Ceritasilat Novel Online

Pendekar Sejagat 5


Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai Bagian 5



Pendekar Sejagat Karya dari Wen Rui Ai

   

   ---ooo0dw0ooo--- Yin Yang Hei mengenakan baju berwarna hitam seperti besi yang kokoh, berjalan di hutan Tao Hua yang bunganya sedang mekar.

   Matahari terbenam, sinarnya tertinggal di ufuk barat.

   Berpuluh bunga Tao diam dan menunggu di bawah matahari yang akan tenggelam, seperti sedang menikmati saat dia akan mekar setiap menit dan setiap saat.

   Tampak sebagian bunga sudah gugur, dengan ringan terjatuh dari pohonnya dan mengenai bahu Yin Yang Hei.

   Yin Yang Hei segera merasa ada dua jari yang mengambil bunga Tao yang gugur itu dan dia tertawa kepada Lu Ying Feng.

   "Tak disangka, hari ini Tao Hua akan jatuh ke pundakku."

   Lu Ying Feng tidak membalas tawanya, dengan dingin dia berkata.

   "Tak disangka orang yang hitam dan jelek seperti dirimu bisa juga memegang Tao Hua!"

   Yin Yang Hei terpaku, di belakangnya terasa ada satu tenaga Yin dan satu tenaga Yang yang menyerangnya.

   Ketua panji merah, Ties Jiao Jiao yang adalah setengah laki-laki dan perempuan sudah menyerangnya.

   Yin Yang Hei yang merasa, segera dia membalikkan badan untuk menyambut serangan itu, karena hal ini terjadi begitu tiba-tiba, tenaga yang dikeluarkan Yin Yang Hei tidak sepenuhnya, akhirnya dia tergetar dan mundur satu langkah.

   Yin Yang Hei membalikkan badan dengan marah dia berkata.

   "Boleh juga, coba kau _ menyambut seranganku."

   Dia maju selangkah, jurus Kepalan Sakti Lei Shan dikeluarkan.

   Seperti langit yang dihiasi dengan guntur berbunyi dua kali, tenaga kepalan tangannya menerjang Tie Jiao Jiao.

   Tie Jiao Jiao terkejut, dia mengeluarkan keahliannya dengan sepenuh hati.

   PENG.

   Terdengar bunyi yang sangat keras, Tie Jiao Jiao digetarkan oleh tenaga itu, dia melayang beberapa meter jauhnya, kemudian dia terjatuh dengan posisi duduk.

   Yin Yang Hei tertawa dan berkata kepada Lu Yin Feng.

   "Kau tertipu, mengapa bisa membawa orang-orang seperti itu ke sini?"

   Lu Yin Feng menjawab dengan tertawa.

   "Benar, aku sudah salah membawa mereka ke sini."

   Kemudian dengan gerakan yang tidak diduga-duga cepat dia mencabut pisau belati, dan menusukkannya di tulang rusuk Yin Yang Hei, seluruh mata pisau itu masuk ke tubuh Lu Yin Feng.

   Yin Yang Hei berteriak, dalam mimpi pun dia tidak menyangkanya sama sekali, bahwa Lu Ying Feng akan mengkhianatinya, dia mundur beberapa langkah, dengan suara serak dia berkata.

   "Kau...kau...."

   Di belakangnya segara ada sunar pedang tampak berkilauan, pedang bergerak secepat kilat menusuk Yin Yang Hei kembali.

   Ini adalah gerakan Fang Zhong Pin.

   Tapi sambil menahan rasa sakit, Yin Yang Hei masih bisa menghindari tusukan ini.

   Muka Lu Ying Feng memancarkan hawa membunuh, dua pisau belatinya dicabut.

   Qu Lei mendekat, dia langsung memukul.

   PENG, PENG.

   Punggung Yin Yang Hei menjadi gepeng dan dia terlempar jauh, menabrak pohon Tao Hua.

   Baju hitam yang berwarna besi penuh dengan darah, di bawah pohon pun tampak darah yang mengalir, sekali lagi Yin Yang Hei terlempar dan menabrak pohon Tao Hua, terlihat darah yang menempel di pohon itu dan tampak berkilat.

   Tubuh Yin Yang Hei gemetar, dia memberontak, kemudian dia membalikkan kepala, darah sudah memenuhi bajunya yang berwarna hitam.

   Tao Hua berguguran ke atas tubuhnya, Tao Hua berguguran karena Yin Yang Hei menabrak pohonnya, sekarang Tao Hua dengan ringan melayang lepas dari pohonnya, semua itu tampak seperti salju, walaupun Tao Hua indah tapi bunga yang gugur tetaplah bunga gugur, tak lama bunga pun akan layu.

   ---ooo0dw0ooo--- Bunga layu seperti matahari terbenam, walaupun matahari terbenam tapi semua itu terlihat sangat indah, tapi malam yang gelap akan segera datang, Shi Tu ke 12 duduk sendiri di halaman yang luas, dia sedang berpikir dan dahinya tampak berkerut.

   Lipatan kekhawatiran di dahinya bertambah lagi.

   Shi Tu ke 12 teringat pada temannya, saudaranya.

   Begitu memikirkan mereka, dia merasa sangat senang.

   Yang dia miliki hanya saudara dan teman, karena dia orang-orangn ini rela mati, demi orang-orang itu pula dia melakukan semua hal untuk kepentingan mereka, walaupun entah hari ini matahari akan terbenam atau tidak, tapi dia tetap akan berkilau.

   Malam sudah tiba, di sekeliling'Wisma Shi Jian sangat sunyi.

   Malam ini suasana sangat aneh, sepi dan sunyi.

   Suara serangga pun tidak terdengar di halaman, hanya terdengar suara daun yang dihembus angin, bulan berada di atas langit.

   Orang berada di halaman.

   Di kedua sisi kursi Shi Tu ke 12 ada dua orang murid Shi Tu ke 12 yang berbaju putih, mereka mengenakan baju berwarna putih, mereka tampak gagah dan tampan.

   Mereka duduk dengan diam di sisi orang tua itu.

   Mereka kagum dan hormat kepada orang tua ini.

   Dan pak tua yang rambutnya mulai memutih itu masih tampak sedang berpikir.

   Memikirkan saudaranya, teman-temannya.

   Seperti tuan rumah Han Bi Lou, Ou Yang San Yue, ketua Biao Qing Yun, Hu Yan Yi Ding, ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding, si Pedang Sakti, Jiang Qing Feng, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi, Naga Melewati Sungai, Yang Ku Wei, dan Kipas Terbang, Shen Fei Fei.

   Mereka adalah teman seperjuangan, tapi sayang saudara angkatnya, Tuan Ma Er, demi dirinya, mati di Chang Xiao Bang, Bila kembali mengingat hal ini hatinya merasa sedih, bulan mulai terbentuk di kegelapan malam, dan bayangan-bayangan yang nampak seperti perangkap yang dipasang, menyerang orang-orang.Tapi pak tua yang kesepian dan sombong ini tidak akan pernah tunduk apalagi dia mempunyai teman baik seperti Fang Zhen Mei, Pendekar Muda Guo Ao Bai...Tiba-tiba ada terdengar suara langkah, terdengar seorang pemuda sedang tertawa kepadanya dan berkata.

   "Paman, maaf aku ganggu sebentar"

   Shi Tu ke 12 tidak membalikkan kepalanya, setelah tertawa dia berkata.

   "Keponakan Guo, kau tidak perlu merasa sungkan, duduklah di sini."

   Guo Ao Bai sambil tertawa dia duduk dan berkata.

   "Tadi aku mengobrol dengan Pendekar He, aku baru tahu Pendekar He adalah tetua yang menguasai ilmu yang sangat tinggi, dia baru mengeluarkan sebuah jurus pisau, aku baru mengerti apa yang disebut dengan Yi Dao Duan Hun (pisau pemutus nyawa), kelihatannya Qi Chong Tian Jian Fa yang kumiliki masih kalah jauh dengan jurus beliau...."

   Shi Tu ke 12 memotong kata-katanya dan berkata.

   "Keponakan Guo, mengapa kau begitu rendah hati? Ilmu silat Adik He memang sudah mencapai tingkat tinggi. Sewaktu dia masih muda dia memang sudah terkenal, tapi bila dibandingkan dengan Keponakan Guo, dia masih kalah jauh...."

   Guo Ao Bai juga tertawa dan berkata.

   "Aku ingat ayah pernah bercerita kepadaku, semenjak Pendekar He mulai berkelana di dunia persilatan, memasuki tahun ketiga, dia sudah berhadapan banyak penjahat yang berada di golongan hitam, pesilat golok nomor satu Hong Bi Ming yang dijuluki Jue Xin Tian Mo Dao (Setan Golok Langit Pemutus Hati) sempat bertarung dengannya, akhirnya mereka bertarung sebanyak 300 jurus, Pendekar He hanya menyerang satu jurus, dalam satu jurus dia bisa mengalahkan lawannya, benar-benar sangat hebat, hebat sekali!"

   Kata Shi Tu ke 12.

   "Benar, waktu aku baru bertemu dengannya, dia berada dijalan San Gan. Waktu itu di sana ada 3 orang penjahat, yang pertama ada Yu Yu Tian, yang kedua ada Yu Fei Tian, dan yang ketiga adalah Yu Guan Tian. Mereka bertiga sedang berbuat kekacauan, namun tak ada seorang pun yang berani memprotes atau melawan mereka. Tapi Pendekar He malah mendatangi mereka, dia tidak gentar sedikit pun walau waktu itu lawannya adalah tiga orang yang lihai, namun Adik He sangat yakin dengan kelincahannya, dia sanggup menghadapi mereka hingga 300 jurus tanpa mengalami kekalahan sedikit pun. Waktu itu kebetulan aku lewat di sana dan menghentikan pertarungan itu."

   Kata Guo Ao Bai sambil tertawa.

   "Pendekar He sangat berpengalaman, sangat pintar, dan banyak akal. Aku sudah mendengarnya sejak dulu. Menurut cerita ayah, Pendekar Yin Yang Hei juga adalah pesilat tangguh dan terkenal tapi selama ini kami selalu tidak sempat mengobrol, apakah dia...."

   Shi Tu ke 12 tertawa terbahak-bahak dan berkata.

   "Adik Yin Yang sifatnya memang keras, mungkin Keponakan Guo sudah mengetahuinya. Sifatnya memang seperti itu. Kepalan Sakti Lei Shan miliknya benar-benar dahsyat"

   "Oh, apakah semua itu benar?"

   Dalam gelapnya langit dan bumi dan sinar bulan tidak bias menembusnya.

   Di halaman sangat sepi.

   Di luar dinding tembok yang tinggi tiba-tiba ada suara yang dingin.

   Tidak ada angin, pohon pun tidak bergoyang, rumput pun tidak bergerak sama sekali.

   Sunyi dan sangat sepi.

   Guo Ao Bai melihat kepada Shi Tu ke 12.

   Dengan suara keras Shi Tu ke 12 berkata.

   "Siapa dan berasal dari mana? Pesilat tangguh sudah masuk ke wismaku, aku belum melihat bahkan belum mempersilakannya masuk, mohon maaf!"

   Tidak ada yang menjawab.

   Tiba-tiba dari luar tambok, melayang 2 benda panjang yang berwarna hitam.

   Lemparan yang kencang dan melayang ke arah Shi Tu ke 12.

   Mata Shi Tu 12 berkilau, baju panjangnya yang berwarna putih tampak melambai.

   Dua benda itu sudah disambar oleh lengan bajunya.

   Di bawah sinar bulan, Shi Tu ke 12 melihat benda itu dengan teliti.

   Dua buah benda yang berwarna hitam dan panjang, ternyata itu adalah 2 buah tangan orang.

   Tangan itu memegang baju hitam berwarna seperti besi, hitam dan kurus, tapi kedua tangan ini masih meneteskan darah dan sepertinya baru dipotong.

   Bukankah itu adalah tangan Yin Yang Hei? Terdengar suara dari luar yang dingin dan sadis, dan berkata.

   "Si Kepalan Sakti Lei Shan pun berakhir nasibnya seperti ini, apa yang harus ditakuti dari Pedang Sakti Xue He?"

   Air mata Shi Tu ke 12 sudah menetes. Dia hanya terpaku melihat sepasang tangan hitam ini. Begitu Guo Ao Bai melihat tangan ini, dia marah dan berteriak.

   "Tikus dari mana? Cepat keluar!"

   Di luar pagar ada suara tawa dingin dan berkata.

   "kau pernah dikalahkan olehku, kau masih mengaku pahlawan?"

   Begitu mendengar suara ini, ternyata itu adalah musuh yang Guo Ao Bai sangat benci dan musuh yang dalam tidurnya pun tidak pernah akan terlupakan. Dia berteriak.

   "Fang Zhong Pin."

   Dia tahu ilmu silat Guo Ao Bai berada di bawahnya tapi dia tetap bersemangat. Guo Ao Bai tertawa dingin dan berkata.

   "Fang Zhong Pin, aku memang pernah kalah darimu dan kekalahan ini aku terima dengan rela. Tapi hari ini kau berani masuk ke Wisma Shi Jian. Aku, Guo Ao Bai, tetap akan bertarung denganmu. Bila kau tidak mati, aku tidak akan membiarkannya!*' Guo Ao Bai benar-benar seorang pendekar muda yang menonjol. Dia dengan jujur berani mengakui kekalahannya tetapi dia tetap ingin melawan Fang Zhong Pin. Shi Tu ke 12 menahan kesedihannya dan dengan tangan menghalangi keinginan Guo Ao Bai. Dia terbatuk dan berkata.

   "Teman yang berada di luar pagar, adik ketigaku, Yin Yang Hei memiliki ilmu silat begitu tinggi, sepasang kepalan besinya dini sak oleh kalian. Sekarang dia berada di mana? Aku harap kalian bisa melepaskannya. Dia terluka berat jangan membunuhnya, berilah dia kesempatan, aku akan merasa sangat berterima kasih."

   Sesudah mengatakan hal itu, Shi Tu ke 12 tidak berkata apa-apa lagi. Terdengar dari luar dinding tembok ada suara seseorang yang berwibawa, dan berkata.

   "Kau inginkan dia? Boleh, aku akan memberikannya kepadamu!"

   Terdengar suara PENG, ada seorang berbaju hitam melayang masuk dan terjatuh di hadapannya.

   Shi Tu ke 12 terkejut dan secara refleks dia meloncat.

   Terlihat punggung orang yang berbaju hitam itu hancur, tubuhnya bermandikan darah.

   Shi Tu ke 12 membalikkan tubuh orang itu.

   Terlihat orang itu mati dengan mengenaskan, sampai mati pun dia tidak menutup matanya.

   Antara perut dan dada ditusuk hingga menimbulkan 2 lubang besar.

   Kedua tangannya terpotong, dia sudah mati.

   Shi Tu ke 12 berdiri di bawah sinar bulan.

   Sinar bulan membuat bayangan badannya menjadi pendek dan menutupi mayat Yin Yang Hei.

   Hanya Shi Tu ke 12 yang bisa melihat wajah dan mata Yin Yang Hei yang sakit hati karena tertipu, antara kaget dari tidak percaya.

   Tubuh Shi Tu ke 12 gemetar.

   Dari luar tembok, terdengar suara tawa, masih terdengar dengan jelas, mereka benar-benar seperti sudah gila.

   Guo Ao Bai marah dan akan bergerak, dia berkata.

   "Orang jahat yang tidak tahu malu, mereka berani membunuh Pendekar Yin Yang. Jika berani keluarlah dan bertarung denganku!"

   "

   Ada suara tawa yang lain bercampur dengan suara tawa yang pertama. Tawa mereka seperti setan yang keluar di malam hari membuat pohon dan rumput yang berada di halaman ikut bergerak. Sambil tertawa dia berkata.

   "Kalian dengar, orang itu masih tidak tahu diri, masih berani berteriak-teriak. Ayo, kita berikan kepala ayahnya supaya dia bisa melihatnya."

   HUO, terdengar suara benda yang terbang.

   Kali ini yang menyambut benda melayang itu adalah Guo Ao Bai.

   Segera matanya membelalak kaget dan terbengong-bengong karena ternyata benda itu adalah kepala ayahnya, Guo Tian Ding.

   Sepasang tangan Guo Ao Bai tampak gemetar, dia tidak sanggup memegang kepala orang itu.

   Akhirnya kepala itu jatuh terguling dari tangannya.

   Rasa sakit dan sedih membuat Guo Ao Bai mencakar rambutnya sendiri dan juga menjambaknya.

   Dua suara itu terdengar sangat senang dan tertawa sekeras-kerasnya.

   Shi Tu 12 melihat kepala Guo Tian Ding.

   Hatinya seperti diiris pisau.

   Dengan suara berat dia berkata.

   "Kalian melakukan apa kepada Han Ying Bao?"

   
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Suara yang berwibawa itu berhenti tertawa dan berkata.

   "Sebenarnya bukan Han Ying Bao saja yang kami gasak, masih ada Han Bi Lou, markas Biao Qing Yun. Sekarang mereka sudah tidak bisa menolongmu lagi. Temanmu Guo Tian Ding yang berada di Han Ying Bao, Ou Yang Sao Yue dari Han Bi Lou, kakak beradik Jing Jian, Gong Sun Yue Lan dan Gong Sun You Lan. markas Biao Qing Yun, Jin Bian Wu Di dan Hu Yan Yi Ding. markas Biao Fei Yun, Xue Zheng Yin. markas Biao Chi Yun, Jiang Qing Feng. Perkumpulan Dan Feng, si Kapas Terbang, Shen Fei Fei. Perkumpulan Kong Dong, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi. markas Biao Feng Yun, Naga Melewat Sungai, Yang Ku Wei dan keluarga mereka sudah menunggumu di jalan kematian."

   Setelah mengatakan semua itu, suara tawa mereka semakin lama semakin keras.

   Suara orang-orang pun semakin banyak.

   Suara itu datang dari luar tembok yang tinggi, seperti air bah dan juga seperti suara binatang buas datang menerjang wisma itu.

   Tubuh Shi Tu ke 12 seperti bertambah gemetar tapi bila mendengar dengan benar baru diketahui bahwa dia bukan gemetar melainkan tulang-tulangnya berderak.

   Dia sedang mengumpulkan tenaga.

   Sekali mengeluarkan tenaga itu, maka kekuatannya akan seperti sungai seperti gelombang laut, tidak akan ada yang bisa menahan gelombang kekuatan ini.

   ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei sudah tiba di kaki gunung.

   Dia segera bertemu Shi Tu Qing Yan yang sedang celingak celinguk melihat ke sana sini.

   Hari sudah gelap.

   Angin malam menghembusi Shi Tu Qing Yan yang saat itu seperti seekor walet putih yang terbang di dalam hembusan angin.

   Melihat Fang Zhen Mei segera dia tertawa.

   "Paman...kau benar-benar kembali. Pendekar Wo Shi Shui mengatakan bahwa orang itu bukan lawanmu...aku sangat khawatir. Paman apakan orang itu?"

   Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan, melihat kelembutannya yang seperti angin malam. Matanya penuh dengan tawa tapi Fang Zhen Mei tetap menarik nafas dan berkata.

   "Jangan bicarakan itu lagi. Mana Wo Shi Shui? Bagaimana keadaan adikmu?"

   Mata Shi Tu Qing Yan segera memerah dan menjawab.

   "Menurut Pendekar Wo Shi Shui karena tenaga dalam adik tidak terlalu dalam, nyawanya hampir malayang karena dipukul oleh Chen Guan Cai. Untung Pendekar Wo Shi Shui segera mengobatinya dan itu juga merupakan suatu kebetulan. Chen Guan Cai tadinya berhasil dipukul dan ditotok dengan waktu yang cukup lama, yang dia inginkan hanya bertarung dengan Wo Shi Shui. Karena itu dia tidak memukul dengan seluruh kekuatannya. Tidak masalah besar bagi adikku...hanya saja dia terlalu ceroboh dengan melepaskan orang jahat dan dia tidak meminta ijin kepadaku terlebih dulu...."

   Fang Zhen Mei menghiburnya dan berkata.

   "Asalkan dia tidak mati, yang lain pasrahkan saja. Wo Shi Shui berada di mana?"

   Shi Tu Qing Yan menghapus air matanya dan menjawab.

   "Dia berada di bawah gunung. Pendekar Wo sudah mengeluarkan racun yang berada di dalam tubuh adik. Menurut Pendekar Wo paling sedikit membutuhkan beberapa jam baru dia bisa pulih kembali."

   Kata Fang Zhen Mei sambi tertawa.

   "Bila sudah memulai pengobatan harus meneruskan, bila dia merasa lelah akan kugantikan. Kami berdua akan secara bergiliran mengobati adikmu."

   Shi Tu Qing Yan dengan khawatir mengatakan.

   "Apakah terjadi sesuatu di wisma Shi Jian?"

   "Bila adikmu sudah agak sembuh, aku akan mengantarkan kalian pulang dan Pedang Sakti Xue He akan kukembalikan kepada ayahmu. Sekarang Chang Xiao Bang sedang melakukan tindakan bermacam-macam, kapanpun bisa terjadi pertarungan berdarah. Bila tidak ada Pedang Sakti Xue He, ketua Wisma Shi Jian akan berada dalam bahaya..." ---ooo0dw0ooo--- Tulang-tulang Shi Tu ke 12 terus berderak. Dari tawa yang terdengar sepertinya di luar wisma ada banyak orang, paling sedikit mungkin ada 300-400 orang yang berbaju merah, hijau, biru, hitam dan putih. Mereka sudah berdiri di atas tembok dinding dan mengacung-acungkan senjata sambil berteriak. Mereka benar-benar terlihat ganas. Shi Tu ke 12 melihat keadaan itu. Ada seorang laki-laki yang sangat gagah berdiri di atas tembok pagar. Angin menghembusi bajunya. Baju itu melambai tertiup angin benar-benar seperti seorang monster yang membuat orang menjadi takut. Yang berdiri di pinggirnya adalah seorang pemuda berbaju merah, sikapnya santai, wajahnya tampan. Matanya terlihat sangat cabul dan sombong. Dia memimpin banyak orang datang ke sana dan terlihat sangat berlagak. Qu Lei melihat Shi Tu ke 12 dan tertawa.

   "Bagaimana dengan ke 41 orang prajuritmu yang menjaga wisma ini? Sekarang mereka berada di mana? Nih semua aku kembalikan kepada ketua wisma."

   Terdengar suara yang benda dilempar.

   Sebanyak 40 lebih mayat sudah dilempar ke halaman dan bertumpuk menjadi satu.

   Mereka semua sudah mati.

   Terlihat cara kematian mereka sangat mengenaskan membuat orang tidak tega melihatnya.

   Dua kepalan tangan Shi Tu ke 12 terus berbunyi, dia menahan amarahnya.

   Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila dan berkata.

   "Sekarang semua penjaga wisma sudah mati semua. Secara diam-diam kami sudah mengambil alih wismamu, tapi dasar kau memang sudah pikun masih belum tahu keadaan ini. Jangan harap ke 52 orangmu bisa menolongmu sekarang ini. Mereka semua sudah dibunuh oleh murid-murid Chang Xiao Bang yang berjumlah 300 orang lebih. Ha...ha...ha...."

   Qu Lei tertawa lebih gila lagi.

   "Apakah kau merasa aneh? Mengapa kami bisa diam-diam masuk ke sini dan tidak diketahui olehmu? Tenang saja aku akan membuatmu mati dengan tenang! Ini adalah rahasia yang akan kau bawa sampai mati, dan rahasia ini tidak akan tertebak olehmu. Sekarang di luar pagar sudah ada 460 orang yang sedang menunggumu. Aku ingin lihat dengan cara apa kau bisa keluar dari kepungan kami?"

   Tawa Fang Zhong Pin terdengar aneh dan dia berkata.

   "Kami masih tahu asistenmu yang paling kuat yaitu Yi Dao Duan Huan, He Bu Le, berada^di luar kota untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian bagian kelompok elang. Dia tidak akan pulang dalam waktu dekat ini. Begitu dia kembali ke wisma, dia akan segera membereskan mayatmu. Dia pun tidak perlu terburu-buru melakukan semua itu sebab kami akan menunggunya karena sesudah membunuhmu, dia adalah sasaran berikutnya."

   Kata Qu Lei lagi.

   "Shi Tu ke 12, jangan berharap kau bisa keluar dari sini, kecuali 464 orang Chang Xiao Bang, masih ada 74 orang pemanah yang sedang menunggumu!"

   Shi Tu ke 12 hanya terpaku di halaman wisma yang luas.

   Sinar bulan menyinari badannya, bayangannya tampak pendek.

   Angin malam yang dingin terus menghembusi dirinya, membuat pak tua itu sangat bingung dan juga sedih.

   Dalam keadaan seperti itu Shi Tu ke 12 tidak perlu bertarung lagi karena, dia pasti akan kalah.

   Bila Shi Tu ke 12 kalah, bukankah Wisma Shi Jian pun akan segera hancur? Shi Tu ke 12 tidak bergerak.

   Dia menundukkan kepalanya seperti sedang menunggu sesuatuapakah dia sedang menunggu kematian yang akan dating menjemputnya? Di dalam hembusan angin dingin itu, Qu Lei mengerutkan dahi dan memerintah.

   "Pemanah! Siapkan panah!"

   Di malam yang sepi itu, tidak terdengar ada suara sedikit pun hanya terdengar suara Qu Lei. Qu Lei melihat Fang Zhong Pin. Mata Fang Zhong Pin mengeluarkan sorot ingin membunuh. Dia membentak.

   "tujuh puluh empat orang pemanah mengapa belum muncul mendengar perintahku?"

   Tidak ada yang menjawab Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling memandang.

   Wajah mereka berubah.

   Tiba-tiba terdengar keributan kecil tapi hanya berlangsung sebentar.

   Di atas tembok muncul 60-70 orang pemanah.

   Mereka mengarah pada Shi Tu ke 12 dan Guo Ao Bai serta 2 orang murid Wisma Shi Jian yang tersisa.

   Semua panah mengarah pada mereka.

   Meskipun Shi Tu ke 12 mempunyai kepandaian yang luar biasa, tapi dia juga tidak akan bisa menghindari semua panah itu.

   Shi Tu ke 12 terlihat waspada tapi juga seperti yang sudah putus asa.

   Dia ingin meminta mati.

   Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata.

   "Shi Tu ke 12, semua ini adalah murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di bawah pimpinan panji hijau. Mereka berumlah 74 orang pemanah, mereka semua adalah pemanah jitu, mereka tidak pernah meleset dalam menembak panah. Sekarang pun bila kau mempunyai sayap, akan sulit untuk terbang. Qu Lei dengan dingin memerintahkan.

   "panah!"

   Shi Tu ke 12 sepertinya akan mati di bawah hujan panah ini. ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui menatap langit. Dia berpesan kepada satu- satunya orang yang bersamanya yaitu Hei Sha (Pasir Hitam), Mu Shan Lu.

   "Sepertinya sekarang Qu Lei dan yang lainnya sedang bertarung dengan Shi Tu ke 12."

   Mu Shan Lu menjilat Zheng Bai Shui dan berkata.

   "Ya, ya, kekuatan Chang Xiao Bang sangat hebat. Bila Pak tua Shi Tu ke 12 berani bertarung dengan wakil ketua Chang Xiao Bang berarti dia hanya akan mengantarkan nyawanya saja."

   Zheng Bai Shui marah dan berkata.

   "jangan sembarangan bicara! Siapa itu Shi Tu ke 12 dari Wisma Shi Jian? Bila dia adalah orang yang mmiliki ilmu silat tidak tinggi, aku tidak akan mencuri Pedang Sakti Xue He. Aku juga tidak perlu menghabisi Han Bi Lou, Han Ying Bao, markas Biao Qing Yun, lalu Wisma Shi Jian. Ini benar-benar sangat merepotkan. Walaupun Pedang Sakti Xue He tidak berada di tangan Shi Tu ke 12, belum tentu Qu Lei bisa mengalahkannya"

   Mu Shan Lu terkejut dengan cepat dia berkata.

   "Betul, betul, Shi Tu ke 12 tidak bisa dianggap sebelah mata. Kecuali Qu Lei masih adat Fang Zhong Pin, mungkin dia bisa"

   Zheng Bai Shui berkata.

   "Betul bila Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergabung, mungkin mereka bisa mengalahkan Shi Tu ke 12. Tapi di Wisma Shi Jian masih ada Yi Dao Duan Hu, He Bu Le, mungkin Tie Jiao Jiao bisa meladeninya. Masih ada Yen Jie Ya dan Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei. Dia akan dihadang oleh Chen Guan Cai dan Zhao Liao Fen dan yang penting kita mempunyai bidak catur andalanLu Ying Feng. Orang-orang Wisma Shi Jian bukan lawan Ou Li Ren dan Shang Bu Yun."

   Hei Sha, Mu Shan Lu tersenyum dan berkata.

   "Betul, bila ada mereka Ketua tidak perlu turun tangan. Wisma Shi Jian dengan mudah jatuh ke tangan Anda."

   Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya.

   "Siapa yang mengatakan aku tidak perlu ke sana?"

   Mu Shan Lu terkejut dan berkata.

   "Anda...ada apa.. .kenapa...."

   Jawab Zheng Bai Shui.

   "Sekali Chang Xiao Bang bertarung harus menang. Walaupun Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah berada dalam posisi menang tapi mereka belum tentu menang. Bila aku tidak pergi ke sana, mereka akan merasa hidup, mati, mulia, dan hina, semua bercampur menjadi satu. Kalau secara kebetulan mereka gagal, maka aku akan datang membantu mereka. Ini sebabnya jalan kita terbagi dua."

   Mu Shan Lu baru mengerti strategi Zheng Bai Shui dan tertawa.

   "Ketua sangat pintar dan bisa menyusun taktik dengan sangat bagus. Kalau begitu, anak buah yang tersisa di sini sebanyak 80 orang, apakah aku harus membawa mereka ke sana?"

   "Tidak perlu, kau pun tidak perlu ke sana. Kau jaga Chang Xiao Bang saja."

   Mu Shan Lu kaget dan bertanya.

   "Tapi...Ketua apakah ketua yang akan pergi sendiri...."

   Zheng Bai Shui tertawa dan menjawab.

   "Betul, aku akan pergi sendiri."

   Tiba-tiba Zheng Bai Shui berteriak, Mu Shan Lu tergetar hingga tidak bisa berdiri. Dengan sombong Zheng Bai Shui berkata.

   "Lihat dengan jelas, orang yang bisa bertarung denganku sebanyak kurang lebih 300 jurus, sekarang sudah tidak banyak lagi maka itu aku harus pergi ke sana!"

   Mu Shan Lu menjawab.

   "Betul, betul." ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila. Qu Lei dengan dingin memerintah.

   "Lepaskan panah!"

   Walaupun Shi Tu ke 12 berilmu silat tinggi, tapi dia juga tidak akan bisa menahan 74 buah panah.

   Terlihat Shi Tu 12 akan mati di bawah panah-panah itu.

   Tapi...? Tidak ada panah, sebuah panah pun tidak ada.

   Bahkan suara kentut pun tidak ada.

   Wajah Qu Lei tampak berubah, tiba-tiba dengan ringan Shi Tu ke 12 berkata.

   "lepaskan panah!"

   Wajah Qu Lei seperti disiram dengan air es. Dia benar-benar sangat kaget. Fang Zhong Pin berteriak.

   "Hati-hati!"

   Tujuh puluh empat panah itu bukan diarahkan kepada Shi Tu ke 12 melainkan ke arah Qu Lei dan kawan-kawannya.

   ---ooo0dw0ooo--- BAB 16 Naga, Harimau, Elang, dan Merpati Perubahan besar sudah terjadi.

   Di lapangan itu kecuali Qu Lei, Fang Zhong Pin, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, Zhao Liao Fen, Shang Bu Yun dan yang lainnya, mereka masing-masing terkena satu panah.

   Sisa panah sebanyak 68 panah, mengenai 68 orang, 42 orang segera terpanah hingga mati, 26 orang terluka.

   Wajah Qu Lei terlihat lebih jelek dbandingkan dengan wajah.orang mati.

   Kemudian dia melihat 74 orang pemanahnya.

   Mereka dilempar masuk ke halaman.

   Tenggorokan mereka terputus, sepertinya mereka diserang dari belakang dan tidak bisa melawan lagi dan leher mereka digorok.

   Fang Zhong Pin melihat Shi Tu ke 12 sedang tersenyum.

   Muncul wajah seorang pemimpin yang menghadapi beribu-ribu pasukan tapi terlihat tetap tenang dan teratur mengatur mereka.

   Fang Zhong Pin merasa panas dingin.

   Kemudian seorang murid yang berada di pinggir Shi Tu ke 12 dengan pelan keluar dari sisi Shi Tu ke 12 dan berkata.

   "Pemanah kalian berhasil ditaklukan oleh kelompok elang dari wisma kami. Di luar ada 52 orang dan di dalam ada 41 orang, tapi semua itu hanya penjaga wisma saja. Pasukan kami yang sebenarnya ada 4 kelompok. Kelompok pertama, kelompok elang memiliki tangung jawab menjaga keamanan di luar dan di dalam wisma. Kelompok kedua adalah kelompok merpati, tugas mereka adalah menyelidiki dan memberi kabar. Kelompok ketiga adalah kelompok harimau, mereka mewakili ketua wisma melakukan semua hal di dunia persilatan. Kelompok keempat adalah kelompok naga, mereka jarang keluar kecuali bila wisma mengalami kesulitan, keahlian mereka adalah membunuh....'' Wajah Qu Lei dan Fang Zhong Pin menjadi pucat.

   "Aku diperintahkan untuk memberitahu kalian, orang-orang kalian yang berada di luar sudah dikepung oleh kelompok elang dan yang berada di dalam wisma, kelompok naga sudah memasang perangkap. Walaupun kalian bisa keluar, tapi di luar sana kalian sudah dikelilingi oleh kelompok harimau...."

   Rasa terkejut membuat mulut Guo Ao Bai ternganga.

   Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Wisma Shi Jian adalah begitu kuat, dia benar-benar tidak mengetahuinya.

   Wisma Shi Jian adalah wisma yang terkenal.

   Wisma ini berdiri bersama-sama dengan Chang Xiao Bang dan markas Biao Feng Yun, kekuatan Wisma Shi Jian pasti tidak biasa, kalau tidak mungkin wisma ini sudah tertelan oleh angin badai dan gelombang besar.

   "Orang yang kalian kirim sudah membunuh 52 orang Wisma Shi Jian. Sekarang mereka dicegah oleh kelompok merpati dan mereka sudah dibunuh. Tapi kau tenang saja, sekarang anak buah perkumpulan kalian masih tersisa 150 orang. Guo Ao Bai merasa lebih aneh lagi, dia tidak menyangka murid Wisma Shi Jian ini walau masih begitu muda tapi perkataan dan penampilannya sangat tenang, teratur, dan sangat berwibawa.

   "Ou Lei, Fang Zhong Pin, mengaku lah kalah. Wisma Shi Jian bukan tempat untuk kalian berbuat seenaknya. Mengaku sajalah, dan tanggalkan senjata kalian. Yang menanggalkan senjata, tidak akan kami bunuh."

   Wajah Qu Lei seperti warna hati babi. Dia marah dan berteriak.

   "Hentikan omong kosongmu!"

   Fang Zhong Pin melihat orang itu lalu bertanya.

   "Siapa kau!" ; Murid itu balik bertanya.

   "Siapa aku?"

   Dia melepas topeng kulit dari' wajahnya. Topeng itu dirias dengan begitu sempurna dan ahli. Dia adalah Yi Dao Duan Hun, He Bu Le. Fang Zhong Pin dengan gugup berkata.

   Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Bukankah kau...kau sedang keluar kota untuk melatih kelompok elang...?"

   Wajari He Bu Le sangat kasar tapi selalu tersenyum. Dia melihat ke arah Shi Tu ke 12. Dengan tenang Shi Tu ke 12 menjawab.

   "Dia adalah wakil ketua Wisma Shi Jian. Dia yang membereskan semua masalah besar. Mana mungkin dia pergi jauh dari wisma ini?"

   Fang Zhong Pin merasa aneh dan berkata.

   "Kalau...."

   He Bu Le tertawa dan berkata.

   "Tempat latihan murid-murid kelompok elang berada di tempat rahasia di bawah tanah tetapi tetap berada di Wisma Shi Jian. Kecuali ketua dan aku, orang lain tidak akan ada yang tahu."

   Wajah' Fang Zhong Pin sudah pucat dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Tiba-tiba di halaman ada yang berteriak.

   "Ketua, Kakak Kedua, celaka, Chang Xiao Bang sudah menyerang."

   Shi Tu ke 12 membalikkan kepala, ternyata dia adalah si Ketapel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng dengan terengah-engah berlari masuk. Begitu melihat Shi Tu ke 12, dia segera berkata.

   "Ternyata kalian berada di sini, kita harus melawan mereka!"

   Shi Tu ke 12 tersenyum dan berkata.

   "Adik Lu, jangan emosi, keadaan sudah bisa dikendalikan. Wisma sudah bisa diurus, tidak perlu tergesa-gesa."

   Wajah Lu Ying Feng terlihat senang dan dia tiba-tiba berkata.

   "Ketua, aku ingin melaporkan sesuatu!"

   Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan bertanya.

   "Apa yang akan kau laporkan sekarang ini?"

   Jawab Lu Ying Feng dengan tergesa-gesa.

   "Hal ini sangat penting, ada hubungannya dengan Kakak Ketiga- Shi Tu 12 mengangguk dan berkata.

   "Kemarilah!"

   Dengan hormat Lu Ying Feng mendekat dan menjawab.

   "Ya!"

   Dia berjalan menuju Shi Tu ke 12, tidak ada yang melihat kalau tangannya memegang 2 buah pisau pendek yang tajam, setiap saat dia bisa menikam jantung Shi Tu ke 12.

   ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui memakai baju putih.

   Dia berjalan di gunung.

   Awan berada di atas kepala dan seperti terbang, bulan seperti tidak tenang.

   Dia berusaha bersembunyi di balik awan yang terus berlari.

   Bulan, bintang, angin kencang, orang pun berjalan dengan cepat seperti terbang seperti meluncur di padang rumput.

   Dia adalah ketua Chang Xiao Bang Zheng Bai Shui.

   Sambil berjalan Zheng Bai Shui berpikir.

   "Asalkan bisa menghancurkan Wisma Shi Jian, Chang Xiao Bang akan menjadi nomor satu di dunia persilatan. Hanya ada satu yang tertinggal dan itu adalah markas Biao Feng Yun. Tujuan berikutnya adalah menghancurkan markas Biao Feng Yun. Dia terus berjalan. Tempat di mana dia berjalan sekarang sudah sangat dekat dengan Wisma Shi Jian. Sesudah melewati gunung ini, akan terlihat Wisma Shi Jian. Di depannya adalah hamparan rumput-rumput yang tinggi dan lebat. Rumput-rumput ini setinggi orang. Bergoyang-goyang di bawah sinar bulan dengan tidak tenang seperti mengeluh dan merasa tidak senang. Zheng Bai Shui sedang berpikir.

   "Pertarungan antara Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui entah berlangsung sampai bagaimana? Mengapa Wo Shi Shui tidak ada kabar sedikit pun? Kali ini siapa pun yang masih hidup, Huo Wu Yong, Wo Shi Shui atau Fang Zhen Mei, aku akan membuat mereka saling bunuh. Orang yang tersisa biar aku sendiri yang akan membereskannya. Perjanjian antara aku dan Wo Shi Shui selalu membuat pihaknya dirugikan, walaupun Huo Wu Yong mampu atau tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei, siapa pun yang tersisa, akhirnya harus bertarung dengan Wo Shi Shui....'' Sesudah berpikir seperti itu, Zheng Bai Shui menjadi sangat percaya diri. Dengan kedua tangannya dia menyibakkan rumput-rumput yang tinggi itu. Di bawah sinar bulan, baju putihnya terlihat dengan jelas. Dengan cepat dia berjalan di antara semak-semak itu. Karena rumput sangat tinggi dan lebat, dia tidak bisa melihat lurus ke depan. Kecuali suara rumput yang dia injak, dunia yang lain sepertinya sangat sepi. Zheng Bai Shui tetap tenggelam dalam pikirannya.

   "Sekarang Qu Lei dan Shi Tu ke 12 pasti sedang bertarung. Siapa pun yang menang, mereka akan merasa lelah, dan aku akan mengambil keuntungan ini. Kalau tujuan ini terlalu awal tercapai aku malah harus bertarung dengan Shi Tu ke 12. Sebelum Qu Lei dan Fang Zhong Pin bertarung, menurut laporan mata-mata, Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui belum kembali ke Wisma Shi Jian. Kalau mereka berdua tidak berada di sana, dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti Xue H. Fang Zhong Pin dan Qu Lei akan lebih mudah mengalahkan Shi Tu ke 12."

   Memikirkan semua itu Zheng Bai Shui menjadi sangat riang.

   Di bawah sinar bulan dengan tangan menyibak rumput setinggi orang dia terus berjalan.

   Di sekeliling sana rumput sangat tinggi dan lebat.

   Tiba-tiba di bawah rumput ada wajah seseorang yang sedang melihatnya dengan dingin.

   ---ooo0dw0ooo--- Bab 17 Senjata Rahasia yang Misterius Wajah ini dia tidak kenal.

   Dingin, muda, penuh kekuatan, pintar, seperti tidak mempunyai perasaan tapi bila diteliti dengan benar, masih ada setitik sinar kebaikan di wajah itu.

   Sekarang, wajah ini seperti seekor ular beracun melihat dia.

   Pemuda ini mengenakan baju berwarna hitam, tiba-tiba dia melambaikan tangannya.

   Zheng Bai Shui tidak mengenali orang itu.

   Begitu Zheng Bai Shui menyibak rumput dan melihat orang itu, dia melambaikan tangan, tiba-tiba dari seluruh penjuru keluar beberapa ratus senjata seperti lalat terbang menuju ke arahnya! Sebenarnya pemuda itu melepaskan senjata rahasia dari depan, tapi senjata itu bisa menyebar dari semua penjuru.

   Tentu dia adalah seorangg pesilat yang menggunakan senjata rahasia.

   Orang yang mempunyai keahlian senjata rahasia begitu hebat hanya yang berasal dari keluarga Tang.

   Hanya nyonya Besar Tang bisa menguasai senjata rahasia yang begitu hebat.

   Zheng Bai Shui terpaku.

   Senjata rahasia itu seperti kilat datang menyerangnya.

   Kalau Zheng Bai Shui menghindar ke kiri, dia pasti melepaskankan senjata ke sebelah kiri bila dia menghindar ke kanan maka dia tetap akan terkena.

   Bila dia mundur, hal serupa akan dialaminya, begitu juga bila dia ke depan dia akan bernasib sama.

   Bila dia berbaring untuk menghindar, senjata rahasia seperti lalat yang jumlahnya ratusan tetap akan mengarah ke bawah.

   Tubuhnya akan berlubang.

   Bila dia orang biasa, tidak akan bisa lolos dari semua senjata rahasia itu tapi dia adalah ketua perkumpulan terbesar Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui.

   Walaupun Zheng Bai Shui terkejut dan marah tapi dia tetap dengan tenang menghadapi semua itu.

   Dengan lengan baju dia mengibaskannya.

   Jurus pertama dari Chang Xiao Qi Ji yaitu jurus Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan baju seperti awan di laut timur) sudah dikeluarkan olehnya.

   Di dunia ini siapa yang bisa memaksa Zheng Bai Shui mengeluarkan salah satu dari jurus Chang Xiao Qi Ji, pasti dia adalah orang yang berilmu silat tinggi tapi kali ini Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus Dong Hai Shui Yun Xiu hanya bisa bertahan dari serangan senjata rahasia, membuat orang tidak percaya dengan semua ini.

   Zheng Bai Shui tidak percaya bahwa di dunia persilatan ada pesilat yang begitu mahir menggunakan senjata rahasia dan dia adalah seorang yang masih muda umurnya..Senjata rahasia memenuhi langit, hanya tampak berkilau sebentar.

   Semua sudah menancap di lengan baju Zheng Bai Shui yang besar itu.

   Bulan berada di tengah-tengah, langit berwarna hitam.

   Orang itu melihat Zheng Bai Shui tidak terkena senjatanya, dia pun segera menghilang.

   Semua kembali menjadi sunyi dan sepi.

   Hati Zheng Bai Shui terasa dingin.

   Begitu lengan bajunya diturunkan, di bawah terdengar suara DING, DING, DING, sejumlah senjata rahasia seperti lalat berjatuhan.

   Senjata itu seperti lalat hidup dan kepalanya terpasang besi lancip.

   Sekarang semua senjata berhasil digetarkan oleh tenaga dalam Zheng Bai Shui dan lalat-lalat itu pun mati.

   Zheng Bai Shui belum pernah mendengar atau melihat di dunia persilatan ini ada orang yang bisa menggunakan senjata rahasia semacam itu.

   Rumput lebih tinggi dari tinggi badan orang.

   Zheng Bai Shui segera jongkok.

   Tiga kali jongkok kemudian 3 kali meloncat, seperti seekor kelinci.

   Dia sudah meloncat beberapa puluh meter.

   Dia berdiri dan tidak bergerak, dia tidak tahu siapa orang tadi? Apakah dia masih berada di sini? Berapa orangkah lawannya? Apakah mereka sedang menunggu kesempatan baik untuk menyerang Zheng Bai Shui lagi? Tapi bulan pun tidak bisa memberikan jawaban.

   ---ooo0dw0ooo--- Lu Ying Feng mendekati Shi Tu ke 12, dengan suara kecil dia berkata.

   "Kakak Ketiga Hei...."

   Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata.

   "Apa?"

   Kata Lu Ying Feng.

   "Kakak Ketiga Hei, dia sudah...."

   Shi Tu ke 12 berkata sambil menggelengkan kepala.

   "Aku tidak bisa mendengar dengan jelas."

   Ketepel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng segera menempelkan mulutnya di telinga Shi Tu ke 12,. tiba-tiba dia berkata.

   "Yin Yang Fei sudah menunggumu di kuburan!"

   Sekali mendengar badan Shi Tu ke 12 bergetar dan alisnya pun terangkat.

   Kedua tangan Lu Ying Feng sudah bergerak.

   Dua buah pisau belati secepat kilat dicabut.

   Sewaktu tangan Lu Ying Feng diputar, sepasang tangan Shi Tu ke 12 seperti baja bergerak lebih cepat dibandingkan kilat.

   Dia sudah mencengkram pundak Lu Ying Feng.

   DING, DANG! Dua buah pisau belati terjatuh ke bawah.

   Lu Ying Feng membentak, segera dia sudah menerjang ke belakang.

   Shi Tu ke 12 tertawa dingin.

   Dengan tenaga yang sangat kuat, sepasang tangan Lu Ying Feng dipaksa untuk berbalik ke depan.

   Rasa sakit menusuk hingga ke jantung, dia sama sekali tidak bisa bergerak.

   Wajah Lu Ying Feng langsung pucat, dia berteriak.

   "Ketua, hamba minta maaf! Tolong aku!"

   Shi Tu ke 12 membalikkan tangan Lu Ying Feng dengan paksa dan berkata.

   "Ying Feng, apa yang kau lakukan?"

   Lu Ying Feng sangat terkejut, hingga rohnya pun seperti sudah tidak berada di tubuhnya. Dia meminta ampun.

   "Ketua, tolong selidiki dulu! Mana mungkin aku ingin membunuh Ketua?...Ketua sudah salah paham, salah paham...." - Shi Tu ke 12 mengangkat alinyas dan membentak.

   "Diam! Kau dijuluki sebagai Ketapel Besi Peluru Perak, julukan itu kau dapat sesudah kau bergabung dengan Wisma Shi Jian dan kau pun dihormati oleh orang-orang, sebelum kau bergabung dengan Wisma Shi Jian, kau hanya seorang penjahat yang terkenal di dunia persilatan. Tidak disangka selama beberapa tahun ini sifatmu masih belum berubah. Sewaktu di Hua Shan kau hampir dibunuh oleh Guo Tian ping dengan lempengan besinya. Aku berbaik hati menolongmu, tidak disangka kau adalah orang yang tidak bisa membalas budi...."

   Wajah Lu Ying Feng memerah kemudian berubah menjadi pucat dan dia membela diri.

   "Tidak, Ketua...."

   Shi Tu ke 12 tertawa dengan sedih dan berkata.

   "Jangan memanggilku ketua lagi, aku sudah tidak mempunyai hak untuk menjadi ketuamu. Wisma Shi Jian juga tidak membutuhkan orang sepertimu lagi. Aku selalu merasa aneh, mengapa Pedang Sakti Xue He bisa menghilang dari Wisma Shi Jian? Kalau bukan karena Wo Shi Shui yang mencuri apakah Zheng Bai Shui datang sendiri untuk mencurinya? Kalau bukan, ini semua pasti perbuatan orang dalam Wisma Shi Jian. Aku sudah curiga kepadamu, kau mengkhianati teman hanya untuk mencari sebuah nama. perbuatanmu sangat memalukan...."

   Tubuh Lu Ying Feng gemetar. Dia terus berkata.

   "Bukan begitu, bukan...."

   Shi Tu ke 12 berkata sambil menarik nafas.

   "Ying Feng, kau adalah seorang laki-laki, kau berani melakukan semua itu maka kau harus berani mengakuinya. Tadi aku sudah memeriksa luka Yin Yang Hei, lukanya akibat ditusuk dengan pisau yang kau bawa sekarang. Dia mati pun tidak mau menutup matanya karena orang yang membunuhnya adalah kawannya sendiri. Kalau bukan kau, lalu siapa lagi? Lihat pisau yang dipegang olehmu, masih ada bekas darah. Ying Feng, kau terlalu kejam!"

   Lu Ying Feng berteriak, tiba-tiba dia menendang, dan sasarannya adalah dada Shi Tu ke 12. Kedua alis Shi Tu ke 12 terangkat, dia marah dan membentak.

   "Ying Feng, kau sudah tidak bisa sadar, jangan salahkan aku bila melakukan semua ini!"

   Dengan tenaga yang kuat, Lu Ying Feng merasakan tangannya sangat sakit dan sambungan tulang sudah keluar dari bongkolnya. Tendangannya sudah tidak bertenaga lagi. Qu Lei segera marah dan membentak.

   "Serang!"

   Badannya bergerak seperti harimau.

   Tiba-tiba dia meloncat ke hadapan Shi Tu ke 12.

   Semua perhatian orang tertuju pada Qu Lei, Fang Zhong Pin, dan si banci Tie Jiao Jiao.

   Bergerak ke kiri dan kanan, secepat kilat menyerang Shi Tu ke 12.

   Qu Lei masih belum bergerak, Fang Zhong Pin sudah mendekati Shi Tu ke 12, sekali mengibaskan tangan, pedang seperti kilat menyerangnya.

   Pedang hampir menusuk Shi Tu ke 12.

   tiba-tiba He Bu Le sudah berada di depan dan dengan pisau dia menahan serangan pedang cepat Fang Zhong Pin.

   Dan bersamaan waktu ini, badan Tie Jiao Jiao seperti setan mendekati Shi Tu ke 12 tapi dia segera berhenti karena Qu Lei dari belakang sudah datang terlebih dulu.

   Dengan kepalan tangannya dia menyerang Shi Tu ke 12.

   Serangan Qu Lei membuat perhatian orang tertuju padanya tapi yang mengeluarkan serangan sebenarnya adalah Fang Zhong Pin dan Tie Jiao Jiao.

   Begitu Fang Zhong Pin menyerang, Tie Jiao Jiao tiba-tiba berhenti dan yang menyerang adalah Qu Lei.

   Begitu kepalan tangan Qu Lei keluar, Chen Guan Cai dan Zhao Liao Fen secara bersama-sama menyerang Shi Tu ke 12.

   Di lapangan terjadi pertarungan seperti roda kereta.

   "Bunuh Shi Tu 12', baru merebut wisma, mereka bergerak begitu kompak. Tapi apakah Wisma Shi Jian akan begitu mudah mempersilakan orang masuk ke sana? Si Jala langit Chen Guan Cai sudah menyerang dan Qu Lei sudah mengeluarkan kepalan siap memukul Shi Tu ke 12. Tapi Shi Tu ke 12 dengari tenang masih berdiri dengan tegak di tempat tadi. Angin berasal dari kepalan seperti hujan lebat terus menyerang Shi Tu ke 12. Sewaktu kepalan tangan Qu Lei hampir mengenai Shi Tu ke 12, Shi Tu ke 12 mendorong dan membentak.

   
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Pergi kau!"

   Lu Ying Feng seperti layang-layang yang putus dari benangnya, melayang terbang dan terjatuh keluar.

   Lu Ying Feng jatuh tepat ke arah Qu Lei datang! Kepalan Qu Lei melayang, kedua tangan Lu Ying Feng yang sudah hampir putus tidak bisa bergerak dengan lincah.

   Sekarang mana bisa Lu Ying Feng menyambut kepalan itu? Lu Ying Feng berteriak.

   "Jangan pukul, ini aku...."

   Tapi begitu Qu Lei melihat Lu Ying Feng yang melayang ke arahnya, dia tidak menghindar lagi karena bila tenaga kepalan itu ditarik, maka Shi Tu ke 12 akan mengambil, kesempatan ini.

   Qu Lei tidak mau menghilangkan kesempatan untuk memukul, dia terpaksa kehilangan Lu Ying Feng.

   kehilangan satu Lu Ying Feng, itu tidak apa-apa.

   Terdengar bunyi PING.

   Kepalan Ou Lei tepat mengenai Lu Ying Feng.

   Lu Ying Feng patut dikasihani, dia tidak kuat menahan pukulan ini.

   Dadanya segera melesak kedalam dan dia muntah darah! Meski kepalan Ou Lei masih menempel di dada Lu Ying Feng.

   Dia terus menerjang Shi Tu ke 12.

   Tadi maksud Qu Lei tidak terwujud karena tiba-tiba di antara mereka muncul Lu Ying Feng.

   Melalui tenaga kepalan dia menyalurkan tenaganya ke tubuh Lu Ying Feng, ditujukan ke arah Shi Tu ke 12.

   Shi Tu 12 tidak bisa menghindar.

   Tenaga Ou Lei sangat besar, apakah Shi Tu ke 12 sanggup menyambut pukulan itu? PING! Tenaga kepalan Qu Lei yang disalurkan melalui tubuh Lu Ying Feng, kemudian menerjang Shi Tu 12.

   Shi Tu ke 12 tetap tidak bergeming, tapi wajahnya sudah tidak tersenyum.

   Pukulan Qu Lei tepat mengenai sasaran, tapi dia melihat Shi Tu ke 12 tidak roboh.

   Dia ingin menarik kembali kepalannya, tapi Shi Tu ke 12 tiba-tiba memukul mayat Lu Ying Feng.

   Qu Lei ingin menarik kepalan tangannya kembali tapi terlambat.

   Dia hanya merasakan tepukan ringan dari Shi Tu ke 12 tapi akibatnya seperti ada tenaga gunung dan laut yang menindihnya.

   Melalui mayat dan kepalan masuk ke dalam tubuhnya.

   PING.

   Qu Lei tergetar dan badannya melayang puluhan meter jauhnya.

   Dia hanya merasa langit seperti terbalik.

   Wajahnya tampak pucat, dia menekan jantungnya.

   Dia tidak bisa bicara apa-apa lagi karena dia sudah terpelanting jatuh.

   Mayat Lu Ying Feng terkena pukulan ini sehingga membuat jasad ini bergetar dengan kencang hingga biji mata pun keluar dari tempatnya.

   Jasad itu terpelanting.

   Begitu jatuh sudah tidak berbentuk lagi.

   Shi Tu ke 12 tetap dengan tenang berdiri di tempat tadi tapi batu tempat dia berpijak sudah hancur lebur.

   Mungkin ini dikarenakan tenaga Qu Lei memukul Shi Tu ke 12 dan dia menyalurkan tenaga itu ke bawah batu hingga menjadi hancur.

   Dapatkah terbayangkan seperti apa tenaga Qu Lei? Guo Ao Bai terkejut, dia ingin memapah Shi Tu ke 12 tapi Shi Tu ke 12 melambaikan tangan menolaknya.

   Dia tertawa dingin dan berkata.

   "Tenaga yang kuat...kuat....'' Dia tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi. Guo Ao Bai kembali untuk melihat Qu Lei yang diam. Tiba-tiba Qu Lei berteriak.

   "Baik"

   Belum habis perkataannya, dia sudah muntah darah.

   Darah seperti panah keluar dengan kencang dari tubuhnya.

   Bersamaan waktu itu, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, dan Zhao Liao Fen dengan suara keras menyerang Shi Tu ke 12.

   Zhao Liao Fen mengambil pasir hitam dan melemparkannya ke arah Shi Tu ke 12.

   Guo Ao Bai dengan dua tangarinya dan 7 buah pedang sudah mencegat Zhao Liao Fen dan mulai menyerang.

   Chen Guan Cai mengambil kesempatan ini, dia yang menyerang Shi Tu ke 12, tiba-tiba di sisi Shi Tu ke 12 ada seorang murid yang mengenakan baju berwarna putih.

   Dia mengelap wajahnya dengan tangan.

   Muncul seraut wajah yang gagah dan berumur setengah baya.

   Dia adalah salah satu adik angkat Shi Tu ke 12 yang bermarga Yin.

   Terdengar Yin Jue Ya membentak.

   "Penjahat kau hanya mengantar nyawamu ke sini!"

   Kedua tangannya digetarkan.

   Pedang dan golok sudah meghadang di depan Chen Guan Cai, pertarungan tidak dapat dihindari lagi dan mereka pun bertarung Hanya Tie Jiao Jiao yang sampai di depan Shi Tu ke 12, dengan sepasang tangan, yang satu bertenaga Yin dan yang satu lagi bertenaga Yang, kedua tangan yang saling berbeda tenaga ini sudah dilancarkan.

   Qu Lei yang telah digetarkan dan terbang melayang beberapa meter, pada saat yang hampir bersamaan seperti anak panah dilepaskan kembali melancarkan sebuah pukulan.

   Shi Tu ke 12 membalikkan badannya, dua buah telapak tangan dengan ringan menempel di telapak tangan Tie Jiao Jiao, namun hanya dalam waktu yang singkat, wajah Tie Jiao Jiao sudah berubah, dia merasakan kedua tenaga yang berlawanannya masuk dan merambat melalui kedua tangannya, yang satu tenaga Yin dan yang satu adalah tenaga Yang.

   Setelah kedua tenaga itu masuk ke tubuh Shi Tu ke 12 tiba-tiba saja tenaga itu menghilang seperti tenggelam ke dalam lautan.

   Sewaktu Tie Jiao Jiao masih dalam keadaan terkejut, dia merasa tenaga dari kiri mengandung tenaga Yin menghilang tapi di sebelah kanan mengandung tenaga Yang merambat masuk, Shi Tu ke 12 sudah membalikkan tenaga yang berada dalam tubuhnya dan berbalik menyerang dirinya.

   Tenaga yang saling berlawanan ini membuat Tie Jiao Jiao terkejut, namun semua ini sudah terlambat.

   Pukulan ini adalah pukulan yang sangat mematikan.

   Tie Jiao Jiao merasakan tubuh, darah, dan nafasnya bergejolak, tak lama setelah itu dia memuntahkan darah segar, raut wajanya berubah mengerikan lalu roboh.

   Kejadian ini hanya berlangsung beberapa saat saja.

   kedua telapak tangan saling menempel, wajah Tie Jiao Jiao berubah 4 kali, dari pucat menjadi hijau lalu berubah menjadi merah hati kemudian menjadi ungu dan terakhir berubah menjadi hitam.

   Warna terakhir ini adalah warna kematian.

   Berhasil melumpuhkan Tie Jia Jiao, kedua telapak Shi Tu ke 12 belum sempat ditarik kembali namun kepalan besi milik Qu Lei sudah menghantamnya.

   "BLang!"

   Qu Lei menghantam dada Shi Tu ke 12, tapi dia merasa seperti memukul sebuah kayu busuk.

   Dan waktu itu telapak tangan Shi Tu ke 12 menepuk ringan bagian belakang Qu Lei namun suara yang terdengar seperti benturan besi dengan batu.

   Tepungan telapak Shi Tu ke 12 belum dikeluarkan, Qu Lei sudah jatuh terpental ke belakang, kemudian dia mengeluarkan suara yang membuat orang terkejut.

   "Mundur!"

   Qu Lei adalah orang pertama yang mundur, jalan mundur yang dia lalui penuh dengan darah sendiri yang keluar dari mulutnya.

   Shi Tu ke 12 kembali ke tempatnya, wajahnya pucat dan dari mulutnya mengalir darah.

   Dia tidak mengejar Qu Lei, namun dia berkata.

   "

   Kepalan tangannya sungguh lihai." ---ooo0dw0ooo--- Bulan tidak bersuara.

   Zheng Bai Shui masih ada di balik semak-semak, tidak bisa maju juga tidak bisa mundur.

   Sebenarnya dia tidak mengetahui bahwa sudah datang beberapa orang, dia tidak mengerahui senjata rahasia apa saja yang dimiliki oleh lawannya, namun dia mengetahui dengan jelas jika dia tidak hati-hati maka dia akan terbunuh.

   Yang dia ketahui dengan lebih jelas lagi adalah waktu berlalu terasa sangat lama, tapi lawannya tetap tidak bersuara.

   Di tempat lain di Wisma Shi Jian, pertarungan pun pasti berlangsung dalam waktu yang lama.

   Apakah Qu Lei bisa merebut Wisma Shi Jian dengan lancar? Tapi dia malah terperangkap di sini.

   Langit dan bumi tidak bersuara, bulan pun seperti dingin tidak memiliki perasaan.

   Apakah orang yang akan menyerang dia hanya sendiri? Orang itu sudah menyerangnya namun tidak berhasil, tapi apakah orang itu sudah melarikan diri atau belum? Zheng Bai Shui sangat cemas, tapi dia sudah mengambil keputusan untuk menunggu sebentar lagi lalu dia akan keluar dari semak-semak ini.

   Dia tidak percaya, seorang pemuda yang tidak mempunyai nama bisa mengurung seorang ketua Chang Xiao Bang, yang lebih tidak dapat dipercaya adalah orang itu adalah musuh Chang Xiao Bang.

   ---ooo0dw0ooo--- Sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12, Fang Zhong Pin sedang bertarung dengan He Bu Le, Yi Dao Hun.

   He Bu Le memengang sebilah pisau yang sangat tipis, setipis kertas.

   Dengan pisau tipisnya dia sanggup menahan pedang Fang Zhong Pin yang kecil dan panjang.

   Mereka berdua segera bertarung dengan sengit.

   Terdengar suara senjata saling beradu, gerakan mereka sangat cepat, bayangan pedang dan pisau sudah menutupi bayangan mereka sendiri.

   Begitu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12 untuk kedua kalinya, mereka tiba-tiba berhenti menyerang.

   Mereka sudah bertarung melewati jurus pedang yang ke 1.276 dan jurus pisau yang ke 1.276.

   Wajah mereka tidak merah dan nafas mereka pun sama sekali tidak terengah-engah.

   Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedang panjangnya.

   Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedangnya.

   Gerakan ini membuat Han Bu Le merasa aneh.

   Dengan gerakan yang sangat cepat Fang Zhong Pin sudah menyerang, menggantikan pedang dengan mengunakan telapak tangannya sendiri.

   "Zhang Jian!" (Pedang Tangan) . Jurus pedang yang sangat cepat dan tepat seperti angin. He Bu Le sangat terkejut karena pisaunya terlempar akibat benturan senjata. Senjata yang dipakai oleh Fang Zhong Pin sekarang adalah Zhang Jian. Dengan tertawa sinis dia berkata.

   "Kau tertipu, sebenarnya jurus yang aku kuasai adalah Zhang Jian."

   Pedangnya kembali menyerang.

   He Bu Le sudah tidak ada jalan mundur lagi.

   Tiba-tiba sekelebat cahaya pisau muncul, terdengar suara logam beradu.

   Tangan Fang Zhong Pin sudah melayang ke udara.

   Dengan gerakan cepat Fang Zhong Pin mundur, dia memegangi tangannya yang sudah putus.

   Dengan muka pucat dan rasa terkejut dia melihat tangan kanan He Bu Le.

   Tangan kanan He Bu Le sangat licin seperti sebilah pisau.

   Dengan tersenyum He Bu Le berkata.

   "Kau juga salah, ilmu andalanku adalah Pisau Tangan."

   Fang Zhong Pin berteriak.

   "Mundur! ---ooo0dw0ooo--- Bulan bersinar dengan terang, sepertinya bulan ingin mencuci bersih semua bau darah di dunia ini, tapi di sini sudah tidak ada lagi bau darah, bila ada pun pasti sudah bersih. Seperti Shi Tu Tian Xin yang sedang membersihkan darah dengan lengan bajunya saat ini. Tubuh Shi Tu Tian Xin masih terasa sangat lemah. Dia hanya bisa membuka matanya dan melihat Wo Shi Shui, ketika dia ingin buka mulut Wo Shi Shui berkata.

   "Jika kau ingin membuka mulut kau tidak boleh mengucapkan terima kasih. Chen Guan Cai adalah orang yang aku bawa dari Chang Xiao Bang, dia sudah memukulmu, tentu saja sekarang aku harus menyembuhkan dirimu dulu. Aku sangat tidak suka dengan kata-kata terima kasih, maaf, senang bertemu denganmu, dan lain-lainnya. Walaupun ada niat baik atau tidak, bagiku itu semua sama saja."

   Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Tian Xin dan berkata.

   "Jangan begitu, jika ada orang bersungguh-sungguh ingin berterima kasih padamu, bagaimanapun, kau tidak bisa menjahit mulut setiap orang."

   Kata Wo Shi Shui.

   "Benar juga."

   Shi Tu .Qing Yan tidak tahan lagi, dia pun ikut tertawa.

   Dia melihat salah satu pesilat tangguh di dunia ini memiliki sifat yang aneh-aneh.

   Tapi meskipun bersifat aneh dia bukan orang jahat, mempunyai sedikit rasa humor.

   Pastinya Fang Zhen Mei memiliki sifat seperti itu.

   Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata lagi.

   "Baiklah sekarang kau sudah tidak apa-apa lagi, sekarang aku harus pergi ke Chang Xiao Bang untuk menyelesaikan hutang piutangku dulu dengan Zheng Bai Shui."

   Fang Shen Mei ingin mengatakan sesuatu tapi Wo Shi Shui mencegahnya dan berkata.

   "Kau jangan pergi bersama denganku, aku"

   Sudah membuat janji dengan Zheng Bai Shui untuk membunuhmu jika kau ikut denganku maka kau akan membuatku sulit.

   Antarlah mereka pulang ke Wisma Shi Jian, aku akan pergi ke Chang Xiao Bang sendiri, apalagi sekarang Pedang Sakti belum diantarkan kepada Shi Tu ke 12.

   Hal ini sangat penting, siapa pun yang ikut denganku berarti orang itu adalah musuhku."

   Fang Shen Mei melihat wajah Wo Shi Shui yang keras, akhirnya dia menarik nafas dan berkata.

   "Kalau begitu, adakah cara lainnya?" ---ooo0dw0ooo--- Qu Lei dan Fang Chong Pin berteriak mundur tetapi tidak bersama-sama, bila didengar oleh orangorang Chang Xiao Bang ini benar-benar sangat mengagetkan Guo Ao Bai memapah Zhao Liao Fen. Yen Jue Ya memapah Chen Guan Cai Qu Lei mundur dengan cepat, Fang Chong Pin juga mundur hingga ke tembok. Tiba-tiba di belakang Qu Lei ada sebuah pohon besar dan dari dalam pohon itu keluar sepasang tangan yang memeluk Ou Lei, di sisi pohon lainnya tiba-tiba keluar tangan untuk membantu memegangi Qu Lei. Ternyata pohon-pohon itu adalah pohon tiruan yang didalamnya kosong. Kelompok naga dari Wisma Shi Jian ternyata sudah bersiap-siap dan bersembunyi di halaman. Fang Zhong Pin melihat kondisi itu, dia ingin menolong Qu Lei tapi dia merasa kakinya ada hawa pisau yang dibawa oleh angin, segera dia melompat untuk menghindari pisau itu, namun setelah itu dari arah kebun bunga melayang puluhan pisau terbang yang mengarah ke kakinya. Fang Zhong Pin merasa kaget dan marah, dia segera berteriak.

   "Semua mundur dan bunuh yang menghalangi!'' Dia bertarung sambil mundur untuk melarikan diri dari Wisma Shi Jian. Keadaan Qu Lei sudah terjepit oleh 3 orang, walaupun sudah terluka parah dan tangannya tinggal sebelah, dia masih mengeluarkan teriakan seperti harimau terluka. Siku tangannya masih berbahaya, dia masih sempat menyikut dada "pohon"

   Hingga berlubang,orang itu terpaksa melepaskan pegangannya.

   Begitu terlepas dia segera dia memukul kepala orang yang ada di sebelah kanannya sampai pecah.

   Orang yang berada di sebelah kirinya 1 hanya bisa tertegun karena kaget, dia tidak sadar bahwa kepalan tangan itu sedang mengarah ke kepalanya akhirnya kepala orang itu pun pecah.

   Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Qu Lei merasa pandangannya menjadi kabur, Fang Chong Pin cepat-cepat melarikan diri dari Wisma Shi Jian.

   Kelompok Chang Xiao Bang mengalami kekacauan, ada yang melarikan diri, ada yang berteriak, dan ada juga yang sambil berteriak sambil mundur.

   Beberapa orang melemparkan senjata rahasia dan ada juga yang mengangkat tangannya.

   Hanya ketua panji hijau Chang Xiao Bang, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun masih seperti seorang laki-laki sejati, dia masih memimpin 200 orang anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerang ke halaman.

   Suasana lebih ramai lagi.

   Terdengar suara He Bu Le berteriak.

   "Kelompok Elang, Naga, Harimau serang semuanya!!'' Pertarungan sengit sedang berjalan, pertarungan ini cukup untuk mengubah keadaan dunia persilatan, pertarungan terbesar di dunia persilatan sedang terjadi. ---ooo0dw0ooo--- BAB 18 Wo Shi Shui kembali ke Chang Xiao Bang Di depan markas perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang, tiba-tiba muncul sebuah bayangan seseorang yang masuk. Bayangan itu terlihat dari jauh namun perawakannya yang besar dan tegap membuat orang merasa segan. Orang-orang yang berjaga di Chang Xiao Bang pun terkejut dengan kedatangan bayangan itu. Dalam sekejap sudah 4 orang yang mencegat bayangan itu untuk masuk lebih dalam lagi. Orang berbaju hitam itu terpaksa berhenti melangkah. Sorot matanya tajam seperti pisau menatap orang-orang yang mencegatnya. Salah satu dari orang Chang Xiao Bang itu bertanya.

   "Siapa kau?"

   "Wo Shi Shui."

   "Wo Shi Shui?"

   "Benar, aku Wo Shi Shui."

   "Untuk apa kau datang kemari?"

   "Suruh ketua kalian keluar!"

   "Apakah kau pernah bertemu dengan ketua kami?"

   "Kalian tidak pantas menghalangiku seperti ini. Kalian masing-masing memakai tombak, kayu pemukul, trisula E Mei, dan yang satu lagi memakai Pena Hakim. Kelihatanya saja senjata itu bermacam-macam namun sebenarnya senjata kalian itu tidak ada gunanya.

   "Apa?"

   Empat orang murid Chang Xiao Bang serentak berteriak. Dengan dingin Wo Shi Shui berkata.

   "Kau yang memakai senjata E Mei, sebenarnya kau sedang merasa ingin tidur dan di dalam hatimu tentu saja kau merasa sangat marah karena waktu tidurmu kuganggu. Apakah dengan pikiran seperti itu kau dapat berkonsentrasi dan apakah kau bisa menang dariku?"

   Orang yang bersenjata trisula itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan terdiam. Wo Shi Shui kemudian mengalihkan pandangannya ke orang yang bersenjata Pena Hakim, dan dengan dingin berkata.

   "Kau yang memakai Pena Hakim, dengan melihat senjata yang kau gunakan tentunya kau adalah Yan Ling Dao, tapi karena kau datang dengan terburu-buru untuk mencegatku dengan sembarangan mengambil senjata orang lain. Senjata yang kau ambil secara sembarangan tentunya kau tidak mahir menggunakannya. Bertarung bukan dengan menggunakan senjata sendiri apakah kau bisa memenangkan pertarungan?"

   Orang yang memegang senjata Pena hanya terbengong-bengong di sana dan dua tidak dapat menjawab. Pandangan Wo Shi Shui kembali berpindah ke orang yang bersenjata tombak, dengan nada yang dingin pula dia berkata.

   "Kau juga, kau memegang senjata tombak sepanjang 3 meter, semua temanmu memegang jenis senjata yang pendek, bagaimana kau bisa menyerangku tanpa melukai teman-temanmu sendiri? Jika tidak memiliki percaya diri yang tinggi, bagaiman kau bisa menang dalam pertarungan ini?"

   Orang yang bersenjata tombak itu pun hanya bisa terdiam tidak bisa membantah. Mata Wo Shi Shui menatap orang yang terakhir. Orang yang ditatap oleh Wo Shi Shui merasa hatinya tergetar tapi dia menguatkan diri dan berteriak.

   "Jangan hiraukan kata-kata orang ini hayo kita serang dia!"

   Dalam sekejap keempat senjata itu menyerang ke arah Wo Shi Shui. Wo Shi Shui marah tapi juga ingin tertawa, dia berkata.

   "Kau tidak mempunyai kesalahan, kau adalah orang yang paling kuat di antara kalian berempat, tapi begitu kau tertekan kau merasa hatimu kacau, kakimu pun tidak bisa berdiri dengan tegak. Sebelum kau menyerang kau sudah merasa ketakutan dulu, mana bisa kau menahan seranganku ini?"

   Kata-kata itu belum selesai diucapkan, keempat orang ini sudah tubuhnya melayang dan terbanting lalu tidak dapat bangun lagi.

   Keempat orang ini roboh, tapi dengan segera 10 orang lebih sudah berlarian menuju tempatnya.

   Wo Shi Shui berkata dengan marah.

   "Siapa yang menghalangiku, dia akan mati, yang aku cari adalah ketua kalian."

   Tiba-tiba seseorang yang mengenakan baju merah datang dengan kecepatan seperti kilat. Murid-murid Chang Xiao Bang segera memanggil orang ini.

   "Ketua Mu!"

   Orang itu telah sampai di depan Wo Shi Shui, orang itu mengamatinya sebentar dan berkata.

   "Aku kira siapa yang datang mengunjungi Chang Xiao Bang ternyata hanya anak kecil. Hai anak kecil, kembalilah kepada ibumu untuk menyusu. Aku adalah pembunuh hitam, Mu Shan Lan dan kau harus tahu itu."

   Wo Shi Shui dengan pandangan dingin tapi tidak menjawab. Mu Shan Lu merasa tidak suka ketika dia diamati oleh Wo Shi Shui. Hatinya sangat marah dan dia bertanya.

   "Siapa kau?"

   Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab.

   "Kau tahu arti nama Wo Shi Shui!" (Wo=aku, shi=adalah, shui=siapa). Sesudah mendengar nama ini Mu Shan Lu tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada murid-murid Chang Xiao Bang yang lain.

   "Di dunia ini ada nama yang begitu aneh dan kurang ajar, seperti cmahirkan oleh seekor anjing saja. Namanya adalah Wo Shi Shui. Dia sendiri pun tidak tahu siapa dirinya? Ha..ha...."

   Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di pinggirnya juga ikut tertawa.

   Tapi baru saja tertawa sebentar suara Mu Shan Lu menjadi serak.

   Tawa murid-murid Chang Xiao Bang yang lain pun berhenti! Karena Mu Shan Lu tidak bisa tertawa.

   Wo Shi Shui sudah mengeluarkan kepalan i tangannya dan memukul.

   Mu Shan Lu merasa kepalan Wo Shi Shui semakin besar dan besar, kemudian mendekatinya dan dia pun terkena pukulan ini.

   Delapan1 gigi dan darah bersamaan menyembur keluar.

   Mu Shan Lu roboh ke bawah, dengan marah dan benci dia berteriak.

   "Kurang ajar! Bunuh dia!"

   Segera puluhan murid Chang Xiao Bang datang lagi. Mereka mencabut golok, mencabut pedang, mengeluarkan panah dan mengurung Wo Shi Shui. Terdengar Wo Shi Shui dengan marah berteriak.

   "Baiklah, kalian adalah kaki tangan Zheng Bai Shui dan sudah menghancurkan Han Ying Bao, merusak kantor Biao Qing Yun dan Han Bi Lou. Kalian sudah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi. Aku akan membunuh kalian sampai habis baru bertemu dengan Zheng Bai Shui."

   Darah muncrat, orang bergerak, suara teriakan sudah terdengar.

   ---ooo0dw0ooo--- Di Wisma Shi Jian.

   Suara bertarung sudah berakhir.

   Pendekar mengeluarkan darah.

   Laki-laki sejati juga mengeluarkan darah.

   Begitu banyak pendekar dan laki-laki sejati mengeluarkan darah.

   Kebenaran di muka bumi dan langit apakah akan terpancing keluar oleh bau darah ini? Apakah akan ada yang keluar untuk kebenaran di dunia persilatan? Di Dao Duan Hun, He Bu Le sedang mengatur murid-murid Wisna Shi Jian bertarung, dia bertemu dengan ketua panji hijau, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun.

   Hanya satu kali mengayunkan pisau, Shang Bu Yun sudah terpojok dan ditangkap, tapi He Bu Le tidak membunuhnya.

   He Bu Le hanya membawa Shang Bu Yun bertemu dengan Shi Tu ke 12.

   Rambut perak Shi Tu ke 12 tergerai ditiup angin, di bajunya terlihat ada noda tetesan darah.

   Dia melihat Shang Bu Yun kemudian terbatuk kecil, sepertinya dadanya terasa sakit dan dia mencoba untuk menahannya.

   Tapi suara batuk itu sudah mengatakan semuanya.

   Sambil terbatuk, Shi Tu ke 12 berkata.

   "Hati dan pikiran orang Chang Xiao Bang sudah kacau, ada yang pergi, ada juga yang melarikan diri. Jujur saja ilmu silatmu sangat rendah tapi kau tidak pergi dan semua kesulitan ini kau sendiri yang menanggungnya, kau pun dengan sepenuh hati bertarung mempertahankan semua ini, kau memang benar-benar pantas menjadi salah satu dari ketua panji. Dibandingkan dengan orang lain di Chang Xiao Bang kau lebih bertanggung jawab, sangat setia, dan bertahan sampai titik penghabisan. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kami dari Wisma Shi Jian tidak pernah mau membunuh seorang laki-laki sejati. Adik He, bebaskanlah dia!"

   Segera He Bu Le melepaskan Shang Bu Yun dan sambil tertawa dia berkata.

   "Pendekar Tua Shang, Chang Xiao Bang membunuh orang seperti membunuh semut dan semua ini sangat jahat tapi Pendekar Tua Shang dosamu lebih sedikit. Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menghancurkan markas Biao Fei Yun, ketua markas Biao, Xue Zheng Yin kau yang sengaja melepaskannya. Jika kami melakukan kesalahan terhadap Pendekar Tua Shang, harap bisa dimaafkan."

   Elang Sakti Zhong Yuan memijat tangannya yang baru dilepaskan. Dia melihat langit dan juga melihat bumi, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan air mata. Air mata ini mengalir ke jenggotnya yang sudah memutih. Dia menarik nafas dan berkata.

   "Aku hidup sudah 50 tahun lebih, hari ini aku baru mendengar ada yang memanggilku sebagai pendekar. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku sendiri mengerti kalau aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Aku hidup sampai saat ini baru benar-benar mengetahui tentang sedikit kebenaran. Pemimpin Chang Xiao Bang yang aku kagumi begitu ada kesulitan, hanya bisa melarikan diri dengan cepat. Mereka meninggalkan anak buah mereka untuk mati. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, aku hanya bisa berterima kasih atas budi kalian karena tidak membunuhku. Aku berpikir kembali, di usiaku yang sudah begitu tua, apa yang sudah aku lakukan? Terhitung mulai hari ini, aku tidak akan bermusuhan dengan Wisma Shi Jian lagi."

   Tiba-tiba dia naik ke sebuah pohon Tao dan berteriak.

   "Anak buahku, rencana Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian sudah gagal. Pemimpin sudah melarikan diri, semua pasukan yang akan datang untuk membantu pun tercegat di belakang. Orang-orang kita mati dan terluka separuh.. Untuk apa kalian bertarung lagi?segera simpan senjata dan menyerahlah!"

   Karena teriakan Shang Bu Yun, anak buah Chang Xiao Bang yang tersisa ratusan berhenti bertarung seketika dan mereka menyerah.

   Di halaman itu yang tadinya ada 500 orang prajurit, yang tersisa kurang lebih tinggal 200 orang, yang lainnya kebanyakan mati atau terluka.

   Sebagian besar yang tersisa adalah orang panji hijau, panji biru dan panji merah.

   Yang menyerang kebanyakan adalah murid panji hijau karena ketua panji hijau mereka adalah Shang Bu Yun.

   Di pihak wisma anak buah Chang Xiao Bang membunuh murid Wisma Shi Jian kurang lebih ada 300-400, mereka musnah semua.

   Mereka adalah orang-orang panji hitam.

   Pasukan yang berada di luar wisma yang ingin membantu pun sudah habis diserang oleh murid-murid wisma kurang lebih ada 400 orang, mereka adalah murid-murid panji putih.

   Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati atau terluka pun sangat banyak.

   Bertarung dengan perkumpulan terbesar di dunia persilatan, walaupun bisa menang tapi hampir separuh dari semua anak buah.

   Chang Xiao Bang sudah gugur.

   Perkumpulan ini tidak akan bisa bertahan lagi.

   Pertarungan masih terus berlangsung dan hampir selesai.

   Guo Ao Bai sedang bertarung dengan si Setan Pisau, Zhao Liao Fen.

   Pertarungan ini sangat seru dan sengit.

   Zhao Liao Fen berasal dari panji biru, ilmu silatnya berada di atas ketua panji putih, Ni Xiang Tian dan di bawah Tie Jiao Jiao.

   Bisa dikatakan dia adalah pesilat tangguh di dunia persilatan.

   Tapi sayang, yang dia hadapi sekarang adalah Tuan Muda Guo Ao Bai dari Han Ying Bao.

   Guo Ao Bai mempunyai ilmu Qi Chong Tian Jian Fa.

   Guo Ao Bai berhasil membunuh Ni Xiang Tian, dia juga pernah mengalahkan si banci, Tie Jiao Jiao.

   Ilmu silatnya sudah pasti berada di atas Zhao Liao Fen.

   Karena kematian ayahnya, Guo Ao Bai merasa sangat sedih, dia membunuh semua orang Chang Xiao Bang dengan gila-gilaan, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah tidak bertarung malah melarikan diri.

   Murid-murid Chang Xiao Bang jumlahnya semakin sedikit karena itu Zhao Liao Fen semakin bertarung, dia semakin ketakutan.

   Jurus yang dia kuasai adalah 108 jurus Tian Mo Dao Fa (Setan Pisau Langit, fa=cara), tidak bisa dia keluarkan.

   Tapi julukan setan Pisau, Zhao Liao Fen bukan hanya nama saja.

   Guo Ao Bai sudah menusukkan pedangnya 98 kali, Zhao Liao Fen juga sanggup menerima 98 kali tusukan.

   Zhao Liao Fen menyerang 108 kali dengan jurus pisau, Guo Ao Bai pun bisa menyambut dengan baik 108 jurus pisau dengan sama baiknya.

   Tapi tiba-tiba Guo Ao Bai melemparkan ketujuh pedangnya! Zhao Liao Fen tidak pernah melihat jurus pedang yang begitu aneh, dia segera menghindar.

   Enam pedang berhasil dihindarinya, tapi pisau ditangannya terlepas dari tangannya, kemudian Guo Ao Bai mendekat.

   Dengan satu kali pukulan sudah membuat Zhao Liao Fen roboh.

   Sekali kali dia memukul, nyawa Zhao Liao Fen kemudian melayang.

   Ditempat lain ketua pelatih Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya bertarung dengan si Jala Langit, Chen Guan Cai.

   Ilmu silat Yin Jue Ya tidak setinggi Tuan Ma Er.

   Tuan Ma Er dibunuh oleh Ni Xiang Tian di Chang Xiao Bang.

   Ilmu silat Chen Guan Cai lebih tinggi dari Ni Xiang Tian, tapi tetap berada di bawah Zhao Liao Fen dan Tie Jiao Jiao.

   Yin Jue Ya bertarung dengan Chen Guan Cai, sebenarnya Yin Jue Ya merasa pasti akan kalah, tapi ternyata kemampuan Chen Guan Cai tiba-tiba saja menurun.

   Pertama karena senjatanya adalah jala.

   Jala ini sudah dirusak oleh Wo Shi Shui.

   Karena dia telah terluka oleh Wo Shi Shui membuat kekuatannya belum pulih, apalagi dia belum beristirahat dengan benar, sudah diperintahkan untuk menyerang Wisma Shi Jian karena itu ilmunya menjadi berkurang banyak.

   Ditambah lagi Qu Lei dan Fang Zhong Pin telah kabur dari sana, murid Chang Xiao Bang sendiri yang masih tertinggal terkurung di sana dan tidak berdaya, karena inilah hatinya menjadi tidak tenang.

   Dia juga ingin kabur dan mundur dari sana.

   Semua ini membuat ilmu silatnya berkurang separuh.

   Sebaliknya, ketua keenam Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya karena dia sangat ingin membunuh, lawan menjadi semakin ketakutan, dan semakin mundur.

   Dia semakin berani mengejar dan menyerang.

   Apalagi dia merasa sedih karena kehilangan ketiga putra tersayangnya.

   Dia marah dan benci, tenaganya berubah menjadi tenaga yang sangat dahsyat.

   Begitu mulai bertarung dia sudah berada di atas angin dan Jala Langit sudah kehilangan kesempatan untuk menang.

   Sisa tenaga Chen Guan Cai sekarang sama dengan ketua panji merah, Shen Si.

   Tapi walaupun kekuatannya sama dengan Shen Si itu bukan berarti kekuatannya biasa-biasa saja.

   Yin Jue Ya menyerang dengan kencang, Chen Guan Cai menjadi kalang kabut.

   Yin Jue Ya berteriak.

   "Kau tidak memakai senjata, kalau aku membunuhmu dengan senjata itu tidak adil, kau sambut pisau ini!"

   Yin Jue Ya berhenti.

   Dia menendang sebilah golok ke arah Chen Guan Cai.

   Chen Guan Cai menyambut golok itu.

   Walaupun dia belum pernah berlatih ilmu golok tapi bila harus bertarung dengan tangan kosong, lebih baik memakai senjata itu.

   Karena ada senjata di tangannya dia menjadi berani, segera dia menyerang Yin Jue Ya.

   
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dengan ada golok di tangannya, Chen Guan Cai langsung menyerang Yin Jue Ya.

   Dia ingin cepat membunuh Yin Jue Ya, kemudian kabur dari sana.

   Tapi Yin Jue Ya juga bukan sembarangan pesilat, pisau dan pedang diayunkan dengan kencang.

   Chen Guan Cai tidak bisa dengan gampang mengalahkannya.

   Pada waktu ini Shang Bu Yun sudah memerintahkan anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerah.

   Jala Langit, Chen Guan Cai terkejut, dia tidak berkonsentrasi penuh.

   Tangannya bergerak dengan lamban, pisau dan pedang Yin Jue Ya sudah sampai di depannya.

   Golok pun digetarkan sehingga melayang dari tangannya, Chen Guan Cai terkejut tapi Yin Jue Ya tidak mengejarnya.

   Dia hanya dengan dingin berkata.

   "Karena kau tidak berkonsentrasi maka ini tidak termasuk pertarungan. Kita mulai lagi, kau ambil golok itu, kita bertarung lagi!"

   Chen Guan Cai marah besar, dia mengambil golok itu kemudian menyerang.

   Serangan Chen Guan Cai membuat Yin Jue Ya terus mundur kemudian Chen Guan Cai membalikkan badan dia ingin kabur.

   Yin Jue Ya berteriak.

   Dengan tangannya memegang pisau dan pedang, dia berlari menghadang Chen Guan Cai.

   Siapa yang tahu Chen Guan Cai adalah orang yang sangat licik.

   Dia kabur hanya untuk menipu Yin Jue Ya, begitu Yin Jue Ya menabrak, dia segera membalikkan badan.

   Pisau langsung menancap ke dada Yin Jue Ya.

   Kedua mata Yin Jue Ya melotot, dia terus menatap Chen Guan Cai.

   Chen Guan Cai tertawa dingin dan berkata.

   "Siapa suruh kau tadi tidak membunuhku?"

   Yin Jue Ya berteriak sekeras-kerasnya, tapi badannya tidak roboh.

   Pedangnya sudah menusuk Chen Guan Cai.

   Yin Jue Ya sudah terluka berat, pedangnya pun bergerak dengan lambat.

   Chen Guan Cai dengan tenang menyambut serangan ini.

   Dia memutar pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya.

   Yin Jue Ya berteriak, badannya mulai tidak seimbang dan terjatuh.

   Pada waktu itu tiba-tiba ada orang yang berteriak.

   Suara ini sangat dikenal oleh Chen Guan Cai.

   Dia membalikkan badan untuk melihat ternyata Zhao Liao Fen terlihat berada di tengah-tengah udara.

   Guo Ao Bai seperti seekor naga sakti, satu kali memukul sudah membuat Zhao Liao Fen terjatuh.

   Chen Guan Cai melihat satu-satunya teman yang tertinggal juga telah dibunuh, dia sangat kaget.

   Yin Jue Ya menggunakan kesempatan ini membacoknya tapi Chen Guan Cai seperti tidak merasakannya.

   Yin Jue Ya mengandaikan sisa tenaganya yang terakhir, pisau bergerak agak lambat.

   Begitu teriakan Zhao Liao Fen terdengar untuk kedua kalinya, kepalan tangan Guo Ao Bai sudah mendarat di dada Zhao Liao Fen.

   Segera Zhao Liao Fen kehilangan nyawanya.

   Hati Chen Guan Cai lebih terkejut lagi.

   Tiba-tiba dia merasa ada angin pisau di lehernya, untuk menghindar pun sudah tidak sempat lagi.

   Kali ini pisau Yin Jue Ya tepat masuk kedalam lehernya.

   Kepala Chen Guan Cai hampir terlepas dari badannya.

   Jala Langit, Chen Guan Cai roboh, tapi sampai mati pun dia tidak lupa menarik pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya.

   Dia sudah berhenti bernafas dan mati.

   Kematian Yin Jue Ya ditukar dengan nyawa ketua panji hijau, Chen Guan Cai.

   Sepertinya keluarga marga Yin mati dengan begitu gagah dan berarti.

   Dulu Yin Shi San Xiong di markas Chang Xiao Bang membunuh musuh tapi akhirnya terkurung tapi mereka berhasil membunuh Shun Yu Tang.

   Walaupun terluka parah, salah satu dari 3 bersaudara Yin masih bisa berusaha bertahan dan kembali ke Wisma Shi Jian untuk melaporkan semuanya kepada Shi Tu ke 12.

   akhirnya dia meninggal juga.

   Sekarang marga Yin semuanya sudah mati di tangan Chang Xiao Bang.

   Tie Ouan, Qu Lei begitu keluar dari Wisma Shi Jian, dia segera berlari dengan kencang.

   Tapi Fang Zhong Pin dihadang oleh penjaga dari Wisma Shi Jian.

   Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati semakin banyak tapi mereka terus berjuang, semakin berani dan semakin bersemangat.

   Karena Fang Zhong Pin mengeluarkan banyak darah, dia tidak bisa bertahan lama.

   Tenaganya semakin berkurang, kelihatannya dia akan segera tertangkap.

   Untung Elang Besi yang dia pelihara segera datang untuk menolongnya.

   Tapi Elang Besi peliharaannya pun akhirnya telah terbunuh, tapi Fang Zhong Pin bisa lolos dari kepungan murid-murid Wisma Shi Jian.

   Dia keluar dari Wisma Shi Jian.

   ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui sekarang bisa keluar dari semak-semak rumput yang tinggi itu.

   Wisma Shi Jian sudah tampak terlihat, pemuda itu akhirnya tidak muncul lagi.

   Zheng Bai Shui menatap langit.

   Bulan sudah semakin tenggelam dalam awan hitam.

   Dia mengambil nafas dalam dan siap untuk jalan lagi.

   Tiba-tiba dia melihat 2 bayangan orang yang lewat.

   Keadaan mereka sangat memalukan.

   Zheng Bai Shui terpaku karena kedua orang itu adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin.

   Melihat keadaan mereka, dia sudah langsung tahu bahwa pertarungan di Wisma Shi Jian, mereka sudah kalah dengan begitu memalukan.

   Semua ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Zheng Bai Shui, dia hanya terlambat datang 2 jam tapi Wisma Shi Jian sudah bisa mengalahkan Chang Xiao Bang yang selalu tidak terkalahkan dan bisa menghancurka perkumpulannya! Zheng Bai Shui bersiul panjang.

   Kedua bayangan orang itu mendengar siulannya, mereka sedikit ragu tapi aldiirnya berhenti juga.

   Mereka ragu-ragu tapi terpaksa berjalan ke arah Zheng Bai Shui.

   Begitu Zheng Bai Shui melihat Qu Lei, dia sudah tahu luka dalam Qu Lei sangat parah dan tangan kanan Fang Zhong Pin sudah terpotong.

   Zheng Bai Shui sangat marah, Qu Lei dan Fang Zhong Pin nienundukkan kepala.

   Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata.

   "Baiklah, sekarang kita sudah kalah total, apa yang akan kalian dikatakan? Bagaimana keadaan di sana sebenarnya?"

   Qu Lei dengan suara berat berkata.

   "Aku pantas mati, mohon Ketua mau memaafkanku. Sebelum sampai di dalam Wisma Shi Jian, kami berhasil membunuh Yin Yang Hei. Kami juga telah membunuh puluhan orangorang Wisma Shi Jian. Murid-murid panji putih yang berjumlah 400 orang telah bersiap-siap di luar untuk membantu murid-murid panji hitam. Aku, Zhong Pin, Chen Guan Cai, dan Zhou Liao Fen membawa murid-murid panji merah dan panji biru memasuki wisma untuk membunuh orang-orang yang tersisa di sana. Kami memburu Shi Tu ke 12, pertama kami menyerang dengan menggunakan mayat Yin Yang Hei dan juga mayat-mayat para penjaga Wisma Shi Jian. Kantor Biao Qing Yun, Han Ying Bao sudah kami hancurkan sesudah itu kami baru bertarung dengan Shi Tu ke 12."

   Kata Zheng Bai Shui.

   "Bagus, itu sangat bagus. Bukankah itu taktik yang sangat bagus tapi kenapa kita bisa gagal total?"

   Qu Lei hanya menunduk, dia meneruskan ceritanya.

   "Kemudian...kemudian kami sudah memperhitungkan segala kemungkinan tapi ada satu yang kami lupakan sama sekali, yaitu He Bu Le. Orang itu ternyata tidak meninggalkan wisma untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian. Dia bersama Yin Jue Ya dan Guo Ao Bai selalu berada di samping Shi Tu ke 12. hal itu yang membuat kami sama sekali tidak menyangkanya. Orang-orang itu mempunyai ilmu silat yang tidak kami bayangkan sama sekali, ilmu silat mereka sangat lihai, ditambah lagi dengan persiapan mereka yang sempurna. Begitu kami memulai penyerangan, mereka segera membunuh para pemanah dan juga menyerang murid-murid kita yang berasal dari panji putih dan hitam...."

   Wajah Zheng Bai Shui berubah pucat, dia hanya bergumam.

   "Hmm."

   Fang Zhong Pin meneruskan cerita rekannya.

   "Satu hal lagi yang benar-benar tidak kami perhitungkan adalah setelah kami sepakat untuk menyerang Shi Tu ke 12 dari 5 arah yang berbeda, ternyata Chen Guan Cai berhasil dicegah oleh Yin Jue Ya, Zhou Liao Fen dicegah oleh Guo Ao Bai, dan aku sendiri dicegah oleh He Bu Le...."

   Sorot mata Zheng Bai Shui seperti mengandung aliran listrik dan dengan dingin dia berkata.

   "Dan kau melawannya sehingga kau kehilangan sebelah tanganmu?"

   Fang Zhong Pin hanya menundukkan kepalanya dengan gugup dia menjawab.

   "Ya...betul...."

   Zheng Bai Shui membalikkan badannya untuk melihat Qi Lei dan bertanya kepadanya.

   "Jika kau dan Tie Jiao Jiao bergabung untuk menghadapi Shi Tu ke 12 keadaan ini tidak mungkin terjadi."

   Qu Lei dengan takut-takut berkata.

   "Pada awalnya Lu Ying Feng yang memulai membokong Shi Tu ke 12 tapi orang tua itu sudah mengetahuinya. Sebelum serangannya sampai pada orang tua itu, Lu Yin Feng sudah kena cengkramannya, aku berusaha mendekat untuk menolongnya. Sepertinya orang tua itu mengalami luka parah, Tie Jiao Jiao segera maju untuk menghabisi Shi Tu ke 12. tidak disangka ilmu orang tua itu sangat lihai, sekali dia mengeluarkan serangan, Tie Jiao Jiao sudah mati terbunuh. Aku tidak tinggal diam melihat kejadian itu, setelah Tie Jiao Jiao terbunuh aku kembali menyerang Shi Tu ke 12 tapi malah aku sendiri yang terkena pukulan mautnya dan aku tidak dapat bertahan. Aku terpaksa meninggalkan arena pertarungan karena jika tidak aku juga pasti akan mati di tangan orang-orang Wisma Shi Jian. Aku beruntung dapat meloloskan diri karena ilmu silat murid Wisma Shi Jian tidak begitu tinggi...."

   Zheng Bai Shui terdiam, dia hanya mengeluarkan suara seperti tadi.

   "Hmm."

   Zheng Bai Shui mengalihkan pandangannya ke Fang Zhong Pin dan bertanya.

   "Bagaimana denganmu?"

   Fang Zhong Pin terbatuk sebentar kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya.

   "Aku juga sama. aku hampir tidak bisa keluar dari Wisma Shi Jian hidup-hidup. Jika bukan Elang Sakti yang 'menolongku aku pasti tidak akan selamat, tapi dia sendiri tidak bisa keluar dari sana."

   Jenggot Zheng Bai Shui bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin sama sekali. Dia bertanya.

   "masih ada Chen Guan Cai, Shang Bu Yun, dan masih ada Zhao Liao Fen, ke mana mereka semua?"

   Dengari terpaksa Fang Zhong Pin berkata.

   "Sepertinya mereka pun tidak dapat keluar dari Wisma Shi Jian. Shang Bu Yun sudah menjadi pengkhianat dan yang lain sepertinya...."

   Tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, dia hanya memandang ke langit yang tinggi dan dengan dingin dia berkata.

   "Bagus, bagus sekali., setelah kau memukul 2 kali bagaimana dengan keadaan Shi Tu ke 12?"

   Qu Lei memegang dadanya dan berkata.

   "Lukanya tidak berat seperti yang aku alami, tapi tidak bisa disebut luka ringan. Dari sisi mulutnya ada sedikit darah yang keluar."

   Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan dengan perlahan dia bertanya.

   "Apakah Shi Tu ke 12 menggunakan Pedang Sakti Xue He? Apakah Fang Zhen Mei berada di Wisma Shi Tu?"

   Qu Lei menjawab pertanyaan ketuanya.

   "Shi Tu 12 tidak mempunyai Pedang Sakti dan Fang Zhen Mei juga tidak berada di tempat. Ketua...apakah kau ingin...."

   Wajah Zheng Bai Shui berubah menjadi kehitaman seperti besi dan dengan tegas dia berkata.

   "Fang Zhen Mei tidak berada di tempat dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti, ditambah Shi Tu ke 12 sedang mengalami luka. Ini adalah kesempatanku untuk membunuhnya, dia harus mati di tanganku!"

   Dengan tergagap-gagap Fang Zhong Pin berkata.

   "Tapi...Ketua... di sana masih banyak orang.... dan... dan kami tinggal bertiga...aku takut akan...."

   Zheng Bai Shui melihat Fang Zhong Pin dan bertanya.

   "Kenapa? Kau tidak berani ke sana?"

   Hati Fang Zhong Pin bergetar, keringat dingin pun sudah keluar dengan deras, dia berkata.

   "Pergi, aku pasti pergi.... Masa aku tidak berani pergi ke sana?"

   Dengan dingin Zheng Bai Shui melihat lagi kepada Qu Lei. Dengan cepat Qu Lei berkata.

   "Hingga mati pun Qu Lei tetap mengabdi kepada Ketua."

   Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata.

   "Baiklah, sekarang di sana keadaan masih kacau. Kita ambil kesempatan ini untuk masuk dan membunuh mereka semua. Qu Lei, kau berhadapan dengan He Bu Le, Zhong Pin, kau berhadapan dengan Guo Ao Bai dan Yin Jue Ya. Aku yang akan menangkap Shi Tu ke 12. Wisma Shi Jian pasti akan bubar."

   Tiba-tiba dia berkata.

   "Ada yang datang, cepat sembunyi!"

   Ternyata Zheng Bai Shui tiba-tiba mendengar beberapa meter di kejauhan ada suara baju yang berbunyi.

   Mereka bertiga dengan cepat bersembunyi.

   Di bawah sinar bulan ada seorang pemuda memakai baju putih.

   Di tangan kiri dan tangan kanannya menuntun orang.

   Mereka dengan tenang berjalan tapi dengan cepat sudah lewat puluhan meter.

   Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuh orang ini sangat tinggi.

   Fang Zhong Pin berteriak.

   "Fang Zhen Mei!"

   Baru bicara, Fang Zhen Mei sudah berada di Wisma Shi Jian.

   Kecepatannya tidak dapat dilukiskan.

   Mungkin Fang Zhen Mei melihat ada yang aneh di wisma.

   Dengan cepat dia berjalan dan tidak memperhatikan di tempat yang gelap ada 3 pesilat tangguh sedang bersembunyi.

   Begitu bayangan Fang Zhen Mei menghilang, Zheng Bai Shui menarik nafas panjang dan berkata.

   "Tuhan sudah memutuskan jalanku. Fang Zhen Mei sudah kembali ke Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 sudah mendapatkan kembali Pedang Sakti Xue He. Jika sekarang kita menyerang, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun."

   Tiba-tiba ada suara kuda berlari. Orang berbaju merah dengan cepat datang ke arah sana. Gerakannya tidak terkendali dan sangat tergesa-gesa. Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan berkata.

   "Itu orang kita!"

   Segera dia terbang dan mendarat tepat di depan kuda itu dan dia mengulurkan tangan.

   Tangan itu menarik kuda yang tadinya berlari dengan cepat.

   Kuda berhenti tiba-tiba.

   Orang yang menunggang kuda itu pun terkejut sampai matanya membelalak.

   Dia ingin mencabut pisau, begitu melihat yang menghadangnya adalah Zheng Bai Shui, dia segera terguling ke bawah dan berlutut.

   "Lapor...lapor Ketua...kabar yang kubawa sangat buruk. Ada seseorang yang bernama Wo Shi Shui masuk ke markas Chang Xiao Bang. Murid-murid Chang Xiao Bang...sudah tidak bisa-menahan serangannya!"

   Jenggot Zheng Bai Shui sudah berdiri semua. Dia bertanya dengan marah.

   "Yang menjaga markas, Mu Shan Lu ke mana?"

   Laki-laki itu terkejut dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan pelan dia berkata.

   "Ketua Mu...dia digampar oleh Wo Shi Shui. Mulutnya penuh dengan darah, giginya pun copot...kemudian dia marah-marah. Wo Shi Shui melarang Ketua Mu memaki-maki ibunya tapi Ketua Mu tetap marah, segera Wo Shi Shui masuk dan menerjangnya. Hanya beberapa jurus Ketua Mu sudah mati...karena itu aku cepat-cepat berlari ke sini...."

   Zheng Bai Shui marah dan membentak.

   "Kalian pengecut, hanya bisa minta tolong!"

   Dia ingin menendang orang itu tapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya.

   Tadinya Zheng Bai Shui marah besar tapi sekarang amarahnya segera menghilang dan kembali menjadi tenang.

   Angin pagi meniup baju Zheng Bai Shui yang panjang.

   Dengan pelan dia berkata.

   "Kunci utama masih berada di tanganku. Asalkan dia mau bertarung dengan Fang Zhen Mei, aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12. Dan pada akhirnya aku bisa membereskan yang tersisa di antara mereka."

   Dia membalikkan badan dan berkata kepada Qu Lei dan Fang Zhong Pin.

   "Kita kembali ke markas Chang Xiao Bang. Wo Shi Shui ingin membunuh kalian karena telah menghancurkan Han Bi Lou. Dia pasti akan menunggu kita kembali. Sekarang lebih baik kita cepat pulang." ---ooo0dw0ooo--- Chang Xiao Bang. Di bawah sudah banyak orang roboh. Mereka saling tumpang tindih. Ada yang merintih. Tangan Wo Shi Shui mengepal dan dia berdiri tegak di sana. Zheng Bai Shui tiba-tiba turun dari langit seperti dewa langit. Wo Shi Shui melihat Zheng Bai Shui. Dia tidak bicara apa pun. Alis Zheng Bai Shui yang putih terangkat, dengan dingin dia bertanya.

   "Apakah kau yang melakukan semua ini?"

   Dengan santai Wo Shi Shui menjawab.

   "Aku hanya memberi satu pukulan kepada mereka. Mereka sudah sakit dan tidak bisa bangun lagi. Tenang saja, mereka tidak akan mati atau terluka."

   Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata.

   "Yang kalah harus mati!"

   "Aku sudah membunuh salah satu dari ketua Chang Xiao Bang, karena dia memarahi ibuku!"

   Zheng Bai Shui berkata.

   "Ibumu, ibumu, apakah kau masih teringat kepada ibumu? Kau sudah lupa sebelum ibumu meninggal, aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengurusi dia? Kau sudah lupa waktu ibumu hampir meninggal dia pernah berkata apa? Kau juga lupa ibumu pernah menyuruhmu menyetujui apa?"

   Wajah Wo Shi Shui memerah, urat hijau sudah menonjol. Dia berteriak.

   "Kau anggap aku ini apa? Aku pasti ingat! Aku tidak akan melupakannya!"

   Dengan santai Zheng Bai Shui berkata.

   "Bagus, kau masih ingat. Coba katakan, ibumu menginginkan kau melakukan apa?"

   Kepalan tangan Wo Shi Shui dikencangkan. Dia berteriak.

   "Ibuku menyuruhku membantumu melakukan satu hal untuk membalaskan budimu yang sudah mengurus ibu. Aku selalu ingati"

   Zheng Bai Shui tertawa dan berkata.

   "Kau masih ingat itu, bagus. Tapi apa yang sudah kau lakukan? Apakah kau masih ingat?"

   Dengan sedih Wo Shi Shui berkata.

   "Membunuh Fang Zhen Mei."

   Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya.

   "Apakah kau sudah melakukannya?"

   Wo Shi Shui menunduk dan menjawab.

   "Belum, aku belum membunuhnya."

   Zheng Bai Shui bertanya lagi.

   "Apa yang sudah kau lakukan selama ini? Chang Xiao Bang telah berbuat baik kepadamu tapi kau malah memotong sebelah tangan Qu Lei dan melukai Chen Guan Cai, Ketua Ou, dan Ketua Shang. Sekarang malah melukai anak buah Chang Xiao Bang sebanyak 70-80 orang, kau juga membunuh Ketua Mu. Apakah begitu caramu membalas budi?"

   Wo Shi Shui dengan sedih menunduk. Dia berkata lagi.

   "Kalian tidak boleh mencuci Han Bi Lou dengan darah. Kalian benar-benar tidak berprikemanusiaan. Kalian seperti binatang, karena itu aku harus balas dendam!"

   Kata Zheng Bai Shui.

   "Kau mau membalas dendam, aku tidak akan melarang. Tapi bagaimana dengan perjanjianmu?"

   Wo Shi Shui terdiam. Zheng Bai Shui berkata lagi.

   "Jika kau tidak bisa menepati perjanjian antara kau dan aku, kau telah bersalah kepada ibumu."

   Kemarahan membuat tubuh Wo Shi Shui gemetar. Dengan pelan Zheng Bai Shui berkata lagi.

   "Baiklah, kita tentukan sekarang, kita berjanji di satu tempat. Aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12 dan kau bertarung dengan Fang Zhen Mei. Jika kau bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, aku akan menyerahkan Qu Lei dan Fang Zhong Pin kepadamu dan terserah kau mau melakukan apa terhadap mereka. Sesudah kau melaksanakan perjanjian kita putus hubungan dan kau bisa bertarung denganku untuk membalaskan dendam Fang Zhen Mei. Kau yang memilih hal ini. Yang pasti jika aku mati di tangan Shi Tu ke 12 atau kau mati di tangan Fang Zhen Mei, kita berdua tidak ada permusuhan, apakah kau setuju?"

   Wo Shi Shui melihat ke langit yang luas. Wajahnya bersimbah air mata. Zheng Bai Shui tertawa.

   "Ini adalah satu-satunya cara untuk memutuskan hubungan. Tidak perlu berbelit-belit lagi, dalam satu kali kita tentukan kalah atau menang. Sekarang kita lihat apakah kalian bisa memenangkan pertarungan ini?"

   


Seruling Perak Sepasang Walet -- Khu Lung Antara Budi Dan Cinta -- Gu Long Seruling Perak Sepasang Walet -- Khu Lung

Cari Blog Ini