Ibu Hantu 7
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian Bagian 7
Ibu Hantu Karya dari Ang Yung Sian
"Hai, kau memang benar-benar licik!"
Seru si pengemis sambil tertawa.
"Kau telah dapat memilih jalan kematianku, sehingga aku tidak bisa jalan lagi!"
Dan memang orang tua yang duduk disamping kakek pengemis tersebut liehay sekali.
Tadi dia telah menjalankan biji Tokkienya itu jalan Siung, sehingga ketika itu juga jalan pengemis itu tertutup.
Dia sedang berada didalam posisi Ho dan Pian, sehingga dengan sendirinya ketika orang tua berpakaian serba kelabu itu berjalan menutup jalan Siung, dengan sendirinya jalan hidup bagi si kakek pengemis itu telah tertutup, jalan kematiannya jadi menjelang dirinya, yang membuat dia tak bisa jalan kembali.
Kedua kakek itu, yang satu pengemis, sedangkan yang saorangnya biarpun tidak berpakaian seperti pengemis, toh pakaiannya itu sederhana sekali, telah tertawa gelak-gelak.
Tampaknya mereka senang sekali.
Kolektor E-Book
242 Mereka masing-masing telah mengambil cawan mereka, meminumnya. Setelah itu, tanpa menoleh si pengemis tua telah berkata .
"Hiap-jie.......... apakah kau berhasil?"
Pengemis Bo Tiong Hiap dan Cie Kiat tadi waktu melihat kedua orang tua tersebut sedang repot dengan permainan Tokkie mereka yang aneh itu, Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap tidak berani mengganggunya.
Mereka hanya berdiri dipinggir menyaksikan saja.
Diam-diam Cie Kiat jadi kagum sekali ketika melihat betapa tenaga kedua kakek ini, si pengemis dan si kakek berpakaian baju kelabu itu, yang dapat menimpukkan biji Tokkienya dengan tepat dan meluncur menutupi jalan lawannya masing-masing.
Dan disaat pengemis tua itu menegur begitu, Bo Tiong Hiap cepat-cepat menjurah memberi hormat.
Pada saat itu si pengemis tua tersebut telah menoleh, dia memperhatikan Cie Kiat.
Begitu juga kawannya si pengemis tua, dia menoleh dan mengawasi Cie Kiat.
Tampaknya mereka agak tercengang.
Melihat hal ini, setelah memberi hormat kepada gurunya Bo Tiong Hiap lantas berkata .
"Su-hu dan Boen Su-peh jangan salah lihat, Kong-cu ini bukanlah si pelajar setan Coe Mie La........ memang pakaian dan wajahnya hampir menyerupai dan mirip sekali dengan Coe Mie La, tetapi ternyata dia tidak mempunyai sangkut paut dengan pelajar setan she Coe itu. Tampak si kakek pengemis tersebut memperhatikan Cie Kiat dengan mata terpentang lebar. Orang tua yang mengenakan baju kelabu itu juga memperhatikannya dengan teliti.
"Siapa namamu, Kong-cu?"
Akhirnya si pengemis tua itu segera bertanya setelah dia mengawasi sekian lama.
Cie Kiat menyebutkan namanya.
Pengemis tua tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya seperti juga sedang berpikir.
Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menceritakan bagaimana dia bisa berjumpa dengan Cie Kiat.
"Jadi benar-benar kau tidak mengenal pelajar setan Coe Mie La itu?"
Tegur si pengemis tua sambil mengawasi tajam sekali kepada Cie Kiat. Cie Kiat mengangguk.
Kolektor E-Book
243
"Ya, Boanpwee tidak tahu menahu persoalan yang sedang Loo-cianpwee hadapi!"
Kata Cie Kiat cepat.
"Juga memang sebenarnya Boanpwee tidak mengenal orang yang disebut Coe Mie La itu!!"
Si pengemis tua menghela napas. Dia juga menyebutkan namanya, dan memperkenalkan kawannya, orang tua berpakaian baju serba kelabu itu.
"Ternyata pengemis tua itu bernama Ang Po Sian. Dia adalah seorang pengemis yang mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya. Ang Po Sian adalah seorang tokoh didalam perkumpulan Kay-pang, dia sebetulnya yang harus duduk sebagai Pang-cu didalam perkumpulan Kay-pang, namun karena dia ini memang tidak mau direpoti oleh persoalan duniawi, maka dia telah menolak jabatan itu. Hanya saja, biarpun Kay-pang telah mengangkat seorang Pang-cu lainnya menggantikan kedudukan Ang Po Sian, toh tetap saja semua pengemis-pengemis didalam perkumpulan Kay-pang menghormati Ang Po Sian, lebih mengindahkan dan mematuhkan orang she Ang ini, kalau dibandingkan dengan Pang-cu Kay-pang yang sekarang sedang duduk. Mereka semuanya menghormati orang she Ang tersebut karena selain berhati welas asih, juga Ang Po Sian sangat bijaksana sekali didalam setiap tindakannya. Setiap Kay-pang menghadapi persoalan yang rumit dan sulit, yang sukar dihadapi, maka Pang-cu Kay-pang sengaja mencari Ang Po Sian untuk meminta pendapat dan nasehatnya didalam soal mengambil langkah-langkah yang tepat menyelesaikan persoalan tersebut. Maka dari itu, Ang Po Sian biarpun berkedudukan bukan sebagai Pang-cu Kay- pang, toh tetap saja dia berpengaruh besar sekali didalam perkumpulan pengemis tersebut. Sedangkan kakek berpakaian serba kelabu yang menjadi kawan dari Ang Po Sian itu bernama Ma Thian Ie, seorang Kiam-khek, seorang ahli pedang, yang mempunyai ilmu pedang yang luar biasa, yang telah menggemparkan dunia persilatan dengan ilmu pedang Coa-ting Sin-kiam! Ma Thian Ie juga terkenal seorang yang tidak mau dipusingi oleh persoalan duniawi, maka dari itu, dia lebih banyak berkelana untuk menggembirakan hatinya. Dia selalu memilih tempat-tempat yang sepi untuk menikmati ketenangan hidupnya. Dia dengan Ang Po Sian adalah dua orang sahabat yang baik sekali, mereka selalu sering bertemu untuk mengadakan pertandingan Tokkie, yang membuat mereka selalu tenggelam didalam keasyikan. Ma Thian Ie juga seorang yang polos dan suka berterus terang. Dia selalu menghadapi persoalan tenang sekali. Dan pada dua bulan yang lalu Ang Po Sian menghadapi persoalan yang benar- benar membikin kepalanya jadi pusing. Beberapa orang Kay-pang, telah diketemukan terbinasa dimuka hutan. Pembunuhan itu dilakukan oleh seorang pelajar bermuka keren dan bertubuh tinggi tegap.
Kolektor E-Book
244 Pelajar itu, mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, namun dia sangat telengas sekali.
Malah, salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang kena dibunuh oleh pelajar itu.
Pembunuhan ini dapat disaksikan secara kebetulan oleh murid tunggalnya Ang Po Sian yang bernama Bo Tiong Hiap.
Bo Tiong Hiap melakukan pengejaran, dan mereka, Tiong Hiap dan pelajar itu, yang akhirnya diketahui bernama Coe Mie La, jadi bertempur dengan seru sekali.
Tetapi kepandaian mereka terpaut jauh sekali.
Coe Mie La mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya.
Kalau memang orang she Coe ini bermaksud mau membunuh Bo Tiong Hiap, sama mudahnya seperti dia membalikkan telapak tangannya sendiri.
Tetapi herannya, anehnya, pelajar she Coe itu tidak menurunkan tangan jahat kepada Bo Tiong Hiap.
Dia tidak membunuh Bo Tiong Hiap.
Tetapi Bo Tiong Hiap yang telah nekad terus juga telah melancarkan serangan nekad, dia bermaksud akan mengadu jiwa guna membalaskan sakit hatinya kepada diri pelajar she Coe tersebut, karena saudara-saudara satu perkumpulan pengemis telah terbunuh ditangan si pelajar she Coe tersebut.
Tetapi pelajar Coe Mie La itu banyak sekali mengalah terhadap Bo Tiong Hiap.
Wajahnya yang cakap itu memperlihatkan senyumnya yang manis.
Sampai akhirnya, dia malah telah melompat menjauhi Bo Tiong Hiap.
"Pergilah kau pulang kegurumu!"
Kata pelajar itu dengan suara yang mengejek.
"Aku tidak tega untuk membunuhmu! Beritahukan kepada Ang Po Sian, bahwa satu waktu nanti aku mau menemui dirinya!"
Bo Tiong Hiap mendongkol sekali, dia murka benar dan penasaran. Maka dari itu, dikejarnya, dan dia melancarkan serangannya pula. Pelajar she Coe itu mendengus.
"Kau terlalu bandel! Terlalu kepala batu!"
Kata. Coe Mie La.
"Aku sudah mengatakan bahwa kau lebih baik pulang saja menggelinding kegurumu, karena percuma saja kau membuang jiwamu disini."
Tetapi Bo Tiong Hiap memang telah nekad benar.
Dia tetap melancarkan serangannya terhadap diri pelajar Coe Mie La tersebut.
Dengan sendirinya setiap serangannya itu mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat, sebab Bo Tiong Hiap bukanlah seorang lawan yang lemah.
Tetapi menghadapi Coe Mie La, Bo Tiong Hiap jadi tidak bisa berbuat banyak.
Tampaknya Coe Mie La selalu dapat menghindarkan diri dari setiap serangan Bo Tiong Hiap dengan mudah sekali.
Kolektor E-Book
245 Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi tambah bergusar. Satu kali, dengan ringan sekali, Coe Mie La telab mencelat keatas dan berdiri disalah satu cabang pohon yang tumbuh didekat tempat itu. Dia berkata dengan suara yang tawar .
"Kalau memang kau masih penasaran, maka lima hari lagi aku akan menemui dirimu dan kau boleh bertempur sepuas hatimu!"
Kata Coe Mie La.
"Sekarang aku masih mempunyai urusan yang harus kuselesaikan, maka dari itu, aku tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!"
Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali dan ringan juga seperti bayangan, Coe Mie La telah mencelat pergi meninggalkan Bo Tiong Hiap.
Bo Tiong Hiap sangat penasaran sekali.
Dia mengejarnya, tetapi hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali, Bo Tiong Hiap telah kehilangan jejaknya.
Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi uring-uringan, karena Coe Mie La berjanji akan menemui dirinya lagi lima hari kemudian itu, tidak disebutkan tempatnya, membuat dia jadi tidak mengetahui akan menantikan dimana.
Maka dari itu, Bo Tiong Hiap mengambil keputusan bahwa dia akan menunggu ditempat,tersebut setiap harinya.
Untuk menggunakan kesempatan itu, Bo Tiong Hiap telah menemui gurunya, Ang Po Sian.
Diceritakan semuanya itu.
Hal ini membuat Ang Po Sian jadi murka benar.
Karena salah seorang Tian-lo dari Kay-pang juga ikut terbunuh oleh pelajar Coe itu.
Dengan sendirinya, Ang Po Sian juga ingin menemui pelajar itu, guna melakukan pembalasan dendam atas kematian salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang dan beberapa orang anggauta Kay-pang yang terbinasa ditangannya pelajar she Coe tersebut.
Mereka guru dan murid selama lima hari telah menantikan dipinggiran hutan itu untuk menunggu pelajar she Coe tersebut menepati janjinya.
Namun sampai pada hari yang dijanjikan, pelajar Coe Mie La itu tetap saja tidak menampakan dirinya, tidak terlihat batang hidungnya, dengan begitu, hal ini membuat hati Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap jadi gusar benar.
"Kita harus mencarinya!"
Kata Ang Po Sian kepada muridnya, Bo Tiong Hiap, setelah mereka menantikan sampai menjelang malam hari kelima itu, dan Coe Mie La juga tidak menampakan dirinya.
"Biarpun orang itu melarikan diri keujung dunia, tetap saja tidak bisa kita lepas begitu saja! Dia harus kita cari sampai dapat dan membalas sakit hati dari saudara-saudara kita di Kay-pang yang terbinasa ditangannya!"
Kolektor E-Book
246 Bo Tiong Hiap juga menyetujui saran gurunya itu.
Mereka mengembara didalam kalangan Kang-ouw, sampai menjelang dua bulan, mereka masih tidak bisa mengendus jejak dari pelajar she Coe tersebut.
Namun pada suatu senja, dikala Bo Tiong Hiap tengah menikmati keindahan senja didekat sebuah lapangan rumput seorang diri, karena gurunya, Ang Po Sian, tengah beristirahat disebuah kelenteng didekat tempat itu, menemani seorang sahabatnya yang bernama Ma Thian Ie, dengan tidak terduga Bo Tiong Hiap bisa bertemu dengan pelajar she Coe tersebut.
Pertama-tama Bo Tiong Hiap melihat seekor kuda tengah berlari dengan cepat sekali kearahnya.
Waktu kuda itu telah mencongklang dekat sekali dengan dirinya, tampak penunggangnya itu seorang anak muda.
Tiba-tiba darah Bo Tiong Hiap jadi mendesir, karena segera juga dia mengenali bahwa penunggang kuda itu adalah Coe Mie La! Dengan cepat Bo Tiong Hiap telah mengerahkan Gin-kangnya, dia telah mengejarnya.
Coe Mie La juga kaget waktu dia bertemu dengan Bo Tiong Hiap.
Dia berusaha membedal kudanya itu, tetapi dengan cepat sekali Bo Tiong Hiap telah berhasil mengejar kudanya.
Bo Tiong Hiap berusaha menjambret tali kendali tunggangan Coe Mie La.
Tetapi Coe Mie La lebih cepat lagi, dia telah melompat turun.
Pelajar she Coe ini tertawa.
"Aha, rupanya kita bisa bertemu disini!"
Kata si pelajar dengan tertawanya. Bo Tiong Hiap sedang murka benar.
"Kau lelaki pengecut, seorang Siauw-cut yang tidak bisa menepati kata- katamu!"
Kata Bo Tiong Hiap dengan gusar sekali.
"Hmmm, biarpun kau mau melarikan diri keujung dunia, tetap saja kau tidak akan dapat meloloskan diri dari tangan kami, tangan orang-orang Kay-pang!!"
Coe Mie La tertawa.
"Mengapa saudara kecil tampaknya begitu berang dan galak sakali?"
Tegurnya.
Hal ini jadi tambah membangkitkan kemurkaan Bo Tiong Hiap.
Usia dirinya tidak lebih muda dari usia pelajar she Coe itu toh sekarang pelajar Coe Mie La telah membawakan lagak seperti orang angkatan tua, yang memanggil dirinya dengan sebutan saudara kecil.
Dengan berjingkrak saking murkanya, Bo Tiong Hiap telah berseru .
"Kau pelajar setan! Tanganmu telengas sekali, dan sekarang aku ingin mengambil jiwamu!!"
Kolektor E-Book
247 Mendengar perkataan Bo Tiong Hiap, Coe Mie La telah menggoyang- goyangkan tangannya.
"Sabar! Sabar!"
Kata Coe Mie La dengan cepat sekali.
"Jangan kita bertempur dulu!!"
Bo Tiong Hiap mengerutkan alisnya.
"Jangan bertempur! Hmmmm! Aku akan adu jiwa denganmu untuk membalaskan sakit hatiku!!"
Kata Bo Tiong Hiap dengan suara yang keras.
"Biar bagaimana hari ini kita harus menetapkan siapa yang berhak untuk hidup terus!!"
Dan setelah berkata begitu, Bo Tiong Hiap telah melompat mau menyerang. Tetapi kembali Coe Mie La telah menggoyang-goyangkan tangangnya.
"Sabar! Sabar!"
Kata pelajar bermuka cakap sekali, putih seperti muka perempuan itu.
"Jangan cepat marah! Dengarkan dulu perkataanku! Aku mau menemanimu bertempur! Aku memang ingin mengetahui sampai dimana kepandaianmu!! Tetapi saat-saat sekarang ini aku benar-benar mempunyai urusan yang sangat penting sekali, maka dari itu, aku tidak bisa menemanimu! Aku minta waktu sampai besok sore! Kita bertempur dan boleh bertempur sepuas hati!"
Mendengar perkataan pelajar Coe Mie La itu, Bo Tiong Hiap tertawa dingin.
"Aku mana bisa mempercayai peerkataanmu?"
Kata Bo Tiong Hiap sengit.
"Dulu dua bulan yang lalu kau telah menjadi seorang Siauw-cut, tidak menepati janjimu!! Kau tidak berani dan bersembunyi seperti juga seorang maling kecil! Hmm... sekarang biarpun kau mengemukakan alasan apa saja, tetap aku tidak bisa membiarkan kau berlalu seenakmu saja!"
Coe Mie La membawa sikap yang tenang, nyata dia sabar sekali.
"Aku datang menepati janji pada dua bulan yang lalu, tetapi ternyata kau tidak datang. Aku menantikan kau sampai dihari kedelapan dimuka hutan itu, selama tiga hari aku menantikanmu!"
Kata Coe Mie La. Mendengar perkataan pelajar itu, Bo Tiong Hiap sangat gusar.
"Hmm... itu hanya alasan yang dibuat-buat olehmu!"
Kata Bo Tiong Hiap dengan murka.
"Sekarang aku tidak mau mendengar apa alasanmu lagi, maka dari itu cepat kau bersiap-siap! Aku tidak akan sungkan-sungkan untuk menyerang dirimu!"
Coe Mie La tersenyum, manis sekali senyumnya itu, menyerupai senyum seorang gadis. Wajah Coe Mie La terlalu cakap untuk wajah seorang lelaki.
"Sahabat kecil, dengarlah!"
Kata Coe Mie La dengan cepat.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Didepan tempat ini, terdapat sebuah rumah kosong, tidak ditempati orang, maka dari itu kuminta besok kau tunggu aku disitu! Tetapi ingat, kau datang jangan bersama Ang Po Sian, gurumu itu, karena aku belum waktunya bertemu dengan dia! Kalau memang kau datang bersama orang she Ang itu, sama seperti dihutan pada dua bulan yang lalu, aku tidak mau menemui dirimu!"
Mendengar perkataan Coe Mie La, wajah Bo Tiong Hiap jadi berobah merah. Dia jadi jengah.
Kolektor E-Book
248 Rupanya pelajar she Coe ini memang datang menepati janjinya, karena ternyata dia memang mengetahui bahwa dia datang bersama Ang Po Sian, gurunya itu.
Dengan sendirinya, untuk sesaat lamanya Bo Tiong Hiap jadi berdiri seperti orang kesima.
Melihat kelakuan anak muda pengemis tersebut, Coe Mie La tertawa.
"Nah sahabat kecil, aku akan menemuimu dirumah yang terpisah hanya tiga lie dari sini, pada saat itu kau boleh bertempur sepuas hatimu! Tetapi kau harus ingat, sekali lagi kuperingati, janganlah kau datang bersama-sama orang she Ang itu!!"
Mendengar perlataan Coe Mie La yang terakhir ini Bo Tiong Hiap jadi gusar benar. Dia sampai mendengus berulang kali.
"Hmmm...... kenapa kau jeri kepada guruku?"
Bentak Bo Tiong Hiap dengan suara yang mengejek. Mendengar itu, Coe Mie La tersenyum manis sekali. Tidak tarlihat bahwa dia mendongkol mendengar perkataan Bo Tiong Hiap.
"Aku bukan jeri kepada gurumu itu, tetapi kurasa belum waktunya aku menemui dirinya!!"
Kata Coe Mie La kemudian. Bo Tiong Hiap jadi ragu-ragu. Tetapi Coe Mie La yang melihat keragu-raguan anak muda yang menjadi pengemis itu, telah tertawa.
"Kau tak usah kuatir, aku pasti akan datang menemuimu dirumah kosong yang terpisah tiga lie dari tempat ini besok siang katanya dengan suara yang pasti.
"Nah...... sekarang berhubung aku masih mempunyai urusan yang penting, maka aku tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!!"
Dan setelah berkata begitu, si pelajar telah melompat keatas kudanya, dia menggentak tali les kuda tunggangannya itu sambil tersenyum, kudanya lari dengan cepat.
Bo Tiong Hiap jadi berdiri diam ditempatnya.
Dia bimbang dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Kalau memang dia menghadang pelajar itu, tentu dengan sendirinya dia kalah jauh, sebab kepandaian Coe Mie La berada disebelah atas dirinya.
Maka dari itu, akhirnya si pengemis she Bo ini menghela napas disaat bayangan kuda dan Coe Mie La telah lenyap dari dirinya.
Dengan lesu dia kembali kekelenteng dimana gurunya dan Ma Thian Ie sedang berada.
Kepada gurunya Bo Tiong Hiap menceritakan segalanya, dia juga menceritakan bagaimana pelajar she Coe itu telah menjanjikan dirinya untuk bertemu disebuah rumah kosong yang terletak tak jauh tempat itu.
Ang Po Sian menghela napas.
Kolektor E-Book
249
"Pelajar setan itu benar-benar seperti iblis yang muncul dan hilang begitu cepat!"
Kata Ang Po Sian kemudian.
"Hai...... memang pepatah mengatakan bahwa ombak yang dibelakang mendorong ombak yang dimuka! Golongan tua akan digantikan oleh golongan muda! Itulah tidak salahl Menuruti cerita Hiap-jie, pelajar she Coe itu mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali......!!"
Ma Thian Ie juga mengiyakan.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
Tanya Ma Thian Ie kepada Ang Po Sian. Ang Po Sian tidak lantas menyahuti, dia telah menghela napas lagi. Ditatapnya kearah langit, dia seperti memandang sesuatu yang jauh sekali.
"Biar bagaimana sakit hati dari kawan-kawan didalam Kay-pang yang telah terbunuh olah bocah she Coe itu, harus dibalaskan sakit hatinya! Tetapi Hiap-jie telah menjanjikan bahwa dia akan datang seorang diri menghadapi pelajar she Coe itu, hal ini membuat kita jadi tidak bisa bergerak, kalau memang kita datang pula ketempat itu, berarti kita akan kehilangan muka! Dengan sendirinya Hiap-jie harus menepati janjinya datang kerumah kosong itu, dan menemui si pelajar iblis she Coe itu guna melakukan pembalasan sakit hati dari saudara-saudara kita yang telah terbunuh!!"
Hiap-jie, Bo Tiong Hiap, cepat-cepat telah berlutut.
"Tee-cu menerima perintah dari Su-hu!!"
Kata Bo Tiong Hiap dengan cepat.
Dan, dengan berseorang diri, Bo Tiong Hiap datang kerumah kosong yang ditunjuk oleh Coe Mie La.
Secara tidak diduga-duga, dia jadi bertemu dengan Cie Kiat yang berpakaian sebagai seorang pelajar Coe Mie La dan mirip dengan pelajar she Coe itu, sehingga Bo Tiong Hiap menduga Cie Kiat adalah Coe Mie La, yang menyebabkan dia jadi menyerang dengan mati-matian!! Tetapi, setelah ditegaskan wajah Cie Kiat, Bo Tiong Hiap dapat mengenali bahwa dia memang telah salah mengenali orang, karena wajah Coe Mie La lebih cakap dari wajah Cie Kiat, wajah pelajar she Coe itu seperti juga wajah seorang wanita, halus dan bersih, putih mulus dan matanya jeli sekali..........! MENDENGAR cerita itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis matanya.
"Apakah sebelumnyja antara pihak Kay-pang dengan Coe Mie La itu terjadi suatu bentrokan?"
Tanya Cie Kiat kemudian. Ang Po Sian menghela napas.
Kolektor E-Book
250 Aku tidak mengetahui dengan pasti, tetapi yang membuat kami benar-benar sakit hati, kenapa dia menurunkan tangan begitu telengas, telah membunuh belasan orang-orang Kay-pang? Mengapa dia tidak menemui Pang-cu Kay-pang guna menerangkan dimana kesalahan Kay-pang atau memang dia pernah mengalami ketidak puasan dari salah seorang anggota Kay-pang? Mengapa dia harus main hakim sendiri dan membunuh belasan orang Kay-pang begitu saja?! Nyatanya sekarang, setelah dia menjanjikan untuk bertemu dengan Hiap-jie, kembali dia tidak muncul! Hai, sebetulnya apa maunya pelajar she Coe itu? Kalau menurut keterangan Hiap-jie, kalau memang Coe Mie La itu menginginkan kebinasaan Hiap-jie, sama mudahnya dengan membalikkan telapak tangannya, karena kepandaian pelajar setan itu benar- benar tinggi dan kosen luar biasa!!"
Setelah berkata begitu, Ang Po Sian menghela napas lagi.
Sedangkan menggunakan disaat Ang Po Sian tidak berkata-kata lagi, Ma Thian Ie telah bertanya kemana tujuan dari Cie Kiat.
Cie Kiat tidak mau menerangkan sebenarnya.
Karena dia masih mempunyai kesulitannya sendiri.
Kalau memang dia menerangkan bahwa dia harus mencari beberapa musuh besarnya, tentu persoalannya akan menjadi kacau kalau memang hal itu tersiar luas.
Maka dari itu, Cie Kiat hanya mengatakan bahwa dia hanya ingin mengembara, guna menambah pengalaman.
Ma Thian Ie, Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap mempercayai keterangan anak muda she Lie ini.
Mereka tidak terlalu mendesak.
Dan malam itu, Cie Kiat jadi bermalam dikelenteng tersebut bersama-sama dengan Ang Po Sian, Ma Thian Ie dan Bo Tiong Hiap.
Banyak yang didengar dari Ang Po Sian mengenai pergolakan didalam dunia persilatan.
Lagi pula, soal kelicikan dan kejahatan yang sering dilakukan oleh jago- jago yang mempunyai kepandaian yang tinggi tetapi bertabiat jahat sekali.
Cie Kiat jadi tertarik mendengar cerita dari Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
Kedua jago tua yang berpengalaman itu menduga bahwa Cie Kiat memang benar-benar masih hijau didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga, maka dari itu, mereka telah menceritakan segalanya agar Cie Kiat memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi.
Cie Kiat merasa sangat senang sekali bergaul dengan Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie.
Mereka bercakap-cakap sampai jauh malam.
Tetapi disaat mereka akan berpisah untuk mengaso dan tidur, tiba-tiba mendengar suara bentakan-bentakan yang nyaring disusul oleh suara benturan benda logam, yang mungkin dari senjata yang saling membentur.
Ang Po Sian, Ma Thian Ie telah melompat dengan cepat sekali.
Kolektor E-Book
251 Tubuh mereka ringan luar biasa, seperti juga burung walet yang terbang meluncur.
Melihat itu, Cie Kiat jadi kagum sekali akan keringanan tubuh kedua pendekar tua itu.
Karena biar bagaimana Cie Kiat harus mengakui, gerakan dari Ang Po Sian dan Ma Thian Ie itui telah sempurna sekali.
Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menoleh kepada Cie Kiat.
"Mari kita melihat keluar apa yang terja di disana!"
Ajak Bo Tiong Hiap.
Cie Kiat mengiyakan sambil mengangguk.
Dengan cepat mereka juga melesat keluar dari kuil itu.
Begitu sampai diluar kuil, tampak dibawah sorotnya cahaya rembulan, berlari- lari dua sosok tubuh.
Sebentar-sebentar dua sosok tubuh itu berhenti berlari, dan mereka tampak bertempur dengan hebat.
Semakin lama kedua sosok tubuh yang sedang bertempur itu jadi semakin dekat.
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah berdiri berendeng dikejauhan mengawasi kedua sosok tubuh yang sedang bertempnr itu.
Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap telah menghampiri jago tua she Ma itu.
Mereka berdiri disitu.
Kedua sosok tubuh yang sedang bertempur dibawah cahaya rembulan itu semakin mendekat kearah Ma Thian Ie dan yang lain-lainnya.
Dan Ang Po Sian serta yang lainnya dapat melihat bahwa kedua sosok tubuh yang sedang bertempur itu ternyata adalah dua orang gadis! Usia kedua gadis itu mungkin baru delapan belas tahun.
Wajah mereka keduanya cantik sekali.
Tubuh mereka lemah gemulai waktu mereka bertempur, tetapi setiap serangan mereka itu mengandung tenaga yang kuat dan serangan yang benar-benar mematikan.
Ang Po Sian dan yang lainnya ketika melihat cara bertempur kedua gadis itu, mereka jadi kaget bukan main, sebab mereka bertempur dengan menggunakan ilmu silat yang luar biasa sekali.
Lagi pula keduanya bertempur dengan gesit sekali, yang menyebabkan mereka hanya merupakan dua sosok bayangan belaka.
Gadis yang seorangnya bersenjatakan sebilah golok pendek, tetapi gerakannya selalu cepat dan gesit, setiap serangannya akan membahayakan pihak lawannya.
Dan gadis yang seorangnya lagi bersenjatakan sebatang pedang ditangan kanannya, sedangkan ditangan kirinya telah mencekal sebatang Hud-tim, yang biasa dipakai oleh seorang Nie-kauw.
Kolektor E-Book
252 Biarpun Hud-tim itu dibuat dari bulu-bulu yang halus, namun karena berada ditangan seorang jago yang kosen seperti gadis itu, maka Hud-tim tersebut telah berobah menjadi sebatang senjata yang hebat sekali.
Bulu-bulu Hud-tim yang lemas dan lembut itu terkadang bisa jadi berobah keras dan kaku seperti baja, yang sekali dapat menghantam batu gunung menjadi hancur berantakan!! Gadis yang mencekal Hud-tim dan pedang ini, telah mengeluarkan serangan- serangan yang mematikan, dia melancarkan serangan-serangan yang benar-benar membuat gadis yang seorangnya jadi kelabakan sekali.
Gadis yang satunya, yang mengenakan gaun merah itu, yang mencekal sebatang golok pendek sebagai senjatanya, selalu terdesak mundur, dia main membela diri belaka, jarang sekali dia mempunyai kesempatan untuk membalas menyerang.
Sedangkan gadis yang seorangnya, yang mengenakan baju berwarna ungu, yang mencekal Hud-tim dan pedang sebagai senjatanya itu, telah merangsek terus dengan serangan-serangan yang luar biasa hebatnya.
"Hmmmm...... kuku garuda seperti kau harus mampus!"
Bentak gadis yang berpakaian serba ungu dan mencekal Hud-tim dan pedang itu sambil melancarkan terus serangan-serangannya yang membahayakan sekali.
"Tak boleh sebangsa kau kuku garuda dibiarkan hidup, bisa membahayakan kawan-kawan dirimba persilatan!!"
Gadis yang seorangnya lagi, yang mengenakan baju serba merah itu, yang bersenjatakan golok pendek, telah mendengus tertawa dingin.
"Kau adalah seorang yang tidak tahu diri!"
Bentaknya dengan suara yang dingin.
"Hmmm....... kalau memang orang-orangku mengetahui kau berada disekitar daerah ini, jangan harap kau bisa meloloskan diri lagi!!"
Dan sambil berkata begitu, gadis ini telah menggerakkan goloknya, dia menangkis keras sekali serangan Hud-tim lawannya.
Tetapi, begitu Hud-timnya kena ditangkis, gadis yang seorang ini telah membarengi menyerang dengan menggunakan pedangnya.
Dia menyerang kearah ulu hati si gadis bergaun merah.
Gadis ini sedang menangkis Hud-tim lawannya, maka dari itu dia tidak bisa menarik pulang goloknya.
Sedangkan serangan lawan telah hampir mengenai dadanya.
Dengan berani dan cepat sekali, gadis itu menggerakkan tangannya.
Dan........! "Tringg......!"
Terdengar nyaring sekali badan pedang gadis itu telah kena disentil oleh telunjuk gadis bergaun merah. Gadis bergaun ungu itu jadi mendongkol, dia bergusar dan penasaran sekali.
Kolektor E-Book
253
"Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara-saudara kami dirimba persilatan akan terbalas!"
Teriak gadis berbaju ungu itu dengan suara yang keras sekali.
Dan sambil berkata begitu, dia telah melancarkan serangan dari dua jurusan dengan cara yang serentak, Hud-timnya menyerang kearah kepala gadis bergaun merah itu, sedangkan pedangnya dipakai untuk menusuk paha gadis itu.
Hal tersebut membuat gadis bergaun merah ini jadi kewalahan, dia agak gugup.
Jelas dirinya terancam sekali.
Kalau memang dia memakai goloknya untuk menangkis serangan Hud-tim orang, berarti pahanya akan menerima tusukan pedang, lawannya.
"Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara- saudara kami dirimba persilatan akan terbalas!"
Teriak gadis berbaju ungu. Dan hal itu tidak diinginkan oleh si gadis bergaun merah. Dia telah menjejakkan kakinya akan melompat menjauhi lawannya lagi.
Kolektor E-Book
254 Tetapi kali ini gadis bergaun ungu itu tidak mau memberikan kesempatan kepada lawannya lagi.
Dia telah melompat juga sambil tetap menyerang dengan serentak dengan menggunakan kedua senjatanya itu.
Hati gadis bergaun merah itu jadi mencelos hatinya.
Karena disaat tubuhnya sedang terlambung begitu, sulit baginya untuk mengelakan kedua serangan lawannya.
Sekuat tenaga dia telah memutar goloknya.
"Trangg!"
Goloknya itu dapat menangkis pedang lawannya, tetapi Hud-tim yang dicekal tangan kiri gadis bergaun ungu itu telah meluncur terus akan menghajar kepalanya.
Kalau memang sampai kepalanya kena dihajar, dikebut oleh bulu Hud-tim yang telah berobah keras seperti baja karena disaluri tenaga Lwee-kang, tentu batok kepalanya itu akan hancur dan polonya akan berhamburan keluar! Gadis berpakaian gaun serba merah jadi mengeluarkan seruan kaget, karena mengetahui bahwa dirinya tidak akan mempunyai kesempatan untuk mengelakan serangan itu.
Dengan sekuat tenaganya, dia telah mengelakkan serangan itu.
Tetapi bulu-bulu Hud-tim tersebut tetap telah mengincer akan menghajar kepalanya.
Keadaan gadis ini jadi berada didalam keadaan yang membahayakan jiwanya.
Dia sampai mengeluh, dan gadis ini merasa bahwa kali ini jiwanya akan habis ditangan lawannya.
Tetapi disaat jiwa gadis bergaun merah itu terancam begitu, maka tampak sesosok bayangan telah melompati dengan cepat sekali.
"Lepas!!!!"
Bentak bayangan yang melompat itu dengan suara yang keras sekali.
Dan Hud-tim yang sedang menyambar kearah kepala gadis bergaun merah, jadi kena dirampas oleh bayangan tersebut.
Gadis bergaun ungu jadi terkejut sekali, dia mengeluarkan seruan kaget, tetapi sebagai seorang jago betina yang hebat, dengan cepat sekali pedangnya yang tercekal ditangan kanan telah melesat menyambar kearah sosok bayangan itu.
Terdengar suara tertawa tenang, dan tahu-tahu pedang gadis tersebut telah kena ditangkis oleh Hud-timnya yang kena direbut orang itu.
Kemudian sosok bayangan tersebut telah melompat menjauhi gadis bergaun ungu ini.
Begitu juga gadis bergaun merah telah melompat jauh sekali, berdiri dengan wajah yang agak pucat, sebab jiwanya seperti juga baru terlolos dari lobang djarum.
Semua orang mengawasi kearah orang yang telah menolong diri gadis bergaun merah dari kematian.
Ternyata itulah seorang anak muda berpakaian sebagai seorang pelajar.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book
255 Wajahnya cakap sekali, dan dia berdiri dengan tersenyum manis dan ditangannya tercekal Hud-timnya gadis berpakaian serba ungu.
Pemuda pelajar yang berpakaian baju serba putih itu adalah Lie Cie Kiat......! * * * GADIS yang berpakaian baju ungu itu mendongkol sekali Hud-timnya kena dirampas orang.
Dia mengawasi kearah Cie Kiat dengan mata mendelik.
Rupanya dia bergusar dan murka benar, tubuhnya sampai menggigil menahan perasaan murkanya itu.
Cie Kiat telah melangkah menghampiri gadis ini dengan bibir tersenyum.
Dia mengangsurkan Hud-tim si gadis dengan kedua tangannya.
Dia bermaksud mengembalikan.
"Maafkan nona, tadi aku telah begitu lancang mencampuri urusan kalian, karena aku tidak mau sampai terjadi perkara jiwa!"
Kata Cie Kiat dengan tenang sekali.
Mata gadis itu jadi tambah mendelik lebar, dengan suara yang bengis dia telah menusuk dengan pedangnya.
Melihat orang bukannya menyahuti, malah telah menyerang dirinya dengan, penuh kegusaran begitu, Cie Kiat masih tersenyum tenang.
"Sabar nona!"
Kata Cie Kiat dengan cepat.
"Jangan cepat marah, nanti lekas tua!! Nah, terimalah kembali Hud-timmu ini!!"
Sambil berkata begitu, Cie Kiat telah menggulung pedang si gadis yang sedang meluncur kearah dirinya itu dengan bulu Hud-tim, kemudian dia melemparkan Hud-tim itu, sehingga menjurus kepada kepala si gadis berpakaian serba ungu itu.
Si gadis terkejut sekali.
Dia sekali lagi mengeluarkan seruan kaget.
Karena sedikitpun tadinya dia tidak menduga bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian yang begitu luar biasa.
Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan MaThian Ie juga jadi mengeluarkan seruan kaget.
Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian yang begitu tinggi dan kosen sekali.
Dengan sendirinya mereka jadi kagum sekali, mereka juga merasakan, bahwa diri mereka kalau bertempur dengan Cie Kiat, belum tentu mereka akan dapat merubuhkan anak muda tersebut, yang tadinya mereka anggap sebagai seorang anak muda yang masih hijau!
Kolektor E-Book
256 Sedangkan perempuan yang mengenakan baju serba ungu itu telah cepat-cepat mengulurkan tangannya menyanggapi Hud-timnya. Setelah itu, ia berdiri dengan mata mendelik kepada Cie Kiat.
"Siapa kau?"
Bentaknya dengan suara yang bengis sekali.
"Apakah kau juga kuku garuda seperti dia itu?!"
Si gadis menunjuk kepada gadis berpakaian serba merah, yang dimaksud dengan perkataan dia, dia maksudkan adalah gadis yang bergaun merah itu.
Sedangkan arti dari kata-kata kuku garuda itu adalah mata-mata pemerintah.
Cie Kiat tertawa.
Dia merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis bergaun ungu itu.
"Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat!"
Kata Cie Kiat dengan suara yang tenang.
"Dan Hak-seng dengan Jie-wie Kouw-nio tidak kenal mengenal, tadi Hak- seng turut campur persoalan Jie-wie Kouw-nio hanyalah disebabkan Hak-seng takut akan terjadi perkara jiwa! Maafkanlah atas kelancangan Hak-seng!"
Dan kembali Cie Kiat memberi hormat kepada gadis itu lagi.
Cie Kiat membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, suatu perkataan merendah, yang artinya aku si murid, dan juga dia membahasakan kedua gadis itu dengan sebutan Jie-wie Kouw-nio yang artinya nona berdua.
Muka gadis berpakainn serba ungu itu tetap masih mendelik, mukanya merah padam.
"Orang she Lie!"
Bentak gadis itu dengan suara yang bengis.
"Dengan kau membelai diri dia itu, maka sama saja kau juga membela seorang kuku garuda yang telah membawa mala petaka yang besar sekali bagi kita orang-orang didalam rimba persilatan! Hmm... aku Ong Sun Lan, tidak akan membiarkan kau hidup terus, kalau memang nanti terbukti kau juga seorang kuku garuda! Kawanan orang-orang gagah akan membasmi kalian!"
Dan setelah berkata begitu, dia melirik kepada Ang Po Sian, kemudian dia telah membalikkan tubuhnya, dengan beberapa kali enjotan tubuhnya telah lenyap.
"Tunggu dulu nona!"
Panggil Cie Kiat seperti mau mengejarnya.
Tetapi sudah terlambat.
Gadis itu sudah lenyap.
Dengan sendirinya, Cie Kiat jadi membatalkan maksudnya itu untuk mengejar gadis yang mengaku bernama Ong Sun Lan itu.
Dia telah menoleh menghampiri gadis yang bergaun merah yang masih berdiri ditempatnya.
Dengan merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis itu, Cie Kiat telah bertanya .
"Bolehkah Hak-seng mengetahui mengapa Kouw-nio dengan nona tadi bertempur?"
Kolektor E-Book
257 Gadis bergaun merah itu mengerutkan alisnya.
"Persoalan ini tidak dapat diketahui orang lain, karena soal ini adalah soal intern dari kami!"
Menyahuti gadis tersebut dengan suara yang agak ketus.
"Kalau memang kau merasa pernah melepas budi kepadaku, maka budimu itu akan kubalas nanti!"
Mendengar perkataan gadis tersebut, Cie Kiat jadi gelagapan.
"Ini... oh, kau salah paham...... ini......"
Katanya gugup. Gadis itu tertawa tawar.
"Aku Lan Mie Coe tidak akan melupakan budi orang!"
Katanya tawar.
"Jangan takut nanti budi yang pernah kau lepaskan untukku ini akan kubalas! Dendam darah akan ditagih darah, menerima budi harus dibayar dengan budi! Nah, selamat tinggal!"
Setelah berkata begitu, gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe telah menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat dengan cepat sekali.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali dia telah lenyap dari pandangan orang banyak.
Tadi sebelum pergi, Lan Mie Coe telah melirik dulu kepada Bo Tiong Hiap, pemuda pengemis tersebut, dan Bo Tiong Hiap serasa kenal dengan pancaran mata Lan Mie Coe.
Tetapi Bo Tiong Hiap lupa, entah dimana dia pernah bertemu dengan pandangan mata seperti itu.
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah menghampiri Cie Kiat, yang kala itu sedang berdiri terpaku karena memikirkan sikap aneh dari Lan Mie Coe.
Diri gadis itu seperti juga diselubungi oleh berbagai macam rahasia.
Ang Po Sian telah menepuk pundak Cie Kiat.
"Hebat kau, Kong-cu!"
Kata Ang Po Sian memuji Cie Kiat, sehingga terpaksa Cie Kiat mengeluarkan kata-kata merendah.
"Aku tidak menduga sebelumnya bahwa kepandaianmu begitu tinggi dan sempurna sekali! Tadi saja kami masih tidak keburu untuk memberikan pertolongan kepada gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe, tetapi kau telah berhasil menolongnya! Hal ini telah menunjukkan kepandaian Gin- kangmu berada disebelah atas dari kami berdua."
Cie Kiat buru-buru mengeluarkan kata-kata merendah lagi. Ma Thian Ie juga memuji anak muda she Lie ini, dia menanyakan siapakah guru Cie Kiat. Cie Kiat cepat-cepat memberi hormat kepada Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
"Maafkanlah Jie-wie Loo-cianpwee!"
Kata Cie Kiat cepat sekali.
"Bukannya Boanpwee tidak mau memberitahukan siapa guru Boanpwee, namun Boanpwee, memang benar-benar mempunyai suatu kesulitan, sehingga maafkanlah Boanpwee tidak bisa menyebutkan nama guru Boanpwee!"
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie tidak menjadi tersinggung. Mereka seperti juga mengerti, bahwa di diri anak muda she Lie ini tentu terdapat suatu rahasia yang hebat, suatu kejadian benar-benar luar biasa, yang membuat anak
Kolektor E-Book
258 muda she Lie tersebut jadi tidak bisa menyebutkan nama gurunya dan tidak bisa menerangkan asal usulnya.
Ang Po Sian dai Mi Thian Ie tidak mendesak lagi.
Mereka hanya segera juga mengalihkan pembicaraan membicarakan berbagai ilmu silat dari berbagai pintu perguruan.
Malah Cie Kiat sendiri, biarpun dia menyadari bahwa kepandaiaanya berada disebelah atas dari kedua jago tua itu, toh tetap saja dia masih banyak bertanya, sehingga sikapnya itu benar-benar menyenangi hati Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
"Lie Kong-cu!"
Ang Po Sian pada suatu kali, sambil tertawa.
"Aku kagum sekali kepadamu, selain kepandaianmu sangat tinggi, pun budi pekertimu luhur sekali, sehingga mau aku menjadi sahabatmu! Terlepas dari tingkatan aku tua dan kau muda, maka mau aku memberikan sebuah hadiah kepadamu, hadiah yang tidak berharga, entah kau mau menerimanya atau tidak........?!"
Cie Kiat jadi terkejut.
"Mana berani Boanpwee jadi mempunyai pikiran begitu dan tidak berani Boanpwee merepotkan Loo-cianpwee!"
Kata Cie Kiat dengan cepat. Mendengar perkataan si anak muda she Lie ini, Ang Po Sian telah berkata memotong perkataan Cie Kiat .
"Dengar Lie Kong-cu, kalau memang kau menolak pemberianku yang tidak ada harganya ini, maka aku akan marah kau tidak mau mengenalmu lagi!"
Melihat orang bersungguh-sungguh, maka Cie Kiat juga tidak berani menolaknya lagi.
Dia juga jadi berpikir, orang tua berpakaian seperti pengemis ini entah mau menghadiahkan dirinya benda macam apa.....
Cie Kiat jadi mengawasi saja.
Sedangkan Ang Po Sian telah merogoh sakunya.
Ketika dia menarik keluar tangannya, maka ditangannya itu telah tercekal sebatang Leng, semacam lencana.
Melihat ini, Bo Tiong Hiap jadi terkejut sekali, dia dengan cepat telah berlutut dengan menekuk kedua kakinya dan menganggukkan kepalanya berulang kali.
Melihat kelakuan Bo Tiong Hiap, Cie Kiat jadi heran.
Hanya Ma Thian Ie yang berdiri tenang-tenang saja, dia hanya tersenyum simpul.
Sebab Ma Thian Ie lelah mengetahui benda macam apa yang dikeluarkan oleh Ang Po Sian ini.
Sedangkan Ang Po Sian telah mengangsurkan benda itu kepada Cie Kiat.
"Terimalah Leng ini!"
Kata Ang Po Sian dengan suara yang berobah keren dan mukanya berwibawa sekali.
"Leng ini adalah tanda kebesaran, dimana didalam perkumpulan Kay-pang hanya terdapat tiga. Leng yang satu, berwarna hijau, dipegang oleh Pang-cu, Leng kedua yang berwarna kuning emas adalah yang sekarang berada ditanganku, dan Leng yang ketiga yang berwarna hitam besi, dipegang oleh Toa Tiang-lo. Siapa saja yang memegang salah satu Leng diantara ketiga Leng tersebut, maka berarti seluruh anggota Kay-pang dari ketua cabang
Kolektor E-Book
259 sampai keseluruh anggota lainnya musti mendengarkan perintahnya, dan mematuhkannya! Biarpun perintah yang dikeluarkan itu memerintahkan anggota Kay-pang harus menyeburkan diri didalam minyak panas, perintah itu harus dipatuhi!!"
Mendengar perkataan Ang Po Sian dan mengetahui akan kehebatan benda yang akan dihadiahkan kepada dirinya, Cie Kiat jadi kaget. Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya memberi hormat kepada Ang Po Sian.
"Ang Loo-cianpwee...... Boanpwee memang seorang manusia yang tidak bisa membalas budi, maka Boanpwee tidak berani menerima pemberian yang begitu berharga dari Loo-cianpwee! Mana berani Boanpwee mempunyjai pikiran yang bukan-bukan terhadap partai Kay-pang yang besar dan mempunyai jago-jago yang gagah-gagah?"
Mendengar perkataan Cie Kiat, wajah Ang Po Sian jadi berobah.
"Jadi kau tidak mau menerima pemberianku ini ? "
Tegur Ang Po Sian dengan suara yang berobah tawar.
Kembali Cie Kiat jadi kaget.
Harus diketahui, dulu didalam rimba persilatan dan didalam sungai telaga, kalau memang ada seorang sahabat yang memberikan barang hadiah kepada seseorang, dan orang itu telah menampik pemberian itu, mungkin hubungan persahabatan mereka akan pecah, dan juga akan hancur......
dengan sendirinya mungkin pula mereka akan menjadi dua orang musuh! Maka dari itu, Cie Kiat jadi teringat akan pantangan tersebut.
Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya.
"Boanpwee bukannya tidak mau menerima pemberian Loo-cianpwee, hanya saja barang yang dihadiahkan oleh Loo-cianpwee terlampau berharga dan juga terlalu langka, maka dari itu, Boanpwee jadi tidak berani menerimanya!!"
Kata Cie Kiat dengan suara yang ragu-ragu. Wajah Ang Po Sian telah berobah pulih kembali. Dia menghela napas.
"Lie Kong-cu! Terimalah Leng ini dan jagalah baik-baik!!"
Kata Ang Po Sian akhirnya tanpa memperdulikan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Cie Kiat.
"Kalau memang suatu waktu nanti kau menghadapi kesulitan, maka dengan hanya menunjukkan Leng ini, kepada salah seorang anggota Kay-pang, kau bisa meminta bantuan apa saja kepada Kay-pang!!"
Setelah bersangsi sesaat lamanya, apa lagi Ang Po Sian telah mengangsurkan Leng itu, terpaksa Cie Kiat tidak berani menampiknya.
Dia menerimanya.
Dan Cie Kiat menyatakan rasa terima kasihnya yang besar sekali.
Dengan sendirinya, dia jadi terharu atas kebaikan hati Ang Po Sian, orang tertua didalam perkumpulan Kay-pang, pengemis.
Kolektor E-Book
260 Bo Tiong Hiap masih berlutut tidak berani berdiri. Ang Po Sian telah menoleh kepada Bo Tiong Hiap.
"Hiap-jie, bangunlah!!"
Kata Ang Po Sian.
Barulah Bo Tiong Hiap berani bangun, karena memang didalam Kay-pang telah ada peraturan, kalau melihat salah sebuah Leng diantara ketiga Leng itu, harus dihormati lebih dari penghormatan yang diberikan untuk Pang-cu mereka, sebab kedisiplinan anggoia dari Kay-pang terletak pada ketiga Leng tersebut.
Ma Thian Ie telah memberikan kata-kata selamat kepada Cie Kiat.
Cie Kiat mengucapkan terima kasih.
Setelah itu, barulah mereka pergi tidur...! MALAM ITU angin bertiup agak keras, pohon-pohon yang tertiup angin itu menimbulkan suara yang agak menyeramkan, karena daun-daun dari pepohonan tersebut bergoyang dan menimbulkan suara yang berkeresekan tertiup angin.
Disekitar kelenteng dimana Cie Kiat dan yang lainnya sedang tertidur nyenyak, tampak sunyi sekali.
Yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang sedang bernyanyi.
Tetapi diantara kesunyian itu, tampak sesosok bayangan yang telah berkelebat didekat kelenteng tersebut.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cie Kiat, Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie adalah jago-jago yang mempunyai kepandaian yang tinggi luar biasa.
Jangankan suara langkah kaki manusia, sedangkan suara jatuhnya sehelai daun saja, mereka pasti akan mendengarnya dengan jelas dan bisa membangunkan mereka dari tidurnya! Maka dari itu, kedatangan sosok bayangan yang datang mendekati kelenteng tersebut, biarpun orang ini tampaknya mempunyai Gin-kang, ilmu entengi tubuh, yang tinggi sekali, toh tetap saja mereka dapat mengetahui kedatangan orang tersebut.
Dengan cepat mereka semuanya telah melompat bangun dari tidur mereka.
Cie Kiat telah melekatkan jari telunjuknya dekat bibirnya, memberi tanda agar kawan-kawannya itu tidak mengeluarkan suara.
Kemudian dengan berindap-indap Cie Kiat telah melangkah keluar.
Kolektor E-Book
261 Tindakannya anak muda she Lie ini sangat ringan sekali, sehingga suara langkah kakinya seperti juga tidak terdengar.
Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie jadi mengawasi saja.
Mereka melihat, betapa Cie Kiat dengan ringan sekali telah melompat kedekat pintu ruangan tengah dari kelenteng tersebut, ruangan sembahyang, kemudian anak muda she Lie ini telah berjongkok untuk bersembunyi disitu.
Cie Kiat memasang mata kearah luar dari ruangan itu.
Tampak sesosok bayangan tengah mendekati ruangan itu dengan berindap- indap.
Cie Kiat memasang mata terus.
Ketika orang ini hampir datang dekat, Cie Kiat telah melompat keluar menampakkan dirinya.
Orang itu jadi terkejut sekali waktu tahu-tahu didepannya muncul Cie Kiat.
Dia mengeluarkau seruan kaget.
Kemudian orang tersebut telah memutar tubuhnya, tanpa membuang waktu lagi dia melarikan diri.
Sikapnya benar-benar sangat mencurigakan sekali.
Cie Kiat mana mau melepaskan orang tersebut begitu saja.
Dia telah melompat untuk mengejarnya.
Tetapi orang itu mempunyai kepandaian Gin-kang yang sangat tinggi sekali, sehingga tidak mudah bagi Cie Kiat untuk menyandak orang tersebut.
Cie Kiat berseru .
"Tahan.....! Berhenti!Aku ingin bicara sebentar denganmu!!"
Tetapi orang itu tidak menghentikan larinya, dia malah telah mempercepatkan langkah kakinya, dia lari sekuat tenaganya.
Dengan sendirinya Cie Kiat jadi mengempos semangatnya dan dia mengejar terus.
Orang itu telah berlari keluar dari kelenteng tersebut, dia telah berlari dengan cepat kearah selatan.
Cie Kiat penasaran sekali.
Sebab biasanya dengan hanya beberapa kali lompatan saja, dia telah dapat menyandak lawannya.
Namun orang tersebut ternyata mempunyai Gin-kang yang benar-benar luar biasa tingginya, maka dari itu, Cie Kiat jadi penasaran sekali, sebab jarak mereka masih terpisah agak jauh.
Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie, ketika melihat Cie Kiat mengejar orang itu, telah cepat-cepat melompat keluar dari kelenteng tersebut untuk ikut mengejar.
Kolektor E-Book
262 Namun, begitu mereka sampai diluar, mereka tidak melihat lagi bayangan Cie Kiat atau orang yang sedang dikejar oleh anak mada she Lie tersebut. Ang Po Sian, Ma Thian Ie jadi menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Betapa tingginya Gin-kang Lie Kong-cu!"
Memuji Ma Thian Ie dengan kagum.
"Siapakah orang yang tengah dikejarnya itu, yang bisa meloloskan diri dari sergapan Lie Kong-cu?"
Bo Tiong Hiap juga sangat kagum sekali melihat keliehayan Cie Kiat.
"Lebih baik kita menantikan Lie Kong-cu dikelenteng ini, nanti juga dia akan kembali lagi dengan membawa tawanannya itu!!"
Kata Ma Thian Ie memberikan saran.
Bo Tiong Hiap dan Ang Po Sian menyetujuinya.
Mereka masuk kedalam kelenteng lagi untuk menantikan kembalinya Cie Kiat.
Sedangkan Cie Kiat telah mengejar terus orang yang mencurigakan itu.
Dia telah mengerahkan tenaga dalamnya, telah mengempos semangatnya untuk dapat menyandak orang itu yang mempunyai Gin-kang sangat tinggi.
Tetapi rupanya orang yang dikejar oleh Cie Kiat juga mengetahui bahwa dirinya sedang dikejar oleh Cie Kiat, maka dari itu, dengan sendirinya dia jadi menambah tenaga larinya, dia telah mengempos semangatnya untuk berlari lebih keras.
Sedangkan didalam hati orang itu diapun terkejut sekali.
Biasanya jarang ada orang yang bisa menandingi Gin-kangnya, tetapi sekarang Cie Kiat malah dapat mengejar terus membayangi dirinya.
Yang lebih hebat lagi, jarak antara dirinya dengan Cie Kiat jadi semakin dekat.
Hal ini membuat orang itu jadi gugup bukan main.
Dia sampai penasaran sekali dan mengerahkan Gin-kangnya untuk berlari lebih keras.
Namun tidak berhasil, Cie Kiat tetap menjadi bayang-bayang bagi dirinya.
Dia tidak berhasil mengelakkan dirinya dari kejaran Cie Kiat.
Cie Kiat sendiri jadi heran, mengapa dia tidak berhasil mengejar orang itu.
Hal ini menandakan betapa hebatnya kepandaian Gin-kang orang yang sedang dikejarnya.
Semakin lama mereka berlari jadi semakin jauh juga.
Sedangkan orang itu masih berlari terus dengan cepat sekali.
Cie Kiat sendiri saking penasaran, dia jadi tidak mau melepaskan orang buruannya tersebut.
Dia masih mengejar terus.
Malah anak muda she Lie ini telah mengempos semangatnya, dia telah mengejar terus dengan sekuat tenaganya, dan tubuh Cie Kiat bagaikan melesat pesat seperti juga melesatnya sebatang anak panah!
Kolektor E-Book
263 Orang itu masih berlari terus.
Semakin lama mereka semakin jauh, mereka telah berlari sejauh kurang lebih belasan lie.! Tiba-tiba Cie Kiat melihat, dibagian depan tampak sebuah bangunan rurnah.
Orang itu berlari teras menuju kearah rumah tersebut.
Cie Kiat jadi berpikir, apakah orang ini ingin memanggil kawan-kawannya yang bersembunyi didalam rumah tersebut? Tetapi sebagai seorang anak muda yang pemberani, maka dari itu, Cie Kiat tidak menjadi takut.
Dia malah mengejarnya terus.
Malah Cie Kiat telah mengempos semangatnya sekuat tenaganya, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat kearah samping, dan tubuhnya itu berpoksay ditengah udara.
Sedang berpoksay ditengah udara, maka Cie Kiat juga telah mencabut pedangnya.
Disaat tubuhnya ini meluncur turun, maka tubuhnya itu turun tepat didepan orang yang dikejarnya.
Orang itu terkejut sekali.
Dia mendesak dan akan memutar tubuhnya untuk berlari kearah lainnya.
Tetapi Cie Kiat telah bekerja cepat sekali, tangannya telah bergerak.
Pedangnya itu telah ditandalkan pada leher orang itu.
"Jangan kau bergerak!"
Bentak Cie Kiat dengan suara yang keren.
Pedangnya itu juga ditekankan sedikit.
Orang itu jadi kaget sekali, dia sampai berdiri mengejang.
Sedikitpun orang itu tidak menyangka bahwa Cie Kiat dapat bekerja begitu cepat.
Dia jadi mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis.
Namun biarpun dia bergusar dan murka benar, toh tetap saja dia tidak berani bergerak.
Karena ujung pedang Cie Kiat telah ditandalkan pada lehernya, dengan sendirinya kalau memang dia berkeras bergerak juga dan Cie Kiat menekankan pedangnya, berarti lehernya itu akan menjadi korban tusukan pedang Cie Kiat.
Cie Kiat mengawasi orang yang didepannya ini, yang menjadi tawanannya.
Ternyata orang tersebut adalah seorang lelaki tua yang bertubuh kurus tinggi.
Wajahnya yang pucat kurus itu, bengis sekali mengawasi Cie Kiat, rupanya dia bergusar sekali.
Kolektor E-Book
264
"Kau...... kau....... mau apa kau mengikuti diriku?"
Bentak lelaki tua kurus ini dengan suara yang agak gemetar disebabkan perasaan gusarnya. Pada saat itu mereka berada dimuka rumah tersebut. Mereka berada dipekarangan muka rumah ini. Cie Kiat tersenyum tawar mendengar pertanyaan orang itu.
"Kau masih bertanya mengapa aku mengikuti dirimu, heh ?"
Tanya Cie Kiat dengan suara yang dingin.
"Apakah aku juga tak boleh bertanya, mengapa kau mengintai dikelenteng tempat kami bermalam?"
Mendengar pertanyaan Cie Kiat, wajah orang itu jadi berobah.
"Kau...... kau......"
Suaranya tergugu. Cie Kiat tertawa dingin lagi. Tahu-tahu Cie Kiat memperlihatkan wajah yang keren sekali.
"Jawab! Apa maksudmu mengintai kami dikelenteng itu tadi?!"
Bentak Cie Kiat dengan suara yang tegas. Wajah lelaki tua itu jadi berobah.
"Ini.... oh, kau bocah kurang ajar!!"
Kata lelaki tua tersebut dengan gusar. Tetapi belum lagi dia menggerakkan tubuhnya, pedang Cie Kiat telah bergerak tertekan lebih dalam lagi, sehingga menimbulkan perasaan sakit, yang membuat orang itu jadi tidak berani bergerak terus.
"Sekali saja kau bergerak, maka berarti kau mencari kematianmu!!"
Kata Cie Kiat dengan suara yang mengancam.
"Jawab pertanyaanku, sebetulnya apa maksudmu mengintai kami?"
Orang tua itu mengerutkan alisnya, matanya memancarkan cahaya bengis.
Rupanya dia murka sekali.
Namun perasaan murkanya itu tidak berani diumbar, karena dia mengetahui dan menyadari kalau memang dia mengumbar hawa amarahnya, berarti dia akan menemui kebinasaannya, tentunya pedang Cie Kiat yang telah menempel pada kulit lehernya itu akan bekerja dengan cepat sekali menabas dan memisahkan kepalanya dari tubuhnya! Maka dari itu, lelaki tua tersebut tidak berani berlaku semberono.
Sedang lelaki tua tersebut belum menyahuti pertanyaan Cie Kiat, tiba-tiba daun pintu terbuka.
Dari dalam tampak keluar seorang gadis belasan tahun yang mempunyai potongan tubuh sangat cantik.
Begitu keluar, si gadis melihat keadaan si kakek, dia jadi kaget sekali, sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Kolektor E-Book
265 Rupanya si gadis kaget sekali melihat si kakek sedang terancam lehernya oleh ujung pedangnya pelajar tersebut.
Cie Kiat juga telah melihat gadis itu.
Dia masih menandalkan ujung pedangnya tersebut dileher lelaki tua itu.
Sedangkan si lelaki tua itu, telah berdiri dengan penuh kegusaran.
Tetapi dia bergusar untuk tidak berdaya, karena ujung pedang Cie Kiat tetap menempel pada lehernya.
Cie Kiat telah menatap lelaki tua tersebut dengan tatapan mata yang tajam.
"Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?"
Bentak Cie Kiat dengan suara yang tegas.
"Kalau memang kau tidak mau menyebutkan maksudmu itu, akan kutusukkan pedang ini kelehermu!"
Lelaki tua itu, si kakek jadi mendongkol sekali, dia bergusar benar, karena dia benar-benar berada dibawah ancaman pedang si pemuda she Lie tersebut.
"Kalau memang kau mau bunuh, bunuhlah! Aku tidak takut mampus!"
Kata si kakek dengan mendongkol sekali. Cie Kiat telah tertawa tawar.
"Hmm...... membunuhmu?!"
Tanyanya dengan suara yang tawar.
"Kukira tidak semudah itu! Kalau memang kau tidak mau bicara, maka aku akan membuat kau menjadi tempat goresan dari pedangku sehingga wajahmu akan rusak sekali oleh cacahan pedangku!"
Mendengar perkataan Cie Kiat, si orang tua itu tertawa dingin dengan suara mendengus.
"Hmm..... aku tidak menyangka dari semula bahwa orang seperti kau ini bisa melakukan ketelengasan! Lakukanlah kalau memang kau mau mencacah mukaku, tetapi kau harus ingat begitu aku bisa terlolos dari kematian pada hari ini, maka akan kucari dirimu biarpun kau melarikan diri keujung bumi!"
Bengis sekali kata-kata lelaki tua tersebut, dia juga berkata-kata dengan mata mendelik bengis. Cie Kiat tertawa tawar waktu dia melihat sikap si kakek.
"Hmmm... kau bermaksud akan membalas dendam? Sedangkan kenal saja belum! Sekarang cepat kau jawab!!"
Bentak Cie Kiat yang berkata-kata dengan suar a yang semakin lama jadi semakin meninggi.
"Kau mengintai kami beberapa saat yang lalu, sebetulnya apa maksudmu? Apakah kau memang ingin melakukan sesuatu yang tidak baik, heh?"
Si kakek mendelik kepada Cie Kiat lagi. Baru saja dia mau berkata-kata, si gadis yang baru keluar dari dalam rumah telah menegur .
"Thia... kenapa kau...?"
Kolektor E-Book
266
"Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?"
Bentak Cie Kiat. Thia berarti ayah. Cie Kiat tertawa dingin.
"Nona... kalau memang ayahmu ini terus juga membandel menutup mulut tidak mau mengakui apa yang dilakukannya, tentu dia akan kukirim ke nerakal!"
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata Cie Kiat dengan suara yang tawar. Perkataan Cie Kiat membuat si gadis jadi memandang dengan penuh kekuatiran.
"Oh...... ini......"
Katanya dengan suara yang tergugu.
Sedangkan si kakek jadi menggigil tubuhnya saking murkanya.
Tahu-tahu, kakek tersebut telah mengibaskan lengan jubahnya, dan dia melihat tubuh pedang itu, sambil mengibaskan lengan jubahnya dia juga telah menggeser kepalanya, yang dimiringkan, dan kakek tersebut mengeluarkan suara bentakan .
"Lepas......!!"
Kolektor E-Book
267 Pedang Cie Kiat mau dirampasnya......!! Nekad sekali tampaknya kakek ini.
* * * CIE KIAT juga tidak menduga bahwa kakek ini bisa berlaku begitu nekad.
Sebetulnya kalau memang Cie Kiat mau menekan kearah muka sedikit, tentu dengan sendirinya leher si kakek akan tertusuk oleh pedangnya.
Berati si kakek akan menemui kebinasaannya! Tetapi Cie Kiat tidak tega untuk melakukan hal begitu, dia masih membiarkan pedangnya itu terlibat oleh lengan jubah si kakek, dia membiarkan kakek itu membetot pedangnya ingin merampasnya.
Tetapi begitu si kakek hampir berhasil merampas pedang Cie Kiat, anak muda she Lie ini telah mengedutnya, keras sekali, terdengar suara breeett yang keras, kemudian tampak lengan jubah kakek itu pecah terpotong oleh pedang Cie Kiat.
Si gadis yang melihat hal ini jadi terkejut sekali.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Dengan cepat dia melompat menerjang kearah Cie Kiat, dia menyerang dengan menggunakan kedua tangannya, yang sekaligus menyerang Cie Kiat dari dua jurusan.
Ternyata anak gadis ini mempunyai kepandaian silat yang tinggi sekali.
Gerakannya juga gesit luar biasa.
Cie Kiat jadi heran.
Tetapi anak muda she Lie ini tidak bisa berpikir terlalu lama, karena dia harus cepat-cepat mengelakkan serangan-serangan dari si gadis.
Menggunakan kesempatan itu, kakek tua tersebut telah melompat mundur.
Dia menjauhi Cie Kiat.
Setelah melihat kakek itu, ayahnya si gadis, terlolos dari tangan Cie Kiat, gadis itu telah melompat niundur juga.
Cie Kiat sengaja membiarkan gadis mengundurkan diri, karena dia memang tidak ingin mempersulit gadis ini.
Sedangkan si gadis telah mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang tajam sekali.
Cie Kiat merasakan tatapan mata si gadis seperti juga dia pernah melihatnya, tetapi Cie Kiat tidak mengingatnya, entah dimana.
Si kakek telah membentak dengan suara yang keras bengis .
"Bocah, hari ini kau telah merobohkan diriku dengan cara yang sangat memalukan sekali, tetapi ingat,
Kolektor E-Book
268 suatu waktu aku akan mencarimu guna melakukan pembalasan dari hinaan hari ini! Berhubung sekarang aku mempunyai urusan yang sangat penting sekali, maka aku tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!"
Dan setelah berkata begitu, si kakek telah memutar tubuhnya, dia mencelat dan berlalu dengan cepat sekali.
Kakek ini memang mempunyai Gin-kang yang sempurna sekali, dia telah berlalu dan lenyap dari pandangan mata Cie Kiat.
Sedangkan si gadis, yang tadi memanggil kekek itu dengan sebutan Thia, yang artinya ayah, tidak segera pergi.
Dia telah merangkapkan kedua tangannya dan tahu-tahu dia telah memberi hormat kepada Cie Kiat.
Hal ini membuat Cie Kiat jadi kaget berbareng gugup, dia tidak mengerti, mengapa si gadis bisa memberi hormat kepada dirinya.
Dengan sendirinya, cepat-cepat dia merangkapkan tangannya jagu mambalas pemberian hormat dari si gadis.
"Kong-cu...... sekali lagi kuucapkan terima kasihku tadi telah memberikan pertolongan kepadaku dari kejaran Ong Sun Lan......!"
Dan setelah berkata begitu, si gadis telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Cie Kiat sebanyak tiga kali.
Hal ini membuat Cie Kiat jadi repot.
Dia terpaksa membalas penghormatan orang.
Cie Kiat juga segera teringat bahwa gadis ini adalah yang semalam dibantunya, yang mengaku bernama Lan Mie Coe.
Setelah memberi penghormatan kepada Cie Kiat, si gadis menatap anak muda she Lie ini dengan tatapan mata yang tajam.
"Bolehkah Siauw-moy mengetahui nama dan she Kong-cu yang mulia?"
Tanyanya. Suara si gadis merdu sekali, karena dia berkata-kata dengan suaranya yang perlahan, tidak mengandung kekerasan. Cie Kiat cepat-cepat memberitahukan namanya.
"Aku...... aku heran sekali melihat ayahmu itu berindap-indap, mendekati kelenteng tempat kami berteduh, maka dari itu, aku telah mengejarnya! Tak tahunya dia adalah ayahmu! Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud ayahmu dengan mengintai kami begitu?"
Mendengar pertanyaan dari Cie Kiat, gadis yang bernama Lan Mie Coe telah tertawa.
"Ya! Ya, memang semuanya ini aku yang salah sehingga terjadi salah paham diantara ayahku dengan dirimu, Lie Kong-cu!"
Kata si gadis dengan suara yang merdu, disertai oleh suara tertawanya.
"Tadi aku telah menceritakan kepada ayahku, bahwa aku telah ditolong oleh seorang pemuda disaat jiwaku terancam bahaya kematian ditangan Ong Sun Lan. Mungkin ayahku bermaksud mencarimu guna menyatakan terima kasihnya juga?!"
Kolektor E-Book
269 Cie Kiat menghela napas sambil memasukkan pedangnya kedalam serangka. Dia telah tertawa.
"Ya, mungkin juga begitu!"
Menyahuti Cie Kiat cepat.
"Hanya yang membuatku masih heran, mengapa begitu dia berjumpa dengan diriku, ayahmu itu telah melarikan diri dengan gerakannya yang gesit sekali, sehingga membuat aku jadi payah mengejarnya."
Gadis itu, Lan Mie Coe, mengerutkan alisnya, dia menghela napas.
"Kami mempunyai suatu kesulitan yang sukar untuk dijelaskan!!"
Kata Mie Coe dengan perlahan. Dia juga berkata-kata dengan kepala tertunduk.
"Maka dari itu kami minta agar kau mau memaklumi saja!!"
Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat jadi tambah heran.
Dia tidak mengerti, ada rahasia apa yang terkandung didalam diri gadis ini dan ayahnya.
Tetapi yang jelas memang kalau dilihat dari wajahnya, pada diri Mie Coe terdapat tabir rahasia yang sukar untuk dipecahkan.
Tetapi baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara seruling, yang terdengar sebentar jauh dan sebentar lagi terdengar dekat sekali.
Hal itu menunjukkan bahwa orang yang sedang meniup seruling tersebut tentunya mempunyai tenaga Lwee-kang yang kuat sekali, sebab dia bisa meniup seruling dengan suara yang melengking tinggi.
Wajah Lan Mie Coe jadi berobah pucat, entah kenapa tubuhnya agak menggigil.
"Si Iblis......!!"
Katanya dengan suara gemetar. Cie Kiat jadi heran melihat sikap dan kelakuan si gadis.
"Kenapa?"
Tanya Cie Kiat.
"Si Iblis!"
Mengikuti Mie Coe.
"Ah, dia datang...... Iblis itu mengapa bisa berada didaerah ini?"
Dan setelah berkata begitu, dengan gadis itu menoleh kepada Cie Kiat, dia berkata sambil melompat masuk kedalam rumah .
"Mari kau ikut aku!"
Cie Kiat sangat heran sekali melihat kelakuan si gadis.
Tetapi dia tidak banyak bertanya.
Dia telah melompat masuk kedalam rumah.
Cie Kiat melihat bahwa ruangan tersebut penuh oleh tumpukan padi, dan disebuah meja, disudut ruangan tersebut, terdapat penggilingan padi yang terbuat dari batu.
Disamping ruangan itu, disudut kanan dari ruangan tersebut, tampak sebuah lukisan yang agak besar, dimana terlukis seorang lelaki tua.
Kalau diperhatikan potongan wajahnya, maka lelaki tua didalam lukisan itu adalah lelaki tua yang dikejar oleh Cie Kiat beberapa saat yang lalu, yang menurut keterangan si gadis adalah ayahnya.
Kolektor E-Book
270 Sedang Cie Kiat berpikir begitu dan agak heran, si gadis telah menutup daun pintu.
Sikap si gadis ketakutan sekali, tangannya yang dipakai untuk menutup daun pintu, agak gemetar.
Hal ini benar-benar membuat Cie Kiat jadi heran sekali.
Dia sampai memandangi terus kearah Lan Mie Coe.
Sedangkan suara seruling terdengar semakin dekat.
Wajah si gadis jadi berobah semakin hebat.
Mie Coe telah menghampiri Cie Kiat.
"Iblis ini telengas dan kejam luar biasa, dia selalu membunuh orang dengan membabi buta!!"
Menerangkan si gadis.
"Maka dari itu, kita akan repot kalau memang terlihat oleh dia! Kepandaian si Iblis luar biasa tingginya!!"
Mendengar perkataan si gadis, yang memperlihatkan mimik yang jeri kepada si Iblis, Cie Kiat jadi tambah heran.
Kalau menurut anggapan Cie Kiat, maka kepandaian si gadis sebetulnya tidak rendah, karena tadi waktu dia menyerang Cie Kiat guna membantui ayahnya, Cie Kiat memperoleh kesan bahwa kepandaian si gadis cukup tinggi.
Namun, sekarang mengapa dia begitu jeri sekali terhadap orang yang meniup seruling, yang disebutnya sebagai seorang Iblis.
Tetapi Cie Kiat tidak menanyakannya.
Hanya saja, si gadis telah menuju kesudut ruangan didekat tumpukan padi yang tertumpuk tinggi itu.
Gadis ini melambaikan tangannya memanggil Cie Kiat.
Cie Kiat menghampiri.
"Kita tidak boleh terlihat oleh si Iblis, karena kalau memang terlihat olehnya, kita bisa menghadapi bahaya yang tidak kecil!!!"
Kata si gadis.
Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya, dia jadi tambah heran.
Mengapa gadis tersebut begitu ketakutan sekali kepada si Iblis, padahal dia baru mendengar suara serulingnya belaka? Melihat Cie Kiat seperti tidak mau mempercayai perkataannya, si gadis tampaknya jadi agak mendongkol.
"Kau tidak percaya?"
Tanya si gadis dengan suara yang mendongkol. Cie Kiat jadi tertawa kecil melihat kelakuan si gadis.
"Aku bukannya tidak mempercayai keteranganmu, hanya, kukira kepada seorang manusia seperti orang yang kau namakan si Iblis itu, kukira kita tidak perlu terlalu jeri, tidak perlu kita ketakutan begini rupa!! kata Cie Kiat. Gadis itu jadi tambah mendongkol.
Kolektor E-Book
271
"Kau belum mengetahui siapa sebenarnya dan kau belum mengenalnya, sehingga kau tidak mengetahui kekejaman dan ketelengasan tangan si Iblis."
Cie Kiat hanya tertawa saja.
Si gadis tambah mendongkol.
Baru saja dia mau berkata lagi, atau segera terdengar suara tiupan seruling yang mengalun-alun berirama menyedihkan sekali, terdengar semakin dekat...
sehingga si gadis jadi membatalkan maksudnya untuk berkata, dia telah menarik tangan Cie Kiat, mereka telah menyelinap kedalam tumpukan padi....
Suara seruling terdengar semakin mendekati kearah tempat itu.
HATI CIE KIAT jadi berdebar cukup keras.
Hati anak muda she Lie ini berdebar bukan disebabkan dia ikut jeri kepada si Iblis, melainkan dia bisa merasakan wanginya bebauan yang tersiar dari tubuh si gadis.
Karena tubuh mereka berdiri berendeng dekat sekali, bahu dengan bahu saling sentuh satu sama lainnya, maka dengan sendirinya jarak mereka dekat sekali.
Yang membuat hati Cie Kiat jadi berdebar adalah tangan si gadis yang mencekal tangannya.
Cie Kiat dapat merasakan halusnya kulit tangan si gadis yang sedang mencekal tangannya.
Apa lagi si gadis sedang dalam keadaan tegang, sehingga setiap kali dia mendengar suara seruling itu tambah dekat, dia selalu meremas tangan Cie Kiat.
Tangannya diremas berulang kali begitu, hal ini membuat Cie Kiat jadi tambah gugup.
Sebetulnya Cie Kiat mau menarik pulang tangannya itu, tetapi dia takut nanti tersinggung hati si gadis.
Maka dari itu, tetap saja dia membiarkan tangannya tersebut dicekal oleh si gadis.
Keadaan disekitar tempat tersebut sangat sepi sekali.
Tidak terdengar suara apapun, karena malam telah larut benar.
Hanya suara seruling itu yang terdengar semakin njaring.
Kolektor E-Book
272 Suara seruling itu terdengar semakin dekat saja, hal ini membuat tangan si gadis Lan Mie Coe jadi tambah dingin dan keringat dingin memenuhi telapakan tangannya.
Cie Kiat merasakan tangan si gadis she Lan itu, yang dingin luar biasa.
Dengan sendirinya Cie Kiat jadi merasa kasihan.
Baru saja dia mau menghibur diri si gadis, atau suara seruling yang melengking tinggi itu telah berhenti.
Sebagai seorang jago silat yang mempunyai pendengaran yang sangat tajam sekali, maka Cie Kiat segera juga mengetahui bahwa orang yang meniup seruling itu telah berhenti dimuka rumah.
"Dia ada didepan pintu!!"
Kata Cie Kiat berbisik didekat telinga si gadis. Dan waktu dia berbisik begitu, beberapa helai anak rambut si gadis menyentuh hidungnya, sehingga membuat hati Cie Kiat jadi tambah berdebar keras.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Orang itu berdiri bimbang dimuka pintu, dia, tidak lantas masuk......!"
Si gadis tidak menyahuti, hanya mencekal tangan Cie Kiat. Rupanya dia sedang ketakutan sekali. Cie Kiat memasang terus pendengarannya.
"Dia..... dia telah mengulurkan tangannya mendorong pintu!"
Bisik Cie Kiat.
Belum lagi Lan Mie Coe menyahuti, atau segera juga telah terdengar suara pintu menjeblak.
Si gadis sendiri sampai seperti orang terjengkit saking terkejutnya.
Wajahnya pucat sekali dan tubuhnya menggigil sedikit.
Dengan mendengar suara daun pintu yang tertolak terbuka, si gadis segera mengetahui bahwa Iblis itu sedang melangkah masuk.
Maka dari itu cepat-cepat si gadis Lan Mie Coe menahan napasnya, dia jeri suara napasnya itu akan terdengar oleh Iblis.
Dan yang benar-benar membuat si gadis jadi tambah jeri kepada si Iblis adalah pintu itu, yang sebetulnya telah dikunci dan dipalang, dipalang oleh sebatang kayu yang tebal.
Namun oleh si Iblis hanya didorong begitu saja pintu itu telah terbuka.
Dan palang kayu yang dipalangkan telah patah, jatuh dilantai dengan mengeluarkan suara yang agak keras.
Wajah si gadis jadi tambah pucat.
Cie Kiat juga dapat merasakan ketakutan hati si gadis.
Dia memasang pendengarannya, karena dia mau tahu apa yang dilakukan oleh si Iblis.
Sebetulnya Cie Kiat mau untuk mengintai si Iblis, dia mau melihat, bagaimana rupa si Iblis yang telah membuat Lan Mie Coe begitu ketakutan.
Kolektor E-Book
273 Tetapi tumpukan padi-padi itu terlalu tinggi dan juga terlalu banyak, sehingga tidak mungkin bagi Cie Kiat untuk mengintai.
Kalau memang dia menggeser tubuhnya, tentu si Iblis akan mendengar suara keresekan batang-batang padi itu yang bersentuhan dengan baju Cie Kiat, karena setidak-tidaknya sebagai seorang yang dijerikan dan ditakuti oleh Lan Mie Coe, seorang gadis yang mempunyai kepandaian cukup tinggi, tentunya si Iblis sangat liehay dan mempunyai kepandaian yang luar biasa serta mempunyai pendengaran yang tajam sekali.
Maka dari itu, Cie Kiat jadi tidak berani menggerakkan tubuhnya juga.
Keadaan sangat sunyi sekali, Tidak terdengar suara apapun.
Sunyi benar.
Terdengar Iblis itu batuk-batuk beberapa kali.
Kemudian sunyi lagi.
"Hmmm..... hanya rumah kosong!!"
Kata si Iblis, seperti orang mengumam.
Suara si Iblis lembut sekali, suara seorang wanita.
Cie Kiat jadi tambah heran lagi.
Hanya seorang wanita saja, yang kalau didengar dari suara itu lembut sekali, mengapa harus dibuat jeri begitu oleh Lan Mie Coe? Cie Kiat jadi penasaran sekali.
Sebetulnya dia mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya guna melihat orang yang dinamakan dirinya si Iblis itu.
Tetapi Lan Mie Coe telah mencekal tangan si anak muda keras-keras.
Si gadis seperti juga mengerti dan mengetahui akan maksud hati Cie Kiat.
Waktu Cie Kiat menoleh sedikit, si gadis menggelengkan kepalanya perlahan- lahan, memberi tanda agar Cie Kiat tidak menimbulkan suara yang bisa menimbulkan kecurigaan si Iblis.
Cie Kiat jadi mengalah.
Dia tidak tega untuk menentang keinginan si gadis.
Maka dari itu, dia telah tetap bersembunyi ditempatnya.
"Heran! Heran sekali! Kemana larinya setan kecil itu?"
Terdengar si Iblis telah mengumam lagi dengan suaranya yang lemah lembut sekali.
Dan terdengar suara keresekan, rupanya si Iblis telah menggunakan ujung serulingnya untuk mencongkel- congkel tumpukan padi.
Lan Mie Coe jadi tambah ketakutan, tubuhnya agak gemetar.
Kolektor E-Book
274 Dia jeri kalau memang si Iblis terus menerus mencongkelkan ujung serulingnya itu kebagian-bagian lain ditumpukan padi itu.
Tentu diri mereka akan terlihat juga akhirnya.
Hanya yang membuat si gadis Lan Mie Coe tidak mengerti pula, siapakah yang dimaksudkan oleh si Iblis dengan sebutan setan kecil itu? Apakah yang dimaksudkan itu adalah diri Mie Coe sendiri? Tetapi Mie Coe yakin bukan, tentu ada orang lainnya lagi.
Terdengar si Iblis telah menghela napas.
"Hai.....! Setan kecil itu memang benar-benar gesit! Kurang ajar sekali memang dapat kucari, tentu biji matanya, akan kukorek keluar!"
Menggumam si Iblis lagi dengan suara yang tetap lembut, walaupua kata-katanya itu merupakan kata-kata makian.
"Mungkin si setan kecil telah melarikan diri kearah timur!"
Dan setelah berkata begitu, terdengar si Iblis melangkah menjauhi.
Hal ini menandakan bahwa si Iblis keluar dari ruangan tersebut.
Cie Kiat juga mendengar bahwa langkah Iblis ini semakin menjauhi, lalu tidak terdengar lagi.
Anak muda ini mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Tetapi tangan Cie Kiat tetap dicekal oleh si gadis she Lan itu, keras sekali.
"Jangan keluar dulu!!"
Kata Mie Coe dengan suara berbisik.
"Kita tunggu sesaat lagi lamanya."
Cie Kiat jadi heran sekali.
* * * TETAPI biarpun heran, toh Cie Kiat mau mendengar dan menuruti permintaan gadis itu.
Hanya yang membuat Cie Kiat jadi tidak mengerti, mengapa Lan Mie Coe menyuruhnya tidak keluar dulu, sedangkan si Iblis yang begitu ditakuti Mie Coe telah berlalu? Mengapa mereka harus bersembunyi terus disitu, ditempat yang kotor dan sempit sekali.
Memang sebagai seorang anak muda tentunya Cie Kiat lebih mau berdiam terus ditempat seperti itu bersama si gadis duduk berendeng berhimpitan.
Namun sebagai seorang Kong-cu, Cie Kiat tidak mau mempunyai pikiran yang bukan-bukan.
Dia tidak mau pikirannya itu dipenuhi oleh angan-angan yang kotor.
Maka dari itu, dia jadi heran sekali si gadis menahan dirinya supaya tidak keluar lagi.
Kolektor E-Book
275 Sedang Cie Kiat kebingungan begitu, tahu-tahu telah terdengar suara langkah kaki yang cepat sekali. Cie Kiat jadi menduga bahwa yang datang ini adalah ayah si gadis, lelaki tua yang tadi menjadi orang buruan.
"Hmmmm.... setan kecil itu memang tidak bersembunyi disini! Kalau memang dia bersembunyi disini dan menduga aku telah berlalu, tentunya dia akan keluar!!"
Mengumam seseorang dengan suara kecewa.
Cie Kiat mendesir darahnya.
Dia kaget sendirinya.
Karena dia mengenali suara itu.
Suara tersebut adalah suaranya si Iblis! Dengan sendirinya dia jadi heran sekali, mengapa si Iblis kembali?! Sebagai seorang yang cerdas, Cie Kiat segera, tersadar! Tadi rupanya sengaja si Iblis mengeluarkan kata-kata bahwa dia akan berlalu.
Kemudian dengan cepat dia telah meninggalkan rumah ini beberapa puluh langkah jauhnya, lalu dia kembali lagi.
Kalau memang ada yang bersembunyi disitu, tentunya orang itu akan kepergok olehnya, sebab orang yang bersembunyi di situ telah keluar dari tempat persembunyiannya, karena menduga si Iblis telah berlalu.
Dengan sendirinya, si Iblis akan memergoki orang itu.
Mengetahui itu, Cie Kiat jadi menggidik sendiri.
Betapa cerdiknya Iblis itu.
Kalau memang tidak ada Lan Mie Coe.
tentu dirinya telah tertipu oleh si Iblis.
Hal ini menunjukkan bahwa biarpun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, namun dia masih kurang pengalaman didalam kalangan Kang-ouw.
Terdengar si Iblis menghela napas, kemudian suara langkah kakinya yang kian menjauh.
"Sekarang Iblis itu baru benar-benar berlalu!!"
Kata Lan Mie Coe sambil melepaskan cekalan tangannya.
"Sekarang kita boleh keluar!!"
Sambil berkata begitu, si gadis telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya lebih dahulu.
Cie Kiat juga telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara seruling yang ditiup oleh si Iblis yang semakin lama semakin menjauh.
Si gadis she Lan itu jadi menghela napas.
Kolektor E-Book
276 Wajahnya masih agak pucat.
"Ah..... kalau memang tempat persembunyian kita kena dipergoki oleh si Iblis, tentu kita akan celaka!!"
Kata si gadis dengan memperlihatkan wajah yang mengandung perasaan ngeri.
"Dia terlalu telengas, sehingga kita tidak mungkin dapat melawan dirinya Iblis itu, kepandaiannya terlalu tinggi dan kosen sukar untuk diukur."
Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat tersenyum.
"Tetapi kukira kita tidak usah terlalu takut kepada Iblis itu!!"
Kata Cie Kiat dengan suara yang tenang. Si gadis jadi mengerutkan alisnya waktu ia mendengar perkataan Cie Kiat.
"Tak usah jeri padanya?"
Tanya si gadis.
"Hu, kau belum bertemu dengan dia, maka bisa kau mengeluarkan kata-kata begitu!!"
"Tetapi seliehay-liehaynya Iblis itu, tentunya dia tidak lebih liehay dari jago nomor wahid didaratan Tionggoan bukan?"
Kata Cie Kiat. Si gadis jadi berbalik heran.
"Jago nomor satu?"
Tanyanya dengan suara tak mengerti.
"Apa maksudmu?"
Cie Kiat tersenyum.
"Ya, menurut anggapanku, biarpun kepandaian si Iblis liehay sekali, tinggi luar biasa dan tangannya telengas, toh dia belum tentu bisa menguasai rimba persilatan dan menjadi jago nomor satu, bukan?"
Mendengar perkataan Cie Kiat, si gadis memperlihatkan mimik wajah yang serius sekali.
"Tidak bisa kau berkata begitu!"
Kata Lan Mie Coe cepat.
"Iblis ini mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya. Hampir tak ada tandingan bagi dirinya, maka dia selalu mengembara guna mencari seorang jago yang bisa menandingi kepandaiannya. Namun sampai detik ini, si Iblis masih belum menemui orang yang bisa menandingi kepandaiannya! Yang bisa merubuhkan dirinya! Maka dari itu, biarpun dia sangat telengas, tak ada seorang jagopun yang bisa menguasai dirinya dan membendung kejahatan yang dilakukan oleh si Iblis!"
Cie Kiat tidak mau mendebat perkataan si gadis lagi.
Dia hanya mengambil setumpuk kecil batang-batang padi, dibakarnya untuk mengurangi hawa dingin dan melenyapkan nyamuk-nyamuk yang banyak berkeliaran diruangan ini.
Api segera menyala, unggun kecil tersebut menyiarkan asap yang agak besar, sehingga binatang-binatang malam, kupu-kupu kecil, yang banyak bertebaran diruangan ini, telah lenyap.
Baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara berkeresekan diantara batang-batang padi itu.
Kolektor E-Book
277 Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu telah mengayunkan tangannya....
Cie Kiat jadi heran sekali, begitu juga Lan Mie Coe, mereka menoleh kearah asalnya suara keresekan itu.
Sedang Cie Kiat dan Mie Coe terheran-heran begitu, tahu-tahu tampak tersembul kepala manusia dari tumpukan padi itu.
Mie Coe jadi kaget sekali, dia mau menegurnya dan sambil mau melompat untuk berdiri.
Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu telah mengayunkan tangannya.
Meluncur sebatang paku segi tiga, yang biasanya dinamakan Tok-sin-teng.
Paku itu, senjata rahasia yang dilontarkan oleh orang asing tersebut, telah meluncur dengan cepat sekali kearah Mie Coe, sehingga si gadis kaget sekali, sebab jarak mereka dekat benar dan paku Tok-sin-teng telah menyambar dengan cepat sekali......
Kolektor E-Book
278
Jilid 6 Cie Kiat juga mengeluarkan seruan kaget.
Tetapi mereka tidak bisa terdiam diri.
Paku itu telah menyambar dengan cepat luar biasa sekali.
Mie Coe cepat-cepat telah menggerakkan lengan jubahnya untuk menyampok.
Namun tenaga timpukan dari orang tersebut sangat kuat sekali, dengan sendirinya paku itu meluncur dengan cepat.
Mie Coe gagal menyampok jatuh paku segi tiga itu, dan paku itu menyambar terus kearah mukanya.
Jarak antara paku itu dengan mata si gadis hanya terpisah lima dim lebih, hal ini membuat si gadis jadi gugup dan ketakutan.
Jelas untuk merubuhkan tubuhnya guna mengelakan sambaran paku itu sudah tidak keburu.
Dan kalau memang dia tidak bisa mengelakkan, berarti mata si gadis akan menjadi buta.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terancam sekali mata gadis she Lan ini, dia juga sampai merasakan hatinya mencelos dan semangatnya seperti juga terbang meninggalkan raganya.
Dan membarengi pada saat itu, juga telah melompat keluar orang itu dari tumpukan jerami.
Gerakannya sangat gesit sekali.
Tetapi keadaan orang ini benar- benar mengerikan sekali, tubuh dan bajunya dipenuhi oleh noda darah....
wajahnya juga tampak darah mengalir dari luka-luka diwajahnya, sehingga menyeramkan sekali keadaan orang itu...! Cie Kiat juga kaget sekali waktu melihat biji mata.
Mie Coe terancam oleh paku Tok-sin-teng itu.
Kalau memang mata si gadis terserang paku itu, dan paku Tok-sin-teng dapat menancap tepat pada biji mata si gadis, maka Mie Coe seumur hidupnya akan menjadi seorang bercacad, akan buta matanya, akan menjadi orang picek..........! TETAPI sebagai seorang jago yang kosen, Cie Kiat mempunyai kepandaian yang luar biasa.
Dia melihat paku Tok-sin-teng telah meluncur menyambar kearah mata Lan Mie Coe, dan tampaknya si gadis tidak berdaya.
Kolektor E-Book
279 Maka dari itu, cepat sekali Cie Kiat telah mengulurkan tangannya.
"Tringg......!"
Terdengar paku itu tersentil oleh jari tangan Cie Kiat.
Paku itu terpental.
Dan dengan sendirinya Lan Mie Coe jadi terhindar dari bahaya cacad pada matanya.
Dengan sendirinya, si gadis jadi bisa bernapas lega, tetapi keringat dingin telah membanjir keluar dan juga wajahnya pucat sekali.
Sedangkan orang yang muncul dari tumpukan jerami itu, yang telah melompat keluar dengan keadaan yang mengerikan disebabkan luka-lukanya yang cukup parah, tengah menatap Mie Coe dan Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis sekali! Mie Coe dan Cie Kiat juga jadi gusar sekali.
Tak hujan tak angin orang ini telah menyerang dengan menggunakan senjata rahasia seperti paku Tok-sin-teng itu.
Mie Coe juga telah melompat berdiri, begitu pula Cie Kiat.
Mereka jadi berdiri saling berhadapan.
"Kalian harus mampus!"
Teriak orang itu dengan suara yang parau.
Matanya yang memain tak hentinya memancarkan cahaya yang menyeramkan juga napasnya agak memburu.
Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras setelah membentak begitu, orang itu telah merangsek kepada Lan Mie Coe.
Cepat sekali tangannya bergerak-gerak, dengan mengeluarkan tenaga serangan yang hebat sekali, juga dia menyerang dengan serangan yang berangkai.
Lan Mie Coe gusar sekali tadi hampir saja dia celaka didalam tangan orang ini yang telah menyerang dirinya dengan paku Tok-sin-teng, maka dari itu dia juga jadi murka benar melihat dirinya diserang macam itu.
Dengan berani si gadis telah menangkis serangan tangan kiri dan tangan kanan orang yang dalam keadaan terluka dan bajunya dipenuhi noda darah tersebut.
Terdengar suara benturan dari tangan kedua orang ini yang keras sekali.
Lan Mie Coe merasakan tenaga serangan orang tersebut keras sekali.
Lagi pula Lwee-kang orang itu kuat sekali, menyjerang dengan arus yang bergelombang.
Hebat luar biasa serangan dari orang itu.
Tetapi Lan Mie Coe adalah jago betina yang mempunyai kepandaian cukup tinggi.
Dia tidak menjadi jeri.
Kolektor E-Book
280 Malah gadis ini telah melancarkan pula serangan-serangan yang hebat kepada orang itu.
Mie Coe menyerang dengan selalu mengincer jalan darah yang membahayakan jiwa orang tersebut.
Orang yang tubuhnya terluka-luka itu, telah berteria-teriak dengan suara bentakan yang mengguntur dan bengis sekali.
Tampaknya dia telah nekad dan selalu akan melancarkan serangan untuk mengadu jiwa.
Tampaknya orang itu sudah tidak memikirkan keselamatan dirinya lagi.
Hal ini membuat Mie Coe jadi kewalahan juga.
Dengan sendirinya, dia harus mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk menghadapi orang ini.
Cie Kiat yang mengawasi keadaan orang itu jadi berpikir.
Biar bagaimana dia tidak boleh dibiarkan terus, harus ditundukkan, karena kalau tidak Mie Coe tentu akan celaka ditangan orang itu.
Maka dari itu.
Cie Kiat cepat-cepat telah melompat kearah orang itu.
Sambil melompat, Cie Kiat juga telah berseru .
"Lan Touw-nio, mundurlah kau, biarlah aku yang menghadapi orang ini!!"
Dan tangan Cie Kiat juga telah bekerja dengan cepat sekali.
Dia menyerang beberapa bagian ditubuh orang itu, serangan Cie Kiat berbahaya sekali, sehingga orang itu disamping jadi terkejut, pun dia benar-benar kaget sekali, murka luar biasa karena Cie Kiat mencampuri urusannya.
Dia tambah jadi nekad, dengan mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang keras, dia telah melancarkan serangannya yang beruntun...! Mie Coe sendiri telah menyingkir kesamping.
Walaupun diserang dengan cara yang begitu hebat oleh orang tersebut, Cie Kiat tidak jeri sedikitpun, diapun tidak menjadi gugup.
Hanya saja, dengan cepat sekali.
Cie Kiat telah menggerakkan tangannya, dia telah menyapu kearah samping, kemudian dengan mengeluarkan seruan yang keras, dengan membarengi bergeraknya sang tangan, dia telah menangkis serangan orang tersebut.
Cie Kiat tidak mengetahui siapa sebetulnya orang tersebut.
Dan dia jadi mendongkol juga melihat orang itu telah menyerang dengan serangan-serangan yang bengis dan telengas.
Mata orang itu juga memancarkan cahaya yang bengis sekali.
Dia menyerang tak hentinya kepada Cie Kiat.
Kolektor E-Book
281 Namun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, dia mempunyai kepandaian yang bisa diandalkan.
Maka dari itu, biarpun orang menyerang dirinya dengan serangan yang membabi-buta dan berbahaya sekali, toh Cie Kiat selalu dapat menangkisnya dengan tenang.
Ketenangan yang dimiliki oleh Cie Kiat itulah yang, membuat orang yang menjadi lawannya menjadi tambah mendongkol dan bergusar.
Dengan berjingkrak-jingkrak mungkin gusarnya, orang itu telah melancarkan serangan-serangannya yang hebat luar biasa, karena disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat sekali.
Dan setiap serangan yang dilancarkan oleh orang itu semakin hebat, tenaga serangan yang dilancarkan oleh orang itu pun jadi semakin kuat menekan diri Cie Kiat.
Cie Kiat tersenyum, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya.
Dikala dia merasakan saatnya tepat, tahu-tahu Cie Kiat telah menjejakkan kakinya, dia telah mencelat tinggi tangannya juga telah digerakan dikala dia sedang melompat tinggi begitu.
Tenaga Lwee-kang yang disalurkan sangat kuat sekali menyambar kepada orang tersebut.
Orang itu terkejut sekali, hatinya mencelos dia merasakan tekanan tenaga serangan dari Cie Kiat yang begitu kuat.
Dengan mengeluarkan seruan tertahan, orang tersebut telah melompat kebelakang.
Sedang melompat begitu, orang ini berusaha menangkis serangan Cie Kiat.
Kali ini Cie Kiat tidak mau berlaku murah hati,dengan cepat dia telah meneruskan serangannya.
"Dukkkk! Bukkkk! terdengar dua kali suara terbenturnya tangan mereka. Disusul kemudian dengan suara jeritan yang menyayatkan hati! Tampak Cie Kiat telah berdiri lagi dengan tegak dan bibirnya tersenyum. Sedangkan tubuh itu telah terpental dan punggungnya telah membentur dinding! Keras sekali benturan punggung orang itu dengan dinding, sehingga terdengar suara ngggeeek dari mulutnya, kemudian, tampak orang tersebut telah meloso dilantai tak bergerak, karena dia telah jatuh pingsan! Wajah Mie Coe juga agak pucat, kaget melihat apa yang terjadi. Dia jadi mengagumi akan kehebatan diri Cie Kiat, yang selain mempunyai Lwee-kang yang luar biasa kuatnya! Cie Kiat telah menghampiri si gadis.
Kolektor E-Book
282
"Apakah..... apakah dia binasa? tanya Mie Coe kepada Cie Kiat, agak gemetar suara si gadis. Yang dimaksudkan oleh Mie Coe dengan perkataan Dia itu, ialah orang yang tadi menjadi lawan Cie Kiat, yang sekarang sedang menggeletak dilantai tak bergerak. Cie Kiat menghela napas.
"Dia hanya pingsan!!"
Sahut Cie Kiat sambil melirik kepada orang yang menggeletak dilantai dan tidak bergerak sedikitpun.
"Aku hanya menggunakan tiga bagian tenaga dalamku! Kalau memang aku menginginkan nyawanya, sama mudahnya dengan membalikkan telapak tanganku! Tetapi karena orang ini tidak mempunyai kesalahan pada diriku, maka kuberi pengampunan bagi jiwanja!"
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat telah menghampiri orang yang mengeletak pingsan tersebut.
Mie Coe juga telah ikut menghampirinya, dia berdiri disamping si pemuda.
Dengan menggunakan ujung kakinya, Cie Kiat telah menendang pundak orang tersebut, yaitu jalan darah Ma-na-hiat-nya, yang membuat orang itu jadi tersadar dengan cepat.
Dengan menggeliat kesakitan, orang tersebut telah bergerak untuk duduk.
Cie Kiat dan Mie Coe hanya mengawasi saja kelakuan orang itu.
Tampak tubuh dan wajah orang tersebut banyak luka-luka bekas goresan, dan tampaknya sangat menyeramkan sekali, bengis, luar biasa wajah orang itu.
Ketika dia mengangkat kepalanya, maka dia melihat Cie Kiat dan Mie Coe.
Seketika itu juga matanya memancarkan sorot bengis dan takut......
rupanya tadi dia telah merasakan dan menyadari bahwa Cie Kiat adalah seorang pemuda yang mempunyai kepandaian yang tinggi sekali......! * * * CIE KIAT telah memperdengarkan suara tertawa tawarnya.
"Siapa kau? Mengapa tak hujan tak angin kau menyerang kami?"
Bentak Cie Kiat dengan suara yang dingin. Orang itu tetap mendelik kepada Cie Kiat dan Mie Coe bergantian.
"Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah!"
Bentak orang ini dengan tiba- tiba.
"Memang aku tahu, bahwa aku tidak akan bisa meloloskan diri dari tangan si Iblis......!"
Mendengar perkataan orang itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis.
Kolektor E-Book
283
"Si Iblis?"
Tanya Cie Kiat dengan heran, dia menatap orang itu dengan sikap tidak mengerti. Melihat wajah Cie Kiat begitu, orang tersebut telah tertawa dingin lagi.
"Hmm... kau jangan pura-pura!"
Bentak orang itu dengan suara yang tetap bengis.
"Kalau kau mau bunuh, bunuhlah! Janganlah kau menyiksa aku........!"
Cie Kiat dan Mie Coe jadi tambah heran lagi.
"Tetapi Mie Coe telah berkata mendahului Cie Kiat.
"Apakah Iblis yang kau maksudkan adalah Iblis Kwie-bo Mo-lie?"
Tanya Mie Coe. Kwie-bo Mo-lie berarti Ibu Hantu. Orang itu mendengus.
"Hmm, sudah kalian tahu masih kalian pura-pura tidak tahu!"
Kata orang itu dengan dingin.
"Aku Wang Che Ming, tak akan mati dengan mata meram, aku sangat penasaran sekali, dan kalau aku sudah menjadi setan, maka biarpun kalian lari keujung dunia tetap akan kuganggu!! Tiba-tiba Mie Coe telah tertawa. Sedangkan Cie Kiat masih juga berdiri diam, dia tenggelam dalam keadaan keheranan.
"Kau salah paham, sahabat!"
Kata Mie Coe kemudian dengan suara yang berobah tidak sekeras tadi.
Kwie-bo Mo-lie adatah kepala Iblis, biang Iblis, bagaimana kami bisa bercampur baur dengan dirinya! Lagi pula dia selalu bekerja sendirian, mustahil dia mempunyai anak buah! Tadipun dia telah datang kemari dan kami malah telah bersembunyi didekat gundukan itu!!"
Orang ini masih mengawasi Cie Kiat dan Mie Coe dengan tatapan mata yang mengandung kecurigaan.
"Benarkah kalian tidak mempunyai sangkutan apa-apa dengan si Iblis?"
Tanjanya kemudian dengan suara yang ragu-ragu. Mie Coe mengangguk dengan cepat.
"Benar! Kawanku inipun tidak mengenal si Iblis!!"
Menyahuti Mie Coe. Tampak mau juga orang itu mempercayai Mie Coe dan Cie Kiat. Dia menghela napas.
"Iblis itu sangat telengas sekali!"
Kata orang tersebut dengan wajah yang berobah lembut.
"Aku sebetulnya tidak takut mati, tetapi karena si Iblis selalu menggunakan caranya yang sangat jahat sekali, yang selal tidak menginginkan lawannya terbinasa dengan cepat, dan selalu menyiksa dengan racun dan berbagai cara, membuat aku mau hidup tidak bisa, matipun tidak dapat!"
Dan dia telah menghela napas lagi. Orang itu, Che Ming, telah memandang Cie Kiat dan Mie Coe lagi.
"Sebetulnya kalian ini mau menuju kemana?"
Tanya Wang Che Ming kemudian.
Kolektor E-Book
284 Cie Kiat dan Mie Coe masing-masing menyebutkan nama mereka, juga Cie Kiat menjelaskan maksud mereka. Che Ming menghela napas.
"Tadi kalau memang tak si Iblis telah datang kerumah ini dua kali..... aku tidak berani berkutik didalam tumpukan jerami tersebut..... sampai bernapaspun aku tak berani, karena pendengaran si Iblis sangat tajam sekali, suara yang sekecil mungkin dapat didengarnya."
"Sebetulnya ada sangkutan apakah antara si Iblis dengan kau?"
Tanya Cie Kiat waktu orang sedang menghela napas lagi.
"Ada permusuhan apakah diantara kalian sehingga si Iblis begitu bernafsu mencarimu?"
Kembali Wang Che Ming telah menghela napas dengan kedua alis yang dikerutkannya.
"Sungguh kejam dan telengas sekali si Iblis!"
Kata Che Ming.
"Dan perempuan itu memang pantas diberi gelaran sebagai Ibu Hantu, karena sifatnya menyerupai hantu, kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Keluargaku telah disapu bersih semuanya, tak seorangpun dibiarkan hidup terus...... sampai akhirnya dia mengejar- ngejar diriku juga, dia bermaksud menyapu bersih keluarga Wang sampai keakar- akarnya......!"
Menjelaskan Che Ming dengan suara yang berduka.
"Nah duduklah, aku akan menceritakan sedikit mengenai kejadian dan permulaan dari permusuhanku dengan si Iblis......!!"
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cie Kiat dan Mie Coe duduk didekat Che Ming, mereka mau mendengarkan persoalan apa yang tersangkut pada diri orang she Wang ini.
Sedangkan didalam hati Cie Kiat telah berjanji, kalau memang Che Ming benar- benar berada dipihak yang benar, dia bermaksud akan membantu untuk menolong orang she Wang tersebut menghadapi si Iblis perempuan yang mempunyai gelaran cukup menyeramkan, yaitu Kwie-bo Mo-lie atau si Ibu Hantu...! Che Ming telah menghela napas beberapa kali, baru kemudian dia menceritakan segalanya, persoalan dirinya didalam menghadapi Iblis perempuan yang bergelar Ibu Hantu itu! * * * WANG CHE MING sebetulnya seorang yang jago silat yang menjagoi kota Wie-toe-kwan dipropinsi Ho-lam.
Sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, maka sudah menjadi kebiasaan dan wajar sekali kalau sifat Wang Che Ming agak angkuh dan sombong.
Didalam kota itu boleh dikatakan dia merupakan seorang jago nomor satu.
Penghidupan orang she Wang ini boleh dikatakan sangat rukun sekali dengan isterinya yang bernama Kong In Lie, dan seorang puteranya yang diberi nama tunggal Cie.
Kolektor E-Book
285 Penghidupan Wang Che Ming, Kong In Lie dan Wang Cie sangat bahagia mereka melewati hari-hari dengan jalan membuka sebuah Bu-koan, pintu perguruan silat, yang mendidik beberapa puluh orang murid.
Tetapi pada suatu pagi, dikala Wang Che Ming sedang berjalan-jalan didalam kota Wie-toe-kwan, dia bertemu dengan seorang wanita.
Wajah wanita itu sangat cantik sekali, walaupun usianya sudah agak lanjut.
Sebagai seorang jago yang boleh dikatakan disegani oleh penduduk sekotanya, maka wajar kalau memang Wang Che Ming menyukai paras cantik.
Melihat wanita itu, dia menggodanya.
Si wanita memperlihatkan wajah yang tidak enak dilihat.
Ketus sekali.
Malah waktu Wang Che Ming mengikuti terus sambil menggodanya, wanita itu telah mengeluarkan perkataan .
"Pergilah, kalau memang kau masih mau hidup! Nanti kau akan mampus kalau mengikuti terus!!"
Kata perempuan itu dengan suara acuh tak acuh.
Wang Che Ming menganggap bahwa perkataan wanita itu hanya menggertak dirinya.
Dia masih mengikuti terus.
Kalau memang suamimu datang dan mau membuat perhitungan denganku, aku tidak jeri!"kata Wang Che Ming dengan tekebur.
"Malah boleh dikatakan orang she Wang tidak pernah takut untuk menghadapi Giam-lo-ong sekalipun, apa lagi hanya menghadapi seorang manusia!!"
Wanita itu memperdengarkan suara dengusan.
"Nanti keluargamu akan celaka disebabkan tingkah polamu yang tidak senonoh ini!!"
Kata perempuan itu sambil melangkah terus.
"Pergilah!!"
Tetapi Wang Che Ming masih mengeluarkan kata-kata yang sombong dan tidak mau pergi, dia mengikuti terus wanita itu.
Sedangkan si wanita telah berulang kali memperdengarkan suara dengusan.
Rupanya dia mendongkol sekali.
Ketika mereka hampir sampai diluar pintu kota, ditempat mana sangat sepi sekali, wanita itu telah memutar tubuhnya, wajahnya jadi keren sekali, dia menatap Wang Che Ming dengan sorot mata yang tajam sekali.
Melihat perobahan sorot mata wanita tersebut, Che Ming jadi terkejut.
"Kau telah tiga kali kuberikan jalan hidup!"
Kata wanita itu dengan suara yang bengis.
"Tetapi kau tidak mau menempuhnya, malah kau memilih jalan untuk mampus!", dan setelah berkata begitu, si wanita telah tertawa gelak-gelak, seram sekali suara tertawa itu. Che Ming sendiri jadi terkejut.
Kolektor E-Book
286 Dia mengawasi wanita itu dengan tajam.
Tetapi si wanita setelah tertawa, tahu-tahu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat lenyap dari tempat itu, cepat sekali gerakannya, bagaikan gerakan hantu.
Kisah Dua Saudara Seperguruan Karya Liang Ie Shen Pohon Kramat Karya Khu Lung Misteri Pulau Neraka Karya Gu Long