Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 16

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 16


suhengnya itu "Suheng, kau cerdik. Kau pintar....!"
Kim-mou eng mengelus rambut sumoinya
ini. Kalau sudah begini sumoinya tampak begitu
manja, tanpa terasa tiba-tiba mendaratkan ciuman
halus di pipi sumoinya itu. Salima tersentak
melepaskan diri, pipinya memerah. Tapi tidak
marah bahkan girang oleh ciuman itu. Salima
berbisik, "Suheng, kau tidak permisi dulu?"
Kim mou-eng sadar. Dia hampir hanyut oleh
pelukan sumoinya ini, sedikit tersipu dan meminta
maaf. Betapapun pelukan seorang gadis membuat
darahnya berdesir. Tubuh sumoinya itu lembut dan
hangat, juga harum. Dan ketika dia menarik diri dan
sumoinya memandangnya mesra tiba-tiba dia
bertanya bagaimana sumoinya itu tertangkap. Dan
Salima tiba-tiba berapi.1376
"Aku diserang anak buah Tengkorak Hitam
itu, suheng. Perahuku ditenggelamkan dan aku
ditangkap!"
"Bagaimana dengan Lui Tai?"
"Pelukis itu menuju pulau, kuikuti tapi di
tengah telaga aku diserang secara curang!"
"Am, seperti aku juga?"
"Kau juga dicurangi anak buah bajak itu?"
"Ya, di tengah jalan perahuku bocor, oleng
dan karam. Tapi katanya kau ke pulau bersama
seorang pemuda. Siapa dia?"
"Siapa yang bilang?"
"Seorang anggauta bajak."
"Dia menipu, kau dibohongi! Aku datang
seorang diri, suheng. Aku menyewa perahu tapi
perahu itupun rupanya milik si anak buah bajak.
Perahuku juga bocor dan ketika tenggelam aku di
serang tujuh laki-laki di dalam air!"
"Hm, kalau begitu aku dikibuli. Sungguh
kurang ajar!" dan Kim-mou eng yang minta
sumoinya bercerita apa yang dihasilkannya dari
penguntitan dua hari ini ternyata hampir sama
dengan apa yang dia peroleh. Bahwa beberapa
pembesar diundang Pangeran Muda untuk
membicarakan pemberontakan di telaga Po yang.
Sin kee Lo jin mendahului Mao taijin untuk melihat
keadaan, bersama Lui Tai, jadi seolah utusan di1377
depan. Dan ketika Salima bercerita bahwa di pulau
itu terdapat beberapa pejabat istana yang datang
memenuhi undangan Siauw ong-ya maka Kim mou
eng mendesah mengerutkan keningnya.Kalau
begitu mereka kita tangkap juga jadi saksi yang
amat berharga bagi kaisar"
"Dan malam nanti kita menyerbu, suheng?"
"Ya, tapi sebenarnya lebih cepat lebih baik.
Tapi kita harus bersabar, kita tunggu dulu Mo ang
keluar dan kita masuk".
Demikianlah, Kim mou eng bersama
sumoinya bersabar di dalam hutan itu. Mereka
menunggu datangnya malam. Dan ketika matahari
beringsut ke barat dan saat yang ditunggu tiba
segera mereka meluncur ke pulau di tengah telaga,
telah melihat bayangan Moong dan temantemannya mengejar mereka, tiba di sana dengan
selamat dan tentu saja mengejutkan Pangeran
Muda dan yang lain lain, Bu-kongcu ada di situ
menemani sang pangeran. Salima mencari Liangtailin dan menangkap gubernur itu yang lain lain
ternyata telah pergi. Kiranya mereka takut dan
menyelamatkan diri setelah Kim-mou-eng dan
sumoinya lolos. Satu bahaya bagi mereka! Dan
ketika Salima melampiaskan kemarahannya
dengan menggaploki pangeran ini pulang balik dan1378
Bu Ham juga mendapatkan ganjarannya maka Kim
mou eng segera mengajak sumoinya pergi.
Sebenarnya Salima tak puas. Gadis ini
ingin membunuh Pangeran Muda, begitu pula Bu
kongcu. Tapi suhengnya yang memperingatkan dan
mencegah sumoinya melakukan pembunuhan
sudah mengajak sumoinya itu pergi. Betapapun
Liang - taijin telah berhasil mereka tangkap dan
gubernur ini merupakan bukti yang cukup penting,
yang lain lain tak tertangkap biarlah merat. Kim mou
eng cukup puas. Dan ketika malam itu juga mereka
terbang ke kota raja maka Liang - taijin yang ada di
genggaman Kim mou-eng menggigil.
"Apa, kanda pangeran mau memborontak?
Kau mengada-ada, Kim-mou eng Kau mencari
keributan dan rupanya tak puas dengan kejadian
dulu! Lepaskan gubernur ini, aku mau memeriksa"
begitu Kim-mou-eng mendapat dampratan ketika
menemui pangeran mahkota.
Seperti diketahui, pangeran ini tak suka
pada Pendekar Rambut Emas sejak peristiwa dulu,
ketika Seng - piauw Ang-lojin datang dan terbunuh.
Ribut ribut terjadi di situ dan keterangan Seng piauw
- pangcu ditolak. Pangeran mahkota menganggap
fitnah dan kini untuk kedua kalinya Kim mou eng
kembali datang, membawa gubernur Liang dan
menyatakan bahwa kakaknya, Pangeran Muda1379
benar benar merencanakan pemberontakan dan
Liang-taijin inilah saksinya. Gubernur itu
menggelepar dan berteriak menolak tuduhan,
mukanya pucat pasi berhadapan dengan pangeran
mahkota, gelisah kalau sampai dihadapkan kaisar
pula. Dan ketika ribut - ribut itu terjadi dan Kim mou
eng melihat pangeran mahkota merah mukanya tak
percaya padanya akhirnya pendekar ini berkata,
"Kalau begitu silahkan paduka bertanya
pada gubernur ini, pangeran. Hamba membawanya
karena memang sebagai bukti."
"Baik, tapi apa maksudmu melakukan
semuanya ini, Kim mou-eng? Pamrih apa yang kau
sembunyikan di balik perbuatanmu ini?"
Kim mou eng terkejut. "Apa maksud
paduka?"
"Kim mou eng," pangeran mahkota marah.
"Kau adalah orang asing. kau adalah orang luar.
Kalau betul terjadi pemberontakan mestinya itu
urusan dalam negeri kami sendiri. Untuk apa kau
sebagai orang Tar tar ikut campur dalam urusan ini?
Aku tak percaya karena kau bukan bangsaku, aku
bahkan cenderung menuduhmu melakukan p?litik
adu domba agar aku bermusuhan dengan
saudaraku sendiri!" dan ketika Kim-mou eng terkejut
dan terbelalak mendengar kata-kata sang pangeran
maka pangeran itu menghadapi Liang-taijin.1380
"Taijin, benarkah tuduhan Kim mou eng
bahwa kau dan kanda pangeran mau
memberontak?"
"Tidak!" sang gubernur langsung berseru,
"Hamba dan kakak paduka tak melakukan seperti
yang dituduhkan itu, pangeran. Hamba bahkan tidak
mengerti kenapa Kim-tahiap dan sumoinya ini
menyuruh hamba mengaku melakukan
pemberontakan!"
"Nah, kau dengar?" pangeran mahkota
membalik, menghadapi pendekar ini. "Agaknya kau
tak puas puasnya mengadu domba, Kim-mou-eng.
Dulu membawa ketua Seng pia uw-pang itu dan
sekarang membawa Liang - taijin. Dan aku khawatir
di mana kau datang selalu terjadi pembunuhan!"
Kim-mou-eng tertegun. "Pangeran......"
"Apa lagi yang ingin kau sampaikan? Liang
taijin tak mengaku, dan kanda pangeran kebetulan
tak ada disini. Kau mau menghadapkan kakakku
itu?" pangeran mahkota memotong, marah. benar
tampaknya dia hingga Kim mou eng terbelalak.
Berkali-kali didamprat tapi mencoba untuk bersabar
juga. Dan ketika sang pangeran melotot dan geram
mengepal tinju maka Salima yang tak dapat
menahan dirinya tiba-tiba berseru gusar.
"Pangeran, kami dalang untuk membuka
rarasia kebusukan. Kalau kau tak dapat1381
menerimanya biarlah kami pergi tak perlu
mengumpat caci. Suhengku memang orang Tar tar,
tapi dasar dan jalan pikirannya adalah bangs? Han
sejati. Kalau kau tak percaya itu biarlah kau
mampus dicekik antek-antekmu sendiri."
Pangeran mahkota terb?lalak. "Kau
menghina diriku?"
"Kau yang menghina kami, pangeran. Kau
yang mendahului mengeluarkan caci maki. Kalau
bukan karena suhengku tentu tak sudi aku
menginjakkan kaki di sini!"
"Ah.....!" dan sang pangeran yang gusar
melototi Salima tiba tiba dilerai Kim-mou eng yang
gelap mengerutkan kening.
"Sumoi, tak perlu membuat ribut. Kalau
pang?ran tidak percaya biarlah kita pergi!" dan
menyambar Liang taijin tiba-tiba Kim-mou eng
meloncat menyambar lengan sumoinya pula.
Sungguh kecewa dan penasaran hatinya melihat
sikap pangeran mahkota, tak tahu bahwa Pangeran
Muda telah menggosok adiknya ini, diam diam
menghasut agar tak gampang percaya padanya,
memberikan alasan bahwa Kim-mou - eng
mengadu domba, dia bangsa Tar-lar. Mungkin ada
hubungannya dengan kehancuran suku bangsa itu,
ketika m?nyerang kota raja. Pangeran mahkota1382
dapat menerimanya dan karena itu memaki maki
Kim-mou-eng.
Pendekar ini tak tahu latar belakangnya.
Dan ketika malam itu dia membawa Liang-taijin dan
pergi meninggalkan gedung putera mahkota maka
pendekar ini menuju ke istana kais?r.
"Mau ke mana, suheng? Kenapa masuk
semakin dalam?"
"Aku mau mencari kaisar, sumoi. Kalau
pangeran mahkcta tak dapat menerima laporanku
biarlah ayahandanya yang mendengarkan!"
"Tidak, jangan.....!" Liang-taijin pucat, kaget
mendengar ini. "Aku jangan dibawa ke sana, Kim
taihiap. Jangan!"
"Tapi kau berdusta. Kau membuat
pang?ran tak percaya padaku dan membuat kami
sakit hati. Kau harus kubawa ke sana dan kaisar
akan mendengar segalanya!" Kim m?u eng tak
perduli, gemas dan marah pada gubernur yang licik
ini. Terang berkhianat tapi tak mau mengaku, malah
balik menyatakan diri dipaksa. Dia seolah memaksa
gubernur itu mengaku tentang rencana
pember?ntakan. Dan ketika malam itu juga dia
meninggalkan pangeran mahkota untuk menemui
kaisar maka istana terkejut oleh kehadirannya yang
tiba-tiba ini, kaisar terhenyak.
"Apa ini? Kau Kim-mou-eng, bukan?"1383
"Benar, hamba Kim mou-eng, sri baginda.
Maafkan malam-malam begini datang menyerahkan
gubernur busuk ini. Ada segerombolan pengkhianat
di sekeliling paduka, dan satu dari gerombolan itu
adalah Liang-taijin!"
"Apa yang kau lakukan?"
"Ampun, hamba...... hamba tidak bersalah.
sri baginda. Hamba ditangkap dan entah kenapa
disuruh mengakui pemberontakan yang tidak
hamba perbuat!"
"Hm!" Salima tiba-tiba menjepit tengkuk
pembesar ini, menekan jalan darah gu-cenghiatnya.
"Kau tidak mau mengaku sebenarnya
gubernur busuk? Kau minta kusiksa baru bicara
jujur?"
"Aduh, tidak... aduh!" Liang-taijin menjerit,
kesakitan oleh rasa nyeri yang sangat, hampir
terputar dia. Dan ketika kaisar terbelalak dan
menyuruh Salima melepaskan gubernur itu
bertanyalah kaisar dengan keping dikerutkan,
"Liang taijin, apa yang kau lakukan?
Benarkah ada sekumpulan pemberontak seperti
kata Kim-mou-eng ini?"
"Tidak, eh..... aduh, ya....!" pembesar itu bi
ngung, ditekan jalan darahnya kembali. "Hamba1384
.....hamba tidak tahu, sri baginda. Hamba tidak
mengerti!"
"Tapi kau berkomplot dengan Pangeran
Muda. Kau hendak berkhianat!" Salima membentak.
"Jangan macam macam, Liang-taijin. Kalau
tidak kau akan kubun?h!"
"Tidak, aku.... aku tidak tahu....!" dan ketika
Liang taijin berteriak-teriak dan Bu-ciangkun serta
Cu - ciangkun muncul tiba-tiba seseorang
menghardik menyuruh Salima melepaskan
korbannya.
"Gadis liar, bersikaplah h?rmat terhadap
kaisar!"
Dan semua orang tertegun. Seorang wanita
setengah tua muncul, masih cantik dengan sanggul
tinggi, berjalan dan sudah menjatuhkan diri berlutut
di depan kaisar, tampaknya tergesa-gesa dan Kimmou eng tidak mengenal siapa wanita ini. Dan ketika
dia bangun berdiri dan memandang Kim mou eng
serta sumoinya maka terdengarlah suaranya yang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nyaring tinggi.
"Sri baginda, dua orang ini pengacau.
Putera anda pangeran mahkota telah datang ke
tempat hamba memberi tahu kejadian ini. Dia
Pendekar Rambut Emas, bukan? Dia bersama
sumoinya entah dengan maksud apa telah
memaksa Liang.tai jin untuk mengakui sebuah1385
pemberontakan. Hamba mempunyai bukti bahwa
apa yang dikata tidak benar!"
Kim mou eng terkejut. "Kau siapa?"
"Dia selirku, Kim-mou-eng. Ibu dari anakku
Pangeran Muda!" kaisar tiba tiba berseru, membuat
Kim-mou-eng tertegun dan sumoinya juga terkejut.
Baru sekarang mereka tahu bahwa Pangeran Muda
masih mempunyai ibu. Inilah orangnya dan Kimmou-eng menangkap kecerdasan amat tinggi
dimiliki wanita setengah tua ini, pandang matanya
dingin menusuk, bola matanya hidup dan tarikan
mulutnya membayangkan seorang yang telah
banyak pengalaman.
Kim - mou eng tertegun tapi masih tidak
sadar bahwa wanita inilah sebenarnya sumber dari
segala sumber penyakit, bahwa dialah dalangnya
yang mengatur anaknya sendiri. Tokoh di belakang
layar. Salima juga tak tahu itu. Dan ketika mereka
terbelalak! tapi segera mengerutkan kening karena
wanita ini dianggap usil saja maka Si?n Nio, wanita
itu berdiri mengedikkan kepala.
"Sri baginda, bolehkah hamba mewakili
paduka bertanya jawab dengan Pendekar Rambut
Emas ini?"
Kaisar mengangguk, percaya akan
kecerdasan selirnya itu.1386
"Nah, mari kita mulai. T?duhan apa yang
kau tujukan pada Liang-taijin ini, Kim mou.eng?"
Kim-mou-eng mengerutkan kening.
"Pemberontakan."
"Kau tahu dia akan memberontak? Dari
mana kau tahu?"
"Gubernur ini sendiri yang berbicara di
dalam keretanya. Aku tahu karena mendengar
pembicaraannya!"
"Bagus, tapi Liang taijin sendiri
menyangkal. Kau menangkap dia di rumahnya
bukan di tengah perjalanan. Kau bohong, kau dusta.
Liang taijin tak ada di dalam kereta karena waktu itu
dia menjadi tamu ku!"
Kim-mou-eng terkejut. "Siapa bilang?"
"Banyak saksi di sini, Kim-mou-eng. Dan
aku saksi utama! Liang-taijin menjadi tamuku dan
waktu itu kusuruh beristirahat di Puri Kuning. Waktu
itu dia ada di sana dan kau datang menangkap!" dan
ketika Kim-mou-eng terbelalak dan kaget oleh saksi
dusta selir ini segera selir kaisar itu bicara dengan
tangkas dan gencar bahwa Kim-mou-eng. Bahwa
waktu itu Liang taijin mencari Pangeran Muda, tidak
ketemu dan segera menjadi tamu selir ini, bercakap
cakap dan akhirnya disuruh beristirahat di Puri
Kuning, sebuah gedung tak jauh dari gedung
Pangeran Muda, beberapa pengawal melihat1387
bayangan Kim mou eng masuk, tak dapat
mencegah karena Kim mou - eng memang lihai,
memburu gubernur itu yang hendak masuk ke
kamarnya.
Sebentar kemudian berkelebat keluar
sudah menenteng gubernur itu, para pengawal
berteriak teriak dan mengejar. Kim-mou eng menuju
gedung pangeran mahkota dan pengawal terpaksa
berhenti di sini, tak berani masuk. Dan ketika Sien
Nio berbicara macam-macam dan berbalik
menuduh Kim mou eng mencari setori dan sengaja
mercari cari kesalahan orang lain untuk mengadu
domba orang orang istan? maka Kim mou eng kian
lama kian pucat dan marah memandang selir itu,
akhirnya membentak dan menyuruh Sien Nio diam.
Dan ketika selir itu terengah-tngah menghentikan
serangannya dan Kim-mou-eng melotot akhirnya
pendekar ini berkata,
"Itu tidak benar. Gubernur ini kutangkap di
telaga Po - yang ketika menerima undangan
anakmu. Dia hendak memberontak dan
membicarakan perihal pemberontakan itu di tengah
telaga!"
"Oh, anakku terlibat? Bagus sekal! Kau tak
tanggung-tanggurg, Kim-mou eng. Tapi semua
yang kau katalan dusta belaka! Anakku tak ada di
telaga Po yang dia sedang berburu di Hutan1388
Cemara. Kau boleh tanya beberapa orang di sini,
Hun-ciangkun, Kok-taijin maupun Han taijin sendiri.
Kalau kau tidak percaya dan penasaran padaku
boleh kau tanya mereka-mereka itu. Buktikan
apakah benar atau tidak!" selir itu sudah menudingnuding ke kiri kanan, menunjuk
Hao-tai jin dan lain lain dengan sikap penuh
semangat dan meyakinkan, berapi api. Ekspresinya
begitu sungguh-sungguh hingga kaisar dan yang
lain-lain terpengaruh, mengangguk-angguk. Kimmoi-eng tertegun dan menjublak kaget. Dan ketika
selir itu memandangnya kembali dan muka Kimmou eng berubah maka selir itu bertanya,
"Dan kau,..adakah saksi saksi bahwa Liang
taijin benar ka? tangkap di telaga Po yang? Adakah
bukti bahwa gubernur ini berada di sana saat itu?"
( Bersambung jilid XXIII. )
Pendekar Rambut Emas - Batara
Koleksi Kolektor Ebook1389
Jilid 23
KIM - MOU- ENG menggeram. "Saksinya
adalah sumoiku ini, paduka selir, Dialah yang tahu
apa yang terjadi di sana!"
"Oh, sumoimu sendiri? Mana dapat
dipercaya? Seorang saksi harus orang lain, Kimmou eng. Sri baginda tentu tak akan
mempercayaimu karena kalian bisa saja dianggap
berkomplot. Itu bukan saksi!" dan ketika kaisar juga
mengangguk dan Kim mo?-eng marah mendadak
Salima berkelebat maju menangkap selir ini, tak
tahan lagi.
"Suheng, ibu seorang busuk tentu busuk
pula perangainya. Sebaiknya wanita ini ditarik
lidahnya agar tidak mengeluarkan kata kata busuk!"
Salima sudah mencengkeram membanting!
dan melempar wanita itu hingga Sien Nio menjerit,
terpekik terguling - guling. Salima tak dapat
menahan dirinya lagi karena suhengnya berkali-kali
dipukul, disemprot dan dihina. Dan ketika ia
berkelebat lagi dan Bu ? ciangkun serta Cuciangkun
berteriak kaget tiba-tiba Kim-mou-eng maju
menyambar mencegah sumoinya ini, melihat
bayangan pangeran mahkota memasuki ruangan.1390
"Sumoi, jangan membunuh Tahan!" Salima
maunya menolak. Dia sudah memberontak dan siap
menghajar lawannya itu, Bu ciangkun dan Cuciangkun sudah melindungi selir kaisar ini.
Betapapun mereka marah kepada Salima, di depan
kaisar berani membuat onar. Tapi ketika suhengnya
mencengkeram dan Salima tak dapat melepaskan
diri maka berkatalah pendekar ini menghadapi
kaisar.
"Sri baginda, rupanya apa yang hamba
laporkan mendapat tanggapan salah. Kalau paduka
masih mempercayai selir paduka itu biarlah hamba
pergi. Hamba tak bermaksud membuat onar!"
"Oh, pergi setelah menggaplok orang?
Tidak, Kim-mou-eng dan sumoinya ini harus
ditangkap, baginda. Jatuh nama paduka nanti kalau
membiarkan mereka begitu saja!"
Sien Nio berteriak marah. kaisar dapat
melihat itu dan membenarkan omongan ini.
Kewibawaannya bisa jatuh di mata orang lain.
Betapapun Kim-mou ?ng rupanya tersudut dan tak
dapat menangkis omongan selirnya. Kim-mou eng
tak punya saksi. Sumoinya sendiri tak bisa dianggap
saksi karena mereka berdua adalah suheng dan
sumoi, sekomplot. Dan ketika selirnya berseru
marah dan kembali mengingatkan kebesaran1391
seorang kaisar maka pangeran mahkota yang telah
tiba di dalam juga berseru,
"Benar, mereka menginjak injak kita,
ayahanda. Sebaiknya Kim mou eng dan sumoinya
ini dibekuk. Hamba juga tak percaya mereka!"
Lengkaplah sudah. Kaisar menjadi marah,
matanya berapi dan Kim-mou eng dianggap
pengacau. Malam malam membangunkan tidurnya
tapi tuduhan tak terbukti. Dan ketika Bu ciangkun
dan Cu ciangkun mendapat isyarat tiba-tiba kaisar
menggebrak lengan kursi menyuruh peng?walnya
menangkap dua orang itu.
"Baik, bekuk mereka!" Bu ciangkun dan
temannya bergerak. Mereka sudah menerjang
dibantu pengawal pengawal lain, para busu dan si
wi maju menghambur. Bu ciangkun tak gentar
meskipun agak ragu.
"Maklum, dulu mereka tak berhasil
mengalahkan Pendekar Rambut Emas ini, ketika
mereka masih utuh sebagai Jit-liong Ciangkun. Dan
ketika semua orang menubruk dan Salima
mendapat serangan t?mbak tiba-tiba gadis ini
menerimanya sekaligus mematahkannya.
"Terima kembali!" gadis itu membentak,
patahan tombak dilontarkan dan meluncur
ketenggorokan pemilik tombak, tentu tewas kalau
Kim mou-eng tidak mengibaskan lengannya dari1392
jauh, berseru agar sumoinya tidak membunuh. Dan
ketika yang lain-lain kembali datang menyerbu dan
Kim-mou-eng mengerutkan kening tiba tiba
pendekar ini menyapu semua orang hingga semua
senjata rontok terpukul. Dan, ketika semua orang
terhuyung dan berseru keras tahu-tahu Kim-mou
eng menyambar sum?inya mengajak pergi.
"Sumoi, tinggalkan tempat ini. Tak perlu
bertempur!"
Salima melotot. Sebenarnya dia ingin
menumpahkan kemarahan di situ, terutama pada si
selir kaisar dan Liang-taijin. Marahnya bukan main.
Tapi karena suhengnya membetot dan Kim moueng tidak memberi kesempatan padanya untuk
menolak tiba - tiba saja mereka itu melewati kepala
banyak orang dan lolos keluar, lenyap.
"Kejar mereka, tangkap......."
Namun seruan Sien Nio ini sia sia belaka
Orang boleh memburu Kim-mou-?ng, mencegah
dan menyerangnya. Tapi kalau Kim-mou-eng mau
menghilang siapa dapat mengikuti? Maka biarpun
pengawal di luar sudah mengejar dan mengepung
pendekar itu tetap saja Kim-mou eng tak dapat
dicegah dan melompati kepala mereka.
Gerakannya seperti iblis atau asap saja,
menghilang dan sebentar kemudian tak diketahui di
mana adanya.1393
Dan ketika Bu-ciangkun juga gagal
mengejar pendekar ini dan Sien Nio marah marah
maka malam itu kaisar ikut berang dan gusar pada
Kim mou-eng, menyuruh penjagaan diperketat dan
para pengawal dikerahkan beberapa kali lipat.
Kaisar tak mau terganggu tidurnya. Dan ketika
semua orang ribut membicarakan ini maka di lain
tempat Kim-mou eng dan sumoinya telah meluncur
jauh meninggalkan kota raja.
*** "Suheng, apa artinya ini? Kenapa kau
mencegah aku membunuh?"
Salima memprotes, kini mereka berhenti
dan Kim-mou eng berkerut-kerut keningnya.
Sungguh gelap mukanya.Dan ketika sumoinya
kembali marah dan bertanya padanya akhirnya
pendekar ini duduk dengan mata b?rsinar - sinar.
"Sumoi, aku tak mau kau membunuh
karena aku terpukul oleh kata-kata pangeran
mahkota. Aku tak mau dicap bahwa kedatanganku
selalu membawa korban!"
"Tapi mereka yang lebih dulu menyerang,
dan ibu Pangeran Muda itu jahat benar mulutnya!"1394
"Itulah, aku merasa kalah bertanding lidah
sumoi. Tapi aku tetap akan mengusut ini sampai
Tuntas. Aku penasaran oleh kebohongan selir itu!"
"Apa lagi yang mau kaulakukan?"
"Kembali ke kota raja, mencari bukti yang
kongkrit hingga Pangeran Muda dan ibunya tak bisa
berkutik!"
"Kau gila? Kau masih saja mau mengurusi
Ini? Kau tak dipercaya, suheng. Bahkan pangeran
mahkota menganggapmu sebagai pengacau
karena kau bangsa Tartar!"
"Tidak, aku tak sepenuhnya berdarah Tartar, sumoi. Ibuku adalah seorang wanita Han. Aku
berdarah campuran dan tidak benar dikata sebagai
Tar-t?r sepenuhnya!" dan marah mengenang
kejadian itu tiba-tiba Kim-mou-eng bangkit berdiri.
"Sumoi, sebaiknya kau kembali saja ke suku bangsa


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kita. Aku ingin bekerja sendirian. Aku khawatir kau
menurunkan tangan besi terhadap lawan-lawanku!"
Salima melonjak, tiba - tiba bangkitberdiri
pula. "Kau mengusirku?"matanya bersinar sinar,
b?rkilat bagai api. "Kau tak mau kuikuti lagi,
suheng?"
"Eh, bukan begitu," Kim-mou eng terkejut,
sadar. "Yang kumaksud adalah biarkan aku tenang
melakukan apa yang akan kulakukan ini sumoi. Aku1395
tidak mengusirmu melainkan minta agar kau
menjauhi persoalan ini."
"Sama saja. Itu artinya mengusir! Apa yang
telah kulakukan hingga kau tak senang padaku.
suheng? Bukankah semua nasihatmu kuturut? Kau
bilang jangan membunuh dan akupun tidak
membunuh. Kau bilang kita pergi dan akupun pergi.
Apalagi yang tidak kuturuti? Kau mau beralasan apa
lagi?"
Kim-mou ?ng tertegun, dan sumoinya
menyemprot lagi. "Dan kau tak perlu
menyembunyikan sesuatu, suheng. Aku tahu apa
yang menjadi beban pikiranmu. Kau rupanya mau
menemui puteri Wang-taijin itu!"
"Ah!" Kim-mou-eng terkejut. "Omongan apa
ini? Siapa bilang? Tidak, kau salah paham, Sumoi.
Aku tidak memikirkan itu selain persoalan Pangeran
Muda. Kau salah paham. Kau ngawur. Tidak betul!"
dan Kim-mou-eng yang buru-buru menenangkan
pada sumoinya bahwa dia semata memikirkan
rencana pemberontakan itu dan menjelaskan
bahwa dia khawatir sumoinya menurunkan tangan
besi kalau ikut campur akhirnya disambut jengekan
sumoinya yang mencibirkan bibir ini.
"Tapi aku selalu patuh padamu, suheng.
Meskipun hampir aku tak dapat menahan diri tapi
selalu kuturut nasihatmu. Mau apalagi? Kurang1396
apalagi? Bukankah aku tak melanggar
laranganmu?"
"Benar, tapi...."
"Tapi kau mau menjenguk Wang-siocia itu,
bukan? Baik, lakukanlah. Dan aku akan mengamuk
di kota raja sampai mampus!" Salima terisak,
memutar tubuh dan berkelebat menuju kota
raja,balik lagi dan terbang tidak menghiraukan
suhengnya.
Kim-mou-eng tersentak dan
membelalakkan mata. Tapi begitu sadar berseru
keras tiba tiba pendekar ini melayang di atas kepala
sumoinya.
"Sumoi, tahan. Jangan mengacau!"
Kim mou-eng menangkap pundak
sumoinya itu, Salima melengking dan mengelak,
tiba-tiba menendang dan menampar suhengnya itu.
Dan ketika pukulan mengenai suhengnya dan Kimmou-eng tidak mengelak tiba-tiba suara "plak" yang
keras membuat pendekar ini terhuyung. Salima
tertegun.
"Kau.......?!"
"Kau pukullah aku, sumoi. Kau
lampiaskanlah kemarahanmu daripada kau
membuat onar di sana. Tamparlah, pukullah, aku
menyiapkan diri untuk menerima cemburumu yang
tidak bertanggung jawab ini!"1397
Kim-mou-eng memutus, pandang matanya
penuh sesal dan sedih memandang sumoinya itu
Salima tentu saja terb?lalak dan mundur. Dan ketika
suhengnya maju kembali dan menyiapkan pipinya
digaplok tiba-tiba Salima menangis menubruk
suhengnya itu.
"Suheng, maafkan aku..!" gadis itu
mengguguk, mengelus dan sebentar kemudian
menciumi pipi suhengnya itu. Kim mou eng terharu.
Salima memang tak bermaksud menamparnya
kalau bukan karena cemburu. Betapapun dia
menghela nafas. Dan ketika dengan air mata
bercucuran sumoinya itu menciumi pipinya penuh
sesal dan dua mata mereka beradu pandang tiba
tiba seolah mignit bertemu magnit Kim-mou eng
menundukkan kepalanya dan....! mencium bibir
sumoinya itu.
"Sumoi......!"
"Suheng...!"
Dua mulut bertaut erat. Salima
menggelinjang penuh bahagia didekapan
suhengnya itu. Bumi serasa berputar, kaki serasa
melayang di tempat yang lain. Tinggi, tinggi
sekali.Serasa di ?wang awang tempat para bidadari
dan peri peri cantik. Salima mengeluh dan
membalas ciuman suhengnya itu. Dan ketika
mereka terengah dan melepaskan diri tiba tiba1398
Salima mengeluarkan ?rangan lirih dan...
menyembunyikan mukanya di dada suhengnya itu,
tak sanggup beradu pandang,
"Suheng, maafkan aku. Aku.... aku memang
tak bertanggung jawab. ...."
"Sudahlah," Kim-mou-eng sadar, merah
mukanya menahan nafsu. "Aku tahu apa yang
menjadi jalan pikiranmu, sumoi. Tapi tuduhanmu
tadi sungguh mengejutkan aku"
"Maaf, aku..... aku cemburu, suheng. Tapi
cinta tanpa ?emburu bukanlah cinta, bukan?"
"Hm...." Kim-mou-eng berdebar, betapapun
hampir dia mabok oleh ciuman tadi. Begitu nikmat
menyesap sumsum tulang belakangnya. Hampir dia
melakukan tindakan lebih jauh! Tapi menahan diri
mencium rambut sumoinya akhirnya pendekar ini
mendorong sumoinya beradu pandang.
"Sumoi, dapatkah kau tidak membicarakan
puteri Wang - taijin itu lagi?"
"Kenapa?"
"Aku tak suka, sumoi. Aku ingin
memusatkan perhatianku pada masalah
pemberontakan itu!"
Kim-mou eng memejamkan mata,
sesungguhnya bukan karena itu tapi karena teringat
janjinya pada Cao Cun. Bahwa dia akan mengambil
gadis itu sebagai isterinya padahal dia telah1399
melakukan hal yang sama pada sumoinya ini
(t?rikat!). Dan ketika sumoinya mengangguk dan
tersenyum memandangnya tiba-tiba sumoinya itu
tertawa, manis sekali.
"Suheng. kau bersikeras berarti
mencampuri urusan pemberontak. Ada apa sih?
Kau pingin mendapat pangkat dari kaisar?"
"Tidak," Kim mou-eng bersungguhsungguh. "Aku tidak mengharapkan sesuatu dari
permasalahan ini. sumoi. Melainkan semata kulihat
orang orang tidak benar macam Siauw bin kwi dan
kawan kawannya itu ada di pihak Pangeran Muda."
"Tapi kau mencampuri urusan orang lain.
Pangeran mahkota dan kaisar sendiri tidak
menganggapmu sebagai bangsa Han."
"Aku tak perduli. Permasalahannya
sekarang menyangkut kebenaran dan kezaliman,
sumoi. Perbedaan kulit dan suku bagiku tak
menghalang. Aku ingin menenangkan arwah Seng
piauw pangcu dan aku akan mencari catatan yang
dulu hilang! dibawa A cong!"
"A-?iong? Siapa itu?" Salima mengerutkan
kening. "Oh, kacung Sin Meng itu?" dia tiba tiba
teringat menjawab sendiri. Tapi bocah ini telah
tewas, suheng. Bagaimana mencarinya?"
"Aku akan mencari pembunuhnya, sumoi.
Dan aku akan melacaknya ke Pi yang!" Kim-mou1400
eng bersinar-sinar,telah merencanakan sesuatu dia.
Sumoinya tertegun. Dan ketika dia bertanya lagi
bagaimana suhengnya itu akan mencari si
pembunuh maka Kim-mou eng menjawab, "Aku
akan menangkap anak walikota itu, sumoi. Dan dari
sini aku akan terus ke atas menangkap Hong Jin
dan yang lain lain."
"Si muka kuning itu?"
"Ya, s?te mendiang Seng piauw pangcu.
"Dan aku, hm..... apakah aku tak b?leh ik?t,
suh?ng? Kau tetap ....."
"Tidak, kau tetap membantuku, sumoi. Tak
perlu kembali" Kim mou eng buru-buru memotong.
"Tapi...."
"Tapi apalagi?" Salima agak cemas.
"Kita harus membagi pekerjaan, sumoi. Kau
terpaksa ke lain tempat dan kita berpisah sejenak."
"Tak mau!" Salima tiba ? tiba menggeleng.
"Aku tak mau berpisah, suheng. Aku ingin selalu di
dekatmu. Hidup mati aku ingin bersamamu!"
Kim-mou eng tergetar. Pandang mata
sumoainya yang tajam menusuk tapi lembut
mengharukan n?mbuat dia tersentuh, begitu mesra
tapi keras. Keras tak mau berpisah! Dan ketika
sumoinya menubruk dan menangkap l?ngannya
Salima meneruskan, "Aku tak mau berpisah lagi,
suh?ng. Aku khawatir seperti kejadian di telaga.1401
Kalau kau tak datang tentu aku sudah menjadi
bahan hinaan musuhk?. Tidak, kita melakukan
pekerjaan bersama-sama!" dan tak mau melepas
lengan suhengnya tiba tiba Salima si Dewi
Bertangan Besi ini terisak menyembunyikan
mukanya. Kim mou eng lagi lagi terharu dan
mengelus kepala sumoinya itu Keadaan membawa
mereka pada suasana lembut, getaran cinta kasih
membuat kembang-kembang seakan m?kar
bersemi, membuka sayap kuncupnya lebar lebar.
Betapapun sikap dan kata-kata si Dewi Bertangan
Besi itu jelas memperlihatkan perasaannya yang
dalam. Dan ketika Kimmou eng kembali mengelus
kepala sumoinya dan Salima terguncang maka
pendekar ini menarik napas memberi pengertian.
"Sumoi, dengar baik baik kata-kataku ini.
Pekerjaan kita terlalu banyak. Aku minta tolong
padamu untuk pekerjaan yang ringan. Kau
dengarlah dulu jangan memotong. Kau tentu mau
membantuku, bukan?"
"Tentu, tapi jangan berpisah, suheng. Aku
ingin melakukan itu bersama sama dirimu!"
"Tentu saja, tapi tak selamanya kita harus
berdua, sumoi. Ada saat-saat dimana kita harus
mengerjakan tugas masing masing. Dan kini saat itu
tiba, harap kau bersikap dewasa"
"Apa yang kau maksud?"1402
"Ke perkumpulan Seng piauw-pang. sumoi.
Cari dan kumpulkan bekas anak buah perkumpulan
itu."
Salima terbelalak. "Mengumpulkan bekas
anak buah perkumpulan yang sudah m?rat-marit
itu?"
"Demi keberhasilan, sumoi. Karena tak
mungkin kita hanya berdua saja, meskipun
kepandaianmu dapat diandalkan!"
Salima tertegun. Sekarang dia berkejapkejap, rupanya heran tapi juga bingung akan jalan
pikiran suhengnya, mau bertanya. Tapi Kim mou
eng yang sudah mendahului mengulapkan lengan
berkata, "lni persoalan serius, Sumoi Kita tak cukup
berdua saja menandingi kekuatan lawan. Kita harus
mencari bantuan dan orang orang Seng. piauw pang itu dapat dipakai. Kematian ketuanya tentu
membangkitkan kemarahan mereka! Kau
mengerti?"
"Ya, tapi ke mana aku membawa mereka
itu, suheng? Aku dapat mencari dan mengumpulkan
mereka, tapi tak tahu harus kubawa ke mana
mereka itu!"
"Langsung saja ke kota raja, kenapa
pusing? Biarkan mereka berada di sana, sumoi.
Dan suruh mereka menunggu sampai mendapat
aba-aba kita. Cari tiga yang terpandai di antara1403
mereka dan perintahkan yang tiga ini mengatur
teman-temannya."
"Baik, kapan aku harus berangkat? Malam
ini juga?"
Kim mou eng tert?gun. Dia menangkap
isy?rat tertentu dari pertanyaan sumoinya ini,
seakan uji coba. Sumoinya memandangnya tajam
dan bola mata yang merelap itu bersinar sinar
kepadanya. Suara yang gelisah dan agak tak puas
terkandung di situ. Kim-mou eng menenangkan
getaran perasaannya, menghela napas. Dan karena
malam malam tak enak melepas sumoinya pergi
sendiri akhirnya Kim mou eng sadar bahwa
sumoinya ini betapa pun tak menghendaki
perpisahan mereka di saat itu.
Sumoinya agaknya menginginkan malam
itu mereka tetap berdua, sampai besok. Dan karena
menyadari bentuk pertanyaan itu bersifat uji coba
dan takut sumoinya marah tiba-tiba pendekar ini
menarik sumoinya bertanya tersenyum,
"Kau sendiri, kapan berangkat, sumoi? Kau
mau malam-malam begini p?rgi?"
Salima terkejut. "Kenapa balik bertanya?
Bukankah yang mengatur adalah kau, suheng?"
"Benar, tapi aku juga ingin tahu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pendapatmu, sumoi. Apakah malam-malam begini
kau mau berangkat atau tidak!"1404
"Itu terserah dirimu, aku sih hanya
mengikut."
"Kalau begitu malam ini kita berdua. Besok
kita berptsah menunaikan tugas masing-masing.
Kita tidur di sini, di dalam hutan. Kau setuju?"
Senyum Salima mendadak merekah. Dia
mengangguk dan sorot mata girang terpancar dari
sepasang matanya yang melebar itu. Dugaan Kim mou eng tepat. Sumoinya ingin berdua dulu
sebelum mereka berpisah, sampai keesokan
harinya. Dan ketika malam itu Kim-mou-eng
membuat api unggun dan sang sumoi merebahkan
diri maka Pendekar Ramb?t Emas ini melepas
mantelnya.
"Sumoi, lantai tanah amat dingin.
Sebaiknya kau pakai ini sebagai alas."
"Kau sendiri?"
"Aku akan bersamadhi, sumoi. Tak
kuperlukan benda itu. Pakailah."
"Terima kasih." dan Salima yang gembira
mempergunakan mantol suhengnya akhirnya
merebahkan diri sambil tersenyum. Kim-mou-eng
masih memberinya sebuah selimut, mereka
bercakap-cakap sejenak. Dan ketika kantuk mulai
menyerang sumoinya itu dan Kim-mou eng tertawa
pendekar ini akhirnya menyuruh sumoinya tidur.1405
"Sumoi, kau tidurlah. Aku akan
menjagamu."
"Mmm......" dan Salima yang sudah tertidur
memejamkan mata tiba tiba pulas dan menyungging
sebuah senyum manis di bibirnya, tenang dan amat
bahagia berada di dekat api unggun. Atau, lebih
tepat, tenang dan bahagia berada di dekat
suhengnya ini. Kim mau-eng sudah bersamadhi dan
tersenyum melihat keadaan sumoinya itu Dan ketika
malam itu mereka melewatkan kesunyian dengan
cara masing masing dan menjelang pagi Kim mou
eng membuka matanya maka pendekar ini
terpesona melihat kecantikan sumoinya itu. Salima
berkali-kali mengigau. Dua kali menyebut namanya.
Kim mou eng terharu. Dan ketika gadis itu
menggeliat dan sebelah lengan diletakkan di atas
dahi tiba tiba Kim-mou-eng ternganga, melihat
betapa manis dan cantiknya sumoinya itu. Sejam
mengagumi keindahan ini dengan mata bersinar
sinar.
K?kok ayam hutanpun mulai terdengar.
Dan ketika warna semburat mulai membayang di
ufuk timur tiba tiba Kim mou eng sadar bahwa
perpisahan harus segera diadakan. Waktu untuk
berdua telah habis. Kim-mou eng terpesona dan
menundukkan kepalanya. Dan ketika sumoinya
mengigau dan kembali menyebut namanya tiba tiba1406
pendekar ini mencium sumoinya penuh kasih
sayang, dua kali di pipi kiri kanan.
"Sumoi, aku pergi. Kita berpisah dulu....!"
Salima mengeluh. Kim-mou eng telah
berkel?bat lenyap meninggalkan sumoinya itu.
Salima sadar dan terkejut, membuka mata. Dan
begitu melompat bangun melihat suhengnya
terbang di kejauhan sana tiba-tiba Salima berteriak,
"Suheng, di mana kita bertemu nanti?"
"Di kota raja, sum?i. Maaf aku
meninggalkanmu duluan!"
Kim mou eng sempat menangkap
Pertanyaan sumoinya, balas merjawab dan
akhirnya lenyap di luar hutan. Salima tertegun dan
tampak kecewa. Tapi mengusap pipinya dua kali
bekas ciuman suhengnya tadi. Salima pun melipat
selimut merapikan buntalannya, sejenak termangu
dan menarik napas panjang. Pagi telah tiba dan
merekapun harus berpisah. Tugas menanti di depan
mata. Dan begitu kantuk l?nyap dan sisa kelelahan
telah sirna dari tubuhnya tiba tiba Salima
meggerakkan kaki dan lenyap menuju perkumpulan
Seng- piauw pang. Tak s?kar bagi Kim mou eng
mencari anak walikota Pi - yang ini. Sion kongcu lagi
enak enak tidur di kamarnya ketika Kim mou eng
datang. Kaget bukan main melihat Pendekar itu
datang, Siong kongcu menggigil dan langsung1407
pucat oleh kehadirannya yang tidak disangkasangka. Mata dikejap seolah tak percaya. Tapi
ketika Kim-mou eng menotoknya roboh dan
menyuruh pemuda itu menjawab pertanyaannya
mendadak pemuda ini gemetar menggeleng
berulang-ulang.
"Aku tak tahu....aku tak tahu, Kim-taihiap.
Ampunkan aku....!"
"Kau bohong. Kau tahu di mana gurumu itu
berada. Kau minta kus?ksa agar mengaku dengan
benar?"
"Tidak, jangan..... tidak, taihiap. Ampun!"
"Kalau begitu katakan di mana gurumu itu.
Siapa yang membunuh A - ciong!"
Siong-kongcu menggigil. "Taihiap, aku
sungguh mati tak tahu siapa yang membunuh anak
laki laki itu. Tapi suhu menyebut nyebut seorang
ternama Yu Hak. Barangkali dia."
"Siapa Yu Hak? Di mana dapat kut?mui?"
"Aku tak tahu, taihiap. Yang dapat
menunjukkan adalah suhu!"
"Baik, di mana gurumu sekarang?"
Mata pemuda ini jelalatan. "Di.... di barat
kota."
"Di mana itu?"1408
"Di sebuah rumah di pinggiran, taihiap!
Gedung peristirahatan ayah yang biasa dipakai
menjamu tamu-tamu dari pusat."
"Kalau begitu kau ikut aku."
"Tidak, eh....!" tapi Siong kongcu yang
sudah disambar dan dibawa melayang keluar tibatiba terhenti teriakannya karena Kim mou-eng sudah
membawanya menerobos jendela, seruannya
tercekik karena Pendekar Rambut Emas tak
membiarkannya banyak bicara lagi. Pemuda itu
dibawa terbang ke barat kota, sebentar kemudian
telah tiba di sebuah bangunan baru yang sunyi,
seperti yang dikata pemuda itu. Dan ketika Siong
kongcu dilepaskan dan disuruh berjalan di depan
tiba-tiba pemuda ini menangis.
"Taihiap, ampun. Aku.... aku tak berani
memasuki rumah itu!"
"Kenapa? Bukankah ini rumah ayahmu
sendiri?"
"Benar, tapi.... tapi...."
Kim-mou-eng tak sabar jadinya. Dia
menendang pemuda itu hingga Siong-kongcu
menjerit, langsung memasuki pintu depan.
Pendekar ini tak takut karena Hong Jin dan yang
lain-lain bukanlah lawan berat. Tapi begitu Siong kongcu memasuki rumah dan terbanting di lantai1409
m?ndadak delapan tombak menyambar pemuda ini
dari langit - langit ruangan.
"Aduh....!" Kim-mou eng terkejut. Dia
melompat melihat pemuda itu tersat? tubuhnya.
Siong-kongcu menggelepar dan mendelik padanya,
langit-langit ruangan menunjukkan delapan lubang
bekas sembunyian d?lapan tombak itu. Kiranya
rumah ini mengandung "ranjau", pantas Siong kongcu tak mau masuk dan ketakutan. Kini
menuding-nuding tapi terkulai lemah, tewas! Dan
ketika Kim-mou eng tertegun dan menjublak di
tempat tiba tiba sesosok bayangan muncul di
ruangan dalam, m?ngintai dan menarik mukanya
lagi dari balik pintu besar. Kim mou eng melihat
itulah Hong Jin, orang yang dicari, terdengar
mengeluarkan seruan marah di sana tapi sudah
menghilang lagi dengan cepat. Gerak-geriknya
mencurigakan. Tentu kaget melihat kedatangannya
dan juga tewasnya sang murid, putera Siong - taijin
itu, walikota Siong. Dan ketika Kim mou eng
mengerutkan kening melihat sana-sini tiba-tiba
terdengar suara tawa bergelak.
"Pendekar Rambut Emas, sungguh berani
kau datang kemari. Ayo masuklah, kulihat seberapa
besar nyalimu!"
Kim mou-eng terkejut. Dia serasa mengenal
suara orang lupa lupa ingat tapi kembali melihat1410
bayangan Hong Jin. Sute mendiang Seng-piauw
pangcu itu menyelinap di ruang tengah, m?ndengus
dan sekilas melirik padanya dengan pandangan
marah. Kim-mou-eng tak mau menyia-nyiakan
waktu dan sudah berkelebat ke depan, membentak
meng?jar laki-laki muka kuning itu. Tapi begitu
tubuhnya masuk ke dalam dan berjungkir balik di
ruangan ini tak mau menginjak lantainya tiba tiba
seutas benang ditabrak dan sepuluh batang anak
panah meluncur menyambar dirinya,
"Ser-serr...!"
Kim-mou-eng bergerak cepat. Dia tak mau
ditakuti anak-anak panah macam beginian,
menyampok dan memukul runtuh semua anak anak
panah itu. Tapi ketika sepuluh anak panah rontok ke
lantai dan pintu tengah hampir dicapai mendadak
pintu itu menutup dan sebuah suara keras
menggegap-gempita menggetarkan isi ruangan.
"Blang!" Kim-mou-erg terkesiap. Dia
otomatis menghantam pintu, terkejut karena pintu
itu ternyata dari baja yang amat tangguh, tak
bergeming dan dia jatuh ke lantai. Hal yang tak
dimaui karena dia khawatir seperti Siong-kongcu
tadi. Lantai mengandung jebakan jebakan rahasia.
Dan ketika dia harus berjungkir balik dan hinggap
diatas belandar tiba-tiba pintu depan juga menutup
dan Kim-mou-eng terkurung!1411
"Ha - ha, kau seperti katak terkurung,
Pendekar Rambut Emas. Kau tak dapat keluar!"
Kim mou eng marah. Dia melihat semua
tempat menutup jalan larinya. Di sekelilingnya
tembok dan pintu baja itu. Tawa bergelak itu kembali
terdengar dan bayangan Hong Jin tiba-tiba muncul,
Kim-mou-eng melihatnya di sebuah cermin. Dan
ketika dia menubruk dan mencelat ke tempat ini
mendadak Hong Jin lenyapdan cermin yang dipukul
hancur berkeping-keping. Kim mou-eng tertipu!
"Keparat, kau siapa?"
"Ha ha, aku orang yang kau cari, Kim-mou.
eng. Aku Yu Hak"
Kim mou-eng terkejut. "Kau tahu aku
mencari dirimu?"
"Tentu, bukankah kau memaksa Siong
kongcu itu ke mari? Dan dia mati karena ulahmu,
kau harus bertanggung jawab!" dan sebuah
geraman yang menyatakan marah dan sakit hati
tiba-tiba menunjukkan siapa orang ini. Seorang laki
Laki tinggi tegap yang dikenal Kim m?u eng sebagai
lawan yang berkali-kali menolong Hong Jin dan adik
adiknya, terakhir dilihatnya laki laki itu
menyelamatkan sute mendiang Seng-piauw-pang
cu yang berkhianat di gedung Siong taijin. Laki-laki
yang memiliki granat tangan dan kini tampak di
bayangan cerain,belasan cermin besar muncul dari1412
dalam lantai. Kim mou eng mendengar suara
berderak-derak. Dan ketika Kim-mou eng tertegun
dan terbelalak memandang laki-laki ini, yang dikenal
pertama kali di perkumpulan Seng piauw-pang itu
maka Hong Jin muncul kembali bersama sutenya
nomor dua, Wan Tiong Lojin, di balik bayangan
cermin yang berputar putar membingungkan.
"Kim-mou eng, kan berhutang dia nyawa
kepadaku. Dulu suteku Ki Siong Cinjia dan kini
muridku yang baru Siong Gwao. Kau harus
bertanggung jawab!"
Kim-mou-eng mendengus "Kau tak perlu
mencari cari, Hong Jin. Suhengmu sendiri terbunuh
gara-gara tingkahmu."
"Tapi itu kesalahannya sendiri. Suheng
memusuhi pemerintah dan tak mau ikut nasihatku!"
"Hm, pemerintah yang mana? Pemerintah
Siauw ongya itukah? Dia calon pemberontak, bukan
pemerintah dan sehaliknya adalah pengkhianat!"
"Tak perlu banyak mulut, kau Tar-tar
pengacau!" dan Hong Jin yang mendelik menekan
sesuatu tiba tiba menyerang Kim-mou eng dengan
sebuah tombak terbang, ditangkis dan patah
bertemu lengan pendekar itu. Wan Tiong Lojin juga
menimpukkan pisau terbangnya, sembilan kali
berturut turut, semuanya runtuh karena Kim mou
eng sudah mengebutkan lengan bajunya. Tapi1413
ketika pendekar ini menujukan perhatiannya ke
kakak beradik itu tiba-tiba Yu Hak yang ada di
belakang melepas seekor ular terbang.
"Ssh!" Kim-mou-ong terkejut. Dia membalik,
ular ditangkap tapi sang ular melejit, dapat terbang
di udara. Kini dengan sayapnya yang kecil
merupakan ular yang aneh tiba-tiba menukik
membuka mulutnya. Kim-mou-eng melihat lidahnya
yang bercabang tiga, jelas ular yang amat beracun.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan ketika dengan kaget dia menahan napasnya
tapi cepat mengelak dan menangkap ular itu dari
bagian ekor akhirnya dengan tepat dan cepat dia
berhasil memegang leher ular, langsung
memencetnya dan ular itu hancur di tangannya. Yu
Hak terkejut dan memaki - maki di sana. Dan ketika
dia membuang bangkai ular itu dan marah
memandang lawan maka Hong Jin dan sutenya
sudah menyerang dari balik tembok rahasia.
"Gunakan asap. Pakai belerang beracun...!"
Kim-mo? eng terbelalak. Dia melihat asap
belerang menyembur dari balik lubang-lubang
dinding. Tentu saja t?rkesiap dan marah karena dia
teringat pengalamannya di kota raja dulu, ketika Jieliong Ciangkun menyemburkan belerang pembius
dalam lubang jebakan. Kini rasanya tong Jin dan
teman temannya itu melalukan hal yang sama. Dan
karena dia terkurung dan asap sudah banyak yang1414
masuk tiba tiba pendekat ini membentak
menghantam langit-langit ruangan, satu-satunya
jalan keluar saat itu. Tak mau berlama-lama lagi dan
genteng serta papan papan di atas pecah semua,
suaranya hiruk-pikuk dan langit langit itupun ambrol,
atapnya runtuh. Dan ketika orang orang di balik
tembok berseru kaget dan Kim mou eng sudah
melesat melalui tempat terbuka ini maka pendekar
itu lolos berjungkir balik diluar sana, melihat Hong
Jin dan sutenya di balik tembok, Yu Hak di sebelah
kiri tertegun memandangnya. Semua orang
terbelalak. Dan begitu melayang turun menuju ke
musuh-musuhnya ini segera Kim-mou eng
membentak mencengkeram Hong Jin.
"P?ngkhianat busuk, kau harus
sembahyang di makam suhengmu!"
Hong Jin kaget sekali. Dia menangkis dan
membanting tubuh bergulingan, melepas tiga pisau
terbangnya ke arah Kim mou eng, disampok dan
runtuh ke tanah. Hong Jin bergulingan menjauhkan
diri. Dan karena Wan Tiong Lojin ada di sebelahnya
dan pendekar ini geram pada sute mendiang Sin
piauw Ang lojin ini maka kontan dia membalik
meneruskan serangannya pada Wan Tiong Lojin.
Kakek ini baru sadar setelah serangan
dekat, menangkis tapi menjerit ketika jari jari lawan
menyambar tenggorokannya, tak keburu lagi. Dan1415
ketika Kim mou eng mengangkat tubuhnya dan
lawan mengeluh tahu tahu kakek ini di banting
sampai kelengar.
"Tunggu dulu di situ brukk!" Wan Tiong Lojin
mengaduh tertahan, pantataya serasa menumbuk
kepala gajah, terduduk dan akhirnya pingsan oleh
bantingan yang amat keras ini Kakek itu memang
bukan lawan Kim-mou-eng. Dan ketika Kim mou
?ng berkelebat mengejar Hong Jin maka kakek
muka kuning ini berseru pada temannya.
"Tolong.....!"
Yu Hak menggeram. Dia menimpuk empat
golok terbang, bersiut menyambar depan Kim mou
eng. Dua menyambar mata, tentu saja berbahaya
dan Kim mou-eng mengelak. Pisau meluncur lewat
sisi kepalanya, tak disangka terus menyambar Wan
Tiong Lojin yang ada di tanah, menancap di dada
kiri dan kanan kakek yang pingsan itu. Wan Tiony
Lojin kontan menghembuskan napasnya yang
terakhir. Tewas disaat itu Juga! Dan ketika Hong Jin
terkejut dan Kim mou eng juga tertelalak maka lakilaki tinggi tegap itu sudah menyerang Kim mou eng
dengan suling di tangan kiri dan tongkat bercagak di
tangan kanan.
"Hong Jin, buruh si Rambut Emas ini.
Jangan melotot...!"1416
Hong Jin sadar. Sebenarnya dia bingung di
saat itu, tak tahu siapa yang harus dituduh
membunuh sutenya. Kim mou eng yang mengelak
serangan ataukah Yu Hak yang melempar gol?k.
Dua duanya bisa dituduh dan dianggap penyebab
kematian saudaranya. Tapi karena Kim-mou eng
dianggap lebih berbahaya dan kematian sutenya
dapat ditunda sejenak akhirnya kakek ini mencabut
golok-tombaknya menerjang Kim-mou-eng.
"Benar, Tar tar ini pengacau, Yu-busu.
Serang dan bunuh dia!"
Kim-mou-eng menjengek. Dia tak takuti
golok-tombak di tangan Hong Jin, mengebut dan
golok-tombak itu mental, nyaris mengenai Hong Jin
sendiri. Tapi ketika suling dan tongkat di tangan Yu
Hak menyambar dan jarum jarum kecil meluncur
dari balik tongkat tiba-tiba Kim mou Eng berseru
keras menangkis lawan yang satu ini, terkejut
karena serangan laki-laki itu jauh lebih cepat
dibanding Hong Jin, juga lebih bertenaga
menunjukkan sinkangnya yang lebih hebat. Dan
ketika laki-laki itu menggerakkan sulingnya dan
suling mengaung memperdengarkan irama aneh
sekonyong-konyong ratusan ular berdatangan dari
dalam hutan,
"Ah, kau murid Coa ong (Raja Ular)....!" Kim
mou eng terbelalak, melihat gerakan-gerakan yang1417
mirip dengan si Raja Ular itu, lawan tak menjawab
tapi suling dan tongkat bercagaknya terus
menyambar nyambar. Sebentar kemudian Kim
mou-eng dikurung dan ratusan ular juga sudah
datang mendekat, Hong Jin sendiri juga membantu
dan ikut mengacau perhatian Kim-mou eng. Tapi
karena Kim mou eng bukan lawan sembarangan
dan pendekar ini memiliki kesaktian tinggi maka
setelah melihat gebrakan lawan segera Kim-moueng mengeluarkan Tiat lui-kangnya itu.
"Plak-plak plak!"
Suling dan tongkat diusir pergi. Hong Jin
sendiri terpelanting ketika keserempet angin
pukulan Kim mou eng. Pend?kar Rambut Emas
membentak dan lebih tertarik perhatiannya pada
laki-laki tinggi tegap ini, yang diduga sebagai murid
Coa ong, atau mungkin sutenya ( adik seperguruan
karena kepandaian laki-laki ini memang tinggi.
Suling dan tongkatnya berbahaya sekali, menotok
dan menggebuk menuju tempat tempat mematikan.
Cepat dan penuh tenaga. Dan ketika Tiat lui-kang
mampu menahan dan malah menolak suling tiba
tiba irama suling menjadi kacau dan ratusan ular
berdiri bingung berhenti di dekat pertempuran.
"Keparat! Jahanam.....1" Yu Hak memakimaki, marah dan mengerutkan kening karena
segera dia terdesak. Jarum jarum halus kembali1418
meluncur dari ujung tongkatnya tapi semua ditiup
runtuh Kim mou eng, mukanya mulai berobah dan
Hong Jin dua kali mendapat tamparan di pundak.
Kedudukan mulai membahayakan mereka
sementara Kim-mou eng sendiri terus menampar
dan mendorong, Tiat-lui kangnya tak dapat ditahan
dan sekarang dia tahu bahwa Ya Hak ini memiliki
kepandaian sedikit di bawah Coa - oog. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa laki-laki Ini Kiranya sute si
Raja Ular itu. Dan ketika dia membentak dan lawan
terpental mundur tiba-tiba laki laki itu meniup
sulingnya tinggi rendah.
"Maju, anak anak. Serang dia....!"
Kim mou eng terkejut. Ratusan ular yang
tadi berhenti tiba tiba bergerak, maju menyerang
dengan mulut mendesis desis. Rupanya suara
suling itu telah memberi aba aba tegas pada
mereka. Kim-mou eng diserang dan tiba tiba
diserbu, Hong Jin melompat mundur melepaskan
pisau pisau terbangnya, Yu Hak juga begitu,
kembali menyambit dengan lima golok terbang. Dan
ketika pisau dan golok ditangkis runtuh dan
sebagian di terima begitu saja oleh Pendekar
Rambut Emas yang melindungi diri dengan
kekebalan tiba-tiba barisan ular telah
mengepungnya, dua orang itu melarikan diri!"1419
"Hei, berhenti kalian ..!" Kim mou eng
membentak, menyulut obor dan tiba tiba melempar
obor ke tengah tengah ular. Barisan ular serentak
minggir dan mendesis-desis ketakutan. Betapapun
api adalah musuh yang tak dapat mereka lawan.
Dan ketika mereka menyibak minggir dan Kim moueng meloncat maka dua orang itu segera dikejar.
"Keparat....!" Ya Hak mengumpat. "Kau ke
kiri, Hong Jin. Aku ke kanan!"
Hong Jin mengangguk. Mereka berpencar.
Hong Jin ke kiri sementara Yu Hak ke kanan.
mereka memasuki hutan didepan. Dan karena
bentakan Kim mou eng sudah dekat dibelakang
mereka dan Hong Jin serta Yu Hak buru-buru tibatiba! Hong Jin keserimpet akar terpelanting roboh
berteriak tapi sudah melompat bangun dengan
muka gelisah. Yu Hak menendangnya hingga kakek
muka kuning ini mendapat dorongan keras,
kesakitan tapi sudah memasuki semak belukar.
Lenyap di sebelah kiri. Dan ketika Yu Hak juga
melompat dan lenyap di sebelah kanan akhirnya
Kim mou eng tertegun melihat dua lawan berpencar
tiba di situ tapi terlambat menangkap lawan. Dua
musuhnya menghilang di dalam. Tapi setelah
berpikir siapa yang harus dikejar dulu tiba tiba
pendekar ini meloncat ke kiri.1420
"Hong Jin, kau tak dapat melepaskan
dirimu!"
Pendekar ini mencari-cari. Dia harus
melompat ke sana sini mencari bayangan kakek itu.
hutan cukup gelap tapi matanya yang tajam mampu
menembus ke dalam. Pendengaran juga dipasang
baik-baik untuk menangkap gerakan. Dan ketika dia
melihat jejak kaki dan injakan tak beraturan di
semak belukar akhirnya pendekar ini mendengar
napas ditahan kakek muka kuning itu, di sebelah
kanannya. Telinga Kim-mou eng bergerak dan
secepat kilat dia berk?lebat ke tempat ini. Dan ketika
tangannya menguak dan kaKek itu bersembunyi di
dalam tiba-tiba golok tomtak yang ada di tangan
kakek itu menyambar dirinya.
"Kim-mou eng, mampuslah...!"
Kim-mou eng mengelak. Dia menghindari
tusukan lawan, jari bergerak dan tiba-tiba senjata
sudah ditangkap. Gerakannya cepat mengejutkan
kakek itu. Dan ketika lawan berseru tertahan melihat
senjata ditangkap tiba-tiba Kim-mou-eng menekuk
jarinya mematahkan golok tombak itu.
"Krek!" Hong Jin terbelalak gentar. Dia
mundur melompat menjauh, keringatnya bertetestetes, pucat bukan main melihat pendekar itu
memandangnya tajam. kim mou-?ng siap
menangkap,merobohkan kakek ini. Tapi belum dia1421
menghampiri dan mengejek kakek ini tiba-tiba Hong
Jin melempar granat tangan ke muka lawannya.
"Daarr!" Kim-mou-eng terkejut. Dia tak
menyangka kakek ini memiliki granat tangan,
rupanya di beri Yu Hak. Dua kali granat kembali
meledak membuat Kim-mou-eng berjungkir balik
menyelamatkan diri. Betapapun ledakan itu tak
mungkin dilawannya dengan begitu saja. Bisa
hancur tubuhnya. Dan ketika dia membentak
memaki kakek itu terhalang asap tebal maka Hong
Jin sudah m?larikan diri ke arah timur.
"kim-mou-eng, kau tak dapat menangkap
aku!"
Kim-mou-Eng menggeram. Seruan si kakek
Justeru membuat dia girang tahu lawan berada di
mana. Maka berjungkir balik melayang di atas
pohon segera dia melihat lawannya itu melarikan
diri ke timur. Jarak cukup jauh sekitar seratus
tombak. Kakek itu memang licik. Tapi Kim mou eng
yang berlompatan dari pohon ke poton
mengerahkan ginkangnya akhirnya mengejar lawan
tua ini dengan cepat. Gerakannya bagai burung
elang. Sebentar kemudian mendekati lawan dari
belakang. Hong Jin tak tahu. Dan persis kakek itu
menuju sebatang pohon besar mencari
perlindungan tiba - tiba Kim-mou-eng memetik1422
sebuah daun dan menimpuk punggung lawan di
jalan darah liong hu-hiatnya.
"Crep - aduh!"
Hong Jin terguling roboh. Si kakek terkejut
dan baru sadar bahwa Kim-mou-eng tak dapat
dihindarinya. Betapapun dia kalah lihai. Dan ketika
Kim-mou eng melayang turun dan berhadapan
dengan kakek ini maka Hong Jin gemetaran
memaki g?s?r.
"Kim-mou eng, k?parat kau. Terkutuk!"
"Hm, yang terkutuk adalah kau, Hong/Jin.
Kau berwatak culas dan curang!"
Kim-nou eng sudah di dekat kakek ini, jari
tangannya siap menotok lagi jalan darah di bawah
telinga. Lawan terbelalak memandangnya. Dan
ketika kakek itu memaki dan bertanya apa yang
diminta pendekar ini maka Kim-mou eng
mendengus menjawab pendek.
"Aku mencari pembunuh A ciong, aku
mencari kitab catatan itu!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku tak tahu. Aku tak mengenal siapa itu
A-ciong, Kim mou-eng. Kau carilah sendiri dan
jangan tanya aku!"
"Hm, jangan berpura-pura, Hong Jin.
Muridmu telah memberi tahu padaku bahwa kau
tahu!" Kim-mou eng membentak. "Sebaiknya1423
berterus terang saja dan jangan biarkan aku
m?maksamu!"
"Kau mau apa?" Hong Jin terbelalak. "Kau
mau membunuh aku?"
"Tidak, aku tak suka membunuh orang! Tapi
kalau kau bandel jalan darah su-liong-biatmu akan
kutotok!"
Hong Jin pucat. Jalan darah ini adalah jalan
darah yang bakal membuat orang serasa digerumuti
ribuan semut api. Sekali sentuh saja orang akan
berteriak teriak kengerian, tubuh serasa ditusuk
tusuk jarum. Memang tidak akan mematikan tapi
cukup merupakan siksa yang hebat. Rasa panas
dan pedih akan membuat orang menggigit bibir,
disertai pula oleh rasa gatal yang kian ditahan akan
kian menghebat. Hong Jin tentu - saja marah tapi
juga takut. Dan ketika dia terbelalak memandang
pendekar itu dan Kim - mou eng merasa tak sabar
akhirnya jalan darah di bawah telinga itu mulai
disentuh.
"Bagaimana, kau mau bicara jujur atau
tidak?"
Kakek ini melotot. "Aku tak takut mati,
sebaiknya kau bunuh aku!"
"Aku tak suka membunuh orang, Hong Jin.
Kalau kau tak takut mati tentunya juga tak takut
siksa. Baiklah, biar kumulai!" dan Kim-mou eng1424
yang menotok jalan darah itu disambut jengit
lawannya tiba-tiba membuat kakek ini mendesis
menahan sakit. Ribuan semut api tiba-tiba seakan
merayapi sekujur tubuhnya, panas dan perih mulai
mehggigit. Hong Jin coba bertahan. Tapi ketika rasa
nyeri mulai menyengat dan kakek ini menggeliat
akhirnya dia berteriak memaki pendekar itu.
"Kim-mou eng, kau bunuhlah aku Keparat
kau, jahanam kau!"
Kim mou eng mundur, menonton. Tidak
menjawab dan melihat lawan mulai menggigit bibir,
menggeliat-geliat dan akhirnya berteriak teriak
seperti anak kecil dihajar rotan. Rupanya kakek itu
tak tahan akan sengatan gatal dan panas. Siksaan
itu mulai berjalan Kim-mou-eng sendiri seb?narnya
tak tega tapi terpaksa melakukan itu, kakek ini
bandel sekali, juga jahat. Dan ketika lawan mulai
merintih dan semakin rasa gatal itu ditahan semakin
hebat ia menyerang akhirnya kakek ini bergulingan
menjerit - jerit.
"Kim-mou eng, bunuhlah aku.
Remukkanlah kepalaku!"
"Tidak, aku akan menontonmu, Hong Jin.
Sampai kau menggelepar dan bersedia mengaku!"
"Aku tak tahu. Aku tak kenal siapa itu yang
kau?ari!"1425
"Bohong, kau dusta. Kalau begitu akan ku
tinggalkan dirimu sendirian di sini sampai kau
bertobat!" dan Kim mou eng yang benar-benar mau
pergi meninggalkan kakek itu dalam siksaannya
yang tak tertahankan tiba-tiba membuat kakek itu
terkejut
dan berteriak agar Kim mou-eng tidak
meninggalkan dirinya. Hong Jin ketakutan
dan seluruh mukanya basah oleh keringat,
menggeliat dan bergulingan tak kuat. Dan ketika
Kim-mou eng berhenti dan lawan terengah - engah
akhirnya kakek ini bicara.
"Tobat, bebaskan aku.... aku mau
mengaku......!"
"Sungguh?"
"Aku tak menipu, Kim mou eng. Bebaskan
aku dan biarkan aku bicara!"
"Baik, dan Kim-mou-eng yang menepuk
leher kakek itu membebaskan siksaan akhirnya
m?mbuat kakek ini mengeluarkan keringat dingin
gentar memandang Kim mou eng. Betapapun lawan
dapat melakukan hal lebih jauh lagi kalau pendekar
itu mau. Hong Jin pucat dan menghapus peluh di
mukanya. Dan ketika Kim mou eng menunggu dan
kakek itu marah tapi gentar akhirnya sebuah
pengakuan mulai meluncur dari mulut kakek ini.1426
"Bocah itu dibunuh Yu - busu (pengawal
Yu). Dialah yang menghabisi anak itu dan
mengambil kitab catatannya."
"Orang she Yu itu? Siapa sebenarnya dia?"
Hong Jin takut-takut.
"Tak perlu takut, tak ada yang
mengancammu di sini."
Kakek itu akhirnya bicara, "Dia pengawal
pribadi paduka selir. Orang kepercayaan di sana
yang bekerja secara diam . diam.
"Selir yang mana? Siapa?"
"Ibu Siauw-ong ya itu, Kim mou-eng! Yu
Hak orang kepercayaan selir itu yang memiliki
kekuasaan di istana!"
Kim-mou-eng tertegun segera dia teringat
selir setengah umur itu, selir yang cerdik dan amat
pandai bicara. Dia pun kalah berhadapan dengan
selir ini. Keadaan berbalik dan dia yang dituduh,
kaisarpun percaya dan akhirnya menganggap dia
pengacau, hendak mengadu domba dan dianggap
pemfitnah yang tidak bertanggung jawab. Padahal
justeru selir itulah yang memutar balik kenyataan.
Dan ketika dia menjublak mengerutkan kening
maka dia teringat pada orangshe Yu itu
"Dan Yu Hak itu, apakah dia sute si Raja
Ular?1427
"Benar, orang ini sute Coa - ong Tok/kwi.
Kim-mou-eng. Tapi mereka bekerja sendiri sendiri
dan Yu Hak lebih pintar."
"Maksudmu lebih cerdik? Coa ong memang
setengah gila, sutenya ini tidak tapi kekejaman
mereka sama! Hong Jin, kau harus membawa ku
menemui temanmu itu!" Kim m?u eng tiba-tiba
berkata, "Kau harus mengantar aku ke sana dan
merampas kembali kitab Catatan!"
"Tidak!" Hong Jia tersentak. "Aku tak dapat
membawamu ke sana, Kim-mou eng. Aku sudah
berkhianat dengan memberitahukan ini padamu!"
"Kenapa? Kau takut? Aku melindungimu,
kita cari orang ini dan kau harus ikut!"
"Aku tak mau. Aku tak berani....!" dan Hong
Jin yang bangun berdiri berlari kencang tiba tiba
berteriak menolak dengan muka ketakutan. Kimmou-eng terkejut, tapi ketika dia hendak mengejar
dan menangkap kakek ini tiba-tiba Hong Jin
kejeblos ke sebuah jurang dan pekik yang tinggi
mengiringi kakek itu. Kim mou eng melihat kakek ini
lenyap di sebuah jurang yang dalam. Pekiknya
masih menggema. Dia tertegun, sadar bahwa kakek
ini rupanya memilih bunuh diri ketimbang dibawa
mencari Yu Hak. Mungkin kekejaman s?te si Raja
Ular itu membuat kakek ini ketakutan, betapapun
orang itu memang keji. Dan ketika dia mendelong di1428
pinggir jurang ini mengawasi hilangnya Hong Jin
tiba-tiba tawa bergelak yang dikenalnya sebagai
Tawa laki-laki itu terdengar mengejutkan dia,
melingkar-lingkar.
"Ha - ha, kau boleh mencari aku di istana,
Kim-mou-eng. Kutunggu di sana kalau kau berani".
Kim mou-eng tertegun. Dia memperhatikan
asal suara, tapi karena tempat itu merupakan
sebuah celah dan suara itu mengaung ke segenap
penjuru akhirnya sukar pendekar ini menentukan
asal suara. Dan dia menggeram. Orang
menantangnya ke istana, tentu ke tempat selir itu.
Ibu dari Pangeran Muda. Dan begitu berkelebat
menjejakkan kakinya tiba-tiba Kim mou eng
membalik menuju kota raja. Tapi di tengah jalan
sesuatu menahannya. Dia melihat iring - iringan
panjang mengawal sebuah kerangkeng besar. Dan
ketika dia menghampiri dan melihat siapa yang
dikerangkeng itu mendadak tertegun melihat
sepasang muda - mudi terikat tangannya di balik
kerangkeng
"Sin Kok dan Hwi Ling....!"
Kim mou eng mengejapkan mata. Dia
hampir tak percaya oleh penglihatannya ini. Hwi
Ling! dan kakaknya di tangkap orang-orang istana,
padahal mereka adalah putera puteri mendiang Ang
Bin Ciangkan, seorang tokoh istana yang cukup1429
dikenal karena Ang Bin Ciangkun adalah seorang
dari kelompok Tujuh Panglima Naga. Jadi
mengherankan sekali! Dan ketika Kim mou-eng
berhenti dan mengamati barisan panjang ini maka
dilihatnya Hwi Ling dengan dada membusung dan
kepala tengadah bersandar kerangkeng memakin
maki seorang tinggi besar yang rupanya
menangkap mereka itu.
"Thai Hok, kau perwira busuk yang tak tahu
malu. Kenapa menangkap kami tanpa alasan yang
jelas? Apa kesalahan kami?"
Laki - laki itu tak menjawab, tetap berjalan
tak menggubris omongan si gadis. Tapi ketika Hwi
Ling memaki-makinya lagi dan mencap dia sebagai
anjing Tan - tajin (pembesar Tan) mendadak laki laki ini membalik menampar gadis itu.
"Bocah she Ang, diam kau. Kubunuh kau
nanti!"
Hwi Ling terjengkang. Dia marah berteriak
teriak, masih memaki - maki lawannya itu. Dan itu
ketika Thai Hok kehilangan sabar dan
menempeleng. Tapi muka Hwi Ling dibungkam
dengan sebuah kain kotor. mulutnya tak dapat
dibuka gadis itu tak dapat bicara. Tentu saja Hwi
Ling mendelik. Dan Sin Kok yang tak tahan melihat
adiknya diperlakukan kasar tiba tiba membentak si
tinggi besar itu.1430
"Thai Hok kau perwira tak tahu aturan.
Bukankah pertanyaan adikku benar? Kami tak tahu
sebab apa kami ditangkap, sekarang bertanya. Tapi
kau membalas dengan sikapmu ini. Apakah berani
kau lakukan hal begini bila ayahku masih hidup?"
"Tak perlu banyak mulut. Kaupun jangan
cerewet. Sin Kok. Lain sekarang lain dulu. Ayah mu
yang mampus itu tak perlu disebut-sebut!"
"Keparat, kau kurang ajar. Kau...."
"Plak!" Sin Kok mendapat tamparan keras.
"Kau masih juga berkaok-kaok, bocah? Kupukul
mulutmu nanti, diam tak perlu memaki orang lain.
Aku hanya mendapat perintah!"
Sin Kok berang. Dia jadi tak terima
diperlakukan begitu juga, sama seperti adiknya
mulai melepas caci maki pada perwira bernam?
Thai Hok ini. Si perwira menjadi gusar dan marah.
Sin Kok digaplok kembali hingga bengap. Dan
ketika pemuda itu masih cuap-cuap membakar hati
perwira ini tiba-tiba Thai Hok menyumpal pula mulut
pemuda itu seperti Hwi Ling. Sin Kok mendelik dan
pandang matanya saja yang memaki maki perwira
itu. Thai Hok tak perduli. Dan ketika iring-iringan ini
terus berjalan dan tiba di sebuah tikungan
mendadak tiga laki-laki kekar berkelebat
menghadang.
"Thai Hok, bebaskan dua muda-mudi itu!"1431
Thai Hok terkejut. Kim mou - eng sendiri
yang mengintai di atas juga terkejut melihat. Itulah
Sin-to Sam enghiong, tiga orang sute m?ndiang
Beng ciangkan. Dan ketika rombongan berhenti dan
Thai Hok maju dengan muka geram maka di dalam
kerangkeng Hwi Ling dan kakaknya tampak girang
bukan main melihat kedatangan tiga laki-laki
pendek ini, sahabat ayah mereka.
"Kau mau apa?" Thai Hok menghardik.
"Kenapa mencegat perjalanan orang?"
Sin-to Sam enghiong berdiri berendeng.
"Kami minta kau membebaskan dua muda mudi itu.
Thai Hok. Kami mendengar kau menangkap atas
perintah Tan - taijin!"
"Benar, Tan-taijin yang menyuruh ini. Kalian
mau apa?" Thai Hok menantang.
"Berani melawan alat negara?" Orang yang
di tengah dari Sin-to Sam eng hiong itu tertawa
mengejek.
"Thai Hok, mengingatkan tak perlu kita
sesama teman sebaiknya ancam-mengancam. Aku
bukan menghadapi alat ilegal melainkan justeru
mengingatkan dirimu bahwa Tan taijin adalah calon
pemberontak. Kau bebaskan dua muda-mudi itu
dan kita tangkap bersama Tan taijin itu!"
"Kau memberontak? Thai Hok marah.
"Kalian memutar balik kenyataan?"1432
"Tidak, aku bicara benar, Thai Hok.
Sebaiknya sesama bekas teman sendiri tak perlu
kita ribut mulut. Kau diperalat, Tan taijin dan
menteri-menteri lain sudah merencanakan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemberontakan. Hari ini mereka akan menyergap
pula tiga dari Jit-liong Ciangkun!"
Thai Hok terbelalak. Rupanya dia kaget
mendengar kata-kata itu, tapi membentak
menyuruh pengawal tiba tiba dia menerjang
memberi aba.. aba, mencabut senjatanya yang
mengerikan, sebuah kapak.
"Serang, bun?h mereka ini....!" dan para
pengawal yang maju menyerang dengan senjata
masing masing tiba-tiba mengerubut dan sudah
mengeroyok tiga laki-laki pendek ini.
Sin to Sam enghiong dihujani senjata dari
segala penjuru, tombak dan pedang berhamburan
ke tubuh ketiganya. Tapi ketika mereka menangkis
dan pedang serta tombak terpental semua kecuali
kapak di tangan Thai H?k maka pertempuran
menjadi sengit. Tiga dikeroyok puluhan, tak kurang
dari tigapuluh orang!
"Trang trang trang!"
Thai Hok dan para pengawalnya marah.
Dua di antara mereka sudah terjungkal, tangkisan
Sin To Sam enghiong membuat pengawal mundur,
dua terluka. Gebrakan berlangsung cepat dan Thai1433
Hok berteriak kembali menyuruh pasukannya maju,
perwira ini sendiri sudah mengayunkan kapaknya
dengan dahsyat tenaganya luar biasa dan benarbenar hebat. Hanya dialah yang dapat menandingi
Sin-to Sam-enghiong. Dan ketika pertempuran
kembali berjalan dan para pengawal menuruk maju
maka Sin to Sam enghiong menghadapi serangan
baru setiap yang lain roboh. Para pengawal cukup
banyak dan mereka harus menghadapi setiap orang
sepuluh lawan, masing masing bekerja keras
memutar golok. Kalau tak ada perwira tinggi besar
itu mungkin masing-masing dari Sin to Sam
enghiong ini dapat merobohkan lawan, biarpun satu
dikeroyok sepuluh. Tapi karena perwira Thai Hok itu
amat berbahaya sekali kapaknya dan setiap ayunan
tentu mengguncangkan lengan lawannya maka Sin
to Sam-enghiong segera terdesak ketika
pertempuran berjalan menguras tenaga.
"Bunuh mereka, jangan diberi ?mpun!"
Sin to S?m enghiong mulai kewalahan.
Mereka telah merobohkan sembilan pengawal, kini
musuh tinggal dua puluh satu orang ditambah Thai
Hok sendiri. Dua di antara mereka sudah terbabat
pundaknya oleh ayunan kapak. Thai Hok memang
berbahaya. Dan ketika kembali pertempuran
berjalan beberapa saat dan lima pengawal kembali
roboh tapi Beng Kwi,1434
orang termuda di antara Sin-to Sam enghiong
terjungkal oleh kapak di tangan Thai Hok maka dua
dari sisa Sint? Sam enghiong ini menjadi pucat,
marah bukan main. Melihat Beng Kwi
menggulingkan tubuh mendesis kesakitan,
lengannya terkuak lebar oleh mata kapak yang
tajam, tentu saja tak dapat bertempur dengan baik
dan Thai Hok mengejarnya dengan kapak
menyambar leher, Beng Kwi hendak dibunuh dan di
ambang maut. Dua saudaranya terbelalak dan
kaget serta khawatir. Dan ketika Thai H?k sudah
dekat dan mengayunkan kapaknya itu pada adik
mereka yang sedang bergulingan maka Beng
Kwan, orang tertua dari Sin - to Sam ?nghi?ng
menyambit g?lok terbangnya dengan luar biasa
cepat.
"Crep!" Golok kecil itu menancap di pangkal
lengan Thai Hok. Perwira tinggi besar ini tersentak,
gerakannya tentu saja tertahan dan kapak terhenti
di udara.
Beng Kwi melompat bangun terhuyunghuyung Dan ketika dia sadar dan menjerit malah
tiba-tiba perwira ini mencabut golok terbang itu dan
menyambit ke Beng Kwi. Orang termuda dari Sin-to
Sam enghiong mengelak, golok lewat tapi dia roboh
kehabisan tenaga. Dan ketika Thai Hok menggeram1435
melompat maju tiba - tiba kaki perwira tinggi besar
itu mendupak lawan.
"Dess!" Beng Kwi mengeluh pendek. Dia
terlempar terbanting roboh, pingsan. Thai Hok
memburunya dengan muka beringas, kapak
dipindah di tangan kiri karena tangan kanan sudah
terluka. Tapi Beng Kwan yang kembali
menyambitkan golok terbang dan menghalangi
perwira itu akhirnya membuat Thai Hok marah dan
membalik pada lawan ini, meninggalkan Beng Kwi
yang pingsan dan mengeroyok lawan. Dan ketika
dua dari Sin to Sam enghiong itu harus bekerja
keras menghadapi musuh-musuhnya maka kembali
lima pengawal roboh tapi mereka sendiri juga
mendapat tambahan luka-luka,
"Bunuh mereka ini, jangan diberi ampun!"
Dua taki-laki gagah itu kewalahan. Mereka
tinggal menghadapi sepuluh lawan saja,
sebenarnya sudah ringan. Tapi karena mereka
kehilangan banyak tenaga dan darah menghadapi
Thai Hok dan anak buahnya maka tak lama
kemudian dua laki-laki ini terdesak, mundar mundur
dan kembali mendapat bacokan. Kapak Thai Kok
masih menyambar ganas biarpun dipegang dengan
tangan kiri. Perwira itu beringas sekali dan marah
melihat dua puluh anak buahnya malang melintang.1436
Dan ketika Beng Kwan dan adiknya,Beng
San, terus didesak dan golok-golok terbang yang
mereka miliki sudah habis dipergunakan
merobohkan sekian banyak pengawal tadi maka
dua orang ini akhirnya roboh ketika pengeroyoknya
tinggal lima orang ditambah Thai Hok!
"Crung - crang!"
Golok ditangan dua orang itu terlepas.
Mereka sudah kehabisan tenaga menghadapi
lawan demikian banyak. Tapi ketika Thai Hok
hendak membunuh dua orang ini dengan ayunan
kapaknya yang terakhir sekonyong konyong dua
pendatang baru berkelebat muncul.
"Thai Hok, lepaskan dua orang ini.....!"
Thai Hok terkejut. Saat itu bersama lima
pembantunya dia hendak membunuh Beng San dan
kakaknya. senjata sudah terayun dan siap
membantai. Tapi begitu dua bayangan itu
membentaknya dari samping tiba-tiba lima
pengawal roboh sementara Thai Hok sendiri
menghadapi sebuah tepukan di pundak. Perwira ini
terpelanting Thai Hok kaget dan berguling-guling,
berteriak melompat bangun, marah. Tapi ketika dia
melihat siapa yang datang mendadak perwira ini
tertegun berseru tertahan.
"Hek eng Taihap ( Garuda Hitam ) ....!"1437
Dua orang itu mengangguk. 'Ya, aku, Thai
Hok. Kau masih tak mau melepas Sin - to Sam
enghiong ini?"
Thai Hok terbelalak. Dia rupanya g?ntar,
tapi memekik berseru keras tiba-tiba dia menerjang
dengan nekat, menyuruh pembantunya yang tinggal
lima orang itu menyerang Hek eng Taihap, laki laki
gagah berusia tigapuluh lima tahun Itu, juga
temannya, yang hampir sebaya tak kalah gagah.
Tapi begitu Hek eng Taihiap mengibaskan lengan
ke kiri kanan tiba tiba perwira she Thai berteriak dan
terjungkal kembali Lima pembantunya juga begitu,
mereka melompat bangun dan kembali menyerang,
sang komandan marah bukan main dan bersikap
nekat. Tapi ketika Hek eng Taihiap berkelebat ke
sana kemari dan menotok lawan lawannya tiba-tiba
Thai Hok terbanting dan roboh pingsan, lima
pengawalnya tertotok lumpuh.
"Kalian tak usah keras kepala. Kalau
membandel akan kuhajar lebih keras lagi!" Hek eng Taihiap berkata, sikapnya tenang tapi
wibawnya kuat. Lima pengawal itu dibebaskan
kembali dan disuruh membawa Thai Hok, diusir
pergi. Dan ketika mereka tertatih tatih dan
membawa komandan itu serta mengurus yang lain
lain maka Beng Kwi, orang tertua dari Sin - to Sam
enghiong menghampiri Pendekar Garuda Hitam ini.1438
"Hek-eng Taihiap, terima kasih. Kami
berhutang budi padamu!"
"Ah, tak perlu begitu. Kita sesama teman
sendiri, saudara Beng. Buang sikap sungkanmu itu
dan mari kita bebaskan putera - puteri Beng
ciangkun ini"
"Nanti dulu, aku ingin membereskan orang
she Thai itu!" Beng Kwan tiba-tiba meloncat. "Orang
ini harus dibunuh, Hek-eng Taihiap. Dia itu rupanya
pembantu Tan taijin yang setia!" dan masih teringat
keganasan perwira ini tiba tiba Beng Kwan merebut
dan mau menggorok leher lawannya itu. Tapi Hekeng Taihiap berkelebat, menghadang dan sudah
menekan pundak orang tertua dari Sin to Samenghiong itu. Dan ketika Beng Kwan terbelalak dan
adiknya juga melompat maju maka Pendekar
Garuda Hitam ini berkata,
"Saudara Beng. maafkan pendapatku.
Perwira ini tak perlu dibunuh. Korban telah cukup
banyak dan tak perlu menumpahkan darah lagi. Dia
hanya suruhan, b?tapapun biang keladinya bukan
dia. Biarkan dia kembali bersama lima pengawalnya
ini "Tapi dia pengkhianat, dia hampir
membunuh kami!"
"Perhitungan sudah dibayar dengan
terbunuhnya pengawal pengawal di tangan kalian,1439
saudara Beng. Harap ingat ini dan jangan diamuk
emosi. Betapapun kalian selamat dan tidak
terbunuh!"
B?ng Kwan tertegun. Sebenarnya dia
marah, tapi karena ingat bahwa H?k eng Taihiap
telah mengembalikan nyawa mereka dan tanpa
kehadiran pendekar ini tentu mereka sudah binasa
akhirnya dengan kesal dan tidak puas Beng Kwan
mund?r tak mau membantah. Sikapnya dapat dilihat
pendekar itu. Hek - eng Taihiap menarik napas dan
menyuruh pengawal segera pergi. Anak buah
perwira she Thai itu sudah menggigil pucat. Mayatmayat yang bergelimpangan dimasukkan
kekerangk?ng dan Sin Kok serta adiknya sudah
dibebaskan, mereka menghambur ke arah
Pendekar Garuda Hitam ini. Dan ketika musuh
musuh pergi dan tempat itu bersih dari bekas bekas
pertempuran maka Sin Kok dan adiknya
menjatuhkan diri berlutut di depan Sin to Sam
?nghiong, penol?ng pertama mereka.
"Paman. terima kasih. Kami berdua tak tahu
harus berkata apalagi!"
"Sudahlah, bukan kepada kami kau harus
berterima kasih, Sin Kok. Tapi Hek-eng Taihiap
inilah yang sebenarnya menyelamatkan kita
semua!"1440
"Benar, kamipun berterima kasih padanya".
Sin Kok dan adiknya memberi hormat pada
Pendekar Garuda Hitam itu. "Tapi maaf, siapa
enghiong (tuan gagah) yang satu ini?"
"Dia Yu Bing." Hek-eng Taihiap tersenyum.
"Teman sekaligus sahabat baru kalian. Eh, cuwi
enghiong, perkenalkan ini temanku, saudara Yu
Bing yang datang ingin membantu kalian!"
Semua orang buru - buru memberi h?rmat.
Dia memang Yu Bing, murid Cheng - bin Yu-lo yang
lihai itu. Kita telah mengenalnya ketika pemuda ini
bertemu Salima. Kim - m?u eng yang mengintai juga
mengenal pemuda itu. Dan ketika Yu Bing tersipu
membalas hormat maka Sin - to Sam-enghiong
yang bicara sambil mengobati lukanya mulai
bertanya pada Pendekar Garuda Hitam itu.
"Hek-eng Taihiap, bagaimana kau bisa tiba
di sini? Apakah kota raja memberikan berita baru?"
"Ya, Kim-taijin menyuruhku mencari kalian,
sam wi enghiong. Tak disangka kalau saudara Sin
Kok dan nona Hwi Ling ini ditangkap!"
"Apa yang terjadi? Kim - taijin memberi
perintah apa?"
"Ada berita baru. Kim-m?? eng membuat
geger di istana. Kim-taijin melihat persekutuan
persekutuan rahasia yang membahayakan kaisar."1441
"Ah, si Tar-tar itu memang keparat! Dia ikut
campur? Ingin kubunuh dia kalau aku mampu!"
Beng Kwan mengerotkan gigi, mukanya
tiba-tiba beringas mendengar disebutnya nama
Kim-mou eng, kebenciannya meledak. Dan Hwi
Ling serta kakaknya yang juga geram mendengar
nama ini tiba tiba meng?pal tinju.
"Ya, kamipun ingin membalas kematian
ayah, paman. Kalau kepandaian kami tidak rendah
begini tentu sudah kubunuh si Rambut Emas itu!"
"Hm," Hek eng Taihiap mengerutkan
kening. Kalian salah, sam wi enghiong (sahabat
bertiga). Apa yang diperbuat Kim-mou-eng just?ru
harus membuat kita malu Pendekar sakti itu
kejatuhan getah, kalian salah paham."
"Salah paham apa? Dia membunuh


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suhengku. Beng-ciangkun tewas gara gara si
Rambut Emas ini!"
"Dan Kim mou-eng juga membunuh
ayahku, taihiap. Betapapun aku harus membalas
dendam untuk sakit hati ini!" Hwi Ling dan kakaknya
ikut berseru.
"Baiklah kalian terbakar emosi", Hek eng
Taihiap berkerut semakin dalam. "Tapi
sesungguhnya pendekar itu berjasa besar. Dari
dialah mula mula Kim taijin menaruh perhatian.
Gejala pemberontakan sudah mulai membayang,1442
Kim-mou-eng telah datang ke istana dan untuk
kedua kali memperingatkan kaisar. Kita harus malu
padanya karena salah dulu!" dan ketika temantemannya terbelalak dan heran memandang
pendekar ini maka Hek-eng Taisiap berkata,
"Saudara-saudara sekalian, tahukah
sebenarnya dari mana Kim-taijin mendapat
masukan?"
"Tentu saja darimu, bukankah kau yang
membantu kim tajin secara diam diam, Hek- eng
Taihiap?" Beng San kali ini bicara.
"Ya, tapi tahukah kalian dari mana aku
mendapatkan berita?"
"Tentunya kau cari sendiri!"
"Salah, aku tak akan bergerak kalau Kim
mou-eng tidak membuat keributan, sam-wi
enghiong. Bahwa dari tindakan pendekar itulah aku
baru mulai bekerja. Dan saudara Yu Bing banyak
memberi tahu padaku!"
Semua orang tertegun.
"Kalian tak mengerti? Baiklah kalian
dengar. Kim-mou-eng ternyata bersungguhsungguh bersama Sin piaw Ang - lojin dia
memberitahu pangeran mahkota akan rencana
pemberontakan itu. Mereka berdua melapor, tapi
tak dipercaya. Ang - lojin akhirnya terbunuh.
Pangeran Muda memang banyak memiliki andil.1443
Aku telah menangkap dan membekuk seorang
Pengkhinat untuk dihadapkan kim tajin sendiri.
Tahukah kalian siapa pengkhianat itu?"
"Siapa?"
"Cu-thaikam?"
"Ah....." Beng Kwan terkejut.
"Pembantu Pangeran mahkota itu?"
"Ya, dialah yang kutangkap saudara Beng.
Dan di hadapan Kim - tajn pembesar kebiri ini
berhasil kupaksa mengaku tentang rencana
pemberontakan itu" dan ketika semua temannya
terhenyak seakan tak percaya maka Hek-eng
Taihiap bicara lagi, "Sekarang keterangan Kim-mou
eng dapat dipercaya, sam wi enghong. Dan sebagai
bukti pertama besok kita akan menghadap
pembunuhan terhadap pangeran mahkota. Besok
pangeran mahkota akan berburu dan dia akan
dibunuh dan dikabarkan tewas diterkam harimau.
Kita harus bersiap-siap untuk menolong pangeran
ini?"
Beng Kwan melotot. "Kalau begitu kita
gagalkan rencana itu. Pengeran dapat diberi tahu
dan tak perlu berburu!"
"Tidak." Hek eng Taihiap justru
menggelengkan kepala. "Kim taijin tak
menghendaki pemberitahuan ini, saudara Beng.1444
Malah menghendaki agar rencana pembunuhan itu
tetap berjalan, tak perlu melapor!"
"Kenapa begitu?" Beng Kwan dan adikadiknya kaget. "Bukankah ini membahayakan
panger?n?".
"Karena itulah kita harus melindunginya,
saudara Beng. Kim-taijin tak ingin mengulang
kegagalan Kim-mou eng yang telah dua kali
dilakukan!"
"Apa maksudnya ini?"
Hek-eng Taihiap lalu menerangkan,
"Saudara Beng dan teman teman yang lain. Kalian
tentunya telah mendengar betapa dua kali laporan
Kim-mou-eng tak mendapat tanggapan
sebagaimana mestinya . Pangeran mahkota tak
percaya, kaisar juga tak percaya. Dan itu
disebabkan karena kaisar maupun pangeran
mahkota telah termakan omongan Pangeran Muda
dan ibunya, apalagi kebetulan Pendekar Rambut
Emas itu keturunan Tar tar. Hal ini menyulitkan
dirinya. Dan karena Kim Taijin tak mau mengambil
resiko dan menghadapkan Cu-thaikam yang telah
berkhianat maka Kim taijin menghendaki biarlah
rencana pembunuhan itu tetap berjalan dan
menimpa pangeran. Dengan demikian pangeran
mahkota terbuka matanya, tak perlu kita banyak
menerangkan lagi dan pangeran akan tahu sendiri1445
saja yang sebenarnya terjadi. Karena itu, begitu
besok sang pangeran berburu maka kita bersiapsiap melindunginya dari ancaman pembunuhan ini.
Baru setelah itu bukti-bukti berikut akan muncul
dengan sendirinya!"
Beng Kwan dan teman-temannya tertegun.
Sekarang mereka mengerti, memang telah
mendengar kegagalan Kim-mou-eng yang dianggap
pengacau. Tapi Beng Kwan yang teringat sesuatu
tiba tiba mengerutkan kening. "Tapi kami juga
mendapat berita baru. Bu ciangkun dan Cu
ciangkun besok akan menghadapi serangan
gelap!",
"Dari mana kalian tahu?
"Kami mendengarnya dari seorang
pembantu di dalam istana, taihiap. Jadi besok dua
kejadian sekaligus akan menggegerkan istana!
Bagaimana baiknya ini?"
Hek eng Taihiap mengerutkan kening.
"Kalau begitu berbahaya. Bu ciangkun dan Cuciangkun memang dikenal sebagai panglima panglima yang tak mau dibujuk. Mereka tetap setia
pada kaisar. Kalau begitu tenaga harus kita pecah
untuk menghadapi dua kejadian ini."
"Benar, tapi siapa yang akan menyerang
tiga panglima itu, saudara Beng?" Yu Bing tiba-tiba
bertanya. "Sebab kalau dihadapi dengan jalan1446
terburu-buru dan penyerang orang biasa-biasa saja
sebaiknya berita itu tidak perlu diperhatikan dan biar
Bu ciangkun maupun Cu ciangkun menghadapi
lawannya itu sendiri."
"Tidak, mereka adalah orang orang dari
kelompok Jit-mo Kang ouw. Kalau tidak salah
Siang-lo. adalah sepasang iblis cebol Hek - bong
m?!"
Beng Kwan menjawab, membuat orang
terkejut dan Yu Bing serta Hek eng Taihiap berobah
mukanya. Betapa pun nama sepasang iblis cebol itu
bukan nama sembarangan. Mereka tertegun dan
Beng Kwan serta adiknya tampak khawatir maka
Beng Kwi, orang termuda dari Sin-to Sam-enghiong
itu tiba-tiba bertanya,
"Dan di pihak pangeran mahkota sendiri,
siapa bakal pembunuh itu,taihiap?"
"Aku belum jelas, tapi katanya seseorang
yang juga lihai. Mungkin seorang atau dua orang
dari kelompo Jit m? Kang ouw juga!"
"Ah, kalau begitu kita harus mencari
bantuan. Kita bukan tandingannya!"
"Ya, sudah kupikir itu, saudara Beng Kwi.
Tapi dalam keadaan demikian dekat siapa yang
harus dicari? Waktu kita sempit, aku tak tahu siapa
yang dapat dimintai bantuannya. Kalau saja.."1447
"Kalau saja Kim-mou eng atau sumoinya
ada di sini!"
Yu Bing tiba tiba nyeletuk, mengejutkan
teman-temannya. "Tentu kita tak usah pusingpusing, sam-wi enghiong. Atau......"
"Sst...!" Hek eng Taihiap tiba tiba
berkelebat, menghentikan omongan Yu Bing karena
telinganya menangkap gerakan sesuatu di atas
sana. Yang lain tentu saja terkesiap karena gerakan
Pendekar Garuda Hitam itu tiba tiba sekali. Dan
ketika mereka mendongak dan Hek-eng Taihiap
m?ngeluarkan bentakan menjulurkan leng?n ke
atas tebing mendadak sesosok bayangan berseru
perlahan menangkis serangan Pendekar Garuda
Hitam itu.
"Dukk!" Hek eng Taihiap terpental turun,
berteriak t?rtahan dan berjungkir balik melayang ke
tanah. tentu saja mencelos karena kalah kuat. Tapi
begitu menginjakkan kaki melihat siapa yang
diserang tiba tiba pendekar ini berseru girang
disusul teman-temannya yang lain, terutama Yu
Bing.
"Pendekar Rambut Emas.....!"
Kim mou eng tersenyum kecil. Memang dia
yang diserang Hek - eng Taihiap ini,
memperdengarkan gerakan sedikit di atas sana tapi
sudah tertangkap oleh Pendekar Garuda Hitam ini.1448
Tahulah dia bahwa Hek - eng Taihiap ini memiliki
kepandaian paling tinggi, masih di atas Yu Bing.
Tadi sengaja mencoba dan kini dapat mengira ngira
kepandaian pendekar itu, laki laki gagah yang
simpatik dipandang mata. Dan ketika dia sudah
berada di tengah tengah kerumunan orang dan Hek
- eng Taihiap terbelalak memandangnya maka Kim
mou eng yang telah mendengarkan semua
percakapan di bawah buru buru menjura.
"Hek eng Taihiap, maafkan aku. Rupanya
kehadiranku ini mengganggu pembicaraan kalian!"
dan tersenyum memandang Sin to Sam-enghuong
pendekar ini bertanya, "Sam enghiong, apa kabar?
Kalian baik baik saja? Dan ini saudara Sin Kok dan
nona Hwi Ling. Mudah-mudahan tak marah dan
menyerang padaku lagi."
Semua orang tertegun. Kalau saja tak ada
H?k-eng Taihiap di situ mungkin kebencian dan
kemarahan Sin-to Sam ?nghiong ini tak akan
berkurang, begitu pula Sin Kok dan adiknya. Tapi
karena Pendekar Garuda Hitam telah memberitahu
mereka bahwa Kim mou-eng membantu pemerintah
dan urusan pribadi rupanya harus ditunda untuk
kepentingan yang lebih besar akhirnya Beng Kwan
dan dua adiknya menyambut masam, Sin Kok juga
begitu sementara Hwi Ling bersinar-sinar1449
"Kim mou eng, apa maksudmu datang
kesini? Kau mengintai pembicaraan kami?"
"Maaf," Kim mou eng menanggapi
omongan yang kurang ramah dari Sin-to Sam
enghiong ini. "Aku memang telah mendengar
pembicaraan kalian, sam wi enghiong. Tapi
percayalah aku tak bermaksud buruk."
"Dan kerjamu rupanya nguping!" Hwi Ling
melepas geram "Apakah begini sepak terjangmu
sehari-hari, Kim-mou eng?"
Tapi Hek eng Taihiap buru-buru menyela.
"Kim taihiap, apakah secara kebetulan saja kau
berada di sini? Mana sumoimu?"
Kim mou-eng menarik napas. "Sumoiku tak
ada di sini, dia kusuruh mengumpulkan anak buah
Seng piauw pang yang kocar kacir. Maaf, aku tak
sengaja melihat semuanya ini, Hek-eng Taihiap.
Aku berhenti karena melihat tertangkapnya saudara
Sin Kok dan adiknya itu. bermaksud menolong tapi
keduluan oleh Sin to Sam - enghiong ini dan dirimu
sendiri."
"Kalau begitu kau sudah lama?"
"Sebelum kedatangan Sin to Sam enghiong
ini"
"Ah, kalau begitu kau membuat malu aku.
Aku Telah menunjukkan kepandaianku yang tiada
guna!"1450
"Tidak, justeru kepandaianmu membuat
aku kagum, Hek-eng Taihi?p. Tapi yang lebih
mengagumkan lagi adalah kepatriotikanmu itu. Aku
benar-benar tak menyangka kalau kau tertarik
urusan pemberontakan ini!"
"Ah, yang kagum adalah aku, Kim taihiap.
Sebagai bukan orang Han kau memperhatikan
bangsa ini. Inilah yang lebih mengagumkan
dibanding aku. Kau pembela kebenaran sejati,
seorang pendekar tulen!"
( Bersambung Jilid XXIV.)
Koleksi Kolektor Ebook1451
Jilid 24
KIM-MOU-ENG tiba-tiba mengerutkan
kening. "Hek-eng Taihiap.....!"
"Maaf, kau sebut saja namaku, taihiap. Aku
orang she Siok namaku Gwan Beng." Hek - eng
Taihiap memotong, malu rupanya disebut "taihiap" (
pendekar besar ) oleh Kim-mou eng, Pendekar
Rambut Emas itulah yang pantas disebut taihiap.
Dan Kim-mou-eng yang tersenyum dapat mengerti
perasaan orang tiba-tiba tersenyum.
"Baiklah, kupanggil kau Siok-twako (kakak
Siok), Hek-eng taihiap. Aku sebenarnya sedih kalau
dianggap bangsa Tar-tar tulen. Aku memiliki juga
darah Han, ibuku orang Han. Kenapa orang harus


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menganggapku bangsa asing? Darah ayahku
rupanya memang lebih banyak mengalir ditubuhku,
tapi betapa pun aku juga merasa sebagai orang Han
karena ibuku bangsa Han. Karena itu jangan
merasa terlalu aneh kalau aku ingin menumpas
pemberontakan yang ingin mengacau
ketenteraman bangsa Han!"
Hek-eng Taihiap tert?gun, "Benar, kami
rupanya m?lukai perasaanmu, taihiap.Karena
rambutmu yang keemasan ini memang tak ada
dijumpai dalam bangsa Han."1452
"Karena itu kuminta janganlah kalian
menganggapku bangsa asing. Aku ingin membantu
kalian karena darah ibuku juga mengalir di tubuh
ku!"
"Baik, kalau begitu apa maksudmu
sekarang, taihiap?"
"Aku ingin membantu kalian. Aku telah
mendengarkan pembicaraan kalian. Karena itu,
kalau kalian tak menolak aku ingin menyelamatkan
pangeran mahkota sementara yang lain membantu
Bu-ciangkun.Bagaimana?"
Hek-eng Taihiap bersinar sinar matanya.
Tapi sebelum dia bicara mendadak Yu Bing
mendahului,
"Kim-taihiap, bagaimana kalau kau
menyelamatkan Bu-ciangkun dan Cu-ciangkun
saja? Katanya Hek - bong Siang lo m? ada di situ,
kami yang lain lain biar melindungi pangeran
mahkota!"
"Terserah," Kim-mou-eng tersenyum
tenang. "Aku hanya membantu, saudara Yu Bing.
Barangkali boleh juga begitu karena siapa tahu
pangeran mahkota lagi-lagi tak suka melihat
kehadiranku!"
"Ah, tidak!" Hek eng Taihiap berpikir lain.
"Justeru kehadiranmu menolong pangeran mahkota
dapat membersihkan kesan yang selama ini di1453
tangkap salah, Kim taihiap. Sebaiknya kau ditemani
seorang di antara kami menyelamatkan pangeran
itu. Itu sudah cocok!"
Kim-mou-eng tertawa: "Boleh juga,"
katanya. "Siapa yang akan menemaniku?"
"Sebaiknya saudara Sin K?k ini!" Sin Kok
terkejut. "Bagaimana, saudara Sin? Kau tak
keberatan menemani Kim taihiap bukan?" Hek-eng
Taihiap langsung saja bertanya, diam - diam punya
maksud agar permusuhan di hati pemuda itu
terhapus setelah nanti mengetahui sepak terjang
Pendekar Rambut Emas, tentu saja Sin Kok
bingung Tak segera menjawab. Dan ketika
pertanyaan diulang kembali dan pemuda itu tampak
bimbang tiba-tiba adiknya bicara
"Hek eng Taihiap, kenapa kakakku yang
dipilih? Aku tak biasa berpisah, dan lagi mungkin
seorang dari tiga paman Sin to S?m enghiong ini
lebih cocok, kepandaiannya lebih tinggi?"
Inipun taktik Hwi Ling. Gadis itu tahu
kakaknya tentu tak enak harus berdampingan
dengan Kim-mou eng, betapa pun ganjalan sakit
hati masih terpendam. Sekarang secara cerdik dia
mengajukan orang lain agar kakaknya tak terpilih.
Sin-to Sam. enghiong ditunjuk. Tapi karena Hek eng
Taihiap juga bukan orang bodoh dan usul Hwi Ling1454
itu jelas mengandung maksud akhirnya pendekar ini
tersenyum menggelengkan kepala.
"Nona, kakakmu lebih dikenal daripada Sin
to Sam-enghiong ini. Pangeran tent? lebih
mengenalnya daripada orang lain. Kim-mou eng
lebih baik bersamanya karena beradanya kakakmu
merupakan jaminan kepercayaan untuk menghapus
syak-wasangka di hati pang?ran. Kalau kau tak
biasa berpisah dengan kakakmu sebaiknya kaupun
ikut. Ini lebih bagus!"
Hwi Ling terkejut. "Kami berdua?"
"Begitu lebih baik, nona. Kami yang lain,
lima orang, akan menghadapi Hek bong Siang lo mo
itu . Tentu sanggup ditambah Bu - ciangkun serta
Cu-ciaogkun sendiri!"
Hwi Ling tak dapat berkutik. Dia malah
dimasukkan sekaligus bersama kakaknya, mereka
berdua harus mendampingi Pendekar Rambut
Emas itu, orang yang telah membunuh ayah
mereka! Tapi karena urusan pribadi jauh lebih kecil
dibanding urusan negara akhirnya Hwi Ling tak
menjawab dan diam melirik kakaknya, mengerling
pula ke arah Kim-mou-eng dengan mata bersinar
aneh. Mata yang tidak senang!
Dan ketika yang lain juga setuju dan Yu
Bing serta Hek eng T?ihiap akan menolong Buciangkun diperkuat Sin to Sam enghiong akhirnya1455
rombongan ini pecah dua . Senang tidak senang
Hwi Ling dan kakaknya harus ikut Kim mou eng.
Sungguh terlalu kalau mereka tak mau. Itu adalah
urusan bangsa mereka sendiri. Kim-mou eng yang
berdarah fifty - fifty saja memperhatikan
keselamatan bangsa mereka, masa mereka kalah?
Maka begitu rombongan dipecah dua dan masingmasing berangkat menuju tempat tujuan sendirisendiri akhirnya Kim-mou eng berpisah dengan Hek
eng Taihiap dan kawan-kawan.
Dan lucu perjalanan di kelompok Kim mou
eng ini. Hwi Ling dan kakaknya berjalan di belakang,
tak mau mendekat. Mereka satu kepala dua "tubuh".
Kim-mou-eng tersenyum saja dan tertawa pahit.
Diam diam memaki suhengnya karena perbuatan
Gurbalah dia mendapat getah ini. tak mau segera
memberi tahu kesalahpahaman dua kakak beradik
itu. Biarlah kelak Hwi Ling dan kakaknya tahu
sendiri. Dan ketika mereka memasuki kota raja dan
hampir memasuki pintu gerbang mendadak secara
mengejutkan Salima muncul.
"S?heng.......!" Kim-mou.eng tertegun. Dia
melihat bayangan sum?inya berkelebat, begitu
gembira sumoinya itu hingga langsung menubruk,
memeluk dirinya. Kim mou eng tentu saja jengah
karena Sin Kok dan Hwi Ling melihat pemandangan
itu. Dan ketika dia berbisik dan menyuruh sumoinya1456
melepas kan diri karena ada dua muda-mudi di situ
akhirnya Salima terbelalak dengan muka merah,
tiga Iaki laki muda juga muncul memberi hormat di
depan Kim-mou-eng.
"Suheng, ini tiga murid terlihai dari Seng
piauw-pang. Susah aku mencarinya, mereka hampir
tak kujumpai di markas yang telah kosong!" Salima
bi?ara, masih menunjukkan perhatiannya pada Kim
mou-eng, wajahnya berseri-seri. Hwi Ling cemberut
di kejauhan sana, sementara kakaknya bengong
memandang Salima, tampak kagum. Dan ketika tiga
murid Sin - piauw Ang lojin itu menjatuhkan diri
berlutut di depannya segera kim mou-eng menyuruh
mereka bangkit.
"Kalian tahu tugas masing-masing?"
"Kami tahu," seorang di antaranya mewakili
menjawab. Dan kami akan membalas kematian
guru kami, Kim Taihiap. Sungguh bantuan Sian
lihiap ini membesarkan hati kami!"
"Tapi kalian hanya bertiga?"
"Tidak, yang lain-lain sudah memasuki kota.
raja, suheng. Semua berjumlah empatpuluh orang.
Yang ini menunggu di sini menanti kedatanganmu.
Mereka membawa berita seseorang akan
membunuh pangeran mahkota. Minta pendapat apa
yang harus dilakukan!"1457
"Hm, kau sendiri bagaimana pendapatmu,
sumoi?"
"Aku sendiri masa bodoh. Biar pangeran itu
mampus. Toh kita selalu tak dipercayai"
"Tidak," Kim-mou-eng tersenyum.
"Pangeran harus diselamatkan, sumoi Dan berita itu
memang sudah kuketahui, kini aku membawa
teman."
Kim-mou eng menoleh ke belakang, Sin kok
dan Hwi Ling tiba-tiba melengos. Mereka enggan
maju, bahkan mundur seolah hendak menjauhkan
diri. Dan ketika Salima sadar dan memperhatikan
dua muda-mudi itu tiba-tiba gadis itu mendengus
dan membelalakkan mata.
"Siapa mereka? Kenapa angkuh amat?"
"Ah, mereka baik-baik, sumoi, putera puteri
mendiang Ang Bin Ciangkun. Bersikap begitu
karena mengira ayahnya terbunuh olehku, kau lngat
perbuatan Gurba suheng, bukan? Aku terkena
getahnya. Disangka membunuh ayah mereka. Tapi
jangan kau marah. Siang kiam low Yu Bing bertemu
aku di tengah jalan tadi bersama Hek-eng Taihiap.
Mereka diserahkan padaku untuk menghadapi
rencana pembunuhan pangeran mahkota. Tak perlu
kau cemberut."
Kim mou-eng yang lalu menceritakan
pertemuannya dengan Yu Bing dan lain lainnya tadi,1458
segera menjelaskan beradanya Hwi Ling dan
kakaknya itu, bahwa mereka diperbantukan untuk
menghadapi rencana pembunuhan pangeran
mahkota. Yu Bing dan Hek eng Taihiap sendiri
menuju tempat Bu ciangkun dan Cu ciangkun untuk
menghadapi Hek-bong Siang lo-mo, tiga orang
panglima itu juga menghadapi ancaman bahaya.
Dan ketika Salima mendengarkan dengan alis
dikerutkan tapi bibir tetap tersenyum mengejek
maka gadis ini mengangguk-angguk.
"Suheng. perbuatanmu benar benar tak
kepalang-tanggung. Kalau mereka diperbantukan
padamu sebaiknya mereka disuruh kembali saja
membantu Bu ciangkun. Bagaimana kalau kita
berdua menghadapi orang yang akan membunuh
pangeran mahkota itu?"
"Tidak," pendekar ini tak setuju. "Hek eng
Taihiap menghendaki dua kakak beradik itu tetap di
sini, sumoi, diperbantukan agar dikenal pangeran
mahkota. Kalau kita berdua jangan-jangan
pangeran mahkota tak percaya lagi."
"Hm, maksudmu agar pertolonganmu ini di
percaya pangeran mahkota? Mereka itu sebagai
orang yang dapat memberi keterangan?"
"Begitu yang dimaui Hek eng Taihiap,
sumoi. Dan kupikir pendapatnya inipun benar.
Tanpa mereka tentu pangeran mahkota akan1459
menyambut kita dengan sikap lain, meskipun kita
menyelamatkan pangeran itu!"
"Kalau begitu biar aku saja yang bersama
mereka!" Salima mendadak berkata. "Kau pergi
menghadapi H?k bong Siang lo m? itu!"
Kim mou eng terkejut. "Kenapa begitu?"
"Aku ingin membalas kelakuan pangeran
itu, suheng. Biar dia malu kalau nanti dia tahu
bahwa orang yang menolongnya adalah orang yang
Selama ini dimusuhi. Aku ingin memukul perasaan
pangeran itu!"
Kim-mou eng tertegun.
"kau tak setuju?" sumoinya mendadak
bertanya. "kau ingin..... hm, berdekatan dengan
gadis bernama Hwi Ling itu?"
Kim mou eng tersentak. Sekarang dia
menangkap apa sebenarnya yang dimaui sumoinya
ini, beradanya Hwi Ling itu membuat sumoinya tak
Senang, Cemburu! Dan ketika mata yang tajam itu
memandangnya penuh selidik dan Kim mou eng
dibuat kelabakan oleh pandangan ini akhirnya
pendekar itu tertawa tersenyum kecut.
"Sumoi, kau ini terlalu. Masa setiap gadis
yang dekat padaku harus kau sorot seperti itu? Hwi
Ling memusuhiku, tak mungkin dia berpikiran tidak
- tidak!"1460
"Tak usah memberi tahu. Aku wanita, jauh
lebih tahu darimu tentang perasaan wanita pula!
Sudahlah, kau menolak?"
Terpaksa Kim mou eng menggeleng. Dan
karena menolak bakal membuat ribut - ribut lagi
dengan sumoinya akhirnya Pendekar Rambut Emas
ini menahan tawa dengan perasaan gemas, Boleh
saja tugasnya diganti, dia tak keberatan. Tapi
karena yang bersangkutan harus ditanya dulu
maukah Hwi Ling dan kakaknya bersama sumoinya
maka Kim mou eng memanggil dua kakak beradik
itu, memberitahukan maksud Salima. Bahwa Salima
hendak menolong pangeran mahkota sementara
dia sendiri menolong Bu-ciangkun. Tugas diambil
alih. Hwi Ling dan Sin Kok tampak tertegun. Tapi Sin
K?k yang rupanya girang mendapat per?bahan ini
mendadak sudah herkata menganggukkan
kepalanya, melirik gadis Tartar yang diam diam
dikaguminya itu, matanya bersinar-sinar.
"Kami setuju, sama saja bagi kami."
"Bagus, kalau begitu kalian ikut sumoiku,
Sin Kok. Aku menyusul Hek-eng Taihiap membantu
Bu ciangkun." dan memandang sumoinya pendekar
ini berkata, "Sumoi, hati-hati. Aku pergi dulu. Nanti
kita bertemu lagi!" dan begitu sumoinya
mengangguk dan tersenyum aneh Kim mou eng


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudah berpindah pekerjaan menuju tempat Bu1461
cangkun. Hwi Ling dan kakaknya mengikuti Salima.
Putera Ang Bin Ciangkun itu tampak gembira
bersama gadis Tar - tar ini, adiknya mencibir
menowel lengan kakaknya itu, Sin Kok tersipu. Dan
ketika Salima berkelebat menyuruh kakak beradik
itu mengikutinya maka tiga m?rid Seng piauw pang
juga sudah diperintahkan untuk memanggil yang
lain-lain menuju hutan, membantu pangeran
mahkota yang katanya akan dibunuh.
*** Sebaiknya kita ikuti dulu sepak terjang Kim
mou eng. Pendekar ini telah mencari rombongan
Hek- eng Taihiap, bertemu dan tentu saja Hek eng
Taihiap dan kawan kawannya terkejut, bertanya
kenapa pendekar itu meninggalkan tugasnya, juga
di mana Hwi Ling dan kakaknya. Tapi setelah
pendekar itu mengatakan apa yang terjadi
mendadak Hek-eng Taibiap girang berseri-seri.
"Aih, sumoimu datang, taihiap? Dia
mengambil alih tugasmu? Bagus sekali, tapi tenaga
di sini menjadi berlebih lebihan. Bagaimana kalau
Yu Bing atau Sin-to Sam-enghiong membantu
sumoimu itu? Keselamatan Bu ciangkun memang
penting, tapi keselamatan pangeran Lebih penting
lagi!"1462
"Terserah kau, aku tinggal mengikut, Siok
Iwako. Siapapun bagiku sama saja."
"Kalau begitu bagaimana dengan Bing te (
adik Bing ) ini?"
"Aku sedia," Yu Bing mengangguk.
"Aku siap membantu siapa saja, twako.
Boleh di sini atau di sana."
"Kalau begitu kau saja membantu Sianli
lihiap. Biar aku bersama Sin to Sam enghiong di sini.
Bagaimana pendapatmu, Kim taihiap?"
"Boleh juga, tapi aku belum mengerti
bagaimana rencanamu."
"Aku ke gedung Cu-ciangkun, taihiap.
Sedang kau sebaiknya ke gedung Bu ciangkun. Aku
telah menghadap dua panglima itu dan memberi
tahu."
"Baik, kalau begitu kita berpisah. Dan aku
minta kalau penjahat itu lebih dulu datang di tempat
kalian sebaiknya beri tanda kepadaku. Aku akan
datang."
"Terima kasih. Kami mulai, taihiap. Dan biar
sekalian kuberi tahu kedatanganmu ini pada Bu
ciangkan!"
Hek-eng Taihiap girang, merasa tenaga
semakin kuat dengan adanya Pendekar Rambut
Emas itu. Betapapun yang akan dihadapi adalah
sepasang iblis cebol yang Lihai, Hek-bong Siang lo1463
mo yang sakti. Dan ketika malam itu mereka
menunggu dan masing masing berada di tempat
maka Kim-mou-eng berjaga di tempat Bu ciangkun.
Panglima Bu ini duduk bersandar kursi, jenggotnya
yang lebat tetap dipelihara. Ada kesan angker dan
berwibawa. Tubuhnya yang tinggi besar itu
menunjukkan kegagahannya, minum arak sendiri di
taman belakang. Tempat ini tidak begitu luas, tak
seorangpun pelayan menemaninya. Kim-mou eng
kagum. Panglima itu tidak tampak takut sedikitpun
juga, tidak bersenjata. Sekali kali bicara sendiri dan
tertawa sendiri, seperti orang mabok. Dan ketika
malam semakin gelap dan lima guci arak dihabiskan
panglima ini maka pada kentongan ke sepuluh
sesosok bayangan meluncur dan berlompatan di
atas wuwungan gedung yang tinggi. Kim mou eng
yang bersembunyi di puncak sebatang pohon
melihat bayangan itu, hanya seorang pendek dan
lincah seperti gerakan iblis. Segera dikenal karena
itulah Ji-lo mo, orang ke dua dari Hek bong Siang lomo. kim-mou eng terdetik karena pikirannya yang
cerdas segera menduga tentu twa lomo lagi di lain
tempat. Rupanya dua iblis itu memecah tugas
masing-masing, karena jarang Siang lo-mo
(sepasang iblis ) ini berpisah. Dan ketika bayangan
itu dekat dan tiba serta melompat turun di taman1464
maka Ji-lo-mo, benar orang itu, tertawa menghadapi
Bu-cangkun yang tenang tenangan saja
"Orang she Bu, Giam-lo - ong (Malaikat
Ma?t ) datang menjemput nyawamu!"
Bu-ciangkun bangun berdiri. Panglima
tinggi besar ini tidak terkejut, sudah tahu dan Ji lo
mo tampak heran. Tak tahu kalau panglima itu
sudah mengetahui rencananya. Dan ketika iblis
cebol itu tertegun mengerutkan kening mendadak
panglima tinggi besar ini tetawa bergelak,
menimpali suara lawan.
"Setan cebol, kau Ji-lo-mo atau Twa-lo-mo?
Mana saudaramu? Kau mengantar nyawa?"
Iblis ini terbelalak. Kau bicara apa? Kau
mabok? Aku Ji lo mo, saudaraku ada dilain tempat "
"di gedung Cu ciangkun?"
"Eh, dari mana kau tahu?"
"Ha ha, aku punya telinga dan mata, Ji-lo
mo. Tak perlu kau heran karena kedatanganmu
inipun telah kuketahui! Kau mau membunuhku,
bukan? Majulah, kau boleh b?nuh aku kalau bisa.
Kalau tidak justeru aku akan menangkapmu dan
menuntut pertanggungjawaban pada orang yang
menyuruhmu?"
Panglima tinggi besar itu bersiap-siap,
kedua tangannya terjulur ke depan dengan suara
berkerotok. Itulah Kang jiu kang ( Tenaga Tangan1465
Baja ) yang khusus dipunyai panglima ini, Ji lo mo
terbelalak dan mundur selangkah. Tapi begitu sadar
tertawa aneh iblis cebol ini mendadak terkekeh.
"Bu ciangkun, omongan apa yang kau
katakan ini? Kau bilang kalau aku bisa
membunuhmu? Ha - ha, tentu bisa, panglima
brewok. Aku tak mungkin gagal kalau hanya bendak
membunuhmu. Lihat!" dan iblis ceb?l itu yang
berkelebat ke depan mencengkram lawan tiba-tiba
menyerang tenggorokan panglima itu, tubuhnya
mencelat ke atas karena tinggi badannya hanya
setinggi perut panglima Bu, tentu saja di harus
meloncat dan dari tangannya sudah menusuk ke
depan. Tapi Bu-ciangkun yang waspada dan
mengelak ke kiri tiba-tiba menggerakkan lengannya
yang berkerotok.
"Dukk!" kang jiu-kang bertemu lengan kecil
iblis cebol itu. Menurut patut iblis cebol itu yang
har?s terbanting, lengannya kalah besar oleh
lengan Bu-ciangkun yang berotot. Tapi ketika
teriakan terdengar dan seorang dari mereka
terpental mundur ternyata Bu ciangkun yang roboh
dan terpelanting ke tanah.
"Bruk!" panglima itu terguling-guling. Bu
ciangkun kaget dan melompat bangun, matanya
membelalak. Dan Ji-lo mo yang terkekeh kekeh1466
melihat panglima itu tiba - tiba berkelebat maju
kembali.
"Bagaimana, kau dapat menahanku, Bu
ciangkun? Aku tak dapat merobohkanmu? Biar kau
gorok leher sendiri kalau begitu, ha .ha!" dan iblis
cebol yang sudah menyerang dan menusuk
panglima itu dengan kesepuluh jarinya yang tajam
akhirnya membuat panglima ini kalang kabut
melempar tubuh ke sana - sini. Kang jiu kangnya
sungguh tak berdaya menghadapi sinkang lawan
yang lebih kuat. Tangkisannya selalu mental, iblis
itu tertawa tawa. Dan ketika Bu ciangkun
membentak mainkan Kang jiu Sin hoatnva ( Silat
Tangan Baja ) tapi selalu tertolak oleh angin pukulan
lawan akhirnya panglima ini terdesak dan pucat
mukanya. D?n Ji lo mo terkekeh . kekeh. Dia tidak
segera membunuh panglima itu,
mempermainkannya dan berkali-kali mengejeknya
dengan kata kata menyakitkan. Sungguh Buciangkun bisa mati dengan mata tak meram,
panglima itu harus mengakui kesaktian lawan yang
jauh di atas dirinya. Dan ketika panglima itu mundur
mundur dan lawan mulai menekannya dengan ketat
akhirnya panglima ini menyambar guci kosong
mainkan ilmu silat guci yang membuat guci itu
mengaung-ngaung.1467
"Ha ha, kau pandai ilmu silat lain?
Bagus,aku lebih senang mempermainkanmu,
ciangkun. Biar lebih lama sedikit kau dicekam
ketakutan!" Ji-lo mo malah terbahak, geli tapi
menangkis dan melanjutkan serangannya, Guci pun
ditolaknya mental, satu ketika malah pecah. Bu
ciangkun menyambar yang lain tapi guci itupun
pecah kembali. Lima guci kosong sudah habis
dipakainya sebagai senjata. Betapapun ilmu
silainya memang kalah jauh, Ji lo-mo adalah
seorang dari Tujuh Iblis Dunia Kang ouw. Dan ketika
panglima itu memaki-maki tapi tidak gentar
sedikitpun juga menghadapi ancaman kematian
maka Ji lo mo menyuruhnya memanggil pengawal.
"Bu - ciangkun. panggil pengawalmu. Suruh
sekalian membantumu!"
"Tidak!" panglima itu menjawab gagah.
"Kalau aku mati biar mati sendiri, iblis busuk . Aku
tak suka mengorbankan orang lain untuk
menyelamatkan jiwaku!"
Kalau begitu kau mati tak enak. Tak ada
teman di perjalanan ke alam baka!"
"Persetan ejekanmu!" dan panglima itu
yang tetap mempertahankan diri dengan mata
mendelik merah dan terus bertahan tapi terhuyung
huyung akhirnya mulai menerima tamparan dan
pukulan si cebol, jatuh tapi melompat bangun lagi,1468
terbanting dan berdiri lagi untuk akhirnya menjadi
bulan bulanan iblis cebol ini. Ji-lo mo terkekeh
gembira. Kim-mou eng yang mengintai di atas
menjadi kagum bukan main pada panglima ini.
Ternyata Bu ciangkun seorang laki-laki gagah,
memang tak salah kalau kaisar memilih panglima ini
sebagai pembantunya. Dan ketika Ji lo mo terbahak
Dewa Arak 68 Biang-biang Iblis Pendekar Mabuk 054 Kipas Dewi Murka Antara Benci Dan Rindu Karya Ida Farisya

Cari Blog Ini