Pertarungan Dikota Chang An 2
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai Bagian 2
Pertarungan Dikota Chang An Karya dari Wen Rui Ai
"Aku percaya,"
Jawab Fang Zhen Mei tersenyum.
"Kalau begitu, berikan kepadaku!"
Yuan Xiao Xing berkata dengan serius.
"Aku harus memberikan apa?"
Fang Zhen Mei tertawa.
"Shang Qing Tu,"
Yuan Xiao Xing berkata dengan dingin. Fang Zhen Mei tersenyum dengan santai.
"Sayangnya Shang CjingTu bukan milikku secara pribadi, itu milik pemerintah, kerajaan, serta rakyat yang terkena bencan a."
"Lebih baik kau serahkan gambar itu!"
Yuan Xiao Xing tertawa dingin.
"Kalau aku tidak mau menyerahkannya padamu bagaimana?"
Fang Zhen Mei menarik nafas.
Tiba-tiba Yuan XiaoXing berubah.
Seperti seekor harimau yang baru keluar dari sarangnya, seperti seekor elang besar yang terbang memasuki awan, dia menyerang Fang Zhen Mei.
Wajahnya dipenuhi dengan nafsu membunuh dia melihat Fang Zhen Mei.
Tulang-tulang yang berada di dalam tubuhnya terus berbunyi.
"Krrtk, Krrtk."
Pukulan ini adalah pukulan yang tidak akan bisa ditahan, tapi Yuan Xiao Xing tidak mulai memukul. Setiap bagian tubuhnya dikendurkan. Dengan dingin dia berkata kepada Fang Zhen Mei.
"Kapan-kapan di antara kita harus diadakan pertarungan tapi tidak saat ini. Tidak bisa mendapatkan Shang Qing Tu tidak apa, aku akan mendapatkan cara supaya bisa membuatmu menyerahkan Shang Qing Tu kepadaku. Hou Yu, apakah benda itu sudah dibawa?"
Meng Hou Yu yang sejak tadi berdiri di sisi gurunya segera berkata.
"Sudah kubawa."
Segera dia bertepuk tangan dua kali. Dari belakangnya muncul 3 orang yang di pinggangnya terlilit pecut panjang dan tangan mereka membawa sebuah peti.
"Apakah Chang Shan San Bian sudah datang?"
Tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa.
Chang Shan San Bian membuka peti yang dibawa mereka masing-masing.
Peti pertama berisi emas yang berkilauan.
Peti kedua berisi mutiara dan batu-batuan berharga yang berkilau.
Peti ketiga berisi batu-batu giok.
Ketiga peti yang berisi benda berharga itu sudah cukup membuat seseorang hidup mewah seumur hidupnya.
Yuan Xiao Xing melihat Fang Zhen Mei dan tertawa dingin.
"Berikan Shang Qing Tu kepadaku maka aku akan memberikan ketiga peti ini kepadamu, bagaimana?"
Pelan-pelan Fang Zhen Mei menarik kembali pandangan matanya dari peti-peti itu. Dia menarik nafas yang panjang. Sambil tertawa dia berkata.
"Godaan ini benar-benar susah ditahan."
Yuan Xiao Xing tertawa.
"Bukan hanya ada ketiga peti ini, harta yang ada di dalam gambar Shang Qing Tu bisa kau dapatkan sebanyak 30%. Kau harus tahu, dalam bisnis dengan Yuan Xiao Xing, belum pernah kuberikan kurang dari 80%. Aku akan memberikan keistimewaan kepadamu."
"Baik! Baik!"
Kata Fang Zhen Mei.
"Kau setuju?"
Tanya Meng Hou Yu.
"Godaan harta ini memang besar, tapi cara yang kalian pakai juga cara paling bodoh,"
Jawab Fang Zhen Mei.
"Apa? Bodoh?"
Alis Meng Hou Yu terangkat.
"Uang dengan jumlah sedikit ingin ditukar dengan Shang Qing Tu yang harganya lebih mahal, bukankah ini adalah hal yang bodoh?"
Yuan Xiao Xing bertanya.
"Apakah kau merasa uang yang kuberikan ini masih kurang?"
"Tidak, tapi kalau aku bisa mendapatkan Shang Qing Tu, bukankah uangku akan lebih banyak?"
Tanya Fang Zhen Mei.
"Ngomong-ngomong, kau tetap tidak bermaksud memberikan Shang Qing Tu kepada kami bukan?"
Tanya Yuan Xiao Xing. Fang Zhen Mei hanya tertawa dan tidak menjawab. Yuan Xiao Xing tertawa tapi tidak marah.
"Laki-laki sejati memang laki-laki sejati, tapi aku masih mempunyai satu cara, yang akan memaksamu menyerahkan gambar itu."
Dengan santai Fang Zhen Mei bertanya.
"Cobakatakan saja."
Yuan Xiao Xing menunjuk ke belakang dan berkata.
"Tidak perlu bicara panjang lebar, dengan melihat saja itu sudah cukup."
Di belakang Yuan Xiao Xing muncul 2 orang. Kedua tangan orang itu membawa sebuah jala hitam yang besar. Fang Zhen Mei tertawa.
"Mereka adalah Tian Di Shuang Wang bukan?"
Tiba-tiba dia terkejut karena tangan kanan Tian Di Shuang Wang memegang sesuatu.
Sebuah pancingan ikan! Satu stel baju berwarna hitam! Kedua benda ini yang biasanya dilihat Fang Zhen Mei, bahkan sudah ratusan kali melihatnya.
Karena sudah ratusan kali melihatnya, maka sekali melihat saja Fang Zhen Mei sudah tahu siapa pemilik barang-barang itu.
Pemiliki benda itu dibandingkan dengan 3 peti berisi harta karun, bagi Fang Zhen Mei sudah tidak ada artinya.
Semua benda itu melambangkan persahabatannya.
Telapak Fang Zhen t Mei mulai terasa dingin.
Yuan Xiao Xing melihatnya dengan mata menyipit.
"Bagaimana, apakah kau tertarik dengan kedua benda itu?"
Yuan Xiao Xing melambaikan tangannya. Tian Di Shuang Wang menyerahkan pancingan ikan dan baju hitam itu kepada Fang Zhen Mei dan berkata.
"Kau menyukai benda-benda ini, aku akan menyerahkah pemilik benda-benda ini kepadamu dan kau serahkan Shang Qing Tu kepadaku, kita saling barter."
Fang Zhen Mei menarik nafas dan bertanya.
"Mereka belum mati bukan?"
"Kami harus melihat dulu apa maksudmu,"
Yuan Xiao Xing dengan santai menjawab.
"Sayangnya, Shang Qing Tu bukan milikku."
"Aku tidak memaksamu untuk menyerahkannya pada hari ini juga, kau bisa kembali dulu kepada Liu Zhong Yuan untuk merundingkan masalah ini, kalau kau sudah membulatkan tekad untuk menukar teman-teman dengan Shang Qing Tu, Liu Zhung Yuan tidak bisa berbuat apa-apa! Kamipun tidak takut kalau kau akan melarikan diri, karena kedua saudaramu masih berada di tanganku."
Fang Zhen Mei tertawa kecut.
"Melihat keadaan seperti sekarang ini walaupun kau tidak mencariku, aku pasti yang akan mencarimu."
Yuan Xiao Xing tertawa terbahak-bahal.
"Itu lebih baik, besok pagi kita bertemu lagi di puncak Shao Shi, bila sampai tengah hari kau tidak muncul, kepala Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong akan kuantar ke Wisma Luo Xia."
Tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata.
"Kalau besok aku bisa menyerahkan Shang Qing Tu, kalian harus memberiku kesempatan untuk bertemu dengan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, kalian mungkin bisa mengambil kail ikan milik Shen Tai Gong pada saat dia minum, atau bisa saja dia menggadaikannya. Atau pada saat Wo Shi Shui sedang mabuk, kalian telah membuka bajunya, dan dengan benda-benda ini kalian berani mengancamku!"
"Baiklah, besok siang kau bawa gambar itu dan aku akan membawa kedua orang itu dan kalian bisa bertemu muka, aku takut akan terjadi sesuatu, cukup mendengar suara mereka saja, apakah kau bisa mengenali suara mereka?"
"Bisa, aku sudah hafal dengan suara mereka, hingga kentut mereka juga aku sudah tahu,"
Jawab Fang Zhen Mei. ---ooo0dw0ooo--- "Kura-kura tua, cucu kura-kura, si perampok...."
Shen Tai Gong terus marah-marah, dia sudah lupa kalau usianya sudah tidak muda lagi dibandingkan dengan kedua orang buta itu.
"kalau kalian berani, bukalah borgolku ini, aku akan menghajarmu!"
Kedua orang buta itu diam saja, tapi akhirnya orang buta yang berada di sebelah kiri berdiri, dia berkata kepada sebuta yang berada di sebelahnya.
"Aku akan menotok nadi mereka, supaya mereka tidak banyak bicara lagi!"
Yang satu lagi menjawab.
"Tidak perlu kau lakukan, kalau mereka marah-marah lagi, aku akan memotong lidah mereka."
Orang buta yang satu kembali duduk dan dia berkata.
"Benar, kau potong lidah mereka dan aku akan mencungkil mata mereka, supaya keadaan mereka sama seperti kita, tidak mempunj'ai biji mata, bukankah itu lebih bagus?"
Semua kata-kata mereka terdengar oleh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, hati mereka menjadi dingin. Shen Tai Gong menjulurkan lidahnya kepada Wo Shi Shui dan berkata.
"Aku rasa lebih baik kita jangan ganggu kedua orang buta itu lagi."
Dengan suara kecil Wo Shi Shui berkata.
"Apakah kita hanya akan berdiam diri di sini dan melihat Fang Zhen Mei datang ke sini mengantarkan nyawa?"
Shen Tai Gong menarik nafas, tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu dan dengan senang berkata.
"Ada, sudah ada...."
Dengan suara kecil dia bicara lagi kepada Wo Shi Shui, dan bertanya kepada Wo Shi Shui.
"Hei, orang yang pernah kau temui selama ini, siapa yang paling tampan?"
Jawab Wo Shi Shui.
"Aku pernah melihatnya, tapi...tapi aku tidak akan mengatakannya siapa orang itu."
Kedua orang buta itu sudah berdiri, yang satu siap untuk mencungkil mata sedangkan yang satu lagi siap untuk memotong lidah mereka, tapi Shen Tai Gong sepertinya tidak sadar dan dia terus bicara.
"Katakan saja."
"Pastinya kedua orang buta itu,"
Jawab Wo Shi Shui, kedua orang itu terpaku, mereka tidak melanjutkan langkah mereka, karena selama mereka hidup selama setengah abad ini, mereka jelekpun tidak ada yang pernah mengatakannya.
Biasanya mereka digambarkan sebagai orang seram, menakutkan, dan lain-lain.
Tapi malam ini mereka dikatakan sebagai laki-laki tertampan, mereka benar-benar terkejut.
Terdengar Wo Shi Shui menarik nafas.
"Mereka sangat galak, sehingga aku tidak berani mengatakannya, tapi mereka benar-benar tampan, setelah aku berada di sini, aku baru tahu di dunia ini di kalangan persilatan ternyata ada orang yang benar-benar tampan, benar-benar...."
Shen Tai Gong pun ikut bicara.
"Benar, mereka seperti si jelek yang ada di langit dan tidak ada di bumi. Oh tidak! Mereka benar-benar tampan dan luwes, tingkah laku mereka sangat bagus, apalagi wajah mereka...lebih baik aku tidak bicara lagi, mereka begitu galak, ingin memotong lidah dan mencungkil mata kita, lebih baik kita jangan bicara lagi."
Kedua orang buta itu terpaku, mereka merasa gembira mendengar perkataan seperti itu, tapi ketika mendengar pembicaraan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terputus, segera mereka berdua berkata.
"Kami tidak galak, lanjutkanlah!"
"Lanjutkan lagi perkataan kalian, kami tidak akan mencungkil taiata kalian atau memoton g lidah kalian."
Tapi Shen Tai Gong tetap menggelengkan kepalanya dan menjawab.
"Oh tidak, lebih baik aku tidak bicara lagi, nanti malah membuat kalian menjadi tersinggung...."
"Bicara saja, kami tidak akan tersinggung,"
Kata kedua orang buta itu.
"Oh tidak! Kami tidak akan bicara lagi,"
Kata Shen Tai Gong. Salah satu dari kedua orang buta itu tampak sudah tidak sabar, dia meraung.
"Kalau kalian tidak bicara lagi, aku akan mencungkil matamu!"
Shen Tai Gong terkejut dan berkata.
"Baiklah, baiklah, aku akan bicara,"
Kemudian dengan pelan dia berkata, .kalian berdua sangat tampan dan juga luwes, orang lain kurus dan jelek, kalau kalian walapun kurus tapi terlihat langsing, orang lain berbadan tinggi tidak pantas, tapi kalian berdua tinggi seperti sebuah pohon bambu...."
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa?"
Tanya kedua orang buta itu tidak mengerti. Shen Tai Gong tertawa dan menjawab.
"Nanti dulu, yang kumaksud adalah kalian seperti dua helai panji yang terikat pada sebuah pohon bambu kurus itu, sangat gagah dan tampak bersemangat!"
"Benar! Mungkin Tuhan sudah merencanakan semuanya dan tidak memberikan kalian kesempatan untuk melihat kegagahan kalian sendiri, mungkin Tuhan takut kalau kalian akan terkejut nanti!"
Dengan senang kedua orang buta itu tampak tertawa, yang satu tampak mengangkat kepala agar Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong dapat melihat wajah mereka dengan jelas, sedangkan yang lainnya mengangkat kepalanya ke sisi, tampak lagaknya yang aneh, benar-benar mengejutkan Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui.
Si buta yang berada di sebelah kiri tertawa.
"Kalian berdua memang bermulut manis, hukuman mati sulit dilepaskan tapi hukuman hidup juga tidak bisa dilepaskan, bila kami diperintahkan untuk membunuh kami pasti akan langsung membunuh, hal inipun kami lakukan supaya kalian tidak mati dengan tersiksa. He he he!" ---ooo0dw0ooo--- BAB Menyelamatkan gambar Menolong orang Pagi hari. Di luar kota Chang An, di Gunung Shao Shi, kabut pagi masih tampak tebal, keadaan saat itu seperti dalam mimpi. Di -gunung itu ada sebuah pagoda batu yang memiliki 7 lantai, di sisi pagoda tua itu tumbuh beberapa pohon tua, entah sudah berapa lama pohon-pohon itu hidup di sana. Terlihat begitu gagah dan kuat, membuat orang yang melihatnya merindukan kembali masa dulu. Di puncak gunung itu tiba-tiba terdengar ada suara kepakan sayap burung bangau, membuat burung-burung yang sedang berkicau di pagi hari itu kaget dan segera terbang dari sana. Orang berbaju abu-bau itu berhenti di puncak gunung itu, dia tampak kuat seperti patung besi yang tertiup oleh angin. Baju abunya tampak berkibar tertiup angin pagi. Tapi orang itu seperti sudah dipaku dengan kuat di tanah, sedikitpun tidak bergerak. Tiba-tiba di puncak gunung itu datang seseorang yang mengenakan baju putih, sikapnya terlihat sangat santai, wajahnya tampan. Dia tidak mengejutkan burung-burung yang ada di sana maupun rumput yang terbentang. Dia berhenti di depan orang berbaju abu itu sejauh beberapa meter dan memberi hormat.
"Fang Zhen Mei memberi hormat kepada Tetua."
Yuan Xiao Xing yang berada di dalam kabut itu tidak bergerak sama sekali, dia hanya berkata.
"Mana gambarnya?"
"Gambar itu sudah kubawa,"
Fang Zhen Mei menjawab dengan santai.
"Serahkan padaku sekarang,"
Yuan Xiao Xing berkata dengan dingin.
"Mana sanderanya?"
Tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa.
Suaranya terdengar seperti gelombang yang menggulung mengejutkan burung-burung yang sedang bertengger di pohon, menggetarkan gunung sehingga terdengar menjadi gema terus menerus.
Fang Zhen Mei melihat ke belakang Yuan Xiao Xing sejauh beberapa puluh meter dari sana ada sebuah jurang terjal.
Dinding jurang itu berbentuk tegak lurus, batu-batu tampak di sebelah kiri dan kanan jurang, bentuknya tajam dan lancip, dasar jurang tidak terlihat dari atas.
Setelah Yuan Xiao Xing berteriak, dari pagoda terdengar suara PLAK! PLAK! Seperti suara orang yang ditampar, suara Wo Shi Shui segera terdengar dari pagoda itu, suaranya penuh dengan kemarahan.
"Bunuh aku saja, tapi jangan menghinaku, kau boleh membunuh atau mencincangku, aku tidak akan menyalahkanmu, tapi kalau kau menamparku, suatu hari nanti aku akan memukulmu sampai kau minta ampun!"
Terdengar ada suara seseorang yang tertawa dengan seram.
"Siapa suruh kau membohongiku, sekarang aku akan menghajarmu lagi, kita lihat nanti suasana pasti akan bertambah seru!"
Wo Shi Shui terdengar marah dan berteriak.
"Kau-"
Terdengar suara Shen Tai Gong.
"Yuan Xiao Xing sengaja menyuruh kita bersuara supaya terdengar oleh Fang Zhen Mei, lebih baik kita memilih mati saja supaya tidak perlu mengeluarkan suara."
Wo Shi Shui baru mengerti dan berkata.
"Benar!" ' Mereka diam dan tidak bicara lagi. Bangunan pagoda itu sangat aneh, bicara di tingkat atas tapi di bawah terdengar sangat jelas, Fang Zhen Mei sudah hafal suara Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, siapapun tidak dapat memalsukannya. Dengan dingin Yuan Xiao Xing melihat Fang Zhen Mei, matanya bersorot tajam.
"Apa menurutmu, itu suara mereka?"
"Ya, benar, itu suara mereka,"
Jawab Fang Zhen Mei.
"Jangan harap kau bisa menolong mereka, pertama, karena kau tidak tahu mereka berada di lantai mana. Kedua, di setiap tingkat di pagoda itu terdapat pesilat tangguh yang berjaga. Ketiga, kau tidak akan bisa melewatiku. Keempat, bila aku berteriak maka mereka akan segera membunuh teman-temanmu. Kelima, walaupun kau bisa naik ke atas, kau tidak akan tahu bagaimana cara membuka borgol yang mengikat mereka."
"Oh ya?"
Tanya Fang Zhen Mei.
"Karena itu kau tidak ada harapan sedikitpun bisa menolong mereka, aku nasihatkan dirimu, lebih baik hilangkan pikiran untuk menolong mereka, serahkan gambar itu kepadaku dan aku akan melepaskan teman-temanmu."
"Apakah setelah aku menyerahkan gambar itu maka kau akan melepaskan mereka?"
Tanya Fang Zhen Mei. Sorot mata Yuan Xiao Xing tajam seperti pisau, dia tertawa sinis.
"Kau harus menyerahkan gambarnya, begitu aku berteriak mereka akan segera membunuh teman-temanmu, kau sudah tidak memiliki kesempatan memilih lagi."
"Dalam hidupku aku selalu melakukan perbuatan yang tidak diharapkan orang lain,"
Kata Fang Zhen Mei dengan santai.
"Kau mengatakan apa tadi?"nafsu membunuh Yuan Xiao Xing mulai timbul, dari lengan bajunya Fang Zhen Mei mengeluarkan selembar kertas yang dipenuhi dengan noda bekas darah dan berkata.
"Kalau aku mengatakan gambar ini adalah Shang Cjing Tu dan gambar ini adalah gambar asli, apakah kau mempercayainya?"
Yuan Xiao Xing terus melihat ke arah gambar itu dan pelan-pelan berkata.
"Menurut orang-orang, Jiang Nan Fang Zhen Mei jarang berbohong sejak berkelana^di dunia persilatan, tangannyapun belum pernah berlumur darah (membunuh), kalau kau mengatakan bahwa gambar itu asli, aku percaya."
"Selembar kertas ini adalah Shang Qing Tu yang kau cari,"
Fang Zhen Mei dengan santai bicara.
"Apakah benar itu asli?"
Tanya Yuan Xiao Xing.
"Benar, ini asli!"
Jawab Fang Zhen Mei. Nadi hijau di dahi Yuan Xiao Xing tampak mulai bertonjolan.
"Bawa kemari gambarnya!"
"Tidak perlu terburu-buru, Shang CjingTu hanya ada selembar, tidak ada yang palsu juga tidak ada salinannya. Shang Qing Tu ini bukan milikku tapi milik pemerintah dan kerajaan, kalau ini milikku, aku akan segera memberikannya, sekarang----"
Tiba-tiba jari telunjuknya menyentil, Shang Qing Tu disentil dan melayang ke sisi gunung. Yuan Xiao Xing terpaku, dalam hati dia berpikir.
"Apakah Fang Zhen Mei sedang merencanakan suatu siasat?"
Dia tidak berani menyambut. Fang Zhen Mei berkata lagi.
"Shang Qing Tu hanya ada selembar, dan dia terbang ke sisi gunung----"
Kata-kata terakhirnya diucapkan dengan cepat tapi jelas.
"Tapi dengan ilmu silatmu, kau bisa segera ke sana untuk mengambilnya, masih ada kesempatan, kalau terlambat jangan merasa menyesal!"
Kata-kata Fang Zhen Mei sangat jelas masuk ke telinga Yuan Xiao Xing.
Shang Qing Tu dengan cepat terbang ke lembah gunung itu! Yuan Xiao Xing merasa gemetar, karena dia tahu kalau dia terlambat sedikit maka gambar Shang Qing Tu itu akan terbang dan masuk ke dalam lembah yang dalam, segera Yuan Xiao Xing terbang untuk mengambil gambar itu, gerakannya seperti seekor burung bangau berwarna abu-abu, dalam waktu singkat dia terbang ke atas lalu ke bawah, akhirnya dia terbang ke bawah lembah.
Jurang itu sangat terjal dan berbahaya, siapapun tidak akan ada yang berani turun, tapi jurus milik Yuan Xiao Xing adalah jurus Chang Kong Yi He dan merupakan jurus yang sangat lihai, dia bisa berjalan di sisi jurang dan juga bisa berlari dengan cepat di jurang itu, maka Yuan Xiao Xing pun bisa mengejar Shang Qing Tu yang telah jatuh ke dalam jurang! Karena Yuan Xiao Xing benar-benar sangat ingin memperoleh gambar itu, perintahnya untuk membunuh tidak diteriakkan tapi Yuan Xiao Xing pun mempunyai rencana tersendiri.
Kalau gambar itu bukan Shang Qing Tu yang asli dia masih bisa menggunakan Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui untuk dijadikan sandera dan mengancam Fang Zhen Mei.
Walaupun tidak sempat untuk naik ke atas jurang, belum tentu dalam waktu yang singkat Fang Zhen Mei bisa masuk ke dalam pagoda, apalagi Fang Zhen Mei tidak tahu Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui berada di tingkat mana.
Kecuali kalau Fang Zhen Mei setingkat demi setingkat mencari dan bertarung dengan para pesilatnya.
Walaupun Fang Zhen Mei bisa naik diapun tidak akan tahu bagaimana cara menolong Vfo Shi Shui dan Shen Tai Gong.
Apalagi Yuan Xiap Xing dengan cepat bisa menyusulnya ke atas.
Saat itulah dia akan membunuh dan semuanya tidak akan terlambat.
Tapi siapakah sebenarnya Fang Zhen Mei ini? Dia melihat Yuan Xiao.Xing yang dengan cepat mengejar gambar itu, dalam waktu singkat sosoknya langsung mengecil, dengan kecepatan yang dimiliki Yuan Xiao Xing sepertinya dalam waktu singkat dia bisa mengejar Shang Qing Tu itu.
Pada saat Yuan Xiao Xing masih mengejar Shang Qing Tu, Fang Zhen Mei dengan cepat lari ke arah pagoda.
Naik ke atas pagoda untuk menolong teman dan waktunya begitu singkat.
Ini adalah hal yang tidak mungkin! Tapi di dunia ini sering terjadi hal yang tidak mungkin.
Fang Zhen Mei sudah masuk ke dalam pagoda tingkat pertama.
Fang Zhen Mei datang dengan cepat! Orang yang berjaga di lantai pertama melihat Fang Zhen Mei yang datang menyerahkan gambar kepada Yuan Xiao Xing, dia merasa sangat senang, mereka tidak menyangka kalau Yuan Xiao Xing bisa secara tiba-tiba terjun ke dalam jurang, sedangkan Fang Zhen Mei berlari ke arah mereka.
Orang yang berjaga di tingkat pertama adalah Chang Shan San Bian! Karena semua kejadian berlangsung secara tiba-tiba.
Chang Shan San Bian mengira Yuan Xiao Xing berhasil dikalahkan dan masuk ke dalam jurang, mereka merasa sangat terkejut, karena itu reaksi mereka mengambil pecut sedikit terlambat, dan Fang Zhen Mei seperti t iupan angin sudah datang ke depan mereka.
Begitu pecut diangkat, mereka merasa pinggang mereka mati rasa, kemudian merekapun roboh.
Setelah dengan cepat memeriksa bahwa Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak ada di lantai itu, Fang Zhen Mei segera naik lagi ke lantai dua.
Yang berjaga di lantai dua adalah Qi Men San Dao! Qi Men San Dao pernah dikalahkan oleh Fang Zhen Mei, begitu melihat Fang Zhen Mei yang sedang naik ke lantai dua, di dalam kegelapan mereka seperti dewa langit yang sedang membawa golok, tapi mereka tidak bergerak, terdengar Fang Zhen Mei berkata.
"Letakkan senjata kalian!"
Suaranya terdengar di seluruh kamar, sehingga membuat gendang telinga menjadi berdenging, Qi Men San Dao hampir tidak bisa memegang goloknya, mereka merasa ketakutan, bagaimana mungkin mereka bisa membacok? Fang Zhen Mei secepat kilat melihat keadaan di lantai itu, tidak ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia segera naik ke lantai tiga! Penjaga lantai tiga adalah Yuan Jia Si Guai! Karena Yuan Jia Si Guai yang menjaga di tingkat tiga, pada saat Fang Zhen Mei memasuki lantai satu, mereka sudah ada persiapan sebelumnya.
Tapi mereka tidak menyangka kalau Fang Zhen Mei bisa secepat itu sampai di tingkat tiga.
Istilahnya bila membelah bambupun kecepatannya tidak akan secepat itu.
Yuan Jia Si Gua hanya bisa terpaku.
Empat orang dengan delapan tangan langsung memukul Fang Zhen Mei.
---ooo0dw0ooo--- Dengan ilmu meringankan tubuhnya, Yuan Xiao Xing mengejar Shang Qing Tu.
Tubuhnya terus masuk ke dalam lembah itu.
Pemandangan di kedua sisi dengan cepat lewat di kedua sisi tubuhnya, angin kencang menderu di telinganya.
Begitu dia mengulurkan tangannya, Shang Cjing Tu bisa dijangkaunya.
Tapi karena terlalu cepat laju tubuhnya walaupun gambar itu bisa terpegang, dia harus maju dulu puluhan meter, baru bisa berhenti.
Kemudian di tengah udara dia berdiri dengan tegak, dan tubuhnya tidak melaju lagi.
Fang Zhen Mei yang berada di dalam pagoda sadar kalau waktunya tidak banyak, maka sebelum Yuan Jia Si Guai memukul, dengan cepat dia menghilang, lalu secepat kilat dia melihat keadaan di lantai tiga.
Tidak ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong di sana, akhirnya dia naik lagi ke lantai empat.
Fang Zhen Mei dalam waktu singkat berhasil naik 3 tingkat.
Qi Men San Dao, Zhang Shan San Bian, Yuan Jia Si Guai, belum melihat dengan jelas, Fang Zhen Mei sudah naik ke lantai empat.
Begitu naik ke lantai empat, hanya terdengar kelebat angin.
Dua jala besar sudah berada di kiri dan kanannya, siap mengurung FingZhenMei! Ternyata penjaga lantai keempat adalah Tian Di Shuang Wang.
---ooo0dw0ooo--- Saat itu juga adalah saat di mana Yuan Xiao Xing sedang berdiri di tengah-tengah.
Hal pertama yang dilihatnya adalah memeriksa gambar yang berhasil diambilnya, apakah ini asli atau palsu? ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei tidak berhenti sama sekali, dia langsung menerjang ke depan.
Tian Di Shuang Wang membentak, kedua jala dikerutkan dan Fang Zhen Mei terkurung di dalamnya, mereka merasa sangat senang.
Tidak disangka Fang Zhen Mei yang sudah terkurung di dalam jala masih saja berlari.
Jala terbuat dari benang halus, karena itu Fang Zhen Mei bisa membawa lari jala itu ke depan mereka! Tian Di Shuang Wang terpaku, dia melepaskan pegangan jalanya, sepertinya mereka berdua akan bertabrakan dengan Fang Zhen Mei.
Terlihat Fang Zhen Mei menjulurkan jarinya dari dalam jalan dan SET, SET jarinya sudah menotok nadi mereka.
Dan merekapun jatuh berguling ke bawah.
Begitu mereka roboh, jala terbuka dan Fang Zhen Mei bisa meloloskan diri dari jalan itu.
Dia memutari lantai 4 itu, lalu bersiul panjang, dia mulai menaiki tangga menuju lantai 5! Fang Zhen Mei bersiul panjang dengan tujuan mengatur nafasnya, ternyata secara berturut-turut naik 4 tingkat, kemudian melewati kepungan Chang Shan San Bian, Qi Men San Do, Yuan Jia Si Guai, serta Tian Di Shuang Wang, yang semuanya berjumlah 12 orang, Fang Zhen Mei tidak mengalami hambatan yang berarti, Fang Zhen Mei belum bisa bernafas dengan benar, karena waktu yang tersedia hanya dalam waktu mata berkedip saja.
Siulan Fang Zhen Mei membuat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang berada di tingkat enam merasa senang, kedua orang buta itupun mulai waspada, tapi karena tidak ada perintah dari Yuan Xiao Xing, mereka tidak berani membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong.
---ooo0dw0ooo--- Yuan Xiao Xing yang berada di lembah itu telah melihat bahwa gambar itu asli, dia merasa sangat gembira, dia bersiul 3 kali, dan siulan itu bergema di dinding jurang, tapi karena dia berada di lembah yang dalam, suaranya tidak terdengar sampai di pagoda.
Kalau tidak, mungkin kedua ornag buta itu segera membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong.
Pada saat Yuan Xiao Xing bersiul 3 kali, dia baru teringat pada Fang Zhen Mei, tanpa pikir panjang lagi dia terbang ke atas menggunakan jurus Chang Kong Yi He dan terus mengepakkan sayapnya.
Dengan kecepatan penuh dia naik kembali ke atas.
---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei yang berada di dalam pagoda membuat siulan panjang, dia sudah mencapai tingkat kelima, dia terus mencari Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tapi mereka tidak ada di sana, Fang Zhen Mei tidak kecewa, malah semakin bertambah bersemangat mencari teman-temannya.
Di tingkat 5 terlihat ada sosok seseorang dan semakin mendekat, dengan cepat dia menyerang dengan 3 telapak dan 10 jari, kakinyapun ikut dimainkan, dia menendang dengan 9 jurus.
Dibandingkan dengan Chang Shan San Bian, Qi Men San Dao, Yuan Jia Si Guai, Tian Di Shuang Wang, dan lain-lain, walaupun dia hanya sendiri tapi ilmu silatnya lebih tinggi dari orang-orang tadi.
Fang Zhen Mei meloncat, dia naik ke tingkat lima dengan posisi miring! Orang itu ternyata lincah juga, melihat Fang Zhen Mei meloncat diapun ikut meloncat, dengan menggunakan jurus telapak, jurus kaki, dan jurus jari dia menyusul Fang Zhen Mei.
Dia menyerang Fang Zhen Mei dari satu arah dan dari posisi belakang.
Sepertinya orang itu akan mengenai sasarannya.
Tapi posisi tubuh Fang Zhen Mei berubah lagi, dari bawah ke atas dia memasuki ruangan lantai lima.
Orang itu terkejut, tubuhnya berputar dan mengganti arah dengan posisi dari bawah ke atas lalu menyerang Fang Zhen Mei! Posisi tubuh Fang Zhen Mei berganti lagi, dari atas dia menenggelamkan tubuhnya ke bawah lalu terbang dengan posisi datar.
Kali ini orang itu tidak bisa mengikuti gerakan Fang Zhen Mei.
Jari, telapak, dan kaki semua meleset pada saat menendang dan menusuk..
Orang itu tidak lain adalah si tangan terampil Gong Bai Li! Fang Zhen Mei secara berturut-turut berganti posisi 3 kali di udara, akhirnya dia terbang dengan mendatar.
Tiba-tiba dia mendengar ada yang merintih.
"Tolonglah aku!"
Fang Zhen Mei merasa sangat senang, dengan cepat dia mendekat dan memapah orang yang terbaring di bawah dan sedang merintih itu.
Pukulan Gong Bai Li tidak mengenai sasaran dia membalikkan badan dan menyerang ke belakang tubuh Fang Zhen Mei.
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Orang yang dipapah Fang Zhen Mei bangun dan duduk, sepertinya lukanya sangat berat, tubuhnya lemas.
Tapi secara tiba-tiba orang itu mencabut pisaunya dari balik punggung, cahaya pisau tampak berkilau, pisau itu ditancapkannya di antara perut dan jantung Kang Zhen Mei! Pisau itu bernama Duan Chang Dao.
Orang yang memegang pisau itu tak lain k lakah Xiao Duan Chang, Meng Hou Yu! Pisau Meng Hou Yu bergerak sangat cepat dan tepat, tadinya Fang Zhen Mei mengira orang yang merintih itu adalah Wo Shi Shui atau Shen Tai Gong, karena merasa senang dia berlari menghampiri orang itu untuk memapahnya ternyata karena tidak ada persiapan sebelumnya, mana mungkin dia bisa menghindari serangan pisau Meng Hou Yu yang dilancarkan secara tiba-tiba? Gong Bai Li yang berada di belakang dengan cepat berlari ke arah mereka, dengan kepalan tangannya dia memukul Fang Zhen Mei, dia datang dengan cepat dan mengggunakan tenaga yang kuat! Waktu itu juga Yuan Xiao Xing sudah berada di atas jurang, pada saat melihat Fang Zhen Mei tidak berada di sisi jurang, dia sadar bahwa Fang Zhen Mei sudah masuk ke dalam pagoda, dalam hati dia berpikir.
"Walaupun gerakan Fang Zhen Mei sangat cepat, tapi dia tetap tidak akan bisa menolong Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Sekarang gambar ini sudah berada di tanganku, mereka bisa membunuh sandera."
Wajah Yuan Xiao Xing terlihat sinis dan seram, dia bersiul panjang.
Siulan ini adalah kode kepada kedua orang buta itu agar sekarang mereka membunuh Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui.
---ooo0dw0ooo--- BAB Menolong musuh saat kebakaran Pisau tampak berkilau.
Awalnya Fang Zhen Mei mengira orang yang tergeletak di bawah adalah Wo Shi Shui atau Shen Tai Gong.
Sewaktu Fang Zhen Mei akan memapahnya, karena hatinya tergerak oleh suara.
"Tolonglah aku."
Itu bukan suara Wo Shi Shui maupun Shen Tai Gong.
Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong sudah berteman sejak lama, karena itu Yuan Xiao Xing memaksa Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong bersuara dengan keras supaya membuktikan kepada Fang Zhen Mei bahwa temannya berada di dalam genggamannya.
Sekarang bagaimanapun Meng Hou Yu menirukan suara mereka berdua, tetap tidak bisa menipu telinga Fang Zhen Mei.
Tapi Meng Hou Yu juga sangat berpengalaman.
Begitu tangannya siap menusuk dengan pisau, tangan kirimya sudah menggenggam pisau, sedangkan tangan kanannya terus menyerang.
Fang Zhen Mei berhasil menahan dengan satu jurus, dia tidak berhenti.
Dalam situasi yang tidak memungkinkan, dia berbalik dan merentangkan tubuhnya.
Seperti asap yang melayang dengan ringan, diapun naik ke tingkat 6.
Fang Zhen Mei yang bergerak menghindar membuat kepalan Gong Bai Li meleset.
Karena tidak bisa menghentikan laju tenaganya, maka kepalan ini meleset mengenai kepala Meng Hou Yu! Pergelangan tangan Meng Hou Yu dipegang oleh Fang Zhen Mei.
Dia merasa sakit sekaligus mati rasa.
Walaupun Fang Zhen Mei tidak berniat membunuhnya, tapi Meng Hou Yu tidak bisa berdiri.
Melihat kepalan Gong Bai Li siap memukuhrya, dia tidak bisa menghindar lagi.
Daripada terluka, pisau yang berada di dalam tangannya diulurkan.
Terdengar suara CEB.
Pisau itu menancap ke dalam perut Gong Bai Li.
Gong Bai Li berteriak kesakitan, kepalan tangannya menjadi tidak bertenaga, tapi sempat memukul wajah Meng Hou Yu, pukulan itu menyebabkan wajahnya menjadi hijau dan hidung menjadi bengkak.
Tapi Gong Bai Li mati sia-sia.
Pada saat bersiul, Fang Zhen Mei sudah berada di tingkat 6.
Dua orang buta yang berada di tingkat 6 mendengar siulan Yuan Xiao Xing.
Mereka masing-masing memegang tongkat bambunya.
Terdengar suara tajam, mereka menusuk tenggorokan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang dan matapun dipejamkan sambil menunggu kematian.
Tiba-tiba dari dalam kegelapan terdengar suara ZET, ZET sebanyak dua kali.
Dua jari yang membawa suara angin kencang menyentil kedua tongkat itu.
Kedua orang buta itu sangat marah.
Si buta besar membentak.
"Siapa kau?"
Si buta kedua ikut membentak.
"Apakah kau adalah Fang Zhen Mei?"
Begitu mendengar Fang Zhen Mei sudah sampai di lantai enam, Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui merasa sangat' senang. Shen Tai Gong mempunyai ide. Segera dia berteriak.
"Tombol rahasianya berada di sudut dinding!"
Kata-katanya belum habis, Fang Zhen Mei secepat kilat berlari ke arah sudut dinding.
Begitu mendengar Fang Zhen Mei akan membuka tombol rahasia, kedua orang buta itu seperti 2 ekor kelelawar hitam, dengan tongkat bambu mereka mulai menusuk.
Waktu itu terdengar suara siulan dari bawah pagoda sepertinya orang itu sedang menaiki pagoda! Jika Yuan Xiao Xing naik ke pagoda, Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong pasti akan mati.
Fang Zhen Mei tidak melayani kedua tongkat milik kedua orang buta itu.
Dia berlari menuju tombol rahasia dan menarik tuas besi yang berada di sebelah kanan.
Begitu tuas besi itu ditarik, borgol tangan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong segera terbuka.
Begitu Fang Zhen Mei membalikkan badan, tongkat kedua orang buta itu sudah menancap ke dalam baju putih Fang Zhen Mei! Melihat kedua tongkat itu hampir mengenai daging tubuhnya, tangan Fang Zhen Mei mencengkram kedua tongkat itu.
Kedua orang buta ini menarik kembali tongkatnya, tidak disangka Fang Zhen Mei malah melonggarkan genggamannya dan mendorong mereka ke belakang.
Karena situasi yang terjadi begitu tiba-tiba, membuat kedua orang buta itu mundur dan terjatuh di depan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong! Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak.
Mereka berdua jadi bertarung secara sengit dengan kedua orang buta itu! Fang Zhen Mei membalikkan badannj'a untuk melihat lagi, masih ada 2 tuas besi.
Dia tidak tahu apa fungsi kedua tuas besi itu.
Apalagi sudah terdengar siulan panjang.
Suara ini terdengar berada di tingkat tiga.
Dia menarik kedua tuas besi itu! Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong bisa terlepas dari borgol kaki.
Mereka saling memandang dalam hati merasa senang, dan merekapun tertawa.
Jurus mereka lebih ganas dan lebih berani dibandingkan tadi.
Kedua orang buta itu tidak bisa menahan serangan mereka.
Hanya bertarung beberapa jurus saja mereka hampir kalah.
Terlihat baju putih Fang Zhen Mei berkibar.
Dia masuk ke dalam lingkaran pertarungan.
Kedua orang buta itu merasa pinggang mereka telah mati rasa.
Nadi mereka berhasil ditotok dan GLUTUK, GLUTUK, kedua-duanya terjatuh ke bawah.
Fang Zhen Mei sadar kalau Yuan Xiao Xing akan segera datang karena itu dia tidak ingin bertarung lama-lama.
Tiba-tiba dari dalam dan luar pagoda telah terjadi kebakaran.
Api naik dengan cepat, membuat satu pagoda terbakar.
Ternyata walaupun terbubt dari batu yang kokoh, tapi setiap tingkat dilapis dengan semacam obat yang cepat terbakar.
Karena itu di dalam pagoda tidak dipasang lampu, jadi jika terjadi kebakaran, api akan dengan cepat menyala dan sulit dikuasai.
Tuas besi tengah yang akan ditarik oleh Fang Zhen Mei adalah tombol rahasia untuk menyalakan obat ini, karena itu pagoda dengan cepat terbakar dan api membesar dengan cepat.
Sebenarnya maksud Yuan Xiao Xing bersiul adalah memberi kode kepada kedua orang buta itu untuk membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, serta memancing Fang Zhen Mei supaya naik ke atas pagoda baru membakarnya hidup-hidup.
Walaupun dia bisa melarikan diri tapi dia akan merasa letih setelah itu baru baru membunuhnya di luar pagoda, dan membasmi semuanya.
Begitu Yuan Xiao Xing naik ke tingkat keempat, dia sudah melihat api menyala dan dia tidak berani melanjutkan naik ke lantai selanjutnya.
Karena setiap tingkat hanya memiliki lubang angin yang sangat kecil, tidak mungkin bisa keluar dari sana.
Jika tertahan di dalam pagoda, dia pasti akan mati, karena itu dia segera mundur dan turun.
Begitu Yuan Xiao Xing keluar dari pagoda dan melihat ke dalam pagoda, tiba-tiba ada 3 sosok, yang satu berwarna putih sedangkan yang lainnya berwarna hitam, bayangan itu meloncat keluar.
Ketiga orang ini adalah Fang Zhen Mei, Shen Tai Gong, dan Wo Shi Shui.
Jika Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong masih diborgol, mereka pasti akan mati.
Sekarang mereka berhasil lepas dari borgol.
Dengan ilmu silat mereka yang tinggi, mereka bisa keluar dari kebakaran, ini bukan hal yang sulit bagi mereka, apalagi mereka berdua adalah prmberani.
Begitu keluar dari pagoda, mereka saling memegang pundak dan tertawa lepas, sama sekali tidak menganggap Yuan Xiao Xing yang tampak marah dan penuh dengan nafsu membunuh.
Yuan Xiao Xing tidak peduli dengan mereka, dia hanya menatap Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei terlihat begitu tenang.
Waktu ini, pagoda sudah dipenuhi dengan asap.
Terlihat ada 3 orang keluar lagi dari sana.
Mereka adalah Qi Men San Dao.
Sambil berlari mereka terbatuk-batuk.
Wajah penuh dengan air mata dan ingus.
Tiba-tiba dari dalam pagoda terdengar suara jeritan.
Hati Fang Zhen Mei berpikir.
"Sewaktu aku naik ke pagoda aku sudah menotok nadi Chang Shan San Bian, Tian Di Shuang Wang, dan kedua orang buta itu, tapi nadi bicara mereka tidak ditotok, mereka masih bisa teriak. Suara ini pasti suara mereka!"
Waktu ini keluar seseorang lagi.
Bajunya sudah compang comping.
Dia adalah Meng Hou Yu.
Dia hanya sendiri, berarti dia tidak menolong orang lain.
Fang Zhen Mei segera membalikkan tubuhnya, masuk kembali ke dalam pagoda.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong hanj'a bengong, sampai Yuan Xiao Xing pun tidak tahu apayang akan dilakukan oleh Fang Zhen Mei.
Hanya sebentar, Fang Zhen Mei tampak keluar dari balik asap tebal.
Dia menjepit 2 orang.
Mereka adalah Tian Di Shuang Wang, kemudian dia masuk lagi ke dalam pagoda.
Api sudah berkobar sangat besar.
Jalan masuk dan jalan keluar sudah tertutup api.
Sekarang Fang Zhen Mei masuk lagi ke dalam pagoda.
Walaupun ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi, tapi setiap saat dia bisa terkubur di dalam lautan api.
Tapi Fang Zhen Mei mempersingkat waktu untuk menolong orang-orang yang terjebak.
Dia tidak memikirkan hal lainnya.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong melihat apa yang dilakukan Fang Zhen Mei.
Darah mereka ikut bergejolak.
Semua dendam terlupakan, yang terpenting adalah menolong mereka yang terjebak api.
Wo Shi Shui berteriak, ;'Shen Tai Gong, cepat tolong mereka yang masih ada di dalam!"
Shen Tai Gong menjawab.
"Kita harus membantu Fang Zhen Mei!"
Mereka berdua masuk kembali ke dalam pagoda! Kali ini Yuan Xiao Xing benar-benar bengong.
Waktu itu Yuan Jia Si Guai juga sudah keluar dari pagoda.
Ilmu silat mereka tidak sebagus Meng Hou Yu.
Mereka tidak bisa cepat keluar dari pagoda.
Mereka juga tidak seperti Qi Men San Dao yang berjaga di tingkat kedua, mereka lebih mudah keluar dari pagoda.
Sambil keluar, mereka berempat memadamkan api yang membakar baju mereka.
Dari kobaran api, muncul kembali 3 orang.
Mereka adalah Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong.
Mereka masing-masing menjepit satu orang.
Orang yang mereka tolong .
idalah Chang Shan San Bian.
Sosok Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong, tidak enak dipandang.
Baju berlubang di mana-mana, keringat membanjiri tubuh.
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada saat Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui meletakkan orang yang telah mereka tolong, mereka masih terengah-engah.
Tapi Fang Zhen Mei kembali lagi ke dalam pagoda.
Di tingkat keenam, terdengar kedua orang buta itu meminta tolong.
Waktu itu Meng Hou Yu mendekati Yuan Xiao Xing, diam-diam berkata.
"Kita ambil kesempatan ini untuk membunuh mereka. Kita bunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong kemudian tutup pintu pagoda supaya Shen Tai Gong tidak bisa keluar dari sana."
Yuan Xiao Xing tidak melihatnya. Dia hanya melihat pagoda yang masih terbakar Wajahnya sangat dingin dan berkata.
"Tutup mulutmu! Atau aku akan musnahkan ilmu silatmu!"
Meng Hou Yu terkejut.
Dia tidak berani bicara lagi.
Fang Zhen Mei sekali lagi keluar.
Badannya sudah terbakar di beberapa tempat.
Bajunya sudah tidak berbentuk, rambutnyapun berantakan.
Tapi sikap dan pembawaannya masih terlihat begitu gagah dan berani.
Dia membantu kedua orang buta itu memadamkan api di tubuh mereka.
Kemudian setelah itu dia baru berguling-guling di tanah untuk memadamkan api.
Si buta besar terkejut dan berteriak.
"Kau bukan Kakak Yuan?"
Si buta keduapun berteriak.
"Kau Fang Zhen Mei?"
Fang Zhen Mei tidak menjawab.
Dia duduk bersila untuk beristirahat dan mengatur nafasnya.
Dia tahu musuh terbesarnya berada di depan.
Dia sudah kehilangan banyak tenaga, terpaksa dia mengatur nafas dan beristirahat.
Yuan Xiao Xing tidak bergerak.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong berlari mendekati Fang Zhen Mei.
Mereka bersikap siap siaga.
Yuan Xiao Xing dengan dingin berkata.
"Kau boleh beristirahat dulu. Tapi hari ini, pertarungan antara kau dan aku tidak bisa dihindari lagi."
Pelan-pelan Fang Zhen Mei membuka mata. Dengan tersenyum berkata.
"Kau sudah mendapatkan Shang Qing Tu, mengapa tidak pergi?"
Yuan Xiao Xing menjawab.
"Aku tidak ingin bertarung denganmu, tapi jika aku membawa pergi Shang OingTu, apakah kau akan mengejarku?"
Pelan-pelan Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata.
"Tentu saja! Shang Qing Tu bukan milikku, aku harus merebutnya kembali dan mengembalikannya lagi kepada pemiliknya."
Dengan pelan Yuan Xiao Xing berkata.
"Betul. Seumur hidup aku hanya mengejar dan membunuh musuh, tidak ada orang yang berani membunuhku, aku tidak akan lari."
Fang Zhen Mei tidak menjawab. Yuan Jia Si Guai, Qi Men San Dao, Tian Di Shuang Wang, dan Chang Shan San Bian yang terluka ringan, saling bertukar pandang. Tiba-tiba mereka berjalan ke sisi Yuan Xiao Xing. Lao Da Yuan Jia Si Guai berkata.
"Tetua Yuan, kami 4 bersaudara walaupun tidak meminta supaya ditolong oleh Puan Muda Fang, tapi kami tidak ingin menjadi musuh Tuan Muda Fang. Kami ingin...."
Lao Da Chang Shan San Bian ikut bicara.
"Kami ingin mundur karena Tuan Muda Fang telah menolong kami, mana mungkin kami..."
Tian Di Shuang Wang ikut bicara.
"Mana mungkin kami membalas budi dengan perbuatan jahat. Kelak kami akan membalas pertolongan Tuan Muda Fang tadi!"
Lao Da Qi Men San Dao berkata.
"Kami juga tidak menutup mata dengan kejadian tadi. Tetua Yuan, maafkan, kami tidak bisa membantumu lagi. Kita berjumpa di lain kesempatan."
Setelah itu dia memutar badan, ingin pergi dari sana tiba-tiba ada seseorang dengan cepat keluar. Dia membentak.
"Bagus! Bagus! Setelah makan mie, mangkuknya dibalikkan, benar-benar tidak tahu diri. Siapa yang berani pergi, aku akan membunuhnya!"
Tian Di Shuang Wang sangat marah dan berkata.
"Tadi kami sempat melihat mayat Kakak Gong di dalam pagoda. Dia mati terkena Duan Chang Dao, kelinci mati, rubah merasa sedih, burung habis diburu panahpun disimpan. Mengapa kau masih mengganggu kami?"
"Berani sekali kau, masih membantah lagi! Dalam 3 jurus aku akan mencabut nyawamu!"
Meng Hou Yu membentak. Tiba-tiba ada suara aneh yang bicara.
"Apa? Kau menghina karena kami tidak bisa melihat? Aku akan membereskanmu dulu! Ha! Ha! Ha!"
Ada suara lain yang berkata.
"Baiklah! Aku akan membereskan kau dulu sebagai ucapan terima kasih kepada penolong kami. Ke! Ke! Ke"
Yang bicara adalah 2 orang buta itu. Mereka meloncat-loncat mengelilingi Meng Hou Yu. Meng Hou Yu kaget dan marah, dia membentak.
"Hei buta, apakah kau cari mati?"
Si buta besar tertawa dan menjawab.
"Benar!"
Si buta kedua ikut tertawa dan berkata.
"Mengapa kau bisa tahu?"
Sambil tertawa kedua tongkat sudah dilayangkan dan menusuk ke arah Meng Hou Yu, Meng Hou Yu segera mencabut Duan Chang Dao dengan sekuat tenaga, dia juga ingin sekalian membunuh Chang Shan San Bian, Qi Men San Dao, Tian Di Shuang Wang, dan Yuan Jia Si Guai, karena mereka tidak ingin bermusuhan dengan Fang Zhen Mei, dan di lain pihak juga tidak ingin bemusuhan dengan Yuan Xiao Xing.
Mereka melakukan bai kepada Fang Zhen Mei kemudian pergi dari sana! Terdengar suara kepakan burung bangau, seseorang berada di tengah-tengah udara, dia menyerang ke arah dua orang buta itu.
Ternyata orang itu adalah Chang Kong Yi He, Yuan Xiao Xing! Pada saat itu terlihat baju putih yang berkibar.
Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui melihat Kang Zhen Mei yang tadinya duduk bersila di bawah sudah menghilang, dia sudah berada di tengah udara untuk mencegah serangan Yuan XiaoXing! Satu berbaju abu sedangkan satu lagi berbaju putih, di tengah udara saling memukul, kemudian kedua-duanya turun.
Yuan Xiao Xing tampak sedikit bergoyang sedangkan Fang Zhen Mei tampak bergoj'ang-goyang.
Tapi tidak bisa dipastikan siapa yang menang atau kalah, terdengar si buta besar berteriak.
"Kami berhutang nyawa kepada Anda, Tuan Muda Fang."
Si buta kedua dalam pertarungan sengit itupun ikut berteriak.
"Serahkan bocah ini kepadaku, biar kau hadapi yang tua!"
Kedua orang buta itu memang bersifat aneh, tapi mereka adalah orang yang tahu membalas budi, Fang Zhen Mei sudah menolong mereka, tentunya mereka tidak akan bermusuhan dengan Fang Zhen Mei.
Tadinya mereka kagum dengan ilmu silat Yuan Xiao Xing, karena itu mereka memanggil Yuan Xiao Xing dengan panggilan kakak tertua, Yuan Xiao Xing menyuruh mereka menjaga dengan ketat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dengan senang hati mereka menyetujuinya.
Tidak disangka selagi mereka mengalami kesulitan, Yuan Xiao Xing tidak mau menolong mereka, malah ditolong oleh Fang Zhen Mei.
Sekarang Yuan Xiao Xing malah mau membnnuh mereka, dalam hati mereka bertambah marah, dan mereka sudah tidak peduli lagi kepada Yuan Xiao Xing.
Kedua orang buta itu diundang oleh Yuan Xiao Xing, tapi sekarang mereka malah membantu Fang Zhen Mei, hal ini benar-benar membuat Yuan Xiao Xing marah.
Dia ingin membunuh kedua orang buta itu, tapi malah ditahan oleh Fang Zhen Mei.
Dalam satu jurus bisa diketahui selain ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei yang tinggi, tenaga dalamnyapun sangat kuat.
Dalam hati Yuan Xiao Xing berpikir.
"Kalau menunggu dia mengatur nafas dan beistirahat, tenaga dalamnya akan pulih seperti sedia kala."
Dan saat itu dia tidak akan bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, karena itu dengan marah dia berkata.
"Fang Zhen Mei, kalau kau cari mati, aku akan menyempurnakan rencanamu!"
Dia meloncat dengan kekuatan penuh yang dia miliki dan dengan jurus Xiao Tian Xing Zhang Li, dia menyerang Fang Zhen Mei.
Ternyata Yuan Xiao Xing melihat kondisi tubuh Fang Zhen Mei belum kembali ke kondisi asal, dengan ilmu yang dimilikinya sekarang, dia ingin membunuh Fang Zhen Mei! Jurus Xiao Tian Xing Zhang Li sangat sulit disambut, apalagi oleh Fang Zhen Mei.
Dia sudah mondar mandir turun naik pagoda untuk menyelamatkan nyawa orang lain, otomatis tenaganya sudah terkuras.
Dalam pertarungan biasa, jarang ada orang pada saat bertarung langsung mengeluarkan seluruh tenaga dalam dan kekuatannya untuk menyerang.
Biasanya lawan akan menebak-nebak dulu sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat lawannya, apakah lebih kuat atau lebih lemah dari dirinya.
Kalau dalam satu kali serangan tidak berhasil maka ini akan menghabiskan banyak tenaga, malah mungkin akan gagal total.
Tapi Yuan Xiao Xing ingin dengan cepat menghabisi Fang Zhen Mei, karena itu dia tidak memikirkan lebih lanjut masalah ini.
Serangan Yuan Xiao Xing sangat cepat seperti kilat, Fang Zhen Mei yang berhadapan dengan Yuan Xiao Xing, dia memang tidak berani menyambut jurus Yuan Xiao Xing, karena itu dia tidak sempat membalikkan tubuhnya, terpaksa dia menarik nafas dan mundur dari sana.
Gerakan telapak tangan Yuan Xiao Xing tidak berubah, dengan jurus Chang Kong Yi He, dia terus mendekati Fang Zhen Mei, tapi Fang Zhen Mei terus mundur, telapak tangan Yuan Xiao Xing tepat berada satu kaki dari jantung Fang Zhen Mei.
Kalau Fang Zhen Mei sedikit terlambat mundur, pukulan Yuan Xiao Xing akan membunuh Fang Zhen Mei! Walaupun tubuh Yuan Xiao Xing dengan cepat bergerak maju, tapi Fang Zhen Mei pun mundur dengan cepat.
Hanya dalam waktu singkat tampak yang satu maju sedangkan yang lain mundur, tanpa terasa sudah melampaui jarak 30-40 meter! Yuan Xiao Xing tahu kalau dia tidak menyerang dulu, mungkin jurus Chang Kong Yi He nya tidak akan bisa mengenai Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei tidak mempunyai kesempatan membalikkan tubuhnya, dia masih terus mundur.
Kelihatannya dia akan menabrak pagoda itu.
Hati Yuan Xiao Xing girang bukan kepalang, dalam hati dia berpikir.
"Begitu kau menempel ke pagoda itu, kau tidak akan bisa lari lagi!"
Tidak disangka punggung Fang Zhen Mei seperti mempunyai mata, dengan gerakan seperti ikan berenang, dengan cepat dan tepat dia mundur ke sisi pagioda.
Yuan Xiao Xing merasa sangat marah dan meraung.
Tenaga telapak tangannya ditarik tapi dia masih mengejar, telapak tangannya masih berada satu kaki di depan dada Fang Zhen Mei.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong ingin membantu Fang Zhen Mei dan berlari ke arah mereka, tapi ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing begitu tinggi, dengan cara apapun mengejar tetap tidak akan mampu mengejar mereka.
Mereka berdua jauh tertinggal di belakang.
Mereka merasa marah dan diburu-buru.
Di antara Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing, yang satu mengejar yang lain mundur, mereka memutari gunung, tanpa terasa hari sudah siang, Wo Shi Shui mengejar mereka sampai terengah-engah dan tubuh mereka dibanjiri keringat.
Kedua orang buta itu sedang bertarung menghadapi Meng Hou Yu, pertarungan semakin sengit dan seru.
Tapi tampaknya mereka mulai kelelahan.
Tiba-tiba tubuh Fang Zhen Mei berubah, wajahnya tetap menghadap Yuan Xiao Xing tapi tubuhnya meluncur dan berpindah.
Lalu sedikit meloncat, gerakannya benar-benar aneh, l m kadang melewati kaki Yuan Xiao Xing, t i kadang berada di belakang Yuan Xiao Xing, i i kadang berada di atas kepala Yuan Xiao Xing.
I'.ipi ilmu silat Yuan Xiao Xing juga tinggi, lu-manapun Fang Zhen Mei menghindar, dia i c -1i p bisa mengikutinya dan telapak tangannya lelap berjarak satu kaki di depan dada Fang Zhen Mei.
Diapun tidak memberi kesempatan kepada Fang Zhen Mei untuk memutar tubuhnya, sambil menyerang, dia menghindar dan juga berlari.
Mereka meninggalkan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sangat jauh.
Mereka berada di kaki gunung, menuju kota Chang An.
Mereka memasuki kota Chang An.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong ikut mengejar hingga di kota Chang An.
Prajurit yang menjaga kota otomatis tidak bisa mencegah gerakan mereka.
Setiap kali melihat Fang Zhen Mei akan bertabrakan dengan pejalan kaki, pedagang kaki lima, atau rumah penduduk, Fang Zhen Mei bisa menghindarinya, tapi Fang Zhen Mei tidak bisa menghindari telapak tangan Yuan Xiao Xing! Sekarang hari sudah siang.
Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing tampak merubah jurusnya lagi, yang satu lari yang satu mengejar, mereka tidak menghindar lagi, mereka sekarang meloncat dengan sekuat tenaga.
Sekarang mereka sedang bertanding ilmu meringankan tubuh.
Karena itu otomatis Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak bisa mengejar mereka lagi.
Mereka berlari semakin jauh, kedua baj'angan itu yang satu berwarna abu yang satu berwarna putih, menghilang di depan mereka.
Apa boleh buat! Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tahu kalau ilmu meringankan tubuh mereka tidak sebanding dengan Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei, mereka hanya bisa saling pandang dan menarik nafas.
Tiba-tiba terdengar ada angin besar yang berhembus, belum sempat membalikkan tubuh untuk melihat, terlihat bayangan berbaju putih melewati mereka.
Pada saat mereka membalikkan kepala, mereka melihat bayangan berwarna abu, melewati lagi kepala mereka.
Satu berwarna putih satu berwarna abu bergerak dengan sangat cepat, sehingga sosoknya tidak terlihat jelas, kemudian kedua bayangan ini menjauh lagi.
Ternyata Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing saling mengejar dalam satu lingkaran.
Sekarang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang bisa dikategorikan sebagai pesilat tangguhpun tidak bisa melihat dengan jelas sosok mereka.
Mereka benar-benar merasa kecewa pada diri mereka sendiri.
Wo Shi Shui menepuk-nepuk pundak Shen Tai Gong dan dengan terengah-engah berkata.
"Lao Shen, kalau aku ingin mengejar mereka, mungkin harus menunggu berganti generasi dulu!"
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiba-tiba Shen Tai Gong berkata.
"Lebih baik kita kembali lagi ke pagoda itu untuk melihat keadaan di sana, aku ingin melihat si kura-kura bertarung dengan kedua orang buta itu."
Karena itu mereka berdua dengan cepat kembali ke pagoda itu, melewati pemandangan serba hijau di sisi kota Chang An lalu naik ke Gunung Shao Shi.
Setelah sampai di sana hari semakin siang, dari jauh mereka melihat kedua orang buta itu masih bertarung dengan Meng Hou Yu.
Kalau dilihat dalam hal ilmu silat, bila bertanding satu lawan satu Meng Hou Yu pasti akan menanng.
Tapi kedua orang buta itu secara serempak bisa melawan Meng Hou Yu yang bertarung sendiri.
Dia akan kalah.
Tapi Meng Hou Yu adalah orang yang wajahnya terlihat baik tapi hatinya sangat jahat.
Dengan jurus pisau yang ganas dan dengan menggunakan siasat licik, serta gerakan lincah, setelah bertarung cukup lama dia bisa bertahan, ini merupakan keberuntungan baginya.
Suatu ketika kedua orang buta itu tampak menundukkan kepalanya untuk menghindari sabetan pisau Meng Hou Yu, ketika mereka menundukkan kepalanj'a, kedua tongkat orang buta itu berbareng menusuk kebawah, Meng Hou Yu melihat ada dua lubang yang mengalir darah dari kakinya, kemudian diapun roboh, dengan kaget Meng Hou Yu berteriak.
"Dua Tetua, aku mengaku kalah, mohon jangan bunuh aku!"
Si buta besar tertawa.
"Bocah, apakah kau masih berani menghina dan memanggil kami 'si buta'? Kami berdua adalah laki-laki tertampan di dunia ini!"
Ternyata mereka masih ingat sewaktu di pagoda Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menipu mereka supaya mereka mau membuka borgol dengan cara memuji mereka. Si buta keduapun tertawa.
"Bocah, ilmu silatmu sangat bagus, demi Yuan Xiao Tian, kami tidak akan membunuhmu!"
Meng Hou Yu berusaha bangun dan terus mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih kepada kedua Tetua yang tidak membunuhku, aku akan selalu mengingat...."
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong dari jauh melihat semuanya, mereka berpikir pertarungan sudah selesai, pelan-pelan mereka berjalan ke sana, tidak disangka mereka melihat ada pisau berkilat, ternyata Meng Hou Yu mencabut pisaunya dan darah tampak bermuncratan, si buta kedua berteriak kesakitan.
"Apakah ini adalah... adalah balasanmu----"
Diapun roboh.
Si buta besar ketika mendengar si buta kedua sudah mati, dia tidak sanggup menahan diri lagi, dia meraung dan dengan tongkatnya dia maju dan menusuk Meng Hou Yu! Meng Hou Yu yang berhasil menusuk si buta kedua hingga mati, dia merasa senang.
Sekarang tersisa si buta besar, ini akan lebih mudah dihadapi.
Tapi kakinya yang terluka terasa sangat sakit.
Kakinya tidak bisa digeser.
Ketika tongkat si buta besar datang menyerangnya, dia sudah tidak sanggup menghindar lagi, dengan terkejut sambil terburu-buru Duan Chang Dao dikeluarkan lalu diapun menusuk! PUSH, karena si buta besar dalam keadaan marah, dia lupa untuk menghindari pisau itu dan Meng Hou Yu menancapkan pisaunya di dada si buta besar.
Tapi kecepatan si buta besar maju ke arahnya tidak berkurang, tongkat bambunya menancap ke dada Meng Hou 'i u lalu menembus keluar punggung! Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui melihat K (jadian ini, karena jarak mereka dengan pertarungan itu cukup jauh, mereka tidak bisa menolong hanya bisa membentak.
"Berhenti!"
Hegitu mereka lari mendekat ternyata si buta I esar dan Meng Hou Yu sudah mati.
Mereka berdua hanya bisa saling pandang melihat mayat Meng Hou Yu dan mayat kedua orang buta itu.
Hati mereka menjadi dingin, tiba-tiba mereka teringat kepada Fang Zhen Mei, demi menolong mereka, sampai sekarang mereka tidak tahu keadaan Fang Zhen Mei, segera Wo Shi Shui berkata.
"Lao Shen, bagaimanapun kita harus pergi ke kota Chang An untuk melihat keadaan Fang Zhen Mei!"
Shen Tai Gong setuju.
"Baiklah! Kalau terjadi sesuatu pada Fang Zhen Mei...kita juga harus bertarung mati-matian dengan Yuan Xiao Xing!" ---ooo0dw0ooo--- BAB Tenaga sakti melawan ilmu sakti Hari hampir sore. Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing merasa gerakan kaki mereka semakin lama semakin berat, nafas merekapun semakin sulit. Fang Zhen Mei berpilar.
"Orang ini begitu sabar dan. juga kuat, tenaga dalamnya pasti hebat."
Yuan Xiao Xing sendiri juga terkejut dan dia berpilar.
"Kalau bukan karena aku yang menyerang dulu, dan kalau Fang Zhen Mei tidak kehabisan tenaga, mana mungkin aku bisa mengej arny a!"
Mereka berdua merasa pemandangan di kedua sisi berjalan dengan mundur dan cepat.
Telinganya hanya mendengar deru angin yang kencang.
Mereka sudah kembali lagi ke kota Chang An di suatu jalan yang ramai.
Karena hari sudah sore, pejalan kaki sangat banyak dan mereka berdesak-desakkan.
Fang Zhen Mei berusaha untuk menghindar keadaan ini tapi tidak semuanya berhasil dihindari.
Tiba-tiba dia melihat di belakangnya ada kerumunan orang yang sedang menonton pertunjukan sulap.
Fang Zhen Mei tahu kalau dia sendiri bisa menghindar dari kerumunan orang itu, tapi untuk Yuan Xiao Xing, dia pasti tidak perduli, mau menabrak salah satu dari orang-orang itu, Yuan Xiao Xing pasti akan menabrak orang itu hingga mati karena kekuatan tenaga dalam Yuan Xiao Xing yang besar.
Fang Zhen Mei merasa walaupun dia akan mati tapi jangan sampai membawa orang lain ikut mati karenanya, maka dia memutuskan untuk berhenti berlari dan mengorbankan dirinya! Yuan Xiao Xing terpaku, dia sama sekali tidak menyangka kalau Fang Zhen Mei akan berhenti di sana, dia mengira Fang Zhen Mei sudah tidak kuat berlari lagi.
Dia merasa senang, dengan sekuat tenaga dia memukul ke arah Fang Zhen Mei.
Kedua tangan Fang Zhen Mei dibalikkan dan telapak tangan kirinya menutupi telapak tangan Yuan Xiao Xing.
Tangan kiri Yuan Xiao Xing juga segera diulurkan untuk memukul tangan kiri Fang Zhen Mei yang menyambut telapaknya tadi.
Dua orang dengan 4 telapak, begitu bersentuhan tidak bisa dipisahkan lagi.
Para pejalan kaki berlarian dan berteriak-teriak, mereka tidak tahu ada yang sedang bertarung, tapi mereka tidak ingin keluar untuk berurusan dengan masalah ini, mereka takut kalau mereka akan tertimpa musibah karena ikut campur.
Mereka mundur mengelilingi kedua orang itu dan melihat mereka sedang beradu telapak tangan.
Begitu telapak tangan Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei beradu, mereka baru tahu kalau lawannya lebih kuat dari perkiraan mereka semula.
Fang Zhen Mei merasa telapak Yuan Xiao Xing sangat kuat dan kekuatannya sangat besar, kalau dia tidak berhati-hati, dia bisa digetarkan dan organ-organ dalam tubuhnya akan hancur.
Yuan Xiao Xing merasa tenaga telapak Fang Zhen Mei begitu lemah dan lembut, seperti Yang Zi Jiang (sungai Yang Zi) yang terus mengalir tiada hentinya.
Kalau dia tidak berhati-hati, tenaga dalamnya bisa dilumpuhkan, jika hal ini sampai terjadi, kalau tidak mati dia pasti akan terluka parah.
Mereka beradu telapak dan tenaga dikerahkan lagi.
Di atas kepala mereka terlihat ada asap putih yang mengepul, kedua kaki mereka semakin masuk ke dalam tanah.
Orang-orang tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya, mereka mengira kedua orang itu sedang beradu tenaga telapak.
Tidak menyangka kalau pertarungan di kota Chang An ini adalah pertarungan antara dua pesilat tangguh! Mereka berdua tadi sudah beradu ilmu meringankan tubuh, sekarang mereka beradu tenaga telapak tangan.
Kedua ilmu ini merupakan keahlian Yuan Xiao Xing.
Fang Zhen Mei berusaha menghindari beradu tenaga telapak, dia ingin menghadapi Yuan Xiao Xing dengan menggunakan ilmu silat lain, tapi dia tidak memiliki kesempatan untuk mencobanya.
Karena Fang Zhen Mei takut melukai penduduk di sana, maka dengan terpaksa dia menyambut kedua telapak tangan Yuan Xiao Xing.
Si apapun yang berniat untuk menghentikan pertarungan ini, orang itu pasti akan tergetar hingga mati oleh tenaga dalam yang terpancar.
Karena itu mereka ledua sudah bertekad tidak akan berhenti bertarung sampai salah satu dari mereka mati.
Tapi Yuan Xiao Xing memang berniat ingin membunuh Fang Zhen Mei dengan telapak tangannya.
Sedangkan Fang Zhen Mei berniat sebaliknya, dia hanya ingin mengambil kembali Shang CjingTu.
Dalam hati Fang Zhen Mei berpikir, tenaga telapak Yuan Xiao Xing sangat kuat, ditambah dia sangat berpengalaman, dia berharap dia bisa memenangkan pertarungan ini dengan kekuatan telapak tangannya, ternyata harapannya sangat tipis.
Asal tidak kalah saja, itu sudah sangat beruntung.
Sebenarnya dalam hati Yuan Xiao Xing merasa kaget, dia tidak mengira Fang Zhen Mei yang semuda itu bisa menghadapi ilmu Xiao Tian Xing Zhang Li yang sudah berpuluh tahun dikuasainya, tadinya dia yakin ilmunya ini bisa mengalahkan Fang Zhen Mei.
Tidak disangka setelah begitu lama menyerang, dia tetap tidak bisa mengalahkannya.
Dalam hati dia berpikir.
"Kalau kali ini aku tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei dam harus menunggu lain waktu, saat itu aku tidak akan sanggup mengalahkannya lagi. Kedua pasang telapak itu terus menempel, tidak ada yang kalah atau menang. Hari semakin sore. Sejak pagi mereka berdua bertarung sampai hari menjelang malam. Tentu saja tubuh juga terasa lemas dan lelah, tapi karena ilmu silat mereka tinggi, mereka mafeih terlihat kuat dan tidak tampak akan roboh. Tapi kalau mereka terus bertarung, mereka akan seperti lampu tempel yang cahayanya meredup karena kehabisan minyak. Waktu itu dari kerumunan orang tiba-tiba ada seorang pak tua yang bicara.
"A Qian, siapakah laki-laki berbaju putih yang sedang bertarung itu?"
Seorang pemuda menjawab.
"Ayah, dia adalah orang yang pernah menolong kita."
Pak tua itu terbatuk kemudian berkata.
"Kalau dia adalah orang yang pernah menolong kita, cepat bantu dia!"
Ternyata kedua orang itu pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, mereka adalah pemilik sapi yang kemarin baru melahirkan.
Pemuda itu tidak lain adalah putra pak tua itu.
Karena mereka pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, maka mereka menganggap Fang Zhen Mei adalah dewa penolong mereka.
Petani lugu adalah orang yang paling ingat pada budi yang telah diberikan orang.
Begitu melihat Fang Zhen Mei berada dalam kesulitan, mereka sendiri tidak tahu apakah bisa menolong atau tidak, pemuda itu sudah mengangkat pikulannya dan siap memukul kepala Yuan Xiao Xing! Pak tua dan pemuda itu belum pernah belajar ilmu silat, hari itu kebetulan mereka datang ke kota untuk menjual hasil kebun mereka.
Dagangan mereka lumayan laku, saat itu mereka sedang dalam perjalanan pulang, secara kebetulan melewati jalan itu dan melihat ada kerumunan orang.
Karena merasa aneh, merekapun ikut menonton keramaian, dan melihat kalau dewa penolong mereka sedang berkelahi, mereka sudah tidak banyak berpikir lagi.
Pemuda itu memukul dengan kayu pikulannya, pukulan itu sangat kuat.
Ditambah sejak kecil dia sudah terbiasa bekerja kasar, otomatis dengan lancar dia memukul dan anehnya kenapa pancaran tenaga dalam dari tubuh Yuan Xiao Xing tidak berpengaruh pada pemuda ini.
Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei sedang konsentrasi penuh mengadu telapak tangan, kalau saja ada salah satu ada yang lengah maka lawan akan menggunakan kesempatan menyerang dengan tenaga dalamnya hingga mati, dan dia sendiripun akan mati jika dia menarik tenaga dalamnya.
Karena itu mereka berdua tidak mendengar pembicaraan antara pak tua dan putranya.
Pada saat pikulan itu mengenai kepala Yuan Xiao Xing, Yuan Xiao Xing baru merasakannya.
Dia mengira kalau Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong diam-diam telah menyerangnya, terpaksa dia bertahan pada posisinya.
Tapi telapak tangannya tidak bisa ditarik, ditambah karena seharian dia telah berlari, hatinya menjadi tidak tenang, hingga tidak berhasil menyerang, sedikit saja dia tidak berkonsentrasi, tenaganya menjadi kacau.
Tenaga telapak Fang Zhen Mei terasa menerobos masuk dengan deras menyerang, tenaga yang dikeluarkan Yuan Xiao Xing jadi berbalik menyerang kepada dirinya sendiri! Biasanya sekalipun pemuda itu memukulnya sebanyak 8 atau 10 kali, hal itu tidak akan berakibat apa-apa.
Karena saat ini dia sedang beradu telapak tangan dengan Fang Zhen Mei maka seluruh tenaga dalamnya terpusat di telapak tangannya.
Dan seluruh tubuhnya tidak terlindung.
Tapi karena ilmunya yang hebat, dipukul 5-6 kali, dia masih bisa bertahan, hanya saja Yuan Xiao Xing berpikiran sempit, dia berpikir bahwa Fang Zhen Mei mengambil kesempatan untuk menyerangnya, hatinya menjadi kacau dan secara otomatis nafasnyapun kacau dan seperti orang yang tidak bisa bernafas! Fang Zhen Mei merasa kalau tenaga dalam Yuan Xiao Xing mendadak menghilang, sebenarnya dia bisa menggetarkan Yuan Xiao Xing dengan tenaga dalamnya, tapi begitu dia melihat ' ada seorang pemuda sedang menghantam kepala Yuan Xiao Xing dengan pikulannya, dia tahu kalau Yuan Xiao Xing tidak bisa bisa konsentrasi penuh, diapun jadi tidak tega.
Dia menarik kembali tenaga dalamnya yang sudah dikeluarkan, walaupun Fang Zhen Mei masih bisa menarik kembali tenaga dalamnya tapi diapun sempat tergetar dan mundur puluhan langkah.
Darahnya terasa bergejolak, setelah itu dia baru bisa berdiri dengan tegak.
Karena Fang Zhen Mei mundur maka dia tidak jadi membunuh Yuan Xiao Xing juga tidak bisa menolong Yuan Xiao Xing, dia tampak seperti sudah tersesat.
Di dalam tubuhnya terasa seperti banyak ulat yang sedang menggigitnya, terasa sangat sakit tidak tertahankan, ditambah lagi kepalanya terasa sakit karena dipukul oleh pemudaku.
Terdengar suara.
"Eeghh!"
Nafasnya sudah tidak teratur, mulutnya terbuka dan dia langsung memuntahkan darah, akhirnya dia ambruk ke bawah, nafasnya segera berhenti! Pada saat pemuda itu memukul, dia baru ingat kalau ilmu silat Tuan penolongnya sangat tinggi, tapi tidak bisa mengalahkan orang itu, lalu bagaimana dengan pukulannya, apakah ini ada gunanya? Tak disangka begitu dia memukul kepala Yuan Xiao Xing, sedikitpun tidak terlihat terluka, tapi Yuan Xiao Xing malah muntah darah.
Dia merasa aneh, dia mengira hal seperti ini hanya akan terjadi di dunia persilatan, dan dia tidak mengerti.
Fang Zhen Mei melihat nyawa Yuan Xiao Xing tidak tertolong lagi, dia merasa sedih, dalam hati dia berpikir.
"Aku memang tidak membunuhnya, tapi dia mati karena diriku, walaupun Yuan Xiao Xing selalu melakukan kejahatan, tapi dia mati di tangan seorang pemuda yang tidak bisa ilmu silat, dan dia hanya seorang petani. Kejadian ini benar-benar aneh!"
Orang-orang yang berkerumun yang melihat keramaian semakin banyak, polisi sudah berdatangan, tiba-tiba Fang Zhen Mei teringat sesuatu, dari balik baju bagian dada Yuan Xiao Xing dia mengeluarkan Shang Qing Tu.
Kemudian dia mengepit pak tua dan pemuda itu meloncat, hanya beberapa kali turun dan naik melewati rumah-rumah, mereka sudah melewati beberapa jalan, dan polisi-polisi itu hanya sempat melihat ada sekelebat bayangan orang, lalu mereka kehilangan jejak, apakah mungkin mereka sanggup mengejar? ---ooo0dw0ooo--- Di perjalanan Fang Zhen Mei tampak sedang mengucapkan terima kasih kepada pak tua dan pemuda itu.
Karena teringat kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia tidak banyak bicara lagi, dia buru-buru pamit kepada kedua orang itu.
Tapi baru saja dia melangkah di depannya tampak ada 2 orang sedang mendatanginya.
Ternyata mereka adalah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, begitu mereka melihat Fang Zhen Mei, langsung tertawa senang.
"Ha ha ha! Dia masih belum mati!"
Wo Shi Shui berhenti melangkah, dengan sikap waspada dia melihat ke belakang dan berkata.
"Lao Shen, hati-hati, mungkin saja si bangau tua akan datang dari arah belakang, kali ini kita harus bisa menangkapnya!"
Shen Tai Gong terpaku dan berkata.
"Benar! Benar! Cai Shen Ye, kau istirahat saja dulu, kali ini giliran kami yang bertarung dengan siluman tua itu!"
"Tidak perlu,"
Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa.
"Apa?"
Shen Tai Gong terpaku.
"Dia sudah mati,"
Jawab Fang Zhen Mei.
Mereka bertiga alchirnya terdiam, entah apa yang harus diucapkan sekarang.
Mereka merasa bingung, dan pikiran mereka kosong.
Matahari hampir terbenam hanya tersisa sedikit cahaya di langit.
Angin malam milai berhembus, meniup awan merah dan menerpa wajah mereka bertiga.
Wo Shi Shui terdiam, melihat jalan yang sepi itu, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata.
Pertarungan Dikota Chang An Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Waktu itu ada seseorang yang mengatakan bahwa kota Chang An adalah miliknya."
Wo Shi Shui mengacungkan kepalan tangannya dan berkata lagi.
"Aku akan memberitahu kepadanya bahwa kota Chang An bukan miliknya!"
Kota Chang An semakin sepi malam akan segera tiba, sebuah kota kuno yang bercahaya, setelah memasukinya akan tertidur tenang. Shen Tai Gong melihat ke sekeliling dan berkata.
"Kota Chang An bukan miliknya tapi milik semua orang."
Pejalan kaki yang berada di jalan tampak begitu tenang. Gadis-gadis tertawa, kuda-kuda yang kelelahan, rumah-rumah yang dipenuhi dengan cahaya lampu, awan malam di atas kota Chang An tampak begitu indah. Dengan santai Fang Zhen Mei berkata.
"Kota Chang An adalah milik Chang An... Angin malam, kereta kuda, suara gelak tawa, pejalan kaki, persahabatan antar pendekar, bercampur menjadi satu. Banyak hal yang sudah terjadi di kota Chang An ataupun di kota terkenal lainnya. Semua terjadi dengan cepat dan tidak akan kembali.... Habis Baca Seri 3 PANJI AKBAR Matahari Terbenam PERSEMBAHAN . SEE YAN TJIN DJIN
http.//cerita-silat.co.cc/ EBOOK BY DEWI KZ
Pendekar Bloon Karya SD Liong Raja Naga 7 Bintang -- Khu Lung Meteor Kupu Kupu Dan Pedang Karya Gu Long