Si?n Nio bagai disengat kalajengking. Hok kauwsu
telah melompat, menempelkan golok di lehernya yang
biasanya dielus laki laki ini, sering dicium dan dirayu. Kini
tiba tiba saja dicium dan dirayu golok! Dan ketika Sien
Nio tertegun sementara orang-orang di luar mencari dan
mengepung Hok kauwsu maka laki laki ini dengan jari
menggigil membentak,
"Sien Nio, sekarang serahkan semua uang yang kau
dapat dari aku. Itu milik Pin loya".
"Ap.... apa? Kau gila, kauwsu?" .
"Tak perlu cerewet. Uang itu hasil curianku di
rumah Pin - loya, sekarang aku ketahuan. Cepat serahkan
atau kau kubunuh!"
Sien Nio menggigil. Tentu saja dia ketakutan oleh
golok yang menempel di lehernya itu, golok yang
demikian tajam dan mengkilat. Sekali tabas mungkin
lehernya yang mulus bakal putus!
Dan ketika teriakan di luar kian menghebat dan
Hok-kauwsu dimaki-maki akhirnya Pin-loya dan para
pembantunya itu telah tiba di depan jendela Sien Nio.
"Cepat, aku harus mengembalikan uang itu, Sien
Nio. Aku harus minta ampun dan lolos dari tempat ini!"
Sien Nio tak mendapat jalan lain. Dia benci sekali
memandang laki laki yang kerap menjadi kekasihnya ini,
Pin loya dan orang-orangnya sudah maju mendobrak
pintu. Agaknya tahu Hok kauwsu ada di situ. Dan ketika1228
dia mengangguk dan terpaksa memberikan
simpanannya yang hampir selaksa tail maka Hok-kauwsu
tertawa bergelak merampas pundi-pundi uang itu.
"Bagus, terima kasih, Nio pio. Lain kali kita jumpa
lagi ... wut!" dan Hok-kauwsu yang keluar melalui
jendela tiba tiba berteriak, menghadapi Pia loya yang
sudah mengepung tempat itu,
"Loya, uangmu kukembalikan. Tapi dengan syarat
aku harus kau bebaskan....!
"Gila!" Pin-loya mencak-mencak. "Kau laki laki gila,
Hok-kauwsu. Kau pagar makan tanaman. Aku tak akan
mengampunimu!"
"Kalau begitu uang ini akan kubambur-hamburkan.
Kau boleh bunuh aku tapi hartamu akan menjadi
rebutan orang banyak!"
"Tidak, eh.... jangan. Berikan uang itu. Kau boleh
bebas!" dan Pin loya yang buru buru melompat
mencegah tiba - tiba mengulurkan lengannya. " Hokkauwsu, berikan uang itu. Aku mengampuni mu.... "
"Ha-ha, tak begitu mudah, loya. Kau mungkin
menipu aku. Sebaiknya orang orangmu itu kau suruh
mundur, baru uang akan kuberikan!"
"Baik, kau memang keparat....!" dan tuan tanah Pin
yang marah tapi tak berkutik akhirnya menyuruh orang
orangnya mundur, termasuk Ban c?nteng dan Goh
cent?ng itu, dua tukang pukul teman Hok kauwsu1229
sendiri. Dan ketika semuanya mundur dan terbelalak
tiba tiba orang she Hok ini menangkap Pin loya!
"Eh, kau mau apa?" Pin-loya kaget, tentu saja
meronta tapi tak dapat melepaskan diri dari
cengkeraman laki laki ini, bekas tukang pukulnya. Dan
ketika Hok-kauwsu tertawa dan merasa di atas angin
segera laki-laki ini berseru,
"Kau tak perlu banyak cakap. Aku ingin
menyanderamu, loya. Uang boleh kuberikan tapi kau
harus ikut aku!"
"Ke mana?"
"Ke tepi sungai. Sediakan perahu dan biarkan aku
bebas benar-benar!"
"Ah, kau licik, kauwsu. Kau curang!"
"T?rserah, kau tinggal mau atau tidak. Aku Tak mau
kau tipu!" dan Hok-kauwsu yang menempelkan golok di
leher tuan tanah ini akhirnya membuat Pin loya
menyerah dan tidak dapat berkutik. Betapapun
kekejamannya sudah dikenal tukang pukul she Hok ini,
kelicikannya dan entah apalagi yang berbau penipuan.
Pin loya memang bukan orang jujur dan selalu
mempergunakan para pembantunya untuk menindas
orang lain. Dan karena jalan lain tak ada dan golok bekas
tukang pukulnya menempel di leher sendiri akhirnya
tuan tanah ini menurut dan mau digelandang ke tepi
sungai, Dan di situ dia menyuruh pembantu -1230
pembantunya menyiapkan sebuah perahu, leher terus
dilekati golok karena Hok kauwsu sendiri tak ingin
korbannya lepas. Tuan tanah itu merupakan satu
satunya pegangan yang dapat diandalkan.
Dan ketika mereka semua tiba di sungai dan Hokkauw su menyeringai melihat sebuah perahu sudah
disiapkan seperti ancamannya maka tukang pukul ini
berkata,
"Sekarang suruh orang - orangmu menjauh. Aku
ingin pergi!"
Pio-loya kembali tak berkutik. Dia menyuruh orang
orangnya menjauh, Hok kauwsu masih tak puas dan
menyuruh menjauh lagi. Melihat Goh centeng dan Ban
centeng melolot padanya, gemas dan iri pada kelicikan
bekas teman itu. Dan ketika mereka cukup jauh dan Hok
ka?wsu tertawa bergelak tiba-tiba tukang pukul ini


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melepas Pin loya melompat ke dalam perahu, tidak
memberikan uang yang dibawa itu. Jadi melanggar janji.
Dan begitu dayung diangkat dan digerakkan tiba-tiba
orang she Hok ini telah melarikan diri bersama
perahunya. Satu akal yang licin!!
"Ha ha, selamat tinggal, Pin-loya. Sekarang kalian
boleh pulang dan tidak akan bertemu aku lagi"
Pin-loya terkejut. Dia melihat tukang pukulnya yang
curang itu sudah k? tengah, sungai demikian lebar, tentu
saja dia melotot, mencak-mencak dan memaki maki tak1231
keruan karena dikecoh. Terang terangan ditipu mentahmentah. Dan karena di situ tak ada perahu lagi karena
perahu yang dipakai Hok-kauwsu adalah perahu satusatunya maka tuan tanah ini gusar dan bingung
menyuruh pembantunya mengejar, lupa karena pikun!
"Hei, kejar. kau.....! Jangan ndomblong ( bengong editor ) seperti kerbau!"
Tukang pukulnya terkejut. "Mana mungkin, loya?
Tak ada perahu di sini, Hok kauwsu itu sudah jauh!"
"Goblok! Kalian terjun ke sungai, kejar sambil
berenang....!"
"Ah, tak mungkin, loya. Orang she Hok itu hampir
menyeberang!"
"Kalau begitu gaji kalian kupotong, aku tak mau
tahu....!" dan Pin-loya yang uring uringan melototi
pembantunya akhirnya membuat Goh centeng dan
teman temannya ini tertegun, terkejut oleh ancaman
potong gaji itu. Alamat anak isteri mati kelaparan! Dan
karena Goh centeng tak menghendaki ini dan perintah
Pin loya harus dijalankan maka sambil uring uringan pula
Goh centeng membentak teman temannya agar
mencebur.
"Ayo kejar .. byur-byur!" tukang pukul itu sudah
mendahului, disusul temannya Ban Cwan dan lainlainnya lagi. Tak kurang dari limabelas Tukang pukul. Tapi
karena Hok-kauwsu mempergunakan perahu dan orang1232
she Hok itu menang jarak maka pengejaran Goh centeng
dan teman-te mannya ini tak berhasil. Mereka susah
payah mencapai seberang, Hok-kauwsu telah lenyap jadi
tak dapat dicari lagi. Dan karena mereka sudah berusaha
tapi orang she Hok itu lebih cerdik maka mereka kembali
melapor kegagalan itu pada Pin loya.
"Goblok! Anjing! Kalian manusia - manusia dungu.
Masa mengejar seorang saja tak mampu? Kalian
gentong-gentong kosong, Goh Beng. Kau dan temantemanmu itu coro yang tidak becus!"
Goh Beng dan teman-temannya tak berkutik.
Mereka membiarkan saja tuan tanah itu memaki-maki,
seenak udelnya sendiri karena Pin-loya memang
berkuasa. Harta bendanya dapat membuat mereka
tunduk dan patuh seperti kerbau-kerbau tolol. Dau
ketika hari itu Hok kauwsu lolos dan mereka menjadi
sasaran kemarahan maka seharian itu tuan tanah ini
berkaok-kaok.
Tapi Hok-kauwsu memang menghilang entah ke
mana, Laki-laki ini telah merampas sejumlah besar uang
Pin loya, yang diberikan Sien Nio itu tapi kini yang
direbutnya kembali. Bahkan gelang dan perhiasanperhiasan lain yang dimiliki Sien Nio ikut terbawa. Sien
Nio sendiri langsung anljog ( jatuh secara tiba tibaEditor). Tak punya apa apa lagi. Lain dengan Pin loya
yang meskipun kehilangan harta tapi masih punya uang1233
dan sawah. Betapapun tak mungkin dia jatuh rugi. Harta
yang dicuri Hok kauwsu itu tak seberapa baginya,
kekayaannya terlalu besar. Dan ketika Pin loya di sana
marah - marah dan mencaci anak buahnya maka di sini,
di r?mah baru itu Sien Nio menangis. Dia marah dan sakit
hati sekali oleh perbuatan Hok-kauwsu itu. Dendam.
Baru kali ini tertipu setelah susah payah dia
mengumpulkan uangnya. Nyaris putus asa dan memaki
maki pula tukang pukul itu. Tapi ketika dia mengaca
(bercermin) dan melihat dirinya masih muda dan cantik
tiba tiba Sien Nie menghentikan tangisnya. Dia masih
punya modal Kecantikannya itu, kemudaannya itu.
Kenapa menangis? Hok kauwsu memang bangsat, tapi
dia dapat mencari uang lagi dengan modal tubuhnya.
Dengan keranuman dirinya yang masih segar dan molek.
Dan ketika hari itu semua orang ramai membicarakan
Hok-kauwsu, dan otomatis membicarakan dirinya pula
maka Sien Nio yang ingin menghilangkan malu akhirnya
minggat!
Gadis ini tak tinggal lagi di daerah Pin-loy?.
Menaruh harapan dan ingin mencari uang sebanyakbanyaknya. Tehnik dan pengalamannya selama ini
membuat dia yakin akan masa depan, gampang mencari
duit dengan menjual tubuhnya. Tak apa. Yang penting
kesenangan dan kenikmatan hidup dapat dia nikmati.
Asal berhati hati saja agar tidak ditipu lelaki, seperti Hok1234
- kauws? itu. Tapi ketika Sien Nio menerobos malam dan
siap menuju ke kota mendadak Ban-centeng dan Gohcenteng itu menghadangnya !
"Sien Nio, kau mau ke mana?"
"Ah, aku mau pergi!" Sien Nio terkejut, Otomatis
berhenti. "Kalian mau apa?"
"Hm, kami menantimu, Sien Nio. Kami curiga kau
masih mendapat banyak sisa dari ?urian Hok kauwsu!"
"Ah, tidak. Aku tak punya apa-apa. Aku..."
Sien Nio disergap. Dia telah ditubruk dan ditangkap
Ban-centeng, tubuhnya digerayangi, jari jari tukang
pukul itu kurang ajar meremas sana sini. Sien Nio
menjerit jerit, ketakutan dan marah.
Tapi ketika G?h centeng juga menerkamnya dan
membungkam mulutnya akhirnya dua laki-laki itu
mencari sisa uang yang mungkin ada di tubuh gadis
remaja ini. Tapi apa yang mereka cari tak mereka
dapatkan. Sien Nio memang kosong. Dia lagi tong pes,
bokek, tak punya apa-apa.
Dan ketika Sien Nio dilepas dan Ban-centeng
mengumpat maka gadis ini dipegang kedua bahunya.
"Sien Nio, kau benar benar tak menyimpan sisa
harta?"
Sien Nio melotot. "Kau telah menggeledah
tubuhku, Ban centeng. Tak perlu kujawab lagi!"1235
"Tapi kau bisa menipu kami. Hok kauwsu mungkin
telah mengajakmu bersandiwara dan sengaja
berbohong!"
"Aku tak tahu, aku berani sumpah!"
"Kalau bohong?"
"Kau b?leh bunuh aku, Ban-centeng!" Sien Nio
menangis. "Kalian boleh cincang tubuhku sepuas hati!"
Bao Cwan percaya. Dia melibat Sien Nio menangis
sedih, begitu sedih hingga boleh dibunuh kalau gadis itu
bohong. Melihat perhiasan perbiasan Sien Nio juga
lenyap dan Sien Nio memaki-maki Hok-kauwsu di sela
tangisnya. Goh centeng juga mulai percaya. Tapi melihat
Sien Nio tersedu sedu sementara tubuh gadis itu
berguncang mendadak Goh centeng, menyeringai
menunjukkan nafsu jalangnya.
"Ban Cwan, Sien Nio rupanya memang tak punya
apa-apa. Dia mau pergi, bagaimana pendapatmu?
Apakah kita bebaskan begitu saja?"
Ban centeng mengerutkan kening. "Aku kira begitu,
Goh-twako. Tapi, hm.." tukang pukul ini pun
menyeringai, melihat pandang mata temannya itu,
mengerti. Tapi apakah Sien Nio tak memberikan tanda
kenangan pada kita?"
"Ha-ha, akupun berpikir begitu, Ban Cwan. Gadis ini
seharusnya tahu diri akan kebaikan kita" dan mengelus1236
gadis itu dengan pandang mata kurang ajar Goh Beng
bertanya, "Sien Nio, kau mau kami bebaskan?"
"Tentu saja, bukankan aku tak punya apa. apa lagi?
"Salah, kau masih mempunyai tubuhmu yang
hangat ini, Nio nio. Bagaimana kalau kau melayani kami
dan setelah itu kami bebaskan?"
Sien Nio tertegun. Kalian mengancam?"
"Ah, tidak. Jangan kau marah, anak manis, Kami
kedinginan malam ini. Kau mau pergi. Bukankah
sebaiknya kita saling memberi tanda kenangan? Kami
membebaskanmu dan kau memberi pelayanan kepada
kami, Nio nio. Setelah itu masing-masing boleh urus
pekerjaannya sendiri".
"Hmm....!" Sien Nio sudah mengerti arti kata
melayani ini. "Berapa kalian mau bayar?" gadis itu
bersinar sinar, mulai membayangkan bahwa kali ini dia
harus dapat duit. Dua tukang pukul ini dapat diperas.
Tapi Goh centeng yang terbelalak mendengar ini tibatiba tertawa.
"Apa, kau masih minta bayaran? Bukankah
pembebasanmu ini merupakan imbalannya?"
"Huh!" Sien Nio bersikap angkuh, jual lagak. "Kalau
begitu pelayanan yang kuberikan tak istimewa, Gohcenteng. Ada uang ada servis!"
"Kalau begitu kami akan bersikap seperti Hok
kauwsu" Ban Benteng tiba-tiba berkata, menjengek.1237
"Kau boleh saja minta duit, Sien Nio. Tapi setelah itu
kami rampas kembali!"
Sien Nio terkejut. Goh centeng tertawa bergelak,
berseru bagus mengomentari kata-kata temannya itu.
Dan ketika Sien Nio tertegun dan Ban Cwan
mencengkeram pundaknya tiba tiba tukang pukul itu
bertanya, "Bagaimana kau masih mau minta uang?"
Sien Nio terisak. Untuk kedua kalinya ia ketanggor,
harus mengakui apa yang dikata Ban centeng itu betul.
Mereka dapat memberinya uang setelah itu
merampasnya kembali. Sungguh kurang ajar,
menyakitkan sekali. Dan ketika Goh-centeng juga
mendengus dan sudah meraba kulit lehernya tiba-tiba
tukang pukul ke dua itu mendesis.
"Nio nio, kau masih tak mau tahu keadaan dirimu?
Kami berkuasa, kami pula yang menentukan apa yang
ingin kami lakukan. Kau tinggal menurut atau menolak!"
"Dan menolak berarti mati," Ban Cwan tiba tiba
menimpali. "Dan kami berdua dapat memperkosamu,
Nio nio. Setelah itu kami buang mayatmu ke dalam hutan
untuk menjadi santapan binatang buas!"
"Tidak!" Sien Nio menangis, tentu saja ketakutan.
"Kalian boleh minta apa saja, Ban cen teng. Aku akan
melayani kalian kalau kalian minta. Biarlah tanpa uang,
aku jangan dibunuh" dan Sien Nio yang sudah melepas1238
bajunya memeluk Ban Cwan tiba-tiba menghentikan
tangisnya. menggigil berbisik,
"Ban - centeng, siapa yang harus kulayani dulu?"
"Aku!" Goh centeng tiba tiba tertawa bergelak,
melompat maju. Kau boleh layani aku dulu, Nio nio
Setelah itu baru Ban Cwan!"
"Tidak," Ban Cwan mengerutkan kening. "Kita
berdua bisa sama - sama dilayani gadis ini,twako. Tak
perlu kita bertengkar karena. Sien Nio bisa melayani
berbareng."
"Tapi ...."
"Sudahlah, kita tak boleh ribut. Pertengkaran di
antara kita hanya merugikan kita sendiri. Ayo kita bawa
gadis ini ke gubuk... bret!" dan Ban-centeng yang sudah
merobek baju Sien Nio hingga menyembulkan buah
dadanya tiba tiba membuat dua laki laki itu beringas,
Goh centeng tak membantah dan menganggukkan
kepalanya, menunduk dan tertawa m?ncium bagian itu.
Sien Nio mengeluh tapi tak dapat berbuat apa apa.
Dan ketika Ban centeng menyeretnya dan Goh centeng
juga tertawa menggerayangi tubuhnya dengan sikap tak
sabar akhirnya gadis remaja ini dibawa ke gubuk di mana
dia biasa melayani laki-laki, terpaksa menurut dan
tunduk saja pada apa yang diminta dua tukang pukul itu
Dan ketika pintu gubuk ditutup dan Ban Cwan serta
temannya tertawa-tawa mempermainkan Sien Nio maka1239
untuk malam yang sial itu Sien Nio melayani dua lelaki
sekaligus. Sien Nio menggigit bibir. Dia memang tak
berdaya, tubuhnya sudah dibelejeti dan Goh-centeng
maupun Ban Centeng juga melepas pakaian masingmasing. Du? lelaki itu tak malu-malu pula untuk
telanjang bersama, mengadakan permainan menjijikkan
di mana Sien Nio menjadi pelampias nafsu mereka. Tiada
ubahnya seekor anjing betina yang dipermainkan dua
anjing jantan, diseret ke sana sini dan Sien Nio harus
melayani dua orang itu. Kasar dan tidak mengenal sopan.
Tapi karena Sien Nio sendiri sudah dikenal sebagai
remaja yang pandai melayani lelaki dan diapun sanggup
melayani dua orang sekaligus maka jadilah ketiganya
pemburu nafsu yang tidak kenal norma norma susila.
Dan malam itu Ban-centeng serta temannya dibuat
puas. Mereka kelelahan, Sien Nio menghibur dan
membuat keduanya kehabisan tenaga. Dan ketika
malam semakin larut dan Sien Nio diajak tidur di tengahtengah mereka maka gadis remaja inipun tak dapat
menolak dan kembali menekan rasa marah, masih
menjadi gerayangan dua laki laki itu sampai mereka
terlelap. Si?n Nio tentu saja tak dapat tidur karena
sesungguhnya dia ingin cepat cepat pergi.
Perbuatan Ban centeng dan Goh-centeng itu
sesungguhnya membuat dia sakit hati. Kemarahannya
bertumpuk. Dan ketika dua laki laki itu tertidur dan1240
napas mereka bagai babi mendengkur mendadak, golok
yang tersisih di pinggang Ban-centeng membuat Sien Nio
beringas.. Dia terhimpit di antara dua laki laki itu, tapi
dapat menarik golok yang ada di pinggang Ban Cwan.
Laki-laki inipun ngorok tak kalah keras dengan Gohcenteng Dan Si?n Nio yang berhati-hati melepaskan diri
dari dua himpitan lelaki itu akhirnya berhasil turun dari
pembaringan bambu. Mata gadis ini menyorotkan
dendam mengerikan. Kemarahannya sudah sampai di


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ubun-ubun, ditunda dan ditunda. Tak mendapat jalan
keluar. Maka begitu sekarang merasa bebas dan golok
itu membuat matanya bersinar mendadak pikiran setan
merasuk di hati gadis remaja ini. Golok di ambil, dilolos
perlahan lahan. Dan begitu tercabut dan dua lelaki itu
tetap mendengkur mendadak, seolah mendapat
kekuatas gaib dan keberanian besar Sien Nio
menghunjamkan golok itu ke dada Ban Cwan, tepat di
jantung sebelah kiri!
"Crep..... augh!"
Sien Nio gemetar. Ban Cwan berteriak ngeri ol?h
tikamannya tadi, tentu saja mengagetkan temannya
yang seketika bangun dengan kaget. Tapi Sien Nio yang
sudah mencabut golok dan menjadi nekat tiba tiba
kembali menusukkan golok ke dada kiri Goh centeng,
tepat menghunjam jantung tempat yang diketahui dapat
berakibat fatal bagi manusia. Dan persis Ban Cwan1241
terguling roboh oleh tikamannya tadi maka Goh centeng
yang juga masih layap layap oleh kantuk yang sangat
sudah menjerit pula menyusul temannya ini.
"Crep ....!"
Ujung golok itu tertinggal di dada Goh cen teng.
Sien Nio melibat laki laki itu menggelepar, gagang golok
bergoyang sementara Goh centeng mendelik. Darah
menyemprot bagai pancuran. Sien No sendiri ngeri dan
mengeluh kecil. Baru kali ini selama hidupnya
membunuh orang, terbelalak dan mundur, hampir
keserimpet tali Tucun yang melintang di tanah. Dan
ketika Goh-centeng mengerang dan sadar akan apa yang
terjadi tiba-tiba tukang pukul ini menuding Sien Nio.
"Kau... kau mau membunuh kami...?"
Sien Nio tak menjawab.
"Keparat, kubunuh kau, Sien Nio. Kau wanita iblis
...!"
Gob-centeng menubruk maju, golok dicabut dari
dadanya sendiri hingga darah menyembur, Sien Nio
terpekik dan roboh terjengkang, roboh serdiri. Tapi baru
Goh centeng melompat setengah jalan tiba-tiba tukang
pukul itu mengeluh dan ... roboh seperti Sien Nio. Urat
jantungnya pedot ( putus ) , tertarik oleh gerakannya ini
dan golok pun terlepas, jatuh di tanah. Perbuatannya itu
justeru mempercepat kematiannya sendiri hingga
tukang pukul itu terguling. Dan ketika Sien Nio bangkit1242
terhuyung dan memandang laki laki itu ternyata Gohcenteng telah tewas dengan nyawa putus pula.
"Aah...!" Sien Nio menggigil, mengusap keringat
dingin dan tiba-tiba menangis ketakutan. Takut melihat
mayat dua orang itu, mayat yang bergelimang darah.
Dan ketika Sien Nio mengguguk dan perut ingin muntah
tiba - tiba gadis ini memutar tubuhnya melarikan diri
meninggalkan gubuk itu, terseok jatuh bangun menutupi
mukanya, menangis sepanjang jalan. Tak sadar lagi
bahwa dia menerobos kegelapan malam yang pekat,
yang biasanya dia takuti itu. Dan ketika keesokan
harinya mayat Ban centeng dan Goh - centeng
ditemukan orang maka gegerlah tempat tinggal Pin loya
itu. Mereka tak mengira s?ujung rambutpun bahwa yang
membunuh dua tukang pukul itu adalah Si?n Nio.
Menduga mereka baku hantam sendiri. Dan karena Sien
Nio juga menghilang dari tempat itu dan orang tak
menemukan jejaknya maka diambillah kesimpulan
bahwa Goh-centeng dan Ban centeng saling bunuh
untuk memperebutkan Sien Nio. Begitulah kesimpulan
paling gampang!
Sien Nio dikenal orang sebagai biang penyakit.
Maksudnya, biang penyakit bagi kaum lelaki karena
gadis itu banyak menjadi rebutan, terutama di kalangan
tukang pukul Pin - loya sendiri yang pernah mendapat
"servis" dari gadis remaja ini. Harus mengakui bahwa1243
gadis itu pandai menina...bobok pria.Permainan
cintanya demikian "syur" dan memabokkan. Dan karena
gadis itu banyak dimusuhi orang di samping menjadi
incaran kaum hidung belang maka kepergian Sien Nio
justeru dianggap menguntungkan orang orang yang
tidak menyenangi gadis ini, meskipun di pihak lain
beberapa tukang pukul Pin Toya merasa sayang dengan
kepergian gadis itu. Sayang karena mereka tak bakal
dilayani gadis remaja yang pandai ini. Dan ketika Sien Nio
menghilang dan tak pernah kembali lagi ke tempat itu
maka orang-orang yang memusuhi Sien Nio just?r?
merasa girang!
Kemana gadis itu? Benarkah tak bakal kembali lagi
ke tempat yang penuh kenangan ini? Orang memang tak
tahu jawabaya yang pasti. Sien Nio memang
meninggalkan tempat itu, malam itu juga melarikan diri
menjauhi tempat celaka itu. Diam-diam telah merogoh
kantong Ban centeng dan Goh-centeng untuk
mengambil harta bendanya, duitnya, apa saja yang
dapat dibawa, ketika mereka tertidur. Pikiran Sien Nio
selalu pada benda-benda lahiriah itu untuk mencapai
pemuasan muas nafsunya sendiri. Menganggap tanpa
harta dunia, terutama uang, hidup tak bakalan bahagia.
Dan ketika pagi itu dia terseok seok menuju sebuah
kota yang jauh dari tempat tinggal Pin loya. maka Sien1244
Nio sudah memasuki Cun tien yang merupakan kota
ramai.
Di sini gadis itu melepas lelah. Mula-mula bingung,
menuju sebuah kelenteng dan minta tolong para nikouw
yang ada di situ. Diberi makan dan pakaian sekedarnya
karena Sien Nio kelihatan compang camping. Pakaian
dan harta bendanya dirampas Hok kauwsu. Dan ketika
dengan tersedu-sedu Sien Nio menceritakan nasibnya
yang malang, yang bercerita bahwa dia ditipu seorang
laki-laki dan kini disia-siakan hidupnya maka para nikouw
(pendeta wanita yang penuh welas asih itu menghibur
Sien Nio. Gadis itu disuruh bekerja, membantu para
nikouw dan merawat kelenteng. Diajar sembahyang dan
segala apa yang berbau agama. Seminggu lamanya
merasa betah karena Sien Nio merasa terlindung. Makan
minumnya cukup.
Tapi ketika ketenangan batinrya mulai pulih dan
rasa ngeri akan kematian Ban-centeng dan Goh centeng
perlahan-lahan sirna dari lubuk hatinya maka watak
dasar gadis remaja ini muncul. Sien Nio pada dasarnya
keset (malas). Apalagi setelah dengan menjual diri dia
merasa mendapat uang dengan mudah. Dua kesenangan
sekaligus diperoleh. Uang dan sex. Ditambah
pengetahuan bergaul dengan macam-macam lelaki
hingga dia menjadi matang sebelum waktunya. Dewasa
sebelum cukup umur, masih enambelas tahun.1245
Tujuhbelaspun belum Dan ketika seminggu itu dia
disuruh bekerja di kelenteng dan imbalan yang ia dapat
hanya makan minum melulu, tanpa uang, akhirnya gadis
ini memutuskan pergi meninggalkan kelenteng itu.
Dan keesokan harinya Si?n Nio keluar tanpa pamit.
Kepergiannya itu tentu saja mengejutkan-In Swat
Nikouw, kepala kelenteng. Apalagi ketika diketahui
beberapa barang berharga di kelenteng itu hilang,
seperti giwang emas dan beberapa perhiasan lain yang
nyenthel (melekat) di patung Kwan Im, lenyap begitu
saja padahal semalam masih utuh. Tentu saja dakwaan
pada Sien Nio. Tapi In Swat Nikouw yang geleng - geleng
kepala dan welas asih ternyata mengucap puja puji
sebagai pelampias dongkolnya.
"Siancai, anak itu rupanya tak kenal aturan. Dididik
sembahyang malah mencuri. Diberi makan malah
memukul. Semoga Kwan Im Pouwsat (Dewi Kwan Im)
mengampuni dosanya!"
Sien Nio tak mendengar omelan ini. Dia kembali
memasuki kota, karena kelenteng In Swat Nikouw itu
agak di pinggir. Memang benar ia mengantongi sejumlah
perhiasan berharga yang diambilnya dari tubuh patungpatung di dalam kelenteng itu, dapat membedakan
mana emas mana tiruan. Tentu saja tak doyan lagi
tinggal dikelenteng itu karena kelenteng itu tak
membawa kebahagiaan baginya. Atau lebih tepat, tak1246
membawa kesenangan baginya. Kerjapun tidak digaji,
belum makanan yang sayur-sayuran melulu, tanpa
daging. Padahal dia terbiasa makan enak seperti ayam
dan daging babi, ditambah lagi makanan kaleng yang
"wah" itu. Dan ketika dia meninggalkan kelenteng
menuju pusat kota segera pikiran Sien Nio yang encer
mencari akal. Memang sekarang gadis ini pinter.
Otaknya jalan, mungkin karena pengalaman pengalaman
hidupnya yang lalu, pahit getir kehidupan dan s?gala akal
yang dia temukan dalam petualangannya itu, ngakali pria
dan semakin haus pada uang dan benda - benda. Maka
begitu dia keluar kelenteng menuju keramaian kota
maka yang dicari dulu oleh Sien Nio adalah pakaianpakaian bagus yang mahal dan halus. Gadis ini tak punya
duit. Gampang. Perhiasan yang dia serobot dari
kelenteng dijual, laku dan uangnya dibelikan pakaianpakaian baru itu.
Pakaian dari In Swat Nikouw dibuang. Jijik
memandangnya dia sekarang. Dan ketika Sien Nio
berobah sebagai gadis remaja yang cantik dan bersih
maka akal panjangnya kembali diajak berpikir. Uang
sedikit saja di sakunya. Sisa perhiasanpun tak banyak.
Mau apa dia sekarang? Tentu sih nampang. Sien Nio
butuh hidup dan makan. Dan karena dia mulai pandai
mencari mangsa dan Kenal betul bagaimana ciri-ciri
lelaki yang lagi haus diapun melangkahkan kaki dan....1247
memasuki restoran besar. Di sini dia pasang senyum,
berlagak dan memesan hidangan dan makanan lain yang
lezat. Semuanya serba mahal tapi sudah diperhitungkan
harganya, kira-kira tak akan membuat dia malu karena
uang kurang. Dan begitu dia memasuki restoran itu dan
tentu saja menarik perhatian karena dia seorang diri
maka, tepat seperti yang diduga lelakipun mulai
berdatangan. Dia berkenalan dengan seorang putera
hartawan she Kiat, disusul teman-temannya yang lain
yang memuji muji Sien Nio. Gadis ini berlagak anak kota
dan karena itu tampak manyala.
Dan karena putera hartawan itu kaya raya dan
berkantong tebal tak pelak sejam kemudian Sien Nio
sudah akrab dan tertawa-tawa bersama Kiat - kongcu (
tuan muda Kiat ) ini. Makanpun tak jadi bayar karena di
Traktir Kiat kongcu. Sebentar kemudian terjadi transaksi
dan Sien Nio menang. Pemuda itu berani membayarnya
seribu tail, lima kali lipat daripada yang diberi Hok
kauwsu. Dan ketika mereka ke hotel dan Sien Nio
m?layani Kiat kongcu ini dengan servis yang aduhai
akhirnya Kiat kongcu mabok dan tergila gila pada Sien
Nio. Dan teman teman Kiat kongcupun tak mau kalah.
Mereka mencoba bahkan bersaing dan ada yang minta
dilayani lebih dulu. Tentu saja pasaran Sien Nio naik dan
"harga" gadis inipun tinggi. Yang minta dulu harus
membayar dua kali lipat. Tak apa. Duit banyak (duit1248
bapaknya!). Dan ketika Sien Nio mulai dikenal dan hari
demi hari pasaran gadis ini kian meningkat saja
mendadak sebulan kemudian Sien Nio menjadi
kembangnya Cun - tien hingga kembang kembang alias
pelacur di kota kalah tarip!
Sungguh beruntung. Sien Nio naik pamornya. Dia
sudah dapat membuat rumah dan tentu tinggal sendiri,
kian lama kian terkenal hingga langganan pun
bertambah banyak. Hidup mewah dengan uang
melimpah. Tapi ketika suatu hari datang seorang
pemuda bopeng di mana waktu itu Kiat kongcu juga ada
di situ mendadak sebuah pengalaman penting terjadi
mengguncang Sien Nio, meenyadarkan gadis ini.
Waktu itu Kiat kongcu dan teman temannya lagi
bercanda dengan Sien Nio. Mereka mengelilingi gadis ini,
minum minuman keras dan mabok sambil tertawa-tawa,
mengeluarkan kata kata tak ker?an, terhuyung ke sana
ke mari dan kata kata kotorpun berhamburan. Maklum,
mereka di layani Sien Nio yang setengah telanjang
mempertontonkan tubuhnya. Paha dan dada menjadi
incaran terutama gerayangan tangan pemuda pemuda
itu , lima orang jumlahnya. Dan ketika Sien Nio terkekeh
menggeliat sana-sini dan merasa geli oleh jari jari lima
orang pemuda itu mendadak pemuda bopeng itu
muncul.
"Kau Sien Nio?"1249
Sien Nio terkejut "Kau siapa?"
"Aku Boen Sek. Kau Sien Nio, bukan?"
"Ya, ada apa?"
"Aku ingin menikmati belaianmu. Aku datang
karena mendengar kabar tentang kehebatan mu
melayani laki laki. Aku ingin mencoba!"
"Huh!" Sien Nio tersenyum mengejek. "Kau buruk,
muka bopeng. Aku tak biasa melayani orang-orang
macam dirimu kecuali seperti Kiat kongcu dan teman
temannya yang tampan ini!"
Pemuda itu mendadak marah. "Kau menghina"
katanya. "Bukankah uang yang kau cari? Aku dapat
membayar seperti mereka. Kau harus melayani aku" dan
si bopeng yang maju ke depan tiba tiba menyambar dan
nenubruk Sien Nio Tapi Sien Nio mengelak, menjerit dan
minta bantuan Kiat koogcu dan teman temannya itu.
Tentu saja Kiat - kongcu juga marah. Kembang mereka
diganggu. Dan ketika pemuda itu mengejar dan Sien Nio
lari sana sini bersembunyi di belakang punggung Kiat
kong cu dan teman temannya akhirnya si bopeng ini
harus berhadapan dengan Kiat korgcu dan temantemannya itu. Mereka berkelahi, Kiat kongcu dan empat
temannya menghajar, pemuda itu dikeroyok. Dan
karena si bopeng ini satu lawan lima akhirnya dia babak
belur menerima bogem mentah. Si bopeng itu berteriak
teriak, mengancam dan menyebut nyebut nama seorang1250


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pembesar. Sien Nio mengira itu gertakan kosong belaka
untuk menaklukkan Kiat kongcu. Tapi karena Kiatkongcu dan teman temannya lagi dipengaruhi arak dan
mer?ka tertawa-tawa menghajar pemuda itu akhirnya si
bopeng ini pergi dengan tubuh memar tak ker?an.
matang biru di sana-sini.
Dan Si?n Nio lega. Dia mengira persoalan itu habis.
Artinya, si bopeng tak akan mengganggu lagi dan dia
dapat melayani Kiat-kongcu itu. Banyak uang dia dapat
dari pemuda ini Tapi ketika dua jam persoalan itu berlalu
dan Sien Nio masih melayani lima pemuda ini dengan
tubuh hampir telanjang mendadak sepasukan pengawal
memasuki rumahnya membentak Kiat kongcu.
"Bocah she Kiat, Been-taijin mencarimu...!"
Kiat kongcu dan teman temannya terkejut.
Duapuluh pengawal tiba di situ, muka mereka bengis.
Golok dan tombak dihunus telanjang hingga membuat
Sien Nio ngeri. Kini mulai percaya bahwa si bopeng tadi
rupanya tidak melancarkan gertak sambal. Dia memang
belum mengenal dan karena itu juga memandang
rendah si pemuda bopeng. Tapi Kiat kongcu dan temantemannya yang masih mabok ternyata menghadapi
pengawal ini dengan muka ketawa-tawa. Mereka itu
terhuyung ke sana sini, dibentak tapi membalas makian
pula pada para pengawal itu. Makian kotor. Dan karuan
saja sang komandan menjadi marah dan mengangkat1251
lengannya tiba tiba dia menyuruh tangkap lima pemuda
itu, termasuk Sien Nio. Tentu saja membuat Kiat kongcu
dan teman temannya kelabakan, mereka dikeroyok dua
puluh pengawal, digebuk dan dihajar. Tak lama
kemudian pingsan dan diseret keluar, katanya menuju ke
rumah Boen taijin (pembesar Boen) dengan tubuh
matang biru. Sien No sendiri disertakan dan dibawa ke
rumah pembesar itu. Dan ketika Kiat kongcu dan teman
temannya disiram air dingin hingga mereka sadar dan
Sien Nio t?rbelalak digelandang ke ruangan dalam dari
gedung itu tiba tiba mereka semua melihat si bopeng itu
ada di sana, duduk dengan mata beringas memandang
enam tangkapan ini.
"Ah, Boen kongcu...!" Kiat Lam, atau Kiat-kongcu itu
terkejut. Sekarang dia sadar, berser? tertahan dan pucat
memandang si bopeng itu, yang duduk di sebelah kiri
seorang laki laki gendut dengan kepala botak,kumisnya
tipis dan panjang melilit seperti kumis tikus. Lucu tapi
matanya sipit. Dan ketika Kiat kongcu dan temantemannya tertegun maka si bopeng itu mendengus
bangkit berdiri, marah memandang enam orang itu,
terutama Kiat Lam.
"Bagus, kau sekarang tahu, Kiat Lam? Kau mau
apa?"
Kiat Lam menggigil. "Maaf, aku.... aku tak sadar,
Boen-kongcu. Waktu itu kami mabok."1252
"Tapi kau membuatku matang biru. Kau
mengeroyok bersama teman temanmu ini!"
"Kami tak sengaja, kongcu. Harap ampunkan kami."
"Huh, begitu enak? Lihat ini!" Boen kongcu itu
menunjuk kulitnya yang lebam. "Kalian harus menerima
balasannya, Kiat Lam. Aku tak mau sudah biar
bapakmupun ke mari!"
"Tapi kami juga sudah dihajar, para pengawalmu
sudah memberi hukuman!"
"Itu lain, Kiat Lam. Aku sendiri belum membalas
sakit hatiku!" dan meminta sebuah cambuk yang besar
dan kuat dari seorang pembantunya tiba tiba pemuda ini
menghampiri Kiat Lam, matanya demikian gembira dan
buas. Dan ketika Kiat Lam ketakutan dan menggigil
memandang si bopeng itu maka Boen-kongcu sudah
menjeletarkan cumbuknya.
"Orang she Kiat, aku akan mencambukmu
duapuluh kali. dan empat temanmu yang Lain juga dua
puluh kali hingga kalian menerima seratus cambukan...
tar!" dan cambuk yang mulai menjengit menyengat kulit
Kiat Lam tiba-tiba disambut pekik dan rasa kesakitan
pemuda hartawan itu, menggeliat dan mengaduh ketika
lawan mulai mencambuk, menghitung hitung
hukumannya sementara teman teman Kiat Lam yang lain
pucat dan terbelalak. Kiat Lam meritih rintih kena
cambuk menjeletar berulang-ulang. Hitungan terus1253
dianjutkan sementara pemuda she Kiat itu kian tersiksa.
Minta ampun tapi tak digubris dan ketika hitungan
berhenti pada cambukan kedua puluh dan baju serta
kulit Kiat - kongcu pecah-pecah akhirnya pemuda
hartawan ini pingsan dan roboh terguling!
Sien Nio ngeri. Dia melihat pemuda she Boen itu
melampiaskan dendamnya. Empat teman Kiat Lam yang
lain sudah merintih, minta ampun sebelum di cambuk,
ditonton para pengawal yang tertawa tawi seolah
melihat pertunjukan menarik. Laki - laki gendut yang
matanya sipit itu tersenyum senyum, melirik Sien Nio
berulang - ulang dengan pandangan aneh. Sien Nio
dibawa dalam keadaan hampir telanjang. Dan ketika
empat pemuda yang lain tak digubris permintaan
ampunnya dan masing-masing tetap mendapat
hukuman cambuk duapuluh kali akhirnya empat pemuda
itupun terkapar mandi darah di tangan boen-koncu,
pingsan. Dan sekarang Boen konscu itu memandang Sien
No penuh ancaman , membuat Sien Nio gentar dan
ngeri. Tapi ketika pemuda itu hendak menghampirinya
dan Sien Nio mengambil putusan berani tiba-tiba Sien
Nio telah lari menjatuhkan diri berlutut di depan laki laki
setengah tua itu, laki laki gendut yang kini dikenalnya
sebagai Boen-taijin.
"Taijin, ampun. Tolonglah aku.....!"1254
Sien Nio sudah menangis, gemetar dan menggigil di
depan laki laki itu, yang diketahuinya secara diam-diam
meliriknya dengan pandangan penuh nafsu. Pandang
yang sudah dikenal Sien Nio sebagai pandang mata
"ingin" dari seorang laki laki.
Dan ketika Boen taijin terkejut dan B?en kongcu
juga tertegun maka Sien Nio mengangkat dadanya itu
memperlihatkan bukit kembarnya yang membusung.
meratap, suara dibuat sedemikian rupa hingga laki laki
yang keraspun bakal lul?h,
"Taijin, aku tak tahu apa apa tentang pemuda itu.
Kiat-kongcu memang salah, dia telah mendapat
hukuman. Tapi aku tak ikut ikut. Harap taijin bantu aku
melepaskan diri. Aku siap melakukan apa saja bila taijin
menolong aku...!"
Sien Nio mengerling, sudut matanya demikian
tajam sebentar membuka dan menutup, gerakangerakan yang membuat laki-laki bakal gemas dan
terangsang. Apalagi buah dadanya diperlihatkan
semakin jelas. Putih dan rontok. Laki-lakipun pasti ngiler.
Dan ketika Sien Nio mengiringinya pula dengan isak dan
tangis yang serak serak basah tiba-tiba Boen-taijin
tersenyum dan tertawa.
"He-he, kau rupanya kembang yang selama ini
kudeogar, Sien Nio. Kau yang tinggal di barat kota,
bukan?"1255
"Benar."
"Dan kau menghina puteraku"
"Tidak!" Sien Nio menukas. "Aku tidak menghina
siapa-siapa, taijin. Aku tidak menghina atau
merendahkan puteram?!"
"Tapi kau mengejeknya, kau mengatai putera ku
buruk, bopeng!"
Sien Nio terkejut. Untuk ini memang ia tak dapat
menangkis, Boen-kongcu sendiri ada di situ, terang tak
dapat membantah. Tapi tak kehilangan akal
menundukkan kepalanya Sien Nio pura-pura menyesal.
"Maaf, aku menyatakan seperti apa kenyataannya,
taijin. Aku tidak bermaksud menghina atau
mengejeknya. Puteramu itu hendak memaksaku, dan
aku menolak berdasar alasan itu. Kalau saja dia bersikap
lembut dan halus seperti taijin ini tentu aku tak akan
mengatainya seperti itu. Maaf !"
Boen-taijin tertegun. Kata-kata Sien No ini
mengumpaknya, dia dikata lembut dan halus. Satu
pujian yang membuat dia bangga! Dan ketika dia
tertegun dan Sien Nio mengangkat kembali mukanya
maka gadis itu mendesah, suaranya lirih dan enak
didengar.
"Taijin , setelah kau tahu semuanya ini apakah kau
tak mau menolong aku? Aku tak bersalah, taijin. Tolong1256
bebaskan aku dan aku akan membalas budimu. Suruh
pergi anak dan para pengawalmu itu..!"
Sien Nio melempar kerling penuh arti, kerling yang
cukup di mengerti pembesar ini dan Boen tajin
menyeringai, tersenyum lebar. Dan ketika dia
mengangguk dan Boen kongcu menghampiri tiba-tiba
pembesar ini mengulapkan lengan.
"Siek ji ( anak Siek ), gadis ini rupanya memang tak
bersalah. Kau telah menghukum Kiat kongcu dan teman
temannya itu. Dia kubebaskan, tak perlu dihukum!"
Boen-kongcu terkejut. "Tapi dia telah mengatangatai aku, ayah. Aku harus membalas hinaannya itu!"
"itu urusanku, aku dapat membuatnya bertobat!"
dan Boen taijin yang tak mau dibantah dan sudah
mengangkat lengannya tiba tiba mengusir, memberi
perintah pula pada para pengawalnya itu, "Bawa
cecunguk cecunguk ini, biar orang mereka datang ke
mari".
Boen kongcu dan para pengawal tak dapat
membantah. Mereka tentu saja pergi, menyeret Kiat
kongco dan teman temannya yang pingsan. Menunggu
orang tua mereka datang dan minta ampun, tentu saja
membawa uang sebagai syarat pembebasan. Boen taijin
memang berkuasa.
Dan ketika malam itu Sien Nio berdua saja dengan
pemb?sar ini maka Boen- taijin mendapat pelayanan1257
istimewa dari gadis remaja ini. Sien Nio memberi servis
yang melangit. Boen-taijin sampai t?rgila gila dan mabuk
dalam buaian Sien Nio. Anaknya mengumpat dan
memaki bapaknya sendiri. Dia yang menawan tapi sang
bapak yang menikmati. . Dan ketika keesokan harinya
Boen taijin tergolek kelemasan dan Sien Nio berhasil
menina - bobok pembesar ini maka untuk berikutnya
hari demi hari Sien Nio melayani pembesar ini. Kian lama
kian memabokkan hingga Boen taijin tak kuat kalau
hidup tanpa Sien Nio, tentu saja memberi imbalan tapi
Sien Nio menampik ( menolak ) berkata bahwa itu adalah
demi kegembiraan dan kebahagiaan Boen-taijin sendiri,
demi cintanya pada Boen taijin. Dan ketika Boen-taijin
tergila-gila dan melarang Sien Nio melayani laki laki lain
kecuali dirinya sendiri maka itulah kesempatan emas
bagi Sien Nio yang sudah lama menanti-nanti kejadian
ini. "Ah, mana mungkin, taijin? Hamba butuh hidup
dan makan. Hamba bisa mati kalau tak bekerja!"
"Kau tak perlu bekerja, kau tinggal saja di sini!"
"Tapi aku...."
"Sudahlah, kau kuambil sebagai isteri, Nio nio. Kau
boleh tinggal di sini dan minta apa saja dariku. Kau tak
boleh melayani laki-laki lain kecuali diriku seorang!"
pembesar itu menyambar Sien Nio, menciumi dan tak
habis habisnya menikmati daun muda ini. Sien Nio1258
hampir terpekik dan tentu saja girang bukan main.
Rencananya selama ini berhasil. Dia dapat menjadi isteri
seorang pembesar, meskipun bukan isteri ke satu. Dan
ketika Boen taijin terengah dan mendengus -dengus
segera Sien Nio terkekeh dan tahu apa yang harus dia
kerjakan. Bahwa saat itu dia "naik pangkat". Dari seorang
pelacur menjadi isteri seorang pejabat. Dan karena Sien
Nio pandai memainkan peranannya dan Boen - taijin
berhasil ditundukkan luar dalam akhirnya Sien Nio
berhasil menguasai pembesar itu dan banyak
memainkan peranan penting dalam bidang-bidang
pemerintahan pula. Hebat!.
Tapi Sien Nio menghadapi masalah. Gadis ini
bukannya berjalan tanpa rintangan. Tidak, Ada
persoalan baru baginya, persoalan intern. Karena Boen
Siek, putera Boen-taijin yang gagal dan kecewa pada
gadis remaja itu mulai melawannya. Pemuda ini dibantu
oleh ibu dan keluarga lain, tentu saja keluarga Bo?ntaijin yang benci pada Sien Ni? dan mulai mengganggu.
Mereka berbuat macam-macam, pokoknya bereaksi
keras dan menentang kehadiran Sien Nio. Tentu saja tak
senang dan sakit hati pada bekas pelacur itu.
Menganggap Sien Nio biang penyakit dan harus
disingkirkan. Sien Nio terganggu juga dan tak tenang.
betapapun yang dia hadapi adalah keluarga Boen taijin.
Dan ketika gangguan ini meningkat dan kian tegang saja1259
maka Sien Nio mengadukan masalahnya pada Boen
taijin.
"Suamiku," demikian Sien Nio terisak-isak
menangis, memanggil "suami" pada pembesar itu.
"Aku hidup tak tenang, keluargamu mengancam
dan pagi tadi memasang jebakan. Mereka memberikan
minuman beracun. Inilah buktinyal" Sien Nio
menunjukkan cawan, anggur yang hampir diminum tapi
cepat diletakkannya kembali ketika mencium baunya
yang aneh. Sudah curiga karena anggur itu pemberian Al?n, pembantu isteri Boen-taijin atau ibunya Boenkongcu. Tentu saja marah dan kini mengadukan
persoalannya pada pembesar itu. Dan ketika Boen-taijin
terb?lalak dan terkejut mengerutkan kening segera
pembesar ini bertanya,
"Siapa yang mau membunuhmu? Dari siapa kau
dapat ini?"
"A-len, suamiku. Dia diutus isterimu pertama"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Boen-taijin tertegun. Sebenarnya masalah ini tak
banyak dia ketahui, perang dingin antara isterinya
dengan Sien Nio jarang dia dengar. Tapi ketika Sien Nio
melapor dan tentu saja dia terkejut oleh laporan ini
segera Boen-taijin marah pada isterinya pertama itu.
"Panggil A len, biar kubuktikan!"
Pelayan wanita itu dipanggil. A-len pucat, menggigil
ketika menghadap majikannya. Dan ketika Boen-taijin1260
bertanya dan dia mengaku bahwa itu dari pemberian lohujin (isteri tua) dan dia disuruh menyerahkan pada Sien
Nio dan meletakkannya di meja agar diminum gadis itu
maka pembesar ini terbelalak ketika Si?n Nio berkata,
"S?ruh dia minum, suamiku. Biar kau buktikan
benarkah omonganku atau tidak. Panggil juga isterimu
itu, suruh lihat apa yang terjadi!"
"Tidak....!" A-len berseru. "Aku tak tahu m?nahu
persoalan ini, taijin. Aku tak mau minum ....!"
pelayan itu ketakutan, jelas sudah tahu bahwa
minuman itu beracun, terbukti dia menolak. Dan Sien
Nio yang tentu saja gusar melihat ini tiba-tiba
mencengkeram pelayan itu.
"A len kau harus minum. Taijin harus tahu hasil
perbuatanmu!"
"Tidak.... ampun, hujin.... ampun. Aku tak mau. Biar
lo-hujin saja yang merasakan minuman itu....!"
"Kalau begitu panggil dia ke mari. Cepat!"
A len mengangguk. Dia lari tergesa-gesa, pucat
mukanya melebihi kertas. Begitu takut dia ketika dia tiba
di ruang lain dan memberi tahu majikannya tiba-tiba di
sini dia ditampar.
"Keparat, kau bodoh, A-len. Siapa suruh kau
mengaku? Jahanam kau, tolol kau.... plak plak!" dan Alen yang jadi korban di tempat ini akhirnya di panggilkan
Boen kongcu itu, ibunya marah marah. Memaki dan1261
menghajar pelayan ini berulang ulang, A-len mengaduh.
Dan ketika Boen kong cu bingung dan juga marah karena
ibunya dipanggil tiba-tiba pemuda ini mencari seorang
pengawal.
"Bunuh dia, pelayan itu bodoh!"
Sang pengawal tertegun. Saat itu lo hujin masih
mencaci pelayannya ini habis-habisan, Boen kongcu
sebagai putera Boen taijin memberinya perintah yang
berat. Dia harus membunuh pelayan itu. Tapi karena
persolan intern selalu membingungkan pihak luar dan
p?ngawal itu jelek jelek menghadapi tuan mudanya
sendiri akhirnya A len dibacok dan tewas di tempat itu
juga. Dan Sien Nio serta Boen - taljin tiba tiba muncul,
melihat peristiwa ini, tak sabar menanti datangnya lo
hujin. Tentu saja dua orang itu terkejut. Dan juga
terkejut! ketika yang di dalam ruangan itu melihat
kedatangan Boen-taijin maka Sien Nio marah marah
kehilangan saksi. Disini mereka bertengkar, ribut mulut.
Sien Nio menuduh tapi lo hujin menangkis. Ramai dan
gaduh seperti pasar kemalingan. Dan karena saksi
tunggal dibunuh dan lo hu jin menyatakan diri tak
bersalah dan balik menuduh Sien Nio mencari gara gara.
Mendadak Sien Nio menampar wanita itu, di depan
Boen-taijin! Tak pelak, keributan semakin menjadi. Lo hujin membalas, naik pitam dan juga menggampar Sien
Nio. Dua duanya tiba tiba berkelahi dan saling pukul.1262
Masing-masing sama berteriak-teriak. Begitu ribut dan
mengejutkan, suasana menjadi geger. Tapi lo- hujin yang
mendapat bantuan dari anak dan saudara-saudara yang
lain tiba tiba mengeroyok Si?n Nio, membuat gadis itu
menjerit-jerit dan histeris dik?rubut sana sini. Tentu
tewas kalau Boen-taijin tidak ikut campur, menyuruh
pengawal melerai dan menarik mereka satu persatu.
Dan ketika dengan menangis tersedu-sedu Sien Nio
dibawa pembesar ini akhirnya Sien Nio minta cerai kalau
Boen Taijin tidak menceraikan isteri tuanya itu!
"Aku tak sudi. Aku tak mau kalah dengan tua
bangka itu, suamiku. Kalau kau memberatkan dia lebih
baik aku pergi dari sini atau kau menceraikan isterimu
itu!"
Boen-taijin bingung. Sebenarnya, dia berat
menceraikan isteri tuanya itu. Bukan apa-apa,
masalahnya karena isterinya itu adik dari Liem-taijin
yang menjadi gubernur di Shen si, jadi kakak isterinya itu
orang berpangkat yang tentu saja jauh di atasnya. Tentu
gawat kalau dia menuruti permintaan Sien Nio. Tapi
karena dia sudah tergila gila pada gadis ini dan hilangnya
Sien Nio melebihi hilangnya nyawa sendiri akhirnya
dengan membuta Boen-taijin memenuhi permintaan ini.
Dan benar. Gawat yang dikhawatirkan itu timbul. Urusan
berbuntut panjang. Boen - taijin mendapat macam1263
macam gangguan yang tidak enak, semuanya karena
Sien Nio.
Mula-mula dipindah, istilah halusnya dimutasikan.
Kemudian dipindah lagi ke tempat yang lebih rendah dan
dipindah lagi ke tempt t?rpencil. Tentu saja
kekuasaannya ikut mengecil dan "surut". Boen-taijin tak
dapat berbuat apa apa. Atasan lebih kuasa dari padanya.
Dan ketika setahun kemudian gangguan itu masih
datang juga padanya dan dia dianggap tidak becus
akhirnya terang terangan Boen-taijin dipecat! Jadilah,
Laki-laki ini merana. Dia tak mempunyai apa - apa lagi.
Kekuasaannya surut dan kian surut saja Kekayaan dan
jabatannya tinggal Kenangan saja. Sien Nio mulai
menjauh dan semakin menjauh. Dan ketika dia dipecat
dan semua harta bendanya habis tiba-tiba Sien Nio
meningalkannya dan entah pergi ke mana. Sial!
Sien Nio memang tak dapat dipercaya. Kemana
gadis ini pergi? Dan apa sebenarnya yang dia inginkan?
Sederhana saja. kekuasaan!. Dulu, ketika masih di Cuntien dan berkenalan dengan Kiat-kongcu dan temantemannya itu memang yang dikejar gadis ini adalah
uangnya. Tapi setelah Kiat-kongcu dihajar Boen Siek dan
Boen-tai jin ikut bicara tiba-tiba sesuatu yang
mengejutkan datang menyadarkan gadis ini.
Uang, betapapun banyaknya tanpa kekuasaan
tiadalah berarti. Lihat saja Kiat-kongcu itu. Lihat saja1264
teman-temannya yang lain. Karena begitu kekuasaan
datang dan menindih uang tiba-tiba saja apa yang
dinamakan "uang" itu kalah wibawa dan nyaris hancur.
Ada sesuatu yang lebih kuat ketimbang uang itu. Dan
sesuatu itu adalah kekuasaan. Buktinya, meskipun Kiat
wangwe (harta wan Kiat), ayah Kiat-kongcu itu memiliki
banyak uang dan hidup berlimpah di kotanya tapi tetap
saja dia harus tunduk pada Boen - taijin. Boen taijinlah
yang lebih berkuasa. Pembesar itu dapat mengemudikan
isi kotanya sesuai keinginan sendiri termasuk setiap
penduduknya yang dianggap tidak menurut. Gampang
saja dicap ini itu atau bahkan pemberontak. Dan karena
Boen-taijin orang kuasa dan yang namanya kuasa
memang dapat melakukan segalanya dengan sesuka hati
maka kesadaran tentang inilah yang didapat Sien Nio.
Gadis ini mulai berkembang pikirannya. Dia melihat
siapa yang berkuasa tentu memiliki dua hal. Satu
kekuasaan dan yang ke dua adalah kekayaan,
keduniawian, harta benda yang berlimpah dan makan
minum yang tak habis dinikmati tujuh turunan. Sungguh
jauh lebih hebat dibanding uang sendiri. Karena orang
kaya belum tentu berkuasa. Tapi orang yang berkuasa
pasti sekaligus juga orang kaya. Ini fakta! Kenapa dia
memburu uang saja? Tidak, dia harus melangkah lebih
jauh Jadi orang kaya t?tap di bawah orang berkuasa.
Maka lebih enak menjadi orang berkuasa daripada orang1265
kaya. Dan Sien Nio yang mendapat ke sadaran ini dan
mengangguk-angguk penuh gembira akhirnya mulai
mengincar apa yang dinamakan kekuasaan ini. Jadilah !
Sien Nio menempel Boen - taijin, kita telah melihat
itu. Dan Sien Nio yang berhasil menguasai pembesar ini
luar dalam akhirnya mengenal pula cara cara
pemerintahan. Dia ikut mengatur ini-itu, menguasai ini itu. Tapi karena di atas! Boen-taijin masih ada lagi yang
lebih berkuasaa! akhirnya Sien Nio menghadapi
kenyataan itu. Sampai Boen-la-jin dipecat. Sampai
pembesar itu jatuh rudin dan hancur segala-galanya. Dan
Sien Nio yang tentu saja tak mau menempel pembesar
itu setelah Boen- taijin jatuh lalu meninggalkan
pembesar itu untuk berpetualang lebih jauh. Dia
sekarang mempunyai titik buruan. kekuasaan!. Karena
dengan kekuasaan dia akan memiliki segala-galanya.
Dan Sien Nio yang sudah berbekal berbagai pengetahuan
tentang hidup dan kehidupan akhirnya mencari
korban baru. Siapa? Fang - taijin!!
Fang - taijin ini adalah gubernur Ho-peh. sebelah
tenggara Shen si. Jadi lebih berpangkat di banding Boen
- taijin, yang hanya kepala daerah tingkat dua, bukan
propinsi. Dan Sien Nio yang meninggalkan suaminya
mendatangi Hu-peh akhirnya berhasil memelet
gubernur itu. Maklum, Sien Nio mengetahui bahwa laki
laki, sebagian besar, memang doyan perempuan.1266
Kebanyakan lelaki begitu. Mereka suka wajah cantik.
Mereka mudah dirobohkan imannya. Asal wanita itu
pandai dan pinter melayani lelaki tentu lelaki gampang
ditundukkan seperti kerbau dicocok hidungnya. Itulah
pengetahuan Sien Nio tentang lelaki. Dan Sien Nio yang
berhasil menemui gubernur ini dan memikat hatinya
akhirnya berhasil menundukkan Fang - taijin ini. Jadilah.
Sien Nio diambil selir. Tak apa. Barangkali kodratnya
memang barus menjadi selir melulu Dan Sien Nio yang
mengerahkan semua kepandaiannya menundukkan
gubernur itu akhirnya menjadi selir paling disayang dan
dicinta pembesar ini. Tapi Sien Nio melihat kenyataan
baru lagi. Di atas gubernur itu masih ada kaisar. Kaisarlah
orang paling berkuasa di negara itu. Dan karena Sien Nio
memburu kekuasaan dan gadis itu ambisius sekali
akhirnya dengan segala akal dan bujuk rayu dia
mengalihkan perhatiannya ke sini.
Dulu dia gadis desa. Lalu mulai merasakan
kesenangan setelah berhubungan dengan Hok-kauwsu.
Uang berlimpah tapi Hok-kauwsu merampasnya
kembali. Kemudian dia bertemu Kiat kongcu. Menjadi
pelacur dan banyak digilai lelaki. Dan setelah
pengalaman demi pengalaman menjadikan dia bintang
dan setahun menjadi isteri Boen ? taijin
memperkenalkannya pada bidang bidang pemerintahan
maka tentu saja Sien Nio sekarang lain dengan Sien Nio1267
dulu. Sien Nio sekarang sarat dengan pengetahuan.
Gadis ini ternyata cerdas. akalnya jalan dan pikirannya
hidup sekali. Diberi tahu sepatah dia sudah menangkap
sepuluh patah. Itulah Sien Nio. Dan ketika dia melihat
bahwa di atas Fang taijin masih ada yang lebih atas lagi
dan kaisar merupakan orang paling "top" yang harus
diincar akhirnya ke sinilah titik buruan Sien Nio
diarahkan. Apa yang dilakukan? Akal cerdik. Sien Nio
terlihat bahwa enam bulan sekali suaminya itu
menghadap kaisar. Melapor ini itu karena kaisar ingin
melihat perkembangan daerahnya Tentu saja berdebat
karena dia ingin ikut, menyatakan pikirannya dan tentu
saja membuat Fang taijin heran, menolak. Perempuan
tak usah ikut-ikut dan biar lelaki yang berurusan. Tapi
Sien Nio yang merengek memeluk Fang taijin berkata
menggetarkan sukma,
"Kau salah, jelek-jelek aku bukan perempuan
seperti kebanyakan perempuan lain, taijin. Bukankah
kau tahu sedikit atau banyak aku dapat membantu
dalam bidang pemerintahan? Aku ingin kekota raja, aku
ingin ikut kau ke sana untuk melihat-lihat!"
"Ah, melihat apa? Aku bukan melakukan perjalanan
santai, aku ke kota raja untuk melapor pada kaisar!"
"Itulah, aku juga ingin melihat wajah kaisar, taijin.
Aku ingin tahu istana dan segalanya yang ada di situ."1268
"Tidak, kau perempuan. Kau tak usah ikut! nanti
aku repot!"
"Repot apa? Aku tak menyusahkanmu, aku dapat
melakukan apa yang kuperlukan sendiri. Kau boleh
menghadap kaisar dan aku melihat lihat taman istana."
"Tidak, nanti aku terganggu, Sien Nio. Lebih baik
kau di rumah saja dan tunggu aku sampai pulang!"
( Bersambung jihd XXI, )
Koleksi Kolektor Ebook1269
Jilid 21
"KALAU begitu aku akan mengurung diriku
sebulan. Aku tak mau melayanimu dan biar kukunci
pintu kamar!" Sien Nio menangis, kecewa dan marah
pada suaminya itu. Hal yang tak mungkin berani
dilakukan selir lain kecuali Sien Nio. Dan ketika Si?n Nio
berlari pergi dan menutup pintu kamar tiba-tiba Fangtaijin tertegun dan gugup juga. Membayangkan dia bakal
"kekeringan" kalau sebulan Sien Nio tak mau
melayaninya. Celaka, dia bisa mati kurus. Dan karena
ancaman itu cukup ampuh dan Fang-taijin bingung
akhirnya pembesar ini mengalah dan mengejar Sien Nio,
menyuruh Sien Nio membuka pintu.
"Nio-nio,buka pintu. Kita bicara lagi.."
"Tidak, aku tak mau bicara,taijin. Kau pergilah dan
biar aku menunggumu dirumah"
"Tidak, tidak...., aku mengijinkan kau ikut, Nio nio.
Buka pintu kamar dan mari kita sama-sama pergi!"
Sien Nio tampak tertegun. Tak ada gerakan di
dalam kamar, Sien Nio rupanya terkejut. Ragu atau
setengah percaya. Tapi ketika Fang - taijin mengulang
perkataannya dan pembesar itu berjanji dengan sumpah
segala tiba-tiba pintu kamar terkuak dan Sten Nio terdiri
di situ, menggigil tetapi girang.1270
"Taijin, kau bersungguh-sungguh?"
"Ah, masa aku bohong, Nio-nio? Bagiku lebih berat
tidak kau layani ketimbang menghadap kaisar. Ayo, beri


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dulu imbalannya)" dan Sien Nio yang tertawa menubruk
pembesar itu tiba - tiba memeluk dan memberi ciuman
dua kali, di pipi.
"Hanya ini saja?" pembesar itu cemberut. Sien Nio
terkekeh dan sudah menggelandot manja. Dan ketika
sang pembesar tersenyum dan Sien Nio melepas kancing
bajunya tiba tiba gadis ini sudah membawa pembesar itu
memasuki kamarnya. Tahu bahwa dia harus memberi
servis sebelum pergi, sebagai imbalan atau rasa terima
kasih bahwa dia, sebagai seorang selir mendapat
kehormatan diajak Fang taijin ke kota raja. Hal yang
belum pernah dilakukan kepada selir selir lain. Sien Nio
tentu saja tahu ini dan harus membalas dengan sesuatu.
Dan karena balasan itu berujud pelayanan manis dan
permainan cinta yang memabokkan maka pekerjaan
inilah yang dilakukan Sien Nio. Memberikan cintanya
yang hangat bahkan panas, yang membuat Fang-taijin
serasa muda kembali dan awet hidup. Berdekatan
dengan gadis remaja itu seolah berdekatan dengan
surga. Semuanya serba menyenangkan dan nikmat. Dan
ketika semuanya selesai dan Fang taijin merasa puas
akhirnya tak lama kemudian Sien Nio mengikuti
pembesar ini.1271
Fang taijin tak tahu bahwa itulah permainan
cintanya yang terakhir bersama Sien Nio. Bahwa Sien Nio
sudah merencanakan sesuatu begitu mereka tiba di kota
raja, di istana! Dan ketika hari itu mereka sampai di sana
dan kaisar melihat Sien Nio tiba-tiba Sien Nio berhasil
"mengontak" batin kaisar itu. Kaisar yang masih muda
dan tentu saja penuh vitalitas.
Semangatnya tinggi dan tak boleh melihat wanita
cantik. Gampang terpikat dan mudah menyuruh ini itu.
Hal yang sudah diketahui Sien Nio karena gadis inipun
diam-diam telah mempelajari watak kaisar itu. Dan
ketika malam tiba dan kaisar mengadakan perjamuan
seusai menerima laporan Fang - taijin tiba-tiba
malamnya Sien Nio diminta menghadap. Tentu saja Sien
Nio girang. Tapi Fang-taijin terkejut.
"Ah,apakah tidak keliru?"
"Tidak," sang pengawal yang diutus menggeleng
kepala. "Sri baginda minta agar wanita bernama Sien Nio
menghadap sebentar, taijin. Hamba diutus dan hanya
menyampaikan perintah ini saja".
"Apa keperluan sri baginda?"
"Hamba tak tahu, bamba hanya utusan." dan Fangtaijin yang terhenyak tapi dapat menduga sesuatu yang
tak enak akhirnya terpaksa membiarkan Sien Nio
mengikuti pengawal itu, sempat berbisik, "Hati hati, sri
baginda orangnya d?men ( suka ) wajah cantik, Nio nio.1272
Hindari pandangan langsung agar wajahmu tak
kelihatan. Tundukkan kepala kalau bicara."
Sien Nio mengangguk, tersenyum dan menjawab
"baik". Tentu saja bertolak seratus delapan puluh derajat
dengan apa yang dia katakan pada Fang-taijin. Karena
kalau Fang - taijin menyuruh dia menyembunyikan muka
kalau berhadapan dengan kaisar adalah sebaliknya Sien
Nio justeru bersikap menantang waktu bicara dengan
kaisar itu. Sengaja menunjukkan kecantikan dan gerak
tubuhnya yang memikat. Sebelumnya sudah diincar dan
kini seolah daging yang menyediakan diri untuk disantap
kucing. Dan karena "kucing" itu kebetulan haus cintanya
dan Sien Nio pandai membawakan permainannya
akhirnya benar juga malam itu dia "dimakan kaisar".
Tapi terjadi dialog menarik sebelum semuanya ini
berlangsung. Sien Nio berhasil memikat kaisar, kerling
dan suaranya yang merdu merupakan modal utama
untuk menjatuhkan kaisar itu. Tapi sebelum semuanya
menuju permainan puncak dan Sien Nio bersikap hatihati maka gadis ini berterus terang dahulu.
"Maaf, hamba sudah bukan perawan lagi. sri
baginda. Sudikah paduka dilayani hamba? Hamba
nyatakan ini agar paduka tak kecewa!"
Sang kaisar tertegun, tapi tertawa lebar. "Aku tahu,
kau kira bentuk potongan tubuhmu dapat
menyembunyikan hal itu dariku, Sien Nio! Tidak, tak1273
perlu kau beritahukan sekalipun aku tahu bahwa kau
sudah bukan perawan lagi !"
"Kalau begitu paduka tak kecewa?"
"Karena kau tak perawan?"
"Benar."
"Ah, itu tak jadi soal bagiku, sien Nio. Aku tidak
membutuhkan keperawananmu, aku membutuhkan
permainanmu yang bersifat menghibur!"
Sien Nio terkejut. Dia sadar bahwa kali ini yang
dihadapi adalah laki-laki "jagoan". Kaisar bukan laki-laki
muda yang masih hijau. Tidak. Kaisar itu telah menikmati
hubungan cinta dengan banyak wanita. Selirnya saja
seabrek ( setumpuk). Dia sudah mendengar itu. Jadi
kalau dia mengira kaisar ini mengincar yang perawanperawan saja dan dia takut kaisar marah padanya karena
ia sendiri sudah tidak perawan maka hal itu sungguh di
luar dugaannya, Kaisar telah tahu bahwa dia bukan
perawan lagi. Tanda kaisar itu memiliki mata tajam yang
membuat dia terkejut. Tentu saja begitu karena kaisar ini
adalah laki-laki yang sudah matang pergaulannya
dengan perempuan. Jadi tahu dan dapat membedakan
mana yang perawan dan mana yang bukan, dengan
melihat bentuk tubuhnya saja, dengan melihat
potongannya, mungkin ditambah lagi dengan melihat
sikap atau gerak-gerik wanita yang bersangkutan. Jadi
sungguh bodoh kalau menganggap kaisar tak tahu1274
apakah dia perawan atau tidak. Satu hal yang sudah dia
buktikan. Sien Nio terkejut dan kagum juga. Tapi
penasaran bahwa kaisar tidak perduli dia perawan atau
bukan tiba-tiba Sien Nio ingin tahu lebih lanjut mengapa
kaisar bersikap begitu.
"Maaf, bamba penasaran. Bolehkah hamba
bertanya tentang sesuatu, sri baginda?"
"Tentang apa? Tentang keperawanan?"
Sien Nio lagi-lagi terkejut. "Dari mana paduka
tahu?"
"Ha-ha, sinar matamu saja sudah memberi tahukan
itu padaku. Sien Nio. Bahwa kau penasaran kenapa aku
tidak marah bahwa kau tidak perawan lagi!"
"Benarl" Sien Nio hampir terpekik. "Apa yang
paduka katakan sungguh benar, sri baginda. Itulah yang
hamba pikir dan dengan cepat sekali paduka tebak!"
"Aku tidak menebak, aku memang tahu itu. Nah,
apa yang mau kau bicarakan lagi?"
Sien Nio tertegun. Sekarang dia menyadari bahwa
dia benar-benar berhadapan dengan seorang lawan
berat, laki-laki yang matang dan mahir pula membaca
pikiran orang lain, hal yang membuat Sien Nio tergetar
dan berdebar. Tapi kagum dan ingin tahu lebih lanjut
akhirnya gadis ini bertanya, menggigil juga,
"Sri baginda, maafkan hamba. Hamba ingin
bertanya sekedar menambah pengetahuan belaka.1275
Paduka tadi mengatakan tak perduli akan keperawanan
karena paduka lebih membutuhkan permainan yang
bersifat menghibur. Padahal kebanyakan lelaki lebih
mementingkan keperawanan daripada yang lain. Apakah
sebenarnya yang membuat paduka berpandangau
begitu? Bolehkah hamba tahu?"
Kaisar tersenyum "Kau serius?"
"Kalau paduka berkenan menjawabnya, sribaginda.
Dan maafkan kalau hamba dianggap lancang."
"Baiklah, akan kujelaskan padamu," dan sang kaisar
yang tertawa memandang gadis ini tiba-tiba memberi
tahu, omongannya berbobot, "Sien Nio, ada dua hal yang
membedakan gadis perawan dan yang tidak perawan.
Yang pertama lebih bersifat dilayani, yang kedua
melayani. Dan karena aku mengharap yang ke dua maka
pilihan itulah yang kucari. Kau mengerti?"
"Tidak."
"Kalau begitu kau bodoh," kaisar tertawa. "Hal ini
sebenarnya hal sederhana. Sien Nio. Bahwa antara yang
melayani dan yang dilayani terdapat perbedaan besar."
"Hamba masih belum mengerti." Sien Nio merah
mukanya, merasa kaisar itu memang pandai.
"Hamba belum paham akan apa yang paduka
maksudkan, sri baginda. Mohon pemberitahuan secara
jelas agar hamba mengerti."1276
"Baiklah, kau tampaknya berminat belajar." dan
kasar yang tersenyum membelai gadis ini sudah berkata,
"Sien Nio, aku tak suka yang perawan karena aku
mendapat pengalaman berkali-kali bahwa yang perawan
masih bodoh. Aku hanya sekedar bersenang-senang, tak
mengadakan ikatan dengan wanita yang berduaan
denganku. Kalau dia bodoh dan harus banyak diberi tahu
ini-itu bukankah kesenanganku terganggu? Aku ingin
dihibur, bukannya menghibur. Jadi kalau mereka tak
tahu apa apa dan aku harus banyak memberi petunjuk
maka kesenangan yang kuingiakan berobah mejadi
kejengkelan! Kau pernah di buat jengkel lelaki?"
Sien Nio tertegun.
"Eh, kau pernah dibuat jengkel lelaki?"
"Per ... pernah!"
Sien Nio terkejut, gugup secara mendadak. "Hamba
pernah dibuat jengkel lelaki, sri baginda. Dan hamba
memang marah dibuatnya!"
"Nah, itulah," kaisar tertawa. "Begitu pula aku, Sien
Nio. Gadis yang dibawa ke sini dan masih perawan
ternyata harus diberi tahu ini-itu agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Dan ini berarti
mereka harus dilayani. bukannya melayani. Dan karena
aku tidak bermaksud mengadakan ikatan dengan
mereka tentu saja aku tidak senang dan lebih baik1277
memilih yang tidak perawan saja tapi pandai melayani
laki-laki. Kau paham?"
Sien Nio tertegun. "Paham, lalu yang jenis ke dua
itu, yang melayani itu, bagaimana, sri baginda?"
"Mereka tentu saja pandai. Aku tak repot-repot,
mereka benar benar dapat menghibur dan memberi
kesenangan padaku bukannya kejengkelan".
Sien Nio mengangguk-angguk. "Begitukah?" "Ya,
kau mengerti?"
"Hamba mengerti. Tapi bagaimana perbedaan
dasar di antara keduanya itu, sri baginda?
Bolehkah hamba bertanya lebih lanjut? Maaf,
bamba ingin tahu."
"Apa maksudmu?"
"Artinya apa kelebihan dan kekurangan masingmasing pihak itu, sri baginda Artinya kesimpulan apa
yang harus diberikan pada kedua kelompok itu."
Kaisar tertawa. "Artinya untuk Kelompok yang
pertama itu mereka menang penampilan. Sien Nio.
Sedang yang ke dua menang dalam segi permainan."
Sien Nio terkejut. "P?rampilan dan permainan?"
"Ya, tidakkah kau lihat itu? Gadis, yang masih
perawan biasanya menang penampilan. Mereka itu
masih suka 'gaya'. Padahal kalau mereka diajak bermain
cinta sungguh kepandaian mereka itu nol besar. Mereka
hanya terlagak, penampilannya memang boleh. Tapi1278
sekali diajak main ranjang sungguh mereka itu
menjemukan karena tak tahu apa - apa sama sekali. Nol
besar!"
13-14 (dimakan tikus)
..sesudah puas lalu melepaskan diri tiba tiba
kaisar melonjak berseru aneh. Sien Nio memang pandai,
dia memang jagoan. Dan karena kaisar mendapatkan
orang yang tepat dan Sien Nio pandai menghibur
akhirnya malam itu Sien Nio tak kembali ke kamarnya
sendiri, di mana Fang taijin menunggu dan harap-harap
cemas akan kembalinya selirnya itu. Kekeringan sendiri
di bagian yang lain. Dan ketika keesokan harinya Fang1279
taijin bangun dengan kaget karena seorang pengawal
mengetuk pintunya mendadak dia ganti dipanggil kaisar.
"Maaf, hamba diutus kembali, taijin. Sri baginda
memanggil paduka!"
"Ada apa?" Fang-taijin pucat.
"Ada kesalahankah?"
"Hamba tak tahu."
"Dan di mana Sien Nio?"
"Hamba juga tak tahu, taijin. Tapi semalam berada
di kamar sri baginda."
"Ah, baiklah. Tunggu sebentar...!" dan Fang taijin
yang gugup dan pucat membayangkan kesalahan tibatiba sudah mengikuti sang pengawal menghadap kaisar.
Di tengah perjalanan kebat kebit tak tahu apa kira-kira
yang membuat kaisar memanggilnya, mungkin ada
hubungan dengan Sien Nio. Barangkali Sien Nio kurang
ajar dan tidak menyenangkan kaisar. Atau hal lain yang
tidak dia ketahui. Tapi ketika dia tiba di sana dan kaisar
memberi tahu padanya bahwa Sien Nio hendak
dimintanya sebagai selir mendadak gubernur ini
tertegun dengan mata terbelalak, hampir tak
mempercayai telinga sendiri dan nyaris menolak.
Kembang kesayangannya diminta orang lain. Tapi karena
yang meminta itu adalah kaisar dan dia terang tak berani
menolak akhirnya pembesar ini gigit jari menganggukkan
kepalanya. Betapapun dia tak berani main-main. Hidup1280
matinya di tangan junjungannya itu. Sekali menolak
tentu dia akan mendapat banyak gangguan. Yang jelas
pangkatnya dicabut dan mungkin nyawanya ikut dicabut
pula. Maklum dia menghadapi orang yang p?ling top
kekuasaannya. Kekuasaan lagi-lagi mengalahkan
segalanya.
Dan ketika gubernur ini gigit jari dan pulang
kembali ke Hu peh maka sejak saat itu Sien Nio tinggal di
istana menjadi selir kaisar. Sungguh kemajuan yang luar


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biasa pesat, mengingat Sien Nio dulunya gadis desa,
perawan kampung! Dan Fang taijin yang pulang ke Hu
peh dengan tangan hampa dibuat lebih mendongkol lagi
karena Sien Nio yang dimanja dan disayangnya itu sama
sekali tak mau memberi ucapan selamat berpisah.
Sungguh menyakitkan!.
Tapi Fang - taijin mendapat imbalan lain. Kaisar
membebaskannya selama lima tahun untuk memberi
upeti. Jadi upeti itu menambah kekayaan gubernur ini
sendiri. Dan karena Fang-taijin lagi kecewa dan
mendongkol oleh semuanya itu maka Sebagai gantinya
pembesar ini lalu mencari Sien Nio-Sien Nio lain untuk
pelampias kecewanya.
Sien Nio memang tak dapat ditemui lagi sejak
dipanggil kaisar itu. Gadis ini telah memasuki era
kehidupan baru. Kemewahan dan kenikmatan
memandikannya di tempat ini, bergelimang harta dan1281
perhiasan perhiasan menarik yang diberikan kaisar
kepadanya. Maklum, kaisarpun mabok dan jatuh sayang
padanya. Bukan karena apa-apa melainkan karena
kepandaiannya bermain cinta itu. Kaisar mendapat
lawan setingkat.
Tapi karena kenikmatan nafsu berahi tak kenal
artinya puas yang sejati maka beberapa bulan kemudian
kaisar mulai jarang minta dikunjungi Sien Nio, hal yang
membuat Sien Nio mengerutkan kening! karena itu
berarti permintaannya akan ini-itu berkurang. Kaisar tak
memberinya hadiah lagi. Lama-lama kok terasa "pelit"
dan Sien Nio penasaran, ingin tahu sebabnya. Dan ketika
dia tahu sebabnya bahwa kaisar mendapat selir baru
yang tak kalah cantik dan pandai dengannya tiba tiba
saja Sien Nio sakit hati dan marah. Itulah kenikmatan
badan. Kenikmatan badan selalu berhubungan dengan
ego. Rasa keakuan. Semakin dituruti semakin menggila.
Rasanya memang "syur" tapi hanya membawa
kebahagiaan semu, bukan abadi bukan sejati. Ah, jauh
dari itu. Dan karena kaisar memang hanya mencintai
kenikmatan badani ini dan bukannya cinta yang luhur
maka itulah pula yang didapatkan kaisar ini. Dia
memburu kesenangan, bukan kebahagiaan. Dan karena
kesenangan itu selalu berubah ubah dan menganggap
yang di depan mata lebih menyenangkan dan lebih
"syur" lagi maka apa yang dilakukan Sien Nio dan telah1282
berulang kali dinikmati kaisar ini sudah tidak seperti dulu
lagi kenikmatannya. Ada semacam "erosi" di situ.
Kenikmatan itu mulai digorogoti rasa bosan jemu. Kaisar
merasa jenuh dan butuh pembaharuan, penyegaran.
Dan karena hubungan badan yang kerap dengan
orang yang itu itu saja menimbulkan keausan akan rasa
nikmat maka tak ayal kaisar meminta lagi sesuatu yang
baru, yang belum pernah berhubungan dengannya.
Wanita segar, yang masih mak nyus. Dan karena kaisar
orang yang berkuasa dan kekuasaan mampu
memberikan segala galanya yang berbau duniawi maka
tak lama kemudian kaisar telah mendapatkan apa yang
diingini ini. Seorang gadis cantik, mulus dan tak kalah
pandai dengan Sien Nio. Diam-diam telah menyuruh
seorang thaikam (pembesar kebiri) mendidik dan
memberi pelajaran bercinta pada gadis baru itu, le Yang.
Hasil didikan atau "resep" yang ditetahui kaisar dari Sien
Nio sendiri, Jadi Kaisar "mencuri" kepandaian gadis itu
untuk diberikan pada le Yang, melalui seorang thaikam.
Dan karena le Yang mampu memberikan kesenangan
dan kenikmatan yang tak kalah dibanding Sien Nio maka
lantas saja kaisar segera memilih gadis ini yang dianggap
baru. Belum ada kejenuhan atau kebosanan baginya.
Dan Sien No yang marah melihat semuanya itu tiba
- tiba dengan berani dan nekat menyuruh seseorang,
seorang dayang, membunuh le Yang, lewat minuman1283
beracun. Persis hasil pengalamannya dulu di rumah Boen
- taijin, di Cun tien !
Gegerlah istana. Kaisar marah-marah, menyuruh
orang menyelidiki dan Sien Nio ketahuan. Dayangnya
ditangkap. Dan ketika dayang itu mengaku dan Sien Nio
terseret akhirnya dengan menangis tersedu sedu Sien
Nio mengakui perbuatannya. Kaisar terbelalak, Sien Nio
menyatakan itu karena camburu. Tapi ketika Sien Nio
hendak di hukum dan Sien Nio muntah-muntah
mendadak kaisar tertegun dan seorang tabib berseru
tertahan,
"Dia berbadan dua .. ?"
Sien Nio kiranya mengandung. Dia telah hamil
menerima benih kaisar, tentu saja kaisar terkejut dan
membatalkan hukumannya tak mungkin membunuh
Sien Nio karena Sien Nio berbadan dua. Selirnya itu akan
memberikan keturunan. Dan karena urusan itu memang
bersifat intern dan perbuatan Sien Nio dilakukan karena
kelalaian kaisar sendiri yang sudah tidak menengok
seliraya ini akhirnya Sien Nio diampuni dan dibebaskan
dari hukuman, karena telah mengandung itu. Satu
keberuntungan yang membuat dia selamat. Dan ketika
beberapa bulan kemudian dia melahirkan anaknya laki
laki dan kaisar girang mendapat keturunannya ini maka
perbuatan Sien Nio dianggap habis dan urusan diputus
sampai di situ saja.1284
Tapi satu kerugian Sien Nio yang tidak tampak di
depan mata. Dia dianggap tak baik oleh kaisar. Wataknya
culas. Kaisar mulai mengenal selirnya ini jahat dan keji.
Tapi karena Sien Nio tak melakukan apa apa lagi setelah
peristiwa itu maka kaisar pun tak mendapatkan bukti
dan bisa saja pada selirnya biasa yang satu ini. Tahun
demi tahun lewat tanpa sesuatu yang berarti. Semuanya
tenang. Begitu kelihatannya. Dan ketika tiga puluh tahun
lewat dan Sien Nio tak menunjukkan tingkah yang
macam-macam lagi maka kaisarpun pulih
kepercayaannya dan menganggap Sien Nio sudah baik.
Inilah kelengahan mengamati manusia. Manusia
adalah mahluk hidup, dia terdiri dari dua unsur, positip
dan negatip. Jadi kalau menganggap manusia positip saja
dan melalaikan yang negatip ini maka itulah kelengahan
si pengamat. Sien Nio memang baik, begitu lahirnya,
Kaisar tak tahu bahwa kebaikan ini adalah kebaikan
semu yang dipulas Sien Nio. Betapa pun, Sien
Nio akhirnya tahu bahwa kaisar telah mencap
dirinya sebagai wanita yng culas. Tentu saja dia hati-hati
dan tidak berani sembrono lagi setelah pembunuhan
terhadap le Yang. Wataknya dirobah seratus delapan
puluh derajat dengan sikap buatan. Ambisinya tak
padam, sejenak terhenti setelah dia merasakan enaknya
menjadi selir kaisar. Jelek jelek punya kekuasaan yang
"lebih" juga, apalagi kalau dibandingkan sewaktu dia1285
masih di tempat Pin-loya, perkampungan tuan tanah itu.
Oh, hidupnya sekarang jauh lebih baik. Bahkan amat
baik, teramat baik. Tapi karena seperti telah di ceritakan
di depan kaisar tak kerap lagi menghubungi gadis ini
karena kejemuun mulai melanda Kaisar itu maka
keistimewaan Sien Nio lama-lama dianggap biasa.
Sien Nio, meskipun masih diperhatikan tapi tidak
seperti dulu - dulu lagi. Tidak seperti waktu pertama
kalinya. Maklum, cinta yang bersifat badani memang
begitu. Dan ketika Sien Nio mengandung dan kaisar
mencari kesenangannya pada selir lain kodrat yang satu
ini memang tak dapat ditolak, Sien Nio telah tersingkir,
kasih sayang kaisar juga agak berkurang. Dan ketika
semuanya itu ditambah dengan kelahiran putera
mahkota dari rahim permaisuri tiba tiba Sien Nio merasa
terancam kedudukannya.
Kaisar melimpahkan kasih sayangnya pada putera
mahkota itu. Tak perlu diherankan, itulah calon
pemimpin negara. Dan ketika tahun demi tahun lewat
sementara putera mahkota juga menjadi besar dan anak
Sien Nio sendiri juga menjadi laki laki dewasa yang
tumbuh sehat maka Sien Nio yang menyimpan ambisi
setinggi langit ini mulai mengatur rencana. Dia merasa
dirinya kian tua. Kaisar hampir tak pernah lagi
menjamahaya sejak dia berumur tiga puluh lima tahun.
Walet Emas 06 Nyi Wungkuk Dari Bendo Growong Pendekar Mabuk 011 Tumbal Tanpa Kepala Si Pedang Tumpul Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini