Ceritasilat Novel Online

Rase Emas 2


Rase Emas Karya Chin Yung Bagian 2




   Rase Emas Karya dari Chin Yung

   
"Dan mengapa dipagi hari seperti engkau berada ditempat ini ?"

   Tanyanya. Kie Bouw berdiam sejenak, tampaknya dia berpikir. Tapi kemudian ia menyahutinya.

   "Seharusnya bukan cayhe yang ditanyai begitu, justeru Sam-wie yang harus kutanyakan, karena diriku ini memang satiap hari bermain disini dan belum pernah bertemu dengan Sam-wie! Jaditegasnya cayhe harus menanyakan mengapa Sam-wie berada ditempat ini dipagi hari seperti ini?"

   Ditanggapi begitu oleh Kie Bouw, ketiga orang tua itu jadi melengak. Namun begitu mereka tersadar dari kesima mereka, ketiganya telah tertawa gelak2.

   "Tepat! Memang benar apa yang kau katakan engko kecil !"

   Kata salah seorang diantara mereka "Memang apa yang kau katakan itu tepat ! Kami bertiga baru saja tiba ditempat ini, untuk mencari seseorang.!"

   "Mencari seseorang?"

   Tanya Kie Bouw sambil memperlihatkan prasaan heran. Ketiga orang itu mengangguk Salah seoarang diantara mereka telah menyahuti .

   "Benar kami tengah mencari seseorang... dan menurut berita yang terakhir, bahwa orang itu berada ditempat ini!"

   "Siapakah orang itu ?"

   "Belum dapat kami sebutkan namanya"

   "Mungkin aku bisa membantu jika mengetahui namanya?"

   Tanya Kie Bouw.

   "Karena sudah beberapa tahun aku hidup dan bermain didaerah ini .!"

   Ketiga orang itu tampak bimbang. Namun ahirnya mereka menggelengkan kepala mereka lagi.

   "Tidak bisa kami menyebutkan nama orang itu, karena urusan yang tengah kami urus ini adalah persoalan yang sangat besar sekali"

   Kata yang seorang lagi.

   "Hemm kalau begitu, baiklah !"

   Kata Kie Bouw kemudian.

   "Selamat tinggal! "

   Dan setelah berkata begitu, Kie Bouw membalikkan tubuhnya bermaksud akan berlalu.Tetapi salah seorang diantara ketiga orang it u telah berteriak .

   "Tunggu dulu!"' Kie Bouw telah menahan langkah kakinya.

   "Ada sesuatu yang ingin ditanyakan oleh Sam-wie?"

   Tanya Kie Bouw kemudion. Ketiga orang itu mengangguk lagi.

   "Kami sesungguhnya tengah mencari seseorang untuk menyelesaikan persoalan kami. Persoalan dendam dan sakit hati! Kami memiliki musuh dan musuh kami itu adalah orang yang tengah kami cari itu! Telah belasan tahun lamanya kami mencari musuh kami itu, selalu kami kehilangan jejak. Dan sekarang, terakhir, kami menerima berita bahwa musuh kami itu berada di tempat ini."

   Setelah berkata begitu! Orang tersebut berhenti sebentar, melirik kepada kedua kawannya memperhatikan Kie Bouw sejenak, barulah meneruskan perkataannya lagi .

   "Dan musuh kami itu memang memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. belum tentu kami bisa mengalahkannya Karena itulah kami mau tidak mau memang harus berlaku hati2 agar tidak kena diperdaya atau juga musuh kami itu sempat mengetahui kedatangan kami, Ialu melarikan diri,sehingga sulit kami mencari jejaknya pula !"

   Kie Bouww memandang heran, ia dibesarkan di tempat ini, maka dari itu, sesungguhnya dia mengenal benar keadaan disekitar tempat tersebut.

   Namun kenyataannya, tampaknya orang ini tengah mencari seseorang yang lihay kepandaiannya Setahu Kie Bouw tidak terdapat orang lainnya ditempat ini, siapa lagi seorang yang memiliki ke pandaian yang tinggi.

   Maka dari itu tentu saja Kie Bouw jadi ter-heran2 dan menerka entah siapa yang tengah dicari oleh ketiga orang tua tersebut.

   Saat itu, salah seorang diantara ketiga orang tua itu telah berkata dengan suara perlahan ."Hemmm tentunya engko kecil juga mengenal keadaan disekitar pegunungan Thian-san, ini bukan ?"

   Tegurnya dengan suara yang ramah. Kie Bouw telah mengangguk mengiyakan.

   "Benar! Karena cayhe selalu bermain disekitar pegunurgan ini setiap harinya"

   Menyahuti Kie Bouw.

   "Lalu dimanakah letak dari puncak Lam-hong ?"

   Tanya orang tua itu lagi.

   "Lam-hong ?"

   Tanya Kie Bouw dengan hati yang berdetak kaget, karena Lam-hong justeru merupakan tempat ia bersama gurunya menetap selama ini. Orang tua itu mengangguk.

   "Kalau dilihat dari perobahan wajahmu, memang engkau mengetahui dimana letak Lam-bong itu !"

   Kata orang tua tersebut.

   "Justeru kami sedang menetap di Puncak Lam-hong"

   Kata Kie Bouw cepat.

   "Kami? Engkau tinggal bersama siapa nak ?"

   Tegur yang seorang lagi diantara ketiga orang itu.

   "Siapa nama gurumu?"

   Tegur orang itu lagi dengan sikap yang bernafsu sekali.

   Biar bagaimana Kie Bouw adalah seorang yang cerdik, walaupun usianya masih muda, tetapi ia memang memiliki kecerdikan yang bukan main.

   Dia juga telah menyesal mengapa, mengatakan bahwa ia tinggal bersama gurunya, Namun Kie Bouw tidak kebabisan akal, dengan cepat dia telah menyahuti .

   "Guruku seorang lelaki tua yang tidak memiliki nama!, biasanya aku selamanya memanggil dengan sebutan Suhu saja! "

   "Hemm., bagaimana rupanya ?""Kurus jangkung dengan rambut yang tumbuh panjang dikepalanya !"

   Sahut Kie Bouw. Ketiga orang tua itu saling pandang sejenak, salah seorang diantara mereka telah menggumam .

   "Kalau begitu bukan dia?"

   Suara yang perlahan.

   "Ya! .. bukan dia"

   "Hemmm ..siapakah yang sesungguhnya Sam-wie cari?"

   Tanya Kie Bouw ingin mengetahui.

   "Kami mencari seorang pendeta tua !, dia bergelar Lam Ceng Siansu .! Kenalkah kau dengan orang itu?"

   Kie Bouw menggelengkan kepala, walaupun hatinya berdenyut kaget.

   "Tidak ..!"

   Katanya cepat. Dan Kie-Bouw juga telah yakin bahwa yang tengah dicari oleh ketiga orang tersebut adalah gurunya sendiri ! Jadi tegasnya ketiga orang ini adalah tiga orang musuh dari gurunya! "Baiklah nak .. sekarang begini saja !"

   Kata salah seorang tua itu lagi.

   "Tunjukkan saja kami diamana letaknya dari puncak Lam- hong ! "Baik !"

   Kata Kie Bouw cepat "Harap Sam-wie ikut bersama ku! Dan setelah berkata begitu kie Bouw telah membalikkan tubuhnya ber-lari2 dengan cepat sekali.

   Gerakan Kie Bouw sangat gesit, karena dia telah mempergunakan ilmu meringankan tubuh "Mengejar Angin", Sehingga tubuhnya dapat lari secepat angin.

   Saat itu, tampak ketiga orang tua itu tetah mengikuti Kie Bouw.

   Selama dalam perjalanan itu, sengaja Kie Bouw menuju kearah barat.Karena memang Kie Bouw yakin bahwa ketiga orang tua itu tidak akan mengetahui dimana letak puncak Lam-hong dan Kie Bouw bermaksud menyesatkannya, agar orang2 ini sampai ditempat lainnya saja.

   Maka dari itu, Kie Bouw telah mengambil kearah bukan ke Lam- hong, melainkan kearah barat.

   Sedangkan ketiga orang tua yang mengikuti si bocah berlari dihadapannya, jadi terkejut sekali melihat kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Kie Bouw begitu tinggi.

   Se-tidak2nya mereka jadi me-nerka2, entah tokoh mana yang sesungguhnya menjadi guru dari sibocah.

   Hal ini juga telah meyakinkan mereka, bahwa guru Kie Bouw memang seorang yang luar biasa.

   Karena pegunungan Thian-San merupakan tempat yang sulit untuk didatangi.

   Selain banyak jurang2 yang terjal dan sangat dalam sekali, juga memang merupakan tempat2 yang berbahaya.

   Selain terdapat Swat-lian atau juga pohon2 untuk ramuan obat kelas wahid, juga merupakan tempat yang, sangat berbahaya.

   Karena dipegunungan Thian-san inilah terdapat Yan-kee (Yeti) si manusia salju.

   Dengan sendirinya, Thian-san bukanlah tempat yang menyenangkan bagi orang yang memiliki kepandaian yang biasa saja.

   Namun didalam usia semuda Kie Bouw, tetapi sudah memiliki kepandaian yang luar biasa.

   dengan ginkang yang demikian sempurna, tentu saja ketiga orang itu dapat menerkanya bahwa guru sibocah memang merupakan orang yang memiliki kepandaian luar biasa.

   Saat itu Kie Bouw telah mengempos semangatnya dan telah ber- lari2 terus dengan gerakan yang cepat sekali.Disamping itu, juga terlihat betapa gerakan yang diperlihatkan oleh Kie Bouw merupakan gerakan yang sangat hebat, karena setiap ada jurang yang menghadang lebar dihadapannya, dengan mudah Kie Bouw melompatinya.

   Tentu saia ketiga orang tua itu jadi terperanjat, Karena biarpun ketiga orang tua ini telah memiliki ginkang yang sempurna, se- tidak2nya mereka masih merasa ngeri harus melompati jurang yang begitu lebar.

   Disaat itulah, terlihat betapa Kie Bouw masih berlari-lari terus.

   Ketiga orang tua ini jadi kewalahan juga, kareana mereka merasakan bahwa.

   ginkang yang dimiliki Kie Bouw tidak berada disebelah bawah mereka.

   Dengan sendirinya, hal ini menandakan bahwa Kie Bouw memiliki kepandaian yang tidak bisa dianggap enteng, disamping itu juga memang mereka bertiga sulit untuk dapat mengejar dan mendekati Kie Bouw.

   Akhirnya salah seorang tua itu telah berteriak dengan suara yang, nyaring .

   "Engkoh kecil tunggu dulu !!"

   Teriaknya dengan suara yang, nyaring. Kie Bouw dapat mendengar suara teriakan tersebut, dan telah menghentikan langkah kakinya. Cepat2 dia telah membalikkan tubuhnya dan menantikan tibanya ketiga orang tua itu.

   "Kenapa Sam-wie Locianpwe ?"

   Tanya sibocah dengan suara yang biasa saja.

   Mukanya juga tidak berobah, dan nafasnya pun tidak ter-sengal2, hal ini memperlihatkan bahwa Kie Bouw memang telah berlari begitu cepat tanpa merasa letih.Disampingg itu, keringat juga tidak mengaliri mukanya, maka telah membuat ketiga orang tersebut dengan sendirinya menjadi kagum sekali.

   "Hemm.., apakah Lam-hong masih jauh?"

   Tanya mereka kemudian dengan ragu. Salah seorang diantara ketiga orang tua itut tersengal napasnya.

   "Masih jauh juga..!"menyahuti Kie Bouw.

   "Sam-wie lihat puncak itu ?"

   Dan sambil bertanya begitu, Kie Bouw telah menunjuk kearah puncak tunggal Thian-san, yang tengah menjulang tinggi sekali dan memang masih harus menempuh jarak yang cukup jauh dan sulit guna mencapai puncak itu.

   Ketiga orang tua itu jadi terkejut.

   Selama perjalanan yang telah mereka lalui itu saja, merupakan perjalanan yang sulit.

   Apalagi harus mercapai puncak yang begitu tinggi dan juga tampaknya sangat sulit.

   Dengan sendirinya hati mereka agak keder.

   Namun disebabkan mereka merasa telah kepalang tanggung datang ditempat ini, akhirnya mereka telah menghela napas dan tetap bermaksud akan mencapai tempat itu.

   "Baiklah! Mari! kita lanjutkan perjalanan, tetapi kau berlari jangan terlalu cepat!"

   Kata salah seorang diantara ketiga orang tua itu.

   Kie Bouw telah mengangguk dengan perlahan, wajahnya tidak memperlihatkan perobahan apapun juga.

   Padahal hati sibocah geli sekali.

   Karena dia telah mempermainkan ketiga orang tua ini, dinilai olehnya sebagai musuh gurunya.

   "Baiklah kata Kie Bouw sambil mengangguk.

   "Tetapi perjalanan menuju kepuncak itu bukan merupakan perjalanan yarg terlalu sulit !. Apalagi bagi Sam-Wie yang memiliki kepandaian tinggi, tentu dengan mudah akan mencapai tempat itu !"Ketiga orang tua itu telah mengangguk saja dengan hati masing2 merasa malu sendirinya. Sedangkan Kie Bouw sendiri telah membalikkan tubuhnya, dia telah berlari dengan cepat sekali. Dan tujuannya memeng ingin mengajak ketiga orang tua itu datang kepuncak utama dari pegunungan Thian-san. Saat itu, terlihat Kie Bouw harus melompati banyak sekali jurang2 yang sangat dalam sekali dan juga tidak diketahui dasarnya, karena tidak terlihat. Disamping itu, memang juga Kie Bouw telah sengaja memilih peralanan yang sulit. Dengan sendirinya ketiga orang tua itu harus melakukan perjalanan dengan hati2, jika memang mereka tidak mau tubuh mereka terjerumus kedalam jurang. Saat itu, terlihat Kie Bouw telah sampai didekat puncak dari pegunungan Thian-san. Hawa udara disitu sangat dingin sekali, karena salju yang terdapat ditempat tersebut tidak pernah mencair. Disamping itu, memang terlihat betapa saIju2 yang telah menutupi jalan-jalan yang ada dipuncak pegunungan tersebut, sangat membahayakan, karena menimbulkan licinnya jalan tersebut, bisa-bisa akan terpeleset jika memang orang melakukan pejialanan tidak ber-hati2. Saat itu, tampak Kie Bouw masih berlari terus dengan gerakan yang cepat sekali. Dia memang selalu bermain ditempat ini hampir setiap harinya, dengan sendirinya perjalanan kepuncak pegunungan Thian-san dianggap oleh Kie Bouw sebagai perjalanan yang biasa saja. Tetapi berbeda dengan ketiga orang tua itu, yang baru pertama kali datang ditempat tersebut dan belum pernah melakukan perjalanan dilapisan salju seperti itu, ditempat yang sangatberbahaya banyak sekali jurang2-nya, maka dengan sendirinya telah membuat mereka jadi gugup dan sering menahan langkah kaki mereka untuk memperlambat lari mereka. Dengan adanya kejadian seperti ini, maka mereka jadi tertinggal cukup jauh oleh sibocah she Thang itu! Tetapi Kie Bouw tidak mau memperdulikannya, dia telah berlari terus. Dan akhirnya telah lenyap dari pandangan mata ketiga orang tua itu. Tentu saja orang2 tua itu jadi kelabakan dengan sendirinya, karena mereka tidak mengetahui harus mengambil jalan yang mana. Tetapi biar bagaimana ketiga orang tua itu yakin bahwa memang bocah pengantar mereka itu, Kie Bouw, memang merupakan seorang bocah yang memiliki kepandaian yang tinggi, dengan sendirinya jelas dia telah sampai dibagian muka terlebih dahulu. Itulah sebabnya mengapa mereka bertiga telah berlari terus, untuk dapat mencapai tempat yang dimuka, walaupun jalan yang kepuncak semakin keatas puncak semakin sulit, namun ketiga orang tua itu terus juga berlari dengan cepat sekali. Diantara berkelebatnya tubuh mereka, tampak salju berkilauan tertimpa cahaya matahari yang semakin tinggi. Tetapi bayangan Thang Kie Bouw masih juga belum terlihat oleh mereka. Sibocah she Thang itu seperti juga lenyap begitu saja dari permukaan bumi. ---ood0woo---BAGIAN 04 MEREKA mengawasi sekitar tempat itu yang cukup luas dapat dilihat oIeh pandangan mata. Tetapi mereka tidak berhasil melihat bayangan sibocah she Thang itu. Dengan sendirinya, mau tidak mau hal ini membuat mereka menerka bahwa Thang Kie Bouw ingin mempermainkan mereka. Waktu mereka memeriksa tumpukan salju mereka tidak menjumpai jejak sibocah. Hal, ini membuktikan bahwa Kie Bouw telah mempergunakan Ginkang yang sempurna untuk ber-lari2, sehingga tidak meninggalkan bekas tawpak kakinya. Dengan keadaan seperti ini, ketiga orang tua itu agak bingung juga. Mereka tidak mengetahui kemana mereka harus mengambil arah, untuk kernbali turun dari puncak gunung ini. Berulang, kaIi mereka telah mencobanya untuk menuruni puncak gunung itu tetapi selalu pula mereka gagal, dan telah ber-putar3 saja ditempat itu. Dengan sendirinya, mau tidaik mau mereka bertambah bingung saja!. Betapa mendongkolnja ketiga Iaki2 tua tersebut, karena mereka telah yakin bahwa mereka memang tengah dipermainkan oleh bocah she Thang itu. Dengan me-nyumpah2 tiada hentinya, mereka telah berusaha mencari jalan untuk dapat menuruni puncak gunung yang begitu curam. Dengan mengikuti bekas jejak kaki mereka, maka mereka berusaha mengambil djalan semula.Hawa dingin juga teralu mengganggu mereka, sehingga mereka bertambah gusar saja kepada si bocah yang telah mengajak mereka ketempat seperti itu. Tetapi ketiga lelaki tua itu menemui kesulitan untuk menemukan jalan semula itu. Akhirnya ketiga lelaki tua ini hanya ber- putar2 belaka dipuncak gunung Thian-san sampai hari menjelang malam. Betapa gusarnya mereka, sehingga mereka telah berjanji pada hati masing2 bahwa akan membalaskan sibocah she Thang itu jika mereka berbasil menjumpainja. Akhirnya setelah menerobos sebuah hutan yang dilumuri oleh tumpukan salju, terlihat ketiga orang ini telah tiba dibagian lereng gunung yang sangat asing bagi mereka. Namun disebabkan sudah terlanjur sesat, mereka terus menyusuri. Hawa udara yang dingin dan juga perjalanan yang, sukar membuat mereka harus berhati-hati melakukan perjalanan seperti itu. Walaupun keadaan ditempat itu tidak begitu gelap, karena sorot salju yang berkilauan, namun mereka juga harus menghadapi cairan salju yang menimbulkan jalan yang licin bukan main. Saat itu, salah seorang diantara ketiga lelaki tua tersebut hampir saja terpeleset jatuh, karena kakinya tersandung oleh sebongkah es yang tebal. Dia jadi mengutuk habis2an saking murka dan perasaan mendongkol yang sangat meluap. Biar bagaimana memang kenyataan seperti ini telah membuat mereka juga jadi diliputi perasaan kuatir juga, sebab mereka takut jika saja mereka tidak berhasil untuk menemukan jalan untuk turun dari gunung tersebut. Tetapi saat itu, tiba2 dari arah samping mereka tahu2 telah menyambar sebutir es yang keras sekali.Saat itu, salah seorang diantara ketiga lelaki tua itu tengah mengumpat tidak hentinya, dan tidak di-sangka2nya, sehingga ia jadi terkejut bukan main. Seketika itu juga dia merasakan bahwa ada seseorang yang ingin mempermainkan mereka.

   "Siapa yang menyerang secara pengecut seperti itu? Keluarlah memperlihatkan diri"

   Teriak silelaki tua yang seorang itu dengan murka setelah memuntahkan es yang menerobos masuk kedalam mulutnya.

   "Ya! keluarlah perlihatkan diri !"

   Bentak yang dua orang lain lagi dengan murka juga.

   Terdengar suara orang tertawa dingin.

   Dan juga telah menyambar sebutir es yang keras kearah salah seorang diantara ketiga lelaki tua itu.

   Dengan gusar lelaki tua itu telah mengelakkan diri dengan sebat.

   Gumpalan es itu telah Jatuh ditempat kosong dan tidak menemui sasaran.

   Diantara suara mendesirnya batu es itu, terdengar suara orang telah berkata dengan suara yang dingin .

   "Hemm. cecurut seperti kalian ini berani menaiki Thian-san ? Sungguh tidak mengenal mati !"

   Kata suara yang tidak terlihat orangnya.

   Suara itu terdengar menggema disekitar tempat tersebut, dan ketiga lelaki tua tersebut tampak jadi bimbang.

   Walaupun mereka memiliki kepandaian yang tinggi dan juga pendengaran yang sangat tajam, kenyataannya mereka sama sekali tak berhasil untuk menemukan dari arah mana datangnya suara tertawa mengejek itu.''Siapa kau..

   keluarlah dan perlihatkan diri secara Hohan !"

   Bentak salah seorang diantara ke tiga lelaki itu dengan memberanikan diri.

   "Hemm., memperlihatkan diri ? Apakah kalian tidak akan takut ?"

   Tanya suara itu mengandung ejekan.

   "Keluarlah !"

   
Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Aku adalah hantu penunggu gunung ini, jika aku sudah memperlihatkan diri, selalu aku harus menghirup darah manusia untuk menghangatkan darahku !"

   Kata suara itu lagi. dengan nada. yang sangat menyeramkan. Ketiga lelaki tua itu tampak jadi bimbang sendirinya mendengar ini.

   "Apa apa kau bilang ?"

   Tanya salah seorang diantara ketiga lelaki itu dengan suara yang ragu2.

   "Aku adalah penunggu gunung ini dan selamanya, jika memang aku telah keluar memperlihatkan diri, maka aku harus menghirup, darah manusia! Apakah kalian bertiga masih ingin meminta agar aku keluar memperlihatkan diri?"

   Ketiga lelaki tua itu jadi tambah bimbang.

   Mereka bertiga tampak saling, pandang.

   Tampaknya mereka jeri juga jika memang sungguh2 orang yang ber-kata2 itu memang hantu penunggu gunung.

   Biar bagaimana ketiga lelaki tua itu memang manusia juga, maka mereka juga paling jeri jika mendengar harus berhadapan dengan jenis hantu.

   Tetapi salah seorang diantata mereka, tampak penasaran sekali, maka dia telah berkata dengan suara yang dingin .

   "Ya.! Keluarlah !"

   Katanya dengan memaksakan diri."Ohh., benar2 manusia yang terlalu berani!!! Baik! Baik !"

   Terdengar suara mengejek itu . Berkata .

   "Aku akan segera memperlihatkan diri. lihatIah baik2 !"' Dan setelah habisnya suara itu, maka terdengar suara mendesingnya angin yang sangat kuat sekali. Dan angin itu mendesir justru menyambar kearah ketiga lelaki tua tersebut. Tentu saja ketiga lelaki tua itu jadi terkejut sekali, karena mereka merasakan betapa serangkum angin yang kuat telah meenindih kearah mereka. Biar bagaiamana memang mereka jadi kaget dan cepat2 untuk berkelit. Kenyataannya serangkum angin serangan yang menyambar kearah mereka itu sangat kuat sekali dan juga memang angin serangan itu membuat mereka jadi sesak napas. Tetapi ketiga orang tua itu merupakan jago2 yang memiliki kepandain tidak rendah, dengan sendirinya mereka juga memiliki ketabahan yang lumayan. Selama puluhan tahun mereka telah mengembara didalam rimba persilatan dan telah menghadapi ribuan kali pertempuran yarg mempertaruhkan jiwa. Maka dari itu, mereka juga tidak begiu pengecut seperti manusia2 lainnya yang tidak memiliki kepandaian yang rendah. Disebabkan adanya angin serangan seperti itu, segera juga ketiga lelaki tua tersebut yakin, bahwa orang yang ingin mempermainkan mereka sesungguhnya adalahg manusia. Karena tidak mungkin hantu bisa memiliki tenaga lwekang yang begitu kuat.

   "Hemmm .kau tidak perlu menggertak kami! Kami tahulah bahwa kau bukan hantu penasaran yang tidak punya guna! Kau adalah soorang manusia! Keluarlah perlhatkan dirimu !"

   Terdengar suara orang tertawa dingin, disertai oleh suara dengusan.Dan juga terlihat betapa sesosok bayangan telah mencelat keluar dari balik sebatang pohon.

   Gerakan sosok bayangan itu sangat cepat sekali dan juga gesit bukan main.

   Gerakan tubuhnya begitu ringan, waktu kedua kakinya hiaggap dibumi tidak menimbalkan suara.

   Dengan sendirinya mau tidak mau hal ini telah membuat ketiga orang tua itu menyadarinya bahwa mereka telah berhadapan dengan orang yang memiliki kepandaian yang tinggi.

   ---oo0dw0oo--- DAN MAU TIDAK MAU mereka jadi lebih berwaspada untuk menghadapi orang yang baru Muncul itu.

   Saat itu muncullah seorang hweshio tua.

   Dia ternyata Lam Ceng Siansu.

   "Omitohud!........ Omitohud!....... Rupanya kalian bertiga yang mencari diriku!"

   Katanya dengan suara yang sabar.

   Dan baru saja si hweshio berkata berkata begitu, takmpak telah melompat keluar Thang Kie Bouw.

   Rupanya tadi waktu Thang Kie Bouw meninggalkan ketiga orang tua itu, dia telah cepat2 pulang ke Lam-hong memberitahukan kepada gurunya perihal pertemuannya dengan ketiga orang Tua itu.

   Disaat itu juga terlihat betapa Kie Bouw telah tersenyum mengejek sambil memandang kearah ketiga orang tua tersebut.

   "Hmm, engkau rupanya bocah !"

   Teriak salah seorang ciiantara ketiga laki2 tua itu dengan murka.

   "Engkau harus mampus setelah berani mempermain kami!"

   "Dan setelah berkata begitu, dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat akan mencengkeram batok kepala Kie Bouw. Gerakan orang itu rupanya diliputi oleh kemurkaan yangsangat, sehingga dia selain menerjang dengan cepat, juga memang telah melancarkan cengkeraman dengan menggerakkan kekuatan tenaga dalam pada jari2 tangannya. Gerakan yang dilakukan oleh orang tua itu, rupanya telah membuat Lam Ceng Siansu jadi mendongkol. Belum lagi Kie Bouw mengelakkan diri atau, berkelit malah Lam Ceng Siansu telah mengibaskan lengan jubahnya, sehingga tubuh orang tua itu telah berguling-gulingan diatas tumpukkan salju. Rupanya Lam Ceng Siansu bukan banya sembarangan mengibas dengan lengan jubahnya Rupanya dia mengibas begitu dengan mengerahkan tenaga dalamnya yang disalurkan pada lengan jubahnya. Dengan sendirinya, mau tidak mau hal ini telah membuat orang tua itu seperti dihantam oleh palu besi yang keras bukan main. Dan tentu saia, mau tidak mau hal ini telah membuat orang tua itu menderita kesakitan waktu dia berusaha untuk berbangkit merangkak berdiri. Sedangkan kedua orang tua lainnya jadi memandang bengong saja. Dia tidak mengerti, mengapa sihwesio memiliki kepandaian dan kekuatan tenaga dalam yang begitu sempurna. Padahal lima tahun yang lalu mereka pernah saling tempur dan kepandaian yang dimiki Lam Ceng Siansu tidak sehebat sekarang ini.

   "Rupanya kalian Sam-sat Sukoan (Tiga lbils dari Sakoan) tldak kenal mampus !!!"

   Kata Lam Ceng Siansu kemudian dengan suara yang dingin.

   "Tempo hari aku sengaja telah mengampuni jiwa kallan bertiga, hanya megambil jiwa bangsat dari salah seorang saudara kalian ! Hemm hemm, manusia sebangsa dirimu ini memang tidak boleh diberi hati ! Mau tidak mau hari ini kalian. Harus dimampusi.. !!! Sedangkan ketiga orang tua itu jadi gusar bukan main Sam-sat Sukoan sebetulnya merupakan tiga momok yang sangat menakutkan sekali didalam bilangan kalangan Kang-ouw.Karena selain mereka memiliki kepandaian yang memang tinggi, juga mereka merupakan manusia-manusia yang bertangan telengas sekali. Maka dari itu dari nama mereka dirimba persilatan merupakan tiga orang momok yang sangat menggetarkan hati orang2 rimba2 persilatan. Dan juga memamng hal ini ingin membalas sakit hati mereka terhadap Lam Ceng Siansu. Mereka telah bertahun-tahun mencari jejak Lam Ceng Siansu, untuk melakukan perhitungan hutang nyawa dimana saudara mereka telah binasa ditangan hweshio ini. Sedangkan Lam Ceng Siansu selalu tidak juga mereka tidak jumpai. Dan terakhir mereka mendengar berita bahwa Lam Ceng Siannsu berdiam di puncak Lam-hong Thian-sanmaka mereka telah mendatangi Thian-san untuk mencari jejak dari pendeta itu, musuh besar mereka. Diantara semua itu, maka terlihatlah maka semuanya malah diliputi oleh dendam, apa lagi sekarang mereka telah berhasil berdiri berhadapan dengan sihweshio Lam Ceng Siansu, maka mereka telah diliputi kemurkaan yang sangat. Dengan mengeluarkan suara bentakan murka yang berbarengan ketika Sam Sat Sukoan itu telah menjejakkan kaki mereka, tubuh mereka bertiga dengan cepat sekali telah mencelat ketengah udara dan melakukan serangan yang berbareng kepada si hweshio. Gerakan yang mereka lakukan itu merupakan gerakan yang terlampau cepat dan Juga pada telapak tangan mereka masing2 memang telah disaluri tenaga dalam yang luar biasa kuatnya. Dengan sendirinya pula agin serangan yang menyambar kearah Lam Ceng Siansu terlalu hebat. Tetapi Lam Ceng Siansu, hanya berdiri dengan tenang ditempainya. Sedikitpun tidak terlihat Peragaan jeri diwajahnya, walaupun dia telah diserang dengan cara dikoroyok seperti itu.Diantara berseliwirannya angin serangan yang dilancarkan oleh ketiga orang itu, tampak Lam Ceng Siansu telah mendengus dingin. Dan dia juga telah menggerakkan sepasang tangannya, yang siku tangan itu agak ditekuk sedikit. Lalu didorongnya kedepan dengan gerakan yang sangat kuat sekali dibarengi dengan suara bentakkan yang keras "Rubuhlah kau !!!'' Seketika itu juga serangkum angin serangan yang kuat bukan main telah menyambar dari kedua telapak tangan Lam Ceng Siansu ! Dan angin serangan yang telah menyambar dari kedua telapak tangan Lam Ceng Siansu itu bukan merupakan serangan yang sembarangan, karena serangan itu mengandung kekuatan maha dahsyat bukan main dan juga merupakan serangan yang terlalu ampuh sekali. Tentu saja telah membuat ketiga orang lelaki tua itu jadi kaget setengah mati. Belum lagi mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, justeru angin serangan dari kedua telapak tangan Lam Ceng Siansu telah menyambar datang. Maka dari itu, dengan sendirinya, ketiga lelaki. tua itu jadi kaget sekali dan juga agak gugup. Dengan cepat mereka telah mengeluarkan suara seruan yang keras dan berusaha menjejakkan kedua kaki mereka. Tubuh mereka bertiga telah mencelat dengan gerakan yang terlalu cepat. Dan sambil mengeluarkan suara seruan yang keras bukan main, dia telah mengempos semangat dan kekuatan tenaga dalam yang mereka miliki itu, untuk dapat menangkis serangan yang dilancarkan oleb sipendeta Lam Ceng Siansu.Juga gerakan yang dilancarkan oleh ketiga lelaki tua itu memang merupakan tangkisan yang tidak lemah juga. Apa lagi mereka dalam keadaan kaget dengan sendirinya mereka teIah menangkis dengan pergunakan kekuatan yang bukan main. Dan juga memang mereka telah menangkis dengan mempergunakan tiga serangan dari tiga jurusan, sebab memang mereka telah menangkis dengan berbareng sebanyak bertiga pula. Dengan sendirinya, tangkisan yang ketiga orang tua itu lancarkan itu merupakan tangkisan yang kekuatan raksasa. Segera juga dua kekuatan yang sangat hebat bukan main telah saling bentur. Dan hasil benturan dari kekuatan tenaga yang bukan main hebatnya itu telah menimbulkan getaran yang tidak kecil. Dan Kie Bouw sendiri yang berdiri agak berjauhantelah dapat merasakan getaran itu. Tetapi kesudahan memaug celaka buat ketiga orang letaki tua itu. Karena dengan mengeluarkan suara seruan kaget, begitu kekuatan mereka tengah saling bentur dengan kekuatan tenaga serangan yang dilancarkan oleh Lam Ceng Siausu bentur ditengah udara maka tubuh ketiga lelaki itulah terpental keras sekali dan ambruk bergulingan diatas tanah. Dan apa yang mereka alami itu memang merupakan kejadian yang sengat mengejutkan sekali. Dengan sendirinya, mau tidak mau telah membuat ketiga lelaki yang berusia lanjut itu jadi pucat pias maka mereka dan telah berdiri dengan muka yang memandang bengong. Saat itu, waktu saat yang bersamaan, Lam Ceng Siansu telah mengeluarkan seruan yang keras sekali.Dan juga tubuhnya tampak telah mencelat ketengah udara, dengan gerakan yang terlalu cepat sekali dia telah melancarkan serangan mempergunakan kedua telapak tanganya. Gerakan yang dilakukan oleh Lam Ceng Siansu merupakan gerakan yang terlalu lalu hebat. Dia juga memang tenaga serangon yang dipergunakannya mengandung kekuatan tenaga dalam, yang dahsyat sekali. Sekali hantam begitu, angin serangan terakhir mengandung hawa maut yang bisa mematikan. Lagi pula, cepat bukan main. diantara mendesirnya angin serangan itu tampak kedua telapak tangan dari Lam Ceng Siansu telah berobah menjadi merah. Hal itu menunjukkan bahwa kekuatan tenaga dalam yang bukan main tetah bergabung didalam kedua telapak tangan yang ada, dengan sendirinya, mau tidax mau telah membuat ketiga lawannya menjadi terkejut sekali. Mau tidak mau, hal ini telah membuat mereka jadi mati2an telah menyalurkan kekuatan tenaga dalam yang mereka miliki itu untuk digabung kan pada kedua telapak tangan mereka. Dan juga memang ketiga orang tua itu juga memakluminya bahwa mereka tidak bisa berlaku ayal lagi. Dengan mengeluarkan suara seruan tekad, mereka telah mengeluarkan suara bentakan dan dengan secara berbareng mereka telah melancarkan serangan kepada sihweshio. Gerakan yang dilancarkan oleh ketiga orang tua itu merupakan gerakan yang terlalu kuat sekali, mereka bermaksud akan menindih kekuatan tenaga serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Gerakan, yang ada telah meluncur dan saling bentur dengan keras sekali. Dan juga kekuatan tenaga dalam yang dahsyat sekali, telah saling bentur ditengah udara.

   "Brakkkk"

   Benturan yang terjadi itu tentu saja telah menggetarkan kembali sekitar tempat itu.Tetapi Lam Ceng Siansu yang memang merupakan seorang hweshio yang memiliki kepandaian yang bukan main tinggijnya itu telah melancarkan serangannya tanpa ragu2.

   Lagi pula gerakan yang dipergunakan oleh Lam Ceng Siansu juga bukan gerakan yang sembarang saja.

   Disamping hebat dan berbahaya juga mengandung kekuatan tenaga dalam yang hebat.

   Dengan sendirinya telah membuat sihweshio harus menghadapi ketiga lawannya ini dengan mempergunakan serangan yang dapat dipencarkan.

   Dan kekuatan yang dipencarkannya juga harus kuat dan tangguh.

   Mau tidak mau memang didalam hal ini telah membuat ketiga lawannya jadi kewalahan.

   Setiap kali mereka menangkisnya, mereka sendiri yang akan terpental keras.

   Dan juga lama kelamaan setelah berulang kali mereka rubuh bergulingan diatas tanah begitu rupa, maka segera juga mereka merasakan betapa naasnya mereka juge menyesak.

   Hal ini telah membuktikan bahwa mereka telah tergempur dan terluka didalam.

   Mau tidak mau memang didalam hal ini ketiga orang tua itu harus mengakui bahwa kekuatan tenaga dalam yang berada ditelapak tangan dari sihweshio merupakan tenaga dalam yang bisa mematikan mereka.

   Itulah sebabnya mereka jadi berlaku aneh kata 2 dan waspada.

   Disamping ltu, memang terlihat juga betapa serangan2 dari Lam Ceng Siansu terus juga mengalir datang.

   Rupanya Lam Ceng Siansu tidak mau mem-buang2 waktu lagi dan telah melancarkan serangan2 yang gencar dan berusaha menyudahi pertempuran itu secepat mungkin.

   Keadaan seperti ini tentu saja telah membuat ketiga lawannya tambah kewalahan saja.Dengan mengeluarkan suara seruan nekad, tampak suatu kali ketiga orang tua itu, Sam Sat Sukoan itu telah menerjarg maju untuk membalas menyerang.

   Dengan adanya pertempuran sepertt itu, Kie Bouw telah menyaksikan dengan mementang sepasang matanya lebar2.

   Dia telah melihatnya bahwa kepandaian yang dimiliki oleh Sam Sat Sukoan itu bukanlah kepandaian yang berarti buat gurunya, setidak2nya memang kepandaian yang dimilki oleh Sam Sat Su koan masih berada dibawah dari Lam Ceng Siansu.

   ---oo0dw0oo--- Mau tidak mau Kie Bouw sendiri juga dapat meramalkannya, tidak lama lagi tentu ketiga orang itu, Sam Sat Sukoan akan dapat dirubuhkan gurunnya.

   Kenyataan seperti ini membuat Kie Bouw jadi tersenyum sendirinya.

   Dia jadi mengawasi saja jalannya pertempuran tersebut.

   Terlihat gerakan dari Sam Sat Sukoan pada saat itu semakin lama jadi semakin kendor.

   Dan juga memang terlihat jelas sekali bahwa ketiga orang momok itu telah terdesak hebat sekali oleh serangan2 yang dilancarkan oleh Lam Ceng Siansu.

   Dengan sendirinya ketiga momok itu teIah melakukan pertempuran dengan selalu main mundur.

   Wajah ketiga momok itu juga telah berobah pucat pias dan tubuh mereka telah kotor oleh debu yang melekat pada baju mereka masing2.

   Disaat itu, memang Sam Sat Sukoan sendiri telah menyadarinya bahwa mereka bukanlah tandingan dari Lam Ceng Siansu.Tetapi disebabkan mereka memang telah terlanjur melakukan pertempuran dengan pendeta yang kosen ini, dengan sendirinya mau tidak mau mereka harus dapat meneruskan pertandingan ini agar mereka dapat berusaha merubuhkan pendeta ini.

   Se-tidak2nya dapat menghajar sampai sipendeta ini luka parah.

   Walaupun harus mempertaruhkan nyawa mereka masing2, ketiga orang momok ini memang rela.

   Mereka ingin mempertaruhkan jiwa mereka, asalkan mereka dapat binasa sama2 dengan Lam Ceng Siansu.

   Dan jika hai itu dapat mereka laksanakan, tentu mereka akan merasa bahagia dan puas sekali.

   Lam Ceng Siansu sendri bukannya tidak memandang sebelah mata terhadap kepandaian yang dimiliki oIeh ketiga Iawannya itu, karena Lam Ceng Siansu sendiri telah menyadarinya bahwa kepandaian Sam Sat merupakan kepandaian yang cukup tinggi.

   Itulah sebabnya mengapa Lam Ceng Siansu telah melancarkan serangan yang beruntun dan tidak henti2-nya, agar ia dapat mendesak dan tidak memberikan kesempatan kepada ketiga lawannya tersebut untuk melancarkan serangan membalas.

   Pertempuran diantara keempat orang ini telah berlangsung terus dengan cepat.

   Didalam waktu yang singkat itu, dua puluh jurus lebih telah dilewatkan.

   Dan kenyataan seperti ini tentu saja telah membuat Lam Ceng Siansu jadi mendongkol bukan main dengan mengeluarkan suara bentakan yang beruntun, dia juga telah melancarkan serangan yang tidak hentinya.

   Setiap serangan yang dilancarkan oleb Lam Ceng Siansu itu merupakan serangan yang mematikan.

   Dan juga memang serangan yang digunakan oleh Lam Ceng Siansu merupakan serangan yang bisa menghajar hancur batu gugung yang bagaimana kerasnya sekalipun juga.

   Tentu saja mau tidak mau hal ini telah membuat Sam Sat jadi terkepung sekali.

   Mereka seiain terdesak, juga memang keselamatan jiwa mereka juga sangat terancam sekali.Itulah sebabnya Sam Sat mati2an mengerahkan seluruh kekuatan tenaganya agar dapat meng hadapi setiap serangan yang dillancarkan oleh Lam Ceng Siansu, Namun disebabkan karena memang kepandainnya yang dimiliki oleh ketiga momok itu masih berada dibawah dari kepandaian yang dimiliki oleh Lam Ceng Siansu, dengan sendirinya mereka jadi terdesak hebat.

   Tidak ada kesempatan sedikitpun bagi mereka untuk membalas menyerang.

   Dan juga terlihat jelas sekali betapa Lam Ceng Siansu semakin lama telah melancarkan serangan2 yang semakin bebat.

   Terlebih lagi Lam Ceng Siansu juga telah mengeluarkan ilmu simpanannya, sehingga serangannya itu selain keras dan juga merupakan serangan yang mematikan, juga aneh dan membingungkan sekali.

   Mau tidak mau memang Sam Sat telah dibuat kebingungan oleh Lam Ceng Siansu.

   Dan Kie Bouw sendiri telah berhasil mendengar beberapa kali Sam Sat telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring, mungkin disebabkan perasaan terkejutnya diserang berulang kali oleh Lam Ceng Siansu.

   Terlibat jelas sekali betapa serangan yang dilancarkan oleh Lam Ceng itu juga bisa mengincar bagian2 yang mematikan disetiap bagian tubuh dan Sam Sat Su Koan.

   Dan kenyataan inilah yang telah membuat Sam Sat mau tidak mau memang harus dapat memperhitungkan seluruh tangkisan yang mereka lakukan.

   Disamping Itu memang gerakan yang lakukan Lam Ceng Siansu juga merupakan gerakan yang sulit untuk dilihat, karena memang saking cepat dan gesit sekali.

   Mau tidak mau membuat Sam Sat harus dapat mengerahkan seluruh perhatian yang ada pada mereka, agar dapat melihat setiap serangan yang dilancarkan oleh Lam Ceng Siansu.Tetapi biarpun mereka telah memusatkan seluruh perhatian yang dapat mereka lakukan, tetapi tetap saja mereka tidak berhasil untuk melihat cara menyerang dari Lam Ceng Siansu.

   Selalu pula Sam Sat hanya merasakan betapa serangan yang datang menyerang kearah mereka itu merupakan serangan yang terlalu dahsyat.

   Dan terkadang memang mereka merasakan napas mereka juga sangat menyesak.

   Itulah yang telah membuat mereka mau tidak mau sering mengeluh.

   Tetapi biar bagaimana ketiga orang Sam Sat ini tidak mau menyerah begitu saja.

   Mereka mati2an telah mengerahkan seluruh kepandaian yang ada pada mereka, dan telah memberikan perlawanan terus.

   Saat itu terlihat betapa angin serangan dari Lam Ceng Siansu telah berkesiuran, keras sekali.

   Juga memang angin serangan itu seperti mengurung Sam Sat.

   Semakin lama angin serangan itu itu mengurung Sam Sat dengan gerakan yang semakin menyempit.

   Inilah yang membuat Sam Sat jadi semakin kelabakan saja.

   Mereka telah berusaha menerobos angin serangan yang mengurung mereka.

   Tetapi usaha mereka selalu gagal.

   Dengan sendirinya, mau tidak mau memang didalam hal ini Sam Sat juga merasakan bahwa angin serangan yang dilancarkan oleh Lam Ceng Siansu ini per-lahan2 seperti ini melumpuhkan mereka.

   Itulah sebabnya, mati2an Sam Sat telah lancarkan tangkisan dan juga selalu berusaha untuk meloloskan diri.Jika selamanya mereka tidak bisa meloloskan diri dari kepungan tenaga dalam yang dilancarkan oleh serangan Lam Ceng Siansu itu, maka selamanya itu pola kebebasan bergerak semakin menyempit saja.

   Saat itu, terlibat jelas betapa gerakan dilancarkan Lam Ceng Siansu semakin cepat.

   Sepasang tangan dari pendeta itu telah saling sambar tidak hentinya.

   Juga tampak tubuh dari sipendeta telah telah berdiri tegak ditempatnya tanpa bergerak sedikitpun juga.

   Seperti juga sebuah tugu yang yang tidak akan rubuh diierjang oleh apapun juga.

   Hal itu telab memperlihatkan bahwa cara menyerang dari Lam Ceng Siansu memang merupakan serangan yang berbahaya sekali.

   Mau tidak mau dalam hal ini Kie Bouw telah melihat bahwa ketiga orang lawan gurunya itu semakin lama telah semakin terdesak saja.

   Si bocah jadi tersenyum puas, karena tadi dia telah berhasil mempermainkan ketiga orang tersebut, dan sekarang gurunya telah berhasil mempermainkan ketiga orang tersebut dengan pukulan2 yang dilancarkannya maka dari itu Kie Bouw pun berdiri dengan tersenyum saja.

   ---oo0dw0oo--- Lam Ceng Siansu sesungguhnya bukan seorang pendeta yang kejam, Hati Lam Ceng Siansu sesungguhnya sangat welas asih dan juga baik sekali, ramah dengan sering melakukan perbuatan baik demi keadilan.Tetapi disebabkan ketiga orang Sam Sat ini memang merupakan tiga tokoh jahat dirimba persilatan.

   Maka Lam Ceng Siansu bermaksud tidak akan memberi ampun lagi.

   Mau tidak mau dia akan rnenurunkan tangan keras dan Juga tangan besi.

   Se-tidak2-nya, kalau memang dia tidak membinasakan ketiga orang lawannya itu, tentunya dia akan membuatnya jadi bercacad sama sekali.

   Kenyataan seperti inilah telah membuat Lam Ceng Siansu mengempos seluruh kekuatan tenaga daIamnya dan mengeluarkan ilmu simpanannya.

   Maka tidak mengherankan lagi jika memang setiap Serangan yang dilancarkan oleh hweshio itu selalu mengandung tenaga maut yang sangat mengerikan sekali.

   Dan Juga memang merupakan suatu gerakan yang sangat menakutkan jika telapak tangan itu menghajar pohon pohon atau mengenai sasarannya.

   Pohon atau batu yang terhajar itu, tentu akan hancur berantakan berkeping2.

   Diantara suara gedubrak seperti itu, tampak Lam Ceng Siansu telah menggerakkan kedua tangannya semakin lama semakin cepat saya dan juga tenaga dalam yang dipergunaknnya itu memiliki kekuatan yang bukan main.

   Disamping angin serangan yang men-deru2 semakin hebat juga gerakan tubuh dari lam Ceng Siansu yang semakin gesit sehingga tubuhnya itu tampak ber-gerak2 ber-pindah2 dari tempat yang satu ketempat yang lain nya.

   Dengan sendirinya mau tidak mau memang terlihat jelas sekali, betapa gerakan dari Lam Beng Siansu memang memiliki bahaya yang mematikan buat lawannya.

   Dengan sendirinya, dengan adanya serangan2 seperti itu telah membuat ketiga orang lawannya itu jadi bertambah kelabakan.

   Biarbagaimana Sam Sat juga memang merupakan jago2 yang memiliki kepandaian yang tinggi sekali.

   Namun mereka tidak bisa membiarkan diri mereka didesak begitu rupa.

   Keadaan seperti itu telah membuat mereka mengempos seluruh kepandaian yang ada pada mereka.

   Dan perlawanan yang mereka berikan itu memang merupakan perlawanan yang gigih dan juga tangguh sekali.

   Tetapi kenyataannya teriibat jelas bahwa Sam Sat rnemaeg tidak berdaya menghadapi serangan2 Lam Ceng Siansu yang datangnya begitu ber-tubi2 dan merupakan serangan2 yang terlalu hebat.

   Mau tidak mau hal ini telab membuat Sam Sat mengalami tekanan yang bebat.

   Disamping napas mereka yang mendesah keras, juga terlihat keringat mereka membanjiri tubuh mereka, mengalir keluar banyak sekali.

   Disamping itu, waiah ketiga orang Sam Sat Sukoan ini telah pucat pias, karena mereka terlalu banyak mengerahkan tenaga dalam yang mereka miliki dan semua itu dilakukan oleh mereka dengan cara yang terlaiu dipaksakan dan ber-lebih2-an.

   Kenyataan seperti ini mau tidak mau membuat Sam Sat juga menyadrinya, mereka mengetahui diri mereka tidak mungkin bisa merubuhkan perdeta yang gagah perkasa.

   Disaat perternpuran itu tengah berlangsung, ketika itulah suatu kali tangan kanan dari Lam Ceng Siansu yang meluncur dengan cara melintang telah berhasil menghajar telak sekali dada seorang lawannya.

   "Bukkkkk,!"

   Tampak tubuh lawannya itu telah terpental keras sekali, terbanting diatas tanah dengan bantingan yang bukan main kertasnya, sehingga salju berterbangan.Kedua orang Sam Sat yang lainnya tentu saja jadi terkejut bukan main.

   Mereka mengeluarkan suara seruan tertahan dan cepat2 telah melompat mundur.

   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Gerakan yang mereka lakukan sanga tepat dan keduanya telah melompat kearah kawan mereka.

   Ternyata Sam Sat yang seorang itu telah menggeletak tidak bernapas lagi.

   Tentu saja hal ini telah mernbuat kedua orang Sam Sat itu jadi terkejut bukan main.

   Wajah meceka sernakin pucat saja, dan juga terlihat betapa gerakan yang dilakukan oleb Lam Ceng Siansu itu merupakan gerakan-gerakan yang Juga memang gerakan itu telah mematikan Sam Sat yang seorang itu.

   Tentu saja, mau tidak mau telah membuat kedua orang Sam Sat yang Iainnya jadi pecah nyalinya, hilang keberanian mereka dan keduanya telah mengangkat tubuh kawannya, kemudian berkata dengan nada mengandung dendam yang sangat .

   "Kali ini kembali kami dirubuhkan oleh kau! Tetapi suatu saat kelak kami akan mencarimu lagi!"

   Kata salah seorang Sam Sat dengan suara yang menyeramkan sekali. Lam Ceng Siansu mendengus dengan suara yang dingin mengandung ejekan..

   "Hemm.. seharusnya memang hari ini kalian tidak akan kubiarkan hidup terus, tetapi sebabkan hati kalian masih penasaran dan ingin rnembalas saki hati kalian, biarlah kali ini aku mau mengampuni lagi sekali jiwa kalian! Hemm, . tetapi kelak Jika memang kita bertemu lagi, saat itulah jangan harap kalian mengharapkan hidup dari tanganku !"

   Walaupun Lam Ceng Siansu ber-kata2 dengan suara yang lembut datar, tetapi nadanya sangat bengis.

   Sedangkan kedua orang Sam Sat pecah nyalinya itu telah membalikkan tubuh mereka dan berlari meninggalkan tempat tersebut dengan membawa mayat kawan mereka.Mereka rupanya sudah tidak mempunyai keberanian untuk terlalu lama melayani pendeta yang tangguh itu.

   Setelah kedua orang Sam Sat itu lenyap dan pandangan mata mereka, Lam Ceng Siansu menoleh kepada Kie Bouw.

   "Bouwjie !"

   Katanya sabar.

   "Nanti kalau memang kau telah berkelana didalam rimba persilatan, engkau harus ber-hati2 menghadapi manusia2 jahat seperti Sam Sat itu, karena jika sampai kau berhadapan dengan manusia seperti litu dan kurang hati2 tentu engkau akan dicelakai nya dengan mempergunakan akal bulus! Kie Bouw mengangguk mengiyakan perkataan gurunya tersebut. ---oo0dw0oo--- BAGIAN 05 HARI demi hari lewat dengan cepat sekali dan juga waktu telah berjalan terus tanpa dapat ditahan. Tanpa terasa sudah lima tahun lagi Kie Bouw berdiam di Lam- hong bersama gurunya tersebut yaitu Lam Ceng Siansu. Usia Kie Bouw juga telah mencapai tiga beIas tahun, dia merupakan seorang pemuda yang berusia muda tetapi memiliki potongan tubuh yang tinggi besar. Selama lima tahun itu Kie Bouw telah dididik untuk mempelaiari ilmu pedang yang lebih mendalam senjata2 tajam lainnya dan juga melatih tenaga dalamnya. Didalam waktu lima tahun itu, Kie Bouw telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat sekali. Dengan sendirinya, walaupun Kie Bouw baru berusia tiga belas tahun, tetapi dia sudah merupakan seorang pemuda yang tangguh sekali.Dan seteiah menjelang tiga tahun lagi, akhirnya sempurnalah Kie Bouw mempelaiari seluruh kepandaian yang dirmiliki aleh Lam Ceng Siansu. Didalam usia yang telah mencapai usia enam belas tahun seperti itu Kie Bouw benar2 merupakan pemuda yang hebat sekali kepandaiannya maupun tenaga dalam yang dimilikinya. Lam Ceng Siansu sendiri jadi tidak mengetahuinya apa yang harus diturunkan lagi kepada muridnya tersebut, karena dia memang tidak mengetahui pula pelajaran mana yang dapat diturunkan dan diwarislkan buat muridnya. Maka pada suatu pagi, Lam Cemg Siansu telah memanggil murid tunggalnya itu. Kie Bouw didalam usia enam belas tahun seperti itu memang telah menjadi seorang pemuda yang memiliki kepandaian yang tinggi, maka bisa di maklumi jika, sampai Lam Ceng Siansu sendiri kebingungan tidak memiliki pelajaran lagi yang bisa diturunkan kepada murid tunggalnya itu. Akhirnya pagi itu, Lam Ceng Siansu telah menjelaskannya kepada Kie Bouw bahwa Lam Ceng Siansu ingin memerintahkan murid tunggalnya itu turun gunung guna mencari pengalaman. Sebagai seorang pemuda yang dibesarkan oleh gurunya, tentu saia Kie Bouw keberatan dengan perintah gurunya. Namun Lam Ceng Siansu telah memberi memerintahkanya dengan tegas. sehingga mau tidak mau Kie Bouw harus menuruti perintah gurunya itu. Begitulah, pada hari yang telah ditentukan, Kie Bouw turun gunung . dengan di iringi oleh linangan air mata. Lam Ceng Siansu sendiri telah menitikan air mata, karena selama tiga belas tahun dia mendidik Kie Bouw dan si bocah selalu berada disampingnya. Lagi pula Kie Bouw sangat disayangi nya, sehingga di anggap sebagai murid, juga sebagai puteranya sendiri.Dengan sendirinya mau tidak mau perpisahan ini sangat mendukakan hati Lam Ceng Siansu. Namun disebabkan Lam Ceng Siausu menginginkan muridnya memiliki pengalaman yang luas dan memang seharusnya berkelana untuk menambah pengetahuannya, dia telah merelakannya. Begitulah, perpisahan antara guru dan murid itu telah di iringi oleh linangan air mata. Dan juga terlibat Lam Ceng Siansu telah mengantarkan kepergian Kie Bouw sampai dikaki gunung Thian-san.

   "Hati2lah engkau berkelana, Bouw-jie !!!"

   Kata Lam Ceng Siansu dengan suara yang terharu, karena mereka akan segera berpisah.

   "Suhu.. apakah tidak bisa ditunda satu atau dua tahun lagi kepergianku ini ?"

   Tanya sang murid dengan linangan air mata, kata Kie Bouw merasakan betapa beratnya perpisahan antara dia dengan gurunya.

   Dan tentu saja hal ini telah membuat Lam Ceng Siansu tambah terharu.

   

Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat -- Gan Kh Duel Dua Jago Pedang -- Khu Lung Rahasia Peti Wasiat -- Gan K L

Cari Blog Ini