Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 7

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 7


Dan ilmu silatmu lumayan juga, tapi kau masih tak
dapat menandingi Raja Ular itu!"
Yu Bing merah mukanya. "Aku memang kalah
dibanding iblis tua itu, nona. Tapi aku tetap menentang
perbuatannya yang jahat. Berkali-kali aku bertemu tapi
berkali-kali pula aku lolos dari tangan mautnya."
"Dan pamanmu itu, siapa dia?"
" Ah," Yu Bing mendadak muram. "Pamanku itu adalah
seorang yang aneh, nona. Sebaiknya aku tak usah
memberitahukannya padamu. Dia orang she Yu, tindaktanduknya luar biasa dan acap kali aku sendiri harus
memusuhinya. Tapi dia sayang padaku, dia pulalah yang
memberiku sekedar ilmu silat hingga aku mahir
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mempergunakan sepasang pedang. Aku tak suka
menceritakan keadaan dirinya, maaf!"
Salima mengerutkan kening. "Kau mau
membalas sikapku?"
"Ah, tidak!" Yu Bing terkejut. "Aku tidak
bermaksud membalas sikapmu, nona. Tapi demi
kebaikan kita bersama sebaiknya cerita tentang
pamanku itu tak perlu kusebut. Kau nanti akan benci
padaku. Aku tak menghendaki itu!"
Salima merasa aneh. "Kenapa, saudara Yu?
Jahatkah pamanmu itu?"
Yu Bing tiba-tiba menutupi mukanya, gemetar.
"Nona, jangan desak aku tentang cerita pamanku
itu. Aku tak menghendaki persahabatan kita
menjadi terganggu oleh persoalan ini. Kau
kasihanilah aku, aku tak mau membicarakannya."
Salima mengangguk, matanya tiba-tiba bersinar.
"Baiklah, aku mengerti perasaanmu, saudara Yu. Aku tak
akan mendesak kalau tak suka. Tapi seandainya, secara
kebetulan aku bertemu pamanmu itu, aku tak tahu, lalu terjadi
kesalahpahaman, kami bertempur, apa yang akan kau
lakukan bila sampai pamanmu terbunuh?"
Yu Bing pucat. "Aku tak mengharap kejadian itu,
nona. Dan kaupun tak akan gampang bertemu dengan
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pamanku itu!"
"Ya, tapi seandainya..."
"Tak ada pengandaian, nona. Aku tak
mengharap kau bertemu pamanku itu!" Yu Bing
berseru keras, meninggi nadanya dan pucat
memandang Salima. Dan Salima yang merasa
heran dan curiga tiba-tiba tersenyum manis.
"Baiklah, aku juga tak mengharap persahabatan
ini terganggu oleh hal-hal lain, Yu- twako. Tapi kita
berdua harus cukup terbuka dan jujur satu sama lain."
Salima merubah sebutannya, tak lagi memanggil
saudara Yu melainkan Yu-twako (kakak Yu). Dan Yu
Bing yang mengangguk menghela napas akhirnya
berkata memandang gadis itu,
"Ya, keterbukaan dan kejujuran memang
diperlukan satu sama lain, nona. Tapi tentu saja kita
harus luwes mempergunakannya. Kudengar
suhengmu mengamuk di kota raja, betulkah?"
Salima mengerutkan kening. "Kau tahu dari mana?" "Ah,
semua orang mendengarnya, nona. Masa kau tak tahu?
Dan katanya kaisar memberikan selirnya yang
paling cantik pada suhengmu itu. Betapa
beruntungnya dia!"
Salima kaget bukan main, tiba-tiba melompat
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bangun. "Apa? Apa katamu...?"
Yu Bing heran, terkejut juga. "Aku mengatakan
bahwa kaisar memberikan selirnya pada suhengmu
itu, nona. Dan katanya keributan itu terjadi karena
salah paham!"
Salima tiba -tiba mencelat. "Bohong!"
bentakannya ini mengejutkan Yu Bing. "Kau
bohong, orang she Yu. Kau penipu...!"
Yu Bing tiba- tiba juga melompat bangun, kaget
hatinya. "Eh, siapa bohong, nona? Kenapa aku harus
bohong? Kau boleh tanya semua orang bahwa kaisar
memang memberikan selirnya itu pada suhengmu.
Kalau tidak salah namanya Bi Nio, aku..."
"Plak-plak!" Salima tiba-tiba menampar, berkelebat
memekik marah dan membuat Yu Bing terpelanting roboh
dengan hati kaget bukan main, tak tahu bahwa
percakapan menjurus pada kesalahpahaman yang hebat,
Salima mengira yang dimaksud Yu Bing adalah Kim-mou
-eng, padahal sebenarnya adalah Gurba! Dan Salima
yang melengking membanting kaki tiba-tiba membentak
ketika Yu Bing melompat bangun,
"Orang she Yu, kau pemfitnah jahanam! Kau
benar-benar memiliki lidah tak bertulang. Siapa bilang
suhengku mendapat hadiah selir dari kaisar? Apa
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
maumu dengan omongan yang tidak karuan ini? Keparat
kau, hati-hati menjaga lidahmu. Kalau tidak ingat
pertolonganmu tentu sudah kubunuh kau. Jahanam...!"
dan keadaan yang tiba-tiba berubah seratus
delapanpuluh derajat dengan kemarahan Salima tiba-tiba
membuat Yu Bing tertegun dan bengong memandang
gadis ini. Tak tahu kenapa gadis Tar-tar itu tiba tiba marah
demikian besar. Seolah harimau diganggu anaknya! Dan
Salima yang membanting kaki mendeliki pemuda itu tibatiba memutar tubuh melompat pergi. "Orang she Yu, hatihati menjaga lidahmu...!"
Yu Bing terbelalak. Dia seolah menerima petir di
siang bolong, atau mendapat serangan angin topan di
saat hari sedang cerah. Tapi Yu Bing yang kaget dan
marah melihat Salima pergi tiba-tiba mengejar dan
berseru dari belakang, "Nona, tunggu...!"
Salima mendengus. Dia tak menghiraukan seruan
pemuda itu, mengerahkan ginkang dan tancap gas dengan
mata berapi. Panas dan marah sekali mendengar berita
suhengnya mendapat selir kaisar. Padahal baru saja
beberapa waktu yang lalu dia berpisah dengan suhengnya
itu. Jadi Yu Bing berbohong. Entah untuk maksud apa. Tapi
melihat pemuda itu sering meliriknya dan memandang secara
diam-diam dengan penuh kagum
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
langsung saja dia menduga pemuda itu ada hati padanya.
Mungkin naksir, tahu akan kegagalan cintanya terhadap
Kim-mou- eng dan kini coba-coba membangkitkan
kebencian dengan cara mengarang cerita palsu. Sebuah
taktik agar dia mudah terjebak dalam rayuan pemuda itu.
Agar menerima cintanya. Jadi semakin nggladrah
(ngawur) dan salang surup (salah mengerti), maklum
orang yang lagi patah hati memang gampang sekali
tersinggung. Darah naik ke kepala kalau mendengar
tentang sesuatu yang menyakitkan dari orang yang
dicintai. Tapi Yu Bing yang tetap mengejar dan berteriakteriak menyuruh gadis itu berhenti ternyata semakin
membuat Salima marah. Gadis ini menambah
kecepatannya, siap memasuki hutan di depan dan
meninggalkan pemuda itu. Dan karena ginkangnya
memang lebih tinggi dan Yu Bing masih di bawah
kelasnya tiba-tiba Salima telah tiba di hutan itu dan
langsung masuk. Tapi sesosok bayangan tiba-tiba
berkelebat dari samping, bayangan seorang laki-laki yang
gagah dengan kumis pendek, mengenakan celana hitam
dengan ikat pinggang merah. Dan persis Salima
memasuki hutan itu dikejar Yu Bing tiba-tiba bayangan ini
telah mencengkeram pundaknya dan langsung
membentak,
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Nona, berhenti...!"
Salima terkejut. Ia marah melihat bayangan tak
dikenal tiba-tiba muncul mencengkeramnya, menyerang
dari samping. Tapi Salima yang membentak menendang
dengan kaki kanannya tiba-tiba menyambut dan
menampar mempergunakan Tiat-lui-kangnya.
"Pergi kau... plak-dess!"
Orang itu berteriak kaget. Dia terjengkang oleh
pukulan Tiat-lui-kang, juga tendangan yang mencuat
dari bawah ke atas, tendangan miring. Dan ketika dia
bergulingan melompat bangun maka saat itu Yu Bing
datang dengan napas terengah-engah, berteriak,
"Siok-twako tunggu... tahan. Dia Tiat-ciang
Sian-li Salima...!"
Orang ini terkejut. Dia melihat Salima sudah berdiri
tegak, matanya berapi- api, mukanya merah dan kedua
lengan juga berkerotok membuatnya terbelalak. Dan
ketika Salima memandang mereka berdua dengan muka
tidak bersahabat maka Yu Bing yang sudah tiba di situ
buru-buru merangkapkan kedua tangannya.
"Nona, maaf, jangan serang menyerang. Inilah
sahabatku Hek- eng Taihiap Siok Gwan Beng. Dia
baru datang, tak tahu persoalan kita!"
Salima tertegun. Hek-eng Taihiap Siok Gwan Beng
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga tertegun, merasakan kelihaian Salima dalam gebrak
yang cepat itu. Tapi Hek-eng Taihiap yang tiba-tiba
tersenyum lebar dan mengebutkan bajunya mendadak
melompat maju, merangkapkan tangannya. "Aih, maaf
nona. Kiranya kau sumoi dari Kim-mou-eng yang gagah
perkasa itu. Pantas, ilmu silatmu hebat sekali dan
pukulanmu juga luar biasa. Tentu itu Tiat-lui-kang!"
"Hm!" Salima mendengus, masih marah oleh
persoalan Yu Bing. "Kau ada apa mengejarngejarku menyuruh berhenti? Kau mau
mengeluarkan omongan tak benar lagi?"
Yu Bing pucat, memandang menggigil. "Nona,
kenapa kau marah-marah begini? Siapa bilang aku
mengeluarkan omongan tak benar? Semua orang tahu
akan suhengmu yang menyerang kota raja itu, dan aku
berani bersumpah Siok-twako inipun mendengar sepak
terjang suhengmu yang telah bertemu kaisar itu!"
Hek-eng Taihiap mengerutkan alis, merasakan
ketegangan itu. "Ada apa, Bing-te (adik Bing)? Kau
maksudkan keributan yang baru-baru ini terjadi antara
suheng nona ini dengan Jit-liong Ciangkun?"
" Ya, betul, twako. Dan aku mengatakan bahwa
kaisar memberi hadiah selirnya pada suheng nona ini.
Semua orang tahu, tapi Tiat-ciang Sian-li menganggapku
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memfitnah!"
Hek-eng Taihiap terkejut. Dia memang telah
mendengar pertempuran besar antara suku bangsa Tartar dengan pasukan kerajaan. Mendengar kehebatan
Gurba yang membuat Jit-liong Ciangkun kelabakan,
bahkan konon empat panglima Jit-liong Ciangkun tewas
di tangan raksasa Tar-tar itu, suheng Salima yang lihai
bukan main, mengamuk bagai seekor naga hingga tak
seorangpun sanggup menahan. Tapi ketika pertempuran
selesai dan kabar memberitakan bahwa semuanya itu
terjadi akibat adu domba Hek-bong Lo-mo dan Siauw-binkwi dan kaisar menyatakan penyesalannya atas kejadian
itu dan Gurba sendiri telah mohon maaf untuk mencari
biang keladi orang -orang sesat ini maka
kesalahpahaman itu berakhir dan dapat diselesaikan
baik-baik. Kaisar bahkan memberikan selirnya yang
paling disayang sebagai "pengikat tali persahabatan",
konon Gurba terjebak dan menerima selir cantik itu, Bi
Nio, kejadian yang didengar hampir semua orang dan
membuat kota raja ribut. Maka heran, Salima tak percaya
pada omongan itu dan menganggap Yu Bing memfitnah
tiba-tiba Pendekar Garuda Hitam ini tersenyum pahit,
menduga Salima tak mendengar karena gadis itu berada
di selatan, jauh dari kota raja
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang terletak di utara.
"Nona, apa yang dikata sahabatku Yu Bing
memang tidak salah. Mungkin kau merantau terlalu
jauh. Tapi aku yang baru dari utara dan mendengar
kabar berita itu memang ikut membenarkan berita ini.
Kaisar telah memberikan selirnya pada suhengmu,
dan pertikaian itupun berakhir. Masa kau tak tahu?"
Salima pucat. "Dan suheng menerima pemberian
itu?"
"Ya, begitu yang kudengar."
"Kalian bohong!" Salima tiba -tiba membentak.
"Kalian dusta, orang she Siok. Kau dan temanmu ini sama
saja. Ah...!" dan Salima yang menangis tersedu-sedu
mendadak memutar tubuhnya melompat pergi, merintih
dan melengking membuat bulu roma berdiri. Dan ketika
Yu Bing dan Hek-eng Taihiap terbelalak tahu-tahu Salima
lenyap memasuki hutan.
"Nona...!"
Salima lenyap di dalam. Yu Bing hendak mengejar,
mengeluarkan seruan kagetnya itu dan memanggil
Salima. Tapi Hek-eng Taihiap yang mencekal lengannya
dan berdiri mengerutkan alis tiba- tiba menahan.
"Jangan kejar, gadis Tar-tar itu agaknya mendapat
pukulan batin, Bing-te. Aneh sekali kenapa ia harus
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
marah-marah mendengar suhengnya mendapat
selir." Yu Bing gemetar. "Apakah..."
"Mungkin saja, " Hek-eng Taihiap mengangguk,
langsung mengerti dan menduga kemana arah
pertanyaan temannya, memotong cepat. "Mungkin
saja memang begitu, Bing-te. Tapi kita tak perlu ikut
campur. Itu urusan pribadi. Mereka orang-orang yang
luar biasa dan amat hebat. Terlalu berbahaya
bermusuhan dengan mereka!"
Yu Bing tiba -tiba lemas. Pemuda ini pucat, mukanya


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendadak kuyu, sinar mata tak bergerak lagi dan berdiri
mematung memandang kepergian Salima. Tak menduga
sedikitpun juga bahwa pertemuan mereka yang berawal
dengan kegembiraan dan keakraban itu mendadak
sontak berubah seratus delapanpuluh derajat, drastis
berbalik menjadi saling bermusuhan. Dan Hek-eng
Taihiap yang menekan pergelangannya dan agaknya
tahu apa yang terjadi tiba-tiba mengajak pemuda itu pergi,
mengajak Siang-kiam-houw Yu Bing yang baru terlena
asmara menjauhi hutan dimana Salima lenyap. Dan
begitu Pendekar Garuda Hitam ini menyendal temannya
akhirnya Yu Bing mengikuti dan berlari sambil
memejamkan mata.
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
* * *
"Suheng, kau laki-laki keparat. Kau laki-laki
terkutuk...!" Salima menangis tersedu-sedu, sakit hatinya
dan malam itu tiba di sebuah kelenteng rusak di kaki
sebuah bukit kecil, duduk dan melempar tubuh dengan
menutupi kedua muka, pedih sekali. Hati serasa tertusuktusuk duri dan sakit bukan main membayangkan
suhengnya itu, Kim-mou-eng. Dua kali mendengar
suhengnya mendapat hadiah selir dari kaisar. Padahal
beberapa saat yang lalu suhengnya itu telah menyatakan
cinta padanya, mengecup dan mencium bibirnya penuh
mesra. Kecupan yang membuat dia terbawa ke awangawang dan bahagia sekali. Mengharap kejadian itu akan
berulang dan dia menikmati manisnya anggur cinta. Tak
menyangka sedikitpun juga bahwa dalam waktu yang
begitu singkat suhengnya itu telah berbalik pikir,
menerima dan mencintai perempuan lain, selir kaisar
yang tentu saja cantik. Mungkin dia kalah cantik dan
karena itu suhengnya tergila-gila! Dan Salima yang marah
dan menangis tersedu-sedu mendadak memukul hancur
sebuah arca toa-pe-kong yang ada di sebelah kirinya.
"Suheng, kau laki-laki hidung belang. Kau laki-laki
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
busuk dan rusak macam arca ini. Kubunuh kau...
bumm!" arca itu menjadi tepung, hancur dan hangus
oleh tamparan Tiat-lui-kang yang dahsyat dari lengan
gadis Tar-tar ini. Dan ketika Salima melompat bangun
dan arca lain bergoyang-goyang oleh getaran
pukulannya yang membuat lantai bergerak tiba-tiba
gadis ini melengking melihat arca yang bergoyanggoyang itu seakan tertawa mengejeknya.
"Kau mentertawakan aku? Kau berani mengejek aku?
Mampus kau, kubunuh kau... bum-bumm!" dan tiga arca yang
sebentar saja roboh ditampar dengan pukulan jarak jauh tibatiba membuat gadis ini menjadi sengit dan semakin marah
saja, melihat arca lain dan meja altar juga bergoyang-goyang
seolah mengejek. Dan Salima yang berkelebat menampar ke
sana- sini akhirnya memukul dan menendang benda-benda
yang ada di kelenteng rusak itu, tentu saja berantakan dan
hancur menerima Tiat-lui-kangnya. Suasana tiba-tiba
menjadi ribut dan gaduh seolah kelenteng itu diserang hantu!
Dan ketika Salima marah- marah dan semua benda yang ada
di situ berantakan tak karuan lagi mendadak sebuah
bayangan tinggi besar muncul menegur gadis ini.
"Sumoi, apa yang kau lakukan? Kau gila?"
Salima terkejut. Dia melihat suhengnya nomor satu
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tahu-tahu ada di situ, berdiri tegak kokoh tak
bergeming seolah arca besi memandangnya,
terbelalak lebar, heran akan sepak terjangnya yang
dianggap tidak waras. Dan Salima yang tertegun oleh
kedatangan sang suheng yang tidak dinyana-nyana
mendadak menubruk dan meledakkan tangisnya di
dada twa-suheng (kakak nomor satu) ini.
"Twa-heng, ji- suheng (kakak nomor dua)
menyakiti hatiku. Dia kawin dengan wanita Han
yang menjadi musuh besar kita!"
Gurba tertegun. "Apa, Kim-mou-eng kawin?
Kawin dengan siapa dan kapan menikahnya?"
"Aku tak tahu, twa-heng. Tapi kabar
memberitakan bahwa ji-suheng mendapat selir
kaisar. Dia menikah dengan wanita Han, katanya
bernama Bi Nio...!" dan Salima yang sudah
mengguguk dan meledakkan tangisnya di dada
sang suheng tiba-tiba membuat Gurba tertegun dan
untuk kedua kalinya membelalakkan mata.
Raksasa ini terkejut, sejenak aliran darah tersirap
cepat, memenuhi mukanya dan menggigil dipeluk sumoinya.
Tapi Gurba yang maklum akan kesalahpahaman sumoinya
mendadak mengetrukkan gigi dan mengepal tinju. Sedetik itu
saja dia telah maklum
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
apa yang terjadi. Tahu bahwa sumoinya mendapat
berita yang salah, atau sumoinya ini yang
menangkap berita secara salah. Dan Gurba yang
menggigil memejamkan mata tiba-tiba
mencengkeram dan mendekap tubuh sumoinya itu.
Sebenarnya inilah yang dia ingin. Memeluk dan
mendekap sumoinya, bukan sebagai suheng dan sumoi
melainkan sebagai laki-laki dan perempuan. Sebagai
pasangan yang saling mencinta dan hidup berdua mereguk
kenikmatan bersama. Dan Gurba yang memejamkan mata
mendengar disebutnya nama Bi Nio mendadak menggeram
dan teringat pada selir cantik itu, yang kini menjadi isterinya,
isteri selir karena dia tak mau menjadikan wanita itu sebagai
isteri utama. Merah mukanya dan malu pada diri sendiri
kenapa dia menggauli wanita itu. Kenapa dia roboh dan
hanyut dalam nafsu berahinya. Padahal yang dia incar
adalah sumoinya ini. Gadis yang gagah dan diam-diam
membuat dia tergila-gila. Dan Gurba yang tergetar serta
terkejut oleh tangis Salima tiba-tiba berada di ambang pintu
keadilan untuk menentukan sikapnya. Memberi tahu secara
jujur bahwa yang dituduh sumoinya itu bukanlah Kim-moueng melainkan dirinya sendiri dengan resiko kehilangan
sumoinya ini ataukah membiarkannya begitu
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
saja hingga sumoinya tetap membenci sutenya,
Pendekar Rambut Emas itu. Dan Gurba yang sejenak
terombang-ambing oleh kepentingan pribadi tiba-tiba
memilih jalan kedua dan tetap membiarkan Salima
terbawa oleh salah pahamnya itu, menuduh Kim-moueng memperisterikan wanita Han. Dan karena dia juga
maklum bahwa diam-diam sumoinya ini menaruh hati
pada sutenya yang gagah dan tampan itu tiba-tiba
Gurba menggereng dan untuk pertama kalinya
bersikap memalukan, memaki sutenya sendiri!
"Keparat, jadi Kim-te menikahi wanita Han,
sumoi? Dia tak mau menikah dengan gadis bangsa
sendiri dan memperisteri wanita asing? Jahanam dia
itu, Kim-sute mengkhianati bangsa kita dan harus
dibunuh!" dan Gurba yang menggigit bibir melawan
tuntutan hati nurani tiba-tiba menggelapkan muka dan
mendorong sumoinya, memandang sumoinya yang
menangis tersedu-sedu dengan air mata bercucuran.
Dan ketika Salima mengguguk dan Gurba menggigil
menahan nafsu tiba-tiba raksasa ini menyambar
kembali tubuh sumoinya dan mencium!
(Bersambung jilid X)Jilid 10
" SUMOI, kau tak perlu membenci Kim-sute. Ada aku
di sini. Aku yang akan melindungimu, aku yang akan
mencintaimu...!" dan Gurba yang sudah mengangkat
wajah sumoinya untuk dicium tiba-tiba disambut gerakan
Salima yang memberontak lepas, terkejut oleh perbuatan
suhengnya itu. Dan ketika Gurba nekat dan hendak
melanjutkan usahanya tahu-tahu Salima menendang dan
menggaplok muka suhengnya itu!
"Twa-heng, apa yang mau kau lakukan? Lepaskan
aku... plak-plak!" dan Gurba yang terhuyung mundur tibatiba sadar dan merah mukanya oleh ciuman yang gagal
itu. Maklum bahwa sumoinya ini bukanlah Bi Nio yang
lemah tak berdaya melainkan singa betina yang dapat
melawan dengan ilmu kepandaiannya yang tinggi! Dan
Gurba yang tersipu oleh perbuatan sendiri tiba-tiba
menunduk dan lirih memohon maaf.
"Maaf, aku... aku lupa diri, sumoi. Aku tak dapat
menahan perasaan hatiku kepadamu...!"
Salima tertegun. Ia luluh oleh sikap suhengnya yang
memelas ini, tampak terpukul dan malu pada perbuatan
sendiri. Tapi Salima yang mengeraskan hati dan masih
marah pada suhengnya berkata menegur, belum hilang
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kagetnya oleh kenekatan suhengnya yang hendak
memaksa mencium, "Suheng, lain kali jangan berbuat
begitu lagi. Kau tahu aku bukan wanita sembarangan!"
"Maaf," Gurba semakin menunduk. "Aku tahu,
sumoi. Aku tak akan mengulanginya."
Salima reda kembali. Dia merasa berdebar juga oleh
perbuatan suhengnya itu tadi, maklum suhengnya ini ada
hati padanya tapi dia sendiri tak tergerak, tertambat
hatinya pada sang suheng nomor dua, Kim-mou-eng.
Tapi karena orang telah minta maaf dan Salima juga
melihat twa-suhengnya itu menyesali perbuatan sendiri
akhirnya gadis ini melupakan kejadian itu dan kembali
bicara tentang ji-suhengnya.
"Twa-heng, apa yang sekarang harus kita
lakukan dengan perbuatan ji-suheng itu? Dan
kenapa kau ada di sini? Bagaimana dengan suku
bangsa kita di luar tembok besar sana?"
Gurba mendadak murung. "Suku bangsa kita
porak-poranda, sumoi. Aku keluar karena kita
hancur di dalam!"
"Apa?" Salima terkejut. "Hancur bagaimana,
suheng? Porak-poranda bagaimana?"
Gurba mengepal tinju. "Kita diadu domba oleh tiga
iblis tua, sumoi. Bangsa Tar-tar hancur gara-gara tiga
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
iblis ini!"
"Siapa mereka?"
"Hek bong Siang-lo-mo dan Siauw-binkwi!" "Ah, siapa mereka itu?"
"Tiga dari Jit-mo Kang-ouw!"
Salima berseru kaget. Sampai di sini dia
membelalakkan mata lebar-lebar, terkejut sekali. Tapi
heran bagaimana bangsa Tar-tar yang demikian besar
bisa hancur dan porak-poranda seperti kata
suhengnya itu tiba-tiba Salima bertanya, menggigil
suaranya, hampir tak percaya, "Suheng, bagaimana
asal mula kejadian ini? Bagaimana bangsa kita
menjadi hancur seperti katamu tadi?"
"Panjang ceritanya, sumoi." Gurba mengerutkan
kening. "Bermula dari kejadian suku U-fak yang dipimpin
Uyin dan Unga." dan ketika Gurba mulai menceritakan
kejadian itu yang berawal dari perbuatan dua kakak
beradik Uyin dan Unga yang ternyata adalah murid-murid
Siauw-bin-kwi yang membunuh tujuh wanita hamil dari
suku bangsa mereka maka Salima mendengarkan
dengan penuh perhatian dan kening berkerut-kerut,
berkali-kali mengeluarkan seruan marah ketika
mendengar kekejaman kakak beradik itu, membelek perut
wanita hamil dan mengeluarkan
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
oroknya. Satu tindakan keji yang amat biadab. Dan
ketika cerita meluncur pada tewasnya dua kakak
beradik itu dan Siauw-bin -kwi muncul mengganggu
perkemahan bangsa Tar-tar akhirnya Gurba
mengepal tinju terkenang ini.
"Kakek iblis itu membuat huru-hara, sumoi. Dia
membakar kemah dan membawa dua temannya
yang lain, Hek -bong Siang-lo- mo yang cebol-cebol
itu. Merekalah biang keladi, jahat dan
kepandaiannya memang tinggi tapi kemudian
melarikan diri setelah membuat onar!"
Salima merah mukanya. "Dan kau tak dapat
membunuh musuh-musuhmu itu, suheng?"
"Inilah salahmu," Gurba menyesali sumoinya
ini. "Kau tak ada bersama kami, sumoi. Kalau saja
kau ada tentu tiga iblis itu tak dapat main-main
dengan bangsa Tar-tar!"
"Ah," Salima cemberut. "Kau sendiri yang
memberikan ijin padaku untuk keluar, suheng. Aku
mencari ji -suheng karena dia meninggalkan kita
untuk kelayapan ke Tionggoan. Kau tak dapat
menyalahkan aku, ji-suhenglah yang salah!"
"Ya," Gurba mengangguk, geram juga pada sutenya
yang minggat itu. "Kau benar, sumoi. Kalau saja Kim4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sute tak minggat meninggalkan kita tentu bangsa Tar-tar
tak akan begini jadinya. Sekarang kita porak-poranda,
bangsa kita hancur dipermainkan tiga siluman tua itu!"
Tapi Salima ingat sesuatu. "Tapi, suheng,"
tanyanya tak mengerti. "Bagaimana bangsa kita
begitu mudah dihancurkan? Bukankah kau dan
teman-teman ada di sana?"
Gurba mengerutkan alis, mengarang cerita.
"Aku tak ada di sana waktu itu, sumoi. Aku
meninggalkan mereka ketika Siauw-bin-kwi dan
kawan-kawannya datang."
"Eh, bagaimana ini?"
Gurba merah mukanya. "Aku mencari tiga iblis
itu keluar, sumoi. Tapi ketika aku keluar justeru
mereka masuk!"
Salima tertegun. "Begitukah?"
"Ya, begitu, sumoi. Dan mereka berhasil
mengadu domba anak-anak buah kita hingga Siga dan
Munga saling bermusuhan. Siga membunuh Munga
dan terjadi kekacauan diantara dua pengikut


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pembantu-pembantu kita hingga pecah perang
saudara dan masing-masing saling membunuh!"
Salima kaget bukan main. "Perang saudara,
suheng?"
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Itulah yang terjadi, sumoi. Dan kekacauan ini
ditambah lagi dengan datangnya pasukan kerajaan
yang menyerbu bangsa kita," Gurba tak tanggungtanggung, merasa kepalang basah. "Dan aku
menyesali sekali kejadian itu, sumoi. Aku datang ketika
semuanya sudah hancur dan porak-poranda!"
Salima tiba-tiba menjerit. Gadis Tar-tar ini pilu dan
marah sekali, terhuyung membayangkan suku bangsanya
hancur begitu cepat. Tapi sadar dan marah mendengar
pasukan kerajaan menyerbu datang mendadak gadis ini
melejit dan terbang menuju kota raja!
"Suheng, kalau begitu kita bunuh kaisar dan orangorangnya itu. Tentu Jit-liong Ciangkun menyuruh orangorangnya membasmi bangsa kita!" Salima teringat pada
kejadian diri sendiri, mengira Jit-liong Ciangkun
membalas dendam atas perbuatannya di kota raja dulu
bersama suhengnya nomor dua, Kim-mou -eng. Jadi
semakin salah paham dan tidak karuan jalan ceritanya!
Dan Gurba yang terkejut melihat sumoinya marah tibatiba berkelebat menangkap lengan sumoinya itu.
"Sumoi, tunggu. Tahan dulu...!"
"Tidak," Salima mengipatkan lengan. "Aku ingin
membunuh dulu orang-orangnya kaisar itu, suheng. Dan
setelah itu kita bicara lagi!" Salima sudah meluncur
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
terbang, cepat sekali mengerahkan ginkangnya
meninggalkan sang suheng, yang terbelalak dan
tertegun oleh keberingasan sumoinya ini. Tapi
Gurba yang khawatir dan tentu saja cemas akan
nasib kaisar dan Jit-liong Ciangkun yang telah
berbaik dengannya dan menjalin tali persahabatan
tiba-tiba membentak dan mengejar sumoinya itu.
"Sumoi, jangan terburu nafsu. Dengar dulu
omonganku... plak!" Gurba menepuk pandak
sumoinya itu, tepukan sekaligus totokan yang
membuat Salima mengeluh, terguling kaget. Dan
ketika gadis itu melompat bangun dan Gurba pucat
memandang sumoinya maka raksasa tinggi besar
ini buru-buru menyabarkan.
"Sumoi, maaf. Kita tak perlu ke kota raja tapi
mencari dulu tiga biang penyakit ini. Kaisar dan
orang-orangnya gampang dicari, mereka tak akan
lari. Sebaiknya cari dulu Hek-bong Siang-lo-mo ini
dan Siauw-bin-kwi!"
Salima marah. "Tapi Jit-liong Ciangkun berani
mati menyerang bangsa Tar-tar, suheng. Ini tak
dapat kubiarkan dan harus dibalas!"
"Sabar, berita terakhir menyatakan mereka itu juga
diadu domba Siauw-bin-kwi dan teman-temannya ini,
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sumoi. Jadi terhadap tiga iblis tua inilah kita harus menuntut
balas. Kau tekan dulu kemarahanmu. Kita cari dulu biang
keroknya karena yang lain-lain gampang!" dan Gurba yang
membujuk dan menyabarkan sumoinya dengan segala
kepandaian akhirnya berhasil menyadarkan sumoinya akan
kata-katanya itu. Bahwa kaisar dan orang-orangnya tak
mungkin Iari, lain dengan tiga iblis yang membuat huru-hara
ini, pangkal dari segala pangkal penyakit. Dan Gurba yang
membujuk dan terus berusaha membujuk akhirnya mengajak
sumoinya itu pergi mencari Siauw-bin-kwi dan kawankawannya.
"Sebaiknya kita cari tiga iblis ini, sumoi. Mereka dulu
juga mencari -carimu untuk menantang adu kepandaian.
Sungguh marah aku, dikira kau bersembunyi karena
takut!" Gurba menyalakan api, membangkitkan
kemarahan sumoinya dengan kata- kata bualan itu,
menyentil tepat letak keberingasan sumoinya. Dan Salima
yang tentu saja marah mendengar ini langsung
membanting kaki mengepal tinju.
"Baik, kita cari mereka itu, suheng. Aku akan
bertempur seribu jurus dengan mereka!"
Gurba girang. Ini siasatnya yang bagus, berhasil
mengajak sumoinya mencari Siauw-bin-kwi dan kawankawannya itu. Dan karena semua sudah beres dan
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima menunda dulu kepergiannya ke kota raja
akhirnya raksasa tinggi besar ini mengajak
sumoinya cepat-cepat pergi khawatir sumoinya itu
berubah pikiran lagi. Mumpung berhasil dibakar
dengan tantangan Siauw-bin-kwi yang sengaja dia
buat-buat. Dan begitu kakak beradik ini berkelebat
keluar akhirnya Gurba mengajak sumoinya itu ke
selatan mencari Siauw-bin-kwi dan dua kakek cebol
Hek-bong Siang-lo-mo yang lihai tapi ganas!
* * *
Agaknya, tiada orang sesial Kim-mou-eng. Dia telah
kejatuhan getah dari nangka yang dinikmati Gurba. Tak
tahu bahwa sumoinya dan kakak seperguruannya itu
mencari-carinya, tak tahu pula bahwa perjuangannya
membebaskan Cao Cun dan Wan Hoa juga sia-sia karena
dua gadis cantik itu kembali ke Istana Dingin, atas
kemauan sendiri dan bukan paksaan orang lain.
Ditambah kemarahan sumoinya yang telah dia cium,
gara-gara bangkit gairahnya melihat sang sumoi yang
demikian memikat, bibir yang merah basah dengan bola
mata yang bening. Indah mempesona sebagaimana
adanya gadis-gadis remaja. Dan Kim-mou-eng yang pagi
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu duduk di sebuah kedai menikmati arak hangat tak
tahu bahwa diam -diam sepasang muda-mudi
memperhatikan dirinya dengan mata beringas.
Pagi itu dia lagi gundah. Tidak sadar, karena yang
dia pikir adalah kebohongannya terhadap Cao Cun yang
dia tinggal pergi. Juga tentang sumoinya yang melarikan
diri tak mau ditemui, gara -gara ciumannya itu. Atau lebih
tepat, gara -gara dia tak menanggapi cinta sumoinya yang
sudah rela memberikan bibir untuk dicium itu. Dan dia
yang juga heran tentang diri sendiri kenapa dia ragu-ragu
berbicara tentang cinta mendadak menarik napas ketika
untuk kelima kalinya dia meneguk araknya itu.
Pagi itu cukup indah. Burung pipit dan murai
berkicau, bertengger di atas dahan tak jauh dari tempat
duduknya. Maklum, kedai itu di pinggir jalan dan belum
banyak orang berlalu-lalang. Suasana masih segar
dan sejuk, matahari belum menyengat benar hingga
kulit merasa hangat. Dan ketika secara tak sengaja dia
melihat sepasang pipit bercumbu di atas dahan tibatiba Kim-mou-eng tersenyum.
Dia jadi teringat ketika dia mencium mulut sumoinya
itu, persis sepasang pipit yang kini berdekatan di atas
pohon, saling mendekatkan muka dan paruh mereka
bertemu, bergerak dan mengeluarkan cicitan
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
perlahan sebagaimana layaknya burung bercumbu. Tak
beda dengan manusia yang berbisik-bisik manja.
Agaknya begitulah. Tapi ketika dia lagi asyik dan
tersenyum memandangi sepasang burung ini mendadak
sebatang sumpit menyambar dan langsung menusuk
burung jantan yang ada di sebelah kanan. Dan persis
sumpit pertama menyambar mendadak sumpit kedua
juga bergerak, meluncur menembus pipit yang betina.
"Cep-cep!"
Dua ekor burung itu terguling roboh. Mereka
seketika mati, tak sempat menggelepar karena dua
sumpit itu menembus dada mereka. Dan ketika Kimmou-eng terkejut dan memandang darimana asal
sumpit melayang maka dua muda- mudi yang
memperhatikannya sejak tadi tiba-tiba bangkit berdiri.
"Sin-ko, sumpitmu kalah dulu. Kau kalah cepat!"
"Tidak, kau yang kalah jitu, Ling-moi. Sumpitku
biar lambat tapi lebih tepat mengenai jantung. Kau
kalah jitu!" pemud a di sebelah membantah,
mengambil dua ekor burung itu dan mengamati
bersama. Dan ketika si gadis berseru tertahan dan
melihat kenyataan sumpitnya tidak tepat di tengah
jantung mendadak si gadis membanting burung jantan
hingga mencelat ke arah meja Kim-mou-eng!
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Sialan, rupanya kepandaianku selalu begitubegitu saja... crot!" bangkai burung itu mengenai arak
Kim-mou-eng, tumpah dan seketika membasahi baju
Pendekar Rambut Emas ini. Dan ketika Kim-mou-eng
tertegun dan terbelalak memandang dua muda-mudi
itu mendadak dua muda-mudi ini membalikkan tubuh
dan kembali ke mejanya sendiri, seolah-olah tidak tahu
bahwa perbuatan si gadis menumpahkan arak Kimmou-eng. Tidak minta maaf. Dan ketika Kim- mou-eng
terbelalak dan marah melihat perbuatan orang tiba-tiba
dua muda-mudi itu tertawa dan mengeluarkan katakata ejekan.
"Hi-hik, rupanya ada burung besar melotot pada kita,
Sin-ko. Apakah perlu dikerjai lagi dengan sumpit?"
"Tak perlu. Biar dia mendongkol dulu, Ling-moi.
Kalau macam-macam baru kita kerjai!"
Kim-mou-eng tertegun. Saat itu beberapa orang
lain juga memandang mereka, rupanya heran dan
kaget oleh perbuatan dua muda -mudi ini. Tapi Kimmou-eng yang menahan kemarahan dan bersikap
sabar tiba-tiba menggapai meminta sebotol arak baru.
"Maaf, berikan padaku sebotol lagi, twako.
Arakku tumpah ditimpa kucing!"
Sang gadis melotot, tiba-tiba membalik. "Siapa yang
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kau maksud kucing? Aku kah?"
Kim-mou- eng tersenyum. Dia melihat gadis ini
masih berusia sembilanbelasan tahun, cantik tapi
sombong dengan sikapnya yang pongah. Melihat
bajunya yang bagus tentu anak seorang kaya,
mungkin hartawan. Tapi dia yang mendongkol pada
perbuatan gadis ini tiba-tiba memutar tubuh dan ...
pura-pura tidak tahu pertanyaan orang. "Twako, cepat
arakku yang baru. Aku haus...!"
Gadis itu terang merasa terhina. Dia marah
melihat Kim-mou-eng tak menggubrisnya, melihat
pelayan datang dengan sebotol arak baru. Dan persis
pelayan itu meletakkan arak di meja Kim-mou-eng tibatiba dengan cepat dan luar biasa dia menyambarkan
sumpitnya yang lain ke botol arak ini.
"Prakk...!"
Botol itu pecah. Kim -mou-eng dan sang
pelayan terkejut, tentu saja marah oleh tumpahnya
arak yang membanjir di atas meja. Dan Kim-moueng yang melotot tapi berusaha menahan sabarnya
tiba-tiba mendesis bertanya perlahan, "Kenapa kau
memecahkan botol arakku?"
Gadis itu, seperti tadi ketika Kim-mou-eng
membalikkan tubuh tiba-tiba juga tak menggubris,
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memutar tubuhnya menghadap meja sendiri. Dan ketika
Kim-mou-eng merah mukanya dan malu tak dijawab tibatiba si pemuda yang dipanggil Sin-ko terbahak.
"Ling-moi, si rambut emas ini melotot. Apa
jawabmu kalau dia marah?"
"Huh, biar si sombong itu minum botolnya yang
kosong, Sin-ko. Aku tak perlu menjawab karena dia
juga tak menjawab pertanyaanku!"
"Ha-ha, kalau begitu biar dia pesan sebotol
baru lagi, Ling-moi. Atau kalau dia berani biar
minum dan makan saja semeja dengan kita!"
Kim-mou-eng mengerutkan alis. Dia marah,
tapi melihat dua muda-mudi itu rupanya pongah dan
dia harus menahan emosinya maka pendekar ini
menarik napas duduk kembali menenangkan
kemarahannya. "Pelayan, tolong ambil lagi sebotol
yang baru. Aku tak mau membuat onar."
Pelayan itu tertegun. "Dan yang pecah tadi,
tanggung jawab siapa?"
"Tak perlu dipikir, bung pelayan. Masukkan
dalam rekeningku dan biar aku yang bayar!"
Sang pelayan mengangguk, pucat mukanya dan
kembali ke dalam mengambil arak baru. Tapi Kim-moueng yang melihat si pemuda bersiap menggetarkan
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sumpit di tangan kiri mendadak mengerutkan kening
semakin dalam ketika pemuda itu memandang bersinarsinar ke arah si pelayan yang membawa arak baru,
datang mendekat di mejanya dan siap meletakkan arak
itu. Tapi persis arak diangkat tahu-tahu sumpit di tangan
si pemuda bergerak meluncur menghantam botol arak ini,
rupanya sengaja membuat ribut. Dan Kim-mou-eng yang
tentu saja tak mau bersabar lagi tiba-tiba mengebutkan
lengan ke udara.
"Pelayan, letakkan arak itu dengan tenang. Ada lalat
busuk mengganggu kita... wutt!" pelayan ini terkejut,
melihat sumpit si pemuda menyambar dan sudah
serambut saja jarak dari botol araknya, tiba- tiba dikebut
dan sumpit mental seolah dipukul tenaga tak kelihatan,
tahu-tahu membalik dan kini menyambar pemuda itu yang
tentu saja terkejut melihat senjata makan tuan, meluncur
dengan kecepatan luar biasa, hampir tak ada waktu untuk
berkelit. Dan si pemuda yang terpaksa menangkis dan
bangkit berdiri tahu-tahu mengibaskan lengan bajunya
dan berseru kaget ketika sumpit masih saja menembus
dan menancap di ujung lengan bajunya itu!
"Bret!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemuda ini terjengkang roboh. Dia merasa
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
didorong kekuatan yang amat hebat, langsung terduduk
pucat memandang Kim -mou-eng, tergetar dan
merasakan sinkang lawan yang meluncur bersama
sumpit itu, sungguh tak menyangka. Dan gadis baju
merah yang ada di sebelah kirinya tiba-tiba melompat
bangun menolong pemuda ini, berteriak tertahan.
"Sin-ko, kau tak apa-apa?"
Pemuda yang dipanggil Sin- ko itu menggeleng. Dia
sudah bangkit berdiri, terbelalak memandang Kim-moueng. Tapi Kim-mou-eng yang tidak memandang
kepadanya dan bersikap acuh menenggak arak ternyata
tenang-tenang saja seolah kejadian itu tak ada di depan
matanya. Sekejap telah mendemonstrasikan sinkangnya
kepada lawan yang sombong. Dan pemuda itu yang
tampak gentar tiba-tiba melompat keluar.
"Ling- moi, si Rambut Emas itu rupanya lihai.
Biar kita tunggu dia di luar dusun!"
Gadis ini terkejut. Dia marah memandang Kim-moueng, yang juga tidak memandang padanya, masih acuh
dengan keadaan sekitar dan minum araknya seorang diri.
Tapi melihat temannya sudah keluar mendahului dan dia
tinggal sendirian di situ tiba-tiba gadis ini melempar
sekeping uang melampiaskan marah, menyambar ke
meja Kim-mou-eng karena pelayan
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kebetulan berdiri dekat di tempat itu.
"Pelayan, terima pembayaran kami!"
Sang pelayan terbelalak. Gadis itu memang
membayar makan minumnya, sekeping uang emas yang
tentu lebih dari cukup. Tapi melihat uang itu menyambar
Kim-mou-eng padahal laki- laki ini tampaknya tak tahu
sambaran logam yang menuju lehernya itu mendadak
pelayan ini pucat mukanya siap memberi tahu. Tapi aneh,
Kim-mou-eng tersenyum padanya, tidak menengok ke
arah uang yang menyambar lehernya itu. Namun persis
uang mendekat lehernya tiba-tiba pendekar ini meraup
dan... tanpa menoleh telah ganti menyambar uang emas
itu. "Pelayan, rupanya nona ini terlalu royal padamu.
Biarlah harga makananku dibayarnya juga! " Kim-moueng telah menangkap, menyerahkannya pada sang
pelayan tapi diam-diam mengerahkan tenaga meremas
uang itu. Dan ketika si pelayan menerima dan si gadis
terbelalak tahu-tahu sang pelayan berseru kaget ketika
uang emas itu hancur menjadi bubuk.
"Hei...!"
Si gadis pucat mukanya. Dia melihat uangnya,
menjadi tepung logam di tangan sang pelayan yang
marah padanya, mengira dia main-main. Maklum bahwa
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
untuk kedua kalinya Kim-mou-eng telah
mendemonstrasikan kepandaiannya yang hebat. Tapi
gadis itu yang sudah memutar tubuh berseru marah tibatiba melompat keluar meninggalkan kedai arak itu.
"Hei, kau belum bayar, nona...!"
Kim-mou-eng tertawa. "Tak perlu dikejar, biar aku
yang mengganti makan minum mereka, pelayan.
Mungkin mereka kehabisan bekal!" Kim-mou-eng
menancapkan sekeping uang emas lain, diam-diam
mengambil bubuk uang emas yang hancur. Dan ketika
si pelayan terbelalak tahu-tahu bubuk uang emas yang
dikepal pendekar ini telah utuh kembali dan menjadi
sekeping uang emas baru. Tak dapat dibedakan lagi
dengan yang pertama!
"Ah, ilmu siluman...!"
Kim-mou-eng tersenyum, tahu bahwa semua mata
tiba-tiba memandangnya, heran dan kagum. Tapi bangkit
berdiri menepuk si pelayan tiba-tiba pendekar ini
berkelebat lenyap seolah hantu. "Pelayan, terima kasih.
Aku cukup menikmati arakmu...!"
Sang pelayan tertegun. Dia tentu saja mengira
Pendekar Rambut Emas itu siluman, sebentar kemudian
berteriak ribut karena tak melihat lagi bayangan pendekar
itu, sama seperti majikannya dan orang-orang
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lain yang ada di situ. Kaget dan melongo karena
pemuda yang aneh itu tak ada di kedai mereka lagi,
hilang seperti asap. Dan ketika semua orang ributribut membicarakan pendekar itu maka yang
bersangkutan sudah melenggang keluar dusun.
Kim-mou-eng memang tak mau lama-lama
tinggal di situ. Maklum sepasang muda-mudi itu
menunggunya di luar, seperti tadi yang telah dia
dengar dan sesungguhnya membuat pendekar ini
heran karena dia tak merasa mempunyai permusuhan
dengan orang. Jadi tak mengerti kenapa dua mudamudi itu memusuhinya, sikapnya jelas tak bersahabat.
Dan ketika dia tiba di luar dusun dan sudah menduga
bakal dihadang ternyata benar dua muda- mudi itu
berdiri di tengah jalan menantinya, mata mereka
beringas, kedua-duanya mencabut pedang yang tadi
disimpan di belakang punggung.
"Kim-mou-eng, berhenti. Kami akan menuntut
balas!"
Kim- mou-eng berhenti. Dua orang muda itu telah
melompat di depannya, memalangkan senjata, diamdiam membuat pendekar ini tertawa karena dia telah
mengukur kepandaian orang dengan gebrakan di
kedai arak tadi. Tahu bahwa dia tak perlu khawatir
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menghadapi muda-mudi yang entah siapa ini. Hal yang
juga ingin dia ketahui. Dan melihat mereka melotot dan
berkata akan menuntut balas tiba-tiba pendekar ini
tersenyum dan memandang mereka dengan sabar.
"Kalian siapakah? Sudah mengenal namaku?"
Si pemuda menarik muka gelap. "Kami puteraputeri Ang-bin Ciangkun, Kim-mou-eng. Kami
menunggumu untuk membalas kematian ayah kami!"
Kim-mou-eng terkejut. "Ang-bin Ciangkun?
Seorang dari Jit-liong Ciangkun itu?"
"Ya, kami anaknya. Aku Ang Sin Kok, ini adikku
Ang Hwi Ling!"
"Ah, ada apa dengan ayah kalian itu? Kenapa
hendak menuntut balas?" Kim-mou-eng terang terkejut,
mengerutkan alis karena dia mengenal panglima bermuka
merah itu. Panglima yang gagah, yang dulu mengenalnya
pertama kali karena panglima itu bertugas di utara, jadi
tahu namanya karena berdekatan dengan bangsa Tar-tar.
Dan Ang Sin Kok yang gemetar memutar pedang tiba-tiba
membentak marah memandang Pendekar Rambut Emas
ini. " Kim-mou-eng, tak perlu kau berpura-pura. Ayah
tewas gara-gara perbuatan suhengmu, kini kami datang
untuk menuntut pertanggungjawabanmu atas perbuatan
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
suhengmu itu!"
Kim-mou-eng membelalakkan mata.
"Suhengku? Kalian mengenal suhengku pula?"
"Keparat, tak perlu bertanya- tanya, Kim- mou-eng.
Sekarang serahkan nyawamu dan kami akan mencari
pula suhengmu yang biadab itu... sing!" Sin Kok tiba-tiba
menyerang, menusuk cepat leher lawan dan membuat
Kim- mou-eng terkejut mendengar sesuatu yang masih
tidak jelas ini, tak tahu bahwa suhengnya telah membawa
bangsa Tar-tar menyerbu kerajaan dan membunuh empat
dari tujuh panglima naga, seorang diantaranya adalah
Ang-bin Ciangkun itu. Tak mendengar karena dia sibuk
dengan urusan pribadi, sama seperti Salima yang juga
belum mendengar sepak terjang Gurba si Singa Daratan
Tandus itu. Jadi merasa heran kenapa sekarang puteraputeri Ang-bin Ciangkun ini memusuhinya. Tapi melihat
pedang menyambar dan Sin Kok tampak beringas sekali
tiba-tiba pendekar ini mengelak menampar dari samping.
"Tunggu dulu, aku mau bicara... takk!" Sin Kok
terpental pedangnya, terpelanting dan tentu saja kaget
oleh tamparan Kim-mou-eng yang membuat senjatanya
hampir terlepas, pedas dan panas serta sakit. Tapi Hwi
Ling yang gusar melihat kakaknya terpelanting
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendadak memekik menggerakkan pedangnya pula.
"Kim-mou-eng, tak perlu banyak cakap. Kami tak
mau bicara denganmu... sing- singg...!" Hwi Ling sudah
menerjang maju, membantu kakaknya dan sebentar
kemudian melakukan tusukan atau bacokan bertubi-tubi,
pedang menyambar-nyambar tak kenal ampun. Dan Kimmou- eng yang tentu saja mengerutkan alis semakin
dalam tiba-tiba melihat Sin Kok melompat bangun dan
maju kembali bersama adiknya itu.
"Benar, kami tak mau mendengar bicaramu lagi,
Kim-mou-eng. Kami menghendaki nyawamu dan
karena itu mampuslah... wut-sing!" pedang Sin Kok
juga bergerak membabat, membantu adiknya dan
sebentar kemudian dua kakak beradik itu menyerang
ganas, masing-masing saling mendahului dan tampak
benci sekali memandang Kim-mou-eng. Dan Pendekar
Rambut Emas yang tentu saja mendongkol oleh sikap
dua kakak beradik ini tiba-tiba menangkis
mementalkan senjata lawan.
"Sin Kok, kalian orang- orang muda yang
berangasan. Aku tak tahu-menahu persoalan itu...
plak-plak!"
Sin Kok dan adiknya menjerit. Mereka terpental
oleh tangkisan Kim-mou-eng yang mempergunakan
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tangan telanjang, hebat menggetarkan karena lengan
Pendekar Rambut Emas itu penuh getaran sinkang.
Dan ketika dua kakak beradik itu nekat dan kembali
menyerang dengan pedang mereka akhirnya Kimmou-eng menunjukkan kelihaiannya yang luar biasa.
Saat itu Sin Kok membacok lehernya, tak dielak.
Dan Hwi Ling yang juga menusuk lambungnya dengan
tusukan sengit dibiarkan saja oleh pendekar ini,
mengherankan dua kakak beradik itu yang justeru
merasa girang, membentak menambah tenaga. Tapi
begitu pedang mengenai tubuh pendekar ini
mendadak Kim-mou-eng mengibas ke kiri kanan dan
dua kakak beradik itu menjerit.
"Sin Kok, sekarang kalian robohlah... krak-krak!"
pedang dua kakak beradik itu patah, membentur
kekebalan Pendekar Rambut Emas yang telah
melindungi diri dengan sinkangnya, tentu saja
membuat dua kakak beradik itu kaget. Dan ketika
mereka tertegun dan menjublak bengong tahu-tahu
kibasan lengan pendekar ini menyambar mereka.
"Plak-dess!"
Sin Kok dan adiknya terlempar bergulingan. Mereka
roboh tunggang-langgang, disapu angin pukulan lawan
yang hebat luar biasa. Dan ketika mereka
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melompat bangun tapi lawan menggerakkan jari
tahu-tahu Sin Kok dan Hwi Ling mengeluh ketika
dua totokan mengenai pundak mereka.
"Tuk-tuk!" dua kakak beradik itu roboh
terjengkang. Mereka kembali terbelalak, kaget dan
ngeri memandang Kim-mou-eng. Tapi ketika Kimmou-eng tertawa dan menggerakkan ujung kakinya
tahu-tahu dua kakak beradik ini dibebaskan
totokannya dan dapat melompat bangun, membuat
dua kakak beradik itu tercengang!
"Nah, bagaimana, Sin Kok? Kalian masih mau
bertempur lagi?"
Sin Kok dan adiknya tertegun. Mereka jelas
bengong, mengakui kekalahan yang begitu mudah.
Tapi Hwi Ling yang terisak menangis tiba-tiba
menerjang menghantam pendekar itu. "Kim-moueng, kau boleh bunuh kami, tak usah menghina...!"
dan gadis yang melancarkan pukulan menyodok
perut lawan tiba-tiba dipandang dengan alis
berkerut oleh pendekar ini. Kim-mou-eng tidak
mengelak, diam saja. Tapi begitu jari mengenai
perutnya sekonyong-konyong Hwi Ling mengaduh.
"Krek!" jari gadis itu keseleo, langsung bengkak dan
salah urat. Dan Hwi Ling yang menjerit terpelanting
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
roboh tiba-tiba memaki dan nekat bangun
menyerang dengan kakinya, kali ini juga didiamkan
oleh Pendekar Rambut Emas itu. Dan ketika gadis
itu lagi-lagi menjerit dan kini kakinya terkilir dan juga
bengkak seperti tangannya itu maka Pendekar
Rambut Emas menegur dengan suara tak senang.
" Nona, kau harus tahu diri. Aku tak memusuhi
kalian. Kalianlah yang memusuhi aku!" dan ketika Hwi
Ling mendesis-desis dan mendelik padanya, Kim-moueng sudah memberi tanda pada Sin Kok. "Sin Kok, beri
adikmu itu obat ini. Kalian pergilah dan jangan ganggu
aku...!" Kim-mou-eng melempar sebotol arak anti
bengkak, obat yang biasa dibawa kemana-mana. Dan Sin
Kok yang tertegun melihat adiknya kesakitan tiba-tiba
melompat menolong adiknya itu, tak mau mengambil obat
pemberian Pendekar Rambut Emas, menggigit bibir,
mengambil obatnya sendiri dan cepat melumurkan obat
itu ke bagian urat adiknya yang bengkak. Dan ketika Hwi
Ling menyeringai dan kaki dapat dipergunakan lagi
akhirnya Sin Kok memapah adiknya itu menghadapi Kimmou-eng.
"Pendekar Rambut Emas, kami ternyata memang
harus tahu diri. Kau memang hebat, tapi sakit hati yang
kami miliki ini tak mungkin kami hapus begitu saja.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Biarlah lain kali kita bertemu. Kami ingin menguji
kepandaian lagi!"
"Hm, kau keras kepala?"
"Jiwa orang tua kami tak dapat dibayar dengan
apapun, Pendekar Rambut Emas. Kalau kau
membebaskan kami jangan harap hutang itu lunas!"
" Baiklah, itu terserah kalian. Tapi kunasehati
kalian untuk tidak bersikap sombong, Sin Kok. Kalian
tahu dirilah dan tak perlu takabur," Kim-mou-eng
mengerutkan alisnya, semakin muram. Dan ketika dua
kakak beradik itu masih memandangnya penuh
kebencian dan memutar tubuh tiba-tiba Kim-mou-eng
berkelebat lenyap mendahului mereka. Sin Kok dan
adiknya hanya mendengar angin berdesir di sebelah
mereka, dan ketika mereka menoleh tapi bayangan
Pendekar Rambut Emas itu tak ada lagi di dekat
mereka maka dua kakak beradik inipun pergi dengan
muka gelap.
Hari itu Kim-mou- eng mengalahkan sekaligus
mengampuni mereka. Hal yang membuat mereka sakit hati
tapi juga sekaligus merasa "hutang budi". Sikap yang bagi
mereka membingungkan tapi juga kagum. Tapi karena
Pendekar Rambut Emas itu memang hebat dan kepandaian
mereka kalah jauh maka dua kakak beradik
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ini menyimpan semua perasaan yang membuat mereka
tak karuan. Bagaimanapun melihat bahwa Pendekar
Rambut Emas itu adalah seorang laki-laki gagah yang
simpatik. Tak seharusnya mereka mendendam. Tapi
karena kematian ayah mereka di tangan suheng
pendekar itu tak mungkin dihapus begitu saja maka dua
kakak beradik ini pergi dengan sikap gundah.
Begitulah. Untuk pertama kalinya Kim-mou-eng
mulai mencicipi "getah" dari perbuatan suhengnya.
Sesungguhnya tak tahu -menahu persoalan suhengnya
dengan orang-orangnya Jit-liong Ciangkun itu. Diam-diam
cemas dan kaget. Dan ketika tengah hari itu dia
melanjutkan perjalanan dan masih memikirkan
permusuhan putera-puteri Ang-bin Ciangkun kepadanya
mendadak untuk kedua kali dia dihadang tiga orang
musuh baru, tiga laki-laki pendek yang memandangnya
penuh kebencian, persis di mulut hutan pinus!
"Kim-mou-eng, berhenti. Kami hendak
menagih hutang!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia melihat sikap orang
yang tidak bersahabat, orang -orang tak dikenal.
Tapi karena dia memang ramah dan pendekar ini
cukup sabar maka Kim-mou-eng berhenti dan
justeru menjura di depan tiga laki-laki pendek ini.
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Sam-wi enghiong (tiga tuan gagah) ini
siapakah? Bagaimana menghadang perjalanan dan
hendak menagih hutang?"
"Hm, tak perlu pura-pura. Kami Sin-to Samenghiong (Tiga Pendekar Golok Sakti), Kim-moueng. Mencegat karena hendak membalas kematian
kakak seperguruan kami. Kau bersiaplah, bayar
hutang jiwa ini dengan jiwa pula!"
"Lho, jiwa siapa?" Kim-mou-eng tentu saja
tercengang, terkejut. "Kalian tidak salah mencegat
sam-wi enghiong? Aku tak merasa membunuh
siapapun, harap jangan salah menuduh!"
"Hm, " seorang diantaranya maju ke depan,
mencabut goloknya yang berkeredep menyilaukan mata,
desingnya mengerikan. "Kami tidak salah orang, Kimmou-eng. Justeru kami tahu bahwa kami menuntut pada
orang yang tepat. Kami sute (adik seperguruan) Bengciangkun, kini datang untuk menuntut tanggung jawab
perbuatan suhengmu yang biadab!"
"Ah, apa yang dilakukannya?"
"Jangan pura-pura!" orang itu membentak.
"Suhengmu telah membunuh suhengku, Kim-moueng. Karena itu kami datang untuk menuntut balas!"
Kim-mou-eng tercekat. Sekarang dia tertegun, lagi28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lagi mendengar perbuatan suhengnya yang kini
katanya membunuh Beng-ciangkun, panglima pendek
kekar yang merupakan rekan Bin-ciangkun, jadi samasama orangnya Jit-Iiong Ciangkun dan tentu saja
membuat dia bengong. Dan ketika dia terbelalak dan
laki-laki di depan itu mengibaskan golok tiba-tiba dua
yang lain juga mencabut senjatanya dan langsung
melompat mengurungnya.
"Kim-mou-eng, tak perlu ah-oh-ah-oh. Kau jangan
bengong saja, kami tahu kau bukan seorang blo?on!"
Kim-mou-eng sadar. Sekarang dia melihat tiga
orang lawannya itu beringas memandangnya, cekalan
golok mereka menandakan orang- orang ini cukup
lihai, jauh di atas Sin Kok maupun Hwi Ling. Tapi Kimmou-eng yang tersenyum pahit oleh kemarahan orang
tiba-tiba menarik napas mencoba berdamai.
"Sam-wi enghiong, aku sesungguhnya tak tahumenahu perbuatan suhengku itu. Kenapa kalian marahmarah kepadaku? Sebaiknya jelaskan dulu apa yang
terjadi. Aku tak tahu itu dan kalian bersabarlah."
"Hm, bersabar untuk orang yang telah membunuh
saudara kami, Kim-mou-eng? Tak mungkin, kami tak
mau bersabar lagi dan akan mencari juga suhengmu itu!"
"Kalau begitu kenapa tidak cari saja suhengku itu?
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Aku tak tahu apa-apa, tak seharusnya kalian
menuntut aku!"
"Kau takut?"
Kim-mou-eng tertawa getir. "Sam-wi enghiong,
aku tak takut menghadapi siapapun. Juga aku tak
takut menghadapi kalian. Tapi kalian ngawur, aku
hendak memperingatkan bahwa urusan ini aku tak
tahu menahu."
"Tapi kau sutenya, kau saudara dari Singa
Daratan Tandus itu!"
"Benar, tapi aku tak tahu-menahu perbuatan
suhengku, sam-wi enghiong. Aku tak tahu apa yang
sesungguhnya terjadi. Aku justeru heran, kenapa
suhengku membunuh Beng-ciangkun!"
"Hm, tak perlu banyak cakap. Semua orang tahu
itu, Kim-mou-eng. Kami tak menghasut atau mengadaada. Kau bersiaplah dan tak perlu banyak cing-cong
lagi... sing!" laki-laki pertama tiba-tiba menggerakkan
golok, membacok kepala Kim-mou-eng dari atas ke
bawah, sikapnya penuh kebencian sekali, desing
goloknya membuat kulit serasa teriris. Demikian tajam!
Dan ketika Kim -mou-eng mengelak dan terkejut
melihat serangan lawan tiba-tiba dua yang lain juga
menyerang dari kiri kanan tubuhnya.
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kim-mou-eng, kamipun ingin membunuhmu.
Bersiaplah... sing-singg...!" dua golok itu membelah dari
kiri kanan, menyambar pinggang dan sudah membalik
ketika Kim-mou-eng menghindar. Dan ketika Kim-moueng berseru keras dan laki-laki pertama juga maju
kembali membentak dengan goloknya tiba-tiba pendekar
ini sudah dikurung dan dihujani serangan golok yang
bertubi-tubi. Terpaksa, Kim-mou-eng berlompatan,
menangkis dan menyuruh orang-orang itu tak
menyerangnya lagi dan menghentikan pertempuran. Tapi
ketika hujan serangan semakin menghebat dan
seruannya itu seolah merupakan api dalam sekam yang
membara mendadak pendekar ini disambut lengkingan
dan pekikan panjang ketika tak satupun dari tiga golok itu
mampu menyentuh tubuhnya.
"Pendekar Rambut Emas, tak perlu banyak
cakap lagi. Kau mampuslah atau kami yang
mengorbankan nyawa!"
Kim- mou-eng sudah dikerubut. Dia dikeroyok dari
kiri kanan di tiga penjuru, bahkan muka belakang karena
tiga orang itu mulai berpindah-pindah tempat mengikuti
gerakannya yang melompat-lompat. Cepat sekali dan
sebentar kemudian membuat pendekar ini kewalahan dan
ruang geraknya dipersempit. Dan ketika Kim-mou31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
eng masih juga berteriak, tapi lawan memperhebat
serangan mendadak Sin-to Sam-enghiong lenyap
membentuk bayangan tiga golok terbang!
"Ah, Sin-to Sha-kak-tin (Tiga Kedudukan Golok
Sakti)...!" Kim-mou-eng berseru kaget, membelalakkan
mata dan kagum oleh tiga bayangan sinar golok yang luar
biasa itu, mengelilingi dirinya tanpa henti sementara
desing golok juga semakin tajam mengiris kulit, sebentar
saja bajunya robek-robek oleh hawa sinar golok itu, belum
tersentuh senjatanya sendiri. Dan ketika Kim-mou -eng
memuji kagum dan dia harus menangkis ke sana ke mari
maka untuk pertama kalinya lengan bajunya robek
disambar golok.
"Bret!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia melihat tiga pendekar
golok ini memang hebat, jauh di atas Sin Kok maupun Hwi
Ling. Merupakan lawan berat yang cukup tangguh. Dan
karena mempertahankan diri tanpa membalas adalah
cukup berbahaya maka dengan menyesal pendekar ini
terpaksa membentak mengeluarkan Tiat-lui-kangnya itu,
Tamparan Tangan Petir.
" Sam-wi enghiong, maafkan aku. Kalian memang
cukup hebat, aku terpaksa membalas!" Kim-mou-eng
memperingatkan lawan, kali ini menjejakkan kaki
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melompat tinggi menggerakkan kedua lengannya
itu, meledak dan tiba-tiba membentur tiga golok di
tangan Sin-to Sam-enghiong. Dan ketika lawan
terkejut dan Kim- mou-eng meluncur kembali tibatiba pendekar ini telah memutar pinggang melepas
Tiat-lui-kangnya itu, langsung menampar.
"Plak-plak-plak!"
Tiga pendekar golok itu berteriak. Mereka
terpental mundur, terdorong oleh pukulan Kim-moueng yang membuat senjata mereka panas bagai
disentuh api, hampir saja melepaskan golok! Dan
ketika Kim-mou-eng kembali bergerak dan mereka
menangkis mendadak golok mengeluarkan lelatu
api disentuh pukulan Tia-lui-kang.
"Crang!"
Sin- to Sam-enghiong terkejut. Mereka merasa
golok di tangan seolah terbakar, persis disambar
petir. Dan ketika mereka mencelos melihat golok
hangus kebiruan mendadak Kim-mou-eng berseru
untuk ketiga kalinya.
"Sam-wi enghiong, maafkan aku... plak-plak!" dan
dua orang diantara mereka yang terpaksa membanting
tubuh bergulingan akhirnya menjerit melepaskan golok
mereka, tak tahan oleh hawa panas yang menjalar
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sampai ke telapak tangan mereka. Begitu
menyengat, tiada ubahnya aliran listrik! Dan ketika
seorang diantaranya harus mengelak dan
membanting tubuh bergulingan pula maka tiga
pendekar golok ini melompat bangun memandang
Kim-mou-eng, semuanya pucat.
"Tiat-lui-kang...!"
"Ya, benar. Dan sekarang kalian mau menghentikan
pertempuran, sam-wi enghiong?" Kim-mou-eng berhenti,
berdiri tegak memandang tiga orang lawannya itu dengan
mulut tersenyum. Tapi Sin- to Sam-enghiong yang tibatiba saling pandang dan merah mukanya mendadak maju
kembali menerjang marah.
"Tidak, kami tak jera, Kim-mou-eng. Kami siap
membela Beng-suheng (kakak Beng) dengan taruhan
nyawa kami... wut-sing!" dan tiga golok yang kembali
bersiutan menyambar-nyambar tiba-tiba membuat Kimmou-eng gelap mukanya dan tidak senang, terpaksa
menangkis dan kembali meledakkan Tiat-lui-kangnya itu.
Tapi Sin-to Sam-enghiong yang tak berani menangkis dan
selalu melencengkan senjata menghindari pukulan Tiatlui- kangnya akhirnya membuat pertempuran menjadi
seru dan sengit seperti semula.
Kim-mou-eng mengerutkan alis. Dia melihat
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
persamaan orang-orang ini dengan Sin Kok dan Hwi
Ling. Yakni keras kepala dan tak tahu diri. Tak tahu
bahwa sesungguhnya dia masih bermurah hati
pada tiga pendekar golok itu. Hanya membuat
hangus golok mereka bukan tubuh mereka. Karena
kalau dia mengerahkan semua Tiat-lui-kangnya itu
tentu tubuh tiga orang lawannya ini bakal hancur,
bisa menjadi perkedel karena pukulan Tiat -luikangnya memang tiada ubahnya dengan petir
sendiri. Maka melihat lawan nekat menyerang dan
mereka minta dihajar lebih keras akhirnya pendekar
ini menggigit bibir terbawa kemarahan.
"Sin- to Sam-enghiong, kalian rupanya orangorang sombong. Baiklah, kita selesaikan pertempuran
ini dengan jalan kekerasan!" dan begitu Kim-mou-eng
membentak dan maju membalas tiba-tiba tiga orang
lawannya terpental mundur, terdorong oleh hawa
panas yang mulai keluar dari lengan Pendekar Rambut
Emas ini. Dan ketika Kim-mou-eng mulai mengebut
dan dua tangannya menampar lebih keras mendadak
sebuah golok langsung hancur ketika pemiliknya tak
sempat menyelamatkan senjatanya.
"Krakk!"
Dua yang lain terkejut. Mereka melihat saudara


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka itu terjengkang, mengaduh dan seketika
bergulingan mendesis-desis karena tangan yang
memegang golok juga kebiruan, disambar pukulan
Tiat-lui-kang yang menjalar cepat dari ujung golok
sampai ke pergelangan tangan. Tentu saja tak
dapat dipakai lagi. Dan ketika Kim-mou-eng
bergerak dan seorang diantaranya lagi-lagi tak
sempat menghindar maka dengan terpaksa orang
kedua ini menangkis mempergunakan goloknya.
"Krekk!"
Golok itupun hancur. Orang ketiga jadi pucat,
melihat saudaranya nomor dua itu sudah berteriak dan
menderita lebih hebat dari orang pertama, tangan
sampai sikunya gosong kebiruan menerima Tiat-luikang. Dan ketika Kim-mou-eng kembali bergerak dan
orang ketiga ngeri membabatkan goloknya maka Kimmou-eng menangkis sekaligus menampar.
"Krak-dess!" orang terakhir inipun menjerit. Dia
terlempar bergulingan bagai layang-layang putus talinya,
pundak dan pangkal lengannya hangus kebiruan. Dan
ketika dia melompat bangun dengan kaki menggigil dan
muka pucat maka dua saudaranya yang lain juga berdiri
di sebelahnya dengan mulut mendesis-desis. Gentar!
Kim-mou-eng maju menghampiri. "Bagaimana,
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalian masih akan menyerang lagi, sam-wi enghiong?"
"Tidak," orang tertua diantara mereka
mengatupkan mulut. "Kami sudah kalah, Kim-moueng. Dan kau boleh bunuh kami agar sekalian
menyusul Beng-suheng!"
"Hm," Kim- mou-eng tersenyum getir. "Nyawa
manusia bukanlah semut, sam-wi enghiong. Aku tak
akan membunuh kalian karena kalian bukanlah
musuhku."
"Kau tak membunuh
kami?" "Tidak."
"Kau bersungguh-sungguh?"
"Ah, pernahkah kalian mendengar aku mainmain, sam-wi enghiong? Aku tak suka membunuh
orang. Apalagi orang-orang macam kalian yang
sudah berjuluk pendekar!"
Sin-to Sam-enghiong mendadak terpukul. Mereka
semburat oleh kata-kata Kim-mou-eng itu, sungguh tak
menyangka Kim-mou-eng tak membunuh mereka. Tapi
dendam atas kematian kakak mereka di tangan Gurba,
tiga orang laki-laki ini menggigit bibir. "Kim-mou-eng, kami
tak akan sudah meskipun kau tak membunuh kami. Kau
tak menyesal membebaskan kami?"
Kim-mou-eng menarik napas. "Sam-wi enghiong,
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebenarnya yang bermusuhan bukanlah aku dan kalian.
Melainkan kalian dengan suhengku itu. Sekarang kalian sakit
hati padaku, padahal aku tak tahu apa-apa. Kenapa kalian
berpikir cupat begini untuk dendam padaku pula? Tapi aku
tak takut ancaman kalian, sam-wi enghiong. Kalau kalian
masih sakit hati dan kelak mencari aku hal itu tak akan
kuhindari. Hanya kusayangkan, kalian yang berjuluk
pendekar masih juga berpikiran sempit dan kekanakkanakan. Sungguh menyesal aku!" dan ketika orang-orang itu
merah mukanya dan meringis menahan sakit bekas pukulan
Tiat-lui-kang tiba-tiba Kim-mou-eng melempar sebungkus
obat, berkata sungguh-sungguh, "Sam-wi enghiong, luka
bekas Tiat-lui -kang tak gampang disembuhkan begitu saja.
Kuharap kalian menerima obatku ini dan minumlah. Sehari
tentu sembuh!" dan sementara orang kembali terbelalak dan
tertegun oleh pemberiannya tiba-tiba Kim-mou-eng menjura.
"Selamat tinggal, sam-wi enghiong. Kita akan berjumpa
kelak...!" dan begitu pendekar ini tersenyum memutar tubuh
mendadak bayangannya lenyap berkelebat meninggalkan
tiga orang pendekar golok itu, yang tentu saja bengong dan
semakin terpukul oleh kebaikan Pendekar Rambut Emas ini.
Sungguh tak disangka! Tapi begitu lawan meninggalkan
mereka dan mereka juga sadar dari rasa
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bengongnya tadi tiba-tiba Sin-to Sam-enghiong
bergerak mengambil bungkusan obat penawar luka
bekas pukulan Tiat-lui-kang itu.
"Aneh... pendekar yang aneh...!"
Dua saudaranya yang lain juga mengangguk.
"Ya, Kim-mou-eng memang aneh, twako. Sungguh tak
kukira kalau dia membalas kemarahan kita dengan
kesabarannya yang luar biasa itu. Sungguh Pendekar
Rambut Emas itu orang yang aneh!"
"Dan kepandaiannya luar biasa sekali, ji-heng.
Kita benar-benar bukan tandingannya!" orang ketiga
berseru, ngeri dan gentar memijat pergelangannya
yang bengkak. Dan ketika dua yang lain
mengangguk dan sama-sama mengakui akhirnya
orang tertua diantara mereka berkata,
"Kita sekarang harus menambah kepandaian
kita, sute. Kita mungkin harus berlatih sepuluh atau
duapuluh tahun lagi untuk mencari Kim-mou-eng!
Bagaimana pendapat kalian?"
"Ya, kita pulang saja, twako. Kita harus tahu diri
dan memperdalam ilmu silat kita!"
"Kalian setuju?"
"Tentu."
"Baik, kalau begitu mari kita pergi!" dan begitu
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
semuanya mengangguk dan berangkat
meninggalkan tempat itu maka hutan pinus itupun
sepi kembali seperti semula.
Kim-mou-eng juga sudah tak ada di situ. Pendekar
ini telah jauh berada di timur, melanjutkan perjalanannya
dengan kening berkerut-kerut. Dua kali mendapat
gangguan tak enak gara-gara perbuatan suhengnya, hal
yang membuat ia terkejut dan heran, di samping
penasaran. Dan ketika dia coba menyelidiki kebenaran
cerita Sin Kok dan Sin-to Sam-enghiong itu dan mendapat
kenyataan bahwa memang benar suhengnya membunuh
empat dari Jit-liong Ciangkun dan menyerbu dengan suku
bangsanya itu ke kota raja maka pendekar ini terhenyak
dengan mata dibuka lebar-lebar, kaget bagai disengat
Iebah.
Dia tak habis pikir, alasan apa yang membuat
suhengnya itu menyerbu pedalaman? Semata mencari
dirinya? Rasanya tak mungkin. Suhengnya itu tak akan
melakukan tindakan gila -gilaan hanya untuk urusan
seperti itu, hanya karena ia meninggalkan suku bangsa
Tar-tar dan masuk ke wilayah kota raja. Tidak, ia tak
percaya! Dan ketika dia mencari berita lebih lanjut dan
mendengar kaisar memberikan hadiah selir pada
suhengnya itu mendadak pendekar ini melongo.
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lho, apa lagi ini? Bagaimana musuh yang sudah
dirugikan malah memberi hadiah? Dan katanya
suhengnya telah menerima itu. Suku bangsa Tar-tar telah
mundur kembali dan kini mengikat persahabatan dengan
kaisar. Kim-mou-eng jadi semakin bingung. Dia sungguh
tak mengerti jalan cerita sebenarnya. Dan karena
semuanya itu merupakan teka-teki yang membuat dia
penasaran akhirnya Kim-mou-eng memutuskan untuk
mencari suhengnya ini. Sama sekali tak tahu bahwa
suhengnya juga mencari dirinya, bergabung dengan
Salima. Dan karena dua kakak beradik itu siap menuntut
tanggung jawabnya untuk perbuatannya yang
"berkhianat" pada suku bangsa Tar-tar maka pendekar ini
ibarat seekor harimau yang terjebak memasuki sarang
naga. Tak menduga sedikit pun juga bahwa justeru dari
suhengnya itulah dia akan celaka. Tapi karena semuanya
itu tampaknya memang sudah permainan cerita dan Kimmou-eng juga memang tidak tahu maka biarlah kita lihat
saja apa yang terjadi.
* * *
Mari kita tinggalkan sejenak perjalanan Kim- moueng itu. Kita beralih sebentar ke kota Ceng-tu, kota
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dimana tinggal Bu-kongcu bersama gurunya itu, si datuk
sesat Sai-mo-ong. Dan karena kita tahu datuk sesat itu
telah mengukur kepandaian Kim-mou-eng bersama
rekannya si iblis wanita Tok-gan Sin-ni maka sore itu
tampak kesibukan yang agak lain di rumah Bu-kongcu.
Tidak seperti biasa, sore itu Sai- mo-ong
menjamu tamu-tamu istimewa. Tok-gan Sin-ni tampak
di situ, ditambah lagi dengan tiga tamu baru yang
terdiri dari sepasang kakek cebol berkulit hitam dan
seorang kakek lain yang mulutnya tersenyum-senyum
tapi matanya keji berkilat-kilat. Siapa mereka itu kalau
bukan Hek-bong Siang-lo-mo dan Siauw-bin-kwi?
Memang benar, itulah Hek-bong Siang-Io-mo dan
Siauw-bin-kwi. Sai-mo-ong telah mengundang tiga
sahabatnya dari Jit-mo Kang-ouw ini, termasuk Tok-gan
Sin-ni yang belakangan ini sering berkunjung. Tepatnya
sejak mereka mengadu kepandaian bersama Kim-mou
eng dan Salima dan mendapat kenyataan bahwa
Pendekar Rambut Emas itu memang hebat.
Kejadian dulu itu telah membuat dua datuk ini
penasaran. Mereka geram dan marah, harus mengakui
keunggulan lawan bila mereka bertanding satu lawan
satu. Dan karena Bu-kongcu juga tergila- gila pada Tiatciang Sian-li Salima dan merengek pada gurunya agar
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangkap gadis Tar-tar yang luar biasa itu
akhirnya Sai-mo-ong mendongkol dan marah pula
pada muridnya ini.
"Gadis itu bukan kucing betina yang jinak, Bu
Ham. Kau harus tahu itu dan jangan merajuk seperti
anak kecil!"
"Aku tahu. Dan justeru karena itu aku ingin
memilikinya, suhu. Aku minta tangkaplah dia dan
jadikan dia sebagai isteriku!"
"Kau kira gampang? Kau main-main?"
"Tidak, aku bersungguh-sungguh, suhu. Kalau
kau tak dapat menangkapnya seorang diri kau
dapat minta bantuan bibi Tok-gan Sin-ni!"
Sai-mo-ong mendelik. "Bu Ham, kau rupanya mabuk
kepayang seperti bocah tidak waras! Bukankah banyak
wanita-wanita lain yang dapat kau peroleh? Jangan
macam-macam seperti itu. Kubunuh kau nanti!"
Bu Ham tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut. "Suhu,
teecu (aku) rela kau bunuh. Aku tak akan menghentikan
permintaanku ini. Kalau kau tak dapat memenuhi
permintaan muridmu lebih baik kau bunuh aku agar tidak
menanggung rindu dan sengsara seperti ini!" Bu Ham
menangis, membuat gurunya terkejut dan tertegun
memandang sang murid, kaget juga oleh kenekatan
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
muridnya ini. Tapi membentak dan reda oleh sikap
Bu Ham yang sungguh-sungguh akhirnya datuk ini
mengangguk tapi menendang muridnya itu.
"Baiklah, pergi kau. Kuturuti permintaanmu!" dan
Bu Ham yang mencelat terlempar oleh tendangan
gurunya ini akhirnya berseru girang mendengar
janjinya itu. Tahu bahwa permintaannya terkabul.
Gurunya akan meminta Tok-gan Sin-ni membantu
agar meringkus Salima si gadis Tar-tar yang hebat.
Tapi ketika Tok- gan Sin-ni mendengar dan tertawa
mengejek tiba-tiba Bu Ham dipanggil.
"Bocah, kau benar-benar tergila-gila pada
kucing betina itu?"
Bu Ham tak malu- malu. "Ya, aku jatuh cinta
padanya, bibi. Mohon kau membantu suhu menangkap
gadis itu. Aku tak dapat tidur setiap malam!"
"Hi-hik, kalau begitu bagaimana jika aku tak
mau membantu?"
Bu Ham terkejut.
"Ayo, bagaimana kalau aku tak mau membantu?"
Bu Ham tiba-tiba menangis. "Bibi, sukalah kau
mengasihani aku. Aku benar-benar mabuk
kepayang pada gadis pujaanku itu. Kau tolonglah
aku... kau tolonglah suhu..."
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hm!" Tok-gan Sin-ni membentak. Kau hanya
memikirkan nasib dirimu saja, Bu Ham. Kau tak
memikirkan nasib muridku yang juga tergila-gila
padamu!"
Bu Ham terkejut. "Leng Hwat?"
"Ya, siapa lagi? Bukankah kau berhubungan
dengan muridku itu?"
"Ah," Bu Ham mengelak. "Hubungan kami tak
ikat-mengikat, bibi. Aku dan dia sama-sama
melakukan itu kalau lagi sama-sama mau!"
"Jadi tak serius?"
"Benar, bibi. Kami memang tidak serius."
"Kalau begitu bagaimana jika kucing betina
yang kau puja tak suka padamu?"
"Aku akan memaksanya, bibi. Kalau dia telah
menjadi isteriku dan hamil oleh hubungan suami
isteri tentu lama -lama dia menerima juga. Asal bibi
membantu!"
"Hm, kalau aku tak mau?"
" Jangan menolak, bibi." Bu Ham pucat. "Suhu juga
sering menolongmu kalau kau menemui kesulitan!"
"Keparat, kau minta aku membayar budi kebaikan
gurumu? Sialan, kurobek mulutmu Bu Ham, kau
lancang... plak-plak!" dan Bu Ham yang mendapat
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gaplokan dua kali tiba-tiba terjengkang dan ditinggal
pergi wanita itu, mengaduh dan melapor pada gurunya


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan perbuatan bibinya itu. Dan ketika Sai-mo-ong
marah dan mencari wanita ini maka Tok-gan Sin-ni
berkacak pinggang berkata menantang.
"Mo -ong, kau tahu diantara kita pantang bicara
soal budi dan segalanya itu. Itu adalah urusan orangorang bersih, kita dicap sebagai orang sesat! Masa
muridmu begitu kurang ajar bicara tentang budi dan
hutang? Kalau dia mau bantuan harus bersikap baik,
jangan kurang ajar seperti itu!"
Mo-ong melotot. "Tapi kau tak perlu
menamparnya, Sin-ni. Dia muridku, bukan muridmu!"
"Peduli apa?" wanita ini menarik urat. "Kalau
muridku kurang ajar kau juga boleh menamparnya,
Mo-ong. Aku tak akan peduli atau marah-marah
sepertimu ini!"
Mo-ong tertegun. Mereka memang mempunyai
semacam peraturan aneh, yakni tak perlu berbuat baik
atau apa -apa yang bersifat baik kepada orang lain,
terutama musuh. Bahkan menganggap perbuatan baik
adalah busuk belaka karena itu adalah pura-pura.
Memegang semacam peraturan bahwa yang baik adalah
munafik. Jadi tak perlu berbuat baik karena yang baik itu
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
adalah omong kosong belaka, milik orang-orang
sombong yang menamakan dirinya pendekar. Dan
karena mereka adalah orang-orang sesat yang
pikirannya jungkir balik tak karuan maka Mo-ong
dapat menerima dan justeru menegur muridnya itu.
" Benar, kau yang salah, Bu Ham. Kalau kau
mau minta tolong pada bibimu seharusnya tak perlu
mengungkit-ungkit tentang jasa dan utang budi. Kita
adalah orang-orang sesat, apa yang kita lakukan
sudah terhitung dalam timbal balik yang sama.
Bibimu juga pernah menolong aku!"
Bu Ham marah. Dia tak mau disalahkan, tapi karena
dia butuh bantuan Tok-gan Sin-ni untuk menangkap
Salima yang diketahui bersama Kim-mou-eng maka
pemuda ini mengangguk dan perintah gurunya itu diturut.
Dia minta maaf, diketawai Tok-gan Sin-ni yang
menjengek kepadanya. Dan ketika kembali dia
mengulang permintaannya tanpa menyebut-nyebut
segala kebaikan gurunya mendadak wanita sakti itu
melompat pergi mengejek padanya.
" Bu Ham, aku mual pada rengekanmu. Biarlah
kau bantu sendiri gurumu itu, hi-hik...!"
Bu Ham tertegun. Dia melihat gurunya menyeringai,
juga melompat pergi dan meninggalkannya
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sendirian. Dan ketika seminggu itu dia merengek tapi
tetap juga tak berhasil mendadak keesokan paginya
dia dipanggil wanita sakti itu, disuruh ke kamarnya.
Bu Ham dag-dig-dug. "Ada apa, bibi?"
Tok-gan Sin-ni terkekeh. "Kau tak marah
padaku?" "Marah tentang apa?"
"Aku tak mau membantumu! Persoalan gadis
Tar-tar itu!"
Bu Ham terdiam, menggigil kakinya. Sebenarnya
dia marah dan benci sekali pada sahabat gurunya ini.
Kalau saja dia mampu, mungkin sudah dicekiknya
wanita bermata satu ini. Tapi Bu Ham yang cerdik dan
dapat melihat keadaan dan pengalamannya bergaul
dengan orang-orang sesat tiba -tiba malah tertawa dan
menjatuhkan diri berlutut.
"Bibi, aku tak marah sama sekali biarpun kau
menolaknya. Aku sudah punya jalan, rencanaku
pasti berhasil."
"Hm, jalan apa? Rencana apa?"
Bu Ham yang berotak encer langsung menjawab,
"Aku akan meminta teman-teman suhu yang lain
membantu, bibi. Seperti paman Siauw-bin-kwi itu
atau Hek-bong Siang-lo-mo. Mereka pasti mau
membantu. Aku yakin!"
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tok-gan Sin- ni tampak terkejut. "Kau sudah
bertemu mereka?"
"Sudah!" Bu Ham menjawab seenaknya,
bersikap gembira dan tertawa ringan memandang
wanita itu. "Aku sudah bertemu mereka, bibi. Dan
suhu siap mengundangnya."
"Bohong!" Tok-gan Sin-ni tiba-tiba berkelebat,
menyambar leher baju pemuda ini. "Kau bohong, Bu
Ham. Kau dusta padaku!"
"Bu Ham terkejut, sesak napasnya. "Aku tidak
bohong, bibi. Kau boleh tanya suhu kalau tidak
percaya!"
"Kau tidak main-main?"
"Kenapa main- main? Kau tak mau membantuku,
bibi. Karena itu aku cari yang lain karena mungkin kau
takut pada Kim-mou-eng dan sumoinya itu!"
"Plak...!" Tok-gan Sin-ni tiba-tiba menampar,
membuat Bu Ham mencelat membentur tembok.
"Aku tak takut pada Kim-mou-eng atau siapapun, Bu
Ham. Aku tak mau membantu karena aku muak
padamu!" dan ketika Bu Ham melompat bangun dan
Tok-gan Sin-ni merah mukanya maka wanita sakti
ini mendesis, "Bu Ham, siapa mengajarimu begitu
lancang menyebut aku takut? Gurumu?"
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bu Ham terkejut. Dia gentar melihat wanita ini
marah, menyebut-nyebut nama gurunya dan persoalan
bisa runyam. Karena sesungguhnya dia sendiri yang
berkata begitu untuk melepas kejengkelannya. Dan ketika
Tok-gan Sin-ni kembali membentak dan bertanya siapa
yang mengajari dia berkata begitu mendadak Bu Ham
tertawa getir bangkit berdiri.
"Bibi, tak ada siapa-siapa yang mengajari aku. Aku
sendiri yang berkata begitu. Aku mendongkol padamu."
"Hm, bukan
gurumu?" "Bukan."
"Kau berani kubunuh kalau bohong?"
Bu Ham semakin tertawa pahit. "Tok- gan Sinni, jangan kau mentang- mentang di tempat ini. Ini
adalah rumahku. Kalau kau membunuh aku maka
suhu juga akan membunuh muridmu dan menuntut
tanggung jawabmu. Tak perlu menggertak!"
Tok-gan Sin-ni terkejut. Bu Ham tidak lagi
menyebutnya "bibi", melainkan namanya begitu saja
karena pemuda ini mendongkol. Menunjukkan
kemarahannya. Dan Tok-gan Sin-ni yang tersenyum
teringat sangkalan Bu Ham tiba-tiba sadar dan maklum
bahwa pemuda ini telah mengibulinya. Hal yang
membuat Bu Ham justeru tertegun.
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hi-hik, kiranya kau mempermainkan aku, Bu
Ham. Sekarang kau menunjukkan bahwa
sesungguhnya kau marah padaku karena aku tak
membantumu! Hayo, berani kau bilang bahwa
sesungguhnya kau tidak marah padaku?"
Bu Ham terbelalak.
"Dan kau juga menipuku tentang Siauw-bin kwi dan Hek-bong Siang-lo-mo itu, Bu Ham.
Sekarang aku tahu bahwa semuanya itu adalah
hasil rekaanmu belaka!" dan ketika Bu Ham
menjublak dan Tok-gan Sin-ni mengetahui akalnya
maka pemuda ini telah disambar wanita sakti itu.
"Bu Ham, ayo jawab sekarang. Maukah kau
kubantu menangkap gadis Tar-tar itu?"
Bu Ham seakan tak percaya. "Bibi bersungguhsungguh?"
"Cerewet, jawab dulu pertanyaanku itu. Mau
kah kau kubantu menangkap kucing betina itu?"
"Ah," Bu Ham tentu saja girang bukan main,
melihat perubahan keadaan itu. "Tentu saja mau,
bibi! Siapa bilang tidak? Kenapa baru sekarang
menyatakan kesediaan ini?"
Tok-gan Sin-ni melepaskan cekalannya. "Untuk melihat
kesungguhanmu, bocah. Kau setengah-setengah
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
atau tidak!" dan ketika Bu Ham tertawa dan
menjatuhkan diri mengucap terima kasih tiba-tiba
Tok-gan Sin-ni mendengus. "Jangan buru-buru, Bu
Ham. Aku masih ada syarat untuk semua bantuanku
ini. Kau sanggup?"
"Sanggup, bibi. " Bu Ham langsung menjawab.
"Aku sanggup melakukan apa saja asal aku mampu!"
"Hm, tentu kau mampu," Tok-gan Sin-ni bersinar
matanya. "Kau mampu melakukannya, Bu Ham. Tapi
tak tahu apakah kau mau melakukannya!"
"Apa itu?"
"Mencumbu
diriku!" "Hah?"
"Ya, menjadi kekasihku sebelum kau dapatkan
siluman betina itu. Kau mau?"
Bu Ham menjublak. Dia bengong mendengar
pertanyaan ini, sungguh tak mengira kalau wanita sakti itu
ingin menjadi kekasihnya. Padahal Tok-gan Sin-ni sudah
berusia setengah abad! Tapi Bu Ham yang benar-benar
membutuhkan bantuan wanita ini untuk memperoleh
Salima tiba- tiba tersenyum dan bangkit berdiri, langsung
memeluk wanita itu. "Bibi, kenapa baru sekarang kau
katakan hasratmu ini? Dulupun kalau kau mau tentu aku
suka melayanimu. Baik, aku siap menjadi
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kekasihmu dan melakukan apa saja untuk
kesenanganmu! " dan Bu Ham yang tartawa melihat
Tok-gan Sin-ni tersenyum tahu-tahu sudah
mencium dan tak segan-segan memeluk wanita
bermata satu itu, tak jijik pada mata tunggalnya yang
tertutup kain hitam. Dan ketika Tok-gan Sin-ni
terkekeh dan balas mencium tiba-tiba Bu Ham
sudah dilempar ke atas pembaringannya.
"Bu Ham, ayo buka bajuku!"
Bu Ham tersenyum. Tok-gan Sin-ni sudah
menubruknya, mendengus dan minta bajunya dibuka.
Dan ketika dia tertawa dan membuka baju wanita itu
maka berturut- turut Bu Ham telah melepas pula
pakaian lainnya yang melekat di tubuh wanita itu,
tertegun dan kagum juga melihat tubuh si wanita sakti
yang masih kencang, singsat dan padat karena wanita
ini dapat menjaga tubuhnya. Dan ketika Tok-gan Sinni juga membuka pakaian Bu Ham dan dua laki-laki
dan perempuan itu saling pagut di atas pembaringan
akhirnya mereka bergumul dengan tawa dan dengus
ditahan.
Tok-gan Sin-ni ternyata ganas pula permainannya di
atas ranjang. Wanita ini minta yang aneh-aneh, tapi
karena Bu Ham juga seorang pemuda yang luas
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pergaulannya dengan pelacur dan wanita-wanita
penghibur maka pemuda ini dapat melayani Tokgan Sin-ni dengan amat baiknya. Tok-gan Sin-ni
ternyata tergila-gila, tiga hari tak mau keluar dari
kamar saking senangnya. Dan ketika hari keempat
Leng Hwat mencari gurunya dan tertegun melihat
gurunya bermain cinta dengan Bu Ham mendadak
gurunya itu terkekeh dan menyuruh dia masuk.
"Leng Hwat, tutup pintu dan masuklah ke
dalam!" Leng Hwat terkejut. "Mau apa, subo?"
"Hi-hik, kau cemburu padaku, bukan?"
"Ah, tidak!" Leng Hwat pucat, berseru
menggelengkan kepalanya. "Teecu tak merasa
cemburu atau apapun, subo. Bu-kongcu milik
siapapun kalau subo mau!"
"Kalau begitu masuklah, tutup pintu dan kita minta
pemuda ini melayanimu!" Tok- gan Sin-ni tertawa, berseru
mengejutkan Leng Hwat dan Bu Ham yang sudah turun
dari pembaringannya, terbelalak memandang Tok-gan
Sin-ni. Tapi ketika wanita sakti itu mengibaskan
rambutnya dan turun pula dari pembaringannya maka
wanita ini tertawa memandang Bu-kongcu, kagum pada
pemuda itu. "Bu Ham, kau kuat sekali. Aku letih,
ketuaanku ini benar-benar tak sanggup
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menambah tenaga lagi. Kau layanilah Leng Hwat,
aku ingin menonton!"
Bu Ham terkejut, ingat pergumulannya selama
tiga hari itu. "Tapi aku juga lelah, bibi. Masa aku..."
"Hm, kau tak menolak semua permintaan yang
kuajukan, bukan? Kalau kau lelah kau dapat menelan ini.
Obat ini khusus untuk laki-laki, kau terimalah...!" Tok-gan
Sin-ni melempar sebutir kapsul, obat pembangkit nafsu
dan tertawa memandang Bu Ham. Dan ketika Bu Ham
menerima dan terbelalak memandang wanita itu maka
Tok-gan Sin-ni ganti memandang muridnya.
"Leng Hwat, sekarang kau ajak Bu Ham
bermain cinta. Ayo, aku lelah. Aku ingin menonton
kalian bertarung!"
Leng Hwat tertegun. Dia tak menyangka gurunya
memberi perintah seperti itu, tapi karena dia juga
bukan wanita baik-baik dan semua perbuatan buruk
sudah biasa dia lakukan tiba-tiba Leng Hwat
tersenyum dan mengangguk, langsung melepas
bajunya dan telanjang bulat di depan Bu Ham. Dan
ketika Bu Ham terbelalak dan obat pemberian Tok-gan
Sin-ni sudah dia telan tiba-tiba pemuda ini mendengus
dan menyambar murid Tok-gan Sin-ni itu.
"Leng Hwat, kau cantik...!"
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Leng Hwat tertawa. Tok-gan Sin-ni juga tertawa,
melihat bekerjanya obat yang begitu cepat. Dan ketika


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu Ham mencium dan pemuda itu sudah membanting
tubuh bergulingan bersama Leng Hwat akhirnya
wanita sakti ini menonton "pertandingan" itu, melihat
keduanya saling pagut dan tertawa-tawa. Sebentar
kemudian lekat menjadi satu seolah lintah yang
menempel, ketat tak malu -malu lagi. Ditonton Tok-gan
Sin-ni yang bersinar-sinar matanya dan sering tertawa
melihat adegan-adegan yang lucu. Dan ketika
pertandingan itu semakin seru dan Leng Hwat mulai
merintih akhirnya Tok-gan Sin-ni bangkit nafsunya dan
timbul keinginannya yang baru!
"Bu Ham, kau layani kami berdua!"
Bu Ham terkejut. Dia melihat Tok -gan Sin-ni
menyela diantara mereka, menubruk. Tapi karena dia
telah dimabuk nafsu dan permainan itu amat
menggairahkan maka Bu Ham tertawa dan menyambut
wanita ini, dikeroyok dan sebentar kemudian bergulingan
kesana -sini. Dan ketika mereka bertiga bertingkah
semakin gila akhirnya pergumulan di dalam kamar itu tak
pantas disaksikan lagi. Baik Bu Ham maupun Tok-gan
Sin-ni sama-sama menjadi hamba setan, tak lagi
mempedulikan norma-norma susila.
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Menjadi hamba nafsu berahi yang tiada putus menimba
kenikmatan. Dan ketika Bu Ham telah menjadi " milik" dua
wanita cabul ini dan Tok-gan Sin-ni maupun Leng Hwat
sama-sama memuji kekuatan Bu Ham yang luar biasa
akhirnya beberapa hari kemudian Hek-bong Siang-lo-mo
dan Siauw-bin-kwi muncul.
Mereka datang atas permintaan Sai- mo-ong
karena iblis ini mendapat permintaan pula dari Bu
Ham, yang secara cerdik dan diam -diam telah
membujuk gurunya itu. Khawatir Tok-gan Sin -ni
mengingkari janji. Dan ketika seminggu kemudian
tiga iblis tua itu muncul mengherankan Tok-gan Sinni yang tidak tahu muslihat Bu Ham maka sore itu
mereka berhadapan di meja besar.
"Ha -ha, kau sekarang tampak cantik, Sin-ni.
Rupanya kau telah menyedot tenaga segar dari pemuda
pilihan!" Siauw-bin-kwi sore itu mengeluarkan suara,
tertawa melihat wajah yang berseri dari nenek ini. Tahu
kesukaan Tok-gan Sin-ni dan maklum bahwa wanita itu
telah "menyedot" tenaga baru dari seorang pemuda yang
segar, dipandang dengan mulut tersenyum dan mata
berminyak oleh Hek-bong Siang-lo-mo yang kagum pada
nenek ini. Dan ketika Tok-gan Sin-ni tersenyum dan
terkekeh ditahan maka Sai-mo-ong
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menepuk tangannya.
"Siauw-bin-kwi, Tok-gan Sin-ni memang telah
mendapatkan kesukaannya di sini. Muridku telah
melayaninya dua minggu penuh. Kau iri pada
keberuntungannya?"
"Aih...!" Siauw- bin-kwi terbelalak. "Muridmu
sendiri yang dilahap nenek ini, Mo-ong? Kau tak
mencegahnya? Awas, salah- salah darah muridmu
disedot pula. Sungguh nenek ini tak tahu diri!"
Mo -ong tertawa. "Kau tak perlu khawatir,
Siauw-bin-kwi. Kami semua adalah teman. Sin-ni
hanya main-main saja."
"Dan kau masih kuat, nenek cantik?" Hek-bong
Siang-lo- mo menimpali, menyeringai dan tampak
bernafsu memandang nenek ini. Tapi Tok-gan Sin-ni yang
mendengus mencibirkan mulut justeru menjengek.
"Lo-mo, kau tak perlu memandangku dengan
mata berminyak. Aku tak sudi melayani kalian
kakek-kakek cebol yang buruk!"
" Ah, tapi kami tak kalah dengan pemuda
manapun, Sin-ni. Coba dulu kalau ingin bukti!"
"Ha- ha!" Siauw-bin-kwi tertawa bergelak. "Memang
omongan mereka benar, Sin -ni. Hek-bong Siang-lo-mo
telah mengerjai tujuh wanita Tar-tar hingga
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka mati. Dua kakek ini hebat meskipun cebol
tapi, wah...!" Siauw-bin -kwi mengeluarkan katakata kotor, memuji kekuatan dua temannya ini yang
dikata luar biasa. Memiliki tenaga kuda. Dan ketika
Tok-gan Sin-ni mencibir dan Hek-bong Twa-lo-mo
bangkit berdiri maka orang tertua dari Sepasang
Iblis Kuburan itu menggoyang pantat.
"Sin -ni, kau boleh uji bokongku ini. Lihat, masih
bulat dan kuat!"
Tok-gan Sin-ni bersinar matanya. Dia memang
melihat bokong orang yang bulat dan kuat, tampak penuh
tenaga. Tak kalah dengan bokongnya Bu Ham! Tapi ingin
menguji dan tertawa mengejek tiba-tiba dia menyambar
sumpit dan langsung menimpukkannya pada bokong
orang. "Twa-lo-mo, coba kuuji kalau begitu.
Awas...!"
Twa -lo-mo menyeringai. Dia menghentikan
goyangan pinggulnya itu, melihat sambaran sumpit
yang luar biasa cepat. Tapi tertawa tak mengelak
serangan tiba-tiba dia menerima sambaran sumpit
itu yang tepat mengenai bokongnya.
"Tass!" sumpit mental ke atas, jatuh dan membalik
seperti mengenai barang dari karet. Tapi Tok-gan Sin-ni
yang lagi-lagi berseru dan menyambarkan sumpit kedua
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tiba-tiba membentak mengerahkan tenaganya.
"Krek!" dan sumpit kali ini patah. Tok-gan Sin-ni
terbelalak, kagum dan harus memuji bokong orang
yang memang kuat, kenyal dan penuh seperti pinggul
orang-orang muda. Tapi Hek-bong Twa-lo-mo yang
terbahak mendemonstrasikan kekuatannya tiba-tiba
meloncat dan... mencium wanita ini.
"Sin-ni, kau sekarang harus memberikan
imbalannya. Sumpitmu membuat nafsuku bangkit...
ngok!" pipi Tok-gan Sin-ni yang tercium dengan
suara keras disaat wanita itu tertegun tiba-tiba
membuat wanita ini marah, kaget karena ia
memang tak menduga. Dan ketika Twa-lo-mo
mencoba untuk mencium pipi satunya mendadak
wanita ini menampar dan menendang meja.
"Lo-mo, pergi kau... brakk!" meja terguling
mengejutkan semua orang, hampir saja menimpa Siauwbin-kwi dan dua temannya yang Iain. Tapi Hek-bong Twalo-mo yang sudah berjungkir balik melesat jauh tiba-tiba
mengusap bibirnya yang berhasil mendaratkan satu
ciuman di pipi lawannya, tertawa bergelak.
"Sin-ni, kau memang hebat. Pipimu masih halus...!"
Tok-gan Sin-ni marah, berkilat matanya. "Lo-mo,
kau jangan main-main kepadaku. Kubunuh kau nanti!"
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
" Ha-ha, kau dapat membunuhku, nenek cantik?
Jangan sombong, kaulah yang akan kutelanjangi dan
kubuat tak berdaya!" dan ketika Hek- bong Twa- lo-mo
melompat turun dan Tok-gan Sin -ni melompat maju
tiba-tiba tanpa banyak cakap wanita sakti itu
menyerang lawannya, bertubi-tubi memukul dan
menampar. Tapi Hek- bong Twa-lo-mo yang mengelak
berlompatan ke sana ke mari tiba-tiba menangkis dan
untuk pertama kalinya beradu tenaga.
"Duk-dukk!"
Dua orang itu sama-sama tergetar. Baik Twa-lomo maupun Tok-gan Sin-ni sama-sama terdorong,
masing- masing selangkah mundur. Tapi ketika
keduanya hendak bergebrak lagi dan Siauw-bin-kwi
bersorak gembira tiba- tiba Mo-ong sebagai tuan
rumah meloncat maju, melerai di tengah.
"Lo-mo, Sin-ni, tahan kemarahan kalian. Tak perlu
bertempur...!" dan ketika keduanya didorong minggir dan
Tok-gan Sin-ni tampak penasaran maka Sai-mo-ong
sudah berkata lagi, "Sin-ni, kita berkumpul bukan untuk
mengadu jiwa. Melainkan menghadapi bersama Kim-mou
-eng dan saudara-saudaranya itu. Kenapa harus tarik urat
untuk persoalan begini? Hayo padamkan kemarahan
kalian itu, dan Lo-mo harap tidak menggoda
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lagi!"
"Heh-heh, aku menggoda karena wanita ini
masih menggairahkan, Mo -ong. Siapa salahkan
mata lelaki menghadapi wanita begini menarik? Aku
tak akan menggoda kalau kau dapat mencarikan
gantinya. Ayo, mana dia itu?"
Sai-mo-ong tersenyum pahit. "Dia ada di
beIakang, Lo-mo. Banyak kusiapkan wanita-wanita
cantik kalau kau mau!"
"Sungguh?"
" Tentu. Muridku akan membantu kalian!" dan
ketika Hek-bong Twa-lo-mo tertawa dan Tok-gan Sinni menjengek maka Sai-mo-ong sudah menyuruh
keduanya duduk kembali, mengatur meja yang
terjungkir-balik. "Lo-mo, kalian katanya telah bertemu
dengan si Singa Daratan Tandus itu. Benarkah?"
Hek-bong Siang-lo-mo tiba-tiba gelap mukanya.
"Benar, dan kami mengeroyoknya bersama Siauw-binkwi ini, Mo-ong. Kau tahu darimana?"
" Aku mendengarnya dari kabar di luar.
Katanya kalian kalah, benarkah?"
"Hm, siapa bilang?" Siauw-bin-kwi tiba-tiba bangkit
bicara. "Kami melarikan diri bukan karena kalah, Mo-ong.
Tapi karena sengaja untuk membuat onar dan
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
huru-hara!"
"Maksudmu?"
"Kau sudah mendengar serbuan Jit-liong
Ciangkun, bukan?"
"Ya."
"Nah, itulah. Itu pekerjaan kami atas kesombongan
si Singa Daratan Tandus itu. Aku mengadu dombanya.
Mereka saling hantam dan sama-sama jatuh korban!"
(Bersambung jilid XI)
63Jilid 11
SAI-MO-ONG terbelalak. "Itu perbuatan kalian?"
Siauw-bin-kwi tertawa. "Benar, Mo-ong. Aku
mencetuskan peperangan itu karena Gurba membunuh
dua orang muridku!" dan ketika Siauw-bin-kwi
menceritakan asal mula kejadian di luar tembok besar itu
dan menceritakan pula terbunuhnya Uyin dan Unga di
tangan Gurba tiba-tiba Sai-mo-ong tersenyum dan kagum
memandang Iblis Muka Ketawa ini.
"Aih, sudah kuduga. Aku juga telah mendengar
semuanya itu, Bin -kwi. Tapi tak kukira kalau Uyin
kakak beradik itu adalah murid-muridmu!"
"Ya, dan kematian mereka membuat aku
dendam, Mo -ong. Karena itu kuobrak-abrik suku
bangsa Tar-tar itu agar mereka hancur di tangan
kerajaan. Tapi kepandaian Gurba sungguh
mengejutkan, suheng Kim-mou-eng itu bahkan
membunuh empat dari Tujuh Panglima Naga!"
"Hm," Sai-mo-ong teringat sesuatu. "Benarkah
Singa Daratan Tandus itu lihai bukan main? Bagaimana
dibanding Pendekar Rambut Emas sendiri?"
Hek-bong Siang-lo-mo menyela, "?Kami rasa
kepandaiannya memang tinggi, Mo-ong. Tapi kami
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sanggup menghadapinya. Raksasa itu memang bebat,
tapi kami berdua tak gentar menghadapinya!"
"Hm," Tok-gan Sin-ni tiba-tiba mengejek. "KaIau
tak gentar tentunya kalian berdua tak melarikan diri,
Lo-mo. Kalian tak takut tapi nyatanya pengecut. Kalian
terbirit-birit seperti anjing dibabat ekornya!"
Hek-bong Siang-lo-mo mendelik. "Yang
mengajak kami melarikan diri adalah Siauw-bin-kwi,
Sin-ni. Bukan kami. Dan kami mendengar kau
ketakutan menghadapi Kim-mou-eng itu! Benarkah?"
Tok -gan Sin-ni merah mukanya, merasa dibalas.
"Aku tak takut menghadapi siapapun, Lo-mo.
Termasuk kalian kalau ingin bukti... wut!" wanita itu
menggerakkan rambut, mengibas perlahan tapi tahutahu menyambar Twa- lo-mo, orang yang dia benci.
Rambut yang tiba-tiba lurus bagai kawat. Tapi Twa-lomo yang mendongkol menjengek pendek tiba-tiba
mengangkat lengannya menangkis.
"Plak!" rambut Tok-gan Sin-ni tertahan, bertemu
lengan kakek cebol itu dan siap melecut dengan
kibasan kedua. Lagi-lagi hendak bertanding. Tapi Saimo -ong yang buru-buru mencegah dan repot
menghadapi dua orang rekannya ini sudah berseru,
"Sin-ni, tak perlu menyerang teman sendiri. Kita
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sama-sama menghadapi Kim-mou-eng!"
Tok-gan Sin-ni mengendorkan rambutnya.
"Baik, tapi suruh si cebol ini tak perlu besar mulut,
Mo-ong. Aku telah mendengar sikapnya yang tak
tahu malu itu dan tak perlu bicara besar!"
"Hm, kami tak bicara besar, Sin-ni. Kalau kau tak
percaya boleh saja kita coba!" Twa-lo-mo juga marah,
melotot pada lawannya itu tapi Sai-mo-ong lagi-lagi
berteriak, mencegah dua rekannya itu saling serang.
Dan ketika mereka duduk kembali dan Siauw-bin-kwi
senyum-senyum memandang semuanya tiba-tiba
kakek iblis ini mengangkat lengannya.
"Lo-mo, apa yang dikata Mo -ong memang benar.
Kita diundang bukan untuk saling bermusuhan. Begitu
pula Tok-gan Sin-ni. Sebaiknya kita dengar apa maksud
tuan rumah mengundang kita. Bagaimana cara
menghadapi Kim-mou-eng dan saudara-saudaranya itu!"
Sai-mo-ong mengangguk. "Apa yang kau katakan
memang betul, Bin-kwi. Aku mengundang untuk mencari


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersama kalian bagaimana cara menghadapi Pendekar
Rambut Emas itu. Aku harus mengakui bahwa Pendekar
Rambut Emas itu memang hebat!"
" Dan dia memiliki Tiat-lui-kang!" Ji-lo-mo,
orang kedua dari Hek-bong Siang-lo-mo bicara.
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ya, dan bukan hanya Tiat-lui-kang, Ji -lo-mo. Tapi
juga Pek-sian-ciang yang luar biasa itu!" Sai-mo-ong
bergidik, ngeri membayangkan pertempurannya dulu dan
membuat teman-temannya terkejut. Dan ketika Sai-moong menceritakan semuanya itu dan Siauw-bin-kwi dan
dua temannya mendengarkan dengan mata terbelalak
akhirnya Sai-mo -ng berkata, "Pek-sian-ciang lebih
berbahaya dibanding Tiat-lui-kang, Lo-mo. Dan terus
terang aku mengakui keunggulan Pendekar Rambut
Emas itu. Mungkin hanya dengan jalan dikeroyok
pendekar itu dapat kita kalahkan!"
Siauw-bin-kwi dan teman-temannya tertegun.
Mereka sendiri sudah merasakan kehebatan Gurba,
suheng dari Pendekar Rambut Emas itu. Dan Tokgan Sin-ni yang juga telah merasakan kelihaian
Salima yang tak kalah hebat dengan Kim-mou-eng
akhirnya mendengarkan rencana tuan rumah untuk
menghadapi lawan-lawan mereka itu.
"Bin-kwi, tak perlu kita malu-malu lagi mengakui
kelemahan kita sendiri. Aku mengakui keunggulan Kim-moueng itu, seperti juga kalian mengakui keunggulan si Singa
Daratan Tandus Gurba. Dan karena kita sama-sama
mempunyai musuh yang sama maka kita harus bersiasat
membalas kekalahan kita. Bagaimana kalau kita
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
cari tiga orang itu dan mengeroyoknya bersama?"
Siauw-bin-kwi batuk-batuk. "Aku setuju, Mo-ong.
Tapi bagaimana kalau tiga lawan lima kita juga
masih kalah?"
"Ah," Twa-lo-mo meradang. "Kau terlalu kecil
hati. Bin-kwi. Kita tak mungkin kalah kalau
mengeroyok secara berlima!"
"Hm," Iblis Muka Ketawa ini menyeringai. "Tak
perlu mulut besar, Lo- mo. Kita bertiga melawan Gurba
saja harus mengakui kelihaiannya. Bagaimana kalau
terjadi kejadian ulang seperti dulu?"
"Maksudmu?"
"Kita temukan mereka bertiga. Dan kita kembali
bertempur seperti dulu lagi. Mo-ong menghadapi Kimmou-eng sedang kita menghadapi si Singa Daratan
Tandus itu sementara Tok -gan Sin-ni menghadapi
Salima. Bukankah sama saja kalau begini? Memang
tampaknya mengeroyok tapi formasinya tak berubah!"
Twa-lo -mo terkejut. "Hm, ini..." dia tak
meneruskan kata-katanya, merasa omongan itu
betul. Ada benarnya juga. Dan Sai-mo-ong yang
mengerutkan alis merasa Siauw-bin-kwi tak
berlebih-Iebihan akhirnya bertanya,
"Jadi maumu bagaimana, Bin-kwi?"
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kita cari mereka seorang demi seorang. Baru
keroyokan ini dapat dipastikan hasilnya!"
"Ah, betul!" Twa-lo-mo sekarang berjingkat,
tertawa dan mengacungkan jempolnya. "Kau memang
betul, Setan Ketawa. Dengan begitu kita dapat
membunuh dan membalas kekalahan kita itu!"
Yang lain tiba-tiba tersenyum. Mereka dapat
menangkap kebenaran itu. betapapun sangsi kalau
harus menghadapi tiga kakak-beradik itu meskipun
mereka berlima. Merasa kurang aman dan tidak
"sreg" mengingat Kim-mou-eng dan suheng serta
sumoinya itu memang manusia-manusia hebat.
Kepandaian mereka tinggi sekali dan masingmasing telah sama membuktikannya. Dan ketika Jilo-mo juga mengangguk dan Tok-gan Sin-ni
bersinar matanya maka wanita ini berkata,
"Bin-kwi, otakmu ternyata masih jalan dengan
cerdik. Kau memang pintar, tapi dimana kita dapat
mencari mereka itu? Bagaimana pula kalau mereka
secara kebetulan kedapatan bertiga?"
" Kita pisahkan mereka kalau kedapatan
bersama, Sin-ni. Dan kita bergabung di satu tempat
begitu dua yang lain kita tinggalkan."
"Baik, dan bagaimana cara kita mencari mereka?
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Berpencar atau tetap berlima begini saja?"
"Sebaiknya bergabung. Atau boleh berpencar
tapi jangan lama-lama."
Dan ketika mereka meneruskan percakapan dan
lima tokoh itu tampak asyik dalam pembicaraan
mereka akhirnya malam itu Sai-mo-ong
mempersilahkan tamunya beristirahat. Mereka telah
memperoleh kesepakatan, yakni mencari dan
membunuh Kim-mou-eng, juga Gurba dan Salima itu.
Dan ketika mereka semua meninggalkan ruangan dan
masing-masing telah mengatur rencana dimana
mereka akan mencari musuh-musuh mereka itu maka
Hek-bong Siang-lo-mo teringat janji tuan rumah.
"Mo-ong, aku tak mau tidur sendiri. Mana itu
selimut hidup untukku?"
Mo-ong tertawa. "Kau masih menghendakinya
juga, Lo-mo?"
"Tentu, mana bisa aku lupa? Kami bisa mati
kedinginan kalau tidur sendirian, Mo-ong. Karena itu
bawa ke mari wanita-wanita cantik itu!"
Mo-ong memanggil muridnya. Bu Ham muncul
dengan muka berseri, girang karena tiga tamu gurunya
datang memenuhi undangan. Berarti Salima bakal
tertangkap dan telah memberi tahu gurunya agar untuk
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gadis Tar-tar itu mereka tak boleh menurunkan tangan
maut. Dan ketika dia mendengar permintaan gurunya
agar mempersiapkan wanita cantik untuk dua kakek
cebol itu maka pemuda ini tersenyum, memanggil
wanita-wanita yang sudah dia siapkan, dua wanita
penghibur dari kota Ceng-tu, cantik-cantik dan cukup
menggairahkan karena mereka adalah "bunga-bunga"
yang paling top. Dan Hek-bong Siang-lo-mo yang
menyeringai memandang dua wanita ini tiba-tiba tanpa
malu lagi menyambar seorang diantaranya, langsung
mendaratkan ciuman di pipi.
"Heh, siapa namamu?"
Wanita itu menggigil, jijik tapi berusaha untuk
tersenyum manis. "Aku... aku Ni Hwa, locianpwe.
Aku siap melayanimu kalau kau suka..."
"Heh, siapa tak suka? Kau cantik dan cukup
montok!" Twa-lo-mo tertawa, meremas buah dada
wanita ini dan langsung merobek pakaiannya hingga
baju Ni Hwa terkuak lebar, mengejutkan wanita muda
itu. Dan ketika Ji-lo-mo juga tertawa dan menyambar
wanita satunya maka kakek cebol ini bertanya,
"Kau siapa?"
Teman Ni Hwa gemetar. "Aku... aku Bi Ciu,
locianpwe. Siap melayanimu kalau kaupun suka...!"
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ah, siapa tak suka? Kaupun cantik, juga
montok!" dan Ji-lo -mo yang juga meremas buah dada
orang dan langsung merobek bajunya tiba-tiba
mendengus dan sudah menciumi dada wanita itu.
Tentu saja membuat Bi Ciu menggeliat dan mengeluh
takut. Tapi ketika dua kakek cebol itu terbahak dan
Siauw-bin-kwi dan yang lain-lain masih ada di situ
mendadak mereka saling melempar pasangan
membuat Ni Hwa dan Bi Ciu menjerit.
"Twako, yang ini empuk dan kenyal. Kau lihatlah!" "Haha, dan yang ini lunak tapi enak, ji-te. Kau lihatlah
dan periksa!" Twa-lo-mo juga melempar Ni Hwa,
menangkap dan menerima Bi Ciu yang sudah
dilontarkan adiknya. Dan ketika mereka tertawa-tawa
dan Bi Ciu serta Ni Hwa pucat mukanya mendadak dua
kakek ini melompat ke dalam memasuki kamar mereka.
"Mo-ong, terima kasih. Aku ingin main-main
dengan mereka!"
Mo-ong tersenyum. Dia melihat dua kakek
cebol itu lenyap di kamar belakang, bukan
memasuki dua kamar melainkan satu kamar saja,
yakni kamar Twa-lo-mo. Dan ketika yang lain
tersenyum dan Tok-gan Sin-ni melirik Bu Ham
akhirnya Siauw-bin-kwi terkekeh melompat keluar.
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mo-ong, semuanya tampak gembira benar. Biar
aku mencari kesukaanku di luar!" dan ketika kakek itu
berkelebat lenyap dan Mo-ong juga meninggalkan
tempat itu maka Sin-ni sudah menyambar Bu Ham.
"Kenapa baru keluar sekarang?"
"Suhu melarangku, bibi. Dan aku sibuk di
belakang."
"Hm, takut menghadapi tua-tua bangka itu?"
"Tidak. Kenapa harus begitu? Bukankah
mereka sahabat suhu?"
"Ah," Tok-gan Sin-ni yang tak menjawab tibatiba menyendal lengan Bu Ham. "Kau agaknya
memang tak tahu, Bu Ham. Kalau begitu ikuti aku!"
Bu Ham mengangguk. Dia menyangka Tok-gan Sinni hendak membawanya ke kamar, seperti biasa. Tapi
ketika wanita itu celingukan di luar dan tampaknya
mencari-cari sesuatu akhirnya Bu Ham bertanya,
"Kau mencari apa, bibi?"
"Setan Ketawa itu."
"Paman Siauw-bin-kwi?"
"Ya."
"Ah, ada apa dengan dia?"
"Gurumu tak memberi
tahu?" "Tidak."
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kalau begitu kau akan kuberi tahu !" dan Tokgan Sin-ni yang kembali sudah menyambar Bu Ham
dan mengajak pemuda itu berputar-putar di taman
akhirnya membuat Bu Ham terheran dan tidak
mengerti, berkeliling ke segala penjuru tapi tidak
menemukan kakek itu. Dan ketika Tok-gan Sin-ni
jengkel dan tampak gemas akhirnya wanita ini
menggerundel dengan muka merah.
"Tua bangka itu licin, Bu Ham. Rupanya dia
bersembunyi dan sengaja ngumpet!"
"Ada apa?" Bu Ham akhirnya mengerutkan
kening. "Kenapa kau mencari-carinya, bibi?
Padahal tadi dia ada bersamamu!"
"Ya, tapi sekarang lain. Aku ingin menunjukkan
perbuatan setan tua itu. Kau harus berhati-hati.
Jauhi dia dan jangan dekat-dekat!"
"Hm," Bu Ham menjadi heran bukan main.
"Sebenarnya apa yang hendak kau katakan, bibi?
Kenapa demikian serius?"
"Gurumu tak mengatakan apa-apa?"
"Tidak, kecuali melarang seperti yang kau katakan
tadi. Agar aku tak dekat-dekat dengan kakek iblis itu."
"Itulah. Kau yang tolol!" dan ketika Bu Ham ditarik
dan kembali diajak pergi akhirnya wanita ini menuju ke
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dalam. "Kalau begitu kita cari dia, Bu Ham. Cari
sampai dapat dan lihat apa yang dia lakukan!"
Bu Ham bingung. Dia benar-benar tak tahu apa
sebenarnya yang ingin ditunjukkan wanita ini kepadanya.
Tapi karena sikap wanita itu tampak serius dan Tok-gan
Sin-ni bersungguh-sungguh akhirnya Bu Ham menjadi
tertarik juga. Mereka sekarang mencari ke dalam, berhatihati. Menyelinap ke sana ke mari tapi tak menemukan
jejak Setan Ketawa itu. Dan ketika mereka melewati
kamar Twa-lo- mo dan di situ terdengar jerit ditahan tibatiba Tok- gan Sin-ni tersenyum dan berhenti di kamar ini,
matanya bersinar-sinar.
"Ayo kita lihat apa yang dilakukan cebol -cebol itu!" Bu
Ham terkejut. Dia melihat Tok-gan Sin-ni telah melayang
naik, hinggap di atas belandar dan menggantolkan
kakinya di situ, tampak tertarik. Dan ketika dia juga
melayang naik dan berjungkir balik di sebelah wanita ini
akhirnya Tok-gan Sin-ni menutup
bibirnya memberi isyarat.
"Sst, hati-hati. Jangan mengeluarkan suara!"
Girl Talk 14 Bumiku Cintaku Joko Sableng 23 Istana Sekar Jagat Ratu Ayu 01 Topeng Panji Dan Cambuk Iblis

Cari Blog Ini