Ceritasilat Novel Online

Pedang Naga dan Cendrawasih 12

Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei Bagian 12



mana datangnja sendjata gelap itu. Pada umumnja sendjata rahasia jang tidak berhasil

mengenai sasarannja pasti akan membentur pohonatau tjadas dengan menimbulkan

suaranja jang sangat keras, tapi dugaannja ini semuanja melesat, karena benda jang

dikiranja keras itu sama sekali tidak menimbulkan suara sama sekali, sehingga

membuatnja bertanja pada diri sendiri. "Benda apa itu? Kalau Tjiu Piau ada disini mungkin

ia tahu danakan tertarik pada benda jang luar biasa ini?"

Sendjata rahasia tidak menimbulkan suara, sedangkan dikiri-kananpun tidak

menimbulkan suara, Djie Haipun tidak berani sembarangan bergerak, ia takut begitu

menimbulkan suara, segera diserang lagi oleh pembokong itu. Sesaat kemudian suasana

tetap dalam keadaan sunji sepi, sedikitpun tidak menimbulkan sesuatu gerakan jang

mentjurigai. Dengan per-lahan2 dan tidak menimbulkan suara Djie Hai bangkit denganLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

hati2, tampak olehnja kabut putih sudah mulai mementjar, dengan tenang ia berdiam diri

ditempatnja sendiri dengan memasang pendengarannja sekalian menantikan bujarnja

kabut putih untuk melihat keadaan.

Kabut putih sudah hilang sama sekali dari pandangan mata, keindahan jang tertutup

kembali terlihat dengan tegas terbentang didepan matanja, tapi sekeliling tak terlihat ada

orang? Matanja melirik kiri dan kanan, tapi tiada suatu bendapun jang menimbulkan sjak

hatinja. Ia berpikir: "Mungkinkah Louw Tiau mengutus beberapa orang untuk

mentjelakakan diriku setjara menggelap?" Urusan sudah demikian mendesak, biar

bagaimana aku tidak boleh menghambat perdjalananku untuk mengurus dan

menghadapi musuh. Djie Hai tertawa setjara mengedjek, kemudian kakinja dipertjepat

menudju ke Kiu Liong Po.

Kiu Liong Po atau air Terdjun Sembilan Naga masih tetap tidak berubah seperti dahulu,

hanja diakibatkan musim semi dan panas jang sering turun hudjari, air terdjunnja lebih

indah dan banjak seperti tempo haxi. Sehingga suara men-deruh2 menggema. dan

terdengar ke-podjok2 gunung dan bukit. Djie Hai berdiam sedjenak didepan air terdjun,

kemudian ia memilih sebuah tempat jakni batu jang rata dan litjin untuk duduk bersantap

dan selandjutnja menantikan kedatangan Pang Kim Hong. Mula2 ia menggunakan

peladjaran ilmu dalam jang sedjak ketjil dipeladjarinja, kemudian ia menggunakan Im

Yang Kang untuk mengatur dan menenangkan djalan pernapasannja. Lambat2

ingatannja sudah terpaku dan melupakan keadaan dirinja, ketenangan hatinja seperti air

jang tidak beriak, tak ubahnja dirinja itu sudah merupakan sesuatu bagian dari Oey San,

jang mana batu dan jang mana orang sudah sukar dibedakan. Hari berdjaian terus,

keadaan sudah mendjadi gelap, semua ini untuk Djie Hai tidak terasa sama sekali.

Demikianlah ia duduk bersemadi menenangkan diri sampai pada hari kedua pagi, matama

baharu dibuka, ia merasakan sekudjur badannja demikian njaman dan bersemangat

sekali. Tapi waktu matanja memandang kedepan air terdjun bajangan dari gurunja masih

belum tampak djuga. Dengan tekun ia menutup lagi matanja untuk melandjutkan lagi

semadinja, tetapi tidak nrung hatinja berkata pada dirinja, mungkinkah aku dapat

menemui guruku.

Akan kepandaian Pang Kim Hong sudah dibatas maunja, ia dapat pergi dan datang

seperti angin. Ia sangat mentjintai alam indah sekitar tempat kedlamannja dan sering

pergi memutar dan mengelilingi bukit menikmati alam. Tapi tempat tinggalnja jang tetap

adalah Kiu Liong Po. Karenanja walaupun ia sering pergi mendjeladjah Oey San setiap

tiga hari sekali pasti pulang ketempat kedlamannja. Karenanja untuk mentjari dirinja ,

tjukup berdiam diri selama tiga hari tiga malam didepan Kiu Liong Po pasti dapat

menemuinja.

Tapi sekali ini agak luar biasa dan menjimpang dari keadaan jang lalu2. Sudah tiga

hari tiga malam kurang satu djam Djie Hai menantikan didepan Kiu Liong Po gurunja

masih belum tampak datang. Pada djam jang ter achir ini keadaan tjuatja mendjadiLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

berubah, awan mulai menjelimuti lagi angkasa, sedangkan hudjan rintik2 turun dengan

banjak mengusap permukaan bumi. Dalam waktu sekedjap sadja pandangan mata

mendjadi terbatas, apa jang terlihat tak lain tak bukan melulu warna putih jang guram.

Detik ini Djie Hai tengah tenggelam didalam semadinja jang mengasjikkan, sehingga

keadaan sekeliling tidak dihiraukan. Saat inilah dengan mendadak telinganja mendengar

suara orang berkata: "Djie Hai achirnja kau datang djuga!"

Suara ini terdengar tidak lebih tidak kurang sedjauh beberapa meter dari tubuhnja,

tapi se-kali2 ia tidak mengetahui kedatangan orang itu. Djie Hai mendjadi kaget

bertjampur girang, sedangkan debaran hatinja mendjadi2 ia tahu dengan pasti jang

datang tidak lain dan tidak bukan dari gurunja sendiri. Hanja suatu hai jang

mengherankan bahwa suara itu tidak dingin seperti dahulu, melainkan demikian halus

dan penuh rasa sajang dan perhatian. Dengan tjepat ia membuka matanja sambil

berkata: "Suhu Tetju " baharu kata2nja

keluar sedemikian segera mendjadi putus dan tidak dilandjutkan. Karena matanja jang

dibuka hanja melihat sinar putih sadja, sedangkan orang jang bitjara tidak tampak sama

sekali, dimana berdirinja Pang Kim Hong tidak diketahuinja.

Kembali terdengar suara Pang Kim Hong: "Djie Hai kenapa tidak kau landjutkan

kata2mu. Aku sudah mengira bahwa kau tentu akan datang ketempatku. Nah,

tuturkanlah maksud kedatanganmu." Suaranja tegas terdengar dan penuh dengan nada

menjajang, sama sekali lain daripada waktu pertama kali ditemui Djie Hai, agaknja segala

hal dapat dirundingkannja. Ia tahu pertemuan kali ini sama dengan ia harus mengikuti

terus gurunja mendjadi seorang pertapa jang tidak boleh turun didunja bebas lagi, tapi

kalau mendengar irama kata2nja kini se-olah2 masih ada ketika untuk menuturkan lagi

maksud hati jang lain. Tiba2 hatinja mendjadi terang, se-olah2 mendapat sesuatu ilham

jang luar biasa indahnja, ia mengerti, bukankah dengan tjara ini gurunja memberikan

ketika untuknja tidak terikat dengan perdjandjian dahulu? Karenanja sengadja

menemuinja dalam keadaan penuh kabut, kini walaupun ia berhadapan tapi sama sekali

tidak melihat, karena tidak dapat dikatakan "bertemu muka". Hatinja mendiadi girang,

dengan tjepat ia berkata jang berlainan dengan maksud kedatangannja: "Tetju ke Oey

San, pertama untuk menengoki Suhu, kedua untuk melihat keadaan dari Yauw Lo-tjian-

pwee, entah bagaimana keadaan lukanja kini, apa sudah sembuh atau belum?"

"Kau sungguh murid jang baik sekali," kata Pang Kim Hong. "Akupun tahu bahwa kau

pasti akan datang kesini untuk menengok orang tua itu," tambahnja. Sedangkan

kemudian tidak terdengar lagi kata2nja.

Sesaat kemudian baharu terdengar lagi suara Pang Kim Hong: "Tjeng-djie sesudah

awan bujar kau bawa Sukomu untuk menemui Yauw Tjian Su."Liong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

"Baik suhu," terdengar suara anak ketjil. Inilah suara Tjeng-djie jang pernah

menungguinja didalam goa, pikir Djie Hai.

"Djie Hai, kedatanganmu se-mata2 untuk hal ini, karenanja aku tidak kuasa untuk

menahanmu berdiam untuk se-lama2nja ditempat kediamanku. Aku menantikan sesudah

pendirianmu teguh, banaru datang lagi!"

"Banjak terima kasih atas kemurahan Suhu!" Selandjutnja keadaan mendjadi sepi

suara Pang Kim Plong tidak terdengar lagi.

Dengan harapanagar kabut lekas bujar Djie Hai menantikan dengan tidak sabar. Apa

mau se-olah2 seperti disengadja sadja kabut itu berdjalan lambat2. Ia tak sabar lagi

untuk menunggu terlebih lama lagi dengan tjepat ia membuka mulut: "Tjeng-tee".

Sebaliknja daripada dapat djawaban, beberapa sendjata rahasia segera menjambar

datang pada dirinja.

Sendjata rahasia ini tak ubahnja seperti jang menjerang dirinja tiga hari jang lalu.

Dengan tjepat ia mengegos menghindarkan diri. Tak kira ia tidak diberi hati sama sekali,

beruntun dari sendjata-sendjata itu berdesir terus disamping tubuhnja. Sehingga

membuatnja tidak sempat lagi untuk mengegos, dengan tjepat lengan badjunja di-putar2

dengan tenaga jang keras dengan harapan bisa memukul djatuh semua sendjata rahasia

jang menjerang dirinja.

Seiring dengan lengan badjunja jang ber-putar2 tubuhnjapun lontjat Sana lontjat sini,

sehingga tanpa terasa lagi dirinja sudah meninggalkan tempat semula sedjauh satu

tumbak lebih. Untunglah dirinja terhindar dari semua serangan sendjata rahasia, hatinja

merasa sukur sekali. Tapi disamping girang iapun merasa heran, jakni setiap sendjata

rahasia jang kena kesampok tidak menerbitkan suara, tak ubahnja seperti angin berlalu

dan tidak berbekas.

Djie Hai tidak bisa menduga sama sekali sendjata matjam apa jang menjerang dirinja,

ia berkata sendiri: "Biarlah orang mempermainkanaku dengan sendjata Jang aneh, tapi

aku merasa tjukup kuat menghadapinja, tambahan sendjata itu tidak melukai aku, tentu

ia tidak bermaksud djahat kepadaku, terketjuali itu'daerah ini adaha daerah Pang Suhu

biar bagaimana tidak mungkin kemasukan orang djahat." Karena itu dengan suara

lantang ia berkaok keras: "Entah kawan dari mana jang mengadjak aku bertjanda,

dapatkah memperkenalkan diri?"

Tidak terdengar suara apapun djuga sebagai djawaban, sesaat kemudian baharu

terdengar suara "heu heu" agaknja seperti suara tertawa jang tertahan dan terpaksa

keluarnja. Ong Djie Hai berpikir: "Kenapa orang ini lagaknja seperti botjah jang nakal?"

Baharu ia raau bitjara lagi, terasa angin berlalu dengan keras membawa gempelan

kabut. Dengan suatu persiapan jang baik Djie Hai ber-djingkai2 menudju kearah

datangnja suara tertawa. Dalam kabut tipis, samax2 terlihat sesosok tubuh orang, takLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

lain tak bukan dari tubuh seorang anak ketjil, jang ber-djingkai2 seperti dirinja datang

menghampiri. Djie Hai baharu tahu bahwa orang jang mengganggunja tidak lain dari

Tjeng Djie adanja. Dilihat dari iagak lagunja Tjeng Djie sedang mentjari dirinja. Djie Hai

tidak mau main petak dengannja, karena itu dengan suara keras dikagetinja Tjeng Djie:

"Hai, Tjeng-te!"

Suara ini membuatnja botjah nakal tersebut lontjat kesamping dengan kaget,

sedangkan lengannja dikerahkan kemuka sambil melepaskan sendjata rahasianja. Kali ini

Djie Hai tidak merasa takut barang sedikit, dengan tiepat lengannja didjulurkan keluar

untuk menangkap. Siapa kira lengannja itu menangkap angin belaka sebenarnja ia

berhasil menangkap, jakni air jang rasanja dingin.

"Tjeng-te, beginikah tjaranja kau menjambut tamu!"

" Ja, betul, inilah suatu kehormatan besar untuk tamuku!" kata Tjeng Djie sambil

tertawa lebar, sedangkan tubuhnja datang mendekat, mulutnja dimonjongkan

membisikkan kata2: "Kau tidak tahu, ilmu ini kudapat tjuri lihat dari Suhu, dalam

beberapa hari ini entah bagaimana Suhu melatih diri dengan air sebagai sendjata

rahasia."

"Apa gunanja melatih sendjata rahasia dengan air?" tanja Djie Hai dengan kaget.

"Akupun tidak tahu, aku hanja senang memainkannja. Ia pernah mengatakan

menghadjar orang dengan air sama sekali tidak dapat diketahui orang. Sedangkanaku

tidak seperti Suhu, karena itu baharu beberapa kali menjerangmu, sudah diketahui,

baiklah soal ini tidak kulandjutkan pandjang2, aku menerima titah dari Suhu untuk

mengantar kau menemui Yauw Lo Tau!"

Ong Djie Hai menganggap ilmu itu dipeladjari tentu mengandung maksud jang

tertentu, tapi kini ia tidak mau menanjakan kepada Tjeng Djie setjara melit, melainkan

minta dengan lekas diantar untuk menemui Yauw Tjian Su.

Tjeng Djie jang masih ketjil dengan tiepat melangkahkan kakinja madju kedepan

dengan tiepat, sedangkan mulutnja berkata: "Ikutlah denganku!"

Sambil berlari Djie Hai sambil bertanja: "Bagaimana dengan keadaan orang tua itu


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


apakah kini sudah sembuh dari lukanja?"

"Kau lihat sadja nanti!" djawab Tjeng Djie dengan nada jang kurang senang.

"Apakah Yauw Lo-tjian-pwee tidak mengidjinkan kau untuk mengatakannja?" tanja

Djie Hai dengan heran. Mendengar ini Tjeng Djie menghentikan kakinja, agak nja ada

sesuatu perkataan jang akan diutjapkan, tapi dalam waktu sekedjap semua itu sudah

dibatalkan, muIutnja tetap tertutup, sedangkan orangnja berdiam diri. Akan achirnja

mulutnja terbuka djuga sambil menarik napas ia berkata: "Orang tua itu orang tua itu

sudah meninggal dunja. Kau terus djalan, nah disanalah makam dari beliau."Liong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

Perkataan itu tak ubahnja seperti geledek ditengah hari bolong untuk kedua telinga

Djie Hai, karena hai ini terdjadi diluar perkiraannja samasekali, ia selaiu berpikir bahwa

penjakit dari orang tua jang lihay ini pasti sudah sembuh dibawah pengobatan dari Pang

Kim Hong. Tak terpikir olehnja bahwa Yauw Tjian Su sudah tua dan menderita Iuka jang

berat sekali, karena itu walaupun Pang Kim Hong mempunjai obat jang luar biasa tak

dapat menolong lagi, sehingga orang tua she Yauw jang sangat disajangi itu harus

menutupkan kedua matanja untuk se-lama2nja.

j Tanpa banjak tjeritera lagi Djie Hai melarikan dirinji kedjalanan jang ditundjuk Tjeng

Djie. Tampak dari djauh sebuah bukit ketjil jang ditutupi tiga puluh pohon tjemara jang

rindang, dalam kerimbunan dari daun pohon jang besar2 itu se-olah2 bukit ketjil itu kena

disen| muti. Diatas bukit ketjil itu terdapat sebuah tanah jang mundjul dan berbatu nisan.

Pada batu nisan tertera beJ berapa huruf ketjil jang berbunji "Tempat Yauw Tjian Su

menutup mata untuk selamanja". Dengan hormat Djie Hai membungkukkan badannja

sebanjak tiga kali, sedangkan mulutnja kemak-kemik berkata: "Yauw Lo| tjian-pwee Tetju

Ong Djie Hai terlambat setindak, se! hingga tidak dapat menemui kau lapi." Sesudah

melakukan pemrhormatan setjara singkat, Djie Hai masih tetap diam berdiri densran

perasaan enggan berpisah. Dengan kebetulan kepalanja dongak memandang keatas

pohon, saat ini memang sudah agak sendja, karenanja banjak burung jang kembali

pulang kesarangnja, burung2 itu membunjikan matjam2 lagu jang indah dan merdu,

membuat seseorang terpaku mendengarinja. Djie Hai meng-angguk2kan kepalanja, ia

mengerti dan tahu semasa hidupnja Yauw Tjian Su gemar pada burung2, karenanja

tempat jang indah ini tentu mendjadi pilihannja untuk tempat tinggal se-lama2nja.

Dengan suara burung jang demikian merdu dan ramai, pasti Yauw Tjian Su tidak merasa

sepi, karena inilah bajangan dari almarhum se-olah2 timbul dan bersenjum terhadapnja,

tanpa terasa lagi Djie Hai mengutjurkan air matanja setjara deras.

Sesaat kemudian Tjeng Djie sudah sampai disitu, Djie Hai membalik badan dan

berkata: "Tjeng-tee sebetulnja kedatanganku kemari ialah untuk mengadjak Yauw Lo-

tjian-pwee untuk turun gunung, untuk menjelesaikan sesuatu hai jang maha penting

untuk dirundingkan dengannya Sedangkan kedua, murid darinja masih tetap menantikan

dirinja. Tapi kini aku harus kembali pulang dengan kedua tangan kosong. Walaupun

demikianaku mohon kau terangkan bagaimana saat2 ter achir dari beliau. Adakah orang

tua ini meninggalkan sesuatu untuk diwariskan kepada muridnja untuk mendjadi tanda

mata untuk se-lama2nja.

Dengan didahului meng-angguk2kan kepala Tjeng Djie membuka mulutnja: "Suhu

memang memesan kepadaku untuk menuturkan hai ini kepadamu. Kau harus tahu orang

tua itu sedikitpun tidak mempunjai sesuatu barang jang berharga didirinja, tapi sesudah

ia meninggal, masih berhasil meninggalkan sematjam benda untuk kau bawa pulang!"

"Benda apakah itu, lekaslah kau serahkan kepadaku!" seru Djie Hai dengan ter-gesa2.Liong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

"Memang aku sudah menjediakan benda itu, tutuplah matamu, tak boleh melihat!

Kalau aku menjuruh kau membuka kembali matamu benda itu segera berada didepan

matamu!" Ong Djie Hai sebenarnja enggan untuk bergurau dengan botjah ketjil ini, tapi

biar bagaimana harus mengalah djuga pada botjah nakal jang senang bergurau ini,

karena itu matanja ditutup djuga. Tjeng Djie menurunkan sematjam bungkusan kain dari

atas pundaknja. Kemudian. benda itu disangkutkan keatas ranting pohon siong: "Sudah,

bukalah matamu!" Dengan tjepat Djie Hai membuka matanja, dalam waktu sekedjap ia

mendjadi kaget karena didepan matanja seolah2 berdiri Yauw Tjian Su. Kala ditegasi ia

baharu melihat dengan tegas, kiranja badju jang penuh tambalan dari Yauw Tjian Su

digantung diatas ranting pohon tertiup angin dan ber-gojang2, karena waktu baharu

melek matanja masih kabur, tak heran badju itu disangka Yauw Tjian Su!

Melihat badju jang biasa dikenakan oleh almarhum Djie Hai mendjadi sedih kembali,

kembali air matanja memenuhi kedua kelopak matanja, dengan ter-seduh2 ia berkata:

"Inikah peninggalan dari beliau?"

"Kalau bukan ini apa lagi jang dimilikinja. Kau harus tahu benda ini sesudah hampir

mati ditanggalkan dari tubuhnja untuk diserahkan kepada Suhu. Saat itu Suhu berkata

bahwa badju ini adalah benda jang sangat berharga sekali, tak ubahnja seperti benda

keramat sadja. Karena itu aku tidak sanggup untuk melindungi adjimat ini, kini

kuserahkan kepadamu, mulai kini mendjadi tanggunganmu!"

Dalam keadaan sedihnja Djie Hai tak urung mendjadi tertawa meringis djuga mehhat

kelakuananak ketjil jang demikian wadjar dan lutju, ia berkata: "Ja, kuterima benda ini,

kuharap kau tidak perlu memikirkannja lagi." Dengan penuh hormat ia madju kemuka

untuk menurunkan badju itu, untuk disimpan. "Kau harus mentjeriterakan achir kisah dari

beliau," tambah Djie Hai.

Tjeng Djie meng-angguk2kan kepalanja, dengan wadjah jang sungguh mulai ia

menuturkan. Kiranja sesudah Yauw Tjian Su menderita luka di Oee San, di bawa oleh

Pang Kim Hong ke Kiu Liong Po, kemudian dengan obatnja jang ber-matjam2 dan

terkenal akan kemustadjapannja diobatinja Yauw Tjian Su dari Iuka parahnja. Sesudah

dirawat dengan telaten selama tudjuh hari tudjuh malam, Yauw Lo Tau baharu tersadar

dari pingsannja.

walaupun ia sudah sadar, akan djalan napasnja masih demikian lemah, sedangkan

membuka mulut untuk berkata2 masih belum mampu. Sedangkan Pang Kim Hong tiap

hari tiap malam tidak putus2nja mentjari obat untuk merawatnja. Orang she Pang ini

bukan main sibuknja untuk menolong Yauw Tjian Su padahal pada beberapa tahun ber

achir ia sudah tidak memperdulikan lagi keadaan dunja Kang-ouw, karenanja hal ini agak

mengberankan djuga. Demikianlah terus-menerus ia melakukan pengobatan tak

djemu2nja, kembali empat puluh sembilan hari berlalu, Yauw Tjian Su kini sudah dapatLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

turun dari pembaringan dan dapat berdjalan dengan perantaraan tongkat, tapi biar begitu

orang tua she Yauw tidak menundjukkan semangat jang baik.

Tiga bulan jang lain, Yauw Tjian Su menemukan Pang Kim Hong sedang Tjeng Djiepun

tidak boleh mendengarkan pertjakapan mereka, entah apa jang ditjeriterakan kedua

orang itu. Pada permulaan mereka dengan ramah tamah danasjiknja ngobrol, kemudian

pertjakapan mendjadi tidak keruan matjam, mereka tidak mengobrol lagi melainkan

sedang ribut mulut. Pertengkaran mulut ini berlangsung tiga hari tiga malam" kemudian

mereka terdiam seperti tidak pernah terdjadi sesuatu diantara mereka. Kembali disuatu

pagi Yauw Tjian Su berkata pada Pang Kim Hong: "Waktu jang ditentukan segera tiba."

Ia duduk tidak ber-gerak2, sedangkan napasnja sudah hilang. Pang Kim Hongmemeriksa

nadinja dipergehngan tangan, ia menggojangkan kepala tanda tak berdaja, demikianlah

ber achirnja riwajat djago rimba persilatan jang tidak ada tandingannja"

Tjengtee, tjoba kau pikir sebentar, adakah Yauw Lotjian-pwee meninggalkan pesan

sebelum meninggal? pernahkah Pang Suhu membitjarakan hal ini?"

"Orang tua itu sampai detik ter achir masih tertawa sadja, se-olah2 tidak ada jang

diberatkan, ia menghembuskan napas jang ter achir dengan tenang. Sedangkan aku

mengira ia sedang tidur terus .. Ah, aku ingat, ia pernah berkata, bahwa perkataan biasa

sudah habis untuk dikatakan sedangkan perkataan jang belum dikatakan terdapat

didalam badjunja ini. Dengan wanti2 ia memesanagar badjunja jang se-mengga2nja ini

disampaikan kepada kalian."

Ong Djie Hai meng-angguk2kan kepalanja tanda dari mengerti, bahwa badju jang

penuh tambelannja ini mengandung suatu rahasia jang luar biasa. Ia bernjat

menjelidikinja kelak sesudah berkumpul lagi dengan sekalian saudaranja.

"Ong Suko," kata Tjeng Djie, "sesudah Yauw I.otjian-pwee meninggal dunja, Suhu

mendjadi uring2an sepandjang hari, segala obat2annja jang demikian banjak dan

berharga dibuang semuanja. Katanja sampah ini sudah tidak berguna lagi. Dengan

kelakuan jang aneh, mulutnja kemak-kemik sendiri, katanja beban ini haruskah

kutanggung atau tidak? Beban ini haruskah mendjadi tanggunganku? Kemudian ia tidak

diam diatas gunung, entah kemana perginja aku tak tahu. Beberapa bulan kemudian

baharu kelihatan ia pulang, sedjak itu setiap hari ia terus melatih diri dengan mengepret

air, mendj adikan air sebagai sendjata rahasia. Untuk aku memain air adalah hal jang

sangat menjenangkan, tapi aku tidak tahu apa gunanja Suhu melatih diri memain air?"

Mengenai hal iehwal Pang Kim Hong, Djie Haipun tidak mengetahui banjak, ia hanja

mengetahui bahwa adat dan gerak-gerik dari Suhunja itu sangat aneh, sell ingga sukar

diduga, lain dari itu gelap baginja. Sedang

kan hatinja tak bersemangat untuk men-duga2, karena sedari tadi sudah pergi djauh

ketempat dimana beradanja dari saudara2nja. Dari sebab inilah pertanjaan dari TjengLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

Djie tidak didjawab. Ia hanja berkata: "Tjeng Djie, mengenai tabiat dari Suhu kau lebih

banjak mengerti dari pada diriku, kenapa kau bertanja kepada aku? Aku hanja mohon

kau bisa merawat Suhu setjara baik2, kelak sesudah selesai darnja baktiku pada negara

aku akan kembali pula untuk menghaturkan terima kasihku kepada Suhu djuga kepada

kau sendiri. Kini aku akan berangkat, mari, sampai berdjumpa pula!" Sehabis berkata Djie

Hai berlari seperti terbang, membuat Tjeng Djie terpaku bengong, botjah ini mendjadi

berpikir: "Heran, heran, kenapa dalam bulan2 ini aku menemui erang2 jang gila2an."

Biarlah kita tinggalkan botjah jang penuh keheranan seorang diri, untuk mengikuti

perdjalanan dari Ong Djie Hai.

Sesudah pemuda kita turun dari Oey San, haripun sudah mendjadi malam, tak sempat

untuknja masuk kekota, dengan terpaksa ia menggunakan goa pegunungan untuk

melewatkan malam. Sambil membaringkan diri, otaknja berpikir terus, sehingga tidak

mudah untuknja masuk kedalam buaian ibu malam jang penuh kasih. Sesudah gulak-

gulik beberapa kali, tubuhnja bangkit bangun, saat ini sinar bulan terang sekali, tiba2

otaknja memikirkan badju peninggalan Yauw Tjian Su, dengan hati2 badju itu dilepaskan

dari tubuhnja untuk diperiksa. Jang tampak hanja tambelan jang beraneka wama

memenuhi badju jang sudah tidak dapat dilihat lagi aslinja dari kain apa, dan berwama

apa! Walaupun demikian badju itu sangat bersih sekali. Djie Hai mem-balik2 badju itu

tanpa berhasil mendapatkan sesuatu jang aneh, ia berpikir: "Pang Suhu mengatakan

badju ini sebagai wasiat jang sukar didapat, kata2nja ini pasti bukan perkataan jang

sembarangan diutjapkan, sajang aku tidak mempunjai otak jang tadjam sehingga tidak

dapat menjelami makna dari kata2nja. Saudara2ku kebanjakan lebih pintar dari aku,

baiklah suruh mereka sadja jang menjelesaika'n ha] badju ini." Sesudah berpikir

begitu,Djie Hai melepit lagi dengan baik badju itu. Pada saat inilah, otaknja tiba2

bergerak, ia memikir sesuatu jang aneh dari badju tambelan itu. Ia tahu kalau badju jang

fi petjah kebanjakan ditambel dari depanatau dari bela8 kang, tapi jang membuat hatinja

heran bahwa badju dari Yauw Tjian Su ditambel dari depan dan belakang.

Tambelan jang diluar se-olah2 menambel jang sobek dari badju asal, sedangkan

tambelan jang disebelah dalam tidak seperti kain untuk menambel badju rusak, bentuki

nja empat persegi, mungkin disini letak rahasianja? Se | sudah berpikir demikian dengan

tjepat badju itu dibuka lagi, dengan hati2 dlamat-amati setjara seksama, betul sadja


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


tambelan jang didalam sangat mengheraukan sekali, semuanja empat persegi, ada jang

baharu ada jang lama, demikian rata dan teratur. Tanpa banjak pikir lagi Djie Hai

mengeluarkan pisau belatinja, ditjarinja tamI belan jang paling baharu kemudian

dibukanja dengan s hati2, benar sadja kain itu bukan untuk menambel bagnan badju

jang rusak, melainkan untuk menutup huruf2 jang tertulis diatasnja. Djie Hai mengangkat

tjarikan kain ketjil jang penuh dengan huruf2 jang seperti tjakar bebek itu, tulisannja tak

ubah seperti buah pena anak ke tjil sadja. Se.sudah agak lama dibatja baharu ia

mengerti apa jang ditulis disitu, huruf2 itu berbunji: "Semasa kuhidup, aku mempeladjari

ilmu silat tidak beraturan, melainkan berpikir setjara gila2an, apa jang kulihat kupeladjariLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

dan kutulis, tahun demi talum tulisan2 sudah demikian banjak dan sudah merupakan

buku, buku itu semuanja ada disini, sedangkanaku tak lama lagi akan meninggalkan

dunja jang indah. Pada hati kemudian siapa jang mendapatkan buku ini, entah ia

beruntung entah ia malang sukar untuk kuramalkan. Tjian Su." Di achir tulisan itu tertera

beberapa baris kata2 sebagai tambahan jang mengatakan bahwa bukunja itu munglin

tidak berapa baik, atau mengertikan bahwa ilnmnja nu tidak berapa tinggi, ini hanja kata2

merendah dari orang tua ini sadja.

Ong Djie Hai mendjadi girang sekali sesudah menemui rahasia itu, hampir ia

berdjingkrakan bahna senangnja. Ia tahu bahwa Yauw Tjian Su bertabiat senang

berkelana, sedangkan kepandaiannja jang dipeladjarinja, tidak mungkin dapat

dituliskannja mendjadi buku, karena orang tua itu tidak mempunjai tjukup kesabaran

dalam hal tulis-menulis. Tapi ia tak pernah berpikir mtuk membawa ilmunja kedalam liang

kubur, karena itu setiap apa jang dipeladjari dan didapat ditulis disetjxrik kain dengan

tinta jang tidak dapat luntur, kemudian ditambelkan pada badjunja. Demikianlah hari

ketemu hari, tahun berganti tahun kepandaiannja bertambah, sehingga tambelan

badjunjapun bertambah banjak. Inilah jang dimaksud dengan bukunja. Tak heran kalau

Pang Kim Hong mengatakan badju ini adalah wasiat jang tidak ternilai harganja. Djie Hai

girang sekali memikiri hal ini, dan berpikir untuk segera mendjumpai saudara2nja untuk

sama2 membuka satu2 demi satu tambelan badju, alangkah senangnja hal ini kami

lakukan! Perlahan2 hari sudah mendjadi siang, tapi Djie Hai bukan bangun melainkan

mulai menguap, per-lahan2 mendjadi pulas.

Ong Djie Hai adalah pemuda djudjur, tak heran badju jang dianggap keramat itu tidak

mau dimilikinja sendiri, bahkan sedikitpun ia tak memikir untuk mengangkanginja.

Andaikata ia mempunjai hati serakah badju dapat disimpannja sendiri dan dipeladjari

sendiri, pasti dirinja bisa mendjad satu djago jang bukan main lihaynja. Sesudah ia

bangun dari tidurnja hari sudah mendjadi siang betul, dengan ter-gopoh2 ia

melandjutkan perdjalanannja. Beruntun berapa hari ia melakukan perdjalanan siang dan

malam. achirnja dengan singkat dapat dikatakan ia bertemu dengan rombongan Kie Sau.

Sesudah mereka bertemu muka, tentu sadja mendjadi girang, lebih2 Gwat Hee waktu

melihat saudaranja terhibur sckali akan kerinduannja selama berpisah beberapa hari.

Tanpa membuang waktu Djie Hai menuturkan hal perdjalanannja dengan ringkas, paling

achir baharu inentjeriterakan tentang badju Yauw Tjian Su, sedangkan lengannja segera

mengeluarkan badju itu untuk diperln hatkan pada sekalian jang hadir disitu. Setiap orang

jarg , melihat badju itu merasa seperti bertemu muka lagi dengan orangnja, keruan sadja

masing2 pada diam redih merenungkan nasib malang jang membawa mati pada orang

jang sangat ditjintai mereka. Apa lagi dua saudara Wan, mempunjai hubungan lebih

akrab dengan gurunja, tak heran bathinnja terpukul dan sedih, air matanja ! mengalir

tanpa terasa. Keadaan mendjadi hening dalam ! suasana duka. Sesaat kemudian baharu

terdengar suara Kie Sau berkata memetjahkan kesunjian: "Badju ini adalah

peninggalan se-mengga2nja dari Yauw Tjian Su karena itu harus disimpan baik2. TapiLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

kalau sural2 jang terdapat ditiap tambelan tidak dibuka sama dengan tidak dapat dibatja

dan tidak berguna, karena itu aku minta Gwat Hee dan Thian Hong untuk membukanja,

kemuI dian huruf2 kalian salin dikertas lain, kemudian tambelan itu didjahit lagi seperti

sediakala, dengan tjara ini badju ini dapat disimpan untuk se-lama2nja tanpa

merusaknja." Gwat Hee dan Thian Hong dengan girang menerima tugas itu, saat itu

djuga mereka bekerdja, dalam waktu satu malaman pekerdjaan mereka sudah selesai.

Dari badju itu didapati seratus lebih tambelan jang bertulisan huruf2, tapi semuanja

adalah tulisan2 singkat. Karenanja untuk menuliskannja lagi tidak perlu memakan waktu,

tapi untuk mengetahui maknanja jang sedjati adalah pekerdjaan jang bukan mudah.

Kie Sau membatja buku jang baharu itu, ia merasa buku ini aneh sekali, dengan tjepat

dikulit muka dari buku itu diberi djudul "Pek Na Kun Keng" (Kitab silat seratus tambelan).

Kitab silat dari seratus tambelan ini dapat dikatakanadalah ilmu silat jang langka,

biasanja kalau buku silat lain satu gerakan dari setiap djurusnja diterangkan dengan

tegas. Tapi dibuku ini semua kebiasaan itu tidak terdapat, apa jang tertera melainkan

teori2 dari ilmu silat belaka, se-kali2 tidak terdapat perkataan jang mengharuskan

bagaimana tjaranja menggunakan ilmu jang dimaksud. Terketjuali itu didalam buku

inipun terdapat ilmu silat Tjit Po Tjie Gie Kun jang bukan main lihaynja, kalau menurut

perkiraan ilmu ini pasti tidak habis dituturkan dengan ribuan kata, baharu dapat membuat

orang mengerti. Tapi perkiraan kita akan meleset sama sekali, karena Yauw Tjian Su

hanja menulis tiga baris kalimat untuk ilmunja jang ampuh ini.

Apa jang ditulis hanja bagaimana tjaranja dengan tudjuh langkah serta kebedjikan bisa

mengalahkan orang, mungkin djuga tulisan ini tertulis sewaktu Yauw Tjian Su baharu

menemuinja, kemudian diolah lagi, alkan tjara untuk menggunakan ilmu pukulan ini

sedikitpun tidak tertulis, ja melulu hanja itu sadja. Mungkin Yauw Tjian Su mengertikan

bahwa ilmunja itu adalah buatannja dan pendapatnja sendiri, sedangkan orang lainpun

boleh berpokok dari jang berbunji: "Untuk menang hanja ada satu djalan. Tjara untuk

menang banjak sekali boleh satu langkah, boleh dua langkah, bahknn boleh seratus

langkah, siapa jang bisa memikir, dialah jang bisa menggunakan tjara ini" untuk

mentjiptakan ilmunja sendiri.

Tersebab ini buku ini seperti tidak berguna, tapi seperti berguna besar. Andaikata tidak

dapat menggunakannja, buku itu tidak berharga, dan menipakan kertas sampahan sadja,

kalau bisa memahaminja dan terus menjelidikinja hasil tjapai lelah selama tudjuh puluh

delapan tahun dari Yauw Tjian Su, dapat mendjadi miliknja, sehingga buku itu tidak

ubahnja seperti wasiat jang dikatakan Pang Kim Hong.

Saat itu djuga sekalian anak muda bergiliran membatja sepintas lalu apa jang tertulis

dibuku itu. Dua saudara Wan otaknja paling tjerdas dalam beberapa kali batja sadja

sudah dapat menghafal diluar kepala. Walaupun demikian makna jang terkandung

didalam buku itu masih banjak jang belum diketahuinja. Hal untuk mengerti memerlukanLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

waktu jang lama untuk per-lahan2 mempeladjarinja. Sedangkan Kie Sau jang sudah

mempunjai pengalaman tjukup dalam, untuk seketika belum daDat menjelami apa jang

terkandung makna dari tulisan2 Yauw Tjian Su itu.

Kie Sau menasehatkan sekalian anak muda, untuk tidak ter-gesa2 melainkan harus

sabar dan per-lahan2 menjelaminja. Sekalian anak muda menurut pendapat Kie Sau,

memilih beberapa kalimat jang agak tjotjok untuk mempeladjarinja. Kemudian mereka

melandjutkan perdjalanan keutara, sambil berdjalan mereka tidak hentinja

membitjarakan sesuatu tentang Kun Keng schingga waktu terasanja mendjadi tjepat.

Tiga bulan dengan tjepat sudah berlalu, mereka sudah melewati gunung2 jang indah,

melintasi sungai2 jang besar, hal ini tidak sedikit membuka mata sekalian anak muda

kita. Sedangkan ilmu pukulan Yauw Tjian Su tidak sedikit jang sudah dimengerti.

Sampaipun Hoa San Kie Saupun mendapat kemadjuan jang tidak sedikit, sehinggz hari

kehari ihnunja bertambah liebat. Saat ini mereka sudah sampai pada tempat jang tidak

berdjauhan dari sarang Bok Tiat Djin ? Peng San.

Adapun sarang dari Bok Tiat Djinadalah sebuah gunung jang setiap tahunnja diliputi

saldju jang putih. sedangkan keadaan dari gunung saldju ini demikian hebat, djurang2

jang terdjal dan tjadas2 jang tadjam memenuhi setiap lembah dan tjelah2 gunung.

Gunung saldju ini adalah satu bukit dari pegunungan Thian San jang ber-liku2 ribuan

meter pandjangnja, bagian ini dinamai Peng San, sangat sunji dan sepi, karena diam

disinilah Bok Tiat Djin mendapat djulukan Peng San Hek Pau.

Kie Sau dan lain2 hatinja bertambah besar untuk menghadapi Kiu Sie Tin lawan

sesudah mendapat buku warisan dari Yauw Tjian Su. Sesudah memilih hari jang baik

mereka ber-bondong2 mendaki Peng San untuk menghantjurkan Kiu Sie Tin musuh.

Saldju dan es penuh menutupi tanah, ber-sinar2 putih menjilaukan mata. Setiap orang

jang sampai disini pasti mengemjutkan dahinja, memelekkan matanja seketjil mungkin.

Dibawah kaki, adalah saldju jang berupa potongan2 es berbentuk aneh; djauh mata

memandang adalah sinar begerlapan dari saldju djuga. Dunja putih jang indah dan

membuat orang merasa beku. Demikian sunji, tak terdengar suara orang" tidak tampak

asap dari dapur. Hanja angin, saldju dan dingin jang meresap ketulang, tak ubahnja

dengan dunja tersendiri jang mati penuh kesepian.

Dibukit jang demikian sepi, kini berkumpul banjak sekali orang2 Kang-ouw jang luar

biasa lihay, mereka adalah orang2 kenamaan dari rimba persilatan. Diantara mereka tidak

satu jang tidak lemama, mereka semuanja adalah pentolan2 dari tjabang2 persilatan jang

pada hari2 biasa selalu memandang rendah sekalian orang. Kini mereka berkumpul

mendjadi satu, dengan harapan dapat menghindarkan bahaja dari musuh2nja. Bahkan

mereka akan bersatu padu dengan tekad bulat untuk mengatur barisan sembilan puluh

persen mati untuk mengadu untung dengan lawannja jang mereka takuti. sebenarnjaLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

musuh mereka itu siapa? Agaknja sangat kuat dan ganas barangkali? Kalau tidak kenapa

ditakuti mereka.

Saat ini dibawah gunungpun berkumpul sekelompok orang, diantara mereka terdapat

orang tua jg. oerambut dan berkumis dienggot iang putih, seorang kurus hitam,

sedangkan jang lainadalah anak2 muda jang terdiri dari perempuan dan lelaki. Mereka

adalah kaum pentjinta bangsa pada djamannja, mereka mendaki gunung selangkah demi

selangkah dengan tekad bulat untuk melenjapkan sekalian penghianat bangsa. Mereka

mengetahui mendaki gunung jang penuh bahaja ini tidak mudah, tapi mereka sedikitpun

tidak gentar dan madju terus, untuk membaktikan tenaga dan djiwa mereka untuk negara

dan rakjatnja.

Tiba2 langkah mereka berhenti, demi dilihatnja enam bilah pedang jang ditantjapkan

kedalam saldju, se-olah2 menghalang-halangi langkah dari kaki mereka. Artinja dari

pedang ini memperingati mereka bahwa musuh sudah berada didepan mata harus hati2

sedikit. Dengan hati2 Hoa San Kie Sau memeriksa setiap pedang itu. Kiranja disetiap

pedang terukir nama dari pemiliknja. Menurut rangkaiannja, jang pertama dan

selandjutnja adalah Lauw Tjiok Sim, Ong Hie Ong, Bu Beng Nie, Kim le Kong Tju, Louw

Tiau dan Bok Tiat Djin.

Didalam rimba persilatan sudah mendjadi suatu kebiasaan, jakni mengukir nama diatas

pedang, kemudian merintangi perdjalanan musuh tanpa orang jang mendjaga, artinja

ialah minta berunding dengan musuh. Kalau orang jang datang mengambil keenam

pedang jang sudah terukir nama itu artinja memberi muka dan mengampuni pada orang

jang sudah menjerah setjara hormat, tapi kalau tidak mau berdamai, pedang itu boleh

dipatahkan, dan boleh melandjutkan perdjalanan untuk bertempur. Sesudah melihat

pedang itu Kie Sau menarik napas, kemudian mentjeriterakan maksud danartinja dari

pedang itu, kemudian ia menambahkan: "sebenarnja keenam orang ini adalah algodjo

jang kedjam sekali, kini menundukkan kepala untuk menjerah, benar2 suatu hal jang

mengherankan sekali. Entah djago darimana jang membuat mereka demikian takut,


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


sehingga belum2 sudah menjerah!"

Wan Djin Liong dan Wan Thian Hong serentak mentjabut pedangnja sambil berkata:

"Kini kita sudah sampai disini, hanja ada madju tiada mundur, pedang ini harus kita

patah2kan!" Perkataan ini tentu sadja disetudjui jang lain, karenanja tanpa banjak

komentar lagi dua saudara Wan mengerdjakan pedangnja, seiring dengan bunji tring

trang tring trang enam bilah pedang itu sudah mendjadi ber-keping2 berantakan dan

berhamburan diatas saldju jang putih.

Sekalian orang madju melangkah, tentu sadja dengan terlebih hati2 lagi. Setiap orang

memandangkan matanja keempat pendjuru, memperhatikan kalau2 ada suatu gerakan.

Tiba2 mata Gwat Hee jang tadjam melihat sebuah benda jang dipantjungkan ditempat

agak djauh. Sekalian orang madju melompat memburu menghampiri, tampak olehLiong Hong KiOm - 09 Team K olektor Ebook FB grap

mereka benda itu adalah sematjam papan jang bertulisan beberapa huruf dan berbunji

"Sembilan puluh persen mati, barisan peninggalan Hek Liong".

Melihat ini Kie Sau meng-angguk2kan kepalanja: "Kiranja mereka mendapat Kiu Sie

Tin ini dari Hek Liong Lo Kuay, karenanja kita harus lebih ber-hati2, kalau2 Lo Kuay

mengubahnja bertambah aneh. Papan ini dipasang disini, tentu Kiu Sie Tin berada tidak

djauh dari sini, anak2 madjulah selangkah demi selangkah terlebih hati2 lagi!" Sekalian

orang mengerti keadaan sudah semakin mendesak, sekaliannja semangatnja terbangun,

mata, telinga dipasang dengan baik, menantikan datangnja setiap gerakan dalam

keadaan siap sedia.

Sesudah berdjalan lagi agak lama, masih belum menemui tanda2 adanja manusia.

Melainkan mereka menemui sebatang anak panah jang bersurat diudjung belakangnja,

sedangkan disamping panah menggeletak sebuah tengkorak. pernandangan ini membuat

sesuatu perasaan semakin tegang sadja.

Kie Sau madju melihat, tampak olehnja disampul surat berbunji "Dihaturkan dengan

hormat kepada Pang Kim Hong Tjian-pwee", hal ini diluar dugaannja, ia menoleh

menghadap pada sekalian anak buahnja sambil berkata: "Djie Hai! Sini! Apakah Pang Kim

Hong akan datang kesini?" Begitu Djie Hai madju kedepan, sekalian dari saudaranja

membandjir mengikuti untuk melihat apa jang terdjadi disitu. Belum sempat untuk Djie

Hai mendjawab pertanjaan gurunja, sekalian saudaranja sudah membuka mulutnja

masing2, ada jang mengatakan kenapa Pang Kim Hong Lo-tjian-pwee mau datang kesini.

Ada jang mengatakan, bukankah orang tua itu sudah tidak mengurus lagi hai dunja Kang-

ouw: Ada pula komentar, jang mengatakan apakah kedatangannja itu untuk

menghantjurkan barisan maut itu atau untuk membantu mempertahankan barisan itu.

Ada pula jang berkata, tidak mungkin karena panah itu bersurat, dibawahnja diletakkan

tengkorak, agaknja mereka ingin berdamai dengan Pang Lo-tjian-pwee disamping

menakut2kan djuga dengan tengkorak itu. Barangkali mereka menggunakanakal jang

keras bertjampur lunak, sambung jang lain lagi. achirnja ada jang bertanja, bolehkah

surat ini dibuka untuk dilihat demikianlah mereka berebut mengeluarkan pendapat

se kalimat demi se kalimat, sehingga artian dari surat jang diatas anak panah itu hampir

kena diduganja. Jakni surat itu bermakna meminta kepada Pang Kim Hong untuk mundur

sadja terlebih dahulu sebelum menjerang barisan Tin mereka, misalkan mau berkeras

untuk menjerang djuga mau tidak mau harus melawan setiap lawan jang berada didalam

barisan.

(Bersambung)

Pertempuran seru terdjadi di Kiu Sie Tin ! Pihak mana jang menang ?

Batjalah djilid kesepuluh atau djilid jang ter achir dari klsah pedang naga dan

tjendrawasih.Liang" Heap" Hi&m - 10 Tb&m H o isJa ip r llb o o is: F B p ra pLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

LIONS HONS KIAM

(FEDANS NASA DAN FEDANS TJENDRAtfASM)

DJILID KE - X [ TAMAT ]

K a R J A:

TANS FEI

TERDJEMAHAN:

LAUW TSU ENG

FENERBIT:

KARJA NAJA

DJAKARTA

SUMBER BUKU : SUNAWAN AJ

KONTRIBUTOR DAN SCANNER : AWE DERMAWAN

OCR - CONVERT PDF TEXT : ANDV MULLLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

DISCLAIMER

Kolektor E-Book adaiah sebuah wadah niriaba bagi para pecinta Ebook untuk beiajar,

berdiskusi, berbagi pengetahuan dan pengaiaman.

Ebook ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk melestarikan buku-buku yang sudah

su it didapatkan dipasaran dari kpunahan, dengan cara m engaih mediakan dalam bentuk

digital.

Proses pemiiihan buku yang dijadikan abjek aiih media diklasifikasikan berdasarkan

kriteria keiangkaan, usia,maupun kondisi fisik.

Sumber pustaka dan ketersediaan buku diperoleh dari kontribusi para donatur dalam

bentuk image/citra objek buku yang bersangkutan, yang seianjutnya dikonversikan

kedaiam bentuk teks dan dikompiiasi daiam form at digita l sesuaf kebutuhan.

Tidak ada upaya untuk meraih keuntungan finansia i dari buku-buku yang diaiih

mediakan daiam bentuk digita l ini.

Saiam pustaka!

Team Kolektor EbookLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

L I O N G H O N G K I A M

Djilid ke - X.

Kalau takut boleh berdamai dengan setiap orang jang berada dibarisan, untuk

berdjandji tidak akan bermusuhan lagi pada hari kemudian. Inilah satu pertanjaan jang

sulit untuk setiap orang jang akan menghadjar Kiu Sie Tin. Orang jang akan

menghantjurkan Kiu Sie Tin tentu sadja berilmu tinggi, kalau tidak mana berani

menentang maut didepan mata.

Kie Sau mendengar sekalian pendapat anak muda, jang kebanjakan tidak seberapa

djauh selisihnja dengan pendapatnja, jakni menganggap surat itu sebagai gertakan

belaka. Sampul itu bertulisan nama Pang Kim Hong dengan sendirinja ia tidak berani

membukanja. Sekali lagi ia memandang pada Djie Hai. Sang murid baharu mendapat

kesempatan untuk mendjawab pertanjaan gurunja tadi, dan mengatakan bahwa ia tidak

tahu akan datang atau tidaknja tentang Pang Kim Hong. Kie Sau meng-angguk2kan

kepalanja kemudian baharu berkata kepada jang lain: " anak2 agaknja Pang Kim Hong

akan datang kesini, kalau hal ini benar2 terdjaditentu bukan main baiknja. Sedangkan

surat ini alamat nja bukan untuk kita, karenanja tidak boleh dibuka, kini marilah kita

landjutkan lagi perdjalanan kita!" Seruan ini tentu sadja disambut dengan baik, serentak

kaki demi kaki madju melangkah, sedangkan semangat mereka bukan main hebatnja,

terketjuali itu masing2 mempunjai kepertjajaan pada diri sendiri dengan mantap. Mereka

baharu sadja memetjahkan sebuah teka-teki jang sulit, kini kembali menemui lagi sebuah

teka-teki lain didepan mata. Adapun teka-teki jang baharu dipetjahkanadalah orang jang

akan menjerang Kiu Sie Tin itu adalah Pang Kim Hong, hal ini tentu sadja dimengerti

sekalian anak muda kenapa Louw Tiau dan sekalian kawan2nja mendjadi takut, karena

mereka tiada satu jang mendjadi lawan dari orang berilmu itu. Tapi teka-teki jang baharu

jakni kenapa Pang Kim Hong bisa turun gunung untuk menghantjurkan Kiu Sie Tin

musuh.

Sesudah berdjalan. lagi beberapa langkah, ditanah terletak lagi sebuah tengkorak.

Beberapa langkah kemudian, lagi2 terlihat sebuah tengkorak jang menggeletak di atas

tanah. Kie Sau mengetahui bahwa mereka sudah memasuki barisan Kiu Sie Tin,

sedangkan tengkorak2 itu sengadja diatur sedemikian matjam, se-mata2 untuk

menimbulkan perasaan takut dari setiap orang jang akan menudju barisan jang diatur.

Kalau sadja orang jang bernjali ketjil, melihat ini akan timbul takutnja, sehingga sebelum

terdjadi pertarungan hatinja sudah tjiut sebagian. Kie Sau melirik sekalian anak buahnja,

tampak semuanja mempunjai wadjah jang keren, sedikitpun tidak menundjukkan

perasaan takut, sekalian anak muda penuh tekad bulat untuk melakukan pembalasan

pada musuh2 rakjat, sadar pula bahwa pertarungan jang mempertaruhkan djiwa sudah

berada diambang pintu.Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Tiga empat lima terus terhitung sampai sembilan tengkorak, ditempat

jang kesembilan inilah terletak sebuah lembah saldju jang ketjil, kedua sisinja adalah

tebing jang tiga sampai empat tombak tingginja, di-tengah2nja terdapat ruangan jang

membudjur sebanjak beberapa tombak persegi. Kie Sau segera berseru keras: " anak2,

siap waspada!" belum suaranja habis terbawa angin, tampak berkelebat sesosok tubuh

dibalik tebing, kemudian datang menghampiri, orang ini berpakaian putih, sepatu putih,

lengannja bersendjata sebilah Hie Kut Kiam jang putih mengkilap, sedangkan paras

mukanja djuga putih seperti saldju, dihiasi rambut jang putih pula, sehingga wamanja

serupa dengan saldju jang memenuhi seluruh bukit dan lembah, kalau agak djauh

melihatnja, pasti tidak dapat mengetahui adanja orang bersembunji disini.

Tanpa komentar lagi sekalian anak muda berseru tertahan setjara serentak: "Ong Hie

Ong!"

Sedangkan Ong Hie Ong pun per-lahan2 berseru heran: "Ihh, kenapa segala botjah

jang datang!" Sesungguhnja hal ini diluar perkiraannja sekali. Ong Hie Ong jang

mengetahui bahwa sarangnja sudah diubrak-abrik sekalian pemuda kita, sehingga hatinja

mendjadi geram untuk mentjari balas. Tersebab mendapat tantangan dari Pang Kim

Hong, tak ada lain djalan melainkan ia harus mendaki Peng San, untuk menggabungkan

tenaga menghadap Pang Kim Hong. Saat ini dengan kebenaran sekali, dilihatnja sekalian

botjah2 jang di-tjari2nja berada didepan mata, mau tak mau matanja mendjadi merah

membara.

"Hentikan kakimu!" bentak Ong Hie Ong, suaranja ini menggeleger dan bergema

disekeliling bukit dan lembah, membuat pendengaran orang men-dengung2. Sekalian

anak muda segera berdiri dengan baik, membuat suatu barisan jang dapat saling tolong

menolong. Kie Sau jang berada dipaling depan segera berkata: "Apakah saudara jang

bemama Ong Hie Ong?" Dengan senjum dingin Ong Hie Ong membuka mulut: "Kie Sau

sebenarnja kita pernah bertemu muka sewaktu terdjadi perkelahian di Oey San, sajang

sekali waktu itu kia tidak bergebrak. Kemudian kudengar kau mem-bawa2 sekalian botjah

berengsek, mengamuk ditempat kedlamanku. Saat itu aku sedang tiada dirumah,

sehingga antara kita tidak terdjadi pertarungan, kini tak kuduga kau bisa datang kesini,

kini waktunja untuk kita mengukur tenaga!" Sehabis berkata Ong Hie Ong tertawa besar,

disekalian lembah dan gunung saldju ini terasa semakin sunji, dan suram penuh

kegaiban.

Sambil menundjuk dengan pe dang tulang ikannja, Ong Hie Ong berkata lagi: "Omong

kosong tak perlu banjak2 diutjapkan, lebih baik sendjata jang bitjara! Kie Sau kau datang

untuk menjerang barisan Kiu Sie Tin atau melulu untuk bertanding deng an aku pribadi?"

"Kalau untuk menghantjurkan barisan bagaimana? Sebaliknja untuk menghadjar kau

bagaimana pula?" tanja Kie Sau dengan sabar, memang sudah mendjadi kebiasaan untukLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

dirinja, sesuatu hal jang akan dilakukan ditanjakan dahulu sampai djelas, Kie Sau belum


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


pernah melakukan hal setjara sembrono.

"Kie Sau, kau hidup sudah tjukup tua, belumkah kau mengenal peraturan atau tidak

tahu bagaimana harusnja menjerang. Kiu Sie Tin. Kau dengarlah, setiap penjerang

barisan harus seorang diri, se-kali2 tidak boleh mengandalkan djumlah jang besar. Kalau

kau menjerang sampai mati, berarti kau mati setjara hormat, namamu pasti akan diingat

terus oleh sekalian orang2 didunja Kang-ouw. Ketahuilah setiap penjerang Kiu Sie Tin

harus djago2 dari kelas satu!"

"Kalai tidak menjerang barisan?"

"Tidak menjerang barisan tidak mendjadi soal, kita boleh menggunakan tjara

peraturan Kang-ouw untuk menentukan siapa jang terlebih lihay di antara kita. Kini ber-

hadap2an misalkan kau mau mengerojok, aku Ong Hie Ong tetap akan melajani!"

"Ong Hie Ong, kami tidak terlalu sibuk untuk lekas2 berurusan dengan kau, kami

memerlukan untuk berurusan dahulu dengan manusia jang tidak punja malu Louw Tiau!"

"Kau ingin mentjari dia? Kau harus menghantjurkan barisan ini terlebih dahulu, karena

ia berada dibelakang!" Sehabis berkata Ong Hie Ong tertawa lagi.

Suara tawanja jang mengandung penghinaan terhadap Kie Sau membuat sekalian

anak muda mendjadi naik darah, sampaipun Tju Hong jang biasa berl aku tenang berubah

mukanja, andaikata Ong Hie Ong memilih salah seorang untuk bertempur sudah pasti

orang she Tju ini akan tampil paling muka. Tapi penghinaan ini untuk Kie Sau dibiarkan

begitu sadja, hanja kedua alisnja berkerut, agaknja sedang merenungkan sesuatu setjara

sungguh2, sesaat kemudian baharu ia mengambil keputusan. Kakinja melangkah dua

tindak, sesudah memasang kuda2nja dengan baik, kedua lengannja dirangkapkan, sambil

bersenjum ia berkata: "Baiklah, aku akan menerdjang barisan!"

Kedua mata Ong Hie Ong mendjadi mendelik." Apakah kau hanja mengandalkan kedua

lenganmu sadja? Ketahuilah, didalam Kiu Sie Tin tiada terdapat betas kasihan!"

"Tak perlu banjak bitjara lagi !5bentak Kie Sau. Tubuhnja bergerak per-lahan2, tapi

mentjelat dengan tjepat, seperti gunung Thai San menjergap kesebelah kiri tubuh

lawannja. Berikutnja kaki kirinja menggaet kaki kiri musuh, lengan kirinja bekerdja,

menindih lengan kiri lawan, serentak dengan itu lengan kanannja tjepat seperti kilat,

memapas punggung musuh, inilah gerakan dari ilmu silat Bukit Berantai jang bemama

Thian Hu Pek San (kapak langit membelah gunung). Semua gerakan ini dilengkapi ilmu

dalam jang lihay, sehingga mengandung tenaga menekan jang luar biasa besarnja.

Ong Hie Ong bukan bangsa lemah, serangan musuh jang demikian hebat ini tidak

membuatnja mundur atau mengalah, tubuhnja tetap diteinpat semula, dinantikannja

sampai lengan musuh hampir mengenai tubuhnja, baharu lengan kanannja bergerakLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

dengan tjepat, memutarkan pedang tulang ikannja kebelakang, kemudian diteruskan

menjerang telapak lengan musuh.

Pedang ikan dari Ong Hie Ong ini, bergerak dengan luar biasa, tidak seperti jang

dimainkan oleh sekalian Thai Ouw Tjap Go Sat. Ketjepatan bergerak dari lengannja, sukar

dilihat dengan tegas. Sesudah pedangnja menjerang, kakinja ditekuk, lengan kirinja

melindungi dada, tubuhnja berputar kekiri, sehingga tubuhnja berhadap2an dengan

lawan sedjauh beberapa kaki. Tubuhnja jang berputar itu membuat pukulan Kie Sau

lewat, lengan kanannja berganti arah dari hulu kehilir, sikutnja ditekuk, membuat pedang

tulang ikannja ditarik, gerakan ini membuat tangan Kie Sau hampir digergadji hantjur!

Tidak kalah tjepat dari lawan, Kie Sau menarik lengan kanannja, menghindarkan diri

dari gergadjian musuh. Lengan jang ditarik ini bukan sadja melulu mundur, melainkan

diteruskan menjerang lawannja dengan udjung badju. Gerak jang indah ini bemama Tiau

In Tjut Hiu (Awan pagi keluar dari tjelah2 gunung). Serangan ini mendjurus kemata

lawan, dan mengantjam untuk membutakan.

"Hemmm " kata Ong Hie Ong, dehemannja ini seolah2 berkata: "Ah, kau memang

lihay!" Sedangkan tubuhnja dengan tjepat mentielat djauh. Sedangkan Kie Sau pun

mentjelat kebelakang sesudah melantjarkan serangannja. Dua djago bertarung, tjukup

dengan dua djurus sudah menimbulkan saat2 penuh bahaja maut. Sesudah saling

berpisah, masing2 saling pandang dengan kedua mata bersinar, agaknja masing2

berpikir: "tak kukira kau mempunjai kepandaian jang begini lihay!"

Sesudah Ong Hie Ong berdiri dengan baik, segera melakukan serangan berangkai

dengan dahsjat untuk mendesak lawannja. Adapun permainan pedang dari Radja Sungai

ini berlainan sekali dengan ilmu pedang jang kebiasaan. Ilmu pedang jang umum menitik

beratkan dengan, tusukan maut, sabetan ganas dan tabasan kilat; ia menitik beratkan

untuk menggergadji tubuh lawkn dari bagian samping. Walaupun Kie Sau tidak

bersendjata, ia tetap seorang djago kelas utama, semua gerakan tangannja mengandung

tenaga besar, sehingga pertarungan berdjalan setjara seimbang sekali.

Pergumulan antara kedua orang ini berlangsung semakin seru, dalam waktu sekedjap

kembali empat-lima djurus jang penuh bahaja berlalu, perkutatan mendjadi renggang

kembali sesudah saling mentjelat menghindarkan maut, tak lama kemudian merapat

kembali, membuat pertarungan berlangsung kembali, delapan-sembilan djurus kembali

berlalu tanpa ada jang menang atau kalah. dalam gerak-gerik jang serba tjepat ini, se-

waktu2 tampak Ong Hie Ong jang bersendjata aneh berada di atas angin, tapi keadaan

mendjadi berbalik sesudah Kie Sau memunahkan serangannja dan berganti menjerang,

keadaan buruk dan baik dari kedua belah pihak silih berganti. Akan djalan pertarungan

masih tetap seimbang sadja.

Kembali beberapa djurus berlalu, tiba2 Ong Hie Ong pura2 memberikan lowongan

kepada lawannja set jar a sengadja, Kie Sau madju menjerang. Dengan tjepat ia berbalikLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

dengan ilmu gabus berbalik badan, meletik kesebelah kiri dan tubuh musuh, pedangnja

bekerdja menggergadji kaki kanan lawan. dalam perkiraannja serangannja ini akan

membawa hasil jang diharapkan, sehingga tenaga jang digunakanpun tjukup besar.

Ilmu Bukit Berantai dari Kie Sau banjak sekali perubahannja, tipu kosong berisi atau

sebaliknja ber-ubah2 dan tak habis2nja dipergunakan. Begitu melihat pedang datang,

kaki kirinja bergeser kesebelah kaki kiri lawan, kemudian dengan satu gerakan mutar,

tubu'nnja hilang dari pandangan musuh. Saat ini pedang lawan jang tengah derasnja

menjerang, kehilangan sasaran, dengan didahului suara "praaak" keras menghantam

saldju, sehingga pertjikan es muntjrat keempat pendjuru.

Ketika inilah Kie Sau melantjarkan tipu Bukit Aneh Terbang Mendatang, menjergap

dada lawan. Ong Hie Ong memiringkan tubuhnja memberi lewat serangan, terketjuali itu

hatinja memikir untuk menjabetkan pedangnja jang berada dilengan kanan, tapi njatnja

ini mendjadi batal, karena duri2 dari pedang tulang ikannja, menantjap didalam es,

sehingga pedangnja tidak dapat dengan segera ditjabut bebas. Ia mendjadi gugup,

kalau2 pedangnja tidak bisa ditjabut, sehingga kehilangan sebuah sendjata jang

mendjadi andalannja. Kie Sau mengetahui kekuatiran musuhnja, dengan senjum jang

penuh welas asih, ia lontjat mundur kesamping sambil berkata: "Tjabutlah dahulu

pedangmu!" Ong Hie Ong lanpa malu2 lagi segera mentjabut pedangnja dengan sekuat

tenaga, kemudian tubuhnja berguling agak djauh, hal ini dilakukan karena takut

dibokong lawan.

Perkelahian berlangsung lagi sesudah berhenti sebentar, sementara itu Thian Hong

jang menjaksikan perke, lahian ini hatinja mendjadi tergerak sesudah melihat bagaimana

pedang Ong Hie Ong menantjap didalam es. Tubuhnja segera lari kebawah gunung,

kebetulan sekali disitu diketemuinja sebatang kaju pohon jang menggeletak, kaju itu

entah siapa jang membuangnja disitu, mungkin djuga lebih2an dari orang jang membuat

rumah di atas gunung. Thian Hong tidak memperdulikan pandjang lebar lagi dari mana

datangnja kaju itu, dengan tjepat dibawanja kembali ketempat dimana sedang berl aku

perkelahian seru. Saat ini Ong Hie Ong dan Kie Sau seperti berkelahi didalam sebuah

kuali jang sangat besar, karena es dibawah kaki mereka lama kelamaan sudah mendjadi

legok ter-indjak2. Thian Hong menantikan ketika baik, kemudian dengan luar biasa

hebatnja, diserangnja Ong Hie Ong dari belakang dengan didahului bentakan keras:

"Ong Hie Ong, kematianmu sudah tiba!" Dengan tjepat Hie Ong membalik badan

menangkis benda besar jang ke-hitam2an, begitu pedang dan kaju bentrok segera

mendjadi satu dan tidak terlepas lagi, karena duri2 pedang jang tadjam2 itu semuanja

menantjap dengan kokohnja. Wan Thian Hong melepaskan tjekalannja, dan bertepuk

tangan kegirangan. Lengan Ong Hie Ong jang mentjekal pedang mendjadi kaku

keberatan, sehingga pedangnja tidak bisa dikerahkan dengan tjepat seperti biasa.

Untunglah ia bertenaga besar, sehingga kaju dan pedang itu dapat diangkat ke atas.

Kemudian dikebaskan dengan maksud melepaskan pcdangnja dari kaju. Tak kira duri ituLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

menantjap terlalu keras sehingga tak berhasil untuknja meloloskan pedangnja dari kaju

itu. Pada saat inilah Ong Hie Ong baharu merasa menjesal menggunakan pedang jang

berduri dikedua belah pinggirnja, sedangkan pada hari2 jang lalu ia menganggap

sendjatanja ini adalah jang paling luar biasa hebatnja, dan merasa bangga sekali,

sekarang baharu ia merasa pedangnja jang di-pudja2 ini berbalik menjusahkan dirinja.

Karena hal inilah membuatnja dalam keadaan serba salah. Sementara itu lawannja tidak

memberi ketika untuknja lama2 berpikir, serangan hebat jang bemama Diluar Bukit

Terdapat Bukit, menghantam keras seperti gadah pada dadanja!

Keadaan sudah demikian mendesak, Ong Hie Ong dengan terpaksa melemparkan

sendjatanja, dengan kedua lengannja, serangan Kie Sau disambutnja, dengan berbuat

begitu ia bermaksud menindih dan menggentjet lengan lawan. Siapa tahu lengan Kie Sau

itu mengandung tenaga jang bukan main kerasnja, begitu sepasang lengan bentrok, Ong

Hie Ong kena dibikin terpental sedjauh dua tumbak. Baharu ia berdiri dengan baik,

serangan berangkai dari Kie Sau jang masing2 bemama Bukit Aneh Terbang Mendatang,

Dua Gunung Ambruk, Gunung Bersusun Tindih membuat lawannja berguling

menggelinding, tanpa berdaja untuk membalas. Setjepat kilat kie Sau membidik dada

lawan jang sudah kosong dengan ilmu Kapak Langit Membelah Gunung. Lengannja jang

terbuka seperti kapak turun dengan hebat, agaknja nasib dari Si Radja Sungai tinggal

ditentukan sadja.

Pada saat inilah Ong Hie Ong menolong dirinja dengan seruan keras: "Sabar! Kau tidak

boleh memukul aku. Se-kali2 tidak boleh!!!" agaknja perkataan ini lutju kedengarannja,

pikir sadja dalam perkelahian seru mana ada aturan jang melarang untuk memukul. Tapi

kata2 ini diutjapkan Ong Hie Ong dengan serius sekali, mau tak mau Kie Sau menunda

djuga tangannja, sedangkan kedua matanja terus mengawasi dengan tadjam.

"Hemmm, Kie Sau! sebenarnja kau datang untuk menjerang barisan bukan?" tegur

Ong Hie Ong dengan nada kasar.

"Untuk apa banjak bitjara? Terang2 aku menjerang barisan, apa lagi jang mau

dikatakan!"

Didahului dengan tertawa dingin Ong Hie Ong kembali berkata: "Tidak mungkin!

Siang2 kutahu kau tidak mempunjai kemampuan untuk menerdjang barisan! Sungguh

tak punja malu!"

"Apa artinja dengan kata2 kotormu ini!" seru Kie Sau dengan dongkol.

"Bukankah aku sudah menerangkan bagaimana sebarusnja menjerang barisan? Jakni

harus seorang diri lawan seorang. Tidak boleh main kerojok, kau lihat bagaimana tjara

kau memperoleh kemenangan barusan, se-mata2 berkat bantuan botjah itukKau tidak

sanggnp untuk menjerang barisan, pintu untuk melarikan diri masih terbuka lebar!"Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Sehabis berkata ia bangun dan membersihkan badjunja, dengan l agak jang tidak sedap

dipandang mata ia masuk kedalam barisan.

Kie Sau tertegun mematung hilang pendapat dibawah sinar mata menatap menanti


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


d'jawaban dari sekalian pemuda kita. agaknja usia landjut dan kedudukan tinggi dirinja

didunja Kang-ouw mempengaruhi sekali djalan pikirannja. Tetapi tidak demikian dengan

darah panas dari djiwa muda anak buahnja, mereka tidak kuasa mengekang kegusaran

dari segala penghinaan jang dilontarkan musuh, ingin hati mereka sekali terdjang

menghantjur luluhkan tubuh sang musuh, tapi apa daja? Madju menjerang seorang diri

adalah kelakuan jang tolol penuh bahaja, mundurkah? agaknja tidak terpikir oleh mereka

perkataan itu! Suasana gawat jang membuat setiap orang serba salah ini mendj adikan

keadaan penuh keheningan untuk berpikir setjara masak.

Gwat Hee memetjahkan ketegangan jang berselimut disetiap hati orang dengan

berbisik kepada Tjiu Piau, teralihkanlalt pandangan mata heran pada mereka setjara tak

wadjar guna menanti sesuatu dari kandungan hati saudaranja itu.

"Moy~tju pendapat apakah sudah mengilhamkan dirimu?" tanja Djie Hal.

"Piau Su-ko, tolonglah aku untuk menerangkan hal ini pada mereka," pinta Gwat Hee

kepada Tjiu Piau.

"Sebaiknja engkau sadja adikku," tolak Tjiu Piau dengan halus.

Didahului senjum dikulum sang gadis menggerakkan bibirnja: "Saudara2 menurut

hematku, tak pantaslah kita mematuhi peraturan mereka? Sebaiknja kitapun menjusun

sebuah peraturan berdasarkan keuntungan pihak kita, dengan demikian berarti kita dapat

berbuat sesuatu berdasarkan peraturan kita sendiri!" Sesudah berdiam sedjenak ia

menambahkan lagi perkataannja: "Didalam kitab peninggalan Yauw Lo-tjian-pwee tertera

sebuah kalimat jang bermakna sekali, entah saudara2 mengetahui apa tidak?"

" aku mengetahui kalimat jang kau maksud itu," kata Thian Hong dengan tjepat serta

mengerlingkan ekor matanja mentjegah kakaknja jang akan membuka mulut, ia berkata

lagi mendahului: "Kalimat itu berbunji: Peraturan demi peraturan didunja persilatan

banjak ragamnja, tetapi sifatnja sama jakni, menguntungkan kepada sipembuat sendiri,

karenanja teramat bodohnja kalau kita mematuhi peraturan jang tidak keruan itu,

pokoknja kita boleh bertindak sesuka kita asal tidak mclanggar perikebedjikan dan

keadilan! Barang siapa bisa berbuat demikian berarti sudah mendjalankan peraturan

hidup sesama manusia dengan terpudji!"

"Benar," kalimat inilah jang kami maksud kata Tjiu Piau, tjamkanlah Ong Hie Ong

membuat aturan ini melulu untuk keuntungan dirinja, kini kalau kita langgar sedikitpun

tidak melanggar kebedjikan atau memperkosa keadilan, karena kita bertindak atas

kebenaran. Marilah kita terdjang sarang djahanam2 penghianat bangsa ini!" "Setudju!"

seru mereka beramai-ramai.Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Tju Hong meng-angguk2ken kepalanja tanda setudju, sedangkan Kie Sau belum bisa

mengambil ketetapan dalam seketika, tapi keraguannja tidak berdjalan lama, ia pun

sependapat dengan jang lain: "Benar! Mari kita terdjang barisan setan mereka!"

Kegirangan anak2 muda tidak dapat dibendung Iagj, dengan dulu mendahului mereka

berlarian dengan keras madju kedepan sambil mengeluarkan bentakan2 keras: "Ong Hie

Ong djangan lari!"

Suara ribnt2 jang membisingkan telinga membuat Ong Hie Ong menoleh kebelakang,

tampak olehnja rombongan musuhnja tengah mengedjar datang. Dengan tjepat ia

membalik badan menghadang djalan, didahului senjum dinginnja ia berkata:

"Bagaimana?"

Rombongan Kie Sau mei akukan pengurungan didelapan pendjuru angin, membuat

musuhnja bertamban heran, sesudah beres Kie Sau berkata: "Ong Hie Ong kini hanja

tinggal dua djalan jang harus kau pilih!" "Dua djalan?" tanja Ong Hie Ong mentjemooh.

"Ja, satu djalan hidup kalau kau menundjukkan dimana letaknja kedlaman Louw Tiau;

dan bertobatlah tidak berbuat djahat lagi! Satu lagi adalah djalan kematian!"

Ong Hie Ong tidak mendjawab pertanjaan itu, matanja ber-si.nar2 menjapu

kesekeliling, tiba2 pedangnja diputar dengan keras dan menerdjang kedjurusan Wan

Thian Hong seperti harimau luka. dalam perkiraannja gadis kita jang ketjil ini pasti

ilmunja'paling lemah di antara jang lain, ia jakin dalam sekali gebrak bisa menghantar

djiwa sang gadis kedalam neraka, tapi tak terkira olehnja bahwa perhitungannja ini

meleset seratus persen.

Bukan sadja kepandaian silat Thian Hong tidak lemah, bahkan lebih unggul daripada

saudara2 lainnja terketjuali kakaknja, lebih2 dalam kelintjahan dapat dikatakan ia

djagonja. Begitu pedang tulang ikan dari lawannja memapas datang, tubuhnja

menggeliat setjara tenang kesebelah kanan, membuat pedang lawan menjerang angin.

sedangkan tubuhnja kini berada disebelah sisi dari tubuh penjerang, terketjuali itu

pedang tjendrawasihnja jang ampuh ditarik dari tugas melindungi dada dan dipakai

menjerang. Ia tahu bahwa musuh selihay jang dihadapinja tidak mungkin kena dilukai

bagian berbahajanja, karena itu serangannja hanja menjerang bagian tubuh musuhnja.

Ong Hie Ong jang tak berhasil dengan serangannja mendjadi terkedjut tidak alang

kepalang, lengannja jang terdjulur pandjang tidak dapat ditarik dalam seketika, sehingga

kedudukannjapun tidak mungkin dapat diperbaiki dalam sekedjap, untunglah ia

berkepandaian tinggi dan berpengalaman sehingga mengetahui kemana larinja serangan

lawan, untuk mengimbangi ia mengubah lengan kanannja setjara halus menjabet

kebelakang. Kelihayannja ini membuat Thian Hong terdesak dan hilang posisinja,

kemudian djatuh dibawah angin. Pedang tulang ikan itu sangat aneh sekali, begitu akanLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

mengenai sasarannja bergerak mundur madju se-olah2 ingin menggergadji legan gadis

kita!

Setjepat kilat Thian Hong bergerak dengan lintjah setjara sempojongan dan diluar

dugaan, sehingga dapat menghindarkan maut setjara mejakinkan.

Begitu Thian Hong berpisah dengan musuhnja Tjiu Piau tidak membuang waktu untuk

mengisi kekosongan ini. kakinja bekerdja dengan tjepat melepaskan potongan2 es

menudju lutut musuh. Serangan kilat mendadak ini membuat Ong Hie Ong tidak dapat

melihat dengan tegas permainan apa sebenarnja jang dilakukan pihak lawan, ia hanja

mengetahui suatu serangananeh jang membahajakan terasa datang, untuk

menjelamatkan diri ia lontjat merapung keudra. Baharu kakinja meninggalkan permukaan

bumi terdengar suara men-deru2 dari sendjata tambang Tju Sie Hong, andaikata ia

berada di atas tanah sedikitpun tidak sukar untuknja menghindarkan diri, tapi kakinja kini

berada diudara jang kosong! dalam keadaan terdesak ia me-mukul2kan pedangnja

dengan maksud meminggirkan tambang jang sudah berhasil melibat kakinja, usahanja

itu daripada berhasil berbalik lilitan tambang semakin erat. Ia berseru kaget sambil

mengangkat kakinja untuk melangkah keluar lingkaran, sajang gerak tipunja agak

terlambat, kaki kanannja terhindar dari djeratan, akan kaki kirinja sudah kena dililit

dengan eratnja.

Begitu kakinja jang sudah terikat sendjata lawan mentjapai bumi, ilmu Tjian Kin Tjui

(ilmu memberatkan tubuh ribuan kati) dipergunakan tuituk menantjapkan tubuhnja. Sie

Hong mentjoba menarik dengan keras, tapi usahanja ini tidak berhasil, tubuh musuh

sedikitpun tidak bergeming.

Dua saudara Wan serentak madju dengan kedua pedang naga dan tjendrawasihnja

menjerang kepada bagian kepala lawan. Untuk menjelamatkan diri dari sekalian

penjerangnja ini Ong Hie Ong memutarkan pedangnja, malang baginja begitu bentrok

pedang tulang ikannja patah mendjadi tiga potong, dua potong djatuh kelanah sepotong

lagi masih tetap dipepegangi terus. Berbareng dengan itu dua saudara Ong madju

menjerang tanpa memberi kelonggaran barang sedikit dengan ilmu Kong Sim Tjiang, satu

dari kanan satu dari kiri setjara bengis menghimpit lawannja.

Ilmu telapak tangan kosong dari dua saudara Ong sudah terkenal kelihayannja, tak

heran musuh jang lihay sering2 masih kena terpedaja oleh mereka. Lebih2 kini Djie Hai

sudah paham ilmu Im Yang Kang, sehingga kedua ilmu ini digabung mendjadi saitu waktu

dipakai menjerang, tak heran kelihayan ilmu bergabung mereka semakin madju kalau

dibanding dengan dahulu.

Gwat Hee melakukan serangan bertenaga keras; Djie Hai pun kelihatannja

melantjarkan serangan keras pula, padahal kosong. akal mereka mi sedikitpun tak

disadan musuhnja, mau tak mau jang tersebut belakangan menangkis dengan tenaga

delapan puluh bagian pada Djie Hai sedangkan sisa tenaganja dipergunakan menjambutLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

serangan Gwat Hee; ia mengira Djie Hai tentu lebih lihay dan serangannja lebih dahsjat

dari adiknja karenanja ia membagi tenaganja setjara tak sama, tapi malang baginja

dugaannja salah sedangkan serangan dahsjat datangnja dari pihak sang gadis. Ia kena

perangkap dua saudara Ong setjara tak sadar, ia hanja merasakan suatu dorongan keras

mnedesak dari pihak sang gadis, sedangkan serangannja jang delapan puluh bagian

tenaga menjerang tempat kosong, tubuhnja sudah mendjorok kesebelah Djie Hai,

tambahan ditolak lagi oleh Gwat Hee tentu sadja keseimbangan tubuhnja djadi ber-

gojang2. Tju Sie Hong mengetahui sudah waktunja menarik sendjatanja, tangannja

bekerdja tepat pada waktunja, "bruk tubuh Ong Hie Ong kena ditarik ambruk!

Tanah di Peng Sanadalah saldju, dengan sendirinja sangat litjin sekah, untuk berdiri

sadja sudah sukar apa lagi sudah djatuh. Mau2 Ong Hie Ong djatuh pada tempat jang

menurun, tubuhnja setjara otomatis menggele"sar turun, Sie Hong memasang kuda2.nja

sekuat mungkin, "naik!" serunja dengan keras seraja menarik sendjatanja. Tubuh besar

dari Ong Hie Ong menurut perjntahnja kena tertarik keudara, dengan tjepat pemuda kita

mengerdjakan kedua lengannja, tambangnja ber-putar2 berikut tubuh musuhnja seperti

kitiran!

Perputaran itu membuat Ong Hie Ong merasa agak pening, sungguhpun demikian ia

tetap seoreng djago jang lihay, dengan memeramkan mata dan mengumpulkan

semangat otaknja mendjadi terang kembali. perlahan2 lengannja melepaskan tambang

jang membelit kakinja, ia berhasil dalam usahanja itu, hatinja mendjadi girang dan

berkata didalam hati setjara dongkol: "Hemmm sekalian tjutju kura2 jang masih bau

susu, lihatlah pembalasanku!" Hatinja sudah tetap untuk meletik degan ilmu ikan mas

membalik badan, tangannja dilepaskan dari tjekalan saat itu djuga!

Kesialan karma sang radja sungai rupanja belum ber achir sampai disini, tubuhnja jang

terlepas dari putaran bukan sadja berhasil mentjapai bumi, malahan terpental ketempat

djauh seperti tertiup angin pujuh jang dahsjat! (inilah akibat terlepas daripada sentripugal

jang kita kenal pada ilmu alam djaman sekarang).

Semangat dan ruhnja Ong Hie Ong seperti hilang dari njawanja sewaktu ia membuka

mata, karena kini ia berada di atas sebuah djurang jang dalam sekali, hawa dingin dari

pegunungan es agaknja memberikan sedikit kesadaran pada dirinja, tampak ia meng-

geliat2 untuk menghindarkan hantjur badan dari maut jang sudah berbajang didepan

mata, untunglah ia berhasil mentjapai ketepian djurang, akan tetapi kemalangan jang

belum habis menimpah lagi dirinja. Permukaan es itu lit jin sekali, tambahan ditepian

djurang tiada rumput2an untuk dipegang, tubuhnja menggeleser lagi turun, semakin

lama semakin tjepat dan maSuk kepermukaan djurang dan hilang.

Sajup2 terdengar suara djeritan jang mengenaskan dart ter achir dari Ong Hie Ong,

pastilah ia menemui adjal setjara hantjur luluh diparut tjadas2 es jang tak mengenal

kasian itu.Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Tju Sie Hong sedikitpun tidak bermimpi dapat menamatkan riwajat seorang djago

Kang-ouw jang kenamaan setjara demikian mudah, atas hal ini ia dan sekalian

saudara2nja boleh merasa beruntung dan sjukur, kalau tidak sedikit banjak lawan itu

tjukup memberabekan djuga pada diri mereka.

Aj>akah jang dimaksud dengan kata2 ter achir dari kalimat di atas? Kita sudah


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


mengetahui makna dari barisan sembilan puluh persen mati itu bukan? Jakni barisan ini

teratur rapi, seorang demi seorang mendjaga pintu jang tidak tertentu banjaknja. Kalau

pendjaga pertama sudah kalah pendjaga kedua baharu keluar dan demikian seterusnja.

Menurut peraturan perkelahian berlangsung satu lawan satu, sebenarnja tidak, sebab

kalau pendjaga pintu pertama dapat dikalahkan, sipenjerang harus menghadapi pendjaga

pintu kedua dan seterusnja. Peraturan lain jang perlu diketahui dari Kie Sie Tin ialah,

setiap pendjaga barisan, harus bertekad mengadu djiwa dan berkelahi sampai mati, kalau

tidak oreng kedua tidak akan keluar untuk bertanding. Andaikata pendjaga itu

menghadapi lawan jang tengguh, ia harus berusaha sekuat mungkinagar dapat

melukakan penjerang besar atau ketjil. Akibat dari peraturan ini sang penjerang lama2

akan kalah djuga kalau sampai dipintu ter achir. Qng Hie Ong dan sekalian kawannja

sebenarnja paling mementingkan keuntungan peribadi, dan tidak mau sesungguh hati

untuk menghadapi musuh tangguh seoreng diri, tapi ia tak berdaja karena jang

menantangnja adalah Pang Kim Hong, andaikata setjara mengerojok pun tidak ada

gunanja, tersebab inilah mereka mengambil keputusan untuk membuat Kiu Sie Tin.

Sesudah diundi dengan djudjur, Ong Hie Ong harus mendjaga pintu pertama. Setiap

pendjaga barisan sudah bertekad bulat mati2an mempertahankan barisannja, karena itu

dapat dikatakan mudjur untuk sekalian pemuda kita, karena dapat melempar Ong Hie

Ong setjara mudah dan berarti menghilangkan pendjaga barisan jang pertama, kalau

tidak demikian pasti di antara anak muda kita ada jang kena dirugikan Siradja Sungai

jang terkenal lihay.

Kie Sau, Tju Hong dan sekalian anak2 muda mendekati djurang es dan memandang

kebawah dengan hati2.

Ong Gwat Hee memungut sebuah potongan es, dan melemparkannja kebawah, lama

kemudian masih belum terdengar suara balikannja, njatalah kedalaman djurang itu tidak

alang kepalang! Sehingga setiap orang meleletkan lidah bahna seramnja.

Tiba2 pada detik ini dibelakang rombongan Kie Sau. terdengar suara kaki jang sangat

ringan sekali.

Pendengaran setiap djago kita sudah tjukup lihay, dengan serentak mereka menoleh

kebelakang, di atas saldju jang putih tampak segulung bajangan merah jangmentjolok

mata. Kiranja adalah seorang tinggi besa'r jang berusia pertengahan, memakai badju

merah membarah, dan berperhiasan begermelapan menabur tubuhnja. Orang ini bukan

lain daripada si Pangeran Berbadju Emas Kim Dju Kie adanja.Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Dengan berdirinja ia dihadapan rombongan Kie Sai: borarti menghadang djalan,

sedangkan djalan mundur adalah tjelah es jang berbahaja, sehingga memaksa mereka

harus madju.

Dengan tjengaMjengir jang memuakkan Kim Dju Kie memandang pada Gwat Hee dan

Thian Hong. Kiranja Pangeran Berbadju Emas ini adalah salah seorang hidung belang,

tak heran begitu melihat kedua gadis kita jang berwadjah tjantik, hatinja terpikat dan

mabuk rindu ingin mendjangkau.

Adapun Kim Dju Kie sebenarnja seorang hartawan jang paling kaja untuk daerah Hoo

Pak, keluasan dari sawahnja sampai tidak habis diterbangkan burung. Akanr tabiatnja

senang sekali mempeladjari ilmu silat, ddngan kekajaannja jang ber-limpah2, mudah

sadja untuknja mentjari seorang guru silat jang pandai, sehingga ia dapat mempeladjari

silat dengan baik. Berkat radjin dan keuletannja peladjaran2 jang sudah diperolehi

diolahnja sendiri, dan tertjiptalah sematjam ilmu lihay jang laindari jang lain, berikutnja

kedudukannja didunja peranatanpun mendjadi tinggi. Adapun kegemarannja terhadap

paras tjantik melebihinja kegemaraunja beladjar silat, dengan mengandalkan kekajaan

dan kdihayannja tambahan berkomplot dengan Louw Tiau, srhingga enak sadja untuknja

melakukan perbuatan jang tidak senonoh setjara se-wenang2.

Tak heran banjak sekali gadis2 jang sutji mendjadi korbannja. Barang siapa berani

merintangi perbuatannja jang terkutuk pasti pada malam harinja menemui adjal. Lebih2

sekalian orang2 bajarannja jang mengerdjakan sawahnja lebih tjelaka lagi diperbuatnja,

karena itulah untuk di Hoo Pak orang she Kim ini didjuluki sebagai Kim Tjian Wo (Biang

malapetaka).

Saat ini Kim Dju Kie bulak-balik memandang pada Gwat Hee dan Thian Hong dengan

l agak jang tidak sopan sekali, dengan di-buat2 ia berkata: "Djie-wie Siotjia, jang rendah

adalah Kim Dju Kie, terimalah hormatku!" Ong Gwat Hee dan Wan Thian Hong dengan

.serentak membuang ludah "tjuehh!"

Dengan menebaikan muka Kim Dji Kie seperti tidak melihat. Ekor matanja melirik pada

Kie Sau dan berkata: "Hei! Tukang Tjatur lagi2 kau datang untuk meng-geretjok

urusan orang? Sedangkan orang mengatur barisan kau datang kesini, kalau kau sendiri

tidak mengapa, kenapa kau bawa2 djuga gadis jang manis2? Andaikata mendapat

ketjelakaan, sungguh sajang bukan! Sudahlah sekarang kau djangan menerdjang barisan

lagi, tinggalkan kedua gadis ini, sedangkan kau sendiri boleh pulang ke Hoa San untuk

main tjatur, sekalian bawa pergi botjah2 gila jang tidak kubutuhkan!"

"Kim Dju Kie! Tahukah bahwa kau sudah mendapat gelar Biang malapetaka dan rakjat?

Biang penjakit jang mer adjalela! Ubahlah tabiat busukmu itu, kembali mendjadi orang

benar, mungkin umurmu bisa bertambah pandjang. Djawablah pertanjaanku, dimana

bersembunjinja Louw Tiau? Segeralah beri petundjuk kepada kami, agar kau bisa hidup

terlebih lama, kalau tidak"Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

"Kalau tidak bagaimana?" tanja Kim Dju Kie dengan wadjah mangkal. "Kau djangan

mengandalkan djumlah besar, untuk menghina orang. Ong Hie Ong menemui adjal,

tersebab kelalaiannja, sehingga kena perangkap dan akal bulusmu! aku Kim Dju Kie

bukan seperti Ong Hie Ong jang bisa diperdajakan!" Sehabis berkata. lengannja berputar

seiring dengan itu terdengar bunji meretek beberapa kali, sendjata tjambuk jang terbuat

dari emas, pandjangnja dua depa disabetkan didepan muka Kie Sau sedjauh beberapa

djengkal. Djie Hai berseru: "Hati2 Suhu!" Kiranja rantai emas jang dikedua tangan Kim

Dju Kie sudah membuat suatu retakan pada saldju.

Hoa San Kie Sau berdiri tidak seberapa djauh Jari djurang, sedangkan es jang dipidjak

tidak kuat, sesudah dipidjak agak lama, mungkinakan gugur. Kim Dju Kie adalah manusia

pintar, tambalian sudah lama djuga ia berdiam di Peng San, sehingga ia sudah

mempeladjari banjak sekali tentang keadaan es dari Bok Tiat Djin. Kini begitu melihat Kie

Sau berdiri dekat tjelah es, tjanibuk emasnja segera menjabet kesaldju dengan keras,

petjutnja terbenam sebanjak satu meter. Sedangkan ia sudah me-njabet2 beberapa kali,

keruan sadja di atas saldju itu terdapat retakan jang dalam djuga.

J Kie Sau selalu memperhatikan tjambuk lawan se-kali2, tidak memperhatikan apa jang

terdjadi dibawah kakinja. Dntunglah Djie Hai memperingatinja, kalau tidak tentu dirinja

akan menderita kerugian besar. Kini kakinja dipertahankan dengan menggunakan tenaga

dalam, dan bernjat melompat kesamping. Tapi saat ini telinganja sudah mendengar

meluruknja dari suara es kedalam djurang, jang susul-menjusul semakin banjk gugur

kedalam mulut djurang.

Achirnja ia mendapat akal djuga, kakinja dirapatkan dengan baik, kemudian ia

mentjelat setinggi satu tumbak ke atas, sedangkan es jang bekas Djindjaknja sudah

hilang dan merupakan bagian tebing jang menjambung dengan mulut djurang jang sudah

ada, hal ini sungguh nienjeramkan sekali.

"Tju Hong Lao-tee!" seru Kie Sau. Berikutnja tambang dari Tju Hong dan anaknja

sudah terbang membelit tubuhnja kemudian ditarik kembali oleh sipemilik, sehingga Kie

Sau tertolong dengan selamat.

Kim Dju Kie mundur sebanjak tiga tombak setjara tiba2, sedangkan kedua tjambuknja

dipukulkan kekiri dan kekanan pada saldju dengan kerasnja, selandjutnja ia lari berputar

sambil mengerdjakan terus tjambuk emasnja. dalam waktu sekedjap, di atas saldju sudah

terbentang sebuah retakan jang pandjangn ja sepuluh depa dan dalamnja satu meter,

langsung mengurung delapan orang. Inilah keganasan dari si Pangeran Berbadju Emas.

Ia hendak sekali pukul membelesaki musuh2nja masuk kedjurang dan binasa.

Kie Sau mengetahui es jang sudah retak itu mudah mendjadi gugur, dengan segera

berseru: "Sekalian djangan gugup dan djangan bergerak! Pergunakanlah ilmu

mengentengkan tubuh dari kalian, bentuk dua barisan mengedjar kekiri dan kanan padaLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

djahanam itu!" Delapan orang susul-menjusul seperti walet jang ringan melintasi tjela

lubang jang dibuat oleh sang musuh.

Saat ini Kim Dju Kie sudah berada didepan mereka dan sudah mengerdjakan lagi

tjambuknja untuk meretakkan saldju. Vaktu sekalian pengedjarnja berhasil melewatkan

lubang jang pertama, dimuka mereka sudah terbentang lagi lubang buatan jang kedua.

Sedangkan lubang2 jang ketiga dan keempat sedang dikerdjakan

Gerak pukulan rantai tjambuk emas dari Kim Dju Kie, kelihatannja sudah terlatih baik,

begitu petjut emasnja menghantam saldju, segera tampak tanda jang dalam, terketjuali

itu iapun membuat setiap lubang dengan lubang lain berdjarak rapat satu sama lain, asal

sadja saldju jang retak2 ini kena pidjak agak keras segera akan gugur.

Saat ini Kim Dju Kie sudah menghentikan tangannja, tjambuknja digojangkan per-

lahan2, sambil menghadap kepada Kie Sau sekalian dengan senjuman jang di-buat2, ia

diam tenang menantikan setiap oreng jang akan mentjoba menjeberang dengan suatu

hadjaran jang dahsjat.

Untuk mengadu otak tentu sadja Kie Sau tidak berada disebelah bawah musuh,

dengan tenang tukang tjatur melihat keadaan, tampak olehnja lubang2 ret akan jang

dibuat kedua tjambuk musuh berbentuk bularan.

jang tidak menjambung, Karena ini dibagian jang tidak menjambung itu keadaan es

lebih agak kukuh. Demi melihat keadaan ini, Kie Sau mendapat pendapat jang baik,

dengan per-lahan2 ia membisiki Tju Hong; kemudian mereka memisahkan orang2nja

mendjadi dua rombengan. Kie Sau membawa dua saudara Ong dan Tju Sie Heng,

sedangkan Tju Hong membawa Tjiu Piau dan dua ~audaia Wan, dengan serentak dan

tiba2 kedua regu berpentjar kekiri dan kanan dengan tjepat.

Melihat perubahan musuh ini, Kim Dju Kie masih Ietap tenang. Sambil tertawa dingin,

ia mengerdjakan kedua tjambuk rantai emasnja dengan tjara lama. Kie Sau dan

rombongannja sewaktu sampai tiga empat tumbak didepan lawannja, lagi2 sudah

terhaiang tiga-empat garis retakan es jang dalam. Kim Dju Kie merasa smang sekali,

hatinja berpikir: "Asal sadja es iang dekat djurang gugur, pasti es2 jang sudah diretakkan

susul-menjusul akan turut gugur pula dan merupakan es longsor, pernandangan ini indah

sekali. Saat itu gadis mana jang harus kutolong, jang sebelah kirikah atau jang sebelah

kanan? Keduanja sama tjantik dan manis, kalau bisa sekaligus menolong dua2nja bukan

main enaknja!"

Ia melamun dengan seenaknja, dan tidak mengetahui bahwa Kie Sau menggunakan

akal untuk melawan akal, tampak olehnja lengan dari Kie Sau dilambaikan sekali,

pengikut2nja jang dari kiri dan kanan, segera membentangkan ilmu mengentengkan

badan dan iari se-tjepat2nja kedepan tanpa menghiraukan lagi pada dirinja. Saat ini

baharu ia mengerti, bahwa musuh ingin merebut tempat dibelakang dirinja, dengan tjaraLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

begini musuh bisa berada di atas, berbalik membuat dirinja berada disebelah bawah.

"Tjelaka," keluh hatinja, "biar bagaimana aku hams menghadang mereka dan mendesak

mereka ketempat es jang akan gugur!" Tapi pikirannja mendjadi berbalik lagi: "Mereka

mendjadi dua rombongan, aku bisa menghadang jang serombongan, pasti tidak bisa

menghalangi kemadjuan jang serombongan lagi." achirnja dengan tjepat ia mengambil

keputusan lain: " akupun harus lari ke atas bukit, siapa jang tjepat dialah jang menang."


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Pada saldju jang putih mengkilap tampak titik2 hitam dari manusia jang berlerot

sepei'ti semut, dulu mendahului .naik ke atas, dengan sekuat tenaga untuk meninggalkan

musuhnja dibelakang. Tampaknja lambat2an! sebenarnja setiap orang itu sedang

mengadu tenaga mati2an. Kita mengetahui hawa di atas gunung menjesakkan napas,

karena itu setiap gerakan meminta tenaga jang lebih banjak daripada biasa. Walaupun

tempat dimana mereka berada tidak terlalu tinggi, tapi air sudah membeku dan saldju

tak lumer, sehingga gerakan mereka tidak bisa bebas seperti biasa. Lebih2 untuk mereka

adalah pertama kali mendaki gunung es, mau tak mau keletihan ini lebih terasa beberapa

kali. Masing2 mengeluarkan kepandaian jang dimilikinja untuk membawa tubuhnja

setjepat mungkin, walaupun kelihatannja lambat, tapi tjepat djuga kalau dibanding

dengan orang biasa.

dalam suasana jang demikian hebat ini dengan tjepat kekuatan setiap orang dapat

terlihat. Ilmu Kie Sau paling dalam, kalau mau ia dapat lari paling dahulu, tapi ia sengadja

meninggalkan diri dibelakang untuk melindungi anak buahnja kalau2 ada jang djatuh.

Sedangkan jang lain terus mempertjepat langkahnja dengan ngotot. Saat ini dari regu

Kie Sau, Ong Djie Hai berada dipaling muka, ditempat jang sematjam inilah Im Yang

Kang tjotjok untuk dipergunakan. .Dengan langkah enteng dan berat silih berganti

napasnja tetap terpelihara baik, sehingga tenaganja tetap kuat. Orang jang kedua adalah

Tjiu Piau, kedua kakinja sudah terlatih baik, tak heran iapun bisa lari dengan tjepat. Orang

jang ketiga adalah Wan Thian Hong, kalau dari ilmunja ia tidak melebihi ilmu saudara2

lainnja, tapi gerak lintjah dan gesitnja sangat luar biasa, karenanja ia dapat inenduduki

tempat ketiga. Selandjutnja adalah Tju Sie Hong, Ong Gwat Hee, Wan Djin Liong jang

dnkuti oleh Tju Hong dan Kie Sau.

Sedangkan Kim Dju Kie jang sedang kuatnja dapat naik dengan tjepat, tambahan ia

sudah lama djuga diam di Peng San sehingga agak berpengalaman. Badju merah jang

membarah seperti gulungan api mentjelat naik ke atas. Kendati ia terlambat start

beberapa tindak dari Ong Djie Hai, lama kelamaan tampak keunggulannja. Kesembilan

orang ini mendaki dari tiga djurusan jang berlainan, tapi keadaan bukit semakin ke atas

semakin ketjil dan mendjadi satu, semakin lama orang mendaki semakin dekat satu sama

lain. Kini Kim Dju Kie sudah menduduki tempat lebih tinggi dari Ong Djie Hai sebanjak

dua langkah!

Sambil membalik badan Kim Dju Kie membentak pada Djie Hai: "Hei botjah, kuperintah

kau menggelinding kebawah lagib' sedangkan kedua lengannja berbareng dilepasLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

menghadjar pada kedua bahu pemuda kita. Djie Hai siang2 sudah sedia untuk menjambut

serangan lawan, dengan kedua lengan melindungi dada ia berdiri dengan tegak,

sedangkan Im Yang Kang digunakan setjara diam, asal sadja lawannja tidak hati2 pasti

akan kena akalnja dan bisa djatuh kebawah.

Ilmu peladjaran jang dimiliki Kim Dju Kie beraneka ragam, ilmu dalam dan luar sudah

dipeladjarinja sampai sempurna dan mahir, kedua lengannja jang dipergunakan

menjerang lawan tidak menggunakan tenaga seratus persen. Ini adalah kebiasaan untuk

orang2 jang berilmu tinggi, pertama bergerak, selalu menggunakan tiga bagian tenaga,

untuk menjelidiki ilmu lawan itu sampai bagaimana lihaynja, sedangkan tenaga selebihnja

siap menjusul kalau merasa lawannja tidak kuat.

Kini ia merasakan kedua bahu lengan lawan luar biasa anehnja ia mendjadi terkedjut,

dengan tjepat pergerakan perubahan dari lengannja mengikuti keadaan lawan, lengannja

berubah seperti kuku garuda untuk mentjakar den melukakan kedua bahu musuhnja.

Demi Djie Hai melihat kelihayan lawan, iapun sudah mengira bahwa musuhnja

tidakmungkin kena diperdajakan, tentu sadja ia tidak boleh berdiam diri terus. Lengannja

jang melindungi dada, segera berubah, satu menjabet ke atas satu lagi menolak

kebawah, lengan kirinja jang naik ke atas menirflju kekerongkongan lawan, sedangkan

lengan kanannja jang menudju kebawah memerang bagian perut orang dengan ilmu

Bukit Aneh Terbang Mendatang. Bagian atas adalah alat pernapasan jang penting,

sedangkan bawah adalah pusar, kalau sampai Kim Diu Kie merasakan dua hadjaran ini

pasti akan mati seketika.

Gerak-gerik jang linljah dan luar biasa indahnja dari Djie Hai membuat lawannja tidak

berani bergerak setjara serampangan, sehingga memaksa lawannja menarik serangan

kedua lengannja jang seperti kuku garuda, untuk melindungi bagian tubuh iang

terantjam. Lengan kanannja dengan tjepat berputar melindungi kerongkongannja.

sedangkan lengan kirinja menghadjar lengan kiri Djie Hai. Dengan demikian seluruh

serangan Djie Hai kena dikandaskan. Terketjuali dari itu serangan balasan. dari Kim Dju

Kie serentak dilantjarkan, langsung menjerang bagian ulu hati dari pemuda kita.

Sambil menteriak: "lihay!" Djie Hai mengubah kedudukannja agak kebelakang

sedangkan perutnja disedot, sambil memiringkan tubuhnja, inilah salah satu gerak dari

ilmu Bukit Berantai jang bemama Teguh Seperli Gunung Thai San, suatu tipu gerakan

menjerang jang berubah mendjadi bertahan, tampaknja tidak menundjukkan

keistimcwaan sama sekali, tapi dapat membuat sipernakai tidak menderita kerugian apa2.

Terketjuali dari itu dilantjarkan dengan Im Yang Kang. Tak heran waktu. serangan Kim

Dju Kie mengenai sasarannja, sekali2 tidak berhasil mentjelakakan, bahkan berbalik

membuat dirinja agak terhujung sedikit. Kiranja waktu Djie Hai memiringkan tubuhnja

sudah berhasil membuat serahgan ganas dari tenaga lawan hilang pergi, kemudian

lengan lawan itu dibuang dengan tenaga keras dan lunak sehingga lengan itu melesetLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

pergi, tenaga jang sudah terlepas itu tak mudah untuk dikendalikan lagi, demikianlah

memaksa si penjerang berbalik berada dibawah angin. Untunglah serangan ini tidak

menggunakan tenaga seratus persen kalau tidak dapat dipastikan tubuhnja sudah ter-

guling2 turun kebawah.

Djie Hai sudah lama menantikan ketika ini, walaupun musuhnja tidak telak kena

perangkap akalnja, tak urung harus terhujung agak sedikit. dalam sekedjap inilah, ia

berbalik badan memutari lawannja, sehingga tubuhnja berada di atasan, tanpa

membuang waktu lengannja dikerdjakan dengan serentak, menggetjek kepada lawannja.

Saat ini kedudukan sudah berubah, Kim Dju Kie jang tadinja berada disebelah atas,

berbalik djatuh disebelah bawah. Kalau mengukur kekuatan masing2, sebenarnja ilmu

Kim Dju Kie berada disebelah atas dari lawannja, hanja sadja ia tidak mengetahui

kelihayan dari Im Yang Kang, sehingga kedudukan dirinja kena digeser. Waktu melihat

serangan datang, dengan tjepat ia mengeluarkan kedua lengannja untuk menangkis,

empat lengan bentrok dengan keras, Djie Hai agak tak kuat menahan renaga lawan,tapi

masih tetap berdiri disebelah atasan dari musuh.

Sementara itu tudjuh kawan dari Ong Djie Hai sudah berada ditempat paling atas,

mereka berbaris sedjadjai menghadang djalan madju Pangeran Berbadju Emas.

Saat inilah Kim Dju Kie baharu merasa gogup, ia tabu djalan mundur sudah diretakkan

olehnja sendiri. Walaupun kini belum menundjukkan perubahan jang aneh, tapi ia

mengetahui tabiat dari es, tampaknja tenang tidak bersuara, tapi dalam waktu sekedjap

sadja es2 itu akan gugur dan menimbulkan bahana guruh jang membisingkan telinga dan

menghilangkan sukma seseorang. Ia tahu dirinja berada dalam bahaja, karenanja tidak

boleh berlambat2 barang sedikit, dengan tjepat rantainja dikeluarkan lagi, Ong Djie Hai

ditinggalkan begitu sadja, ia melangkah dengan lebar menudju kesebelah kanan, dimana

? Ong Gwat Hee sudah menantikan untuk menghadjarnja.

Demi melihat gadis tjantik ini, Kim Dju Kie segera membuka mulut: "Nona, kalau kita

tidak berkelahi man.a bisa mendjadi kenal!" sambil berkata lengannja memutarkan

tjambuk rantai emasnja, Siuuuut tjiuuut menjapu datang. Dengan lengan badju jang

dilengkapi tenaga dalam gadis kita menangkis serangan, inilah salah satu ilmu Bukit

Berantai jang bemama Pendjagaanawan dan Kabut, dengan lengan badjunja jang

berkelebaran dirinja, tak ubah seperti dilindungi kabut rapatnja. Sedangkan lengan badju

kanannja mengeluarkan ilmu Mengebut Pergi Lengan Badju, dengan tjepat menjerang

pada mata musuh. Untunglah Kim Dju Kie berilmu lihay sehingga matanja tidak mendjadi

buta kena serangan lengan badju lawan itu. Dengan demikian Pangeran ini tidak berani

naik ke atas dan mundur setindak, ia memperkuat kuda2nja, saat inilah matanja melihat

benda tadjam jang menjilaukan mata menudju pada dirinja. Tak perlu diterangkan, tentu

dua saudara Wan datang menjerang. Kim Dju Kie mendjadi gugup, ~ bukan karena takut

pada sekalian anak muda ini, melainkan ia takut dengan keadaan bahaja dari gugurnjaLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

es. Dengan setjara menggila ia memutarkan tjambuk rantai emasnja dengan lengan

kanan, sehingga tubuhnja hilang dibawah lindungan sinar emas kuning. Sedangkan

lengan kirinja per-lahan2 bergerak, menerbangkan sematjam benda ketjil kedjurusan

Wan Thian Hong. Sedangkan mulutnja mengotje tidak keruan: "Nona jang manis,

terimalah intan ini sebagai tanda mata terikatnja perdjodohan kita!"

Benda itu kiranja adalah rantai intan jang pandjang dan bergemerlapan Thian Hong

jang lintjah tentu sadja dapat menghindarkan diri dari benda itu.

Dengan tiba2 Tjiu Piau memperingati jang lain: "Hati2!" Kiranja rantai intan itu hanja

sematjam benda untuk menjilaukan mata dan mengalihkan perhatian orang, dan tidak

memperhatikan sendjadi rahasia berikutnja jang dilepaskan demikian banjak, sehingga

tak ubahnja seperti bintang dilangit ber-keredep2 se-besar2 katjang hidjau, ber-putar2

kekanan dan kiri menjerang dengan lihay!

Bahwasanja sendjata gelap itu sangat aneh sekali, karena terbuat dari intan, sebab itu

bisa menimbulkan sinar jan? bergemerlapan seperti bintang. Sewaktu terbang sendjata

itu ber-putar2 sehingga sinarnja bulak-balik dari sudut satu kelain sudut, kelihatannja

seperti kunang2 jang bisa lari sana lari sini, dan membuat orang terkesiap heran. Karena

keanehan inilah sendjata ini sering2 berhasil mengenai musuh.

Sekalian orang2 jansr diserang sudah siap sedia, berkat peringatan dari Tjiu Piau. Ada

jang memakai sendjata untuk meJindungi tubuh, ada pula jang menjambut dengan

lengan, pokoknja segala matiam kebiasaan dipergunakan untuk menjelamatkan diri, Tjiu

Piau berpikir akan menggulingkan badan untuk nienggelinding kesamping tubuh

lawannja, berikutnja ia akan melepaskan sendjata rahasianja jang anipuh. Tapi entah

bagaimana, njatnja itu mendjadi batal waktu matanja melihat benda2 putih jang seperti

disebarkan dari langit memenuhi pandangannja. Menjusul telinganja mendengar suara

ting tang ting tang beruntun, seluruh sendjata dari Kim Dju Kie kena dihadjar djatuh. Tak

sebutirpun jang berhasil melukai orang.

Sekalian orang banjakpun keheranan seperti Kim Dju Kie, dan tidak mengetahui siapa

jang sudah membantunja setjara gaib itu. Saat ini lengan Kim Dju Kie perlahan2 tengah

menudju kedalam s aku, siap melepaskan lagi sendjata rahasianja. Tapi untuk sekali ini

perbuatannja siang2 sudah diawasi Tjiu Piau, dengan bersenjum dingin pemuda kita

membentak dengan keras: "Orang she Kim, lihatlah Bwee.Hoa Tok Tju keluarga Tjiu!"

Serentak melajang sebuah mutiara emas berkilau menudju kebawah sikut Kim Dju Kie.

Mutiara ini dilepas demikian tjermat dan tepat pada waktunja, membuktikan bahwa tjara

melepas dari sendjata rahasia dari keluarga Tjiu sudah sampai dititik sempurna.

Demi mendengar nama "Bwee Hoa Tok Tju" Kim Dju Kie sudah mengetahui

kelihayannja sendjata rahasia ini dari Louw Tiau, hatinja semakin takut dengan Tjara

andjing kena pentung dan tak ajal lagi ia menggeliatkan pinggangnja dan membuat satuLiong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

djungkiran jang ter-gesa2, dirinja selamat, tapi kedudukan dirinja sudah merosot lagi

kebawah beberapa langkah.

Begitu ia bangun kedua matanja segera mengeluarkan sinar djahat jang luar biasa

tadjamnja bertjampur tjemas dan geram.

Ia tahu kalau semakin lama berdiam disitu semakin besar pula bahaja untuk dirinja.


Pedang Naga Dan Pedang Cendrawasih Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Untuk menghindarkan diri dari bahaja maut ini, ia mengeluarkan lagi rantai tjambuk

emasnja, diputarnja dengan tjepat dan keras sedangkan tubuhnjapun semakin lama

semakin dikataikan agaknja seperti mau djongkok. Tjambuk emas itu me mutari dirinja

dengan erat, mendj adikan ia sebuah gu Iungan jang merupakan bola emas. Inilah salah

satu tipi silatnja jang luar biasa, sesudah tubuhnja berbentuk bu Iat ia dapat

menggelinding seperti bola dengan tangkas nja. Tjara demikian untuk menjerang

agaknja kurani dahsjat, tapi kalau untuk memetjahkan kurungan dai merat sering2

berhasil dengan baik. Kini Kim Dju Ki jang sudah merupakan bola emas menerdjang

kedjurus an antara Djie Hai dan Gwat Hee, ia mengetahui kedu; orang ini tidak

menggunakan sendjata, kalau rantaing digerakkan mana berani mereka menangkis

dengan ke dua lengannja.

Tapi saat ini terdengar bunji sreet sreet jang berge lombang datang, semakin lama

semakin besar, tiba: menggelugur seperti geledek membelah bumi, sampai e: jang

berada disekalian kaki mereka terasa tergetar sedikit. Waktu mata memandang

mengawasi kearah bawah, di atastanah jang putih memetjrik hantjuran e: jang berwama

perak memenuhi tepian djurang, kiranjs sebidang es jang besar sudah longsor dan gugur

turur keDawah djurang. Kie Sau dan kawan2nja mengetahu bahwa es jang gugur itu

adalah bekas mereka beradiri disitu, mau tak mau mereka mengutjapkan: "berbahaja!"

Didalam had. Saat ini Kim Dju Kie menoleh ke. belakang, mukanja mendadak mendjadi

putjat pasi seperti kertas, dengan ter-gesa2 tubuhnja digerakkan untul mentjelos di

antara Gwat Hee dan Djie Hai.

Bidang2 es jang sudah kena diretakkan oleh Kim Dji Kie, sepotong demi sepotong

saling susul melongsor kebawah djurang. Kedjadian ini berlangsung dengan tjepat. Kie

Sau mengetahui bahaja dengan tjepat menitahkan sekalian anak buahnja menjingkir

mentjari tempa jang aman. Sementara itu Kim Dju Kie jang berada ditempat berbahaja

itu mendjadi gugup, tanpa berajal seorang jang ganas dan kedjam, biasanja ia tidak

mengenal takut melulu mengandalkan ilmunja jang tinggi, terketjuali itu ia mempunjai

harta dan pengaruh, biar djangnja jang ganas ini! Tapi ia mendjadi ketakutan pikir lagi

kakinja dikerahkan dengan seluruh tenaganja bagaimana tidak ada jang berani

merintangi sepak termendjedjak es untuk melompat kalau ditanah biasa djedjakannja ini

pasti dapat membuat tubuhnja mentjelat sedjauh beberapa tumbak. Tapi sekali ini Kim

Dju Kie tidak dapat mentjelat pergi!Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Tanpa diketahuinja es jang berada dibawah kakinja, mendjadi retak dan gojang kena

tenaganja jang demikian besar itu. Begitu potongan es gugur hatinja terkedjut dan lemas.

Mukanja semakin putjat, sedangkan matanja memandang kepada delapan orang dengan

penuh perasaan minta tolong, wadjah jang harus dikasiani ini dalam waktu sebentar sadja

tampak dari balik muka menghadapi maut.

Hukuman pengadilan dan manusia dapat ia elakkan atas kelakuan djahatnja tetapi ia

tak dapat mengelakkan hukum alam jang menuntut atau perbuatannja. Sesudah

demikian Kim Dju Kie ini tak ubahnja seperti tjatjing jang lemah berada di atas abu

achirnja ia mengeluarkan djeritan jang melengking dan membuat bulu roma berdiri,

berbareng dengan suaranja jang menjedihkan itu potongan2 es jang diretakkannja

sendiri gugur dan melongsor kebawah djurang dengan tjepatnja. dalam waktu sekedjap

alam sudah membenamkan dua orang Ok-pa susul-menjusul kedalam tjelah2 es jang

dalam ini.

Kie Sau dan rombongan jang berada .disebelah atas, semakin naik ke atas untuk

mendjauhkan tempat jang berbahaja itu, kemudian baharu menghampiri tempat jang

longsor sesudah kedjadian berlalu seketika. Mereka merasa terkedjut dan n.eieletkan

lidah, karena es jang retak dan gugur itu bekas didiami mereka, tjoba kalau mereka tidak

menjingkir dapat disangkal lagi merekapun pasti terbenam djuga. Untung bahaja sudah

berlalu dan dapatlah mereka lega, sehingga semangat mereka mendjadi berlebih baik

lagi sesudah memperoleh kemenangan kedua kalinja. Langkah2 mereka madju kedepan

semakin tenang penuh kejakinan!

Tjiu Piau sambil djalan sambil berpikir, otaknja tak henti2nja merenungkan dan

mengingat2 pada penolong tadi jang membuat sendjata rahasia bintang bertaburan Kim

Dju Kie djatuh semuauja. Ia tidak melihat dengan tegas wadjah sang penolong, lebih2

sendjata rahasia jang dilepaskannja, padahal dalam ilmu melepas sendjata rahasia ia

termasuk salah seorang jang terpandai untuk angkatan muda pada djamannja. Tapi

sedikitpun ia tak dapat menduga sendjata rahasia tadi berwudjud bagaimana, ia halnja

mengelah heran! Adapun hal jang membuatnja heran, pertama sendjata rahasia itu

datang tanpa menerbitkanangin, sifatnja ini tidak terdapat pada sendjata rahasia lain;

kedua sendjata Kim Dju Kie sudah demikian banjak dan rapat, tapi sendjata itu lebih

rapat lagi, entah dengan tjara apa digunakannja; ketiga sendjata jang demikian banjak

menghilang sesudah mengenai saldju. Tjiu Piau terbenam terus dalam herannja, tiba2

telinganja mendengar seruan dari Gwat Hee.

"Kau lihat, tegas terlihat dua telapak kaki dua orang jang ber-kedjar2an!"

Telapak itu demikian tjetek, menjatakan kedua orang itu mempunjai ilmu mengentengi

tubuh jang sudah tinggi sekali. Terketjuali itu kedua matjam telapak itu mempunjai

perbedaan jang njata sekali, jang satu langkah2nja sama djauh dan teratur dengan baik,

sedangkan jang sematjam lagi, se-waktu2 rapat se-waktu2 renggang, seperti lari sadja.Liong Hong KiOm - 10 Team K olektor Ebook FB grup

Kie Sau berpikir sebentar, kemudian baharu berkata: "Penolong tadi sudah terang

menjatakan dirinja adalah sahabat kita, mengikuti djedjak ini terus, barangkali sadja

berguna untuk membantu penolong kita itu!"

Sambil mengikuti telapak kaki mereka terus naik ke atas tanpa pikiran lain, dhengah

perdjalanan sedikitpun tiada suatu hal jang mengherankan mereka, sedangkan telapak

kaki itu tetap demikian terang, tapi tidak terlihat bajangan orang, entah kemana kedua

orang itu pergi. Mereka terus mengikuti tanpa berputus asa, sesudah berdjalan seketika

lamanja, djalanan berbelok kesuatu lingfkaran jang besar, sehingga perputaran ini

membuat mereka sampai ditempat semula, bedanja ialah lebih tinggi sedikit dari tadi,

sehingga tampak dengan tegas dimana tadi Ong Hie Ong dan Kim Dju Kie terbenam, hal

ni kalau dibajangkan sekarang agaknja lebih menjeramkan daripada tadi, demikian pikir

mereka semua. Tapi mereka mendjadi bertanja sendiri, kem anakah kedua orang itu

meninggalkan djedjak pergi? Kenapa orang2 dari Kiu Sie Tin tidak keluar lagi untuk

meneruskan perkelahian?

Mereka tidak mempunjai daja lain terketjuali mengikuti terus djedjak jang njata

dihadapan mereka. Makin lama makin tinggi mereka mendaki, tapi setjara mendadak

sekali disuatu belokan tampak dengan tegas sebuah dinding es menghadang djalan dan

mendjulang keangkasa seperti sebuah tembok kota raksasa, jang beda tembok kota

terbuat dari bata sedangkan ini terbuat daripada es jang mengkilap seperti permata

indah.

Djedjak kaki itu hilang sampai disini dan menjambung kepada dinding es itu, tapi tanda

jang terdapat didinding bukan telapak dari kaki, melainkan liang2 jang melukiskan bekas

tertotok djari tangan, dan berbentuk gambaran bunga berhelai lima. Tanda2 ini mulai

dari bawah terus ke atas puntjaknja. Kie Sau memperhatikan dengan teliti keadaan

dinding es itu sekali lagi, sambil meng-angguk2 kepalanja ia berkata setjara menghela

napas: "Liang2 ini adalah tanda dari lima djeridji Peng San Hek Pau Bok Tat Djin! Sungguh

seekor matjan tutul jang lihay, seluruh kepandaiannja dipamerkan didalam sarangnja

sendiri!" Sekalian anak muda mendjadi kaget barang mengetahui bahwa liang2 itu

adalah tanda dari djeridji2 Bok Tiat Djin, hatinja bertanja sendiri, mungknkah dengan

kedua lengan kosong ia dapat merajap pada dinding jang tingginja belasan tumbak? Tapi

tanda bekasnja terbentang didepan mata, biar bagaimana tak dapat disangkal lagi.

Kie Sau memperhatikan kesekeliling tapi tidak melihat tanda dari seorang lagi, dengan

demikian kem anakah perginja orang itu?

Tanpa banjak pikir lagi Kie Sau mengeluarkan perintahnja: "Naik!" Sekalian anak muda


Pendekar Rajawali Sakti 196 Pendeta Panji Sakti Panji Hati Suci Matahari Pendekar Rajawali Sakti 167 Pengemis

Cari Blog Ini