Ceritasilat Novel Online

Pendekar Rambut Emas 9

Pendekar Rambut Emas Karya Batara Bagian 9


"Bohong, kau jelas mata-mata Seng-piauw-pang...
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
plak!" dan si kakek yang terbanting roboh menerima
tamparan Ki Siong Cinjin tiba-tiba bangun berdiri
dengan pipi bengap.
"Ki Siong Cinjin, kau mau merampok atau apa?
Apa yang hendak kalian lakukan kepada kami?"
"Hm, kami hendak memeriksamu, tua bangka.
Kami mendengar kabar bahwa Seng-piauw-pang
mengutus seseorang mengirim surat rahasia.
Kaulah orangnya!"
"Tidak, kalian gila. Aku tak tahu apa -apa...!" dan
Sin Meng si kakek penjual obat yang marah
memandang Ki Siong Cinjin tiba-tiba berseru keras
menerjang kakek itu, lupa dan merasa sakit hati atas
sikap orang. Menubruk dan mencengkeram. Tapi Ki
Siong Cinjin yang mendengus pendek tiba-tiba
menangkis dan menolak tubuh kakek penjual obat itu.
"Plak-dess!"
Kakek ini terbanting. Untuk kedua kalinya dia
terlempar bergulingan di lantai, disambut pekik kecil
anaknya yang terbelalak memandang perkelahian itu.
Tapi Sin Meng yang sudah melompat bangun menerjang
lagi ternyata bersikap nekat, bertubi-tubi melancarkan
serangan dan memaki-maki Ki Siong Cinjin. Gerak
silatnya cepat dan pukulannya mantap. Dan ketika kakek
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu mulai menyerang dan Ki Siong Cinjin mengelak
dan berIompatan ke sana ke mari maka Hong Jin,
kakek muka kuning yang bukan lain bekas wakil
Seng-piauw-pang yang berdiri menonton tiba-tiba
mengangguk-angguk.
"Benar, gerak silatnya dari Kun-lun-pai.
Mungkin dia murid si tosu Lo-hoat!"
Ki Siong Cinjin juga mengeluarkan suara dari
hidung. "Agaknya memang begitu, suheng. Apa
yang harus kulakukan pada kakek bandel ini?"
"Lempar saja dia keluar. Tahan anak-anaknya!"
Sin Meng memekik. Saat itu semua
pukulannya dikelit Ki Siong Cinjin, marah karena
lawan dapat bercakap-cakap dengan temannya.
Dan ketika dia menubruk dan kembali melancarkan
pukulan tiba-tiba Ki Siong Cinjin membalik
menangkis dengan sebuah tendangan berputar.
"Dess...!"
Kakek itu menjerit. Dia seketika terlempar jauh,
berdebuk bergulingan di lantai dengan keluh
tertahan. Bokongnya menimpa keras hingga dia tak
dapat bangun berdiri, pening. Dan Ang-ji yang
terpekik melihat keadaan sang ayah tiba-tiba
menubruk maju dengan lengking cemas.
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ayah...!"
Sin Meng menggigil. Dia sudah ditubruk
puterinya, dipeluk dan melihat Ang-ji menangis
tersedu-sedu. Tapi bangkit terhuyung dengan muka
pucat tiba-tiba kakek ini berbisik, "Ang-ji, selamatkan
encimu. Bawa peti obat itu dan encimu keluar...!"
Gadis baju merah ini sadar. Dia tak mengerti
ayahnya bicara apa, kenapa menyebut-nyebut peti
obat dan tampak khawatir memandang benda itu,
yang masih menggeletak di lantai. Dan ketika dia
menggigil dan pucat memandang sang ayah tibatiba ayahnya mencabut sebatang pedang, yang
disembunyikan di belakang punggung.
"Ki Siong Cinjin, kau sungguh terlalu
memperlakukan aku si tua bangka. Aku tak mengenal
padamu, kenapa sekarang kau menyakiti aku?"
"Hm, kau mau main-main dengan pedangmu
yang berkarat itu? Kau tidak segera mengaku?"
"Aku tak tahu maksudmu, keledai kurus. Tapi aku
pantang dihina... singg!" dan kakek penjual obat yang sudah
meloncat dengan pedangnya tiba-tiba membacok dan
menusuk Ki Siong Cinjin, ilmu silatnya cukup baik tapi tenaga
sudah mulai gemetar. Dan ketika Ki Siong Cinjin mendengus
dan mengelak serangan pedang maka
42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
saat itu Pek-ji yang pingsan sadar dari bekas
pukulan Hong Jin.
Gadis ini membuka mata, rupanya masih nanar tapi
segera melihat pertempuran itu, juga saudaranya yang
terbelalak memandang ke depan. Dan melihat dirinya
berada di sebuah ruangan besar tapi musuh menjaga
ketat tiba-tiba gadis ini bangun berdiri melompat marah.
"Ayah, mana itu angin timur?"
Sang ayah terbelalak. "Angin timur menyusup di
tempatnya, Pek-ji. Kalian pergilah dan bawa adikmu."
"Tidak, aku tak mau orang berbuat kurang ajar
padamu, ayah. Kalau angin timur masih di tempatnya
biarlah kita hadapi orang-orang jahat ini!" dan Pek-ji
yang melompat maju mencabut pedang tiba-tiba
menubruk dan menyerang Ki Siong Cinjin, membantu
sang ayah. Dan Ang-ji yang melihat saudaranya maju
ke depan tiba-tiba juga mencabut senjata menerjang
Ki Siong Cinjin, tak mengerti omongan apa yang
dibicarakan sang enci dengan ayahnya, memekik
karena dia juga marah melihat ayahnya berkali-kali
terhuyung, ditolak Ki Siong Cinjin yang lihai. Dan
begitu ayah dan anak ini mengeroyok bertiga tiba- tiba
pedang sudah berkelebatan menyambar-nyambar
tubuh Ki Siong Cinjin.
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Plak-trang-trang!"
Ki Siong Cinjin menangkis. Dia menjengek melihat
ayah dan anak itu maju, menangkis dan membuat pedang
terpental ke kiri kanan. Dan ketika Pek-ji dan ayahnya
mengeluh terhuyung maka Siong Gwan, putera walikota
Pi-yang yang marah melompat maju.
"Susiok (paman guru), serahkan saja mereka
ini padaku!"
"T idak, kau mundur sajalah, Siong Gwan. Aku hendak
menangkap yang laki ini hidup-hidup... plak-plak-plak!" dan Ki
Siong Cinjin kembali menangkis dan menyuruh mundur
Siong Gwan akhirnya membentak mengibaskan lengan,
berkelebat ke depan memberi totokan pada tiga orang itu.
Dan karena Ki Siong Cinjin memang lihai dan Sin Meng
berkali-kali mengeluh akhirnya tanpa ampun kakek penjual
obat itu roboh, tertotok ujung baju lawan yang kaku
menghantam pundaknya. Dan ketika Pek-ji dan adiknya juga
mengeluh dan pedang di tangan terlepas mencelat tiba-tiba
dua kakak beradik inipun terbanting roboh di atas lantai.
"Bluk-bluk!"
Ki Siong Cinjin mengusap bajunya. Dia
membersihkan debu dengan sikap tak acuh, lalu
menendang lawan yang melotot padanya dia berseru,
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tua bangka, angin timur sudah kuketahui jejaknya.
Jadi begitu kiranya kalian menyimpan?" dan ketika
kakek ini menghampiri peti obat dan membuka
tutupnya mendadak, tanpa disangka Sin Meng kakek
ini telah mencabut sebuah surat di lipatan peti itu.
"Sret!"
Sin Meng dan Pek- ji terbelalak. Muka mereka
seketika pucat, melihat Ki Siong Cinjin menemukan
apa yang mereka sembunyikan. Dan ketika kakek
itu tertawa bergelak dan Hong Jin berkelebat maju
tiba-tiba kakek ini berseru,
"Suheng, inilah surat yang kita cari-cari itu. Tua
bangka ini memang betul mata-mata!"
Kakek penjual obat dan Pek-ji menggigil.
Mereka tak dapat mengeluarkan kata-kata,
dipandang Ang-ji yang keheranan tak mengerti
melihat sikap ayah dan kakaknya, kenapa sampai
begitu. Pucat pasi bagai kertas. Dan ketika Hong Jin
menerima surat itu dan membebernya lebar-lebar
maka Ki Siong Cinjin sudah menghampiri ayah dan
anak ini dengan pandangan mengancam.
"Tua bangka, masih berani kau mengaku
bukan utusan Seng-piauw-pang?"
"Tidak... tidak, aku..."
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hm, kau mau mungkir? " Ki Siong Cinjin
menginjak pinggangnya. "Apa itu kalau bukan bukti?"
dan ketika kakek ini mengeluh dan pinggang serasa
patah maka Ki Siong Cinjin menghadap suhengnya.
"Suheng, bacalah!"
Hong Jin tertegun. Kakek muka kuning ini
sebenarnya sudah membaca surat itu, surat yang
dianggap surat rahasia. Tapi mendelik mengepal tinju
tiba-tiba dia melempar surat itu, berseru pada adiknya,
"Kau lihatlah, sute. Kau baca sendiri kalau bisa!"
Ki Siong Cinjin menangkap. Dia terheran melihat
sang suheng yang justeru melempar surat padanya,
tidak segera membaca. Kenapa suhengnya tampak
marah dan mukanya merah padam. Tapi ketika dia
menerima surat ini dan membaca isinya mendadak
kakek ini tertegun dan melotot lebar-lebar.
"Kosong, surat ini tak ada isinya...!"
Ternyata surat itu memang kosong. Dan Sin Meng
serta Pek-ji yang tampak tertegun tapi girang tiba-tiba
disambar Hong Jin, sang kakek muka kuning.
"Tua bangka, mana itu surat yang asli?"
Kakek ini tertawa "Aku tak tahu-menahu surat
apapun, Hong Jin. Kalau kau mau bunuh aku bunuhlah!"
"Hm, kau kira begitu enak?" dan Hong Jin yang
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ganti menyambar Pek-ji tiba-tiba merobek pakaian
gadis ini. "Tua bangka, kau ingin anakmu
ditelanjangi dan ditonton?"
"Tidak!" Sin Meng terpekik. "Jangan lakukan itu,
manusia biadab. Kami ayah dan anak benar-benar
tidak tahu-menahu tentang surat segala macam!"
"Tapi kau menyembunyikan kertas ini, apa
artinya kalau bukan mempermainkan kami?"
Kakek Sin Meng gemetar. "Hong Jin, jangan
mendesak kami untuk mengatakan apa yang tidak
kami ketahui. Surat itu titipan seseorang, kami tidak
tahu ada isinya atau tidak!"
"Hm, kau mulai mengaku?"
"Aku tidak mengaku, keledai buruk. Tapi itu
kukatakan demi bebasnya puteriku. Lepaskan mereka!"
" Begitu enak?" kakek muka kuning menjengek.
"Kami dapat membebaskanmu kalau kau baik-baik
mengaku semuanya, tua bangka. Sekarang coba
katakan siapa orang yang memberimu titipan ini,
Sin-piauw Ang-lojin?"
"Aku tidak tahu. Aku tidak kenal
namanya!" "Kau pura-pura?"
"Sumpah, aku sungguh tak mengenal namanya!"
"Hm, tapi kau kenal orangnya, bukan? Seorang
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kakek tinggi besar?"
Sin Meng menggigil.
"Kenapa diam? Kau berbohong?" dan ketika
lagi-lagi Hong Jin merobek pakaian puterinya
akhirnya kakek ini mendesis.
"Hong Jin, orang yang menitipkan benda itu
tidak seperti katamu. Dia laki-laki muda, mukanya
ditutup kedok."
"Siapa?"
"Aku tak tahu!"
"Bret...!" Hong Jin menyeringai, menguak pakaian
dalam gadis baju putih hingga Pek-ji menjerit. "Kau
pura-pura tak tahu atau memang benar tak tahu, kakek
busuk? Atau kau ingin puterimu benar-benar
kutelanjangi? Hayo, bicara terus terang atau aku
benar-benar akan melepas semua pakaian anak
perempuanmu ini... bret-bret!" dan Hong Jin yang
benar-benar merobek pakaian luar Pek-ji hingga gadis
itu tinggal mengenakan pakaian dalam tiba-tiba
membuat ayahnya menggereng dan melotot penuh
kemarahan memandang lawan, disambut pekik kecil
Ang-ji yang pucat melihat encinya mau ditelanjangi.
Tapi ketika ayah dan anak itu terbelalak dengan muka
merah mendadak Siong-kongcu menyambar Ang-ji.
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Suhu, agaknya gadis inipun perlu dihajar.
Bolehkah kupermainkan dia di depan ayahnya?"
Ang-ji pucat. "Tidak... jangan...!"
Kakek Sin semakin berang. Tapi ketika Hong Jin
lepas perhatiannya pada sang murid tiba-tiba sesosok
bayangan berkelebat menyambar. "Sin-lopek, bawa lari
dua orang puterimu... plak-dukk!" dan bayangan ini yang
terus menyerang Hong Jin dan membebaskan totokan
Pek-ji tiba-tiba menendang gadis itu ke arah ayahnya,
berputar dan sudah membalik menyerang Siong-kongcu
pula, menolong Ang-ji. Dan ketika dua gadis itu terbebas
dan terlempar ke arah ayahnya maka bayangan ini
berkelebatan menyambar-nyambar menyerang semua
orang.
"Sin-lopek, lari...!"
Sin Meng tertegun. Saat itu dia sudah dibebaskan
pula, bangkit bersama puterinya melihat siapa
penolong mereka ini, seorang laki-laki muda yang
mukanya coreng- moreng, tak dapat dikenal karena
rupanya sengaja menyembunyikan muka. Tapi Hong
Jin yang terkejut ketika lawan menyerang dan
membuat dia terpental tiba-tiba membelalakkan mata
mendengar suara ribut-ribut di luar.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sute, apa yang terjadi di sana? Kau lihatlah di
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
luar!"
"Tapi bocah ini, suheng?"
"Biar aku yang menghadapinya. Kunyuk ini
jelas komplotan si tua bangka itu!"
"Baik!" dan Ki Siong Cinjin yang meninggalkan lawan
untuk melihat keributan di luar tiba-tiba sudah kembali lagi
dengan muka pucat. "Suheng, pemberontak datang
menyerbu. Rupanya bocah ini tidak sendirian!"
"Siapa mereka itu?"
"Tak tahu, suheng. Semuanya mencoreng
muka seperti pemuda ini. Mungkin saja anggota
Seng-piauw-pang atau apa!"
"Keparat, kalau begitu panggil Wan Tiong-sute.
Bunuh dan basmi mereka itu!"
Tapi baru kata-kata ini diucapkan tiba-tiba Wan
Tiong Lojin, sute nomor dua dari kakek muka kuning
itu muncul, berkelebat dari belakang. "Suheng, Lohoat Tosu dan Sin-piauw Ang-loheng datang.
Mereka mencari kita!"
"Apa? dimana mereka itu?"
"Di belakang, suheng. Mereka mengamuk
mencari kita!"
"Jahanam...!" dan Hong Jin yang marah disambut
tawa bergelak pemuda tak dikenal tiba-tiba menerjang
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ganas. " Sute, kalian berdua hadapi dulu orangorang di luar itu. Biar aku selesaikan pemuda ini!"
dan ketika dua sutenya mengangguk meloncat
keluar kakek itu berseru pada muridnya, "Siong-ji,
selamatkan ayahmu. Bawa dia ke dalam...!"
Dan ketika keadaan menjadi ribut dan suara
pertempuran di luar semakin dekat tiba-tiba Sin Meng,
kakek penjual obat itu bersama dua puterinya
mengeroyok kakek muka kuning ini. "Keledai tua,
sekarang kau menerima hukumanmu!"
Pemuda tak dikenal terkejut. Dia sebenarnya
menyuruh kakek itu melarikan diri saja, tak mengira bakal
mengeroyok bekas wakil ketua Seng-piauw-pang itu,
melihat dia terdesak tapi sebenarnya dapat bertahan
menghadapi kakek yang lihai ini. Maka melihat ayah dan
anak itu menerjang Hong Jin sementara pertempuran di
luar agaknya semakin dekat saja tiba-tiba pemuda ini
berseru pada kakek Meng,
"Sin-lopek, kalian pergi saja. Kakek ini dapat
kuhadapi!"
"Tapi dia telah menghina kami, orang muda.
Sebaiknya kami balas dulu perbuatannya dan biar
impas utang sakit hati ini!"
"Tapi kalian bukan lawannya, dia terlalu lihai...!"
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tapi si pemuda yang terpaksa menghentikan seruannya
dan menangkis serangan lawan tiba-tiba terpental ketika
Hong Jin membentak marah, mencabut pisau belatinya
dan kini menghadapi pengeroyoknya itu dengan mata
berapi-api, ganas dan menakutkan karena kakek itu ingin
segera menyelesaikan pertempuran. Dan ketika kakek
Meng tetap membandel dan pemuda itu repot membujuk
orang tahu-tahu Hong Jin mengambil senjata rahasianya
dan langsung menimpuk ayah dan anak itu, tiga pisau
kecil yang meluncur dengan kecepatan luar biasa.
"Sin-lopek, awas...!"
Kakek itu terkejut. Memang dia bukan
tandingan kakek yang lihai ini, melihat
berkeredepnya sinar putih dari pisau bintang. Dan
ketika dia terpekik dan tak sempat mengelak tahutahu dua pisau yang lainnya juga menyambar dua
anak perempuannya yang menjerit roboh.
"Aduh...!"
Sin Meng dan dua anak gadisnya terjengkang. Pisau
yang dilempar Hong Jin menancap di dada mereka,
dalam sekali. Sin-lopek bahkan ditembus sampai
punggungnya. Tentu saja membuat kakek ini berkelojotan
dan tewas tak lama kemudian. Dan ketika
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pek-ji dan Ang-ji juga roboh mengeluh tertahan tibatiba dua gadis itupun menyusul ayah mereka. Tewas!
"Hong Jin, kau tua bangka siluman...!"
Kakek muka kuning ini tertawa mengejek. Dia
puas membunuh ayah dan anak itu, tak
menghiraukan bentakan lawan. Kini merogoh lagi
sebatang pisau bintang yang merupakan senjata
maut itu. Tapi persis dia menimpuk senjatanya itu
dan si pemuda mengelak kurang cepat tiba-tiba
sebatang tongkat menangkis pisau bintang ini.
"Trak!"
Pisau itu mental, jatuh di lantai dan seorang
tosu muncul menghadang di tengah. Dan ketika
Hong Jin terkejut dan mundur selangkah maka tosu
ini, seorang kakek berjenggot jarang melintangkan
tongkat di depan dadanya.
"Siancai, keganasanmu tak tanggungtanggung, Hong Jin. Pantas kalau twa-suhengmu
marah dan minta pinto (aku) membantunya!" dan
ketika Hong Jin terbelalak dan merah mukanya
maka tosu ini mendorong si pemuda. "Beng Lam,
bawa mayat Sin Meng dan anak perempuannya itu
keluar. Biar pinto menghadapi lawanmu ini."
Beng Lam, pemuda tak dikenal itu mengangguk.
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dia menyebut "suhu" pada tosu yang baru datang
ini, kiranya muridnya. Dan Hong Jin yang sadar
membelalakkan mata tiba-tiba menggeram.
"Lo-hoat Tosu, ada alasan apa yang membuatmu
mencampuri urusan pribadi? Sejak kapan tosu-tosu Kunlun lancang mencampuri urusan orang lain?"
"Hm, aku lancang karena terpaksa, Hong Jin.
Suhengmu minta bantuanku untuk menangkap dirimu.
Kalau kau baik-baik menyerah tentu pinto akan mintakan
hukuman yang ringan pada suhengmu."
"Keparat, siapa sudi bergaul dengan tosu bau
macam dirimu? Kau lancang, Lo-hoat Tosu. Kau pergilah
ke neraka...!" dan Hong Jin yang sudah menyerang
menggerakkan pisau panjangnya tiba-tiba membentak
dan marah menerjang tosu ini, ditangkis dan sudah
membalik begitu lawan mementalkan pisau. Dan ketika
Lo-hoat Tosu menyeringai dan mengelak ke sana-sini
akhirnya kakek muka kuning ini bertubi-tubi melancarkan
serangan seraya memaki-maki.
Tapi pertempuran rupanya berjalan Iain. Tongkat di
tangan tosu tua itu rupanya dapat menahan pisau di
tangan lawannya, berkali-kali menangkis dan berkali-kali
itu pula membuat Hong Jin terkejut. Tongkat sama sekali
tidak putus dan pisaunya malah terpental. Dan
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ketika Hong Jin memekik dan Lo-hoat Tosu
melayani dengan tenang tiba-tiba pisau membentur
tongkat untuk kesekian kalinya.
"Trak!"
Pisau di tangan kakek ini melengkung. Hong
Jin terkejut melihat kekuatan lawan, jelas
sinkangnya kalah seusap. Dan ketika dia menusuk
lagi dan Lo-hoat Tosu menangkis akhirnya pisau
patah menjadi dua dan lepas dari tangannya.
"Krek!"
Hong Jin pucat. Dia membanting tubuh bergulingan
ketika tongkat menyelinap cepat, menotok pundaknya
dan menyambar dari atas ke bawah. Dan ketika lawan
membentak berseru keras tiba-tiba Hong Jin mencabut
senjatanya yang amat berbahaya, golok-tombak yang
berisi jarum-jarum rahasia itu, senjata yang dulu telah
membuat suhengnya terluka dan hampir roboh. Dan
ketika tongkat menyambar dan kakek ini melompat
bangun tiba-tiba golok-tombak itu telah menangkis dan
langsung dipencet tombol rahasianya.
"Trak-cet-cet...!"
Lo-hoat Tosu terkejut. Golok-tombak tiba-tiba
meluncurkan jarum -jarum halus yang berkilauan
sinarnya, menangkis sekaligus menyerang mukanya
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan amat curang. Tapi tosu yang membentak dan
sudah berseru keras ini tiba-tiba mengibaskan lengan
jubahnya, menghantam dan menolak balik hamburan
jarum-jarum halus itu. Dan ketika semua jarum runtuh dan
Hong Jin memaki gusar maka kakek muka kuning ini
sudah menerjang dengan senjata barunya itu.
"Lo-hoat Tosu, kau rupanya sudah dikisiki
(diberi tahu) suheng...!"
Lo- hoat Tosu tersenyum. Dia tak menjawab
memang sudah diberi tahu Sin-piauw Ang-lojin
tentang senjata curang ini, golok-tombak yang
dapat meluncurkan jarum-jarum rahasia kalau
gagangnya dipencet. Jadi dapat bersiap dulu kalau
lawannya mempergunakan senjata itu. Maka ketika
Hong Jin membentak dan marah -marah padanya
tosu inipun tak menggubris dan tetap tenang, mata
jeli mengawasi setiap gerak-gerik senjata golok tombak itu. Dan ketika pertempuran berjalan
tigapuluh jurus dan Hong Jin tak dapat mendesak
tosu itu akhirnya kakek ini melarikan diri, saat itu
Wan Tiong Lojin dan Ki Siong Cinjin muncul, masuk
dengan napas terengah-engah, menyerah.
"Suheng, musuh tak dapat kami tahan.
Limapuluh pengawal roboh binasa...!"
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Hong Jin terbelalak. Dia melihat seorang laki-laki
tinggi besar mengejar dua sutenya itu, kakek yang
gagah bermuka merah. Bukan lain ketua Seng-piauwpang yang benci padanya, suhengnya yang amat lihai
itu. Sin-piauw Ang-lojin! Dan ketika dia terbelalak
meninggalkan Lo-hoat Tosu maka ketua Seng-piauwpang yang berang itu membentak,
"Sam-wi sute, kalian mau kemana?"
Hong Jin terkejut. Suhengnya sudah tiba di belakang
dua sutenya itu, menghantam melepas pukulan. Dan
ketika dua adiknya menangkis tapi terlempar bergulingan
maka Lo-hoat Tosu juga mengejar seraya berseru, "Hong
Jin, kaupun mau kemana?"
Hong Jin menyambar kursi. Dia melempar
benda itu pada Lo -hoat Tosu, ditangkis tongkat dan
hancur berantakan, melarikan diri dan berseru pada
dua adiknya untuk masuk ke dalam. Tapi ketika
mereka memutar tubuh memasuki gedung Siongtaijin mendadak dari luar menyerbu masuk orangorang yang mukanya dicoreng-moreng.
"Anak-anak, tahan tiga orang itu!"
Hong Jin dan dua sutenya mengamuk. Mereka
mengeluarkan pisau- pisau bintang yang puluhan
jumlahnya, menimpuk dan merobohkan orang-orang
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang ada di depan, sejenak terhenti dan mau tidak
mau tertahan gerakannya. Dan Lo-hoat Tosu serta
Sin-piauw Ang-lojin yang berkelebat ke depan
menyerang tiga orang ini akhirnya terpaksa
membuat Hong Jin dan saudaranya membalik.
"Twa-heng, kau manusia jahanam!"
"Lo-hoat Tosu, kau keledai busuk!"
Tiga orang itu marah. Mereka memaki dan
menangkis serangan suheng mereka, juga Lo-hoat
Tosu yang mempergunakan tongkatnya itu. Tapi
karena mereka sudah terdesak dan keadaan
memang tidak menguntungkan akhirnya tiga orang
ini terpelanting bergulingan ketika tongkat dan
pukulan mengenai mereka.
"Des-dess!"
Hong Jin dan sute-sutenya mengeluh. Mereka
sudah melompat bangun dengan muka pucat para
penyerbu sudah mengurung rapat di sekitar mereka,
ditahan Sin-piauw Ang-lojin yang tak ingin jatuh korban
pada anak buahnya. Dan ketika kakek itu menerjang dan
Hong Jin serta adik- adiknya mengumpat marah maka Lohoat Tosu juga sudah menggerakkan tongkat menyuruh
tiga bersaudara itu menyerah.
"Hong Jin, kalian berlututlah baik-baik. Suheng
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kalian tak akan menghukum kelewat takaran!" "Keparat,
kaulah yang berlutut, tosu bau. Kau tak
perlu ikut campur masalah ini... wut-trang!" dan Hong Jin
yang kembali menghadapi Lo-hoat Tosu sementara dua
adiknya menghadapi Sin-piauw Ang-lojin akhirnya
memecah pertempuran menjadi dua, nekat menyerang
dan tidak mau menyerah. Dan ketika pertempuran
kembali berjalan sengit namun Hong Jin dan kawankawannya terdesak maka tongkat di tangan Lo-hoat Tosu
akhirnya menggebuk pundak kakek muka kuning ini,
membuat Hong Jin berteriak sementara dua adiknya juga
mendapat pukulan ketua Seng-piauw-pang, terpelanting
roboh dan senjata hampir terlepas dari tangan. Dan ketika
pertempuran berjalan beberapa saat lagi dan Ki Siong
Cinjin yang merupakan orang terlemah diantara
semuanya menangkis pukulan mendadak tanpa disangka
kaki Sin-piauw Ang-Iojin menyambar pinggangnya.
"Dess...!" kakek muka kurus ini mencelat, menjerit
dan terbanting dengan muka kesakitan. Senjatanya
terlepas dan roboh terjerembab. Dan ketika dia melompat
bangun tapi terhuyung dengan kepala berputar tahu -tahu
suhengnya yang marah itu menerima tusukan Wan Tiong
Lojin, ditangkis dan membuat pisau
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

panjang di tangan Wan Tiong Lojin mencelat, terlempar
dari tangan kakek itu, yang celakanya menyambar Ki
Siong Cinjin. Dan persis Ki Siong Cinjin melompat
terhuyung pisaupun menyambar dadanya.
"Crep!"
Ki Siong Cinjin mendelik. Kakek ini mengeluh,
mendekap dadanya dan seketika roboh terjengkang.
Tentu saja kaget dan kesakitan. Pisau menembus
dadanya terlalu dalam. Dan ketika dia melotot dan
Wan Tiong Lojin terkejut maka Ki Siong Cinjin sudah
berkelojotan dan tewas tak lama kemudian. Terbunuh
secara tak sengaja oleh saudaranya sendiri. Dan
persis kakek muka kurus itu roboh tiba-tiba sesosok
bayangan hitam berkelebat melempar granat.
"Hong Jin, lari...!"
Orang-orang terkejut. Mereka sedang tertegun
sejenak oleh kematian Ki Siong Cinjin, tak menyangka
seseorang menyambar masuk melempar granat, meledak
dan membuat orang-orang yang terdekat menjerit
terpelanting, roboh dan kalut. Dan ketika asap hitam juga
membubung memenuhi tempat itu maka Hong Jin yang
girang berseru pendek tiba-tiba menyambitkan jarumjarum halus ke arah Lo-hoat Tosu.
"Tosu bau, terimalah kematianmu...!"
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lo-hoat Tosu mengelak. Dia melompat mundur
mengibaskan lengan bajunya, meruntuhkan jarum
dan terkejut oleh ledakan granat. Dan Hong Jin yang
mempergunakan kesempatan ini melarikan diri tibatiba menyambar mayat sutenya berseru pada Wan
Tiong Lojin.
"Ji-sute (adik kedua), lari...!"
Wan Tiong Lojin mengangguk. Dia sudah
menyelinap di balik asap, memang tahu bahwa itu
kesempatan satu- satunya untuk menyelamatkan
diri. Dan ketika dia membalik dan bayangan hitam
berkelebat keluar kakek inipun mengikuti dan
meninggalkan lawannya yang marah-marah.
"Sute, kalian tak boleh lari!"
Namun bentakan Sin- piauw Ang-lojin itu sia-sia.
Kakek tinggi besar ini sudah dilempar granat, berjungkir
balik dan dikurung asap tebal yang mengelilingi dirinya,
tentu saja tak dapat mengejar. Dan ketika asap menipis
dan Sin-piauw Ang-lojin marah-marah maka musuh
melarikan diri entah kemana, membuat kakek itu
berjingkrak dan menyesal bukan main, melihat Lo-hoat
Tosu juga mencari tapi kembali dengan tangan hampa.
Tapi ketika mereka teringat pada Siong-taijin yang
menyembunyikan diri akhirnya kakek ini mencari
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pembesar itu. Dan Siong- taijin ketemu di kamarnya,
bersembunyi di balik tubuh seorang selir. Dan Sinpiauw Ang-lojin yang melompat mencengkeram
pembesar ini akhirnya bertanya dengan suara geram,
"Manusia busuk, dimana itu suteku bersembunyi?"
"Aku... aku tak tahu, lojin. Mungkin anakku
dapat bercerita...!"
"Dimana anakmu?"
"Di belakang. Dia bersembunyi di... di..."
Sin-piauw Ang-lojin membanting pembesar ini.
Siong-taijin sudah tak dapat meneruskan kata-katanya
karena tubuhnya sudah dilempar, membentur tembok dan
pingsan dengan hidung berdarah, ujungnya remuk dan
tentu saja membuat selirnya ketakutan, hampir pula
pingsan seperti pembesar itu. Tapi ketika Sin-piauw Anglojin mencari putera Siong-taijin ternyata Siong Gwan
melarikan diri bersama gurunya.
"Keparat, kita harus lapor pada Liang-taijin
(gubernur Liang)!" Sin-piauw Ang -lojin marah-marah,
disambut kerut yang dalam di alis Lo-hoat Tosu yang
tebal, agaknya masih berpikir. Tapi ketika mereka keluar
lagi dan menemui anak buah mereka mendadak mereka
tertegun melihat anak buah mereka, orang-orang yang
mencoreng mukanya itu sudah terkapar di halaman
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
depan sementara Beng Lam, murid Lo-hoat Tosu yang
tadi menolong Sin-lopek tampak ditelikung tangannya
oleh seorang pemuda bermuka pucat, membawa kipas
dan ular di tangan kiri sementara belasan busu (pengawal
istana) berdiri tegak di belakang pemuda itu!
(Bersambung jilid XIII)
63Jilid 13
"SIN-PIAUW Ang-lojin, kau tua bangka
pemberontak hina. Atas nama Siauw-ong-ya
(pangeran muda) kau kutangkap!"
Sin-piauw Ang-lojin terkejut. "Kau siapa?"
"Aku Malaikat Kecil, utusan khusus Siauw-ong-ya!"
"Keparat!" Sin-piauw Ang-lojin yang marah merasa
dipermainkan tiba-tiba melompat maju. "Anak muda,
kau tak perlu main-main di sini. Aku bertanya yang
benar!"
"Hm," pemuda itu mengejek. "Aku juga tak
main-main, Sin-piauw Ang-lojin. Aku telah bicara
benar bahwa aku utusan Siauw-ong-ya!"
"Apa buktinya?"
"Lihat...!" dan pemuda itu yang mengeluarkan
cincin bermata biru tiba- tiba mengelebatkannya di
depan Sin-piauw Ang-lojin. "Apakah ini bukan tanda
yang kau kenal?"
Sin-piauw Ang-lojin tertegun. Dia melihat lukisan naga
pada cincin itu, gambar yang menyilaukan terpantul sinar.
Benar bahwa cincin itu milik Pangeran Muda, seorang
pangeran yang diam-diam berambisi merebut kekuasaan.
Tentu saja membuat dia terkejut dan
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mundur selangkah memandang pemuda ini, yang tertawa
mengejek padanya. Dan ketika dia tertegun dan
terbelalak ke depan maka Lo-hoat Tosu ganti ditegur.
"Kau, Lo-hoat Tosu. Kenapa ada di sini
mencampuri urusan? Tak tahukah kau bahwa ketua
Seng-piauw-pang ini adalah pemberontak? Apakah
Kun-lun-pai sekarang berkhianat pada pemerintah
dan ingin menjadi pemberontak pula?"
Lo-hoat Tosu terkejut. "Pinto tak membawa -bawa
nama Kun-lun-pai, anak muda. Ini adalah urusan pinto
pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan partai!"
"Bagus, kalau begitu aku bebas bergerak.
Kaupun kutangkap!"
"Siapa kau?"
"Aku Malaikat Kecil, kau sudah dengar tadi?"
"Tidak, pinto ingin menanya namamu, anak muda.
Pinto selamanya belum pernah mengenal dirimu."
"Baik, aku Bu Ham. Orang menyebutku Bukongcu."
"Ah, kau murid Sai-moong?" "Benar."
"Siancai...!" dan Lo-hoat Tosu yang tampak terkejut
melangkah mundur tiba-tiba mencabut tongkatnya itu.
"Anak muda, kiranya Siauw-ong-ya telah
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mempergunakan tenaga-tenaga yang keliru. Justeru
sekarang pinto yakin bahwa Sin-piauw Ang-lojin
berada di pihak benar. Nah, sekarang pinto semakin
mantap. Kaki tangan Siauw-ong-ya kiranya orangorang sesat. Bebaskan murid pinto itu!"
Bu Ham, murid Sai-mo-ong itu tertawa. Dia telah kita
kenal sebagai pemuda yang licik dan cerdik. Memang
diam-diam mengadakan hubungan dengan Pangeran
Muda yang tak puas pada kedudukannya. Menganggap
dia mendapat perlakuan lain dari kaisar, memusuhi putera
mahkota dan diam-diam mengadakan persekutuan untuk
merebut kekuasaan, kelak kalau kaisar menyerahkan
kedudukannya pada putera mahkota. Hal yang diatur
perlahan-lahan dan direncanakan berjangka panjang.
Tentu saja belum didengar kaisar dan karena itu tenang tenang saja tak tahu ada ular di balik selimut. Dan Bu Ham
yang tertawa mendengar omongan tosu itu tiba-tiba
menotok Beng Lam, melemparnya pada seorang busu.
"Lo-hoat Tosu, enak saja kau bicara. Aku utusan
Siauw-ong-ya, segala perintah dan kata-kata akulah yang
menentukan. Berani kau bicara begitu padahal
keselamatanmu di tanganku? Ha-ha, rupanya kau
ngelindur, orang tua. Sebaiknya buka dulu matamu dan
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lihat siapa yang berkuasa. Aku hendak menangkapmu,
kalian berdua. Sekarang menyerahlah baik-baik kalau
nama Kun-lun-pai tak ingin terlibat!"
Bu Ham tiba-tiba mengebutkan kipasnya,
menjulurkan ular yang tahu-tahu mendesis
menyerang tosu itu. Dan ketika lawan mengelak dan
ganti menggerakkan tongkat tiba-tiba pemuda ini
menarik ularnya dan secepat kilat menotok dahi
tosu itu, dengan kipas tertutup.
"Trak!"
Lo- hoat Tosu terkejut. Bu Ham tertawa melompat
mundur, membuat tosu itu berkeringat karena pemuda itu
menggetarkan tongkatnya, hampir saja nyelonong dan
menotok dahi kalau dia tidak menekuk tongkat, terkecoh
oleh gerakan ular yang kiranya hanya gertakan saja. Satu
gebrakan yang rupanya sikap coba-coba, menjajal dan
mengetahui kekuatan lawan. Dan ketika tosu itu mundur
dan Bu Ham tertawa mengejek maka pemuda ini memberi
aba-aba pada para busu.
"Kurung mereka itu. Rupanya dua tua bangka
ini tak mau menyerah kalau belum coba-coba
merasakan kelihaianku!"
Para busu bergerak. Mereka telah mengurung dua
laki-laki tua itu, membuat Sin-piauw Ang-lojin dan Lo4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hoat Tosu marah. Dan ketika mereka membentak
dan Sin-piauw Ang-lojin maju ke depan maka kakek
tinggi besar ini berkata, "Tojin, kau mundur saja.
Biar bocah ini aku yang menghadapi!"
"Tidak," Lo-hoat Tosu gemas memandang Beng
Lam. "Murid pinto ada di tangan pemuda ini, lojin. Biar
pinto saja yang maju dan kau menjaga para busu."
"Ha- ha, kalau begitu kalian maju berdua, Sinpiauw Ang-lojin. Aku tak mentertawakan dan boleh
maju berdua!"
Sin-piauw Ang-lojin marah. Dia tersinggung
oleh kata-kata ini, mendengar Bu Ham mengejek
membuat perut terasa panas. Maka belum
temannya bergerak tiba-tiba ketua Seng-piauwpang ini mencabut pisau gadingnya.
" Tojin, mundur sajalah. Biar aku yang
menghadapi bocah ini!" dan ketika lawan tersenyum
dan mengebut-ngebutkan kipasnya kakek tinggi besar
ini telah membentak, "Bocah, kau majulah. Aku akan
mengalah tiga jurus kepadamu!"
"Ah, benar?" Bu Ham tertawa. "Jangan cobacoba merendahkan aku, Seng-piauw-pangcu. Awas
kualat nanti."
"Tak perlu banyak cakap. Ayo majulah!" dan baru
5https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
habis bentakan ini diserukan mendadak Bu-kongcu
sudah berkelebat menggerakkan kipasnya, tertawa
menyerang kakek tinggi besar itu yang cepat
menggerakkan pisau menangkis. Tapi begitu kipas
terpental dan pisau juga tertolak tahu-tahu ular di
tangan kanan pemuda itu menyambar membuka
mulutnya.
"Ssh!"
Sin-piauw Ang-lojin menyampok. Dia
menggerakkan lengan kirinya, membuat ular
terdorong tapi mencium uap amis. Dan ketika Bu
Ham terbahak dan ketua Seng-piauw-pang itu agak
pening tiba-tiba Lo-hoat Tosu berseru,
"Lojin, jangan sedot napas ular itu. Itu
berbahaya...!"
Kakek ini mengangguk. Dia sudah tahu itu,
merasakan sendiri semburan ular yang berbau amis itu,
bau yang tiba-tiba membuat kepala pening. Maka ketika
lawan tertawa dan kembali menyerangnya tiba-tiba kakek
ini mainkan Sin- piauw Kun-hoatnya dan menggerakgerakkan lengan kiri mendorong tubuh ular,
mempergunakan pukulan sinkangnya hingga ular tak
dapat mendekat, tertampar pukulan jarak jauh. Dan ketika
kipas berkelebatan dan mengebut ke sana-sini
6https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akhirnya Sin-piauw Ang-lojin membentak
mengerahkan tenaganya.
Bu Ham tertawa. Pemuda ini mendapat kenyataan
tenaga si tua sudah mulai mengendor, rupanya habis
dipakai menghadapi Ki Siong Cinjin dan Wan Tiong Lojin
tadi, meskipun masih kuat untuk menolak atau mengebut
ularnya. Dan ketika dia mengadu kecepatan dan Sinpiauw Ang-lojin juga mengikuti gerakan pemuda ini tibatiba dengan cerdik dan amat licin Bu Ham mengadu
napas, mengajak kakek ini bergerak sama cepat untuk
mengimbangi dirinya. Beberapa jurus masih kelihatan
kuat dan pertempuran berjalan imbang, Sin-piauw Anglojin diam-diam kaget melihat lawan memiliki tenaga yang
tidak berselisih jauh dengannya, kipas sama terpental
sementara pisaunya juga tertolak. Harus mengaku bahwa
murid Sai- mo-ong ini memang hebat, bahkan kepada
Sai-mo-ong sendiri dia harus mengaku kalah dan bukan
tandingan kakek iblis itu. Dan ketika pertandingan
berjalan beberapa jurus lagi dan Bu Ham mulai mengadu
tenaga mendadak kakek ini terkejut ketika pukulanpukulannya mulai lemah.


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Lojin, hemat tenagamu. Jangan terpancing
keras lawan keras!"
Sin-piauw Ang-lojin sadar. Dia memang marah
7https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pada pemuda ini, mengadu keras sama keras, begitu juga
sering mengejar dan mengadu kecepatan dengan lawan.
Lupa bahwa dia telah bertempur dengan dua sutenya yang
diam-diam telah mengurangi tenaganya. Betapapun tenaga
tua memang tak dapat dibandingkan dengan tenaga muda.
Tapi karena kakek ini memang ulet dan semangat pun masih
tinggi maka Bu Ham sedikit kecewa tak dapat mengendorkan
tenaga lawan dengan cepat.
Namun Bun Ham adalah pemuda cerdik. Dia melihat
pisau di tangan lawannya itu memang cukup berbahaya,
di samping menangkis juga tidak jarang melancarkan
serangan, cepat dan tidak terduga. Tapi karena dia
mempunyai dua senjata di tangan kiri dan kanan dan
sering benturan-benturan diantara mereka
menguntungkan pemuda ini karena ular maupun kipasnya
dapat nyelonong di saat senjata yang lain menangkis
maka betapapun lawannya itu harus berhati-hati
terhadapnya. Dan kini Sin-piauw Ang-lojin menghemat
tenaga. Kakek itu tak mau banyak bergerak jika dirasa tak
perlu, mulai sering mengelak daripada mengadu tenaga.
Dan karena kakek itu lebih banyak bersikap bertahan
daripada menyerang akhirnya Bu Hampun menyiapkan
jarum-jarum beracun untuk merobohkan kakek itu,
betapapun dia juga belum dapat
8https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendesak kakek tinggi besar ini karena pertahanan
Sin-piauw Ang-Iojin cukup kuat pisaunya masih
menangkis dan membabat, sering ularnya hampir
putus kalau dia tidak berhati-hati. Dan ketika satu saat
kipasnya bergerak sementara lawan mengelak maka
saat itu Bu Ham menyambarkan ularnya.
"Wutt...!"
Sin-piauw Ang-lojin menggerakkan pisau. Ular
itu dibabat, untuk kesekian kalinya ditangkis agar
putus menjadi dua. Tapi Bu Ham yang tiba-tiba
melepas ular dan sengaja mengorbankan ularnya
itu mendadak tertawa membuka kipasnya.
"Sin-piauw Ang-lojin, mampuslah...!"
Kakek tinggi besar itu terkejut. Ular menyambar dirinya,
tentu saja disambut gerakan pisau yang membabat dari
bawah ke atas, menahan napas tak mau menghirup hawa
ular, langsung membentak membuat ular mendesis tertahan,
putus tubuhnya dibabat kakek ini, darah menyembur hampir
mengenai muka kakek itu. Dan persis ular dibacok putus tibatiba kipas di tangan Bu Ham mengebut tiba, menyambar
kakek ini menyembunyikan serangan gelap, sengaja dibuka
karena saat itu juga Bu Ham meluncurkan jarum-jarum halus
di balik kipasnya, tentu saja membuat kakek ini terkejut
9https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan berseru keras. Tapi karena kipas harus ditangkis
sementara jarum juga menyerang di balik kebutan kipas
akhirnya Sin-piauw Ang-lojin pucat memaki pemuda itu.
"Bu-kongcu, kau curang...!"
Kakek ini membanting tubuh bergulingan. Saat itu tak
ada kesempatan baginya untuk berbuat lain, pisau sudah
menangkis ular dan kipas, harus melempar tubuh untuk
menjauhi serangan jarum-jarum berbahaya itu. Tapi Bukongcu yang mengejar dan berkelebat ke depan tiba-tiba
menyambitkan lagi jarum-jarum beracunnya itu, tertawa
bergelak tak memberi kesempatan lawannya itu melompat
bangun. Tentu saja membuat kakek ini terkejut dan
menggerakkan pisau sebisanya sambil bergulingan itu. Tapi
karena jarum bergerak dari atas ke bawah dan Sin-piauw
Ang-lojin jelas tak dapat mengelak akhirnya tiga jarum
menancap di tubuh kakek ini, yang sudah mengerahkan
sinkang tapi sia-sia.
"Cep-cep-cep!"
Sin- piauw Ang-lojin mengeluh. Tiga jarum
amblas di ketiak dan pundak kirinya, saat itu juga
merasa sakit dan nyeri yang sangat. Dan ketika dia
melompat bangun tapi kaki terhuyung tiba-tiba Bu
Ham menampar sambil menendang pula.
"Plak-dess"
10https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kakek ini terpelanting. Bu Ham tertawa melanjutkan
serangan, dielak dengan cara bergulingan oleh kakek itu
tak berhasil semuanya karena Sin-piauw Ang-lojin
menyeringai menahan sakit, jarum semakin tembus
tertindih tubuh yang bergulingan. Dan ketika Bu Ham
tertawa dan membiarkan kakek itu bangun berdiri
menyerangnya tiba-tiba tanpa diserang lagi kakek tinggi
besar ini terjerembab roboh.
"Bluk!"
Sin-piauw Ang-lojin pingsan. Kakek itu sampat
memaki Bu Ham, mengeluh pendek dan terjungkal
oleh racun yang membuat lumpuhnya tenaga, pusing
dan ambruk tanpa sadar lagi. Seluruh mukanya pucat
kehijauan. Dan ketika Bu Ham menendang dan
memberikan tubuh kakek tinggi besar itu pada seorang
busu maka Lo-hoat Tosu yang sadar dari rasa
terkejutnya tiba-tiba membentak,
"Bu-kongcu, kau curang!"
Bu Ham tertawa mengejek. "Kau maju, tosu
bau? Minta kurobohkan pula?"
"Pinto yang akan merobohkanmu, bocah curang.
Pinto tak akan segan-segan lagi pada nama besar
gurumu!" Lo-hoat Tosu menggigil, marah sekali. Dan
ketika Bu Ham ganda ketawa dan mengebutkan
11https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kipasnya tiba-tiba kakek ini sudah menerjang
menggerakkan tongkat.
"Trak-trak!"
Bu Ham menangkis dua kali, terhuyung dan kaget
oleh tenaga lawan yang kuat, sadar bahwa dia telah
kehilangan tenaga melawan Sin-piauw Ang-lojin tadi.
Tapi Bu Ham yang tertawa mengelak dan berlompatan
ke sani-sini tiba-tiba sudah menerima kemplangan dan
sodokan tongkat yang bertubi-tubi datang menyerang,
melihat tosu itu benar-benar marah dan mulai
mendesaknya dengan pukulan-pukulan berbahaya.
Dan ketika Bu Ham menangkis dan tongkat
menyambar mendadak dua jari Lo-hoat Tosu juga
menotok mengenai lehernya.
"Plak-plak!"
Bu Ham terbanting. Dia kaget dan bergulingan
menjauh, untung totokan sedikit meleset tapi membuat
lehernya nyeri. Terkejut bahwa tosu ini memiliki pukulan
ampuh, dua jari yang berbahaya. Dan ketika Lo-hoat Tosu
juga mengebutkan lengan bajunya yang kaku menyambar
bagai lempengan baja tiba-tiba Bu Ham dibuat sibuk oleh
pukulan-pukulan tosu ini.
"Plak-plak!"
Bu Ham kembali terpental. Dia terpaksa membuka
12https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kipasnya, membentak dan marah oleh beberapa pukulan
yang menyengat tubuh, menangkis dan balas menyerang
tosu itu yang mempergunakan tongkat dan ujung baju. Dan
ketika Bu Ham menahan dan mulai melepas jarum-jarum
halusnya pula akhirnya Lo-hoat Tosu memaki dan
menggerakkan lengan kirinya, menyampok.
"Bu-kongcu, kau pemuda tak tahu malu!"
"Ha- ha, tak perlu pentang bacot, tosu tua. Kalau kau
ingin menang boleh robohkan aku. Kalau tidak diamlah...
wut-wut!" dan belasan jarum yang kembali menyambar
menahan serangan tongkat akhirnya membuat tosu ini
marah-marah dan berhati-hati, betapapun hilangnya ular
bagi Bu-kongcu masih dapat diganti dengan jarum-jarum
rahasianya itu. Dan ketika keduanya sama bergerak cepat
dan Bu-kongcu melihat sinkang tosu Kun-Iun-pai ini dapat
mengebut kipasnya akhirnya Bu-kongcu tertegun dan
mulai terdesak.
"Tosu bau, kau hebat juga!"
Lo-hoat Tosu tak menjawab. Dia terus menyerang
dan membuat Bu Ham kewalahan, mengerutkan alis
karena senjata-senjata rahasianya diketahui lawan,
dikebut dan selalu disampok runtuh oleh tangan kiri tosu
Kun-lun itu. Dan ketika pertandingan berjalan belasan
jurus dan sedikit tetapi pasti Bu Ham mulai
13https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tersudut tiba-tiba pemuda ini bersiul.
"Kerbau-kerbau dungu, bantu aku...!"
Lo-hoat Tosu terkejut. Dia meudengar lawan
minta bantuan, melihat lima busu melompat maju
mencabut senjata. Tapi ketika mereka maju dan tosu
ini menggerakkan tongkat tiba-tiba senjata para busu
itu patah-patah dan mereka terbanting roboh.
"Goblok, bantu saja dari jauh!" Bu Ham berteriak,
memaki para busu itu hingga yang lain tertegun, tak
maju kembali karena Bu Ham membentak mereka.
Tapi komandan mereka yang rupanya mengerti
maksud pemuda itu tiba-tiba mencabut panah.
"Serang kakek itu dengan panah...!"
Bu Ham tertawa. Memang itu yang dimaksud,
mengganggu Lo-hoat Tosu agar bisa dipecah
konsentrasinya. Dan ketika belasan anak panah meluncur
mengganggu tosu itu dan Lo-hoat Tosu harus menangkis dan
mementalkan panah maka saat itu jarum-jarum Bu-kongcu
mulai bekerja tak mendapat rintangan.
"Tosu bau, kaupun agaknya menyusul Sinpiauw Ang-Iojin. Mampuslah!"
Lo -hoat Tosu marah. Dia jadi dikeroyok secara curang,
tak dapat memusatkan perhatian karena para busu
menyerangnya dengan panah. Dan ketika dia harus
14https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyampok dan Bu Ham melempar jarum dan
mengebutkan kipasnya akhirnya tosu ini mengeluh
ketika sebuah jarum tak dapat dikelit, mengenai
lengannya dan membuat dia terhuyung. Dan ketika
anak panah kembali berhamburan dan jarum-jarum
yang lain mengenai tubuhnya tiba-tiba tosu ini
terguling ketika kipas menyambar tengkuknya.
"Plak!"
Lo-hoat Tosu roboh. Kakek ini tak dapat menahan
keroyokan, terutama jarum-jarum Bu Ham yang amat
beracun itu. Dan ketika dia terguling dan pingsan
dengan muka kehijauan maka Bu Ham menendang
tubuhnya sambil tertawa bergelak.
"Bawa tikus-tikus busuk ini. Kerangkeng mereka!"
Lo-hoat Tosu dan muridnya serta Sin-piauw Anglojin ditangkap. Mereka ditelikung dan dimasukkan ke
sebuah kerangkeng besar, masih pingsan dan begitu
saja diseret ke rumah Siong-taijin. Dan ketika Bu Ham
menyusul masuk dan menyuruh dua busu mencari
Siong Gwan dan dua gurunya maka malam itu
bayangan Hong Jin dan teman-temannya muncul.
* * *
15https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kongcu, apa yang harus kita lakukan kepada
mereka ini?"
"Biarkan mereka sadar. Surat rahasia itu harus
kita peroleh!"
"Tidak dibunuh saja mereka itu?"
"Jangan, Siauw-ong-ya minta surat itu harus
ditemukan dulu, Hong Jin. Kalau beres tentu saja
mereka itu boleh dibunuh!"
Sin-piauw Ang-lojin lamat-lamat mendengar
percakapan ini. Dan sudah sadar, mulai membuka
mata dan merasa panas seluruh tubuhnya. Teringat
pertempurannya melawan Bu-kongcu itu dan
mengenal suara orang. Tapi ketika dia menggerakkan
kaki tangan namun terasa sakit karena terbelenggu
maka tertegunlah kakek ini melihat Lo-hoat Tosu dan
Beng Lam ada juga di sebelahnya, sama-sama terikat
di sebuah kurungan jeruji besi.
"Ha-ha, kau sudah sadar, Sin-piauw Ang-lojin?"
Kakek ini menggeram. Dia melihat sebuah
bayangan berkelebat ke depannya, disusul dua bayangan
lain. Dan ketika dia melihat Hong Jin dan Wan Tiong Lojin
dua sutenya itu berada di dekat Bu-kongcu tiba-tiba kakek
ini membentak gusar, "Sute, kalian iblis-iblis terkutuk. Tak
nyana kalau kau bergaul pula dengan
16https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
setan macam Bu-kongcu ini!"
"Ha-ha, tak perlu memaki, lojin. Buruk baiknya
nasibmu ada di tanganku. Ayolah, tenang...!" dan
Bu-kongcu yang melepas ikatan belenggunya tapi
menotok kakek itu tiba-tiba menyeret ketua Sengpiauw-pang ini keluar dari kerangkengnya. "Sengpiauw-pangcu, kau mau baik-baik bicara dengan
kami, bukan? Nah, tunjukkan dimana surat untuk
putera mahkota itu. Aku akan memberimu obat
penawar kalau kau mau membantu kami."
"Tidak, aku tak tahu apa- apa. Aku tak mau
bersekutu dengan iblis-iblis macam kalian!"
"Hm, kau tak ingin sembuh, lojin?"
Kakek ini gusar. "Bu-kongcu, kau boleh bunuh aku
atau siksa tapi tak mungkin si tua bangka ini menyerah.
Aku tahu pengkhianatan Siauw-ong-ya, sebaiknya tak
perlu banyak cakap dan kau bunuhlah aku!"
"Ha," Bu-kongcu tersenyum. "Aku tak mau
membunuhmu, pangcu. Tapi menghendaki surat
yang kau sembunyikan itu. Aku akan
mengampunimu. Dimana surat itu?"
Sin-piauw Ang-lojin tak menjawab, matanya
bahkan mendelik.
"Kau tak perlu keras kepala, pangcu. Kita


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

17https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebaiknya berdamai saja dan kubebaskan pula dua
orang temanmu itu. Lihat, tosu itupun mulai sadar,
begitu pula muridnya."
Kakek tinggi besar ini menggigit bibir. Dia
melihat Lo-hoat Tosu menyeringai menahan sakit,
tubuhnya penuh luka-luka, kecil berbintik-bintik
hitam dari jarum-jarum beracun yang dimiliki Bukongcu, melihat sebatang anak panah menancap
pula di pundak kakek itu, belum dicabut. Dan ketika
Beng Lam sang murid juga membuka matanya dan
mendesis menahan sakit maka dua orang guru dan
murid itu bertemu pandang dengannya, yang
anehnya tiba-tiba membuat tosu ini tersenyum.
"Lojin, kita bertemu di surga?"
"Tidak, kita di neraka, tojin. Bu-kongcu dan dua
suteku itu ada di sini. Lihat!"
Lo -hoat Tosu menoleh. Dia memutar leher
dengan sukar, tampak menahan sakit, menggigil
dan melihat Wan Tiong Lojin dan suhengnya ada di
situ. Dan ketika Hong Jin tertawa mengejek dan tosu
ini tersenyum pahit maka Beng Lam sang murid
berseru nyaring,
"Suhu, kiranya kita ditangkap tikus-tikus tak tahu
malu. Sebaiknya meram saja tak perlu membuka mata.
18https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Aku muak melihat tampang mereka!"
"Hm," Hong Jin tertawa dingin. " Kau tak perlu
berlagak tengik, anak muda. Kami dapat
membunuhmu kalau kami mau."
"Kalau begitu bunuhlah, aku tak takut!" Beng
Lam membentak, membuat Hong Jin merah
mukanya dan marah. Tapi Bu-kongcu yang tertawa
tenang tiba-tiba berkata mendahului.
"Hong Jin, tak perlu hiraukan kicauan anak muda
itu. Kita tanya saja mereka baik-baik tentang surat
rahasia untuk pangeran mahkota," dan menghadapi
Lo-hoat Tosu dan teman-temannya itu Bu-kongcu
berdehem. "Sin-piauw Ang-lojin, bagaimana dengan
pertanyaanku tadi? Dimana kau sembunyikan surat
itu? Ingat, dua temanmu ikut-ikutan di sini gara-gara
permintaanmu. Kalau kau tidak bicara baik-baik tentu
mereka ini kubunuh!"
Sin-piauw Ang-lojin menggereng. "Aku tak tahumenahu tentang surat segala, Bu- kongcu. Aku datang
karena mengejar-ngejar dua suteku itu!"
"Kau tak mau mengaku?"
"Tidak, karena aku tak tahu!"
"Baiklah, kalau begitu kebebasanmu sulit kau
dapat," dan memutar tubuh menghadapi Lo-hoat Tosu
19https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pemuda ini tersenyum. "Dan kau, Lo-hoat Tosu.
Apakah kau juga tak tahu tentang surat yang dibawa
kakek ini? Ataukah kau pura-pura tak tahu?"
" Pinto tak tahu apa-apa, bocah iblis. Kalau pinto ada di
bawah kekuasaanmu lekas saja kau bunuh pinto!" "Hm,
dan kau," Bu-kongcu tetap tersenyum. "Namamu
Beng Lam, bukan? Bagaimana jawabanmu untuk
pertanyaan yang sama? Tidakkah kau mengetahui
dimana surat rahasia yang dibawa kakek ini?"
Beng Lam menjengek. "Kau geledah saja tubuhnya,
Bu-kongcu. Kalau ada silahkan ambil kalau tidak tak perlu
tanya pada kami. Aku tak tahu apa-apa!"
" Tapi kau ingin suhu dan dirimu bebas, bukan?
Masih demikian kaku sikapmu?"
" Aku tak ingin bebas, pemuda iblis. Kalau suhu
ada di sini aku juga tak mau melarikan diri!"
"Baiklah, kalau begitu kalian boleh keras kepala.
Ingin kulihat sampai berapa lama kalian keras kepala!"
Bu-kongcu tiba-tiba menarik Beng Lam, menyentak
pemuda itu hingga keluar kerangkeng. Dan ketika
pemuda itu mengeluarkan sebatang jarumnya tiba-tiba
Bu-kongcu tertawa dingin, mendekatkan jarum ini pada
mata kiri Beng Lam. "Bocah she Beng, kau belum pernah
ditusuk buta, kan? Bagaimana kalau kini kau
20https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
merasakan ditusuk jarum?"
Beng Lam pucat. Dia terbelalak melihat jarum
hitam di tangan lawannya itu, muka tiba-tiba berubah
dan jelas takut. Tapi begitu pandangan bentrok dengan
mata gurunya tiba-tiba pemuda ini membentak, "Bukongcu, kau memang manusia iblis. Kau boleh bunuh
atau siksa diriku tapi aku tak takut!"
"Benarkah?" Bu Ham menyeringai keji. "Kau
sungguh-sungguh tak takut, Beng Lam? Kalau begitu
mari kulihat!" dan Beng Lam yang cepat menutup
matanya ketika jarum mendekat tiba-tiba ditusuk
dengan keji oleh murid Sai-mo-ong itu. "Beng Lam, ini
jarum tidak begitu berbahaya, nyawamu tak akan
terancam. Tapi gatal dan pedih akan membuat kau
bergulingan mencukil matamu sendiri... crep!" jarum
yang sudah ditusukkan itu tiba- tiba amblas ke mata
Beng Lam, disambut jerit ngeri anak muda ini. Dan
ketika Bu Ham tertawa dan membebaskan totokannya
tiba-tiba Beng Lam meraung menggosok-gosok
matanya itu, bergulingan.
"Bu-kongcu, kau iblis keji. Keparat kau!" Bukongcu tertawa. Dengan enak dia melihat
murid Lo-hoat Tosu itu mencakar- cakar mukanya
sendiri, merasakan gatal dan pedih yang amat menyiksa.
21https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tentu saja jarum semakin amblas dan hilang di bola
mata, mengerikan. Dan ketika Beng Lam berteriakteriak dan meraung bagai anjing kesakitan tiba-tiba
pemuda ini mencukil biji matanya.
"Crep!"
Sin-piauw Ang-lojin dan Lo-hoat Tosu ngeri. Dua orang
tua ini melihat biji mata Beng Lam tercukil keluar, penuh
darah, membasahi muka Beng Lam sendiri hingga muka
pemuda itu menjadi mengerikan. Satu matanya copot. Tapi
berbareng dengan terkoreknya bola mata itu tiba-tiba Beng
Lam mengeluh dan roboh pingsan.
"Bluk!"
Lo -hoat Tosu mendelik. Dia tadi tak dapat bicara
apa-apa melihat semua kejadian itu, tercekik
tenggorokannya oleh penderitaan sang murid. Tapi begitu
mundur dan melihat muridnya roboh tiba-tiba kakek ini
menggeram. "Bu-kongcu, kau benar-benar manusia iblis.
Terkutuk kau. Pinto tak akan membiarkanmu sewenangwenang... !" tapi kakek ini yang mengeluh dan kesakitan
oleh jarum dan panah yang menancap di tubuhnya tiba tiba mendelik dan kejang di tempat, batuk-batuk dan
menghentikan kata-katanya karena dada terasa sakit.
Dan Bu-kongcu yang terbahak melihat kakek itu tiba-tiba
melangkah maju,
22https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memegang gagang panah yang menancap di
pundak kakek ini.
" Seng-piauw-pangcu, tegakah kau melihat anak
panah ini kukoyak-koyak di tubuh temanmu? Lihat, tosu
ini menyeringai. Tentu sakit ditusuk dagingnya!" dan Bu
Ham yang menepuk panah hingga amblas semakin dalam
tiba-tiba membuat tosu Kun-lun itu menjerit.
"Augh!"
Sin-piauw Ang-lojin memejamkan mata. Dia tak
kuat melihat pemandangan ini, anak panah dikoyakkoyak sementara Lo-hoat Tosu mengaduh dan
memaki-maki pemuda itu. Tapi ketika Bu Ham
menghentikan perbuatannya dan tertawa padanya
pemuda ini bertanya, "Bagaimana, kau
menghendaki aku membunuh tosu bau ini, Lojin?"
Sin-piauw Ang-lojin menggigit bibir. "Tidak, kau
bebaskan dia dan kau bununlah aku. Lo-hoat Tosu
tak bersalah!"
"Tapi surat rahasia harus kau tunjukkan dulu, Lojin.
Kalau tidak tentu saja permintaanmu tak mungkin
terkabul. Ayo, kesabaranku hampir habis. Aku akan
menyiksamu juga kalau tosu ini sudah tak kuat!"
Bu Ham melangkah maju, menghampiri kakek itu
dan tampak menyeringai dengan mata penuh ancaman,
23https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sikapnya tidak main-main dan membuat Sin-piauw
Ang-lojin gusar. Tapi baru pemuda itu melangkah
tiga tindak tiba -tiba Lo-hoat Tosu berseru, "Lojin,
jangan berikan apa yang diminta pemuda iblis itu.
Pinto siap mati mempertahankan kebenaran!"
"Hm, jadi surat benar-benar ada di tangan
kalian?" Sin-piauw Ang-lojin menggigil.
"Ayo, mana surat itu, lojin. Kalau tidak kalian
semua akan kubunuh!" Bu Ham mengeluarkan lagi
sebatang jarum, terkekeh menghampiri kakek tinggi
besar itu dan siap mencobloskan di mata Sin-piauw
Ang-lojin. Tapi Lo-hoat Tosu yang lagi-lagi berseru
mendadak membentak gemetar,
"Bu-kongcu, surat ada di tanganku. Kalau kau
menghendaki surat bebaskanlah sahabatku itu dan
suruh dia pergi!"
Bu-kongcu melengak. "Kau tak main-main?" "Pinto
tak main-main denganmu, bocah busuk. Apa
yang pinto kata adalah benar sesuai omongan pinto.
Bebaskan Sin -piauw Ang-lojin, juga muridku!" dan
berseru pada Sin-piauw Ang-lojin tosu ini berkata,
"Lojin, bawa murid pinto keluar dari tempat ini.
Selamatkan dia!"
Sin-piauw Ang-lojin terbelalak. Dia tertegun oleh
24https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
semua kata- kata tosu itu, seolah melihat temannya itu
benar-benar membawa surat rahasia padahal surat
sebenarnya tak ada di tangan mereka. Hal yang tentunya
telah dibuktikan Bu-kongcu dengan menggeledah tubuh
mereka, di saat mereka pingsan. Tapi sadar bahwa tosu
itu kiranya ingin menyelamatkan dirinya dan Beng Lam
dengan jalan mengorbankan diri tiba-tiba Sin-piauw Anglojin tertawa bergelak.
"Lo-hoat Tosu, kau tua bangka sialan. Kenapa
berbohong kepada musuh? Tidak, surat tidak berada
di tanganmu tetapi di tanganku. Sebaiknya kau yang
bebas dan biarkan aku menghadapi pemuda ini!" dan
berseru pada Bu Ham kakek itu mengedikkan kepala,
"Bocah siluman, kau bebaskan dua temanku yang
tidak bersalah. Surat rahasia ada di tanganku, tak perlu
percaya padanya?"
Bu Ham terbelalak. "Siapa yang
benar?" "Aku!"
Tidak, aku, Bu-kongcu. Tua bangka itu bohong!" Lohoat Tosu berteriak, marah pada temannya tapi Sin-piauw
Ang-lojin tertawa bergelak. Dan ketika dua kakek itu
saling membentak dan menyebut diri sendiri sebagai
pembawa surat akhirnya Bu Ham yang bingung dan
mendongkol berkata dengan muka merah,
25https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Lo- hoat Tosu, dan kau Sin -piauw Ang-lojin,
sebaiknya tak perlu main- main di saat ini. Kalian
berdua sama mengaku membawa surat. Kalau
kalian ingin yang lain bebas sebaiknya tunjukkan
surat itu dan buktikan! Nah, mana surat itu?"
Sin- piauw Ang-lojin terdiam. Lo-hoat Tosu juga
terdiam. Tapi ketika keduanya saling pandang dan
tertawa tiba-tiba kakek tinggi besar itu menjawab, "Bukongcu, kau pemuda siluman yang tak gampang
dipercaya. Kalau ingin surat tentu saja dua temanku itu
kau bebaskan dulu. Mana bisa begitu enak?"
"Ya, dan kau tinggal percaya siapa, bocah
setan. Pinto juga akan memberikan surat kalau
murid dan sahabat pinto kau bebaskan!"
Bu Ham marah. Dia juga kesulitan memaksa dua
kakek ini, telah menggeledah tapi tak menemukan apa
yang dicari di tubuh kakek itu. Tapi melihat Beng Lam
yang pingsan tiba-tiba pemuda ini tertawa dingin, tahutahu telah menyambar tubuh orang.
"Lo -hoat Tosu, dan kau Sin-piauw Ang-lojin.
Rupanya kalian sengaja mempermainkan aku untuk
melihat kesungguhanku. Sekarang aku tak mau banyak
omong, siapa yang benar harus mengaku dengan jujur,
yang tidak membawa surat tak perlu pentang bacot.
26https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Katakan, siapa diantara kalian yang betul-betul membawa
surat? Awas, sekali kalian berteriak berbareng aku akan
menikam pemuda ini!" Bu Ham meraih pisau Ang-lojin,
siap menusukkannya di dada Beng Lam yang pingsan,
beringas memandang dua kakek itu. Tapi Sin- piauw Anglojin dan Lo-hoat Tosu yang rupanya ingin mendahului
bicara tiba-tiba berseru,
"Aku...!"
"Aku!" dan begitu dua kakek itu tanpa sadar
bicara berbareng mendadak tanpa ampun Bu Ham
menusukkan pisaunya dengan keji, langsung ke
dada Beng Lam.
"Cep!"
Dua orang tua itu terbelalak. Mereka melihat
Bu Ham betul -betul melaksanakan ancamannya itu,
menikamkan belati dengan sikap begitu dingin.
Tentu saja membuat Beng Lam tewas dan tidak
menjerit lagi. Terbang rohnya di saat pingsan! Dan
Lo-hoat Tosu serta Seng-piauw-pangcu yang
tertegun tak menyangka tiba-tiba menggerung
ketika sadar dan melihat Bu-kongcu mencabut
pisaunya. Pisau yang penuh darah segar!
"Bu- kongcu, kau iblis terkutuk. Kau jahanam
keparat!"


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

27https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ha-ha, aku sudah memberi tahu, tosu bau. Kalian
menghabiskan kesabaranku dan sekarang kalian lihat
buktinya. Aku tak main-main!" lalu melompat menghampiri
dua orang kakek itu Bu-kongcu mengoleskan darah di
baju Sin-piauw Ang-lojin, sikapnya bagai iblis. "Sengpiauw-pangcu, siapa yang benar diantara kalian sebagai
pembawa surat? Ayo, aku akan menusuk matamu kalau
tidak mau bicara!"
Sin-piauw Ang- lojin menggigil. Seumur hidup, baru
kali itu dia melihat seseorang dengan keji membunuh
seseorang yang masih pingsan. Begitu kejam dan dingin.
Seolah manusia adalah benda tak berharga yang boleh
dihabisi nyawanya sewaktu-waktu. Tapi tak takut
memandang pisau yang mendekati matanya kakek ini
membentak, "Bocah iblis, aku bukan penakut atau
pengkhianat. Kalau kau mau tusuk mataku tusuklah, tapi
aku tak akan memberi tahu dimana surat rahasia itu!"
"Ya, dan pinto juga tak akan mengaku padamu,
bocah. Pinto akan menyimpan surat rahasia itu
dengan nyawa pinto!"
Bu Ham habis sabar. Dia menggerakkan pisaunya
menusuk mata kiri Sin-piauw Ang-lojin, marah karena dua
kakek itu ternyata orang-orang yang keras hati. Tapi Hong
Jin yang berkelebat menahan tiba-tiba
28https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berseru,
"Kongcu, jangan bunuh dia!" dan pisau yang
tertahan di udara tiba-tiba membuat Bu Ham geram.
"Kenapa?"
Hong Jin mengerutkan kening. "Karena suhengku ini
yang kurasa menyimpan surat, kongcu. Lo-hoat Tosu
hanya mengaku-aku untuk menyelamatkan teman.
Sebaiknya mereka... " Hong Jin berbisik-bisik, tak
terdengar bicaranya karena mendekatkan mulut pada
telinga Bu-kongcu. Dan ketika Bu -kongcu mengangguk
dan tertawa kecil tiba-tiba pemuda ini berseru gembira,
"Baik, aku setuju usulmu, Hong Jin. Agaknya
kakek ini akan menyerah kalau dibuat begitu.
Masukkan mereka, obati luka-lukanya."
Aneh, Sin-piauw Ang-lojin dan Lo -hoat Tosu
dibebaskan. Mereka kembali dimasukkan ke kerangkeng,
luka -lukanya diobati. Diberi makan dan minum hingga dua
kakek itu sehat. Tentu saja membuat dua orang tua ini
tertegun. Heran tapi was- was menduga apa yang bakal
dilakukan lawan. Dan ketika beberapa hari kemudian mereka
dibawa masuk tapi tubuh ditotok mendadak mereka
tercengang ketika dibawa masuk ke sebuah kamar yang
indah, dua gadis cantik menemani Bu-kongcu yang duduk di
tengah kamar tertawa lebar.
29https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Jiwi taihiap (dua pendekar) yang gagah, kalian
sudah sehat kembali dan merasa segar?"
Sin-piauw Ang-lojin mendengus, tak menjawab.
Tapi Lo-hoat Tosu yang diam-diam mengerahkan
sinkang mencoba melancarkan jalan darahnya tibatiba membentak dengan muka merah, teringat
kematian muridnya yang mengenaskan.
"Bu-kongcu, apapun tak dapat membujuk kami
untuk menyerahkan surat rahasia. Kami dua tua bangka
siap mampus untuk mempertahankan kebenaran!"
"Ha-ha, tak perlu marah, totiang. Aku menyambutmu
baik-baik justeru untuk berdamai yang terakhir kalinya.
Kematian muridmu tak perlu membuatmu dendam. Itu
salahnya sendiri. Sekarang kalian sudah mencukur
jenggot dan kumis?" pemuda itu bangkit berdiri,
memandang dua kakek ini yang kelihatan bersih
mukanya, licin. Dan ketika Lo- hoat Tosu dan temannya
tak mengerti apa yang dimaui pemuda ini Bu-kongcu
sudah mengeluarkan sebotol arak.
"Sin-piauw Ang-lojin, ini arak harum yang paling
nikmat. Kalian memang dua kakek yang gagah perkasa,
kuakui itu. Tapi kalian belum pernah ditonton bermain
cinta, kan? Nah, ini dua kekasihku yang siap melayani
kalian. Mereka cantik dan montok, tentu gembira
30https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
melayani kalian yang sudah bercukur demikian rapi.
Kalian mau menikmati arak harum?" Bu-kongcu
membuka tutup arak itu, bertepuk tangan dua kali dan
beberapa bayangan muncul, Hong Jin dan sutenya
serta Siong Gwan, putera Siong-taijin yang mengiler
memandang dua wanita cantik di kamar itu. Tapi Lohoat Tosu dan Sin-piauw Ang-lojin yang masih kurang
mengerti akan kata-kata orang tiba-tiba mendamprat,
"Bu-kongcu, apa yang mau kau lakukan?"
"Ha-ha, aku ingin menikmati pertunjukan menarik,
Seng-piauw-pangcu," Bu Ham tertawa. "Aku ingin
memaksa kalian menyerahkan surat rahasia."
"Tak mungkin, kau tak akan berhasil!"
"Begitukah?" pemuda ini tersenyum. "Lihat dulu,
Seng-piauw-pangcu. Arakku ini arak perangsang yang
membuat kalian berlaku binal. Aku ingin melihat, kalian
mau bicara atau tidak!" dan Bu-kongcu yang memberi
tanda pada dua wanita cantik di belakangnya tiba-tiba
disambut gerakan gemulai ketika dua wanita cantik itu
melepas pakaiannya.
"Bu -kongcu, kau jahanam terkutuk!" Lo-hoat Tosu
terkejut, baru mengerti bahwa kiranya mereka hendak
"diadu" dengan wanita-wanita itu. Rupanya dua pelacur
yang sudah dibeli Bu-kongcu, mengharap mereka
31https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bermain cinta sementara Bu Ham dan teman-temannya
menonton. Satu perbuatan yang hina dan memalukan!
Tapi Bu-kongcu yang tertawa gembira tiba-tiba sudah
memberi isyarat agar dua wanita itu maju.
"Ang-hwa, dua kakek ini tentu hebat sekali.
Kalian pilih yang mana?"
Ang-hwa, wanita baju merah menghampiri Lo hoat Tosu. Ia tersenyum manis, melenggang dan sisa
pakaiannya tersingkap lebar, memperlihatkan
pahanya yang gempal dan putih, montok dan mulus
bak batu pualam. Tapi Lo-hoat Tosu yang terbelalak
memandang wanita ini tiba-tiba membentak, marah
dan jijik. "Pelacur hina, jangan dekati pinto. Pergilah!"
Ang -hwa tersenyum. Ia tidak menghiraukan
bentakan itu, bahkan tertawa kecil. Dan ketika lawan
melotot padanya tiba-tiba dia telah melingkarkan
lengan di leher tosu ini, membelai dagunya. "Totiang,
Bu-kongcu menyuruhku melayanimu. Kau baik-baiklah
bersikap padaku ... cup!" dan sebuah ciuman yang
mendarat di pipi tosu itu tiba-tiba membuat Lo-hoat
Tosu mencak-mencak dan marah bukan main.
"Bu-kongcu, suruh pergi siluman betina ini.
Pinto tak tahan!"
Bu-kongcu tertawa. Dia tak menghiraukan seruan
32https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lawannya, memandang wanita baju hijau yang
merupakan teman Ang-hwa. Dan ketika Lo-hoat
Tosu berteriak-teriak dan jijik serta jengah maka
pemuda ini memberi isyarat. "Cheng Kiok, kau tak
segera melaksanakan tugasmu?"
Cheng Kiok, pelacur satunya itu tersenyum. Ia
mengangguk dan sudah menghampiri Sin -piauw Anglojin, pertama agak gentar karena ketua Seng-piauwpang itu tampak angker, bengis dan menakutkan. Tapi
karena Bu-kongcu sudah memberi tanda dan
temannya juga sudah mulai melaksanakan tugas maka
pelacur inipun maju dan ragu tapi menenangkan diri
menghampiri kakek tinggi besar itu.
"Kau mau apa?"
Bentakan itu membuat wanita ini tertegun. Sinpiauw Ang-lojin memandangnya dengan mata berkilat,
tampak bengis penuh wibawa. Tapi Bu-kongcu yang
tiba-tiba menepuk dan menyuruhnya maju akhirnya
membuat wanita ini memberanikan diri.
"Aku disuruh melayanimu, pangcu. Jangan
salahkan aku karena ini tugasku."
Cheng Kiok sudah mendekat, melingkarkan lengan
dan memeluk leher kakek tinggi besar itu. Tapi sebelum
wanita ini mendaratkan ciuman seperti yang tadi
33https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dilakukan Ang-hwa tiba-tiba Sin-piauw Ang- lojin
sudah menggereng, "Pergi kau, siluman hina. Aku
tak butuh pelayananmu!" Cheng Kiok tiba-tiba
terpelanting, kaget oleh bentakan kakek tinggi besar
itu yang penuh wibawa, menggetarkan ruangan.
Tapi Bu-kongcu yang tertawa berkelebat ke depan
tiba-tiba menotok rahang kakek ini.
" Cheng Kiok, tak perlu takut. Dia sudah kubuat
gagu... tuk!"
Sin-piauw Ang-lojin benar-benar melotot. Dia
dibuat gagu oleh pemuda itu, tak dapat
menggerakkan rahang dan tentu saja tak dapat
memaki-maki. Dan ketika kakek itu terbelalak dan
Bu-kongcu melompat mundur maka Cheng Kiok
sudah maju kembali memberanikan hati.
"Pangcu, tak perlu galak. Kalau kau galak tentu Bukongcu akan segera memberimu arak pemabuk itu!"
Cheng Kiok terkekeh, menggeliatkan pinggang dan tahutahu memeluk leher kakek ini. Dan ketika kakek itu
melotot tapi tak dapat berbuat sesuatu tiba-tiba wanita
inipun mendaratkan sebuah ciuman di pipi kakek itu.
"Cup!"
Muka Sin-piauw Ang-lojin merah padam. Dia
menggerak-gerakkan rahang tapi tak ada suara keluar,
34https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rupanya memaki kalang-kabut tapi tak ada sesuatu
yang terucapkan. Dan sementara dia melotot dan
mendelik tak karuan maka Bu-kongcu sudah
mengambil cawan dengan mata bersinar-sinar.
"Seng-piauw-pangcu, dan kau Lo-hoat Tosu. Kali ini
kami tak mau berpanjang mulut lagi. Kalau kalian tutup
mulut menyimpan surat rahasia maka dengan menyesal
kalian akan menikmati arak perangsang ini. Arak ini amat
hebat, milik bibiku Tok-gan Sin-ni. Secawan saja sudah
membuat seekor kuda menjadi binal. Kalian akan
dipengaruhi nafsu berahi, begitu hebatnya hingga kalian
tak akan malu-malu lagi. Ang-hwa dan Cheng Kiok akan
melayani kalian, kami tonton. Masihkah kalian keras
kepala tak mau bicara?"
Dua kakek itu pucat dan merah berganti-ganti.
Mereka tentu saja marah bukan main, malu tapi juga takut
pemuda itu membuktikan omongannya. Maklum, pemuda
ini adalah pemuda iblis yang tak segan-segan melakukan
segala macam perbuatan, termasuk mempermalukan
mereka dengan mencekoki arak perangsang agar
bermain cinta dengan dua pelacur itu. Dan
membayangkan mereka akan bermain cinta dengan cara
memalukan sementara orang-orang muda akan
menonton mereka tiba-tiba Lo-hoat Tosu mendelik
35https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hampir pingsan.
"Bocah, kau bunuhlah pinto. Kau siksalah pinto
tapi jangan melakukan yang satu itu!"
"Ha -ha, itu tak mudah kau lakukan, totiang. Kalau
kau ingin kusiksa maka inilah siksaannya. Tapi kalau kau
ingin bebas cepat katakan dimana surat itu!"
Lo-hoat Tosu mencak-mencak. Dia memaki kalangkabut pemuda itu, mencercanya sebagai pemuda biadab
yang melebihi anjing. Makian yang membuat pemuda itu
marah dan berang. Dan ketika tosu itu mendelik dan
masih mengumpat-umpatnya dengan segala cacian
keras tiba-tiba Bu Ham menghampiri tosu ini, ganti
meninggalkan Sin-piauw Ang-lojin.
"Tosu bau, rupanya mulutmupun bau. Nah, minum
arak ini. Harumkan mulutmu!" dan Bu Ham yang sudah
menotok rahang kakek itu agar terbuka tiba-tiba sudah
memasukkan arak ke mulut tosu ini, membebaskan
totokan dan arak amblas di dalam perut. Tentu saja
membuat lawan memaki dan mencercanya habishabisan. Tapi ketika Lo-hoat Tosu mengeluh dan segala
makian hilang dalam sekejap tiba-tiba kakek ini limbung
dan roboh, mendengkur dan mengeluarkan suara aneh
mirip kucing dicekik. Muka tiba-tiba merah seperti udang
direbus. Sekejap saja keringat bercucuran di
36https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tubuh kakek itu. Dan ketika Bu Ham tertawa
menyuruh Ang-hwa membangunkan kakek itu tibatiba pelacur ini menggeliatkan pinggang.
"Totiang, mari. Kita bersenang-senang...!"
Lo-hoat Tosu menggigil. Saat itu pandang matanya
gelap, bumi serasa berputar. Ketika diangkatpun masih
terhuyung dan terpaksa mendekap tubuh Ang-hwa. Nafsu
berahi bangkit dan membakar dengan hebatnya. Begitu
saja hingga membuat tosu ini gerah, rasanya ingin
melepaskan pakaian dan telanjang bulat mencebur di
kolam. Tapi karena Ang-hwa balas memeluk dan pelacur
itupun menempelkan tubuhnya tiba-tiba kakek ini lupa diri
dan menubruk Ang-hwa. Mulai terpengaruh arak
perangsang!
"Nona, kau cantik!"
"Hi-hik, aku memang cantik, totiang. Ayo
kemarilah...!" Ang-hwa terkekeh, menyambut Lo-hoat
Tosu dan mengajak kakek itu ke pembaringan. Maklum
bahwa kakek ini sudah dibangkitkan tenaganya oleh
nafsu berahi. Tapi ketika mereka terguling dan Bu-kongcu
terbahak mendadak Lo-hoat Tosu sadar dan Ienyaplenyap ingat akan keadaan dirinya.
"Lo-hoat Tosu, kaupun kiranya tak melebihi
anjing. Ayo, bangkit, Ang-hwa. Lari dan biar kakek itu


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

37https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengejar-ngejarmu...!"
Lo -hoat Tosu membuka matanya lebar-lebar. Dia
merasa berat sekali saat itu, mata mau memejam saja.
Gejolak berahi membuat kakek ini tak kalah dengan
pemuda. Tenaga terkumpul begitu hebatnya hingga
gunungpun rasanya sanggup dia angkat! Tapi ketika
lawan bicara seperti itu dan harga diri terinjak oleh kata kata Bu-kongcu sementara Ang-hwa menyingkir dan
menggodanya berlari-lari kecil di ruangan itu tiba-tiba Lohoat Tosu menggereng. Saat itu, dalam detik menentukan
kakek ini menyadari kedudukannya. Harga dirinya
tersinggung, begitu hebatnya hingga sedetik
mengalahkan nafsunya. Sadar dan maklum bahwa dia tak
dapat melepaskan diri dari nafsu berahi yang akan
menghantarnya dalam perbuatan tak tahu malu. Bermain
cinta dengan seorang pelacur sementara Bu-kongcu dan
teman-temannya menonton. Dan ketika kesadaran itu
muncul sekilas dan tawa Bu-kongcu yang menyakitkan
menghentak kakek ini dalam kesadaran yang jernih tibatiba, tanpa disangka siapapun tosu ini menumbukkan
kepalanya ke dinding. Maklum dia tak akan menguasai
diri lagi kalau kesadaran itu hilang, tertutup oleh arak
perangsang yang kembali bekerja di tubuhnya. Dan
begitu kakek ini menggeram dan
38https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
meloncat kuat tiba-tiba kepala itu telah menumbuk
dinding.
"Prakk!"
Bu-kongcu dan teman-temannya tertegun. Mereka
terkejut oleh kejadian cepat itu, tak menyangka tindakan
Lo- hoat Tosu yang demikian nekat. Bunuh diri! Tapi
begitu sadar dan kecewa oleh kegagalannya ini tiba-tiba
Bu-kongcu membentak, menyuruh mayat kakek itu
dibawa keluar sementara Ang-hwa pucat dan menggigil
tubuhnya, tak menduga sama sekali bahwa "lawan"
bermainnya bakal membenturkan kepala ke tembok yang
tebal. Tapi ketika Bu-kongcu marah-marah dan semua
orang tertegun oleh kejadian ini maka pemuda itu telah
menghampiri Sin-piauw Ang -lojin, yang saat itu juga
terbelalak dan kaget oleh kematian temannya, menyesal
tapi tak melihat jalan lain kecuali tindakan seperti itu.
Dapat juga menerimanya dan diam-diam merencanakan
untuk mengikuti jejak rekannya, siap bunuh diri kalau Bukongcu mencekokinya dengan arak perangsang. Tapi Bukongcu yang telah menotok rahangnya dan kiranya dapat
membaca pikiran kakek itu ternyata tertawa mengejek.
"Seng-piauw- pangcu, jangan harap perbuatan
temanmu dapat kau contoh. Aku tak akan
39https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membiarkanmu bunuh diri. Kau akan kutotok dan
tak akan kubebaskan kalau belum dikuasai
pengaruh arak ini benar-benar. Kau siap
memberikan surat atau kupaksa bermain cinta?"
Sin-piauw Ang-lojin tak dapat menjawab.
" Ah, aku lupa, orang tua. Kau tertotok gagu.
Nah, jawab saja dengan gampang. Kau menerima
kebebasanmu dan mengangguk atau kau menolak
dan cukup gelengkan kepalamu itu."
Sin-piauw Ang-lojin mendelik. Saat itu memang dia
tak dapat bicara, masih ditotok pemuda iblis ini. Tapi
karena dia dapat mengangguk atau menggeleng karena
urat lehernya dapat digerakkan akhirnya kakek ini melotot
saja dengan sikap ragu-ragu. Haruskah menggeleng atau
mengangguk! Menggeleng berarti melakukan perbuatan
terkutuk atau mengangguk tapi dia mengkhianati
pangeran mahkota! Tapi Sin-piauw Ang-lojin masih
bingung, tak menjawab juga ketika lawan mengulang
pertanyaannya, sampai tiga kali. Dan ketika Bu Ham
mulai gusar dan melihat kakek itu tidak mengangguk
ataupun menggeleng tiba-tiba dengan keji dia
menuangkan arak ke dalam cawan.
"Nah, kalau begitu kau boleh dilayani dua pelacur ini,
pangcu. Kulihat dan kelak kubeberkan pada semua
40https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
orang betapa Seng-piauw-pangcu yang gagah
perkasa ini bermain cinta di depan mataku. Ha-ha!" Bu
Ham gemas, meletakkan botol araknya dan
mendekatkan cawan ke mulut lawan, tertawa melihat
kakek itu mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Tanda
menolak. Tapi karena dia menguasai lawan dan
apapun dapat diperbuatnya maka sekali sentak tibatiba mulut ketua Seng-piauw-pang ini dibuka.
"Kakek keras kepala, minumlah!"
Sin-piauw Ang-lojin tak berdaya lagi. Dia benar-benar
tak mampu mengelak, cawan pun diangkat dan siap
digelogok isinya. Tapi persis arak dituangkan ke mulut kakek
ini tiba- tiba sebutir batu menyambar cepat, menghantam
cawan di tangan Bu-kongcu. Dan ketika cawan pecah dan
tumpah isinya maka sesosok bayangan berambut emas telah
berkelebat di depan Bu-kongcu.
"Bu-kongcu, kau pemuda terkutuk...!"
Bu-kongcu kaget bukan main. Saat itu dia melompat
mundur kecipratan arak, terbelalak dan marah melihat
seseorang datang menyerang. Menggagalkan niatnya
pada ketua Seng-piauw-pang itu. Tapi begitu melihat
siapa yang datang dan bayangan ini telah tegak di
depannya dengan mata bersinar-sinar tiba-tiba saja
kekagetan Bu-kongcu bertambah sekian
41https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kali lipat. "Kim-moueng...!"
Memang benar. Saat itu yang berdiri di depan
Bu-kongcu adalah Kim- mou- eng. Pendekar
Rambut Emas, yang kebetulan saja tiba di kota Piyang dan melihat kejadian di rumah Siong-taijin.
Terlambat selangkah dengan kematian Lo-hoat
Tosu. Tapi Bu -kongcu yang kaget dan gentar
memandang pendekar ini tiba-tiba menyambitkan
dua jarumnya membunuh Seng-piauw-pangcu.
"Plak plak!"
Bu-kongcu tertegun. Kim-mou-eng telah
menangkis dua jarumnya itu, mengebut dari jauh,
meruntuhkan jarum dan mendengus memandang
pemuda itu. Dan sementara pemuda ini
membelalakkan mata dengan muka merah tiba-tiba
Kim-mou-eng berkelebat dan... membebaskan
totokan Sin-piauw Ang-lojin.
"Pangcu, beristirahatlah...!"
Sin-piauw Ang-lojin girang bukan main. Dia saat itu
tak menduga sama sekali kalau pendekar ini datang,
membebaskan dirinya dan menyelamatkannya dari aib
yang memalukan. Maka begitu bebas dan terhuyung
melompat bangun tiba-tiba kakek ini menangis. "Kim42https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mou-eng, terima kasih!"
Bu- kongcu pucat. Dia melihat ketua Seng-piauwpang itu menubruk Pendekar Rambut Emas, mengguguk
dan terharu serta gembira oleh pertolongan yang di luar
dugaan ini. Pertolongan yang mengembalikan nama baik
dan jiwanya. Tapi Bu-kongcu yang sadar dan marah tibatiba menerjang, "Hong Jin, bunuh dua orang ini...!"
Hong Jin dan sutenya terkejut. Mereka bengong,
melihat kedatangan Kim -mou-eng seperti melihat
datangnya hantu. Maklum dan tahu benar kelihaian
pendekar ini, kesaktiannya. Tapi karena Bu-kongcu
memerintah dan pemuda itu sudah menggerakkan
kipas dan melepas jarum-jarumnya akhirnya dua
kakek ini menyerang juga dengan senjata mereka,
menyuruh pula Siong Gwan sang murid membantu.
"Siong Gwan, bantu sebisamu...!"
Siong Gwan, putera walikota Siong itu marah. Dia
terkejut melihat kedatangan Kim-mou-eng, telah
mendengar namanya belum merasakan kelihaiannya.
Melihat Kim- mou-eng adalah orang biasa-biasa saja
yang kelihatannya tidak menakutkan, seorang pemuda
tampan yang aneh dengan rambut yang kekuning
emasan itu. Maka begitu suhunya berteriak dan Bukongcu juga maju ke depan tiba-tiba pemuda ini
43https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyerang mencabut pedangnya.
"Plak-plak!"
Siong Gwan menjerit. Saat itu dia menyerang dari
belakang, membacok pendekar itu karena Bu-kongcu dan
suhunya menyerang dari depan. Jadi di tempat inilah dia
merasa leluasa membokong orang. Tapi begitu pedang
bergerak dan mengenai punggung tiba-tiba pedangnya
macet tertolak semacam tenaga yang tidak kelihatan,
membuat pedang terpental dan tentu saja membuat
pemuda ini penasaran. Dan ketika dia membentak lagi
dan mengayun pedang dengan tenaga sekuatnya
mendadak pedangnya patah dan mengenai pundaknya
sendiri.
"Pletak, aduh...!"
Siong Gwan langsung terguling. Kim-mou-eng sama
sekali tidak menyerangnya, dialah yang menyerang tapi
berbalik terpukul. Dan karena pedangnya patah dan pundak
sendiri mengucurkan darah akhirnya pemuda ini melompat
bangun dengan muka pucat, disuruh Bu-kongcu menyerang
lagi tapi gentar. Menganggap pendekar itu seperti siluman
yang mempunyai ilmu aneh. Tapi karena Bu-kongcu
membentaknya lagi dan Siong Gwan takut terhadap pemuda
ini maka pemuda itu mengambil sebatang tombak,
menyerang tapi lagi-lagi
44https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
patah sebelum mengenai tubuh Kim-mou-eng.
Membuat putera Siong-taijin ini semakin pucat.
Ngeri. Dan ketika dia mengambil senjata golok tapi
golok itu juga patah sebelum bertemu lawan tibatiba pemuda ini menjerit ketika patahan golok
menyambar dan menancap di pahanya sendiri.
"Aduh ... augh!" Siong Gwan berteriak-teriak,
bergulingan dan akhirnya ditendang gurunya agar dia
menyingkir dari tempat itu. Didamprat Bu-kongcu pula
yang memaki dia sebagai pemuda goblok. Bisanya main
perempuan saja tak bisa main senjata. Dan ketika Kimmou-eng ditinggal dan Bu-kongcu serta Hong Jin dan
sutenya mengeroyok pendekar ini maka Sin-piauw Anglojin yang marah melompat maju membentak nyaring,
"Kim- mou-eng, berikan saja dua suteku yang
berkhianat itu. Serahkan mereka!"
Kim-mou -eng tersenyum, mengelak sana-sini
dengan enak. "Tidak, kau beristirahat saja, pangcu.
Mereka ini bukan lawan-lawan yang berat bagiku!"
"Tapi mereka mencelakai aku, Kim-mou-eng.
Aku harus menghukum mereka!"
"Baiklah, kalau begitu terserah padamu," dan
Kim-mou-eng yang mengibas mempergunakan Tiatlui-kangnya tiba-tiba membuat Hong Jin dan adiknya
45https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berseru tertahan, terdorong dan terhuyung mendekati
suhengnya. Dan Sin-piauw Ang-lojin yang marah
menyambut geram tiba-tiba melancarkan pukulan
miring menghantam dua sutenya itu.
"Ji-sute, kalian mampuslah!"
Hong Jin terkejut. Dia mengelak tapi
keserempet pukulan, jatuh terjengkang dan pucat
memandang suhengnya. Dan ketika sutenya juga
terpental dan Wan Tiong Lojin ngeri memandang
ketua Seng-piauw-pang ini akhirnya Hong Jin
memutar tubuh mengajak sutenya lari.
"Sute, lari...!"
Wan Tiong Lojin mengangguk. Dia memang takut
saat itu, gentar melihat munculnya Kim- mou-eng dan
maklum mereka tak mungkin menang. Apalagi Bukongcu juga terdesak dan mereka bertiga tak mungkin
diampuni, terutama oleh suheng mereka yang marah
itu. Dan Wan Tiong Lojin yang meloncat mengikuti
suhengnya tiba -tiba meninggalkan Sin-piauw Anglojin sambil melepas senjata rahasia.
Tapi kakek tinggi besar ini membentak. Sin-piauw
Ang-lojin tak membiarkan sutenya minggat, menyampok
senjata-senjata rahasia yang dilancarkan sutenya. Dan
ketika dua sutenya lari meninggalkan ruangan maka
46https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kakek tinggi besar itu berkelebat dan tiba di pintu,
langsung melepaskan pukulan jarak jauh.
"Sute, mampuslah!"
Hong Jin dan sutenya menangkis. Mereka
terpaksa melakukan itu, pukulan keburu menyambar.
Dan ketika mereka terdorong dan terjengkang di luar
maka Sin-piauw Ang-lojin mengejar dengan muka
beringas, benar-benar tak mau kehilangan dua
sutenya itu. Dua laki-laki jahat yang telah bersekutu
dengan Bu- kongcu. Bahkan Hong Jin itulah yang
merencanakan agar dia bermain gila dengan pelacur!
Tapi persis kakek ini menyambar lawannya mendadak
dari pintu samping muncul bayangan hitam yang
membentak ketua Seng-piauw-pang ini,
"Pangcu, kau kembalilah... plak!"
Sin-piauw Ang-lojin terkejut. Dia menangkis pukulan
bayangan hitam itu, terpental dan roboh terbanting. Tentu
saja kaget karena mengenal itulah bayangan yang dulu
menyelamatkan sutenya ketika dia dan Lo-hoat Tosu
datang menyerang. Dan ketika dia melompat bangun dan
berteriak marah maka Hong Jin dan Wan Tiong Lojin
disambar bayangan ini, mendengus dan tiba-tiba
melempar sebuah granat tangan. Dan ketika granat itu
meledak dan Sin-piauw Ang-lojin
47https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook


Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berjungkir balik maka asap hitam mengepul
menghalangi pandangan.
"Dar!"
Sin-piauw Ang-lojin mengumpat caci. Dia lagilagi gagal, terhalang asap itu dan marah-marah tak
karuan. Dan ketika asap menipis tapi bayangan
sutenya hilang entah kemana maka saat itu Kimmou-eng muncul di depannya.
"Mana Bu-kongcu, pangcu?"
"Mana suteku, taihiap?"
Dua-duanya tertegun. Mereka melancarkan
pertanyaan hampir berbareng, masing-masing
menanyakan musuhnya. Tapi melihat keduanya
sama melenggong dan musuh tak ada di tempat itu
akhirnya ketua Seng-piauw-pang ini membanting
kaki dengan uring-uringan. "Kim-taihiap, suteku
lolos. Dia dibantu bayangan hitam!"
"Hm, dan Bu-kongcu juga begitu, pangcu.
Lawanku itu diselamatkan seseorang yang
mengenakan kedok. Dia melempar granat."
Sin-piauw Ang-lojin melotot. Dia sungguh kecewa
sekali, gusar dan menyesal kenapa dibantu Kim-mou-eng
masih juga dia tak dapat membunuh sutenya itu. Tapi
karena semuanya sudah berlalu dan Kim-mou-eng
48https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menarik napas akhirnya pendekar ini kembali ke
ruangan semula, melihat mayat Lo-hoat Tosu masih di
sana, membujur kaku. Kepalanya pecah dan tentu saja
membuat pendekar ini mengerutkan alis. Dan ketika
Sin-piauw Ang-lojin ikut masuk dan merawat jenazah
temannya itu maka kakek ini mengepal tinju
menghapus dua titik air matanya, menangis tapi
menggigit bibir kuat-kuat. Dan ketika Kim-mou- eng
bertanya padanya dan Sin-piauw Ang-lojin masih tak
dapat menahan kesedihan akhirnya ketua Sengpiauw-pang ini mengajak Pendekar Rambut Emas
pergi, membawa mayat Lo-hoat Tosu.
* * *
" Pangcu, apa sebenarnya yang telah terjadi?" Sinpiauw Ang-lojin menarik napas. Mereka telah duduk tenang
disatu tempat, di hutan kecil. Baru saja menguburkan mayat
Lo-hoat Tosu dan duduk dengan muka termenung, Sin-piauw
Ang-lojin masih menyesal dan tak habis-habisnya mengepal
tinju. Tapi mendengar pertanyaan Kim-mou-eng dan kakek
tinggi besar itu melemaskan muka akhirnya kakek ini
mendesis, "Sebuah pengkhianatan, taihiap. Rencana
pengkhianatan
49https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dari Pangeran Muda."
"Pengkhianatan?"
"Ya."
"Apa yang akan dilakukan?"
"Merebut kursi putera mahkota dan membunuh
pewaris kaisar itu!"
"Hm," Kim-mou-eng agak terkejut. "Kau tahu
darimana ini, pangcu? Siapa yang bilang?"
"Aku tahu dengan mata kepalaku sendiri,
taihiap. Aku yang memegang surat rahasia itu!"
"Surat rahasia?"
Kakek ini mengangguk. "Aku mengetahui rencana
Pangeran Muda itu, taihiap. Dia pangeran cerdik dan
amat berbahaya. Sai-mo- ong dan muridnya ternyata
telah membantu pangeran pintar itu. Juga suteku!"
"Hm," Kim-mou-eng masih tak mengerti. "Kau
bisa menceritakannya secara lengkap, pangcu?
Aku kurang jelas, aku belum paham benar akan
duduk persoalannya."
" Baiklah," kakek itu bersinar-sinar. "Aku memang
butuh bantuanmu, taihiap. Kebetulan kau datang dan
menyelamatkan aku. Dengarlah..." lalu melipat kakinya
menarik napas kakek ini mulai bercerita, "Dulu, setahun
yang lalu kaisar telah meresmikan puteranya yang dipilih
50https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
untuk menggantikan kedudukan, kelak kalau sri baginda
meninggal. Dan peresmian yang disaksikan menterimenteri istana itu berjalan lancar. Tapi apa yang nampak
dari luar ini ternyata tidak sama dengan apa yang terjadi
di dalam, karena Pangeran Muda, yang lahir dari selir
kesepuluh ternyata diam-diam ingin merubah keputusan
kaisar. Pangeran ini menganggap putera mahkota masih
terlalu muda, kekanak-kanakan dan menurutnya tak
cakap mengendalikan roda pemerintahan. Menganggap
diri sendiri yang lebih patut karena dia lebih tua, meskipun
hanya dari selir. Dan karena pangeran ini memang pandai
dan bakat kepemimpinannya besar maka kaisar telah
memilihnya untuk kelak menjadi penasihat putera
mahkota, menggantikan kedudukan Han-taijin atau Kimtaijin yang kini membantu kaisar, kelak menyerahkan
tongkat estafet kepemimpinan pada Pangeran Muda yang
memang pandai itu. Tapi karena pangeran ini amat
berambisi sekali dan tidak puas pada keputusan kaisar
maka diam-diam dia ingin memberontak!"
"Hm, begitukah?" Kim-mou-eng memutus.
"Ya, dan rencana pangeran itu telah
diberitahukan pada beberapa sahabatnya, taihiap.
Satu diantaranya adalah Mao-taijin!"
51https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kim-mou-eng terkejut. "Mao-taijin?"
"Ya, menteri itu, taihiap. Dia menteri dorna
yang benar-benar mata duitan!" kakek ini mengepal
tinju. "Pangeran Muda telah menjanjikan sebuah
kedudukan manis untuk menteri ini, hadiah sebuah
wilayah di propinsi Kui-chou. Kelak dapat diduduki
menteri itu sebagai raja muda di sana kalau rencana
ini berhasil, tentu saja membuat Mao-taijin makin
gendut dan merajalela. Terkutuk!"
Kim-mou- eng tertegun. "Dan surat rahasia itu,
apa hubungannya?"
"Surat rahasia itu menyebut nama-nama
menteri yang menjadi pembantu Pangeran Muda
ini, taihiap. Dan karena surat itu menyangkut namanama orang tertentu maka tentu saja isinya penting
bukan main dan amat berharga!"
"Dan sekarang dimana surat itu? Kau bawa?"
"Tidak, tapi ada di tempat yang tidak disangka
musuh."
"Hm, aku jadi tertarik, pangcu. Lalu bagaimana
kelanjutannya? Kenapa kau disiksa Bu-kongcu itu?"
"Aku tertangkap gara-gara mencari suteku, taihiap.
Dan karena aku tak mengira Sai-mo-ong dan muridnya
menjadi kaki tangan Pangeran Muda maka aku tertawan
52https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan disiksa pemuda iblis itu. Sungguh keji dia, mirip
gurunya!"
" Dan kau mencari sutemu karena ada
perhitungan dulu?"
"Benar, taihiap, tapi masih ada lain lagi. Aku
mendengar suteku menjadi antek Pangeran Muda
pula, melalui Siong-taijin. Dan karena aku tak ingin
suteku menjadi hamba Pangeran Muda dan mainmain dengan politik maka aku ingin melepaskan
mereka dari perbuatan yang berbahaya itu.
Sungguh tak kusangka kalau sepak terjang mereka
sudah kelewat jauh, tak dapat disadarkan lagi!"
"Dan Lo-hoat Tosu itu, kau ajak?"
Kakek itu tiba-tiba menangis, menggigit bibir.
"Dia kuajak karena ingin menangkap suteku itu,
taihiap. Tak kukira kalau Bu-kongcu muncul dan
muridnya pun tewas. Semua ini gara-gara suteku!"
"Muridnya?"
"Ya, sahabatku itu membawa muridnya, taihiap.
Namanya Beng Lam. Tapi Bu -kongcu dengan keji telah
membunuhnya dengan sikap begitu dingin!" kakek ini lalu
menceritakan terbunuhnya Beng Lam, ditikam ketika
pingsan. Dan Kim-mou-eng yang mendengar dengan
kening berkerut tiba-tiba menjadi marah dan
53https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
merah mukanya.
"Terkutuk, murid Sai-mo-ong itu benar-benar
iblis."
"Ya, dia iblis seperti gurunya, taihiap. Atau
mungkin lebih lagi. Dan sahabatku tewas gara-gara
perbuatan pemuda ini. Aku kelak harus menuntut
balas!"
"Baiklah, kembali pada persoalan semula. Kau
katakan bahwa Pangeran Muda telah mengatur rencana
untuk membunuh putera mahkota, padahal kelihatannya
kota raja tenang-tenang saja. Lalu apa buktinya pangeran
ini akan merebut kedudukan, pangcu? Apakah surat
rahasia yang kau sembunyikan itu juga menyebut-nyebut
suatu gerakan?"
"Benar, mereka akan membunuh putera mahkota
pada bulan kedelapan hari kelimabelas, taihiap. Di situ
dijelaskan tentang apa-apa yang harus mereka
perbuat. Saat itu kaisar akan tetirah di pegunungan
Hweng-san, menikmati pergantian musim bersama
permaisuri dan selir-selir tersayang. Dan di saat itulah
pangeran mahkota akan dibunuh!"
" Hm, tapi istana dikawal orang-orang pandai.
Masa begitu mudah orang luar membunuh
pangeran mahkota?"
54https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Teoritis memang begitu, taihiap. Tapi inilah
cerdiknya Pangeran Muda. Kejadian itu masih tiga bulan,
dan Pangeran Muda diam-diam akan menggantikan
pengawal -pengawal istana yang dirasa mendukung
pangeran mahkota. Dan sekali kejadian itu berhasil
dilaksanakan tentu pangeran mahkota tak dapat
menyelamatkan dirinya karena dia bakal terkepung oleh
orang-orangnya Pangeran Muda!"
Kim-mou-eng terkejut. "Begitu licik?"
"Ya, dan aku harus melapor pangeran
mahkota, taihiap. Dan dengan surat rahasia itu
ditanganku tentu putera mahkota akan percaya!"
Kim- mou-eng mengangguk-angguk, mulai
mengerti. "Dan kau, tidak kebetulan saja ke Pi-yang,
pangcu? Maksudku kau telah tahu bahwa dua
sutemu ada di sana?"
"Aku tahu melalui penyelidikan, taihiap. Dan
satu diantara penyelidikku adalah Sin Meng."
"Siapa itu?"
"Murid luar Kun-lun- pai. Dia penjual obat yang
membantuku bersama dua orang anak perempuannya.
Tapi sayang, mereka tewas dibunuh suteku nomor dua.
Keparat suteku itu!" kakek ini mendelik, berapi matanya
dan tampak marah. Tapi Kim-mou-eng yang tak
55https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengenal kakek Sin Meng segera bertanya lagi,
"Dan penyelidikanmu menghasilkan apa lagi,
pangcu? Mana itu anak buahmu?"
" Mereka tewas, taihiap. Dibantai Bu-kongcu," Sinpiauw Ang-lojin menggigil, terbayang anggota-anggota
Seng-piauw-pang yang malang melintang di halaman
rumah Siong-taijin, geram tapi juga ngeri oleh sepak
terjang Bu Ham. Dendam tapi tentu saja tidak takut
menghadapi pemuda iblis itu. Dan ketika dua titik air mata
kembali runtuh membasahi pipi kakek ini akhirnya Sinpiauw Ang-lojin mendesis, "Taihiap, Bu-kongcu dan dua
suteku telah melakukan kejahatan di luar batas. Aku
harus membunuh dua suteku itu, juga Bu-kongcu. Tapi
sebelum mencari mereka aku hendak mengambil surat
rahasia dan menyerahkannya pada putera mahkota.
Taihiap mau membantuku mengantar ke kota raja?" dan,
ketika Pendekar Rambut Emas mengerutkan kening buruburu kakek ini berkata, "Maaf, aku bukan takut seperti
anak kecil, taihiap. Maksudku kau melindungi surat itu
bukan aku. Pangeran Muda tentu mencegat jalanku
setelah Bu-kongcu dan suteku lolos!"
Kim-mou-eng mengangguk. "Aku mengerti, tapi...
hm, aku juga punya persoalan, pangcu. Bisakah
kutolong dirimu?"
56https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kakek ini pucat, menggigil dan tiba-tiba
menjatuhkan diri berlutut di depan pendekar itu.
"Kim-taihiap, aku mohon demi keselamatan
bangsaku, rakyat Tionggoan yang tidak bersalah,
sudilah kau menolong aku menyelamatkan surat
rahasia itu. Atau kalau tidak biarlah kubantu dulu
persoalanmu setelah itu kau ganti membantu aku!"
Kim- mou-eng terkejut, buru-buru membangunkan
kakek ini. "Pangcu, jangan begitu. Bangunlah, aku tak
dapat menerima penghormatanmu yang demikian besar!"
dan ketika kakek itu bangun berdiri dan pucat menitikkan
air mata akhirnya Kim-mou-eng berkata, "Pangcu, aku
tahu itu adalah urusan bangsamu. Tapi aku juga berdarah
Han, sudah semestinya kubantu meskipun orang
menganggapku sebagai suku bangsa Tar-tar. Kau tahu
bahwa kejahatan harus dilawan, bukan? Nah, jangan
khawatir, pangcu. Karena ini juga tugas seorang
pendekar tentu tanpa diminta aku siap membantumu.
Sekarang katakan apa yang harus kukerjakan,
mengantarmu sekarang ke kota raja?"
"Ah," Sin-piauw Ang-lojin girang bukan main.
"Kau mau membantuku, taihiap?"
"Tentu saja, meskipun aku juga punya
persoalan pribadi."
57https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ah, kalau begitu terima kasih, taihiap... terima
kasih!" dan kakek ini yang terharu serta menjura di
depan pendekar itu akhirnya membuat Kim-mou

Pendekar Rambut Emas Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

eng tersipu.
"Sudahlah, sekarang katakan apa yang harus
kubantu, pangcu. Ke kota raja sekarang juga atau apa?"
"Tidak," kakek itu berseri-seri. "Kalau kau ada
urusan pribadi sebaiknya kubantu kau dulu, taihiap.
Setelah itu kita ke kota raja."
"Hm, kau kira begitu mudah?"
Kakek ini terkejut. "Maaf, aku rupanya lupa, taihiap.
Kalau kau yang berkepandaian tinggi saja agaknya
kerepotan maka aku rupanya tak dapat berbuat apa-apa
untuk membantumu. Ah, aku menyesal sekali. Dan, eh...
mana sumoimu?" kakek itu bertanya teringat bahwa dulu
pendekar ini datang bersama Salima dan sadar bahwa
gadis itu tak ada di samping Kim-mou-eng, terlupa ditanya
karena dia sibuk dengan urusannya sendiri, tiba-tiba ingat
dan melihat muka Pendekar Rambut Emas gelap. Dan
ketika penolongnya itu mengeluh dan memejamkan mata
tiba-tiba kakek ini sadar bahwa sebuah urusan pribadi
agaknya menyulitkan pendekar itu dalam sebuah
masalah berat.
"Maaf." kakek ini menyesal. "Aku rupanya salah
58https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tanya, taihiap. Baiklah kutarik kembali pertanyaan
itu dan kita kembali pada persoalan biasa. Kalau
aku tak dapat membantumu biarlah kau saja yang
menentukan apa yang harus kulakukan. Aku
menyerahkannya padamu."
"Tidak," Kim-mou-eng membuka matanya, kerut di
tengah kening tiba-tiba semakin dalam. "Aku tak
menyesali pertanyaanmu, pangcu. Kau memang benar.
Aku kehilangan sumoiku itu dan sebuah masalah berat
menindih batinku. Tapi karena ada urusan penting di sini
biarlah kusingkirkan dulu masalah pribadiku itu. Aku akan
membantumu, boleh ke kota raja. Tapi siapa itu bayangan
hitam yang melemparkan bahan peledak?"
"Dia orang yang dulu menyelamatkan suteku,
taihiap. Barangkali kau ingat karena sumoimu pernah
mengejarnya, waktu kalian masih di Seng-piauw-pang!"
"Ah, orang
itu?" "Ya."
"Siapa dia?"
"Aku tak tahu jelas, taihiap. Tapi mungkin saja
pembantu menteri-menteri dorna yang sudah
memelet suteku!"
Kim-mou-eng terdiam. Dia mengangguk-angguk
tapi mulai curiga pada bayangan hitam yang ternyata
59https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berkali-kali menyelamatkan Hong Jin, rupanya betul
pembantu menteri dorna bahkan Pangeran Muda.
Terbukti berkali-kali bayangan itu menyerang mereka,
melindungi dua sute ketua Seng-piauw-pang ini dan
tindak-tanduknya menyembunyikan rahasia. Tapi
teringat persoalan semula dan dia harus mengantar
ketua Seng-piauw-pang ini akhirnya Kim-mou-eng
bangkit berdiri membersihkan baju.
"Pangcu, sebaiknya kita kerjakan saja apa yang
harus kita kerjakan. Dimana surat itu kau simpan?"
"Di sebuah tempat, taihiap. Kalau kau ingin
membantunya baiklah kita berangkat," kakek ini juga
berdiri, tampang berseri dan merasa mantap dibantu
Kim-mou-eng. Seolah Kim-mou-eng adalah jaminan
yang dapat dipercaya. Dan ketika Kim-mou-eng
mengangguk dan kakek itu melompat keluar tiba-tiba
kakek ini berkelebat ke arah timur. "Taihiap, mari...!"
Pendekar Rambut Emas mengikuti. Ketua Sengpiauw-pang itu mengajaknya keluar hutan, menyusur
tepinya dan akhirnya menuju ke sebuah bukit berbatu,
penuh koral dan gua-gua kecil, tidak dalam dan tidak
begitu jauh dari tempat itu perjalanan mungkin memakan
waktu satu jam. Dan ketika kakek itu berhenti dan
celingukan ke sana ke mari tiba-tiba dia
60https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menghampiri sebuah batu karang dimana di
depannya terdapat sebuah gua kecil, hampir tak
kelihatan karena tertutup alang-alang.
"A-ciong, kau di situ?"
Tak ada jawaban. Kakek ini menunggu lagi,
berseru ulang dengan menyebut nama seseorang.
Tapi ketika tak ada suara menyahut dan kakek ini
tampak tak sabar tiba-tiba dia memasuki gua itu,
setengah merunduk karena langit-langitnya rendah.
"A-ciong, ini aku, Seng-piauw-pangcu. Dimana
kau?"
Tapi kakek ini berseru kaget. Dia sudah
memasuki gua yang dangkal itu, berteriak karena
seekor ular tiba-tiba menyerangnya. Begitu cepat
dan hampir memagut mukanya. Dan ketika dia
menarik tubuh dan menggerakkan tangannya tibatiba ular itu telah ditangkap dan dilempar keluar.
"Sshh...!"
Ular itu terbanting. Seng-piauw-pangcu pucat
memandang ular itu, seekor ular belang, tubuhnya
mengkilap bintik-bintik putih. Jelas ular beracun. Dan
ketika ular itu melenting berdiri dan lehernya yang tegak
menjulur ke depan tiba-tiba kakek tinggi besar ini
mendelik merasa telapaknya perih, melihat telapaknya
61https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sudah berwarna merah kehitaman terkena ular beracun
itu, yang ternyata sisiknya juga amat berbisa ketika tadi
dia tangkap. Dan ketika kakek ini marah dan ular
mendesis-desis mendadak kakek ini menggigil tak dapat
menggerakkan tangan kanannya. Kaku.
"Pangcu kau keracunan. Cepat telan pil ini!"
Kakek itu mengangguk. Dia menyambar Pil yang
diberikan Kim-mou-eng dengan tangan kirinya, cepat
menelan dan maklum dia terserang racun yang ganas.
Tapi ketika dia hendak menyerang dan membunuh ular itu
tahu-tahu Kim-mou-eng berkelebat menangkap ular,
mengenakan sarung tangan dan menipu ular dengan satu
gerakan jari, membuat ular mematuk. Dan ketika ular itu
mengangkat leher dan semakin meninggikan badannya
tiba- tiba Kim-mou-eng telah menangkap dan menjepit
leher ular ini.
"Crep!" ular tak berdaya lagi, meronta tapi Kim-moueng mengurut punggungnya dari atas ke bawah. Satu
gerakan ahli yang membuat ular kehilangan tenaga, lolos
seluruh kekuatannya. Dan ketika ular tak dapat
menggeliat lagi dan tinggal terbelalak memandang
penangkapnya maka Kim-mou-eng berkata,
"Pangcu, ini ular belang dari pegunungan
Himalaya. Bagaimana bisa ada di sini?"
62https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tak tahulah, tapi jelas ular ini ular beracun,
taihiap. Sisiknya pun berbahaya sekali bila dipegang!"
"Benar, dan rupanya seseorang meletakkan ular
ini di sini. Mungkin ada apa-apa di dalam. Biar aku
yang melihatnya," dan Kim-mou-eng yang merunduk
memasuki gua tiba-tiba sudah kembali lagi membawa
sesosok mayat, seorang anak berusia empatbelasan
tahun. Dan begitu Seng-piauw-pangcu melihat anak ini
tiba-tiba dia tersentak.
(Bersambung jilid XIV)
63Jilid 14
"A-CIONG !"
"Siapa dia?"
Seng-piauw-pangcu tak menjawab. Dia sudah menubruk
dan menangis menyambar mayat ini, mukanya pucat
sekali, mengguguk dan tiba -tiba memaki Bu- kongcu dan
dua sutenya kalang-kabut. Tapi ketika dia sadar dan
melompat bangun maka Kim-mou-eng menepuk
pundaknya, lembut namun kuat.
"Pangcu, siapa dia?"
"Dia... dia A -ciong, taihiap. Bocah yang kutitipi
surat rahasia itu!" kakek ini hampir tak dapat bicara,
tenggorokannya tercekat karena kematian bocah itu
sungguh membuat dia terpukul, kaget dan marah.
Sungguh tak menyangka kalau musuh mencium
jejaknya, mengetahui perbuatannya dan kini
membunuh anak itu, mengambil surat rahasia karena
surat itu sudah tak ada lagi di tubuh anak ini. Dan Kimmou-eng yang tertegun mengerutkan kening akhirnya
menghela napas, menegur kakek ini,
"Pangcu, kau sembrono sekali. Kenapa anak
demikian ingusan kau titipi surat berharga?"
"Aku... aku tak menduga, taihiap. Semua ini
1https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kulakukan dengan perhitungan cermat, tapi musuh
rupanya tahu juga. Keparat Bu-kongcu itu!"
"Tapi kukira bukan Bu-kongcu yang
melakukannya. Anak ini tewas enam jam yang lalu,
padahal saat itu Bu-kongcu masih berada di Pi-yang."
"Kalau begitu siapa?"
"Orang lain, mungkin saja bayangan hitam
yang menolong sutemu itu."
"Ah, lagi-lagi dia?"
"Mungkin saja, pangcu. Tapi mungkin juga orang
lain."
Kakek tinggi besar ini lemas. Dia gemetar
mengetrukkan giginya, hilang sudah harapannya
untuk membawa surat rahasia ke putera mahkota.
Tapi ingat bahwa tugasnya masih ada lagi dan satusatunya jalan ialah menghubungi putera mahkota itu
dan mengisiki (memberi tahu) bahwa bahaya
mengancam pangeran itu maka kakek ini tak putus
asa meskipun tak membawa bukti.
"Taihiap, kita ke kota raja kalau begitu. Temani
aku menghadap pangeran mahkota!"
"Baik, tapi hati-hati, pangcu. Tapi siapa
sebetulnya A-ciong ini?"
"Dia kacung Sin Meng. Dialah satu-satunya orang
2https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang lolos ketika kakek itu dan dua anak perempuannya
ditangkap. Suteku membiarkan anak ini pergi karena tak
menduga anak itulah yang membawa surat rahasia!"
Kim-mou-eng menarik napas. Dia tak tahu kejadian
di kota Pi-yang itu, ketika Sin Meng dan dua anak
perempuannya ditangkap. Ketika Hong Jin muncul dan
menawan ayah dan anak ini, bahwa A-ciong adalah
bocah yang menarik uang dari sumbangan para
penonton. Jadi kacung itulah yang sebenarnya dititipi
surat rahasia. Memang tak akan diduga oleh siapapun
bahwa anak ini yang menyimpan surat. Tapi karena anak
itu sekarang tewas dan Sin Meng serta anak gadisnya
juga tewas di tangan Hong Jin maka kakek tinggi besar ini
tak dapat berbuat apa-apa kecuali menyesali nasib,
marah pada dua sutenya dan teman-temannya itu, Bukongcu dan lain-lain. Dan ketika Kim -mou-eng
mengajaknya pergi dan siap mengantarnya ke kota raja
akhirnya kakek ini mengangguk dan langsung memukul
remuk ular di tangan Kim-mou-eng, gemas, mengubur
mayat kacung itu berkali-kali memaki musuh-musuhnya.
Tapi begitu semuanya selesai dan kakek ini tampak
berang akhirnya Sin-piauw Ang-lojin berkelebat ke kota
raja dikawal Pendekar Rambut Emas.
3https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
* * *
Sesungguhnya, apa yang terjadi di kota raja?
Benarkah Pangeran Muda diam-diam hendak
membunuh pangeran mahkota? Untuk melihat ini
sebaiknya kita mendahului dua orang itu ke kota raja.
Mari kita lihat keadaan dua pangeran ini yang samasama tinggal di istana, Pangeran Muda di sebelah
timur sementara pangeran mahkota di sebelah barat.
Pangeran mahkota, yang masih berumur duapuluh
dua tahun memang masih terlalu muda saat itu. Dia
adalah seorang pangeran yang lembut dan halus tutur
katanya, berwajah tampan dan seperti biasa pangeranpangeran lain suka kesenangan dan keindahan, termasuk
pula wajah cantik sebagaimana biasanya kaum muda,
apalagi kaum bangsawan, hidup tenteram dan tenang
karena selalu dilindungi pengawal yang menjaga istana.
Hampir tak mengenal kesusahan karena di istana tak ada
apa yang dinamakan kesusahan itu, semua kebutuhan
makan minumnya tercukupi, bahkan berlebihan kalau tak
mau dikatakan mewah. Tapi karena dia juga manusia
biasa dan manusia dikenal sebagai makhluk yang tak
kenal cukup maka ada beberapa hal yang membuat
putera mahkota ini murung, tak puas.
4https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pertama adalah tentang kebebasannya. Dia hampir
tak pernah keluar tanpa pengawal, selalu ada saja
pengiring yang mengikuti gerak-geriknya. Padahal dia
ingin menikmati kebebasan itu dalam arti yang utuh.
Artinya, suatu hari kelak dia ingin keluyuran di luar istana
seorang diri, melihat rakyatnya dari dekat dan bergaul
dengan mereka, karena pangeran ini terkenal ramah dan
suka berdamai dengan setiap orang. Suka berbuat baik
dan menderma sana-sini, terutama pada orang-orang
dekat yang tentu saja membuat orang simpatik padanya
dan mencintainya. Tapi karena dia tak dapat bebas
seperti yang diinginkan maka pangeran ini merasa tidak
13 Api Di Bukit Menoreh Karya Sh Mintardja Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata Animorphs - 2 Aksi Penyelamatan

Cari Blog Ini