Ceritasilat Novel Online

Ibu Hantu 3


Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian Bagian 3



Ibu Hantu Karya dari Ang Yung Sian

   

   Dia menganggukkan kepalanya.

   Si pengemis telah membungkukkan tubuhnya, mendekatkan telinganya kepada mulut orang she Oen itu.

   Tampak Oen Lay Tat membisikkan sesuatu, dan si pengemis mengangguk- anggukkan kepalanya sambil sebentar-sebentar mengiyakan.

   Orang-orang yang lainnya yang berada disitu hanya mengawasi saja.

   Tak ada salah seorang diantara mereka yang membuka suara.

   Sehingga untuk sementara waktu keadaan diruangan tersebut jadi hening sekali.

   Tampak si pengemis, setelah mendengarkan apa yang dibisikkan oleh Oen Lay Tat, dia bergegas keluar dari ruangan itu, memasuki sebuah ruangan lainnya, menghilang di situ.

   Oen Lay Tat melambaikan tangannya lagi memanggil Cong Teng San.

   Dengan cepat orang she Cong itu menghampiri dengan sikap yang menghormat sekali.

   Kembali Lay Tat membisikkan sesuatu kepada orang she Cong itu.

   Setelah itu, tampak Cong Teng San juga bergegas menuju keluar dari ruangan tersebut.

   Setelah kedua orangnya itu keluar dari ruangan itu, maka kembali Lay Tat menoleh kepada Cie Kiat beramat.

   "Saudara-saudara sekalian, sebetulnya memang hal ini bukan menjadi urusan saudara, namun karena saudara memang kebetulan datang kekampung Liong-gak- chung, maka aku Oen Lay Tat ingin meminta sedikit kerelaan saudara-saudara untuk menyaksikan sesuatu..... dan sebetulnya hal ini suatu kejadian yang langka dan jarang sekali dapat saudara temui, pula jarang terjadi didalam dunia persilatan! Dan, dengan menyaksikan benda yang akan aku perlihatkan, maka itu termasuk suatu keberuntungan saudara-saudara sekalian.........!"

   Dan setelah berkata sampai disitu, maka Oen Lay Tat telah batuk-batuk beberapa kali.

   Semua orang tak ada yang mengeluarkan suara, mereka hanya mengawasi saja.

   Begitu juga Cie Kiat, dia berdiam diri, hanya mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh orang she Oen tersebut selanjutnya.
Kolektor E-Book
85 Pada saat itu Lay Tat telah melanjutkan perkataannya lagi .

   "Maka dari itu, pada hari ini saudara-saudara memperoleh suatu keberuntungan sebuah mustika yang tiada taranya didalam dunia persilatan, yang akan membuat mengiler semua jago-jago didalam rimba persilatan! Dengan sangat beruntung aku telah menemukan benda itu dan barmaksud untuk memperlihatkan kepada saudara-saudara!!"

   Dan Oen Lay Tat menyapu orang-orang yang ada didalam ruangan tersebut dengan kilatan mata yang tajam sekali.

   Cie Kiat jadi tambah heran, benda mustika apa yang dimaksudkan oleh orang she Oen tersebut.

   Mengapa tampaknya Lay Tat menganggap benda yang baru ditemukannya itu adalah mustika yang tiada taranya didalam dunia persilatan.

   Apakah benda mustika yang dianggap begitu berharga oleh Lay Tat adalah pedang pusaka atau pula golok pusaka yang telah berusia ribuan tahun dan sangat tajam sekali? Atau mungkin juga orang she Oen ini telah menemukan peta harta yang sangat besar jumlahnya? Memang, memang benda itu sangat berharga, mengapa orang she Oen tersebut sengaja mengundang jago-jago rimba persilatan untuk ikut menyaksikan benda pusaka tersebut.

   Apakah Lay Tat tidak jeri kalau nanti salah seorang diantara kedelapan belas orang yang diundangnya itu jadi mengiler melihat benda tersebut dan berusaha untuk merebutnya? Bukankah Lay Tat sendiri yang telah mengatakan bahwa benda pasaka itu akan membuat para jago-jago didalam rimba persilatan akan merah matanya dan mengiler untuk memilikinya? Tetapi Cie Kiat tetap berdiam diri saja, walaupun dihatinya anak muda she Lie ini dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang tidak terpecahkan.

   Sedangkan Oen Lay Tat setelah mengawasi kedelapan belas jago itu silih berganti dia tertawa lagi dengan suara yang parau menyeramkan.

   Kemudian dia menghela napas.

   "Ya...... tentu dihati kalian akan bertanya-tanya, mengapa aku menemui barang mustika itu lalu ingin memperlihatkan barang mustika itu pada kalian? Mengapa aku tidak menyimpannya dan secara diam-diam memilikinya untuk diriku sendiri?! Ya toh?"

   Dan kembali orang she Oen itu tertawa, juga matanya menyapu jago-jago yang ada disitu dengan mata yang memancar tajam sekali, berkilat aneh sekali.

   Tetapi tetap saja tak ada seorang diantara mereka yang membuka suara, kedelapan belas jago itu masing-masing berdiam diri saja.

   Mereka hanya mengawasi kearah orang she Oen ini dengan pancaran mata yang bertanya-tanya.

   Oen Lay Tat telah tertawa lagi dengan suaranya yang tidak enak didengar itu.
Kolektor E-Book
86

   "Ya..... aku sebagai seorang tokoh didalam rimba persilatan, biar bagaimana aku menginginkan agar saudara-saudara juga dapat ikut menyaksikan kemujijatan dari mustika itu!? Benar-benar hal ini sangat langka sekali dan jarang terjadi!! Nah sebentar lagi kita akan menyaksikan benda mustika itu.........!"

   Sehabis berkata begitu, Oen Lay Tat tertawa gelak-gelak sampai tubuhnya tergoncang hebat. Tiba-tiba diantara kedelapan belas orang itu telah bangun berdiri seorang Hwee- shio.

   "Aku ingin bertanya, Kauw-cu!!"

   Teriak si Hwee-shio dengan suara yang nyaring kedengarannya.

   Dia memanggil Oen Lay Tat dengan sebutan Kauw-cu, yang berarti pimpinan dari sebuah perkumpulan, ketua perkumpulan.

   Oen Lay Tat menoleh kearah si Hwee-shio, kedua biji matanya memain tak hentinya.

   "Apa yang ingin ditanyakan oleh Toa Hwee-shio?"

   Tanya Lay Tat dengan suara yang tetap parau dan membikin anak telinga jadi sakit mendengarnya. Si Hwee-shio mendehem dulu sebelum dia bertanya.

   "Seperti sahabat-sahabat lainnya yang ada disini, maka Pin-ceng masih belum mengerti apa maksud dari Kauw-cu mengundang kami kemari! Kalau memang hanya untuk menyaksikan suatu barang mustika, kurasa tidak perlu sampai Kauw-cu mengundang sekian banyak jago-jago rimba persilatan seperti sekarang ini!!"

   Mendengar pertanyaan si Hwee-shio, maka Oen Lay Tat tertawa.

   "Loo su-hu!!"

   Katanya dengan suara yang tetap parau dan perlahan sekali.

   "Memang mengherankan sekali kalau aku hanya mengundang kalian untuk menyaksikan benda mustika. Tetapi harus Loo su-hu mengetahui, benda mustika ini bukan sembarangan benda mustika yang banyak terdapat didalam rimba persilatan atau didalam sungai telaga. Benda mustika yang kutemui adalah sebuah benda mustika yang benar langka dan tidak akan ada duanya didalam rimba persilatan! Lagi pula, aku hanya mengundang jago-jago yang kebetulan akan mengunjungi perkampungan Liong-gak-chung saja...... maka janganlah Loo su-hu mempunyai suatu prasangka yang tidak-tidak kepada pihak kami. Loo su-hu adalah It Kiang Sian- su dari Siauw Lim-sie, dan tentunya Loo su-hu mempunyai banyak pengalaman, dengan melihat benda mustika yang akan kuperlihatkan itu, akan menambah pengalaman Loo su-hu!"

   Dan setelah berkata begitu, kembali Oen Lay Tat tertawa gelak-gelak. Si Hwee-shio, yang ternyata memang benar adalah It Kiang Sian-su dari perguruan Siauw Lim-sie, telah mengangguk.

   "Baiklah! Pin-ceng jadi ingin menyaksikan juga benda mustika yang Kauw-cu katakan sangat langka dan tak akan ada duanya didalam rimba persilatan!"

   Katanya. Lay Tat mengangguk.
Kolektor E-Book
87

   "Duduklah tenang-tenang, Loo su-hu!"

   Katanya dengan suara yang tetap parau.

   Si Hwee-shio telah duduk kembali, It Kiang Sian-su memang seorang pertapaan yang selalu ingin mengetahui keganjilan-keganjilan dan keanehan-keanehan yang ada didalam rimba persilatan.

   Maka dari itu, dia memang ingin sekali menyaksikan benda mustika yang dikatakan oleh Lay Tat.

   Tetapi begitu si Hwee-shio telah duduk kembali dikursinya, Too-jin yang duduk dikursi nomor sembilan telah berdiri dengan cepat.

   "Pin-to juga ingin bertanya sedikit kepada Kauw-cu!"

   Kata Too-jin itu dengan suara yang nyaring.

   "Silahkan! Apa yang ingin Too-tiang tanyakan?"

   Tanya Oen Lay Tat tenang.

   "Menurut Kauw-cu benda mustika itu tidak akan ada duanya didalam rimba persilatan, maka dari itu bolehkah kami mengetahui terlebih dahulu benda macam apakah itu?"

   Tanya si Too-jin.

   "Ciang Yang Cin-jin!"

   Kata Oen Lay Tat dengan tertawa. Sikapnya tenang seperti biasa.

   "Kukira lebih baik Too-tiang duduk saja tenang-tenang, karena sebentar lagi juga orang-orangku akan membawa keluar benda mustika itu......!"

   Bersabarlah sebentar lagi saja, tak akan terlalu lama bukan?"

   Too-jin itu, yang memang bergelar Ciang Yang Cin-jin, telah mengangguk.

   "Baiklah....! Pin-to akan tunggu dengan sabar, karena memang Pin-to ingin sekali melihat dan menyaksikan benda mustika yang Kauw-cu katakan itu!"

   Kata si Too-jin sambil tersenyum dan duduk kembali dikursinya. Tetapi telah bangun pula seorang Nie-kauw, pertapa seorang wanita.

   "Pie-nie juga ingin menanyakan sesuatu kepada Kauw-cu, kata Nie-kauw itu dengan suara yang perlahan. Nie-kauw itu telah berusia diantara lima puluh lima tahun wajahnya telah penuh oleh kulit yang keriput, dan juga tubuh si Nie-kauw agak membungkuk. Ditangan pertapa wanita yang sudah tua ini tergenggam sebatang hoed-tim, kebutan untuk seorang pertapa. Lay Tat tertawa.

   "Sebutkanlah apa yang ingin Sie-nie ketahui?"

   Tanya orang she Oen tersebut.

   Si Nie-kauw batuk-batuk beberapa kali sebelum dia memulai perkataannya.

   Sebetulnya memang Pie-nie dapat duduk dengan tenang dan sabar menantikan sampai orang-orang Kauw-cu mengeluarkan benda mustika itu, bahwa harus Pie-nie jelaskan disini, bahwa Pie-nie masih mempunyai urusan lain yang harus Pie-nie selesaikan, maka dari itu, dengan sangat menyesal, kalau memang benda mustika itu masih terlalu lama sekali akan dikeluarkannya, Pie-nie akan mengundurkan diri untuk pamitan meminta diri........

   Pie-nie tidak bisa terlalu membuang-buang waktu disini hanya ingin menyaksikan sebuah benda yang Kauw-cu ketemukan itu!"

   Mendengar perkataan pertapa wanita yang sudah tua itu, Oen Lay Tat tertawa.

   "Aku memang mengetahui Sian-nie masih mempunyai urusan yang penting, tetapi biar bagaimana aku meminta agar Sian-nie mau memberikan sedikit waktu
Kolektor E-Book
88 dengan rela guna menyaksikan benda mustika yang tiada duanya didalam rimba persilatan!! Maka dari itu, duduklah tenang-tenang dulu Sian-nie, kalau memang nanti urusan Sian-nie jadi berantakkan disebabkan Sian-nie membuang waktu menyaksikan benda mustika itu ditempatku ini maka aku akan bertanggung jawab dan akan memberikan bantuan sekuat tenagaku agar persoalan Sian-nie dapat selesai dengan cepat.....!"

   Mendengar perkataan orang she Oen itu, tampak Nie-kauw tua itu bimbang sesaat.

   "Bagaimana Peng-im Loo-nie?"

   Tanya Lay Tat waktu melihat Nie-kauw tua itu berdiri saja digelimangi oleh perasaan ragunya.

   Si Nie-kauw memang bergelar Peng-im Loo-nie, dan dia adalah murid Go-bie Pay tingkatan yang ketiga.

   Ditanya begitu oleh Lay Tat, si Nie-kauw, Peng-im Loo-nie mengangguk.

   "Baiklah! Aku akan membuang waktu untuk sesaat lamanya lagi! Tetapi aku minta agar kau mempercepatkan waktu untuk memperlihatkan benda mustika itu...... semakin cepat semakin baik!!"

   Kata si Nie-kauw. Lay Tat mengangguk dengan cepat.

   "Baik! Baik! Aku pasti akan secepatnya memperlihatkan benda mustika yang kutemui beberapa saat yang lalu! Kau tentu tidak akan menyesal menyaksikan benda mustika itu, Peng-im Loo-nie!!"

   Peng-im Loo-nie kembali duduk ditempatnya.

   Setelah itu tidak ada yang bertanya lagi, semuanya membungkam.

   Cie Kiat melihat itu, dihati anak muda she Lie ini masih dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang masih belum dapat dipecahkan olehnya.

   Dia berdiri dari duduknya.

   "Kauw-cu!"

   Panggilnya dengan suara yang perlahan, tetapi tegas. Dia juga memanggil Oen Lay Tat dengan sebutkan Kauw-cu, karena semua orang memanggil orang she Oen itu dengan sebutan Kauw-cu, maka dia hanya mengikuti saja.

   "Aku juga ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada Kauw-cu dan agar Kauw-cu mau memberikan penjelasan!!"

   Melihat anak muda she Lie ini yang bertanya, wajah Kauw-cu Oen Lay Tat itu jadi berobah sedikit, tetapi kemudian dengan cepat dia tersenyum.

   "Apakah yang ingin ditanyakan oleh Lie Siu-chay?"

   Tanyanya. Lay Tat memanggil Lie Cie Kiat dengan sebutan Lie Siu-chay, yang berarti pelajar she Lie. Cie Kiat ragu-ragu sesaat, tetapi kemudian dia berkata juga .

   "Sebetulnya memang tak seharusnya aku menanyakan beberapa pertanyaan yang akan kutanyakan kepada Kauw-cu, namun karena aku benar-benar ragu tidak mengerti dan tidak paham apa yang sedang Kauw-cu kerjakan ini, mau tak mau aku harus menanyakannya juga!!"
Kolektor E-Book
89 Lay Tat tertawa tawar.

   "Tanyakanlah!!"

   Katanya kemudian.

   "Menurut Kauw-cu bahwa jago-jago yang berada disini dan sahabat-sahabat lainnya semua ini berada disini adalah atas undangan Kauw-cu untuk ikut menyaksikan mustika yang luar biasa sekali menurut Kauw-cu tetapi kalau memang seumpamanya ada salah seorang sahabat diantara kami yang menolak untuk ikut menghadiri diperlihatkan mustika itu, dan kami tidak bersedia menghadirinya, apakah itu tak menjadi halangan? Bolehkah itu?"

   Lay Tat mengerutkan alisnya, dia berdiam sesaat, tangannya mempermainkan beberapa lembar dari kumisnya.

   "Bagaimana Kauw-cu?"

   Tanya Cie Kiat lagi dengan cepat waktu dia melihat Oen Lay Tat tidak lantas menjawab pertanyaannya itu. Lay Tat menghela napas.

   "Ya.... sebetulnya memang aku tidak bisa memaksa mengenai kehadiran atau kemudian kalian untuk ikut menyaksikan barang mustika itu.... akupun tidak bisa berbuat apa-apa kalau memang salah seorang diantara kalian keberatan untuk ikut menyaksikan mustika itu dan menolak undanganku, aku tentunya tidak akan bisa berbuat apa-apa atas diri kalian."

   Setelah menyahuti sampai disitu, Lay Tat berdiam sesaat.

   Dia mengawasi Cie Kiat dengan mata yang tajam sekali, wajahnya jadi semakin tidak enak untuk dilihat.

   Cie Kiat balas memandang orang she Oen itu yang sedang menatapnya, dia menentang pandangan mata Oen Lay Tat yang tajam berkilat.

   Tetapi kemudian Lay Tat menghela napas, dia tersenyum pahit.

   "Seumpamanya kalau memang diantara kalian ada yang menolak undanganku maka hal itu tentu akan menyinggung perasaan pribadiku! Secara baik-baik kami ingin sekali mengundang kalian, dan malah telah mengundangnya dengan cara yang baik sekali, lalu kalian menolaknya, bagaimana perasaanku? Dengan begitu, berarti orang yang tidak bersedia menghadiri undanganku itu tidak memandang sebelah mata kepadaku!"

   Cie Kiat tertawa, manis sekali tertawa anak muda she Lie ini waktu dia mendengar perkataan dari orang she Oen itu.

   "Kauw-cu jangan salah mengerti!"

   Kata Cie Kiat dengan cepat.

   "Kalau memang ada orang yang tidak bersedia untuk menghadiri atau memenuhi undangan Kauw-cu, bukanlah berarti dia tidak memandang sebelah mata atau tidak mengindahkan Kauw- cu... seumpamanya orang itu sedang menghadapi suatu persoalan penting, soal mati hidupnya, lalu dia menerima undangan Kauw-cu ini yang mau tak mau akan membuang waktunya, apakah orang itu bersalah juga kalau memang dia menolak?"

   Disanggapi begitu oleh Cie Kiat, Oen Lay Tat jadi mengerutkan alisnya.
Kolektor E-Book
90

   "Tetapi diantara kalian yang kuundang ini tidak ada seperti apa yang Lie Siu- chay katakan itu, bukan?"

   Dia balik bertanya. Cie Kiat tersenyum lagi, dan tetap senyum anak muda she Lie ini sangat manis, menambah kecakapan wajah Cie Kiat, lagi pula sikapnya sangat tenang sekali, sangat sabar dan wajar sekali.

   "Memang..... mungkin diantara kami dari jago-jago yang diundang oleh Kauw- cu tidak ada yang seperti kukatakan itu!!"

   Katanya sabar, suaranya juga tenang, sabar.

   "Tetapi yang ingin kuketahui kalau memang sampai ada juga diantara kami yang begitu, lalu langkah apa yang akan Kauw-cu ambil terhadap orang tersebut?"

   Kembali Lay Tat mengerutkan sepasang alisnya, dia dihadapi oleh pertanyaan yang agak sulit bagi dirinya. Tetapi dengan cepat orang she Oen ini telah dapat memikirkan apa yang harus dijawabnya.

   "Baiklah, Lie Siu-chay...... lebih baik lagi sekarang ini kalau memang kita bicara secara blak-blakan dan tanpa tedeng aling-aling....... kita bicara terus terang saja! Kalau memang tadi seumpamanya ada salah seorang diantara kalian yang menolak undanganku, maka...... dengan sangat menyesal harus kukatakan, bahwa aku sebetulnya tidak mau melihat ada orang yang tidak memandang diriku, dan juga aku memang tidak mau kalau sampai terjadi ada orang yang tidak mau memenuhi undanganku, karena kalau memang sampai hal itu terjadi, tentu orang-orangku tidak akan mau mengerti dan aku tidak akan bisa membendung mereka dari hawa amarah......!"

   Mendengar perkataan Oen Lay Tat, wajah Cie Kiat jadi berobah.

   Tetapi dengan cepat anak muda she Lie itu telah dapat, merubah wajahnya sebagai mana biasa lagi.

   Dia malah telah dapat tersenyum lagi.

   Ketujuh belas jago yang telah diundang oleh Lay Tat juga jadi berobah wajahnya.

   
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Biar bagaimana mereka jadi tak begitu senang melihat sikap keras dan tak menyenangkan dari kata-kata Oen Lay Tat....! * * * CIE KIAT telah tertawa lagi dengan cepat, sikapnya juga sangat wajar.

   "Baiklah Kauw-cu!"

   Kata Cie Kiat dengan suara yang tetap biasa, tenang dan sabar.

   "Salah satu persoalan yang membuatku tidak mengerti telah dapat dijelaskan oleh Kauw-cu. Jadi tegasnya kalau memang ada orang yang menolak undangan Kauw-cu untuk hadir menyaksikan mustika yang akan diperlihatkan oleh Kauw-cu, maka orang itu akan mengalami kecelakaan!! Bukankah begitu, Kauw-cu?"

   Lay Tat tertawa dingin, wajahnya tak sedap dipandang. Wajahnya yang memang telah menyeramkan disebabkan mukanya itu pecat- pecot akibat terluka senjata tajam, jadi tambah menyeramkan lagi.
Kolektor E-Book
91

   "Begitulah!"

   Dia menyahuti dengan cepat.

   "Kukira memang begitu!!"

   Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menyapa semua jago-jago undangannya, matanya memandang tajam dan bengis sekali, memperlihatkan sifatnya yang keras dan kejam.

   "Dan kalau memang ada yang menolak undanganku, telah kutegaskan, tentu mereka akan repot menghadapi orang-orangku...... karena orang-orangku itu tidak mau melihat kalau sampai Kauw-cu mereka tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain!! Mereka tentu akan mengambil tindakan masing-masing diluar tahuku!! Dan orang yang berani menolak undanganku itu tentu akan menghadapi suatu kesulitan yang tidak kecil......!!"

   Mendengar perkataan Oen Lay Tat, wajah ketujuh belas jago undangan orang she Oen itu, beserta Lie Cie Kiat, jadi berobah kembali wajah mereka.

   "Jadi tegasnya tak boleh ada seorangpun yang menolak undangan Kauw-cu?!"

   Tanya Cie Kiat dengan suara yang tawar.

   "Tak salah!"

   Menyahuti Oen Lay Tat.

   "Dan kalau memang ada juga orang yang menolak undanganku, berarti dia ingin menentang diriku dan mencari setori untuk bentrok!!"

   Cie Kiat tertawa dingin.

   "Kau salah paham kalau begitu Kauw-cu!!"

   Kata Cie Kiat lagi.

   "Bukankah tadi telah kukatakan bahwa kalau memang ada orang yang menolak undanganmu itu, belum berarti orang itu tidak memandang sebelah mata kepadamu!! Toh tadi telah kukatakan, mungkin orang itu sedang menghadapi suatu urusan yang sangat penting sekali, sehingga dia tidak bisa membuang-buang waktu lagi!! Maka dari itu, tak bisa kalau memang Kauw-cu sudah lantas menuduh bahwa orang itu tidak mau mengindahkan dan tidak mau memandang mata memberikan muka kepada Kauw- cu........ lagi pula orang-orang Kauw-cu tidak bisa lantas untuk membawa cara mereka untuk mempersulit orang tersebut......!"

   Mendengar perkataan Cie Kiat yang sangat berani sekali itu, wajah Oen Lay Tat jadi berobah hebat, menyeramkan sekali wajah orang she Oen itu.

   "Baiklah Lie Siu-chay!"

   Kata Lay Tat dengan cepat.

   "Jadi apa maksud Lie Siu- chay dengan bertanya begitu?"

   Si Kauw-cu she Oen ini bertanya begitu dengan suara yang dingin dan tawar sekali, menandakan bahwa dia sangat tak senang hati.

   Tetapi Cie Kiat masih tetap membawa lagak yang tenang.

   Dia juga masih bisa tersenyum dengan manis menarik, sabar sekali tampaknya Cie Kiat.

   "Aku tak mempunyai maksud-maksud tertentu bertanya begitu, Kauw-cu!"

   Menyahuti Cie Kiat dengan cepat.

   "Aku hanya ingin mengetahui saja!!"

   Lay Tat mendengus dengan suara tertawa mengejek yang tawar sekali.

   "Masih ada satu pertanyaanku lagi, Kauw-cu!"

   Kata Cie Kiat dengan cepat waktu dia melihat Oen Lay Tat hanya mendengus belaka, tanpa berkata-kata.
Kolektor E-Book
92 Wajah Lay Tat jadi berobah lagi, silih ganti pucat dan merah padam berulang kali, rupanya dia mulai tak menyukai anak muda she Lie tersebut.

   "Apa lagi yang ingin ditanyakan oleh Lie Siu-chay?"

   Tanyanya tawar. Cie Kiat masih berusaha tersenyum.

   "Tak banyak yang akan kutanyakan padamu, Kauw-cu, aku hanya ingin mengetahui sedikit, benda apakah yang Kauw-cu sebut itu sebagai benda mustika yang langka dan tidak ada duanya didalam rimba persilatan atau didalam kalangan Kang-ouw? Bolehkah aku si orang she Lie mengetahui benda itu?"

   Wajah Kauw-cu she Oen tersebut jadi berobah hebat dia tidak lantas menyahuti.

   Hanya sepasang alisnya yang mengkerut dalam-dalam, matanya memancar tajam.

   Juga wajalnya itu menyeramkan sekali.

   Suasana jadi tegang.

   Jago-jago lainnya yang melihat keadaan tersebut, jadi berdebar hati mereka.

   Biar bagaimana wajah si Kauw-cu yang buruk sekali itu, sangat mengerikan.

   Walaupun didalam ruangan tersebut diantara kedelapan belas jago-jago yang diundang oleh Lay Tat ada yang mempunyai muka sangat jelek dan buruk, tetapi wajah Lay Tat yang paling buruk dan menyeramkan.

   Apa lagi dia dalam keadaan sedang mendongkol semacam itu.

   Cie Kiat tidak memperdulikan wajah orang yang telah berobah merah padam dan tidak sedap untuk dipandang itu.

   Dia malah tertawa kecil.

   "Bagaimana Kauw-cu.....?"

   Tanyanya lagi dengan cepat waktu dia melihat Oen Lay Tat hanya menatap dia dengan pandangan mata yang bengis sekali.

   "Tentu kau tidak akan keberatan untuk memberitahukan padaku nama benda mustika yang kau sebutkan itu bukan?"

   Lay Tat akhirnya dapat menguasai kemendongkolan hatinya disebabkan anak muda she Lie tersebut terlalu banyak bertanya.

   Dia dapat mengendalikan kemendongkolannya itu.

   Dengan cepat dia mendengus tertawa tawar sekali dengan menunjukkan wajah yang tetap tak enak untuk dipandang orang.

   "Baiklah....! Sekarang kau dengarlah Lie Siu-chay! Benda itu tidak perlu kujelaskan kepadamu, karena sebentar lagi kau akan menyaksikan dengan mata kepalamu sendiri..... maka kukira tak perlu aku menerangkan satu persatu! Duduklah tenang-tenang, nanti juga kau akan mengetahui benda mustika apakah itu! Dan kuminta agar Lie Siu-chay mau menuruti dan mengindahkan perintah dariku, yaitu janganlah terlampau banyak bertanya!"

   Cie Kiat tertawa mendengar perkataan Lay Tat.

   "Tetapi Kauw-cu......!"

   Katanya.
Kolektor E-Book
93 Namun belum lagi perkataannya itu selesai diucapkannya. Lay Tat telah berkata dengan suara yang menunjukkan dia sangat tak senang .

   "Duduklah Lie Siu-chay!"

   Katanya.

   Dan perkataan Lay Tat bernada seperti juga memerintah, keras dan bengis.

   Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya mendengar bentakan Lay Tat, tetapi baru saja dia mau berkata lagi dengan hati yang tidak senang, agak mendongkol, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang menggema dari luar ruangan itu........

   menyeramkan sekali suara tertawa itu.

   Malah disusul kemudian dengan perkataan Kauw-cu Pian-sia-kay, ternyata kau telah melupakan aku si Dedemit Hidup!!"

   Pian-sia-kay berarti partai pengemis bercambuk.

   Wajah Lay Tat jadi berobah hebat, Cie Kiat dapat melihat perobahan wajah orang she Oen itu......! SEKARANG Cie Kiat baru mengetahui bahwa Lay Tat adalah Kauw-cu dari perkumpulan pengemis yang bernama Pian-sia-kay.

   Dan Cie Kiat juga teringat akan cerita gurunya, bahwa Pian-sia-kay adalah sebuah perkumpulan pengemis yang tidak bisa disebut jahat, juga tidak bisa disebut baik.

   Karena perkumpulan itu melakukan dengan tidak menentu.

   Kalau memang mereka sedang gembira, maka perkumpulan tersebut akan berbuat kebaikan.

   Tetapi kalau memang mereka sedang gusar atau mendongkol, maka mereka akan melakukan kejahatan yang paling terjahat dibumi ini.

   Pula menurut cerita gurunya itu, Cie Kiat mengetahui bahwa perkumpulan pengemis ini sering menggunakan racun sebagai senjata mereka.

   Pada saat itu, didalam ruangan tersebut tampak Oen Lay Tat telah berdiri perlahan-lahan dari kursinya yang beralaskan kulit macan.

   "Wajahnya agak pucat, pula tampak tubuhnya tergetar sedikit. Matanya yang mencilak tak hentinya memandang ketujuh belas jago undangannya dan juga dia mengawasi Cie Kiat pula. Diluar dari gedung empat persegi tersebut, terdengar suara orang tertawa lagi dengan suaranya yang tinggi menyeramkan.

   "Ohoi orang she Oen.....!"

   Teriak orang diluar itu lagi dengan suara yang nyaring sekali.

   "Kau tetap tiada mau menyambut keluar diriku?"
Kolektor E-Book
94 Lay Tat tertawa dingin.

   "Kalau memang kau ingin masuk kedalam ruangan ini, masuklah!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang tawar.

   "Kau adalah seorang jago yang tidak kuundang, maka dari itu, kedatanganmu sebetulnya tidak kuharapkan.......!"

   Kembali terdengar suara tertawa yang melengking tinggi.

   "Bagus! Rupanya kau benar-benar telah melupakan diriku si Dedemit Hidup!!"

   Terdengar orang diluar gedung empat persegi itu berteriak lagi.

   "Baiklah! Aku juga memang akan masuk keruangan itu, biarpun kau mencegahnya! Aku memang merupakan tamu yang tidak diundang olehmu!!"

   Lay Tat tidak menyahuti perkataan orang itu lagi, dia menuju kesudut ruangan, dia menarik sebuah tombol besi yang panjang, terdengar suara menjeblak.

   Ternyata didekat tombol itu temboknya menjeblak terbuka selebar panjangnya pohon Hio.

   Dari lobang itu orang didalam ruangan tersebut dapat memandang kearah luar.

   Lebih-lebih lobang yang tidak seberapa besar itu telah diperlengkapi oleh Tay- pian-ming, semacam kaca, yang kalau sekarang disebut orang sebagai kaca pembesar.

   Tampak dari kaca itu seorang lelaki bertubuh gemuk dengan wajah yang lucu sedang mendatangi kearah gedung empat persegi tersebut.

   Cie Kiat juga melihat orang itu.

   Walaupun tubuh orang yang mengakui dirinya sebagai Dedemit Hidup itu gemuk tromok, toh gerakannya sangat ringan sekali enteng dan ringan, gesit serta cepat sekali dia dapat berlari mendekati gedung itu.

   Ketujuh belas jago-jago lainnya juga mengawasi kearah orang gemuk itu, si Dedemit Hidup.

   Waktu sudah datang dekat sekali dengan geduug itu, si Dedemit Hidup tersebut berhenti.

   Dia bertolak pinggang.

   Sedikitpun dia tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh orang didalam ruangan tersebut, melalui kaca Tay-pian- ming.

   "Hei orang she Oen...... apakah kau tetap tidak mau keluar menyambut diriku?"

   Bentak si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut.

   "Kalau memang kau tetap mau bercokol didalam, hmmmm, jangan mempersalahkan diriku, tembok itu sekali kuhantam akan jebol!!"

   Lay Tat tertawa tawar.

   "Masuklah! Kau bukan merupakan tamu kehormatanku yang harus kusambut keluar!!"

   Teriak Lay Tat dengan suara yang nyaring.

   Orang she Oen ini, yang menjadi Kauw-cu dari Pian-sia-kay bicara dengan bibir yang bergerak biasa saja, tetapi dia telah menyalurkan tenaga Lwee-kangnya, sehingga dia bicara biarpun tampaknya biasa saja, suaranya itu dapat didengar jauh sekali oleh orang lain.
Kolektor E-Book
95 Tampak si gemuk tertawa gelak-gelak, tubuhnya yang bulat tromok itu tergoncang-goncang.

   "Bagus! Bagus! Rupanya kau memang sedang menantang diriku untuk menguji kekuatan tembok istanamu ini!!"

   Kata si gemuk.

   "Lihatlah.... aku akan menghajarnya jebol tembok itu dan kuminta kau jangan simpai menyesali diriku.... karena aku tidak mau menjadi sasaran dari rasa sesalmu itu.....!"

   Dan setelah berkata begitu, si gemuk tromok, yang bergelar Dedemit Hidup tersebut, telah melangkah perlahan-lahan menghampiri kearah dinding dari rumah persegi empat tersebut.

   Waktu dia sudah berada dekat sekali dengan dinding dari bangunan tersebut, dia berhenti.

   Dari si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut hanya terpisah beberapa depa saja dari dinding.

   "Bagaimana hei orang she Oen?!"

   Bentak si gemuk tromok ini sambil tertawa lagi.

   "Apakah kau tetap mau melihat aku menghajar jebol tembok bangunan istanamu ini?"

   Wajah Lay Tat jadi berobah hebat. Nyata sekali dia murka dan bergusar atas perkataan dari si Dedemit Hidup.

   "Hmmmm..... kalau memang kau bisa menghajar hancur tembok bangunanku ini, maka akan kuangkat kau menjadi guruku!"

   Kata Lay Tat lagi dengan suara yang nyaring.

   Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut tetap berkata dengan suara disertat tenaga Lwee-kang.

   Si gemuk tampak mendongkol juga mendengar perkataan Lay Tat.

   Tampak dia menjejakkan kakinya, dan sedang tubuhnya melambung tinggi begitu, maka dia menarik napasnya dalam-dalam.

   Rupanya si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut sedang menyalurkan tenaga dalamnya kearah kedua lengannya.

   Dikala tubuhnya meluncur turun dengan cepat, maka dia mengeluarkan suara teriakan yang nyaring mengguntur, kedua tangannya terayunkan dengan cepat sekali.

   "Brakkkkkkkk!"

   Dinding bangunan itu telah dihajar dengan keras sekali.

   Semua itu dapat dilihat oleh semua orang yang berada didalam ruangan, mereka melihat bagaimana si gemuk telah menghajar dinding bangunan tersebut dengan tenaga Lwee-kang yang kuat sekali.

   Tetapi tembok itu tidak jebol seperti apa yang diancamnya.

   Hanya orang-orang didalam ruangan tersebut, termasuk Cie Kiat dapat merasakan getaran yang hebat pada ruangan itu, akibat dari pukulan si Dedemit Hidup yang keras sekali.

   Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Kolektor E-Book
96 Maka dari itu, dapat dibayangkan tenaga Lwee-kang si gemuk tromok, walaupun dia tidak berhasil menghajar jebol dinding tersebut, toh dia telah dapat memukul tembok itu sampai menimbulkan getaran didalam ruangan.

   Melihat si gemuk tidak berhasil menghajar jebol tembok bangunannya, maka Lay Tat tertawa gelak-gelak.

   Dia mengetahui benar, biar bagaimana besar tenaga dari si gemuk memedi hidup itu, tak nantinya dia dapat memukul jebol dinding bangunannya, karena Lay Tat mengetahui benar-benar bahwa dinding bangunan itu dibangun berlapis-lapis, sehingga tak mungkin ada tenaga manusia yang bisa menghajarnya sampai jebol, walaupun tenaga orang itu sangat besar sekali.

   Si gemuk tromok yang bergelar Dedemit Hidup itu rupanya mendengar suara Lay Tat, Kauw-cu Pian-sia-kay itu, yang gelak-gelak.

   Wajah Dedemit Hidup jadi berobah merah padam, tampaknya dia sangat penasaran sekali.

   Dengan cepat dia memasang kuda-kudanya, bhesi, kemudian dia menarik napas lagi dalam-dalam, mengumpulkan tenaga dalamnya itu di Tantian, dipusat, kemudian dia menyalurkan kepada kedua lengannya.

   Sambil mengeluarkan bentakan yang mengguntur, si Dedemit Hidup tersebut telah melompat lagi kearah dinding bangunan itu.

   Kedua tangannya terayun sekaligus dan menghajar keras sekali kearah dinding itu.

   "Brakkkk!"

   Dinding tersebut kena di hajarnya lagi.

   Tetapi dinding yang dihajarnya tersebut hanya sempal sebagian.

   Orang-orang didalam ruangan itu, serta Cie Kiat merasakan goncangan didalam ruangan tersebut sangat keras sekali.

   Hal ini menandakan betapa telah sempurnanya tenaga dalam si gemuk tromok tersebut.

   Si Dedemit Hidup sangat penasaran sekali dia tidak bisa menghajar jebol tembok itu.

   Biasanya kalau memang tembok biasa saja, tentu sekali pukul oleh Dedemit Hidup tersebut, dia akan dapat memukulnya bobol sampai berlobang.

   Tetapi kali ini dia tidak berhasil dengan maksudnya itu.

   Dia hanya berhasil sebagian kecil saja, membikin sempal tembok itu.

   Maka dari itu, disamping gusar, si Dedemit Hidup juga sangat mendongkol serta penasaran sekali.

   Dengan berulang kali dia menghajar terus menerus beberapa kali tembok itu.

   Hal ini menimbulkan suatu yang brakkk-brukkk berulang kali juga.

   Cie Kiat dan orang-orang lainnya didalam ruangan itu juga merasakan goncangan yang beruntun dan terus menerus.
Kolektor E-Book
97 Kalau memang dihantam terus menerus begitu, biar bagaimana kuatnya dinding itu, pasti akan hancur juga.

   Tetapi Lay Tat tetap membiarkan, karena dia yakin, biarpun sempal sedikit demi sedikit, tembok itu tidak akan berhasil dibikin jebol oleh si Dedemit Hidup, sebab tembok itu dibangun berlapis-lapis.

   "Pukullah terus sampai tanganmu itu nanti patah dan hancur!"

   Ejek Oen Lay Tat dengan suara yang tawar.

   "Hajarlah terus!!"

   Si Dedemit Hidup jadi tambah penasaran, dia juga murka sekali.

   Wajahnya jadi berobah merah padam, wajah lucunya jadi lenyap, memperlihatkan kegusaran dan kebengisan yang sangat.

   Si gemuk ini telah bergelar Dedemit Hidup, itu dapat dibayangkan tentu hati si gemuk tersebut sama dan menyerupai seperti dedemit juga.

   Tampaknya dia murka sekali dan dengan beruntun dia telah menghajar pulang pergi tembok bangunan itu.

   Dia sangat penasaran sekali.

   Oen Lay Tat.

   Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut telah mendorong tombol besi itu, sehingga kembali tembok dan kaca Tay-pian-ming itu telah tertutup kembali.

   Rupanya Lay Tat sudah tidak mau memperdulikan si gemuk Dedemit Hidup itu.

   Dia telah kembali kekursi beralaskan kulit macannya.

   Lay Tat duduk disitu dengan wajah yang tidak memperlihatkan sedikitpun perasaan, sehingga sukar sekali untuk diterka perasaan apa yang dikandung dalam hati dari Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut.

   Kedelapan belas jago undangannya, termasuk Lie Cie Kiat juga telah duduk kembali dikursi mereka masing-masing.

   Semuanya tak ada yang bersuara.

   Mereka hanya menandang kearah Lay Tat dengan pandangan mata mengandung banyak pertanyaan.

   Cie Kiat sendiri telah berdiam diri saja.

   Lay Tat menatap kearah jago-jago itu seorang demi seorang.

   Wajahnya yang buruk dan jelek rupa itu menunjukkan bahwa dia sedang berusaha membaca hati dan pikiran dari setiap jago yang diundangnya.

   Tetapi waktu Lay Tat melihat semuanya hanya berdiam diri saja, dia tertawa dengan tiba-tiba.

   "Baiklah! Rupanya keadaan ini cukup menjemukan kalian!!"

   Katanya dengan suara yang nyaring.

   "Marilah kita mulai saja, aku akan segera memperlihatkan barang mustika yang telah kukatakan tadi....!"

   Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menepuk tangannya tiga kali. Pintu dari sebuah ruangan terbuka, tampak pengemis yang pernah bertemu dengan Cie Kiat diperut gunung Fung-san, keluar dari dalam kamar itu.
Kolektor E-Book
98 Ditangannya memegang nenampan, tetapi nenampan itu ditutup oleh sehelai kain merah.

   Sehingga jago-jago yang ada diruangan tersebut tetap tidak bisa melihat benda apa yang ada dinenampan yang dipegang oleh si pengemis.

   Semua mata tertuju pada pengemis itu dengan mata bertanya-tanya.

   Sedangkan si pengemis telah menuju ketengah ruangan, dia meletakkan nenampan yang dibawanya diatas lantai.

   Kemudian si pengemis telah memutar tubuhnya, dia menghadap kearah Lay Tat.

   Dengan cepat dia menekuk sebelah kaki kirinya, dia berlutut didepan Kauw-cu Pian-sia-kay, yang menjadi ketuanya juga.

   "Tee-cu telah membawa benda itu!"

   Kata si pengemis dengan suara yang nyaring.

   "Bagus Sam-kay!"

   Kata Lay Tat dengan tersenyum.

   "Berdirilah kau disitu untuk menantikan barang yang satunya lagi!"

   Lay Tat memanggil pengemis itu dengan sebutan Sam-kay, si pengemis nomor tiga.

   Si pengemis, Sam-kay menyahuti mengiyakan kemudian dia kembali mendekati nenampan yang tertutup oleh kain merah itu.

   Dia berdiri disamping nenampan tersebut, sikapnya sangat menghormat sekali.

   Semua orang menduga benda apakah yang ada dibalik kain merah itu, mereka jadi ingin mengetahui benar.

   Kalau dilihat dari ukurannya yang empat persegi, tentunya benda itu bukan pedang atau juga bukan benda yang panjang besar.

   Sedang semua orang menduga-duga benda yang ada diatas nenampan bertutupan kain merah tersebut, maka tampak Lay Tat telah menepuk tangannya lagi.

   Dari sebuah ruangan lainnya tampak keluar Cong Teng San, ditangan orang she Cong ini juga membawa nenampan, yang atasnya ditutup oleh kain hijau.

   Dibelakang Teng San tampak mengikuti empat orang pengemis yang menggemblok masing-masing tiga lembar karung, dua lembar karung dan lima lembar karung.

   Tampaknya semuanya begitu menghormati Lay Tat.

   Teng San telah ketengah ruangan, dia meletakkan nenampan yang dibawanya, yang ditutupkan oleh kain penutup berwarna hijau, diletakkan nenampan yang dibawanya itu disamping nenampan yang berpenutup warna merah itu yang tadi dibawa oleh Sam-kay.

   Kemudian Teng San dengan tetap diikuti oleh keempat pengemis dibelakangnya telah memutarkan tubuhnya, dia menekuk lututnya memberi hormat kepada Lay Tat.
Kolektor E-Book
99 Begitu juga keempat pengemis lainnya dibelakang Teng San, semuanya menekuk lututnya memberi hormat kepada Kauw-cu mereka.

   "Tee-cu telah membawa barang itu, Kauw-cu!!"

   Kata Teng San dengan suara yang nyaring, tetapi sangat menghormat sekali. Lay Tat mengangguk.

   "Bagus!"

   Kata Lay Tat.

   "Berdirilah kau disitu!!"

   Teng San mengiyakan, bersama keempat pengemis itu dia kembali kesamping barang yang tadi dibawanya.

   Lay Tat telah menoleh kepada jago-jago undangannya, yang kala itu sedang memandang kearah Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut dengan tatapan mata yang bertanya-tanya.

   Kauw-cu she Oen tersebut telah tersenyum, tak berperasaan senyumnya itu.

   * * * "SAHABAT-SAHABAT, sekarang marilah kita mulai melihat benda mujijat yang akan kuperlihatkan kepada kalian! Benda mujijat dan pusaka yang langka sekali, jarang terdapat duanya didalam dunia persilatan, akan sahabat-sahabat saksikan dengan penuh keberuntungan! Sebelum kita melihat benda mustika itu maka kita saksikan dulu sebuah pertunjukan yang tertunya akan menari perhatian sahabat- sahabat!!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang nyaring sekali. Setelah berkata begitu, Lay Tat menoleh kepada Sam-kay si pengemis yang tadi membawa nenampan yang bertutupkan kain merah.

   "Mulailah Sam-kay!!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang nyaring.

   Kata-kata dari Kauw-cu Pian-sia-kay ini menyerupai suatu perintah.

   Sam-kay mengiyakan.

   Dia menundukkan kepalanya, membungkukkan tubuhnya sedikit dan mengulurkan tangan kanannya memegang ujung kain merah penutup yang tadi dibawanya.

   "Ya, mulai!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang tetap nyaring.

   Semua mata dari kedelapan belas jago yang diundang Lay Tat, termasuk Cie Kiat mementangkan mata mereka lebar-lebar.

   Mereka ingin melihat benda apa yang disebut oleh Lay Tat sebagai benda mujijat dan pusaka yang tiada taranya didunia rimba persilatan, yang tiada duanya didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga.

   Dengan cepat Sam-kay telah menarik kain merah penutup nenampan itu.

   Seketika itu juga jago-jago yang diundang oleh Lay Tat jadi mementangkan mata mereka lebar-lebar, malah diantara mereka itu ada yang mengeluarkan seruan
Kolektor E-Book
100 tertahan.

   Termasuk Cie Kiat sendiri yang menjadi heran melihat benda yang dipertunjukkan oleh Lay Tat.

   Benda apakah itu? Ternyata begitu kain merah penutup nenampan tersebut terbuka, tampaklah sebuah binatang yang sangat aneh sekali bercokol diatas nenampan tersebut.

   Binatang itu menyerupai trenggiling, tetapi bukan trenggiling, dan menyerupai juga seekor ajag atau serigala kecil pada moncongnya, tetapi bukan serigala atau ajag, warna tubuh binatang itu kuning keemas-emasan, memantul terang sekali menyilaukan mata.

   Setelah memandang binatang itu, para jago undangan Lay Tat memandang kearah Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut dengan tatapan mata yang penuh tanda tanya.

   Apakah benda mustika yang tiada taranya yang disebut oleh Lay Tat hanyalah merupakan seekor binatang yang aneh bentuknya ini? Pada saat itu, melihat keheranan dan tanda tak puas dari jago-jago yang diundangnya, Lay Tat telah tertawa.

   "Sahabat-sahabat..... ini adalah Kim Tok, si racun emas, yang racunnya hebat sekali, siapa yang terkena racun dari binatang ini, didalam waktu hanya beberapa saat saja, mungkin tidak sampai sepemasangan satu batang hio, akan putus napasnya dan hilang nyawa!! Racun binatang ini hebat sekali....... dan manusia tidak bisa main- main dengannya! Lagi pula sahabat-sahabat jangan salah mengerti, binatang ini bukanlah benda pusaka yang kumaksudkan, ini hanyalah permulaan dari apa yang akan sahabat-sahabat saksikan nanti.........! Benda pusaka itu akan kukeluarkan dan kupertunjukkan setelah saudara-saudara menyaksikan pertunjukan yang menarik ini!!"

   Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menoleh kepada Cong Teng San.

   "Kaupun boleh mulai!!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang nyaring sakali.

   Teng San mengiyakan sambil memberi hormat kepada Lay Tat.

   Kemudian orang she Cong ini telah membungkukkan tubuhnya, mengulurkan tangan kirinya memegang ujung kain hijau yang menutupi nenampan itu, dia akan menariknya terbuka.

   Semua mata dari kedelapan belas jago-jago undangan Lay Tat memandang dengan mata terbuka lebar-lebar kearah nenampan bertutupkan kain hijau itu.

   Mereka jadi ingin mengetahui kejadian apa selanjutnya yang akan mereka lihat.

   Lagi pula kedelapan belas jago rimba persilatan itu ingin mengetahui benar, binatang aneh apa lagi yang akan dipertunjukkan oleh Lay Tat.

   Cong Teng San telah menyingkap kain berwarna hijau yang tadi dipakai sebagai penutup nenampan yang dibawanya.

   Dan, semua orang ketika melihat apa yang ada diatas nenampan itu, kembali jadi mengeluarkan seruan heran.
Kolektor E-Book
101 Peng-im Loo-nie sendiri sampai mendengus.

   "Hmmmm..... hanya benda bobrok macam begini saja yang ingin di pertunjukkan!"

   Katanya mengumam dengan suara yang perlahan.

   "Sian-chay.... hanya binatang macam begini saja yang dikatakan benda mustika! Hmmmm..... aku jadi hanya membuang-buang waktuku belaka!"

   Mengumam It Kiang Sian-su, pendeta dari Siauw Lim-sie itu.

   "Ya..... benda yang tak ada harganya.....!"

   Menimpali Ciang Yang Cin-jin, yang duduk sebelah menyebelah dengan si Hwee-shio Siauw Lim-sie.

   Cie Kiat sendiri jadi mengerutkan alisnya, dia melihat diatas nenampan yang tadi berpenutup kain hijau, tampak diatas nenampan itu seekor binatang yang aneh juga, bentuknya menyerupai seekor ular, tetapi bukan ular, karena binatang ini mempunyai delapan kaki, sehingga menyerupai kalajengking.

   Tetapi kepala binatang tersebut, yang panjang lonjong seperti telur itu, yang mirip-mirip dengan kepala ular itu, tampak ada sebuah mutiara ditengah-tengahnya, bercahaya dengan terang sekali, memantulkan cahaya yang berwarna kehijau-hijauan.

   Lay Tat telah melihat kekecewaan dari semua jago-jago undangannya, tampaknya mereka itu kecele dan tidak puas dengan apa yang dipertunjukkan itu.

   Tetapi dengan sikap yang tenang, Lay Tat telah tertawa.

   "Sahabat-sahabat...... ini adalah Ceng-tok-jie!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang nyaring sekali. Yang dimaksudkan oleh Lay Tat dengan perkataan Ceng-tok-jie, ialah si racun hijau.

   "Binatang ini juga mempunyai suatu kehebatan yang luar biasa! Ceng- tok-jie ini telah berusia dua ribu tahun, seperti apa yang sahabat-sahabat saksikan, dikepala binatang ini terdapat sebuah Lian-cu, mutiara, yang memantulkan cahaya hijau........!"

   Berkata sampai disitu, Lay Tat berhenti sebentar, dia memandang kearah binatang yang dinamakan Ceng-tok-jie itu, dikala mana binatang tersebut sedang mendekam di nenampannya itu tanpa bergerak sedikitpun.

   Hanya sekali-kali tampak mata binatang itu mencilak-cilak memain, juga ujung ekornya bergoyang-goyang perlahan.

   Lay Tat ketawa lagi.

   
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Binatang Ceng-tok-jie ini mempunyai suatu kemujijatan yang luar biasa sekali!!"

   Kata Lay Tat lagi dengan suara yang tegas.

   "Kalau memang manusia atau mangsanya di gigit oleh mulutnya belaka, maka itu tidak akan membahayakan jiwa si korban, namun kalau memang Ceng-tok-jie menggigit sambil membarengi dengan pangutan buntutnya maka si korban seketika itu juga, didalam beberapa detik saja akan meninggal!! Itulah kehebatan dari racun Ceng-tok-jie, kalau racun dimulut dan racun dibuntutnya itu, yang berbentuk seperti sebatang jarum, tergabung menjadi satu, berarti akan putus napaslah korbannya!!"

   Semua jago-jago undangan dari Lay Tat jadi mengawasi kearah buntut dari Ceng-tok-jie. Tadinya mereka tidak memperhatikan buntut binatang itu, karena mereka tidak begitu tertarik.
Kolektor E-Book
102 Tetapi begitu mereka mendengar bahwa binatang tersebut mempunyai suatu keanehan maka mereka jadi memperhatikan.

   Dan benar saja seperti apa yang dikatakan oleh Lay Tat, dibuntut binatang itu tampak menonjol sebuah duri yang menyerupai sebatang jarum.

   Buntut binatang itu bergoyang-goyang perlahan-lahan, dan tampak jarum itu sering tertutup oleh ujung buntutnya.

   Kalau memang orang tidak memperhatikannya dengan benar, pasti tidak akan mengetahui bahwa dibelakang dari buntut binatang aneh tersebut terdapat sebatang duri yang sangat beracun sekali kalau bisa itu di campur dan dibarengi masa bekerjanya dengan racun yang berasal dari mulutnya, tegasnya dari gigitannya binatang ini! Lay Tat telah tertawa lagi.

   Dia telah melihat, bagaimana orang-orang itu telah mulai menaruh perhatian kepada kedua binatang miliknya yang dipertunjukkan itu.

   "Bagaimana sahabat-sahabat?"

   Tanya Lay Tat sambil tetap tertawa. Dia berkata- kata dengan bersemangat sekali, karena dia tahu bahwa jago-jago undangannya itu telah mulai mencurahkan perhatian mereka kepada kedua binatang peliharaannya.

   "Kukira ada baiknya sebelum saudara-saudara melihat benda mustika yang akan kuperlihatkan itu sahabat-sahabat semuanya menyaksikan pertempuran antara Ceng- tok-jie dengan Kim Tok?!"

   Semua jago-jago undangan Lay Tat berdiam diri sesaat, tetapi akhirnya Peng-im Loo-nie dan It Kiang Sian-su telah menyahuti hampir berbareng .

   "Ya..... kami ingin melihatnya!!"

   Lay Tat tersenyum lagi mendengar perkataan kedua orang pertapaan itu.

   "Bagus! Marilah kita manyaksikan suatu pertunjukkan yang menarik!!"

   Kata Kauw-cu dari perkumpulan pengemis Pian-sia-kay.

   Dan setelah berkata begitu, Oen Lay Tat mengibaskan tangannya.

   Sam-kay, si pengemis yang tadi telah membawa nenampan dari Kim Tok mengerti perintah Kauw-cunya itu.

   Dia merogoh sakunya, mengeluarkan semacam obat bubuk.

   Bubuk yang berwarna putih halus itu ditebarkan didepan Kim Tok dan Ceng- tok-jie.

   Seketika itu juga, Kim Tok yang sedang mendekam tenang, jadi mencilak matanya ketika dapat mengendus bau bubuk putih itu, tampaknya binatang ini jadi beringas sekali.

   Begitu juga Ceng-tok-jie, dia juga jadi beringas, dan beringsut menghampiri kearah tumpukan bubuk putih yang ditebarkan oleh Sam-kay tadi.

   Kim Tok juga menghampiri perlahan-lahan, mata kedua binatang ini jadi berobah merah memancar beringas sekali.............

   dan kalau keduanya sampai didekat bubuk putih itu, tentu mereka akan bertempur......!
Kolektor E-Book
103 DIKALA Ceng-tok-jie dan Kim Tok sedang merangkak saling mendekati kearah tumpukan bubuk putih yang ditebarkan oleh Sam-kay, maka Lay Tat telah tertawa lagi dengan suara yang nyaring dan agak menyeramkan.

   "Lihatlah!!"

   Katanya dengan suara yang parau. Mereka telah menghampiri kearah bubuk putih itu! Sahabat-sahabat tahu bubuk putih itu sebetulnya bubuk apa?!"

   Dan setelah bertanya begitu, Lay Tat mengawasi kearah kedelapan belas jago- jago undangannya dengan pancaran mata yang tajam. Semua jago-jago itu tak ada satupun yang menyahuti, memang mereka tidak mengetahui sebetulnya apa nama dari bubuk putih itu.

   "Coba Kauw-cu jelaskan!!"

   Kata It Kiang Sian-su dengan suara yang nyaring.

   "Baik! Baik!"

   Kata Lay Tat cepat, Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini masih tetap tertawa dengan suara yang agak menyeramkan bagi pendengaran telinga.

   "Memang aku bermaksud akan menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian! Bubuk putih itu sebetulnya adalah bubuk dari ramuan racun dari Pek-coa, ular putih, dan Hek-coa, ular hitam, yang dicampur dengan racun dari Ang-hoa-sian, bunga merah dewata...... dan bubuk itu akan menimbulkan bau harum yang lembut sekali. Tetapi bau dari campuran racun-racun itu, akan menyebabkan Ceng-tok-jie seakan juga menemui lawannya, dan begitu juga keadaan Kim Tok, dia seperti sedang menghadapi musuhnya, sehingga mereka jadi beringas sekali! Lihatlah! Betapa mereka marah sekali..... nanti kalau mereka telah datang saling dekat, maka berarti mereka akan bertempur.......!!"

   Setelah berkata begitu, setelah menjelaskan tentang bubuk putih itu, maka Lay Tat telah tertawa lagi. Semua jago-jago jadi mengawasi kedua binatang aneh itu.

   "Dan bubuk putih itu kuberi nama Pek-ang-hek-tong!"

   Kata Lay Tat lagi dengan suara yang nyaring dikala Cie Kiat dan yang lain-lainnya sedang tertarik memandang Ceng-tok-jie dan Kim Tok yang sedang merangkak semakin mendekati dan saling menghampiri dengan beringas sekali.

   Mata kedua binatang beracun itu tampaknya sangat merah, mengandung hawa pembunuhan.

   Lebih-lebih Ceng-tok-jie, dia mendesis berulang kali, tampaknya dia telah bersiap-siap untuk menyerang kearah Kim Tok, sebab dia yang telah melihat terlebih dahulu pada binatang lawannya itu!
Kolektor E-Book
104 Kim Tok pun tiba-tiba melihat Ceng-tok-jie, karena jarak mereka telah semakin mendekat.

   Tampak keduanya mengeluarkan suara desisan dan keduanya mulai bersiap-siap untuk menyerang.

   Ceng-tok-jie bergerak sangat lambat sekali, tetapi Kim Tok telah bergerak cepat sekali, dia berputar-putar mengelilingi Ceng-tok-jie.

   Suatu kali, disaat Ceng-tok-jie sedang mendesis dengan suara desisan yang tajam sekali, tahu-tahu Kim Tok telah menerjang dengan satu lompatan.

   Dia bermaksud akan menggigit kepala dari binatang ular berkaki yang aneh itu! Tetapi biarpun gerakannya sangat lamban sekali, toh Ceng-tok-jie dapat mengelakkan tubrukan dari Kim Tok dengan mudah.

   Dia hanya menggerakkan kepalanya sedikit kesamping kiri, kemudian menyambut tubuh Kim Tok yang sedang menyambar lewat disisinya itu dengan sabetan buntutnya, membarengi dengan itu, kepalanya juga telah bergerak cepat akan menggigit kaki dari Kim Tok! Semua orang yang melihat hal itu jadi kagum sekali, kalau diperhatikan benar- benar, gerakan dari Ceng-tok-jie itu sama menyerupai seperti satu jurus dari ilmu silat Hoa-san Pay! Kim Tok sendiri telah mengetahui bahwa kaki belakangnya diserang oleh pagutan dari Ceng-tok-jie, juga dia melihat batok kepalanya akan diselomoti oleh pagutan buntut dari Ceng-tok-jie, tampak dia dengan cepat bergulingan! Walaupun Kim Tok hanya merupakan seekor binatang yang menyerupai trenggiling, toh dia cerdik sekali.

   Tadi dia mengetahui bahwa dirinya terancam bahaya kematian, sebab kalau memang sampai kaki belakangnya kena dipagut oleh gigitan Ceng-tok-jie dan kepalanya kena disentuh oleh buntut dari Ceng-tok-jie tersebut, pasti dia akan binasa.

   Maka dari itu dia telah membuang diri bergulingan.

   Tubuhnya yang kekuning- kuningan itu tampak menggelinding agak jauh dari Ceng-tok-jie.

   Melihat itu, kembali jago-jago yang menyaksikan pertempuran kedua binatang tersebut jadi memuji.

   Mereka adalah tokoh-tokoh rimba persilatan yang mempunyai ilmu silat sangat tinggi, maka dari itu mereka jadi kagum sekali melihat cara mengelak dari Kim Tok terhadap serangan Ceng-tok-jie.

   Cie Kiat sendiri sampai memuji .

   "Bagus!"

   Tanpa disadari olehnya.

   Anak muda she Lie ini benar-benar kagum kepada Kim Tok yang sekaligus telah dapat mengelakkan serangan dari Ceng-tok-jie di dua jurusan.

   Lagi pula kalau memang di perhatikan dengan seksama, maka akan tampak sekali, bahwa Kim Tok tadi telah bergerak menyerupai jurus ilmu silat yang bernama "Thian-bong Siang- kie", dari Thian-san Pay.

   Mirip sekali gerakan yang digunakan oleh Kim Tok, sehingga menimbulkan kekaguman dari orang-orang yang ada disitu.

   Hal ini membuat orang-orang yang menyaksikan itu jadi merasa kagum sekali.
Kolektor E-Book
105 Lay Tat tampak tersenyum saja, karena dia gembira kedua binatang peliharaannya itu menjadi perhatian dari jago-jago silat itu.

   Tampak Kim Tok telah berdiri lagi, dia mendesis berulang kali, akan menyerang dengan secara beruntun kepada Ceng-tok-jie.

   Ceng-tok-jie juga telah mengeluarkan suara desisan.

   Tadi waktu Kim Tok sedang bergulingan begitu, sebetulnya dia ingia menubruk dan menyerang lagi secara berangkai, dan akan melakukan gerakan nekad.

   Namun waktu dia melihat Kim Tok telah berhasil berdiri lagi, dia jadi membatalkan maksud semulanya.

   Mereka, kedua binatang beracun ini jadi saling bersiap-siap untuk menyerang.

   Kim Tok telah memutari Ceng-tok-jie lagi, entah sudah berapa kali putaran, dan mereka dalam keadaan siap siaga.

   Dengan tak terduga Kim Tok mengeluarkan suara auman yang keras, kemudian dia menubruk lagi kearah Ceng-tok-jie.

   Kim Tok bermaksud akan menggigit perut bawah dari Ceng-tok-jie.

   Tetapi Ceng-tok-jie tetap gesit sekali, dia dapat menggeser tubuhnya dengan cepat.

   Malah Ceng-tok-jie juga telah melakukan serangan balasan.

   Dia telah menyerang dengan mulutnya akan menggigit kearah leher dari Kim Tok, sedangkan buntutnya yang mempunyai senjata jarum yang sangat beracun itu telah mengantuk kearah perut Kim Tok.

   Gerakan Ceng-tok-jie sangat cepat dan gesit sekali, dia juga melancarkan kedua serangan yang berlainan itu dengan cepat.

   Tetapi Kim Tok juga bukan binatang beracun yang lemah, dia dapat bergerak dengan cepat sekali.

   Setiap serangan dari Ceng-tok-jie juga selalu dapat dielakkannya dengan gesit.

   Begitulah, keduanya jadi saling bertempur lagi dengan hebat.

   Dan selama itu Cie Kiat memperhatikan benar-benar setiap gerakan dari kedua binatang itu, yang sedang bertempur dengan hebat sekali.

   Dia memperhatikan cara mengelak dari Ceng-tok-jie, cara menyerangnya, dan cara membela diri kalau sedang dalam keadaan terdesak.

   Begitu juga Cie Kiat memperhatikan gerakan-gerakan Kim Tok, dia merasakan bahwa setiap gerakan dari kedua binatang beracun ini dapat diciptakan menjadi semacam gerakan silat yang liehay sekali, kalau memang kedua macam gerakan dari kedua binatang beracun itu digabungnya menjadi satu.

   Cie Kiat jadi mengawasi dan mengikuti jalannya pertempuran kedua binatang itu dengan mata tak berkedip.

   Dia sangat tertarik sekali, sehingga dia seperti melupakan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Kolektor E-Book
106 Pada suatu kali, disaat Ceng-tok-jie sedang mengelakkan serangan Kim Tok pula terdengar suara gedubrukan yang keras.

   Semua orang jadi teralih perhatiannya.

   Mereka memandang kearah Lay Tat.

   Sedangkan wajah Lay Tat hanya berobah sejenak waktu mendengar suara gedubrakan yang keras itu.

   Namun dengan cepat dia telah dapat menguasai hatinya lagi, wajahnya telah pulih kembali sebagaimana biasa.

   "Tentu si Dedemit Hidup yang sedang menghajari dinding bangunan ini!"

   Kata Lay Tat, dan kata-katanya itu ditujukan untuk kedelapan belas jago-jago undangannya.

   "Biarlah dia menghajari sepuas hatinya dinding itu, karena bukan dinding itu yang hancur, bisa-bisa tangan si Dedemit Hidup sendiri yang akan hancur patah!!"

   Mendengar perkataan Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut, semua orang jadi mengangguk perlahan.

   Dan perhatian mereka kembali tertuju kepada kedua binatang berbisa yang sedang saling tempur untuk saling membinasakan lawan mereka masing-masing....

   semakin lama kedua binatang itu semakin beringas sekali tampaknya, rupanya mereka masing-masing sangat penasaran sekali selama itu mereka masih belum dapat menbinasakan lawan mereka.....

   lagi pula suara desisan mereka terdengar nyata sekali.

   Ceng-tok-jie dan Kim Tok jadi saling serang menyerang dengan hebat.

   "Cie Kiat yang memperhatikan dengan penuh perhatian dan mengingatkan semua gerakan-gerakan kedua binatang itu, hanya memandang dengan tatapan mata kesima, seperti juga terpaku ditempat duduknya itu. Tadi waktu perhatian semua orang teralih kepada suara gedubrakan yang keras, malah Cie Kiat tidak mengambil perhatian sedikitpun kepada suara ribut itu, yang menurut Lay Tat mungkin disebabkan oleh runtuhnya dinding bangunan itu dihajari terus menerus oleh si Dedemit Hidup. Cie Kiat benar-benar tertarik melihat gerakan-gerakan dari kedua binatang berbisa itu. Didalam hati anak muda she Lie itu seketika itu juga mempunyai maksud untuk mengambil dan mengcangkok gerakan-gerakan dari kedua binatang tersebut untuk digabungkan menjadi satu dan diciptakan menjadi jurus-jurus ilmu silat........ ilmu silat yang kosen dan liehay luar biasa, yang lain dari pada yang lain...... maka dari itu Cie Kiat selalu mengingatkan betul-betul pada setiap gerakan dari kedua binatang beracun itu........! * * * PERTEMPURAN kedua binatang berbisa peliharaan dari Kauw-cu Pian-sia- kay tersebut memang benar-benar hebat dan menarik sekali.
Kolektor E-Book
107 Malah sering sekali terdengar diantara orang-orang itu yang menyaksikan pertempuran kedua binatang itu jadi mengeluarkan seruan pujian yang memuji akan kehebatan kedua binatang berbisa tersebut.

   Suara gedebukan diluar dari bangunan itu masih saja terdengar tegas.

   Dan sering-sering ruangan itu jadi tergoncang keras, getaran pada lantai terasa sekali oleh jago-jago silat yang berkumpul disitu.

   Lay Tat sendiri sering mengerutkan alisnya kalau dia mendengar suara gedubrakan yang agak keras.

   Sebetulnya dia ingin menarik tombol besi ruangan itu untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh si gemuk tromok Dedemit Hidup itu......

   tetapi selalu saja dia membatalkan niatnya itu, dia menindasnya, karena Lay Tat mengetahui, begitu dia menarik tombol besi yang disudut ruangan itu, yang akan membuka sebagian dinding yang diperlengkapi dengan Tay-pian-ming, kaca pembesar, sehingga bisa memandang keluar ruangan dan menyaksikan apa yang sedang diperbuat oleh Dedemit Hidup itu, maka perhatian jago-jago undangannya itu akan menjadi terpecah dengan cepat.

   Dan hal itulah yang tidak diinginkan oleh Lay Tat, dia menginginkan semua orang-orang itu mengagumi akan kehebatan dan keluar biasaan dari kedua binatang peliharaannya! Hal ini dilakukannya karena dia memang sedang ingin menarik dan membikin tunduk hati dari jago-jago itu guna menundukkan mereka, dan agar semua jago-jago itu nantinya mau bekerja untuk diri orang she Oen tersebut, Kauw-cu dari Pian-sia-kay!! Satu maksud yang hebat dan luar biasa dari rencana Kauw-cu she Oen tersebut! Kedua binatang peliharaan Oen Lay Tat itu, Kim Tok dan Ceng-tok-jie masih terus juga bertempur dengan seru sekali.

   Tetapi sekarang gerakan dari kedua binatang itu sudah tidak segesit dan sehebat semula.

   Mungkin hal ini disebabkan mereka sangat letih sekali telah bertempur begitu lama....! Malah disaat Kim Tok pada suatu kali menubruk dengan gerakan yang cepat, dengan tubuh berputar, maka Ceng-tok-jie tampak menjadi gugup sekali.

   Dia berusaha mengelakkan serangan Kim Tok yang berbahaya itu, karena yang diincer oleh Kim Tok adalah perut dari Ceng-tok-jie, tetapi Ceng-tok-jie terlambat! Dia tidak berhasil mengelakkan serangan Kim Tok.

   Hal itu disebabkan gerakannya yang agak lambat.

   Dengan tepat perutnya dapat digigit oleh Kim Tok kuat-kuat dan tak mau dilepaskan.

   Ceng-tok-jie mengeluarkan suara pekikan yang melengking tinggi, dia tampaknya gelagapan, juga dia menderita kesakitan yang hebat.
Kolektor E-Book
108 Dengan menahan rasa sakit itu, Ceng-tok-jie berusaha untuk menggigit juga leher dari Kim Tok.

   Tetapi Kim Tok ternyata cerdik sekali, dia tidak mau membiarkan dirinya itu digigit oleh lawannya.

   Dia selalu memutar tubuhnya setiap kali Ceng-tok-jie melancarkan gigitannya.

   Dengan berputar begitu, maka Kim Tok jadi dapat mengelakkan setiap serangan dari Ceng-tok-jie.

   Tetapi akibatnya selalu hebat sekali bagi Ceng-tok-jie.

   Setiap kali Kim Tok berputar.

   maka giginya yang terbenam dalam didalam perut Ceng-tok-jie itu akan tertarik dan berarti juga perut Ceng-tok-jie juga tertarik keras sekali, menimbulkan perasaan sakit yang bukan main.

   Terpaksa Ceng-tok-jie juga selalu memutar tubuhnya.....

   mengikuti gerakan memutar dari Kim Tok! Saking menderita kesakitan yang luas biasa, maka berulang kali Ceng-tok-jie berusaha untuk menyerang dengan buntutnya yang mempunyai jarum berbisa itu.

   Tetapi selalu gagal.

   Kim Tok sangat cerdik, dan bahkan terlalu cerdik bagi Ceng-tok-jie.

   Karena Kim Tok selalu dapat mengelakkan setiap serangan yang dilancarkan oleh Ceng-tok-jie, dia dapat membikin punah setiap pangutan dari Ceng-tok-jie, baik merupakan gigitan dari mulut Ceng-tok-jie maupun serangan dari buntut berjarum dari binatang itu! Ceng-tok-jie jadi kewalahan dan menderita kesakitan yang hebat, semakin lama gerakannya jadi semakin perlahan dan lemah karena racun dari gigitan Kim Tok sudah mulai bekerja dengan cepat sekali! Darah yang berasal dari luka Ceng-tok-jie itu berceceran dilantai.

   Dan semakin lama Ceng-tok-jie jadi semakin lemah, dia seperti juga tidak bertenaga.

   Lama kelamaan boleh dikatakan Ceng-tok-jie sudah tak bisa bergerak, dan tubuhnya itu seperti juga terseret-seret oleh Kim Tok! Dan berbareng dengan itu, dikala mata semua jago-jago didalam ruangan itu, termasuk Lay Tat dan Cie Kiat yang sedang mengawasi dengan mata terpentang lebar penuh ketegangan, terdengar lagi suara gedubrakan yang keras sekali......! WAJAH Lay Tat jadi berobah lagi, dia seperti kaget dengan sendirinya.
Kolektor E-Book
109 Dengan cepat, setengah melompat Lay Tat menubruk kearah tombol besi yang ada disudut ruangan.

   Dia menariknya, sehingga seketika itu juga jendela rahasia didinding itu menjeblak terbuka.

   Seketika itu juga tampak si gemuk tromok Dedemit Hidup itu sedang menghajari dinding diluar yang tampak telah runtuh sebagian, sehingga tampak memang dinding itu dibangun beberapa lapis.

   Setiap si gemuk tromok Dedemit Hidup itu mengayunkan tangannya menghajar dinding itu, maka seketika itu juga batu-batu dinding tersebut berguguran.

   Juga menimbulkan getaran yang tidak kecil pada ruangan didalam.

   Lay Tat sendiri jadi berpikir, kalau memang si gemuk tromok terus menerus menghajari dinding itu dan dinding tersebut gempur sempal sebagian demi sebagian, maka tentu lama kelamaan akan bobol juga dinding itu! Cie Kiat masih terpaku memandang ke arah kedua binatang beracun peliharaan Lay Tat yang masih berkutetan.

   Dia tidak memperdulikan keadaan disekitarnya.

   Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Sedangkan jago-jago lainnya, ada yang sebagian memandang kearah kaca pembesar dijendela rahasia pada dinding tersebut, mereka jadi tertarik juga melihat si gemuk tromok Dedemit Hidup yang menghajar tembok itu pulang pergi sehingga tembok itu jadi sempal dan berguguran....! Lay Tat sendiri jadi memutar otak untuk memikirkan daya mencegah perbuatan si Dedemit Hidup itu.

   Akhirnya, dia melambaikan tangannya kepada Sam-kay.

   "Kemari kau, Sam-kay!"

   Panggilnya dengan suara yang nyaring. Sam-kay menghampiri, dia menekuk lututnya dan memberi hormat kepada Kauw-cu itu.

   "Ada perintah apakah, Kauw-cu?"

   Tanya Sam-kay dengan cepat. Lay Tat menunjuk si Dedemit Hidup yang tampak dari kaca Tay-pian-ming dijendela rahasia itu.

   "Bereskan dia....!!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang tawar.

   Sam-kay mengiyakan, dia telah berdiri lagi dari berlututnya.

   Dengan cepat Sam-kay meninggalkan ruangan tersebut.

   Dia sudah mengetahui apa yang harus dilakukannya terhadap diri si Dedemit Hidup yang sedang mengamuk kalap memukuli dinding bangunan tersebut, yang jadi sempal dan gompal disana-sininya! Lay Tat masih membuka terus jendela rahasia didinding itu, dia mengawasi terus.

   Tampak Sam-kay telah keluar dari lobang sumur dengan diikuti oleh beberapa orang pengemis.
Kolektor E-Book
110 Rupanya sebelum keluar dari lobang sumur itu, Sam-kay telah mengajak beberapa pengemis lainnya untuk ikut membantui dia dalam menghadapi si Dedemit Hidup.

   Si gemuk tromok ketika melihat Sam-kay dan beberapa pengemis itu yang keluar dari dalam lobang sumur, dengan cepat dia mencelat menghampiri dengan mata mencilak.

   "Hmmmm...... kalau begitu gubuk kalian mempunyai pintu melalui sumur itu!"

   Kata si Dedemit Hidup dengan suara yang menyeramkan.

   "Suruh Kauw-cu kalian keluar menerima kematiannya ditanganku, karena dia tidak memandang sedikitpun atau tidak mau memberikan muka padaku!!"

   Sam-kay tertawa mengejek.

   "Apakah orang sepertimu ini pantas untuk bertemu dengan Kauw-cu kami?"

   Katanya dengan suara yang mengejek. Hmmm...... sekarang kami ingin mengiringi dan mengirim jiwamu untuk pergi ke neraka!!"

   Dan setelah berkata begitu, Sam-kay mengibaskan tangannya, dan beberapa orang pengemis yang sejak mereka keluar dari dalam sumur itu, telah melompat dengan cepat mengurung si gemuk tromok yang bergelar si Dedemit Hidup! Betapa gusarnya si Dedemit Hidup, dia sampai berjingkrak saking murkanya.

   Tubuhnya yang gemuk tromok itu juga tergetar menahan perasaan gusarnya itu.

   "Kau...... kau pengemis budak! Apakah kalian tidak takut mampus?"

   Bentaknya dengan suara yang bengis sekali.

   Sam-kay tertawa mengejek, dia tidak mau meladeni perkataan si gemuk tromok itu, dia telah mengangkat tangannya lagi, mengibaskannya mengisyaratkan agar pengemis-pengemis yang tadi pengikutnya itu untuk maju mengurung lebih rapat si Dedemit Hidup itu! Suasana jadi tegang sekali.

   Lay Tat masih mengawasi dari jendela rahasianya dengan sepasang alisnya mengkerut.

   Dan sedang diluar gedung empat persegi itu dalam keadaan tegang, adalah Ceng-tok-jie yang kala itu sudah payah benar dan lemah, dengan tidak terduga, entah dari mana datangnya tenaga barunya bagi Ceng-tok-jie, tahu-tahu dia telah menggerakkan kepalanya dengan suatu kecepatan yang luar biasa menyerang kearah perut Kim Tok! Kim Tok kaget sekali, dia berusaha mengelakkannya, tetapi karena dia masih tetap menggigit perut Ceng-tok-jie, dia tidak bisa menyingkir jauh-jauh, dengan tepat gigi Ceng-tok-jie terbenam ditubuhnya! Kim Tok mengeluarkan suara jeritan menandakan dia kesakitan sekali.

   Dan dia sedang menjerit begitu, tampak Ceng-tok-jie telah menggunakan tenaga terakhirnya menggerakkan buntutnya dengan cepat, dan jarum kecil dibuntutnya Ceng-tok-jie itu menancap terbenam seluruhnya dipaha dari Kim Tok!
Kolektor E-Book
111 Begitu terkena buntut dari Ceng-tok-jie, Kim Tok mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, kemudian dia rubuh terguling dengan cepat, gigitannya pada tubuh Ceng-tok-jie jadi terlepas.

   Didalam waktu yang sangat singkat sekali, hanya didalam beberapa detik saja, maka tampak tubuh Kim Tok telah berubah jadi matang biru, kemudian menghitam, seketika itu juga dia telah merenggang nyawa, putus napasnya dan jiwanya terbang menghadapi si raja akherat!! Seekor binatang aneh luar biasa telah berpulang kedunia Barat....! Ceng-tok-jie sendiri telah merayap dengan susah payah karena kehabisan tenaganya.

   Dia mengeluarkan suara erangan-erangan kesakitan, dan merangkak perlahan- lahan mendekati nenampan yang ada penutupnya kain hijau itu.

   Lay Tat mendengar suara erangan dan jeritan Kim Tok waktu mau binasa, dia melihat pertempuran diantara kedua binatang itu dimenangkan oleh Ceng-tok-jie, dia tersenyum sedikit.

   Lay Tat menoleh kepada keempat pengemis dibelakang Cong Teng San.

   "Bereskan semuanya!!"

   Kata Lay Tat.

   Keempat pengemis yang tadi mengikuti Cong Teng San keluar dari ruangan dalam telah mengiyakan, dengan cepat yang dua orang telah mengangkat mayat Kim Tok, yang diletakkan dinenampan, kemudian diangkat pergi dari ruangan itu.

   Sedangkan kedua pengemis lainnya telah mengangkat Ceng-tok-jie kenenampannya, salah seorang diantara kedua pengemis itu telah mengeluarkan obat bubuk berwarna kuning, dia memborehkan obat itu ketempat luka ditubuh Ceng-tok- jie, sebagian lagi dimasukkan kedalam mulut binatang tersebut.

   Didalam waktu yang singkat sekali, maka tenaga Ceng-tok-jie telah pulih kembali.

   Rupanya kedua pengemis itu telah memberikan obat penawar dan pemunah dari racun Kim Tok ditubuh Ceng-tok-jie.

   Dan, Ceng-tok-jie kemudian mendekam dinenampan itu dengan tenang.

   Dia tidak mengeluarkan suara erangan lagi.

   Tetapi kedua pengemis itu tidak lantas membawa nenampan yang berisi Ceng- tok-jie.

   Mereka malah meletakkan nenampan itu ditengah-tengah ruangan, lalu kedua pengemis tersebut kembali berdiri dipinggir, dibelakang Cong Teng San.

   Lay Tat pada saat itu sedang mengawasi si Dedemit Hidup yang tengah dikurung oleh Sam-kay dan beberapa orang pengemis yang telah mengurungnya semakin sempit.

   Si gemuk tromok itu sangat gusar sekali dia murka bukan main dirinya dikepung begitu.

   "Kalian....... kalian, oh.... apakah kalian benar-benar sudah tak sayang pada jiwa kalian?"

   Bentak Dedemit Hidup itu dengan suara yang parau.
Kolektor E-Book
112 Sam-kay tertawa dingin.

   "Hmmmm.......... biarpun harus mampus ditanganmu, tetapi kau juga harus mampus ditangan kami!!"

   Kata Sam-kay dengan suara mengejek.

   Dedemit Hidup itu jadi tambah murka tubuhnya sampai gemetaran keras.

   Tahu-tahu dia membentak dengan suara yang keras, dia menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan cepat sekali, dan kedua tangannya menyerang kearah Sam-kay secara berbareng.

   Jilid 3 MELIHAT Dedemit Hidup itu telah menyerang dirinya dengan disertai oleh tenaga Lwee-kang sebagian besar, yang mendatangkan angin serangan yang keras sekali, cepat-cepat Sam-kay melompat menjauhkan diri.

   Tetapi tangan Dedemit Hidup terus juga meluncur, terdengarlah suara jeritan menyayatkan dan sesosok tubuh yang terpental.

   Ternyata karena Sam-kay mengelakkan serangan dari si Dedemit Hidup itu, maka yang menjadi korban adalah pengemis yang berdiri, dibelakang Sam-kay.

   Pengemis itu tidak melihat datangnya serangan, atau tahu-tahu dia merasakan dadanya sakit sekali, napasnya seperti mandek, dan seketika itu juga dia mengeluarkan suara jeritan, kemudian dia sudah tak ingat diri lagi, karena jiwanya sudah lantas ambil selamat jalan dengan raganya menuju ke neraka untuk menemui Giam-lo-ong! Pengemis itu telah menjadi korban pukulan dari Dedemit Hidup, kepalanya telah remuk pecah berantakan keluar polohnya, otaknya tercecer ditanah, dan tulang kepalanya berhamburan bercampur darah beserta otak yang berwarna putih mengerikan......! Melihat anak buahnya terbunuh dengan cara begitu, dan menjadi korban disebabkan dirinya mengelakkan serangan dari Dedemit Hidup tersebut, Sam-kay jadi murka sekali.

   Dia sampai mengeluarkan seruan murka.

   Begitu juga lima orang pengemis lainnya, yang lantas meluruk menyerbu Dedemit Hidup.

   Sam-kay juga telah menyerang kearah si Dedemit Hidup sambil mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali.

   Dedemit Hidup juga tidak tinggal diam, dia telah bergerak dengan gesit sekali.

   Setiap tangannya bergerak, maka terdengar suara jeritan dari salah seorang pengemis, karena Dedemit Hidup itu telah menyerang dengan disertai tujuh bagian tenaga Lwee-kangnya, sehingga setiap korbannya yang terpukul oleh tangannya, pasti tidak kepalanya remuk, tentu tulangnya yang patah.

   Melihat gelagat tidak baik bagi pihaknya itu, Lay Tat berulang kali mengeluarkan suara dengusan mengejek.
Kolektor E-Book
113 Dia menoleh kepada Cong Teng San, yang kala itu juga sedang mengawasi kearah jalannya pertempuran dengan penuh perhatian.

   "Teng San, pergi kau membawa orang untuk membantu Sam-kay!"

   Perintah Lay Tat dengan suara yang nyaring.

   Cong Teng San terkejut mendengar dia dipanggil, dengan cepat dia menyahuti mengiyakan perintah dari Kauw-cunya itu.

   Gesit seperti kijang dia telah melompat keluar dari ruangan itu.

   Tak lama kemudian dari Tay-pian-ming tampak Cong Teng San telah melompat keluar dari sumur, yang diikuti oleh sepuluh pengemis lainnya.

   Tanpa mengatakan sepatah katapun pengemis-pengemis itu telah menyerbu Dedemit Hidup itu.

   Cong Teng San berdiri sambil menyerbu telah berseru dengan suara yang mengguntur .

   "Jangan takut Sam-kay..... kami datang membantu!!"

   Dan mereka jadi mengeroyok Dedemit Hidup itu.

   Si gemuk tromok jadi tambah murka.

   Tetapi dia murka tanpa daya, karena dirinya dikepung begitu macam.

   Maka dari itu, selain dia mengamuk ke sana-sini, memukul kemari, dia juga telah mencaci mendamprat pengemis-pengemis yang mengeroyoknya.

   Kotor sekali cacian dari si gemuk tromok yang bergelar Dedemit Hidup itu.

   Cong Teng San dan Sam-kay bersama pengemis-pengemis lainnya jadi menyerang lebih hebat lagi, karena mereka disertai oleh hawa amarah yang sangat.

   Apalagi si Dedemit Hidup memaki Oen Lay Tat juga dengan kata-kata yang bisa membikin telinga jadi sakit mendengarnya dan bisa berobah jadi merah padam.

   Para pengemis itu jadi tambah kalap dan mereka menyerang dengan nekad tanpa memikirkan keselamatan jiwa mereka.

   Si Dedemit Hidup jadi kewalahan juga menghadapi manusia-manusia kalap itu.

   Dia berulang kali terdesak oleh serbuan orang-orang itu.

   Dengan mengeluarkan seruan-seruan murka, dia selalu berusaha menerobos dari kepungan orang-orang tersebut, tetapi selalu tidak berhasil.

   Maka dari itu, dia jadi semakin kalap dan berulang kali mencaci kalang kabutan.

   Oen Lay Tat yang mengawasi dari kaca pembesar Tay-pian-ming jadi tersenyum melihat si gemuk tromok terdesak hebat oleh anak buahnya.

   "Hmmmm..... tak seberapa kepandaiannya!!"

   Menggumam Kauw-cu dari Pian- sia-kay dengan tersenyum mengejek.

   "Sebentar lagi dia pasti akan kena dibekuk!"

   Orang-orang didalam ruangan tersebut jago-jago undangan dari Lay Tat semuanya mengawasi kearah jalannya pertempuran itu.
Kolektor E-Book
114 Cie Kiat duduk diam ditempatnya.

   Dia tidak tertarik sedikitpun untuk menyaksikan pertempuran antara orang- orangnya Oen Lay Tat dengan si gemuk tromok itu.

   Otak si anak muda she Lie itu sedang berputar dengan cepat memikirkan setiap gerakan dari Ceng-tok-jie waktu melawan Kim Tok.

   Nyata sekali gerakan-gerakan dari kedua binatang berbisa itu kalau dikombinasikan dan digabungkan tentu akan menjadi liehay sekali, serta luar biasa.

   Sebagai seorang yang kepandaiannya telah tinggi dan sempurna, maka Cie Kiat telah dapat memahami garis besar dan baris dari gerakan-gerakan kedua binatang beracun peliharaan dari Oen Lay Tat.

   Ce Kiat juga sedang memikirkan gerakan terakhir dari Ceng-tok-jie.

   Pada saat yang lalu, dikala jiwa Ceng-tok-jie tengah terancam bahaya kematian, karena perutnya telah tergigit keras oleh Kim Tok dan darah telah banyak keluar dari tubuhnya itu, yang menyebabkan dia jadi lemas tak bertenaga, maka dia telah menggunakan suatu gerakan yang benar-benar telah menentukan nasibnya, sehingga dia malah berhasil telah menggigit binasa Kim Tok serta mematuk dengan ekornya.

   Gerakan yang manis itu memang merupakan suatu gerakan yang jarang sekali terdapat didalam dunia ini, karena didalam keadaan terdesak begitu, lagi pula tenaganya telah lenyap menyebabkan dia lemah benar, Ceng-tok-jie malah berhasil merebut kemenangan.

   Maka dari itu, Cie Kiat jadi tak habis pikir, gerakan itu biar bagaimana harus dia kuasai.

   Kalau memang seorang jago yang kosen dan sedang menghadapi seorang lawannya yang liehay juga, maka dikala dia terdesak hebat, kalau memang dia telah menguasai tipu itu, pasti dia akan dapat merebut kemenangan total, karena lawannya tentu tidak akan menduga sama sekali.

   Memang kalau dipikirkan, gerakan dari Ceng-tok-jie yang terakhir itu hebat sekali.

   Kalau memang Cie Kiat dapat menguasai gerakan itu, maka dia akan menjadi seorang jago yang luar biasa, dan juga tanpa disadarinya dia menjadi seorang Ciang- bun-jin dari sebuah partai yang belum diresmikan!! Dan kalau memang Cie Kiat sedang menghadapi seorang lawannya yang tangguh, dia pasti akan bisa menghadapinya dengan mudah sekali lawannya itu, karena kalau memang dia telah bisa menguasai gerakan-gerakan dari Ceng-tok-jie dan Kim Tok, berarti dia telah mempunyai ilmu silat dalam jurus-jurus yang aneh dan sukar untuk diterka oleh lawannya.

   Dan, sedang orang-orang didalam ruangan tersebut tegang oleh suasana pertempuran si gemuk tromok Dedemit Hidup yang sedang dikeroyok oleh Sam-kay dan Cong Teng San, yang dapat disaksikan dari kaca pembesar Tay-pian-ming, tiba- tiba Cie Kiat telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang bergelombang!
Kolektor E-Book
115 Semua orang yang ada didalam ruangan itu jadi terperanjat, mereka semuanya menoleh dan heran melihat kelakuan dari anak muda she Lie itu.

   Padahal, mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui, bahwa pada saat itu didaratan Tionggoan telah bertambah seorang Ciang-bun-jin dari sebuah pintu perguruan silat yang masih muda usia, yang telah berhasil menciptakan gerakan- gerakan dari Ceng-tok-jie dan Kim Tok menjadi semacam ilmu silat yang ampuh serta tangguh sekali.

   Sedangkan Cie Kiat tertawa sambil menggerak-gerakkan tangannya, dia seperti juga sedang bersilat.

   Jurus-jurus yang dikeluarkannya itu benar-benar aneh sekali.

   Semua orang yang menyaksikan kelakuan Cie Kiat jadi heran berbareng bingung.

   Lebih-lebih dikala Cie Kiat tahu-tahu telah mengeluarkan suara teriakan yang keras mengguntur dan tahu-tahu tubuhnya mencelat tinggi sekali, disaat tubuhnya sedang terapung ditengah udara, maka tangan anak muda she Lie itu telah membabat kebawah, dan takkkk! terdengar suara yang nyaring, tampak tujuh buah mangkuk telah pecah terhajar oleh angin serangan si anak muda she Lie tersebut.

   Hal ini menunjukkan betapa kosen dan sempurnanya tenaga dalam Cie Kiat! Waktu tubuhnya telah meluncur turun kembali kelantai dia berdiri tegak dan seperti juga Cie Kiat tidak memperdulikan orang-orang lainnya yang ada didalam ruangan itu dia tertawa gelak-gelak dengan suara yang keras sekali sehingga semua jago-jago rimba persilatan yang ada didalam ruangan itu dapat merasakan goncangan yang keras sekali, lagi pula suara tertawa dari Cie Kiat membikin jantung dari orang- orang yang ada didalam ruangan itu jadi tergoncang dengan hebat.

   Panjang sekali suara tertawa dari Cie Kiat.

   Seperti juga suara tertawanya tak akan terputus-putus.

   Malahan orang-orang yang ada didalam ruangan itu seperti kesima.

   Mereka seperti melupakan pertempuran yang sedang terjadi diluar ruangan tersebut, dimana si gemuk tromok Dedemit Hidup sedang dikepung hebat oleh Sam-kay dan Cong Teng San.

   Lay Tat sendiri juga berdiri bengong.

   Dia tak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh anak muda she Lie itu.

   Dia hanya mengawasi saja dengan mata yang tak berkedip.

   Sebagai seorang jago yang cukup kosen dan liehay, maka Lay Tat mengetahui dari suara tertawa Cie Kiat itu bahwa kepandaian tenaga dalam si anak muda she Lie telah sempurna benar! Begitu juga jago-jago lainnya yang ada didalam ruangan tersebut, disamping mereka terkejut sekali, pun mereka sangat mengagumi akan kesempurnaan dari tenaga Lwee-kang si pemuda she Lie tersebut.
Kolektor E-Book
116 Semuanya hanya memandang saja, tak ada seorangpun yang berani mendekati Cie Kiat.

   Sedangkan Cie Kiat masih tertawa terus, suara tertawanya itu seperti juga tidak putus-putusnya.....

   panjang dan bergelombang.

   Kalau memang didalam ruangan itu terdapat manusia biasa yang tidak mempunyai kepandaian ilmu silat atau tidak mempunyai latihan tenaga Lwee-kang yang cukup tinggi maka orang itu mungkin akan rubuh pingsan disebabkan suara tertawa Cie Kiat yang bergelombang tak ada hentinya....................! * * * TETAPI SETELAH berlangsung sesaat lamanya, akhirnya Cie Kiat berhenti juga dari tertawanya itu.

   Dia jadi tersadar kembali, kesadarannya kembali menjangkau dirinya, menguasai dirinya.

   Waktu dia memandang sekelilingnya, maka dia melihat jago-jago didalam ruangan itu semuanya sedang menatap dia dengan pandangan mata yang memancarkan kekaguman dan keheranan hati mereka.

   Cie Kiat jadi malu sendirinya.

   Dengan kikuk dia kembali kekursinya dan duduk disitu kembali dengan kepala tertunduk.

   Semua orang yang ada diruangan tersebut masih mengawasi anak muda she Lie tersebut.

   
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Kemudian barulah mereka mengawasi kearah kaca pembesar Tay-pian-ming kembali, dimana tampak si gemuk tromok Dedemit Hidup itu masih bertempur dengan seru sekali melawan kepungan Sam-kay dan Cong Teng San bersama pengemis-pengemis lainnya.

   Tetapi lama kelamaan tampak sekali bahwa si gemuk tromok itu telah terdesak hebat.

   Malah, waktu Cong Teng San telah melancarkan serangan-serangan senjata rahasia, menyebabkan si gemuk tromok harus main mundur, karena sekali saja dia lengah, maka dirinya akan menjadi korban dari senjata rahasia yang banyak disambitkan oleh para pengemis itu.

   Hal ini membuat Dedemit Hidup jadi tambah gusar dan murka.

   Tetapi biarpun dia murka bukan main, toh dia tidak berdaya.

   karena dia dikepung rapat sekali, sehingga ruang gerak untuk dirinya jadi sempit sekali.

   Biar bagaimana dia hanya berseorang diri dan hal itu tidak bisa disamakan dengan pengepungnya yang berjumlah banyak begitu.

   Meskipun kepandaian si gemuk tromok itu sangat tinggi dan sempurna, tetapi menghadapi kepungan dari pengemis-pengemis itu, yang berjumlah sangat banyak sekali, menyebabkan dia tetap jadi kewalahan.
Kolektor E-Book
117 Dedemit Hidup itu telah berulang kali mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dia selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan, dan hal itu akan menyebabkan korban pukulan dan hajaran dari tangan si gemuk tromok, akan lantas terpukul binasa, jiwa korbannya pasti akan melayang dengan cepat untuk menghadap ke Giam-lo-ong! Tetapi pengemis-pengemis itu ternyata sangat berani sekali, mereka ternyata tidak takut untuk mati.

   Biar bagaimana mereka selalu melancarkan serangan- serangan yang sangat luar biasa beraninya dan nekad sekali.

   Hal int karena mereka ingin memperlihatkan kepada Kauw-cu mereka, bahwa mereka benar-benar dan bersungguh hati membela Kauw-cunya itu!!.

   Lay Tat sendiri berulang kali jadi tersenyum gembira melihat si gemuk tromok yang bergelar Dedemit Hidup itu jadi terdesak hebat.

   Hmmmm......

   tak lama lagi tentu si gemuk itu akan dapat dibinasakan oleh orang-orangku!!"

   Menggumam Kauw-cu dari Pian-sia-kay itu.

   Tak ada seorang diantara jago-jago undangan dari Lay Tat yang menyahuti perkataan dari Kauw-cu itu.

   Mereka lebih banyak berdiam diri dan lebih memperhatikan jalannya pertempuran yang sedang berlangsung dengan hebat sekali diluar ruangan.

   Wajah si gemuk tromok Dedemit Hidup itu telah terdesak hebat sekali, wajahnya berobah merah padam dan juga butir-butir keringat banyak membanjiri wajahnya.

   Rupanya dia kewalahan sekali.

   Untuk melarikan diri jelas dia bisa, tetapi dia tidak mau melakukan hal itu, karena sekali saja dia melarikan diri, maka nama dan gelarannya yang telah dipupuk puluhan tahun dan telah disegani orang akan hancur luluh dan punah, akan hilang pamornya! Maka dari itu, biarpun dia telah terdesak hebat sekali, toh si gemuk tromok itu tetap tidak mau melarikan diri menyelamatkan jiwanya! Dia tetap melakukan perlawanan yang gigih sekali.

   Cong Teng San sendiri selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan.

   Kalau memang si Dedemit Hidup itu menyerang salah seorang pengemis, maka pengemis lainnya telah menyerang si gemuk untuk menolongi pengemis yang sedang diserangnya itu.

   Tetapi kalau si gemuk tromok Dedemit Hidup itu telah memutar tubuhnya membatalkan serangannya pada pengemis yang pertama itu dan menghadapi pengemis yang menyerang dirinya, maka pengemis yang kedua ini mengundurkan diri, dan pengemis yang ketiga telah melancarkan serangan yang hebat lagi! Malahan kalau memang pihak pengemis itu telah terdesak hebat oleh si gemuk tromok ini, maka pihak Sam-kay dan Cong Teng San itu telah mengeluarkan senjata rahasia mereka, bermacam-macam senjata rahasia berhamburan kearah Dedemit Hidup menyambar mengancam keselamatan jiwa si gemuk, karena senjata rahasia itu
Kolektor E-Book
118 semuanya telah diborehkan dan dioleskan oleh berbagai macam racun yang sangat berbahaya sekali serta daya kerjanya sangat cepat sekali.

   Kalau memang si gemuk tromok itu, Dedemit Hidup tersebut, kena terserang oleh salah satu senjata rahasia itu, maka jangan harap dia akan bisa menyelamatkan jiwanya dari bahaya kematian!! Maka dari itu, biarpun dia sangat terdesak dan kewalahan, toh mau tak mau si gemuk tromok Dedemit Hidup harus berusaha mengelakkan setiap serangan senjata- senjata rahasia itu.

   Dia tak mau membiarkan dirinya terserang oleh senjata-senjata rahasia yang ditimpukkan oleh lawannya.

   Tetapi lama kelamaan kesabaran dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu jadi lenyap, dia jadi murka sekali.

   Dengan mengeluarkan seruan yang panjang dan menggeledek, dia menjejakkan kakinya, dan dengan cepat tubuhnya telah melambung keatas.

   Dengan cepat dikala tubuhnya sedang terapung diatas udara begitu, maka si gemuk tromok tersebut telah menggerakkan kaki tangannya.

   Angin serangan dari tendangan dan pukulan dari si gemuk ini menyebabkan beberapa orang pengemis yang berada paling dekat dengan dirinya jadi terjungkel rubuh! Dan, disaat itulah digunakan oleh si gemuk tromok Dedemit Hidup untuk menghajar pengemis lainnya dengan cara yang sama.

   Tubuhnya yang gemuk besar itu tampaknya sangat ringan sekali, sebentar- sebentar mencelat keatas terapung begitu ringan serta gesit luar biasa......

   Seketika itu juga pengemis-pengemis yang mengeroyok diri Dedemit Hidup ini jadi kewalahan, begitu juga dengan Sam-kay dan Cong Teng San, mereka sampai mengeluarkan keringat dingin.

    WAJAH LAY TAT jadi berobah hebat waktu melihat keadaan yang jadi berbalik begitu.

   Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dikala dia melihat Sam-kay terdesak dengan hebat oleh si Dedemit Hidup itu.

   Lebih-lebih dilihatnya Cong Teng San juga terdesak oleh setiap serangan dari si gemuk tromok Dedemit Hidup.
Kolektor E-Book
119 Biar bagaimana Lay Tat tidak mau melihat kalau sampai dipihaknya yang mengalami kekalahan, dia menginginkan si gemuk itu dapat dibinasakan oleh orang- orangnya atau sedikitnya dapat dibekuk hidup-hidup.

   Maka dari itu, menyaksikan keadaan yang telah berbalik dengan cepat, menyebabkan dia jadi gugup dengan sendirinya.

   Biar bagaimana dia adalah seorang Kauw-cu dari sebuah perkumpulan yang besar.

   Pian-sia-kay bukan samacam perkumpulan yang bisa dibuat main-main dengan mudah.

   Juga anggota pengemis dari perkumpulan tersebut semuanya memiliki ilmu silat yang tinggi dan cukup sempurna.

   Maka dari itu, dengan dikeroyok begitu banyak pengemis, termasuk Sam-kay dan Cong Teng San, tetapi si gemuk tromok itu masih dapat memukul mundur setiap penyerangnya, itu sudah dapat menunjukkan, betapa kosen dan liehaynya si gemuk ini.

   Lebih-lebih kalau diperhatikan, bentuk tubuh Dedemit Hidup itu yang gemuk berat tersebut tampaknya ringan sekali kalau dia sedang melompat.

   Sangat gesit luar biasa.

   Semua jago-jago undangan dari Lay Tat juga jadi merasa kagum melihat kehebatan dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu.

   Mereka semuanya memang telah mendengar nama dari si Dedemit Hidup tersebut, dan pada hari inilah baru mereka dapat menyaksikan kehebatan dan kekosenan dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu..........! Tadinya mereka tidak menduga bahwa kepandaian si Dedemit Hidup begitu tinggi, mereka hanya menduga mungkin nama harum dari si gemuk tromok ini mungkin dibesar-besarkan oleh orang-orang didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga, dan mereka juga menduga bahwa si Dedemit Hidup ini mungkin sering bicara besar, jumawa dan angkuh sekali.

   Maka dari itu, diluar dugaan sama sekali bagi jago-jago yang ada didalam ruangan itu, bahwa si gemuk tromok yang mempunyai berat badan mungkin sampai seratus kati lebih itu dapat mempunyai gerakan badan yang ringan dan gesit, dan lagi pula ilmu silatnya juga sangat luar biasa sekali.....! Lay Tat sendiri jadi keripuhan seorang diri, tampaknya dia bergelisah sekali.

   Akhirnya, rupanya dia tidak bisa menahan goncangan hatinya lagi waktu melihat Cong Teng San dan Sam-kay semakin terdesak hebat oleh Dedemit Hidup yang bertubuh gemuk tromok tersebut.

   Dengan cepat dia bergegas keluar dari ruangan itu.

   Ketujuh belas jago undangan dari Lay Tat dan Cie Kiat juga jadi bangkit dari duduk mereka.

   Dengan cepat mereka mengikuti Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut menuju keluar dari ruangan itu.
Kolektor E-Book
120 Malah Peng-im Loo-nie telah menggumam .

   "Hmmmm, main keroyok, tetapi tidak bisa merebut kemenangan!!"

   Seketika itu juga ruangan tersebut jadi sunyi kembali, karena tak ada seorang manusiapun didalam ruangan itu.

   Ceng-tok-jie yang masih berada diatas nenampan yang diletakkan ditengah- tengah ruangan itu, masih tetap mendekam disitu tanpa bergerak.

   Rupanya dia jinak sekali, walaupun tak ada seorang manusia disitu, toh dia masih mendekam terus, rupanya dia memang tak biasa bergerak, kalau memang tidak membaui bubuk putih yang tadi telah disebarkan oleh Cong Teng San.

   Oen Lay Tat menuju kearah lobang sumur.

   Waktu dia sampai disitu, dengan ringan dia menjejakkan kakinya.

   Tubuhnya gesit sekali melambung tinggi melompat keluar dari dalam sumur yang cukup tinggi.

   Jago-jago lainnya juga mengikuti perbuatan dari Kauw-cu Pian-sia-kay.

   Mereka semuanya keluar dari dalam sumur itu juga.

   Dan Cie Kiat, dia telah melompat paling akhir.

   Waktu menjejakkan kakinya, dengan ringan sekali tubuhnya itu telah melayang keatas sumur, keluar dari lobang sumur itu.

   Cie Kiat merasakan ada suatu perobahan pada dirinya.

   Dia merasakan gerakannya jadi lebih ringan.

   Dan tadi waktu dia melompat untuk keluar dari dalam lobang sumur itu, dia telah menggunakan satu gerakan dari Ceng-tok-jie, yang telah dirobahnya menjadi semacam ilmu silat yang baru.

   Hal itu dilakukannya diluar kesadarannya, dan waktu dia sampai dipermukaan bumi, keluar dari lobang sumur itu, dia jadi girang dengan sendirinya.

   Dia segera mengetahui, kalau memang gerakan Kim Tok dan gerakan Ceng-tok- jie digubah menjadi jurus-jurus ilmu silat yang diciptakannya tadi selama dia berada didalam ruangan didalam gedung empat persegi itu.

   Gerakan-gerakan atau jurus-jurus itu masih belum dinamai oleh Cie Kiat.

   Lagi pula tanpa sesadarnya, Cie Kiat telah menjadi seorang Ciang-bun-jin dari sebuah partai persilatan baru.

   Walaupun ilmu silat dalam jurus-jurus yang dicangkok dari gerakan Ceng-tok- jie atau Kim Tok itu masih belum diberi nama, toh dia telah berhasil menciptakannya menjadi jurus-jurus ilmu silat.

   Pada saat itu Dedemit Hidup sedang repot menghadapi pengeroyoknya, dia sibuk menyerangi setiap pengemis yang berada dekat dengan dirinya.

   Dia selalu mencelat dengan gesit dan melancarkan serangan-serangan yang berisi tenaga Lwee- kang yang kuat sekali.
Kolektor E-Book
121 Dan, dia melihat Lay Tat beserta belasan orang telah melompat keluar dari lobang sumur itu dengan gerakan yang ringan dan gesit sekali.

   Hal itu menandakan bahwa orang-orang yang baru keluar dari lobang sumur itu semuanya mengerti ilmu silat, dan ilmu silat orang-orang yang baru keluar dari lobang sumur itu tentu tak rendah.

   Lebih-lebih si Dedemit Hidup itu melihat Peng-im Loo-nie, It Kiang Sian-su, dan tokoh-tokoh rimba persilatan lainnya, yang terkenal akan kekosenan ilmu silatnya, terdapat diantara orang-orang itu.

   Hal ini membikin hati si gemuk tromok jadi tergoncang dengan hebat.

   "Hei......... mengapa mereka bisa ditundukkan oleh orang she Oen ini? Bukankah mereka adalah tokoh-tokoh dirimba persilatan yang mempunyai nama tak kecil? Mengapa mereka mau berkawan dengan manusia she Oen itu? Apakah mereka telah diperalat oleh Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut?"

   Pikir Dedemit Hidup itu dengan bimbang.

   "Kalau memang mereka sampai turun tangan mengepungku, maka bisa repot....... biar aku tumbuh dua pasang tangan dan dua pasang kepala lagi, tak nantinya aku bisa terlolos dari kepungan mereka........ mereka rata-rata mempunyai kepandaian ilmu silat yang tinggi dan luar biasa sekali...........!"

   Dan karena melihat jago-jago yang baru muncul dari lobang sumur itu, maka semangat tempur dari Dedemit Hidup jadi tergoncang dan tergempur hebat.

   Dengan sendirinya dia jadi agak lengah, dalam memberikan perlawanannya kepada pengemis-pengemis yang sedang mengepung dirinya.

   Jadi dia terdesak hebat lagi.

   Berlainan dengan si Dedemit Hidup ini, maka Sam-kay, Cong Teng San dan pengemis-pengemis lainnya yang sedang mengepung si gemuk tromok ini, maka mereka jadi bertambah semangat tempur mereka dengan sendirinya.

   Pada saat itu Lay Tat telah datang menghampiri lebih dekat.

   "Tahan........!"

   Bentak Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini.

   Nyaring sekali suaranya.

   Sam-kay dan Cong Teng San mendengar suara bentakan dari Kauw-cu mereka, maka dengan cepat mereka telah melompat mundur.

   Begitu juga dengan pengemis-pengemis lainnya, mereka cepat-cepat meloloskan diri dari libatan si Dedemit Hidup, mereka masing-masing melompat mundur dan menghampiri Kauw-cu mereka.

   Si Dedemit Hidup tidak mengejarnya.

   Dia bisa bernapas juga, karena dia jadi bisa mengasoh.

   Sejak tadi dia dikepung cara begitu, maka tenaganya telah banyak terhamburkan, menyebabkan dia sangat letih sekali.

   Disekanya keringat yang membasahi kening dan wajahnya.

   Dengan mata mencilak bengis mendelik kearah Lay Tat, Dedemit Hidup itu telah mengawasi Kauw-cu dari Pian-sia-kay yang juga sedang menatap padanya.
Kolektor E-Book
122 Melihat orang-orangnya telah mundur semuanya, maka Lay Tat telah tertawa.

   "Dedemit tua bangka!"

   Katanya dengan suara yang mengejek.

   "Sebetulnya manusia semacam kau ini harus dibikin mampus! Tetapi mengingat bahwa pada beberapa puluh tahun yang lalu kita pernah mengikat tali persahabatan, dan mengingat akan itu maka aku mau mengampuni jiwamu! Cepatlah kau menggelinding enyah dari tempat ini! Lain kali kalau memang kau bermaksud jelek datang kemari lagi, hmmmm, biarpun kau mempunyai kepala sepuluh, jangan harap kau bisa meloloskan diri dari kematianmu!"

   Mendengar perkataan Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut, wajah Dedemit Hidup jadi berobah merah padam. Nyata dia bergusar sekali.

   "Orang she Oen!"

   Katanya dengan suara yang tawar, agak parau suaranya itu, karena napas Dedemit Hidup ini masih terengah memburu.

   "Kau jangan bicara tekebur dan bermulut besar! Biarpun kau mengerahkan seluruh orang-orangmu tak nantinya mereka dapat merubuhkan diriku! Kalau memang aku sampai terkalahkan oleh orang-orangmu, termasuk dirimu juga, jadi tegasnya pihak Pian-sia-kay, maka lebih baik aku tidak menjadi penghuni dunia ini lagi! Aku akan rela untuk binasa!"

   Mendengar si Dedemit Hidup berkata begitu, Lay Tat tertawa mengejek lagi.

   "Hmmmm.... kau memang seorang yang berkepala batu!"

   Kata Lay Tat dengan suara yang mendongkol sekali.

   "Kami telah memberikan jalan hidup untuk dirimu, tetapi kau telah memilih jalan kematian! Hmmmm, baiklah! Aku juga ingin melihat apakah setelah kepalamu itu terpisah dari lehermu, kau masih mau mengatakan kau tidak takut menghadapi kematian?!"

   Dan setelah berkata begitu, maka Lay Tat telah maju perlahan-lahan, selangkah demi selangkah.

   Napas Dedemit Hidup masih memburu keras! Dia melihat orang tengah menghampiri dirinya, walaupun dia masih merasa letih, toh jadi bersiap-siap untuk menyambut setiap serangan dari Lay Tat.

   Memang si Dedemit ini telah kepalang tanggung basah, dia pikir lebih baik bertempur mati-matian untuk mengadu jiwa dari pada harus menerima hinaan.

   Karena kalau memang dia pergi dari tempat itu hanya disebabkan dia mengandalkan belas kasihan dari orang she Oen tersebut, tentu dirinya akan menjadi bahan ejekan dari kawan maupun lawannya didalam Bu Lim, rimba persilatan, atau juga didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga.

   Maka, dengan tegas dia berkata .

   "Walaupun aku harus menerima kematianku, tetapi akupun harus dapat membunuhmu, hei orang she Oen!!"

   Katanya bengis. Lay Tat jadi tertawa mendengar perkataan dari si Dedemit Hidup.

   "Apakah kau memang yakin bisa membunuh diriku?"

   Kata Lay Tat dengan suara yang mengejek.

   "Hmmmm... apakah kau mempunyai kepandaian untuk melakukan hal itu, maksudku, untuk membunuhku?"

   


Pohon Kramat Karya Khu Lung Kuda Putih Karya Sd Liong Seruling Perak Sepasang Walet -- Khu Lung

Cari Blog Ini