Ceritasilat Novel Online

Bentrok Rimba Persilatan 10


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 10



Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung

   

   Kong sun sek setelah termenung sejenak.

   kemudian ujarnya.

   "Terima kasih atas bantuan yang diberikan Boen ching Siauwhiap hari ini, pada hari-hari mendatang apabila ada kesempatan tentu akan kubalas budimu ini"

   Boen ching sambil tertawa ujarnya.

   "Tak usah sungkan- sungkan lagi"

   Kong Sun Sek dan Pek How kakak beradik setelah berpisah dengan Boen ching lalu berangkatlah menuju kegunung Thian San, Boen ching memandang bayangan ketiga orang itu hingga lenyap dari pandangan, sedang didalam hatinya diam- diam menghela napas, kini Seh Tu Hoa telah masuk dalam golongan hitam, kalau tidak kekuatan dari Ngo Heng Kiam Tin bukanlah dapat menakuti golongan istana chie Lan Kong.

   Dia menjadi termenung.

   "entah ini bagaimana baiknya, pergi ketelaga Thay ow kah? ataukah langsung menuju keistana chie Lan Kong"

   Setelah berpikir sedang ia mengangkat mata keempat penjuru, mendadak dia mend engar suara tertawa yang sangat kalap.

   hatinya terasa sangat terkejut, dengan tergesa-gesa ia menoleh memandang seora ng tua yang rambutnya terurai panjang, kakinya telanjang dan pada tangannya, mencekal sebatang pedang berlari dengan Cepatnya dari atas bukit kecil itu.

   Boen ching tidak mengetahui siapakah orang itu, tampak orang tua itu begitu lari sampai dihadapan Boen ching segera mengangkat pedangnya dan disabetkan ketubuhnya, Boen ***.

   *** ching dengan cepat menyingkir ke samping, dalam hatinya terasa sangat terkejut, tenaga dalam yang dimiliki orang tua itu tidaklah berada dibawah Seh TU Hoa, entah kerena apa dia telah mengangkat pedangnya dan menyerang kearah nya, padahal dirinya tidak mengenalnya sama sekali dengan dia.

   orang tua itu nampak tusukkan pedangnya tidak mencapai pada sasarannya, sambil tertawa kalap sekali lagi ia menusuk kearah Boen ching, sedang pada mulutnya teriaknya.

   "Kalian semuanya selalu mengatakan kepandaian yang dimiliki oleh Thian Jan Shu nomor wahid didalam dunia kangouw, tetapi kalian semua seorangpun tidak mengetahui bahwa kepandaian yang dimilikinya itu seluruhnya berasal dari aku orang tua yang mewarisinya."

   Boen cning menjadi sangat terkejut dengan tergera-gesa dia menyingkir kesamping, dia tidak mengetahui siapakah orang itu sebenarnya, kepandaian yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya dikatakan orang sebagai ilmu sakti yang tanpa tandingan, tetapi juga tidak seorangpun yang mengetahui siapakah sebenarnya suhunya yang mewarisi ilmu silat yang demikian tingginya itu.

   orang tua itu berturut-turut melancarkan beberapa kali serangan, Boen ching yang nampak orang itu agak kegila- gilaan, sedangkan jurus-jurus pedang tidak karuan sama sekali, tetapi jika dipandang olehnya agaknya sangat dikenal sekali.

   Mendadak hatinya menjadi tergetar, didalam ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat"

   Dia pernah melihat jurus-jurus ilmu pedang tersebut, apakah dapat dikata dia adalah Jie Supeknya Lie Hwee Yu She, Lam Kong Hun? Tubuhnya dengan cepat mUndur ke belakang dan teriaknya.

   "Tahan? Apa kau adalah Lam Kong supek?"

   Orang tua yang gila itu agaknya merasa terkejut, mendadak menjadi tenang kembali, sedang pada mulutnya kemak kemik. ***. *** "Lam Kong supek? Siapa yang memanggil Lam Kong supek??."

   Boen ching yang nampak orang tua gila itu berbuat demikian, hatinya terasa berdesir, dalam hati pikirnya.

   "kiranya tidak salah lagi, orang ini tentunya adalah Lie Hwee Yu she, Lam Kong Hun, tetapi entah karena apa ia menjadi gila, suhunya dan para supeknya telah berpisah hampir mendekati dua puluh tahun lamanya, sedang Seh TU Hoa pun telah menjadi sesat, Lam Kong Hun pun menjadi gila, dalam hatinya tanpa terasa menjadi merasa sedikit keCewa.

   Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.

   "Benar engkau bernama Lam Kong Hun"

   Lam Kong Hun .. ."

   Lam Kong Hun dengan termangu-mangu berdiri mematung disana, sedang pada mulutnya tetap berkemak kemik, ujarnya.

   "Lam Kong IHun? Lam Kong IHun???"

   Sehabis berkata ia tertawa terbahak-bahak dan lanjutnya.

   "Aku adalah suhengnya Thian Jan Shu, Seluruh kepandaian yang dimilikinya itu adalah aku yang mewariskan kepadanya, jika kau ingin belajar ilmu silat yang seperti kepandaian dari Thian Jan Shu, haruslah kau mengangkat aku sebagai suhu terlebih dahulu."

   Boen ching dengan keCewa menundukkan kepalanya rendah-rendah, untuk sesaat tidak mengucapkan sepatah katapunjua.

   Terdengar Lam Kong Hun mendengus, dengan gusar ujarnya.

   "Bagaimana?, kau ternyata demikian beraninya tidak mengangkat aku sebagai suhumu?, apakah dapat dikata kau tidak takut kepadaku??" ***.

   *** Sambil berkata tangannya yang mencekal pedang itu digerak-gerakkan- Boen ching mengangkat kepalanya, sedang diam-diam dia berpikir.

   "Lam Kong IHun adalah supekku sendiri, dia dapat gila hingga menjadi demikian, itu pasti ada sebabnya, aku tidaklah tidak mengurusi urusan ini, bahkah Ngo Heng Kiam Tin yang telah menggetarkan seluruh dunia kangouw itu pasti harus dapat dikerahkan pula".

   Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.

   "Baiklah aku akan meugangkat kau sebagai suhuku"

   Lam Kong Hun memandang kearah Boen ching dengan tajam, bagaikan baginya terasa diluar dugaan, sejenak kemudian dengan tertawa mengejek ujarnya.

   "Kiranya tidak mempunyai semangat sedikitpun jua"

   Sepasang alis Boen ching menjadi berkerut, sedang dalam hati pikirnya.

   "Bagaimanakah sebenarnya, tadi dia masih memaksa dirinya untuk diangkat sebagai anak murid nya. bagaimana dalam waktu sekejap telah berubah menjadi sedemikian rupa"

   Hatinya segera bergerak pikirnya mungkin hal ini bukanlah hasil pemikirannya, dirinya jika ingin mendapatkan kabar berita mengenai sebab-sebab hingga Lam Kong IHun menjadi gila, pastilah harus menuruti segala pemikiran diingininya.

   Setelah berpikir demikian, ia dengan suara dingin mendengus, dan ujarnya.

   "Jangan dikata aku telah memiliki ilmu kepandaian silat sedikitpun juga tidak mungkin aku mau mengangkat kau sebagai suhuku"

   Wajah Lam Kong Hun berubah menjadi dinugin, setelah tertawa dingin sahutnya.

   "Sungguhkah?? Engkau mengira kalau tidak mau mendengar perkataan yang aku ucapkan lalu dapat enak- enakankah? Tahukah Thian Jan Shu itu seluruhnya adalah aku ***.

   *** yang mengajarkan, asalkan kau dapat mempelajari kepandaian sedikit saja telah dapat menjagoi seluruh Bu lim."

   Boen Ching setelah berpikir sejenak kemudian sahutnya.

   "sekalipun demikian engkau mengapa harus memaksa untuk mewariskan kepadaku?, jika kau memiliki kepandaian silat yang demikian tingginya mengapa tidak kau pergunakan sendiri???"

   Lam Kong Hun yang mendengar perkataan ini menjadi termenung, sedang mulutnya berkemak kemik entah mengatakan apa, suaranya sangat kacau sekali, sekalipun Boen ching telah memusatkan seluruh perhatiannya untuk mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh Lam Kong Hun itu.

   Lam Kong Hun setelah mengucapkan beberapa kata itu, kemudian menggelengkan kepalanya dan tertawa terbahak- bahak, pedang panjang yang berada ditangannya itu disabetkan dua kali ditengah udara kemudian balikkan tubuhnya dan lari pergi.

   Boen ching menjadi tertegun, ia tahu bahwa pasti karena jawaban yang diberikan olehnya itu tidak sesuai, dengan tergesa-gesa ia lari mengejar, sedang mulutnya berteriak.

   "Kau mempunyai kepandaian silat apa??"

   Lam Kong Hun hanya tertawa terbahak-bahak tak menjawab, dan tetap lari kearah depan.

   Boen ching tidak mau melepaskan begitu saja, tubuhnya segera bergerak mengejar, Ginkang dari Ie Bok Tocu adalah menjagoi seluruh bulim, sedang tenaga dalam yang dimiliki Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali bahkan melebihi Ie Bok Tocu sendiri.

   Pada saat ini begitu ilmu meringankan tubuhnya dikerahkan, sedang Lam Kong Hun pun dalam keadaan tidak ***.

   *** beres ingatannya, sehingga Boen ching dapat mengejar disamping orang tua itu.

   Terhadap Boen ching yang mengejar hingga disampingnya itu, Lam Kong hun bagaikan tidak merasakan sama sekali, dia sambil mengobat-abitkan pedangnya sambil lari kearah depan, setelah berputar dijalanan yang sempit itu, tak lama kemudian sampailah dibawah suatu pohon yang sangat besar.

   Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya berkelebat dan menubruk kearah pohon besar itu, pedang panjangnya berturut-turut menusuk beberapa kali, membuat tubuh pohon yang besar itu tertusuk hingga berpuluh-puluh lubang besar.

   Boen ching yang nampak pada tubuh pohon besar itu terdapat berpuluh-puluh lubang tusukan yang besar, pula beberapa bekas sabetan pedang, dalam hatinya terasa agak terkejut, pada waktu itu kekuatan tenaga dalam yang dimiliki oleh Seh TU Hoa, sedang jika dilihat sekarang ini didalam hal kegesitan dan kehebatan dalam permainan ilmu pedang Lam Kong Hun jauh melebihi Seh Tu Hoa, sedang kepandaian Seh Tu Hoa dapat demikian lihaynya adalah berkat ilmu Thay Thien Kloe Sih yang sangat aneh gerakannya dan ilmu pukulan Koen Yuen ciang Hoat nya.

   Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya bagaikan terbang Cepatnya mengitari pohon besar itu sambil melancarkan serangan, sedang pada mulutnya teriaknya .

   "Siapa yang mau belajar dari kau, jika kepandaian yang kau miliki itu sangat tinggi mengapa dapat dirantai oleh orang lain dengan besi yang demikian besarnya?"

   Dalam hati Boen ching merasa terkejut, mendadak dari sebelah kiri dari pohon tersebut terdengar suara tertawa yang sangat aneh sekali, Boen ching tak mengetahui siapakah orang yang tertawa itu tapi dalam hatinya dia menduga bahwa pastilah orang inilah yang membuat Lam Kong IHun menjadi ***.

   *** tidak beres ingatannya, dengan cepat ia bersembunyi dibelakang sebuah pohon besar didekatnya.

   Seorang kakektua yang sangat kurus dan berambut panjang berjalan mendatang, Boen ching nampak pada punggung kakektua itu membawa seutas rantai yang sangat besar, dia tahu orang yang disebut Lam Kong Hun tadi.

   Lam Kong Hun terhadap orang yang sangat aneh ini bagaikan tak melihatnya sama sekali, dia masih tetap tertawa ter-bahak2 sedang tubuhnya bagaikan terbang cepatnya menyerang ketubuh pohon yang besar itu.

   Terdengar orang aneh itu tertawa dingin, dengan perlahan ucapnya.

   "Bagaimana? engkau masih tak mau menyerah,?"

   Sekalipun waktu dia bicara sangat perlahan sekali, tapi setiap kata dan setiap kalimat yang di ucapkan itu mengandung tenaga dalam yang dapat dilihat jauh melebihi orang biasa, Boen ching pernah melihat Kong Ku waktu ketawa besar telah membuat gentar batang pohon hingga berbunyi gemerisik, tapi orang aneh yang berada dihadapannya itu telah dapat membuat daun dan bunga2 menjadi bergetar tak henti2nya.

   Tubuh Lam Kong Hun segera berhenti bergerak.

   setelah menghembus napas dengan keras teriaknya.

   "Siapa yang mau menyerah padamu, sedang rantai besar yang ada ditubuhmupun itu tak sanggup untuk melepaskannya masih ingin menerima aku sebagai muridmu?"

   Orang aneh itu dengan dingin tertawa panjang, untuk sejenak ia menutup sepasang matanya, sedang pada mututnya berkata.

   "Thian Boen Thay cing Siauw Hu..."

   Pada wajah Lam Kong Hun tampak rasa yang sangat terkejut dan ngeri, setelah lewat beberapa waktu ia baru menghembus napas lega dan ujarnya. ***. *** "Aku tak takut padamu yang tetap tak takut padamu, lalu kau dapat berbuat bagaimana"

   Sehabis berkata ia menggerakkan pedang panjang yang ada ditangannya itu.

   Pada wajah orang aneh itu menampakkan perasaan yang sangat kecewa sekali sahutnya.

   "Selama sepuluh tahun ini aku hanya pernah berjumpa dengan kau seorang yang memiliki tenaga dalam yang demikian tingginya, hanya kaulah seorang yang dapat membantu aku melepaskan diri dari belenggu,jika kau membantu aku membebaskan diri pastilah terhadapmu mempunyai kebaikan"

   Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya melayang dan menyabetkan pedangnya kesebuah pohon besar itu.

   orang aneh itu dengan dingin mendengus, terdengar suara yang sangat perlahan sekali tubuhnya bersama ramai yang besar, itu telah menubruk ketubuh Lam Kong Hun, Boen ching yang nampak hal ini dalam hatinya merasa sangat terkejut sedang Lam Kong Hun diantara suara tertawa besarnya ia balikkan tubuhnya menusuk ketubuh lawannya.

   orang aneh itu setelah berhasil menghindar tusukan pedang itu, ujarnya dengan nada yang keras.

   "Kau ternyata berani melawan aku, jurus- jurus silatmu itu seluruhnya aku telah mengetahuinya dengan jelas, aku menasehatkan padamu lebih baik kau melepaskan pedangmu saja "

   Lam Kong Hun tidak memperdulikan padanya, pedang panjangnya sekali lagi menusuk kearah orang aneh itu sekalipun pada tulang iga orang aneh tersebut telah dirantai, tetapi kegesitan dan kecepatan bergeraknya sangat mengejutkan sekali, tampak dia mendatarkan tubuhnya sambil melancarkan tusukan dengan jari tangannya, maka pedang ***.

   *** panjang ditangan Lam Kong Hun menjadi miring kesamping, sedang tangannya meneruskan serangan mencekal jalan darah dibelakang punggung Lam Kong Hun.

   Jalan darah Lam Kong Hun yang kena dicekal membuat seluruh tubuhnya menjadi menggigil, dia menjadi kendor dan terjatuh keatas tanah.

   orang aneh itu meletakkan tubuh Lam Kong Hun keatas tanah, dengan dingin ia tertawa serta ujarnya.

   "Kau mau tidak membantu aku untuk melepaskan diriku ?"

   Begitu jalan darah Lam Kong Hun dibebaskan ia tertawa besar lagi tak henti-hentinya.

   orang aneh itu dengan dingin mendengus, ia telah termenung sesaat kemudian ujarnya.

   "Sudah hampir satu bulan lamanya engkau masih tetap demikian, mungkin memangnya telah menjadi gila benar- benar.

   Sehabis berkata dia dengan dingin mendengus lagi, Boen ching yang bersembunyi dibelakang pohon nampak waktu orang aneh itu mendengus pada sepasang matanya menampilkan napsu untuk membunuh tanpa terasa membuat dia menjadi terperanjat, entah, orang aneh itu akan berbuat apa.

   Terdengar orang aneh itu berkata padalam Kong Hun- "Kau janganlah berpura-pura menjadi gila, kau harus mengetahui, jikalau kau memangnya benar-benar telah menjadi orang gila aku juga tidak mungkinakan melepaskan dirimu, terpaksa aku harus membunuh mati kau."

   Lam Kong Hun masih tetap tertawa besar tiada henti- hentinya.

   orang aneh itu sekali lagi mendengus, Boen ching menjadi terperanjat, ia tahu bahwa orang aneh itu segera akan menurunkan tangan jahat terhadap Lam Kong Hun.

   pada saat ***.

   *** ini kalau tidak munculkan diripun tidak mungkin bisa terjadi, dengan Cepat dia gerakkan tubuhnya dan berdiri didepan pohon besar itu.

   orang aneh itu nampak munculnya Boen ching ditempat itu menjadi sangat terkejut, dengan tangan sebelah dia mencengkeram tubuh Lam Kong Hun, sedang tubuhnya dengan tergesa-gesa mundur satu kaki lebih kebelakang.

   Dalam hati Boen ching menjadi bergerak ia tertawa tawar, dengan perlahan mencabut keluar pedang Ie Bok Kiamnya, ketika tangan kanannya digetarkan, Ie Bok Kiam telah lepas dari cekalan tangan kanannya dengan menggunakan jurus yang sangat lihay dari ilmu "ie Bok Kiam Hoat"

   Ie Bok Kiamnya berputar setengah lingkaran ditengah udara membuat pohon yang besar patah menjadi dua bagian, sedang pedangnya dengan disertai suara yang sangat pertahan melayang kembali ketangan Boen ching.

   jurus ini adalah jurus "Kiam Hwee Thian con"

   Dari ilmu pedang "Ie Bok Kiam Hoat, Kiam Hwe Thian con"

   Ini jika tidak dilepaskan dari tangan merupakan jurus serangan untuk menolong diri sendiri, sedang apabila pedang itu dilepaskan dari tangan kehebatannya jauh lebih lihay.

   orang aneh itu nampak Boen ching memperlihatkan kepandaian yang sangat aneh dan lihay ini, menjadi berdiri termangu2 disana.

   Boen ching sambil tertawa memasukkan pedangnya kedalam sarung, kepada orang aneh itu ujarnya.

   "coba kau lihat tenaga dalamku ini apakah dapat menolongmu untuk melepaskan diri dari bahaya ?"

   Setelah berkata dengan tanpa terasa dia menyapu Lam Kong Hun sekejap.

   orang aneh itu dengan dingin memandang Boen ching dia tidak mengetahui Boen ching karena urusan apa datang ***.

   *** ketempat ini, setelah termenung gejenak kemudian tanyanya.

   "Engkau menginginkan apa?"

   Boen ching tertawa tawar sahutnya.

   "Aku tidak menginginkan segala sesuatu"

   Orang aneh itu dengan dingin mendengus dia nampak Boen ching munculkan diri dihadapannya tentu sangat menguntungkan tetapi Boen ching mengatakan tidak menghendaki segala sesuatu, dia tidak berani memperCayainya, sebaliknya malah menaruh perasaan Curiganya terhadap Boen ching.

   Dia bertindak maju delapan langkah, Boen ching sambil tersenyum, ujarnya.

   "Tunggu kaujangan berjalan mendekat, jika aku berhasil kau Cekal, halakan tindakan terlalu baik "

   Orang aneh itu dengan dingin mendengus, ujarnya. Kau kalau memangnya tlah menyetujui menolong aku keluar dari kesusahan dengan tanpa syarat apapun, tetapi mengapa demikian takut kepadaku?? Engkau sebenarnya disebabkan karena apa?-? ?"

   Boen ching dengan tindak sewajarnya tertawa setelah memandang kekanan dan kekiri sejenak kemudian ujarnya.

   "Aku hanya merasa sangat heran, aku dengar kepandaian silat yang dimiliki Thian Jan shu, itu adalah semuanya yang kau ajarkan kalau memang begitu siapakah yang dapat merantai kau disini?"

   Orang aneh itu mendengus, dengan nada yang gusar, ujarnya.

   "Jika kau menghendaki cepatlah menolong ku lolos dari kesukaran tak usah banyak bicara lagi!"

   Boen ching tertawa tawar sahutnya.

   "Kalau memangnya begitu selamat tinggal " ***.

   *** Sehabis berkata dia lalu membalikan tubuhnya dan berjalan pergi.

   orang aneh itu nampak Boen ching hendak pergi, dengan keras teriaknya.

   Boen ching balikkan tubuhnya sambil tersenyum, dengan seenaknya tanyanya..

   "Masih ada urusan apakah? ?"

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Orang aneh itu mendengus, setelah termenung sejenak baru ujarnya..

   "Engkau apa pasti ingin menanyakan soal itu kepadaku ?-? ?"

   Boen ching melirik sejenak ke arah Lam Kong Hun, sambil tertawa ujarnya.

   "Aku memangnya ingin membantu kau meloloskan diri, sudah seharusnya aku tahu siapakah kau sebenarnya, dan karena urusan apakah hingga terkurung ditempat ini?"

   Orang itu menjadi termenung, sedang sepasang matanya memandang tajam kearah Boen ching, sejenak kemudian ujarnya.

   "Kau anak murid siapa ?"

   Sambil tertawa sahut Boen ching.

   "Sekarang ini adalah aku datang untuk menolong kau, sudah seharusnya kau tak usah banyak bertanya."

   Orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya.

   "Baik kau sungguh sangat lihay sekali. tetapi telah aku mengatakan siapakah aku sebenarnya, aku kira kau tak berani datang menolong diriku ?"

   Boen ching mengerutkan alisnya, sahutnya.

   "Perkataanmu sungguh keterlaluan, aku kira walaupun kau telah menyebutkan namamu aku juga belum pernah mendengarnya."

   Orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya. ***. *** "Kalau memangnya demikian, memberi-tahukan kepadamu tak ada halangannya, aku bersama San Kwan Yu "

   Boen ching menjadi termangu-mangu, sungguh tak disangka iblis dari daerah Selatan yang telah lama dilupakan oleh orang-orang Bulim ternyata telah muncul kembali ditempat ini, sekalipun nama San Kwan Yu tak terlalu terkenal, tetapi waktu itu untuk pertama kalinya berkelana didaerah Tionggoan sekaligus membinasakan ratusan jago- jago Bulim telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, sedang sejak itu pula jejaknya menjadi tak jelas, walaupun keturunan dari jago-jago Bulim yang telah dibinasakan itu selalu mencarinya tetapi tetap tak dapat mencari jejaknya.

   Dia menjadi termangu-mangu kemudian sambil tertawa tawar ujarnya.

   "Kukira pada saat ini didalam Bulim sudah jarang sekali orang yang masih ingat akan nama Sang Kwan Yu lagi? "

   Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.

   "Jika didengar dari perkataanmu, aku kira kau juga tak mengenal akan aku Sang KwanYu"

   Sahut Boen ching dengan tawar. Sang Kwan Yu berturut-turut membunuh mati ratusan jago- jago Bulim, mengenai urusan ini sih aku pernah mendengarnya."

   Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, sejenak kemudian ujarnya.

   "Kiranya kau hanya mengetahui tentang urusan itu, tetapi jika orang-orang yang benar2 mengetahui tentang diriku seharusnyalah mengetahui tentang peristiwa aku membasmi cing Jen dan chiong Lay dua partai".

   Sepasang alis Boen ching menjadi berkerut,pada waktu itu pengaruh dari partai cing Jen dan chiong Lay tidaklah di bawah pengaruh dari tujuh partai besar, setiap partai mempunyai anak murid sampai ribuan jumlahnya, sekali pun ***.

   *** dia belum pernah mendengar tentang peristiwa ini tetapi cukup dengan mendengar perkataan yang diucapkan oleh Sang Kwan Yu sendiri, bahkan waktu berbicara seperti tidak pernah terjadi hal tersebut, sudah cukup membuat hatinya terasa berdesir dan ngeri.

   Sang Kwan Yu tertawa dingin, tubuhnya berkelebat bagaikan kilat Cepatnya menubruk kearah Boen ching.

   Boen ching menjadi sangat terperanjat, tubuhnya dipaksa mundur dua kaki lebih, Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, ia mundur kembali ketempat asal, kepada Boen ching ujarnya.

   "Kau beranikah menolong aku ??".

   Boen ching tidak menyangka kalau Sang- Kwan Yu datang melanjutkan serangan mendadak, jika bukannya dia selalu waspada, bukankah pada saat ini telah terjatuh di tangan Sang Kwan Yu ?? berpikir sampai dismi, tanpa terasa tubuhnya telah penuh dengan keringat dingin- Setelah lewat beberapa waktu dia baru menyambut dengan nada yang berat.

   Sang Kwan Yu tertawa dingin.

   ujarnya.

   "Aku juga tidak perCaya kalau engkau mau menolong aku dengan tanpa meminta apa- apa, bagaimana kalau aku menurunkan serangkaian ilmu silat kepadamu sebagai balas jasa kau menolong aku?-? ".

   Tujuan dari Boen ching yang sebenarnya adalah ingin menolong Lam Kong Hun saja, tetapi pada saat Boen ching munculkan diri, Sang Kwan Yu telah berhasil menotok jalan darah dari Lam Kong Hun, sehingga memaksa Boen ching tidak dapat turun tangan untuk menolong.

   Sambil tertawa kemudian ujarnya "Boleh sih boleh, tetapi kau masih belum mengatakan siapakah yang merantai dirimu" ***.

   *** Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, setelah memperhatikan sejenak seluruh tubuh Boen ching, dia dapat merasakan bahwa Boen ching agaknya terhadap urusan dia akan mewariskan serangkaian ilmu silat kepadanya itu tidaklah terlalu memperhatikan, dia mulai mencurigai kalau Boen ching mempunyai lain tujuan- Dengan tawar ujarnya.

   "Adalah Thian Jan Shu yang merantai aku".

   Dalam hati Boen ching terasa bergetar, kemudian dengan tertawa ujarnya.

   "Itulah sangat aneh sekali, Thian Jan Shu mengapa mau merantai dirimu, jika menurut adatnya, dia tidaklah mungkin mau membuang demikian banyak waktu hanya untuk merantai kau"

   Sang Kwan Yu memandang tajam kearah Boen ching dan ujarnya.

   "Aku mempunyai serangkai ilmu silat untuk ditukarkan dengan bantuanmu menolong aku lolos dari bahaya, menurut kau bagaimana ?-?"

   Boen ching menganggukkan kepalanya.

   Mendadak dia sadar bahwa Sang Kwan Yu telah mencurigai dirinya, dengan tawar ujarnya.

   "Baik sih baik saja, tetapi aku harus mengetahui terlebih dahulu ilmu silat apakah yang akan kau wariskan kepadaku ".

   Dengan dingin sahut Sang Kwan Yu.

   "Setelah kau melepaskan diriku sudah tentu aku akan memberitahukannya kepadamu "

   Boen ching setelah termenung sejenak.

   baru ujarnya.

   "Harus berbuat bagaimana, untuk melepaskan dirimu?-? " .

   Ujar Sang Kwan Yu kemudian- Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan, tetapi ketika dia melirik kesamping, nampak Lam Kong Hun masih ***.

   *** terlentang disampingnya, dengan perlahan dia mendengus, sekarang ini Lam Kong Hun terhadapnya sudah tidak berguna sama sekali, dia berpikirpun tidak, tangan kanannya diangkat, dan akan memukul binasa Lam Kong Hun.

   Boen ching yang nampak hal ini menjadi terkejut, dengan cemas ujarnya dengan nada yang keras .

   "Tahan - - "

   Sang Kwan YuBegeta menarik kembali hawa pukulannya, setelah termenung sejenak, kemudian balikkan tubuhnya memperhatikan Boen ching dengan tajam, tak henti-hentinya dia tertawa dingin, sedang dalam hatinya berpikir, kiranya dia datang kemari adalah karena Lam Kong Hun ini.

   Boen ching nampak sikap Sang Kwan yu yang demikian itu, dalam hatinya diam-diam merasa terkejut, sambil berpura- pura bagaikan tak ada urusan sedikitpun ujarnya .

   "Bagaimana aku dapat mengikuti kau pergi??"

   Sang Kwan Yu setelah ragu-ragu sejenak, pikirnya "Kiranya dia adalah takut setelah mengikuti aku lalu ditangkap oleh aku ".

   Setelah memandang sejenak kearah Lam Kong Hun, kemudian ujarnya .

   "Kau legakanlah hatimu, kalaupun aku telah menyetujuinya sudah tentu tidak akan menyesal lagi "

   Boen ching nampak kecurigaan dari Sang-Kwan Yu telah hilang, dia baru merasa berlega hati, sambil tertawa ujarnya.

   "Kalau kau memangnya berkata demikian tapi bagaimana aku dapat mempercayai omongan mu itu??"

   Sepasang mata Sang Kwan Yu memancarkan sinar yang berkilat-kilat, kemudian ujarnya.

   Sambil tersenyum sahut Boen ching.

   "Hal ini adalah urusanmu sendiri, kau ingin aku membantumu, sudah tentu urusan ini kau harus memikirkan ***.

   *** sesuatu cara untuk menyelesaikan hal ini."

   Sambil berkata tanpa sadar matanya, melirik sejenak kearah Lam Kong Hun.

   Lirikannya ini sekalipun secara tak sengaja, tapi sejak tadi Sang Kwan Yu memangnya telah menaruh rasa curiga.

   tapi ketika dia memandang sekali lagi terlihat Boen ching bagaikan tak tertarik akan urusan ini dalam hatinya timbul lagi perasaan curiga terhadap Boen ching mungkinkah dia datang kemari adalah karena urusan Lam Kong Hun.

   Pikirannya segera berputar, teringat olehnya ketika saat Boen ching munculkan dirinya adalah pada saat dia akan membereskan Lam Kong Hun, didunia ini urusan yang demikian tepatnya adalah tak mungkin demikian banyaknya.

   Berpikir sampai disitu, dia tertawa dingin.

   "Aku mempunyai suatu cara yang sangat bagus,"

   Sambil berkata dia memandang sekejap kearah Lam Kong Hung dan terusnya.

   "orang ini aku berikan kepadamu, kau bolehkah berlega hati."

   Dalam hati Boen ching menjadi bergerak. dengan nada yang Cepat ujarnya.

   "Janganlah bergurau, aku meminta dia apa gunanya, bukankah tadi kau masih ingin membinasakan dia dibawah tanganmu ???"

   Dengan dingin Sang Kwan Yu.

   "Tapi kau telah mencegahnya, bahkan sebanyak dua kali kau mencegahku untuk membunuhnya..,"

   Boen ching tertawa tawar, ujarnya.

   "Mungkin karena kau terlalu bercuriga terhadap aku."

   Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang ujarnya.

   "Apa boleh dikata kau datang kemari bukannya karena dia ????" ***.

   *** Sambil berkata dia tertawa dingin dia memandang tajam kearah Boen ching, pada saat ini dia sudah dapat memastikan maksud kedatangan Boen ching ke tempat itu.

   Boen ching menjadi tertegun, ujarnya.

   "Kau tak usah ber-pura2 lagi, jika kau berpura-pura sekali lagi segera aku akan membunuh mati dia, aku mau melihat kau bersiap akan berbuat bagaimana."

   Boen ching diam tak menjawab, sasaat kemudian katanya.

   "Untuk mengatakan yang sebenarnya juga tidaklah mengapa, dia adalah Supekku, aku datang kemari memangnya bertujuan untuk menolong dia."

   Sahut Seng Kwan Yu dengan nada yang dingin- "Bagus kalau memangnya demikian, supekmu kini telah berada ditanganku, seharusnyalah kau turun tangan untuk menolongnya, kalau tidak nyawa dari supekmu ini aku takkan tanggung lagi."

   Boen ching sambil membalikkan tubuhnya, ujarnya.

   "supekku itu kutitipkan padamu untuk menjaganya, kini aku berangkat terlebih dahulu."

   Seusai berkata ia bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Sang Kwan Yu dengan nada keras, bentaknya.

   "Jangan pergi,jika kau berani bertindak selangkah lagi, aku segera akan membunuh mati supekmu Lam Kong Hun ini dibawah telapakku."

   Pada saat dia mengucapkan kata-kata itu suaranya sangat keras dan sungguh2, Boen ching terpaksa menghentikan langkahnya, ketika dia memandang sejenak nampak tangan kanan Sang Kwan Yu telah diangkat keatas, jika seumpamanya tangan itu diturunkan dengan mudah telah dapat membinasakan Lam Kong Hun.

   Boen ching yang membalikkan tubuhnya nampak keadaan yang demikian itu, dalam hatinya sekalipun merasa terkejut, ***.

   *** tetapi tetap pada wajahnya bersikap tenang, sambil tertawa ujarnya.

   "Apa kau ingin menggunakan tindakan demikian untuk memaksaku ??"

   Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.

   "Sejak aku dikurung selama puluhan tahun baru ini hari mendapatkan kesempatan yang benar-benar untuk meloloskan diri, tidak mungkin aku akan melepaskan dirimu dengan mudah."

   Dengan tawar ujar Boen ching lagi.

   "Kau menghendaki akupun terjatuh ketanganmu, aku kira kau tak mungkin dapat melaksanakannya "

   Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.

   "Pada waktu kau datang tadi kau ber-pura2 sungguh sangat mirip sekali, hampir saja aku dapat kau kelabui, engkau tidak menginginan terjatuh ketanganku, tetapi engkau pergi dari sini, kau haruslah tahu bahwa saat ini Supekmu Lam Kong Hun telah terjatuh ketanganku."

   OooXooo BOEN CHING termenung dan berpikir keras dia tahu sekarang ini untuk meloloskan diri sangat sukar sekali.

   Nyawa dari Lam Kong Hun semuanya tergantung ditangannya, dia tidaklah mungkin untuk meninggalkan hal tersebut dengan seenaknya, berpikir begitu tanpa terasa ia menghela napas dengan perlahan- Sekarang sinar mata dari Sang Kwan Yu terus berputar dan tertawa dingin tak henti2 -ooo0dw0ooo- BOEN CHING nampak Sang Kwan Yu demikian mendesak dirinya, dengan perlahan-lahan dia tertawa, ujarnya.

   ***.

   *** "Tetapi diantara kita berdua harus mempunyai suatu penyelesaian, bukankah begitu?"

   Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya^ "Hanya engkau harus melepaskan diriku, selain itu tak ada cara-cara lainnya lagi."

   Boen ching tertawa tawar, dengan perlahan dia mencabut pedang panjangnya dan dikebutkan kesebelah kanannya sambil katanya.

   "Tetapi aku kira jika kita selesaikan dengan cara mengadu kepandaian, bukankah itu sangat cocok sekali ?."

   Pada sinar mata Sang Kwan Yu terlihat menampilkan sinar yang ragu-ragu, dengan sinar yang tidak percaya dia memandang kearah Boen ching.

   Boen ching dengan seenaknya menyapu sejenak keempat penjuru dari tempat itu, dengan perlahan dia berjalan mendekat kearah Sang- Kwan Yu.

   Didalam hati sakalipun Sang Kwan Yu telah mengetahui bahwa Boen ching bukanlah lawannya, tetapi diapun mengetahui bahwa kepandaian yang dimiliki pemuda ini tidaklah dapat dihadapi dengan mudah, dengan perlahan dia meletakkan tubuh Lam Kong Hun diatas tanah dan tertawa dingin tak henti-hentinya.

   Dalam hati Boen ching diam2 membatin, pada tubuh Sang Kwan Yu terdapat rantai yang sangat besar sekali, sudah pasti gerakannya tidaklah lincah, dirinya sekalipun tidak berhasil menolong dia juga tidak usah dikuatirkan tak dapat meloloskan diri.

   Dia maju mendesak satu langkah lagi, Sang Kwan-Yu tertawa dingin, tubuhnya diantara suara bergeseknya rantai besi, secepat kilat menubruk kearah Boen ching, sedang kedua telapak tangannya menghantam kedada Boen ching.

   ***.

   *** BOEN CHING sambil miringkan tubuhnya melancarkan serangan, pedangnya menyerang ke jantung Sang Kwan Yu.

   Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, ia disebut orang sebagai iblis sakti dari daerah selatan, sudah tentu ada sebabnya, tubuhnya berputar dan tahu2 telah berada dibelakang tubuh Boen ching, dengan sikutnya dia menerjang punggung Boen ching.

   Boen ching yang diserang secara demikian itu hatinya menjadi berdesir, dia tidak menyangka kalau gerakan tubuh dari Sang Kwan Yu dapat demikian cepatnya, dengan cepat ia dengan membelakangi musuh melancarkan serangan tendangan kilat.

   Sang Kwan Yu juga merasa sedikit diluar dugaan, dia tidak menyangka kalau Boen ching dapat balas melancarkan serangan dengan demikian cepatnya.

   Tubuhnya segera bergerak mundur, sedang lima jari tangan kanannya bergerak secepat kilat mencekal kaki kanan Boen ching.

   Boen ching menjadi sangat terkejut, tetapi pengalaman dan kesusahan yang dialami beberapa bulan ini telah membuat ia tidak menjadi kalut waktu menghadapi bahaya, kaki kanannya ditekuk kebawah menginjak pergelangan tangan Sang Kwan Yu, salah satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"

   Yakni jurus "Shia Then Sang Gwat"

   Telah dilancarkan pada saat tubuhnya berputar ditengah udara dia telah berhasil melempar pergi tubuh sang Kwan Yu, dengan demikian tubuh kedua orang itu menjadi agak terpisah.

   Sang Kwan Yu setelah berhasil berdiri tegak tanpa terasa menjadi tertegun disana.

   Tubuh Boen ching pun berhasil mencapai di atas tanah dengan selamat sedang hatinyapun merasa sangat berat sekali, kaki kanannya segera terasa sangat sakit, kali ini jika bukannya gerakannya sangat cepat, sehingga pada saat Sang Kwan Yu belum sempat mengerahkan tenaganya dia telah ***.

   *** berhasil menghidarkan diri, kalau tidak sekitarnya lima jari Sang Kwan Yu dirapatkan kaki kanannya bukankah telah menjadi hancur berantakan, entah pada saat ini telah menjadi bagaimana.

   Sepasang mata Sang Kwan Yu berkilat, keanehan dari kepandaian silat yang dimiliki pemuda dihadapannya ini belum pernah dia menemuinya, tadi dia mengira bahwa pasti dia dapat berhasil menangkapnya, tetapi sungguh tak disangka pada saat yang sangat tepat sekali Boen ching dapat meloloskan diri, bahkan melemparkan dirinya hingga sejanh dua kaki lebih, tanpa terasa dia mulai memperhatikan kepandaian dari Boen ching ini dan lebih berwaspada lagL Boen ching setelah termenung sejenak pedang panjangnya menyabet setengah lingkaran ditengah udara, kemudian berjalan mendekati kearah Sang Kwan Yu, dia telah mempunyai niat untuk menggunakan ilmu "Hong Loei Chiet Kiam utuk mengalahkan Sang Kwan Yu.

   Hati Sang Kwan Yu pun terasa sangat berat.

   Sekalipun pedang panjang yang berada ditangan kanan Boen ching hanya dengan seenaknya menyabet setengah lingkaran ditengah udara, tetapi sekali pandang saja ia telah mengetahui kalau Boen ching hendak menggunakan ilmu pedang yang disertai dengan tenaga dalam yang lihay untuk bertempur melawan dia.

   ilmu pedang sebenarnya juga merupakan suatu ilmu dari limu silat, dia dengan tangan kosong ingin bertempur melawan ilmu pedang yang disertai ilmu tenaga dalam yang lihay sudah tentu tidak mungkin akan dapat mendapatkan kemenangan, tetapi jika dikatakan akan melarikan diri ?? dia tidak mungkin akan mau melaksanakan niat itu.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Disaat pikirannya masih bergolak.

   tubuhnya telah menubruk maju, bagaikan seekor burung rajawali raksasa menyerang kearah Boen ching.

   ***.

   *** Pedang panjang Boen ching segera direndahkan kemudian dipantulkan keatas jurus pertama dari ilmu "Hong Loei Chiet Kiam"

   Yakni jurus "Hong Tong Loei Tong"

   Atau angin santar petir menyambar telah dilancarkan.

   Ie Bok Kiamnya dengan disertai sinar yang berkilauan dan disertai pula suara angin dan petir menyerang ketubuh Sang Kwan Yu dengan dahsyatnya.

   Ketika Sang Kwan Yu mendengar suara angin dan petir yaug dahsyat, hawa dari pedang Ie Bok Kiam itu telah menyerang ke tubuhnya, dia merasa sangat terkejut sekali, tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang.

   jurus pedang yang dikerahkan oleh Boen ching telah dilancarkan, mana dia mau melepaskan Sang Kwan Yu dengan demikian, bahwa pedangnya menyebar keseluruh penjuru, sedang sinar pedang berkilauan sehingga menyilaukan mata, mennerjang kearah Sang Kwan Yu.

   Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut bercampur gusar, sungguh sangat tak disangka olehnya bahwa dirinya ternyata berhasil didesak oleh seorang pemuda yang tidak dipandang sebelah matapun olehnya itu, pikirannya segera bergerak tubuhnya dengan keras berputar sedang rantai besi yang berat itu melayang ketengah udara dan menyambut datangnya serangannya pedang yang dilancarkan oleh Boen ching.

   Gaya serangan Boen ching segera berubah suara pedangnya yang bagaikan angin kencang danpetir menyambar itu segera berubah menjadi angin keras yang keluar dari lembah, melambung menyapu kearah Sang Kwan Yu.

   Tangan kanan Sang Kwan Yu mencekal rantai besi yang berat, nampak pedang Boen ching sekali lagi menyerang kearahnya dengan dingin dia mendengus, tangan kanannya sedikit digetarkan, rantai besi yang berat itu bagaikan ular yang cerdik melibat ketubuh Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching..

   ***.

   *** Boen ching tahu bahwa jika dia tidak cepat menarik serangannya, pedangnya pasti tak dapat melawan rantai besi yang berat itu, tetapi Sang Kwan Yupun akan terluka dibawah pedangnya.

   Jago2 yang berkepandaian tinggi waktu bertanding hanya terlambat setengah detik, pun mungkin akan mengalami kekalahan- Begitu dia agak ragu2, rantai besi Sang Kwan Yu yang berat itu telah makin mendekat.

   tidak menanti dia berpikir panjang lagi, Sang Kwan Yu yang nampak pedang Boen ching tidak mungkin dapat menghindarkan diri dari libatan raatai besinya itu, tak hentinya dia tertawa dingin.

   Dia tidak mengetahui bahwa ilmu pedang Boen ching yang disertai oleh tenaga dalam yang lihay itu sangat besar sekali perubahannya dan sangat lihay akibatnya, sekalipun Boen ching belum medapatkan inti sarinya tapi jika digabung kan dengan tenaga dalam didalam tubuhnya sudahlah cukup untuk mematahkan rantai besi"-"Miauw Thian Han Lien"

   Itu.

   Bahkan dengan ilmu pedang Boen ching ini, hanya dapat menolong dia untuk mematahkan rantai besi itu, dan sampai melukai dia.

   Tapi mendadak sepasang mata Boen ching berkilat, gerakan pedangnya darisebelah kanan telah beputar kesebelah kiri dan Ie Bok Kiamnya pun dari tangan kanan Boen ching berputar ke tangan kirinya, dalam sekejap mata saja suara angin dan petir menyambar lagi sedang gerakan pedangnya menusuk keluar dari arah yong tidak pernah diduga oleh Sang Kwan Yu, dengan menempel pada rantai besi yang berat itu menusuk ke dada kiri Sang Kwan Yu.

   Sang Kwan Yu merasa sangat terrkejut dia hanya merasakan empat penjurunya diliputi oleh angin yang sangat tajam membuat dia hampir2 tidak dapat bernapas dia mengancangkan gigi dengan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya itu mengangkat rantai "Miauw Thian Han Lien-nya ***.

   *** dan dipukulkan kearah kiri, sedang tubuhnya menghindar kesebelan kanan.

   Pedang Ie Bok Kiam yang berada ditangan Boen ching segera bertemu dengan rantai "Miauw Thian Han Lim"

   Terlihat percikan bunga api berterbangan, diantara suara dengusan gusar, pundak kiri Sang Kwan Yu telah berhasil tertusuk oleh serangan pedang Boen ching.

   Sang Kwan Yu mundur dua langkah kebelakang, dengan menahan rasa sakit yang bukan buatan dengan sekuat tenaga menarik putus rantai besi yang berada ditubuhuya sedang menderita luka dalam yang parah, dia tak berani bertempur lebih lama lagi sambil membalikkan tubuhnya ia lari kearah hutan yang ada didepannya.

   Boen ching yang dengan sekuat tenaga melancarkan serangan, juga merasakan bergolaknya tenaga murni didalam tubuhnya, sekalipun dia mempunyai niat untuk mengejar Sang Kwan Yu dan menyerang dia lebih parah lagi, tetapi keadaannya tak mengijinkan, apalagi Lam Kong Hun masih tergeletak disamping, tidak mungkin dia pergi meninggalkan dia seorang, terpaksa dengan melotot dia memandang Sang Kwan Yu sambil mematahkan rantai besi yang ada ditubuhnya dan lari pergi.

   Setelah Sang Kwan Yu meninggalkan tempat itu Boen ching baru dapat menghembus napas lega, Sang Kwan Yu juga merupakan orang dari golongan sesat, dengan lolosnya dia hari ini, kiranya didalam Bu Lim akan bertambah lagi seorang iblis yang sangat manakutkan?.

   Boen ching balikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Lam Kong Hun, Lam Kong Hun yang telah ditotok jalan darahnya oleh Sang Kwan Yu telah digeletakkan diatas tanah, segera Boen ching datang mendekat dan membantunya untuk membebaskan diri dari totokan- ***.

   *** Lam Kong Hun dengan perlahan mementangkan sepasang mata dengan tajam dia melotot ke arah Boen ching di ikuti dengan tertawa kalap dia bangkit berdiri, Boen ching menjadi sangat terkejut pikirnya.

   Kali ini tidak boleh membiarkan Lam Kong Hun pergi lagi.

   "dia telah dipaksa oleh Sang Kwan Yu hingga menjadi tidak beres ingatannya, aku harus mencari suatu tempat yang bagus untuk berusaha memulihkan kembali ingatannya".

   Ingatan ini berkelebat didalam benaknya, dengan segera ia bangkit berdiri, sepasang matanya memandang tajam kearah Lam Kong Hun, dengan suara yang dalam bentaknya.

   "Pungut kembali pedangmu "

   Lam Kong Hun segera bangkitkan tubuhnya, dengan termangu-mangu memandang terpesona ke arah Boen ching, setelah lewat beberapa waktu dengan perlahan menggeserkan tubuhnya dan memungut kembali pedangnya.

   Pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen ching sedikit digetarkan ujarnya.

   "Hati hatilah kau "

   Sehabis berkata tidak menunggu sampai ingatan kedua berkelebat didalam benak Lam Kong Hun pedangnya telah melancarkan serangan, jurus dari ilmu "Ngo-Heng Kiam Hoat"

   Yaitu jurus "Hong Juan Cie Tie"

   Atau air deras menerjang daratan. Lam Kong Hun terdesak. segera dia mengangkat pedangnya menyambut, tetapi jurus ini merupakan kedudukan "swie"

   Dan tepat merupakan lawan dari gerakan pedang yang dimainkan Lam Kong Hun-Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, dengan cepat dia mundur setindak ke belakang dengan jurus "Chie Hwee Lian Thian"

   Atau membawa api memusnakan langit, balas menyerang kearah Boen ching. ***. *** Boen ching tertawa tawar, dia dengan cepat menarik pedangnya dan melancarkan jurus "Kiem lien Tang-Tie"

   Atau Kota emas memusnahkan kolam, jurus ini merupakan suatu jurus untuk mempertahankan diri, tetapi termasuk dalam kedudukan "Sie Kiem"

   Terlihat Lam Kong Hun balas menyabet dan menusuk ke arahnya. Boen ching berturut-turut mundur kebelakang, Lam Kong Hun bagaikan orang yang kemasukan roh jahat, pedangnya dibalik, ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat"

   Segera dilancarkan bagaikan angin taupan dan ombak yang menggulung di samudra menyerang ke arah Boen ching.

   Boen ching sambil mengangkat pedangnya berturut-turut dia mundur kebelakang sebanyak sepuluh langkah lebih, bersamaan dengan bentakan nyaring, Ie Bok Kiam Hoat segera dilancarkan, kedua belah pihak saling balas menyerang, bukan saja untuk sementara tidak dapat ditentukan siapa yang menang dan siapa yang mengalami kekalahan, bahkan gerakan pedangnya bagaikan saling melekat satu dengan yang lainnya.

   Sinar mata Lam Kong Hun mulai menampilkan rasa sangat terkejut, dengan cepat dia memusatkan seluruh perhatiannya pada gerakan pedang dari kedua belah pihak, sedang matanya dengan tajam memperhatikan jurus pedang yang dilancarkan oleh Boen ching, tak henti-hentinya sinar matanya berkelebat.

   Terhadap gerakan dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat, Boen ching telah lama mengenalnya, pada saat ini sewaktu melancarkan telah sangat hafal sekali.

   Pada waktu itu ketika Tan Coe Coen menciptakan ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat", untuk mengimbangi atas jerih payah hasil ciptaannya itu, jurus- jurus pedang itu telah diwariskan kepada Ie Bok Tocu serta keempat anak muridnya.

   Sekali pun jurus pedangnya satu sama lain berlawanan, tetapi tetap ssluruhnya merupakan serangkaian ilmu pedang, sehingga jika antara jurus pedang yang satu ***.

   *** dengan yang lain bertemu akan menampilkan suatu bentuk yang saling menempel.

   Boen ching dengan nyaring membentak ilmu pedang "Ngo Heng Kiam Hoat"

   Dari kedudukan "Swie"

   Segera dilancarkan, berturut-turut dia mengerahkan jurus "Hoa Cing Cay Yen- atau "sungai aman laut tenang.

   "Ciang Huan Lang Yong"

   Atau Telaga terbalik ombak mengganas dan "Swie Yun Pih Jiet"

   Atau air mega memutari matahari, sehingga memaksa Lam Kong Hun berturut-turut mundur kebelakang.

   Lam Kong Hun dengan ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat"nya berusah keras menahan serangan musuh, tetapi tetap tak dapat melawan, terpaksa dia berturut-turut mundur ke belakang, sejenak kemudian punggungnya menempel pada pohon besar.

   Serangan Boen ching makin lama makin kencang, juga bertambah cepat, cahaya pedang beterbangan keempat penjuru, nampaknya dia ingin membinasakan Lam Kong Hun dibawah pedangnya Sepasang mata Lam Kong Hun memancarkan sinar yang sangat terkejut, pedang panjangn berturut-turut melancarkan serangan menahan datangnya serangan dari Boen ching.

   Tetapi setiap jurus yang dilancarkan oleh Boen ching itu merupakan lawan dari ilmu "Lie Hwee Hoat"nya membuat dia tak berdaya untuk balas menyerang.

   Begitu Boen ching mengerahkan ilmu "Ie Bok Kiam Hoat"nya, bagaikan air bah yang melanda, setitik lubangpun tak terdapat, Lam Kong Hun tak berdaya untuk menghindar, sedang dia menutupi matanya menanti saat kematian, pedang Boen ching tahu2 telah mendesir dan menancap dipinggir telinganya.

   Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, seluruh tubuhnya basah oleh kiringat dingin yang mengalir turun.

   ***.

   *** Boen ching berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga, sedang Lam Kong Hun pun berdiri termangu-mangu disana sejenak kemudian kepada Boen ching tanya nya.

   "Siapa kau ?"

   Sehabis berkata dia mendongakkan kepalanya, memandang keangkasa, agaknya dia sedang memikirkan sesuatu haL Boen ching yang nampak Lam Kong Hun demikian agaknya telah menjadi sadar kembali, diam-diam dia menghembuskan napas lega, dengan perlahan dia membungkukkan badannya dan ujarnya.

   "Keponakan murid Boen ching memberi hormat kepada Jie Supek, suhuku Ie Bok Tocu menanyakan keselamatan dari Supek ?"

   Lam Kong Hun setelah termangu-mangu sejemak dengan perlahan ujarnya.

   "Ie Bok Tocu, kau adalah muridnya sumoay "

   Dalam hati Boen ching merasa sangat girang ujarnya.

   "Benar, aku adalah muridnya Ie Bok Tocu"

   Lam Kong Hun yang telah dibikin sadar oleh permainan "Ngo Heng Kiam Hoat"

   Dengan perlahan-lahan dia tersenyum tanyanya.

   "Dimana Sang Kwan Yu ?"

   Boen ching yang nampak Lam Kong Hun masih ingat pada Sang Kwan Yu, mengetahui kalau dia kini telah sadar benar2, lalu ujarnya.

   "Sang Kwan Yu telah berhasil meloloskan diri"

   Lam Kong Hun memperhatikan tajam kearah Boen ching, kemudian dengan perlahan ia menghela napas, ujarnya.

   "Sumoay ternyata berhasil memungut seorang murid yang demikian bagusnya, tak disangka ini hari malah sebaliknya muridnya telah menolong aku .."

   Ia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.

   ***.

   *** "Hanya sayang Sang Kwan Yu berhasil meloloskan diri dari belenggu..Hari-hari yang akan datang didalam Bulim sekali lagi akan terjadi hujan badai.

   Tetapi kalau dihitung juga masih Untung, karena engkau masih dapat mengalahkan dia."

   Boen ching mencabut kembali pedangnya yang menancap diatas pohon, kemudian pada Lam Kong Hun dia menceritakan yang baru saja terjadi.

   Pada waktu Lam Kong Hun menanyakan riwayatnya, maka berceritalah Boen ching tentang kejadian yang menimpa dirinya, pun kejadian yang terjadi didunia kangouw baru- baru ini.

   Sebab Lam Kong Hun telah amat lelah, maka dia beristirahatlah, kepada Boen ching ujarnya.

   "kalau memangnya demikian, maka sekarang ini kau bersiap hendak berbuat bagaimana ?."

   Boen ching setelah termenung sejenak kepada Lam Kong Hun ujarnya.

   "Aku kira sekarang ini harus pergi keistana Chie Lan Kong untuk melihat-lihat"

   Lam Kong Hun setelah termenung sejenak.

   ujarnya.

   "Menurut apa yang kuketahui, diantara ketiga saudara Chie Lan, selain Kong ku, sisanya dua orang karena telah menderita luka yang sangat parah telah binasa, dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini, pergi kesana juga tak akan mengalami kerugian yang sangat besar, pertemuan pada tanggal delapan malam Tiong chiu sangatlah penting sekali, aku akan pergi dahulu.

   keTelaga Thay-Ouw untuk menemui suhumu, mungkin juga Toa supek dan Sam Supekmu akan datang pula, sehingga pada saat itu dapat dirundingkan "perjanjian pada malam Tiong Chiu."

   Boen ching pun mengetahui pada saat ini banyak sekali orang2 aneh, yang telah lama mengasingkan diri telah muncul kembali sekalipun dirinya telah menelan pil berwarna emas ***.

   *** dari Naga emas itu, tetapi juga kiranya tidak cukup tenaga untuk mengalahkan demikian banyak jago- jago yang berkepandaian tinggi, berpikir sampai disini lalu ujarnya dengan perlahan- "Jie Supek, waktu mengatur ilmu barisan Ngo Heng Tin, dapatkah kedudukan Sie Kiem aku mewakili?"

   Sambil tertawa sahut Lam Kong Hun.

   "Ngo Heng Kiam Hoat adalah hasil ciptaan kakek gurumu waktu itu, sedang Ngo Heng Tin itu hasil ciptaan dia orang tua ketika hari tuanya, didalam masih banyak sekali perubahan2, jika seorang diri menggunakan ilmu tersebut masih dapat, tetapi jika harus mengatur barisan tersebut aku kira malah sangat kurang sekali, apa lagi keistimewaan dari Ngo Heng Tin ini bukanlah sehari atau setahun saja sudah dapat menyatupadukan, aku lihat lebih baik engkau seorang diri pergilah terlebih dahulu ke istana Chie Lan, carilah sumoaymu dan Bwee Siauw TOuwcu.

   tetapi janganlah sekali- kali terburu-napsu"

   Boen ching terpaksa menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.

   "Kau haruslah berhati-hati, janganlah sampai melukai diri sendiri, kalau hal ini terjadi bukankah tidak enak kepada suhumu, pun terhadap ayah dan ibumu."

   Boen ching menundukan kepalanya tidak menjawab, Lam Kong Hun sambil tersenyum, ujarnya.

   "Aku pergi dahulu "

   Sehabis berkata dia bangkit berdiri dan meninggalkan tempat itu.

   Boen ching memandang bayangan punggung Lam Kong Hun hingga lenyap dari pandangan, dia tidak mengetahui bagaimana kah perasaannya waktu ini.

   Gunung Hua San puncak Sin Tok Hong, nampak kabur dengan perlahan naik keatas, Boen ching setelah memandang ***.

   *** sejenak kearah puncak gunung itu tubuhnya berkelebat lari kearah sana.

   Baru saja dia berjalan setengah jalanan, mendadak didepan matanya nampak bayangan berkelebat, dia nampak sesosok tubuh yang dikenal berkelebat dari arah kiri, dia menjadi termangu-mangu, dengan cepat dia menghentikan gerakan tubuhnya dan menengok kesamping.

   Empat penjuru dari tempat itu tak nampak sesosok bayanganpun dalam hatinya berkelebat perasaan ragu-ragu siapakah orang itu ? dia terus berpikir, matanya tidak mungkin melamur tetapi tetap tidak dapat mengingat siapakah sebenarnya bayangan yang dikenal itu.

   Dia setelah termangu-mangu sejenak mulai bergerak menuju keatas puncak gunung itu.

   Mendadak ketika mendongakkan kepalanya dia menjadi berdiri mematung disana bayangan yang sangat dikenal itu ternyata telah muncul dihadapanmya, dengan termangu- mangu diapun berdiri mematung di sana kiranya orang yang berada dihadapannya itu adalah Sek Giok Siang.

   Boen ching tidak menyangka kalau Sek Giok Siang dapat muncul ditempat tersebut pada saat itu, dia menjadi termangu-mangu entah dia munculkan diri pada saat itu ditempat tersebut mempunyai tujuan apa.

   sek Giok siang memandang terpesona kearah Boen ching, baru tanyanya.

   "Engkau akan pergi keistana Chie Lan??"

   Boen ching dengan perlahan menganggukkan kepalanya, sahutnya.

   "Nona Sek mempunyai urusan apa?"

   Sek Giok Siang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Boen ching itu ia hanya mengangkat kepalanya memandang terpesona ketempat kejauhan beberapa saat kemudian baru ujarnya.

   ***.

   *** "Istana chie Lan sangat bahaya sekali, lebih baik kau jangan pergi ketempat itu "

   Boen ching tersenyum, dia merasa heran mengapa Sek Giok Siang dapat mengatakan demikian, sambil tertawa sahutnya.

   "Terima kasih atas perhatian nona Sek "

   "Aku tahu kau pasti akan pergi kesana, tapi kau haruslah banyak berhati-hati."

   Boen ching menjadi tertegun dalam hati dia merasa sangat heran, ini hari Sek Giok Siang mengapa dapat demikian memperhatikan dirinya, dengan terpesona dia memandang kearah Sek Giok Siang.

   Tiba2 dia nampak sinar matanya dari Sek Giok Siang menampilkan suatu sinar sesat yang belum pernah dia menemuinya, hatinya terasa terdesir, gadis yang demikian Cantiknya itu dimana dalam hatinya dia pernah mengaguminya.

   bahkan terhadapnya pernah menolong nyawanya, ini hari mengapa dirinya mendadak dapat demikian takutnya terhadap dia? dirinya sendiripun tak dapat mengetahui mengapa.

   Sambil tersenyum ujar sek Giok Siang.

   "Engkau pergilah, aku akan menantinya dibawah gunung."

   Boen ching berdiri tertegun tak berbicara, tubuh Sek Giok Siang bagaikan seekor burung walet dengan sangat ringan melayang turun kebawah kaki gunung, Boen ching tertegun entah saat ini dalam hatinya dia sedang memikirkan apa.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dia sendiripun merasa sangat heran dirinya mengapa dapat mempunyai pemikiran semaCam itu, Sek Giok Siang belum pernah melakukan sesuatu hal apapun jua.

   Boen ching setelah tertegun beberapa waktu, mulailah dia mendaki puncak gunung itu lagi, baru saja dia berjalan setengah jalanan terdengar suara yang sangat ringan, sebuah bayangan manusia telah berdiri didepannya.

   ***.

   *** Ketika dia memandang seoraag yang baru saja datang itu kiranya adalah murid dari Kong Ku, Yuen cong Hong, setelah munculkan diri, kepada Boen ching sambil tertawa ujarnya.

   "Istana chie Lan selamanya tiada orang berani datang, ini hari ternyata kau berani untuk mendaki kesini."

   Dengan tawar sahut Boen ching.

   "Istana cie Lan bukanlah merupakan suatu tempat yang terlarang, mengapa tak berani mendatanginya? "

   Seberarnya dia ingin dengan diam2 menaiki istana chie Lan untuk melihat apakah Bwee Glok serta Shie Siauw In berada ditempat itu, tapijika dilihat keadaan sekarang ini, terpaksa harus menerjang dengan menggunakan kekerasan.

   Yuen cong Hong menolongak keatas sambil tertawa ter- bahak2 dia dengan dingin ujarnya.

   "Istana chie Lan meskipun bukanlah merupakan suatu tempat yang istimewa, sekurang2nya juga tanyalah Thian Jan Shu seorang pada waktu itu yang dapat pergi tapi justru dia seorang saja."

   Sepasang alis Boen ching dikerutkan, Yuen cong Hong terang2an mengatakan bahwa selain dia mempunyai kepandaian silat seperti Thian Jan Shu, kalau tidak janganlah harap dapat pulang kembali lagi setelah memasuki istana chie Lan-Dia memandang keempat penjuru, sejenak kemudian baru ujarnya.

   "Ini hari aku telah datang, tujuannya yang utama ialah ingin melihat keanehan apa yang terdapat didalam istana chie Lan"

   Yuen cong Hong mengatakan bahwa selain Thian Jan Shu tiada orang lain yang berhasil keluar dari istana tersebut, kemungkinan juga Bwee Giok Shie Siauw In dengan diam2 telah naik keistana chie Lan dan kini terkurung disana.

   Terdengar Yuen cong Hong sambi tertawa dingin ujarnya..

   ***.

   *** "Sekalipun suhumu datang kemari sendiri, juga belum tentu dapat memasuki istana chie Lan Kong dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini, kau ingin memasuki istana, kukira belum tentu berhasil memasukinya."

   Boen ching mundur selangkah kebelakang sedang tangan kirinya memegang gagang pedangnya sambil tertawa ujarnya.

   "Kalau memangnya demikian, terpaksa aku harus menerjang dengan menggunakan kekerasan, benarkah?"

   Agak lama Yuen cong Hong memandang tajam kearah Boen ching, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali, dia tak berani dengan seorang diri turun tangan mencegah, sambil tertawa dingin ujarnya.

   "Kalau begitu silahkan"

   Boen ching dengan dingin mendengus, tubuhnya segera bergerak menubruk keatas puncak gunung didalam hatinya pikirnya.

   "Aku ingin belajar kenal dengan istana chie Lan Kong ini yang didalam bu lim dipandang sebagai suatu tempat yang terlarang itu bagaimana maCamnya."

   Dia terus lari menuju keatas punCak gunung tersebut, mendadak dia jadi tertegun, diatas puncak gunung itu ternyata tak nampak apa yang di kabar kabarkan didalam bulim sebagai istana chie Lan- Ketika ia memusatkan seluruh perhatiannya untuk memandang, terlihat sebuah istana yang tinggi besar dan sangat megah sekali berdiri disebelah sebuah bukit gunung, sedang sebuah rantai baja yang mengeluarkan sinar berkilauan menghubungkan dua buah bukit dihadapannya itu.

   Boen ching segera memperCepat langkahnya dan menerjang kearah puncak gunung itu, sedang sepasang matanya dengan tajam memperhatikan istana chie Lan Kong yang ada pada punCak satunya itu.

   ***.

   *** Angin gunung bertiup santar membuat ujung bajunya berkibar, tapi rantai baja yang ratusan kaki panjangnya itu dan menghubungkan dua buah puncak tapi tak bergerak sedikitpun juga rantai baja yang berwarna keperak-perakan itu dibawah sorotan sinar matahari memantulkan Cahaya yang menyilaukan mata.

   Boen ching, dengan tenang berdiri diatas puncak gunung itu dengan jarak yang demikian panjangnya itu apabila baru berjalan sampai ditengah jalan pihak musuh dengan tiba-tiba memutuskan rantai baja tersebut sekalipun orang yang memiliki ilmu silat yang bagaimana tingginyapun juga sukar untuk mempertahankan kehidupannya Tetapi jika tidak melalui rantai baja yang menghubungkan dua puncak itu, sudah tentu tidak mempunyai cara lainnya lagi untuk menyeberang ketempat itu..

   Setelah termenung agak lama, terpaksa dia harus menempuh bahaya melewati rantai itu, dirinya ternyata telah sampai disini, ingin memasuki istana chie Lan Kong tetapi tidak berani melewati rantai baja itu, hal ini bukankah tidak masuk diakal.

   Dengan diam-diam dia menjalankan pernapasannya satu kali, sambil menarik napas panjang-panjang tubuhnya melonoat dan berdiri di atas rantai baja itu.

   Rantai baja itu entah siapa yang memasangnya, ternyata sangat kuat sekali, ketika dia berdiri diatas rantai tersebut, bergerak sedikitpun tidak, diam-diam pikirnya sekalipun ginkangnya lebih baikpun jika Kong Ku memerintahkan orang untuk memutuskan rantai besi dirinya juga tidak dapat menyembunyikan diri, lebih baik dengan perlahan berjalan kesana.

   Tetapi sekalipun dia telah berjalan sampai di ujung seberang tetap tak terdapat dapat gerak gerik sedikitpun jua.

   ***.

   *** Seorang anak keCil berpakaian warna hitam berjalan mendekat, sambil bungkukkan diri memberi hormat ujarnya.

   "orang yang baru datang kalau memandangnya, mempunyai nyali yang demikian besarnya sehingga berani melewati jembatan Thian Hong.

   silahkan memasuki kedalam istana".

   Boen ching nampak anak lelaki kecil yang memakai baju berwarna hitam itu sangat tampan sekali, bahkan berbicara dengan dirinya sangat sopan sekali, sambil tertawa ujarnya.

   "Majikanmu Kong Ku apakah berada didalam istana ?-? ?- "

   "Benar, tetapi harus dapat menerobos lima buah istana baru dapat menemul dia".Jawab anak lelaki kecil berbaju hitam itu.

   Boen ching tertawa tawar, tangan kirinya memegang gagang pedangnya, dengan langkah yang lebar dia berjalan menuju dalam istana chie Lan, istana chie Lan yang dianggap oleh orang-orang Bu lim sebagai tempat yang terlarang kini telah muncul dihadapan matanya.

   Waktu itu Thian Jan Shu sambil menjepit pedangnya naik keatas puncak gunung Sin To-Hong itu, bukansaja berhasil menerobos masuk istana chie Lan Kong, bahkan berhasil pula melukai Tiga bersaudara hingga luka parah, hal ini membuat nama chie Lan Kong didalam Bu lim menjadi ternoda.

   Ini hari dirinya juga akan menerjang kedalam Istana chie Lan Kong, moga-2 saja juga dia mengobrak abrik stana chie Lan Kong.

   Berpikir sampai disini dengan langkah yang lebar dia meneruskan langkahnya memasuki istana chie Lan Kong tersebut.

   Disamping pintu masuk istana chie Lan Kong itu berkelebat keluar dua orang anak lelaki yang berbaju hitam, satu dikiri dan satu dikanan kedua bilah pedang itu bersama-sama menusuk ke tubuh Boen ching.

   ***.

   *** Boen ching menjadi terkejut, dia dipaksa mundur selangkah kebelakang.

   Kedua anak lelaki berbaju hitam itu miringkan tubuhnya sambii mengganti langkah, sepasang pedang itu tetap menjepit menyerang kearah Boen ching.

   Boen ching menjadi mengerutkan alisnya, pikirnya.

   "Jika aku sekali lagi didesak mundur oleh kedua anak lelaki ini, bukankah itu sangat lucu sekali?, IHanya dua orang anak lelaki yang menjaga istana saja tidak dapat menerobos, bagai mana masih memikirkan hendak menerjang ke dalam istana chie Lan Kong."

   Dengan gusar dia mendengus, tangan kirinya diluruskan keluar, membuat serangan pedang yang dilancarkan oleh anak lelaki kecil yang berdiri disebelah kiri didorong kepintu luar, sedang pada saat itu serangan pedang dari arah kanan telah menerjang datang, tubuhnya segera miring kearah kiri, sedang kaki kanannya secepat kilat melancarkan tendangan- jurus yang baru-2 ini dilakukan dengan sangat cepat sekali, tidak menunggu anak lelaki itu merubah jurus, pedang yang berada ditangan anak lelaki itu telah tertendang lepas oleh kaki kanannya.

   Tidak menanti tubuhnya berdiri tegak.

   diantara berputarnya tubuh, pedang panjang yang berada ditangan lelaki kecil disebelah kiri itupun telah pula disapu terbang.

   Ke dua anak lelaki itu nampak pedangnya telah terlepas, bersama-sama segera mundur ke belakang, dan bersembunyi dibalik pintu istana.

   Boen ching juga mengejar lebih jauh lagi, dia mendongak memandang pintu istana tersebut, pintu istana itu panjangnya kurang lebih dua kaki, seluruhnya berwarna hijau tua, dikanan kiri pintu tersebut terdapat sebuah gelang yang sangat besar dan memanwarkan sinar yang sangat terang sekali, sedang ditengah pintu itu terdapat gambar dari sebuah mulut iblis.

   ***.

   *** Boen ching setelah menenangkan diri sejenak.

   tubuhnya bergerak lagi, sepasang telapak tangannya menepuk keatas pintu istana itu, terdengar suara yang memekikkan telinga, dua buah pintu istana itu membuka kesamping.

   Didalam iatana yang gelap gulita itu terdengar suara pantulan yang sangat keras sekali, Boen ching dengan perlahan maju masuk kedalam istana tersebut.

   Baru dia berjalan masuk sepuluh kaki, terdengar suaru yang keras dibelakang tubuhnya, ternyata pintu istana itu telah menutup kembali.

   Boen ching tertawa dingin, dia tahu hal ini tentu adalah orang-orang istana chie Lan Kong itu yang sedang main gila.

   Dia pernah melatih ilmu untuk melihat diwaktu malam, sehingga tak mengurusi segala urusan kecil.

   setelah dia memandang kekiri dan ke kanan sejenak.

   mulailah berjalan lagi menuju kedalam.

   Dihadapannya terdapat sebuah lorong yang sangat lebar, diujung lorong itupun terdapat sebuah pintu batu yang tertutup rapat, sedang diatas pintu itu memancarkan sinar yang berkelap kelip.

   dibawah sinar tersebut terdapat beberapa buah tulisan.

   "Ingin menemui Pemilik istana, harus menerjang istana dewa sakti ini terlebih dahulu."

   Boen ching tertawa tawar, ujarnya.

   "Mengapa harus demikian misteriusnya, sehingga suasana menjadi demikian mengerikan"

   Sehabis berkata kedua telapak tangannya dipukulkan keluar, membuat sinar yang berkelip- kelip diatas pintu itu menjadi berterbangan keempat penjuru.

   ***.

   *** Pintu batu tersebut dengan perlahan terbuka, Boen ching setelah mengerutkan alisnya sambil mengangkat kepala, dengan langkah lebar masuk kedalam ruangan itu.

   Baru saja dia memasuki pintu gua itu, mendadak diarah kirinya terdengar suara yang sangat nyaring, Segulung angin kencang yang sangat hebat telah menyerang dirinya dari arah sebelah kiri.

   Boen ching sejak terjun dalam dunia kangow telah menemui jago-jago berkepandaian tinggi entah berapa jumlahnya, tetapi kini diserang oleh angin yang demikian hebatnya itu membuat dia menjadi terkejut, dia menduga orang yang datang pastilah seorang jago berkepandaian tinggi dari Bulim.

   Dia balikan tubuhnya melancarkan serangan dengan menggunakan delapan bagian tenaga dalamnya dia balas menyerang kearah musuh.

   Angin pukulan dari dua belah pihak segera bertemu, Boen ching terasa sangat terkejut, ternyata itu bukanlah seorang manusia, dia telah dapat melihat bahwa yang baru saja menyerang dirinya adalah sebuah tangan yang dibuat dari emas dan panjangnya beberapa kaki.

   Ketika sinar matanya berputar nampak dia dalam ruangan itu empat penjurunya penuh dengan tangan-tangan raksasa yang panjangnya beberapa kaki bahkan mencapai dua tiga kaki panjangnya, serangan balas yang dilancarkannya itu segera membuat bergetar seluruh alat rahasia yang ada didalam ruangan itu menjadi bergetar, sedang tangan-tangan raksasa itu menjadi menyerang dirinya dengan sangat kaCau sekali.

   Boen ching menjadi sangat terkejut, dia yang melihat keadaan itu segera sadar, bahwa Jika dia ingin melawan dengan kekerasan, tidak mungkin dia dapat beradu dengan masing-masing alat rahasia itu, apalagi melawan dengan ***.

   *** tangannya yang terdiri dari darah dan daging, sudah tentu dia bukanlah tandingannya.

   Terlihat angin kencang menyerang tubuhnya dari empat penjuru, semua menggetarkan ruangan tersebut dan berbunyi tak henti-hentinya.

   Didalam keadaan yang sangat kaget dan ribut itu, dengan cepat ia mengerahkan ilmu ginkangnya "Hui Sie Yu She"

   Untuk menghindar.

   Tubuhnya berkelebat dan melayang di tengah udara, sedang beberapa tangan raksasa itu telah melancarkan serangan lagi dan menimbulkan angin yang sangat kencang sekali membuat tubuhnya terdampar pada ujung ruangan itu.

   Dalam sekejap mata saja angin kencang itu menjadi sirep kembali, tetapi pada saat itu pula berpuluh-puluh panah beracun menyambar keujung ruangan tersebut, sedang beberapa tangan raksasa itupun mulai melancarkan serangan lagi, keadaan didalam ruangan dari batu itu sangat tegang sekali bahkan lebih tegang dari suasana tadi.

   Boen ching dengan cepat mencabut keluar pedang Ie Bok Kiamnya dan dicekal ditangan, tubuhnya segera bergerak dan melancarkan jurus dari ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam"

   Yakni jurus "Hong Loei cu lie"

   Atau angin petir bekerja sama.

   Dalam sekejap mata didalam ruangan batu itu penuh dengan sambaran pedang yang mengeluarkan angin bagaikan sambaran petir dan melandanya angin taupan, dengan segera panah-panah beracun itu tersapu jatuh oleh sinar pedang, dimana Ie Bok Kiam menyabet, dengan cepat pula tiga buah tangan raksasa lainnya.

   Boen ching sendiri juga selamanya tidak menduga kalau ilmu "Hong Loei chiet Kiam"

   Itu ternyata mempunyai kehebatan yang demikian besarnya, tidak salah lagi kalau dapat dikatakan mempunyai daya untuk menundukkan naga dan harimau. ***. *** Semangatnya segera berkobar-kobar di antara suara sultan nyaring, ilmu"

   Hong Loei chiet- Kiam"

   Segera dikerahkan, Ie Bok Kiamnya dari tangan kanan berputarpindah ketangan kiri.

   Pada saat itu pula tangan-tangan raksasa yang terdapat didalam ruangan itu runtuh seluruhnya keatas tanah.

   Boen ching sambil turun keatas tanah menyimpan kembali pedangnya, setelah menghela napas lega, matanya dengan perlahan menyapu sekejap keseluruh penjuru ruangan tersebut.

   Tangan-tangan raksasa itu diantara sepuluh buah, delapan sembilan buah telah berhasil dibabat putus oleh pedangnya, sehingga waktu itu ruangan tersebut tak ada sebuah bendapun yang masih utuh.

   Dia berjalan maju kedepan, sambil mengerahkan tenaga dalamnya memukul keatas sebuah pintu batu yang lain- Kali ini dia tidak berani lagi masuk kedalam ruangan tersebut seCara gegabah, barulah dengan perlahan-lahan berjalan menuju kedepan pintu batu itu.

   Setelah masuk kedalam ruangan itu sejauh dua langkah, dia memandang keempat penjuru, tampak seluruh dinding batu tersebut tidak nampak lagi benda-benda yang lain, malahan terdapat banyak sekali lumut melekat diatas dinding.

   Boen ching mengerutkan alisnya, sedang berpikir hendak berjalan maju kedepan lagi.

   Mendadak terdengar suara hempasan pintu yang sangat keras sekali, kiranya pintu batu dibelakang tubuhnya telah menutup kembali.

   Mendadak Boen ching teringat mengapa pada seluruh dinding dalam ruangan tersebut penuh dengan lumut- lumut yang masih segar.

   Tetapi pada saat ini telah terlambat, pada ujung dinding dalam ruangan itu terbuka sebuah lubang yang tidak begitu besar, segulung air yang sangat keras sekali menerjang masuk kedalam ruangan batu itu.

   Boen ching merasa sangat terkejut, dia tidak pernah menyangka kalau Kong Ku ternyata telah mengatur siasat ***.

   *** untuk membenamkan dengan air didalam istana chie Lan Kong ini sekalipun ilmu menyelam yang dimilikinya itu bagaimana baiknyapun, tetapi juga tidak mungkin kalau dia tidak dapat binasa didalam air.

   Sambil balikkan tubuhnya dia melancarkan sebuah serangan hebat kearah pintu batu itu, tetapi hanya terdengar suara yang sangat perlahan sekali dan kemudian tidak nampak gerakan apa-apa lagi.

   Air yang mengalir masuk itu sangat deras sekali dan sangat cepat, dalam sekejap mata saja telah mencapai setinggi lutut.

   dalam hati Boen ching merasa agak terperanjat, berturut-turut dia melancarkan dua kali serangan hebat kearah pintu batu tersebut, tetapi tetap tak nampak perubahan apapun juga.

   Tak sampai beberapa waktu, air yang mengalir masuk itu telah mencapai setinggi paha, pada saat ini Boen ching sebaliknya malah sedikit menjadi lebih tenang, hatinya tiba-tiba bergerak.

   pikirnya.

   "Pada waktu itu Thian Jan Shu pernah menaiki istana chie Lan Kong ini, sudah tentu dia pasti juga melewati tempat ini, dan pada waktu itu Thian Jan Shu pun harus melewati ruangan air ini terlebih dahulu baru dapat menemui tiga bersaudara chie Lan, dia dapat meloloskan dari ruangan ini, akupun harus dapat mencari suatu Cara untuk keluar dari ruangan ini."

   Dia mendongakkan kepalanya memandang empat penjuru dari dinding ruangan itu, sedang pada saat ini air telah mencapai setinggi lubangnya.

   Boen ching segera menarik napas panjang2, tubuhnya meloncat ketengah udara, sedang Ie Bok Kiamnya dia Cabut keluar dari sarungnya, sinar pedang beterbangan memancarkan Cahaya yang menyilaukan mata, lumut- lumut yang terdapat pada dinding ruangan itu segera rontok beterbangan jatuh kebawah.

   ***.

   *** Ketika Boen ching sekali lagi turun kebawah air, dalamnya air dalam ruangan itu telah mencapai setinggi dada.

   Lumut- lumut yang rontok dari dinding ruangan mengotori seluruh permukaan air, sedang empat penjuru dari dinding itu pun telah berubah menjadi keadaan yang semula.

   Boen ching segera memusatkan seluruh perhatiannya memandang pada dinding- dinding itu, tetapi tetap dia tak dapat menemukan sesuatu yang mencurigakan.

   Air yang mengalir masuk makin lama makin meninggi, setelah menarik napas panjang2, sekali lagi dengan memusatkan seluruh perhatiannya ia memeriksa dinding batu itu kalau mungkin terdapat hal-2 yang mencurigakan, sinar matanya tiba2 berhenti disalah satu sudut.

   Dimana terdapat sebuah garis yang menyerupai sebuah retakan dan pada dinding tersebut terbentuk suatu gambar yang sangat-sangat rapat sekali.

   Mana dia mengetehui kalau retakan itu adalah pada waktu itu Thian Jan Shu dengan mengerahkan ilmu Khiekangnya yang lihay yakni ilmu "ciet Keng Khie baru dapat menggetarkan dinding ruangan itu sehingga bobol, walaupun Kong Ku telah berusaha untuk membangunnya dengan menutupi tempat bekas retakan itu dengan batu yang besar tetapi setelah Boen ching berhasil memapas hilang lumut- lumut yang merekat pada dinding itu terlihat kembali bekas retakan tersebut.

   Air telah makin meninggi hingga mencapai leher Boen ching, sambil mengerahkan seluruh tenaga dalamnya, tubuhnya meloncat dari dalam air, sepasang tangannya melancarkan serangan kearah dinding batu tersebut, tetapi hanya terdengar suara yang nyaring, dinding batu itu tetap tak mengalami kerusakan sedikitpun.

   Haruslah diketahui bahwa ilmu Khiekang "chiet Kong Kang Khie"

   Yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya sejak dahulu tak ada yang dapat melawannya, dan Thian Jan Shu dengan ***.

   *** mengandalkan ilmu inilah menjadi kan dirinya manusia tanpa tandingan, dia yang dengan ilmu Khiekang "Thlet Keng Kang Khie"nya berhasil membobolkan dinding itu.

   Keng Ku yang telah banyak membuang waktu untuk memperbaikinya, walaupun perbaikannya itu tak sempurna juga bukanlah hanya satu dua kali serangan yang dilancarkan Boen ching itu dapat membobolkannya.

   Boen ching tak menunggu tubuhnya jatuh kembali kedalam air, sepasang kakinya melancarkan tendangan kilat, tetapi dinding batu itu sedikitpun tak mengalami perubahan.

   Tubuhnya sekali lagi jatuh ke dalam air, pada saat ini air yang terdapat dalam ruangan itu telah mencapai setinggi mulutnya.

   hampir2 saja mencapai pada hidungnya, baru saja Boen ching mengerahkan tenaganya bersiap-siap sekali lagi meloncatkan diri ketengah udara, dari lubang air itu menerobos masuk seekor ular raksasa kedalam ruangan itu.

   Boen ching yang nampak munculnya ular raksasa itu, dalam hatinya merasa sangat terkejut, dia tak mengijinkan ular tersebut masuk lebih jauh kedalam ruangan itu, tangan kanannya digerakkan, Ie Bok Kiamnya telah lepas dari tangannya dan meluncur ketubuh ular raksasa tersebut.

   Ular raksasa itu mengikuti mengalirnya air menerobos masuk terus kedalam ruangan itu, Boen ching yang melemparkan pedangnya kearah tubuh ular raksasa tersebut, nampak ular itu mendongakkan kepalanya, melihat Ie bok Kiam telah melayang dekat pada tubuhnya badannya dengan cepat merendah.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Ie Bok Kiam tersebut meluncur terus dan menatap pada dinding ruangan- Boen ching yang nampak serangannya tidak mencapai pada sasaran, tubuhnya secepat kilat meloncat keatas, sepasang kakinya melancarkan tendangan kilat mengarah sepasang mata ular raksasa itu.

   ***.

   *** Tampak ular raksasa telah menyelam kedalam air lagi, terhadap serangan tendangan yang dilancarkan Boen ching ini sedikitpun tak menggubrisnya.

   Boen ching nampak seluruh tubuh dari ular raksasa itu kini telah masuk kedalam ruangan itu dengan cepat ia mencabut pedangnya, sedang tubuhnya menubruk ke dinding ruangan yang lain, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan hebat kearah dinding ruangan- Ular raksasa itu begitu menyelam kedalam air dengan perlahan-lahan menyusup terus, tiba2 tubuhnya meloncat keatas membuat air memancar dengan hebatnya kearah Boen ching.

   Pada saat ini Boen ching baru saja habis-melancarkan serangan kearah dinding ruangan, tampak air itu dengan hebatnya memancar kearahnya, dalam hatinya merasa agak terkejut, entah Keng Ku memperoleh binatang aneh ini berasal dari mana, ular raksasa yang demikian besarnya jarang sekali nampak.

   Ie Bok Kiamnya yang dicekal ditangannya itu adalah barang pemberian dari suhunya Ie Bok Tocu, dia tidak ingin dengan demikian lalu dibuang, sebenarnya dia dapat menggunakan pedang Ie Bok Kiam itu untuk menusuk ke arah mulut ular tersebut sehingga membuat ular itu menderita luka yang parah, tetapi dia ternyata tidak berbuat demikian-Tubuhnya dari dinding ruangan sebelah meloncat kearah dinding yang lain- Tubuh dari ular raksasa itu sekalipun sangat besar, tetapi gerakannya ternyata sangat lincah dan gesit sekali, begitu serangannya tidak mencapai pada sasaran, ekornya yang sangat besar itu melingkar menyapu kearah Boen ching.

   Ketika itu, air telah makin meninggi hingga tiga empat kaki dari atas ruagan itu..Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa dia terjun kembali kedalam air, dia sadar bahwa ***.

   *** begitu tubuhnya terjun kembali kedalam air maka ratusan kali lipat lebih bahaya jika tubuhnya masih berada ditengah udara.

   dengan ular yang demikian besarnya itu, jika sampai terkena oleh ekornya saja, kiranya untuk selamanya tidak mungkin akan lolos kembali dari ruangan itu.

   Tubuh Boen ching begitu masuk ke dalam air segera tenggelam kedasar ruangan itu.

   Tubuh dari ular raksasa itu mulai bergerak tak hentinya, membuat tekanan didalam air itu menjadi makin bertambah, Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching segera diangkatkan keekor ular raksasa itu.

   Didalam ruangan batu yang demikian sempitnya itu, apabila ular raksasa itu bergerak makin hebat lagi saja, tak usah dia harus menangkap dirinya, hanya cukup tekanan yang besar dari air itu saja sudah dapat membinasakan dirinya ditempat itu.

   Ular raksasa itu sambil mementangkan mulutnya menyambut datangnya Boen ching, nampak Boen ching mengangkat pedangnya hendak menyabet ekornya, dia segera menyabetkan ekornya balik menyerang kearah Boen ching.

   Tubuh Boen ching segera menyelam lagi ke dasar ruangan, dia mengetahui kalau sekarang ini air didalam ruangan itu pasti telah menjadi penuh sehingga tak memberi kesempatan baginya untuk berganti hawa segar, didalam dua tiga jam ini apabila dia tidak berhasil meloloskan dirinya, kiranya tidakakan lagi mendapat kesempatan untuk lolos.

   Dia termenung berpikir keras, mendadak hatinya menjadi bergerak, tubuhnya segera menyusup kearah dinding ruangan yang terdapat Celah itu.

   Ular raksasa itu didalam air yang paling gesit untuk menyerang adalah ekornya, begitu Boen ching menyusup, ekornya yang besar itu mengikutinya dan menyapu kearah Boen ching.

   ***.

   *** Boen ching segera memusatkan perhatiannya memandang tempat yang disapu oleh ekor ular itu, tubuhnya yang menempel pada dinding ruangan mendadak menghindar kesamping, ekor dari ular raksasa itu tak dapat dicegah lagi telah mengenai dinding ruangan itu, terdengar suara yang keras dan menimbulkan gelombang-gelombang air yang deras.

   Boen ching hanya merasa bahwa gelombang2 yang menyerang ketubuhnya itu mengandung tenaga yang luar biasa membuatnya hampir-hampir sesak sekali pernapasannya.

   Gelombang-gelombang yang ditimbulkan oleh ular raksasa itu bergolak terus didalam ruangan itu membuat tekanan air menjadi makin meninggi, hal itu terjadi karena ruangan itu tak terdapat lubang lain, sehingga gelombang yang terkena pada dinding segera memantul kembali kedinding yang sebelah.

   Belum saja dia berhasil memusatkan perhatiannya ular raksasa itu sekali lagi menyapukan ekornya ke tubuhnya.

   Boen ching dengan cepat mengapitkan sepasang kakinya sedang tubuhnya meluncur keatas menghindari sambaran ekor ular raksasa itu.

   tanpa melihat lagi dia telah mengetahui kalau serangan dari ekor ular raksasa itu tidak mengenai sasarannya kalau tidak geombang yang ditimbulkan mana dapat demikian hebatnya.

   Tubuhnya sekali lagi menubruk kearah dinding ruangan yang terdapat celahnya itu, dia tak dapat menahan sabar lagi, Ie Bok Kiamnya bergerak dengan hebatnya didalam air dan melontarkan ilmu pedang yang sangat kuno dan baru saja berhasil dipelajarinya itu "Hong Loei chiet Kiam"

   Begitu pedangnya digerakkan diikuti dengan suara petir dan angin yang menyambar menerjang kearah dinding itu.

   Pada saat itu ular raksasa itupun telah membalikkan tubuhnya menerjang kearah Boen ching tetapi nampak Boen ***.

   *** ching telah mengerahkan ilmu "Hong Loei chiet Kiam"nya ular itu menjadi terkejut kepalanya ditekuk dan menerjang pula kearah dinding ruangan itu.

   Dua buah kekuatan yang sangat dahsyat bersama2 menerjang kearah dinding ruangan itu, terdengar suara yang memekikkan telinga, dinding batu itu telah terdapat sebuah lubang yang sangat besar, segulung air yang sangat deras sekali mengalir keluar.

   Ketika itu Boen ching bagaikan berada dialam impian, dia merasa sangat terkejut berCampur girang, sungguh tak pernah disangka olehnya bahwa kali ini ternyata dia berhasil menerjang hancur dinding itu, dia tidak mengetahui bahwa dia beberapa kali menerjang dan menggempur dinding itu membuatnya sedikit menjadi bergetar, ketika dengan seluruh kekuatannya menggempur sekali lagi, dinding itu sudah hampir tergempur roboh dan kali ini dengan kekuatan gabungan dari ular raksasa tersebut tidaklah heran kalau dinding itu segera roboh.

   Air deras yang mengalir keluar dari ruangan itu segera lenyap tanpa bekas, ular raksasa itupun ikut tersapu keluar, sedang dalam ruangan itu air telah tak mengalir keluar lagi, tinggal Boen ching seorang yang berdiri termangu- mangu disana.

   Oooo0dw0oooo0 BOEN CHING setelah berdiri termangu- mangu ditempat itu segera memandang sekeliling dari ruangan tersebut, dirinya ternyata telah berada ditengah sebuah lorong yang panjang, sedang lorong tersebut bentuknya sangat aneh sekali, keempat penjurunya bukannya terdiri dari batu-batu melainkan dibuat dari balok2 kayu yang sangar besar.

   Sepasang matanya memperhatikan lorong itu dengan tajam, entah didalam lorong itu akan terjadi peristiwa apa lagi.

   ***.

   *** baru saja dia lolos dari ruangan batu itu, jika bukannya secara kebetulan berhasil membuat dinding dari ruangan itu menjadi hancur, kiranya dirinya sukar sekali lolos dari kematian.

   Jika dilihat dari kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini tanpa diragukan lagi dia dapat menduduki sebagai jago nomor satu didalam Bu-lim, tetapi jika akan dibandingkan dengan Thian Jan Shu waktu itu, kiranya masih terpaut sangat jauh sekali dan jika bukannya tempo hari Thian Jan Shu telah membuat ruangan itu berlubang, sampai kinipun kiranya sukar baginya untuk keluar dari ruangan itu.

   Lorong itu jika dibandingkan dengan ruangan batu itu jauh lebih aneh lagi, dia tidak berani mengatakan kalau akan terjadi peristiwa lagi, tetapi dia tidaklah mungkin terus2an berdiam ditempat itu dan harus melewati lorong itu.

   Setelah menenangkan pikirannya sejenak, ternyata masih tetap tak dapat melihat tempat keanehan dari lorong tersebut.

   Diam-diam dalam hati pikirnya, berdiri termangu2 lebih lama disinipun tidak ada gunanya, tubuhnya dengan perlahan mulai bergerak berjalan menuju kedalam lorong tersebut.

   Dia berjalan terus hingga ditengah lorong tersebut, masih tetap tak nampak benda-benda yang sangat aneh.

   Tetapi pada saat itu pula, dikanan dan dikiri dari tubuhnya mendadak melompat jatuh dua buah balok kayu yang sangat besar, diikuti dengan angin kencang yang sangat hebat, secepat kilat meluncur kearah Boen ching.

   Boen ching merasa sangat terkejut, pada ketika itu juga mendadak ia sadar mengapa didua belah lorong itu terdapat balok-balok kayu sebagai dinding.

   Tetapi sekarang ini dia telah berjalan sampai pada tengah lorong, kiranya sukar sekali untuk meloloskan diri, dia pikir bahwa jika ia ingin menghindar kiranya tidaklah demikian ***.

   *** mudahnya, masih berpuluh-puluh balok kayu yang masih menanti dirinya.

   Kayu- kayu besar yang menyerang dirinya itu tidak memberikan banyak waktu baginya untuk berpikir lagi, Ie Bok Kiamnya secepat kilat di sentil keluar, jurus pertama dari ilmu "Hong Loei chiet Kiam.

   "Hong Hou Loei cing"

   Atau pekikan angin mengejutkan petir segera dilancarkan, Ie Bok Kiam ditangannya itu dari sebelah kanan bergerak kesebelah kiri dan dari sebelah kiri berputar lagi kesebelah kanan, demikian terus hingga berpuluh-puluh kali banyaknya, suara sambaran angin dan petir memenuhi lorong tersebut.

   Dua batang balok kayu yang besar itu disaat yang sangat kritis itu menerjang lagi, tetapi ilmu "Hong Loei chiet Kiam"

   Yang merupakan ilmu pedang yang disertai hawa tenaga dalam yang dahsyat, begitu sinar pedang berkelebat telah memaksa dua batang kayu itu terpukul jatuh.

   Tidak menanti dia sekali lagi berganti jurus dari samping tubuhnya dua batang kayu telah melayang menerjang kearahnya.

   Boen ching merasa sangat terkejut, dia mengira kalau dengan sekuat tenaga berhasil menahan serangan dua batang kayu yang semula itu tak mungkinakan mendapatkan serangan lagi, tapi sungguh tak terkira ternyata dari sampingnya masih terdapat balok kayu yang melayang menerjang kearahnya.

   Hatinya terasa sedikit menjadi gugup, terpaksa sekali lagi ia melancarkan serangan-Pada saat tubuhnya miring kesamping telah dapat melihat bahwa dibelakang dari balok kayu yang menerjang dirinya itu terdapat dua buah rantai besi besar, hal ini dapat membuktikan kalau semua itu digerakkan oleh alat-alat rahasia yang tersembunyi, hatinya menjadi sedikit bergerak, pedangnya dilancarkan dari samping menerjang dua buah ***.

   *** kayu yang besar itu, diikuti dengan tanpa ragu2 lagi Ie Bok Kiamnya segera lepas dari tangannya, Ie Bok Kiam tersebut membuat setengah lingkaran terlebih dahulu ditengah udara kemudian mematahkan dua buah rantai besi yang terdapat dibelakang kayu tersebut.

   Baru saja Ie Bok Kiamnya kembali ketangannya, dua batang kayu dari belakang tubuhnya telah melayang menerjang kearahnya.

   DIA tak dapat berbuat apa-apa, terpaksa tangan kanannya diangkat untuk menempel pada tubuh kayu dibelakangnya itu, tak menanti kayu tersebut menerjang tubuhnya, kaki kanannya mengikuti datangnya kayu besar itu melancarkan tendangan, terlihat kayu besar itu berputar tak henti2nya terdengar suara yang nyaring dua batang kayu besar saling bertubrukan satu sama lainmya dan bersama-sama jatuh keatas tanah.

   Pada saat ini lweekang yang dimiliki oleh Boen ching dapat dihitung sebagai jago yang lihay didalam Bulim, apalagi dia berhasil melatih memandang didalam kegelapan, sedang jurus yang baru saja digunakan itu ternyata adalah jurus "Kiam coan Thian Hwee"

   Dari ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoatnya.

   Pada waktu dia menghindari dua buah kayu yang menerjang kearahnya itu, Ie Bok Kiamnya telah meluncur kearah dinding sebelah kirinya, terdengar dua kali suara yang sangat perlahan dua buah rantai besi yang terdapat dibelakang kayu itupun telah terputus oleh sambaran pedangnya itu.

   Dari dinding sebelah kiri menjadi tidak bergerak lagi, tetapi dari dinding sebelah kanan masih terdapat sebuah kayu besar yang secepat kilat menerjang kearahnya, dengan disertai oleh suatu angin yang sangat dahsyat sekali menerjang ketubuhnya.

   ***.

   *** Boen ching nampak alat rahasia pada dinding yang ada disebelah kirinya itu ternyata dapat dirusak sesuai dengan keinginannya, dalam hatinya merasa sangat girang, tubuhnya berkelebat secepat kilat menempel pada dinding sebelah kanan, tangannya segera mencabut kembali pedang Ie Bok Kiamnya yang tertancap pada dinding tersebut.

   Dengan sinar mata yang sangat tajam dia memandang kayu besar yang dapat menyerang orang dengan bersilang didalam lorong itu, sedang dalam hatinya diam2 merasa sedikit terkejut, pikirnya.

   "Jika tadi aku berada ditengah lorong itu dan mendadak dari kanan kiri bersamaan waktunya dua buah kayu raksasa menyerang, bukankah aku akan mengalami kematian yang sangat mengerikan ditempat itu untung aja Ie Bok Kiam ini telah menolong jiwaku."

   Jika dia bukannya telah melatih ilmu memandang dalam keadaan gelap.

   kiranya tidak sampai lorong ini, sekalipun rintangan pertama pun tidak akan berhasil menerobosnya, berpikir sampai disini, tanpa terasa dia agak merasa sedikit ngeri.

   Disebelah kanan dari lorong tersebut, kayu2 raksaaa telah dapat dipatahkan seluruhnya dan berserakan tak keruan di dalam lorong tersebut, Boen ching yang memandang kayu2 yang berserakan tak karuan itu dalam hatinya membatin, entah dibawah sana dua buah rintangan yang lain itu terdiri dari apa saja.

   Setelah mengatur pernapasan sejenak.

   sekali lagi dia gerakan tubuhnya berjalan menuju kelorong yang lain- Keluar dari lorong itu, pada ujungnya terlihat sebuah ruangan batu yang tertutup rapat sekali.

   Boen ching berdiri tertegun sejenak didepan pintu batu itu.

   Mendadak pintu batu tersebut dengan sendirinya dengan perlahan2 membuka, hawa panas dari dalam pintu batu itu ***.

   *** memaksa Boen ching untuk mundur setindak kebelakang terlihat sinar merah memancar keempat penjuru didalam ruangan itu, ternyata terdapat sebuah liang api yang besar sekali, sedang dalam liang tersebut api ber-kobar2 dengan hebatnya.

   Dalam hatinya sedikit merasa terperanjat, pada ujung liang api itupun terdapat sebuah pintu batu, tetapi masih tertutup dengan rapatnya kini, ketika itu pintu batu tersebut saking panasnya hawa telah berubah warnanya menjadi merah padam.

   Boen ching sekalipun berdiri didepan pintu batu itu, tetapi diapun dapat merasakan panasnya hawa yang sukar untuk ditahan, terpaksa sekali lagi dia mundur kebelakang selangkah.

   Tetapi begitu dia mundur dirinya ke belakang, dari belakang tubuhnya segera berkelebat keluar belasan pemuda berbaju merah yang memegang pedang ditangan, tangan kanannya mencekal pedang sedang pada tangan kirinya tampak memegang obor.

   Boen ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa orang2 ini telah bersiap untuk memaksa dia terjun kedalam liang api yang berkobar kobar itu, tangannya segera dibalikkan mencabut pedangnya dan berdiri tegak ditempat itu.

   Belasan pemuda yang mencekal pedang itu setelah dengan tenang berdiri ditempat itu sejenak.

   segera mulailah melancarkan serangan menerjang kearah Boen ching, luas dari lorong tersebut tidaklah begitu lebar, hanya empat lima enam orang menerjang seCara bersama-sama, tetapi belasan orang itu agaknya telah mendapatkan latihan yang lama, terlihat dihadapannya terdapat enam orang pemuda yang mengangkat pedangnya mendesak maju, sedang yang lainnya berdiri diatas dinding, dan berkelebat ke kaman dan kekiri, dengan pedangnya menerjang kearah Boen ching.

   ***.

   *** Tampak hal ini Boen ching menjadi mengerutkan alisnya, mana dia mau dengan begitu saja terpaksa oleh beberapa orang pemudaitu masuk kedalam liang api itu, pedang panjangnya segera melancarkan serangan bertubi-tubi mematahkan setiap serangan yang dilancarkan oleh belasan orang itu.

   Tetapi yang paling dikuatirkan olehnya bukanlah pedang panjang yang berada ditangannya itu, karena kepandaian yang dimiliki oleh belasan orang itu tidaklah begitu tinggi, tetapi pada tangan kiri dari orang-orang itu mencekal sebuah obor dan diletakkan dibelakang punggungnya, entah apa kegunaannya dari obor tersebut.

   Dalam sekejap mata saja sepuluh jurus telah berlalu, mendadak tubuh dari belasan pemuda itu melayang berkelebat, sedang belasan pedang panjangnya meluncur seluruhnya kearah Boen ching, ternyata dalam waktu yang singkat itu telah berganti tempat kedudukan- Boen ching menjadi sangat terkejut, begitu pedang panjang dari orang-orang itu bergerak dia baru dapat melihat bahwa belasan pedang panjang itu bersamaan waktunya telah meluncur keseluruh tubuhnya, dia terperanjat atas kerja sama yang demikian eratnya diantara belasan orang pemuda itu.

   Tidak menanti dia untuk berpikir panjang lagi, pedangnya segera dengan datar menyorong kedepan, sedang tubuhnyapun meloncat ketengah udara, memukul jatuh lima bilah pedang yang menyerang didepan tubuhnya itu.

   Baru saja Boen ching menggerakkan pedangnya, belasan pemuda berbaju merah itu telah menggerakan tangan kirinya, belasan gulungan api telah meluncur ketubuhnya.

   Boen ching menjadi sangat terkejut, dengan tergesa-gesa ia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling lihay.

   "Hui Sie Yu-She " ***.

   *** Tubuhnya segera melayang ketengah udara tetapi gerakan tubuhnya ternyata masih tetap terlambat setindak.

   ilmu "Hui Se Yu She"

   Sekalipun merupakan ilmu meringankan tubuh yang sangat aneh, tetapi bagaimanapun juga masih tetap terdapat kekurangan, tubuhnya yang berada ditengah udara itu dengan meminjam angin kencang yang menyambar segera melayangkan tubuhnya lagijauh keatas, tetapi dengan demikian tak dapat mengerahkan tenaga lagi, begitu sedikit mengerahkan tenaga maka tubuhnya akan terjatuh kembali keatas tanah.

   Tubuhnya yang melayang ketengah udara itu sekalipun telah berhasil menghindarkan diri dari serangan pedang 2 itu, tetapi belasan gumpalan minyak bakar dan api itu tak dapat lagi dihindarkan seluruhnya, terdengar suara minyak yang mengenai jubah panjang yang dipakainya, sekalipun hanya terkena separuh saja, tetapi dengan segera api berkobar keseluruh tubuh.

   Dia tak berani berpikir panjang lagi, dengan cepat dia jatuhkan dirinya keatas tanah dan berguling tak hentinya untuk memadamkan api yang sedang berkobar.

   Belasan pemuda berbaju merah itu bersama-sama segera menubruk ketubuh Boen ching, hati Boen ching pada saat ini telah dibikin menjadi sangat gusar, sekali Ie Bok Kiamnya segera dilancarkan keluar, terdengar suara jeritan ngeri, seorang pemuda berbaju merah telah terpancang diatas dinding oleh tusukan pedang itu.

   Tangan dan kakinya segera dikerahkan melancarkan seluruh jurus dari ilmu "Thay Thien Koei sih."

   Dengan segera pula belasan pemuda yang menubruk kearah itu telah herhasil melemparkan keluar dua orang diantaranya terjatuh di dalam liang api itu terdengar suara yang sangat mengerikan dari mulut pemuda itu, membuat pemuda yang berbaju merah lainnya saking terkejutnya lantas saja telah mundur ke belakang.

   ***.

   *** Boen ching segera bangkit berdiri, api yang telah berkobar pada tubuhnya pada saat ini telah berhasil memadamkan, dengan termangu-mangu dia berdiri disana, dan memandang pemuda berbaju merah yang telah binasa dibawah pedang Ie Bok Kiamnya dan tertancap diatas dinding itu.

   Terlihat pemuda berbaju merah itu, kedua tangannya dengan lemah lurus kebawah, sedang dari mulutnya mengalir darah segar.

   Didalam hati Boen ching entah merasa kan bagaimana rasanya pada saat ini orang tersebut telah binasa sedang dua orang lainnya yang terlempar kedalam liang api itupun tak terdengar gerakan apa- apa lagi setelah termenung sesaat tanpa terasa dia tertawa tawar.

   Lima barisan yang diatur aleh golongan istana Chie Lan Kong itu juga tidak berarti apa- apa dan tidak lain juga diatur menurut kedudukan "Ngo Heng"

   Setelah lewat barisan ini, dibawahnya pastilah termasuk kedudukan "Toh"

   Atau tanah.

   Dia memandang pada bajunya sejenak yang telah robek itu, tangannya segera digerakkan merobek baju itu yang kemudian dirobek lagi menjadi dua bagian dan dibuang kedalam liang api itu.

   Api dari liang segera berkobar dengan cepat membuat potongan baju itu menjadi abu.

   Boen ching balikkan tubuhnya mencabut kembali pedang Ie Bok Kiamnya, sedang tangan kirinya menahan jatuhnya mayat pemuda berbaju merah tersebut.

   Dengan diam-diam dia kerahkan tenaga dalamnya, tangan kirinya didorongkan kedepan dengan kerasnya, dan melemparkan mayat dari pemuda berbaju merah itu kepintu batu yang ada dihadapannya itu, pintu batu itu dengan cepat terpentang lebar begitu mendapat serangan yang demikian kerasnya itu, sedang mayat pemuda berbaju merah itupun terjatuh masuk daldam ruangan tersebut.

   ***.

   *** Boen ching setelah menarik napas panjang-2, tubuhnya segera melayang ke tengah udara, bagaikan kilat Cepatnya tubuhnya menubruk ke ruang sebelah itu, sekalipun gerakan itu dilakukan dengan sangat Cepat sekali, tetapi dia tetap merasakan hawa panas yang sukar ditahan.

   Tubuhnya dengan cepat melayang masuk ke dalam ruangan itu, begitu dia masuk segera hidungnya dapat mencium bau harum yang menusuk sekali.

   sepasang mata Boen ching segera menyapu memandang keempat penjuru tempat itu, nampak diluar dari pintu batu itu ternyata terdapat sebuah kebun bunga, gunung-2,jembatan keCil dan sungai yang mengalir dengan perlahan, Sinar mataharipun memancarkan sinarnya dengan terang, jika dibandingkan dengan ruangan-2 sebelumnya jauh berbeda sekali.

   dalam hati dia merasakan sangat heran, entah Kong Ku dengan begundal2nya itu akan berbuat apa, ditempat yang demikian ini entah masih mempunyai alat-alat lihay apa lagi.

   Didalam kebun bunga itu sangat sunyi sekali keadaannya, sekalipun keempat penjuru dari kebun itu adalah dinding tembok yang tinggi, tetapi tidaklah sampai mengurangi keindahannya, bunga- bunga yang tumbuh samar-samar mengeluarkan bau harum yang menusuk hidung.

   Boen ching tidak berani gegabah, setelah memeriksa sebentar pedang Ie Bok Kiam yang dicekal pada tangannya itu, dengan perlahan bertindak kedepan.

   Mendadak dia menghela napas, ditengah kebun bunga itu ternyata berdiri tegak sebuah batu nisan yang tinggi besar, entah apa kegunaannya.

   Baru saja dia merasa heran, batu nisan yang tinggi besar tersebut dengan perlahan telah mulai membuka dan membelah kesamping.

   Ketika Boen ching memperhatikan dimana batu nisan membelah mendadak dia terjerumus dalam ***.

   *** suasana yang sangat tegang sekali, dia telah dapat melihat dari tempat Celah dimana tadi membelah menjadi dua itu bergerak keluar segerombolan tawon-tawon beraCun Dia balikkan tubuhnya bersiap hendak mundur, tetapi pintu batu dibelakang tubuhnya itu telah menutup dengan kerasnya, dia menjadi sangat terkejut ketika menoleh kebelakang sekali lagi, batu nisan yang membelah itu makin lama makin besar celahnya, dan telah ada belasan tawon-tawon beracun yang berwarna hitam terbang keluar.

   Sekejap mata saja telah keluar berpuluh-2 tawon beracun yang segera berterbangan disekitar batu nisan tersebut.

   Boan ching tidak berani lagi memikirkan bagaimana akhirnya, begitu batu nisan tersebut rubuh keatas tanah, tawon-tawon beracun itu pastilah akan terbang menyerang dirinya, kecuali kalau memiliki kepandaian yang tinggi seperti Thian Jan Shu, sehingga dengan ilmu Khiekangnya melindungi seluruh tubuhnya dan tahan terhadap serangan tawon beracun itu.

   Dia nampak rubuhnya batu nisan itu telah tinggal menunggu saatnya saja, hatinya tiba-tiba bergerak matanya melirik pada pintu batu di ujung kebun bunga itu sejenak, mendadak tangan kanannya bergerak mencekal mayat pemuda berbaju merah yang terdahulu, kemudian tangan kanannya didorong kedepan, mayat dari pemuda berbaju merah itu segera melesat ke tengah udara dan berputar setengah lingkaran kemudian menubruk batu nisan itu dengan hebatnya.

   begitu dia melemparkan mayat dari pemuda berbaju merah itu, tubuhnya segera pula menerjang kearah pintu batu.

   Terdengar suara yang sangat keras, batu nisan itu telah berhasil dirobohkan, suara tawon segera berbunyi dengan kerasnya bagaikan sekumpulan awan hitam, tawon-tawon beracun itu bersama-sama menubruk mayat pemuda berbaju merah itu.

   ***.

   *** Boen ching yang nampak menubruk kepintu batu itu, kedua telapak tangannya segera melancarkan serangan untuk membuka pintu batu itu sedang tubuhnya bagaikan kilat Cepatnya melayang masuk kedalam.

   Baru keluar dari pintu batu itu sepuluh tindak.

   diluar sana berdirilah Kong Ku dengan wajah yang masam.

   Boen ching menghembus napas lega, dan berdiri dihadapan dengan Kong Ku, dia dengan Kong Ku memangnya pernah bertemu satu kali, dia tahu bahwa telinga Kong Ku sangat tajam sekali, bahkan jauh lebih hebat dari sepasang mata orang biasa..

   Dua orang saling berhadapan dan berdiam diri, tak lama kemudian Kong Ku baru membuka mulut, dengan dingin ujarnya.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Tidak kusangka ternyata kau masih tetap hidup, masuk kedalam Telaga naga dingin tidak binasa, hal ini sudah merupakan suatu peristiwa yang aneh dan kini ternyata kaupun tidak mengalami kematian juga."

   Boen ching setelah mendengarkan perkataan dari Kong Ku ini barulah dapat menghembus napas, jago-jago kepandaian tinggi waktu bertanding haruslah memusatkan keseluruh perhatiannya, kini Kong Ku telah membuka mulut untuk berbicara sudah tentu tidak mungkin akan melancarkan serangan bokongan terhadapnya lagi.

   Sinar matanya dengan perlahan bergerak memandang keadaan-keadaan dari sekitar ruangan itu, terdengar suara perlahan, pintu belakang batu tubuhnya ternyata telah menutup kembali, pada saat ini dia nampak dirinya ternyata telah berada didalam suatu ruangan istana yang sangat tinggi dan luas.

   Atap dari ruangan itu dibuat dari kaca yang berwarna ungu, dibawah sorotan sinar matahari warna tersebut memancar kebawah sedang kedua sisinya berdiri tegak belasan orang ***.

   *** pemuda dan diatas dari istana tersebut terletak dua buah kursi.

   Dengan perlahan dia tertawa ujarnya..

   "Ini hari aku telah berada dihadapanmu, engkau seharusnyalah memberikan suatu pertanggung jawabkan kepadaku."

   Kong Ku dengan dingin tertawa kalap.

   sahutnya.

   "Sungguh besar sekali omonganmu, kau harus mengetahui orang yang masuk ke dalam istana ini tidaklah sedikit jumlahnya, tetapi yang dapat keluar dari tempat ini secara hidup,hidup hanyalah Thian Jan shu seorang saja, kecuali jika kau memiliki kepandaian seperti Thian Jan Shu tingginya, kalau tidak aku kira hanya dapat memasuki istana ini secara hidup, hidup tetapi jika ingin keluar secara hidup pula, aku kira masih jauh dari dUgaan".

   Boen ching tertawa mengejek ujarnya.

   "Golongan istana chie Lan Kong, ingin menahan diriku, aku kira tidaklah demikian mudahnya, aku menasehatkan dirimu, lebih baik lepaskan saja Bwee Giok serta Shie siaw In"

   Dari mulut Kong Ku terlihat terlintas senyuman yang dingin sekali, ujarnya.

   "Aku mengira nyawamupun tidak akan lebih panjang lagi, sehingga menanti pada pertemuan diloteng oei Hok Lo pada bulan delapan malam Tiong chiu barulah menyelesaikan urusan diantara kita, tetapi kini kau telah datang kemari, hal ini adalah lebih baik lagi."

   Dengan dingin sahut Boen ching.

   "Aku masih lupaakan sesuatu lagi, aku dengar ada berita yang mengatakan hioloo kuno yang terdapat di dalam Telaga naga dingin itu telah kau dapatkan, dan aku masih belum memintanya kembali."

   Kong Ku tertawa dingin ujarnya.

   "Engkau sekarangpun boleh minta kembali" ***. *** Boen ching dengan perlahan bertindak selangkah kedepan, dia mengetahui bahwa lweekang yang dimiliki Keng Ku ini sangat tinggi, bahkan masih diatas dari empat iblis sakti, apalagi ilmu "Mie Huan Kiam Hoat"

   Dari golongan istana chie Lan Kong pun dia pernah mencoba dari tangan Yuen cong Hong dan bukanlah dapat dilawan dengan seenaknya.

   Kong Ku sekalipun tak melihat dengan sepasang matanya, tapi telinganya jauh melebihi matanya, dari majunya Boen ching setindak ke depan, serta pernapasannya dia telah mengetahui bahwa lweekang yang dimiliki Boen ching sekarang ini jauh lebih tinggi dari dahulu.

   Sedang perkataan yang diucapkan oleh Yuen cong Hong pun tidaklah bohong, dengan kepandaian yang dimiliki Boen ching sekarang ini bukanlah dengan tangan kosong dirinya dapat menahan serangannya.

   Dengan perlahan dia mencabut keluar pedangnya dari belakang punggungnya.

   Boen ching sambil sedikit menggetarkan pedangnya ujarnya.

   "Lebih baik kita berjanji dahulu.

   Jika aku mengalami kekalahan kau bolehlah menghukum aku, tapi apa bila kau yang mengalami kekalahan, kau harus menyerahkan dua orang nona itu kepadaku, sedang hioloo kuno tersebut saat ini aku tak menginginkannya, kalau tidak akuakan membumi hang us kan istana chie Lan Kong mU ini."

   


Lembah Nirmala -- Khu Lung Duel Dua Jago Pedang -- Khu Lung Beruang Salju -- Sin Liong

Cari Blog Ini