Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 18

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 18


tangan masing-masing hancur. Mereka lekat dan saling
cengkeram, sudut bibir mereka mengalirkan darah.
Keduanya terluka, menerima runtuhan atap
dan genting hingga tubuh keduanya terselimut debu.
Salima menjerit. Dan ketika keduanya bergoyang dan
masih saling cengkeram mendadak keduanya roboh
dan..... ambruk di tanah.1556
"Suheng......!"
"Kimsan....."
Dua suara ini hampir berbareng keluar dari
mulut yang lain. Mo ong dan Bin-kwi pucat melihat dua
bayangan menubruk jatuhnya dua pemuda sakti itu.
Mereka tergetar, jatuh terduduk dan ngeri melihat
kesudahan hasil pertandingan ini. Kim-mou eng dan
suhengnya sama sama terluka. "Tapi ketika mereka
melompat bangun melihat siapa bayangan kedua yang
menubruk Kim-mou-eng itu tiba-tiba keduanya
terbelalak berseru berbareng,
"Cheng-bin Yu-lo.....!"
Memang benar. Orang ke dua ini adalah Chengbin Yu lo. kakek bermuka hijau yang merupakan paman
Kim-mou-eng!. Mo-ong dan Bin kwi t?rbelalak karena
iblis itu menolong Kim-mou-eng. Tapi ketika melihat
Salima tersedu dan menolong suhengnya membelakangi
mereka mendadak Mo-ong mengedip memberi tanda
pada temannya,
"Bin kwi, serang gadis itu!" Mo-eng sudah
berkelebat, meluncur maju tangannya terjulur menotok
Salima. Bin.kwi juga menyusul menyambar pula. Duaduanya bergerak untuk mendapatkan hasil meyakinkan.
Kalau Salima menangkis tentu yang lain dapat
membokong. Gadis itu pasti roboh. Tapi ketika dua
serangan menuju Salima dan Salima terkejut oleh1557
bokongan ini mendadak Cheng-bin Yu-lo menggereng
menangkis mereka.
"Plak-dukk!" Cheng-bin Yu-lo mencelat. Mo ong
dan Bin kwi tergetar terdorong mundur, tentu aja
mereka mengumpat, marah. Dan Salima yany membalik
mengutuk dua iblis itu tiba tiba mencabut benderanya
berseru gusar,
"Mo-ong, kau iblis licik. Di mana - mana kau
selalu berbuat curang..... tar!" bendera dikebut, Salima
melompat maju dengan muka merah padam. Saat itu
Hek . eng Taihiap dan lain-lain maju membantu.
Selesainya pertandingan Kim mou - eng dengan Gurba
membuat mereka sadar, takjub disamping ngeri. Tapi
ketika mereka mengepung iblis itu dan Cheng-bin Yu-lo
melompat bangun maka sesosok bayangan lagi lagi
muncul.
"Suhu, kau tak apa-apa ?"
Salima dan Hek eng Taihiap tertegun. Mereka
melihat Yu Bing muncul, berlutut di samping suhunya
penuh kekhawatiran. Tapi Cheng-bin Yu Jo yang
menyeringai tertawa serak justeru mendupak muridnya
ini. "Kau bangunlah, suhumu tak apa-apa!"
Yu Bing girang. Dia lega melihat gurunya benar
tak apa-apa, rupanya hanya terpental saja oleh pukulan
yang seharusnya menyerang Salima. Dan Cheng bin Yu lo1558
yang sudah terhuyung menghampiri orang orang itu
berkata parau pada Mo ong dan Bin-kwi, "Mo ong, kalian
tak dapat keluar lagi". Sahutnya menyeringai.
Mo ong tertawa, "kau gila? Biarkan yang kita
hadapi hanya gadis ini bersama teman temannya yang
tak berdaya? Kau dan Bin - kwi dapat mengusir yang lain,
Yu lo. Sementara aku akan merobohkan sumoi Kim moi
eng ini!" lalu teringat peristiwa tadi Mo-ong menegur,
"Kenapa kau menangkis pukulan kami?"
"Heh heh, Yu lo bergoyang ke kiri kanan. "Aku
menangkis pukulan kalian karena kali ini muridku
merengek-rengek, Mo-ong.ia akan kutangkap tapi tak
ingin kubunuh!"
"Apa? Kau membantu musuh?"
"Muridku merengek rengek, terpaksa sekali.
Dan kalian membuat keponakanku hingga dia terluka."
"Keparat, tapi kau termasuk seorang diantara
Jit mo Kang-ouw, Yu-lo. Kau rekan bukannya lawan!" Mo
ong kaget, melotot dan marah pada Cheng bin Yu lo
karena kedatangan kakek itu sungguh tak disangka kalau
bakal memusuhi mereka. Cheng bin Yu lo memang
kurang ajar! tapi kakek muka hijau yang berwatak aneh
ini ganda tertawa saja, maju dengan lengan terbentang
di kanan kiri tubuhnya sementara Mo ong dan Bin kwi
jadi semakin terbelalak. Rekan mereka ini bersungguh1559
sungguh. Dan ketika mereka sudah berhadapan dan Binkwi marah tiba-tiba Yu Bing berseru dari belakang,
"Suhu, tubruk saja. bunuh mereka itu?"
Cheng-bin Y?-lo terkekeh. Dia sudah menubruk
Mo-ong. lawan yang lebih dekat. Tapi Mo ong yang
mengelak dan membalas dari samping tiba-tiba
mencengkeram kepala lawan, disusul ol?h Bin-kwi yang
jadi gusar melihat rekan sendiri tiba-tiba membelot,
melepas pukulan sinkang menghantam panggung si
kakek bermuka hijau. Dan ketika Yu - lo membalik dan
menangkis dua tangan itu maka kakek ini terpental.
"Des-dess!"
Tiga orang itu segera mengadu kepandaian.
Mo-ong dan Bin-kwi berteriak mengeroyok bekas Teman
ini, yang lain terpaksa mundur karena tiga kakek itu
sudah berkeletatan serang - menyerang. Tapi melihat Yu
- lo terdesak dan kakek itu tak dapat menahan keroy?kan
tiba - tiba Salima melengking menerjang Mo-ong, inilah
yang memang diharap Yu Bing.
"Yu-lo, serahkan Mo-ong padaku!" dan Salima
yang sudah menyerang kakek muka singa itu dengan
kebutan benderanya disusul pukulan Tiat lui-kang tibatiba menyerbu dan menguak pertempuran itu menjadi
dua, Segera berkelebatan dan menghujani kak?k iblis ini
dengan tamparan dan tendangan, bertubi-tubi hingga
Mo-ong menggereng, menangis tapi serangan bendera1560
menyambar, membuat Mo-ong sibuk dan mengelak ke
sana ke mari. itulah keistimewan Salima di samping
pukulan Petirnya. Dan ketika lawan terdesak dan
kewalahan menghadapi serangannya maka pelipis Moorg terkena ujung bendera dan kecapretan jari Salima.
"Prat-dess!"
Mo-ong meraung. Dia bergulingan menjauhkan
diri maklum lawan yang inipun tak kalah berbahayanya
dibanding Cheng bin Yu lo. Dan ketika Mo ong melompat
bangun dan dikejar serangan lagi maka Mo ong
mengeluarkan kipasnya menangkis bendera dan pukulan
Petir.
"Plak-plak!"
Keadaan sekarang berimbang. Mo ong dapat
mempertahankan diri dan balas menyerang, Salima
memekik dan coba menekan. Tapi karena Mo-ong bukan
lawan sembarangan dan kakek iblis ini termasuk seorang
dari Jit To Kang-ouw maka tekanan dan pukulan Salima
tertahan di udara sementara kakek iblis itu mencari
kesempatan untuk merobohkan lawannya juga.
Dan pertempuran berjalan seru, masing-masing
sama sengit dan ingin mengalahkan yang lain. Mo-ong
sudah mengeluarkan Hek-sai-mo-hoatnya untuk
menandingi Tiat lui-kang. Ledakan ledakan petir itu
ditahannya dengan ilmu silatnya ini. Dan ketika bendera
juga menyambar-nyambar dan dihadapi kebutan kipas1561
yang tak kalah hebat maka pertandingan benar-benar
menjadi seru dan ramai bukan main.
"Yang lain harap mundur, jauhi arena
pertempuran....!" Hek eng Taihiap sudah berseru,
melihat pertempuran kian hebat dan menegangkan. Ada
keinginan di hatinya untuk membantu Salima atau
Cheng - bin Yu-lo, tangan sudah terasa gatal. Tapi
melihat jalan ke situ tertutup oleh angin pukulan sinkang
dan sulit rasanya orang menerobos ke tengah akhirnya
Pendekar Garuda Hitam ini menonton dengan menahan
napasnya, sama seperti yang lain karena pertempuran
itupun tak kalah menariknya dengan Kim mou-eng dan
suhengnya tadi. Hek-eng Taihiap mendadak teringat,
menoleh dan sudah melihat Yu Bing Serta Bu ciangkun
menolong Pendekar Rambut Emas, dia pun melompat
dan menolong pendekar itu Gurba dibiarkan. Raksasa
tinggi besar itu telentang dengan muka pucat, tiba tiba
dihampiri Cu ciangkun dan panglima ini berbisik kepada
seorang pengawal, diam diam tanpa diketahui orang lain
menangkap dan membawa raksasa itu entah kemana.
Tapi melihat Kim mou eng tak dapat disadarkan juga dan
pertolongan mereka sia-sia maka, Yu Bing mengeluh
melepaskan tangan.
"Tak ada yang sanggup mengobati di antara
kita. Lukanya cukup berat, hanya Salima yang mungkin
dapat menolong suhengnya ini."1562
"Tapi gadis itu sedang bertempur. Apa yang
harus kita lakukan?"
"Bawa dulu Kim-taihiap ke dalam, Bu ciangkun.
Nanti Salima menolong suhengnya. Ini membutuhkan
bantuan sinkang untuk disalurkan ke tubuh Kim taihiap.
Di antara kita tak ada yang kuat memberinya, salah salah
terhisap dan mati sendiri!"
Kim-mou eng lalu dibawa ke dalam. Sin to Sam
enghiong yang menjaga pendekar ini, di tempat aman di
kamar rahasia pangeran mahkota. Yang lain lain kembali
menonton pertempuran empat orang itu. Dan ketika
pengawal dan orang-orang yang berkepandaian rendah
pusing mengikuti jalannya pertandingan karena yang
bertempur sudah bergerak cepat membentuk gulungan
naik turun maka di pihak Cheng bin Yu lo dan Siauw bin
kwi ada penyelesaian. Pertandingan di pihak ini tak kalah
dahsyat. Yu lo dan Bin - kwi memasuki tahap serius.
Berkali-kali iblis Muka Ketawa itu memaki, membentak
dan menangkis serta membalas pukulan lawan dengan
pukulan sinkang. Dua duanya tak mau kalah sementara
Bin-kwi cemas melihat kepungan begitu ketat, susah
rasanya melarikan diri kalau dia terluka. Yu-lo ini benarbenar konyol . Dan ketika pukulan beradu pukulan dan
sinkang bertemu sinkang maka Yu-lo mengeluarkan
Cheng-tok jiunya (Tangan Racun Hijau) yang1563
menggelisahkan Bio kwi, di saat pertandingan mulai
memuncak.
"Piak lak!" Siauw-bin kwi terkejut. Saat itu dia
menangkis pukulan lawan, dua lengan bertemu dan
lengan Yu-lo mengeluarkan uap kehijauan, menempel
dan menimbulkan rasa gatal di lengannya sendiri.
Sungguh dia terkesiap. Dan ketika dia
menangkis lagi dan kini rasa pegal ikut mengganggu
maka Bin - kwi berteriak memaki lawannya itu "Yu lo, kau
rupanya benar benar mengajak bertanding sampai
mampus?"
"Heh heh, tak ada yang mampus kalau kau
menyerah, Bin kwi. Atau pergi saja kalau kau mampu!"
"Keparat, kau tua bangka tak kenal solider!"
Siauw bin kwi menangkis lagi, kali ini mengusap
lengan dengan minyak yang anyir, pukulan lawan
meleset dan hawa beracun tidak menempel seperti tadi.
Cheng bin Yu lo bertegun. Dan ketika lawan berkelebat
membuka mulut tiba - tiba puluhan paku menyambar
muka kakek bermuka hijau ini.
"Aih, paku Toat beng kut ( Tulang Penyambar
Nyawa )"
Cheng-bin Yu lo berteriak, mengibas dan
mengusir paku-paku berbahaya itu, yang entah
bagaimana dapat disemburkan lawan mirip ular
menyemburkan bisa. Dan persis dia merontokkan paku1564
paku ini ke tanah maka Siauw bin. kwi sudah menyelinap
melepas satu tendangan tinggi ke rahang lawan.
"Plak!"
Cheng-bin Yu lo mencengkram, kaki ditangkap
tapi Bin-kwi melejit, tangan lawan dipakai sebagai batu
loncatan untuk melenting tinggi, kaki yang lain bergerak
memutar menendang telinga lawan. Serangan itu
memutar dengan gerak luar biasa di tengah udara begitu
cepat, Dan ketika Yu lo terperangah dan menggerakkan
tangan satunya mendadak lawannya ini meluncur turun
dan.... menumbukkan kepalanya ke ubun-ubun Y? lo.
"Aih Tiat-thouw-kang ( Serudukan Kepala Basi )
!" kakek muka hijau itu menghentikan tawanya, lawan
sudah di atas dan tak mungkin dia mengelak. Dan karena
jalan satu satunya adalah mengadu kepala dengan
kepala sementara Cheng bin Yu lo juga mengerahkan
Cheng-tok-jiunya untuk mencengkeram leher Siauw-binkwi yang menukik dengan kepala di bawah itu juga
menggerakkan kedua tangan menyambut pukulan
Cheng tok jiu ini.
"Duk-plak!"
Benturan itu membuat dua kakek ini
terbanting. Kepala mereka saling tumbuk, Cheng bin Yu
lo mengeluh tangan mereka saling tangkap masing
masing tak dapat melepaskan diri karena Tiat-houw king
membuat kakek muka hijau kesakitan. Kulit kepalanya1565
terkelupas sementara Cheng-tak jiunya mencengkeram
tangan Siauw-bin kwi. licin tapi tepat diperut hingga
Siauw bin kwi tak dapat melepaskan diri. Dua duanya
terbanting. Dan ketika dua kepala masih saling
menempel dan keduanya berkutat di atas tanah maka
dengan bentakan nyaring Cheng bin Yu lo memasukkan
hawa beracun dari Cheng tok jiunya lewat kepala!
"Augh!"
Siauw bin kwi merasa seperti dibakar.
Sebenarnya Tiat thouw kang yang dia miliki itu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan ilmu terakhir. Dengan kepalanya itu dia
dapat menumbuk pecah sebuah batu kali yang besar.
Tapi karena lawan yang dihadapi adalah setingkat dan
sinkang Cheng bin Yu lo dapat menahan tumbukan itu
kecuali kulit kepalanya saja yang tak tahan digesek iblis
Muka Ketawa ini maka Yu lo membalas dengan
memasukkan hawa beracun Cheng tok lewat ubun ubun
Bin kwi maka terjadi teriakan kaget di pihak setan Muka
Ketawa ini.
"Keparat!"
Bin kwi jadi marah. Kepulan uap hijau yang
keluar dari kepala lawan memasuki kepala sendiri segera
ditahan. Masing masing mengadu kepala mengerahkan
sinkang. Lucu kali ini. Dua duanya seperti jangkerik
beradu. Pantat menungging dan kepalapun dorong
dorongan kedua tangan saling cengkeram dengan tubuh1566
sejajar di atas tanah. Pertandingan yang tak lagi cepat
melainkan dapat ditonton dengan jelas Uap putih dan
hijau diatas kepala masing masing. Tapi ketika terdengar
suara berkeratak dari kepala keduanya dan Bin kwi
maupun Yulo maka orang melihat lobang telinga
keduanya mencucurkan darah.
"jahanam kau Yu Lo keparat kau ...."
Yu lo menyeringai Bin kwi masih saja
mengucapkan beberapa kata makian , setelah itu diam .
seorang pengawal bersorak melihat pertandingan aneh
ini gatal tangannya, meloncat menusuk pantat Bin kwi.
Dikiranya sekali tusuk iblis itu bakal tewas. Tapi ketika
tombak menyambar dan Hek - eng Taihiap berseru
mencegah mendadak tombak itu patah dan pengawal
inipun menjerit roboh terpelanting menimpa tengah
tengah pertempuran adu sinkang itu.
"Krak!"
Pengawal ini pecah tengkoraknya. Orang
menjadi ngeri melihat pengawal itu roboh bermandi
darah. Kiranya Bin-kwi tak dapat dibokong karena
getaran sinkang kakek itu melindungi dirinya, dari
manapun orang menyerang. Dan ketika dua orang itu
kembali berkutat dan Bin-kwi maupun lawannya samasama mengerahkan tenaga terakhir tiba-tiba Yu lo
menggereng dan Bin-kwi membentak.
"Kret?k!"1567
Suara ini lebih mengerikan lagi. Orang melihat
Yu lo mencelat, dua orang itu sekarang terlep?s. Bin-kwi
terhuyung dan roboh mendelik. Yu lo kebetulan
menimpa Mo ong yang sedang bertanding dengan
Salima, mengeluarkan kekeh aneh dan langsung
menangkap lawannya itu. Saat itu Mo ong sedang
menangkis bendera dengan kipas, tentu saja terkejut.
Dan ketika Yu lo mencengkeram kepalanya dan Mo ong
kaget tahu tahu jari kelingking kakek ini mencoblos mata
kanan Mo-oong.
"Augh!"
Mo-ong mengeluarkan teriakan tinggi. Kipas di
tangan yang sedianya menangkis bendera sekonyong kayong menyambar Yu-lo, tertutup dan membentuk
benda kaku yang menusuk leher kakek muka hijau itu.
Kesakitan yang sangat membuat iblis ini lupa diri. Yu lo
terkekeh kekeh di atas kepalanya, sebelah tengkoraknya
sudah retak beradu sinkang dengan Bin kwi tadi. Dan
begitu kipas menutup dan menyambar kakek ini tahu .
tahu Yu lo menggorok dan terbanting roboh. Tewas
seketika itu juga. Tapi bendera Salima yang lolos dan
menderu ke depan tiba tiba mengenai dada Mo-ong,
disusul pukulan Petir yang menghantam kening iblis ini.
Mo - ong terjungkal dan mengeluh melontarkan darah.
Gangguan Yu lo benar -benar membuat dia celaka. Dan
ketika Mo-ong bergulingan dan berteriak tertahan tahu1568
- tahu iblis yang buta sebelah matanya ini melompat
bangun melarikan diri. Dan saat itu Bin-kwi yang tertatih
- tatih juga meledakkan granatnya, keadaan menjadi
kacau dan Mo-ong sudah menyambar temannya itu. Bin
kwi juga retak tulang kepalanya, adu sinkang tadi
membuat keadaannya tak lebih baik dibandiog Yu-lo.
Dan begitu dua orang itu melompat kabur maka Salima
berteriak marah menghindari ledakan granat dan asap
tebal.
"Kejar, tutup kepungan dengan rapat....!"
Namun pengawal tak ada yang sanggup
melaksanakan perintah ini. Mo ong sudah
menggerakkan lengannya berkali-kali, para pengawal
terlempar dan berpelantingan tak keruan. Iblis itu
mencari jalan berlindung di balik asap. Dan ketika
semuanya kalut dan asap nenipis kembali ternyata dua
orang itu telah lenyap meninggalkan pertempuran.
Salima membanting kaki. "Keparat, Mo-ong s?dah
terluka. Tak mungkin dapat pergi jauh!"
Tapi Hek-eng Taihiap tiba-tiba menghampiri.
"Lihiap, suhengmu terluka. Sebaiknya dilihat dulu
daripada mengejar iblis-iblis itu tadi."
Salima teringat. Dengan penuh kecewa dia
mengikuti Pendekar Garuda Hitam ini, tapi melihat Yu-lo
tewas dan Yu Bing mengguguk tiba-tiba gadis ini
terteg?n, berhenti sejenak dan menghibur pemuda itu.1569
Kematian Yu lo cukup mengerikan. Lehernya tembus
sementara tengkoraknya r?tak. Dan ketika dia
melanjutkan langkah dan Hek-eng Taihiap termangu
mendadak dia teringat pula pada twa-suhengnya, Gurba.
"Mana twa-suheng?"
"Dibawa Cu-ciangkun. Nanti dapat kita
tanyakan kalau ji-subengmu sudah kau tolong."
Salima mengerutkan kening. Memang Kim mou-eng baginya lebih penting daripada suhengnya
tertua itu. Betapapun rasa tidak puas dan benci
membuat Salima tak suka pada Gurba, langkahnya
dilanjutkan kembali dan akhirnya dia tiba di dalam.
Keributan para pengawal tak dihiraukannya lagi. Salima
melihat Sin-to Sam-enghiong menjaga suhengnya itu,
pangeran mahkota juga ada di sana, bahkan didampingi
Kim-t?ijin. Dan Salima yang masuk dengan sikap tergesa
segera disambut pangeran mahkota yang cemas
mengerenyutkan kening.
"Lihiap, suh?ngmu tak dapat kami tolong. Tabib
istana telah memberinya obat namun belum sadar juga.
Mungkin kau dapat menyelamatkannya."
Salima memeriksa suhengnya. Tubuh yang
pingsan itu hampir tak bernapas, denyut nadinya lemah.
Salima terisak. Dan karena maklum keadaan cukup
mendesak dan dia harus menolong suh?ngnya itu maka
Salima minta semua orang keluar, duduk dan sudah1570
menempelkan lengan di dada suhengnya, mengalirkan
sinkang karena keadaan suhengnya memang gawat. Uap
mengepul memasuki tubuh Kim mou-eng, uap sinkang
yang penuh tenaga mujijat. Dua jam Salima memeras
keringat menolong suhengnya itu. Dan ketika tubuh
suhengnya mulai bergerak dan Salima membuka mata
maka pelupuk suh?ngnya bergerak-g?rak. Kim-mou eng
sadar.
"Suheng, kau dapat menangkap suaraku?"
( Bersambung jilid XXVI. )
Pendekar Rambut Emas Jilid 25- Batara
Koleksi Kolektor Ebook1571
"PENDEKAR RAMBUT EMAS"
Karya : Batara
Jilid XXVI
* * * KIM MOU ENG layap layap. Pendekar ini
mengeluh merasa dadanya sesak, Salima menggerakkan
tangan satunya menekan bagian ini, hawa hangat segera
mengalir dan Kim-mou-eng membuka mata. Perasaan
sakit hilang, meskipun sejenak. Dan begitu mata
bertemu pandang dengan sumoi nya mendadak
pendekar ini bangkit duduk dengan tubuh gemetar.
"Sumoi, mana suheng?"
Salima mengerutkan kening: Pertanyaan
suhengnya tentang Gurba membuat ia tak senang,
Salima tak menjawab. Dan ketika suhengnya
mencengkeram lengannya dan bertanya dengan suara
menggigil tiba - tiba di luar terdengar suara ribut-ribut.
Api tiba-tiba berkobar di luar gedung, cahaya kemerahan
menjulang tinggi disusul teriakan teriakan kacau. Para
pengawal dan orang-orang istana gaduh. Salima
mendengar adanya kebakaran dan serbuan dari orang
orang tak dikenal. Dan ketika Salima tertegun dan Kim1572
mou-eng terbelalak maka pangeran mahkota muncul
diiringi Kim-taijin, tergesa gesa.
"Lihiap, pemberontak mulai beraksi. Pasukan
Tartar di luar kota raja mulai meny?rbu!"
Salima malompat bangun. "Apa yang hendak
paduka lakukan?"
"Menyelamatkan sri baginda, lihiap.", Kim taijin
mendahului. "Kami hendak menyingkir dan minta lihiap
menguasai pasukan Tar-tar itu!"
"Siapa yang memimpin mereka?"
"Katanya Siga dan Bora. Mereka telah
mendengar robohnya twa-suhengmu itu di sini!"
"Keparat!" Salima mengepal tinju, bingung
memandang suhengnya. Tapi bagaimana dengan
suhengku ini? Dia belum sembuh, perlu banyak
beristirahat!"
Dan belum Kim-taijin menjawab atau pangeran
mahkota mengeluarkan suara mendadak Bu-ciangkun
muncul, bergegas, pucat mukanya.
"Pengeran, ibunda selir lenyap. Beberapa
pengawal melihat bayangan Siauw.ongya dan Tok gan Sini!"
"Ah, ke mana mereka?"
"Memasuki istana, pangeran. Cu ciangkun
mengejar dan coba menghadang. Kita kekurangan
tenaga pandai!"1573
Pangeran ini pucat. Saat itu ditempat mereka
yang bisa diandalkan hanyalah Salima, Kim-mou-eng
terluka dan hanya gadis itulah satu-satunya yang dapat
dipercaya. Dan ketika mereka tertegun dan bingung
mencari akal mendadak seorang pengawal datang
berlari - lari menjatuhkan diri berlutut.
"Pangeran, sri baginda lenyap. Ibunda selir
memasuki lorong bawah tanah bersama puteranya!"
Pangeran kaget. "Tak ada yang menahan?"
"Seorang kakek melindungi mereka pangeran.
Kakek bercawat yang sikapnya setengah gila."
"Ah, Coa ong Tok-kwil" dan pangeran mahkota
serta lain-lain yang terkesiap mendengar berita ini tiba
tiba mendengar d?ntang senjata dan teriakan kesakitan
di luar gedung. Kiranya pertempuran sudah memasuki
istana, Kim-taijin dan lain-lain berubah mukanya melihat
ini semua. Pekik dan jerit di luar membuat bulu roma
meremang. Dan ketika mereka terkesima dan menjeblak
kehilangan akal dalam waktu yang sekejap itu tiba-tiba
Yu Bing muncul dengan pedang berlumuran darah.
"Pangeran, cepat bersembunyi. Pasukan Tartar
dan orang-orangnya Pangeran Muda mengepung istana.
Bu - ciangkun diminta keluar membantu mengatasi
keadaan. Suasana kalut, kita semua harus melawan
musuh yang mengepung tempat ini!"1574
"Baik!" Bu-ciangkun sudah melompat
menggereng marah, mencabut golok besarnya dengan
tangan kiri. "Paduka bersembunyi, pangeran. Hamba
akan merobohkan musuh sambil mencari sri baginda!"
"Dan aku akan menghadapi yang lain," Yu Bing
berkata lagi, siap melompat keluar.
"Harap Kim-taijin menjaga pangeran di tempat
persembunyian!" tapi Salima yang melompat tiba tiba
berseru,
"Nanti dulu, sebentar, Yu-twako. Bagaimana
dengan suhengku ini? Adakah tempat yang aman agar
aku dapat membantu kalian?"
Yu Bing tertegun: "Kim-taihiap sudah sadar?
Sebaiknya ikut saja bersama pangeran."
"Tidak," Kim-mou-eng tiba-tiba bangkit dengan
gagah. "Aku dapat membantu sebisaku, saudara Yu,
Kalian tak perlu khawatir karena aku cukup sebat!" Kimmou-eng agak terhuyung. semua mata terbelalak
kepadanya karena jelas kata kata itu agak dipaksa. Tak
mungkin pendekar ini bertempur karena kondisinya
belum mengijinkan. Kim-taijin dan pangeran mahkota
kagum. Tapi ketika pendekar itu batuk-batuk dan sukar
menahan tubuh tiba tiba Salima terisak mencengkerum
lengan suhengnya ini.1575
"Tidak, kau tak perlu berbohong, Suheng: Kau
ikut saja bersama pangeran seperti kata Yu twako tadi.
Kau tak boleh bertempur!"
"Tapi aku bisa bertahan, sumoi. Aku.... ugh!
ugh!" Kim.mou-eng batuk-batuk lagi, terpaksa
menghentikan kata katanya dan terguling roboh, cepat
ditangkap Salima dan Salima menotok tengkuk
suhengnya itu. Seketika suhengnya pingsan. Salima
cukup tahu kekerasan hati suhengnya ini. Dan ketika
semua orang kagum dan terbelalak memandangnya
Salima sudah memberikan suhengnya itu pada pangeran
mahkota.
"Pangeran, benar seperti kata Yu-twako.
Suhengku tak mungkin kuat bertempur. Sedikit tenaga
saja tentu lukanya kambuh. Tolong paduka bawa dan
sembunyikan di tempat aman."
"Baik, dan ini peta mengikuti lorong-lorong
rahasia di bawah tanah, lihiap. Kau dapat mencariku
kalau terdesak."
"Tidak; aku akan mengatasi pasukan Gurba


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suheng. Aku tak akan terdesak dan akan menghantam
pasukan liar yang dipimpin Siauw-ongya!" dan Salima
yang cepat mendorong pangeran mahkota membawa
suhengnya akhirnya berkelebat dan mempercayakan
suhengnya Itu pada dua orang ini, Kim tajin dan
pangeran mahkota. Dan ketika Yu Bing mengikuti dan1576
pekik serta sorak di luar semakin jelas maka Salima
sudah mencari anak buah suhengnya dan merobohkan
musuh yang berani menyerangnya, diam-diam terkejut
dan heran bagaimana Pangeran Muda itu dapat
membawa pasukannya. Membuat musuh dan sebentar
kemudian tubuh-tubuh bergelimpangan. Salima tak tahu
ini adalah taktik Pangeran Muda yang ingin
menyelamatkan ibunya. Berita Kim-mou eng dan
robohnya Gurba sudah ditangkap, ibunda selir cemas
dan menyuruh orang kepercayaannya menyuruh
puteranya menyerang, bersama pasukan Tar-tar yang
waktu itu menunggu kembalinya Gurba. Siga dan Bora
marah mendengar robohnya Gurba, utusan Pangeran
Muda tak menyebut-nyebut nama Kim-mou-eng. Gurba
dikabarkan dikepung dan ditangkap orang-orangnya
kaisar, terjebak dan roboh oleh kecurangan musuh,
Nama Kim-mou eng disembunyikan untuk membakar
pasukan Tar-tar itu. Tentu saja Siga dan Bora akan
bingung kalau tahu robohnya gurba adalah bersama
sutenya sendiri, jadi Kim-mou-eng termasuk orang
sendiri yang beritanya sengaja tidak diberitakan pada
orang-orang Tar tat itu. Inilah akal Pangeran Muda yang
membiarkan pasukan Tar tar itu panas hati, dapat
dibujuk dan akhirnya menyerbu bersama pasukan
pemberontak yang kehilangan komando, karena orangorangnya pengeran ini ditangkap dan dikumpulkan di1577
suatu tempat. Para perwira dan menteri-menteri dorna.
Dan ketika dua pasukan itu bergabung dan Pangeran
Muda menyelinap menghubungi ibunya maka di lain
pihak orang-orangnya pangeran itu bertempur
mempertaruhkan nyawa!
"Mana Siga! Mana Bora!" Salima maju
membuka jalan darah, musuh yang ada di depan dikibas
dan dipentalkan. Mereka terpelanting dan menjerit tak
dapat bangun lagi. Salima memekik-mekik memanggil
nama dua pembantu suhengnya itu. Para pemberontak
minggir dan menyibak gentar. Dan ketika Salima
bertemu pasukan Tar-tar dan mereka itu mengenal gadis
ini maka mereka berseru girang mengira Salima
membantu mereka.
"Sian-li, twa hengmu ditangkap musuh. Bunuh
orang - orangnya kaisar dan tangkap kaisar itu!"
Salima berkelebat, menangkap seorang di
antaranya, "Mana Siga? Mana Bora?"
Orang ini terkejut. "Aku tak tahu, Sian-li. Tapi
mungkin di timur!"
"Brukk!" orang itu sudah dibanting, Salima
melompat pergi dan tentu saja laki-laki yang dibanting
ini kaget, memekik dan mengaduh kesakitan. Tapi Salima
yang sudah menghilang dari tempat itu mencari Siga dan
Bora ternyata tak segera menemukan dua pemuda ini,
terbendung pasukan Tar-tar yang menyerbu ke depan.1578
Mereka berteriak-teriak dan malah gembira melihat
Salima, gadis ini dikenal sebagai sumoi dari pemimpin
mereka. Mengira Salima membantu dan mencari Gurba.
Tapi ketika Salima berteriak mencari Siga ataupun Bora
dan akhirnya membentak menyuruh pasukan Tar tar itu
menghentikan pertempuran tiba tiba saja orang-orang
ini bingung.
"Hei, kalian s?mua berhenti menyerang!
Berhenti....!"
Salima sudah menjungkirbalikkan orangorangnya ini, gemas dan marah karena dua orang yang
dicari belum ketemu juga. Padahal saat itu orangorangnya Pangeran Muda merasa mendapat semangat
dengan b?ntuan orang-orang Tartar ini. Mereka
berteriak - teriak menyerang pengawal istana, keadaan
bertambah kacau. Api dan pekik pembunuhan semakin
mendirikan bulu kuduk. Dan ketika Salima melengking
tinggi menyuruh pasukan Tartar itu berhenti menyerang
dan mereka mulai tunduk maka Salima berteriak
kembali,
"Mana Siga! Mana Bora! Kalian hentikan
serangan dan tangkap orang-orangnya Pangeran Muda
itu....!"
Pasukan Tar tar bingung. "Apa? Kami
menangkap teman sendiri, Sian li?"1579
"Bukan teman, tapi musuh! Orang-orangnya
pangeran itu adalah musuh yang harus kalian bunuh.
Tangkap mereka itu dan jangan menyerang pengawal
istana lagi!" dan Salima yang berkelebat menghentikan
pertempuran dan menyuruh orang-orangnya Pangeran
Muda ditangkap tiba tiba membuat suasana gaduh
karena pasukan Tar. Tar tiba-tiba membalik, mereka tak
menyerang lagi pengawal istana melainkan menyerang
orang. orangnya Pangeran M?da, pemberontak
pemberontak itu, mengagetkan orang-orang ini dan
pasukan Tar-tar dianggap gila. Bekas teman sendiri
diserang. Dan ketika keadaan jungkir balik tak keruan
dan para pemberontak banyak yang roboh maka di lain
tempat Salima telah menemukan Bora.
Saat itu di sebelah timur Bora mengamuk.
Pemuda Tar tar itu bersenjatakan tombak dan tameng,
menyerang pasukan istana dengan beringas. Sepak
terjangnya ganas dan seorang perwira melayani pemuda
ini, roboh dan tewas karena Bora bertempur dengan
semangat tinggi. Mulutnya membentak menyuruh
pemimpinnya dibebaskan. Begitu hebat sepak
terjangrya. Dan karena pasukan Istana kuncup nyali
karena ribuan pasukan Tartar mengurung sementara
pasukan pemberontak juga menyerbu dan tahu jalanjalan istana hingga mereka tak dapat melarikan diri maka
sepak terjang pembantu Gurba nomor dua ini memang1580
menggiriskan.. Jelek jelek dia "murid" Gurba, mendapat
ilmu berkelahi dan ilmu silatnya cukup baik, ditambah
bekal keberaniannya yang luar biasa. Dan ketika kembali
belasan pengawal roboh dibabat pemuda ini dan musuh
gentar menghadapinya maka Salima berkelebat
membentak pemuda yang dikenal itu.
"Bora, berhenti....!"
Bora terkejut. Dia sedang mengejar seorang
lawan, tahu - tahu sesosok bayangan berkelebat di
mukanya, tentu saja dia menusuk dan membalik, T?pi
ketika tombaknya mental dan dia jatuh terpelanting
tiba-tiba Bora tersentak melihat siapa yang datang,
melompat bangun berseru kaget.
"Sian-Ii..!"
Salima mendengus. Dia tak menjawab, sudah
mencengkeram pundak pemuda ini. Dan ketika Bora
tertegun menahan sakit Salima berkata untuk
menghentikan pasukanya. "Hentikan pasukanmu. Tarik
mundur dan tangkap orang-orangnya Pangeran Muda
itu!"
"Ah...." Bora membesarkan biji matanya. Apa
katamu, Sian-li? Menarik pasukan dan me.nangkap
orang-orangnya Pangeran Muda?"
"Ya, kau tak tuli, bukan? Suruh mereka berhenti
dan tangkap para pemberontak"1581
"Tapi hanggoda ditangkap kaisar, mana
mungkin menghentikan serangan? Kami...."
"Brukk!" Bora dibanting, Salima marah. "Kau
tak perlu banyak cakap, Bora. Saat ini aku menggantikan
suhengku. Apa yang kukatakan harus kalian lakukan,
Cepat tarik pasukan dan tangkap orang - orangnya
Pangeran Muda itu. Kalian tertipu. Kalian dijadikan
kerbau kerbau tolol yang tidak berotak!" dan Salima
yang terbelalak mencari - cari sudah berkata lagi, "Mana
Siga?"
Bora tertegun.
"Hei, mana Siga?!"
Bora terkejut. Pemuda ini cepat-cepat
menunjuk, sebenarnya masih kaget dan terheran-heran
serta tak mengerti akan tindak-tanduk gadis ini,
mengapa Salima menyuruh menghentikan pertempuran
dan orang ? orangnya Pangeran Muda ditangkap. Tapi
karena gadis itu adalah sumoi sang hanggoda dan Salima
boleh dibilang atasan nya saat itu menggantikan Gurba
maka Bora menghentikan pertempuran dan menarik
orang-orangnya mundur. Salima sudah berkelebat ke
arah yang ditunjuk, tak jauh menuju tempat di mana
sekelompok orang jungkir balik dihajar seorang pemuda
lain, pemuda gagah yang memegang golok besar,
mengamuk dan membantai musuh. Kebetulan sekali Bu1582
ciangkun menghadapi pemuda ini, dentang senjata dan
pekik kaget sering terdengar.
Bu-ciangkun rupanya terkejut oleh
keberingasan lawan. Itulah Siga yang memiliki
keberanian besar dan tenaga sekuat banteng, dia pun
tak kalah dibanding Bora. Dan ketika Salima tiba di
tempat itu di mana saat itu golok di tangan panglima Bu
juga terpental maka Salima sudah berkelebat
membentak pembantu suhengnya ini.
"Siga, tahan. Jangan berkelahi.... plak!" golok di
tangan Siga langsung mencelat, Siga sendiri menjerit dan
jatuh bergulingan. Tamparan Salima terasa petir yang
membuat lengannya matang biru. Salima memang
gemas pada pembantu suhengnya ini, yang lama dicaricari baru sekarang ketemu. Dan ketika Siga melompat
bangun dan melihat siapa yang datang tiba-tiba pemuda
ini berobah gembira berteriak tertahan.
"Sian-li, syukur kau datang ...!"
Namun Salima mendengus. Bu-ciangkun sendiri
sudah mundur melihat kedatangan gadis ini, mengusap
keringat dan terbelalak memandang pemuda Tar tar
yang gagah itu, kagum. Dan Salima yang berkacak
pinggang menghadapi bawahannya sudah membentak,
"Siga, tarik pasukanmu menghadapi pengawal
istana. Kalian tertipu. Tangkap dan bekuk orang
orangnya Pangeran Muda itu."1583
"Apa!!!!" Siga membelalakkan matanya, sama
seperti Bora, kaget. "Apa, Sian li? Menarik pasukan dan
menangkap orang-orangnya Pangeran Muda itu?"
"Ya, kau tidak tuli, bukan? Hentikan
pertempuran dan tangkap bekas teman yang tidak dapat
dipercaya itu. Mereka pemberontak, kau tertipu dan
serangan harus ditujukan pada para pemberontak ini!"
"Tapi hanggoda ditangkap kaisar, kami datang
untuk membebaskannya!"
"Urusan suhengku ada di tanganku, Siga.
Jalankan perintahku dan jangan banyak cakap lagi!"
"Tapi...!"
"Tak ada tapi, ini perintah. Aku pemimpin kalian
mengganti Gurba-suheng!" Salima membentak, Siga
bingung tapi akhirnya mengangguk, setengah ragu
setengah gugup bagaimana tiba-tiba dia harus menarik
pasukannya. Bahkan yang lebih hebat lagi pasukannya
harus menangkapi orang-orangnya Pangeran Muda itu,
bekas kawan menjadi lawan. Siga tak mengerti. Tapi
karena Salima adalah sumoi dari pimpinan mereka dan
gadis itu termasuk juga atasan setelah Gurb? maka Siga
tak dapat membantah dan segera berteriak menyuruh
pertempuran berhenti: Anak buahnya ditarik mundur,
para pemberontak di tangkap, keadaan berbalik seratus
delapanpuluh derajat dibanding tadi.1584
Di tempat B?rapun suasananya juga sama,
pasukan Tar-tar menghentikan pertempuran. Dan
karena di tempat-tempat lain Salima juga telah
menghentikan gerakan anak buahnya ini dan bentakan
serta seruan di sana-sini menyuruh orang berhenti
menyerang akhirnya pertempuran berhenti sementara
orang-orangnya Pangeran Muda ditangkap dan dibekuk.
Yang melawan langsung dibunuh. Pasukan Tartar sendiri
tak mengerti tapi perintah Salima dijalankan, gadis itu
merupakan pucuk pimpinan sepeninggal Gurba. Tak
lama kemudian peperangan berakhir, sepi dan pekik
pertempuran tak terdengar lagi. Rumah-rumah yang
dibakar sudah dipadamkan, tinggal beberapa puing dan
bekas-bekas kehancuran di sana sini. Ribuan orang
berkumpul keheranan, semua mata menuju satu titik.
Salima!. Dan Salima yang segera menerangkan dengan
suaranya yang nyaring atas kelicikan Pangeran Muda
yang menghasut mereka dan mengadu domba mereka
dengan pasukan istana akhirnya menimbulkan resah dan
kemarahan di sana-sini. Bahwa yang harus dihancurkan
sesungguhnya adalah Pangeran Muda itu, bukan orang
lain. Salima berapi api memberi keterangan ini. Dan
ketika semuanya selesai dan orang-orang tertegun tiba
tiba Cu-ciangkun muncul dengan napas terengah engah.
"Lihiap, hanggoda tertawan. Ibunda selir
menangkapnya dibantu Sin Coa ong!"1585
Salima terkejut. "Di mana mereka sekarang?"
"Memasuki lorong bawah tanah, lihiap. Aku tak
tahu persis karena aku tak tahu jalan jalan di situ. Hanya
beberapa orang saja yang tahu, aku...."
"Baik, aku akan mencarinya, ciangkun!" Salima
memotong, cepat dan khawatir. "Kau ikut/Aku dan cari
Hek - eng Taihiap serta yang lainnya!"
"Aku di sini, nona," Hek-eng Taihiap tiba-tiba
muncul, bersama Yu Bing. "Kami tak dapat menahan dua
iblis itu karena mereka terlalu tangguh!"
Salima girang. "Tak apa, mereka memang lihai,
Hek-eng Taihiap. Tapi sekarang kita akan membekuknya.
Mari....!" dan Salima yang berkelebat pergi menyuruh
Siga dan lain-lain mengepung tempat itu agar musuh tak


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat melarikan diri akhirnya disusul Hek - eng Taihiap
dan Yu Bing yang tidak banyak cakap l?gi. Semua yang
lain tinggal di situ menjaga ketat, Cu Ciangkun dan Bu ciangkun diajak Salima mencari kaisar. Salima teringat
akan peta yang diterimanya dari pangeran mahkota,
diam-diam mencemaskan pula nasib suhengnya. Kimmou eng Untung peta itu dibawanya. Dan ketika yang
lain mengikuti dan Salima mulai bergerak maka
pengejaran terhadap ibunda selir yang menangkap sri
baginda ini segera dilakukan cepat tanpa menunda
waktu lagi. Keselamatan kaisar memang amat berharga,
jauh lebih berharga dibanding apapun di saat itu. Dan1586
begitu Salima dan teman-temannya berkelebat pergi
maka pencarian terhadap kaisar inipun dilakukan
sungguh - sungguh tanpa meninggalkan kewaspadaan.
Apa yang terjadi? Benarkah kaisar tertangkap?
Sien Nio memang cerdik. Hal ini sebenarnya sudah dia
atur ketika Gurba roboh bersama Kim mou-eng. Saat itu
semua perhatian tertuju kesana. Sien Nio mendengar
perkelahian menegangkan yang amat dahsyat itu.
Keduanya roboh dan sama-sama terluka. Gurba yang
diandalkan tak dapat dipakai lagi tenaganya. Dan karena
keadaan semakin mengkhawatirkan dan berapa sekutu
mereka hilang begitu saja tanpa kabar beritanya lagi
maka Sien Nio mengutus orang memanggil puteranya,
menyuruh puteranya melakukan serangan membabibuta, pasukan T?r tar itu harus dihasut dan diajak
menyerang. Semuanya telah terjadi dan rencana mereka
berhasil. Dan ketika semua rib?t-ribut itu menarik
perhatian orang ke tempat ini maka dengan tenang tapi
tergesa-gesa Sien Nio menemui kaisar.
Saat itu kaisar lagi terbelalak. Seorang
pengawal melapor serbuan pasukan Tar-tar itu, juga
pasukan tak dikenal yang mirip orang-orang istana
sendiri, para pemberontak. Dan ketika kaisar tertegun
membelalakkan mata make Sien Nio sudah menjatuhkan
diri berlutut dengan kata-kata mengiba,1587
"Sri baginda, mohon agar paduka
menyembunyikan diri. Keadaan di luar kalut, paduka
harus bersembunyi untuk keselamatan diri paduka."
"Aku tahu, Sien Nio. Tapi kenapa kau kemari?
Mana permaisuri? Kenapa bukan dia yang mengajakku?"
"Permaisuri terperangkap dikaputren, sri
baginda. Api mengurung tempat itu hingga paduka
permaisuri pingsan."
"Kau tahu siapa penyerang-penyerang itu?"
"Bangsa Tar-tar, sri baginda. Orang - orang liar yang
biadab itu!"
"Tapi mereka dibantu orang-orang istana
katanya para pemberontak yang berkhianat!"
"Untuk ini hamba tak tahu, sri baginda. Tapi
sebaiknya paduka menyelamatkan diri dahulu. Hamba
siap mengantar Paduka!"
"Hm.....!" Kaisar tertegun, melihat sesuatu yang
ganjil tapi tidak segera menjawab. Rupanya kaisar ragu.
Dan Sien Nio yang tergesa melirik kiri kanan tiba-tiba
bangkit berdiri.
"Mari, sri baginda. Hamba mengantar paduka."
"Tidak, aku ingin melihat keluar dulu, Sien Nio.
Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi!" kaisar tibatiba menolak, enggan menerima ajakan selirnya. "Aku
penasaran kenapa orang-orang Tar-tar itu menyerang
istana!"1588
"Ahh, keadaan cukup gawat, sri baginda. Waktu
tak ada bagi paduka untuk melihat-lihat keluar!" Sien Nio
menghampiri, kaisat terkejut dan pengawal yang
melapor tiba-tiba maju, menghalang dan mencab?t
pedangnya. Tapi belum pengawal ini berbuat sesuatu
tiba tiba ia roboh dan terpekik tewas disambar sebatang
jarum yang amblas di batok kepalanya. Dan sesosok
bayangan tiba-tiba berkelebat, kekeh yang parau
mengiringi datangnya bayangan ini, seorang kakek
bercawat.
Kaisar terkejut kenapa pengawalnya itu tibatiba tewas, tentu saja ia tak tahu akan serangan gelap itu.
Inilah Coa ong Tok-kwi, si raja ular yang memegang
suling dan tongkat. Tongkatnya itulah yang tadi melepas
jarum berbisa. Dan ketika kaisar terbelalak dan kaget
melihat kakek setengah gila ini maka Si?n Nio sudah
mendesaknya tanpa sungkan-sungkan lagi,
"Sri baginda, pengawal paduka ini mata.mata
pengkhianat. Dia hendak membunuh paduka, terpaksa
dibunuh dan mari paduka cepat menyingkir!".
"Kakek ini.....?"
"Coa-ong Tok kwi, sri baginda. Dia yang akan
menggiring dan melindungi kita. Mari!" dan ketika kaisar
masih tertegun dan menjublak tak mengerti tiba tiba di
luar pintu menerobos masuk tujuh laki laki yang
menerjang kaisar.1589
"Bunuh kaisar, serang dia....!"
Kaisar terbelalak. Dia terkejut bagaimana di
kamarnya tiba-tiba menyerbu para pembunuh ini,
mereka begitu beringas dan penuh ancaman. Tapi ketika
mereka men?bruk dan senjata bergerak menghambur
ke arahnya mendadak kakek seTengah gila ini berseru,
suling dan tongkat bergerak ke depan, tubuh
berkelebatan sejenak dan akhirnya kembali ke tempat
semula. Dan ketika pekik dan teriakan mengaduh
terdengar tujuh ka li berturut-turut tiba tiba saja tujuh
orang itu bergelimpangan dan roboh di bawah kakinya
bermandi darah.
"Heh-heh, mari, baginda. Tikus-tikus busuk ini
masih banyak lagi di luar!"
Kaisar tertegun. Dia melihat kehebatan kakek
ini, tujuh orang disapu s?kejap mata. Dan Sien Nio yang
menyambar lengannya tidak sabar lagi tiba-tiba sudah
menyeretnya dengan tergesa-gesa.
"Sri baginda, tempat ini sekarang tak aman.
Paduka tak perlu sangsi terhadap hamba!"
Kaisar menurut. Dia mengikuti selirnya masuk
keluar lorong-lorong istana, si kakek aneh sudah
melindungi di depan dengan suling dan tongkatnya.
Memang benar di luarpun mereka disambut pembunuh
pembunuh baru yang bengis. Semua mencoba
menyerang dan mencelakai kaisar, satu persatu1590
dirobohkan kakek ini dan mereka terus maju ke depan.
Dan ketika mereka tiba di samping istana siap memasuki
sebuah tempat rahasia mendadak sesosok bayangan
berkelebat menyerang Coa - ong Tok-kwi, berteriak
padanya,
"Sri baginda, lepaskan diri paduka dari orang
orang ini. Mereka pengkhianat, mereka akan membunuh
paduka!" bayangan itu sudah menyerang si Raja Ular,
kedua tangannya mendorong dan menghantam kakek
ini. Dialah Hek eng Taihiap yang tidak dikenal kaisar. Tapi
si Raja Ular yang terkekeh dan menangkis serangan itu
ternyata membuat Hek-eng Taihiap terpental dan
terlempar ke belakang. Tapi Pendekar Garuda Hitam ini
maju lagi, menyerang dan sesosok bayangan lain
muncul, seorang pemuda bersenjata pedang sepasang,
Siang kiam houw Yu Bing, membantu dan membabat
kakek bercawat itu. Tapi ketika pedang mental dan Yu
Bingpun mencelat akhirnya kakek ini terkekeh-kekeh
membalas mereka.
"Heh-heh, kau tak takut mampus, Yu Bing.
Dulupun lolos sekarang masih berani cari penyakit!"
kakek ini menggerakkan tongkat, Yu Bing bergulingan
menjauh dan tiga sinar hitam tiba tiba mencuat, itulah
jarum-jarum beracun yang dilepas kakek ini melalui
ujung tongkatnya. Tapi Yu Bing yang mampu1591
menyelamatkan diri dan melompat bangun ternyata
menerjang lagi tak kenal takut, juga berseru pada kaisar.
"Sri baginda, lepaskan diri paduka dari orang
orang ini. Mereka pengkhianat. Mereka pembunuh!"
Yu Bing sudah menerjang bersama Hek-eng!
Taihiap. Coa-ong Tok-kwi marah menangkis mereka,
suling dan tongkatnya kembali bergerak. Dua orang ini
mundur. Dan ketika kakek itu membalas dan lawan
kembali terdesak maka Sien Nio mengajak kaisar lari.
"Sri baginda, mari selamatkan diri. Jangan
percaya ?m?ngan mereka!"
Kaisar tertegun. Dia sudah dibawa selirnya ini,
Yu Bing dan H?k eng Taihiap kembali berteriak padanya
agar tidak menuruti kemauan s?lirnya itu. Tapi karena Yu
Bing dan Hek-eng Taihtap tidak dikenal kaisar ini dan
Sien Nio kembali menariknya mengatakan mereka itu
pengacau maka kaisar menyelinap dan mengikuti
selirnya ini. Dan saat itu Cu ciangkun muncul. Panglima
bersenjata tombak ini melompat kepadanya berseru
agar dia melepaskan diri dari Sien Nio. Kaisar bingung.
Tapi ketika Sien Nio hendak dihalau dan tombak
menyerang tiba-tiba Coa ong Tok kwi berkelebat. Suling
di tangan kakek gila itu menangkis, tombak terpental
dan Cu-ciangkunpun bergulingan. Kakek ini akhirnya
dikeroyok tiga namun tertawa ha ha he he menangkis
semua serangan lawan. Hek-eng Taihiap dan kawan-1592
kawannya ternyata kurang mampu menandingi kakek
ini. Coa-ong terlalu lihai. Dan sementara mereka
bertempur sambil berteriak-teriak sekonyong - k?nyong
Tok-gan Sin-ni muncul.
"Hi-hi mereka ini mengacau, paduka selir?
Kalau begitu kubunuh saja mereka, Coa-ong rupanya tak
becus .... plak plak!" dan rambut Tokgan Sin ni yang
menjeletar m?nangkis serangan lawan dan membuat
Hek-eng Taihiap dan kawan Kawannya terkejut akhirnya
disambut kekeh dan sambaran tongkat di tangan Coaong Tok-kwi.
"Heh heh, kau s?mbong, Sin-ni? Kalau begitu
cobalah, ingin kulihat seberapa lama kau dapat
merobohkan mereka!" kakek ini mementalkan tombak
di tangan Cu ciangkun, melompat mundur dan mengejek
temannya membiarkan Sin ni menghadapi Hek eng
Taihiap dan kawan-kawannya, dibantu malah keluar
arena karena mendongkol pada wanita iblis itu. Tok-gan
Sin ni terkejut tapi akhirnya terkekeh, diam-diam
memaki dan gemas karena Coa ong yang diringankan
pekerjaannya malah sekarang menonton. Dia harus
menghadapi empat lawannya dengan ledakan rambut
dan pukulan-pukulan sinkangnya. Dan ketika dia
mementalkan lawan tapi beberapa jurus kemudian dia
dikelilingi sambaran senjata dan tombak serta pedang di
tangan Yu Bing yang berkelebatan di antara dorongan1593
dorongan Hek-eng Taihiap tiba tiba wanita ini terbelalak
karena dia tak dapat mendesak lagi. Jadi kerepotan Coa
ong memang beralasan, Wanita ini terkejut. Coa ong
tertawa-tawa di luar pertempuran. Tok gan Sin-ni gemas.
Dan ketika pedang dan tombak kembali menyambar
nyambar dan dia marah tiba-tiba wanita ini melengking
mengeluarkan Sin mauw kang nya (Lecutan Rambut
Sakti ). rambutnya keras seperti baja Pedang dan lurus
seperti tombak.
"Coa ong, jangan terkekeh kekeh seperti orang
gila. Kau lihat ini berapa jurus mereka akan kurobohkan
... tar tarr!" rambut tiba-tiba meledak, kaku dan lurus
seperti kawat kawat baja saja. Pedang dan tombak
terpental bertemu rambut yang sudah diisi tenaga sakti
ini, Yu Bing dan Cu ciangkup berseru kaget. Dan ketika
mereka kembali menyerang namun rambut menangkis
sekonyong konyong rambut lemas kembali dan melibat
senjata mereka.
"Lepaskan!" Tok gan Sin-ni membentak,
rambut membetot dan dua orang itu tertarik. Yu Bing
cepat menggerakkan pedang satunya untuk membabat
rambut. Tapi ketika rambut tak dapat dibabat putus dan
malah terjerat pula tiba-tiba saat itu Tok gan Sin-ni
terkekeh melepas pukulan sin kangnya dengan kedua
lengan didorong ke depan.1594
"Awas!" Yu Bing sudah membanting diri
bergulingan sambil melepas pedangnya. Dia tak sanggup
menerima pukulan lawan, terlalu berbahaya. Sinkang
Tok.gan Sin ni setingkat dengan sinkang mendiang
suhunya, tentu saja ia bakal celaka. Dan Yu Bing yang
sudah melepas pedangnya membanting tubuh
bergulingan tiba tiba meraup pasir menghamburkannya
ke mata lawan, di saat Cu ciangkun juga melepaskan
tombaknya melakukan hal yang sama, bergulingan
meniru Dan tok - gan Sin ni yang tentu saja tidak
menduga perbuatan ini tiba tiba berteriak ketika
matanya yang tinggal satu kemasukan pasir!
"Aup, keparat...." Tok-gan Sin-ni menjerit,
pedang dan tombak segera dilepaskan dari belitan
rambutnya. Yu Bing dan Cu ciangkun sudah menyambar
senjata mereka yang jatuh di tanah, menerjang lagi
disusul Hek eng Taihiap yang girang melihat Tok.gan Sin
ni mengucek ucek mata sendiri. iblis wanita ini gusar.
Tapi ketika pedang dan tombak mental bertemu
kekebalan wanita itu yang telah melindungi dirinya
dengan sinkang maka Sien Nio yang terbelalak di pinggir
berteriak pada Coa-ong.
"Coa.ong, bantu temanmu. Bunuh mereka!"
Coa ong t?rperanjat. Tadinya kakek ini terkekeh
kekeh melihat rekannya kemasukan pasir, geli dan
gembira karena Tok gan Sin ni kelabakan. Tapi begitu1595
sang selir membentaknya menyuruh dia menolong
temannya tiba tiba kakek ini menghentikan tawanya
berkelebat ke depan. Saat itu hujan serangan menuju
wanita sakti ini, Tok gan Sin ni terhuyung dan
mengandalkan kekebalan tubuhnya saja, pakaiannya
robek robek tapi tubuh tidak terluka, memaki maki
lawan dan si Raja Ular yang justeru mengejeknya Tapi


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika Si Raja Ular ini membantu dan Coa ong berkelebat
ke depan tiba tiba semua sambaran senjata dan pukulan
Hek eng Taihiap terpental.
"Plak plak-plak!" Tok-gan Sin ni dapat terbebas
sejenak. Wanita ini mundur, Coa ong menggantikan
kedudukannya menghadapi lawan. Kini iblis itu tertawa
tawa kembali dan serangan Yu Bing serta kawan
kawannya dihalau. Dan ketika Tok gan Sin ni berhasil
menyembuhkan matanya dan memekik nyaring
membantu Coa ong akhirnya Yu Bing dan kawankawannya terpaksa mundur. Mereka memang bukan
tandingan dua iblis ini, menghadapi seorang di
antaranya saja sudah cukup berat. Maka ketika mereka
terdesak dan Yu Bing serta kawan-kawannya khawatir
maka Hek - eng Taihiap menyarankan mundur.
"Bing-te, mundur. Kita tak dapat mengatasi
keadaan!"1596
"Huh, mundur?" Tok-gan Sin-ni menjengek,
marah. "Kalian tak dapat mundur, manusia-manusia
busuk. Aku akan membunuh kalian satu persatu!"
Tapi saat itu pertempuran berhenti. Sien Nio
melihat beberapa bayangan berkelebat, puteranya tibatiba muncul. Pangeran Muda tampak gelisah dan
memberi isyarat isyarat bahaya pada ibunya, tentu saja
Sien Nio menangkap dan Pangeran Muda tak berani
bicara terus terang di hadapan kaisar. Kerling dan isyarat
isyarat tertentu saja sudah cukup dimengerti Sien Nio.
Dan ketika wanita ini tertegun dan puteranya tampak
tergesa-gesa maka Pangeran Muda berseru,
"Ibu, ayahanda harus cepat disembunyikan.
Suruh mereka yang bertempur melindungi kita!"
Sien Nio tanggap. Dia segera memerintahkan
Coa-ong dan Sin-ni menyelesaikan pertempuran. Hekeng Taihiap dan teman temannya sudah mundurmundur terdesak hebat, mereka masih bertahan dan
mulai berlari lari seperti orang kucing-kucingan. Saat itu
pasukan Tar-tar tidak lagi menyerang atas perintah
Salima. Maka begitu puteranya memberi isyarat dan
mereka harus segera bersembunyi maka selir ini
berteriak pada dua iblis kepercayaannya itu. Agar
mereka membunuh Hek eng Taihiap dan temannya. Tapi
karena Hek-eng Taihiap dan teman temannya bermain
kucing-kucingan dan mereka sendiri ada maksud1597
mundur menjauhkan diri akhirnya Sien Nio kesal
menyuruh mereka kembali. Coa ong dan Sin-ni disuruh
membalik melindungi mereka, Hek - eng Taihiap dan
teman temannya terguling guling menangkis pukulan.
Sin ni hendak mengejar tapi sang selir membentaknya,
tentu saja iblis wanita ini kecewa tapi tak berani
membantah.
Dan karena suara selir itu penuh kecemasan
dan Sin ni serta Coa ong menghentikan serangan
akhirnya mereka ini membalik melindungi Sien Nio,
cepat berlari-lari menuju ke sebuah tempat rahasia di
mana Sien No telah menekan sesuatu hingga kamar
bawah tanah terbuka. Sien Nio membawa kaisar
memasuki tempat itu, Coa-ong dan Sin-ni menghalau
lawan di belakang. Dan ketika semua orang masuk di
ruangan bawah tanah itu sementara Hek eng Taihiap dan
teman-temannya tertegun di luar maka akhirnya kaisar
dan selirnya lenyap di tempat rahasia itu.
Cu-ciangku bingung, mengusap keringat dan
cemas memikir junjungannya. Sekarang mereka melihat
bahwa suara pertempuran tak ada lagi. Itulah tentu
berkat jasa Salima. Dan ketika ingat bahwa satu-satunya
orang yang dapat membantu mereka hanyalah gadis itu
maka seperti telah di ceritakan di muka Cu-ciangkun dan
Hek eng Taihiap menemui gadis gagah yang perkasa ini,
menceritakan terbawanya kaisar bersama Sien Nio,1598
tentu saja bukan sekedar dibawa tapi ditawan secara
halus. Sien Nio menyandera kaisar itu tanpa kaisar
menyadari. Dan Salima yang melakukan pengejaran
dibantu yang lain ? lain akhirnya tiba di tempat rahasia
ini dan turun di bawah tanah.
Keadaan gelap sekali, Salima terpaksa
menyalakan lilin, rombongannya di belakang mengikuti
dengan hati berdebar. Tidak banyak orang, hanya
sembilan dengan Salima Dan ketika Salima maju sambil
memperhatikan peta maka suasana yang dingin dan
menyeramkan mengusik hati 0rang-orang ini. Tapi
Salima tak takut Keberanian dan kegagahan gadis ini
membesarkan hati teman-temannya, bahkan mereka
malu karena delapan laki-laki harus dipimpin seorang
wanita. Tapi karena maklum bahwa mereka semua
kepandaiannya di bawah gadis ini maka tak seorangpun
kecil hati atau kecewa oleh keadaan itu. Dan mereka
akhirnya tiba di sebuah tempat yang lebih Iuas. Di sini
keadaan remang-remang, ada empat pintu yang
semuanya tertutup rapat di ruangan itu. Dan Salima yang
bingung memilih pintu yang mana yang akan mereka
masuki tiba-tiba memadamkan lilinnya.
"Ke mana kita sekarang?"
"Lihat petanya, lihiap. Cari yang jelas agar kita
tidak tersesat."1599
"Semuanya memberi petunjuk berbeda. Pintu
di sebelah kanan itu akan menuju ke ruang sembahyang,
yang lain menuju tempat abu leluhur dan kamar harta
serta ruang samadhi. Mana yang akan kita masuki?"
Semua bingung. "Kita coba yang ke ruang
sembahyang lihiap. Barangkali di sana bisa kita temukan.
Bu ciangkun bicara.
"Tidak, kukira ke kamar harta saja. Orang orang
tamak itu tentu ke sana!" Cu ciangkun menyanggah
"Baiklah, bagaimana kalau kita ke pintu sebelah
kiri itu? Atau rombongan harus dipisah?"
Orang-orang terkejut. Mereka pucat kalau
harus berpisah, pusat keberanian ada pada diri Salima.
Meskipun mereka tidak takut tapi bisa jadi keberanian
mereka terpengaruh. Lawan di dalam terlalu lihai. Ada
Coa-ong dan Sin ni di sana. Dan Salima yang dapat
mengerti itu tiba-tiba berkata lagi, "Baiklah, kita coba ke
kamar harta. Hati hati, semua siap dengan senjata
masing masing!" dan Salima yang sudah membuka pintu
sebelah kiri dan masuk dengan cepat tiba tiba disusul
teman temannya yang lain. Tak ada bahaya di sini. Pintu
telah menutup kembali dan mereka meneruskan
langkah, semua berjinjit dengan ke waspadaan penuh.
Dan ketika mereka tiba di sebuah ruangan lain dan
tertegun melihat ruangan itu terang-benderang
mendadak tawa yang genit menyambut mereka disusul1600
berkelebatnya beberapa bayangan yang menutup jalan
keluar, jalan di beiakang tadi,
"Hi-hik, kau mengantar nyawa, Tiat - ciang Sianli. Dan teman-temanmu ini berkorban cuma-cuma untuk
kebodohan ini!" Tok-gan Sin ni muncul, langsung
mengibaskan rambut yang menjelar berbunyi nyaring.
Salima dan rombonganya terkejut karena di samping
wanita sakti itu juga muncul bayangan wanita muda yang
bukan lain murid-murid wanita iblis itu, Leng Hwat dan
adik-adik seperguruannya. Dan ketika mereka tertegun
dan bersiap memutar tubuh maka Coa ong terkekeh kekeh muncul bersama Bu Ham, pemuda yang bersinarsinar memandang gadis Tar - tar itu.
"Bocah, kau tak dapat melepaskan diri dari
kepungan kami. Bersiaplah menerima kematian!"
Salima mendengus. Saat itu matanya berkeliling
ke segala penjuru, tak melihat kaisar maupun selirnya,
begitu pula Pangeran Muda. Hanya orang-orang sesat ini
yang ada. Melihat keadaannya dia bakal kalah
menghadapi lawan - lawan yang lihai. Tapi Salima yang
tidak takut dan sedikit heran tak melihat kaisar dan Sien
Nio akhirnya melangkah maju menegakan kepala,
"Tok gan Sini dan kau, Coa ong. Tak perlu
sombong menentukan mati hidupnya orang lain. Kami
datang karena kami tidak takut. Tapi mana kaisar dan
selirnya yang berkhianat itu? Mana mereka?"1601
"Ha ha, mereka di dalam, Tiat ciang Sianli.
Paduka selir lagi asyik menjamu sri baginda. Kalian tak
dapat masuk kecuali merobohkan kami semua!"
Salima tertegun. Di depan mereka memang ada
sebuah pintu yang tertutup, jelas ada sebuah ruangan di
balik sana. Salima mengerutkan keping, Tapi Bu ciangkun
yang menggereng meloncat maju tiba-tiba membentak
menubruk pintu itu.
"Sri baginda, paduka dikelilingi pengkhianat.
Harap paduka keluar...!"
Panglima tinggi besar itu menghantamkan
kedua tangannya. Di? sudah mengerahkan Kangjiukangnya ( Tenaga Tangan Baja ), sekali sentuh tentu
pintu itu akan roboh. Tapi T?k - gan Sin-ni yang terkekeh
mengelebatkan rambutnya tiba-tiba membentak
panglima itu.
"Mundur.... dess!" Bu ciangkun roboh,
terbanting bergulingan dan memaki-maki wanita iblis ini.
Tapi ketika dia hendak nekat lagi dan menyerang lawan
mendadak Hek eng Taihiap berseru,
"Bu - ciangkun, serahkan urusan ini pada Tiat
ciang lihiap. Tahan .." den Hek eng Taihiap yang cerdik
melihat keadaan tidak menguntungkan sudah buru buru
menghadapi Salima, bertanya menekan pundak
panglima berangasan itu, "Nona, apa yang harus kita
lakukan? Melawan atau menunggu kita diserang?"1602
Salima m?nggeretak gigi. "Musuh sudah ada di
depan, Hek-eng Taihiap. Mau apalagi kalau tidak
menyerang mereka? kalian hadapi Coa ong dan lain-lain
itu, biar Tok gan Sin ni menjadi bagianku ..... tar!" dan
Salima yang mencabut benderanya mengebut ke depan
tiba tiba tidak banyak bicara lagi menyerang Tok-gan Sin
ni. Wanita ini berada paling dekat dengannya, dan dialah
yang menghalangi pintu. Keadaan memaksa Salima
untuk bergerak, tak ada alternatif lain, Musuh sudah
menghad?ng. Dan begitu bendera dikebut dan Tok gan
Sin ni mengelak maka Salima melepas pukulan Petirnya
dengan tangan kiri, Sebentar kemudian menggerakkan
teman temannya yang lain untuk menyerang. Hek eng
Taihiap den tujuh temannya melolos senjata dan
terpaksa mengikuti. Tak ada jalan lain pula bagi mereka.
Dan begitu semua menyerbu dan Hek eng Taihiap agak
khawatir maka pendekar ini menyerang Coa ong Tok kwi
dibantu Yu Bing.
"Twako, cabut pedangmu. Kita mainkan
pasangan Tiga Sudut!"
Hek-eng Taihiap mencabut pedangnya. Dia
bersama temannya ini sudah menghujani Tawan dengan
bacokan dan tikaman Pedang hitam di tangan Hek-eng
Taihiap tampak garang, pendekar itu mainkan H?k eng
Kiamsutnya bersama Yu Bing yang mainkan Pek-bouw
Kiamsutnya Sang kiam (sepasang pedang ) di tangan Yu1603
Bing juga menyambar nyambar tak kalah ganas
dibanding Hek-eng Taihiap. Coa ong tentu saja
menangkis dan tertawa-tawa menghadapi dua lawannya
ini, orang orang muda yang cukup tangguh dan kini
bekerja sama mengeroyoknya. Dan begitu yang lain
bergerak dan mencabut senjata masing - masing untuk
menyerang yang lain maka Bu-ciangkun dan Cu-ciangkun
serta Sin to Sam enghiong yang juga sudah menerjang
lawan segera menghadapi rombongan Leng Hwat dan
adik-adiknya, dibantu Bu-kongcu, yang berteriak pada
Tok-gan Sin-ni agar menangkap hidup-hidup gadis Tar tar itu. Rupanya murid Mo-ong ini masih tergila-gila pada
Salima, tak jera dan tetap menghendaki gadis itu
menjadi kekasihnya. Salima tentu saja muak dan marah:
Dan ketika pertempuran pecah di tempat ini dan
keributan terjadi di depan pintu yang masih tertutup itu
maka dentang senjata dan suara pukulan mulai
menggetarkan dinding ruangan.
Salima dan Tok gan Sin ni berjalan seimbang.
Masing-masing sudah beberapa kali bertemu dan
mengenal kehebatan masing-masing pihak. Tok-gan Sin
ni dengan Sin mauw-kangnya (Tenaga Rambut Sakti )
sedang Salima dengan Tiat-lui kangnya, pukulan Petir.
Dua-duanya coba mendesak dan menekan yang lain.
Berkali-kali pukulan beradu dan masing-masing sama
terdorong. Tapi karena baru kali ini Salima1604
mengeluarkan benderanya dalam pertandingan
menghadapi lawan dan ilmu bendera itu masih asing
bagi Tokgan Sin - ni maka tak lama kemudian Tok-gan
Sin-ni terdesak.
"Kepar?t, kau hebat, Tiat-ciang Sian-li.
Benderamu menghalangi pandangan!"
Salima tersenyum mengejek. Tok-gan Sinni
memaki benderanya, memang betul beberapa kali
kebutan bendera membuat pandangan lawan terhalang.
Tok-gan Sin-ni tentu saja marah tapi ia belum berhasil
merobohkan: Iblis wanita itu betapa pun bukan lawan
enteng. Dan ketika rambut menjeletar dan bendera
menangkis maka untuk pertama kalinya pukulan Petir di
tangan kiri Salima menyelinap mengenai lawan.
"Dess!" Tok gan Sin-ni terpental. Wanita ini
memekik, Salima mengejar dan kembali Tiat-lui-kang
serta bendera menyambar. Dia mengelak tapi pundak
kirinya masih keserempet, Tok gan Sin ni marah dan
melengking lengking. Dan ketika pukulan demi pukulan
mencecar wanita ini dan Tok - gan Sin ni berteriak teriak
maka Salima mendesak lawan meskipun untuk
merobohkan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Iblis
wanita itu menggerakkan rambut berulang ulang untuk
menahan serangan Salima, tetap saja bingung oleh
gerakan bendera yang belum begitu dikenal. Berkali kali
harus membiarkan tubuhnya disengat pukulan Petir1605


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tertutup di balik kebutan bendera, itulah kelibaian
Salima yang membuat wanita ini menggeram. Untung
sinkangnya cukup kuat hingga ia mampu bertahan,
betapa pun tidak sampai terluka kecuali kesakitan dan
pedas disengat pukulan Petir itu, yang bagi orang lain
tentu sudah bakal mencelakakannya dan roboh.
Dan ketika Salima mendesak dan lawan
berlompatan mengelak ke sana-sini maka di lain pihak
pertempuran di antara Hek-eng Taihiap dan temantemannya yang lain tak begitu menggembirakan. Hekeng Taihiap tak dapat merobohkan Coa ong, meskipun
dibantu Yu Bing. Dua orang ini bahkan kewalahan
menghadapi si Raja Ular yang terkekeh-kekeh mainkan
suling dan tongkatnya itu. Kejadian serupa dialami dua
orang ini ketika mereka bertempur di luar kamar rahasia.
Tapi karena H?k eng Taihiap kali ini melepas pedang
hitamnya dan bersama Yu Bing menyerang dan
menangkis serangan lawan yang membalas mereka
maka meskipun tak dapat mendesak dua orang ini dapat
bertahan menghadapi suling dan tongkat di tangan si
Raja Ular itu. Untuk beberapa jurus keadaan masih
berimbang. Betapapun Yu Bing adalah murid seorang
tokoh macam mendiang Cheng-bin Yu lo. Hek-eng
Taihiap juga seorang laki laki g?gah yang ilmu
kepandaiannya cukup tinggi, setingkat di atas Yu Bing.
Tapi karena lawan yang mereka hadapi adalah seorang1606
kakek iblis yang kepandaiannya luar biasa dan Coa ong
mulai menyemburkan jarum - jarum beracunnya ke arah
mereka maka tak lama kemudian kedudukan berimbang
ini mulai berubah. Hek eng Taibiap dan temannya
terdesak, mereka sering terhuyung setiap kali
m?nangkis. Sinkang lawan memang lebih hebat. Dan
ketika sebatang jarum nyaris mengenai leher Hek eng
Taihiap dan pendekar ini bergulingan membanting tubuh
maka sama seperti di luar tadi Coa ong mulai merajalela
dengan permainan suling dan tongkatnya.
"Heh heh, kalian akan mampus, anak anak
muda. Aku akan mengantar kalian menghadap Giam lo
ong (Raja Maut )!"
Yu Bing dan Hek.eng Taihiap pucat. Pendekar
Garuda Hitam itu telah melompat bangun kembali
menyerang lawan, semakin hati hati dan gelisah
menghadapi jarum jarum yang menyambar, Dan Yu Bing
yang marah serta bingung menghadapi lawan tiba tiba
berseru,
"Siok-twako, jaga diriku. Aku akan membabat
tongkatnya!" Yu Biog menubruk, tubuh berkel?bat ke
depan menerjang kakek ini. Pedang di tangan kanan
menyambar tenggorokan tapi pedang di tangan kiri
membacok pergelangan tangan lawan yang memegang
tongkat. Rupanya Yu Bing hendak menghancurkan
tongkat di tangan Coa-ong yang dapat melepas jarum1607
jarum rahasia itu. Hek-eng Taihiap kaget. Tapi ketika Yu
Bing menusuk dan Hek-eng Taihiap terbelalak maka Coaong terkekeh menggerakkan suling dan tongkatnya.
"Trak-trakk!" Pedang di tangan Yu Bing
terpental. Pemuda itupun tergetar, tapi Yu Bing yang
mengeraskan hati menendang selangkangan lawan tibatiba membentak menyapu si kakek yang baru menangkis
pedangnya. Coa - ong berkelit dan Yu Bing
membacokkan pedangnya lagi, dua kali berturut-turut
membentuk sinar pelangi yang melengkung dari atas ke
bawah. Itulah jurus Sepasang Harimau Menukik Dari
Langit, Coa-ong tampak terkejut! tapi terkekeh,
gerakkan pedang dengan suling di tangan kanan. Dan
ketika gerakan ke dua menurun cepat menuju
tongkatnya tiba-tiba kakek ini memapak sekaligus
melepas dua jarum hitam ke muka Yu Bing.
"Awas.... " Hek eng Taihiap kag?t, berseru keras
menerjang maju. Pedang di tangannya ikut bergerak
membacok punggung. Saat itu Yu Bing miringkan kepala
mengelak sambaran jarum, pedang di tangannya sudah
terus meluncur menabas tongkat di tangan lawan.
Gerakannya dekat dan amat berani. Coa ong terkejut
karena anak muda itu tidak menarik serangannya dan
membiarkan diri menghadapi jarum, yang kini meluncur
dan amblas di bahu pemuda itu. Yu Bing mendesis
menahan sakit. Dan ketika tongkat tepat dan Yu Bing1608
membentak mengerahkan tenaganya yang terakhir tiba
tiba ujung tongkat di tangan kakek itu putus tapi
bersamaan itu pula puluhan jarum pe?ah menyambar Yu
Bing.
"Heii....!" Namun Yu Bing tak dapat mengelak
lagi. Dia sudah menerima puluhan jarum itu, semuanya
menancap di tubuhnya seperti duri - duri di atas buah
semangka. Yu Bing mengeluh dan kontan terjungkal. Hek
eng Taihiap terkejut. Dan ketika Coa ong juga terkejut
dan terbelalak melihat tongkatnya dipapas ujungnya
maka saat itu pedang di tangan Hek eng Taihiap
mengenai punggungnya.
"Cret!" Coa ong meraung tinggi. Kakek ini
terluka sedetik dia lengah hingga tidak melindungi
bagian itu dengan sinkang. Raja Ular ini terbuyung. Tapi
begitu dia membalik dan menggeram marah tiba-tiba
suling di tangannya ditimpuk menghantam dada
pendekar ini. Hek eng Taihiap mencelos dan tentu saja
kaget bukan main. Dia baru menyerang, tubuh sedang
maju ke depan, tak mungkin ditarik mundur. Suling
menyambar dan sudah mengancam dadanya dengan
kecepatan luar biasa, tak ada harapan lagi bagi pendekar
ini untuk menangkis. Jangankan menangkis, mengelak
saja tidak keburu. Tapi ketika Hek-eng Taihiap terbelalak
dan siap menerima kematian dengan mengeluh di dalam
hati sekonyong-konyong sebuah bayangan berkelebat1609
menimpuk sesuatu menangkis suling yang menyambar
pendekar ini, di tempat Leng Hwat dan adik-adiknya
terdengar jerit dan pekik kaget. Leng Hwat dan saudara
saudaranya terpelanting bergulingan. Bayangan itu
rupanya merobohkan dan mengibas pertempuran di sini
sebelum menyelamatkan Hek eng Taihiap. Dan begitu
suling bergerak dan hancur bertemu sebutir hatu hitam
dan Leng Hwat serta kawan kawannya melompat
bangun maka Hek.eng Taihiap melihat siapa yang
datang.
"kim.mou eng....!"
Coa ong dan Hek-eng Talhiap sama-sama
terkejut. Mereka melihat Pendekar Rambut Emas itu
telah berdiri di situ, rambutnya yang panjang keemasan
berkibar dibelakang pundak. Gagah dan perkasa! Hekeng Taihiap terkejut tapi girang bukan main sementara
Coa ong terkejut gentar bukan kepalang. Tentu saja
kaget karena kedatangan pendekat itu tak disangkanya
sama sekali, dua bayangan tiba tiba muncul di belakang
pendekar ini, putera mahkota dan Kim taijin. Dan ketika
Coa ong terbelalak dan pertempuran otomatis terhenti
mendadak Raja Ular yang melihat kedudukan terancam
tiba tiba memutar tubuhnya dan..... melarikan diri.
"Paduka selir, tolong.....!"
Tok-g?n Sin-ni terperanjat. Saat itu dia juga
melihat kehadiren Pendekar Rambut Emas ini. Pemuda1610
sakti itu berdiri tegak merobohkan murid muridnya, Bu
kongcu juga bergulingan di sudut. Kini pertempuran di
antara murid-muridnya dengan Bu ciangkun dan lain lain
itu terhenti. Semua gentar memandang Kim-mou eng.
Dan melihat Coa ong juga melarikan diri memasuki
ruangan dalam membiarkannya sendirian di situ
tiba.tiba iblis wanita ini memekik berjumpalitan
kebelakang, seketika membuka pintu melarikan diri
meninggalkan Salima. Tentu saja Leng Hwat dan teman
temannya ikut memutar tubuh. Serentak tanpa
dikomando lagi mereka mengikuti jejak sang guru,
menjerit dan lari berserabutan dahulu-mendahului.
Pintu terbuka dan tampak kaisar s?rta s?lirnya duduk di
depan meja bundar, Pangeran Muda juga ada di situ.
Pangeran ini pucat. Dan ketika pintu hendak ditutup tapi
Salima menerjang hingga pintu itu jebol maka Kim moueng dan sumoinya telah berada di sini. Salima terkejut
dan terheran heran kepada suhengnya, tapi menunda
keheranannya itu dengan membentak ke dalam.
"Tok-gan Sin-ni, kalian telah terkepung 0leh
kami. Harap menyerah dan menerima hukuman dengan
baik baik!"
Tok-gan Sin ni dan lain-lain pucat. Mereka ini
sebenarnya tak menduga kehadiran Kim mou eng.
Bukankah Pendekar Rambut Emas terluka dan masih
beristirahat? Tapi m?lihat kehadiran pendekar itu dan1611
sepak terjangnya merobohkan Leng Hwat dan
menghancurkan suling Coa - ong maka Tok-gan Sin-ni
gentar tak menjawab. Kaisar tampak kebingungan
melihat semua yang terjadi. Dan Salima yang
membentak lagi menyuruh orang-orang yang di dalam
menyerah akhirnya disambut Sien Nio yang bangkit
berdiri, Coa - ong siap melakukan serangan maut di
belakang kaisar.
"Tiat ciang Sian-li, kami tak berurusan
denganmu. Sebaiknya minggir dan biar yang lebih
berkepentingan bicara ke depan," selir ini memandang
Kim taijin dan pangeran mahkota, sikapnya tenang
namun pangeran mahkota dan Kim taijin melihat
gerakan mencurigakan di balik jari jari selir ini. Kaisar tiba
tiba roboh pingsan. Coa-ong memperhatikan terus
gerak-gerik s?lir itu. Dan k?tika Salima melotot namun
pangeran mahkota maju ke depan akhirnya pangeran ini
bicara tak tedeng aling aling lagi.
"Ibunda selir, kau mau bicara apalagi setelah
rencana pemberontakanmu ini gagal? Kau minta bebas
dengan menukar ayahanda kaisar?"
"Kau cerdik," selir ini tertawa mengejek. "Itu
yang kumau sekarang, pangeran. Aku memang merasa
gagal dengan segala kebodohan anak anak buahku. Tak
kusangkal, kau telah mengetahui semua ini. Dan Kim-1612
taijin rupanya merupakan pembantu paling cerdik di
belakangmu. Bagaimana kalau kita tukar-menukar?"
Pangeran mahkota tak segera menjawab Dan
marah memandang selir ayahandanya yang berkhianat
itu, matanyapun berapi memandang sang kakak,
Pangeran Muda yang berdlri di belakang ibunya. Dan
teringat Yu busu hendak membunuhnya di hutan di luar
kota raja tiba tiba pangeran ini menggeram.
"Kanda pangeran, kaupun ternyata keji,
Sungguh tak kusangka di balik semua keramahanmu ini
terdapat keculasan tak tahu malu yang menjijikkan!"
"Ha ha, tak perlu lagi kusangkal semuanya itu,
adik pangeran. Ibu menghendaki aku merampas
kedudukan."
"Dan kau yang memerintahkan Yu-busu untuk
membunuhku di luar kota raja?"
"Benar."
"Dan kau pula yang menyuruh Hek - bong Siang
lomo membunuh Bu ciangkun dan Cu ciangkun?"
"Ha ha, tak kusangkal pula, adik pangeran. Tapi
mereka tolol tak dapat melaksanakan tugas dengan
baik."
"Kau keji!" Bu ciangkun tiba tiba membentak.
"Kau tak tahu budi, Siauw-ong-ya. Ibumu yang sudah
mendapat kedudukan terhormat itu ternyata masih juga1613
tak kenal puas. Kalian serakah. Kiranya patut dibunuh
saja kalian ini dari pada dibiarkan hidup!"
"Ha-ha, kalian berani membunuh kami? Kalau
begitu aku terpaksa membunuh ayahku sendiri!"
Pangeran Muda menyambar kaisar yang pingsan,
dengan kasar tangannya mencekik leher ayahnya itu.
Semua orang terkejut karena pemuda ini ternyata tak
sungkan sungkan mencengkeram leher ayahnya, begitu
saja seolah ayahnya itu se ekor ayam atau kerbau.
Pangeran mahkota membentak menyuruh kakaknya
melepas kaisar. Dan ketika Pangeran Muda tertawa dan
mundur di sebelah ibunya maka Kim taijin maju dengan
mata bersinar-sinar.
"Paduka selir, hari ini urusan di antara kita
harus diselesaikan. Kedudukan pihak mu tak
menggembirakan, sebaiknya katakan saja apa yang
kalian maui dan biar pangeran memberi putusan."
"Aku mau bebas!" Sien Nio berkata tinggi.
"Kami semua ingin pergi dari tempat ini dengan baikbaik, Kim taijin. Dan sebagai gantinya kaisar akan kami
serahkan pada kalian!"
"Baik, bagaimana, pangeran?"
"Aku setuju, tapi....."
"Tidak, nanti dulu, ibu!" Pangeran Muda tiba
tiba memotong, "Kebebasan kita masih harus ditambahi
lagi syarat syarat lain seperti yang telah kita rencanakan1614
tadi!" dan ketika adiknya terbelalak dan ibunya
mengangguk maka pangeran ini berkata pada pangeran
mahkota,
"Adik pangeran, keselamatan ayahanda kaisar
terlalu murah bila ditukar dengan kebebasan kami
belaka. Ada tambahan tambahan lain yang ingin kami
ajukan!"
"Apa itu?"
"Pertama, seluruh harta yang ada di sini harus
ikut kami!" pangeran itu memandang sepuluh peti emas
di balik dinding kaca, ibunya mengangguk-angguk dan
matanya rakus melahap semua peti peti harta itu.
"Ke dua, kami dibebaskan dari segala hukuman
dan tak boleh dikejar baik sekarang maupun kelak. Dan
ke tiga...."
"Wan Cu diberikan kepada kami dan
dibebaskan pula!"
"Pangeran......." sang ibu terkejut. "Kenapa


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wan Cu kau bawa-bawa? Tidak, dia tak perlu
diikutsertakan, pangeran. Ibu tak setuju dan biar
kebebasan ini hanya berlaku pada kita yang ada di sini,
bukan oraog luar yang ada sangkut-paut nya?"
"Ah, Wan Cu bukan orang luar, ibu, Ia sahabat
yang harus ditolong. Aku mencintainya, ia.."
"Pangeran?" ibunya tiba - tiba membentak,
marah sekali. "Apa yang kukatakan tak perlu kau bantah1615
lagi. Wanita itu milik Gurba, kau dapat mencari lain dan
jangan membuat malu ibumu di sini!" dan berang
membanting kaki, harus ribut dengan anaknya sendiri di
depan begitu banyak orang tiba tiba selir ini sudah
menghadapi pangeran mahkota.
"Pangeran, dua syarat yang diajukan putreraku
tadi jelaskan dulu apakah dapat kau terima atau tidak.
Kalau dapat diterima maka syarat ke tiga adalah..."
"Kebebasan Wan Cu!"
"Tidak, kebebasan orang-orang kami yang kau
tangkap!"
"Tidak, Wan Cu, ibu. Wan Cu lebih penting
daripada yang lain lainnya itu. Aku...."
"Diam!" ibunya menghardik "Wan Cu sudah
bukan milikmu lagi, pang?ran. Kebebasan yang lain lebih
penting karena kau dapat menjadi raja kecil di suatu
tempat nanti. Mereka itu lebih penting daripada Wan
Cu. Kau tak perlu membantah!" dan sang selir yang
sudah menghadapi pangeran mahkota lagi setelah
dipotong puteranya tadi lalu bertanya dengan mata
berapi-api, "Bagaimana, pangeran? Kau dapat
mengabulkan permintaan permintaan kami?"
Pangeran mahkota tertegun. Dia melihat
kakaknya menggigil di belakang sana, sang ibu sudah
menghentikan puteranya dengan sikap yang keras.
Ketegangan ibu dan anak tiba tiba menonjol di situ, Kim1616
taijin berbisik bisik. Dan ketika melihat ibunda selir
merah padam dan pangeran mahkota harus mengambil
keputusan tiba-tiba pangeran ini mengangguk dengan
tinju terkepal.
"Baik, syarat pertama dan ke dua kuterima,
ibunda selir. Sedang syarat yang ke tiga aku ragu karena
di antara kalian terdapat perbedaan pendapat. Siapakah
yang harus dibebaskan, anak-anak buah kalian ataukah
Wan Cu!"
"Aku tak memikir Wan Cu, pangeran. Anakku
harus menjadi raja dan anak-anak buahku itu akan
menjadi pengikatnya, rakyatnya!"
"Bagaimana pendapat kanda pangeran
sendiri?"
"Aku...."
"Dia tak berhak bicara, pangeran. Aku yang
memimpin di sini!" ibunda selir tiba-tiba memotong
puteranya. Pangeran M?da menghentikan kata-katanya
yang baru sepotong itu dan sang ibu menghardiknya.
Kembali ketegangan terjadi di antara ibu dan anak ini.
Sien Ni? rupanya menginginkan pembantupembantunya yang lain dibebaskan dan puteranya
menjadi raja di suatu tempat sedang anaknya sendiri
menghendaki Wan Cu karena mencintai kekasihnya itu,
tak perduli pada pembantu pembantu lain asal Wan Cu
ikut bersamanya. Betapa besarnya perasaan pangeran1617
ini terhadap Wan Cu. Tok gan Sin ni dan lain-lain
terbelalak karena baru sekarang mereka mengerti
bahwa terdapat "perang dingin" di antara ibu dan anak
ini, masalah Wan Cu. Den melibat keadaan bakal tidak
menguntungkan dirinya apabila ibu dan anak itu cekcok
padahal kebebasan sudah di ujung mata tiba-tiba Tok gan Sin ni mendekati pangeran itu berbisik Lirih,
"Pangeran, urusan Wan Cu serahkan saja
kepadaku. Aku nanti dapat menculiknya kalau kita sudah
keluar. Jangan kalian bertengkar, keadaan ini tak
menguntungkan kita karena lawan akan mentertawakan
kalian saja."
"Tapi pekerjaanmu sering gagal, Sin-ni,"
pangeran agak tak percaya. "Dapatkah nanti kau
membawa Wan Cu?"
Tok gan Sin-ni agak merah mukanya. "Aku
dapat minta bantuan Coa ong, pangeran. Lagi pula
teman teman kita seperti Mo ong dan lain lain itu ada di
luar"
"Baiklah, kalau begitu kuharap kau berhasil, Sin
ni. Tapi kalau sekali ini gagal akupun tak mau percaya kau
lagi!"
Percakapan itu berhenti. Tok - gan Sin-ni
mundur dengan aneh, pangeran mahkota sudah
memandang ibunda selir. Dan ketika Pangeran Muda tak1618
maju lagi mengalah pada ibunya maka sabagai ibu
menghadapi lawan bertanya kembali,
"Bagaimana, pangeran? Kau dapat terima
ketiga tambahan syarat ini?"
Sang pangeran mengangguk. "Dan kalian tak
akan menyerang kami?"
"Aku sudah berjanji, ibunda selir. Kalian boleh
bebas dan lepaskan ayahanda kaisar"
Sien Nio tiba-tiba tertawa. "Kami tak mau
mengambil resiko, anak pangeran. Sebaiknya sri baginda
kami bebaskan setelah kami di tempat aman: Tapi
sebelumnya ingin kutanya sesuatu, dapat kah kau
memberi penjelasan?"
"Apa yang ingin kau ketahui?"
"Cu-thaikam dan lain-lain itu. Kau tangkapkah
mereka?"
Pangeran terbelalak, mengangguk. "Dari mana
kau tahu?"
"Apa maksudmu?"
"Aku mengetahui ada seorang pengkhianat di
antara kami, pangeran. Sebaiknya jelaskan saja pada
kami siapa pengkhianat itu hingga kau dapat menangkap
Cu thaikam dan lain-lain!" ibunda selir tiba-tiba bengis,
matanya menyorot kemaraban ditahan. Sang pangeran
menjublak dan bingung. Tapi karena dia sukar menjawab
mendadak Kim-taijin maju ke depan tampil bicara,1619
"Yang memberi tahu kami adalah sekutumu
sendiri, paduka selir. Dan orang itu bukan lain adalah
Wan Cu!"
"Paman ...!" sang pangeran terkejut. merasa
nama Wan Cu harus dilindungi t?pi Kim - taijin
menggelengkan kepalanya, pembesar setia ini rupanya
siap memukul Sien Nio. Mukanya merah tapi berseri seri.
Dan ketika Sien Nio dan lain-lain terkejut oleh pengakuan
ini maka Kim-tajjin sudah tersenyum memberi
keterangan lebih lanjut, "Benar, yang memberi tahu
kami tentang semua komplotan kalian adalah Wan Cu,
paduka selir. Dialah yang memberi tahu kami untuk
bersetia kepada negara. Wan Cu teringat budi kaisar
kepadanya, jabatan yang diberikan dan melihat sepak
terjang kalian yang salah. Dan karena wanita itu sadar
dan ingin menebus kesalahannya maka Wan Cu datang
kepada pangeran mahkota dan memberikan daftar para
pemberontak yang tersesat."
"Bohong....!" Pangeran Muda tiba-tiba
berteriak. "Kau bohong, Kim taijin. Kau dusta!"
"Pernahkah aku orang tua dusta, pangeran?!
Sebaiknya paduka tanyakan adik paduka, tentu
pangeran mahkota membawa catatan kitab kecil yang
berisi nama nama pembantu kalian itu," dan Kim-taijin
yang menoleh pada junjungannya sudah berseru,
m?nggerakkan lengan ke depan. "Pangeran, tunjukkan1620
pada kakak paduka akan kitab catatan itu. Buktikan
padanya bahwa aku orangtua tak bohong!"
Pangeran mahkota bingung. Sebenarnya dia
ingin melindungi Wan Cu, betapa pun dia sudah berjanji.
Tapi mendengar penasihat ayahnya ini tak
menyinggung-nyinggung bahwa Wan Cu mengkhianati
ibunda selir karena tahu hubungannya tak direstui selir
yang jahat itu maka dengan tenang dan sungguhsungguh pangeran ini mengeluarkan kitab catatan itu,
melemparkannya ke kaki kakaknya.
"Baiklah, kau lihat, kanda pangeran. Apakah
kitab ini bukan berasal dari kalian!"
Pangeran Muda memungutaya. Dengan
menggigil dan muka pucat dia membuka kitab itu,
menbolak-balik isinya. Dan melihat bahwa kitab ini
benar-benar kitab yang diberikannya pada Wan Cu dan
tanda tangan ibunya serta dirinya ada di situ mendadak
pangeran ini menggeram membanting kitab itu,
menginjak-injak dengan kakinya.
"Wan Cu pengkhianat!"
Semua orang terbelalak. Mereka rata-rata
terkejut melibat kemarahan pangeran ini, tapi ibunda
sehir yang tiba tiba terkekeh melangkah maju tahu tahu
menekan pundak puteranya ini. "Pangeran, benar Wan
Cu yang memberikan kitab catatan itu? Kitab itu betul
milik kita?"1621
Sang pangeran menggigil, tak menjawab
"Tapi ibunya yang kembali tertawa dan tahu
apa yang terjadi tiba tiba berkata lagi dengan suara
mengejek, "Nah, sekarang kau tahu kwalitet wanita itu,
pangeran. Apa yang ibu bilang ternyata cocok. Wan Cu
memang tak pantas untukmu, dan kini
pengkhianatannya itu membuktikan kepada kita
bagaimana tindak-tanduknya!"
Sang pangeran masih menggigil. Pemuda ini
memang kaget dan marah bukan main melihat
kenyataan itu. Dialah yang memberikan kepada
kekasihnya kitab catatan itu untuk disimpan. Sama sekali
tak menduga kalau kekasihnya berkhianat: Tak ingat diri
sendiri bahwa diapun pengkhianat. Dan ketika suara dan
tawa ibunya seolah talu yang memukul-mukul dirinya
dan pangeran ini terhuyung tiba - tiba pangeran itu
roboh mendekap ibunya.
"Ibu, Wan Cu ternyata sekutu yang busuk.
Biarlah sekarang kuturut dirimu dan tak perlu wanit? itu
diberikan lagi padaku!" pangeran ini menangis, ibunya
tersenyum dan mengangguk-angguk, Tentu saja itu satu
kemenangan bagi sang s?lir ini. Secara tiba-tiba anaknya
melepaskan diri sendiri dari ikatan cintanya kepada Wan
Cu, wanita yang memang tidak disetujui ibunda selir ini
untuk mendampingi puteranya. Tak tahu pengkhianatan
Wan Cu disebabkan ulahnya sendiri, ketika selir itu1622
marah-marah kepada putaranya, didengar Wan Cu yang
saat itu diculik Salima. Dan ketika Pangeran Muda
menggeram-geram dan berkeretat gigi menghapus air
matanya maka keputusan sudah bulat bahwa yang
dibebaskan adalah pengikut pengikut mereka yang lain,
bukan Wan Cu. Pangeran mahkota mengangguk dan
menyetujui usul ini. Ibunda selir lalu menyuruh yang lainlain membawa peti-peti harta itu, bekal untuk kelak
puteranya menjadi raja di suatu tempat. Sebuah anganangan yang tetap ambisius. Dan begitu pangeran
mahkota memberi jalan dan rombongan Sien Nio ini
melangkah lebar keluar sambil membawa sri baginda
maka kebebasan mutlak telah di berikan pada
rombongan ini untuk melaksanakaa tukar menukar. Saat
itu juga para pemberontak yang tertangkap dilepaskan,
Cu-thaikam dan lain-lain ikut bebas. Sien Nio
menyatakan sri baginda akan diberikan di luar gerbang
kota raja. Kereta dan pasukan berkuda menyertai
rombongan ini, tentu saja rombongan menjadi besar dan
Bu-ciangkun berulang-ulang mengerotokkan buku-buku
jarinya saking geram dan marahnya. Marah karena tak
dapat berbuat apa.apa karena pangeran mahkota telah
berjanji, mereka dilarang menyerang dan melukai
musuh. Dan ketika rombongan ini keluar kota raja dan
Slen Nio tertawa gembira memperoleh kebebasannya1623
Ketika tepat mereka tiba diluar pintu gerbang ada
bayangan yang berkelebat
"Pangeran muda , aduh, tolong..?"
Orang-orang terkejut. Saat itu penyerahan
kaisar siap dilakukan. Pekikkan wanita terhadap
pangeran yang tak jelas ini terdengar mendirikan bulu
roma, suaranya menyayat dan bercampur rintihan.
Orang melihat wanita yang berteriak ini muncul dari
balik bayang-bayang gelap, belum jelas siapa tapi
suaranya seolah sudah dikenal. Tapi ketika bayangannya
sudah mendekat dan orang mengenal siapa wanita ini
tiba-tiba semua Orang tertegun karena wanita yang
jatuh bangun memanggil manggil itu ternyata Wan Cu!
"Pengeran, tolong. Selamatkan aku......!"
Wan Cu berlari-lari, kini orang mengetahui
Bahwa yang dimaksud adalah Pangeran Muda. Wan Cu
riap-riapan dengan muka seputih kertas. kembali
terjatuh tapi sudah bangkit lagi menuju Pangeran Muda.
Di belakangnya terdengar geraman yang tak kalah
mendirikan bulu kuduk, sesosok bayangan tinggi besar
tersaruk-saruk mengejar wanita cantik itu. Suaranya
serak memanggilmanggil wanita itu, Wan Cu ketakutan.
Dan ketika bayangan ke dua juga muncul dari kegelapan
terlihat siapa dia tiba-tiba semua orangpun t?rt?gun
berseru kaget.
"Gurba.....!"1624
Ternyata benar. Bayangan tinggi besar ini
ternyata memang Gurha adanya, pemimpin Tar-tar yang
dahsyat itu. Memanggil-manggil nama Wan Cu sambil
berkali-kali mendekap dada sendiri yang sakit. Gurba
masih terluka. Dan ketika Wan Cu menubruk Pangeran
Muda dan. Gurba tiba di sini maka raksasa tinggi besar
ini menggereng.
"Wan Cu, kau ikut aku. Lepaskan pangeran.. !"
"Tidak.... tidak..! Aku tak mencintaimu, Gurba.
Aku mencintai kekasihku ini dan kau pergilah....!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi sang pangeran telah memberikan dirimu
kepadaku: Kemarilah!" Gurba mengg?reng, maju
melompat dan menubruk Wan Cu. Wan Cu berteriak
berlindung di balik punggung Pangeran Muda. Keadaan
tiba-tiba menjadi gempar karena urusan ini merupakan
persoalan baru bagi semua orang, terutama Pangeran
Muda yang terbelalak melihat kekasihnya itu. Wan Cu
tampak menyedihkan dan menangis memeluk
punggungnya. Tapi ketika Wan Cu mengguguk dan
Gurba menggapai-gapai wanita cantik itu tiba-tiba
Pangeran Muda menendang Wan Cu hingga wanita ini
menjerit terkapar roboh.
"Wan Cu, kau pengkhianat!"
Wan Cu terpelanting. Dia terkejut dan
menangis tersedu-sedu, Gurba menyeringai melangkah
maju. Tapi ketika raksasa itu hendak menangkap dirinya1625
dan Wan Cu melompat bangun tiba-tiba wanita ini
berseru marah menahan Gurba,
"Tahan, biarkan aku bicara, Gurba. Ada sesuatu
yang hendak kubuka di sini!" dan, memutar tubuh
menghadapi kekasihnya dengan air mata bercucuran
Wan Cu bertanya, "Pangeran, apa maksudmu dengan
kata-kata mu itu? Siapa yang kau anggap pengkhianat?"
Pangeran Muda menghentakkan kaki. "Kaulah
yang kumaksud, Wan Cu. Kau pengkhianat yang
menjebloskan kami semua. Tak perlu kau tanya tentunya
kau sendiri sudah mengerti!"
"Dan kau tak mau membawa aku seperti
janjimu semula?"
"Bah, aku muak padamu, Wan Cu. Lebih baik
membawa seekor anjing daripada membawa dirimu!"
"Pangeran....!"
"Tidak, kau dengarkan aku, Wan Cu. Aku sudah
tak mau melihat dirimu lagi sebagaimana ku janjikan
dulu. Kau merusak perjuangan yang hampir berhasil, kau
menyianyiakan cintaku dan aku benci padamu! Kau
dengar? Aku benci padamu Wan Cu. Aku benci pada mu
,..!" dan pangeran meludah di muka Wan Cu tiba-tiba
membuat Wan Cu mengeluh mendekap dadanya.
"Pangeran, kau tak mencintaiku lagi? Kau
benar-benar menurut ibumu? Baik, kukatakan sekarang
padamu, pangeran. Bahwa apa yang kulakukan adalah1626
gara-gara siluman betina ini, yang membuat aku merana.
Dialah perusak dan pembujuk tak tahu malu. Aku telah
mendengar pembicaraan kalian. Dengarlah...." dan Wan
Cu yang lalu menceritakan semuanya dengan tangis dan
sedu-sedan ditahan tentang pertikaian di kamar Sien Nio
di mana Pangeran Muda mengalah pada ibunya dan
akan meninggalkan Wan Cu tiba-tiba membuat
pangeran ini dan yang lain-lain terbelalak. Bahwa di
antara ibu dan anak terdapat perbedaan pendapat.
Pangeran Muda merencanakan membunuh Gurba kalau
kelak perjuangan berhasil, Wan Cu harus dirampasnya
kembali dan Gurba dipergunakan sebagai alat belaka.
Sang ibu menolak karena pilihan puteranya tak disetujui,
Wan Cu biarlah ikut Gurba karena wanita cantik itu telah
diberikan kepada raksasa tinggi besar ini. Wan Cu
mengakui pula bahwa dia tetap mencintai Pangeran
Muda, bukan Gurba. Rahasia hatinyapun dibeberkannya
tanpa tadeng aling aling lagi . Kebusukan ibu dan anak
dibuka.
Gurba pucat mendengar pernyataan Wan Cu
kepadanya karena terpaksa saja. Bahwa cinta yang di
berikan wanita itu adalah bukan cinta sebenarnya. Wan
Cu masih terikat kepada Pangera Muda. Jadi semuanya
semu belaka dan Wan Cupun menipu, demi kekasihnya,
Pangeran Muda, yang berjanji akan membawa Wan Cu
kalau perjuangan telah berhasil. Dan ketika satu demi1627
satu semua peristiwa itu dibuka Wan Cu dan percakapan
ibu dan anak ditelanjangi begitu saja karena Wan Cu juga
ingin membalas sakit hatinya maka semua yang
bersangkutan kaget dan pucat serta merah bergantiganti. Gurba menggeram bagai singa haus darah, berkali
kali mengeluh dan memandang! pucat kearah Wan Cu.
Wanita yang dicinta itupun mempermainkannya. Wan
Cu ganti dipermainkan Pangeran Muda. Semua blakblakan tanpa tedeng aling-aling lagi. Dan k?tika Wan Cu
selesai dan semua orang pucat mendengar ini tiba-tiba
Gurba menubruk Wan Cu penuh kemarahan, merasa
tertipu.
"Wan Cu, kau wanita jahanam....."
Wan Cu menjerit. Dia sudah diterkam raksasa
ini, berusaha mengelak tapi tertangkap juga. Roboh
bergulingan. Tapi Pangeran Muda yang kini sudah tahu
duduk persoalan sebenarnya mengapa Wan Cu
berkhianat tiba tiba membentak dan kambuh cintanya
lagi terhadap bekas kekasih itu, menubruk Gurba dari
belakang menyelamatkan Wan Cu, Gurbapun terguling
dan ketiganya cengkeram mencengkeram. Semua orang
terkejut, Tapi karena Gurba bukan pemuda
sembarangan dan raksasa ini marah besar maka tiba-tiba
dia sudah membalik dan menendang Pangeran Muda
itu.1628
"Dess!" Pangeran Muda terlempar. Ibunda selir
terpekik melihat anaknya mencelat, Pangeran Muda
mengeluh. Tapi melompat bangun menghunus pisau
tiba tiba pangeran ini membentak lagi menerjang Gurba
"Gurba, lepaskan kekasihku!"
Gurba meradang. Saat itu cinta kasih pangeran
ini menonjol hebat, Gurba tentu saja terpukul dan
mendelik, Pasangan itu ternyata tak dapat dipisahkan.
Dia benar benar merasa dipermainkan. Pangeran Muda
dan Wan Cu sama-sama penipu. Maka begitu lawan
menyerang dan pisau berkelebat di depan dadanya tibatiba Gurba menggereng menangkap pisau itu, tangan
sang pangeran sekaligus ditelikung. Lawan mengaduh
dan Gurba menekuk ke atas tangan yang sudah
ditangkap itu. Rupanya raksasa ini akan mematahkan
lengan sang pangeran. Dan ketika pangeran menjerit
dan pisau dirampas tiba-tiba Gurba mau
menghunjamkan pisau itu ke dada lawannya,
"Jangan .!" Ibunda selir berteriak. Wanita ini
melompat dan hampir menyelamatkan puteranya, tapi
Tok gan Sin-ni yang maju berkelebat menolong Pangeran
Muda ternyata sudah bergerak cepat menendang pisau
itu, membentak sekaligus menarik Pangeran Muda
hingga sang pangeran terguling . Gurba sudah mendapat
tamparan keras di Tengkuknya, raksasa ini terjungkal
dan menggetak. Dan ketika dia melompat bangun dan1629
marah atas serangan Tok.gan Sin.di kepadanya
mendadak wanita iblis itu telah menyerangnya bertubi
tubi atas perintah Sien Nio. Terkejutlah raksasa ini. Dia
sebenarnya tak kuat bertempur, apalagi menghadapi
lawan sehebat Tok-gan Sin.ni. Luka-lukanya masih
terlalu berat hingga napasnya sering sesak. Hanya
karena mengejar Wan Cu lah dia muncul di situ. Tak
menyangka akan mendengar semuanya dan penipuan
terhadap dirinya yang terasa menyakitkan. Gurba
seakan meledak. Tapi melibat diri diserang gencar dan
Gurba memaki-maki maka raksasa ini terhuyung ke sana
ke mari mengelak serangan lawan. Tok gan Sin-ni
rupanya tahu keadaannya, satu dua pukulan mulai
mendarat. Gurba menggeleng. Dan ketika rambut juga
mulai menjeletar menyakiti tubuhnya akbirnya Gurba
terpelanting jatuh bangun dijadikan bulan-bulanan
serangan lawan. Raksasa ini memang tak dapat
membalas. Dadanya sakit setiap kali dia coba
mengerahkan sinkang. Dan ketika Tok.gan Sin-ni
menghajarnya habis - habisan dan iblis wanita itu
tertawa mengejek maka satu pukulan telak mengenai
tengkuk raksasa ini.
(Bersambung jilid XXVII)
Pendekar Rambut Emas Jilid 26- Batara1630
"PENDEKAR RAMBUT EMAS"
Karya : Batara
Jilid XXVII
* * * "DESS!" Gurba terbanting mengeluh pendek.
Raksasa ini mencoba bangkit berdiri, tak dapat. Roboh
kembali dan Tok gan Sin ni terkekeh mengejarnya
dengan satu lecutan rambut. Kali ini menotok leher
Gurba dengan serangan maut, rambut itu berubah kaku
seperti kawat baja. Tentu tewas Gurba kali ini. Tapi
bayangan keemasan yang tiba-tiba menyambar
berk?lebat menangkis serangan ini tiba-tiba sudah
disusul satu bentakan nyaring yang membuat Tok gan
Sin-pi terkejut.
"Sin-ni, tahan seranganmu. Jangan mengobral
maut!" dan rambut yang terpental bertemu lengan
bayangan ini akhirnya menyadarkan Tok gan Sinni akan
kehadiran Kim-mou-eng.
"Ah!" Tok-gan Sin - ni melompat mundur,
terkekeh gentar. "Kau mau apa?"1631
Kim-mou-eng bersinar-sinar, membentak
geram, "Kau tak boleh membunuh siapapun, disini. Aku
akan membunuhmu kalau kau tak tahu diri."
"Heh!" Coa-ong tiba-tiba tertawa, ingin
mengadu kawannya.
"Jangan kau takut, Sin ni. Maju dan bunuh saja
raksasa itu!" tapi pangeran mahkota yang tampil dengan
muka merah ternyata membentak si Raja Ular ini,
"Coa-ong, jangan membuat onar. Aku akan
menangkap kalian kalau kalian tak tahu diri!" dan
menghadapi ibu tirinya pangeran ini bertanya. "Ibunda
selir, apa yang mau kau lakukan sekarang kalau tidak
cepat memberikan ayahanda kaisar? Apakah perlu
pertumpahan darah di sini?"
Sang selir terkejut. Memang dia harus
mencegah orang-orangnya berbuat onar. Coa-ong dan
teman-temannya tak boleh membuat marah pangeran
mahkota yang sudah memberi kebebasan. Tapi melihat
Wan Cu ada di situ bersama puteranya tiba-tiba Sien Nio
tak puas, bingung tapi harus cepat mengambil
keputusan. Dan karena urusan Wan Cu sekarang
termasuk urusan intern dan dia harus menepati janji
maka wanita ini menyer?hkan kaisar dan menyuruh
orang-orangnya mundur. Sekarang segala
kebobrokannya terbuka. Gurba terang tak mau
membantu lagi dan keadaan bisa berbahaya, kalau dia1632
tidak cepat - cepat pergi: Maka begitu mengangguk dan
tak ada urusan lagi di situ tiba tiba Sien Nio meloncat ke
dalam kereta memanggii puteranya.
"Pangeran, masuk. Kita pergi ..."
Pangeran Muda tak banyak cakap. Dia sudah
menarik Wan Cu menyusul ibunya, Coa ong dan lain-lain
menjaga di belakang. Kusir kereta dihardik. Dan begitu
Sien Nio membentak membawa orangnya maka
rombongan ini berderap meninggalkan pintu gerbang.
"Hyahh....berr....!"
Derap kuda mencongklang cepat. Sien Nio dan
rombongannya susul - menyusul bergerak ketimur, tak
ada orang mengejar. Dan ketika Kim mau-eng dan lainlain memandang kepergian rombongan ini dengan
bermacam perasaan maka tak lama kemudian
rombongan panjang itu hilang di balik tikungan. Banyak
orang menghela napas, Bu ciangkun dan temantemannya menggeram mengepal tinju. Sungguh tak
puas mereka. Tapi karena kaisar telah kembali dan
perjanjian harus dipegang maka pangeran mahkota dan
rombongannya akhirnya memasuki pintu gerbang, siap
kembali ke istana dan menyadarkan kaisar. Tapi ketika
kaisar sadar dan batuk munt?h darah tiba - tiba semua
orang terkejut.
"Mana dia? Mana si pengkhianat itu?"
Pangeran mahkota terbelalak. "Ibunda selir, telah pergi1633
ayahanda. Kami membebaskannya demi k?selamatan
paduka!"
"Ah, tolol. Aku diracun. Tangkap dan bawa ke
mari wanita iblis itu! Dia.... dia ..." dan kaisar yang
terguling muntah-muntan tiba - tiba mengerang dan
tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi. Kaisar
mengaduh dan merintih tak keruan, perutnya melilit lilit
dan sebentar kemudian bergulingan bagai kerbau
disembelih. Mukanya pucat kehijauun. Pangeran
mahkota dan Kim-taijin kaget. Sri baginda marah marah
dan menyuruh semua orang mengajar Sien Nio.
Muntahnya kini bercampur batuk yang amat hebat. Dan
ketika semua orang bingung dan marah dan kaisar roboh
pingsan tiba-tiba Bu ciangkun mengeprak seekor kuda
mengejar rombongan itu!
"Cu-ciangkun, kejar si laknat jahanam itu. Biar
tabib istana menolong keselamatan sri baginda
sementara!"
Orang orang ribut. Ini memang kemungkinan
yang harus mereka lakukan, serentak Cu ciangkun
mengejar dan menyambar dua ekor kuda pula Para
pengawal dibentak mendapat perintah: Semua orang
tiba tiba meluruk keluar kota raja. Kaisar telah mendapat
pertolongan seorang tabib dan dibawa ke istana. Dan
ketika Kim-mou-eng dan sumoinya tertegun melihat1634
semuanya ini tiba-tiba Kim-taijin telah menghampiri
mereka.
"Taihiap. musuh rupanya benar benar tak tahu
malu. Tolong kau tangkap mereka dan bantu kami!"
"Baik, aku akan membekuk selir jahat itu, taijin.
Tapi, eh.... mana suhengku?"
Ternyata Gurba menghilang. Kim-mou eng dan
Salima tak tahu kapan suhengaya itu pergi, dan Siga yang
muncul dengan dada terangkat tiba-tiba berser?, "Kim

Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

taihiap, kau kejar mereka duluan. Aku akan menyusul
bersama anak buahku!" dan Bora yang juga datang
menyiapkan pasukan tiba-tiba melompat di atas
kudanya.
"Benar, aku juga masih berurusan dengan para
pemberontak itu taihiap. Kami akan membalas
tipuannya dan mengejar mereka.
Ayo!" dan Bora yang mencongklang bersama
anak buahnya tiba-tiba bergerak mengejar Sien Nio. Kimmou eng mengertak gigi.
"Kau ikut. sumoi?"
"Tentu saja, ka? belum sembuh, suh?ng mana
bisa aku membiarkanmu sendirian?" Salima khawatir,
cemas memandang suh?ngnya. "Atau aku saja yang
mengejar mereka?"
"Tidak, kita boleh bersama, sumoi.Terkutuk
benar selir itu. Mari kita berangkat!" dan Kim-mou eng1635
yang menyuruh Kim-taijin kembali menjaga kaisar dan
menyambar sumoinya tiba-tiba berkelebat dan tidak
menunggu waktu lagi untuk menunda
pengejarannya,menyusul dan mendahului belasan ekor
kuda yang ada di depan.
Para pengawal dan pasukan Tar - tar terbelalak.
Tapi begitu melihat itulah Kim-mou eng dan sumoinya
tiba - tiba mereka menggebrak dan berteriak penuh
semangat untuk membedal lebih cepat. Berusaha
menyusul tapi tetap saja tak dapat. Orang orang kagum.
Dan ketika bayangan suheng dan sumoi itu lenyap di
tikungan depan maka Kim-taijin bergegas kembali ke
istana sambil menyuruh orang melaporkan sepak terjang
pendekar itu.
Apa yang terjadi? Benarkah Sien Nio
mencelakai kaisar? Hal ini memang benar: Sien Nio
memang jahat, telah mencampuri racun dalam
minumannya yang disuguhkan kepada kaisar.
Melakukan hal itu ketika mereka berada di ruang bawah
tanah. Tadinya bermaksud menghabisi kaisar kalau
pihaknya tak dapat meloloskan diri. Pangeran mahkota
tak memberi ampun umpamanya. ingin mati bersama
kalau pangeran mahkota bersikap keras, Biarlah jiwa
kaisar ditukar jiwa mereka, kalau dia tak dapat melarikan
diri. Tapi ketika pihak lawan bersikap lunak karena
pangeran mahkota mencintai ayahandanya dan lebih1636
berat ayahnya itu daripada yang lain lain maka Sien Nio
mendapat kebebasan dan lolos dari lubang jarum.
Sebenarnya, kalau lawan telah memberi ampun
begini sudah semestinya Sien Nio menyembuhkan kasar.
Tapi selir ini lupa. Ketegangan dan kegembiraan yang
m?reka alami membuat selir itu tak ingat perbuatannya.
Apalagi kedatangan Wan Cu merusak suasana pihaknya.
Geger di tempat itu bersama Gurba membuat wanita ini
ingin cepat-cepat melarikan diri. Raksasa itu telah
mengancam puteranya. Maka begitu melihat si raksasa
terbanting oleh pukulan Sin ni dan putera mahkota
menyuruhnya pergi cepat cepat selir ini memasuki
keretanya. Rombongannya mengikut di belakang. Sien
Nio cemberut dan tergesa gesa. Jelas ketidaksenangan
besar mengganggunya di sepanjang jalan, apalagi di
dalam kereta dia harus duduk berhadapan dengan
kekasih anaknya itu. Pangeran Muda memeluk Wan Cu.
sementara Wan Cu masih terisak isak. Dan ketika
pandangan serta sorot matanya berapi api memandang
wan Cu tiba tiba Sin ni muncul di jendela keretanya.
"Paduka selir, apakah kita terus melanjutkan
perjalanan?"
Sien Nio terkejut. "Kenapa tanya? Bukankah
kau tahu bahwa kita tak boleh berhenti?"
"Baiklah. kota raja telah cukup jauh, paduka
selir. Tapi kalau paduka menghendaki terus biarlah1637
perjalanan dilanjutkan," Tok gan Sin-ni tersenyum,
menutup tirai jendela dan lenyap lagi di luar.
Sien No tak merasa apa apa karena seluruh
pikirannya sedang tertuju pada Wan Ca. Dan sedang
mencari akal bagaimana puteranya dapat berpisah
dengan kekasihnya itu. Sungguh geram di?. Dan ketika
perjalanan dilanjutkan dan kereta terus berderak-derak
tiba tiba Coa-ong ganti muncul di tirai jendela satunya.
"Paduka selir, kita hampir memasuki hutan.
Apakah perjalanan diteruskan juga?"
"Tentu," Sien Nio marah. "Kenapa tanya lagi,
Coa-ong? Bukankah kita belum tiba di tempat tujuan?"
"Tapi rombongan di belakang lelah, paduka
s?lir. Barang kali paduka ....."
"Tidak, tak perlu barangkali lagi. Perjalanan
diteruskan dan kau menjaga di belakang!" Sien Nio
membentak, kali ini merasa jengkel dan Coa ong lenyap
di luar. Terdengar kekehnya yang aneh dan rombongan
tiba di mulut hutan. Kereta terus bergerak tapi tiba-tiba
terdengar suara mengaduh di depan. Kusir kereta
terlempar dan Coa ong sudah menduduki bekas tempat
duduk k?sir itu. Sien Nio terkejut dan melongok ke luar.
Dan ketika dia heran dan mau menegur mendadak
kereta berhenti dan Coa-ong tertawa padanya.
"Paduka selir, kuda ini letih. Lihat dia roboh!"
Coa-ong tiba-tiba menghantam kepala kuda, k?da1638
meringkik dan tersungkur roboh. Tentu saja roboh
karena kepalanya pecah ditampar Coa ong! Dan ketika
Sien Nio menjublak dan rombongan di belakang ikut
berbenti maka Tok-gan Sin-ni dan murid muridnya
muncul mengelilingi kereta, tertawa-lawa.
"Apa ini? Kenapa Coa-ong membunuh kuda?"
Sien Nio terkesiap, tiba-tiba sadar bahwa sesuatu yang
tidak beres terjadi. Pangeran Muda dan Wan Cu juga
terkejut karena sikap pembantu-pembantu mereka itu
ganjil sekali Ada sikap mengancam pada gerak gerik dan
pandang mata mereka Dan ketika Sin-ni tertawa dan
merenggut tirai kereta tiba tiba wanita iblis itu
menendang hancur roda kereta hingga kereta terguling
roboh!
"Aih...!" Sien Nio dan semua yang ada di dalam
terpekik. Mereka terpelantirg. Wan Cu dan Pangeran
Muda berteriak sepuluh peti harta yang ada di dalam
berloncatan keluar, tumpang - tindih dan jatuh diatas
tanah. Dan Sien nio yang menggigil berseru gusar tiba
tiba membentak,
"Sin-ni, apa maumu ini? Kenapa kalian kurang
ajar?"
"Hi hik!" Sin-ni terkekeh. "Mauku sama dengan
maunya Coa.ong paduka selir. Bahwa perjalanan
memang harus dihentikan dan kita berpisah!"
"Apa? Kalian....?"1639
Rambut To-gan Sin-ni menjeletar. Sien Ni? telah
dililit dan diangkat tubuhnya, wanita ini menjerit dan
berteriak tertahan. Tapi ketika Sinni terkekeh-kekeh tak
mau melepasnya maka iblis wanita ini menggerakkan
sebuah kakinya mengangkat naik sebuah peti harta.
"Paduka selir, kau tentunya tak akan pelit
memberikan s?p?luh peti ini kepada kami. Bagaimana
kalau kami memintanya baik baik?"
"Ah, kalian mau merampok?"
"Aduh, jangan terlampau tajam, selir yang
mulia. Kami tak merampok melainkan memintanya baikbaik kepadamu. Tentunya kau tak menolak, bukan?"
Sien Nio sadar. Sekarang dia tahu bahwa orang
orangnya ini kiranya membelot. Tok-gan Sin-ni dan
murid muridnya itu telah mengincar harta dan hendak
merampas miliknya itu sebagai penukar nyawanya. Dan
Sien Nio yang terbelalak sambil merintih tiba-tiba
ditubruk puteranya yang marah kepada iblis wanita itu.
"Tok-gan Sin ni, lepaskan ibuku...!" namun Tok
gan Sip ni yang berkelit dan mundur selangkah tiba tiba
memutar kakinya menendang pangeran itu.
"Siauw ong.ya, jangan kurang ajar kepadaku.
Sebaiknya kau berdiri tenang tenang di sana .... dess!"
dan Pangeran Muda yang terjungkal berteriak kesakitan
tiba tiba diancam todongan pedang yang dilolos Leng
Hwat1640
"Pangeran, jangan kurang ajar kepada suboku.
Kalian semua bisa kami bunuh!"
Pangeran Muda gemetar. Sekarang dia pucat,
tahu bahwa orang orang sesat ini mengincar hartanya.
Mereka memang dapat dibunuh dan ibunya menangis.
Sien Nio tak berdaya. Dan ketika Sin ni terkekeh dan Leng
Hwat siap menusuk pangeran itu maka Coa ong ganti
tertawa melangkah maju.
"Sin ni, tusuk saja terggorokan lawanmu itu.
Paduka selir tak butuh hidup asal puteranya selamat!"
"Tidak, jangan...!" Sien Nio menggigil. "Aku
butuh hidup, Coa ong. Jangan bunuh aku maupun
puteraku. Aku.... ooh!" Sin ni tiba tiba menggerakkan
dua jarinya, Sien Nio berteriak karena mengira dua
matanya akan dicoblos. Tentu saja dia terkesiap. Tapi
ketika Sin - ni terkekeh dan menyambar kalung di
lehernya tiba tiba wanita ini telah membanting sang selir
yang mengaduh di atas tanah.
"Tak jelek, bagus.....!" Tok-gan Sin ni tertawa
tawa memperhatikan kalung bermata intan itu, matanya
bersinar sinar.
"Tapi yang lain harus kau serahkan padaku juga,
selir. Berikan cincin dan seluruh perhiasan yang masih
melekat di tubuhmu!"
Sien Nio pucat pasi. Dia tak berani membantah,
tapi ketika matanya beradu dengan mata seorang1641
perwira bawahannya tiba-tiba selir ini mengedip
memberi tanda, menyuruh perwira itu menyerang
sementara anak buah mereka yang lain terbelalak.
Perbuatan Sin ni dan Cao-ong ini memang mengejutkan
semua orang. Tapi ketika selir ini mengedip dan sang
perwira mengangguk tiba-tiba perwira itu membentak
menyuruh pasukan pengawal menerjang :
"Serbu ....!"
Tok-gan Sin-ni tiba-tiba diserang. Pasukan
pengawal yang jumlahnya seratus orang menghambur
ke depan, sang perwira sendiri sudah menubruk dan
membacokkan goloknya. Anak buahnya yang lain
menerjang Coa - ong dan Leng Hwat, juga Bu-kongcu
serta adik-adik Leng Hwat yang nengelilingi kereta. Dua
datuk sesat ini terkejut tapi terkekeh. Dan ketika golok
dan pedang menghujani mereka dan Tok gan Sin ni
menjeletarkan Rambut sekonyong - konyong si perwira
berteriak ngeri karena goloknya patah sementara
Misteri Kain Kafan Jesus The Brotherhood Of The Holy Shroud Karya Julia Navarro Trio Detektif 03 Misteri Bisikan Mumi Jaka Sembung 6 Si Cakar Rajawali

Cari Blog Ini