Kekaisaran Rajawali Emas 6
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung Bagian 6
Kekaisaran Rajawali Emas Karya dari Khu Lung
"Karena, setiap kali aku menemuinya, aku selalu memakai sejenis bedak bunga yang sangat harum dan tebal aromanya.
Dan kemudian bila aku muncul sebagai ShangGuan DanFeng, aku tinggal menghilangkan aroma itu dari tubuhku."
"Tampaknya kau telah memikirkan segalanya."
"Itu karena aku seorang wanita,"
ShangGuan FeiYan menjawab dengan manis. "Wanita tidak suka mengambil resiko."
"Lalu kenapa kau menyuruh Liu YuHen mencoba membunuhku?"
"Seharusnya kau juga sudah tahu alasannya."
Ia menjawab dengan santai. "Apakah karena ia sudah tidak berguna lagi bagimu, maka kau ingin membunuhnya melalui tanganku?"
"Seharusnya aku sudah tahu bahwa kau tidak suka membunuh."
ShangGuan FeiYan menarik nafas.
"Kalau tidak, aku pun tidak perlu membunuh Yan TieShan dengan tanganku sendiri."
Sejak ia tiba, Liu YuHen seperti berubah menjadi orang lain.
Laki-laki itu menjadi sangat pendiam.
Bila ia memandang gadis itu, tatapannya selalu menunjukkan sebuah perasaan yang sangat hangat.
Tapi kalimat ShangGuan FeiYan yang terakhir itu seperti sebilah pisau belati yang tajam, tiba-tiba mengiris sampai ke hatinya.
"Kau kau benar-benar menginginkan aku mati?"
Ia bertanya dengan suara bergetar. "Kau seharusnya sudah mati dari dulu, untuk apa lagi orang sepertimu hidup?"
ShangGuan FeiYan menjawab dengan dingin, bahkan tidak meliriknya sama sekali. "Tapi kau kau mengatakan."
"Tentu saja semua yang aku katakan adalah dusta, untuk menipumu. Kau kira aku benar-benar menyukaimu?"
Seluruh tubuh Liu YuHen tampak membeku.
Ia berdiri di sana, tanpa bergerak, menatap gadis itu dalam keadaan seperti terhipnotis.
Matanya penuh dengan kebencian, tapi juga cinta.
Setelah beberapa lama, akhirnya ia menarik nafas dengan perlahan.
"Kau benar.
Tentu saja kau tidak mungkin menyukaiku.
Aku tahu itu.
Selama ini aku hanya berdusta pada diriku sendiri."
"Paling tidak kau tidak terlalu bodoh."
Liu YuHen mengangguk dengan lambat.
Tiba-tiba ia mengayunkan pedangnya ke arah dadanya sendiri.
Pedang itu telah menembus jantungnya ketika darah menyembur seperti air pancuran dari punggungnya dan memercik hingga ke dinding.
Tapi wajahnya kembali berubah tanpa ekspresi.
Kematian, baginya, tampaknya bukan merupakan hal yang menyakitkan, tapi sebuah kemewahan.
Matanya tiba-tiba mulai berkilauan ketika ia tiba-tiba tertawa.
"Ternyata mati itu tidak terlalu sukar,"
Ia bergumam.
"tapi mati di hadapanmu, paling tidak aku bisa"
Ia roboh sebelum menyelesaikan kalimatnya.
Lu Xiao Feng tidak mencegahnya, dan memang tidak bisa mencegahnya.
Kadang-kadang mati dalam kedamaian adalah lebih baik daripada hidup.
"Ia benar-benar orang yang romantis dan penuh cinta, sayangnya ia jatuh cinta pada orang yang salah."
Lu Xiao Feng menatap ShangGuan FeiYan, tiba-tiba ia dipenuhi oleh perasaan jijik terhadap gadis yang tidak memiliki perasaan iba ini.
Bukan benci, tapi jijik, persis seperti perasaan orang terhadap ular berbisa.
PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas.
"Kau telah melakukan hal yang bodoh."
Ia berkata dengan dingin.
"Oh?"
"Kau seharusnya tidak memaksanya mati."
"Kenapa?"
"Karena jika ia masih hidup, paling tidak ia tak akan membiarkanku membunuhmu."
"Kau ingin membunuhku? Kau tega?"
"Aku memang tidak suka membunuh, selain itu aku pun tidak pernah membunuh seorang wanita, tapi kau ada kekecualian."
ShangGuan FeiYan tertawa. "Jika demikian, lalu apa lagi yang kau tunggu?"
"Aku tidak terburu-buru!"
"Tentu saja kau tidak terburu-buru, karena sepertinya aku tidak bisa lari lagi sekarang."
ShangGuan FeiYan berkata dengan santai.
"Di samping itu, kau masih punya beberapa pertanyaan untukku!"
"Tampaknya kau pun tidak bodoh."
"Apakah kau ingin bertanya kenapa aku menyuruh Liu YuHen membuntungi kaki laki-laki tua itu sebelum kalian tiba? Dan bagaimana aku tiba-tiba tahu bahwa kaisar seharusnya punya 6 jari kaki?"
"Aku tidak perlu menanyakan itu lagi padamu."
"Kau sudah bisa menebaknya?"
"Burung merpati jauh lebih cepat daripada manusia."
"Kau benar-benar cerdas."
ShangGuan FeiYan menarik nafas.
"Seharusnya aku tidak membocorkan rahasia itu pada Yie XiuZhu."
"Ia satu-satunya orang yang kalian beritahu?"
"Benar."
"Apakah kau sengaja membocorkan rahasia itu? Atau kau ingin mengujinya?"
"Aku tidak ingin menyakitinya,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Ia juga seorang gadis yang malang."
ShangGuan FeiYan tiba-tiba mendengus dingin.
"Kau keliru tentang dia.
Ia mungkin tampak sangat jujur dan baik, tapi kenyataannya ia adalah seorang perempuan jalang."
"Hanya karena ia jatuh cinta pada laki-laki yang sama denganmu?"
"Ia hanya memanfaatkan perempuan itu,"
Wajah ShangGuan FeiYan menjadi hijau.
"Persis seperti aku memanfaatkan Liu YuHen."
"Yie XiuZhu memberitahukan rahasia itu padanya, dan dia mengirimkan pesan kepadamu dengan menggunakan burung merpati."
ShangGuan FeiYan mengangguk, ekspresinya tiba-tiba menjadi sangat hangat dan tenang.
"Merpati hitam itu biasanya digunakan untuk membawakan surat cinta di antara kami, ternyata ia bisa juga digunakan untuk hal-hal lain."
"Jika dia bisa memberikan perintah pada si Pengait Jiwa dan Hakim Berwajah Besi, maka mungkinkah dia adalah pemimpin Paviliun Baju Hijau?"
"Bagaimana menurutmu?"
"Aku tidak tahu."
"Kau berharap aku akan memberitahumu?"
"Tentu saja aku tidak mengharapkan kau mau memberitahuku sekarang."
"Nanti pun tidak akan kuberitahukan padamu, kau tak akan pernah tahu siapa dirinya."
"Tapi kau adalah seorang wanita."
"Lalu kenapa?"
"Bahkan seorang gadis cantik seperti dirimu, jika hidungnya dipotong, tentu saja akan menjadi sangat buruk."
Lu Xiao Feng berkata dengan dingin. "Kau kau tega memotong hidungku?"
ShangGuan FeiYan bertanya dengan terkejut dan panik. "Jika kau benar-benar mengira hatiku lebih lunak daripada tahu,"
Lu Xiao Feng menjawab dengan santai.
"maka kau sangat keliru." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Jadi jika aku tidak memberitahukan siapa dirinya padamu, kau akan memotong hidungku?"
ShangGuan FeiYan menatapnya dengan terkejut. "Yang pertama hidung, lalu telinga."
ShangGuan FeiYan tiba-tiba tersenyum manis. "Kau bicara kasar, tapi aku tahu bahwa kenyataannya kau tak akan tega."
"Kau ingin mencoba?"
Wajah Lu Xiao Feng menjadi gelap.
"Aku tahu bahwa kau tak akan mencoba melakukannya, karena aku tahu kau tak mau punya teman yang tidak memiliki hidung."
"Bagusnya kau bukan lagi temanku."
"Aku tahu aku bukan temanmu, tapi Hua Man Lou dan Zhu Ting itu kan temanmu."
Wajah Lu Xiao Feng berubah warna lagi. "Jika kau memotong hidungku, maka mereka mungkin tidak bisa menjaga kepalanya."
ShangGuan FeiYan berkomentar dengan santai.
"Bukankah tidak berkepala itu lebih buruk daripada tidak berhidung?"
Lu Xiao Feng menatapnya. Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak. "Kau kira ini lucu?"
"Kau kira aku benar-benar percaya kalau kau telah memperdayai Hua Man Lou lagi?"
Lu Xiao Feng menjawab di antara suara tawanya.
"Jika aku bisa memperdayainya sekali, aku pun bisa memperdayainya lagi."
"Hanya orang tolol yang bisa ditipu dua kali, dan ia bukanlah orang tolol."
"Tapi ia adalah orang yang romantis, seorang laki-laki yang penuh perasaan.
Kau bisa menipu orang tolol paling banyak dua kali, tapi seorang laki-laki yang penuh kasih sayang bisa ditipu beratus-ratus kali, karena ia memang rela ditipu."
"Dan Zhu Ting adalah orang yang romantis juga?"
"Tidak, ia terlalu pemalas untuk itu."
"Ada bagusnya juga menjadi pemalas."
"Oh?"
"Karena jika ia begitu pemalas sehingga tak mau bergerak, lalu bagaimana mungkin ia ditipu oleh orang lain?"
"Memang benar-benar sulit menipu orang pemalas seperti dirinya,"
ShangGuan FeiYan tersenyum bangga.
"Tapi untunglah dia juga punya seorang teman yang mau menuliskan sebuah cek agar dia tertipu."
Lu Xiao Feng tak bisa tertawa lagi. "Tentu saja kau tidak ingin melihat teman-teman baikmu ini kehilangan kepalanya, kan?"
ShangGuan FeiYan tiba-tiba menambahkan.
"Apalagi dia pun membawa-bawa isterinya yang cantik itu."
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Isteri tauke biasanya lebih pemalas daripada si tauke,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Kenapa dia pun ikut datang?"
"Karena ia yakin bahwa kau akan menyelamatkannya, maka ia sedang menunggumu."
"Di mana ia menungguku?"
"Kau ingin tahu?"
"Sangat ingin."
"Kau kira aku akan membawamu ke sana?"
"Tidak!"
"Kau keliru,"
ShangGuan FeiYan tersenyum.
"Jika aku tidak berniat membawamu ke sana, lalu kenapa aku muncul?"
"Paling tidak kau tak akan membawaku ke sana sekarang."
"Kau benar-benar orang yang cerdas, tahu?"
ShangGuan FeiYan tersenyum manis lagi. "Sayangnya teman-temanku itu tidak terlalu pemalas, tapi terlalu bodoh."
Lu Xiao Feng mengeluh entah pada siapa.
"Tapi mereka tetaplah teman-temanmu, maka kau harus menolong mereka."
"Aku akan mempertimbangkannya."
"Apa lagi yang harus dipertimbangkan?"
"Aku harus melihat dulu apa yang kau inginkan sebagai balasannya jika kau PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas, membawaku ke sana."
"Yang aku inginkan hanyalah sebuah tugas yang sangat sederhana dan mudah."
"Dan apakah itu?"
"Aku hanya ingin kau membunuh seseorang untukku.
Bagimu, membunuh seseorang tentu sebuah tugas yang cukup mudah."
"Itu tergantung siapa orangnya yang akan kubunuh."
"Kau tentu bisa menghadapi orang ini."
"Siapa?"
"XiMen ChuiXue."
Lu XiaoFeng tertawa.
"Apa sebenarnya yang kau inginkan? Aku membunuhnya atau dia yang membunuhku?"
"Tentu saja aku ingin kau yang membunuhnya.
Ia telah menghinaku, sangat menghinaku."
"Dan karena hal kecil itu, kau ingin aku membunuhnya?"
"Itu bukan hal kecil bagi seorang gadis."
"Dan bagaimana jika aku tidak berhasil membunuhnya, malah dia yang membunuhku?"
"Maka kau tidak perlu merasa sedih, kau akan bertemu teman-temanmu di neraka."
"Tampaknya aku tidak punya pilihan lain dalam masalah ini."
"Satu pun tidak ada."
"Tidak perduli apakah dia mati atau aku yang mati, kau akan tetap bahagia."
"Sejujurnya, dalam hatiku, aku tidak akan bersedih bila kalian berdua mati."
"Kurasa kau tidak punya perasaan lagi!"
"Tentu saja aku punya.
Itulah sebabnya aku berharap kau bisa membunuhnya untuk menukarkan satu nyawanya dengan tiga nyawa Hua Man Lou dan teman-temannya."
"Pertukaran kecil ini sebenarnya bukan jual-beli yang buruk,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Tapi sayangnya aku tidak tahu di mana dia berada."
"Tapi kau tentu bisa menemukannya."
"Bagaimana caranya?"
"Waktu ia membawa pergi Sun XiuQing dulu, jelas ia sedang berusaha menyelamatkan nyawa gadis itu."
"Selain mengakhiri hidup orang, kadang-kadang ia memang menyelamatkan nyawa orang."
"Maka sekarang ia tentu berada di sebuah tempat di mana Sun XiuQing bisa menyembuhkan luka-lukanya. Kau tentu tahu di mana ia bisa melakukan hal itu di sekitar sana."
"Tapi orang mati tidak bisa sembuh."
"Benar!"
"Maka aku harus bertanya padamu, setelah Sun XiuQing terkena Jarum Phoenix Terbang, bisakah ia selamat?"
"Yang mengenai dirinya bukanlah Jarum Phoenix Terbang, itu adalah Jarum Walet Terbang."
ShangGuan FeiYan menjawab dengan getir.
"Akibatnya tentu fatal, tapi XiMen ChuiXue tampaknya seorang yang ahli."
"Oh?"
"Racun Walet Terbang berbeda dengan racun biasa. Bila kau terkena jarum itu, jika kau hanya berbaring, maka kau tentu akan mati."
"Itulah sebabnya Shi XiuYun telah mati sekarang."
Lu Xiao Feng menambahkan.
"Tapi XiMen ChuiXue membawa Sun XiuQing berlari-lari menjelajahi lereng gunung untuk membuat racun itu merembes keluar dari tubuhnya, tentu sekarang ia punya kesempatan untuk selamat."
"Setelah kau melukainya malam itu, kau tidak pergi kan?"
"Bagaimana mungkin aku bisa pergi, dengan kalian semua para pendekar berada di sana?"
ShangGuan FeiYan tertawa.
"Maka aku memutuskan untuk tetap berada di sana, aku melihat salah seorang dari kalian melompat keluar untuk PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, mengejarku."
"Ternyata kau sangat berani!"
"Aku tahu bahwa tak seorang pun dari kalian akan menduga bahwa aku berani tinggal di situ."
"Sesudah kami semua pergi, lalu kau pun muncul."
"Saat itu hanya ada Hua Man Lou di sana, ia tak akan mencurigaiku. Bahkan jika aku mengatakan padanya bahwa salju itu hitam dan tinta itu putih, ia tetap akan percaya."
"Mengapa?"
"Karena ia mencintaiku."
ShangGuan FeiYan menjawab dengan yakin.
"Bila seorang laki-laki jatuh cinta pada seorang gadis, maka ia benar-benar tidak ada harapan."
"Tepatnya karena ia menyukaimu, maka menurutmu semua tipuan dan dusta yang kau lakukan padanya itu pantas ia terima?"
"Karena ia sendiri yang rela. Aku tidak menyuruhnya jatuh cinta padaku."
Lu Xiao Feng tiba-tiba menarik nafas lagi. "Aku hanya ingin memberitahukan satu hal padamu."
"Apa?"
"Jika seseorang terus menganggap orang lain sebagai orang tolol, maka orang itulah orang yang paling dungu."
"Apa maksud ucapanmu itu?"
ShangGuan FeiYan mengerutkan keningnya. "Jika kau berbalik dan melihat sekarang, maka kau akan mengerti."
ShangGuan FeiYan membalikkan tubuhnya. Ia merasa seolah-olah ia tiba-tiba jatuh ke dalam sebuah lubang yang gelap dan dalam. Ruangan itu semakin gelap, seseorang berdiri dalam diam di kegelapan, benar-benar tidak bergerak. "Hua Man Lou!"
ShangGuan FeiYan tak sanggup menahan seruannya.
Tapi sikap Hua Man Lou masih tetap tenang, seolah-olah ia tidak merasa sakit hati atau marah sedikit pun.
ShangGuan FeiYan memandangnya dengan terkejut.
"Bagaimana bagaimana kau ada di sini?"
"Aku berjalan kaki."
Hua Man Lou menjawab dengan santai.
"Tapi aku menotok urat-nadimu."
"Jika orang lain menotok uratmu, jika kau bisa memaksakan energi tubuhmu ke daerah sekitar urat itu, setelah beberapa lama kau mungkin bisa membuka totokan itu.
Untunglah aku tahu sedikit tentang ilmu itu."
"Kau telah membuat persiapan? Apakah kau curiga kalau aku akan berbuat sesuatu?"
"Aku tidak ingin sahabatku membunuh orang hanya untuk menyelamatkanku."
"Kau telah mendengar semua yang aku katakan?"
Hua Man Lou mengangguk. "Kau kau kau tidak marah?"
"Tak seorang pun bisa terhindar dari berbuat kesalahan,"
Hua Man Lou menjawab dengan santai.
"Di samping itu, kau memang tidak memaksaku untuk jatuh cinta padamu."
Ia masih tampak setenang dan sehangat itu, karena di dalam hatinya hanya ada cinta, hanya cinta dan tidak ada kebencian.
ShangGuan FeiYan memandangnya.
Bahkan seorang gadis seperti dirinya pun merasakan penyesalan dan perasaan bersalah.
Lu Xiao Feng juga memandangnya.
"Orang ini benar-benar orang yang baik."
Ia menarik nafas dengan perlahan.
Hua Man Lou tertawa kecil.
"Orang yang baik, orang yang bodoh, kadang-kadang tidak ada bedanya sama sekali."
"Di mana tauke?"
"Ia sedang menemani isteri tauke, tentu saja."
"Kenapa mereka tidak datang?" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas.
"Mereka sedang sibuk mendengarkan cerita Xue-Er."
"Tampaknya tak lama lagi mereka pun akan tertipu."
Lu Xiao Feng tersenyum jengkel.
Tentu saja ia tahu alasan yang sebenarnya kenapa mereka tidak datang.
Mereka jatuh dalam bahaya karena dirinya, maka bila mereka bertemu, tentu ia akan merasa sangat malu, dan mereka tidak ingin membuat dirinya merasa malu.
Xue-Er juga tidak ingin bertemu kakaknya.
Dalam keadaan seperti ini, tidak seorang pun dari mereka yang akan merasa senang jika mereka bertemu.
ShangGuan FeiYan akhirnya menarik nafas panjang.
"Apa yang kau ucapkan barusan, aku akhirnya faham sekarang."
"Oh?"
"Tampaknya akulah yang bodoh sebenarnya, bodoh sekali."
"Oh!"
"Aku menganggap kalian semua tolol, tapi baru sekarang aku sadar orang tolol yang sebenarnya adalah aku."
Ia menarik nafas lagi.
"Tapi biarpun kau potong hidungku sekarang, aku tak akan memberitahukan siapa dia."
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ternyata kau pun orang yang romantis."
ShangGuan FeiYan tertawa, tawa yang sangat sedih dan penuh kesunyian. "Bila seorang wanita jatuh cinta pada seorang laki-laki, maka ia pun tidak ada harapan lagi."
"Aku faham, aku faham."
Hua Man Lou mengangguk dengan lambat. "Tak perduli apa, aku benar-benar telah bersalah padamu,"
ShangGuan FeiYan berkata dengan suara yang berat.
"Biar pun kau membunuhku, aku tak akan menyalahkanmu!"
"Tapi aku tidak ingin membunuhmu."
"Lalu kau akan berbuat apa padaku?"
"Tidak ada."
"Kau kau membiarkanku pergi?"
ShangGuan FeiYan kembali bingung.
Hua Man Lou tidak menjawab, ia tiba-tiba berbalik dan berjalan keluar dengan lambat.
Lu Xiao Feng menarik nafas dan mengikutinya ke luar.
ShangGuan FeiYan terkejut.
"Aku tahu apa yang berusaha kalian lakukan.
Kalian tahu bahwa aku akan pergi dan mencarinya sekarang, maka kalian melepaskanku dengan maksud membuntutiku."
Tiba-tiba ia berteriak. Lu Xiao Feng tidak berpaling. "Aku tidak perlu melakukan hal itu."
Ia berkata dengan santai. "Kenapa tidak?"
"Karena aku telah tahu siapa dia!"
Ekspresi wajah ShangGuan FeiYan berubah secara dramatis. "Kau tahu siapa dia?"
Ia berteriak sekuat-kuatnya.
". Siapa dia?"
Lu Xiao Feng tidak menjawab, juga tidak mengatakan apa-apa lagi.
Ia mengejar Hua Man Lou, dan mereka berdua berjalan berdampingan melalui lorong yang gelap itu dan menghilang dalam gelapnya malam.
Ruangan itu pun telah gelap sama sekali.
ShangGuan FeiYan berdiri sendirian dalam gelap, tiba-tiba ia bergidik, apakah itu karena angin malam yang dingin? Atau karena ngeri? Kebun itu gelap tetapi tenang, aroma bunga yang terbawa angin tampak lebih tebal daripada sebelum matahari terbenam.
Beberapa buah bintang yang berkerlap-kerlip mulai bermunculan, hanya untuk ditutupi kembali oleh segumpal awan yang pekat.
Hua Man Lou berjalan dengan sangat lambat, barulah waktu tiba di depan sebuah semak bunga ia akhirnya menarik nafas perlahan.
"Gadis yang malang."
Lu Xiao Feng mengangguk, seperti sudah lupa bahwa Hua Man Lou tidak bisa melihat anggukannya. "Setiap orang bisa berbuat kesalahan. Walaupun ia berbuat salah, ia."
Lu Xiao Feng memotong.
"Berbuat salah selalu ada ganjarannya. Tidak perduli PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, siapa pun, bila mereka berbuat salah, mereka harus menanggung akibatnya."
"Tapi kau membiarkannya pergi."
"Mungkin karena aku tahu ada satu orang yang tidak akan membiarkan dia pergi."
"Siapa? Kekasihnya?"
"Bukan, bukan kekasihnya. Orang itu tidak mencintainya."
"Apakah kau benar-benar tahu siapa dia?"
"Tidak."
"Jadi dia benar? Kau benar-benar bermaksud membuntutinya?"
"Aku mungkin bukan seorang laki-laki sejati, tapi paling tidak aku selalu berpegang pada kata-kataku."
Lu Xiao Feng tersenyum.
"Jika kau tidak tahu siapa dia, dan kau tidak bermaksud membuntutinya, lalu kau akan melepaskan saja masalah ini?"
"Kita tidak bisa berhenti sekarang."
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan."
"Aku mungkin tidak dapat menemukannya, tapi ia tentu akan datang mencariku."
"Kau yakin?"
"Paling tidak 70% yakin."
"Oh?"
"Ia mengira aku telah tahu siapa dirinya, bagaimana mungkin ia membiarkanku hidup?"
"Jadi ucapanmu tadi bermaksud membuat dirinya mencarimu!"
"Aku mengatakan yang perlu aku katakan, juga untuk menyelamatkan nyawa ShangGuan FeiYan."
"Jika kau telah tahu siapa dia, lalu ia tidak perlu membunuh gadis itu untuk merahasiakan identitasnya."
Lu Xiao Feng tersenyum lagi. "Paling tidak orang pertama yang akan ia cari adalah aku, bukan ShangGuan FeiYan."
"Sayangnya ia tidak bisa mendengar apa yang barusan kau katakan."
"Ya, ia bisa!"
Hua Man Lou mengerutkan keningnya. "Menurutmu ia juga ada di sana?"
"Ia pun masih berada di sana sekarang."
"Karena itu ia bisa muncul kapan saja, dan mencoba membunuhmu kapan saja."
"Benar."
"Tapi kau tampaknya sama sekali tidak khawatir."
Lu Xiao Feng tersenyum. "Yang terbaik pada diriku adalah bahwa."
Ia tidak menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ia melihat ekspresi wajah Hua Man Lou berubah. Hua Man Lou bukanlah orang yang mudah bereaksi terhadap sesuatu. "Apa yang terjadi?"
Ia tak tahan untuk tidak bertanya. "Darah!"
Hua Man Lou menjawab dengan suara yang dalam. "Darah apa? Darah siapa?"
"Aku hanya berharap itu bukan darah ShangGuan FeiYan."
Darah itu memang darah ShangGuan FeiYan.
Tenggorokannya telah tergorok, darahnya tidak berhenti mengalir.
Ekspresi wajahnya memperlihatkan perasaan terkejut, marah, dan ngeri, persis seperti ekspresi wajah Kaisar Rajawali Emas waktu ia mati.
Jelas ia tidak percaya kalau pembunuhnya tega membunuhnya! Sampai mati pun ia tidak percaya.
---Apakah itu kekasihnya? Atau orang yang tidak punya perasaan cinta? Tidak ada siapa-siapa, hanya ada kegelapan.
Bau anyir darah yang terbawa angin masih sangat tebal.
"Ia tetap membunuhnya!"
Hua Man Lou berkata.
"Mm!" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas.
"Jelas ia tidak mempercayai apa yang kau katakan."
"Mm!"
"Sekarang ia telah membunuh ShangGuan FeiYan, tidak ada lagi orang di dunia ini yang tahu siapa dia."
"Mm!"
"Maka kau tak akan pernah menemukannya."
"Aku hanya tahu bahwa jika seseorang, tak perduli siapa, berbuat salah, ia tentu akan mendapatkan ganjarannya."
Lu Xiao Feng tiba-tiba berkata. "ShangGuan FeiYan telah mendapatkan ganjarannya,"
Hua Man Lou berkata dengan nada berat.
"Tapi bagaimana dengan pembunuhnya?"
Pembunuh itu telah menghilang dalam kegelapan, mungkin menghilang selamanya. Lu Xiao Feng tiba-tiba memegang tangan Hua Man Lou. "Di mana tauke?"
Tauke telah menghilang.
Ruang penjara yang awalnya dimaksudkan untuk mengurung mereka telah terbuka.
Sebuah meja tua tampak terbalik, kendi air dan cangkir pun pecah berantakan.
"Mereka tentu telah bertarung."
"Menurutmu orang itu datang ke mari dan menangkap Zhu Ting bertiga?"
"Tampaknya ia masih khawatir padaku,"
Lu Xiao Feng mendengus.
"Maka ia datang dan menangkap Zhu Ting bertiga untuk digunakan sebagai sandera melawanku."
"Dapat menangkap mereka bertiga secepat ini, ilmu kungfunya tentu tidak lebih rendah darimu."
Zhu Ting dan Isteri Tauke bukanlah orang yang lemah, apalagi masih ada ShangGuan Xue-Er yang kecil tetapi pintar.
"Aku memang sudah menduga kalau ilmu kungfunya tidak lebih rendah dariku."
"Tidak banyak orang yang berilmu setinggi itu di dunia persilatan."
"Karena itu ia telah melakukan sebuah kesalahan."
"Ia tentu belum pergi jauh."
"Dengan melakukan hal ini, sama saja ia telah mengakui perbuatannya."
Hua Man Lou menarik nafas.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, setiap orang bisa berbuat salah."
"Jika seseorang berbuat salah maka ia harus menanggung akibatnya, tidak ada kekecualian." ______________________________ Ruangan itu sepi seperti sebuah kuburan. Sepuluh orang laki-laki duduk di sana, sambil memandang Lu Xiao Feng Fan Da, Jian Er, 7 Pendekar Kota, dan Shan XiYan. Telah banyak arak yang dihabiskan, tapi sekarang semuanya berhenti. Bila sahabat berkumpul untuk minum, seharusnya sulit untuk berhenti sebelum mabuk. Tapi saat itu mereka semua masih segar. Tidak ada tanda-tanda mabuk di wajah mereka; malah, masing-masing dari mereka menampilkan ekspresi yang aneh di wajahnya. Ekspresi wajah Shan XiYan adalah yang paling aneh ketika ia menatap Lu Xiao Feng. "Dan menurutmu dalang dari semua ini adalah dia?"
Ia tiba-tiba bertanya. Lu Xiao Feng mengangguk. "Apakah kau benar-benar yakin?"
Lu Xiao Feng menarik nafas. "Kita bersahabat, dan aku tahu hubungan antara dia dengan kalian semua. Jika aku tidak benar-benar yakin, untuk apa aku datang ke sini?"
Shan XiYan memukulkan tinjunya ke atas meja. "Jika Huo TianQing benar-benar melakukan hal ini, maka apa pun hubungan di antara kami semuanya akan berakhir! Aku tidak perduli hubunganku dengannya!"
Ia berkata dengan tegas. "Tapi aku masih tidak percaya kalau ia bisa berbuat begitu."
Fan Da menantang dengan dingin. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Aku pun tidak ingin percaya,"
Lu Xiao Feng menjawab.
"Tapi selain dari dirinya, tidak terfikir lagi orang lain."
"Oh?"
"Hanya ia yang bisa mengalahkan Zhu Ting bertiga dalam sekejap."
"Jika cuma itu buktimu, maka itu tidak cukup."
Fan Da mendengus.
"Hanya ia yang mungkin tahu rahasia Kaisar Rajawali Emas, karena ia adalah orang yang paling dipercaya oleh Yan TieShan."
"Itu masih tidak cukup."
"Dan hanya ia yang mungkin mendapatkan untung dari semua ini.
Bila Yan TieShan mati, maka Paviliun Mutiara dan Intan akan menjadi miliknya."
Yan TieShan itu seperti Huo Xiu, ia juga seorang perjaka tua. Kecurigaan orang-orang bahwa ia dulunya adalah seorang kasim bukanlah tanpa alasan. "Di samping itu,"
Lu Xiao Feng meneruskan.
"Kenapa orang yang memiliki ilmu dan kedudukan seperti dirinya mau menjadi bendahara dan pengurus rumah tangga untuk seorang seperti Yan TieShan?"
Bahkan Fan Da pun tidak bisa menyangkal kenyataan ini. "Tidak ada orang yang akan curiga bahwa Paviliun Pertama dari Paviliun Baju Hijau tidak lain adalah Paviliun Mutiara dan Intan."
Lu Xiao Feng menambahkan. "Tunggu, menurutmu Paviliun Baju Hijau yang pertama adalah Paviliun Mutiara dan Intan?"
Ekspresi wajah Shan XiYan berubah hebat mendengar pernyataan itu.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lu Xiao Feng mengangguk.
"Jelas, alasan DuGu YiHe datang ke sini adalah karena ia tahu tentang hal ini.
Ini juga alasan kenapa Huo TianQing memaksanya untuk menghabiskan energinya supaya dia mati di bawah pedang XiMen ChuiXue."
"Sun XiuQing dan Shi XiuYun juga dibunuh oleh ShangGuan FeiYan karena mereka ingin mengungkapkan rahasia ini."
Hua Man Lou dari tadi duduk dalam diam di pinggir, tapi ia tak tahan lagi untuk tinggal diam. "Jika mereka tahu tentang rahasia ini, lalu kenapa Man XiuZhen dan Yie XiuZhu tidak mengetahuinya?"
Shan XiYan bertanya. "Mereka juga tahu!"
Lu Xiao Feng menjawab.
"Tapi mereka masih hidup."
"Yie XiuZhu memang masih hidup, tapi hanya karena ia, seperti juga ShangGuan FeiYan, jatuh cinta pada pendekar muda Huo TianQing yang tampan."
"Tapi bagaimana dengan Man XiuZhen?"
"Jika dugaanku benar, maka ia tentu telah mati di bawah tangan Huo TianQing, malah bisa jadi Yie XiuZhu yang membunuhnya."
"Dan ia berusaha mengalihkan perhatianmu dengan menceritakan tentang paviliun kecil di belakang gunung untuk membuatmu pergi mencari Huo Xiu."
Shan XiYan menduga-duga.
Lu XiaoFeng mengangguk tanda setuju.
"Tidak perduli apakah aku akan mati di dalam bangunan itu atau jika aku berhasil membunuh Huo Xiu, seluruh persoalan ini akan beres dan ia tentu akan bisa tenang!"
"Tapi ia tidak menduga kalau kau dan pertapa tua itu adalah teman lama."
Shan XiYan merenung. "Ia ingin tahu bagaimana persoalan ini berakhir, itulah sebabnya ia menyuruh Yie XiuZhu menanti di luar."
"Dan ia adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa kalian berdua pergi mencari Huo Xiu."
Lu Xiao Feng mengangguk lagi tanda setuju. "Tapi Yie XiuZhu membuat satu kesalahan."
Lu Xiao Feng berkata. "Apa itu?"
"Ia mengatakan bahwa ia berada di sana karena ia baru saja menguburkan DuGu YiHe dan Shi XiuYun."
"DuGu YiHe adalah ketua sebuah sekte, kenapa dikuburkan di sembarang tempat?"
Shan XiYan mengerutkan keningnya. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Yie XiuZhu memang seorang gadis yang baik."
Lu Xiao Feng menarik nafas lagi. "Ia masih tidak tahu bagaimana caranya berdusta."
Shan XiYan pun menarik nafas. "Berbohong di hadapan orang sepertimu memang tidaklah mudah."
Ia tersenyum jengkel.
"Tapi aku memberitahukan tentang rahasia 6 jari kaki itu padanya, maka ia segera pergi dan memberitahu Huo TianQing.
Paviliun Mutiara dan Intan letaknya kan sangat dekat tempat Huo Xiu."
"Dengan demikian hanya Huo TianQing yang bisa tahu rahasia ini darinya dengan begitu cepat."
"Benar."
"Kau sengaja membocorkan rahasia ini padanya, atau itu hanya kebetulan?"
Shan XiYan ingin tahu. Lu Xiao Feng tidak menjawab pertanyaan ini secara langsung. Ia hanya tersenyum dan berkata.
"Saat itu aku hanya berfikir bahwa ia tidak seharusnya muncul di sana. Aku merasa hal itu agak aneh."
Shan XiYan menatapnya, lalu menarik nafas lagi. "Kau tahu, namamu seharusnya bukan XiaoFeng, si burung phoenix kecil,"
Ia tertawa.
"Namamu seharusnya si rubah kecil!"
Lu Xiao Feng pun menarik nafas. "Tapi aku sangat kagum pada Huo TianQing."
Ia tersenyum cemas.
"Ia benar-benar seorang ahli siasat yang ulung dan sangat cerdas. Jika seluruh kejadian ini adalah pertandingan catur, maka ia tentu telah meramalkan setiap gerakan yang akan dibuat musuhnya."
"Sayangnya, akhirnya ia tetap saja membuat sebuah gerakan yang salah."
Shan XiYan memberi komentar. "Setiap manusia bisa berbuat salah, dan ia adalah manusia."
"Sebenarnya, walaupun ia tidak membuat gerakan terakhir itu, kau masih bisa menyudutkannya."
Fan Da tiba-tiba tertawa dingin dan berkata. "Paling tidak saat itu aku masih belum begitu yakin!"
"Bagaimana dengan sekarang?"
Fan Da bertanya. "Sekarang aku pun masih belum yakin 100 %, baru kira-kira 90 %."
"Kenapa kau datang kepada kami?"
Fan Da bertanya. "Kalian adalah sahabat-sahabatku, dan aku pernah berjanji pada kalian bahwa aku tidak akan bertarung dengannya."
"Dan sekarang kita tidak bersahabat lagi?"
Fan Da bertanya lebih jauh.
"Kita tetap bersahabat, itulah sebabnya aku datang ke mari."
"Untuk membatalkan janjimu dulu?"
"Jika seseorang berbuat salah, maka ia harus menanggung akibatnya, meski pun ia adalah Huo TianQing!"
"Kau benar-benar berharap kami mau membantumu membunuhnya!"
"Aku hanya ingin kalian memberitahu dia bahwa, pada waktu terbitnya matahari besok, aku akan menunggunya di tebing Angin Hijau!"
"Bagus sekali."
Fan Da menjawab. Tiba-tiba ia bangkit dan, dengan tatapan setajam pisau, memandang pada Lu Xiao Feng.
"Silakan."
"Silakan? Silakan apa?"
"Silakan, bersiap-siap!"
"Kalian tidak percaya pada apa yang aku katakan?"
"Aku hanya tahu bahwa Huo TianQing adalah pemimpin Sekte Pemburu Langit, dan aku kebetulan adalah murid Sekte Pemburu Langit."
"Jadi kau."
"Selama aku, Fan TianYi, masih hidup, tak seorang pun boleh mengganggu Huo TianQing."
Shan XiYan mengerutkan keningnya. "Tidak pernahkah kau dengar kata pepatah. Kebenaran dulu baru keluarga?"
"Ya, aku pernah mendengarnya,"
Fan Da menjawab dengan dingin.
"Tapi aku sudah lupa." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Kita adalah bajingan-bajingan yang tidak tahu perbedaan antara yang benar dan yang salah!"
Jian Er pun bangkit berdiri dengan lambat. "Orang seperti ini pantas mati!"
Si pedagang roti tiba-tiba berteriak. "Benar, benar sekali."
Jian Er menjawab. "Sayangnya aku, Bao WuYa, kebetulan juga jenis orang seperti ini."
Si pedagang roti berkata. "Maka kau pun pantas mati."
Jian Er menjawab. "Bukan hanya pantas mati, tapi pantas mati sekarang juga!"
Tiba-tiba ia melompat bangkit dan, seperti sebatang anak panah, melesat dengan kepala ke arah tembok.
Tapi kepalanya ternyata tidak membentur tembok, tapi dada Lu Xiao Feng.
Lu Xiao Feng tiba-tiba telah berada di depannya.
Saat masih di udara, si pedagang roti berjumpalitan ke belakang, menendang salah satu balok di langit-langit rumah, dan meluncur turun dengan kepala di bawah ke arah lantai batu.
Kepalanya masih juga tidak berhasil membentur lantai.
Malah ia merasakan sebuah tangan mendorong pinggangnya sedikit, dan, sebelum ia sadar, ia telah berdiri di lantai, menghadapi orang itu.
Orang bertubuh jangkung itu berdiri tegak dengan wajah pucat.
Huo TianQing.
Setiap orang terkejut, termasuk Lu Xiao Feng.
Tak seorang pun bermimpi bahwa Huo TianQing akan muncul di saat dan tempat ini, tak seorang pun membayangkan kalau ia berani datang ke sini.
Walaupun wajah Huo TianQing tampak pucat, ekspresinya masih sangat tenang.
"Kenapa kenapa kau tidak membiarkan aku mati?"
Kedua tinju Bao WuYa terkepal erat-erat. "Kau pantas mati?"
Huo TianQing bertanya. Bao WuYa mengkertakkan giginya. "Aku pantas mati."
"Apakah kalian semua pantas mati? Apakah kalian ingin menghancurkan Sekte Pemburu Langit?"
Huo TianQing bertanya dengan dingin. Bao WuYa terlalu kaget dengan pertanyaan ini sehingga tidak mampu menjawab. "Sebabnya Sekte Pemburu Langit mengajari kalian kungfu bukanlah supaya kalian semua bunuh diri!"
"Tapi kau"
Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Bao WuYa. "Tapi aku ini apa? Apa hubunganku dengan kalian?"
Huo TianQing mendengus. "Biar pun kalian semua mati, aku tidak akan memejamkan sebelah mata pun."
"Tapi baru saja kau."
"Aku hanya tidak ingin kalian semua mati karena aku, itu saja."
Huo TianQing kembali memotong ucapan Bao WuYa.
"Jika seorang pedagang roti mati karena aku, harus ditaruh di mana wajahku?"
Tiba-tiba ia merogoh ke dalam bajunya, mengeluarkan sebuah lencana bamboo, dan mematahkannya jadi dua bagian. "Aku, Huo TianQing, punya uang dan kemasyuran, dan telah lama bosan pada tugas pemimpin sekte yang bodoh dan miskin ini."
Ia berkata dengan dingin. "Sejak saat ini, Sekte Pemburu Langit dan aku tidak punya hubungan apa-apa lagi. Jika ada yang berani mengatakan bahwa aku masih anggota Sekte Pemburu Langit, maka aku tentu akan memotong lidahnya dan mematahkan kakinya."
Bao WuYa memandangnya, matanya menjadi merah.
Tiba-tiba ia berguling ke lantai sambil menangis.
Bahkan mata Shan XiYan pun tampak sedikit merah.
Tetapi, tiba-tiba ia menegakkan kepalanya dan mengeluarkan suara tawa yang keras.
"Pertunjukan yang bagus, Huo TianQing, ternyata margamu masih Huo ya? Paling tidak kau masih belum malu memakai nama itu."
Mereka saling berhadapan, dan saling bertatapan.
Tak seorang pun yang tahu berapa lama hal itu berlangsung.
Akhirnya, Lu Xiao Feng menarik nafas panjang.
"Kenapa kau? Kenapa harus kau?"
"Seseorang seperti dirimu tak akan pernah memahami apa yang kami lakukan."
Huo TianQing menjawab dengan dingin.
"Aku mengerti bahwa kau benar-benar ingin melakukan sesuatu yang luar biasa, PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas, sesuatu yang mengagumkan.
Aku faham bahwa kau tidak ingin seluruh hidupmu berada di bawah bayang-bayang ayahmu yang mulia.
Tapi ini."
"Inilah sesuatu yang luar biasa itu,"
Huo TianQing memotong dengan sengit. "Selain dari diriku, Huo TianQing, siapa lagi yang bisa melakukan sesuatu seperti ini?"
Lu Xiao Feng tersenyum geram.
"Tidak ada lagi."
"Dan selain dirimu, tidak ada lagi yang bisa menghancurkan rencanaku!"
Tiba-tiba ia menegakkan kepalanya dan menarik nafas.
"Jika ada seorang Huo TianQing di dunia ini, lalu kenapa harus ada seorang Lu Xiao Feng!"
"Karena itu."
"Karena itu di antara kita berdua, salah satu harus ada yang mati. Tapi apakah itu kau? Atau aku?"
"Kita mungkin akan tahu saat matahari terbit besok."
Lu Xiao Feng pun menarik nafas. "Fajar akan selalu datang besok, kenapa persoalan esok hari tidak diselesaikan hari ini?"
Huo TianQing mendengus. Tiba-tiba ia mengibaskan lengan bajunya dan ia telah berada di luar pintu, orang bisa mendengar suaranya yang dingin dan lembut mengalun dari sebuah tempat yang sangat jauh.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Pada saat senja hari ini, aku akan menunggumu di luar Kuil Angin Hijau!"
Bab 11 .
Orang Yang Paling Cerdas (bagian 3) Senja.
Kuil Angin Hijau.
Kuil Angin Hijau terletak di puncak sebuah gunung yang hjau, lereng gunung itu telah berada di sisi yang berbeda dengan matahari terbenam.
Sikap Hua Man Lou tampak sangat serius.
"Huo TianQing masih belum datang!"
Ia berkata sambil menarik nafas. "Ia akan datang."
"Tidak kukira ia adalah orang seperti itu, seharusnya ia tidak melakukan semua perbuatan itu."
"Tapi tetap ia lakukan."
Lu Xiao Feng menjawab dengan murung. "Mungkin karena ia terlalu angkuh, bukan hanya ia ingin lebih baik daripada semua orang, ia pun ingin lebih baik daripada ayahnya sendiri!"
"Keangkuhan adalah hal yang sangat bodoh."
Jika seseorang terlalu angkuh, ia tentu akan melakukan sesuatu yang bodoh. "Dan karena keangkuhan itu pula, ia mau bertanggung-jawab untuk semua perbuatannya."
Lu Xiao Feng terdiam beberapa lama. "Jika kau menjadi aku, maukah kau melepaskannya?"
Tiba-tiba ia bertanya. "Aku bukan kau."
Lu Xiao Feng menarik nafas yang panjang dan lelah.
"Untunglah kau bukan aku, dan untunglah aku bukan kau."
Hua Man Lou tidak menjawab, karena saat itu ia mendengar suara sebuah pintu dibuka.
Pintu depan Kuil Angin Hijau yang berat dan antik dibuka dengan perlahan.
Seorang bocah pelayan berjalan keluar, sambil membawa sebuah lentera.
Seorang laki-laki ikut di belakangnya.
Bukan Huo TianQing, tapi seorang tosu (pendeta Tao) berjubah kuning.
Jubah dan lengan bajunya sangat besar, seperti semua jubah lainnya.
Keningnya menekuk ke dalam.
Pada wajahnya yang tirus tetapi bersih terlihat ekspresi yang sangat murung.
Walaupun langkah kakinya ringan dan gesit, tampaknya ia tidak pernah berlatih kungfu.
Ia memandang ke sekeliling tempat itu sesaat sebelum berjalan dengan langkah tetap ke arah Lu Xiao Feng dan memberi hormat kepadanya.
"Apakah ini Tuan Lu Xiao Feng yang dermawan?" {Catatan.
Sapaan ini bukan berarti pendeta itu mengira kalau Lu Xiao Feng datang ke sana untuk memberi derma.
Pendeta Tao dan Budha secara tradisional selalu menyapa orang yang bukan pendeta sebagai "dermawan".} Lu Xiao Feng mengangguk.
"Dan bapak pendeta adalah." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Tosu yang sederhana ini bergelar Kayu Hijau, saya adalah ketua kuil ini."
"Apakah bapak pendeta adalah teman Huo TianQing?"
"Tuan Huo yang dermawan dan saya adalah teman bermain catur, setiap bulan tentu ia akan datang ke kuil ini untuk bertanding catur beberapa babak."
"Di mana dia sekarang?"
Sebuah ekspresi yang sangat aneh kembali muncul di wajah Kayu Hijau. "Sebabnya saya keluar adalah untuk membawa tuan yang dermawan menemuinya."
"Di mana dia berada?"
"Ia berada di ruang tamu kuil,"
Kayu Hijau menjawab dengan lambat.
"Ia sudah lama berada di sana."
Halaman sebelah dalam kuil itu sangat sepi.
Bau dupa yang dibakar tercium di udara melalui jendela-jendela yang setengah terbuka.
Pintu kuil juga tampak terbuka setengahnya.
Lu Xiao Feng berjalan melalui halaman itu.
Setelah Kayu Hijau membuka pintu, ia melihat Huo TianQing.
Tapi Huo TianQing tidak akan pernah melihatnya lagi.
Huo TianQing telah mati di atas kasur tamu Pendeta Kayu Hijau.
Di atas lantai di dekat kasur itu ada sebuah cangkir arak yang berhias naga, di dalamnya masih ada arak.
Arak beracun.
Wajah Huo TianQing tampak berwarna kelabu.
Di sudut matanya dan tepat di bawah hidungnya terlihat noda darah yang belum terhapus.
Lu Xiao Feng menatapnya, hatinya seperti karam.
Wajah Pendeta Kayu Hijau pun tampak sedih.
"Waktu ia muncul, aku menduga bahwa ia datang untuk menyelesaikan pertandingan yang belum kami selesaikan kemarin,"
Ia merangkan dengan murung.
"Aku ingin melihat ide baru apa saja yang ia bawa untuk menyelamatkan posisinya. Tapi ia malah mengatakan bahwa ia tidak ingin bermain hari ini."
"Ia hanya ingin minum."
Lu Xiao Feng menebak. Kayu Hijau mengangguk.
"Aku melihat sikapnya tampak aneh, seakan-akan ada sesuatu yang menjadi beban fikirannya. Ia juga menarik nafas terus-menerus dan bergumam pada dirinya sendiri."
"Apa yang ia katakan?"
"Tampaknya ia mengatakan sesuatu seperti seratus tahun hidup manusia berlalu dalam sekejap mata, dan juga bahwa jika ada seorang Huo TianQing di dunia ini, kenapa juga harus ada seorang Lu Xiao Feng."
Lu Xiao Feng tersenyum murung sambil mengerutkan keningnya. "Apakah ini arakmu?"
Ia bertanya. "Arak itu memang dari tempat ini, tapi cangkir itu ia bawa sendiri. Ia selalu terobsesi pada kebersihan dan tidak mau menggunakan barang-barang yang pernah digunakan orang lain."
Lu Xiao Feng memungut cangkir itu dan mengendusnya. "Racunnya memang berada di cangkir ini."
Ia mengerutkan keningnya.
"Ia mengangkat cangkir tapi kemudian meletakkannya kembali beberapa kali, persis seperti waktu menghadapi sebuah gerakan catur yang sulit, seakan-akan ia tidak bisa mengambil sebuah keputusan.
Saya hendak bertanya padanya waktu ia tiba-tiba menegakkan kepalanya, tertawa tiga kali, dan minum arak itu."
Tosu itu merangkapkan tangannya di depan dada sebagai tanda berdoa. "Tidak bisa kubayangkan orang seusia dia telah putus asa menghadapi hidup ini, semoga ia segera mendapatkan jalannya."
Suaranya makin lama semakin lemah, di matanya pun tampak mengembang air mata. Lu Xiao Feng membisu, hatinya semakin berat. Setelah beberapa lam, akhirnya ia menarik nafas.
"Apakah ia membawa orang lain?"
"Tidak."
"Dan ia sama sekali tidak menyebut-nyebut nama Zhu Ting?"
"Tidak."
Hati Lu Xiao Feng tenggelam semakin dalam. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, Di sisi tempat tidur itu ada sebuah papan catur yang belum selesai dimainkan. "Hidup selalu berubah, persis seperti awan di langit,"
Kayu Hijau bergumam pada dirinya sendiri.
"tapi siapa sangka, walaupun permainan yang belum selesai ada di sini, orangnya sudah tidak ada lagi."
"Ia memainkan biji hitam?"
Lu Xiao Feng tiba-tiba bertanya. "Aku selalu membiarkan dia yang pertama main."
Lu Xiao Feng memungut sebuah biji catur, berfikir dalam-dalam, dan melakukan sebuah gerakan catur dengan lambat. "Aku akan menyelesaikan permainan ini untuk dia."
Kayu Hijau tersenyum sedih.
"Jika kau melakukan gerakan seperti itu, bukankah biji hitam akan kalah?"
"Tapi selain gerakan ini, ia tidak punya gerakan lain."
"Ia memang telah kalah dalam permainan ini, ia juga tahu itu, tapi ia masih tidak mau mengakuinya."
Lu Xiao Feng menarap ke arah cakrawal.
"Tapi ia tetap saja kalah,"
Ia bergumam. "Permainan ini seperti kehidupan, satu gerakan salah dan kau pun kalah."
Pendeta Kayu Hijau tiba-tiba mengibaskan lengan bajunya ke atas papan catur dan menjatuhkan semua bijinya. "Bukankah kehidupan juga seperti sebuah permainan? Mengapa kalah dan menang terlalu ditanggapi dengan serius?"
Ia bertanya dengan lambat. "Jika dia tidak menanggapinya dengan serius, lalu kenapa mau melakukan permainan ini?"
Pendeta Kayu Hijau meliriknya sekilas sebelum menutup matanya dengan lambat dan merangkapkan tangannya untuk berdoa kembali.
Ia tidak berkata apa-apa lagi.
Angin tiba-tiba meniup sebuah daun jendela hingga terbuka, malam yang gelap telah menyelimuti seluruh dunia.
______________________________ Lu Xiao Feng berbaring di tempat tidurnya, menatap cangkir arak yang berada di atas dadanya.
Cangkir ini telah lama berada di atas dadanya, tapi ia masih belum meminum isinya.
Tampaknya ia sedang tidak ingin minum.
"Masih memikirkan Zhu Ting bertiga?"
Hua Man Lou bertanya.
Lu Xiao Feng diam-diam mengakuinya.
"Bila seorang manusia akan mati, hatinya akan berubah baik.
Karena Huo TianQing telah memutuskan untuk mati, mungkin ia tidak ingin berbuat salah dan membunuh orang lagi.
Mungkin mereka telah tiba di rumah dengan selamat sekarang."
Bukan hanya ia mengatakan hal ini untuk menghibur Lu Xiao Feng, tapi juga untuk menghibur dirinya sendiri. Tapi Lu Xiao Feng seolah-olah sama sekali tidak mendengarnya. Hua Man Lou memaksakan sebuah senyuman di wajahnya.
"Tidak perduli apa, kau telah memenangkan permainan ini."
Lu Xiao Feng menjawab dengan sebuah tarikan nafas yang panjang. "Tapi gerakan terakhir bukan dibuat olehku."
"Dan permainan ini tidak dimainkan dengan cara yang engkau inginkan ya?"
"Tidak."
Ia memaksakan sebuah senyuman sedih di wajahnya.
"Itulah sebabnya, walaupun aku telah menang, rasanya lebih buruk daripada jika aku yang kalah."
Hua Man Lou tak tahan untuk tidak menarik nafas juga. "Mengapa ia tidak ingin menyelesaikan permainan ini?"
"Karena ia tahu bahwa ia telah kalah,"
Lu Xiao Feng menjawab.
"persis seperti bagaimana ia tidak ingin menyelesaikan permainan catur yang kemarin itu---"
Baru saja ia menyelesaikan kalimat ini, tiba-tiba ia melompat bangkit dari tempat tidur, cangkir arak yang ada di atas dadanya jatuh ke lantai dan segera hancur berkeping-keping.
Hua Man Lou tahu bahwa ia tidak pernah membiarkan cangkir araknya hancur seperti itu.
Tapi sekarang ia seperti lupa akan hal tersebut.
Ia berdiri di sana dengan ekspresi tidak percaya.
Seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, terasa dingin seperti es.
PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas, Hua Man Lou tidak bertanya apa-apa, ia tahu kalau Lu Xiao Feng akan segera mengatakannya sendiri.
"Ia pun tidak menyelesaikan permainan catur itu kemarin."
Lu Xiao Feng tiba-tiba mengulangi kalimat itu. "Ya."
"Ia masih bermain catur di Kuil Angin Hijau kemarin."
Sekarang warna wajah Hua Man Lou pun ikut berubah. "Jika ShangGuan FeiYan mati di tangannya, bagaimana ia bisa bermain catur di sini kemarin?"
Kemarin ShangGuan FeiYan berada di tempat yang jauhnya beratus-ratus mil dari tempat itu, tidak mungkin Huo TianQing bisa bolak-balik dalam satu hari itu.
ShangGuan FeiYan baru kemarin tewas.
Hua Man Lou pun merasa kaki dan tangannya dingin seperti es.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apakah kita salah menuduhnya?"
Hua Man Lou menarik nafas. "Paling tidak, ia bukanlah pembunuh ShangGuan FeiYan."
Tinju Lu Xiao Feng terkepal erat.
Hua Man Lou mengangguk.
"Paling tidak, kita telah salah menuduhnya dalam hal itu."
"Mengapa ia tidak membantah tuduhan itu?"
"Sebabnya ia mengatur pertemuan denganku di Kuil Angin Hijau itu mungkin untuk meminta tosu itu membuktikan alibinya bahwa ia bermain catur di sana kemarin."
"Karena ia tahu bahwa ucapannya saja tidak bisa menjadi bukti, kau tak akan mempercayainya."
"Tapi ia bahkan belum sempat membantah."
"Maka, tidak mungkin ia bunuh diri."
"Memang tidak."
"Lalu siapa yang membunuhnya."
"Orang yang juga membunuh ShangGuan FeiYan."
"Dalang sesungguhnya dari semua ini?"
"Benar."
"Apakah Pendeta Kayu Hijau disuap oleh orang ini untuk berbohong?"
"Pendeta tetap manusia."
"Jika demikian, Pendeta Kayu Hijau tentu tahu siapa dia!"
Lu Xiao Feng menarik nafas mendengar ucapan itu.
"Maka sekarang ini aku berharap Pendeta Kayu Hijau masih hidup."
Ia kecewa.
Saat mereka kembali ke Kuil Angin Hijau, kuil itu telah berubah menjadi lautan api.
Tidak seorang pun yang selamat, satu pun tidak.
Api tidak punya belas kasihan, lebih-lebih orang yang melakukan pembakaran.
Siapakah orang ini? ______________________________ Kuil Angin Hijau berada di salah satu sisi gunung itu, paviliun kecil Huo Xiu berada di sisi lainnya.
Walaupun salah satu sisi gunung itu telah berubah menjadi lautan api, sisi lainnya masih tetap tenang dan damai.
"DORONG".
Kata itu masih ada di pintu depan.
Lu Xiao Feng mendorong pintu itu hingga terbuka dan berjalan masuk.
Ini adalah kedua kalinya ia mendorong pintu ini terbuka, dan bisa jadi yang terakhir kalinya.
Perut gunung itu sekarang kosong melompong, tidak ada apa-apa di dalamnya.
Semua harta dan senjata yang tak terhitung jumlahnya itu telah menghilang secara ajaib.
Di tengah ruangan itu ada sebuah altar batu kecil, di atasnya ada sebuah tikar jerami yang lusuh dan kotor.
Huo Xiu, dengan bertelanjang kaki, dan mengenakan baju hijau kebiru-biruan yang terlalu sering dicuci sehingga hampir putih, duduk bersilang kaki di atas tikar itu, sambil menghangatkan araknya.
Arak yang aromanya sangat enak.
Lu Xiao Feng menghirup dalam-dalam aroma tersebut dan berjalan ke bawah tangga batu.
PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas.
"Tampaknya aku tiba di saat yang tepat lagi."
Ia tersenyum. Huo Xiu balas tersenyum.
"Kali ini aku tidak terkejut lagi. Setiap kali aku punya arak bagus, kau tentu akan muncul secara tiba-tiba!"
"Tapi sekarang aku agak curiga."
"Curiga tentang apa?"
"Curiga bahwa kau mungkin sengaja memancingku datang ke mari dengan arak enak sebagai umpannya."
Huo Xiu tertawa.
"Dalam peristiwa apa pun, arak enak tetaplah arak enak. Jika kau tidak takut membuat bajumu kotor, maka kau boleh duduk dan menikmati secangkir."
"Aku takut."
"Kau takut?"
Huo Xio mengerutkan keningnya.
"Tapi aku bukannya takut membuat bajuku kotor."
"Lalu apa yang kau takutkan?"
"Aku takut kalau-kalau nasibku akan berakhir seperti Huo TianQing dan harus menunggu orang lain datang dan menyelesaikan permainanku yang belum selesai untukku."
Huo Xiu menatapnya, matanya tiba-tiba seperti berubah menjadi sepasang pisau tajam yang baru dihunus.
Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi, malah ia menuangkan secangkir arak dan meminumnya dengan lambat.
Lu Xiao Feng pun tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi, ia tahu bahwa satu kalimat saja sudah cukup.
Ia sedang berbicara dengan orang yang cerdas.
Dengan orang yang cerdas, satu kalimat saja sudah cukup.
Setelah beberapa lama, Huo Xiu tiba-tiba tertawa lagi.
"Tampaknya aku tetap tidak bisa memperdayaimu."
"Maka kau mungkin sebaiknya menghentikannya saja."
"Bagaimana kau tahu itu aku?"
"Aku tidak tahu,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Tidak sedikit pun aku menyadari bahwa aku telah keliru sejak awal."
"Oh!"
"Aku selalu mengira bahwa kau berada di perahu yang sama dengan Yan TieShan dan DuGu, bahwa kau juga seorang korban, dan aku selalu mengira bahwa hanya Huo TianQing yang bisa mengambil keuntungan dari seluruh peristiwa ini."
"Sekarang bagaimana?"
"Sekarang aku telah bisa menebak semuanya. Hanya ada satu orang yang benar-benar beruntung karena semua kejadian ini."
"Dan orang itu adalah aku."
"Benar, orang itu adalah kau!"
Huo Xiu mengisi cangkir araknya lagi. "Bila Kaisar Rajawali Emas mati, tidak ada lagi orang di dunia ini yang akan mengungkit-ungkit kewajibanmu pada Kekaisaran Rajawali Emas."
Lu Xiao Feng meneruskan. "Ia pun tidak akan mengungkit-ungkit hal itu,"
Huo Xiu mengangguk dengan lambat.
"Tapi akhir-akhir ini ia benar-benar sedang kekurangan. Ia pintar menghabiskan uang, tapi ia tidak pernah tahu tentang sukarnya memperoleh uang."
"Maka kau membunuhnya?"
"Orang seperti ini memang pantas mati!"
Huo Xiu berkata dengan dingin.
"Tapi kematiannya tetap tidak cukup, bukan? Karena DuGu dan Yan TieShan akan datang dan menuntut uang itu untuk dibagi-bagi, bukan?"
"Uang ini memang milikku, dan hanya aku yang menghabiskan seluruh energi dan usaha untuk melindunginya, membuatnya bertambah hari demi hari, aku tak akan membiarkan orang lain mendapatkannya sepeser pun!"
"Maka mereka pantas mati juga?"
"Mereka harus mati!"
"Sebenarnya uang itu cukup untuk digunakan oleh 30 orang seumur hidupnya,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Dengan usiamu sekarang, apakah kau benar-benar PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas, hendak membawanya semua ke liang kuburmu?"
Huo Xiu menatapnya. "Jika kau punya seorang isteri, maukah kau membaginya dengan orang lain? Walaupun kau tidak terus-menerus memakainya?"
Ia mencela dengan dingin.
"Itu persoalan yang benar-benar berbeda."
"Bagiku, kedua hal ini adalah sama.
Harta ini seperti isteri bagiku, tidak perduli apakah aku hidup atau mati, aku tidak mau membaginya dengan orang lain."
"Maka, pertama kau gunakan Huo TianQing dan ShangGuan FeiYan untuk membunuh Kaisar Rajawali Emas, dan kemudian menggunakan aku untuk menyingkirkan DuGu YiHe dan Yan TieShan."
"Aku tidak ingin kau terlibat, tapi selain dari dirimu, aku benar-benar tidak bisa memikirkan orang lain yang sanggup melakukannya."
"Ini bukan pertama kalinya aku mendengar kalimat itu."
Lu Xiao Feng tersenyum malu. "Itulah yang sebenarnya."
"Aku mengambil umpanmu karena aku memang mau. Tapi bagaimana dengan Huo TianQing? Bagaimana kau bisa mendapatkan orang seperti dia?"
"Bukan aku yang mendapatkan dia."
"ShangGuan FeiYan?"
Huo Xiu tersenyum.
"Tidakkah menurutmu ia seorang gadis yang mampu menggerakkan hati seorang laki-laki?"
Sebuah senyuman masam muncul di wajah Hua Man Lou. Lu Xiao Feng pun menarik nafas. "Dan bagaimana kau mendapatkan gadis itu?"
"Aku mungkin sudah tua, tapi aku masih bisa merayu gadis mana pun."
Huo Xiu menjawab dengan santai.
"Karena aku punya sesuatu yang tak bisa ditolak wanita mana pun."
"Apa itu?"
"Hartaku."
Ia tersenyum dan meneruskan.
"Tidak ada seorang pun wanita di dunia ini yang tidak suka harta, persis seperti tidak ada seorang pun laki-laki di dunia ini yang tidak menyukai wanita cantik."
"Kau berjanji untuk membagi sebagian hartamu padanya agar dia merayu Huo TianQing?"
"Kalian semua mengira bahwa kekasihnya adalah Huo TianQing, tapi kalian tidak menduga bahwa orang yang benar-benar ia cintai adalah laki-laki tua ini kan?"
Huo Xiu tertawa keras. "Ia tidak mencintaimu, ia cinta pada uangmu."
Lu Xiao Feng mendebatnya. "Tidak ada bedanya bagiku,"
Huo Xiu masih tertawa.
"Lagipula, bagiku dia adalah orang mati."
"Sejak awal kau telah berencana untuk menyingkirkan dia?"
"Sudah kubilang padamu, aku tidak akan membiarkan orang lain berbagi harta ini denganku."
"Maka kau sengaja memberitahuku rahasia tentang 6 jari kaki untuk membuatku bentrok dengannya."
"Tapi Huo TianQing masih tidak tahu apa yang terjadi, dan mengirimkan pesan padanya tentang rahasia ini melalui burung merpatinya."
"Bahkan ia tidak tahu kalau kau adalah dalang dari semua ini?"
"Tentu saja tidak. Kalau tidak, bagaimana mungkin ia mau melakukan semua ini untuk ShangGuan FeiYan?"
"Tapi kau telah mengira bahwa aku akan melepaskan ShangGuan FeiYan."
"Karena itu aku harus pergi dan melakukannya sendiri."
"Huo TianQing bukan orang yang bodoh. Waktu ia mendengar berita bahwa ShangGuan FeiYan telah mati, ia tentu tahu bahwa ada orang lain di balik semua ini. Karena itu, setelah mengatur sebuah pertemuan denganku di Kuil Angin Hijau, ia datang ke sini untuk menemuimu."
"Ia memang tidak sebodoh itu, sayangnya orang-orang yang cerdas pun terkadang jadi bodoh." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Ia seharusnya tidak datang sendirian menemuimu."
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Itulah sebabnya ia pantas mati juga."
"Kau memindahkan mayatnya ke Kuil Angin Hijau setelah membunuhnya?"
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kuil Angin Hijau adalah milikku juga, aku bisa mengambilnya kembali kapan saja aku suka."
"Itulah sebabnya kau meminta Pendeta Kayu Hijau berdusta untukmu.
Ia tidak bisa menolak, kan?"
"Seorang pendeta mau berdusta? Jelas ia pantas mati juga!"
Huo Xiu berkata dengan santai. "Kau ingin aku percaya bahwa Huo TianQing melakukan bunuh diri karena merasa bersalah dan tidak ikut campur lagi dalam urusan ini, kan?"
"Aku benar-benar tidak ingin kau terlibat lagi,"
Huo Xiu menarik nafas.
"Tapi sayangnya tosu yang banyak omong itu membuatmu ikut campur lagi dalam urusan ini."
"Ia membuatku ikut campur lagi?"
"Waktu aku mendengar dia menyebut-nyebut tentang permainan catur yang kemarin tidak selesai, aku tahu kalau kau akan menyadari hal itu cepat atau lambat."
"Maka kau memutuskan bahwa kau harus membakar Kuil Angin Hijau."
"Kebetulan aku memang punya rencana lain untuk petak tanah itu."
"Di matamu, apakah orang-orang itu sama seperti sepetak tanah? Tidak lebih dari alat yang bisa kau gunakan dan kau buang sesukamu."
"Bila aku ingin mereka hidup, mereka akan hidup; bila aku ingin mereka mati, maka mereka harus mati!"
"Bagaimana kau tahu cara memanfaatkan diriku?"
Lu Xiao Feng bertanya sambil tersenyum lelah. "Setiap orang punya kelemahan. Bila kau bisa menebak titik lemah mereka, kau bisa menggunakan siapa saja."
"Apa kelemahanku?"
"Kelemahanmu adalah kau terlalu suka ikut campur dalam urusan orang lain!"
Huo Xiu menjawab dengan dingin. "Karena itulah aku seperti menjadi kaki tanganmu, membujuk XiMen ChuiXue untuk ikut terlibat, membantumu menyingkirkan Yan TieShan dan DuGu YiHe."
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Dan kau melakukan semuanya dengan sangat baik.
Seandainya kau mau berhenti setelah Huo TianQing mati, kau akan disambut dengan baik bila datang ke sini dan minum bersamaku kapan pun kau suka.
Jika kau menemui kesulitan, aku mungkin mau meminjamkan sepuluh ribu tael perak untuk melepaskan dirimu dari kesulitan itu."
"Sayangnya aku tidak berhenti."
Huo Xiu pun menarik nafas. "Apakah kau tahu kenapa aku memindahkan semua barang yang ada di sini?"
Lu Xiao Feng tidak tahu. "Karena aku berencana meninggalkan tempat ini untuk kau gunakan sebagai kuburanmu."
"Paling tidak ini bukan sebuah kuburan yang kecil."
Lu Xiao Feng mencoba bergurau. "Bagi Lu Xiao Feng, dikuburkan di bawah Paviliun Pertama dari Paviliun Baju Hijau tentu sangat sesuai, bukan?"
Huo Xiu berkata dengan lugas. "Paling tidak ShangGuan FeiYan berkata benar tentang sesuatu hal,"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Paviliun Pertama dari Paviliun Baju Hijau benar-benar terletak di sini."
"Sayangnya, semakin banyak orang yang memberitahumu bahwa Paviliun Pertama ada di sini, semakin kau tidak mempercayai mereka."
"Dan kau tentunya Ketua dari 108 Paviliun Baju Hijau, bukan?"
"Ketua, sebutan itu sungguh bagus,"
Huo Xiu tersenyum.
"Aku suka mendengarnya." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Terdengar lebih merdu daripada suara hitungan uangmu?"
"Aku tidak menghitung uang,"
Huo Xiu menjawab dengan santai.
"Kau tak bisa menghitung berapa banyak uang yang aku miliki."
Lu Xiao Feng menarik nafas lagi.
"Baru sekarang aku benar-benar mengerti kenapa kau bisa begitu kaya."
"Kau mungkin faham sekarang, tapi sayangnya kau tak akan pernah menguasainya."
"Hanya karena aku tidak mengerti kenapa harus membawa harta itu ke lubang kubur bersamaku."
Huo Xiu tertawa lagi.
"Bagus, sangat bagus!"
"Apanya yang bagus?"
"Menurut kabar angin, kau selalu membawa setumpuk cek di kantongmu, dan setiap kali bertaruh kau tidak pernah meletakkan cek yang bernilai kurang dari 5000 tael di atas meja."
Huo Xiu berkata sambil tersenyum. "Cek yang bernilai 5000 tael itu pun mungkin telah jatuh ke tanganmu."
Lu Xiao Feng tersenyum jengkel.
"Karena kau tidak bermaksud membawa uang itu ke lubang kubur bersamamu, aku akan mengambil uang itu setelah kau mati."
"Kau pun menginginkan uang orang yang sudah mati?"
"Aku menginginkan semua jenis uang, itulah rahasia terbesar untuk menjadi kaya."
"Sayangnya aku masih hidup."
"Tapi kau telah berada di kuburanmu."
"Kau yakin bisa membunuhku?"
"Tidak, tapi aku yakin bahwa kau akan mati di sini."
"Oh!"
"Bila seseorang telah masuk ke liang kuburnya, tidak ada harapan baginya untuk keluar."
Lu Xiao Feng menatap Huo Xiu, matanya tiba-tiba berkilauan seperti sepasang pisau cukur yang tajam. "Tanganmu sudah gatal-gatal ingin beraksi?"
Huo Xiu tersenyum. "Ya."
Lu Xiao Feng mengakui. "Sayangnya aku tidak tertarik untuk bertarung denganmu, aku tidak ingin tanganku kotor."
Ia menekan altar batu itu dengan lembut.
"Bum!"
Sebuah kandang baja yang sangat besar tiba-tiba jatuh dari atas, mengurung seluruh altar batu itu di dalamnya.
Lu Xiao Feng mengerutkan keningnya.
"Sejak kapan kau memutuskan menjadi seekor burung dan mengurung dirimu sendiri di dalam kandang?"
"Kau kira ini lucu?"
"Memang lucu."
"Kau tidak akan menganggapnya begitu lucu bila aku berjalan keluar dari sini, orang yang akan mati kelaparan barulah lucu."
"Apakah aku akan mati kelaparan?"
"Setelah aku pergi, satu-satunya yang bisa kau makan di sini adalah daging yang ada di tubuhmu dan tubuh teman-temanmu, yang bisa kau minum di sini adalah darahmu sendiri."
Huo Xiu menjawab dengan dingin. "Tapi bagaimana kau bisa pergi?"
"Satu-satunya jalan keluar dari tempat ini terletak persis di bawah altar batu yang aku duduki ini. Dan bisa kujamin, aku akan menyegel jalan keluar ini setelah aku keluar."
Wajah Lu Xiao Feng berubah warna sedikit. "Rasanya aku tidak masuk lewat jalan itu tadi."
Ia memaksakan sebuah senyuman di wajahnya.
"Pintu masukmu tadi hanya bisa dibuka dari luar, dan tidak ada orang di luar yang akan membukakannya untukmu, aku bisa menjamin hal itu."
"Apa lagi yang bisa kau jamin?" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas.
"Aku bisa menjamin bahwa kau akan mati kehausan dalam 10 hari.
Aku adalah orang yang bijaksana, maka aku akan menunggu paling sedikit 10 hari lagi sebelum kembali ke sini."
"Kau akan kembali?"
"Tentu saja aku akan datang kembali,"
Huo Xiu tertawa.
"datang kembali untuk mengambil semua uang yang ada padamu."
Lu Xiao Feng tiba-tiba tertawa, tawa yang keras dan sepenuh hati. "Jika aku adalah kau, aku tidak akan tertawa sekarang."
Huo Xio berkata. "Kau bukanlah aku."
"Untungnya bukan."
"Dan karena kau bukanlah aku, kau tidak tahu bahwa satu-satunya yang aku tinggalkan di kantungku adalah sebuah lubang yang besar."
Lu Xiao Feng berkata, sambil berusaha menahan tawanya. "Tampaknya kau telah memutuskan untuk tidak membiarkan diriku mendapatkan sesuatu darimu setelah kematianmu."
Huo Xiu menarik nafas.
"Kau akhirnya faham."
"Untungnya, masih ada sesuatu yang bisa kudapatkan."
"Oh!"
"Paling tidak aku masih bisa mengambil pakaian di tubuhmu dan menjualnya untuk beberapa sen!"
"Kau mau melakukan semua itu untuk beberapa sen?"
"Satu sen pun tetaplah uang."
"Selama ada uangnya, kau tetap mau!"
"Uang selalu berguna, satu sen tetap lebih baik daripada tidak ada sama sekali."
"Baiklah, biar kuberikan untukmu!"
Lu Xiao Feng tiba-tiba mengibaskan tangannya dan selusin uang logam yang terbuat dari perunggu meluncur dengan deras dalam bentuk barisan ke arah Huo Xiu.
Huo Xiu tidak bergerak atau pun menghindar.
Barulah saat barisan uang logam itu menembus terali sangkarnya ia mengayunkan tangannya sebanyak dua kali dan ke-12 keping uang logam itu tiba-tiba telah berada di dalam genggamannya.
Kehebatan tangan orang tua ini membuat Lu Xiao Feng terkejut.
"Gerakan yang sangat bagus!"
Ia berseru tak tertahan. Huo Xiu telah menyimpan 12 keping uang logam itu dengan seksama. "Bila berurusan dengan uang, kungfu-ku biasanya akan sangat bagus."
"Sayangnya ilmu-mu itu masih sedikit di bawahku."
Huo Xiu tertawa.
"Kau mencoba memancingku untuk keluar dan bertarung denganmu?"
"Ya, aku memang punya fikiran seperti itu."
"Maka kunasehatkan padamu untuk menghilangkannya dari fikiranmu."
"Kau tidak akan keluar?"
"Walaupun aku ingin, aku tetap tidak bisa."
"Kenapa tidak?"
"Kandang ini terbuat dari baja yang telah ditempa lebih dari 100 kali. Bobotnya 990 kg. Bahkan pedang yang bisa memotong baja seperti mentega pun tidak akan dapat memotongnya, apalagi pedang seperti itu hanya ada dalam legenda."
"Dan tidak ada orang yang sanggup mengangkat kandang seberat 990 kg."
Lu Xiao Feng menambahkan.
"Tidak ada."
"Karena itu, bukan hanya kau tidak bisa keluar, aku pun tidak bisa masuk."
"Maka yang bisa kau lakukan hanyalah menonton aku pergi, lalu menunggu kematianmu."
"Sebabnya kau mengurung dirimu sendiri di dalam kandang adalah karena kau takut kalau aku berusaha bertarung denganmu?"
"Aku sudah tua, aku bahkan tidak tertarik untuk tidur dengan perempuan lagi, apalagi bertarung."
Lu Xiao Feng menepuk-nepuk bahu Hua Man Lou.
"Tampaknya yang bisa kita lakukan adalah menunggu kematian di tempat ini!"
Ia menarik nafas. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tampaknya ini adalah gerakan terakhirnya!"
Hua Man Lou menjawab dengan santai.
Tak bisa dipercaya, ia benar-benar tersenyum! "Kau harus mengakui, gerakan ini benar-benar efektif."
"Tapi kita masih punya sebuah gerakan yang belum dilakukan, itulah senjata yang belum kita gunakan."
"Oh!"
"Kau lupa dengan Zhu Ting?"
Hua Man Lou bertanya. Lu Xiao Feng tersenyum. "Tentu saja tidak."
"Dan itulah sebabnya kau masih dapat tersenyum sekarang."
Hua Man Lou balas tersenyum. "Dan itulah sebabnya kau tidak cemas sama sekali."
"Ia seharusnya tidak membawa Zhu Ting ke sini."
"Benar sekali."
Terlihat beberapa perubahan di wajah Huo Xiu. "Kenapa dengan dia?"
Ia akhirnya tidak tahan terhadap godaan itu dan bertanya. "Kenapa ia seharusnya tidak berada di sini?"
"Tidak ada apa-apa sebenarnya."
Lu Xiao Feng menjawab dengan acuh tak acuh. "Hanya saja, tidak ada tempat di dunia ini yang bisa mengurungnya."
"Ia tidak punya sesuatu yang istimewa pada dirinya, selain dari kenyataan bahwa ia kebetulan adalah murid Tuan Lu."
Hua Man Lou menambahkan. "Tuan Lu?"
Huo Xiu mengerutkan keningnya. "Tentu saja, kau tentu tahu bahwa Tuan Lu adalah keturunan langsung dari Lu Ban, ahli perkakas terbaik di dunia."
Hua Man Lou menerangkan. "Sesudah Tuan Lu mati, gelar itu tentu saja jatuh ke tangan si Tauke, Zhu Ting."
Lu Xiao Feng menambahkan. "Karena itu, selama ia ada di sini, maka kalian tentu bisa keluar."
Huo Xiu menyimpulkan. "Benar."
Lu Xiao Feng mengiyakan.
"Ia memang ada di sini."
"Aku tahu."
"Posisinya agak lebih jauh, tempat di mana kau melihatku terakhir kalinya."
"Aku tahu."
"Jika tidak ada tempat di dunia ini yang mampu mengurungnya, lalu kenapa ia belum keluar juga?"
"Ia akan keluar."
"Jika ia keluar sekarang pun, tetap saja terlambat."
Huo Xiu mendengus.
"Oh!"
"Pusat kendali semua mesin dan perangkap di tempat ini tepat berada di bawah tempat aku duduk."
"Oh!"
"Tentu saja, jika aku pergi, aku akan segera menghancurkannya."
"Dan kemudian apa yang terjadi?"
"Dan kemudian setiap jalan keluar dari tempat ini tentu akan segera disegel oleh batu-batu besar, setiap batu berbobot lebih dari 4 ton, maka."
"Maka kami ditakdirkan untuk mati di sini."
"Bukan hanya kau, bahkan jika Lu Ban hidup kembali, ia pun hanya bisa menunggu kematiannya."
Huo Xiu menambahkan dengan santai.
"Dan karena itu kau akan pergi sekarang juga!"
"Sebenarnya aku ingin menunggu dan berbincang-bincang dengan kalian lebih lama lagi, karena aku tahu bahwa menanti kematian itu sama sekali tidak menyenangkan."
"Tapi sekarang kau merubah fikiranmu?"
"Benar!"
"Tampaknya bukan hanya aku tidak bisa memaksamu tetap berada di sini, aku pun tidak bisa mengantarkanmu pergi."
Lu Xiao Feng bergurau dengan cara yang agak menyedihkan untuk bisa dibilang lucu. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Tapi kalian tentu akan segera merindukanku, aku tahu itu,"
Huo Xiu berkata sambil tersenyum dan ia pun mengulurkan tangannya.
"Aku cuma perlu menekan, dan aku akan menghilang. Kalian tidak akan pernah melihatku lagi."
Ia lalu menekan sebuah tombol dengan tangannya.
Tetapi, ia tidak menghilang, malah senyuman di wajahnya yang hilang.
Altar batu itu masih tetap berupa altar batu persegi.
Ia dari tadi duduk di atasnya, sekarang pun ia masih duduk di atasnya.
Ekspresi wajahnya telah berubah sedemikian rupa, seolah-olah ia telah dipukul oleh seseorang di hidungnya.
Tetesan-tetesan keringat yang besar tiba-tiba muncul di keningnya.
Lu Xiao Feng pun menganggap hal itu sangat aneh.
Ia sangat mengetahui sifat Huo Xiu, rubah tua ini tidak akan pernah melakukan sesuatu yang tidak benar-benar ia yakini.
Jika Huo Xiu mengatakan ada sebuah jalan keluar di bawah altar batu itu, tentu memang ada jalan keluar di bawahnya.
Tapi sekarang, tampaknya jalan keluar itu tiba-tiba menghilang.
"Kenapa kau masih ada di sini?"
Lu Xiao Feng mengedip-ngedipkan matanya. Tinju Huo Xiu terkepal erat-erat. "Kau kau"
Ia tidak menyelesaikan kalimatnya dan tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.
Lu Xiao Feng menarik nafas, lalu tiba-tiba ia menyadari bahwa bukan hanya ia satu-satunya orang yang menarik nafas.
Selain dari dirinya, yang menarik nafas bukanlah Hua Man Lou, tapi ShangGuan Xue-Er dan Isteri Tauke.
Mereka pun menarik nafas ketika berjalan menghampirinya, dengan senyuman berbunga-bunga di wajah mereka.
"Ternyata kau benar, orang ini benar-benar orang yang mujur."
ShangGuan Xue-Er yang pertama bicara. "Itulah dia Lu Xiao Feng satu-satunya!"
Tapi senyuman Lu Xiao Feng tampak menyedihkan.
"Sebabnya kalian tidak keluar dari tadi adalah untuk melihat apakah aku masih punya kemujuran?"
"Kami kira kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi terhadap rubah tua ini, tapi siapa yang tahu bahwa kau masih punya satu gerakan terakhir ini?"
ShangGuan Xue-Er menjawab dengan manis. "Gerakanmu yang terakhir ini benar-benar istimewa."
Isteri Tauke tertawa cekikikan. "Ia yang membuat kandang itu, tapi mungkin ia tidak pernah membayangkan kalau ia sendiri yang akan terperangkap di dalamnya."
ShangGuan Xue-Er berkata. Lu Xiao Feng tersenyum.
"Itulah yang disebut Masuk Sendiri ke Dalam Kuali." {Catatan.
"Masuk Sendiri ke Dalam Kuali"
Adalah ungkapan bahasa China yang terkenal.
Ungkapan ini berasal dari sebuah cerita tentang percakapan antara 2 orang pejabat di masa pemerintahan kaisar wanita satu-satunya dalam sejarah China, Wu Ze Tian.
Kedua pejabat ini terkenal karena kekejamannya di saat menginterogasi tawanan.
Ketika pejabat pertama dicurigai berkhianat, pejabat kedua diperintahkan untuk menginterogasinya.
Pejabat kedua, yang berteman dengan pejabat pertama, lalu mengundang temannya itu untuk makan malam.
Selama makan malam itu, pejabat kedua bercerita bahwa ia punya seorang tawanan yang tidak mau bekerja-sama, tak perduli apa pun nasehat yang diberikan olehnya pada tawanan itu.
Pejabat pertama lalu mengusulkan agar ia menggunakan sebuah kuali besar yang diisi minyak, memanaskannya hingga mendidih di hadapan tawanan itu, dan kemudian mengancam akan mencampakkannya ke dalam kuali jika ia tidak mengaku.
Pejabat kedua kemudian segera memerintahkan pelayan-pelayannya untuk membawa sebuah kuali besar yang diisi minyak ke dalam ruangan itu dan memanaskannya hingga mendidih.
Setelah selesai, tuan rumah pun berdiri, lalu mendakwa tamunya atas semua kejahatannya, dan memintanya "masuk sendiri ke dalam kuali"
Jika ia tidak mau mengaku.
Tamunya, si pejabat pertama, segera mengaku.
Jadi PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas, ungkapan ini ditujukan pada orang yang ide-ide atau rencana-jahatnya malah berbalik pada dirinya sendiri.} Isteri Tauke menatapnya, matanya berkedip-kedip.
"Bagaimana kau bisa memikirkan dan melakukan hal ini?"
"Aku kan orang yang jenius."
Lu Xiao Feng menjawab seenaknya. "Apakah kau telah menduga bahwa ia akan berusaha melarikan diri lewat jalan itu dan karena itu menyegelnya sebelum ia masuk ke sini?"
ShangGuan Xue-Er bertanya. Lu Xiao Feng terdiam. "Hayo, kenapa kau tidak bicara?"
Isteri Tauke mendesak.
"Bagaimana kau melakukannya?"
Lu Xiao Feng tiba-tiba menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa memberitahu kalian."
"Kenapa tidak?"
ShangGuan Xue-Er bertanya. "Setiap orang perlu menyimpan beberapa rahasia untuk dirinya sendiri, terutama bila wanita-wanita seperti kalian berdua terlibat."
Lu Xiao Feng berkata sambil tersenyum, senyuman yang mirip seperti senyum seekor rubah tua yang licik.
"Jika kalian berdua tahu semua rahasiaku, lalu bagaimana mungkin aku bisa tenang selama sisa hidupku?" ______________________________ "Jadi bagaimana kau melakukannya?"
Setelah semua orang pergi, Hua Man Lou tidak bisa lagi menahan godaan untuk bertanya kembali.
"Mengapa tidak kau beritahukan pada mereka?"
Jawaban Lu Xiao Feng benar-benar cerdik. "Karena aku pun tidak tahu."
"Kau juga tidak tahu kenapa jalan keluar itu tiba-tiba tersegel?"
Hua Man Lou terkejut. "Tidak tahu."
Hua Man Lou terdiam. "Mungkin itu karena alat kontrolnya tiba-tiba tidak berfungsi, atau mungkin karena seekor tikus kebetulan masuk dan merusak sebuah pegas di sana atau di sini."
Lu Xiao Feng menduga-duga, tampak sebuah renungan yang dalam di matanya. Ia menarik nafas.
"Apa sebenarnya penyebabnya? Tidak ada yang tahu, mungkin hanya Tuhan yang tahu."
"Hanya Tuhan yang tahu?"
Lu Xiao Feng mengangguk. "Kau tahu kenapa pelaku kejahatan selalu gagal di saat-saat terakhir?"
Ia bertanya.
"Tak tahu."
"Karena Tuhan telah menyiapkan sebuah pukulan terakhir yang ampuh untuk mereka, maka tidak perduli betapa cerdiknya rencana mereka, mereka akan selalu gagal."
"Jadi gerakan terakhir ini bukan darimu, tapi keinginan Tuhan?"
"Benar."
Hua Man Lou tertawa. "Mengapa kau tertawa? Kau tidak percaya padaku?"
"Kau kira aku akan mempercayaimu?"
Hua Man Lou bertanya, masih sambil tertawa. Lu Xiao Feng menarik nafas dan menjawab dengan sebuah senyuman sedih. "Kenapa bila aku mengatakan hal yang sebenarnya, tidak ada orang yang percaya padaku?"
Epilog Pintu yang menuju tangga batu itu telah dibuka, Zhu Ting yang membukanya.
Jika seseorang bisa membuat sebuah pintu seperti itu, tentu akan ada orang yang bisa membukanya.
Banyak kejadian seperti itu di dunia.
Itulah sebabnya jika kau bisa membuat sebuah tameng yang tak dapat ditembus oleh tombak mana pun, lalu orang lain PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu.
Kekaisaran Rajawali Emas, tentu akan membuat sebuah tombak yang bisa menembus tamengmu.
Tak ada sesuatu yang "mutlak"
Di dunia ini.
Lu Xiao Feng duduk di tangga, sambil memandang Huo Xiu yang berada di dalam kandang.
Tiba-tiba ia mendapat perasaan bahwa kandang itu sedikit mirip dengan sebuah sel penjara.
--- Bila seseorang berbuat salah, ia harus menanggung akibatnya.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lu Xiao Feng menarik nafas.
Ia merasa cukup puas dengan akhir semua ini.
Maka bagaimanakah akhir dari semua kejadian ini? Si tauke sedang sibuk menggunakan sebuah segitiga kayu untuk mengukur ketinggian gua itu.
Isteri Tauke berada di sampingnya, sedang memandanginya.
Ia tahu bahwa suaminya sedang mendapat sebuah ide baru yang brilian, tapi ia tidak bertanya.
Ia tahu bahwa tidak seorang pun laki-laki di dunia ini suka direcoki oleh seorang perempuan yang cerewet saat ia sedang berfikir.
"Apakah orang itu hendak pergi?"
Tiba-tiba Zhu Ting bertanya padanya. "Mmhmm!"
"Dan kau tidak mengantarnya?"
"Jika kau mau mengantarnya, maka aku akan ikut."
"Tampaknya ia tidak ingin aku yang mengantarnya pergi."
Zhu Ting berkata dengan dingin. "Dan kau pun tidak ingin mengantarnya, kan?"
Zhu Ting mengakuinya.
"Tapi jika ia membutuhkan bantuanmu, dengan mengirimkan utusan yang membawa sebuah pesan ke sini, kau pun akan segera membantu."
"Itu hanya karena aku tahu jika aku membutuhkan bantuannya, ia pun akan datang juga."
"Tapi walaupun demikian, tidak ada saling tegur-sapa atau bicara satu sama lain di antara kalian."
"Datang atau tidak adalah satu persoalan, bicara atau tidak adalah persoalan lain yang sangat berbeda."
"Mungkin tidak ada lagi pasangan sahabat seperti kalian berdua di dunia ini."
Isteri tauke menarik nafas.
Zhu Ting meletakkan segitiga kayu yang ia pegang dan menatap isterinya.
"Aku memutuskan untuk tinggal di sini."
"Aku tahu."
"Bisakah kau tinggal di sebuah tempat seperti ini?"
"Selama kau bisa, aku pun bisa."
"Aku tidak akan menyalahkanmu jika kau tidak mau tinggal di sini."
"Kau ingin mengusirku supaya setan kecil itu bisa menemanimu?"
Isteri tauke menatapnya dengan sengit. "Sejak kapan kau jadi pencemburu?"
Zhu Ting bergurau. "Sekarang."
"Sekarang?"
"Apa yang dikatakan setan kecil itu padamu?"
"Sebuah rahasia, tentunya."
Zhu Ting tersenyum. "Rahasia apa?"
Isteri Tauke kembali menatapnya dengan sengit. "Akan kuceritakan padamu nanti, tapi sekarang."
Zhu Ting menjawab dengan santai.
"Sekarang kau boleh pergi dan mengucapkan selamat jalan padanya."
"Aku tidak mau."
"Kenapa tidak?"
Isteri Tauke menggigit bibirnya.
"Sejak hari ini, aku tidak akan melepaskan pandanganku darimu, tak perduli apa. Karena."
"Karena apa?"
Isteri Tauke menatapnya, matanya yang indah penuh dengan perasaan cinta. "Karena baru sekarang aku sadar betapa hebatnya dirimu, aku takut kalau orang lain mencurimu dariku."
Ia berkata dengan lembut. Lu Xiao Feng memandang mereka dari kejauhan, dan tiba-tiba menarik nafas. "Tampaknya masalah mereka telah berakhir." PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Memangnya apa masalah mereka?"
Hua Man Lou bertanya.
"Selama beberapa tahun terakhir ini Isteri Tauke tampaknya agak kecewa dengan si Tauke, dulu aku khawatir hubungan mereka akan merenggang."
"Apakah Isteri Tauke merasa si Tauke terlalu pemalas?"
"Tapi sekarang ia tentu telah tahu betapa jenius suaminya."
Lu Xiao Feng tersenyum. "Jika bukan karena dia, kita semua mungkin telah mati di sini."
Hua Man Lou setuju. Setiap wanita tentu berharap bahwa ia bisa membanggakan suaminya. Lu Xiao Feng menarik nafas lagi. "Aku tidak terlalu mencemaskan itu, tapi kelaparan adalah soal lain."
Ia memandang ke kandang Huo Xiu.
Tapi mata Huo Xiu tampak melotot saat menatap ShangGuan Xue-Er yang berada di luar kandang.
Xue-Er memegang sebotol saus dan dua buah biskuit, mengucapkan sesuatu pada Huo Xiu yang terdengar seperti suara ocehan dari kejauhan bagi Lu Xiao Feng.
Huo Xiu begitu marahnya sekarang sehingga urat-urat di lehernya tampak menonjol keluar.
Ia tiba-tiba melompat bangkit dan menyerbu ke pinggir kandang, berusaha memukul patah jeruji besi itu.
Tentu saja ia gagal.
Ia membuat kandang itu secara khusus sehingga tidak ada orang yang bisa merusaknya.
Xue-Er berdiri di luar kandang, menatapnya dengan dingin.
Ia seperti akan berjalan pergi ketika Huo Xiu memanggilnya kembali.
Mereka berdua berbincang-bincang lagi.
Huo Xiu mengeluarkan suara nafas lelah, menuliskan sesuatu di selembar kertas, dan menyerahkannya pada Xue-Er untuk ditukarkan dengan saus dan biskuit itu.
Lalu ia segera duduk di lantai dan makan dengan lahap.
"Ia masih lebih suka mati daripada memberitahu kita di mana uang itu berada?"
Hua Man Lou tiba-tiba bertanya. "Ia tidak takut mati."
"Karena ia benar-benar yakin bahwa kemiskinan itu lebih buruk daripada kematian?"
Hua Man Lou tertawa dengan geram. "Tapi mungkin ia baru saja menemukan sesuatu yang lebih menakutkan daripada kemiskinan."
Lu Xiao Feng balas tertawa. "Kelaparan?"
Lu Xiao Feng belum menjawab ketika Xue-Er datang mendekat sambil melompat-lompat kegirangan, matanya tampak bersinar-sinar. "Aku baru saja menjual sebotol saus dan dua buah biscuit padanya,"
Ia tertawa. "Bisakah kalian tebak dengan harga berapa aku menjualnya?"
Mereka tak bisa. "Lima puluh ribu tael, tak kurang sedikit pun!"
Xue-Er dengan bangga melambai-lambaikan cek yang ada di tangannya.
"Aku bisa membawa cek ini, yang ditulis olehnya, ke bank mana pun yang aku inginkan, kapan pun aku mau, dan menukarnya dengan uang tunai."
Lu Xiao Feng tak tahan untuk tidak tertawa. "Hatimu memang hitam, tahu?"
"Aku ragu kau bisa menemukan saus yang lebih mahal lagi di dunia ini."
Hua Man Lou bergurau. "Itulah sebabnya rubah tua itu hampir jadi gila karena marah, tapi ia terpaksa setuju."
Xue-Er menerangkan. "Kelaparan adalah sesuatu yang menakutkan."
"Kau berencana untuk mendapatkan semua uangnya dengan cara seperti ini?"
Lu Xiao Feng bertanya.
"Uang itu memang milik keluarga kami, jangan lupa kalau margaku juga ShangGuan."
"Walaupun kau berhasil mencuri 50 ribu tael perak darinya setiap hari, kau tidak akan bisa membuatnya bangkrut selama paling sedikit setahun atau dua tahun."
Lu Xiao Feng tertawa. PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Maka aku akan tinggal di sini dan mencuri selama 3 tahun, atau berapa pun lamanya. Di samping itu, aku punya teman."
"Si Tauke telah memutuskan untuk tinggal di sini?"
Xue-Er mengangguk, sebuah senyum yang misterius muncul di wajahnya.
"Ia memberitahu isterinya bahwa ia ingin tinggal di sini untuk menciptakan beberapa buah benda yang benar-benar luar biasa. Tapi hanya aku yang benar-benar tahu kenapa ia memutuskan untuk tinggal di sini."
"Dan apakah penyebabnya?"
"Itu rahasia."
Xue-Er mengedip-ngedipkan matanya, senyuman di wajahnya tampak makin misterius. "Apa rahasianya?"
"Jika ini adalah rahasia, lalu kenapa harus kuberitahukan padamu?"
Lu Xiao Feng menatap wajahnya beberapa lama sebelum akhirnya tersenyum.
"Aku tidak tertarik pada rahasiamu itu, tapi aku agak cemas."
"Mencemaskan apa?"
"Bila kau menukar cek ini dengan uang tunai, tidakkah orang-orang akan bertanya dari mana kau mendapatkannya?"
"Tentu saja tidak ada yang bertanya."
"Oh?"
"Jangan lupakan betapa aneh dan misteriusnya rubah tua ini, bahkan bawahannya yang paling dipercaya pun tidak tahu di mana ia berada, ia selalu melakukan sesuatu dengan cara yang misterius."
"Tampaknya rencananya sendiri telah menggigitnya kembali."
Lu Xiao Feng menarik nafas. "Tentu saja,"
Xue-Er tertawa.
"Jika bukan karena dia sendiri, tidak mungkin aku bisa menguras uang itu darinya dengan cara semudah ini."
Nasib manusia tidak lebih daripada hasil ciptaannya sendiri, itulah sebabnya orang yang paling tulus dan jujur selalu mendapat keberuntungan. Masih sambil tersenyum, Lu Xiao Feng berdiri dengan lambat.
"Kau boleh tinggal di sini dan mendapatkan semua uang yang bisa kau dapatkan darinya. Sementara itu, bisakah kau dapatkan beberapa kendi arak darinya untukku?"
"Kau kau akan pergi sekarang juga?"
Xue-Er menatapnya. "Jika aku tinggal di tempat seperti ini, aku akan terkejut jika aku tidak mati karena bosan sebelum tiga hari berlalu."
Lu Xiao Feng tertawa. "Kau tidak ingin bertanya padaku tentang rahasiaku?"
"Tidak."
Mata Xue-Er berputar-putar. Tiba-tiba ia tersenyum.
"Sebenarnya, memberitahumu juga tidak apa-apa, kau akan mengetahuinya cepat atau lambat."
Lu Xiao Feng tampaknya tidak keberatan. "Sebabnya ia mau tinggal di sini adalah karena ia jatuh cinta padaku dan aku juga jatuh cinta padanya."
Lu Xiao Feng tertawa. "Aku tahu kau tidak percaya,"
Xue-Er meneruskan dengan santai.
"Tapi bila aku nanti menikah dengannya, maka kau terpaksa harus mempercayainya."
"Kau akan menikah dengannya?"
Lu Xiao Feng tak tahan untuk tidak bertanya. "Lalu bagaimana dengan Isteri Tauke?"
"Kenapa seorang tauke hanya boleh punya seorang isteri tauke?"
Xue-Er bertanya.
"Jika kau bisa memiliki empat alis, kenapa si Tauke tidak bisa mempunyai 2 orang isteri tauke?"
Lereng gunung itu telah berada di bawah sinar matahari terbenam, Lu Xiao Feng berjalan menelusuri lereng itu.
Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah berjalan beberapa lama, tiba-tiba ia memecahkan kesunyian itu.
"Setan kecil itu tentu sedang berdusta lagi."
"Mmhmm!"
Hua Man Lou setuju. "Si tauke tidak gila, kenapa ia mau mengambil setan kecil seperti dia menjadi isteri tauke?" PENDEKAR 4 ALIS Buku Satu. Kekaisaran Rajawali Emas.
"Tentu saja ia tidak akan mau."
Lu Xiao Feng berjalan dalam diam untuk beberapa lama. "Tapi si tauke adalah seorang bajingan, kadang-kadang ia bisa berbuat gila."
Tiba-tiba ia bicara lagi.
Kekaisaran Rajawali Emas Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dan isteri kecil si tauke itu juga seorang setan kecil."
"Maka sebaiknya kau bergegas kembali dan berusaha membujuk bajingan itu untuk mengenyahkan ide gila itu dari fikirannya."
"Mengapa bukan kau yang pergi sendiri?"
"Kau kan tahu kalau dia dan aku telah lama tidak bicara satu sama lain."
"Jika urusan ini tidak benar, lalu bukankah si tauke akan menganggap kita berdua sebagai kulit kacang?" {Catatan.
kulit kacang adalah idiom untuk menyebut orang yang bodoh.} "Memangnya kenapa kalau menjadi kulit kacang sekali-sekali?"
"Tampaknya siapa pun yang menjadi temanmu tak bisa tidak harus mengobati penyakitmu dan akhirnya menjadi sedikit gila juga."
Hua Man Lou menarik nafas.
Dan ia terpaksa pergi juga.
Lu Xiao Feng, seperti orang tolol, duduk di pinggir jalan dan menunggu.
Untunglah jalan ini sangat terpencil, selain dari seorang nenek tua yang sedang memetik buah liar, tidak ada lagi orang yang lewat.
Ia tidak menunggu terlalu lama ketika Hua Man Lou akhirnya kembali.
"Bagaimana?"
Lu Xiao Feng segera bertanya. "Kau tolol, dan aku juga."
Hua Man Lou memasang muka serius. "Jadi semua itu tidak benar?"
"Mereka punya sebuah rahasia, Zhu Ting mengangkat Xue-Er sebagai puterinya."
Lu Xiao Feng tertegun mendengar berita itu. "Kau tahu kalau setan kecil itu sedang berdusta, dan kau masih mau percaya, kenapa?"
Hua Man Lou menarik nafas dan tertawa sedih. Lu Xiao Feng menarik nafas dan tertawa sedih juga.
"Karena aku bukan hanya seorang bajingan, aku pun seorang keledai dungu."
Saat ia mengangkat kepalanya, kebetulan terlihat Xue-Er sedang mengejar mereka dari belakang. "Apakah kalian melihat ada orang yang lewat beberapa saat yang lalu?"
Ia bertanya sambil berusaha mengambil nafas. "Hanya seorang nenek pemetik buah."
Lu Xiao Feng menjawab. Xue-Er hampir melompat saat mendengar ucapan itu. "Nenek itu tentu kakakku."
"Kakakmu? ShangGuan FeiYan?"
Xue-Er mengangguk, matanya tampak bersinar-sinar.
"Baru sekarang aku tahu bahwa ia belum mati, ia sangat pintar memalsukan kematiannya. Sesudah kalian pergi tadi, aku turun ke."
Lu Xiao Feng tidak menunggu ucapannya selesai sebelum membalikkan tubuhnya dan pergi.
Bukan hanya pergi, tapi ia juga menarik tangan Hua Man Lou.
"Aku tidak perduli apa yang kau katakan kali ini, aku tidak mau terperdaya lagi! Aku bahkan tidak mau mendengarkan ucapanmu lagi."
Tampaknya ia telah mengambil keputusan kali ini, ia pergi dengan tergesa-gesa.
Xue-Er memandangi kepergian mereka, ia seolah-olah terhipnotis, baru kemudian ia akhirnya menarik nafas dengan lembut.
"Kenapa bila aku mengatakan hal yang sebenarnya, tidak ada yang percaya padaku."
Ia bergumam pada dirinya sendiri. TAMAT
Tiraikasih WEBSITE
http.//kangzusi.com
Tiraikasih WEBSITE
http.//kangzusi.com
first share di Kolektor E-Book 14-08-2019 01:11:18
oleh Saiful Bahri Situbondo
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan -- Sin Long Rumah Judi Pancing Perak -- Khu Lung Lima Jago Luar Biasa -- Sin Liong