Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 8

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 8


Bu Ham mengangguk. Dia sendiri sudah terlampau
hati-hati saat itu, menahan napas, mengintai ke dalam.
Tahu bahwa Hek-bong Siang-lo-mo adalah sepasang
kakek iblis yang sakti. Kepandaiannya tinggi dan tak
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalah dengan suhunya sendiri. Dan ketika dia
memandang ke dalam dan melihat apa yang terjadi tibatiba dia tersenyum dan Tok-gan Sin-ni hampir terkekeh.
Ternyata dua kakek itu mempermainkan Ni Hwa dan
Bi Ciu. Mereka sama-sama telanjang bulat, tapi karena
Hek-bong Siang-lo-mo adalah manusia-manusia cebol
yang tingginya hanya sepundak Bi Ciu maupun Ni Hwa
maka dua kakek ini "menggantol" dengan sikap yang lucu,
persis anak sepuluh tahunan yang tampaknya mau
menyusu ibunya. Dan karena maksud mereka kurang
kesampaian dan dua kakek itu tampak gemas akhirnya Ni
Hwa dan Bi Ciu digigit hingga menjerit!
"Ayo, kalian tundukkan kepala. Tekuk kaki
kalian. Tolol!"
Bu Ham tersenyum. Dia hampir tertawa saat itu, geli
melihat ulah si kakek yang menyuruh Bi Ciu maupun Ni
Hwa menundukkan tubuh mereka. Dan ketika tubuh
mereka sama tinggi dan Twa-lo-mo maupun Ji-lo-mo
terkekeh menyeringai tiba- tiba mereka menerkam dua
wanita muda itu bagai singa kelaparan. Dan kakek cebol
itu tampak mendengus-dengus, membuat Ni Hwa
maupun Bi Ciu menahan sakit. Sama sekali tidak
merasakan nikmat karena dua kakek cebol itu kasar
sikapnya. Tidak peduli akan keadaan lawan. Dan ketika
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
maksud mereka kesampaian dan Twa-lo-mo terkekeh
tiba-tiba kakek ini bertukar pasangan dengan adiknya.
"Ji-te, coba yang ini. Gantian...!"
Ji-lo-mo menangkap. Dia sekarang menerima Bi
Ciu, mempermainkan wanita itu sementara kakaknya
menerima Ni Hwa. Dan ketika dua kakek itu tertawatawa dan Bu Ham menonton di atas maka Tok-gan Sinni mendengus mengejek perlahan.
"Huh, setan-setan yang liar!"
Bu Ham tak menjawab. Dia asyik menonton
kejadian di bawah, nafsunya bangkit dan Tok- gan
Sin-ni tersenyum. Dan ketika dia menahan napas
dan dua kakek cebol di bawah mempermainkan Ni
Hwa dan Bi Ciu semakin ganas tiba - tiba lengan
Tok-gan Sin-ni telah melingkar di lehernya.
"Kau kepingin?"
Bu Ham terkejut.
"Hi-hik, menonton memang lebih asyik, Bu
Ham. Ayo kita main-main juga kalau kau kepingin!"
Tok -gan Sin-ni tiba -tiba mendekatkan mukanya,
mencium Bu Ham dan tahu-tahu menggelendot di pundak
pemuda itu. Dan ketika Bu Ham terkejut karena mereka
berada di atas belandar tahu-tahu wanita ini melepas
pakaiannya dan menyerbu dengan nafsunya
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang berkobar-kobar.
"Bu Ham, ayo main. Kita tandingi mereka!"
Bu Ham tersentak. Tok-gan Sin-ni telah
meIepas bajunya pula, mengusap dadanya dan
sebentar kemudian melepas pakaian dalamnya
juga. Dan ketika dia terbelalak dan mulut wanita
sakti itu menciumnya dengan ganas tahu-tahu
mereka berdua terguling dari atas belandar!
"Hei...!"
Namun Tok-gan Sin-ni terkekeh. Dia menangkap Bu
Ham, menjejakkan kaki berjungkir balik melayang turun.
Dan ketika Bu Ham terbelalak dan mereka sudah berada
di atas tanah tahu-tahu wanita ini menggelutinya dan tak
peduli lagi pada keadaan sekitar. Bangkit nafsunya garagara menonton Hek-bong Siang-lo-mo!
"Bu Ham, ayo layani aku!"
Bu Ham tak berkutik. Dia sendiri telah dibakar
dengan pemandangan dua kakek cebol itu, lucu tapi
terbakar oleh perbuatan orang. Dan ketika Tok-gan Sin-ni
menggeliat dan memagutnya bertubi-tubi tiba-tiba Bu
Ham mengeluh dan bergulingan bersama wanita bermata
satu ini. Tak peduli lagi akan keadaan sekitar dan samasama bertelanjang bulat. Bagai hewan-hewan liar yang
tak malu-malu. Dan ketika mereka tenggelam
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan mabuk dalam nafsu sendiri tiba- tiba beberapa
saat kemudian terdengar jerit mengerikan dua kali.
Bu Ham terkejut. Jerit itu terdengar dari kamar
Twa-lo-mo, jelas suara Ni Hwa dan Bi Ciu. Dan ketika
dia tersentak dan nafsu padam oleh jerit ini tahu-tahu
dua sosok tubuh melayang menimpa mereka.
"Brukk...!"
Bu Ham ditendang mencelat oleh Tok -gan Sin-ni.
Wanita sakti itu membentak, marah oleh perbuatan
Hek-bong Siang-lo- mo yang tiba-tiba berkelebat di
depan mereka. Dan ketika Bu Ham melompat bangun
dan Tok-gan Sin-ni juga menyambar pakaiannya maka
dua kakek cebol ini terkekeh melihat keadaan mereka
yang tidak karuan.
"Heh-heh, kalian kiranya yang mengintip kami, Sinni?"
Tok-gan Sin-ni mendelik. Bu Ham telah
mengenakan pakaiannya buru-buru, melihat Ni Hwa dan
Bi Ciu telah menjadi mayat. Sekujur tubuh mereka penuh
gigitan. Dan ketika dia terbelalak dan Tok-gan Sin-ni
merasa terganggu maka wanita ini membentak, "Lo-mo,
tak perlu kalian mengganggu aku. Pergilah!"
Twa-lo-mo tertawa. "Kau menyuruh pergi setelah
mengintai kami, Sin-ni? Tidak, sekarang kita gantian. Ayo
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kami menonton kalian!"
Tok -gan Sin-ni marah. Dia terang tak sudi
menuruti kemauan kakek cebol itu, melihat Ji-lo -mo
menyeringai dan maju dengan mata berkedip kedip. Dan maklum kakek cebol itu tak mau pergi
kalau tak mendapat perlawanan tiba-tiba Tok-gan
Sin-ni melengking menyabetkan rambutnya.
"Plak...!" Ji-lo-mo terjengkang, mendapat
serangan ini karena dia yang terdekat, memaki tapi
melompat bangun. Dan ketika lawan membentak dan
maju menerjang maka kakaknya sudah menyambut
dan terkekeh menghadapi wanita yang marah ini.
"Heh-heh, kau mau melawan kami, Sin-ni? Boleh,
ayo kita main-main sebentar. Plak -plak...!" dan Twa-lomo yang menangkis serta balas menyerang tiba-tiba
berkelebatan menghadapi serangan rambut yang gencar,
bertubi -tubi meledak dan melecut, hebat bukan main
karena rambut-rambut itu telah berubah menjadi kawatkawat baja yang dapat menghancurkan batu karang,
penuh tenaga sinkang dan bercuitan membuat bulu roma
berdiri. Dan ketika dua orang itu bertanding dan Tok-gan
Sin-ni maupun Twa-lo-mo sama-sama mengerahkan
kepandaian masing-masing maka pertempuran itu
menjadi hebat dan membuat beberapa
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tanaman roboh oleh pukulan-pukulan mereka.
Tapi kejadian ini tak lama. Sai-mo-ong telah
mendengar suara pertempuran itu, kegaduhan di luar
kamar Twa -lo-mo. Dan ketika iblis ini muncul dan
melihat dua temannya bergebrak saling serang tibatiba kakek ini membentak melerai pertempuran.
"Lo mo, berhenti? Sin-ni, berhenti...!"
Dua orang itu masih nekat. Sai- mo-ong terpaksa
meloncat ke tengah pertempuran, menarik salah
seorang diantaranya dan menyuruh yang lain berhenti.
Dan ketika kakek itu memandang marah dan Tok-gan
Sin-ni berjungkir balik akhirnya tuan rumah menegur
dengan suaranya yang parau,
"Sin-ni, apa-apaan ini?"
Tok-gan Sin-ni berdiri tegak, matanya berapi-api.
"Hek- bong Siang-lo-mo menggangguku, Mo-ong.
Setan cebol itu tak mau pergi dan merongrong diriku!"
"Hm, kenapa begitu, Lo-mo?"
Ji-lo-mo kali ini menjawab, terkekeh dan bersinarsinar matanya, "Dia yang mengintai kami, Mo-ong. Kalau
tidak tentu kami juga tak akan mengganggunya!"
"Mengintai?"
"Ya, dia bersama muridmu itu!"
Mo-ong tertegun, memandang muridnya. "Bu
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ham, kenapa mengganggu tamu dan tidak masuk
ke dalam?"
Bu Ham terkejut. "Bibi Tok-gan Sin-ni yang
mengajakku, suhu. Aku tak tahu apa-apa dan
sekedar hanya ikut-ikutan!"
"Hm, benarkah, Sin-ni?"
Tok-gan Sin-ni tak mau kalah. "Dua setan cebol
ini gaduh sekali di kamarnya, Mo-ong. Aku sebal
dan datang hendak menegur mereka!"
Mo-ong jadi serba salah. Kalau urusan itu dimulai
bukan oleh muridnya memang sukar baginya untuk
bersikap keras. Maklum, mereka adalah teman-teman
sendiri yang harus dibaiki, tak boleh diajak
bermusuhan. Tapi Bu Ham yang melihat gurunya
muncul dan merasa itu adalah satu kesempatan baik
baginya tiba-tiba mengajak Tok-gan Sin-ni pergi.
"Bibi, sebaiknya kita pergi saja. Ayo kita cari
paman Siauw-bin-kwi!"
Tok-gan Sin-ni mengangguk. Memang itu
adalah cara terbaik agar Hek-bong Siang-lo-mo tak
mengganggunya lagi, karena Mo-ong ada di situ.
Maka menjengek menyambar Bu Ham tiba-tiba
wanita ini berkelebat lenyap.
"Mo-ong, suruh dua setan cebol itu tak membuat
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gaduh. Biar aku menyingkir di tempat lain!"
Mo -ong menarik napas. Twa-lo- mo tampak
kecewa, di samping marah juga penasaran karena
Tok-gan Sin-ni tak menghiraukan mereka. Tapi melihat
lawan lenyap dan Mo-ong sebagai tuan rumah harus
dihargai juga akhirnya dua kakek cebol ini menyeringai
dan pergi meninggalkan tempat itu.
"Mo-ong, maaf...!"
Mo-ong tersenyum. Pernyataan itu membuat dia
lega, maklum bahwa Hek-bong Siang-lo-mo tak akan
ribut-ribut lagi dan pergi mencari tempat tenang. Dan
karena mereka adalah orang-orang aneh yang bersikap
ganjil maka Sai-mo- ong berkelebat memasuki kamarnya
sendiri, lega karena Tok -gan Sin-ni sudah pergi bersama
muridnya menjauhi dua kakek cebol itu yang memang
dapat ribut melulu kalau bertemu. Dan begitu Sai-mo-ong
kembali ke kamarnya sementara Bu Ham mengajak Tokgan Sin-ni mencari Siauw-bin-kwi maka suasana di
tempat itupun sepi kembali dan tenang.
"Bibi, kemana kita cari paman Siauw-bin-kwi itu?"
"Tak tahulah. Pokoknya kita cari, Bu Ham. Kalau
tak ada di sini tentu di luar. Ayo kita ke hutan itu!" Tok-gan
Sin-ni ganti mengajak pemuda ini, menyendal Bu Ham
dan keluar dari rumah gedung itu, menuju hutan di
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
depan karena Siauw-bin-kwi tak ada di rumah. Dan
ketika mereka tiba di sana dan Bu Ham celingukan
merasa heran tiba-tiba wanita ini mendesis,
"Sst, kudengar sesuatu...!"
Bu Ham terbelalak. Dia tak mendengar apa-apa,
tapi ketika Tok-gan Sin-ni mengajak lebih ke dalam
dan menuju ke arah sebelah kiri tiba-tiba suara yang
dimaksud Tok-gan Sin-ni itu tertangkap telinganya.
"Ya, ada suara sesuatu!"
Tok- gan Sin-ni tersenyum. Dia tak menjawab,
menyeret tangan pemuda ini dan merunduk sambil
berbisik menyuruh Bu Ham berhati-hati. Dan ketika
suara itu semakin jelas terdengar dan Bu Ham
mengerutkan kening tiba-tiba Tok-gan Sin-ni
mengajaknya berhenti dan mengawasi ke depan.
"Awas, itulah si tua bangka itu...!"
Bu Ham tertegun. Dia masih belum melihat apa-apa,
terhalang pandangannya oleh semak belukar di depan.
Tapi ketika dia menajamkan pandangan dan Tok-gan Sinni mengangkat telunjuknya tiba-tiba Bu Ham tersentak
melihat apa yang ada di depan, mendengar suara-suara
aneh mirip keluhan kucing, atau mungkin keluhan
manusia. Dan begitu melihat apa yang ada, sekonyongkonyong pemuda ini bengong.
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau sudah melihatnya?"
Bu Ham mengangguk.
"Itulah kesukaan si Setan Ketawa!"
Bu Ham membelalakkan matanya. Sekarang dia
melihat kakek itu, bergumul dengan seorang laki-laki
muda. Tampak terkekeh-kekeh sementara laki -laki muda
itu mendengus-dengus menggeluti kakek ini, mukanya
merah sementara kedua mata terpejam. Laki-laki yang
ternyata setelah diamati adalah Hok Ciang, pelayannya.
Pelayan di dapur! Dan ketika dia masih menjublak dan
Tok-gan Sin -ni tersenyum maka Hok Ciang mengeluh
ketika kakek itu mencium mulutnya.
"Siauw-bin-kwi seorang homo, Bu Ham.
Karena itu hati-hati menghadapinya karena mata
kakek itu liar sekali memandang pemuda tampan!"
Bu Ham tertegun. Sekarang dia mengerti apa yang
sesungguhnya terjadi, mendusin bahwa kiranya Siauwbin-kwi ini adalah seorang homosex. Yakni seorang lakilaki yang akan mencari pemuasan nafsunya dengan laki

Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

laki pula. Jadi penyimpangan tak normal dari penyakit
kejiwaan. Tak akan tertarik pada wanita karena berahinya
hanya bangkit pada laki-laki sejenis. Pantas saja Uyin dan
Unga menjadi muridnya, dua pemimpin gagah dari suku
U-fak itu, dua laki-laki yang tak pernah
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kawin meskipun umur mereka sudah di atas
empatpuluh tahun! Dan Bu Ham yang bengong oleh
kejadian ini tiba-tiba mendengar bisikan Tok-gan
Sin-ni, yang kebetulan juga menyebut-nyebut dua
orang murid Setan Ketawa itu,
"Sekarang kau tahu mengapa Siauw-bin-kwi amat
dendam atas kematian dua orang muridnya, Bu Ham?
Mereka itu murid sekaligus kekasih- kekasih yang amat
disayang kakek itu. Tak heran kalau dia bagai kambing
kebakaran jenggot melihat muridnya dibunuh Gurba!"
Bu Ham mengangguk-angguk. Sekarang dia
mengerti betul, paham akan keganjilan kakek ini yang
pantas saja selalu meliriknya, senyum-senyum dengan
pandangan aneh. Diam-diam kiranya naksir! Dan
ketika dia tertegun memandang ke depan dan Tokgan Sin-ni tersenyum mengejek tiba-tiba Hok Ciang
merintih diterkam kakek itu.
"Aduh, sakit, locianpwe... sakit...!"
Bu Ham terbelalak. Dia melihat Siauw-bin-kwi
melakukan gerakan tak pantas, menusuk bokong
pemuda itu. Dan ketika Hok Ciang mengeluh namun
Siauw-bin-kwi tak peduli tiba-tiba kakek ini terkekeh
menggerakkan jarinya.
"Kau tak akan sakit, anak manis. Sekarang kau akan
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
merasa nikmat!"
Hok Ciang menggeliat. Pelayan muda itu
melenguh, hilang rintihannya terganti erangan
nikmat. Dan ketika Bu Ham tak mengerti dan Hok
Ciang mendengus-dengus maka Tok-gan Sin-ni
memberi tahu padanya.
"Siauw-bin- kwi merangsang pemuda itu
dengan arak harumnya, Bu Ham. Karenanya
pemuda itu tak akan mengeluh lagi setiap si kakek
melakukan apa saja terhadap dirinya."
"Ah, arak
perangsang?" "Ya."
"Sebelum pemuda itu dibelejeti?"
"Tentu saja. Dan ciuman mulut dari Setan
Ketawa itu akan menggigit bagian terpeka di lidah
lawannya, Bu Ham. Pemuda itu akan kesakitan
sejenak tapi terbawa nikmat yang luar biasa ketika
Siauw-bin-kwi melepas hajatnya!"
Bu Ham bergidik. Dia melihat Hok Ciang memang
tak mengeluh lagi, menggeliat-geliat dan mendengusdengus diterkam kakek itu. Mengeluarkan suara tak jelas
karena pemuda itu tampak tenggelam dalam nafsu
berahinya yang hebat, tentu pengaruh obat perangsang
dan ciuman Siauw-bin-kwi tadi. Ciuman disertai gigitan
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pada daerah paling sensitif. Bagian yang akan membuat
orang mabuk dan hanyut dalam nafsu yang membuat dia
tak sadar lagi akan segala-galanya. Dan ketika dua orang
itu bergulingan dan Siauw-bin-kwi juga mengeluarkan
suara-suara aneh akhirnya pertandingan di depan mata
ini berakhir. Siauw-bin-kwi terkekeh, matanya bersinarsinar dengan cahaya menakutkan. Dan ketika Hok Ciang
menggeletak lemah di atas tanah tiba-tiba, tanpa
disangka Bu Ham kakek ini menggerakkan jarinya
menotok dahi pelayan muda itu!
"Anak manis, kau cukup menyenangkan. Tapi kau
tak tahan lama. Tidurlah... crep!" jari Siauw-bin-kwi
menembus dahi, kontan disambut jeritan tinggi Hok
Ciang yang telah dikerjai kakek ini. Dan ketika Bu Ham
berseru kaget dan tanpa sadar mengeluarkan suara
berkerosak hingga Siauw-bin- kwi menoleh tahu-tahu
kakek itu membentak dan langsung menghantam
gerumbul dimana mereka bersembunyi!
"Awas...!" Tok-gan Sin-ni terkejut, keluar dan
menendang Bu Ham yang mencelat terguling-guling
menjauhi tempat itu. Dan ketika Bu Ham melompat
bangun dan Siauw-bin-kwi berkelebat ke arah mereka
maka kakek ini telah berhadapan dengan dua orang itu
yang dipandang dengan muka kaget.
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau?"
"Ya!" Tok-gan Sin-ni mengangguk, terkekeh
melindungi Bu Ham yang menggigil di belakangnya.
"Kami datang memang untuk melihat perbuatanmu,
Siauw-bin-kwi. Dan sekarang anak muda ini tahu
apa yang telah kau lakukan!"
Siauw-bin-kwi terkejut. Kakek ini tampak marah
tapi Siauw-bin-kwi yang memang berjuluk Setan
Ketawa itu tiba- tiba tertawa dan hilang sudah
kemarahannya, bersinar memandang Bu Ham. "Ah,
murid Mo-ong ini hendak berkencan denganku, Sinni? Itu yang kau maksud?"
"Cih," Tok-gan Sin-ni mencibir. "Siapa mau
begituan denganmu, tua bangka? Dia datang untuk
melihat perbuatanmu. Murid Mo-ong ini bahkan jijik,
dia lebih suka aku daripada kau!"
"Heh-heh, itu karena kau memeletnya, Sin-ni. Kalau
tidak tentu dia juga tak akan mau mendekati nenek-nenek
macam dirimu. Pemuda ini perlu kusadarkan, dia harus
dibebaskan dari cengkeramanmu!" dan Siauw-bin-kwi
yang tertawa memandang Bu Ham tiba-tiba merayu. "Bukongcu, kau tak suka nenek ini, bukan? Dia tentu
memaksamu, bukan? Aku dapat menolongmu, kongcu.
Kemarilah dan
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tinggalkan nenek itu. Tok-gan Sin-ni memang tak
tahu malu. Dia pelalap daun-daun muda untuk
mengawetkan umurnya!"
Bu Ham ngeri. Dia melihat Siauw-bin-kwi maju
mendekatinya, mengulurkan lengan dan siap
menyambar pundaknya. Tapi Tok-gan Sin-ni yang
membentak marah tiba-tiba berseru, "Bin-kwi, tak
perlu main-main. Pemuda ini milikku!"
"Tidak, dia milikku, Sin-ni. Kau memaksanya agar
menurut!" Siauw-bin-kwi terkekeh, sudah meneruskan
gerakannya dan menangkap Bu Ham. Tapi Tok-gan
Sin-ni yang marah dan membentak perlahan tahu-tahu
menyerang dengan rambutnya itu.
"Plak!"
Gerakan Siauw-bin-kwi tertahan. Kakek Setan
Ketawa itu mundur, terdorong membelalakkan
matanya. Dan Bu Ham yang melihat dua orang ini
siap bertempur tiba-tiba menjadi bingung dan
berseru mengangkat lengannya.
"Ji-wi locianpwe, tahan. Aku tak suka kalian
cekcok!"
"Hm, apa maksudmu, kongcu?"
"Kalian tak boleh bertempur, locianpwe. Suhu
berkali-kali memperingatkan agar kita bersatu. Musuh
27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalian adalah Kim-mou -eng, bukan teman sendiri!"
"Tapi kami akan memperebutkan dirimu, kongcu.
Aku akan membebaskanmu dari cengkeraman
nenek ini!"
"Cih!" Tok-gan Sin-ni meludah. "Justeru aku
yang harus mempertahankan pemuda ini dari
tanganmu, Bin-kwi. Kau berpura-pura untuk ganti
memaksa pemuda ini!"
"Tidak, kau yang memaksanya. Aku hanya akan
menolong pemuda ini dari cengkeramanmu!" dan Siauwbin-kwi yang ngotot mempertahankan kemauan sendiri
tiba-tiba melejit dan menyambar Bu Ham. "Kongcu, ayo
kau ikut aku. Tinggalkan nenek ini...
wutt!"
Bu Ham terkejut. Dia sudah disambar si Setan
Ketawa itu, lolos dari perlindungan Tok- gan Sin-ni.
Dan Tok-gan Sin-ni yang marah membentak keras
tiba-tiba melihat Bu Ham sudah digondol dan
dibawa terbang kakek itu!
" Bu-kongcu, Tok-gan Sin-ni nenek-nenek yang
sudah tua. Dia tak akan dapat memberimu kepuasan
yang sempurna. Hayo kau ikut aku!" dan Bu Ham yang
sudah dibawa terbang kakek ini keluar hutan tiba-tiba
disentak dan dipencet pergelangan tangannya, merasa
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sakit dan melihat kakek itu menguasai jalan darah pi-pethiatnya, tak mungkin dia melawan dan mau tak mau harus
mengikuti kakek itu. Dan Tok-gan Sin-ni yang marah
mengejar di belakang tiba-tiba melengking.
"Bu Ham, lepaskan dirimu. Pukul kepala kakek
itu!"
Siauw-bin-kwi terkekeh. "Tak mungkin, Sin-ni. Bukongcu adalah pemuda baik-baik. Dia tak akan
menyerangku," dan Siauw-bin-kwi yang memperkeras
pencetannya pada jalan darah pi-pet-hiat berbisik, "Kau
tak perlu bergerak macam-macam, kongcu. Sekali
menyerang tentu kau akan binasa!" dan Bu Ham yang
tentu saja tak dapat berkutik akhirnya mengangguk dan
diam saja dibawa kakek ini, terbang berputar -putar
mencari tempat sembunyi. Tapi karena Tok-gan Sin-ni
terus mengejar dan wanita sakti itu berlari sama cepat
akhirnya Siauw-bin- kwi jengkel karena jarak diantara
mereka tetap sama. Bahkan Tok-gan Sin-ni berkali-kali
melecutkan rambutnya di belakang!
"Sin- ni, kau tak perlu mengikuti. Pergilah,
besok kucarikan gantinya!"
" Tidak, kau lepaskan dulu pemuda itu, Bin kwi.
Besok aku yang akan mencarikan gantinya untukmu!"
Tok-gan Sin-ni melengking, terus mengejar dan kembali
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menggerakkan rambutnya menyerang kakek itu. Dan
karena gangguan ini terpaksa membuat Siauw-bin-kwi
harus menangkis dan berkali-kali berhenti akhirnya untuk
lecutan itupun Siauw-bin-kwi membalik dan terpaksa
menggerakkan lengannya ke belakang.
"Plak!" Siauw-bin-kwi menjadi gemas, menolak
rambut dan kini benar-benar berhenti, marah
memandang nenek itu. Dan ketika lawan tertawa
dan Bu Ham dilepas akhirnya dua jago tua itu
berhadapan dengan saling memaki,
"Sin-ni, kau tak tahu malu!"
"Dan kau manusia homo tak kenal aturan, Binkwi. Kita harus bertanding untuk memperebutkan
Bu-kongcu!" dan Bu Ham yang terbelalak melihat
dua orang itu sama melotot akhirnya melihat Tokgan Sin-ni berteriak menerjang maju.
"Plak-plak!" Siauw-bin-kwi kembali menangkis,
membentak dan balas menyerang wanita ini. Dan ketika
Tok-gan Sin-ni melengking dan maju berkelebatan
dengan rambut menyambar-nyambar akhirnya dua tokoh
itu bertempur dan sama-sama marah.
Bu Ham bingung. Dia melihat dua sahabat gurunya
itu serang menyerang dengan amat hebat, Tok-gan Sinni masih mempergunakan rambutnya sementara Siauw30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bin-kwi mempergunakan tangan dan kakinya. Masingmasing sama hebat. Dan ketika pertandingan berjalan
belasan jurus dan kedua pihak tak mau kalah tiba-tiba
keduanya saling membentak dan lenyap dalam
gulungan bayangan masing-masing.
"Setan Ketawa, kau akan kubunuh!"
"Tidak, kau yang akan kubunuh, Sin-ni. Aku
akan membuatmu menjadi perkedel dan tak
mengganggu Bu-kongcu lagi!"
Bu Ham melihat keduanya sama-sama memekik.
Baik Tok-gan Sin-ni maupun Siauw-bin-kwi mulai
mengeluarkan kepandaiannya masing-masing. Kedua
pihak agaknya memiliki kepandaian seimbang dan tentu
saja membuat pertempuran berjalan lama dan alot. Tapi
ketika mereka muIai mengadu tenaga dan Tok-gan Sin-ni
maupun lawannya mulai terpental akhirnya Bu Ham
menjadi cemas dan gelisah. Teringat bahwa hanya
dengan pertolongan merekalah dia bisa memiliki SaIima.
"Locianpwe, tahan. Jangan bertempur, tahan...!"
Tapi Siauw-bin-kwi maupun Tok-gan Sin-ni tak
menggubris. Mereka sama-sama memusatkan perhatian
pada pertandingan itu, bahkan kian menghebat setiap Bu
Ham berteriak. Agaknya masing-masing hendak
mengalahkan yang lain dan menunjukkan keunggulannya
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pada pemuda yang sama- sama diincar. Dan ketika
untuk kesekian kalinya lagi dua tenaga bertemu di
udara tiba-tiba Tok- gan Sin-ni dan Siauw-bin-kwi
mencelat terlempar.
"Dukk...!"
Udara tergetar hebat. Bu Ham sendiri sampai
roboh terpelanting kaget oleh benturan yang luar biasa
itu, yang menggetarkan dadanya dan membuat
jantung sakit. Dan ketika Bu Ham melompat bangun
dan melihat keduanya sudah siap untuk saling serang
tiba-tiba dengan nekat pemuda ini maju ke tengah.
Harus dapat mengatasi pertikaian itu tanpa gurunya!
"Locianpwe, tahan. Kalian tak boleh bertempur
lagi!"
Siauw-bin-kwi dan Tok-gan Sin-ni terkejut.
"Minggir, Bu Ham. Biar kubunuh kakek itu dulu!"
Tok-gan Sin-ni berteriak, menyuruh pemuda itu
minggir namun Bu Ham bahkan berdiri tegak,
menggeleng dan membuat dua tokoh itu tentu saja


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak berani menyerang. Takut mengenai pemuda ini.
Dan ketika Siauw-bin-kwi menyeringai dan Bu Ham
meminta mereka untuk tidak serang-menyerang lagi
akhirnya kakek ini terkekeh.
"Bu-kongcu, agaknya kau berpihak padaku. Kalau
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
begitu kau ikut aku saja!"
"Tidak!" Tok-gan Sin -ni menyambar sebelah
lengan Bu Ham. "Dia ikut aku, Bin-kwi. Atau
kubunuh kau kalau kau berani memaksa!"
"Heh-heh," Siauw-bin-kwi tiba-tiba menyambar
sebelah lengan Bu Ham yang lain. "Dia ikut aku, Sinni. Atau kubunuh kau kalau berani memaksa!" dan
Bu Ham yang sudah dipegangi dua orang ini dengan
sikap siap bertempur akhirnya menjadi bingung dan
memandang Tok-gan Sin-ni.
"Bibi, lepaskan aku. Biar aku bicara dengan
paman Siauw-bin-kwi."
"Tidak, kau akan dipermainkannya, Bu Ham.
Sebaiknya kau ikut aku dan tinggalkan kakek itu!"
Dan ketika Bu Ham bingung dan terbelalak
memandang dua orang ini tiba-tiba Siauw-bin-kwi tertawa.
"Bu-kongcu, kau menghendaki bantuanku untuk
menangkap gadis Tar-tar itu, bukan? Nah, sekarang
terserah kau saja. Kalau kau tak menghendaki kami
bertempur kau harus dapat memberi imbalannya padaku.
Kau tinggalkanlah nenek itu. Kau main- main denganku.
Atau kalau kau tak suka padaku boleh kau tinggalkan aku
dan aku akan pergi tak mau menangkap gadis Tar-tar itu!
Bagaimana?"
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bu Ham terkejut. Dia tentu saja semakin bingung,
tapi belum dia menjawab tiba- tiba Tok-gan Sin-ni
melengking. "Tidak, kau tak boleh turuti kakek itu, Bu
Ham. Atau kalau kau turuti dia aku yang akan pergi
meninggalkanmu tak mau menangkap Salima!"
" Heh-heh," Siauw-bin-kwi menyahut. "Kau satu
lawan tiga, Sin-ni. Bu -kongcu tentu memilih aku
daripada kau. Aku masih dibantu Hek-bong Siang-lomo, kau tidak!" dan ketika Bu Ham tertegun dan Tokgan Sin-ni terkejut maka Siauw-bin-kwi sudah
melepaskan cekalannya. "Nah, sekarang terserah kau,
kongcu. Kalau kau cerdik tentu kau memilih aku. Tapi
kalau kau bodoh boleh saja pilih nenek itu!"
Bu Ham berada di persimpangan jalan. Dia terang
bingung, maklum apa yang dikatakan kakek ini
memang betul. Pihak Setan Ketawa ada tiga orang.
Tapi karena bantuan Tok-gan Sin-ni juga tak dapat
diabaikannya dan bantuan nenek sakti itu amat
berharga akhirnya Bu Ham mengambil keputusan
yang amat berani, menerima kedua-duanya!
"Locianpwe, sebaiknya tak perlu aku menerima yang
satu dan meninggalkan yang lain. Kalian semua adalah
sahabat-sahabat guruku. Dan karena suhu sendiri selalu
menekankan artinya persahabatan ini biarlah aku
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menerima kalian berdua sebagaimana adanya. Bibi Tokgan Sin -ni sudah menjadi kekasihku, dan paman Siauwbin-kwi juga boleh menjadi teman akrabku! Bagaimana?"
Siauw-bin-kwi terbelalak. "Kau menerima kami
berdua?"
"Ya."
"Kau kuat?"
"Bibi Tok -gan Sin-ni telah mengujinya, paman.
Kau boleh buktikan nanti kalau tidak percaya!"
"Ah," Siauw-bin-kwi tertegun, tapi tiba-tiba
tertawa bergelak. "Bu-kongcu, kau rupanya pemuda
istimewa. Pantas saja kalau Tok-gan Sin-ni tergila-gila
padamu. Sungguh tak nyana!" dan Siauw-bin-kwi yang
sudah menyambar lengan orang tiba-tiba berseru,
"Sin-ni, bagaimana pendapatmu? Omongan pemuda
ini memang betul, kita tak usah bertempur kalau dia
mau melayani kita berdua!"
Tok-gan Sin-ni cemberut. Sebenarnya dia tak rela,
tapi maklum kakek ini juga sakti dan pertempuran diantara
mereka bakal merunyamkan keadaan karena belum tentu
masing-masing ada yang menang akhirnya nenek ini
menggaplok muka Bu Ham dan meloncat pergi. "Baiklah,
tapi kembalikan dia secepatnya, Bin-kwi. Suruh Bu Ham
ke kamarku kalau urusan kalian selesai!"
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siauw bin-kwi tertawa bergelak. Bu Ham sendiri
sudah mengusap pipinya, menyeringai menerima
gaplokan itu. Dan ketika Tok-gan Sin-ni lenyap di luar
hutan dan Siauw- bin-kwi mencengkeram pemuda ini
tahu-tahu Bu Ham diangkat tubuhnya. "Bu-kongcu, ayo
sekarang kau ikut aku. Kita bersenang-senang...!"
Bu Ham tak dapat menolak. Dia telah menerima
keputusannya sendiri, dibawa terbang kakek ini dan diamdiam berdebar. Untuk pertama kalinya melayani manusia
homo! Dan ketika mereka berdua tiba di tempat sunyi dan
Siauw-bin-kwi mendengus menerkam pemuda itu maka
Bu Ham melayani kakek ini dan berada di sebuah dunia
yang lain. Untuk pertama kalinya merasakan keganjilan
dari hubungan antara lelaki dengan lelaki. Tapi karena dia
telah siap menerima semuanya itu demi Salima akhirnya
Bu Ham terbiasa dan dapat juga bertindak yang sama.
Aneh!
* * *
"Suheng, kemana kita sekarang?"
Gurba berhenti. Dia telah tiba di sebuah
pegunungan kapur, ditanya sumoinya dan melihat
sumoinya itu mengusap peluh. Anak rambut didekat
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kening tampak melingkar sedikit, manis sekali. Dan
ketika Gurba menarik napas dan tidak menjawab
pertanyaan sumoinya itu pemuda tinggi besar ini
bahkan memejamkan mata.
"Sumoi, kau cantik sekali. Tak heran kalau
banyak lelaki memandangmu dengan kagum!"
Salima cemberut. "Apa yang kau katakan ini,
suheng? Aku tidak bertanya tentang itu, aku
bertanya kemana kita sekarang!"
Gurba membuka mata, Dia mendengar
sumoinya membentak, tersenyum dan bersinarsinar memandang sumoinya itu. Dan duduk
menepuk batu di sebelahnya pemuda ini berkata,
"Sebaiknya kita beristirahat dulu, sumoi. Perjalanan
sebelas hari ini cukup melelahkan kita."
Salima tak senang. "Tapi kita telah beristirahat
tadi, suheng. Aku tak capai dan ingin meneruskan
perjalanan!"
"Ah, tunggu dulu. Sabar!" Gurba terkejut, bangkit
berdiri dan mengerutkan keningnya. Dan melihat sang
sumoi masih juga cemberut dan tampak tak senang
akhirnya pemuda ini mengangguk. "Baiklah, kalau kau tak
capai kita boleh teruskan perjalanan ini, sumoi. Tapi hatihati sedikit menjaga kesehatanmu. Kau tampaknya
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tak enak badan."
Salima mengangguk. " Aku memang tak enak
badan, suheng. Aku ingin mencari sebuah losmen."
"Bagaimana kalau sebuah kuil
tua?" "Adakah disekitar sini?"
"Ya, lebih kurang sepuluh li di depan, sumoi.
Atau kita mungkin dapat mencari pertolongan pada
penduduk dusun."
"Tidak, aku tak suka itu," Salima menggeleng.
"Aku tak mau mengganggu penduduk dusun!"
"Jadi kita ke kuil tua itu
saja?" "Ya."
"Baiklah, mari kuantar," dan Gurba yang
menarik sumoinya melanjutkan perjalanan tiba-tiba
ditepis dengan muka cemberut.
"Suheng, tak perlu pegang-pegang. Aku dapat
berjalan sendiri!"
Gurba terkejut. Mukanya seketika menjadi
merah, tapi melihat sumoinya marah dan
melanjutkan perjalanan dengan tubuh terhuyung
tiba-tiba Gurba melompat di depan sumoinya ini.
"Sumoi, kau sakit. Mukamu pucat!"
"B iarlah, aku juga tak akan mati dengan sakitku ini,
suheng. Sebaiknya tak perlu banyak cakap lagi dan kita
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ke kuil yang kau maksud itu!" Salima bersikap ketus,
kembali membuat Gurba terpukul dan merah
mukanya. Tapi melihat sang sumoi melanjutkan
perjalanannya dan dagu yang mengeras itu
menunjukkan tak mau dibantah akhirnya raksasa tinggi
besar ini mengalah dan mengikuti sumoinya itu.
Diam-diam Gurba merasa marah. Sudah sebelas
hari ini sumoinya melakukan perjalanan bersama, tapi
sebelas hari itu pula sumoinya tak memberikan muka
manis padanya. Padahal dia telah memberikan semua
perhatian dan sikap manis pada sumoinya itu. Kenapa
sumoinya begitu? Masih teringat pada sutenya?
Gurba mendongkol. Sebab hari ini pertanyaan Salima
selalu berkisar pada Kim-mou-eng itu, sutenya yang sudah
dibenci tapi diam-diam dibuat rindu. Selalu bertanya apa-apa
tentang Pendekar Rambut Emas itu. Dan karena dia telah
memutar balikkan fakta dan Kim-mou-eng kini kejatuhan
getah dari nangka yang dia makan maka Gurba semakin
memburuk-burukkan cerita tentang sutenya itu, yang
anehnya selalu disambut tangis sumoinya ini yang benci tapi
rindu. Dan ketika sebelas hari itu Gurba tak merasakan
kesenangan dalam perjalanan bersama sumoinya ini maka
dia menjadi marah dan mendongkol juga, melihat sumoinya
mulai
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pucat dan jarang makan. Kata-katanya tak enak.
Dan ketika hari itu Salima kelihatan sakit dan gadis
itu berjalan dengan tubuh limbung tiba-tiba
sumoinya terisak ketika tiba di kuil tua itu, masuk
dan langsung jatuh terduduk menekan kepalanya.
"Suheng, aku pusing. Perut rasanya ingin
muntah...!"
Gurba terkejut. "Kau memang keras kepala,
sumoi. Kenapa tidak beristirahat tadi saja dan turuti
nasihatku? Kau tak mau menelan obat, dan kini
mengeluh segala macam."
"Kau tak suka?" Salima tiba-tiba berdiri, berapi
memandang suhengnya itu. "Kalau begitu tinggalkan
aku, suheng. Aku tak akan mengeluh padamu!" dan
Salima yang terhuyung menuju belakang kuil tiba-tiba
mencari air untuk mengompres kepalanya. Tapi gadis
ini jatuh terbanting, terduduk dan hampir berteriak
ketika kepala serasa berdentang. Seolah ditumbuk
paIu baja. Dan ketika gadis itu menggeliat dan Gurba
meloncat terkejut maka raksasa tinggi besar ini
membantu sumoinya menotok dua jalan darah, cepat
memberikan sebutir obat ke mulut sumoinya.
"Sumoi, maafkan aku. Kau tak perlu marahmarah begini!"
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima menangis. Dia telah ditolong
suhengnya itu, melihat suhengnya gugup dan pergi
mencarikan air. Dan ketika Gurba mengompres
kepalanya dan menyuruh dia tidur maka raksasa ini
melepas bajunya untuk alas berbaring. "Sumoi, kau
harus beristirahat. Tubuhmu panas sekali!"
Salima tak menjawab. Dia telah diserang demam,
panas dan dingin berganti -ganti, menggigil. Dan Gurba
yang menempelkan lengan di pundak sumoinya akhirnya
menyalurkan hawa sinkang untuk membantu sumoinya
ini, betapapun gelisah dan mendengar sumoinya merintih.
Dan ketika bantuan hawa sinkang itu menyalurkan hawa
hangat dan Salima tak merintih lagi akhirnya gadis itu
tertidur dan mengigau.
"Kim-suheng, kau kejam... kau menyakiti hatiku..."
Gurba terpukul. Sumoinya menyebut-nyebut Kimmou-eng, kembali mengigau dan menangis menyebutnyebut tentang hubungan mereka berdua. Dan ketika
gadis itu menyatakan cintanya dan Gurba terbelalak
marah tiba-tiba raksasa ini menarik tangannya
menghentikan bantuan sinkang itu.
"Keparat, aku yang menolong dia yang
diperhatikan!" Gurba mengomel, merah mukanya dan
marah pada sumoinya yang mengigau itu. Dan ketika
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dua jam kemudian Salima membuka mata dan
sadar dengan kepala masih pening maka raksasa
itu tak ada lagi di tempatnya dan membuat Salima
duduk dengan kepala berputar.
"Suheng, dimana kau?"
Tak ada jawaban. Salima kembali bertanya, dan
ketika kembali tak ada jawaban maka gadis ini terhuyung
mencari ke belakang. Dan dilihatnya suhengnya itu duduk
di sudut ruangan, mukanya keruh dan tidak menjawab
pertanyaannya. Dan ketika dia menghampiri dan Gurba
menyambutnya dengan muka gelap maka Salima duduk
tak jauh dari suhengnya ini.
"Suheng, apa yang kau pikirkan?"
Gurba menggeram. " Kalau bukan dirimu siapa
lagi, sumoi? Aku mati-matian memperhatikan dirimu
tapi orang lain pula yang mendapat perhatianmu!"
"Apa maksudmu?"
"Kau menyebut-nyebut, Kim-sute. Kau
mengigau dan jelas tidak membenci si keparat itu."
Salima terkejut. "Aku
mengigau?" "Ya."


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa saja yang kukatakan?"
"Kau mengutuk bocah itu, tapi kau juga
mencintainya!"
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Salima tiba-tiba menangis. Dan belum dia
menjawab tiba- tiba Gurba bangkit berdiri. "Sumoi,
Kim-mou-eng telah mencemarkan nama suku bangsa
kita. Dia mengawini wanita Han, berkhianat dan secara
diam-diam meninggalkan kita tanpa pesan atau apa.
Masa untuk manusia macam begini kau ada hati
padanya? Dia pemuda terkutuk, sumoi. Kim-te harus
dibunuh dan dilenyapkan bersama isterinya itu. Kau
tak boleh jatuh cinta padanya!"
Salima mengguguk. "Aku... aku tak cinta padanya,
suheng. Aku bahkan benci pada sepak terjangnya itu!"
"Tapi kau mengigau dan menyebut-nyebut
cinta. Berarti tak sungguh-sungguh kau
mengucapkan kata-katamu ini!"
"Tidak, aku mengigau juga tak salah, suheng.
Yang kumaksudkan cinta di situ adalah cinta seorang
kakak dan adik. Bukan cinta seorang pria terhadap
wanita. Sekarang dia sudah beristeri, aku harus
menghapus semua perasaan cinta itu dan tak boleh
lagi mengasihinya!" Salima bangkit berdiri mengepal
tinju dengan air mata bercucuran tapi dipandang
senyum mengejek oleh suhengnya. Dan ketika Gurba
mendengus dan bangkit berdiri maka Salima lari ke
tempatnya tadi menangis tersedu-sedu.
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Suheng, kau tak perlu bicara lagi tentang itu.
Aku benci Kim-mou-eng!"
Gurba menjengek. Dia mengikuti sumoinya itu, tahu
apa yang terjadi dan tentu saja tidak percaya. Diam-diam
mendongkol dan marah bahwa sutenya masih juga
dicintai sumoinya ini. Padahal sutenya itu telah dikatakan
sudah beristeri. Jadi kedudukannya bisa bertepuk
sebelah tangan. Hal yang membuat Gurba penasaran!
Dan ketika dia mengikuti sumoinya itu dan melihat
sumoinya menangis menutupi muka akhirnya Gurba
menahan napas berkata pada sumoinya ini,
"Sumoi, apa yang ada di hatimu tak dapat kau
sembunyikan dariku. Aku sendiri tahu kehancuran
hatimu. Tapi apakah sesuatu yang hancur tak dapat
diperbaiki lagi? Aku siap menolongmu, sumoi. Aku siap
membangun yang hancur itu di hatimu!"
Salima mengangkat mukanya, terbelalak. "Apa
maksudmu?"
Dan Gurba memasang muka kuyu, hati-hati duduk
di dekat sumoinya ini. Dan ketika sumoinya menanti
jawaban dan Gurba berdebar menekan perasaan sendiri
maka dengan terang-terangan pemuda tinggi besar ini
buka kartu, "Artinya aku sanggup mengisi kekosongan
hatimu itu, sumoi. Bahwa aku mencintaimu dan siap
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melakukan apa saja untuk kebahagiaanmu!"
"Ah!" Salima tertegun, mundur mendorong tubuh
sendiri hingga mepet di dinding. Dan ketika suhengnya
mengerutkan kening dan ganti menunggu jawabannya
maka Salima berseru gemetar, "Kita, aku... ah, kau
memang mencintaiku sebagai suheng dan sumoi, twaheng. Bukankah ini sudah kuketahui lama?"
"Tidak, bukan itu maksudku, sumoi. Melainkan cinta
sebagai pria terhadap wanita. Aku mencintaimu seperti
itu, bukan melulu hubungan kakak dan adik seperguruan!"
dan ketika Salima terbelalak dan memandang dengan
muka merah tiba-tiba Gurba mendekat maju dan
memegang lengan sumoinya itu, berkata gemetar,
"Sumoi, kau tak akan mengecewakan perasaan hatiku,
bukan? Kita sama-sama berdarah Tar-tar, sumoi. Kau
lupakan Kim-sute itu dan kita menikah!"
"Tidak...!" Salima tiba-tiba menjerit,
melepaskan dirinya. "Aku... aku belum berpikiran ke
situ, suheng. Aku tidak mencintai dirimu seperti
yang kau maksudkan itu!"
"Hm, kalau begitu kau mencintai Kim-sute?"
"Juga tidak. Aku benci laki-laki itu!" dan Salima yang
menggigil memandang suhengnya akhirnya menangis lagi.
"Suheng, kuminta dengan sangat kita tidak
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membicarakan soal yang satu ini. Aku benci laki-laki. Aku
sedang phobi terhadap mereka!" dan Salima yang
kembali duduk sambil menangis tersedu-sedu akhirnya
dipandang dengan muka pucat oleh raksasa tinggi besar
itu. Kecewa tapi juga heran, tak mengerti jalan pikiran
wanita. Tapi penasaran dan menganggap sumoinya ini
masih mencintai Kim-mou-eng tiba-tiba Gurba menguji.
"Sumoi, agaknya Kim-sute memang harus segera
dicari. Persoalan ini tak mungkin dibiarkan
mengambang. Aku mencintaimu, kau telah dengar itu.
Dan kalau kau tak membunuh Kim-sute dan
mengampuni kesalahannya maka kuanggap kaupun
berkhianat pada bangsa Tar-tar dan mempermainkan
aku! Bagaimana kalau sampai terjadi begini?"
Salima mengedikkan kepalanya. "Tak mungkin terjadi
begitu, suheng. Aku memang akan membunuh Kimsuheng kalau kita temukan dia. Atau, kalau aku
kalah biar dia yang ganti membunuh aku. Ini sumpahku!"
"Bagus, kalau begitu kau tak akan percaya pada
setiap alasannya?"
"Alasan apa?"
"Dia mungkin akan memutarbalikkan fakta, sumoi.
Mengarang cerita dan mungkin saja menyebut aku
sebagai tertuduh utama. Dan karena kita tak tahu jalan
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pikiran manusia mungkin saja dia telah memfitnah
dan justeru menyebar berita akulah yang kawin
dengan selir kaisar itu! Bagaimana?"
Salima terkejut. Dan Gurba lagi-lagi melangkah
jauh, tak tanggung-tanggung. "Dan Kim-sute memang
cerdik, sumoi. Kalau berita itu sudah disebar dan orang
menganggap akulah yang menerima hadiah selir kaisar
maka kau harus hati-hati dan waspada menghadapi fitnah
ini. Kau tahu Kim-sute orangnya pintar, karena itu kalau
kau mendengar pemutarbalikan berita ini dan aku
dinyatakan mendapat hadiah selir itu maka jangan kau
percaya dan bunuh saja pembawa berita itu!"
Salima terbelalak. "Kim-suheng akan
melakukan tindakan sejauh itu?"
"Itu menurut perhitunganku. Mungkin saja ya,
tapi mudah-mudahan tidak!"
"Ah... !" dan ketika Salima tertegun dan Gurba
tak mau diam, raksasa ini berkata lagi,
"Kim-sute orangnya cerdik, sumoi. Mungkin untuk
menghindari kejaran kita dia lalu melakukan fitnah itu.
Agar kau benci padaku, agar kau memusuhi aku. Tapi
karena kebetulan kita bertemu lebih dulu dan aku
sempat memberitahumu maka berhati-hatilah bila
mendengar cerita seperti itu. Bahwa Kim-sute
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memfitnah untuk menyelamatkan dirinya sendiri!" "Tapi
aku tak percaya, suheng. Tak mungkin Kimsuheng akan melakukan perbuatan sekeji itu,
memfitnah!"
"Ah, orang yang dalam keadaan bingung bisa
melakukan apa saja, sumoi. Kim-sute memang
biasanya gagah. Tapi kali ini urusannya lain. Dia
mengkhianati bangsa kita, dia menikahi wanita Han
itu dan sadar akan kesalahannya. Dan takut pada
bayangan sendiri yang telah melakukan dosa bisa
saja dia berbuat nekat dan tidak terpuji!"
Salima kembali tertegun. Gurba lalu kembali
bercerita dengan amat licinnya, menggosok dan berusaha
melimpahkan semua perbuatannya untuk dipikul sutenya
itu, Pendekar Rambut Emas. Dan karena Salima juga
sedang membenci suhengnya nomor dua itu gara-gara
kejadian dulu dimana dia merasa kecewa pada Pendekar
Rambut Emas akhirnya semua omongan Gurba termakan
dan dipercaya penuh oleh gadis yang sedang patah hati
ini! Salima tak ragu-ragu lagi, marah bukan main dan bola
matanya berpijar. Penuh dendam dan sakit hati. Dan
ketika Gurba selesai dan Salima percaya pada
suhengnya ini maka gadis Tar-tar itu memiliki kebencian
setinggi langit terhadap Kim-mou48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
eng. Dan, kebetulan sekali ketika beberapa hari
kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan Salima
sembuh dari demamnya mendadak rombongan Siauwbin-kwi dan teman-temannya itu muncul!
"Ha-ha, ini dia orang yang kita cari-cari, Moong. Si Singa Daratan Tandus ini lagi bermesraan
dan asyik bersama sumoinya!"
Gurba dan Salima terkejut. Saat itu mereka tiba di
tepi sebuah sungai, siap menyeberang. Dan melihat
Siauw-bin-kwi dan rombongannya muncul dengan
tawanya yang nyaring tiba-tiba raksasa tinggi besar ini
mendelik, merah mukanya. Teringat hancurnya suku
bangsa Tar-tar gara-gara perbuatan iblis ini.
"Siauw-bin-kwi, sungguh bagus sekali kalau
kau datang. Kau siap menyerahkan nyawamu?"
Gurba membentak.
"Ha-ha, siapa yang akan menyerahkan nyawa,
Gurba?" Siauw-bin-kwi mengejek. "Aku datang
justeru untuk mencabut nyawamu. Tapi dimana itu
Kim-mou-eng? Mana dia?"
Gurba menggereng, tapi Salima keburu melompat
maju, melengking marah. "Siauw-bin-kwi, kau iblis
jahanam terkutuk. Kau membuat suku bangsaku hancur
dengan perbuatanmu yang hina-dina. Kau tak akan
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kuampuni dan siaplah menerima kematian!"
"Ha-ha, kau sudah tahu semuanya, Salima? Bagus,
tapi kau mungkin tak tahu sesuatu yang sudah dilakukan
suhengmu ini. Dia membunuh muridku, Uyin dan Unga.
Dan karena itu aku membalas kematian muridku agar
perhitungan kita impas!"
Tapi kau mengadu domba, Siauw-bin -kwi. Kau
mengadu suku bangsa Tar-tar dengan pasukan
kerajaan!"
"Heh-heh, itu tak kusangkal, Salima. Tapi itu
juga berkat kebodohan suhengmu sendiri. Kalau
suhengmu pintar tentu tak akan terjadi seperti itu!"
"Keparat, terkutuk... !" dan Salima yang siap
menyerang menggetarkan lengan tiba-tiba
disambut ledakan rambut Tok-gan Sin-ni yang maju
bersama teman-temannya, mengurung.
"Tiat-ciang Sian-li, kau tak perlu cecowetan di
tempat ini. Kami datang untuk membunuhmu.
Bersiaplah... tar-tar!" rambut Tok-gan Sin-ni pecah
menjadi tujuh bagian, meledak dan siap menyerang
mengulang pertandingan dulu. Tapi Mo-ong yang
tertawa mengibaskan baju tiba-tiba berseru,
"Sin- ni, dua orang musuh kita ini adalah kawan lama
yang harus dihormat dulu. Gurba tampaknya gatal
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melihat Siauw-bin-kwi, dan Salima ini tampaknya gatal
melihat dirimu. Bagaimana kalau kita memberi
kesempatan pada yang lain untuk saling bertukar
pasangan? Aku dulu telah berkenalan dengan Dewi
Bertangan Besi (Tiat-ciang Sian-li) ini, dan Siauw-binkwi telah berkenalan dengan si Singa Daratan Tandus.
Sebaiknya Siauw -bin-kwi atau Hek-bong Siang-lo-mo
itu main-main dulu dengan Dewi Bertangan Besi ini,
kita menonton. Akur?"
"Heh-heh," Hek-bong Siang-lo- mo tertawa
menyeringai, maju menggoyang bokong. "Aku
setuju-setuju saja dihadapkan gadis cantik ini, Moong. Tapi bagaimana kau sendiri?"
"Aku dan Sin-ni bisa menghadapi si Singa
Daratan Tandus itu. Kami belum berkenalan
dengannya. Kalian sudah, bukan?"
"Ya, kami sudah berkenalan dengan raksasa
hitam itu. Tapi Siauw-bin-kwi tak ada lawannya, Moong. Mana adil?"
"Ha-ha, aku dapat menjadi wasit dulu, Lo-mo,"
Siauw-bin-kwi menyela. "Kalian bertanding saja dan
aku maju kalau kalian terdesak!"
"Uwah, kau maju belakangan?"
"Terserah Mo-ong, dia yang mengatur!" Setan
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ketawa itu tertawa, memandang temannya yang disebut
dan membuat Salima dan suhengnya tersinggung, marah
sekali karena mereka seolah dijadikan barang aduan.
Tapi Mo-ong yang maju menganggukkan kepalanya tibatiba tersenyum dengan mata licik.
"Lo-mo, kau tak perlu iri. Masing- masing akan
mendapatkan bagiannya nanti. Bukankah kita masih
harus berjaga-jaga terhadap Kim- mou-eng? Siapa
tahu dia datang di saat kita menghadapi mereka ini.
Sebaiknya kau memanaskan badan dulu, hadapi
siluman betina itu dan kami menonton. Kalau raksasa
ini maju kami yang akan menghadapinya!"
Lengkaplah sudah. Rencana itu sudah diatur, dan
karena Hek-bong Siang-lo-mo selalu melotot padanya
dan pandangan dua iblis cebol itu tampak berminyak tibatiba Salima melengking menerjang dua orang ini, yang
maju mendekatinya, "Hek-bong Siang-lo -mo, kalianpun
harus menerima hukuman... wut-wuut!" dan Salima yang
menerjang menggerakkan kedua lengannya tiba-tiba
membuat yang lain mundur karena pukulan Tiat-lui- kang
mulai menyambar, dielak dua kakek cebol itu yang


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkekeh melihat kemarahan lawan. Tapi ketika Salima
membalik dan Twa-lo-mo berseru keras tiba-tiba iblis
tertua ini menangkis.
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ji-te, kau mundur dulu. Biar kuhadapi si cantik
ini... plak!"
Salima dan lawannya terkejut. Twa-lo-mo
terpental, maklum dia bicara pada adiknya hingga
pemusatan tenaga kurang sepenuh bagian. Tapi
Salima yang juga terhuyung dan merasa benturan
panas dari lengan si cebol tiba-tiba membentak dan
kembali menerjang.
"Lo-mo, kau akan kubunuh!"
"Ha-ha, kalau bisa, Tiat-ciang Sian-li. Tapi kalau
tidak justeru kau akan kugendong dan kupermainkan!"
Twa-lo-mo berkelit, tertawa dan sudah menghadapi
serangan lawan yang gencar bukan kepalang, masih
main-main dan tidak kelihatan serius. Tapi ketika pukulanpukulan Tiat-lui-kang membuat dia mundur dan hawa
panas dari pukulan Telapak Tangan Petir itu membuat dia
terpental tiba-tiba iblis ini terkejut membelalakkan mata,
memusatkan perhatian dan tidak berani main-main lagi.
Dan ketika Salima melengking dan Tiat-lui-kang
mengurung iblis cebol itu tiba-tiba Twa-lo-mo mendesah
dan mulai membalas.
Demikianlah, pertandingan pertama ini mulai
berjalan seru. Masing -masing pihak telah cukup
mengetahui kepandaian yang lain. Salima mendapat
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kenyataan bahwa iblis cebol ini berani menerima
Tiat-lui-kangnya, menangkis dan tahan pukulan
panas yang menyambar dari Telapak Petir itu. Tapi
ketika dia menambah tenaga dan Tiat-lui-kang
mulai menekan kakek cebol ini tiba-tiba Twa-lo-mo
membentak mainkan silat aneh, meliuk-liuk bagai
penari cebol dengan kedua lengan naik turun, tibatiba menyambar serangkum hawa dingin
menyambut Tiat-lui-kang yang berhawa panas. Dan
ketika satu saat pukulan petir disambut kakek itu
tiba-tiba ledakan keras mengguncangkan bumi.
"Blub!"
Salima terkejut. Tangkisan lawan berbunyi seperti
letupan balon Twa-lo-mo terpental tapi membalik lagi
seolah karet, membal dan terkekeh melihat dia terkejut
oleh terlemparnya kakek ini. Dan ketika Tiat-lui-kang
kembali menyambar tapi kakek itu mempergunakan
tangkisannya yang aneh mendadak iblis ini mencelatcelat seperti bola dipukul-pukul.
"Silat Bola Sakti...!"
Salima terbelalak. Dia mendengar suhengnya
berseru tertahan, rupanya mengenal ilmu silat lawan yang
aneh tapi luar biasa, baru kali itu mendengar nama yang
ganjil bagi sebuah ilmu silat. Tapi Hek-bong Siang54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lo-mo yang tampak terkejut oleh seruan ini justeru
membelalakkan mata memandang Gurba, yang
saat itu mengerutkan kening dan tampak berpikir
keras oleh ilmu silat lawan yang aneh. Dan ketika
Salima kembali menyerang tapi Twa-lo-mo mental
tak apa-apa akhirnya raksasa ini berseru,
"Sumoi, arahkan pukulan ke mulut setan cebol
itu. Dia apes di bagian itu!"
Twa -lo-mo terkejut. "Keparat kau curang, Gurba.
Sumoimu yang bertempur tapi kau yang memberi tahu!"
Tapi Salima sudah mengangguk. Dia sudah melejit dan
menyerang mulut lawannya itu, yang setiap kali
menangkis tentu terbuka. Dan ketika Tiat-lui-kang
meledak dan Twa-lo-mo berteriak melihat mulutnya
diserang tiba-tiba si cebol ini terpaksa bungkam dan
menangkis dengan lengan kirinya.
"Dukk!"
Twa-lo-mo terbanting. Untuk pertama kalinya iblis itu
memekik, gusar dan melompat bangun dengan marah.
Dan ketika Salima mengincar mulutnya dan tetap
menyerang ke bagian itu tiba-tiba Silat Bola Sakti kakek
iblis ini tak jalan karena harus selalu membungkam
mulutnya, tak dapat mengempos (menarik) hawa sakti!
"Duk-dukk!"
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Twa-lo-mo mulai tunggang-langgang. Iblis cebol ini
marah, meraung tapi kelabakan ketika Tiat-lui-kang selalu
menyambar mukanya. Dan ketika dia kalang-kabut dan
pukulan Telapak Petir itu meledak dan memburu mulutnya
akhirnya iblis ini terdesak dan membuat Ji-lo-mo, adiknya
yang menonton menjadi marah bukan main.
"Twako, pergunakan saja ilmu silat lain,
Simpan Balon Saktimu itu...!"
Twa-lo-mo mengangguk. Dia sudah diserang gencar
pukulan petir yang luar biasa ini, terus mundur-mundur
dan membuat iblis ini berkaok-kaok. Dan ketika dia tak
dapat mempergunakan tenaga Balon Saktinya itu
sementara Salima terus merangsek dan Gurba memberi
petunjuk-petunjuk di luar pertandingan tiba-tiba Ji-lo-mo
meloncat dan mengeroyok Salima!
"Siluman betina, kau tak boleh mendesak kakakku.
Ayo lepaskan dia... plak-dess! " Ji-lo-mo menyerang,
ditangkis Salima dan membuat Twa-lo-mo melompat
bangun sambil memaki-maki. Dan ketika Salima terkejut
dan khawatir Gurba masih memberi petunjuk pada
sumoinya tiba-tiba iblis cebol itu berseru,
"Mo-ong, ringkus raksasa hitam itu. Bunuh agar
dia tak mengganggu kami!"
Sai-mo-ong terbelalak. Sebenarnya dia sedang
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
asyik memandang ilmu silat dua iblis cebol itu, diam-diam
girang bahwa Gurba mengetahui kelemahan ilmu silat
Balon Sakti. Berarti dia tak perlu takut kalau Hek-bong
Siang-lo-mo mempergunakan ilmunya itu padanya, kelak
kalau umpama mereka bermusuhan. Maklum, kalangan
hitam sendiri memang jarang akur dan selalu cekcok. Tapi
mendengar seruan itu dan melihat Gurba memang
berbahaya tiba-tiba Mo-ong mengalihkan perhatiannya
dan memandang raksasa tinggi besar itu, yang saat itu
juga memandangnya. Dan ketika mereka saling bentrok
dan mata Gurba tampak beringas tiba-tiba Tok-gan Sin-ni
terkekeh meledakkan rambutnya.
"Mo- ong, bagaimana kalau kita main-main
sebentar dengan si hitam ini? Rupanya dia haus
darah, lihat matanya melotot padamu!"
"Heh-heh, kita boleh main-main, Sin-ni. Tapi
sebaiknya kau maju saja bersama Bin-kwi. Aku
menjaga Kim-mou-eng!"
"Eh, kau takut?" Bin-kwi tiba-tiba tertawa, maklum
temannya ini gentar, sudah mendengar kelihaian Gurba
dari keterangannya. Dan belum Mo-ong menjawab
dengan muka merah Setan Ketawa itu menyeringai
melejit mundur. "Mo-ong, ingat kata-katamu sendiri. Kau
sendiri mengatakan akan menghadapi lawanmu ini
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bersama Sin -ni. Kenapa menyuruh aku maju?
Kalau kau takut boleh saja aku maju, tapi kalau tidak
kau harus menepati janjimu itu!"
Mo- ong semakin merah. Dia jadi terkejut oIeh katakata si Setan Ketawa ini, belum apa-apa sudah
disudutkan dan mau tak mau harus berhadapan dengan
Gurba. Tapi karena dia tak mau dikata takut dan ejekan
itu terang membuat dia marah tiba-tiba kakek iblis ini
menggereng maju mencabut kipas hitamnya.
"Bin-kwi, aku tak takuti segala macam manusia
Tar-tar. Raksasa ini memang bagianku, tapi kalau
kau jeri dengan kekalahanmu dulu boleh kau
menyingkir dan tonton pertandingan kami!"
"Ha-ha, aku juga tak takuti musuhmu itu, Mo-ong.
Tapi karena kau sendiri telah berjanji menghadapi
musuhmu itu biarlah aku mundur dulu melihat
kegagahanmu. Jangan khawatir, aku tidak jeri. Kalau
kau terdesak tentu tetap kubantu!" Siauw-bin-kwi
membalas, tak mau kalah dan secara cerdik
mengembalikan mukanya dari ejekan Mo-ong. Dan
ketika Mo-ong mendengus dan Tok-gan Sin-ni
terkekeh melihat dua orang rekannya saling berolok
tiba-tiba rambutnya diledakkan menjeletar nyaring.
"Mo-ong, tak perlu bersilat lidah dengan si Setan
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ketawa itu. Dia pandai bicara, percuma debat kusir!" dan
ketika rambut meledak dan Tok-gan Sin-ni melompat
maju maka Gurba sudah dikurung dan dipandang dua
orang lawannya ini. Tok-gan Sin-ni dengan rambutnya
yang tegak kaku sementara Mo-ong dengan kipas
hitamnya itu, kipas aneh yang terbuat dari bulu-bulu suri
singa jantan. Tak mau bertangan kosong, maklum akan
kehebatan si raksasa tinggi besar ini. Dan ketika Gurba
menggeram dan Siauw-bin-kwi bertepuk tangan tiba-tiba
dengan cepat sekali dan tidak memberi tanda Tok- gan
Sin-ni sudah melecut rambutnya itu menyambar muka
Gurba.
"Tarr...!"
Gurba mengelak. Dia marah melihat rambut
menyambar mata, melakukan totokan ganas. Tapi ketika
dia berkelit dan Tok-gan Sin-ni membalik tahu- tahu kaki
wanita itu menendang mengarah kemaluannya, ditangkis
dan sudah berputar meliukkan pinggang, menghantam
dengan tumit satunya dan kemudian meledakkan rambut
lagi menotok lehernya. Dan ketika Gurba menggeram dan
berlompatan menghindar tahu-tahu Tok-gan Sin -ni
lenyap berkelebatan menyusuli dengan serangannya
yang bertubi-tubi, terkekeh disusul Mo-ong yang
mengosekkan kakinya mirip singa mengincar
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
korban, melejit dan tiba -tiba menggerakkan kipasnya
di tangan kanan sementara tangan kiri menyambar
dengan lima kuku mencuat panjang. Dan ketika Gurba
mengelak dan serangan masih menyusul tiba-tiba
raksasa ini menangkis dan membentak keras.
"Plak-dukk!"
Dua orang itu mulai mengeroyok Gurba. Gurba
sudah mengerahkan sinkangnya, menangkis dan
membalas ketika lawan mulai bergerak cepat. Dan ketika
Mo-ong dan Sin- ni melengking mempercepat gerakan
mereka tiba-tiba dua orang kakek dan nenek iblis itu
lenyap mengelilingi Gurba, menjeletarkan rambut dan
mengebutkan kipas sementara kaki dan tangan mereka
yang lain menendang dan mencungkil. Apa saja dijadikan
serangan hingga Gurba sibuk. Dan ketika raksasa itu
mulai mendesah dan marah dikeroyok dua tiba-tiba satu
dua pukulan mulai mengenai tubuhnya.
"Plak-dess!"
Gurba melotot. Rambut dan kipas lawan menyengat
pedas, untung dia mengerahkan sinkang hingga tenaga
saktinya itu membuat senjata lawan mental, bertemu
kekebalannya dan membuat Tok-gan Sin-ni maupun Moong terkejut. Membuktikan omongan si Setan Ketawa
bahwa raksasa ini memiliki kekebalan
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengagumkan. Dan ketika kipas maupun rambut
bertubi-tubi menyambar tubuh raksasa itu tapi selalu
membalik bertemu kekebalan sinkang akhirnya Moong maupun Tok-gan Sin-ni memekik marah.
"Mo-ong, serang saja matanya!"
"Ya, dan kau serang ulu hatinya, Sin-ni. Aku
yang atas sementara kau yang bawah!"
Gurba marah. Dua orang lawannya itu mulai
menyerangnya secara licik, Mo-ong bagian atas
sementara Sin-ni bagian bawah. Dua-duanya bekerja
sama dengan amat baik dan rapi, tak ada yang tak
berbahaya karena kipas maupun rambut selalu
menyambar dengan tenaga sinkang, hebat melecut dan
meledak dengan suara nyaring. Dan karena Sin-ni
maupun Mo-ong tampak berusaha keras untuk
merobohkan lawannya ini maka Gurba berteriak
mengeluarkan Tiat-lui-kangnya, kini membalik dan balas
menyerang dua orang lawannya itu, selalu mengelak bila
kipas menyambar mata dan menangkis kalau rambut
menotok ulu hati. Dan karena Gurba juga marah dan
geram pada dua orang lawannya ini maka pertandingan
tiba-tiba menjadi hebat dan seru bukan main, dipandang
Siauw-bin-kwi yang mulai bertepuk-tepuk tangan.
"Bagus, teter terus, Mo-ong. Desak dia dan bunuh
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
raksasa hitam itu...! " tapi ketika Mo-ong meleset
dan Tok-gan Sin-ni ganti menyerang iblis ini
mendecah, "Ah, kurang tenaga, Sin-ni. Rambutmu
terlalu lemah dan kurang tepat...!"
Tok-gan Sin-ni dan Mo-ong mendongkol. Mereka
mendengar si Setan Ketawa itu berkomentar panjang
pendek tentang pertempuran mereka. Suatu ketika
memuji tapi di lain waktu mencaci. Katanya kurang ini
atau itu. Dan ketika Siauw-bin-kwi terus berceloteh dan
Mo- ong maupun Tok-gan Sin-ni menjadi gusar
akhirnya iblis itu bahkan dimaki.
"Siauw-bin-kwi, tutup mulutmu itu. Tak perlu
cerewet!"
"Ya, dan kau maju saja kalau merasa lebih
pintar, manusia homo. Kau bisa mencela tak bisa
membuktikan kepandaianmu!"
"Ah," Siauw- bin-kwi tertawa. "Aku justeru
memberi petunjuk, Mo-ong. Kenapa mengomel dan
malah memaki aku? Seharusnya kalian berterima
kasih, bukan menegur atau mengumpat!"
"Terima kasih hidungmu, Bin-kwi. Kau cecowetan


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saja seperti monyet!" Tok-gan Sin-ni membentak, masih
terus menyerang tapi mulai terpental oleh Tiat -lui-kang
yang menyambar dari lengan Gurba. Dan ketika Mo-ong
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga mendesis dan sering terhuyung oleh tangkisan
raksasa ini akhirnya kakek iblis itu berseru agar si
Setan Ketawa itu maju saja.
"Bin-kwi, kau membuat kami muak. Sebaiknya
maju dan bunuh si Tar-tar ini!"
"Weh, kalian kewalahan?"
"Kewalahan!" Mo-ong gusar. " Kau lihat raksasa ini
mampu menghadapi kami berdua, Bin-kwi. Sebaiknya tak
perlu banyak cakap lagi dan maju membantu kami!"
"Kalau Kim-mou-eng datang?" Siauw-bin-kwi
membantah.
(Bersambung jilid XII)
63Jilid 12
"DIA tak akan datang. Kau tak perlu cerewet lagi dan
cepat saja robohkan raksasa hitam ini!" Mo-ong kembali
membentak, merasa gemas dan kagum juga pada
lawannya karena Gurba memang hebat dan dapat
menghadapi mereka berdua, terutama kekebalannya itu.
Kekebalan yang selalu membuat rambut maupun kipas
terpental bertemu tenaga yang kuat. Terkejut oleh
sinkang lawan yang ternyata dua tingkat di atas dirinya
sendiri. Dan ketika Tiat-lui-kang membalas sementara
Bin-kwi masih ragu-ragu mendadak Telapak Petir raksasa
itu menyambar pundaknya.
"Plak!"
Mo- ong meraung, untuk pertama kalinya dia
terpukul, baju pundaknya hancur sementara kulit
pundaknya hitam kebiruan, terguling-guling dan
memaki-maki si Setan Ketawa itu yang tidak cepat
maju. Dan ketika Bin-kwi terkejut dan Tok-gan Sin-ni
juga terbelalak tiba-tiba rambut wanita itu terpental dan
Tiat-lui-kang menyambar dada wanita ini.
"Aih... dess!" Tok-gan Sin-ni kurang cepat berkelit,
berteriak dan menjatuhkan diri bergulingan ketika pangkal
lengannya terpukul, hampir membuat dia
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangis. Sakitnya bukan alang-kepalang, persis
disambar petir. Dan ketika dua orang itu berteriak
memaki Siauw-bin-kwi dan Siauw -bin-kwi melihat
temannya terdesak maka iblis ini maju menerjang
ketika Mo-ong dan Sin-ni melompat bangun.
"Mo-ong, sorry. Aku kira kalian main-main!"
"Main-main hidungmu!" Tok-gan Sin-ni marah.
"Raksasa ini harus dikeroyok bertiga, Bin-kwi. Kalau
tidak justeru kau yang akan kami tonton!"
"Eh, jangan!" Siauw-bin-kwi terkejut. "Aku akan
meninggalkan juga raksasa ini, Sin-ni. Ayo bantu
dan mari kita keroyok!"
Sin-ni mendengus. Sebenarnya ia marah pada
si Setan Ketawa itu, kenapa terlambat maju hingga
ia terpukul. Tapi Mo-ong yang membentak
menerjang ke depan sudah mengajaknya agar tidak
tinggal diam, tak perlu membalas sikap si Setan
Ketawa itu yang menonton mereka.
"Sin-ni, bunuh si Tar-tar ini. Ayo maju...!"
Tok-gan Sin-ni mengangguk. Dia melihat Mo-ong
sudah mengebutkan kipasnya itu, bersama Siauw-bin-kwi
mengeroyok si tinggi besar, karena Siauw-bin-kwi
terpental ketika beradu lengan, mendesis menerima Tiatlui-kang. Dan ketika Tok-gan Sin-ni meledakkan
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rambut dan Gurba dikeroyok tiga maka
pertandingan menjadi lebih seru dan raksasa ini
mulai sering menerima hantaman, baik pukulan
rambut maupun totokan kipas, bertubi-tubi
sementara Siauw-bin-kwi mencari kelengahan di
belakang, menyodok atau menampar raksasa itu
dengan pukulannya yang berbahaya. Dan karena
Gurba mulai berat menerima tekanan lawan tibatiba raksasa ini terdesak dan marah-marah.
"Siauw-bin-kwi, kau setan hina-dina!"
"Ha-ha, hina-dina tak apa, Gurba. Pokoknya
menang dan kau mampus!" Siauw-bin-kwi terkekeh,
terus menyerang dan mengganggu Gurba dengan
serangan-serangan di belakang. Dan ketika Mo-ong
membentak sementara Tok -gan Sin-ni juga
melecutkan rambut maka Siauw-bin-kwi sudah
menghentakkan kaki "menjalu" tengkuk raksasa ini.
"Plak-duk-dess!"
Gurba terlempar. Tiga serangan yang hampir
berbareng itu memang tak mungkin ditangkisnya secara
serentak, betapapun hanya pukulan dan hantaman Moong dan Tok-gan Sin-ni yang ditahan, membuat dia
tergetar dan marah. Tapi karena Siauw -bin-kwi berbuat
curang di belakang dan tengkuknya persis "dijalu"
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akhirnya raksasa tinggi besar ini berteriak dan mencelat
terlempar. Dan saat itu tiga lawannya terkekeh,
berkelebat menyambar dengan serangan masing- masing
yang tak kenal ampun, melihat Gurba masih dapat
bangun karena terlindung oleh kekebalan sinkangnya
yang hebat itu. Dan ketika mereka bertiga hampir
berbareng melepas pukulan maka saat itu Gurba
memekik menggetarkan tubuhnya, secepat kilat
mengembangkan lengan di kanan kiri tubuhnya, kedua
kakinya menancap kuat. Dan begitu tiga serangan menuju
dadanya tiba-tiba dari kedua lengan raksasa ini muncul
sinar putih berkeredep seperti bintang.
"Awas, Pek-sian-ciang (Pukulan Tangan Dewa)...!"
Namun terlambat. Tiga serangan itu telah bertemu
lengan raksasa ini, menggelegar dan membuat
bumi terguncang, daun-daun di sekitar mereka tibatiba rontok. Dan ketika Siauw-bin-kwi berseru
memperingatkan kedua temannya maka saat itu
juga tiga tubuh terlempar di udara sementara
rambut dan kipas hancur berkeping-keping.
"Krakk!"
Mo-ong dan teman -temannya menjerit. Mereka
berjungkir balik di udara, Tok-gan Sin -ni sendiri brodol
rambutnya, putus separuh. Dan ketika mereka melayang
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
turun dan ketiga -tiganya melontakkan darah maka
Gurba sendiri juga melesak tak dapat mencabut
kakinya yang amblas sekitar lutut!
"Hebat...!" Siauw-bin- kwi gemetar. "Si Singa
Daratan Tandus ini memang luar biasa...!"
"Ya, dan... augh!" Mo-ong mendekap dadanya.
"Pukulannya ampuh, Bin-kwi. Dia membuat jantungku
serasa pedot...!" dan dua iblis itu yang terhuyung
menyeringai sakit tiba-tiba cepat menelan obat dan
melihat Tok-gan Sin-ni batuk-batuk.
"Mo-ong, Pek-sian-ciang memang hebat. Tapi
ilmu pukulan itu kabarnya dimiliki Bu-beng Sian-su.
Bagaimana Kim-mou-eng dan suhengnya ini
mewarisi ilmu itu?"
Dua iblis itu tak dapat menjawab. Mereka memang
mendengar bahwa Pek -sian-ciang adalah ilmu sakti yang
dimiliki manusia sakti Bu-beng Sian- su. Tokoh dewa yang
selalu misterius itu. Tak dikenal mukanya karena selalu
tertutup halimun, itupun tak sembarang orang dapat
menjumpainya. Dan heran serta gentar oleh Pukulan
Tangan Dewa yang dimiliki raksasa ini tiba-tiba Siauwbin-kwi bermaksud mundur, betapapun ngeri oleh pukulan
yang hebat itu. Tapi jeritan Salima tiba- tiba menarik
perhatian mereka, melihat gadis Tar-tar itu
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mencelat terbanting oleh pukulan Hek-bong Siang-lomo, baru teringat bahwa di samping mereka masih ada
pertempuran lain. Yakni Salima melawan dua kakek
cebol itu. Dan ketika Salima terlempar dan Hek-bong
Siang-lo-mo mengejar maka dua kakek cebol itu
terkekeh menyusuli serangannya, tak sempat dikelit
lagi karena Salima sesungguhnya sudah terdesak oleh
dua orang lawan yang maju berbareng ini, terlalu berat
baginya. Dan ketika gadis itu mengeluh dan terlempar
bergulingan maka secara tak sengaja dia mendekati
suhengnya itu.
"Des-dess!"
Salima pucat. Dia sudah menabrak kaki suhengnya
yang terbenam sebatas lutut, berhenti di situ dan
muntahkan darah. Tapi Hek-bong Siang-lo-mo yang
rupanya penasaran melihat gadis itu belum tewas tibatiba berkelebat lagi menurunkan tangan maut, dicegah
Mo-ong yang terkejut melihat rekannya lupa diri. Tak
boleh membunuh gadis Tar-tar itu! Tapi Gurba yang
menggeram dan tentu saja tak membiarkan sumoinya
dibunuh tiba-tiba mengeluarkan Pek-sian -ciangnya itu,
membentak dan menangkis. Dan begitu dua pukulan
kakek cebol itu bertemu lengan raksasa ini akhirnya Hekbong Siang-lo-mo menjerit dan ganti melontakkan
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
darah.
"Bress!"
Dua kakek itu mencelat bergulingan. Mereka kaget
oleh tangkisan ini, sadar akan adanya Gurba. Dan Gurba
sendiri yang mendelik menerima pukulan itu tiba-tiba
melesak semakin dalam hingga di atas lututnya. Tentu
saja tak dapat bergerak. Dan Salima yang sudah pingsan
oleh getaran benturan itu tiba- tiba menggeletak di depan
suhengnya tak tahu apa-apa lagi, tak tahu betapa Tokgan Sin-ni melengking menerjang maju, nekat menyuruh
dua temannya yang lain menyerang raksasa itu.
Mumpung Gurba terbenam. Dan begitu Mo-ong dan Binkwi mengangguk tiba-tiba Gurba sudah dikeroyok dalam
keadaan yang begitu buruk. Kedua lutut masih terkubur di
dalam tanah!
"Plak-plak-plak!"
Gurba memaki-maki. Dia menangkis dan kerepotan
oleh serangan lawan yang bebas bergerak di sekitar
dirinya, menerima serangan dan pukulan lawan yang
gencar. Yang untungnya sudah terluka hingga pukulan
mereka tak sekuat tadi, mungkin tinggal separuh. Tapi
karena dia terbenam dan kedua kaki tak dapat digerakkan
maka betapapun hebat raksasa ini dia harus mengakui
kelemahannya juga, lama-lama menjadi
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
nanar dan pandangan menjadi gelap. Dan ketika Hekbong Siang-lo-mo juga diajak mengeroyok raksasa
tinggi besar ini yang menjadi pendek karena lutut
terbenam akhirnya kepala dan tengkuk pemuda Tartar itu menjadi bulan-bulanan pukulan. Gurba mulai
mengeluh dan benar-benar bertahan mengandalkan
sinkangnya saja. Tapi karena dia tak dapat membalas
dan lawan tak memberi kesempatan padanya untuk
mencabut kaki akhirnya satu pukulan keras mendarat
di telinga kanannya.
"Plak!"
Gurba berputar. Dia tak dapat roboh, hanya
mendoyong saja karena kaki tertahan di dalam tanah.
Dan ketika satu tamparan lagi mengenai tengkuknya
raksasa ini mengeluh dan tergoyang perlahan.
"Dukk!"
Gurba juga tak mampu mengelak. Dia hanya
menggigit bibir, melihat lawan berputar dan terkekehkekeh mempermainkannya, kembali menerima pukulan di
sana-sini sementara pertahanannya mulai lemah. Dan
ketika Tok-gan Sin-ni melengking mengibaskan
rambutnya yang masih separuh tiba-tiba dengan keji
wanita ini menyambar mata lawan agar menjadi buta,
disusul yang lain yang tertawa-tawa melihat keadaan
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba yang kian limbung. Kekebalannya mulai punah
karena sinkang juga mulai lemah. Tapi persis raksasa
itu menerima serangan rambut tiba-tiba sebuah
bayangan berkelebat membentak orang-orang ini,
"Tok-gan Sin-ni, kau wanita keji... plak!"
Tok -gan Sin-ni terkejut. Dia terlempar oleh
tangkisan itu, melihat seorang pemuda berambut
keemasan muncul menangkis serangannya. Dan ketika
pemuda itu juga berkelebatan dan menangkis serangan
yang lain maka berturut-turut Siauw -bin-kwi dan temantemannya itu terpental sementara pemuda yang baru
datang ini telah mencabut Gurba dari dalam tanah.
"Kim-mou-eng...!"
Tok-gan Sin-ni dan teman-temannya berseru
kaget. Mereka melihat bahwa pendatang baru ini
memang bukan lain Kim-mou-eng adanya, Pendekar
Rambut Emas. Dan ketika mereka tertegun dan Gurba
juga terbelalak maka Kim-mou-eng, pemuda sakti itu
telah memandang suhengnya.
"Suheng, kau tak apa-apa?"
Gurba sadar. Raksasa tinggi besar ini menggeleng,
terkejut tapi girang di samping cemas meIihat munculnya
sang adik. Tapi menekan perasaan sendiri dan melihat
Salima masih pingsan tiba-tiba raksasa ini
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memandang Siauw-bin-kwi dan teman-temannya itu,
menggereng. "Sute, orang-orang ini hendak
membunuhku. Mereka mengeroyok secara curang.
Hek-bong Siang-lo- mo bahkan melukai sumoi kita.
Ayo basmi dan bunuh mereka itu...!" dan Gurba yang
melompat membentak marah tiba-tiba melepas
pukulan menghantam Siauw -bin-kwi, ditangkis tapi
membuat iblis itu mencelat. Dan ketika Siauw-bin-kwi
terkejut dan Gurba menyerang lagi maka Setan
Ketawa ini berteriak pada teman-temannya.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mo-ong, tolong. Bantu aku...!"
Sai-mo-ong tertegun. Dia telah membuktikan
kelihaian raksasa tinggi besar ini, juga kelihaian
Pendekar Rambut Emas yang tak kalah dengan
raksasa itu. Tapi melihat temannya terdesak dan
pukulan Pek-sian-ciang mulai menyambar-nyambar
dan Siauw -bin- kwi berlompatan ke sana ke mari
akhirnya iblis tua ini mengangguk melompat maju.
"Sin-ni, ayo pukul si Tar-tar ini. Biar Hek-bong
Siang-lo-mo menghadapi Kim-mou-eng!"
Tok-gan Sin-ni mengangguk. Dia juga melihat
kesempatan baik itu, melihat kecerdikan Mo-ong dengan
mengeroyok Gurba, menyerahkan Kim-mou-eng yang
masih segar pada Hek-bong Siang-lo-mo sementara
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka menghadapi raksasa yang sudah kelelahan
ini. Tentu saja satu akal licik yang diketahui Hek-bong
Siang-lo-mo, yang mengerutkan kening tak senang
memandang Mo-ong. Tapi karena Siauw-bin-kwi dan
Tok-gan Sin-ni sudah maju mendahului dan mau tak
mau mereka harus menghadapi Kim- mou-eng
akhirnya dua kakek cebol ini terkekeh melepas
kemendongkolan, melihat Pendekar Rambut Emas
memandang pertempuran itu.
"Kim-mou-eng, tak perlu cemas. Suhengmu
bakal diantar ke neraka, menyusullah...!" dan
mereka berdua yang sudah menubruk dan
menyerang dari belakang tiba-tiba mengeluarkan
Bola Saktinya itu dan menghantam Kim-mou-eng.
"Plak-plak!"
Kim-mou -eng menangkis, melihat lawan
terpental tapi membalik lagi seperti balon karet. Dan
ketika Hek-bong Siang-lo-mo tertawa dan Kim-moueng mengerutkan alis maka dua kakek cebol itu
bertubi-tubi menghujani serangan.
"Kim-mou-eng, kau mampuslah!"
Kim-mou-eng berkelebatan mengerahkan ginkang.
Dia merasa aneh dengan pukulan lawan yang asing, tentu
saja mengeluarkan Tiat-lui-kangnya itu dan
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangkis ke sana ke mari, melihat pertempuran
suhengnya dengan pandangan khawatir. Tapi
karena Hek-bong Siang-lo-mo selalu mendesak dan
mengejek padanya tiba-tiba pendekar ini marah dan
berseru pada suhengnya itu, "Suheng, serahkan
saja Tok-gan Sin-ni dan Mo-ong padaku. Kau
hadapilah Siauw-bin-kwi seorang diri!"
"Weh, kau berani dikeroyok empat?" Hek-bong
Siang-lo -mo terbelalak, terus melakukan serangan dan
merasa tak dipandang sebelah mata oleh pendekar ini.
Tapi ketika Balon Sakti mereka mulai terpental dan Tiatlui-kang yang dimiliki pendekar ini jauh lebih kuat
dibanding dengan yang dimiliki Salima tiba-tiba dua iblis
itu terkejut ketika Kim-mou-eng mulai mengarahkan
pukulan pada mulut mereka. Jadi tahu pengapesan (kunci
kelemahan) mereka, persis seperti Gurba!
"Keparat, kau jahanam keparat, Kim-mou-eng.
Kau dan suhengmu itu rupanya manusia-manusia
tengik yang suka mencari tahu kelemahan orang!"
Kim-mou-eng tak menjawab. Ia memang tak kalah
jauh dengan suhengnya itu, kalau tak mau dikata
berimbang. Maka ketika Hek-bong Siang-lo-mo memekik
dan ia terus berteriak agar Mo-ong dan Tok-gan Sin-ni
diserahkan padanya mendadak pendekar ini
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berkelebat menarik baju Tok-gan Sin-ni, tahu
kerepotan suhengnya yang betapapun mulai lelah.
Dan ketika Tok-gan Sin-ni berteriak dan wanita itu
dilempar ke arah Hek- bong Siang-lo-mo maka
Pendekar Rambut Emas telah menyambar Sai-moong, ganti melempar kakek iblis ini.
"Mo-ong, kalian boleh keroyok aku saja. Biarkan
suheng menghadapi si Setan Ketawa itu...!"
Mo-ong dan Tok-gan Sin-ni marah-marah.
Mereka merasa dipermainkan oleh pemuda sakti ini,
coba kembali ke tempat Gurba tapi lagi-lagi
diganggu, disambar pundak mereka. Dan ketika tiga
empat kali kejadian itu terus berlangsung dan Hekbong Siang-lo-mo juga berkaok-kaok akhirnya Sai mo-ong dan Tok-gan Sin-ni benar-benar
mengeroyok Pendekar Rambut Emas!
"Kim-mou-eng, kau bangsat jahanam. Kau
sombong sekali!"
Kim-mou-eng tertawa. Sekarang dia dapat menarik
empat orang ini mengeroyok dirinya, tahu meskipun
dikeroyok empat tapi sesungguhnya sama dengan
dikeroyok dua. Karena empat iblis itu telah menguras
tenaganya melawan suhengnya, jadi tenaganya tinggal
separuh atau kurang. Perhitungan yang membuat dia
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berani mengambil alih keroyokan itu karena lawan
memang kehilangan banyak tenaga, sementara dia masih
segar. Dan ketika Tiat-lui-kang mulai menangkis dan
sesekali Pek-sian-ciang juga membentur pukulanpukulan lawan akhirnya Sai-mo-ong dan teman-temannya
itu terhuyung, memaki-maki.
"Kim-mou-eng, kau sombong kelewat
sombong. Kau pemuda keparat!"
Kim-mou-eng tersenyum. Dia telah
memperhitungkan semuanya itu, tahu kesegaran
tenaga sendiri dan tak menghiraukan makian lawan.
Dan ketika dia mulai membalas dan Mo-ong serta
teman-temannya sering terpental maka Siauw-bin-kwi
yang bertempur melawan Gurba mulai berkaok-kaok.
Kiranya Setan Ketawa itu kalah lihai, mendapat
tekanan dan mulai menerima pukulan- pukulan berat.
Tentu saja gentar dan marah bukan main pada Kimmou- eng yang menyeret teman-temannya agar
meninggalkan raksasa tinggi besar itu, padahal dia
butuh bantuan. Dan ketika Gurba menggereng dan
satu pukulan Pek-sian -ciang mengenai pundaknya
tiba-tiba iblis ini menjerit dan terlempar bergulingan.
"Dess!"
Siauw-bin-kwi berkaok. Dia merasa daging
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pundaknya lumat, padahal Gurba juga sudah
kehilangan banyak tenaganya dalam pertempuran
ini. Dan ketika raksasa itu mengejar dan satu
pukulan lagi menyerempet telinganya akhirnya si
Setan Ketawa ini menjerit melompat tinggi.
"Mo-ong, aku permisi dulu. Kuserahkan saja
pertempuran ini padamu...!"
Siauw- bin-kwi melarikan diri. Dia terlanjur
pucat menghadapi pukulan Pek-sian-ciang itu,
hanya seorang diri. Dan ketika iblis itu berkelebat
dan Gurba membentak tiba-tiba raksasa ini
mengejar dengan seruan geram.
"Bin-kwi, jangan lari kau. Kubunuh dulu!"
Tapi Siauw-bin -kwi sudah melesat jauh. Iblis
Ketawa ini tak mau ambil resiko, merogoh baju dan
secepat kilat melemparkan granat tangan ke arah
Gurba. Dan ketika Gurba berkelit dan granat itu
meledak maka asap hitam menghalangi raksasa
tinggi besar ini.
"Dar!"
Gurba marah-marah. Dia terhalang asap itu,
mengejar ke tempat lain. Tapi ketika dia tak
menemukan lagi musuhnya itu karena lawan lenyap di
balik asap akhirnya raksasa ini kembali dan
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melampiaskan kemarahannya pada empat orang
lawan Kim-mou-eng.
"Mo- ong, kalian iblis-iblis busuk yang tidak tahu
malu. Biar kalian saja yang kubunuh duluan... wutplak!" dan Mo-ong yang menerima tumbukan pukulan
tiba-tiba mencelat dan terlempar berseru kaget,
terguling-guling dan sudah diserang raksasa ini. Dan
ketika Gurba juga menyerang yang lain dan Tok -gan
Sin-ni serta Hek-bong Siang-lo-mo mendesah kaget
tiba-tiba empat orang iblis itu mawut.
"Sin-ni, lari...!"
Tok-gan Sin-ni mengangguk. Ia juga telah
merasakan kegagalan misi ini, tak dapat membunuh
Gurba karena Kim-mou-eng datang. Lawan yang tak
kalah berat dengan raksasa hitam itu. Dan ketika Moong berteriak agar mereka lari saja tiba-tiba nenek ini
melecutkan rambutnya, merogoh jarum-jarum beracun
sekaligus menyambitkannya ke arah raksasa itu,
karena Gurba menyerangnya. Dan ketika Gurba
mundur dan Mo-ong juga melepas pelornya tiba -tiba
puluhan senjata rahasia berhamburan ke arah kakak
dan adik seperguruan ini.
"Wut-plak-plak!"
Gurba dan Kim-mou-eng menangkis. Mereka
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
meruntuhkan hamburan senjata gelap itu. Gurba bahkan
menggeram- geram. Tapi ketika semua senjata runtuh
dan mereka hendak mengejar ternyata bayangan Tokgan Sin -ni dan teman-temannya lenyap, hanya kekeh
mereka saja yang terdengar di kejauhan sana.
"Gurba, tak perlu sombong. Kami titipkan dulu
nyawamu di situ. Biar lain kali kami ambil!"
"Ya, dan kau juga, Kim-mou-eng. Jaga baik-baik
nyawamu itu biar lain kali kami datang, heh-heh!"
Gurba dan Kim-mou-eng mendongkol. Raksasa
tinggi besar itu marah, tapi karena dia tak dapat
mengejar dan lawan tentu akan mengeluarkan lagi
senjata-senjata rahasianya itu padahal dia sudah lelah
akhirnya raksasa ini berhadapan dengan sutenya,
Kim-mou-eng yang tidak menduga apa-apa terhadap
suhengnya itu. Tapi begitu dua mata beradu dan Kimmou-eng bertanya apakah suhengnya tidak apa-apa
mendadak Gurba menghantamnya dengan satu
pukulan maut.
"Sute, kau pengkhianat keparat!"
Kim-mou-eng terkejut. Dia tentu saja mengelak,
terkesiap melihat angin pukulan suhengnya lewat di sisi
telinganya. Dan ketika Gurba kembali menyerangnya dan
Kim-mou-eng membelalakkan mata tiba-tiba
17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pendekar ini menangkis dengan penuh ketidakmengertian.
"Dukk!"
Dua lengan mereka tergetar. Kim-mou-eng
terdorong, sementara suhengnya juga terhuyung. Dan
belum sang suheng menyerang kembali buru -buru
Kim-mou-eng berseru, "Suheng, tahan. Aku tidak
mengerti!" dan Kim-mou-eng yang melompat mundur
dengan muka terkejut sudah menegur, "Suheng, apaapaan ini? Kenapa kau menyerangku?"
"Hm, kau mengkhianati bangsa Tar- tar, sute. Kau
tak perlu bertanya lagi karena kau sudah tahu... wutt!" dan
Gurba yang menggeram mencelat maju tiba-tiba melepas
pukulan, marah dan tidak memberi kesempatan sutenya
bicara. Dan karena Gurba terus menyerang dan tidak
membiarkan dia berhenti akhirnya Kim-mou-eng
berlompatan ke sana ke mari sambil berseru berulangulang, bertanya kenapa suhengnya marah-marah begitu.
Tapi ketika suhengnya mulai mengeluarkan Pek-sianciang dan Kim-mou- eng kaget melihat suhengnya
hendak membunuhnya tiba-tiba pendekar ini terpekik
meloncat jauh.
"Suheng, kau gila. Kau benar-benar hendak
membunuhku!"
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ya, aku hendak membunuhmu, sute. Kau
membuat malu bangsa Tar-tar dan karena itu
pantas dibunuh! " dan Gurba yang mengejar dan
tampak beringas melancarkan pukulan tiba-tiba
diterima dan ditangkis sutenya ini.
"Duk-dukk...!"
Kim-mou-eng terpental. Dia tercekat dan benarbenar kaget melihat suhengnya bersungguh-sungguh,
merasakan suhengnya mengerahkan segenap kekuatan
pada pukulannya itu, yang untungnya masih tidak
sepenuh bagian karena suhengnya sudah lelah. Dan
ketika dia berteriak-teriak dan Gurba tak menjawab selain
memperhebat serangannya itu maka Salima yang
pingsan tiba- tiba sadar dan melompat bangun, langsung
berdiri dan... mengeroyoknya dengan lengking tinggi!
"Kim-mou-eng, kau pengkhianat bangsa Tar-tar...!" Kimmou-eng kaget, bertambah kaget. Dia melihat sumoinya
juga bersungguh-sungguh, langsung melepas Tiat-luikang menghantam kepalanya. Satu serangan maut!
Dan karena tak mau begitu saja dibunuh tanpa sebab
padahal Gurba juga menyerangnya di sebelah kanan
tiba-tiba Kim-mou-eng menjadi marah dan
membentak menangkis dua
serangan itu. "Des-dess!"
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tiga saudara seperguruan itu sama terlempar. Baik
Salima maupun suhengnya terpental setombak lebih,
untung bagi Kim-mou-eng karena Salima juga masih
belum mendapatkan tenaganya secara penuh, baru sadar
dan masih pusing. Tapi karena dua serangan itu
dilakukan hampir berbareng dan masing-masing tak
berselisih jauh maka Pendekar Rambut Emas ini juga
mencelat dan terbanting setombak lebih, melompat
bangun dan kembali berteriak kenapa dua saudaranya itu
menyerangnya. Tapi Salima yang benci dan mata gelap


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak menjawab, bahkan menerjang semakin ganas
seperti Gurba sendiri. Dan karena suheng dan sumoinya
tampak menyerang bersungguh-sungguh akhirnya Kimmou-eng menjadi pucat dan penasaran.
"Suheng, kalian seperti setan-setan kelaparan.
Apa dosa dan salahku hingga kalian kalap begini?
Apa maksud kalian?"
Gurba dan Salima tak menjawab. Raksasa tinggi besar
itu bahkan menggereng, melepas Pek-sian -ciang
hingga menyerempet pundak sutenya, baju hancur
dan seketika membuat kulit pundak Kim-mou-eng
terbakar. Dan ketika Salima juga melepas Tiat -luikang dan hampir saja meledakkan kepalanya tiba-tiba
Kim-mou-eng mengeluh dan melarikan diri!
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Baiklah, kalian seperti manusia-manusia bisu,
suheng. Aku penasaran dan sungguh benci pada
sikap kalian!"
"Keparat, kami yang benci padamu, Kim-mou-eng. Kau
tak tahu malu dan mengkhianati bangsa Tar-tar!" Salima
memekik, mengejar suhengnya itu sementara Gurba juga
mengikuti, membentak dan tak mau melepas sutenya ini
pergi. Tapi karena Kim-mou-eng memiliki tenaga yang lebih
segar dibanding suheng dan sumoinya itu akhirnya Kim-moueng berhasil melarikan diri dan disambut caci-maki sumoinya,
yang marah karena pemuda itu lolos. Dan ketika Salima
terengah-engah di tepi hutan dan Gurba menggigil di
sebelahnya tiba-tiba gadis ini jatuh terduduk, menangis
tersedu-sedu.
"Suheng, manusia jahanam itu lolos. Kita gagal!"
"Sudahlah, kita dapat mencarinya di lain waktu,
sumoi. Kali ini kita gagal tapi di lain kesempatan tentu
berhasil!" Gurba juga melempar tubuhnya di atas tanah,
lelah dan gemetar akibat pertempuran yang berat. Dan
ketika Salima teringat pada bayangan Hek-bong Siang-lomo dan teman-temannya mendadak gadis ini
menghentikan tangisnya, mengerutkan kening.
"Suheng, dimana Hek-bong Siang-lo-mo dan
teman-temannya itu?"
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gurba terkejut. "Mereka melarikan diri,
sumoi." "Kalah olehmu?"
"Tidak," Gurba berhati-hati, maklum sumoinya ini
dapat mengukur sampai dimana kemampuannya. Dan
merasa tak ada gunanya berbohong tentang hal itu
akhirnya raksasa ini berterus terang juga, gelap mukanya.
"Dia datang, sumoi. Dan dialah sesungguhnya yang
menyelamatkan kita dari keganasan Hek-bong Siang-lomo dan teman-temannya itu."
"Kim-suheng?"
"Ya."
"Ah, kita berhutang budi!" Salima membanting
kaki. "Kalau begitu anggap saja lolosnya kali ini
sebagai imbalannya, suheng. Tapi lain kali kita
bertemu dia harus dibunuh!"
Gurba mengangguk. Sebenarnya dia menyesal
sutenya itu lolos, apalagi saat itu sumoinya pingsan.
Jadi kesempatan bagus kalau dia membunuh sutenya
itu, agar bungkam dan selama-lamanya tak bicara lagi.
Jadi rahasianya tetap tersimpan. Tapi karena sutenya
melarikan diri dan ini satu peluang yang
membahayakan kedudukannya tiba-tiba Gurba
bangkit berdiri mengajak mencari lagi.
"Sumoi, dia tentu tak akan jauh dari kita. Ayolah,
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kita cari lagi dan sergap dia!"
Salima mengangguk. Dia juga panas dan marah
melihat ji-suhengnya itu melarikan diri, diam-diam benci
dan menangis lagi teringat suhengnya itu menikah
dengan wanita Han, meninggalkan dirinya dan tidak
mengacuhkan cintanya. Tapi ketika Kim-mou-eng tak
dapat mereka temukan dan orang yang mereka cari entah
pergi kemana akhirnya Salima dan Gurba menuju ke
barat, melanjutkan langkah yang harap-harap cemas.
* * *
Pagi itu, di kota Pi- yang sekelompok penjual obat
beraksi di tengah kota. Suara tambur dan gembreng yang
mereka pukul menarik perhatian semua orang. Bukan
kepada bunyi-bunyian yang riuh ini melainkan kepada
penabuhnya, dua orang gadis cantik yang duduk di atas
roda, semacam tong kayu yang bergulir ke sana ke mari,
lincah dipermainkan dua gadis itu sementara tangan
mereka menabuh alat-alat pukul yang ribut bunyinya. Dan
ketika seorang laki- laki tua mulai menggelarkan barang
dagangannya dan para penonton mulai berdatangan
maka seperti biasa aksi pedagang obat kakek ini
menyuruh dua gadis itu bersilat.
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ayo, kalian lompati dua tangga tali itu, anakanak. Ramaikan dan buat suasana ini menjadi cerah!"
Dua gadis itu mengangguk. Mereka tersenyum
manis, tetap memukul tambur dan gembreng tapi
meninggalkan tong kayu itu, meloncat ringan di atas
tangga tali yang telah dipasang si kakek. Dan ketika
keduanya berseru keras dan tambur serta gembreng
sejenak berhenti tiba-tiba keduanya sudah melompat
tinggi dan berjungkir balik melewati tangga tali itu,
turun di tempat berlawanan dan membunyikan kembali
alat-alat musiknya itu. Dan ketika si tua berteriak dan
menyuruh mereka kembali mengulang perbuatannya
tiba-tiba dua gadis ini mengangguk dan mulai
berjumpalitan di atas tanah.
"Bagus, teruskan gerak kalian, anak-anak.
Lompati tangga tali itu, diam di atasnya!"
Dua gadis itu tertawa. Mereka kembali berseru
keras, tambur dan gembreng masih dipukul. Dan ketika
keduanya tiba di puncak tangga dan saling menahan
mendadak keduanya sudah bertengger di sana seperti
dua ayam betina, disambut seruan kagum dan tepuk
tangan para penonton. Dan ketika keduanya membentak
dan ganti -berganti mendorong dan memukul mendadak
dua gadis ini sudah bersilat di
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
puncak tangga seperti para akrobat.
"Ha-ha, mainkan Bianglala Mencari Naga, Pek-ji
(anak Pek). Buat para penonton tertarik dan memuji
gerakan kalian!" si tua berseru pada si gadis baju putih,
yang berkulit bersih dan rambut dikepang. Dan ketika
gadis itu mengangguk dan menyuruh temannya diam
akhirnya dia bergerak-gerak sendiri di puncak tangga tali
itu, hanya dibantu seutas tali sebagai tempat berpijak,
lincah menari dan melompat-lompat, tangannya bergerak
ke sana- sini melakukan gerak-gerak silat yang indah.
Dan ketika para penonton bertepuk-tangan dan gadis itu
berseru keras mendadak dia menghentikan
permainannya dan melompat turun, berjungkir balik dua
kali dan ringan menyentuh tanah, tak terdengar injakan
kakinya yang lembut. Dan ketika si tua terbahak gembira
dan seorang kacung menyodorkan kantung uang maka
penonton mulai diminta sumbangannya untuk
pertunjukan itu.
"Cuwi sekalian (tuan-tuan semua), maafkan bila
pertunjukan puteriku masih buruk. Kami memang tak
seberapa pandai. Tapi kalau cuwi ingin melihat
pertunjukan singa melawan manusia maka inilah
persembahannya!" si tua bertepuk tangan, membuka
sebuah kerangkeng besar yang tertutup terpal,
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengejutkan para penonton karena seekor singa tiba-tiba
mengaum, bangkit dari kerangkeng yang tadi tertutup itu,
tak mengira isinya adalah seekor binatang buas! Dan
ketika beberapa diantara penonton menjerit melompat
mundur maka gadis satunya yang berbaju merah sudah
diberi tanda oleh kakek ini.
"Ang-ji, turun. Hadapi Ui-sai-ong ini!"
Gadis yang ditunjuk melayang turun. Dia
meninggalkan tangga tali itu, gembreng dan tambur
dipukul yang lain. Dan ketika singa dilepas dan
beberapa penonton lari sipat kuping maka si tua itu
tertawa gembira.
"Cuwi sekalian, tak perlu takut. Singa kami ini
jinak...!"
Para penonton tertegun. Mereka melihat singa itu
sudah menjilat-jilat kaki si nona, Ang-ji, gadis baju merah
itu. Tentu saja mulai berani dan melihat singa itu rupanya
memang jinak, mengaum pendek dan menekuk lututnya,
bersimpuh di dekat Ang-ji. Dan ketika Ang-ji tersenyum
dan mengibaskan lengannya maka singa itu bangun
berdiri seolah mengerti isyarat.
"Sai-ong, beri hormat pada para penonton...!"
Aneh, singa ini mengangguk. Dia sudah memutar
tubuhnya empat kali, mengangkat kedua kaki depan
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan cara yang Iucu, menurunkannya lagi dan
mengibas-ngibaskan ekornya. Dan ketika penonton
tertawa dan Ang-ji melompat mundur maka gadis itu
menghadap ayahnya, si kakek yang tersenyum lebar.
"Ayah, mohon penonton tidak mengganggu
Sai-ong. Kami hendak main-main sebentar."
Kakek itu mengangguk, ganti menghadap penonton.
"Cuwi sekalian, mohon cuwi tidak mengganggu
permainan puteri kami dengan menggoda Sai-ong,
melempari batu umpamanya. Cuwi boleh ribut atau
bersorak tapi jangan sekali-kali menyakiti binatang
peliharaan kami!" dan ketika penonton mengangguk dan
tertarik memandang gadis baju merah itu maka Ang-ji
sudah menggapai teman bermainnya yang masih
mengibas-ngibaskan ekor.
"Sai-ong, ayo ke mari. Tunjukkan permainan
kita pada para penonton...!"
Sai-ong tiba-tiba menubruk. Para penonton terkejut
ketika dengan gerakan cepat singa itu melompat ke
depan, begitu cepat hingga tahu-tahu telah berada di
muka Ang-ji, mengaum dan membuka mulutnya hingga
taringnya yang tajam dan putih mengkilat itu siap
mencaplok kepala Ang -ji. Tapi Ang-ji yang merunduk dan
menyelinap di bawah perutnya tiba27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tiba tertawa menusuk perut binatang itu.
"Luput, kau bodoh, Sai-ong. Awas pukulan
pertama... bluk!"
Binatang itu terbanting. Sai-ong mengaum kesakitan,
rupanya tusukan itu cukup keras baginya. Tapi binatang yang
sudah melompat bangun dan kembali menerjang ini tiba-tiba
membalik dan menyerang lawannya, mengaum dan
mencengkeram dengan kuku-kukunya yang tajam itu.
Setajam pisau belati. Dan ketika lawan mengelak dan
kembali tertawa mengejek maka pertarungan singa dan
manusia itu berlangsung. Ang-ji berlompatan ke sana ke
mari, menowel dan menusuk tubuh binatang itu. Kian lama
kian ramai karena tubrukan Sai-ong selalu luput, diketawai
penonton yang mulai kagum akan kelincahan si gadis baju
merah. Dan ketika pertarungan semakin seru dan penonton
bertambah banyak karena atraksi itu memang menarik tibatiba seseorang menyeruak ke depan.
"Hei, pertunjukan macam apa ini?"
Penonton di depan terkejut. Mereka sudah tak takut
lagi pada singa itu, menonton tak terlalu jauh dan lupa
bahwa Sai-ong adalah binatang buas, menganggap singa
itu seperti kucing besar saja yang tak perlu ditakuti. Maka
ketika seseorang menyeruak dan
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bertanya pada mereka maka seorang penonton
tertawa menjawab.
"Kakek ini menjual obat. Dia sedang mengadu
puterinya dengan singa!"
"Huh, singa jinak begitu mana berbahaya?
Akupun juga dapat melakukannya!" dan, sebelum
orang lain mengerti apa yang dimaui penyeruak ini,
seorang pemuda berpakaian perlente tiba -tiba dengan
amat berani dan mengejutkan pemuda itu melompat ke
depan. "Nona, berikan singamu itu padaku. Akupun
juga dapat mengelak setiap tubrukannya!" dan ketika
Ang-ji terkejut dan terbelalak memandang pemuda itu
tiba-tiba si pemuda menendang Ang-ji menyambut
tubrukan Sai-ong.
"Buk!" singa itu langsung dihantam, terpental dan
mengaum panjang oleh hadirnya seorang asing. Tentu
saja membuat penonton dan kakek tua terperanjat,
gempar dan heran oleh datangnya pemuda tak dikenal.
Tapi belum mereka berteriak atau apa tiba-tiba pemuda
itu sudah tertawa dan ganti menubruk Sai-ong.
"Cuwi sekalian, pertandingan mengelak tentunya
kurang ramai. Nona itu harusnya membalas. Kenapa
tidak? Biar aku yang menghajar singa ini dan
merobohkannya sebagai seorang petarung...!" dan
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pemuda tak dikenal yang sudah menubruk dan
mencengkeram Sai-ong tiba-tiba telah mengangkat
dan membanting binatang itu.
"Bluk!"
Sai-ong menguik. Binatang buas itu tertekuk
kakinya, kesakitan. Tapi belum dia bangun berdiri
ternyata lawannya itu menubruk dan kembali
mencengkeramnya, mengangkat tinggi dan
membantingnya di atas tanah, untuk kedua kali
membuat singa itu kesakitan. Dan ketika untuk
ketiga kalinya si pemuda hendak membanting dan
menyakiti binatang itu maka si kakek yang marah
dan membentak maju dan sudah berseru keras,


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tahan, jangan sakiti binatang
kesayanganku...!" dan begitu dia melompat maju
dan tegak menghalang di tengah maka kakek ini
mendelik memandang si pemuda. "Kongcu, kau
siapakah? Kenapa hendak membuat onar di sini?"
"Ha- ha, aku anak walikota Pi-yang, kakek tua.
Tanganku gatal melihat puterimu tidak bersungguhsungguh menghadapi singa ini!"
"Ah, kau Siong-kongcu?"
"Ya, aku Siong Gwan! Kau kenal namaku?"
Kakek ini terkejut. Dia tampak tertegun
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendengar pemuda perlente itu adalah putera
walikota Pi-yang, pemuda yang sudah didengar
sebagai pemuda berandalan dan banyak ditakuti
orang. Tapi marah menahan diri dia berkata, "Bagus,
kalau begitu maafkan aku orang tua, Siong-kongcu.
Tapi rupanya kau salah main-main di sini. Kami orang
rendahan tak pantas menerima kehadiranmu."
"Apa maksudmu? Kau mau mengusir?"
"Tidak, " kakek itu menahan sabar. "Tapi kami
penjual obat tak layak menerima kehadiranmu,
kongcu. Ini penghormatan yang terlalu besar bagi
kami. Kau anak seorang pejabat tinggi!"
"Tak apa," pemuda itu tertawa. "Aku biasa mainmain kemana aku suka, orang tua. Tapi, eih...!"
pemuda itu terkejut, melihat Sai-ong tiba-tiba
menubruk dan mengaum padanya. Dan ketika dia
mengelak dan Sai-ong kembali menyambar mendadak
kakek penjual obat menangkap singanya.
"Sai-ong, jangan serang Siong-kongcu...!" namun
Siong-kongcu yang rupanya marah oleh tubrukan singa
itu tiba-tiba berkelebat menampar, mengejutkan kakek
penjual obat karena Sai-ong terpukul telak, terputar dan
roboh terbanting lepas dari cekalannya. Begitu keras
tamparan itu. Dan ketika Sai-ong memekik dan bangun
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berdiri mendadak singa itu menubruk dan membabibuta menyerang Siong-kongcu.
"Sai-ong, jangan. Tahan...!"
Tapi binatang buas itu lupa diri. Dia telah
kesakitan dihajar Siong-kongcu, tak mau lagi
mendengar seruan tuannya dan lepas kendali.
Benar- benar marah. Dan Siong-kongcu yang
mengelak sambil mengangkat alisnya tiba-tiba
tertawa mengejek menghadapi binatang buas itu.
"Orang tua, biarkan saja. Aku mampu
menaklukkan kucing kesayanganmu ini ... wut-plak!"
dan tangkisan Siong-kongcu yang membuat Saiong terpental akhirnya membuat binatang itu
mengaum-ngaum terbanting bergulingan, membuat
baju Siong-kongcu robek- robek terkena cakarnya
tapi singa itu sendiri dihajar jatuh bangun, marah
tapi gentar. Dan ketika Siong-kongcu tertawa dan
singa itu mulai takut mendadak Sai-ong melepas
geramnya menubruk penonton!
"Hei...!"
"Celaka...!"
Para penonton ribut. Mereka sudah diserang
binatang yang marah itu, maksudnya mau keluar
kepungan menghindari Siong-kongcu. Betapapun
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
nalurinya menyatakan pemuda itu berbahaya
untuknya, sementara tuannya tak mau menolong.
Dan ketika penonton ribut dan Sai-ong mengamuk
maka dua orang terdekat menjadi korbannya.
"Bret-brett!"
Dua pekik kesakitan menjerit tinggi. Mereka
adalah korban pertama yang digigit singa ini, hancur
dadanya terobek lebar, memuncratkan darah
membuat Sai-ong bertambah buas. Dan ketika Saiong juga menubruk yang lain dan singa itu ganas
mencium darah tiba -tiba seorang lelaki sudah
disambar dibawa lari, keluar dari kepungan.
"Aduh, tolong... tolong...!"
Kakek penjual obat pucat. Saat itu penonton buyar
berantakan, suasana menjadi geger dan ribut. Hewan
kesayangannya menjadi buas dan tak mau diperintah lagi.
Tapi Pek-ji dan Ang-ji yang sudah melompat mengejar
tiba-tiba menangkap ekor binatang itu.
"Sai-ong, kembali. Lepaskan orang itu...!"
Sai-ong menggereng. Dia membalik ditahan
ekornya, marah pada dua orang gadis itu. Dan ketika dia
mengaum melepaskan korbannya mendadak dia
menyerang dua orang gadis itu dengan tubrukan maut.
"Pek-ji, awas...!"
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Gadis baju putih berkelit. Dia terkejut melihat
kebuasan singanya yang sungguh- sungguh, tak
mengenal lagi dia sebagai tuannya. Tapi Sai -ong yang
sudah membalik dan menyerang lagi dua orang gadis
itu akhirnya membuat si tua melompat maju,
membentak singanya dan menyuruh dua anaknya
mundur. Dan ketika dua gadis itu terhuyung dan pucat
menerima cakaran Sai-ong maka sang ayah sudah
menghadapi binatang buas ini dengan pukulan dan
tendangan, menangkis kuku-kuku Sai-ong yang tajam
tanpa luka, membuat binatang itu gentar dan teringat
peristiwa dulu, ketika kakek itu menundukkan dan
menjinakkan dirinya. Tapi ketika Sai-ong mengaum
dan mulai mundur- mundur mendadak sebatang pisau
menyambar dahinya.
"Crep!"
Sai -ong roboh terbanting. Singa itu mengaum
panjang, berkelojotan sejenak dan akhirnya tewas.
Pisau menembus otaknya. Dan ketika kakek penjual
obat terkejut dan terbelalak memandang ke depan
tahu-tahu dua laki-laki muncul menjengek dingin.
"Tua bangka, siapa suruh kau membuat onar di
Pi-yang?"
Kakek ini tertegun. Dia melihat dua laki-laki bengis
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
muncul di depannya, seorang kakek muka kuning dan
temannya yang bermuka kurus. Tapi tak merasa salah
dan justeru merasa marah melihat singanya dibunuh
kakek penjual obat ini melangkah maju, berapi-api
memandang dua pendatang itu, tak menjawab.
"Jiwi totiang, kalian siapa dan kenapa
membunuh hewan peliharaanku?"
"Hm, kau berani bertanya sebelum menjawab? Aku
Hong Jin, ini adikku Ki Siong Cinjin!" kakek muka kuning
mendengus, marah pada kakek penjual obat itu tapi tak
dikenal kakek ini. Dan ketika kakek itu tertegun dan Pekji serta Ang-ji melompat di sampingnya maka Siongkongcu, pemuda yang sejak tadi terbelalak memandang
semuanya tiba -tiba menjatuhkan diri berlutut di depan
kakek muka kuning.
"Suhu, teecu melihat kakek ini memiliki dasardasar ilmu silat Kun- lun-pai. Bagaimana kalau dia
ditangkap dan ditanyai?"
Kakek penjual obat terkejut.
"Boleh, dan mungkin dia komplotan
pemberontak, Siong-ji. Tapi hati-hati menghadapi
pukulannya. Kau berani menghadapinya?"
"Kenapa tidak, suhu?" pemuda itu terta wa. "Dan
teecu juga akan menangkap dua gadis cantik itu. Siapa
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tahu mereka juga anggota pemberontak! " dan ketika
kakek penjual obat terbelalak dan Pek-ji serta Ang-ji
melotot memandang Siong-kongcu maka pemuda ini
bangkit berdiri mendapat isyarat gurunya.
"Orang tua, kau dan semua anak buahmu
kutangkap. Kau menunjukkan gejala-gejala
mencurigakan, berani kau melawan hukum?"
Kakek itu sadar, merah mukanya. "Siong- kongcu,
kami ayah dan anak tak tahu-menahu tentang hukum dan
pemberontakan. Kami rakyat kecil, tak tahu apa-apa
tentang omonganmu tadi. Perbuatan mencurigakan apa
yang telah kami lakukan? Bukankah yang membuat
ribut-ribut dan kekacauan ini adalah dirimu?"
"Hm, guruku sekarang ada di sini, orang tua.
Kalau kau ingin membela diri sebaiknya di gedung
pemeriksaan, tak perlu banyak cakap. Pokoknya
kalian semua kutangkap!"
"Kami tidak sudi!" kakek itu marah. "Kami bukan
pemberontak atau pengacau yang melanggar hukum!"
" Tapi kau membawa binatang buas tanpa ijin,
orang tua. Apakah ini bukan melanggar hukum
hingga untuk itu kau tak mau kutangkap?"
Kakek ini melengak. Dia tersudut, tapi dua anaknya
yang maju melengking nyaring tiba-tiba berseru,
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ayah, orang rupanya memang mau mengganggu
kita. Siong -kongcu ini yang membuat gara-gara,
kalau dia tidak menyakiti Sai-ong tentu semua
keributan ini tak bakal terjadi. Kenapa banyak cakap
dengan pemuda berandalan ini?"
Sang ayah terkejut. Dia melihat omongan puterinya
benar, tapi Hong Jin si kakek muka kuning tiba-tiba
menjengek berkelebat ke depan. "Bocah mulut besar,
kepada siapa kau bicara ini? Kalau tidak mau ditangkap
justeru kalian akan di bunuh. Robohlah...!"
Pek-ji terkejut. Dia tadi yang bicara lantang,
membela sang ayah dan marah pada Siong-kongcu
yang tampak sombong itu. Tapi melihat bayangan
Hong Jin berkelebat menamparnya tiba-tiba dia
mengelak dan mundur selangkah. Tapi lengan kakek
itu terjulur, membalik dan tahu-tahu mencengkeram
pundaknya, sungguh cepat gerakannya. Dan ketika
Pek-ji terpekik dan mengeluh pendek tahu-tahu
pundaknya dicengkeram dan dibanting roboh.
"Bluk!"
Gadis ini pingsan. Sang ayah terkejut melihat
semuanya itu, kaget melihat kepandaian lawan yang
demikian tinggi. Segebrakan saja puterinya roboh dan
terbanting di tanah. Tapi sadar dan maklum akan
37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keadaan yang tidak menguntungkan tiba-tiba kakek
ini mendesis dipandang Siong-kongcu.
"Bagaimana, kau tak mau menyerah, orang tua?"
Kakek itu mengangguk. "Baiklah, tapi harap
bebaskan puteriku, kongcu. Aku orang tua yang
bertanggung jawab!"
"Maksudmu kau seorang diri yang minta di
periksa?"
"Benar."
"Tidak bisa," pemuda itu tertawa. "Kalian
semua harus diperiksa, orang tua. Kalau tidak kalian
bahkan semakin mencurigakan!"
Terpaksa, orang tua itu menggeram. Dan ketika
Ang-ji terisak dan menubruk saudaranya yang pingsan
akhirnya tiga ayah beranak ini mengikuti perintah Siongkongcu. Tak berani main-main karena Hong Jin dan Ki
Siong Cinjin ada di situ, menjaga muridnya. Dan ketika
Pek-ji dibawa dan kakek itu bersama gadis baju merah
menuju gedung pemeriksaan akhirnya tiga ayah dan anak
ini dihadapkan pada Siong-taijin (pembesar Siong) yang
sudah diberi tahu akan keributan itu, seorang laki -laki
gendut dengan mata sipit, di bawah pengawasan dua
kakek lihai yang rupanya berpengaruh sekali, Hong Jin
dan saudaranya itu.
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Siapa kalian, orang tua?" Siong-taijin
bertanya, mendengar bisik-bisik dari puteranya.
"Hamba Sin Meng, taijin. Sedang dua puteri
hamba itu adalah Sin Pek dan Sin Ang."
"Kau penjual obat
keliling?" "Benar."
"Boleh kuperiksa peti
obatmu?" Kakek ini tertegun.
"Kenapa diam?" pembesar itu mengulang.
"Bolehkah kuperiksa peti obatmu?"
Kakek itu mengangguk, tampak was-was. Dan
ketika Siong-taijin menyuruh pengawal membuka peti
obat yang dibawa kakek itu maka segala isi peti ini
diperiksa. Tapi tak ada apa-apa, semuanya benar-benar
berisi obat dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan,
membuat Siong-kongcu melengak dan tampak heran.
Tapi Ki Siong Cinjin yang melangkah maju menyambar
pundak Sin Meng tiba-tiba membentak,
"Tua bangka, dimana kau simpan surat untuk
Seng-piauw-pang?"
Kakek ini terkejut. "Aku tak tahu apa-apa totiang.
Aku tak mengenal dan tak berhubungan dengan Sengpiauw-pang (Perkumpulan Pisau Bintang)."
Trio Detektif 08 Misteri Labah Labah Perak Dracula Karya Bram Stoker Pendekar Rajawali Sakti 208 Ancaman Dari Utara

Cari Blog Ini