Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 4

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 4


mata lelaki kagum dan tertarik padamu!"
"Ih, siapa peduli?" Salima semburat. "Dan
kenapa tiba-tiba bicara seperti ini? Aku tak suka,
suheng. Aku tak senang membicarakan laki-laki!"
"Eh, tapi aku juga lelaki. Gurba-suheng juga lelaki!" "Itu
lain!" Salima tersentak. "Maksudku aku tak suka
membicarakan laki-laki lain selain kalian, suheng. Atau,
ah... sudahlah!" Salima gugup, merah mukanya.
"Sebaiknya kita bicarakan yang lain dan jangan yang
itu!" Kim-mou-eng meremas jari-jari sumoinya, merasa
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tangan sumoinya menggigil, maklum apa yang
dirasakan sumoinya itu. Maka tersenyum menghela
napas akhirnya dia kembali membawa sumoinya pada
persoalan semula. "Sumoi, kau bertanya kenapa aku
meninggalkan Ceng-tu, bukan?"
"Ya," Salima mengangguk, teringat pula pada
persoalan semula. "Kenapa kau lakukan itu,
suheng? Bukankah Sai-mo-ong yang kita cari?"
"Benar, tapi sekarang kedudukan berubah,
sumoi. Artinya apa yang kurencanakan semula
harus digeser pula karena kita harus berhati-hati."
"Hm, kita selamanya tidak takut menghadapi
musuh. Kita sudah cukup berhati-hati. Lalu berhatihati apalagi?"
Kim-mou-eng menarik napas. "Begini, sumoi. Kau
tahu kedudukan kita sekarang agak tidak
menguntungkan. Artinya, Sai-mo-ong telah mengenal
kita sedangkan kita belum mengenal dirinya."
"Peduli amat!" Sali ma memotong. " Aku tak takut
menghadapi datuk sesat itu, suheng. Dan kita tak perlu
kecil hati apakah lawan mengetahui kita atau tidak!"
"Bukan masalah kecil hati," Kim-mou-eng
menjawab. "Aku tidak membicarakan takut atau tidak
takut, sumoi. Tapi membicarakan langkah kita yang
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
harus berhati-hati menghadapi lawan yang belum
dikenal. Sai-mo-ong telah mengetahui kedatangan
kita, mungkin orang -orangnya memberi tahu padanya.
Dan Bu-kongcu juga telah melihat kepandaian kita, ini
berarti lawan telah mempunyai gambaran tentang diri
kita. Sedang kita, gambaran apa yang kita peroleh
tentang mereka? Karena itu aku memutuskan
menemui Sai-mo-ong secara diam-diam, sumoi. Kita
mencari dan memasuki dusun Yu-chung itu harus
secara sembunyi-sembunyi!" .
Salima mengerutkan keningnya. "Kenapa begitu?"
"Sekedar hati-hati, sumoi. Agar musuh tidak
menjebak kita!"
" Ah, siapa bisa menjebak kita? Kepandaian kita
sudah lebih dari cukup, suheng. Kehati-hatianmu ini
terlalu dan agaknya mengecilkan keberanian!"
"Tidak," Kim-mou-eng tetap sabar. "Jangan
terlalu mengagulkan kepandaian, sumoi. Ingat saja
kecerobohanku dulu di kota raja."
"Maksudmu?"
"Bukankah aku tertangkap? Kepandaian seseorang
bisa saja kuhadapi, tapi kebusukan tipu muslihatnya,
kecurangannya, mana mungkin dihadapi dengan
kekuatan otot belaka? Tidak, Sai-mo-ong telah kita
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kenal sebagai datuk kaum sesat, sumoi. Karena itu
yang kujaga adalah tipu muslihatnya itu, setelah dia
mengenal kita!"
"Hm, begitukah?" Salima tertegun. "Jadi
bagaimana, suheng?"
"Kita tak perlu menemui lawan secara terangterangan, sumoi. Kita hadapi Sai-mo-ong itu secara
diam-diam."
"Dan bagaimana rencanamu kini?"
"Kita kembali ke Ceng-tu malam nanti. Kita cari
dan kita tangkap Bu-kongcu itu!"
"Hm," Salima girang. "Kau hendak memaksa
pemuda itu menunjukkan tempat gurunya, suheng?"
"Benar."
"Kalau begitu kenapa tidak tadi saja?"
"Ah, banyak orang lain di situ, sumoi. Kalau kita
bawa pemuda itu dan yang lain melapor maka Saimo-ong tentu sudah bersiap-siap. Lain dengan nanti
malam kalau kita sergap secara tiba-tiba!"
Salima tertawa. "Kau cerdik, suheng. Kau
rupanya pintar!"
"Ah, bukan pintar, sumoi. Tapi sekedar berhatihati saja karena kita belum mengenal lawan."
"Jadi!" Salima mengangguk. "Dan biarkan aku yang
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangkap pemuda itu, suheng. Aku ingin
menggaplok mukanya karena dia telah menghinamu!"
"Hm, kumat lagi!" Kim-mou- eng tersenyum.
"Kau lagi-lagi menyebut tentang hinaan, sumoi.
Siapa merasa terhina? Pemuda itu memang suka
merendahkan orang, mungkin karena kekuasaan
gurunya di wilayah Ceng-tu. Sudahlah, kita sergap
dia nanti malam dan lihat saja apa yang terjadi."
Kim-mou-eng lalu mengajak sumoinya bercakapcakap yang lain. Mereka telah memutuskan rencana
itu malam nanti, kembali ke Ceng-tu dan menangkap
Bu-kongcu. Dan ketika malam itu tiba dan mereka
kembali ke Ceng-tu mendadak mereka lupa tentang
alamat pemuda itu!
"Sialan! " Salima tertegun. "Kemana kita
mencarinya, suheng?"
Kim-mou-eng juga tertegun, teringat itu. Tapi
setelah mengingat-ingat dan berpikir sejenak tibatiba dia tertawa. "Kita masuki rumah makan tadi,
sumoi. Kita tangkap pemiliknya dan kita tanyai
dimana rumah Bu-kongcu itu."
"Ah," Salima girang. "Benar juga, suheng. Kenapa
aku demikian bodoh? Pelupa amat, kita tangkap saja
pemilik rumah makan itu! Hayo!" dan Salima yang sudah
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyelinap memasuki rumah makan siang tadi dan
mencari pemiliknya segera "mengompres" pemilik
restoran untuk memberi tahu dimana tempat tinggal Bukongcu itu. Dan ternyata pemilik rumah makan ini
memang kenal. Nama Bu-kongcu sebenarnya dikenal
semua orang, seluruh penduduk Ceng-tu tahu adanya
akan rumah Bu-kongcu ini. Maklum, dia ternyata memiliki
pengaruh besar di kota itu. Sedemikian besar
pengaruhnya hingga pejabat pun takut padanya, banyak
diantaranya yang menjadi antek murid Sai -mo-ong ini.
Dan ketika Salima mendapat tahu bahwa rumah Bukongcu itu ada di sebelah barat kota merupakan rumah
paling bagus dan menyendiri dari rumah -rumah lain
akhirnya ke sinilah Salima dan suhengnya itu mencari.
Dan mereka girang. Rumah Bu-kongcu itu memang
besar dan indah, luas dengan halaman dan taman-taman
bunganya, terang-benderang disinari lampu berwarnawarni hingga seluruh ruangannya seolah siang hari saja.
Tak ada yang gelap. Tapi ketika Salima menyelidiki dan
mendapat kenyataan bahwa Bu-kongcu itu tak ada di
rumah itu mendadak gadis ini kecewa.
" Sialan, dia tak ada di sini, suheng. Katanya ke
Yu-chung ke tempat tinggal gurunya!"
"Hm," Kim-mou-eng mengerutkan alis. "Kalau
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
begitu kita tanya saja dimana Yu-chung itu, sumoi.
Tangkap dan cari saja seorang pelayannya."
Salima mengangguk. Dia kembali bekerja,
menangkap seorang pelayan dan menakut-nakuti
pembantu Bu-kongcu itu untuk memberi tahu dimana
dusun Yu- chung itu. Dan ketika mereka mendapat
keterangan bahwa dusun itu ada di sebelah timur kirakira tigapuluh li dari tempat itu akhirnya Salima
mengumpat karena harus balik lagi berputar-putar.
"Bangsat, kita harus kembali lagi ke timur,
suheng. Yu-chung terletak tigapuluh li dari sini."
Kim-mou-eng tertawa. "Tak perlu memaki
perjalanan kita sekarang sudah terarah, sumoi. Kalau
begitu ayo kita ke sana!" dan Kim-mou- eng yang sudah
menyendal lengan sumoinya dibawa lari akhirnya
berkelebat menuju timur, balik lagi dan kini memasuki
Ceng-tu untuk akhirnya keluar melewati pintu gerbang
sebelah timur, sekejap kemudian sudah memasuki dusun
yang mereka cari itu. Sebuah perkampungan yang
berkelap-kelip oleh beberapa lampu cublik (teplok), gelap
remang- remang jauh bedanya dengan rumah Bu-kongcu
tadi. Dan ketika mereka berindap-indap memasuki dusun
ini mendadak di sebuah tempat mereka dikejutkan oleh
gemebyarnya lampu yang
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dihidupkan secara
serentak. "Byar!"
Kim-mou -eng dan Salima terkejut. Mereka seketika
silau, kaget oleh perubahan gelap ke terang yang amat
mendadak itu. Hal yang tidak mereka sangka. Dan ketika
mereka tersentak dan mundur dengan seruan kaget
sekonyong -konyong puluhan jarum dan pelor
berhamburan ke arah mereka, disusul tawa bergelak dan
kekeh merdu seorang wanita.
"Hi-hik, selamat datang, Kim-mou-eng. Kedatangan
kalian memang telah kami tunggu... wut-wutt!"
Kim-mou-eng dan Salima terkesiap. Mereka belum
dapat melihat hamburan senjata-senjata rahasia itu, kecuali
mendengar suaranya. Maklum, mereka masih semrepet oleh
perubahan gelap yang amat tiba- tiba itu. Tapi mereka berdua
yang sudah mengibas lengan keseluruh penjuru akhirnya
mementalkan semua senjata-senjata gelap itu dengan
pukulan sinkang, mengebut runtuh mengejutkan lawanlawan mereka yang ada di situ. Dan ketika Salima dan
suhengnya dapat melihat apa yang di depan mata mendadak
mereka tertegun melihat Bu-kongcu dan teman-temannya itu
ada di situ, mengepung mereka dipimpin seorang kakek
bermuka singa yang brewokan tanpa alas kaki, yang tadi
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tertawa bergelak, tampak menyeramkan karena kakek ini
memiliki sorot mata yang buas dan kejam sekali. Mirip
singa yang haus darah! Dan ketika kekeh yang merdu
mengejutkan mereka di belakang punggung tahu-tahu
seorang wanita setengah baya yang rambutnya riapriapan muncul di sebelah kiri kakek bermuka singa itu
seorang wanita bermata tunggal.
"Tok-gan Sin-ni (Wanita Sakti Bermata Satu)...!"
Kim-mou-eng dan Salima kembali tertegun.
Mereka langsung mengenal dengan tebakan yang jitu,
terkejut karena Tok-gan Sin-ni ternyata juga ada di situ,
berdiri dengan tubuh bergoyang-goyang di sebelah kakek
bermuka singa itu, yang tentu bukan lain Sai-mo-ong adanya.
Si Raja Iblis! Dan Kim-mou- eng serta sumoinya yang
seketika terbelalak dan tak berkedip memandang ke depan
akhirnya mendengar Sai-mo-ong, kakek bermuka singa itu,
terbahak bagai singa mengaum.
"Ha-ha, kau sudah mengenal Tok-gan Sin-ni,
Kim-mou-eng?"
Kim- mou-eng menenangkan getaran hatinya.
Tapi belum dia menjawab mendadak Tok-gan Sinni terkekeh nyaring.
"Belum, sebenarnya baru kali ini kita berjumpa, Moong. Tapi agaknya kepadamu pun dia kenal! Hi-hik,
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu sumoimu si Tangan Besi, Kim-mou-eng? Kalian
kelayapan malam-malam mencari siapa?"
Kim-mou-eng batuk-batuk, menjura di depan
dua tokoh itu. "Maaf, aku mencari Sai -mo-ong, Sinni. Tak menduga kalau kaupun ada di sini."
"Ha-ha, kau mencari aku ada perlu apa? Aku
ada di sini, boleh terang-terangan bicara saja!"
Kim-mou-eng tertegun. Dia sekarang sudah
berhadapan dengan si Raja Iblis itu, bahkan bersama
temannya si Tok- gan Sin-ni, dua tokoh yang
membuatnya terkejut tapi sama sekali bukan gentar atau
takut. Tapi Salima yang maju mendahului dengan seruan
melengking tiba -tiba mengejutkannya karena Salima
langsung menuju pada pokok persoalan,
"Suhengku datang untuk menanyakan kerabatnya,
Sai-mo-ong. Yu-lopek yang katanya ada di dusun ini!"
"Yu-lopek?" Sai-mo-ong terkejut, "Siapa itu?"
Dan Salima lagi-lagi melengking berseru, "Yulopek adalah paman dari suhengku ini, Sai-mo-ong.
Katanya tinggal di dusun ini dan menghilang entah
kemana. Sekarang kami menuntut jawabanmu,
kemana orang tua itu!"
Sai- mo-ong tertegun. Dia tampak tercekat, sedetik
matanya yang berkilat-kilat itu redup, menyipit dan
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hampir merupakan dua garis yang terpejam. Tapi
tertawa bergelak dan membuka kembali matanya
tiba-tiba kakek ini berseru, "Aku tidak tahu. Aku tidak
kenal segala orang she Yu!"
"Bohong!" Salima membentak, mengejutkan
suhengnya juga. "Kau pendusta, Mo-ong. Kau tahu
dimana Yu-lopek itu. Ayo bicara, kalau tidak aku
akan memaksamu!"
Sai -mo-ong tiba-tiba terbahak. Kakek bermuka
singa ini tertawa bergelak hingga tubuhnya berguncangguncang, demikian keras dan parau hingga tanah
bergetar dan pohon berderak-derak banyak daunnya
yang rontok oleh tawanya yang dahsyat itu. Dan ketika
Sai-mo-ong mengaum dan suasana malam yang sepi itu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

robek oleh bentakannya yang menggeledek tiba-tiba Bukongcu dan teman-temannya roboh terjerembab!
"Tiat-ciang Sian- li, kau tak perlu menggertak aku si
tua bangka! Aku tak tahu orang she Yu itu, kalaupun tahu
tentu aku tak peduli. Nah, kau mau apa? Kau mau
memaksa aku? Ha-ha, jangan sombong, gadis liar. Kau
belum tahu kelihaian Sai-mo-ong!"
Salima tertegun. Sebenarnya dia menguji kakek
bermuka singa ini, tak mau bertanya baik-baik karena dia
maklum orang-orang golongan sesat biasanya harus
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dikasari, percuma bersikap halus. Tapi mendengar suara
orang yang dahsyat menggegap-gempita dan tawa yang
membahana itu mengandung khikang (suara sakti) yang
membuat jantungnya tergetar hingga Bu-kongcu dan
teman-temannya roboh cepat Salima mengerahkan
kekuatannya, menahan serangan suara yang rupanya
sengaja dikeluarkan Sai-mo-ong untuk mengujinya. Diamdiam kaget dan kagum bahwa raja iblis itu rupanya
memang benar hebat. Khikang dan sinkangnya kuat
sekali. Dan ketika Salima tersenyum-senyum dan dapat
menahan serangan kakek itu lewat suaranya yang hebat
mau tak mau Sai-mo-ong tertegun juga. Begitu pula Tokgan Sin-ni. Melihat dua kakak beradik seperguruan itu tak
terpengaruh sama sekali oleh suara lawan yang memiliki
getaran mengejutkan itu. Dan Sai-mo-ong yang tertegun
melihat Salima dan Kim -mou-eng tersenyum tak acuh
akhirnya mendengar gadis Tar-tar itu menjengek.
"Sai-mo -ong, kalau kau tak tahu Yu-lopek baiklah,
tak apa. Aku percaya padamu dan biar kesombonganmu
tak kugubris. Aku akan pergi bersama suhengku!" Salima
sudah memutar tubuh, menggandeng suhengnya dan
siap pergi merendahkan tuan rumah. Tapi Sai-mo-ong
yang rupanya berkilat memandang punggung gadis
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu mendadak mendorongkan lengan mencakar dari jauh,
kakinya yang telanjang tiba-tiba dikosek, menyaruk tanah
seperti singa mencukil kotoran. Dan begitu lengan
bergerak ke depan tahu-tahu serangkum angin pukulan
dingin berkesiur menghantam punggung Salima.
"Sumoi, awas...!"
Salima mendengus. Dia terang tahu akan
pukulan di belakang, mendengar suara angin yang
berkesiur itu. Tapi membalik melonjorkan lengannya
mendadak Salima menangkis dengan Tiat-luikangnya, sama-sama dari jauh.
"Dess!"
Lampu mendadak padam. Benturan dahsyat
dari dua tenaga sakti di udara itu mendadak
membuat bumi berguncang, demikian keras hingga
getarannya membuat lampu pecah dan rontok kacakacanya! Dan Sai -mo-ong yang berseru kaget
terhuyung mundur tiba-tiba berseru keras.
"Nyalakan lampu...!"
Dan, sedetik dengan cara mengejutkan tiba-tiba
lampu baru telah dinyalakan lagi, rupanya merupakan
lampu cadangan yang disiapkan di situ. Dan ketika Saimo-ong juga melihat Salima terhuyung mundur tapi
tertawa mengejek padanya kontan raja iblis ini tersentak
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan membelalakkan matanya lebar -lebar.
"Tiat-ciang Sian-li, kau hebat sekali!"
"Hi-hik!" Salima memanaskan lawan. "Kau kira aku
wanita lemah, Mo-ong? Jangan ngimpi, aku sanggup
menerima pukulanmu dengan mata meram!" berkata
begini, Salima menggerak-gerakkan kedua tangannya
yang tiba-tiba merah membara, hasil dari pengerahan
Tiat-lui-kang. Tapi Kim-mou-eng yang sadar akan
keberanian sumoinya sudah buru-buru melangkah maju.
"Mo-ong, maafkan sumoiku. Kami datang
bukan untuk mencari ribut!"
Sai-mo-ong terbelalak. Dia telah merasakan
tangkisan Salima tadi, diam-diam kaget bahwa gadis Tartar itu tak kalah olehnya. Benar-benar hebat dan
sinkangnya luar biasa sekali. Tapi Tok-gan Sin-ni yang
terkekeh melompat maju tiba -tiba tersenyum
memandang Pendekar Rambut Emas itu, sudah melihat
gebrakan Salima dan rekannya, diam-diam terkejut dan
dapat mengukur bahwa orang- orang Tar-tar ini rupanya
hebat-hebat. Maka mendorong merangkapkan lengannya
mendadak wanita sakti ini jadi gatal untuk menguji Kimmou-eng, pura-pura memberi hormat.
"Kim-mou-eng, kami berdua telah menerima
kedatangan kalian. Tak mungkin begitu saja kalian pergi.
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Terimalah, inilah penghormatan Tok-gan Sin-ni!" Kimmou-eng terkejut. Dia merasa pukulan panas
menyambar dari lengan lawan, seolah dirangkap tapi
diam- diam menyerang, tidak menderu tapi hebatnya
tak kalah oleh serangan Sai-mo-ong kepada sumoinya
tadi. Dan maklum Tok- gan Sin-ni sengaja menjajal
kepandaian dan mau tak mau dia harus menyambut
maka terpaksa dengan senyum pahit pendekar ini
merangkapkan pula kedua tangannya.
"Sin-ni, maaf kalau penghormatanmu terlalu
berlebih-lebihan. Aku tak sanggup menerimanya...
dukk!"
Tok -gan Sin-ni tergetar. Dia terbentur tenaga
tak kelihatan yang telah dikeluarkan Kim-mou-eng
merasakan benturan sinkang yang menahan
pukulannya, hebat luar biasa hingga ia tertolak, kaki
hampir terangkat tapi punggung sudah melengkung.
Padahal Kim-mou-eng tak bergeming dan tegak di
depan sana. Dan Tok-gan Sin-ni yang tentu saja
kaget bukan main sekonyong -konyong berseru
keras menambah tenaganya!
"Wutt!"
Kim- mou-eng jadi terkejut. Dia sengaja membuat
wanita itu terdorong sedikit, bermaksud membuat Tok42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gan Sin-ni menghentikan serangan dan mundur baik-baik.
Tapi melihat wanita itu mempertahankan diri dan kini
malah menambah tenaganya sepenuh bagian hingga dia
terancam pukulan berbahaya terpaksa Kim-mou-eng
mengeluh dan menambah tenaganya pula.
"Dukk...!" dan kini Tok-gan Sin-ni tak mampu
mempertahankan kedudukannya. Kakinya tergeser,
terangkat dua tindak. Tanda dia kalah kuat! Dan
Tok-gan Sin-ni yang kaget serta marah bukan main
tiba-tiba melecutkan ujung rambutnya yang
mendadak kaku menotok ulu hati lawan.
"Plak!" Kim-mou-eng tak dapat mengelak. Dia
tak menyangka serangan itu, dan ulu hatinya yang
tertotok ganas tiba-tiba membuat pendekar ini
muntah dan terhuyung mundur.
"Huak...!"
Salima terkejut. Dia langsung melompat
menyambar suhengnya itu, berseru tertahan,
melihat suhengnya pucat dan terbelalak
memandang Tok-gan Sin-ni yang keji, menyerang
dengan curang. Tapi Kim-mou-eng yang tegak
kembali tak sampai terluka karena seluruh tubuh
sudah dialiri sinkang karena benturan pertama tadi
akhirnya membuat Salima membentak marah.
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tok-gan Sin-ni, kau iblis tak tahu malu...!"
Tapi Kim-mou-eng menahan sumoinya. Dia
sudah batuk-batuk menarik napas, sedikit
terguncang karena betapa pun totokan tadi cukup
berbahaya. Tentu akan membuatnya tewas kalau
tenaga saktinya tidak lebih kuat. Dan Tok -gan Sinni yang terbelalak melihat kehebatan lawan yang
tidak roboh oleh totokannya tadi sudah mendengar
Kim-mou-eng bicara, halus namun penuh wibawa,
"Tok-gan Sin-ni, kami datang bukan untuk mencari
pertikaian. Kami datang mencari Yu-lopek. Kalau
pamanku itu tak ada biarlah kami pergi baik-baik!"
Tok-gan Sin- ni tergetar. Dia masih terkejut dan
terpengaruh oleh kesaktian Kim- mou-eng yang dapat
menerima totokannya tanpa luka, hanya sekali muntah
dan setelah itu sehat kembali. Tanda Pendekar Rambut
Emas ini benar-benar luar biasa dan mengagetkan. Tapi
Tok-gan Sin-ni yang tentu saja penasaran dan belum
melihat kepandaian lawan secara penuh tiba-tiba
terkekeh memandang pada Sai-mo-ong.
"Mo-ong, bagaimana pendapatmu dengan
kata-kata ini? Bolehkah dia pergi?"
Sai-mo-ong terbahak. Dia juga sudah melihat
gebrakan antara Kim-mou-eng dan rekannya itu,
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mencelos melihat Tok- gan Sin-ni mundur dua langkah
padahal lawan tetap tak bergeming. Tapi karena itu baru
demonstrasi pertunjukan sinkang dan bukan kepandaian
silat yang dipunyai masing-masing tentu saja iblis ini tak
puas dan penasaran, sama seperti yang dipikirkan
temannya itu. Dan tertawa menggurat kuku-kuku jarinya
di atas tanah tiba-tiba kakek ini mengaum, "Boleh, kalau
mere ka mau menjadi pembantuku, Sin-ni. Tapi kalau
mereka menolak tentu saja mereka harus main-main dulu
dengan kita! Ha-ha, bagaimana, Kim-mou-eng? Kau
takut? Kenapa mukamu pucat?"
Salima marah. Ejekan terhadap suhengnya itu
membuat dia naik darah, melihat muka suhengnya
memang berubah tapi bukan pucat, melainkan terkejut
karena dia tahu suhengnya itu tak suka ribut-ribut dan
enggan menghadapi pertandingan. Bukan takut tapi
melulu menghindari permusuhan belaka, itu yang menjadi
watak suhengnya. Maka melihat Sai-mo-ong mengejek
dan menghina menyangka mereka takut tiba-tiba Salima
melengking maju bertolak pinggang.
"Sai-mo-ong, tak perlu suhengku yang maju mainmain denganmu. Aku mewakilinya, aku sanggup
merobohkanmu agar tangannya tak kotor!"
"Wah, kau berani menghadapiku?" Sai-mo-ong
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bersinar matanya. "Kau tak takut? Ha-ha, kau seperti
macan lapar, Tiat-ciang Sian-li. Tapi boleh kita coba, aku
juga sudah mendengar namamu di luar tembok besar!"
Sai-mo- ong sudah maju menggoyang kaki dan
tangan. Dia terkekeh dan terbahak ganti berganti,
sikapnya buas sementara kaki menyaruk-nyaruk seperti
singa mendapat mangsa, mengerikan sekali. Tapi Salima
yang tidak takut sedikitpun juga sudah maju menghadapi
dengan penuh keberanian. Mata berapi-api dan tubuh
tegak menantang lawan, hal yang membuat datuk iblis itu
marah tapi juga kagum. Dan Kim-mou-eng yang maklum
pertempuran diantara dua orang itu tak dapat dicegah lagi
karena sumoinya juga gatal tangan untuk menyaksikan
kepandaian Sai-mo-ong akhirnya mendesis perlahan
memperingatkan sumoinya itu.
"Sumoi, hati-hati...!"
Salima tersenyum. Dia merasa bangga atas
perhatian suhengnya ini, semakin besar hati. Tahu bahwa
suhengnya tak akan membiarkan dia begitu saja
menghadapi lawan. Tapi Salima yang percaya pada diri
sendiri sudah mengangguk sambil melempar kerling
manis pada suhengnya itu. "Jangan khawatir, Sai-mo-ong
tak dapat berbuat apa-apa kepadaku, suheng. Singa tua
ini sudah kehilangan taringnya. Tak berbahaya!"
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sai- mo-ong mendelik. Dia menyuruh yang lain-lain
mundur, gusar mendengar ejekan Salima yang membuat
telinganya merah. Tapi menggereng dan menggedruk
bumi sekonyong-konyong kakek iblis ini meloncat seperti
singa menerkam, gerakannya cepat bukan main dan
tahu-tahu telah mencengkeram dada Salima dengan
sepuluh jarinya yang mendadak mencuatkan kuku-kuku
panjang, tajam dan keras disertai kesiur angin dahsyat.
Dan begitu bentakan kakek itu memecah keheningan
malam tiba-tiba udara tergetar oleh pekik aumnya yang
mengguncang jantung.
"Salima, aku akan merobek tubuhmu...!"
Salima terkejut. Dia melihat lawan berkelebat
demikian cepat, ringan tapi membawa kekuatan
amat luar biasa, begitu luar biasa hingga dia tak
sempat berkelit lagi. Tak ada waktu. Dan Salima
yang mendengus ganti membentak tiba-tiba
menggerakkan lengan kirinya menangkis.
"Plak!"
Sai- mo-ong terputar. Kakek iblis ini terhenti
setengah jalan, meliuk dan menggereng bagai singa
lapar, melejit dan ganti menusuk dengan sepuluh kuku
tangannya yang runcing menakutkan. Dan ketika Salima
mengelak dan sambaran itu luput mengenai angin
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendadak kakek ini memutar kaki menendang Salima.
"Plak-dess!" Salima ganti terputar. Gadis ini hampir
roboh, terkejut oleh gerak lawan yang mirip binatang
buas itu, rupanya meniru gerakan singa yang ganas
dan kelaparan, sebentar kemudian mengaum dan
bertubi-tubi mencakar dan memukul, hebat bukan
kepalang karena angin pukulannya menderu-deru,
membuat Salima terhuyung dan kaget serta marah.
Dan ketika lawan membentak dan Sai-mo-ong lenyap
mengelilingi dirinya mendadak Salima melengking
tinggi mengerahkan ginkangnya,
"Singa tua, kau tak dapat mengalahkan aku!"
Sai-mo-ong tak menjawab. Raja iblis ini telah
melancarkan pukulan dan tendangan bertubi-tubi,
ditangkis dan mengeluarkan suara "dak-duk" yang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat bumi berguncang. Kian lama pertandingan kian
cepat hingga keduanya tak tampak bayangannya lagi,
sama-sama lenyap dan serang-menyerang di dalam
gulungan yang membentuk kabut. Sebentar kemudian
timbul pusaran angin yang panas dingin berganti-ganti,
membuat penonton di pinggir harus mundur menjauh
karena hawa panas dan dingin itu membuat mereka
terkejut, tubuh tiba-tiba berkeringat dan sebentar
kemudian beku kembali seperti dicelup dalam
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bongkahan es. Hal yang tentu saja membuat semua
orang terbelalak karena dapat membayangkan betapa
hebatnya pertandingan itu. Pertandingan dua orang yang
sama- sama memiliki kepandaian tinggi! Dan Tok-gan
Sin-ni yang memandang dengan mata tak berkedip tibatiba menjadi kagum bukan main pada sumoi dari
Pendekar Rambut Emas itu, heran dan kagum bahwa
Tiat-ciang Sian-li Salima yang masih begitu muda dapat
menandingi Sai- mo-ong, raja iblis yang sudah kawakan.
Seolah seorang kakek melawan cucunya sendiri. Dan
ketika pertandingan semakin sengit dan Sai-mo-ong mulai
membentak-bentak di dalam gulungan bayangan itu
akhirnya terdengar ledakan ketika dua pukulan beradu di
udara.
"Blang!"
Tok-gan Sin-ni dan lain-lain mundur selangkah.
Mereka merasakan getaran amat kuat mengguncang
bumi, terbelalak ke depan. Melihat Sai-mo-ong dan
Salima sama terhuyung, melotot dan masing-masing
menggigit bibir menahan sakit. Agaknya terluka. Dan
Sai-mo-ong yang mengaum mencelat maju tiba-tiba
mendorong kedua tangannya melakukan pukulan
sinkang, berkerotok buku-buku jarinya.
"Sumoi, awas...!"
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima mengangguk. Dia sudah menyambut
serangan itu, mendorongkan kedua lengannya pula
menerima pukulan. Tak mau kalah, sama-sama
mengerahkan sinkang dan mengeluarkan Tiat-luikangnya (Tenaga Telapak Petir). Hal yang membuat
Kim-mou-eng kaget karena itu berarti mengadu jiwa.
Dan ketika dia berseru tertahan namun sudah tak
sempat mencegah lagi tahu-tahu dua lengan Sai-moong telah bertemu dengan dua lengan sumoinya.
"Dess!" debu mengebul tinggi. Benturan itu
mengejutkan semua orang, keras dan membuat tanah
bergetar hingga Bu-kongcu dan teman-temannya
terpelanting roboh, terpeleset kakinya karena tempat itu
seakan dilanda gempa. Hebat bukan main! Dan ketika
Kim-mou-eng tertegun dan terbelalak memandang
pertandingan ternyata dua pasang lengan itu telah saling
melekat dan mendorong. Salima dan lawannya tampak
beringas, masing-masing bertahan dan menyerang, uap
mengepul dan lengan mereka sama-sama menggigil. Tak
dapat dilepaskan lagi karena sinkang mereka telah
bertemu, saling gubat dan dorong-mendorong mencoba
merobohkan yang lain. Tentu saja menegangkan dan
mengkhawatirkan. Dan Tok-gan Sin-ni yang juga
terbelalak ke depan tiba-tiba terkekeh
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berseru memuji.
"Bagus, robohkan lawanmu itu, Mo-ong.
Serang dan hancurkan dia!"
Namun Sai-mo-ong mendelik. Dia tak berani
menjawab, karena mengeluarkan suara berarti
memberosotkan tenaga sendiri, bakal hilang sebagian
dan itu berarti merugikan diri sendiri. Dan ketika adu
kepandaian itu berlangsung lama dan masing-masing
sama berkutat untuk memperoleh kemenangan
mendadak Sai-mo-ong mengeluh dan hampir
berbareng bersama Salima melontarkan darah segar.
"Huak!"
Tok-gan Sin -ni dan lain-lain terkejut. Mereka melihat
dua orang itu mulai pucat mukanya gemetar dan kaki
menggigil seperti orang distrom bergoyang dan tiba-tiba
limbung maju mundur dengan tangan masih sama-sama
menempel. Salima menggigit bibir dan melihat
kedudukannya imbang. Kaget dan penasaran oleh
kekuatan lawan yang tak dapat diungguli. Dan ketika
mereka kembali melontarkan darah segar dan itu berarti
mereka sama-sama terluka dalam mendadak Tok-gan
Sin-ni terkekeh berkelebat maju.
"Mo-ong, kubantu sebentar...!"
Kim-mou-eng kaget. Dia melihat wanita itu telah
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menepuk pundak Sai-mo-ong, perlahan saja, seakan
sentuhan lunak tapi sebenarnya menyalurkan sinkang
membantu kakek iblis itu, terang mengejutkan dia dan
Salima karena itu berarti bantuan tenaga baru. Suatu
kecurangan. Dan ketika Kim-mou-eng berseru
tertahan karena tak menduga kelicikan Tok-gan Sin -ni
ini mendadak Salima menjerit dan terlempar roboh,
mental lima tombak lebih!
"Bress!"
Kim-mou-eng membentak. Dia langsung
berkelebat menolong sumoinya itu, melihat sumoinya
menggeliat dan pingsan karena harus menerima
pukulan Tok-gan Sin-ni yang disalurkan lewat pundak
Sai-mo-ong, kaget dan marah sekali. Dan begitu
menyambar sumoinya dan melihat sumoinya tak
bergerak-gerak lagi mendadak pendekar ini
melengking tinggi membentak Tok-gan Sin-ni.
"Sin-ni, kau iblis wanita curang...!"
Tapi Tok-gan Sin-ni terkekeh. Dia sudah
membisikkan sesuatu di telinga Sai-mo-ong, melihat
kakek iblis itu sudah menelan obat penawar luka,
terhuyung dan menyeringai memandang Kim-mou-eng.
Dan ketika Kim-mou-eng marah-marah menegur wanita
itu mendadak Tok-gan Sin-ni melecutkan rambutnya
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyuruh yang lain-lain maju.
"Sai- mo-ong, tangkap dia. Kim-mou-eng telah
mengacau di kota raja... wut-plak!"
Kim-mou-eng tahu-tahu diserang. Tok-gan Sin-ni
telah meledakkan rambut dan melepas pukulannya,
bertubi-tubi, mengerahkan ginkang berkelebat lenyap
mengelilingi lawan, disusul yang lain karena Sai-moong dan Bu-kongcu serta Leng Hwat juga menyerang,
mengeroyok pendekar muda itu hingga Kim-mou-eng
harus menangkis dan mengerahkan kepandaiannya
pula, membentak dan marah melihat kecurangan
lawan. Dan begitu pendekar ini melengking dan
menggerakkan lengannya mendadak kilatan cahaya
meledak menyambut semua serangan itu.
"Dar-darr!"
Bu -kongcu dan Leng Hwat roboh terjungkal.
Mereka merupakan orang paling lemah diantara
semua pengeroyok, kalah tingkat oleh dua orang guru
mereka sendiri. Maka begitu Tiat-lui-kang menyambar
dan hawa panas menyambut kecurangan mereka
mendadak Bu-kongcu dan murid Tok-gan Sin-ni ini
menjerit karena kulit pundak mereka terbakar hangus!
"Aihh... !" Bu-kongcu dan temannya memekik
bergulingan. Mereka tidak sampai fatal, melompat
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bangun kembali dan terbelalak memandang Kim-moueng yang sudah dikeroyok dua orang guru mereka itu,
melihat bentakan dan pukulan silih berganti tangkismenangkis, sebentar kemudian bergulung naik turun
hingga bayangan mereka lenyap. Dan ketika Sai-mo-ong
maupun Tok- gan Sin- ni menyuruh murid-murid mereka
itu mencabut senjata dan kembali menyerang akhirnya
Leng Hwat mengeluarkan pedangnya sementara Bukongcu sendiri mencabut kipasnya.
"Anak-anak, serang dia dari belakang...!"
Bu- kongcu mengangguk. Dia sudah menyelinap di
belakang punggung Kim-mou-eng, begitu pula Leng
Hwat, menggerakkan pedang dan kipas menyerang
lawan dari belakang. Tapi ketika pedang dan kipas mental
bertemu kekebalan Kim-mou-eng yang telah melindungi
dirinya dengan sinkang mendadak dua orang ini tertegun.
Mereka melihat Kim-mou-eng itu hebat benar, jauh lebih
hebat dibanding Salima. Dapat melayani dua orang guru
mereka sementara mereka sendiri terus mengganggu di
belakang. Dan ketika pertempuran berjalan sengit dan
Tok-gan Sin-ni maupun teman-temannya penasaran oleh
kelihaian lawannya ini mendadak suatu saat Bu-kongcu
dan Leng Hwat terpelanting roboh, kena tendangan
membalik Kim54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mou-eng. "Desdess!"
Dua orang murid datuk sesat itu mengeluh. Mereka
lagi-lagi terlempar, terbanting roboh. Dan ketika Kim-moueng memekik dan menangkis serangan Tok-gan Sin-ni
yang dilancarkan dari arah sebelah kiri tahu-tahu wanita
iblis ini juga terpental karena lecutan rambutnya brodol
dipukul Tiat-lui- kang. Tentu saja Tok-gan Sin- ni marah,
melengking dan maju kembali dengan pukulan lebih
ganas. Tapi karena dia memang kalah kuat dan sinkang
Kim-mou-eng lebih unggul dua tingkat akhirnya kembali
lagi-lagi dia terdorong mundur.
"Keparat, cabut senjatamu, Mo-ong. Bunuh
Pendekar Rambut Emas ini!"
Sai- mo-ong mengangguk. Dia mengeluarkan
kipasnya yang aneh, kipas dari bulu-bulu suri singa
jantan, melihat bahwa lawan yang muda ini memang
hebat bukan main. Mampu menghadapi mereka berdua
meskipun dia masih belum sembuh benar dari lukanya
tadi. Kaget dan kagum tapi juga marah bahwa dikeroyok
empat masih juga mereka belum dapat merobohkan
pendekar ini, pemuda yang pantas menjadi cucu atau
muridnya. Dan ketika Mo-ong membentak dan Tok-gan
Sin-ni kembali melecutkan rambutnya maka
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pertempuran kembali berjalan dan Kim-mou-eng
menghadapi kerubutan lawan-lawannya.
Tapi Pendekar Rambut Emas ini memang hebat. Dia
masih memanggul Salima, menangkis dan bergerak sana
sini menolak pukulan-pukulan berbahaya, melindungi diri
dengan sinkang hingga kebal menerima totokan-totokan
rambut Tok-gan Sin-ni, hanya menangkis atau balas
menyerang bila lawan terlalu dekat. Mengerahkan Tiat lui-kangnya itu dan berhasil mendorong lawan dengan
hembusan hawa panasnya itu. Tapi ketika lawan mulai
mengincar Salima dan Sai-mo-ong tertawa menyuruh
yang lain-lain menyerang sumoi Kim-mou -eng yang
pingsan di atas pundak itu akhirnya perhatian pendekar
ini menjadi pecah, terkejut dan marah karena perbuatan
lawan itu terang mengganggu konsentrasinya,
membuatnya bingung dan kaget. Dan ketika satu lecutan
keras mengenai sumoinya dan Kim-mou-eng repot
membela diri maka saat itulah kipas Sai-mo-ong
mengebut mukanya.
"Kim-mou-eng, kau robohlah...!"
Kim-mou-eng terkejut. Pandangannya terhalang
oleh sayap kipas yang terbuka lebar, saat itu mendengar
tusukan jari Tok-gan Sin-ni yang menyambar tengkuknya.
Dan ketika Bu-kongcu dan Leng Hwat juga
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengganggu dengan sambaran pedang yang mendesing
menyambar sumoinya yang dipanggul di belakang
pundak mendadak pendekar ini membentak
merendahkan tubuhnya, membalik memutar tubuh hingga
kipas di tangan Sai-mo-ong bertemu jari Tok-gan Sin-ni,
tentu saja mengejutkan keduanya, masing-masing
berseru kaget. Dan ketika pedang di tangan Leng Hwat
ganti mengenai dadanya tapi mental membentur
kekebalannya yang melindungi tubuh mendadak pada
saat itu Kim- mou-eng mengeluarkan satu pukulannya
yang dahsyat bukan main, Pek-sian -ciang (Pukulan
Tangan Dewa). Pukulan yang tidak akan dikeluarkan bila
tidak terpaksa. Dan begitu pukulan ini dikeluarkan dan
angin yang dahsyat menderu disertai ledakan asap putih
sekonyong-konyong Tok-gan Sin-ni dan Sai-mo-ong
berseru kaget,
"Hei... plak-des-dess!"
Dua tokoh sesat itu mencelat. Mereka tak sempat
mengelak atau menangkis, tubuh terlempar bergulingan
di atas tanah, kaget bukan main, terpekik. Dan Bu-kongcu
dan Leng Hwat yang juga tak tahu akan pukulan dahsyat
ini tiba-tiba mengeluh dan terlempar untuk akhirnya roboh
pingsan. Tak tahu apa yang terjadi, kipas dan pedang
hancur dan remuk tak dapat dipergunakan
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lagi. Sekejap seolah petir menyambar. Dan ketika Sai-moong maupun Tok- gan Sin-ni terhuyung melompat bangun
dan terbelalak memandang pukulan itu maka hampir
berbareng keduanya berseru tertahan,
"Pek-sian-ciang (Pukulan Tangan Dewa)...!"
Kim-mou- eng tertegun. Dia kaget dan heran juga
bagaimana dua orang lawannya itu dapat mengenal
pukulannya, pukulan yang memang merupakan ilmu
simpanan. Jarang dikeluarkan kalau tidak perlu betul. Tapi
Salima yang sadar dan mengeluh di atas pundaknya tiba-tiba
membuat pendekar ini ingat, tak menggubris seruan lawan.
Dan begitu dia sadar bahwa sumoinya ini harus ditolong
terlebih dulu tiba- tiba Kim- mou-eng memadamkan lampu
dengan pukulan jarak jauh.
"Sai-mo-ong, aku tak ada waktu lagi melayani


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalian. Kalian manusia-manusia busuk... bush!" lampu
tiba-tiba padam, membuat keadaan menjadi gelap
gulita karena kebutan jarak jauh itu memadamkan
semua penerangan. Dan ketika Sai-mo-ong dan Tokgan Sin-ni terkejut dan melompat mundur maka Kimmou-eng lenyap meninggalkan tempat itu, tak berani
dikejar karena mereka ngeri melihat pukulan Pek-sianciang tadi. Tapi Tok-gan Sin-ni yang ingat sesuatu tibatiba bertanya dengan lengkingan gentar,
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kim-mou- eng, apa hubunganmu dengan Bubeng Sian-su (Manusia Dewa Tak Bernama)...?"
Kim-mou-eng tak menjawab. Dia telah terbang jauh
dari tempat itu, melarikan sumoinya karena dia khawatir
akan luka Salima yang parah, mendengar pertanyaan itu
tapi sengaja tak menjawab karena dia memang tidak
kenal siapa itu Bu-beng Sian-su. Tokoh yang dikenal di
daratan Tiongkok tapi bukan di luar tembok besar. Tak
tahu bahwa itulah gurunya, manusia dewa yang amat
sakti dan bijak! Dan Kim-mou-eng yang tidak menjawab
dan sengaja tak menggubris pertanyaan itu karena
seluruh perhatiannya tertuju pada sumoinya akhirnya
lenyap dan membiarkan gema suara Tok-gan Sin-ni
memantul sendiri!
* * *
"Sumoi, bagaimana keadaanmu?"
Salima terengah, Kim-mou-eng telah
meletakkannya di atas lantai, menemukan sebuah kuil tua
dan aman dari jangkauan musuh, memberinya obat dan
kini menempelkan lengan menyalurkan sinkang
membantu mempercepat penyembuhan. Tapi Salima
yang merasa dadanya sakit dan batuk-batuk akhirnya
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menggigil memandang pucat suhengnya itu.
"Dadaku... dadaku sakit, suheng ... aku, aduh... aku
merasa nyeri seolah ada sesuatu yang menusuk...!"
"Dimana?"
"Di sini... di... ah!" Salima terguling, tubuhnya tibatiba panas dan membuat Kim-mou-eng heran karena
dia telah memberi obat penawar luka dalam. Tentunya
sembuh dan tak ada apa-apa lagi setelah dia
menyalurkan sinkangnya. Tapi melihat sumoinya pucat
dan wajah yang pucat itu mendadak menjadi hijau tibatiba Kim-mou-eng kaget karena sadar bahwa
sumoinya rupanya keracunan. Entah apa!
"Ah, kau keracunan, sumoi...!" Kim-mou-eng
sudah mengangkat sumoinya ini, gelisah dan pucat
serta marah karena itu gara-gara Tok -gan Sin-ni
dan teman-temannya tadi. Dan ketika dia meraba
bahwa bagian yang paling panas adalah di dada
sebelah kiri sumoinya ini mendadak Kim-mou-eng
tertegun, melihat sebuah jarum menancap halus di
dada sumoinya itu, menembus baju dan hampir tak
kelihatan kalau Salima tak menunjukkan rasa
sakitnya. Dan Salima yang mengangguk dan
mendesis menggeliatkan tubuh tiba-tiba terisak.
"Ya, aku... aku terkena jarum beracun Tok-gan Sin60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ni, suheng. Mungkin ketika kau memanggulku ketika
aku pingsan. Aku tak dapat mencabutnya, tanganku
lemah...!"
Kim-mou-eng terkesiap. Pengakuan sumoinya ini
membuat dia teringat akan pertempuran tadi, teringat
kelicikan lawan yang memang beberapa kali melepas
senjata gelap tapi selalu dapat dia pukul runtuh. Tak
menyangka bahwa satu diantaranya meleset, kini
menancap di buah dada sumoinya sebelah kiri. Harus
dicabut. Dan karena Salima sendiri telah menyatakan
tenaganya lemah dan dialah satu-satunya orang yang
harus menolong sumoinya itu mendadak Kim-mou-eng
tertegun.
Kenapa harus di bagian itu? Kenapa di situ? Hal
ini berarti dia harus membuka pakaian sumoinya itu.
Jarum menancap dalam, menyalurkan bisa (racun)
yang tentu ganas. Mungkin sudah merenggut nyawa
kalau bukan sumoinya yang menerima. Dan Kim-moueng yang tertegun membelalakkan mata tiba-tiba
mendengar sumoinya menangis.
"Suheng, sakit... dadaku sakit. Nyeri sekali!" Kimmou-eng terkejut. Dia sadar dan bingung sekejap, tapi
menggigit bibir menahan rasa tiba-tiba dia berbisik,
gemetar suaranya, "Sumoi, bagaimana harus mencabut
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jarum itu? Menancapnya terlalu dalam. Hal itu harus
membuka pakaianmu!"
Salima mengeluh. Muka yang pucat kehijauan itu
mendadak menjadi merah, tapi memejamkan mata
menjawab gemetar Salima mengangguk, "Aku tahu, tapi
aku tak dapat melakukannya sendiri, suheng. Tenagaku
lemah dan panas sekali. Kau boleh buka bajuku, tapi...
tapi pejamkan matamu!"
Kim-mou-eng mengerutkan kening. Dia seketika
merah mendengar kata-kata ini, maklum bahwa sumoinya
diguncang perasaan seperti yang dia alami. Tapi karena
keadaan darurat dan sumoinya terancam bahaya tiba-tiba
Kim-mou-eng menahan napas, merobek baju sumoinya
itu dan melihat dimana tepatnya jarum itu berada. Tak
mungkin menutupi mata karena jarum tak akan diketahui
letaknya. Dan begitu Salima mengeluh dan memejamkan
mata maka saat itu juga Kim-mou-eng berdetak melihat
buah dada sumoinya.
Sebenarnya, mereka sudah cukup akrab. Hubungan
mereka sebagai suheng dan sumoi sebenarnya cukup
membuang perasaan malu. Tapi karena sumoinya ini sudah
bukan anak kecil lagi dan perkembangan tubuhnya adalah
perkembangan tubuh seorang gadis dewasa maka tentu saja
perasaan tersirap membuat Kim-mou-eng
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
meloncat jantungnya. Betapapun, dia juga seorang
pemuda. Pemuda yang sehat dan normal. Maka begitu
melihat keadaan sumoinya yang seperti ini tiba-tiba saja
Kim-mou-eng tergetar, nafsu berahinya timbul. Tapi Kimmou-eng yang merupakan pendekar sejati itu bukanlah
pemuda hidung belang, menekan semua nafsunya sendiri
dan dengan jari-jari menggigil mencoba mencabut jarum
beracun itu. Tapi ketika melihat jarum amat dalam dan tak
mungkin dicabut karena amblas di bawah kulit tiba-tiba
Kim-mou-eng tersentak karena jarum itu hanya dapat
dikeluarkan bila disedot!
"Sumoi, jarumnya terlalu dalam...!"
(Bersambung jilid VI)Jilid 6
SALIMA membuka mata. Kim -mou-eng melihat
betapa sumoinya itu menahan rasa malu yang amat
sangat, tapi gadis yang tahu akan keadaan darurat ini
akhirnya gemetar, bertanya lirih, "Jadi bagaimana,
suheng? Tak dapatkah diambil?"
"Dapat, tapi..." Kim-mou-eng
ragu. "Tapi apa, suheng?"
Kim-mou-eng tak menjawab, merah mukanya dan
menggigil memandang sumoinya itu. Dan ketika Salima
terisak dan gadis itu mengeluh kesakitan akhirnya
pendekar ini bicara juga, gemetar suaranya, "Jarum
terlalu dalam, sumoi. Tak dapat dicabut kecuali disedot.
Maaf, kau mau atau tidak aku melakukan hal itu!"
Salima tiba-tiba mengerang gadis ini merah
padam tak kalah oleh suhengnya sendiri, bibir digigit
kuat-kuat tapi mata terpejam. Tapi menyadari bahwa
itulah satu-satunya cara untuk mengambil jarum
beracun akhirnya Salima menangis tersedu. "Baiklah,
kau lakukan itu, suheng. Kau sedot jarumnya dan
cepat ambil. Aku tahu keadaan ini!"
Kim-mou- eng mengangguk. Dia sudah minta maaf
pada sumoinya itu, mendekatkan muka menempelkan
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mulut di buah dada sumoinya, mata juga terpejam karena
dia tak berani lama-lama memandang bagian yang
membuat jantung pria serasa terbetot. Dan begitu mulut
menempel lekat tiba-tiba Kim- mou-eng sudah
menghisap, menekan semua guncangan berahinya yang
timbul bagai dibakar, mengerahkan segala kekuatan
batinnnya untuk memusatkan perhatian pada penyedotan
jarum beracun itu. Dan begitu jarum terhisap dan tersedot
keluar akhirnya Salima menangis mengguguk
mencengkeram kepala suhengnya.
"Suheng, aku malu... malu...!"
Kim-mou-eng gemetaran. Dia juga malu melakukan
hal itu, baru kali itu meraba sekaligus menghisap buah
dada sumoinya. Bukan kesengajaan melainkan
keterpaksaan belaka, gara- gara jarum beracun. Tapi
ketika pekerjaan itu selesai dan jarum yang berwarna
hitam itu telah tersedot keluar akhirnya Kim-mou-eng
melepaskan diri mendorong sumoinya itu, memberi obat
penawar racun dan bangkit berdiri. Dan ketika sumoinya
mengguguk dan Salima merah padam maka pendekar ini
terhuyung keluar dengan kaki menggigil.
"Sumoi, kau beristirahatlah. Aku akan
bersamadhi di ruang depan!"
Salima bercucuran air mata. Bahaya itu telah lewat,
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tapi kejadian yang baru saja mereka alami dan tak
mungkin dilupakannya seumur hidup itu membuat gadis
ini diguncang bermacam perasaan. Ada malu dan marah.
Ada benci tapi juga girang. Aneh! Dan Salima yang
mengguguk menutupi mukanya akhirnya tepekur dan
merenungkan apa yang baru saja ia alami, gemetar
menggigit bibir karena dia masih teringat perbuatan
suhengnya tadi. Menghisap buah dadanya, menyedot
racun hingga dia merinding, pucat dan merah bergantiganti. Tapi membayangkan ada perasaan nikmat ketika
suhengnya itu melakukan perbuatan itu mendadak Salima
tertegun dan memejamkan matanya.
Sungguh mati, kalau bukan suhengnya itu yang
melakukan perbuatan itu tentu sudah dia bunuh lakilaki itu. Tak sudi dia disentuh. Tak sudi sembarangan
pria meraba-raba tubuhnya. Tapi karena yang
melakukan itu adalah suhengnya sendiri dan diam diam dia memang mencinta suhengnya itu mendadak
Salima tersenyum dan... ingin dilukai jarum lagi!
Wanita memang aneh. Siapa tahu perasaannya? Siapa
dapat menyelami hatinya? Dan Salima yang tersenyum
dengan air mata yang masih bercucuran itu mendadak
bangkit berdiri. Sekarang jarum tak ada lagi di tubuhnya.
Racun telah hilang. Dan dia yang merasa pulih
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan sehat kembali akhirnya berindap hati-hati menuju
ruang depan. Di situlah suhengnya bersamadhi, tentu
menenangkan guncangan setelah kejadian itu. Dan
ketika dilihatnya suhengnya duduk bersila dengan
punggung tegak tiba-tiba Salima bersinar matanya dan
menyorot kemesraan memandang pria berambut
keemasan itu.
Betapa tampan suhengnya itu. Betapa gagah. Gagah
dan agung, juga sopan karena tak mau mempergunakan
kesempatan tadi untuk mempermainkan tubuhnya. Benarbenar menghisap jarum dan tidak nggrayang ke sana ke mari
seperti biasanya kaum hidung belang. Pria yang menarik dan
simpatik! Dan Salima yang tersenyum memandang
suhengnya itu dengan mata bersinar-sinar akhirnya maju
mendekat dengan seruan lirih,
"Suheng...!"
Kim-mou-eng membuka mata, terbangun dari
samadhinya, memandang sumoinya yang sudah
ada di depannya, berlutut. Sejenak terkejut tapi
berseri melihat sumoinya ini sembuh. Dan Salima
yang tersenyum memandang suhengnya tiba-tiba
membuat Kim-mou-eng balas memandang dengan
pandangan mesra.
"Sumoi, kau telah sembuh?"
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima mengangguk, menundukkan mukanya.
"Berkat kau, suheng. Terima kasih...!"
"Ah, untuk apa berterima kasih, sumoi? Itu
memang sudah menjadi kewajibanku. Justeru aku
yang, ah... aku yang harus minta maaf padamu,
sumoi. Aku telah lancang mengetahui bagian
tubuhmu yang terlarang!"
Salima tiba-tiba merah mukanya, menggigil seperti
orang kedinginan. Dan ketika dia terisak dan Kim -moueng juga semburat merah tahu-tahu gadis ini telah
menubruk suhengnya dan menangis tersedu-sedu.
"Suheng, kau tak akan menghinaku, bukan?"
Kim-mou-eng terkejut. "Menghina bagaimana,
sumoi?"
"Menghina setelah... setelah kejadian itu!"
"Aku tak akan menghinamu, sumoi. Justeru
aku yang patut kau hina atau kau maki kalau
perbuatanku menyakitimu!"
"Tidak, tidak...!" Salima menggeleng. "Itu bukan
kesengajaanmu, suheng. Itu terjadi karena di luar
kemauan kita!"
"Jadi bagaimana kemauanmu?"
"Aku minta kau tak memperolok-olok aku, suheng.
Bahwa... bahwa kau tak akan menceritakan pada
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
siapapun apa yang telah terjadi itu!"
Kim-mou-eng tiba-tiba tersenyum. "Sumoi, siapa
mau berbuat gila seperti itu? Kenapa kau berpikir
begitu?" dan ketika Salima tidak menjawab dan Kimmou-eng mengangkat dagu gadis ini akhirnya Salima
memandang suhengnya itu, sekejap saja, karena


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedetik kemudian dia telah memejamkan mata dan
mau melengos. Tapi suhengnya yang menahan
gerakan itu dan berbisik lembut tahu-tahu sudah
menggeserkan pertanyaan di belakang telinganya,
"Sumoi, kau tak marah padaku, bukan?"
Salima menggeleng.
"Kenapa memejamkan
mata?" Salima tak menjawab.
"Ayo, kenapa kau tak mau membuka matamu,
sumoi? Apakah kau marah?"
"Tidak," Salima akhirnya menjawab lirih. "Aku
malu, suheng. Aku malu padamu!"
Kim-mou-eng tiba-tiba tertawa, mencium rambut
sumoinya itu hingga Salima tersentak. Dan ketika Kimmou-eng mendorong sumoinya itu dan menyuruh Salima
duduk berhadapan akhirnya gadis ini tak dapat
menyembunyikan diri lagi dan berpandangan dengan
suhengnya itu, malu-malu gugup dan tampak bingung.
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tapi ketika suhengnya memandang mesra dan dua
pasang mata beradu lembut tiba-tiba Salima
mengeluh menutupi mukanya.
"Suheng, aku takut...!"
"Takut apa?" Kim-mou-eng menyentuh pundaknya,
tergetar dan berguncang melihat kecantikan sumoinya ini,
mengusap lembut dan tiba-tiba merasa hangat
berdekatan dengan sumoinya itu. Dan ketika Salima tidak
menjawab dan Kim-mou-eng meraih Salima tahu-tahu
gadis itu telah merapat dipelukannya yang mesra. "Kau
takut apa, sumoi? Bukankah ada aku di sini?"
"Itulah," Salima menggigil. "Aku takut kehilangan
dirimu, suheng. Takut kalau kau... kalau kau..." Salima
tak meneruskan kata-katanya, terisak dan tiba-tiba
menangis dipelukan suhengnya itu. Dan ketika Kimmou-eng lagi-lagi mencium rambutnya dan Salima
mengguguk tak dapat menahan diri mendadak gadis
ini melompat bangun melarikan diri!
"Suheng, aku tak mau kau menipuku...!" Kimmou-eng terkejut. Salima telah berkelebat
keluar kelenteng dengan cepat sekali, melesat di luar
pintu dan menangis dengan penuh kesedihan. Dan Kimmou-eng yang tentu saja kaget dan heran tak mengerti
tiba-tiba mengejar dan berteriak memanggil, "Sumoi,
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tunggu...!"
Namun Salima tancap gas. Gadis ini tak peduli,
meneruskan larinya dan menangis tersedu-sedu. Tapi
Kim-mou-eng yang telah mengerahkan ginkangnya
dan berkelebat melompati kepala sumoinya tiba-tiba
mencengkeram dan menahan sumoinya itu.
"Sumoi, tunggu...!"
Salima hampir terguling. Ia menabrak dan
langsung terjungkal dalam pelukan suhengnya itu,
kaget dan berteriak keras melepaskan diri, meronta.
Namun Kim-mou-eng yang menotok tubuhnya hingga
lemas tak berdaya akhirnya membuat gadis ini
menangis tersedu-sedu, menutupi mukanya.
"Suheng, kau jahat. Kau buruk!"
Kim-mou-eng membebaskan totokan sumoinya.
Sekarang Salima tak melarikan diri lagi, mengguguk
dalam pelukannya. Dan ketika tangis itu reda dan Kimmou-eng mengerutkan alisnya maka bertanyalah dia,
"Sumoi, kenapa kau melarikan diri? Kenapa kau takut?"
Salima terguncang. Pundak yang terangkat naik
turun itu masih terisak, tapi ketika suhengnya mengusap
dan Kim-mou-eng memandang mesra serta mencium
keningnya mendadak Salima mengeluh.
"Suheng, kau sayang padaku, bukan?"
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tentu."
"Dan kau tak akan membiarkan aku berduka?"
"Tentu. Ada apa, sumoi? Kenapa pertanyaanmu
demikian aneh?" Kim-mou-eng tersenyum,
mengangkat wajah sumoinya itu dan tergetar melihat
pandangan sumoinya yang lembut menusuk jantung,
mesra menggetarkan hatinya hingga hampir dia
meram. Tak kuat melihat mata yang begitu bening
indah menyapu wajahnya. Dan ketika Salima
tersenyum dan bibir yang merah basah itu bergetar
bergerak-gerak tapi sukar mengeluarkan suara
mendadak seperti orang tersihir tahu-tahu Kim-moueng menunduk dan... mencium bibir yang penuh daya
pesona itu. Begitu saja mengejutkan Salima!
"Sumoi, kau cantik!"
Salima tersentak. Bibirnya tahu-tahu telah dicium
lembut, dikecup perlahan dan akhirnya dilepaskan
dengan kaget pula oleh Kim-mou-eng. Sadar setelah
berbuat. Seolah dia terbius oleh pengaruh sihir yang
melumpuhkannya sekejap tadi! Dan Salima yang
mengeluh tapi berseri girang mendadak merangkul
suhengnya itu dan terengah memejamkan mata.
"Suheng, kau... kau nakal!"
Kim-mou-eng tertegun. Sekarang dia sadar akan
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
perbuatannya tadi, mengeluh dan diam-diam
memaki kenapa dia tak dapat menahan diri. Mabuk
sedetik oleh bibir yang bergerak- gerak indah itu.
Tapi melihat sumoinya tak marah dan kini gadis itu
mendekap tubuhnya erat tiba-tiba Kim-mou-eng
mundur tersenyum pahit.
"Sumoi, maaf. Aku... aku tak sengaja!" Salima
mengangkat mukanya. Kim-mou-eng terpaksa ganti
memejamkan mata melihat pandangan yang begitu
bening menghunjam tak malu-malu memandangnya,
hilang sudah rasa likat Salima tadi setelah suhengnya
menciumnya. Seakan mendapat kekuatan aneh dan
pernyataan langsung dari adanya getaran cinta. Dan
Salima yang tertawa setengah tersenyum tiba-tiba
menggeliat mencubit suhengnya. "Suheng, kau memang
nakal. Tapi aku tak marah! Kau mencintaiku, bukan?"
Kim-mou-eng membuka matanya. Dia tersentak
mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan cinta! Tapi melihat
sumoinya tersipu manja dan dia juga telah melakukan
sesuatu "panjar" hingga sumoinya tak akan
melupakannya seumur hidup akhirnya Kim-mou-eng
kebat -kebit menenangkan guncangan perasaannya,
harus jujur. "Entahlah, mungkin saja, sumoi. Tapi kalau
cinta sebagai kakak dan adik memang tak kusangkal!"
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima tertegun, membelalakkan matanya.
"Eh, apa maksudmu, suheng?"
"Maksudku," Kim-mou-eng menekan semua
ketegangannya. "Aku harus jujur dan hati -hati menjawab
persoalan yang satu ini, sumoi. Bahwa aku tak ingin
membuatmu kecewa di kelak kemudian hari!"
"Tapi... tapi..."
Kim-mou-eng menyesal. " Sudahlah, biar kita
bicarakan persoalan yang satu ini lain hari saja,
sumoi. Aku tak ingin melukai hatimu sebelum aku
sendiri mendapat keyakinan."
"Ah!" Salima tiba-tiba mundur selangkah. "Tapi
kau telah mencium bibirku, suheng. Kau telah
melakukan itu tanpa kuminta! Apakah itu bukan
tanda cintamu kepadaku?"
Kim-mou- eng merah mukanya. "Aku kehilangan
pikiran saat itu, sumoi. Aku memang khilaf. Aku..."
"Tidak!" Salima tiba-tiba membentak, pucat
mukanya. "Kau jawab saja sekarang, suheng.
Apakah perbuatanmu itu untuk menghina diriku atau
memang timbul dari hasrat kasih sayangmu. Aku tak
mau dipermainkan!"
Kim-mou-eng kaget. "Sumoi, kenapa begini?
Aku..." Kim-mou-eng menggigil, melihat sumoinya itu
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memandangnya berapi- api dengan air mata bercucuran.
Tapi karena dia saat itu juga tak tahu apakah sebenarnya
yang mendorongnya untuk melakukan ciuman tadi akhirnya
pemuda ini diam saja dan tak meneruskan kata-katanya,
disambut kemarahan Salima yang tiba-tiba tersinggung,
merasa terhina. Marah bukan main. Merasa dipermainkan.
Dan Salima yang memekik tinggi tahu-tahu mencelat ke
depan menampar suhengnya itu.
"Suheng, kau menghina diriku. Plak -plak!"
Kim-mou-eng terjengkang. Dia roboh oleh
tamparan sumoinya itu, pecah bibirnya, melelehkan darah
dan melompat bangun dengan muka berubah-ubah, kaki
semakin gemetaran tapi tidak membalas perbuatan
sumoinya itu. Dan Salima yang tertegun melihat
suhengnya kembali tidak bicara apa- apa selain
mendelong bagai orang bersalah mendadak menangis
tersedu-sedu dan memutar tubuhnya melarikan diri.
"Suheng, kau pemuda tak berperasaan. Kau
kejam. Aku bersumpah tak mau disentuh lain pria
setelah perbuatanmu tadi. Awas, aku akan membunuh
setiap wanita yang coba-coba kau cintai!"
Kim-mou-eng bengong. Dia sadar setelah sumoinya
berkelebat lenyap, sadar oleh ancaman yang
mengejutkan itu. Maka meloncat berteriak pendek dia
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
coba memanggil, "Sumoi, tunggu dulu. Aku akan
memberi penjelasan...!"
Namun Salima terlanjur dibakar kemarahannya. Dia
melengking dikejauhan sana, lengking penuh kecewa dan
marah. Dan ketika Kim-mou-eng terhuyung dan terseok
mengejar mendadak pendekar ini terguling kesrimpet
sebatang akar pohon. Tak ayal Kim-mou-eng mengeluh,
tubuh tiba- tiba menggigil tak karuan. Ada rasa salah dan
cemas. Tapi takut pada sepak terjang sumoinya yang
bakal membuat geger tiba- tiba pendekar ini melompat
bangun, menggigit bibir dan mengeraskan hati mengejar
sumoinya, mengerahkan ginkang dan sebentar kemudian
berkelebat ke arah dimana sumoinya tadi menghilang.
Dan begitu pendekar ini memanggil mengejar sumoinya
maka tempat itupun sunyi ditinggal pergi.
* * *
Memasuki daratan tandus di luar tembok besar
memang cukup menakutkan. Padang ilalang disertai
semak belukar yang kering dan gersang menimbulkan
semacam perasaan ngeri untuk tinggal di situ, melihat
sekeliling penjuru hanya tanah-tanah keras dan bumi
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang retak. Jarang ada rumput-rumput segar atau
pepohonan yang hijau. Tapi kalau orang mau menjelajah
seluruh wilayah ini maka orang akan tercengang dan
merasa heran bahwa banyak pemukiman yang sifatnya
terpencar-pencar mengisi daratan yang gersang itu.
Itulah kaum atau suku nomad. Bangsa pengembara
yang terdiri atas banyak suku. Tapi, satu dari sekian
banyak suku adalah bangsa Tar-tar yang mendominasi
wilayah daratan tandus ini. Mereka berjumlah ribuan,
hidup dari memelihara ternak yang jumlahnya juga ribuan.
Tidak kurang dari seratus ribu ekor hewan baik domba
maupun sapi. Maklum, mereka tak dapat hidup dari
bercocok tanam karena tanah di daerah itu tidak subur
dan hanya cocok untuk peternakan saja. Dan bangsa Tartar yang hidup di tengah-tengah alam yang keras ini
memang menciptakan mereka sebagai orang-orang yang
keras pula.
Tapi mereka, seperti bangsa lain di dunia juga
menyadari arti pentingnya peraturan. Mereka hidup dari
satu wilayah ke wilayah lain, mengembalakan ternakternak mereka untuk mencari rumput-rumput baru. Dan
karena wilayah yang luas itu juga diisi oleh suku-suku
bangsa lain yang sama-sama mencari makan maka
sering terjadi bentrokan dan permusuhan diantara
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalangan orang-orang nomad ini. Tak jarang diantara
mereka terjadi saling bunuh besar-besaran, hanya untuk
sekedar mempertahankan daerah berumput yang mereka
kuasai. Dan karena hidup yang keras membuat mereka
juga keras maka pertempuran atau pembunuhan yang
terjadi diantara mereka lama-lama menjadikan mereka
biasa akan segala permusuhan itu. Terbiasa melihat
darah dan menggelimpangnya tubuh-tubuh tak bernyawa,
kadang berserakan diantara bangkai-bangkai binatang
yang juga ikut terbunuh. Pemandangan yang tidak lagi
mengerikan bagi suku-suku nomad itu yang lama-lama
menjadi kebal akan penglihatan seperti itu. Tapi ketika
suatu hari suku bangsa Tar-tar dikejutkan oleh
pemandangan yang tidak biasa di pagi hari itu dengan
terbunuhnya wanita -wanita hamil yang ada dikalangan
mereka dan tujuh wanita tewas dengan orok yang masih
merah di dalam perut maka kejadian pagi itu cukup
membuat gempar semua suku bangsa ini. Apalagi orok
yang masih di dalam perut itu juga dicincang hingga
berujud perkedel!
"Keparat, siapa melakukan kekejian ini?"
Semua suku bangsa Tar-tar marah. Mereka
melapor pada pemimpin mereka, Gurba, laki-laki tinggi
besar berkulit hitam yang biasa mereka panggil
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"hanggoda" (pemimpin), yakni suheng dari Kim-moueng dan Salima yang tinggal sendiri di tempat itu, tak
lagi bersama adik-adik seperguruannya karena Kimmou-eng telah meninggalkan tempat itu disusul
Salima. Jadi membuat pertahanan suku bangsa Tartar lemah karena Gurba harus mengurus rakyatnya
seorang diri, hanya dibantu beberapa orang yang tentu
saja tak dapat diandalkan seperti dua adiknya laki-laki
dan perempuan itu. Dan Gurba yang terkejut serta


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

marah besar mendengar laporan ini lalu menuju
tempat peristiwa dengan kumis terangkat naik.
Dan raksasa tinggi besar ini terbelalak. Dia melihat
mayat tujuh wanita hamil itu, dibelek perutnya dan tampak
cincangan daging dari orok di dalam perut, hampir yang lain
muntah melihat pemandangan itu. Perbuatan yang tidak
berperikemanusiaan. Namun Gurba yang melihat sesuatu di
balik mayat seorang diantaranya tiba-tiba membungkuk
mengambil secarik kertas, berisi pengakuan atau
pertanggungjawaban dari seseorang atau sekelompok orang
yang telah melakukan perbuatan ini. Dan begitu dia
membaca apa yang terjadi tiba-tiba saja raksasa tinggi hitam
ini mendelik.
"Jahanam, kiranya dari suku U-fak."
Semua orang terkejut. Mereka teringat siapa suku
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
U-fak itu, sebuah suku yang jumlahnya besar dan yang
paling memusuhi mereka. Dua bulan yang lalu pernah
bertempur habis-habisan dan saling bantai. Hampir
mereka kalah kalau tidak ada Gurba di situ, sebuah suku
yang kuat dan tidak mau tunduk kepada mereka. Bahkan
hendak memaksa mereka tunduk pada suku U-fak itu
yang dipimpin dua orang laki- laki bernama Uyin dan
Unga, dua laki-laki bersaudara yang pandai melempar
lembing dan panah, juga memiliki ilmu silat tinggi yang
hebat dan mengagumkan karena mereka mempunyai
seorang guru dari pedalaman (Tionggoan). Konon
katanya hebat dan jauh lebih sakti daripada dua pemimpin
U-fak itu. Dan Gurba yang tentu saja menggereng melihat
perbuatan orang-orang U-fak itu akhirnya membentak
berang, berkata pada seorang pembantunya bernama
Siga, pemuda bertubuh kekar yang biasanya
mendampinginya sejak kepergian dua adik-adik
seperguruannya itu,
" Siga, siapkan duaratus orang menemani aku.
Kita serbu tempat tinggal suku bangsa U-fak itu. Kita
bunuh Uyin dan Unga!"
Siga, pemuda Tar-tar ini mengangguk. Dia juga
marah melihat pembantaian terhadap tujuh wanita
hamil itu. Ada semacam undang-undang tak tertulis di
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalangan suku nomad bahwa mereka tak boleh
mengganggu wanita, apalagi membunuhnya biarpun itu
musuh. Dan Siga yang tentu saja marah oleh perbuatan
suku bangsa U-fak yang biadab ini lalu mengumpulkan
duaratus teman-temannya untuk memenuhi permintaan
"hanggoda".
Dan duaratus pasukan kecil itu siap di tempat.
Mereka adalah pasukan inti, biasa menemani Gurba
kalau raksasa tinggi besar ini berperang membela
rakyatnya. Merupakan pasukan terpercaya karena Gurba
sendiri yang menggembleng mereka. Dan begitu mereka
siap dan Gurba mengajak mereka berangkat maka
duaratus orang ini serentak berderap menuju ke tempat
suku bangsa U-fak, pemuda -pemuda Tar-tar yang gagah
berani dan sedikit banyak pandai juga ilmu silat. Gurbalah
yang mengajarinya. Pokok-pokok ilmu bela diri termasuk
ilmu gulat, karena bangsa Tar-tar memang suka akan ilmu
yang satu ini, gulat dicampur cengkeraman mirip Sin-najiu (ilmu cengkeraman) hingga mereka cukup tangguh dan
rata-rata memiliki buku-buku jari yang besar dan keras,
kuat dan sanggup meremas hancur sebuah batu
sekepalan tangan. Tanda dari kekuatan yang cukup
terlatih. Dan ketika dua hari perjalanan mereka tiba di
tempat suku bangsa U-fak
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang tinggal di sebelah timur daratan tandus akhirnya
Gurba memecah pasukannya menjadi empat bagian.
"Siga, kau pimpin teman-temanmu di sebelah utara.
Dan Tomba serta Lisang memimpin yang lain di selatan
dan barat. Aku akan masuk melalui pintu timur."
Siga dan dua temannya mengangguk. Mereka
sudah cukup terlatih, tahu apa yang dikehendaki sang
hanggoda yang tegas ini. Tak banyak bicara dan
langsung memecah diri menjadi bagian-bagian kecil
seperti yang diperintahkan Gurba tadi. Dan ketika
semuanya siap dan masing- masing mengepung dari
empat penjuru maka Gurba menghentikan pasukannya
yang limapuluh orang itu untuk menantinya sebentar.
"Kalian tinggal dulu di sini. Aku akan melihat
keadaan."
Limapuluh orang itupun mengangguk. Mereka
juga sudah terbiasa ditinggal sebentar, tahu bahwa
sang hanggoda akan menyelidiki dulu tempat
musuh sebelum mereka menyerbu. Maklum akan
kesaktian sang pemimpin ini. Tapi Malunga yang
sedikit khawatir teringat suku bangsa U-fak yang
besar jumlahnya bertanya juga,
"Hanggoda, apakah aku tak boleh ikut?"
Gurba tertegun. "Kau di situ saja. Aku sebentar
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akan kembali."
"Tapi Uyin dan Unga tentu telah bersiap -siap,
hanggoda. Sebaiknya ada seorang diantara kami
yang ikut agar tahu bila ada sesuatu."
"Baiklah," Gurba tersenyum juga, senyum
mengejek. "Kau boleh ikut. Malunga. Tapi tak boleh
berbuat apa-apa bila dua keparat jahanam itu tak
ada di tempat. Mengerti?"
Malunga mengangguk. Dia seorang pemuda yang
tegap, tangkas dan cerdik serta cukup berhati-hati, adik
dari Siga yang biasa membantu Gurba untuk hal-hal
serius. Memiliki kepandaian silat dan gulat yang cukup
baik. Dan, yang penting, merupakan seorang pemuda
yang berani hingga sering membuat Gurba kagum. Dan
begitu keduanya berangkat dan Malunga menyimpan
lembingnya maka dua orang itu telah meninggalkan
pasukan mendekati perkemahan suku U-fak yang
bertebaran di sekeliling padang rumput.
Gurba tampak geram. Raksasa tinggi besar ini
berkerot- kerot giginya, tinjunya yang sebesar buah
kelapa itu dikepal. Rontok kepala orang kalau kena tinju
raksasa ini. Dahsyat mirip penggada saja. Dan ketika
mereka mendekati perkemahan suku bangsa U-fak itu
dan Gurba tampak tak sabar maka raksasa ini tiba-tiba
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berkelebat ketika dua orang terlihat muncul
menjaga kemah, sedang bercakap-cakap dan tentu
saja terkejut melihat bayangan raksasa tinggi besar
itu. Tapi belum mereka berteriak atau apa tahu-tahu
keduanya roboh ketika Gurba membenturkan
tinjunya pada kepala dua orang itu.
"Dukk!"
Malunga kagum. Dia melihat dua orang laki-laki
itu telah roboh tak berkutik, tombak mereka lepas dan
Gurba telah menendangnya hingga mereka itu
mencelat ke arahnya. Dan ketika Malunga menangkap
dan dua laki-laki itu dicekik jari-jari Gurba yang sebesar
pisang ambon maka dua orang ini terbelalak dan
mendelik tak dapat bernapas.
"Hayo, dimana pimpinan kalian!"
Dua laki-laki bangsa U-fak itu mengeluh. Mereka
tak dapat bicara, kaget melihat siapa yang datang.
Gurba tokoh Tar-tar yang hebat itu! Tapi ketika cekikan
mengeras dan mereka semakin tak dapat bicara tibatiba Gurba yang lupa akan kekuatannya yang dahsyat
ini telah meremas hancur tulang leher seorang
diantara tangkapannya.
"Krekk!"
Malunga terkejut. Dia melihat laki-laki itu kontan
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tewas, terkulai kepalanya, tak dapat mengeluh atau
menjerit lagi karena tenggorokannya hancur. Persis
ayam disembelih! Dan Malunga yang sadar akan
keselamatan laki-laki satunya tiba -tiba berseru
memperingatkan, "Hanggoda, jangan bunuh dia.
Kendorkan cekikan, dia tak dapat bicara...!"
Gurba tertegun. Dia sadar kini akan apa yang terjadi,
bahwa cekikannya terlalu kuat hingga tawanannya tak
dapat bicara, membuat dia geram dan kelupaan hingga
tawanannya yang seorang tewas. Tapi menendang mayat
laki-laki U-fak itu dan mengendorkan cekikannya Gurba
bertanya pada tawanan satunya yang masih hidup ini,
"Hayo, dimana pemimpinmu itu. Kalau tidak kau juga akan
kubunuh!"
Laki- laki itu ngewel. Dia sudah ketakutan melihat
kehadiran raksasa tinggi besar ini, ngeri melihat kematian
temannya yang demikian mudah di tangan Gurba ini,
melihat kekuatan jari-jari Gurba yang dahsyat. Maka
ketika Gurba mengendorkan cekikannya dan dia dapat
bernapas serta berkali-kali menelan ludah akhirnya lakilaki ini bicara sambil menjatuhkan diri berlutut, gemetaran,
"Ampun, aku... aku tak tahu dimana pemimpin berada, taiong (raja besar). Tapi mereka tadi mengadakan
perjamuan di kemah besar...
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
aku tak tahu selain itu. Ampun...!"
"Dimana kemah besar?"
"Di tengah-tengah pusat perkemahan, tai-ong.
Kemah berwarna hitam!"
"Hm, kau tak bohong?"
"Tidak, berani sumpah!"
Tapi Gurba mendengus. Dia telah mendupak
laki-laki ini, membuat laki -laki itu mencelat dan
mengaduh terguling-guling. Tapi ketika laki-laki itu
melompat bangun dan lari terbirit-birit mendadak dia
berteriak-teriak, "Awas, pemimpin bangsa Tar -tar
datang. Dia membunuh U-kiat...!" dan begitu dia
berteriak-teriak maka semua orang di dalam tenda
tiba-tiba menjadi ribut. Suku bangsa U-fak geger,
terkejut mendengar kedatangan tokoh Tar-tar yang
ditakuti ini. Tapi Malunga yang marah oleh teriakan
orang itu tiba-tiba melempar lembingnya.
"Crep!"
Laki-laki itu roboh terjengkang di tanah. Dia
tersungkur dengan lembing menancap di belakang
punggung, seketika menembus jantungnya dan tentu saja
tak dapat menjerit-jerit lagi. Tewas seketika itu juga. Tapi
suku bangsa U -fak yang telah berhamburan mendengar
kedatangan Gurba dan mengepung tempat
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu tiba-tiba telah mengelilingi dua orang ini dengan
senjata di tangan, masing-masing tampak beringas
tapi gentar, tertegun melihat kedatangan Gurba
yang tersenyum mengejek memandang mereka.
Maklum akan kesaktian raksasa tinggi besar ini
yang hebat luar biasa. Dan ketika sebelas orang
mendadak melempar tombak dan menyerang dari
belakang sekonyong- konyong Gurba mendengus
dan... mengebutkan ujung bajunya tanpa menoleh.
"Plak-plak-plak!"
Sebelas tombak itu runtuh. Gurba demikian
gampang menangkis, memutar tubuh dan kini
memandang sebelas penyerangnya yang terkejut melihat
tombak tak berhasil mengenai raksasa tinggi besar itu.
Dan ketika Gurba menghentakkan kaki dan sebelas
tombak di atas tanah itu terpental melenting berdiri
mendadak Gurba mengebutkan kembali ujung bajunya,
mendorong tombak yang tiba-tiba "bangkit" secara aneh
itu. Dan ketika dia mengibas dan angin pukulan
menyambar dari jauh tiba-tiba sebelas tombak itu terbang
dan balik menyerang tuannya sendiri!
"Crep-crep-crep!"
Jeritan ngeri terdengar dengan cepat, sedetik saja,
susul-menyusul. Dan ketika orang memandang apa yang
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terjadi mendadak sebelas tubuh roboh bergelimpangan
dengan dada ditembus tombak. Itulah penyerangpenyerang gelap tadi! Dan Gurba yang tertawa bergelak
mengerahkan kekuatannya tiba-tiba membentak.
"Tikus-tikus busuk, suruh dua pemimpinmu ke
mari. Kalau tidak kalian akan mati satu-persatu!"
Suku bangsa U-fak gempar. Mereka telah melihat
kematian sebelas orang teman mereka tadi. Tapi seorang
diantaranya yang tiba-tiba berteriak menyuruh maju
mendadak membuat yang lain sadar, kaget dan marah
pada raksasa Tar-tar ini. Dan begitu mereka membentak
dan menerjang maju mendadak puluhan tombak
menyerang dan menusuk Gurba, bertubi-tubi merupakan
hujan serangan yang tiada henti. Namun Malunga yang
membentak melompat ke depan tiba -tiba menangkis
dengan lembingnya yang sudah dicabut dari mayat lakilaki pertama tadi, melindungi Gurba dan tampak berani
menyambut puluhan tombak yang menghambur maju.
Tapi Gurba yang terbahak dengan suaranya yang
menyeramkan tiba- tiba menarik kedua pundak
pembantunya itu, melempar Malunga keluar dari
kepungan. Begitu saja seolah Malunga adalah boneka
yang terbuat dari bahan yang ringan. Dan begitu dia
membentak dan Malunga terkejut diluar sana maka
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
puluhan tombak yang mengenai tubuh raksasa ini
mental semua dan patah!
"Tak-krek-krek...!"
Semua orang terkejut. Mereka melihat kekebalan
raksasa tinggi besar itu, melihat mata Gurba yang
mencorong berkilat-kilat. Dan belum mereka melompat
mundur untuk menyelamatkan diri tahu-tahu Gurba telah
menangkapi mereka dan membanting orang-orang itu
satu persatu di atas tanah. Tak ayal jerit kesakitan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terdengar di sana-sini. Orang -orang itu mawut , patah
tulang-tulangnya dan banyak diantaranya tak dapat
bangun berdiri. Roboh berpelantingan dan tumpangtindih. Tak karuan lagi. Sebentar saja telah limapuluh
orang yang menjadi korban! Tapi ketika Gurba
menggereng-gereng dan memanggil Uyin dan Unga agar
keluar menemui dirinya dan lawan mundur dengan muka
pucat dan ketakutan mendadak dua bayangan laki-laki
berkelebat keluar melempar lembingnya.
"Gurba, kami ada di sini... wuut!"
Gurba terkejut. Dua lembing panjang
menyambarnya dahsyat, dilontarkan oleh tangan yang
ahli dan kuat. Tapi Gurba yang lagi-lagi tak menangkis
dan menjengekkan mulutnya tiba- tiba telah menerima
sambaran dua lembing itu, runtuh dan patah mengenai
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tubuhnya yang sudah dilindungi kekebalan, sedikit
terdorong tapi tidak apa-apa. Dan ketika dia berdiri tegak
dan dua bayangan itu berjungkir balik turun di depannya
maka tampaklah dua laki-laki gagah perkasa berumur
sekitar empatpuluhan tahun telah berhadapan dengannya
dengan mata berapi- api, kepala mereka mengenakan
topi burung. Uyin dan Unga!
"Gurba, kami telah datang di sini. Jangan
mengganggu orang-orang kecil yang bukan lawanmu!"
Gurba menggeram. Dia ganti memandang dua
pemimpin suku bangsa U-fak itu dengan mata seolah siap
menerkam, teringat kematian tujuh wanita hamil yang
menjadi rakyatnya itu, sedikit tertegun dan juga heran
karena dua kakak beradik yang pernah dikalahkan itu
tidak menampakkan rasa takut sedikit pun juga. Beda
dengan dulu. Bahkan kini memandangnya dengan marah
dan berapi- api. Begitu berani! Tapi Gurba yang mengira
keberanian dua orang pemimpin U-fak ini mungkin
didorong oleh banyaknya suku bangsa U-fak di situ
akhirnya mendengus bertanya dingin,
"Uyin, kenapa kau membunuh tujuh wanita Tartar yang menjadi rakyatku? Menyangkalkah kau
akan perbuatan biadab ini?"
Uyin, laki-laki di sebelah kanan tertawa mengejek.
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kami tak menyangkal perbuatan itu, Gurba. Dan
kami sengaja melakukan itu untuk membalas
dendam! Tapi mana itu pasukanmu yang gagah
berani? Kenapa datang berdua?"
Gurba tertawa dingin. "Aku tak perlu banyak bantuan
untuk membunuhmu, Uyin. Sekalian ingin menguji
apakah peraturan kaum nomad masih kau patuhi. Dulu
kau kuampuni, kenapa sekarang demikian berani mati
mencari penyakit? Rangkapkah nyawamu?"
Unga, laki-laki di sebelah kiri ini menjawab,
"Gurba, kami telah siap menyambut kau dan
pasukanmu. Peraturan kaum nomad tetap kami
pegang teguh. Apa yang kau maui sekarang?"
"Tentu saja membunuh kalian!" Gurba
membentak marah. "Mau apalagi? Apakah kalian
mengira aku melancong datang ke tempat ini? Kalian
telah menyalahi undang-undang tak tertulis, Unga.
Kalian telah mengganggu dan membunuh wanita!"
"Peduli amat!" Unga menjengek. "Kami menganggap
semua orang Tar-tar adalah musuh, Gurba. Dan sekarang
kami ganti akan membunuhmu... sing!"
Unga yang telah mengambil senjata baru dan
menusukkan tombaknya ke perut Gurba tiba-tiba
membentak menyuruh kakaknya membantu, menerjang
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ke depan dan tidak banyak cakap lagi menyerang
lawannya itu. Dan ketika Uyin juga mencabut gendewa
dan menyerang dengan anak panahnya yang
dilakukan seperti menyerang dengan sebatang
tombak kecil maka raksasa tinggi besar itu telah
dikeroyok dua oleh pemimpin suku bangsa U-fak ini,
mendengus dan menangkis dengan kedua lengannya
hingga tombak dan anak panah mental. Dan ketika
Unga berteriak keras menerjang kembali maka Uyin
melengking tinggi di belakang adiknya itu.
"Unga, mainkan Coa-mo-kun (Silat Ular Iblis)...!"
Unga mengangguk. Dia telah meliuk-liuk dengan
tombak di tangan, melenggak-lenggok dengan lemas,
mata tombak menyambar-nyambar dan merupakan
mulut ular yang mematuk segala penjuru. Sebentar
saja memagut lawan bertubi-tubi. Dan ketika Uyin
membentak dan mainkan anak panah seperti adiknya
pula maka dua kakak beradik ini telah mainkan Coamo-kun secara berpasangan.
"Wut... plak-sing!"
Gurba menggeram. Sebenarnya dia telah
mengetahui ilmu silat dua pemimpin suku bangsa U-fak
itu, tahu mereka mahir mainkan Coa -mo-kun. Tapi
karena dia memiliki ilmu silat lebih tinggi dan sinkangnya
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mampu memberikan kekebalan menerima tusukan
senjata tajam maka dia tidak takut dikeroyok seperti itu.
Tapi Unga dan kakaknya ternyata kali ini bersikap lain.
Mereka menyerang secara ganti-berganti, sebentar di
belakang sebentar di muka. Tombak tidak melulu
menyerang ke bawah tapi juga ke atas, mengarah kedua
mata Gurba yang tentu saja tak dapat dilindungi sinkang,
membuat raksasa ini terbelalak. Dan ketika satu kali
keningnya tergurat dan Unga tertawa gembira mendadak
Gurba menggeram ketika mendengar sorak-sorai para
suku U-fak yang gembira melihat keberhasilan ini. Marah
karena lawan selalu mengincar matanya. Dan ketika
kembali tombak dan anak panah menyambar matanya
tapi luput mengenai sasaran karena Gurba merendahkan
kepalanya mendadak raksasa tinggi besar ini meledakkan
telapak tangannya, mengeluarkan Tiat-lui -kang, ilmu
yang sebenarnya jarang dia keluarkan kalau tidak ingin
cepat merobohkan lawan.
"Unga, kalian tak dapat mengalahkan aku. Aku yang
akan membunuh kalian, awas... darr!" Gurba tiba-tiba
mengejutkan lawan, mengeluarkan Tiat-lui -kangnya yang
dahsyat itu hingga meledak nyaring, bumi seketika
bergetar hingga sepuluh orang jatuh terlempar roboh.
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kaget oleh suara ledakan yang mengguncang itu. Dan
ketika Uyin dan Unga juga tersentak dan mereka
menyeringai menahan jantung yang seolah dipecah
dari depan mendadak Gurba telah berkelebat maju
menangkap tombak dan anak panah mereka.
"Cep-krak!"
Unga dan kakaknya terkejut. Senjata mereka
tahu-tahu telah diremas hancur, begitu saja menjadi
bubuk di telapak Gurba yang penuh getaran tenaga
Tiat-lui-kang, hangus terbakar. Dan ketika mereka
membelalakkan mata dan kaget oleh kelengahan ini
tahu-tahu Gurba telah menampar kepala mereka
dengan telapak dibuka lebar-lebar.
"Unga, awas...!"
Uyin telah membanting tubuh bergulingan.
Pemimpin utama suku U-fak ini kaget setengah mati,
ngeri melihat telapak Gurba yang merah membara persis
besi dibakar sementara angin panas juga menyambar dari
telapak raksasa itu, dahsyat sekali. Dan ketika Uyin
berteriak dan membanting tubuh bergulingan maka pada
saat yang sama Unga juga telah menyelamatkan dirinya
dari pukulan Tiat-Iui-kang itu.
"Bress!"
Bumi hangus kehitaman. Uyin dan adiknya telah
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melompat bangun, gentar dan ngeri oleh kedahsyatan
raksasa ini. Tiat-lui-kang yang amat ditakuti dua kakak
beradik itu, ilmu yang dulu juga telah mengalahkan
mereka. Tapi ketika Gurba melompat dan menubruk
mereka bagai singa haus darah tiba-tiba Uyin
menjepret gendewanya meluncurkan lima batang anak
panah yang telah dilepas secepat kilat, disusul adiknya
yang juga menyerang dengan lima batang anak panah
menyambut tubrukan Gurba. Tapi ketika raksasa itu
menggeram dan sepuluh anak panah runtuh mengenai
tubuhnya maka saat itulah tamparan Tiat-lui-kang
menderu menyambar mereka.
"Plak-dess!"
Dua kakak beradik ini mencelat. Mereka mengeluh
tertahan, hangus baju pundaknya dan terguling- guling.
Hampir menjerit kalau tidak malu. Dan Uyin serta adiknya
yang sudah melompat bangun dengan kaki terhuyung
tiba-tiba berseru, "Bunuh orang ini. Lepaskan anak
panah...!" dan, begitu mereka melompat mundur dan
ratusan orang mementang gendewa tiba-tiba Gurba
diserang hujan panah yang bukan main banyaknya,
membuat raksasa ini menggereng-gereng dan melindungi
mukanya dari sambaran hujan panah itu, membiarkan
panah-panah lain runtuh dan patah
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengenai bagian tubuhnya yang lain karena dia kebal.
Dan ketika Gurba membentak dan mengibaskan
tangannya ke kiri kanan tiba-tiba penyerang yang ada di
depan bergelimpangan roboh, mendapat pukulan jarak
jauhnya yang hebat bukan kepalang. Menderu bagai
angin topan, mengejar Uyin dan adiknya yang berteriakteriak di belakang pasukan. Dan ketika pasukan mawut
dan barisan depan tunggang- langgang dikibas raksasa
tinggi besar ini hingga terbuka sebuah lubang maka saat
itulah secepat kilat Gurba menyambar dua lawannya itu,
berkelebat mencengkeram mereka dengan jari-jari
berkerotok. Tapi persis Uyin dan adiknya terkesiap kaget
mendadak sebuah bayangan terkekeh panjang
menangkis serangan Gurba ini.
"Hanggoda, tahan... dukk!"
Gurba tergetar. Dia melihat seorang kakek muncul
dengan amat tiba -tiba, mukanya selalu ketawa tapi
matanya jelalatan, seorang kakek pendek kecil yang
menangkis cengkeramannya tadi, membuat Gurba
terdorong sementara kakek itu berseru kaget terpental ke
atas, berjungkir balik dan kini melindungi dua pemimpin
U-fak itu. Dan ketika Gurba berhadapan dan Uyin serta
Unga berlutut menyebut "suhu" (guru), segera sadarlah
raksasa tinggi besar ini bahwa dia
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berhadapan dengan seorang lawan yang
berkepandaian tinggi!
Namun Gurba tidak gentar. Dia terdorong
setindak, sementara kakek itu terpental beberapa
tindak. Berarti tenaganya lebih kuat dan tidak perlu
takut. Tapi Gurba yang tidak mengenal kakek ini dan
baru kali itu berjumpa muka segera membentak
dengan pertanyaan mengguntur, dikelilingi ratusan
suku U-fak yang kini mundur tapi mengelilingi mereka
dari jauh, "Tua bangka, siapa kau dan kenapa
mencampuri urusan ini? Kau jelas orang Han, bukan
suku nomad. Kenapa berani mati mencari penyakit?"
Kakek itu terkekeh, nyaring melengking. "Aku
Siauw-bin-kwi, hanggoda. Memang betul bukan
orang nomad tapi dua orang ini adalah muridku. Kau
berani mati mencari penyakit di sarang naga!"
"Siauw-bin-kwi (Iblis Muka Ketawa)?" Gurba tak
mengenal, mengerutkan keningnya karena dia memang
belum pernah ke daerah pedalaman, tak mengenal orangorang sakti di sana dan tak tahu bahwa Siauw-bin-kwi
adalah satu dari Jit-mo Kang-ouw (Tujuh Iblis Dunia
Persilatan), iblis yang sakti dan tentu saja berkepandaian
tinggi. Setingkat dengan Sai-mo-ong dan kawankawannya itu. Dan Siauw-bin-kwi yang terkekeh dan
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengangguk memandang kagum tiba-tiba maju ke
depan membelai jenggotnya yang putih, jenggot
pendek mirip jenggot kambing.
"Ya, aku Siauw-bin-kwi, hanggoda. Kau
pemimpin suku Tar-tar, bukan?"
"Benar."
" Kalau begitu baik-baik saja kita bersahabat. Dua
orang muridku ingin menggabung suku U-fak dengan
bangsa Tar-tar. Kau dapat menjadi pembantunya,
ilmumu cukup hebat. Sebaiknya kau tak perlu
memusuhi kami dan tinggal bersama kami!"
Gurba mendelik. "Siauw-bin-kwi, siapa sudi
berteman dengan musuh? Mereka telah membunuh
tujuh orang rakyatku. Aku tak terima dan harus
membalas kekejaman ini!"
" Heh -heh, siapa yang membunuh cacing-cacing
betina itu, hanggoda? Mereka tidak melakukannya, yang
melakukan adalah aku. Aku sebal melihat orok mereka
bakal menambah rakyatmu saja. Mereka tak diperlukan.
Suku U-fak kelebihan wanita. Sebaiknya orang-orang Tartar mengawini wanita U-fak saja!"
Gurba meraung. Dia terang marah mendengar
omongan ini, marah sekali, melihat kakek itu bicara
tenang sambil mengelus-elus jenggot, sikapnya tak
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memandang sebelah mata. Dan Gurba yang
membentak melihat kakek itu menunggu jawaban
tiba-tiba menerjang maju dengan pukulan Tiat -luikangnya. Kaget dan marah bahwa kakek ini yang
membunuh tujuh wanita hamil itu. "Siauw-bin-kwi,
kau iblis laknat keparat...!"
Siauw-bin- kwi tersenyum. Dia mengelak sedikit,
menyuruh dua orang muridnya mundur. Tapi ketika
Gurba membalik dan serangkum angin dahsyat
menyambar dirinya tiba-tiba kakek ini menangkis.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dukk!" dan Siauw -bin-kwi terkejut. Dia lagi-lagi
terpental, kaget melihat lawan memiliki tenaga hebat yang
membuatnya tergetar. Dan ketika Gurba membentak dan
bertubi-tubi menyerang dirinya yang jauh lebih kecil
dibanding raksasa tinggi besar itu akhirnya Siauw-bin-kwi
berteriak berlompatan ke sana ke mari, mengerutkan alis
karena Gurba memang hebat. Pukulan petirnya itu
meledak dan membuat dia selalu terdorong, kaget oleh
hawa panas yang menyambar-nyambar dari lengan
raksasa ini. Dan ketika dia terdesak dan lagi -lagi satu
benturan membuat dia terpental akhirnya kakek ini
berseru memuji, mulai menggeliat dan mainkan kedua
kaki tangannya bagai ular hidup.
"Hanggoda, kau memang hebat. Tak heran kalau
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dua muridku kalah!"
Gurba tak menjawab. Dia terus menyerang
dengan tamparan atau pukulannya yang menderu,
diam-diam kaget dan heran juga karena kakek ini
cukup lihai, terpental tapi tidak pernah roboh. Lain
dengan Uyin dan Unga tadi yang selalu terlempar bila
menerima Tiat-lui kang. Dan ketika kakek itu
membalas dan mulai meliuk-liukkan tubuh seperti
orang menari tapi dari ujung jari-jarinya keluar sinar
hitam yang berkeredep menyambut Tiat-lui-kangnya
tiba-tiba Gurba terkejut dan berseru tertahan,
"Hek-kong-ci (Jari Asap Hitam)...!"
Siauw-bin-kwi terkekeh. "Kau kenal pukulanku,
hanggoda? Bagus, kalau begitu pengetahuanmu
cukup luas juga... crit-bret!" dan Tiat-lui-kang yang lagilagi disambut Hek- kong-ci tiba-tiba membuat Gurba
menggeram dan terdorong setindak, melihat kakek itu
terhuyung dua langkah dan terbelalak
memandangnya. Tapi Gurba yang membentak dan
maju kembali akhirnya meledakkan Tiat-lui-kang untuk
menghadapi Hek-kong-ci.
Begitulah. Dua orang ini lalu bertempur. Mereka
sama-sama mencari kelemahan lawan, sambarmenyambar dan kian lama kian terkejut, melihat masing37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
masing pihak memiliki kelebihan yang tak dipunyai
lawan. Gurba dengan tenaganya yang dahsyat itu
sedang Siauw-bin-kwi dengan kelincahan tubuhnya
yang mengagumkan, memiliki ginkang demikian ringan
hingga selalu terdorong dihembus pukulan Tiat-luikang. Tentu saja tak dapat disentuh! Dan Gurba yang
kaget serta penasaran oleh pertandingan ini
sekonyong-konyong merubah gerakan.
"Siauw-bin-kwi, kau akan kubunuh mampus...
!" Siauw-bin-kwi tertawa. Diam-diam dia juga
penasaran oleh tenaga lawan yang hebat ini, merasa
sinkangnya kalah setingkat. Atau mungkin lebih sedikit.
Hal yang tentu saja membuat kakek iblis itu terbelalak
karena dia tak menyangka kelihaian raksasa Tar-tar ini.
Tak mengira bahwa di luar tembok besar dia menjumpai
musuh begini tangguh. Hebat dan tidak kalah oleh rekanrekannya Jit-mo Kang-ouw di pedalaman sana. Dan
ketika Gurba membentaknya dengan ancaman
menggeledek dan dia tertawa karena mengira lawannya
itu hanya bermulut besar saja mendadak Siauw-bin-kwi
terperanjat ketika dua sinar putih meluncur dari lengan
Gurba, menyambar dan meledak menangkis Hek- kongcinya. Dan ketika kakek itu terpental dan asap Hek-kongci buyar berantakan oleh pukulan yang lain ini
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sekonyong- konyong tubuhnya terangkat naik dan
untuk pertama kalinya menerima hantaman dahsyat
dari dorongan Gurba.
"Dess!" Siauw-bin-kwi merasa lumpuh. Dia
terbanting dan terguling-guling oleh pukulan bersinar
perak itu, bukan lagi Tiat-lui-kang yang panas membara
melainkan jauh lebih hebat menekan dan mendorong
Hek-kong-cinya, membuat Hek-kong -cinya buyar
berantakan dan tentu saja dia kaget bukan main,
mencelat terlempar oleh dahsyatnya pukulan baru ini.
Dan ketika Gurba mengejar dan dia baru saja melompat
bangun dengan kaki terhuyung tahu-tahu pukulan kedua
kembali menyambar tak dapat dielak.
"Dess...!"
Siauw-bin-kwi kali ini memekik. Iblis Muka
Ketawa itu tak dapat tertawa, mengeluh dan
terbanting keras di atas tanah. Dan ketika Gurba
kembali mengejar dan dia cepat menggulingkan
tubuh ke kanan tiba-tiba kakek ini telah melenting
bangun dengan muka pucat, mengenal pakulan itu.
"Pek-sian-ciang (Pukulan Tangan Dewa)...!"
Gurba tertegun. Dia menahan pukulannya sejenak,
kaget bagaimana lawannya itu mengenal pukulannya.
Tapi Siauw-bin-kwi yang rupanya gentar dan ngeri oleh
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pukulan ini tiba-tiba memutar tubuh dan... melarikan
diri.
"Uyin, kalian menyingkir saja. Raksasa hitam ini
rupanya ada hubungan dengan Bu-beng Sian-su!"
Uyin dan adiknya terkejut. Mereka melihat guru
mereka itu ngacir, sebentar kemudian lenyap di luar
padang rumput, hal yang membuat mereka kaget
dan kecut bukan main karena harus menghadapi
Gurba seorang diri! Dan ketika benar Gurba
mendelik pada mereka berdua dan raksasa itu
teringat kematian tujuh orang rakyatnya mendadak
Gurba menggeram menubruk mereka!
"Uyin, kalian terimalah kematian dengan tenang...!" Uyin
terkejut. Dia melempar tubuh ke belakang, berteriak
menyuruh anak buahnya melindungi. Dan Unga yang
juga bergulingan menghindari pukulan Gurba tiba-tiba
membentak menyuruh pasukannya maju, melepas
panah atau lembing hingga raksasa Tar-tar itu terhalang.
Tapi Malunga yang melepas panah api sebagai isyarat
bagi teman-temannya untuk datang menyerbu
tiba-tiba memekik membantu pemimpinnya.
"Hanggoda, kejar dan tangkap dua pemimpin U -fak
itu. Biar aku yang menghadapi tikus-tikus busuk ini!" dan
Malunga yang sudah menggerakkan lembingnya
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangkis hujan serangan pasukan U-fak lalu
membentak dan bertempur bagai macan haus darah,
sebentar kemudian disambut pekik kesakitan dari lawan
yang mencelat atau tertusuk lembingnya, pandangnya
bagai singa kelaparan. Dan ketika sorakan duaratus
pembantu Gurba datang menyerbu menyerang pasukan
U-fak di bagian belakang akhirnya anak buah Uyin dan
Unga ini berteriak kaget, kocar-kacir dan tentu saja kalah
mental. Sudah dipengaruhi kehebatan Gurba yang
menggiriskan itu, mencari dan mengejar Uyin dua kakak
beradik dan menyapu roboh setiap penghalang. Tak ada
satupun senjata yang mempan melukai tubuhnya, hal
yang membuat pasukan U-fak gentar dan mawut, selalu
menyingkir bila raksasa ini mendatangi mereka. Dan
karena suku U-fak memang ketakutan menghadapi Gurba
yang mengamuk mencari Uyin kakak beradik akhirnya
dua pemimpin U-fak itu tak dapat menyembunyikan diri
lagi, terkejar dan terbelalak ketika Gurba menggeram di
belakang mereka. Tentu saja menjadi nekat dan memekik
melepas panah mereka. Tapi ketika semua panah runtuh
dan Gurba telah berada di dekat mereka akhirnya dua
kakak beradik ini mencabut tombak, menyerang
membabi-buta dan marah tapi juga ngeri melawan
raksasa Tar-tar ini. Sia41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sia saja karena tombak mereka menusuk tubuh yang
terbuat dari karet, atos tapi kenyal. Dan ketika Gurba
menggeram dan tombak ditangkis patah oleh tangan
raksasa ini yang dahsyat mengerikan akhirnya dua
kakak beradik suku U-fak itu tertangkap!
"Hah, kalian mau apa lagi sekarang, Uyin?" Gurba
menyambar dua kakak beradik itu, diangkat dan
dicengkeram tengkuknya persis seorang dewasa
menangkap dua ekor kelinci cilik, membuat dua kakak
beradik itu pucat tak dapat mengeluarkan suara. Dan
ketika Uyin dan adiknya megap -megap minta ampun
mendadak Gurba telah mengadu dua kepala pemimpin
suku U-fak itu, melepas kemarahannya.
"Prakk!" Uyin dan Unga pecah kepalanya. Mereka
tentu saja tewas, disambut mata terbelalak dan ngeri oleh
anak buahnya yang ada di situ. Dan ketika Gurba
melempar mayat dua orang laki-laki itu dan suku U-fak
gempar oleh kematian kakak beradik ini tiba-tiba
pertempuran berhenti suku U-fak menyerah.
Mereka tak berani lagi melawan. Semuanya takut.
Apalagi pemimpin mereka sudah mati terbunuh, tewas di
tangan Gurba yang mengerikan itu, si Singa Daratan
Tandus. Dan ketika Gurba mengampuni dan semua suku
U-fak diharuskan membuang senjata maka anak
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
buah Uyin dan Unga ini dibawa ke tempat perkemahan
suku bangsa Tar-tar, beberapa hari menjadi tawanan
perang. Tapi setelah semuanya menyatakan takluk
dan mereka minta sendiri untuk bergabung dan
membantu suku bangsa Tar-tar akhirnya orang-orang
U-fak ini diberi kelonggaran dan membantu suku Tartar menggembalakan ternak.
Begitulah, Gurba memperoleh tambahan tenaga
baru. Rakyat Tar-tar semakin banyak, namanya semakin
dikenal. Dan karena orang-orang U-fak memang tunduk
dan takut akan kesaktian raksasa tinggi besar ini akhirnya
mereka membaur dalam suku bangsa Tar-tar yang kian
besar. Jumlahnya dua kali lipat dibanding dulu, banyak
terjadi perkawinan silang. Dan karena Gurba pada
dasarnya bukanlah pemimpin kejam yang suka
mengandalkan kekuatan sendiri maka suku U -fak yang
telah lebur dalam suku bangsa Tar-tar itu akhirnya
merasa lega dan girang karena mereka benar-benar
diampuni, mendapat hak-hak yang sama seperti yang
diperoleh suku Tar-tar pula. Tapi kemenangan Gurba
yang gilang-gemilang atas suku U-fak ini ternyata
membuat cemas dan gelisah suku bangsa Han
(Tiongkok) yang ada di pedalaman, mendengar
kehebatan raksasa tinggi besar itu yang menundukkan
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
suku-suku nomad untuk disatukan dalam panji bendera
Tar-tar. Dan ketika beberapa bulan kemudian suku yang
masih suka berpindah-pindah untuk menggembalakan
ternak ini mendapat pemukiman tetap di dekat perbatasan
maka orang-orang Han, khususnya Ang Bin-ciangkun
yang menjadi panglima di perbatasan sebelah utara
menjadi gelisah dan mengirim utusan untuk coba
menjajagi keinginan bangsa Tar-tar. Apakah mereka mau
menyerang pedalaman atau tidak. Pura-pura
mengulurkan tali persahabatan. Tapi ketika tiga orang
utusan itu pulang dan menjadi mayat tanpa kepala maka
kaget dan marahlah panglima ini atas kejadian itu.
Menganggap bangsa Tar-tar adalah bangsa biadab, liar
dan tak mengenal aturan. Dan begitu panglima ini
menyiapkan pasukan dan melapor ke kota raja maka suku
bangsa Tar-tar bakal terbelalak kaget oleh serbuan besarbesaran yang akan dilakukan panglima itu. Tak tahu akan
tiga orang utusan yang terbunuh karena sesungguhnya
memang bukan mereka yang membunuh tiga utusan Binciangkun!
* * *
Malam itu, tak menduga sesuatu yang jelek Gurba
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
duduk di kamarnya. Dia sedang bersamadhi,
memulihkan kelelahan setelah sehari penuh mengurus
rakyatnya yang kian besar. Tak ada seorangpun yang
boleh mengganggunya kalau dia sudah begitu. Dan
ketika raksasa ini hening dalam samadhinya yang
penuh konsentrasi tiba -tiba suara burung kulik
terdengar di malam yang sepi itu.
Gurba tak mendengar. Dia telah masuk dalam alam
keheningannya sendiri, menarik semua panca indra
hingga tak merasa atau mendengar apapun. Sikap
samadhi yang sempurna. Dan ketika suara burung itu
terdengar bersahut-sahutan tiga kali di perkemahan suku
bangsa Tar-tar ini mendadak jeritan tertahan terdengar di
tiga tempat. Namun jeritan itu tak berkelanjutan, lenyap
seolah orang tercekik. Dan ketika suara burung kulik itu
kembali terdengar dalam tempat yang berbeda tahu-tahu
tiga bayangan meloncat masuk di kemah raksasa tinggi
besar ini.
Tiga orang kakek telah berdiri di situ. Seorang
diantaranya adalah Siauw-bin- kwi, Iblis Muka Ketawa itu,
menyeringai memberi isyarat dan tertegun memandang
Gurba yang duduk tak bergeming. Mirip arca yang
menakutkan karena muka raksasa yang hitam berkilat itu.
Tak mengetahui kedatangan mereka. Dan ketika
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siauw -bin-kwi menggerakkan jarinya menuding tanpa
suara tiba-tiba temannya yang ada di sebelah kanan
melompat dan menghantam kepala raksasa itu.
"Dess!"
Gurba mencelat terlempar. Raksasa ini masih duduk
dalam sikap tak bergeming, tak berubah posisi kaki
tangannya, bersila tapi kini membuka mata karena kaget
tubuhnya mencelat menghantam dinding, hampir saja
kemah itu jebol! Dan ketika Gurba terbelalak dan raksasa
ini sadar akan adanya bahaya dalam keadaan setengah
terguncang mendadak kakek satunya yang di sebelah kiri
juga meloncat menghantam pelipisnya.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dess...!" Gurba kembali terpental. Raksasa ini
sekarang berteriak keras, tubuhnya terbanting dan
menggetarkan atap kemah. Tapi begitu dia menggereng
dan melompat berdiri maka tiga orang lawannya
terbelalak melihat raksasa itu sama sekali tidak apa-apa.
Seolah dua pukulan maut tadi hanyalah pukulan anakanak kecil yang tidak bertenaga. Hanya pukulan mainmain saja. Tapi Siauw-bin-kwi dan dua temannya yang
tentu saja mengerti bahwa itu adalah akibat kekebalan
raksasa ini dengan sinkangnya yang luar biasa akhirnya
mendelong dan tertegun memandang pemimpin bangsa
Tar-tar itu. Dan Gurba juga terbelalak. Dia melihat
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siauw-bin-kwi di situ, bersama dua kakek cebol
yang tidak dikenal tapi dari merekalah dia mendapat
pukulan curang. Hal yang membuat raksasa tinggi
besar ini marah. Maka meloncat mengguncang
tubuh, Gurba membentak lawan,
"Siauw-bin -kwi, kau ada perlu apa datang ke
sini? Siapa temanmu yang tidak tahu malu
menyerang orang di saat siu-lian (samadhi)?"
Siauw -bin-kwi terkejut. Dia sekarang sadar, tapi
dua kakek cebol yang kini kagum memandang raksasa
itu mendadak mencabut sabit bermata dua, terkekeh
serak seperti burung malam di tengah kuburan, "Hehheh, kami Hek-bong Siang-lo- mo (Sepasang Iblis
Kuburan Hitam), bocah Tar-tar. Kami datang untuk
maksud membunuhmu. Kau telah membunuh dua
murid sahabatku, Uyin dan Unga!"
Gurba tertegun. "Kau Hek-bong Siang-Io-mo?"
"Benar. Kau telah mendengar nama kami?" "Tidak,
tapi rupanya kalian orang-orang pedalaman
suka mencampuri urusan orang lain. Bagus, kalian akan
kutangkap!" dan Gurba yang tidak mau banyak bicara lagi
dan sudah membentak ke depan tiba-tiba menubruk dan
mencengkeram dua kakek cebol itu, menggereng
melepas Tiat-lui-kangnya. Tapi Hek-bong Siang-lo-mo
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang sudah siap dengan sabit di tangan tiba-tiba
tertawa menggerakkan senjata mengerikan itu,
menyelinap ke kiri dan ke kanan.
"Crat-bret!"
Gurba terkejut. Dia melihat dua kakek cebol itu
gesit bukan main, mampu menghindar terkamannya
dan menyelinap di bawah ketiaknya, membalik dan
membabatkan sabit mereka itu ke tubuhnya hingga
bajunya robek, lawan juga terkejut karena sabit juga
mental bertemu tubuh Gurba yang atos! Dan ketika
Gurba kembali menggeram dan menyerang lawannya
itu maka Hek-bong Siang-lo-mo berseru pada Siauwbin-kwi,
"Setan ketawa, rupanya raksasa ini kebal akan
senjata tajam. Hayo maju dan ganggu dia, dia
memang hebat!"
Siauw-bin-kwi tertawa, matanya bersinar-sinar. "Aku
sudah memberi tahu pada kalian, Lo-mo. Karena itu hatihati. Awas pukulan Pek-sian-ciangnya!" dan ketika Gurba
menggeram dan Hek-bong Siang- lo-mo menyerang
berputaran mendadak Siauw-bin-kwi maju menerjang
melepas Hek-kong-cinya. Kini mengerubut tiga raksasa
tinggi besar itu, membentak dan membuat Gurba marah.
Dan ketika pukulan serta sabit mulai
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyambar-nyambar sedangkan kemah itu tidak
begitu besar untuk dipakai sebagai ajang
pertempuran maka tiba-tiba kemah itu roboh ketika
empat orang yang bertempur ini saling hantam.
"Bress!" Gurba dan tiga orang lawannya terkejut.
Mereka semua tergulung di dalam, terbungkus bagai babi
terjebak. Tapi Hek-bong Siang-lo-mo yang mempunyai
sabit sudah keluar membacok kemah itu dengan teriakan
tinggi, melesat disusul Siauw -bin-kwi dan Gurba yang
juga tak mau dijadikan umpan sasaran. Dan begitu empat
orang ini meloncat dan mengejutkan kemah-kemah lain
yang bertebaran tak jauh dari kemah itu akhirnya suku
bangsa Tar-tar bangun dan kaget oleh keributan ini,
melihat pemimpin mereka dikeroyok tiga orang lawan
yang tak mereka ketahui kedatangannya. Tapi begitu
melihat Siauw-bin-kwi yang mereka kenal sebagai guru
Uyin dan Unga dan beberapa orang berteriak melihat tiga
mayat di tempat mereka akhirnya orang-orang Tar-tar ini
menjadi gempar dan marah.
"Hanggoda, kakek itu telah membunuh tiga
orang di sini."
Gurba gusar. Semua kemah tiba-tiba memasang
obor, membuat tempat itu terang benderang sementara
Siauw-bin-kwi dan dua temannya terkekeh, menyerang
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan kini bergerak cepat sekali hingga lenyap tubuh
mereka. Hanya merupakan bayangan cepat yang bagi
orang awam tak diketahui lagi mana Hek-bong Sianglo-mo atau Siauw-bin-kwi. Dan ketika Gurba mendapat
beberapa pukulan dan terhuyung mundur mendadak
Siga dan adiknya yang sudah ada di situ membentak
maju membantu pemimpin mereka ini.
"Hei, mundur...!" Gurba terkejut, melihat
pembantunya itu menyerang penuh keberanian. Tapi Siga
dan Malunga yang rupanya terlanjur maju tak dapat
menarik diri. Mereka telah menusuk Hek-bong Siang-lomo dengan tombak mereka, disambut kekeh dua kakek
iblis itu yang menggerakkan sabit. Dan begitu tombak
ditangkis dan patah menjadi dua sekonyong-konyong
senjata mengerikan di tangan Hek-bong Siang-lo-mo
menyambar leher dua kakak beradik ini.
"Awas...! Plak-bret!" Gurba melepas Tiat-luikangnya, kaget dan berseru keras melihat ancaman
bahaya bagi dua pembantunya itu, menarik dan
melempar mereka jauh keluar pertempuran. Dan ketika
Siga dan adiknya terbanting di luar sana maka dua kakak
beradik ini tertegun melihat leher baju mereka terkuak
lebar sementara kulit sedikit tergores berdarah!
"Ah...!" suku bangsa Tar-tar terkejut. Mereka
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melihat kelihaian dua kakek cebol itu, mendengar mereka
tertawa dan menantang agar yang lain maju. Tentu saja
disambut rasa gentar dan kaget oleh semua yang ada di
situ. Dan ketika Gurba membentak dan melarang
pembantunya maju karena dia dapat menghadapi tiga
orang lawannya itu maka pertempuran kembali terjadi dan
kini mulai berpindah-pindah.
Siauw-bin-kwi dan dua temannya bertempur
seperti orang bermain kucing-kucingan. Sebentar di
belakang sebentar di muka. Dan ketika pertempuran
berjalan empatpuluh jurus dan masing-masing pihak
sama penasaran karena belum ada yang rubuh
mendadak saat itulah terjadi kegemparan baru karena
barisan besar yang tidak diketahui siapa tahu-tahu
menyerang dari belakang, disusul derap kuda yang
meringkik di tengah keheningan malam, menyerbu dan
menggilas perkemahan suku bangsa Tar-tar itu yang
tentu saja kaget bukan main. Dan ketika jerit kesakitan
terdengar memecah malam maka saat itu muncullah
seorang panglima yang memimpin serbuan besarbesaran ini, Ang Bin-ciangkun, panglima kerajaan
yang bermuka merah itu!
"Gurba, kau tak tahu dihormat orang. Kami datang
atas nama kaisar untuk menuntut pertanggung
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jawabanmu!"
Gurba dan suku bangsanya terkejut. Sekarang
mereka mengetahui penyerang itu, kiranya orang-orang
kerajaan, pasukan di balik tembok besar. Hal yang tidak
mereka sangka dan tentu saja mengejutkan di samping
mengherankan. Tapi pasukan besar yang sudah
menyerang dan kini menyerbu di balik kegelapan itu tahutahu sudah meluruk dan membuat gaduh, membunuh dan
mulai membasmi suku bangsa yang dianggap liar ini
dengan tombak dan golok. Sebentar kemudian orangorang Tar-tar mulai roboh karena mereka berada di
tempat terbuka, terang oleh obor yang mereka buat
sendiri. Dan ketika korban mulai bergelimpangan dan jerit
serta pekik kematian terdengar dimana-mana mendadak
Gurba membentak menggetarkan bumi, marah bukan
main dan menyuruh semua orang memadamkan obor!
"Matikan obor, jangan biarkan musuh
menyerang kalian di tempat terbuka...!"
Orang-orang itu sadar. Duaratus pasukan Tar-tar
yang merupakan pasukan khusus sudah berpencar
memadamkan obor, bahkan diantaranya ada yang
membuang obor itu ke tanah hingga padam sendiri.
Tentu saja keadaan menjadi gelap gulita dan pasukan
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
musuh terkejut, tak menyangka kecerdikan Gurba
yang menyelamatkan rakyatnya. Dan karena orangorang Tar-tar jelas lebih mengenal tempat sendiri
dibanding mereka akhirnya pasukan Ang Binciangkun ini ganti memekik dan terguling roboh
ketika suku bangsa itu balik menyerang mereka.
Jejak Di Balik Kabut Karya S H Mintardja Kisah Pedang Bersatu Padu Karya Okt Anugerah Bidadari Karya Sherls Astrella

Cari Blog Ini