Ceritasilat Novel Online

Puteri Es 3


Puteri Es Karya Wen Rui Ai Bagian 3



Puteri Es Karya dari Wen Rui Ai

   

   Di dalam kotak itu ternyata ada sepotong jari.

   Jari seorang laki-laki.

   Jari telunjuk.

   Di dalam kotak itu ada sehelai surat yang berisi.

   "Pembahan yang terjadi kelak siapa yang bisa menebaknya? Semua sumpah belum tentu bisa ditepati." --ooo0dw0ooo-- Putri Yin Huo jatuh tergeletak di bawah, di antara dada dan lehernya terlihat sebuah lubang. Darah terus mengalir. Hati Fang Zhen Mei serasa tenggelam. Karena warna darahnya berwarna hitam. Luka itu berada di tempat vital dan mengandung racun pekat. Kecuali racun itu masih ada guna-guna kuat yang sudah tertanam didalam tubuh Xue Chu Qing. Perempuan seperti Xue Chu Qing yang mempunyai ilmu silat begitu tinggi, tapi masih bisa terkena racun. Dengan tenaga dalam yang ada pada dirinya dan berkecimpung lama dalam bidang ilmu guna-guna, dia masih bisa bertahan- Tapi guna-guna yang kekuatannya lebih lihai telah merusak kekuatannya. Bibir Xue Chu Qing tampak pucat. Fang Zhen Mei memapahnya dan berkata.

   "Apa yang ingin Anda sampaikan?"

   Xue Chu Qing melihat kotak itu, jari panjangnya tampak gemetar.

   "Itu...itu adalah jarinya...."

   Shen. Tai Gong mengerutkan alisnya dan bertanya.

   "Jari siapa?"

   Xue Chu Qing tertawa lelah.

   "Jari Hui Ji...."

   Alis tebal Wo Shi Shui tampak berkerut.

   "Jari Long Hui Ji yang telah melukai Anda?"

   Xue Chu Qing menggelengkan kepala dengan sedih.

   "Bukan...."

   Jari Wo Shi Shui tampak mengepal.

   "Kalau bukan dia, lalu siapa?"

   Xue Chu Qing dengan lelah menjawab.

   "Itu adalah...."

   Wo Shi Shui terus melihat Xue Chu Qing dan dengan tegas berkata.

   "Siapapun dia, aku akan membalaskan dendam Anda."

   Xue Chu Qing terkejut, tapi kesadarannya mulai menghilang, suara dan sikap Wo Shi Shui membuatnya merasa terkejut dan juga seperti mengenang kembali Long Hui Ji ke beberapa tahun yang lalu yang pernah memegang tangannya dan berkata.

   "Aku pasti akan menikah denganmu, pasti."

   Diucapkan dengan nada siap mati dan tidak merasa menyesal, gunung boleh berpindah, laut boleh ditumpuk, tapi hatinya tidak akan berubah.

    Sekarang mengapa nada ini bisa muncul dari mulut seorang pemuda yang sejak tadi hanya diam? Siapakah dia? Putri Yin Huo antara sadar dan tidak sadar merintih.

   "Hui Ji...."

   Wajahnya menghadap ke atas dan diapun meninggal.

   --ooo0dw0ooo-- Kedua mata Wo Shi Shui terus menatap leher perempuan itu yang indahnya seperti ukiran giok.

   Bentuknya begitu indah, benar- benar seperti leher angsa, tapi dia sudah tidak bernyawa.

   Wo Shi Shui tidak mempercayainya sepertinya nyawanya masih melekat di tubuh perempuan itu dan tidak ikut meninggal.

   Pastinya Xue Chu Qing tidak tahu, di dalam diri pemuda itu ada cinta yang tidak bisa diharapkan, semenjak di Ling Yin Si dari celah- celah jendela dia melihat Putri Yin Huo menari, Wo Shi Shui tidak bisa terlepas dari bayangan tarian indah itu.

   Wo Shi Shui memperhatikan Putri Yin Huo, walaupun dia salah tapi ada benarnya juga.

   Karena itu sejak tadi Wo Shi Shui tidak membantu menyerang.

   Dia tidak tega untuk menyerang, juga tidak bisa menyerang Putri Yin Huo.

   Tapi sekarang Xue Chu Qing tiba-tiba meninggal, semua tarian indah sepertinya sudah terbang dan membeku, dan akhirnya padam.

   Tapi Wo Shi Shui masih hidup.

   Dia masih hidup dan menyaksikan nyawa yang begitu indah sudah menghilang.

   Wo Shi Shui menggendong Putri Yin Huo, air matanya tampak memenuhi bola matanya, tapi tidak sampai mengalir keluar.

   Pemuda itu melihat kekasihnya mati di depan mata.

   Kesedihan itu seperti api di atas es, darah menempel di atas pisau, sangat panas dan merah.

   Tapi Xue Chu Qing sampai matipun tidak tahukalau dia telah menggetarkan hati seorang laki-laki.

   Kalau Putri Yin Huo masih hidup di dalam tariannya, di dalam tarian itu ada seorang teman akrab yang rela hidup demi dirinya dan bahkan siap untuk mati.

   Tapi sayang Putri Yin Huo hanya hidup dalam sebuah mimpi.

   --ooo0dw0ooo-- Dengan pelan Shen Tai Gong berkata.

   "Dia, karena apa dia mati...?"

   Fang Zhen Mei terdiam melihat tubuh Xue Chu Qing, dari sorot matanya terlihat kalau diapun menyayangkan kejadian ini.

   "Di dalam kotak itu, kecuali ada sepotong jari, juga ada senjata rahasia, begitu tutup kotak dibuka, senjata rahasia itu akan menembak keluar."

   Fang Zhen Mei memungut kotak itu, wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

   "Dengan kemampuan ilmu silat Putri Yin Huo, senjata rahasia tidak akan bisa menyerangnya, walaupun terkena tapi tidak akan sampai melukainya...tapi orang yang merencanakan pembunuhan ini sudah tahu pada saat Putri membuka kotak ini, pasti hati dan pikirannya sedang bergejolak, dan keadaannya pasti tidak waspada, di dalam senjata itu masih diolesi dengan guna-guna yang dibubuhkan dengan kuas. Guna-guna senjata rahasia itu bisa merusak guna-guna yang melindungi Putri... kalau begitu, Putri Yin Huo...."

   Fang Zhen Mei menarik nafas. Si Kong Tiao mengepalkan tangannya sambil menatap langit, dengan marah dan sedih, dia berkata.

   "Siapa! Siapa yang tega membunuh Putri?"

   Si Kong Tui ikut marah, kedua matanya bersorot terang.

   "Biarkan aku yang mencari orang itu dan mencincangnya...."Si Kong Tiao terus menangis.

   "Putri, Anda begitu baik kepada Long Hui Ji... tapi dia...."

   Si Kong Tui meloncat dan marah.

   "Long Hui Ji, kurang ajar kau! Kau sudah mencelakai Putri sejak lama, sekarang, sekarang kau masih... aku harus mencincangmu!"

   Tapi saat itu, dari arah sungai terdengar teriakan.

   Teriakan dari Xiao Xue yang lemah.

   --ooo0dw0ooo-- Xiao Xue ditinggalkan di atas rakit di sungai itu.

   Di atas rakit ada seorang pembunuh perahu j'ang bernama Zheng Hen Shou dan dua ular bermarga Man.

   Sinar bulan terus bersinar ke arah sungai, membuat sungai itu tampak berkilauan.

   Rakit dengan cepat meninggalkan tempat itu.

   Di atas rakit masih ada beberapa orang, tapi entah siapa saja mereka itu.

   Tadinya demi menolong Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, maka Fang Zhen Mei naik ke atas perahu itu menempuh bahaya.

   Karena sulit membawa Xiao Xue maka dia menitipkannya pada Zheng Hen Shou.

   Sekarang rakit sedang melaju dengan cepat seperti terpasang sayap dan terus meluncur.

   Wajah Shen Tai Gong tampak berubah, dia segera naik ke bagian perahu bagian depan dan ingin terjun tapi Fang Zhen Mei sudah menariknya dari belakang, karena rakit itu sudah berjarak beberapa puluh meter dari perahu, mana mungkin Shen Tai Gong bisa meloncat begitu jauh? Shen Tai Gong terus menghentakkan kakinya dan berkata.

   "Cepat suruh perahu ini maju....."

   Kata-katanya belum habis, dia merasa kakinya melayang kemudian turun dan tenggelam.Ternyata perahu ini mulai tenggelam.

   Fang Zhen Mei membalikkan kepala untuk melihat, Si Kong Tui, Si Kong Tiao, Mei Mai, dan Yi Mai sudah menghilang secara aneh.

   Terdengar Wo Shi Shui dengan marah membentak.

   "Mereka ada di sini!"

   Ternyata di sisi perahu ada sebuah sampan kecil, sekarang sampai itu sudah berjarak 20-30 meter dan semakin menjauh.

    Perahu akan tenggelam, tapi Si Kong bersaudara membawa sampan dengan diam-diam dan meninggalkan perahu.

   Shen Tai Gong meraung marah, rambut dan janggut putihnya sehelai demi sehelai berdiri, dia seperti seekor ikan pedang yang meloncat ke atas.

   Di udara menggaris lingkaran kemudian terjun ke laut.

   Sekarang dia seperti seekor ikan hiu putih melawan gelombang dan angin, mengejar sampan kecil itu! Dia harus mengejar sampan itu lalu memukul Si Kong bersaudara dan menjatuhkan mereka ke sungai, baru bisa mengurangi kemarahannya! Kemudian, dia akan mengambil sampan itu untuk menyelamatkan Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui.

   Karena marah dan tidak berpikir panjang, dia sudah bertekad untuk melakukan semuanya.

   Dia akan sama seperti Wo Shi Shui dan para pendekar lainnya, karena merasa marah terbang ke langit atau masuk ke dalam tanah, dia akan melakukan apa yang biasa orang- orang itu lakukan.

   Kalau kau ingin terkenal pasti akan mengalami banyak kesulitan, kalau kau mau bertahan hidup biasanya kau harus mengandalkan pada nasib.

   --ooo0dw0ooo-- Nasib Shen Tai Gong sedang tidak mujur.

   Dia sudah mengejar selama setengah jam, baru berhasilmencapai sampan, tapi tidak ada seorangpun di atas sampan itu.

   Dia marah-marah kemudian baru teringat, sewaktu dia terjun ke dalam sungai, Fang Zhen Mei seperti pernah melarangnya.

   Sekarang dia baru ingat, air sungai mengalir begitu deras dan bergelombang besar.

   Fang Zhen Mei tidak bisa berenang, apalagi Wo Shi Shui, dia seperti seekor bebek darat.

   Di antara ketiga orang itu, hanya dia yang bisa berenangdan perahu itu sedang tenggelam.

   Shen Tai Gong segera mendayung sampan dan kembali ke perahu itu.

   Malam ini angin yang berhembus sangat besar, dan angin membuat gelombang sungai semakin besar.

   Diapun sebenarnya sulit terapung di atas permukaan sungai yang bergelombang besar.

   Tapi bagi Shen Tai Gong, dia seperti makan baso ditambah sedikit bumbu, supaya terasa lebih enak.

   Berniat menenggelamkan Shen Tai Gong seperti mengambil sumber air dan menenggelamkan ikan.

   Tapi sekarang Shen Tai Gong tidak bisa bersikap santai.

   Karena dia teringat pada kedua temannya.

   Ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei memang tinggi, tenaga Wo Shi Shui pun sangat kuat, burung di atas langit belum tentu bisa lolos dari kejaran Fang Zhen Mei.

   Batu di atas tanah yang keras tidak kalah kerasnya dengan kelapan tangan Wo Shi Shui yang keras.

   Tapi kalau berniat membunuh kedua pendekar itu di atas air, kau hanya tinggal menyediakan segentong air tenang, itu sudah cukup membuat nyawa kedua pendekar itu melayang.

   Yang dikhawatirkan oleh Shen Tai Gong sekarang adalah Xiao Xue.

   Xiao Xue tidak bisa ilmu silat.

   Xiao Xue sudah dianggap seperti cucunya yang bernama Xiao Hong, dia begitu pintar dan cantik.

   Teriakan Xiao Xue...

   sekarang dia sedang apa?Di atas laut ada tengkorak.

   Perahu sudah tenggelam, kecepatan perahu itu tenggelam seperti sebuah ember yang tidak ada bagian bawahnya.

   Panji yang tersulam kepala tengkorak dengan tiangnya masih mengapung di atas permukaan air.

   Shen Tai Gong berteriak.

   "Cai Shen Ye! Beruang besar!"

   Tapi tidak ada yang menyahut. Segera Shen Tai Gong mengubah panggilan.

   "

   Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui!"

   Dia berharap bisa lebih beruntung dengan mengganti nama panggilan mereka.

   Tapi tetap tidak ada yang menjawab.

   Air sungai terus menggulung, apakah mereka...? Shen Tai Gong terkejut,^ segera dia menyelam masuk ke dalam air untuk melihat keadaan.

   Tiba-tiba tubuhnya terasa dingin, seperti ada sebuah es sekecil jarum terus menusuk ke seluruh bagian tubuhnya.

   Sekarang dia baru ingat bahwa perahu itu kepunyaan Ren Tou Fan ini memiliki 'air mati' yang beracun.

   Sekarang perahu sudah tenggelam, 'air mati' ini akan bercampur dengan air sungai....

   Shen Tai Gong sadar dia telah terkena guna-guna.

   Dia tidak marah, tapi sedih dan menyayangkan karena dia menguasai teknik berenang masih bisa terkena guna-guna 'air mati'.

   Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui di dalam kolam dengan kedalaman 2 meterpun tidak bisa terapung, apakah sekarang mereka bisa bertahan hidup? Karena itulah Shen Tai Gong merasa sangat sedih.

   Yang dia sayangkan adalah kalau dia mati di sungai ini, siapa yang akan menolong Xiao Xue nanti? Dia merasa tubuhnya seperti dodol ketan yang melembek.

   Juga merasa tubuhnya seperti bukan tubuhnya, nafasnya masih normal tapi udara tidak bisa masuk ke dalam paru-paru.

   Yang masuk ke dalam paru-paru adalah air.

   Pikir Shen Tai Gong.

   "Lebih baik seperti ini, Cai Shen Ye sudahmati, beruang besarpun sudah mati, aku hidup sendiri untuk apa? Tidak ada yang bisa kuajak bertengkar, juga tidak ada yang menemaniku berbuat ulah, lebih baik aku mati sekarang." Mungkin ini yang disebut pemakaman cara air. Tapi mereka tidak bisa dimakamkan secara bersama-sama. Dia iri kepada Wo Shi Shui. Bocah itu lebih bahagia karena dia bisa mati bersama dengan Fang Zhen Mei, matipun bisa merasa bangga dan ramai.... Air sudah masuk ke dalam hidung Shen Tai Gong, sewaktu ajal akan menjemput tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengangkatnya dan bertanya.

   "Apakah kau sudah kenyang minum air sungai?"

   
Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Orang yang bertanya tak lain adalah bebek dara, orang yang sama sekali tidak tahu tentang air, Cai Shen Ye, Fang Zhen Mei, baju putihnya masih berkibar ditiup angin.

   Tidak ada setetes darah maupun air.

   Karena merasa gemas dan marah Shen Tai Gong hampir pingsan.

   --ooo0dw0ooo-- BAB 10 Pertarungan di dalam perahu tenggelam "Sewaktu kau terjun ke dalam sungai untuk mengejar sampan itu, aku melihat di sampan itu sepertinya tidak ada orang, apalagi dengan ilmu Si Kong bersaudara, mereka melepaskan sampan rasanya tidak mungkin, tapi kami masih belum tahu karena itu aku menyuruhmu jangan mengejar mereka.

   Tapi kau seperti seekor ikan emas bertemu air kolam, dengan cepat terjun ke dalam air."

   Fang Zhen Mei tertawa lagi.

   "Di perahu ini tinggal aku dan A Shui. Sedangkan kedua-duanya adalah bebek darat, benar-benar menyedihkan!"

   Shen Tai Gong hanya bisa tertawa kecut karena yang sekarangbersedih adalah dia. Dia memuntahkan air yang tertelan, ususnya hampir saja keluar dari dalam perutnya. Di dalam perut masih tersisa setengah sendok air kotor dan bau itu.

   "Jika di atas sampan itu tidak ada orang, berarti mereka hanya ingin memancing kita supaya mengejar mereka, orang-orang itu pasti belum pergi jauh. Waktu itu aku berpikir, dengan menguasai teknik berenang, kau pasti tidak akan mengalami bahaya karena itu aku menyuruh A Shui melempar dua buah papan ke dalam air. Dan kami sengaja berteriak-teriak. Walaupun itu seakan-akan membuat orang mengira kita bertiga terjun ke dalam air,"

   Jelas Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei berkata lagi.

   "Benar saja, Si Kong bersaudara, Mei Mai, dan Yi Mai segera membawa sebuah perahu kecil dan menurunkan di sungai. Begini ceritanya, Yi Mai berkata.

   "Tidak perlu tergesa-gesa, ketiga kelinci itu mengejar sampan kosong. Mereka tidak akan cepat kembali ke sini."

   Terdengar Si Kong Tiao dengan dingin berkata.

   "Mereka akan kembali dengan cepat."

   Mei Mai hanya menjawab.

   "Oh ya!"

   Tapi dia terdengar tidak percaya. Dengan suara pelan Si Kong Tiao berkata.

   "Mereka mengejar sampan kosong. Begitu tahu kalau mereka telah tertipu, mereka pasti akan kembali untuk melihat keadaan. Saat itu perahu pasti sudah tenggelam. Air mati akan menggenangi di air sungai. Begitu mereka berenang mendekati 'air mati', mereka pasti akan terkena guna-guna dan mati di sungai itu."

   Mei Mai tertawa terbahak-bahak.

   "Siapa itu Fang Zhen Mei yang katanya terkenal? Siapa itu Wo Shi Shui yang katanya kuat? Siapa itu Shen Tai Gong yang dijuluki kail sakti? Mereka tetap akan tenggelam dan tubuh mereka akan dimakan ikan!"

   Tapi Yi Mai berkata lagi.

   "Tapi...jika mereka kembali lagi bukan dengan cara berenang melainkan menggunakan sampam kosongitu, mereka tidak akan terkena 'air mati'."

   Si Kong Tiao bicara sendiri.

   "Benar juga...."

   Si Kong Tui berkata.

   "Kalian tidak perlu mengkhawatirkan keadaan ini. Jika mereka naik sampan itu, mereka juga tetap akan mati. Di dalam perahu itu sudah kuletakkan guna-guna yang disebut Ren Tou Fei Jiang (kepala manusia terbang jatuh). Bila mereka naik sampan itu, 3 hari kemudian di sisi sungai pasti ada sebuah sampan berisi 3 mayat3 mayat yang tidak akan membusuk tapi otak mereka akan dipenuhi dengan ulat mayat!"

   Setelah mendengar perkataan mereka, Wo Shi Shui benar-benar marah. Dengan suara kecil Fang Zhen Mei berkata.

   "Shen Tai Gong sudah mengejar hingga ke sana. Dia pasti telah termakan tipuan mereka. Cara kita sekarang menghadapi mereka yaitu menangkap mereka dan memaksa mereka menyerahkan obat penawarnya."

   Terdengar Si Kong Tiao berrkata.

   "Benar-benar rencana yang sangat bagus. Perhitungan Kakak benar-benar sangat tepat."

   Si Kong Tui tertawa dingin.

   "Ini bukan perhitungan, ini yang disebut mencabut rumput harus sampai ke akarnya. Jika tidak bisa bertindak kejam, itu bukan disebut laki-laki."

   Si Kong Tiao berkata lagi.

   "Rencana kita sudah berhasil sebagian, kita juga sudah berhasil membunuh Putri Yin Huo juga menyingkirkan 3 orang yang terlalu banyak ikut campur... apa rencana kita berikutnya?"

   Si Kong Tui balik bertanya.

   "Besok hari apa?"

   Si Kong Tiao yang berada di sisi perahu mulai mencium ada yang tidak beres. Dia membentak.

   "Siapa!"

   Yi Mai juga berteriak.

   "Lao Mai, ada apa...."

   Tidak terdengar suara apapun.

   Sepertinya Si Kong bersaudara mulai menyadari situasi yang tidak beres dan melarangnya bersuara.

   Keadaan menjadi seperti itu.

   Si Kong Tui melambaikantangannya.

   Si Kong Tiao seperti seekor kucing meloncat dan terbang.

   Dia hinggap sebentar di tiang layar kemudian bergerak seperti sebutir kelereng meloncat ke atas tiang perahu.

   Dia berada di posisi tinggi dan baru bisa melihat dengan jelas.

   Si Kong Tiao melihat ada mayat Putri Yin Huo dan seorang laki-laki tinggi besar seperti dewa.

   Orang itu sedang menjaga mayat Putri Yin Huo.

   Dalam hati Si Kong Tiao terkejut.

   "Apakah Wo Shi Shui sudah kembali?"

   Waktu itu dia melihat Yi Mai sedang bersembunyi.

   Tapi setelah itu dengan cepat mendekati Wo Shi Shui.

   Si Kong Tiao segera menyiapkan senjata rahasia yang sudah diolesi racun.

   Bila Yi Mai bisa menyerang Wo Shi Shui, senjata rahasia ini pasti akan diluncurkan keluar semua.

    Wo Shi Shui pasti akan mati! --ooo0dw0ooo-- Yi Mai juga adalah seorang pembunuh hebat.

   Syarat menjadi seorang pembunuh yang hebat adalah dia bergerak seperti seekor ular beracun, seperti cheetah, juga seperti sengat tawon, tapi pada saat diam,"

   Dia harus bisa menjadi seperti kucing yang mengintai tikus untuk ditangkap.

    juga bisa membela diri, hingga pada waktu yang tepat dia pasti bisa membunuhnya.

   Hanya saja Yi Mai tidak perlu menunggu lama lagi.

   Dia mendapatkan kesempatan terbaik karena dia sudah melihat sorot mata Wo Shi Shui.

   Dia melihat Wo Shi Shui sangat sedih juga seperti orang sedang jatuh cinta.

   Semua perasaan itu bercampur aduk.

   Sepasang mata itu sudah merasuk ke dalam jiwa dan tidak bisa dikeluarkan lagi.

   WoShi Shui dengan bingung melihat tubuh Putri Yin Huo yang sudah tidak bernyawa.

   Yi Mai adalah seorang pembunuh yang sangat berpengalaman, pertama kalinya dia membunuh pada saat dia berumur 9 tahun.

   Dia mempergoki ayah angkatnya sedang bersenang-senang dengan kekasih gelapnya.

   Dengan kapak pemotong kayu dia membacok ayah angkatnya.

   Yi Mai selalu bisa mengambil kesempatan pada saat paling tepat.

   Dia segera berlari keluarmencabut pedang.

   Walaupun dia gagal, Wo Shi Shui juga tidak akan bisa menguasainya dan diapun tahu kalau Si Kong Tiao sekarang ini berada di atas tiang layar dan dia pasti akan membantunya.

   Apalagi di belakangnya masih ada Si Kong Tui yang siap membantu.

   Tusukan pedang Yi Mai sangat sempurna.

   Si Kong Tiao yang berada di atas tiang siap membantu.

   Dia sudah terbang turun ke bawah dan dengan tepat bentrok dengan Yi Mai yang saat itu sedang berlari.

   Yi Mai tidak menyangka kalau Si Kong Tiao akan membantunya dengan cara seperti itu.

   Dia mengira Si Kong Tiao akan melepaskan senjata rahasia untuk membantunya, tidak disangka Si Kong Tiao malah membuat senjata rahasianya dan menyerang ke arahnya! Karena bentrokan yang terjadi tiba-tiba, Yi Mai tidak bisa membunuh dengan pedangnya.

   Tubuh yang sedang melaju dengan cepat tidak bisa dihentikan, akhirnya dia dan Si Kong Tiao pun bertabrakan.

   Suara ini membuat Wo Shi Shui tersadar dari lamunannya, dengan marah dia langsung bergerak.

   Yi Mai menjadi terpental jatuh ke dalam sungai, wajahnya sudah berubah bentuk.

   Si Kong Tui segera sadar.Dari belakang dia merasakan ada suara orang turun dari tiang perahu dan mencegahnya berjalan mundur.

   Orang itu dalam waktu singkat tadi diam-diam sudah menotok nadi Si Kong Tiao lalu melempar Si Kong Tiao ke arah Yi Mai, dan menolong Wo Shi Shui yang sedang melamun.

   Dia juga mengambil ahli kemudi perahu kecil dan memotong jalan mundur.

   Kecuali Jiang Nan Fang Zhen Mei, tidak ada seorangpun yang bisa melakukan hal seperti itu.

   Si Kong Tui tertawa kecut.

   Dia tidak membalikkan kepalanya.

   Pelan-pelan dia berkata.

   "Sepertinya aku sudah salah menduga kekuatanmu." --ooo0dw0ooo-- Baju Fang Zhen Mei yang putih tampak berkibar di atas sungai.

   "Kau tidak melihatku?"

   "Apakah kau mau aku melihatmu?"

   Si Kong Tui pelan-pelan membalikkan tubuh. Api hijau di kedua matanya terlihat lebih hijau. Fang Zhen Mei tersenyum melihatnya.

   "Katanya api hijau di matamu bisa membuat kepala musuh meledak hingga pecah sendiri. Apakah benar akan terjadi seperti itu?"

   Si Kong Tui dengan dingin menjawab.

   "Kedua matamu seperti sedang melihatku, sebenarnya matamu melihat ke belakangku. Mengapa kau tidak berani melihat kedua bola mataku?"

   Fang Zhen Mei dengan santai menjawab.

   "Aku bukan laron, masa aku sudah tahu ada api yang bisa membakarku tapi aku malah sengaja memegangnya?"

   Si Kong Tui tertawa dingin dan berkata.

   "Kalau kau tidak melihat kepadaku, setiap saat aku bisa mengeluarkan pukulan yang bisa membuatmu mati seketika!"

   Fang Zhen Mei tetap dengan tenang berkata.

   "Menghadapipesilat tangguh seperti kau, aku tidak boleh bertindak ceroboh. Tapi jika di belakangmu ada musuh kuat, mana mungkin kau bisa menyerang dan membiarkan aku berada di belakangmu dalam posisi kosong?"

   Kedua mata Si Kong Tui bertambah hijau lagi. Wo Shi Shui berada di belakangnya. Si Kong Tui terlihat sangat kesal. Kedua tangan Wo Shi Shui menggendong mayat Putri Yin Huo. Dia berkata.

   "Adikmu berada di atas perahu. 'Air mati' itu hampir naik. Jika kau masih ingin mempunyai adik, cepat bawa dia kemari."

   Dengan santai Si Kong Tui menjawab.

   "Kalau aku menggendong seorang lagi, bukankah kesempatan hidupku lebih tipis dari sekarang?"

   Wo Shi Shui marah dan berkata.

   "Apakah demi dirimu sendiri, kau akan membiarkan Si Kong Tiao mati?"

   Si Kong Tui menjawab dengan dingin.

   "Kalau tidak ada aku, mana mungkin aku mempunyai adik?"

   Fang Zhen Mei menarik nafas.

   "Si Kong Tui, kami tidak ingin membuatmu susah. Kami hanya ingin tahu sebenarnya apa yang telah terjadi? Dan apa rencana kalian sebenarnya? Apakah rencana ini ada hubungannya dengan Putri Yin Huo dan Long Hui Ji? Apa ada hubungan dengan Xiao Xue juga?"

   Tiba-tiba Si Kong Tui tertawa.

   "Ternyata kau belum tahu apa- apa."

   "Aku berharap kau bisa memberitahukannya kepada kami,"

   Kata Fang Zhen Mei.

   "Sekarang aku tidak akan memberitahu kalian,"

   Jawab Si KongTui. Wo Shi Shui marah dan membentak.

   "Kau tidak menginginkan nyawa Si Kong Tiao, apakah nyawamu sendiri juga tidak mau?"

   Si Kong Tui tertawa terbahak-bahak.

   "Jika keadaan yang terjadi menguntungkanku, mengapa aku harus takut diancam?"Sambil tertawa dia berkata lagi.

   "Pertama, di atas rakit itu masih ada seorang gadis kecil. Dia berada dalam genggamanku. Jika aku tidak pulang dalam keadaan hidup, maka keadaannya akan lebih parah dibandingkan bila dia mati.... Hanya saja, aku ingin kau naik ke atas perahu besar dan aku naik perahu kecil ini. Kalau tidak...."

   Wo Shi Shui berteriak.

   "Kalian ingin membunuh seorang gadis kecil yang tidak bersalah?"

   Terpaksa Fang Zhen Mei naik ke atas perahu besar. Si Kong Tui turun ke perahu kecil.

   "Aku titip pesan lagi, kalian harus bertanggung jawab atas nyawa adikku. Jika dia kekurangan sesuatu, kalian bertiga akan kehilangan satu orang. Karena pak tua itu tadi sudah mengejar perahu kecil itu dan aku sudah memberi guna-guna di dalam perahu dan di dalam air. Bagaimanapun juga dia sudah terkena guna-guna. Jika kalian ingin nyawanya selamat, kalian harus bisa menjaga nyawa Si Kong Tiao dengan baik juga."

   Semakin bicara nada bicaranya Si Kong Tui semakin senang.

   "Aku akan memberikan obat penawarnya kepada kalian, tapi kalian harus membawa adik yang tidak berguna itu ke perahu kecil. Tapi awas kalian jangan berbuat macam-macam, jika tidak, aku akan melemparkan obat penawar ini ke dalam air. Di dunia ini hanya aku yang bisa meraciknya. Walaupun kalian menangkapku dan menyuruhku meracik lagi, itu memerlukan waktu 5 hari 5 malam. Teman kalian tidak akan bisa menunggu sampai 5 hari. Kalau tidak percaya kalian boleh membuktikannya."

   Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Fang Zhen Mei percaya. Terpaksa Wo Shi Shui membawa Si Kong Tiao naik ke atas perahu kecil. Si Kong Tui masih menyuruh Wo Shi Shui membuka totokan Si Kong Tiao baru mengijinkannya kembali ke perahu besar.

   "Kalian diam di perahu besar. Dengan kepintaran Jiang Nan Fang Zhen Mei, sungai sebesar ini dan ditambah sedikit dengan 'air mati' tidak akan sampai menyulitkan kalian."Wo Shi Shui marah dan berkata.

   "Bagaimana kami bisa percaya kalau obat penawar ini yang asli?"

   "Terserah, mau tidak mau kalian harus mempercayainya."

   Diam-diam Fang Zhen Mei balik bertanya.

   "Jika tidak ada gangguan apa-apa, coba kau tebak, apakah kita bisa membunuh kalian dulu baru membalas dendam demi teman kita ini?"

   Sepasang mata Si Kong Tui yang hijau tampak berkedip-kedip, lama baru bisa kembali pada keadaan semula. ' "Kau tidak akan melakukannya."

   "Mengapa?"

   "Karena kau adalah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tidak akan mengorbankan nyawa temannya demi dirinya juga tidak akan menghiraukan hidup atau matinya, dia akan mengorbankan semua nyawa yang hidup. Ha, ha, ha! Sampai-sampai seekor kucingpun Fang Zhen Mei tidak akan sanggup membunuhnya."

   Fang Zhen Mei dengan dingin berkata.

   "Tapi jika semua ini demi keselamatan teman?"

   Si Kong Tui dengan serius menjawab.

   "Tenang saja. Obat ini adalah obat penawar yang asli. Karena aku ingin kau berjanji padaku, besok adalah hari ulang tahun Yi Tiao Long, kau jangan sampai muncul di sana. Bila kami melihatmu muncul di sana walaupun kau tidak mengganggu gerakan kami, kami tetap akan membunuh gadis itu. Karena itu...."

   Dengan cepat dia menyuruh Si Kong Tiao mendayung, karena dia takut Fang Zhen Mei akan berubah pikiran.

   "Apalagi kami tahu kalau pak tua temanmu itu senang kepada gadis kecil itu. Bila pak tua ini masih hidup, dia pasti akan perduli pada keselamatan gadis kecil itu dan kau tidak perlu hadir ke pesta ulang tahun Long Hui Ji...jika rencana kami selesai, kami akan mengembalikan gadis kecil itu kepada kalian."

   Perahu kecil semakin jauh, perahu besar semakin tenggelam, darijauh terdengar tawa Si Kong Tui yang licik.

   "Karena itu kami juga berharap pak tua itu hidup. Bagimu dan juga bagi diriku, dia sangat berguna...obat penawar itu adalah asli. Kau bisa tenang memakannya!"

   Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui takut kalau kaki mereka akan mengenai 'air mati', mereka meloncat naik ke atap perahu.

   Tapi perahu semakin tenggelam.

   Fang Zhen Mei membongkar atap perahu yang terbuat dari bambu lalu dibalikkan, kemudian papan bambu itu diletakkan di atas sungai, jadilah sebuah perahu berbentuk aneh.

   Mereka menggunakan tiang bendera sebagai dayung untuk mengelilingi perahu besar itu.

   Mereka menunggu Shen Tai Gong kembali.

   Benar saja akhirnya mereka menolong Shen Tai Gong.

   --ooo0dw0ooo-- Sewaktu Shen Tai Gong sudah sadar, mereka sudah berada di darat dan racun yang masuk ke dalam tubuh Shen Tai Gong pun sudah ditawarkan.

   Temannya tidak apa-apk juga tidak mati, mereka malah menolongnya dan air.

    Tapi di mana Xiao Xue? Shen Tai Gong bertanya.

   "Apakah kita akan membiarkan mereka menangkap Xiao Xue?"

   Fang Zhen Mei berpikir sejenak dan menjawab.

   "Aneh! Mengapa hal ini ada hubungannya dengan Xiao Xue?"

   Wo Shi Shui juga bertanya.

   "Apakah kita akan membiarkan peristiwa terjadi begitu saja di pesta ulang tahun Yi Tiao Long?"

   Fang Zhen Mei balik bertanya.

   "Kalau sekarang kita ikut campur, bukankah nyawa Xiao Xue juga akan terancam?''"Betul! Karena itu kita harus menolong Xiao Xue dulu baru bisa menghalangi rencana busuk Ren Tou Fan,"

   Kata Shen Tai Gong. Wo Shi Shui melotot.

   "Tapi menolong nyawa Xiao Xue harus dilakukan sebelum pesta ulang tahun Yi Tiao Long dan pesta ulang tahun Yi Tiao Long adalah besok. Berarti...."

   Dia melihat bulan yang hampir menghilang dari langit malam. Segera dia berkata.

   "Berarti hari ini."

   Karena Shen Tai Gong tidak tenang, dia terus mondar mandir di sana. Hanya dalam waktu singkat dia terlihat semakin tua.

   "Di mana aku harus mencarinya...."

   Fang Zhen Mei berkata.

   "Shen Tai Gong, racun di tubuhmu belum keluar semua, lebih baik...."

   Wajah Shen Tai Gong memerah. Dia memohon kepada Fang Zhen Mei.

   "Cai Shen Ye, kau selalu banyak akal. Benda yang tidak bisa tercium anjing, tapi kau mampu melakukannya. Hal-hal yang tidak sanggup dipecahkan oleh cucu Zhu Ge Liang, sekali mengangkat alis kau bisa melakukannya. Kau sangat lihai...kalau kau sudah mendapatkan cara bagaimana menemukan Xiao Xue, biar aku saja yang pergi. Aku yang akan pergi...."

   Fang Zhen Mei menarik nafas lalu menepuk pundak Shen Tai Gong.

   "Aku tahu. Tapi kau harus beristirahat dulu dan mengatur pernafasanmu untuk mengeluarkan sisa racun yang ada dalam tubuhmu. Jangan biarkan racun itu tersisa di dalam badanmu, itu tidak baik untuk kesehatanmu di kemudian hari..."

   Shen Tai Gong mengayunkan tangan dengan marah dan berkata.

   "Hai! Kau menyuruhku...menyuruhku untuk beristirahat! Mana mungkin aku bisa beristirahat dengan tenang?"

   Tiba-tiba dia berkata.

   "Aku ingin buang air kecil dulu!"

   Melihat Shen Tai Gong lari ke balik semak-semak untuk buang air kecil, Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui menarik nafas dan berkata.

   "Lao Shen...dia pasti teringat kembali pada cucunya XiaoHong...."

   Wo Shi Shui adalah laki-laki keras seperti besi, sekarang diapunmerasa sedih.

   "Cucunya yang bernama Xiao Hong dibunuh oleh Shi Bu Quan.... Dia selalu teringat dan merasa kalau kematian Xiao Hong karena hubungannya dengan dirinya...."

   Fang Zhen Mei menarik nafas.

   "Kasihan. Xiao Hong adalah satu- satunya keluarganya.... Sekarang Xiao Xue mendapat musibah...."

   Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata.

   "Apakah kau sudah mendapatkan kabar tentang Xiao Xue?"

   Fang Zhen Mei tidak menjawab. Dia hanya berkata.

   "Jangan beritahu Lao Shen dulu, racun di tubuhnya belum keluar semua. Biarkan dia beristirahat dulu. Aku yang akan pergi mencarinya."

   Wo Shi Shui mengangguk dan berkata.

   "Baiklah, tapi menolong orang seperti menolong dari kebakaran, lebih cepat lebih baik. Aku yang akan menarik Lao Shen, kau yang menolong Xiao Xue. Atau aku yang menolong Xiao Xue, kau yang menarik Lao Shen?"

   Fang Zhen Mei berkata.

   "Aku bukan dewa, jadi tidak tahu tempat persembunyian mereka. Lebih-lebih 'aku takut kalau membuat mereka tersinggung, malah akan membuat Xiao Xue dibunuh."

   "Apa caramu...."

   Tanya Wo Shi Shui.

   "Aku tidak mempunyai cara, tapi sewaktu aku naik perahu besar ini, aku sempat menitipkan Xiao Xue pada Zhang Hen Shou ...."

   Kata Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui memotong kata-kata Fang Zhen Mei.

   "Zhang Hen Shou dan Si Kong Tui adalah satu klompotan!"

   "Walaupun demikian, tapi aku merasa Zhang Hen Shou orang yang bisa dipercaya. Dia bisa membunuhku, tapi dia tidak akan lalai dengan titipan dari orang lain, lebih-lebih tega melakukannya dengan cara keji, membunuh seorang gadis kecil yang tidak bisa ilmu silat...."

   Kata Fang Zhen Mei."Aku benar-benar kagum kepadamu,"

   Kata Wo Shi Shui.

   "Apa?"

   Fang Zhen Mei sedikit kaget.

   "Kau sudah lama berkecimpung di dunia persilatan, sudah banyak ditipu atau disiksa, tapi kau tetap percaya pada rasa perikemanusiaan. Perikemanusiaan baik kepada teman ataupun musuh."

   Fang Zhen Mei tertawa.

   "Sebenarnya teman atau musuh, semuanya adalah manusia, terkadang musuh lebih jujur dan bisa dihormati."

   "Untung kita adalah teman,"

   Kata Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei tertawa.

   "Akupun berpikir demikian. Beruntung aku mempunyai teman seperti kalian. Jika masih bisa hidup sampai tua, aku membutuhkan teman seperti kalian yang sering marah- marah kepadaku."

   Wo Shi Shui tertawa lepas, dia kembali lagi pada pertanyaan semula.

   "Kalau begitu tempat yang akan kau cari, apakah adalah Zhang Hen Shou?"

   Fang Zhen Mei mengerutkan dahi dan menjawab.

   "Aku selalu merasa, sebenarnya Zhang Hen Shou ingin menculik Xiao Xue atau melukaiku, tapi jika sudah gagal dan masih melakukan hal itu lagi berarti, ini bukan keinginan dari Zhang Hen Shou...mungkin dia ada sesuatu."

   "Jangan lupa malam ini air mengalir sangat kencang. Dan jangan lupa sungai ini sudah tercemar dengan'air mati'...."

   Kata Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei tertawa.

   "Jangan lupa kalau julukan Zhang Hen Shou adalah 'pembunuh perahu' atau 'pembunuh sungai'."

   Wo Shi Shui berpikir.

   "Jika begitu aku akan menarik si tua bangka itu, dan kau coba untuk mencari si pembunuh."

   "Lao Shen sudah lama pergi, mengapa belum juga kembali...."

   Tanya Fang Zhen Mei.Terdengar Shen Tai Gong menjawab dengan tidak jelas dan datang dengan tergopoh-gopoh. Begitu datang mendekat dia sudah bertanya.

   "Apakah kalian mempunyai cara untuk mencari Xiao Xue?"

   "Dunia ini begitu luas, kita tidak bisa segera menemukan tempat persembunyiannya. Yang penting besok adalah hari yang melelahkan; lebih baik kau beristirahat dulu,"

   Kata Fang Zhen Mei.

   "Kau mencemaskan aku juga percuma. Aku pikir, mereka tidak akan berani melakukan apa-apa terhadap Xiao Xue...."

   Wo Shi Shui baru saja bicara separuh, dia sudah tampak sedih karena saat itu dia melihat kuburan Putri Yin Huo yang dibuatnya. Mata Shen Tai Gong setengah terbuka dan menyahut.

   "Hmm.". Dia terlihat seperti kelelahan dan ingin tidur. Fang Zhen Mei merasa agak tenang. Fang Zhen Mei tidak merasa kalau Shen Tai Gong sudah mendengar pembicaraan mereka berdua, karena tadi Shen Tai Gong sama sekali tidak pergi untuk buang air. Dia mencemaskan keadaan Xiao Xue dan ingin mencarinya tapi dia juga takut kalau Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei tidak akan memberitahu keberadaan Xiao Xue padanya. Menurut kebiasaan Fang Zhen Mei, jika dia dengan teliti melihat semuanya, dia akan segera tahu kalau Shen Tai Gong secara diam- diam mendengar percakapan mereka. Bagaimana pintarnya orang itu dia akan tertipu juga dan orang yang pintar selalu tertipu oleh orang yang berada di sisinya. Karena rasa percaya sering membuat sukses juga sering membuat seseorang menjadi gagal. Pada saat mata Shen Tai Gong setengah terbuka dan setengah tertutup, dan Wo Shi Shui sedang tidak berkonsentrasi karena masih sedih dengan kematian Putri Yin Huo, dan Fang Zhen Mei yang saat itu berada dalam keadaan tenang, mereka melihat datang gelombang dari arah sungai.Tampak seseorang. Wo Shi Shui berteriak.

   "Zhang Hen Shou?"

   Fang Zhen Mei dan Shen Tai Gong segera berlari ke sisi sungaibenar orang itu adalah Zhang Hen Shou! Dan Zhang Hen Shou terlihat hampir mati.

   --ooo0dw0ooo-- BAB 11 Pembunuh membunuh pembunuh Fang Zhen Mei memapah Zhang Hen Shou yang tampak basah kuyup.

   Melihat keadaan Zhang Hen Shou, dia segera mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Zhang Hen Shou.

   Pelan-pelan Zhang Hen Shou membuka matanya.

   Sorot matanya seperti buram dan terlihat tidak ganas lagi.

   "Seorang pembunuh tidak boleh gagal. Kalau gagal dia harus mati."

   "Aku tahu."

   "Kau sudah mengalahkanku, mengapa tidak membunuhku?"

   "Aku sama sekali tidak mempunyai dendam denganmu, mengapa aku harus membunuhmu?"

   "Kau masih menitipkan anak gadis yang tadinya akan ku culik itu kepadaku."

   "Jika aku menjadi kau, dalam situasi seperti itu, kau juga pasti akan menitipkannya kepadaku."

   "Tapi,"

   Dengan bersusah payah Zhang Hen Shou bicara.

   "Gadis kecil itu...."

   "Ada apa dengan gadis itu?"

   Shen Tai Gong bertanya. Zhang Hen Shou menggelengkan kepala sambil tertawa kecut,"Aku...aku telah bersalah kepadamu."

   Fang Zhen Mei berkata.

   "Jangan begitu...sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis kecil itu?"

   Dia melihat dan memeriksa luka Zhang Hen Shou.

   Di tenggorokan ada bekas goresan.

   Goresan itu memotong leher Zhang Hen Shou kira-kira di 7 titik nadi.

   Jika Zhang Hen Shou adalah orang biasa, dia pasti sudah mati.

   Apalagi Zhang Hen Shou sudah terkena 'air mati' yang bercampur dengan air sungai.

   Jika Zhang Hen Shou tidak terkenal sebagai 'pembunuh sungai' dan mahir berenang, walaupun tidak terluka berat, dia pasti akan mati karena kekurangan oksigen.

   Tapi Zhang Hen Shou berusaha berenang hingga ke sisi sungai.

   Pasti ada kata-kata yang ingin disampaikannya kepada mereka bertiga.

   "Siapa yang telah membunuhmu?"

   "Huo Yuan Ya."

   
Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Pembunuh nomor satu Huo Yuan Ya dari 'RenTou Fan'."

   "Dia adalah murid Mao Shan Dong, Si Wu Qiu yang bernama Huo Yuan Ya."

   Fang Zhen Mei merasa kaget juga aneh.

   "Kalian sama-sama berasal dari Ren Tou Fan, mengapa dia ingin membunuhmu?"

   "Dia membunuhku juga telah membunuh 2 ular bermarga Man itu."

   Zhang Hen Shou tertawa kecut dan berkata lagi.

   "Kata-katamu benar. Jika mempunyai seorang majjikan yang baik, dia tidak akan membiarkan anak buahnya dengan sembarangan berkorban.... Tadi, Huo Yuan Ya tiba-tiba naik ke atas rakit. Dia ingin menangkap gadis kecil itu. Aku mengatakan kalau anak itu dititipkan oleh orang lain. Jika dia ingin menculik gadis kecil itu, tunggu hingga Fang Zhen Mei kembali. Dia malah bertanya kepadaku kalau aku makan nasi berasal darimana? Aku jawab kalau semua ini tidak ada hubungan dengan siapapun, ini adalah perjanjian yang biasa terjadi di dunia persilatan. Pada saat ada Fang Zhen Mei, aku berjuang mati-matian untuk mendapatkan gadis kecil itu, tapi ternyata tidak bisa. Sewaktu dia tidak ada, aku tidak berniat menculik gadis kecil ini. Dia tertawa dingin dan berkata lagi, kalau dia akan menuruti kata-kataku. Aku mengira kata-katanya bisa dipercaya tapi tiba-tiba dia malah menyerangku...."

   Fang Zhen Mei bertanya.

   "Senjata apa yang dipakai oleh Huo Yuan Ya?"

   Zhang Hen Shou segera mengerti dengan maksud Fang Zhen Mei. Dia menjawab.

   "Pedang."

   Alis Fang Zhen Mei berkerut.

   "Pedang?"

   Kata Zhang Hen Shou lagi.

   "Waktu itu pedangku belum dikeluarkan dari sarungnya. Sarung pedang masih berada di bawah tenggorkanku. Ujung pedangnya tepat mengenai ujungpedangku yang tajam."

   Fang Zhen Mei bisa membayangkan keadaan saat itu.

   Di air sungai di atas rakit, Huo Yuan Ya secara tiba-tiba menyerang Zhang Hen Shou.

   Pedang Zhang Hen Shou belum sempat dicabut, masih tergantung di tenggorokan yang terjulur hingga perut (itu cara anehnya menggantungkan pedang).

   Sebenarnya ujung pedang Huo Yuan Ya menusuk ke tenggorokan Zhang Hen Shou ternyata yang terkena adalah ujung pedang.

   Tenaga ujung pedang menusuk mengenai pedang kemudian berbalik memukul leher Zhang Hen Shou, membuat nadi-nadi di sekeliling lehernya putu s.

    Tusukan Huo Yuan Ya membuat Zhang Hen Shou yang saat itu mencabut pedang secepat kilat, tidak sempat mengeluarkan pedangnya.

   Huo Yuan Ya adalah pembunuh yang kemampuannya berada di atas Zhang Hen Shou!Fang Zhen Mei mengangguk mengerti.

   Dia sudah merasakan musuh yang dihadapi begitu kuat.

   "Aku sudah tahu, kau tenang saja."

   Mata Zhang Hen Shou terlihat ada kabut tipis.

   Dia mengerti maksud Fang Zhen Mei.

   Dengan sekuat tenaga dia berusaha berenang menghampiri mereka, membiarkan Fang Zhen Mei melihat keadaan lukanya.

   Fang Zhen Mei menyuruhnya tenang.

   Sekarang dia benar-benar merasa tenang.

    Karena Fang Zhen Mei akan membuatnya bisa mati dengan tenang.

   Dia berkata lagi.

   "Aku adalah seorang pembunuh. Huo Yuan Ya sudah menculik gadis kecil itu. Aku tahu dia akan membawa gadis itu menjuju Ren Tou Fan atau mungkin Mao Shan Dorlg. Tapi aku adalah salah satu anak buah mereka. Aku tidak bisa memberitahukan di mana tempat itu berada. Aku tidak bisa mengkhianati majikanku. Karena itu...kau tidak perlu melakukan apa-apa untukku."

   Fang Zhen Mei setuju.

   "Seseorang memang tidak boleh mengkhianati orang lain, akupun tidak akan melakukan apa-apa untukmu. Hanya saja Huo Yuan Ya berniat membunuhmu. Dari segi manapun, setiap persoalan di dunia persilatan harus diselesaikan."

   Nafas Zhang Hen Shou mulai terengah-engah.

   "Walaupun aku tidak akan memberitahukan tempat itu kepadamu, tapi...."

   Dari matanya terlihat kalau masih barryak j'ang ingin dia disampaikan, tapi karena nafasnya sesak, dia hanya berusaha memegang tangan Fang Zhen Mei. Shen Tai Gong berubah dan menatap Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei mengerti dan bertanya.

   "Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?"

   Zhang Hen Shou melihat Shen Tai Gong juga melihat Fang Zhen Mei. Dari sorot matanj^a terlihat kalau dia merasa terhibur. Aldrirnya diapun menghembuskan nafas terakhirnya.Wo Shi Shui berjalan mendekat. Pelan-pelan dia berkata.

   "Dia benar-benar seorang laki sejati."

   Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata.

   "Sayangkita tetap tidak tahu di mana keberadaan Xiao Xue."

   Sambil bicara, dia melihat ke arah Shen Tai Gong.

   Shen Tai Gong menarik nafas.

   Dia tidak bicara apa-apa.

   Setelah memakamkan Zhang Hen Shou, Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei, dan Shen Tai Gong, masing-masing memilih sebuah pohon besar dan tidur di dahan pohon itu.

   Orang dunia persilatan memang terbiasa makan angin dan minum air hujan.

   Fang Zhen Mei sedang memikirkan bagaimana cara menolong Xiao Xue juga memikirkan hubungan antara Putri Yin Huo dan Yi Tiao Long.

   Terakhir karena dia merasa lelah diapun tertidur.

   Hari dengan cepat berganti menjadi terang.

   Wo Shi Shui masih tidur nyenyak dan terdengar mendengkur.

   Burung yang hinggap di dekat sana langsung berpindah, jika tidak mereka akan tergetar hingga terjatuh oleh dengkuran Wo Shi Shui.

   Fang Zhen Mei dengan cepat melihat kalau Shen Tai Gong menghilang.

   --ooo0dw0ooo-- Di tanah tertulis beberapa kata, Aku mencari Xiao Xue.

   Jangan khawatirkan keadaanku, aku akan segera kembali.

   Tertanda .

   Shen Tai Gong.

   Fang Zhen Mei tertawa kecut.

   Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepala.

   Dia tidak mengerti.

   "Ke mana si tua bangka itu akan mencari XiaoXue?"

   "Dia sudah tahu tempatnya,"

   Jawab Fang Zhen Mei.Wo Shi Shui terkejut. Dia sedang menunggu Fang Zhen Mei meneruskan katakatanya. Fang Zhen Mei melihatnya dan tertawa kecut.

   "Kita telah tertipu, karena Zhang Hen Shou telah mengatakan ke mana mereka membawa Xiao Xue."

   Wo Shi Shui tidak percaya.

   "Waktu itu akupun berada di sana, mengapa aku tidak sampai tidak tahu?"

   Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan menarik nafas.

   "Zhang Hen Shou adalah seorang pembunuh. Setiap pembunuh mempunyai aturannya sendiri. Walaupun Si Kong Tui telah mengkhinatinya, tapi dia tetap tidak boleh memberitahukan persembunyian Si Kong Tui. Dia adalah seorang pembunuh profesional.... Tadinya aku tidak mengerti pandangan matanya sebelum meninggal...."

   "Pandangan matanya?"

   Tanya Wo Shi Shui tidak mengerti.

   "Benar, sewaktu Zhang Hen Shou hampir meninggal, pandangan matanya sudah memberitahukan semuanya. Maka diapun bisa pergi dengan tenang.... Tapi, waktu itu dia memang tidak mengatakan apa-apa."

   Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan tertawa kecut.

   "Karena Zhang Hen Shou menuliskan dan sudah memberitahukan bagaimana cara mencari Ren Tou Fan dan mengatakan keberadaan Si Kong Tui kepada Shen Tai Gong.... Dia mengira karena kita bersahabat dengan Shen Tai Gong maka, Lao Shen pasti akan memberitahukannya kepada kita. Karena itu Zhang Hen Shou bisa meninggal dengan tenang...."

   Wo Shi Shui marah hingga berteriak.

   "Dasar tua bangka, mengapa dia tidak memberitahukannya kepada kita. Malah diam- diam pergi ke sana sendiri!"

   "Ini kesalahan kita karena kita bertindak ceroboh,"

   Kata Fang Zhen Mei.

   "kalau tidak salah tebak, pembicaraan kita berdua telah didengar oleh Shen Tai Gong.... Dia takut kalau kita tidak akan mengijinkannya pergi mencari Xiao Xue, karena itu diapun pergi diam-diam."Wo Shi Shui benar-benar marah.

   "Kalau memang seperti itu, paling sedikit dia harus meninggalkan alamatnya supaya kita bisa mencarinya! Huo Yuan Ya sanggup membunuh Zhang Hen Shou. Ilmu silatnya berada di atas si kura-kura tua itu. Mana sanggup dia menahan serangannya! Masih ada Si Kong bersaudara...."

   Kata Fang Zhen Mei.

   "Kau tidak perlu merasa takut kepada Si Kong bersaudara. San Si itu, Si Wu Qiu yang berada di Mao Shan Dong mempunyai guna-guna terkuat, ilmu silatnyapun terkuat dan dia seorang yang sangat misterius. Huo Yuan Ya hanya salah satu muridnya. Dari sini dapat diketahui bagaimana kemampuan ilmu silat gurunya."

   Dengan cemas Wo Shi Shui berkata.

   "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

   Fang Zhen Mei terdiam lama dan menjawab.

   "Kau yang akan pergi ke pesta ulang tahun Yi Tiao Long."

   "Bagaimana denganmu?"

   Tanya Wo Shi Shui.

   "Aku akan mencari Lao Shen,"

   Jawab Fang Zhen Mei.

   "Kita harus membagi tugas. Sebelum Xiao Xue tertolong dan sebelum kita tahu keberadaan Lao Shen, aku tidak boleh muncul di pesta ulang tahun Long Hui Ji karena Si Kong Tui pernah mengancamku. Tapi dia tidak melarangmu.... Walaupun dia tahu kau ada di sana, dia tidak akan sampai membunuh Xiao Xue. Yi Tiao Long seorang pemimpin Yun Nan dan Gui Zhou. Tapi sekarang ini dia terus menerus mengalami hal-hal aneh. Di balik semua ini pasti tersimpan rencana busuk. Kau harus pergi ke sana untuk melihat situasi, kalau perlu kau harus membantunya.... Hari ini aku melihat semua tenaga musuh terpusat di pesta ulang tahun Long Hui Ji, karena itu aku harus berusaha untuk menolong Xiao Xue, lalu mencari Lao Shen, setelah itu kami akan berkumpul kembali denganmu."

   Wo Shi Shui merasa ini adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan. Dengan suara keras dia menjawab.

   "Baiklah."

   Dua orang dengan 4 tangan saling memegang dan saling bertepuk, kemudian masing-masing pergi menuju arah yangberbeda.

   Tugas yang diemban sangat berat.

   Banyak bahaya yang harus dilewati oleh orang dunia persilatan.

   --ooo0dw0ooo-- Setelah meninggalkan kedua teman baiknya, perasaan Shen Tai Gong sedikit sedih.

   Tapi dia takut kalau Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bangun, mereka tidak akan membiarkan dia pergi dari sini.

    Dia belum begitu tua! Dia harus menolong Xiao Xue! Sebelum mati, Zhang Hen Shou telah memberikan sebuah peta yang terbuat dari kulit kambing.

   Dia melihat tempat yang tergambar di peta itu.

   Diam-diam dia menyembunyikan peta itu supaya Fang Zhen Mei tidak tahu.

   Dia tidak mengerti mengapa Zhang Hen Shou tidak mau memberitahu Fang Zhen Mei secara terang-rerang, malah memberikan peta ini kepadanya.

   Walaupun ini adalah sebuah perangkap, tapi dia tetap harus pergi.

   Pergi untuk menolong Xiao Xue.

   Dia berjalan mengikuti gambar yang tertuang dalam peta.

   Tidak lama kemudian dia tiba di belakang sebuah rumah besar.

   Sepertinya di rumah besar itu ada keramaian.

   Dia mencocokkan gambar peta itu untuk mencari di mana Xiao Xue dikurung.

   Tempat itu ada di sekitar sini, di sini ada beberapa puluh keluarga yang tinggal.

   Di antaranya ada sebuah rumah yang pintunya dicat dengan warna merah tua.

   Rumah itu berada di belakang rumah besar.

   Rumah itu terlihat sangat seram.

   Pintu terbuat dari tembaga tapi tampak tertutup rapat.

   Apakah ada orang yang tinggal di sana? ^ Dia membalikkan tubuh untuk melihat.

   Di belakang rumah terlihat sepi, sampai-sampai seekor kucingpun tidak terlihat.

   Tiba-tiba ada 2 orang yang sedang berdirididepannya.

   Tangan mereka memegang 2 buah rantai.

   Kedua rantai itu mengikat 2 ekor anjing, dua anjing itu tidak bersuara tapi mulut mereka terbuka lebar.

   Giginya runcing dan dikeluarkan.

   Begitu melihat giginya, siapapun akan tahu sekali anjing itu menggigit, bisa membuat kaki hancur berlubang.

   Kata Shen Tai Gong.

   "Aku hanya bisa memancing ikan, tidak bisa memancing anjing. Apakah kedua anjing itu bisa ditarik dan menjauh sedikit?"

   Laki-laki yang berada di sebelah kiri berkata dengan dingin.

   "Kau ingin memancing ikan mengapa tidak di sungai malah di sini?"

   Sambil tertawa Shen Tai Gong menjawab.

   "Memangnya kenapa? Apakah rumah sebesar ini tidak ada tamannya? Bukankah di halaman dalam ada sebuah kolam ikan? Aku dengar di dalam kolam itu ada ikan emas, aku ingin memancingnya."

   Laki-laki yang berada di sebelah kiri melihat laki-laki yang ada di kanan dan berkata.

   Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Ternyata dia gila."

   Laki-laki yang berada di kanan berkata.

   "Hari ini adalah hari istimewa. Ketua sudah berpesan kalau semua penjagaan harus diperketat. Kelihatannya orang ini datang dengan maksud...."

   Shen Tai Gong terpaku.

   "Siapakah pemilik rumah ini...."

   Baru saja dia bertanya sudah ada yang membentak.

   "Tang Qiu, Tang Kun, jangan bicara lagi dengan pak tua itu! Cepat usir dia dari sini!"

   Kedua laki-laki itu segera berkata.

   "Pak tua, hari ada pesta di sini, cepat pergi dari sini!"

   Yang satu lagi juga berkata.

   "Kau sudah dengar, jika datang bukan untuk menghadiri pesta, lebih baik cepat pergi dari sini!"

   Dia mendorong Shen Tai Gong keluar dari tempat itu. Sambil tertawa Shen Tai Gong berkata lagi.

   "Aku sudah mengatakan kalau aku datang ke sini untuk memancing, bukan untuk bertengkar. Aku...."

   Dia terjatuh. Kedua orang itu benar-benartakut melihatnya terjatuh lalu segera memapahnya. Dengan cepat Shen Tai Gong menotok mereka dan berputar ke belakang. Sambil tertawa dia berkata lagi.

   "Aku tidak jadi memancing ikan, tapi datang ke sini untuk mengambil air, rasanya lumayan juga."

   Walaupun Tang Qiu dan Tang Kun sudah ditotok tapi mereka masih bisa meraung.

   2 ekor anjing sudah datang dan langsung mengejar Shen Tai Gong.

   Shen Tai Gong dengan cepat memasang bambu pancingan secara simetris menghadang kedua anjing yang sedang berlari.

   Kemudian dengan benang pancingan ikannya dia mengikat kedua ekor anjing itu.

   Lalu dia melempar 2 orang yang tertotok itu.

   Shen Tai Gong langsung naik ke atas dinding pagar.

   Pada waktu itu juga, di balik dinding sudah ada persiapan.

   Begitu ujung kaki Shen Tai Gong mencapai atas dinding dan belum sempat berdiri dengan benar, serangkaian senjata rahasia, berpuluh-puluh macam senjata menembaknya dari kanan, kiri, atas, dan bawah.

   Shen Tai Gong segera bersalto dan keluar lagi.

   Tiba-tiba dari balik pintu keluar 20-30 orang.

   Mereka segera memindahkan Tang Kun dan Tang Qiu.

   Sebagian sudah mencabut senjata mereka dan mulai mengelilingi Shen Tai Gong.

   "Siapa kau? Apa maksudnya ke sini?"

   Shen Tai Gong tetap tertawa dan menjawab.

   "Aku datang untuk memancing."

   Tapi dalam hati dia terkejut.

   "Mengapa rumah besar ini dijaga begitu ketat?"

   Laki-laki yang berada di paling depat membentak.

   "Di sini bukan tempat untuk memancing, cepat keluar!"

   Shen Tai Gong membuka matanya yang seperti baru bangun tidur dan berkata.

   "Tempat ini memang tempat untuk yang baik untuk memancing ikan."

   Laki-laki itu terpaku dan bertanya.

   "Ikan apa yang bisa kaupancing?"

   Shen Tai Gong tertawa.

   "Seekor ikan tapi bukan ikan yang ada di kolam ikan kalian."

   "Lalu, di mana?"

   Laki-laki itu bertanya. Shen Tai Gong melihat rumah begitu besar dan orang begitu banyak menghalanginya. Dia tahu kalau Xiao Xue dikurung di tempat ini. Segera Shen Tai Gong marah dan berkata.

   "Kalau kau tidak mengijinkanku memancing ikan di sini, biar aku membeli ikannya. Kalian harus membuka harga, berapapun harga ikan itu tetap harus kubeli!"

   Laki-laki itu marah dan berkata.

   "Kau berani membuat keributan di Qu Nuan Bang!"

   Dia segera memukul Shen Tai Gong.

   Mereka beradu telapak hingga bergetar.

   Shen Tai Gong mengangkat lagi telapak tangannya dan menyerang.

   Laki-laki itu tetap beradu telapak tapi tangannya berganti dengan tangan yang satu lagi.

   Kedua kali tangan itu beradu, tubuh mereka bergetar.

   Shen Tai Gong melancarkan serangan telapak tangannya untuk ketiga kali.

   Tangan itu tetap tangan tadi.

   Tangan kanan.

   Orang itu dengan kedua tangan terpaksa menyambutnya.

   Satu demi satu, Shen Tai Gong terus menyerang dan serangannya semakin cepat.

   Kesembilan laki-laki lainnya segera mengepung Shen Tai Gong.

   Tapi tangan kiri Shen Tai Gong yang sedang memegang pancingan sudah menotok, menyapu, juga menusuk.

   Dia bisa menahan serangan dari 9 orang pengeroyoknya.

   Setelah beberapa kali menyambut serangan telapak Shen Tai Gong, laki-laki itu sudah tidak kuat lagi.

   Terdengar ada seseorang dari atas dinding pagar berteriak.

   "Lao Chong, biar aku yang menyambutnya!"

   Orang itu berada di atas dinding, tapi begitu selesai bicara dia sudah berada di depan orang yang dipanggil Lao Chong danmenerima serangan Shen Tai Gong.

   BAK.

   Mereka sama-sama terpaku.

   Kali ini Shen Tai Gong harus menarik nafas panjang, baru bisa menyerang lagi.

   5 Orang itu menyambut lagi serangan telapak tangan Shen Tai Gong dengan telapak tangannya juga.

   Shen Tai Gong tidak mundur tapi orang itu sudah mundur hingga 3 langkah.

   Tadinya tangan kiri Shen Tai Gong bergerak menghadapi 9 orang, dan semuanya sangat mudah tapi sekarang dia mulai merasa kesulitan.

   Orang itu berhenti sebentar lalu membentak.

   "Mundur!"

   Shen Tai Gong terkejut karena tidak menyangka tenaga telapak tangan orang itu cukup besar, tapi di mulut dia tetap tidak mau kalah.

   "Untuk apa berhenti, suruh semua orang yang ada di-dalam rumah keluar, bukankah itu lebih baik!"

   Wajah orang itu pucat karena marah itu, dia berkata.

   "Apakah Tuan adalah si Pancing Sakti Tetua Shen?"

   Orang itu memberi hormat dulu, membuat Shen Tai Gong terpaku. Ada lagi yang mengucapkan kata.

   "Tetua!". Ini membuat kemarahannya hilang separuh. Dia menegakkan bambu pancingannya dan bertanya.

   "Siapa kau?"

   Orang itu menjawab.

   "Aku adalah anak buah dari Qu Nuan Bang, julukanku adalah 'Elang sakti wajah besi', bernama Ye Pian Zhou. Sudah lama aku mendengar kalau Tetua Shen selalu menegakkan kebenaran. Mengenai kejadian ini, pasti telah terjadi salah paham, harap Tetua memakluminya."

   "Salah paham?"

   Tanya Shen Tai Gong.

   "cepat kembalikan benda itu padaku, setelah itu aku akan segera pergi!"

   Ye Pian Zhou terpaku.

   "Mengembalikan apa?"

   Shen Tai Gong dengan tidak sabar menjawab.

   "Ikan!"

   "Ikan? Ikan apa?"

   Tanya Ye Pian Zhou bingung.Shen Tai Gong benar-benar marah.

   "Ikan duyung!"

   Ye Pian Zhou masih tidak mengerti.

   "Ikan duyung? Ikan duyung apa?"

   Shen Tai Gong marah.

   "Jangan pura-pura di depan orang tua seperti aku. Kau masih bisa berbohong! Cepat keluarkan ikan duyung itu, kalau tidak...."

   Waktu itu dari balik pintu belakang rumah besar itu ada seorang pelayan menjulurkan kepalanya dari balik pintu bercat merah. Dengan manja dia berkata.

   "Pak tua, Anda ingin mencari seseorang?"

   Shen Tai Gong marah.

   "Tidak ada hubungannya denganmu!"

   Pelayan itu tertawa.

   "Pasti ada hubungannya, karena orang yang Anda cari ada di sini."

   Shen Tai Gong tidak meladeni Ye Pian Zhou lagi. Dengan cepat dia sudah sampai di depan pintu bercat merah itu.

   "Kau...kau tahu siapa yang sedang kucari?"

   Mata pelayan itu berputar-putar.

   "Benda yang sedang Anda cari tentu bukan seekor ikan, apakah betul?"

   Shen Tai Gong terpaku,".. .ikan?"

   Pelayan itu tertawa.

   "Seekor ikan emas."

   Dia berkata lagi.

   "Cepat, cepat, jika ingin mencari ikan cepat masuk. Kalau tidak, ikan emas itu akan digoreng, emasnya bisa habis."

   Dia menarik tangan Shen Tai Gong supaya masuk ke dalam.

   Lalu pintu bercat merah itupun ditutup.

   Rumah besar bagian dalam kembali sepi, tidak ada suara sedikitpun.

   Laki-laki yang ada di luar pintu, hanya bengong dan saling memandang.

   Lao Chong bertanya.

   "Apakah orang itu adalah Shen Tai Gong?"

   Kedua mata Ye Pian Zhou melihat ke arah pintu bercat merah itu dan menjawab.

   "Benar!"Lao Chong bertanya lagi.

   "Shen Tai Gong datang ke sini bertujuan mencari orang atau mencari ikan? Orang yang dicarinya itu siapa? Dan ikan apa yang sedang dicarinya?"

   Ye Pian Zhou menjawab.

   "Aku tidak tahu."

   Dia menarik nafas dan berkata.

   "Yang penting sekarang dia sudah masuk Mao Shan Dong, dan ini bukan suatu hal yang baik."

   Lao Chong menggaruk-garuk kepalanya dan bertanya.

   "Apakah hal ini harus dilaporkan kepada Ketua Long?"

   Ye Pian Zhou menarik nafas dan menjawab.

   "Hari ini adalah hari ulang tahun ketua, mana mungkin kita mengganggu beliau? Dengan sekuat tenaga kita berjaga di sini, itupun sudah cukup. Ketua Tang dan Ketua Chan sudah terbunuh, Ketua Xiu pun sedang terluka berat. Kita harus berhati-hati...."

   
Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Semua orang mendengar perkataaannya.

   --ooo0dw0ooo-- BAB 12 Tamu di Mao Shan Dong.

   Shen Tai Gong tidak tahu kalau dia sudah masuk ke dalam Mao Shan Dong.

   Dia memang sudah melihat ada sebuah lubang.

   Dia tidak menyangka kalau rumah sebesar dan semewah ini, di tengah- tengah bagian rumah ada sebuah gua.

   Tapi pelayan kecil itu sudah menariknya masuk ke dalam gua itu, terpaksa diapun ikut masuk.

   Tapi sekarang dia mulai waspada.

   "Kita sudah hampir sampai...."

   Gua sangat gelap. Pelayan itu mengulurkan tangan dan menarik tangannya. Terpaksa Shen Tai Gong menyodorkan pelayan itu memegangkail ikannya. Pelayan itu terkejut. Dia tertawa.

   "Aku hanya takut kalau pak tua sulit berjalan karena tidak terbiasa dengan keadaan di sini, maka akupun mengangsurkan tanganku untuk menuntun Anda."

   Shen Tai Gong tertawa dingin.

   "Kau tidak perlu memapahku."

   Dalam hati dia berpikir.

   "Di sini suasananya begitu seram dan aneh. Gambar yang diberikan Zhang Hen Shou rnenunjukkan tempatnya adalah di sini, mungkin tempat ini baru...."

   Waktu itu dia mendengar suara tangisan. Suara tangisan Xiao Xue. Hati Shen Tai Gong .-i r/Uh I berteriak.

   "Xiao Xue"

   Tanganiiya Ii.i-..i dingin Segera dia menarik tangan yang dipegang oli h pelayan kecil itu dan meloncat ke belakang.

   Tapi tubuhnya tidak bisa berdiri tetap punggungnya menabrak dinding batu.

   Dia melihat telapak tangannya, tampak telapak tangannya sudah berobah menjadi berwarna hijau muda.

   Dia merasa marah juga cemas, dia selalu mengingatkan dirinya agar selalu berhati-hati, tapi dia tetap saja terkena tipuan dan guna-guna.

   Terdengar Xiao Xue terdiam, kemudian dengan suara kecil dia bertanya.

   "Apakah itu kakek? Apakah kakek yang datang?"

   Suara Xiao Xue berputar-putar di dalam gua itu. Shen Tai Gong menj awab.

   "Xiao Xue...."

   Tiba-tiba Xiao Xue berteriak.

   "Kakek, kakek, jangan ke sini. Cepat pergi, cepat! Di sini banyak orang jahat...."

   Shen Tai Gong tertawa kecut.

   "Benar, semua adalah orang jahat. Tapi Xiao Xue jangan takut, kakek datang untuk menolongmu."

   Pelayan itu tertawa dan berkata.

   "Kau masih ingin menolongnya? Patung Budha yang terbuat dari tanah, yang menyebrangi sungai, dia sendiripun sulit menjaga dirinya sendiri!"

   Shen Tai Gong membentak.

   "Kau...kau siapa?""Si Wu Qiu mempunyai seorang murid yang selalu membantunya mengurusi semua pekerjaan di Mao Shan Dong, dia bernama Huo Yuan Ya. Kau telah bertemu denganku, di kota yang mati akan bertambah satu nyawa saja."

   Shen Tai Gong kaget serta marah dan dia berkata.

   "Kau...kau adalah si pembunuh Huo Yuan Ya?"

   Dia selalu mengira Pembunuh Huo Yuan Ya adalah seorang laki-laki dan Zhang Hen Shou belum pernah memberitahu kan kalau Huo Yuan Ya itu seorang laki-laki atau perempuan.

   Maka selama ini dalam bayangan Shen Tai Gong di Yun Nan Gui Zhou pembunuh nomor satu Huo Yuan Ya adalah seorang laki-laki.

   Huo Yuan Ya tertawa dan berkata.

   "Apakah aku mirip dengan wajah seorang pembunuh? Apakah aku harus membuka baju untuk membuktikannya?"

   Shen Tai Gong mengerang dan diapun menyerang. Tapi dia sudah terkena guna-guna, dia tidak memiliki tenaga sedikitpun untuk menyerang. Huo Yuan Ya tertawa dingin.

   "Mati kau!"

   Dia sudah menusuk.

   Dengan pancingannya, Shen Tai Gong berusaha untuk menahan serangan itu.

   Dia ingin menghindari serangan pedang tapi pedang itu terus menuju ke arahnya.

   Pancingannya terputus menjadi dua bagian.

   Shen Tai Gong dengan cepat mundur.

   Pedang itu tetap mengejarnya! Shen Tai Gong berjongkok, dengan cepat dia membuka baju yang dipakainya untuk menggulung serangan pedang itu! \ CEET.

   Baju menggulung pedang itu tapi baju itu hancur berhelai- helai seperti kupu-kupu yang sedang beterbangan.

   Baju adalah sebuah benda halus, tapi tetap bisa dihancurkan oleh pedang ini.

   Shen Tai Gong'mengangkat sebuah batu besar, besar itu sebesar meja papan dan juga sangat berat, dia menahan pedang yang menyerangnya!BRAG.

   Batu sebesar papan meja hancur lebur karena tergetar oleh serangan pedang itu.

   Pedang Huo Yuan Ya pertama telah memotong pancingannya, menghancurkan baju menjadi cabikan, sekarang telah menghancurkan sebongkah batu besar.

   Pedang baru berhenti menyerang.

   Huo Yuan Ya berhenti menyerang.

   Dengan dingin dia berkata.

   "Gerakan yang sangat cepat! Aku mau lihat apakah kau masih bisa menerima serangan pedangku lagi?"

   Dia mulai menyerang lagi! Tangan Shen Tai Gong yang telah terkena guna-guna membuat sebelah tubuhnya kaku. Dia tidak memiliki tenaga untuk berlari lagi hanya diam menyandar ke dinding gua. Dia mendengar suara Xiao Xue yang berteriak.

   "Kakek, kakek...."

   Pedang sudah berada di depan matanya! Tiba-tiba ada yang membentak.

   "Nanti dulu!"

   Jarak pedang dengan alisnya hanya tinggal beberapa sentimeter dan pedang itu segera berhenti! Karena serangan pedang terlalu keras, saat berhenti mendadak membuat tangan yang memegang pedang mengeluarkan darah! Shen Tai Gong merasa punggungnya ditepuk dengan berat sebanyak 3 kali, segera jalan darah Shen Tai Gong sudah ditotok dan dia roboh di tempat dia bersandar.

   Begitu dia roboh baru dia melihat kalau orang itu adalah Si Kong Tui.

   Huo Yuan Ya marah dan berkata.

   "Aku berhasil mengalahkannya, mengapa kau melarangku membunuhnya?"

   Kata Si Kong Tui.

   "Dia telah terkena guna-gunamu, dia pasti tidak bisa melarikan diri dari pedangmu."

   Kedua mata Huo Yuan Ya mengeluarkan cahaya setajam pedang.

   "Menurutmu jika dia tidak terkena guna-guna, aku tidak akan mampu mengalahkannya?"

   Si Kong Tui tertawa.

   "Kau bisa membunuh Zheng Hen Shou dan ilmu pak tua ini berada di bawah Zhang Hen Shou. Yang pasti paktua ini tidak akan bisa melawanmu!"

   Walaupun Shen Tai Gong sudah roboh, tapi dia masih bisa berkata.

   "Zhang Hen Shou tidak kalah darimu, kau yang menyerangnya pada waktu dia tidak siap!"

   Huo Yuan Ya dengan dingin berkata.

   "Apakah kau sudah bosan hidup?"

   Dengan cepat Si Kong Tui berkata.

   "Jangan bunuh dia!"

   Huo Yuan Ya mengangkat kepala dan berkata.

   "Ketua Si Kong Tui."

   Si Kong Tui.

   "Nona Huo, jangan salah paham. Aku menginginkan nyawa anjing ini karena aku ingin Fang Zhen Mei merasa sedikit takut pada kita. Setelah menyelesaikan masalah Yi Tiao Long, dunia persilatan Yun Nan Gui Zhou pasti berada di tangan San Si. Waktu itu jika kau ingin membunuh siapapun tidak akan ada yang melarangmu!"

   Huo Yuan Ya terdiam sejenak dan berkata lagi.

   "Walaupun aku adalah seorang pembunuh yang berada di bawah perintahmu, tapi guruku adalah orang yang harus kau hormati. Aku bekerja di bawah panjimu, itupun karena diperintahkan oleh guruku. Dengan prinsip harus menyelesaikan tugas, bukan karena aku takut dan berlutut kepadamu."

   Si Kong Tui tertawa dan berkata.

   "Itu sudah pasti. Demi gurumu kita bekerja sama."

   Huo Yuan Ya tertawa dingin.

   "Bukan seperti itu ceritanya. Kau atur, yang terpenting adalah Ren Tou Fan dan Mao Shan Dong, supaya kedua perkumpulan ini bisa kembali terkenal seperti dulu dan juga bisa menguasai Yun Nan Gui Zhou. Karena itu kita harus bersatu untuk mensukseskan rencana kita."

   Si Kong Tui menahan emosinya.

   "Semua dilakukan secara bersama-sama."

   Huo Yuan Ya dengan dingin melihatnya dan berkata.

   "Baiklah.Sementara ini aku tidak akan membunuh si tua bangka ini! Tapi aku harus memberitahu sesuatu kepadamu..."

   Si Kong Tui mendengar kata-katanya.

   "Suatu hari aku harus membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku juga harus membunuh Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei dan juga membunuh..."

   Dia segera menghentikan kata-katanya dan menggantinya dengan satu kalimat.

   "Kau tahu aku harus membunuh siapa!"

   Dia pergi begitu saja.

   Shen Tai Gong merasa sedikit lega karena pembunuh seperti orang gila itu akhirnya pergi juga.

   Tapi apakah nyawanya bisa diambil kembali? Si Kong Tui melihat Huo Yuan Ya pergi.

   Matanya bersorot aneh.

   Terdengar dia berkata pada dirinya sendiri.

   "Sampai tiba waktunya, siapa yang akan membunuh siapa, kau baru akan tahu."

   Kemudian dia melayangkan tangannya, segera muncul 2 orang biksuni mengenakan baju abu dengan langkah besar menuju ke arahnya. Si Kong Tui berpesan.

   "Kurung dia bersama dengan gadis kecil ini."

   Shen Tai Gong mendengar perkataan Si Kong Tui.

   Hatinya benar- benar merasa senang bisa berkukmpul bersama dengan Xiao Xue.

   Ini memang tujuannya datang ke kandang harimau ini.

   Menurut pembicaraan mereka tadi, Ren Tou Fan dan Mao Shan Dong akan bergabung menjadi satu.

   Ilmu silat ketua Mao Shan Dong, Si Wu Qiu lebih tinggi daripada ketua Ren Tou Fan, Si Kong Tui.

   Si Wu Qiu menyuruh muridnya Huo Yuan Ya dari Ren Tou Fan.

   Tindakan pertama dalam menghadapi Yi Tiao Long adalah untuk mengawasi Si Kong Tui.

   Dengan keadaan tadi Huo Yuan Ya tidak akan menurut pada Si Kong Tui.

   Antara Si Kong Tui dan Si Wu Qiu ada perasaan saling bermusuhan.

   Dari lontaran kata-kata mereka tadi, mereka bergabung karena mereka ingin menghadapi Long Hui Ji.

   Untuk menguasai Yun Nan dan Gui Zhou dan merebut kekuasaan di daerah itu.

   Tapi Shen Tai Gong pun sudah menjadi tawanan mereka.--ooo0dw0ooo-- BAB 13 Xiao Xue dan kakek Keadaan Long Hui Ji membuat orang yang melihatnya mengira kalau dia sudah tidur selama 3 hari 3 malam, sebenarnya semua itu malah kebalikannya.

   Sudah 3 malam dia belum sempat memejamkan mata dan juga masih terlihat sangat kebingungan.

   Tapi walau bagaimanapun juga dia tetap harus terlihat bersemangat dan pura-pura merasa senang menyambut hari ulang tahunnya.

   Istilahnya semua orang persilatan harus memanjat ke atas dan menginjak orang yang di bawah.

   Orang yang sudah terjatuh ke sumur malah dilempar dengan batu lagi.

   Sekarang dia merasa sangat tidak bersemangat.

   Apalagi dia sudah tahu, ulang tahunnya kali ini sepertinya akan sulit dilewati.

   Semakin banyak masalah, dia harus lebih tenang dan bersemangat untuk menghadaphrya.

   Walaupun sekarang ini nama Yi Tiao Long sedang merosot, seiring dengan timbul peristiwa-peristuwa aneh, hingga membuat wibawanya menurun tapi kebaikannya selama beberapa tahun di Yun Nan Gui Zhou tetap sulit dilupakan oleh orang-orang.

   Karena itu masih banyak tamu yang datang untuk memberi selamat kepadanya dan juga tidak takut kalau terjadi bencana.

   Tamu-tamu yang datang kebanyakan adalah yang berpandangan luas atau mereka yang mempunyai ilmu silat tinggi.

   Boleh dikatakan walaupun tamu sedikit tapi keadaan ini luar biasa.

   Long Hui Ji sedang tertuju menghadapi perang tidak terbuka ini.

   Sakit perut istrinya kambuh lagi.

   Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Rasa sakitnya membuat Lin Qing Ying tersiksa.

   Di dalam perut sepertinya ada 10 kaitan yang terus bergerak.

   Sakit perut istrinya ini membuat hati Long Hui Ji menjadikacau.

   "Istriku, bagaimana keadaanmu?"

   Lin Qing Ying terus berteriak.

   "...di dalam... sepertinya... ada yang merobekku...."

   Long Hui Ji menarik nafas dan berkata.

   "Kau...kau harus bagaimana...baru...."

   Lin Qing Ying masuk ke dalam pelukan Long Hui Ji. Dia berlutut dan memegang pinggang Long Hui Ji lalu memohon.

   "Suamiku... demi menjaga anak kita... aku mohon, aku mohon agar kau memakai Die Bian Da Fa." (jurus kupu-kupu berubah besar). Long Hui Ji terpaku, dia menatap langit yang tampak dari halaman. Telapak tangannya mengeluarkan 5 bekas jari yang dalam. Setelah lama dia seperti sedang menentukan hidup dan mati, dia berkata.

   "Baiklah, di pesta ulang tahunku, aku akan mengeluarkan Die Bian Da Fa untukmu!" --ooo0dw0ooo-- Kedua biksuni itu, yang satu mencengkram rambut Xiao Xue, sedangkan yang satu lagi menarik rambut Shen Tai Gong, memaksanya masuk ke dalam penj ara. Shen Tai Gong mengenali mereka. Mereka adalah biksuni-biksuni yang ada di depan Ling Yin Si. Mereka yang telah membunuh nenek tua itu. Mereka sekarang sedang membalas dendam. Sekarang Shen Tai Gong baru tahu kalau keempat biksuni ini bukan anggota You Ling San Shi, yang dipimpin oleh Si Kong Xiao Tou. Mereka adalah anak buah Si Wu Qiu. Shen Tai Gong dilempar masuk ke dalam penjara. Dia marah- marah, dia memarahi nenek moyang biksuni itu sampai 14 generasi berikutnya.

   "Penjahat tua, sebentar lagi kami akan menyiksamu!"Mereka langsung menghempaskan daun pintu. Shen Tai Gong masih ingin marah tapi tampak ada bayangan anak kecil jatuh ke pelukannya.

   "Kakek, kakek...."

   Melihat anak itu adalah Xiao Xue, kemarahannya langsung mereda. Xiao Xue melihatnya seperti melihat keluarganya. Dia menangis tersedu-sedu. Shen Tai Gong menghiburnya sambil menepuk-nepuk kepalanya dengan lembut.

   "Tidak apa-apa, Nak! Tenanglah! Apakah mereka memperlakukanmu dengan kejam?"

   Sambil menangis Xiao Xue berkata.

   "Aku tidak apa-apa, apakah mereka telah melakukan sesuatu kepada Kakek?"

   Hati Shen Tai Gong terasa hangat.

   Dulu sewaktu dia masih beumur 40 tahun lebih, karena sifatnya yang keras, telah membuat putranya yang bernama Shen Hai Ruo dengan menantunya meninggal, mereka hanya meninggalkan seorang cucu yang bernama Xiao Hong.

   Dia merasa sangat menyesal, di kemudian hari, Xiao Hong pun meninggal.

   Membuat rambut putihnya mengubur rambut hitamnya.

   Kemudian Shen Tai Gong tinggal seorang diri di dunia ini.

   Shen Tai Gong dengan penuh perasaan mengatakan.

   "Kau benar- benar mirip Xiao Hong."

   Dengan mata besar dan lugu Xiao Xue bertanya.

   "Siapakah Xiao Hong itu?"

   Shen Tai Gong menarik nafas.

   "Dia anak yang baik."

   "Kakek mengatakan kalau aku mirip dengannya. Kalau begitu aku juga anak baik?"

   Shen Tai Gong mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang, dan berkata.

   "Yang pasti kau adalah anak baik. Kalian adalah anak baik."

   "Sekarang di mana dia berada?"

   Dengan aneh Shen Tai Gong bertanya.

   "Siapa?""XiaoHong."

   Shen Tai Gong terpaku dan batuk.

   "Dia, dia sudah pergi ke suatu tempat yang sangat jauh, sangat jauh...."

   Mata Xiao Xue sangat bening juga polos.

   "Mengapa dia tidak pergi bersama dengan Kakek?"

   Mata Shen Tai Gong terlihat sedih.

   "Dia pergi dulu dan dia menunggu kakek di sana."

   Xiao Xue tertawa dan bertanya.

   "Dia ke sana untuk apa?"

   Shen Tai Gong tampak ragu sebentar dan menjawab.

   "Pergi...pergi bermain."

   Xiao Xue tertawa.

   "Tempat itu pasti tempat bermain yang mengasyikkan."

   Shen Tai Gong tertawa kecut.

   "Ya...kalau tidak mengapa semua orang ingin ke sana?"

   Xiao Xue tertawa.

   "Hayo kita kaitkan jari dan berjanji."

   Dia mengaitkan kelingkingnya dengan jari kelingking Shen Tai Gong. Shen Tai Gong tidak mengerti apa maksud Xiao Xue. Xiao Xue tertawa.

   "Mengaitkan jari berarti Kakek sudah setuju kalau kelak Kakek juga akan membawa Xiao Xue ke tempat di manaXiao Hong bermain."

   Shen Tai Gong merasa dingin mendengar ucapan Xiao Xue. Dia segera berkata.

   "Tidak bisa."

   Mata Xiao Xue menjadi muram, dia menundukkan kepalanya dan berkata.

   "Aku tahu Kakek tidak sayang kepadaXiao Xue...."

   Shen Tai Gong menarik nafas panjang dan menjawab.

   "Mana mungkin kakek tidak sayang kepada Xiao Xue?...Kakek sudah terkena guna-guna dan tubuh kakek ditotok. Ilmu silatku tidak bisa digunakan. Keluar dari sinipun sudah tidak bisa, mana mungkin kakek bisa membawamu pergi ke tempat Xiao Hong?"

   Tiba-tiba terdengar suara melengking berkata.

   "Kau maumembawanya ke mana? Lebih baik kau di sini saja menunggu kematian. Biar kami yang membawanya pergi ke sana!" --ooo0dw0ooo-- Yang bicara tadi adalah biksuni yang wajahnya seperti digores pisau. Ketiga biksuni lainnya mengikutinya dari belakang. Shen Tai Gong segera menghalangi di depan Xiao Xue dan berkata.

   "Kalau kalian mau membunuhnya, bunuhlah aku dulu! Lepaskan gadis kecil ini!"

   Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu tertawa dingin.

   "Sekarang kami harus membawa gadis ini, kematianmu belum tiba, kau harus sabar menunggu!"

   Shen Tai Gong tetap menghalangi di depan Xiao Xue dan berkata.

   "Tidak, tidak, aku tidak akan mengijinkan kalian memegangnya...."

   Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu berteriak.

   "Kau cari mati!"

   Dia menendang dada Shen Tai Gong.

   Shen Tai Gong muntah darah karena jalan darah Shen Tai Gong ditotok, dia tidak bisa bergerak dengan lincah apalagi dia telah terkena guna-guna racun.

   Semua tubuh sepertinya mati rasa dan tidak bisa bergerak dengan lincah.

   Tendangan biksuni itu tidak bisa dihindari tapi dia tetap berusaha melindungi Xiao Xue.

   Biksuni itu menampar Shen Tai Gong.

   Gigi Shen Tai Gong hampir copot dan dia membentak.

   "Pergi!"

   Tapi Shen Tai Gong masih bersikukuh tidak mau meninggalkan Xiao Xue\ Biksuni itu membentak.

   "Singkirkan si tua, tarik yang kecil!"

   Ketiga biksuni itu maju dan menarik Shen Tai Gong tapi Shen Tai Gong tetap bersikukuh melindungi Xiao Xue. Xiao Xue terus menangis di belakang Shen Tai Gong danberteriak.

   "Kakek, kakek, kalian jangan pukul kakek lagi. Aku mohon, aku mohon kepada kalian...."

   Setelah mendengar permohonan Xiao Xue, ketiga biksuni itu malah terus memukuli Shen Tai Gong.

   Shen Tai Gong masih terus berusaha melindungi Xiao Xue.

   Salah satu biksuni itu mulai marah.

   Dia mencabut pedangnya yang berkilau.

   Xiao Xue berteriak dan biksuni itu bersiap-siap menusuk Shen Tai Gong.

   Tapi tiba-tiba pundaknya dicengkram seseorang dan dia membalikkan kepala untuk melihat.

   Ternyata yang mencengkram adalah biksuni yang wajahnya seperti digores pisau.

   Kemudian dia melayangkan tangan dan menampar biksuni itu dan marah.

   "Tidak ada perintah dari Ketua Si Kong, apa kau berani membunuh kura-kura tua ini? Apa kau sudah bosan hidup?"

   Biksuni itu dengan cepat mundur ke belakang.

   Xiao Xue melihat biksuni itu mengeluarkan senjata.

   Dia takut senjata itu akan melukai Kakek Shen, maka dengan cepat dia keluar dari balik ketiak Shen Tai Gong dan memeluk kaki biksuni yang wajahnya seperti digores pisau dan memohon.

   "Tolong, tolong kalian j angan...."

   Tangan biksuni yang wajahnya seperti digoress pisau itu melayang.

   Dia menotok Xiao Xue, maka kata-kata berikutnya tidak bisa diteruskan.

   Xiao Xue tidak sanggup bicara lagi.

   Biksuni yang wajah digores pisau itu tertawa dingin.

   Dia sudah mencengkram Xiao Xue dan membawanya pergi dari sana.

   Shen Tai Gong mengerang kemudian dia terjatuh.

   Dia mencengkram kaki biksuni itu dan berteriak.

   "Jangan bawa dia...."

   Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau mengangkat kaki dan menendang wajah Shen Tai Gong.

   Shen Tai Gong yang sekarang keadaannya terluka di mana-mana, hanya bisa berteriak dan pingsan, tapi tangannya yang satu masih mencengkram kaki biksuni itu.

   Keadaan Shen Tai Gong malah membuat biksuni itu khawatir.

   "Dia...apakah diamati?"

   Biksuni yang lain meletakkan tangan mereka di depan hidung dan nadi Shen Tai Gong, dan menjawab.

   "Dia masih bernafas. Dia tidakmati."

   Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu membentak lagi.

   "Cepat pindahkan tangan kura-kura tua ini! Ketua sedang menunggu orang yang kita bawa, jika terlambat kita akan dihukum!"

   Dengan cepat ketiga biksuni itu sudah membuka dengan paksa cengkraman tangan Shen Tai Gong. Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu berkata.

   "Aku akan menyerahkan orang ini, lalu aku akan segera kembali. Kalian harus berjaga di sini. Jika terjadi sesuatu, kalian minta matipun akan lebih sulit daripada naik ke langit!"

   Biksuni-biksuni ini sudah mengerti aturan Mao Shan Dong, hanya mendengar saja mereka sudah bergetar.

   Demi bayi yang dikandung istrinya, Loti^ Hui Ji sudah mengambil keputusan uni u k melakukan Die Bian Da Fa.

   Karena itu din memerintahkan Ye Pian Zhou mengatur tempa! dan panggung.

   Ye Pian Zhou dengan tegas segera menolak.

   "Ketua, dengan mengeluarkan Die Bian Da Fa, Ketua akan kehabisan tenaga dalam. Apalagi sewaktu mengeluarkan ilmu ini harus menghancurkan tenaga dalam dengan tenaga Yin dan Yang. Tenaga untuk melindungi diri yang bernama 'Yang Huo Shen Gong' akan hilang untuk sementara. Menurutku, jangan melakukan tindakan ini...."

   "Tidak bisa. Jika aku tidak melakukan Die Bian Da Fa, anak yang dikandung oleh Qing Ying tidak akan tertolong...."

   "Tapi jika Ketua ingin menggunakan ilmu ini, jangan memilih hari ini karena hari ini adalah hari ulang tahun Ketua. Dalam ilmu guna- guna ini adalah sebuah pantangan. Mudah memperagakan ilmu guna-guna tapi juga mudah terkena guna-guna. Aku berharap demi Qu Nuan Bang, Ketuajangan mempergunakan ilmu ini...."

   "Aku tahu niat baikmu, pada hari ulang tahunku aku menggunakan Die Bian Da Fa, hasilnya mungkin bisa sangat baik. Qing Ying kelihatannya sudah tidak tahan lagi. Kalau terlambatmungkin akan membuatku merasa menyesal seumur hidup. Aku tidak mau berbuat dosa lagi!"

   "Tapi hari ini para tamu sudah berkumpul. Di antara mereka pasti ada yang datang dengan niat tidak baik. Ketua Kan dan Ketua Tang, sudah gugur dalam tugas. KetuaXiu sedang terluka parah, hal ini membuat pamor kita hancur. Jika musuh datang untuk bertarung, kita...."

   "Kau tdak perlu merasa khawatir, semua sudah ditentukan oleh Tuhan. Seumur hidupku, aku telah bersalah kepada Putri Yin Huo, yang lain aku tidak pernah merasa menyesal. Kematian diriku tidak perlu disesalkan, apalagi... ada kalian, walaupun musuh menyerang, kalian masih sanggup bertahan."

   "Hanya pada saat memperagakan ilmu Anda, Ketua sudah membubarkan Yang Huo Shen Gong, tidak ada perlindungan tubuh dan tidak ada tenaga dalam yang membantu, keadaan ini benar- benar berbahaya...."

   "Walaupun aku kehilangan Yang Huo Gong untuk pelindung tubuh, tenagaku habis, tapi orang biasa yang ingin membunuhku juga tidak akan mudah melakukannya. Ilmu guna-gunaku masih bisa membantuku, di dunia ini belum tentu ada orang sekuat diriku."

   "San Si pasti bisa."

   "Ilmu itu memaksa jantung Si Kou Xiao Tou berdetak dengan lihai, tapi dia tidak bisa memaksa jantungku, Bi Huo Xue Jian, Si Kong Tui, hanya terkenal namanya saja...."

   "Zhi Shui (Air berhenti) dari Si Wu Qiu bisa memecahkan ilmu silat Anda."

   S ? "Semenjak You Ming Wang mati, sudah 10 tahun berlalu, Si Wu Qiu belum pernah muncul lagi di dunia persilatan."

   
Puteri Es Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kalau... kalau...."

   "Apa yang kau khawatirkan?""Pada saat memperagakan Die Bian Da Fa, Ye Pian Zhou mengatakan bila perempuan yang dikorbankan adalah musuh, bagaimana....."

   "Hal ini harus benar-benar dipikirkan, sekarang cara berpikirmu mulai teliti, itu sangat bagus."

   Sambil tertawa Long Hui Ji menepuk pundak Ye Pian Zhou, diapun berkata.

   "Tapi kali ini perempuan yang akan dikorbankan sangat cocok, dia lugu dan lucu, dan yang penting dia masih perawan, selain itu dia seorang gadis pintar, dengan bantuan rohnya, Die Bian Da Fa bisa dilakukan. Kau tinggal menunggu mengajarkan ilmu silat kepada keponakanmu,"

   Dia tertawa terbahak-bahak.

   "Tapi...."

   "Tapi apa lagi?"

   Long Hui Ji mulai tidak suka.

   "Tapi, kalau gadis itu...."

   Ye Pian Zhou sedikit gugup karena dia tidak tahu apa yang harus dikatakan lagi sekarang.

   "Kau tidak perlu banyak pikir,"

   Long Hui Ji berkata lagi,"

   Gadis yang telah dipilih oleh istriku tidak akan salah, lebih baik kau dan Xiao Lou membereskan tempat yang akan kupakai."

   Ye Pian Zhou baru saja akan menjawab tapi tiba-tiba Long Hui Ji membentak.

   "Siapa!"

   Tangannya sudah terulur dan terdengar suara BAK, dari jarak beberapa meter ada sebuah pohon cemara yang tampak bergoyang-goyang seperti terkena hujan.

   Di atas pohon cemara tidak ada siapapun.

   Long Hui Ji naik ke atas dahan pohon cemara, gerakannya ringan seperti seekor kucing, dia mengeluarkan ilmu Ge Kong Zheng Gu, ada secarik kain dari sobekan baju berwarna putih, artinya tadi dia tidak salah dengar----ilmu silat orang itu tidak berada di bawahnya.

   Wajah Long Hui Ji terus berubah, sewaktu dia turun dari dahan pohon, gerakannya tetap ringan seperti seekor kucing, tapi telapak tangannya sudah berkeringat. Dari mana datangnya dewa ini? --ooo0dw0ooo-- BAB 14 Wo Shi Shui melawan Huo Yuan Ya Masalah yang dipusingkan oleh Wo Shi Shui sekarang adalah dia tidak bisa mengatakan identitasnya.

   Di pesta ulang tahun ketua Qu Nuan Bang, Yi Tiao Long tidak sembarangan orang bisa masukwalaupun ada yang tidak bisa ilmu silat atau ada orang-orang kalangan dunia persilatan keluar masuk, tapi paling sedikit harus mengenal orang-orang yang ada di sana baru bisa masuk.

   Jika menggunakan nama Pendekar Wo Shi Shui, sudah pasti orang-orang yang ada di rumah Yi Tiao Long akan langsung menyambutnya dengan hormat.

   Tapi tidak seorangpun dikenalnya di sana, bagaimana bisa membuktikan kalau dia adalah Wd Shi Shui? Penjagaan di rumah Yi Tiao Long sangat ketat.

   Jika dia memaksa masuk, dia akan dianggap membuat keributan di sana.

   Wo Shi Shui sangat mengerti hal ini.

   Tapi bila dipikir-pikir lagi, dia harus hadir dalam pesta ulang tahun Long Hui Ji, bagaimana caranya dia bisa masuk? Dia tidak mempunyai ide.

   Satu-satunya jalan adalah dengan cara memaksa masuk.

   Ini yang disebut sudah tahu salah tapi masih sengaja melakukannya.

   Kebiasaan Wo Shi Shui adalah dia tidak akan berpikir panjang asalkan perbuatannya tidak melanggar hati nurani, dia pasti akan melakukannya, karena itulah dia sering membuat banyak masalah.

   Tapi kali ini dia tidak menemukan banyak masalah karena ada seseorang yang terluka.

   Dia menutup wajahnya, dengan terburu- buru dia menghampiri dan berkata kepada penjaga di sana.

   "Diaadalah Ketua Xiu!"

   Tapi Wo Shi Shui tidak mengenalnya.

   Hanya mendengar orang- orang di rumah Yi Tiao Long memanggilnya 'Ketua Xiu'.

   Sewaktu dia memasuki ruangan pesta, dia datang terlambat dibandingkan dengan orang lain.

   Di dalam ruangan sudah dipasang tempat dupa, alat-alat untuk memperagakan Die Bian Da Fa juga kertas-kertas jimat, masih terlihat ada panji-panji kecil.

   Ruangan itu berkesan bukan seperti sedang merayakan ulang tahun melainkan seperti sedang mempraktekkan ilmu dukun.

   Wo Shi Shui merasa kalau orang-orang yang tinggal di perbatasan perilaku mereka aneh-aneh.

   Dia tidak mengerti sama sekali.

   Begitu Wo Shi Shui masuk ke ruangan dalam, dia mendengar orang-orang di sana saling berbisik atau bicara dengan suara kecil Tamu yang hadir di ruangan kira-kira berjumlah 500-600 orang.

   Mereka sedang membicarakan hal yang sama.

    Demi menyelamatkan nyawa istri dan anak yang ada di dalam kandung istrinya, Long Hui Ji akan menggunakan ilmu Die Bian Da Fa.

   Apakah yang disebut Die Bian Da Fa itu? Wo Shi Shui tidak mengerti, tidak percaya, lebih-lebih dia tidak tertarik sama sekali.

   Dia hanya melihat orang-orang merasa sangat senang dan bercerita tentang You Ming Wang yang mempunyai ilmu silat dan hanya dia yang sanggup melakukannya.

   Tidak ada yang sanggup melakukanya, ada yang tidak kuat, atau ilmu guna-guna orang itu belum cukup, ada yang takut pada bahaya.

   Selama sepuluh tahun lebih ini tidak ada seorangpun yang berani melakukan ilmu tenaga gaib ini.

   Hari ini semua orang bisa melihatnya, karena itu mereka terlihat sangat senang.

   Tapi mereka sama sekali tidak terlihat khawatir, apakah Die Bian Da Fa ini sebenarnya bisa menolong orang atau tidak? Karena itu Wo Shi Shui malas untuk mendengarnya lagi.Tapi dia melihat ada sekerumunan orang.

   Sekelompok biksuni.

   'You Ling San Shi."

   Dia segera melotot marah.

   Si Kou Xiao Dou juga sudah melihatnya.

   Dengan mata cabul dia melihat ke arah Wo Shi Shui.

   Wo Shi Shui tidak berani melihatnya dan dia mengalihkan pandangannya, dia melihat ke tempat lain.

   Wo Shi Shui melihat Si Kong Tiao berada di antara kerumunan orang.

    Si Kong Tiao ada di sini.

   Di mana Si Kong Tui? Benar saja Si Kong Tui ternyata juga ada di sini.

   Wo Shi Shui tertarik pada 2 orang itu.

   Dua orang laki-laki.

   Dua orang laki-laki berwajah bengkak, hidungnya juga tampak bengkak, sepertinya tadi pagi mereka jatuh terguling sebanyak 38 kali dan membuat mereka terluka sampai sedemikian rupa.

   Badan mereka berwarna hijau, merah, biru, juga tampak seperti orang sudah mabuk yang dipukul oleh banyak orang.

   Wo Shi Shui selalu tertarik pada hal-hal yang berbau perkelahian.

   Dan secara kebetulan kedua orang ini sedang bercakap-cakap, karena itu Wo Shi Shui bisa mendengarkan percakapan mereka.

   Dengan ilmu silat yang dimiliki Wo Shi Shui, cukup membuat kedua laki-laki itu tidak tahu kalau dia sedang mendengarkan pembicaraan mereka.

   "Kurang ajar kura-kura tua itu, dia benar-benar lihai. Mereka membantingku! Aduh! Sakit...."

   "Kurang ajar! Tidak disangka hanya dengan senar pancingan ikan, dia sudah begitu lihai. Tubuhnya licin seperti belut, mungkin dia datang ke sini dengan berpura-pura...."

   "Shen Tai Gong?"

   "Untung setelah berkelahi di belakang pintu, dia bisa dibereskanoleh orang-orang di belakang rumah. Apakah sekarang dia masih berani galak?"

   "Orang-orang di belakang rumah?"

   "Mao Shan Dong tidak akan mengijinkan siapapun membuat keonaran^ Tidak seperti Ketua Ye yang selalu takut salah memukul orang dan selalu berteriak untuk berhenti berkelahi. Benar saja, setelah masuk Mao Shan Dong, kita tidak melihat lagi dia kelu.n dari sana!"

   "Mao Shan Dong?"

   Kedua laki-laki itu ternyata adalah Tang Qiu dan Tang Kun yang sempat ditotok oleh Shen Tai Gong, kemudian dibanting masuk ke pagar.

   Semenjak perkumpulan Tang melemah, murid-murid Tang kebanyakan masuk menjadi anggota perkumpulan lain.

   Di dalam perkumpulan Qu Nuan Bang banyak pesilat tangguh yang bermarga Tang, seperti Tang Shi Wu dan Tang Er Shi.

   Wo Shi Shui hanya terlihat ragu sebentar kemudian dia keluar melalui pintu.

   Penjaga melihatnya keluar.

   Pesta ulang tahun belum dimulai tapi tamu ini sudah pergi.

   Mereka merasa aneh.

   Tapi tadi dia datang dengan ijin, pergipun bukan karena ingin melarikan diri, karena itu mereka tidak berani melarangnya.

   Wo Shi Shui mengikuti alur dinding pagar.

   Dia sudah tiba di belakang rumah Yi Tiao Long.

   Belum sempat berjalan jauh, Wo Shi Shui merasa di luar dan di dalam pagar tembok yang terlihat sepi ini, banyak pesilat tangguh yang bersembunyi.

   Dinding rumah Yi Tiao Long yang ada di Qu Nuan Bang terbuat dari besi dan tembaga, tidak sembarang orang bisa masuk.

   Tapi dia bukan bermaksud memaksa masuk ke dalam Qu Nuan Bang.

   Dia sudah sampai di belakang rumah Yi Tiao Long.

   Di depan pintu rumah Yi Tiao Long ada sebuah pintu tembaga bercat merah tua.

   Wo Shi Shui tidak mengetuk pintu dulu dia langsung masuk.

   Baru saja melewati pagar, kakinya belum sempat turun sudah terdengar ada yang berteriak.

   "Mati kau!"--ooo0dw0ooo-- Wo Shi Shui bukan tamu karena dia masuk dengan cara meloncat dari pagar dinding. Jika dia adalah tamu, bisa disebut sebagai tamu tidak diundang. Walaupun masuk dengan cara meloncat dari balik pagar tinggi tapi begitu mendengar ada yang berteriak 'mati kau', dia tetap terkejut. Walaupun yang datang ke sana adalah seorang pemberani, tapi bentakan ini pasti tetap akan membuat orang itu terkejut atau nafasnya sedikit tertahan. Mungkin ini hanya berlangsung sebentar tapi sudah cukup untuk membuat Pembunuh Huo Yuan Ya membunuh musuh yang ilmu silatnya lebih tinggi beberapa kali lipat darinya. Tapi Wo Shi Shui sama sekali tidak merasa terkejut. Sejak kecil Wo Shi Shui sudah berlatih ilmu silat. Dia selalu menyuruh temannya untuk memukul kepalanya menggunakan es batu. Sewaktu dia sedang tertidur nyenyak, pada saat dia berumur 10 tahun, menghadapi serangan secara tiba-tiba, dia- tidak pernah merasa takut atau terkejut. Pada saat dia remaja, sebelah tangannya menjepit dagirig bebek untuk dimakan, sedangkan sebelah tangannya yang lain membunuh 3 musuh yang berniat ingin membunuhnya. Darah berceceran ke mana-mana, tapi dia tetap memasukkan daging bebek itu ke dalam mulutnya. Walaupun Wo Shi Shui bukan seorang pembunuh tapi dia melatih dirinya lebih keras dibandingkan seorang pembunuh. Tapi jika dia berniat untuk menjadi seorang pembunuh, dia bukan seorang pembunuh yang baik atau seorang pembunuh profesional, karena dia memiliki perasaan yang dalam dan selalu membela kebenaran. Sifat-sifat seperti inilah sifat-sifat yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pembunuh profesional. Tapi dia tetap mempunyai keberanian dan berlatih sepertilayaknya seorang pembunuh. Begitu Huo Yuan Ya berteriak seperti itu, dia hanya merasa di langit ada awan, warna laut memang biru, dan ayam betina memang bertelur, sedikitpun dia tidak merasa terkejut atau merasa aneh. Karena itu serangan pedang yang begitu hebat bisa disambutnya dengan baik. --ooo0dw0ooo-- Wo Shi Shui tidak pernah membawa senjata. Pedang itu secara tiba-tiba datang dari atas dan sangat cepat. Pedang itu sepertinya ingin membuatnya hancur. Dia menyambut serangan pedang itu dengan tangan kosong! Jarang ada orang yang bisa menyambut serangan pedang Huo Yuan Ya, apalagi hanya dengan tangan kosong! Sewaktu Wo Shi Shui berada di tengah-tengah udara, dia sudah diserang. Tidak ada waktu untuk mengumpulkan tenaga. Posisinya berada di bawah angin. Pedang tetap melaju ke depan dan siap mengenai dadanya. Terdengar suara BUG. Tulang dada kirinya paling sedikit patah satu buahtapi pedang itu sudah dicengkramnya dengan erat! Begitu Wo Shi Shui mendarat, jarak antara pedang itu dan dada kurang lebih satu kaki. Sekarang dia bisa menggunakan tenaganya. Kali ini yang terkejut adalah Huo Yuan Ya. Seorang pembunuh, hidup dan matinya ditentukan sekejap mata, karena itu keputusan yang diambil oleh seorang pembunuh harus sangat tepat. Karena itu begitu Wo Shi Shui masuk dari balik dinding tinggi, Huo Yuan Ya sudah mengambil keputusan. Itu adalah saat yang paling tepat untuk membunuh orang. Dia sama sekali tidak menyangka kalau tangan laki-laki itu sepertijepit besi dan bisa menerima serangan pedangnya, dia bahkan bisa dengan erat mencengkram pedangnya. Membuatnya tidak bisa menyerang untuk kedua kalinya. Jika Huo Yuan Ya tidak menyerang Wo Shi Shui dengan pedang terlebih dulu, dia akan menggunakan strategi seorang perempuan lemah dan mencari kesempatan untuk membunuh Wo Shi Shuitapi dia sudah menyerang terlebih dulu dan wajahnya sudah terlihat. Sekarang dia harus membunuh Wo Shi Shui, tidak ada pilihan lain. Sekarang Wo Shi Shui baru merasa terkejut. Ilmu pedang perempuan itu begitu menakutkan dan datang dari seorang gadis kecil yang penampilannya seperti seorang pelayan! Wo Shi Shui merasa beruntung, jika tadi lawan tidak menyerangnya terlebih dulu, dia tidak akan bersikap waspada terhadap gadis kecil ini. Ilmu pedangnya begitu lihai dan tenaganya..begitu, .besar....

   "Apakah kau Huo Yuan Ya?"

   Huo Yuan Ya tertawa, dia berusaha keras menarik pedangnya kembali, tapi pedang itu seperti berubah menjadi sebuah gunung batu. Dia memang tidak mempunyai tenaga mengangkat gunung.

   "Apakah kau adalah Wo Shi Shui?"

   Ucap Wo Shi Shui.

   "Ilmu pedang yang bagus!"

   Dia memuntahkan darah. Huo Yuan Ya juga berkata.

   "Ilmu silat yang bagus!"

   Wo Shi Shui melotot dan berkata.

   "Aku tidak suka bertarung dengan seorang perempuan!"

   Huo Yuan Ya tertawa.

   "Kalau begitu lepaskan tanganmu!"

   Wo Shi Shui berkata dengan dingin.

   "Melepaskan pedang yang sedang dipegang oleh seorang pembunuh nomor satu berarti menangkap seekor ular beracun yang giginya belum belum dicabutdan ular ini dimasukkan ke dalam celananya sendiri."

   Dengan suara manja Huo Yuan Ya berkata.

   "Benar-benar tidak enak didengar! Kau menjepit pedangku bukankah perkataanmu itu sebaliknya?"

   


Rahasia Kampung Setan -- Khu Lung/Tjan Id Kuda Putih Karya Okt Pendekar Cacad Karya Gu Long

Cari Blog Ini